e-renggar.kemkes.go.id · PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I...
-
Upload
truongkhue -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of e-renggar.kemkes.go.id · PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I...
iv |
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN
Jalan Veteran No. 219 Belawan 20411
Telp : (061) 6941343, Faximile : (061) 6940718
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I
MEDAN
NOMOR : HK.02.04/VII.4.1/17/2017
TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN TAHUN 2015-2019 REVISI II
KEPALA
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN
Menimbang : a.
b.
c.
bahwa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan
sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu disusun
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Revisi II;
bahwa perkembangan kebijakan dalam upaya Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan
masyarakat dengan derajat kesehatan setinggi-tingginya, maka diperlukan tujuan, kebijakan dan strategi dalam Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang dijabarkan dalam Rencana Aksi Kegiatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan 2015-2019 Revisi II;
bahwa rencana aksi kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b telah disusun sebagai satu dokumen perencanaan indikatif
yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan;
v |
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN
Jalan Veteran No. 219 Belawan 20411
Telp : (061) 6941343, Faximile : (061) 6940718
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan tentang Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Tahun 2015-2019 Revisi II.
Mengingat :
1.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Negara Republik Indonesia;
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
6.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
vi |
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN
Jalan Veteran No. 219 Belawan 20411
Telp : (061) 6941343, Faximile : (061) 6940718
7.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011;
MEMUTUSKAN Menetapkan
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN TENTANG RENCANA
AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN TAHUN 2015-2019 REVISI II.
Kedua : Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuahan Kelas I Medan Tahun 2015-2019 Revisi II tercantum
dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Ketiga : Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuahan Kelas I Medan Tahun 2015-2019 Revisi II sebagaimana
dimaksud dalam diktum kesatu digunakan sebagai acuan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan dalam perencanaan tahunan dan penyelenggaraan
program pembangunan kesehatan.
1 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDAN NOMOR : HK.02.04/VII.4.1/17/2017
TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I
MEDAN TAHUN 2015-2019 REVISI II
RENCANA AKSI KEGIATAN
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MEDANTAHUN 2015-2019 REVISI II
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong royong merupakan Visi dari Presiden Republik Indonesia
untuk periode 2015-2019. Untuk mewujudkan visi tersebut, dirumuskan 7 (tujuh)
misi pembangunan, yang menjadi arah dan landasan pembangunan kesehatan
sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 huruf H
ayat 1 mengamanatkan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup
lebih produktif dalam kehidupan dan penghidupannya. Dengan demikian
masyarakat akan memperoleh keadilan dan kemandirian guna mewujudkan hidup
sehat, mandiri dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang merupakan
prioritas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dengan
mempertimbangkan komitmen internasional, regional dan kearifan lokal.
2 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode 2015-
2019, dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat dengan
meningkatkan kemampuan negara dan masyarakat secara terintegrasi dengan
mengutamakan kemampuan sumber daya sendiri berbasis budaya bangsa. Program-
program yang akan dilaksanakan difokuskan guna mengatasi permasalahan
kesehatan masyarakat seperti gizi masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak
menular serta pengendalian faktor risikonya.
Salah satu program utama adalah Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat agar terlindungi dari penyakit
menular, penyakit tidak menular dan faktor risikonya melalui perbaikan kualitas
lingkungan dan pembudayaan hidup bersih dan sehat.
Pengendalian penyakit menular diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan terhadap penyakit menular
langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, dan melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit menular
potensial wabah, upaya kekarantinaan kesehatan serta upaya penanggulangan
penyakit menular dalam kondisi matra.
Pengendalian penyakit tidak menular diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pencegahan, pengendalian, dan penanganan faktor risiko yang berkenaan dengan
gaya hidup sehat seperti pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok serta
kebiasaan berolah raga.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko penyakit baik
menular maupun tidak menular melalui peningkatan kemampuan penyehatan,
pengendalian dan pengamanan terhadap media lingkungan baik secara fisik, biologi,
kimia maupun sosial.
Sasaran fungsional Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diarahkan untuk
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit dengan strategi
reduksi - eliminasi – eradikasi. Sedangkan sasaran operasional dilaksanakan pada
3 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
wilayah provinsi, kabupaten/kota, dan pintu masuk negara baik melalui pelabuhan,
bandar udara serta lintas batas darat negara.
Pokok-pokok kegiatan dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
meliputi Peningkatan kinerja surveilans kesehatan, pencegahan penyebaran penyakit,
pemberantasan, pengendalian faktor risiko, dan melaksanakan komunikasi, informasi
dan edukasi penyelenggaraan Program P2P.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-
2019, dalam Rencana Aksi Program P2P disusun indikator kinerja Program guna
memperoleh gambaran tentang jangkauan pelayanan program, kualitas pengelolaan
program, permasalahan yang dihadapi serta dampak yang terjadi.
Diharapkan dengan pengelolaan program yang baik dan benar, koordinasi dan
komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas program, kemampuan
informasi dan edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi sebagai NSPK dapat
terwujud tujuan dan sasaran program yang ditetapkan.
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.02.02/Menkes/ 52/ 2015, merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian
Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun
waktu 2015 -2019, maka dalam pelaksanaannya perlu dijabarkan lebih lanjut ke
dalam suatu Rencana Aksi Program (RAP) pada unit organisasi Eselon I dan
Rancana Aksi Kegiatan (RAK) pada unit organisasi setingkat eselon II sesuai
dengan tugas Pokok dan fungsinya.
1.2. Gambaran Umum
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Medan 2015-
2019 merupakan kelanjutan dari Rencana Aksi Kegiatan sebelumnya dengan
beberapa perubahan skala prioritas sasaran, peningkatan kemampuan,
aksesibilitas, dan percepatan terhadap beberapa sasaran program.
4 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh KKP Kelas I Medan difokuskan
kepada pembangunan kesehatan di pelabuhan dan bandar udara sebagai wilayah
kerjanya.
Pembangunan kesehatan di wilayah pelabuhan dan bandar udara adalah
merupakan bagian dari pembangunan kesehatan nasional. Pada saat ini pelabuhan
tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuk barang, jasa dan manusia akan
tetapi sudah berkembang lebih jauh menjadi sentra-sentra industri, maupun
fasilitas kepariwisataan yang menyerap dan mendatangkan turis, baik domestik
maupun manca negara dalam jumlah besar.
Seiring dengan Revisi International Health Regulation (IHR) Tahun 2005 yang
diberlakukan 15 Juni 2007 dengan perhatian kepada Public Health Emergency of
International Concern/PHEIC (masalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian global) memberikan perhatian khusus untuk wilayah
pelabuhan dengan menetapkan persyaratan kapasitas inti bagi bandar udara,
pelabuhan dan perlintasan darat agar setiap saat:
1. Menyediakan akses pada pelayanan kesehatan yang memadai termasuk
fasilitas diagnostik di lokasi yang dekat sehingga memungkinkan dilakukan
penilaian cepat dan perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit dengan
dukungan SDM, peralatan dan lingkungan kerja yang memadai;
2. Menyediakan akses sarana dan SDM untuk rujukan pelaku perjalanan yang
sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai;
3. Menyediakan personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut;
4. Menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang
menggunakan fasilitas di pintu masuk seperti sarana air bersih, air minum,
tempat makanan, fasilitas catering pesawat udara, toilet umum, fasilitas
pembuangan sampah cair dan padat yang memadai, dan area berpotensi
risiko lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala;
5 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
5. Mempersiapkan personel terlatih dalam program pengendalian vektor dan
reservoir di dalam dan di sekitar pintu masuk.
Selanjutnya IHR juga mempersyaratkan agar pelabuhan dapat merespons kejadian
yang dapat menimbulkan PHEIC dengan kapasitasnya :
1. Menyediakan tim respon emergensi kesehatan masyarakat yang memadai
dengan memantapkan rencana kontingensi emergensi kesehatan masyarakat,
termasuk menunjuk koordinator dan kontak person di pintu masuk, layanan
kesehatan masyarakat dan instansi pendukung;
2. Melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit serta
bekerjasama dengan karantina hewan dalam penanganan hewan yang
terjangkit;
3. Menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan dari pelaku perjalanan
lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau tersangka;
4. Menyediakan sarana diagnostik dan bila perlu karantina terhadap pelaku
perjalanan yang diduga yang lokasinya jauh dari pintu masuk;
5. Menerapkan tindakan yang direkomendasikan untuk hapus serangga, hapus
tikus, hapus hama, dekontaminasi atau penanganan bagasi, kargo, peti kemas,
alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi khusus yang ditetapkan;
6. Melakukan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan;
7. Menyediakan akses dan sarana rujukan yang dilakukan oleh personel yang
terlatih yang dilengkapi alat pelindung diri dalam melakukan rujukan
terhadap orang dalam perjalanan yang diduga atau tertular penyakit menular.
Merujuk pada amanah Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan IHR tahun
2005, banyak masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan antara lain:
1. Jejaring surveilans epidemiologi masih lemah
Belum adanya pedoman sistem surveilans epidemiologi di KKP, hubungan
yang belum optimal antar KKP, antara KKP dengan sarana pelayanan
kesehatan, antara KKP dengan Dinas Kesehatan, serta antara KKP dengan
instansi lainnya di wilayah pelabuhan dan sekitarnya serta belum adanya
kemampuan melakukan penelitian epidemiologi.
6 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
2. Koordinasi Lintas Sektor/Stakeholder
Masih perlunya ditingkatkan koordinasi dengan lintas sektor/stakeholder di
pintu masuk negara terhadap program kesehatan pelabuhan sehingga ada
beberapa kegiatan program yang belum berjalan sebagaimana mestinya,
seperti OMKABA.
3. Core Capacities (Penilaian IHR)
Core Capacities yang belum terpenuhi sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam IHR 2005, terutama pada coordination and comunication
dan sarana dan prasarana pendukung untuk pelayanan kesehatan di pintu
masuk negara.
4. Kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan
a. Masih belum optimalnya fungsi pelaksanaan pemberian sertifikat
kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif
(OMKABA) ekspor dan pengawasan persyaratan dokumen kesehatan
OMKABA impor (hal ini terkendala akibat adanya MoU antara Ditjen Bea
Cukai dan Badan POM dalam pengawasan OMKABA di pintu masuk
negara).
b. Belum semua tupoksi dapat dijalankan karena sarana dan prasarana
belum lengkap seperti laboratorium standar, alat pengukur kadar debu,
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), peningkatan kemampuan
petugas mengenai radiasi dan limbah B3.
5. Kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten masih terbatas
Dalam pelaksanaan IHR 2005 sangat menuntut kemampuan dan keterampilan
petugas dalam mengerjakan tugas-tugas rutin maupun khusus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Kebutuhan pelatihan teknis belum optimal
dalam rangka penanggulangan PHEIC dan faktor risikonya baik di induk
maupun wilayah kerja KKP Kelas I Medan.
6. Kesadaran Pengguna Jasa
Kurangnya kesadaran pengguna jasa akan dampak bila terjadi PHEIC.
7. Koordinasi antar jejaring belum optimal
Masih belum optimalnya koordinasi dengan jejaring (lintas sektor) dalam
rangka pengendalian faktor risiko penyakit PHEIC di pintu masuk negara dan
7 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
pelaksanaan surveilans epidemiologi bidang-bidang yang ada di KKP Kelas I
Medan.
8. Ketidaktertiban administrasi
Meliputi masalah pencatatan, pelaporan, pengarsipan dokumen kegiatan
pelayanan yang masih kurang tertib, teratur dan terarah.
9. Sarana dan Prasarana
Masih kurangnya sarana dan prasarana di KKP Kelas I Medan, seperti :
a. Alat deteksi;
b. obat-obatan yang dibutuhkan serta vaksin yang belum lengkap serta tidak
adanya pemeriksaan cepat (rapid test) untuk penyakit potensial PHEIC;
c. laboratorium yang masih belum memadai untuk kegiatan pemeriksaan
dan penelitian kualitas lingkungan, vektor dan binatang penular penyakit
sehingga perlu peningkatan peralatan untuk menunjang kegiatan di
laboratorium;
d. sarana dan prasarana pengawasan faktor risiko di pintu masuk negara;
e. masih ada wilayah kerja yang belum memiliki gedung kantor sendiri yaitu
Wilayah Kerja Kuala Tanjung, Wilayah Kerja Gunung Sitoli, dan Wilayah
Kerja Pangkalansusu.
10. Norma, Stantard, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dari Instansi Pusat
Kurangnya norma, standard, prosedur dan kriteria (NSPK) dari instansi pusat
(Kementerian Kesehatan).
Bila dilihat dari kelembagaan berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008
dan perubahan Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya
disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan tugas melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
8 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandar udara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara.
Di dalam Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 dan Permenkes Nomor 2348 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan bahwa KKP
terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Pengendalian Karantina & Surveilans
Epidemiologi, Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan, Bidang Upaya Kesehatan
dan Lintas Wilayah, Wilayah Kerja, Kelompok Fungsional dan Instalasi.
Adapun ruang lingkup tugas masing-masing Bagian/Bidang di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Medan berdasarkan Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 dan
Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata
usaha, keuangan, penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian, serta
perlengkapan dan rumah tangga;
2. Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi mempunyai
tugas melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di
bidang kekarantinaan, surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit
potensial wabah serta penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja,
kemitraan, kajian, serta pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan
bidang kekarantinaan di wilayah kerja bandar udara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
3. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang
pengendalian vektor dan dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi
lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi,
serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di
wilayah kerja bandar udara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
4. Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang pelayanan
kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra,
vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan
teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan pelabuhan
di wilayah kerja bandar udara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan sesuai Permenkes Nomor 356 Tahun
2008 dan Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011 memiliki 7 wilayah kerja yaitu:
Polonia, Tanjung Balai, Kuala Tanjung, Pangkalansusu, Sibolga, Gunung Sitoli dan
Pantai Cermin. Namun sampai saat ini wilayah kerja Pantai Cermin belum
beroperasi. Sehubungan dengan sudah berpindahnya operasional Bandar udara
Polonia ke Bandar udara Kualanamu, sehingga diperlukan adanya perubahan
Permenkes di atas.
Pembangunan kesehatan juga harus didukung oleh sumber daya manusia yang
handal. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan memiliki SDM sebayak 124
(seratus dua puluh empat) orang pada Tahun 2015 dengan rincian 50 orang laki-
laki dan 74 orang perempuan. Bila dilihat dari latar belakang pendidikan ada 16
orang S2, 23 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 3 orang Ners, 1 orang
apoteker, 36 orang S1 Kesehatan, 3 orang S1 Non Kesehatan, 28 orang D3
Kesehatan, 1 orang D3 Non Kesehatan, 8 orang SMA, 2 orang SMP dan 2 orang SD.
Sarana dan prasarana juga sangat diperlukan guna mendukung pelaksanaan
pembangunan kesehatan berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak.
Selama periode pembangunan tahun 2010-2014 pencapaian indikator kinerja
yang berhasil dicapai adalah sebagai berikut:
10 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Tabel 1.1. Pengukuran Pencapaian Indikator Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Medan TA. 2010 - 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014
1. Meningkatnya pembinaan di bidang surveilans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra
2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular, meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
5. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
6. Meningkatnya dukungan manajemen dan
a. Persentase faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara
100 90 100 99,16
b. Persentase terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada wilayah kondisi matra
70 73,3 100
c. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan
99,8 100 100
d. Persentase bebas vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index <1) di lingkungan pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat
90 99,5 97 99,99
e. Persentase setiap kejadian PHEIC di wilayah episenter pandemi dilakukan tindakan karantina ≤ 24 jam setelah ditetapkan oleh pemerintah
-
f. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandar udara/ pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat
60 83 80 100
g. Persentase kawasan pelabuhan/bandar udara/pos lintas batas darat yang
14 85 100
11 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
telah melaksanakan kawasan pelabuhan/bandar udara/ pos lintas batas darat/alat angkut sehat
h. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandar udara/ pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan
90 98,07 98
i. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandar udara/ pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan
91,6 82,98 83
Pendanaan kegiatan secara keseluruhan selama tahun 2010 - 2014 dialokasikan dalam
rangka untuk mencapai indikator kinerja KKP Kelas I Medan, bersumber dari APBN
dengan sumber dana rupiah murni (RM) dan PNBP. Alokasi dan realisasi anggaran
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan selama Tahun Anggaran 2010 - 2014 adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.2. Alokasi dan Realisasi Anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan TA.
2010 - 2014
Tahun Pagu
(Rp)
Realisasi
(Rp)%
2010 9,745,145,000 8,287,513,645 85.04%
2011 9,513,058,000 8,662,490,135 91.06%
2012 9,870,160,000 9,220,385,497 93.42%
2013 14,109,598,000 13,008,404,428 92.20%
2014 16,673,054,000 15,182,138,980 91.06%
12 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Target tahunan indikator kinerja untuk periode pembangunan tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3. Target Tahunan Indikator Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan
TA. 2015 - 2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
1. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans dan karantina kesehatan
2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian serta meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
5. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan
a. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
100 100 100 100 100
b. Persentase Pelabuhan/ bandar udara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini dan respon KKM dalam rangka kekarantinaan kesehatan
100 100 - - -
c. Persentase pengawasan kualitas air minum
35 35 - - -
d. Persentase tempat - tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
8 14 - - -
e. Persentase Pelabuhan/ bandar udara Sehat
71 100 - - -
f. Persentase Pelabuhan/ bandar udara yang Melakukan Pengendalian Vektor Terpadu
100 100 100 100 100
g. Persentase Pelabuhan/ bandar udara yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi Dini Penyakit Menular Langsung
100 100 100 100 100
h. Persentase tempat kerja yang melaksanakan Posbindu di wilayah kerja KKP
- - 40 40 50
13 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019
tugas teknis lainnya pada program pencegahan dan pengendalian penyakit
i. Persentase tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
- - 40 40 50
j. KKP Kelas I Medan memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal AA
1 1 1 1 1
k. Persentase Pelabuhan/ bandar udara yang ditingkatkaan Sarana/ Prasarananya untuk memenuhi standar
100 100 100 100 100
14 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. Visi
Visi KKP KelasI Medan mengikuti visi Pemerintah Indonesia tahun 2015-2019
yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong”.
2.2. Misi
Sama halnya dengan visi maka misi KKP Kelas I Medan juga mengikuti misi
Pemerintah Indonesia Tahun 2015-2019 yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasioanl yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jatidiri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtra;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang
ingin diwujudkan, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan;
15 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi system dan penegakan
hokum yang bebas korupsi, berartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Program P2P mempunyai peran dan konstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa
Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui
upaya preventif dan promotif.
2.3. Tujuan
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko social dan financial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus
kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja,maternal dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome),
dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup, 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup;
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup;
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10.2% menjadi 8%;
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif;
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
16 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,
maka indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan
setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%;
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6.80
menjadi 8.
Sedangkan tujuan yang akan dicapai oleh KKP Kelas I Medan adalah
terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit secara berhasil-guna dan
berdaya-guna dalam mendukung cegah tangkal dan keluar masuknya penyakit
penyakit melalui Pelabuhan/ Bandar Udara sebesar 100%.
2.4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis yang akan dicapai oleh KKP Kelas I Medan pada tahun 2015-
2019 yaitu terkendalinya faktor risiko dan kondisi potensial dalam upaya cegah
tangkal penyakit di pelabauhan/ bandar udara dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
sebesar 100%;
2. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Melakukan Pengendalian Vektor
Terpadu sebesar 100%;
3. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Melaksanakan Kegiatan Deteksi
Dini Penyakit Menular Langsung sebesar 100%;
4. Persentase tempat kerja yang melaksanakan Posbindu di wilayah kerja KKP sebesar
40%;
5. Persentase tempat kerja yang melaksanakan implementasi KTR di wilayah kerja KKP
sebesar 40%;
6. Persentase satker yang memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal AA
sebesar 100%;
7. Persentase satker yang ditingkatkaan Sarana/ Prasarananya untuk memenuhi
standar sebesar 78%.
17 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Arah kebijakan dan strategi Rencana Aksi KKP Kelas I Medan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2015-2019, dan Rencana Aksi Program P2P tahun 2015-2019.
Untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif
dan efisien maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam
pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam
fokus dan lokus pembangunan kesehatan.
Arah kebijakan KKP Kelas I Medan mengacu pada arah kebijakan Program Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit yaitu:
1. Peningkatan surveilans faktor risiko epidemiologi dan penyakit
2. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko
3. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko
lingkungan
4. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai penularan
5. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah termasuk yang berdimensi
Internasional
6. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pencegahan dan pengendalian
penyakit
7. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat
8. Peningkatan keterpaduan program promotif dan preventif dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit
Strategi KKP Kelas I Medan disusun sebagai jalinan strategi dan tahapan-tahapan
pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan, dimana tujuan ini diarahkan dalam rangka
pencapaian visi dan misi Pemerintah. Dalam rangka meningkatkan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit strategi yang digunakan adalah:
a. Peningkatan sistem surveilans faktor risiko dan kemampuan SDM surveilans
epidemiologi;
18 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
b. Melaksanakan respon cepat, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB,
RHA terhadap Bencana dan kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat (PHEIC);
c. Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan, penanggulangan penyakit menular,
dibutuhkan strategi innovative dengan memberikan otoritas pada petugas
kesehatan masyarakat (Public Health Officers), terutama hak akses pengamatan
faktor risiko dan penyakit dan penentuan langkah penanggulangannya;
d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya pengendalian penyakit
melalui community base surveillance berbasis masyarakat untuk melakukan
pengamatan terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
melaporkannya kepada petugas kesehatan agar dapat dilakukan respon dini
sehingga permasalahan kesehatan tidak terjadi;
e. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit menular
seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium;
f. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/ kota yang menjadi daerah pintu
masuk negara dalam mendukung implementasi International Health Regulation
(IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap masuk dan keluarnya penyakit yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat;
g. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostic cepat untuk
pengendalian penyakit menular secara cepat.
h. Peningkatan cakupan deteksi dini faktor risiko PTM secaara proaktif mengunjungi
masyarakat;
i. Peningkatan peran serta masyarakat dalam perepatan pengendalian faktor risiko
PTM;
j. Peningkatan dayaguna kemitraan/ jejaring kerja;
k. Peningkatan SDM kesehatan pelaksana program PTM;
l. Peningkatan cakupan TPM sehat;
m. Peningkatan cakupan TTU sehat;
n. Mewujudkan pelabuhan/ bandar udara sehat;
o. Meningkatkan pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik;
p. Penguatan kemampuan pendanaan.
19 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
Memperhatikan Rencana Strategis kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, tujuan, arah kebijakan dan strategi
KKP Kelas I Medan, maka disusunlah target kinerja dan kerangka pendanaan tahun
2015-2019.
4.1 Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur secara
berkala dan dievaluasi pada setiap akhir tahun. Untuk mencapai target tersebut,
maka kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans dan karantina
kesehatan dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan 100%;
B. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pencegahan dan pengendalian
penyakit tular vektor dan zoonotik dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Melakukan Pengendalian Vektor
Terpadu sebesar 100%.
C. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit menular langsung dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi
dini penyakit menular langsung sebesar 100%;
20 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
D. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian
serta meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase Tempat Kerja yang Melaksanakan Posbindu di wilayah kerja KKP
sebesar 40%.
2. Persentase Tempat Kerja yang Melaksanakan Implementasi KTR di Wilayah
Kerja KKP sebesar 40%.
E. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase KKP Kelas I Medan memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal
AA sebesar 100%;
2. Persentase Pelabuhan/ Bandar udara yang ditingkatkaan Sarana/
Prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 100%.
4.2 Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan Kementerian Kesehatan meliputi peningkatan pendanaan
dan efektifitas pendanaan. Peningkatan pendanaan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan proporsi anggaran kesehatan secara signifikan sehingga mencapai
5% dari APBN pada tahun 2019.
Pendanaan Program P2P pada umumnya dan KKP Kelas I Medan pada khususnya
diarahkan memenuhi kebutuhan pembiayaan (anggaran) untuk mencapai target
indikator program P2P yang ditetapkan. Pengalokasian aggaran dilakukan dengan
memperhatikan kewajiban dan kewenangan serta memperhatikan asas efektifitas
dan efisiensi pengganggaran.
21 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
Sumber pendanaan KKP Kelas I Medan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang
masih tertumpu pada APBN (Rupiah Murni) disertai dengan optimalisasi
pemanfaatan anggaran bersumber PNBP.
22 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN, PELAPORAN
Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses
kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera
agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian
yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan
pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang
ditimbulkannya.
Penilaian rencana aksi kegiatan KKP Kelas I Medan bertujuan untuk menilai
keberhasilan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit. Penilaian
dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai
dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan
apakah suatu program atau kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau
diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektivitas dan efisiensi
pengelolaan program.
Penilaian kinerja program pencegahan dan pengendalian penyakit dilaksanakan
berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
23 | Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas I Tahun 2015-2019 Revisi II
BAB VI P E N U T U P
Rencana aksi program kegiatan KKP Kelas I Medan dalam periode waktu 2015-
2019 Revisi II disusun sebagai wujud operasionalisasi Rencana Strategis
kementerian Kesehatan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Selain
itu, untuk menjawab dan memfokuskan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit dalam menghadapi tantangan strategis di masa depan dan merupakan
acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan
penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.
Diharapkan melalui penyusunan rencana aksi kegiatan ini, upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit memberikan kontribusi yang bermakna dalam
pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka kematian, kesakitan
dan kecacatan akibat penyakit serta pencapaian sasaran program berdasarkan
komitmen nasional dan global.