e Government

16
STT - PLN e-GOVERNMENT Disusun oleh: Shidik Chusnawi 2007-31-210 Kelas C SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Transcript of e Government

Page 1: e Government

STT - PLN

e-GOVERNMENT

Disusun oleh:

Shidik Chusnawi

2007-31-210

Kelas C

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLNJURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

JAKARTA 2009

Page 2: e Government

KATA PENGANTAR

Penyusunan makalah yang berjudul “e-Government” ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Teknik PLN jurusan Teknik Informatika Tahun Ajaran 2009 / 2010.

Topik tersebut saya jadikan bahan untuk tugas mengingat semakin berkembangnya teknologi saat ini tidak terkecuali pada sistem pemerintahan. Apa itu e-Government? Apa maksud dari e-Government? Bagaimana cara mengakses e-Government? Bagaimana langkah untuk membangun dan apa hambatan dalam pembuatan e_Government? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang ada dalam pikiran kita. Maka dari itu, dalam makalah ini saya mencoba untuk menjelaskan sedikit banyak tentang e-Government.

Saya sangat menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi, maupun teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kritik, saran dan pendapat dari pembaca sangat saya harapkan.

Kepada dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan, saya ucapkan banyak terimakasih. Demikian juga kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan tugas ini sehingga tugas ini dapat diselesaikan, semoga amal baik Bapak-bapak dan teman-teman diterima oleh Allah Subhanahu wata’ala, Amin.

Jakarta, 21 Oktober 2009

PENULIS

Page 2 of 12

Page 3: e Government

PENDAHULUAN

Informasi di era keterbukaan saat ini sudah berkembang demikian pesatnya. Informasi tak lagi di artikan sebagai sarana untuk memberikan keterangan-keterangan agar individu maupun publik mengetahui belaka. Namun telah berkembang menjadi kekuatan penentu yang dominan. Sehingga, tak heran, muncul ungkapan siapa saja yang menguasai informasi dialah yang akan menjadi pemenang di medan laga.

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, aktivitas penyampaian informasi menjadi bagian yang sangat vital. Melalui informasi yang dikelola secara cermat dan akurat, publik akan memahami, bahkan memberikan dukungan, ketika suatu kebijakan pembangunan digulirkan. Demikian pula sebaliknya. Jika informasi yang disampaikan tidak dipahami dan kurang transparan, kekhawatiran akan timbulnya keresahan bahkan gejolak sangat dimungkinkan mengemuka.

Di sisi lain, publik pun berhak mendapatkan akses informasi dari penyelenggara pemerintahan. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Pasal 7 Ayat 1 menyatakan, setiap Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan. Badan Publik terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN atau APBD maupun sumbangan masyarakat dalam dan luar negeri. Sementara pemohon informasi publik adalah warga negara atau badan hukum yang mengajukan permintaan informasi kepada badan publik.

Pemerintah sangat menyadari hal ini. Karena itu pemerintah menempuh berbagai upaya. Antara lain dengan menerapkan sistem elektronik government (e-government) atau pemerintahan berbasis elektronik. Dengan pola ini, pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-based administration maupun pengerjaan secara manual mulai di tinggalkan.

Page 3 of 12

Page 4: e Government

e – GOVERNMENT

I. Definisi e-Government

Berdasarkan definisi dari World Bank, e-government adalah penggunaan teknologi informasi (seperti Wide Area Network, Internet dan mobile computing) oleh pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang berkepentingan.

Sedangkan konsep yang diusung oleh EZ Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government, memiliki pengertian penyederhanaan praktek pemerintahan dengan mempergunakan teknologi informasi dan komunikasi, dimana dari pengertian tersebut dibagi lagi menjadi dua pembidangan, yaitu :

1. Online Sevices: adalah bagaimana pemerintah menjalankan fungsinya ke luar baik itu masyarakat maupun kepada pelaku bisnis. Tetapi yang terpenting disini adalah pemerintah menawarkan pelayanan yang lebih sederhana dan mudah kepada pihak yang terkait, contohnya seperti pembayaran retribusi, pajak properti atau lisensi.

2. Government Operations: adalah kegiatan yang dilakukan dalam internal pemerintah, lebih khusus lagi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah seperti electronic procurement, manajemen dokumen berbasiskan web, formulir elektronik dan hal-hal lain yang dapat disederhanakan dengan penggunaan internet.

Dalam prakteknya, e-Government adalah penggunaan internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Secara ringkas, penerapan e-Government bertujuan untuk menciptakan pelayanan publik secara on line atau berbasis komputerisasi. Memberikan pelayanan tanpa adanya intervensi pegawai institusi public, dan memangkas sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana.

Selain itu, e-Government juga dimaksudkan untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governance). Penggunaan teknologi yang mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi dapat mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas lembaga publik. e-Government dapat memperluas partisipasi publik dimana masyarakat dimungkinkan untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan oleh pemerintah, memperbaiki produktifitas dan efisiensi birokrasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Di Indonesia, inisiatif e-Government telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika). Dalam instruksi itu dinyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi.

E-government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat di gunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat berupa pelayanan yang

Page 4 of 12

Page 5: e Government

mendasar dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan pemerintah.E-government dengan menyediakan pelayanan melalui internet dapat dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu penyediaan informasi, interaksi satu arah, interaksi dua arah dan transaksi yang berarti pelayanan elektronik secara penuh. Interaksi satu arah bisa berupa fasilitas men-download formulir yang dibutuhkan. Pemrosesan atau pengumpulan formulir secara online merupakan contoh interaksi dua arah. Sedangkan pelayanan elektronik penuh berupa pengambilan keputusan dan delivery (pembayaran).

II. Fungsi e-Government

Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari kesemua pihak.

Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui email atau bahkan video conferencing. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam, misalnya.

Dan juga dalam fungsinya, dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok sistem yaitu;

Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat (G2C: Government To Citizen)

Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan dan kepentingan kalangan bisnis (G2B: Government To Business)

Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan internal lembaga kepemerintahan, atau kebutuhan dari pemerintah daerah lainnya (G2G: Government To Government)

III. Implementasi e-Government

E-Government ini dapat diimplementasikan dalam berbagai cara. Contoh-contohnya antara lain:

Page 5 of 12

Page 6: e Government

Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat kantor pemerintahan, dari kios info (info kiosk), ataupun dari Internet (yang dapat diakses oleh masyarakat dimana pun dia berada). Informasi ini dapat berupa informasi potensi daerah sehingga calon investor dapat mengetahui potensi tersebut.

Penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di kantor pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan akses ini dilakukan untuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk mendapatkan informasi.

E-procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender secara on-line dan transparan.

Strategi Implementasi (Depkominfo)

Pengembangan layanan publik yang handal, terpercaya, dan terjangkau

Reformasi organisasi, proses-proses bisnis, dan sistem-sistem pengelolaan

Pemanfaatan TI secara optimal

Pengembangan kemitraan antara pemerintah dan swasta/masyarakat

Peningkatan kualitas SDM dan e-literacy

Pengembangan rencana implementasi yang realistis dan terukur

IV. Penerapan e-Government Dalam Pemerintahan

Pertama-tama yang harus dilihat adalah bagaimana sistem pemerintahan berjalan sebelum penerapan e-government, karena untuk menjalankan e-government diperlukan suatu sistem informasi yang baik, teratur dan sinergi dari masing-masing lembaga pemerintahan, sehingga dari kesemuanya itu bisa didapatkan suatu sistem informasi yang terjalin dengan baik. Karena dengan sistem informasi yang demikian akan memudahkan pemerintah dalam menjalankan fungsinya ke masyarakat. Sedangkan untuk mewujudkan sistem informasi yang baik, teratur dan sinergi antara lembaga pemerintahan, maka sistem informasi dari masing-masing lembaga pemerintahan harus memenuhi suatu standar sistem informasi, dimana standar ini meliputi persyaratan minimal untuk faktor-faktor dari sistem informasi tersebut. Dalam pengertian sistem informasi secara umum, maka unsur-unsur yang terkandung didalamnya adalah manusia, teknologi, prosedur dan organisasi. Untuk memenuhi konsep sistem informasi yang baik maka dari masing-masing unsur tersebut harus memiliki standar yang harus dipatuhi dan dijalankan, sehingga sistem informasi dari satu lembaga pemerintah ke lembaga pemerintah lainnya dapat terhubung, dan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut bisa dipergunakan untuk keperluan pemerintah dalam menjalankan fungsinya baik kedalam maupun keluar.

Untuk membangun e-Government, menurut Accenture (2001: 8-9), ada lima karaktaristik e-government yang unggul, yaitu:

1) Visi dan Implementasi: mempunyai visi sejak awal dan mekanisme implementasi yang baik/tepat.

2) Berorientasi ke Pengguna/Warga masyarakat: pada umumnya, di awal pengembangan e-government, informasi yang dipublikasikan disusun dan

Page 6 of 12

Page 7: e Government

diorganisasikan dengan mempertimbangkan cara pemerintah bekerja dan memberikan layanan secara fisik. Pada e-government yang unggul, layanan kepada publik atau warga masyarakat dirancang dengan mempertimbangkan kemauan dan cara berpikir masyarakat umum, bukan berdasar cara kerja lembaga-lembaga pemerintah. Dalam berkomunikasi dengan Pemerintah lewat e-government, masyarakat tidak perlu tahu struktur organisasi dan tata laksana pemerintah.

3) Menggunakan Manajemen Hubungan Masyarakat (Customer Relationship Management/ CRM): Humas pemerintahan bergeser fungsinya bagaikan humas dalam perusahaan jasa, dengan menggunakan teknik-teknik manajemen informasi pengguna jasa, pemasaran, meminimalkan duplikasi pengumpulan informasi dan pembuatan profil perilaku pengguna jasa dalam rangka memprediksi kebutuhan di masa depan.

4) Volume dan Kompleksitas/kerumitan: mampu menangani volume informasi yang besar dengan kompleksitas tinggi (tapi masih nyaman dan Nampak sederhana atau tidak rumit bagi pengguna).

5) Penggunaan Portal sebagai satu pintu masuk: memudahkan bagi pengguna/warga masyarakat dengan tidak perlu mengunjungi situs tiap instansi, cukup satu situs sebagai pintu masuk (portal) untuk mendapatkan semua layanan yang diperlukan.

V. Permasalahan Dalam Penerapan e-Government

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan atau tantangan dalam mengimplementasikan E-Government di Indonesia.

Kultur berbagi belum ada. Kultur berbagi (sharring) informasi dan mempermudah urusan belum merasuk di Indonesia. Bahkan ada pameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapa dipermudah?”. Banyak oknum yang menggunakan kesempatan dengan mepersulit mendapatkan informasi ini.Kultur mendokumentasi belum lazim. Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalah kurangnya kebiasaan mendokumentasikan (apa saja). Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari ISO 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering.Langkanya SDM yang handal. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis / industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat implementasi dari e-government. Sayang sekali kekurangan kemampuan pemerintah ini sering dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal.Infrastruktur yang belum memadai dan mahal. Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belum tersebar secara merata. Di berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran telepon, atau bahkan aliran listrik. Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal. Pemerintah juga belum menyiapkan pendanaan (budget) untuk keperluan ini.

Page 7 of 12

Page 8: e Government

Tempat akses yang terbatas. Sejalan dengan poin di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih terbatas. Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong royong untuk menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di Indonesia hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan, dan tempat-tempat umum lainnya.

Hambatan-hambatan di atas sebetulnya tidak hanya dihadapi oleh Pemerintah Indonesia (atau pemerintah daerah) saja. Di negara lain pun hal ini masih menjadi masalah. Bahkan di Amerika Serikat pun yang menjadi pionir di dunia Internet masalah E-Government pun merupakan hal yang baru bagi mereka. Namun mereka tidak segan dan tidak takut untuk melakukan eksperimen. Sebagai contoh adalah eksperimen yang dilakukan di California dimana mereka masih mencoba meraba implementasi E-Government yang pas untuk mereka.

VI. Memulai e-Government

Seringkali Pemerintah kebingungan ingin memulai dari mana dikarenakan minimnya sumber daya (manusia, finansial) yang dimiliki oleh Pemerintah. Berbagai hal pun dapat dijadikan alasan untuk tidak mulai melangkah. Namun sebetulnya langkah awal yang harus dimulai adalah memberikan komitmen kepada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan melalui media elektronik (seperti Internet) merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan.

Salah satu contoh inisiatif yang paling mudah adalah mengumpulkan dan menayangkan informasi tentang kemampuan (potensi) daerah setempat. Informasi yang disediakan dapat berupa:

Informasi umum seperti pemerintahan (siapa Presiden, Gubernur, Walikota, alamat kantor pemerintahan, dan seterusnya).

Informasi perniagaan (komoditas apa saja yang ada, bagaimana syarat untuk membuka usaha, penyuluhan, perpajakan, informasi bagi investor asing, statistik bisnis setempat).

Informasi pendidikan (daftar perguruan tinggi, sekolah, tempat pelatihan dan kursus).

Informasi tentang kultur (bahasa yang digunakan sehari-hari, kesenian tradisional, hal-hal yang tabu dalam kehidupan setempat).

Dan bahkan informasi yang sederhana seperti tentang tempat rekreasi (dimana tempat memancing, snorkling).

Jenis-jenis informasi di atas masih harus diuji kembali kebutuhannya dan prioritasnya. (Informasi apa yang paling dicari oleh masyarakat? Jawabannya dapat dilihat dari daftar servis yang paling sering dikunjungi,) Mengimplementasikan hal ini tidak susah karena informasi sudah tersedia. Tinggal ada atau tidaknya kemauan untuk mengorganisir informasi ini secara online. Memang sebelum melakukan hal di atas, sebaiknya dilakukan kegiatan perencanaan (planning).

Page 8 of 12

Page 9: e Government

Langkah selanjutnya bisa diteruskan dengan menyediakan fasilitas umpan balik (feedback) bagi masyarakat untuk bertanya dan mengirimkan kritik. Misalnya, masyarakat dapat melaporkan jalan yang rusak di tempat tertentu. Hal ini dapat pula ditanggapi oleh kelompok masyarakat yang lain yang dapat berbagi informasi atau pengalaman mereka dalam mengelola lingkungannya. Dengan demikian pemerintah memberdayakan masyarakat.

Langkah-langkah ini dapat ditingkatkan kepada hal-hal yang lebih canggih seperti layanan transaksi (mendaftarkan perusahaan, membayar pajak) sampai ke layanan pemilihan umum secara online. Namun untuk mencapai hal ini harus dimulai dengan langkah kecil dahulu.

E-government juga tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja. Masyarakat umum dapat membantu pemerintah dalam hal mengumpulkan data dan mengorganisirnya (atau bahkan ikut serta dalam meng-online-kannya). Tenaga teknis yang handal dapat membantu pemerintah setempat dalam setup server dan access point di berbagai tempat.

Berikut ini adalah kerangka arsitektur e-Government;

VII. e-Government = Keselarasan TI Dengan Organisasi Birokrasi

Salah satu kata kunci e-Government adalah pemanfaatan ICT. Ini artinya bahwa akan ada unsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, sistem infrastruktur, jaringan

Page 9 of 12

Page 10: e Government

telematika dan lain-lain yang dipakai dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Beberapa hal mendasar tentang pemanfaatan ICT ini berkaitan dengan:• Penggunaan Internet• Penggunaan Infrastruktur Telematika• Penggunaan Sistem Aplikasi• Standarisasi Metadata• Transaksi dan Pertukaran Data Elektronik• Sistem Dokumentasi Elektronik

Apa yang ingin dicapai oleh PEMDA DIY?

Bagaimana PEMDA DIY berharap untuk pemcapat tujuan di atas? Tentukanstrategi yang dapat diukur untuk merealisasikan tujuan

Apa yang dikerjakan untuk melaksanakan strategi tersebut? Strategidilaksanakan, diarahkan, dan dikomunikasikan melalui inisiatip-inisiatip

Aktifitas apa saja yang dilaksanakan pada setiap inisiatip? inisiatipmemerlukan aktifitas baru, memperbaiki aktifitas lama, atau menghilangkanaktifitas yang tidak sesuai guna mencapai hasil yang diharapkan.

Kemampuan apa yang diperlukan untuk melaksanakan atau mendukungsetiap aktifitas?

Layanan TI apa yang dapat meyediakan kapabilitas yang dikehendaki? Layanan TI baru apa yang diperlukan untuk mendukung kapabilitas?

Teknologi apa yang diperlukan dan tepat untuk mendukung layanan TI tersebut? Bagaimana teknologi tersebut diperlihara, dikembangkan dan dikelola?

Teknologi

Tujuan

Strategi

Inisiatif

Aktifitas

Kapabilitas

Layanan TI

Doma

in Or

ganis

asi

Doma

in TI

Kese

laras

an

Page 10 of 12

Apa yang ingin dicapai?

Bagaimana cara mencapai tujuan tsb.? Tentukan strategi yang dapat diukur untuk merealisasikan tujuan.

Apa yang dikerjakan utk melaksanakan strategi tsb.? Strategi dilaksanakan, diarahkan, dan dikomunikasikan melalui insiatif-inisiatif.

Aktifitas apa saja yg dilaksanakan pada setiap inisiatif? Inisiatif memerlukan aktifitas baru, memperbaiki aktifitas lama, atau menghilangkan aktifitas yg tdk sesuai guna mencapai hasil yang diharapkan.

Kemampuan apa yg diperlukan utk melaksanakan atau mendukung setiap aktifitas?

Layanan TI apa yg dapat menyediakan kapabilitas yg dikehendaki? Layanan TI baru apa yg diperlukan utk mendukung kapabilitas?

Teknologi apa yg diperlukan dan tepat utk mendukung layanan TI tersebut? Bagaimana teknologi dipelihara, dikembangkan dan dikelola?

Page 11: e Government

KESIMPULAN

e-Government adalah kecenderungan yang tidak bisa dihindari, kebanyakan lembaga pemerintah di pusat dan di daerah sudah mulai melangkah ke sana, meski hanya dimulai dari membuat website yang statis dan satu arah. Beberapa sudah melangkah ke tataran yang lebih maju dengan menyediakan akses informasi dan pelayanan secara online, atau percepatan layanan dengan bantuan teknologi informasi. Dari apa yang sudah diterangkan diatas, terdapat hambatan-hambatan dalam membangun e-Government. Ini bukan hanya PR bagi pemerintah tapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya kita sebagai mahasiswa TI karena ini juga sekaligus dapat kita jadikan peluang untuk karir dimasa yang akan dating.

Semoga apa yang telah disampaikan dapat menambah pengetahuan kita dan dapat bermanfaat. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami ucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Page 11 of 12

Page 12: e Government

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia/teknologikomputer/egovernment.com

http://www.ilmukomputer.com

http://www.wikusuryomukti.com

http://www.geocities.com/seminartsc

Page 12 of 12