E-Learning Analis Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi Uji...
Transcript of E-Learning Analis Ketahanan Panganbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Kepegawaian/Materi Uji...
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
BIDANG KETERSEDIAAN PANGAN
E-Learning
Analis Ketahanan Pangan
1
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id22
Kementerian PertanianBadan Ketahanan Pangan
Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan2019
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Definisi NBM adalah tabel yang memberikan gambaran menyeluruh tentang penyediaan/ pengadaan dan penggunaan/ pemanfaatan pangan di suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/ kota) dalamkurun waktu tertentu.
NBM menyajikan jumlah pangan yang tersedia untukdikonsumsi penduduk per kapita dalam kg/tahun ataugram/hari serta dalam bentuk zat gizi tertentu yaituenergi (kkal/hari), protein (gram/hari), lemak(gram/hari)
3
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id4
DASAR HUKUM PENYUSUNAN NBM
UU No. 18 Th 2012 Pasal 114
PP 15 Th 2017 Pasal 75
Pemerintah dan Pemerintah daerah berkewajibanmembangun, menyusun dan mengembangkan sisteminformasi pangan dan gizi yang terintegrasi”
PP 15 Th 2017 Pasal 82
Penyajian dan penyebaran data dan informasi Pangan dan Gizi dilakukan melalui:a. pengaturan akses dan penggunaan datab. penerbitan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu.
Informasi pangan(Ketersediaan) :
NBM (produksi, stok, impor, ekspor, ketersediaanperkapita, dll)
PPH Ketersediaan Prognosa HBKN Neraca pangan
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Mengetahui jumlah penyediaan, penggunaan danketersediaan pangan per kapita untuk konsumsipenduduk.
Mengevaluasi pengadaan dan penggunaanpangan.
Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkanrekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dankomposisinya berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH)
Bahan acuan dalam perencanaan pengadaanpangan Bahan perumusan kebijakan pangan dan gizi
TUJUAN PENYUSUNAN NBM
5
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
HASIL PENYUSUNAN NBM
6
INPUT OUTPUT AnalisisLanjutan
Produksi Perdagangan (Ekspor-
Impor; Keluar-Masuk) Perubahan Stok (Stok
Awal dan Stok Akhir)
Ketersediaan Pangan untuk di Konsumsi
Ketersediaan Pangan(Kg/Kap/tahun)/ (g/kap/hari)
Ketersediaan Energi(kkal/kap/hari)
Ketersediaan Protein(g/kap/hari)
Ketersediaan Lemak(g/kap/hari)
.
DATA PENYEDIAAN PANGAN (FOOD SUPPLY)
KETERSEDIAAN Ketersediaan Energi(kkal/kap/hari)
PPH Ketersediaan
PakanBenihIndustri (Pangan & Non Pangan)Pangan utk KonsumsiPenggunaan LainnyaTercecer
DATA PENGGUNAAN PANGAN (FOOD UTILIZATION)
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
7
TABEL NBM
PENYEDIAAN PENGGUNAAN KETERSEDIAAN PERKAPITA
KOLOM 1 - 8 KOLOM 9 - 15 KOLOM 16 - 20
NBM terdiri dari 20 kolom
Dibagi menjadi 3 komponen yaitu:
Komponen Penyediaan
Komponen Penggunaan
Komponen ketersediaan
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id8
METODE PERHITUNGAN NBM
PENYEDIAAN (SUPPLY)
TS = O - ∆St + M – XDimana:TS = Total penyediaan dlm negeri (total supply)O = Produksi∆St = Stok akhir – Stok awalM = ImporX = Ekspor
PENGGUNAAN (UTILIZATION)
TU = F+S+I+W+Rou+FdDimana:TU = Total Penggunaan (Total utilization)F = PakanS = BibitI = IndustriW = TercecerRou = Penggunaan lainFd = Ketersediaan Bahan Makanan
Prinsip Neraca:∑ TS = ∑ TU
=
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id9
• Jenis Bahan MakananKolom 1
• Produksi (masukan)Kolom 2
• Produksi (keluaran)Kolom 3
• Perubahan Stok (stok akhir tahun - stok awal tahun)Kolom 4
• Impor (Barang masuk )Kolom 5
• Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor Kolom 6
• Ekspor (Barang keluar)Kolom 7
• Penyediaan Dalam Negeri Kolom 8
1. Komponen Penyediaan
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id10
Untuk menghitung penyediaan (Supply) dalam NBM digunakan rumus:
TS = O - ∆St + M – X atau
Penyediaan = Produksi – perubahan stok + Impor –ekspor
Dimana:TS = Total penyediaan dlm negeri (total supply) (kolom 8)O = Produksi (kolom 2 dan kolom 3)∆St = Stok akhir – Stok awal (kolom 4)M = Impor (kolom 5)X = Ekspor (kolom 7)
>>> Nilai /angka perubahan bisa positif atau negatif
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
2. Komponen Penggunaan
11
Kolom 9 : Pakan
Kolom 10 : Bibit/Benih
Kolom 11 : Diolah untuk Makanan
Kolom 12 : Diolah untuk Bukan Makanan
Kolom 13 : Tercecer
Kolom14 : Penggunaan lain
Kolom15 : Bahan Makanan
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id12
Untuk menghitung penggunaan (Utilization)digunakan rumus:
TU = F+S+I+W+Rou+Fd atau
Total penggunaan = pakan + benih + Industri (pangandan non pangan) + tercecer + penggunaan lain + Bahanmakanan
Dimana:TU = Total Penggunaan (Total utilization)F = Pakan (kolom 9)S = Bibit (kolom 10)I = Industri (kolom 11 dan kolom 12)W = Tercecer (kolom 13)Rou = Penggunaan lain (kolom 14)Fd = Ketersediaan Bahan Makanan (kolom 15)
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
3. Komponen Ketersediaan
13
Kolom 16 : Ketersediaan pangan pertahun (kg/kapita/tahun)
Kolom 17 : Ketersediaan pangan perhari (gram/kapita/hari)
Kolom 18 : Ketersediaan pangan dalam bentuk energi (kkal/kapita/hari)
Kolom 19 : Ketersediaan pangan dalam bentuk protein (gram/kapita/hari)
Kolom 20 : Ketersediaan pangan dalam bentuk lemak (gram/kapita/hari)
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id14
Fd = O – (∆St) + M – X – (F+S+I+W+Rou)
Dimana:
Fd = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
0 = Produksi (input/output)
∆St = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)W = TercecerRou = Penggunaan lain
Untuk menghitung Ketersediaan Pangan (Bahan makananyang tersedia untuk dikonsumsi) digunakan rumus:
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Perhitungan Ketersediaan Per Kapita
Ketersediaan Pangan Per Kapita= Bahan makanan (Fd ) / ∑ Penduduk Tengah Tahun
Ketersediaan Per kapita per tahun (Kolom 16 )
Kolom 15 X 1000 / Jumlah Penduduk
(Kg/kapita/tahun)
Ketersediaan Per kapita per hari Kolom 17
Kolom 16 X 1000 / 365
(Gram/kapita/hari) INGAT !SATUAN
Keterangan : >>kolom 15 dikali 1000 karena satuan berubah dari ton ke kilogram (kg)>> kolom 16 di kali 1000 karena satuan berubah dari kilogram (kg) ke gram
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Ketersediaan Energi Kolom 18
Kolom 17 X Kandungan Energi /100 X BDD
(Kalori/kapita/hari)
KetersediaanProtein (Kolom 19)
Kolom 17 X Kandungan protein / 100 X BDD
(Gram/kapita/hari)
Ketersediaan Lemak (Kolom 20)
Kolom 17 X Kandungan lemak / 100 X BDD
(Gram/kapita/hari)
INGAT !SATUAN
Perhitungan Ketersediaan Per Kapita
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No.Kelompok Bahan
Makanan
Jumlah Jenis
Bahan MakananKeterangan
1. Padi – padian 6 Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, BPS
2. Makanan berpati 5 Tapioka dan gaplek sementara di hilangkan
Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, BPS
3. Gula 2 Sumber Data: Ditjen Perkebunan
4. Buah/biji
berminyak
6 Sumber Data: Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen
Perkebunan
5. Buah - buahan 38 Tambahan 13 jenis bahan makanan baru
Sumber Data: Ditjen Hortikultura, BPS
17
PENGELOMPOKAN BAHAN MAKANAN
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No.Kelompok
Bahan Makanan
Jumlah Jenis
Bahan MakananKeterangan
6. Sayur – sayuran 30 Tambahan 7 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Hortikultura, BPS
7. Daging 11 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH), BPS
8. Telur 4 Tambahan 1 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen PKH, BPS
9. Susu 1 Sumber Data: Ditjen PKH, BPS
10 Ikan 29 Tambahan 6 jenis bahan makanan
Data: Kementerian Kelautan Perikanan
11 Minyak dan
lemak
8 Tambahan 4 jenis bahan makanan
Sumber Data: Ditjen Perkebunan
total 140
18
PENGELOMPOKAN BAHAN MAKANAN
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.19
Soal:Konsumsi energi dari kelompok padi-padian penduduk suatu daerah yaitu beras 950 kkal/kapita/hari, jagung 10 kkal/kapita/hari, dan terigu 240 kkal/kapita/hari. Apabila anjuran maksimal konsumsi energi kelompok padi-padian 1200 kkal/kapita/hari dan kandungan energi beras 362 kkal per 100 gram, maka berapa gram maksimal beras yang dapat dikonsumsi
Jawaban:Karena jumlah konsumsi energi beras + jagung + terigu = 950 + 10 + 240 = 1200, maka konsumsi beras dianggap sudah maksimal sehingga konsumsiberas gram per harinya= 950 / 362 X 100 = 262,43 gram/hari
Contoh perhitungan:
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.20
Soal:Suatu wilayah dengan jumlah penduduk sebesar 920.300 jiwa dan konsumsiberas rumahtangga sebesar 90 kg/kap/tahun dan non rumah tangga sebesar25 kg/kap/tahun. Berapa total kebutuhan beras selama 1 tahun di wilayahtersebut.Jawaban:Kebutuhan beras dapat dirumuskan sebagai berikut:Kebutuhan beras = jumlah penduduk X (konsumsi RT + Non RT)
= 920.300 X ( 90 + 25 ) kg/kap/th= 920.300 X 115= 105.834.500 kg/th= 105.834,5 ton
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.idBkp.21
Soal:Jika ketersediaan jagung basah sebesar 5 kg/kapita/tahun, kandungan energi36,12 kkal per 100 gram dan bagian dapat dimakan (BDD) 28%. Berapakahketersediaan energi perkapita perharinya
Jawaban:Untuk menghitung ketersediaan energi perhari maka ketersediaan pertahundirubah terlebih dahulu ke ketersediaan per hari
>>> 5kg/kap/th >>> 5000 gram / 365 hari = 13,697 gram/kapita/hari
Ketersediaan energi = ketersediaan perhari X kandungan energi/100 X BDD= 13,697 X 36,12 / 100 X 28%= 1,39 kkal
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Perhitungan PPH Ketersediaan termasuk salah satu bentuk analisisketersediaan pangan dengan menganalisis lebih lanjut ketersediaanenergi dari setiap kelompok bahan makanan pada tabel NBM.
Perhitungan PPH Ketersediaan dimaksudkan untuk menilai/ mengevaluasi mutu atau kualitas keberagaman ketersediaan panganberdasarkan data NBM.
PPH didefinisikan sebagai komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
FAO-RAPA (Th 1989) mendefinisikan PPH sebagai Susunan beragampangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari 9 kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama
Tujuan penyusunan PPH untuk menghasilkan suatu komposisi norma(standar) pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutrition balance) berdasarkancita rasa (palatability), daya cerna (digestibility), daya terimamasyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli(affordability)
23
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
ANGKA KECUKUPAN GIZI
24
Definisi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Kemenkes, 2005)
Berdasarkan rekomendasi dari hasil pertemuan Widyakarya NasionalPangan dan gizi (WNPG X Tahun 2012 yang diatur lebih lanjut melaluiPeraturan menteri Kesehatan (Permenkes) No 75 Tahun 2013 AKG yaitusebesar:
AKG Tk. KetersediaanEnergi : 2.400 kkal/kap/hrProtein : 63 gr/kap/hr
Menganalisis data Susenas / Survey RT
Menganalisis data NBM
AKG Tk. KonsumsiEnergi : 2.150 kkal/kap/hrProtein: 57 gr/kap/hr
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id25
KEGUNAAN PPH TINGKAT KETERSEDIAAN
Untuk mengetahui situasi ketersediaan aktualdengan kecukupan energi (AKE)
Untuk mengetahui kontribusi ketersediaanenergi (% AKE) aktual dengan komposisienergi harapan (PPH)
Untuk mengetahui skor PPH aktual denganyang diharapkan
Menilai/mengevaluasi ketersediaan pangan
-
Pengelompokan Pangan NBM dan PPHNo Kelompok Bahan
Makanan NBMNo Kelompok Pangan PPH Jenis Komoditas (Kelompok PPH)
1 Padi-padian 1 Padi-padian Beras & olahannya, jagung & olahannya, gandum& olahannya
2 Makanan Berpati 2 Umbi-umbian (+kentang) Ubi kayu & olahannya, ubi jalar, kentang, talas, sagu (termasuk makanan berpati)
3 Gula 3 Gula Gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalambotol/kaleng
4 Buah/bijiberminyak
4 Buah/biji berminyak Kelapa, kemiri, kenari, cokelat
5 Kacang-kacangan (+kacangmerah)
Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacangmerah, kacang polong, kacang mete, kacangtunggak, kacang lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap
5 Buah-buahan 6 Sayur & buah (-kentang & -kacang merah, +rumputlaut))
Sayur segar & olahannya, buah segar & olahannya, termasuk emping
6 Sayur-sayuran
7 Daging 7 Pangan hewani (-jeroan & -rumput laut))
Daging & olahannya, ikan & olahannya, telur, susu& olahannya
8 Telur
9 Susu
10 Ikan
11 Minyak & Lemak 8 Minyak & lemak (+jeroan) Minyak kelapa, minyak sawit, margarin, lemakhewani
9 Lain-lain Aneka bumbu & bahan minuman spt terasi, cengkeh, ketumbar, merica, pala, asam, bumbu
26
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Penentuan Bobot
PPH (Deptan , 2001) Bobot Triguna Pangan
Padi-padian 50 %
33,33%/74%=
0,5
Sumber energi(karbohidrat)
33,33%
Umbi-umbian 6 %
Minyak & Lemak 10 %
Buah/Biji berminyak 3 %
Gula 5 %
Pangan Hewani 12 % 33,33%/17%=2
Sumber pembangun(protein)33,33%
Kacang-kacangan 5 %
Sayur dan Buah 6 % 33,33%/6%=5
Sumber pengatur (vitamin & mineral)
33,33 %
Lain-lain (bumbu) 3 %
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Langkah-langkah perhitungan PPH:
28
1. Menyesuaikan pengelompokan pangan dari 11 kelompok pangan NBM ke 9 kelompok pangan PPH
2.Memasukkan data ketersediaan pangan dalam bentuk energi (kkal/kap/hr) pada setiap kelompok pangan pada tabel PPH (kolom 18 dari NBM)
3. Menghitung kontribusi energi dari setiap kelompok pangan (persentase AKE) terhadap kecukupan energi ketersediaan (AKE sebesar 2.400 kkal/kap/hr)
4. Memasukkan angka bobot dan skor maksimum setiap kelompokpangan ke dalam tabel PPH.
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Lanjutan Langkah-langkah ..........
29
5. Menghitung skor PPH dengan mengalikan antara persentase AKE dengan bobot setiap kelompok pangan.
6.Menghitung skor PPH riil setiap kelompok pangan :
• Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih besar daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor maksimumnya
• Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok pangan lebih kecil daripada skor maksimumnya, maka skor PPH yang diambil adalah skor hasil perhitungan.
7. Menjumlahkan skor PPH riil dari seluruh kelompok pangan. Jumlah hasil perhitungan skor PPH maksimal adalah 100.
-
Susunan PPH Ideal (Tingkat Nasional)Berdasarkan Sisi Ketersediaan Pangan
No. Kelompok Pangan Energi(kkal/kap/hr)
% AKG
Bobot Skor PPH
Maksimal
1 Padi-padian 1.200 50,0 0,5 25,0
2 Umbi-umbian 144 6,0 0,5 2,5
3 Pangan hewani 288 12,0 2,0 24,0
4 Minyak & lemak 240 10,0 0,5 5,0
5 Buah/biji berminyak 72 3,0 0,5 1,0
6 Kacang-kacangan 120 5,0 2,0 10,0
7 Gula 120 5,0 0,5 2,5
8 Sayur & buah 144 6,0 5,0 30,0
9 Lain-lain 72 3,0 0,0 0,0
Jumlah 2.400 100,0 100,0
30
Keterangan: apabila capaian skor PPH sudah mencapai dan melebihi angka maksimalmaka angka maksimal yng digunakan dan menunjukan ketersediaan pangankelompok tersebut sudah tercapai, sedangkan bila angka yang dicapainya belummaksimal maka ngka hsil perhitungan yang dipakai dan angka ketersediaan belumtercapai pula.
-
Contoh hitungan:
31
Soal:Data Neraca Bahan Makanan (NBM) untukketersediaan energi untuk kelompok Sayuran danBuah adalah sebesar 146 kkal/kapita/hari. Berapakahskor PPH Ketersediaan kelompok tersebut, jika AKE yang digunakan 2400 kka?
Jawaban>> Skor PPH Ketersediaan sayur buah yaitu:= 146/2400 x 100% X 5 (angka bobot)= 0,061 X 100% X5 = 30,42>>> Karena angka skor lebih dari angka maksimalmaka nilai skor menjadi sebesar 30
-
32
Soal:Kelompok Gula menyumbang energi 12 Kalori/kapita/hari, berapa sumbangan skor PPH bila AKE yang digunakan 2.400 KaloriJawaban>> Skor PPH Ketersediaan gula yaitu:= 12/2400 x 100% X 0,5 (angka bobot)= 0,005 X 100% X0,5 = 0,25>>> Karena angka skor belum mencapai angka maksimal makanilai skornya sama sebesar 0,25
Catatan:Dalam penghitungan skor PPH yang harus diperhatikanadalah persentase AKE, bobot dan skor maksimal masing-masing kelompok pangan.
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id33
PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN
Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA
TAHUN 2018
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, mengamanatkan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban membangun, menyusun, dan mengembangkan Sistem Informasi Pangan dan Gizi yang
terintegrasi.
Salah satu mekanisme dimaksud dituangkan dalam wujudPeta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and
Vulnerability Atlas – FSVA).
34
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi
geografis dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap
kerawanan pangan.
Dimana daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan? Mengapa daerah tersebut rentan terhadap kerawanan
pangan?
Menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalamperencanaan program, penentuan sasaran serta
intervensi kerawanan pangan dan gizi
35
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
36
PENETAPAN INDIKATOR
Mewakili 3 pilar ketahanan pangan: ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan
Sensitif untuk mengukur situasi ketahanan pangan
PENETAPAN INDIKATOR FSVA
Data tersedia secara berkala/tahun
2
13
DasarPertimbangan
36
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
No. Indikator Definisi Sumber Data
ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN
1 Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaanpangan
Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan yang berasal dari produksi bersih padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar
BPS dan Kementan2014 - 2016
ASPEK AKSES PANGAN
2 Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan
Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara layak
SUSENAS 2017, BPS
3 Proporsi pengeluaranrumah tangga untukpangan terhadappengeluaran total
Proporsi nilai pengeluaran rumah tangga untukmakanan dibandingkan dengan total pengeluaranrumah tangga (pangan dan non pangan)
SUSENAS 2017,BPS
4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik
Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, misalnya generator
SUSENAS 2017, BPS
Indikator Kronis
37
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
NO. INDIKATOR DEFINISI SUMBER DATA
ASPEK PEMANFAATAN PANGAN
5 Rata-rata lama sekolahperempuan di atas 15 tahun
Jumlah tahun yang digunakan oleh pendudukperempuan berusia 15 tahun ke atas dalammenjalani pendidikan formal
SUSENAS 2017, BPS
6 Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih
Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses air minum yang berasal dari leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dengan memperhatikan jarak ke jamban ≥ 10 m dan air hujan
SUSENAS 2017, BPS
7 Rasio Penduduk per Tenaga Kesehatan terhadap Tingkat Kepadatan Penduduk
Jumlah tenaga kesehatan (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisian medis)
Profil Tenaga
Kesehatan,
Kemenkes, 2017
8 Prevalence Balita Stunting
Anak di bawah lima tahun yang tinggi badannya kurang dari -2 Standar Deviasi (-2 SD) dengan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dari referensi khusus untuk tinggi badan terhadap usia dan jenis kelamin (Standar WHO, 2005).
Data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, Kementerian Kesehatan
9 Angka harapan hidup pada saat lahir
Perkiraan lama hidup rata-rata bayi baru lahir dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas sepanjang hidupnya
SUSENAS 2017, BPS
38
-
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Indikator TransienNo. Indikator Definisi Sumber Data
1 Bencana alam yang terkait iklim
Bencana alam yang terkait iklim selama tahun2014-2016 dan perkiraan dampaknya terhadapketahanan pangan.
BadanPenanggulanganBencanaDaerah(BPBD), 2014-2017
2 Variabilitas curah hujan Perubahan curah hujan bulanan yang disebabkan oleh perubahan suhu permukaan laut sebesar satu derajat celcius pada periode tahun 2014-2016.
Badan Meteorologi dan Geofisika(BMKG), 2014-2017
3 Hilangnya produksipadi
Rata-rata hilangnya produksi padi akibat banjir dan kekeringan pada periode tahun 2014-2016
Dinas Pertanian, 2014-2017
39