E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

434
E-ISSN : 2715-5811 i

Transcript of E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Page 1: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

i

Page 2: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

ii

SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS MATARAM

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Ilahi atas

semua rahmatNya, sehingga seminar nasional Pengabdian

dan Pameran Produk Unggulan (PePadU) tahun 2019 ini

dapat dilaksanakan. Seminar nasional ini diharapkan dapat

menjadi media silaturrahim sekaligus wadah sharing

komunikasi atas bentuk dan hasil-hasil pengabdian kepada

masyarakat yang telah dilakukan.

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tridharma perguruan

tinggi yang harus dilakukan oleh dosen dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan.

Selain itu, melalui pengabdian dapat ditemukan permasalahan-permasalahan terkini

yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perguruan

tinggi akan mendapat masukan informasi yang sangat berharga dari baik untuk

memperbaharui kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan stakeholders maupun objek

riset yang “match” dengan permasalahan masyarakat.

Kami menyampaikan selamat melaksanakan seminar, semoga hasil seminar ini

dapat memberikan masukan untuk pengayaan proses pendidikan maupun

pelaksanaan penelitian yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Akhirnya kami berharap, semoga partisipasi kita dalam seminar ini dapat dicatat

sebagai amal ibadah untuk meningkatkan kesejahteraan ummat manusia sehingga

dimasukkan sebagai amal jariyah. Aamiin amin ya Robbal ‘alamiin.

Page 3: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

iii

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT dan PAMERAN

PRODUK UNGGULAN (PePaDu) 2019

Tema :

Inovasi Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Menuju Industri 4.0

Tempat dan Waktu Pelaksanaan :

Hari/tanggal : Kamis, 26 September 2019

Jam : 07.00 WITA s/d Selesai

Tempat : Grand Legi Hotel – Mataram.

Tema Seminar:

1. Inovasi dalam peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat

2. Inovasi dalam pemberdayaan masyarakat berbasis kreativitas

3. Inovasi dalam penerapan teknologi tepat guna

4. Inovasi dalam penyuluhan dari berbagai bidang ilmu

5. Inovasi dalam pelestarian lingkungan hidup

6. Inovasi dalam memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa

7. Inovasi dalam mitigasi dan adaptasi bencana

Steering Committee :

Prof. Dr. Lalu Husni, SH. M.Hum Pelindung

Muhamad Ali, Ph.D Pengarah

Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Muliarta Aryana, MP Penanggung Jawab

Pantia Pelaksana :

Dr. I Nyoman Nugraha Ardana P., SE.,MM Ketua Pelaksana

Rahmi Sri Ramadhani, SE., M.Si Sekretaris

Dr. Siti Aisyah Hidayati, SE., M.Si Bendahara

Sukandi Anggota

Miftahul Mubin, SE Anggota

Dr. Ir. Siti Hilyana, M.Si Sie. Kesekretariatan

Rini Srikus Saptaningtyas, ST., M.Sc Anggota

Ibadur Rahman, S.Kel., M.Si. Anggota

Andre Rachmat Scabra, S.Pi., M.Si. Anggota

Hasan, S.Sos Anggota

Suwarjaya Anggota

Juwaidin, S.Pt Anggota

Page 4: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

iv

https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingpepadu/index

E-ISSN : 2715-5811

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Copyright @ 2019

Dr. Ir. Sadikin Amir, M.Si Sie. Acara

Dr. Embun Suryani, SE., M.Si Anggota

Dr. Siti Nurmayanti, SE., MM Anggota

Fariq Azhar, S.Pi., M.Si. Anggota

Roni Paslan, S. Adm Anggota

Dr. Nurliah, S.Pi, M.Si Sie. Pameran

Indriatno, S.Hut., M.Si Anggota

Maiser Syaputra, S.Hut., M.Si Anggota

Bagus Dwi Hari Setyono, S.Pi, MP Anggota

Dra. Farida Sie Konsumsi & Pubdok

Fathiyah, SE., M.Ak Anggota

Muhammad Tri Ariadi Hendrawan, S.Pd Anggota

Muh. Arya Maulana Syahid, S.Kom Anggota

Dr.Ir. Bambang Budi Santoso, M. Agr.Sc Sie Ilmiah

Dr. H. Ahmad Jupri, M. Eng Anggota

Prof. Dr.Ir. I Made Sudantha, MS Anggota

Dr. Aliefman Hakim, S.Si, M.Si Anggota

Ishaq, ST Anggota

Penerbit : LPPM Universitas Mataram

Tanggal Terbit : 27 Desember 2019

Tersedia dalam versi online :

Page 5: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

v

DAFTAR ISI

Halaman

COVER i

SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS MATARAM ii

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA iii

DAFTAR ISI iv

Tema 1 : Inovasi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Dan Ekonomi Masyarakat

1 Evaluasi Potensi untuk Pendirian Usaha Rumahan sebagai bagian Pengembangan Kewirausahaan di Dusun Koloh Brora 1-9 Baiq Nurul Suryawati, Laila Wardani, Sulaeman Sarmo, Muttaqillah

2

Penyuluhan Dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan Dan

Pengelolaan Keuangan Pasca Gempa Kelompok Pedagang Pengolah Dan Pemasar (Poklahsar) Pantai Gading Kecamatan

Sekarbela 10-20

Endar Pituringsih, Hermanto

3 Pelatihan Pengelolaan Kas Dalam Menjalankan Operasional Paud Gumese Dengan Cost Efektiv Di Desa Giri Tembesi 21-24 Elin Erlina Sasanti, Animah, Aditya Bayu Suryantara

4 Pelatihan Perencanaan Keuangan dan Pasar Modal Bagi Staf dan

Anggota Dharma Wanita Lingkup Bappeda Kota Mataram 25-30 Nina Karina Karim, Siti Atikah, Indria Puspitasari Lenap

5

Variable Costing Solusi Perhitungan Harga Pokok Produk Secara Cermat 31-35 Susi Retna Cahyaningtyas, Sapto Hendri BS, Wahidatul Husnaini, Rahmi Sri Ramadani, Zuhrotul Isnaini

6 Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat 36-41 Lalu Adi Permadi, GA Sri Oktariyani, Iwan Kusuma Negara, Siti Sofiyah Abdul Manan

7 Mewujudkan Desa Wisata Masmas Yang Berkelanjutan (Suistanabality) Dengan Penerapan Akuntansi Jasa 42-55 Lalu Takdir Jumaidi, Biana Adha Inapti, Nungki Kartikasari

8 Inovasi Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Petani Jagung Di

Lahan Kering 56-64 I Komang Damar Jaya, Rosmilawati, I Wayan Suadnya, Sudirman, I Wayan Sudika

Page 6: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

vi

Tema 2 : Inovasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kreativitas

9 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Berbasis Kotoran Sapi

Bagi Kelompok Peternak Desa Sukarema Lombok Timur 65-71 Sarkono, Ernin Hidayati, Faturrahman dan Bambang Fajar Suryadi

10 Inovasi Dan Peningkatan Mutu Produk Jamu Pada Perajin Jamu

Gendong Di Kota Mataram 72-77 Handa Muliasari, Agus Dwi Ananto, Yayuk Andayani

11

Pemberdayaan Dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (Up2K) Di

Kecamatan Woja Kabupaten Dompu 78-82

Syarifuddin, Siti Nurjannah, Akhmad Sauqi

12

Pendampingan Cara Pengolahan Dan Pengemasan Produk Emping Jagung Untuk Meningkatkan Mutu Dan Daya Jual

Produk 83-87

Dody Handito, Satrijo Saloko, I Wayan Swecayasa

13 Penguatan Good Government Badan Usaha Milik Desa : Perencanaan, Pengendalian Internal Dan Aspek Legalitas 88-92 Baiq Rosyida Dwi Astuti, Intan Rakhmawati, Wirawan Suhaedi, D Tiarulla Della Nabila

14 Manajemen Pengolahan Sampah Di Dusun Perendekan Selatan

Desa Giri Sasak 93-96 Sulaeman Sarmo, Imanuella Romaputri Andilolo, Mulyadi, Sri Darwini

15 Manajemen Reproduksi Untuk Memperpendek Interval Kelahiran Pada Ternak Sapi 97-104 I Wayan Lanus Sumadiasa, Chairussyuhur Arman, Adji Santoso Dradjat, Enny Yuliani

Tema 3 : Inovasi dalam penerapan teknologi tepat guna

16

Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Aplikasi E-Zakat untuk

Pembayaran Zakat secara Online pada Staf Pengajar dan Pegawai di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram

105-110

Indria Puspitasari Lenap, Elin Erlina Sasanti, Nina Karina Karim, Nungki Kartika Sari

17 Analysis of Economic Information and Information Technology on Creative Industries in Java, Bali, dan Nusra 111-118 I Made Endra Kartika Yudha, Ida Bagus Putu Purbadharmaja

18 Pelatihan Merancang Media Peraga Dan Pedoman

Operasionalnya Kepada Para Guru Sd Di Kecamatan Gerung 119-127 Ketut Sarjana, Maidowi, Arjudin, Hapipi

Page 7: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

vii

19

Penampilan Genotipe Jagung Unggul Dalam Berbagai Sistem Pengembangan Agroteknologi Di Pulau Lombok Nusa Tenggara

Barat 128-135

I Wayan Sutresna

20

Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Matematika Sd Berbasis Scientific Approach Dan Contextual

Learning Dalam K-13 136-143

I Nyoman Karma, Awal Nur Kholifatur Rosyidah, Ida Ermiana, Nurul kemala Dewi, Siti

Istiningsih, Abdul Kadir Jaelani

21

Pengenalan Paket Teknologi Tanaman Jagung Umur Super

Genjah dan Stay-green Di Kabupaten Lombok Utara 144-152 I Wayan Sudika, I Wayan Suresna, Dwi Ratna Anugrahwati, I Gusti Putu Muliarta

Aryana dan A.A. Ketut Sudharmawan

Tema 4 : Inovasi dalam penyuluhan dari berbagai bidang ilmu

22 Diskusi publik dalam rangka pencegahan Bllying pada Remaja

153-159 Wahyu Sulistya Affarah, Emmy Amalia, Lina Nurbaiti, Hamsu Kadriyan, Pujiarohman

23 Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Pada Lansia

Pensiunan Perum Bulog Cabang Mataram, NTB 160-164 Emmy Amalia, Dian Puspita Sari, Ni Nyoman Geri Putri, Sigit Kusdaryono

24 Skrining Anemia Pada Siswi SMA Negeri 1 Praya

165-169 Ika Primayanti, N N Geriputri, Marie Yuni A, Ario Danianto, M.Rizkinov J, Rika Hastuti S

25 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium Siswa

Smpn 7 Mataram 170-174 IA Sri Adnyani, Ni Made Seniari, Supriyatna, Abdul Natsir, Sabar Nababan, Dwi Ratnasari

26 Literasi Penggunaan Media Sosial Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Secara Bijak Di Kota Mataram 175-180 Eka Putri Paramita, I Wayan Suadnya, Tenri Waru

27 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Guru-Guru MTs/MA NW Boro’

Tumbuh Kecamatan Suralaga Lombok Timur 181-185 Amrullah, Nawawi, Lalu Thohir, Sahuddin, Rizki Kurniawan, H. Lalu Nurtaat

28

Penguatan Peran Dan Strategi Calon Aparatur Pemerintah

Daerah NTB Melalui Analisis Dinamika Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Reformasi Bagi Pengembangan Pembangunan Daerah

186-191

Mala Mardialina, Ahmad Mubarak Munir

29 Pelatihan Skrining Intoksikasi Merkuri Pada Bidan Desa Puskesmas Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat 192-195 Ardiana Ekawanti, Deasy Irawati, Seto Priyambodo, Ima Arum Lestarini

Page 8: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

viii

Tema 5 : Inovasi dalam pelestarian lingkungan hidup

30

Penyuluhan dan Pelatihan Tentang Pembuatan Sistem Irigasi Leb Pipa Pada Jaringan Irigasi Air Tanah Dalam Di Dusun

Arungan Bali Desa Akar Akar Kabupaten Lombok Utara 196-201

I Dewa Gede Jaya Negara, Anid Supriyadi, Atas Pracoyo

31 Penyuluhan Masyarakat Tentang Galian C pada Sungai dan Lahan di Desa Sesaot Kabupaten Lombok Barat 202-206 Ida Bagus Giri Putra, Yusron Saadi, Anid Supriyadi, Salehudin, I Dewa Jaya Negar

32

Penguatan Kesadaran Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan di Kalangan Generasi Muda 207-217 I GNK Yudhyadi, Made Wirawan, Rudy Sutanto, I Gede Bawa Susana, dan Ahmad

Zainuri

33 Sinergisitas Pariwisata Dan Pelestarian Lingkungan Melalui Tata

Kelola Persampahan Di Kawasan Wisata Sesaot 218-222 Luluk Fadliyanti, Diswandi, Mansur Afifi, Tuti Handayani

34

Penetasan Tukik Secara Intensif Menggunakan Media Buatan

(Inkubator) Di Desa Kuranji Kabupaten Lombok Barat 223-232 Maiser Syaputra, Andi Chairil Ichsan, Kornelia Webliana, Diah Permatasari, Febriana Tri Wulandari

Tema 7 : Inovasi dalam mitigasi dan adaptasi bencana

35

Upaya Meningkatkan Kualitas Kopi Dengan Menggunakan Mesin Roasting Kopi Bersama Petani Kopi di Desa Aik Berik Kecamatan

Batukliang Utara 233-236

I Made sudantha, Muhammad Sahlan, Baiq Dewi Surya Winanti

36

Sosialisasi Pengukuran Obsevatorium Rembitan Dan Nurul Bayan Untuk Anomali Magnet Bumi Prediksi Gempa Bumi Pulau

Lombok 237-242

Made Sutha Yadnya, Teti Zubaidah, Abdullah Zainuddin, Bulkis Kanata, Paniran

37

Pelatihan Identifikasi Tingkat Kerusakan dan Upaya Perbaikan Infrastruktur Pasca Gempa di Desa Sambik Bangkol Kecamatan

Gangga Kabupaten Lombok Utara 243-249

Suryawan Murtiadi, Didi S. Agustawijaya, Mudji Wahyudi, Akmaluddin, I Wayan Yasa

38 Penyuluhan Hukum Tentang Perbandingan Sistem Kredit Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Bank Syariah 250-255 Muhaimin, Sumiati dan M. Sood

Page 9: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

ix

39

Pelatihan Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Produk Daur Ulang Bagi Ibu Rumah Tangga Di Desa Sokong

Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara 256-261

Siti Nurmayanti, Dwi Putra Buana Sakti, Junaidi Sagir

40

Penyuluhan Mengenai Jenis, Manfaat, Status dan Ancaman Ekosistem Lamun Di Perairan Pantai Sire, Kabupaten Lombok

Utara 262-266

Ibadur Rahman, Saptono Waspodo, Ayu Adhita Damayanti, Mahardika Rizki Himawan,

Soraya Gigentika

41 Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

267-272 Rahmi Sri Ramadhani, Siti Atikah

Sesi POSTER

42 Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi di SMP Negeri 2 Mataram

273-281 Syahrial Ayub, Muhammad Makhrus, Jannatin Arduha, Ni Nyoman Sri Putu Verawati, Kosim

Kosim

43 Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza Pada Jagung Manis Di Desa Sesait

Kecamatan Kayangan Terdammpak Gempa Lombok Utara 282-290 Wahyu Astiko, Sudirman, Mery Windarningsih, Irwan Muthahanas

44 Pelatihan Bekam Sebagai Pembinaan Keterampilan Bermuatan Sosial,

Ekonomi Dan Keagamaan Bagi Pria Usia Produktif 291-302 Taufiq Ramdani, Muhammad Arwan Rosyadi, Azhari Evendi, Anisa Puspa Rani

45

Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Produk Nata De Soya Berbasis

Rumput Laut 303-307 Rina Kurnianingsih, Nurrijawati, Sonia Ardilla Pebdiani, Suparman, Nurul Zulfa Fitriana, Mursal

Ghazali, Eka S Prasedya, Sri Puji Astuti, Sunarpi

46 Penyuluhan Tentang Kesehatan Telinga Pada Siswa Sekolah Dasar 308-311

Eka Arie Yuliyani, Didit Yudhanto, Rika Hastuti Setyorini, Eva Triani, Indana Eva Ajmala

47

Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Jajanan Bergizi Bagi Siswa

SD di Kota Mataram 312-318 Dewa Nyoman Adi Paramartha, Zainuri Zainuri, Rini Nofrida, Yeni Sulastri, M. Abbas Zaini,

Rucitra Widyasari

48

Edukasi Pangan Aman Bebas Boraks dan Formalin Kepada Siswa Sekolah

Dasar 03 Mataram 319-324 Mutia Devi Ariyana, Moegiratul Amaro, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien Handayani,

Nazaruddin Nazaruddin, Sri Widyastuti

49

Introduksi Metoda Penanggulangan Parasit Pada Benih Kerang Mutiara

Pinctada maxima di Dusun Siung, Desa Batu Putih, Kabupaten Lombok

Barat 325-332

Alis Mukhlis, Muhammad Marzuki, Ibadur Rahman

Page 10: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

E-ISSN : 2715-5811

x

50 Program Pendampingan Aparat Desa dalam Mencetak Desa Melek

Akuntansi 333-340 Herlina Pusparini, Nurabiah Nurabiah, Yusli Mariadi

51 Pengelolaan Limbah Sampah Plastik Dengan Menggunakan Metode

Ecobrick Di Desa Pesanggrahan 341-347 Ahmad Jupri, Anang Juaniardi Prabowo, Baiq Ria Aprilianti, Diya Unnida

52

Sosialisasi Personal Hygiene, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-

Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Kelurahan Rembiga Kota Mataram 348-352 Moegiratul Amaro, Mutia Devi Ariyana, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien Handayani,

Nazaruddin Nazaruddin, Sri Widyastuti

53

Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Biobriket Di Desa Teruwai

Kabupaten Lombok Tengah 353-358 Ida Ayu Widhiantari, Guyup Mahardhian Dwi Putra, Agriananta Fahmi Hidayat, Surya Abdul

Muttalib, Zulhan Widya Baskara, Wahyudi Zulfikar

54

Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Pupuk Kompos Di Desa

Teruwai Kabupaten Lombok Tengah 359-366 Diah Ajeng Setiawati, Joko Sumarsono, Sirajuddin Haji Abdullah, Asih Priyati, Fakhrul Irfan

Khalil

55 Pelatihan dan Sosialisasi Teknologi Pengolahan Jamur Tiram di Desa

Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram 367-372 Ahmad Alamsyah, Eko Basuki, Agustono Prarudiyanto, Siska Cicilia

56 Optimalisasi Lahan Sempit Melalui Budidaya Tumpangsari Genotipe

Kacang Tanah Dengan Jagung 373-380 A Farid Hemon, Sumarjan, Hanafi Abdurachman

57 Penggunaan Benih Bermutu Untuk Meningkatkan Produksi Kacang Tanah

Di Lahan Kering Desa Gumantar Lombok Utara 381-387 Sumarjan, Dwi Ratna

58 Teh Gyrinops : Produk Inovatif dari Istri Petani Desa Duman Kecamatan

Lingsar Kabupaten Lombok Barat 388-396 I Gde Adi Suryawan Wangiyana, Dina Soes Putri

59 Pelatihan Teknik Cuci Tangan (WHO, 2009) Pada Pegawai Di Rumah Sakit

Universitas Mataram 397-400 Linda Silvana Sari, Titi Pambudi Kurniawati, Eustachius H Wardoyo, Rina Lestari

60 Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Keamanan Makanan/Jajanan

Bagi Siswa SD di Mataram 401-407 Yeni Sulastri, M. Abbas Zaini, Zainuri, Rucitra Widyasari, Rini Nofrida, Novia Rahayu

61

Pelatihan Pembuatan Tepung Ikan Di Desa Sanolo Kecamatan Bolo

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat 408-411 Nadirah Karimatul Ilmi, Alis Mukhlis, Sanca Rahmatullah, Anita Prihatini Ilyas, Awan

Dermawan

62 Penyuluhan Mengenai Penanganan Penyakit Pada Ikan Kerapu Di Batu

Nampar, Lombok Timur 412-415 Fariq Azhar, Dewi Putri Lestari, Bagus Dwi Hari Setyono, Andre Rachmat Scabra

63 Pemberdayaan Wanita Pesisir Melalui Olahan Pangan Berbasis Mangrove

di Desa Paremas Kabupaten Lombok Timur 416-424 Sitti Hilyana, Sadikin Amir, Muhammad Marzuki, Ayu Adhita Damayanti

Page 11: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |1

Evaluasi Potensi untuk Pendirian Usaha Rumahan sebagai bagian

Pengembangan Kewirausahaan di Dusun Koloh Brora

Baiq Nurul Suryawati*, Laila Wardani, Sulaeman Sarmo, Muttaqillah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Evaluasi Potensi;

Pengembangan

Kewirausahaan; Usaha

Rumahan

Abstrak: Sebagai salah satu daerah yang terdampak gempa, dusun Koloh Brora, di

Kabupaten Lombok Utara tengah berbenah. Dusun Koloh Berora adalah desa yang

menjadi pembuka sebelum dapat mengakses daerah lainnya yang menjadi tujuan

wisata. Penurunan wisatawan yang drastis, menyebabkan kehidupan warga sekitar

juga kehilangan sebagian besar pendapatannya. Untuk mengembangkan

kewirusahaan maka para perempuan dan masyarakat sekitar dibekali berbagai

keterampilan untuk dapat memulai usaha rumahan. Dikarenakan keterampilan

sederhana yang diberikan menyasar kepada para perempuan di wilayah sekitar,

maka keterampilan membuat jajanan sederhana diajarkan secara berkala pada

perempuan yang berpartisipasi dalam program pengabdian ini. Tahapan pertama

pelaksanaan pengabdian, dimulai dengan melakukan pendataan bagi para

perempuan yang diidentifikasi dapat mengikuti program secara berkelanjutan,

tahapan kedua adalah pelatihan berupa pemberian keterampilan membuat jajanan,

tahapan ketiga adalah musyawarah dengan duduk bersama saling bertukar pikiran

untuk sama-sama mengevaluasi kegiatan sebelumnya. Beberapa usul saran muncul

sebagai hasil diskusi antara lain kurangnya peralatan memadai untuk memulai usaha

mandiri, beberapa masyarakat mengharapkan bantuan berupa peralatan pembuat kue

perorangan, untuk sementara peralatan pembuat kue di berikan kepada salah satu

perwakilan saja.Terdapat indikasi pada saat musyawarah terkait peluang pasar

bekerja sama untuk penjualan difasilitasi oleh salah seorang anggota masyarakat

yang juga bekerja di pondok pesantren di wilayah Menggala. Sebelum memulai

pemasaran lebih lanjut, dilakukan uji coba menjajakan produk di area bukit

perkemahan Dusun Koloh Brora yang saat program dilakukan menjadi pasar

potensial, karena terdapat kegiatan Jambore Pramuka, dimana pelajar yang

tergabung dalam Pramuka dari seluruh Sekolah Dasar dan Menengah yang ada di

Lombok Utara, dari hasil penjualan ternyata hampir 50% kue yang ditawarkan tidak

laku terjual. Adapun jajanan yang ditawarkan sebagai variasi peningkatan

keterampilan adalah bolu kukus, pukis, kue sumping, dan putu ayu. Kejadian di

lapangan ini memberikan umpan balik pada tim pengabdian masyarakat untuk

melakukan studi strategi pemasaran yang lebih kompleks pada konsumen, agar

produk yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu,

kolaborasi tim pengabdian masyarakat dengan mahasiswa KKN di program

berikutnya sebagai perpanjangan dari kegiatan pengabdian masyarakat

diformulasikan sebagai solusi, akan tetapi alokasi dan penugasan dosen pembimbing

lapangan yang sangat terbatas kembali menjadi kendala bagi keberlangsungan

program ini. Sebagai bagian dari pelaksanaan program pengabdian ini, masyarakat

setempat juga disarankan membuat kelompok yang memiliki legal format untuk

menjamin komitmen dari masyarakat, khususnya para perempuan yang menjadi

partisipan dalam program ini.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Lombok Utara dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata, keberadaan

berbagai usaha yang bergerak di bidang pariwisata saat ini sangat erat kaitannya dengan

perkembangan ekonomi nasional. Usaha ini mempunyai kedudukan, potensi dan peranan

Page 12: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |2

yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi. Usaha di industri

pariwisata diharapkan mampu menciptakan atau memperluas kesempatan kerja, distribusi

pendapatan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu menciptakan stabilitas

ekonomi.

Bila kita melihat kejadian bencana alam yang melanda Lombok di tahun 2018,

khususnya Lombok Utara, sebagian besar usaha yang berbasis pariwisata nampak belum

bangkit sepenuhnya. Akan tetapi optimisme tetap dibangun bahwa di kemudian hari Lombok

Utara mampu mempertahankan ketangguhannya dalam menghadapi mundur-nya industri

pariwisata saat ini. Pembinaan dan pengembangan industri pariwisata sudah selayaknya harus

mendapat perhatian pemerintah dan swasta. Bentuk perhatian diwujudkan dalam upaya

pembinaan dan pengembangan seperti penyuluhan, pendidikan pelatihan, motivasi,

konsultasi, pendampingan serta dalam bentuk lainnya yang mengarah pada perbaikan mutu

usaha.

Lebih lanjut di NTB, dusun Koloh Berora menjanjikan berbagai macam potensi

untuk dapat dikembangkan menjadi daerah dengan berbagai usaha berbasis pengembangan

potensi kepwriwisataan. Hal ini didukung dengan banyak potensi alam yang dapat

dikembangkan menjadi berbagai jenis usaha kreatif dan berbasis kerakyatan. Industri

rumahan, kreatif dan kerakyatan memungkinkan banyak masyarakat untuk dapat terlibat di

dalamnya. Fakta yang nampak dilapangan berbanding terbalik, terlihat dari kurangnya usaha

kreatif dan kerakyatan berbasis pariwisata. Melihat kecenderungan masyarakat, umumnya

masyarakat lebih suka membuka kios atau berjualan kelontong. Hal ini dilakukan karena

dianggap mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus, dikarenakan banyaknya

penduduk yang menjalankan usaha yang sama, maka persaingan menjadi ketat dan

keuntungan justru sulit untuk didapat. Potensi-potensi usaha yang berorientasi pada

pengembangan masyarakat seharusnya bisa dilakukan. Oleh karena itu, pendampingan

terhadap warga disekitar daerah pusuk pass perlu dilakukan. Sejalan dengan tujuan program

pengabdian ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H Lalu Paozal, Rabu kemarin (6/2)

dalam kutipan yang diakses melalui https://radarlombok.co.id/dispar-ntb-siapkan-anggaran-

pengembangan-desa-wisata.html mengatakan:

“....anggaran yang diperuntukkan untuk pariwisata ini difokuskan pada

pengembangan desa wisata di wilayah NTB, mulai dari kota hingga ke desa. Hal ini

dikarenakan banyaknya destinasi bagi pariwisata di setiap desa. Salah satunya daerah

perkotaan, yaitu kota Mataram di wilayah Ampenan dan Sekarbela….Selanjutnya di Lombok

Tengah ada juga Desa Sepakek dengan zero waste dan Desa Jurang Sate nanti akan

dikembangkan embrio desa wisata. Untuk di Kabupaten Lombok Utara ada Desa Segentar

salah satu desa budaya di KLU kemudian Senaru yang merupakan desa adat.”

Dusun Koloh Berora, merupakan dusun “pembuka pintu” yang terletak dekat di

wilayah sekitar pusuk yang notabene merupakan daerah pariwisata dan jalan masuk dalam

wilayah Lombok Utara. Banyaknya lahan berbukit memungkinkan pengembangan wahana

pariwisata. Tidak hanya pengembangan wahana pariwisata, kondisi tanah perkebunannya

layak untuk dikembangkan menjadi desa agrowisata. Kesulitan yang dihadapi para penduduk

adalah kurangnya pengenalan terhadap potensi diri, serta pengetahuan tentang berbagai

variasi usaha agar dapat memulai usaha rumahan baik yang menghasilkan barang ataupun

Page 13: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |3

jasa. Selama ini masyarakat sekitar hanya memiliki orientasi akan usaha adalah berdagang.

Berkenaan dengan situasi tersebut, maka pelatihan ini akan dilakukan untuk membantu

penduduk di dusun Koloh Berora untuk mengembangkan potensi usaha mereka untuk

memulai usaha kecil dan usaha kreatif lainnya.

Ada beberapa permasalahan yang nampak di Dusun Koloh Brora yang dapat

diidentifikasi, antara lain:

1. Para perempuan di Dusun Koloh Berora umumnya memiliki keterbatasan

keterampilan, sehingga usaha yang mereka geluti hanya berkisar dagang saja, potensi

berbagai usaha rumahan tidak dimaksimalkan padahal potensi usaha rumahan

memberikan keuntungan yang jauh lebih besar.

2. Para perempuan tersebut tidak memiliki pengetahuan untuk mengenali apa yang

dibutuhkan oleh lingkungan sekitar. Kalaupun sudah ada desa agrowisata Kerujuk,

Dusun Koloh Berora yang merupakan dusun paling dekat dengan area wisata Pusuk

tidak banyak memiliki variasi usaha hanya berjualan hasil kebun seperti durian, air

nira dan sebagainya. Kreativitas masyarakat dan kejelian masyarakat melihat potensi

ini perlu dibantu galakkan.

3. Selain itu, para perempuan ini umumnya langsung menutup usaha mereka apabila

mengalami kemunduran, sehingga perlu diperkenalkan dengan praktek pengenalan

lingkungan persaingan dan mengatasi berbagai persaingan usaha yang mungkin

timbul. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan usaha yang sudah

dirintis.

Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah maka rumusan masalah yang

dapat di observasi adalah minimnya upaya saling bertukar pikiran yang terfasilitasi dari para

perempuan, dan kenyataan bahwa usaha dagang yang paling mudah dijalankan walaupun

sangat sederhana. Usaha dagang tidak memberikan kesempatan para perempuan ini untuk

menambah nilai produk, sehingga keberlangsungan usaha dagang ini dirasa sangat minim.

Mereka cenderung mudah patah arang ketika usaha mereka mengalami kemunduran,

sehingga diharapkan adanya peningkatan keterampilan. Peningkatan keterampilan ini

diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri para perempuan ini untuk menjalankan

usaha rumahan mereka sendiri, seperti berbagai usaha jajanan tradisional.

METODE KEGIATAN

Untuk menguraikan metode kegiatan akan dijabarkan dalam poin Solusi, Target

Luaran, Peta Jalan Pengabdian dan Metode Pelaksanaan yang akan diurai sebagai berikut:

Solusi

Para perempuan di dusun Koloh Berora, umumnya menjalankan usaha dagang karena

dianggap paling mudah, tanpa terlebih dahulu mengenali potensi usaha yang benar-benar

tersedia. Apabila mereka merasa penurunan pendapatan terjadi dalam proses menjalankan

usaha tersebut maka pilihan pertama mereka adalah menutup usaha tersebut, tanpa

melakukan peningkatan kualitas produk. Pembekalan keterampilan membuat jajanan

tradisional untuk memulai usaha kecil rumahan ini di desain dengan teknik yang sederhana,

yaitu menyasar pada dua poin: Poin pertama, yaitu pembekalan keterampilan membuat

Page 14: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |4

jajanan tradisional. Proses ini akan dilakukan dengan cara pelatihan bersamaa, yaitu praktek

membuat jajanan dengan dipandu oleh fasilitator. Peran fasilitator diperlukan untuk

menyediakan peralatan membuat jajanan, bahan-bahan membuat jajanan, pemberian

keterampilan pengemasan yang menarik setiap minggu selama satu bulan penuh. Poin yang

kedua, berkenaan dengan pendampingan pelaksanaan usaha, salah satunya dengan

mendampingi para perempuan tersebut dengan keterampilan memasarkan produk.

Keterampilan memasarkan produk dimulai dengan mengenali lokasi strategis. Keterampilan

pencatatan uang masuk dan keluar secara terpandu juga dilakukan agar para perempuan

tersebut dapat mengevaluasi usaha mereka. Evaluasi usaha secara berkala dilakukan bersama-

sama agar dapat menemukan kelemahan dan kelebihan dari masing-masing kelompok.

Target Luaran

Target luaran dari pembekalan keterampilan membuat jajanan ini adalah usaha

rumahan baru bagi para perempuan yang ada di Dusun Koloh Berora. Para perempuan ini

umumnya mengandalkan pendapatan dari kepala keluarga. Bagi para perempuan yang sudah

memiliki usaha dagang, umumnya usaha dagang dijalankan secara ikut-ikutan dan bersifat

temporer atau sementara saja. Para perempuan yang dimaksud sebagai target adalah: para

perempuan di dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok Utara yang mengikuti program

pembekalan dan merupakan penduduk asli yang didampingi untuk menjalankan usaha

rumahan agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Peta Jalan (Road Map) Pengabdian

Untuk dapat menunjukkan bagaimana pengabddian ini dapat memberi kontribusi

kepada masyarakat di Kabupaten Lombok Utara, maka berikut akan diuraikan apa yang

sudah dilakukan, yang akan dilakukan dan tujuan akhirnya.

Page 15: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |5

Tabel Peta Jalan (Road Map) Pengabdian Pengabdian yang sudah dilakukan Pengabdian yang akan dilakukan Tujuan Akhir

Pelatihan Pengelolaan Modal, Pemasaran,

dan Inovasi bagi Ibu-ibu Rumah Tangga di

Pesisir Tanjung Karang Bangsal-Kota Mataram (2012)

Pembekalan Keterampilan sebagai Upaya

Menstimulus Jiwa Kewirausahaan pada Istri-istri Nelayan di Pesisir Pantai

Ampenan (2013)

Pelatihan Pengelolaan Modal Kerja sebagai

Sumber Pembiayaan Internal untuk

Pengembangan Usaha Kecil di Desa Bentek-Kecamatan Pemenang Barat-

Kabupaten Lombok Utara (2014)

Pendampingan Manajemen Inovasi pada Usaha Pembuatan Gula Aren di Dusun

Bentek Kecamatan Pemenang Barat

Kabupaten Lombok Utara (2015)

Pemberdayaan Perempuan Penjual

Kolang Kaling dan Jamur Melalui Pelatihan Kecakapan Hidup di Desa

Pemenang Barat Kabupaten Lombok

Utara (2016)

Pengenalan dan Praktek Audit Pemasaran

Bagi Para Wanita yang Memiliki Usaha di

Dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok

Utara (2017)

(2019) Pendampingan

Keterampilan untuk Memulai Usaha Kecil

dan Usaha Rumahan

(2021)

Pelatihan Tata

Kelola Organisasi di dalam

Pengembangan

Usaha Kecil dan

Usaha Rumahan

(2020) Pembentukan Kelompok Usaha

Kecil dan Usaha

Rumahan secara

Mandiri

(2022)

Pengelolaan

Keuangan, Aliran

Kas dan Pemanfaatan Utang

untuk Efektivitas

Usaha Kecil dan

Usaha Rumahan

Usaha Kecil dan

Usaha Rumahan

sebagai Kegiatan

Mandiri Perempuan

untuk Peningkatan

Kesejahteraan

Keluarga bagi

Penduduk di Daerah

Marjinal

Pelatihan Pengembangan Strategi

Pemasaran Jasa Untuk Meningkatkan

Variasi Usaha Baru di Wilayah Sekitar

“Pusuk Pass” Lombok Utara (2018)

Page 16: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |6

Metode Pelaksanaan

Metode pembekalan keterampilan ini akan dirancang sedemikian rupa dengan

pengelompokan warga dan penyediaan bahan serta peralatan awal membuat jajanan

tradisional dari tim pengabdian masyarakat. Selain itu, juga akan didampingi dalam

memasarkan serta mengevaluasi hasil usaha agar para perempuan tersebut dapat termotivasi

untuk memiliki usaha. Tim pengabdian masyarakat merencanakan dan mengembangkan

berbagai metode untuk meningkatkan keterampilan para perempuan tersebut. Selanjutnya,

diciptakan suasana yang menyenangkan agar para perempuan tersebut dapat memberikan

informasi dan berpartisipasi secara lugas dengan membantu mereka memasarkan produk

mereka. Beberapa metode brainstorming juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi

beragam informasi dari para perempuan ini berkenaan dengan sedikitnya keterampilan yang

mereka miliki. Selain tim pengabdian, dengan koordinasi dari LPPM program pengabdian ini

juga akan melibatkan mahasiswa KKN. Penempatan dan pengalokasian mahasiswa KKN

serta penentuan Dosen Pembimbing Lapangan akan sepenuhnya dalam kewenangan LPPM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Pada pertemuan

pertama, beberapa anggota masyarakat dikumpulkan untuk mengidentifikasi kesediaan dari

para perempuan di wilayah Dusun Koloh Brora untuk mengikuti program pengabdian ini.

Selanjutnya, pertemuan berikutnya dilakukan praktek bersama pembuatan jajanan rumahan,

yaitu sumping prenggi, bolu kukus, putu ayu, dan pukis. Partisipan datang dan melihat serta

ikut terlibat dalam kegiatan praktek bersama sebagaimana terdokumentasi sebagai berikut:

Gambar 1. Partisipan berdatangan menuju lokasi praktek bersama (kiri) dan Bersama-sama

melakukan praktek membuat jajanan rumahan (kanan)

Semua kegiatan difasilitasi oleh Ibu Hj. Sri Puspawati sebagai penggerak perempuan

di Dusun Koloh Brora melalui Bale Terampil yang digagas untuk meningkatkan keterampilan

masyarakat setempat. Selama kegiatan berlangsung, kendala utama adalah para perempuan

yang notabene adalah ibu rumah tangga membawa serta anak mereka sehingga mereka tidak

konsentrasi dalam mengikuti pelatihan. Banyaknya anak-anak yang memainkan peralatan

pembuatan kue sehingga beberapa peralatan seperti tutup cetakan pukis dan cetakan putu ayu

rusak, selain itu hasil yang sudah jadi habis dibagi-bagi menyebabkan sulit sekali

Page 17: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |7

memberikan penjelasan terkait kalkulasi untung rugi untuk memulai usaha. Meskipun

demikian antusiasme yang ditunjukkan warga menyebabkan proses praktek bersama dapat

berjalan dengan lancar.

Kegiatan berikutnya dilakukan berselang satu minggu setelah praktek bersama, adalah

memberikan informasi terkait evaluasi potensi pendirian usaha. Untuk mengantisipasi

kesulitan dalam memberikan penjelasan, sebagai hasil dari praktek kerja bersama, maka tim

pengabdian mengantisipasi hal tersebut dengan membuat jajanan serupa sesuai dengan yang

dipraktekkan. Jajanan rumahan yang sudah dibuat kemudian sebagian-nya dibagi kepada para

peserta pelatihan praktek kerja bersama. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah

memberikan informasi berupa salinan resep serta mengulas kegiatan praktek bersama yang

sudah dilakukan. Rangkaian kegiatan terdokumentasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2. Penyampaian informasi tentang evaluasi pendirian usaha dengan pengenalan potensi

diri (kiri) dan Fasilitator menjawab pertanyaan dari warga (kanan)

Dalam sesi rembug bersama, beberapa peserta mengutarakan kekhawatiran-nya untuk

memulai usaha, dikarenakan terkendala alat pembuatan kue, modal memulai usaha, dan

kebingungan akan memasarkan usaha mereka. Tim fasilitator mencoba memfasilitasi dengan

mengurai kembali permasalahn tersebut pada masyarakat sebagai bagian dari problem-solved

learning. Salah seorang peserta ada yang memiliki afiliasi dengan pesantren yang ada di

daerah Menggala, dan bersedia untuk memasarkan produk. Selanjutnya, isu yang diungkap

partisipan adalah peralatan kerja, pemilik Bale Terampil, dalam hal ini bu Hj. Sri Puspawati,

mengutarakan bahwa apabila dipinjamkan peralatan, barang inventaris yang dimiliki ternyata

banyak yang rusak dan tidak kembali. Hasil diskusi merumuskan bahwa kalaupun akan

melakukan kegiatan, akan dilakukan secara bersama di Bale Terampil sesuai dengan yang

sudah disepakati. Perihal modal kerja yang juga diungkapkan sebagai kendala, dapat diatasi

seiring dengan adanya upaya pembentukan Koperasi Wanita sedang digagas agar dapat

membantu permodalan bagi rintisan usaha rumahan di Dusun Koloh Brora.

Selanjutnya untuk melaksanakan apa yang sudah direncanakan, sebagian hasil

jajanan rumahan yang sudah diproduksi di kemas dan dijual pada acara Jambore yang saat

pelaksanaan program Pengabdian di Dusun Koloh Brora, sedang berlangsung di Bukit

Perkemahan di area Dusun Koloh Brora. Sehari setelah acara tim pengabdian turun kembali

untuk melihat catatan penjualan, ternyata dari 50 buah jajanan yang terdiri dari 15 buah kue

Page 18: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |8

pukis, 15 buah roti kukus, 10 buah sumping prenggi dan 10 buah putu ayu yang dijual dengan

harga Rp 1000 rupiah/buah, tersisa 30 buah dengan proporsi 10 buah roti kukus, 5 buah roti

kukus, 8 buah sumping prenggi dan 7 buah putu ayu. Hasil ini menunjukkan masyarakat

sekitar tidak menyukai pilihan jajanan yang disediakan. Oleh karena itu, sebagai bagian

rencana pengabdian berikutnya, kegiatan survey pasar diperlukan sebelum melaksanakan

rintisan usaha rumahan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian pemberian keterampilan jajanan dan evaluasi potensi diri untuk

pengembangan kewirausahaan telah dilaksanakan dan dapat berjalan dengan lancar. Dengan

adanya program pengabdian ini diharapkan para perempuan yang berdomisili di Dusun

Koloh Brora dapat terinspirasi untuk memulai usaha. Saran untuk mengembangkan usaha di

Dusun Koloh Brora adalah melakukan koordinasi internal agar dapat mengatasi permasalahan

internal mereka. Koordinasi internal yang dimaksud bertujuan mengakomodir penyediaan

dana mandiri dengan berpartisipasi dan membentuk Koperasi Wanita, secara konsisten

melakukan kegiatan usaha yang lebih terorganisir dengan membagi diri dalam kelompok

produsen dan pemasar. Kesulitan optimalisasi kegiatan ini adalah minimnya kesempatan tim

pengabdian untuk dapat mendampingi warga dalam fase rintisan ini, sehingga saran yang

diberikan adalah dengan mengalokasikan mahasiswa KKN, sebagaimana diketahui untuk

menjadi Dosen Pembimbing Lapangan memerlukan penunjukan dari LPPM, dan tidak semua

dosen dapat menjadi DPL.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberikan dukungan finansial hingga program

ini dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Radar Lombok, 2019, Dispar NTB Siapkan Anggaran Pengembangan Desa Wisata diakses di

https://radarlombok.co.id/dispar-ntb-siapkan-anggaran-pengembangan-desa-

wisata.html

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2012, Pelatihan Pengelolaan Modal, Pemasaran dan Inovasi

bagi Ibu-ibu Rumah Tangga di Pesisir Tanjung Karang Bangsal Kota Mataram,

Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2013 Pembekalan Keterampilan sebagai Upaya Menstimulus

Jiwa Kewirausahaan pada Istri-istri Nelayan di Pesisir Pantai Ampenan, Laporan

Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2014, Pelatihan Pengelolaan Modal Kerja sebagai Sumber

Pembiayaan Internal untuk Pengembangan Usaha Kecil di Desa Bentek-

Kecamatan Pemenang Barat-Kabupaten Lombok Utara, Laporan Pengabdian

PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Page 19: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |9

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2015, Pendampingan Manajemen Inovasi pada Usaha

Pembuatan Gula Aren di Dusun Bentek Kecamatan Pemenang Barat Kabupaten

Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2016, Pemberdayaan Perempuan Penjual Kolang Kaling dan

Jamur Melalui Pelatihan Kecakapan Hidup di Desa Pemenang Barat Kabupaten

Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2017, Pengenalan dan Praktek Audit Pemasaran Bagi Para

Wanita yang Memiliki Usaha di Dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok Utara,

Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2018, Pelatihan Pengembangan Strategi Pemasaran Jasa Untuk

Meningkatkan Variasi Usaha Baru di Wilayah Sekitar “Pusuk Pass” Lombok

Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan

Page 20: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |10

Penyuluhan Dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan Dan Pengelolaan

Keuangan Pasca Gempa Kelompok Pedagang Pengolah Dan Pemasar

(Poklahsar) Pantai Gading Kecamatan Sekarbela – Mataram

Endar Pituringsih*, Hermanto, Prayitno Basuki

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci: Pencatatan Sederhana;

Penyusunan Laporan

Keuangan;Pedagang

Ikan Bakar

Abstrak: Kegiatan penyuluhan dan pendampingan pencatatan pembukuan dan

pengelolaan keuangan pasca gempa kelompok pedagang pengolah dan pemasar

(Pohlaksar) Pantai Gading bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada

kelompok pedagang ikan bakar di Pantai Gading Kecamatan Sekarbela mengenai

pedoman pengelolaan keuangan sehingga dapat menunjang peningkatan pendapatan

pasca gempa. Tujuan lain dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan yang

memadai mengenai bagaimana cara menyusun laporan keuangan terutama

pencatatan pembukuan. Selain itu, kegiatan pengabdian menjadi sarana untuk

meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait penyusunan laporan keuangan

secara sederhana yang dapat dimengerti oleh kelompok Pohlaksar. Kegiatan

pelatihan ini ditujukan pada kelompok pedagang ikan bakar di Pantai Gading

(POKLAHSAR). Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pendekatan pemberian

materi sesuai dengan kebutuhan peserta. Hasil kegiatan memberikan pengetahuan

kepada pedagang ikan Pantai Gading dalam penyusunan laporan keuangan secara

benar, baik perencanaan, pelaksanaan hingga pembuatan laporan keuangan

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian negara maupun daerah terutama Indonesia tidak

terlepas dari kegiatan perekonomian masyarakat. Kegiatan perekonomian tersebut terbentuk

dari berbagai sektor usaha yaitu sektor formal maupun sektor informal. Pertumbuhan sektor

informal selain disebabkan ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap lebih banyak

tenaga kerja, namun juga karena rendahnya pendapatan disektor lain selain perdagangan.

Para pekerja disektor informal memiliki ciri yang berbeda dengan penganggur, yaitu banyak

berasal dari desa, berpendidikan rendah, berumur relatif dewasa dan berkeluarga.

Aktivitas ekonomi berskala kecil atau usaha-usaha sektor informal merupakan

kegiatan yang adaptif terhadap kondisi ekonomi yang buruk. Usaha di sektor informal ini

dapat bertahan karena pada dasarnya menggunakan teknologi yang sederhana, bahan baku

lokal, serta modal yang relatif kecil. Pada satu sisi, sektor informal diakui sebagai sektor yang

menjadi bagian dari sistem ekonomi rakyat kecil, karena dianggap mampu menjadi

penyangga yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja ketika ekonomi sulit atau masa krisis

(Pitoyono, 1999). Usaha berdagang merupakan salah satu alteranatif lapangan kerja informal,

yang ternyata dapat menghasilkan pendapatan serta banyak menyerap tenaga kerja, seperti

berdagang di sepanjang pesisir pantai.

Sektor Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor ekonomi yang

memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan

bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Pada saat krisis

Page 21: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |11

ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama dalam hal

mendatangkan devisa. Akan tetapi sektor perikanan selama ini belum mendapat

perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila sektor

perikanan di kelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap

pembangunan ekonomi nasional serta dapat menegaskan kemiskinan masyarakat Indonesia

terutama masyarakat nelayan dan petani Ikan. (Mulyadi, 2005)

Pedagang ikan yang menjual ikan di pesisir pantai adalah salah satu merupakan

bagian yang sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap

ikan di alam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya

adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau secara

enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat penting untuk

dikonsumsi oleh manusia.

Berkembangnya suatu usaha secara maksimal menuntut tersedianya sektor

penunjang yang dapat mendukung kelancaran usaha yang sedang dijalankan. Salah satu

penunjag tersebut adalah tersedianya bahan baku yang relatif murah, berkualitas dan berdaya

saing sesuai dengan kemampuan konsumen. Dan disamping itu memerlukan juga sumber

daya manusia yang kredibel dan cakap dalam memasarkan suatu barang, disertai dengan alat

pendukung yang memadai dan terpelihara, dan permodalan yang cukup. Faktor-faktor inilah

yang sering menjadi kendala dan permasalahan yang sering terjadi sehingga menghambat laju

perkembangan usaha tersebut.

Kelompok Pegelohan dan Pemasar (POKLAHSAR) bergerak dalam bidang

pengolahan dan pemasar ikan yang tepat di Pantai Gading. POKLAHSAR sendiri mulai

berdiri pada tahun 2016, yang diketuai oleh Fradina Fitiria Ningsih. Hingga tahun 2019,

tenaga kerja sebanyak 33 orang. Kelompok usaha tersebut sudah dapat dikatakan baik dalam

organisasi karena telah memiliki struktur organisasi tersendiri, yang terdiri dari ketua,

bendahara, sekretaris, penasehat, seksi-seksi beserta anggota. Jenis usaha dari kelompok

tersebut yaitu pengolahan hasil, dimana komoditas utama dari kelompok tersebut adalah ikan

bakar seperti ikan tongkol dan ikan besar lainnya. Pedagang ikan bakar ini sendiri akan

berjualan di sepanjang pesisir Pantai Gading.

Pohlaksar memiliki delapan (8) lapak yang khusus untuk ikan bakar. Setiap lapak

terdiri dari empat (4) sampai 5 (lima) orang untuk melakukan penjualan ikan bakar. Namun

terkadang mengambil orang dari luar kelompok untuk membantu dalam penjualan ikan bakar.

Lapak-lapak tersebut memulai penjualan dari jam 06.00 pagi hingga pukul 19.00 malam.

Pada hari senin sampai jumat setiap lapak memperoleh hasil penjualan sekitar Rp. 300.000,-

per hari. Pengunjung yang datangpun biasanya pasangan muda mudi dan pekerja kantoran

yang kebetulan makan siang. Namun pada hari libur seperti hari sabtu dan minggu,

penggunjung yang datang bisa mencapai 2.000 orang dengan pendapatan untuk setiap lapak

Rp. 2 juta yang kemudian dibagi rata dengan angggota di lapak tersebut. Hal ini disebabkan

karena banyaknya pengunjung yang mendatangi Pantai Gading untuk menikmati hari libur.

Namun hasil penjualan pedagang ikan bakar di Pantai Gading mengalami

penurunan pada bulan Agustus bahkan bulan-bulan berikutnya, hal ini dikarenakan pada

pertengahan tahun 2018 terjadi bencana alam yaitu gempa bumi. Sehingga pedagang ikan

sepanjang pesisir pantai sepi pengunjung. Sebelum terjadinya gempa, setiap lapak mampu

Page 22: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |12

menyediakan 250 ekor ikan tongkol dan 35 kg ikan besar. Akibatnya penjualan ikan bakar

yang dilakukan oleh pedagang masih belum kondusif hingga sekarang.

Adanya penurunan penjualan yang terjadi, menyebabkan pedagang ikan harus

pandai dalam mengelola pendapatan yang diperoleh. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan

rumah tangga. Pencatatan serta pengeolaan keuangan untuk usaha yang dilakukan oleh

pedagang ikan sendiri masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

pengetahuan yang dimiliki oleh pedagang ikan terkait pencatatan atas penjualan. Tidak semua

pedagang ikan dapat mengelola keuangan mereka sendiri dengan baik, sehingga para

pedagang tersebut tidak memiliki pengetahuan berapa keuntungan ataupun rugi yang mereka

peroleh.

Permasalahan ini diperkuat oleh pernyataan Presiden Direktur Prudential Indonesia

William Kuan menyatakan bahwa “di Indonesia banyak menjalankan usaha kecil. Meski

demikian, yang memiliki akses pengetahuan keuangan baik masih sedikit”. Hal ini

disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan. Melihat permasalahan yang ada tentunya

hal ini membutuhkan solusi dengan mengadakan pelatihan bagi para pedagang terutama

pedagang ikan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Sehingga dapat membantu

meningkatkan taraf pendapatan pedagang. Oleh karena itu, melalui Tim Pengabdian Kepada

Masyarakat Magister Akuntansi Universitas Mataram menilai perlu melakukan penyuluhan

mengenai pengelolaan keuangan pada pedagang ikan, penyuluhan yang diselenggarakan oleh

Dosen Unram ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang ikan untuk

mengelola keuangan dengan baik sehingga dapat meningkatka pendapatan serta

mensejahterakan anggota keluarganya.

METODE KEGIATAN

Adapun metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada masyarakat ini dilakukan

dengan metode Ceramah, tutorial, dan diskusi. Pengabdian ini melibatkan 2 orang mahasiswa

magister akuntansi dalam pelaksanannya. Adapun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

1. Langkah 1 (Metode Ceramah)

Peserta diberikan penyuluhan tentang kiat sukses berwirausaha dan pedoman

pengelolaan keuangan untuk usaha mikro seperti pedagang ikan Pantai Gading.

2. Langkah 2 (Metode Tutorial)

Peserta pelatihan diberikan latihan singkat tentang akuntansi dengan praktek secara

langsung dengan cara melakukan pendampingan tentang cara membuat laporan

keuangan untuk usaha kecil.

3. Langkah 3 (Metode Diskusi)

Peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan dan mendiskusikan permasalahan

yang dihadapi dalam pengelolaa keuangan.

Secara lengkap tahapan kegiatan pelatihan dan edukasi disajikan pada Gambar di

bawah ini.

Langkah 2 Metode Tutorial

1. Peserta pelatihan diberikan latihan singkat tentang akuntansi dengan

praktek secara langsung.

Langkah 1 Metode Ceramah

5. Peserta diberikan penyuluhan tentang berwirausaha dan pedoman

pengelolaan keuangan untuk kelompok usaha seperti pedagang

ikan Pantai Gading

Page 23: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |13

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian dilakukan di Pantai Gading pada hari Selasa 20 Agustus 2019

pada pukul 14.00 Wita. Peserta pengabdian dihadiri oleh 32 peserta kelompok Pohlaksar

Pantai Gading Kecamatan Sekarbela-Mataram. Sebelum kegiatan pengabdian dilakukan, tim

pengabdian telah melakukan pemberitahuan informasi secara langsung kepada ketua

kelompok yang kemudian disampaikan pada setiap anggota kelompok. Selanjutnya kegiatan

pengabdian ini dilakukan dengan mempresentasikan materi mengenai pencatatan pembukuan

dan pengelolaan keuangan kepada peserta, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi

antara pemateri dan peserta pengabdian.

Beberapa materi telah dipersiapkan dalam bentuk handout yang dibagikan pada

peserta pengabdian yang bertujuan untuk mempermudah peserta dalam memahami pokok

bahasan yang akan diberikan oleh pemateri. Pemberian materi ini akan dilakukan dengan cara

presentasi oleh pemateri dengan menampilkan slide powerpoint yang secara lengkap akan

disajikan pada lampiran. Adapun materi yang diberikan secara garis besar adalah tentang

“Pencatatan Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan”, dan secara khusus materi yang

disampaikan antara lain:

Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan

menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat

digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan

suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing “accounting” artinya

menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh

kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa

bisnis.

Adapun beberapa fungsi akuntansi secara umum, yang diantaranya sebagai berikut ini:

Page 24: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |14

Untuk mengetahui dan menghitung laba maupun rugi yang telah didapat oleh

perusahaan.

Untuk memberikan informasi yang dapat berguna bagi manajemen perusahaan.

Dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing pihak yang memiliki

kepentingan dalam suatu perusahaan, baik itu pihak internal ataupun eksternal.

Untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai macam aktivitas yang terjadi pada

perusahaan.

Dan untuk membantu perusahaan dalam mencapai targetnya yang senelumnya

telah ditentukan.

Siklus akuntansi adalah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat

dipertanggungjawabkan dan diterima. Banyak sekali perusahaan terutama untuk perusahaan

kecil dan menengah yang mencatat keuangan hanya sebatas mencatat jumlah pengeluaran

dan pemasukan secara sederhana. Informasi belum bisa dijadikan dalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan operasional usaha. Informasi akuntansi dapat dihasilkan

melalui siklus akuntansi. Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses

akuntansi yang panjang.

Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut

sebagai siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan

keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum. Prinsip-prinsip dan

kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari segala sesuatu

yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu periode tertentu. Pada

umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan

keuangan perusahaan. Dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup

atau sampai pada jurnal pembalik.

Pencatatan Pembukuan

Kegiatan suatu usaha (bisnis) penting untuk dilakukan pencatatan. Organisasi

memerlukan pencatatan aset (harta) yang dimiliki (kewajiban), ekuitas (modal sendiri),

pendapatan dan biaya selama operasi dijalankan dalam satu periode. Pencatatan sangat

diperlukan karena dapat memberikan gambaran apa yang terjadi selama periode tersebut.

Pembukuan dalam perusahaan bisnis adalah dasar dari sistem akuntansi. Menurut UU

Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28, pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan

secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan

barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan

laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.

Page 25: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |15

Terdapat beberapa metode umum dalam pembukuan yaitu sistem pembukuan

masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan. Kedua sistem ini dapat dilihat sebagai

pembukuan nyata. Sistem pembukuan masukan-tunggal adalah sumber catatan pembukuan

primer seperti buku kas. Hal ini sama dengan daftar rekening koran dan menempatkan

pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun pendapatan dan pengeluaran. Sistem ini

bekerja hanya jika Anda bergerak dalam perusahaan kecil dengan volume transaksi yang

rendah. Sedangkan Sistem Berpasangan cocok untuk perusahaan berukuran besar dan

memiliki kompleksitas. Dengan sistem ini, Anda dapat membuat dua entri untuk setiap

transaksi. Debit dibuat ke satu akun dan sebuah kredit dibuat ke akun lainnya. Ini adalah

kunci dari sistem berpasangan. Bentuk pembukuan ini lebih baik daripada pembukuan

masukan-tunggal.

Berikut ini adalah beberapa manfaat penting dari aktivitas pembukuan keuangan bagi

kondisi bisnis:

Mengetahui Besarnya Keuntungan atau Kerugian

Hal ini bisa disebut sebagai hal terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis. Karena

memang dalam menjalankan sebuah bisnis yang dicari ialah keuntungan. Jika terjadi kerugian

maka haruslah segera dicari solusi pemecahannya agar tidak selalu mengalami kerugian yang

bisa berimbas pada matinya atau berakhirnya bisnis yang telah dijalankan. Dengan

mengetahui setiap transaksi yang ada pada setiap harinya serta mengetahui arus distribusi

uang dan barang dalam perusahaan, maka Anda dapat mengetahui estimasi untung yang akan

didapat atau rugi yang akan diderita. Dari pencatatan setiap transaksi yang ada, maka akan

terdapat angka-angka yang bisa menunjukkan bagaimana perkembangan keuangan bisnis.

Mengetahui Setiap Transaksi yang Dilakukan Oleh Perusahaan

Fungsi primer dari pembukuan adalah untuk mengetahui setiap transaksi yang

dilakukan di dalam perusahaan. Tak akan ada satu transaksi pun yang terlewat atau tidak

tercatat. Dalam hal ini dibutuhkan ketelitian untuk melakukan pencatatan. Pencatatan yang

teliti dan rapi sangatlah memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan bisnis yang

dijalankan. Dengan mengetahui transaksi apa saja yang ada pada hari itu maka akan diketahui

bagaimana distribusi uang pada hari itu, kemana uang itu pergi, dan dari siapa saja uang itu

keluar. Tidak hanya distribusi uang namun juga mengetahui distribusi barang. Berapa banyak

jumlah barang yang telah dikeluarkan pada hari itu dan berapa banyak pula barang yang telah

dimasukkan ke dalam perusahaan.

Bahan Penilaian Bisnis

Pembukuan bisnis ialah sebuah rekaman tentang segala aktivitas yang ada di dalam

perusahaan. Dari rekaman ini akan didapat gambaran bagaimana bisnis yang telah dijalankan

dalam perusahaan tersebut. Apakah membawa dampak yang baik seperti diperolehnya laba

atau justru hanya membawa kerugian. Jika telah didapat laba maka akan dicari dan disusun

strategi untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis agar tetap bisa memberikan

keuntungan. Apakah akan tetap memakai cara dan startegi yang lama dengan beberapa kali

penyesuaian atau memakai cara dan strategi yang baru.

1. Laporan Keuangan

Page 26: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |16

Pencatatan kegiatan transaksi keuangan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh

para pelaku usaha, mulai dari owner, manager, supervisor, operator dan akuntan. Kegiatan

pencatatan keuangan ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja, melainkan usaha

kecil dan menengah juga harus memiliki dan membuat catatan keuangan baik harian

mingguan bulanan karena kegiatan ini sangat penting terhadap masa depan usahanya. Jika

sebuah usaha atau bisnis dijalankan tanpa memiliki informasi atau catatan yang jelas dan

detail tentang arus kas, pendapatan, pengeluaran, biaya-biaya, hutang dan lain-lain. Maka

akan dipastikan terjadi ketidakseimbangan dan kerancuan antara pemasukan dan pengeluaran.

Jika sudah terjadi hal tersebut maka tinggal menunggu waktu saja usaha tersebut akan gulung

tikar / bangkrut.

Laporan keuangan merupakan catatan atau riwayat tentang informasi kegiatan

keuangan perusahaan pada suatu waktu akutansi (waktu tertentu), yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga bisa

diartikan sebagai catatan informasi keuangan perusahaan yang telah disusun rapi guna

mengevaluasi kinerja perusahaannya, dimana informasi tersebut untuk memenuhi pihak yang

memakainya. Namun, didalam laporan keuangan juga tidak memberikan semua informasi

yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan ekonomi karena isi dari laporan keuangan

hanya untuk menggambarkan secara umum pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu dan

tidak ada kewajiban untuk menyediakan informasi non finansial. Laporan keuangan yang

sederhana akan berisi:

Neraca

Laporan neraca adalah laporan yang berisi gambaran posisi aktiva, kewajiban/hutang

serta modal pada periode waktu tertentu yang telah ditentukan. Neraca dapat disusun

setiap saat maupun interval waktu tertentu.

Laporan laba rugi

laba rugi merupakan selisih, baik positif maupun negatif yang hasilkan dari kegiatan

operasional dan non-operasional perusahaan selama periode waktu tertentu.

Laporan arus kas

Laporan Arus Kas adalah kegiatan transaksi yang berdampak pada materil yang tidak

diperkirakan terjadi berulang kali dan kejadian tersebut juga tidak dianggap sebagai hal

yang berulang dalam proses operasional di dalam perusahaan

Adapun karakteristik dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Relevan

Untuk bisa dikatakan relevan, maka laporan keuangan harus menyajikan informasi yang

dapat mempengaruhi pemakai agar membantu mengevaluasi aktivitas masa lalu maupun

sekarang dan dapat memprediksi masa yang akan datang serta menegaskan hasil dari

evaluasi masa lalu. Syarat-syarat informasi laporan keuangan yang relevan:

Mempunyai manfaat umpan balik, laporan keuangan memberi ruang kemungkinan

pengguna untuk dapat mengoreksi kebijakan mereka di masa lalu.

Mempunyai manfaat prediktif, laporan keuangan mampu membantu pemakai agar dapat

meramalkan keadaan masa yang akan datang berdasarkan data yang telah diambil pada

masa lalu.

Page 27: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |17

Tepat waktu, informasi disajikan secara tepat waktu sehingga berpengaruh serta berguna

dalam pengambilan keputusan.

Lengkap, informasi keuangan harus disajikan selengkap mungkin mencakup semua hal

yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan.

Andal

Tidak hanya membutuhkan relevansi, namun informasi dalam laporan keuangan juga

harus terhindar dan terbebas dari pemahaman yang menyesatkan dan kesalahan material.

Laporan juga seharusnya menyajikan data secara jujur dan bisa diverifikasi. Karakteristik

informasi yang andal memenuhi 3 unsur sebagai berikut:

Penyajian jujur, informasi yang disampaikan secara jujur baik transaksi ataupun kegiatan

dan kejadian lainnya.

Dapat diverifikasi, laporan keuangan harus bisa diujikan dan jika pengujian dilakukan

oleh pihak berbeda maka hasilnya tak jauh berbeda.

Netralis, artinya laporan keuangan tidak memihak pihak-pihak tertentu.

Dapat dibandingkan

Pemakai harus bisa membandingkan laporan keuangan entitas antar waktu/periode untuk

meneliti kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta perubahannya secara relatif.

Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun ekternal. Secara internal bisa

dilakukan jika suatu entitas memakai kebijakan akuntansi yang sama tiap tahunnya.

Supaya informasi yang diberikan bisa dibandingkan, maka penyajian laporan keuangan

minimal harus dilakukan dua periode atau dua tahun anggaran.

Dapat dipahami

Pelaporan keuangan harus bisa dipahami dan diinterpresentasikan oleh penerima. Oleh

karena itu, semua informasi-informasi harus disajikan sejelas mungkin. Tidak hanya

jelas, dalam pennyajiannya juga harus menggunakan format/bentuk dan istilah yang

dimengerti oleh penerima.

Setelah mendengarkan ceramah tentang pencatatan pembukuan dan pengelolaan

keuangan, maka bagian kedua adalah memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan

untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan bersama dengan tim pengabdian dan

melibatkan partisipasi aktif dari peserta pengabdian. Beberapa pertanyaan yang diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Pohlaksar sebelumnya telah memiliki pencatatan pembukuan, namun masih

secara sederhana. Bagaimana bentuk pencatatan dan pengelolaan keuangan untuk usaha

kelompok Pohlaksar agar dapat menentukan laba/rugi?

2. Kira-kira hal-hal apa saja yang harus kami lakukan sehingga usaha Pohlaksar tetap

berjalan dan mendapat banyak pengunjung?

3. Apakah kelompok pohlaksar bisa melakukan pinjaman kredit untuk menambah modal

dalam menjalankan usaha?

Dalam menanggapi pertanyaan dari peserta pengabdian, tim pengabdian memberikan

penjelasan terkait pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan. Berikut adalah

ringkasan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta pengabdian:

Page 28: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |18

1. Dalam rangka untuk mengembangkan usaha, pembukuan menjadi salah satu faktor

penting ketika menjalankan suatu usaha. Namun terkadang usaha sulit berkembang

karena sistem akuntansi yang kurang dalam suatu kelompok usaha. Hal ini disebabkan

karena kelompok usaha hanya memikirkan keuntungan saja, usaha yang dilakukan bisa

berjalan dan berkembang. Pembukuan merupakan proses pencatatan seluruh transaksi

yang terjadi selama periode tertentu baik transaksi pendapatan, pengeluaran maupun

transaksi penjualan. Kelompok usaha seperti Pohlaksar dapat melakukan pencatatan

pembukuan yang sederhana karena transaksi yang dilakukan hanya sedikit. Salah satu

yang harus dilakukan pencatatan pembukuan yaitu modal yang digunakan untuk usaha,

kemudian mencatat segala transaksi seperti jumlah ikan serta harga perolehan ikan yang

dijual serta pendapatan yang diperoleh selama sehari melakukan transaksi penjualan.

Beberapa kelompok usaha enggan untuk melakukan pencatatan untuk pembukuan. Ada

beberapa hal yang menyebabkan kelompok tersebut enggan untuk mencatat segala

transaksi, yaitu:

Ribet, hal ini disebabkan karena beberapa kelompok usaha tidak memiliki pengetahuan

tentang akuntansi

Biaya, kelompok pengusaha memerlukan biaya untuk membiayai orang lain yang

mampu untuk melakukan pencatatan walaupun pencatatan yang dilakukan sederhana

Waktu, menganggap bahwa tidak memiliki waktu untuk mencatat transaksi yang pada

dasarnya bisa dilakukan secara sederhana

Oleh karena itu, kelompok usaha Pohlaksar dapat menggunakan pencatatan pembukuan

paling sederhana. Sehingga dapat mengetahui besar keuntungan yang dimiliki selama

satu hari penjualan ikan bakar. Selain itu juga, setiap lapak dapat dengan mudah

membagi pendapatan tiap anggota pada lapak tersebut.

2. Terkadang banyak orang yang bingung memikirkan bagaimana cara mengembangkan

usaha yangs selama ini dijalankan. Salah satu masalah dalam berwirausaha adalah ketika

jumlah pengunjung yang tidak bertambah serta pendapatan yang berkurang. Tentu saja

sebagai kelompok usaha harus tetap memikirkan ide-ide baru yang dapat menyelesaikan

masalah dalam berwirausaha. Selain itu banyaknya saingan membuat kelompok usaha

harus mampu menemukan inovasi baru yang dapat mempertahankan usaha tersebut. Hal-

hal yang harus diperhatikan adalah (1) mental kelompok usaha, dimana anggota

kelompok harus memiliki keberanian dalam mengumpulkan modal untuk

mengembangkan usaha. Memikirkan bagaimana cara agar menarik pengunjung, apalagi

pasca gempa kelompok usaha harus memiliki mental yang berani untuk mulai

melanjutkan usaha ditengah-ditengah isu gempa susulan dan akan terjadinya tsunami.

Selanjutnya (2) kelompok usaha Pohlaksar dapat memikirkan inivasi baru sehingga

usaha tidak berdiam diri ditempat. Seperti tidak hanya menjual ikan bakar, mungkin

dapat ditambah beragam pilihan cara memasak ikan serta makanan lain mungkin bisa

ditambahkan dalam menu. Yang (3) kelompok usaha dapat terus belajar untuk

meningkatkan usaha. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan memahami

pencatatan pembukuan serta pengelolaan keuangan dengan membuat laporan keuangan

sederhana. Hal tersebut dapat membantu dalam menetukan keputusan untuk selanjutnya.

Dan yang terakhir (4) yang harus diperhatikan tentu saja kebersihan. Apabila tempat

Page 29: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |19

usaha bersih, para pengunjung akan merasa senang dan nyaman ketika menikmati hari

libur.

3. Modal merupakan salah satu faktor utama dalam memulai usaha. Apabila modal tidak

cukup maka kemungkinan usaha dapat terhenti di tengah jalan. Apakah bisa melakukan

pinjaman? Melakukan pinjaman sah-sah saja dilakukan. Banyak lembaga-lembaga yang

menyediakan pinjaman misalnya bank ataupun koperasi. Terdapat beberapa

pertimbangan ketika ingin melakukan pinjaman seperti (1) alasan membutuhkan uang,

jika modal sedikit dapat membantu menambah modal usaha, (2) kemampuan dalam

membayar hutang, (3) perhatikan tingkat bunga, dan (4) pertimbangkan tempat untuk

melakukan pinjaman. Namun apabila kelompok usaha Pohlaksar memiliki modal yang

cukup untuk mengembangkan usaha, maka tidak perlu untuk mengajukan pinjaman. Jika

ingin mengajukan pinjaman dapat mempertinmbangkan hal-hal diatas sehingga dapat

mengurangi risiko ketika melakukan pinjaman uang.

Secara umum kegiatan ini berjalan dengan sangat baik. Beberapa indikator untuk menilai

keberhasilannya adalah tingkat kehadiran peserta yang sangat tinggi, animo yang besar

untuk mengikuti kegiatan, tanya jawab yang aktif dan interaksi dua arah yang baik

selama proses diskusi berlangsung. Sehingga diharapkan kegiatan Penyuluhan dan

Pendampingan Pencatatan Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan tetap dilakukan guna

membantu dalam memberikan pemahaman yang baik bagi kelompok usaha Pohlaksar di

Pantai Gading. Beberapa hal yang masih kurang baik dalam pelaksanaanya akan

ditingkatkan pada kegiatan mendatang, seperti praktik langsung dalam bentuk pencatatan

pembukuan keuangan

KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan dan

Pengelolaan Keuangan adalah memberikan pengetahuan bagi kelompok Pohlaksar Pantai

Gading terkait pengelolaan keuangan dan cara membuat pencatatan pembukuan serta

penyusunan laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pasca gempa.

Kegiatan ini melibatkan 32 peserta kelompok Pohlaksar Pantai Gading khususnya penjual

ikan bakar.

Pendekatan ceramah, tanya jawab dan diskui dengan melibatkan partisipasi aktif

dengan peserta pengabdian, serta menelaah pengelolaan keuangan yang dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan kelompok Pohlaksar terkait pencatatan pembukuan dan

pengelolaan keuangan. Materi yang disampaikan oleh pemateri kemudian didiskusikan dalam

kegiatan antara lain: pengenalan mengenai akuntansi, pencatatan pembukuan, pengelolaan

keuangan serta macam-macam laporan keuangan.

Hasil kegiatan pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan diharapkan dapat

membantu kelompok Pohlaksar Pantai Gading dalam meningkatkan pendapatan setelah

terjadinya bencana alam yaitu gempa bumi pada pertengahan Agustus 2018. Adapun

indikator keberhasilan yang digunakan dalam kegiatan adalah tingkat kehadiran peserta

pengabdian yang sangat tinggi, animo yang besar untuk mengikuti kegiatan, tanya jawab

yang aktif serta interaksi dua arah yang baik antara tim pengabdian dan peserta selama proses

Page 30: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |20

diskusi berlangsung. Oleh karena itu, kegiatan pendampingan diharapkan selalu dilakukan

untuk membatu dalam memberikan pemahaman yang lebih baik kepada kelompok usaha

Pohlaksar. Beberapa hal yang masih kurang baik dalam pelaksanaannya akan ditingkatkan

pada kegiatan mendatang, seperti praktik dalam pencatatan pembukuan dan pembuatan

laporan keuangan.

Ucapan Terima Kasih

Tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Badan Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi dan

Bisnis (BP2EB), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis melalui sumber dana BLU (PNBP)

Universitas Mataram yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada tim pengabdian

untuk melakukan kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Ir. H. MA. 2003. Urban Hidden Economy Peran tersembunyi Sektor Informal

Perkotaan, Lembaga Penelitian ITS: Surabaya.

Baihaqi, Ahmad. 2013. Akuntansi yang Sederhana (untuk UKM).

Darmayasa, I. Nyoman. 2012. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha

UKM Mitra Binaan. Bali: PT. Jasa raharja (Persero).

Desmintari., Husnah. N.L., Ayunita. A.S. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan

Manajemen dan Pembukuan Akuntansi Sederhana bagi Pelaku UKM Pertanian di

Depok. Prosiding Seminar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat. Vol 2 No. 2.

Lipsey, G. R. 2002. Pengantar Mikro Ekonomi I Jilid I. Diterjemahkan oleh Jaka, A. W dan

Kirbrandoko. Erlangga: Jakarta.

Maulani, Terra.S., Dialysa, Fia., Prawirasasra, Kannya. P. 2016. Pelatihan Pembukuan

Keuangan Sederhana dan Motivasi Kewirausahaan pada Kelompok Usaha

Makanan Keluarahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Bandung. Jurnal

Dharma Bhakti STIE Ekuitas. Vol. 1 No. 1.

Nina Kurnia Dewi. 2006. Pembukuan Sederhana Bagi Wirausaha. (ditulis untuk sebuah acara

temu wirausaha muda di Jakarta, Juni 2006)

Karafir. 2007. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Shochih, Moh. 2008. Perancangan Sistem Akuntansi pada Industri Kecil . Jurnal

Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol . VI No. 1 Hal . 98-109. Yogyakarta:

Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Side, Sumiati., Hardin., Darmianto. 2013. PKM Kelompok Pengering Ikan di Desa Manera

Kecamatan Salomekko Kabupaten Bbone Provinsi Sulawesi Selatan. Proseding

Seminar Nasional: Universitas Negeri Makasar.

Sukirno, S. 2013. Mikro Ekonomi (Teori Pengantar). PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Suparman, Ali., Febi, Inggriyani., Muhhamad, Pauzy. 2018. Pelatihan Pembukuan Sederhana

bagi Pelaku Usaha Kerajinan Anyam Mendong Kecamatan Rajapolah Kabupaten

Tasikmalaya. Universitas Pasundan

Page 31: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |21

Pelatihan Pengelolaan Kas Dalam Menjalankan Operasional Paud Gumese

Dengan Cost Efektiv Di Desa Giri Tembesi

Elin Erlina Sasanti*, Animah, Aditya Bayu Suryantara

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Kas; Laporan

Keuangan;

Transparansi

Abstrak: PAUD Gumesa berlokasi di Dusun Gumasa selatan didirikan pada tahun

2009. PAUD ini didirikan dengan tujuan mencerdaskan masyarakat tetapi pada tiga

tahun terakhir ini pengelola merasa terjadi penurunan minat terhadap PAUD, hal ini

terjadi karena minimnya pengetahuan pengelola di dalam mengelola kas, sehingga

tidak mampu mengelola kas dengan benar. Tujuan dari kegiatan pengabdian

masyarakat adalah : 1) memberikan pemahaman pembukuan sederhana berupa kas

masuk dan kas keluar 2) melakukan pencatatan pada buku penerimaan kas, dan

pengeluaran kas 3)memberikan pemahaman pencatatan kas menggunakan program

excel sehingga dapat menyusun laporan keuangan dengan cepat dan transparan serta

akuntabel. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di PAUD Gumese Desa Giri

Tembesi Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat selama 2 hari dengan

jumlah peserta 20 orang. Metode yang digunakan adalah partisipatori rural approach

berupa pelatihan dan pendampingan. Hasil pengabdian yaitu pengurus PAUD dapat

melakukan pencatatan kas masuk dan kas keluar baik secara manual maupun dengan

menggunakan program excel, sehingga penyusunan laporan keuangan menjadi

mudah dan cepat sehingga transparansi dan akuntabilitas keuangan dapat terwujud.

Korespondensi: -

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memegang peranan sangat penting pada

pembentukan generasi penerus bangsa indonesia di masa depan. Paud Gumese yang dimiliki

oleh Yayasan Sa’adatuddarain didirikan sejak tahun 2009. Pengelolaan sebuah PAUD ini

memerlukan dana yang cukup besar meskipun pemerintah membantu biaya operasional

sekolah yang besarannya tergantung pada jumlah murid di sekolah tersebut. Bagi PAUD

yang berada di kota besar masalah dana hamper tidak menjadi masalah karena biaya

operasional sekolah seringkali ditanggung oleh wali murid dan hamper tidak ada keluhan

mengenai besaran biaya yang dibebankan. Hal ini berbeda dengan PAUD Gumese, apabila

iuran kepada murid dinaikkan, maka akan banyak anak-anak dsun gumese yang tidak sekolah

PAUD tetapi jika biaya yang dikenakan terlalu murah, maka akan menimbulkan masalah di

dalam operasional sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan agar sekolah

mampu menutup biaya operasional sekolah baik itu sifatnya fixed cost maupun yang variable

cost. Sementara itu pengelola belum memiliki pengetahuan mengenai cara yang terbaik

supaya mampu mencerdaskan anak-anak dusun gumese tetapi dengan biaya yang tidak

memberatkan masyarakat.

Realitas lain yang terjadi adalah bahwa sumber penerimaan dari SPP anak didik

terkadang tidak terlalu banyak diharapkan, karena sering terlambat di dalam melakukan

pembayaran sementara pengeluaran-pengeluaran lainnya harus disegerakan. Oleh karena itu

perlu disusun laporan keuangan sederhana terutama terkait dengan penerimaan dan

pengeluaran kas. Untuk membuat pencatatan keuangan sederhana ini, maka perlu dilakukan

Page 32: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |22

pelatihan penyusunan anggaran kas dan sistem pengendalian intern atas kas di PAUd Gumese

ini.

METODE KEGIATAN

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh manajemen PAUD Gumese, kerangka

pemecahan masalah kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut :

a. Penyuluhan dilakukan dengan cara ceramah tentang pengelolaan keuangan terutama kas.

b. Pelatihan tentang pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas.

c. Pelatihan pencatatan kas dengan menggunakan program excel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian di PAUD Gumese adalah

Penyuluhan Pengelolaan keuangan

Penyuluhan pengelolaan keuangan usaha ini bertujuan untuk memberikan gambaran jika dana

atau kas tidak terkontrol akan berakibat keuangan kosong. Keuangan usaha yang kosong

akan menimbulkan terganggunya semua kegiatan operasional usaha. Manajemen atas arus

keluar masuknya dana perusahaan yang terkontrol akan menunjukkan kredibilitas usaha yang

baik. Jika kondisi keuangan suatu usaha memburuk, maka manajemen hendaknya segera

membenahi keuangan usaha tersebut. Oleh karena itu memerlukan pemahaman pembukuan

sederhana yang membahas mengenai pentingnya pembukuan di dalam usaha kecil untuk

memudahkan analisis usaha. Laporan keuangan suatu usaha meliputi:

a. Laporan arus kas diperlukan untuk mengetahui jumlah penerimaan dan pengeluaran kas

selama satu periode beserta sumber-sumbernya.

b. Laporan rugi laba berfungsi meberikan informasi tentang aktivitas bisnis suatu usaha.

c. Laporan perubahan modal yang berfungsi menggambarkan peningkatan atau penurunan

aktiva bersih atau kekayaan selama satu periode

d. Neraca berfungsi menjelaskan nilai asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada

periode tertentu

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan

1. Pelatihan penyusunan anggaran kas

Page 33: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |23

Pelatihan penyusunan anggaran kas ini dilakukan dengan tujuan agar manajemen PAUD

gumese mampu mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas

selama satu periode. Sumber-sumber penerimaan kas dari PAUD adalah

a. Penerimaan dari SPP

b. Penerimaan dari dana BOS

c. Penerimaan dari seragam

d. Penerimaan dari sumbangan pembangunan

Sedangkan pengeluaran kas dari PAUD adalah :

a. Pembayaran upah dan gaji

b. Pembelian perlengkapan kantor

c. Pembelian aktiva tetap PAUD

d. Pembelian alat peraga

e. Pembayaran listrik, air dan telepon

f. Pembayaran utang

Setelah di identifikasi sumber penerimaan dan pengeluaran kas di buatkan buku kas

penerimaan dan buku kas pengeluaran secara terpisah atau yang disebut dengan jurnal

khusus

2. Pelatihan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan menggunakan excel

Sebelum dilakukan pelatihan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan

menggunakan excel tim pengabdian memastikan bahwa peserta yang dilatih mampu

mengoperasikan computer selain itu bahwa PAUD memiliki computer. Adapun pelatihan

yang dilakukan meliputi :

a. Membuat sheet accout

b. Membuat jurnal umum

c. Mengcopy sheet general journal

d. Menghapus kolom nomor bukti dan baris jumlah total

e. Menyisipkan data neraca awal pada table

f. Melakukan shorting pada table

g. Membuat total nominal pada kolom debet dan kredit

h. Mengcopy baris sub total yang ada pada tampilan menu

i. Menghapus teks total

j. Membuat nama range pada ledger

k. Membuat form table neraca saldo

l. Pengisian kolom debet dan kredit pada bagian transaksi

m. Pengisian kolom debet dan kredit pada bagian saldo

n. Membuat table jurnal penyesuaian

o. Membuat table form neraca lajur dan mengisi kolom debet dan kredit pada bagian-

bagian (neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, rugi

laba, dan neraca)

p. Membuat laporan keuangan (laba rugi, neraca, perubahan modal)

q. Membuat form table jurnal penutup

r. Membuat buku besar setelah penyesuaian dan penutupan

s. Membuat jurnal pembalik

Page 34: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |24

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun simpulan yang diberikan dari kegiatan ini adalah

1. Manajemen PAUD Gumese memahami jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Manajemen PAUD Gumese mampu membuat pencatatan penerimaan dan

pengeluaran kas dalam buku kas secara manual.

3. Manajemen PAUD Gumese mampu membuat pencatatan transaksi penerimaan dan

pengeluaran kas dengan menggunakan excel

.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2017. Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka. Pusat Statistik Kabupaten

Lombok Barat

Adisaputro, Gunawan. 2010, Anggaran Perusahaan, Buku I, BPFE, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia.

Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat

Basori,Rodi Khoirul; Ar, Moch Dulkirrom;Azizah, Devi Farah.2017Analisis Perencanaan

Budget Kas Dalam Upaya Menjaga Tingkat Likuiditas Usaha. Jurnal

Administrasi dan Bisnis Vol 45 No 1 April 2017

Layyinaturrobaniyah &Muizu, Wa ode Zusnita. 2017. Pendampingan Pengelolaan Keuangan

Usaha Mikro Di Desa Purwadadi Barat dan Pasirbungur Kabupaten Subang.

Pekbis Jurnal Vol 9 No 2 Juli 2017

Maulani,Terra Septina; Dialysa,Fia; Prawirasasra, Kannya Purnamahatty. 2016. Pelatihan

Pembukuan Sederhana dan Motivasi Kewirausahaan Pada Kelompok Usaha

Makanan RW02 Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler

Bandung.Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas Vol 01 No 01 September 2016

Shim, Jae K dan Jol G. Siegle. 2009. Budgeting Pedoman Lengkap Langkahlangkah

Penganggaran,diterjemahkan oleh Julius Mulyadi,Neneng Natalia. Jakarta :

Erlangga.

Syafri, Sopyan,Harahap. 2012. Budgeting Perencanaan Lengkap. Jakarta : PT. Gravindo

Persada.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba,diterjemahkan

oleh Purwaningsih,Maudy Warow,Edisi 5, Buku I. Jakarta : Salemba

EmpatSuparman, Ali., Febi, Inggriyani., Muhhamad, Pauzy. 2018. Pelatihan

Pembukuan Sederhana bagi Pelaku Usaha Kerajinan Anyam Mendong

Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Universitas Pasundan.

Page 35: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |25

Pelatihan Perencanaan Keuangan dan Pasar Modal

Bagi Staf dan Anggota Dharma Wanita Lingkup Bappeda Kota Mataram

Nina Karina Karim*, Siti Atikah, Indria Puspitasari Lenap Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

perencanaan

keuangan; Bursa Efek

Indonesia; investasi

Abstrak: Pengetahuan mengenai perencanaan keuangan akan mempermudah

keluarga untuk mencapai tujuan bersama seperti merencanakan pendidikan anak,

menyiapkan dana pensiun, menyiapkan dana ibadah haji dan berbagai kebutuhan

keluarga lainnya. Tidak hanya merencanakan penggunaan sumber daya keuangan

yang tersedia dalam keluarga saja, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan gagasan bagi PNS di lingkup Bappeda Kota Mataram berikut

anggota Dharma Wanita lingkup tersebut mengenai cara-cara yang dapat diterapkan

bagi keluarga dalam merencanakan keuangan dan meningkatkan pendapatan

keluarga dengan melakukan investasi di pasar modal. Dengan menggunakan metode

yang sederhana untuk merencanakan keuangan keluarga serta aplikasi yang dapat

digunakan pada gawai pintar, para peserta kegiatan pengabdian diharapkan bisa

mengelola keuangan keluarga dan bertransaksi di pasar modal sebagai jalan untuk

menambah pendapatan keluarga sekaligus berpartisipasi dalam bursa saham

Indonesia. Dengan metode dan pendekatan partisipatif berbasis teknologi informasi

dengan pendekatan andragogi berupa tutorial dan praktek, peserta dapat

berpartisipasi dalam transaksi investasi dalam Bursa Efek Indonesia melalui aplikasi

POEMS.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Perencanaan dibutuhkan untuk mempermudah dalam mencapai tujuan apa pun.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui berbagai upaya, berusaha menggalakkan masyarakat

untuk melakukan perencanaan keuangan, terutama dalam keluarga. Dengan memiliki

perencanaan, kegiatan yang dilakukan keluarga akan lebih terarah. Misalnya, setiap keluarga

memiliki tujuan yang relatif umum seperti perencanaan pendidikan anak, perencanaan biaya

kesehatan, perencanaan pensiun, perencanaan liburan dan perencanaan biaya untuk beribadah

seperti melakukan ibadah haji. Tanpa adanya perencanaan keuangan, sumber daya yang

dimiliki keluarga, misalnya dalam hal ini gaji atau harta warisan bisa salah alokasi bahkan

kehabisan sebelum tujuan tercapai. Dengan adanya perencanaan keuangan, kita dapat

mengetahui seberapa banyak harta yang kita miliki, untuk apa saja harta tersebut digunakan,

apakah kita perlu mencari sumber penghasilan lain atau bagaimana kita bisa memanfaatkan

harta yang berlebih.

Merencanakan keuangan sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, akan tetapi

selama ini perencanaan keuangan diidentikkan dengan menabung. Kegiatan menabung

dilakukan sebagai upaya penghematan harta yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, dengan

kondisi tingkat bunga tabungan saat ini, uang yang kita simpan di bank akan tergerus oleh

jumlah biaya administrasi bulanan yang dikenakan bank untuk simpanan di rekening bank.

Alih-alih uang yang kita harapkan bisa dihemat malah akan berkurang jika kenaikan

jumlahnya tidak bisa menutupi besaran biaya administrasi bulanan yang dikenakan bank.

Page 36: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |26

Dengan kondisi tersebut, opsi apa yang bisa kita ambil jika kita ingin merencanakan

keuangan dengan mengelola uang yang kita miliki?

Pasar modal Indonesia memiliki potensi untuk menjadi yang terbesar di kawasan

Asia Tenggara pada tahun 2020 dan menjadi salah satu bursa terbesar di dunia dalam satu

dekade ke depan (Filbert, 2017). Selama ini, partisipasi dalam pasar modal dianggap menjadi

sesuatu yang sulit dijangkau karena kita harus memiliki pengatahuan yang mumpuni untuk

menguasai ilmu jual beli saham, analisis keuangan perusahaan yang sahamnya kita miliki

bahkan kita tidak bisa membayangkan harus datang ke bursa efek untuk memantau naik-

turunnya harga saham.

Tabel 1 Menabung vs Investasi

INVESTASI MENABUNG

Tujuan Memperoleh untung Menyimpan

Potensi Risiko Ada risiko Relatif tidak ada risiko

Jenis Transaksi Jual-beli Simpan-pinjam

Tempat Transaksi Pasar Modal Perbankan

Sumber: materi Sekolah Pasar Modal, BEI (2019)

Saat ini, investasi menjadi opsi yang lebih menguntungkan dalam merencanakan

keuangan dibandingkan menabung. Tabel 1 menggambarkan perbandingan antara menabung

dan investasi. Yang dimaksud dengan investasi adalah mengelola aset/harta sehingga

asset/harta tersebut dapat memberikan hasil di kemudian hari. Investasi di pasar modal

dilakukan dengan membeli Efek untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain dan

dividen.

Sampai dengan bulan November 2018, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat

peningkatan jumlah investasi saham di pasar modal yang sangat signifikan dibandingkan

dengan bentuk investasi lain seperti obligasi negara, deposito, emas dan tabungan. (Lihat

Gambar 1). Hal ini menunjukkan animo masyarakat yang semakin besar terhadap partisipasi

dalam pasar modal sebagai bentuk investasi. Terutama dengan kemudahan yang diciptakan

melalui penggunaan aplikasi yang dapat diakses dengan gawai pintar, semakin banyak orang

yang tertarik untuk melakukan investasi di pasar modal.

Gambar 1. Pilihan Bentuk Investasi

Sumber: materi Sekolah Pasar Modal, BEI (2019)

Page 37: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |27

Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang

dengan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada produk keuangan (saham, obligasi,

reksa dana dan lain-lain). Selain sebagai wahana investasi dan sumber pendanaan, pasar

modal menjadi sarana penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat serta

menciptakan lapangan kerja/profesi bagi masyarakat, baik sebagai pelaku pasar maupun

investor.

Bappeda Kota Mataram merupakan salah satu dari perangkat daerah Pemerintah

Kota Mataram. Saat ini, instansi tersebut mempekerjakan 30 PNS dan 14 non-PNS. Bappeda

Kota Mataram juga menaungi Dharma Wanita yang anggotanya terdiri dari istri pegawai laki-

laki dan pegawai perempuan dengan jumlah anggota 44 orang. Dengan jumlah staf dan

anggota Dharma Wanita sebanyak itu, lingkup ini dianggap potensial untuk diberikan

pelatihan perencanaan keuangan dan investadi di pasar modal sebagai tahap awal pengenalan

program ini. Selain itu, Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram aktif mengadakan pertemuan

bulanan yang diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif.

Investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan merupakan pengetahuan yang

dianggap penting untuk diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Walau beberapa opsi

investasi sudah dikenal dan diterapkan masyarakat secara luas seperti jual-beli tanah, logam

mulia dan valuta asing, beberapa opsi investasi masih belum diketahui secara luas. Moda

investasi seperti pasar modal, obligasi dan reksadana masih belum memasyarakat. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena informasi mengenai moda investasi tersebut yang dianggap

kompleks dan membutuhkan latar belakang pengetahuan yang lebih tinggi. Selain itu,

pelaksanaannya dianggap sulit dilakukan karena selama ini transaksinya harus melibatkan

pihak ketiga seperti perusahaan sekuritas dan investasi lainnya. Dengan semakin terbukanya

kesempatan untuk melakukan investasi pasar modal melalui aplikasi gawai pintar yang telah

dikembangkan, partisipasi masyarakat umum, khususnya penduduk Indonesia, dalam

menguasai pasar modal dalam negeri mulai diminati.

Pemanfaatan aplikasi digital sebagai media untuk melakukan investasi, khususnya

transaksi jual-beli saham masih kurang populer di masyarakat termasuk bagi para staf dan

anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram. Selama ini, transaksi dan partisipasi dalam

bursa saham dianggap hanya bisa dilakukan pada bursa saham saja. Dengan semakin

maraknya penggunaan gawai pintar yang digunakan untuk banyak fungsi kegiatan harian,

keberadaan aplikasi yang bisa mendukung partisipasi masyarakat dalam transaksi pasar

modal menjadi lebih mudah dan efisien segi waktu dan biaya. Saat ini, partisipasi dalam

bursa saham merupakan salah satu opsi yang dapat dipilih masyarakat secara luas untuk

mendapatkan penghasilan tambahan secara pribadi dan berkontribusi dalam menyokong

pemilikan saham dalam perusahaan dalam negeri. Selama ini, partisipasi dalam pasar modal

dianggap membutuhkan biaya tinggi dan harus menjalani proses yang rumit. Banyak

masyarakat yang masih belum paham tentang bagaimana melakukan transaksi jual-beli

saham, termasuk para staf dan anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram. Untuk itu,

perlu dilakukan pelatihan perencanaan keuangan dan sosialisasi aplikasi POEMS untuk

berpartisipasi dalam pasar modal, disertai dengan praktek penggunaannya.

Page 38: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |28

METODE KEGIATAN

Metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai kompetensi sosialisasi dan

pelatihan adalah metode partisipatif berbasis teknologi informasi dengan pendekatan

andragogi. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran untuk orang dewasa.

Komponen pembelajaran ini mencakup dua hal yaitu penyampaian materi secara searah

(ceramah dan tutorial) sebesar 50% dan sesi praktik sebesar 50%.

Tahapan dan materi pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode ceramah,

tutorial, praktik dan diskusi dengan langkah-langkah berikut ini:

Metode ceramah

Peserta diberikan pengetahuan dan pemahaman melalui presentasi oleh pemateri serta

motivasi agar memiliki kemauan menerapkan perencanaan keuangan keluarga dan

berpartisipasi dalam pasar modal. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam.

Metode tutorial

Peserta diberikan buku yang berisi langkah-langkah perencanaan keuangan, serta

diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi POEMS untuk bertransaksi

dalam bursa saham. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam.

Sesi praktik

Peserta mempraktikkan aplikasi POEMS untuk membeli atau menjual saham serta

mencari informasi terkait transaksi jual-beli saham. Metode ini dilakukan selama 1 jam.

Metode diskusi

Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan

dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian aplikasi dan hal-hal yang perlu

dipertimbangkan dalam membeli atau menjual saham. Metode ini dilakukan selama 1

jam

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian dilakukan Ruang Rapat Kantor Bappeda Kota Mataram

bersamaan dengan kegiatan bulanan Dharma Wanita yang salah satu agendanya merupakan

arisan. Waktu ini dipilih karena pada kegiatan bulanan tersebut biasanya diisi dengan materi

tambahan yang menambah pengetahuan staf wanita serta anggota Dharma Wanita. Suasana

yang cair dan kekeluargaan membantu kesuksesan penyampaian materi mengenai

perencanaan keuangan dan pasar modal menjadi lebih mudah diterima bahkan menarik minat

peserta kegiatan.

Kegiatan ini dihadiri oleh tiga orang tim pengabdian, tiga orang mahasiswa yang

tergabung dalam Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram sebagai pemberi materi mengenai kegiatan nabung saham dan

penggunaan aplikasi POEMS, serta 30 perserta yang terdiri dari anggota Dharma Wanita

serta staf Kantor Bappeda Kota Mataram.

Materi pelatihan diberikan melalui metode tutorial dan diskusi aktif di mana peserta

terlibat langsung dalam kegiatan brainstorming mengenai opsi-opsi yang dapat diterapkan

untuk merencanakan keuangan, diskusi mengenai pasar modal serta keberadaan aplikasi

POEMS agar peserta dapat langsung menerapkan penggunaan aplikasi POEMS untuk

Page 39: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |29

berpartisipasi dalam kegiatan nabung saham di Bursa Efek Indonesia. Materi pelatihan

disajikan melalui gambar-gambar presentasi agar dapat lebih mudah dipahami dan menarik

perhatian peserta.

Setelah materi pelatihan diberikan, perserta diberikan kesempatan untuk mencoba

mempraktekkan pengetahuan yang mereka terima dengan menggunakan aplikasi POEMS.

Selain itu, peserta juga diberi kesempatan untuk menggunakan aplikasi tersebut dalam

mencari informasi tambahan terkait transaksi nabung saham seperti analisis kinerja emiten

dan webinar yang bisa diikuti untuk mendapat pengetahuan lebih lanjut tentang transaksi

nabung saham dan pasar modal.

Gambar 2. Kegiatan Pengabdian

Sesi terakhir dari rangkaian kegiatan ini adalah proses diskusi dan tanya jawab yang

mencakup rangkaian keseluruhan dari aktivitas pelatihan. Peserta mengemukakan kesulitan

yang dihadapi dalam proses tersebut kepada pemateri dan dilakukan penilaian atas hasil kerja

tersebut, kemudian jika masih ada yang kurang diberikan arahan serta saran perbaikan. Selain

itu, masing-masing peserta diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil kerjanya

dengan peserta yang lain sehingga satu dengan yang lain dapat saling berbagi ilmu

KESIMPULAN DAN SARAN

Saat ini, cukup banyak aplikasi dan jalur yang bisa digunakan untuk melakukan

transaksi jual-beli saham secara daring. Oleh karena itu, tim pengabdian berinisiatif untuk

mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi POEMS dan mengajarkan simulasi

jual-beli saham serta mencari informasi yang tersedia pada aplikasi POEMS sebagai tahap

awal pengenalan terhadap moda investasi. Mengingat hampir seluruh lapisan masyarakat

sudah cukup terbiasa dengan gawai pintar sehingga tidak begitu sulit bagi mereka untuk

menggunakan aplikasi daring, aplikasi POEMS yang antar mukanya cukup interaktif dan

mudah dipahami ini akan menarik minat masyarakat yang mulanya awam terhadap pasar

modal untuk mencoba berinvestasi.

Dengan diadakannya pelatihan perencanaan keuangan dan penggunaan aplikasi

POEMS untuk transaksi jual-beli saham berikut praktek penggunaannya, diharapkan para staf

dan anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram yang telah mengikuti pelatihan ini dapat

langsung menerapkan cara merencanakan keuangan dan transaksi nabung saham secara

Page 40: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |30

daring melalui Phillips Sekuritas. Lebih dari itu, mereka dapat mengajak kerabat dan

lingkungannya untuk dapat merencanakan keuangan dan berpartisipasi dalam pasar modal

dengan kegiatan nabung saham sebagai salah satu opsi untuk menambah penghasilan

keluarga sekaligus turut berpartisi pasi dalam menggerakkan perekonomian Indonesi.

Ucapan Terima Kasih

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari partisipasi, dukungan dan

bantuan moral, finansial maupun fisik dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan

ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram,

Bapak Dr. Muaidy Yasin, MS; Kepala Bappeda Kota Mataram, Bapak Ir. H. Amiruddin,

M.Si.; Ketua Dharma Wanita Unit Bappeda Kota Mataram, Ibu Hj. Baiq Lily C. Amiruddin,

SH; mahasiswa-mahasiswa dari KSPM FEB Unram, dan terlebih lagi kepada peserta

kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

Filbert, Ryan (2017). Yuk Belajar Nabung Saham. PT Elex Media Komputindo, Kelompok

Kompas Gramedia.

Otoritas Jasa Keuangan, Perencanaan Keuangan Keuangan.

Peter, M. Maksus (2011). Main Saham untuk Karyawan Kecil, Kaya Gila dengan Kilat!.

Penerbit Flashbooks.

Page 41: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |31

Variable Costing Solusi Perhitungan Harga Pokok Produk Secara Cermat

Susi Retna Cahyaningtyas*, Sapto Hendri BS, Wahidatul Husnaini,

Rahmi Sri Ramadani, Zuhrotul Isnaini Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci: Harga jual;

pesanan;pengarajin

bataco

Abstrak: Pengrajin batako di desa Karang Baru Mataram, selama ini masih

menggunakan metode yang sederhana dalam menetukan harga pokok per unit

produk, yaitu dengan cara menjumlahkan semua biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibagi dengan jumlah unit yang

diproduksi. Mereka belum menghitung biaya overhead pabrik dan melakukan

pemilahan biaya yang bersifat tetap dan variabel. Penentuan harga jual didasarkan

pada harga pokok per unit ditambah dengan margin yang diinginkan, dengan

mempertimbangkan harga jual yang berlaku di pasar. Kondisi ini mengakibatkan

perhitungan harga pokok produk belum akurat/cermat dan munculnya kesulitan

dalam pengambilan keputusan jika ada pesanan dalam jumlah besar, dengan harga

khusus (di bawah harga jual normal). Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kepada mereka tentang perhitungan harga pokok produk

dengan metode variable costing, dengan melakukan asistensi langsung. Hasil

menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok per unit dengan metode variable

costing lebih cermat/teliti/akurat, dibandingkan dengan metode sebelumnya.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Harga pokok produk adalah semua elemen biaya produksi baik tetap maupun

variabel (Supriyono, 2000: 288). Pengeluaran produk (kos produksi) adalah semua

pengeluaran yang terkait dengan kegiatan produksi (Warsono, 2011:223). Harga pokok

produksi diperoleh melalui pengumpulan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

barang. Biaya peroduksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan biaya

overhead pabrik. Memperhitungkan biaya pada suatu produk dapat dilakukan dengan cara

memasukkan semua biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel atau hanya

memasukkan unsur biaya produksi yang variabel saja. Menurut Mas’ud (1982:116)

penentuan biaya produksi dengan memasukkan semua unsur biaya produksi baik yang

bersifat tetap maupun variabel dikenal dengan istilah full costing. Variable costing

merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan hanya biaya

produksi yang bersifat variabel saja (Mulyadi, 1997: 51). Untuk kepentingan pihak luar

(ekstern) perusahaan diharuskan menggunakan metode full costing. Untuk pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan produk oleh manajemen, tidak harus menggunakan

metode tersebut, karena manajemen tidak hanya berkepentingan untuk membuat laporan

yang wajar kepada pihak luar (seperti pemerintah, pemegang saham, kreditur dan

sebagainya), tetapi manajemen juga harus menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan

kemampuan memperoleh laba. Dalam masalah-masalah tertentu seperti penentuan harga jual

yang mampu bersaing, masalah ada pesanan-pesanan khusus dibawah harga pasar, lebih

bermanfaat jika menggunakan metode variabel costing, karena hanya biaya yang bersifat

vaiabel saja yang relevan dalam pengambilan keputusan tersebut. Pengrajin batako di desa

Page 42: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |32

Karang Baru Mataram, selama ini masih menggunakan metode yang sederhana dalam

menetukan harga pokok per unit produk, yaitu dengan cara menjumlahkan semua biaya

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibagi dengan jumlah

unit yang diproduksi. Mereka belum menghitung biaya overhead pabrik dan melakukan

pemilahan biaya yang bersifat tetap dan variabel. Penentuan harga jual didasarkan pada

harga pokok per unit ditambah dengan margin yang diinginkan, dengan mempertimbangkan

harga jual yang berlaku di pasar. Kondisi ini mengakibatkan perhitungan harga pokok produk

belum akurat/cermat dan munculnya kesulitan dalam pengambilan keputusan jika ada

pesanan dalam jumlah besar, dengan harga khusus (di bawah harga jual normal).

METODE KEGIATAN

Metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan pengabdian ini adalah metode

partisipatif. Tim memberikan materi dan asistensi langsung, pertama melakukan

pemilahan/klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pokok dalam kegiatan usaha tersebut yang

terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi, serta melakukan perhitungan biaya

penyusutan. Kedua mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilakunya, yaitu biaya tetap dan

biaya variabel. Ketiga menghitung harga pokok produk dengan metode variable costing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengrajin batako di desa Karang Baru Mataram menghasilkan beberapa produk

antara lain paping blok, beton gumbleng, batu nisan, batako dan roster. Adapun produk yang

banyak terjual adalah batako dan roster. Berdasarkan kondisi ini, maka tim pengabdian fokus

pada kedua produk tersebut untuk melakukan asistensi perhitungan harga pokok dengan

metode variable costing, yang dimulai dari identifikasi biaya produksi sampai pemilahan

biaya yang bersifat tetap dan variabel. Hasil secara rinci sebagai berikut:

a. Batako

Bahan baku

Harga 1 sak semen Rp. 50.000

1 dam pasir Rp. 350.000 = 50 artco, jadi harga per artco (350/50) = Rp. 7000

Dalam sehari memproduksi batako sebanyak 400 batako

Untuk produksi 400 buah batako dibutuhkan 4 sak semen dan 20 artco pasir

Biaya perhari = (Rp.50.000x4) + ( Rp.7000 x 20 )

= Rp. 200.000 + Rp. 140.000

= Rp.340.000

Jadi biaya bahan baku produksi dalam sehari sebesar Rp 340.000

Biaya Tenaga kerja Langsung

Memiliki 4 orang pegawai

Gaji untuk 100 batako = Rp. 50.000

Gaji perhari untuk 4 orang pegawai dengan produksi 400 buah batako

sehari sebesar (Rp.50.000 x 4) = Rp. 200.000

Harga Pokok Produksi (HPP)

Page 43: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |33

Metode sederhana

JENIS BIAYA TOTAL

Biaya Bahan Baku Rp. 340.000

BTKL untuk 4 org

pegawai

Rp. 200.000

Total HPP Rp. 540.000

Jadi harga pokok per unit ( 540.000 / 400 ) = Rp. 1.350

b. Roster

Biaya bahan baku

Harga 1 sak semen Rp. 50.000

1 dam pasir Rp. 350.000 = 50 artco, jadi harga per artco (350.000/50) = Rp. 7000

Dalam sehari memproduksi Roster sebanyak 100 buah Roster

Untuk produksi 100 buah Roster dibutuhkan 2 sak semen dan 10 artco pasir

Biaya perhari = (Rp. 50.000 x 2) + ( Rp.7000 x 10 )

= Rp. 100.000 + Rp. 70.000

= Rp.170.000

Jadi biaya bahan baku produksi dalam sehari sebesar Rp 170.000

Biaya tenaga kerja langsung

Memiliki 2 orang pegawai

Gaji untuk 2 orang dgn produksi 100 Roster per hari sebesar Rp. 100.000 =

Rp. 50.000 per orang

Harga Pokok Produksi

Metode sederhana:

JENIS BIAYA TOTAL

Biaya Bahan Baku Rp. 170.000

BTKL untuk 2 org

pegawai

Rp. 100.000

Total HPP Rp. 270.000

Jadi harga pokok per unit (Rp.270.000 / 100 ) = Rp. 2.700

NILAI PENYUSUTAN

Keterangan Biaya Umur

Ekonomis

Nilai Penyusutan

Perbulan

Mesin pencetak

batako 5 buah

Rp. 1.750.000 5 tahun Rp. 1.750.000/60 bulan

= Rp. 29.166/30 = 972

Perlengkapan

pembuatan batako

Rp. 500.000 2 tahun Rp 500.000/24 bulan

= Rp. 20.833/30 = 694

Alat pencetak

Roster 4 buah

Rp. 1.200.000 5 tahun Rp. 1.200.000/60 bulan

= Rp. 20.000/30 = 667

Perlengkapan

pembuatan Roster

Rp. 500.000 2 tahun Rp. 500.000/24 bulan

= Rp. 20.833/30 = 694

Gudang Rp. 1.000.000 5 tahun Rp. 1.000.000/60 bulan

= Rp. 16.667/30 = 556

Page 44: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |34

Biaya overhead Pabrik ( BOP ) batako:

BOP tetap

Gudang = Rp. 556

BOP variabel

Alat cetak batako = Rp. 972

Perlengkapan = Rp. 694

Biaya Listrik = Rp. 20.000

Biaya Air = Rp. 50.000 +

= Rp. 71.666 +

Total = Rp. 72.222

Jadi total Biaya Overhead Pabrik adalah sebesar Rp. 72.222

Harga Pokok Produksi Variabel Costing

Jenis Biaya Total

Biaya bahan baku Rp. 340.000

BTKL untuk 4 org

pegawai

Rp. 200.000

BOP variabel Rp. 71.666

Total HPP Rp. 611.661

Jadi harga pokok per unit ( 611.666 / 400 ) = Rp. 1.529

Biaya overhead Pabrik ( BOP ) roster:

BOP tetap

Gudang = Rp. 556

BOP variabel

Alat cetak Roster = Rp. 667

Perlengkapan = Rp. 694

Biaya Listrik = Rp. 20.000

Biaya Air = Rp. 50.000 +

= Rp. 71.361 +

Total = Rp. 71.917

Harga Pokok Produksi Variabel Costing

Jenis Biaya Total

Biaya bahan baku Rp. 170.000

BTKL untuk 2 org

pegawai

Rp. 100.000

BOP variabel Rp. 71.361

Total HPP Rp. 341.361

Jadi harga pokok produksi per unit (Rp.341.361/100 ) = Rp. 3.414

Page 45: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |35

Gambar 1. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perhitungan harga pokok dengan metode variabel costing memberikan hasil yang

lebih akurat yaitu sebesar Rp. 1.529 untuk produk batako dan Rp. 3.414 untuk produk

roster. Sementara perhitungan dengan metode sederhana sebesar Rp. 1.350 untuk produk

batako dan Rp. 2.700 untuk produk roster. Perbedaan perhitungan ini disebabkan karena

unsur biaya overhead pabrik belum diperhitungkan.

Saran

Mengingat pengabdian ini hanya dibatasi pada perhitungan harga pokok terhadap dua

produk yaitu batako dan roster, maka pengabdian berikutnya dapat diperluas cakupannnya

dengan melakukan perhitungan harga pokok atas semua produk yang dihasilkan (paping blok,

beton gumbleng,batu nisan, dan lain sebagainya).

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis seta

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Mataram atas dukungan

dana terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Warsono, Sony, 2011, Akuntansi Pengantar 1, penerbit ABPUBLISHER, Yogyakarta.

Jusuf, AL.Haryono, 2002, Dasar-dasar Akuntansi Jilid I, STIE YKPN, Yogyakarta

Supriyono, 2000, Akuntansi Biaya, penerbit BPFE- Yogyakarta

Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen, konsep, Manfaat dan Reakayasa, STIE YKPN,

Yogyakarta

Mas’ud.MC, 1982, Akuntansi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,

Yogyakart.

Page 46: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |36

Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada

Lombok Barat

Lalu Adi Permadi*, GA Sri Oktariyani, Iwan Kusuma Negara,

Siti Sofiyah Abdul Manan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords: Village; Agro Tourism;

Sedau; Training;

Socialization

Abstract: Community service aims to support the realization of Sedau Village,

West Narmada District, Lombok Regency, as an Agro Tourism Village. Sedau

Village is one of the villages that is potential for developing agro-tourism sites. The

target of this community service was the people of Sedau Village. The method used

in the implementation of community service was socialization. The Main Result of

this community service activity was that the people of Sedau Village know about the

Tourism Village and the rising of various ideas from the community members of

Sedau Village to support the realization of the Agrotourism Village in Sedau

Village.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Sedau merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Narmada, Kabupaten

Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak kurang lebih 11 Km di sebelah timur

Kota Mataram. Sebagian besar penghasilan masyarakatnya dari sektor pertanian. Di samping

itu Desa Sedau merupakan desa yang sangat potensial di bidang Agrowisata karena

wilayahnya merupakan kawasan Pertanian dan Perkebunan yang cukup luas terutama

tanaman buah-buahan.

Desa Sedau memiliki objek wisata potensial bernama Bumi Perkemahan Gunung

Jae yang pernah dikenal karena sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event-

event besar baik nasional bahkan internasional. Puluhan tahun lalu tepatnya di era tahun

1990-an, Gunung Jae ini sempat mencuat, mengingat tempat ini dinilai memiliki potensi

obyek wisata yang layak dikembangkan. Saat itu, HL. Mudjitahid, (Bupati Lombok Barat

waktu itu) dan Ir. H. Lalu Widjaje (Sekretaris Daerah Lombok Barat waktu itu) berinisiatif

untuk mengembangkan lokasi ini menjadi perkampungan budaya. Pemerintah Kabupaten

Lombok Barat saat itu membangun Panggung permanen yang masih ada sampai sekarang.

Sekda Lombok Barat waktu itu Ir. H. Lalu Widjaje bahkan secara khusus membuat rumah

panggung secara pribadi di atas tanah beliau yang terletak di atas Bendungan Gunung Jae itu.

Bentuk kesungguhan tersebut, gelaran yang bernuansa rekreasi inipun tak sedikit yang

dilaksanakan di tempat ini (hasil wawancara dengan Ir. H. Lalu Widjaje, awal September

2019).

Namun dalam perjalanannya, seiring perputaran waktu dan beralihnya pimpinan

Lombok Barat, rupanya wacana tersebut ikut tertelan perputaran massa yang hanya tinggal

ilusi belaka. Akibatnya, Gunung Jae pun jadi sepi lagi. Bukti lain merananya lokasi yang

Page 47: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |37

cukup indah ini, jika sejumlah bangunan tradisional khas Lombok yang dulunya sempat

dibangun sebagai penanda adanya kampung budaya, Justru lenyap tak tahu entah kemana.

Lokasi lain yang mendukung pariwisata di Desa Sedau adalah Lembah Madani.

Keberadaan Lembah Madani tidak lepas dari inisiatif dari pemuka agama setempat yaitu

TGH Hasanain Junaini yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Haramain. Lembah

Madani sering digunakan juga untuk berbagai kegiatan berlevel nasional dan internasional.

Salah satu kegiatan yang pernah berlangsung di sana adalah jamuan makan malam untuk

peserta Tourism Tropical Outlook Conference pada tahun 2015.

Berdasarkan keberadaan sejumlah potensi yang ada di Desa Sedau maka

dibentuklah Kelompok Sadar Wisata Desa Sedau. Saat ini kelompok ini dipimpin oleh Lalu

Faisal. Kelompok ini berjuang untuk mengembangkan Desa Agrowisata Sedau. Namun ada

beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh Desa Sedau dan kelompok sadar wisatanya di

antaranya pertama, kurang sadarnya warga akan pentingnya pariwisata; kedua, kurangnya

kreatifitas dalam mengembangkan sektor agro menjadi agrowisata, dan ketiga, banyaknya

tambang galian C di sekitar Desa Sedau yang mengakibatkan rusaknya lahan dan jalan raya

antara Keru sampai Sesaot yang melewati Desa Sedau. Kondisi Desa Sedau ini sesuai dengan

yang dikatakan oleh Antara dan Arida (2015) bahwa kendala dan tantangan desa wisata

adalah terbatasnya visi atau persepsi yang jelas dari masyarakat tentang pariwisata,

rendahnya ketertarikan dan kesadaran masyarakat, dan rendahnya kemampuan sumber daya

manusia.

Kondisi yang telah dipaparkan di atas menunjukkan adanya beberapa masalah yang

harus segera dicarikan solusinya. Kalau ditilik dari permasalahan yang menyangkut warga

dan kreatifitasnya dalam membangun pariwisata maka ini membutuhkan sosialisasi untuk

menanamkan nilai-nilai pariwisata di dalam perilaku masyarakat Desa Sedau.

Sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan

dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai dengan

peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat (Berger, 2013 dalam

Yulia, 2018).

Pengabdian terdahulu yang pernah dilakukan di Desa Sedau adalah Idrus (2015)

yang bertujuan untuk pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan sampah

anorganik menjadi barang-barang kerajinan bernilai ekonomi untuk menambah penghasilan

keluarga di desa tersebut. Metode yang digunakan oleh Idrus (2015) adalah pelatihan.

Pengabdian Idrus (2015) memiliki arah yang sama dengan pengabdian yang dilakukan saat

ini karena memiliki lokasi dan sasaran pengabdian yang sama. Selain itu kegiatan

pengembangan kerajinan tersebut dapat mendukung upaya pengembangan pariwisata yang

dilakukan oleh pengabdian saat ini. Namun belum berbicara mengenai pariwisata khususnya

desa agrowisata di Desa Sedau. Untuk itu mempertimbangkan kondisi dan potensi Desa

Sedau serta semangat para penggiat pariwisata di Sedau maka pengabdian ini mengambil

judul Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat.

Dengan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya Desa Sedau

Kecamatan Narmada Lombok Barat sebagai Desa Agrowisata.

Page 48: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |38

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dalam pengabdian ini

adalah melalui Metode sosialisasi, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti

pentingnya desa wisata dalam era ekonomi global saat ini bagi pengembangan kehidupan

sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Dalam kasus Desa Sedau yang memiliki lokasi di

daerah pegunungan dengan hamparan lahan pertanian dan perkebunan, tim pengabdian FEB

UNRAM menawarkan Agrowisata sebagai basis dari Desa Wisata Sedau.

Dalam kegiatan ini, ada beberapa prosedur kerja yang dilakukan oleh Tim

Pengabdian Masyarakat, yaitu:

a. Tim pengabdian menyusun rencana pengabdian masyarakat,

b. Tim pengabdian secara bersama-sama melakukan sosialisasi tentang pentingnya Desa

Wisata bagi masyarakat Desa Sedau terutama anggota kelompok sadar wisata dan

kelompok tani perkebunan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Target pengabdian pada masyarakat ini adalah kelompok sadar wisata dan

kelompok tani perkebunan yang ada di Desa Sedau. Perkembangan Desa Sedau menurut

ketua kelompok sadar wisata Lalu Faisal menyampaikan kepada ketua tim pengabdian bahwa

masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam bidang agro wisata, masih

rendahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat berkaitan dengan jasa wisata, masih

minimnya tingkat kunjungan ke Desa Wisata Sedau karena kurangnya promosi, belum

memiliki syarat-syarat menjadi desa wisata modern yaitu adanya media promosi yang efektif

dan efesien seperti Website, dan belum memiliki visitor center yang akurat khususnya

berhubungan dengan pendataan wisatawan sehingga sering terjadi kendala terhadap layanan

pusat layanan informasi wisata desa.

Kegiatan Pengabdian dengan metode Sosialisasi dan Pelatihan bertempat di Balai

Desa Sedau Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram. Kegiatan Pengabdian

Masyarakat ini terlaksana dengan kerja sama mahasiwa KKN UNRAM Desa Sedau 2019

periode I dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat. Sosialisasi

dilaksanakan secara konvensional dengan cara mengundang atau menghadirkan peserta

dalam suasana belajar yang interaktif. Kegiatan diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari 5

orang perangkat Pemerintahan Desa Sedau, 10 orang anggota kelompok sadar wisata dan 5

orang anggota kelompok tani pekebun Desa Sedau.

Page 49: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |39

Gambar 1. Tim Pengabdian menyampaikan materi Sosialisasai

Pada Sesi pertama dilakukan Sosialisasi tentang pentingnya Desa Wisata akan

disampaikan oleh tim pengabdian. Sosialisasi tersebut juga menghadirkan Kepala Desa Sedau

sebagai pembuka acara dan motivator agar para peserta bersemangat mengikuti program

sosialisasi tersebut. Selanjutnya pada Sesi kedua dilakukan Pelatihan. Tim pengabdian

Universitas Mataram memberikan materi pelatihan terkait dengan “Manajemen Pariwisata

Desa Wisata”. Sementara Tim Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat

memberikan materi pelatihan dengan judul “Agrowisata di Lombok Barat”.

Gambar 2. Tim Pengabdian bersama Kepala Desa Sedau, Staf Dinas Pertanian dan Perkebunan

Lombok Barat dan Ketua Kelompok KKN UNRAM;

Kepala Desa Sedau menyampaikan dalam sambutannya bahwa “Desa Sedau

sangat peduli dalam pariwisata, untuk itu Pemerintah desa membentuk Kelompok Sadar

Wisata Desa Sedau yang bertugas untuk mengelola pariwisata dan mendorong warga desa

untuk sadar wisata, di samping itu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga sangat

mendukung memperkuat pondasi pariwisata Desa Sedau”.

Dari hasil evaluasi setelah proses sosialisasi oleh tim pengabdian menunjukkan

bahwa warga desa secara keseluruhan antusias mendapat sosialisasi tentang desa agrowisata.

Ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang harus dijawab oleh tim pengabdian pasca

sosialisasi tersebut. Bahkan Lalu Faisal (Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Sedau)

Page 50: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |40

meminta agar Tim Pengabdian secara berkesinambungan melakukan pendampingan dalam

pengembangan desa wisata serta mengevaluasi perkembangan desa agrowisata Sedau yang

disajikan oleh kelompok sadar wisata. Pendampingan ini dimaksudkan untuk terus

menumbuh kembangkan desa wisata.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Masyarakat Desa Sedau mulai memahami apa yang dimaksud dengan desa wisata dan

munculnya berbagai ide anggota masyarakat Desa Sedau untuk mengembangkan

pariwisata di desanya dalam diskusi setelah sosialisasi dilakukan;

2. Faktor-faktor pendukung pariwisata di Desa Sedau perlu mendapat perhatian untuk

dikembangkan lebih lanjut seperti kelompok sadar wisata, kelompok tani perkebunan,

keberadaan lokasi wisata yaitu Bendungan Gunung Jae dan Bumi Perkemahannya,

Lembah Madani dan Perkebunan sekitarnya.

Saran

1. Pengabdian Masyarakat tentang Desa Wisata di Desa Sedau harus terus dilanjutkan pada

proses pembinaan berkelanjutan terutama dalam kaitanya dengan pengembangan spot-

spot wisata yang sudah ada di desa tersebut dan pengembangan factor pendukung lainnya

seperti kegiatan penjualan buah dan pembuatan kerajinan tangan;

2. Untuk mewujudkan Desa Wisata berbasis Perkebunan di Desa Sedau dibutuhkan kerja

sama dengan semua pihak terkait di antaranya: Pemerintah Provinsi NTB khususnya

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terutama Dinas

Pertanian dan Perkebunan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; Pemerintah

Kecamatan Narmada, Ponpes Haramain dan Universitas Mataram.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung

terutama kepada

1. Kelompok Mahasiswa KKN UNRAM Desa Sedau Periode I 2019 yang telah memberi

dukungan sebagai organisator acara pengabdian ini.

2. Pemerintah Desa Sedau yang telah menyiapkan tempat.

3. Pemerintah Lombok Barat khususnya Dinas Pertanian dan Perkebunan.

4. Pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNRAM.

DAFTAR PUSTAKA

Antara, M. dan Arida, S., 2015. Panduan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal,

Konsorsium Riset Pariwisata Universitas Udayana Bali Agustus 2015

Idrus, S. A. J. A., 2016. Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dalam Pemanfaatan Sampah

Anorganik Menjadi Barang-Barang Kerajinan Bernilai Ekonomi Untuk

Menambah Penghasilan Keluarga Di Desa Sedau Kecamatan Narmada

Page 51: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |41

Kabupaten Lombok Barat pasca.uinmataram.ac.id › 2019/04 › Ali-Jadid-2016-

Artikel-PENGABDIAN

Rai I. N., Sudama I. P., Semarajaya C. G. A., Wiraatmaja W., 2016. Pengembangan

Agrowisata Terpadu Berbasis Tanaman Jeruk Di Desa Kerta Kecamatan

Payangan Gianyar, Jurnal Udayana Mengabdi, Volume 15 Nomor 2, Mei 2016

Utama, I G. B. R. dan Junaedi, I W. R., 2018. Program Kemitraan Masyarakat Desa Wisata

Blimbingsari, Melaya, Jembrana, Bali, Jurnal Paradharma 2 (2) : 67 – 74, i. –

Oktober 2018

Vitasurya, V. R., 2016. Adaptive Homestay Sebagai Bentuk Partisipasi Masyarakat Untuk

Melestarikan Desa Wisata Pentingsari – Yogyakarta May 2016

https://www.researchgate.net/publication/310813268_ADAPTIVE_HOMESTAY_

SEBAGAI_BENTUK_PARTISIPASI_MASYARAKAT_UNTUK_MELESTARIKAN

_DESA_WISATA_PENTINGSARI_-_YOGYAKARTA

Yulia, F., 2018. Peran Keluarga Bekerja Dalam Mensosialisasikan Nilai Agama Pada Anak di

RT 02 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar,

JOM FISIP VOL. 5 NO. 1 – April 2018.

Page 52: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |42

MEWUJUDKAN DESA WISATA MASMAS YANG BERKELANJUTAN

(SUISTANABALITY) DENGAN PENERAPAN AKUNTANSI JASA

Lalu Takdir Jumaidi*, Biana Adha Inapti, Nungki Kartikasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords: Desa Wisata;

berkelanjutan; potensi

desa wisat;, akuntansi

Abstract: Tujuan dari pengabdian ini adalah, 1. Memberikan pengetahuan/wawasan

tentang kewirausahaan dan pengembangan Desa Wisata kepada masyarakat desa

lebih khusus pada wirausahawan desa, perangkat desa dan Bumdes tentang Strategi

pengembangan kewirausahaan dan pengembangan Desa Wisata. 2. Menemukan

strategi yang efektif dan dapat melakukan pengelolaan keuangan yang baik,

sehingga keberlanjutan usaha (suistanability) desa wisata MasMas dapat berjalan

dengan lebih baik. Sesuai dengan hasil evaluasi lapangan, tehnis yang paling efektif

dikaukannya penyuluhan dan bimbingan intensif tentang pengetahuan strategi

pengembangan desa wisata dan implementasi akuntansi desa wisata. Adapun hasil

penyuluhan dan bimbingan yang diberikan adalah telah diperoleh rumusan

sederhana tentang strategi pengembangan desa wisata, yaitu terbentuknya kesadaran

masyarakat akan pentingnya partisipasi dan kerjasama semua pihak untuk

membangun sinergitas dalam pengembangan Desa Wisata dan masyarakat desa

semakin faham akan manfaat dari ilmu akuntansi yang diterapkan dalam aktifitas

Desa Wisata. Pemahaman itu diperoleh dengan tehnis langsung mempraktkkan ilmu

akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan desa wisata.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas

pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan

tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and

Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata

Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3) Pengembangan dari desa

wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol.

Desa MasMas adalah salah satu Desa wisata yang ada di NTB yang terletak di

pedalaman Lombok Tengah, persisnya di Kecamatan Batu Keliang Utara Lombok Tengah.

Desa Mas Mas menjadi perintis, pionir dan sekaligus model terbaik pengembangan desa

wisata yang berbasis agama dan budaya. Desa MasMas menawarkan kebiasaan hidup sehari

hari orang desa kepada para pelancong yang datang, mulai dari bangun pagi sampai tidur di

malam hari, pelancong ikut merasakan denyut kehidupan desa.

Setiap tamu yang datang, pertama kali transit di sekretariat bersama untuk

menerima penjelasan dan mengisi buku tamu. Setiap tamu mendapatkan tanda mata sarung

songket untuk dikenakan selama berada di desa. Sarung songket itu bermakna simbolik.

Pertama makna agama dan budaya. Kedua makna penanda bahwa pengenanya ada tamu

seluruh orang desa. Sarung songket itu berwarna hitam dengan pinggiran yang bermotif

beragam. Setiap tamu yang datang dikenakan biaya menginap dan lainnya sebesar Rp

150.000 per hari. Dana sebesar itu meliputi pembayaran jasa pemandu wisata Rp 40 ribu, jasa

Page 53: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |43

kelompok pembuat anyaman ketak Rp 32 ribu, jasa kelompok pembuatan kripik pisang 15

ribu, sajian makan 2-3 sehari Rp 35 ribu dan biaya cuci sarung yang dikenakan tamu Rp 20

ribu. Uniknya, warga miskin, sekolah atau madrasah, kas desa dan dusun juga mendapatkan

rata-rata berkisar 5-10 persen. Pembagian tersebut disusun secara mufakat musyawarah dan

bersifat mengikat seluruh warga desa.

Merujuk data yang ada, setiap bulannya turis yang datang berkisar 300-500 orang.

Rata-rata menginap 2-3 malam untuk menikmati paket wisata desa. Melihat tren ke depan,

sangat mungkin jumlah pengunjung akan terus bertambah. Mengingat Pulau Lombok telah

menjadi tujuan utama banyak pelancong mancanegara. Belakangan pelancong domestik juga

makin banyak yang mengunjungi Desa Mas Mas. Mereka juga rupanya merindukan suasana

desa dengan kesederhanaan dan keguyuban warganya. Pengembangan Desa wisata memiliki

dampak positif terhadap perekonomian Masyarakat di Desa Mas Mas seperti dapat

menciptakan lapangan pekerjaan baru, membangkitkan ekonomi masyarakat desa,

mengurangi kemiskinan, meningkatkan penjualan produk lokal, dan mempercepat

pembangunan infrastruktur desa.

Untuk menjadi Desa Wisata yang berkelanjutan dan senantiasa memberikan

dampak positif bagi Masyarakat, Desa wisata MasMas harus mulai menerapkan pencatatan

akuntansi dalam setiap transaksi yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya

jumlah turis yang datang di Desa MasMas. Informasi akuntansi mempunyai peranan penting

untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi Desa Wisata. Informasi akuntansi dapat

menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan Desa

Wisata, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain.

Penyediaan informasi akuntansi bagi Desa Wisata, juga diperlukan khususnya untuk akses

subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari perbankan atau investor.

Dengan adanya penerapan pencatatan akuntansi maka cita-cita untuk menciptakan Desa

Wisata MasMas yang berkelanjutan dapat lebih memungkinkan diwujudkan.

Analisa Situasi

Negara kita Indonesia ini, jika diamati secara seksama, ternyata memiliki potensi

yang luar biasa. Potensi yang paling mendasar adalah sumber daya Alam, Sumber daya

Manusia dan Sumber Daya Budaya. Sungguh ini adalh potensi yang sangat luar biasa yang

dimiliki Negara kita, Jika ini dikelola dengan baik dan professional maka akan mendatangkan

pendapatan yang sangat besar. Pendapatan yang besar ini akhirnya akan menciptakan

kesejahteraan yang luar biasa. Maka tidaklah berlebihan jika di Indonesia akan terwujud

“Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kertaraharjo”

Mari kita melihat alam kita Lombok yang kecil mungil khususnya di desa MasMas

memiliki sumber daya yang potensial. Desa MasMas ternyata menyimpan energy “potensi

wisata” yang sangat besar, namun ternyata belum dikelola dan diekplor dengan optimal dan

professional. Potensi itu antara lain:

I. Dari sisi potensii Keindaham Alam:

a. Panorama Alam dengan wilayah pertanian dan perkebunan yang terhampar

luas nan indah

Page 54: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |44

II. Dari sisi potensi kesuburan Alam.

a. Mendukung masyarakat untuk mengangkat potensi budi daya peternakan sapi

dan penggemukan sapi yang dikelola dengan ciri khas ekonomi kerakyatan,

yaitu koprasi.

b. Mewujudkan perkebunan wisata dan peternakan wisata yang dikelola bersama

dengan masyarakat. Membudayakan penggunaan sapi dalam pengelolaan

pertanian dan produksi susu alam sehat.

III. Dari sisi Potensi Budaya dan Olah Raga

a. Budaya pakaian adat berupa songket yang terbuat dari tenun

b. Budaya pembuatan pakaian dan sarung dari bahan tenunan dengan tehnik tradisional

c. Budaya pembuatan makanan tradisional baik dalam bentuk jajan maupun menu

makanan khas

d. Adanya bentuk wirausaha home industry yang terkordidnir dan terintegrasi dengan

baik dalam bentuk wadah koperasi

e. Budaya membuat anyaman ketak yang menghasilkan kerajinan tangan yang alami

f. Potensi Seni daerah, seperti Gendang Beleq, seni tari Pendet, tarian rudat, dan adat

khas proses pernikahan bangsawan yang sangat unik, sarat dengan nilai filosofis

kehidupan yang sangat mendalam: sorong serah, aji karma dan nyongkolan

g. Sumber daya” budi pekerti” yang wujud dalam hal sikap dan tatakrama yang sarat

dengan nilai filosofis dan budi bahasa yang wujud dalam keindahan dan kelembutan

berbahasa khas daerah. Selain itu disempurnakan lagi dengan keindahan kehidupan

spiritual yang agamis: ketahajuhan, ketawadu’an dan istiqomh dalam menjalankan

solat 5 waktu di masjid. Adapun bentuk ibadah khas ritual lainnya yang msih lestari:

Isra’Mikraj, Nujulul Quran, Perak Api, Aqekah, Sunatan,

h. Sumber daya spritualitas dari eksistensi agama Islam yang sangat mengakar, hingga

memberikan nuansa masyarakat madani yang sangat toleransi dan empati.Contoh

membangun masjid dengan nilai gotong royong dan kekeluargaan yang didasarkan

oleh iman dan taqwa pad Allah.

i. Olah raga khas daerah yang lestari seperti “Presean”dan Pencak Silat.

Demikian sumber daya inti yang kita miliki. Sekarang adalah bagaimana

mengelolanya dengan sebaik mungkin, merupakan bentuk tantangan kita bersama.

Mengamati perkembangan sektor pariwisata yang kini terus menggeliat dan berkembang,

maka kita bisa mengarahkan potensi sumber daya yang kita milki kearah dunia pariwisata.

Menjadi suatu tema yang sangat tepat jika program aktifitas pembangunan mengarah pada

“membangun desa wisata dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa Mas-mas, secara

umum adalah belum adanya sosialisasi dan pengenalan sistem keuangan desa yang

konsisten. Jadi dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi pemicu diperlukannya

pengabdian ini adalah:

Page 55: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |45

a. Penyuluhan yang berkelanjutan tenang pengembangan kewirausahaan berbasis

kepariwisataan di desa Mas Mas masih perlu terus dijalankan dan ditingkatkan pada

tingkat yang lebih kongkrit dan bersinergi.

b. Masih dirasakan kurangnya pengenalan sistem penelolaan keuangan desa wisata yang

sederhana yang berkelanjutan.

c. Masih belum optimalnya penerapan pengembangan strategi pemasaran dengan

memanfaatkan sistem jaringan internet sebagai tempat informasi global untuk

mengenalkan dan mempromoskan potensi wisata desa.

d. Masih perlu terus “menjaga dan mengembangkan” terbentuknya motifasi dan

partisipasi yang tinggi untuk melakukan pengembangan usaha ke bidang pariwisata.

Berdasarkan uraian atas analisis situasi di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana memberikan motifasi dan wawasan tentang pengembangan

Kewirausahaan Kepariwisataan pada masyarakat dengan memanfaatkan tersedianya sumber

daya produktif yang tersedia serta Bagaimana tehnis/ upaya yang dilakukan untuk

memberikan pengetahuan kepada masyarakat, tentang hasil dan manfaat dari keberhasilan

usaha desa wisata serta sistem pengelolaan keuangannya, dengan lebih merata.

Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan/penyuluhan kepada masyarakat khususnya wirausaha

dan perangkat desa dan Bumdes tentang pengembangan kewirausahaan masyarakat dan

pengembangan Desa Wisata. Hasilnya diharapkan dapat menemukan strategi yang efektif

dan dapat melakukan pengelolaan keuangan yang baik, sehingga keberlanjutan usaha

(suistanability) desa wisata Karang MasMas dapat berjalan dengan baik.

Tujuan Khusus

a. Memberikan penyuluhan tentang pengembangan kewirausahaan dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada agar komponen produk wisata semakin bervariasi dan

berkualitas. Sehingga harapannya Wirausaha masyarakat desa dan aktifitas Desa

Wisata semakin maju dan berkembang,

b. Memperkenalkan penerapan sistem dan siklus akuntansi sederhana untuk dapat

menghasilkan informasi akurat tentang besarnya biaya operasional, tingkat pendapatan

dan keuntungan yang diperoleh serta perkembangan nilai aset dan kewajiban serta

modal yang dimilki. Hasil informasi akuntansi dapat dijadikan dasar evaluasi dan

pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun ekternal.

c. Agar pengusaha lebih faham tentang strategi pemasaran suatu produk dan pentingnya

peningkatan pelayanan kepada konsumen, sehingga dapat melakukan aktifitas

penjualan ke daerah-daerah yang lebih luas.

d. Dengan adanya penerapan sistem siklus akuntansi sederhana, maka dapat melakukan

sistem control dan pembaharuan manajemen. Selain itu mempermudah pengusaha

untuk mendapatkan pinjaman investasi pengembangan usaha.

Page 56: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |46

Kegunaan Kegiatan/manfaat

Dengan adanya penyuluhan dibidang pengembangan kewirausahaan yang

mengarah pada membangun desa wisata atas potensi sumber daya yang tersedia baik dari

aspek tehnis sistem pengelolaan keuangan sederhana serta strategi pemasaran terhadap usaha

wirausaha Pariwisata, maka masyarakat desa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan

kualitas manajemen pengelolaan usahanya sehingga mampu meningkatkan pengembangan

jenis bidang usaha serta mampu meningkatkan produktifitas yang lebih baik.

METODE KEGIATAN

Metode Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain:

a. Tahap pertama : Melakukan analisis, penyisiran dan evaluasi terhadap potensi sumber

daya wisata yang ada. Selanjutnya memberikan Penyuluhan tentang Pengembangan

Kewirausahaan menuju pada pembangunan dan pengembangan “Desa Wisata”

b. Tahap Kedua : Memberikan kiat untuk dapat memperoleh pengembangan modal usaha

dengan membuat sebuah wadah yang lebih dipercaya. Melakukan evaluasi dan diagnosis

mendalam untuk menentukan strategi pengembangan desa wisata.

c. Tahap ketiga : Pengajaran pembukuan sederhana dan bimbingan praktik penyusunan

pembukuan sederhana.

d. Tahap Keempat : Penyuluhan bidang keuangan dan pemasaran. Mengevaluasi dan

menetapkan strategi marketing yang paling tepat, agar paket paket wisata desa wisata

lebih dikenal pada tingkat nasional dan tingkat internasional. Metode ini dilksanakan

dalam suatu ruangan yang kondusif. Dalam penyuluhan ini menggunakan metode

ceramah dan diskusi. Untuk penngetahuan akuntansi dengan ceramah, praktik dan

latihan.

Kerangka Pemecahan Masalah

Dari Aspek Sinergitas Kewirausahaan Wisata

1. Dilakukan penyuluhan demi penyuluhan yang berkesinambungan tentang pengetahuan

kewirausahaan hingga sampai terbentuknya sebuah usaha yang produktif. Selanjutnya,

terbentuknya pengembangangan Wirausaha dengan semakin banyak mengeksplor

sumber daya yang ada secara terkonsentrasi dan diterapkannya manajemen yang baik.

Dengan penerapan metode ini maka diharapkan dapat mewujudkan dan

mengembangkan “Wirausaha di bidang Desa Wisata”

2. Dilakukan Aktifitas pembimbingan, pengarahan dan pengontrolan/evaluasi secara terus

menerus untuk membangun usaha baru yang produktif hingga berhasil tumbuh dan

mandiri.

3. Dari aspek Akuntansi/ Pembukuan: Akan diberikan pelatihan dan bimbingan dalam

majalankan proses siklus akuntansi hingga membuat laporan keuangan. Kemudian

dilanjutkan dengan entri data transaksi, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang

baik dan benar.

Page 57: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |47

4. Dari Aspek Strategi Manaajmen : Akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan

dalam memasarkan produk dengan cara membuat laman baru/website, bloker, jaringan

internet dan membangun ling baru dengan desa wisata-desa wisata yang ada di pulau

Lombok, maupun di luar pulau Lombok. Hasil membangun bentuk kerjasama antar

desa wisata ini dapat menghasilkan sinergitas yang lebih luas dalam hal menghasilan

paket wisata yang lebih kaya dan variatif. Selain dapat menghasilkan paket wisata yang

lebih berkualitas, juga kerjasama ini dapat dijadikan sarana untuk memperluas

jangkauan jaringan marketing yang efektif dan potensial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sinergitas Kewirausahaan Menuju Desa Wisata

Definisi Pariwisata (Tourism)

Pengertian Pariwisata menurut definisi yang luas adalah perjalanan dari satu

tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai

usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.(Smith and French, 1994).Definisi desa

pariwisata dapat didekati melalui 4 kategori yaitu: Dimensi Sosial, Dimensi Industri/Bisnis,

Dimensi Akademis, Dimensi Sosial Budaya.

Definisi Desa Wisata (Village Tourism)

Desa Wisata (village tourism) menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Lombok Barat adalah suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan

dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan

maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan. (Disbudpar Kab. Lombok Barat,

2006).Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata, yaitu :pertama,

Akomodasi adalah sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit

yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Kedua, Atraksi adalah seluruh

kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang

memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif.

Pendekatan Pengembangan Desa Wisata

Berdasar dari penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan

Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari

pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata, yaitu melalui pendekatan pasar dan

pendekatan fisik.

Pertama, Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata antara lain sebagai

berikut: (1) Interaksi tidak langsung adalah Model pengembangan didekati dengan cara

bahwa desa mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. (2) Interaksi

setengah langsung adalah Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan,

kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk. (3) Interaksi

Langsung Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/ bermalam dalam akomodasi yang

Page 58: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |48

dimiliki oleh desa tersebut. Pada Pendekatan Pasar ini diperlukan beberapa kriteria yaitu

: (a) Atraksi wisata; Jarak Tempuh; (b) Besaran Desa; (c) Sistem Kepercayaan dan

kemasyarakatan;(d) Ketersediaan infrastruktur.

Kedua, Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata dimana pendekatan ini merupakan

solusi yang umum dalam mengembangkan sebuah desa melalui sektor pariwisata dengan

menggunakan standar-standar khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan

aktivitas konservasi.

MEMBANGUN SUISTANABILITY DESA WISATA DENGAN IMPLEMENTASI

AKUNTANSI

Untuk desa wisata yang yang operasionalnya adalah di bidang jasa maka akuntansi

yang dijalankan dapat melakukan proses akuntansi yang lebih sederhana. Berikut disajikan

bentuk akuntansi jasa dan akuntansi dagang:

Siklus Akuntansi usaha Jasa:

a. Bukti Bukti Transaksi

Seluruh aktifitas usaha/perusahaan yang dapat diukur dengan nilai mata uang dan

memilki pengaruh terhadap keuangan perusahaan, maka transaksi itu dapat dicatat ke dalam

bukti-bukti transaksi yang telah disiapkan. Jadi kriteria untuk dapat dikatakan menjadi

transaksi perusahaan adalah:

1. Transaksinya dapat dipastikan nilai keuangannya

2. Timbulnya aktifitas tersebut berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan

3. Transaksi tersebut telah diakui kebenaran dan keabsahahannya. (telah diketahui

kondisi barangnya, nilai riel barangnya, adanya kesepakatan, diketahui oleh yang

berwenang).

Bentuk dari bukti transaksi dapat dibedakan menjadi dua:

1. Bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan dari perusahaan sendiri. Contohnya: Faktur

Penjualan, Kwitansi, Bukti Kas Keluar, Nota debet, Giro, Bukti Kas Masuk,

2. Bukti transaksi yang diterima dari perusahaan lain. Contohnya: Faktur Pembelian,

Invoice, Bukti Bank, Surat Setoran Pajak (SSP), Slip pembayaran dan lain-lain

BBT

Bukti-

Bukti

Transaksi

JURN

AL

Umum

BB

Buku

Besar

Neraca

Saldo

JURN

AL

Penyes

uaian

Whork

sheet

Laporan Keuangan

Resmi:

1.Lap. Rugi

Laba

2.Lap.Per.

Modl

3.LPPK/

Neraca

Jurnal

Penutup &

Jur. Balik

Page 59: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |49

Bukti-bukti transaksi ini diarsip dan didokumentasikan dengan rapid an teratur. Dapat

diatur sesuai dengan tanggal transaksi, dapat diatur sesuai dengan aktifitas investasi dan

aktfitas operasional. Dapat juga diarsip sesuai dengan kepentingan internal atau ekternal

dapat juga diarsip sesuai dengan departemen. Tergantung mana yang dianggap paling efektif

sesuai dengan kondisi perusahaan.

b. Jurnal

Adapun bentuk jurnal adalah:

1. Jurnal umum

2. Jurnal khusus

3. Jurnal adjastman atau Jurnal penyesuaian

Untuk Aktifitas jurnal, biasanya pada tingkat perusahaan jasa menggunakan jurnal

umum, dan pada tingkat perusahaan dagang dan industri menggunakan jurnal khusus. Khusus

penggunaan jurnal khusus akan sangat efektif ketika operasional perusahaan cukup variatif

pada transaksi penjualan dan pembelian baik secara tunai dan kredit, serta aktifitas biaya

yang sangat tinggi. Bentuk dari jurnal khusus antara lain: jurnal Penerimaan Kas, jurnal

Pengeluaran kas, jurnal Penjualan dan jurnal Pembelian.

Untuk jurnal adjastman diperlukan ketika saat penyusunan laporan keuangan periodik.

Fungsi dari jurnal penyesuaian adalah menarik dan mengakui transaksi asset maupun biaya

dan pendapatan yang belum diakui dan akan diakui.Adapun manfaat dari jurnal adjatman

adalah dapat memberikan informasi keuangan yang lebih objektif dan kondisi niali yang

terkini.

Tehnik melakukan proses jurnal adalah dimulai dari Format Logika Persamaan

Akuntansi, yaitu A = H + Modal {+ Pendapatan – Biaya + Setoran – Prive}.

Seluruh komponen Aktiva diberikan simbul “D” Seluruh elemen Hutang dan Modal diberi

simbul “Kredit” yang letaknya di sebelah kiri. Adapun simbul Debet dan Kredit berfungsi

untuk penempatan posisi awal dan tujuan melakukan penambabahan atau pengurangan. Jika

kita lihat isi dan tahapan proses pengembangan dari persmaan akuntansi adalah:

Dalam Persamaan akuntansi, Ketika Aset bertambah, contoh seperti Kas, maka

langsung menambah kas jika ada transaksi Kas yang bersifat menambah. Contohnya

Penerimaan Kas dari transaksi pendapatan tunai dan penerimaan Kas dari setoran, demikian

pula penerimaan kas dari hasil pembentukan hutang dan modal, maka akan menambah Aset

dalam bentuk Kas . Sebaliknya transaksi mengakibatkan pengurangan terhadap kas.

Dalam jurnal menggunakan penerapan simbul Debet dan kredit. Jika ada transaksi

menambanh asset seperti di atas maka akan diltekakkan di posisi Debet, sebaliknya jika

Debet Kredit

A = H + Modal

A’ = H’ + Modal’

Kas,Piutang,Persed. Perl = Hutang + Modal (Pend-Biaya+Setoran-Prive)

Page 60: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |50

bersifat mengurangi asset maka rekening tersebut akan diletakkan di Kredit. Demikian pula

untuk transaksi yang berhubungan dengan Pasiva, yaitu Hutang dan Modal. Jika aktifitasnya

bersifat mengurangi Hutang dan Modal maka posisinya akan diletakkan di Debet

(berlawanan). Jika sifatnya sebalinya ada transaksi yang sifatnya menambah maka akan

diletakaan di Kredit (Penempatan posisi yang sama, yaitu Kredit).

Contoh jurnal dari sekilas aktifitas Desa Wisata:

Tgl Nama Rekening D K

1/1 Kas 50.000.000

Modal 50.000.000

Diterima investasi dari modal DD

3/1 Kas 20.000.000

Hutang 20.000.000

Diterima Kas dari Hutang Bank

5/1 Perlengkapan 2.000.000

Kas 2.000.000

Dibayar perlengkapan

7/1 Peralatan 12.000.000

Kas 12.000.000

Dibayar Kas untuk Peralatan W

10/1 Infrastruktur (5 Th) 12.000.000

Kas 12.000.000

Dibayar biaya Infrastruktur

15/1 Kas 7.500.000

Pendapatan-Paket Wisata 1 (3 hari) 7.500.000

Diterima Pendapatan- P.W.1

19/1 Kas 5.500.000

Pendapatan-Paket W. 2 (3 hari) 5.500.000

Diterima pendapatan dari Paket W.2

25 Kas 7.000.000

Pendapatan Paket W. 3 (2 hari) 7.000.000

Diterima pendapatan dari PS.

30 Biaya Listrik 200.000

Kas 200.000

Dibayar listrik untuk 1 bln

30 Biaya Internet dan air lainnya

Kas

300.000

300.000

Setelah kita selesai melakukan proses penjurnalan, maka langkah berikutnya

memindahkan atau memposting setiap rekening yang ada di jurnal ke dalam Buku Besar

masing-masing. Tehnik pengisian Buku Besar adalah sebagai berikut:

Page 61: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |51

1. Dimulai dengan rekening Neraca yaitu Aktiva, Hutang dan Modal (dan rekening

kontra dari Modal)

2. Mengisi rekening Rugi/Laba, yaitu rekening Pendapatan dan Biaya.

Contoh Buku Besar dari aktifitas jurnal Desa Wisata.

BB: Kas No. Rek. 101

Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo D

1/1

3/1

5/1

7/1

10/1

15/1

19/1

25/1

31/1

31/1

50.000.000

20.000.000

7.500.000

5.500.000

7.000.000

2.000.000

12.000.000

12.000.000

200.000

300.000

50.000.000

70.000.000

68.000.000

56.000.000

44.000.000

51.500.000

57.000.000

64.000.000

63.800.000

63.500.000

BB: Perlengkapan No. Rek. 102

Tgl Kereterangan D K Saldo

Adj

2.000.000

200.000

2.000.000

1.800.000

BB: Peralatan No. Rek. 103

Tgl Keterangan D K Saldo

12.000.000 12.000.000

Adj Umur 5 Tahun

BB: Akkumulasi Peny. Peralatan No. Rek. 104

Tgl Ketrangan D K Saldo

Adj 200.000 200.000

BB: Infrastruktur No. Rek. 105

Tgl Keterangan D K Saldo

12.000.000 12.000.000

Adj 200.000 11.800.000

BB: Hutang No. Rek. 201

Tgl Keterangan D K Saldo

20.000.000 20.000.000

BB: Modal No. Rek. 301

Tgl Keterangan D K Saldo

1/1 50.000.000

BB: Prive No. Rek. 302

Page 62: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |52

Tgl Keterangan D K Saldo

BB: Pendapatan No. Rek. 401

Tgl Keterangan D K Saldo K

15

19

25

Pendap.Pak.W.2(3hr)

Pendap.Pak.W.3(2 hr)

Pendap.Pak.W.1(3 hr)

Saldo

5.500.000

7.000.000

7.500.000

5.500.000

12.500.000

20.000.000

BB: Biaya Perlengkapan No. Rek. 501

Tgl Keterangan D K Saldo

Adj 200.000 200.000

BB: Biaya Peny. Peralatan No. Rek. 502

Tgl Keterangan D K Saldo D

Adj 200.000 200.000

BB: Biaya Infrastruktur No. Rek. 503

Tgl Keterangan D K Saldo D

200.000 200.000

BB: Biaya Listrik No. Rek. 504

Tgl Keterangan D K Saldo D

30 200.000 200.000

BB: Biaya Telpon, air dan internet No. Rek. 505

Tgl Keterangan D K Saldo D

30/1 300.000 300.000

a. Neraca Saldo

Desa Wisata Mas Mas

NERACA SALDO

Per 1 Agustus 2019

No. Rek Nama Rekening Debet Kredit

101 Kas 63.500.000

102 Perlengkapan 2.000.000

103 Peralatan 12.000.000

104 Akkumulasi Peny. Peralatan

105 Infrastruktur 12.000.000

201 Hutang 20.000.000

301 Modal 50.000.000

Page 63: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |53

401 Pendapatan Paket 1,2,3 20.000.000

501 Biaya Perlengapan

502 Biaya Peralatan

503 Biaya Infrastruktur

504 Biaya Listrik 200.000

505 Biaya Internet, telp dan air 300.000

90.000.000 90.000.000

b. Penyesuaian

No.Rek Nama Rekening Debet Kredit

502

102

Biaya Perlengkapan

Perlengkapan

(Penyesuaian)

200.000

200.000

503

105

Biaya Infrastruktur

Infrastruktur

(Penyesuaian)

200.000

200.000

504

104

Biaya Peny. Peralatan

Akk. Peny. Peralatan

(Penyesuaian)

200.000

200.000

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam melakukan pengebangan Desa Wisata, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Mengerakkan masyarakat desa secara bersama dengan cara membuka wawasan mereka

tentang manfaat posisitif yang luar biasa dari hidup dan berkembangnya Desa Wisata

yang semakin maju. Menciptakan kesadaran dan meciptakan wawasan yang luas dan

komprehensif kepada masyarakat sangatlah penting dan mendasar, karena akan tercipta

partisipasi dan dukungan masyarakat yang sangat kuat. Partisipasi dan dukungan

masyarakat ini adalah dasar utama yang harus tercipta untuk pengembangan desa wisata.

2. Terciptanya sinergi yang kuat anatara semua elemen yang ada yang saling terkait antara

satu dengan yang lain, seperti: a. unit-unit UMKM masyarakat yang tradisional dan

unik, memiliki nilai budaya. b. Perangkat desa yang semanagat aktif memberikan

sosisalisasi dan bimbingan kepada masyarakat, c. Pemerintah, yang akan memeberikan

dukungan pembangunan sarana prasarana (infrastruktur) yang mendukung terciptanya

desa wisata. d. Para investor yang memilki ketertarikan untuk berinfestasi di bidang

wisata, e. Entitas Perbankan yang menyalurkan paket-paket kredit ringan untuk program

pengembangan desa wisata.

3. Diperlukannya Strategi pengembnagan desa wisata yang berkesinambungan, dengan

melakukan analisis dan diagnosis secara lebih mendalam, sehingga didapatkan pemilihan

strategi yang paling tepat dan implementasi strategi yang benar dalam mencapai visi,

misi dan tujuan.

Page 64: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |54

4. Setiap akhir tahun sealalu dilkaukan evaluasi terhadap strategi yang telah di jalankan,

sehingg dapat diketahui apakah strategi telah tepat, atau tidak. Jika belum sesuai, maka

perlu perbaikan strategi, sehingga terciptalah pengembangan desa wisata.

5. Diperlukannya pemahaman dan penerapan akuntansi sederhana dalam aktifitas desa

wisata. Tujuannya agar terwujud sinergitas yang lebih baik, dan dapat mengambil

kebijakan ekonomi, keuangan untuk tujuan agar desa wisata terus maju dan berkembang.

Saran

1. Untuk aktifitas pengabdian Pengembangan desa wisata, diperlukannya kegiatan

marketing yang lebih luas, yaitu dengan menciptakan sinergitas/ kerjasama anatara

internal desa wisata dan ekternal desa wisata. Internal artinya kerjasama antara masing-

masing UMKM, perangkat desa, Bumdes dan masyarakat yang semakin baik. Perlu

ditingkatkannya soialisasi untuk menciptakan pemehaman dan wawasan tentang

pentingnya kerjasama dalam membnagau desa wisata.

2. Pentingnya pembelajaran yang terus menerus/ berkesinambungan sehingga partisipasi

dan kerjasama akan terus terpelihara, dan ilmu akuntansi yang diterapkan benar-bnnar

dapat diimplementasikan.

Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan

nikmat iman, islam dan kesehatan, sehingga setelah beberapa bulan berjalan kami

menjalankan kegitan pengabdian, akhirnya kegiatan ini selesai dengan baik dan akan terus

berkelanjutan dalam mwmbngaun desa wisata. Solawat dan salam kami khaturkan ke atas

baginda Rasululullah swt, yang telah membuat hidup penuh cinta dan kasih saying, yang

membuat hidup kita menjadi bermanfaat, bahagia dunia akherat, Tak lupa saya ucapkan

terimakasih yang terhingga kepada LPPM yang telah membimbing dan membantu kami dari

materi dan moril. Tak terlupakan juga terimaksih yang takterhingga atas kebaikan pak kepala

desa dan masyarakat desa karang MasMAs sehingga proses pengabdian ini dapat berjalan

dengan baik. Dan saya berharap semoga pengabdian ini akan banyak memeberikan kontrusi

dan berkontribusi untuk pembnagunan desa wisata. Kami berharap semoaga InsAllah apa

yang kita telah perjuangan untuk membangun desa wisata Karang MasMas akan banyak

memberikan kemaslahamatan, kemajuan penguatan ekonomi masyarakat desa.

DAFTAR PUSTAKA

Al Haryono Yusuf (2011), Dasar-dasar Akuntansi, jilid 2 Cetakan Pertama Desember 2011,

Sekolah Tinggi Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara, Yogyakarta.

Arfan Ikhsan (2009), Pengantar Praktis Akuntansi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Carl S Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, (2007), Accounting Pengantar Akuntansi,

Salemba Empat, Jakarta.

Ely Suhayatidan Sri DewiAnggadini (2009), AkuntansiKeuangan, GrahaIlmu, Yogyakarta

Fandely, C. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas

Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta.

Page 65: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |55

H. Lili M. Sadeli (2009), Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 1 Cetakanke 5, Bumi Aksara,

Jakarta.

Hadiwijoyo, Surya Sakti. (2012). Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat

(Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta: GrahaIlmu.

Nuryanti, Wiendu (1993) Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan

Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada

University

Sofjan Assauri (2016) Strategi Management; Sustainable Competitive Advantages edsi 2,

Rajawali Pres, Jakarta

Soemarso S.R. (2010), Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2 (Edisi 5), SalembaEmpat, Jakarta.

https://www.kompasiana.com/ahyarros/599a7e1033649414a9488dc2/desa-mas-mas-yang-

memikat-wisatawan, diakses 21 Februari 2019 Pukul 13.10

http://www.berdesa.com/3-dampak-positif-ekonomi-pengembangan-desa wisata/, diakses 21

Februari 2019 Pukul 13.10

https://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata, , diakses 21 Februari 2019 Pukul 13.10.

Page 66: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |56

INOVASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI

JAGUNG DI LAHAN KERING

I Komang Damar Jaya*, Rosmilawati, I Wayan Suadnya, Sudirman, I Wayan Sudika Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords: Adopsi, baris ganda,

fasilitator, kemitraan,

KUR, transfer

teknologi

Abstract: Petani jagung di lahan kering menghadapi dua persoalan utama,

produktivitas tanaman yang rendah dan kekurangan modal usaha pada awal musim

tanam. Rendahnya produktivitas diakibatkan oleh ketidakmampuan petani dalam

menerapkan teknologi budidaya jagung karena biayanya yang tinggi. Minimnya

modal usaha, yang biasanya diperoleh dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi

di awal musim tanam, menjadi salah satu penyebab ketidakmampuan petani jagung

untuk menerapkan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu dibutuhkan suatu

inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani

jagung di lahan kering. Inovasi yang dimaksud adalah suatu program kemitraan

antara petani jagung di lahan kering dengan PT. Bank NTB sebagai pemberi modal

usaha lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT. Syngenta sebagai penyedia

benih, distributor pupuk sebagai penjamin pasokan pupuk dan penyuluh pertanian

sebagai pemberi persetujuan kebutuhan pupuk petani. Universitas Mataram

(UNRAM) berperan sebagai fasilitator untuk terjalinnya kemitraan serta penyedia

inovasi teknologi budidaya tanaman jagung, yaitu teknologi tanam baris ganda.

Kegiatan kemitraan dilaksanakan di beberapa kecamatan dengan lahan kering yang

cukup luas di tiga kabupaten, yaitu Lombok Timur, Lombok Utara dan Sumbawa

pada musim penghujan tahun 2016/2017, 2017/2018 dan 2018/2019. Dalam tiga

tahun pelaksanaan kegiatan kemitraan, terjadi peningkatan produktivitas tanaman

jagung rata-rata sebesar 1,2 ton/ha dan peningkatan pendapatan Rp 3.716.169/ha

dari 1.801 orang menerima KUR. Jumlah petani yang mengadopsi teknologi tanam

baris ganda tercatat sebanyak 3.221 orang.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani jagung di lahan kering Nusa

Tenggara Barat (NTB) adalah rendahnya produktivitas tanaman dan sulitnya memperoleh

modal usaha pada saat akan menanam jagung di awal musim penghujan. Hasil survey awal di

lahan kering Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2014 menunjukkan rata-rata produksi

jagung sekitar 4,8 ton/hektar. Penyebab rendahnya produktivitas tanaman jagung di lahan

kering adalah karena penerapan teknologi budidaya tanaman jagung yang tidak memadai dan

adanya variabilitas iklim (Jaya et al., 2017). Teknologi budidaya yang dimaksud meliputi

penggunaan benih varietas unggul, pola penanaman yang tepat, pemupukan dengan jumlah

dan waktu yang tepat, serta pemeliharaan tanaman untuk mengatasi permasalahan hama,

penyakit dan gulma. Ketidak mampuan petani menerapkan teknologi budidaya tanaman

jagung yang tepat tidak lepas dari rendahnya modal usaha yang dimiliki untuk memulai

kegiatan usahatani.

Modal usaha biasanya diperoleh dari para rentenir dengan bunga yang sangat tinggi

sehingga petani tidak berani meminjam uang dalam jumlah yang banyak. Akibatnya, petani

jagung tidak pernah bisa menerapkan paket teknologi budidaya tanaman jagung dengan baik

Page 67: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |57

dan benar. Kebutuhan benih tanaman jagung varietas hibrida per hektar adalah sebanyak 20

kg. Seringkali mereka menggunakan benih kurang dari 20 kg karena keterbatasan modal

usaha. Bahkan beberapa petani membeli benih jagung di pasar yang tidak jelas varietas dan

asal-usul benihnya. Benih yang kurang atau kualitas benih yang buruk selanjutnya diikuti

oleh permasalahan pupuk yang seringkali tidak tersedia pada saat dibutuhkan, semuanya

berdampak buruk terhadap produksi tanaman jagung. Terjadinya variabilitas iklim, seperti

dry-spell pada saat fase-fase kritis perkembangan tanaman ataupun curah hujan yang terlalu

tinggi, turut berkontribusi terhadap rendahnya produktivitas tanaman jagung di lahan kering.

Peneliti dari Universitas Mataram (UNRAM) telah menghasilkan teknologi

budidaya tanaman jagung varietas hibrida moderen yang mampu berproduksi sampai 8,0

ton/hektar di lahan kering (Jaya et al., 2017). Teknologi budidaya tanaman jagung yang

dimaksud adalah nenaman tanaman jagung dengan pola baris ganda. Pola tanam baris ganda

dilatar belakangi oleh teori Puntel (2012) yang menyatakan bahwa penangkapan cahaya oleh

kanopi tanaman jagung pada saat anthesis sampai fase pengisian tongkol sebesar 95% akan

menghasilkan hasil tongkol yang maksimal. Jaya et al. (2017) selanjutnya melakukan kajian

jarak tanam dan pola penanaman yang menghasilkan kanopi tanaman jagung dengan

kemampuan menangkap cahaya sebanyak 95% pada saat anthesis. Jarak tanam pada pola

tanam baris ganda adalah 70 cm antar baris ganda dan 35 × 20 cm dalam baris ganda. Dengan

pola baris ganda ini populasi tanaman dapat ditingkatkan dari sekitar 70.000 tanaman/hektar

menjadi 100.000 tanaman/hektar. Konsekuensi dari peningkatan populasi ini adalah jumlah

benih yang dibutuhkan semakin banyak dan juga kebutuhan pupuk bagi tanaman meningkat

yang membuat teknologi ini menjadi semakin mahal bagi petani.

Suatu program kemitraan antara petani dengan pihak swasta dan pemerintah

dilaporkan dapat meningkatkan kapasitas petani dalam menerima teknologi (Ponnusamy,

2013). Peningkatan pemahahan akan teknologi yang berujung pada peningkatan produktivitas

juga dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan langsung dilapang atau sering disebut

sekolah lapang (Davies et al., 2012). Selain itu, peran atau tanggung jawab universitas dalam

menghasilkan dan mendeseminasikan teknologi guna mensejahterakan masyarakat tani di

wilayahnya juga sangat dibutuhkan. Niewolny et al. (2012) melaporkan bahwa kemitraan

antara universitas dengan masyarakat tani dapat menjamin dihasilkannya produk pertanian

sebagai bahan makan yang berkualitas dengan menerapkan teknologi pertanian yang

berkelanjutan. Oleh karena itu, suatu program kemitraan antara petani dengan perusahaan

swasta, pemerintah dan universitas perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas dan

pendapatan petani tanaman jagung di lahan kering. Tulisan ini melaporkan suatu inovasi

dalam transfer teknologi budidaya tanaman jagung di lahan kering dari universitas ke petani

dengan dukungan program kemitraan antara petani dengan pihak swasta dan pemerintah serta

pihak universitas sebagai fasilitator.

METODE KEGIATAN

Kegiatan kemitraan dilakukan di beberapa kecamatan dalam wilayah tiga kabupaten,

yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara.

Page 68: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |58

Di Kabupaten Lombok Utara, kegiatan kemitraan difokuskan di Kecamatan Kayangan dan

Bayan, sementara di Kabupaten Lombok Timur kegiatan dilaksanakan di Kecamatan

Jerowaru. Kecamatan Labangka, Lopok dan Plampang merupakan lokasi kegiatan kemitraan

di Kabupaten Sumbawa. Di semua kecamatan yang sudah disebutkan terdahulu, hampir

semua petani jagung sangat bergantung pada curah hujan untuk pertumbuhan dan hasil

tanaman mereka. Program kemitraan mulai dilakukan pada musim penghujan Tahun

2016/2017 untuk lokasi Lombok Utara dan Lombok Timur dan musim penghujan Tahun

2018/2019 untuk Kabupaten Sumbawa. Seluruh rangkaian kegiatan program kemitraan

berakhir pada bulan Juni 2019.

Pihak-pihak yang bermitra adalah penyedia dana untuk modal usaha kegiatan

usahatani, perusahaan benih yang berkualitas, distributor pupuk dan benih serta pemerintah

dengan pihak universitas sebagai fasilitator. Mitra penyedia Kredit Usaha Rakyat (KUR)

adalah PT. Bank NTB (sekarang PT. Bank NTB Syariah). Mitra sebagai penyedia benih yang

berkualitas adalah PT. Syngenta dan mitra sebagai penyalur pupuk dan benih adalah beberapa

distributor pupuk dan benih di kecamatan-kecamatan. Penyuluh pemerintah, dalam hal ini

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berperan sebagai pihak yang membantu menyusun

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Ada juga kepala desa yang berperan

memberikan persetujuan bagi masyarakatnya untuk memperoleh KUR dari bank mitra.

Bank NTB Cabang Lombok Utara, Lombok Timur dan Sumbawa di bawah koordinasi Bank

NTB Pusat di Mataram semua dilibatkan dalam diskusi dan sosialisasi program kemitraan.

Pelibatan ini penting agar masyarakat tani, pengusaha benih, distributor pupuk dan benih,

serta pemerintah daerah yakin bahwa petani jagung di lahan kering memang benar

mendapatkan modal usaha. Sebagian besar kegiatan sosialisasi dilakukan di kantor-kantor

desa dan sebagian kecil dilakukan di rumah-rumah warga yang menjadi panutan masyarakat

tani (local champions).

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjalankan program kemitraan adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan survey dasar tentang produktivitas tanaman jagung dan pendapatan petani

jagung di lahan kering.

2. Meyakinkan PT. Syngenta tentang teknologi budidaya tanaman jagung pola baris ganda

dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari teknologi budidaya jagung baris tunggal.

3. Mengajak PT. Syngenta bekerjasama untuk dapat menyiapkan benih jagung (khususnya

varietas NK212 yang sudah diuji oleh Tim UNRAM daya hasilnya di lahan kering)

dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai rencana.

4. Meminta PT. Syngenta untuk menyiapkan kegiatan demo penanaman pola baris ganda

dan melatih petani melakukan praktek budidaya yang baik dan benar. Tempat pelatihan

dari PT. Syngenta selanjutnya disebut Syngenta Learning Centre (SLC).

5. Menghubungi beberapa distributor pupuk dan benih yang ada di kecamatan dan desa

serta meminta kesiapan mereka mendukung rencana kegiatan kemitraan.

6. Sosialisasi rencana program kemitraan dan berkoordinasi dengan kepala desa serta

penyuluh lapangan.

7. Sosialisasi rencana program kemitraan ke Bank NTB Pusat.

Page 69: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |59

8. Koordinasi Bank NTB Pusat dengan kepala-kepala cabang Bank NTB di tiga kabupaten

untuk mendukung rencana program kemitraan yang dikoordir oleh UNRAM.

9. Mempersiapkan demonstrasi plot di SLC (di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara dan

di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur) untuk kegiatan pelatihan.

10. Melakukan kegiatan sosialisasi tentang program kemitraan kepada petani jagung di lahan

kering dengan melibatkan para mitra dan petani yang maju serta menjadi panutan (local

champions) di desa masing-masing lokasi.

11. Membantu pihak bank dalam menyelesaikan semua kebutuhan administrasi bagi petani

jagung untuk memperoleh KUR.

12. Berkoordinasi dengan kepala desa dan tenaga penyuluh lapang untuk menyusun Rencana

Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan menyusun anggaran kebutuhan KUR

masing-masing petani.

13. Mengusulkan kepada pihak bank jumlah petani dan besaran biaya yang dibutuhkan oleh

masing-masing petani serta memonitor proses evaluasi dan verifikasi yang dilakukan

oleh pihak bank terhadap usulan petani.

14. Berkoordinasi dengan PT. Syngenta dan distributor pupuk untuk menyepakati jumlah

kebutuhan benih dan pupuk dan waktu yang tepat untuk didistribusikan ke petani.

15. Memfasilitasi pihak bank dalam mendistribusikan KUR ke petani di masing-masing desa

dan sekaligus pendistribusian benih dan pupuk.

16. Melakukan monitoring dan evaluasi kondisi tanaman petani selama musim tanam.

17. Berkoordinasi dengan pedagang pengepul dikecamatan dan pembeli jagung dalam

jumlah yang besar (pembeli dari Pulau Jawa)

18. Melakukan monitoring, evaluasi dan pembelajaran atas kepatuhan petani dalam

mengembalikan dana KUR ke bank.

19. Melakukan survey tentang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani jagung di

lahan kering.

20. Melakukan pelatihan tentang program kemitraan terhadap aparat pemerintahan sehingga

program kemitraan yang sudah terbangun dapat terus dilanjutkan

Page 70: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |60

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara diagramatik, model kemitraan digambarkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Saling hubungan antara para pihak yang bermitra (Sumber: ARISA)

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung di

lahan kering dan meningkatkan pendapatan petaninya dengan cara transfer teknologi pola

tanam baris ganda dan inovasi kemitraan, semua pihak yang bermitra memberikan kontribusi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Coppola (2007) yang menyatakan bahwa transfer teknologi

dapat dilakukan dengan melibatkan banyak individu atau kelompok dengan kepentingan yang

beragam. Individu atau kelompok tersebut antara lain:

1. UNRAM menyediakan paket teknologi budidaya tanaman jagung kepada petani,

memfasilitasi penyaluran KUR dari Bank NTB ke petani dan memberikan masukan

kepada pemerintah daerah tentang manfaat dari program kemitraan. Manfaat yang

diperoleh UNRAM dari kemitraan ini adalah terlaksananya kegiatan Pengabdian

Kepada Masyarakat dan kepercayaan yang diberikan oleh pihak petani, pemerintah

daerah dan Bank NTB.

UNRAM

memiliki

teknologi dan

kempauan

rekayasa sosial

BANK punya

uang namun

butuh pasar

PETANI

punya masalah:

1) Modal,

2) Teknologi

3) Saprotan

4) Pasar

PERUSAHAAN

Butuh pasar,

menjual produksi PEMERINTAH

Punya kebijakan

dan tugas membantu

petani

PENGEPUL

DAN

PEMBELI

Page 71: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |61

2. Bank NTB mendapatkan masukan dari UNRAM tentang peluang menambah nasabah

baru lewat penyaluran KUR kepada petani, distributor pupuk dan benih serta

pedagang pengepul. Manfaat yang diperoleh Bank NTB adalah bertambahnya jumlah

nasabah dan keuntungan serta kepercayaan dari masyarakat dan penghargaan dari

pemerintah karena Bank NTB berperan dalam meningkatkan pendapatan petani

miskin di lahan kering.

3. Perusahaan benih dan distributor pupuk menyiapkan benih, tempat pelatihan (SLC)

dan memastikan ketersediaan benih serta pupuk dalam jumlah dan waktu yang tepat.

Manfaat yang diperoleh perusahaan benih (PT. Syngenta) dan distributor pupuk

adalah bertambahnya omset penjualan dan keuntungan.

4. Sebagian pengepul dan pembeli jagung hasil petani berperan sebagai agen penjual

benih dan pupuk yang mendapatkan modal dari Bank NTB. Selain itu pengepul dan

pembeli jagung juga berperan dalam mempercepat komunikasi petani dengan pihak

pemerintah. Pengepul dan pembeli ini mendapatkan keuntungan dari hasil menjual

jagung yang dihasilkan oleh petani ke pedagang besar ataupun perusahaan pembeli

biji jagung yang ada di Pulau Jawa.

5. Pemerintah mendapatkan masukan dari UNRAM dalam membuat kebijakan-

kebijakannya serta memperoleh manfaat dari keberhasilan petani sehingga produk

jagung secara regional meningkat dan angka kemiskinan berkurang.

6. Petani memperoleh manfaat dari semua pihak yang bermitra dan juga berkontribusi

dalam berbagai bentuk kepada semua pihak.

Secara teori, suatu kemitraan di bidang pertanian biasanya ada tanggungjawab dan resiko

yang ditanggung bersama oleh para pihak yang bermitra (Ponnusamy, 2013) dan biasanya

dituangkan dalam satu dokumen perjanjian kerjasama. Namun dalam kemitraan yang

dilaporkan ini, tidak ada dokumen yang ditandatangani oleh para pihak dan kemitraan

berjalan hanya dengan komunikasi yang efektif dan kepercayaan dari para pihak (pseudo

partnership). Kondisi ini dimungkinkan terjadi dalam kemitraan untuk kegiatan transfer

teknologi, sepanjang komunikasi antar para pihak yang bermitra berjalan baik serta sesuai

dengan tata budaya yang berlaku di suatu wilayah (Coppola, 2007). Satu-satunya dokumen

yang ditandatangani adalah dokumen peminjaman modal usaha (KUR) oleh petani dari Bank

NTB.

Page 72: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |62

Gambar 2. Searah jarum jam dari pojok kiri atas; kegiatan sosialisasi teknologi baris ganda dan

inovasi kemitraan, pelatihan cara tanam jagung di Syngenta Learning Centre,

kesepakatan realisasi KUR oleh Bank NTB, dan distribusi KUR di tingkat desa

Tahapan kegiatan yang direncanakan, mulai dari sosialisasi teknologi tanam baris

ganda dan program kemitraan sampai pada realisasi KUR kepada petani jagung berjalan

dengan baik (Gambar 2). Transfer teknologi tanam jagung pola baris ganda dari UNRAM ke

petani berjalan baik karena adanya inovasi kemitraan (Williams et al., 2018). Tahun-tahun

sebelumnya, petani jagung di lahan kering sangat sulit untuk mendapatkan modal usaha

untuk dapat menerapkan teknologi budidaya tanaman jagung yang tepat. Hanya petani yang

bisa menyediakan agunan yang bisa meminjam uang dalam jumlah yang memadai dan itupun

tidak semua dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan usahatani. Bagi petani yang tidak

memiliki sesuatu untuk diagunkan, mereka biasanya mencari rentenir untuk modal usaha.

Karena bunga pinjaman dari rentenir yang terlalu tinggi, maka petani biasanya tidak

meminjam uang dalam jumlah yang cukup memadai untuk menerapkan teknologi budidaya

tanaman jagung. Akibatnya, hasil tanaman jagung tidak pernah mencapai optimal, meskipun

varietas yang diusahakan adalah varietas hibrida moderen. Oleh karena itu, kemitraan yang

menekankan pada saling percaya antar pihak yang bermitra akan menjadi kunci keberhasilan

dalam mengembangkan sektor pertanian di Indonesia (Cosijn et al., 2018), khususnya bagi

petani jagung di lahan kering.

Page 73: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |63

Capaian penyebaran informasi teknologi tanam jagung baris ganda dan program

kemitraan cukup signifikan. Sampai dengan berakhirnya program kemitraan yang

dilaksanakan oleh UNRAM di musim penghujan 2018/2019, sebanyak 4.640 orang petani

sudah diberi informasi lewat media penyuluhan. Dari 4.640 petani yang sudah mengikuti

kegiatan penyuluhan, 3.221 orang petani mengadopsi teknologi, sebanyak 2.735 orang petani

memperoleh manfaat dari pola tanam baris ganda atau varietas hibrida NK212 dan 1.801

orang berkesempatan memperoleh KUR. Adanya selisih antara petani yang diberikan

penyuluhan dengan yang mengadopsi teknologi dan yang memperoleh KUR sebagian besar

disebabkan karena kegagalan dalam melengkapi persyaratan administrasi. Persoalan paling

mendasar adalah banyak petani tidak memiliki e-KTP yang menjadi persyaratan administrasi

paling utama. Sebagian lagi petani masih memiliki pinjaman usaha di beberapa bank

pemerintah sehingga belum bisa memperoleh KUR. Petani yang belum memperoleh KUR

ada yang menerapkan teknologi tanam baris ganda atau menanam jagung varietas NK212

yang direkomendasikan oleh peneliti UNRAM.

Rata-rata peningkatan produksi jagung petani di lahan kering adalah 1,2 ton/ha, dari

4,8 ton/ha sebelum dipernalkannya teknologi tanam baris ganda dan inovasi kemitraan,

menjadi 6,0 ton/ha setelah adanya kemitraan. Rata-rata nilai peningkatan pendapatan petani

jagung yang telah mendapatkan KUR adalah Rp 3.716.169/ha. Nilai peningkatan ini masih

rendah karena masih banyaknya petani yang mengadopsi pola tanam baris ganda tetapi tidak

memiliki dana yang cukup untuk membeli pupuk maupun benih yang berkualitas. Hal ini bisa

dilihat dari selisih antara petani yang mengadopsi teknologi dan petani yang memperoleh

KUR. Untuk dimaklumi, pola tanam baris ganda membutuhkan benih dan pupuk yang lebih

banyak dari pola konvensional, baris tunggal, sehingga biaya usahatani yang dibutuhkan juga

lebih banyak. Ketidakmampuan petani untuk membiayai teknologi tanam baris ganda karena

tidak memperoleh KUR berdampak terhadap produksi tanaman jagung mereka, sehingga

secara rata-rata peningkatan produksinya masih terlihat rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Suatu inovasi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung di lahan

kering sudah berhasil dilakukan. Peningkatan produksi dan pendapatan diperoleh dari

penerapan teknologi tanam jagung pola baris ganda dan kemitraan antara petani dengan pihak

swasta dan pemerintah yang difasilitasi oleh UNRAM. Dalam kemitraan yang diterapkan

tidak ada dokumen resmi yang ditandatangani antara para pihak selain dokumen peminjaman

modal usaha (KUR) dari Bank NTB oleh petani. Komunikasi yang baik, terbuka dan saling

percaya serta disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat dimana kegiatan

dilaksanakan adalah kunci keberhasilan inovasi ini. Oleh karena itu, inovasi kemitraan antara

petani jagung di lahan kering dengan pihak swasta dan pemerintah sangat perlu untuk terus

dilanjutkan dan diperluas ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh oleh program kemitraan

semacam ini sebelumnya

Page 74: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |64

Ucapan Terima Kasih

Tim pengabdian kepada masyarakat UNRAM mengucapkan banyak terimakasih

kepada Department of Foreign Affair and Trades (DFAT) pemerintah Australia lewat

Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) yang telah

mendanai seluruh kegiatan yang dilaporkan lewat proyek Applied Research and Innovation

Systems in Agriculture (ARISA).

.

DAFTAR PUSTAKA

Coppola, N. W. 2007. Communicating green innovation technology transfer in a university-

business – government consortium. Comparative Technology Transfer and

Society. vol 5, hal 233-252.

Cosijn, M., Williams, L. J., & Hall, A. 2018 Partnering for Development Impact: Innovation

in Indonesian agricultural systems. Development Bulletin. vol. 79, hal 73‐77.

Davis, K., Nkonya, E., Kato, E., Mekonnen, D. A., Odendo, M., Miiro, R., & Nkuba, J. 2012.

Impact of farmer field schools on agricultural productivity and poverty in East

Africa. World Development. vol 40, hal 402-413.

Jaya I K D, Sudirman, Rosmilawati. 2017. Exploring strip intercropping potentials of maize-

pulse crops to fight climate variability impacts in dryland areas. International

Journal of Bioscience and Biotechnology. vol. 5, hal 1-11.

Niewolny, K. L., Grossman, J. M., Byker, C. J., Helms, J. L., Clark, S. F., Cotton, J. A., &

Jocobsen, K. L. 2012. Sustainable agriculture education and civic engagement:

The significance of community-university partnerships in the new agricultural

paradigm. Journal of Agriculture, Food Systems, and Community Development.

vol. 2, hal 27–42.

Ponnusamy, K. 2013. Impact of public private partnership in agriculture: a review. Indian

Journal of Agricultural Sciences. vol. 83, hal 803-808.

Puntel L. A. 2012. Field Characterization of Maize Photosynthesis Response to Light and

Leaf Area Index Under Different Nitrogen Level: a Modelling Approach. (Iowa

State University). Paper 12673

Williams, L., Hall, A., Ash, A., Caudwell, R., Cosijn, M., Dahlanuddin, D., Jaya, I K. D.,

Kristedi, T., Roesmanto, J., Soetanto, H., Subagio, A., van Wensveen, M. 2019.

Learning from Public Research – Private Sector Partnership in ARISA. AIP-

Rural Learning Series. 15 hal.

Page 75: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |65

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS

KOTORAN SAPI BAGI KELOMPOK PETERNAK DESA SUKAREMA

LOMBOK TIMUR

Sarkono*, Ernin Hidayati, Faturrahman, Bambang Fajar Suryadi Program Studi Bioligi, Fakultas MIPA, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords:

Pupuk organik cair,

urin sapi, fermentasi,

limbah peternakan

Abstract: Desa Sukarema merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Lenek

Lombok Timur. Komoditi pertanian utama yang menjadi andalan desa ini adalah

padi dan jagung. Selain itu di desa ini terdapat 9 kelompok ternak sapi yang tersebar

di semua dusun dengan jumlah populasi sebanyak 708 ekor. Seluruh sapi dipelihara

dalam kandang kelompok dengan kondisi kandang rata-rata semi permanen dan

masih banyak yang berlantai tanah. Permasalahan yang dihadapi Desa Sukarema

diantaranya adalah belum adanya usaha pertanian dan peternakan yang terintegrasi

dengan baik, terutama menyangkut pengolahan limbah pertanian dan peternakan.

Solusi yang ditawarkan adalah menjawab permasalahan dan kebutuhan kelompok

peternak yang dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan peternak untuk

memahami permasalahan yang dihadapi dan merencanakan kegiatan untuk

mengatasai masalah. Kegiatan yang ditawarkan adalah berupa penyuluhan, FGD

dan bimbingan praktek pembuatan pupuk organik cair (POC) dari bahan dasar

limbah kotoran sapi. Kegiatan yang bertahap ini diharapkan akan membentuk

pemahaman secara konsepsi dan membentuk ketrampilan dalam memanfaatkan

limbah peternakan untuk membuat pupuk organik cair. Kegiatan pengabdian ini

diikuti oleh 20 orang peserta yang mewakili seluruh kelompok ternak yang ada di

Desa Sukarema. Seluruh peserta antusias mengikuti kegiatan sejak dari penyiapan

bahan dan tempat, penyuluhan, FGD hingga mempraktekkan pembuatan pupuk

organik cair dari feses dan urin sapi. Dengan adanya bekal teori sekaligus

ketrampilan diharapkan kelompok peternak yang menjadi mitra kegiatan pengabdian

ini dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh secara mandiri untuk

memenuhi kebutuhan usahanya sendiri dan berpeluang dijadikan usaha baru yang

potensial.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Program NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS) merupakan suatu gerakan terobosan dalam

pengembangan peternakan sapi dengan lebih mengutamakan pemberdayaan sumberdaya

lokal dengan tujuan agar sesegera mungkin dapat tercapai populasi sapi optimal sesuai

dengan daya dukung wilayah, sehingga peternakan sapi di NTB dapat memberikan kontribusi

yang besar terhadap pendapatan masyarakat pedesaan, memenuhi kebutuhan daging nasional,

dan permintaan bibit sapi bagi daerah-daerah lain. Dengan demikian peternakan sapi dapat

menjadi lokomotif penggerak atau pengungkit sektor ekonomi lainnya dalam rangka

meningkatkan perekonomian, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Agar

dapat menjadi pengungkit sektor lain, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuat

system peternakan yang terintegrasi dengan sektor pertanian misalnya dengan memanfaatkan

limbah usaha peternakan sapi menjadi pupuk bagi tanaman pertanian.

Page 76: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |66

Limbah usaha peternakan sapi meliputi sisa pakan hijauan, feses dan urin. Limbah

tersebut dapat dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk organik padat maupun cair. Menurut

Parnata (2004), pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya

maksimum 5% karena itu, kandungan N, P dan K pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk

organik cair memiliki beberapa keuntungan yaitu mengandung zat tertentu seperti

mikroorganisme yang jarang terdapat pada pupuk organik padat, pupuk organik cair dapat

mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat. Yuanita (2010) menambahkan

bahwa pupuk organik cair (POC) lebih menarik karena dari sisi aplikasinya lebih beragam,

dapat diaplikasikan pada media tanam maupun disemprotkan melalui daun. Kebanyakan

POC diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair Foliar yang mengandung

hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik).

Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga

membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman,

mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.

Desa Sukarema merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Lenek Lombok

Timur. Desa ini merupakan desa hasil pemekaran dan terdiri dari empat dusun yakni Dusun

Sukarema, Dusun Sukarema Barat, Dusun Kertasari dan Dusun Lendang Kantong.

Berdasarkan data statistic desa diketahui bahwa tiga perempat bagian wilayah desa terdiri

dari lahan sawah. Sistem irigasi di Desa Sukarema sudah cukup baik berupa irigasi teknis dan

setengah teknis. Dengan kondisi lahan seperti itu, bisa dipahami kalau profesi utama warga

Desa Sukarema adalah petani, disamping profesi yang lain. Sehingga sektor utama di Desa

Sukarema adalah sektor pertanian dengan komoditas unggulan adalah tanaman padi dengan

luas areal tanam 297,51 Ha dan jagung dengan luas areal tanam 87,5 Ha. Selain itu terdapat

beberapa jenis tanaman lain seperti ubi dengan luas areal 1,34 Ha, kacang tanah dengan luas

areal 4,05 Ha, cabai dengan luas areal 12,43 Ha, dan tomat dengan luas areal 4,8 Ha. Selain

pertanian, sektor peternakan juga menjadi keunggulan Desa Sukarema dengan jumlah

populasi ternak sapi sebanyak 708 ekor, kambing sebanyak 45 ekor, kuda sebanyak 9 ekor,

ayam sebanyak 2.673 ekor dan itik sebanyak 125 ekor.

Permasalahan yang dihadapi Desa Sukarema diantaranya adalah belum adanya

usaha pertanian dan peternakan yang terintegrasi dengan baik. Hal ini teramati dari belum

adanya upaya pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk organik yang dapat menunjang

usaha pertanian. Demikian pula saat tiba musim panen, limbah pertanian yang melimpah

belum dimanfaatkan secara optimal menjadi produk yang lebih berguna misalnya pembuatan

pupuk organik. Adanya permasalahan ini sebagian besarnya disebabkan karena belum

adanya penguasaan teknologi pengolahan limbah pertanian dan peternakan menjadi produk

yang lebih berguna. Selain itu sebagian petani peternak belum mempunyai kesadaran bahwa

pengolahan limbah peternakan juga sangat berkontribusi terhadap kebersihan kandang dan

lingkungan yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf kesehatan manusia dan ternak yang

dipelihara. Di sisi lain Desa Sukarema merupakan desa baru hasil pemekaran yang sedang

getol untuk mengembangkan potensi desanya menuju desa yang maju dan mandiri. Dengan

demikian masyarakat Desa Sukarema sedang banyak membutuhkan alih teknologi dari

berbagai pihak termasuk perguruan tinggi untuk mengembangkan komoditi unggulannya di

Page 77: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |67

sektor pertanian dan peternakan. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pengabdian

masyarakat kali ini mengambil tema pelatihan pembuatan pupuk organic cair (POC)

berbahan dasar limbah peternakan sapi yang ada di Desa Sukarema.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Sukarema Kecamatan Lenek Lombok Timur

dilaksanakan dengan metode partisipatif dengan melibatkan masyarakat mitra secara

langsung dari tahapan persiapan sampai monitoring dan evaluasi. Kegiatan yang ditawarkan

kepada mitra berupa pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan menggunakan

limbah kotoran sapi sebagai bahan dasar.

Pelatihan ini direncanakan berlangsung dalam 5 tahapan yakni (1) Tahapan pendataan potensi

dan persiapan; (2) Tahapan penyuluhan atau pemberian materi; (3) Tahapan pendalaman

materi (FGD); (4) Tahapan bimbingan praktek pembuatan POC; dan (5) Tahapan monitoring

dan evaluasi. Tahapan pendataan potensi dan persiapan dilakukan agar mitra mengetahui

potensi yang dimiliki seperti jumlah sapi yang ada, volume feses dan urin sapi yang

dihasilkan tiap hari dan bagaimana cara menampungnya serta mendata bahan dan alat yang

dimiliki untuk pelaksanaan pelatihan POC. Tahapan penyuluhan dilakukan dengan

pemberian materi kepada mitra mengenai pentingnya mengelola limbah pertanian dan

peternakan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dalam mendukung usaha pertanian

secara terintegrasi, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat di

sekitar kandang. Selain itu akan disampaikan penyuluhan mengenai cara memanfaatkan

limbah pertanian dan peternakan menjadi pupuk organik cair. Selanjutnya mitra diajak

mendiskusikan materi penyuluhan yang telah disampaikan oleh tim pengabdian masyarakat

sehingga mereka lebih memahami materi yang disampaikan dalam bentuk FGD. Setelah itu

mitra akan dilibatkan secara langsung (partisipatif) dalam pelaksanaan praktek pembuatan

POC dari bahan dan alat yang mereka siapkan sendiri dan sebagian disiapkan oleh tim

pengabdian masyarakat. Tahapan terakhir berupa kegiatan monitoring dan evaluasi dimana

mitra dilibatkan untuk memonitor dan mengevaluasi proses perubahan yang terjadi selama

masa inkubasi sehingga mereka bisa mengenali kapan POC matang dan siap dilakukan

penyaringan menjadi POC yang siap digunakan dalam pemupukan tanaman.

Kegiatan penyuluhan dan FGD diharapkan dapat memberikan informasi dan bekal

pengetahuan kepada mitra secara teoritis. Kegiatan bimbingan praktek pembuatan POC

diharapkan akan membentuk keterampilan (skill) kepada mitra pelatihan, sehingga selepas

kegiatan pengabdian ini akan dapat mempraktekkan secara mandiri maupun berkelompok dan

menjadi bagian dari usaha pertanian dan peternakan yang mereka jalankan sehari-hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalahan yang dihadapi anggota kelompok ternak yang ada di Desa Sukarema

Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur dipecahkan melalui beberapa kegiatan secara

bertahap, meliputi pendataan potensi dan persiapan, pemberian materi (penyuluhan), FGD

dan praktek pembuatan Pupuk organik cair berbasis urin dan feses sapi serta diakhiri dengan

Page 78: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |68

tahapan monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan

tahapan pendataan potensi dan persiapan acara pelatihan. Tim pengabdian mengadakan

pertemuan dua kelompok ternak yang ada di Dusun Lendang Katon sekaligus melihat lokasi

kandang kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan disimpulkan bahwa kedua

kandang kelompok belum menerapkan metode pengumpulan limbah kotoran sapi (urin dan

feses) dengan baik, bahkan masih secara langsung membuangnya ke lingkungan di sekitar

kandang. Hal ini lebih disebabkan pemahaman yang masih kurang mengenai dampak limbah

kotoran sapi terhadap lingkungan dan belum memahami metode pengolahan limbah kotoran

sapi menjadi produk poupuk organik. Setelah pertemuan ini kelompok ternak menjadi lebih

paham dan bersemangat untuk mengubah limbah peternakan sapinya menjadi produk yang

lebih bermanfaat yakni pupuk organik cair. Pada pertemuan ini juga disepakati tempat

pelaksanaan kegiatan pelatihan yaitu di Kelompomk Ternak Tunggal harapan Dusun

Lendang Kantong Desa Sukarema (Gambar 1.).

Gambar 1. Lokasi kegiatan di Kelompok Ternak Tunggal Harapan, Dusun Lendang Kantong Desa Sukarema

Kecamatan Lenek Lombok Timur.

Kegiatan Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2019. Kegiatan

pelatihan dibuka dengan pemnyampaian penyuluhan oleh tim pengabdian masyarakat.

Materi penyuluhan yang diberikan meliputi: (1) Usaha pertanian dan peternakan terpadu; (2)

Dampak limbah peternakan sapi terhadap lingkungan;(3) Dampak limbah peternakan sapi

terhadap kesehatan manusia; dan (4) Metode pembuatan pupuk organik cair dengan bahan

dasar limbah urin dan feses sapi. Pemberian materi penyuluhan ini dilanjutkan dengan FGD

untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan.

Pemberian materi penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan

serta partisipasi aktif dari mitra kegiatan, yaitu kelompok ternak yang ada di Desa Sukarema

Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan dari

awal sampai akhir sebanyak 20 orang yang mewakili 9 kelompok tani yang ada di desa

sukarema. Peserta sangat antusias mengikuti pemaparan yang dilakukan oleh tim pengabdian

(Gambar 2). Hal itu terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang langsung dilontarkan ketika

penyampaian materi sedang berlangsung dan selama FGD.

Page 79: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |69

Gambar 2. Peserta sangat antusias mendengarkan pemaparan materi penyuluhan dan pendalaman materi (GD).

Gambar 3. Praktek pembuatan pupuk organik cair (POC) dari kotoran sapi (penimbangan/ pengukuran bahan,

pencampuran bahan, penutupan lakban, penyimpanan untuk proses fermentasi).

Praktek yang diberikan meliputi: (1) Pembuatan pupuk organik cair berbasis urin sapi;

dan (2) Pembuatan pupuk organik cair berbasis urin dan feses sapi. Melalui praktek ini

diharapkan dapat membentuk keterampilan (skill) peserta pelatihan sehingga selepas kegiatan

pengabdian ini dapat mempraktekkan secara mandiri maupun berkelompok dan dapat

memproduksi pupuk organik cair secara berkelanjutan sebagai kegiatan sampingan dan

menjadi bagian dari usaha produksi pertanian dan peternakan yang menjadi profesi utama

bagi masyarakat Desa Sukarema. Kegiatan praktek berlangsung dengan baik, yang terlihat

dari partisipasi aktif peserta dalam setiap tahapan pembuatan pupuk organik cair dari limbah

urin dan feses sapi (Gambar 3).

Page 80: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |70

Evaluasi hasil kegiatan praktek pembuatan pupuk organik cair dilakukan selang 2

minggu setelah kegiatan penyuluhan, FGD dan praktek dilaksanakan sekaligus menunggu

proses fermentasi berlangsung (Gambar 4). Pertimbangan waktu fermentasi 2 minggu adalah

untuk memaksimalkan proses degradasi bahan organik pada urin dan feses menjadi senyawa

atau unsur sederhana seperti N, P dan K yang penting bagi tanaman. Menurut penelitian

Kurniadinata (2008), pupuk cair dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih

dahulu, kurang lebih 7 hari pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair

terlihat bewarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses fermentasi

urin sapi menggunakan 1% dekomposer yang bertujuan untuk mempercepat proses

fermentasi. Pendapat berbeda dikemukanan Soleh (2012), bahwa pupuk cair dapat digunakan

setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum pada urin sudah

berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan dengan menambahkan agens hayati

sebanyak 2%. Penelitian yang lebih baru dilakukan oleh Susetyo (2013) dan menyimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh penambahan lama proses fermentasi terhadap jumlah kandungan

N, P dan K. Selain dipengaruhi oleh waktu fermentasi, kualitas pupuk cair juga dapat

ditingkatkan melalui penambahan bahan organik misalnya tetes tebu (molasses) (Huda dkk,

2013).

Pada umumnya peserta pelatihan telah dapat membuat pupuk organik cair dan

bersemangat untuk melanjutkan pembuatan pupuk ini secara mandiri. Pupuk organik cair

yang dihasilkan dari pelatihan ini sudah cukup bagus kalau dilihat dari warna dan baunya.

Warna berubah dari kondisi awal coklat menjadi coklat muda (krem) sedangkan baunya

berubah dari awalnya berbau sangat menyengat khas urin menjadi berbau seperti tape

bercampur dengan bau urin dengan intensitas yang sangat menurun. Menurut Indriani (2003)

karakteristik fisik pupuk organik cair yang telah matang dengan sempurna adalah berwarna

kuning kecoklatan dan bau bahan pembentuknya sudah membusuk serta adanya bercak-

bercak putih. Nilai pH yang baik untuk pupuk organik adalah berkisar antara 6,5 – 7,5. Nilai

pH mengalami penurunan turun pada awal proses pengomposan karena aktivitas bakteri yang

menghasilkan asam, dan akan mengalami kenaikan nilai pH dengan berperannya mikroba

lain dalam dekomposisi bahan dalam medium fermentasi, sehingga berangsur-angsur nilai pH

mendekati netral (Indriani, 2003).

Gambar 4. Pemanenan hasil POC setelah proses fermentasi selama 2 minggu.

Page 81: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |71

KESIMPULAN DAN SARAN

Peserta pelatihan telah mampu mengaplikasikan materi penyuluhan yang diberikan

oleh tim pengabdian dalam bentuk praktek pembuatan pupuk organik cair berbasis limbah

kotoran sapi. Praktek pembuatan pupuk organik cair telah menghasilkan pupuk dengan

kualitas yang baik, tinggal mendorong masyarakat untuk menindaklanjuti secara mandiri.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah

membiayai kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui dana PNBP tahun anggaran 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, M.K., Latifah dan Prasetya, A.T. 2013. Pembuatan pupuk Organik Cair dari urin Sapi

dengan Aditif Molasses Metode Fermentasi. Indonesian Journal of Chemical

Science, 2 (3): 184-189.

Indriani. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta

Kurniadinata, F. 2008. Pemanfaatan feses dan Urine Sapi Sebagai Pupuk Organik dalam

Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacg.). Samarinda: Universitas

Mulawarman Kalimantan Timur.

Parnata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta: Agro Media

Pustaka.

Sholeh, M. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Urin Sapi. http://www. pembuatan-pupuk-

organik-urine-sapi-1.html. Diakses tanggal 14 April 2013

Susetyo, N, A. 2013. Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pupuk Organik Cair (POC) dengan

Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu yang

Berbeda. http://eprints.ums.ac.id/26749/24/NASKAH PUBLIKASI. pdf. Diunduh

17 September 2019.

Yuanita, D. 2010. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair. http://staff.uny.ac.id/

sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-ssi-msc/carapembuatanpupuk-

organik-cair.pdf. diakses 2 Oktober 2016.

Page 82: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |72

INOVASI DAN PENINGKATAN MUTU PRODUK JAMU

PADA PERAJIN JAMU GENDONG DI KOTA MATARAM

Handa Muliasari*, Agus Dwi Ananto, Yayuk Andayani Program Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords: Obat tradisional,

sharing informasi,

khasiat, tanaman obat,

pengalaman

etnomedisin

Abstract: Jamu adalah obat tradisional berbahan alami dan warisan budaya

Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi

untuk kesehatan. Permasalahan yang sering ditemukan adalah kurangnya inovasi

dan kualitas produk jamu yang dijual dari tahun ke tahun karena pembuatan jamu

dilakukan mengikuti cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara

sederhana dan tradisional. Selain itu, strategi penjualan dengan menjelaskan

kandungan dan khasiat jamu yang dijual kurang dipahami sehingga minat konsumen

berkurang. Tujuan umum kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah transfer

informasi dan pengetahuan mengenai inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang

dijual oleh perajin jamu gendong di Kota Mataram. Target luaran program

pengabdian masyarakat adalah pengetahuan perajin jamu yang komprehensif

mengenai produk jamu yang inovatif dan berkualitas. Pelaksanaan kegiatan meliputi

pengisian kuisioner, sharing informasi, dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya

jawab mengenai inovasi produk dan pembuatan jamu berdasarkan khasiat. Hasil

pengabdian yaitu peserta dapat memahami dengan baik bahwa untuk meningkatkan

usaha jamu, perlu dilakukan inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang dijual agar

lebih menarik minat masyarakat. Inovasi dan peningkatan kualitas jamu meliputi

input, proses, output, dan nilai konsumen. Inovasi yang tidak kalah penting adalah

menambah jenis ramuan jamu berdasarkan khasiat tanaman dan referensi jamu/obat

tradisional yang bersumber dari kekayaan dan pengalaman etnomedisin seluruh

Indonesia.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Jamu (herbal medicine) sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional yang

memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang khususnya

Indonesia. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki

ketergantungan pada obat tradisional (Wahyuningsih et al., 2017). Jamu adalah obat

tradisional berbahan alami warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan secara turun-

temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan (Biofarmaka IPB, 2013). Di berbagai kota

besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai

minuman sehat dan menyegarkan. Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak

menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta

bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Wahyuningsih et al., 2017).

Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja.

Hal tersebut tergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu

apa yang diminati serta pesanan yang diminta oleh pelanggan (Javanessia). Sayangnya tidak

semua penjual jamu memiliki pengetahuan yang baik dan menerapkan cara-cara membuat

Page 83: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |73

jamu yang baik dan benar. Penjual secara hukum mempunyai tanggung jawab yang besar atas

mutu, keamanan dan khasiat jamu yang diproduksi dan beredar di masyarakat (Lestari, 2007).

Jamu gendong adalah obat tradisional berbentuk cair yang tidak diawetkan dan

diedarkan tanpa penandaan. Jamu gendong termasuk sediaan obat tradisional berupa cairan

yang sangat diminati masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh. Jamu

gendong terbuat dari dedaunan dan akar-akaran yang direbus dengan air, disaring, dan dapat

diminum selama beberapa waktu tertentu (Elfahmi et al., 2006). Jamu gendong merupakan

industri rumah tangga yang dibuat dan diolah dengan peralatan sederhana, pembuatannya

cukup mudah dan bahan baku banyak tersedia. Ketersediaan bahan baku dengan harga yang

relatif murah dan proses pembuatan jamu gendong yang cukup mudah, mendorong

berkembangnya industri kecil jamu gendong.

Jamu gendong telah terbukti khasiatnya, bahkan tidak kalah dengan pengobatan

modern saat ini (Djamaludin, 2009). Sebagai contoh, jamu gendong kunyit asam dapat

dijadikan pilihan pengobatan alternatif yang dapat digunakan dalam pengobatan diabetes

mellitus (Mohammad A, 2014). Jamu yang berasal dari sari kunyit dan sari asam ini

mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Sari asam

mengandung asam askorbat yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang bertindak sebagai

pelindung terhadap peroksidasi lipid dan terbukti memberikan perlindungan yang memadai

terhadap kerusakan oksidatif pada diabetes. Oleh sebab itu, maka jamu gendong kunyit asam

dapat digunakan dalam terapi diabetes mellitus (Bhutkar et al., 2011).

Permasalahan yang sering ditemukan adalah kurangnya inovasi dan kualitas

produk jamu yang dijual dari tahun ke tahun karena pembuatan jamu dilakukan mengikuti

cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Selain

itu, strategi penjualan dengan menjelaskan kandungan dan khasiat jamu yang dijual kurang

dipahami sehingga minat konsumen berkurang. Tujuan umum kegiatan pengabdian

masyarakat ini adalah transfer informasi dan pengetahuan mengenai inovasi dan peningkatan

kualitas jamu yang dijual oleh perajin jamu gendong di Kota Mataram. Target luaran program

pengabdian masyarakat adalah pengetahuan perajin jamu yang komprehensif mengenai

produk jamu yang inovatif dan berkualitas.

METODE KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat meliputi:

1. Pengisian kuisioner untuk menggali informasi dari perajin jamu mengenai identitas,

lokasi berjualan, sudah berapa lama berjualan, produk jamu yang dijual, kebaruan

produk jamu dan harapan setelah mengikuti kegiatan pengabdian.

2. Sharing informasi oleh narasumber mengenai inovasi dan peningkatan kualitas jamu

Diskusi dan tanya jawab mengenai inovasi produk dan pembuatan jamu berdasarkan khasiat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian kepada masyarakat ini adalah bentuk sharing informasi dan pengetahuan

kepada perajin jamu gendong di wilayah Kota Mataram. Peserta yang mengikuti kegiatan ini

Page 84: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |74

sejumlah 10 orang, 2 orang diantaranya adalah perajin jamu yang sudah melakukan inovasi

pada produk jamu untuk kaum milenial. Beberapa informasi yang dapat digali dari peserta

perajin jamu berdasarkan isian kuisioner tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Informasi tentang perajin jamu di wilayah Kota Mataram

No Data Informasi

1 Alasan berjualan jamu 80% karena tekanan ekonomi keluarga dan kurang

pendidikan/tidak sekolah;

20% tertarik dengan pengolahan hasil pertanian/perkebunan

dan ingin menciptakan lapangan pekerjaan2

2 Sudah berapa lama berjualan

jamu

80% menjawab lebih dari 10 tahun;

20% menjawab 2-3 tahun

3 Pengetahuan tentang membuat

jamu diperoleh dari

80% menjawab turun-temurun dari kerabat/saudara

20% menjawab mendapat informasi dari pelatihan

4 Jenis produk jamu yang dijual 80% menjawab

- Kunyit asam

- Beras kencur

- Temulawak

- Meniran

- Paitan

- Kunyit putih, pinang

20% menjawab:

- Kunyit asam

- Beras kencur

- Sereh telang

- Bunga rosella

- Wedang jahe

- Kayu manis

5 Inovasi produk jamu yang

pernah dilakukan

80% menjawab belum pernah melakukan inovasi

20% menjawab sudah melakukan inovasi baik pada

kualitas (bentuk, kemasan, rasa) maupun kuantitas produk

6 Materi pelatihan yang pernah

diperoleh sebelumnya

40% menjawab penah memperoleh pelatihan tentang

bahaya penambahan/kandungan obat kimia dalam produk

jamu;

10% menjawab pernah memperoleh pelatihan tentang cara

produksi pangan yang baik;

50% menjawab belum pernah

7 Harapan setelah mengikuti

kegiatan pengabdian ini

- Menambah pengetahuan

- Inovasi jamu semakin bertambah

- Pemasaran jamu semakin luas

Berdasarkan informasi pada kuisioner dan diskusi awal dengan perajin jamu di

wilayah kota Mataram yang hadir sebagai peserta pengabdian kepada masyarakat, sebagian

besar perajin jamu belum pernah memberi inovasi pada produk jamunya. Pengetahuan

tentang cara membuat jamu diperoleh secara turun-temurun dari keluarga dan kerabat, serta

pembeli jamu mayoritas orang tua atau setengah baya. Hal ini disebabkan oleh dua faktor,

yaitu kurangnya inovasi dan peningkatan kualitas produk jamu sehingga kurang menarik

minat pembeli; dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga

Page 85: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |75

kesehatan dengan obat tradisional (jamu) sehingga trend untuk minum jamu untuk menjaga

kesehatan belum terbentuk.

Seiring dengan semakin mahalnya biaya pengobatan, maka menjaga kesehatan

dengan menggunakan obat tradisional sangatlah penting. Bahan tanaman obat sangat mudah

untuk tumbuh dan dikembangkan terutama di wilayah Lombok. Sehingga dengan usaha yang

sungguh-sungguh ditambah dengan pengetahuan yang memadai, pengembangan jamu

menjadi produk yang lebih inovatif dan berkualitas dapat dilakukan. Dengan demikian, usaha

jamu dapat meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat serta menciptakan lapangan

pekerjaan (Nuringsih, 2013)

A B

C D

Gambar 1. Kegiatan Pengabdian: (A) Pengisian kuisioner oleh peserta; (B) Dialog dan penyampaian materi; (C)

Diskusi dan Tanya jawab; dan (D) Pengenalan etnogarden PS Farmasi

Setelah melakukan dialog, penyampaian materi dan diskusi, para peserta kegiatan

memahami bahwa usaha jamu merupakan struktur usaha yang cukup kuat karena ditopang

oleh ketersediaan berupa sumber bahan baku berupa rempah-rempah dan tanaman obat.

Page 86: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |76

Ketersediaan tanaman obat sepanjang waktu dapat diupayakan dengan melakukan

penanaman tanaman obat pada lahan pekarangan atau lahan kosong yang tidak termanfaatkan

(Menperin, 2014). Untuk meningkatkan usaha jamu, perlu dilakukan inovasi dan peningkatan

kualitas jamu yang dijual agar lebih menarik minat masyarakat. Inovasi dan peningkatan

kualitas jamu meliputi input, proses, output, dan nilai konsumen. Pada tahap input, kualitas

dan kesegaran bahan baku harus diperhatikan untuk mendapatkan rasa dan khasiat jamu yang

baik. Tahap pengolahan/proses dimulai dengan pencucian bahan yang bersih, higienis,

menjaga kebersihan peralatan dan wadah untuk jamu. Outputnya yaitu memasarkan jamu

berkhasiat bagus, rasa dan aroma sesuai starndar higienis jamu. Selain itu, jamu dikemas

dengan kemasan yang baik, higienis dan menarik. Bentuk sediaan jamu juga dapat

dimodifikasi menjadi bentuk serbuk atau permen jelly. Nilai konsumen yaitu konsumen

merasa puas/loyal dengan kualitas jamu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat

dan melestarikan mudaya bangsa (Nuringsih, 2013; Rosidah, dkk., 2018). Inovasi yang tidak

kalah penting adalah menambah jenis ramuan jamu berdasarkan khasiat tanaman dan

referensi jamu/obat tradisional yang bersumber dari kekayaan dan pengalaman etnomedisin

seluruh Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:

1. Pengrajin jamu gendong di Kota Mataram sebagian besar masih menjalani usaha yang

monoton dengan pengetahuan terbatas dari keluarga/kerabat

2. Potensi pengembangan usaha jamu sangat besar mengingat sumber bahan baku yang

melimpah

3. Inovasi dan peningkatan kualitas jamu meliputi tahap input, proses, output dan nilai

konsumen. Selain itu dibutuhkan inovasi jamu yang bersumber dari kekayaan khasanah

pengalaman etnomedisi dari seluruh Indonesia

4. Pengembangan usaha jamu sangat penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,

meningkatkan kesehatan, serta melestarikan budaya Indonesia.

Saran

Saran untuk pengabdian berikutnya yaitu dilakukan pembentukan UMKM dan diadakan

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan inovasi dan kualitas produk jamu.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bhutkar, M. A. dan Bhise, S. B., 2011, AntiOxidative Effect of Tamarindus indica in Alloxan

Induced Diabetic Rats, International Journal of Research and Biomedical

Science, 2 (3): 1006-1009.

Page 87: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |77

Biofarmaka IPB. 2013. Quality of Herbal Medicine Plants and Traditional Medicine.

http://biofarmaka.ipb. ac.id/brc-news/brc-article/587-quality-of-herbalmedicine-

plants-and-traditional-medicine-2013.

Djamaludin, MD., U. Sumarwan dan G.N.A. Mahardikawati. 2009. Analisis Kepuasan Dan

Loyalitas Konsumen Jamu Gendong Di Kota Sukabumi. Institut Pertanian Bogor.

Vol.2,No.2.P:174-184.

Elfahmi, Ruslan K., Rein B., Oliver K., Herman J., dan Wim J. Quax. (2006). Jamu: The

Indonesian traditional herbal medicine, chapter 2.

Lestari, E.D. 2007. Analisis Daya Saing, Strategi dan Prospek Indsutri Jamu di Indonesia.

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajeman Institut Pertanian

Bogor. 40hal

Mohamad Andrie, Wintari Taurina dan Rizqa Ayunda 2014. Uji Aktivitas Jamu Gendong

Kunyit Asam (Curcuma domestica Val.;Tamarindus indica L.) Sebagai

Antidiabetes Pada Tikus yang Diinduksi Streptozotocin. Trad. Med. J., May 2014

Vol. 19(2), p 95-102 ISSN : 1410-5918.

Nuringsih, K. 2013. Pemberdayaan Usaha Mikro berbasis jamu sebagai bentuk ketahanan

ekonomi masyarakat. Semnas Fekom: Optimisme Ekonomi Indonesia 2013,

Antara peluang dan tantangan.

Rosidah; A, Kusumastuti; R.D. Widodo. 2018. Pemberdayaan Perajin Jamu Tradisional

Untuk Mendukung Program Desa Wisata Wonolopo Kecamatan Mijen Kota

Semarang. Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018.

Wahyuningsih Safitri, Agnes Sri Harti, Rahajeng Putriningrum, Galih Priambodo. 2017.

Peningkatan Mutu Produk Dan Pemberdayaan Mitra Perajin Jamu Gendong

Melalui Program Ibm. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada

Masyarakat(Snhpkm)-Vii Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Pgri Semarang Semarang,26 Oktober 2017.

Page 88: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |78

PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

KELOMPOK USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

(UP2K) DI KECAMATAN WOJA KABUPATEN DOMPU

Syarifuddin*, Siti Nurjannah, Akhmad Sauqi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords:

Pemberdayaan, UP2K,

kelembagaan

Abstract: Penanggulangan kemiskinan diupayahkan melalui pemberdayaan sebagai

langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan dan mendorong tumbuhnya

ekonomi rumah tangga miskin. Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah

berupaya menanggulangi kemiskinan dengan mendorong tumbuhnya ekonomi

kerakyatan dengan membentuk kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

(UP2K). Kegiatan dengan judul Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas

Kelembagaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Di

Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, bertujuan memfasilitasi kelompok UP2K

dalam usaha memecahkan berbagai permasalahan kelembagaan dengan

mengoptimalkan modal sosial, dan peningkatan kapasitas bagi anggota kelompok.

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu pertama, melakukan

Focus Group Discussion (FGD), kedua, melakukan pelatihan dan ketiga, formulasi

rencana tindak lanjut. Lokasi kegiatan di aula Kantor Camat Woja Kabupaten

Dompu yang diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota kelompok

UP2K di kecamatan Woja Kabupaten Dompu. pada Hari Sabtu, tanggal 8 Juni 2019

pukul 8.00 – 16.00 Wita. Hasil yang diperoleh yaitu: (1) terbentuknya pemahaman

tentang strategi dalam mengoptimalkan modal sosial dalam pengembangan

kelembagaan UP2K, (2) terbentuknya pemahaman dan keterampilan pemanfaatan

UP2K dalam organisasi yang berfokus pada pengembangan infrastruktur (sarana

dan prasarana) baik kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal

dan kelompok, serta pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam

menopang permodalan dan pemasaran UP2K, (3) terbentuknya pemahaman dan

keterampilan tentang teknik manajerial keuangan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Penanggulangan kemiskinan diupayahkan melalui pemberdayaan merupakan

langkah strategis nasional dalam menekan angka kemiskinan. Melalui pemberdayaan tidak

hanya kemiskinan yang dapat ditangani, namun turut mendorong tumbuhnya ekonomi rumah

tangga miskin agar mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Pemerintah melalui

Kementerian Sosial telah berupaya menanggulangi kemiskinan dengan mendorong

tumbuhnya ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan kelompok masyarakat miskin.

Salah satu program penuntasan kemiskinan yang dibentuk pemerintah adalah

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran

dan kemampuan berwirausaha keluarga dan memperluas lapangan kerja. Dengan

diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984 tentang:

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Serta Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 53.B Tahun 1953 tentang: Pedoman Program Usaha Peningkatan Pendapatan

Page 89: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |79

Keluarga PKK. Dimana perempuan sebagai penggerak dalam program Peningkatan

Pendapatan Keluarga (Patria, 2015).

Perempuan sebagai ibu rumah tangga sangat penting untuk merubah perekonomian

rumah tangga. Keadaan ekonomi rumah tangga mempengaruhi kecenderungan perempuan

untuk berpartisipasi di pasar kerja, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian

rumah tangga. Peran perempuan dalam pembangunan ekonomi erat kaitannya dengan

kontribusi pendapatan yang diberikan perempuan itu sendiri terhadap pendapatan rumah

tangga. Jika dilihat peranan perempuan dalam pembangunan, perempuan dapat berperan

sebagai ibu rumah tangga yang dapat menjadi ibu untuk anak-anaknya dan istri bagi

suaminya sekaligus sebagai salah satu tulang pungung untuk rumah tangga. Peningkatan yang

dikaitkan dengan perempuan ini nyata membuktikan bahwa martabat perempuan dalam

sosiologi kehidupan telah banyak berubah. Peranan perempuan kini tidak lagi bertumpu pada

soal pengurusan keluarga sebalikya lebih meluas dalam pembangunan Negara (Prabandari,

2012). Salah satu upaya untuk memberdayakan perempuan yakni karena perempuan memiliki

dua posisi atau status dalam kegiatan bekerja yaitu dalam pekerjaan rumah tangga dan

pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, maka dari itu terbentuklah program pemberdayaan

perempuan, salah satunya yakni program UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga).

Program UP2K merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

dan ketahanan keluarga yang dicerminkan oleh meningkatnya kemampuan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan keluarga. Program ini dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan

keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif dan salah satu tujuan utama terbentuknya

program UP2K adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan banyaknya jumlah

penduduk miskin yang ada di NTB terutama di Kabupaten Dompu maka dibentuklah sebuah

program untuk meningkatkan pendapatan keluarga yaitu UP2K (Patri, 2015).

Sasaran Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) adalah keluarga-

keluarga yang berpenghasilan rendah dan telah memiliki kegiatan usaha berdasarkan hasil

pengamatan benar-benar membutuhkan penambahan dana usaha yang dilakukan hendaknya

merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat dapat dipasarkan dengan mudah dan

merupakan usaha yang berkelanjutan. Dalam usaha memberdayakan usaha rumah tangga

miskin secara ekonomi dan kelembagaan perlu ditopang oleh unsur-unsur penggerak aktivitas

organisasi. Unsur-unsur penggerak tersebut berupa kapasitas manajerial organisasi,

kepemimpinan, dan kapasitas komunitas sebagai komitmen-komitmen terhadap kelompok.

Dalam upaya menghidupkan aktivitas organisasi diperlukan upaya peningkatan kapasitas

kelompok tidak hanya dalam upaya menjalankan aktivitas ekonomi, namun juga berdaya

dalam aktivitas keorganisasian.

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memfasilitasi kelompok UP2K dalam

usaha memecahkan berbagai permasalahan kelembagaan dengan mengoptimalkan modal

sosial, dan peningkatan kapasitas bagi anggota kelompok.

METODE KEGIATAN

Metode Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu pertama, melakukan

Focus Group Discussion (FGD), kedua, melakukan pelatihan dan ketiga, formulasi rencana

Page 90: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |80

tindak lanjut. Lokasi kegiatan dilakukan di aula Kantor Camat Woja Kabupaten Dompu yang

diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota kelompok UP2K di kecamatan

Woja Kabupaten Dompu. pada Hari Sabtu, tanggal 8 Juni 2019 pukul 8.00 – 16.00 Wita.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan metode Focus Group

Discussion dan pemaparan materi. Tujuan utama dari Focus Group Discussion adalah

mengidentifikasi masalah dan potensi yang dihadapi oleh UP2K. Kegiatan tersebut

didampingi oleh fasilitator. Sedangkan kegiatan pemaparan materi diharapkan memberikan

berbagai bentuk pemahaman tentang pentingnya modal sosial dalam mengembangkan

kelembagaan UP2K serta dalam mencapai tujuan ekonomi dan sosial. Materi kedua terkait

peningkatan kapasitas kelompok usaha bersama melalui penguatan kelembagaan ekonomi

bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan UP2K dalam

organisasi yang berfokus pada pengembangan infrastruktur (sarana dan prasarana) baik

kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta

pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran

UP2K. Untuk memaksimalkan pengetahuan pengurus dan anggota UP2K maka dilakukan

pula kegiatan pelatihan pembuatan pembukuan sederhana seperti pembukuan keuangan

UP2K, pembuatan buku keanggotaan, pembuatan buku tamu, pembuatan buku agenda

kelompok, pembuatan buku kas dan keuangan, pembuatan buku tabunga, pembuatan buku

inventaris dan penulisan notulensi rapat UP2K. Selain itu, peserta juga dibekali pelatihan

manejerial khususnya dalam menyusun laporan keuangan. Kegiatan penyampaian materi

dilaksanakan secara bergiliran oleh tim pengabdian. Adapun topik disesuaikan dengan

konteks permasalahan baik yang didapat dalam proses observasi awal maupun saat Focus

Group Discussion.

Berdasarkan penilaian dan evaluasi dari proses kegiatan yang dilakukan melalui focus group

discussion dan pelatihan diperoleh hasil sebagaimana berikut (1) terbentuknya pemahaman

tentang strategi dalam mengoptimalkan modal sosial dalam pengembangan kelembagaan

UP2K, (2) terbentuknya pemahaman dan keterampilan pemanfaatan UP2K dalam organisasi

yang berfokus pada pengembangan infrastruktur (sarana dan prasarana) baik kelembagaan

dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta pentingnya

pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran UP2K, (3)

terbentuknya pemahaman dan keterampilan tentang teknik manajerial keuangan dalam

UP2K.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan: (1) terbentuknya pemahaman mengenai optimalisasi penggunaan

modal sosial, (2) penguatan kelembagaan ekonomi yang dengan menjalankan struktur

organisasi kelembabagaan UP2K yang berfokus pada pengembangan infrastruktur baik

Page 91: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |81

kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta

pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran

UP2K, dan (3) pelatihan teknik menyusun laporan keuangan keorganisaian UP2K dalam

mengembangkan kapasitas UP2K.

Saran

(1) Diharapkan kepada pengurus dan anggota UP2K dapat berperan aktif dalam upaya

melakukan penguatan kelompok melalui pemupukan modal, dan (2) diharapkan kepada

lembaga Pembina melakukan pelatihan dan pembinaan yang lebih difokuskan pada

peningkatan dan pemilihan jenis usaha yang bernilai ekonomi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Camat Woja Kabupaten Dompu

yang mendukung kegiatan ini dengan meminjamkan Aula dan perlengkapan sehingga

kegiatan dapat terlaksana. Dan ucapan terima kasih kepada Koordinator UP2K Kecamatan

Woja yang telah mefasilitasi dan mengorganisir kelompok dan anggota UP2K sebagai

peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, A. R. & Sarah L. Jack, 2002. The articulation of social capital in enterpreneurial

network glue or a lubricant? Insist Press.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik

NTB. Mataram.

Budiartiningsih, R dan Gusfrianti R. 2010.Peranan Program Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K) Terhadap Peningkatan Pendapatn Keluarga Di Kecamatan

Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi. Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang

Baru-Pekanbaru.

Effendi, Noer. Efendi. 1995. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja Dan Kemiskinan.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Hasbullah, Jousairi. 2006. Social Capital, Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia.

Jakarta: MR- United Press.

Lawang, R. M. Z. 2004. Modal sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Depok:

FISIP UI Press.

Maskun, Sumitro. 1993. Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Media Widya

Mandala.

Nandha, Novriyanthi Eka. 2015. Kajian Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

(UP2K) Terhadap Usah Anggota UP2K Melati Indah Kelurahan Enok Kecamatan

Enok Kabupaten Indragiri Hilir.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Riau. Riau.

Nugroho, Heru. 1995. Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesenjangan. Yogyakarta: Aditya

Media

Patria, Panca Y.A. 2015. Profil Kelompok UP2K Cendana. Kelurahan Montabaru Kecamatan

Woja Kabupaten Dompu NTB.

Page 92: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |82

Sedarmayanti. 2014. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi (Untuk Menghadapi

Dinamika Perubahan Lingkungan). Bandung : Refika Aditama.

Sherraden, Michael. 2006. Aset untuk Orang Miskin. Jakarta: Raja Grafindo

Sulistio, Edi Revizal. 1984. Angkatan Kerja di Indonesia, Partisipasi, Kesempatan da

Pengangguran.Cetakan pertama. CV Rajawali. Jakarta.

Page 93: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |83

PENDAMPINGAN CARA PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN

PRODUK EMPING JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN MUTU

DAN DAYA JUAL PRODUK

Dody Handito*, Satrijo Saloko, I Wayan Swecayasa Department of Food and Nutrition, Faculty of Food Technology and AgroIndustry,

Mataram University, Indonesia

Keywords:

Emping jagung,

Pengolahan,Pengemasan

Abstract: Latar Belakang: Emping jagung merupakan produk diversifikasi

pangan yang dapat mendukung pengembangan agroindustri pedesaan dan

meningkatkan nilai tambah. Pengolahan yang tepat diperlukan untuk mendapatkan

emping bermutu. Tujuan: Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan dan

pengemasan produk emping jagung agar mempunyai mutu yang baik dan berdaya

jual tinggi. Metode : ceramah mengenai berbagai cara pengolahan emping jagung

sehingga menjadi produk yang bermutu dan berkualitas, demonstrasi cara

pengolahan yang diikuti dengan praktek oleh peserta pelatihan, dan pendampingan

pembuatan design dan pemilihan kemasan yang baik dan menarik. Metode diskusi

juga digunakan dalam kegiatan ini. Sebagai upaya untuk dapat lebih memahami

permasalahan yang dihadapi mitra yang sifatnya mendukung maupun

menghambat. Hasil : Kegiatan pelatihan Pengolahan hingga pengemasan produk

ini dilakukan di Desa Dasan Geres, Kabupaten Lombok Barat. Pembuatan emping

jagung dikerjakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan memanfaatkan

hasil jagung dari penduduk setempat. Emping jagung dapat dibuat dengan dua

cara, dimana perbedaannya adalah pada lamanya proses perendaman,

perebusan,pemipihan dan pengeringan. Pembuatan desain kemasan serta

pengadaan bahan pengemas dilakukan untuk perbaikan kemasan sebagai upaya

peningkatan daya saing produk emping jagung.Perbaikan mutu produk dilakukan

dengan penyuluhan. Kesimpulan: Cara Produksi Pangan yang baik serta

pendampingan untuk cara pengemasan produk diharapkan dapat meningkatkan

mutu dan daya saing sehingga dapat meningkatkan minat beli masyarakat terhadap

produk emping jagung.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan sumber karbohidrat kedua setelah

beras. Selain sebagai bahan makanan pokok, jagung merupakan bahan baku berbagai industri.

Beberapa produk olahan dari jagung telah umum dikenal oleh masyarakat, terutama

masyarakat pedesaan yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Jagung dapat

dikonsumsi dalam tiga bentuk yaitu makanan pokok, laukpauk dan makanan kecil. Jagung

dapat dijadikan berbagai macam olahan. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk

olahan, sehingga mempunyai banyak pilihan produk olahan yang dapat dikembangkan.

Salah satu jenis olahan jagung yang potensial untuk pengembangan industri

pangan di perdesaan adalah emping jagung. Emping jagung atau marning gepeng adalah biji

jagung rebus yang dipres tipis (dipipihkan) dan dikeringkan, bentuknya seperti emping dari

biji belinjo. Di negara barat emping jagung ini disebut corn flake. Emping jagung mempunyai

Page 94: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |84

rasa netral, untuk menambah variasi rasa dapat diberi tambahan rasa lain yaitu rasa manis

atau diberi bumbu tabur yang banyak dijual di pasaran, seperti rasa keju, kaldu ayam, daging

panggang, balado, dan lain-lain. Emping jagung ini juga dapat dimakan dengan menuangkan

susu di atasnya dan biasanya digunakan untuk sarapan. Cara seperti ini di Indonesia belum

membudaya. Meskipun demikian keberadaan emping jagung di Indonesia dewasa ini

semakin berkembang dan berdampak positif dalam usaha diversifikasi menu

makanan.(Syarief et al, 2014)

Teknologi pembuatan emping jagung dapat dikembangkan di perdesaan

karena pada umumnya masyarakat perdesaan telah banyak mengenal pembuatan emping dari

belinjo. Oleh karena itu adopsi teknologi ini tidak akan mengalami banyak kesulitan.

Perkembangan dunia usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai persaingan di segala

bidang. Termasuk persaingan bisnis yang semakin ketat yang mengakibatkan perubahan

sikap konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi suatu

produk. Sikap konsumen merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan

pemasar untuk memahami konsumen. Dengan mengetahui sikap konsumen, pemasar dapat

mengembangkan produk baru dan memformulasikan serta melakukan evaluasi strategi

promosional. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin dinamis, manusia dituntut

dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Saat ini bila bicara

mengenai produk, maka tidak terlepas dari atribut produk yang menyertainya. Atribut produk

yang dimaksud adalah kemasan. (Shimp, 2003)

Kemasan atau packaging, menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi

produk. Pengemasan bukan hanya sekadar pembungkus makanan, tetapi lebih dari itu yaitu

packaging is branding. Kemasan menjadi salah satu pemicu penjualan sebuah produk karena

fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. (Shimp, 2003)

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian

kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan.

Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan

teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah

semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan

teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan

bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi.

Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu,

daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik

bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan

(Basriman, 2010).

Pada saat ini sudah banyak sekali rumah produksi yang memproduksi emping

jagung, dengan rasa dan harga yang rata-rata bersaing, maka perlu ada nilai tambah yang

diusung pada produk emping jagung ini agar memiliki nilai lebih dari produk emping jagung

lainnya. Salah satu elemen yang dapat ditingkatkan yaitu dalam hal kemasan. Bagi sebagian

pelaku bisnis kecil, kemasan dinilai dan diposisikan sebagai hal yang tidak penting dan

kadang luput dari perhatian. Hal itulah yang terjadi pada produk emping jagung yang

diproduksi oleh masyarakat di Lombok Barat yang masih sangat sederhana dalam

Page 95: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |85

pengemasannya. Sehingga perlu adanya suatu kegiatan penyuluhan mengenai pengolahan

sampai pada pengemasan produk emping jagung didaerah tersebut.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Dasan Geres Kabupaten Lombok

Barat. Adapun kelompok yang menjadi sasaran adalah Kelompok Wanita Tani atau KWT

yang ada di desa tersebut. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada analisis situasi yang

menunjukkan bahwa wilayah ini merupakan penghasil jagung yang lumayan besar, dimana

salah satu hasil olahannya adalah emping jagung. Namun pengolahan emping dan cara

pengemasannya masih sangat sederhana, sehingga dibutuhkan suatu bimbingan dan tambahan

pengetahuan agar pengolahan dan cara pengemasannya dapat menjadi lebih baik.

Metode yang digunakan diantaranya adalah ceramah mengenai berbagai cara pengolahan

emping jagung sehingga menjadi produk yang bermutu dan berkualitas, demonstrasi cara

pengolahan yang diikuti dengan praktek oleh peserta pelatihan, dan pendampingan

pembuatan design dan pemilihan kemasan yang baik dan menarik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi lapangan di awal kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat tinggi

dan adanya peningkatan wawasan terkait pentingnya merek dan kemasan bagi peningkatan

kualitas produk usaha. Kegiatan yang telah digeluti ini kemudian telah berhasil memiliki

pasar namun masih bersifat lokal dan hanya bersifat penjualan dari rumah ke rumah atau

melalui penitipan. Kurangnya promosi dan kualitas label, merek dan kemasan menjadi salah

satu faktor penting yang didapatkan setelah dilakukan observasi. Kegiatan yang dilakukan

setelah dilakukan observasi adalah melakukan evaluasi kemasan produk, merek, dan label

produk.

Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani

(KWT) di wilayah Dasan Geres Kabupaten Lombok Barat yang keseluruhan berjumlah 36

orang. Pada saat demonstrasi pembuatan emping jagung Ibu-ibu berpartisipasi membuat

produk dan setelah produk matang, ibu ibu antusias mencicipi produk yang dihasilkan. Pada

pelatihan/pendampingan dilakukan pengenalan cara pengolahan produk olahan jagung agar

dapat dikembangkan sebagai produk unggulan daerah. Monitoring dilakukan setelah

pelatihan, yaitu melakukan evaluasi hasil pelatihan/pendampingan, cara pengemasan dan

pemasaran

Pada pertemuan kedua dilakukan penyuluhan dan pengemasan produk yang baik.

Cara membuat label yang menarik, memilih kemasan yang baik serta bagimana cara

pemasaran yang baik. Pengemasan memiliki berbagai macam . fungsi tidak hanya sebatas

pembungkus produk. Kemasan memiliki 5 fungsi utama yaitu Protection, Contaiment,

Information, Utility of Use dan Promotion. Protection adalah fungsi kemasan sebagai

pelindung produk, baik pelindung dari lingkungan, perlindungan fisik, dan juga keamanan

produk. Fungsi Containment lebih kepada penahan produk mulai dari penggunaan bubble

wrap, kayu, besi sampai dengan bahan-bahan pembungkus lainnya, Kemasan juga merupakan

Page 96: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |86

wadah informasi produk mulai dari nama merek, jenis produk, ukuran, sampai dengan label

produk yang merupakan sumber informasi bagi konsumen untuk mengetahui informasi

produk secara detail. Kemasan juga dirancang untuk utility of use atau kenyamanan dalam

penggunaan misalkan saja sepatu menggunakan pembungkus kotak, paper bag untuk produk

kosmetik, kemasan tertra pack untuk produk susu dan masih banyak lainnya. Yang tidak

kalah penting kemasan juga merupakan media promosi dari produk itu sendiri, dengan

penggunaan logo, warna, jenis huruf yang menarik juga akan mempengaruhi calon konsumen

dalam membeli produk kita dibandingkan produk pesaing.

Gambar 1. Produk Emping Jagung

Gambar 2. Hasil Pengemasan Produk

Page 97: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |87

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu

1. Seluruh mitra kerja dapat membuat emping jagung yang renyah dan empuk serta

melakukan pengemasan dengan baik.

2. Perlu dilakukan proses pembinaan sistem dan manajemen pemasaran agar produk

emping jagung lebih variatif dan menarik

3. Kedepan diharapkan usaha ini lebih berkembang dan dapat memberikan hasil yang

lebih signifikan kepada masyarakat sekitar terutama dibidang ekonomi.

Ucapan Terima Kasih

Terima Kasih kami sampaikan kepada Universitas Mataram yang telah memberikan

dukungan finansial dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini melalui dana DIPA

BLU (PNBP).

DAFTAR PUSTAKA

Basriman, I. 2010. Pengemasan dan Penyimpanan Pangan, Teori dan Aplikasinya Pada

Industri. Jakarta.

Shimp,T.A. 2013. Periklanan Promosi, Edisi Kelima., Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Syarief, R., S. Santaus, Isyana. 2014. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium

Rekayasa

Proses Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Page 98: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |88

PENGUATAN GOOD GOVERNMENT BADAN USAHA MILIK DESA:

PERENCANAAN, PENGENDALIAN INTERNAL

DAN ASPEK LEGALITAS

Baiq Rosyida Dwi Astuti*, Intan Rakhmawati, Wirawan Suhaedi,

D Tiarulla Della Nabila Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Keywords:

Good government,

BUMDes, Desa

Gumantar

Abstract: Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan tentang konsep

good government dan mengidentifikasi permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola.

Lokasi kegiatan di Desa Gelangsar Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok

Barat. Kegiatan ini melibatkan narasumber dari Fakultas Ekonomi dan Hukum

Universitas Mataram. Kegiatan dilakukan dengan melakukan pemaparan tentang

konsep good government dan diskusi antara tim dan audien. Terdapat empat

permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola yaitu (a) partisipasi pengurus yang

rendah, (b) pengendalian internal yang lemah, (c) perencanaan yang tidak memadai

dan (d) aspek legalitas. Saran yang diberikan adalah peningkatan partisipasi

pengurus melalui perencanaan usaha yang sesuai kebutuhan pengurus; penyusunan

pengendalian internal yang memadai dan penyusunan regulasi yang memadai.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pelaksanaan tata kelola yang baik atau Good Governance (GG) pada dasarnya

merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari

mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan. GG Dalam

pengelolaan BUMDes, pihak-pihak tersebut adalah penasihat, pengurus dan pengawas

BUMDes serta masyarakat. Prinsip-prinsip dalam GG diantaranya adalah prinsip partisipasi,

transparansi, dan akuntabilitas (Mardiasmo, 2004 : 18). Prinsip partisipasi adalah bentuk

keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan BUMDes baik bersifat langsung

maupun tidak langsung. Sedangkan prinsip transparansi di BUMDes dapat diaplikasikan

dalam bentuk penyediaan informasi penting oleh BUMDes dengan cara yang mudah diakses

dan dipahami oleh pemangku kepentingan baik itu penasihat dan pengawas BUMdes serta

masyarakat. Sedangkan prinsip akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik

tentang setiap aktivitas yang dilakukan. Penerapan prinsip-prinsip GG dalam pengelolaan

BUMDes belum sepenuhnya diterapkan. Hasil penelitian Annas (2018) pada beberapa

BUMDes di Kabupaten Lombok Utara menunjukkan bahwa pengurus tidak secara aktif

menginformasikan pengelolaan BUMDes kepada masyarakat dan masyarakat tidak dilibatkan

dalam pengambilan keputusan BUMDes. Konsekuensi dari perilaku tersebut adalah tidak

berkembangnya usaha BUMDes karena masyarakat tidak merasa ikut memiliki ataupun

berkepentingan terhadap keberlangsungan usaha BUMDes. Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan hasil penelitian Wathaniah (2018) dan Cahyanti (2018).

Page 99: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |89

Namun, kondisi BUMDes pada ketiga hasil penelitian di atas berbanding terbalik

dengan kondisi BUMDes Panggung Lestari di Desa Panggungharjo DIY. BUMDes tersebut

menunjukkan kinerjanya dengan meraih keuntungan sebesar Rp. 53 Milyar pada tahun 2018.

Usaha Bumdes Panggung Lestari dimulai dari jasa pengelolaan sampah di sekitar desa.

Kemudian BUMDes mengembangkan unit usaha lainnya seperti jasa pengelolaan barang

bekas, pengelolaan minyak jelantah dan kampung wisata Mataraman. 95% tenaga kerja

BUMDes adalah warga Desa Panggungharjo. Pada sisi lain, website Desa,

www.panggungharjo.des.id, sangat informatif. Website Desa menyediakan berbagai macam

informasi desa seperti informasi pembangunan desa, musyawarah desa, BUMdesa dan

berbagai macam informasi lainnya. Dua prinsip GCG, prinsip partisipasi dan transparansi,

telah dilakukan dengan baik oleh BUMDesa dan Pemerintah Desa Panggungharjo.

Pemenuhan dua prinsip GCG tersebut juga sekaligus menjadi bagian dari pemenuhan prinsip

akuntabilitas.

BUMDes Sari Kencana di Desa Gelangsar Kabupaten Lombok Barat memiliki

kondisi yang tidak jauh berbeda dengan kondisi sebagian besar BUMDes lainnya. BUMDes

Sari Kencana dibentuk pada tahun 2016 dan memulai usaha pertamanya usaha penggemukan

sapi. BUMDes Sari Kencana membeli sejumlah sapi dan menyerahkan pengembalaan dan

pemeliharaannya kepada masyarakat. Namun usaha tersebut tidak berkembang, bahkan sapi-

sapi yang dipelihara mati dan hilang. Selanjutnya, Pemerintah Desa Gelangsar dan Pengurus

BUMDes beralih ke usaha dagang. Awal tahun 2019 Bumdes Sari Kencana mengoperasikan

BUMDes Mart. BUMDesMart merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Desa dan salah

satu pengurus BUMDes. Permodalan berasal dari masyarakat sedangkan toko dan tanah yang

ditempati adalah milik Pemerintah Desa. Berdasarkan wawancara awal dengan Ketua

BUMDes, hasil penjualan tidak cukup untuk menutupi biaya operasional BUMDesMart. Di

sisi lain, BUMDes memiliki prospek lini usaha yang lain yaitu bisnis spot foto yang

dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata (Darwis) Desa Gelangsar. Tujuan kegiatan

pengabdian ini adalah (a) memberikan pengetahuan tentang konsep GG dan (b)

mengidentifikasi permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola.

METODE KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian dilakukan di Kantor Desa Gelangsar Kec. Gunung Sari Kab

Lombok Barat NTB tanggal 19 Agustus 2018. Peserta kegiatan adalah pengurus BUMDes,

Pembina BUMDes dan Kelompok Darwis. Kegiatan pengabdian diawali dengan pemaparan

materi tentang konsep GG. Selanjutnya dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan peserta.

Sesi tanya jawab dan diskusi dilakukan agar pengurus dan Pembina BUMDes dapat

mengemukakan permasalahan mereka, mendiskusikannya dan mencari solusi atas

permasalahan yang dihadapi. Tim PPM menggandeng rekan dari Fakultas Hukum

Universitas Mataram sebagai pemateri pendamping. Hal ini dilakukan untuk memenuhi

permintaan Pembina BUMDes untuk menghadirkan ahli hukum. Tim juga menilai bahwa GG

berhubungan erat dengan aspek legalitas BUMDes.

Page 100: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |90

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan diskusi dan tanya jawab dengan peserta PPM, berikut permasalahan BUMDes

dari sisi tata kelola serta saran atas permasalahan tersebut.

a) Partisipasi : Pengurus BUMDes yang telah dilantik terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

Bendahara. Mereka adalah pengurus BUMDes secara de yure, namun de facto hanya

ketua BUMDes yang berperan aktif dalam operasional dan manajemen BUMDes.

Partisipasi yang sangat rendah ini mengakibatkan Ketua BUMDes kewalahan

mengelola BUMDes. Tim PPM menyampaikan materi tentang pentingnya peran serta

masyarakat, khususnya pengurus dalam menjalankan operasional BUMDes. Hal ini

sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab atas kesediaan sebagai pengurus.

b) Pengendalian internal : BUMDes mempekerjakan beberapa orang karyawan menjadi

pelayan BUMDesMart. Kelemahannya adalah BUMDes Mart belum melakukan

pengendalian yang memadai untuk pengeluaran kas. Pelayan diberikan kewenangan

untuk membeli barang dagangan tanpa diverifikasi terlebih dahulu. Begitupun setelah

pembelian, tidak ada pengecekan tentang kesesuaian jumlah barang yang dibeli dengan

bukti pembelian. BUMDes tidak melakukan stok opname persedaiaan barang dagang

akhir periode untuk memverifikasi nilai penjualan dengan jumlah barang terjual.

Walaupun BUMDesMart melakukan pencatatan menggunakan aplikasi dan manual,

namun itu tidak akan banyak berguna bila tidak dilakukan pengendalian yang memadai.

Tim menyarankan BUMDes untuk melakukan hal-hal berikut :

- Stock opname barang dagang pada periode tertentu.

- Hasil stock opname kemudian dibandingkan dengan rekapitulasi pencatatan, baik

pencatatan penjualan harian, pembelian barang dagang, dan pencatatan atas

pengeluaran-pengeluaran lain seperti biaya gaji dan biaya listrik. Berdasarkan

perbandingan ini dapat diperoleh informasi tentang kesesuaian pencatatan dengan

transaksi serta keuntungan atau kerugian riil BUMDesMart.

- Pengeluaran dan pemasukan uang BUMDesMart hendaknya dilakukan melalui

satu rekening dan disertai dengan pencatatan yang baik.

- Ketua BUMDes atau yang bertanggung jawab atas opersional BUMDesMart

hendaknya melakukan pemeriksaan secara periodik atas pencatatan dan

persediaan barang BUMDesMart.

c) Perencanaan : BUMDes tidak melakukan perencanaan usaha dengan baik. Tercatat ada

tiga jenis usaha yang telah dan sedang dijalankan BUMDes namun usaha-usaha

tersebut ada yang terpaksa harus dihentikan dan yang lainnya tidak berjalan dengan

optimal. Ketua BUMDes saat ini juga merencanakan membangun sebuah bank desa.

Perencanaan usaha yang akan dijalankan BUMDes hendaknya memperhatikan kondisi

masyarakat sekitar atau trend yang sedang berkembang. Perlu dilakukan perencanaan

usaha yang meliputi aspek keuangan, keberlangsungan usaha, analisis pasar, dan

analisis SWOT. Perencanaan yang baik menjadi dasar dan cermin awal atas setiap

tindakan yang dilakukan pada masa yang akan datang.

Page 101: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |91

d) Aspek legalitas : BUMDes belum memiliki payung hukum yang kuat. Pendirian

BUMDes dilakukan tahun 2016 dan pengurus pun telah dilantik, namun tidak ada

payung hukum yang mendasari pendirian dan pengelolaan BUMDes. Tidak ada perdes

tentang pendirian BUMDes, begitupun dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

Rumah Tangga (ART) BUMDes. Penyusunan perdes adalah kewajiban pemerintah

desa sedangkan penyusunan AD dan ART adalah tanggung jawab pengurus BUMDes.

Penyusunan produk hukum membutuhkan diskusi mendalam yang relatif panjang untuk

mengakomodasi maksud dan tujuan produk hukum tersebut. Narasumber dari FH

Unram mengajukan diri untuk terlibat dalam penyusunan legalisasi BUMDes. Pihak

Fakultas Hukum siap dihubungi untuk dating bersama-sama dengan aparat desa dan

masyarakat menyusun peraturan desa dan produk hukum lainnya. Aspek legalitas

terkait erat dengan konsep kerja dan operasional BUMDes. Sebagai contoh adalah

hubungan kerja dan organisasi BUMDes dengan Kelompok Darwis (Sadar Wisata)

Desa Gelangsar. Kelompok Darwis memiliki usaha spot foto yaitu Bukit Bintang Tiga

Rasa yang menjadi destinasi baru favorit dan menghasilkan pendapatan jutaan rupiah

setiap minggu. Tahun 2019 kelompok darwis memperoleh bantuan keuangan dari

Kemendes PDTT bernilai ratusan rupiah. Kepengurusan dan kepemilikan usaha

kelompok darwis berbeda dengan BUMDes. Kelompok Darwis memperoleh

pendapatan yang menjanjikan, namun di sisi lain BUMDes masih kesulitan bahkan

untuk membayar gaji pegawai. Kedua hal tersebut kontradiktif mengingat BUMDes

dan kelompok darwis berada dalam satu desa dan sama-sama memperoleh sebagian

modalnya dari pemerintah desa. Dibutuhkan kejelasan hukum tentang posisi kelompok

darwis dalam tata organisasi pemerintahan desa. Jika kelompok darwis disatukan

perorganisasiannya dengan BUMDes dengan menjadi salah satu unit usaha BUMDes,

maka akan memberikan manfaat bagi BUMDes dan pemerintah desa.

Pertanggungjawaban modal akan lebih mudah dilakukan karena BUMDes

berkewajiban melakukan pelaporan dan pembukuan seperti yang dipersyaratkan

Permendesa PDTT No 4/2015. Jika tidak, BUMDes dapat bekerja sama dengan

kelompok darwis untuk mengelola usaha tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, terdapat empat masalah BUMDes dari

sisi tata kelola yaitu partisipasi pengurus yang rendah, pengendalian internal yang lemah,

perencanaan yang tidak memadai dan tidak memiliki aspek legalitas yang memadai. Saran

yang diberikan adalah peningkatan partisipasi pengurus melalui perencanaan usaha yang

dapat mengakomodir kebutuhan pengurus; pembuatan dan pengembangan pengendalian

internal yang memadai dan penyusunan produk hukum yang mendukung tata organisasi dan

sistem kerja BUMDes.

Page 102: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |92

DAFTAR PUSTAKA

Annas, Muhamad, 2018, Analisis Good Governance Dalam Pengelolaan Keuangan Badan

usaha Milik Desa (BUMDes) di kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara,

Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Cahyanti, Eka Wiwik, 2018, Pengelolaan Keuangan BUMDes di Kabupaten Lombok Barat

(Studi Empiris di Kecamatan Narmada, Lembar dan Sekotong), Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi Yogyakarta

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun

2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan pengelolaan, dan Pembubaran Badan

usaha Milik Desa

Wathoniah, Nurul, 2018, Analisis Pengelolaan Usaha, Keuangan dan Kompetensi Sumber

Daya Manusia Badan Usaha Milik Desa (Studi empiris pada BUMDes di

Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima), Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

www.panggungharjo.desa.id

Page 103: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |93

MANAJEMEN PENGOLAHAN SAMPAH

DI DUSUN PERENDEKAN SELATAN DESA GIRI SASAK

Sulaeman Sarmo*, Imanuella Romaputri Andilolo, Mulyadi, Sri Darwini Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Mataram, Indonesia

Keywords:

Pelatihan, Manajemen,

Pengolahan, sampah,

kerajinan

Abstract: Masayarakat Dusun perendekan selatan desa giri sasak kecamatan

kuripan kabupaten Lombok Barat selama ini membuang sampah di sungai atau di

pekarangan milik warga dan belum memanfaatkan sampah untuk dijadikan

kerajinan tangan maupun kompos. Akibat dari pembuangan sampah yang

sembarangan menyebabkan polusi bagi warga sendiri maupun masyarakata

sekitarnya. Oleh karena itu tim pengabdian akan memberikan pelatihan manajemen

sampah menjadi produk yang bernilai tambah sehingga akan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat. Model pelatihan adalah memberikan penyuluhan kemudian

melakukan pelatihan pengelolaan sampah organik maupun an-organik menjadi

produk yang bernilai tambah seperti pupuk kompos dan kerajinan tangan misalnya

ingke dari bekas gelas, tas dari bekas bungkus kopi dsb. Peserta pelatihan dibagi

menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan lima sampai dengan sepuluh

orang. Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan cara memilah

sampah organik dan non organic serta membuat kerajinan tangan dari bahan sampah

plastic. Peserta sudah dapat melakukan praktik pemilahan sampah rumah tangga

secara mandiri dengan melakukan pemisahan sampah organik dan non organik ke

dalam tempat sampah. Selain itu mampu memanfaatkan sampah plastik menjadi

barang jadi atau daur ulang produk menjadi kerajinan tangan yang bernilai tambah,

sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pengabdian yang akan dilakksanakan di dusun perendekan selatan desa giri sasak

akan memberikan dampak pada aktivitas masyarakat. Keberadaan sampah merupakan limbah

yang mempunyai dampak pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Manajemen pengelolaan

sampah yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan tidak dapat dilepaskan dari

permasalahan tempat pembuangan sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga hanya sebatas

memindahkan sampah rumah tangga untuk di buang ke sungai atau ke sebuah kebun orang

tertentu. Kebiasaan membuang sampah ke sungai maupun ke kebun orang telah menjadi

suatu kebiasaan dikarenakan rendahnya keasadaran masyarakat dan belum tersentuhnya

pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Lombok Barat, sehingga

menimbulkan bau busuk dan lingkungan yang tidak sehat.

Masyarakat juga belum melakukan pemilahan sampah secara mandiri, hal ini

karena keterbatasan tempat sampah di setiap rumah dan tempat penampungan sampah. Oleh

karena itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau mengelola sampah secara

mandiri tidaklah mudah dan memakan waktu lama. Sehingga pelatihan yang akan

dilaksanakan nanti tidak hanya memberikan pengetahuan melainkan menanamkan nilai

Page 104: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |94

kkesadaran masyarakat akan nilai tambah ekonomis sampah. Proses pelatihan ini dilakukan

mulai dari pemilahan sampah individu, pengumpulan sampai dengan pengolahan. Untuk

mendukung keberlanjutan program ini, setiap rumah akan difasilitasi dengan penyediaan

tempat sampah antara sampah organic dan non-organic untuk memudahkan pengelolaannya

dilingkungan dusun perendekan selatan.

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam pelatihan manajemen

sampah di dusun perendekan adalah :

a. Sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah.dan penciptaan nilai tambah dari

sampah

b. Pelatihan manajemen sampah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di dusun perendekan selatan mengenai pengelolaan

sampah. Adpun hasil dari pengabdian adalah sebagai berikurt :

1. Kegiatan Sosialisasi pengelolaan sampah dan penciptaan nilai tambah dari sampah

Pada tahap pertama ini akan dilakukan penjelasan kepada masyarakat mengenai

pengelolaan sampah dengan cara memberikan materi meliputi jenis sampah, dampak

yang ditimbulkan dari sampah, dan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk

meminimalisasi sampah dengan cara menggunakan produk-produk yang ramah

lingkungan. penyadaran dan penciptaan nilai tambah dari sampah. Beberapa cara

untuk melakukan daur ulang sampah organic misalnya untuk sayuran, daun-daun

bekas dapat dijadikan makanan ternak, pembuatan pupuk kompos, biogas, sedangkan

kertas dapat didaur ulang. Berikut kegitan dalam daur ulang sampah organic untuk

penciptaan nilai tambah sampah.

Pembuatan pupuk kompos bahan dari sampah rumah tangga dedaunan, sisa makanan,

serta kotoran ternak. Pembuatan biogas yang diperoleh dari gas-gas proses

pembusukan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Daur ulang limbah anorganik meliputi sampah plastic, logam, kaca, plastic serta

kaleng. Sampah anorganic ini dapat dikumpulkan kemudian di jual jika sudah

mencapai ukuran tertentu. Limbah anorganik ini dapat juga di daur ulang dengan cara

membuat kerajinan dengan bahan plastic maupun kaleng.

Page 105: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |95

2. Pada pelatihan manajemen sampah dalam rumah tangga dapat dimulai dari

perencanaan, yaitu bagaimana agar setiap rumah tangga sudah melakukan

pengelolaan sampahnya dimulai dari misalnya ketika berbelanja ke pasar dengan

membawa sendiri tas belanjaan yang terbuat dari bahan ramah lingkungan,

kemudian dipakai kembali pada waktu yang lain sehingga mengurangi sampah yang

berupa tas plastik. Pengorganisasian, yaitu bagaimana agar setiap rumah tangga

mengorganisir kegiatan pengelolaan sampahnya, misalnya menyediakan tempat

sampah tidak hanya satu buah, tetapi minimal dua buah yaitu untuk memilah sampah

organik dan non organik. Penggerakkan, yaitu bagaimana agar ada kegiatan

koordinasi pada tingkat tertentu agar masyarakat mempunyai komitmen untuk

melakukan pemilahan sampah rumah tangganya, bisa pada tingkat Rukun Tetangga

(RT) atau tingkat Rukun Warga (RW). Yang terakhir adalah evaluasi, yaitu ada

kegiatan monitoring dan evaluasi dari kelompok masyarakat untuk memonitor

pengelolaan sampah di tingkat RT atau RW. Setelah penyuluhan dan pelatihan

pemilahan sampah mandiri, peserta memiliki pengetahuan tentang manajemen

pemilahan sampah sehingga pemahaman peserta tentang manajemen pemilahan

sampah yang sebelumnya sangat minim dan hanya sedikit warga yang mengetahui

menjadi banyak warga yang mengetahui, sehingga terjadi peningkatan baik secara

kualitatif maupun kuantitatif.

Metode workshop digunakan sebagai tahap akhir dari pelatihan pemilahan

sampah mandiri yaitu berupa praktik langsung dengan pendampingan instruktur

untuk melakukan pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat dusun

perendekan selatan, untuk lebih meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam

pemilahan sampah secara mandiri. peserta pelatihan dibagi menjadi kelompok-

kelompok yang beranggotakan lima sampai dengan sepuluh orang. Masing-masing

kelompok diminta untuk mempraktikkan cara memilah sampah organik dan non

organik. Dari praktik langsung yang dilakukan peserta dalam workshop pemilahan

sampah mandiri terlihat bahwa peserta sudah mampu mengenali dan memiliki

ketrampilan memilah sampah organik dan non organik. Para peserta sangat antusias

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengolahan atau pendaurulangan sampah

organik dan sampah non organik. Pada tahap akhir pelatihan, dilakukan pembagian

tempat sampah dari bambu untuk mendorong warga agar konsisten melakukan

pemilahan sampah rumah tangganya secara mandiri dan menghentikan kebiasaan

membuang sampah di sungai, maupun di sekitar tanah pekarangan.

.

Page 106: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |96

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara keseluruhan kegiatan pengabdian sudah berjalan dengan lancar dan

mendapatkan respon yang positif dari peserta. Seluruh peserta telah mengikuti program

workshop secara lengkap. Meskipun tujuan akhir untuk pelestarian lingkungan belum serta

merta dapat terlaksana, tetapi paling tidak tujuan dari pengabdian ini untuk menumbuhkan

kesadaran, kepedulian dan memberikan bekal ketrampilan masyarakat dusun perendekan

selatan untuk melakukan manajemen pemilahan sampah secara mandiri dapat terlaksana.

Peserta sudah dapat melakukan praktik pemilahan sampah rumah tangga secara mandiri

dengan melakukan pemisahan sampah organik dan non organik ke dalam tempat sampah

bambu yang telah dibagikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2017. Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka. Pusat Statistik Kabupaten

Lombok Barat

Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Gary Cokins, dan Thomas W. Lin. 2007. Manajemen

Biaya Penekanan Strategis. Dialih bahasakan oleh David Wijaya. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat

Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:

Salemba Empat

Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Lestari, Novi Puji dan Riyanto, Dicky Wisnu Usdek. 2018. IbM Bank Sampah Desa

Mojorejo Kota Batu.MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 1

Nomor 1 Maret 2018

Mardhia,Dwi dan Wartiningsih,Alia.2018.Pelatihan Pengolahan Sampah Skala Rumah

Tangga Di Desa Penyaring. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol 1

No 1 Februari 2018

Marsigit, wuri.2010. Pengembangan Diversifikasi Produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu

Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan.Agritecch Vol 30 No4

November 2010

Robbins, Stephen, 2006, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesepuluh

UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Page 107: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |97

Manajemen Reproduksi Untuk Memperpendek Interval Kelahiran Pada

Ternak Sapi

I Wayan Lanus Sumadiasa, Chairussyuhur Arman, Adji Santoso Dradjat, Enny Yuliani

Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

interval kelahiran,

perkawinan,

produktivitas,

reproduktivitas,

sapi Bali

Abstrak:

Sapi Bali merupakan primadona komoditas peternakan di Indonesia.

Keunggulan sapi Bali adalah mampu beradaptasi pada berbagai kondisi

lingkungan, pertumbuhan relatif cepat dan potensi produksi tinggi. Interval

kelahiran pada sapi Bali berkisar 15 sampai 18 bulan, sehingga laju

regenerasinya lambat. Oleh karena itu, diperlukan manajemen reproduksi

yang benar agar perkawinan dan kelahiran anak lebih singkat dan

produktivitas meningkat. Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di

Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingar, Lombok Barat. dengan khalayak

sasaran para petani peternak sapi. Tujuannya agar peternak memperoleh

pengetahuan tentang tatacara manajemen reproduksi yang benar agar

perkawinan dan interval kelahiran menjadi lebih pendek, yaitu sekitar satu

tahun. Metode kegiatan adalah penyuluhan dan pembinaan singkat dengan

materi tentang tata-cara menginduksi atau penyerentakan birahi, deteksi

birahi, perkawinan, deteksi kebuntingan, kelahiran, waktu penyapihan anak

dan perkawinan kembali setelah kelahiran. Hasil pelaksanaan kegiatan

menunjukkan, para peserta telah memperoleh pengetahuan dan

keterampilan tentang manajemen reproduksi yang benar. Peserta tampak

antusias untuk mencoba tata-cara memanajemen usaha tani ternaknya agar

dapat melahirkan lebih cepat dan lebih banyak selama massa reproduksi.

Antusiasme peserta tergambar dari banyaknya pertanyaan detail tentang

cara mengatur birahi, cara perkawinan yang baik dan penyapihan anak.

Sambutan dan motivasi peserta ini merupakan foktor pendukung

keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Faktor yang sedikit menghambat

keleluasaan terlaksananya kegiatan adalah keterbatasan waktu yang sinkron

antara pihak petani peternak dengan tim pelaksana. Kesimpulan, kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini cukup positif karena dapat menambah ilmu

dan pengetahuan masyarakat tentang manajemen reproduksi untuk

mempercepat interval kelahiran pada ternak sapi.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Ternak sapi, khususnya sapi Bali merupakan primadona komoditas peternakan bagi

Indonesia karena memilki berbagai keunggulan, yaitu kemampuannya beradaptasi pada

berbagai kondisi lingkungan, pertumbuhan relatif cepat, potensi produksi dan reproduksi yang

tinggi. Plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari Pulau Bali ini terdapat di seluruh pelosok

tanah air Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi Nusa Tenggara Barat

merupakan salah satu daerah penghasil ternak sapi terbesar untuk memenuhi kebutuhan daging

nasional (Gunawan et al., 2017) dan kini menjadi salah atu sentra pengembangan sapi potong,

Page 108: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |98

khususnya sapi Bali dengan populasi mencapai sekitar 3,5 persen dari populasi nasional pada

tahun 2006 (Winarso, 2009). Salah satu wilayah yang memiliki populasi sapi cukup besar di

Kabupaten Lombok Barat adalah Kecamatan Lingsar, yaitu lebih dari 5,5 ribu ekor. Karang

Bayan adalah satu dari 15 desa di Kecamatan Lingsar dengan luas wilayah 5,7 km2, jumlah

penduduk sebanyak 5007 jiwa yang terdiri dari 2486 laki-laki dan 2581 perempuan (BPS,

2013).

Sebagian besar masyarakat di Karang Bayan memelihatra sapi dengan sistem

pemeliharaan semi-intensif. Pada pemeliharaan semi-intensif, ternak dilepas atau ditambatkan

di suatu bidang lahan pada pagi hingga sore hari dan pada malam hari diikat di dalam kandang

dan diberikan pakan sesuai kebutuhan (Sumadiasa et al., 2018). Sistem pemeliharaan

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan reproduksi pada ternak.

Masalah reproduksi ternak belum mendapatkan perhatian yang berarti oleh para peternak,

sehingga jarak beranak khususnya pada ternak sapi masih cukup lama, berkisar 1,5 sampai 2

tahun. Oleh karena itu, perlu diintroduksi kepada para peternak tentang pentingnya perhatian

terhadap masalah reproduksi untuk meningkatkan laju regenerasi dan produksi ternak.

Secara alamiah pola dan laju reproduksi pada ternak berlangsung sangat lambat, dimana

ternak betina hanya mau menerima perkawinan dari seekor pejantan apabila dalam masa birahi

(Partodihardjo, 1985). Akibatnya pertambahan jumlah ternak dari kelahiran alami (natural

increasae) dalam suatu kurun waktu tertentu sangat rendah, sementara jumlah ternak yang

disemblih (dikonsumsi) terus meningkat. Selain itu, adanya developmental block yang bersifat

genetis dapat menghambat embrio muda berkembang ke tahap lebih lanjut baik secara in vivo

maupun in vitro (Sumadiasa dan Yuliani, 2006), sehingga terjadi kegagalan reproduksi dan

bertambah panjangnya interval kelahiran.

Secara umum, faktor-faktor yang terkait dengan reproduktivitas ternak adalah umur

dewasa kelamin atau pubertas, siklus hormonal, umur perkawinan pertama, service per

conception (S/C), lama bunting, umur beranak pertama, bobot lahir, estrus post-partum, days

open dan jarak beranak (calving interval). Pada sapi Bali, umur pubertas terjadi 16,80 ± 1,73

bulan pada yang jantan dan 20,45 ± 2,81 bulan pada betina (Bakhtiar et al., 2015). Siklus estrus

terjadi 18 – 24 hari dengan rata-rata 21 hari (Siswanto et al. (2013) dan perkawinan pertama

rata-rata pada umur 20,15 ± 4,45 bulan dengan service per conception (S/C) sebesar 1,79 ±

1,03 (Haryanto et al., 2015); atau 23,80 ± 2,25 bulan (Bakhtiar et al., 2015). Menurut Gunawan

et al. (2017), S/C dari hasil inseminasi buatan (IB) yaitu 1,39 – 1,46 pada sapi Bali di Techno

Park Banyumulek, NTB; 1,65 ± 0,87 pada sapi Bali di Instalasi Pembibitan Pulukan, Bali

(Siswanto et al., 2013); S1,49 – 2 di Jayapura sebesar (Koibur, 2005).

Selain itu, yang penting diperhatikan adalah estrus dan perkawinan post-partum

(setelah lahir ) atau postpartum ovarian activity dan days open (DO) atau hari-hari kosong.

Secara umum sistem pemeliharaan terkait dengan pakan, kesehatan, keamanan fisik, psikis dan

keselamatan ternak dan sisi reproduksinya. Namun demikan masih banyak terdapat

kekurangan pada pemeliharaan ternak sapi di desa-desai, yaitu faktor reproduksi ternaknya.

Kurangnya pengetahuan dan banyaknya aktivitas mencari nafkah membuat para peternak

memelihara ternak dengan apa seadanya. Meski telah mengikuti progran inseminasi buatan

(IB) untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi ternak sapi, tetapi umumnya peternak

Page 109: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |99

tidak melakukan manajemen reproduksi dengan baik terutama penyapihan anak sapi secara

terencana dan induksi estrus (birahi), sehingga jarak kelahiran anak sapi menjadi lama yaitu

1,5 sampai 2 tahun. Hal ini secara tidak disadari peternak telah mengalami banyak kerugian

dari sisi waktu, biaya dan tenaga untuk pemeliharaan tetapi anak yang dihasilkan per fase

reproduktif menjadi sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dengan

menerapkan manajemen reproduksi yang baik dan tepat untuk memperpendek interval

kelahiran (jarak beranak). Manajemen reproduksi merupakan salah satu faktor penting yang

sangat menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan produksi pada ternak, tanpa

reproduksi maka tidak akan ada produksi (Tomaszewska et al., 1991).

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode partisipatif

meliputi tiga tahaan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan. Persiapan

kegiatan dimulai dari penentuan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan

bersama antara tim pelaksana kegiatan dengan khalayak sasaran yaitu Kelompok Tani Ternak.

Persiapan bahan dan materi, seperti ATK, alat transportasi dan keperluan lain yang terkait

dengan pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah ada kepastian waktu dan tempat pelaksanaan

kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi tentang cara-cara

manajemen reproduksi untuk memperpendek interval kelahiran pada ternak sapi. Materi

penyuluhan yang disajikan adalah tentang ciri induk yang baik, sinkronisasi estrus atau

menyerentakkan birahi, deteksi birahi, cara dan perkawinan yang tepat, penanganan kelahiran,

penyapihan dan perkawinan kembali pasca kelahiran. Selanjutnya, dilakukan pembinaan

praktis secara singkat contoh-contoh cara menentukan induk yang baik, cara perkawinan yang

baik, deteksi kebuntingan dan penanganan kelahiran. Tahapan terakhir dalah melakukan

evaluasi hasil kegiatan dengan cara melihat perubahan sikap yang dialami oleh para peserta

penyuluhan. Hal ini dinilai dari antusiasme para peserta pada saat acara diskusi yang

menggambarkan rasa ingin tahu dan daya serap terhadap materi yang telah disuluhkan. Melalui

diskusi dapat dinilai bahwa para peserta memiliki keinginan untuk menerapkan tata-cara

manajemen reproduksi, terutama untuk memperpendek interval kelahiran dari ternak mereka.

Hasil evaluasi dapat mencerminkan adanya faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui acara diskusi dapat diketahui, bahwa sebagian besar masyarakat bermatapenca-

harian pada bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, serta sebagian kecil lainnya

bergerakdi bidang industri kecil, pedagang, buruh bangunan dan pegawai negeri. Sistem

pemeliharaan ternak sapi di Desa Karang Bayan rata-rata bersifat semi-intensif. Sistem

pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan

reproduksi pada ternak. Pada pemeliharaan semi-intensif, ternak dilepas atau ditambatkan di

suatu bidang lahan pada pagi hingga sore hari dan pada malam hari diikat di dalam kandang

dan diberikan pakan sesuai kebutuhan (Sumadiasa et al., 2018). Sistem pemeliharaan

Page 110: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |100

merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan reproduksi pada ternak. Turut

campur tangan peternak dalam proses reproduksi ternak, sehingga jarak beranak pada ternak

sapi cukup lama yaitu berkisar 1,5 sampai 2 tahun. Oleh karena itu, melalui kegiatan

pengabdian kepada masyarakat telah diintroduksi kepada para peternak tentang pentingnya

perhatian terhadap manajemen reproduksi. Tanpa adanya reproduksi tidak akan ada regenerasi

dan produksi ternak (Tomaszewska, 1991).

Reproduksi tidak saja penting bagi kelangsungan suatu jenis atau bangsa ternak, tetapi

juga penting untuk kebutuhan konsumsi manusia yang semakin bertambah. Ternak betina

hanya mau menerima perkawinan dari seekor pejantan apabila dalam masa birahi, sehingga

secara alamiah pola dan laju reproduksi pada ternak berlangsung lambat (Partodihardjo, 1985).

Pertambahan jumlah ternak dari kelahiran alami (natural increasae) semakin menurun,

sementara jumlah ternak yang disemblih (dikonsumsi) manusia terus meningkat. Selain itu,

adanya developmental block yang bersifat genetis dapat menghambat berkembangnya embrio

baik secara in vivo maupun in vitro (Sumadiasa dan Yuliani, 2006). Oleh karena itu, perlu suatu

upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produksi ternak dengan menerapkan

manajemen reproduksi yang benar guna mempersingkat jarak beranak.

Keberhasilan reproduksi merupakan indikator produktivitas seekor ternak. Hal-hal

yang perlu diketahui dalam pengaruhnya terhadap kemampuan reproduksi adalah umur dewasa

kelamin atau pubertas, siklus hormonal, umur perkawinan pertama, service per conception

(S/C), lama bunting, umur beranak pertama, bobot lahir, estrus post-partum, days open dan

jarak beranak (calving interval). Umur pubertas merupakan salah satu faktor yang dapat

memberikan informasi tentang kesehatan dan pertumbuhan normal dari seekor ternak.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pubertas pada ternak adalah bangsa, pakan, daerah

tempat pemeliharaan, kesehatan, lingkungan sosial dan tatalaksana pemeliharaan. Pada sapi

Bali, umur pubertas terjadi 16,80 ± 1,73 bulan pada yang jantan dan 20,45 ± 2,81 bulan pada

betina (Bakhtiar et al., 2015).

Siklus estrus adalah jarak waktu munculnya estrus yang satu dengan estrus berikutnya.

Siklus estrus yang normal menandakan bahwa ternak betina memiliki organ, saluran dan

hormon reproduksi yang normal. Penundaan terhadap siklus estrus dapat berdampak pada

tertundanya atau tidak terjadinya perkawinan, kebuntingan dan kelahiran anak. Hal ini berarti

terjadi kegagalan reproduksi yang menyebabkan banyak kerugian dari segi waktu, tenaga dan

biaya pemeliharaan. Pada ternak sapi, siklus estrus terjadi 18 – 24 hari dengan rata-rata 21 hari

(Siswanto et al. (2013).

Umur perkawinan pertama sangat penting untuk memulai atau awal produksi dari

seekor ternak. Perkawinan pertama pada sapi betina dapat dilakukan pada munculnya birahi

yang ketiga, dimana ternak betina dinyatakan telah mencapai dewasa tubuh untuk siap

menerima dan menjaga kebuntingan, serta menjalani proses kelahiran normal. Pada sapi Bali

perkawinan pertama dilakukan rata-rata pada umur 20,15 ± 4,45 bulan dengan service per

conception (S/C) yaitu jumlah layanan perkawinan (konsepsi) untuk memperoleh satu

kebuntingan sebesar 1,79 ± 1,03 (Haryanto et al., 2015); 23,80 ± 2,25 (Bakhtiar et al., 2015).

Hal ini menggambarkan tingkat kesuburan sel telur dari betina mapun spermaozoa pejantan

Page 111: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |101

yang mengawini, dimana sekitar 48% betina memiliki S/C sebesar 1 dan 33% dengan S/C

sebesar 2 (Lubis dan Sitepu, 1998), dan S/s yang normal rata-rata 1,3 dengan kisaran 1,6 – 2,1.

Menurut Gunawan et al. (2017), S/C pada sapi Bali di Techno Park Banyumulek, NTB

adalah 1,39 – 1,46 dengan conception rate (CR) atau persentase sapi yang berhasil bunting

pada IB ke-1 sebesar 66,09 – 6,80%. Menurut Siswanto et al. (2013), S/C sebesar 1,65 ± 0,87

pada sapi Bali di Instalasi Pembibitan Pulukan, Bali, sedangkan di Jayapura sebesar 1,49 – 2

(Koibur, 2005). Sapi Bali yang ada di Kecamatan Pemayung, Batanghari memiliki nilai CR 45

– 48,88% (Hoesni, 2015). Lama bunting 216 – 300 hari, terbanyak 286 – 295 hari (49,3%);

276-285 hari (38,6%) Lubis dan Sitepu (1998); 74,14 – 79,33% dengan calving rate sebesar

70,27 – 76,28% (Koibur, 2005). Lama bunting sapi-sapi di Aceh adalah ± 279 hari hari untuk

anak jantan dan 274 hari untuk anak betina (Bakhtiar et al., 2015).

Umur beranak pertama sapi Bali adalah 1104,61 ± 23,82 hari (Siswanto et al., 2013).

Bobot lahir anak sebesar 18,4 ± 1,6 kg dengan kisaran pada pedet jantan antara 10,5 – 22 kg

atau rata-rata 18,9±1,4 kg dan pedet betina antara 13 – 26 kg atau rata-rata 17,9 ± 1,6 kg

(Prasojo et al., 2010). Ternak sapi betina akan mengalami estrus post-partum (estrus setelah

lahir ) atau postpartum ovarian activity antara 106 - 165 hari atau 106 - 125 hari sebesar 18,6%;

126 - 145 hari (26,6%) dan 146 - 165 hari (21,3%) . Frekuensi yang tinggi yaitu 54,5% pada

kisaran 106 - 165 hari (Lubis dan Sitepu, 1998). Sementara menurut Haryanto et al. (2015),

birahi pertama setelah melahirkan rata-rata 57,86 ± 55,23 hari dengan perkawinan postpartum

rata-rata 66,44 ± 59,03 hari pada sapi Bali di Pringsewu; 127 ± 33,13 sapi di Aceh (Bakhtiar

et al., 2015).

Jarak beranak (calving interval = CI) pada ternak sapi rata-rata 350,46 ± 27,98 hari

(Siswanto et al., 2013), dimana hal ini erat kaitannya dengan kondisi ternak, tatalaksana

pcinelillaman dan waktu serta teknik perkawinan. Kisaran CI antara 290 - 566 hari dengan

frekuensi terbesar antara 411 - 440 hari (26,68%), diikuti 351 - 390 hari (21,38%) dan 381 -

410 hari (18,68%) (Lubis dan Sitepu, 1998). Days open (DO) atau hari-hari kosong (periode

hari sejak ternak melahirkan hingga bunting kembali) sangat menentukan angka CI ternak

pada masing-masing sistem pemeliharaan. Pada pemeliharaan ekstensif tidak terjadi atau

kurang adanya campur tangan manusia pada reproduksi, sehingga kemungkinan DO akan lebih

panjang dibadingkan pada pemeliharaan semi-intensif. Periode DO pada sapi Bali berkisar 106

± 25,01 – 130,24 ± 38,31 (Supriyantono et al., 2008).

Secara umum sistem pemeliharaan terkait dengan pakan, kesehatan, keamanan fisik,

psikis dan keselamatan ternak serta sisi reproduksinya. Masalah manajemen reproduksi

merupakan kekurangan pada pemeliharaan ternak sapi di desa ini. Hal ini disebabkan

kurangnya pengetahuan dan banyaknya aktivitas mencari nafkah sehingga para peternak

memelihara ternak dengan apa seadanya. Meski telah mengikuti progran inseminasi buatan

(IB) untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi ternak sapi, tetapi umumnya peternak

tidak melakukan manajemen reproduksi dengan baik terutama penyapihan anak sapi secara

terencana. Akibatnya adalah jarak kelahiran anak sapi menjadi lama, yaitu berkisar 1,5 sampai

2 tahun. Tanpa disadari oleh peternak, bahwa telah terjadi banyak kerugian dari sisi waktu,

biaya dan tenaga untuk pemeliharaan, tetapi anak yang dihasilkan per fase reproduktif sangat

sedikit.

Page 112: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |102

Fase reproduktif dari induk sapi berkisar 5 sampai 6 tahun yaitu mulai umur 2 sampai

8 tahun dan setelah itu reproduktivitasnya menurun. Apabila pada fase reproduktif ini tidak

dimanfaatkan dengan baik, maka akan terjadi in-efisiensi. Keadaan ini juga terkait paradigma

dimana memelihara ternak hanya sebagai pekerjaan sampingan atau tabungan. Oleh karena itu,

perlu dilakukan efisiensi dengan menerapkan manajemen reproduksi yang baik dan tepat di

antaranya dengan mengatur penyapihan anak, induksi birahi dan perkawinan pasca lahir untuk

memperpendek interval kelahiran (jarak beranak). Manajemen reproduksi merupakan salah

satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan

produksi ternak.

Permasalahan atau kendala yang dihadapi masyarakat peternak adalah kurangnya

pengetahuan dan informasi tentang bagaimana mengelola reproduksi dengan baik dan benar

agar diperoleh anak yang banyak dalam waktu yang cepat. Masalah lainnya adalah kurangnya

minat para genersi muda untuk beternak, sehingga pengelolaan ternak hanya dilakukan oleh

para orang tua dengan pengetahuan seadanya. Memilih sapi calon induk mungkin mereka

sudah biasa, tetapi bagaimana memanfaatkan ternak betina tersebut secara maksimal mereka

tidak tahu. Ternak hanya dipelihara, dierikan makan dan minum seadanya setiap hari, bahkan

tanpa berharap ternaknya akan dikawin dan akan menjadi banyak dari kelahiran anaknya, yang

penting mereka masih punya ternak untuk tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual.

Pada sisi lain, para orang tua juga sibuk mencari nafkah untuk keluarga, sehingga

ternak mereka yang penting dapat makan dan minum untuk mempertahankan hidup. Ketika

musim kemarau panjang tiba juga terjadi kesulitan mencari pakan ternak, sehingga tidak

jarang ternak kekurangan pakan. Hal ini akan berdampak pada siklus reproduksi ternak,

termasuk siklus birahi, perkawinan dan kelahiran.

Solusi yang ditawarkan adalah penerapan manajemen reproduksi yang terintegrasi

meliputi sinkronisasi estrus, deteksi birahi, perkawinan tepat waktu, manajemen induk bunting,

pemeliharaan dan penyapihan pedet (anak) tepat waktu, serta induksi birahi dan perkawinan

pasca kelahiran. Penerapan teknologi sinkronisasi estrus dapat membantu melakukan deteksi

birahi lebih tepat, sehingga perkawinan dapat dilakukan tepat waktu untuk mengasilkan angka

kebuntingan. Sinkronisaasi estrus juga dapat digunakan mengatur perkawinan untuk

memperpendek jarak beranak dari dua periode bernak yang berurutan (Sumadiasa et al., 2004).

Setelah masyarakat mengetahui dan memahami tentang manajemen reproduksi ini, diharapkan

akan terjadi pengaturan yang baik terhadap sistem reproduksi ternak mereka. Pada gilirannya,

jumlah anak yang diperoleh dalam periode reproduktif akan maksimal, efisiensi reproduksi

meningkat, menghemat waktu, biaya dan tenaga, serta meningkatkan pendapatan per satu

satuan waktu dan per satuan unit ternak. Target luaran yang akan dihasilkan adalah publikasi

ilmiah di jurnal Abdi Insani Unram, peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dan brosur

hasil pengabdian yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan peternak. Selain itu, akan

meningkatkan populasi, produksi, pendapatan dan kesejahteraan peternak.

Page 113: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |103

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini cukup positif karena dapat menambah ilmu dan

pengetahuan masyarakat tentang manajemen reproduksi untuk mempercepat interval

kelahiran pada ternak sapi.

2. Manajemen reproduksi untuk memperpendek jarak kelahiran pada ternak sapi berpotensi

untuk diterapkan setelah masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan ini.

Saran

1. Diperlukan pembinaan yang terus-menerus kepada masyarakat peternak agar dapat

melaksanakan manajemen reproduksi dengan baik dan benar.

2. Perlu penerapan manajemen reproduksi yang terintegrasi mulai dari sinkronisasi estrus

hingga perkawinan pasca kelahiran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Mataram dan Ketua

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberi dukungan

finansial untuk kegiatan pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Yusmadi dan Jamaliah, 2015. Kajian performans reproduksi sapi Aceh sebagai

informasi dasar dalam pelestarian plasma nutfah genetik ternak local. Jurnal Ilmiah

Peternakan, 3(2) : 29 – 33.

BPS. 2013. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Lingsar. Badan Pusat

Statistik Kabupaten Lomok Barat 2013.

Gunawan M., E.M. Kaiin dan R. Ridwan, 2017. Peningkatan produktivitas sapi Bali melalui

inseminasi buatan dengan sperma sexing di Techno Park Banyumulek, Nusa Tenggara

Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 3(2) : 216 – 219.

Haryanto D., M. Hartono dan S. Suharyati, 2015. Beberapa faktor yang memengaruhi service

per conception pada sapi Bali di Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan

Terpadu, 3(3) : 145 – 150.

Hoesni F., 2015. Pengaruh keberhasilan inseminasi buatan (ib) antara sapi Bali dara dengan

sapi Bali yang pernah beranak di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Jurnal

Ilmiah Universitas Batanghari, Jambi, 15(4) : 20 – 27.

Koibur J.F., 2005. Evaluasi tingkat keberiiasilan pelaksanaan program inseminasi buatan pada

sapi bali di kabtjpaten jayapura. Buletin Peternakan, 29 (3) : 150 – 155.

Lubis A.M. dan P. Sitepu, 1998. Performans reproduksi sapi bali dan potensinya sebagai

Breeding stock di Kecamatan Lampung Utara. Seminar Nasional Peternakan dan

Veteriner 1998. Balai Penelitian Temak, Bogor.

Partodihardjo, S., 1985. Fisiologi Reproduksi Ternak. Penerbit Mutira, Jakarta.

Page 114: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |104

Prasojo G., I. Arifiantini dan K. Mohamad, 2010. Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bobot

Lahir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan pada Sapi Bali. Jurnal Veteriner,

11(1) : 41 – 45.

Siswanto M., N.W. Patmawati, N.N. Trinayani, IN. Wandia dan IK. Puja, 2013. Penampilan

Reproduksi Sapi Bali pada Peternakan Intensif di Instalasi Pembibitan Pulukan. Jurnal

Ilmu dan Kesehatan Hewan, 1(1) : 11 – 15.

Sumadiasa IW.L., O. Januarianto dan HY. Lukman, 2004. Penerapan teknologi inseminasi

buatan untuk meningkatkan mutu genetik kambing lokal dengan spermatozoa kambing

peranakan Etawah (PE). Kerjasama Fakultas Peternakan Unram dengan Dinas

Peternakan Kabupaten Sampang, Madura-Jawa Timur.

Sumadiasa IWL. dan E. Yuliani, 2006. Kinerja jaringan maternal dan agen krioprotektan

terhadap ekspresi protein spesifik embrio kambing hasil seksing sebagai sinyal

kebuntingan dini. Laporan Penelitian. Unit Pelayanan Teknis Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (UPT-MIPA) Universitas Mataram.

Sumadiasa IW.L., A. Aziz, I.P. Mantika, Burhan dan D. Supriadin, 2018. Performans

reproduksi ternak sapi pada pemeliharaan ekstensif dan semi-intensif di Kecamatan Bolo

kabupaten Bima. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

Supriyantono A., L. Hakim, Suyadi dan Ismudiono, 2008. Performansi sapi Bali pada tiga

daerah di Provinsi Bali. Berk. Penel. Hayati, (13) : 147 – 152.

Tomaszewska M.W.; I K. Sutama; I G. Putu dan T.D. Chaniago, 1991. Reproduksi tingkah

laku dan produksi ternak di Indonesia. P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarso B., 2009. Pengembangan ternak sapi potong dalam mendukung program

pengembangan swasembada daging di Nusa Tenggara Barat. Pusat anaisis sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Departemen Pertanian. ICASEPS Working Paper No. 98.

Page 115: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |105

Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Aplikasi E-Zakat untuk

Pembayaran Zakat secara Online pada Staf Pengajar dan Pegawai di

TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram

𝐈𝐧𝐝𝐫𝐢𝐚 𝐏𝐮𝐬𝐩𝐢𝐭𝐚𝐬𝐚𝐫𝐢 𝐋𝐞𝐧𝐚𝐩 ∗, 𝐄𝐥𝐢𝐧 𝐄𝐫𝐥𝐢𝐧𝐚 𝐒𝐚𝐬𝐚𝐧𝐭𝐢, Nina Karina Karim,

𝐍𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢 𝐊𝐚𝐫𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐒𝐚𝐫𝐢

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Sosialisasi,

Pelatihan, Aplikasi

e-zakat,

Pembayaran Zakat

Online

Abstrak: Zakat online adalah mekanisme pembayaran zakat yang dilakukan

secara online seperti ATM, internet, website dan zakat provider yang

memudahkan muzakki untuk menyalurkan zakatnya. Kegiatan ini bertujuan

untuk memberikan edukasi dalam pemanfaatan aplikasi e-zakat dalam

bentuk sosialisasi dan pelatihan sehingga mendorong pegawai dan staf

pengajar di lingkungan TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram untuk

memanfaatkan e-zakat sebagai cara praktis dalam membayar zakat melalui

sistem online, khususnya zakat penghasilan mereka, karena penggunaan

media online jelas memberi kemudahan dari segi waktu dan biaya.

Kegiatan sosialisasi dimulai dengan pencarian informasi tentang

pengetahuan peserta akan sistem pembayaran zakat menggunakan aplikasi

e-zakat. Hasil menunjukkan bahwa belum ada satupun dari peserta yang

pernah memanfaatkan aplikasi e-zakat dalam membayar zakatnya.Kegiatan

pelatihan yang dilakukan mencakup penjelasan tentang zakat dan simulasi

pembayaran zakat online melalui BAZNAS dan LAZISMU. Selain itu,

diajarkan juga bagaimana cara menghitung zakat khususnya zakat

penghasilan baik secara manual maupun dengan memanfaatkan menu

kalkulator zakat pada aplikasi yang tersedia. Secara umum, tidak

ditemukan masalah yang berarti dalam pengoperasian aplikasi.Hal ini

dikarenakan peserta sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai

dalam pengoperasian sistem maupun aplikasi online.Begitupun dengan

perhitungan zakat, peserta sudah paham dengan cara perhitungan zakat

menggunakan kalkulator zakat. Kemudahan akses dan pengetahuan peserta

tentang langkah pembayaran zakat membuat proses menjadi lebih mudah.

Kepastian pembayaran juga diperkuat dengan adanya kiriman konfirmasi

secara otomatis baik berupa email maupun sms dari lembaga ataupun

organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran zakat

secara online.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Zakat merupakan salah satu pilar dalam Islam yang hukumnya wajib bagi setiap

muslim dan pembayarannya sesuai dengan ketentuan hukum syara’.Seluruh umat Islam

tentunya sudah paham benar atas kewajiban membayar zakat. Data penghimpunan dan

penyaluran zakat di provinsi Nusa Tenggara Barat selama tahun 2014 sampai dengan 2017

menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Di mana, pada tahun 2014 jumlah zakat terkumpul

sebesar 4.8 miliar rupiah dan meningkat tajam di tahun 2017 menjadi 16.1 miliar rupiah.

Page 116: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |106

Sejalan dengan itu, penyaluran zakat di tahun 2014 sebesar 4.1 miliar rupiah dan di tahun 2017

menjadi 16.7 miliar rupiah. Hal ini tentunya menjadi prestasi tersendiri bagi BAZNAS NTB.

Tabel 1.1. Data laporan penghimpunan dan penyaluran zakat BAZNAS NTB tahun 2014-

2017

Tahun Jumlah dana tersalurkan

(dalam jutaan rupiah)

Jumlah dana terkumpul

(dalam jutaan rupiah)

2014 4.179 4.876

2015 6.309 6.051

2016 5.075 7.309

2017 16.751 16.105

Dalam prakteknya, sebagian besar masyarakat melakukan pembayaran zakat dengan

cara tradisional, tidak terkecuali para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani

Universitas Mataram. Pada kenyataannya, terdapat beberapa kelemahan dari cara

menyerahkan zakat langsung kepada mustahiq yaitu, kegunaan zakat terbatas hanya untuk

tujuan pemenuhan kebutuhan pokok konsumtif, pembayaran zakat oleh muzakki kurang

terukur, dan kemungkinan tidak tuntas. Sebaliknya bagi mustahik, penggunaan atau

pemakaiannya juga tidak terarah, karena jumlah zakat yang diterima tidak tentu setiap

waktunya (Yuskar, 2013). Dari sisi keamanan, akan lebih riskan mengantarkan sejumlah uang

untuk disetorkan kepada lembaga zakat. Untuk itu, akan lebih aman dan menghemat waktu

serta biaya jika muzakki melakukan pembayaran secara online.

Zakat online adalah mekanisme pembayaran zakat yang dilakukan secara online seperti

ATM, internet, website dan zakat provider yang memudahkan muzakki untuk menyalurkan

zakatnya. Di mana, cara penyerahan zakat tidak lagi melalui akad penyerahan (Aenimustafa,

2019). Akan tetapi, perlu menjadi perhatian bagi muslim yang ingin membayar zakat secara

daring atau online adalah memilih lembaga amil zakat yang terpercaya.

Hal yang patut dilakukan oleh jika melakukan pembayaran secara online adalah

melakukan konfirmasi ke lembaga amil zakat yang bersangkutan dan disertai dengan

konfirmasi dalam bentuk pernyataan secara tertulis setelah membayar zakat ke rekening yang

telah ditentukan oleh lembaga amil zakat.Konfirmasi ini dimaksudkan untuk memudahkan

amil mendistribusikan zakat kepada mereka yang berhak menerima zakat

(www.dalamislam.com).

Pemanfaatan aplikasi digital sebagai media membayar zakat masih kurang populer di

masyarakat termasuk bagi para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Universitas

Mataram, padahal penggunaan media online jelas memberi kemudahan dari segi waktu dan

biaya.Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan segala kesibukan dan aktivitas pekerjaan,

masyarakat tentunya kurang memperhatikan masalah pembayaran zakat.Terlebih lagi, banyak

masyarakat yang masih belum paham tentang bagaimana menghitung dan ke mana mereka

menyalurkan zakatnya.Termasuk para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani

Page 117: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |107

Universitas Mataram.Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi aplikasi e-zakat disertai dengan

praktek penggunaannya.

Saat ini, cukup banyak aplikasi zakat yang bisa digunakan untuk membayar zakat

secara online. Oleh karena itu, tim pengabdian berinisiatif untuk mendorong masyarakat untuk

memanfaatkan aplikasi e-zakat dan mengajarkan simulasi perhitungan dan pembayaran zakat

yang tersedia pada aplikasi e-zakat. Mengingat, hampir seluruh lapisan masyarakat sudah

familiar dengan gadget sehingga tidak begitu sulit bagi mereka untuk menggunakan aplikasi

online.

Dengan diadakannya sosialisasi aplikasi e-zakat dan praktek penggunaannya,

diharapkan para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram dapat

langsung menerapkan cara pembayaran zakat online dalam menyalurkan zakat. Lebih dari itu,

mereka dapat mengajak kerabat dan lingkungannya untuk dapat menggunakan aplikasi e-zakat

METODE KEGIATAN

Metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai kompetensi sosialisasi dan

pelatihan adalah metode partisipatif berbasis teknologi informasi dengan pendekatan

andragogi.Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran untuk orang

dewasa.Komponen pembelajaran ini mencakup dua hal yaitu penyampaian materi secara

searah (ceramah dan tutorial) sebesar 50% dan sesi praktik sebesar 50%. Adapun tahapan dan

materi pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode ceramah, tutorial,

praktik dan diskusi dengan langkah-langkah berikut ini :

1. Metode ceramah

Peserta diberikan pengetahuan dan pemahaman melalui presentasi oleh pemateri serta

motivasi agar memiliki kemauan untuk menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar

zakat.Metode ini dilakukan selama 1/2 jam.

2. Metode tutorial

Peserta diberikan handbook yang berisi langkah-langkah perhitungan dan pembayaran

zakat, serta diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar

zakat. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam.

3. Sesi praktik

Peserta mempraktikkan aplikasi e-zakat untuk menghitung dan membayar zakatnya

sendiri.Metode ini dilakukan selama 1 jam.

4. Metode diskusi

Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan

dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian aplikasi dan perhitungan zakat.Metode ini

dilakukan selama 1 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dalam pemanfaatan

aplikasi e-zakat dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan sehingga dapat mendorong para

Page 118: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |108

pegawai dan staf pengajar di lingkungan TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram untuk

memanfaatkan aplikasi e-zakat sebagai cara praktis dalam membayar zakat melalui sistem

online, khususnya zakat penghasilan mereka. Pembayaran zakat secara online tidaklah

bertentangan dengan syariat Islam. Syaikh Yusuf Al-Qardhawi menyatakan bahwa seorang

pemberi zakat tidak harus menyatakan secara langsung kepada mustahik bahwa dana yang

diberikan adalah zakat. Selain itu, jika seorang pemberi zakat tidak menyatakan kepada

penerima zakat bahwa yang ia berikan adalah zakat, maka zakatnya tetap sah. Dengan

demikian, jika pemberi zakat menyalurkan zakat secara daring atau online melalui lembaga

amil zakat terpercaya maka sah dan diperbolehkan hukumnya dalam Islam.

Materi disampaikan mulai dari dari sesi ceramah yang berisi sosialisasi tentang zakat dan

sistem pembayaran zakat online.Sesi sosialisasi ini dimulai dengan pencarian informasi tentang

pengetahuan peserta akan sistem pembayaran zakat menggunakan aplikasi e-zakat. Dari

informasi yang diperoleh, diambil kesimpulan bahwa seluruh peserta belum pernah sama sekali

memanfaatkan aplikasi e-zakat dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Sistem pembayaran

yang selama ini dilakukan adalah dengan mendatangi secara langsung outlet zakat yang

terdapat di kantor lembaga atau organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah maupun

swasta yang tentunya akan memakan waktu dan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan

memanfaatkan falisitas pembayaran zakat secara online.

Pada sesi ini, seluruh peserta diberikan materi dalam bentuk power point yang mencakup

penjelasan tentang zakat dan simulasi pembayaran zakat melalui lembaga zakat milik

pemerintah yaitu BAZNAS dan organisasi pengelola zakat (OPZ) milik swasta yaitu

LAZISMU.Kedua bentuk saluran pembayaran zakat secara online ini dipilih untuk

memperkenalkan dan memberikan wawasan bagi peserta bahwa terdapat berbagai pilihan

dalam pembayaran zakat secara online.Secara khusus, BAZNAS memiliki beberapa platform

yang dapat digunakan sebagai media pembayaran zakat.Pertama, BAZNAS Platform,

merupakan aplikasi digital pertama yang dikeluarkan oleh BAZNAS dan aplikasi ini dapat

diunduh di App Store dan Google Play.Kedua, BAZNAS bekerjasama dengan berbagai

aplikasi toko online besar di Indonesia.Kerjasama ini dilakukan dengan 18 e-commerce yang

tentunya memiliki banyak konsumen.Ketiga, melalui Social Media Platform.

Gambar 1dan 2. Peserta mendengarkan penjelasan pemateri

Page 119: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |109

Gambar 3. Salah satu slide mengenai zakat

online

Gambar 4. Sesi diskusi dan praktik

Metode kedua yaitu berupa tutorial, di mana peserta diberikan materi yang berisi

bagaimana cara menghitung zakat khususnya zakat penghasilan menggunakan kalkulator zakat

baik secara manual maupun dengan memanfaatkan menu pada aplikasi yang tersedia, serta

diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar zakat.

Simulasi dimulai dari langkah-langkah pembayaran zakat online menggunakan aplikasi

BAZNAS dan berbagai media e-commerce yang bekerjasama dengan BAZNAS, dilanjutkan

dengan aplikasi LAZISMU.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi praktik. Pada sesi ini, peserta memilih aplikasi e-

zakat yang diinginkan baik melalui platform yang dimiliki BAZNAS maupun LAZISMU

ataupun lembaga/organisasi pengelola zakat lain yang terpercaya untuk menghitung dan

membayar zakatnya sendiri. Kemudahan akses dan pengetahuan peserta akan cara dan langkah

pembayaran zakat membuat proses menjadi lebih mudah. Kepastian pembayaran juga

diperkuat dengan adanya kiriman konfirmasi secara otomatis baik berupa email maupun sms

dari lembaga ataupun organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran

zakat secara online.

Sesi terakhir yaitu diskusi, di mana para peserta diberikan kesempatan untuk

mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian

aplikasi dan perhitungan zakat.Namun dari pengamatan secara umum, tidak ditemukan

masalah yang berarti dalam pengoperasian aplikasi.Hal ini dikarenakan, para peserta sudah

memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai dalam pengoperasian sistem maupun aplikasi

online.Begitupun dengan perhitungan zakat, para peserta sudah paham dengan cara

perhitungan zakat menggunakan kalkulator zakat karena sudah disosialisasikan pada sesi

sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Seluruh peserta sosialisasi dan pelatihan belum pernah sama sekali memanfaatkan aplikasi

e-zakat dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Sistem pembayaran yang selama ini

dilakukan adalah dengan mendatangi secara langsung outlet zakat yang terdapat di kantor

lembaga atau organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah maupun swasta.

Page 120: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |110

2. Sosialisasi dan simulasi di arahkan pada proses dan langkah-langkah pembayaran zakat

melalui aplikasi e-zakat beserta kalkulator zakat melalui lembaga zakat milik pemerintah

yaitu BAZNAS dan organisasi pengelola zakat (OPZ) milik swasta yaitu LAZISMU.

Kedua bentuk saluran pembayaran zakat secara online ini dipilih untuk memperkenalkan

dan memberikan wawasan bagi peserta bahwa terdapat berbagai pilihan dalam

pembayaran zakat secara online.

3. Tidak ditemukan masalah yang berarti dalam hal aspek pengoperasian aplikasi.

Kemudahan akses dan pengetahuan peserta akan cara dan langkah pembayaran zakat

membuat proses menjadi lebih mudah. Kepastian pembayaran juga diperkuat dengan

adanya kiriman konfirmasi secara otomatis baik berupa email maupun sms dari lembaga

ataupun organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran zakat secara

online.

Saran

Lembaga dan organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah seperti BAZNAS

maupun swasta seperti LAZISMU harus berinisiatif untuk lebih giat dalam menyelesaikan

permasalahan minimnya pengetahuan tentang pembayaran zakat melalui aplikasi e-zakat

melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang diadakan bagi seluruh lapisan

masyarakat dalam rangka menyerap seluruh potensi zakat yang ada di masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian

ini. Serta, kepada Pembina, Kepala Sekolah, Staf Pengajar dan Pegawai TK/PAUD Rinjani

Universitas Mataram atas perkenannya mengijinkan tim kami untuk melaksanakan

pengabdian.

DAFTAR PUSTAKA

Aenimustafa. L.2019. Manajemen PKPU (IZI) Dalam Pengelolaan Zakat

Online.www.academia.edu.

Putra, R.J.E., N. Nasution., Yummastian . 2015. Aplikasi E-Zakat Penerimaan dan Penyaluran

Menggunakan Fuzzy C Means (Studi Kasus : LAZISMU Pekanbaru). Jurnal Teknologi

Informasi & Komunikasi Digital Zone, Volume 6, Nomor 2, November 2015: 42-54.

Yuskar.2013. Kajian Efektivitas Pengelolaan Zakat sebagai Suatu Usaha untuk Pemberdayaan

Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan di Kota Padang.Jurnal Kajian Akuntansi dan

Auditing Vol. 8, No 1, April 2013.

www. baznas.go.id

www. baznasntb.or.id

www.dalamislam.com

https://www.tempo.co/tag/zakat.

Page 121: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |111

Analisis Informasi Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada

Industri Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra

I Made Endra Kartika Yudha*, Ida Bagus Putu Purbadharmaja

Faculty Of Economics and Business, Udayana University,

Jimbaran, Badung, Indonesia

Kata Kunci:

ketidakpastian

lingkungan,

akuntabilitas,

tekanan eksternal,

pengendalian

internal, dan

komitmen

manajemen

Abstrak: Informasi dan cara mengakses informasi merupakan hal peting

dalam menentukan keputusan ekonomi. Kepemilikan informasi keuangan

seperti laporan keuangan dalam sebuah perusahaan akan memberikan

pengaruh terhadap pembuatan keputusan dan kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan modal usaha. Semakin baik kualitas informasi

keuangan dan ekonomi dari sebuah perusahaan maka dipastikan

perkembangan perusahaan tersebut akan semakin baik. Apabila informasi

keuangan dan ekonomi tidak lengkap maka akan terjadi masalah yang

disebut asymetric information. Informasi yang tidak sempurna akan

menyebabkan kesulitan bagi pemerintah untuk menentukan arah kebijakan

khususnya dalam membuat kebijakan untuk mendukung perkembangan

industri kreatif di Indonesia. Industri kreatif harus dikelola secara baik dan

memiliki manajemen keuangan yang lengkap. Apabila perusahaan dan

pelaku dalam industri kreatif tidak memiliki informasi yang sempurna maka

tentu akan menyulitkan investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu

penggunaan teknologi informasi seperti internet akan menentukan kualitas

informasi bagi pelaku dan perusahaan dalam industri kreatif dan konsumen

barang hasil produksi dari industri kreatif. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui karakteristik informasi laporan keuangan dan

penggunaan teknologi informasi berupa internet dari setiap provinsi di

Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Data yang digunakan adalah data time

series yang berasal dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2016.

Data tersebut antara lain adalah data mengenai kepemilikan laporan

keuangan dan data penggunaan internet oleh pelaku industri kreatif di setiap

Provinsi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki

karakteristik yang mirip dengan memiliki kualitas penggunaan internet

yang baik dan kepemilikan laporan keuangan yang baik dibandingkan

daerah lain, sehingga industri kreatif di daerah ini memiliki kinerja yang

baik dalam mengakses pasar dan memiliki manajemen keuangan yang baik

serta minim masalah adverse selection dan moral hazard.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Informasi adalah representasi dari pengetahuan, informasi juga merupakan data di

dalam lingkungan yang diperoleh dari jarak sebuah rangsangan lingkungan dan fenomena,

selain itu informasi juga bagian dari proses komunikasi yang berisi mengenai huruf dan data,

informasi juga merupakan sumber atau komoditas (Madden, 2000). Informasi digunakan

Page 122: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |112

dalam setiap lini kehidupan sebagai alat untuk membuat keputuan yang tepat. Kebutuhan

akan informasi sangat tinggi untuk menentukan keputusan – keputusan yang menghasilkan

hasil yang efesien dan efektif. Informasi yang tidak sempurna akan menghasilkan kesalahan

dalam pembuatan kebijakan atau kesalahan dalam menentukan pilihan sehingga

menyebabkan kerugian yang dapat dialami baik itu pemerintah, perusahaan, dan konsumen.

Informasi lengkap dan sempurna yang hanya dimiliki oleh satu pihak dan pihak lain tidak

memiliki informasi disebut sebagai asymetric information. Asymetric information terjadi saat

satu pihak terlibat pada proses transaksi menerima informasi yang lebih dapat dipercaya atau

mendapatkan informasi yang lebih dibandingkan dengan pihak lain (Nurcholisah, 2016).

Asymetric information yang menyebabkan kesalahan menentukan pilihan disebut sebagai

adverse selection. Asymetric information juga menyebabkan terjadinya moral hazard, ini

berarti salah satu pihak misalnya principle tidak dapat mengawasi tindakan pihak lain

misalnya agent, sehingga akan terjadi kerugian pada pihak principle (Furboton and Ricther,

1998).

Informasi penting dalam perekonomian dan kegiatan usaha serta bisnis adalah

laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan kondisi

keuangan sebuah lembaga baik lembaga yang bersifat profit dan non-profit. Fungsi utama

dari laporan keuangan untuk menyediakan informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja

keuangan, dan dari bisnis yang akan membantu pengguna laporan untuk membuat keputusan

(Salehi et al, 2014). Laporan keuangan dalam kegiatan usaha dan bisnis juga digunakan oleh

bank dan investor untuk memberikan pinjaman untuk modal usaha, dan sebagai acuan bagi

investor untuk menginvestasikan uang atau modalnya di sebuah usaha atau bisnis. Aktifitas

publikasi informasi dari petugas investor relations (IR) dapat menurunkan masalah adverse

selection yang berasal dari informasi yang tidak sempurna antara penjual dan pembeli di

dalam pasar saham (Rodrigues and Galdi, 2017). Ini menunjukkan bahwa informasi

keuangan menjadi sangat penting untuk menentukan keputusan. Kepemilikan informasi

keuangan menjadi sangat penting saat ini, tanpa ada informasi keuangan dalam bentuk

laporan maka tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha dan bisnis. Semakin

besar sebuah usaha dan bisnis, maka kepemilikan laporan keuangan adalah wajib. Namun

masih banyak juga usaha dan bisnis di dalam industri yang belum memiliki laporan

keuangan. Ini berdampak kepada perkembangan industri tersebut. Semakin lengkap dan

sempurna sebuah laporan keuangan, maka ini akan semakin baik bagi lembaga seperti bank

dan non serta para investor yang akan memberikan dananya untuk dikelola oleh sebuah usaha

dan bisnis. Asymetric information dalam perbankan dapat menyebabkan terjadinya adverse

selection. Pada penelitian yang dilakukan oleh Crawford et al (2018), ditemukan bukti bahwa

peningkatan masalah adverse selection akan menyebabkan peningkatan bunga dan standar

serta menurunkan penawaran kredit. Penurunan penawaran kredit dari bank tentu akan

memberikan dampak buruk terhadap perekonomian khsusunya pada sebuah industri.

Informasi keuanga yang tidak lengkap dan tidak sempurna akan menyebabkan pihak bank

atau investor akan kesulitan menentukan kebutuhan modal dan dana yang dibutukan untuk

membuat sebuah usaha dan bisnis dapat tumbuh dengan baik. Informasi keuangan yang baik

Page 123: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |113

akan memberikan gambaran kepada pihak bank atau investor mengenai keberlangsungan

bisnis atau sebuah usaha di dalam industri di masa yang akan datang. Sehingga hal ini menjadi

sangat penting dan urgent untuk mengembangkan sebuah industri khususnya seperti industri

kreatif.

Perkembangan penyebaran informasi telah semakin cepat dibandingkan beberapa

dekade yang lalu. Informasi dapat tersebar dengan sangat cepat melalui teknologi informasi

berupa internet. Teknologi informasi berupa internet telah menjadi sarana untuk memberikan

dan mengakses informasi yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan. Terdapat hubungan

yang jelas antara kematangan ekosistem internt dan peningkatan standar hidup, bahwa

kematangan internet pengalaman dari negara maju selama 15 tahun terakhir memiliki

hubungan yang sangat kuat dengan peningkatan PDB dengan rata-rata $500 sepanjang

periode ini, bila dibandingkan dengan masa revolusi industri, perlu 50 tahun untuk mencapai

hasil yang sama di masa sama dengan pencapaian yang diakibatkan oleh internet (Maynika

dan Roxburg, 2011). Penggunaan internet telah memberikan dampak positif terutama

pertumbuhan bisnis dan berbagai jenis usaha. Menurut Apăvăloaie (2004) bahwa internet

telah merubah berbagai aspek kehidupan, namun lingkungan bisnis yang paling dipengaruhi

dari perubahan dan perubahan yang signifikan, dimana e-busines menjadi area didalam

kekuatan dari teknologi informasi tradisional yang terintergrasi dengan internet dan juga

bekerja dengan visi bisnis yang baru.

Hal ini menyebablan internet sudah menjadi kebutuhan primer dan tentu menjadi

faktor penting dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam industri termasuk

dalam industri kreatif. Internet dapat menyebabkan small and medium enterprises (SMEs)

menghasilkan keuntungan dari internet dengan perusahaan memotong biaya dan

meningkatkan keuntungan dari peningkatan dalam komunikasi dan mengakses informasi

serta serta pemasaran (Guerriero, 2015). Internet dapat membuat SMEs merasakan dunia

tanpa batas, dimana SMEs dapat berkompetisi dengan perusahaan multinasional dengan

mengakses pasar yang berada di luar jangkuan (Dean et al, 2012). Perkembangan dalam

penggunaan internet tidak berarti seluruh pelaku dalam industri dapat menggunakannya

dengan baik dan maksimal, namun disisi lain masih banyak juga pelaku industri khususnya

dalam industri kreatif tidak mempunyai kemampuan untuk mengakses dan menggunakan

internet dengan baik. Untuk itu perlu diketahui menganai karakteristik industri kreatif di

Jawa, Bali dan Nusra berdasarkan kepemilikan laporan keuangan dan penggunaan internet.

Sehingga diketahui bahwa daerah mana yang memiliki kondisi karakteristik dengan

kepemilikan laporan keuangan paling sedikit dan penggunaan internet terendah. Sehingga

dapat dibuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas tersebut, dan dapat diketahui juga

daerah mana yang memiliki kinerja tinggi dan sudah memiliki manajemen keuangan yang

rapi dan baik terukur dari kepemilikan laporan keuangan.

Page 124: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |114

METODE KEGIATAN

Pada penelitian ini menggunakan data rasio penggunaan internet dan kepemilikan

laporan keuangan terhadap total pelaku industri di setiap provinsi di Jawa, Bali dan Nusra pada

tahun 2016, data bersumber dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Pada penelitian untuk

menjelaskan karakteristik dari masing-masing daerah maka digunakan alat analisis

multidimensional scaling (MDS). multidimensional scaling (MDS) merupakan model yang

berhubungan dengan variasi dari model geometri yang mendefinisikan dari hubungan alami

dari representasi spasial dan teknik yang berbeda untuk mencocokan beberapa model dari data,

pada teknik MDS objek yang mirip akan didekatkan pada peta multidimensi ruang yang sama,

semakin dekat objek tersebut dengan objek lain pada satu peta dimensi maka semakin mirp

antara satu objek dengan objek lain (Weinberg, 1991). Ini berarti model ini berusa untuk

mencari atau mengkelompokkan objek dengan karakteristik yang sama dalam satu ruang

multidimensi. Model MDS yang baik adalah model yang memiliki nilai STRESS dibawah 2,5.

Apabila nilai STRESS dibawah 2,5 maka model tersebut menunjukkan hubungan monoton

yang terbentuk antara ketidaksamaan dengan jarak antara pasangan objek menjadi ukuran baru

semakin baik dan kriteria peta persepsi yang terbentuk berarti sempurna, sehingga model layak

digunakan (Putri et al, 2018). Alat analisis ini akan membagi setiap karakteristiknya dengan 4

kuardaran. Kuardran pertama (K.I) adalah daerah yang rasio kepemilikan dan rasio penggunaan

internetnya sangat rendah dan kepemilikan laporan keuangan yang rendah. Kuardaran kedua

(K.II) adalah daerah yang memiliki rasio kepemilikan laporan keuangan yang tinggi namun

rasio penggunaan internetnya cukup rendah. Kuardran ketiga (K.III) adalah daerah yang

memiliki penggunaan rasio internet yang tinggi namun memiliki rasio kepemilikan laporan

keuangan yang rendah. Kuardran empat (K.IV) adalah daerah yang memiliki kepemilikan rasio

keuangan yang tinggi dan penggunaan internet yang tinggi pula. Rasio keempat merupakan

rasio yang utama dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepemilikan laporan keuangan adalah gambaran kualitas mengenai kepemilikan

informasi pada industri kreatif di Jawa, Bali, dan Nusra. Penggunaan internet adalah gambaran

kemampuan industri dalam mengakses internet untuk mendapatkan informasi dan memberikan

informasi kepada pembeli dan stakeholder yang berkepentingan. Kepemilikan laporan

keuangan dan pengguaan internet menjadi dua indikator sebagai karakteristik industri kreatif

di Jawa, Bali dan Nusra. Untuk daerah NTT dan Jatim merupakan daerah dengan karakteristik

dimana daerah ini memiliki kemiripan yang samaa dengan kecenderungan kepemilikan laporan

keuangan yang relatif rendah dan penggunaan internet yang rendah. NTT dan Jatim termasuk

daerah yang masuk dalam kuadran satu (K.I). Pada kuardran satu ini berarti industri pada

kuardran tersebut memiliki resiko adverse selection dan moral hazard dan kinerja yang rendah

untuk masuk ke dalam pasar baru karena jumlah penggunaan internet paling sedikit

dibandingkan daerah lain. Untuk Jawa Tengah, Banten, dan NTB merupakan provinsi yang

memiliki karateristik yang sama berada di dalam kuardran II (K.II). Banten merupakan daerah

yang memiliki laporan keuangan yang paling tinggi dibandingkan seluruh provinsi di Jawa,

Page 125: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |115

Bali, dan Nusra. Ini berarti Banten memiliki resiko terjadinya moral hazard dan adverse

selection yang terendah dibandingkan daerah lain, namun memiliki kelemahan berupa

kekurangan penggunaan internet pada industri kreatifnya sehingga memiliki kekurangan

kemampuan untuk mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan ketungan. Berikut

merupakan peta karakteristik industri kreatif pada masing-masing daerah.

Gambar 1. Karakteristik Industri Kreatif pada Masing-masing Provinsi di Jawa, Bali, dan Nusra

Bali merupakan wilayah yang masuk ke dalam kuardran 3 . Pada kuardran ketiga (K.III),

Provinsi Bali cenderung memiliki industri yang menggunakan internet lebih banyak

dibandingkan Provinsi pada kuardran 1 dan 2. Namun Provinsi Bali memiliki karakeristik

industri kreatif yang memiliki penggunaan internet yang tinggi namun disisi lain, jumlah

laporan keuangan yang lebih sedikit dibandingkan provinsi di kuardran 2. Ini berarti pada

Industri kreatif di Provinsi bali terdapat kemungkinan terjadinya masalah adverse selection dan

moral hazard, dibandingkan provinsi lain di

kuardran 2 dan 4. Pada industri kreati di Provinsi Bali memiliki kelebihan berupa

kemampuan untuk mendapatkan pasar yang lebih besar dan luas serta mampu mengurangi

biaya dan meningkatkan keuntungan seperti temuan Guerriero (2015) dan Dean et al (2012)

pada kasus SMEs. Kelemahanya dari industri kreatif di Provinsi Bali adalah kurangnya

informasi keuangan sehingga hal ini menyebabkan permasalahan kepercayaan terhadap

industri kreatif di Provinsi Bali khususnya bagi investor dan bank. Semakin baik sebuah usaha

memiliki laporan keuangan, maka hal ini dapat meningkatkan kepercayaan bagi investor atau

pihak bank. Tentu dengan laporan keuangan yang baik akan menyebabkan akan memudahkan

pihak terkait dalam mengambil keputusan.

Provinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY), dan Jakarta merupakan daerah

yang masuk dalam kuardran IV. Pada kuardaran IV merupakan kuardran yang dengan

karakteristik yaitu memiliki kencenderungan penggunaan internet yang tinggi dan jumlah

kepemilikan laporan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan kuardran I, II, III. Pada kuardran

ini, industri sudah tergolong lebih maju dan memiliki manajemen keuangan yang baik. Industri

kreatif pada ketiga wilayah ini memiliki manajemen keuangan yang baik dan memiliki kualitas

informasi keuangan yang tinggi dan penggunaan internet yang digunakan untuk mendapatkan

K.II

Penggunaan Internet

K.III K.I

K.IV

Kep

emil

ikan

Lap

ora

n K

euan

gan

Page 126: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |116

informasi dan menyebarkan informasi. Pada wilayah ini, dapat dianggap yang sudah cukup

maju dalam pengelolaan informasi dan keuangan. Pada wilayah ini, industri dapat dikatakan

memiliki karakteristik informasi keuangan dan penggunaan internet yang baik sehingga akan

mengurangi masalah advrese selection dan moral hazard. Pada wilayah ini berarti pihak bank

dan investor dapat mendapatkan informasi yang baik sehingga menurunkan resiko dari masalah

asymetric information. Berarti pada wilayah ini merupakan wilayah dengan kondisi industri

yang maju, dimana industri kreatif dapat mengakses pasar yang lebih besar serta melakukan

efesiensi biaya dan meningkatkan keutungan dan secara bersama – sama mampu mengurangi

masalah advrese selection dan moral hazard. Pada kurdaran empat ini industri memiliki

informasi keuangan yang lengkap dan mampu mendapatkan pembiayaan dari bank atau

investor secara mandiri dan profesional.

Provinsi yang masih berada di Kuardran satu (I) merupakan dua provinsi yang memiliki

penggunaan internet dan kepemilikan laporan keuangan yang rendah. Untuk Provinsi NTT dan

Jawa Timur perlu ditingkatkan kualitas kepemilikan laporan keuangan dan penggunaan

internet pada industri kreatif sehingga dapat memberikan dampak positif antara lain

meningkatkan kepercayaan investor dan lembaga keuangan seperti bank atau lembaga

keuangan kepada industri kreatif. Peningkatan kualitas dan jumlah laporan akan sangat berguna

bagi pengambil kebijakan, investor, lembaga keuangan bank atau non-bank, atau pengguna

laporan keuangan dalam peningkatan perkembangan industri kreatif.

Model MDS yang baik adalah model yang memiliki beberapa kriteria tertentu yang baik

antara lain memiliki nilai STRESS yang sesuai kriteria. Berikut merupakan nilai stress pada

pada masing- masing kriteria. Pada tabel 1 dibawai ini merupakan nilai STRESS dari dua

kreiteria yang digunakan.

Tabel 1. Nilai STRESS Pada Kriteria yang Digunakan Pada

Penelitian

Kriteria STRESS

Kepemilikan Laporan Keuangan 0.000

Penggunaan Internet 0.000

Sumber: Data Diolah (2019)

Pada tabel 1 diatas diketahui bahwa nilai seluruh STRESS adalah 0.000. Nilai ini berada

lebih kecil dari 2,5. Ini berarti menunjukkan hubungan monoton yang terbentuk antara

ketidaksamaan dengan jarak antara pasangan obyek menjadi ukuran baru semakin baik dan

kriteria perta persepsi semakin terbentuk sempurna. Dengan kata lain model MDS sudah layak

digunakan untuk mengestimasi dan menganalisa kondisi informasi keuangan dan penggeunaan

teknologi informasi pada penelitian ini. Untuk lebih lanjut, maka perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai kualitas laporan keuangan seperti apa yang dibutuhkan untuk

mendukung perkembangan industri kreatif dan kualitas penggunaan internet seperti apa yang

harus digunakan untuk mendukung dan mendorong industri kreatifi di Pulau Jawa, Bali dan

Nusa Tenggara.

Page 127: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |117

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa

Jogjakarta memiliki karakteristik yang mirip dengan memiliki kualitas penggunaan internet

yang baik dan kepemilikan laporan keuangan yang baik dibandingkan daerah lain. Ini berarti

pada daerah ini merupakan daerah yang memiliki industri kreatif yang berkinerja tinggi karena

memiliki penggunaan internet yang tingggi dan memiliki laporan keuangan yang lebih banyak

dibandingkan daerah lain dan telah memiliki manajemen keuangan yang lebih baik dan rapi

dibandingkan daerah yang lain. Dapat disimpulkan bahwa industri kreatif di Provinsi DKI

Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki kemampuan manajerial keuangan

yang baik dan mampu secara mandiri dalam mendapatkan modal dari bank dan investor karena

memiliki resiko kecil terkati masalah adverse selection dan moral hazard dibandingkan

provinsi lain, ini berarti tidak perlu banyak campur tangan pemerintah untuk meningkatkan

modal dari industri kreatif. Selanjutnya untuk daerah seperti Provinsi Jawa Timur dan NTT

yang memiliki penggunaan internet yang rendah dan kepemilikan laporan keuangan yang

rendah dibandingkan daerah lain, maka diharapkan untuk meningkatkan kualitas kecakapan

penggunaan teknologi internet agar dapat mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan

jumlah kepemilikan laporan keuangan agar mengurangi resiko adverse selection dan moral

hazard sehingga lebih memudahkan untuk mendapatkan modal baik dari lembaga keuangan

atau investor, dan tentu ini harus mendaparkan perhatian khusus dari pemerintah agar memiliki

kemampuan manajemen keuangan yang baik digambarkan dengan kepemilikan laporan

keuangan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi

Waça/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penelitian “Analisis Informasi

Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Industri Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra”

dapat diselesaikan.

Analisis Informasi Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Industri

Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra dimaksudkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan industri kreatif di Indonesia dan khususnya di Jawa, Bali, dan Nusra. Penelitian

ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

penggunaan teknologi informasi berupa internet dan kepemilikan laporan keuangan dalam

industri kreatif di Indonesia.

Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih atas dukungan Rektor, Dekan, Wakil

Dekan 1, Wakli Dekan 2, Wakil Dekan 3, Senat, Kordinator Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Binis, Universitas Udayana. Tanpa dukungan finansial dan moral maka

penelitian ini tidak akan selesai pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

Apăvăloaie, E-I. 2014. The Impact Of The Internet on The Business Environment. Procedia

Economics and Finance. 15: 951-958. :https://core.ac.uk/download/pdf/82790345.pdf.

Page 128: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |118

Crawford, G. S., Pavanini, N., And Schivardi, F. 2018. Asymmetric Information and Imperfect

Competition in Lending Markets. American Economic Review 2018, 108(7): 1659–

1701:https://www.aeaweb.org/articles?id=10.1257/aer.20150487

Dean, D., et al. 2012. The Internet Economy in the G-20. Report The Boston Consulting Group.

:https://www.bcg.com/publications/2012/technology-digital-technology-planning-internet-

economy-g20-4-2-trillion-opportunity.aspx

Furboton, E. G., and Richter, Rudolf. 1998. Institutions and Economics Theory: The

Contribution of The New Institional Economics. The University of Michigan Press.

Guerriero, M. 2015. The Impact of Internet Connectivity on Economic Development in Sub-

Sahara Africa. EPS-PEAK Our Expertise Knowledge.

1(27).:https://assets.publishing.service.gov.uk/media/57a0899b40f0b652dd0002f4/The-

impact- of-internet-connectivity-on-economic-development-in-Sub-Saharan-Africa.pdf.

Madden A. D. 2000. A Definition of Information. Aslib

Proceedings. 52. 343-349.

:https://www.researchgate.net/publication/241708484_A_definition_of_information.

Maynika, J., and Roxburgh, C. 2011. The Great Tranformer: The Impact of The Internet on

Economics Growth and Properity. Mc Kinsey Global Institute.

:https://www.mckinsey.com/industries/high- tech/our-insights/the-great-transformer.

Diakses pada tanggal 17 September 2019.

Nurcholisah, K. 2016. The Effects Of Financial Reporting Quality On Information Asymmetry

And Its Impacts On Investment Efficiency. Internasional Journal Of Economics,

Commerce and Management. Vol 5: 838 – 850. :http://ijecm.co.uk/wp-

content/uploads/2016/05/4552.pdf.

Putri, DS., Wahyunsih, S., Goejantoro, R. 2018. Analisis Positioning dengan menggunakan

Multidimensional Scaling Nonmetrik (Studi Kasus: Data Persepsi dan Perefensi

Berdasarkan Jarak Merek Smartphone di Samarinda, Kalimantan Timur). Jurnal

EKSPONENSIAL. 9(1): 85-

94. : https://fmipa.unmul.ac.id/files/docs/[11]%20Devy%20Sintya%20Putri_Edit.pdf.

Rodrigues, S. D. S., and Galdi, FC. 2017. Investor Relation and Information Asymmetry.

Revista

Contabilidade & Finanças. 12 (74): 297-312. http://dx.doi.org/10.1590/1808-057x201703630.

Salehi, Mahdi., Rostami, Vahab., and Hesari, Hamid. 2014. The Role of Information Asymetry

in Financing Methods. Spring. Managing Gobal Transition. 12(1): 43-54.

:http://www.fm- kp.si/zalozba/ISSN/1581-6311/12_043-054.pdf.

Weinberg, SL. 1991. Methods, Plainly Speaking: An Introduction to Multidimensional

Scaling. Measurment And Evaluation in Conseling and Developement. 24 (1) : 12-36.

https://www.researchgate.net/publication/232428195_An_introduction_to_multidimens

ional_scaling.

Page 129: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |119

PELATIHAN MERANCANG MEDIA PERAGA DAN PEDOMAN

OPERASIONALNYA KEPADA PARA GURU SD DI KECAMATAN

GERUNG

Ketut Sarjana, Maidowi, Arjudin, Hapipi

FKIP, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Merancang, media

peraga, pedoman

operasional

Abstrak: Para guru SD di Kecamatan Gerung belum pernah merancang

media peraga geometri yang disertai pedoman. Jadi masalah yang muncul

adalah pengetahuan dan keterampilan para guru SD di Kecamatan Gerung

untuk merancang media peraga geometri lengkap dengan pedoman

operasionalnya masih kurang Disisi lain telah dilakukan penelitian tentang

merancang media peraga lengkap dengan pedoman operasionalnya. Untuk

itu hasil ini segera disebar luaskan guna membantu para guru khususnya di

Kecamatan Gerung dalam mengatasi persoalan pembelajaran matematika.

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini 1) meningkatkan pengetahuan para

guru SD di Kecamatan Gerung tentang konsep dan prinsip tentang

pengukuran khususnya konsep luas daerah, 2) meningkatkan keterampilan

merancang media peraga geometri tentang luas daerah serta pedoman

operasionalnya. Sebelum melakukan kegiatan ini para peserta diberikan

pre-tes untuk melihat perubahan yang terjadi setelah kegiatan dilakukan.

Kegiatan diikuti oleh 18 orang guru yang berasal dari berbagai sekolah

dasar di Gugus V Kecamatan Gerung. Kegiatan pengabdian diawali dengan

1) pendalaman tentang konsep dan prinsip luas daerah utamanya parameter

penentu luas daerah dengan cara presentasi, demonstrasi 2) simulasi dan

praktek merancang media peraga prinsip luas dan 3) diskusi dalam

kelompok kerja dan presentasi tentang media dan pedoman yang telah

dirancang dan demontrasi cara penggunaaannya. Media peraga tentang luas

daerah ada 6 yakni prinsip luas daerah persegi panjang, Jajaran genjang,

segitiga, trapesium, layang-layang dan prinsip luas daerah lingkaran.

Para guru mengikuti sangat antausia dan serius, ditunjukkan dengan adanya

tanya jawab dalam diskusi, bekerja dalam kelompok. Kemudian presentasi

kelompok dan tukar pandangan sampai akhir kegiatan yang ditunjukan pula

melalui rekaman dokumentasi. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan para

peserta diberikan postes. Hasil pelatihan sangat efektif, ini ditunjukkan

adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretes dan post-tes.

Rata-rata hasil pretes sebesar 3,9 dan rata-rata postes sebesar 7,1. Hasil uji

t menunjukkan bahwa th = 8,74 > ttab = 2,03. Besaran ini memperlihatkan

bahwa nilai rata-rata yang diperoleh berbeda sangat meyakinkan pada taraf

signifikansi 5% . Hal ini juga berarti bahwa terjadi perubahan yang

signifikan para guru Sekolah Dasar di Gugus V di Kecamatan Gerung

setelah mengikuti kegiatan pengabdian ini. Melihat hasil yang telah

diperoleh, maka kegiatan ini semestinya diperluas ke wilayah yang lain di

Kecamatan yang sama atau ke wilayah yang lain di Kecamatan yang

berbeda. Agar para guru SD memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang

sama dalam rangka menghadapi pendidikan abad 21.

Korespondensi: [email protected]

Page 130: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |120

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Topik geometri sangatlah abstrak, sehinga wajar saja siswa sekolah dasar dalam belajar

geometri mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena siswa sekolah dasar taraf berpikirnya

masih konkret. Hal ini sejalan dengan Piaget yang dikutif Hudoyo menyebut bahwa siswa

sekolah dasar berpikirnya masih pada taraf operasi kongkret (Herman Hudoyo, 2008:87). Itulah

sebabnya siswa dalam belajarnya disamping mendengar harus melihat dan mengalami sendiri

mengenai apa yang dipelajari agar ingatan siswa lebih lama mengendap.

Berkenaan dengan hal ini jika siswa sekolah dasar belajar konsep atau prinsip geometri

sebaiknya dihadapkan dengan obyek atau benda yang kongkrit yang cocok. Selanjutnya obyek

kongkrit ini dimanipulasi oleh anak untuk membangun konsep atau prinsip geometri yang

sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pernyataannya Brunner dalam Nyimas Aisyah

menyebut bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-

benda yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh siswa di dalam memahami

konsep matematika (Nyimas Aisyah:2007).

Siswa belajar dengan cara mengalami sesuai dengan motto cina yang dikutip oleh

Ruseffendi yang mengatakan bahwa saya dengar maka saya lupa, saya lihat maka saya tahu,

saya berbuat maka saya mengerti (Ruseffendi:1998). Inilah sebagai alasan mengapa pengajaran

matematika khususnya pengajaran geometri di SD memerlukan media peraga dan bantu.

Dengan media ini siswa merasa senang, termotivasi, tertarik dan bersikap positif terhadap

pengajaran matematika. Disisi lain pembelajaran Geometri memaksakan harus menggunakan

media, Hudoyo menyebut bahwa belajar matematika adalah proses membangun konsep-

konsep dan prinsip-prinsip matematika tidak sekedar menyodorkan yang terkesan pasip dan

statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivis

adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa didalam belajar dan mengajar dimana

peserta didik harus membangun sendiri arti dari pengalamannya dan interaksi dengan orang

lain.

Pembelajaran yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan alat bantu pembe-lajaran

akan menjadi strategi pembelajaran yang efektif dan dapat diterima oleh siswa. Disamping itu

sudah banyak tulisan yang menyebut bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

matematika menyebabkan pempelajaran menjadi efektif. Salah satu yang diungkap oleh Brown

(1970) dalam Asra menyebut bahwa media yang digunakan siswa atau guru dengan baik dapat

mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Namun pernyataan itu belum menyebut

bagaimana tata cara penggunaan media itu dapat dilakukan supaya sampai kepada tujuannya.

Penelitian telah dilakukan Oleh Ketut Sarjana dkk. tentang merancang media peraga geometri

dilengkapi pedoman pengunaanya pada tahun 2018 dan hasil uji coba menunjukkan bahwa

media yang dirancang efektif. Hasil penelitian ini perlu disebar luaskan agar para guru

memperoleh pengetahuan keterampilan yang memadai dalam mengelola pembelajaran

geometri. Hal ini dimaksudkan juga untuk menepis anggapan bahwa siswa sekolah dasar

dalam belajar materi geometri cukup sulit, seperti terungkap hasil survei Program for Student

Asseement 2000/2001 menyatakan bahwa siswa lemah dalam geometri khususnya dalam ruang

dan bentuk ( Suwaji, 2008 : 1).

Page 131: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |121

Hasil observasi menunjukkan bahwa para guru sekolah dasar di Kecamatan Gerung

khususnya pada gugus V dalam mengajar untuk menemukan rumus luas daerah masih

menggunakan metode ekspositori dan belum memanfaatkan media peraga. Pada hal siswa

dalam belajar geometri sulit untuk mencapai ketuntasan klasikal. Para guru belum pernah

merancang media peraga geometri yang disertai pedoman operasionalnya, karena

pengetahuaan seperti itu sangat kurang didapatkan dan kesempatan untuk mempelajari juga

sangat sedikit karena berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas rutin sekolah. Para guru sangat

berharap pada kegiatan KKG akan membahas hal yang serupa, tapi kenyataannya belum pernah

melakukan kegiatan merancang media peraga geometri. Untuk membuat siswa SD di Gugus V

Kecamatan Gerung belajar lebih bermakna dan efektif para gurunya harus menggunakan alat

bantu peraga. Untuk keperluan ini para guru harus memiliki keterampilan membuat alat peraga

untuk mebantu siswa memahami materi geometri yang dipelajari.

Berdasarkan uraian yang terungkap seperti di atas hasil penelitian yang diperoleh sangat

perlu disebarluaskan guna membantu para guru khususnya di Gugus V Kecamatan Gerung

dalam mengatasi persoalan pembelajaran Geometri. Salah satu cara penyebaran imformasi

tersebut yaitu mengadakan pengabdian masyarakat tentang Pelatihan Merancang Media

Peraga dan Pedoman Operasionalnya Kepada Paraguru SD di Kecamatan Gerung.

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas masalah yang muncul adalah para guru di Kecamatan Gerung

pengetahuan dan keterampilannya untuk merancang media peraga geometri lengkap dengan

pedoman operasionalnya masih rendah.

Tujuan Kegiatan Pengabdian pada masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan para guru SD di Kecamatan Gerung tentang konsep dan

prinsip tentang pengukuran khususnya konsep luas daerah.

2. Meningkatkan keterampilan merancang media peraga geometri tentang luas daerah serta

pedoman operasionalnya

Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat :

1. Para guru SD di Kecamatan Gerung memiliki pengetahuan yang memadai tentang konsep

dan prinsip luas daerah dan volume bangun ruang.

2. Para guru SD di Kecamatan Gerung terampil merancang media peraga geometri tentang

luas dan volume bangun ruang lengkap dengan pedoman operasionalnya

METODE KEGIATAN

Seperti apa yang terungkap pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari kegiatan

pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merancang media peraga

geometri tentang luas daerah dan volume bangun ruang di ke las tinggi. Untuk mencapi tujuan

ini ada berapa kegiatan yang harus dilakukan yakni :

Page 132: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |122

1. Memberikan pendalaman materi.

Sebelum pendalaman materi para guru diberikan pre-test yang berisikan tentang pengertian

luas daerah dan volume bangun ruang dan bagaimana mengaktualisasikan kedalam daerah

persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapesium, layamg-layang , daerah lingkaran.

Pendalaman materi disini dimulai dari pembahasan luas daerah bangun datar dan

menyampaikan cara-cara mengkon-truksi medianya melalui pendekatan luas daerah persegi

panjang..

2. Praktek dan simulasi.

Pada kegiatan praktek disini para guru membuat daerah bangun datar, seperti daerah persegi

panjang, jajaran genjang, segitiga, trapezium, layang-layang, belah ketupat dan daerah

lingkaran dari karton atau kertas manila yang telah disiapkan. Selanjutnya daerah bangun

datar yang dibuat dipotong-potong menjadi beberapa daerah tertentu. Simulasi membuat

potongan yang terjadi dirangkai menjadi daerah persegi panjang. Karena menentukan

rumus luas daerah didekati dari luas darah persegi panjang dan hukum kekekalan luas. Dari

rancangan yang sudah disepakati dibuatkan pedoman operasionalnya.

3. Diskusi dan Presentasi.

Peserta berdiskusi tentang mendesain media dan membuat pedoman opersionalnya.

Pekerjaan yag telah didiskusikan dipresentasikan dan ditanggapi oleh seluruh peserta. Untuk

menguji efektivitas dari kegiatan yang dilakukan digunakan uji t dan membandingan setiap

daya serap tiap persoalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengabdian Pada masyarakat

Sebelum dilakukan pelatihan peserta diberikan pretes yang memeuat 9 butir soal yang terdiri

dari pengetahuan tentang luas daerah dan keterampilan merancang media untuk

mengembangan cara menetukan luas daerah bangun datar. Hasil pretes dituangkan pada table

berikut.

Tabel 1. Hasil Pre Tes peserta Pengabdian pada masyarakat..

Kunci b b d d a b d b d

Nama Peserta Skor

Pretes 1 2 3 4 5 6 7 8 9

B. Seni Marhayu 5 A c d d b a d b D

Munzir 5 a c d d a d d a D

Denok Dwi Apriliana 4 B c d d a a a a A

Muhamad Muzhari 5 B d d d a a d c C

Sri Karyani 2 B c a c b a a a D

Maryam 5 B a a d a a d b D

Erni Riastuti 4 C b d d b b c b A

Joni Hariyoto 5 A b a d a a c b D

L. Saleh 2 A c d a d b c c C

Saparwati 5 B b d d d a d c A

Hakim Usman 3 A a c a a b b b B

Page 133: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |123

Sadiman 4 B c d a c b a b C

Ruslan 4 B c d c d a d a D

Kurdi 5 B b a c d b c b D

Wiranti 2 A b a c a a a a C

Suharni 3 A b a b a b a a C

Amyad 4 B c a c a b a d d

Ni Made Sukri 4 b b c a a d d c A

Total benar 10 7 9 8 10 7 7 7 7

Daya serap 55,6 38,9 50,0 44,4 55,6 38,9 38,9 38,9 38,9

Setelah diadakan pelatihan peserta diberikan postes. Mengenai hasil penilaian tersebut tertuang

pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Pos tes Peserta pengabdian pada masyarakat.

Skor b b d d a b d b d

Nama Peserta Pretes Postes 1 2 3 4 5 6 7 8 9

B. Seni Marhayu 5 7 b b d d B a D b d

Munzir 5 8 b b d d A d D b d

Denok Dwi Apriliana 4 8 b b d d A d D b d

Muhamad Muzhari 5 7 a b d d A a D b d

Sri Karyani 2 5 b b d d B b A a b

Maryam 5 7 b a a d A b d b d

Erni Riastuti 4 7 c b d d B b D b d

Joni Hariyoto 5 8 b b d d A b D d d

L. Saleh 2 5 b b d d D b C c c

Saparwati 5 7 b b d d D a D b d

Hakim Usman 3 5 b a d a A b B b b

Sadiman 4 8 b b d d D b D b d

Ruslan 4 7 b b d d D a D b d

Kurdi 5 8 b a d d A b D b d

Wiranti 2 8 b b d d A b A b d

Suharni 3 7 b b a d A b A b d

Amyad 4 7 b b a d A b A b d

Ni Made Sukri 4 8 b b d d A d D b d

Total Benar Post tes

16 15 15 17 11 11 11 15 14

Daya Serap post tes 88,9 83,3 83,3 94,4 61,1 61,1 61,1 83,3 77,8

Page 134: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |124

Hasil uji t perbedaan rata-rata postes dan pretes tesaji pada table berikut.

Tabel 3. Hasil Uji t perbedaan rata-rata Pre tes dan Postes.

Rerata 3,9 7,1 P value =

0,000000000

Standart

deviasi 1,11 1,06 α = 0,05

t-hitung =

8,73848465

t-tabel =

2,032244509

1. Pembahasan.

Pelaksanaan kegiatan pada masyarakat dilaksanakan di pusat Gugus V di SD No.1. Beleke

Kecamatan Gerung. Kegiatan dilaksanakan sebagai berikut :

1.1.Pendalaman materi.

Sebelum pendalaman materi para guru diberikan pre-test yang berisikan tentang

pengertian luas daerah dan bagaimana mengaktualisasikan kedalam daerah persegi panjang,

jajaran genjang, segitiga, trapezium, layamg-layang, daerah ling-karan. Pendalaman materi

disini dimulai dari pembahasan luas daerah, volume bangun ruang dan menyampaikan cara-

cara mengkontruksi medianya melalui pendekatan luas daerah persegi panjang. Pemberian tes

ini dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan dan terampilan awal yang dimiliki oleh para

guru.

Foto peserta mengikuti Pretes dan Post tes serta Pendalaman Materi.

1.2.Praktek dan simulasi.

Pada kegiatan praktek disini para guru membuat daerah bangun datar dari karton atau

kertas manila yang telah disiapkan. Para peserta disebar ke dalam 5 kelompok kerja yang

Page 135: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |125

masing-masing bekerja menentukan rumus luas daerah. Ada 5 daerah bangun datar yang

dimaksud adalah daerah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapesium, layang-layang,

dan daerah lingkaran yang akan dicari rumus luasnya. Selanjutnya peserta melakukan simulasi

memotong daerah bangun datar menjadi beberapa potongan daerah tertentu. Selanjutnya

potongan-potongan yang terjadi dirangkai menjadi daerah persegi panjang. Karena

menentukan rumus luas daerah didekati dari luas darah persegi panjang dan hukum kekekalan

luas.

Foto kegiatan Peserta Praktek dan Simulasi

1.3. Diskusi dan presentasi.

Peserta pelatihan dibagi menjadi 5 kelompok kerja. Setiap kelompok mendapatkan

tugas sesuai dengan 5 topik bahasan yaitu menentukan rumus luas daerah persegipanjang,

Jajaran genjang, Segitiga, Trapesium, Layang-layang dan Luas daerah Lingkaran. Di dalam

kelompok peserta berdiskusi, menemukan cara memotong yang paling efesien agar daeran

bangun datar yang dipotong dengan mudah dapat dirangkai menjadi daerah persegi panjang.

Dari rancangan yang sudah disepakati peserta berdiskusi untuk membuat pedoman

operasionalnya. Pedoman operasional menyangkut tentang langkah-langkah pengunaan alat.

Penggunaan alat dimulai dari menggali prasyarat, merangkai bangun datar, membuat

perhitungan dan membuat hubungan antara besaran yang diperoleh dan membuat kesimpulan.

Hasil diskusi dipresentasikan dengan cara menempel pada stereoform yang telah disediakan,

sedangkan untuk pedoman operasional dibahas setiap langkah penggunaaan media.

Selanjutnya pekerjaan tiap kelompok dipresentasikan pada kelompok besar untuk mendaptkan

tanggapan dari peserta kelompok yang lain dan penegasan dari tim pengabdian.

Foto Kegiatan Diskusi dan Presentasi

Page 136: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |126

Para guru mengikuti sangat antausia dan serius, ditunjukkan dengan adanya tanya

jawab dalam diskusi, bekerja dalam kelompok. Kemudian presentasi kelompok dan tukar

pandangan secara klasikal sampai akhir kegiatan yang ditunjukan pula melalui rekaman

dokumentasi. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan para peserta diberikan postes.

Foto Kegiatan Penguatan secara Klasikal

Hasil pelatihan sangat efektif, ini ditunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan

antara hasil pretes dan post-tes. Rata-rata hasil pretes sebesar 3,9 dan rata-rata postes sebesar

7,1. Hasil uji t menunjukkan bahwa th = 8,74 > ttab = 2,03. Besaran ini memperlihatkan bahwa

nilai rata-rata yang diperoleh berbeda sangat meyakinkan pada taraf signifikansi 5% . Disisi

lain daya serap tiap persoalan meningkat secara tajam dari pretes dan postes. Seperti persoalan

tentang konsep luas yaitu soal nomo1 daya serap pre tes 55, 6 % menjadi 88,9 % pada postes

dan soal nomor 2 daya serapnya dari 38,9 % menjadi 88,3 %. Soal nomor 3 sampai nomor 9

merupakan keterampilan merancang model luas daerah juga meningkat secara tajam seperti

terlihat pada table 1 dan table 2. Hal ini juga berarti bahwa terjadi perubahan yang signifikan

para guru Sekolah Dasar di Gugus V di Kecamatan Gerung setelah mengikuti kegiatan

pengabdian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yang telah dilakukan ternyata sangat efektif yakni

terjadi perubahan kearah perbaikan yang signifikan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya

perbedaan rerata pretes sebesar 3,9 dan rerata postes sebesar 7,1. Setelah diuji dengan uji t

ternyata th = 8,74 > ttab = 2,03 pada taraf signifikasi 5 %. Ini berarti pula bahwa pengetahuan

tentang luas daerah bangun datar dan keterampilan merancang media dan pedoman

operasionalnya para guru di Gugus V kecamatan Gerung meningkat secara meyakinkan yang

ditunjukkan oleh perubahan rerata tersebut.

Saran

1. Hasil pengabdian ini memberikan kontribusi yang memadai bagi para guru SD di Gugud

V Kecamatan Gerung. Disisi lain para guru SD di daerah Gerung dan di luar Gerung sangat

berminat untuk mengikuti kegiatan serupa, untuk itu diharapkan pelatihan ini diperluas

dalam rangka memperkuat pelaksanaan kurikulum 2013..

Page 137: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |127

2. Para pemerhati pendidikan turut serta mengambil peran untuk mewujudkan kegiatan ini

untuk mengantisipasi pembelajaran matematika abad 21.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kegiatan ini terselenggara dengan baik dan dapat selesai sesuai dengan waktu yang

dinginkan. Untuk itu pada kesempatan ini Tim Pengabdian pada masyarakat mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Rektor UNRAM yang telah mendanai kegiatan ini.

2. Bapak Ketua LPPM UNRAM atas segala bantuannya sehingga kegiatan ini dapat

dilaksanakan.

3. Bapak-bapak guru SD di Gugus V atas partisipasinya, sehingga kegiatan ini dapat

berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Asra, Deni Darmawan, Cepi Riana. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Dirjen

Dikti Departemen Pendidikan Nasioanal. Jakarta.

Hudoyo, H (2008). Pengembangan Kurikulum Matematika di depan Kelas, Usaha Nasional

Surabaya.

Russefendi ET ( 1996). Pendidikan Matematika III Modul 1-9, Depdikbud, Proyek Tenaga

Kependidikan, Jakarta.

Sarjana Ketut, Sridana Nyoman, M. Turmuji (2018). Desain Media Peraga dan Bantu

Pembelajaran Geometri bagi siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi, Hasil Penelitian yang

dibiayai dari dana PNBP UNRAM 2018.

Suwaji, Untung Trisna. (2008). Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan

Alternatif pemecahannya. Yogyakarta : P4TK Matematika.

Page 138: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |128

PENAMPILAN GENOTIPE JAGUNG UNGGUL DALAM BERBAGAI

SISTEM PENGEMBANGAN AGROTEKNOLOGI DI PULAU

LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT

I Wayan Sutresna Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Paket teknologi,

tanaman jagung

Abstrak: Di NTB jagung merupakan komuditas unggulan yang sangat

potensial untuk dikembangkan, dengan membuat terobosan pencanangan

program satu juta ton jagung (Prosta Tanjung) sebagai penunjang program

bumi sejuta sapi. Kendala utama yang dihadapi adalah penerapan teknologi

budidaya yang masih terbatas dan kurang menggunakan benih yang

bermutu serta adanya interaksi lingkungan dengan varietas yang sangat

menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk

mengkaji kemampuan beradaptasi genotipe/varietas tanaman pada berbagai

lingkungan tumbuh (Paket teknologi) terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimental dengan percobaan di lapangan, dan pendekatan partisipasi

aktif bersama petani (On farm). Rancangan percobaan yang digunakan

adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perakuan paket teknonologi

dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penampilan

genotipe jagung unggul pada t1 dan t4 menunjukan pertumbuhan dan daya

hasil yang sama serta lebih tinggi dibandingkan dengan t2 dan t3. Secara

berurutan yaitu (133, 16; 125,67; 90,97; dan 51,29) gr/tanaman.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pengertian ketahanan pangan berdasarkan UU 7/1996 tentang pangan adalah

terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Hal ini mengisyaratkan

pentingnya teknologi dalam mengatasi kelaparan dan kemiskinan. Penemuan varietas unggul

padi dan jagung yang berdaya hasil tinggi, umur genjah, respon pemupukan, tahan kekeringan

dan toleran terhadap hama dan penyakit telah mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi

produksi, ketercukupan dan keterjangkauan pangan secara dramatis. Demi keberlanjutanya

maka kajian terhadap paket teknologi selalu dikembangkan khususnya tanaman jagung.

Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri atas dua pulau yaitu P. Lombok dan P.

Sumbawa, memiliki lahan kritis/kering seluas 470.875,47 hektar yang merupakan 23,79 % dari

keseluruhan lahan di NTB, selain kawasan hutan (Bappeda Tk.I NTB,1990)

Menurut Dinas Pertanian NTB (2008), bahwa selain beras ternyata jagung merupakan

komuditas yang sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah lahan kering. Untuk dapat

memanfaatkan peluang ini maka pemerintah NTB telah membuat terobosan dengan

mencanangkan program satu juta ton jagung (“PROSTA TANJUNG”). Hal ini juga dilakukan

Page 139: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |129

sejalan dengan program pemerintah untuk mengeksport 1,2 juta ton jagung sebagai penunjang

program unggulan PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut).

Luas panen jagung di NTB pada tahun 2006 seluas 40.617 ha dengan produktifitas 2,56

ton/ha (BPS, NTB, 2007). Masih lebih rendah dibanding produktifitas nasional rata-rata

sebesar 3,47 ton/ha. Hasil penelitian Balai Penelitian Serealia yang memadukan varietas unggul

bermutu, baik bersari bebas maupun hibrida dengan introduksi teknologi inovatif dapat

mencapai produktifitas sebesar 7-9 ton/ha (Saenong dan Subandi, 2002). Sementara hasil yang

diperoleh petani dengan penerapan paket teknologi rekomendasi dapat mencapai hasil 5-6

ton/ha (Wahid., dkk, 2001).

Kesenjangan hasil yang relative tinggi ini disebabkan oleh penerapan teknologi

budidaya yang masih terbatas, dan umumnya belum menggunakan benih bermutu dari varietas

unggul, pemupukan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, demikian juga dengan kerapatan

populasi tanam serta penangan pasca panen yang masih sederhana. Dalam upaya untuk

memenuhi permintaan jagung, sangat dibutuhkan teknologi usahatani yang dapat

meningkatkan produktifitas dan produksi serta layak untuk direkomersilkan. Salah satu cara

peningkatan produktivitas jagung adalah dengan menghasilkan varietas unggul yang berdaya

hasil tinggi dan adaptif dengan lingkungan.

Faktor lingkungan, varietas/genotype serta interaksinya menentukan pertumbuhan dan

hasil tanaman. Hal ini menyebabkan suatu verietas menunjukkan hasil yang tinggi disuatu

tempat, tetapi kurang baik ditempat yang lain. Oleh karena itu sertifikasi lingkungan

berdasarkan factor lingkungan makro seperti kesuburan tanah, ketinggian tempat atau iklim

dapat secara efektif mengurangi interaksi varietas dengan lingkungan. Dan usaha perakitan

varietas lebih mudah dilakukan dari pada merubah factor lingkungan yang ada (Allard dan

Bradshaw, 1984). Selain itu varietas hasil rakitan akan lebih mudah diadopsi oleh petani.

Oleh karena itu pemuliaan tanaman atau lembaga yang terkait dituntut untuk selalu dapat

menghasilkan varietas unggul baru agar dapat menambah bahan pemilihan bagi petani dan

sekaligus menambah bahan keragaman genetic di lapangan. Varietas yang berdaya hasil tinggi,

berumur genjah, tahan hama dan penyakit serta stabil terhadap keragaman lingkungan

merupakan sasaran yang ingin dicapai. Sutresna (2007), melaporkan bahwa telah dihasilkan

satu populasi baru tanaman jagung (C3) yang berdaya hasil dan brangkasan segar tinggi, umur

genjah serta mampu beradaptasi pada lahan kering di Pulau Lombok, namun potensi hasil yang

sesungguhnya belum maksimal karena belum mendapat sentuhan teknologi budidaya yang

memadai. Dilain pihak penemuan beberapa jenis jagung hibrida masih banyak yang tidak

toleran terhadap cekaman kekeringan. Oleh karena itu untuk mendapat varietas atau calon

varietas unggul jagung yang adaptif dan berproduksi tinggi di lahan kering NTB perlu diadakan

pengujian.

Sampai saat ini telah banyak kultivar atau varietas baru hasil rakitan, hasil seleksi baik

hibrida maupun bersari bebas atau hasil introduksi yang diharapkan mampu tumbuh dan

berproduksi tinggi, baik dilingkungan yang menguntungkan maupun lingkungan yang

mencekam. Dengan kata lain, varietas yang dihasilkan mempunyai daya adaptasi luas.

Dilain pihak, pemulia tanaman mulai mengarahkan kegiatanya pada penemuan genotype

spesifik lokasi atau agroekosistem. Hal ini dimaksudkan dengan genotype spesifik lokasi,

Page 140: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |130

kehilangan hasil akibat ketidak sesuaian agroekosistem dapat dihindarkan (Harahap dan

Silitonga, 1989)

Tanaman jagung untuk dapat tumbuh dengan baik, disamping memerlukan syarat

tumbuh yang baik juga memerlukan asupan teknologi yang memadai seperti: pegolahan tanah,

pengaturan jarak tanam, pemupukan, pengairan serta pengendalian hama dan penyakit serta

gulma.

Kemampuan tanaman untuk menampilkan hasil biji yang maksimal pada kondisi

lingkunangan yang berbeda menunjukkan bahwa tanaman tersebut mempunyai daya adaptasi

yang baik. Adanya variasi hasil pada berbagai genotype tanaman pada berbagai lingkungan

tertentu memerlukan pemahaman terhadap factor penyebabnya terutama pada fase vegetatif,

fase reproduktif dan pengisian biji. Oleh karena itu penelitian kearah itu telah dilakukan di

Pulau Lombok khususnya di Lombok Barat

METODE KEGIATAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di

lapangan, dan pendekatan partisipasi aktif bersama petani (On farm)

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri

atas Perlakuan Paket Teknologi (T) yaitu: Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri atas

dua factor. Sebagai Petak Utama adalah Paket teknologi sebagai lingkungan tumbuh (T) yang

terdiri atas 3 aras yaitu:

t1: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha + Pupuk Posnka

250 kg/ha, Varietas Lamuru dengan Jarak tanam (35x35) x 100 cm

t2: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha, Populasi C3

dengan Jarak tanam (70x20) cm

t3: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha, Kultivar Lokal

Bima dengan Jarak tanam (70x20) cm

t4: Paket teknologi yaitu Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha + Pupuk NPK

ponska 250 kg/ha, Varietas Sukmaraga, Jarak tanam (40x30)x60) cm

Percobaan ini dilaksanakan di Kecamatan Gerung, dilaksanakan pada lahan berpengaian

setengah tekhnis (MK.II) sentral produksi jagung, mulai bulan Juli-Oktober 2018

Sebelum benih ditanam, terlebih dahulu diperlakukan dengan Saromyl 35 SD dengan

dosis 5 g/kg benih. Perlakuanya dilakukan secara terpisah antar varietas agar tidak tercampur

satu dengan yang lain.

Lahan yang digunakan dibajak dan digaru sebanyak satu kali kemudian diratakan.

Selanjutnya dibuat plot sebanyak 24 masing-masing ber ukuran (6 x 10) m. yang terbagi dalam

6 blok, jarak antar blok 1 m dan jarak antar plot 0,5 m. Pada masing-masing plot ditempatkan

4 paket teknologi secara acak.. Penanaman dilakukan dengan cara tugal sedalam kurang lebih

5 cm. Setiap lubang tugal diisi 3 biji dan pada umur 10-14 hari dilakukan penjarangan dengan

menyisakan 1 tanaman per lubang yang pertumbuhanya lebih baik. Pemupukan organik (pupuk

kandang) sebelum diberikan terlebih dahulu dikomposkan dan diberikan sebagai penutup benih

Page 141: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |131

pada saat tanam sesuai dengan dosis perlakuan dalam paket, demikian juga dengan pupuk

anorganik Urea dan Ponska diberikan 7 hari setelah tanam. Pupuk Urea diberikan ½ bagian

dan sisanya diberikan pada umur 21 hari setelah tanam. Penyiangan dan pembumbunnan

dilakukan 21 hari setelah tanam, sedangkan pengairan bersumber pada sisa air yang tersedia

pada penenaman sebelumnya.

Panen jagung dilakukan apabila 85% dari tanaman jagung untuk setiap perlakuan telah

memenuhi kriteria panen, yaitu daun dan kelobot telah kering dan apabila biji dipijit tidak

berbekas. Jagung yang telah dipanen dikupas kelobotnya dan dikeringkan selanjutnya dipipil.

Pengamatan dilakukan terhadap karakter pertumbuhan (karakter morfologi: kapasitas

fofosintesis dan efisiensi fotosintesis); komponen hasil dan hasil tanaman

Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Apabila

perlakuan berbeda nyata dilakukan uji Beda Nyata Jujur pada taraf yang sama. Perhitungan

menggunakan perangkat lunak program SAS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil analisis keragaman (Anova) dengan taraf nyata 5% pada Tabel 1 menunjukkan

bahwa ada perbedaan antar pengaruh perlakuan paket teknologi budidaya terhadap karakter

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Untuk mengatahui perlakuan yang berbeda dilanjutkan

dengan uji lanjut BNJ pada taraf nyata yang sama.

Tabel 1. Rangkuman Kuadrat Tengah Seluruh Karakter yang diamati Berdasarkan Analisis

Keragaman (Anova)

No. Karakter yang di amati Kuadrat Tengah

Perlakuan Blok Galat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Tinggi tanaman (cm)

Jumlah daun (helai)

Panjang daun (cm)

Lebar daun (cm)

Diameter batang (cm)

Umur keluar malai (hst)

Umur keluar rambut tongkol

(hst)

Umur panen (hst)

Panjang tongkol (cm)

Diameter tongkol (cm)

Berat 100 biji kering pipil (g)

Berat biji kering pipil (g/tan)

3069,65**

10,243**

37,315**

2,660**

0,146**

29,819**

0,253**

815,375**

5,629*

1,729**

165,834**

26592,51**

171,334ns

0,164ns

5,234ns

0,278ns

0,013*

0,342 ns

0,242 ns

0,543 ns

0,350ns

0,031ns

1,885ns

115,851ns

138,245

0,233

1,983

0,180

0,003

0,253

0,219

0,208

0,608

0,028

1,945

140,861

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; * = berbeda nyata ; ** = sangat berbeda nyata

Berdasarkan tersebut di atas (Tabel 1), dapat dilihat bahwa pengaruh blok atau

kelompok hanya berbeda nyata pada diameter batang dan tidak berbeda nyata pada variabel

lain yang diamati. Adapun pengaruh perlakuan berbeda nyata terhadap panjang tongkol dan

sangat berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, diameter

batang, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tongkol, berat

Page 142: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |132

100 biji kering pipil, dan berat biji kering pipil per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa

penerapan paket teknologi budidaya memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.

Tabel 2. Hasil Analisis Uji Lanjut BNJ pada Taraf Nyata 5% Seluruh Karakter yang diamati

No Karakter yang

diamati

Perlakuan Nilai

BNJ 5% T1 T2 T3 T4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Tinggi tanaman (cm)

Jumlah daun (helai)

Panjang daun (cm)

Lebar daun (cm)

Diameter batang (cm)

Umur keluar malai

(hst)

Umur keluar rambut

tongkol (hst)

Umur panen (hst)

Panjang tongkol (cm)

Diameter tongkol

(cm)Berat 100 biji

kering pipil (g)

Berat biji kering pipil

(g/tan)

239,2ab

15,75bc

97,833b

9,192b

2,113c

54,67c

56,50c

102,50d

15,956a

7,682b

32,77c

133,163c

204,15ab

14,6ab

92,792a

8,267ab

1,766a

50,33ab

53,3b

82,50b

15,144a

7,115b

27,295b

90,975b

202,6a

13,783a

95,433ab

7,567a

1,821ab

49,5a

51,833a

80,333a

14,057a

6,392a

20,849a

51,290a

245,383b

16,767c

98,167b

8,383ab

1,972bc

53,33c

54,67bc

100,50c

16,206a

7,256b

30,921bc

125,665c

41,569

1,707

4,979

1,501

0,204

1,777

1,748

1,614

2,756

0,594

4,854

48,460

Keterangan ; Angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata, dan angka

yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf nyata 5%.

Analisis uji lanjut BNJ dengan taraf nyata 5% pada Tabel 2, menunjukkan bahwa perlakuan T3

dan T4 menunjukkan berbedaan nyata terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah daun, umur

keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tingkol berat 100 biji kering

pipil, dan berat biji kering pipil per tanaman. Selanjutnya pada karakter umur panen, semua

perlakuan (T1, T2, T3 dan T4) menujukkan berbeda nyata, dan sebaliknya pada karakter panjang

tongkol semua perlakuan (T1, T2, T3 dan T4) menunjukkan tidak berbeda nyata.

Pada perlakuan paket teknologi budidaya T1 dan T4 secara statistik menunjukkan tidak

berbeda nyata terhadap hasil tanaman jagung, namun menunjukkan berbeda nyata dengan

perlakuan T2 dan T3. Dapat dilihat dari analisis uji lanjut BNJ taraf nyata 5% terhadap karakter

berat kering pipil (g/tan). Hal ini didukung oleh nilai rata-rata yang diperoleh pada karakter

jumlah daun, diameter batang, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, dan berat 100

biji kering pipil. Dapat dilihat pada Grafik Histogram pengaruh perlakuan teknologi budidaya

tanaman jagung terhadap hasil biji kering pipil (g/tan) disajikan pada Gambar 1, sebagai

berikut:

Page 143: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |133

Gambar 1: Histogram Berat Biji Kering Pipil (gr/tan)

Pembahasan

Pengaruh perlakuan paket teknologi budidaya terhadap karakter pertumbuhan tanaman

jagung dapat pada dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari beberapa karakter yang diamati

seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan diameter batang. Sementara

komponen hasil dan hasil tanaman jagung dapat dilihat dari karakter panjang tongkol, diameter

tongkol, berat 100 biji dan berat biji kering pipil per tanaman.

Hasil analisis ragam (Anova) menunjukkan bahwa penerapan paket teknologi budidaya

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap karakter pertumbuhan dan hasil tanaman

jagung. Adanya perbedaan hasil dari setiap genotipe yang dicobakan disebabkan karena adanya

perbedaan susunan genetik serta faktor lingkungan tumbuh. Perbedaan genetik ini

mengakibatkan setiap varietas memiliki ciri dan sifat khusus yang berbeda satu sama lain

sehingga menunjukkan keragaman penampilan. Begitupula dengan lingkungan tumbuh suatu

tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan maupun hasil produksi tanaman. Tanaman dengan

lingkungan tumbuh yang baik seperti tercukupinya unsur hara yang tersedia di dalam tanah

sebagai makanan bagi tanaman tersebut, maka akan memberikan hasil yang optimal pula bagi

tanaman baik dari segi pertumbuhan dan hasil produksinya.

Penambahan pupuk organik dan pengaturan jarak tanam juga berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil produksi suatu tanaman. Sebagaimana pernyataan Sutresna (2016),

dengan penambahan pupuk organik (15-20) ton/ha. disertai pengaturan serta variasi kerapatan

tanam dari (20x70) cm menjadi (35x35) x70 cm (sistem jajar penganten) dapat memperbaiki

tinggi tanaman, bobot brangkasan segar, bobot 100 butir biji kering, panjang tongkol, diameter

tongkol dan bobot hasil biji kering pipil. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh pada

percobaan yang telah dilakukan. Perlakuan T1 dan T4 dengan jarak tanam yang lebih rapat yaitu

masing-masing berukuran (35 x 35) x 100) cm dan (40 x 30) x 60) cm, menunjukkan hasil yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pengaturan jarak tanam biasa seperti pada perlakuan T2 (70

x 20) cm dan T3 (70 x 20).

Berat Biji Kering Pipil (gr/tan);

Berat Biji Kering Pipil (gr/tan);

133,16

Berat Biji Kering Pipil (gr/tan); ;

90,975

Berat Biji Kering Pipil (gr/tan); ;

51,29

Berat Biji Kering Pipil (gr/tan); ;

125,665

Berat Biji Kering Pipil (g/tan)

Page 144: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |134

Jarak tanam merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada

tanaman jagung karena jagung dipengaruhi oleh jumlah tanaman pada kestuan luas. Dengan

pengaturan sistem jarak tanam yang lebih sempit akan meningkatkan produksi per satuan luas

lahan. Pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh jumlah populasi tanaman tertinggi yaitu

pada perlakuan paket T4 sebayak 177 tanaman per plot. Sehingga jika dikonversikan berat biji

kering pipil (g/tan) sebesar 125,665 g/tan setara dengan 17,4 ton/ha. Namun, kerapatan tanam

harus diatur dengan jarak tanam optimal sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman,

mudah dalam melakukan pemeliharaan serta mengurangi biaya.

Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena

koefisien penggunaan cahaya. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat mengurangi cahaya yang

diterima oleh tanaman, sehingga dapat berpengaruh terhadap fotosintesis karena terjadi

kompetisi dalam penggunaan cahaya dan dapat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman.

Salisbury dan Ross (1991) menyatakan kapasitas fotosintesis meningkat dengan bertambahnya

jumlah daun pada tanaman jagung. Terjadinya perbedaan hasil dari setiap genotipe yang diuji,

selain dipengaruhi oleh varietas juga dipengaruhi oleh jarak tanam yang digunakan.

Selain dipengaruhi oleh penambahan pupuk organik dan pengaturan jarak tanam, tinggi

rendahnya biji yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh cocok tidaknya genotipe yang digunakan

tersebut dengan kondisi penanaman. Mengingat masing-masing genotipe memiliki susunan

gen yang berbeda dan memiliki sifat spesifik terhadap (lingkungan tumbuh). Oleh karena itu

pemilihan genotipe merupakan salah satu faktor sangat penting dalam menentukan

keberhasilan budidaya tanaman jagung.

Varietas jagung komposit atau bersari bebas dapat memberikan hasil yang maksimal

jika unsur hara yang diperlukan tanaman terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pengelolaan hara spesifik lokasi dapat menyediakan hara untuk tanaman secara tepat baik

jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman

dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman (Sirrapa dan Razak, 2010).

Pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil jagung yang lebih baik pada varietas unggul

disebabkan oleh faktor genetik, dengan demikian proses fisiologis (fotosintesis) tanaman akan

meningkat (Pesireron dan Senewe, 2011).

Penggunaan varietas unggul, pemupukan dan pengelolaan budidaya yang tepat dapat

meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Hal ini dilaporkan dalam penelitian yang

dilakukan Balai Penelitian Tanaman Serealia pada lahan kering dengan menerapkan komponen

teknologi budidaya pada jagung, produksi Varietas Lamuru mencapai 6 – 6,5 ton/ha, Varietas

Sukmaraga pada lahan kering masam mencapai 5,5 - 6 ton/ha, dan pada lahan sawah tadah

hujan Varietas Lamuru dan Srikandi Kuning memberikan hasil sekitar 6-7 ton/ha..

Page 145: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |135

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai

berikut: Penampilan genotipe jagung unggul pada t1 dan t4 menunjukan pertumbuhan dan daya

hasil yang sama serta lebih tinggi dibandingkan dengan t2 dan t3. Secara berurutan yaitu (133,

16; 125,67; 90,97; dan 51,29) gr/tanaman.

Saran

Penggunaan varietas jagung unggul Lamuru dapat dipertimbangkan untuk diterapakan pada

penggunaan pupuk kandang 15 t/ha, pupuk urea 200 kg/ha, pupuk NPK Phonska 250 kg/ha,

jarak tanam (40x30)x60) cm) dan Varietas Sukmaraga, dengan pupuk kandang 15 t/ha, pupuk

urea 200 kg/ha, pupuk NPK Phonska 250 kg/ha, jarak tanam (35x35)x100) cm) di Lombok

Barat pada MK. II.

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. and Bradshaw. 1964. Implication of Genotipe x Enveroment Interaction in

Applied Plant Beeding. Crop. Sci. 4 : 503-507

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 1990. Data Pokok Pembangunan NTB

Biro Pusat Statistik. 2007. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi

NTB

Pesireron M. dan Senewe R.E. 2011. 10 Varietas/Galur Jagung Komposit Dan Hibrida

Pada Agroekosistem Lahan Kering Di Maluku. Agrotrip Vol 7(2) : 53-59.

Saenong dan Subandi. 2002. Konsep PTT pada Tanaman Jagung. Makalah disampaikan pada

Pembinaan Teknis dan Mangemen PTT Palawija di Balitkabi, Malang

Sutresna, I W. 2007. Seleksi Simultan pada Populasi Jagung untuk Mendapatkan Daya Hasil

Tinggi dan Berumur Genjah pada Lahan Kering di NTB. Laporan Penelitian (KKP3T)

Sutresna, I W. I Gusti Putu Muliartha Aryana, I Gde Eka Putra Gunartha. 2016. Evaluasi

Genotipe Jagung (Zea Mays L.) Unggul Pada Lingkungan Tumbuh Dengan

Perbaikan Teknologi Budidaya. Jurnal Seminar Nasional. Hal 678-682.

Wahid, P. Irsal Las dan Kusomo Dwijanto. 2001. Konsep Dasar Pengembangan Lahan Kering

Berwawasan Lingkungan di Kawasan Timur Indonesia. Makalah disampaikan pada

Lokakarya Status dan PengembangannLahan Kering di Indonesia, Mataram

.

Page 146: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |136

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SD BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DAN

CONTEXTUAL LEARNING DALAM K-13

I Nyoman Karma, Awal Nur Kholifatur Rosyidah*, Ida Ermiana, Nurul kemala Dewi,

Siti Istiningsih, Abdul Kadir Jaelani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP,

Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

perangkat

pembelajaran,

matematika, SD,

saintific approach,

contextual learning

Abstrak: Perangkat pembelajaran penting untuk disusun berdasarkan

analisis kebutuhan dengan mengedepankan aktivitas belajar siswa. Tujuan

kegiatan ini adalah melakukan pendampingan bagi guru SD Gugus V kota

Madya Mataram untuk merancang, menyusun perangkat pembelajaran

(RPP dan LKS) matematika K-13 berbasis saintific approach dan

contextual learning serta pelatihan praktik simulasi ke dalam proses

pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan pengabdian

kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu 1)

Sosialisasi kegiatan; 2) Penjelasan perangkat pembelajaran matematika SD

(RPP dan LKS) dalam K-13; 3) Penjelasan scientific approach dan

contextual learning; 4) Pendampingan penyusunan RPP matematika SD K-

13 dan LKS berbasis scientific approach dan contextual learning; 5) Praktik

simulasi perangkat pembelajaran matematika; 6) Diskusi dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan dengan cara memberikan refleksi atau pendapat guru

terhadap sistematika komponen penyusun RPP K-13 serta berdasarkan

portofolio perangkat RPP dan LKS yang telah disusun. Target dari kegiatan

ini adalah guru dapat merancang serta menyusun RPP dan LKS matematika

berbasis scientific approach dan contextual learning dengan menyesuaikan

kebutuhan belajar siswa. Secara umum, semua rangkaian kegiatan

pendampingan dapat terlaksana dengan optimal, diikuti dengan penuh

antusias dari para guru.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 selalu mengalami revisi dalam hal pelaksanaannya, seperti

pembelajaran matematika diputuskan sebagai mata pelajaran terpisah, tidak lagi sebagai bagian

dari pembelajaran tematik terpadu (Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar). Pemisahan mata pelajaran matematika diberlakukan pada kelas tinggi,

yaitu kelas IV, V, dan VI. Alasan keputusan yang mendasari matematika diajarkan secara

terpisah dari mata pelajaran lainnya adalah kedalaman materi matematika terasa dangkal jika

ditematikkan dengan pelajaran lain. Pembelajaran matematika yang ditematikkan dengan tema

mempunyai keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten matematika secara utuh.

Kebijakan baru tersebut mendapat perhatian dari guru. Guru sebagai tokoh yang berperan

dalam implementasi K-13 mempunyai peran yang strategis. Guru dituntut mampu

menyelenggarakan pembelajaran yang meliputi a) perancangan pembelajaran, b) pelaksanaan

Page 147: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |137

pembelajaran, c) penilaian proses dan hasil belajar (Endang Poerwanti, 2008). Kemampuan

tersebut bermanfaat agar dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan K-13.

Proses pembelajaran yang ideal tidak bisa dipisahkan dengan perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran diantaranya meliputi Rencana Pembelajaran (action plan) dan LKS

menjadi suatu keharusan yang wajib dipersiapkan guru sebelum mengajar. Hal tersebut tidak

semata-mata sebagai bentuk dari kelengkapan administrasi yang dipenuhi guru melainkan

gambaran aktivitas nyata yang akan dilakukan oleh siswa dan guru selama proses belajar

mengajar.

Guru Sekolah Dasar di Gugus V Kota Madya Mataram pada umumnya sudah

mempunyai RPP, tetapi faktanya RPP yang didapatkan bukan hasil dari analisis kebutuhan

belajar siswa. Melainkan RPP yang diadaptasi dari internet dan hasil KKG (Kelompok Kerja

Guru) yang selanjutnya tidak dikembangkan lagi. Sebagian besar guru SD Gugus V Kota

Madya Mataram masih mengalami kesulitan dalam perencanaan pembelajaran 46,06% dan

kesulitan pelaksanaan proses pembelajaran 41,5% (Karma, dkk, 2017).

RPP yang ditawarkan selama ini memuat gambaran singkat kegiatan pembelajaran

(pembukaan, inti, dan penutup), tidak memperhatikan kebutuhan, kesiapan, dan tahapan

perkembangan berpikir siswa. Sementara objek kajian matematika bersifat abstrak,

membutuhkan strategi dan pendekatan yang mampu membuat matematika menjadi lebih

konkret. Hasil wawancara pada beberapa guru SD Gugus V Kota Madya Mataram mengenai

cara membelajarkan matematika langsung kepada level abstrak. Hal ini jelas tidak sesuai

dengan matematika yang harus diajarkan mulai dari konsep sesuai dengan konteks kehidupan

yang dialami siswa sendiri. Kebanyakan guru mengajar tidak memperhatikan kemampuan

berpikir siswa. Alasannya dikarenakan keterbatasan alokasi waktu yang diajarkan sementara

ruang lingkup materi terlalu luas. Sehingga kedalaman membelajarkan materi kepada siswa

dirasa tidak maksimal.

Proses pembelajaran yang baik tentu memiliki kesiapan yang baik pula dalam mengajar.

Tercermin dari kesiapan guru merancang perangkat pembelajarannya. Perangkat pembelajaran

adalah sekumpulan sumber atau alat belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan

kegiatan belajar mengajar dengan efektif. Seperti perangkat pembelajaran yang digunakan guru

matematika di salah satu SMP di Kota Mataram belum menggunakan pendekatan kontekstual

sehingga di dalam proses pembelajaran masih hanya sekedar teori yang berisikan angka-angka

dan operasi perhitungan saja bagi siswa (Juz’an Affandi, 2017: 5). Idealnya, perangkat

pembelajaran harus lebih bersifat kontekstual agar dapat membantu siswa untuk memahami

materi matematika yang bersifat abstrak, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Oleh

karena itu, dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat guru dan dianggap

sesuai dengan implementasi K-13 yaitu pendekatan saintifik (scientific approach) dan

pendekatan kontekstual (contextual learning).

Pemerintah memang telah mengupayakan pemberdayaan guru melalui program dan

berbagai macam kebijakannya terkait dengan kebebasan untuk berinovasi terhadap proses

pembelajaran. Tetapi program pemberdayaan yang dilaksanakan belum mampu membekali

guru akan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran seperti

kemampuan merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika Kurikulum 2013.

Page 148: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |138

Melihat permasalahan yang dihadapi guru SD Gugus V Kota Madya Mataram terkait

dengan kesulitan merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika (RPP dan

LKS) dalam hal aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Serta mempertimbangkan

pentingnya kualitas pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013, maka perlu adanya langkah

nyata melalui pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran matematika berbasis

scientific approach dan contextual learning bagi guru SD Gugus V Kota Madya Mataram

METODE KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan (coaching) yang menekankan

hubungan kolaboratif antara tim pengabdian dengan guru sasaran. Tim pengabdian berperan

sebagai fasilitator yang bertugas mendampingi guru merancang dan menyusun perangkat

pembelajaran matematika. Partisipasi guru sasaran dalam kegiatan pendampingan ini adalah

menyediakan tempat pelatihan dan mobilisasi anggota agar hadir dalam kegiatan

pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran matematika kurikulum 2013 berbasis

scientific approach dan contextual learning.

Metode pelaksanaan kegiatan PPM ini meliputi ceramah, tanya jawab, unjuk kerja,

simulasi, diskusi dan evaluasi. Uraian metode pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut:

Penyajian materi terkait perancangan dan penyusunan perangkat pembelajaran dilaksanakan

menggunakan metode ceramah dengan bantuan LCD. Guru telah dibekali dengan handout

materi sebagai panduan dalam mengikuti penjelasan yang disampaikan. Kegiatan penjelasan

materi diselingi dengan tanya jawab agar terjadi interaksi langsung antara guru sasaran dengan

tim pengabdian. Unjuk kerja dilakukan oleh guru sasaran secara kelompok untuk merancang

dan menyusun perangkat pembelajaran matematika K-13 berbasis scientific approach dan

contextual learning. Penyusunan perangkat pembelajaran secara kelompok dapat memfasilitasi

guru untuk menuangkan ide-ide solutif ke dalam rancangan pembelajaran (action plan) dan

LKS (work sheet).

Metode simulasi digunakan untuk mempraktikkan perangkat pembelajaran matematika

K-13 yang telah disusun. Diskusi dan evaluasi digunakan untuk menstimulasi guru melakukan

sharing atau tukar pikiran agar permasalahan yang ditemukan pada proses penyusunan maupun

simulasi pelaksanaan dapat teridentifikasi. Selain itu, diskusi dan evaluasi juga digunakan

untuk mengeksplorasi dan memilih alternatif solusi bagi permasalahan yang ditemukan guru

pada praktik penyusunan perangkat pembelajaran matematika K-13 berbasis scientific

approach dan contextual learning. Tim pengabdian pun mengevaluasi dengan memberikan

saran atas RPP dan LKS yang telah disimulasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan pendampingan

penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP dan LKS matematika Kurikulum 2013

berbasis scientific approach dan contextual learning bagi guru SD Gugus V Kota Madya

Mataram. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2019 pada pukul 08.00-

Page 149: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |139

14.00 WITA di SDN 4 Bajur yang dihadiri oleh 21 guru sekolah dasar khususnya kelas 4, 5,

dan 6 beserta 4 kepala sekolah yang tergabung dalam Gugus V kota Madya Mataram. Kegiatan

dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan berbagai pihak diantaranya guru dan

kepala sekolah sebagai mitra kegiatan dan tim pelaksana yang seluruhnya merupakan dosen

PGSD sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing.

Pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi beberapa tahapan, yang pertama adalah sosialisasi

kegiatan. Tim pengabdian berkoordinasi dengan pihak terkait khususnya pihak pengelola

gugus dan guru-guru sebagai peserta kegiatan. Berikutnya adalah pemberian angket untuk

mengetahui seberapa sering pengalaman guru mengikuti kegiatan pelatihan penyusunan RPP

dan mengetahui tentang format RPP yang selama ini digunakan pada proses pembelajaran.

Hasilnya adalah guru menyatakan sudah pernah mengikuti pelatihan minimal satu kali. Tetapi

masih belum memahami dengan benar tentang penyusunan RPP berdasarkan aturan terbaru.

Sebagian besar guru masih merasa kesulitan merumuskan indikator pencapaian kompetensi.

Guru belum terampil mengembangkan aktivitas belajar matematika siswa yang aktif dan kreatif

yang mengarah pada kegiatan saintifik. Serta guru masih belum merasa terbiasa untuk

mengembangkan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi secara berurutan dalam 2 sesi. Sesi pertama

adalah penjelasan perangkat pembelajaran matematika SD meliputi RPP dan LKS dalam

Kurikulum 2013 dan sesi kedua berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif

seperti pendekatan saintifik (scientific approach) dan pendekatan kontektual (contextual

learning). Penyampaian materi disampaikan oleh tim dengan metode ceramah, diskusi, dan

tanya jawab. Dilengkapi dengan contoh konkret RPP, lengkap dengan sintaks

pembelajarannya, LKS yang kontekstual, sehingga peserta mempunyai gambaran secara nyata.

Adapun komponen RPP berdasarkan aturan Permendikbud No. 22 tahun 2016 terdiri dari (a)

identitas sekolah; (b) identitas mata pelajaran; (c) kelas/ semester; (d) materi pokok; (e) alokasi

waktu; (f) Kompetensi Inti (KI); (g) Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

(h) tujuan pembelajaran; (i) materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur; (j) pendekatan dan metode pembelajaran; (k) alat, bahan, dan media pembelajaran;

(l) sumber belajar; (m) langkah-langkah pembelajaran; (n) penilaian hasil pembelajaran

(Permendikbud, No. 22 Tahun 2016, 2016: 6-7).

Gambar 1 & 2. Penyampaian materi oleh Tim

Kegiatan berikutnya adalah pendampingan dalam proses penyusunan perangkat pembelajaran

matematika yang meliputi RPP dan LKS. Penyusunan RPP lebih dikembangkan pada

Page 150: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |140

komponen tentang bagaimana guru mendesain aktivitas belajar siswa yang aktif dan kreatif.

Jadi penekanannya berada pada langkah-langkah pembelajaran. Peserta dibagi menjadi 5

kelompok, dimana masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk merumuskan indikator

dan tujuan pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan. Peserta

harus menyusun indikator pembelajaran dengan menyesuaikan Kata Kerja Operasional (KKO)

pada tingkatan aspek kognitif. Selanjutnya dari indikator tersebut, peserta (guru)

mengembangkan aktivitas yang harus dilaksanakan siswa pada proses pembelajaran, dimulai

dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Sampai pada tahapan penyusunan LKS yang inovatif

yang syarat akan kegiatan pembelajaran yang bermakna yaitu siswa aktif di dalam menemukan

atau mengkonstruk pengetahuan melalui latihan soal yang bersifat pemecahan masalah.

Gambar 3. Peserta merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran

berdasarkan Komepetensi Dasar (KD) matematika yang telah ditentukan

Perangkat pembelajaran matematika berbasis scientific approach dan contextual learning

memberikan kemudahan bagi guru dalam mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kurikulum 2013 erat kaitannya

dengan pendekatan saintifik yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah. Glazunov

(2012: 9) menyatakan “scientific method consist of the collection of data through observation

and experimentation, and the formulation and testing of hypotheses.” Pendekatan saintifik

konsisten dengan pengumpulan data melalui observasi dan eksperimen, merumuskan, serta

mencoba hipotesis. Di dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 (2014: 209),

disebutkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba,

menalar, dan mengkomunikasikan. Semantara konsep belajar kontekstual mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari

(Munawarah, 2017: 170).

Selepas peserta kegiatan menyusun RPP dan LKS, dilanjutkan dengan simulasi oleh masing-

masing kelompok. Inti kegiatan pada tahapan ini adalah melihat secara langsung proses

pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru. Simulasi praktik mengajar pada tahapan ini

diwakili oleh 2 kelompok saja dengan alasan waktu yang terbatas. Hasilnya adalah peserta

Page 151: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |141

sangat antusias ketika mensimulasikan pembelajaran divariasikan dengan kegiatan ice

breaking seperti menyanyi dan bermain tepuk. Capaian pada tahapan ini adalah guru terbukti

mampu menyajikan materi matematika secara kontekstual. Hal ini diperkuat dengan hasil

penelitian Fiqih, Hobri, dan Suharto (2014: 119) menyatakan bahwa kelebihan dari perangkat

pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dan saintifik antara lain: (a) dapat

meng-aplikasikan pengetahuan yang diperoleh pada kehidupan sehari-hari karena disajikan

secara kontekstual; (b) dapat meningkatkan pengerjaan prosedural yang mekanik menjadi

pengerjaan yang memunculkan dugaan, penemuan, dan penyelesaian masalah; c) dapat melatih

siswa mengemukakan ide dan mengembangkan ide secara matematika. Hal ini membuktikan

apabila pendekatan saintifik divariasikan dengan pendekatan kontekstual maka hasilnya dirasa

akan semakin efektif yaitu memfasilitasi siswa dalam belajar matematika.

Gambar 4 & 5. Tim melakukan pendampingan terhadap proses penyusunan perangkat pembelajaran

(RPP dan LKS) matematika dan tampak peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Untuk mendapatkan feedback dari peserta mengenai rangkaian penyampaian materi, maka

dilanjutkan dengan pelaksanaan diskusi melalui FGD (Focus Group Discussion). Banyak

peserta memberikan respon positif berupa pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan

maupun sekedar memberikan pendapat maupun saran. Hal ini menandakan bahwa peserta

sangat antusias di dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan workshop diakhiri dengan pelaksanaan

evaluasi berupa angket terkait komponen dan sistematika penyusunan RPP. Hasilnya adalah

guru sudah semakin bertambah pengetahuannya terkait dengan aktivitas belajar di dalam

pendekatan saintifik dan kontektual. Melalui praktik secara langsung, guru sudah mampu untuk

merumuskan tujuan pembelajaran yang benar disesuaikan dengan komponen A, B, C, D

(Audience, Behaviour, Condition, dan Degree).

Beberapa kendala yang ditemukan pada kegiatan ini antara lain, yaitu (1) waktu pelaksanaan

kegiatan pendampingan dirasa sangat terbatas, sementara materi yang disampaikan cukup

padat. Sehingga tidak semua kelompok dapat mempresentasikan atau mensimulasikan RPP dan

LKS yang telah disusun; (2) peserta kegiatan dalam hal ini guru dan kepala sekolah sudah

mempunyai pengetahuan terkait dengan sistematika penyusunan RPP berdasarkan aturan

Permendikbud No. 22 Tahun 2016. Tetapi belum terampil untuk merumuskan langkah-langkah

pembelajaran jika diintegrasikan dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif seperti

Page 152: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |142

pendekatan saintifik dan pendekatan kontekstual, serta keterampilan 4C (Communication,

Collaboration, Chrtical Thinking, dan Creativity) di abad XXI.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Simpulan yang dapat dikemukakan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1) Secara umum kegiatan ini telah berhasil memotivasi para guru dan kepala sekolah untuk

merancang dan menyusun RPP serta LKS matematika berbasis scientific approach dan

contextual learning dengan menyesuaikan kebutuhan belajar siswa.

2) Pengalaman dan pengetahuan guru bertambah terkait dengan aktivitas belajar siswa di

dalam pendekatan saintifik dan kontektual.

3) Guru bertambah wawasan terkait dengan penyediaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang

tidak hanya sebatas kumpulan soal-soal terapan melainkan aktivitas belajar siswa untuk

mengkonstruk pengetahuan melalui latihan soal pemecahan masalah.

Guru antusias dan memberikan respon positif selama mengikuti rangkaian kegiatan.

Saran

Saran terkait dengan beberapa hal yang dapat ditindaklanjuti terutama kepada pihak pengelola

gugus dan guru-guru sebagai peserta kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) matematika membutuhkan proses

yang berkelanjutan, sehingga peserta kegiatan disarankan untuk mendiskusikan

kembali materi yang sudah didapat bersamaan dengan rekan sejawat di sekolah masing-

masing ataupun melalui kegiatan KKG.

2) Pendampingan yang intensif dari tim dosen pengabdian sebagai bentuk follow up sangat

diperlukan agar kegiatan pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran tidak

hanya selesai saat kegiatan itu saja.

Adanya kerjasama dengan berbagai pihak terkait, mengenai pengembangan penyusunan

perangkat pembelajaran matematika (RPP dan LKS) yang bersifat inovatif.

Ucapan Terima Kasih

Tim pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram

yang telah mendanai kegiatan “Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Matematika SD Berbasis Scientific Approach dan Contextual Learning dalam K-13” melalui

dana PNBP tahun 2019, serta kepada tim pengabdian yang telah meluangkan waktu dan tenaga

hingga terselesaikannya artikel ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada peserta yaitu

guru-guru serta kepala sekolah di Gugus V kota Madya Mataram yang telah terlibat aktif dan

atas kerjasama dan partisipasi yang baik selama kegiatan pengabdian

DAFTAR PUSTAKA

Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD, Bahan Ajar Cetak, Jakarta :

Dirjendikti Depdiknas.

Page 153: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |143

Fiqih Nur H, Hobri, dan Suharto. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Pada Model CORE Dengan Pendekatan Kontekstual Pokok Bahasan Peluang Untuk

Siswa SMA Kelas XI. Kadikma, 5(2), 111-120.

Glazunov. N.M. 2012. Foundation of Sscientific Method. National Aviation University.

Juz’an Afandi. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan

Kontekstual budaya Lombok. Beta Jurnal Tadris Matematika, 10(1), 1-17. DOI:

http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v10i1.83

Karma, Nyoman., Siti Istiningsih., Nurhasanah., Intan Dwi Hastuti. 2017. Penyuluhan Tentang

Penerapan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru

Sekolah Dasar Negeri Gugus 5 Kota Madya Mataram. Laporan Penelitian Hibah PNBP.

Universitas Mataram.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Guru, Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan

Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Munawarah. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan

Menggunakan Pendekatan Kontekstual. MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran,

5(2), 168-186. DOI: http://doi.org/10.24252/mapan.v5n2a2.

Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22 Tahun 2016

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Disdakmen. Jakarta.

Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 24 Tahun 2016

Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013.

Disdakmen. Jakarta.

Page 154: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |144

Pengenalan Paket Teknologi Tanaman Jagung Umur Super Genjah

dan Stay-green Di Kabupaten Lombok Utara

I Wayan Sudika*, I Wayan Suresna, Dwi Ratna Anugrahwati,

I Gusti Putu Muliarta Aryana, A.A. Ketut Sudharmawan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Lahan kering,

tanaman jagung,

super genjah

petroganik dan stay-

green

Abstrak: Calon varietas unggul komposit tanaman jagung super genjah dan

bersifat stay-green untuk lahan kering, telah dihasilkan melalui kegatan

pemuliaan oleh Staf Fakultas Pertanian Unram. Calon varietas tersebut

perlu diperkenalkan kepada petani di lahan kering; salah satunya di

kabupaten Lombok Utara. Upaya untuk memperkenalkan calon varietas

tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Oleh karena itu, tujuan pengabdian kepada masyarakat, yaitu menambah

pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah

dan stay-green; pengetahuan tentang teknik pembuatan benih jagung

komposit dan memperkenal paket teknologi penanaman jagung super

genjah dan stay green di lahan kering. Metode yang digunakan dalam

pengabdian kepada masyarakat adalah metode pendidikan orang dewasa

(POD) dengan teknik partisipatif. Selain itu, dibuat pula demplot. Kegiatan

dilakukan mulai pertengahan bulan Mei sampai dengan awal bulan

September 2019. Hasil pengabdian bahwa terjadi peningkatan pengetahuan

petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah, teknik

pembuatan benih jagung komposit dan peranan bahan organik dalam tanah

akibat telah dilaksanakan pertemuan, diskusi dan pengamatan pada

demplot. Keempat paket teknologi jagung Super genjah lebih awal panen

dibandingkan paket cara petani yang menggunakan varietas hibrida NK212.

Rata-rata bobot tongkol kering panen pada paket super genjah dengan

pupuk kandang sapi pada kedua sistem tanam sebesar 22,515 kg/ubinan

(10,051 t/ha) sama dengan penggunaan petroganik sebesar 22,935

kg/ubinan (10,239 t/ha). Petani disarankan untuk menggunakan paket

jagung super genjah yang menggunakan pupuk petroganik sebanyak 600 kg

per hektar dengan sistem tanam jajar legowo atau tunggal.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pada tahun 2013, kebutuhan pakan ternak mencapai 13,80 juta ton, dengan kebutuhan

bahan baku jagung kuning sekitar 7.00 juta ton. Kebutuhan tersebut sebagian dipenuhi dari

produksi jagung dalam negeri, yakni sekitar 3.8 juta ton dan 3,2 juta ton dari impor

(Musta’idah, 2013). Hal ini dapat terjadi karena produksi jagung dalam negeri hanya sekitar

22 persen dapat diterima oleh pabrik pakan ternak karena kualitas rendah, sehingga sebagian

dari kebutuhan pabrik tersebut harus diimpor (Arifenie, 2013). Kebutuhan jagung kuning untuk

bahan baku pakan ternak naik menjadi sekitar 7.7 juta ton pada tahun 2014 dan dipenuhi dari

Page 155: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |145

impor sebesar 3,0 juta ton (Akbarwati, 2015); sedangkan 4.7 juta ton dipenuhi dari produksi

jagung dalam negeri. Menurut ahli pakan dan nutrisi ternak, Balai Penelitian Ternak Ciawi

Bogor; dalam lima tahun ke depan diprediksi kebutuhan pabrik pakan ternak mencapi dua kali

lipat, sehingga produksi jagung perlu ditingkatkan (Anonymous, 2014).

Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi memiliki peluang besar dilakukan karena produktivitas jagung masih jauh dari

potensi hasil. Berdasarkan angka ramalan tetap, produktivitas jagung di Indonesia pada tahun

2012 sebesar 4.436 ton per hektar (Badan Pusat Statistik, 2013); sedangkan potensi hasil jagung

mencapai 8 ton atau lebih untuk varietas unggul komposit dan lebih dari 13 ton untuk varietas

hibrida (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2012). Intensifikasi selain

dilakukan di lahan sawah irigasi teknis, juga dapat dilakukan di lahan kering mengingat sekitar

60 persen areal jagung di Indonesia berada di lahan kering (Indriani dan Mejaya, 2012); salah

satunya di Nusa Tenggara Barat (NTB).

NTB memiliki lahan kering sekitar 70 persen dari seluruh luas NTB dan beriklim kering

dengan bulan basah sekitar 3-4 bulan. Lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 31 persen

untuk pertanian (Bappeda NTB, 2013) dan sisanya berpeluang besar untuk pengembangan

tanaman jagung melalui program ekstensifikasi. Oleh karena itu, pengembangan tanaman

jagung menjadi prioritas pemerintah NTB guna meningkatkan produksi dan pendapatan petani

di lahan kering, melalui program PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut) (Pemda NTB, 2008)

dan dilanjutkan dengan program Pajale sejak tahun 2015. Karakterisitik varietas unggul jagung

untuk lahan kering, yaitu tahan terhadap cekaman kekeringan, umur genjah (≤ 90 hari) dan

hasilnya tinggi (Mejaya, et al., 2010).

Varietas jagung yang ditanam di lahan kering memiliki syarat antara lain; daya tumbuh

besar, mempunyai dedaunan yang rimbun, susunan perakarannya yang dalam dan kuat. Sistem

perakaran yang meliputi penyebaran akar, tahanan dan permiabilitas akar serta kemampuan

daun untuk menahan laju transpirasi, akan menentukan besarnya air yang diperlukan oleh

tanaman untuk pertumbuhannya pada lahan kering (Soetrisno, 1989). Secara umum, ideotipe

tanaman yang toleran cekaman kekeringan antara lain ukuran biji lebih besar, coleoptil lebih

panjang, pertumbuhan penutupan tanah lebih cepat, biomass sebelum keluar bunga betina

tinggi, konsentrasi ABA lebih tinggi, bersifat stay-green dan daun lebih tebal dan berlilin

(Anonymous, 2012).

Kecamatan Kayangan memiliki sebagian besar lahan kering dan petani umumnya

menanam jagung pada musim hujan. Pada musim kemarau, sangat jarang petani yang

menanam jagung karena pengairan yang cukup mahal. Saat ini, varietas yang ditanam oleh

petani adalah hibrida melalui bantuan pemerintah dan swadaya seperti NK 212, Bisi 2 dan

Pioneer 21. Umur panen varietas ini lebih dalam, sehingga frekuensi pemberian air akan lebih

banyak untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila kekurangan air, maka pertumbuhan

kurang baik dan hasil lebih rendah. Oleh karena itu, varietas hibrida nampaknya kurang cocok

untuk lahan kering, sehingga perlu mencari varietas lain, yakni varietas komposit; Kegiatan

pemuliaan Fakultas Pertanian telah menghasilkan populasi harapan, yakni P8IS. Populasi ini

Page 156: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |146

memiliki umur super genjah (< 80 hari) dan bersifat stay-green (Sudika, et. al., 2018). Sifat

umur super genjah dan stay green ini, memungkinkan frekuensi pemberian air lebih sedikit,

sehingga pendapatan yang diperoleh petani lebih tinggi. Apabila populasi harapan ini menjadi

varietas unggul, maka petani dapat memperbanyak sendiri, sehingga tidak perlu membeli benih

setiap kali penanaman. Sifat stay-green sangat bermanfaat untuk pakan ternak terutama di

musim kemarau akibat sulitnya memperoleh hijauan.

Selain menggunakan varietas yang tahan terhadap kekeringan, upaya yang dapat

dilakukan untuk mempertahankan air dalam tanah adalah dengan pemberian pupuk organik.

Pemberian pupuk organik ini dapat mengurangi frekuensi pemberian air, sehingga usahatani

jagung lebih menguntungkan. Salah satu pupuk organik tersebut adalah pupuk kandang sapi.

Hasil penelitian Kusnarta dan Sudika (2017) menyatakan, bahwa hasil tertinggi tanaman

jagung pada kondisi cekaman kekeringan di tanah pasiran Lombok Utara diperoleh dosis pupuk

kandang sapi 20 t/ha. Selain itu, sekarang pemerintah telah memberikan subsidi terhadap pupuk

organik Petroganik untuk digunakan pada penanaman berbagai jenis tanaman termasuk

tanaman jagung. Menurut Petrokimia (2008) dan Petrokimia (2015), bahwa dosis pupuk

petroganik untuk jagung hibrida adalah 500 kg/ha.

Petani sasaran belum memiliki pengetahuan tentang tanaman jagung umur super genjah

dan sifat stay green baik karakteristik dan keuntungannya. Pengetahuan tentang peranan pupuk

organik pada lahan kering juga belum dimiliki oleh petani. Ketrampilan dalam penanaman

jagung menggunakan populasi harapan umur super genjah dan stay green dengan

menggunakan pupuk organik belum diyakini oleh petani. Oleh karena itu, petani perlu diberi

kesempatan untuk melihat dan terlibat langsung dalam teknik budidaya sejak persiapan lahan

hingga panen.

Bertolak dari permasalahan di atas, maka dapat ditawarkan beberapa solusi sebagai

berikut:

1) Perlu dilakukan kegiatan pengabdian berupa penyampaian materi dalam suatu pertemuan.

Hal ini bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada petani agar

petani kenal dan paham tentang tanaman jagung yang memiliki umur super genjah dan

bersifat stay green serta peranan bahan organik dalam tanah.

Untuk lebih meyakinkan petani akan paket teknologi tersebut, maka perlu ada kegiatan

demplot. Demplot ini menyajikan penanaman berbagai macam paket teknologi; yang

menggunakan dua macam pupuk organik dan dua macam varietas jagung. Demplot

ditempatkan pada tempat yang strategis agar petani dapat menyaksikan secara utuh pertanaman

jagung tersebut. Petani dapat menilai sendiri tentang usahatani jagung menggunakan pupuk

organik dan membandingkan dua varietas pada lahan kering.

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah metode

pendidikan orang dewasa (POD) dengan teknik partisipatif. Peserta pengabdian adalah

Page 157: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |147

pengurus dan anggota kelompoktani Lembah Telaga yang ada di dusun Amor-Amor, kecamatan

Kayangan, kabupaten Lombok Utara. Mula-mula disampaikan beberapa materi kemudian

dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Materi yang akan disampaikan dalam kegiatan

ini, meliputi:

a. Kebijakan dan prospek agribisnis jagung di NTB

b. Teknik pembuatan benih jagung komposit

c. Karakteristik tanaman jagung varietas komposit umur super genjah dan stay-green dan

varietas hibrida.

d. Peranan bahan organik dalam tanah di lahan kering.

3.2. Demonstrasi plot

Demonstrasi plot dan praktek budidaya tanaman jagung di lahan kering dengan

pengairan sumur pompa, dilakukan di lahan petani pada musim kemarau. Petani secara

partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

hasil panen. Areal demplot dilakukan pada tanah petani seluas 10 Are. Areal demplot

dibagi 5 subpetak; masing-masing subpetak memuat satu paket teknologi. Paket teknologi

yang didemonstrasikan sebanyak 5 paket termasuk satu paket cara petani. Paket-paket

tersebut, sebagai berikut:

Paket I (a) : Populasi P8IS, sistem tanam jajar legowo 2: 1 dan dosis pupuk kandang

Sapi 20 t/ha

Paket I (b) : Populasi P8IS, sistem tanam tunggal dan dosis pupuk kandang

Sapi 20 t/ha

Paket II (a): Populasi P8IS, sistem tanam jajar legowo 2:1 dan dosis pupuk organik

Petroganik 600 kg/ha

Paket II (b): Populasi P8IS, sistem tanam tunggal dan dosis pupuk organik

Petroganik 600 kg/ha.

Paket III : Cara petani, yakni varietas NK212 tanpa pupuk organik.

Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak dan menggaru masing-masing satu kali

kemudian diratakan. Pupuk kandang sapi diberikan sebelum tanam dengan cara menyebarkan

secara merata pada bedengan kemudian tanah diratakan. Pupuk petroganik seluruhnya

diberikan pada saat tanam dengan cara mencampurkan 300 kg Ponska dan 100 kg Urea. Pupuk

diberikan secara tugal sekitar 5-7 cm dari lubang benih pada saat tanam. Lubang pupuk dan

benih selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemupukan susulan, diberikan pada umur 21-24 hari

setelah tanam dengan 100 kg urea. Pemupukan dilakukan secara tugal dengan jarak sekitar 10

cm dari tanaman. Pengairan diberikan secara terbatas pada seluruh pertanaman dalam demplot,

yakni 10 minggu sekali. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan satu kali, yakni segera

setelah pemupukan susulan.

Tim Pengusul akan memberikan pelayanan teknis kepada petani dengan

mengundang partisipatif petani mulai dari penyusunan/perencanaan program, pelaksanaan

Page 158: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |148

kegiatan (menanam, memelihara, panen, dan lain-lain), membandingkan, dan memutuskan

apakah paket yang dilaksanakan lebih baik atau tidak dibandingkan dengan cara petani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyampaian Materi Pengabdian

Kegiatan penyampaian materi pertama, dilakukan pada saat penanaman pada tanggal .

Materi yang disampaikan berkaitan dengan penanaman, yaitu jumlah biji per lubang, sistem

tanam jajar legowo, peran bahan organik dalam tanah dan cara pemberian pupuk organik dan

pupuk anorganik. Penempatan paket-paket teknologi yang didemonstrasikan juga disampaikan

pada saat penanaman. Beberapa anggota kelompok tani telah hadir pada saat tersebut dan

petani secara langsung mengerjakan kegiatan demplot tersebut. Hal ini menyebabkan petani

lebih paham tentang paket yang didemonstrasikan. Kegiataan penanaman jagung untuk

pembuatan demplot disajikan pada Gambar 1

Gambar 1. Petani peserta pengabdian terlibat dalam penanaman untuk demplot disertai

penyampaian beberapa mater

Dalam pemeliharaan tanaman, diberikan air terbatas untuk menunjukkan ketahanan

populasi jagung super genjah dibanding dengan varietas hibrida yang biasa ditanam petani.

Pada saat pembungaan diperlukan air yang cukup agar hasil tidak mengalali penurunan.

Pada paket yang didemonstrasikan nampak tanaman tidak layu; sedangkan cara petani mulai

layu. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan varietas super genjah yang lebih tahan

terhadap kekeringan. Selain itu, pada paket super genjah diberikan pupuk organik, sehingga

tanah lebih lama dapat menahan air. Perbedaan tingkat ketahanan super genajh dan hibrida

NK212 seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Pertemuan berikutnya, dilakukan pada saat panen bertempat di lahan dekat demplot di

desa Gumantar kabupaten Lombok Utara. Pertemuan diikuti oleh 30 orang peserta yang

terdiri dari ketua kelompoktani dan anggota beberapa kelompoktani. Kegiatan ini berlangsung

dalam suasana kekeluargaan dan suasana desa yang sangat kental karena dilaksanakan di lahan.

Materi yang disampaikan meliputi karakteristik tanaman jagung super genjah dan teknik

pembuatan benih jagung komposit. Seluruh materi yang disampaikan sangat menarik perhatian

petani. Suasana saat pertemuan, seperti terlihat pada Gambar 3.

Page 159: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |149

Gambar 2. Pertanaman cara petani mulai layu namun jagung super genjah masih

segar pada saat pembungaan

Gambar 3. Peserta sedang menyaksikan hasil demplot

Demontrasi Plot

Pelaksanaan

Demplot dilakukan dengan melakukan penanaman sesuai paket teknologi yang

direncanakan. Paket tersebut yaitu paket I (Super genjah P8IS, pupuk kandang sapi dan sistem

tanam jajar legowo; paket II (Super genjah P8IS, pupuk organik petroganik dan sistem tanam

jajar legowo) dan paket III (cara petani: varietas hibrida NK212, sistem tanam tunggal dan

tanpa pupuk organik). Lahan yang digunakan seluas 10 are berupa lahan kering di Desa

Gumantar. Penanaman dilakukan tanggal 23 Juni 2019. Sistem tanam jajar legowo 2: 1

menggunakan jarak tanam (20 x 35 cm) x 70 cm dan sistem tunggal oleh petani menggunakan

jarak tanam 20 x 70 cm. Penanaman dilakukan dengan cara tugal dan tiap lubang tugal diisi 2

biji, dengan dokumentasi seperti disajikan pada Gambar 4.

Dalam pelaksanaan demplot, tidak ada kendala yang berarti karena pompa dapat

berfungsi selama pelaksanaan demplot. Serangan hama terjadi, yakni hama ulat penggerek

bunga jantan, namun segera dapat diatasi dengan menyemprotkan insektisida Prevaton.

Page 160: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |150

Gambar 4. Teknik penanaman jagung dengan sistem

tanam tugal Gambar 5. Keikut-sertaan petani saat panen pada

petak demplot dan menyaksikan hasil panen

Pada saat ini juga dilakukan panen pada petak demonstrasi oleh beberapa petani sendiri dan

langsung menyaksikan hasil panen setiap paket. Pada saat bersamaan dipanen pula varietas

hibrida NK212 (cara petani) walaupun masih muda. Hal ini untuk menunjukkan bahwa paket

jagung super genjah jauh lebih cepat panen dibanding paket petani. yang menggunakan varietas

NK212, seperti terlihat pada Gambar 5.

Pada Gambar tersebut terlihat, bahwa pada saat panen jagung Super genjah umur 78

hari, varietas hibrida NK212 sedang fase pengsian biji dan dipanen pada umur 98 hari.

Pengamatan terhadap beberapa variabel pada saat panen telah dilakukan, meliputi jumlah

tongkol yang dipanen dan bobot tongkol kering panen per ubinan. Ukuran ubinan adalah 3 x

7,4 m (16 baris untuk jajar legowo dan 13 baris untuk sistem tanam tunggal. Setiap baris terdiri

atas maksimal 15 tanaman), namun pada saat panen jumlah tongkol yang dipanen tidak

maksimal. Data beberapa variabel pada demplot saat panen, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data umur panen, jumlah tongkol yang dipanen dan bobot tongkol kering

panen setiap paket teknologi No. Paket teknologi Umur

panen

(hari)

Jumlah

tongkol

maksimal

(tongkol)

Jumlah

tongkol yang

dipanen

(tongkol)

Bobot

tongkol

kering

panen (kg)

Rata-rata

bobot per

tongkol (g)

1 Paket Ia (P8IS, jarwo dan

pupuk kandang sapi)

78 240 186 (77,5 %) 23,476 126,25

2 Paket Ib (P8IS, sistem

tanam tunggal dan pupuk

kandang sapi)

78 185 169 (91,4%) 21,577 127,7

3 Paket IIa (P8IS, jarwo dan

pupuk petroganik)

78 240 182 (75,8 %) 22,809 125,3

4 Paket IIb (P8IS, sistem

tanam tunggal dan pupuk

petroganik)

78 185 174 (94,0 %) 23,008 132,2

5 Paket III (cara petani:

NK212, sistem tanam

tunggal dan tanpa pupuk

organik)

98 185 171 (92,4 %) 23,085 135,00

Page 161: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |151

Pada Tabel 1 terlihat, bahwa jumlah tongkol maksimal sistem tanam jajar legowo lebih

banyak dibanding sistem tanam tunggal karena jumlah barisnya lebih banyak. Persentase

jumlah tongkol yang dipanen jauh lebih banyak pada sistem tanam tunggal, yaitu rata-rata 92,6

persen untuk sistem tunggal termasuk cara petani dan 76,7 persen untuk sistem jajar legowo.

Bobot tongkol kering panen sistem jarwo dengan pupuk kandang sapi lebih berat disbanding

sistem tunggal; namun sebaliknya pada petroganik, justru sistem tunggal lebih berat

tongkolnya. Rata-rata bobot per tongkol terberat pada sistem tunggal dengan petroganik untuk

populasi super genjah. Umur panen super genjah rata-rata 78 hari untuk keempat paket

teknologi; sedangkan untuk cara petani, varietas NK212 panennya umur 97 hari; lebih lambat

20 hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bertolak dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1. Terjadi peningkatan pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super

genjah, teknik pembuatan benih jagung komposit dan peranan bahan organik dalam tanah

akibat telah dilaksanakan pertemuan, diskusi dan pengamatan pada demplot.

2. Keempat paket teknologi jagung Super genjah lebih awal panen dibandingkan paket cara

petani yang menggunakan varietas hibrida NK212.

3. Rata-rata bobot tongkol kering panen pada paket super genjah dengan pupuk kandang sapi

pada kedua sistem tanam sebesar 22,515 kg/ubinan (10,051 t/ha) sama dengan penggunaan

petroganik sebesar 22,935 kg/ubinan (10,239 t/ha).

4. Petani disarankan untuk menggunakan paket jagung super genjah yang menggunakan

pupuk petroganik sebanyak 600 kg per hektar dengan sistem tanam jajar legowo atau

tunggal.

Ucapan Terima Kasih

Tim pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas

Mataram atas dana yang telah diberikan, sehingga kegiatan ini dapat berlangsung sesuai

rencana. Tim juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua LPPM Universitas Mataram

beserta staf; yang telah membantu dalam proses mulai dari pengajuan proposal, pencairan dana

hingga diterimanya laporan akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Akbarwati, I., 2015. Kualitas Jagung Indonesia Lebih Baik, Kenapa Impor?

https://www.selasar.com/ekonomi/kualitas-jagung-indonesia-lebih-baik- kenapa -impor

(Diakses, 21 Nopember 2015).

Anonymous, 2012. Breeding for Drought Stress Tolerance. https://en.wikipedia.

org/wiki/Breeding_for_drought_stress_tolerance. (Diakses, 9 Agustus 2015)

Page 162: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |152

Anonymous, 2014. Kebutuhan Jagung untuk Pakan Ternak 14.7 Juta Ton. http://www.

Antaranews.com/berita/450362/kebutuhan-jagung-untuk-pakan-ternak—14.7-juta-

ton/htm. (Diakses, 20 April 2015).

Arifenie, F.N., 2013. Impor Jagung Pakan Ternak Akan Melonjak 86 %.

http://industri.kontan.co.id/news/impor-jagung-pakan-ternak-akan-melonjak -86

(Diakses, 20 April 2015).

Badan Pusat Statistik, 2013. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Angka Sementara Tahun

2012). Berita Resmi Statistik BPS No. 20/03/Th.XVI.

Bappeda NTB, 2013. NTB Dalam Angka 2012. Mataram. 1-25..

Indriani, F.C. dan Mejaya, 2012. Toleransi Genotipe Jagung Biji Putih terhadap Cekaman

Kekeringan. Hal. 411 – 420. Prosiding Seminar Nasional Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Kusnarta dan Sudika, 2017. Kajian Daya Hasil Berbagai Umur Panen Tanaman Jagung

Melalui Pengaturan Teknik Budidaya Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan Di

Lahan Kering. (Laporan Hasil Penelitian Tahun I)

Mejaya, M. J., Azrai dan R. N. Iriany, 2010. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari

Bebas. Hal. 55 - 73. Dalam Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Litbang

Deptan.

Musta’idah, A., 2013. Impor Jagung 2013 Capai 3,2 Juta Ton.

http://www.investor.co.id/agribusiness/impor-jagung-2013-capai-32-juta-ton/73742.

(Diakses, 26 Januari 2014).

Pemda NTB, 2008. Arah Kebijaksanaan Pemerintah Propinsi NTB. Bappeda NTB, Mataram.

Petrokimia, 2008. Anjuran Penggunan Petroganik.

http://petroganik.blogspot.co.id/2008/02/anjuran penggunaan.html (Diakses 26 Maret

2018)

Petrokimia, 2015. Pemupukan Berimbang pada Tanaman Jagung Hibrida.

http://petroganik.com/pemupukan-berimbang-pada-tanaman-jagung-hibrida/ (Diakses

26 Maret 2018)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2012. Perkembangan Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian. Badan Penelitian dan Pngembangan Pertanian Departemen

Pertanian.

Soetrisno, 1989. Bimbingan Praktis Pola Tanam pada Lahan Kering. Armico, Bandung. 47.

Page 163: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |153

Public Sharing on Prevention and Impact of Bullying in Adolescents

I Wahyu Sulistya Affarah*, Emmy Amalia, Lina Nurbaiti,

Hamsu Kadriyan, Pujiarohman Faculty of Medicine, University of Mataram, Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

bullying, remaja,

pelajar

Abstrak: Latar Belakang. Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial

yang terutama ditemukan di kalangan pelajar. Bullying dapat membawa

dampak buruk yang berat pada korban termasuk gangguan belajar,

gangguan mental, gangguan fisik, dan masalah kesehatan lain. Kebanyakan

perilaku bullying terjadi secara tersembunyi (covert) dan sering tidak

dilaporkan, sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang.

Tujuan. Untuk memberikan gambaran dan meningkatkan pengetahuan

masyarakat umumnya dan pelajar SMA khususnya tentang bullying

Metode. Terdapat dua metode yang digunakan yakni diskusi partisipatif

untuk menjangkau target sasaran masyarakat awam dan penyuluhan untuk

target sasaran pelajar.

Hasil: Kegiatan public sharing dilakukan pada bulan September 2018 di

salah satu kafe di Mataram. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta

dengan latar belakang pendidikan, usia, dan profesi yang berbeda. Dari 20

orang peserta, sebagian besar berprofesi sebagai guru dan yang lain adalah

dokter umum, mahasiswa, pelajar, dan ibu rumah tangga. Rentang usia

peserta adalah 11-45 tahun. Sedangkan untuk penyuluhan diikuti oleh 40

orang siswa kelas XI dan XII SMAN 3 Mataram. Narasumber berjumlah

empat orang yangmana salah satunya adalah mahasiswa asal Jepang yang

sedang menyelesaikan tesisnya di kota Mataram. Terdapat empat materi

dari narasumber yang meliputi topik tentang: Bullying ditinjau dari sudut

pandang psikiatri; Dampak bullying pada kesehatan masyarakat; Mencegah

prilaku bullying dari rumah, serta prilaku bullying di sekolah-sekolah di

Jepang sekaligus diseminasi hasil penelitian tentang bullying di sekolah

menengah atas di Kota Mataram.

Kesimpulan: Kegiatan pengabdian ini merupakan upaya untuk

mendiseminasikan informasi terkait bullying pada remaja serta

pencegahannya. Didapatkan beberapa kasus bullying kategori ringan

berdasar pengalaman peserta. Secara umum, pengetahuan mengenai

bullying, dampak maupun pencegahannya masih kurang, sehingga tidak

terlaporkan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang terutama ditemukan di kalangan

pelajar. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bullying semakin mendapat perhatian

banyak pihak, baik peneliti, pendidik, organisasi perlindungan, dan tokoh masyarakat (Rudi,

2010). Kebanyakan perilaku bullying terjadi secara tersembunyi (covert) dan sering tidak

Page 164: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |154

dilaporkan, sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang (Glew, Rivara, & Feudtner,

2000).

Beberapa penelitian mengenai bullying yang dilakukan pada anak-anak usia sekolah

menengah di beberapa negara dengan pendapatan yang tinggi menunjukkan prevalensi bullying

yang cukup tinggi, yaitu antara 5-57%, sedangkan pada negara-negara dengan pendapatan

menengah atau rendah prevalensi bullying didapatkan lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 12-100%

(Fleming, 2009). Nansel dan kawan-kawan di tahun 2001 melakukan penelitian terhadap

15.600 siswa kelas 6 sampai kelas 10 di Amerika, dan hasilnya menunjukkan sekitar 10,6%

dari mereka melaporkan menjadi korban bullying dengan frekuensi kadang-kadang dan sering

selama masa sekolah, 13% mengaku melakukan bullying pada orang lain dengan frekuensi

kadang-kadang dan sering, dan 6,3% dari seluruh sampel menjadi pelaku dan korban bullying

(Khairiyah, 2015).

Berdasarkan studi Ndetei dan kawan-kawan pada tahun 2007, perilaku bullying juga

terjadi di sekolah menengah. Bentuk bullying yang banyak terjadi adalah dengan memukul,

mengejek, memanggil nama panggilan, mengancam, dan mengambil barang milik korban.

Perilaku tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan. Keadaan ini akan terus

berlangsung karena korban tidak berani untuk melawan. Dampak dari perilaku bullying dapat

menyebabkan korban merasa malu, tertekan, perasaan takut, sedih dan cemas. Jika kondisi ini

berkepanjangan bisa mengarah ke depresi (Okoth, 2014). Selain dampak dari masalah

psikologis juga dapat berpengaruh terhadap masalah kesehatan fisik seperti memar pada daerah

yang dipukul, lecet, bengkak, sulit tidur, nafsu makan menurun. Gejala lain yang dimunculkan

diantaranya merasa terancam, sulit berkonsentrasi, penurunan prestasi akademik dan merasa

sendiri (Laeheem, 2013). Bullying juga dihubungkan dengan angka bunuh diri yang tinggi di

kalangan remaja (Center for Desease Control and Prevention, 2016).

Beberapa penelitian mengenai bullying melaporkan berbagai dampak negatif yang

ditimbulkannya dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Ketika terjadi peristiwa bullying,

pelaku dan korban sama-sama merupakan elemen kunci yang perlu mendapatkan perhatian

khusus. Pelaku bullying pada umumnya memiliki ciri khas, yaitu agresivitas yang tinggi dan

kurang memiliki empati. Mereka cenderung menampilkan perilaku negatif dan antisosial

(misalnya, membolos, nakal, penyalahgunaan zat) selama masa remaja dan berisiko untuk

mengalami gangguan kejiwaan (Gini, 2008).

Bagi korban bullying, sekolah dapat menjadi tempat yang tidak menyenangkan dan

berbahaya. Ketakutan yang mereka alami dapat menimbulkan depresi, low self esteem (LSE),

dan sering absen. Biasanya korban bullying akan mengalami perubahan perilaku, seperti: sering

menyendiri, menarik diri dari pergaulan dengan teman sebayanya (peer group), dihantui

perasaan takut jika berhadapan dengan guru, semangat dan motivasi belajar menurun, serta

penurunan daya kreativitas. Semua ini tentu saja akan berpengaruh pada menurunnya prestasi

belajar siswa. Korban bullying merasakan berbagai emosi negatif (marah, dendam, kesal,

tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam), namun mereka tidak berdaya

menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya

Page 165: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |155

perasaan bahwa dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, di sebagian besar negara barat,

bullying dianggap sebagai hal yang serius karena cukup banyak penelitian yang menunjukkan

bahwa dampak dari perilaku ini sangat negatif (Kyriakides, 2006; Huraerah, 2007).

Bullying merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan secara berulang dan melibatkan

adanya kekuatan fisik antara korban dan pelaku. Di Indonesia, Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) merilis data bahwa kasus bullying pernah dialami sekitar 87,6 % anak usia

12 tahun hingga 17 tahun dimana korban laki-laki lebih banyak dari perempuan dan perilaku

bullying lebih rentan terjadi pada usia remaja awal (Desiree, 2013; Aisiyai, 2015; Yani et al,

2016). Bullying yang terjadi di Indonesia banyak ditemukan di lingkungan sekolah baik formal

maupun non formal. Menurut penelitian terdahulu kasus bullying yang sering terjadi sekitar 61

– 73 % dalam bentuk kekerasan, pemerasan, mengancam dan mengambil barang–barang,

selebihnya merupakan kasus bullying dalam bentuk yang lain seperti cyber bullying.

Namun demikian, dari hasil penelitian dari beberapa negara, angka kejadian bullying di

Indonesia termasuk rendah jika dibandingkan negara-negara lain. Persentase siswa sekolah

berusia 13-17 tahun yang mendapatkan bullying hanya sebesar 20,6%, sementara persentase di

negara-negara Asia Tenggara lain berkisar 36,2% (Center for Desease Control and Prevention,

2015). Namun demikian masih sedikit informasi yang dapat digali terkait bullying di Indonesia

sehingga perlu dilakukan public sharing pencegahan dan dampak perilaku bullying pada remaja

di Kota Mataram, NTB.

METODE KEGIATAN

Pada tahap persiapan, tim pengabdian melakukan telusur pustaka tentang kondisi

bullying di Indonesia pada umumnya dan di Mataram pada khususnya. Kemudian tim

pengabdian memilih 5 (lima) SMA Negeri di Kota Mataram dengan karakteristik yang serupa

yakni prestasi akademik, latar belakang tingkat ekonomi, dan latar belakang sosial budaya

yang heterogen. Kelima SMA Negeri ini mendapat undangan khusus untuk menghadiri public

sharing. Sedangkan untuk kegiatan edukasi, dipilih salah satu sekolah yakni SMA Negeri 3

Mataram. Selanjutnya tim menyiapkan materi, alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk

skrining bullying. Materi yang disiapkan meliputi:

a. Mengenal A sampai Z bullying

b. Tanda dan gejala perilaku bullying

c. Pelaku, korban, dan pelaku-korban

d. Pencegahan bullying dan apa yang bisa kita lakukan

e. Penanganan bullying.

Pada tahap intervensi, tim turun ke lapangan bersama-sama dan melakukan pemaparan

materi yang telah disiapkan secara bersama-sama sebagai satu kesatuan, tidak membagi diri.

Terdapat tiga orang mahasiswa yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini, yakni:

Pada kegiatan public sharing anggota tim ada yang bertugas sebagai pemberi materi,

moderator, notulen, dan observer. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif

dengan peserta.

Page 166: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |156

Pada hari berikutnya yang telah ditetapkan, dilakukan edukasi kepada siswa pada

khususnya, dan civitas akademik SMA pada umumnya mengenai bullying dalam bentuk

penyuluhan dan diskusi aktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan public sharing dilaksanakan pada hari Minggu, 1 September 2019 pukul 09-00 sampai

selesai. Sedangkan kegiatan edukasi di SMAN 3 Mataram dilaksanakan pada hari Senin,

tanggal 2 September 2019.

Hasil Kegiatan

1. Public Sharing

Total sebanyak 20 orang (14 perempuan) mengikuti kegiatan public sharing ini. Rentang

usia bervariasi dari usia 9-40 tahun. Profesi peserta sangat bervariasi, sebagian besar

berprofesi sebagai guru, baik guru SD, SMP maupun SMA, sisanya adalah mahasiswa,

pelajar, Ibu rumah tangga, dokter umum, dan pegawai swasta.

Terdapat 4 sesi yang berisi 4 materi, diikuti diskusi pada tiap akhir sesi. Anggota tim

memiliki tugas sebagai berikut:

1. dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH pembawa acara sekaligus moderator

2. dr. Emmy Amalia, Sp. KJ pemateri & notulen

3. dr. Lina Nurbaiti, M. Kes pemateri & notulen

4. Pujiarohman, M. Psi pemateri & publikasi

5. Dr. Hamsu Kadriyan, Sp. THT-KL, M. Kes publikasi & dokumentasi

Gambar 1. Penyampaian empat materi oleh narasumber

Page 167: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |157

Gambar 2. Suasana interaktif dalam public sharing serta pembagian hadiah bagi peserta yang aktif

Edukasi di SMAN 3 Mataram

Kegiatan edukasi tentang bullying ini diikuti oleh perwakilan siswa kelas 11 dan 12 SMAN

3 Mataram sebanyak 40 siswa. Diskusi berlangsung dinamis. Beberapa pertanyaan terkait

batasan bullying, dampak, dan cara mengatasi muncul selama diskusi. Beberapa

pengalaman yang pernah dialami dan termasuk dalam kategori bullying dipaparkan oleh

beberapa siswa. Namun, tidak terdapat pengalaman kasus bullying dengan kategori berat.

Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemberian pretes dan diakhiri dengan pemberian

postes kepada peserta setelah penyuluhan berakhir. Didapatkan perbaikan nilai pada

postes dibandingkan dengan nilai pretes dimana nilai rata-rata pretes 5,92 dan nilai rata-

rata postes 8,13.

Materi penyuluhan meliputi definisi bullying, faktor-faktor risiko yang membuat

seseorang rentan mengalami bullying, individu yang terlibat (pelaku dan korban),

patofisiologi terjadinya bullying, dampak bullying, bagaimana tata laksananya dan

bagaimana strategi mencegah bullying. Penyuluhan dilakukan secara interaktif antara

pemberi materi dengan peserta dengan media presentasi power point dan bersifat

pemaparan materi yang diikuti dengan diskusi interaktif. Proses penyuluhan dimulai dari

jam 08.00 WITA ditandai dengan dimulainya pretes dan diakhiri pada jam 13.00 WITA

ditandai dengan selesai dilakukannya postes kepada peserta.

Sebagian siswa menganggap terdapat faktor protektif di sekolah-sekolah di SMU Negeri

di Kota Mataram yang dapat menghambat terjadinya bullying. Faktor-faktor tersebut

meliputi adanya mata pelajaran PPKN dan pendidikan agama, dimana siswa diajarkan

tentang bertoleransi terhadap perbedaan, berbuat baik dan tidak menyakiti terhadap

sesama sebagai bagian ketakwaan terhadap Tuhan. Selain itu terdapat peran wali kelas

yang diharapkan dapat mendeteksi sejak dini jika terdapat kasus bullying di kelas. Adanya

UKS dan guru bimbingan dan konseling juga diharapkan menjadi pintu skrining untuk

mendeteksi adanya kasus-kasus bullying dan dapat menyelesaikan kasus bullying yang

terjadi sehingga tidak terjadi dampak jangka panjang.

Page 168: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |158

Gambar 4. Suasana Edukasi tentang bullying SMUN 3 Mataram

Evaluasi kegiatan

1. Kegiatan public sharing ini berjalan lancar dan mendapatkan sambutan yang baik,

meski perwakilan dari Sekolah Menengah Atas yang diundang tidak dapat hadir.

Seluruh peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Sesi diskusi

berlangsung dinamis di tiap akhir sesi. Partisipan yang cukup aktif terutama adalah yang

berprofesi sebagai guru karena selama ini merasa kurang memiliki informasi mengenai

bullying, baik dalam hal pengertian, dampak, maupun pencegahan serta cara

penanganannya. Padahal, kasus bullying ini kerap ditemui diantara siswa, terutama yang

termasuk dalam kasus ringan.

2. Kegiatan Edukasi di SMAN 3 Mataram

Selain diskusi berlangsung dinamis, kegiatan ini diikuti oleh para siswa secara aktif dari awal

hingga akhir acara. Didapatkan ketidaktahuan tentang perilaku bullying pada sebagian besar

siswa yang hadir. Banyak dipaparkan pengalaman tentang perilaku bullying yang termasuk

dalam kategori ringan, namun para siswa tidak menyadarinya. Oleh karenanya, dipandang

perlu untuk dilakukan edukasi serupa ke depan dengan cakupan sasaran yang lebih luas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bullying merupakan masalah sosial yang sering ditemukan, terutama di kalangan

pelajar. Bullying dapat memberikan dampak buruk yang berat pada korban berupa gangguan

belajar, gangguan mental, gangguan fisik, dan masalah kesehatan serta psikososial lain. Di

beberapa negara, bullying berkontribusi besar terhadap angka kejadian bunuh diri pada remaja.

Dari kegiatan pengabdian masyarakat public sharing dan edukasi di SMUN 3 Mataram ini,

didapatkan data bahwa sebagian besar masyarakat umum maupun siswa SMUN 3 Kota

Mataram belum cukup mengenal bullying, mengetahui faktor-faktor risiko yang mungkin

membuat siswa rentan mengalaminya, dapat mengenal tanda dan gejala korban bullying, dan

sampai saat ini dapat mengatasi kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah. Sehingga,

kewaspadaan dan deteksi dini terhadap kejadian bullying perlu ditingkatkan.

Terdapat beberapa faktor protektif yang dapat mencegah terjadinya bullying di

lingkungan sekolah di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi adanya mata pelajaran PPKN,

Page 169: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |159

Pendidikan Agama, tersedianya layanan bimbingan dan konseling, serta layanan UKS yang

dapat mendeteksi tanda dan gejala bullying pada siswa. Faktor-faktor ini perlu dipertahankan

dan juga digunakan sebagai media untuk pencegahan dan penyelesaian kasus bullying yang

sudah terlanjur terjadi.

Dari hasil edukasi kepada siswa melalui penyuluhan, didapatkan nilai rata-rata pretes

5,92 dan nilai rata-rata postes 8,13 yang berarti terdapat peningkatan pengetahuan dasar siswa

terhadap bullying. Berdasarkan hasil kegiatan ini, direkomendasikan kepada pihak sekolah dan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB untuk menambah informasi dan pengetahuan

terkait bullying kepada tenaga pendidik maupun siswa sejak awal masa sekolah. Informasi dan

pengetahuan yang cukup tentang bullying akan mengurangi risiko gangguan fisik maupun

mental sebagai dampak jangka panjang dari bullying.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini melalui

jalur PNBP.

DAFTAR PUSTAKA

Gini G, Pozzoli T, 2009. Association Between Bullying and Psychosomatic Problems: A Meta-

analysis. Pediatrics ; 123: p.1059-1065 www.pediatrics.org

Rudi T, 2010. Informasi Perihal Bullying. Indonesian Anti Bullying

Glew G, Rivara F, & Feudtner C, 2000. Bullying: Children Hurting Children. Pediatrics in

Review; 21; 183 : p.1-10.

Huraerah A, 2007. Child Abuse (kekerasan terhadap anak), Bandung: Nuansa.

Kyriakides L, Kaloyirou C, Lindsay G, 2006. An analysis of the Revised Olweus Bully/Victim

Questionnaire Using the Rasch Measurement Model. British Journal of Educational

Psychology. 76, p.781-801 www.bpsjournals.co.uk

Sejiwa Foundation, 2010. Penelitian mengenai kekerasan di sekolah, April 2008.

Khairiyah S. 2015. Korelasi antara Perilaku Bullying dan Tingkat Self-Esteem pada Pelajar

SMPN di Surabaya.

Centers for Disease Control and Prevention. 2016. Understanding Bullying Factsheet 2016.

Available from: https://www.cdc.gov/violenceprevention/pdf/bullying_factsheet.pdf

Page 170: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |160

Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Pada Lansia Pensiunan

Perum Bulog Cabang Mataram, NTB

Emmy Amalia*, Dian Puspita Sari, Ni Nyoman Geri Putri, Sigit Kusdaryono Faculty of Medicine, University of Mataram, Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

kesehatan jiwa,

lansia

Abstrak: Latar belakang: Di Indonesia, populasi penduduk lanjut usia

(lansia) semakin bertambah. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah

penduduk lansia mencapai 28,8 juta jiwa. Populasi pensiunan yang

sebelumnya bekerja dan kemudian mengalami masa paripurna, termasuk

salah satu populasi yang beresiko mengalami gangguan mental akibat

kehilangan pekerjaan. Selain itu, perubahan yang terjadi pada lansia terkait

dengan penurunan fungsi fisik dan mental, dapat memunculkan

permasalahan kesehatan, salah satunya kesehatan mental.

Tujuan: Meningkatkan pengetahuan lansia akan pentingnya kesehatan

mental dan mendeteksi adanya gangguan jiwa pada lansia pensiunan Perum

Bulog Cabang Mataram, NTB.

Metode: Kegiatan ini terdiri atas dua aktivitas. Pertama pemberian materi

edukasi tentang kesehatan jiwa pada lansia, yang dilanjutkan dengan sesi

diskusi dengan peserta. Selanjutnya dibuka sesi skrining pemeriksaan

kesehatan jiwa dengan menggunakan MINI-ICD X kepada setiap peserta.

Seusai skrining, peserta diberi kesempatan melakukan konsultasi tertutup

dengan psikiater.

Hasil: Kegiatan diikuti oleh 60 peserta. Kegiatan pemberian materi edukasi

meliputi memahami apa itu lansia; perubahan fisiologis yang terjadi pada

lansia; tanda dan gejala gangguan kesehatan pada lansia, khususnya

gangguan kesehatan jiwa; penanganan yang dapat dilakukan; dan

bagaimana menjalani hidup yang sehat di usia tua. Sebagian besar peserta

merasa tidak mengetahui tentang masalah kesehatan jiwa pada lansia

sebelum diberi edukasi. Selesai sesi edukasi, dilakukan skrining

pemeriksaan kesehatan jiwa menggunakan alat ukur MINI-ICD X. Dari

hasil skrining didapatkan 10 peserta (16,67%) mengalami tanda-tanda

depresi, 8 peserta (13,33%) mengalami gangguan tidur, dan 11 peserta

(18,33%) mengalami gejala cemas. Selanjutnya tim membuka layanan

konsultasi jiwa secara privat. Terdapat 1 orang peserta (1,67%) yang dirujuk

ke pelayanan kesehatan jiwa setempat karena membutuhkan penanganan

lebih lanjut.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Proses penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari. Pada hakikatnya, proses

penuaan akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada orang lanjut usia.

Perubahan pada lansia terkait dengan penurunan fungsi tubuh yang terjadi secara fisiologis

sehingga pada lansia lebih berpotensi terjadi permasalahan kesehatan, baik fisik maupun

Page 171: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |161

mental. Jika tidak ditangani dengan tepat, permasalahan kesehatan ini dapat menyebabkan

berbagai komplikasi yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup secara

bermakna.. Selain itu, permasalahan kesehatan fisik maupun mental dapat saling

mempengaruhi dan memperberat satu sama lain. Lansia yang mengalami permasalahan

kesehatan juga akan mengalami beberapa perubahan. Menurut Damping (2013) dan Chalise

(2014), perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, proses berpikir, perasaan, dan

perilaku.

Para pensiunan merupakan salah satu kelompok lansia, yang seperti lansia lain pada

umumnya, rentan mengalami gangguan kesehatan terutama kesehatan mental. Menurut Chen,

et al (2014) dan Fiske, et al (2010) dalam Varma (2012) disebutkan bahwa gejala depresi yang

terlihat pada lanjut usia berhubungan dengan bertambahnya usia, berkurangnya partisipasi

dalam kegiatan-kegiatan sosial, hidup sendiri, hilangnya tujuan hidup, masalah ekonomi,

penggunaan alkohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, penyakit fisik, perceraian, dan

perubahan-perubahan status sosial lain karena menua. Faktor-faktor risiko ini didapatkan pada

orang yang memasuki masa pensiun. Oleh karena itu penulis ingin melakukan kegiatan

pengabdian kepada para pensiunan pegawai Perum Bulog Cabang Mataram, NTB.

METODE KEGIATAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana kaum lansia merupakan kelompok

yang berpotensi mengalami masalah kesehatan baik fisik maupun mental, dan terutama

kelompok pensiunan rentan mengalami gangguan mental akibat kehilangan pekerjaan,

masalah finansial, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, dan adanya

perubahan status sosial dari kondisi sebelumnya, maka tim PPM akan melakukan edukasi

mengenai kesehatan jiwa pada lansia sekaligus melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa pada

pensiunan pegawai di kantor Perum Bulog Cabang Mataram, NTB.

Pada tahap persiapan, tim PPM melakukan studi pendahuluan dengan berkoordinasi

dengan kantor Perum Bulog cabang Mataram untuk mendata jumlah pensiunan yang terdaftar

di Perum Bulog Cabang Mataram, NTB. Selain itu tim PPM juga melakukan telusur pustaka

untuk mengetahui kondisi lansia di NTB, apa jumlah penyakit terbanyak yang diderita,

bagaimana status sosial ekonomi dan sosialnya, serta permasalahan kesehatan jiwa yang

umumnya dihadapi.

Selanjutnya tim melakukan sosialisasi rencana pelaksanaan pengabdian yang akan

dilakukan dengan kantor Bulog Cabang Mataram agar kantor dapat mengorganisasi pertemuan

dengan para pensiunan. Tim PPM juga menyiapkan materi yang akan disampaikan pada sesi

edukasi.

Selesai sesi edukasi, tim PPM akan membuka layanan pemeriksaan kesehatan jiwa

konsultasi secara tertutup. Jadi para pensiunan yang ingin berkonsultasi terhadap masalah

yang dihadapinya dapat menemui psikiater yang bertugas dan mendapatkan pemeriksaan dan

penanganan.

Page 172: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |162

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian dilakukan pada Hari Sabtu, 27 April 2019 di Kantor Bulog

Cabang Mataram. Kegiatan dimulai pada pukul 9.00 WITA di masjid kantor Bulog. Kegiatan

tersebut diikuti oleh 60 peserta, dengan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 1 Karakteristik Lansia Pensiunan Perum Bulog yang Mengikuti Sesi Edukasi

Karakteristik Jumlah Prosentase

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

30

30

50%

50%

Usia (tahun)

50-60

60-70

70-80

Tingkat Pendidikan

S1

Diploma

SMA

Tempat Tinggal

Mataram

Lombok Barat

Lombok Tengah

5

42

13

31

23

6

43

12

5

8,33%

70%

21,66%

51,66%

38,33%

10%

71,66%

20%

8,33%

Berdasarkan karakteristik di atas, tampak bahwa jumlah peserta laki-laki dan

perempuan sama (50%). Sebagian besar peserta berada pada rentang usia 60-70 tahun (70%).

Sebagian besar peserta mempunyai latar belakang pendidikan S1 (%1,66%). Sebagian besar

peserta bertempat tinggal di Mataram (71,66%).

Kegiatan dimulai dengan pemberian edukasi oleh Tim PPM. Sebelum kegiatan,

sebagian besar peserta merasa belum memahami apa itu kesehatan jiwa pada lansia. Adapun

materi edukasi yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman akan lansia dan perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia

2. Tanda dan gejala gangguan-gangguan kesehatan pada lansia, khususnya gangguan

kesehatan jiwa

3. Penanganan gangguan yang dapat dilakukan

4. Bagaimana menjalani hidup lebih sehat di usia tua

Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi. Banyak peserta yang

mengajukan pertanyaan dan pendapat terkait materi diskusi.

Gambar 1. Sesi Edukasi Kesehatan Jiwa pada Lansia

Page 173: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |163

Acara selanjutnya adalah dilakukan skrining kesehatan jiwa menggunakan kuisioner

MINI ICD-X. Dari hasil skrining didapatkan 10 peserta (16,67%) mengalami tanda-tanda

depresi, 8 peserta (13,33%) mengalami gangguan tidur, dan 11 peserta (18,33%) mengalami

gejala cemas. Hasil ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian dimana pada lansia memang

rentan untuk mengalami gangguan mental tertentu, misalnya depresi (Aryawangsa, et al 2016).

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan mental pada lansia meliputi

bertambahnya usia, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, hidup sendiri,

hilangnya tujuan hidup, masalah ekonomi, penggunaan alkohol dan rokok, penggunaan obat-

obatan, penyakit fisik, perceraian, dan perubahan-perubahan status sosial lain karena menua

(Damping, 2013; Chipps, et al 2017).

Gambar 1. Hasil Skrining Peserta Edukasi

Selanjutnya tim PPM membuka layanan konsultasi jiwa secara tertutup dan bersifat personal.

Layanan ini dilakukan oleh psikiater yang juga merupakan anggota tim PPM. Terdapat 22

orang yang mengikuti pelayanan ini. dari 22 orang yang berkonsultasi, terdapat 1 orang peserta

(1,67%) yang dirujuk ke pelayanan kesehatan jiwa setempat karena membutuhkan penanganan

lebih lanjut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pengabdian edukasi dan pemeriksaan kesehatan jiwa pada lansia pensiunan

Perum Bulog Cabang Mataram didapatkan:

1. Sebagian besar lansia belum memahami pentingnya kesehatan jiwa pada lansia.

2. Terdapat beberapa gangguan mental yang berpotensi terjadi pada lansia, yaitu

gangguan tidur, gangguan depresi, dan kecemasan, akibat perubahan faktor fisik

dan psikis.

3. Diperlukan skrining rutin dan penelitian lebih lanjut terhadap karakter lansia

khususnya di Kota Mataram, NTB untuk mendapatkan data demografi lansia lokal

yang dapat bermanfaat untuk strategi peningkatan kesehatan pada lansia setempat.

Saran agar dapat dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap lansia di Kota Mataram

dan Provinsi NTB pada umumnya.

0

10

20

30

40

Tidak terdapatgangguan

Cemas Gangguan tidur Depresi

31

118 10

jum

lah

gangguan

Hasil Skrining MINI ICD-X

Page 174: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |164

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini melalui

jalur PNBP.

DAFTAR PUSTAKA

Damping, C, E. (2013), Psikiatri Geriatri dalam Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Aryawangsa, A, A, N., Ariastuti, L, N, P. (2016). Prevalensi dan Distribusi Faktor Risiko

Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar

Bali 2015. Intisari Sains Medis. Vol. 7(1), hal 18-22.

Chalise, H, N. (2014). Depression Among Elderly Living in Briddashram (Old Age Home).

Advances in Aging Research. Vol. 3(1), hal 6-11.

Chen, Y., Feeley, T, H. (2014). Social Support, Social Strain, Loneliness, and Well Being

Among Older Adults: An Analysis of The Health and Retirement Study. Journal of

Social and Personal Relationships. Vol. 31(2), hal 141-161.

Chipps, J., Ramlall, S., Padayachey, U. (2017). Depression in Older Adults: Prevalence and

Risk Factors in A Primary Health Care Sample. South African Family Practice. Vol.

59, hal 61-66.

Fardan, M, M. (2018). Hubungan antara Hipertensi terhadap Tingkat Depresi Lansia (Studi di

Puskesmas Cisadea Kota Malang). Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Fiske, A., Wetherell, J, L., Gatz, M. (2009). Depression in Older Adults. Annual Review of

Clinical Psychology. Vol. 5, hal 363-389.

Page 175: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |165

Skrining Anemia Pada Siswi SMA Negeri 1 Praya

Ika Primayanti*1, Ni Nyoman Geriputri2, Marie Yuni A2, Ario Danianto3,

M.Rizkinov J3, Rika Hastuti S1 1Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

2Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 3Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Kata Kunci:

Skrining, anemia,

siswi SMA

Abstrak: Anemia adalah salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang

didefinisikan sebagai kondisi saat jumlah sel darah tidak memenuhi

kebutuhan fisiologi tubuh manusia dan kadar hemoglobin kurang dari

jumlah normal. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi anemia di

Indonesia dilaporkan sebesar 22.7% pada remaja putri. Anemia adalah

kondisi saat kadar hemoglobin <12g/dL pada remaja putri dan <13g/dL

pada remaja putra yang berumur di atas 15 tahun. Usia, jenis kelamin,

asupan gizi mempengaruhi kadar hemoglobin setiap individu. Defisiensi

besi merupakan salah satu penyebab utama anemia selain aktivitas fisik,

status nutrisi, status sosial dan ekonomi. Anemia pada remaja dapat

menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku dan

emosional. Gangguan ini dapat berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan sel otak, penurunan daya tahan tubuh, mudah lemas dan

lapar, konsentrasi belajar terganggu, prestasi belajar menurun, dan pada

akhirnya mengakibatkan produktifitas kerja yang rendah. Upaya

pencegahan terhadap terjadinya penyakit anemia pada remaja putri dalam

bentuk skrining sangat penting dilakukan untuk mengurangi angka

kesakitan dan kematian. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi

secara dini kejadian anemia khususnya pada remaja putri. Metode yang

digunakan dengan pemeriksaan darah sederhana (rapid test) untuk

mendeteksi anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Praya yang

didahului dengan wawancara dan informed consent. Berdasar hasil kegiatan

skrining yang dilakukan pada siswi SMA Negeri 1 Praya didapatkan 5%

dari 179 siswi mengalami anemia. Dianjurkan kepada guru agar

menyampaikan hasil kegiatan kepada orang tua/wali murid yang mengalami

anemia untuk selanjutnya memantau asupan gizi serta memastikan putrinya

menjalani pengobatan dan memeriksakan kembali kadar Hb di

puskesmas/laboratorium terdekat.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu hemoglobin

(Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari normal. Remaja putri memiliki risiko sepuluh kali

lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan

remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Batas kadar Hb remaja putri untuk

Page 176: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |166

mendiagnosis anemia yaitu apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl (WHO, 2001; Parmaesih &

Herman, 2014).

Anemia pada remaja dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan

perilaku serta emosional. Hal ini dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan

sel otak sehingga dapat menimbulkan daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar,

konsentrasi belajar terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan

produktifitas kerja yang rendah. Selain itu remaja putri yang yang menderita anemia yang tidak

tertangani akan berdampak pada saat remaja putri tersebut kelak mengalami kehamilan. Ibu

hamil dengan anemia berisiko mengalami komplikasi pada kehamilan serta berpengaruh pada

janin yang dikandungnya. Mengingat dampak yang ditimbulkan maka usaha pencegahan

sangat penting untuk dilakukan. Dengan demikian salah satu usaha yang dapat dilakukan

adalah dengan skrining anemia pada remaja putri serta menggali faktor-faktor yang

mempengaruhinya (Charles, 2013).

Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan melakukan sebuah upaya pencegahan

terhadap terjadinya penyakit anemia pada siswa remaja putri dalam bentuk skrining

(pemeriksaan) dan penyuluhan tentang penyakit anemia itu sendiri. Skrining adalah deteksi

dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis

belum jelas menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara

cepat. Tujuan dari deteksi dini adalah mengurangi angka kesakitan dan kematian dari penyakit

dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan.

METODE KEGIATAN

Diagnosis anemia ditentukan dengan tes pemeriksaan untuk mengukur kadar Hb,

Hematrokit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah merah

(MCH) dengan batasan terendah 95% acuan (WHO, 2001). Dalam hal ini, skrining dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan Hb. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kegiatan awal dari

kegiatan promotif dan preventif mengenai deteksi dini anemia pada remaja putri, serta

memberikan kesadaran kepada remaja putri dan stakeholder terkait (orang tua dan guru)

mengenai anemia.

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan wawancara singkat untuk mengetahui gambaran

umum mengenai pemahaman siswa perihal masalah kesehatan secara umum. Pada wawancara

juga digali status kesehatan secara singkat, meliputi riwayat haid dan riwayat penyakit

sebelumnya yang berisiko menyebabkan anemia. Melalui proses ini diharapkan tim akan

mendapatkan data mengenai tingkat pengetahuan awal siswa perihal masalah kesehatan umum

dan anemia pada khususnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan skrining kadar Hb melalui pemeriksaan darah sederhana

menggunakan Hb stick. Pemeriksaan ini merupakan suatu tindakan yang invasif, yaitu

menggunakan jarum, sehingga sebelumnya dilakukan pemberian informasi mengenai

langkah–langkah dan risiko yang dapat timbul pada proses pemeriksaan. Informasi diberikan

secara lisan dan tertulis untuk kemudian dimintakan persetujuan dari orang tua siswa, yang

Page 177: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |167

dilakukan dalam 1 minggu sebelum kegiatan dilaksanakan.

Pada akhir kegiatan akan dilakukan penilaian terhadap hasil skrining. Kasus positif

anemia akan diberikan intervensi dalam bentuk informasi pada orang tua siswa dan pemberian

tablet tambah darah. Informasi akan disampaikan kepada orang tua melalui pihak sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan skrining anemia pada siswi SMA Negeri 1 Praya yang beralamatkan di Jalan

Ki Hajar Dewantara No. 1 Praya dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Juli 2019.

Pemeriksaan dilakukan pada siswi kelas XI dan XII yang total berjumlah 179 orang.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari pihak sekolah dan pemaparan secara singkat

mengenai anemia dan faktor risikonya, serta gambaran kegiatan yang akan dilakukan oleh tim.

Para peserta skrining kemudian dibagikan kuesioner untuk menilai status kesehatan mereka,

yang meliputi informasi tentang riwayat haid, pola konsumsi makanan yang banyak

mengandung zat besi dan tablet tambah darah, riwayat aktivitas fisik serta riwayat penyakit

yang dapat menyebabkan anemia yang pernah diderita. Anggota tim memandu peserta dalam

proses pengisian kuesioner dengan memberikan penjelasan mengenai maksud dari pertanyaan

dan cara menjawabnya. Pemeriksaan yang dijalani adalah pengukuran berat dan tinggi badan

yang dikonversi ke BMI (Body Mass Index) untuk menilai status gizi, kemudian diukur kadar

Hb dalam darah dengan Hb stick. Rangkaian pemeriksaan hanya dilakukan pada siswi yang

menyerahkan lembar persetujuan keikutsertaan dari orang tua yang sudah dibagikan

sebelumnya.

Gambar 1 Pengukuran berat badan dan tinggi badan

untuk menentukan status gizi siswi

Gambar 2 Pengukuran kadar hemoglobin

menggunakan Hb stick

Berdasar kegiatan skrining didapatkan 9 siswa dari total 179 siswi mengalami anemia.

Kondisi anemia adalah kondisi dengan kadar Hb <12 mg/dL. Tiga dari 9 siswi yang mengalami

anemia bahkan mempunyai kadar Hb <10 mg/dL, yaitu sebesar 9,0–9,2 mg/dL.

Anemia merupakan suatu keadaan dimana komponen di dalam darah yaitu Hb dalam

darah jumlahnya kurang dari normal. Pada kegiatan ini didapatkan 5% dari 179 siswi

Page 178: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |168

mengalami anemia. Angka yang didapatkan lebih kecil dari hasil survei Riskesdas tahun 2013.

Namun tetap harus menjadi perhatian karena hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk

memeriksakan diri masih rendah.

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti asupan zat besi yang kurang,

aktivitas, jenis kelamin, status gizi, usia, sosial ekonomi dan wilayah. Remaja dalam masa

pertumbuhannya memerlukan asupan gizi yang memadai, khususnya bagi remaja putri

membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi karena adanya kebutuhan ekstra zat besi yang

hilang pada saat haid/menstruasi yang terjadi tiap bulannya. Asupan zat besi bisa didapat dari

makanan dan suplemen. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain telur, daging

merah, sayuran hijau, hati ayam atau hati sapi, serta buah–buahan yang kaya akan vitamin C.

Kurangnya asupan dari makanan dapat juga disebabkan oleh adanya pantangan terhadap

makanan tertentu baik karena alasan medis, seperti alergi atau penyakit, dan adanya pola diet

tertentu yang dijalani untuk menurunkan atau menjaga berat badan. Beberapa kondisi juga

dapat menyebabkan anemia, seperti malaria, batuk lama (tuberkulosis), kecacingan,

perdarahan di luar siklus haid, penyakit ginjal, serta kanker (Parmaesih & Herman, 2014).

Anemia dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar yang akan menyebabkan

menurunnya prestasi belajar serta berkurangnya produktivitas kerja. Remaja putri yang

menderita anemia bila tidak tertangani akan mungkin mengalami komplikasi pada kehamilan

dan janin yang dikandungnya nanti. Penemuan kasus dengan lebih cepat memungkinkan

penanganan lebih segera sehingga diharapkan prestasi belajar dan produktivitas kerja tidak

terganggu, serta kejadian komplikasi dapat terhindari (Charles, 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN

Remaja putri merupakan salah satu populasi yang rentan mengalami anemia karena

kebutuhan akan asupan gizi yang tinggi, termasuk kebutuhan zat besi. Hal ini disebabkan

karena masa remaja adalah masa pertumbuhan dan asupan zat besi ekstra dibutuhkan untuk

mengatasi kehilangan akibat haid. Pada kegiatan skrining ini didapatkan 5% siswi mengalami

anemia dengan 30% diantaranya memiliki kadar Hb <10 mg/dL. Kelainan ini ditemukan pada

siswi yang tidak memiliki perbedaan pola haid, pola makan, pola aktivitas maupun riwayat

penyakit tertentu dengan siswi peserta skrining lainnya.

Anemia pada remaja putri dapat menjadi masalah di kemudian hari bila diabaikan.

Mengingat dampak yang ditimbulkan maka usaha pencegahan sangat penting untuk dilakukan.

Berdasar hasil kegiatan ini, diberikan rekomendasi sebagai berikut:

- Orang tua/wali murid memantau asupan makanan yang banyak mengandung zat

gizi

- Orang tua/wali murid memastikan putrinya mengkonsumsi obat penambah darah

secara rutin

- Orang tua/wali murid mengajak putrinya untuk memeriksakan kembali kadar Hb

Pihak sekolah melalui UKS diharapkan dapat bekerja sama dengan puskesmas untuk

melaporkan adanya kejadian anemia di sekolah.

Page 179: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |169

Ucapan Terima Kasih

Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah melalui Kepala Sekolah beserta

Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Praya atas kesediaannya menjadi mitra kegiatan. Terima kasih

kepada mahasiswa tingkat profesi Fakultas Kedokteran Unram Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Bagian Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan atas bantuannya dalam

pelaksanaan kegiatan ini. Terima kasih juga diucapkan kepada Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unram yang telah memberi dukungan finansial

berupa dana PNBP terhadap kegiatan pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Charles Guest, W. R., 2013. Oxford Handbook of Public Health Practice. Oxford: Oxford

University Press.

Parmaesih D, Herman S., 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Remaja.

Puslitbang Gizi Dan Makanan. Badan Litbangkes: Jakarta

World Health Organization, 2001. Iron Deficiency Anaemia Assesment, Prevention And

Control. A Guide For Programme Managers,

https://www.who.int/nutrition/publications/en/ida_assessment_prevention_control.p

df, diakses tgl 24 Maret 2019

Page 180: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |170

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) LABORATORIUM

SISWA SMPN 7 MATARAM

IA Sri Adnyani, Ni Md Seniari, Supriyatna, Abdul Natsir,

Sabar Nababan, Dwi Ratnasari Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Kata Kunci:

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja,

Laboratorium, siswa

Abstrak: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang

sangat penting dan sangat serius untuk dipahami bagi siswa pada saat

praktikum. Namun masih banyak sekolah yang belum memberikan

perhatian serius memperkenalkan materi pelajaran K3. Selain itu

pelaksanaan K3 di sekolah masih belum sejalan dengan standar K3 yang

berlaku. Berdasarkan hal tersebut di atas maka, kegiatan pengabdian pada

masysrakat ini akan dilakukan di SMPN 7 Mataram. Penyuluhan K3 di

SMPN 7 Mataram merupakan upaya untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan siswa dalam mengikuti pelajaran yang berhubungan dengan

peralatan kelistrikan dan bahan-bahan kimia yang memiliki risiko

berbahaya bagi keselamatan siswa. Metode yang dipergunakan dalam

pengabdian ini adalah pendekatan ilmiah dan praktis secara sistimatis,

dengan harapan siswa SMPN 7 memahami bahaya-bahaya yang dapat

terjadi seperti cara pengamanannya, membaca gambar atau tanda-tanda

bahaya dari peralatan listrik maupun bahan kimia dan mampu melakukan

pencegahan secara preventif.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Laboratorium adalah tempat di mana siswa dan guru melakukan eksperimen dengan zat-

zat kimia dan peralatan laboratoriumnya. Penggunaan zat-zat kimia dan peralatan laboratorium

berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Pada umunya kecelakaan kerja di

laboratorium terjadi karena kecerobohan dan kelalain. Sehingga perlu kiranya diberikan

pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

dilaboratorium. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.

Pada umumnya laboratorium untuk SMP memiliki berbagai bahan kimia reagen,

peralatan dan perlengkapan untuk praktikum. Laboratorium-laboratorium di sekolah sangat

rentan akan terjadinya kecelakaan kerja jika tidak mengikuti standar operasional prosedur,

sehingga untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi maka edukasi mengenai K3

sangat perlu dan penting dilakukan. Sosialisai K3 pernah dilakukan di SMAN 3 Mataram pada

laboratorium Elektro yang bersentuhan dengan alat-alat kelistrikan. Hal ini sangat perlu

disosialisasikan untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa K3 seharusnya melekat

pada pelaksanaan praktikum di laboratorium. Disiplin terhadap aturan yang berlaku merupakan

parameter utama dalam pengimplemantasian K3 di laboratorium.

Page 181: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |171

Apabila pengetahuan tentang tata cara pengunaan bahan dan peralatan yang tersedia

tidak ditaati dan dilakukan dengan baik dan benar kemungkinan akan terjadi kecelakaan kerja.

Kecelakaan-kecelakaan yang pernah terjadi seperti: Luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati

dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol.

Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti

ammonia, karbon monoksida, dan lain sebagainya. Hal tersebut di atas disebabkan karena

kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang proses-proses serta perlengkapan atau

peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan. Menurut Kepala Kantor Komunikasi UI,

Rifelly Dewi Astuti, terjadi musibah ketika kegiatan praktikum telah berjalan karena

mahasiswa terlambat mengangkat pemanas bunsen hingga larutan sampel dalam labu destilasi

hampir kering, sehingga terjadi ledakan. Akibatnya 14 orang mahasiswa mengalami luka-luka

(Marieska Harya Virdhani, 2015).

Berdasarkan uraian permasalahan di atas penting kiranya diadakan sosialisasi mengenai

K3 kesekolah-sekolah baik tingkat SMP maupun SMA, untuk itu melalui kegiatan pengabdian

pada masyarakat ini dilakukan penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium di

SMPN 7 Mataram, dengan materi bagaimana melakukan praktikum yang aman, bagaimana

cara menggunakan peralatan yang aman dan penggunaan alat pelindung diri (APD) saat

praktikum, hal ini dilakukan melalui metode pendekatan secara ilmiah, praktis dan sistimatis

pada 33 orang siswa SMPN 7 Mataram. Dengan harapan para siswa mengetahui, memahami,

dan dapat menerapkan pengetahuan tentang ilmu keselamatan dan kesehatan kerja secara teori

dan praktis. Sehingga resiko-resiko bahaya yang mungkin bisa terjadi dapat diantisipasi lebih

awal, dan pelaksanaan proses praktikum akan berjalan dengan aman dan nyaman.

METODE KEGIATAN

Metode kegiatannya melalui pendekatan ilmiah dan praktis:

1. Metode ceramah, yaitu mempresentasikan materi keselamatan dan kesehatan kerja

melalui edukasi.

2. Metode praktek, melakukan demonstrasi dan latihan cara menggunakan APD.

Evaluasi: pemberian kuesioner untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

ketika melakukan praktikum pelajaran IPA terhadap keselamatannya dilaboratorium.

Kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan tentang pemahaman pemeliharaan peralatan dan

keselamatan kerja dilaboratorium, dianalisis dengan teknik statistik yaitu menggunakan

persentase dengan 33 sampel siswa SMP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahaya adalah situasi atau tindakan yang memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan

atau cidera pada manusia. Oleh sebab itu diperlukan upaya pengendalian atau pencegahan,

upaya- upaya ini dapat dilakukan dengan edukasi bagi siswa khususnya siswa SMP yang

berkaitan dengan bahaya atau resiko kecelakaan kerja di laboratorium. Edukasi yang diberikan

adalah tentang bagaimana cara melakukan dan menggunakan peralatan-peralatan laboratorium

Page 182: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |172

dengan aman dan bila menggunakan zat-zat berbahan kimia apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan sehingga dapat menghilangkan ataupun mengurangi resiki-resiko yang mungkin

terjadi di laboratorium.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut: melalui

presentasi dengan materi keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu cara yang

digunakan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang bagaimana melaksanakan

praktikum yang baik dan aman, menjelaskan tentang standar prosedur melakukan percobaan

di laboratorium, menjelaskan petunjuk kegiatan laboratorium, memberikan pemahaman

tentang bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan

dalam melakukan kegiatan, menjelaskan perlengkapan keamanan dan perlengkapan

perlindungan kegiatan laboratorium. Memberikan penjelasan cara membaca lambang atau

tanda bahaya, pengenalan bahaya pada area kerja seperti terlihat pada Gambar 1. Pada Gambar

1 terlihat siswa-siswa dengan antusias mendengarkan dan melihat saat memperagakan alat

pelindung diri (APD) seperti penggunaan jas laboratorium, slop tangan dan penggunaan

masker.

Gambar 1. Presentasi Materi K3 dan Penggunaan APD

Evaluasi dilakukan setelah selesai memberikan ceramah dan peragaan cara penggunaan

APD, dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui sejauh mana para siswa memahami

dan mengerti tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja jika melakukan praktikum

di laboratorium dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Evaluasi dengan kuesioner

Page 183: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |173

Adapun hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan teknik statistik dalam persentase.

Persentase untuk setiap kemungkinan jawaban diperoleh dari membagi frekuensi yang

diperoleh dengan jumlah sampel, kemudian dikalikan 100%. Adapun rumusnya sebagai

berikut:

%100xn

fP

dengan kategori seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Persentase

Persentase Kategori

0% - 1 % Tidak ada

2 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Kurang dari setengahnya

50 % Setengahnya

51% - 75 % Lebih dari setengahnya

76% - 99% Sebagian besar

100% Seluruhnya (Sumber: Munggaran, 2012)

Dengan edukasi dan contoh bagaimana penerapan K3 di laboratorium, dapat diketahui

seberapa jauh pemahaman siswa-siswa SMPN 7 Mataram. Melalui kuesioner yang diberikan

setelah penyuluhan dilakukan, maka diperoleh hasil pada Tabel 2. Adapun jawaban yang

disediakan pada kuesioner tersebut adalah ya dan tidak dimana nilai ya = 1 dan tidak = 0.

Tabel 2. Pemeliharaan peralatan dan Keselamatan kerja

Item pertanyaan

Jawab Ya Jawab Tidak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14

32 31 32 29 33 32 29 33 32 33 32 28 32 33

1 2 1 4 0 1 4 0 1 0 1 5 1 0

Total 441 21

Rerata 32 2

Page 184: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |174

Dari 33 siswa yang hadir saat penyuluhan berlangsung dapat dihitung persentase tingkat

pemahaman siswa tentang pemeliharaan dan keselamatan kerja dilaboratorium dapat diketahui

persentase jawaban ya yang diperoleh dari jawaban kuesioner adalah:

%97%10033

32x

Berdasarkan kategori Persentase tabel 1 dari kuesioner yang dijawab memiliki arti sebagian

besar dari siswa SMPN 7 memahami tentang pemeliharaan peralatan dan keselamatan kerja di

laboratorium (Munggaran, R.D.,2012).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan memberikan edukasi tentang keselamatan

kerja di laboratorium IPA maka dapat dibuat simpulan dan saran sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa tentang arti pentingnya K3 setelah diberikan penyuluhan sebagian

besar dari siswa tersebut telah memahami bagaimana menerapkan K3 di laboratorium.

2. Pihak sekolah sebaiknya menyediakan dan mulai menerapkan penggunaan alat

pelindung diri seperti baju laboratorium, slop tangan dan masker.

DAFTAR PUSTAKA

Munggaran, R.D., 2012. Pemanfaatan Open Source Software Pendidikan Oleh Mahasiswa

Dalam Rangka Implementasi Undang-Undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Universitas Pendidikan Indonesia|repository.Upi.Edu. s_ktp_0803129_chapter3.pdf

diakses 9 September 2019

Virdhani, M.H., 2015. Kecelakaan di Lab Kimia UI, 14 Mahasiswa Terluka.

https://megapolitan.okezone.com/read/2015/03/16/338/1119515/kecelakaan-di-lab-

kimia-ui-14-mahasiswa-terluka. diakses 8 Agustus 2019.

Page 185: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |175

Literasi Penggunaan Media Sosial

Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Secara Bijak

Di Kota Mataram

Eka Putri Paramita*, I Wayan Suadnya, Tenri Waru

Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

literasi, media sosial,

siswa sekolah

menengah Pertama

Abstrak: Rendahnya literasi media sosial dalam masyarakat digital menjadi

salah satu pendorong maraknya dampak negatif penggunaan internet seperti

informasi hoaks, pelanggaran privasi, cyberbullying, konten kekerasan dan

pornografi, dan adiksi media digital. Kondisi tersebut mendorong negara

negara maju seperti Jepang, negara-negara Asia Tenggara dan Organisasi

Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk

memberikan perhatian khusus terhadap literasi media sosial bagi keluarga

dan masyarakat. Hasil wawancara dengan 30 siswa SMP yang menjadi

target pengabdian ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa menyatakan

belum bisa membedakan informasi bohong dan informasi yang benar.

Bahkan kebanyakan dari mereka ikut membagikan berita yang mereka

terima tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Kondisi ini tentu

sangat berbahaya baik dari segi psikologi anak, sosial dan hukum.

Oleh karena itu literasi penggunaan media sosial secara cerdas dan bijak

perlu diberikan kepada anak sekolah terutama tingkat SMP karena pada usia

ini biasanya orang tua sudah memberikan handphone (HP) kepada putra-

putrinya untuk digunakan sendiri. Kegiatan ini dilakukan melalui

penyuluhan kepada anak-anak SMP di Kota Mataram. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam pengabdian pada masyarakat ini menggunakan

pendekatan pendidikan pedagogy dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan siswa sekolah. Hasil yang diperoleh adalah tumbuhnya

kesadaran siswa bahwa selama ini mereka tidak tahu kalau banyak

informasi yang tidak benar juga beredar di media sosial. mereka sadar

bahwa tindakan mereka menshare ataupun memposting berita menjadi

subjek hukum yang bisa berdampak negatif bagi dirinya. Oleh karena itu

mereka akan lebih berhati-hati dalam memilih dan membagikan informasi

yang diterima dari media sosial.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Ketergantungan manusia terhadap media massa yang tinggi dalam kehidupan manusia

berimbas pada pengaruh media massa yang sangat besar dalam membentuk proses berfikir dan

perilaku seseorang. Pembentukan terjadi karena terpaan terus menerus dari media massa pada

audience.kondisi ini disebabkan oleh adanya Kebutuhan manusia akan informasi. Terlebih

ketika masyarakat menjadikan Informasi sebagai acuan dalam pengambilan keputusan serta

pemecahan berbagai persoalan yang semakin kompleks.

Page 186: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |176

Dalam era komunikasi dan informasi dewasa ini, salah satu sumber informasi yang

dominan dan potensial dalam masyarakat adalah media sosial. Situasi ini dapat memunculkan

berkembangnya kesalah pahaman terhadap informasi. Media sosial menjadi zona alternatif

untuk melakukan segala jenis interaksi yang berdampak pada perubahan sosial. Indonesia

adalah Negara dengan pengguna internet mencapai 69 juta orang (34%)pada 2017. Angka ini

menunjukkan potensi penggunaan media sosial yang sangat besar dalam kehidupan

bermasyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi media sosial memudahkan akses siswa ke

media.

Potter (2008) menyatakan bahwa kemampuan melek media akan dapat memaksimalkan

manfaat dari media karena audiens dapat mengontrol penggunaan media. Sehingga sangat

perlu untuk memberikan pemahaman dan kesadaran mengenai Pengetahuan melek media bagi

siswa. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, siswa sekolah akan diberikan

pemahaman agar dapat membedakan informasi yang harus dikonsumsi dari media. Karena

kegiatan literasi media merupakan bagian dari gerakan membangun kekuatan masyarakat

dalam berhadapan dengan media.

Permasalahan yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi adalah tidak semua siswa sekolah memiliki keahlian yang

cukup untuk dapat mengkonsumsi media. Terpaan informasi melalui media sosial yang

overload membuat rasa ingin tahu anak siswa sekolah semakin besar. Hal ini didukung pula

dengan adanya kemudahan dalam mengakses media sosial. sehingga sangat mungkin untuk

anak siswa sekolah menyalahgunakan media sosial. kondisi saat ini menggambarkan bahwa

masih banyak anak sekolah yang tidak mengetahui tujuan penggunaan serta cara pengelolaan

isi akun media sosialnya. Apakah untuk hiburan, pekerjaan atau sekedar berkomunikasi dengan

teman – temannya.. selanjutnya berdasarkan kondisi tersebut, maka muncullah beberapa

masalah antara lain: (1) kurangnya kemampuan generasi muda dalam mengakses serta memilih

akun media sosial yang tepat (2) kurangnya kemampuan generasi muda agar lebih cerdas dan

bijaksana dalam menggunakan media sosial (3) kurangnya kemampuan generasi muda dalam

mengenali potensi dan bahaya penyalahgunaan media sosial

Solusi yang Ditawarkan

Dari permasalahan yang dihadapi oleh siswa sekolah tersebut di atas, maka beberapa

solusi yang ditawarkan antara lain:

1) Mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi dan membahas mengenai penggunaan

media pada siswa sekolah.

2) Mengadakan pelatihan mengenai pendidikan literasi dalam menghadapi perkembangan

penyalahgunaan media sosial pada siswa sekolah

Menumbuhkan wawasan dan visi siswa sekolah di masa yang akan datang melalui

diskusi.

Page 187: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |177

METODE KEGIATAN

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian pada masyarakat yang diusulkan

menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa (Andragogy) dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan siswa sekolah. Prinsip-prinsip action learning digunakan

sehingga proses belajar dapat direncanakan dengan baik, kegiatan pelatihan terlaksana secara

terstruktur dan sesuai kebutuhan siswa, hasilnya dapat diobservasi serta dilakukan refleksi

terhadap hasil kegiatan sehingga dapat dilakukan perbaikan (replan) untuk perbaikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah kegiatan pelatihan yang

diselenggarakan di sekolah yaitu SMP 6 Mataram. Setelah melaksanakan kegiatan pengabdian

yang dilakukan selama dua hari, tim memperoleh beberapa hasil kegiatan yang diperoleh

melalui evaluasi dan pengamatan kegiatan pelatihan, adapun hasil tersebut, antara lain sebagai

berikut:

Persiapan. Tahapan awal kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan

oleh tim dari program studi universitas mataram dilaksanakan pada 9 Oktober 2018. Seluruh

tim melakukan survey awal lokasi pengabdian guna mengetahui kondisi lokasi dan situasi

tempat pengabdian. Setelah melaksanakan survey, tim menemukan beberapa temuan

diantaranya yaitu jadawal kegiatan belajar mengajar yang bertabrakan dengan jadwal

pelaksanaan kegiatan pengabdian.selanjutnya masalah lain yang umumnya dihadapi para

siswa sekolah adalah terkait dengan cara mengakses media sosial . Berdasarkan temuan inilah

yang menjadi dasar bagi tim untuk menentukan tema pengabdian dalam bentuk pelatihan.

Merujuk pada dasar acuan yang tim temukan di lapangan, pada tanggal 12 Oktober

2018 kemudian tim melakukan penjajakan ke sekolah tujuan pengabdian yaitu SMP 6 mataram

dan diterima oleh kepala humas SMP 6 mataram. pada penerimaan awal oleh kepala humas

SMP 6 mataram, tim yang beranggotakan 3 orang diarahkan untuk bertemu langsung dengan

kepala sekolah. Selama pertemuan berlangsung, dicapai beberapa kesepakatan antara lain

waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan Pendidikan Literasi Dalam Menghadapi

Perkembangan Penyalahgunaan Media Sosial Pada Siswa Sekolah. Respon baik yang

diberikan oleh kepala sekolah SMP 6 Mataram, merupakan suatu bentuk dukungan kepala

sekolah terhadap seluruh kegiatan bersifat positif yang akan meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan siswa.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan oleh tim dan kepala sekolah, selanjutnya ditindaklanjuti

dengan pembicaraan yang lebih teknis. Tim berdiskusi dengan kepala sekolah dan didampingi

oleh kepala humas untuk mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan untuk

kegiatan pelatihan. Berdasarkan hasil diskusi ini, tim dan kepala sekolah memperoleh beberapa

kesepakatan yaitu:

Pertama, pelaksanakan kegiatan pelatihan disepakati pada tanggal 16 Oktober 2018

dengan pertimbangan, bahwa pada hari tersebut tidak terdapat kegiatan belajar aktif siswa.

Page 188: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |178

sehingga siswa dapat memanfaatkan waktunya untuk memperoleh pengetahuan baru dan

berbagi pengalaman.

Kedua, peserta. Jumlah peserta yang dipilih untuk mengikuti kegiatan pengabdian

adalah 30 orang. Peserta terdiri dari kelas X, XI, XII dan seluruh peserta berasal dari SMP 6

Mataram. jumlah peserta dibatasi, dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar yang

efektif dan meningkatkan daya serap peserta terhadap keterampilan yang diberikan.

Ketiga, peralatan atau kelengkapan teknis pelaksanaan. Seluruh peralatan atau kelengkapan

teknis disiapkan oleh tim,yaitu: pemateri, moderator, materi pelatihan, spanduk, sertifikat,

konsumsi dan alat penunjang pelaksanaan program lainnya. Sedangkan pihak sekolah bertugas

menyiapkan ruangan pelaksanaan kegiatan.

Seluruh kesepakatan yang dibuat antara tim dan pihak sekolah menjadi hal wajib untuk

dipenuhi, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain kesepakatan, pihak sekolah

juga memberikan dukungan dengan cara melibatkan seluruh siswa yang memiliki keahlian

dalam media peliputan untuk meliput secara langsung seluruh kegiatan pengabdian kepada

masyarakat. kegiatan peliputan ini selanjutnya akan ditempel pada mading sekolah.

Pelaksanaan. Sesuai dengan kesepakatan antara tim dan pihak sekolah, pelaksanaan

kegiatan diadakan pada hari Senin, tanggal 16 oktober 2018. Kegiatan pelatihan yang

berlangsung mulai pukul 09.00 pagi hingga 15.30 siang berjalan dengan lancar. Sebanyak 30

siswa yang diundang untuk menjadi peserta pelatihan hadir tanpa terkecuali. Besarnya antusias

dan partisipasi ditunjukkan oleh para peserta (daftar nama peserta terlampir).

Kegiatan pemaparan materi yang diisi oleh Ir. I Wayan Suadnya.P.h.D., Eka Putri

Paramita.SP.MA dan Tenri Waru. S.Ikom.M.Ikom. ketiga pemateri secara bergantian

menyampaikan materi mengenai Pendidikan Literasi Dalam Menghadapi Perkembangan

Penyalahgunaan Media Sosial Pada Siswa Sekolah. Masing – masing pemateri diberikan waktu

selama 30 menit untuk memaparkan materinya.

Pada sesi ceramah dan diskusi, para pemateri mempresentasikan seluruh materi dengan

menggunakan sarana audio visual, karena tidak hanya dalam bentuk presentasi sederhana,

tetapi juga dalam bentuk tayangan vidio pendek. Kemudian dilanjutkan dengan sesi dua, yaitu

diskusi. Pada sesi ini, dipandu oleh Tenri Waru .S.Ikom.M.Ikom. tanya jawab berlangsung

cukup lama yaitu sekitar ±2 jam, selama kegiatan pelatihan berlangsung, seluruh peserta

terlihat sangat antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan. hal ini dilihat dari tingkat

partisipasi para peserta dalam mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang paling

banyak diberikan oleh peserta adalah mengenai bagaimana cara menggunakan sosial media

secara baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai sarana penyajian informasi.

Selanjutnya pada sesi terkahir yaitu praktek, pada sesi ini seluruh tim terlibat untuk

memberikan pelatihan. Sebanyak 30 peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan dibimbing oleh

satu orang tim. setiap tim diberikan kesempatan untuk dapat mengakses akun media sosial yang

telah disiapkan oleh tim. selanjutnya melalui sosial media ini, setiap anggota kelompok diminta

untuk memposting sebuah status sesuai dengan tema yang telah dibagikan oleh tim. status yang

dituliskan oleh masing – masing anggota dalam kelompok kemudian dinilai oleh tim.

Page 189: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |179

Selama kegiatan berlangsung, para peserta terlihat sangat senang terlihat secara aktif

untuk mengakses media sosial. Bahkan beberapa diantara peserta mencoba hingga lebih dari

satu kali, hal ini karena rasa antusias mereka terhadap materi kegiatan pengabdian.

Secara teknis tim panitia melibatkan 2 orang mahasiswa prodi ilmu komunikasi universitas

mataram untuk membantu pelakasanaan kegiatan. Mereka adalah Robinson Girsang dan

Wendy Purwansyah. Kedua mahasiswa ini bertugas untuk mengkoordinir para peserta

pelatihan sebelum dan saat proses pelatihan. dan juga mereka bertugas untuk menyiapkan

konsumsi dan mendokumentasikan kegiatan acara.

2. Hasil Yang Dicapai

Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada hari Senin, 16 Oktober 2018

di mataram, bertempat pada sekolah SMP 6 mataram, beberapa capaian atau hasil kegiatan

diantaranya:

1. Sebanyak 30 orang siswa SMP 6 Mataram telah mengikuti kegiatan pelatihan pengabdian

dengan tema “Pendidikan Literasi Dalam Menghadapi Perkembangan Penyalahgunaan

Media Sosial Pada Siswa Sekolah” dan seluruh peserta sangat antusias mengikuti hingga

kegiatan selesai.

2. Melalui pelatihan tersebut, siswa yang awalnya tidak memiliki pengetahuan mengenai

pendidikan Literasi media, namun setelah mengikuti pelaksanaan kegiatan pengabdian

siswa memperoleh kemampuan untuk dapat menerapkan literasi media dalam mengelola

akun personal.

3. Secara operasional siswa dapat dikategorikan, telah memiliki kemampuan yang baik untuk

mengakses media sosial, khususnya facebook guna menunjang kegiatan belajar mereka di

sekolah.

4. Siswa sudah bisa membedakan informasi yang valid dan benar dan sebaliknya

5. Siswa mampu menyajikan informasi yang benar

6. Siswa sadar bahwa dalam bermedia sosial mereka memerlukan kehati-hatian dan

ketelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa setelah

mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim Program Studi

Ilmu Komunikasi Universitas Mataram siswa yang sebelumnya tidak sadar bahwa mereka

menghadapi berbagai bahaya dalam media sosial menjadi tahu bahwa mereka harus berhati-

hati dan bijak dalam bermedia sosial. mereka bisa membedakan informasi yang benar dan valid

dan yang bukan. Mereka siap untuk melaksanakan apa yang sudah mereka pelajari dalam

pendidikan literasi yang diikuti.

Page 190: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |180

Saran

Dari hasil pengabdian yang telah dilaksanakan disarankan agar kegiatan serupa

pelaksanaannya diperbanyak dan menjangkau semua tingkatan sekolah yang ada di Kota

mataram

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberikan

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Andreas M. 2010. “Users Of The World, Unite!The Challenges and Opportunities

Of Social Media”. Business Horizon.

Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal.Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu

Page 191: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |181

Penyuluhan Isi Undang-Undang No. 22 Tahun 2009

Tentang Lalulintas Dan Angkutan Jala Pelatihan

Penulisan Karya Ilmiah Guru-Guru MTs/MA NW Boro’ Tumbuh

Kecamatan Suralaga Lombok Timur

Amrullah*, Nawawi, Lalu Thohir, Sahuddin, Rizki Kurniawan, H. Lalu Nurtaat

FKIP, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Penulisan Karya

Ilmiah, Penelitian

Tindakan Kelas

Abstrak: Masih rendahnya kemampuan menulis karya ilmiah Guru-guru di

tingkat pendidikan menengah menjadi masalah serius yang harus dicarikan

solusinya. Padahal, membuat karya tulis bagi guru guru khususnya tulisan

dalam penelitian tindakan kelas {PTK} menjadi salah satu syarat kenaikan

pangkat. Banyak diantara guru – guru telah memvonis dirinya tak sanggup

untuk menulis karya ilmiah sebelum mencobanya. Banyak diantara mereka

yang mengaku kalah sebelum bertempur. Melihat kenyataan itu, maka

tujuan pengabdian pada masyarakat ini ialah membantu para guru dalam

membuat karya tulis khususnya membuat proposal penelitian tindakan

kelas [PTK}dengan menggunakan model/metode pendampingan.

Peserta pelatihan berjumlah 30 orang guru MTs/MA NW Boro’Tumbuh

Kecamatan Suralaga Lombok Timur. Kegiatan pengabdian diawali dengan

ceramah oleh Narasumber dengan materi pentingnya menulis karya ilmiah

khususnya PTK bagi guru-guru dalam upaya meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia dalam membangun bangsa. Selanjutnya peserta

secara berkelompok diminta untuk membuat proposal PTK yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan dengan didampingi oleh tim

pengabdian pada masyarakat FKIP Universitas Mataram.

Dari pelatihan penulisan karya ilmiah khususnya PTK dengan metode

pendampingan ini didapatkan hasil bahwa motivasi guru-guru dalam

mengikuti pelatihan ini sangat antusias. Hal ini ditunjukkan dengan

seriusnya mereka dalam berdiskusi kelompok untuk membuat proposal

PTK. Di akhir kegiatan pelatihan guru-guru berhasil menuntaskan tugas

membuat proposal PTK.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Hasil penelitian Chamberlin (2009) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendukung

pembelajaran adalah adanya proses dan tindakan (processes and actions), faktor-faktor

pembelajaran (instructional factors), dan karakteristik tugas (characteristics of the tasks).

Disinyalir dari hasil penelitiannya bahwa keberhasilan pembelajaran karena; guru

menggunakan model pembelajaran yang tepat {appropriate teaching models are used}, tugas

bervariasi {various tasks}, mengajar dengan baik (good teaching) dan menggunakan

pertanyaan yang baik (good question). Senada dengan hasil penelitian Chamberlin tentang

tugas, Amrullah {2016} dan Sahuddin {2007} juga menekankan pentingnya pengajar

Page 192: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |182

menyiapkan tugas bervariasi dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar mata

kuliah Speaking.

Berdasarkan hasil diskusi tim pengabdian dengan beberapa guru yang juga se bagai

alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan {FKIP} Universitas Mataram dan kepala

sekolah di jenjang Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK), disimpulakan bahwa para guru

diharapkan meningkatkan keprofesionalannya saat ini dan yang akan datang untuk memenuhi

kriteria penilaian kinerja guru, khususnya bagi guru guru yang telah memiliki sertifikat

pendidik. Kinerja sekolah dan guru menjadi salah satu fokus pemikiran kepala sekolah dan

guru guru di jenjang Pendidikan Menengah saat ini, terutama pada aspek peningkatan kualitas

profesional guru dibidang penulisan karya ilmiah yang selama ini dirasa masih dalam kategori

rendah. Berkaitan dengan penulisan karya ilmiah di jenjang Pendidikan Menengah; diperoleh

informasi beberapa guru SMA telah melakukan penelitian tindakan kelas dan diikuti dengan

penulisan artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah yang ber-ISSN tergolong sangat

rendah.

Upaya kepala sekolah mendatangkan nara sumber dalam acara pelatihan/workshop

penulisan karya ilmiah, misalnya di MA NW Boro’ Tumbuh tahun 2015 telah melaksanakan

pelatihan/workshop penyusunan proposal PTK, namun belum memberikan dampak yang

signifikan. Salah satu guru yang mengikuti pelatihan mengatakan: “pelatihan bersifat teoretis

dan kurang berdampak praktis, dan akibatnya tidak menghasilkan karya ilmiah yang

memadai.” Bagi guru-guru MA NW Boro’ Tumbuh masalah penulisan karya ilmiah

merupakan masalah yang sulit untuk segera dicari pemecahannya. Mereka kesulitan menyusun

proposal PTK, dan ini disebabkan kekurangpahaman mereka terhadap bagaimana cara

melakukan PTK, tata tulisnya, dan kode etik penulisan karya ilmiahnya. Mereka menyatakan

telah mengikuti berbagai ceramah tentang PTK, tetapi selama ini bersifat teoretis bukan praktis.

Mereka merasa perlu pelatihan/workshop dan pendampingan “praktik” menyusun proposal dan

melaksanakan PTK, serta menulis artikel ilmiahnya.

METODE KEGIATAN

Dari hasil diskusi dengan mitra Kepala Sekolah dan beberapa guru MA NW NW Boro’

Tumbuh diperoleh simpulan bersama bahwa terdapat beberapa masalah utama yang ditemui

pada peningkatan keprofesionalan guru-guru MA dalam penulisan karya ilmiah.

Permasalahan utama mitra adalah: (1) bagaimana menyusun proposal PTK yang memadai?

dan (2) bagaimana melaksanakan dan menyusun laporan PTK yang memadai?

Solusi permasalahan kesepakatan dalam PKM ini dikemas dalam judul “Pelatihan

Penulisan Karya Ilmiah Guru-Guru MA NW Boro’ Tumbuh Kecamatan Suralaga

Lombok Timur” berupa kegiatan pelatihan/ workshop dan pendampingan dalam rangka

meningkatkan keterampilan guru-guru sekolah menengah (mitra} dalam penyusunan proposal

PTK, dan bagaimana melaksanakan dan menyususn laporan PTK?

Menindak lanjuti keterbatasan dan kesulitan yang dialami guru-guru di MA NW Boro’

Tumbuh dalam menulis karya ilmiah khususnya penelitian Tindakan Kelas {PTK} maka

Page 193: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |183

disusunlah kerangka pemecahan masalah yang terbagi menjadi beberapa tahapan,yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

Berdasarkan penegasan di atas, pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan:

1. Mendampingi guru bahasa Inggris di MA NW Boro’ Tumbuh dalam menulis karya

ilmiah khususnya penelitian Tindakan Kelas {PTK}.

2. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru Bahasa Inggris di MA NW Boro’ Tumbuh

dalam menulis karya ilmiah khususnya penelitian Tindakan Kelas {PTK}.

Berdasarkan tujuannya, pengabdian masyarakat ini telah mengadopsi pendekatan

diskusi. Hal ini dipilih dengan pertimbangan kebermanfaatannya dalam perbaikan dan

peningkatan kualitas pembelajaran guru-guru di madrasah dimana mereka sangat jarang

mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik melalui pelatihan-

pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak terkait, seperti Departemen Agama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini berjalan lancar melalui

beberapa tahapan, yaitu pra kegiatan, pelaksanaan, dan pasca kegiatan. Pada tahapan pra-

kegiatan, beberapa kegiatan dilakukan untuk menyiapkan pelaksaan PKM, yaitu rapat

koordinasi internal tim tentang instrument yang akan digunakan untuk memetakan

profesionalisme guru dalam penulisan karya ilmiah khususnya penelitian tindakan kelas

{PTK}. Berdasarkan hasil kesepakatan tim, instrument yang dapat digunakan untuk pemetaan

profesionalisme guru tersebut yaitu kuesioner. Selanjutnya, tim menyiapkan materi yang

digunakan dalam pelaksanaan PKM.

Hasil pemetaan evaluasi kegiatan untuk guru guru pada sekolah/madrasah sasaran

kegiatan pelatihan.

Evalauasi Kegiatan

Bapak/ibu peserta pelatihan dipersilahkan untuk mengisi evaluasi kegiatan pada form

berikut sebagai feedback untuk tim pengabdian pada masyarakat {PPM}. JIka bapak/ibu setuju

dengan pernyataan pada pada kolom sebelah kiri beri tanda {√}pada kolom 1 {setuju}, pada

kolom 2 {kurang setuju}, dan pada kolom 3 {tidak setuju}.

NO PERNYATAAN 1 2 3

Aspek materi dan penyajian materi:

1 Materi yang disampaiakan memenuhi harapan dan kebutuhan 100% 0% 0%

2 Materi yang disampaikan bermanfaat dalam pengembangan sekolah 100% 0% 0%

3 Materi yang disampaikan mudah untuk diterapkan 70% 30% 0%

4 Penyajian materi mudah untuk dimengerti 80% 20% 0%

5 Penayangan slide/multimedia memuaskan 100% 0% 0%

6 Sistematika penyajian materi runut dan logis 100% 0% 0%

7 Kecepatan penyajian materi sudah tepat 80% 20% 0%

Aspek narasumber/pemateri: 0%

Page 194: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |184

8 Narasumber menguasai materi yang disampaikan 100% 0% 0%

9 Jawaban narasumber memuaskan 100% 0% 0%

Aspek pelaksanaan kegiatan: 0% 0%

10 Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal 100% 0% 0%

11 Pelayanan tim memuaskan 100% 0% 0%

12 Pelatihan kit untuk peserta sudah baik 100% 0% 0%

13 Fasilitas makan/konsumsi memuaskan 100% 0% 0%

14 Transport yang diberikan memuaskan 100% 0% 0%

15 Ruangan pelatihan cukup nyaman 90% 10% 0%

Berdasarkan data tersebut di atas dapat dipahami bahwa Aspek materi dan penyajian

materi, guru guru peserta pelatihan penulisan karya ilmiah khususnya penelitian tindakan kelas

{PTK} rata ratra dari 6 pertanyaan dijawab 100%. Hanya 3 pertanyaan saja yaitu pertanyaan

no 3 dan 4 peserta menjawab 70%, 80%, dan 80%. Ini berarti bahwa pada aspek materi

penelitian tindakan kelas {PTK} sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan

kemampuan profesionalisme mereka. Terkait dengan aspek narasumber/pemateri, dari 2

pertanyaan yang ada, peserta menjawab 100%. Hal ini berarti bahwa tim pengabdian telah

mampu dan cekatan dalam melaksanakan kewajibanya dalam membimbing guru guru untuk

membuat karya tulis ilmiah khususnya penulisan proposal penelitian tindakan kelas {PTK}.

Sedangkan pada aspek pelaksanaan kegiatan dari 6 pertanyaan yang ada hanya pertanyaan

no. 15 yang hanya satu menulis kurang setuju sehingga frekuensinya 90%. Artrinya bahwa

pada aspek pelaksanaan kegiatan an bahwa kegiatan ini sangat berjalan dengan lancar dan

sangat memuaskan.

Adapun bentuk keberhasilan dan kendala yang dihadapi oleh guru guru peserta

pelatihan penulisan karya ilmiah khususnya penelitian tindakan kelas {PTK}antara lain sebagai

berikut:

1. Guru guru dapat memahami prinsip dasar menulis karya ilmiah khususnya menulis

proposal penelitian tindakan kelas {PTK}.

2. Guru guru dapat mengembangkan pemahaman mereka mengenai penelitian tindakan

kelas {PTK}. Hal ini dapat diketahui dari tugas membuat proposal yang diminta oleh tim

pengabdian dapat dikerjakan dengan baik.

3. Guru guru mamiliki kemampuan dalam membuat laporan penelitian tindakan kelas

{PTK}. Hal ini dapat terlihat dari tugas diskusi yang dilaksanakamn saat pengabdian

berlangsung, para peserta sangat aktif menyampaikan pendapat mereka mengenai

tahapan tahapan dalam menyusun laporan sebuah penelitian khususunya penelitian

tindakan kelas {PTK}.

Sedangkan, kendala utama guru di sekolah atau madrasah sasaran yaitu rendahnya

ketersediaan sumber belajar. Guru guru membutuhkan referensi berupa hasil hasil penelitian

tindakan kelas {PTK} yang jumlahnya sangat terbatas mereka miliki. Untuk mengatasi ini,

disarankan kepada seluruh peserta pelatihan agar menjalin komunikasi dengan baik terhadap

lembaga terkait {perpustakaan daerah, sekolah sekolah lain, LPTK, para peneliti, dll}. Ada

Page 195: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |185

beberapa alternative yang bisa dilakukan yaitu kerjasama dengan perpustakaan daerah agar

mereka menyediakan perpustakaan keliling datang ke sekolah atau madrasah secara periodic

KESIMPULAN DAN SARAN

Atas dasar kesuksesan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, ada beberapa hal yang menjadi

simpulan dan saran, antara lain:

1. Pihak yayasan merespon dengan baik adanya keberpihakan pihak Universitas Mataram

atas kesediannya memberikan siraman ilmu dan pengalaman sebagai upaya peningkatan

mutu Pendidikan. Pihak yayasan sangat berkeinginan agar hal hal seperti ini dapat

dilaksanakan pada waktu mendatang tidak hanya melibatkan guru mata MA tetapi semua

guru di lingkungan pondok pesantren Darul Mujahidin NW Boro’ Tumbuh. Karena itu

saran pada pengabdian selanjutnya hendaknya pengabdian lebih memperbanyak jumlah

peserta dan jenjang pendidikan.

2. Karena jumlah guru pemula yang masa kerjanya rata rata rendah dibutuhkan model

pendampingan yang lebih intensif dalam penyesuaian tuntutan kurikulum dalam bentuk

tidak hanya terkait dengan model pembelajaran tetapi juga apa yang diajarkan (how and

what to teach)

3. Universitas Mataram, khususnya FKIP sebagai perguruan tinggi yang menyediakan

Pendidikan dan tenaga kependidikan harus berupaya membangun sinergi dengan pihak

pengguna terkait dengan kondisi lulusan dan perkembangan kebutuhan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. 2016. Improving Students’ Speaking Ability Through Task Based Learning

Approach. Page: 101-107 in The Asian EFL Journal Professional Teaching Articles

Indonesian International Conference Edition December 2016 Volume1.

Jeremy Harmer, 2001. The Practice of English Language Teaching. England: Pearson

Education Limited.

Melvin L. Silberman. 1996. Active Learning; 101 Strategi Pembelajaran Aktif: Yogyakarta:

Allyn and Bacon Boston.

Modjiono. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nunan, David. Designing Tasks for the Communicative Classroom, USA: Cambridge

University Press, 1989.

Penny Ur, 1996. A Course in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Sahuddin, 2007. The Effectiveness of Presentation Technique in Teaching Speaking. Mataram:

Jurnal Gema Rinjani.

Syafaruddin Dkk. 2006.Ilmu Pendidikan Islam Melejitkan potensi budaaya Ummat. Jakarta:

Hijri Pustaka Utama

Ur, Penny A. Course in Language Teaching. Cambridge: Cambridge

University Press, 1996

Page 196: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |186

Penguatan Peran Dan Strategi Calon Aparatur Pemerintah Daerah NTB

Melalui Analisis Dinamika Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Reformasi

Bagi Pengembangan Pembangunan Daerah

Mala Mardialina, Ahmad Mubarak Munir*

Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mataram

Kata Kunci:

Aparatur sipil

negara, kerjasama,

otonomi, politik luar

negeri, sister city

Abstrak: Reformasi 1998 mengubah pola interaksi antar pemerintah pusat

dan daerah, otonomi menjadi tuntutan daerah sebagai langkah strategis

untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat. Otonomi daerah

setidaknya memberikan ruang yang luas dalam mengatur dan memetakan

potensi daerah, namun tidak dengan keleluasaan daerah dalam membangun

kerjasama luar negeri. Membangun hubungan luar negeri harus atas

sepengetahuan dan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai

pemangku tugas hubungan luar negeri. Dengan demikian aparatur negara

harus memiliki pengetahuan mendasar mengenai dinamika politik luar

negeri Indonesia, dengan harapan untuk memahami ruang yang dapat

dimanfaatkan untuk membangun kerjasama dan bahkan menyelaraskan

kebijakan daerah untuk memanfaatkan kebijakan besar Politik Luar Negeri

Indonesia. Penguatan peran strategis aparatur negara di daerah mengenai

peluang yang dapat dimanfaatkan dari kebijakan besar Politik Luar Negeri

Indonesia menjadi sebuah keharusan di era revolusi industri 4.0, konsep

sister city, kerjasama pendidikan dan kerjasama strategis menjadi

pengetahuan mendasar yang harus dipahami para calon aparatur negara.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Reformasi 1998 menjadi titik awal perubahan signifikan dalam kehidupan sosial dan

bernegara, tuntutan perubahan juga digaungkan bagi lembaga-lembaga pemerintahan.

Transparansi dalam pelaksanaan pemerintahan, akuntabilitas, responsibilitas dan efektivitas

dalam menjalankan pemerintahan dirasa sangat mendesak untuk dilakukan. Reformasi

birokrasi dilakukan seiring dengan perubahan besar reformasi 1998, perubahan-perubahan

yang kemudian menjadi tuntutan untuk dilakukan perubahan antara lain seperti, korupsi akibat

ketidak profesionalnya penyelenggara negara, tidak transparan dan netralnya penyelenggara

negara, gemuk struktur dan miskin fungsi (zuhroh, 2010). Ini menjadi tantangan besar bagi

penyelenggara negara seiring dengan tuntutan reformasi.

Perkembangan teknologi atau yang kita kenal dengan istilah globalisasi mendorong

transformasi dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Hal ini menjadi tantangan baru

dalam proses penyelenggaraan negara, yaitu mendorong efektivitas dan transparansi dalam

proses penyelenggaraan negara untuk tujuan kesejahteraan masyarakat. Globalisasi setidaknya

Page 197: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |187

mempersempit ruang bagi penduduk dunia (world citizen), sehingga terbentuklah interaksi

masyarakat dunia semakin masif dan intens. Bertukar informasi dan pikiran mengenai

tantangan, inovasi dan tentu bentuk interaksi di negara masing-masing menjadi salah satu

pemicu lahirnya perubahan-perubahan masif dan signifikan dalam masyarakat.

Globalisasi memberikan ruang lebih bagi masyarakat untuk berinteraksi dalam ruang

dan waktu yang berbeda, setidaknya globalisasi mempermudah pekerjaan manusia yang

tadinya terpisah oleh ruang dan waktu. Globalisasi mendatangkan manfaat besar bagi dunia,

untuk merancang pembangunan dunia yang mensejahterakan kehidupan masyarakat dunia.

Sehingga secara sederhana globalisasi dapat dipahami sebagai akumulasi interaksi penduduk

dunia dengan berbagi macam aktivitas dalam ruang dan waktu (Held et.al., 1999). Interaksi

masyarakat dunia yang semakin intens tentu mendorong pertukaran informasi secara cepat dan

transparan, ruang yang semakin menyempit ini tentu akan mendatangkan manfaat yang besar

bagi pembangunan daerah di Indonesia, terlebih lagi dengan wewenang yang diberikan pusat

kepada daerah.

Kepala daerah dan para aparatur daerah memiliki peranan penting dalam mengambil

manfaat dari menyempitnya ruang dan waktu dalam interaksi dunia. Aparatur negara di daerah

dapat membangun interaksi dan merancang sebuah kerjasama yang menguntungkan dengan

daerah lain di berbagai belahan dunia. Pemanfaatan akses teknologi dan transparansi informasi

menjadi modal awal bagi ASN dalam merancang skema kerjasama dengan pihak luar tanpa

kemudian melanggar aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah pusat sebagai pengendali

pembangunan. Dengan kata lain, daerah memiliki kesempatan besar dalam menginisiasi

kerjasama luar negeri dalam berbagai bidang, sebagai langkah mendorong kemakmuran dan

kemajuan daerah.

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah

penyuluhan. Materi yang diberikan telah diatur sedemikian rupa agar dapat menunjang

keberhasilkan/ketercapaian target pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Materi yang diberikan selama penyuluhan berlangsung adalah sebagai berikut:

1. Politik luar negeri indonesia dan pembangunan daerah

2. Sister city konsep dan citizen diplomacy

3. Kota kembar provinsi nusa tenggara barat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Politik Luar Negeri Indonesia Dan Pembangunan Daerah

Konsekuensi dari pemberlakuan Otonomi Daerah yang sangat terasa adalah

kewenangan daerah dalam merancang pembangunan sesuai dengan potensi dan nilai-nilai yang

berkembang. Kewenangan ini juga berlaku dalam merancang kerjasama dengan pihak asing,

baik negara, organisasi internasional, Non geverment organizations (NGO), kelompok

masyarakat, pemerintah daerah sebuah negara dan bahkan individu (Rumengan, 2009).

Meskipun kemudian harus dikomunikasikan dengan pemerintah pusat yaitu Kementerian Luar

Page 198: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |188

Negeri. Pemerintah memiliki skema yang jelas dalam mendorong terbentuknya kerjasama

daerah dengan luar negeri.

Otonomi daerah yang diatur dalam UU No 23 Tahun 2014 mendefinisikan Otonomi

sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus secara mandiri

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia dimana asas otonomi merupakan prinsip dasar penyelenggaraan

Pemerintah Daerah berdasarkan Otonomi Daerah (UU RI Nomor 23 2014). Dalam UU 23 2014

dijelaskan dengan terperinci mengenai urusan pemerintah pusat dan daerah, di mana dalam hal

ini urusan tersebut dapat dibagi dalam dua yaitu urusan pemerintahan absolut dan urusan

pemerintahan konkuren. Adapun urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (2) meliputi: politik luar negeri; pertahanan; keamanan; yustisi; moneter dan fiskal

nasional; dan agama. Sehingga tentu dalam merancang kerjasama dengan luar negeri harus

seizin dan koordinasi pemerintah pusat.

Inisiasi kerjasama dengan luar negeri kemudian dapat dikoordinasikan dengan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia atau Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Kementerian Luar Negeri sabagai

steakholder terkait urusan luar negeri. Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama

Pembangunan Internasional mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian, perumusan

dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan

pembangunan nasional di bidang politik luar negeri dan kerjasama pembangunan internasional

(Bappenas RI, 2014). Bappenas melalui direktorat luar negeri menjadi salah satu corong dalam

menghubungkan rencana daerah dalam membangun kerjasama luar negeri.

Langkah pertama yang dapat diambil daerah dalam memanfaatkan atau mengambil

peluang besar dalam politik luar negeri adalah dengan memetakan prioritas politik luar negeri

Indonesia yang biasanya disampaikan oleh Presiden atau Menteri Luar Negeri, prioritas ini

disampaikan secara ekspilisit maupun implisit, jika kemudian implisit bukan berarti tidak bisa

disarikan atau dicari bidang apa yang menjadi prioritas politik luar negeri. Hal ini bisa dilihat

dari pidato kenegaraan seorang presiden atau kemudian pidato tahunan Menteri Luar Negeri

atau dikenal juga dengan istilah pidato pers tahunan menteri.

Sebagai salah satu contoh prioritas politik luar negeri indonesia di masa Presiden

Jokowi misalnya, menjadi Poros Maritim Dunia. Kebijakan poros maritim dunia kemudian

dijelaskan lebih jauh oleh Menteri Luar Negeri, yaitu mencakup lima pilar utama yaitu; 1.

Membangun budaya maritim; 2. Penjagaan dan pengelolaan sumber daya laut; 3. Membangun

infrastruktur dan konektivitas maritim; 4. Kerjasama maritim melalui diplomasi; dan 5.

Pembangunan kekuatan pertahanan maritim (Setkab RI, 2019). Daerah dalam hal ini dapat

mengambil manfaat atau kemudian merancang peluang kerjasama dengan menyesuaikan

dengan prioritas politik luar negeri. Daerah bisa kemudian merancang kerjasama dalam tema

kemaritiman misalnya, bagi daerah dengan potensi maritim yang kuat bisa mendorong

kerjasama dengan membangun indsutri maritim dengan perusahaan atau bahkan negara.

Tentunya semuanya harus disesuaikan dan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Dalam

membangun kerjasama dengan luar negeri, terdapat konsep yang dapat dkembangkan di

daerah, konsep ini telah diterapkan dibeberapa daerah di Indonesia yaitu sister city.

Page 199: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |189

Sister City Konsep Dan Citizen Diplomacy

Konsep sister city sangat erat kaitannya dengan diplomasi publik dan keterlibatan

masyarakat menjadi bagian dari aspek aktor diplomasi itu sendiri. Sister City atau kota kembar

adalah konsep penggandengan dua kota yang berbeda lokasi dan administrasi politik dengan

tujuan menjalin hubungan budaya dan kontrak sosial antar penduduk. Sister city merupakan

sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut kerja sama antar-kota di Indonesia dengan kota-

kota di negara lain. lstilah ini sesungguhnya dalam bahasa Indonesia disebut kota kembar atau

twin city, kerja sama ini dilakukan baik berupa antar-kota luar negeri maupun dalam negeri di

mana kerja sama tersebut berslfat luas, disepakatisecara resmi, dan bersifat jangka panjang

(Novianti, 2013).

Sister city dikenal juga dengan istilah twin city, sister province atau kota kembar,

Presiden Amerika Serikat President Dwight D. Eisenhower memperkenalkan dan

mengembangkan konsep ini pada tahun 1956. Melalui konferensi di Gedung Putih, Presiden

Eisenhower mengajak masyarakat Amerika Serikat untuk memperkuat dan mempromosikan

penguatan kerjasama antara masyarakat “people to people program” dalam berbagai bidang

(Cremer et.al., 2001). Sejak dikenalnya konsep ini, setidaknya telah terbentuk lebih dari 11.000

sister city yang melibatkan lebih dari 159 negara di dunia (Zelinsky, 1991).

Presiden Eisenhower mencoba mendorong interaksi antar masyarakat dalam setiap

tingkatan dengan masyarakat di daerah lain yang kemudian dikenal dengan istilah citizen

diplomacy, interaksi yang intens antar masyarakat dalam ruang dan waktu yang berbeda

setidaknya mempersempit ruang untuk terjadinya konflik atau bahkan perang. Interaksi

mendorong pertukaran informasi yang mendalam antar masyarakat, afiliasi antar masyarakat

dalam sebuah daerah dengan daerah lain akan mengurangi bibit konflik di masa depan. Contoh

sister city yang paling tua di dunia dibentuk tahun 1931 adalah Toledo, Ohio dan Toledo,

Spanyol. Amerika Serikat dan Spanyol merancang kerjasama lebih komprehensif antar dua

wilayah yang memiliki kesamaan dengan tujuan untuk memperkuat interaksi masyarakat.

Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 03 Tahun 2008 tentang

pembentukan sister city mensyaratkan beberapa ketentuan atau syarat dalam menjajaki

kerjasama sister city. Syarat tersebut antara lain : kesetaraan status administrasi; kesamaan

karakteristik; kesamaan permasalahan; upaya saling melengkapi; peningkatan hubungan

kerjasama. Adapun bidang-bidang kerjasama dalam sister city setidaknya meliputi empat

bidang:

1) Budaya, dalam konteks kerjasama budaya ditujukan untuk memahami keanekaragaman

budaya yang berbeda sehingga dapat terjalinnya pemahaman mengenai latar belakang

budaya, sehingga dapat meningkarkan kerjasama yang lebih mendalam antar Kota dalam

Hubungan Intenasional, yang biasanya melibatkan unsur seni musik, pertunjukan budaya,

dan hal lainnya yang menyangkut kebudayaan

2) Akademik, dalam bidang akademik biasanya melibatkan pengiriman duta/delegasi dari

suatu kota/provinsi terhadap kota/provinsi lainnya yang ditunjuk untuk mempromosikan

dan mempelajari budaya lain, untuk mempeerat hubungan yang lebih mendalam.

Page 200: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |190

3) Pertukaran informasi, dalam hal ini ditujukan untuk menanggulangi suatu kesamaaan

permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat terselesaikam dengan pengembangan yang

dalam hal ini dapat ditujukan pembangunan kota/provinsi yang lebih baik.

4) Ekonomi, merupakan bidang yang sangat penting dalam kerjasama Sister City/Sister

Province, dimana hal ini berlandaskan pada tujuan peningkatan perdagangan antar kota

maupun provinsi sehingga konteks kerjasama tejalin lebih harmonis.

Kota Kembar Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kerjasama kota kembar telah banyak dilakukan oleh beberapa daerah di Indonesia,

salah satu contoh misalnya yogyakarta dan Kyoto, Jepang. Kerjasama Yogyakarta dengan

Kyoto, Jepang terbentuk sejak tahun 1985 masih berlangsung dan eksis hingga saat ini. Jogja

Japan Week merupakan even dua tahunan yang diselenggarakan untuk mengapresiasi

kerjasama sister city kedua daerah. Pusat kebudayaan Jepang di Jakarta mencatat setidaknya

lebih dari 1000 orang Indonesia belajar bahasa Jepang, minat masyarakat Indonesia terhadapa

budaya Jepang masih tinggi, baik dari bahasa, film dan manga. Kegiatan ini merupakan bentuk

nyata bagaimana masyarakat menjadi agen diplomasi dan mendorong terjadinya interaksi yang

saling menguntungkan antar masyarakat di kedua daerah.

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membangun kerjasama sister city dengan Provinsi

Zhejiang, dibentuk tahun 2014 dengan misi untuk meningkatkan interaksi masyarakat kedua

daerah dan memperkuat kerjasama dan meningkatkan ekonomi daerah dan potensi daerah.

Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya kerjasama Sister Province antara Pemerintah

Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Pemerintah Provinsi Zhejiang RRT adalah terbukanya

hubungan transnasional Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan terjalinnya tukar

menukar indormasi, ide, pengetahuan dan budaya. Pemerintah provinsi Zhejiang sendiri

berharap dalam kerjasama ini pihak provinsi Zhejiang mampu memberikan manfaat dari

kerjasama yang terjalin.

KESIMPULAN

Pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten/kota dapat memanfaatkan kebijakan besar politik

luar negeri Indonesia. Memetakan prioritas politik luar negeri Indonesia menjadi langkah

utama dalam mengambil manfaat dengan sinkronisasi prioritas kebijakan luar negeri.

Kebijakan poros maritim dunia misalnya dapat kemudian diambil manfaat oleh pemerintah

daerah misalnya dalam hal penguatan dan mendorong industri lokal untuk masuk dan menjadi

pemain dalam perdagangan global. Kolaborasi antara pemerintah daerah dengan kementerian

luar negeri akan menjadi langkah awal memajukan potensi-potensi yang dimiliki daerah agar

bersaing dengan pasar regional dan global.

DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS RI, “Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan

Internasional”, www.bappenas.go.id, 4 November 2014, <https://www.bappenas.go.id

/id/profil-bappenas/unit-kerja/deputi-bidang-politik-hukum-pertahanan-dan keamanan

Page 201: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |191

/direktorat-politik-luar-negeri-dan-kerjasama-pembangunan-internasional/> diakses

tanggal 2 september 2019.

Cremer, R.D., De Bruin, A., & Dupuis, A.,“International Sister-Cities: Bridging the Global-

Local Divide”, The American Journal of Economics and Sociology, Vol. 60, No. 1,

Special Issue: City and Country: An Interdisciplinary Collection (Jan., 2001), p. 380

Held, D., McGrey, A., Goldblatt, D., & Perraton, J., “Globalizaztion”, Global Governance,

Vol. 5. No. 4, (Oct.-Dec. 1999), p. 483.

Humas Setkab “Inilah Prioritas Politik Luar Negeri Indonesia 5 Tahun Ke Depan” Sekretariat

Kabinet RI, <https://setkab.go.id/inilah-prioritas-politik-luar-negeri-indonesia-5-tahun-

ke-depan/>, diakses tanggal 2 September 2019.

Novianti, “Pembuatan Perjanjian Kerjasama Sister City Oleh Pemerintah Daerah: Studi

Perjanjian Sister City di Kota Surabaya dan Kota Bukit Tinggi, Jurnal DRP RI, Vol. 18.

No. 2, Juni 2013, pp. 252-253

Rumengan, J., “Perspektif Hukum dan Ekonomi atas Kerjasama Luar Negeri oleh Pemerintah

Daerah”, Indonesian Journal of International Law, Vol. 6. No. 2, Januari 2009, p. 245.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Zelinsky, W., “The Twinning of The World: Sister Cities in Geographic and Historical

Perspective”, Annals of the Association of American Geographers, Vol. 81, No. 1

(Mar., 1991), pp. 1-2

Zuhroh, R.S,. ‘Good Governance dan Reformasi Birokrasi di Indonesia’, Jurnal Penelitian

Politik, Vol. 7. No. 1, 2010, p. 3

Page 202: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |192

Pelatihan Skrining Intoksikasi Merkuri Pada Bidan Desa Puskesmas

Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat

Ardiana Ekawanti*, Deasy Irawati, Seto Priyambodo, Ima Arum Lestarini

Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

pertambangan emas

skala kecil, merkuri,

intoksikasi,

pelatihan, bidan desa

Abstrak: NTB adalah salah satu propinsi yang menjadi daerah

pertambangan emas skala kecil dan menjadi sumber emisi merkuri di dunia,

salah satu kecamatan yang aktif melakukan penambangan emas dengan

menggunakan merkuri. Merkuri adalah bahan kimia yang digunakan dalam

proses pengolahan emas. Merkuri memberikan dampak pada kesehatan

masyarakat di daerah pertambangan. Bidan desa dan kader posyandu adalah

petugas kesehatan yang merupakan ujung tombak dalam menemukan

masalah kesehatan di masyarakat. Pengabdian ini bermaksud membekali

bidan desa dan kader posyandu tentang dampak intoksikasi merkuri

terhadap tubuh dan cara pencegahan terhadap paparan merkuri dari

lingkungan, dan cara mendeteksi keracunan merkuri di masyarakat. Metode

yang akan digunakan adalah pemutaran video tantang cara skrining

intoksikasi, demonstrasi dan latihan terstruktur cara skrining keracunan

merkuri. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan pada tanggal 20 Juni

2019 bertempat di aula Puskesmas Brang Rea. Kegiatan diikuti oleh lima

belas peserta yang terdiri dari sembilan bidan desa dan tiga bidan

Puskesmas serta dua orang dari bagian kesehatan lingkungan Puskesmas.

Hasil lainnya dari pelatihan ini adalah peningkatan pengetahuan ditandai

dengan nilai sebelum pelatihan dilakukan pre-test dan didapatkan rerata 64

dan di akhir pelatihan dilakukan post-test dan didapatkan nilai 98,3.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pertambangan Emas Skala Kecil adalah pertambangan rakyat yang memproses

pemisahan emas dari bebatuan dengan menggunakan senyawa yang mempengaruhi

metabolism dalam berbagai organ tubuh. Salah satu senyawa yang digunakan yaitu air raksa

yang digunakan dalam proses pengolahan emas.

Penelitian yang dilakukan oleh Krisnayanti, dkk pada tahun 2012, menemukan bahwa

padi yang ditanam di tanah yang merupakan limbah baik tong dan gelondong (Krisnayanti,

2011) yang dikonsumsi masyarakat sekitar pertambangan mengandung raksa. Raksa

ditemukan dalam tubuh penduduk Sekotong dalam kadar yang melebihi batas yang

diperbolehkan (Krisnayanti, 2015). Priyambodo, dkk (2015) mendapatkan prevalensi stunting

pada siswa SD di Telaga Lebur Sekotong sebesar 44,5 % dan underweight 27,78 %.

Page 203: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |193

Merkuri yang masuk ke dalam tubuh manusia terdapat dalam beberapa bentuk :

1. Inorganik, ada beberapa jenis merkuri dalam bentuk inorganic, yaitu :

a. Metalik:

b. gas elemental (Hg0)

c. Merkuri ionic (Hg22+)

d. Garam merkuri (Hg2+)

2. Organik; yaitu merkuri yang terikat pada senyawa yang mengandung atom karbon.

(Bernhoft, 2012)

Jenis merkuri di atas masuk ke dalam tubuh melalui beberapa rute, sebagai berikut:

1. Inhalasi.

Inhalasi adalah rute masuk merkuri dalam bentuk gas elemental. Inhalasi merupakan

rute terbanyak didapatkan pada para pekerja pertambangan dan pengolahan emas, dari alam

seperti dari asap yang dilepaskan oleh gunung berapi dan aktivitas amalgam. Elemental

merkuri yang terinhalasi dengan cepat akan diserap oleh membrane mukosa dan paru dan

dengan cepat akan diubah menjadi merkuri bentuk yang lain.

2. Ingesti

Bentuk merkuri yang masuk ke dalam tubuh melalui rute ini adalah bentuk organic

merkuri (metal merkuri) yang terakumulasi terlebih dahulu di dalam makanan yang diasup oleh

manusia terutama dari ikan. Bentuk merkuri lainnya yang masuk melalui rute ini adalah bentuk

metalik yang dipakai dalam dental amalgam.

3. Absorpsi langsung melalui kulit yang terpapar

Pekerja yang bersentuhan langsung dengan merkuri akan menyerap langsung merkuri

tersebut. Penelitian tentang kemampuan kulit untuk menyerap merkuri masih sedikit. Krim

pemutih yang mengandung merkuri merupakan sumber paparan merkuri yang masuk melalui

kulit dan ingesti.

Faktor risiko yang potensial menyebabkan seseorang terpapar merkuri:

1. Pekerjaan

Beberapa pekerjaan mempunyai risiko untuk terpapar merkuri, diantaranya adalah

aktivitas penambangan merkuri dan emas. Pedagang emas yang melakukan aktivitas

pengecoran emas. Dokter dan perawat gigi juga merupakan kelompok yang rentan terpapar

merkuri dari aktivitas tumpat gigi dengan bahan yang mengandung merkuri. Pekerja pabrik

yang menggunakan bahan merkuri dalam produknya seperti pekerja pabrik spigmomanometer

air raksa dan thermometer.

2. Upacara keagamaan

Beberapa upacara keagaamaan atau ritual tertentu melakukan aktivitas pembakaran

merkuri yang memberikan paparan metallic gaseous.

3. Makanan

Makanan yang mengandung merkuri menjadi sumber paparan. Jenis makanan yang

banyak menjadi sumber merkuri adalah ikan. Atau produk makanan lain yang terpapar merkuri

dari tanah yang dijadikan tempat menanam atau air yang digunakan tercemar merkuri.

Page 204: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |194

Bidan Desa dan kader posyandu adalah petugas kesehatan dan masyarakat yang

bertugas di tengah masyarakat harus mampu untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di

daerahnya yang merupakan daerah dengan pencemaran merkuri.

Pengabdian ini bermaksud membekali bidan dan kader posyandu dengan

keterampilan mendeteksi dini keracunan merkuri.

METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan. Sebelum pelatihan dilakukan,

terlebih dahulu dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan peserta untuk itu dilakukan pre test

dan pada akhir kegiatan dilakukan post test untuk mengetahui ketercapaian tingkat

pengetahuan peserta. Pelatihan diberikan dalam bentuk penjelasan, demonstrasi dan pemutaran

video singkat pemeriksaan keracunan merkuri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan adalah tanggal 20 Juni 2019 bertempat di aula Puskesmas Brang Rea

Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan diikuti oleh 15 orang peserta terdiri dari 9 orang bidan

desa, 3 orang bidan Puskesmas dan 3 orang dari kesehatan lingkungan.

Setelah diberikan pre test dan diberikan dasar-dasar tentang peraturan pemerintah

terkait penggunaan merkuri, gejala keracunan merkuri dan pemeriksaan sederhana untuk

mendeteksi keracunan merkuri. Pemutaran video untuk menvisualisasi tehnik pemeriksaan dan

diperkuat dengan demonstrasi.

Hasil pre test didapatkan rerata 64 dan setelah diberikan pemaparan dan dilakukan post

test didapatkan hasil 98,3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk pelaksanaan tersebut, hanya

saja beberapa bidan desa dating terlambat karena baru selesai memberi pelayanan di posyandu

.

Gambar 1. Peserta mengerjakan pre

test

Gambar 2. Penjelasan tentang

dasar-dasar pemeriksaan

keracunan merkuri

Gambar 3. Demonstrasi

pemeriksaan oleh seorang dokter

dari Jepang

KESIMPULAN

Pelatihan skrining intoksikasi merkuri dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2019 dengan hasil

berupa peningkatan pengetahuan bidan yang ada di wilayah puskesmas Brang Rea Kabupaten

Page 205: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |195

Sumbawa Barat. Kegiatan ini sangat penting dilakukan secara berkala pada petugas kesehatan

di daerah terdampak polusi dari PESK untuk menjaring kasus baru keracunan merkuri.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram khususnya Fakultas

Kedokteran yang telah membiayai pengabdian ini. Ucapan terima kasih juga kami haturkan

kepala kepala Puskesmas Brang Rea dan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat

yang telah menfasilitasi kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Krisnayanti BD, Anderson C, Ekawanti A, Sukartono, 2015, Alternative Livelihood in ASGM

in Sekotong West Nusa Tenggara, KLN Report.

Priyambodo S, Ekawanti A, Nurbaiti L, C Rifana, Lestarini IA, 2015, Nutritional Status of

School Aged Children in Telaga Lebur Elementary Public School, Sekotong West

Nusa Tenggara Barat 2014-2015 in Proceeding of ISSC 2015. Mataram. Mataram

University Press

United Nations Environment Progamme, 2009. Guidance Document: Developing a national

strategic plan for artisanal and small scale gold mining. UNEP Version 1.0, 7 May

2009.

United Nations Environment Programme, Report of the Governing Council, Twenty-fifth

Session (16-20 February 2009). General Assembly, Official Records, Sixty-fourth

Session, Supplement No. 25. Retrieved from

http://www.chem.unep.ch/mercury/GC25/GC25Report_English.pdf 12 March

2010.

UNDP, 2010. Millennium Development Goals. Retrieved from

http://www.undp.org/mdg/resources2.shtml 10 May 2010

Page 206: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |196

Penyuluhan dan Pelatihan Tentang Pembuatan Sistem Irigasi Leb Pipa

Pada Jaringan Irigasi Air Tanah Dalam Di Dusun Arungan Bali Desa Akar

Akar Kabupaten Lombok Utara

I Dewa Gede Jaya Negara1*, Anid Supriyadi1, Atas Pracoyo1

1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mataram

Kata Kunci:

efisiensi,

irigasi, leb

pipa

Abstrak:

Pengembangan jaringan irigasi di lahan kering Nusa Tenggara Barat (NTB), telah

dilakukan pemerintah. Dan sejak tahun 1990 telah dibangun lebih dari 471 buah

sumur pompa air tanah dalam tersebar di 7 kabupaten se Provinsi NTB untuk

mendukung pertanian di lahan kering. Dusun Arungan Bali Desa Akar Akar

termasuk salah satu lokasi lahan kering yang potensial pasiran, telah memanfaatkan

sumur tersebut dilapangan. Dalam aplikasi irigasi tersebut ternyata masih mengadapi

kendala lapangan yaitu penggunaan air oleh petani yang kurang efisien sehingga

usahatani kurang menguntungkan. Untuk itu mengatasi masalah tersebut, perlu

dilakukan penyuluhan dan pelatihan ditingkat lapang agar masyarakat dapat

meningkatkan efisiensi air irigasi. Sistem irigasi leb pipa, dapat dijadikan alternatif

untuk meningkatkan efisiensi air ditingkat lahan tersebut. Metode yang digunakan

untuk mengatasi hal di atas adalah dengan penyuluhan dan pelatihan pembuatan

irigasi Leb pipa di lapangan yang terdiri dari 1) identifikasi masalah, 2)penyuluhan,

3) pelatihan pembuatan jaringan irigasi leb pipa dan uji pengaliran, 3) tanya jawab

dan diskusi, dan 4) evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan, masyarakat sangat

antosias dalam kegiatan ini terutama dalam pelatihan irigasi leb pipa dan peserta

dapat melihat pola aliran irigasi yang terjadi, dapat mengerti tingkat ke manfaatan air

di lahan. Masyarakat tani Arungan Bali, tertarik dengan cara irigasi ini dan dapat

mencek efisiensi irigasi baik kedalaman irigasi dan penyebarannya dipermukaan

lahan yang lebih cepat dan merata. Waktu irigasi dapat dilakukan 1 jam lebih cepat

dari cara yang biasa dilakukan masyarakat tani. Dengan penyuluhan dan pelatihan

ini masyarakat tani memperoleh pengetahuan tentang cara irigasi yang lebih efisien

dan mudah dikerjakan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Dusun Arungan Bali berlokasi di desa Akar Akar Kabupaten Lombok Utara,

merupakan lokasi pertanian lahan kering tanah pasiran potesial yang telah mendapatkan sumur

pompa air tanah dalam dari pemerintah pusat (PAT-NTB) termasuk jaringan irigasi air tanah

pada lahan petani. Sejak 1990, pemerintah Provinsi NTB telah membangun lebih dari 471

sumur pompa air tanah dalam yang tersebar di 7 kabupaten se Provinsi NTB. Hasil survai

optimalisasi pemanfaatan sumur pompa air tanah dalam menunjukkan bahwa hanya sekitar 10

- 15 persen dari jumlah sumur pompa air tanah dalam yang dibangun pemerintah yang

Page 207: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |197

dimanfaatkan oleh petani sedangkan sisanya tidak dimanfaatkan secara optimal karena

mahalnya biaya operasional (Eterna dan Suwardji, 2003). Irigasi pompa air tanah dalam pada

lahan kering pasiran ternyata masih boros air dan kurang efisien, karena pengalian air dengan

sistem irigasi yang ada untuk lahan 1 hektar dilakukan sekitar 6 jam sampai 8 jam. Untuk sekali

irigasi dengan pompa di lokasi Arungan Bali diperlukan 5 liter solar per jam dan dengan harga

solar sekitar Rp.8000 per liter di lokasi, dan untuk irigasi lahan pertanian sampai panen sekitar

12 kali irigasi maka diperlukan biaya sekitar Rp 2.880000,- sampai Rp 3.840.000,- termasuk

mahal.

Memperhatikan banyaknya kendala yang ditemui dalam penerapan JIAT di lapangan,

maka perlu dilakukan peningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan air tanah ditingkat

lahan. Memperhatikan untuk Akar Akar saat ini terdapat tidak kurang dari 22 buah sumur

pompa air tanah dalam yang telah dibangun pemerintah, tetapi pemanfaatannya yang masih

sangat rendah sehingga penyuluhan dan diberi contoh teknik-teknik irigasi efisien untuk dapat

ditiru oleh masyarakat tani. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan irigasi hemat

air ditingkat lapang untuk mendorongn percepatan efisiensi air irigasi di lahan oleh masyarakat

tani. Dengan penyuluhan tersebut masyarakat dapat meniru cara pembuatan jaringan yang

lebih efisien untuk mempercepatan perbaikan tata kelola air ditingkat lahan oleh masyarakat

lahan kering pasiran, sehingga pemanfaatan air tanah dapat lebih efisien dan menguntungkan

disetiap musim panen.

Menurut hasil penelitian, (Jaya Negara, dkk., 2016,) pengujian sistem irigasi leb pipa

pada lahan bergradasi halus sekitar 5 are menunjukkan dalam waktu 20 menit mampu memberi

irigasi hingga kedalaman sekitar 30 cm, sedangkan pada uji sistem irigasi leb JIAT (jaringan

irigasi air tanah) yang telah ada dilapangan dapat mencapai kedalaman 30 cm dalam waktu

irigasi 38 menit, jadi sistem Leb pipa lebih cepat 18 menit dari pada sistem JIAT dalam

melakukan irigasi.

Memperhatikan karakterisik tanah dilokasi pengabdian berupa pasiran dimana terdiri

dari 62% pasir, 35% debu dan 3% porsi liat (Suwardji,2010) maka, pelatihan sisitem irigasi leb

pipa, sangat perlu dilakukan dilahan masyarakat sekitar sumur pompa sebagai uji-uji ditingkat

lapang dengan masyarakat khususnya di Arungan Bali, agar dapat meningkatkan efisiensi air

ditingkat lahan petani dan menguntungkan.

Pemberian air irigasi pada lahan kering pasiran yang mengikuti cara-cara irigasi pada

sawah lahan basah, sangatlah tidak sesuai dengan karakteristik lahan kering yang ada sangat

boros air. Penerapan cara-cara irigasi yang kurang sesuai perlu diredukasi agar dampak yang

merugikan bagi petani khususnya masyarakat awam yang belum mengenal teknik-teknik

penghematan air, dapat ditekan sekecil mungkin. Potensi lahan kering pasiran sangat boros air

dan perlu dilakukan percepatan pembasahan lahan oleh air irigasi yang lebih efisien dalam

waktu yang relatif pendek. Perlu memanfaatkan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai

saluran air yang mudah di dapat saat ini seperti pipa pvc yang harganya masih terjangkau

ditingkat lapangan. Perlu memanfaatan lahan sekitar sumur pompa sebagai lahan uji dan contoh

untuk masyarakat sebagai media komunikasi teknik irigasi yang sederhana ditingkat lapang.

Melalui penyuluhan dan pelatihan irigasi leb pipa dan rancangan sederhana ditingkat lapang,

Page 208: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |198

akan diperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan pola irigasi dilahan kering tanah

pasiran sebagai contoh bagi masyarakat tani Arungan Bali Desa Akar Akar dan sekitarnya

METODOLOGI

Di awal kegiatan dilakukan tinjauan lapangan terkait dengan lokasi sumur pompa dan

pemanfaatan air yang dilakukan petani, mendata pemanfaatan air sumur pompa oleh petani,

mengidentifikasi pola irigasi yang dilakukan petani. Merangkum masalah dan membuat

rancangan pola penyuluhan dan pelatihan teknik irigasi. Alternatif pemecahan masalah awal

akan dilakukan penyuluhan sistem irigasi leb pipa dan pentingnya air bagi tanaman di

lapangan. Pada tahap ke dua adalah pelatihan dimana masyarakat diberikan contoh cara

membuat irigasi leb pipa di lahan seperti : pengukuran petak lahan, penggalian jalur pipa,

pembuatan jaringan pipa dan pemasangan, pengujian aliran dilapangan. Melalui pelatihan ini

akan diperoleh manfaat yang lebih besar bagi petani dan berdampak positip dalam perbaikan

cara irigasi yang kurang efisiensi dalam kegiatan pertanian lahan kering.

HASIL KEGIATAN

Masih banyak lokasi jaringn irigasi air tanah dimanfaatkan masyarakat tapi belum

dikembangkan. Evaluasi tentang kegiatan ini, akan dilakukan dengan pengamatan langsung ke

lokasi Arungan Bali setelah beberapa waktu dan dilakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan

dengan masyarakat. Hasil evaluasi kegiatan yang diperoleh, akan digunakan sebagai bahan

penyempurnaan metode pengabdian dilokasi sekitarnya dimasa mendatang yang memiliki

Penyuluhan dan penyampaian materi

Penyuluhan dilakukan di lahan petani yang telah ada tempat untuk kumpul seperti pada Gambar

1. Materi diberikan berupa lembaran-lembaran yang telah berisikan tentang masalah irigasi

dan manfaat irigasi di lahan kering, yang perlu difahami masyarakat.

Gambar 1 .Penyuluhan dengan petani

Selama penyuluhan juga dilakukan tanya jawab tentang teknik irigasi air tanah yang

dulu terbangun dan pemanfaatannya oleh masyarakat. Penyuluhan memberikan contoh pola

irigasi dipermukaan tanah dan ke dalam tanah yang perlu diperhatikan peserta, agar irigasi

tidak boros.

Page 209: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |199

Gambar 2. Diskusi dan tanya jawab

Jadi petani jarang memperhatikan dalam capaian irigasi, sehingga irigasi dilakukan

hanya menunggu air penuh dan hal inilah menyebabkan penggunaan air menjadi boros. Skema

jaringan yang dicontohkan seperti pada Gambar 3. Berdasarkan jaringan pada gambar berikut

petani ditunjukkan cara membuat dan hingga pengujiannya.

Gambar 3 skema jaringan irigasi leb pipa

Kegiatan penyiapan jaringan irigasi leb ditunjukkan pada Gambar 4. Jarak pipa lubang

leb menyesuaikan bentuk petak lahan dan panjang pipa yang ada dipasaran. Pipa dipasang 60

cm dibawah tanah agar tidak kena bajak, jaringanan dipasang selama lahan digunakan untuk

usaha tani.

Gambar 4. Penyiapan jaringan leb pipa

Page 210: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |200

Selanjutnya setelah dilakukan penimbunan , perataan dan pemadatan maka tahap

selanjutnya penyiapan dilakukannya pengujian aliran mengikuti jadwal irigasi lokasi setempat.

Contoh pengujian yang dilakukan pada lokasi pengadian ditunjukkan pada Gambar 4

Gambar 5. Pengujian irigasi Leb pipa

Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil berupa debit keluar pipa leb

seperti pada Tabel 1. Berdasarkan hasil tersebut diketahui debit aliran dan jumlah lubang pipa

yang dapat dibuat pada lahan.

Tabel 1.Hasil uji pengaliran irigasi Leb Pipa (Sumber: hasil uji mandiri)

No Juml Outlet Debit Luaran (lt/dt) Luas Lahan (m2)

1 9 0,164 121

2 6 0,176 99

3 9 0,160 121

4 4 0,188 42

5 6 0,170 63

6 6 0,172 63

Data hasil uji pengaliran menunjukkan debit rata-rata keluaran outlet sebesar 0,17

liter/dt dengan keseragaman aliran 94%. Pengaliran dengan sistem irigasi leb pipa mampu

memberi kebasahan pemukaan lahan dalam waktu 20 menit dan dengan kedalaman capaian 30

cm.

KESIMPULAN

Beberapa poin yang dapat dijadika kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat

ini adalah;

1. Warga Arungan Bali telah memiliki pengetahuan tambahan tentang pembuatan jaringan

irigasi leb pipa dipetak lahan.

2. Pesert dapat membuat jaringan irigasi leb pipa secara swadaya, karena bahannya mudah

diperoleh dipasaran terdekat.

3. Peserta telah memiliki model irigasi leb pipa dilapangan sekitarnya dan bila sewaktu-

waktu punya dana untuk membuat dapat mencotoh lokasi yang dicontohkan saat ini.

Page 211: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |201

DAFTAR PUSTAKA

Jaya Negara, Anid Supriyadi,2016,”Analisis Rancang Bangun Sistem irigasi Hemat Air

Terpadu Berbasis jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Pada Tanah Lahan kering Bergradasi

Halus di Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, Laporan Akhir Hibah

Swardji,dkk. 2010,” Penerapan Teknologi Irigasi Sprinkle big gun Untuk Pengembangan

Sentra Produksi Hortikultura Unggulan Lahan Kering Provinsi Nusa Tenggara Barat”,

Laporan Akhir Program Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek,Mataram.

Page 212: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |202

Penyuluhan Masyarakat Tentang Galian C pada Sungai dan Lahan di

Desa Sesaot Kabupaten Lombok Barat

Ida Bagus Giri Putra*, Yusron Saadi, Anid Supriyadi, Salehudin,

I Dewa Jaya Negara

Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

galian C,

penambangan,

sedimen

Abstrak:

Penambangan bahan galian merupakan kegiatan yang selalu ada di setiap

wilayah di bumi ini. Besarnya penambangan yang dilakukan tergantung dari

banyaknya sumber bahan galian yang tersedia. Hasil dari penambangan

tersebut selain dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia juga untuk menjaga

kestabilan dari lokasi penambangan yang ada. Dengan demikian proses

penambangan bahan galian sendiri akan tetap dilakukan karena itu adalah

kebutuhan, namun akan menjadi masalah, ketika eksploitasi itu tidak

memperhatikan unsur-unsur penunjang yang ada dan pada akhirnya akan

memberikan kerugian pada manusia itu sendiri. Unsur-unsur penunjang

yang dimaksud disini berupa karakteristik lingkungan, ketersedian sumber

daya alam, serta pengaruhnya terhadap kelangsungan ekosistem di lokasi

penambangan tersebut. Dalam usaha mengendalikan daya rusak air,

diperlukan langkah-langkah penanganan non-fisik melalui usaha

konservasi, memelihara keberadaan, keberlanjutan, sifat, dan fungsi sungai

agar alirannya tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Hal

mendesak dan sangat perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi kondisi

tangkapan sedimen galian C dan memetakannya dalam sungai. Peta ini

berisi informasi galian sedimen yang dituangkan dalam peraturan sebagai

pedoman untuk menentukan penanganan sesuai urgensi dan kondisi setiap

sungai. Apabila pengabdian ini dapat dilaksananakan, maka hasilnya akan

sangat berguna bagi masyarakat sekitarnya dalam Rangka Penetepan Galian

C. Dengan diketahuinya tingkat sedimen yang ada, maka prioritas

penanganan pendangkalan sungai akibat sedimen dapat disusun

penanganan awal untuk penetapan Galian C. Selanjutnya pengabdian yang

sama dapat dilakukan pada sungai lain sehingga penanganan masalah

sedimen dan galian C dapat diketahui.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Penambangan bahan galian merupakan kegiatan yang selalu ada di setiap wilayah di

bumi ini. Besarnya penambangan yang dilakukan tergantung dari banyaknya sumber bahan

galian yang tersedia. Hasil dari penambangan tersebut selain dimanfaatkan untuk kebutuhan

manusia juga untuk menjaga kestabilan dari lokasi penambangan yang ada. Dengan demikian

proses penambangan bahan galian sendiri akan tetap dilakukan karena itu adalah kebutuhan,

namun akan menjadi masalah, ketika eksploitasi itu tidak memperhatikan unsur-unsur

penunjang yang ada dan pada akhirnya akan memberikan kerugian pada manusia itu sendiri.

Unsur-unsur penunjang yang dimaksud disini berupa karakteristik lingkungan, ketersedian

Page 213: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |203

sumber daya alam, serta pengaruhnya terhadap kelangsungan ekosistem di lokasi

penambangan tersebut.

Salah satu lokasi penambangan bahan galian yang sering jumpai pada setiap wilayah

adalah sungai. Selain berfungsi sebagai irigasi, sungai juga merupakan salah satu lokasi

penambangan potensial untuk bahan galian tipe c seperti pasir, kerikil, dan lain-lain. DAS

Jangkok yang terdiri dari beberapa sungai besar dengan luas 563,13 km2 dengan panjang sungai

utama 41,25 km merupakan salah satu lokasi penambangan bahan galian tipe C yang ada di

Pulau Lombok. Proses penambangan yang sederhana tanpa memerlukan teknologi yang tinggi

merupakan alasan utama mengapa penambangan galian tipe C ini banyak dilakukan oleh

masyarakat yang ada di sekitar bantaran sungai.

Belum adanya peraturan dari dinas terkait tentang batasan pengambilan galian tipe C

pada daerah yang dijadikan lokasi penambangan, menyebabkan eksploitasi terhadap galian tipe

C ini tidak teratur. Kenyataan yang terjadi di lapangan, sebagian besar dari penambang kurang

memperhatikan eksistensi dari sungai itu sendiri, yaitu ketersedian dari sedimen dasar (bed

load) sebagai sumber utama dari bahan galian tipe C itu sendiri. Ketersedian sedimen harus

seimbang (balance), dalam arti bahwa jumlah sedimen yang masuk di sungai tersebut sama

dengan jumlah sedimen yang keluar ( yang diekploitasi). Hal ini sangat penting untuk

diketahui, karena akan menyebabkan agradasi dan degradasi sungai, yang tentunya akan

menggangu rezim sungai tersebut, apalagi didekatnya ada bangunan jembatan utama yang

menjadi sarana utama perokonomian Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan informasi dan survey yang dilakukan, permasalahan yang ditemui bahwa

galian C pada masyarakat Desa Sesaot masih kurang akan kondisi lingkungan di sekitarnya

seperti masih banyak terlihat galian yang sembarangan serta hasil material berserakan baik di

lingkungan desa maupun di selokan dan saluran irigasi. Kesadaran masyarakat yang masih

rendah akan pentingnya pedoman galian C lingkungan khususnya tentang pengelolaan galian

disebabkan oleh karena masih kurangnya informasi dan rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat. Disamping itu juga masyarakat belum pernah diberikan bimbingan dan

penyuluhan oleh pemerintah setempat maupun dinas/instansi terkait tentang pentingnya

melakukan pengelolaan galian C secara baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya dilakukan suatu penelitian guna

mengestimasi Sedimentasi Sungai Jangkok terhadap pengaruhnya pada galian tipe C. Tujuan

penyuluhan pengelolaan galian C yang berwawasan lingkungan ini adalah sebagai berikut: 1.

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Sesaot dan sekitarnya tentang pentingnya

pengelolaan galian C yang berwawasan lingkungan; 2. Memberikan pengetahuan kepada

masyarakat Desa Sesaot dan sekitarnya tentang cara penggalian galian C .

METODE KEGIATAN

Persiapan Kegiatan

Untuk merealisasikan pemecahan masalah yang ada, Tim Penyuluh dari Fakultas

Teknik, Universitas Mataram mempersiapkan beberapa materi yang akan diberikan dan juga

mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini. Dalam hal ini, yang

bertanggungjawab terhadap persiapan kegiatan adalah Ida Bagus Giri Putra, ST., MT., Yusron

Page 214: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |204

Saadi, ST., M.Sc, Ph.D, Ir. Anid Supryadi, MT, I Dewa Gede Jaya Negara, ST., MT dan

Salehudin, ST., MT

Selain itu juga Tim Penyuluh melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait

dalam hal ini dengan Kepala Dusun setempat yang berada di wilayah Desa Buwun Sejati Sesaot

untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan. Anggota Tim yang bertugas

melakukan koordinasi adalah Ida Bagus Giri Putra, ST., MT dan I Dewa Gede Jaya Negara,

ST., MT.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan diadakan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2019 memberikan

sambutan sekaligus memberitahukan maksud dan tujuan Tim Penyuluh Pengadian Kepada

Masyarakat dari Fakultas Teknik Universitas Mataram kepada seluruh warga yang hadir pada

pertemuan ini. Selanjutnya Tim Penyuluh memulai kegiatan penyuluhan dengan terlebih

dahulu memperkenalkan anggota tim oleh Ketua kegiatan pengadian kepada masyarakat dari

Fakultas Teknik Universitas Mataram. Pemberian materi penyuluhan dilakukan dalam dua

tahap yaitu (1). Ceramah oleh Tim penyuluh; (2). Tanya jawab.

Penyampaian materi ceramah tentang Pengelolaan Sampah disampaikan secara

bergantian oleh Ketua kegiatan pengadian kepada masyarakat dalam hal ini oleh Ida Bagus

Giri Putra, ST., MT berupa pengertian dan sumber-sumber Galian C, dan dilanjutkan oleh I

Dewa Gede Jaya Negara, ST., MT menyampaikan materi tentang dampak Galian C pada sungai

dan lahan. Dalam penyampaian materi ini, warga Desa Buwun Sejati Sesaot menyimak dengan

seksama dari awal sampai akhir. Penyampaian materi kurang lebih selama 60 menit.

Setelah selesai penyampaian materi , dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam tanya

jawab ini, dipandu oleh bapak Kadus dimana tanya jawab ini dibagi dalam dua sesi dan

masing-masing sesi terdiri dari tiga pertanyaan. Pembatasan atas pertanyaan dilakukan karena

keterbatasan waktu yang tersedia. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dijawab

oleh anggota Tim secara bergiliran dan saling melengkapi satu sama lain. Pertanyaan-

pertanyaan yang belum terjawab maupun permintaan saran dan konsultasi, atas kesepakatan

bersama dapat dilakukan setelah acara ini baik secara pribadi maupun lewat institusi, seperti

disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan di Desa Buwun Sejati Sesaot

Page 215: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |205

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan Tim Penyuluh pada saat

dan setelah pelaksanaan penyuluhan, dapat dilihat adanya tanda-tanda keberhasilan kegiatan

penyuluhan ini. Bagi Tim Penyuluh kegiatan ini telah dapat mencapai sasaran dan tujuan yang

ditetapkan. Sedangkan bagi peserta penyuluhan, kegiatan ini telah dapat memberikan informasi

dan pengetahuan tentang Galian C yang berwawasan lingkungan khususnya tentang dampak

pada sungai dan lahan. Selain itu melalui kegiatan ini semakin terjalin komunikasi yang baik

antara Perguruan Tinggi khususnya Fakultas Teknik, Universitas Mataram dengan warga Desa

Buwun Sejati Sesaot Kabupaten Lombok Barat.

Faktor Penghambat

Selama melaksanakan kegiatan ini, mulai dari persiapan sampai dengan

pelaksanaannya, Tim Penyuluh tidak mengalami hambatan yang berarti. Semua kegiatan yang

telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Faktor yang menjadi penghambat adalah minimnya dana kegiatan sehingga Tim

Penyuluh tidak dapat memenuhi keinginan para peserta terutama penggandaan materi

penyuluhan untuk setiap peserta maupun penyediaan konsumsi yang memadai. Disamping itu

juga praktek langsung tentang dampak Galian C pada sungai dan lahan. Secara maksimal

karena keterbatasan tim penyuluh untuk mengadakan bahan baku, peralatan, dan

mendatangkan tenaga ahli.

Faktor Pendukung

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini karena didukung oleh beberapa faktor antara

lain:

1. Dukungan dari pihak Fakultas Teknik, Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas

Mataram, Kepala Desa Buwun Sejati, Kadus beserta Staf, dan partisipasi masyarakat Desa

Buwun Sejati

2. Semangat yang tinggi dari peserta penyuluhan untuk mengikuti ceramah, diskusi, dan tanya

jawab yang disampaikan dan dibimbing oleh Tim Penyuluh,

3. Dukungan waktu, peralatan dan dana dari Tim Penyuluh.

Evaluasi

Sistem evaluasi yang dilaksanakan adalah dengan melihat peran serta warga Desa

Buwun Sejati dalam kegiatan penyuluhan ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan

yang muncul ketika acara tanya jawab berlangsung. Demikian juga antusias yang tinggi dari

para peserta untuk ingin melakukan pengelolaan sampah khususnya dimulai dari lingkungan

rumah tangga masing-masing dan akan mempraktekkan cara pembuatan pupuk kompos. Ini

berarti kegiatan penyuluhan ini cukup efektif dan berhasil, namun demikian masih perlu

perbaikan-perbaikan terutama dalam hal dukungan dana dan waktu yang disediakan sehingga

praktek langsung khususnya tentang dampak Galian C pada sungai dan lahan.

Setelah dilaksanakannya kegiatan penyuluhan ini, dapat memberikan pengetahuan,

informasi dan keterampilan kepada para warga desa Buwun Sejati tentang pegelolaan galian C

yang berwawasan lingkungan. Disamping itu juga, dengan pengetahuan yang dimiliki dapat

Page 216: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |206

ditularkan kepada keluarga dekat dan masyarakat disekitarnya sehingga tercipta lingkungan

yang bersih, indah, dan sehat. Adapun kegiatan penyuluhan yang dilakukan dapat disajikan

pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Penyuluh, menyangkut pelaksanaan

kegiatan penyuluhan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam rangka pengabdian pada

Masyarakat ini telah berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang ditetapkan,

2. Kegiatan penyuluhan ini telah dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada

masyarakat terutama para warga di Desa Buwun Sejati Kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat tentang cara mengelola sampah yang berwawasan lngkungan.

Saran

Berbagai hal yang perlu disarankan dalam kaitannya dengan hasil penyuluhan ini

adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan memberikan penyuluhan secara

berkesinambungan terutama kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang Galian C.

2. Diperlukan dukungan dana dari pihak terkait sehingga secara bersama-sama dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara penambangan Galian C yang

berwawasan lingkungan disamping itu juga memberikan ketrampilan tentang cara

mengolah limbah galian C menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Arya, W., 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta

Budiharjo, E., Sudanti, 1997, Kota Berwawasan Lingkungan, Penerbit Alumni, Bandung.

Soemirat, J., 1996, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yoyakarta

Soemarwoto O. 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Page 217: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |207

Penguatan Kesadaran Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan di

Kalangan Generasi Muda

I GNK Yudhyadi*, Made Wirawan, Rudy Sutanto,

I Gede Bawa Susana, Ahmad Zainuri

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mataram

Kata Kunci:

ceramah, EBT,

siswa, penyuluhan

Abstrak:

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan

penyuluhan dan pengenalan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi

alternatif di lingkungan siswa-siswa sekolah menengah atas. Adapun secara

khusus kegiatan ini bertujuan untuk penguatan kesadaran, pengetahuan dan

konsep tentang energi baru dan terbarukan bagi siswa-siawa sekolah menengah

atas. Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini meliputi ceramah atau

penyuluhan yang berisi penyampaian informasi untuk materi yang bersifat

umum dan teoritis, dalam hal ini adalah materi energi baru dan terbarukan;

metode dialogis yang bersifat tanya jawab dan diskusi tentang apa dan

bagaimana energi baru dan terbarukan; dan memberikan gambaran konkrit di

lapangan tentang pengelolaan energi baru dan terbarukan. Kegiatan Program

pengabddian masyarakat bertempat di SMAN Ganga, Gangga Kabupaten

Lombok Utara dan di lakukan oleh tenaga-tenaga pengajar dari Jurusan Teknik

Mesin, Fakultas Teknik Universitas Mataram. Para nara sumber melakukan

sharing pengetahuan tentang bagaimana dan apa energi baru dan terbarukan

kepada siswa-siawa sekolah menengah tingkat atas di kabupaten Lombok

Utara. Penyuluhan pengenalan energi baru dan terbarukan sangat bermanfaat

untuk menambah wawasan dan menggugah semangat siswa menerapkannya

saat mereka terjun kembali ke masyarakat.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Energi yang sering digunakan untuk menunjang kehidupan pada saat ini adalah energi

fosil. Energi fosil tersebut meliputi bahan bakar minyak, batu bara maupun gas bumi. Energi

fosil ini termasuk sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui serta memiliki

kapasitas yang terbatas untuk memenuhi tingkat kebutuhan yang semakin hari semakin

bertambah. Selain itu jika penggunaan energi fosil secara terus menerus dan tanpa memikirkan

kebijakan lebih lanjut tidak dapat dipungkiri lagi energi fosil yang ada tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan tersebut.

Ketersediaan energi termasuk listrik merupakan elemen yang sangat penting dalam

berbagai aspek kehidupan manusia, sekaligus sebagai kebutuhan mutlak untuk menunjang

pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia

Page 218: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |208

ketika dihadapkan pada kondisi dimana sebagian besar penyediaannya masih bergantung pada

energi fosil dan pengembangan sumber–sumber energi terbarukan masih sangat terbatas.

Sementara permintaan energi semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk dan pembangunan yang terus berkembang. Disamping itu ketidaksesuaian antara

lokasi sumberdaya energi dengan daerah pengguna energi serta infrastruktur di berbagai tempat

yang minim telah menyebabkan keterbatasan akses masyarakat terhadap energi. Selain itu,

kesenjangan pendapatan masyarakat yang cukup tinggi semakin menambah kompleksitas

permasalahan di sector energi. Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil terutama

minyak bumi menimbulkan kekhawatiran mengingat energi tersebut bukan energi yang

terbarukan. Dengan tingkat eksploitasi yang dilakukan saat ini tanpa penemuan cadangan baru

yang signifikan serta kapasitas kilang yang cenderung stagnan, akan menyebabkan jumlah

cadangannya di dalam negeri semakin menipis.

Sumber energi alterntif yang bersifat renewable atau dapat di perbaharui ada berbagai

jenis misalnya energi angin yang dapat di gunakan untuk menghasilkan energi listrik yang

dikombinasikan dengan turbin angin, energi air digunakan untuk mengerakkan turbin air akan

menghasilkan energi listrik. Disamping energi air dan angin, energi matahari juga dapat

digunakan untuk menghasilkan energi lisrik dengan menggunakan solar cell, dan juga untuk

memanakan air maupun udara dengan menggunakan solar kolektor.

Di sisi lain, potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya, energi

air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya masih sangat

terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga energi terbarukan yang belum kompetitif

bila dibandingkan dengan harga energi fosil yang masih disubsidi, penguasaan teknologi yang

rendah sehingga nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan,

maupun investasi dalam pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur yang kurang

memadai.

Selama ini energi terbarukan lebih banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik

mengingat listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting baik sebagai penerangan dirumah-

rumah maupun untuk menggerakkan industri. Namun demikian, ada juga beberapa jenis energi

terbarukan yang dikonsumsi secara langsung walaupun jumlahnya masih sangat sedikit.

Padahal pengembangan energi terbarukan merupakan salah satu solusi penting bagi

keberlanjutan pembangunan khususnya sektor energy.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memberikan peningkatan

pengetahuan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi alternatif untuk siswa-siswa

sekolah menengah tingkat atas di kabupaten Lombok Utara. Adapun tujuan khusus dari

kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan dan konsep tentang energi baru dan terbarukan bagi para

siswa.

b. Menanamkan kemandirian energi bagi siswa-siswa sekolah.

c. Memberikan wawasan tentang sumber –sumber enegi alternative yang ada disekitar

lingkungannya yang dapat dimamfaatkan

Manfaat yang diharapkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah :

Page 219: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |209

a. Siswa dapat membuat pompa hydram sederhana yang berguna untuk memenuhi kebutuhan

akan air irigasi.

b. Siswa dapat membuat biogas untuk memenuhi kebutuhan memasak dan penerangan.

c. Siswa dapat membuat kolektor surya untuk memenuhi kebutuhan air hangat.

Pemanfaatan energi alternatif atau terbaharukan belum dimasyarakatkan dan

digalakan secara intensif, belum banyak dipraktekan secara nyata, sehingga masyarakat

kurang tertarik untuk memanfaatakan, mengolah dan menggunakan sumber energi alternatif

tersebut. Oleh sebab itu, penyuluhan ini diharapkan akan menjadi momen penting untuk

siswa SMAN 1 Alas, Sumbawa Barat untuk berkreasi menyumbangkan pikiran dan ilmunya

untuk diabdikan kepada masyarakat (minimal untuk desanya sendiri) guna mengatasi

masalah kurangnya energi baik itu energi untuk keperluan memasak ataupun energi untuk

keperluan penerangan sehingga kualitas hidup/ kesejahteraan mereka dapat ditingkatkan.

Sesuai dengan masalah tersebut, maka program pengabdian pada masyarakat ini

dilakukan dengan beberapa faktor pendukung yaitu diantaranya adalah kompetensi dari tim

penyuluh yang sudah semuanya memiliki gelar S2 dan S3, dan semuanya tahu tentang energi

terbaharukan, tersedia proyektor dan modul bahan penyuluhan atau power point, tempat yang

sudah disediakan oleh pihak SMAA 1 Alas, Sumbawa Barat dan beberapa foto serta video

pemanfaatan energi terbaharukan. Oleh sebab itulah energi ini perlu disosialisasi, ditunjukan

dan diperlihatkan cara-cara pemanfatannya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan, mempromosikan dan meningkatkan

semangat masyarakat untuk memanfaatan energi alternatif guna memenuhi keperluan

energinya seperti untuk memanaskan air mandi atau udara pengering, menghasilkan listrik,

menghasilkan gas dan sebagainya di salah satu SLTA/SMK di Nusa Tenggara Barat yaitu di

SMAN 1 Gangga, Lombok Utara. Indikator keberhasilannya dapat ditunjukan dengan hal-hal

berikut:

a) Terlaksananya penyuluhan di depan salah satu kelas di SMAN 1 Gangga, Lombok Utara.

b) Terwujudnya kegiatan memberi penjelasan kepada siswa tentang manfaatan energi

alternatif seperti energi surya, energi angin, energi air, energi laut, energi biomassa dan

biogas untuk berbagai keperluan hidup.

c) Siswa antusias mengikuti penyuluhan ini dan tertarik untuk menanfaatkan dan

menggunakan energi alternatif.

d) Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan dan keinginan para peserta

untuk mempraktekan energi alternatif.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan mampu memberikan manfaat

sebagai berikut:

a) Siswa mendapat tambahan pengetahuan manfaat energi alternatif dan bagaimana cara

memanfaatkan atau menggunakan energi tersebut.

b) Siswa tergugah untuk berkreasi mempraktekan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah

untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energinya.

c) Siswa tertarik untuk mencari sumber energi alternatif yang berguna di masa depan.

Page 220: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |210

d) Ikut mensosialisasikan program pemerintah dalam menggalakan pemanfaatan energi

alternatif.

METODE

Potensi sumber daya manusia di Nusa Tenggara Barat ini sebenarnya mampu

memberikan sumbangan pikiran dan ilmunya untuk memecahkan persoalan di masyarakat

terutama yang berkaitan dengan penyediaan energi baik yang bersifat sosial maupun bisnis.

Oleh karena itu, dipandang sangat perlu untuk memberikan penyuluhan di beberapa ke

sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan PT ataupun kelompok organisasi

kemasyarakatan guna membangkitkan sumber daya manusia untuk berkreasi dan kreatif

memanfaatkan energi alternatif. Jika hal ini terus menerus dilakukan maka akan banyak

masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan energi gratis ini. Alhasil masyarakat akan

mampu mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang semakin menipis

keberadaanya dan harganya semakin mahal. Oleh sebab itulah pengabdian ini berupaya

membantu pemerintah untuk mensosialisasikan, mempromosikan dan memasyarakatkan

tentang energi baru dan terbarukan. Adapun pelaksanaan kegiatan dapat dibagi menjadi dua

tahap kegiatan yaitu tahap persiapan dan penyuluhan serta tahap pengenalan.

Tahap Persiapan dan penyuluhan

Pada tahap persiapan ini dilakukan pemilihan lokasi yang tepat, waktu pelaksanaan

serta penentuan jumlah yang hadir, rencana penyuluhan energi baru dan terbarukan dan

pengurusan perijinan dari lingkungan sekolah, jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan dapat

ditentukan kemudian setelah dimusyawarakan dengan guru sekolah setempat. Dalam

penyuluhan energi baru dan terbarukan, akan diperkenalkan manfaat serta kegunaan dari energi

baru dan terbarukan yang meliputi pompa hydram, biogas dan kolektor surya dalam kehidupan

sehari-hari dan menjelaskan pentingnya penggunaan teknologi tepat guna yang ramah

lingkungan (green tecnology) kepada siswa-siswa sekolah menengah tingkat atas.

Tahap Pengenalan

Pada tahap pengenalan energi baru dan terbarukan, penyampaian materi dilakukan oleh

instruktur dari tim pengabdian pada masyarakat untuk menyampaikan dasar-dasar pengertian

pompa hydram (apa itu pompa hydram, mengapa bisa pompa hydram dapat menaikan air tanpa

menggunakan bahan bakar ataupun listrik, menjelaskan bagian-bagian pompa hydram), biogas

(bagaimana biogas dapat dihasilkan, bahan baku biogas) dan kolektor surya (menjelaskan

sistem konversi dari sinar matahari menjadi panas yang mampu diserap oleh absorber, kriteria

absorber yang digunakan).

Bahan:

1. Materi penyuluhan, beberapa informasi dan teori/macam-macam sumber energi baru

terbarukan.

2. Gambar-gambar dan video pemanfaatan energi terbarukan.

3. Modul pembelajaran tentang energi alternatif.

Page 221: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |211

Peralatan:

1. Gambar-gambar dan video pemanfaatan energi alternatif.

2. Komputer dan LCD.

3. Alat-alat tulis dan kertas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Energi matahari

Energi ini melimpah dan gratis sebab matahari di Indonesia terutama di Lombok Nusa

Tenggara Barat bersinar sepanjang tahun dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore. Lebih-lebih

daerah Nusa Tenggara Barat terdiri dari wilayah yang berupa pantai, dimana daerah pantai

sebagian besar adalah terbuka dan energi matahari dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Rata-rata Nusa Tenggara Barat menerima radiasi matahari antara 600 W/m² hingga 1000

W/m² dan merupakan suatu wilayah yang berada pada jalur katulistiwa 6°LU sampai 11°LS,

Utami [1], Mirmanto dkk. [2]. Pada posisi ini, Indonesia memiliki iklim tropis dan matahari

bersinar sepanjang tahun secara merata. Oleh sebab itu, intensitas radiasi matahari di Indonesia

rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu peralatan yang

sederhana dan dapat digunakan untuk memanen energi surya adalah kolektor surya plat datar,

Gambar 1(c).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. Beberapa contoh pemanfaatan energi surya; (a) kolektor tipe concentrating (CSP)

untuk pendidihan, (b) kolektor pipa-pipa vacum untuk pemanasan air, (c) kolektor plat datar

untuk pemanasan air dan (d) solar cell untuk menghasilkan listrik

Pemanfaatan dengan peralatan ini telah banyak dilakukan di Jurusan Teknik Mesin

Universitas Mataram seperti penelitian yang dilakukan oleh Saputra [3], Purnadi [4],

Hamzanwadi [5], Wirawan dkk. [6]. Mereka meneliti energi matahari untuk memanaskan air

panas yang dapat dipergunakan untuk campuran air mandi. Dengan peralatan prototipe yang

mereka gunakan, air dengan suhu 27°C saat masuk kolektor dapat dipanaskan hingga mencapai

Page 222: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |212

suhu 48-60°C saat keluar dari kolektor. Suhu tersebut sudah sangat memadahi untuk dijadikan

air mandi dicampur dengan air dingin. Disamping itu energi ini juga dapat dimanfaatkan untuk

memasak, lihat Gambar 2.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 2. Pemanfaatan energi matahari untuk memasak; (a) kolektor parabola, (b) kompor

tenaga surya kotak, (c) kompor surya dengan reflector, (d) kompor surya kaca fresnel.

Energi angin

Potensi angin di Nusa Tenggara Barat cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan/

dikonversi menjadi energi yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat karena

Nusa Tenggara Barat wilayahnya terdiri-dari pulau-pulau kecil yang dikelilingi lautan/ pantai

yang mana banyak angin yang berhembus baik dari laut ke darat atau dari darat ke lalut.

Angin di Nusa Tenggara Barat berhembus sepanjang tahun dengan kecepatan rata-rata 3,5 -

7 m/s bahkan lebih bisa lebih tinggi dari 7 m/s pada bulan-bulan tertentu,

http://www.slideshare.net/. Kecepatan angin sebesar 7 m/s saja, berdasarkan teori, mampu

membangkitkan energi listrik sebesar 206 W untuk kincir angin dengan luasan frontal sekitar

1 m2 bila tidak ada kerugian. Daya 206 W untuk sekedar penerangan sebuah rumah tangga

sudah sangat memadahi. Mengingat demikian besar potensi angin di Nusa Tenggara Barat,

LAPAN telah memberikan proyek percontohan sebesar 7000 W di Lombok Timur. Namun

sosialisasi, pemasyarakatan dan usaha peningkatan pemanfaatan energi angin dirasakan

Page 223: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |213

masih belum mencukupi atau masih perlu ditingkatkan. Beberapa peralatan yang dapai

digunakan untuk menkonversi energi angin menjadi energi guna dapat dilihat pada Gambar

3. Kalkulasi data angin dapat dilihat di Gerdes (2005).

Gambar 3. Beberapa model kincir atau turbin angin yang dapat dimanfaatkan untuk

mengubah energi angin menjadi energi yang berguna untuk masyarakat.

Energi air

Energi air, air tawar ataupun air laut juga melimpah keberadaannya. Energi air tawar

misalnya tersedia seperti di bendungan Batu Jae dan beberapa air terjun yang belum

dimanfaatkan atau belum diubah menjadi energi listrik atau energi lainya. Sedangkan

pemanfaatan energi air tawar cukup sederhana sebab dapat digunakan kincir air yang dapat

dibuat dari bahan kayu, fiber ataupun plat besi. Lihatlah Gambar 4 yang menunjukan contoh

kincir angin yang sangat sederhana dan mudah ditiru oleh semua kalangan masyarakat.

Gambar 4. Contoh-contoh kincir air untuk mengkonversi energi air menjadi energi guna

atau listrik atau untuk menaikan air dari sungai.

Sedangkan energi laut yang sangat luas juga belum dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup kita di Nusa Tenggara Barat. Sumber-sumber tersebutlah yang

perlu digali, dikembangkan dan dimanfaatkan tentu dengan menggunakan peralatan

teknologi. Teknologi untuk memanfaatkan energi laut atau gelombang memang cukup rumit,

tetapi apabila diusahakan dan dipelajari maka kitapun akan dapat membuatnya dan akhirnya

dapat digunakan untuk mengkonversi energi tersebut menjadi energi yang berguna. Contoh

pemanfaatan, pengolahan dan sumber energi laut dapat ditunjukan pada Gambar 5.

Page 224: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |214

Gambar 5. Sumber dan pemanfaatan energi laut

Energi biomassa dan biogas

Energi ini juga sangat melimpah keberadaannya di Indonesia sebab sebagian besar

masyarakat Indonesia adalah petani yang mana dari kegiatan-kegiatan pengolahan lahan,

tanam dan panen akan menghasilkan sumber-sumber energi biomassa. Disamping itu,

masyarakat juga banyak yang berternak baik itu sapi, kambing maupun kuda dan ayam.

Kotoran-kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan dengan bijaksana untuk menghasilkan energi

atau sebagai bahan bakar. Sebagai contoh kotoran sapi dapat dirubah menjadi biogas dengan

cara membuat digester maka dalam waktu beberapa hari gas metan dapat dihasilkan yang

dapat dialirkan menuju kompor dan dibakar untuk masak. Teknik-teknik pembuatan biogas

dari kotoran ternak juga sudah banyak dikembangkan dan digunakan. Peralatan sederhana

dan perawatannyapun mudah. Oleh sebab itu sumber energi sangat cocok untuk

dikembangkan di pedesaan ataupun diperkotaan dimana terdapat ternak. Sampah rumah

tanggapun seperti sisa-sisa makanan atau bahkan feses dapat digunakan sebagai bahan

penghasil energi yaitu biogas. Contoh pengolahan dan pemanfaatan energi biomassa dapat

dilihat pada Gambar 6. Sedangkan contoh pengolahan energi biogas ditunjukan pada Gambar

7. Biomassa dan biogas ini telah diteliti oleh Universitas Mataram, salah satu penelitia adalah

Tira [9] melalui program MP3EI. Biogas ini dapat digunakan untuk memasak, penerangan

dan sebagainya. Karena sumber biogass ini gratis maka energi ini menjadi murah dan sangat

cocok diterapkan di daerah-daerah pedesaan sehingga desa-desa tersebut menjadi mandiri

energi.

Page 225: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |215

Gambar 6. Contoh sumber dan pemanfaatan energi biomassa

Gambar 7. Pengolahan dan pemanfaatan energi biogas kotoran ternak

Secara umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar,

aman, meriah sebab pada kegiatan ini siswa yang datang merupakan perwakilan dari semua

kelas di SMAN1 Gangga termasuk yang hadir wakil guru yaitu guru BK, guru pengajar

matematika. Antusiasme peserta penyuluhan dalam mengikuti, mendengarkan, memperagakan

maupun bertanya mengenai materi penyuluhan mengindikasikan bahwa tujuan kegiatan

penyuluhan ini berhasil. Pada kegiatan ini siswa diberi pemahaman mengenai sumber energi

baru dan terbarukan serta jenis peralatan yang sudah digunakan dan dihasilkan oleh tim

pengabdian masyarakat dari jurusan teknik mesin Unram.

Program pengabdian masyarakat ini tidak hanya bersifat ceramah monolog, melainkan

pemateri turut memberikan contoh langsung kepada siswa tentang alat yang menggunakan

energi baru dan terbarukan dengan memutar video agar siswa lebih paham.

Peserta penyuluhan tentang energi baru dan terbarukan, hal ini terlihat dari pertanyaan yang

dilontarkan peserta yang hadir pada waktu diadakan penyuluhan. Beberapa pertanyaan pada

penyuluhan ini adalah:

1. Apakah perempuan bisa masuk teknik mesin dan apa kelebihan teknik mesin

Page 226: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1 No. 1 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |216

2. Bagaimana prinsip kerja pompa hidram kok bisa tidak menggunakan listrik

3. Berapa tinggi minimal terjunan air dan dapat menaikkan air sampai berapa meter.

4. Apa itu biogas dan kenapa bisa menjadi listrik.

5. Bahan apa saja yang bisa digunakan untuk menjadi biogas dan cara pembuatannya

6. Kenapa matahari, air dan angin disebut energi terbarukan.

7. Kenapa air bisa panas ketika melewati kolektor surya.

8. Apa beda kolektor surya dan solar cell.

Faktor pendukung

Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini didukung oleh beberapa ha lyang sangat

membantu, memperlancar dan memudahkan dalam pelaksaannya. Faktor-faktor pendukung

tersebut diantaranya adalah:

1. Guru dan pengurus sekolah SMAN 1 Gangga memfasilitasi ruangan dan perlengkapan

persentasi.

2. Perwakilan siswa berasal dari kelas 12 sehingga mereka sudah mendapat pelajaran lebih

banyak

3. Kepala Sekolah dan Guru mendampingi siswa saat kegiatan dilakukan sehingga proses

kegiatan lebih terarah dan siswa mematuhi arahan guru beserta pemateri.

4. Tim penyuluh terdiri dari dosen yang kompeten sesuai dengan bidang ilmunya di bidang

Energi dan produksi dengan kualifikasi S2 dan S3.

5. Bantuan tenaga dan pemikiran mahasiswa Teknik Mesin Universitas Mataram ikut

melancarkan proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada

Masyarakat ini.

Gambar 8. Foto Kegiatan Penyuluhan

Gambar 8 menunjukkan antusiasme dari para peserta penyuluhan untuk mendengarkan

dan mengikuti penyuluhan yang telah dilakukan. Terlihat para siswa meyimak dengan seksama

penjelasan yang diberikan dan sesekali memberikan tanggapan dan pertanyaan ke para

narasumber.

Page 227: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |217

KESIMPULAN

Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, antusiasme dari para siswa dan guru serta peran

aktif mereka, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat berjalan dengan baik dan lancar.

2. Penyuluhan telah berhasil yaitu ditandai dengan antusiasme peserta dan sambutan hangat

dari siswa, guru dan pengurus sekolah.

3. Siswa memberikan pertanyaan atas materi yang disampaikan

4. Penyuluhan pengenalan energi baru dan terbarukan sangat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan menggugah semangat siswa menerapkannya saat mereka terjun kembali ke

masyarakat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada LPPM Universitas Mataram yang telah

mendanai kegiatan ini dengan sumber dana PNBP 2019. Disamping itu, penulis juga

menyampaikan banyak terimakasih kepada masyarakat dan jajaran pengelola SMAN 1

Gangga, Lombok Utara yang telah mengijinkan dan menerima kami untuk memberikan

penyuluhan kepada mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Gerdes, G.J., 2005, Wind energy – basic principle, Workshop on renewable energies, Nadi,

Republic of Fiji Island.

Hamzanwadi, 2015, Pengaruh jumlah pipa terhadap laju pelepasan kalor pada kolektor surya

absorber batu granit, Skripsi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mataram, 2015.

Purnadi, R., 2015, Pengaruh variasi susunan pipa terhadap laju pelepasan kalor pada kolektor

surya absorber batu granit, Skripsi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Mataram.

Tira, H.S., 2014, Pemanfaatan limbah ternak sapi menjadi biogas berkualitas tinggi dalam

menunjang ekonomi peternak sapi serta menuju NUSA TENGGARA BARAT lumbung

biogas digester, MP3EI Universitas Mataram, DIKTI.

Wirawan, I. M., Mirmanto, Kurniawan, 2016, Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada

kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas, Dinamika

Teknik Mesin, 6(2), pp. 127-133.

Page 228: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |218

Sinergisitas Pariwisata Dan Pelestarian Lingkungan Melalui Tata Kelola

Persampahan Di Kawasan Wisata Sesaot

Luluk Fadliyanti, Diswandi*, Mansur Afifi, Tuti Handayani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram

Kata Kunci:

pariwisata

berkelanjutan,

pengelolaan sampah,

mcsto, sesaot

Abstrak:

Kawasan wisata Sesaot merupakan bagian dari kawasan wisata unggulan di

Kabupaten Lombok Barat dan telah menjadi salah satu obyek Monitoring

Centre for Sustainable Tourism Observatories (MCSTO). Disamping

berdampak positif bagi perekonomian daerah (desa) setempat, ironisnya,

kegiatan wisata di kawasan ini juga berdampak negatif bagi kelestarian

lingkungan hidup yaitu terjadinya pencemaran oleh sampah yang tidak

terkelola dengan baik. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini dilakukan

sebagai upaya untuk mengidentifikasi permasalahan tata kelola

persampahan di kawasan wisata Sesaot dan merumuskan solusinya secara

partisipatif. Dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD),

kegiatan pengabdian ini menghasilkan rumusan berbagai permasalahan

mengenai tata kelola persampahan yaitu; kurangnya sosialisasi berupa

edukasi dan kampanye kebersihan kepada mayarakat dan wisatawan,

kurang memadainya tempat sampah, belum adanya petugas khusus yang

menangani tata kelola sampah dan belum adanya metode penanganan

sampah plastik yang ramah lingkungan di kawasan wisata Sesaot. Dari

permasalahan tersebut, maka dirumuskan pula solusi penyelesaian masalah

yaitu akan dibentuk tim pelaksana tata kelola persampahan yang akan

bertugas khusus untuk memberikan edukasi dan kampanye kebersihan

kepada masyarakat dan wisatawan, melakukan pengontrolan bak sampah

dan mengolah sampah organik dan non-organik dengan metode yang lebih

ramah lingkungan di kawasan wisata Sesaot.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Kawasan wisata Sesaot merupakan salah satu bagian dari kawasan wisata unggulan di

Kabupaten Lombok Barat yang telah menjadi salah satu obyek Monitoring Centre for

Sustainable Tourism Observatories (MCSTO) atau pengawasan wisata berkelanjutan. MCSTO

merupakan proyek pengembangan pariwisata berkelanjutan di bawah proyek United Nation

World Tourism Organization (WTO). Dalam periode empat tahun terakhir ini, kawasan Sesaot

semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan (khususnya wisatawan domestik). Dengan adanya

sumber mata air yang terletak di desa ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang datang

berkunjung, hal tersebut tentunya memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan

pariwisata di desa Sesaot.

Seiring berkembangnya desa ini menjadi kawasan wisata tentunya diikuti pula dengan

berkembangnya sarana dan prasarana sebagai fasilitas penunjang yang tersedia di desa ini.

Namun demikian, ketika terjadi pembangunan sarana prasarana pariwisata, disamping

Page 229: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |219

berdampak positif bagi perekonomian daerah (desa) setempat juga bisa berdampak negatif bagi

kelestarian lingkungan hidup (Swarbrooke, 1999). Dampak negatif yang timbul adalah

terjadinya pencemaran air sungai yang sumber mata airnya berada di kawasan Sesaot. Air

sungai ini tercemar oleh sabun mandi yang digunakan oleh para wisatawan dan juga oleh

sampah plastik akibat aktivitas wisatawan. Padahal, air sungai ini juga digunakan untuk

mengairi sawah di daerah sekitarnya bahkan menjadi sumber irigasi yang dialirkan sampai ke

kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Hal ini tentu saja dapat memberikan dampak

negatif terhadap lingkungan dalam jangka panjang, jika tidak segera diatasi. Selain

permasalahan pada air sungai yang tercemar, terjadi pula pencemaran tanah yang disebabkan

oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. Motivasi wisatawan untuk datang ke kawasan

Sesaot adalah untuk menikmati keindahan hutan dan kesejukan udaranya serta menikmati

mandi di sungai dan kolam renang dengan sumber air alami. Namun jika terjadi pencemaran

sampah, tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah wisatawan yang datang akan berkurang

secara signifikan (Ovidiu and Bogdan, 2009).

Industri pariwisata ibarat “pisau bermata dua” dimana pada satu sisi bisa

menguntungkan, namun bisa juga menyebabkan kerugian pada sisi lainnya. Keuntungan yang

nyata, tentu saja yang paling jelas adalah keuntungan secara ekonomi baik yang bersifat

langsung maupun tidak langsung. Sementara itu potensi kerugian yang ada adalah kerugian

dari dampak kerusakan lingkungan seperti yang dijelaskan di atas, dan kerugian secara

ekonomi. Dengan demikian, tantangannya adalah bagaimana mengelola pariwisata di Sesaot

sehingga dampak positif (keuntungan ekonomi) bisa diraih setinggi mungkin dan dampak

negatif (pencemaran lingkungan) bisa ditekan serendah mungkin (Richards and Hall, 2003).

Pengelolaan sebuah obyek wisata (berbasis masyarakat) tidak bisa terlepas dari peran

serta semua pihak yang terlibat di dalamnya, mulai dari pemerintah desa setempat, kelompok

masyarakat, lembaga pengelola obyek wisata serta instansi terkait. Dalam pengelolaan

kawasan wisata Sesaot yang merupakan sebuah obyek wisata berbasis masyarakat, diperlukan

sinergi dan dukungan penuh dari masyarakat yang berperan langsung di dalamnya, dalam hal

ini adalah para pelaku usaha (pedagang) makanan tradisional dan organisasi pengelola kawasan

wisata Sesaot.

Untuk mengidentifikasi permasalahan dan solusi dalam tata kelola Kawasan wisata

Sesaot, diperlukan pendekatan partisipatif sebagai metode identifikasi langsung oleh para

pelaku tata kelola kawasan wisata Sesaot. Dengan demikian, kebijakan penataan kawasan yang

akan diterapkan akan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari para pelaku di lapangan

(Eagles et al, 2002). Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini dilakukan sebagai upaya untuk

mengidentifikasi permasalahan tata kelola persampahan di kawasan wisata Sesaot dan

merumuskan solusinya secara partisipatif. Target dari kegiatan ini adalah teridentifikasinya

permasalahan-permasalahan dalam tata kelola persampahan di Kawasan Wisata Sesaot dan

terumuskannya solusi untuk pemecahan masalah-masalah tersebut.

METODE KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini dilakukan dalam bentuk Diskusi kelompok

terpusat atau Focus Group Discussion (FGD). Anggota diskusi terdiri dari kelompok

Page 230: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |220

pedagang, Pokdarwis, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa. Sebelum diskusi dimulai,

peserta akan diberikan ceramah terkait kepariwisataan dan tata kelola kawasan wisata berbasis

lingkungan yang dilakukan oleh tim Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mataram.

Dalam FGD yang dilakukan, setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi permasalahan

apa saja yang ditemukan selama mereka terlibat dalam tata kelola Kawasan Wisata Sesaot

khususnya terkait tata kelola sampah. Setelah permasalahan teridentifikasi, selanjutnya

kelompok diminta untuk merumuskan solusi apa yang perlu dilakukan untuk memecahkan

masalah tersebut.

Setelah diskusi kelompok selesai, dilakukan pemaparan hasil diskusi kelompok untuk

kemudian dikompilasi dan disimpulkan dalam sebuah dokumen identifikasi permasalahan dan

solusi penataan persampahan di kawasan wisata Sesaot. Dokumen ini kemudian akan dijadikan

sebagai pedoman oleh para pihak, dalam perumusan kebijakan tata kelola persampahan di

Kawasan Wisata Sesaot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Permasalahan Persampahan

Dampak negatif yang timbul akibat kegiatan pariwisata di sekitar obyek wisata tersebut

adalah berupa sampah yang bersumber dari aktifitas wisatawan, khususnya aktifitas makan dan

minum. Dampak selanjutnya adalah jika sampah ini tidak dikelola dengan baik, maka akan

menimbulkan pencemaran lingkungan yang tentunya dapat memberikan pengaruh yang buruk

terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya obyek wisata serta dapat mengganggu kinerja

usaha jasa wisata di Kawasan Wisata Sesaot.

Beberapa tempat sampah sudah tersedia di sekitar obyek wisata ini, namun belum

optimal karena sebagian besar dalam kondisi rusak. Selain itu, jika tempat sampah sudah

penuh, tidak ada petugas khusus yang bertanggung jawab untuk mengosongkan tempat sampah

tersebut. Kesadaran masyarakat (wisatawan) juga masih kurang karena sebagian besar

wisatawan membuang sampahnya dengan sembarangan dan tidak pada tempat sampah yang

tersedia. Hal ini juga dipicu oleh masih minimnya upaya kampanye, himbauan ataupun

sosialisasi dari pengelola wisata agar pengunjung tidak membuang sampah dengan

sembarangan.

Permasalahan lainnya adalah, belum ada solusi untuk pengelolaan sampah plastik yang

terkumpul yang merupakan jenis sampah plastic yang tidak bisa diurai secara alamiah oleh

tanah. Selama ini sampah-sampah plastik dan bahkan juga sampah organik dimusnahkan

dengan cara dibakar. Hal ini berdampak pada timbulnya asap yang akan mengganggu kualitas

udara di sekitar obyek wisata, dan juga berdampak negative terhadap penciptaan karbon

monoksida yang berbahaya bagi kesehatan dan juga menimbulkan dampak semakin tebalnya

efek gas rumah kaca. Pencemaran lainnya yang timbul adalah pencemaran air sungai akibat

sampah kiriman dari kampung yang berlokasi di hulu sungai. Hal tersebut dipicu oleh

kurangnya kesadaran masyarakat dan kebiasaan mereka membuang sampah ke sungai.

Page 231: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |221

Solusi Penyelesaian Permasalahan Persampahan

Dari kegiatan FGD yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan beberapa solusi untuk

mengatasi permasalahan persampahan di Kawasan Wisata Sesaot.

1. Penyediaan tempat sampah dengan jumlah yang lebih banyak dan penggantian tempat

sampah yg kondisinya sudah tidak baik.

2. Perlu dilakukan sosialisasi berupa edukasi dan kampanye kepada masyarakat sekitar

dan wisatawan untuk selalu menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempat

sampah yang telah disediakan. Kampanye dilakukan secara langsung dengan

memberikan pengarahan pada saat pengunjung masuk ke obyek wisata, dan juga

pendekatan langsung ke pengunjung saat mereka menikmati obyek wisata. Kampanye

lainnya adalah melalui pemasangan plakat yang berisi arahan untuk menjaga

kebersihan dan membuang sampah pada tempat yang disediakan.

3. Pembentukan tim pengelola sampah yang akan bertanggung jawab untuk mengontrol

kebersihan, melakukan edukasi kepada pengunjung dan juga mengosongkan tempat

sampah yang sudah penuh. Tim ini akan berada di bawah koordinasi Pokdarwis.

4. Solusi untuk sampah plastik, sampah plastik yang memungkinkan untuk didaur ulang

akan diolah menjadi berbagai kerajinan tangan seperti bunga plastik dan tas belanja.

5. Untuk menghindari polusi asap supaya tidak mengganggu pengunjung, pembakaran

akan dilakukan di lokasi lain yang terpisah dan jauh dari lokasi wisata.

6. Solusi lain adalah akan dibentuk master plan pengelolaan pariwisata berkelanjutan

yang melibatkan tiga desa yang berada di Kawasan Sesaot yaitu Desa Sesaot, Pakuan

dan Buwun Sejati.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah pelaksanaan kegiatan FGD tata kelola sampah di Kawasan wisata Sesaot, dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sampah yang tidak terkelola dengan baik di Kawasan wisata Sesaot telah menimbulkan

dampak negatif bagi lingkungan dan keberlangsungan usaha wisata di lokasi tersebut.

2. Pengelolaan sampah di Kawasan wisata Sesaot akan ditangani secara professional

melalui pembentukan tim pengelola persampahan di bawah koordinasi Pokdarwis

Gatari Mas Sesaot.

3. Akan diberikan sosialisasi berupa ddukasi dan kampanye kepada masyarakat dan

pengunjung agar selalu menjaga kebersihan di lokasi wisata akan dilakukan oleh tim

pengelola persampahan.

Dari kegiatan ini bisa dirumuskan saran kepada Pokdarwis dan pengelola Kawasan

wisata Sesaot untuk terus menjalankan sistem pengelolaan kebersihan secara terpadu dengan

dukungan teknologi pengolahan sampah berbasis Osamtu yang pada saat kegiatan ini

dilaksanakan, sedang dalam proses pembangunan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaiakan terima kasih kepada LPPM Universitas Mataram, Pemerintah

Desa Sesaot, Bumdes Gatari Mas Sesaot dan Pokdarwis dan pengelola wisata Sesaot atas

Page 232: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |222

dukungan material dan immaterial untuk terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat

ini.

DAFTAR PUSTAKA

Eagles, P. F., McCool, S. F., Haynes, C. D., & Phillips, A. (2002). Sustainable tourism in

protected areas: Guidelines for planning and management (Vol. 8). Gland: IUCN.

Ovidiu, T. M., & Bogdan. (2009). Integrated Tourism Development. Ovidius University

Annals Economic Sciences Series, 13, 32-37.

Richards, G., & Hall, D. (Eds.). (2003). Tourism and sustainable community

development (Vol. 7). Psychology Press.

Swarbrooke, J. (1999). Sustainable tourism management. Cabi.

Page 233: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |223

Penetasan Tukik Secara Intensif Menggunakan Media Buatan (Inkubator)

Di Desa Kuranji Kabupaten Lombok Barat

Maiser Syaputra, Andi Chairil Ichsan, Kornelia Webliana,

Diah Permatasari, Febriana Tri Wulandari

Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

Inkubator, Penyu,

Penangkaran

Abstrak:

Dalam kegiatan penangkaran penyu, faktor suhu merupakan penentu dalam

keberhasilan penetasan telur. Kondisi suhu berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan penetasan dan lama hari penetasan tukik. Dalam

perkembangannya saat ini fakor suhu belum mampu dikendalikan oleh

pengelola penangkaran penyu “Kerabat Penyu Lombok” Desa Kuranji,

karena penempatan telur masih di alam, penangkar hanya memberikan

pengaman berupa pagar (kawat besi) dan atap agar predator tidak masuk.

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk (1) menawarkan alternatif

pemeliharaan telur penyu pada media buatan dalam lingkungan terkendali

berupa inkubator, sehingga suhu dapat dimonitoring dan dikendalikan oleh

pengelola. (2) Memberikan penyuluhan mengenai metode pemeliharaan

telur penyu pada media buatan (inkubator). Kegiatan pengabdian dilakukan

melalui beberapa tahapan yaitu kegiatan pra, penyuluhan dan praktik. Hasil

pelaksanaan kegiatan menunjukan (1) Peserta mendapatkan alternatif

pilihan teknik pemeliharaan telur penyu menggunakan media buatan dalam

lingkungan terkendali (inkubator). (2) Pengelola memiliki motivasi untuk

menerapkan teknik pemeliharaan telur penyu menggunakan inkubator

untuk meningkatkan peluang keberhasilan penetasan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Dari 7 jenis Penyu yang ada di dunia, 4 jenis diantaranya dapat ditemukan di Indonesia

yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu pipih (Natator depressus), penyu abu-abu

(Lepidochelys olivacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing

(Dermochelys coriacea) dan penyu tempayan (Caretta caretta) (Direktorat Konservasi dan

Taman Nasional Laut, 2009). Jumlah ini sebenarnya masih menjadi perdebatan karena Nuitja

(1992) menyebutkan hanya lima jenis yang ditemukan, dimana Caretta caretta dinyatakan tidak

ada. Perairan tempat hidup penyu adalah laut dalam terutama samudera di perairan tropis,

sedangkan tempat kediaman penyu adalah daerah yang relatif dangkal, tidak lebih dari 200

meter dimana kehidupan lamun dan rumput laut masih terdapa. Lebih kurang 143 lokasi

peneluran penyu yang tersebar di seluruh Indonesia (Dahuri, 2003).

Salah satu wilayah yang teridentifikasi sebagai habitat peneluran penyu adalah pantai

Desa Kuranji yang terletak di Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Kawasan ini

ditetapkan oleh Gubernur NTB sebagai kawasan ekosistem esensial karena potensi

keanekaragaman hayati yang dimiliknya. Pada tahun 2015 secara swadaya masyarakat dan

Page 234: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |224

Balai konservasi sumberdaya alam setempat melakukan upaya konservasi penyu melalui

program “Kerabat Penyu Lombok” meliputi pemeliharaan telur dan tukik secara semi alami.

Karena sifatnya yang semi alami maka keberhasilan penetasan tukik separuhnya bergantung

pada kondisi alam tanpa adanya penanganan atau perlakuan dari pengelola.

Dalam kegiatan penangkaran penyu, faktor suhu merupakan penentu dalam

keberhasilan penetasan telur. Kondisi suhu berpengaruh terhadap tingkat penetasan dan juga

lama hari penetasan tukik (Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2009). Dalam

perkembangannya saat ini faktor suhu belum mampu dikendalikan oleh pengelola penangkaran

penyu desa kuranji, karena penempatan telur masih di alam, penangkar hanya memberikan

pengaman berupa pagar (kawat besi) agar predator tidak masuk.

Kegiatan pengabdian ini mencoba menawarkan alternatif pemeliharaan telur penyu

pada media buatan dalam lingkungan terkendali berupa inkubator, sehingga suhu dapat

dimonitoring dan dikendalikan oleh pengelola. Melalui transfer pengetahuan dan teknologi ini

diharapkan bertambahnya pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pengelola penangkaran

penyu.

METODE KEGIATAN

Pada tahun 2015 melalui inisiasi masyarakat dan Balai konservasi setempat

terbentuklah kelompok masyarakat pelestari penyu dengan nama ‘Kerabat Penyu Lombok’ di

Desa Kuranji dalang, yang bergerak dalam bidang konservasi dan pelestarian Penyu dengan

program seperti pengumpulan telur dan pemeliharaan tukik (anakan Penyu). Karena sifatnya

yang semi alami maka keberhasilan penetasan tukik separuhnya bergantung pada kondisi alam

tanpa adanya penanganan atau perlakuan dari pengelola.

Solusi yang ditawarkan atas permasalahan di atas adalah pemeliharaan telur penyu pada

kondisi terkendali pada habitat buatan, sehingga faktor suhu dapat dimonitoring dan dijaga oleh

pengelola. Teknik penetasan telur penyu secara buatan menggunakan inkubator dijelaskan

sebagai berikut:

1. Siapkan kotak dari gabus berukuran besar.

2. Masukkan 2 (dua) wadah kecil yang terbuat dari fiber glass, kaca atau plastik ke

dalam kotak gabus tadi.

3. Wadah fiber glass, kaca atau plastik pertama diisi telur penyu, lalu timbun dengan

pasir. Bila tidak ada pasir dapat menggunakan kompos atau gambut. Kompos atau

gambut baik digunakan karena memiliki kelembaban sedang

4. Wadah fiber glass, kaca atau plastik kedua diisi dengan air. Untuk menjaga

kestabilan suhu air, masukkan heater .Uap yang timbul di dalam kotak berfungsi

untuk menjaga kelebaban

5. Wadah berisi telur penyu harus memiliki lubang pembuangan air. Telur penyu yang

tergenang air akan mati karena udara tidak dapat diserap oleh telur penyu.

Adapun ilustrasi pemeliharaan telur penyu dalam media buatan (inkubator dapat dilihat

pada Gambar 1.

Page 235: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |225

Gambar 1. Ilustrasi media penetasan tukik.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2019, berlokasi di penangkaran

Penyu Desa Kuranji Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Peserta dalam kegiatan pelatihan ini adalah pengelola penangkaran penyu “Kerabat

Penyu Lombok”, pihak desa, pihak BKSDA NTB, maupun masyarakat yang sekitar

penagkaran penyu. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu:

A. Pra Kegiatan

a. Persiapan

Persiapan yang dimaksud meliputi : penyelesain urusan administrasi, komunikasi awal

dengan kelompok sasaran, diskusi rencana kegiatan bersama kelompok sasaran yang bertujuan

untuk mendapatkan saran serta masukan mengenai teknis pelaksanaan kegiatan, serta finalisasi

instrument untuk penyuluhan.

b. Konsolisdasi Tim

Memastikan kesiapan tim terhadap tugas dan perannya masing-masing, menyepakati

jadwal pelaksanaan kegiatan.

c. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan dan eksplorasi informasi di lapangan secara langsung oleh tim

bersama pengelola dan aktor kunci. Mengumpulkan informasi mengenai kondisi penangkaran

penyu, permasalahan dan hambatan yang dihadapi.

B. Penyuluhan

Melakukan pertemuan bersama penerima manfaat untuk menyampaikan materi

penyuluhan dalam hal ini mengenai teknik penetasan tukik secara intensif menggunakan media

buatan (inkubator). Pendekatan kegiatan menggunakan metode partisipasi aktif, yaitu

melibatkan anggota kelompok yang menjadi penerima manfaat, dalam proses-proses kegiatan

baik dalam penyampaian materi maupun implementasi kegiatan. Materi yang disajikan sesuai

dengan urgensi kegiatan dan dilakukan oleh tim sesuai dengan bidang ilmu/keahliannya.

C. Praktik

Kegiatan praktik bertujuan memberikan pengalaman nyata kepada peserta penyuluhan

dalam hal ini mengenai teknik penetasan tukik secara intensif menggunakan media buatan

Page 236: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |226

(inkubator). Penyuluh mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan sekaligus

mendemonstrasikan cara kerja alat inkubator. Peserta memperhatikan dan diberikan

kesempatan untuk mencoba cara kerja alat yang di sampaikan.

D. Penyusunan laporan akhir

Menyusun laporan akhir dan menganalisa secara deskriptif hasil kegiatan dengan cara

menyederhanakan, meringkas, dan menggolongkan data yang bertujuan untuk menajamkan

dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga didapat kesimpulan akhir (Sugiyono, 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyu merupakan jenis satwaliar dari kelas reptilia yang sebagian besar hidupnya

dihabiskan di dalam laut. Penyu (betina) naik ke darat hanya untuk bertelur. Penyu meletakkan

telur di pasir pantai dengan cara menggali lalu menimbun kembali telur tersebut dan

meninggalkannya hingga menetas. Penyu termasuk satwa yang tidak mengerami atau merawat

telurnya, sehingga pemeliharaan telur diserahkan sepenuhnya pada kondisi alam. Kondisi alam

yang tidak menentu dan gangguan dari predator mengakibatkan tidak semua dari telur yang

dihasilkan tersebut dapat menetas.

Upaya pelestarian penyu di pantai Kuranji Desa kuranji dalang telah dimulai sejak

tahun 2015, dengan ditetapkannya pantai kuranji sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

koridor penyu Kabupaten Lombok barat melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Lombok Barat

Nomor 345/6/DLH/2017. Penetapan status kawasan ini diikuti dengan dibentuknya kelompok

masyarakat pelestari penyu dengan nama Kerabat Penyu Lombok dengan tujuan menjaga

kelestarian penyu yang ada di kawasan tersebut.

Kelompok Kerabat Penyu Lombok aktif dalam upaya-upaya penyelamatan dan

kampanye pelestarian penyu. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Kerabat Penyu Lombok

diantaranya melakukan patroli (monitoring) pantai bersama masyarakat dan stakeholder

terkait, melakukan relokasi telur ke tempat aman, aksi bersih pantai, sosialisasi, membangun

unit pengelolaan populasi berupa penangkaran (sunctuary), melakukan penandaan,

pelepasliaran, program adopsi telur dan berbagai kegiatan wisata edukasi.

Dalam perkembangannya saat ini, telur yang diperoleh dari kegiatan patroli

(monitoring) maupun penyerahan oleh masyarakat dikelola melalui kegiatan penangkaran

intensif dengan teknik pemeliharaan semi alami. Telur direlokasi menuju tempat penyimpanan

berupa bak pemeliharaan buatan yang dilengkapi atap dan pagar (kawat) pengaman serta diberi

papan keterangan. Telur akan berada di tempat ini hingga tukik menetas. Adapun tempat

pemeliharaan telur penyu dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 237: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |227

(a) (b)

Gambar 2. Pemeliharaan telur tukik dengan teknik semi alami. (a) proses pemindahan telur,

(b) telur yang sudah dipindahkan.

Tingkat keberhasilan penetasan telur penyu dipengaruhi oleh beragam faktor. Salah

satu faktor yang berpengaruh besar dalam keberhasilan penetasan tersebut adalah faktor suhu.

Karena sifat pemeliharaannya yang masih semi alami maka faktor lingkungan belum

sepenuhnya dapat dikendalikan oleh pengelola, sehingga masih terdapat peluang telur rusak

atau tidak menetas. Faktor suhu memiliki peran yang besar dalam pemeliharaan telur

diantaranya mempengaruhi lama penetasan dan persentase penetasan.

Berdasarkan Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut (2009), keberhasilan

penetasan telur penyu sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu. Embrio akan tumbuh optimal pada

kisaran suhu antara 24–33 ºC dan akan mati apabila di luar kisaran suhu tersebut. Semakin

tinggi suhu pasir, maka telur akan lebih cepat menetas. Penelitian terhadap telur penyu hijau

yang ditempatkan pada suhu pasir berbeda menunjukkan bahwa telur yang terdapat pada suhu

pasir 32 ºC menetas dalam waktu 50 hari, sedangkan telur pada suhu pasir 24 ºC menetas dalam

waktu lebih dari 80 hari.

Pengabdian ini menawarkan alternatif pemeliharaan telur penyu dalam media

inkubator, yaitu suatu alat penyimpanan telur berupa box dimana faktor suhu dapat diatur dan

dikendalikan serta dimonitoring oleh pengelola. Inkubator terbuat dari bahan yang cukup

sederhana dengan bagian-bagian utama berupa kotak penyimpanan telur dan kotak pemanas

dari bahan kaca yang ditempatkan bersebelahan. Sumber panas dihasilkan oleh elemen

pemanas atau heater yang memanaskan air. Inkubator dilengkapi dengan timer sehingga alat

bekerja secara otomatis. Untuk memastikan akurasi pembacaan suhu, inkubator dilengkapi

dengan tiga buah termometer. Satu termometer utama (digital) mampu merekam suhu

minimum dan maksimum serta fluktuasi-fluktuasi yang terjadi di dalam inkubator. Adapun

inkubator penetasan telur penyu dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 238: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |228

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3. Inkubator telur penyu. (a) Komponen utama inkubator, (b) Inkubator yang telah

dirakit, (c) Proses pengisian pasir, (d) Proses pengisian telur.

Pemeliharaan dengan inkubator juga mampu mempertahankan kelembaban telur

melalui uap air yang dihasilkan elemen pemanas. Berdasarkan Direktorat Konservasi dan

Taman Nasional Laut (2009), diameter telur sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam

pasir. Makin banyak penyerapan air oleh telur dari pasir menyebabkan pertumbuhan embrio

makin besar yang berakibat diameter telur menjadi bertambah besar. Sebaliknya, pasir yang

kering akan menyerap air dari telur karena kandungan garam dalam pasir lebih tinggi.

Akibatnya embrio dalam telur tidak akan berkembang dan mati. Pemeliharaan dalam inkubator

juga mampu mencegah rusaknya telur akibat air hujan. Bendasarkan Direktorat Konservasi dan

Taman Nasional Laut (2009), oksigen sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio. Air hujan

yang menyerap ke dalam sarang ternyata dapat menghalangi penyerapan oksigen oleh telur,

akibatnya embrio akan mati.

Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian

Kegiatan pengabdian terbagi menjadi beberapa tahap. Tahapan pra kegiatan bertujuan

untuk mempersiapkan segala hal terkait pelaksanaan kegiatan pengabdian, dalam tahap pra

kegiatan dilakukan proses observasi awal untuk melihat kondisi dan permasalahan yang

dihadapi oleh kelompok masyarakat sasaran dalam hal ini kelompok Kerabat Penyu Lombok,

termasuk memperkenalkan secara formal kegiatan yang akan dilaksanakan, proses penyamaan

Page 239: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |229

pendapat dan kesepakatan mengenai tujuan kegiatan. Kegiatan Pra dapat dilihat pada Gambar

4. Adapun hal yang dibahas dalam tahapan pra kegiatan ini antara lain:

1. Wawancara awal, mengupas dan mengenali berbagai permasalahan yang dihadapi oleh

kelompok Kerabat Penyu Lombok.

2. Peninjauan lokasi, melakukan observasi lapangan, analisa dan orientasi lokasi

pengabdian.

3. Pertemuan dengan berbagai pihak terkait yang berhubungan dengan upaya pelestarian

penyu diantaranya kelompok Kerabat Penyu Lombok, pihak pemerintahan Desa

Kuranji dalang, BKSDA NTB dan perwakilan masyarakat. Mendengar permasalahan

dari berbagai sisi.

4. Melakukan diskusi terfokus bersama kelompok Kerabat Penyu Lombok.

(a) (b)

Gambar 4. Rangkaian pra kegiatan. (a) Penyampaian materi, (b) Diskusi.

Hasil dan output dari tahapan pra kegiatan diformulasikan kedalam materi penyuluhan,

materi terfokus pada pembangunan media inkubator untuk penetasan telur penyu.

Penyampaian materi penyuluhan diawali dengan pembukaan dan pengantar oleh pihak

kelompok Kerabat Penyu Lombok. Selanjutnya diikuti dengan pengantar dan perkenalan dari

pihak penyuluh. Guna menunjang pencapaian tujuan penyuluhan yang efektif dan efesien,

maka penyampaian materi penyuluhan dipilih metode partisipasi aktif dan dipadukan dengan

diskusi terfokus dan tanya jawab. Adapun isi materi penyuluhan terdiri dari :

1. Upaya pelestarian penyu oleh masyarakat melalui penguatan tiga pilar konservasi

(perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan).

2. Pengembangan wisata edukasi konservasi penyu.

3. Identifikasi peran kelompok Kerabat Penyu Lombok dalam kegiatan pelestarian penyu.

4. Pengaruh suhu dalam penetasan telur tukik.

5. Teknik penetasan tukik menggunakan media buatan inkubator.

Setelah semua materi disampaikan oleh penyuluh, maka selanjutnya masuk pada sesi

diskusi/tanya jawab dengan peserta penyuluhan. Dalam sesi ini penyuluh mencatat dan

menampung pertanyaan maupun pengalaman yang dikemukan oleh peserta dan berusaha

memberikan jawaban dan tanggapan sehingga peserta mampu memahami solusi dari

permasalahan yang diungkapkan. Pada kegiatan ini dikembangkan komunikasi dua arah dalam

Page 240: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |230

bentuk diskusi (tanya jawab) mengenai materi penyuluhan. Sesi diskusi yang juga merupakan

inti dari kegiatan penyuluhan. Beberapa masalah yang berkembang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil kegiatan diskusi

No Materi Diskusi Hasil Diskusi

1 Minimnya dana

operasional

pengelolaan

penangkaran dan

kesulitan

pengadaan

inkubator

Kelompok Kerabat Penyu Lombok perlu jeli melihat peluang

pendanaan yang ada, salah satunya melalui skema kerjasama CSR.

Melalui skema kerjasama CSR pengelola bisa mendapatkan donasi

dari berbagai perusahaan maupun badan usaha. Dari dana yang

diperoleh nantinya dapat dilakukan pemenuhan kebutuhan teknis

operasional di lapangan termasuk menambah jumlah inkubator.

2 Rendahnya

kesadaran dan

partisipasi anggota

kelompok dalam

pengelolaan

penangkaran

Saat ini kelompok Kerabat Penyu Lombok terdiri dari 13 anggota,

namun pada kenyataannya hanya beberapa anggota saja yang aktif.

Hal ini dikarenakan keanggotaan kelompok yang bersifat sukarela.

Solusi yang ditawarkan oleh penyuluh diantaranya melakukan

kegiatan penguatan kelompok dapat berupa penegasan tugas dan

tanggung jawab, pemetaan kerja, maupun mekanisme reward and

punishment dalam kelompok.

3 Penempatan media

inkubator

Inkubator terdiri dari berbagai komponen yang sensitif, sehingga

diharapkan untuk tidak dipindah-pindahkan. Selain itu keberadaan

telur di dalamnya juga dikawatirkan terganggu apabila terlalu banyak

gerakan. Inkubator idealnya ditempatkan di daerah tertutup, dengan

sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik.

4 Perawatan media

inkubator

Faktor yang mempengaruhi usia pemakaian inkubator adalah cara

penempatan, cara penggunaan, faktor keamanan lingkungan,

keberadaan pengunjung dan lain-lain yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada inkubator. Untuk itu pengelola kelompok Kerabat

Penyu Lombok perlu menyiapkan SOP penggunaan yang jelas yang

dapat mengatur seluruh hal tersebut.

5 Peran inkubator

sebagai alat peraga

wisata edukasi

Keberadaan media inkubator dapat dijadikan alat peraga dalam

kegiatan wisata edukasi, sehingga menambah atraksi yang sudah ada.

Selain itu inkubator juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

penelitian.

Kegitan kemudian dilanjutkan dengan praktik, bertujuan memberikan pengalaman

nyata kepada peserta penyuluhan dalam hal ini kelompok Kerabat Penyu Lombok mengenai

teknik penetasan tukik secara intensif menggunakan media buatan (inkubator). Penyuluh

mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan sekaligus mendemonstrasikan cara kerja alat

inkubator. Peserta memperhatikan dan diberikan kesempatan untuk mencoba cara kerja alat

yang di sampaikan. Adapun kegiatan praktik dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 241: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |231

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 5. Demonstrasi dan praktik. (a) Mempersiapkan media, (b) Mengisi pasir (c) Demonstarasi

cara kerja alat, (d) Praktik penggunaan alat.

Berdasarkan hasil pemantauan dan pengamatan yang dilaksanakan pada saat

pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat dikatakan bahwa penyuluhan ini berhasil, ini tercermin

dari kesungguhan dan keseriusan peserta penyuluhan dalam mengikuti dan menanggapi setiap

meteri yang diberikan penyuluh. Beberapa hasil yang diperoleh peserta dari kegiatan

penyuluhan ini sekaligus parameter keberhasilan kegiatan ini antara lain:

1. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta dalam memahami peran media

inkubator dalam pemeliharaan telur penyu.

2. Tumbuhnya motivasi dari peserta untuk meningkatkan kemampuan kerja.

3. Transfer ilmu pengatahuan dan teknologi dari penyuluh kepada peserta sehingga ilmu

yang dimiliki tersebut dapat bermanfaat bagi peserta khususnya dalam memberikan

alternatif pemeliharaan telur penyu.

Kondisi ini memberikan indikator adanya hubungan antara pokok materi yang

diberikan dengan kebutuhan atau masalah yang dihadapi oleh peserta penyuluhan. Fenomena

yang ditunjukan oleh peserta penyuluh seperti dikemukan diatas, hanya dapat digunakan

sebagai petunjuk adanya kemampuan peserta dalam aspek kognitif dan aspek afektif, akan

tetapi belum dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui apakah materi ataupun alat yang

diberikan (inkubator) benar-benar telah diterapkan oleh peserta penyuluhan, oleh karena itu

sangat diperlukan pemantauan lebih lanjut pada waktu yang akan datang.

Page 242: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |232

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan ini adalah peserta mendapatkan

alternatif pilihan teknik pemeliharaan telur penyu menggunakan media buatan dalam

lingkungan terkendali (inkubator) dengan keunggulan yang dimiliki oleh alat tersebut

diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan penetasan tukik dan pengelola memiliki motivasi

untuk menerapkan teknik pemeliharaan telur penyu menggunakan inkubator untuk

meningkatkan peluang keberhasilan penetasan. Dari segi kegiaan penyuluhan, keberhasilan

kegiatan dapat dilihat dari antusiasme dan respon positif peserta selama kegiatan berlangsung,

selain itu ditunjukkan pula dengan komitmen peserta yang ingin menjalin komunikasi jangka

panjang dengan penyuluh.

Adapun saran dari kegiatan penyuluhan ini antaralain perlu diadakannya kegiatan

pemantauan pada masa mendatang, untuk dapat melihat konsistensi tindakan peserta

penyuluhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya khususnya dalam penggunaan teknologi

yang diberikan (inkubator). Selain itu peserta perlu pula diajak untuk studi kunjungan ke

penangkaran penyu lainnya yang lebih maju untuk memberi gambaran dan pemahaman lebih

mendalam mengenai teknik pemeliharaan penyu secara intensif.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri R. 2003. Keanekaragaman hayati laut. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. 2009. Pedoman Teknis Pengelolaan

Konservasi Penyu. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.

Nuitja INS. 1992. Biologi dan Ekologi Pelestarian Penyu Laut. IPB Press. Bogor.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Page 243: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |233

Upaya Meningkatkan Kualitas Kopi Dengan Menggunakan Mesin Roasting

Kopi Bersama Petani Kopi di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara

I Made sudantha*1, Muhammad Sahlan2, Baiq Dewi Surya Winanti3

1Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Mataram 2Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mataram

3Program Studi lmu Hukum, Universitas Mataram Kata Kunci:

desa aik berik, kopi,

roasting kopi

Abstrak:

Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, merupakan salah satu desa

penghasilKopi di Kabupaten Lombok Tengah. Besarnya potensi kopi ini

di dukung oleh ketinggian, suhu, curah hujan, serta lahan yang luas. Desa

Aik Berik memiliki HKM (Hutan Kemasyrakatan) seluas842 Ha. Potensi

kopi yang dapat dihasilkancukup banyak yaitu dengan luas lahan 1.5 Ha

dapat menghasikan sekitar 35 ton kopi pertahunnya. Masalah pertama

yang terdapat di Desa Aik Berik yaitu kebun kopi tersebut masih ditanami

tanaman lain selain kopi seperti pohon pisang, sehingga nantinya akan

mempengaruhi cita rasa tumbuhan kopi yang dipanen. Masalah kedua

yaitu kurangnya pemahaman petani kopi tentang pemilihan buah kopi

yang baik untuk di petik. Petani kopi di Desa Aik Berik biasanya langsung

memetik buah kopi tersebut secara pemetikan serentak yaitu buah kopi

diambil secara keseluruhan dalam satu tangkai sehingga biji kopi

tercampur antara yang sudah matang dan belum matang. Danmasalah

ketiga adalah kurangnya pemahaman petani kopi tentang proses

pengolahan biji kopi yang baik dan benar, dan kurangnya pemamfaatan

penggunaan teknologi pengolahan kopi yang sudah tersedia.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

penghasil devisa bagi Indonesia. Jenis kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta (Coffea

robusta) adalah spesies yang paling banyak dibudidaya (Villanueva, et al., 2011; Dollemore &

Giuliucci, 2001). Di Indonesia, perkebunan kopi mulai berkembang pesat sehingga potensial

bagi pengembangan kopi domestik. Areal perkebunan kopi di Indonesia mencapai lebih dari

1,291 juta hektar dimana 96% diantaranya adalah areal perkebunan kopi rakyat. Kopi khas yang

dihasilkan dari perkebunan kopi rakyat antara lain kopi Gayo, kopi Mandheling, kopi Flores,

kopi Toraja, kopi Lampung dan kopi Luwak (Kusdriana, 2011).

Buah kopi harus ditangani secara tepat menjadi bentuk yang lebih stabil agar aman

untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria mutu biji yang meliputi aspek fisik, cita

rasa dan kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan

pada setiap tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi

peralatan pengolahan kopi yang menjamin mutu harus ditentukan secara jelas. Pengamatan

perubahan mutu yang terjadi selama pengolahan harus dilakukan secara rutin agar apabila

terjadi penyimpangan mutu dapat dikoreksi secara cepat dan tepat. Upaya perbaikan mutu harus

Page 244: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |234

diiringi dengan mekanisme pemasaran yang berorientasi pada mutu sehingga hasil yang optimal

dapat dicapai.

Pentingnya teknologi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kopi harus

diimbangi juga oleh SDM yang mampu menggunakan teknologi tersebut. Coffee roasting

mungkin adalah sebuah proses penting dalam dunia kopi yang masih kurang dikenal oleh

kebanyakan penikmat kopi. Banyak hal menarik dari proses penyangraian biji kopi ini, seperti

‘level pemanggangan’ yang akan berujung pada rasa kopi yang bervariasi.

Roasting Coffee merupakan memasak kopi, pada dasarnya roasting adalah proses

mengeluarkan air dalam kopi, mengeringkan dan mengembangkan bijinya, mengurangi

beratnya memberikan aroma pada kopi tersebut. Ketika kopi dimasak ada suatu reaksi kimia

yang menyertai sehingga karakter biji kopi pun berubah.Lebih lama biji kopi itu dimasak,

semakin banyak pula bahan kimia yang berubah karakteristiknya.Ketika kopi di- roasting, kopi

berubah menjadi berwarna coklat.Oleh karena itu, apabila biji kopi berwarna lebih gelap berarti

di-roasting lebih lama.Namun bagaimanapun, me- roasting biji kopi bukanlah suatu hal yang

sederhana, sesederhana memasukkannya ke alat pemanggang dan kemudian me- roastingnya.

Biji kopi sesungguhnya akan menghasilkan kopi yang berbeda apabila di-roasting dalam suhu

yang berbeda meskipun hasil akhirnya berwarna sama, karena teknik me-roasting kopi

merupakan suatu seni.(Soetanto, 2003)

METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Kegiatan dilakukan selama 1 minggu di mulai sejak tanggal 5 Agustus sampai dengan

12 Agusus di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalan Program ini adalah mesin roasting kopi, baskom, nampan.

Sedangkan bahan yang diguna- kan adalah kopi.

Prosedur Kerja Roasting Kopi

Prosedur kerja roasting kopi adalah :

1) Mempersiapkan alat dan bahan,

2) Pemilahan biji kopi,

3) Menimbang jumlah kopi yang akan di roasting,

4) Memanaskan mesin roasting,

5) Meroasting kopi,

6) Mengecek kematangan biji kopi setiap 15-20 menit,

7) Memindahkan biji kopi yang sudah di roasting ke nampan.

Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan secara keseluruhan ini adalah

1) Persiapan program,

2) Sosialisasi tentang kopi,

Page 245: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |235

3) Proses roasting,

4) Monitoring dan evaluasi.

Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Metode pengumpulan data pada program ini adalah dengan survei UKM yang ada di

Desa Aik Berik yang memiliki alat roasting dan jumlah anggota UKM. Analisis data

menggunakan deskriptif kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pemberdayaan masyarakat desa Aik Berik dilakukan secara tersetruktur dan

melibatkan masyarakat khususnya kelompok UKM secara langsung

Pelaksanaan Program Pemberdyaan Masyarakat

Kegiatan pembedayaan masyarakat ini dimulai dengan persiapan progran yang meliputi

survei lokasi. Hasil survei menujukan bahwa kendala yang dihadapi pemilik UKM

1) mahalnya alat roasting,

2) Skill yang tidak memadai.

Tahap selaanjutnya adalah persiapan instrumen monitoring dan evaluasi yaitu

pengetahuan masyarakat, selanjutnya perijinan dan pembahasan program bersama masyarakat

desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Pelatihan Penggunaan Alat Roasting Kopi

Gambar 1 Mesin Roasting

Pelatihan penggunaanalat roasting di desa Aik Berik dilakukan di Dusun Pemotoh

Tengah, di KUB Benang Stokel (UKM)Batukliang Utara. Pelatihan Pertama terkait dengan

pemilihan biji kopi yang baik. Pelatihan ini diadakan agar petani kopi bisa membedakan biji

kopi yang baik dan yang tidak baik.

Page 246: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |236

Gambar 2 Sosialisasi Pasca panen

Pelatihan kedua yaitu sosialisasi tentang level roasting kopi yang benar. Karena selama

ini masyarakat masih meroasting (sangrai) kopi secara tradisional dan levelnya pun sudah

mencapai dark roast.Sosialisasi ini juga dilakukan di Dusun Pemotoh Tengah, di KUB Benang

Stokel (UKM)Batukliang Utarayang dimana dihadiri oleh petani kopi yang tergabung dalam

KUB Benang Stokel dan UKM Suli Asli. Kegiatan ini dilaksanakan dengan alat roasting yang

di miliki oleh KUB Benang Stokel.(Rohana, A. 2014.)

Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi kontinu dilakukan bersamaan dengan pedampingan program.

Hasil monitoring berkelanjutan evaluasi program secara umum menunjukan bahwa masyarakat

dan kelompok petani desa Aik Berik berkomitmen untuk meningkatkan kualitas biji kopi

dengan cara pemilihan biji kopi yang baik dan memanfaatkan mesih roasting.( Sumono 2014)

KESIMPULAN

Simpulan dari program pelatihan roasting kopi kepada petani kopi adalah petani kopi

dapat meningkatkan kualitas kopi dan juga memanfaatkan teknologi yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Zaenudin dan Soetanto, A. 2003. Program Pengembangan Teknologi dalam Rangka

Mendukung Perkopian Nasional yang Tangguh. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, No. 1, Vol. 19. Jember.

Ismayadi, C dan Zaenudin, 2003. Pola Produksi, Infestasi Jamur dan Upaya Pencegahan

Kontaminasi Ochratoxin-A pada Kopi Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, No. 1, Vol. 19. Jember Kementerian Pertanian. 2013.

Sembiring, T. P., Munir, A. P., Sumono, S., dan Rohana, A. 2014. Roasting Temperature Test

On The Device Type Rotary Mechanical Coffee Roasters To Quality Arabica Coffee

Types. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian, 2(1).

Page 247: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |237

Sosialisasi Pengukuran Obsevatorium Rembitan Dan Nurul Bayan Untuk

Anomali Magnet Bumi Prediksi Gempa Bumi Pulau Lombok

Made Sutha Yadnya*, Teti Zubaidah, Abdullah Zainuddin, Bulkis Kanata, Paniran

Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

fluxgate

magnetometer,

gempa bumi,

obsevatorium,

proton

magnetometer

Abstrak:

Sejak 2014 Universitas Mataram memiliki obsevatorium (OBS) Rembitan

dan Nurul Bayan merupakan stasiun pematauan anomali magnet bumi

terpasang berguna sebagai salah satu prediksi (precursor) gempa bumi.

Alat ukur yang terpasang adalah Proton Magnetometer dan Fluxgate

Magnetometer. Pengoperasian stasiun tersebut memerlukan skilled

persons dari seluruh komponen masyarakat untuk menjaga OBS tetap

berjalan serta membantu mengelola fasilitas terrsebut sehari-hari. Di sisi

lain diharapkan masyarakat mengetahui apa itu gempa dan penyebabnya.

Pemaparan data dan kejadian gempa khusus 4 gempa besar melanda Pulau

Lombok , terukur dan tercatat dapat terbukti memprediksi precursor

gempa secara global terjadi penurunan magnet bumi yang mengakibatkan

gempa. Informasi dan komunikasi yang tepat dapat membuat

kerberlangsungan OBS. Data OBS juga dapat diakses secara global

menggunakan website.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Nusa Tenggara Barat pada pertengahan tahun 2018 mengalami empat(4) kali gempa

bumi berkekuatan magnitodo 7 Skala Richter (SR). Gempa bumi ini memporakporandakan

serta menghancurkan materi dan mental. Skala magnitudo gempa adalah sebuah besaran yang

berupa besaran vektor besar dan arahnya berupa energi elektomagnetik dikenal dengan

seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan bernilai sama dalam ruang

lingkup (jangkauan/coverage), meskipun dihitung dari tempat yang berbeda. Skala yang

kerap digunakan untuk menyatakan magnitudo gempa ini adalah skala richter (Richter Scale).

METODE KEGIATAN

Dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat, tim yang terdiri dari 5 orang

dosen Jurusan Teknik Elektro dan dibantu mahasiswa 5 orang mengadakan sosialisasi dan

penyuluhan di Desa Sade Lombok Tengah. Pengabdian diikuri oleh 62 warga dengan variasi

umur yang berbeda dari anak anak sampai orang tua. Sosialisasi dengan memberikan

informasi tentang adaya OBS di Rembitan dan Nurul

Page 248: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |238

Bayan sebagai stasiun pengambil data kemagnetan bumi. Pengukuran kemagnetan bumi

diambil untuk membandingkan dengan magnet bumi di tempat lain yang jarak radius

mencapai 300 km jarak udara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dampak signifikan untuk menyelesaikan mitigasi bencana akan bisa diatasi sesuai

kondisi di lapangan. Masyarakat Lombok secara lokal dan bisa berdampak Nasional atau

Internasional dengan adanya sistem ini. Pemerintah dapat mengacu dari penelitaian ini sesuai

dengan program kerja yang ada. Dengan kearifan lokal yang ada mitigasi bencana

disosialisasikan dengan mengajak masyarakat supaya tahu secara ilmu pengetahuan dari

mana asal usul gempa. Lempeng bumi dibagi menjadi dua: lempeng samudera dan lempeng

benua. Lempeng benua lebih tipis dari lempeng samudera sehingga saat keduanya

bertumbukan Gempa megathrust berasal dari apa yang disebut zona megathrust dengan

pergerakan antar zona menimbulkan tumbukan-tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan

Eurasia. Lempeng samudera bisa masuk ke dalam lempeng benua begitu juga sebaliknya ini

menyebabkan guncang besar.

Gambar 1 Persiapan Pemantapan di OBS dengan Tim Pengabdi

Pengelola OBS senantiasa melakukan diskusi untuk membahas isu isu terbaru

mengenai gempa yang terjadi disekitar pulau Lombok. Hal yang sering dimantapkan adalah

cara pendekatan yang terbaik kepada masyarakat agar dapat tepat sasaran. Dapat dilihat pada

gambar 1 diskusi dilakukan setiap minggu di hari Rabu.

Page 249: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |239

Gambar 2 Persiapan di Lokasi Pengabdian oleh Tim Pengabdi

Pada saat pengabdian Tim Pengabdi mempersiapkan materi presentasi serta

menyuguhkan konsumsi seadanya. Saat pengabdian ternyata ada beberapa peserta tidak

diundang juga datang karena keingitahuannya mengenai gempa dan hubungannya dengan

OBS yang ada. Peserta membludak sampai ke luar ruangan dapat dilihat pada gambar 3.

Peserta yang antusias sampai menayakan bagaimana cara mendapatkan data, serta alat ukur

yang digunakan. Data yang didapatkan dalam mode txt sesuai dangan gambar 4. Alat ukur

yang digunakan adalah seri proton.

Gambar 3 Peserta Pengabdian

Page 250: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |240

Gambar 4 Model Pengambilan data dari OBS Lokasi Pengabdian

Gambar 5 Presentasi interpretasi Anomali Magnetik dan Grafitasi di Lokasi Pengabdian

Pada gambar 5 ditampilkan daerah yang bergerak menekan daerah patahan lain, ini

menyebabkan gempa. Gempa bumi terjadi di lapisan litosfer yang dihuni lempeng-lempeng

tektonik, lempeng-lempeng ini mempunyai energi yang dapat menekan patahanatau lempeng

yang lainya. Gempa dapat terjadi ini pada lempeng samudera mendesak turun ke mantel bumi

dari batas lempeng konvergen, dan lempeng samudera yang padat bertabrakan dengan

lempeng benua yang kurang padat. Untuk daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat dua

daerah patahan yaitu mega trust dan back trust terus mengancam secara periodik dengan

jangka waktu yang tidak dapat dipastikan. Dari penelitian diperoleh siklus 40 tahunan akan

terjadi gempa berskala di atas 7 SR. Hasil pengukuran terus dilakukan sebelum den sesudah

gempa diadakan analisa dan sintesis dari kejadian untuk precursor gempa. Precursor

membutuhkan waktu hingga 40 tahun siklus data berkorelasi, data kajian dinyatakan nyaris

lengkap. Sebab periode gempa berulang puluhan tahun, sehingga butuh waktu lama untuk

pengamatannya. Medan magnet bumi Pulau Lombok dapat dilihat dari hasil pengukuran pada

gambar 6.

Page 251: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |241

Gambar 6 Presentasi Pengukuran Anomali Magnetik dan Grafitasi di Lokasi Pengabdian

Gambar 7. Tempat Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sade

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengukuran yang dilaksanakan oleh PUI Geomagnetik telah mendapatkan hasil untuk

disosialisasi kepada masyarakat. Utamanaya pada masyarakat disekitar OBS dikarenakan

penetingnya keberadaan OBS untuk kepentingan bersama. Hal terpenting adalah untuk

mendapatkan precursor dari anomali magnet bumi. Disarankan untuk masyarakan untuk ikut

bersama menjaga dan memanfaatkan keberadaan OBS.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada DPP/SPP tahun 2019 Universitas Mataram

yang telah memberi dukungan terhadap pengabdian ini. Serta kepada masyarakat Desa Sade

yang telah bersatu padu untuk tetap ikut menjaga OBS. Foto Desa Sade pada gambar 7.

DAFTAR PUSTAKA

Riza Rahardiawan dan Catur Purwanto. 2014. Struktur Geologi Laut Flores, Nusa Tenggara

Timur. Jurnal Geologi Kelautan Volume 12 edisi April 2014.

Sarmili Lili, Troa Rainer Arief .2014 “ Keberadaan Sesar Dan Hubunga Dengan

Pembentukan Gunung Bawah Laut Di Busur Belakang Perairan Komba Nusa

Tenggara.”. Jurnal Geologi Kelautan Volume 12 edisi April 2014.

Page 252: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |242

Suhardjo, D. dan Nugraheni, F. 2010. “Sustainable Livelihood Commu-nity Development as

the Respond of the Earthquake Disaster”.En-hancing Disaster Prevention and

Mitigation. 1stInternational Confe-rence on Sustainable Built Environ-ment. ISBN 978-

979-96122-9-8

Zubaidah T (2010) “ Spatio-temporal characteristics of the geomagnetic field over the

Lombok Island, the Lesser Sunda Islands region” : New geological, tectonic, and

seismoelectromagnetic insights along the Sunda-Banda Arcs transition.

Zubaidah T, Misbahuddin, Kanata B, Paniran, Rosmaliati, Yadnya MS, Riskia S (2018) Earth

Magnetic Fields Evolution over Nusa Tenggara Region from Declination and

Inclination Changes on Lombok Geomagnetic Observatory, The 2nd International

Conference on Applied Electromagnetic Technology (AEMT) 2018, Engineering

Faculty of University of Mataram, Lombok. (IEEE Xplore Indexed.

Page 253: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |243

Pelatihan Identifikasi Tingkat Kerusakan dan Upaya Perbaikan

Infrastruktur Pasca Gempa di Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga

Kabupaten Lombok Utara

Suryawan Murtiadi*, Didi S. Agustawijaya, Mudji Wahyudi,

Akmaluddin, I Wayan Yasa

Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

gempa, pelatihan,

identifikasi,

perkuatan,

infrastruktur

Abstrak:

Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu wilayah yang memiliki

tingkat kegempaan relatif tinggi. Dampak utama dari terjadinya gempa

tektonik adalah kerusakan bangunan dan jatuhnya korban jiwa. Pengaruh

gempa pada infrastruktur dapat diukur intensitasnya menggunakan skala

MMI (Modified Mercalli Intensity) yang terbagi dari skala 1 hingga 12.

Skala ini sangat subjektif tergantung jarak pusat gempa terhadap setiap

lokasi yang ditinjau. Semakin dekat dengan sumber gempa, skala MMI akan

semakin besar yang berarti potensi bahaya akibat gempa akan semakin

besar pula. Infrastruktur yang terdampak gempa perlu dievaluasi untuk

mengetahui tingkat kerusakannya sehingga metode perbaikan atau

perkuatan struktur dapat segera dilaksanakan paska gempa. Program

Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat terhadap tingkat kerusakan infrastruktur akibat

gempa. Solusi yang ditawarkan adalah pelatihan bagi masyarakat pedesaan

untuk melakukan identifikasi kerusakan infrastruktur bangunan termasuk

rumah tinggal, jalan, bangunan keairan, dan bangunan lainnya. Cara-cara

perbaikan khususnya kerusakan dengan kriteria ringan sampai sedang

diberikan dalam pelatihan ini. Pelatihan juga difokuskan pada pembuatan

pasangan dinding, pemasangan kolom praktis serta sloof bangunan.

Pengetahuan tentang teknologi rumah tahan gempa juga diperkenalkan

dalam forum penyuluhan. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan

pengetahuan masyarakat Desa Sambik Bangkol terhadap mitigasi bencana

termasuk karakteristik gempa, kerusakan bangunan yang ditimbulkan, dan

tatacara penyelamatan diri. Pemahaman pengetahuan tentang perbaikan

kerusakan infrastruktur akibat gempa juga meningkat, terutama bangunan

rumah tinggal sederhana. Pemahaman ini berfokus pada pentingnya ikatan

antar komponen struktur bangunan mulai dari fondasi, sloof, kolom,

dinding sampai pada konstruksi atap bangunan. Program ini menghasilkan

masyarakat yang lebih siap beradaptasi dan lebih tangguh menghadapi

bencana gempa.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Kabupaten Lombok Utara berada di Pulau Lombok yang merupakan salah satu wilayah

di Indonesia yang memiliki tingkat kegempaan relatif tinggi. Puja (2005) menyampaikan

gempa sering terjadi di Pulau Lombok baik yang terekam maupun yang tidak terasa dan tidak

terekam. Secara tektonik, Pulau Lombok yang terletak di NTB berada pada wilayah Busur

Page 254: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |244

Sunda bagian timur, membentang dari Selat Sunda ke timur hingga Pulau Sumba. Tingginya

aktifitas seismik wilayah Pulau Lombok disebabkan karena kawasan ini diapit oleh dua sumber

gempa, yaitu mega-thrust di Selatan dan back arc thrust di Utara pulau. Megathrust terbentuk

sebagai sesar naik besar akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Erasia;

sedangkan di utara Pulau Lombok terbentuk sesar naik di busur belakang.

Dampak dari gempa tektonik tersebut adalah kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.

Dampak kegempaan diukur dengan menggunakan skala Modified Mercalli Intensity (MMI),

dengan nilai 1 hingga 12. Lebih lanjut, secara praktis risiko kegempaan bisa ditentukan

menggunakan jarak gempa atau kedalaman gempa. Semakin dekat dengan sumber gempa,

potensi bahaya gempa akan semakin besar (Guntoro, 2004).

Purwono, dkk. (2005) menyampaikan permasalahan gempa bumi dalam bidang

konstruksi sangat menekankan pembangunan yang tahan akan beban gempa tersebut. SNI

(2002) merujuk pada suatu filosofi konstruksi bangunan tahan gempa yakni apabila gempa

kecil bangunan tidak mengalami kerusakan apapun, dan jika gempa sedang komponen non

struktur boleh mengalami kerusakan, tetapi komponen strukturnya tidak boleh mengalami

kerusakan dan apabila gempa kuat, komponen non struktur maupun komponen strukturnya

boleh mengalami kerusakan namun masih sempat memberi kesempatan pada penghuninya

untuk menyelamatkan diri.

Untuk infrastruktur, dampak bencana gempa tidak memandang fasilitas umum maupun

fasilitas milik pribadi (Agustawijaya, 2018). Pada jenis bangunan tertentu misal rumah sakit,

kampus, bandara, atau rumah hunian, yang akan menentukan kemampuan bangunan untuk

tahan terhadap gempa atau tidak adalah ketahanan strukturnya. Maka, para praktisi konstruksi

teknik sipil harus memahami kondisi kegempaan dimana bangunan tersebut akan dibangun,

dan jenis bangunan apa yang akan dibangun. Biasanya praktisi muda belum mempunyai

pengalaman dan pengetahuan yang memadai akan rekayasa kegempaan dalam pekerjaannya di

bidang teknik sipil. Asrurifak, dkk. (2010) menyatakan diperlukannya induksi untuk

mempercepat pemahaman tentang rekayasa gempa dalam bidang teknik sipil.

Infrastruktur yang telah mengalami kerusakan pasca gempa perlu segera dievaluasi

untuk mengetahui penyebab kerusakan, elemen-elemen struktur yang mengalami kegagalan

dan metode perbaikan atau perkuatan struktur. Metode perkuatan struktur seperti

penyelubungan (jacketing) dengan bahan baja, baja spiral, beton atau komposit. Penambahan

tulangan luar dilakukan dengan bahan steel strap/plate dan tulangan sengkang, Penulangan luar

berupa pelat baja, injeksi epoksi, dan metode perkuatan dengan menggunakan Fiber Reinforced

Polymer.

Pawirodikromo (2012) menyatakan koefisien gempa sangat dipengaruhi oleh kondisi

geologi setempat. Rambatan gempa bergetar secara horizontal pada batuan keras pada jarak

yang jauh dari pusat gempa, kemudian merambat secara vertikal ke tanah lunak yang ada di

atasnya untuk disampaikan ke permukaan. Rambatan ini dipengaruhi oleh ketebalan batuan

dan struktur geologinya.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh adanya gempa, misalnya pada bangunan, diantaranya

terjadi kerusakan pada sambungan dan retakan pada dinding (Gambar 1). Besarnya kerusakan

ini tergantung pada percepatan rambatan, lamanya pergerakan, frekuensi pergerakan dan

Page 255: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |245

karakteristik struktur (Daniel dan Ada, 1995). Penyebab kerusakan ini adalah momen inersia

oleh pergetaran permukaan, tenaga induksi dari gempa, perubahan sifat fisik tanah pondasi,

pergeseran langsung dari sesar yang terjadi, longsor, tsunami, dan perubahan elevasi akibat

tektonik. Kerusakan paling parah yang menyebabkan banyak korban adalah kerusakan akibat

pergetaran pemukaan (Natawijaya, 2005).

Gambar 1. Kerusakan pada gedung akibat gempa Aceh tahun 2004

METODE KEGIATAN

Dalam melaksanakan pelatihan identifikasi ini, dan untuk mendapatkan hasil yang

sesuai dengan target yang diinginkan, penetapan metode pelaksanaan menjadi sangat penting

sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi mudah dan tepat sasaran. Kegiatan yang dilakukan

yaitu:

1. Pengenalan kegempaan di Pulau Lombok

2. Pengenalan tingkat-tingkat keruskan infrastruktur akibat gempa

3. Tata cara perbaikan kerusakan infrastruktur

4. Pengenalan bangunan tahan gempa

5. Tinjauan dan identifikasi kerusakan infrastruktur akibat gempa

6. Metode perbaikan infrastruktur akibat gempa.

Lokasi pelaksanaan pelatihan identifikasi kerusakan infrastruktur akan dilaksanakan di

Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Barat. Pelaksanaan pelatihan

dilakukan di Kantor Kepala Desa Sambik Bangkol dan beberapa dusun untuk identifikasi

kerusakaan bangunan pasca gempa. Peta lokasi kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dilihat

pada Gambar 2.

Page 256: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |246

Gambar 2. Peta lokasi pelaksanaan pelatihan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Introduksi Gambaran Iptek

Gempa menyebabkan terjadinya kerusakan infrastruktur. Infrastruktur yang terdampak

gempa berupa rumah tinggal, bangunan pemerintah, fasilitas umum, jalan, jembatan dan

bangunan keairan. Kriteria tingkat kerusakan infrastruktur dapat dikelompokkan menjadi tiga

kondisi, yaitu: rusak ringan, sedang dan berat. Pada saat ini, kemampuan masyarakat dalam

melakukan identifikasi kerusakan infrastruktur rata-rata masih sangat rendah. Oleh sebab itu,

upaya perbaikan yang sudah dilakukan masyarakat juga sangatlah terbatas.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kerusakan bangunan

infrastruktur pada kegiatan ini dilakukan transfer pengetahuan dan teknologi kepada

masyarakat. Transfer pengetahuan ini mengenai tingkat-tingkat kerusakan infrastruktur dan

upaya perbaikan khususnya bangunan dengan tingkat kerusakan ringan dan sedang. Gambaran

rencana iptek yang telah diperkenalkan kepada masyarakat pada program ini adalah:

1. Pengenalan tingkat kerusakan bangunan

2. Metode identifikasi kerusakan bangunan

3. Langkah perbaikan kerusakan bangunan

Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat ini, identifikasi tingkat kerusakan

bangunan dan tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat disajikan pada Gambar 3 (a) dan

(b) di bawah ini (Boen, 2016).

Page 257: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |247

(a)

(b)

Gambar 10 (a) dan (b)

Identifikasi tingkat kerusakan bangunan dan tindakan yang dilakukan

Page 258: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |248

Evaluasi Kegiatan

Berdasarkan catatan dari hasil diskusi dan tanya jawab pada kegiatan ini, beberapa hal

penting yang diperlukan untuk pemahaman masyarakat terkait perbaikan infrastruktur dapat

disarikan sebagai berikut:

1. Kualitas suatu bangunan secara internal sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

ketrampilan tukang, mutu bahan dan kelengkapan peralatan. Ketiga faktor ini harus

diperhatikan karena saling berkaitan. Pengabaian salah satu faktor saja akan

mengakibatkan turunnya kekokohan bangunan secara signifikan.

2. Penambahan perkuatan pada elemen struktur tahan gempa akan menambah biaya

sekitar 15% dari biaya pembangunan biasa.

Dari hasil diskusi juga diperoleh saran dari beberapa tokoh masyarakat yang sangat

tertarik dengan kegiatan ini. Saran mereka adalah agar kegiatan penyuluhan dan pelatihan

seperti ini lebih sering dilakukan karena bermanfaat bagi warga yang terdampak gempa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sambik Bangkol

ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan, baik penyuluhan maupun pelatihan identifikasi tingkat

kerusakan dan upaya perbaikan infrastruktur pasca gempa di Desa Sambik Bangkol

Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, berjalan dengan lancar sesuai harapan.

2. Terjadi dialog interaktif antara peserta dan pelaksana penyuluhan dan pelatihan.

Peserta sangat bersemangat untuk segera mempraktekkan cara perbaikan bangunan

pasca gempa.

Realisasi perbaikan infrastruktur pasca gempa mampu memberikan manfaat kepada

masyarakat Desa Sambik Bangkol dan diharapkan pengetahuan ini dapat ditularkan pada

masyarakat di lokasi lain yang terdampak gempa.

Saran

Saran yang dapat disampaikan setelah berhasilnya pelaksanaan pengabdian ini adalah

sebagai berikut:

1. Dengan memberikan penjelasan selama kegiatan dan pada saat tanya jawab, dapat

diketahui bahwa masih diperlukan penjelasan kepada masyarakat lebih

luas/menyeluruh untuk mengantisipasi hal-hal yang berhubungan dengan perbaikan

infrastruktur pasca gempa.

2. Disarankan agar kegiatan yang serupa lebih sering dilakukan karena sangat bermanfaat

bagi warga terutama di kawasan permukiman yang berpotensi terdampak gempa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram atas dukungan finansial terhadap kegiatan

Pengabdian Kepada Masyarakat ini.

Page 259: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |249

DAFTAR PUSTAKA

Agustawijaya, D.S., 2018. Geologi Teknik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Asrurifak, M., Irsyam, M., Budiono, B., Triyoso, W., Hendriyawan, 2010. Development of

Spectral Hazard Map for Indonesia with a Return Period of 2500 Years using

Probabilistic Method, Civil Engineering Dimension, Vol. 12, No. 1, March 2010, 52-62.

Boen, T., 2016. Belajar dari Kerusakan Akibat Gempa Bumi: Bangunan Tembokan Nir-

Rekayasa di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Daniel, F., Ada, L., 1995. Earthquake Engineering and Earthquake-Resistant Design,

Department of Civil Engineering, Illinois Institute of Technology.

Guntoro, A., 2004. The relationship between tectonic development of Central Indonesian

region and collision of Banggai Sula microcontinent to the East Sulawesi, Jurnal

Teknologi Mineral (JTM), Vol. XI No. 1/2004, pp. 3-14.

Hoek, E., Bray, J.A., 1994. Rock Slope Engineering, Chapman & Hall, London.

Natawidjaja, D.H., 2005. Gempabumi dan tsunami Aceh-Sumut, 26 Desember 2004:

Memahami proses alam, mengatasi dampak, dan mengantisipasi bencana alam di masa

depan, Seminar Nasional Gempabumi dan Tsunami (Potensi dan Mitigasi), IAGI,

Mataram, 19 Februari 2005.

Pawirodikromo, W., 2012. Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Puja, I.P., 2005. Informasi monitoring gempabumi dan tsunami, Seminar Nasional Gempabumi

dan Tsunami (Potensi dan Mitigasi), IAGI, Mataram, 19 Februari 2005.

Purwono, R., Subakti, A., Wimbadi, I., Irmawan, M., 2005. Perencanaan Struktur Beton

Bertulang Tahan Gempa, ITS Press, Surabaya.

SNI, 2002. Standar Nasional Indonesia SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan

Gempa untuk Bangunan Gedung.

Page 260: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |250

Penyuluhan Hukum Tentang Perbandingan Sistem Kredit Pada Bank

Konvensional Dengan Pembiayaan Bank Syariah

Muhaimin*, Sumiati, M. Sood

Program Studi Hukum Bisnis, Universitas Mataram

Kata Kunci:

bank syari’ah, kredit,

pembiayaan

Abstrak:

Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari dual banking system,

memiliki makna yang penting dalam menunjang kegiatan bisnis perbankan.

Perkembangan perbankan syariah cukup pesat dan diminati oleh

masyarakat, namun belum banyak dipahami secara baik dan benar, terlebih

setelah adanya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Hal ini

berimplikasi terhadap eksistensi perbankan syari’ah di masyarakat. Tujuan

kegiatan ini untuk mensosialisasikan keberadaan Perbankan Syariah

khususnya dalam kegiatan pembiayaan sebagai bagian dari penerapan

prinsip syariah dalam perbankan. Metode yang digunakan dalam kegiatan

ini adalah metode penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi terfokus

serta konsultasi langsung dengan masyarakat di Kecamatan Jonggat.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2019

bertempat di Aula Desa Puyung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok

Tengah. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari aparat

pemerintah, tokoh masyarakat, para pedagang, ibu rumah tangga, tokoh

pemuda dan remaja serta masyarakat. Adapun hasil kegiatan ini sangat

bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

pentingnya pembiayaan bagi hasil dan keuntungan yang diperoleh dengan

menggunakan pembiayaan bagi hasil dibandingkan dengan sistem pinjaman

kredit berbunga yang berlaku dalam bank konvensional. Dan secara umum

keberadaan perbankan syariah belum banyak diketahui dan diminati oleh

masyarakat di Kecamatan Jonggat karena ketidaktahuan masyarakat dan

terbatasnya sosialisasi oleh pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha

tentang perbankan syariah.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di lokasi penyuluhan hukum

yang akan dilakukan di Kecamatan Jonggat diantaranya; masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui, memahami dan mengerti tentang aspek hukum yang terkait dengan perbankan

khususnya perbankan syariah, terlebih lagi dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, masih ada masyarakat

yang belum mengetahui keberadaan bank syariah. Di samping itu, masyarakat belum

mengetahui cara mendapatkan pembiayaan di Bank Syariah, masyarakat masih menyamakan

antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Hal inilah yang menjadi urgensi

Page 261: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |251

dilaksanakan penyuluhan hukum ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan tridharma

perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat.

Sistem hukum perbankan yang dijalankan di Indonesia dewasa ini menggunakan dual

banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syari’ah. Fakta ini menunjukkan

bahwa sistem perbankan yang menjalankan bisnis di Indonesia tidak hanya perbankan

konvensional tetapi juga perbankan syari’ah sebagai akibat dari adanya kebutuhan akan

pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang

ekonomi dan perbankan.

Keberadaan perbankan syari’ah sebagai bagian dari dual insurance system masih banyak

permasalahan hukum yang terjadi yang dapat berimplikasi secara hukum terhadap keberadaan

bisnis perbankan syari’ah dan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan

memahami kegiatan dan prinsip operasional dan jenis pembiayaan di perbankan syariah.

Kegiatan penyuluhan ini sangat penting untuk dilakukan mengingat masyarakat lombok

khususnya di Kecamatan Jonggat mayoritas beragama Islam, sehingga dalam aktifitasnya

harus sesuai dengan prinsip syariah, termasuk dalam hal pinjam-meminjam. Kehadiran

perbankan syariah menjadi salah satu alternatif solusi untuk membantu masyarakat terbebas

dari sistem ribawi dan rentenir yang beredar di masyarakat.

Secara umum, kondisi masyarakat di Kecamatan Jonggat hampir semuanya meminjam

dengan menggunakan kredit di perbankan konvensional atau lembaga finance lainnya, di

samping itu dengan peminjaman uang pada orang-perorang yang ada di sekitar rumahnya, yang

kesemuanya menggunakan sistem kredit berbunga. Padahal sistem bunga tidak sesuai dengan

Prinsip Syariah yang dianut oleh mayoritas masyarakat di Kecamatan Jonggat.

Oleh karenanya keberadaan perbankan syariah menjadi angin segar bagi masyarakat

untuk menggunakan sistem perbankan syariah dengan sistem pembiayaan bagi hasil

(mudharabah) atau profit and loss sharing, kerjasama kemitraan (musyarakah), jual beli

(murabahah), pinjaman kebajikan (qardh), dan lain-lain, yang diharapkan dengan hadirnya

perbankan syariah ini akan membawa keadilan dan kedamaian yang akan membawa

kesejahteraan serta kebaikan masyarakat baik di dunia maupun di akhirat dengan rejeki yang

halalan thoiyiban.

Kegiatan penyuluhan hukum ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama aparat kecamatan dan kepala desa serta

stafnya, kepala dusun, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda, ibu PKK agar mampu

menyampaikan dan melakukan upaya pemahaman hukum sehingga mampu menjadi sumber

informasi yang baik dan akurat bagi masyarakat. Dengan demikian, maka aparat kecamatan

dan desa sangat menentukan dalam memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat

tentang pembiayaan yang ada di Perbankan Syari’ah sebagai instrumen untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Adapun tujuan dari kegiatan penyuluhan hukum ini yakni: melakukan

sosialisasi/diseminasi terhadap Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

perbankan syari’ah, khususnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008. Dan secara khusus

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ummat Islam terhadap hukum yaitu

Page 262: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |252

khususnya hukum tentang pembiayaan di perbankan syari’ah dan perbedaannya dengan kredit

bank konvensional, agar masyarakat di Kecamatan Jonggat dapat menjadi nasabah perbankan

syari’ah.

Kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi ummat Islam di Kecamatan Jonggat sebagai

sasaran kegiatan penyuluhan hukum, sehingga dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat

terhadap hukum dan pembiayaan perbankan syariah, maka akan mempengaruhi peningkatan

kesadaran hukum masyarakat terhadap hukum terutama hukum perbankan syari’ah. Di

samping itu, masyarakat dapat melakukan peminjaman (pembiayaan) yang sesuai dengan

prinsip syariat yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu, manfaat kegiatan ini diharapkan

untuk dapat:

a. Mendiseminasikan hasil penelitian tentang Perbankan syari’ah dan pengaturannya menurut

hukum positif Indonesia.

b. Memperkaya bahan ajar dalam pengajaran Hukum Lembaga Keuangan, Hukum Ekonomi

Syariah, Hukum Perbankan dan Lembaga Pembiayaan.

c. Membantu masyarakat khususnya di Kecamatan Jonggat untuk memahami pembiayaan di

perbankan syariah.

METODE KEGIATAN

Berdasarkan karakteristik masyarakat sasaran penyuluhan hukum, pemecahan

masalah/solusi yang dapat dilakukan yakni melalui pendekatan kultural dan struktural.

Pendekatan kulturan yakni melakukan kerjasama dengan pemimpin informal masyarakat,

melakukan tatap muka dengan anggota masayarakat. Pendekatan struktural, yakni melakukan

kerjasama dengan dengan aparat pemimpin formal ditingkat dusun, desa dan kecamatan untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prinsip, kegiatan dan pembiayaan di

perbankan syariah.

Metode pendekatan pelaksanaan kegiatan dalam penyuluhan hukum adalah ceramah

atau diskusi terfokus yang disampaikan oleh tim penyuluh dihadapan masyarakat sebagai

peserta penyuluhan yang bertempat di Aula Kantor Desa Puyung. Setelah ceramah dilanjutkan

dengan diskusi terfokus (tanya jawab). Apabila dalam diskusi terfokus (tanya jawab) ini

terdapat kasus-kasus yang tidak dapat dijawab dalam forum tersebut, maka terhadap kasus

tertentu dapat dilanjutkan dengan kegiatan klinik (konsultasi) langsung pada hari kegiatan atau

pada hari lain melalui telepon atau sarana lainnya.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan penguasaan materi hukum dari para peserta

yang mengikuti kegiatan penyuluhan hukum ini akan digunakan kegiatan tanya jawab secara

lisan diajukan kepada peserta. Apabila para peserta dapat menjawab dari setiap pertanyaan

yang diajukan oleh tim, maka tingkat penguasaan peserta dapat dianggap telah menguasai

materi yang telah disampaikan dalam acara penyuluhan hukum, dan apabila ada sebagian dari

peserta yang tidak dapat menjawab dengan baik, maka tiem penyuluh akan menjelaskan

kembali hingga peserta tersebut dapat mengerti semua materi penyuluhan.

Page 263: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |253

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh tim penyuluh

setelah kegiatan penyuluhan selesai dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pada awalnya masyarakat di Kecamatan Jonggat belum banyak yang mengetahui tentang

kegiatan perbankan syariah terutama jenis pembiayaan yang ada di perbankan syariah, dan

masyarakat masih menyamakan antara kredit di bank konvensional dengan pembiayaan di

perbankan syariah.

b. Setelah kegiatan penyuluhan hukum dilakukan, dengan penyampaian materi dan dilanjutkan

dengan diskusi atau tanya jawab dengan peserta, maka diperoleh hasil secara umum

masyarakat dapat mengerti, memahami serta mampu membedakan antara kredit pada bank

konvensional dengan pembiayaan di perbankan syariah.

c. Masyarakat di Kecamatan Jonggat ingin mendapatkan pembiayaan dengan pola bagi hasil

(mudharabah dan musyarakah), pembiayaan jual beli (murabahah), pembiayaan sewa

(ijarah) dan pembiayaan pinjaman sosial (qardh) dari perbakan syariah.

d. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat sedang berlangsungnya renovasi Kantor Kecamatan

Jonggat, sehingga kegiatan penyuluhan tidak dapat dilaksanakan di Kantor Kecamatan,

tetapi dipindah ke Aula Kantor Desa Puyung, di samping itu adanya keterbatasan waktu

dalam kegiatan penyuluhan, maka secara teknis perlu dilakukan kegiatan pendampingan dan

klinik hukum secara khusus kepada aparat kecamatan dan desa, pengelola usaha, Ibu PKK,

Pengurus Koperasi dan kelompok masyarakat masyarakat yang membutuhkan pembiayaan

di perbankan syariah.

Faktor Pendorong dan Penghambat Kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Faktor Pendorong

Faktor pendorong dalam kegiatan penyuluhan hukum tentang pembiayaan bagi hasil

perbankan syariah ini dapat berjalan dengan lancar tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

terutama pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas

Mataram, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Mataram,

aparatur pemerintah Kecamatan Jonggat, aparat Desa Puyung, yang telah menyediakan

fasilitas yang memadai dalam kegiatan penyuluhan termasuk mengundang kepala dusun,

tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pedagang, ibu PKK dan kelompok masyarakat serta

masyarakat untuk hadir dalam kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh tim

penyuluhan hukum dari Fakultas Hukum Universitas Mataram.

b. Faktor Penghambat.

Adapun faktor penghambat dalam kegiatan penyuluhan hukum ini adalah masih terbatasnya

kemampuan peserta dalam mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pembiayaan

pembiayaan di perbankan syariah, tetapi yang banyak ditanyakan adalah permasalahan

hukum bunga bank dan perbedaan bank syariah dengan bank konvensional serta kelebihan

atau keuntungan kalau mendapatkan pembiayaan dari bank syariah. Di samping itu, adanya

kesulitan dalam melakukan penyesuaian waktu dengan masyarakat, karena kesibukan

masyarakat dalam bekerja dan mencari penghasilan pencaharian sehari-hari.

Beberapa Gambar dan Foto Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan diantaranya:

Page 264: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |254

(a) (b)

(c)

Gambar 1. Dokumentasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (a) Penyampaian Materi

Oleh Tim Penyuluh; (b) Suasana Peserta pada saat Penyampaian Materi oleh Tim Penyuluh;

(c) Suasana Peserta pada Saat Penyampaian Materi oleh Tim Penyuluh;

KESIMPULAN DAN SARAN

Bank Syariah memiliki jenis pembiayaan yang beragam dibandingkan kredit di bank

konvensional diantaranya pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), pembiayaan

jual beli (murabahah), pembiayaan sewa (ijarah) dan pembiayaan pinjaman sosial (qardh).

Keberadaan pembiayaan bank syariah belum banyak diketahui oleh masyarakat di Kecamatan

Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, padahal masyarakat sangat senang dan menerima dengan

baik sistem pembiayaan perbankan syariah karena sesuai dengan keyakinan masyarakat yang

sebagian besar beragama Islam, sehingga masyarakat di Kecamatan Jonggat ingin menerapkan

pembiayaan kegiatan usahanya dari Bank Syariah.

Diharapkan kedepan kegiatan sosialisasi dan konsultasi tentang pembiayaan perbankan

syariah harus terus dilakukan agar masyarakat dapat memahami dan melaksanakan kegiatan

pembiayaan perbankan syariah sebagai alternatif pembiayaan dan dapat menjadi pengganti

sistem kredit yang selama ini diterapkan dalam masyarakat di Kecamatan Jonggat.

Page 265: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |255

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada Universitas Mataram yang telah mendanai kegiatan ini,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Mataram, Program Studi

Magister Keotariatan Fakultas Hukum Universitas Mataram. Ucapan terima kasih juga

ditujukan kepada Camat Jonggat dan Kepala Desa Puyung beserta stafnya serta masyarakat di

Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah yang telah memfasilitasi kegiatan ini dan

bersedia hadir dalam kegiatan penyuluhan hokum sehingga terlaksana dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Syariah Nasional. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Edisi Kedua. Jakarta:

DSN-MUI, 2003.

Dewi, Gemala, 2004, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syari’ah Di

Indonesia, Kencana, Jakarta.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, LN Nomor 182 Tahun 1999. TLN Nomor 3790.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, LN Nomor 94

Tahun 2008.TLN Nomor 4867.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan

Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

Remy Syahdeini, Sutan, 1999, Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.

Page 266: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |256

Pelatihan Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Produk Daur

Ulang Bagi Ibu Rumah Tangga Di Desa Sokong Kecamatan Tanjung

Kabupaten Lombok Utara

Siti Nurmayanti*, Dwi Putra Buana Sakti, Junaidi Sagir

Program Studi Manajemen, Universias Mataram

Kata Kunci:

3R, anorganik,

pelatihan,

pengelolaan sampah

Abstrak:

Seiring berkembangnya sebuah kota, maka berdampak pada

bertambanhnya timbunan sampah terutama sampah yang berasal dari

kegiatan rumah tangga. Masalah sampah adalah masalah yang tidak akan

habis. Sampah sering dianggap sebagai sesuatu yang menjengkelkan, kotor,

bau, sulit terurai, mengganggu pemandangan, mengganggu kesehatan dan

bahkan menyebabkan banjir. Peran masyarakat terutama ibu rumah tangga

masih terbatas pada pengumpulan dan pembuangan sampah saja.

Diperlukan usaha yang lebih intensif dan berkelanjutan untuk menggugah

kesadaran dan kepedulian ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah

di lingkungannya. Pengenalan dan penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse,

Recycle) atau pengurangan, penggunaan kembali dan mendaur ulang

sampah, merupakan salah satu cara pendekatan sumber dalam pengelolaan

sampah. Dengan konsep ini ibu rumah tangga tidak hanya membuang

sampah tapi sekaligus memanfaatkannya dan dapat mempunyai nilai

tambah secara ekonomi. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah

memberikan pemahaman yang baik tentang konsep 3R disertai dengan

pelatihan untuk memberikan ketrampilan berupa kemampuan membuat

produk daur ulang bernilai ekonomis dari bahan sampah anorganik bagi ibu

rumah tangga di Desa Sokong Kecamatan Tanjung. Metode yang

diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan praktik langsung. Dalam

pelatihan ini diberikan beberapa kegiatan yang meliputi presentasi materi

dan praktik membuat produk daur ulang dari sampah anorganik oleh

instruktur yang berpengalaman di bidangnya. Output dari kegiatan

pengabdian masyarakat ini ibu rumah tangga di desa Sokong Kecamatan

Tanjung mendapatkan ketrampilan untuk memanfaatkan sampah anorganik

untuk dijadikan produk daur ulang yang bernilai ekonomis.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan perhatian

serius. Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia

maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah yang dibuang ke

lingkungan dapat menjadi beban bagi lingkungan. Dampak sampah terhadap manusia dan

Page 267: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |257

lingkungan dapat dikategorikan dalam tiga aspek yaitu dampak terhadap kesehatan,

lingkungan, dan dampak secara sosial ekonomi (Gelbert, Prihanto, Suprihatin, 1996). Dampak

pada sosial ekonomi akan memberikan efek positif terhadap pendapatan masyarakat, maka

perlu penanganan dan keseriusan terkait dengan masalah tersebut. Pengolahan sampah

anorganik yang dihasilkan akibat aktivitas rumah tangga seperti bahan plastik akan diolah

menjadi kerajinaan tangan yang dapat menghasilkan pendapatan ekonomi masyarakat.

Pengolahan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan, dapat dikelola menjadi bahan yang

bermanfaat seperti tas, bunga, piring, tempat tissue dan lain sebagainya. Hal ini akan lebih

bernilai ekonomis dan lebih menguntungkan.

Terdapat beberapa jenis sampah anorganik atau sampah yang dapat digunakan sebagai

kerajinan tangan diantaranya adalah plastik, botol plastik, gelas plastik, pembungkus deterjen

cair, pembungkus permen dan bahan plastik lainnya. Bila sampah plastik ini diolah menjadi

kerajinan, sampah tersebut dapat menghasilkan berbagai macam kerajinan. Dengan demikian

nilai tambah yang diperoleh akan lebih tinggi sekaligus dapat memecahkan masalah

pengangguran, pencemaran lingkungan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Peran serta ibu rumah tangga cukup besar dan penting artinya dalam peningkatan

efisiensi pengelolaan persampahan, mengingat peran perempuan yang mempunyai tugas

domestik (Suparmini, Setyawati, Sumunar, Khotimah, 2014). Ibu rumah tangga di Desa

Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara juga merupakan bagian dari

masyarakat yang menghasilkan sampah rumah tangga setiap hari. Sampah rumah tangga

sebagian besar merupakan bahan organik di samping sampah anorganik. Sampah organik

misalnya sampah yang dihasilkan dari kegiatan dapur rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit

telur, dan kulit buah. Sementara sampah anorganik rumah tangga berupa gelas plastik, botol

plastik, tas plastik (keresek), bungkus deterjen, bungkus kopi dan lain-lain. Adanya kepedulian

dari ibu rumah tangga untuk meminimalkan sampah rumah tangga tentunya sangat membantu

mengurangi timbunan sampah keseluruhan yang masuk di lingkungan (Suparmini, at al, 2014).

Upaya meminimalkan sampah dapat dilakukan dengan 3R, meliputi reduce

(mengurangi), reuse (memakai ulang), dan recycle (daur ulang). Upaya tersebut dilandasi

pemikiran bahwa setiap orang berhak atas lingkungan yang layak dan nyaman, sehingga setiap

orang wajib menjaga kenyamanan lingkungan, tanpa kecuali. Pelatihan pengelolaan sampah

anorganik menjadi aneka kreasi daur ulang bagi ibu rumah tangga dalam rangka meminimalkan

sampah rumah tangga tentunya akan sangat bermanfaat, apalagi jika sampah yang telah didaur

ulang menjadi aneka kreasi unik dan cantik dapat memiliki manfaat tertentu dan bernilai

ekonomi sehingga dapat menambah penghasilan keluarga (Suparmini, at al, 2014).

Pelatihan mengenai pengelolaan sampah anorganik menjadi produk daur ulang yang

bernilai ekonomis telah banyak dilakukan oleh tim pengabdi. Seperti yang dilakukan oleh

Fatoni et.al., (2017) yang melakukan pengabdian pada masyarakat Kelurahan Wonosari

Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang mengenai pendayagunaan sampah menjadi produk

kerajinan. Demikian juga Suparmi, et al (2014) melakukan pengabdian masyarakat pada ibu

rumah tangga dan remaja putri di desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul mengenai

pelatihan pengelolaan sampah anorganik menjadi aneka kreasi daur ulang yang dapat

menambah penghasilan keluarga. Sementara Henuhili, Aminatun, Suhartini, Arisuciati,

Page 268: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |258

Marlina dan Asmoro (2009) melakukan pengabdian terkait pemberdayaan ibu-ibu rumah

tangga dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi barang kerajinan yang bernilai

ekonomi untuk menambah pendapatan keluarga.

Usaha untuk memanfaatkan sampah anorganik sebagai produk daur ulang yang

dihasilkan oleh ibu rumah tangga kurang diketahui di Kabupaten Lombok Utara khususnya di

Desa Sokong Kecamatan Tanjung. Analisis permasalahan yang dijumpai di Desa Sokong

adalah: (1) ibu rumah tangga di Desa Sokong belum memahami cara memilah sampah organik

dan anorganik sebagai kunci pengolahan sampah berdasarkan konsep 3R; (2) ibu rumah tangga

di Desa Sokong belum mengetahui pemanfaatan sampah bahan plastik untuk membuat produk

daur ulang yang bernilai ekonomis. Melihat permasalahan di atas maka yang harus dilakukan

adalah memberikan sentuhan ilmu atau teknologi untuk pemanfaatan sampah anorganik seperti

sampah plastik, kepada masyarakat khususnya ibu rumah yang berada di desa Sokong

Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan yang akan dicapai dari kegiatan

pelatihan ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep 3R bagi ibu rumah tangga di desa Sokong Kecamatan Tanjung

dalam memilah sampah organik dan anorganik.

2. Untuk memberikan pelatihan pemanfaatan sampah anorganik (plastik) menjadi produk daur

ulang yang berguna bernilai ekonomis.

Manfaat kegiatan pelatihan pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk daur ulang

bagi ibu rumah tangga di Desa Sokong Kecamatan Tanjung adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peserta Pelatihan

Adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan bermanfaat dalam mewujudkan tujuan

pengabdian masyarakat yakni ibu rumah tangga di desa Sokong Kecamatan Tanjung

memahami konsep 3R dalam memilah sampah organik dan anorganik, serta mampu

memanfaatkan sampah anorganik (plastik) menjadi produk-produk daur ulang yang bernilai

ekonomis

b. Bagi pelaksana kegiatan

Sejalan dengan salah satu tri darma perguruan tinggi, memberikan sumbangan pengetahuan

sebagai langkah nyata dalam rangka pengabdian masyarakat di desa.

Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga di desa Sokong Kecamatan Tanjung

khususnya ibu-ibu rumah tangga di Dusun Prawira Desa Sokong Kecamatan Tanjung sebanyak

19 orang. Alasan dipilihnya ibu-ibu rumah tangga di wilayah ini sebagai objek pelatihan karena

berdasarkan observasi dan wawancara sebelumnya diperoleh informasi bahwa ibu-ibu rumah

tangga ini tidak pernah memperoleh pelatihan terkait daur ulang sampah serta di siang hari

hingga sore hari mereka masih memiliki waktu luang, sehingga hal ini dirasa oleh tim

pengabdian adalah tepat sasaran sebagai objek dan peserta pelatihan.

METODE KEGIATAN

Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan praktek langsung.

Beberapa kegiatan yang diberikan meliputi penyajian materi dan praktek pembuatan produk

Page 269: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |259

daur ulang sampah oleh instruktur yang berpengalaman di bidang ini. Adapun langkah-langkah

dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup beberapa tahapan berikut:

1. Persiapan

Beberapa hal dilakukan oleh tim pelaksana dalam tahap persiapan ini yaitu mempersiapkan

tenaga instruktur. Instruktur yang dipilih adalah instruktur yang memiliki keahlian di bidang

produk daur ulang sampah plastik sebanyak satu orang. Kemudian menentukan tempat

pelaksanaan pengabdian masyarakat, yakni bertempat di salah satu rumah warga di Dusun

Prawira Desa Sokong dengan mengetahui ketua RT setempat. Selanjutnya menentukan dan

merekrut peserta pelatihan. Terkumpul 19 ibu rumah tangga dan remaja putri yang terlibat

dalam kegiatan pelatihan ini. Tahap persiapan juga dilakukan dengan mempersiapkan lembar

absensi sebagai bukti kehadiran peserta, persiapan konsumsi, persiapan alat dan bahan serta

dokumentasi.

2. Pelaksanaan Pelatihan

Kemudian pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan metode ceramah yang dimulai dengan

menyampaikan materi secara lisan tentang pengelolaan sampah yang dimulai dari penyuluhan

tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan materi tentang konsep

3R untuk mengunggah kesadaran ibu rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pengelolaan

sampah secara mandiri. Kemudian disajikan materi terkait pemanfaatan sampah plastik

menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomis, pengenalan alat yang digunakan berupa

gunting, jarum dan benang jahit, tali pancing, korek api, limbah plastik seperti gelas plastik,

bungkus rinso, bungkus molto, bungkus kopi dan lain-lain. Selanjutnya praktek pembuatan

produk daur ulang sampah. Pada saat praktek, ibu-ibu peserta pelatihan di latih untuk membuat

piring inke berbahan dasar plastik dari sampah gelas minuman air dalam kemasan. Diskusi juga

dilakukan agar ibu rumah tangga lebih memahami materi yang diberikan serta memberikan

kesempatan kepada mereka untuk lebih aktif terlibat.

3. Penutupan Pelatihan

Saat akhir kegiatan pelatihan, peserta dan tim pelaksana melakukan penilaian hasil

pelatihan dan para peserta juga memberikan evaluasi akan pelatihan ini. Setelah semua

kegiatan yang telah direncanakan terlaksana, ketua tim Pengabdian menutup program dan

memberikan pesan kepada segenap peserta pelatihan untuk menerapkan apa yang telah

didapatkan untuk memperkaya pembelajaran terkait pengelolaan sampah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Target yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah (i)

ibu rumah tangga di Desa Sokong mampu menerapkan konsep 3R dalam mengelola sampah,

dan (ii) ibu rumah tangga di Desa Sokong mampu menghasilkan produk daur ulang yang

bernilai ekonomis berbahan baku sampah anorganik. Sehingga luaran kegiatan yang

diharapkan adalah dihasilkannya produk daur ulang berbahan baku sampah anorganik yang

bernilai ekonomis. Selanjutnya hasil pengabdian masyarakat ini dapat di muat dalam jurnal

internal kampus atau pada jurnal lainnya.

Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan melihat proses yang

berlangsung. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti tahapan-tahapan pelatihan dari awal

Page 270: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |260

sampai akhir acara pelatihan. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme dalam mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada instruktur, ketika peserta pelatihan belum memahami contoh

yang diberikan oleh instruktur. Peserta pelatihan juga dengan serius mengerjakan tugas praktik

yang diberikan dalam hal ini membuat piring inke berbahan dasar plastik dari sampah gelas

minuman air dalam kemasan.

Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap hasil praktik dari peserta, dengan cara memeriksa

hasil pembuatan piring inke. Hasilnya menunjukkan bahwa peserta harus lebih giat lagi

berlatih. Hal ini wajar karena baru tahap permulaan dalam pelatihan. Di akhir kegiatan, tim

pengabdian meminta masukan dari peserta pelatihan. Sebagian besar peserta menginginkan

program pelatihan ini berlanjut karena selain untuk mengisi waktu kosong di sela-sela kegiatan

mengurus keluarga, juga membuka peluang untuk menambah pendapatan keluarga.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah terlaksana dengan baik berkat dukungan

berbagai faktor, diantaranya, yaitu: Komunikasi antar anggota tim dan instruktur berlangsung

lancar dan efektif sehingga koordinasi tim pada seluruh proses persiapan, pelaksanaan

pelatihan berlangsung dengan baik dan tepat waktu. Instruktur yang terlibat adalah instruktur

yang sangat ahli di bidang daur ulang sampah anorganik yang sangat berkomitmen dalam

memberikan pelatihan; Ibu-ibu rumah tangga peserta pelatihan sangat antusias dan semangat

dalam mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir. Hal ini terlihat juga ketika mereka di minta

praktek membuat piring inke sebagai salah satu bentuk olahan sampah anorganik, mereka

bersemangat untuk berlatih dan bertanya tentang hal-hal yang berkaitan tentang apa yang

sedang mereka kerjakan; Harapan peserta pelatihan bahwa kegiatan ini dapat terus berlanjut di

masa yang akan datang dengan menawarkan tempat kegiatan pelatihan di dusun mereka; dan

Dukungan dari peserta sangat besar dan berharap dapat terus dilibatkan dalam kegiatan

pelatihan-pelatihan lainnya.

Sementara faktor penghambat kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah terkait

dengan waktu yang terbatas. Antusiasme peserta menjadikan waktu terasa singkat karena harus

berakhir, disaat mereka telah memahami tentang sampah organik dan anorganik dan mulai

lancar dalam praktek pembuatan produk daur ulang. Namun hampir semua berhasil

menyelesaikan karya mereka dari sampah plastik tersebut.

Gambar 1. Suasana Pelatihan Pemanfaatan Sampah Anorganik

Page 271: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |261

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk memberikan pelatihan pemanfaatan

sampah anorganik menjadi produk daur ulang bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Sokong

Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

berikut: pertama, Tahap awal pelaksanaan pelatihan di awali dengan menyampaikan materi

mengenai penyuluhan tentang pemilahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan

materi tentang konsep 3R. Kemudian disajikan materi terkait pemanfaatan sampah plastik

menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomis; kedua, Instruktur memberikan materi

kepada peserta pelatihan mengenai teknik pembuatan produk daur ulang, kemudian

mengenalkan bahan-bahan sampah plastik yang dapat digunakan untuk membuat produk daur

ulang seperti gelas plastik, bungkus permen, bungkus kopi, serta alat-alat yang digunakan

seperti gunting, jarum dan benang, dan tali pancing, Selanjutnya dilakukan praktek langsung

pembuatan produk daur ulang dari sampah plastik berupa pembuatan piring inke.

Saran yang dapat diberikan terkait pelaksanaan pelatihan ini adalah peserta pelatihan dapat

terus berlatih membuat aneka kerajinan berbahan sampah anorganik hingga menjadi mahir

sehingga membuka peluang meningkatkan pendapatan keluarga.

UCAPAN TERIMAKASIH

Tim pengabdian mengucapkan terimaksih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Mataram serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram yang

telah mendanai kegiatan pengabdian masyarakat ini sesuai surat perjanjian nomer

2287/UN18?LPPM/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Fatoni, Nur Imanuddin, Rinaldy, Darmawan, Ahmad Ridho, 2017, Pendayagunaan Sampah

Menjadi Produk Kerajinan, DIMAS – Volume 17, Nomor 1, Mei 2017

Gelbert M., Prihanto D., dan Suprihatin A, (1996), Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan

“Wall Chart”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup. PPPGT/VEDC.Malang

Henuhili ,Victoria, Aminatun, Tien, Suhartini, Arisuciati, Intan, Marlina, Ana, Asmoro, Dedy

Setyo, 2009, Perberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dalam Memanfaatkan SAmpah

Anorganik Menjadi Barang-Barang Kerajinan Yang Bernilai Ekonomi Untuk Menambah

Income Keluarga, Laporan Kegiatan PPM, Lembaga Pengabdian Masyarakat

Universitas Negeri Yogyakarta

Kementrian Lingkungan Hidup, (2012), Profil Bank Sampah. Rapat Kerja Nasional Bank

Sampah. Malang.

Suparmini, Setyawati, Sriadi, Sumunar, Dyah Respati Suryo, Khotimah, Nurul, 2014,

Pelatihan Pengelolaan Sampah Anorganik Menjadi Aneka Kreasi Daur Ulang Bagi Ibu

Rumah Tangga Dan Remaja Putri Di Desa Trimulyo Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul,

Laporan Pengabdian Masyarakat (PPM) Dosen, Jurusan Pendidikan Geografi FAkultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 272: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |262

Penyuluhan Mengenai Jenis, Manfaat, Status dan Ancaman Ekosistem

Lamun Di Perairan Pantai Sire, Kabupaten Lombok Utara

Ibadur Rahman*, Saptono Waspodo, Ayu Adhita Damayanti, Mahardika Rizki

Himawan, Soraya Gigentika

Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mataram

Kata Kunci:

lamun, Pantai Sire,

masyarakat,

penyuluhan

Abstrak:

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem laut yang berperan

penting sebagai tempat mencari makan, tempat pemijahan dan daerah

asuhan berbagai jenis biota. Dewasa ini ekosistem lamun terus menerus

mendapatkan tekanan yang mengancam kelestariannya (Bengen, 2004),

baik diakibatkan fenomena alam atau karena aktivitas manusia. Mengingat

peranan vital yang dimiliki ekosistem lamun, maka diperlukan berbagai

upaya untuk menjaga kelestariannya. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai jenis-jenis, manfaat, status dan ancaman terhadap ekosistem

lamun. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu berupa

penyuluhan dan diskusi, menghadirkan nara sumber yang memiliki

kepakaran di bidang lamun, serta simulasi pengamatan tutupan lamun dan

identifikasi jenis lamun. Masyarakat juga diminta untuk mengindentifikasi

kegiatan-kegiatan apa saja yang berpotensi merusak ekosistem lamun yang

mereka jumpai di kawasan Pantai Sire. Hasil dari kegiatan pengabdian ini

menunjukkan bahwa masyarakat memiliki antusias yang tinggi untuk

terlibat aktif dalam upaya pelestarian ekosistem lamun, mengingat kondisi

lamun yang terus mengalami degradasi dari hari ke hari.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Masyarakat awam umumnya menganggap ekosistem lamun sama halnya seperti

tumbuhan rumput liar yang hidup di daratan. Dikarenakan anggapan dan pemahaman tersebut,

lamun umumnya dianggap sebagai tanaman pengganggu yang dapat mengurangi keindahan

pemandangan bawah laut yang menjadi komoditi pariwisata, layaknya ekosistem terumbu

karang dengan populasi ikan-ikan karang yang beraneka ragam dan warnanya. Namun,

ekosistem lamun sejatinya merupakan bagian penting dari ekosistem perairan yang berperan

terhadap produktivitas perairan, mengingat fungsinya sebagai daerah asuhan (nursery ground),

tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground)berbagai

jenis biota termasuk ikan.

Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap keberadaan dan kebermanfaatan

ekosistem lamun menjadikannya hanya dipandang sebelah mata, bahkan banyak dijumpai

kegiatan-kegiatan masyarakat yang berpotensi mengancam kelestarian ekosistem lamun,

Page 273: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |263

misalnya: penangkapan ikan menggunakan pukat dasar (trawl) yang tidak spesifik menangkap

ikan, namun turut menjaring tumbuhan lamun, kegiatan pengerukan dan pengurugan pantai,

ramainya lalu lintas kapal, serta polusi dan limbah baik domestik maupun limbah pabrik yang

dibuang ke laut sehingga dapat mencemari perairan.

Maka dari itu, kegiatan pengabdian ini berupaya memberikan pemahaman yang lebih

baik melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai jenis-jenis, manfaat, status dan

ancaman ekosistem lamun. Setelah diselenggarakannya kegiatan pengabdian ini, masyarakat

diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya pelestarian ekosistem lamun dan mencegah

upaya-upaya yang dapat merusak ekosistem lamun, baik yang disadari maupun tidak.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada tanggal 14 September 2019, di kawasan

ekosistem lamun Pantai Sire, Desa Sigar Penjalin, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Kegiatan penyuluhan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1) Survey Lokasi

Survey lokasi meliputi kegiatan peninjauan ke lokasi pengabdian, menggali informasi

hasil wawancara dengan masyarakat, dan studi literatur terhadap kegiatan penelitian atau

pengabdian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2) Pembuatan Modul Penyuluhan

Pembuatan modul penyuluhan meliputi studi literatur dari berbagai sumber pustaka,

disesuaikan dengan tingkat pendidikan peserta pengabdian sehingga mudah dipahami.

3) Sosialisai dan Pendampingan Masyarakat

Kegiatan sosialisasi meliputi perizinan ke Kepala Desa, penginformasian kepada

masyarakat mengenai jadwal sosialisasi, penyampaian sosialisasi kepada masyarakat

mengenai manfaat lamun, ancaman terhadap kerusakan lamun, dan bentuk-bentuk upaya

pelestarian ekosistem lamun, serta simulasi pengamatan tutupan lamun yang benar sesuai

pedoman yang terstandarisasi. Adapun metode pengamatan tutupan lamun yang digunakan

mengacu pada standar Seagrass Watch, menggunakan kuadran transek berukuran 50x50

cm2 (Gambar 1). Dari kuadran tersebut kemudian dapat ditentukan berapa persentase

penutupan lamun dan jenis apa saja yang ditemukan di kawasan Pantai Sire.

Gambar 1. (a) pengamatan tutupan dan jenis lamun menggunakan kuadran transek 50x50

cm2, (b) Standar Perhitungan Persentase Penutupan Lamun Watch (Short et al., 2004).

Page 274: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |264

4) Evaluasi

Kegiatan evaluasi diperlukan untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan

penyuluhan terhadap pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam upaya melestarikan

ekosistem lamun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat menjadi paham bahwa lamun

bukanlah tumbuhan rumput liar yang mengurangi keindahan pesona bawah laut, namun

ekosistem lamun justru merupakan rumah (habitat) bagi beranekaragam jenis biota, seperti :

ikan, teripang, bulu babi, udang, kepiting, lobster, bahkan biota perenang jarak jauh seperti

penyu dan dugong (duyung).

Dari 60 jenis lamun yang tersebar di seluruh dunia (Kuo & McComb, 1989), dan 15

jenis lamun yang ditemukan di perairan wilayah Indonesia (Syafrie et al., 2018), peserta

pengabdian berhasil mengkoleksi dan mengidentifikasi 8 (delapan) jenis lamun yang berada di

kawasan padang lamun Pantai Sire, Kabupaten Lombok Utara, yaitu: Enhalus acoroides,

Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii,

Halodule uninervis, Cymodocea serrulata dan Halophila ovalis.

Gambar 1. Kegiatan penyuluhan mengenai jenis, manfaat, status dan ancaman ekosistem

lamun di kawasan Pantai Sire.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan pula berbagai jenis biota yang berada

di area padang lamun, antara lain: bulu babi, teripang, kekerangan, dan beranekaragam jenis

ikan. Beragamnya jenis biota yang ditemukan di padang lamun tersebut dikarenakan padang

lamun merupakan habitat bagi berbagai jenis biota, ditambah fungsi lainnya baik sebagai

daerah asuhan, padang penggembalaan dan tempat mencari makan (Syafrie et al., 2018).

Hasil simulasi pengamatan tutupan tumbuhan lamun menggunakan transek kuadran

50x50 cm2 menunjukkan bahwa rerata tutupan lamun di kawasan Pantai Sire yaitu sebesar 71%

(Tabel 1). Berdasarkan Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup nomor 200/

2004 (Syafrie et al., 2018) kondisi kondisi kesehatan lamun di kawasan Pantai Sire termasuk

dalam kategori sehat (di atas 60%). Dengan mengetahui status ekosistem lamun yang masih

dalam kategori sehat tersebut, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya

Page 275: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |265

menjaga dan mempertahankan kondisi ekosistem lamun di kawasan Pantai Sire agar selalu

berada dalam kondisi sehat, serta mencegah upaya-upaya yang dapat menyebabkan kerusakan

(degradasi) ekosistem lamun.

Tabel 1. Hasil simulasi pengamatan tutupan lamun Pantai Sire

Pengamatan ke-

1 Pengamatan ke-2 Pengamatan ke-3 Rerata

68 % 84 % 60 % 71 %

Adapun kegiatan-kegiatan yang berpotensi merusak (mendegradasi) ekosistem lamun

yang berhasil diidentifikasi oleh masyarakat dan terjadi di kawasan Pantai Sire antara lain:

1. Lalu lintas kapal, dimana baling-baling dan jangkar kapal dapat merusak/mencabut

tumbuhan lamun sampai ke akarnya. Di samping itu, tumpahan minyak kapal dapat

mengakibatkan pencemaran perairan yang dapat menghalangi penetrasi sinar matahari

ke dalam laut serta mengganggu proses penyerapan nutrien sehingga pertumbuhan

lamun menjadi terganggu.

2. Penangkapan ikan menggunakan pukat dasar (trawl) yang tidak secara spesifik

menjaring ikan target, namun ikut menjaring tumbuhan lamun.

3. Penggunaan potassium sianida untuk meracuni ikan agar mudah ditangkap, ternyata

juga berpengaruh pada lamun. Adanya senyawa racun seperti potassium sianida

tersebut diduga berpengaruh juga terhadap tumbuhan lamun.

4. Pengerukan dan pengurugan area pantai untuk pengembangan tempat wisata.

5. Limbah (sampah) domestik, berupa plastik, sisa-sisa makanan, diapers, dan lain

sebagainya.

Upaya pelestarian ekosistem lamun akan menjadi lebih optimal ketika masyarakat ikut

terlibat bahkan menjadi garda terdepan, terutama masyarakat sekitar yang setiap harinya

berinteraksi dengan ekosistem lamun. Hal termudah yang dapat dilakukan oleh masyarakat,

setelah mendapat penyuluhan dan simulasi mengenai jenis, manfaat, status dan ancaman

ekosistem lamun ini, adalah dengan tidak menjadikan dirinya terlibat dalam kegiatan-kegiatan

yang dapat merusak ekosistem lamun. Kemudian secara perlahan mulai mengajak karib-

kerabat dan keluarga mereka untuk turut andil dalam upaya pelestarian ekosistem lamun dan

menentang upaya-upaya yang berpotensi merusak ekosistem lamun. Karena mereka sadar,

bahwa lestarinya ekosistem lamun akan mendatangkan manfaat bagi mereka sendiri, di

antaranya yaitu terjaminnya kelangsungan hidup hewan-hewan laut yang biasa mereka

konsumsi sehari-hari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan mengenai jenis, manfaat, status dan acaman

ekosistem lamun ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan membuat masyarakat

sadar bahwa kegiatan yang biasa dilakukan ternyata berpotensi merusak ekosistem lamun.

Selain itu, masyarakat tampak sangat bersemangat dalam upaya pelestarian lamun, dikarenakan

Page 276: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |266

dengan melestarikan lamun mereka dapat merasakan manfaat langsung yaitu terjaminnya

kelangsungan hidup hewan-hewan laut yang biasa mereka konsumsi sehari-hari.

Sebaiknya kegiatan pengamatan ekosistem lamun dilakukan dengan

mempertimbangkan kondisi pasang-surut air laut. Kondisi air pasang yang terlalu tinggi cukup

menyulitkan masyarakat, terutama yang tidak memiliki keahlian berenang, untuk mengamati

dengan baik penutupan dan jenis lamun yang diamati.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram, sehingga kegiatan

pengabdian ini dapat diselenggarakan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

mahasiswa Program Vokasi KLU Unram, dan mahasiswa Jurusan Perikanan dan Ilmu

Kelautan Unram : Kak Abdurrahman, Kak Pandu AP, Kak M. Supiandi, Kak Agustina R, Kak

Faradilla A, Kak Sultan HMT, Kak Hardiawan, Azilia R, Idrus, Yuni PA, dan Hardi A.

DAFTAR PUSTAKA

Bengen. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip

Pengelolaannya. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Kuo, J., McComb, A.J. 1989. Seagrass Taxonomy, Structure and Development. In: Larkum,

A.W.D., McComb, A.J., Shephard, S.A. (eds.). Biology of Seagrasses. A treatise on the

biology of seagrasses with special reference to the Australian region. Amsterdam:

Elsevier.

Short F.T., L.J Mc Kenzie, R.G. Coles and J.L. Gaeckle. 2004. Seagrass Net Manual for

Scientific Monitoring of Seagrass Habitat-Western Pacific Edition. USA. University of

New Hampshire, QDPI, Northern Fisheries Center, Australia.

Syafrie N.D.M, U.E. Hernawan, B. Prayudha, I.H. Supriyadi, M.Y. Iswari, Rahmat, K.

Anggraini, S. Rahmawati, Suyarso. 2018. Status Padang Lamun Indonesia 2018 Ver.02.

Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI : Jakarta Utara.

Page 277: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |267

Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Rahmi Sri Ramadhani*, Siti Atikah

Fakultas Ekonomi dan Bsnis, Universitas Mataram

Kata Kunci:

Sampah rumah

tangga, Metode

Komposting,

FELITA

Abstrak:

Sampah merupakan masalah yang masih dihadapi Indonesia saat ini.

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolan sampah, sampah

didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses

alam yang terbentuk padat. Hasil penelitian menunjukkan potensi reduksi

sampah oleh perumahan permanen sebesar 53% sampah mudah busuk yang

berpotensi untuk pengomposan, dan 17 % sampah anorganik untuk daur

ulang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mensosialisasi metode

komposting yang bisa dilakukan dirumah oleh anggota keluarga, sehingga

jumlah sampah rumah tangga yang diangkut keTPS dan TPA bisa

berkurang. Metode komposting yang disosialisasi pada kegiatan

pengabdian ini adalah Metode TAKAKURA dan Metode FELITA.

Sosialisasi dilakukan pada mahasiswa dan ibu rumah tangga yang

tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP). Kegiatan sosialisasi

berjalan lancar sesuai rencana, peserta sosialisasi sangat antusias menerima

dan mempraktekan metode komposting yang disosialisasikan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Sampah merupakan salah satu masalah yang menyebabkan kerusakan lingkungan..

Menurut UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan

sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang terbentuk padat. Sampah dapat dikelompokkan

menurut sumber yang menghasilkan sampah yaitu : Sampah rumah tangga, sampah sejenis

sampah rumah tangga dan sampah spesifik. Menurut PP RI No 81 tahun 2012 tentang

pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, sampah rumah

tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik.

Penelitian Windraswara dkk (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph ) berjudul

Analisis Potensi Reduksi Sampah Rumah Tangga Untuk Peningkatan Kualitas Kesehatan

Lingkungan di kota Semarang, dijelaskan bahwa pengelolaan sampah perkotaan merupakan

salah satu tantangan besar yang dihadapi daerah perkotaan di negara-negara berkembang.

Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi reduksi sampah oleh perumahan

permanen sebesar 53% sampah mudah busuk yang berpotensi untuk pengomposan, dan 17%

sampah anorganik untuk daur ulang. Potensi reduksi sampah untuk perumahan kos permanen

adalah 16% sampah organik untuk pengomposan dan 47% sampah anorganik untuk daur

ulang., sementara rumah makan/warung potensi reduksi 53% dapat diolah menjadi kompos dan

Page 278: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |268

17% akan di daur ulang. Zulkifli (2014:104) menjelaskan di Indonesia sebagian besar sampah

di kota yang dihasilkan tergolong sampah hayati. Rata-rata sampah yang tergolong hayati di

atas 65% dari total sampah. sampah hayati sendiri berasal dari sisa-sisa makanan dan sampah

dapur yang cepat membusuk dan berpotensi sebagai penahsil kompos, metan dan energi.

Pola pengelolaan sampah yang yang bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe)

sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan pola baru pengelolaan sampah. pola baru ini

memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat

dimanfaatkan. Pengelolaan sampah dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan

sampah. kegiatan pengurangan sampah dilakukan dengan pendekatan 3R atau pembatasan,

penggunaan kembali dan pendaur ulang. Sedangkan penanganan sampah meliputi pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir (Zulkifli , 2014 :99).

Dalam pengelolan sampah perkotaan dibutuhkan peran serta masyarakat. Pengelolaan

sampah terpadu, memberikan peluang bagi masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan

penangan sampah. Zulkifli (2014:108) menjelaskan solusi dalam mengatasi masalah sampah

dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi terhadap semua program pengelolaan sampah

mulai dari skala kecil sampai skala yang lebih luas lagi. Suwahyono (2014:9) menjelaskan

aktivitas manusia dalam rumah tangga menghasilkan limbah dalam bentuk sampah rumah

tangga, yang terdiri atas dua macam yaitu sampah organik dan sampah non organik.

Umumnya pola pengelolaan sampah dilakukan dengan. cara dikumpulkan, diangkut

dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Kegiatan pengabdian ini bertujuan

memberikan pengetahuan bahwa penganan sampah bisa dilakukan oleh masyarakat dengan

melakukan pemilahan sampah, kemudian sampah organik diolah menjadi kompos. Kompos

adalah hasil proses pelapukan bahan-bahan organik akibat adanya interaksi antara

mikroorganisme pengurai yang bekerja didalamnya ( Suwahyono, 2014: 21).

Kegiatan pengabdian ini akan memperkenalkan pembuatan kompos untuk mengurangi

sampah organik yang diangkut petugas sampah, sehingga timbulan sampah di TPS dan TPA

berkurang. Metode komposting untuk sampah organik dapat dilakukan menggunakan beberapa

cara, yang akan dikenalkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah Metode FELITA DAN

TAKAKURA.

Metode yang pertama yang akan disosialisasikan adalah Metode Takakura. Metode

Takakura diperkenalkan tahun 2004 di Surabaya oleh seorang berkewarganegaran Jepang yaitu

Mr Takakura. Metode ini memberikan solusi penumpukan sampah organik di Surabaya.

Dengan metode ini sampah organik yang dihasilkan oleh rumah tangga,dapat dijadikan kompos

di rumah. Metode kedua yang disosialisasikan adalah metode yang biasa disebut FELITA,

FELITA adalah kependekan dari Fermentasi Limbah Rumah Tangga. Perbedaan metode

Takakura dan FELITA diantaranya adalah metode takakura hanya menghasilkan kompos padat

sementara dengan metode FELITA selain menghasilkan kompos padat juga akan

dimenghasilkan POC (Pupuk Organic cair).

METODE KEGIATAN

Sosialisasi pengelolan sampah ini diberikan kepada mahasiswa dan ibu rumah

tangga yang tergabung dalam organisasi Dharma Wanita Persatuan (DWP). Kedua

Page 279: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |269

kelompok masyarakat ini merupakan pelaku yang kesehariannya lebih dominan

melakukan kegiatan di rumah.

Metode dan pendekatan yang digunakan dalam sosialisasi adalah metode

partisipatif. Sosialisasi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pertama, peserta akan

mendapatkan penjelasan mengenai pengelolaan sampah dan beberapa metode composting

yang bisa dilakukan. Kedua, peserta akan melihat beberapa metode composting yang bisa

dilakukan dalam skala menengah dan skala kecil, tahap terakhir peserta akan

mempraktekan pembuat kompos dari salah satu metode yang disosialisasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan sosialisasi Metode Takakura dan Metode Felita untuk mahasiswa

pelaksanaannya di Kampus dan di Bank Sampah Mandiri. Bank Sampah Mandiri, adalah salah

satu Bank sampah yang berhasil mengolah sampah rumah tangga (RT) menjadi pupuk kompos,

ecobrik, kerajinan tangan dari limbah plastik kemasan dan ban bekas. Lokasi ini dipilih karena

mahasiswa bisa melihat langsung hasil dari pengolahan sampah dan manfaat dari pengolahan

sampah bagi lingkungan sekitar.

Sosialisasi dimulai dengan Penyampaian materi gambaran umum mengenai sampah

dan masalah timbul karena sampah. Kemudian memperkenalkan metode Takakura dan Metode

FELITA. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan praktek membuat activator untuk

metode Takakura, dan dilanjutkan dengan membuat sampah organik dengan Metode Takakura

dan Metode FELITA. Setelah praktek, mahasiswa diajak berkeliling Bank Sampah Mandiri

melihat hasil pengolahan sampah yang telah dilakukan oleh Bank Sampah Mandiri.

Gambar 1. Penyampaian Materi pengelolaan

sampah rumah tangga

Gambar 2. Mahasiswa Praktek Membuat

aktivator untuk pembuatan kompos

Gambar 3. Hasil Komposter dengan metode Takakura di Bank Sampah Mandiri

Page 280: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |270

Kegiatan Pengabdian untuk ibu rumah tangga yang tergabung dalam Dharma Wanita

Persatuan (DWP), dilakukan pada saat kegiatan Arisan DWP berlangsung. Dikarenakan lokasi

kantor yang berbeda maka kegiatan ini dilakukan 2 kali, yaitu di jadwal pertemuan arisan

DWP KPP Praya pada dan DWP KPP Mataram Timur . Berikut hasil sosialisasi Metode

FELITA di DWP KPP Pratama Praya dan Mataram Timur

.

Gambar 4. Pemberian Materi di DWP KPP Pratama Mataram Timur

(DWP KPP Pratama Matim)

Gambar 4. Memperagakan komposting dengan Metode FELITA

Gambar 4. Hasil Komposting Metode FELITA

Kegiatan pengabdian dilakukan berjalan sangat lancar. Kedua metode yang

sosialisasikan secara umum mendapatkan perhatian dan respon yang positif. Informasi yang

diperoleh dari hasil diskusi, beberapa peserta sudah menerapkan pengolahan sampah metode

Takakura, namun masih menghadapi kendala karena komposting yang tidak berhasil.

Ketidakberhasilan disebabkan karena aktivator yang digunakan tidak berhasil melakukan

pembusukan, sehingga kompos menjadi sangat lembab/basah, berair dan berulat. Selain itu

Page 281: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |271

pula diperoleh informasi, belum ada peserta yang mengolah sampah menggunakan metode

FELITA.

Peserta sosialisasi sangat antusias menerima informasi pengolahan sampah dengan

kedua metode. Peserta, menyarankan agar kegiatan serupa bisa dilakukan pada sekolah-

sekolah tempat putra putri beliau belajar agar seluruh keluarga memilki pengetahuan yang

sama dan memiliki motivasi yang sama untuk mengolah sendiri sampah yang dihasilkan oleh

rumah tangga.

Selama Kegiatan sosialisasi dilakukan tidak ditemui kendala atau kesulitan yang

berarti. Kegiatan ini bisa berjalan lancar karena dukungan dari founder Bank Sampah Mandiri

Ibu Aisyah dan ketua DWP KPP Pratama Mataram Timur dan Praya. Metode yang

disosialisasikan juga realtif tidak membutuhkan peralatan yang banyak dan berat sehingga bisa

dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Evaluasi dari hasil kegiatan pengabdian ini adalah dari respon yang positif dan

antusiasnya peserta, tim pengabdian merasa perlu dilakukan kegiatan serupa di lingkungan

sekolah dan perumahan-perumahan sehingga kegiatan memilah sampah bisa dilakukan oleh

seluruh anggota keluarga dan terpadu dilingkungan tempat tinggal. Sosialisasi ini diharapkan,

dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah

tangga untuk membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah yang dibawa ke TPS

atau TPA

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga adalah :

1. Sasaran sosialisasi ini adalah mahasiswa dan IRT yang bergabung dalam organisasi

Dharma Wanita KPP Pratama. Kedua sasaran telah menerima sosialisasi dengan repon

yang positif dan antusias menerapkan metode yang diberikan.

2. Dua metode yang disosialisasikan mudah diterapkan untuk pemilahan sampah organik

yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sehingga selama kegiatan belangsung tidak ada

hambatan berarti yang terjadi. Dan, menindaklanjuti masukan dari peserta, tim pengabdian

akan mengadakan sosialisasi pengelolaan sampah kepada komponen masyarakat lain

seperti di sekolah-sekolah dan Perumahan-perumahan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram Melalui Lembaga

Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), memberikan kesempatan untuk melakukan

kegiatan ini. Dan, Ucapan Terimakasih Kami sampaikan juga kepada :

1. Founder Bank Sampah Mandiri, atas kesediannya berbagi ilmu dan menyediakan tempat

belajar bagi kami.

2. Ketua DWP KPP Pratama Mataram Timur, atas waktu dan fasilitas yang diberikan.

3. Ketua DWP KPP Pratama Praya, atas waktu dan fasilitas yang diberikan.

4. DPM, BEM, HMJ Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram yang telah

berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Page 282: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |272

DAFTAR PUSTAKA

Suwahyono, Untung dan tim penulis PS. 2014. Cara Cepat Buat Kompos Dari Limbah.

Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Timur

Wardani, DK. 2018. Belajar Zero Waste : Menuju rumah Minim Sampah. Pustaka RMA.

Tangerang

Windraswara, Rudiatin dan Prihastuti, Dyah A.B. 2017, Analisis Potensi Reduksi Sampah

Rumah Tangga Untuk Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan. Unnes Journal of

Public Health 6(2) : 123-130. :http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Penerbit Salemba Teknika. Jakarta

Selatan

.

Page 283: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |273

Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi di SMP Negeri 2 Mataram

Syahrial A*, Muhammad Makhrus, Jannatin Arduha,

Ni Nyoman Sri Putu Verawati, Kosim

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Kata Kunci:

bencana,

gempabumi,

kesiapsiagaan,

mitigasi, smp negeri

2 mataram

Abstrak:

Lombok merupakan salah satu pulau di wilayah Indonesia yang sangat

rentan terjadinya gempabumi. Tahun 2018 antara bulan Juli sampai Agustus

pulau Lombok diguncang 4 kali gempa bumi berkekuatan besar, yaitu 29

Juli 2018 kekuatan 6,4 SR, 5 Agustus 2018 kekuatan 7 SR, 9 Agustus 2018

kekuatan 6,2 SR dan 19 Agustus 2018 berkekuatan 7 SR ditambah dengan

rentetan gempa susulan yang mencapai 2500 kali. Hal ini terdampak luar

biasa pada masyarakat di pulau Lombok. Bangunan, infrastruktur hancur

dan korban ratusan korban jiwa pada rentetan gempa Lombok. Studi

pendahuluan menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap gempa

bumi dan mitigasi gempa bumi sangat kurang. Maka dari itu mereka sangat

perlu dibekali kesiapsiagaan gempa bumi supaya kerugian material dan jiwa

dapat diminimalisir. Kegiatan ini merupakan implementasi model

pembelajaran mitigasi bencana alam gempabumi yang dikembangkan oleh

tim pengabdian. Kegiatan melibatkan 38 orang siswa kelas VIII/a, 1 orang

guru SMP Negeri 2 Mataram. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa siswa

dan guru mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh, baik dalam bentuk

mendengarkan informasi yang diberikan, pemutaran video, latihan-latihan

dan simulasi kesiapsiagaan bencana gempabumi. Langkah-langkah

penyelamatan diri yang harus dilakukan peserta didik adalah (1) lindungi

kepala, (2) Jauhi kaca, (3) masuk kolong meja, (4) lari ke tempat terbuka.

Namun demikian, mereka mengalami hambatan dalam memahami teknik

penyelamatan diri dari gempa bumi dan pertolongan pertama pada korban

bencana gempa bumi. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar peserta

didik dan guru melatih diri secara kontinu dan berkelanjutan supaya

kesiapsiagaan bencana gempabumi di sekolah betul-betul melekat pada diri

mereka, sehingga kesadaran siswa, guru terhadap bencana gempa bumi

meningkat.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Berdasarkan letak geografis, wilayah kepulauan Indonesia di tempat pertemuan 3

lempeng besar dunia, yaitu lempeng India-Australia (bagian Selatan), lempeng Eurasia (bagian

Barat dan Utara), dan lempeng Pasifik (bagian Timur) (Anton ,2012), olehkarena itu Indonesia

merupakan wilayah yang sangat rawan terjadinya gempa bumi. Menurut data rekaman sebaran

Page 284: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |274

episentrum gempa bumi dengan magnitudo 5 dari tahun 1900-2000 dan menurut peta daerah

gempa bumi di Indonesia, propinsi NTB berada di wilayah 4. Wilayah tersebut merupakan

wilayah yang rawan terhadap terjadinya gempa bumi. Selain, NTB berada di dekat pertemuan

dua lempeng dunia, NTB juga berada di atas jalur gunung berapi yang aktif di dunia. Posisi ini

menjadikan Mataram rentan terhadap bencana alam gempa bumi tektonik maupun volkanik.

Gempa bumi dapat menimbulkan kerusakan harta benda, sarana prasarana, dan bahkan korban

manusia yang terluka dan meninggal dunia. Bencana alam tersebut telah membuka mata semua

elemen masyarakat secara nasional. Semuanya itu terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi

oleh manusia. Dengan mengetahui bahwa gempa bumi belum bisa diduga secara ilmiah, perlu

dilakukan usaha mengurangi resiko akibat yang ditimbulkan gempa bumi. Usaha-usaha yang

dilakukan untuk mengurangi resiko gempa bumi disebut Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi

(Brahmantyo,2005). Kegiatan ini dilakukan pelatihan bagi siswa dan guru SMP Negeri 2

Mataram dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam

menghadapi ancaman bahaya gempa bumi serta memahami prosedur dan alat pertolongan

pertama pada korban. Dalam kegiatan ini, implementasi kurikulum pendidikan mitigasi

bencana alam gempa bumi yang diformulasikan dengan pengetahuan dan pengalaman

masyarakat NTB yang disusun oleh tim, dalam menghadapi kejadian gempa bumi.

Pengetahuan dan pengalaman masyarakat NTB yang telah diwariskan secara turun menurun

untuk mengurangi resiko kejadian gempa bumi didefenisikan sebagai kearifan lokal

masyarakat NTB dalam mitigasi bencana alam gempa bumi.

Ada berbagai bentuk kearifan lokal masyarakat NTB yang relevan dengan kajian gempa

bumi yang berhasil diidentifikasi dan diformulasikan dalam kegiatan ini yang dikelompokkan

menjadi dua, yaitu pemberitahuan kejadian gempa kepada orang lain dan pemberitahuan

keadaan diri sendiri pada saat gempa terjadi. Ketika terjadi gempa masyarakat NTB umumnya

berteriak lindur, lindur, lindur yang artinya terjadi gempa (Hidayati, 2005). Teriakan tersebut

disampaikan ke orang lain yang ada disekitarnya untuk mengingatkan bahwa telah terjadi

gempa. Diharapkan setiap orang menyadari telah terjadi gempa segera melakukan tindakan

penyelamatan sesuai dengan keadaan setempat. Disamping berteriak, masyarakat juga

memukul benda-benda yang mengeluarkan bunyi, umumnya kentongan, untuk mengingatkan

bahwa telah terjadi gempa kepada masyarakat lain yang ada dikejauhan atau yang sedang ada

di dalam rumah (Istiyanto, 2009). Untuk memberitahukan keadaan dirinya masyarakat

umumnya berteriak supaya didengar oleh orang lain sehingga bisa secepatnya mendapatkan

bantuan. Penggunaan kearifan lokal dalam mitigasi bencana alam telah banyak digunakan oleh

masyarakat. Joko martono (2011) menyatakan bahwa memahami budaya lokal didaerah rawan

bencana merupakan alternatif yang sangat masuk akal untuk mengurangi resiko bencana. Salah

satu kebiasaan masyarakat yang bisa dirujuk adalah kebiasaan masyarakat di pulau Semeulue.

Masyarakat di kepulauan Semeuleue terbiasa berteriak smong ketika air laut surut secara tiba-

tiba karena hjal itu dipahami sebagai pertanda akan terjadi “ombak besar” yang dikenal dengan

tsunami. Pada saat terjadi tsunami Aceh tahun 2004, yang menelan ratusan ribu korban nyawa

manusia, masyarakat kepulauan Semeulue gampir tidak ada yang menjadi korban karena ketika

air laut surut secara tiba-tiba masyarakat berteriak smong diikuti dengan berlari ke daerah yang

lebih tinggi. Untuk memberikan pemahaman dan pelatihan kepada masyarakat khususnya

Page 285: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |275

siswa SMP tentang gempa bumi, akibatnya dan cara penyelamatan diri maka diberikan

kegiatan mitigasi bencana alam gempa bumi. Kegiatan ini tertuang dalam tanggap bencana

gempa bumi. Dalam pemberian materi tanggap bencana gempa bumi pada siswa SMP

digunakan kurikulum pendidikan mitigasi bencana alam gempa bumi yang pernah

dikembangkan oleh proyek DAPS bekerja sama dengan kementerian pendidikan nasional.

Secara garis besar pengembangan kurikulum tersebut berisikan rumusan Standar Kompetensi

(SK), kompetensi dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang dapat dijadikan

panduan pembelajaran atau pelatihan. Rumusan SK, KD dan IPK adalah sebagai berikut:

Tabel 1 : SK, KD, dan IPK Kurikulum Pendidikan Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami

hakekat gempa

bumi

1.1 mendeskripsikan hakekat

gempa bumi

Mendefenisikan gempa bumi

Menggambarkan peristiwa akibat

gempa bumi

Menjelaskan peristiwa gempa bumi

2. Memahami

akibat yang

ditimbulkan

gempa bumi

2.1 mendeskripsikan akibat

yang ditimbulkan gempa bumi

Mengidentifikasi akibat gempa

bumi

Mengelompokkan akibat gempa

bumi

Menjelaskan akibat gempa bumi

3. Memahami

cara cara

mitigasi

bencana alam

gempa bumi

3.1 mendeskripsikan cara cara

penyelamatan diri pada saat

gempa bumi

3.2 mendeskripsikan cara-cara

mengantisipasi bencana alam

gempa bumi

Mengidentifikasi cara

penyelamatan diri ketika terjadi

gempa bumi

Menjelaskan cara-cara

penyelamatan diri ketika gempa

bumi

Melakukan latihan menyelamatkan

diri ketika gempa bumi

Mengidentifikasi cara-cara

mengantisipasi bencana alam

gempa bumi

Mengambarkan peta evakuasi

Membuat model antisipasi

penyelamatan diri pada saat gempa

bumi

Selain dalam bentuk deskripsi SK, KD, dan IPK, kurikulum pendidikan mitigasi

bencana alam gempa bumi juga dilengkapi dengan uraian materi pelatihan. Cara pelaksanaan

pelatihan terdiri atas materi teoritis berupa pemahaman siswa terhadap hakekat gempa bumi,

cara melakukan mitigasi, dan prosedur pertolongan pertama korban gempa bumi, serta materi

Page 286: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |276

praktek berupa cara melakukan mitigasi diri dan orang lain. Berdasarkan analisis situasi pada

pendahuluan ini, maka rumusan masalah dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah :

1. Bagaimana menyampaikan materi teori tentang gempa bumi pada siswa dan guru SMP N

2 Mataram?

2. Bagaimana langkah-langkah penyelamatan diri dari bencana gempa bumi pada siswa dan

guru SMP N 2 Mataram bila terjadi saat pembelajaran di kelas?

Solusi dan Target Keluaran

Permasalahan yang dihadapi mitra dapat diselesaikan dengan mengadakan kegiatan

pengabdian masyarakat di tempat itu. Langkah-langkah kegiatan pengabdian yang akan

dilaksanakan adalah:

(1) Observasi ke sekolah mitra untuk menggali kebutuhan siswa, guru dan perangkat sekolah

lainnya tentang tanggap bencana gempabumi.

(2) Menyusun modul pelatihan penerapan iptek untuk meningkatkan tanggap bencana gempa

bumi yang berisi : (a) materi tentang konsep gempabumi dan langkah-langkah

pembelajarannya di kelas dengan integrasi kurikulum 2013, (b) materi tentang teknik

penyelamatan diri bila terjadi gempabumi jika siswa sedang berada di sekolah atau lagi

belajar, (c) materi tentang prosedur dan alat pertolongan pertama pada korban gempabumi,

(d) Rekomendasi integrasi materi tanggap bencana gempabumi pada kurikulum 2013.

(3) Melakukan kegiatan pelatihan bagi siswa, guru dan perangkat sekolah lainnya sesuai

dengan modul yang sudah disusun. Materi pelatihan mencakup teori dan praktek yang

diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap tanggap

bencana gempabumi.

(4) Melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

kelemahan dan keunggulan kegiatan.

(5) Refleksi terhadap evaluasi yang telah dilakukan sehingga indikator pencapaian yang

ditentukan tim tercapai.

Apabila siswa dan guru diberi perlakuan seperti langkah-langkah solusi permasalahan

di atas diharapkan siswa dan guru dapat bersahabat dengan gempa bukan takut atau

menyalahkan gempa itu sendiri. Pengabdian ini juga diharapkan mampu menghasilkankan

buku tentang kesiapsiagaan bencana gempa bumi bagi masyarakat sekolah dan hasilnya akan

diterbitkan pada jurnal pengabdian. Berikut adalah target keluaran yang akan dicapai pada

kegiatan pengabdian ini:

(1) Tertanamnya kesadaran yang mendalam tentang tanggap bencana gempabumi pada siswa,

guru dan perangkat sekolah lainnya serta imbasnya pada masyarakat sekitar.

(2) Modul pelatihan tanggap bencana gempabumi yang baku sesuai dengan kebutuhan siswa,

guru dan perangkat sekolah.

(3) Rekomendasi pada pemegang kebijakan pendidikan tentang integrasi tanggap bencana

pada kurikulum sekolah dasar.

(4) Memperkenalkan kearifan lokal masyarakat NTB dalam tanggap bencana gempabumi

pada masyarakat sekolah.

Page 287: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |277

(5) Menghasilkan alat-alat sederhana dari lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk tanggap

bencana gempabumi dan pertolongan pertama pada korban.

METODE PELAKSANAAN

Secara keseluruhan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1)

melakukan pembelajaran tentang pengetahuan gempa bumi, mitigasi gempa bumi dan prosedur

pertolongan pertama pada korban gempa bumi, 2) Simulasi penyelamatan diri dari gempa bumi

bila berada di dalam kelas, 3) Pemutaran video tentang tanggap bencana gempa bumi. Kegiatan

ini dilibatkan siswa dan guru SMP Negeri 2 Mataram dengan perincian kegiatan sebagai

berikut. Pertama, siswa diajak berdiskusi tentang kejadian gempa bumi, dilanjutkan dengan

kegiatan menggambar peristiwa yang terjadi saat terjadi gempa bumi, dan diakhiri dengan

kegiatan menjelaskan gambar yang dibuat di depan kelas. Kedua, siswa diajak berdiskusi

tentang akibat dari gempa bumi, dilanjutkan dengan kegiatan menggambar berbagai peristiwa

akibat gempa bumi, dan diakhiri dengan kegiatan menjelaskan gambar yang dibuat di depan

kelas. Ketiga, siswa diajak untuk berdiskusi tentang cara mengamankan diri ketika terjadi

gempa bumi disertai dengan latihan penyelamatan diri dan melakukan pertolongan pertama

kepada penderita korban. Keempat, siswa diajak berdiskusi tentang tempat-tempat yang aman

untuk melindungi ketika terjadi gempa bumi dan diakhiri dengan membuat peta evaluasi yang

dibuat di depan kelas. Terakhir, setelah semua kegiatan selesai, siswa diberikan tes tertulis

dalam bentuk isian singkat. Seluruh kegiatan pelatihan dipandu dengan unit-unit pembelajaran.

Ada lima unit pembelajaran yang disiapkan pelatihan mitigasi bencana alam gempa bumi ,

yaitu: 1) Hakikat Gempa Bumi, 2) Akibat Gempa Bumi, 3) Cara penyelamatan Diri Saat

Terjadi Gempa Bumi, 4) Cara Mengantisipasi Gempa Bumi, dan 5) Model Antisipasi Gempa

Bumi. Kearifan lokal masyarakat NTB dalam mitigasi bencana alam gempa bumi menjadi

bagian isi dari unit-unit pembelajaran yang diberikan. Pada pelatihan ini, hanya empat unit

yang disampaikan. Unit terakhir, yaitu Model Antisipasi Gempa Bumi belum didiskusikan

karena masalah teknik di lapangan. Salah satu contoh unit pembelajaran yang digunakan adalah

sebagai berikut.

Unit 1: Hakikat Gempa Bumi

Identitas Materi Pelatihan

a. Nama materi : Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi

b. Topik : Hakikat Gempa Bumi

c. Sasaran : Siswa SMP kelas VIII

Tujuan Pelatihan

a. Siswa mampu mendefinisikan peristiwa gempa bumi melalui pemutaran video

gempabumi.

b. Siswa mampu mengklasifikasikan dampak gempabumi dari gambar gambar yang

diberikan.

c. Siswa mampu mengklasifikasikan prosedur penyelamatan diri dari gempabumi bila terjadi

saat siswa sedang belajar di dalam kelas.

Page 288: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |278

Uraian Materi Pelatihan

Pengertian gempa bumi: gempa bumi adalah getaran yang berasal dari dalam bumi yang

disebabkan oleh peristiwa yang terjadi di dalam perut bumi. Contohnya adalah aktivitas gunung

api, runtuhkan dalam rongga perut bumi, dan pergeseran lempengan bumi (Lilik Kurniawan,

2011). Gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gempa vulkanik yang

disebabkan oleh aktivitas gunung api dan gempa tektonik yang disebabkan oleh runtuhan

dalam rongga bumi atau pergeseran lempengan bumi. Peristiwa gempa bumi dapat diwujudkan

melalui gambar, antara lain: gambar rumah roboh, tanah longsor, bendungan jebol, jalan putus,

banjir, pohon tumbang, lampu padam, masyarakat panik, dan lain-lain yang relevan (subagia,

2013). Peristiwa gempa gempa bumi: terjadi tanpa ada peringatan dini, dapat terjadi pada siang

atau malam hari, dapat terjadi di darat maupun di laut, dan menimbulkan kerugian materi

hingga korban jiwa.

Tahap Kegiatan Pelatihan

Alat dan bahan yang diperlukan

1. Buku gambar

2. Pensil

3. Pensil warna (krayon)

4. Dobel tips

5. Media gambar

Pendekatan/metode

Kegiatan pelatihan menggunakan pendekatan partisipatif yang mengajak siswa secara

aktif berpartisipasi dalam pelatihan melalui mendengarkan informasi, memberi tanggapan

(respon), menggambarkan peristiwa, dan mempersentasikan ide atau pemahamannya melalui

gambar .

Tabel 2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Tanggap Bencana Gempabumi (Syahrial

2019)

Tahapan Kegiatan pelatihan waktu

Kegiatan

awal

Tim memutar video tentang proses terjadinya gempa bumi. Tim

mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggiring siswa pada

permasalahan. Siswa diharapkan terpancing bertanya:

1) Dampak-dampak apa saja yang ditimbulkan

oleh bencana gempabumi?

2) Langkah-langkah apa yang harus ditempuh

oleh siswa dan guru bila terjadi gempa saat pembelajaran di kelas?

Tim meminta jawaban-jawaban sementara siswa terhadap

permasalahan yang ditemukan?

Tim kemudian mengajak siswa melakukan kegiatan berikut:

10 menit

Kegiatan

inti

Page 289: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |279

1. Tim membagikan gambar-gambar kepada

siswa, dimana gambar-gambar itu berisi 2 konsep yaitu: dampak

gempa bumi dan langkah langkah penyelamatan diri dari

gempabumi bila terjadi gempabumi saat mereka sedang belajar di

sekolah.

10 menit

2. Tim meminta siswa membentuk kelompok (3-

5 orang ) dan setiap anggota kelompok diminta untuk menjelaskan

gambarnya kepada teman-temannya.

15 menit

3. Tim meminta kelompok untuk memilih

gambar terbaik dalam kelompoknya dan wakil kelompok untuk

menjelaskan gambar tersebut didepan kelas.

5 menit

4. Tim meminta siswa untuk menempelkan

gambarnya di depan kelas dan meminta semua siswa untuk

memilih tiga gambar terbaik dari gambar yang ada.

5 menit

5. Tim menyiapkan apresiasi kepada siswa atas

pertisipasinya dan memberikan penghargaan terhadap semua

gambar terpilih yang ditempelkan di depan kelas sebagai bentuk

penilaian.

5 menit

6. Tim meminta masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka

15 menit

7. Tim bersama siswa dan guru menyanyikan

lagu penyelamatan diri dari gempabumi.

5 menit

8. Tim bersama siswa dan guru mensimulasikan

langkah-langkah penyelamatan diri bila terjadi gempabumi saat

pembelajaran di kelas

10 menit

Kegiatan

Akhir

Tim menutup pelajaran dengan mengajak semua siswa untuk

merangkum hasil kegiatan belajar yang terdiri atas: dampak

gempabumi dan langkah langkah penyelamatan diri bila terjadi

saat pembelajaran di kelas.

Tim mengajak siswa, guru bernyanyi tentang siaga bencana.

10 menit

Penilaian hasil kegiatan pelatihan dilakukan dalam dua bentuk yaitu penilaian

partisipasi selama kegiatan dan penilaian penguasaan materi di akhir pelatihan. Penilaian

partisipasi dilakukan melalui pengamatan, sedangkan penilaian penguasaan materi dilakukan

melalui tes tertulis. Pedoman pengamatan partisipasi dan tes penguasaan materi disediakan

secara terpisah. Hasil penilaian partisipasi dalam kegiatan dituliskan dalam bentuk deskripsi

deng kategori sebagai berikut: Berpartisipasi cukup, apabila peserta pelatihan mengikuti

pelatihan secara penuh (dengan simbol +). Berpatisipasi baik, apabila peserta pelatihan

mengikuti pelatihan secara penuh dan sesekali memberi tanggapan (bertanya atau menjawab)

terhadap materi yang disampaikan (dengan simbol ++). Berpatisipasi sangat baik, apabila

perserta mengikuti pelatihan secara penuh dan beberpa kali memberi tanggapan (bertanya atau

menjawab) terhadap materi pelatihan (dengan simbol +++).

Page 290: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |280

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat tentang kesiapsiagaan gempabumi di SMP Negeri 2

Mataram menghasilkan tanggap bencana gempabumi pada siswa dan guru meningkat. Hal ini

sangat terlihat pada respon mereka pada saat simulasi dilakukan. Simulasi ini dilakukan saat

penerapan model pembelajaran mitigasi bencana di sekolah pada siswa dan guru. Video

kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat di youtube dengan link

https://www.youtube.com/watch?v=0oxH2W2tZQA&t=58s. Pada video ini terlihat bahwa

siswa dan guru mendapatkan informasi, gambaran dan simulasi penyelamatan diri dari

gempabumi bila terjadi saat pembelajaran di kelas. Pada kerja kelompok di dapat 2 konsep (1)

dampak bencana gempabumi yaitu bangunan runtuh, korban luka dan jiwa, tanah retak dan

tsunami, (2) langkah-langkah penyelamatan diri bila terjadi gempabumi saat pembelajaran di

kelas, yaitu lindungi kepala, jauhi kaca atau benda benda berat lainnya, masuk ke kolong meja,

bersiap dan lari ke ruang terbuka. Berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara yang

dilakukan terungkap bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena telah memberikan

pengetahuan dan contoh nyata tentang gempa bumi, langkah-langkah penyelamatan diri dari

gempabumi bila terjadi saat pembelajaran di kelas. Peserta berharap kegiatan ini dapat

dilanjutkan secara kontinu dan lebih optimal lagi. Siswa yang 38 orang dan 2 orang guru

mengikuti pelaksanaan pelatihan secara sungguh-sungguh, baik dalam mendengarkan

informasi maupun dalam melakukan praktik-praktik yang diberikan. Materi pendidikan dan

pelatihan yang disampaikan ada empat, yaitu hakikat gempa bumi, akibat yang timbulkan, cara

penyelamatannya diri saat terjadi gempa bumi, dan cara mengantisipasi kejadian gempa bumi.

Informasi disampaikan dengan metode diskusi kelas dan tanya jawab. Praktik-praktik yang

dilakukan selama pelatihan terdiri atas pelatihan menggambar berbagai peristiwa yang terkait

dengan gempa bumi, ke luar kelas, dan di luar kelas, serta praktik memberikan pertolongan

pertama kepada penderita korban. Di awal kegiatan, siswa terlihat sedikit tegang kerna

berhadapan dengan orang baru (pelatih) sehingga pelatih perlu beberapa saat untuk melakukan

penyesuaian diri. Siswa tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan

walaupun yang sederhana. Keadaan tersebutn lalu dipecahkan dengan memberikan motivasi

berupa hadiah kepada siswa yang mau menjawab pertanyaan yang disamapikan pelatih.

Hadiah-hadiah yang diberikan berupa alat-alat pelajaran sederhana, seperti penggaris,

penghapus, pensil, dan pulpen yang disampaikan sebagai bahan-bahan pelatihan. Hal tersebut

ternyata mampu mencairkan suasana dan siswa mulai mau berprestasi dalam merespon

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan

cara yang sama untuk tiga materi pendidikan dan pelatihan lainnya, yaitu akibat gempa bumi,

cara penyelamatan diri saat gempa bumi. Tampak bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki

pengetahuan untuk penyelamatan diri ketika terjadi gempa. Hal tersbut dapat dilihat dari

kecepatan mereka menerima dan mengikuti petunjuk yang diberikan. Misalnya, ketika mereka

dilatih untuk berlindung di bawah meja saat terjadi gempa, dalam waktu singkat mereka bisa

melakukannya dengan baik. Dalam praktik pemberikan pertolongan kepada korban yang

dilakukan dalam bentuk pemberian obat merah dan membalut luka, terlihat beberapa siswa

masih menunjukan keraguan untuk melakukannya. Namun dengan bimbingan pelatih, mereka

mampu melakukannya dengan baik. Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung di

Page 291: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |281

lapangan pada akhir kegiatan, diperoleh informasi sebagai berikut (1) materi yang disampaikan

menarik, terdapat ilmu yang sangat berarti tentang gempa bumi, mitigasi gempa bumi dan

prosedur pertolongan pertama terhadap korban gempa bumi, (2) menambah pengetahuan dan

keterampilan dalam penyelamatan diri bila terjadi gempa dan menolong orang lain yang

menjadi korban gempa bumi, (3) melatih reflek dalam melakukan langkah-langkah

penyelamatan diri dan orang lain bila tiba-tiba terjadi gempa bumi, (4) meningkatkan kesadaran

akan bencana gempa bumi bagi siswa dan guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa kesiapsiagaan bencana gempa bumi bagi siswa

dan guru SMP Negeri 2 Mataram sangat bermanfaat bagi peserta karena memberikan

pengetahuan teoritis dan praktek tentang gempa bumi, mitigasi gempa bumi dan prosedur

pertolongan pertama terhadap korban gempa bumi. Hal ini akan meningkatkan kesadaran dan

tanggap terhadap bencana alam terutama gempa bumi di sekolah, sehingga diharapkan mampu

meminimalkan dampak negatif dari gempa bumi. Kegiatan ini sebaiknya lebih sering dilakukan

dan melibatkan komunitas sekolah yang lebih banyak. Komunitas sekolah terdiri dari kepala

sekolah, pegawai di sekolah, guru dan siswa (Tim DAPS, 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Anton, W. 2012 Pakar: Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Pendidikan.

http:www.aktual.co/sosial/144525pakar-mitigasi-bencana-masuk-kurikulum-

pendidikan. Diunduh 16 juni 2013

Brahmantyo, B. , D.J. (2005). Mengenal dan Mengantisipasi Alam Geologis. Pustaka Setia :

Bandung.

Hidayati. (2005). Panduan Merintis Siaga Bencana Berbasis Masyarakat. Jakarta:LIPI

Istiyanto, Dinar Catur. Sutikno, Pramono, Hadi (Ed.) 2009. Panduan Mitigasi Bencana Alam

Tsunami. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional. Projek Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Survei danPemetaan danPusat Studi Bencana Universitas

Gadjah mada: Yogyakarta

Joko Martono 2011. Mitigasi Bencana dalam Perspektif Komunikasi Berkearifan Lokal.

Artikel kompasiana http://wwwsosbud.kompasiana.com.

Lilik Kurniawan, Ridawan Yunus, Mohd.Robi Amri, dan Narwawi Pramudiarta. 2011. Indek

Rawan Bencana Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Subagia, I Wayan dan I G.L Wiratma. 2013. Mitigasi Becana Alam Gempa Bumi Makalah.

Disampaikan dalam Seminar Nasional Research Inovatif (Seminar-1) yang dilaksanakan

oleh Lembaga Pengabdian UNDIKSHA.

Syahrial A,.(2019). Bencana Alam Gempabumi (Di Lengkapi dengan RPP). Duta Pustaka

Ilmu: Mataram.

Tim DAPS. (2011). Materi Pelatihan Gempa Bumi. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Page 292: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |282

Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza Pada Jagung Manis Di Desa Sesait

Kecamatan Kayangan Terdammpak Gempa Lombok Utara

Wahyu Astiko*, Sudirman, Mery Windarningsih, Irwan Muthahanas

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Kata Kunci:

Jagung manis,

mikoriza

Abstrak:

Kelompok tani jagung manis yang ada di Desa Sesait, Kecamatan

Kayangan, Kabupaten Lombok Utara saat ini masih melakukan budidaya

jagung manis dengan teknologi budidaya yang masih konvensional. Hal ini

terlihat dari input sarana produksi yang diterapkan tergolong tinggi. Petani

biasa memberikan pupuk kimia Ponska dengan takaran 400 kg/ha dan Urea

450 kg/ha. Tentu ini jika ditinjau dari segi ekonomi merupakan pemborosan

dan dari segi lingkungan tidak ramah lingkungan. Selain itu penggunaan

pestisida yang kurang bijaksana yang biasa diterapkan petani setempat per

satuan luas cenderung selalu meningkat. Hal tersebut mempunyai dampak

negatif terhadap lingkungan yaitu dapat mengganggu keseimbangan

lingkungan seperti matinya musuh-musuh alami dan jasad bukan sasaran

lainnya, resurgensi dan resistensi hama dan patogen, juga menyebabkan

pencemaran lingkungan karena adanya residu pestisida di dalam tanah, air,

tanaman dan kemungkinan dalam tubuh manusia. Berdasarkan situasi

tersebut, maka telah dilakukan pengabdian pada masyarakat tentang

aplikasi pupuk hayati mikoriza pada jagung manis di Desa Sesait

Kecamatan Kayangan Terdampak gempa Lombok Utara. Metode yang

digunakan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat ini adalah

metode pelatihan yang dilanjutkan dengan kerja praktek di lapangan dengan

melakukan demonstrasi dan kaji tindak partisipatif aktif (active

partisipatory action research). Hasil demplot jagung manis dengan aplikasi

pupuk hayati mikoriza dan penambahan bahan organik memberikan hasil

yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi konvensional petani.

Kehadiran dan partisipasi petani selama pengabdian kepada masyarakat

sangat antusias terhadap penyampaian materi penyuluhan. Pemahaman

peserta terhadap materi yang diberikan sangat baik, terlihat dari banyaknya

peserta yang bertanya dan relevansi pertanyaan yang diajukan peserta

sesuai dengan materi penyuluhan yang disampaikan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota di

Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang posisinya terletak dibagian utara Pulau Lombok dengan

posisi antara 08o 21’ 42” Lintang Selatan dan 116o 09’ 54” Bujur Timur. Kabupaten Lombok

Utara beribukota di Tanjung yang sekaligus sebagai pusat Pemerintahan. Kabupaten Lombok

Utara mempunyai luas wilayah daratan809.53 Km2 yang terdiri dari wilayah khusus (hutan

lindung, kawasan margasatwa, dll) seluas 361,86 Km2 (44,30%) dan sisanya daratan rata untuk

Page 293: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |283

lahan pertanian dll seluas 447,67 Km2 (55,30%). Luas wilayah perairan Lombok Utara adalah

594,71 Km2 dengan panjang pantai 127 Km.

Kabupaten Lombok Utara mempunyai iklim dengan tipe D3- D4 dengam 3 atau 4 bulan

basah (200 mm) dan 7-9 bulan kering. Bulan basah dengan curah hujan rata-rata di atas 200

mm terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, Sedangkan bulan Novembter

dan bulan April termasuk bulan lembab (CH >100 mm) yang juga merupakan awal dan akhir

masim hujan.

Curah hujan tahunan berkisar antara 678 mm sampai dengan 2123 mm dengan rata-rata

1337 mm dengan distribusi yang tidak merata pada setiap bulannya. Selama musim penghujan

(November - April) curah hujan bervariasi dari 679 mm sampai dengan 2020 mm dengan nilai

rata-rata 1337 mm per musim. Pada musim kemarau (Mei - Oktober) curah hujan bervariasi

dari 9 mm per bulan sampai dengan 301 mm selama musim kemarau.

Dari keadaan curah hujan rata-rata di atas maka dapat ditentukan awal jatuhnya musim

hujan, yaitu bulan November dengan ciri bahwa paling tidak terdapat hujan 60 mm selama

dasarian (10 harian) yang ditetapkan sebagai awal musim tanam dan diikuti dengan curah hujan

minimum 60 mm pada dasarian berikutnya. Curah hujan 60 mm per dasarian itu diperlukan

untuk menopang kebutuhan evapotranspirasi pada periode pertumbuhan awal tanaman di lahan

kering. Pada sistem pertanaman lahan kering di Lombok Utara awal tanam dilakukan pada

pertengahan bulan November sampai akhir bulan Desember. Sedang yang menanam padi

dilakukan pada bulan Januari (Mirza, 1995).

Kendala teknis lainnya rendahnya produksi jagung manis adalah tekstur tanahnya yang

kasar, yaitu pasir berlempung (loamy sand), sehingga daya menahan airnya relatif rendah dan

porositasnya tinggi (Soil Survey Staff, 1998). Pupuk N yang diberikan pada tanah tersebut

(umumnya dalam bentuk urea) banyak yang hilang bersama air perkolasi. Hal tersebut ditandai

dengan kadar N-total yang sangat rendah (< 0,01 %). Reaksi tanah (pH) agak netral, kadar P-

tersedia tinggi, K-tersedia sedang, Ca-tersedia sedang, dan C-organik rendah (Astiko, 2015).

Kadar unsur mikro, terutama Zn dan Cu pada tanah berpasir di Lombok Utara tersebut sangat

rendah. Berdasarkan data tersebut, tingkat kesuburan tanah di lokasi ini termasuk agak rendah

atau sedang (Priyono, 2005).

Masalah lain yang menjadi kendala produksi jagung manis adalah faktor pembatas

biofisik lahan yaitu rendahnya kualitas kesuburan tanah terutama dicirikan oleh rendahnya

ketersediaan hara, miskinnya kandungan bahan organik tanah (BOT), serta keterbatasan

ketersediaan air (water availability) bagi tanaman (Suzuki. dan Noble, 2007). Faktor

tersebutlah yang kerap kali disinyalir sebagai penyumbang terbesar terhadap fenomena gagal

panen dan rendahnya produktivitas tanaman di lahan kering serta makin merosotnya kualitas

kesuburan tanah pertanian dan makin rentannya (fragile) tanah terhadap proses degradasi

(Bastida et al., 2010).

Untuk mengatasi permasalah biofisik lahan tersebut, perlu pemilihan tanaman yang

sesuai dengan kondisi ekosistem lahan kering di Lombok Utara. Oleh karena itu pemilihan

tanaman jagung pada kegiatan ini adalah sangat tepat. Hal ini beralasan karena tanaman jagung

manis sangat cocok ditanam di lahan kering, banyak permintaan untuk diolah menjadi aneka

makanan dan harga juga menguntungkan. Selain itu tanaman jagung merupakan tanaman inang

Page 294: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |284

yang disukai oleh MA yang dapat memacu sporulasi mikoriza. Hal ini menyebabkan terjadinya

pengkayaan kandungan MA di dalam tanah yang sangat menguntungkan tanaman (Astiko et

al., 2018). Selain itu jagung manis ditanam dengan alasan banyak permintaan untuk

dikonsumsi sebagai jagung bakar yang banyak disukai konsumen, mendapatkan uang tunai

dalam waktu singkat dengan harga jualnya yang cukup mahal.

Disisi lain, efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan pemilihan sumber hara yang

tepat, cara pemberian atau penempatan yang tepat sesuai dengan sifat reaksi pupuk dan tanah

dan saat pemberian yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman.

Selain itu, telah pula dibuktikan bahwa masukan bahan organik dapat membantu meningkatkan

efisiensi pemupukan melalui perannya dalam memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

Sekalipun demikian, efisiensi pemupukan masih mempunyai prospek untuk ditingkatkan ialah

melalui aplikasi mikoriza arbuskular (MA) sebagai pupuk hayati pada tanaman jagung manis

untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan meningkatkan hasil tanaman di lahan kering

(Satrahidayat, 2010).

METODE KEGIATAN

Penentuan lokasi dan target petani

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Sesait, Kecamatan

Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Target kelompok tani adalah kelompok tani “Jami

Nambar” sebagai Kelompok Tani andalan yang berorientasi agribisnis, memiliki lahan

garapan, bersedia mengikuti petunjuk dan bimbingan dari penyelenggara kegiatan dan mau

menyebarluaskan ilmu yang diperoleh kepada petani lainnya disekitar lokasi kegiatan.

Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat ini adalah

metode pelatihan yang dilanjutkan dengan kerja praktek di lapangan dengan melakukan

demonstrasi dan kaji tindak partisipatif aktif (active partisipatory action research) melalui

aplikasi pupuk hayati mikoriza pada budidaya jagung manis di lahan kering.

Untuk meningkatkan produksi jagung manis diperlukan penerapan ilmu dan teknologi

yang dimiliki oleh Tim Pengusul berupa kegiatan pelatihan dan demonstrasi plot. Metode yang

digunakan dalam pelatihan adalah metode pendidikan orang dewasa (POD) dengan teknik

partisipatif. Peserta pelatihan teknis yaitu pengurus Kelompok Tani dan Anggota Kelompok

“Jami Nambar”. Tahap kegiatan ini meliputi:

a. Penyuluhan budidaya jagung manis dengan pupuk hayati mikoriza

Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi tentang budidaya tanaman jagung manis

yang ramah lingkungan dan peranan pupuk hayati mikoriza dalam upaya meningkatkan

produksi tanaman.

b. Demplot tentang budidaya jagung manis dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza

Pembuatan pupuk hayati mikoriza

Pupuk kandang sapi steril, tanah inokulum mikoriza, bokasi, batuan rock fosfat dan

EM4 dicampur hingga merata. Campuran ini lalu dikering-udarakan dibawah sinar matahari

sampa kadar airnya mencapai 10-15%. Campuran formulasi ini kemudian diayak untuk

Page 295: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |285

memisahkan kotoran dan batu kerikil yang ada. Hasil ayakan yang telah bersih, halus dan

berbentuk tepung, kemudian ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik kemasan

10 kg yang lebih dahulu telah diberi label produk.

Demonstrasi plot

Demonstrasi plot dan praktek Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza pada Budidaya Jagung

Manis di Lahan Kering Terdampak Gempa Desa Sesait Kecamatan Kayangan Lombok Utara

dilakukan di lahan petani. Petani secara partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil panen.

Areal demplot dilakukan pada tanah petani seluas 7 are. Setelah melakukan pelatihan

teknis secara teoritis di kelas, kelompok tani akan mendapatkan praktek tentang aplikasi

pemupukan pupuk hayati mikoriza terhadap produksi jagung manis. Tim Pengusul akan

memberikan pelayanan teknis kepada petani dengan mengundang partisipatif petani mulai

dari penyusunan/perencanaan program, pelaksanaan kegiatan (aplikasi pupuk hayati

mikoriza, menanam, memelihara, panen), membandingkan, dan memutuskan apakah program

yang dilaksanakan memberi keuntungan atau tidak.

Kegiatan budidaya jagung manis tanah diawali dengan pengolahan tanah dan

pemberian pupuk organik 12 ton per ha dan dilanjutkan dengan pemberian pupuk anorganik

untuk jagung dengan pupuk urea dan phonska dengan dosis 350 kg/ha dan 250 kg/ha. Pupuk

kandang diberikan 3 hari sebelum tanam dan pupuk anorganik diberikan 1/3 dosis pada umur

10 hst dan 2/3 sisanya diberikan pada 28 hst. Inokulasi pupuk hayati mikoriza diberikan

dengan dosis 20 g per tanaman yang diletakkan dibawah benih dengan membentuk suatu

lapisan pada waktu tanam. Jarak tanam untuk jagung manis 60 x 40 cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesungguhan peserta dalam mengikuti penjelasan materi penyuluhan

Petani peserta kegiatan terlihat sangat antusias terhadap penyampaian materi

penyuluhan dan kemampuan peserta sangat baik dalam memahami materi penyuluhan

(Gambar 1). Pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan dapat dilihat dari banyaknya

peserta yang bertanya dan relevansi pertanyaan yang diajukan peserta dengan materi yang

disampaikan. Hal ini tercermin dari kegiatan diskusi pada saat penyuluhan. Beberapa

pertanyaan yang diajukan petani yang terkait dengan materi yang disampaikan oleh masing-

masing tim penyuluh. Pertanyaan tersebut diantaranya : 1) Bapak H. Abdul Muas, “ apakah

mikoriza bisa kita peroleh dari tempat kita ini dan apa saja tanda-tanda tanaman yang

bermikoriza”. 2) Bapak Saufi Hamdani, “bagaimana memanfaatkan kotoran sapi yang

menumpuk untuk dijadikan pupuk”. 3) Bapak H. Jumaidi,” mengemukakan pengalaman

tentang pemanfaatan kotoran sapi menjadi kompos sluri”. 4) Bapak Badrus Salam,”Kapan

dilakukan pemupukan pupuk hayati mikoriza, berapa dosis pupuk kimia yang diberikan dan

bagaimana pembuatan pupuk hayati mikoriza dengan memanfaatkan pupuk kandang sapi”.

Jawaban pertanyaan pertama adalah bahwa mikoriza dapat diperoleh di daerah

setempat yang dikenal dengan istilah mikoriza indegenous atau mikoriza asli dari daerah

Page 296: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |286

setempat. Adapun tanda visual yang dapat dilihat pada tanaman adalah pada kondisi ektrim,

kekeringan dan kurang air, nampak pertumbuhannya jauh lebih baik dari tanaman lainnya

ditempat tersebut, selain itu untuk akar tanaman yang mengandung mikoriza, nampak akarnya

berwarna kekuningan, sangat berbeda dibandingkan dengan akar tanaman yang tidak terinfeksi

mikoriza. Adapun tanaman yang dapat menjadi tanaman inang mikoriza sangat beragam,

namun dari hasil pengamatan tim penyuluh, tanaman inang yang disukai mikoriza antara lain

tanaman jagung, sorgum dan kacang tunggak.

Jawaban pertanyaan kedua, kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pencampur pupuk

hayati mikoriza. Namun sebelum digunakan sebagai karier/campuran pupuk hayati mikoriza,

kotoran sapi harus sudah matang dan sempurna dekomposisinya. Ini ditandai dengan warna

pupuk kandang yang hitam, tidak berbau dan remah/ lapuk sempurna. Pupuk kandang ini harus

terlebih dahulu dikeringkan dibawah terik sinar matahari sampai kadar airnya mencapai 10-

15%. Pupuk kandang yang telah kering kemudian diayak untuk menyisihkan dari kotoran dan

untuk mendapatkan partikel pupuk kandang yang lebih halus. Kemudian pupuk kandang ini

diformulasikan dengan berbagai bahan campuran, selain pupuk kandang yang sudah steril,

cairan EM4, inokulum mikoriza, bokasi dan batuan rock fosfat.

Jawaban pertanyaa ketiga, kompos sluri dari hasil ampas pembuatan biogas dapat

digunakan sebagai pupuk organik. Menurut pengalaman H. Junaidi, dengan luasan hanya 7 are

tanaman bawang merah dengan dipupuk dengan kompos sluri dapat menghasilkan pendapatan

sebesar Rp 6,2 juta hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dan ini mempunyai prospek yang

baik untuk dikembangkan pada skala luasan tanaman yang lebih luas, sehingga pendapatan

yang diperolehpun akan menjadi lebih banyak.

Jawaban pertanyaan keempat, aplikasi pupuk hayati mikoriza dilakukan bersama-sama

saat tanam, yaitu dengan menaburkan inokulum mikoriza sebanyak 20 g per lubang tanam

dengan membentuk suatu lapisan di bawah bibit yang ditanam. Jadi bibit berada persisi diatas

lapisan inokulum mikoriza yang telah ditaburkan pada lubang tanam yang dibuat. Adapun

pupuk kimia tetap diberikan untuk melengkapi asupan unsur hara bagi tanaman. Hanya saja

dosis pupuk anorganik yang diberikan hanya 60% dari jumlah pupuk rekomendasi. Hal ini

merupakan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa respon pertumbuhan, hasil dan

peranan mikoriza memberikan hasil terbaik pada dosis pupuk anorganik 60% dari jumlah dosis

rekomendasi.

Page 297: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |287

Gambar 1. Petani peserta penyuluhan saat mengikuti penjelasan materi penyuluhan dan praktek

pembuatan pupuk hayati mikoriza oleh tim penyuluh dari Fakultas Pertanian Unram

Hasil demplot tentang budidaya bawang merah dengan aplikasi pupuk mikoriza

Kegiatan demplot budidaya tanaman jagung manis dengan aplikasi pupuk hayati

mikoriza, mulai dari persiapan lahan, penanaman, pertumbuhan tanaman dan panen dapat

dilihat pada Gambar 2. Demplot ini dilakukan oleh Kelompok Tani “Jami Nambar” dibawah

bimbingan dan arahan Tim Penyuluhan dari Fakultas Pertanian Universitas Mataram tentang

teknis budidaya jagung manis dengan menggunakan pupuk hayati mikoriza, dan penambahan

bahan organik. Kegiatan demplot ini juga dibantu oleh adik-adik mahasiswa yang sedang

melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik, sehingga ada proses transfer teknologi baik

kepada adik-adik mahasiswa maupun kepada kelompok tani secara bersama-sama.

Gambar 2. Demplot budidaya tanaman jagung manis dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza

Hasil pengamatan komponen hasil dan aktivitas mikoriza dalam upaya peningkatan

produksi jagung dengan memanfaatkan pupuk hayati mikoriza meliputi: tinggi tanaman bobot

basah per tanaman, bobot tongkol per tanaman, derajat infeksi pada akar, bobot segar biomassa

pucuk, bobot segar akar, bobot tongkol segar, jumlah spora dari sekitar rizosfer tanaman yang

diperoleh dari petak dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza dan tanpa aplikasi pupuk hayati

mikoriza (milik petani) di lapangan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan komponen hasil jagung manis dan aktivitas mikoriza pada aplikasi

teknologi pupuk hayati mikoriza dan tanpa aplikasi pupuk hayati mikoriza (petani)

Parameter + Mikoriza* - Mikoriza*

Bobot basah (kg/petak) 39,72 15,85

Bobot tongkol (kg/petak) 27,45 10,76

Derajat infeksi (%) 75 26

Jumlah spora (100 g-1 tanah) 3644 1118

tinggi tanaman 129 90

bobot segar biomassa pucuk (g/tan.) 87,23 43,67

bobot segar akar (g/tan) 6,89 3,3

bobot tongkol segar (kg/tan.) 108,16 73,2

Page 298: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |288

Keterangan: (+)= dengan mikoriza, (-)= tanpa mikoriza, *= nyata pada uji t P 0,05

Dari Tabel 1 nampak upaya peningkatan produksi jagung manis dengan memanfaatkan

pupuk hayati mikoriza arbuskular pada tanaman jagung manis memberi hasil yang jauh lebih

tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan aplikasi teknologi konvensional yang tidak

menggunakan pupuk hayati mikoriza milik petani. Hal ini dapat dilihat dari semua parameter

hasil yang diamati yang menunjukkan perbedaan yang nyata menurut uji t P 0,05. Upaya

peningkatan produksi jagung dan aktivitas mikoriza dengan aplikasi pupuk hayati mikoriza

arbuskular mampu meningkatkan bobot basah berangkasan per petak, bobot tongkol per petak,

derajat infeksi, tinggi tanaman, bobot segar biomassa pucuk, bobot segar akar, bobo tongkol

dan jumlah spora per 100 g tanah berturut-turut mencapai 150%, 155%, 188% dan 225%

dibandingkan dengan tanpa aplikasi pupuk hayati mikoriza milik petani.

Hal ini beralasan karena tanaman jagung merupakan tanaman inang yang disukai oleh

mikoriza sehingga dapat memicu infeksi dan sporulasi mikoriza. Dengan meningkatnya

sporulasi maka juga akan terjadi pengkayaan populasi mikoriza di dalam tanah. Fakta diatas

sesuai dengan hasil penelitian Astiko (2009) yang melakukan evaluasi kontribusi MA

indigenus yang dikombinasikan dengan pupuk kandang untuk meningkatkan hasil jagung di

tanah berpasir Lombok Utara. Paket pemupukan MA yang dikombinasikan dengan pupuk

kandang pada tanaman jagung juga memberikan kontribusi yang nyata terhadap konsentrasi

hara tanah terutama N, P, K dan C-organik. Selain itu tanaman jagung merupakan tanaman

yang memiliki perakaran yang kasar dengan rambut akar yang sedikit, tipe perakaran

magnoloid (kasar dan berbulu akar sedikit atau bahkan tidak berbulu akar) sehingga lebih peka

dan tanggap terhadap infeksi mikoriza yang mengakibatkan kepada meningkatnya populasi

mikoriza. Hal ini mengakibatkan peranan mikoriza dalam membantu tanaman dalam

penyerapan unsur hara dan air menjadi lebih baik. Akibatnya terlihat pada bobot basah, bobot

kering dan bobot tongkol tanaman jagung yang diinokulasi MA lebih tinggi dibandingkan

dengan tanaman tanpa inokulasi MA milik petani. Inokulum MA yang digunakan dalam

demplot ini adalah MA indigenus yang merupakan MA asli pribumi dan sudah lama

beradaptasi dengan kondisi “in situ” sehingga mudah menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkungan setempat sehingga mempunya efektivitas yang baik. Lebih lanjut, Astiko, (2012)

yang memfokuskan kajiannya pada pemanfaatan pupuk hayati berbasis MA untuk

meningkatkan hasil kedelai di daerah semi arid tropis Lombok Utara juga memberikan hasil

serupa, aplikasi pupuk hayati MA indigenus plus pupuk kandang mampu meningkatkan kinerja

biologis MA yang pada ahirnya dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai. Status kesuburan

tanah dan penampilan tanaman kedelai juga lebih baik pada aplikasai pupuk hayati MA plus

pupuk kandang. Sebaliknya paket teknologi yang diterapkan petani dengan masukan pupuk

yang tinggi dan aplikasi penyemprotan pestisida yang intensif menyebabkan peranan mikoriza

menjadi tidak maksimal. Indikasi ini terlihat dara parameter derajat infeksi dan jumlah spora

yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan aplikasi teknologi ramah lingkungan dengan

memanfaatkan pupuk hayati mikoriza. Fakta ini juga dikemukakan oleh Smith dan Read

(2008), bahwa peningkatan jumlah spora dan persentase infeksi MA dipengaruhi oleh faktor

pemupukan dan aplikasi pestisida.

Page 299: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |289

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat dikemukaan beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kegiatan penyuluhan dan demplot pertanian dalam upaya memasyarakatkan pemanfaatan

pupuk hayati mikoriza arbuskular dalam upaya meningkatkan produksi jagung manis sangat

berhasil dan disambut dengan antusias oleh petani di Dusun Sesait Desa Sesait Kecamatan

Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Hal ini ditunjang dengan adanya peningkatan

produksi jagung dan aktivitas mikoriza arbuskular yang mampu meningkatkan bobot basah

berangkasan per petak, bobot tongkol per petak, derajat infeksi tinggi tanaman, bobot segar

biomassa pucuk, bobot segar akar, bobo tongkol dan jumlah spora per 100 g tanah berturut-

turut mencapai 150%, 155%, 188% dan 225% dibandingkan dengan tanpa aplikasi pupuk

hayati mikoriza milik petani.

2. Menyimak respon yang positif dari semua petani peserta kegiatan ini, maka tim penyuluh

yakin bahwa pola ini dapat dijadikan contoh model usaha tani berkelanjutan di Desa Sesait

Kecamatan Kayangan yang berorientasi pada azas manfaat ekonomi dan kelestarian

sumberdaya alam dalam upaya meningkatkan produksi jagung manis.

DAFTAR PUSTAKA

Astiko, W. 2009. Pengaruh paket pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

di lahan kering. Jurnal CropAgro 2 (1): 65-71

Astiko, W., I.R. Sastrahidayat, S. Djauhari dan A. Muhibuddin. 2012. Aplikasi pupuk organik

berbasis mikoriza untuk meningkatkan hasil kedelai di daerah semi arid tropis Lombok

Utara. Buana Sains 12 (1): 15-20

Astiko, W. 2015. Peranan Mikoriza Indigenus pada Pola Tanam Berbeda dalam Meningkatkan

Hasil Kedelai di Tanah Berpasir. Arga Puji Press. pp. 168.

Astiko, W., Sudantha, I.M, Isnaini, M dan Ernawati, N.M.L. 2018. Aplikasi pupuk hayati

mikoriza untuk meningkatkan hasil tanaman bawang merah. Jurnal Abdi Insani

Universitas Mataram. 5 (1): 1-8

Bastida, F., T. Hernández dan C. Garcia. 2010. Soil degradation and rehabilitation: micro-

organisms and functionality. In: Insan H., I. Franke-Whittle, M. Goberna (editor).

Microbes at Work – From Wastes to Resources Heidelberg: Springer Verlag. p. 253-270

Mirza, M. 1995. Kemungkinan penggunaan curah hujan untuk penentuan saat tanam padi di

sawah tadah hujan. (hal 24 - 35). Prosiding dalam Seminar Sehari “Pemanfaatan

Sumberdaya Iklim Dalam Pengembangan Pertanian Yang Efisien” Perhimpunan

Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) NTB dan Fakultas Pertanian Univeresitas

Mataram

Priyono, J. 2005. Kimia tanah. Mataram University Press. pp. 103

Soil Survey Staff. 1998. Keys to soil taxonomy. United States Departement of Agriculture.

Natural Resources Conservation Service. 8th Ed., 1998.

Page 300: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |290

Suzuki, S. dan A.D. Noble. 2007. Improvement in water-holding capacity and structural

stability of a sandy soil in Northeast Thailand. Arid Land Research and Management.

21:37–49

Smith, S..E. dan D.J. Read. 2008. Mycorrhizal symbiosis, 3rd edn. Elsevier and Academic,

New York, London, Burlington, San Diego. p. 32-79

Satrahidayat, I. R. 2010. Rekayasa pupuk hayati mikoriza dalam meningkatkan produksi

pertanian. UB Press. Malang Indonesia. pp. 226

Page 301: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |291

Pelatihan Bekam Sebagai Pembinaan Keterampilan Bermuatan Sosial,

Ekonomi Dan Keagamaan Bagi Pria Usia Produktif

𝐓𝐚𝐮𝐟𝐢𝐪 𝐑𝐚𝐦𝐝𝐚𝐧𝐢𝟏, 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐫𝐰𝐚𝐧 𝐑𝐨𝐬𝐲𝐚𝐝𝐢𝟐, 𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐄𝐯𝐞𝐧𝐝𝐢𝟑 𝐀𝐧𝐢𝐬𝐚 𝐏𝐮𝐬𝐩𝐚 𝐑𝐚𝐧𝐢𝟒

Program Studi Sosiologi, Universitas Mataram

Kata Kunci:

bekam, bewirausaha,

difusi, inovasi,

pelatihan, peserta,

usia produktif

Abstrak:

Berdaya tidaknya individu menghadapi situasi ekonomi yang

menghimpitnya sangat dipengaruhi oleh seberapa strategis kempetensi yang

dimilikinya, seberapa signifikan kompetensi tersebut menjawab kebutuhan

masyarakat sekitarnya, seberapa murah dan mudah untuk diakses serta

dirasakan langsung manfaatnya. Suatu kompetensi yang terkadang bisa jadi

merupakan inovasi baru bagi suatu komunitas tertentu maka akan lebih baik

bila mengandung sifat keinovasian yang membuatnya mudah terdifusi,

seperti azas keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas serta

trabilitasnya (Rogers.1995). Di desa Seteluk Tengah terdapat banyak

remaja usia produktif yang membutuhkan pemberdayaan, dimana agar

pemberdayaan tersebut menarik antusiasme mereka maka bentuk

pemberdayaan haruslah prosfek untuk income keluarga, dan agar mudah

tersosialisasi dan diterima masyarakat haruslah memilki muatan yang

kesesuaian dengan prinsip sosial-keagamaan masayarakat setempat.

Bagaimanakah bentuk dan strategi pemberdayaan yang sesuai dengan

asumsi tersebut? Maka tujuan kegiatan ini adalah menjawab rumusan

masalah tersebut yaitu terselenggaranya pelatihan praktek membekam yang

nantinya prosfek bagi income keluarga, serta berkesesuaian dengan nilai

sosial-keagamaan masyarakat setempat. Kegiatan pemberdayaan ini

menggunakan metode pelatihan yang memadukan teori dan praktek 25% -

75%, melibatkan 30 peserta dan 2 orang pemateri, bertempat di Masjid Desa

Seteluk Tengah. Setelah serangkaian kegiatan dilaksanakan diperoleh hasil

bahwa mayoritas peserta telah menguasai prosedur pra-bekam, membekam,

paca-bekam yang berkesesuaian dengan kaidah dan prosedur keselamatan

medis sehingga mereka lebih percaya diri dalam meyakinkan masyarakat

tentang keunggulan dibekam. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan

mayoritas peserta mengaku telah memiliki kompetensi dan semangat

berwirausaha secara mandiri yaitu dengan membuka praktek layanan

bekam. Mayoritas peserta yang juga berlatarbelakang aktivis masjid dan

telah mengikuti kegiatan pelatihan menyatakan kesiapannya untuk segera

menerima layanan bekam.

Korespondensi: [email protected]

Page 302: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |292

PENDAHULUAN

Kemampuan individu dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit akan sangat

ditentukan oleh keahlian yang dimilikinya, yaitu seberapa signifikan keahlian tersebut bisa

menjawab kebutuhan masyarakat sekitarnya, seberapa murah dan mudah untuk diakses serta

dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat luas. Suatu keahlian yang terkadang bisa jadi

adalah inovasi baru bagi suatu komunitas tertentu maka akan lebih baik kalau mengandung

sifat keinovasian yang membuatnya mudah terdifusi, seperti keuntungan yang langsung dapat

dirasakan, kompatibilitasnya yang tinggi, tingkat kompleksitasnya yang rendah, serta relatif

mudah dicoba/ azas trabilitas. (Rogers.1995). Di desa Seteluk Tengah Kecamatan Seteluk

Kabupaten Sumbawa Barat terdapat banyak pria usia produktif yang membutuhkan kegiatan

pemberdayaan, dimana agar pemberdayaan tersebut menarik semangat dan partisipasi mereka

maka bentuk pemberdayaan sebaiknya cukup menjanjikan untuk income keluarga, dan agar

mudah tersosialisasi dan diterima masyarakat sebaiknya memilki muatan yang sesuai dengan

prinsip sosial-keagamaan masayarakat setempat (azas kompatibilitas).

Pada era sekarang ini, peluang mempertahankan kesejahteraan seseorang sangat terkait

erat dengan seberapa compatibel kompetensi tersebut terhadap perubahan dan perkembangan

kebutuhan masyarakat. Berdaya atau tidaknya seseorang di dalam menghadapi situasi ekonomi

dan lapangan kerja yang terus berubah sangat berkaitan erat dengan seberapa baik atau bahkan

seberapa handal dia di dalam penguasaan keterampilan tersebut. Semakin baik penguasaan

keterampilan yang dimiliki oleh seseorang maka semakin menjadi pilihan konsumen nantinya,

dan tentunya semakin terbuka peluang menuju kesejahterannya. Tanpa penguasaan

keterampilan yang terus di-upgrade, maka keterampilan seseorang yang semula bisa jadi adalah

primadona konsumen bisa jadi ke depannya tidak lagi memiliki daya jual, karena dia tidak lagi

memiliki sesuatu yang lebih untuk “dijual” sebagai sumber pendapatannya, karena

keterampilan tersebut akan tenggelam bersama munculnya alternative-alternatif lain yang terus

bermunculan.

Pada era abad ini, seseorang yang tidak memiliki ijazah tidak akan memiliki

kesempatan pada sector formal, ada batasan waktu dan usia untuk mencapai hal tersebut (ijazah

sekolah), sehingga ada istilah terlambat dal hal ini, namun tidak ada istilah terlembat dalam hal

belajar untuk tujuan kepemilikan kompetensi. Orang yang tidak memiliki kompetensi dan

keterampilan tidak akan mendapat peluang dan kesempatan di semua lini, baik di sektor

informal terlebih di sektor formal.

Akhir-akhir ini layanan kesehatan yang berlabel alternative-herbal adalah trend yang

lebih banyak diminati masyarakat menyaingi layanan kesehatan konvensional dan berbasis

produk pabrik farmasi. Bersamaan dengan tema yang mengusung produk herbal turut pula

tema-tema pengobatan non-konvensional berbasis ajaran Islam yang disebut Thibbunnbawi

kian populer dan diminati masyarakat. Salah satu bentuk pengobatan berkonsep thibbunnabawi

yang kian populuer dan diminati masayarakat adalah layanan “BEKAM”. Layanan ini menjadi

kian populer selain didukung oleh kian meningkatnya pengetahuan dan kesadaran beragama

masyarakat juga disebabkan biayanya yang sangat terjangkau, bahkan tidak sedikit penyedia

layanan bekam yang tidak menentukan tarif layanan (seikhlasnya).

Page 303: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |293

Sebagaimana umum kita ketahui, bahwa nilai ekonomi suatu keterampilan sangat

terkait erat dengan kedudukan keterampilan tersebut dalam “Herarkhi Need” masyarakat, yaitu

seberapa vital keterampian tersebut bagi hajat hidup terlebih bagi keberlangsungan hidup

masyarakat. Tidak harus formal, bahkan terkadang pekerjaan sektor informal menjadi bamper

di banyak negara berkembang di tengah sempitnya lapangan kerja. (Rachbini & Hamid, 1994).

Sehat dan sakit adalah dikotomi antara bahagia dan menderita seseorang, atau bahkan terkait

dengan hidup-mati seseorang, maka dalam hal ini keterampilan bidang kesehatan akan sangat

vital sehinga sangat penting dan mahal harganya, terlepas bahwa keterampilan bidang

kesehatan tersebut alternatif sifatnya seperti keterampilan membekam ataukah keterampilan

formal-mainstream seperti profesi dokter.

Mahalnya layanan kesehatan modern yang berbasis pada penangangan medis oleh

tenaga bersertifikat profesi membuat sebagian masyarakat harus mencari alternatif lain,

terlebih di tengah antusias masyarakat yang semakin tinggi terhadap metode dan layanan

kesehatan alternative dan herbalistik. Namun sayangnya tidak banyak orang yang mau dan

mampu memanfaatkan peluang sosial ekonomi di balik situasi di atas.

Di Desa Seteluk Tengah Kecamata Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat terdapat

sejumlah orang yang belum mempunyai pekerjaan tetap atau belum terikat dengan lembaga

dan instansi tertentu. Sebagian dari mereka ada yang sarjana, namun tidak sedikit pula yang

hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah atas (SMA). Sebahagian dari mereka

ada yang setelah menamatkan pendidikan SMA tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi dan hanya menunggu tawaran-tawaran pekerjaan musiman dan seadanya dengan

jenis pekerjaan yang memanfaatkan kekuatan fisik (non-kompetensi).

Seiring waktu dengan menggeliatnya aktivitas keagamaan serta meningkatnya

kesadaran beragama masyarakat Desa Seteluk Tengah maka meningkat pula atensi dan minat

mereka terhadap hal-hal yang bersifat keagamaan, termasuk dalam hal pengobatan, masyarakat

terlihat mulai lebih gandrung kepada pengobatan berdimensi Islami (Thibbunnabawi), namun

sayangnya di sisi lain hanya satu orang yang mampu member layanan kesehatan dimaksud.

Kompleksitas ketiadaan kompetensi dan keterampilan para pria usia produktif yang selaras

dengan kebutuhan masyarakat kekinian di satu sisi, kemudian menurunnya tingkat kesehatan

masyarakat dengan varians penyakit yang terus bertambah membutuhkan penanganan yang

mudah, murah dan cepat di sisi lainnya, menuntut kreatifitas berbagai pihak untuk menangkap

peluang yang muncul dari kompleksitas tersebut, salah satunya mungkin melalui pelatihan

bidang kesehatan yang selaras.

Tibbun Nabawi dalam hal ini praktek membekam adalah metode pengobatan yang

berbasis pada ajaran Islam yaitu Sunnah Nabi Muhammad SAW. Maka tidaklah mengherankan

jika kemudian praktek layanan kesehatan ini (termasuk yang berlangsung di desa Seteluk

Tengah) dipelopori oleh orang yang berpredikat ustadz atau pegiat keagamaan, dan corak

keterampilan inipun identik dengan nilai-nilai keislaman.

Oleh karena praktek kesehatan Tibbun Nabawi seperti bekam adalah metode

pengobatan yang berbasis pada ajaran Islam yaitu Sunnah Nabi Muhammad SAW atau

tindakan Rasulullah dalam hal pengobatan (Ar-Rayyis, 2003) maka tidaklah mengherankan

bahwa penyedia jasa pengobatan Tibbun Nabawi yang ada di Sumbawa Barat adalah orang

Page 304: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |294

yang sangat lekat dengan predikat ustadz atau santri. Di sisi lain, karena mereka yang menjalani

praktek layanan kesehatan Tibbun Nabawi ini merupakan orang yang memiliki predikat Ustadz

atau santri maka banyak dari mereka ini menjalankan layanan tersebut dengan system imbal

jasa seikhlasnya, dan nuansa social-spiritualnya lebih mereka kedepankan.

Di desa seteluk Tengah Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat terdapat cukup

banyak pria dengan usia produktif yang tetap menetap di desa mereka, tidak keluar desa untuk

keperluan studi maupun bekerja, tidak sedikit dari mereka ini adalah kalangan remaja atau

bahkan kalangan dewasa dengan usia produktif, tidak sedikit yang harus atau mungkin memilih

tetap tinggal di desanya disebabkan berbagai faktor, mulai dari faktor ekonomi sampai dengan

alasan yang apatis yaitu sudah menjadi nasib. Sementara di sisi lain kesadaran dan daya minat

masyarakat akan nilai-nilai dan tradisi keislaman akhir-akhir ini mulai meningkat, termasuk

dalam hal pengobatan yang berbasis pada praktek thibbunnbawi seperti membekam,

pengobatan herbal, pasduk, dll.

Akhir-akhir ini seiring dengan peningkatan kesadaran beragama masyarakat di satu sisi,

ditambah bahwa pelayanan medis tindak-lanjut memperlukan persyaratan administrasi yang

tidak sederhana (prosedur rujuk untuk pengobatan tindak-lanjut), diperparah dengan jarak

pusat kesehatan tindak-lanjut yang cukup jauh, maka tidak sedikit masyarakat yang merasa

lebih mudah serta lebih yakin bila penyakitnya ditangani melalui praktek thibbunnabawi

seperti bekam, pasduk, dll.

Meningkatnya varian dan kuantitas penyakit yang menjangkiti masyarakat akhir-akhir

ini, termasuk pada masyarakat desa Seteluk Tengah di satu sisi, sementara layanan kesehatan

masih terbatas serta sulit diakses di sisi lain, baik karena jumlah maupun karena jarak, telah

memunculkan kompleksitas yang perlu penanganan dan solusi jalan keluar. Beberapa orang

remaja sebenarnya sudah mengetahui teknik membekam pada level kerumitan tertentu, namun

karena perkara penanganan medis terasuk membekam bukan sesuatu yang tanpa resiko bila

terjadi kesalahan penindakan maka kebanyakan dari mereka yang sebenarnya bisa ini tidak

berani membuka layanan medis membekam, terlebih bila harus menarik biaya. Beberapa dari

mereka mengungkapkan bahwa mereka perlu belajar dan dilatih secara khusus untuk bisa yakin

dan percaya diri guna membuka praktek/ layanan membekam.

Berdasarkan prinsip kesesuaian antara sasaran (remaja desa Seteluk Tengah) dengan

metode pendekatan, maka kegiatan pemberdayaan yang paling relevan untuk menjangkau

mereka ini yaitu pelatihan membekam haruslah memperhatikan prinsip-prinsip inovasi agar

mudah terdifusi dengan baik, mulai dari sifat inovasi itu sendiri yang memuat azas triabilitas,

kompleksitas, kompatibilitas, serta azas keuntungan relative. Di samping itu agar difusi inovasi

membekam ini dapat tersosialisasikan dan terdifusi dengan baik maka membutuhkan media

sosialisasi dan pemberdayaan yang tepat serta relefan, meliputi instruktur, lokasi, waktu, serta

bentuk kegiatan.

Sebagaimana pendapat Rogers tentang sifat inovasi agar dapat terdifusi dengan baik

maka pelatihan keterampilan membekam sebagai salah satu bentuk upaya mendifusikan

inovasi bekam memuat azas difusi-inovasi yang mendukung keterlaksanaan dan

kesuksesannya, khususnya pada aspek “triabilitas” yaitu dapat dicoba dan diakses dengan

mudah, kemudian azas kompleksitas yaitu memiliki tingkat kesulitan yang rendah, di samping

Page 305: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |295

azas keuntungan relatif yang terukur dan kompatibilitas yang sudah ssuai tentunya. Di sisi lain

untuk menunjang kehandalan peserta pelatihan maka kegiatan ini akan menghadirkan

instruktur pelatihan bekam yang handal yang berdomisili di lokasi kegiatan yang tentunya akan

sangat memahami azas kompatibilitas inovasi dengan budaya dan keyakinan setempat

(kecataman Seteluk Kab.Sumbawa Barat). Di samping itu, keberadaan pengurus Masjid di

lokasi kegiatan turut dijadikan sebagai mitra kegiatan, dengan harapan akan memaksimalkan

proses sosialisasi serta legitimasi kegiatan pelatihan benar-benar sesuai dengan prinsip

keyakinan masyarakat setempat.

Keterampilan membekam sama halnya dengan upaya untuk memperkenalkan inovasi

baru bagi komunitas remaja seteluk tengah yang memang baru mengenal hal tersebut. Melalui

kegiatan pelatihan praktek membekam diharapkan inovasi dan keterampilannya tersebut

perlahan-lahan terdifusi dan dapat dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi individu

hingga ke konstruksi sosial. Lebih lanjut melalui kegiatan ini diharapkan praktek membekam

nantinya dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup pesertau yaitu para remaja usia

produktif desa Seteluk Tengah Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat.

Berdasarkan uraian di atas maka isu strategis yang perlu diselesaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman pria usia produktif desa Seteluk Tengah tentang strategi

berwirausaha dan menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi keluarga?

2. Bagaimana tingkat ketertarikan, kompetensi, serta partisipasi pria usia produktif desa

Seteluk Tengah terhadap peluang dan strategi menciptakan sumber pendapatan tambahan

bagi keluarga (entrepreneurship) melalui layanan kesehatan yaitu membekam?

3. Bagaimana tingkat pertumbuhan semangat entrepreneurship pria usia produktif desa Seteluk

Tengah setelah mengikuti pelatihan praktek membekam sebagai media pemberdayaan

bermuatan sosial, ekonomi, serta keagamaan bagi Remaja Usia Produktif?

METODE PELAKSANAAN

Prosedur dan materi kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbentuk penyampaian

motivasi kewirausahaan dan pelatihan praktek bekam ini diselenggarakan sebagai berikut:

1. Didahului dengan pemaparan materi, ceramah monolog yang diselingi dengan tanya jawab

terkait peluang-peluang berwirausaha yang menjanjikan sekarang ini dan ke depan sekaligus

memotivasi peserta agat memanfatkan peluang pelatihan membekam ini sebagai sarana

berwirausaha.

2. Kegiatan secara keseluruhan melibatkan peserta sebanyak 30 orang yang dibantu oleh

beberapa orang aktivis Masjid dan mitra kegiatan.

3. Kegiatan berbentuk pelatihan yaitu penyampaian materi melalui ceramah dan tanya-jawab

selama beberapa kesempatan yang kemudian diselingi dengan kegiatan praktek secara

langsung dengan menggunakan beberapa alat kesehatan dengan formasi 30% teori dan 70%

praktek membekam secara langsung.

4. Kegiatan dilangsungkan pada hari Sabtu dan Ahad, guna mengoptimalisasi kesempatan

hadir peserta dan instruktur.

Page 306: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |296

5. Kegiatan pelatihan dipandu oleh seorang instruktur bekam yang sudah terampil dan

berpengalaman didampingi oleh beberapa orang yang merupakan mitra kegiatan yaitu

aktivis Masjid setempat.

6. Setiap peserta dituntun untuk praktek dan mencoba secara langsung, setiap kesalahan akan

dievaluasi secara langsung oleh instruktur.

7. Kegiatan diselenggarakan di lokasi terdekat dengan komunitas sasaran yaitu di Masjid Desa

Seteluk Tengah, Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan praktek bekam ini meliputi sesi ceramah dan tanya-jawab seputar

teori membekam dan prosedur-prosedurnya yang kemudian dipraktekkan oleh instruktur dan

diperhatikan oleh peserta, untuk tahapan-tahapan tertentu yang penting dan memungkinkan

maka peserta dapat mengikutinya secara praktek. Adapun materi ceramah, tanya jawab serta

praktek dimaksud adalah sebagai berikut:

Tindakan Pra-bekam:

1. Mendata Pasien dan melakukan anamnesis (wawancara)

Catatan data pasien sangat penting untuk merekam identitas, diagnosis penyakit, terapi yang

sudah diberikan serta mengetahui perkembangan penyakitnya. Data yang perlu dicatat

antara laIn:

a. Identitas pasien, meliputi: Nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat, status

perkawinan.

b. Identitas keluarga, meliputi: kedudukan dalam keluarga , pekerjaan dan alamat tinggal.

Karena beberapa penyakit berkaitan erat dengan jenis pekerjaan serta lokasi

permukiman.

Anamnesis yang benar dan lengkap sudah dapat mendiagnosis penyakit hampir 75%.

Adapun hal-hal yang perlu ditanyakan:

a. Keluhan utama, yakni keluhan yang menyebabkan seseorang berobat untuk dibekam.

Sebagai contoh dalam hal ini adalah Sakit Perut.

b. Keluhan tambahan (keluhan penyerta), yakni keluhan lain yang mengiringi keluhan

utama tersebut, seperti sakit di pinggan dan ulu hati.

c. Riwayat penyakit terdahulu, yakni penyakit yang masih berkaitan dengan keluhan

sekarang, sperti 2 tahun yang lalu pernah konsumsi obat kedaluarsa berkepanjangan, dll.

Serta wijayat alergi dan penyakit-penyakit yang berkaitan sperti diabetes, gagal ginjal,

dan lain sebagainya.

2. Melakukan pemeriksaan dan menentukan diagnose penyakit.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang dikeluhkan pasiten tersebut

sesuai dengan kelainan fisik yang ada. Adalakalanya pasien mengeluhkan sesuatu tetapi

tidak ditemukan kelainan fisik apapun dan begitu juga sebaliknya. Pemeriksaan fisik

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan umum, meliputi tekanan darah, nadi, temperature tubuh, pernafasan, lidah

iris (iridology), telapak tangan (Palmistry) dan lain-lain. Yang terpenting adalah bisa

Page 307: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |297

mengetahui penyakitnya, boleh dengan cara diagnosa medis maupun secara tradisional

ataupun gabungan dari kedunya.

b. Inspeksi (Pengamatan), pendengaran dan penciuman dari organ yang dikeluhkan pasien.

Perhatikan perubahan warna kulit, bentuk, tekstruk atau perubahan lainnya yang kasat

mata. Amati pula ekspresi wajah, bentuk dan sikap serta cara berjalan pasien.

c. Palpasi (Perabahan, penekanan) atau perkusi (pengetukan) di sekitar tubuh yang

mengalami keluhan. Periksalah apakah terdapat benjolan keras/lunak, atau dengan

penekanan apabila terasa sakit maka menunjukkan penyakitnya termasuk hiper

(kelebihan fungsi) dan jika dengan penekanan pasien merasa enak berarti penyakitnya

termasuk hipo (kekurangan fungi). Begitu juga dengan pengetukan pada organ apakah

terjadi perubahan, seperti paru-paru yang sharusnya berbunyi sonor, pada kondisi

tertentu berubah menjadi pekak karena terdapat tumor paru-paru. Terkadang kita perlu

menggerakkan bagian tubuh yang sakit, apakah terdapat keterbatasan gerak pada

tangan/kaki, kekakuan, nyerti ketika digerakkan dan lain-lain.

d. Auskultasi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan stestoskop untuk mengetahui

danya kelainan pada rongga dada (jantung dan paru-paru) serta rongga perut (Lambung,

usus, dll).

e. Jika diperlukan lakukanlah pemeriksaan penunjang seperti laboratorium darah, urin,

tinja, rontgen (radiologi), EKG CT-Scan, MRI, dan sebagainya.

Setelah diketahui keluhannya melalui anamnesis dan telah dilakukan pemeriksaan maka

dapat diambil kesimpulan mengenai penyakit yang dialami oleh pasien (diagnose).

Diagnosa penyakit ini sebagai modal dasar untuk menentukan langkah selanjutnya

mengenai jenis terapi apa yang dilakukan, titik bekam mana yang akan dipilih serta

herbal penunjang apa yang memang perlu direkomendasikan.

3. Materi Menentukan Titik Bekam

Dalam menentukan titik bekam terdapat beberapa versi (Madzhab), ada yang berdasarkan

lokasi keluhan, ada yang berdasarkan titik akupuntur, dan ada yang berdasarkan pada

anatomi dan patofisiologi organ yang bermasalah. Sampai sekarang belum ditemukan kata

sepakat diantara beberapa mazhab tersebut, namun pada pelatihan ini titik bekam ditentukan

berdasarkan lokasi keluhan.

a. Dalam memilih titk bekam ini, maka tidak perlu memakai banyak titik. Sebab titik bekam

yang banyak belum tentu lebih efektif dibandingkan satu titik. Selain itu banyak titik

akan menimbulkan rasa sakit yang lebih banyak. Disarankan dibatasi hanya sampai 7

titik bekam saja.

b. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits (disebut titik bekam nabi),

selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Diantaranya di kepala (Ummu Mughits,

Qomahduwah, Yafukhs Hammah, Dzuqn, Uzun), Leher dan punggung (Kaahil, Al-

Akhda’ain, Alkatifain, Naqroh, Munkib), Kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul Qodam, Iltiwa’)

dan lain sebagainya.

c. Beberapa titik yang terlarang unuk dibekam adalah:

Page 308: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |298

- Pusat Kelenjar Limfa atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan dan kiri

(limfonodi servikalis), di ketiak kanan dan kiri (limfonodi axillaris), dan di lipatan

selangkangan kanan dan kiri (limfonodi inguinalis).

- Otak kecil bagian bawah (akhir tengkorak belakang bagian bawah

- Leher depan di bagian tenggorokan

- Ulu hati

- Lubang alami seperti pusar, dubur, putting payudara, telinga, dll

- Lutut belakang, depan dan samping

- Terlalu dekat dengan mata

- Perut dan pinggang wanita hamil

- Tepat pada varises, tumor, kanker, dan bagian yang bengkak pada kasus gout/asam

urat.

4. Materi Mempersiapkan Peralatan Bekam dan Pasien

a. Mempersiapkan peralatan bekam dan ruangan.

Yang paling utama adalah menyiapkan agar alat-alat yang digunakan bisa steril

mengingat banyak penyakit yang dimungkinkan menular melalui alat-alat bekam seperti

pasien hepatitis dan HIV-AIDS.

b. Alat yang digunakan adalah: Kop/Gelas bekam dan Handpump (pompa), pisau bedah,

bisturi, skapel, klem, kain duk, sarung tangan, masker wajah, mangkok/cawan, nampan,

tempat sampah, meja, kursi dan bed periksa. Jika dimungkinkan diusahkan memiliki

tabung oksigen untuk mengantisipasi bila terjadi pingsan/ syok.

c. Bahan yang digunakan adalah: Kassa Steril, iodine, disinfektan, larutan H2O2, minyak

zaitun dan minyak habbatussuda.

d. Untuk mensterilkan alat-alat yang diunakan tersebut maka perlu dicuci dan setelahnya

dibersihkan lalu dimasukkan ke dalam sterilisator. Yang umum digunakan adalah dengan

teknolog pemanasan dan ozone.

e. Pisau bedah, sarung tangan, masker wajah dan hanya boleh digunakan sekali pakai

langsung dibuang.

f. Ruangan harus besih, cukup penerangam, cukup ventilasin dan aliran udara serta tidak

pengap. Dilarang menggunakan kipas angin di ruangan pada saat dilakukan bekam.

Jangan melakukan bekamn di ruang terbuka, tempat yang berdebu, atau persis di bawah

blower AC

g. Tidak boleh menggunakan jarum, silet, gelas minum, bekas botol, tanduk, tissue dan kain

lap untuk melakukan bekam. Walaupun tampk bersih namun peralatan tersebut bukan

merupakan perlatan standar medis atau suatu tidnakan bedah minor seperti bekam.

h. Disarankan setiap pasien memiliki kop bekam sendiri. Bagi penderita HIV-AIDS

(ODHA), hepatitis (Sakit Kuning), pecandu narkoba dan penyakit menular lainnya wajib

memiliki peralatan bekam sendiri dan tidak boleh digunakan pasien lain walaupun sudah

disterilkan.

5. Mempersiapkan Pasien

Pasien dipersiapkan terlebih dahulu secara mental dan fisik. Pasien perlu mendapatkan

penjelasan mengenai dasar pengobatan bekam (hijamah) sebagai teknik pengobatan yang

Page 309: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |299

dicontohkan oleh Rasululllah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, cara membekam, manfaat membek,

efek samping yang mungkin terjadi sesat setelah bekam, serta pantangan-pantangan yang tidak

boleh dilakukan sesaat setelah bekam.

a. Pasien diberi pengertian dan dukungan agar tidak gelisah dan takut, khususnya bagi

mereka yang baru pertamakali dibekam. Beri pengertian bahwa dibekam itu tidak sakit,

anjurkan untuk berdoa dan mengikuti sunnah-sunnah sebelum dan saat dibekam.

b. Bagian tubuh yang akan dibekam sebaiknya ditutup dengan kain steril yang berlubang di

bagian tengahnya sehingga memudahkan tindakan membekam.

c. Menyiapkan minuman air putih, madu atau sari kurma untuk pasien, karena terkadang

ketika sedang dibekam pasien merasa haus sekaligus untuk mengantisipasi bila saja

pasien lemas.

d. Bagi pasien yang baru pertama kali dibekam cukup 1 sampai 2 titik bekam saja.

e. Pasien wanita harus ditangani oleh ahli bekam wanita dan pasien laki-laki oleh laki-laki.

Untuk menjaga aurat maka hindari membuka bagian tubuh yang tidak perlu dibuka.

f. Posisi berbaring miring, untuk membekam pada titik bagian samping kaki atau tungkai.

g. Posisi terlentang; untuk membekam pada titik daerah muka, leher, dada, perut, serta

tungkai depan.

h. Posisi telungkup; untuk membekam titik di tengkuk, punggung, pinggang dan tungkai

bagian belakang.

i. Posisi duduk di kursi dengan kepala menengadah dan kepala bagian belakang bersandar

pada sandaran kursi; untuk membekam wajah, kepala, dagu, serta leher bagian depan.

j. Posisi duduk di kursi dan meletakkan tangan di meja sambil menopang dagu; untuk

membekam kepaa dan wajah.\

k. Posisi duduk di kursi dengan kedua lengan lurus ke depan dan diletakkan di atas meja;

untuk membekam daerah tangan dan lengan, tengkuk, leher samping, bahu, punggung

dan pinggang.

l. Posisi duduk di kursi dengan kepala telungkup miring di atas meja; untuk membekam

titik di samping kepaa dan wajah serta leher bagian samping.

6. Materi dan Praktek Melakukan Bekam

Berikut ini adalah teknik bekam yang menggunakan sayatan (syatroh):

a. Mulai dengan berdoa dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan

disinfektan.

b. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan

penghisapan disesuaikan pada kondisi pasien sehingga dapat berbeda-beda. Lama

penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi

(pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan

melakukan menghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.

c. Dengan menggunakan pisau bdah standar kemudian dilakukan syartoh/penyayatan

(jumlah sayatan 5 – 15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang digunakan, panjang

sayatan 0,3 – 0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis

Page 310: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |300

tubuh. Salah satu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak

mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.

d. Lakukan penghisapan lagi dan biarkan darah kotor mengalir ke dalam kop selama 5

menit.

e. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa dilakukan

penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengualangan sayatan.

f. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatussauda yang steril. Umumnya bekas

luka akan hilang setelah 2 – 5 hari.

g. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan kenikmatan tindakan medis dibekam.

Istirahatlah secukupnya setelah dibekam, lebih baik lagi kalau tidur. Minumlah air putih,

madu, sari kurma atau the manis untuk mempercepat pemulihan. Jika ingin makan

usahakan satu jam setelah dibekam dan hindari makan asam, pedas, mie dan minuman

bersoda. Hindari pula melakukan jimak setelah bekam.

Boleh makan bahkan dianjurkan mandi seeah 2 jam dibekam, sebaiknya menggunakan

air hangat untuk mempercepat proses pemulihan. Hindari untuk menggosok-gosok

bagian bekas sayatan bekam dengan sabun secara berlebihan.

Berikut adalah foto terkait dengan praktek membekam secara langsung oleh instruktur

dan peserta:

Gambar 1. Tahapan Praktek Membekam oleh Instruktur dan Peserta

Page 311: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |301

Gambar 2. Praktek sekaligus pemaparan Terkait Teknik Membekam

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah serangkaian kegiatan dilaksanakan, yatu dari awal hingga akhir kegiatan

pelatihan maka dihasilkan output sebagai berikut:

1. Peserta sebanyak 30 oarng telah mengikuti kegiatan pelatihan yang mana di dalamnya

menerima materi tentang peluang-peluang berwirausaha serta materi penyemangat

berwirausaha guna mencetak sumber baru bagi pendapatan keluarga. Setelah itu seluruh

peserta jaga menerima materi tindaklanjut yaitu peluang berwirausaha melalui pelatihan

praktek membekam yang diselenggarakan dengan praktek secara langsung (praktek

membekam).

2. Beberapa peserta mengungkapkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, mereka baru

mengetahui bahwa ternyata praktek membekam mulai dari tahapan Pra-bekam, tahapan

Sedang Membekam, sampai dengan tahapan Paca-bekam sangat memperhatikan kaidah-

kaidah dan prosedur keselamatan medis sehingga pengetahuan itu membuat mereka

semakin percaya diri untuk memperkenalkan layanan praktek bekam kepada masyarakat

nantinya.

3. Beberapa peserta yang berlatarbelakang aktivitas masjid dan telah mengikuti kegiatan

pelatihan menyatakan kesiapannya untuk segera membuka praktek bekam di rumahnya.

4. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan peserta mengaku merasa memiliki semangat

berwirausaha secara mandiri yaitu membuka praktek bekam dan mereka akan terus

berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan membekam mereka.

5. Peserta mengungkapkan merasa memiliki prospek income yang pasti dan berkelanjutan

karena setelah pelatihan akhirnya mereka percaya diri untuk membuka praktek dan

menerima layanan bekam, baik dengan menerima panggilan ke rumah-rumah atau

membuka praktek di kediaman mereka masing-masing sendiri sebagaimana disampaikan

instruktur pelatihan.

Page 312: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |302

6. Dengan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun peserta sudah menguasai keterampilan

membekam secara cepat

7. Beberapa peserta yang sebelumnya memang sudah memiliki kemampuan dasar

membekam, namun belum cukup handal, maka setelah kegiatan ini mengaku bahwa

mereka sudah merasa percaya diri untuk mengorbitkan diri sebagai pembekam yang

handal.

8. Masyarakat memiliki pilihan layanan pengobatan/ kesehatan yang sangat terjangkau,

bermuatan sosial dan spiritual.

9. Terbentuknya pranata kesehatan dan ekonomi yang sesuai dengan taraf kemampuan

masyarakat, compatible dengan corak interaksi serta dimensi keyakinan masyarakat

setempat.

Saran

1. Ke depan perlu diselenggarakan dalam kegiatan kampus seperti seminar, pelatihan, serta

program-program kreativitas kemahasiswaan yang terkait dengan pengenalan

pengobatan bekam serta kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kapabilitas

penguasaan keterampilannya.

2. Saat program KKN diselenggaran mahasiswa dapat diprogram untuk menjadi fasilitator

kegiatan pelayanan kesehatan yang berbasis Thibbunnabawi lainnya seperti “Pasduk,

termasuk salah satunya “bekam”.

UCAPAN TERIMA KASIH

Sehubungan dengan terselesaikannya seluruh tahapan kegiatan ini dan tersusunnya

artikel yang dibuat maka disampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Mataram

2. Kaprodi Sosiologi Universitas Mataram

3. Kepala Desa Seteluk Tengah Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat

4. Imam Masjid dan segenap pengurus Masjid Desa Seteluk Tengah

5. Segenap mitra dan remaja masjid setempat yang telah membantu terlaksananya kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rayyis. Amr. 2003. Panduan Bekam. Zam-Zam Press. Bandung.

Rogers. E.M 1983. Diffusion of innovations. 3rd ed. Free Press, New York.

__________1995. Diffusions of Innovations, Forth Edition. Free Press. New York.

Rogers. E.M. and F.Shoemaker. 1971. Communication of Innovation: A Cross-Cultural

Approach. The Free Press. New York.

Page 313: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |303

Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Produk Nata De Soya Berbasis

Rumput Laut

Rina Kurnianingsih1*, Nurrijawati1, Sonia Ardilla Pebdiani1, Suparman2, Nurul Zulfa

Fitriana1, Mursal Ghazali1, Eka S Prasedya1, Sri Puji Astuti1, Sunarpi1

1Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram, Mataram, Indonesia; 2Pusat Unggulan Biosains dan Bioteknologi FMIPA Universitas Mataram, Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

limbah cair tahu,

nata de soya, rumput

laut

Abstrak:

Industri tahu tempe merupakan salah satu sumber ekonomi penting

masyarakat di Pulau Lombok disamping bidang pertanian dan pariwisata.

Desa Puyung merupakan salah satu pusat industri tahu tempe yang ada di

Lombok. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh pengrajin tahu tempe

adalah persoalan limbah cair. Limbah cair ini menimbulkan dampak negatif

bagi lingkungan dan kesehatan. Pengrajin tahu dan masyarakat sekitar

belum dapat mengolah limbah cair secara optimal. Kandungan bahan

organik limbah cair tahu umumnya terdiri atas protein, lemak, karbohidrat,

dan kalsium, sehingga limbah cair tahu ini masih bisa dimanfaatkan

menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, diantaranya menjadi Nata de

Soya. Produk pangan Nata de Soya kaya serat, dapat memberikan peluang

usaha kepada masyarakat sekitar dan dapat mengurangi dampak

pencemaran lingkungan. Penambahan rumput laut (Eucheuma spinosum)

dalam proses pembuatan Nata de Soya bertujuan untuk meningkatkan nilai

gizi dari produk nata. Kegiatan pengabdian telah dilaksanakan di Desa

Puyung Kabupaten Lombok Tengah dengan melibatkan masyarakat

pengrajin tahu tempe, guru dan siswa dari Yayasan Generasi Muslim

Cendekia. Peserta diberikan penyuluhan tentang 1) dampak limbah cair tahu

terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) potensi limbah cair tahu sebagai

bahan baku pembuatan produk pangan, 3) pengolahan limbah cair tahu

menjadi produk Nata de Soya dan manfaat penambahan rumput laut pada

produk nata, serta 4) pengemasan produk Nata de Soya.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Diversifikasi pangan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan

dan pendapatan masyarakat. Industri tahu tempe merupakan salah satu sumber ekonomi

penting masyarakat di Pulau Lombok disamping bidang pertanian dan pariwisata. Beberapa

pusat industri tahu tempe yang ada di Lombok antara lain di Kekalik dan Abian Tubuh (Kota

Mataram) dan di Desa Puyung (Kabupaten Lombok Tengah). Salah satu persoalan yang

dihadapi oleh pengrajin tahu tempe adalah persoalan limbah baik limbah cair maupun limbah

padat. Limbah cair ini sangat menggangu kenyamanan lingkungan karena menimbulkan bau

yang tidak sedap dan jika dibuang ke sungai akan menimbulkan dampak negatif bagi sungai

Page 314: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |304

dan lingkungan. Pengrajin tahu dan masyarakat sekitar belum dapat mengolah limbah cair

secara optimal.

Kandungan bahan organik limbah cair tahu umumnya terdiri atas protein (± 65%),

lemak (± 25%), dan karbohidrat (± 25%), dan kalsium (Azhari et.al., 2015 dan Hidayat, 2015),

sehingga limbah cair tahu ini masih bisa dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai

ekonomi, diantaranya menjadi Nata de Soya. Nata de Soya kaya serat yang baik untuk

dikonsumsi masyarakat. Selain itu, pengolahan limbah cair tahu menjadi Nata de Soya dapat

memberikan peluang usaha kepada masyarakat sekitar dan dapat mengurangi dampak

pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair tahu tersebut.

Penambahan rumput laut (Eucheuma spinosum) dalam proses pembuatan Nata de Soya

bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi dari produk nata tersebut. Menurut Diharmi (2016),

kandungan dari rumput laut kering Eucheuma spinosum adalah abu (24.3%), protein (6.03%),

lemak (0.0012%), karbohidrat (69.66%) dan serat kasar (15.44%), selain itu jenis alga ini

merupakan sumber Iota Karagenan. Dalam bidang industri, karagenan berfungsi sebagai

stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengental), pembentuk gel dan lain-

lain (Winarno, 1996).

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat desa Puyung terntang pemanfaatan limbah cair tahu dari hasil samping

pengolahan tahu dan tempe menjadi produk nata de soya berbasis rumput laut yang bernilai

bergizi dan dapat dikonsumsi, serta mendemonstrasikan pengolahan limbah cair tahu menjadi

nata de soya. Peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat Desa Puyung

khusus pengrajin tahu tempe, guru serta siswa dari Yayasan Muslim Cendikia. Keterlibatan

guru dan siswa dalam kegiatan ini diharapkan agar terdapat transfer ilmu dan teknologi dari

sekolah ke masyarakat sekitar.

METODE KEGIATAN

Tahapan pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian ini meliputi survei potensi untuk

mengetahui ketersediaan bahan baku dan sumber daya manusia di Desa Puyung. Pengumpulan

data dilakukan untuk menentukan kelompok sasaran yang akan telibat dalam kegiatan ini.

Kegiatan selanjutnya adalah optimasi dan penyiapan sampel produk Nata de Soya di

Laboratorium Pusat Unggulan Biosains dan Bioteknologi FMIPA Universitas Mataram

dilanjutkan dengan pelatihan kepada khalayak sasaran. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan

metode ceramah, diskusi dan dilanjutkan praktik pengolahan nata de soya. Materi pelatihan

meliputi Potensi Limbah Cair sebagai Bahan baku Pembuatan Produk Pangan, Teknik

Pembuatan Nata de Soya Berbasis Rumput Laut dan Pengemasan Produk Nata de Soya.

Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat respon peserta dan kemampuan penguasaan materi

yang telah disampaikan. Respon peserta dapat dlihat dari jumlah peserta yang hadir dan

pertanyaan yang diajukan kepada tim pengabdian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan awal dari kegiatan pengabdian ini adalah optimasi dan penyiapan sampel

produk nata de soya alga di Laboratorium Pusat Unggulan Biosains dan Bioteknologi. Adapun

Page 315: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |305

tahapan pada kegiatan ini adalah penyiapan starter bakteri Gluconacetobacter xylinus. Isolat

bakteri merupakan koleksi dari Dr. Sarkono (PS. Biologi FMIPA). Medium perbanyakan

starter yang digunakan adalah air kelapa, gula pasir 5% (b/v), sumber nitrogen 0,5% (b/v),

yeast extract 0,5% (b/v), dan penambahan asam asetat untuk mengkondisikan pH medium

hingga pH 5 (Gambar 1).

Gambar 1. Bakteri starter untuk produksi nata de soya

Jenis medium utama yang digunakan untuk produksi nata adalah limbah cair tahu yang

ditambahkan dengan alga (rumput laut). Jenis rumput laut yang digunakan adalah Eucheuma

spinosum kering. Sebanyak 1 gram rumput laut kering direbus dengan 50 ml air sampai hancur

sehingga didapatkan bubur rumput laut. Proses produksi nata dengan memanfaatkan limbah

cair tahu sebagai berikut disiapkan air sisa pembuatan tahu (Gambar 2), selanjutnya dimasukan

sumber karbon (gula pasir) sebanyak 5%, sumber nitrogen 0,5% (ammonium sulfat), ZA, dan

asam asetat untuk mengatur pH. Larutan tersebut direbus selama 30 – 50 menit sampai

mendidih. Setelah mendidih, selanjutnya medium didinginkan sampai suhu sekitar ± 40 – 45o

C, bubur rumput laut dimasukkan ke dalam medium, bakteri starter ditambahkan sebanyak

10% lalu diinkubasi selama 14 – 21 hari.

Gambar 2. Proses pengambilan limbah cair tahu (A), limbah cair tahu yang siap digunakan

untuk produksi nata (B)

A B

Page 316: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |306

Nata dipanen dengan cara dikeluarkan dari wadah kemudian dicuci dengan air untuk

membersihkan sisa medium, lalu ditiriskan selanjutnya dipotong dan direbus dalam air

mendidih selama ± 15 – 20 menit. Setelah direbus kemudian dicuci dengan air mengalir,

direndam selama 3 - 4 hari dan selanjutnya dikemas serta pemberian label pada kemasan

(Gambar 3).

Produk nata de soya alga dari limbah cair tahu dengan penambahan rumput laut dalam

kemasan tersebut selanjutnya dibawa dalam kegiatan sosialisasi di lokasi pengabdian. Untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah cair tahu dan rumput laut

menjadi produk nata yang bernilai bergizi dan dapat dikonsumsi, maka dilakukan sosialisasi

dan diskusi dengan masyarakat di Desa Puyung Kabupaten Lombok Tengah (Gambar 4).

Materi sosialisasi dan diskusi meliputi potensi limbah cair tahu dan rumput laut sebagai bahan

baku pembuatan produk pangan, teknik pembuatan nata de soya berbasis rumput laut dan

pengemasan produk nata de soya.

Peserta pengabdian sangat antusias menerima materi dan kegiatan berjalan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir dan banyak pertanyaan dari peserta

diantaranya tentang bakteri starter yang digunakan, karakteristik jenis limbah cair tahu yang

Gambar 3. Nata dalam wadah fermentasi (A), perebusan produk nata (B), produk nata dalam kemasan (C)

A B C

Gambar 4. Kegiatan sosialisasi pemanfaatan limbah cair tahu dan rumput laut menjadi produk nata

Page 317: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |307

dapat digunakan dan tempat mendapatkan bakteri starter. Harapan peserta dari kegiatan ini

adalah selanjutnya mereka dapat membuat produk nata secara mandiri dan permasalahan

limbah cair tahu dapat diatasi.

KESIMPULAN

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat telah berjalan dengan baik, lancar dan efektif,

serta peserta memahami materi yang disampaikan. Pada kegiatan PPM ini juga telah dihasilkan

produk nata dengan memanfaatkan limbah cair tahu yang diperkaya nutrisinya dengan

penambahan rumput laut (E. spinosum).

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan dana untuk pelaksanaan pengabdian dalam bentuk Dana DIPA PNBP Universitas

Mataram Tahun Anggaran 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, M., Sunarto, Wiryanto. 2015. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya

dengan Menggunakan Air Rebusan Kecambah Kacang Tanah dan Bakteri Acetobacter

xylinum. Jurnal EKOSAINS, 7 (1): 1-14.

Hidayat, R. 2015. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Produk Nata De Soya

Menggunakan Metode Fermentasi. Skrispi. UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.

Diharmi, A. 2016. Karakteristik Fisiko-Kimia Karagenan Rumput Laut Merah Eucheuma

spinosum dari Perairan Nusa Penida, Sumenep, dan Takalar. Disertasi. Sekolah

Pascasarjana, IPB, Bogor.

Winarno, F.G., 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Page 318: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |308

Penyuluhan Tentang Kesehatan Telinga Pada Siswa Sekolah Dasar

Eka Arie Yuliyani*1, Didit Yudhanto1, Rika Hastuti Setyorini2,

Eva Triani3, Indana Eva Ajmala4

1Ilmu Kesehatan THT-KL, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 2Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

3Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 4Paru-paru, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Kata Kunci:

anak sekolah dasar,

kebersihan telinga,

penyuluhan telinga

Abstrak:

Menjaga kebersihan anggota tubuh sangatlah penting bagi setiap orang

karena selain akan membuat badan menjadi sehat dan bersih, dapat juga

meningkatkan rasa percaya diri bila berinteraksi dengan orang lain

disekitar kita. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk

memberikan pengetahuan kepada siswa sekolah dasar tentang kesehatan

telinga dan cara menjaga kebersihan telinga yang baik dan benar. Selain

itu memberikan edukasi terkait perilaku yang boleh dan tidak boleh

dilakukan secara perorangan dalam rangka pencegahan penyakit pada

telinga dan menjaga kebersihan serta kesehatan telinga. Kegiatan

pengabdian ini dilakukan pada siswa SDN 16 Mataram kelas 4 dan 5.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, dihadiri oleh 83 orang siswa kelas 4

dan 5 SDN 16 Mataram dengan distribusi siswa perempuan sebanyak 39

orang (46,9%) dan siswa laki-laki sebanyak 44 orang (53,01%), dimana

para siswa antusias mengikuti kegiatan ini dan diakhiri dengan sesi tanya

jawab seputar kesehatan telinga sehingga pemahaman siswa tentang

kebersihan telinga menjadi lebih baik. Secara umum pengetahuan tentang

kesehatan telinga di kalangan masyarakat terutama siswa sekolah dasar

masih rendah sehingga sangat perlu dilakukan kegiatan penyuluhan untuk

siswa sekolah dasar dan juga masyarakat luas.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Menjaga kebersihan anggota tubuh sangatlah penting salah satunya adalah kebersihan

telinga. Membersihkan telinga haruslah dilakukan dengan baik dan benar karena kecerobohan

dalam membersihkan telinga dapat menyebabkan iritasi pada liang telinga, tertinggalnya

kapas di liang telinga, tertimbunnya kotoran telinga hingga robeknya gendang telinga.1

Penumpukan serumen di liang telinga dalam jumlah banyak sehingga berakibat pada

timbulnya gangguan dengar yang disebut dengan serumen obturan.2 Gangguan dengar pada

anak sekolah yang dapat disebabkan oleh serumen ini tentunya akan memberikan dampak

yang sangat penting terhadap tingkat prestasi belajar anak di sekolah karena anak akan sulit

untuk menerima pelajaran.3

Dengan demikian sangat perlu untuk dapat dilakukan upaya preventif dan promotif

kepada anak-anak sekolah mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan telinga

Page 319: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |309

yang benar sehingga terdapat upaya perubahan perilaku perorangan pada anak-anak usia

sekolah.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilakukan selama satu hari dimana pada kegiatan tersebut

dilakukan penyuluhan pada siswa SDN 16 Mataram kelas 4 dan 5 tentang kesehatan telinga

dan diakhiri sesi tanya jawab dan games pada siswa seputar materi yang diberikan. Pada

materi penyuluhan dipaparkan materi tentang cara menjaga kebersihan telinga dan dampak

penumpukan kotoran telinga kepada anak-anak sekolah. Selain itu dijelaskan pula mengenai

hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat membersihkan telinga. Kegiatan

penyuluhan ini juga dilakukan agar anak-anak sekolah dasar dapat mengetahui pentingnya

menjaga kebersihan telinga dan dampak yang ditimbulkan apabila membersihkan telinga

dengan cara yang tidak benar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada seluruh siswa kelas 4 dan 5 di SDN 16

Mataram yang secara keseluruhan berjumlah 90 orang siswa. Pada hari pelaksanaan kegiatan,

siswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan berjumlah 83 orang siswa dengan distribusi

siswa perempuan sebanyak 39 orang (46,9%) dan siswa laki-laki sebanyak 44 orang

(53,01%).

Gambar 1. Grafik Karakteristik Peserta Pengabdian

Kegiatan dilakukan di halaman sekolah dimana penyuluhan dilakukan oleh pelaksana

kegiatan pengabdian dibantu mahasiswa fakultas kedokteran dengan tema menjaga

kebersihan telinga dan serumen. Para guru dan siswa sangat antusias mendengarkan

penjelasan dari penyuluh dan sangat gembira karena penyuluhan dibuat dengan suasana yang

sangat santai dan dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak sekolah dasar. Para siswa

sangat riang gembira dan di akhir penyuluhan diadakan beberapa tanya jawab serta games

42,00%

44,00%

46,00%

48,00%

50,00%

52,00%

54,00%

PEREMPUAN LAKI-LAKI

Jenis Kelamin

Persentase

Page 320: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |310

pada para siswa dan juga pemberian hadiah kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan

sehingga para siswa merasa tidak bosan dengan kegiatan tersebut. Selain itu juga dilakukan

pembagian souvenir kepada seluruh siswa yang hadir saat kegiatan.

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, secara umum masyarakat, terutama anak

sekolah masih banyak yang kurang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan telinga, yang

berakibat pada penumpukan serumen di liang telinga. Telinga merupakan salah satu organ

penting dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat pendengaran dan membersihkan

telinga harus dapat dilakukan dengan baik dan benar.1,2 Penumpukan serumen di dalam liang

telinga ini dapat terjadi pada semua usia baik dewasa maupun anak-anak dengan prevalensi

yang cukup tinggi dan menjadi penyebab utama dari masalah kesehatan berupa gangguan

dengar. 4,5

Gangguan dengar pada anak sekolah tentunya akan memberikan dampak yang sangat

penting terhadap tingkat prestasi belajar anak di sekolah karena anak akan sulit untuk

menerima pelajaran.3 Selain itu, cara membersihkan telinga sebenarnya cukup sebatas daun

telinga saja, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang membahayakan bagi telinga kita.

Hindari memasukkan cotton bud terlalu dalam ke liang telinga anda apalagi sampai

menyentuh organ yang berada di bagian dalam telinga. Untuk kondisi dimana kotoran telinga

yang menumpuk banyak di liang telinga maka dapat dilakukan upaya membersihkannya di

dokter THT dengan menggunakan alat khusus dan cara yang benar untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan.

Gambar 2. Dokumentasi kegiatan

Page 321: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |311

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara umum pengetahuan tentang kesehatan telinga di kalangan masyarakat

terutama siswa sekolah dasar cukup rendah sehingga sangat perlu dilakukan kegiatan

penyuluhan untuk siswa sekolah dasar dan juga masyarakat luas. Penyampaian informasi

mengenai pentingnya menjaga kesehatan telinga serta dampaknya kepada anak-anak sekolah

dan masyarakat luas masih sangat perlu untuk terus dilakukan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala sekolah, para guru dan siswa

SDN 16 Mataram yang telah memberikan ijin dan dukungan pada kegiatan pengabdian ini.

Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat (LPPM)

Universitas Mataram yang telah memberikan dukungan terhadap pengabdian ini. Terima

kasih pula kepada Teman Sejawat, mahasiswa kedokteran, dan Bagian Keterampilan Medik

di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram serta seluruh pihak yang telah membantu dalam

pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Melinda, N.M. 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Serumen

Obsturan Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik THT RSUD DR. Soeroto Ngawi Tahun

2016. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Jung, T.T.K. dan Tae, H.J. 2003. Diseases of The External Ear. Dalam: Snow, J.B. dan

Ballenger, J.J., penyunting. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery.

Edisi ke-16. Ontaroi: BC Decker Inch. h. 233-34.

3. Martini, E., Ari, P., Dewi, P. dan Sumardiyono. 2017. Skrining dan Edukasi Gangguan

Pendengaran pada Anak Sekolah. Indonesian Journal On Medical Science. 4(1):110-18.

4. Sutji, P., Riskiana, D. dan Syahrijuita. 2012. Perbandingan efektitifitas beberapa pelarut

terhadap kelarutan cerumen obsturan secara in vitro. Ina J-Otolaryngol-Head and Neck

Surg. 42:23-7.

5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Telinga Sehat Pendengaran Baik.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Page 322: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |312

Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Jajanan Bergizi Bagi Siswa

SD di Kota Mataram

Dewa Nyoman Adi Paramartha*, Zainuri, Rini Nofrida, Yeni Sulastri,

M. Abbas Zaini, Rucitra Widyasari

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Mataram

Kata Kunci:

gizi, mutu, pangan,

PJAS, siswa Sekolah

Dasar

Abstrak:

Siswa Sekolah Dasar (SD) yang kuat, sehat dan cerdas merupakan penentu

keberlangsungan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penting untuk

menentukan hal tersebut adalah jumlah asupan gizi yang mampu memenuhi

kecukupan gizi. Asupan gizi dapat berasal dari pangan yang disediakan di

rumah tangga, pangan olahan terkemas yang diperdagangkan secara

komersial, pangan siap saji, termasuk pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

dan pangan jajanan yang dijual untuk langsung dikonsumsi. Banyaknya

siswa yang mengakses maupun mengkonsumsi jajanan yang tidak jarang

kurang memenuhi persyaratan pangan yang berkualitas, hal ini disebabkan

pemahamam anak-anak tentang pangan yang bermutu sangat rendah.

Tujuan kegiatan meliputi 1) memberikan informasi mengenai kebutuhan

gizi seimbang anak sekolah, 2) mengenalkan siswa sekolah dasar mengenai

pesan gizi seimbang, 3) memberikan informasi mengenai cara memilih

PJAS yang sesuai, 4) menanamkan pentingnya peran orang tua, guru dan

pengelola kantin sekolah dalam menyediakan PJAS yang sesuai untuk

pemenuhan gizi seimbang pada anak sekolah. Metode pendekatan yang

akan dikembangkan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah dengan

menerapkan metode Roll Playing yakni metode pemberian materi dengan

belajar sambil bermain sehingga tercipta suasana belajar yang ceria dan

gembira. Kegiatan yang telah dilakukan berjalan dengan lancar. Siswa SDN

25 Ampenan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan bersemangat

untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini perlu

dilakukan karena dibutuhkan oleh siswa maupun masyarakat sebagai

informasi dalam memilih pangan yang aman sehingga dapat terhindar dari

berbagai penyakit. Dalam jangka panjang, pengetahuan yang diberikan

dalam kegiatan pembelajaran interaktif ini diharapkan mampu

menghasilkan generasi yang sehat, dan bergizi cukup.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan hidup yang mendasar bagi manusia. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut maka perlu penyediaan bahan pangan yang cukup baik dari aspek jumlah

atau kuantitas maupun kualitasnya. Pangan yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap

orang. Pangan berkualitas yaitu pangan yang bermutu dan bergizi menjadi sangat krusial

Page 323: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |313

terutama sekali bagi anak-anak usia muda atau anak-anak kecil sebagai generasi penerus

bangsa.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan upaya

perbaikan gizi untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara lain melalui

perbaikan pola konsumsi makanan; perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan;

serta peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

dinyatakan bahwa penyelenggaraan pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi

masyarakat.

Kondisi saat ini di Indonesia, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah

gizi ganda (double burden), yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Berdasarkan data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 prevalensi status gizi (Indikator IMT/U) anak usia 6-12

tahun dengan kategori sangat kurus 4,6%, kurus 7,6%, normal 78,6% dan gemuk 9,2%.

Prevalensi status gizi (indikator TB/U) anak dengan kategori stunting (sangat pendek 15,1%,

pendek 20%) dan normal 64,5%. Prevalensi anemia, berdasarkan data Depkes (2008) bahwa

prevalensi anemia pada anak usia sekolah sebesar 47,2 %.

Anak sekolah masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga

membutuhkan konsumsi pangan yang cukup dengan gizi seimbang. Penelitian menunjukkan

bahwa tingkat kecukupan energi dan protein untuk anak umur 7–12 tahun berkisar antara 71,6–

89,1% dan antara 85,1–137,4%. Namun data menunjukkan bahwa 44,4% dan 30,6% anak

mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).

Untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein anak sekolah, Pangan Jajanan Anak

Sekolah (PJAS) dibutuhkan bagi anak yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa

bekal. Kontribusi zat gizi PJAS terhadap pemenuhan kecukupan gizi harian sebaiknya berkisar

antara 15-20% (Tanziha, dkk, 2012).

Jajanan yang banyak tersedia dan yang mudah diakses saat ini oleh anak-anak

sekolahan termasuk anak-anak siswa Sekolah Dasar (SD) adalah jajanan yang tidak jarang

kurang memenuhi persyaratan pangan yang berkualitas, bahkan kadang bisa termasuk dalam

kategori makanan dan minuman yang kurang kandungan gizinya. Sebagain besar anak-anak

senang dengan jajan dan minuman yang menarik bentuknya dan tampilannya berwarna warni

serta mempunyai rasa yang kuat.

Dalam memproduksi pangan termasuk pangan yang diolah secara tradisional produsen

pangan seharusnya menggunakan bahan baku yang sesuai dengan standar namun hasil

pantauan di lapangan dan berdasarkan beberapa laporan kasus yang telah terjadi bahwa

produsen produk pangan kadang kurang memperhatikan persyaratan mutu bahan baku yang

digunakan. Makanan seperti camilan yang membidik segmen pasar anak-anak seperti gulali,

cilok, minuman, es atau lainnya ada yang terindikasi tidak memenuhi standar mutu dan gizi

yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Kedudukan jajanan sekolah menjadi strategis serta keberadaannya merupakan suatau

yang diharapkan. Tingginya proporsi anak sekolah yang tidak sarapan dapat disebabkan antara

lain telat bangun dan ketidaktersediaan makanan sarapan dirumah. Berdasarkan beberapa hasil

Page 324: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |314

penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi jajanan sekolah anak tegolong dalam

kategori tinggi, namun dalam prakteknya hal ini tidak mendasari pemilihan jajanan yang sesuai

oleh anak sekolah. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan ketersediaan jajanan yang

sesuai dilingkungan sekolah.

Mengkonsumsi makanan bukan hanya mempertimbangkan tujuan utama utama untuk

mengatasi rasa lapar tetapi makanan tersebut harus dapat mensuplai energy dan beberapa

komponen nutrisi yang dibutuhkan anak-anak untuk perkembangannya. Oleh karena itu perlu

pembelajaran bagi anak anak siswa sekolah dasar terkait dengan pentingnya membeli dan

mengkonsumsi pangan (makanan dan minuman) yang sehat yaitu aman dan bergizi.

Pembelajaran yang dilakukan bagi usia siswa SD harus didisain sedemikian rupa agar

dapat menarik perhatian mereka sehingga pesan yang disampaikan dapat diserap dengan baik

dan tujuan pembelajarannya terkait dengan pangan bermutu dan bergizi dapat tercapai.

METODE KEGIATAN

Metode yang akan dikembangkan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah dengan

merapkan metode Roll Playing yakni metode pemberian materi dengan belajar sambil bermain.

Siswa sekolah dasar yang menjadi sasaran program akan dilatih bagaimana memproduksi

pangan yang baik, memilih pangan yang aman dipasaran dengan cara yang dapat membuat

suasana belajar yang ceria dan gembira, dan uji keamana pangan (boraks dan formalin) pada

beberapa jajanan dipasaran. Hal ini penting dilakukan guna menambah semangat dan minat

dalam menerima materi yang disampaikan.

Metode Roll Playing sangat cocok dikembangkan bagi anak dengan usia di bawah 15

tahun. Metode ini sangat efektif dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik tanpa

membebani dengan target penguasaan materi, namun metode ini terbukti ampuh dalam

menanamkan pemahaman kepada siswa untuk mengerti materi yang disampaikan. Sosialisasi

ini meliputi:

1. Membuat kuis

Kuis dilakukan diawal dan diakhir acara, kuis dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak

ada nuansa serius didalamnya dan disertakan pemberian reward sederhana bagi peserta

dengan jawaban terbaik yang juga ditujukan unutk memancing minat mengikuti kegiatan.

Bagi pemateri, kuis ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan kecakapan peserta setelah

mengikuti kegiatan.

2. Proses pemberian Materi

Proses pemberian materi dilakukan dengan cara semenarik mungkin. Peserta kan diajak

menikmati makanan (jajan) yang sudah dibagikan sambil diberikan pemahaman tentang

pangan yang bermutu serta bergizi. Dengan demikian, peserta akan sangat antusias

mengikuti pelatihan.

3. Pelatihan

Pelatihan yang dilakukan yakni dengan cara sederhana memilih bahan dan membuat

jajanan sekolah yang bermutu serta bergizi serta diadakan pembelajaran interaktif

mengenai pangan yang sehat dan bergizi.

4. Evaluasi dan Pelaporan

Page 325: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |315

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana program dapat diterima oleh peserta.

Evaluasi dilakukan dengan post test menggunakan soal yang sama pada saat pre test,

sehingga akan diketahui peningkatan kemampuan peserta dalam menyerap kegiatan yang

dilakukan.

Tahapan akhir dari kegiatan pengabdian yakni dengan pembuatan laporan akhir

kegiatan. Laporan akhir disusun sesuai dengan kondisi riil yang terjadi di lapangan dan

menentukan hambatan yang terjadi serta mencari solusi pemecahannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat dengan tema “Peningkatan Pemahaman

Tentang Mutu Dan Jajanan Bergizi Bagi Siswa SD di Mataram” telah dilaksanakan pada

tanggal 3 Mei 2019 yang bertempat di SDN 25 Ampenan, Kekalik Jaya. Kegiatan ini

dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran pada siswa sekolah dasar agar menambah

pemahaman dan memperkaya pengetahuan siswa SD tentang pangan yang bermutu dan jajanan

yang bergizi.

a. Penyampaian Materi Pangan Aman dan Bermutu

Program pengabdian ini diawali dengan penyampaian materi mengenai pangan yang

aman dan bermutu untuk dikonsumsi yaitu pangan yang sehat. Pangan yang sehat adalah

pangan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein,

lemak, mineral, dan vitamin, serta bebas dari kuman, bahan berbahaya, bahan cemaran dan

bahan tambahan makanan yang tidak diperbolehkan seperti formalin, boraks, dan lain-lain.

Siswa diajak untuk lebih peduli terhadap mutu pangan yang mereka konsumsi, terutama

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang hampir setiap hari mereka beli di sekolah. Pada

materi ini siswa diberikan informasi mengenai cara memilih PJAS yang sesuai,

memperkenalkan kepada siswa mengenai label pada kemasan makanan dan lebih peduli

terhadap mutu makanan tersebut seperti kandungan gizi, masa kadaluarsa dan label halal bagi

siswa yang beragama islam. Dalam materi ini juga disampaikan pemahaman mengenai

pentingnya peran orang tua, guru dan pengelola kantin sekolah dalam menyediakan PJAS yang

sesuai untuk pemenuhan gizi seimbang (bermutu) dan aman bagi anak sekolah. Dalam materi

ini siswa juga ditingkatkan pemahaman mengenai jenis-jenis bahan pangan yang memiliki

kandungan gizi yang baik untuk tubuh, menganjurkan siswa untuk makan makanan yang

bermutu seperti makanan empat sehat lima sempurna. Penyampaian materi pangan yang aman

dan bermutu dapat dilihat pada Gambar 1

Page 326: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |316

Gambar 1. Penyampaian materi pangan yang aman dan bermutu

b. Penyampaian Materi Pangan yang Bergizi

Penyampaian materi ini diawali dengan memeparkan jenis-jenis makanan yang

mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Siswa diperkenalkan dengan kandungan gizi

yang terdapat dalam makanan seperti pengenalan jenis makanan yang mengandung karbohidrat

yaitu beras, umbi-umbian dan jagung yang brfungsi sebagai sumber energy, pengenalan

makanan yang mengandung protein seperti ikan dan daging, dan makanan lain sesuai dengan

kandungan gizinya masing-masing serta manfaatnya bagi tubuh.. Makanan yang bergizi sangat

diperlukan agar siswa dapat tumbuh dengan sempurna dan mendapatkan kecukupaan gizi untuk

pertumbuhannya.

Pada materi ini siswa diberikan informasi mengenai kebutuhan gizi seimbang anak

sekolah, dan mengenalkan siswa sekolah dasar mengenai pesan gizi seimbang. Siswa

dijelaskan mengenai ragam makanan sehat untuk mencukupi zat gizi yang dibutuhkan dalam

pertumbuhan. Selain untuk pertumbuhan, makanan sehat yang seimbang dibutuhkan untuk

regenerasi sel dan menyembuhkan luka, memproduksi energi untuk aktivitas tubuh dan lain

sebagainya. Ragam makanan instan juga semakin banyak beredar dan semakin diminati siswa

maupun masyarakat luas seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup

masyarakat. Perubahan ini menimbulkan kecenderungan masyarakat mengkonsumsi makanan

kandungan gizinya tidak seimbang.

Gizi terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang baik

yang bergizi tinggi, namun juga harus disesuaikan dengan konsumennya. Makanan dikatakan

bergizi seimbang jika mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin dalam

jumlah tertentu. Kebutuhan untuk tiap kelompok bahan makanan dapat digambarkan dalam

piramida, dalam piramida tampak bahwa karbohidrat sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah

yang banyak. Setelah itu, berturut-turut protein, lemak, mineral, dan vitamin. Dengan

komposisi demikian, dapat memenuhi kebutuhan makanan bergizi seimbang. Menu makanan

bergizi seimbang disajikan dalam menu 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna (Irawan, 2016).

Penyampaian materi pangan yang bergizi dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 327: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |317

Gambar 2. Penyampaian Materi Pangan yang Bergizi

c. Diskusi

Kegiatan diakhiri dengan diskusi dan menguji kembali ingatan siswa tentang penguasaan

materi mengenai pangan bermutu dan jajanan bergizi. Antusiasme siswa dalam kegiatan ini

sangat tinggi yang ditandai dengan keaktifan dalam diskusi maupun menjawab pertanyaan

yang diberikan. Bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar diberikan hadiah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian untuk pembelajaran interaktif tentang pangan yang bermutu dan

jajanan bergizi yang telah dilakukan berjalan dengan lancar. Siswa SDN 25 Ampenan

Mataram sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dan bersemangat untuk menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini perlu dilakukan karena dibutuhkan oleh siswa

maupun masyarakat sebagai informasi dalam memilih pangan yang bermutu, aman dan

bergizi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan terhindar dari berbagai penyakit. Dalam

jangka panjang, pengetahuan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran interaktif ini

diharapkan mampu menghasilkan generasi yang sehat, bergizi cukup dan peduli tentang

keamanan dan kehalalan pangan yang dikosumsi.

Kegiatan pengabdian pembelajaran interaktif semacam ini perlu dilakukan disekolah

lain bagi siswa-siswa lainnya. Secara khusus pemerintah, melalui dinas-dinas terkait,

diharapkan lebih banyak berperan dalam kaitan ini, untuk menertibkan pedagang-pedagang

yang masih menambahkan bahan berbahaya kedalam produk olahannya

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

Page 328: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |318

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2008. Gizi Dalam Angka. Departemen Kesehatan. Jakarta

Tanziha, I dan Prasojo G. 2012. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah dalam Upaya

Perbaikan Gizi dan Kesehatan. Kerjasama Nurani Dunia dan Departemen Gizi

Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Bogor.

Thobib Al-Asyhar. 2003. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.

Jakarta: Al-Mawadi Prima

Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta.

Page 329: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |319

Edukasi Pangan Aman Bebas Boraks dan Formalin Kepada Siswa

Sekolah Dasar 03 Mataram

Mutia Devi Ariyana*, Moegiratul Amaro, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien

Handayani, Nazaruddin, Sri Widyastuti

Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Kata Kunci:

boraks, formalin,

bahan tambahan

makanan, siswa

sekolah dasar,

keamanan pangan

Abstrak:

Boraks dan formalin merupakan bahan berbahaya yang seringkali

disalahgunakan sebagai bahan tambahan pada makanan. Penggunaan

boraks dan formalin terutama pada jenis makanan yang umum

dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar tentu saja dapat menimbulkan

resiko keracunan. Permasalahan utama yang ditangani dalam

kegiatan pengabdian ini yaitu minimnya pengetahuan para siswa

terkait boraks dan formalin serta bahaya yang ditimbulkan akibat

mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin.

Solusi yang diberikan antara lain melalui edukasi terhadap siswa

sebagai konsumen terkait jenis, ciri dan bahaya makanan yang

mengandung boraks dan formalin serta metode deteksinya. Kegiatan

dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan praktek

langsung. Indikator capaian menunjukkan 94.12% siswa telah

mengetahui jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin,

88.23% siswa telah mengetahui ciri makanan yang mengandung

boraks dan formalin, 94.12% siswa telah mengetahui bahaya

konsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin serta

82.35% siswa telah memahami prosedur deteksi boraks dan formalin

pada makanan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap orang sehingga tidak hanya dicukupi dari

nilai gizinya namun harus aman dikonsumsi. Keamanan pangan sangat penting karena

berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Munculnya cemaran mikrobiologis dan kimiawi

terhadap bahan pangan yang dapat terjadi pada rantai penanganan pangan mulai saat pra-panen

hingga dikonsumsi merupakan permasalahan keamanan pangan yang umum terjadi di

masyarakat (Seto, 2001).

Permasalahan keamanan pangan muncul sebagai sesuatu masalah yang dinamis seiring

dengan berkembangnya kebutuhan dan gaya hidup masyarakat. Tuntutan masyarakat akan

makanan yang memiliki bentuk dan aroma yang lebih menarik, rasa yang lezat, warna dan

Page 330: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |320

konsistensi yang baik serta memiliki daya simpan yang lebih panjang mengakibatkan maraknya

penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM) oleh produsen makanan (Widyaningsih,

2006). Beberapa produsen makanan bahkan menambahkan BTM berbahaya seperti boraks dan

formalin yang berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033

Tahun 2012 merupakan jenis BTM golongan pengawet yang dilarang penggunaannya dalam

produk pangan karena berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua bahan ini

selain bersifat karsinogenik juga dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh dan bahkan

kematian.

Bahaya penggunan boraks dan formalin tidak mengurangi niat produsen untuk

menggunakan kedua jenis bahan tersebut pada proses pengolahan pangan. Berdasarkan data

hasil pengawasan pangan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, khususnya pangan

jajanan anak sekolah (PJAS) dan pangan industri rumah tangga (P-IRT) dari Balai Besar/Balai

POM seluruh Indonesia, penyalahgunaan bahan berbahaya seperti boraks dan formalin dalam

pangan masih terus berlangsung. Hasil pengujian terhadap parameter uji bahan tambahan

pangan yang dilarang yaitu boraks dan formalin yang dilakukan oleh BPOM pada 3.206

terhadap sampel jajanan yang terdiri dari mie basah, bakso, kudapan dan makanan ringan,

diketahui bahwa 94 (2,93%) sampel mengandung boraks dan 43 (1,34%) sampel mengandung

formalin.

Penyalahgunaan boraks dan formalin terutama pada Pangan Jajanan Anak Sekolah

(PJAS) berpotensi memunculkan keracunan pangan. Hasil pemantauan yang dilakukan BPOM

RI mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia yang terjadi selama

tahun 2010 menunjukkan bahwa kasus keracunan pangan di sekolah merupakan kasus tertinggi

kedua setelah keracunan pangan di tempat tinggal yaitu sebesar 21.4%. Fakta ini menunjukkan

masih perlunya dilakukan upaya pencegahan untuk memperkecil resiko terjadinya KLB

keracunan pangan yang membahayakan masyakat di lingkungan sekolah khususnya para

siswa.

Pembinaan terhadap produsen sebagai pelaku utama merupakan langkah yang dinilai

sangat perlu untuk dilakukan, akan tetapi faktor ekonomi mengakibatkan rendahnya tingkat

perubahan perilaku setelah pembinaan dilakukan. Oleh karena itu, edukasi terhadap konsumen

yaitu siswa-siswi di lingkungan sekolah dapat menjadi metode alternatif untuk mencegah

timbulnya potensi bahaya keracunan pangan. Peningkatan pengetahuan para siswa sebagai

konsumen terkait jenis-jenis BTM yang berbahaya, resiko penggunaan BTM berbahaya

terhadap kesehatan serta ciri-ciri makanan yang mengandung BTM berbahaya diharapkan akan

menjadikan mereka lebih selektif dalam memilih jajanan yang akan dikonsumsi di sekolah.

METODE KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan ini difokuskan pada kegiatan edukasi konsumen terkait keamanan

pangan bebas boraks dan formalin. Peserta penyuluhan dikhususkan bagi para siswa khususnya

siswa kelas VI yang dianggap sudah dapat menyerap informasi yang diberikan selama kegiatan

penyuluhan dengan baik.

Page 331: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |321

Metode sosialisasi yang digunakan pada kegiatan ini fokus kepada kegiatan

komunikasi, informasi dan edukasi konsumen. Selain itu, dilakukan juga praktik deteksi

keberadaan cemaran boraks dan formalin pada makanan baik dengan menggunakan test kit

boraks dan formalin ataupun dengan metode sederhana salah satunya adalah penggunaan

kunyit. Tahapan pemberian materi penyuluhan adalah sebagai berikut :

Evalusi kegiatan edukasi konsumen ini dilakukan secara langsung pada saat kegiatan

berlangsung. Tahap evaluasi dilakukan setelah penyampaian materi serta praktik penggunaan

easy test kit borak dan formalin. Prosedur evaluasi meliputi kemampuan penguasaan materi

dan tanggapan terhadap materi yang telah diberikan. Kedua kriteria tersebut diamati dengan

keaktifan peserta dalam bertanya dan menanggapi materi yang diberikan, keaktifan peserta

selama praktek penggunaan easy test kit dan kemampuan menjawab soal pre-test dan post-test.

Selain itu, kehadiran peserta dalam setiap sesi penyuluhan juga menjadi parameter tingkat

antusiasme peserta terhadap kegiatan penyuluhan yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai upaya memberikan edukasi terhadap

siswa-siswi di lingkungan sekolah dasar tentang pangan aman yang bebas boraks dan formalin.

Kegiatan ini juga merupakan metode alternatif untuk mencegah timbulnya potensi bahaya

keracunan pangan pada siswa sebagai konsumen. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan

di SD Negeri 03 yang berlokasi di Kelurahan Rembiga, Kecamatan Pejanggik, Kota Mataram

pada tanggal 2 Agustus 2019. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh seluruh siswa

yang menjadi target kegiatan. Secara umum kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi dalam

3 tahapan yaitu (1) kegiatan sosialisasi, (2) praktik deteksi boraks dan formalin, dan (3)

evaluasi.

No. Materi Penyaji

1. Keamanan Pangan Prof. Ir. Sri Widyastuti, M.App.Sc., Ph.D

2. Bahan Tambahan Makanan Ir. Nazaruddin, MP

3. Jenis-Jenis Bahan Tambahan

Makanan Berbahaya Baiq Rien Handayani, SP., M.Si., Ph.D

4. Bahaya Boraks dan Formalin Wiharyani Werdiningsih, SP., M.Si.

5. Ciri-ciri makanan mengandung

boraks dan formalin Moegiratul Amaro, S.TP., M.P., M.Sc.

6. Praktik deteksi boraks dan formalin Mutia Devi Ariyana, S.Si., M.P.

Page 332: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |322

Gambar 1. Kegiatan Penyampaian Materi

Kegiatan sosialisasi menitikberatkan pada komunikasi, informasi dan edukasi

konsumen. Siswa sebagai konsumen diberikan dasar-dasar pengetahuan terkait bahaya boraks

dan formalin. Penyampaian materi diusahakan dengan bahasa yang sederhana dan menarik

agar mudah dimengerti oleh para siswa. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh yang disertai

dengan gambar atau foto untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan. Adapun materi yang disampaikan meliputi (1) Keamanan pangan, (2) Bahan

Tambahan Makanan, (3) Jenis-jenis bahan tambahan makanan berbahaya, (4) Bahaya boraks

dan formalin, dan (5) Ciri-ciri makanan mengandung boraks dan formalin.

Melalui materi-materi yang disampaikan, para siswa mendapatkan pengetahuan baru

yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah (1) siswa

memahami bahwa keamanan pangan merupakan faktor terpenting dalam memilih jajanan yang

akan dikonsumsi, karena pangan yang tidak aman dapat menimbulkan keracunan, (2) siswa

memahami bahwa untuk menghasilkan makanan dengan karakteristik yang disukai oleh

banyak orang, umumnya umumnya pedagang menambahkan bahan tambahan makanan seperti

pengenyal, pewarna dan pengawet, (3) siswa memahami bahwa tidak seluruh bahan yang

ditambahkan ke dalam makanan adalah bahan yang aman karena beberapa pedagang

menambahkan bahan-bahan yang tidak diperuntukkan untuk makanan diantaranya boraks dan

formalin, (4) siswa memahami apa yang dimaksud dengan boraks dan formalin serta bahaya

yang ditimbulkan dari penggunaan boraks dan formalin dalam makanan bagi kesehatan, dan

(5) siswa memahami bahwa untuk dapat menghindari makanan yang mengandung boraks dan

formalin dapat dilakukan dengan mengamati ciri-ciri makanan yang mengandung boraks dan

formalin.

Setelah penyampaian materi kegiatan dilanjutkan dengan deteksi keberadaan cemaran

boraks dan formalin pada makanan baik dengan menggunakan test kit boraks dan formalin

ataupun dengan metode sederhana salah satunya adalah penggunaan kunyit. Kegiatan praktik

melibatkan perwakilan siswa secara langsung dalam seluruh tahapan mulai dari penyiapan

sampel, pemberian reagen hingga pembacaan hasil. Melalui praktik secara langsung

diharapkan siswa lebih memahami metode-metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi

keberadaan boraks dan formalin pada makanan yang ada dilingkungan sekitar mereka terutama

jajanan disekitar lingkungan sekolah.

Page 333: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |323

Gambar 2. Praktik Deteksi Boraks dan Formalin

Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah

direncanakan, dimana kegiatan dihadiri oleh seluruh peserta yang menjadi target dan seluruh

peserta juga menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan yang dilakukan dengan

aktif bertanya dan menanggapi materi yang diberikan. Evaluasi juga meliputi kemampuan

penguasaan materi yang dinilai dari kemampuan menjawab soal pre-test dan post-test. Hasil

analisa dari jawaban pre-test dan post-test menunjukkan 94.12% siswa telah mengetahui jenis

makanan yang mengandung boraks dan formalin, 88.23% siswa telah mengetahui ciri makanan

yang mengandung boraks dan formalin, 94.12% siswa telah mengetahui bahaya konsumsi

makanan yang mengandung boraks dan formalin serta 82.35% siswa telah memahami prosedur

deteksi boraks dan formalin pada makanan.

Keberhasilan pelasanaan kegiatan ditunjang oleh beberapa faktor, diantaranya (1)

Keterbukaan pihak sekolah dalam menerima tim pelaksana untuk menyelenggarakan kegiatan

pengabdian, (2) Dukungan kepala sekolah dan guru baik dari segi moril maupun kelengkapan

fasilitas pelaksanaan kegiatan pengabdian dan (3) Antusiasme para siswa dalam menerima

materi yang disampaikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan sosialisasi pangan aman bebas boraks dan formalin kepada siswa SD Negeri

03 Mataram mendapatakan respon positif dari pihak sekolah baik guru dan juga siswa.

Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pentingnya pangan

yang aman terutama bebas boraks dan formalin. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman

siswa ditunjukkan dengan 94.12% siswa telah mengetahui jenis makanan yang mengandung

boraks dan formalin, 88.23% siswa telah mengetahui ciri makanan yang mengandung boraks

dan formalin, 94.12% siswa telah mengetahui bahaya konsumsi makanan yang mengandung

boraks dan formalin serta 82.35% siswa telah memahami prosedur deteksi boraks dan formalin

pada makanan.

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kali ini perlu dilakukan pengujian terhadap

kandungan boraks dan formalin pada seluruh jajanan yang berada di sekitar lokasi pengabdian

sebagai data penunjang.

Page 334: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |324

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PNBP Universitas Mataram yang telah

memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

BPOM, 2013. Amankan Jajanan Anak, Perketat Peredaran Bahan Kimia.

http://www.antarasumbar.com/berita/nasional/d/0/269780/amankan-jajanan-anak-

perketat-peredaran-bahan-kimia.html. (Diakses 28 April 2013).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah

Dasar. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan

Tambahan Pangan

Seto, S. 2001. Pangan dan Gizi Ilmu Teknologi Industri dan Perdagangan Internasional. Bogor:

Fakultas Teknologi Pertanian

Widyaningsih, T.D. dan Murtini, ES. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk

Pangan. Jakarta: Trubus Agrisarana

Page 335: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |325

Introduksi Metoda Penanggulangan Parasit Pada Benih Kerang

Mutiara Pinctada maxima di Dusun Siung, Desa Batu Putih, Kabupaten

Lombok Barat

Alis Mukhlis, Muhammad Marzuki, Ibadur Rahman

Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Kata Kunci:

Mutiara, parasit,

penyuluhan, siung,

lombok barat

Abstrak:

Budidaya kerang mutiara merupakan salah satu mata pencaharian

masyarakat pesisir di Dusun Siung, Desa Batu Putih,Kecamatan

Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam skala rumah tangga dengan

modal usaha sekitar 20-30 juta per unit usaha. Tingginya kematian

benih yang disebabkan oleh serangan parasit menjadi salah satu

masalah yang sering terjadi oleh kelompok pembudidaya. Dan

hingga saat ini belum ada solusi yang tepat dalam menanggulangi

penyakit parasit ini. Oleh karena itu dilakukan kegiatan penyuluhan

tentang metoda penanggulangan Parasit Pada Benih Kerang Mutiara

Pinctada maxima dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat pembudidaya kerang mutiara agar dapat melakukan

tindakan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan teknik

presentasi, tanya jawab dan diskusi. Mitra yang diundang adalah

kelompok pembudidaya kerang mutiara yang ada di Dusun Siung

dan aparat Desa setempat. Berdasarkan hasil diskusi bahwa tingkat

keberhasilan produksi benih kerang mutiara oleh kelompok

masyarakat masih sangat rendah dan masyarakat membutuhkan

bantuan modal operasional dan pendampingan teknis selama proses

budidaya sehingga penanganan masalah yang ditemukan selamam

budidaya dapat ditanggulangi dengan segera.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara penghasil biji mutiara kualitas ekspor yang sudah

dikenal di pasar internasional dengan kualitas mutiara berada pada peringkat ke-tiga setelah

Australia dan Myanmar (Wardana et al., 2014). Jenis kerang mutiara unggulan produksi

Indonesia adalah Pinctada maxima yang di pasar internasional dikenal sebagai south sea

pearl penghasil biji mutiara berwarna gold, kuning, dan putih.

Page 336: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |326

Budidaya kerang mutiara Indonesia sudah ada sejak tahun 1918 dikembangkan oleh

pihak swasta namun produksi benih yang rendah masih menjadi permasalahan utama yang

dihadapi oleh pembudidaya kerang mutiara saat ini (Wardana et al., 2013). Terdapat dua

masa kritis selama proses budidaya kerang mutiara, yang pertama adalah masa kritis pada

fase larva yaitu pada umur 8–19 hari dengan tingkat sintasan (SR) berkisar 1%–3% (Supii et

al., 2009), dan yang ke-dua adalah masa kritis pada saat pemeliharaan benih di laut (Wardana

et al., 2013). Masa kritis pada saat pemeliharaan benih di laut merupakan masalah yang sulit

ditangani hingga saat ini sebab kerang mutiara sangat tergantung pada kondisi lingkungan

alamiah yang berfluktuatif dan sulit dikendalikan seperti suhu perairan, kecerahan air laut,

adanya bahan pencemar (Susilowati et al., 2009), dan serangan parasit.

Mitra merupakan kelompok masyarakat pesisir yang aktif bekerja dalam usaha

pendederan kerang mutiara di Dusun Siung, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Lombok

Barat, NTB. Kegiatan usaha mitra dimulai dari kegiatan penebaran spat (setelah

pemeliharaan di laboratorium) hingga produksi benih yang mencapai ukuran panjang 7-10

cm. Kualitas sumberdaya manusia (SDM) mitra sangat beragam. Sebagian besar sudah

mampu membaca dan menulis dengan tingkat pendidikan terakhir adalah SMA dengan baik.

Namun beberapa di antaranya masih belum lancar belajar dan menulis. Masing-masing

kelompok mitra beranggotakan 3 orang terdiri atas 1 ketua dan 2 anggota. Beberapa anggota

mitra telah memahami beberapa hal terkait dengan teknik budidaya kerang mutiara karena

rata-rata pernah bekerja sebagai karyawan pada perusahan besar. Namun demikian

pemahaman tentang kualitas lingkungan yang terkait dengan serangan parasit dan cara

penanggulangannya masih sangat terbatas.

Berbagai permasalahan selama pemeliharaan benih kerang mutiara masih ditemukan

di lapangan. Permasalahan ini mengakibatkan ukuran benih tidak seragam, pertumbuhan

lambat, dan tingkat kematian yang tinggi. Menurut Supii et al. (2011), kecepatan

pertumbuhan benih kerang mutiara sangat beragam. Dalam satu populasi hanya 20% yang

menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Selain itu, tingkat kematian benih muda pada masa

pendederan sangat tinggi dapat mencapai 95%-100% (Adrian Agus-PT. BGHM, komunikasi

pribadi). Efisiensi proses produksi dan keberhasilan perbaikan kualitas teknologi budidaya

mutiara akan dapat meningkatkan nilai keuntungan yang diperoleh oleh industri mutiara itu

sendiri. Oleh karena itu, upaya peningkatan pemahaman mitra melalui kegiatan penyuluhan

tentang kualitas lingkungan dan metode-metode penanggulangan parasit pada benih kerang

mutiara sangat penting dilakukan.

METODE KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Dusun Siung, Desa Batu Putih, Kecamatan

Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat. Penyuluhan dilaksanakan dengan metoda

presentasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi, wawancara dan tanya

jawab. Mitra yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kelompok masyarakat nelayan

Page 337: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |327

pembudidaya kerang mutiara. Materi yang disampaikan yaitu jenis parasit pada kerang

mutiara dan metoda penanggulangannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan pada tanggal 4 November 2018 yang dihadiri

oleh sekitar 25 orang masyarakat sasaran dan aparat desa setempat. Kegiatan penyuluhan

dilaksanakan di halaman rumah kepala Dusun Siung yaitu di sebuah tenda darurat yang

dibangun sebagai tempat pertemuan pasca gempa (Gambar 1).

Gambar 1. Pelaksanaan penyuluhan jenis parasit pada benih kerang mutiara dan

penanggulangannya. Ketua tim penyuluh sedang menyampaikan materi (kiri);

Peserta yang hadir saat kegiatan penyuluhan (kanan)

Materi Penyuluhan

Materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu :

1) Penyakit Infeksi pada Kerang Mutiara

Virus

Pass et al. (1988) melaporkan ditemukan adanya badan inklusi dalam epitel kelenjar

pencernaan kerang Pinctada maxima. Badan inklusi merupakan tanda adanya infeksi

virus pada suatu jaringan. Badan inklusi ini merupakan partikel virus berukuran besar

dengan bentuk ikosahedral, dan memiliki pembungkus. Hiperplasia dan degenerasi

kelenjar pencernaan dengan tingkat ringan sampai sedang menunjukkan bahwa mikroba

tersebut berpotensi menjadi patogen (Humphrey et al., 1998).

Bakteri

Beberapa peneliti telah mengidentifikasi adanya sejumlah bakteri, khususnya

spesies dari genus Vibrio, yang menjadi pemicu munculnya stress pada kerang mutiara.

Infeksi bakteri Vibrio lebih mudah terjadi pada pelaksanaan metode budidaya yang buruk

atau oleh adanya gangguan lingkungan yang memicu terjadinya infeksi. Infeksi bakteri

biasanya memicu adanya lesi inflamasi haemocytic (Suzuki, 1995). Pembentukan deposit

Page 338: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |328

konsiolin berwarna hitam kecoklatan yang terlihat jelas pada permukaan nakre P. maxima

juga telah dikaitkan dengan infeksi bakteri (Humphrey et al., 1998). Hal ini juga telah

dilaporkan oleh Cuif dan Dauphin (1996) pada P. margaratifera di Polinesia Prancis.

2) Penyakit Parasit

Biofouling dan dampak kerugiannya

Jenis Biofouling

Moluska dari spesies Lithophaga spp. merupakan fouling yang umum

ditemukan di Australia. Adanya moluska ini dapat menyebabkan munculnya lubang

besar dengan diameter 1-2 cm yang dapat menembus lapisan nakre. Cacing

polychaeta juga termasuk yang sering merusak cangkang hingga meninggalkan “mud

blisters” (Humphrey et al., 1998). Spons pembuat lubang dari keluarga Clionidae,

termasuk Cliona sp. yang berwarna merah terang menimbulkan masalah yang cukup

besar bagi industri budidaya mutiara di Australia. Parasit ini menyebabkan pengikisan

matriks cangkang yang cukup serius dan menyebabkan kehilangan cangkang secara

prematur (Taylor at al., 1997).

Metode Pencegahan

Perawatan dan pencegahan munculnya parasit pada kerang mutiara dapat

dilakukan dengan cara :

1) Pembersihan cangkang secara teratur, baik secara manual atau dengan selang

tekanan tinggi.

2) Direndam dalam air tawar selama 30-60 menit.

3) Pengecatan bahan antifouling.

Penerapan manajemen budidaya yang baik untuk pencegahan penyakit pada kerang

mutiara

Ada dua faktor yang dapat mengurangi kerentanan kerang mutiara terhadap

serangan penyakit yang diinduksi oleh kematian massal bivalva lainnya yaitu :

1) Budidaya yang berbasis sistem panel. Sistem ini memudahkan dilakukannya

pemantauan cangkang individu kerang mutiara;

2) Sistem budidaya yang didesain untuk mudah dilakukan pengangkatan dan

pembersihan cangkang dari biofouling setiap empat minggu atau lebih, yang

berarti bahwa cangkang secara teratur diperiksa untuk memastikan kelangsungan

hidupnya.

Sebagian besar penyakit pada moluska yang telah diketahui menyebar oleh

aktivitas manusia yang sangat terkait dengan kegiatan budidaya yang dilakukan.

Pengontrolan distribusi kerang mutiara antar daerah, antar wilayah, dan antar

negara yang dapat mencegah perpindahan kerang mutiara yang membawa

penyakit merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam manajemen penyakit.

Di Australia, distribusi beberapa organisme penyebab penyakit seperti

Papovavirus yang diidentifikasi oleh Humphrey et al. (1998) dari suatu daerah

menjadi dasar dalam mengambil tindakan pengendalian penyakit secara regional

Page 339: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |329

termasuk dilakukannya tindakan pengujian pada sekelompok hewan terhadap

status suatu penyakit sebelum kerang mutiara tersebut didistribusikan. Tindakan

karantina kerang mutiara yang dibudidaya sebelum didistribusikan ke wilayah

yang lain dapat mencegah penyebaran penyakit dari suatu area budidaya ke area

budidaya lainnya.

Hasil Diskusi dan Tanya Jawab

Masyarakat dusun Siung sebagai mitra dalam kegiatan ini sebagian besarnya adalah

petani ladang penanam jagung dan sebagian kecil merupakan penambang emas, pemancing

dan/atau penangkap ikan. Budidaya kerang mutiara merupakan kegiatan yang tidak asing

bagi masyarakat Dusun Siung karena sebagian besar kaum laki-laki pernah bekerja pada

perusahaan-perusahaan budidaya mutiara di sekitar wilayah Lombok Barat. Namun demikian

dengan banyaknya perusahaan yang tutup maka sebagian besar mantan karyawan telah

beralih profesi diantaranya menjadi buruh tani, atau pengusaha budidaya kerang mutiara

dalam skala kecil menggunakan metode karamba apung dengan ukuran rakit sekitar 8 m x 15

m dan metode longline (Gambar 2).

Gambar 2. Metode pemeliharaan benih kerang mutiara menggunakan karamba apung dan

longline milik kelompok mitra di perairan Teluk Siung Kecamatan Sekotong Barat

(kiri), dan benih kerang mutiara muda ukuran 6-7 cm yang siap dijual (kanan).

Jumlah keberhasilan produksi benih kerang mutiara kelompok mitra masih sangat

rendah dan bahkan seringkali benih yang dipelihara mengalami kematian total. Produksi

benih ukuran 7 cm yang pernah dicapai baru sekitar 200 hingga 1.000 ekor. Untuk mencapai

ukuran ini membutuhkan waktu sekitar 7-9 bulan. Bagi masyarakat, jangka waktu

pemeliharaan seperti ini dirasa cukup lama sehingga masyarakat tidak fokus menjalankan

kegiatan budidaya. Permasalah lain yang pernah dialami oleh pembudidaya adalah

keterbatasan mendapatkan bibit yang berkualitas. Selain itu, adanya serangan parasit seperti

siput, cacing policaeta, dan teritip penempel (biofouling) pada cangkang juga memberi

pengaruh besar pada rendahnya keberhasilan pembudidaya. Hasil pengamatan di lapangan

bahwa ketika dilakukan kegiatan penyuluhan bahwa jenis-jenis parasit ini masih ditemukan

pada kerang yang dibudidaya (Gambar 3). Untuk membantu meningkatkan produksi benih

serta memudahkan kegiatan operasional selama budidaya maka tim penyuluh telah

Page 340: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |330

memberikan bantuan berupa bak fiberglass berukuran 1,2 m x 0,8 m x 0,45 m (p x l x t)

sebagai sarana untuk penampungan benih ketika handling parasit sekaligus sebagai bak

perendaman saat penerapan tritmen salinitas rendah (Gambar 4)..

Gambar 3. Cacing polikaeta yang dapat membuat lubang pada cangkang benih kerang

mutiara P. maxima (A); Teritip sebagai biofouling pada kerang mutiara muda (B);

dan Gastropoda sebagai predator kerang mutiara muda (C). Ketiga jenis

organisme ini ditemukan pada lingkungan budidaya kerang mutiara di teluk Siung

Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat.

Gambar 4. Bak fiberglass berukuran 1,2 m x 0,8 m x 0,45 m (p x l x t) untuk kelompok mitra

yang digunakan saat tritmen salinitas rendah (air tawar) dan juga sebagai wadah

penampungan benih sementara selama handling berlangsung.

Semua permasalahan yang disampaikan di atas telah menurunkan minat masyarakat

untuk menjalankan usaha pembesaran benih kerang mutiara. Hal ini terlihat dari menurunnya

jumlah kelompok pembudidaya aktif yang awalnya berjumlah 5 kelompok kini jumlahnya

hanya tersisa 1 (satu) kelompok. Agar penanggulangan permasalahan penyakit dapat

ditangani dengan cepat, masyarakat mitra sangat mengharapkan adannya pendampingan

teknis budidaya dari instansi terkait selama masa pemeliharaan.

Page 341: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |331

KESIMPULAN DAN SARAN

Penyuluhan metoda penanggulangan parasit pada benih kerang mutiara Pinctada

maxima telah meningkatkan pemahaman masyarakat pesisir Dusun Siung Kecamatan

Sekotong Barat tentang metode penanggulangan parasit pada kerang mutiara muda. Serangan

parasit berupa teritip dan cacing polikaeta dapat ditanggulangi dengan perendaman pada

salinitas rendah (air tawar). Perlu adanya bantuan bibit kerang mutiara berkualitas unggul dan

bantuan pinjaman modal operasional bagi masyarakat pembudidaya kerang mutiara

mengingat masa pembesaran yang cukup lama agar kegiatan budidaya dapat keberlanjutan.

Perlu dilakukan pendampingan teknis selama masa operasioanl agar permasalahan yang

menurunkan tingkat produksi benih dapat tekan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim pelaksana penyuluhan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Universitas

Mataram atas dana yang diberikan melalui dana DIPA Bantuan Operasional Perguruan

Tinggi Negeri (BOPTN) Universitas Mataram Tahun Anggaran 2018, dengan surat perjanjian

nomor: 1619/UN.18.Ll/PP/20l8 tanggal 2 Juli 2018. Semoga kegiatan yang telah

dilaksanakan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sasaran yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

Cuif, J-P. dan Y. Dauphin. 1996. Occurrence of mineralization disturbances in nacreous

layers of cultivated pearls produced by Pinctada margaritifera var. cumingi from French

Polynesia. Comparison with reported shell alterations. Aquatic Living Resources. Vol.

9 : 187-193.

Humphrey, J.D., J.H. Norton, J.B. Jones, M.A. Barton, M.T. Connell, C.C. Shelley dan J.H.

& Creeper. 1998. Pearl oyster (Pinctada maxima) aquaculture: Health survey of

Northern Territory, Western Australia and Queensland pearl oyster beds and farms.

Fisheries Research Development Corporation Final Report. Vol. 94 (079) : 108 hlm.

Pass, D.A., F.O. Perkins dan R. Dybdahl. 1988. Virus-like particles in the digestive gland of

the pearl oyster Pinctada maxima. Journal of Invertebrate Pathology. Vol. 51 : 166-167.

Supii, A. I., Sudewi dan I. Rusdi. 2009. Penelitian pembenihan Tiram Mutiara (Pinctada

maxima) dengan menegemen pergantian air dan perbedaan ukuran tebar awal benih

Tiram Mutiara di laut. Laporan Teknis. BBRPBL. Gondol Bali.

Supii, A.I., I.K. Wardana, Sudewi, A. Priono dan Haryanti. 2011. Pematangan gonad induk

dan seleksi benih tiram mutiara (Pinctada maxima) dengan warna cangkang dalam

putih. Laporanhasil penelitian. Laporan Hasil Penelitian. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Budidaya Laut. Gondol Bali. : 79-90.

Page 342: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |332

Susilowati, R., K. Sumantadinata, D. Soelistyowati dan A. Sudradjat. 2009. Karakteristik

genetik populasi Tiram mutiara (Pinctada margaritifera) terkait dengan distribusi

geografisnya diperairan Indonesia. Jurnal Riset akuakultur. Vol. 4 (1) : 47-52.

Suzuki, T. 1995. Accumulation of injected proteins in the auricles of the pearl oyster Pinctada

fucata. Bulletin of the National Research Institute for Aquaculture Japan

Yoshokukenho. Vol. 24 : 23-32.

Taylor, J., R.A. Rose, P.C. Southgate. 1997. Fouling animals and their effect on the growth of

silverlip pearl oysters, Pinctada maxima (Jameson) in suspended culture. Aquaculture.

Vol. 153 : 31–40.

Wardana, I.K., Sudewi, A.I. Supii dan S.B.M. Sembiring. 2013. Seleksi benih tiram mutiara

(Pinctada maxima) dari hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih. Jurnal

Oseanologi Indonesia. Vol. 9 (1).

Wardana. I.K., Sudewi, A. Muzaki dan M.S. Budi. 2014. Profil Benih Kerang Mutiara

(Pinctada maxima) Dari Hasil Pemijahan Yang Terkontrol. Jurnal Oseanologi

Indonesia. 1 (1): 6-11

Page 343: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |333

Program Pendampingan Aparat Desa dalam Mencetak Desa Melek

Akuntansi

Herlina Pusparini, Nurabiah, Yusli Mariadi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia

Kata Kunci:

pendampingan,

aparatur desa,

penatausahaan,

pelaporan

Abstrak:

UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa memunculkan harapan baru untuk terciptanya

kemajuan pembangunan di pedesaan, dana milyaran itu juga menjadi tanggung

jawab besar yang akan dipikul pemerintah daerah, khususnya perangkat desa yang

bernaung di bawahnya. Tetapi akan ada banyak masalah yang harus dituntaskan,

yaitu minimnya pengetahuan aparatur desa dalam tata kelola pengelolaan dan

pelaporan keuangan. Desa Pemenang Barat yang ada di kabupaten Lombok Utara

NTB merupakan salah satu contoh desa yang mengalami hal serupa. Dimana

minimnya pengetahuan aparatur desa dan apalagi ditunjang mereka hanya tamat

SD, SMP dan SMA. Kegiatan pengabdian ini akan memberikan pelatihan dan

pendampingan dalam hal penatausahaan dan pelaporan keuangan desa. Setelah

dilakukan pelatihan dan pendampingan ditargetkan aparat desa dapat mengelola

dan melaporkan laporan keuangan desa dengan tepat waktu dan sesuai dengan

standar pelaporan keuangan desa yang berlaku sehingga akan terbentuk desa yang

melek akuntansi. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu tim

pengabdian mendampingi mitra dalam hal penatausahaan dan pelaporan keuangan

desa dan selain itu memberikan buku saku pengelolaan keuangan desa.

Pendampingan ini dilaksanakan selama 1 kali dengan 7 orang peserta yang berasal

dari aparatur desa Pemenang Barat. Adapun pelaksanaan kegiatan pendampingan

ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, tutorial, dan diskusi.

Kegiatan pendampingan ini berjalan dengan lancar. Semua peserta antusias

mengikuti acara hingga selesai dan merasakan manfaat pelatihan bagi

penatausahaan dan kemajuan desa. Peserta pelatihan juga menilai bahwa

pendampingan ini penting dan sangat diperlukan bagi perangkat desa. Peserta

berharap pendampingan serupa dapat dilaksanakan kembali dengan peserta

(audience) yang lebih banyak/luas, dan dengan topik lainnya.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Uforia pengesahan UU Desa menggema di seantero negeri. Penetapan UU No. 6

Tahun 2014 tentang desa ini menandai era baru dan meneguhkan eksistensi desa dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengaturan desa dalam undang-undang

ini merupakan upaya untuk melindungi dan memberdayakan desa agar semakin kuat, maju

mandiri dan sejahtera. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hak dan wewenang diberikan

Page 344: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |334

kepada desa. Salah satunya adalah sumber pendanaan baru bagi desa dari APBN. (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2014)

Triliunan rupiah dana desa menuntut pengelolaan yang baik dari seluruh perangkat

desa. Kemampuan untuk membuat sebuah laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban

menjadi sebuah keharusan. Tetapi ada banyak masalah yang harus dituntaskan, yaitu minimnya

pengetahuan para petugas desa dalam tata kelola pengelolaan dan pelaporan keuangan. Padahal

mereka diwajibkan menjaga transparansi dan akuntanbilitas penggunaan dana tersebut.

Berdasarkan data RPJMN 2010-2014 ditetapkan jumlah daerah tertinggal ada 183

kabupaten. Dengan dikeluarkannya 70 kabupaten dari daftar daerah tertinggal pada September

2014 maka saat ini tersisa 113 Daerah Tertinggal. Salah satu daerah tertinggal adalah

kabupaten Lombok Utara, lebih spesifiknya adalah daerah sangat tertinggal. Dua desa yang

merupakan bagian dari kabupaten Lombok Utara adalah desa Pemenang Barat dan desa

Pemenang Timur merupakan dua contoh desa yang mengalami hal serupa dengan desa-desa

yang ada di Indonesia.

Dari hasil studi pendahuluan tim pengabdian salah satu penyebabnya adalah

rendahnya sumber daya manusia yang ada disana. Rata-rata aparatnya hanya lulus SD, SMP,

dan sebagian kecil lulus SMA. Rendahnya tingkat pendidikan aparat desa ini menyebabkan

minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan desa khususnya penatausahaan dan

pelaporan keuangannya. Sampai saat ini aparat desanya masih bingung dalam hal pengelolaan

keuangan khususnya penatausahaan dan pelaporan keuangan desa tersebut.

Kegiatan pengabdian bagi Masyarakat ini akan memberikan pelatihan dan

pendampingan dalam hal penatausahaan dan pelaporan keuangan desa. Setelah dilakukan

pelatihan dan pendampingan ditargetkan aparat desa dapat mengelola dan melaporkan laporan

keuangan desa dengan tepat waktu dan sesuai dengan standar pelaporan keuangan desa yang

berlaku sehingga akan terbentuk desa yang melek akuntansi.

Persoalannya buka semata lemahnya SDM, melainkan juga ketidaksiapan mental aparat

desa. Tanpa siatem yang baik, kucuran dana yang begitu besar akan menambah kekagetan

sekaligus mengundang godaan tersendiri untuk menyalahgunakannya. Mengahadapi

mentalitas koruptif aparat desa itu, selain memberikan pelatihan-pelatihan, tidak kalah penting

juga pengawasan yang akan mempersempit ruang bagi tindak penyalahgunaan dan melakukan

hal itu tiada lain kecuali dengan memperkuat pendampingan dan pengawalan pengelolaan dana

desa secara sistemik.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pendampingan yang

bertujuan untuk (1) jasa, dapat memberikan pelatihan dan pendampingan untuk aparat desa

dalam hal peñatausahan dan pelaporan keuangan desa (2) metode, yaitu memberikan metode

untuk penyusunan penatausahaan dan pelaporan keuangan desa yang sesuai dengan PP No 60

Tahun 2014 (3) program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas aparat desa dalam

menghasilkan laporan keuangan desa yang tepat waktu dan sesuia dengan standar

METODE KEGIATAN

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan dan pendampingan

dalam hal penatausahaan dan pelaporan keuangan desa. Pelatihan dan pendampingan ini

dilakukan selama 6 bulan yaitu 3 bulan sebelum laporan semester pertama yaitu bulan Mei,

Page 345: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |335

Juni, dan Juli dan 3 bulan sebelum laporan akhir semester yaitu bulan September, Oktober, dan

November. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini antara lain :

Tahap pertama : membekali mitra dengan pengetahuan dan pelatihan (workshop)

penatausahaan dan penyusunan laporan keuangan desa.

Tahap kedua : Setelah mitra memiliki pengetahuan dasar yang cukup, kegiatan dilanjutkan

dengan pendampingan dalam menyusun penatausahaan dan pelaoran keuangan desa sampai

mitra bisa membuat sendiri.

Tahap terakhir : selama beberapa bulan , tim pengabdian akan terus memonitoring aktivitas

aparat desa kedua mitra untuk mengetahui kelemahan serta permasalahan yang dihadapi mitra.

Apabila muncul permasalahan baru, maka tim akan mencari solusi bersama-sama dengan

mitra.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum membahas hasil yang sudah dicapai dalam rangkaian kegiatan pengabdian

kepada masyarakat ini, beberapa hal konsep yang sudah dibahas antara lain :

1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 tahun 2014 Dana Desa adalah dana

yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa

yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dana desa setiap kabupaten/kota dihitung

berdasarkan jumlah desa, alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk,

angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota.

Data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kemahalan konstruksi

sebagaimana dimaksud tersebut bersumber dari kementrian yang berwenang dan/atau lembaga

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.

Untuk mewujudkan pengelolaan Alokasi Dana Desa yang baik Pemerintah Desa harus

menganut prinsip yang telah ditetapkan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa sebagai berikut:

a. Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan

keuangan desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa tentang APBDesa.

b. Pengelolaan keuangan harus direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan dievaluasi secara

terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa.

c. Pengelolaan keuangan harus menggunakan prinsip hemat, terarah, mempunyai dampak

pada masyarakat, terukur dan terkendali.

d. Pengelolaan keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Tahap-Tahap Pengelolaan Keuangan Desa

Siklus pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014

tentang pengelolaan keuangan desa meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban sebagai berikut:

1) Perencanaan

Page 346: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |336

a. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan

RKPDesa tahun berkenaan.

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada

Kepala Desa.

c. Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala Desa kepada

Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

d. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan

Oktober tahun berjalan.

2) Pelaksanaan

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa

dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan

sah.

d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang

ditetapkan dalam peraturan desa.

e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu dalam rangka

memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.

f. Pengaturan jumlah uang dalam kas desa ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota.

g. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban pada APBDesa tidak dapat dilakukan

sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi Peraturan

Desa.

h. Pengeluaran desa tidak termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan

operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan Kepala Desa.

i. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dahulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya yang

telah disahkan oleh Kepala Desa.

j. Pengadaan kegiatan yang mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus

disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.

k. Rencana Anggaran Biaya diverifikasi oleh sekretaris Desa dan disahkan oleh Kepala

Desa.

l. Pelaksana kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang

menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku

pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan desa.

m. Pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala

Desa. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) tidak boleh dilakukan sebelum barang dan

atau jasa diterima. Pengajuan SPP terdiri atas Surat Permintaan Pembayaran (SPP),

Pernyataan tanggungjawab belanja; dan lampiran bukti transaksi.

n. Berdasarkan SPP yang diverifikasi Sekretaris Kepala Desa kemudian Kepala Desa

menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.

o. Pembayaran yang telah dilakukan akan dicatat bendahara.

Page 347: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |337

p. Bendahara desa sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib

menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas

Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3) Penatausahaan

a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

b. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

d. Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

4) Pelaporan

a. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

Bupati/Walikota berupa:

1. Laporan semester pertama; dan

2. Laporan semester akhir tahun.

b. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDes

c. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir bulan

Juli tahun berjalan.

d. Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari

tahun berikutnya.

5) Pertanggungjawaban

a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan,

belanja, dan pembiayaan.

c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

d. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

dilampiri:

1. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun

Anggaran berkenaan

2. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

berkenaan; dan

3. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa.

Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) merupakan aplikasi yang dikembangkan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam rangka meningkatkan kualitas tata

kelola keuangan desa. Dengan proses penginputan sekali sesuai dengan transaksi yang ada,

dapat menghasilkan output berupa dokumen penatausahaan dan laporan-laporan yang sesuai

dengan ketentuan perundangundangan, antara lain: Dokumen Penatausahaan, Bukti

Penerimaan; Surat Permintaan Pembayaran (SPP); Surat Setoran Pajak (SSP); Dan dokumen-

dokumen lainnya, Laporan-laporan: Laporan Penganggaran (Perdes APB Desa, RAB, APB

Page 348: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |338

Desa per sumber dana); Laporan Penatausahaan (Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Pajak,

Buku Pembantu, dan Register. (www.bpkp.go.id)

Adapun tahapan yang telah dilakukan dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Observasi

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa desa Pemenang Barat Lombok Utara

merupakan salah satu desa paling terdampak gempa Lombok pada pertengahan 2018 kemarin,

sehingga hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan desa belum bisa baik

sepenuhnya. Selain itu desa Pemenang barat merupakan salah satu desa yang memilki banyak

dusun, dimana sebanyak 18 dusun. Sehingga dengan banyaknya dusun pengalokasi dana

desanya juga semakin banyak dibandingkan dengan desa-desa yang lain. Selain itu desa dalam

melaksanakan hak, kewenangan, dan kewajibannya dalam mengelola kemampuan dan potensi

yang dimiliki, dituntut untuk dilakukan secara transparansi dalam memberikan informasi,

partisipatif untuk terlibat, dan memiliki akuntabiltas yang tinggi. Menurut Astuty dan Fanida

(2012) akuntabilitas meliputi pemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan pengguna

lainnya sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah

atas semua aktifitas yang dilakukan, bukan hanya laporan keuangan saja namun harus

memberikan informasi dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik.

2. Tahap Pelaksanaan

Pengabdian ini menfokuskan pendampingan dalam hal penatausahaan dan pelaporan.

Dari hasil pengamatan dan wawancara bahwa pada tahap penatausahaan bendahara desa telah

melakukan menjalankan tugasnya dimana sudah menerima, menyimpan, menyetor/membayar,

menatausahakan dan mempertanggungjawabkan penerimaan dan pengeluaran desa, selain itu

dokumen-dokumen yang dibutuhkan sudah terpenuhi yaitu buku kas umum, buku kas

pembantu pajak, dan buku bank. Begitu juga pada tahap pelaporan, dimana kepala desa telah

menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati, selain itu dokumen-

dokumen yang dibutuhkan sudah terpenuhi yaitu laporan semester pertama dan laporan

semester akhir tahun. Apalagi dengan adanya penggunaan siskeudes, itu bisa meminimalisir

kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan keuangan desa.

Dengan melihat kondisi di desa Pemenang Barat selain didampingi, tim pengabdian

telah menyiapkan 2 buku saku antara lain :

(1) buku saku pengelolaan keuangan desa yang diterbitkan oleh BPKP dimana isinya berupa

pedoman setiap tahapan pengelolaan keuangan desa, dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.

(2) buku saku yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia dimana

isinya tentang konsep dana desa, evaluasi dana desa, mekanisme penyaluran dana desa,

penggunaan dana desa, pengelolaan keuangan desa, pengadaan barang dan jasa,

mekanisme pengawasan dan pemantauan dana desa, badan usaha milik desa, kisah sukses

desa-desa, dan data alokasi desa.

Page 349: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |339

3. Tahap Evaluasi Kegiatan

Adapun pada tahap evaluasi kegiatan belum dilakukan dan akan dilakukan sekitar bulan

Oktober-November 2019. Hal-hal yang jadi tolak ukur pada tahap ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Tolak Ukur Pelaksanaan

Tujuan Indikator Capaian Tolak Ukur

Peserta memiliki

kemampuan dalam

penatausahaan keuangan

desa dalam hal dokumen-

dokumen apa saja yang

digunakan yang sesuai

dalam pengelolaan

keuangan desa dan buku-

buku yang dikelola oleh

bendahara serta pelaksana

kegiatan berupa Buku Kas

Pembantu Kegiatan, Buku

Kas Umum, Buku Kas

Pembantu Pajak, dan Buku

Bank Desa

Peserta mampu menyiapkan bukti

transaksi untuk pengeluaran dan

dicatat dalam buku kas umum, belanja

yang bersifat transfer langsung ke

pihak ketiga, Bendahara Desa

melakukan pencatatan ke dalam Buku

Bank Pencatatan penerimaan baik kas

maupun transfer harus disertai dengan

bukti yang lengkap dan sah serta

dicatat secara benar dan tertib. Ketika

Bendahara Desa melakukan

penyetoran ke Kas Negara dengan

batasan waktu yang diatur dalam

ketentuan perpajakan melalui form

Surat Setoran Pajak (SSP) maka

Bendahara Desa mencatat dalam

Buku Pembantu Pajak pada kolom

Pengeluaran.

Peserta menyadari

pentingnya tahap-

tahap atau prosedur

dalam pengelolaan

keuangan agar

semuanya bisa

berjalan dengan

benar dan tertib

Peserta memiliki

kemampuan dalam

pelaporan keuangan desa

yang sesuai dengan PP

Nomor 60 Tahun 2014,

yang terdiri dari Laporan

Semesteran Realiasasi

Pelaksanaan APB Desa;

Laporan

Pertanggungjawaban

Realisasi Pelaksanaan

APB Desa kepada

Bupati/Walikota setiap

akhir tahun anggaran, dan

Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Desa.

Peserta mampu menyiapkan Laporan

Semester Pertama, disampaikan

paling lambat pada akhir bulan Juli

tahun berjalan; dan Laporan Semester

Akhir Tahun, disampaikan paling

lambat pada akhir bulan Januari tahun

berikutnya, Laporan Pertanggung-

jawaban Realisasi Pelaksanaan APB

Desa Setiap Akhir Tahun Anggaran,

Laporan Realisasi Penggunaan Dana

Desa disampaikan kepada

bupati/walikota setiap semester.

Peserta menyadari

pentingnya

ketapatwaktuan

dalam

menyampaikan

laporan karena itu

merupakan bentuk

pertanggungjwaban

terhadap atasan

(khususnya) dan

masyarakat

(umumnya)

Page 350: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |340

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Melalui pendampingan ini diharapkan para aparatur desa sudah bisa melakukan hal-hal

yang dituntut di setiap tahap khususnya pada tahap penatausahaan dan pelaporan.

2. Ada beberapa faktor-faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan pendampingan

pengelolaan keuangan desa di desa Pemenang Barat, yaitu : (a) Faktor Pendorong terdiri

dari terjalinnya kerjasama antara tim pengabdian dengan bapak/ibu aparatur desa dan

selama pelaksanaan kegiatan pendampingan di Pemenang Barat ini seluruh peserta

memberikan apresiasi yang baik. Peserta secara aktif mengikuti kegiatan pendampingan

dari awal hingga akhir. (b) Faktor penghambat yaitu jauhnya jarak dari lokasi tim

pengabdian, sulitnya menentukan jadwal pertemuan antara tim pengabdian dengan

bapak/ibu aparatur desa karena kesibukan dalam menjalankan tugas masing-masing.

Tetapi secara keseluruhan tidak ada hambatan yang terlalu teknis maupun administratif.

Saran

Mengingat peserta yang mendapat kesempatan mengikuti pendampingan terbatas dan

hanya satu desa disarankan dilakukan pendampingan untuk desa-desa yang lain juga. Oleh

karena butuh komitmen antar tim pengabdian dan mitra tempat pengabdian. Dan adanya upaya

untuk melanjutkan kegiatan pendapingan serta perlu adanya pembimbingan secara

berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Disamping itu untuk kegiatan

selanjutnya diperlukan dana yang lebih besar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang

membantu yaitu FEB Unram, tim pengabdian dan para aparatur desa Desa Pemenang Barat

Lombok Utara yang telah memberi dukungan financial dan moril sehingga bisa terlaksana

pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Astuty E, Fanida EH. 2012. Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES) (Studi pada Alokasi Dana Desa Tahun

Anggaran 2011 di Desa Sareng Kecamatan Geger Kabupaten Madiun). Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi. Universitas Negeri Surabaya.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 2015. Buku Saku Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa. Sumatera Selatan.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Majalah Akuntan Indonesia Oktober – November. Jakarta.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2018. Buku Saku Dana Desa. Jakarta.

Page 351: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |341

Pengelolaan Limbah Sampah Plastik Dengan Menggunakan Metode

Ecobrick Di Desa Pesanggrahan

Ahmad Jupri, Anang Juaniardi Prabowo, Baiq Ria Aprilianti, Diya Unnida*

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram

Kata Kunci:

desa pesanggrahan,

limbah sampah,

ecobrick

Abstrak:

Desa Pesanggrahan adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten

Lombok Timur, yang terdiri dari 11 dusun. Di desa ini belum tersedia

tempat pembuangan sampah akhir sehingga limbah sampah yang sulit

terurai banyak menumpuk, terutama pada selokan, di sekitar waduk dan di

pinggir jalan desa. Sedangkan untuk jenis sampah organik dikumpulkan lalu

dibakar, namun untuk jenis sampah anorganik dibiarkan dan dibuang begitu

saja tanpa ada tindakan lebih lanjut. Penumpukan sampah plastik menjadi

sumber utama penumpukan bobot sampah di desa ini, terlebih sampah

plastik diuraikan dalam waktu 1 millenium atau sekitar 1000 tahun. Belum

lagi pemusnahan plastik dengan cara dibakar hanya akan memperburuk

kesehatan karena zat dioksi yang dihasilkan. Dengan adanya kegiatan

pengabdian kepada masyarakat melalui KKN yang dilakukan di Desa

Pesanggrahan telah membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran

akan pentingnya menjaga lingkungan dari limbah sampah plastik melalui

sosialisasi mengenai pengelolaan sampah dengan metode Ecobrick.

Sehingga, masyarakat di desa dapat meminimalisir sampah dengan

mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan dapat digunakan

sehari-hari.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pesanggrahan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Montong Gading,

Kabupaten Lombok Timur. Desa ini berada di sebelah selatan Hutan tutupan (Montong

Gading), sebelah utara Desa Montong Betok (Montong Gading), sebelah barat Desa Pringga

Jurang (Montong Gading), sebelah timur Desa Prian (Montong Gading), berpenduduk 7.681

jiwa.

Luas wilayah Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok

Timur secara keseluruhan adalah 547 ha. Pesanggrahan memiliki sebelas dusun yaitu Embuk,

Solong lauk, Solong Tengak, Solong Deye, Pesanggrahan, Kanjol Jawa, Camek, Bangle,

Bangle Utara, Lunggu dan Joben.

Desa Pesanggrahan merupakan salah satu desa wisata karena memiliki banyak potensi

wisata. Pembangunan desa wisata sudah diresmikan pada tanggal 1 November 2010 dimana

ini merupakan langkah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Desa Pesanggrahan.

Sehingga dengan berkembangnya wisata diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Page 352: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |342

Seiring berkembangnya desa wisata, ada beberapa kendala yang masih menjadi titik

lemah dari desa ini. Masalah utama yaitu pada limbah sampah, karena masih kurangnya

kesadaran dari masyarakat dan belum tersedia tempat pembuangan sampah akhir. Petugas

kebersihan juga belum ada, sehingga masyarakat membuang sampah sembarangan atau tidak

pada tempatnya.

Sampah di desa ini dapat ditemukan di selokan, pinggir jalan desa dan di sekitar waduk.

Terutama di Dusun Bangle, Pesanggrahan dan Solong Tengak. Volume sampah di dusun

tersebut dapat dikatakan cukup banyak. Mulai dari sampah yang mengalir dari dusun yang

berada di dataran tinggi seperti Joben dan Lunggu sehingga mengendap di selokan karena

kurangnya air mengalir di dusun Bangle yang berada di bawah kedua dusun tersebut, ditambah

lagi dengan dibuangnya sampah oleh masyarakat ke selokan disekitar dusun tersebut.

Hal yang sama juga terjadi di dusun Pesanggrahan, banyak sampah-sampah menumpuk

di selokan dan ketika hujan akan meluap hingga sampah naik ke permukaan jalan raya. Di

Dusun Solong Tengak terdapat banyak sampah plastik yang disebabkan oleh masyarakat yang

membuang sampah di kali dan bermuara di sekitar waduk. Sampah-sampah tersebut tidak

ditangani lebih lanjut oleh pihak desa.

Gambar 2: Tumpukan sampah di sekitar waduk dikawasan Solong Tengak

Gambar 3: Tumpukan sampah di selokan

Page 353: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |343

Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh

pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

dengan prosedur yang benar (Nugroho 2013). Sampah yang ada di desa ini terdiri dari sampah

organik dan sampah anorganik, dimana sampah organik yaitu jenis sampah yang mudah terurai

sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai.

Plastik adalah bahan yang melekat erat dengan kehidupan manusia. Mulai dari hal-hal

kecil seperti pembungkus makanan hingga peralatan rumah tangga. Plastik berasal dari residu

pengolahan minyak bumi yang kemudian diolah kembali dengan mencampurkan bahan-bahan

kimia tertentu sehingga menghasilkan biji plastik yang siap digunakan sebagai bahan baku

pembuatan plastik.

Sampah plastik tidak akan hilang meskipun dibakar melainkan berubah bentuk menjadi

lebih kecil yang disebut micro plastick, bahan ini dapat berbahaya jika tercampur pada tanah

dan air karena akan menjadi racun jika tercampur di air dan masuk kedalam tubuh manusia.

Selain itu penumpukan sampah plastik juga merusak mekanisme tanah. Susahnya penguraian

sampah plastik tersebut menyebabkan penumpukan sampah di lingkungan Desa Pesanggrahan.

Salah satu cara menanggulangi sampah plastik yaitu melalui metode ecobrick atau

pemanfaatan sampah dengan media botol plastik. Ecobrick berasal dari kata eco dan brick

yang artinya bata ramah lingkungan yang menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam

mendirikan bangunan. Ecobrick merupakan salah satu upaya kreatif untuk mengelola sampah

plastik menjadi benda-benda yang berguna, mengurangi pencemaran dan racun yang

ditimbulkan oleh sampah plastik.

Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah plastik. Fungsinya

bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik-

plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi

kepentingan manusia pada umumnya. Ecobrick adalah teknologi berbasis kolaborasi yang

menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan

masyarkat.

Ecobrick menjadi cara lain untuk utilisasi sampah-sampah tersebut selain mengirimnya

ke pembuangan akhir. Metode tersebut dapat dimanfaatkan di desa Pesanggrahan. Dengan

ecobrick sampah-sampah plastik akan tersimpan terjaga di dalam botol, sehingga tidak perlu

dibakar, menggunung dan tertimbun. Teknologi ecobrick memungkinkan kita untuk tidak

menjadikan plastik di salah satu industrial recycle system, dengan begitu akan menjauhi biosfer

dan menghemat energy.

METODE PELAKSANAAN

Tempat pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Pesanggrahan, Kecamatan

Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur. Adapun pelaksanaan aktivitas pengabdian

kepada masyarakat melalui tahap-tahap sebagai berikut: menjalankan aksi pungut sampah dan

mensosialisasikan metode ecobrick.

Untuk mengukur keberhasilan penerapannya, adapun indikator tujuan terukur dalam

jangka panjang yaitu: menghasilkan hasil karya berupa kursi, meja, pagar taman sekolah dan

Page 354: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |344

lain-lainnya, dimana karya yang dihasilkan dapat dimanfaatkan bersama. Hasil karya seni

tersebut juga dapat meningkatkan perekonomian masyrakat desa karna memiliki nilai jual.

Permasalahan yang ditemui di Desa Pesanggrahan:

1. Tidak terdapat tempat pembuangan sampah akhir di Desa Pesanggrahan

2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya membuang limbah sampah plastik

sembarangan

3. Belum adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara pengelolaan limbah

sampah plastik sehingga menjadi sesuatu yang berguna

Solusi yang ditawarkan adalah:

1. Sosialisasi mengenai penanggulangan sampah dengan metode ecobrick dikalangan siswa-

siswi SD/SMP/SMA

2. Menjalankan program kerja aksi pungut sampah dengan mengerahkan seluruh lapisan

masyarakat

Target luaran yang ingin dicapai secara umum adalah:

1. Mengurangi limbah sampah plastik.

2. Memanfaatkan hasil ecobrick untuk menjadi produk yang lebih berguna.

3. Masyarakat menjadi peduli akan lingkungan sekitar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Plastik terbuat dari petro-kimia. Bahan kimia ini tidak cocok bagi ekologi. Studi ilmiah

menunjukkan bahwa bahan kimia ini beracun untuk manusia, kita tahu ini ketika kita mencium

plastik terbakar. Seiring waktu, ketika bahan kimia ini larut ke dalam tanah, air dan udara,

mereka diserap oleh tanaman dan hewan yang pada akhirnya akan diserap juga oleh manusia,

menyebabkan cacat lahir, ketidakseimbangan hormon, dan kanker.

Sampah plastik yang berserakan, dibakar atau dibuang akan menghasilkan bahan kimia

beracun. Bahkan rekayasa TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terakhir) juga tidak bisa

menjadi solusi yang baik. Dalam waktu sepuluh tahun, atau bahkan seratus tahun, bahan kimia

ini pada akhirnya akan meresap ke dalam biosfer, yang mempengaruhi peternakan dan

kehidupan manusia.

Ecobrick, memberikan langkah perantara yang berharga dalam transisi ini. Sesuatu

telah bergeser di sini. Sampah plastik yang digunakan sebelumnya hanya dirawat atau ditangani

oleh orang-orang tertentu. Namun kini melalui ecobrick, lebih banyak orang, kelompok,

menjadi tertarik untuk mengolah sampah plastik, terutama yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Lokakarya ini telah dilakukan dalam hasil seni berupa kursi, pagar taman, meja,

dan lain-lain.

Selain itu, yang paling penting adalah orang-orang mulai memahami mengapa kita

perlu menerapkan ecobrick. Apa dasar dan filosofi di balik melakukan kerja keras ini?

pengetahuan yang lebih komprehensif tentang plastik, fakta-fakta dari produksi plastik,

masalah daur ulang, bahaya saat melakukan hal yang salah dengan plastik, dampak ke

lingkungan jika tidak sadar apa yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu, bagaimana kita

Page 355: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |345

perlu mengubah gaya hidup kita dan perilaku konsumsi kita, dan apa yang bisa kita lakukan

dengan plastik atau sampah yang digunakan dan bahkan membuat mereka sebagai bagian dari

solusi.

Bukan hanya bagaimana mengelola plastik yang selama ini terus dikonsumsi, bukan

hanya bercita-cita membangun atau membentuk sesuatu dengan ecobrick, tapi tentang

mengurangi konsumsi plastik dan sebisa mungkin tak memakainya. Dan bagaimana

membangun kesadaran secara massal, menjadi gerakan masyarakat di segala lini dan jalur,

karena membuat ecobrick tidak membutuhkan keterampilan khusus, dapat dilakukan kapan

saja, dan dikerjakan bersama-sama maupun sendiri sambil melakukan kegiatan sehari-hari

lainnya, sembari mengisi waktu.

Munculnya suatu kesadaran bahwa ada beberapa kemasan yang sangat susah

dikerjakan, dan susah untuk menjadi bahan ecobrick, sedangkan ecobrick sejauh ini menjadi

satu-satunya solusi menjebak plastik agar tak berkeliaran di lingkungan. Benar, hanya dengan

membuat ecobrick sebagai kebiasaan, kesadaran akan konsumsi plastik dan kebutuhan untuk

melindungi lingkungan dari racun plastik. Sedangkan, mempercayakan tempat sampah, truk

sampah, bak sampah, tak akan mempengaruhi apa pun, bahkan akan berakhir lebih

mengerikan.

Membuat ecobrick tidak sulit, hanya memerlukan ketelatenan dan sedikit usaha. Secara

umum langkah-langkah membuat ecobrick adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan botol-botol plastik bekas, seperti botol bekas kemasan minuman

(misalnya air mineral), botol bekas kemasan minyak goreng dan lain sebagainya.

Kemudian mencucinya hingga bersih, lalu dikeringkan.

2. Mengumpulkan berbagai macam kemasan plastik, seperti kemasan mie instan,

minuman kemasan, plastik pembungkus, tas plastik dan sebagainya. Harus dipastikan

plastik-plastik tersebut bebas dari segala jenis makanan (yang tersisa didalamnya),

dalam keadaan kering dan tidak tercampur oleh bahan lain (klip, benang, kertas dan

sebagainya).

3. Memasukkan segala jenis plastik yang ada di poin ke 2 ke dalam botol-botol plastik

pada poin ke 1.

4. Tidak boleh tercampur dengan kertas, kaca, logam, benda-benda yang tajam dan bahan-

bahan lain selain plastik.

5. Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus dipadatkan hingga

sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam botol plastik.

6. Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu atau

kayu (seperti tongkat bambu atau kayu).

7. Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil ecobrick ini, misalnya membuat meja, kursi,

atau benda-benda lain, maka bisa menggunakan botol yang berukuran sama, atau

bahkan dari jenis dan merk yang sama, sehingga memudahkan penyusunan. Untuk

merekatkan satu botol dengan botol yang lainnya bisa menggunakan lem kaca/lem

silikon.

Page 356: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |346

Gambar 4. Teknik Pembuatan Ecobrick

Gambar 5. Tahapan Pembuatan Ecobrick

KESIMPULAN

Plastik merupakan sampah yang sangat sulit untuk diuraikan secara alami, sehingga

menjadi dilema selama bertahun-tahun. Para ilmuwan, pakar ekologi dan pemerhati lingkungan

hidup telah berupaya dengan berbagai cara untuk menanggulangi persoalan sampah plastik.

Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah plastik. Fungsinya bukan

untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik tersebut

dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan

manusia pada umumnya. Pembuatan ecobrick masih belum begitu populer di kalangan

masyarakat luas. Sebagian besar masyarakat masih memperlakukan plastik bekas sebagai

sampah plastik rumah tangga, mengotori lingkungan, sungai dan mencemari kehidupan sehari-

hari tanpa adanya kesadaran diri.

Page 357: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |347

Untuk itu perlu adanya sosialisasi terutama di kalangan siswa-siswi sekolah ataupun

masyarakat luas yang lebih intensif mengenai upaya pengolahan kreatif sampah plastik.

Dimulai dari sampah plastik rumah tangga. Dengan sedikit usaha, satu masalah penting akan

terurai sedikit demi sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho P. 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru Press.

Widodo Sarno, Nepi Marleni Ni Nyoman, Aruning Fidaus Niting. (2018). Pelatihan Pembuatan

Paving Block dan Ecobrick dari Limbah Sampah Plastik di Kampung Tulung, Kota

Magelang.

Page 358: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |348

Sosialisasi Personal Hygiene, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-

Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Kelurahan Rembiga Kota Mataram

Moegiratul Amaro*, Mutia Devi Ariyana, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien Handayani,

Nazaruddin, Sri widyastuti

Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Kata Kunci:

personal hygiene,

cuci tangan, bersih,

sehat

Abstrak:

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar berkaitan

dengan kebersihan perorangan (personal hygiene), lingkungan dan

munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah

berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penyakit yang

sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebiasaan

hidup bersih dan sehat, seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong

kuku, gosok gigi, dan membuang sampah sembarangan. Penerapan PHBS

di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai

penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-12 tahun) seperti

cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya.

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak

sehat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menciptakan

lingkungan sehat di rumah tangga.Oleh karena itu dalam pengabdian

masyarakat ini sangat perlu sekali dilakukan sosialisasi tentang PHBS

terutama pada anak-anak, dimana dalam hal ini yang menjadi fokus

pengabdian adalah membentuk kebiasaan mencuci tangan yang benar

menggunakan sabun. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian

ini adalah ceramah dan diskusi, demonstrasi, praktek dan evaluasi. Ada 2

jenis evaluasi yang digunakan, pretest dan post test. Pre test dilakukan

sebelum kegiatan dimulai dan post test dilakukan setelah kegiatan selesai

dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa-siswa SDN 03 mataram

dalam mencuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan

kebersihan perorangan (personal hygiene) dan lingkungan. Munculnya berbagai penyakit yang

sering menyerang anak usia sekolah berkaitan erat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Page 359: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |349

(PHBS). Masalah-masalah yang terjadi pada usia anak sekolah dasar semakin memperjelas bahwa

nilai-nilai PHBS di sekolah masih minim dan belum mencapai tingkat yang diharapkan (Wowor,

2013).

Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.

Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan

kebiasaan yang cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Beban untuk

menanggulangi masalah kesehatan anak usia sekolah juga terus meningkat dikarenakan

permasalahan kesehatan yang masih banyak terjadi di kalangan anak usia sekolah. Penyakit yang

sering dihadapi anak sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat,

seperti kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, gosok gigi, dan membuang sampah

sembarangan (Depkes, 2007).

Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan

berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah,

keluarga maupun masyarakat sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas nantinya.

Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit

yang sering menyerang anak usia sekolah (6-12 tahun) seperti cacingan, diare, sakit gigi, sakit

kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Tingkat

keefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen

menurut tipe inovasi pencegahan adalah mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air

olahan (39%). Menurut Departemen Kesehatan R.I (2001) usaha pencegahan penyakit cacingan

antara lain: menjaga kebersihan badan, kebersihan lingkungan dengan baik, makanan dan

minuman yang baik dan bersih, memakai alas kaki, membuang air besar dijamban (kakus),

memelihara kebersihan diri dengan baik seperti memotong kuku dan mencuci tangan sebelum

makan. Kebersihan perorangan penting untuk pencegahan.

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk

mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu

masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah

seseorang terkena penyakit (Saryono, 2010). Personal hygiene yang tidak baik akan

mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit infeksi (misalnya cacingan),

penyakit saluran cerna dan penyakit kulit (Nurjannah, 2012)

Dasar PHBS Sekolah berada dalam 8 indikator yaitu : mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan

terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya (Mufidah, 2012).

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.

Oleh karena itu dalam pengabdian masyarakat ini sangat perlu sekali dilakukan sosialisasi tentang

PHBS terutama pada anak-anak, dimana dalam hal ini yang menjadi fokus pengabdian adalah

Page 360: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |350

membentuk kebiasaan mencuci tangan dengan sabun yang benar dan membuang sampah pada

tempatnya sesuai jenis sampah.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa sosialisasi khususnya sosialisasi personal

hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan kegiatan mencakup beberapa tahapan

seperti, (1) penetapan siswa sekolah dasar sasaran yang sesuai dengan profil yang telah ditentukan.

Peserta dikhususkan bagi para siswa sekolah dasar di SDN 03 Mataram yang berlokasi di

Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram serta guru yang mengajar di Sekolah

tersebut, (2) penyuluhan tentang aspek personal hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat

meliputi mulai dari cara mencuci tangan yang baik dengan sabun dan air mengalir, menyikat gigi

yang baik dan benar, menjaga kebersihan badan, menjaga kebersihan lingkungan dengan baik,

makanan dan minuman yang baik dan bersih, memakai alas kaki, membuang air besar dijamban

(kakus), memelihara kebersihan diri dengan baik, serta (3) diskusi yang dilakukan oleh tim dosen,

guru dan masyarakat tentang masalah dan kendala yang dihadapi peserta saat pelaksanaan kegiatan

berlangsung. Metode pelatihan yang digunakan pada kegiatan ini fokus kepada kegiatan

komunikasi, informasi dan edukasi kepada para siswa sekolah dasar.

Evalusi kegiatan ini dilakukan secara langsung pada saat kegiatan berlangsung. Tahap

evaluasi dilakukan setelah penyampaian materi. Prosedur evaluasi meliputi kemampuan

penguasaan materi dan tanggapan terhadap materi yang telah diberikan. Kedua kriteria tersebut

diamati dengan keaktifan peserta dalam bertanya dan menanggapi materi yang diberikan, keaktifan

peserta selama sosialisasi. Selain itu, kehadiran peserta dalam setiap sesi sosialisasi juga menjadi

parameter tingkat antusiasme peserta terhadap kegiatan sosialisasi yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Sosialisasi Personal Higiene,

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Kelurahan Rembiga

Kecamatan Selaparang, Mataram, dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kebersihan dan

kesehatan anak-anak tingkat sekolah dasar dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi pada diri

sendiri (personal hygiene) melalui kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar memakai sabun,

mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta kebiasaan membuang sampah pada

tempatnya. Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai prilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan

PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga tercipta sumber daya

manusia yang berkualitas nantinya.

Kegiatan pengabdian sosialisasi personal hygiene dan PHBS ini telah dilaksanakan pada

SDN 03 Mataram yang terletak di kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram.

Kegiatan ini telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan memperoleh hasil yaitu anak-anak SDN

03 Mataram khususnya kelas 6 mengerti dan memahami pentingnya personal hygiene dan perilaku

Page 361: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |351

hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan. Kegiatan pengabdian ini

dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019 di SDN 03 Mataram. Kegiatan ini dihadiri 20 orang

peserta yang merupakan siswa kelas 6 SDN 03 Mataram. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan

dengan teknis penyuluhan singkat dalam hal penerapan sanitasi pada diri sendiri (personal

hygiene) dan prinsip-prinsip hidup bersih dan sehat. Kegiatan diawali dengan acara pembukaan,

penyampaian materi/penyuluhan, praktek cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan sabun

dan diskusi.

Penyampaian materi meliputi pemahaman tentang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan

sehat, personal hygiene, 8 indikator PHBS (mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi jajanan

sehat dan bersih di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olah raga yang

teratur, memberantas nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

secara teratur, dan membuang sampah pada tempatnya).

Gambar 1. Penyampaian Materi Sosialisasi Dan Penyerahan Souvenir Sabun Cuci

Tangan dan Tempat Sampah di SDN 03 Mataram

Kegiatan diakhiri dengan diskusi dan menguji kembali ingatan siswa siswi tentang materi

yang telah disampaikan. Selain itu juga diskusi tentang kendala yang dihadapi dalam

mengaplikasikan teknologi yang ditawarkan sehingga tim pelaksana bisa melakukan evaluasi dan

monitoring kegiatan selanjutnya.

Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan motivasi, pengetahuan dan keterampilan siswa

siswi sekolah dasar dalam meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui peningkatan personal

hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kegiatan sosialisasi personal hygiene dan prilaku hidup bersih dan sehat

di SDN 03 Mataram, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: Kegiatan sosialisasi

Page 362: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |352

personal hygiene dan prilaku hidup bersih dan sehat di SDN 03 Mataram dapat dilaksanakan secara

baik dan berjalan lancar dengan dihadiri oleh sebagian besar peserta yang ditargetkan. Peserta

sosialisasi mengikuti kegiatan dengan antusias pada setiap tahapan materi sosialisasi yang terlihat

dari adanya tanya jawab dan diskusi antara peserta dengan pemberi materi. Peserta memperoleh

pemahaman mengenai pentingnya sanitasi dan personal hygiene serta pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat untuk meningkatkan taraf kebersihan dan kesehatan. Sosialisasi yang dilakukan

dinilai efektif dan para siswa SDN 03 Mataram tergerak untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

telah diperoleh mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun dan

prilaku hidup bersih dan sehat.

Saran untuk kegiatan ini adalah kegiatan pengabdian untuk mensosialisasikan tentang

sanitasi dan kesehatan seperti ini perlu diperluas bagi siswa-siswa sekolah dasar lainnya agar

informasi tentang personal hygiene dan PHBS ini dapat tersebar merata dan anak-anak sekolah

dasar dapat mengaplikasikannya tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan rumah agar

dapat meningkatkan kesehatan dan kebersihan secara merata di seluruh kota Mataram

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hariyanti, N, dkk. 2008. Mengatasi Kegagalan Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak dengan

Pendekatan Psikologi. Dentika Dental Journal. Vol 13. No 1.

Mufidah, Fatchul. 2012. Cermat Penyakit-penyakit Yang Rentan Diderita Anak Usia Sekolah.

Jogjakarta: Flashbooks.

Nurjannah, Anna. 2012. “Gambaran Personal Hygiene Siswa Sekolah Dasar Negeri

Jatinangor”.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6730/1/09E017 27.pdf

(Diakses 25 Mei 2013).

Saryono. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.Edisi Ke-3.

Jakarta: Salemba Medika.

Wowor, V.E., 2013. Hubungan antara Status Kebersihan Mulut dengan Karies Siswa Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Manado. Jurnal e-GiGi Vol 1, No 2. DOI:

https://doi.org/10.35790/eg.1.2.2013.3216.

Page 363: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |353

Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Biobriket Di Desa Teruwai

Kabupaten Lombok Tengah

Ida Ayu Widhiantari, Guyup Mahardhian Dwi Putra, Agriananta Fahmi Hidayat,

Surya Abdul Muttalib, Zulhan Widya Baskara, Wahyudi Zulfikar

Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Mataram

Kata Kunci:

alat pengepres

biobriket, biobriket,

pembuatan biobriket

Abstrak:

Masyarakat di Kecamatan Pujut tepatnya di Desa Teruwai sebagian besar

bermatapencaharian sebagai peternak unggas dan petani. Jumlah unggas

yang cukup banyak di Desa Teruwari tidak hanya memberikan keuntungan

semata bagi masyarakat setempat yang membudidayakannya, tetapi juga

menimbulkan adanya masalah. yakni terkait dengan limbah yang dihasilkan

dari kotoran ternak unggas. Minimnya pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki oleh masyarakat setempat untuk memanfaatkan hasil samping dari

budidaya ternak unggas menjadikan kotoran dari unggas yang dipelihara

hanya ditumpuk dan dibakar begitu saja sehingga dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan dari proses pembakaran yang dihasilkan. Melalui

kegiatan pengabdian ini, tim pengabdian memberikan penyuluhan, dan

pendampingan pelatihan dalam mengolah limbah kotoran unggas tersebut

menjadi produk bahan bakar alternatif yang berupa biobriket. Untuk dapat

membantu proses produksi biobriket, dalam pengabdian ini juga dikenalkan

suatu alat pendukung yang dapat membantu mempercepat dalam

menghasilkan biobriket yaitu berupa alat pengepres biobriket. Melalui

kegiatan pengolahan limbah kotoran unggas menjadi produk biobriket

dirasakan dapat membantu mengatasi masalah yang dialami oleh kelompok

peternak unggas di Desa Teruwai Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok

Tengah. Peserta memiliki keterampilan dalam mengolah kotoran unggas

menjadi produk biobriket yang bermanfaat. Selain itu peserta memperoleh

wawasan yang lebih dengan adanya pengenalan teknologi alat pengepres

biobriket yang dapat menghemat waktu pengepresan sehingga lebih efektif

dan efisien.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Jumlah unggas yang cukup banyak di Desa Teruwai tidak hanya memberikan keuntungan

semata bagi masyarakat setempat yang membudidayakannya, tetapi juga menimbulkan adanya

masalah. terkait dengan limbah yang dihasilkan dari kotoran ternak unggas tersebut. Minimnya

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat setempat untuk memanfaatkan

hasil samping dari budidaya ternak unggas menjadikan kotoran dari unggas yang dipelihara

hanya ditumpuk dan dibakar begitu saja sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

dari proses pembakaran yang dihasilkan. Keberadaan limbah berupa kotoran unggas yang

Page 364: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |354

cukup melimpah ini memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi produk yang memiliki

nilai guna.

Limbah biomassa hasil pertanian maupun hasil ternak merupakan bahan yang

seringkali dianggap kurang atau bahkan tidak bernilai ekonomis, sehingga murah dan bahkan

pada taraf tertentu keberadaannya menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan (Afrizal dan

Didin, 2013), padahal limbah biomassa dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif yang

ramah lingkungan. Adanya penggunaan limbah biomassa memiliki peranan dalam melindungi

lingkungan dan dapat memperkecil biaya tempat pembuangan akhir (Panwar, et al dalam

Chasri 2018).

Berdasarkan kondisi tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat tergerak untuk

melakukan kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan limbah kotoran unggas tersebut

sekaligus menjadikannya sebagai hasil samping yang bermanfaat. Salah satu bentuk

pemanfaatan limbah biomassa dari kotoran ternak unggas ini adalah dengan mengolah limbah

biomassa tersebut menjadi produk bahan bakar alternatif yang berupa biobriket.

Biobriket merupakan suatu produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah biomassa

yang dipadatkan dan dengan menggunakan perekat, mengandung senyawa karbon dan

memiliki nilai kalor yang cukup tinggi tergantung dari bahan baku yang digunakan serta dapat

menyala dalam waktu yang cukup lama (Amanda JG dalam Petrus Petandung, 2014). Proses

pemadatan atau pengempaan pada pembuatan biobriket bertujuan agar menghasilkan bara yang

tahan lama pada saat dibakar dan suhu panas serta tidak menghasilkan asap (Wahyuni dan

Martini, 2016). Masyarakat di Desa Teruwai Kecamatan Pujut belum memanfaatkan adanya

limbah biomassa yang ada di sekitar untuk dimanfaatkan menjadi briket yang memiliki nilai

kalor yang cukup tinggi.

Dalam proses pembuatan biobriket, diperlukan suatu alat pengepres atau alat kempa

untuk mencetak briket sehingga dapat mempercepat dan mempermudah dalam proses

pembuatannya.

Gambar 1. Alat Pengepress Biobriket pada Kegiatan Pengabdian di Desa Teruwai

Alat pengepres ini terdiri dari empat tabung atau silinder cetak, dimana bahan atau

adonan biobriket dimasukkan ke dalamnya hingga terisi penuh . Tujuan dari pengempaan agar

Page 365: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |355

dihasilkan biobriket yang padat dan kompak sehingga tidak mudah hancur dan mudah dibakar.

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah :

1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah dari kotoran

ternak unggas yang belum termanfaatkan sehingga memiliki nilai guna

2. Meningkatkan pemahaman peserta terhadap pengolahan limbah kotoran unggas

menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan dalam bentuk biobriket

3. Mengenalkan suatu teknologi berupa alat pengepres biobriket yang mampu

mempercepat proses pencetakan

METODE KEGIATAN

Waktu, Tempat, Alat, dan Bahan

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2019 yang berlokasi di Balai Desa

Teruwai Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah dengan menjadikan para peternak

unggas di desa tersebut sebagai sasarannya. Alat yang digunakan meliputi alat pengepres

biobriket, kompor gas, tabung gas, pengaduk, baskom, wajan, sarung tangan, masker, saringan,

dan nampan. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi kotoran unggas dan tepung kanji.

Prosedur Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu

melakukan survey, penyuluhan, pendampingan pelatihan, dan evaluasi.

Sebelum melaksanakan kegiatan dilakukan persiapan terlebih dahulu agar kegiatan

dapat berjalan dengan lancar. Persiapan yang dilakukan mulai dari melakukan survey untuk

dapat melakukan koordinasi dengan kepala desa dalam hal menentukan dan menyepakati

jadwal penyuluhan di lokasi tersebut sesuai dengan kondisi peserta. Persiapan selanjutnya yaitu

menyiapkan materi untuk penyuluhan dan pelatihan, menyiapkan daftar hadir peserta

penyuluhan, menyiapkan susunan acara, dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

untuk pelatihan pembuatan biobriket.

Materi yang disampaikan meliputi pemanfaatan dan pengolahan limbah menjadi

biobriket, pengoperasian alat pengepres biobriket, penggunaan produk biobriket, serta

perawatan alat pengepres biobriket. Dalam penyampaian materi pemanfaatan limbah kotoran

unggas, warga desa tersebut memang belum memahami manfaat yang diperoleh dari

pengolahan limbah unggas tersebut, yang mereka biasa lakukan adalah hanya membuang atau

membakar limbah unggas tersebut tanpa adanya pengolahan tertentu yang dapat meningkatkan

nilai ekonomi. Dengan pemaparan materi ini majadikan warga Desa Teruwai mendapatkan

ilmu yang luas untuk dapat memanfaatkan limbah unggas tersebut manjadi produk baru yang

memiliki manfaat. Peserta juga mendapatkan pemahaman bagaimana sistem kerja dan cara

mengoperasikan alat pengpres biobriket yang dapat digunakan untuk mempercepat proses

pemadatan biobriket. Tidak hanya itu, peserta juga dibekali dengan informasi cara perawatan

dari alat pengepres biobriket agar mampu meminimalisir kerusakan dan alat memiliki umur

pemakaian yang lama. Peserta sangat antusias untuk mempraktekkan proses pembuatan

biobriket mulai dari penyangraian, hingga pencetakan biobriket.

Page 366: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |356

Gambar 2. Proses Penyangraian Kotoran Unggas

Penyangraian dilakukan dengan tujuan agar diperoleh kotoran unggas dalam bentuk

arang sehingga nantinya akan memudahkan proses pembakaran. Sambil melakukan poses

penyangraian, juga dilakukan proses pembuatan lem dari tepung kanji yang nantinya akan

digunakan sebagai bahan perekat dari biobriket. Hasil sangrai kemudian digiling dengan cara

manual menggunakan balok kayu dan diayak dengan menggunakan saringan untuk

mendapatkan hasil yang seragam

Gambar 3. Proses Pembuatan Lem Sebagai Bahan Perekat

Setelah itu kemudian dilakukan pencampuran lem dengan arang halus oleh peserta

hingga diperoleh adonan yang kalis atau hingga adonan bisa dibentuk. Peserta yang sebagian

besar adalah bapak-bapak ini juga dilatih mengoperasikan alat pengepres biobriket. Peserta

dengan semangat mempraktekan proses pengepresan biobriket, peserta yang hadir secara

bergantian mencoba melakukan pencetakan biobriket dengan memasukan adonan yang sudah

dibuat ke dalam silinder cetak hingga penuh. Kemudian setelah silinder cetak terisi penuh

dilakukan penekanan dengan menurunkan tuas pada alat pres dan mengencangkannya dengan

tekanan yang mencukupi sehingga nantinya didapatkan briket yang padat dan tidak mudah

hancur. Setelah itu cetakan dikeluarkan dari tabung silinder dengan menggerakan tuas dengan

gerakan naik turun atau seperti gerakan memompa hingga briket perlahan keluar dari silinder

cetak. Setelah sampai ke permukaan briket diambil secara perlahan agar briket tidak hancur

Page 367: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |357

dan diletakkan pada nampan. Karena briket yang telah dicetak masih mengandung kadar air

yang cukup tinggi, maka selanjutnya dilakukan proses pengeringan di bawah sinar matahari

hingga diperoleh briket yang kering untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dengan

menggunakan alat pengepres briket, dirasakan oleh peserta hasilnya sangat rapih, seragam, dan

membutuhkan waktu yang singkat dibandingkan dengan jika memadatkan adonan briket

dengan cara manual menggunakan tangan.

Gambar 4. Proses Pencetakan Briket dengan Alat Pres

Tahap akhir dari kegiatan ini adalah diskusi dan evalusi yang diikuti oleh seluruh

anggota tim pengabdian. Pada kegiatan diskusi, peserta sangat antusias untuk menanyakan

beberapa hal terkait dengan proses pembuatan biobriket. Berdasarkan pemantauan selama

kegiatan pengabdian berlangsung, terlihat bahwa peserta pelatihan mampu memahami dan

menguasi cara pengolahan limbah kotoran unggas menjadi biobriket yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan bakar alternatif dan sekaligus membantu mengatasi ketersedian limbah yang

jumlahnya cukup banyak. Selain pemanfaatan limbah, peserta juga mampu mengoperasikan

alat pengepres biobriket dengan baik. Para peserta pelatihan merasa sangat terbantu dengan

adanya alat pengepres biobriket ini, karena dirasa sangat efektif dan efisien. Peserta juga

termotivasi untuk dapat mengembangkan alat pengepres biobriket tersebut.

(a) (b)

Gambar 5. (a) Hasil Cetakan Biobriket; (b) Foto Bersama Peserta Pelatihan Pembuatan

Biobriket dan Mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram

Page 368: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |358

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh tim, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pemanfaatan limbah kotoran unggas menjadi biobriket yang diadakan di balai Desa

Teruwai kabupaten Lombok Tengah berjalan dengan baik, dimana peserta sangat

antusias dalam mengikuti seluruh rangkainan kegiatan

2. Peserta yang hadir merasa sangat terbantu dalam hal penanggulangan limbah dengan

adanya informasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan limbah kotoran unggas menjadi

biobriket

3. Penggunaan alat pengepres biobriket dirasakan peserta mampu mempercepat proses

pencetakan biobriket sehingga lebih efektif dan efisien

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk perbaikan kegiatan pengabdian ini yaitu

diharapkan adanya pengembangan dari adanya pengolahan limbah kotoran unggas menjadi

produk lainnya yang memiliki nilai ekonomi dengan menggunakan metode pengolahan

lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat mengucapkan terimakasih kepada Universitas

Mataram yang telah memberikan bantuan melalui Dana PNBP sehingga kegiatan pengabdian

dapat berjalan dengan lancar. Ucapan kami sampaikan juga kepada pihak yang terlibat dari

kepala desa dan wakil kepala Desa Teruwai hingga peserta yang hadir dalam kegiatan

pengabdian sehingga kegiatan dapat terselenggara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, V., dan Didin, S. 2013. Penggunaan Biobriket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dalam

Pengeringan Karet Alam. Jurnal Warta Perkaretan. Vol. 32 No.2: 65-73.

Chasri Nurhayati. 2018. Pengaruh Temperatur Karbonisasi, Komposisi Campuran Arang Kayu

Karet dan Lumpur Batubara Terhadap Kualitas Biobriket. Prosiding Seminar Nasional I

Hasil Litbangyasa Industri. ISSN 2654-8550.

Dewi, Wahyuni. B., dan Marini, S.H. 2016. Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar

Alternatif dan Pupuk Organik yang Ramah Lingkungan Di Desa Lakeya Kecamatan

Tolangohula Kabupatemn Gorontalo. Program Studi Biologi. Fakultas MIPA.

Universitas Gorontalo.

Petrus P. 2014. Pengaruh Jumlah Tepung Kanji Pada Pembuatan Briket Arang Tempurung

Pala. Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2:95-105.

Page 369: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |359

Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Pupuk Kompos Di Desa

Teruwai Kabupaten Lombok Tengah

Diah Ajeng Setiawati, Joko Sumarsono, Sirajuddin H. Abdullah, Asih Priyati, Fakhrul

Irfan Khalil

Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Mataram,

Kata Kunci:

KKN Tematik;

kompos; ternak

unggas; pelatihan

komunitas

Abstrak:

Desa Teruwai, salah satu lokasi KKN Tematik UNRAM di Kecamatan

Pujut Kabupaten Lombok Tengah merupakan desa yang dikenal sebagai

Desa Unggas. Selama ini, para peternak unggas di Desa Teruwai masih

mengalami kesulitan dalam mengolah limbah kotoran unggas secara

ekonomis. Selain mahal, proses pembakaran kotoran ternak unggas yang

selama ini dilakukan warga menimbulkan masalah kesehatan. Oleh karena

itu, diperlukan alternatif solusi dalam mengelola limbah kotoran ternak

yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Pada kegiatan pengabdian

pada masyarakat yang dilaksanakan di Desa Teruwai bersama mahasiswa

KKN Tematik UNRAM, para peternak unggas diberikan pelatihan

bagaimana memanfaatkan limbah kotoran unggas sebagai pupuk kompos.

Proses pengomposan dilakukan menggunakan teknologi komposter

anaerob sederhana. Dalam kegiatan pengabdian ini, warga tidak hanya

diperkenalkan, tetapi juga dilatih dalam melakukan proses pengomposan

menggunakan teknologi yang diperkenalkan. Selain itu, warga dibekali

tatacara perawatan komposter dan manajemen pengolahan limbah yang

terintegrasi dan berkesinambungan. Warga memperlihatkan antusiame

yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan termotivasi untuk

melakukan pengelolaan limbah kotoran unggasnya dengan metode yang

disosialisasikan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Desa Teruwai merupakan salah satu desa di Kec. Pujut, Lombok Tengah. Desa Teruwai

merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah,

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa ini terletak 100 meter di atas permukaan laut dengan luas

wilayah sebesar 2932 Ha pada koordinat 116.371064 Bujur Timur dan -8.843076 Lintang

Selatan. Desa ini merupakan salah satu lokasi penempatan mahasiswa yang melaksanakan

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNRAM yang dimulai sejak awal Februari 2019.

Berdasarkan data desa tahun 2014 yang didapatkan oleh mahasiswa KKN yang

ditempatkan di desa tersebut, penduduk Desa Teruwai berjumlah kurang lebih 3.043 jiwa

berjenis kelamin laki-laki dan 2.989 jiwa berjenis kelamin perempuan. Selain itu, diketahui

Page 370: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |360

bahwa jumlah penduduk usia produktifnya mendominasi dengan jumlah 3293 jiwa (18-55

tahun). Sedangkan jumlah penduduk berumur 0 – 17 tahun kurang lebih berjumlah 2.293 jiwa

dan penduduk berumur di atas 55 tahun berjumlah kurang lebih 732 jiwa. Sebagian besar mata

pencaharian masyarakat di desa ini adalah beternak dan bertani.

Di bidang peternakan, terdapat 19 komunitas peternak unggas yang tersebar di setiap

dusun. Dikarenakan jumlah unggas di desa ini mencapai ± 80.000 ekor, desa ini mendapat

julukan Kampung Unggas. Gambar 1 memperlihatkan salah satu peternakan unggas di Desa

Teruwai. Dengan jumlah unggas sebanyak ini, muncul permasalahan berupa banyaknya

kotoran unggas dihasilkan setiap harinya. Limbah peternakan dan pertanian, pada umumnya,

bila tidak dimanfaatkan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan berupa pencemaran udara,

air dan tanah, menjadi sumber penyakit, dapat memacu peningkatan gas metan dan juga

gangguan pada estetika dan kenyamanan (Nenobesia, dkk., 2017).

Saat ini peternak di Desa Teruwai hanya mengelola limbah kotoran unggas dengan

melakukan proses pembakaran. Untuk membakar kotoran unggas diperlukan biaya sebesar Rp

250.000/kandang. Proses ini dirasakan cukup berat karena menghabiskan biaya yang cukup

besar. Oleh karena itu, komunitas peternak Desa Teruwai mengharapkan adanya sosialiasasi

teknologi alternatif yang lebih ekonomis untuk mengolah limbah kotoran unggas yang

dihasilkan.

Selain kurang ekonomis, proses pembakaran berdampak negatif bagi lingkungan karena

menimbulkan pencemaran udara. Proses pembakaran selama ini dilakukan di ruang terbuka,

sehingga asap yang dihasilkan menyebabkan gangguan pernafasan bagi warga, khususnya yang

tinggal di sekitar lokasi pembakaran. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan yang dilaksanakan

oleh tim pengabdian bertujuan memperkenalkan teknologi alternatif untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh komunitas peternak unggas di Desa Teruwai yang terjangkau

dari sisi ekonomi dan ramah lingkungan dalam proses penerapannya, berupa pengomposan

menggunakan bioreaktor anaerob sederhana.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan cara memberikan pelatihan pada

komunitas peternak unggas di Desa Teruwai. Tim pengabdian memberikan penjelasan terlebih

dahulu tentang tata cara pengolahan kotoran unggas selama 45 menit yang dilanjutkan dengan

sesi tanya jawab selama 30 menit. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pendampingan

pada perwakilan komunitas peternak unggas untuk mencoba mempraktikkan tata cara

pengomposan yang telah diajarkan sebelumnya. Untuk mengevaluasi ketersampaian materi, tim

pengabdian memberikan pertanyaan kepada peserta pelatihan. Selain itu, tim pengabdian juga

melakukan kegiatan pendampingan setelah kegiatan pelatihan, untuk memastikan peternak

unggas dapat melakukan pengomposan dengan baik dan kompos yang digunakan dapat

dimanfaatkan untuk mengolah lahan pertanian warga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Teruwai yang berjarak kurang lebih 45,3

km yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam dari Mataram (Gambar 1). Untuk

Page 371: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |361

menempuh lokasi, tim pengabdian berangkat dari Mataram menggunakan dua buah mobil. Satu

mobil digunakan untuk mengangkut alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan

pengabdian, sedangkan satu mobil lainnya digunakan untuk membawa angota tim ke lokasi

pengabdian yang dipusatkan di Aula Pertemuan Kantor Desa Teruwai.

Sesampainya di tempat kegiatan, meskipun telah menunggu cukup lama dikarenakan

perjalanan tim sempat mengalami beberapa hambatan, peserta masih sangat antusias untuk

mengikuti kegiatan pelatihan pengolahan limbah unggas yang merupakan kolaborasi antara

Dosen Program Studi Teknik Pertanian dan 10 orang mahasiswa KKN Tematik Unram (Tabel

1). Mahasiswa KKN dalam kegiatan ini sangat berperan aktif mulai dari mengajukan ide untuk

mengadakan kegiatan pelatihan ke pejabat desa, mempersiapkan alat dan bahan yang

diperlukan, hingga melakukan survey dan mengundang perwakilan kelompok peternak unggas

untuk menghadiri kegiatan pengbdian ini. Tidak beberapa lama setelah tim pengabdian sampai

di lokasi, acara segera dibuka oleh pembawa acara yang dibawakan oleh salah seorang panitia

dari mahasiswa KKN.

Peserta yang menghadiri kegiatan ini berjumlah sekitar 25 orang yang merupakan

perwakilan dari kelompok peternak unggas di setiap dusun yang ada di Desa Teruwai,

Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Gambar 2). Dengan mengundang perwakilan

dari tiap dusun, diharapkan peserta pelatihan dapat mensosialisasikan materi yang didapatkan

kepada peternak unggas lain di dusun masing-masing. Peserta didominasi oleh laki-laki,

dikarenakan peternak unggas di Desa Unggas sebagian besar adalah lelaki usia dewasa.

Gambar 2. Peserta pelatihan dan tim pengabdian program studi Teknik Pertanian

Setelah acara dibuka secara singkat oleh pembawa acara, acara dilanjutkan dengan

pemberian sambutan oleh perwakilan perangkat desa (Gambar 3). Dalam sambutannya, beliau

menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan seperti ini sudah lama diharapkan dapat diadakan di

Desa Teruwai, mengingat permasalahan kotoran ternak unggas menjadi salah satu pekerjaan

rumah yang belum ditemukan solusinya hingga saat ini. Warga yang memiliki ternak unggas

masih melakukan penanganan kotoran ternak dengan cara yang dirasakan kurang ramah, baik

dari segi lingkungan maupun dari segi biaya. Dengan adanya kegiatan pelatihan yang diberikan

bagi para peternak unggas oleh tim pengabdian dari Teknik Pertanian, diharapkan warga

mendapatkan solusi yang tepat guna untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat

Page 372: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |362

berlimpahnya kotoran ternak di desa ini. Kehadiran mahasiswa KKN Tematik Unram di Desa

Teruwai dirasakan beliau sangat bermanfaat dalam pengembangan desa, salah satunya karena

mampu menjembatani warga dan tim pengabdian dari Teknik Pertanian Unram untuk

mengadakan kegiatan pelatihan ini.

Gambar 3. Sambutan dari perwakilan perangkat Desa Teruwai

Setelah sambutan dari perwakilan desa, acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian

materi oleh tim pengabdian. Pemateri pertama menyampaikan tentang teknologi pengomposan

untuk mengolah kotoran ternak unggas berupa biokomposter sederhana (Gambar 4).

Biokomposter ini dirancang menggunakan wadah (container) berbahan plastik, dimana bagian

atasnya dapat dibuka untuk memasukkan kotoran ternak yang telah dicampur dengan bahan

organik tambahan (seperti daun-daun kering) serta cairan starter mikroorganisme (EM4) dan

mencegah masuknya oksigen tambahan ke dalam biokomposter. Pada bagian penutup

komposter terdapat pipa yang dihubungkan dengan selang transparan ke plastik penampung

biogas dan pada bagian bawah komposter terdapat pipa pengurasan yang selanjutnya

dipasangkan keran air.

Gambar 4. Desain komposter/biodigester limbah kotoran ungags

Pada bagian dalam komposter perlu ditambahkan pipa PVC yang telah dilubangi pada

beberapa bagian. Fungsi lubang-lubang berukuran kurang lebih 5 mm tersebut adalah sebagai

jalan masuk gas metan yang terbentuk dari proses penguraian kotoran unggas dan bahan

Page 373: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |363

organik lain oleh mikroorganisme dalam kondisi anerob. Selain itu, pada bagian dalam

komposter terdapat saringan yang diletakkan sekitar 10 cm dari dasar kontainer. Saringan ini

berfungsi untuk memisahkan antara cairan dengan padatan, sehingga memudahkan untuk

pengeluaran pupuk cair melalui keran air yang dipasang pada bagian bawah komposter

(Kurniawan dan Saputra, 2013). Desain komposter ini sangat sederhana, sehingga para peternak

dapat mencoba untuk merakit sendiri dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan harga yang

terjangkau.

Gambar 5. Bagian dalam komposter sederhana untuk pengolahan kotoran ternak unggas

Tim pengabdian menjelaskan kepada peserta pelatihan bahwa proses yang terjadi dalam

komposter adalah penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob

(kurang oksigen), sehingga para peternak tidak perlu melakukan penambahan udara ke dalam

komposter ataupun melakukan pengadukan. Peternak cukup menunggu dalam waktu sekitar 1-

2 bulan agar kotoran unggas diuraikan sempurna menjadi senyawa organik yang lebih

sederhana berupa kompos dan biogas (metana, H2O, SO2, dll) (referensi, tahun). Kompos

dihasilkan dari slurry (lumpur) proses anaerob perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum dapat

langsung digunakan. Sedangkan cairan yang dihasilkan pada bagian bawah komposter dapat

langsung dimanfaatkan sebagai pupuk cair dengan melakukan pengenceran (menambahkan air)

terlebih dahulu. Adapun biogas yang terbentuk dapat ditampung dalam plastik penampungan

biogas untuk kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, misalnya untuk

memasak di kompor gas (Sulistiyanto, dkk., 2016).

Setelah materi pengenalan teknologi disampaikan oleh salah seorang anggota tim

pengabdian, peserta pelatihan mendapat penjelasan mengenai prosedur pengolahan kotoran

ternak unggas menggunakan komposter oleh anggota tim pengabdian yang lain. Langkah

pertama adalah mencampurkan kotoran ternak unggas dengan daun-daun kering atau bahan

organik lain dari sampah dapur. Tujuan dari penambahan bahan organik ini adalah untuk

menambahkan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme agar dapat bekerja lebih optimal,

karena daun kering merupakan sumber karbon (C) sementara kotoran ternak sebagian besar

mengandung nitrogen (N) (Widiyaningrum dan Lisdiana, 2015). Keseimabangan rasio C dan

N ini akan sangat mempengaruhi kecepatan proses pengomposan. Selain itu, peternak perlu

melarutkan sejumlah gula dalam 1 liter air yang telah ditambahkan larutan EM4 seukuran 1

tutup botol (Gambar 6). Tujuan penambahan gula adalah untuk mengaktifkan bakteri yang telah

Page 374: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |364

ada pada larutan EM4, sehingga dapat bekerja lebih cepat. Penambahan EM4 sendiri diketahui

terbukti mempercepat proses kematangan pupuk organik pada hari ke-28 (Kusuma, dkk., 2017).

Larutan gula dan EM4 ini selanjutnya dituangkan ke atas kotoran ternak yang telah

dicampurkan dengan bahan organik tambahan pada biokomposter yang telah disiapkan.

Kemudian peternak perlu melakukan pengadukan, yang bertujuan untuk meratakan kotoran

unggas dan bahan organik dengan larutan gula dan EM4. Terakhir, penutup komposter harus

dipasang rapat agar tidak ada oksigen masuk ke dalam reaktor dan komposter dibiarkan selama

1-2 bulan hingga menghasilkan produk yang diharapkan. Peternak disarankan untuk tidak

terlalu sering membuka tutup komposter dan perlu memastikan setiap bahan organik yang

dimasukkan pada komposter tidak mengandung bahan organik keras seperti tulang atau bahan

dengan kandungan protein tinggi seperti daging, karena dapat menghambat proses penguraian.

Sementara itu, penambahan bahan organik, misalnya dari sampah dapur, masih diperbolehkan

sepanjang isinya tidak meluap dari komposter.

Gambar 6. Tim pengabdian memperlihatkan langkah pembuatan biang mikroorganisme

dari larutan gula dan EM4

Setelah memahami tahapan proses yang dijelaskan oleh tim pengabdian, para peternak

peserta pelatihan diarahkan untuk melakukan praktek menggunakan bahan-bahan yang telah

disiapkan dengan didampingi juga oleh mahasiswa dari tim KKN Tematik Unram. Para peserta

tampak antusias untuk mencoba dan tidak merasa risih saat harus mengaduk-aduk kotoran

unggas di dalam komposter. Peserta juga telah mampu membuat sendiri biang mikroorganisme

dari larutan gula dan EM4 dengan mudah. Dengan proses yang mudah dan hasil yang

menjanjikan, para peternak merasa yakin teknologi komposter sederhana yang diperkenalkan

oleh tim pengabdian Teknik Pertanian Unram ini dapat menjadi solusi dalam mengolah limbah

kotoran unggas di Desa Teruwai.

Setelah sesi penyampaian materi dan praktek dilaksanakan, peserta pelatihan diberi

kesempatan untuk menanyakan materi-materi yang dianggap belum jelas kepada tim

pengabdian. Pertanyaan yang diajukan memperlihatkan ketertarikan yang tinggi dari peternak

untuk memahami lebih lanjut bagaimana prinsip kerja dari teknologi yang diperkenalkan.

Selain itu, peserta juga tertarik untuk mengetahui langkah-langkah membuat biokomposter

sederhana seperti yang diperkenalkan dalam kegiatan pelatihan ini. Peserta pelatihan juga

berharap, tim pengabdian dapat melakukan pendampingan pada warga untuk mengevaluasi

Page 375: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |365

keberhasilan pemanfaatan teknologi ini, salah satunya untuk mengetahui efektivitas penerapan

pupuk kompos yang dihasilkan dari komposter pada lahan budidaya tanaman warga desa.

Menanggapi pertanyaan dari peserta, tim pengabdian menjawab bahwa penggunaan kompos

sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dapat meningkatkan kandungan bahan

organik tanah sehingga mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian (Setyorini,

dkk., tt), sehingga penggunaan pupuk dari komposter akan berdampak positif bagi perbaikan

lahan pertanian. Tim pengabdian juga menegaskan bahwa kegiatan ini telah direncanakan

berlanjut dengan pendampingan (Gambar 7). Selain itu, jika warga berkeinginan mengadakan

kegiatan pelatihan tambahan maka tim akan mengupayakan kegiatan tersebut secara berkala.

Materi pelatihan yang diberikan juga dapat menyesuaikan kebutuhan warga desa, sepanjang

masih dalam kapabilitas tim pengabdian.

Gambar 7. Tim pengabdian menjawab pertanyaan peserta dalam sesi tanya jawab

KESIMPULAN

Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh tim dari Program Studi Teknik Pertanian telah

berhasil memperkenalkan teknologi komposter anaerob kepada warga Desa Teruwai

Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Teknologi ini dirasakan warga dapat menjadi

alternatif solusi sederhana yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah yang timbul

selama ini akibat melimpahnya kotoran ternak unggas. Desain komposter yang sederhana dan

langkah pengolahan yang mudah menjadikan warga antusias untuk mencoba teknologi yang

diperkenalkan oleh tim pengabdian. Para peternak juga berharap, kegiatan pengabdian dapat

berlanjut sehingga hasil pengolahan berupa kompos dapat dievaluasi efektivitasnya pada lahan

budidaya warga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dengan dana PNBP Universitas Mataram. Oleh

karena itu, tim pengabdian menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

memungkinkan dana tersebut dapat dipergunakan untuk kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini.

Selain itu, ucapan terimakasih juga disampaikan untuk Bapak H. M. Artha selaku Kepala Desa

Teruwai dan Bapak Syahbudin selaku Sekretaris Desa Teruwai yang telah memberikan

kesempatan kepada tim pengabdian untuk melaksanakan kegiatan di Desa Teruwai, Kecamatan

Pujut, Lombok Tengah. Terimakasih juga kami sampaikan untuk adik-adik mahasiswa KKN

Tematik Unram 2019 atas kerjasama yang baik, sehingga kegiatan pengabdian ini dapat

terlaksana.

Page 376: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |366

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, A.P.M, Biyantoro, D., dan Margono. 2017. Pengaruh Penambahan EM-4 dan

Molasses terhadap Proses Composting Campuran Daun Angsana (Pterocarpus indicun)

dan Akasia (Acasia auriculiformis). Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 11, No. 1, hal.19-23.

Kurniawan, B., dan Saputra, Y. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Reaktor Kompos Skala

Rumah Tangga. 2013. Jurnal Pertanian Terpadu Vol. 1 No. 2, November 2013.

Setyorini, D., Saraswati, R., dan Anwar, E.K. tt. Diakses dari

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/02kompos.pdf pada 19-

09-19.

Sulistiyanto, Y., Sustiyah, Zubaidah, S., dan Satata, B. 2016. Pemanfaatan Kotoran Sapi

Sebagai Sumber Biogas Rumah Tangga Di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan

Tengah. Jurnal Udayana Mengabdi, Vol. 15 No. 2, Mei 2016.

Widiyaningrum, P., dan Lisdiana. 2015. Efektivitas Proses Pengomposan Sampah Daun

Dengan Tiga Sumber Aktivator Berbeda. Jurnal Rekayasa, Vol. 13 No. 2, Desember

2015.

Page 377: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |367

Pelatihan dan Sosialisasi Teknologi Pengolahan Jamur Tiram di Desa

Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram

Ahmad Alamsyah, Eko Basuki, Agustono Prarudiyanto, Siska Cicilia

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Mataram

Kata Kunci:

crispy, jamur tiram,

nugget, sate

Abstrak:

Jamur adalah salah satu bahan makanan yang banyak disukai oleh

masyarakat. Salah satu jenis jamur yang bisa dimakan adalah jamur tiram

putih. Jamur ini mempunyai rasa yang lezat menyerupai daging ayam

sehingga banyak disukai oleh masyarakat. Sebagian besar petani jamur

belum bisa mengolah jamur tiram dengan optimal. Umur simpan jamur

tiram segar hanya 1-2 hari. Oleh karena itu diperlukan pengolahan yang

tepat agar bisa memperpanjang umur simpan. Jamur tiram dapat diolah

menjadi beberapa produk seperti sate, jamur crispy, dan nugget. Kegiatan

ini melibatkan petani jamur dan ibu-ibu rumah tangga yang terdapat di

Selagalas. Kegiatan ini meliputi penyuluhan jenis olahan jamur dan praktik

pembutan olahan jamur. Kegiatan berlansung dengan baik dimana peserta

serius mengikuti pelatihan dan bisa mempraktikkan pembuatan sate, jamur

crispy, dan nugget. Pelatihan pengolahan jamur diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan dalam mengolah jamur dan meningkatkan

ekonomi petani dan masyarakat.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Jamur adalah salah satu bahan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat. Jenis-

jenis jamur yang dapat dimakan adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur shitake

(Lentinus edodes), jamur kuping (Auricularia sp), jamur merang (Volvariella volvacea), jamur

kancing/champignon (Agaricus bisporus), dan jamur lingzhi (Genoderma lucidum). Jamur

tiram (Gambar 1) mempunyai rasa yang lezat menyerupai daging ayam, dapat dengan mudah

diterima di lidah siapapun yang mengkonsumsinya. Di Indonesia jamur tiram putih merupakan

salah satu jenis jamur yang banyak dibudidayakan. Bentuk yang membulat, lonjong, dan agak

melengkung serupa cakra tiram maka jamur kayu ini disebut jamur tiram. Jamur tiram atau

yang dikenal juga dengan jamur mutiara memiliki bagian tubuh yang terdiri dari akar semu,

tangkai, insang, dan tudung (Achmad dkk, 2011).

Page 378: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |368

Gambar 1. Jamur Tiram Putih

Sebagai bahan pangan, jamur tiram putih mempunyai tekstur dan cita rasa yang

spesifik. Selain itu terkandung pula asam amino yang cukup lengkap di dalamnya. Protein yang

terkandung dalam jamur tergolong tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada bahan

makanan lainnya yaitu berkisar antara 15- 20% dari berat keringnya. Terdapat asam amino

esensial yang terkandung pada protein dalam jamur tiram. Asam amino esensial adalah asam

yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah cukup, tetapi tubuh tidak dapat menghasilkan asam

amino. Pada jamur terdapat 9 asam amino esensial dan bahkan beberapa diantaranya memiliki

kadar nilai lebih tinggi dibandingkan yang terkandung dalam protein telur ayam. Lemak yang

terkandung dalam jamur berada pada kisaran 1,08-9,4% (berat kering) dan terdiri dari asam

lemak bebas monoditrigliserida. Mengkonsumsi jamur tiram dapat membantu menurunkan

kadar kolesterol, antioksidan, mempercepat penyembuhan luka, perbaikan sel darah merah,

perawatan kulit, dan lain-lainnya (Gemalasari, 2002). Salah satu daerah yang membudidayakan

jamur tiram di Lombok adalah Desa Selagalas Kecamatan Sandubaya Mataram

Di Desa Selagalas terdapat 2 petani jamur tiram dan setiap petani memiliki satu

kumbung jamur (Gambar 2). Jamur tiram yang dihasilkan dipasarkan dalam bentuk segar di

pasar-pasar terdekat (Gambar 3). Hal ini menyebabkan umur simpan jamur tiram sangat singkat

yaitu sekitar dua hari. Untuk meningkatkan umur simpan jamur tiram maka perlu dilakukan

pengolahan menjadi berbagai produk. Diversifikasi produk olahan jamur tiram memiliki

prospek pasar yang cukup bagus karena jamur mudah diolah menjadi makanan yang mampu

meningkatkan nilai jualnya serta dapat memperluas pemasaran untuk menjaring lebih banyak

konsumen. Diversifikasi pengolahan jamur tiram dan pengembangan teknologi olahan jamur

tiram sangat diperlukan bagi petani dan pengusaha jamur timur dalam meningkatkan nilai

tambah jamur segar. Beberapa contoh divesifikasi olahan jamur tiram adalah sate jamur tiram,

jamur crispy, dan nugget jamur.

Page 379: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |369

Gambar 2. Petani Jamur Tiram

Gambar 3. Jamur Tiram dalam Bentuk Segar

Beberapa kegiatan pengabdian tentang pengolahan jamur tiram sudah pernah

dilakukan. Menurut Susi, dkk ( 2017), jamur tiram dapat diolah menjadi nugget, rendang, abon

dan krispy jamur tiram. Selain diberikan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram,

diberikan pengetahuan tentang peluang pasar produk tersebut. Kegiatan pengabdian yang

dilakukan oleh Retnaningsih, dkk (2011) melakukan pelatihan pembuatan cah/ tumis jamur

tiram, bakso jamur tiram, kaloke jamur tiram, maupun kripik/ krispi jamur tiram.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini akan dilakukan di Selagalas dengan melibatkan petani jamur

tiram dan dan ibu-ibu rumah tangga yang terdapat di desa tersebut. Kegiatan ini dilakukan

melalui pelatihan kepada masyarakat dengan metode ceramah, diskusi, dan praktik. Survey

potensi dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan perkembangan potensi bahan baku dan

sumber daya manusia di Selagalas untuk pelaksanaan kegiatan ini. Pengumpulan data

dilakukan untuk mengetahui kelompok sasaran di tempat tersebut yang dilibatkan dalam

Page 380: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |370

kegiatan ini. Dalam kegiatan ini akan melibatkan melibatkan petani jamur tiram dan dan ibu-

ibu rumah tangga. Penyuluhan dilakukan untuk menyampaikan berbagai informasi umum

mengenai jamur tiram seperti kandungan gizi, umur simpan, kondisi petani jamur di Selagalas,

teknologi pengolahan jamur, dan sanitasi pengolahan. Harga jual jamur tiram yaitu Rp 20.000

– Rp. 30.000/kg dan djual dalam keadaan segar.

Pada kegiatan ini akan dilakukan dua tahap evaluasi. Evaluasi tahap pertama dilakukan

dengan menyebarkan kuisoner kepada peserta pelatihan. Kuisioner berisi pertanyaan tentang

materi pelatihan. Penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta dalam

menerima materi yang diberikan. Evaluasi tahap kedua dilakukan setelah penyampaian materi

dan praktik. Evaluasi dilakukan dengan melihat kemampuan peserta dalam memahami materi

dan kemampuan peserta dalam mempraktikkan pembuatan sate, crispy, dan nugget jamur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan program pengabdian masyarakat dengan tema “Teknologi Pengolahan Jamur

Tiram” di Desa Selagalas merupakan salah satu upaya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan petani jamur dan ibu-ibu rumah tangga di desa tersebut dalam mengolah jamur

tiram. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam mengolah jamur tiram menjadi berbagai produk turunan seperti sate, nugget, dan crispy

jamur. Kegiatan pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2019 di Desa Selagalas

dihadiri oleh 20 orang yang merupakan petani jamur dan ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan

diawali dengan acara pembukaan, penyampaian materi/penyuluhan, praktik pembuatan sate,

nugget, dan crispy jamur, serta diskusi.

Materi penyuluhan berupa informasi umum mengenai jamur tiram seperti kandungan

gizi, umur simpan, pengolahan jamur tiram yang biasa dilakukan masyarakat, jenis produk

turunan, dan teknologi yang tepat dalam pembuatan produk turunan tersebut (Gambar 5).

Pada saat pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat para peserta sangat respons dan

bersemangat sekali, karena keingintahuan mereka akan manfaat dan kandungan gizi jamur

tiram serta pengetahuan macam-macam masakan yang dapat dibuat dari bahan jamur

tiram. Peserta juga ikut aktif memasak dalam demonstrasi membuat aneka masakan jamur

tiram.

Praktik pembuatan olahan jamur diawali dengan sortasi, pencucian, dan penyuwiran

jamur. Pada pembuatan sate, jamur yang sudah disuwir direbus sampai jamur menjadi layu

kemudian dilakukan perendaman dalam bumbu sate yang sudah disiapkan sebelumnya.

Langkah terakhir yaitu pemanggangan sate jamur. Pada praktik pembuatan nugget, jamur yang

sudah direbus kemudian dihaluskan. Bubur jamur dicampur dengan tepung terigu, telur, dan

bumbu-bumbu. Adonan ditempatkan di loyang yang sudah dilumuri minyak goreng kemudian

dilanjutkan dengan pengukusan selama 15 menit. Adonan dipotong-potong sesuai selera,

dicelupkan ke dalam kocokan telur, dan dibalur dengan tepung roti. Langkah selanjutnya

adalah penggorengan nugget sampai berwarna kuning kecoklatan.

Praktik terakhir yaitu pembuatan jamur crispy. Jamur yang sudah disuwir dicelupkan

ke dalam adonan tepung terigu, maizena, bumbu-bumbu, dan air es. Tahap terakhir adalah

penggorengan sampai jamur crispy terlihat mengambang di permukaan minyak goreng.

Page 381: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |371

Gambar 5. Sosialisasi Tentang Jamur Tiram

Gambar 6. Praktik Pembuatan Sate, Nugget, dan Jamur Crispy

Gambar 7. Sate, Nugget, dan Jamur Crispy Hasil Pelatihan

Page 382: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |372

Gambar 8. Peserta Pelatihan Antusias Mencicipi Produk Olahan Jamur Hasil Pelatihan

Tahapan terakhir kegiatan ini adalah diskusi dan evaluasi. Berdasarkan pemantauan

selama kegiatan berlansung diketahui para peserta pelatihan menguasai teknik pembuatan sate,

nugget, dan jamur crispy. Kegiatan ini secara keseluruhan berjalan dengan baik..

KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pelaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat “Teknologi Pengolahan Jamur

Tiram” dilaksanakan di Desa Selagalas. Kegiatan ini melibatkan petani jamur dan ibu-ibu

rumah tangga yang terdapat di desa tersebut yang berjumlah 20 orang. Kegiatan pengabdian

diawali dengan survey potensi daerah, pengumpulan data, penyuluhan produk turunan dan

teknik pengolahannya, serta praktik pembutan sate, nugget, dan jamur crispy. Kegiatan

berlansung dengan baik dimana peserta serius mengikuti pelatihan dan bisa mempraktikkan

pembuatan sate, nugget, dan jamur crispy. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan petani jamur dan ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat secara

umum. Pelatihan tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi mereka untuk merintis

usaha produk pangan berbasis nugget jamur sehingga dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Retnaningsih, N., Rini, C. S., Sudarmi, dan Wahyu, Y.H., 2011. Pelatihan Pengolahan Aneka

Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar. Widyatama, 20, 1, 118-122.

Susi, N., Rizal, M., dan Mutryarny, E. 2017. Pelatihan pengolahan jamur tiram di Kelurahan

Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Dinamisia : Jurnal

Pengabdian Kepada Masyarakat, 1, 1, 79-83.

Page 383: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |373

Optimalisasi Lahan Sempit Melalui Budidaya Tumpangsari Genotipe

Kacang Tanah Dengan Jagung

A. Farid Hemon, Sumarjan, Hanafi Abdurachman

Program Studi Agroekoteknologi Universitas Mataram

Kata Kunci:

tumpangsari,

genotipe kacang

tanah, Land

equivalen ratio

(LER)

Abstrak:

Penerapan IPTEK ini dilakukan untuk membantu mitra “Kelompok Tani

Sumber Hidup” Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok

Barat untuk memanfaatkan lahan sempit melalui penerapkan teknologi pola

tumpangsari jagung dengan beberapa genotipe kacang tanah. Untuk

mencapai tujuan tersebut maka telah dilakukan kegiatan pelatihan dan

demonstrasi plot. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah

metode pendidikan orang dewasa (POD) dengan teknik partisipatif. Peserta

pelatihan yaitu pengurus dan anggota Kelompok Tani “Sumber Hidup”.

Demonstrasi plot dilakukan di lahan petani. Pola tumpangsari yang

dipelajari oleh petani yaitu : kacang tanah ditanam diantara barisan jagung,

kacang tanah ditanam pada semua hamparan di bawah tegakan jagung,

kacang tanah ditanam secara monokultur. Genotipe kacang tanah yang diuji

adalah genotipe Singa, Lokal Bima, Biawak, Bison, dan G300-II. Hasil

kegiatan menunjukkan bahwa petani peserta program pengabdian pada

masyarakat sangat respons terhadap kegiatan peningkatan produktivitas

lahan sempit melalui pengaturan pola tumpangsari antara jagung dan

beberapa genotipe kacang tanah. Hasil demplot menunjukkan bahwa pola

tumpangsari penanaman kacang tanah genotipe G300-II diantara barisan

jagung menghasilkan daya hasil kacang tanah dan jagung yang paling tinggi

dengan nilai Land Equivalen Rasio 2,5. Daya hasil kacang tanah genotipe

G300-II yang ditanam secara tumpangsari diantara barisan jagung

menghasilkan 3,4 ton/ha. Ini menunjukkan bahwa penanaman tumpangsari

genotipe G300-II yang ditanaman diantara barisan jagung mampu

meningkatkan optimalisasi pemanfaatan lahan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Penanaman tanaman pangan di lahan kering (kacang tanah dan jagung) sering

mendapat masalah terutama cekaman kekeringan air pada fase-fase awal pertumbuhan dan

fase pengisian biji. Kondisi ini yang menyebabkan tanaman menjadi gagal panen (Hemon

et al., 2013). Usaha tani di lahan kering, umumnya dilakukan oleh petani-petani kecil

dengan permodalan dan penerapan teknologi yang sangat rendah. Pengembangan kacang

tanah di lahan kering akan dihadapkan kepada kondisi tanah yang kurang subur, kandungan

bahan organik rendah, kesediaan N,P,K,Ca dan Mg rendah (Arsyad, 1985).

Desa mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah desa Sigerongan

Kecamatan Lingsar. Kecamatan ini mempunyai luas wilayah 74,5 km2 dan merupakan salah

satu areal pertanian yang mendapat irigasi teknis, bentuk lahan datar dan berbukit namun

Page 384: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |374

sebagian besar petani adalah petani penggarap dan buruh tani dengan tingkat pendapatan

petani yang rendah. Petani mitra sangat familiar dalam usaha tani kacang tanah namun

penanaman masih dilakukan secara konvensional tanpa penerapan teknologi peningkatan

produksi.

Usaha tani kacang tanah biasa dilakukan pada areal sempit (rata-rata 0,2 Ha)

sehingga akan sulit untuk berkembang jika penanaman dilakukan secara monokultur.

Contoh pada penanaman kacang tanah di lahan kering sering mengalami hambatan karena

ketersediaan air tanah yang sangat terbatas dan rendahnya penerapan teknologi usaha tani.

Hasil pengamatan awal di lokasi mitra menunjukkan bahwa rata-rata produksi kacang tanah

adalah sekitar ± 1,1 ton polong kering dan masih sangat rendah dari produksi nasional 3-4

ton polong kering. Produksi yang rendah menyebabkan pendapatan petani kacang tanah

menjadi rendah.

Salah satu alternatif pengembangan usaha tani kacang tanah di lahan sempit adalah

dengan teknologi tumpangsari. Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa

jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-

barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis

tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada

beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda (Asadi et al., 1997).

Efektifitas penanaman tumpangsari dapat diukur dengan nilai Nisbah Kesetaraan

Lahan (LER= Land Equivalent Ratio ). NKL merupakan perbandingan jumlah nisbah

tanaman yang ditanam secara tumpangsari dengan tanaman secara tunggal pada pengelolaan

yang sama (Paulus, 2005). NKL merupakan salah satu cara menghitung produktivitas lahan

yang ditanam dua atau lebih jenis tanaman yang ditumpangsarikan. Sistem tumpangsari

akan lebih menguntungkan bila NKL lebih besar dari satu (Herlina, 2011).

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini ini telah dilakukan proses alih teknologi

penanaman tumpangsari beberapa genotipe kacang tanah dan jagung pada kelompok tani,

sehingga lahan sempit menjadi produktif dibanding penanaman monokultur. Selain itu,

beberapa kendala teknis penyebab rendahnya produktivitas kacang tanah, yaitu pengolahan

tanah untuk penanaman masih jarang dilakukan, umumnya olah tanah minimum atau tanpa

olah tanah sehingga tanah menjadi keras atau padat. Rendahnya bahan organik tanah juga

ikut mempengaruhi kualitas tanah. Adanya masa kekeringan yang cukup lama terutama pada

fase pembungaan sampai pengisian polong, belum tersedianya benih bermutu yang

bersertifikat, serta penanaman varietas lokal dengan produktivitas rendah merupakan

masalah dalam budidaya kacang tanah. Teknik bercocok tanam masih dilakukan dengan

cara yang sederhana dengan tanpa pengaturan jarak tanam, tanpa pembumbunan, dan tanpa

penyiangan. Selama penanaman tidak dilakukan pengendalian hama dan penyakit, karena

kondisi ekonomi petani yang terbatas.

Masalah sosial ekonomi dan kelembagaan juga menjadi penghambat peningkatan

produksi tumpangsari kacang tanah. Dalam usaha tani belum ada program bantuan dan

bimbingan teknis yang ditangani oleh pemerintah, belum ada tersedia penangkar benih

untuk kacang tanah, kacang tanah belum diperlakukan sebagai tanaman komersial oleh

petani, serta belum ada asosiasi yang membantu dalam pembinaan usaha tani.

Berdasarkan uraian di atas maka kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan

Page 385: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |375

dengan tujuan untuk membantu mitra “Kelompok Tani Sumber Hidup” untuk meningkatkan

produksi kacang tanah di lahan sempit dengan menerapkan teknologi tumpangsari beberapa

genotipe kacang tanah dengan jagung.

METODE KEGIATAN

Pemecahan masalah yang telah dilakukan pada program ini adalah melalui

“Penerapan teknolog tumpangsari untuk meningkatkan produksi kacang tanah di lahan

sempit dan menjadikan kelompok tani “Kelompok Tani Sumber Hidup sebagai Kelompok

Tani andalan yang berorientasi agribisnis kacang tanah dan jagung.

Untuk meningkatkan produksi kacang tanah dan jagung pada penanaman

tumpangsari diperlukan penerapan ilmu dan teknologi yang dimiliki oleh Tim Pengusul.

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

1. Pelatihan

Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah metode pendidikan orang dewasa

(POD) dengan teknik partisipatif. Peserta pelatihan teknis yaitu pengurus Kelompok Tani

dan Anggota Kelompok “Kelompok Tani Sumber Hidup”. Kegiatan pelatihan meliputi

penyampaian modul, penjelasan materi, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan pelatihan akan

dilaksanakan dengan materi pelatihan, sebagai berikut :

- Kebijakan dan prospek agribisnis di NTB

- Teknologi tumpangsari

- Teknik budidaya kacang tanah untuk produksi benih (varietas unggul, benih unggul,

pengapuran, pengolahan tanah, penanaman (jarak tanam), pemupukan, pembunbunan dan

pengendalian hama/penyakit)

- Pemanenan

- Pengolahan kacang tanah dan jagung untuk produksi olahan aneka produk pangan

- Agribisnis kacang tanah

- Manajemen kelembagaan

2. Demonstrasi plot

Demonstrasi plot dan praktek produksi kacang tanah dilakukan di lahan petani. Petani

secara partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi hasil panen.

Areal demplot dilakukan pada tanah petani seluas 10 are. Setelah melakukan

pelatihan teknis secara teoritis, kelompok tani diberikan kegiatan praktek tentang pola

tumpangsari kacang tanah dan jagung di lahan sempit. Tim Pengusul telah memberikan

pelayanan teknis kepada petani dengan mengundang partisipatif petani mulai dari

penyusunan/perencanaan program, pelaksanaan kegiatan (menanam, memelihara, panen,

dan lain-lain), membandingkan, dan memutuskan apakah program yang dilaksanakan

memberi keuntungan atau tidak.

Setelah dilaksanakan pelatihan, maka dilanjutkan dengan penjelasan tentang

Demplot. Penjelasan selanjutnya meliputi tentang pengolahan tanah, pembuatan plot,

penerapan teknologi tumpangsari, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.

Pengolahan tanah telah dilakukan satu kali. Setelah diolah dilakukan pembuatan plot. Plot

Page 386: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |376

percobaan berukuran 3 x 2,5 m. Penanaman disesuaikan dengan pola tumpangsari yang

diterapkan dan juga ditanaman secara monokultur. Pada demplot ini telah diterapkan pola

tumpangsari pada lima (5) genotipe kacang tanah yang ditanam di bawah tegakan jagung.

Pola tumpangsari yang dipelajari oleh petani, sebagai berikut : T1 = Kacang tanah ditanam

diantara barisan jagung; T2 = Kacang tanah ditanam pada semua hamparan di bawah

tegakan jagung; T3 = Kacang tanah ditanam secara monokultur

Genotipe kacang tanah yang ditanam, yaitu sebagai berikut: G1 = Singa; G2 = Lokal Bima

G3 = Biawak; G4 = Bison G5 = G300-II

Varietas jagung yang digunakan dalam percobaan ini adalah Hibrida Bisi-2, dengan

jarak tanam 75 x 25 cm (75 cm jarak antar baris dan 25 cm jarak dalam baris). Penanaman

kacang tanah dilakukan dengan jarak tanam 40 x 20 cm (40 cm jarak antar baris dan 20 cm

jarak dalam baris) dengan cara ditugal. Benih yang digunakan berasal dari varietas nasional

dan galur hasil koleksi Kelompok Peneliti Bidang Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Genetik

Tanaman Kacang-kacangan dan Hortikultura Fakultas Pertanian UNRAM. Pada setiap

lubang tanam diberikan insektisida Furadan 3G. Pada umur 25 hari setelah tanam (awal

berbunga) dilakukan pembubunan dan sekaligus pengendalian gulma (penyiangan).

Pengendalian gulma (penyiangan) dilakukan 2 kali. Selain penyiangan dan pembumbunan,

dijelaskan juga beberapa jenis hama dan penyakit tanaman serta cara pengendaliannya.

Pengendalian hama-penyakit dilakukan 2 kali yaitu umur 30 dan umur 60 hari setelah tanam.

Pengendalian dengan menggunakan insektisida Curacron dan fungisida Dithane M-45.

Pemanenan kacang tanah dilakukan pada umur 90 hari setelah tanam, dengan cara dicabut.

Pemanenan jagung dengan cara dipetik tongkol-tongkol jagung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada kegiatan ini telah dilakukan beberapa kegiatan, yaitu pelatihan dan demonstrasi

plot.

1. Pelatihan Petani

Pelatihan (training) adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja

seorang/sekelompok masyarakat dalam usaha meningkatkan kinerja perorangan atau

organisasi. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk

pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu

masyarakat untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang spesifik

untuk berhasil dalam pekerjaannya (Ivancevich, 2008)

Defiinisi lain menyatakan bahwa pelatihan adalah Proses mengajarkan karyawan

baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan

pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu

sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah

bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah

akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya (Dessler, 2009).

Dalam penyuluhan pertanian, pelatihan merupakan salah satu bentuk media

komunikasi dalam usaha pengembangan informasi pada kegiatan diseminasi hasil-hasil

penelitian (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2001). Hasil penelitian dan

Page 387: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |377

pengkajian dari peneliti harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir (masyarakat

tani/pelaku agribisnis lainnya) dan pengguna antara, sehingga mekanisme dan metode yang

tepat harus dilakukan. Kegiatan pelatihan merupakan salah satu metode pendekatan

kelompok yang digunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih terperinci tentang

sesuatu teknologi, sehingga kegiatan pelatihan dapat membantu seseorang dari tahap

menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan ketahap menerapkan. Agar suatu kegiatan

pengabdian mencapai keberhasilan dalam proses adopsinya maka suatu teknologi perlu

diperdengarkan, diperlihatkan, dan dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan pelatihan selain

pemberian informasi dalam bentuk ceramah/diskusi perlu dilanjutkan dengan kegiatan

praktek.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 1. Saat penjelasan secara teoritis dan praktek lapangan tentang penerapan

teknologi tumpangsari jagung dan kacang tanah. (a), (b) dan (c) Penyampaian

materi pelatihan, (d) Penjelasan tentang hama pada tumpangsari kacang tanah-

jagung, (e) Penjelasan tentang pengaruh naungan terhadap produksi kacang

tanah, dan (f) Penjelasan tentang pola tumpangsari kacang tanah terhadap

tanaman jagung.

Kegiatan pelatihan ini telah dilakukan untuk mengajarkan bagaimana penerapan

teknologi tumpangsari untuk meningkatkan produksi kacang tanah di lahan sempit. Pada

kegiatan ini telah dilakukan pelatihan pada kelompok tani “Sumber Hidup”. Pelatihan lebih

banyak dilakukan secara partisipatif yang dilakukan di lapangan. Petani lebih antosias untuk

mempraktekkan dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan mulai dari penanaman

sampai pemanenan. Teknik partisipatif terutama dilakukan untuk mendengar langsung

permasalahan tentang tumpangsari kacang tanah dengan jagung.

Page 388: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |378

2. Demonstrasi plot

Adopsi teknologi produksi benih tidak hanya cukup dilakukan melalui ceramah atau

disikusi, namun perlu dilakukan melalui praktek langsung. Demontrasi plot adalah salah

bentuk media penyuluhan yang dilakukan melalui praktek langsung di lapangan dengan

membandingkan cara petani dan penerapan teknologi tumpangsari.

Demonstrasi plot penanaman secara tumpangsari dilakukan di lahan petani. Petani

secara partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi hasil panen. Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk

memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan

teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan petani.

Demonstrasi plot ini dilakukan berkaitan dengan penggunaan pola tumpangsari

kacang tanah dan jagung untuk meningkatkan produksi kacang tanah di lahan sempit petani.

Petani secara partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi hasil panen.

Gambar 2. Penanaman tumpangsari jagung-kacang tanah dan pertumbuhan awal tanaman

(umur 20 hari setelah tanam)

Tabel 1 menjelaskan tentang respon beberapa genotipe kacang tanah yang ditanam

secara tumpangsari dengan jagung. Genotipe G300-II yang ditanam diantara barisan jagung

menghasilkan berat kering polong terberat yaitu 3,4 ton per hektar yang diikuti dengan

genotipe Lokal Bima yaitu 2,68 ton per hektar. Hasil demplot ini disampaikan kepada petani

dan Tim Peneliti menjelaskan tentang pola tumpangsari dan genotipe yang memberikan

hasil tertinggi.

Gambar 3. Kegiatan panen kacang tanah dan jagung

Tabel 1. Pengaruh pola tumpangsari terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, berat kering

polong beberapa genotipe kacang tanah dan berat biji kering jagung

Page 389: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |379

Kombinasi

Perlakuan

Tinggi

Tanaman saat

panen (cm)

Jumlah

cabang saat

panen

Jumlah

polong per

tanaman

Berat polong

kering per plot

(g)

Berat

polong

kering per

hektar (ton)

Berat biji

kering

jagung (g)

T1G1 81,4 bc 7,2 10,4 a 888 b 1,18 967,0

T1G2 78,3 abc 6,8 9,6 a 2.009 d 2,68 895,0

T1G3 78,9 abc 7,1 14,1 b 940 b 1,25 950,5

T1G4 77,3 abc 6,9 8,9 a 510 a 0,68 856,8

T1G5 77,3 abc 7,1 9,8 a 2.560 e 3,41 1700,5

T2G1 78,5 abc 7,7 18,4 b 990 b 1,32 855,8

T2G2 75,3 ab 7,7 12,4 a 600 a 0,80 834,5

T2G3 81,4 bc 9,7 14,7 ab 610 a 0,81 785,6

T2G4 75,9 a 7,5 15,4 ab 1.600 c 2,13 1345,5

T2G5 73,9 a 7,8 15,8 ab 1.960 d 2,61 1656,5

T3G1 74,5 a 7,9 12,1 ab 560 a 0,75 -

T3G2 80,8 bc 8,6 13, ab 1.080 b 1,44 -

T3G3 82,7 c 8,5 13,1 ab 670 a 0,89 -

T3G4 79,2 abc 8,1 13,7 ab 771 a 1,03 -

T3G5 78,5 abc 8,9 14,8 ab 1.940 d 1,18 -

Monokultur

jagung

- - - - - 1756,5

Keterangan: Angka yg diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yg sama tidak berbeda

nyata pd uji Duncan 5% Pola tumpangsari yang dipelajari oleh petani, sebagai berikut : T1

= Kacang tanah ditanam diantara barisan jagung, T2 = Kacang tanah ditanam pada semua

hamparan di bawah tegakan jagung, T3 = Kacang tanah ditanam secara monokultur.

Genotipe kacang tanah yang ditanam, yaitu sebagai berikut: G1 = Singa, G2 = Lokal Bima,

G3 = Biawak, G4 = Bison, G5 = G300-II

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani peserta program pengabdian pada

masyarakat sangat respons terhadap kegiatan peningkatan produktivitas lahan sempit melalui

pengaturan pola tumpangsari antara jagung dan beberapa genotipe kacang tanah. Hasil

demplot menunjukkan bahwa pola tumpangsari penanaman kacang tanah genotipe G300-II

diantara barisan jagung menghasilkan daya hasil kacang tanah dan jagung yang paling tinggi

dengan nilai Land Equivalen Rasio 2,5. Daya hasil kacang tanah genotipe G300-II yang

ditanam secara tumpangsari diantara barisan jagung menghasilkan 3,4 ton/ha. Untuk efisiensi

penggunaan lahan sempit disarankan untuk menggunakan teknologi penanaman tumpangsari

dengan menggunakan genotipe kacang tanah G300-II yang ditanam diantara barisan jagung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kegiatan ini terlaksana atas biaya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI melalui dana Pengabdian Kepada

Masyarakar DIPA Unram.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1985. Strategi Konservarsi Tanah. Makalah Proceeding Lokakarya Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai Terpadu.Yogyakarta,3-5 Oktober 1985.

Page 390: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |380

Asadi D, Arsyad M, Zahara H, Darmijati (1997) Pemuliaan kedelai untuk toleran naungan dan

tumpangsari. Buletin Agrobio. Vol. 1 (2):15-20

Dessler G., 2009, Manajemen SDM : Buku 1. Jakarta: Indeks

Hemon, F., Sumarjan, dan Haryanto, H., 2013. IbM Penyediaan Benih Bermutu untuk

Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Kering dalam Upaya Pemenuhan

Kebutuhan Agroindustri Kacang Tanah di NTB, LaporanProgram IbM Universitas

Mataram.

Herlina. 2011. Kajian Variasi Jarak dan Waktu Tanam Jagung Manis Dalam

SistemTumpangsari Jagung Manis (Zea mays saccarata Sturt) dan Kacang Tanah

(Arachis hypogaea L.). Pogram Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.

Ivancevich J., 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid 1 dan 2 Jakarta : Erlangga.

Paulus, JM., 2005. Produktifitas lahan, kompetensi, dan toleransi dari tiga klon ubi jalar pada

sistem tumpangsari dengan jagung. Jurusan Budidaya Pertanian,Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat, Manado. Eugenia 11(1) :1-7.

Page 391: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |381

Penggunaan Benih Bermutu Untuk Meningkatkan Produksi Kacang

Tanah Di Lahan Kering Desa Gumantar Lombok Utara

Sumarjan, A. Farid Hemon, Lestari Ujianto, Dwi Ratna Anugrahwati

Program Studi Agroekoteknologi Universitas Mataram

Kata Kunci:

benih bermutu,

demplot, diseminasi,

penangkar benih

Abstrak:

Ketersediaan benih bermutu merupakan kunci keberhasilan peningkatan

produksi kacang tanah. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini

dilakukan untuk membantu kelompok tani lahan kering Desa Gumantar

Kabupaten Lombok Utara untuk memproduksi benih bermutu dan

memberikan informasi untuk menjadi penangkar benih. Tujuan kegiatan

ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para

petani untuk memproduksi benih dan menggunakan benih bermutu

kacang tanah. Program yang dilaksanakan merupakan penerapan ilmu

dan teknologi, yang bersifat demonstrasi plot maupun diseminasi.

Peserta yang terlibat yaitu pengurus dan anggota “Kelompok Tani

Lembah Telaga”. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani peserta

program penyuluhan sangat respons terhadap kegiatan penggunaan

benih bermutu dan produksi benih berkualitas kacang tanah. Proses

transformasi teknologi produksi benih berkualitas telah terjadi dan

petani mampu untuk memproduksi benih berkualitas. Selain itu, petani

juga mampu menggunakan benih bermutu untuk budidaya kacang tanah

di lahan kering Desa Gumantar. Hasil demonstrasi plot menujukkan

bahwa penggunaan benih kacang tanah bermutu mampu meningkatkan

produksi kacang tanah 2,51-3,04 ton polong kering per hektar atau

meningkat sebesar 59,2% dibanding dari benih asalan petani yang hanya

sebesar 1,67 ton polong kering per hektar. Penggunaan benih bermutu

merupakan sarat utama untuk menjamin peningkatan produksi kacang

tanah.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Kacang tanah memiliki nilai ekonomis tinggi, sebagai salah satu sumber protein

nabati yang cukup penting dalam menu makanan, dan sebagai bahan pakan (Andrianto dan

Indarto, 2004; Marzuki, 2007). Penanaman kacang tanah sebagian besar (70-80%) dilakukan

di lahan kering. Pengembangan kacang tanah di lahan kering sering mendapat masalah

karena tanaman mendapat cekaman kekeringan, yang menyebabkan produksi polong

terhambat dan bahkan gagal panen (Adisarwanto, 2003). Desa Gumantar Kecamatan

Kayangan adalah salah satu daerah pengembangan kacang tanah di pulau Lombok.

Page 392: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |382

Pengusahaan kacang tanah di Gumantar dilakukan pada lahan tadah hujan dan tegalan

dengan kondisi air yang sangat terbatas (lahan kering) dengan modal dan keterampilan petani

yang rendah.

Desa Gumantar berada di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

Kecamatan Kayangan mempunyai luas wilayah 126,35 km2 dengan jumlah penduduk 38.317

jiwa, dan diperkirakan jumlah penduduk di desa Gumantar 4.789 jiwa. Mata pencaharian

penduduk sebagian besar (85%) adalah bertani pada lahan kering dengan luas lahan rata-rata

0,5 Ha. Bentuk lahan berbukit-bukit dengan jenis tanah Inceptisol, Entisol dan Vertisol.

Penggunaan lahan pertanian sebagian besar untuk hutan dan kebun, dan hanya 10,5%

digunakan untuk sawah (irigasi, tadah hujan dan tegalan), sehingga di Kecamatan Kayangan

dan khususnya di Desa Gumantar penggunaan lahannya adalah untuk keperluan kebun dan

tegalan (BPS KLU, 2014).

Penggunaan lahan digunakan untuk penanaman tanaman pangan, seperti padi,

kacang kedelai, jagung, singkong, dan petani di Desa Gumantar sudah terbiasa menanam

kacang tanah pada lahan kering. Usaha tani kacang tanah, umumnya dilakukan oleh petani-

petani kecil dengan permodalan dan penerapan teknologi yang sangat rendah.

Pengembangan kacang tanah di lahan sawah beririgasi menjadi sulit karena harus bersaing

dengan tanaman pangan lain yang lebih ekonomis seperti padi, jagung dan kedelai.

Hasil pengamatan awal di lapangan menunjukkan bahwa rata-rata produksi kacang

tanah di tingkat petani ± 1,0 ton polong basah dan masih sangat rendah dari produksi varietas

nasional 3-4 ton polong basah.

Kendala teknis penyebab rendahnya produktivitas kacang tanah, yaitu penggunaan

benih yang tidak memenuhi standar sertifikasi benih (Hidayat et al., 1999). Benih yang

ditanam berasal dari benih asalan yaitu benih yang diperoleh secara turun temurun dan tidak

pernah diupayakan proses seleksi. Benih-benih ini diusahakan secara terus menerus dan

turun temurun oleh petani, sehingga kemungkinan telah terjadi pengotoran benih melalui

percampuran dengan varietas lain, persilangan alami, dan mutasi.

Ketersediaan benih kacang tanah merupakan kunci keberhasilan peningkatan

produksi kacang tanah. Pemerintah Indonesia belum memprogramkan kacang tanah sebagai

program intensifikasi nasional, sehingga ketersediaan benih bermutu masih kurang dan

kadang tidak sesuai dengan standar sertifikasi benih. Kebutuhan benih kacang tanah selama

ini berasal dari produksi petani sendiri atau dari sumber lain yang tidak terpantau oleh

instansi resmi. Sertifikasi benih dan pengawasan mutu benih belum memadai baik

sumberdaya manusia dan teknologinya. Kalaupun ada benih bermutu, harga jujal benih

kacang tanah masih dirasakan terlalu mahal oleh petani, sehingga petani cenderung

menggunakan benih dari pertanamannya sendiri, yang tidak jelas lagi asal usulnya.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk membantu kelompok tani yang ada di

Desa Gumantar untuk memproduksi benih kacang tanah bermutu dan memberikan informasi

tentang bagaimana menjadi penangkar benih (Seed Grower). Keberadaan penangkar benih

ini diharapkan dapat mensuplai benih pada budidaya kacang tanah ditingkat antar lapang dan

antar musim. Selanjutnya penggunaan benih bermutu diharapkan juga dapat meningkatkan

produksi kacang tanah dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

Page 393: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |383

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani untuk

memproduksi benih kacang tanah dan mendorong para petani untuk menggunakan benih

bermutu kacang tanah dan menerapkan teknologi peningkatan produksi kacang tanah.

METODE KEGIATAN

Untuk berhasilnya pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, maka ada beberapa tahapan

kegiatan yang telah dilaksanakan, adalah :

1. Persiapan

Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan mengikuti

kegiatan yang dilakukan oleh petani. Pengumpulan data antara lain meliputi problem utama

yang dihadapi, keadaan masyarakat tani baik dilihat dari segi ekonomi, pendidikan maupun

pandangannya terhadap suatu inovasi baru dan lain-lain.

Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan tahap kegiatan a), meliputi masalah

sumberdaya hasil pertanian (potensi, produksi, dan lain-lain) sehubungan dengan

penciptaan kegiatan usaha yang produktif dan pemilihan paket teknologi hasil pertanian

yang akan dikembangkan.

Kegiatan ini bersifat pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang

manfaat dari kelanjutan program serta dampaknya terhadap tingkat pendapatan masyarakat.

Peserta program yang akan terlibat dalam penyuluhan penggunaan dan produksi

benih bermutu serta penerapan teknologi peningkatan produksi kacang tanah di lahan kering

adalah 21 orang petani pada Kelompok Tani Lembah Telaga.

2. Pelaksanaan program

a. Diseminasi

Pelaksanaan desiminasi dilakukan oleh tim penyuluh dengan menyampaikan

informasi tentang penggunaan dan produksi benih bermutu kacang tanah di lahan kering

pada peserta. Topik desiminasi akan disampaikan oleh Tim, dengan rincian topik sebagai

berikut: a) kebijakan pemerintah dalam pengembangan kacang tanah, b) manfaat benih

bermutu, c) teknologi produksi kacang tanah, dan d) teknologi produksi benih bermutu.

b. Demonstrasi plot (Demplot)

Demonstrasi dan praktek penanaman dilakukan di lahan petani. Petani secara

langsung ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan sampai pemanenan.

Kegiatan telah dilaksanakan dengan melibatkan 21 orang petani dengan bimbingan tim

dari LPPM Universitas Mataram. Demplot dilakukan dengan membandingkan penggunaan

benih bermutu (benih unggu dari varietas unggul) dan benih asalan dari petani pada

budidaya kacang tanah di lahan kering

Demplot diawali dengan pengolahan tanah. Setelah diolah dilakukan pembuatan plot.

Plot percobaan berukuran 2,8 x 2,0 m. Penanaman kacang tanah dilakukan dengan jarak

tanam 40 x 20 cm (40 cm jarak antar baris dan 20 cm jarak dalam baris) dengan cara ditugal.

Benih yang digunakan berasal dari varietas nasional dan galur hasil koleksi Kelompok

Peneliti Bidang Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Genetik Tanaman Kacang-kacangan dan

Hortikultura Fakultas Pertanian UNRAM. Pada setiap lubang tanam diberikan insektisida

Page 394: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |384

Furadan 3G. Pada umur 25 hari setelah tanam (awal berbunga) dilakukan pembubunan dan

sekaligus pengendalian gulma (penyiangan). Pengendalian gulma (penyiangan) dilakukan 2

kali. Selain penyiangan dan pembumbunan, dijelaskan juga beberapa jenis hama dan

penyakit tanaman serta cara pengendaliannya. Pengendalian hama-penyakit dilakukan 2 kali

yaitu umur 30 dan umur 60 hari setelah tanam. Pengendalian dengan menggunakan

insektisida Curacron dan fungisida Dithane M-45. Pemanenan kacang tanah dilakukan pada

umur 90 hari setelah tanam, dengan cara dicabut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penyampaian Materi Penyuluhan

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para peserta penyuluhan sangat respons terhadap

kegiatan penyuluhan. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran para peserta dan keterlibatan para

peserta selama pelaksanaan penyuluhan. Kehadiran peserta sesuai dengan target yaitu

sejumlah 21 orang dengan komposisi peserta yaitu anggota kelompok tani Lembah Telaga,

Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan Wanita Tani. Peserta penyuluhan ini sengaja dipilih

langsung dari kelompok tani, karena merekalah yang dianggap efektif yang langsung

menerapkan informasi penggunaan benih bermutu pada lahan kering mereka. Kelompok tani

ini telah biasa menanam kacang tanah di lahan kering namun hasil usaha tani yang mereka

dapat selalu tidak optimum. Dilihat dari keterlibatan para peserta selama pelaksanaan

penyuluhan, ternyata peserta sangat sungguh-sungguh mendengar dan terlibat secara

langsung dalam tanya jawab (Gambar 1).

Kegiatan ceramah ini telah dilakukan untuk mengajarkan bagaimana teknologi

produksi benih kacang tanah yang berkualitas. Petani lebih antosias untuk mempraktekkan

dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan mulai dari penanaman sampai pemanenan.

Teknik partisipatif terutama dilakukan untuk mendengar langsung permasalahan tentang

produksi benih kacang tanah dan mengajak petani bersama-sama mencari solusi. Selain

penjelasan dengan ceramah, penyampaian materi dilakukan dengan penyajian poster, untuk

menjelaskan bagaimana memproduksi benih bermutu kacang tanah (Gambar 2). Materi

penyuluhan yang telah dijelaskan adalah sebagai berikut:

- Teknik budidaya kacang tanah untuk produksi benih (varietas unggul, benih unggul,

pengapuran, pengolahan tanah, teknologi inokulasi dengan Rhizobium, penanaman (jarak

tanam), pemupukan, pembunbunan dan pengendalian hama/penyakit)

- Pemanenan benih dan pasca panen, processing, packaging, dan storage benih

- Hama dan penyakit benih di gudang serta pengendaliannya

- Sertifikasi benih

Page 395: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |385

Gambar 1. Penjelasan teoritis tentang manfaat penggunaan benih bermutu kacang tanah (A)

Tim LPPM Unram sedang menjelaskan manfaat dan produksi benih bermutu, (B)

Tim LPPM Unram sedang mendengarkan pertanyaan dari peserta, dan (C) Bapak

dan Ibu tani dengan serius mendengarkan penjelasan tentang budidaya kacang

tanah

Gambar 2. Contoh poster yang telah disampaikan saat penyuluhan

2. Demonstrasi plot

Adopsi teknologi produksi benih tidak hanya cukup dilakukan melalui ceramah atau

disikusi, namun perlu dilakukan melalui praktek langsung. Demontrasi plot adalah salah

bentuk media penyuluhan yang dilakukan melalui praktek langsung dilapangan dengan

membandingkan cara petani dan penerapan teknologi produksi benih.

Demonstrasi plot dan praktek produksi benih dilakukan di lahan petani. Petani secara

partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

hasil panen. Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk

memperlihatkan/ membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi

pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani.

Pada kegiatan ini, setelah dilaksanakan penjelasan teoritis, maka dilanjutkan dengan

penjelasan tentang Demplot. Penjelasan selanjutnya meliputi tentang pengolahan tanah,

pembuatan plot, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan (Gambar 3).

C A B

Page 396: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |386

Pada saat demplot dijelaskan juga tentang cara memproduksi benih kacang tanah

agar diperoleh benih yang seragam dan murni. Seleksi massa adalah salah satu cara yang

dilakukan pada kegiatan ini. Cara ini dilakukan berdasarkan kenampakan fenotipe tanaman,

antara lain vigorous tanaman (keseragaman pertumbuhan), jumlah polong berisi dan berat

kering polong. Tanaman yang teramati sebagai tipe simpang (off type) dicabut dan dibuang.

Selama pertumbuhan tanaman, terjadi juga serangan hama, namun serangannya

masih di bawah ambang ekonomi, sehingga pengendalian hama hanya dilakukan sekali

dengan melakukan penyemprotgan insektisida. Hama yang banyak menyerang adalah ulat

pemakan daun dan hama Aphis.

Gambar 3. Tahapan kegiatan Demplot. (A) Persiapan plot percobaan, (B) Ketua

tim mengamati pertumbuhan kacang tanah, (C) Pemanenan bersama petani

Hasil demplot dapat dijelaskan bahwa penggunaan benih kacang tanah unggul

(bermutu) dari varietas dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya hasil kacang tanah. Tabel

1 menjelaskan tentang daya hasil kacang tanah yang berasal dari benih unggu dibanding

dari benih asalan petani. Daya hasil kacang tanah yang berasal dari benih bermutu berkisar

antara 2,51-3,04 ton polong kering per hektar atau meningkat sebesar 59,2% dibanding dari

benih asalan petani yang hanya sebesar 1,67 ton polong kering per hektar. Hasil demplot ini

disampaikan kepada petani dan tim peneliti menjelaskan tentang manfaat penggunaan benih

bermutu dalam peningkatan produksi kacang tanah.

Tabel 1. Pengaruh benih unggul beberapa varietas kacang tanah terhadap tinggi tanaman,

jumlah cabang, dan berat kering polong

Varietas/Galur

Tinggi

Tanaman saat

panen (cm)

Jumlah

cabang saat

panen

Jumlah

polong per

tanaman

Berat polong

kering per plot

(g)

Berat polong

kering per hektar

(ton)

Singa 60,4 bc 6,2 13,4 a 1.405 b 2,51

G300-II 68,3 abc 6,5 14,6 a 1.700 a 3,04

Benih asalan

petani

54,3 4,2 8,4 b 935 c 1,67

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani peserta program penyuluhan sangat

respons terhadap kegiatan penggunaan benih bermutu (benih unggul dari varietas unggul)

dan produksi benih berkualitas kacang tanah. Proses transformasi teknologi produksi benih

berkualitas telah terjadi dan petani mampu untuk memproduksi benih berkualitas. Selain

C B A

Page 397: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |387

itu, petani juga mampu menggunakan benih bermutu untuk budidaya kacang tanah di lahan

kering Desa Gumantar. Hasil demonstrasi plot menujukkan bahwa penggunaan benih

kacang tanah bermutu mampu meningkatkan produksi kacang tanah 2,51-3,04 ton polong

kering per hektar atau meningkat sebesar 59,2% dibanding dari benih asalan petani yang

hanya sebesar 1,67 ton polong kering per hektar. Penggunaan benih bermutu merupakan

sarat utama untuk menjamin peningkatan produksi kacang tanah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kegiatan ini terlaksana atas biaya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI melalui dana Pengabdian Kepada

Masyarakar DIPA Unram.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto T., 2003. Meningkatkan produksi kacang tanah di lahan sawah dan lahan kering.

Penebar Swadaya, Jakarta. 88 h

Andrianto T dan Indarto N., 2004. Budidaya dan analisa usahatani kacang tanah.

Yogyakarta : Absolut.

Hidajat JR, Kartaatmadja S, Rais SA., 1999. Teknik produksi benih kacang Tanah. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Jakarta.

Marzuki HAR., 2007. Bertanam Kacang Tanah. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya. 43

hal.

Page 398: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |388

Teh Gyrinops : Produk Inovatif dari Istri Petani Desa Duman Kecamatan

Lingsar Kabupaten Lombok Barat

I Gde Adi Suryawan Wangiyana1, Dina Soes Putri2

1Fakultas Ilmu Kehutanan, Universitas Nusa Tenggara Barat 2Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Mataram

Kata Kunci:

desa duman, istri

petani, teh gyrinops

Abstrak:

Teh Gyrinops adalah teh gaharu jenis baru yang tengah dikembangkan di

wilayah pulau Lombok. Bahan baku teh Gyrinops banyak terdapat di desa

Duman, akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat

desa, terutama para istri petani yang sebagian besar merupakan ibu rumah

tangga. Padahal produk teh Gyrinops ini berpotensi menambah pemasukan

mereka untuk membantu perekonomian keluarga. Tujuan dari kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan istri

petani desa Duman dengan cara melatih membuat produk teh Gyrinops dari

bahan baku disekitar tempat tinggal mereka. Partisipan dalam kegiatan ini

adalah istri petani desa Duman. Secara umum, pembuatan teh Gyrinops

melibatkan 6 tahap kegiatan yang harus dlakukan oleh partisipan secara

sistematis. Tahap pertama adalah pemilihan daun Gyrinops sebagai bahan

baku. Tahap kedua adalah preparasi dan pencucian daun Gyrinops. Tahap

ketiga adalah pengeringan daun Gyrinops. Tahap keempat adalah

pencacahan daun Gyrinops kering dengan menggunakan mesin pencacah.

Tahap kelima adalah proses oksidasi daun Gyrinops tercacah. Tahap

keenam adalah tahap Fnisinhing yaitu pembuatan produk teh Gyrinops

seduh dan produk teh Gyrinops celup. Berdasarkan hasil kegiatan yang

telah dilakukan, partisipan berhasil membuat produk teh Gyrinops. Teh

Gyrinops tersebut dibuat dalam dua bentuk. Yang pertama adalah teh

Gyrinops seduh yang dikemas dalam botol plastik. Yang kedua adalah teh

Gyrinops celup yang dikemas dalam kantung teh. Produk teh Gyrinops yang

dihasilkan oleh partisipan merupakan produk siap konsumsi dan

membutuhkan uji organoleptik untuk penilaian secara kuantitatif. Dapat

disimpulkan bahwa istri petani Desa Duman telah memahami cara membuat

teh Gyrinops dengan menggunakan bahan baku disekitar mereka.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Gyrinops versteegii adalah spesies penghasil gaharu endemik di wilayah Kepulauan

Nusa Tenggara termasuk Pulau Lombok. Region Lombok bagian barat merupakan salah satu

wilayah yang menjadi sentra produksi spesies ini (Iswantari et al. 2017). Kecamatan Lingsar

merupakan salah satu wilayah di Lombok Barat tempat pusat pengembangan hasil hutan bukan

kayu, termasuk gaharu. Desa Duman merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Lingsar

Page 399: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |389

yang menjadi lokasi budidaya spesies ini. Di desa ini pohon gaharu umumnya ditanam sebagai

tanaman perkebunan yang menyelingi areal persawahan.

Pohon gaharu di Desa Duman dominan ditanam oleh kelompok tani di desa ini. Akan

tetapi kesibukan mereka dalam menggarap lahan sawah menyebabkan mereka kurang

mengoptimalkan pemanfaatan pohon gaharu yang mereka miliki. Padahal budidaya gaharu

tergolong kegiatan yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Salah satu solusi yang

potensial untuk permasalahan ini adalah memberdayakan istri petani Desa Duman untuk

membantu suami mereka dalam mengelola komoditi gaharu. Istri petani memiliki cukup

banyak waktu luang namun memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan kegiatan yang

bermanfaat dalam rangka membantu perekonomian keluarga.

Saat ini telah terjadi pergeseran pemanfaatan komoditi gaharu yang sebelumnya hanya

diprioritaskan untuk memanen resin pada bagian batang yang dikenal dengan gubal. hal ini

terkait kendala produksi gubal yang membutuhkan waktu cukup lama (Akter et al. 2013). Hal

ini menyebabkan terdapat waktu tunggu yang cukup lama sehingga selama waktu tunggu

tersebut petani tidak bisa melakukan pemanenan. Salah satu alterntatif pemanfaatan komoditi

gaharu yang populer saat ini adalah dijadikan bahan baku minuman teh herbal (Wangiyana et

al. 2018). Produk teh gaharu terbukti memiliki kualitas penampilan dan rasa yang disukai oleh

masyarakat di Kota Mataram sebagai responden (Wangiyana dan Sami’un, 2019).

Pengembangan produk ini juga memiliki prospek cerah untuk dicampurkan dengan bahan

herbal lain untuk menghasilkan produk dengan rasa yang unik (Hidayat, 2019).

Pembuatan teh gaharu sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan bahan baku

(Wangiyana dan Sami’un, 2018). Oleh karena itu pelatihan untuk mengolah bahan baku daun

gaharu menjadi teh herbal merupakan hal yang wajib untuk dilakukan bagi setiap orang yang

baru pertama kali mencoba membuat produk tersebut. Pelatihan pembuatan teh herbal dari

Gyrinops versteegii (teh Gyrinops) untuk istri petani Desa Duman merupakan suatu proses

yang sederhana dan mudah dilakukan oleh wanita. Selain itu, karena merupakan komoditi yang

mendapat respon bagus dari masyarakat Kota Mataram, maka produk teh Gyrinops ini

memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Oleh karena itu tujuan dari kegiatan pengabdian

kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan istri petani Desa Duman dengan cara

melatih membuat produk teh Gyrinops dari bahan baku disekitar tempat tinggal mereka

METODE KEGIATAN

Responden dan Pendekatan

Istri petani Desa Duman merupakan responden dari kegiatan ini. Output akhir yang

diharapkan adalah responden mampu membuat produk Teh Gyrinops dalam dua bentuk

produk, yaitu teh seduh dan teh celup. Karena merupakan suatu pengetahuan yang baru, maka

metode pendekatan yang digunakan untuk melatih responden adalah pendekatan praktik secara

langsung (Cooks and Scharrer, 2006). Dengan demikian Responden mampu melakukan

pembuatan produk teh Gyrinops secara mandiri ketika program telah selesai. Rancangan

kegiatan secara detail ada pada gambar:

Page 400: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |390

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Teh Gyrinops

Pemilihan Daun Gaharu

Daun gaharu (Gyrinops versteegii) yang menjadi bahan baku teh gaharu merupakan

komponen terpenting dalam produk teh Gyrinops. Oleh Karena itu, pemilihan bahan baku daun

gaharu merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Kriteria – kriteria tertentu perlu untuk

diterapkan dalam melakukan seleksi daun gaharu. Kriteria pertama adalah lokasi pengambilan

sampel daun gaharu yaitu: daun gaharu sebaiknya diambil dari 3 cabang teratas dari pohon

gaharu. kriteria kedua adalah kondisi fisik daun gaharu yang dijadikan sampel, yaitu: tidak

mengalami klorosis (daun menguning) ataupun nekrosis (daun kecoklatan) serta bebas dari

serangan hama dan penyakit. Kriteria ketiga adalah ukuran daun gaharu, yaitu pada rentang

panjang daun 5 cm – 15 cm. Daun yang terlalu kecil cendrung belum berusia matang, sementara

daun yang terlalu besar cenderung sudah terlalu tua (Wangiyana dan Putri, 2019). Untuk lebih

jelasnya terkait kondisi daun gaharu yang layak untuk dijadikan sampel dapat dilihat pada

gambar 1

Gambar 2. Kondisi daun gaharu yang layak untuk dijadikan bahan baku teh Gyrinops

Page 401: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |391

Pencucian Daun Gaharu

Tujuan utama pencucian daun gaharu adalah untuk membersihkan daun gaharu dari

debu dan kotoran yang melekat pada daun. Pencucian daun gaharu dilakukan dengan

menggunakan air bersih dalam wadah ember. Pencucian dilakukan minimal sebanyak dua kali

untuk menjamin bahwa daun gaharu telah benar – benar bersih.

Pengeringan Daun Gaharu

Tujuan utama pengeringan daun gaharu adalah untuk mengurangi kadar air pada daun

sehingga mudah dicacah untuk dijadikan bentuk serbuk. Daun gaharu dikering – anginkan

dengan menggunakan rak pengering terbuat dari besi siku serbaguna dan kawat loket. Proses

mengeringkan daun gahrau dilakukan selama 3 – 4 hari hingga bobot daun gaharu telah

berkurang minimal 70%.

Pencacahan Daun Gaharu

Pencacahan daun gaharu bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel daun gaharu

sehingga memudahkan untuk kontak dengan air ketika dilakukan proses penyeduhan. Daun

gaharu kering dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Pencacahan daun gaharu

menghasilkan partikel serbuk daun gaharu dengan ukuran partikel 1 mm – 5 mm.

Oksidasi Daun Gaharu

Oksidasi daun gaharu bertujuan untuk memperkuat rasa dan aroma dari teh Gyrinops

yang dihasilkan. Proses oksidasi dilakukan dengan menempatkan daun gaharu yang telah

dicacah dalam kontainer yang dikenal dengan nama lemari oksidasi. Lemari oksidasi

merupakan kontainer dengan tutup kontainer terbuat dari kain filter penyaring debu. Dengan

demikian, debu dan kotoran tidak dapat masuk kedalam lemari namun tetap memungkinkan

masuknya udara.

Penyeduhan Daun Gaharu

Teh Gyrinops seduh dibuat dengan metode penyeduhan. Penyeduhan daun gaharu

dilakukan dengan mengggunakan beberapa SOP standar. SOP standar tersebut mencakup: air

yang digunakan untuk menyeduh, takaran daun gaharu yang digunakan, suhu air optimal untuk

menyeduh, waktu penyeduhan optimal dan konsentrasi gula yang digunakan. SOP penyeduhan

teh Gyrinops merupakan protokol paling penting dalam proses pembuatan produk Teh

Gyrinops sehingga partisipan wajib memahami setiap prosedur dalam SOP tersebut.

Pengemasan Daun Gaharu Dalam Kantung Teh

Serbuk daun gaharu yang telah di oksidasi selanjutnya ditempatkan dalam wadah

kantung teh ukuran 5 cm x 10 cm. Pengemasan tersebut masih dilakukan secara manual oleh

partisipan. Rata – rata bobot daun gaharu dalam satu kantung teh adalah 0,5 gram. Penyegelan

kantung teh dilakukan dengan mesin segel kemasan serba guna.

Page 402: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |392

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan pengolahan daun gaharu (G. versteegii) untuk dijadikan produk Teh Gyrinops

secara umum telah berjalan dengan cukup lancar. Sebanyak lebih dari 70% partisipan yang

mengikuti kegiatan tersebut telah memahami dengan protokol mengolah daun gaharu menjadi

produk teh Gyrinops. Hal ini menjadi nilai tambah tersendiri bagi mereka karena telah terjadi

peningkatan pemahaman dan keterampilan dari responden.

Partisipan sejauh ini sama sekali belum tahu bahwa daun gaharu bisa dijadikan sebagai

bahan baku produk teh herbal. Paradigma yang berkembang di lingkungan sekitar partisipan

adalah bahwa komoditi gaharu hanya bisa dimanfaatkan bagian gubal pada batangnya saja.

Oleh karena itu, pelatihan pengolahan daun gaharu menjadi produk minuman herbal

merupakan suatu hal yang baru bagi partisipan. Berdasarkan hasil uji pre-test dan post-test

terhadap partisipan terjadi peningkatan sebesar 70% terhadap pemahaman dan keterampilan

partisipan dalam hal mengolah daun gaharu menjadi minuman teh Gyrinops.

Secara umum pengolahan daun gaharu menjadi minuman teh Gyrinops meliputi 5

prosedur sistematis sebelum memasuki tahap inti. Tahap tersebut harus dilakukan sesuai urutan

sehingga produk yang dihasilkan juga terstandar. Tahapan tersebut meliputi: 1) tahap seleksi

daun gaharu, 2) tahap pencucian daun gaharu, 3) tahap pengeringan daun gaharu, 4) tahap

pencacahan daun gaharu, 5) tahap oksidasi daun gaharu (Wangiyana dan Sami’un, 2018).

Partisipan mampu memahami dengan baik kelima protokol tersebut tanpa mengalami kendala

yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa protokol tersebut merupakan protokol yang

memiliki tingkat kesulitan rendah sehingga bisa diterapkan oleh siapa saja.

Tabel 1. SOP penyeduhan daun gaharu menjadi teh Gyrinops

SOP Kriteria Protokol Gambar

SOP 1 Air yang

digunakan

Air yang digunakan untuk menyeduh

sebaiknya air mineral. Jika dari segi harga

tergolong cukup mahal dapat diganti dengan

air minum isi ulang yang harganya lebih

terjangkau. Tidak disarankan untuk

menggunakan air PDAM

SOP 2 Takaran

Daun

gaharu yang

digunakan

Takaran daun gaharu yang digunakan adalah 5

gram per liter air untuk menyeduh. Takaran

tersebut merupakan takaran yang ideal untuk

membuat produk teh Gyrinops dengan aroma

dan rasa yang optimal.

Page 403: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |393

SOP 3 Suhu

optimal

untuk

penyeduhan

Daun gaharu sebaiknya diseduh/direbus pada

suhu air 80oC. Partisipan diberi pembekalan

khusus bagaimana menggunakan termometer

celcius sehingga mampu mengukur

temperatur air yang digunakan untuk meyeduh

daun gaharu SOP 4 Waktu

penyeduhan

yang

optimal

Waktu penyeduhan/perebusan yang ideal

adalah 1 - 2 menit. Selesai waktu penyeduhan,

teh Gyrinops seduh dibiarkan dulu selama 5 –

10 menit kemudian dilakukan penyaringan.

SOP 5 Takaran

gula yang

digunakan

Takaran gula yang digunakan adalah berkisar

antara 3,5 – 7,5 % w/v. Takaran ideal yang

direkomendasikan adalah 5% w/v. Dengan

demikian diperlukan 50 gr gula per liter teh

Gyrinops.

Sumber: Dokumentasi Penulis (2019)

Tahap inti dari pelatihan pembuatan teh Gyrinops adalah penyeduhan daun gaharu.

Tahap ini merupakan tahap yang sangat krusial dalam pembuatan produk teh Gyrinops.

Kualitas produk Gyrinops yang dihasilkan sangat ditentukan oleh tahap ini. Oleh karena itu

pada tahap ini khusus dibuat SOP sebagai protokol standar agar produk yang dihasilkan juga

terstandar. Sebanyak lebih dari 70% partisipan mampu memahami dengan baik protokol dalam

SOP. Hal ini memungkinkan partisipan untuk membuat produk teh Gyrinops seduh secara

mandiri setelah program pelatihan selesai.

Tim pengabian kepada masyarakat selalu terbuka memberikan penjelasan terkait SOP

penyeduhan daun gaharu menjadi teh Gyrinops. Rasa ingin tahu yang tinggi dari partisipan

membuat mereka tidak begitu saja menerima keterangan dari SOP tersebut. Mereka selalu

mempertanyakan detail setiap protokol dalam SOP dan adakah alternatif protokol yag lain.

Sebagai contoh untuk SOP dua, apakah takaran daun gaharu yang digunakan tidak bisa kurang

atau lebih dari 5 gr per liter. Alasannya, jika kadar gaharu lebih rendah dari 5 gr per liter, rasa

teh Gyrinops menjadi terlalu ringan. Sebaliknya jika takaran lebih dari 5 gr per liter, rasa teh

Gyrinops cenderung menjadi agak pahit (Wangiyana dan Sami’un, 2018). Hal yang sama juga

berlaku untuk takaran gula pasir yang digunakan. Takaran 5% w/v merupakan takaran yang

ideal jika gula pasir digunakan sebagai pemanis. Jika bahan yang digunakan sebagai pemanis

bukan gula pasir tentu takarannya juga akan berbeda (Wangiyana dan Putri, 2019). Sementara

itu, temperatur dan lama waktu penyeduhan seperti tertera pada SOP 3 dan SOP 4 merpakan

parameter ideal untuk menghasilkan teh gaharu dengan kadar tannin yang optimal (Wangiyana

et al. 2018).

Page 404: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |394

Tahap akhir dari proses penyeduhan teh Gyrinops adalah pengemasan (gambar 3).

Wadah yang digunakan untuk melakukan pengemasan adalah botol plastik no. 1 yang terbuat

dari bahan PETE. Botol ini tidak tahan panas, sehingga untuk mengemas teh gaharu seduh

harus melalui tahap pendinginan suhu terlebih dahulu. Untuk sementara volume botol yang

digunakan adalah 500 mL. Volume ini merupakan volume ideal dari kebanayakan produk teh

yang beredar di pasaran.

Gambar 3. Produk Teh Gyrinops dalam kemasan botol

Produk Teh Gyrnops celup dikemas dalam kemasan kantung teh ukuran 5 cm x 10 cm.

Produk teh celup ini masih merupakan prototipe karena sebagian besar pengemasan masih

dilakukan secara manual. Dengan demikian untuk skala produksi kapasitas besar masih belum

bisa dilakukan. Pada dasarnya, massa jenis daun gaharu lebih ringan dibandingkan dengan

daun teh. Jika umumnya dengan ukuran kantung teh standar mampu menampung 1 gr daun teh

namun dengan ukuran kantung teh yang sama, hanya mampu menampung daun gaharu

sebanyak 0,5 gram saja. Oleh karena itu kedepannya perlu dipertimbangkan apakah akan

digunakan kantung teh ukuran standar atau kantung teh dengan ukuran yang lebih besar untuk

pengembangan produk teh gaharu celup ini.

Gambar 4. Desain kemasan teh celup Gyrinops

Page 405: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |395

KESIMPULAN DAN SARAN

Istri petani Desa Duman selaku partisipan dalam kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini telah memahami metode pembuatan teh Gyrinops serta mampu mengolah bahan

baku daun gaharu yang terdapat di sekitar mereka menjadi minuman herbal teh Gyrinops.

Produksi teh Gyrinops seduh mampu dilakukan secara mandiri oleh partisipan pada skala

rumah tangga dengan kualitas terstandar yang mengikuti SOP baku penyeduhan teh Gryinops.

Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait optimalisasi pengemasan

teh Gyrinops dalam kantung teh. Selain itu mekanisasi dalam pengemasan daun gaharu

kedalam kantung teh perlu untuk dilakukan. Dengan demikian pengembangan teh Gyrinops

celup diharapkan dapat dilakukan dengan optimal. Selain itu diperlukan uji hedonik secara

lebih luas dengan melibatkan responden tidak hanya di pulau Lombok saja jika kedepannya

produk Teh Gyrinops tersebut akan dikembangkan ke tingkat nasional.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kemenristekdikti Dirjen Penguatan Riset

dan Pengembangan yang telah memberi dukungan financial terhadap kegiatan pengabdian ini

melalui skema Program Kemitraan Masyarkat (PKM).

DAFTAR PUSTAKA

Akter, S., Islam, M. T., Zulkefeli, M. Kahn, S. I. 2013. Agarwod Production Multidiciplinary

Field to be Exploreds in Bangladesh. International Journal of Pharmaceutical and Life

Science. Vol. 1, No. 4, hal. 1 – 11

Cooks, L. and Scharrer, E. 2006. Assessing Learning in Community Service Learning: A Social

Approach. Michigan Journal of Community Service Learning. Vol. 2006, hal. 44 – 55.

Hidayat, W. 2019. Tingkat Kesukaan Masyarakat Desa Buwun Sejati Terhadap Minuman

Daun Gaharu (Gyrinops versteegii) dengan Berbagai Campuran Bahan Herbal

Tambahan. Skripsi. Program Studi Kehutanan, Universitas Nusa Tenggara Barat,

Mataram.

Iswantari, W., Mulyaningsih, T., Muspiah, A. 2017. Karyomorofologi dan Jumlah Kromosom

Grup Gyrinops versteegii (Gilg) Domke di Lombok. Jurnal Ilmu Kehutanan. Vol. 11, No.

2017, hal. 205 – 211.

Wangiyana, I G. A. S., Triandini, I G. A. A. H., Putradi, D., Wangiyana, W. 2018. Tannin

Concentration of Gyrinops Tea from Leaves of Juvenile and Mature Agarwood Trees

(Gyrinops versteegii Gilg (Domke)) with Different Processing Methods. Journal of

Chemical and Pharmaceutical Research. Vol. 10, No. 10, hal. 113 – 119 .

Wangiyana, I. G. A. S dan Sami’un. 2018. Characteristic of Agarwood Tea From Gyrinops

versteegii Fresh and Dry Leaves. Jurnal Sangkareang Mataram. Vol. 4, No. 2, hal. 41 –

44.

Page 406: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |396

Wangiyana, I. G. A. S. dan Sami’un. 2019. Pengolahan daun gaharu (Gyrinops versteegii)

Menjadi Teh Herbal dengan Kualitas Warna dan Rasa yang Disukai. Prosiding Seminar

Nasional SAINSTEK, Mataram, Januari.

Wangiyana, I G. A. S. dan Putri, D. S. 2019. Modul Pembuatan Teh Gaharu Gyrinops.

Universitas Nusa Tenggara Barat. Mataram. Indonesia

Page 407: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |397

Pelatihan Teknik Cuci Tangan (WHO, 2009) Pada Pegawai Di Rumah

Sakit Universitas Mataram

Linda S Sari1, Titi P Kurniawati1, Eustachius H Wardoyo2, Rina Lestari3

1Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Bagian Ilmu Kesehatan Anak 2Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Bagian Mikrobiologi

3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Mataram, Bagian Ilmu Penyakit Paru

Kata Kunci:

cuci tangan,

pegawai, rumah

sakit, mataram

Abstrak:

Teknik cuci tangan sesuai WHO (2009) pada awalnya merupakan teknik

cuci tangan yang di buat untuk mencegah penularan penyakit infeksi dan

diaplikasikan oleh tenaga kesehatan. Namun masih banyak pegawai rumah

sakit, baik tenaga kesehatan, maupun yang bukan tenaga kesehatan belum

melakukan teknik cuci tangan yang benar sehingga berisiko membawa

kuman rumah sakit (RS) keluar RS dan menimbulkan penyakit infeksi di

masyarakat. Metode pengabdian dengan pre dan post design dengan

melakukan pembelajaran yang secara persuasive mengajak peserta berperan

serta aktif. Hasil pretest 67,5 meningkat menjadi 89. Demonstrasi

menggunakan losion lumigerm® yang berpendar saat disinari UV tepat di

aplikasikan sebagai evaluasi benar-tidaknya cuci tangan, sebanyak 97%

peserta mampu menunjukkan proses cuci tangan dengan baik. Kesimpulan

sebagian besar pegawai RS universitas mataram mengalami peningkatan

pengetahuan dan teknik cuci tangan yang benar setelah dilakukan

penyuluhan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Cuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari

kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air. Manfaat cuci tangan dapat untuk

menghindarkan penularan penyakit melalui tangan, menjaga kebersihan diri (perorangan),

membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar. WHO (2009) mengembangkan teknik cuci tangan

bagi petugas kesehatan di RS. Pegawai rumah sakit (tenaga kesehatan dan non tenaga

kesehatan) beresiko untuk membawa kuman dari RS keluar RS dan munculnya penyakit infeksi

di masyarakat.

Pada kenyataan masih banyak pegawai rumah sakit (tenaga kesehatan dan non tenaga

kesehatan) yang belum paham dengan cara melakukan, belum menerapkan cara cuci tangan

yang benar saat bekerja dan belum paham kapan saja kapan saja harus melakukan cuci tangan

di lingkungan rumah sakit, sehingga berpotensi untuk menjadi agen penularan infeksi kepada

masyarakat. Cuci tangan di rumah sakit harus dilakukan sebelum kontak dengan pasien,

sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak

dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien.

Page 408: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |398

METODE KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk ceramah dan demonstrasi teknik cuci

tangan yang baik dan benar di RS Unram dan diakhir pelatihan peserta dievaluasi mengenai

teknik cuci tangan yang baik dan benar.

Melakukan ceramah mengenai bahaya yang akan terjadi bila tidak melakukan cuci

tangan dengan cara yang benar dan kapan saja waktu untuk melakukan cuci tangan di

lingkungan rumah sakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian dilakukan hari selasa tanggal 28 Mei 2019 di Aula dan wastafel RS

Universitas Mataram. Sebanyak 38 peserta dengan 14 petugas laki-laki dan 24 petugas

perempuan mengikuti kegiatan ini. Hari pelaksanaan diawali dengan berdoa dan sambutan

perwakilan manajemen dr. Adnanto Wiweko. Pretest diberikan terlah dilakukan sebelum

pemberian materi.

Pemberian materi ceramah, diberikan oleh dr Rina Lestari, Sp.P dijelaskan tentang

kepentingan cuci tangan dalam membantu menjaga kesehatan, alasan perlunya cuci tangan

dengan cara dan waktu yang tepat. Dalam ceramah singkat ini digali informasi tentang

kebiasaan cuci tangan yang dilakukan selama ini. Mayoritas petugas RS setuju jika diadakan

fasilitas cuci tangan yang mudah dan dekat dengan aktivitas mereka akan membantu kepatuhan

cuci tangan mereka. Tim PPI RS yang mendampingi pelatihan ini juga telah membantu

memfasilitasi manajemen RS mengadakan 33 lokasi handrub dan 17 wastafel beserta sabun

cuci tangannya diarea RS. Cuci tangan sebagian besar pernah dilakukan oleh petugas RS, tetapi

beberapa diantara mereka baru tahu bahwa apa yang mereka lakukan selama ini kurang tepat

(terutama bagi petugas RS non medis) dalam hal: 1. Cuci tangan tidak dilakukan dengan 6

langkah, 2. Cuci tangan dilakukan tidak mengenal waktu minimal, 3. Cuci tangan tidak

dilakukan pada saat (moment) yang tepat (5 moment hand hygiene), 4. Penggunaan hand towel

(tissue cuci tangan) yang tidak tepat (cukup satu lembar, hand towel yang telah dipergunakan

untuk menutup keran). Setelah mengetahui permasalahan cuci tangan, kesemua permasalahan

tersebut dijawab dengan pemutaran video dan penjelasan langsung oleh dr Titi dan dr Linda.

Setelah pemutaran video dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada saat diskusi ada dua poin yang

baru peserta pahami bahwa:

1. Hand hygiene yang tidak benar berarti sama dengan tidak cuci tangan sama sekali

2. Hand hygiene semua staf RS harus sama dan mampu mengajarkan kepada pasien

Tiba saatnya demonstrasi cuci tangan, peserta dikumpulkan disekitar wastafel dan

dilakukan penilaian demonstrasi. Kegiatan ini dipandu oleh 4 fasilitator dosen (dr Linda, dr

Titi, dr. Rina dan dr Hagni) dan 2 fasilitator mahasiswa (Lillah Fauziah dan Pandu Putra A).

Kegiatan pertama demonstrasi diberikan contoh cuci tangan 6 langkah menggunakan air dan

sabun. Untuk memudahkan peserta menghafalkan langkah-langkah cuci tangan,

diperkenalkanlah jembatan keledai “TEPUNG SELACI PUPUT” yakni kepanjangan dari “TE”

untuk telapak tangan, “PUNG” untuk punggung tangan, “SELA” untuk sela-sela jari, “CI”

gerakan mengunci dan “PUPUT” yang berarti putar-putar kedua ibu jari dan putar-putar ujung

jari pada telapak tangan yang berlawanan.

Page 409: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |399

Gambar 1 Suasana ceramah kepentingan cuci tangan di RS Unram

Saat demonstrasi cuci tangan dicontohkan dengan aplikasi losion Lumigerm® sebagai

simulasi ‘kuman’ yang kurang lebih sama-sama tidak terlihat. Bedanya losion Lumigerm®

dapat dilihat dibawah sinar UV. Efektivitas cuci tangan ditandai dengan hilangnya sisa losion

yang diaplikasikan ditelapak tangan dan punggung tangan setelah cuci tangan 6 langkah

tersebut. Sebagian kecil peserta (12%) menyisakan sisa losion disela-sela jari, menunjukkan

demonstrasi cuci tangan yang belum sempurna.

Hasil pretest dan post test. Soal pretest dan post test merupakan dua seri soal yang

memiliki konten pertanyaan yang sama, yakni terdiri atas dua bagian: pernyataan salah-benar

dan pertanyaan terbuka. Terdapat 43 peserta yang mengumpulkan pretest dan postest dengan

hasil rerata yang dapat dilihat pada gambar 3 dibawah.

Gambar 2. Grafik Perbandingan Pretest dan Posttest

Hasil penilaian demonstrasi. Penilaian demonstrasi cuci tangan dilakukan

menggunakan instrumen penilaian yang dibuat oleh tim pengabdian, mengandung komponen:

1) Kesesuaian urutan 6 langkah; 2) Kesesuaian waktu cuci tangan (40 detik menggunakan

handrub alkohol/ 60 detik menggunakan sabun dan air mengalir); 3) Tidak ada bagian tangan

yang tidak tergosok (dibuktikan dengan eliminasi sisa losion Lumigerm yang ditunjukkan

0

20

40

60

80

100

Pernyataan Essay

Hasil Pretest dan Postest

Pretest Postest

Page 410: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |400

dengan sinar UV). Demontrasi cuci tangan yang dilakukan terhadap 38 petugas RS

menunjukan tingkat kesesuaian 97%, sebanyak 3% peserta manunjukan ketidaksesuaian pada

poin penilaian 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagian besar peserta pelatihan paham dengan pentingnya cuci tangan (rerata pretest

bagian satu 67,5 – rerata post test 89 dan bagian kedua 37,5 – 92) dan efektivitas teknik 6

langkah cuci tangan yang benar pada saat demonstrasi, menggunakan air dan sabun dengan

menghilangkan sisa losion Lumigerm® pada 97% peserta.

Pelatihan cuci tangan terhadap petugas RS berbeda dengan pelatihan cuci tangan pada

masyarakat awam dalam hal penekanan kepentingan pemutusan rantai penularan penyakit

infeksi dan prosedur cuci tangan sesuai dengan standar WHO. Penggunaan lumigerm dapat

membantu meningkatkan kepatuhan terhadap langka-langkah cuci tangan yang baik dan benar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mengucapkan terim kasih

kepada: Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) yang telah mendanai kegiatan ini melalui sumber dana DIPA BLU

(PNBP) tahun 2019, dan Rumah Sakit Universitas Mataram sebagai salah satu lokasi Pelatihan

Teknik Cuci Tangan.

DAFTAR PUSTAKA

WHO. 2009. WHO guidelines on hand hygiene in health care. Geneva. Provincial Infectious

Diseases Advisory Committee (PIDAC). Prevention and Control Programs in Ontario.

In All Health Care Settings, 3rdedition. 2012. Canada

Page 411: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |401

Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Keamanan

Makanan/Jajanan Bagi Siswa SD di Mataram

Yeni Sulastri1, M. Abbas Zaini1, Zainuri1, Rucitra Widyasari1, Rini Nofrida1, Novia

Rahayu1

1) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Mataram

Kata Kunci:

aman, pangan,

siswa

Abstrak:

Siswa Sekolah Dasar banyak mengakses maupun mengkonsumsi

jajanan yang tidak jarang kurang memenuhi persyaratan pangan yang

berkualitas, bahkan kadang dapat termasuk dalam kategori makanan

dan minuman yang kurang aman untuk dikonsumsi. Hal ini

disebabkan pemahamam anak-anak tentang pangan yang aman

sangat rendah. Tujuan kegiatan meliputi 1) memberikan pemahaman

dasar kepada siswa sekolah dasar bagaimana cara memproduksi

pangan secara baik, 2) memperkenalkan kepada siswa sekolah dasar

masalah keamanan pangan khususnya boraks dan formalin yang

terkandung di makanan ringan disekitar sekolah, 3) memotivasi siswa

sekolah dasar untuk memulai gaya hidup yang sehat dimulai dengan

cara pengolahan pangan yang baik. Metode pendekatan yang

dikembangkan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah dengan

menerapkan metode Roll Playing yakni metode pemberian materi

dengan belajar sambil bermain sehingga tercipta suasana belajar yang

ceria dan gembira. Kegiatan yang telah dilakukan berjalan dengan

lancar. Siswa SDN 25 Ampenan sangat antusias dalam mengikuti

kegiatan dan bersemangat untuk menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Kegiatan ini perlu dilakukan karena dibutuhkan oleh

siswa maupun masyarakat sebagai informasi dalam memilih pangan

yang aman sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit. Dalam

jangka panjang, pengetahuan yang diberikan dalam kegiatan

pembelajaran interaktif ini diharapkan mampu menghasilkan

generasi yang sehat, bergizi cukup dan peduli tentang keamanan

pangan yang dikosumsi.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan pangan olahan dari industri pangan

berupa makanan dan atau minuman yang langsung disajikan dan dijual untuk langsung

dikonsumsi tanpa proses pengolahan lebih lanjut. Siswa sekolah dasar tidak terlepas dari

konsumsi PJAS. Makanan jajanan setidaknya menyumbang 31,1 % energi dan 27,4 % protein

dari konsumsi pangan harian siswa sekolah (BPOM RI, 2009). Hal ini menunjukkan kontribusi

Page 412: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |402

pangan jajanan anak sekolah berkontribusi cukup besar dalam memenuhi kebutuhan energi dan

protein siswa sekolah. Konsumsi PJAS menjadi alternatif pemenuhan energi agar siswa dapat

beraktivitas dengan baik selama disekolah. Mengingat besarnya peran PJAS, mutu dan

keamanan pangan adalah aspek terpenting yang harus diperhatikan dan diutamakan.

Keamanan dan mutu pangan kini menjadi salah satu masalah yang sedang dihadapi

karena manusia mengonsumsi pangan sebagai kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Dari

laporan hasil pengawasan PJAS yang dilakukan Badan POM melalui Balai Besar/Balai POM

di seluruh Indonesia, selama periode 2009 – 2016 persentasi PJAS yang tidak memenuhi syarat

masih ditemukan, meski jumlahnya cenderung menunjukkan penurunan, yaitu sebesar 42,64%

(2009), 44,48% (2010), 35,46% (2011), 23,89% (2012), 19,21% (2013), dan 23,82% (2014).

Konsumsi PJAS yang tidak memenuhi syarat akan membahayakan kesehatan siswa.

Pengolahan dan penyajian PJAS yang kurang baik akan menimbulkan pencemaran pangan oleh

mikroba, bahan kimia, dan benda-benda asing.

Produk pangan yang aman yaitu produk pangan yang bebas dari cemaran kimia,

cemaran fisik dan mikrobiologis atau tidak tercemar oleh mikroorganisme yang dalam bahasa

masyarakat sehari-hari dikenal dengan istilah kuman. Adanya cemaran dalam makanan dan

minuman dapat terjadi karena bahan baku yang dipakai untuk membuat produk makanan dan

minuman. Bahan baku tersebut mungkin saja telah tercemar sebelum diolah. Menjadi tidak

amannya produk pangan dapat juga terjadi karena proses pengolahan yang kurang sempurna

atau cara penyimpanan dan pemasaran serta penyajian makanan olahan yang kurang baik.

PJAS yang banyak tersedia dan yang mudah diakses saat ini oleh anak-anak sekolahan

termasuk anak-anak siswa Sekolah Dasar (SD) adalah jajanan yang tidak jarang kurang

memenuhi persyaratan pangan yang berkualitas, bahkan kadang bisa termasuk dalam kategori

makanan dan minuman yang kurang aman untuk dikonsumsi. Sebagain besar anak-anak senang

dengan jajan dan minuman yang menarik bentuknya dan tampilannya berwarna warni serta

mempunyai rasa yang kuat.

Dalam memproduksi pangan termasuk pangan yang diolah secara tradisional produsen

pangan seharusnya menggunakan bahan baku yang sesuai dengan standar namun hasil

pantauan di lapangan dan berdasarkan beberapa laporan kasus yang telah terjadi bahwa

produsen produk pangan kadang kurang memperhatikan persyaratan mutu bahan baku yang

digunakan. Bahkan banyak masih sering terjadi penyalahgunaan bahan tambahan dalam

memproduksi pangan oleh pelaku usaha. Misalnya penyalahgunaan bahan tambahan yang

seharusnya untuk tekstil seperti bahan pewarna digunakan untuk pangan dengan alasan lebih

murah dan mudah diperoleh, sehingga menyebabkan produk pangan tersebut menjadi sangat

tidak aman untuk dikonsumsi. Makanan seperti camilan yang membidik segmen pasar anak-

anak seperti gulali, cilok, minuman, es atau lainnya ada yang terindikasi menggunakan bahan

tambahan yang tidak sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Permasalahan yang lebih serius lagi terkait dengan keamanan pangan ini masih sering

terjadinya kasus keracunan pangan yang dialami oleh masyarakat termasuk siswa sekolah.

Sebagian dari kasus keracunan pangan yang dilaporkan disebabkan karena proses pengolahan

yang kurang higienis dan sanitasi yang kurang baik, penggunaan air yang tercemar oleh E. coli

Page 413: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |403

dalam proses pengolahan pangan menyebabkan produk pangan yang dihasilkan menjadi

tercemar juga sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Demikian juga cara

penyimpanan pangan yang kurang baik dan waktu penyimpanan yang lama terlebih jika produk

melebihi masa kadaluarsa ketika dijual dapat menyebabkan tercemarnya produk pangan oleh

mikroorganisme sehingga menjadikannya tidak aman.

Selain aman, makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak terutama harus

harus kandungan gizi cukup. Mengkonsumsi makanan bukan hanya mempertimbangkan tujuan

utama utama untuk mengatasi rasa lapar tetapi makanan tersebut harus dapat mensuplai energi

dan beberapa komponen nutrisi yang dibutuhkan anak-anak untuk perkembangannya. Oleh

karena itu perlu pembelajaran bagi anak anak siswa sekolah dasar terkait dengan pentingnya

membeli dan mengkonsumsi pangan (makanan dan minuman) yang sehat yaitu aman dan

bergizi. Pembelajaran yang dilakukan bagi usia siswa SD harus didisain sedemikian rupa agar

dapat menarik perhatian mereka sehingga pesan yang disampaikan dapat diserap dengan baik

dan tujuan pembelajarannya terkait dengan pangan aman, bergizi dana aman dapat tercapai.

METODE KEGIATAN

Pendekatan Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang dipaparkan pada subbab sebelumnya, maka

diperlukan metode pendekatan yang baik dan benar terhadap sasaran. Tujuannya yakni agar

materi yang disosialisaikan dapat diterima dengan baik. Perlu dipahami bahwa sasaran yang

akan diberikan pengetahuan adalah siswa sekolah dasar. Dimana pada usia ini, jika diberikan

pola penyuluhan oral (secara langsung) tentu tidak akan menarik bagi mereka. Oleh karena itu,

metode pendekatan yang dikembangkan yakni metode pendekatan bermain sambil belajar yang

diselingi dengan menjawab pertanyaan dalam bentuk kuis berhadiah dan terlibat langsung

dalam praktek keamanan pangan serta video-video edukasi menarik yang sesuai dengan tema.

Metode Kegiatan

Metode yang akan dikembangkan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah dengan

merapkan metode Roll Playing yakni metode pemberian materi dengan belajar sambil bermain.

Siswa sekolah dasar yang menjadi sasaran program akan dilatih bagaimana memproduksi

pangan yang baik, memilih pangan yang aman dipasaran dengan cara yang dapat membuat

suasana belajar yang ceria dan gembira, dan uji keamana pangan (boraks dan formalin) pada

beberapa jajanan dipasaran. Hal ini penting dilakukan guna menambah semangat dan minat

dalam menerima materi yang disampaikan.

Metode Roll Playing sangat cocok dikembangkan bagi anak dengan usia di bawah 15

tahun. Metode ini sangat efektif dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik tanpa

membebani dengan target penguasaan materi, namun metode ini terbukti ampuh dalam

menanamkan pemahaman kepada siswa untuk mengerti materi yang disampaikan. Sosialisasi

ini meliputi:

1. Membuat kuis

Page 414: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |404

Kuis dilakukan diawal dan diakhir acara, kuis dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak

ada nuansa serius didalamnya dan disertakan pemberian reward sederhana bagi peserta

dengan jawaban terbaik yang juga ditujukan unutk memancing minat mengikuti kegiatan.

Bagi pemateri, kuis ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan kecakapan peserta setelah

mengikuti kegiatan.

2. Proses pemberian Materi

Proses pemberian materi dilakukan dengan cara semenarik mungkin. Peserta akan diajak

menikmati makanan (jajan) yang sudah dibagikan sambil diberikan pemahaman tentang

pangan yang aman. Dengan demikian, peserta akan sangat antusias mengikuti pelatihan.

3. Pelatihan

Pelatihan yang dilakukan yakni dengan meminta kepada peserta untuk mencoba uji boraks

dan formalin dengan bahan yang didapat dari jajanan disekitar sekolah. dan diadakan

pembelajaran interaktif mengenai pangan yang aman.

4. Evaluasi dan Pelaporan

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana program dapat diterima oleh peserta.

Evaluasi dilakukan dengan post test menggunakan soal yang sama pada saat pre test,

sehingga akan diketahui peningkatan kemampuan peserta dalam menyerap kegiatan yang

dilakukan.

Tahapan akhir dari kegiatan pengabdian yakni dengan pembuatan laporan akhir kegiatan.

Laporan akhir disusun sesuai dengan kondisi riil yang terjadi di lapangan dan menentukan

hambatan yang terjadi serta mencari solusi pemecahannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kegiatan

Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat dengan tema “Peningkatan Pemahaman

Tentang Mutu dan Keamanan Makanan/Jajanan Bagi Siswa SD di Mataram” telah

dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2019, dengan mitra sasarn siswa SDN 25 Ampenan, Mataram.

Pengabdian ini dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran pada siswa sekolah dasar agar

menambah pemahaman dan memperkaya pengetahuan siswa SD tentang pangan yang bermutu

dan aman untuk dikonsumsi.

a. Penyampaian Materi Tentang Mutu Pangan

Materi ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya

mutu pangan/makanan yang dikonsumsi. Zat gizi dan kebersihan makanan merupakan factor

penting dalam memilih makanan yang bermutu. Untuk mempertahankan mutu dan kebersihan

makanan maka perlu juga adanya pemahaman dasar bagaimana cara memproduksi pangan

secara baik, sehingga mutu makanan tersebut dapat dipertahankan dan diserap baik oleh tubuh.

Selama pemberian materi, pemateri juga memotivasi siswa sekolah dasar untuk memulai gaya

hidup yang sehat dimulai dengan cara pengolahan pangan yang baik. Pengolahan pangan yang

baik hendaknya tidak menghilangkan terlalu banyak kandungan gizi dari pangan tersebut, juga

Page 415: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |405

tidak menggunakan bahan tambahan pangan yang membahayakan bahi kesehatan. Pengolahan

pangan yang baik juga harus memperhatikan factor sanitasi dan higienitasnya. Tempat

pengolahan pangan dan alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bahan yang

digunakan juga terlebih dahulu dicuci bersih dan juga sebaiknya membersihkan tangan

sebelum mengolah makanan. Dalam penyampaian materi ini siswa juga dipancing untuk maju

e depan kelas untuk menceritakan tentang pangan sehat yang biasa dikonsumsi. Penyampaian

materi tentang mutu pangan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penyampaian materi tentang mutu pangan

b. Penyampaian Materi Tentang Keamanan Pangan

Penyampaian materi ini dimulai dengan memberikan pemahaman kepada siswa dan

guru pendamping mengenai makanan yang aman untuk dikonsumsi. Makanan aman adalah

makanan yang bebas dari komponen-komponen berbahaya atau organisme yang dapat

menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit. Pangan yang tidak aman adalah pangan

yang mengandung kuman (mikroba patogen), bahan kimia dan bahan lain berbahaya yang bila

dikonsumsi menimbulkan gangguan kesehatan manusia (Baliwati, 2004). Pemateri

memperkenalkan kepada siswa sekolah dasar masalah keamanan pangan khususnya boraks dan

formalin yang terkandung di makanan ringan disekitar sekolah.

Materi ini juga mengajak siswa untuk lebih memahami jenis-jenis bahan yang tidak

boleh digunakan untuk bahan pangan seperti pewarna tekstil, boraks dan formalin yang dapat

membahayakan kesehatan tubuh. Dipaparkan juga ciri-ciri makanan yang menggunakan bahan

berbahaya tersebut. Contohnya Ciri-ciri bakso yang mengandung boraks yaitu lebih kenyal

dibanding bakso tanpa boraks, bila digigit akan kembali ke bentuk semula, tahan lama dan awet

beberapa hari, warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata

di semua bagian baik di pinggir maupun di tengah. Selain itu, bakso yang dicampur boraks

memiliki bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul serta bila dilemparkan ke lantai akan

Page 416: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |406

memantul seperti bola bekel. Penyampaian materi pangan yang aman dan bermutu dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Penyampaian materi pangan yang aman dan bermutu

c. Diskusi

Kegiatan diakhiri dengan diskusi dan menguji kembali ingatan siswa tentang penguasaan

materi mengenai pangan bermutu dan jajanan bergizi. Antusiasme siswa dalam kegiatan ini

sangat tinggi yang ditandai dengan keaktifan dalam diskusi maupun menjawab pertanyaan

yang diberikan (Gambar 3). Bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar

diberikan hadiah.

Gambar 3. Sesi Diskusi

Page 417: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |407

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan pengabdian untuk pembelajaran interaktif tentang pangan aman, bergizi dan

halal yang telah dilakukan berjalan dengan lancar. Siswa SDN 25 Ampenan Mataram sangat

antusias dalam mengikuti kegiatan dan bersemangat untuk menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Kegiatan ini perlu dilakukan karena dibutuhkan oleh siswa maupun masyarakat

sebagai informasi dalam memilih pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, sehingga

dapat terhindar dari berbagai penyakit. Dalam jangka panjang, pengetahuan yang diberikan

dalam kegiatan pembelajaran interaktif ini diharapkan mampu menghasilkan generasi yang

sehat, bergizi cukup dan peduli tentang mutu dan kemanan pangan yang dikosumsi.

Saran

Kegiatan pengabdian pembelajaran interaktif semacam ini perlu dilakukan disekolah lain

bagi siswa-siswa lainnya. Secara khusus pemerintah, melalui dinas-dinas terkait, diharapkan

lebih banyak berperan dalam kaitan ini, untuk menertibkan pedagang-pedagang yang masih

menambahkan bahan berbahaya kedalam produk olahannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI. 2016. Laporan hasil pengawasan PJAS Badan POM melalui Balai Besar/Balai

POM periode 2009 – 2016. Jakarta. Badan POM RI.

Baliwati, Y.F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi, cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Betty SL. Jenie.1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan Gizi IPB.

Fardiaz, S. 1992. Organisme Patogen. Materi Pelatihan Singkat Keamanan Pangan, Standart

dan Peraturan Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.

Purawijaya, T. 1992. Keracunan Makanan di Indonesia. Materi Pelatihan Singkat Keamanan

Pangan, Standart dan Peraturan Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.

Santoso, U. 2009. Peranan Ahli Pangan Dalam Mendukung Keamanan dan Kehalalan Pangan.

Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Kimia Pangan dan Hasil Pertanian pada

Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Zakaria, F. 1992. Komponen Kimia Berbahaya. Materi Pelatihan Singkat Keamanan Pangan,

Standar dan Peraturan Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.

Page 418: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |408

Pelatihan Pembuatan Tepung Ikan Di Desa Sanolo Kecamatan Bolo

Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat

Nadirah Karimatul Ilmi, Alis Mukhlis, Sanca Rahmatullah, Anita Prihatini Ilyas,

Awan Dermawan

Program Studi Budidaya Perairan PDD Kab. Bima Program Vokasi Universitas Mataram

Kata Kunci:

desa sanolo,

pelatihan, tepung

ikan

Abstrak:

Usaha produksi tepung ikan secara mandiri maupun industri belum

ditemukan di Kabupaten Bima. Kondisi ini juga dihadapkan pada

banyaknya ikan sisa dari hasil tangkapan yang tidak dimanfaatkan dengan

baik sementara ikan tersebut tidak diminati oleh konsumen. Maka produksi

tepung ikan menjadi sangat penting, namun pengetahuan masyarakat

tentang manfaat dan cara pembuatan tepung ikan masih sangat minim. Oleh

karena itu diperlukan sebuah langkah kongkrit berupa pemberian

pemahaman tentang proses produksi tepung ikan kepada masyarakat

khususnya nelayan dan petambak melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

Tujuan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah meningkatkan

pemahaman masyarakat petambak ikan/nelayan pengepul di Kecamatan

Bolo dalam pemanfaatan ikan sisa menjadi tepung ikan dan mampu

meningkatan pendapatan bagi nelayan serta terciptanya lapangan kerja baru

bagi nelayan dan keluarganya. Metode yang digunakan yaitu berupa

Pelatihan. Rangkaian kegiatan ini meliputi persiapan bahan baku, persiapan

alat dan bahan lain yang dibutuhkan. Pelatihan dimulai dengan

mempresentasikan materi tentang manfaat tepung ikan dan cara

membuatnya. Kemudian memberikan pengarahan sekaligus

mendemonstrassikan cara pembuatan tepung ikan yang benar sesuai

standar. Hasil kegiatan pelatihan menunjukkan masyarakat sasaran yang

terlibat dalam kegiatan ini yakni sejumlah 36 orang yang merupakan

perwakilan dari Desa Sanolo, Desa Sondosia, Desa Darusalam, dimana

peserta pelatihan terlihat antusias dengan memberikan respon positif selama

pelatihan, dengan aktif bertanya dan mempraktikkan langusng pembuatan

tepung ikan. Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman dalam pembuatan tepung ikan sehingga

tujuan pengabdian pada masyarakat ini benar-benar tercapai. Maka perlu

dilakukan pembinaan lebih lanjut pada masyarakat sampai pada tahap usaha

produksi tepung ikan untuk kebutuhan pakan.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Usaha produksi tepung ikan secara mandiri maupun industri skala rumah tangga belum

ditemukan di Kabupaten Bima. Salah satu daerah Kabupaten Bima yang memiliki potensi

Page 419: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |409

dalam menyediakan bahan baku dalam pembuatan tepung ikan adalah Kecamatan Bolo.

Kecamatan Bolo merupakan daerah pesisir penghasil ikan yang sebagian besar berasal dari

hasil tangkapan. Hasil tangkapan berlimpah berupa ikan sisa atau afkir yang tidak dikonsumsi

atau terbuang begitu saja, dapat dimanfaat sebagai bahan baku tepung ikan oleh masyarakat

Bolo. Masih rendahnya pemanfaatan ikan sisa atau afkir sebagai bahan baku industri tepung

ikan di Kabupaten Bima khususnya kecamatan Bolo, menjadikan peluang pengembangan

industri tepung ikan di daerah ini semakin besar yang diikuti peluang pasar yang cukup besar,

terutama untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak menggantikan tepung ikan impor.

Sutan (2002) menyatakan ironisnya Indonesia sebagai negara bahari masih 70 % mengimpor

bahan baku. Harga tepung ikan impor sedikit lebih mahal dibandingkan produk lokal dengan

kandungan protein dan kualitas yang sama.

Selain itu, pemanfaatan bahan baku berupa ikan sisa atau ikan afkir menjadi tepung

ikan, juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian alternatif selain sebagai nelayan yang

dapat menambah pendapatan keluarga. Secara umum pembuatan tepung ikan tergolong

sederhana baik bahan dan teknologinya. Windsor (2011) menyatakan bahwa cara

memproduksi tepung ikan merupakan hasil pengolahan dari proses pengeringan dan

penggilingan ikan tanpa penambahan material lainnya.Untuk meningkatkan produksi dan

mutu tepung ikan secara kualitas dan kuantitas maka perlu disampaikan pemahaman tentang

proses produksi tepung ikan kepada masyarakat nelayan dan petambak khususnya masyarakat

ada di Kecamatan Bolo melalui langkah kongkrit berupa kegiatan pengabdian masyarakat.

Tujuan dari kegiatan tersebut diharapkan usaha masyarakat akan berkembang bukan hanya

pada sekadar keterampilan individu masyarakat namun meningkatkan pemahaman serta

partisipasi masyarakat petambak ikan/ nelayan dalam terbentuknya usaha-usaha produksi

tepung ikan skala rumah tangga sehingga meningkatan pendapatan bagi nelayan serta

terciptanya lapanganan kerja.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 2019

bertempat di Teaching Farm Kampus Vokasi PDD Kabupaten Bima Universitas Mataram

Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. .Kegiatan pelatihan dihadiri oleh

masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai petambak dan nelayan merupakan mitra dari

kegiatan ini. Sejumlah 35 orang mitra hadir pada kegiatan ini. Pelaksanaan pelatihan

pembuatan tepung ikan dilakukan dengan metode penyuluhan, diskusi, dan demonstrasi

secara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat mesin penepung ikan ditempatkan di dalam ruangan terbuka di Teaching Farm,

sehingga jika masyarakat peserta kegiatan berkumpul dalam ruangan tersebut sembari menyimak

pemberian materi maupun pendemonstrasian pembuatan tepung ikan (Gambar 1).

Page 420: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |410

Gambar 1. Alat Penepungan

Adapun jenis ikan yang digunakan yakni segala jenis ikan dapat diolah menjadi tepung

ikan, namun ikan kecil lebih ekonomis untuk diolah menjadi ikan. Hal ini disebabkan harga

lebih murah dan lebih mudah digiling oleh mesin untuk menjadikannya tepung. Hal ini sesuai

dengan pendapat Seng (2015) bahwa ikan runcah (kecil) adalah bahan yang paling ekonomis

untuk diolah menjadi tepung ikan karena kurang disukai untuk konsumsi dan harganya relatif

murah.

Materi penyuluhan dan pelatihan meliputi: penjelasan alat dan bahan baku (ikan) dan

teknik memproduksi tepung ikan serta dilakukan demonstrasi percontohan pembuatan tepung ikan

serta tanya jawab mengenai materi tersebut (Gambar 2) adapun tanggapan dari masyarakat dengan

kegiatan tersebut menunjukkan minat yang sangat responsib, karena inimerupakan pengalaman

pertama bagi mereka mengikuti pelatihan serta tergerak guna memproduksi tepung ikan dari hasil

tangkapannya (Gambar 3).

Gambar 2. Pemberian Materi Penyuluhan Gambar 3. Demontrasi Pembuatan Tepung Ikan

Masyarakat peserta pelatihan sebagian besar adalah nelayan penangkap ikan,

petambak atau pembudidaya bandeng serta petani garam. Sebagian masyarakat bekerja petani

ladang dengan komoditi utama adalah jagung serta padi. Adapun respon masyarakat selaku

Page 421: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |411

mitra kegiatan dari pelatihan ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat

tersebut memiliki dampak positif terhadap menumbuh kembangkan kesadaran akan perlunya

membuka usaha kegiatan pembuatan tepung ikan guna menambah penghasilan serta dengan

adanya pelatihan ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan keterampilan masyarakat.

Dan adapun anggapan dari tim selaku pemberi materi pelatihan terhadap keinginan

masyarakat meliputi : Perlu dilakukan pendampingan dalam pembentukan mitra atau

kelompok usaha produksi tepung ikan atau penyusunaan proposal guna bantuan pengadaan

alat pembuat tepung ikan dari pemerintah daerah melaui instansi terkait serta perlu dilakukan

kajian-kajian analisis mengenai peluang usaha atau prospek maupun pangsa pasar dari

produksi tepung ikan ini sehingga memberikan penghasilan tambahan yang cukup besar

bagi masyarakat Desa di Kecamatan Bolo.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk

pelatihan pembuatan tepung ikan dapat disimpulkan mampu menjadikan sebagai peluang

usaha dan memiliki nilai ekonomi dalam rangka upaya peingkatan ekonomi masyarakat.

Selanjutnya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat mampu memberikan nilai positif

terhadap pemahaman dan kapasitas diri dan keterampilan mengolah tepung ikan,

Diharapkan setelah dilakukannya pelatihan ini, ada keberlanjutan pendampingan dari

pihak pemerintah Desa maupun Dinas instansi terkait untuk pengembangan produksi tepung

ikan dari kelompok masyarakat selaku mitra tersebut dalam tahap selanjutnya berupa

melakukan pengemasan dan menerapkan adminsitrasi keuangan dalam mengembangkan

usaha.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram khususnya Lembaga

Penelitian dan Pemgabdian kepada Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberi

dukungan financial terhadap pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Seng, Ahmad. (2015). Perancangan Mesin Produksi Tepung Ikan. Jurnal Teknik Mesin. Rotasi.

Vol 17. 1.

Sultan, Masjud. 2002. Tepung Ikan Masih Harus Impor. Majalah Trubus.

Windsor, M.L. (2001). Fish meal. Torry Advisory Note No. 49. Torry Research Station

[online].(http://www.fao.org/wairdocs/tan/x592 6e/x5926e00.htm, diakses tanggal 10

Februari 2019).

Page 422: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |412

Penyuluhan Mengenai Penanganan Penyakit Pada Ikan Kerapu Di Batu

Nampar, Lombok Timur

Fariq Azhar, Dewi Putri Lestari, Bagus Dwi Hari Setyono, Andre Rachmat Scabra

Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram

Kata Kunci:

Ikan kerapu;

penyakit; budidaya;

penanganan

Abstrak:

Kecamatan Jerowaru terletak di ujung Selatan Lombok Timur yang kaya

dengan potensi pengembangan budidaya perikanan pantai (Kerapu,

Lobster, dll). Ikan kerapu merupakan komoditas penting yang diharapkan

dapat meningkatkan taraf hidup dan pendapatan nelayan di desa

Batunampar. Ikan kerapu khususnya jenis kerapu bebek mempunyai harga

jual yang sangat tinggi. Pengkajian ikan kerapu yang telah dilakukan sangat

direspon dengan baik oleh masyarakat. Tujuan kegiatan penyuluhan ini

antara lain mencegah terjadinya kerugian ekonomis, menaikkan nilai hasil

produksi ikan kerapu, memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

cara penangangan ikan kerapu yang terserang penyakit. Sedangkan manfaat

dari kegiatan penyuluhan ini diharapkan akan mampu mendorong

masyarakat Desa Batu Nampar untuk dapat menangani penyebaran

penyakit pada ikan kerapu. Kegiatan penyuluhan ini akan dilakukan dengan

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan

penyakit yang meliputi petunjuk pemilihan bibit ikan kerapu, petunjuk

pengelolaan budidaya kerapu, petunjuk penanganan ikan yang terserang

penyakit. Target luaran dari kegiatan ini berupa kemampuan menangani

penyakit pada ikan kerapu dan cara pencegahan penyebaran penyakit

tersebut. Kegiatan penyuluhan tersebut dimulai dengan mengumpulkan

para peserta yang merupakan para pembudidaya ikan kerapu. Selanjutnya

penyampaian materi dilakukan dengan melakukan presentasi pada para

pembudidaya mengenai proses budidaya ikan kerapu yang baik. Hal

tersebut dilakukan untuk menambah wawasan pembudidaya ikan kerapu

agar bisa lebih produktif lagi dalam memproduksi ikan kerapu. Proses

budidaya yang baik dapat mencegah serangan patogen yang masuk,

sehingga kematian ikan kerapu dapat diminimalisir. Kesimpulan dari hasil

kegiatan ini adalah penyuluhan mengenai penanganan penyakit pada ikan

kerapu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara

mencegah dan mengobati ikan kerapu yang terserang penyakit sehingga

dapat memicu para pembudidaya untuk memelihara ikan

Korespondensi: [email protected]

Page 423: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |413

PENDAHULUAN

Kecamatan Jerowaru terletak di ujung Selatan Lombok Timur yang kaya dengan potensi

pengembangan budidaya perikanan pantai (Kerapu, Lobster, dll). Ikan kerapu merupakan

komoditas penting yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan pendapatan nelayan di

desa Batunampar. Ikan kerapu khususnya jenis kerapu bebek mempunyai harga jual yang

sangat tinggi. Pengkajian ikan kerapu yang telah dilakukan sangat direspon dengan baik oleh

masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang kemudian ikut mencoba

budiaya ikan kerapu dalam karamba. Teknologi budidaya yang diintroduksikan sangat

sederhana sehingga petani dapat menirunya tanpa kesulitan. Modal yang diperlukan sangat

murah karena konstruksinya bisa dibangun dengan bahan yang tersedia disekitar petani dan

tidak asing bagi mereka misalnya bambu, pelampung dan jaring. Metoda budidayanya juga

sangat sederhana sehingga dapat diaplikasikan oleh petani. Untuk memenuhi kebutuhan pakan

ikan berupa ikan rucah masyarakat tidak mengalami kesulitan karena terdapat banyak bagan

apung dan tancap yang dapat mensuplai kebutuhan ikan rucah setiap hari.

Pengembangan ikan kerapu di keramba jaring apung (KJA) mempunyai kendala dalam

proses kegiatan budidayanya. Permasalahan yang timbul dalam proses pemeliharaan benih ikan

kerapu dalam keramba jaring apung (KJA) adalah timbulnya penyakit. Serangan penyakit dan

penurunan kualitas lingkungan budidaya dapat menjadi salah satu cara masuk penyakit.

Ketersediaan benih yang tahan terhadap penyakit merupakan komponen penting dalam

pengembangan budidaya kerapu. Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan kerapu

adalah Vibrio alginolyticus. V. alginolyticus dapat menyerang ikan kerapu pada berbagai stadia

mulai dari larva hingga dewasa. Infeksi pathogen pada ikan budidaya dapat menyebabkan

kematian lebih dari 80%. Patogen penyebab penyakit biotik pada ikan dapat berupa virus,

bakteri, parasit dan jamur (Eraz-Pagodor, 2001). Secara umum spesies dari genus Vibrio yang

potensial dalam menyebabkan Vibriosis pada ikan kerapu. Ekspansi bakteri ini sangat cepat

dan terjadi pada wilayah budidaya laut secara intensif dan menyebabkan kondisi budidaya

perikanan semakin terpuruk dan mempengaruhi sebagian besar produksi ikan di dunia (Austin

and Austin, 1993). Sehingga perlu diadakan pengkajian tentang penyakit yang menyerang ikan

kerapu.

METODE KEGIATAN

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah Focus Group Discusion (FGD)

dengan memberikan informasi atau wawasan kepada pembudidaya terkait penyakit yang

disebabkan oleh bakteri Vibrio alginolyticus sehingga dapat memberikan solusi tentang cara

penanggulangan penyakit Vibriosis pada ikan kerapu kepada pembudidaya. Mulai dari

menyampaikan informasi tentang cara pemilihan bibit ikan kerapu, petunjuk pengelolaan

budidaya ikan kerapu, petunjuk penanganan ikan yang terserang penyakit Vibrio alginolyticus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumberdaya alam berupa laut di Lombok Timur mempunyai potensi untuk kegiatan

budidaya laut yaitu ikan kerapu, udang lobster, mutiara, rumput laut, teripang dan kekerangan.

Potensi budidaya mutiara 3.433,65 ha; ikan kerapu 509,40 ha; udang lobster 525,68 ha; rumput

Page 424: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |414

laut 2.000,00 ha; teripang 194,00 ha; dan kekerangan 179,50 ha. Hal tersebut yang mendorong

tumbuhnya pembudidaya di Lombok Timur. Akan tetapi, proses budidaya yang telah

berlangsung sering mengalami permasalahan. Salah satu masalah yang muncul dalam proses

budidaya adalah timbulnya penyakit.

Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan

melalui proses hubungan tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisi inang, dan adanya

patogen. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang

tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad patogen. Penyakit pada ikan dapat dibedakan

menjadi penyakit yang bersifat infeksi, dan non-infeksi. Penyakit dapat ditimbulkan oleh satu

atau berbagai macam penyakit. Ada penyakit yang disebabkan oleh satu faktor, tetapi kemudian

dibarengi oleh faktor lain. Bila terjadi semacam ini, berarti penyakit kedua (sekunder)

memanfaatkan kondisi yang disebabkan oleh penyakit pertama (penyakit primer). Penyebab

penyakit infeksi antara lain jamur, bakteri, parasit ,dan virus. Sumber penyakit ini umumnya

banyak terjadi pada ikan kerapu sunu dan serangannya bersifat ganas dan menyebabkan

kematian. Penyebab penyakit non-infeksi antara lain: stres, kekurangan gizi, pemberian pakan

yang berlebihan, keracunan, memar karna luka, cacat, dan lain-lain.

Gambar 1. Pengumpulan peserta pembudidaya ikan

Kegiatan penyuluhan tersebut dimulai dengan mengumpulkan para peserta yang

merupakan para pembudidaya ikan kerapu. Selanjutnya penyampaian materi dilakukan dengan

melakukan presentasi pada para pembudidaya mengenai proses budidaya ikan kerapu yang

baik. Hal tersebut dilakukan untuk menambah wawasan pembudidaya ikan kerapu agar bisa

lebih produktif lagi dalam memproduksi ikan kerapu. Proses budidaya yang baik dapat

mencegah serangan patogen yang masuk, sehingga kematian ikan kerapu dapat diminimalisir.

Kegiatan berikutnya yakni penyampaian informasi tentang penyakit yang disebabkan

oleh bakteri. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa sebagian peserta

penyuluhan belum mengetahui penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit bakterial yang

sering muncul dalam budidaya ikan kerapu yakni penyakit luka bernanah, sirip busuk, Insang

Busuk, Vibriosis, Keropos Rahang, Anus Menonjol, Radang Mulut, Bintik Merah. Sehingga

banyak para peseta yang bertanya tentang cara pencegahan dan penanggulangan ikan yang

terserang oleh bakteri.

Page 425: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811 Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |415

Gambar 2. Penyampaian informasi tentang penyakit

KESIMPULAN

Penyuluhan mengenai penanganan penyakit pada ikan kerapu dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai cara mencegah dan mengobati ikan kerapu yang terserang

penyakit sehingga dapat memicu para pembudidaya untuk memelihara ikan dalam skala besar

dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Austin,B.,and D.A Austin, 1993. Bacterial Fish Pathogen.2nd edition. Ellis Horwood Ltd.,

Chishester.pp.265-307.

Eraz-Pagodor,G.,2001. Environmental and Other Non Infectious Disease. In Health

Management in Aquaculture (Eds Gilda D.Lio-Po, C.R.Lavilla, E.R.Cruz-Lacierda), pp

75-81. Seardec. Iloilo, Philipines.

Chi, S.C, 2006, Piscine Nodavirus Infection in Asia. Department of Life Science and Institute

of Zoology. National Taiwan University.

Johny, Fris et al,. 2010. Aplikasi Imunostimulan Untuk Meningkatkan Imunitas non-Spesifik

Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus Terhadap Penyakit Infeksi Di Hatcheri.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi. Balai riset Perikanan Budidaya Laut Gondol.

Page 426: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |416

Pemberdayaan Wanita Pesisir Melalui Olahan Pangan Berbasis Mangrove

di Desa Paremas Kabupaten Lombok Timur

Sitti Hilyana, Sadikin Amir, Muhammad Marzuki, Ayu Adhita Damayanti

Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram

Kata Kunci:

pesisir, olahan

pangan, mangrove

Abstrak:

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem penting yang memiliki fungsi

ekologi, ekonomi dan fungsi sosial. Secara ekologis, ekosistem mangrove

berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan

(nursery ground) serta daerah tempat mencari makan (feeding graund)

berbagai jenis biota dan spesies lainnya. Mangrove juga berfungsi sebagai

penahan abrasi, mencegah intrusi air laut, dan menjaga daratan dari

hantaman gelombang. Secara sosial ekonomi, mangrove berfungsi sebagai

penghasil kayu, obat-obatan serta sumber bahan pangan untuk hidup dan

pendapatan keluarga. Pemanfaatan mangrove menjadi olahan pangan cukup

potensial, namun belum banyak dilakukan masyarakat, sehingga potensi

mangrove untuk kepentingan ekonomi dapat dilakukan melalui olahan

mangrove untuk berbagai jenis pangan seperti cake mangrove, chips dan

brownis mangrove. Selain untuk kepentingan ekonomi, olahan pangan

mangrove juga berfungsi untuk kesehatan dan dapat dilakukan oleh wanita

di kawasan pesisir sebagai matapencaharian, sehingga berdampak pada

meningkatnya kesejahteraan keluarga atau rumahtangga secara

keseluruhan. Salah satu teknologi potensial yang dapat dikembangkan

dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir adalah pelatihan

olahan pangan berbasis mangrove bagi wanita pesisir di Desa Paremas

Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Teknologi olahan hasil

berbasis mangrove perlu dikembangkan mengingat selama ini terjadinya

penebangan mangrove akibat dari ketidaktahuan masyarakat terkait fungsi

mangrove baik secara ekologi maupun secara ekonomi. Buah mangrove

jenis sonneratia alba dapat memproduksi tepung mangrove yang dapat

dijadikan bahan pembuatan kue, sedangkan cangkang kepiting bawah

tegakan mangrove dapat dijadikan tepung kepiting yang dapat digunakan

sebagai bahan campuran kerupuk.

Korespondensi: [email protected]

PENDAHULUAN

Sebagian besar kondisi ekonomi masyarakat pesisir relatif rendah, disisi lain potensi

sumberdaya alam dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan. Hasil Susenas 2004

mengungkapkan bahwa, kemiskinan terbesar di Pulau Lombok berada pada masyarakat pesisir

mencapai 168.000 orang tersebar di 236 desa pesisir dengan tingkat pendapatan rata-rata Rp.

Page 427: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |417

3.850.000/kapita per tahun atau Rp 310.000/bulan. Apabila dikaitkan dengan jumlah

tanggungan keluarga rata-rata 4-5 orang, maka rumah tangga masyarakat pesisir tergolong

kategori miskin.

Dalam mengakselerasi pembangunan kelautan dan perikanan, Pemerintah Daerah

melalui berbagai program mencoba mengintroduksi berbagai paket teknologi yang mudah

dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mengurangi angka kemiskinan. Salah satu teknologi

potensial yang dapat dikembangkan dalam mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir

adalah pelatihan olahan pangan berbasis mangrove bagi wanita pesisir di Desa Paremas

Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Teknologi olahan hasil berbasis mangrove

perlu dikembangkan mengingat selama ini terjadinya penebangan mangrove akibat dari

ketidaktahuan masyarakat terkait fungsi mangrove baik secara ekologi maupun secara

ekonomi. Buah mangrove jenis sonneratia alba dapat memproduksi tepung mangrove yang

dapat dijadikan bahan pembuatan kue, sedangkan cangkang kepiting bawah tegakan mangrove

dapat dijadikan tepung kepiting yang dapat digunakan sebagai bahan campuran kerupuk.

Salah satu metode transfer teknologi olahan hasil berbasis mangrove kepada

masyarakat pesisir khususnya wanita pesisir sebagai sasaran program yang dinilai lebih efektif

adalah dengan membangun kegiatan usaha secara profesional dilokasi yang dapat diakses

langsung oleh masyarakat agar tujuan peningkatan income generating wanita pesisir dapat

tercapai. Metode transfer pengetahuan kepada masyarakat sasaran yang dinilai lebih efektif

adalah dengan membangun kesadaran secara profesional dilokasi yang dapat diterima langsung

oleh masyarakat agar tujuan penyadaran masyarakat pesisir dapat tercapai. Disamping untuk

tujuan pengelolaan sumberdaya mangrove diarahkan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pelestarian serta perlindungan ekosistem sebagai sumber bahan pangan

olahan. Disamping itu diperlukan upaya penyadaran masyarakat tentang perlindungan

sumberdaya mangrove. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada mayarakat

ini adalah: Meningkatnya jumlah dan jenis alternative livelihood masyarakat pesisir Paremas,

terciptanya kesadaran masyarakat dalam melindungi ekosistem mangrove di Kecamatan pesisir

Jerowaru, memantapkan wawasan, sikap mental, dan visi dosen dalam melaksanakan kegiatan

fasilitasi, pendampingan pada masyarakat serta menumbuhkan dan meningkatkan kualifikasi

peran dosen dalam pemberdayaan pada masyarakat.

Tujuan pengabdian pada masyarakat antara lain : terjaganya kelestarian ekosistem

mangrove, terjaganya keamanan dan kenyamanan masyarakat pesisir Kabupaten Lombok

Timur dari ancaman bencana, berkurangnya pengangguran di kawasan pesisir, meningkatnya

diversifikasi produk olahan (pasca panen) kepiting.

METODOLOGI KEGIATAN

Kegiatan pelatihan olahan pangan berbasis mangrove dilakukan menggunakan metode

kaji tindak partisipatif aktif (participatory action program) di lapangan secara aktif sejak

persiapan sampai evaluasi kegiatan. Teknik yang diterapkan relatif sederhana sehingga

kelompok wanita pesisir maupun pengolah pangan dan peserta lain dapat dengan mudah

melakukan paket teknologi dengan baik dan berhasil guna.

Page 428: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |418

Penentuan lokasi pelatihan olahan pangan berbasis mangrove dipilih sesuai dengan

kriteria-kriteria yang ditetapkan. Sebelum kegiatan dilakukan sosialisasi program kepada

masyarakat sasaran kemudian mendisain kelompok terpilih dan menyiapkan bahan-bahan serta

modul pelatihan. Pengolahan pangan dilakukan dengan sistem partisipasi aktif anggota

kelompom mulai dari pemilihan buah mangrove sebagai bahan dasar tepung sampai tahapan

olahan yang menghasilkan produk olahan dalam bentuk pangan siap jual. Untuk menunjang

hal ini, dilakukan pelatihan tatap muka serta praktek kerja secara langsung.

Lembaga yang akan bermitra dalam kegiatan ini antara lain Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Lombok Timur serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Lombok Timur. Mitra tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa setelah proyek berakhir,

lembaga ini akan melakukan pembinaan teknis maupun non teknis kepada kelompok sasaran.

Kedua Mitra tersebut memiliki ruang lingkup tugas dalam pengelolaan sumber daya di

Kabupaten dan kegiatan yang diusulkan adalah merupakan program strategis Mitra yang

tertuang dalam dokumen rencana strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB tahun

2015-2035.

Dalam rancangan kegiatan yang diajukan, pemberdayaan wanita pesisir melalui

plahan pangan berbasis mangrove sehingga berdampak pada peningkatan keterampilan kerja

sebagai pekerjaaan baru bagi wanita pesisir terutama kelompok pengolah produk. Komoditi

yang dikembangkan dipilih berdasarkan kesesuaian karakter ekonomi dan social budaya

masyarakat melalui focus group discussion (FGD) pada awal pelaksanaan kegiatan. Pola

pemberdayaan wanita pesisir dilakukan dengan pola pelatihan dan praktek langsung komoditi

perikanan sehingga dalam wanita kelompok sasaran lebih cepat memahami dan mengadopsi.

Peningkatan keterampilan kerja dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dimulai dari

sosialisasi program, pelatihan, dan pendampingan. Pelatihan meliputi : 1) Pelatihan teori terkait

sistem produksi pangan olahan; 2) Pelatihan pengolahan pangan berbasis mangrove. Sebagai

tindak lanjut pendampingan, setiap kelompok akan didampingi dan dievaluasi secara

berkelanjutan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur berperan melakukan

bimbingan teknis pada masyarakat sasaran, menyediakan data dan informasi terkait dengan

program kegiatan, menyediakan bantuan alat untuk pengemasan sebagai tindak-lanjut kegiatan

pemberdayaan masyarakat pasca program berakhir. Kelompok binaan berperan dalam

menyediakan menyiapkan buah mangrove sebagai bahan dasar tepung serta cangkang kepiting

untuk bahan dasar kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tiga tahap yaitu : 1) tahap inisiasi; 2) tahap

pelatihan teoritis dan keterampilan; dan 3) tahap evaluasi akhir dan keberlanjutan. Keterangan

kegiatan pelaksanaan usulan penerapan ipteks akan dijabarkan sebagai berikut:

Tahap Inisiasi

Tahap inisiasi merupakan program awal dalam pelaksanaan usulan penerapan ipteks.

Pada tahap ini dilakukan rangkaian program meliputi : diskusi dan pematangan implementasi

Page 429: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |419

teknologi inovasi dengan kelompok sasaran. Pelaksanaan kegiatan lanjutan dalam tahapan

inisiasi adalah alih pengetahuan kepada kelompok usaha.

Observasi Lokasi

Observasi lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi sasaran program sesuai dengan

usulan proposal kegiatan. Pemilihan lokasi sesuai kondisi yang akan diintervensi dan

kebutuhan lokal. Penentuan sasaran atau target program didasarkan pada parameter kesesuaian

usahaserta permasalahan dan memiliki potensi spesifik usaha yang memungkinkan untuk

dilakukan desaign program pengembangan atau perbaikan.

Integrasi dengankelompok sasaran atau target program.

Integrasi dengan kelompok sasarandiawali dengan memperkenalkan diri, identitas

lembaga, anggota tim, maksud dan tujuan, serta rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan

dengan tokoh-tokoh masyarakat, ketua RT dan tetangga terdekat dari tempat pelaksanaan

kegiatan.Selama proses persiapan pelaksanaan program, tim menganalisis peta sosial

masyarakat serta permasalahan sosial ekonomi mereka. Integrasi kedalam masyarakat sangat

penting sebagai langkah awal memulai kegiatan di lapangan. Keberhasilan pendekatan ini

merupakan dasar hubungan kerjasama kedepan antara tim dengan masyarakat sasaran program.

Tahap Sosialisasi

Tahap ini penting untuk dilakukan agar program kegiatan terlaksana sesuai target.

Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya penataan sanitasi dan higienitas produk yang diusahakan. Pemahaman masyarakat

tentang pentingnya higienitas dan penataan sanitasi rumah produksi mempengaruhi

keberlanjutan usaha olahan mangrove. Strategi bina usaha mencakup sebagai berikut : (1)

meningkatkan keterampilan usaha, pengelolaan bisnis skala kecil dan pengusaha teknologi, (2)

meningkatkan dan mempermudah akses terhadap teknologi, modal dan pasar, (3) membangun

kemitraan mutualistis diantara sesama pelaku ekonomi rakyat.

Pelaksanaan Teknis Kegiatan

Pelaksanaan teknis kegiatan pada kelompok wanita pengolah mangrove meliputi : 1)

pelatihan pengolahan pangan berbasis mangrove; 2) Pelatihan pengemasan produk standar

menghasilkan produk berkualitas; serta 3) Melakukan perbaikan sistem manajemen usaha,

pengembangan SDM dan manajemen keuangan usaha.

Persiapan bahan dan Alat

Persiapan bahan dan alat dimaksudkan untuk mempermudah proses pelaksanaan

pelatihan bagi wanita pengolah berbahan dasar mangrove di Desa Paremas (Dusun Kuranji dan

Dusun Permas) sehingga sasaran program dapat memahami secara langung bahan-bahan dan

alat yang digunakan dalam menunjang usaha produk olahan mangrove. Bahan dan alat yang

dibutuhkan adalah : dandang, loyang, oven, panci, pisau, ulenan, blender, saringan, wadah air,

dan lain sebagainya. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah tepung mangrove, tepung

Page 430: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |420

terigu, tepung tapioka, gula, telur, margarine, dan lain sebagainya. Pengolahan pangan berbasis

mangrove berupa cake / bolu mangrove, chips mangrove, kerupuk cangkang kepiting, daging

kepiting kemasan. Kegiatan dilakukan secara bertahap, berurutan, bersih dan higienis serta

memenuhi persyaratan mutu guna mengubah bahan mentah menjadi produk akhir.

Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Berbasis Mangrove

Pelaksanaan kegiatan pelatihan diversifikasi atau menambah varian produk berbahan

dasar mangrove dalam bentuk bolu dan chips mangrove, daging kepiting kemasan dan kerupuk

cangkang kepiting dengan varian rasa.

Pelatihan Peningkatan Kualitas Melalui Desain Kemasan Produk

Kemasan produk merupakan faktor penting dalam menjaga kualitas produk. Dengan

kemasan dan pelabelan yang sesuai dengan produk yang dihasilkan juga akan mempengaruhi

harga produk olahan.

Pelatihan Perbaikan Sistem Manajemen Usaha

Tujuan pelatihan perbaikan sistem manajemen usaha adalah meningkatkan

pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kelompok pengolah produk dalam menjalankan

usaha pengolahan mulai dari proses produksi sampai pemasaran. Disamping itu, pelatihan

perbaikan sistem usaha digunakan untuk sarana menyebarluaskan pengetahuan dan informasi

tentang pentingnya melindungi mangrove sebagai habitat berbagai biota penting seperti

kepiting, kerang-kerangan, udang, dan lain sebaginya serta sebagai ekosistem yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi keluarga melalui pemanfaatan buah sehingga

kelompok masyarakat akan termotivasi menjaga dan melindungi ekosistem mangrove karena

memiliki fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial bagi kehidupan masyarakat pesisir.

Pelatihan dan pendampingan terkait manajemen usaha dilakukan dalam bentuk

peningkatan kapasitas anggota kelompok dalam mengembangkan usaha dibidang pengolahan

produk berbasis mangrove. Pelatihan diawali dengan penyampaian materi antara lain : a)

pemanfaatan mangrove sebagai sumber ekonomi dan sebagai habitat kepiting, b) pemanfaatan

buah mangrove sebagai bahan dasar tepung mangrove, c) alternatif varian produk berbahan

mangrove, d) konsistensi cita rasa dan performance produk, e) pengemasan dan pelabelan

produk, dan h) sistem pemasaran produk.

Kegiatan pelatihan usaha yang dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan produk

berbasis mangrove bertujuan untuk melakukan pemberdayaan kelompok pengolah mangrove

beserta biota yang mendiaminya agar memiliki mata pencaharian dan memiliki jiwa

kewirausahaan. Tujuan spesifik kegiatan pemberdayaan adalah upaya pemberdayaan

kelompok melalui penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha baru bagi masyarakat sehingga

mereka memiliki sumber penghasilan. Hal ini akan berimplikasi pada peningkatan daya beli

masyarakat yang akan berdampak pada dinamika ekonomi masyarakat.

Disamping tujuan secara ekonomi, tujuan kelembagaan, yaitu:

a. Melalui pemberdayaan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat dalam bidang teknik berwirausaha

Page 431: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |421

b. Melalui pemberdayaan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat pengembangan usaha pengolahan produk olahan berbasis mangrove mulai dari

tahapan produksi dan pemasaran hasil.

c. Penguatan kelembagaan (institusional building) sosial ekonomi masyarakat melalui

penumbuhan dan pengembangan kelembagaan kelompok.

d. Melalui pelatihan dan pembinaan akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

masyarakat atau kelompok sasaran untuk melakukan pengolahan produk berbasis

mangrove.

Peningkatan ketrampilan pengolahan hasil berbasis mangrove diarahkan untuk:

1. Memotivasi masyarakat untuk berusaha dan bekerja keras serta kreatif dan inovatif dalam

menjalankan kegiatan usahanya.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil usaha sehingga akan mendorong peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan mereka.

3. Meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran melalui pengolahan produksi hasil olahan

berbasis ikan, kualitas produksi dan harga jual di pasaran.

4. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengadopsi teknologi inovasi

pengolahan mangrove secara higienis.

5. Meningkatkan pengetahuan bagi kelompok sasaran tentang pelaksanaan hidup bersih dan

sehat.

Partisipasi Calon Pelaku Usaha Pengolahan Produk Berbasis Mangrove

Sejalan dengan pendekatan partisipatif yang digunakan dalam pelatihan pengolahan

pangan berbahan mangrove dan pengolahan pangan berbahan biota mangrove kepiting pada

setiap tahapan kegiatan mulai dari perencanaan, implementasi maupun pengawasan, pelibatan

kelompok wanita pengolah mutlak dilakukan, karena metode pendekatan ini sangat

menentukan tingkat keberhasilan program kedepan. Hasil kajian Hilyana, dkk, 2008

melaporkan bahwa pelibatan masyarakat lokal dalam penerapan program pemberdayaan

selama ini hanya sebatas pelatihan sesaat, belum dilibatkan sebagai pelaku utama baik dalam

konteks menentukan formula yang paling sesuai dan keberlanjutan usaha. Agar pelibatan

kelompok pengolah pangan berbahan mangrove dapat dilakukan secara penuh maka kelompok

sasaran diberikan penyadaran dan dibekali pengetahuan terkait prospek pengembangan usaha

olahan serta sistem pengasapan yang higienis sehingga akan mempengaruhi kualitas produk

serta nilai ekonomi produk yang lebih baik.

Program-program yang lebih menyentuh dan bersifat implementatif sangat dibutuhkan

masyarakat sehingga hasilnya dapat dilihat secara terukur dalam rangka membangun

kepercayaan masyarakat sekaligus memotivasi dan menanamkan keyakinan akan kemampuan

mereka dalam mengembangankan usaha pengolahan pangan berbasis mangrove serta

pengolahan pangan berbasis kepiting yang lebih aman dari sisi kesehatan dan kualitas produk

.Program pengembangan desa wisata mangrove dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya

termasuk dalam program perlindungan ekosistem berbasis masyarakat serta peraturan

pengelolaannya.

Semangat untuk menerapkan praktik-praktik partisipatif dan inovatif di Desa paremas

Page 432: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |422

masih relatif tinggi. Hal ini indikasikan oleh keikutsertaan kelompok wanita pengolah pangan

berbahan mangrove selama pelaksanaan kegatan mulai tahap proses sosialisasi, persiapan

pelatihan dan proses pengolahan pangan.

Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha Olahan Pangan Berbasis Mangrove

Mengubah atau meningkatkan persepsi masyarakat terhadap pentingnya

pengembangan usaha olahan mangrove penting dilakukan sebagai acuan dan dasar

pengembangan usaha kecil untuk berbagai pemanfaatan kedepan. Peningkatan persepsi

mendorong masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pengolahan mangrove.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan Slamet (1985), terdapat 3 syarat agar masyarakat dapat

berpartisipasi dalam pembangunan, yaitu adanya kemauan, kemampuan serta kesempatan

untuk berpartisipasi.

Persepsi dan partisipasi merupakan konsep yang saling terkait, seseorang akan

berpartisipasi terhadap suatu objek, didahului oleh persepsi dan sikapnya terhadap objek

tersebut dan baru kemudian muncul partisipasi. Persepsi masyarakat yang baik terhadap

pengolahan pangan berbasis mangrove perlu dibangun dengan berbagai upaya salah satunya

adalah melalui pertemuan/diskusi formal dan informal.

Kendala Pengembangan Usaha Olahan Pangan Berbasis Mnagrove

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan usaha olahan pangan berbasis mangrove

di Desa Paremas adalah semangan membangun usaha produktif hanya bisa dilakukan oleh

beberapa anggota kelompok saja, karena setiap anggota kelompok memiliki cara pandang dan

effort yang berbeda. Disamping itu ketersediaan sarana pendukung yang dimiliki kelompok

relatif terbatas. Beberapa kelemahan lain yang dapat diidentifikasi dari karakteristik peserta

program yang menjadi factor pnghambat keberlanjutan usaha kedepan adalah sikap mental

yang mengabaikan kualitas bahan baku, proses produksi kurang higienis karena budaya bersih

jauh dari standart ideal, mental yang tidak focus dan kurang effort, sifat tak percaya kepada diri

sendiri, tak berdisiplin, sikap mental mengabaikan tanggung jawab.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pemberdayaan wanita dalam megolah produk

berbasis mangrove diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengolahan pangan berbasis mangrove merupakan alternatif yang tepat untuk

pengelolaan mangrove, diantaranya dibuat produk bolu/cake mangrove, chips mangrove,

kepiting kukus kemasan serta kerupuk cangkang kepiting.

2. Pemanfaatan produk tersebut diharapkan dapat menambah keahlian para anggota

kelompok yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat Desa Paremas meningkat terkait usaha

produktif berbahan mangrove, tercermin dari pasca kegiatan pelatihan dan

pemberdayaan dilakukan oleh tim pengabdian terjadi perubahan pola pikir yang lebih

Page 433: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |423

baik dibandingkan sebelum intervensi program. Hal ini ditunjukkan oleh semakin

kuatnya motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan usaha olahan

pangan berbasis mangrove. Kondisi ini tercermin dari sikap masyarakat yang mulai

memanfaatkan buah mangrove untuk membuat tepung mangrove sebagai bahan dasar

pembuatan cake/bolu dan chips mangrove serta pemanfaatan limbah cangkang kepiting

menjadi kerupuk cangkang kepiting yang selama ini banyak terbuang dan tidak

dimanfaatkan.

4. Kegiatan pendampingan dapat terlaksana karena didampingi fasilitator yang kompeten

dalam dalam pengolahan produk pangan. Tanggapan positif oleh peserta program

pelatihan olahan pangan merupakan faktor pendorong yang memungkinkan kegiatan

pengolahan produk olahan mangrove berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Semua

peserta dapat membaca dan menulis bahasa Indonesia, ini merupakan factor pendukung

positif terhadap keberhasilan transformasi. Pelibatan kelompok wanita menjadi prioritas

karena sebagian besar ibu-ibu dan wanita yang ada diwilayah pesisir tidak memiliki

kegiatan, waktu relatif banyak, sehingga diharapkan dengan keterampilan maupun

gagasan usaha yang akan diberikan dapat menjadi motivasi untuk memulai usaha dan

pada gilirannya diharapkan dapat memberikan tambahan pendapatan.

Saran

1. Hasil pelatihan dan pendampingan terhadap peserta binaan, menunjukan hasil bahwa

partsipasi dan antusiasme masyarakat yang relatif besar. Dengan demikian model

pembinaan yang perlu diterapkan pasca program harus lebih mendasar, intensif,

pendampingan terus menerus, disertai keaktifan pendamping untuk mencari berbagai

akses yang dibutuhkan oleh binaan. Akses yang diperlukan berupa modal, peluang pasar

serta temu usaha.

2. Pemandirian kelompok dilakukan melalui proses yang panjang, Untuk itu dibutuhkan

tekad yang kuat dari anggota kelompok serta pendampingan intensif. Kemampuan tenaga

pendamping sangat berpengaruh terhadap proses pemandirian kelompok. Selain

wawasan, diperlukan dari seorang pendamping adalah pengalaman lapangan,

pemahaman konsep program secara keseluruhan, sikap dan kepribadian yang

mendukung. Penguatan ekonomi masyarakat mulai dijalankan setelah terbentuknya

kelompok masyarakat, dan menjadi intensif setelah kelompok mandiri.

3. Perlu bimbingan dan pendampingan secara intensif agar peserta program tidak

kehilangan motivasi berusaha, mengingat sebagian besar peserta program pemberdayaan

termasuk kelompok usia muda. Perlu program penguatan kelompok sebagai tindak lanjut

program pemberdayaan agar usaha yang telah ditekuni saat ini dapat dilakukan secara

berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2011. NTB dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Mataram

DKP Kab. Lombok Barat. 2000. Visi dan Misi Dinas Perikanan Kabupaten Lombok Barat

Page 434: E-ISSN : 2715-5811 - jurnal.lppm.unram.ac.id

Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Prosiding PEPADU LPPM Universitas Mataram e-ISSN: 2715-5811

Vol. 1, 2019

Hotel Grand Legi Mataram, 26 September 2019 |424

Friedman, John, Empowerment: The Politics of Alternative Development. Cambridge:

Blackwell, 1992.

Kirdar, Uner dan Leonard Silk (eds.), People: From Impoverishment to Empowerment. New

York: New York University Press, 1995.

Putranto, Dwi Arie. 2007. Analisis Efisiensi Produksi Kasus pada Budidaya Penggemukan

Kepiting Bakau di Kabupaten Pemalang. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang

Ranis, Gustav. “Reducing Poverty: Horizontal Flows Instead of Trickle Down”. Uner Kirdar

dan Leonard Silk (eds.), People: From Impoverishment to Empowerment. New York:

New York University Press, 1995.