e p i l e p s i

10
E P I L E P S I PENDAHULUAN Epilepsi sudah lama dikenal di Indonesia oleh masyarakat dengan berbagai nama di antaranya “ayan”, “sawan”, “cedeng” dan sebagainya, namun penanggulangannya masih belum memuaskan. Salah satu sebab ialah, bahwa pengertian tentang epilepsi dan pengobatannya masih sangat kurang di kalangan masyarakat. Dalam penanggulangannya epilepsi pengobatan dengan obat-obat anti konvulsi menduduki tempat terpenting, meskipun faktor-faktor yang dapat mempengarhi kehidupan mereka yang menyandang epilepsi seperti faktor psikososial, lingkungan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya perlu diperhatikan juga. DEFINISI Epilepsi ialah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejalayang datang dalam serang-serangan, berulang- ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-

description

sedoyyy

Transcript of e p i l e p s i

Page 1: e p i l e p s i

E P I L E P S I

PENDAHULUAN

Epilepsi sudah lama dikenal di Indonesia oleh masyarakat dengan berbagai

nama di antaranya “ayan”, “sawan”, “cedeng” dan sebagainya, namun

penanggulangannya masih belum memuaskan. Salah satu sebab ialah, bahwa

pengertian tentang epilepsi dan pengobatannya masih sangat kurang di kalangan

masyarakat.

Dalam penanggulangannya epilepsi pengobatan dengan obat-obat anti

konvulsi menduduki tempat terpenting, meskipun faktor-faktor yang dapat

mempengarhi kehidupan mereka yang menyandang epilepsi seperti faktor

psikososial, lingkungan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya perlu

diperhatikan juga.

DEFINISI

Epilepsi ialah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejalayang datang

dalam serang-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik

abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi.

ETIOLOGI

1. Idiopati; sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi idiopatik.

2. Faktor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai

bangkitan kejang seperti sclerosis tuberosa, neurofibromatoris, angiomatosis

ensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikemia.

3. Faktor genetik, pada kejang demam dan breath holding spells.

Page 2: e p i l e p s i

4. Gangguan metabolitk; hipoglikemia, hipokalsemia, hiponaremia,

hipernatermia.

5. Gangguan kongenital otak, atrofi, porensefali, agenesis korpus kolosum.

6. Infeksi; radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak dan selaputnya,

toksoplasmosis.

7. Trauma, kontusio serebri, hematoma sub arachnoid, hematoma sub dural.

8. Neoplasma otak dan selaputnya

9. kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen

10. Lain-lain, penyakit dari gangguan keseimbangan hormon, degenerasi serebral

PATOGENESA

Secara umum, epilepsi terjadi karena menurunnya potensial membran sel

saraf akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik atau toksik, yang selanjutnya

menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf tersebut. Beberapa

penyelidikan menunjukkan peranan asetil kolin sebagai zat yang

merendahkanpotensial membran post sinaptik dalam hal terlepasnya muatan listrik

yang terjadi sewaktu-waktu saja sehingga manifestasi klinisnya pun muncul sewaktu-

waktu.

KLASIFIKASI

Serangan epilepsi dapat diklasifikasikan berdasarkan :

Bentuk klinis (jenis serangan)

Gambaran EEG

Penyebab

Kelainan anatomis

Usia

Page 3: e p i l e p s i

Adanya sejumlah klasifikasi yang berlainan dan cukup membingungkan telah

dikemukakan, masing-masing terminologinya sendiri, dan usaha terakhir untuk

membakukan klasifikasi epilepsi telah dilakukan oleh Liga Internasional Terhadap

Epilepsi (“International League Againts Epilepsy”). Klasifikasi ini berdasarkan

pada jenis serangan dan sebagian berdasarkan pada gambaran EEG.

Klasifikasi Internasional Jenis Serangan

1. Serangan Parsial

A. Serangan parsial sederhana

A1. Dengan manifestasi motorik

A2 Dengan manifestasi sensorik

A3. Dengan manifestasi autonomik

A4. Dengan manifestasi psikik

B. Serangan parsial kompleks

B1. Dengan gambaran parsial sederhana (seperti A1-4) pada awalnya disusul

dengan serangan lena

B2 Dengan serangan lena pada awalnya (B1 dan B2 dapat dilihat oleh

automatisme

C. Serangan umum sekunder

Dengan evolusi dari serangga parsial sederhana atau kompleks (aura) menjadi

serangan umum (biasanya grand mal).

2. Serangan umum

a. Serangan lena (petit mal)

b. Serangan mioklonik

Page 4: e p i l e p s i

c. Serangan klonik

d. Serangan tonik

e. Serangan tonik klonik (grand mal)

f. Serangan atonik (serangan astatik)

GEJALA KLINIS

Grand Mal

- Dapat terjadi semua umur.

- Kesadaran segera menghilang bersamaan dengan fase kejang klonik lalu

penderita tidur dalam semua otot berkontraksi pada saat kejang.

- Lama serangan 2-5 menit, diikuti tidur selama 1-2 jam dan bangun dengan

keluhan sakit kepala.

Petit Mal

Biasanya pada usia 4-12 tahun

Kesadaran menghilang sebentar yaitu 5-15 detik, penderita waktu ini tampak

melihat kosong. Apa yang dilakukan terhenti, kadang mengedip-ngedip, agak

terhuyung tetapi tidak sampai jatuh. Gambaran EEG khas yaitu Cps “Spike and

Wave”.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Elektro Ensefalografi (EEG) merupakan pemeriksaan penunjang yang

informatif yang dapat memastikan diagnosis epilepsi bila di temukan pola EEG yang

bersifat khas epileptik baik terekam saat serangan maupun diluar serangan berupa

gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat.

Page 5: e p i l e p s i

Pemeriksaan tambahan lain yang juga bermanfaat adalah pemeriksaan foto

polos kepala, yang berguna untuk mendeteksi adanya fraktur tulang tengkorak, CT

Scan yang berguna untuk mendeteksi adanya infark, hematom, tumor, hidrosefalus.

Sedangkan pemeriksaan lab dilakukan atas indikasi untuk memastikan adanya

kelainan sistemik seperti hipoglikemia, hiponatremia, uremia, dll.

DIAGNOSIS

Epilepsi pada hakekatnya adalah suatu didiagnosis klini, walaupun

pemeriksaan seperti EEG dapat membantu, diagnosis sebagian besar ditegakkan

berdasarkan riwayat klinis.

DIAGNOSIS BANDING

Sikop, gangguan jantung, gangguan peredaran darah otak, hipoglikemia,

keracunan, breath holding spells, histeria, Narkolepsi, paralisis tidur, migren.

PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah mencegah timbulnya sawan tanpa menganggu

kapasitas fisik dan intelek pasien, pengobatan epilepsi meliputi pengobatan

medikamentosa dan pengobatan psikososial.

Pengobatan Medikamentosa Epilepsi

Terapi medikamentosa epilepsi telah jauh membaik selama bertahun-tahun

terakhir ini. Sejumlah obat anti konvulsan yang baru dan kuat telah bersedia dan yang

sama pentingnya, adalah sekarang pengertian tentang prinsip pengobatan yang efektif

jauh lebih baik.

Page 6: e p i l e p s i

OBAT ANTI KONVULSAN PILIHAN PERTAMA DAN KEDUA

Serangan parsial (sederhana, kompleks dan umum sekunder) :

Obat pilihan pertama :

Karbamazepin

Fenobarbital / primidon

Fenitoin

Obat pilihan kedua :

Golongan benzodiazepin

Valproat

SERANGAN UMUM :

SERANGAN TONIK KLONIK

Obat pilihan pertama :

Karbamazepin

Fenobarbital / primadon

Fenitoin

Valproat

Obat pilihan kedua

Golongan benzodiazepin

SERANGAN LENA

Obat pilihan pertama :

Etosuksimid

Valproat

Page 7: e p i l e p s i

SERANGAN MIOKLONIK

Obat pilihan pertama :

golongan benzoadizepin

valproat

SERANGAN TONIK, KLONIK, ATONIK

Semua obat diatas kecuali etosuksimid

Page 8: e p i l e p s i

DAFTAR PUSTAKA

1. Simon. D. shorvon, Epilepsi, PT. CIBA Geigy Pharma Ind, 1988.

2. latief A, Napitupulu PM, Pudjiadi A, Ghozali MV, Putra ST. Buku Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak, Jilid ke-2 Hassan R, Alatas H, Ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fk-UI, Informedika, Jakarta, 1997; 855-861.

3. Prigma Sidharta, M.D.Ph.d, Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, Dian

Rakyat, Jakarta, 1999.