e-ISSN: 2615-6628

20

Transcript of e-ISSN: 2615-6628

Page 1: e-ISSN: 2615-6628
Page 2: e-ISSN: 2615-6628

i

p-ISSN: 1411-7177e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economic of Agriculture and Agribusiness (SOCA) merupakan mediauntuk penyebarluasan hasil penelitian bagi dosen, peneliti, praktisi maupunmasyarakat umum yang yang konsen terhadap pembangunan pertanian diIndonesia. Jurnal SOCA dikhususkan untuk menampung hasil penelitian, kajianpustaka/teoritis, kajian metodologis, gagasan original yang kritis, ulasan masalahpenting/isu pembangunan pertanian yang hangat dan ulasan suatu hasil seminar.Penulis yang menjadi sasaran jurnal SOCA yaitu penulis junior/pemula yangmemiliki gagasan, konsep atau hasil penelitian yang brilian mengenai sosial-ekonomi pertanian dan agribisnis. Jurnal SOCA juga tidak menutup peluang bangipenulis senior/advanced untuk ikut berpartisipasi sekaligus membimbing penulisjunior/pemula melalui artikel-artikel yang dapat di jadikan motivasi untukmenulis lebih baik lagi. SOCA diterbitkan berkala di bidang sosial- ekonomipertanian dan agribisnis, diterbitkan tiga kali setahun (Februari, Agustus danDesember) oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

SOCA. VOL.12, NO 1 DESEMBER 2018Tema: Pembangunan Pertanian Berwawasan Lingkungan

Penanggung Jawab:Koordinator Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UniversitasUdayana

Dewan Redaksi:Ketua : Dr. Gede Mekse Korri Arisena, SP., M.AgbAnggota : Dr.Widhianthini, SP.,M.Si

I Made Sarjana, SP., M.ScA.A.A. Wulandira S.DJ.SP., MMAIda Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb

Mitra Bestari Internal sebagai Penelaah Ahli (Reviewers) Tetap:1. Prof.Dr.Ir. Wayan Windia, SU (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)2. Prof.Dr.Ir. I Gde Pitana, M.Sc (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)3. Prof.Dr.Ir.Made Antara, MS (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)4. Prof.Ir. IGAA Ambarawati, M.Ec.Ph.D (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)5. Prof.Dr.Ir. Ketut Budi Susrusa, MS (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)6. Prof.Dr.Ir. Dwi Putra Darmawan, MP (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)7. Dr.Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)8. Dr.Ir. Nyoman Gede Ustriyana, MM (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)9. Dr.Ir. I Ketut Suamba, MP (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)10.Dr.Ir. I Made Sudarma, MS (PS. Agribisnis, Universitas Udayana)

Mitra Bestari Eksternal sebagai Penelaah Ahli (Reviewers) Tetap:1. Prof. Dr. Ir. Yuli Haryati, MS (PS. Agribisnis, Universitas Jember/Ekonomi

Pertanian)2. Prof. Dr. Ir. Andy Mulyana, M.Sc (PS. Agribisnis,Universitas

Sriwijaya/Pemasaran)3. Prof. Dr.Ir. Budi Setiawan,MS (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya/Managemen Finansial &Pemasaran Agribisnis)

4. Prof.Dr.Ir. Djoko Koestiono, MS (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya/Manajemen Produksi & OperasiAgribisnis)

Page 3: e-ISSN: 2615-6628

ii

5. Dr. Yudi Ferrianta, SP, MP (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, UniversitasLambung Mangkurat/Ekonomi Pertanian)

6. Dr. Yuprin A.D., SP., MP. (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, FakultasPertanian, Universitas Palangkaraya/Ekonomi Pertanian)

7. Dr.Ir. Ridwan Iskandar,MT (PS.Manajemen Agroindustri, Politeknik NegeriJember /Supply Chain)

8. Dr.Suryadi Zulkifli,SP.,MP (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Malikussaleh /Perdagangan Internasional)

9. Dr. Mardiyah Hayati, SP., MP (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Trunojoyo / Bisnis & Kewirausahaan)

10. Dr. Drs. Ade Banani, MMS (PS.Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Jendral Sudirman / Manajemen Produksi Dan Operasi)

11.Dr. Dedi Herdiansyah,SE., MSi (Jurusan Administrasi Bisnis PoliteknikNegeri Pontianak Kalimantan Barat / Bisnis dan Kewirausahaan)

12.Dr. Margaretha Ardhanari, SE., M.Si. (PS. Manajemen, Universitas KatolikWidya Mandala Surabaya / Manajemen Pemasaran)

13.Dr Ir Ketut Arnawa, MP (Fakultas Pertanian Universitas MahasaraswatiDenpasar / Pemasaran Pertanian)

14.Sugiyarto, SP. M.Sc. (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, FakultasPertanian Universitas Gajah Mada / Ekonomi Pertanian)

15.Dwi Retno Andriani, SP., MP (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, FakultasPertanian Universitas Brawijaya/Managemen Strategi)

16.Made Viantika Sulianderi, SP., M.Agb (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin/Manajemen Agribisnis)

17.Yulistriani, S.P., M.Si (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, UniversitasAndalas)

18.Yudi Sapta Pranoto, S.P., M.Si (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Bangka Belitung)

19.Illia Seldon Magfiroh, S.E., M.P (PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,Universitas Jember)

20.Deru R Indika, S.E., MBA (PS Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Padjadjaran)

21.Cut Aprilia, S.E., M.Interbuss (PS Manajemen, Fakultas Ekonomi danBisnis, Universitas Syiah Kuala)

22.Adhe Kania, S.Si., M.Si (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Institut Teknologi Bandung / Matematika Industri dan Keuangan)

23.Suluh Elman Swara,ST.,MT (PS. Teknik Industri, Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya / Supply Chain)

Technical Editor:I Gede Bagus Dera Setiawan, S.P., M.AgbI Gede Wahyu Pramartha, S.T.Alfin Christian Massie

Diterbitkan Oleh:Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Alamat Redaksi:Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas UdayanaGedung Agrokomplek, Lantai II, Wing TimurJalan PB. Sudirman, Denpasar, Bali, IndonesiaTelp: (0361) 223544Email: [email protected]: https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/index

Page 4: e-ISSN: 2615-6628

iii

PRAKATAJurnal SOCA (Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness)

sebagai toga pengimplementasian karya ilmiah telah lahir kembali di penghujungtahun 2018. Kebangkitan SOCA atas berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, TuhanYang Maha Esa, mampu menyatukan kembali ide-ide cemerlang para sesepuhpengelola jurnal SOCA dengan para generasi muda Program Studi AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Udayana, sebagai generasi pengelola berikutnya.Tidak dipungkiri bangkitnya SOCA ini tidak terlepas dari sumbangan pemikiranpara penulis yang berasal dari seluruh Indonesia.

Pada volume perdana ini mengambil tema “pembangunan pertanianberwawasan lingkungan”, tema ini dipilih berdasarkan beberapa naskah yangsubmit ke SOCA dan layak di terbitkan secara umum bertemakan pembangunanpertanian dan lingkungan. Disamping itu secara faktual yang bisa di lihateksploitasi terhadap lingkungan di lakukan secara berlebih untuk meningkatkankesejahteraan, akibatnya persoalan menyangkut lingkungan semakin kompleks danrumit.

Secara kusus dari 11 naskah yang akan diterbitkan di volume ini, adabeberapa poin yang kami anggap menarik, secara lebih rinci poin-poin tersebutdapat kami kutip sebagai berikut:

1. Sudarma, et al. (2018) memaparkan bahwa perubahan iklim tidak dapatdiprediksi secara tepat, sehingga perlu disikapi dengan meningkatkankonsolidasi dan koordinasi antar stakeholder atas penyebab maupundampaknya bagi manusia dan lingkungan. Khusus kepada petani, perananasuransi pertanian perlu lebih disosialisasikan lagi dalam upaya menghindarikerugian petani karena kegagalan panen akibat perubahan iklim baik karenakekeringan maupun serangan hama penyakit.

2. Kasus integrated ecofarming yang diterapkan di Desa Asinan (Farikhah, et al.,2018) telah mengalami kegagalan akibat pola pemanfaatan dan penguasaanlahan yang menggunakan sistem maro dan sistem sewa, sistem irigasi yangselalu tergantung pada alam, kurangnya pasokan pupuk organik, kebiasaandan maindset petani yang tidak mudah dirubah karena terbiasamenggunakan pupuk kimia, sarana dan prasarana yang kurangdimaksimalkan, serta sulitnya pemasaran produk karena beras belumtersertifikasi organik. Hambatan-hambatan tersebut memerlukan solusipenanganan terintegrasi antara stakeholder dari tingkat petani sampaitingkat pemerintah.

3. Kasus “Penguatan Kebijakan Ketahanan Pangan: Reformasi MekanismePenyaluran Benih Jagung Hibrida” oleh Freddy dan Endy (2018) memaparkanbahwa penyerapan benih bantuan program UPSUS (Upaya Khusus) di sektorpertanian juga mengalami hambatan karena membuka keran munculnyapasar gelap. Petani secara illegal menjual benih UPSUS untuk kepentinganmembiayai kebutuhan lain. Perlulah dilakukan evaluasi oleh pemerintahdalam pemberian bantuan benih jagung tersebut sehingga terciptalahkoridor-koridor legal yang kuat untuk pasar benih jagung.

4. Peran ketua dalam kelompok tani-kelompok tani (Gapoktan) sangatdibutuhkan dalam terwujudnya pasar legal yang kuat, tidak hanya sebagai

Page 5: e-ISSN: 2615-6628

iv

terminal informasi bagi para anggotanya, tapi juga sebagai salah satupenggerak keberhasilan suatu program atau inovasi. Keahlian dalammenyampaikan informasi dan tidak berperan ganda merupakan tolak ukurseorang ketua Gapoktan dikatakan memiliki intelegensi social capital yangtinggi (Gibran et al., 2018).

5. Keahlian dalam memainkan peran sebagai pemotivasi dan terminal informasibagi anggotanya memerlukan dukungan penuh dari pihak pemerintah. Tidakseperti pada saat implikasi Revolusi Hijau melalui perspektif konstruksisosial (Nugroho, 2018), rezim Orde Baru ternyata memanfaatkan sumberdayakekuasaan, pengetahuan, norma sosial, berikut wacana dalam usahamenggalakkan mekanisasi pertanian di tanah air. Gelombang-gelombangrezim ternyata membawa aliran ketidaknyaman bagi petani yang menjadisasaran program.

6. Kasus yang terjadi di Desa Waimangit, Kabupaten Buru (Umanailo, 2018),adanya ketergantungan terhadap beras yang masih tinggi pada masyarakatdan menurunya tingkat partisipasi konsumsi mengakibatkan upayadiversifikasi konsumsi pangan mengalami stagnansi, yang pada akhirnyaakan mengganggu terwujudnya pembangunan pertanian yang keberlanjutan.Diskursus “keberlanjutan” memerlukan analisis yang lebih mendalam.

7. Analisis indeks keberlanjutan sangat diperlukan dalam mengembangkansistem ketersediaan suatu komoditi untuk generasi sekarang maupungenerasi yang akan datang. Tidak semua wilayah mampumengimplementasikannya karena masing-masing wilayah mengalamipolarisasi yang sangat panjang untuk memahami dan meyakini maknatunggal dari “keberlanjutan.” Penelitian yang dilakukan oleh Ustriyana danArtini (2018), memaparkan status keberlanjutan usahatani cabai diKabupaten Bangli, Provinsi Bali masih tergolong “sedang.”

8. Hasil penelitian dari Komala Dewi dan Parining (2018), keberlanjutanusahatani cabai membutuhkan perhitungan risiko karena ada beberapadimensi laten yang mempengaruhi pengembangan suatukomoditi.Permasalahan-permasalahan kompleks di sektor pertanianmemerlukan imbang peran dari berbagai pelaku di sektor pertanian. Perlulahdibenahi local institution (kelembagaan lokal) yang ada di tingkat perdesaanatau di tingkat perkotaan karena merekalah yang merupakan aktorpenggerak perekonomian suatu wilayah.

9. Windia, et al. (2018), Sudarta (2018) telah mengaktualisasikan danmemperdalam kajian ilmiah dari peran subak yang berlandaskan Tri HitaKarana serta peran subak dalam memadukan nilai-nilai tradisional dengannilai-nilai modern.

10.Kekuatan dan keberlanjutan sektor pertanian tidak dapat terwujud jugatanpa integrasi dari sektor-sektor lainnya. Peran sektor lainnya sebagaipendukung sektor basis, seperti sektor pariwisata perlu juga menjadi domainpenting dalam diskursus “keberlanjutan.” Potensi pengembangan ekowisatayang berbasis masyarakat dapat membantu pendapatan masyarakat lokal(Pratiwi, 2018).

11.Sudarta (2018), perubahan iklim yang terjadi perlu disikapi denganmeningkatkan konsolidasi dan koordinasi antar stakeholder atas penyebab

Page 6: e-ISSN: 2615-6628

v

maupun dampaknya bagi manusia dan lingkungan. Khusus kepada petani,peranan asuransi pertanian perlu lebih disosialisasikan lagi dalam upayamenghindari kerugian petani karena kegagalan panen akibat perubahaniklim baik karena kekeringan maupun serangan hama penyakit.

Terbitnya Volume 12, No 1 Desember 2018 ini juga atas perhatian dan kerjakeras dari banyak pihak, oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasihkepada mitra bestari yang berkenan memberikan masukan kepada redaksi dan jugamereview tulisan yang ada. Juga kepada anggota redaksi yang juga meluangkanwaktu untuk bekerja agar Jurnal SOCA ini dapat terbit dengan baik. Semogatulisan-tulisan dalam jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dapat dijadikanwadah untuk diseminasi secara luas, rekaman permanen dan membangun reputasiatas karya yang dihasilkan sebelum melangkah ke ranah yang lebih luas yaitu jurnalinternasional bereputasi.

Page 7: e-ISSN: 2615-6628

vi

p-ISSN: 1411-7177e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economic of Agricultureand Agribusiness

SOCA. VOL.12, NO 1 JUNI 2018 (Pembangunan Pertanian BerwawasanLingkungan)

DAFTAR ISI

PRAKATA iv-vi

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI PROGRAMINTEGRATED ECOFARMING (Studi Kasus di Desa Asinan KecamatanBawen Kabupaten Semarang)Siti Farikhah, Nurul Fatimah, Asma Luthfi

1-14

PENGUATAN KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN: REFORMASIMEKANISME PENYALURAN BENIH JAGUNG HIBRIDAImelda Magdalena Freddy & Endy Kumara Gupta

15-38

PERAN PEMIMPIN GABUNGAN KELOMPOK TANI DI KELURAHANKARANGREJO KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBERIlham Ainun Gibran, Augustrie Naufal H, Sakinah Rahmaniyah

39-53

KONSTRUKSI SOSIAL REVOLUSI HIJAU DI ERA ORDE BARUWahyu Budi Nugroho

54-62

KETAHANAN PANGAN LOKAL DAN DIVERSIFIKASI KONSUMSIMASYARAKAT (Studi pada Masyarakat Desa Waimangit KabupatenBuru)M. Chairul Basrun Umanailo

63-74

POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKATSEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERKOTAAN DIDAERAH ALIRAN SUNGAI AYUNG (Studi Kasus Tukad Bindu, DesaKesiman, Kecamatan Denpasar Timur)Luh Putu Kirana Pratiwi

75-86

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DIPROVINSI BALII Made Sudarma, Abd. Rahman As-syakur

87-98

ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN USAHATANI CABAI DIKABUPATEN BANGLII Nyoman Gede Ustriyana, Ni Wayan Putu Artini

99-108

Page 8: e-ISSN: 2615-6628

vii

ANALISIS RISIKO PENDAPATAN CABAI MERAH PADA LAHAN SAWAHDATARAN TINGGI DI KABUPATEN KARANGASEM, BALINyoman Parining, Ratna Komala Dewi

109-117

SISTEM SUBAK UNTUK PENGEMBANGAN LINGKUNGANYANG BERLANDASKAN TRI HITA KARANAWayan Windia, I Ketut Suamba, Sumiyati, Wayan Tika

118-132

SUBAK MEMADUKAN NILAI TRADISIONAL DAN MODERNWayan Sudarta

133-143

Page 9: e-ISSN: 2615-6628

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

Vol.12 No.1 Desember 2018e-ISSN: 2615-6628p-ISSN: 1411-7176

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTORPERTANIAN DI PROVINSI BALI

I Made Sudarma1, Abd. Rahman As-syakur1

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Universitas [email protected]

ABSTRAK

Perubahan iklim merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibatpemanasan global yang berdampak luas terhadap berbagai sendi kehidupan.Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrem, sertakenaikan suhu udara dan permukaan air laut merupakan dampak serius dariperubahan iklim yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Untuk Indonesiaancaman akan perubahan iklim akan memberikan dampak yang serius terhadappencapain target pembangunan berkelanjutan. Untuk Provinsi Bali, perubahaniklim menyebabkan terganggunya suplai air untuk berbagai sektor termasukpertanian akibat perubahan curah hujan. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan luaslahan yang semula sangat sesuai secara agroklimat untuk tanaman padi menurunsebesar 20% dalam rentang waktu 1990-2009. Perubahan perilaku curah hujanyang menyebabkan pergeseran musim kemarau dan hujan menyebabkan polatanam padi saat ini tidak sesuai lagi seperti pada masa-masa sebelumnya. Dalamupaya menyikapi perubahan iklim, mitigasi perubahan iklim yang bertujuan untukmengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan upaya mitigasi dapat dilakukanmelalui penggunaan varietas rendah emisi, penggunaan pupuk organik, sertapenyesuaian teknik budidaya melalui pengelolaan air dan lahan sertamensosialisasikan pentingnya asurasni pertanian dalam mengurangi kerugianpetani akibat perubahan iklim sangat perlu diintensifkan.Kata Kunci: Perubahan Iklim, Pertanian, Mitigasi, Adaptasi

THE IMPACT OF CLIMATE CHANGE ON THE AGRICULTURAL SECTOR IN BALIPROVINCE

ABSTRACT

Climate change is an unavoidable thing due to global warming which has awide impact on various aspect of life. Changes of rainfall patterns, increas of thefrequency of extreme climate and an increase in air and sea levels are serious impactsof climate change that will affect the agricultural sector. For Indonesia, the threat ofclimate change will have a serious impact on achieving sustainable developmenttargets. For the Bali Province, climate change causes disruption of water supply for

Page 10: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 88

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

various sectors, including agriculture sector. This is indicated by the decrease of landarea that was very suitable for paddy rice untill 20% as long in the period 1990-2009. Due to changes in rainfall by climate change, the current cropping pattern ofrice must also be adjusted. In an effort to address climate change, can be donethrough the plant of low emission varieties, use of organic fertilizers, adjustingcultivation techniques through water and land management and socializing theimportance of agricultural insurance for reducing farmers' risk due to climatechange.Keywords: Climate change, agriculture, mitigation, adaptation

PENDAHULUAN

Perubahan iklim (climatechange) adalah kondisi beberapaunsur iklim yang magnitude dan atauintensitasnya cenderung berubah ataumenyimpang dari dinamika dankondisi rata-rata. Penyebab utamaperubahan iklim adalah kegiatanmanusia (antropogenik) yangberkaitan dengan meningkatnya emisiGRK.Perubahan iklim yang terjadiakibat emisi atau pelepasan gasrumah kaca semakin hari makinmengancam kehidupan umat manusiadan keanekaragaman hayati di mukabumi. Tanda-tanda fenomena inisemakin dirasakan, sebagaimana yangdialami Indonesia sebagai negarakepulauan, yang sangat rentanterhadap perubahan iklim karenatelah menyebabkan berbagai bencana,seperti: banjir, longsor, kemaraupanjang, angin kencang dangelombang air laut tinggi. Ancamanbencana bahkan dapat terjadi dalamintensitas yang lebih besar dan secaralangsung dirasakan, misalnya padamasyarakat petani dan nelayan sertapada masyarakat yang tinggal dipesisir, pedesaan, maupun perkotaan.Dampak lebih luasnya tidak sajamerusak lingkungan tetapi jugamembahayakan kesehatan manusia,mengganggu ketersediaan bahanpangan, kegiatan pembangunanekonomi, pengelolaan sumberdayaalam, dan infrastruktur. Hal ini akan

dapat menjadi ancaman terhadapkeberhasilan pencapaianpembangunan sosial ekonomiIndonesia.

Komunitas internasionalmeyakini bahwa saat ini perubahaniklim telah dan sedang terjadi danberdampak luas terhadap kehidupanmanusia. Salah satu landasan ilmiahpenting yang membahas isuperubahan iklim adalah laporanpenilaian keempat (Fourth AssessmentReport, AR4), yang diterbitkan olehPanel antar Pemerintah mengenaiPerubahan Iklim (IntergovernmentalPanel on Climate Change; IPCC) padatahun 2007. Laporan tersebutmenegaskan peran kontribusikegiatan manusia (faktorantropogenik) dalam meningkatkankonsentrasi gas rumah kaca (GRK) diatmosfer yang mempercepat lajukenaikan temperatur global (globalwarming) serta diyakini telahmengakibatkan perubahan iklim diberbagai tempat. Laporan IPCC tahun2018 kembali menegaskan perankegiatan manusia dimasa lalu dansaat ini terhadap peningkatan gasrumah kaca (GRK) yang menyebabkankenaikan temperatur global. Saat ini,laju peningkatan temperaturpermukaan rata-rata global telahmencapai 1°C di atas masa pra-industri dan diperkirakan akanmencapai 1,5 °C antara tahun 2030dan 2052, apabila kondisi laju

Page 11: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 89

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

peningkatan GRK masih sama sepertimasa sekarang (IPCC, 2018).Berdasarkan hasil inventori GRK yangdilakukan oleh UNFCCC (2006),Indonesia berada dalam urutan ke-16dari 20 negara penyumbang emisiGRK terbesar di dunia, denganAmerika Serikat sebagai penyumbangemisi terbesar disusul oleh negara-negara Eropa Barat dan China. EmisiGRK yang dihasilkan oleh berbagainegara di dunia diprediksi akan terusbertambah pada masa mendatangkarena meningkatnya kebutuhanakan pangan, penggunaan lahanmarginal, peningkatan konsumsidaging, dan kebijakan perdaganganinternasional yang menyebabkanpeningkatan penggunaan energiuntuk transportasi.

EMISI GRK SEKTOR PERTANIAN

Di tingkat dunia, sektorpertanian menyumbang sekitar 14%dari total emisi pada tahun 2000.Sektor pertanian melepaskan emisiGRK ke atmosfer dalam jumlah yangcukup signifikan, yaitu berupa CO2,CH4, dan N2O (Paustian et all. 2004).CO2 sebagian besar dilepaskan dariproses pembusukan oleh mikroba,pembakaran serasah tanaman, dandari bahan organik tanah (Janzen2004; Smith 2004). Sumber emisitertinggi sektor pertanian berasal daripenggunaan pupuk, peternakan,lahan sawah, limbah ternak, danpembakaran sisa-sisa pertanian (WRI2005). Emisi dari kegiatan produksipadi dan pembakaran biomassasebagian besar merupakan kontribusidari negara berkembang, yaitumasing-masing 97% dan 92%, di manaemisi metana (CH4) dari padiumumnya berasal dari Asia Selatandan Asia Timur (82%). Metanadihasilkan apabila dekomposisi bahan

organik terjadi pada kondisikekurangan oksigen, terutama padaproses fermentasi pencernaanruminansia, kotoron ternak, danlahan sawah (Mosier 2001). N2Odihasilkan dari transformasi mikrobapada tanah dan kotoran ternak danmeningkat apabila ketersediaannitrogen melebihi kebutuhantanaman, terutama pada kondisibasah (Smith dan Conen 2004)

Menurut US-EPA (2006), emisisektor pertanian Indonesia pada tahun2005 mencapai 141 juta ton karbonekuivalen (Mt CO2e). Dibandingkandengan negara lain seperti AmerikaSerikat yang mencapai 442 Mt CO2e,China 1.171 Mt CO2e, Brasil 598 MtCO2e, dan India 442 Mt CO2e padatahun yang sama, emisi dari sektorpertanian Indonesia termasuk kecil.Hasil inventori GRK Indonesia dariSecond National Communication (UNDPIndonesia 2009) menunjukkankontribusi emisi sektor pertanian jauhlebih rendah, yaitu 51,20 Mt CO2eatau hanya 8 % dari total emisiIndonesia (436,90 Mt CO2e), tidaktermasuk emisi dari degradasi hutan,kebakaran gambut, dan dari drainaselahan gambut.

Perubahan iklim merupakanhal yang tidak dapat dihindari akibatpemanasan global dan akanberdampak luas terhadap berbagaiaspek kehidupan, termasuk sektorpertanian. Hasil analisis globalterhadap indeks perubahan iklim,yaitu nilai yang mengukurpenyimpangan iklim di masa yangakan datang dengan kondisi yangterjadi saat ini, oleh Baettig et al.(2007) adalah sebesar 7 dan 8. Nilai inimemberikan arti bahwa Indonesiaakan mengalami peningkatanfrekuensi kejadian iklim ekstrimseperti banjir dan kekeringan pada

Page 12: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 90

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

2

masa datang. Kondisi ini telahdirasakan oleh Indonesia berupakejadian banjir dan kekeringansehingga menyebabkan kerusakantanaman padi sawah pada periodetahun 1989-2007 cukup signifikan.Perubahan pola curah hujan dankenaikan suhu udara menyebabkanproduksi pertanian menurun secarasignifikan. Kejadian iklim ekstremberupa banjir dan kekeringanmenyebabkan tanaman yangmengalami puso semakin luas.Peningkatan permukaan air lautmenyebabkan penciutan lahan sawahdi daerah pesisir dan kerusakantanaman akibat salinitas. Dampakperubahan iklim yang demikian besarmemerlukan upaya aktif untukmengantisipasinya melalui strategi

mitigasi dan adaptasi (Surmaini, et all.2011).

Untuk Provinsi Bali, emisi GRKProvinsi Bali berasal dari 3 (tiga)bidang yaitu 1) berbasis lahan, 2)berbasis energi dan 3) pengelolaanlimbah, dimana pada tahun 2010emisi GRK mencapai sekitar 22,4 jutaton CO₂-eq. Gambar 1 dibawah inimenggambarkan kontribusi perbidang untuk tahun 2017 di ProvinsiBali. Hasil proyeksi Business as Usual(BAU) Provinsi Bali tahun 2020 tanpaintervensi aksi mitigasi, bidangberbasis energi menempati porsipenyumbang emisi GRK terbesarsebanyak 86%, sedangkan bidangberbasis lahan dan limbah secaraberturut-turut menyumbang 13% dan1% dari total BAU 2020 di ProvinsiBali.

Gambar 1. ProfiL Emisi GRK Provinsi BaliSumber: BPPIKHL Jawa-Bali –Nusra, Sign Smart (2017)

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADASEKTOR PERTANIAN

Meningkatnya suhu globaldiperkirakan akan menyebabkanbanyak perubahan di permukaanbumi seperti ditunjukkan oleh

semakin meningkatnya intensitasfenomena cuaca yang ekstrim.Perubahan iklim merupakan salahsatu ancaman yang sangat seriusterhadap sektor pertanian danpotensial mendatangkan masalahbaru bagi keberlanjutan produksi

Page 13: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 91

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

pangan dan sistem produksi pertanianpada umumnya. Pertanian merupakansubsektor tanaman pangan danhortikultura yang paling rentanterhadap perubahan pola curah hujan.Berdasarkan laporan DNPI (2013)sektor pertanian mengalami gangguanlangsung akibat perubahan iklim.Perubahan iklim mengakibatkanpeningkatan curah hujan di wilayahtertentu dan sekaligus kekeringan ditempat yang lain (Kusnanto, 2011).Hal ini berdampak bagi petani yangtidak lagi memprediksi musim tanamsecara akurat. Tanaman hortikulturaumumnya merupakan tanamansemusim yang relatif sensitif terhadapcekaman (kelebihan dan kekurangan)air. Secara teknis, kerentanantanaman hortikultura sangatberhubungan dengan sistempenggunaan lahan, sifat tanah, polatanam, teknologi pengelolaan tanah,air, tanaman, dan varietas. Oleh sebabitu, kerentanan tanaman hortikulturaterhadap pola curah hujan akanberimbas pada luas areal tanam,produktivitas dan kualitas hasil.Kejadian iklim ekstrim, terutama El-Nino atau La-Nina, antara lainmenyebabkan: (a) kegagalan panen,penurunan indeks pertanaman (IP)yang berujung pada penurunanproduktivitas dan produksi, (b)kerusakan sumberdaya lahanpertanian, (c) peningkatan frekuensi,luas, dan bobot/intensitaskekeringan, (d) peningkatankelembaban, dan (e) peningkatanintensitas gangguan organismepengganggu tanaman (OPT).

Penelitian yang dilakukan olehSantoso (2016) di Malukumenunjukkan bahwa kedelaimerupakan komoditas yang palingsensitif terhadap perubahan iklimkarena memiliki dampak penurunan

produksi sebesar 10,7% pada kondisiEl Nino dan sebesar 11,4 % padakondisi La Nina. Padi sawah yangumumnya diusahakan pada lahanbasah, mengalami pengaruhpenurunan produksi 2,9% pada saatEl Nino dan sebaliknya terjadipeningkatan produksi 2,4% pada saatLa Nina. Jagung mendapatkanpengaruh penurunan produksi 7,4%pada saat El Nino dan peningkatanproduksi 3,9% pada saat La Nina. Ubijalar adalah tanaman yang palingtoleran terhadap perubahan iklimkarena memperoleh dampakpeningkatan produksi 2,5% padakondisi El Nino. Terkait denganpemahaman petani terhadapperubahan iklim, hasil penelitianNegara (2016) menunjukkan bahwapengetahuan petani stroberi tentangperubahan iklim di Desa Pancasariterkategori tinggi (skor 3,81) ditinjaudari parameter pengertian perubahaniklim, sumber informasi perubahaniklim, bentuk perubahan iklim yangdirasakan, dan dampak perubahaniklim terhadap perkebunan stroberi.Terdapat hubungan positif tingkatpengetahuan petani tentangperubahan iklim terhadap adaptasibudidaya stroberi di Desa Pancasari.

Hasil penelitian Peng et all.(2004), setiap kenaikan suhu minimal1oC akan menurunkan hasil tanamanpadi sebesar 10%. Matthews et al.(1997) menunjukkan bahwa kenaikansuhu 1oC akan menurunkan produksi5-7%. Penurunan tersebut disebabkanberkurangnya pembentukan sink,lebih pendeknya periodepertumbuhan, dan meningkatnyarespirasi (Matthews dan Wassman2003). Kenaikan permukaan air lautjuga berdampak serius pada sektorpertanian. Dampak paling nyataadalah penciutan lahan pertanian di

Page 14: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 92

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

pesisir pantai (Jawa, Bali, SumateraUtara, Lampung, Nusa TenggaraBarat, dan Kalimantan), kerusakaninfrastruktur pertanian, danpeningkatan salinitas yang merusaktanaman (Las 2007).

Potensi kehilangan luas lahansawah akibat naiknya permukaan airlaut berkisar antara 113.000-146.000ha, lahan kering areal tanamanpangan 16.600-32.000 ha, dan lahankering areal perkebunan 7.000-9.000ha. Menjelang tahun 2050, tanpaupaya adaptasi perubahan iklimsecara nasional, diperkirakanproduksi tanaman pangan strategisakan menurun 20,30-27,10% untukpadi, 13,60% untuk jagung, 12,40%untuk kedelai, dan 7,60% untuk tebudibandingkan produksi tahun 2006.Potensi penurunan produksi paditersebut terkait dengan berkurangnyalahan sawah di Jawa seluas 113.003-146.473 ha, di Sumatera Utara 1.314-1.345 ha, dan di Sulawesi 13.672-17.069 ha (Handoko et al. 2008).

Beberapa kajian ilmiah yangdilakukan di Provinsi Bali dari dataobservasi lapangan menunjukanadanya indikasi perubahan iklim diProvinsi Bali. Hasil studi BadanMeteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG; 2010) menunjukan bahwapola curah hujan di Provinsi Bali telahberubah berdasarkan data tahun 1951sampai 2010 (50 tahun), dimana padabeberapa tempat di Bali awal musimhujan dan kemaraunya lebih majuatau mundur dibandingkan dengankondisi normalnya. Menurut Takamaet al. (2017) variabilitas hujan di Balimemang sangat tinggi, dimana saatcurah hujan menurun secarasignifikan akan menyebabkan musimhujan yang kering dan sebaliknya saatcurah hujan meningkat secara

signifikan juga diikuti oleh kondisimusim kemarau yang lebih basah.Kondisi tersebut menyebabkanterganggunya suplai air untukberbagai sector termasuk pertanian.Lebih lanjut, hasil studi Prasetia danNovianti (2011) juga menunjukanbahwa lahan yang sangat sesuaisecara agroklimat untuk tanamanpadi di Provinsi Bali telah menurunsebesar 20% antara rentang waktu1990-1999 dan 2000-2009 (Gambar2(a) 2(b) dan 2 (c)), dimana yangdominan disebabkan oleh perubahancurah hujan. Studi tersebut jugamengindikasikan bahwa pada rentangwaktu tahun 1970 sampai 2000 curahhujan saat musim hujan berubahsebesar 46% dan 54% saat musimkemarau. Di wilayah Tabanan selatanyang merupakan salah satu sentrapadi bagi Provinsi Bali kesesuaianagroklimatnya menurun dari sangatsesuai menjadi sesuai, sedangkan diwilayah Kecamatan Seririt yangmerupakan salah satu sentra padiuntuk wilayah utara Bali kesesuaianagroklimatnya juga menurun darisesuai menjadi sesuai marginal.Perubahan kesesuaian tersebutmenyebabkan meningkatnya tingkatkerentanan sektor pertanian,khususnya budidaya padi, terhadapperubahan iklim di Provinsi Bali.Penelitian lain yang dilakukan oleh As-syakur et al. (2017) jugamengindikasikan bahwa anomalyiklim seperti El Nino juga berdampakterhadap produktivitas pertanian diProvinsi Bali. Hasil studi merekamemperlihatkan bahwa kejadian ElNino tahun 2015 mengakibatkanpenurunan curah hujan tahunan yangmencapai 30,39% dan menyebabkansebagian besar wilayahkabupaten/kota di Provinsi Balimengalami kekeringan pertanian

Page 15: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 93

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

(yang terlihat dari nilai indekskesehatan tanaman) dengan intensitasrendah sampai ekstrim, dimanawilayah pesisir adalah wilayah yangpaling luas mengalami kekeringan

(Gambar 3). Kekeringan tersebutberdampak pada penurunan produksitanaman pangan dan sayur-sayuransebesar 8,67% dan 2.94%.

Gambar 2. Peta Wilayah Kesesuaian Agroklimat Untuk Tanaman Padi di ProvinsiBali pada rentang waktu tahun (a) 1990-1999 dan (b) 2000-2009. (c) sebaran areallahan sawah berdasarkan hasil analisis data pengideraan jauh MODIS tahun 2008

(Jayanti et al., 2012)

Keterangan: warna hijau tua menunjukan wilayah yang sangat sesuai untuktanaman padi (Prasetia dan Novianti, 2011).

(a) (b)

(c)

Page 16: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 94

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

Gambar 3. Pola spasial bulanan kelas kekeringan di Provinsi Bali berdasarkannilai indeks kesahatan tanaman (vegetation Health index (VHI)) selama tahun

kejadian El Niño 2015 (As-syakur et al., 2017)

Berdasarkan kajian danproyeksi yang dilakukan olehKementerian Lingkungan HidupJepang (MOEJ) bekerjasama denganBappenas (2018), beberapa sektorpenting yang menjadi tulangpunggung PDRB Provinsi Bali akanmengalami dampak yang cukup seriusakibat perubahan iklim. Hasilidentifikasi perubahan iklim yangterjadi di Provinsi Bali diperkirakankedepannya, yakni tahun 2030 akanlebih banyak hujan di musim hujandan sedikit air di musim kemarau.Musim kemarau akan semakinpanjang yaitu sampai bulan Oktoberdan jumlah hari hujan yang lebat (> 15mm/hari) juga mengalamikencendrungan penurunan. Di sisilain, kenaikan suhu akibat perubahaniklim diperkirakan konstan yaitu 1 °Cserta ada peningkatan jumlah hariyang bersuhu ekstrem (di atas 36 °C).Kondisi tersebut akan meningkatkanpotensi kejadian banjir dankekeringan dan berdampak padabeberapa sektor diantaranya adalah

sumber daya air, penurunanproduktivitas pertanian, menurunnyaproduksi perikanan, sertamenurunkan daya tahan tubuhmanusia.

Kajan MOEJ (2018) tersebutmengaskan bahwa sumberdaya airdan ketersediaan air bersih akanmenjadi masalah yang cukup serius dimasa yang akan datang. Dengansemakin tingginya jumlah hujan saatmusim hujan dan semakinpanjangnya musim kemarau, makapotensi bencana banjir dan longsorsaat musim hujan dan potensibencana kekeringan saat musimkemarau akan semakin meningkat.Disisi lain, tingginya perbedaanjumlah hujan pada kedua musimmenyebabkan tingginya surplus airpada musim hujan dan defisit airbersih saat musim kemarau yangberdampak pada distribusi air kepadapenduduk, wisatawan dan sektor-sektor lain yang mebutuhkan air. Padasektor pertanian, perubahan iklimdapat menyebabkan potensi

Page 17: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 95

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

penurunan kualitas bulir padi. Selainitu, perubahan iklim juga berpotensimenurunkan produktivitas padi diBali sebesar 0.54% (rentang waktu2019-2023) dan memilikikencendrungan penurunan yang lebihbesar, yaitu menurun 7,95% padarentang waktu 2039-2042 (Gambar 5).

Penurunan kualitas bulir padidisebabkan oleh suhu udara yangsemakin hangat akibat pemanasanglobal, sementara itu menurunnyaproduktivitas padi disebabkan olehpergeseran musim yaitu semakinpanjangnya musim kemarau.

Gambar 4. Proyeksi Perubahan Produksi Padi Tahun 2019-2042 Sebagai DampakPerubahan Iklim.

REKOMENDASI

Perubahan perilaku curahhujan yang menyebabkan pergeseranmusim kemarau dan hujanmenyebabkan pola tanam padi saat initidak sesuai lagi seperti pada masa-masa lalu. Pada kondisi iklim ekstremkering, ketersediaan air irigasi menjaditerbatas sehingga menyebabkanproduksi menurun karena puso. Padamusim hujan yang ekstrim basah,dimana terjadi genangan banjir jugaakan menurunkan produksi. Olehkarena itu, kebutuhan prediksi curahhujan yang akurat yang disertaidengan sosialisasi pergeseran musimtanam di waktu yang tepat akansangat dibutuhkan di masa yang akandatang untuk meminimalisir

kegagalan panen akibat dampakperubahan iklim.

Mitigasi perubahan iklim yangbertujuan untuk mengurangi emisigas rumah kaca (GRK) dari lahanpertanian serta juga dari sisi mitigasidapat dilakukan melalui penggunaanvarietas rendah emisi, penggunaanpupuk organik, serta penyesuaianteknik budidaya melalui pengelolaanair dan lahan yang dapat menurunkanemisi GRK.

Perubahan iklim yang terjadiperlu disikapi dengan meningkatkankonsolidasi dan koordinasi antarstakeholder atas penyebab maupundampaknya bagi manusia danlingkungan. Khusus kepada petani,

Page 18: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 96

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

peranan asuransi pertanian perlulebih disosialisasikan lagi dalamupaya menghindari kerugian petanikarena kegagalan panen akibatperubahan iklim baik karenakekeringan maupun serangan hamapenyakit.

DAFTAR PUSTAKA

As-syakur, A.R., Nuarsa, I.W., danOsawa, T. (2017). Impacts of El Ninoon Agricultural Drought in Bali,Indonesia. In Proceedings of the 19thSymposium on Remote Sensing forEnvironment, Chiba, Japan, 16February 2017.

Baettig, M.B., M. Wild, and D.M.Imboden. 2007. A Climate ChangeIndex: Where Climate Change May BeMost Prominent in The 21st Century.

Boer, R. 2007. Fenomena PerubahanIklim: Dampak dan StrategiMenghadapinya. Prosiding SeminarNasional Sumberdaya Lahan danLingkungan Pertanian, Bogor, 7 8November 2007. Balai Besar LitbangSumberdaya Lahan Pertanian.

DNPI. 2013. Perubahan Iklim danTantangan Peradaban Bangsa LimaTahun DNPI 2008-2013. Jakarta:DNPI.

Handoko, I., Y. Sugiarto, dan Y.Syaukat. 2008. KeterkaitanPerubahan Iklim dan Produksi PanganStrategis: Telaah kebijakanindependen dalam bidangperdagangan dan pembangunan.SEAMEO BIOTROP untuk Kemitraan.

IPCC. 2007. Climate Change 2007:Impacts, Adaptation and Vulnerability.Contribution of Working Group II tothe Fourth Assessment Report of theIntergoverenmental Panel on ClimateChange (IPCC), M.L. Parry, O.F.

Canziani, J.P. Palutikof, P.J. van derLinden, and C.E. Hanson (Eds.).Cambridge University Press,Cambridge.

Janzen, H.H. 2004. Carbon cycling: AMeasure of Ecosystem – A Soil SciencePerspective. Agric. Ecosyst. Environ.

Jayanti, I. A. G. K., Osawa, T.,Adnyana, I. W. S., Tanaka, T., Nuarsa,I. W., & As-syakur, A. R. (2012).Multitemporal MODIS Data toMapping Rice Field Distribution in BaliProvince of Indonesia Based on theTemporal Dynamic Characteristics ofthe Rice Plant. Earth ScienceResearch, 1(1).

Kusnanto, Hari. 2011. AdaptasiTerhadap Perubahan Iklim.Yogyakarta: BPFE.

Kementerian Dalam Negeri, Bappenas,KLH, Republik Indonesia. 2014. PotretRencana Aksi Daerah PenurunanEmisis Gas Rumah Kaca (RAD-GRK).Versi Januari 2014.

Kementerian PerencanaanPembangunan Nasional/Bappenas.Republik Indonesia 2014. RencanaAksi Nasional Adaptasi PerubahanIklim (RAN-API).

Las, I. 2007. Menyiasati FenomenaAnomali Iklim bagi PemantapanProduksi Padi Nasional pada EraRevolusi Hijau Lestari. Jurnal Biotek-LIPI. Naskah Orasi PengukuhanProfesor Riset Badan LitbangPertanian, Bogor, 6 Agustus 2004.

Matthews, R.B. and R. Wassman.2003. Modelling the Impact of ClimateChange and Mmethane Reduction onRice Production: A review. Eur. J.Agron.

Page 19: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 97

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

The Ministry of the EnvironmentJapan (MOEJ) dan BAPPENAS. 2018.Kerjasama mengenai Kajian DampakPerubahan Iklim untuk PerencanaanAdaptasi Lokal di Republik Indonesia.Disampaikan Dalam TransitionalWorkshop, Agustus 2018. Denpasar.

The University of Tokyo, NationalInstitute for Environmental Studies,Ibaraki University, Nippon Koei,Udayana University, and IPBSupported by

Mosier, A.R. 2001. Exchange ofgaseous nitrogen compound betweenagricultural system and theatmosphere. Plant Soil.

Negara, Kadek Ryan Surya, 2015.Hubungan Tingkat PengetahuanPetani Tentang Perubahan IklimDengan Adaptasi Budidaya Stroberi DiDesa Pancasari, KecamatanSukasada, Kabupaten Buleleng.Thesis. Program Magister IlmuLingkungan, Program PascasarjanaUniversitas Udayana.

Peng, S., J. Huang, J.E. Sheelhy, R.C.Laza, R.M. Visperas, X. Zhong, G.S.Centeno, G.S. Khush, and K.G.Cassman. 2004. Rice yields declinewith higher night temperature fromglobal warming. Proc. Natl. Acad. Sci.USA.

Prasetya, R., and Novianti, R. (2011).Agroclimate Suitability Map for Paddyin Bali. In sub-joint coordinationcommittee meeting of project forcapacity development for climatechange strategies in Indonesia:subproject 2 – vulnerabilityassessment, 16–18 Mar 2011.

Putra, (2017). Profil Emisi Gas RumahKaca, Kerentanan Perubahan Iklimdan Kerawanan Kekakaran Hutan dan

Lahan Provinsi Bali. BalaiPengendalian Perubahan Iklim DanKebakaran Hutan dan LahanBPPIKHL) Wilayah Jawa Bali dan NusaTenggara

Santoso, A. Budi. 2016 PengaruhPerubahan Iklim terhadap ProduksiTanaman Pangan di Provinsi Maluku.Jurnal Penelitian Tanaman PanganVo. 35 No. 1 2016.

Smith, K.A. and F. Conen. 2004.Impact of land management on fluxesof trace greenhouse gases. Soil UseManag. (20): 255 263.

Surmaini, E., Rakman, dan R. Boer.2008. Dampak Perubahan IklimTerhadap Produksi Padi: Studi KasusPada Daerah Dengan Tiga KetinggianBerbeda. Prosiding Seminar Nasionaldan Dialog Sumberdaya LahanPertanian. Balai Besar Penelitian danPengembangan Sumberdaya LahanPertanian, Bogor.

Takama, T., Aldrian, E.,Kusumaningtyas, S. D., & Sulistya, W.(2017). Identified VulnerabilityContexts for A Paddy ProductionAssessment with Climate Change inBali, Indonesia. Climate andDevelopment, 9(2).

UNDP Indonesia. 2009. IndonesianNational Greenhouse GAS Inventoryunder the UNFCCC: Enablingactivities for the preparation ofIndonesia’s Second NationalCommunication to the UNFCCC.United Nations DevelopmentProgramme (UNDP) Indonesia,Jakarta.

US-EPA (United States EnvironmentalProtection Agency). 2006. GlobalAnthropogenic Non-CO2 GreenhouseGas Emission: 1990 2020. EPA 430-

Page 20: e-ISSN: 2615-6628

Journal on Socio-Economics of Agriculture and Agribusiness Vol.12 No.1 Desember 2018 98

https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p07

R-06-003, June 2006. WashingtonD.C.

WRI. 2005. Navigating the number.World Resources Institute (WRI),Washington, D.C.