e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 -...

24
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK DI KOTA SURAKARTA Program Studi Agribisnis Oleh : Erlina Kartika Dewi H 0808095 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Transcript of e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 -...

Page 1: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

1

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK

DI KOTA SURAKARTA

Program Studi

Agribisnis

Oleh :

Erlina Kartika Dewi

H 0808095

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 2: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

2

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program

Sarjana:

Nama : Erlina Kartika Dewi

NIM : H 0808095

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui Naskah Publikasi Ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan,

dengan / tanpa*) mencantumkan Tim Pembimbing sebagai Co Author.

Pembimbing Utama,

Erlyna Wida Riptanti, SP.MP NIP. 19780708 200312 2 002

Pembimbing Pendamping

Mei Tri Sundari, SP.M.Si NIP. 19780503200501 2 002

* ) Coret yang tidak perlu

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 3: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

3

ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK DI KOTA SURAKARTA

Erlina Kartika Dewi(1)

Erlyna Wida Riptanti, S.P.,M.P.(2)

Mei Tri Sundari, S.P,M.Si..(3)

ABSTRAK Naskah publikasi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan menganalisis keuntungan, efisiensi, dan risiko usaha industri karak di Kota Surakarta. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif. Penentuan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta, yaitu di Kecamatan Laweyan dan Kecamatan Jebres. Kedua kecamatan tersebut dipilih karena usaha industri karak terdapat di dua kecamatan tersebut. Pengambilan jumlah sampel responden dilakukan dengan cara sensus yakni mengambil seluruh obyek penelitian yang ada di wilayah penelitian. Jumlah responden sebanyak 10, yang terdiri dari 3 responden industri karak mentah dan 7 responden industri karak matang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pencatatan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama bulan Maret 2012 rata-rata biaya total yang dikeluarkan setiap industri karak mentah di Kota Surakarta sebesar Rp.23.050.075,00, penerimaan Rp.30.240.00,00 dan keuntungan rata-rata sebesar Rp.7.189.925,00. Sementara untuk industri karak matang mempunyai rata-rata total biaya sebesar Rp.25.671.859,00,penerimaan Rp.34.020.000,00 sehingga keuntungan yang diperoleh Rp.8.348.141,00. Industri karak termasuk usaha yang menguntungkan terbukti dari nilai profitabilitas industri karak mentah sebesar 31,19% dan industri karak matang sebesar 32,53%. Industri karak di Kota Surakarta telah efisien ditunjukkan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu 1,31 untuk industri karak mentah dan 1,33 untuk industri karak matang. Besarnya nilai koefisien variasi (CV) 0,18 dan nilai batas bawah keuntungan (L) adalah Rp.4.538.643,62, dapat diartikan bahwa industri karak mentah yang dijalankan memiliki risiko kecil. Industri karak matang dengan nilai koefisien variasi 0,77 dan batas bawah keuntungan sebesar -Rp.4.684.069,58 (L<0) berarti industri tersebut berpeluang mengalami risiko kerugian tinggi, karena nilai CV > 0,5.

Kata kunci : Usaha industri karak, Analisis keuntungan, Efisiensi, Risiko,

Surakarta Keterangan : 1. Mahasiswa S1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta dengan NIM H 0808095 2. Dosen Pembimbing Utama 3. Dosen Pembimbing Pendamping

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 4: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

4

BUSINESS ANALYSIS OF KARAK INDUSTRY IN SURAKARTA

Erlina Kartika Dewi(1)

Erlyna Wida Riptanti, S.P.,M.P.(2)

Mei Tri Sundari, S.P,M.Si..(3)

ABSTRACT

This paper is based on the research whose aims are to analyse the profit, the efficiency and the risk of industrial business “karak” in Surakarta. Basic method of the research is descriptive method. The sample area decision was by using purposive sampling in two subdistrict in Surakarta;Laweyan dan Jebres. The two subdistricts were chosen because of the existing industrial business “karak” in both of subdistricts. Total sample of respondent were taken by census. They took all of research area. There are 3 respondents of raw “karak” industry and 7 ripe “karak” industry respondents. The data collected were primary and secondary data, while the technique of data collection was done by interview, observation, registration and documentation. The result of this research shown that the total cost average iccured by each of raw industrial business Karak in Surakarta was Rp.23.050.075,00 during March 2012. The revenues was Rp.30.240.000,00 and profit obtained was Rp.7.189.925,00. Meanwhile, the ripe industrial business “karak” spent total cost average for amount karak Rp.25.671.859,00,00 with revenues Rp.34.020.000,00 so the average profit obtained was Rp.8.348.141,00. From that analysis, it is proven that industrial bussniness “karak” in Surakarta is profitable, due to the profitability values of raw “karak” industry in the amount of 31,19% and ripe “karak” industry in the amount of 32,53%. “Karak” industry that had been run allthis time was efficient as indicated by the R/C ratio of more than one but 1,31 for raw “karak” industry and 1,33 for ripe karak industry. The value of coefficient of variation was 0,18 and the value of minimum profit for amount Rp.4.538.643,62 can be meant that raw “karak” industry in Surakarta has little risk. While, ripe karak industry with variation coeffition value 0,77 (CV>0,5) and minimum profit for amount -Rp.4.684.049,58 (L <0) means that it there is a chance of having high risk for the industry.

Keywords : Bussiness of ‘Karak’ Industry, Profit Analyse, Efficiency, Risk, Surakarta

Description : 1. Student S1 of Agribussiness Faculty of Agriculture Sebelas Maret University

Surakarta with NIM H 0808095 2. Main Lecturer 3. Assistant Lecturer

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 5: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

5

I. PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian merupakan salah satu tulang punggung

pembangunan nasional. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri

dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani,

memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha.

Pembangunan pertanian dapat diupayakan melalui pengembangan

agribisnis. Menurut Arsyad, dkk dalam Soekartawi (2003) agribisnis adalah suatu

kegiatan yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,

pengolahan hasil dan pemasaran yang ada kaitannya dengan pertanian dalam arti

luas. Pengolahan hasil pertanian menjadi salah satu sub sistem agribisnis.

Pentingnya kegiatan pengolah hasil pertanian didasari oleh beberapa alasan

diantaranya adalah dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan penyerapan

tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen dan meningkatkan pendapatan

produsen.

Industri kecil merupakan salah satu komponen dari sektor industri

pengolahan hasil yang mempunyai andil sangat besar dalam menciptakan

lapangan pekerjaan di Indonesia. Salah satu usaha industri kecil yang berkembang

di Indonesia adalah di bidang pangan, salah satunya adalah usaha industri karak.

Karak yang juga dikenal dengan nama kerupuk gendar atau kerupuk nasi ini

terkenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta masyarakat kota pada umumnya,

termasuk di Kota Surakarta.

Usaha pembuatan karak di Kota Surakarta berupa industri skala kecil yang

masih berproduksi sampai sekarang menunjukkan kemampuan bersaing dengan

industri lainnya. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui dan

menganalisis usaha industri karak lebih lanjut.

5

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 6: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

6

II. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, yaitu

penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada

pada masa sekarang. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan,

kemudian dianalisis (metode ini sering disebut dengan metode analitik)

(Surakhmad, 1998. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan teknik survey,

yaitu pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang

bersamaan dengan menggunakan kuisioner.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive

(Singarimbun, 1995) yaitu di Kota Surakarta, dimana dipilih dua kecamatan

karena hanya di kedua kecamatan tersebut yang terdapat industri karak, yaitu

Kecamatan Laweyan di Kelurahan Pajang dan Kelurahan Jajar, serta Kecamatan

Jebres di Kelurahan Purwodiningratan dan Kelurahan Tegalharjo. Sampel

responden yang digunakan berjumlah 10 orang dan teknik pengambilan sampel

responden dengan metode sensus, yaitu mengambil secara keseluruhan obyek

penelitian yang ada di wilayah penelitian, yang terdiri dari responden industri

karak mentah dan responden industri karak matang. .

Metode analisis data yang digunakan antara lain:

1. Besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan usaha industri karak di Kota

Surakarta dengan rumus:

Biaya :

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Total Cost (biaya total) usaha industri karak (rupiah)

TFC = Total Fix Cost (biaya tetap) usaha industri karak (rupiah)

TVC = Total Variable Cost (biaya) variabel usaha industri karak (rupiah)

Penerimaan :

TR = Q x P

Dimana :

TR = Total Revenue (penerimaan total) usaha industri karak (rupiah)

6

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 7: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

7

Q = Quantity ( jumlah) karak yang dihasilkan (kg)

P = Price (harga) karak per kg (rupiah)

Dari hubungan antara biaya dan penerimaan, dapat dihitung keuntungan

dengan rumus :

π = TR – TC atau π = Q x P – (TFC + TVC)

Dimana :

π = keuntungan usaha industri karak (rupiah)

TR = Total Revenue (penerimaan total) usaha industri karak (rupiah)

TC = Total Cost (biaya total) usaha industri karak (rupiah)

Q = Quantity (jumlah) produksi karak (kg)

P = Price (harga) karak (rupiah)

TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) usaha industri karak (rupiah)

TVC = Total Variable Cost (total biaya variabel) usaha industri karak

(rupiah)

Dengan diketahuinya nilai keuntungan, maka kita dapat menghitung

profitabilitasnya, yaitu dengan rumus :

Profitabilitas = %100 xTC

π

keterangan :

π = keuntungan usaha industri karak (rupiah)

TC = Total Cost (biaya total) usaha industri karak (rupiah)

2. Analisis efisiensi usaha industri karak di Kota Surakarta.

Efisiensi = R/C rasio

keterangan :

R = Revenue (penerimaan) usaha karak (rupiah)

C = Cost (biaya) yang dikeluarkan dari usaha karak (rupiah)

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi usaha adalah :

R/C > 1 berarti usaha industri karak yang dijalankan efisien.

R/C = 1 berarti usaha industri karak belum efisien atau usaha mencapai

titik impas.

R/C < 1 berarti usaha industri karak yang dijalankan tidak efisien.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 8: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

8

3. Analisis Risiko Usaha Industri Karak di Kota Surakarta.

Untuk menghitung risiko usaha, digunakan rumus :

CV = V E

Dimana :

CV = Coefficient of Variation (koefisien variasi) karak

V = simpangan baku keuntungan usaha industri karak

E = keuntungan rata–rata (mean) dari usaha industri karak (rupiah)

Keuntungan rata-rata dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

n

Ei

E

n

i∑

== 1

Dimana:

E = keuntungan rata–rata (mean) usaha karak (rupiah)

Ei = keuntungan usaha karak yang diterima oleh produsen (rupiah)

n = jumlah produsen karak (orang)

Selanjutnya mencari simpangan baku dengan menggunakan metode

analisis ragam, karena simpangan baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

V= 2V

Adapun dalam perhitungan analisis ragam dirumuskan sebagai

berikut:

V2 = )1(

)(1

21

−∑=

n

EEn

i

keterangan :

V2 = ragam

n = jumlah produsen karak (orang)

E = keuntungan rata-rata usaha karak (rupiah)

Ei = keuntungan usaha industri karak yang diterima produsen

(rupiah)

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan usaha industri karak

digunakan rumus :

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 9: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

9

L = E – 2V

Dimana :

L = batas bawah keuntungan usaha karak

E = keuntungan rata–rata yang diperoleh usaha karak (rupiah)

V = simpangan baku usaha karak

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa resiko yang harus

ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa

produsen akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV ≥ 0,5 atau L ≤ 0 berarti

ada peluang akan menderita kerugian.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Identitas responden

Identitas rata-rata sepuluh responden usaha karak dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Identitas Rata-rata Responden Usaha Industri Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah 1. 2. 3. 4. 5

Umur reponden (th) Lama pendidikan (th) Jumlah anggota keluarga (org) Jumlah anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan produksi (org) Lama mengusahakan (th)

46 12 4 2 12

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 1. menunjukkan bahwa umur rata-rata responden karak adalah

46 tahun, dengan rentang umur antara 38-60 tahun.Seluruh produsen karak

di Kota Surakarta pernah mengenyam pendidikan, walaupun pada tingkatan

yang berbeda–beda. Rata-rata lama pendidikan yang telah ditempuh oleh

produsen adalah 12 tahun atau setara dengan SMA (Sekolah Menengah

Atas), sehingga wawasan ataupun pengetahuan yang dimiliki responden

sudah cukup memadai. Jumlah rata-rata anggota keluarga pengusaha karak

adalah 4 orang, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga yang terlibat

9

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 10: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

10

dalam kegiatan produksi sebanyak 2 orang. Kegiatan usaha industri karak di

Kota Surakarta telah dijalankan selama 12 tahun, merupakan waktu yang

cukup lama sehingga pengalaman yang dimiliki responden pun juga cukup

banyak. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki, maka responden akan

semakin mampu dalam menghadapi kendala-kendala selama kegiatan

industri ini berlangsung.

2. Usaha Industri Karak

Tabel 2. Status Usaha Industri Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 2.

Utama Sampingan

9 1

90 10

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa 90% usaha industri karak

berstatus sebagai usaha utama atau 9 industri karak, sedangkan 10%

berstatus usaha sampingan atau hanya 1 responden.

Tabel 3. Alasan Mengusahakan Usaha Industri Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2.

3. 4. 5.

Usaha warisan Lebih menguntungkan dari usaha lain Pengalaman sebagai buruh Tidak punya pekerjaan lain Lainnya

10 10 - - -

100 100

- - -

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 2)

Seluruh responden karak di Kota Surakarta memiliki alasan yang

sama dalam mengusahakan industri ini yaitu karena merupakan usaha

warisan yang diperoleh secara turun-temurun dari keluarga dan juga dapat

menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari dan kebutuhan-kebutuhan

lainnya.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 11: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

11

Tabel 4. Sumber Modal Usaha Industri Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4.

Modal sendiri Modal pinjaman

Bantuan orang lain Lainnya

10 - - -

100 - - -

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer

Mengenai hal permodalan, seluruh responden karak mengusahakan

usaha industri karaknya dengan menggunakan modal sendiri, karena jika

meminjam di bank memerlukan proses yang cukup lama dengan adanya

syarat-syarat tertentu.

Tabel 5. Tempat Untuk Melakukan Usaha Industi karak

No Uraian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Khusus tempat industri Rumah sekaligus tempat industri Lainnya

1 9 -

10 90 -

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer

Tempat untuk melakukan kegiatan produksi karak sebagian besar

responden atau 90% responden dilakukan di rumah, dimana rumah

dijadikan sekaligus sebagai tempat usaha industri. Sementara 1 responden

atau 10% nya memiliki tempat usaha yang terpisah, tetapi hanya berjarak

500 m dari rumahnya.

Tabel 6. Frekuensi Produksi Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah (orang)

Persentase (%)

1. 2. 3.

Tiap hari (kecuali hari Minggu) 2 hari sekali Lainnya

10 - -

100 - -

Jumlah 10 100

Sumber : Analisis Data Primer

Seluruh produsen karak memproduksi karaknya selama 6 hari

kerja, terkecuali hari Minggu. Hal ini dimaksudkan agar para tenaga

kerjanya memiliki waktu untuk beristirahat meskipun hanya satu hari.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 12: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

12

3. Bahan Baku Karak

Tabel 7. Pengadaan Bahan Baku Industri Karak di Kota Surakarta

No Uraian Jumlah (responden)

Persentase (%)

1. Pengadaan bahan baku a. Hasil sendiri b. Pedagang c. Lainnya Jumlah

-

10 -

10

-

100 -

100 2. Tempat pembelian

a. Pasar b. Toko pusat grosir (Selepan) c. Lainnya Jumlah

9 1

10

90 10

100 3. Sistem pengadaan

a. 1 kali produksi b. Lebih dari 1 kali produksi Jumlah

1 9 10

10 90 100

4. Cara pembayaran a. Kontan b. Bayar di belakang

c. Lainnya Jumlah

10 - -

10

100

- -

100

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 3)

Bahan baku yang digunakan dalam industri karak adalah beras C4.

Alasan penggunaan beras C4, karena beras ini memiliki sifat lebih mudah

mekar dibandingkan dengan beras lain, sehingga saat proses penggorengan

karak bisa mengembang karena hal tersebut.

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa dalam pengadaan bahan baku

10 responden atau 100% mengandalkan pedagang. Pumumnya produsen

memperoleh bahan baku dari pasar dan toko pusat grosir. Sebanyak 90%

responden atau 9 responden lebih memilih membeli untuk lebih dari satu

kali produksi, biasanya untuk persediaan dua minggu hingga satu bulan ke

depan. Hal ini dikarenakan agar tetap memiliki stok bahan baku dan

menghindari kemungkinan kenaikan harga beras di waktu mendatang karena

industri karak ini berproduksi hampir setiap hari. Sementara 1 responden

lainnya memilih membeli untuk 1 kali produksi karena modal yang terbatas

sehingga modal diputar setiap harinya. Seluruh atau 100% responden

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 13: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

13

menggunakan sistem kontan dalam pembayaran bahan baku yang digunakan

dalam menjalan usaha industri karaknya.

4. Peralatan Industri Karak

Usaha industri karak di Kota Surakarta selain membutuhkan bahan

baku dan bahan penolong, juga membutuhkan peralatan dalam menjalankan

proses produksinya. Peralatan yang digunakan usaha industri karak matang

sebagian besar masih bersifat sederhana dan tradisional, seperti

pawonan/tungku, panci, dandang, alu dan lumpang, pisau, anjang, wajan

dan serok. Sementara industri karak mentah yang telah menggunakan mesin

pencetak dan mesin penggiling.

5. Proses Produksi Pembuatan Karak

Karak yang diproduksi di Kota Surakarta dibagi dalam 2 jenis, yaitu

produksi karak mentah dan produksi karak matang. Industri yang menjual

karaknya secara mentah memproduksi karak dengan ukuran 8cm x 4cm,

sementara untuk karak matang berukuran 6cm x 4 cm. Proses pembuatan

karak dimulai dengan persiapan bahan-bahan, seperti beras C4, tepung

tapioka, bleng, bawang putih, serta terasi dan ikan tengiri sebagai

penambah/penyedap rasanya. Industri karak mentah menggunakan 60 kg

beras setiap harinya, dan setiap 10 kg beras dicampur dengan 3 kg tepung

tapioka. Pencampuran beras dengan tepung tapioka ini bertujuan agar karak

memiliki tektur yang lebih lembut, sementara untuk industri karak matang

tanpa campuran bahan lain.

Mula-mula dilakukan pencucian beras kemudian beras dimasukkan

ke dalam dandang yang telah diisi air. Setelah beras setengah masak sekitar

15 menit kemudian dikeluarkan untuk dicampur dengan bumbu-bumbu

yang tadi telah disiapkan (dikaru). Proses pencampuran ini dilakukan di

panci yang telah diisi air yang telah mendidih. Kemudian dilakukan

pengadukan terus menerus selama kira-kira 20-30 menit agar bumbu

bercampur dan meresap merata ke dalam beras sampai beras agak masak.

Setelah diperkirakan cukup, kemudian beras tersebut dilakukan pengukusan

kembali di dalam dandang hingga menjadi nasi dengan estimasi waktu 15-

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 14: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

14

20 menit. Adonan yang telah matang kemudian dihaluskan dengan mesin

penggiling. Proses ini membutuhkan waktu antara 3-5 menit. Setelah

selesai, kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencetak karak untuk

dilakukan pencetakan, hasil cetakan yang panjang kemudian dipotong

menggunakan pisau dengan panjang 8 cm setiap karaknya. Hasil dari

adonan yang telah selesai dicetak dan diiris tersebut kemudian ditata rapi

dan dijemur di atas anjang. Penjemuran biasanya dilakukan di halaman

rumah,karena industri karak mentah melakukan kegiatan produksinya di

rumah. Setelah karak selesai dijemur dan benar-benar kering, industri karak

mentah dapat langsung dilakukan pengemasan dengan plastik. Produk karak

mentah dikemas dalam ukuran 1,5 ons dan dijual dengan harga Rp.3.000,00

per bungkus atau Rp.20.000,00 per kg. sementara industri karak matang

diteruskan dengan kegiatan penggorengan karak. Penggorengan karak

dilakukan 2 kali, agar karak dapat mengembang dengan sempurna dan

mendapatkan warna yang bagus yaitu kuning kecoklatan. Setelah dilakukan

penggorengan ± 1 hingga 2 menit, kemudian karak ditiriskan, lalu dikemas

dengan kemasan per 1 kg. harga karak matang per kg antara Rp.22.000,00

hingga Rp.23.000,00.

6. Pemasaran Daerah pemasaran karak di Kota Surakarta meliputi pasar-pasar

tradisional, warung-warung makan, serta toko oleh-oleh. Ada juga yang

daerah pemasarannya sudah merambah ke daerah-daerah luar kota seperti

Boyolali, Jakarta, Surabaya, Magelang, Temanggung dan lain sebagainya.

Sistem pemasaran produk karak untuk dalam kota menggunakan

sistem pemasaran dengan saluran vertikal dimana pada sistem ini produsen,

grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan. Grosir dan pengecer

merupakan pedagang perantara dimana merupakan pembeli/konsumen karak

yang datang langsung ke tempat usaha industri untuk membeli. Sistem ini

dilakukan secara langsung, artinya pedagang perantara yang akan menjual

kembali karaknya membeli langsung karak yang dibutuhkan secara kontan,

sehingga produsen tidak menanggung risiko selanjutnya apabila karak yang

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 15: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

15

dibeli pedagang perantara dari produsen tidak habis dalam satu hari.

Sementara apabila ada pesanan untuk luar kota dilakukan dengan perantara

agen pemasaran, seperti JNE, Tiki dan lain sebagainya. Karak dikirim

dengan paket melalui jasa agen-agen pengiriman barang yang terpercaya,

sehingga barang dapat sampat tanpa rusak dan tepat waktu, sehingga

konsumen luar kota pun merasa puas.

Usaha industri karak khususnya di Kota Surakarta tidak terlalu

bermasalah dengan persaingan, karena menurut mereka, setiap usaha

industri karak telah memiliki pangsa atau target pasar masing-masing,

sehingga tidak perlu was-was akan adanya ‘perebutan’ daerah pemasaran,

karena masing-masing telah memiliki pembeli atau konsumen tetap..

7. Analisis Usaha

a. Analisis Biaya

1) Biaya Tetap

Tabel 8. Rata-rata Biaya Tetap Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012.

No Uraian Karak mentah Karak matang

Rata-rata per responden

(Rp)

Persentase (%)

Rata-rata per

responden (Rp)

Persentase (%)

1. 2.

Penyusutan peralatan Bunga modal investasi

145.762

283.892

33,92

66,08

67.807

61.506

52,44

47,56

Jumlah 429.654 100 129.313 100

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 8. menunjukkan bahwa pada Bulan Maret 2012 biaya

bunga modal investasi merupakan biaya tetap terbesar pada industri

karak mentah dengan rata-rata per industri Rp.283.892,00. Sementara

untuk industri karak matang, biaya ini menempati posisi kedua sebesar

Rp.61.506,00. Biaya ini merupakan nilai bunga atas modal yang

dimiliki oleh produsen. Suku bunga riil yang digunakan dalam

perhitungan pada Bulan Maret 2012 ada sebesar 1,1% karena

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 16: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

16

penelitian menggunakan data bulan tersebut. Proporsi biaya kedua

industri karak mentah adalah biaya penyusutan peralatan yakni

Rp.145.762,00 atau 33,92%. Sementara untuk industri karak matang

biaya ini merupakan biaya tetap terbesar yaitu Rp.67.807,00 atau

52,44%. Biaya penyusutan alat dan biaya bunga modal investasi

sebenarnya tidak benar-benar dikeluarkan oleh pengusaha industri

karak, tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan konsep

keuntungan, maka biaya ini harus diperhitungkan.

2) Biaya Variabel

Tabel 9. Rata-rata Biaya Variabel Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak Mentah Karak Matang

Fisik Rata-rata per responden

(Rp)

Persentase (%)

Fisik Rata-rata per responden

(Rp)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bahan baku a. Beras C4 b. Tepung

tapioka Bahan penolong a. STTP/Bleng b. Bawang putih

c. Penyedap rasa 1) Terasi 2) Tengiri d.Minyak goreng Bahan bakar

a. Kayu bakar b. Gas elpiji

Transportasi (bensin) Kemasan Tenaga kerja

1.620 kg 486 kg

47,7 kg 26,1 kg

15 kg 9 kg

- - -

27 liter

21.600lb

12.150.000 3.159.000

66.780 243.600

292.500 315.000

- -

2.220.300 121.500

1.058.400 2.993.333

53,71 13,96

0,3 1,08

1,29 1,39

- -

9,81 0,54

4,68 13,24

1658,57k

g

-

49,05 kg 6,75 kg 20,82 kg

- -

662,24kg 95 ikat

- 19,3 liter

1.635 lbr

12.439.286

-

68.680 94.500 93.729

- -

6.489.980

1.420.714 385.714 86.786

221.014

4.242.143

48,70

-

0,27 0,37 0,36

- -

25,41

5,56 1,51 0,34

0,87 16,61

Jumlah 22.620.413 100 25.542.546 100

Sumber : Analisis Data Primer

Besarnya biaya variabel selama Bulan Maret 2012 dalam

industri karak baik mentah maupun matang berkisar antara

Rp.11.639.625,00-Rp.35.446.200,00. Perbedaan ini terutama

dikarenakan adanya variasi dalam hal kapasitas penggunaan bahan

baku, bahan penolong, tenaga kerja dan variabel lain yang digunakan.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 17: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

17

Kisaran biaya penggunaan biaya bahan baku untuk 10 reponden yaitu

antara Rp.6.075.000,00-Rp.16.200.000,00. Berdasarkan Tabel 9

diketahui bahwa rata-rata biaya variabel per responden industri karak

mentah di Kota Surakarta pada Bulan Maret 2012 sebesar

Rp.22.620.421,00 dan untuk industri karak matang sebesar

Rp.25.542.546,00. Besarnya biaya variabel dipengaruhi oleh jumlah

produk yang dihasilkan.

3) Biaya Total

Tabel 10. Rata-rata Biaya Total Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang Rata-rata

per responden

(Rp)

Persentase (%)

Rata-rata per

responden (Rp)

Persentase (%)

1. 2.

Total biaya tetap Total biaya variabel

429.654 22.620.421

1,86 98,14

129.313 25.542.546

0,5 99,5

Biaya Total 23.050.075 100 25.671.859 100

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 10. diketahui bahwa rata-rata biaya total per

industri karak mentah di Kota Surakarta pada bulan Maret 2012

sebesar Rp.23.050.075,00 untuk industri karak mentah dan sebesar

Rp.25.671.859,00 untuk industri karak matang. Biaya terbesar yang

dikeluarkan responden adalah biaya variabel, hal ini karena besarnya

biaya variabel yang dikeluarkan dipengaruhi oleh banyaknya produk

yang dihasilkan. Artinya semakin banyak produk yang dihasilkan

maka biaya variabel juga semakin meningkat.

b. Penerimaan dan Keuntungan

Tabel 11. Rata-rata Penerimaan Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang 1. 2.

Rata-rata produksi (kg) Rata-rata harga (Rp)

1.512 20.000

1524 22.286

Rata-rata penerimaan (Rp) 30.240.000 34.020.000

Sumber : Analisis Data Primer

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 18: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

18

Penerimaan dalam industri karak di Kota Surakarta berasal dari

penerimaan karak mentah oleh tiga responden dan tujuh responden

lainnya mendapatkan penerimaan dari karak matang yaitu karak yang

telah digoreng. Produksi karak baik matang maupun mentah yang

dihasilkan dalam bulan penelitian berkisar antara 780 kg-2.080 kg per

bulannya, dengan rata-rata produksi karak mentah 1.512 kg dan karak

matang 1.524 kg.

Harga yang ditentukan masing-masing produsen bervariasi,

karak mentah dijual Rp.20.000,00 per kg sedangkan karak matang

antara Rp.22.000,00 hingga Rp.23.000,00 per kg. Selisih harga karak

mentah dan matang tidak terlalu besar, hanya berkisar antara

Rp.2.000,00 hingga Rp.3.000,00. Hal ini karena karak mentah sudah

menggunakan kemasan dan labeling yang rapi dalam pemasarannya

sehingga biaya kemasan untuk karak mentah cukup diperhatikan,

selain itu karak mentah memiliki tiga rasa yaitu rasa bawang, terasi

dan juga tengiri. sementara karak matang hanya memproduksi rasa

original yaitu rasa bawang dan pengemasannya hanya menggunakan

plastik tipis dan tanpa label/merk produk.

Penerimaan yang diperoleh produsen berkisar antara

Rp.16.038.000,00-Rp.47.196.000,00. Hasil penerimaan rata-rata tiga

industri karak mentah yang didapat dalam setiap bulannya adalah

Rp.30.240.000,00, sementara penerimaan tujuh industri yang menjual

karaknya secara matang yaitu sebesar Rp.34.020.000,00.

Tabel 12. Rata-rata Keuntungan Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang 1. 2.

Penerimaan total (Rp) Biaya total (Rp)

30.240.000 23.050.075

34.020.000 25.671.859

Keuntungan 7.189.925 8.348.141

Sumber : Analisis Data Primer

Biaya total yang dikeluarkan industri karak mentah sebesar

Rp.23.050.075,00 dan penerimaan rata-rata yang dihasilkan sebesar

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 19: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

19

Rp.30.240.000,00. Dengan demikian, keuntungan rata-rata per

responden sebesar Rp.7.189.925,00. Sementara untuk karak matang

menghasilkan penerimaan sebesar Rp.34.020.000,00 dengan biaya

total Rp.25.671.859,00 sehingga dihasilkan keuntungan rata-rata

sebesar Rp.8.348.141. Berdasarkan keuntungan yang diperoleh, maka

dapat dihitung besarnya profitabilitas industri karak di Kota Surakarta.

c. Profitabilitas

Tabel 13. Rata-rata Profitabilitas Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang 1. 2.

Keuntungan Biaya total

7.189.925 23.050.075

8.348.141 25.671.859

Profitabilitas 31,19 % 32,53 %

Sumber : Analisis Data Primer

Keuntungan yang diperoleh produsen karak per bulan dalam

penelitian ini berkisar antara Rp.4.066.744,00-Rp.11.642.219,00.

Kegiatan usaha industri karak di Kota Surakarta memiliki nilai

profitabilitas atau tingkat keuntungan sebesar 31,19% untuk karak

mentah yang berarti setiap modal sebesar Rp.100,00 yang

diinvestasikan akan diperoleh keuntungan Rp.31,19. Sementara

profitabilitas untuk industri karak matang sebesar 32,53%.

Berdasarkan kriteria yang digunakan, usaha industri karak sudah

menguntungkan karena nilai profitabilitasnya lebih dari 0. Hal ini

sesuai dengan pendugaan yang dilakukan pada saat awal penelitian,

yaitu usaha industri karak di Kota Surakarta menguntungkan.

c. Efisiensi Usaha

Tabel 14. Efisiensi Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang 1. 2.

Penerimaan Biaya total

30.240.000 23.050.075

34.020.000 25.671.859

Efisiensi 1,31 1,33

Sumber : Analisis Data Primer

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 20: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

20

Tabel 14. menunjukkan bahwa efisiensi usaha industri karak

mentah di Kota Surakarta selama bulan Maret 2012 adalah sebesar

1,31 dan untuk usaha industri karak matang menunjukkan efisiensi

sebesar 1,33. Nilai 1,31 bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan

dalam suatu kegiatan usaha akan memberikan penerimaan sebesar

1,31 kali dari biaya yang telah dikeluarkan, begitupun dengan nilai

efisiensi 1,33.

Berdasarkan kriteria yang digunakan, dapat diketahui bahwa

usaha industri karak yang telah dijalankan di Kota Surakarta sudah

efisien yang ditunjukkan dengan nilai R/C rasio lebih dari satu.

Semakin besar R/C rasio maka akan semakin besar pula penerimaan

yang akan diperoleh pengusaha. Hal ini sesuai dengan pendugaan

yang dilakukan pada saat awal penelitian, yaitu usaha industri karak di

Kota Surakarta efisien. Risiko Usaha serta Hubungan Antara Besarnya

Risiko dengan Keuntungan

f. Risiko Usaha

Tabel 15. Risiko Usaha dan Batas Bawah Keuntungan Usaha Industri Karak di Kota Surakarta Bulan Maret 2012

No Uraian Karak mentah Karak matang 1. 2. 3. 4.

Keuntungan Simpangan baku Koefisien variasi Batas bawah keuntungan

7.189.925 1.325.640,69

0,18 4.538.643,62

8.383.141 6.533.605,29

0,77 -4.684.069,68

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 15. menunjukkan bahwa keuntungan rata-rata yang

diterima pengusaha industri karak mentah di Kota Surakarta selama

bulan Maret 2012 adalah sebesar Rp.7.189.925,00. Menurut

perhitungan keuntungan tersebut, maka dapat diketahui besarnya

simpangan baku yaitu sebesar Rp.1.325.640,69. Koefisien variasi

dari usaha industri karak mentah sebesar 0,18. Hal ini menunjukkan

bahwa usaha industri karak mentah tersebut memiliki risiko kecil

karena nilai koefisien variasi (CV) yang diperoleh lebih kecil dari

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 21: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

21

standar koefisien variasi yaitu 0,5. Hal ini sesuai dengan pendugaan

yang dilakukan pada saat awal penelitian, yaitu usaha industri karak

di Kota Surakarta memiliki risiko kecil.

Hasil lain didapatkan dari industri karak matang. Industri ini

memperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp.8.383.141,00, dengan

simpangan baku Rp. 6.533.605,29. Nilai koefisien variasi (CV) yang

dihasulkan sebesar 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa usaha industri

karak matang tersebut berisiko tinggi, karena nilai koefisien variasi

yang diperoleh lebih besar dari standar koefisien variasi yaitu 0,5.

Menurut Hernanto (1993), semakin tinggi nilai CV, maka risiko yang

ditanggung juga semakin besar. Batas bawah keuntungan industri ini

sebesar -Rp 4.684.069,68. Angka ini menunjukkan bahwa pengusaha

industri karak matang di Kota Surakarta harus berani menanggung

kerugian sebesar Rp.4.684.069,68. Hal ini tidak sesuai dengan

pendugaan yang dilakukan pada saat awal penelitian, yaitu usaha

industri karak di Kota Surakarta memiliki risiko kecil.

Besarnya nilai risiko yang harus ditanggung oleh pengusaha

industri karak matang di Kota Surakarta tersebut juga dikarenakan

adanya berbagai risiko yang ada, antara lain :

a. Risiko Harga

Risiko usaha yang terkadang dihadapi oleh usaha industri

karak matang yaitu harga bahan baku yaitu beras C4 yang

terkadang naik. Harga bahan baku khususnya beras terkadang

mengalami kenaikan sekitar Rp.300-Rp.1500. Saat bulan

penelitian yaitu Maret 2012, harga beras C4 cukup stabil yaitu

Rp.7.500,00 per kg. pada beberapa bulan lalu tepatnya awal

tahun 2012, harga beras C4 sempat mengalami kenaikan

menjadi Rp.8.500,00 per kg, kemudian beberapa saat

selanjutnya turun menjadi Rp.8.000,00 per kg nya. Dengan

adanya kenaikan harga tersebut, pengusaha karak terpaksa harus

mengeluarkan biaya yang lebih banyak sehingga menyebabkan

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 22: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

22

kenaikan biaya bahan baku (biaya variabel) yang nantinya

menyebabkan penuruan keuntungan yang diperoleh pengusaha

karak.

b. Risiko Produksi

Risiko produksi biasanya terjadi saat penjemuran, karena

dalam pengeringannya, karak dilakukan dengan cara tradisional

yaitu dengan panas dari cahaya matahari. Jika cuaca mendung

atau musim penghujan, proses pengeringan atau penjemuran

karak membutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 1 hingga 2

hari.

c. Risiko lain

Para pengusaha karak terkadang tidak melakukan

pembukuan secara lebih rinci tentang biaya dan penerimaan

yang diperoleh tiap periode produksi, sehingga tidak dapat

mengetahui secara pasti biaya-biaya manakah yang masih dapat

ditekan lebih kecil lagi.

B. Kendala-Kendala Usaha Industri Karak di Kota Surakarta dan Solusi

Pemecahan Masalahnya

Salah satu kendala yang dihadapi oleh responden industri karak di

Kota Surakarta adalah harga bahan baku dan bahan penolong yang terkadang

tidak stabil, terkadang naik dan terkadang turun.Sejauh ini, langkah yang

dilakukan responden adalah memproduksi dalam kapasitas yang tetap, tetapi

dengan mengurangi volume, yaitu dengan mempertipis karak tetapi tetap

mempertahankan mutu dan rasa karaknya.

Kendala lainnya adalah industri karak matang masih menggunakan

peralatan sederhana dan tradisional, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam

pembuatan/produksi karak juga lebih lama dibandingkan dengan

menggunakan mesin, misalnya mesin penggiling seperti pada industri karak

mentah. Sejauh ini hal yang dapat dilakukan pengusaha industri karak matang

dalam mengatasinya adalah dengan peningkatan kemampuan fisik dan

ketrampilan tenaga kerjanya dengan efektif.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 23: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

23

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis usaha industri karak di Kota

Surakarta yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Rata-rata biaya total industri karak mentah di Kota Surakarta yang

dikeluarkan selama Bulan Maret 2012 sebesar Rp.23.050.075,00.

Rata-rata penerimaan yang diperoleh sebesar dengan Rp.30.240.000,00

sehingga rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.7.189.925,00.

Sedangkan rata-rata biaya total industri karak matang sebesar

Rp.25.671.859,00 dengan rata-rata penerimaan Rp.34.020.000,00 sehingga

rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.8.348.141,00.

Profitabilitas usaha industri karak mentah di Kota Surakarta sebesar

31,19% dan industri karak matang sebesar 32,53%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa usaha industri karak di Kota Surakarta

menguntungkan.

2. Usaha industri karak di Kota Surakarta memiliki nilai R/C >1 yaitu sebesar

1,31 untuk industri karak mentah dan 1,33 untuk industri karak matang.

Hal ini menunjukkan bahwa usaha industri karak yang dijalankan sudah

efisien.

3. Usaha industri karak mentah di Kota Surakarta mempunyai nilai koefisien

variasi (CV) < 0,5 yaitu 0,18 dan nilai batas bawah keuntungan (L) yang

positif (>0) yaitu sebesar Rp.4.538.643,62 yang berarti bahwa usaha

industri karak mentah memiliki risiko kecil. Sementara untuk industri

karak matang dengan nilai koefisien variasi 0,77 dan batas bawah

keuntungan sebesar -Rp.4.684.069,58 (L < 0) berarti bahwa industri

tersebut berpeluang mengalami risiko kerugian yang tinggi, karena nilai

CV lebih besar dari standar yang telah ditentukan yaitu 0,5.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan antara

lain:

23

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 24: e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS-USAHA... · daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Surakarta,

24

1. Ada baiknya industri karak matang melakukan pengemasan yang lebih

baik seperti pada industri karak mentah, seingga akan menghasilkan

tampilan yang lebih bagus dan harga jual dapat ditingkatkan, dengan

begitu keuntungan juga dapat meningkat.

2. Ada baiknya industri karak matang juga menggunakan mesin penggiling

seperti yang dilakukan industri karak mentah, sehingga waktu yang

dilakukan dalam kegiatan produksi menjadi lebih efisien, dan biaya tenaga

kerja tidak terlalu besar, karena telah tergantikan oleh mesin

3. Meskipun usaha industri kecil karak yang dijalankan di Kota Surakarta

sudah efisien, sebaiknya pengusaha melakukan manajemen keuangan yang

lebih baik lagi sehingga efisiensi yang lebih tinggi masih memungkinkan

untuk diperoleh, misalnya dengan cara menekan biaya produksi, sehingga

akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

V. DAFTAR PUSTAKA

Hernanto. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Singarimbun, M. Dan Efendi.1995. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

24

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta