E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB...

12

Transcript of E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB...

Page 1: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,
Page 2: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

Jurnal Keteknikan Pertanian (JTEP), pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) yang terbit pertama kali pada tahun 1984. Pada terbitan kali ini terjadi perubahan penomoran edisi dari volume 27 Menjadi volume 1 sehubungan dengan perolehan E-ISSN pada tanggal 28 Agustus 2013. Edisi online dapat diakses melalui situs http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep. Jurnal berkala ilmiah ini berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi,ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokan dalan invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerapan ilmu da teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya. Pengiriman makalah harus mengikuti panduan penulisan yang tertera pada halaman akhir atau menghubungi redaksi via telpon, faksimili atau e-mail. Makalah dapat dikirimkan langsung atau via pos dengan menyertakan hard- dan soft-softcopy, atau e-mail ke [email protected] atau [email protected].

Penanggungjawab: Ketua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

Dewan Redaksi: Ketua : Wawan Hermawan Anggota : Asep Sapei Kudang B. Seminar Daniel Saputra Bambang Purwantana Y. Aris Purwanto

Redaksi Pelaksana: Ketua : Rokhani Hasbullah Sekretaris : Satyanto K. Saptomo Bendahara : Emmy Darmawati Anggota : Usman Ahmad I Wayan Astika M. Faiz Syuaib Leopold O. Nelwan Ahmad Mulyawatullah Diana Nursolehat

Penerbit: Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB Bogor

Alamat: Jurnal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, E-mail: [email protected] atau [email protected] atau [email protected] Website: ipb.ac.id/~jtep.

Rekening: BRI, KCP-IPB, No.0595-01-003461-50-9 a/n: Jurnal Keteknikan Pertanian

Percetakan: PT. Binakerta Adiputra, Jakarta

E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Page 3: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

77

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Technical Paper

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Mekanisme Pengendali Otomatis Pedal Rem dan Tuas Transmisi Maju-Mundur pada Traktor Roda

Empat

Design and Performance Test of Automatic Controlled Mechanism of Brake and Forward-Backward Transmission of Four Wheeled Tractor

I Dewa Made Subrata, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, Po Box 220,Kampus IPB Darmaga – Bogor. Email:[email protected]

Radite Praeko Agus Setiawan, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, Po Box 220, Kampus IPB Darmaga – Bogor. Email: [email protected]

Setya Permana, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, Po Box 220,Kampus IPB Darmaga – Bogor

Muhammad Sigit Gunawan, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, Po Box 220,Kampus IPB Darmaga – Bogor

Andreas, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, Po Box 220,Kampus IPB Darmaga – Bogor

Abstract

Most of the four wheeled tractors were operated manually for many agricultural applications. Therefore the operator’s fatigue during operating tractor can’t be avoided. To decrease operator’s fatigue it was necessary to operate tractor automatically for forward and backward motion. This research focus on the automatic backward motion and decrease turning radius by modify the brake pedal and forward-backward transmission mechanisms, which were controlled using DC motor with H-bridge actuator. Functional test was done by lifting up the tractor so that it was not move sideways while the tires were rotated. Performance test was done on the field to know the ability of the tractor to move forward and backward automatically and to know the turning radius when the left or right brake pedal was pushed down automatically. Experimental result showed that the time required to push the brake was about 0.47 s for left brake and 0.61 s for right brake. Field test result showed that the tractor was able to control automatically for forward motion with average speed of 0.62 m/s, backward motion with average speed of 0.63 m/s, to turn left with average turning radius of 2.2 m, and turn right with average turning radius of 2.4 m.

Keyword: automation, forward-backward transmission, brake pedal.

Abstrak

Sampai saat ini sebagian besar traktor roda empat masih dioperasikan secara manual untuk penerapan di bidang pertanian. Dengan demikian kelelahan operator dalam mengoperasikan traktor tersebut tidak dapat dihindari. Untuk menurunkan tingkat kelelahan operator maka perlu diupayakan mengoperasikan traktor secara otomatis untuk gerakan maju maupun mundur. Otomatisasi gerakan maju telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini lebih difokuskan pada otomatisasi gerakan mundur dan memperkecil radius belok dengan memodifikasi mekanisme pengendali rem dan mekanisme pengendali transmisi maju-mundur. Kedua mekanisme tersebut dikendalikan menggunakan motor DC dengan aktuator H-bridge. Uji fungsional dilakukan di laboratoriun dengan cara mengangkat traktor sehingga roda tidak menapak dan traktor tidak bergerak meskipun rodanya berputar. Pengujian kinerja mekanisme juga dilakukan di atas lahan kering untuk mengetahui kemampuan bergerak maju dan mundur secara otomatis dan berputar balik melalui penekanan pedal rem secara otomatis. Hasil pengujian fungsional menunjukkan mekanisme bekerja dengan baik dengan waktu penekanan rem 0.47 s untuk rem kiri dan 0.61 s untuk rem kanan. Hasil pengujian lapangan menunjukkan bahwa traktor dapat dikendalikan secara otomatis untuk bergerak maju dengan kecepatan rata-tara 0.62 m/s, bergerak mundur dengan kecepatan rata-rata 0.63 m/s, berputar dengan jari-jari 2.2 m untuk rem kiri dan 2.4 m untuk rem kanan.

Kata Kunci: otomatisasi, transmisi maju-mundur, pedal rem.

Diterima: 11 Maret 2013; Disetujui: 18 Juni 2013

Page 4: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

85

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Pendahuluan

Ulat sutera merupakan serangga penghasil benang sutera yang dikenal kelembutan dan keindahannya. Serat sutera memiliki banyak keistimewaan antara lain: ringan, indah berkilauan, kuat, awet dan bersifat higroskopis sehingga bahan dari sutera mudah menyerap keringat. Keistimewaan sutera tersebut menyebabkan permintaan terhadap

kokon ulat sutera untuk dijadikan kain semakin meningkat.

Kebutuhan benang sutera dunia terus meningkat. Permintaan pada tahun 2002 sebesar 92,742 ton, tiga tahun kemudian (2005) meningkat sekitar 27.3% menjadi 118,000 ton. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Anonim, 2006) menjelaskan bahwa rata-rata produksi kokon nasional per tahun baru dapat mencapai sekitar 250

Technical Paper

Rancang Bangun Incubator dengan Suhu dan Kelembaban Udara Terkendali untuk Penetasan Telur Ulat Sutera

Design of Temperature and Humidity Controlled Incubator for Silkworm Egg Hatchary

Dewa Made Subrata, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA-IPB, PO Box 220,Kampus IPB Darmaga – Bogor. Email: [email protected]

Ahmad Nurman Sajuri, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta – IPBAde Priyadi, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, IPB

Hotnida CH Siregar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, IPB

Abstract

Silkworms were the poikilothermic animals with life cycle strongly affected by environment condition such as temperature, humidity, light and wind. In other the silkworm’s egg hatcheries uniformly at the same day, it was considered necessary to use the temperature and humidity controllable room (incubation room) according to their optimum hatcheries condition. The incubation room consisted of four actuators i.e: the heater, the cooler, the mist maker, and the water content absorber. All of that actuators were controlled based on the output signal from the sensor (SHT11). In this research the temperature was controlled at the value of 25°C, while the humidity was controlled at the value of 75 %. The experimental result of the incubator machine without silkworm egg shown that the incubator was able to control the temperature at the value of 25°C with maximum 25.4°C. It was also able to control humidity at optimum interval i.e: 73.9 % to 76.1 %. Experimental result with silkworm egg showed that the incubator was able to increase the uniformity of the hatcheries day, even though the hatcheries day was late about two days compared to the conventional method.

Key words: incubator, controllable room, hatchery, silkworms egg.

Abstrak

Ulat sutera tergolong hewan poikilotermik yaitu siklus hidupnya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya dan angin). Supaya telur ulat sutera menetas secara seragam pada hari yang sama, maka perlu digunakan ruang yang suhu dan kelembabannya dapat dikendalikan pada nilai optimum penetasannya. Rancangan ruang inkubasi terdiri dari empat unit aktuator yaitu: pemanas, pendingin, pengkabut dan penyerap uap air. Keempat perangkat tersebut dikendalikan berdasarkan nilai pengukuran yang dihasilkan oleh sensor suhu dan kelembaban jenis SHT11. Pada penelitian ini suhu dikendalikan pada nilai 25°C dan kelembaban pada nilai 75%. Hasil pengujian pada kondisi tanpa telur menunjukkan bahwa incubator mampu mempertahankan suhu pada nilai 25°C dengan suhu maksimum 25.4°C demikian juga untuk kelembaban dipertahankan pada selang nilai 73.9 % sampai 76.1 %. Hasil pengujian pada kondisi dengan telur ulat sutera Bombyx mori L. menunjukkan bahwa incubator mampu meningkatkan keseragaman hari penetasan telur namun penetasannya lebih lambat dua hari dibandingkan dengan metoda konvensional.

Kata kunci: inkubator, ruang terkendali, penetasan, telur ulat sutera.

Diterima: 20 Maret 2013; Disetujui: 02 Juli 2013

Page 5: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

93

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Pendahuluan

Krisis energi yang terjadi di Indonesia, terutama bahan bakar minyak bumi, menjadi masalah yang sangat penting, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Salah satu bahan bakar tersebut adalah minyak tanah yang merupakan sumber energi utama untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Meskipun pemerintah telah melaksanakan konversi energi dari minyak tanah ke LPG (liquid petroleum gas), namun minyak tanah tetap tidak dapat ditinggalkan karena sulitnya merubah budaya serta alasan keamanan. Menurut Prihandana et al. (2007), jenis energi yang digunakan untuk

memasak sebesar 70.40% berasal dari minyak tanah, kemudian listrik dan LPG masing-masing sebesar 23.71 dan 5.29%.

Beberapa Departemen/Kementerian telah melaksanakan Program Desa Mandiri Energi guna meningkatkan ketahanan energi di pedesaan dengan menggunakan potensi energi setempat meliputi bahan bakar nabati dan non bahan bakar nabati untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga maupun kegiatan produktif (Ariati, 2008). Kompor tipe tekan banyak dijumpai di pasaran untuk keperluan usaha penggorengan baik jajanan maupun masakan. Selain itu juga digunakan untuk keperluan industri seperti: pengovenan tembakau

Technical Paper

Modifikasi dan Uji Kinerja Kompor Spiral dengan Bahan Bakar Minyak Jarak Pagar

Modifications and Performance Test of Spiral Stove with Jatropha Fuel Oil

Gatot S. A. Fatah, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Jl. Raya Karangploso Km. 4 – Malang, E-mail : [email protected] dan [email protected]

Soebandi, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Jl. Raya Karangploso Km. 4 - Malang

Abstract

Energy crisis in Indonesia is still a problem that has not been fully resolved. Kerosene as the primary fuel for cooking, the price is very expensive (at Rp 8000.-/liter). Until now, the pressure cooker kerosene is still used by cake makers, bread, and noodle. By modifying the part of the cup rubbing alcohol and add a protective piping hot, the stove can be used with pressurized fuel Jatropha oil. Tobacco industry, ceramic and asphalt still use the stove. The purpose of this study is to obtain a prototype pressure cooker spiral type, fueled with jatropha oil by modifying the part of the reservoir cup rubbing alcohol, pipe and nozzle heat shield oil expenses. Modified pressure cooker and test performance using Jatropha oil is obtained as follows: the fuel consumption of 935 ml / hour; pre-heating 17 minutes; time required to boil 2 liters of water was 5 minutes; noise level of 83.3 dB and the reddish color of blue flame.

Keywords : pressure stove, jatropha oil, spiral type cooker, modification.

Abstrak

Krisis energi di Indonesia masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya teratasi. Minyak tanah sebagai bahan bakar utama untuk memasak, harganya menjadi sangat mahal (mencapai Rp 8,000,-/liter). Sampai saat ini, kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah masih digunakan oleh pembuat kue, roti, dan mie. Dengan memodifikasi pada bagian cawan tempat spiritus dan menambahkan pipa pelindung panas, maka kompor bertekanan dapat digunakan dengan bahan bakar minyak jarak pagar. Industri pengovenan tembakau, keramik dan pengaspalan masih menggunakan kompor tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan prototipe kompor bertekanan tipe spiral yang berbahan bakar minyak jarak pagar dengan cara memodifikasi pada bagian cawan penampung spiritus, pipa pelindung panas dan nosel pengeluaran minyak. Hasil modifikasi dan uji kinerja kompor bertekanan dengan menggunakan minyak jarak pagar diperoleh sebagai berikut: konsumsi bahan bakar 935 ml/jam; pre-heating 17 menit; waktu untuk mendidikan 2 liter air diperlukan waktu 5 menit; tingkat kebisingan 83.3 dB dan warna nyala api biru kemerahan.

Kata kunci : kompor bertekanan, minyak jarak pagar, kompor tipe spiral, modifikasi.

Diterima: 23 April 2013; Disetujui: 18 Juli 2013

Page 6: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

99

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Latar Belakang

Benih kentang impor terbatas dan mahal (Armini et al., 1992). Volume impor benih kentang dari tahun 2011-2012 terus meningkat. Impor bibit kentang tahun 2011 mencapai 2,382,000 kg (3,575,000 US$), dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 2 574 000 kg (3,346,200 US$). Volume impor kentang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspornya yang

hanya sebesar 50 000 kg pada tahun 2011 (Dirjen Hortikultura, 2013). Permintaan kentang dari tahun ke tahun dipicu oleh peningkatan industri makanan berbahan baku kentang dan perubahan pola menu makanan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi kentang sebagai makanan pokok (Wattimena, 2000). Peningkatan produksi kentang dengan teknik budidaya konvensional memiliki beberapa permasalahan diantaranya: (1) rendahnya

Technical Paper

Aplikasi Zone Cooling pada Sistem Aeroponik Kentang Di Dataran Medium Tropika Basah

Application of Zone Cooling in Aeroponics System for Medium Wet Tropical Climates

Eni Sumarni, Program Studi Teknik Pertanian, Unsoed, Jl.dr.Soeparno KarangwangkalPurwokerto, 53113. Email: [email protected]

G.H. Sumartono, Jurusan Agroteknologi, Unsoed, Jl. dr. Soeparno KarangwangkalPurwokerto, 53113. Email: [email protected]

Satyanto Krido Saptomo, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor,Kampus IPB Darmaga Bogor 16680. Email:[email protected]

Abstract

Supplies of seed potatoes in Central Java is more than 12,000 tons per year, but that can be provided only about 300 tons. From this condition, there is a large market opportunity for the provision of seed potatoes. Highland for planting potatoes in Indonesia is still limited. Therefore, the cultivation of the potato in the plains of the medium is one of the efforts to help the production of seed. The high temperature in the plains of the medium can be resolved through aeroponics system with limited cooling (zone cooling). The purpose of this study is to obtain an appropriate cooling temperature on seed potato production in medium land. Aeroponic cultivation techniques used with 3 zone cooling (15 °C, 19 °C and 24 °C) and controls. Potato varieties used in this study is Granola is from tissue culture .The results showed that the highest plant cooling obtained at day and night regions 19 °C and 24 °C at night. The highest number of leaves was obtained at 24 °C day and night. The highest number of tubers obtained at 19 °C day and night.

Keywords : aeroponics, medium wet tropical climates, potato, seed, , zone cooling

Abstrak

Kebutuhan benih kentang di Jawa Tengah lebih dari 12.000 ton per tahun, tapi baru dapat dipenuhi sekitar 300 ton. Dari kondisi ini, ada peluang pasar yang besar untuk penyediaan bibit kentang. Dataran tinggi untuk menanam kentang di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, budidaya kentang di dataran medium adalah salah satu upaya untuk membantu produksi benih. Suhu tinggi di dataran medium dapat diselesaikan melalui sistem aeroponik dengan pendingin terbatas (zone cooling). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suhu pendingin yang sesuai pada produksi benih kentang secara aeroponik di dataran medium. Teknik budidaya aeroponik menggunakan 3 zona pendinginan (15 oC, 19 oC dan 24 oC) dan kontrol. Varietas kentang yang digunakan dalam penelitian ini adalah Granola dari kultur jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada pendinginan siang dan malam suhu 19 °C dan pendinginan 24 °C di malam hari. Jumlah daun tertinggi diperoleh pada suhu 24 °C siang dan malam. Jumlah umbi tertinggi diperoleh pada suhu 19 °C siang dan malam.

Kata kunci: aeroponik, benih kentang, dataran medium tropika basah, zone cooling

Diterima: 01 Maret 2013; Disetujui: 03 Juni 2013

Page 7: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

107

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Technical Paper

Kajian Kelembaban Tanah dan Kebutuhan Air Beberapa Varietas Hibrida DR UNPAD

Study of Soil Moisture and Water Requirements of Some Varieties ofHybrid DR UNPAD

Kharistya Amaru, Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Email: [email protected]

Edy Suryadi, Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian,Universitas Padjadjaran. Email: [email protected]

Nurpilihan Bafdal, Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran. Email: [email protected]

Fitri Punden Asih, Alumni Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

Abstract

This research aimed for examining the effect of soil moisture toward the amount and efficiency of water application of hybrid maize DR Unpad. This research was conducted in the greenhouse located in Faculty of Agriculture Padjadjaran University, which is situated at about 801 meters above mean sea level. The research method was using the experimental method of Split Plot Design with three replicates. The first factor was the hybrid corn varieties, i.e.: DR-A, DR-B, DR-F, and BISI-2. The second factor was the arrangement of soil moisture, i.e.: 100% field capacity, 90% field capacity, and 80% field capacity.The results showed that there was no interaction between the treatment of maize varieties and soil moisture. On soil moisture maintained at 90% field capacity, the plants has the highest water requiremenst is 345.45 mm/season.It has showed the best plant growth, the yield and water-use efficiency at the highest level at 1.83 g/L. Plants that showed the highest water requirement, the best in growth and yield, in a row are hybrid corn BISI-2, DR-F, DR-A, and DR-B.

Keywords: soil moisture, water requirement, hybrid corn DR Unpad, and field capacity.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelembaban tanah terbaik terhadap jumlah kebutuhan dan efisiensi penggunaan air tanaman jagung hibrida DR Unpad. Penelitian dilakukan di rumah kaca Kebun Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran memiliki ketinggian ± 801 meter di atas permukaan laut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas jagung hibrida, yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: DR-A, DR-B, DR-F, dan BISI-2. Faktor kedua adalah pengaturan kelembaban tanah, yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: kelembaban tanah 100 % kapasitas lapang (KL), 90 % KL, dan 80 % KL. Hasil penelitian menunjukan bahwa antara perlakuan varietas jagung dan kelembaban tanah ternyata tidak terjadi interaksi. Pada kelembaban tanah dipertahankan 90 % kapasitas lapang, tanaman membutuhkan air paling tinggi, yaitu 345.45 mm/musim dan memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tanaman paling baik, serta efisiensi penggunaan air paling tinggi yaitu 1.83 g/L. Tanaman yang menunjukkan kebutuhan air tertinggi, y pertumbuhan dan hasil ang terbaik dalam, berturut-turut adalah jagung hibrida BISI-2, DR-F, DR-A, dan DR-B.

Kata Kunci: kelembaban tanah, kebutuhan air, jagung hibrida DR Unpad, dan kapasitas lapang

Diterima: 08 April 2013; Disetujui: 09 Juli 2013

Page 8: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

117

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Pendahuluan

Sekitar 70% air yang melingkupi seluruh bumi, hanya sekitar 2.5% yang merupakan air segar. Selebihnya adalah air laut atau yang memiliki sifat seperti air laut (Asdak, 1995). Data kementerian PU tahun 2006 menyebutkan ketersediaan air di Indonesia sebesar 15.500 meter kubik per kapita per tahun, jauh lebih tinggi dari tingkat ketersediaan global yang rata-rata hanya 600 meter per kubik. Kalau digambarkan, jumlah air Indonesia mencakup

21% Samudera Pasifik. Akan tetapi, limpahan air Indonesia tidak serta-merta menyelesaikan masalah krisis air bersih yang diprediksi juga akan menimpa dua pulau mayor pada 2015 nanti (Wardoyo, 1987).

Sungai sebagai salah satu sumberdaya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai kegiatan manusia memanfaatkan keberadaan sungai, walaupun di sisi lain terdapat perilaku sungai yang mengancam bahkan membahayakan manusia. Salah satu diantaranya adalah jika pada

Technical Paper

Efektifitas Riverbank Filtration Terhadap Parameter Fisik (TDS) di Sungai Cihideung

Effectiveness Against Riverbank Filtration Physical Parameters (TDS) on Cihideung River

Roh Santoso Budi W., Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Email: [email protected]

Diana Rahayu, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor.Email: [email protected]

Siti Komariah, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor

Abstract

Water is a natural resource that is necessary for the livelihood of many people, even by all living things. Data Ministry of Public Works in 2006 mentions the availability of water in Indonesia amounted to 15,500 cubic meters per capita per year, far higher than the global availability averaged only 600 m3. If drawn, the amount of water covers 21% of Indonesia Pacific Ocean. However, the overflow Indonesia does not necessarily solve the problem of water crisis which is also predicted to fall on two major islands in 2015. The general objective of this research is to develop and implement technological innovations RBF (Riverbank Filtration) to support the needs of irrigation water Watershed Cisadane, making RBF (Riverbank Filtration) as a natural water treatment in Cisadane River area, and water quality data information through RBF (Riverbank Filtration) Cisadane Watershed.

Keywords: clean water crisis, the recovery of water quality, riverbank filtration technology

Abstrak

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Data kementerian PU tahun 2006 menyebutkan ketersediaan air di Indonesia sebesar 15.500 m3 per kapita per tahun, jauh lebih tinggi dari tingkat ketersediaan global yang rata-rata hanya 600 m3. Kalau digambarkan, jumlah air Indonesia mencakup 21% Samudera Pasifik. Akan tetapi, limpahan air Indonesia tidak serta-merta menyelesaikan masalah krisis air bersih yang diprediksi juga akan menimpa dua pulau mayor pada 2015 nanti. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi RBF (Riverbank Filtration) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air irigasi Daerah Aliran Sungai Cisadane, menjadikan RBF (Riverbank Filtration) sebagai pengolahan air yang alami di daerah Sungai Cisadane, dan mendapatkan informasi data kualitas air melalui RBF (Riverbank Filtration) Daerah Aliran Sungai Cisadane. Keluaran yang dari penelitian ini adalah kualitas parameter fisik air dengan pemanfaatan riverbank filtration meningkat karena turunnya parameter fisik TDS.

Kata kunci : krisis air bersih, pemulihan kualitas air, teknologi Riverbank Filtration

Diterima: 13 Mei 2013; Disetujui:15 Agustus 2013

Page 9: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

123

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Technical Paper

Desain Konseptual Penangkap Tandan Buah Sawitdan Pemanfaatan Energi Potensialnya

Conceptual Design of Oil Palm Fresh Fruit Bunches Catchment andIts Potential Energy Utilization

Wawan Hermawan,Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected]

Desrial,Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Email: [email protected]

Muhammad Iqbal Nazamuddin, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rusnadi, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,Institut Pertanian Bogor.

Abstract

In oil palm harvesting, falling fruit bunches have a considerable potential energy, which can be captured and used to power the wheelbarrow in evacuating the fruit bunches. This study was conducted to measure the engineering characteristics of fruit bunches harvesting, determine the best fruit bunches catchment platform material, analyze the potential energy of falling fresh fruit bunch, and design a conceptual design of the catchment platform and evacuation machine. Measurements of the characteristics of the harvesting were done in an oil palm plantation. Four types of fruit catchment platform materials were tested, namely: steel plate, wood board, expanded steel plate and rubber sheet. The results showed that, bunches fell at a distance between 0.6 m to 1.4 m from the tree. Fruit bunches weight was in the range of 16 kg to 32 kg. The rubber catchment platform was superior to the other materials in reducing the scattered loose fruits and bruised fruits. Potential energy of falling fruit bunches were in the range of 0.44-4.44 kJ. Theoretical traveling distance of the wheel barrow powered by the captured potential energy was in the range of 2.27 m - 22.98 m. Based on the data obtained, a conceptual design of catchment platform and evacuation machine was designed.

Keywords: oil palm harvesting, engineering characteristics, potential energy, catchment platform, conceptual design.

Abstrak

Dalam panen kelapa sawit, tandan buah yang jatuh memiliki energi potensial yang cukup besar, yang dapat ditangkap dan digunakan sebagai daya penggerak angkong dalam mengevakuasi tandan buah segar (TBS). Penelitian ini dilakukan untuk mengukur karakteristik teknik panen TBS, menentukan bahan landasan terbaik untuk penangkap TBS, menganalisis potensi energi potensial TBS yang jatuh, dan merancang desain konseptual dari mesin penangkap dan pengangkut TBS. Pengukuran karakteristik panen dilakukan di perkebunan kelapa sawit. Empat jenis bahan landasan tangkapan diuji, yaitu: pelat baja, papan kayu, pelat baja expanded dan lembaran karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tandan jatuh pada jarak antara 0.6 m sampai 1.4 m dari pohon. Berat TBS berkisar antara 16 kg sampai 32 kg. Bahan karet paling baik untuk penangkap TBS dalam mengurangi jumlah buah tercecer dan buah memar. Energi potensial TBS jatuh berada di kisaran 0,44-4,44 kJ. Jarak tempuh teoritis dari angkong yang menggunakan energi potensial yang ditangkap, berada di kisaran 2.27 m - 22.98 m. Berdasarkan data pengukuran, sebuah desain konseptual mesin penangkap dan evakuasi TBS telah dirancang.

Kata kunci: panen kelapa sawit, karakteristik teknik, energi potensial, landasan tangkapan, desain konseptual.

Diterima: 24 Mei 2013; Disetujui: 27 Agustus 2013

Page 10: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

131

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Technical Paper

Difusivitas Panas dan Umur Simpan Pempek Lenjer

Thermal Diffusivity and Shelf Life of Pempek Lenjer

Railia Karneta,Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama, Jl Demang IV Demang Lebar Daun Palembang 30137,

Email: [email protected] Rejo, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,

Jl Raya Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya Palembang 30662Gatot Priyanto,Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,

Jl Raya Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya Palembang 30662Rindit Pambayun,Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,

Jl Raya Palembang-Prabumulih Km 32 Indralaya Palembang 30662

Abstract

The objectives of this research were to study the effect of fish and flour formulation as well as centre point temperature on the thermal diffusivity and shelf life of pempek lenjer. The parameters observed were the temperature of pempek at several position: i.e. (r0) = 0 cm, r1 = 1 cm, r2 = 2 cm, cooking time, change of textural value, total volatile nitrogen and total microbes of pempek during storage. Data temperature distribution was analyzed by using diffusivity at center point model, and random diffusivity models through computer program of Engineering Equation Solver (EES) Ver 8.91. The shelf life data was analyzed by using linear regression to determine the relationship between storage time and the measured variables which was followed by calculating using Arrhenius method to compare the decrease of pempek lenjer quality. The results showed that thermal diffusivity coefficient of pempek lenjer for formula 1 was in the range of 0.321 to 1.515 .10-7 m2/s, for formula 2 was in the range of 0.297 to 1.389.10-7 m2/s, for formula 3 was in the range of 0.378 to 1.471 . 10-7 m2/s and for formula 4 was in the range of 0.2778 to 1.620.10-7 m2/s.The research results showedthat longerstorage time results in lower values of texture, but produced higher value of total volatile nitrogen and total microbes. The lowest Eavaluefrom the measured variablewas totalmicrobes which can be used as the main parameter of deterioration for pempek lenjer during storage. The shelf life of pempek lenjer based on total microbes value was in the range of 27 to 33 hours

Keywords : thermal diffusivity, shelf life, pempek

Abstrak

Tujuan penelitian inimempelajari pengaruh formula ikan dan tepung, serta suhu terhadap difusivitas panas dan umur simpan pempek lenjer. Variabel yang diukur adalah suhu sampel pempek pada titik pusat (r0) = 0 cm, r1 = 1 cm, r2 = 2 cm,lama pemasakan pempek, perubahan nilai tekstur, total volatil nitrogen dan total mikroba selama penyimpanan. Data distribusi suhudianalisis menggunakan model difusivitas panas pada titik sebarang, dan model difusivitas panas pada titik pusat dengan program computer Engineering Equation Solver (EES) Ver 8.91. Data umur simpan dianalisismenggunakan regresi linier untuk melihat hubungan antara lama penyimpanan dengan tekstur, total volatil nitrogen, dan total mikroba yang diukur, dan dilanjutkan dengan perhitungan cara Arrhenius untuk membandingkan penurunan mutu pempek lenjer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien difusivitas panas pempek lenjer pada formula 1 adalah interval 0,321 - 1,515. 10-7 m2/s, pada formula 2 adalah 0,297 – 1,389.10-7 m2/s, pada formula 3 adalah 0,378 – 1,471. 10-7 m2/s, dan formula 4 adalah 0,2778 – 1,620.10-7 m2/s.Semakin lama penyimpanan, tekstur semakin menurun, tetapi total volatil nitrogen dan total mikroba semakin meningkat. Nilai Ea terendah pada total mikroba, sehingga dapat dijadikan parameter kunci kerusakan pempek lenjer selama penyimpanan. Umur simpan pempek “lenjer” berdasarkan total mikroba selama 27 - 33 jam.

Kata kunci : difusivitas panas, umur simpan, pempek

Diterima: 17 Juni 2013; Disetujui: 26 September 2013

Page 11: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

143

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Latar Belakang

Thermoacoustic refrigeration merupakan salah satu metode pendinginan yang saat ini mulai banyak dikembangkan. Alasan dilakukan pengembangan thermoacoustic refrigeration diantaranya adalah: penggunaan komponen yang lebih sederhana, penggunaan energi relatif rendah dan yang paling penting adalah ramah lingkungan (Bao et al, 2006,

Ishikawa et al, 1996). Pada dasarnya, thermoacoustic refrigeration merupakan fenomena perpindahan energi dari dingin ke panas yang dihasilkan dengan membangkitkan medan gelombang akustik disekitar batas benda padat yang diambil dari sebuah stack yang terbuat dari tumpukan benda paralel pada perangkat gelombang berdiri (Marx et al 2006) dalam pengertian yang lebih mudah di pahami adalah gelombang bunyi yang dapat menyebabkan

Technical Paper

Potensi Penggunaan Bambu sebagai Tabung Resonator Thermoacoustics Refrigeration

Potential Use of Bamboo as Resonator Tube of Thermoacoustics Refrigeration

Edy Hartulistiyoso, Staff Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,Email : [email protected]

Muhamad Yulianto, Staff Pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem FATETA-IPB,Email : [email protected]

Irawan Sentosa, Graduate student Departemen Teknik Mesin FTUI,Email: [email protected]

Abstract

Thermoacoustics refrigeration is considered as one of cooling method, which recently developed. This method can be applied for cooling of foods in particular vegetables. The important components in thermoacoustics refrigeration are: resonator tube, Stack, acoustics driver and working fluid. The advantages of thermoacousic refrigeration include the use of relatively simple components, consequent energy saving, and most importantly thing is environmentally friendly. Recent researches has highlighted the necessity to develop resonator tube and stack concerning shape, design, size and basic material which is used to produce resonator tube and stack. This paper comprehensively reviews the current state of technology to develop shape, design, size, and basic material in the development of thermoacoustics refrigeration. It is concluded that the use of bamboo as basic material can be applied with continuing research of its application may lead to the use of thermoacoustic refrigeration for food and vegetables.

Keywords: themoacoustics refrigeration, bamboo, resonator tube, stack, food and vegetables

Abstrak

Thermoacoustic refrigeration merupakan salah satu metode pendinginan yang saat ini banyak dikembangkan. Metode ini dapat diaplikasikan untuk mendinginkan makanan dan sayur-sayuran. Beberapa komponen-komponen penting dalam thermoacoustic refrigeration diantaranya adalah : tabung resonator, stack, pembangkit akustik dan fluida kerja. Keunggulan penggunaan metode thermoacoustic refrigeration sebagai metode pendinginan adalah : penggunaan komponen yang lebih sedikit, penghematan energi, dan yang paling penting adalah ramah lingkungan. Penelitian-penelitian terbaru banyak memfokuskan pada pengembangan tabung resonator dan stack terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan bentuk, design, ukuran dan material dasar yang digunakan pada pembuatan tabung resonator dan stack. Artikel ini secara komprehensif meninjau kondisi perkembangan teknologi yang berkaitan dengan bentuk, design, ukuran dan material dasar pada pengembangan thermoacoustic refrigeration. Artikel ini mempunyai kesimpulan bahwa penggunaan bambu sebagai tabung resonansi dapat diaplikasikan dengan penelitian yang berkelanjutan untuk dapat diaplikasikan juga sebagai thermoacoustic refrigeration untuk makanan dan sayur-sayuran.

Kata kunci: thermoacoustic refrigeration, bambu, tabung resonansi, stack, makanan dan sayur-sayuran

Diterima: 17 Juni 2013; Disetujui: 26 September 2013

Page 12: E-ISSN No. 2338-8439 Vol. 1, No. 1, Oktober 2013web.ipb.ac.id/~jtep/abstrak022013.pdf · Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, ... Binakerta Adiputra,

151

Vol. 1, No. 1, Oktober 2013

Pendahuluan

Ubi jalar merupakan salah satu produk pangan lokal yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan sebagai produk diversifikasi pangan. Di Indonesia ubi jalar termasuk palawija terpenting ke-3 setelah jagung dan singkong (Widowati et al 2002) dengan produktivitas 10-30 ton/hektar. Ubi

jalar juga dapat diolah menjadi beranekaragam produk dan bahan baku industri seperti pati, tepung, saos dan alkohol. Menurut Sarwono (2005), subtitusi terigu dengan tepung ubi jalar pada industri makanan olahan akan mengurangi penggunaan terigu 1.4 juta ton per tahun dan dapat menghemat penggunaan gula hingga 20%.

Technical Paper

Analisis Pengeringan Sawut Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca (ERK)

Drying Analysis of Chopped Sweet Potatoes (Ipomoea batatas L.)by Using the Greenhouse Effect Hybrid Dryer

Dyah Wulandani, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor,Kampus IPB Dramaga, Bogor 16690. Email: [email protected]

Stephani Utari, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor,Kampus IPB Dramaga, Bogor 16690. Email: [email protected]

Abstract

Sweet potatoes processing in to starch need a drying process. Green-house effect solar dryer – rotating rack type is one of the altenative for drying of sweet potatoes due to its higienis and its availability to be used anytime. The objective of the study was to analysis chopped sweet potatoes drying by using rotating rack greenhouse effect solar dryer. The capacity of the drying chamber is 48 kg of chopped sweet potatoes. Three experiments of drying have been conducted: the first drying is without products, the second is drying of products without rotating of rack and and the third is drying of products byimplement the rotating of rack of 45o every 60 minutes. The results of chopped sweet potatoes drying show that drying temperature on the dryer chamber ranged between 31.6oC to 61oC. Drying of product by implement the rotating of rack of 45o every 60 minutes yields the best temperature uniformity. To reduce moisture content from 72.76 %wb to 9.5 %wb it’s needed 13.5 hours, or drying rate of 22.4 %bk/h. The energy consumption of the experiment 3 was 35.15 MJ/kg of moisture evaporated and the drying efficiency was 7.47 %

Keywords: greenhouse effect solar dryer, chopped sweet potatoes drying

Abstrak

Pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi memerlukan proses pengeringan. Pengering efek rumah kaca hibrid tipe rak berputar merupakan alternative untuk mengeringakan ubi jalar sawut karena higienis dan dapat digunakan sepanjang waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengeringan ubi jalar menggunakan pengering efek rumah kaca hibrid tipe rak berputar. Kapasitas pengeringan alat pengering ini adalah 48 kg sawut ubi jalar. Pada penelitian ini dilakukan 3 macam perlakuan pengeringan; percobaan 1, pengujian tanpa beban; percobaan 2, pengujian pengering dengan beban tanpa pemutaran rak; dan percobaan 3, pengujian pengering dengan beban dan rak diputar 450 setiap 60 menit. Hasil pengeringan sawut ubi jalar menunjukkan suhu ruang pada pengering berkisar antara 31.6oC-61.5oC. Perlakuan pemutaran rak sebesar 450 setiap 60 menit (percobaan 3) menghasilkan tingkat keseragaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk menurunkan kadar air sawut ubi jalar dari kadar air 72,8 %bb menjadi 9.5 %bb dibutuhkan waktu 13.5 jam, atau laju pengeringan rata-rata 22.4 %bk/jam. Konsumsi energi untuk menguapkan 1 kg air dari produk adalah 35.15 MJ/kg dengan efisiensi pengeringan sebesar 7.47%.

Kata kunci: pengering efek rumah kaca, pengeringan sawut ubi jalar

Diterima: 04 Juni 2013; Disetujui: 03 September 2013