e p i l e p s i
description
Transcript of e p i l e p s i
E P I L E P S I
PENDAHULUAN
Epilepsi sudah lama dikenal di Indonesia oleh masyarakat dengan berbagai
nama di antaranya “ayan”, “sawan”, “cedeng” dan sebagainya, namun
penanggulangannya masih belum memuaskan. Salah satu sebab ialah, bahwa
pengertian tentang epilepsi dan pengobatannya masih sangat kurang di kalangan
masyarakat.
Dalam penanggulangannya epilepsi pengobatan dengan obat-obat anti
konvulsi menduduki tempat terpenting, meskipun faktor-faktor yang dapat
mempengarhi kehidupan mereka yang menyandang epilepsi seperti faktor
psikososial, lingkungan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya perlu
diperhatikan juga.
DEFINISI
Epilepsi ialah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejalayang datang
dalam serang-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik
abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi.
ETIOLOGI
1. Idiopati; sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi idiopatik.
2. Faktor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai
bangkitan kejang seperti sclerosis tuberosa, neurofibromatoris, angiomatosis
ensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
3. Faktor genetik, pada kejang demam dan breath holding spells.
4. Gangguan metabolitk; hipoglikemia, hipokalsemia, hiponaremia,
hipernatermia.
5. Gangguan kongenital otak, atrofi, porensefali, agenesis korpus kolosum.
6. Infeksi; radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak dan selaputnya,
toksoplasmosis.
7. Trauma, kontusio serebri, hematoma sub arachnoid, hematoma sub dural.
8. Neoplasma otak dan selaputnya
9. kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen
10. Lain-lain, penyakit dari gangguan keseimbangan hormon, degenerasi serebral
PATOGENESA
Secara umum, epilepsi terjadi karena menurunnya potensial membran sel
saraf akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik atau toksik, yang selanjutnya
menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf tersebut. Beberapa
penyelidikan menunjukkan peranan asetil kolin sebagai zat yang
merendahkanpotensial membran post sinaptik dalam hal terlepasnya muatan listrik
yang terjadi sewaktu-waktu saja sehingga manifestasi klinisnya pun muncul sewaktu-
waktu.
KLASIFIKASI
Serangan epilepsi dapat diklasifikasikan berdasarkan :
Bentuk klinis (jenis serangan)
Gambaran EEG
Penyebab
Kelainan anatomis
Usia
Adanya sejumlah klasifikasi yang berlainan dan cukup membingungkan telah
dikemukakan, masing-masing terminologinya sendiri, dan usaha terakhir untuk
membakukan klasifikasi epilepsi telah dilakukan oleh Liga Internasional Terhadap
Epilepsi (“International League Againts Epilepsy”). Klasifikasi ini berdasarkan
pada jenis serangan dan sebagian berdasarkan pada gambaran EEG.
Klasifikasi Internasional Jenis Serangan
1. Serangan Parsial
A. Serangan parsial sederhana
A1. Dengan manifestasi motorik
A2 Dengan manifestasi sensorik
A3. Dengan manifestasi autonomik
A4. Dengan manifestasi psikik
B. Serangan parsial kompleks
B1. Dengan gambaran parsial sederhana (seperti A1-4) pada awalnya disusul
dengan serangan lena
B2 Dengan serangan lena pada awalnya (B1 dan B2 dapat dilihat oleh
automatisme
C. Serangan umum sekunder
Dengan evolusi dari serangga parsial sederhana atau kompleks (aura) menjadi
serangan umum (biasanya grand mal).
2. Serangan umum
a. Serangan lena (petit mal)
b. Serangan mioklonik
c. Serangan klonik
d. Serangan tonik
e. Serangan tonik klonik (grand mal)
f. Serangan atonik (serangan astatik)
GEJALA KLINIS
Grand Mal
- Dapat terjadi semua umur.
- Kesadaran segera menghilang bersamaan dengan fase kejang klonik lalu
penderita tidur dalam semua otot berkontraksi pada saat kejang.
- Lama serangan 2-5 menit, diikuti tidur selama 1-2 jam dan bangun dengan
keluhan sakit kepala.
Petit Mal
Biasanya pada usia 4-12 tahun
Kesadaran menghilang sebentar yaitu 5-15 detik, penderita waktu ini tampak
melihat kosong. Apa yang dilakukan terhenti, kadang mengedip-ngedip, agak
terhuyung tetapi tidak sampai jatuh. Gambaran EEG khas yaitu Cps “Spike and
Wave”.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektro Ensefalografi (EEG) merupakan pemeriksaan penunjang yang
informatif yang dapat memastikan diagnosis epilepsi bila di temukan pola EEG yang
bersifat khas epileptik baik terekam saat serangan maupun diluar serangan berupa
gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat.
Pemeriksaan tambahan lain yang juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto
polos kepala, yang berguna untuk mendeteksi adanya fraktur tulang tengkorak, CT
Scan yang berguna untuk mendeteksi adanya infark, hematom, tumor, hidrosefalus.
Sedangkan pemeriksaan lab dilakukan atas indikasi untuk memastikan adanya
kelainan sistemik seperti hipoglikemia, hiponatremia, uremia, dll.
DIAGNOSIS
Epilepsi pada hakekatnya adalah suatu didiagnosis klini, walaupun
pemeriksaan seperti EEG dapat membantu, diagnosis sebagian besar ditegakkan
berdasarkan riwayat klinis.
DIAGNOSIS BANDING
Sikop, gangguan jantung, gangguan peredaran darah otak, hipoglikemia,
keracunan, breath holding spells, histeria, Narkolepsi, paralisis tidur, migren.
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah mencegah timbulnya sawan tanpa menganggu
kapasitas fisik dan intelek pasien, pengobatan epilepsi meliputi pengobatan
medikamentosa dan pengobatan psikososial.
Pengobatan Medikamentosa Epilepsi
Terapi medikamentosa epilepsi telah jauh membaik selama bertahun-tahun
terakhir ini. Sejumlah obat anti konvulsan yang baru dan kuat telah bersedia dan yang
sama pentingnya, adalah sekarang pengertian tentang prinsip pengobatan yang efektif
jauh lebih baik.
OBAT ANTI KONVULSAN PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA
Serangan parsial (sederhana, kompleks dan umum sekunder) :
Obat pilihan pertama :
Karbamazepin
Fenobarbital / primidon
Fenitoin
Obat pilihan kedua :
Golongan benzodiazepin
Valproat
SERANGAN UMUM :
SERANGAN TONIK KLONIK
Obat pilihan pertama :
Karbamazepin
Fenobarbital / primadon
Fenitoin
Valproat
Obat pilihan kedua
Golongan benzodiazepin
SERANGAN LENA
Obat pilihan pertama :
Etosuksimid
Valproat
SERANGAN MIOKLONIK
Obat pilihan pertama :
golongan benzoadizepin
valproat
SERANGAN TONIK, KLONIK, ATONIK
Semua obat diatas kecuali etosuksimid
DAFTAR PUSTAKA
1. Simon. D. shorvon, Epilepsi, PT. CIBA Geigy Pharma Ind, 1988.
2. latief A, Napitupulu PM, Pudjiadi A, Ghozali MV, Putra ST. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak, Jilid ke-2 Hassan R, Alatas H, Ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fk-UI, Informedika, Jakarta, 1997; 855-861.
3. Prigma Sidharta, M.D.Ph.d, Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, Dian
Rakyat, Jakarta, 1999.