E book syair untuk mesir
-
Upload
andreansyah-dwiwibowo -
Category
Documents
-
view
278 -
download
11
description
Transcript of E book syair untuk mesir
ii Syair untuk Mesir
iii Syair untuk Mesir
Antologi Puisi
Al-Qolam UPI Publisher
iv Syair untuk Mesir
Antologi Puisi
“Syair untuk Mesir”
Copyright © 2014
Kumpulan puisi Sayembara Menulis Puisi “Syair untuk Mesir” yang
diadakan oleh:
Unit Kegiatan Mahasiswa Kepenulisan Islami Al-Qolam Universitas
Pendidikan Indonesia
(UKM KI Al-Qolam UPI)
&
Keluarga Besar Program Pesantren Mahasiswa Daarut Tauhid
(KB PPM DT)
Penulis: Peserta Sayembara Syair untuk Mesir
Penyunting Naskah: Yansa El-Qarni
Desain dan Tata Letak: Haifa MF
Cetakan Pertama: Maret 2014
ISBN: 978-602-70210-0-6
Diterbitkan oleh: Al-Qolam UPI Publisher
Gd. Geugeut Windha (PKM) Lt. 2
Jln. Dr. Setiabudhi no. 229, Bandung 40154
Telp. 0857-9493-1621
Pos-el: [email protected]
v Syair untuk Mesir
Sebagian dari hasil penjualan buku ini akan kami
sumbangkan untuk kaum muslimin yang sedang mengalami
musibah dan ujian yang tersebar di berbagai penjuru dunia
dan nusantara.
vi Syair untuk Mesir
vii Syair untuk Mesir
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Swt, akhirnya
buku antologi puisi ”Syair untuk Mesir” selesai penggarapannya.
Setelah menjalani proses yang cukup panjang, buku kumpulan puisi
yang dikhususkan sebagai bentuk kepedulian terhadap konflik di
Mesir bulan Agustus kemarin. Awal rencananya, buku ini akan
terbit cepat sekitar dua minggu setelah ditutupnya sayembara dalam
bentuk e-book. Sayangnya, karena ada beberapa halangan yang
akhirnya membuat buku ini baru bisa diterbitkan sekarang. Kami
dari segenap panitia memohon maaf atas hal ini.
Buku ini berisikan 63 puisi yang menyuarakan
kepeduliaannya atas peristiwa berdarah di Mesir yang terjadi pada
kurun Agustus 2013 lalu. Peristiwa ini memakan banyak korban
jiwa dari kaum muslimin dan menjadi kenangan yang takkan
terlupakan oleh seluruh manusia di dunia.
Puisi-puisi ini merupakan kumpulan dari hasil karya berbagai
kalangan, mulai dari para penulis, karyawan, mahasiswa, hingga
pelajar. Semoga puisi ini dapat mengingatkan pada para saudara kita
di Mesir sana serta saudara-saudara muslim kita di negara lain yang
juga sedang mengalami ujian yang tak kalah beratnya. Setidaknya,
dengan puisi-puisi ini, kita dapat terketuk untuk mendoakan mereka.
Penyusun
viii Syair untuk Mesir
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................viii
1. Aku Cemburu Padamu - Alzena Valdis Rahayu….1
2. Allahumma Taqobbalhum Syuhada - Ahmad Fauzi
(AL-farizhy)…............................................................2
3. Bacakan Aku Satu Kisah - Indria Fitri Afiyana…...5
4. Bangkitlah Mesirku - Askar Marlindo….................6
5. Berapa Liter Darah - Risya Avia........................….7
6. Bukankah Kita Manusia - Hr Ton….....................10
7. Darahmu Tak Sekadar Merah - Ika Prihendah S..12
8. Doa Kepada Malam - Alwan Brilian…..................13
9. Doa untuk Mesir (Hanya) - Muhammad Umar......14
10. Doa untuk Para Syuhada - Muhammad Ikhsan
Hidayat………......................................................…15
11. Doaku untuk Mesir - Rizka Amalia...................…17
12. Drakula di Tanah Mesir - Fahmi Afriyadi.........…19
13. Duka di Bumi Anbia - Irfan M Basya…................23
14. Duka Dunia - Melati P Putri……............................27
15. Gejolak Negeri Para Nabi - Nufira Stalwart.....….28
16. Habiba, Lipurlah Laraku - Astrida Fitri Nuryani..29
17. Heroisme Empat Jari - Fajar Sidik….....................32
ix Syair untuk Mesir
18. Iblis Nyata Menghasut Mesir – Sitti Nadia Tri
Septiani…….......................................................…..33
19. Ikhtiar Air Mata - Mam Muhamad….....................36
20. Indonesia Bersatu - Rizcha O.A.N….....................38
21. Indonesia Rasa - Merliana Oktavinalis..............… 40
22. Isak di Tengah Prahara - Adlice Abak.............….42
23. Janji Indah dalam Gejolak Negeri - Cattyfia
Haura….....................................................................45
24. Kasturi di Padang Pasir - Hamdia Syukraeni....…47
25. Keadilan Kekuatan Mesir - Abdul Hafidz….........49
26. Ketika Malam Menjelang - Febri Dwi Yanto...….50
27. Ketika Mesir Membara - Al-Azmi....................….53
28. Kinanah Membuta - Miftahul Hayatun Nisa…......55
29. Kita Satu - Dewi Murni……...................................58
30. Kota Tak Berpenghuni - Salma Risman…............60
31. Langit Merah di Rabiah Al-Adawiyah - Salwa
Abi........................................................................….62
32. Merah Darah Mesir - Rachmat Ramadhan….........64
33. Merah Saga di Sana - Yansa El-Qarni................…66
34. Mesir Berdarah - Helmy Andamari Kwintanada…68
35. Mesir Bergejolak - Jhanen Hidayat….....................69
36. Mesir Dalam Kelabu - Muhammad Agya…...........71
37. Mesir dan Sebuah Kesaksian - Khairil Azhar..….75
x Syair untuk Mesir
38. Mesir Semangat Hidupku - Muhammad Adil
Maulidi…..................................................................78
39. Mesir, Kami Selalu Bersamamu - Rella Restuati..79
40. Mesir, Mursi dan Ramadhan - Rena Erlianisyah
Putri......................................................................….82
41. Mesir: Darah yang Mengukir Sejarah - Suciati Zen
Nur Hidayati….....................................................….85
42. Mesirku Berdarah Saat Ini! – Farida…............….87
43. Nafsu Duniawi - Ade Ubaidil………..................…89
44. Nill Berdarah - Rizky Amalia……....................….91
45. Penguasa Bermuram Durja - Rima Wulandari
Fahmi……….......................................................….92
46. Rabiah Al-Adawiah Oase kerinduan - Sodikin Abu
Nahwannur………...........................................…….94
47. Rintihan Hati - Erna S.A……........................…….96
48. Rumah Sakit Darurat Rabiah Al-Adawiyah -
Buchori Jawahir…………....................................…98
49. Sadarmu untuk Mesir - Santoso Permadi…..........99
50. Sejuta Doa untuk Mesir - Elis Sholehati…..........104
51. Sekelebat Bayang Semu – Fajar Nugraha.............108
52. Senandung Musim Semi - Yudi Rahmat…..........109
53. Senandung Peduli untuk Mesir - Al-Haya Haurah
(Nunik MC)…….....................................................112
54. Sepenggal Kisah dari Mesir - Catur Suseno…....115
xi Syair untuk Mesir
55. Sepucuk Surat untuk Saudaraku - Ade Irma.…116
56. Suatu Hari di Kamar Tidurku - Hastira
Soekardi..................................................................118
57. Surat untuk Firaaun – Surahmanto…..................120
58. Surat untuk Negeri Berjejak Yusuf - Retno Novita
S…......................................................................…122
59. Teruntai Kata Untukmu, Mesir - Yunia
Praptawati................................................................126
60. Untuk Kinanah-ku - Fitri Yani........................….128
61. Untukmu Anak Mesir - Mochammad Saiful
Arif..........................................................................129
62. "Mesir" Kecil - Zulfa Kamila R.......................….131
63. “Mesir Saudaraku” - Ilma Nurhidayati…............132
1 Syair untuk Mesir
Aku Cemburu Padamu -Alzena Valdis Rahayu-
hatiku cemburu,
cemburu melihat keberanianmu dalam melawan kezaliman,
cemburu melihat keteguhanmu dalam membela keadilan,
dan ku pun cemburu atas kesabaranmu dalam berjuang tanpa
letih,
hingga kau korbankan seluruh jiwa dan ragamu untuk-Nya,
di mana aku masih memikirkan dunia, sedangkan kau tidak
lagi,
diri ini terus cemburu padamu, wahai saudaraku...
karena ku belum seberani apa yang kau lakukan di sana,
dengan lukamu yang begitu amat dalam,
hingga darahpun terus mengalir dalam tubuhmu,
bahkan nafas pun sampai terhenti
wahai saudaraku,
semoga perjuangan dan pengorbananmu terus memotivasi
diriku ini,
dan semoga Allah menempatkanmu di surga-Nya yang indah,
karena keberanianmu dalam menegakan kebenaran dan
keadilan di bumi para nabi
Bogor, 20 Agustus 2013
# Alzena Valdis Rahayu
2 Syair untuk Mesir
Allahumma Taqobbalhum Syuhada -Ahmad Fauzi (AL-farizhy)-
Negeri para anbia kini dirundung duka...
Ya…, dirundung duka
sebuah kudeta inkonstitusional yang berujung korban jiwa
Presiden sah yang dipilih rakyat dalam pemilu paling
demokratis sepanjang sejarah Mesir
harus ternoda akibat ulah para Tirani
ribuan syuhada dan belasan ribu terluka
menjadi pemandangan sehari-hari Rabiah Al-Adawiyah…
Sesaat suasana subuh masih hangat menyapa
ketika doa sedang dipanjatkan ketika kewajiban subuh telah
ditunaikan
saat itu pula gas air mata dan peluru-peluru tajam
berterbangan
buyarkan harapan berdiri tegaknya demokrasi di negeri
lahirnya para nabi…
Isak tangis sedan air mata membanjiri negeri kinanah
Tempat-tempat ibadah, fasilitas umum, serta rumah sakit
yang seharusnya menjadi tempat berlindung bagi mereka yang
membutuhkan pertolongan kalian bakar tanpa
3 Syair untuk Mesir
prikemanusiaan, bahkan di dalamnya berkumpul timbunan
jenazah dan para pasien yang telah terluka…
Wahai tentara militer…
Tidak-kah kau merasa media masa berlumuran darah
Wahai polisi militer…
Entah apa agamamu? Sudah tak ada kah rasa prikemanusiaan
dalam jiwamu?
Tak adakah rasa cinta di hatimu terhadap sesama manusia?
Entah apa yang ada dalam benak dan pikiranmu…
Entahlah…
Negeri piramida porak-poranda karena keserakahan
ulah manusia yang rakus akan kekuasaan
inilah yang seharusnya menjadi perhatian dunia
untuk menghentikan pertumpahan darah mengembalikan
Mesir seperti sedia kala
Negeri lumbung ilmu yang telah menghasilkan jutaan ulama
di seluruh penjuru dunia…
Ya Allah…
Tolonglah saudara-saudara kami di Mesir atas musuh-musuh
Islam,
4 Syair untuk Mesir
tolonglah mereka dalam menghadapi semua yang membantu
musuh-musuh-Mu
dan memusuhi wali-wali-Mu, serta siapa pun yang menolak
syariat-Mu
dan menekan dakwah-Mu…
Ya Allah…
Turunkan kepada mereka hukuman-Mu
yang tak kan terhindarkan dari orang-orang yang berbuat
jahat.
Ya Allah...
Wahai Pemilik tipu daya yang kokoh,lenyapkan tipu daya dan
makar mereka.
Ya Allah...
Jangan biarkan satu jalan pun bagi mereka untuk
menghinakan seorang pun di antara hamba-hamba-Mu yang
beriman…
“Allahumma Taqabbalhum Syuhada”
Ya Allah…
Terimalah mereka yang meninggal sebagai syuhada…
# Ahmad Fauzi (AL-farizhy)_Bogor_Universitas
Gunadarma_Hamba Allah
5 Syair untuk Mesir
Bacakan Aku Satu Kisah -Indria Fitri Afiyana-
Bacakan aku satu kisah
Tentang satu negeri yang dilantunkan kitab
Yang desirannya abadi
Yang damainya selalu mengiang di sela rindu
Bacakan aku satu kisah
Tentang negeri para nabi
Yang tak pernah dirisaukan oleh nafsu para amir
Bacakan aku satu kisah
Tentang hati yang tak bisa menggapai,
Menggapai sendu di negeri itu
Bacakan aku satu kisah
Yang mengalun, lalu menerobos hingga ke relung
Agar aku tau, betapa ironi sajak ini
# Indria Fitri Afiyana_Serang_SMAI NFBS_Hamba Allah
6 Syair untuk Mesir
Bangkitlah Mesirku -Askar Marlindo-
Sungguh tersentakku mendengar beritamu
Sungguh terkejutku mendengar kabar berita dari negaramu
Kudeta yang sangat menyentak kalbu
Peristiwa yang kini sedang mengguncang negaramu
Tak mengerti aku apa alasan mereka itu
Sehingga mampu melakukan hal bodoh semacam itu
Apakah pemimpin sudah tak berharga lagi dimatamu?
Sehingga terjadi peristiwa kelabu itu?
Bangkitlah wahai Mesir negara muslimku!
Hentikan segala fitnah dan caci maki itu
Hentikan segala sumpah serapah itu
Agar kembali engkau berjaya di negaramu
Seperti zaman para nabi-nabi dahulu.
# Askar Marlindo_Medan, Sumatera
[email protected], penulis dan pengajar Bahasa
Inggris dan Mandarin Dasar
7 Syair untuk Mesir
Berapa Liter Darah -Risya Avia-
Hati seakan teriris…
air mata seakan tak terbendung...
amarah bergejolak...
mulut diam berubah doa ...
tak sanggup hati ini....
melihat mereka yang tercinta.
Tersayang.
Terbujur tak menentu di segala penjuru...
Ruangan yang mungkin saat itu penuh canda...
jalanan yang mungkin saat itu penuh dengan obrolan
manusia...
masjid yang mungkin dulu ramai dengan manusia...
seketika berubah sunyi...
sunyi dengan geletakan manusia tak bersalah
Hati nurani mungkin kini telah tiada...
senjata yang seharusnya dimanfaatkan
semestinya kini berubah seperti mainan anak...
mainan yang ditembakan tanpa merasa bersalah
kepada saudaranya yang tak bersalah...
Di mana hatinya...
Di mana pikirannya...
8 Syair untuk Mesir
tidakkah mereka ingat bahwa itu adalah saudaranya...
saudara yang mungkin sempat membantunya...
tak sadarkah mereka berapa liter darah yang mereka buat...
berapa nyawa yang mereka hilangkan...
berapa canda dan tawa yang mereka renggut...
sungguh akupun tak dapat menghitungnya...
duhai saudara yang kucinta...
kusayang...
memang kita berbeda jarak...
budaya...
bahkan negara...
namun bagiku, itu bukanlah yang kulihat...
kau adalah saudaraku...
saudara yang akan selalu ada dalam hati...
maafkan aku tak dapat terbang untuk menemuimu...
tak dapat menjagamu...
tak dapat menghapus air matamu...
tak dapat mengurangi darah yang kini banyak
tertumpah...
tak dapat mengubah dunia Mesir menjadi dunia damai
sentosa…
maafkanlah...
kuhantarkan untukmu doa yang akan selalu mengiringimu...
mengiringi setiap langkahmu saat ini...
9 Syair untuk Mesir
Aku yakin lewat-Nya kau dijaga...
lewat-Nya kau akan digantikan surga oleh-Nya...
lewat-Nya kau akan mampu melewati segalanya...
jangan khawatir saudaraku...
jangan khawatir…
kami akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu saudara
Mesirku…
# Risya Avia_Bogor_Akper Jayakarta Pemprov DKI
Jakarta_Manusia biasa
10 Syair untuk Mesir
Bukankah Kita Manusia -Hr Ton-
Dadaku terkoyak,
terhempas dalam secuil makna
Saat sebongkah gunung kata menggelinding,
tepat melindas mata kecilku.
“Tak perlu menjadi warga Mesir untuk ber empati,
Cukuplah anda menjadi manusia” .........*
Beribu tonase yang tercecer mulai menggelapkan mataku,
Seakan kehilangan makna melihat.
Lalu,
Mataku mulai menangis sambil merintih dukanya
“Tak cukupkah upayaku menjadikan dirimu manusia ?”
Sebentar saja, seisi gelapku kacau
dalam pekik sumbang menagih wujud manusiaku.
Ketika laras digenggam, dengan pangkat di pundak apa itu
alasanmu
Untuk menembaki saudaramu sendiri.
Apa karena lapis bajamu, kemudian kau juga lupa bahwa
mereka juga manusia.
11 Syair untuk Mesir
Dan ketika akhirnya ku berpasrah pada wujud manusiaku,
Dengan sedikit kata dalam lirih, agar kau juga bisa ikut
merasa
Bahwa kita semua masih berwujud manusia, kenapa kita
mesti berhati binatang...?
Mari saudara-saudaraku,
Apa pun yang melekat di dadamu,
Mari kita katakan dengan cara kita masing-masing sebagai
manusia
“Tolong hentikan,tangan binatangmu...!”
Merangin,19 Agustus 2013
catatan: *R.T Erdogan(PM Turki)
# Hr Ton_Nalogedang, Merangin, Jambi_
https://www.facebook.com/pages/Wanastra/10884991584971
7_Hamba Allah
12 Syair untuk Mesir
Darahmu Tak Sekadar Merah -Ika Prihendah S-
Mesir..., satu tempat di antara ribuan jutaan tempat umat
Di sana pejuang-pejuang-Mu membela kebenaran
Memberikan segenap jiwa dan raga demi bangsa
Demi kedamaian seluruh umat
Namun apa yang mereka dapat...
Pembantai-pembantai itu butakah atau mati hatikah?
Memuntahkan besi tajam bak hujan serangan
Tanpa ampun tanpa belas kasihan
Pejuang-pejuang tanpa senjata tameng baja
Tetap kukuh memperjuangkan asa damai dan cinta
Hujan peluru menjadi genangan darah
Darah yang tak sekadar merah
Darahmu mewakili cinta... semangat berkobar
Darahmu menjadi tinta menggores ikrar kami semua
Takkan sia-sia takkan terlupakan Mesir!
Darahmu tak sekadar merah
Jogja, 17 Agustus 2013
#Ika Prihendah S_Alumni UGM_Jogjakarta_Muslimah biasa
dengan mimpi luar biasa
13 Syair untuk Mesir
Doa Kepada Malam -Alwan Brilian-
Ini tentang adanya kepedulian, dari setiap insan
Mereka berpesan:
Selamat malam, rembulan.
Aku menatapmu. Dan bintang, aku ingin bercumbu.
Selamatkan mereka dari resah. Dari darah,
yang mengucur ke tanah.
Sudahilah peperangan tak menentu arah.
Banyak benih yang mati,
jua dikebiri.
# Alwan Brilian_Yogyakarta_SMA N 8 Yogyakarta_Seorang
pelajar
14 Syair untuk Mesir
Doa untuk Mesir (Hanya) -Muhammad Umar-
Diam,
Diri ini seakan tiada reaksi...
Hanya melihat dengan mata yang Engkau beri...
Hanya bisa mendengar dengan telinga yang Engkau
anugerahi...
Tanganku tak cukup panjang,
Untuk bisa membelai mereka yang saat ini terpuruk,
Untuk bisa menyambut mereka yang saat ini terjatuh...
Tinggallah mulutku yang senantiasa berdoa kepada-Mu,
Dengan tetesan air mata, sungguh kupahami,
Semua menyimpan arti,
Dan hanya Engkau tempat kembali,
Kumohon akhiri semua ini...
# Muhammad Umar_Lubuklinggau_IAIN Raden Fatah
Palembang_Tidak perlu menjadi yang terbaik cukup lakukan
yang terbaik.
15 Syair untuk Mesir
Doa untuk Para Syuhada -Muhammad Ikhsan Hidayat-
terpandang di langit bulan tersenyum manis
menyapa diri yang sendiri
terasa tiada saksi yang menyertai
kini, hanya rembulan dan Tuhan yang selalu mengerti
hati gundah
hati sedih
hati sakit
hati menderita
hati ini berbeda dengan suasana malam
malam yang sunyi... sepi... damai
lain dengan hati.
owh Mesir,
negeri cahaya ilmu yang pernah kuimpikan
negerinya guru-guru kehidupan
negeri para penghapal Alquran dilahirkan
negeri yang penuh inspirasi
kini bukan hanya diintimidasi, realisasinya terbukti
banyak saudara kita yang mati
16 Syair untuk Mesir
terjadi karena perang saudara sendiri
hati bisa merasa karena kita saudara
terpatri dalam jiwa untuk menghapus lara
kini kuberdoa lewat pena
menjadi saksi untuk para syuhada
Yaa Rabb..., Engkau Maha Penyayang, kami mohon sayangi
mereka
jika mereka merasa sakit, buat sakit itu tak terasa
jika mereka merasa gundah, tenangkan mereka
jika mereka menderita, buatkan istana surga baginya
tempat para syuhada adalah surga
maka Yaa Rabb,
menangkan yang hak dan hancurkan yang batil
# Muhammad Ikhsan H (Rayi Bintang)_Bandung_UPI
Bandung_Penulis
17 Syair untuk Mesir
Doaku untuk Mesir -Rizka Amalia-
Kusebut apa negeri ini
negeri asing atau tak berpenghuni
tak bisa bernafas lega
tak ada kebebasan
teriak merdeka pun mati.
Dentuman meriam seolah menandai
detik-detik kematian yang sudah seujung jari
barisan orang berkumpul di tengah kota
untuk menjemput kematian nan syahid di negeri tercinta
Apalah daya tangan-tangan
dikekang,
dipangkas habis lalu menghilang
sedang bui penuh
dengan tangan yang tiada salah
dipaksa bicara
namun dengan nurani tiada
Di sini aku hanya bisa berdoa
memohon kepada-Nya
18 Syair untuk Mesir
biar adik kecil bisa bernafas lega
biar kakak-kakakku tak putus sekolah
biar ibu bisa masakkan kari yang kusuka
biar ayah bisa bekerja
dan saudaraku beribadah dengan khusyuknya.
Ya Rabb...
Hanya Kau yang bisa menolongnya
Kembalikan lagi senyum mereka.
Ya Allah...
Bantu mereka
Bantu saudara kami di sana
Tunjukkan kebesaran-Mu
dengan Mesir yang damai dan sejahtera.
# Rizka Amalia_Sidoarjo_SDIT Insan Kamil
Sidoarjo_Seorang pengajar dan suka menulis
19 Syair untuk Mesir
Drakula di Tanah Mesir -Fahmi Afriyadi-
Tahukah Ikhwah?
Bulan Ramadhan telah menjadi saksi bisu
Saksi atas tragedi penembakan biadab itu
Gas air mata dan peluru tajam menghiasi waktu subuh
Waktu di mana para pendukung Mursi tengah salat,
Memohon pertolongan Allah bagi pemimpin mereka yang
terpenjara
Akibat kudeta inkonstitusional oleh militer Negeri Seribu
Menara
Sadarkah Ikhwah?
Sungguh petaka tengah melanda,
Merusak tatanan Negeri Piramida
Negeri yang berharap demokrasi bisa lahir di sana,
Setelah sekian lama penguasa tirani berkuasa
Ingatkah Ikhwah,
Bukankah dunia yang memintanya?
Agar demokrasi berdiri tegak di sana
Namun ketika Islam telah melaksanakannya,
Mengapa mereka semua mencoba untuk merampasnya?
20 Syair untuk Mesir
Ikhwah,
Demokrasi yang telah dirampas dengan darah,
Oleh tangan-tangan militer As-Sisi yang hina namun mengaku
sebagai pencerah
Demokrasi yang telah dibayar dengan pertaruhan nyawa,
Nyawa para syuhada yang syahid dalam berjuang di sana
Ikhwah,
Mengapa dunia seolah-olah buta?
Ketika pemimpin sah negeri Mesir dikudeta
Mengapa dunia seolah-olah tuli?
Seakan negeri mulia ini menjadi barang yang terbeli
Mengapa dunia seolah-olah bisu?
Ketika darah pendukung Mursi yang menuntut keadilan
diperah bagaikan susu
Ikhwah,
Drakula di Tanah Mesir itu seakan hidup kembali,
Melalui sisa-sisa tangan penguasa tirani,
Yang sampai tiga puluh tahun lebih menggenggam negeri ini,
Negeri yang dulu pernah menjadi tempat hidupnya para nabi
Kini, drakula modern sedang bertahta,
Drakula modern yang telah mengkudeta,
21 Syair untuk Mesir
Drakula yang menghisap darah parah syuhada,
Dengan peluru tajam dan gas air mata
Sungguh, ini memang sebuah ironi
Ironi bagi sebagian polisi militer yang tak tega membunuh
rakyat sipil,
Ironi yang tampak seperti buah simalakama bagi mereka
Jika menolak, berarti siap mati di tangan As-Sisi
Sang Drakula modern sisa-sisa peninggalan Mubarrak
Ikhwah,
Apa yang bisa kita lakukan kini?
Jika para pembesar dunia masih juga berdiam diri,
Ketika pengawal demokrasi hanya sekedar berbasa-basi
Seruan akan dukungan, gelora kemanusiaan,
Kiriman doa, rasa cinta dan kepedulian,
Hanya itu yang bisa kami bagikan untuk mereka
Ikhwah, yakinlah!
Kekuatan doa kita semua di bumi ini bisa menembus Arasy-
Nya Yang Agung
Buatlah malaikat tercengang dengan doa kita,
Hingga seluruh penduduk langit mengaminkan doa kita,
Seluruh makhluk bumi akan mendengar,
22 Syair untuk Mesir
hewan, tumbuhan, air, damai mengikuti, berzikir, dan ikut
mengaminkan.
Jika,seperti itu? Siapa bisa menentangnya?
Darahmu adalah darah kami, wahai rakyat negeri kinanah
Inilah bentuk cinta kami kepadamu
# Fahmi Afriyadi_Jakarta_Universitas Gunadarma_Seorang
hamba Allah.
23 Syair untuk Mesir
Duka di Bumi Anbia -Irfan M Basya-
Kelak Tuhan kan bertanya
Apa yang tangan perbuat
Apa yang mata lihat
Saat Nil menjadi merah pekat
Saat bumi anbia berduka
Duka atas matinya keadilan
Dirampas tiran berkedok pahlawan
Darah tumpah tak lagi salah
Harga manusia murah, satu dibayar seribu, bunuh dua gratis
tiga,
Nyawa diobral, belas kasih tak dikenal
Kemana kaum culas mengaku mayoritas?
Tak bisa adil kau gunakan bedil, kalah pemilu kau tembakan
peluru,
Kotak suara dibilang sengketa, kau halalkan kudeta,
Ada seutas tali tipis goyangkan boneka diktator,
Tangan asing menari di atas tumpukan mayat,
Berputar riang dalam linang air mata duka,
24 Syair untuk Mesir
Lacurkan tanah air gadai murah martabat bangsa,
Berlumuran darah kaumnya tangan sang jendral,
Anak negeri mati dibantai pulang jadi bangkai,
Di manakah khoiru ummah...
Masihkah teriak kebenaran, atau mulut disumpal
kepentingan...
Inikah ironi umat Islam, haram agama keluar masjid, namun
hangus kau bakar kami punya masjid,
Salat saja tak usah berpolitik, salat ditembaki, politik dihabisi
licik,
Saat Islam menjunjung HAM,
Mesir dibantai pura-pura tak pa-HAM, UN menjadi UN-fair,
guru demokrasi gagap beraksi,
Apakah ajaran salafusshalih...
Khianati hafiz dengan berjuta dalih, pembantaian dan
sembelih itukah yang kau pilih?
Dan kami layak jadi martir, sebab kau bilang demokrasi
kafir..., begitu kau pikir?
Malah ikutan nyinyir!
Allah Yaa Rabb,
Setulus doa kami, Mesir Yaa Rabb!
25 Syair untuk Mesir
Kami tak takut mati namun kami takut mati munafik,
Kami tak takut derita dunia sebab surga akhirat nyata,
Kami tak hina dipenjara karna iman kami merdeka,
Jika adil itu mahal, kami berikan sejuta syahid tak jadi soal
Hidup mati atas Islam bak sepasang sisi mata uang, bertolak
namun erat, hidup mulia dan syahid cita-cita,
Namun izinkan kuberi kabar kepadamu kawan, bumi Mesir
Tanahnya anbia sedari dulu sang zalim jadi Tuhan,
Bahkan Tuhan pun dikudeta, namun ia berakhir
nista, tenggelam dalam Nil merah pekat darah syuhada, kini
Nil jadi saksi pongahnya anak manusia, saksikan akhir
bagaimana hidupnya...
Kelak Tuhan akan bertanya,
Tangan kita di pihak mana,
Akankah kau ulurkan tangan pada penegak keadilan,
Atau kau salami tangan berlumur darah kezaliman,
Jika mata masih terpejam, mulut masih terkunci rapat,
Di depan Tuhan kelak kau takkan bisa mengelak,
Atas bisunya bibir, butanya mata,
26 Syair untuk Mesir
Tuhan Maha Tahu duka negeri anbia, kelak kau akan
ditanya, kelak kau tak bisa lagi mengelak,
Kelak kau sadari detik ini jadi akhir kebisuanmu...
# Irfan Maulana Basya_KAMMI_Suaminya Hana, ayahnya
Hanif_karyawan
27 Syair untuk Mesir
Duka Dunia -Melati P Putri-
Kami terus berduka
Lewat kering air mata
Luka batin menganga basah
darah sanak saudara di atas tanah
leluhur jadi gersang campur debu
pasukan berpeluru penuh nafsu
Kami masih berduka
Tiap pasang mata dunia berdoa
Biar rela terbuka mata hati
juga seluruh nurani negeri ini
(21/08/13)
# Melati P Putri_Bekasi_Universitas Indonesia
Depok_Makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam
28 Syair untuk Mesir
Gejolak Negeri Para Nabi -Nufira Stalwart-
Lihat, Nak, di negeri jauh itu ada darah yang tumpah di
jalanan, di gang-gang, di lapangan.
Tempat yang dulu nyaman untuk jalan-jalan, bermain
layangan atau lari-larian.
Kini mencekam, menkutkan, Nak, apa kau bisa
membayangkan?
Dengarlah, Nak, kabar yang tersiar dari negeri para
nabi.
Tempat nama Tuhan senantiasa bergema di mesjid, di
kereta, di bandara.
Semakin terdengar saja tak sekedar disebutkan tetapi
diteriakan menjelma jeritan menyertai kesakitan.
Rasakanlah, Nak, doa-doa yang merambat ke langit-langit
dunia.
Berwarnakan bara, berbahasakan duka, bernadakan tangisan
yang lara.
Sematkan pula di salat-salat kita.
Semoga gejolak itu reda. Segera.
Bandung, 21 Agustus 2013
# Nufira Stalwart_Gununghalu, Kabupaten Bandung
Barat_Alumni UKM Kepenulisan Al-Qolam, Komunitas
Taraje_Penggiat Literasi
29 Syair untuk Mesir
Habiba, Lipurlah Laraku -Astrida Fitri Nuryani-
"Aku tak tahu kapan aku akan pulang,"
ucapmu tegas, kautuang-
segala riuh fana kemudaanmu
ke dalam bejana bayang-bayang
yang makin memanjang,
yang mewujud ketika mereka mengganti cahaya
dengan petang yang suram
Tak kuasa lenganku mendekapmu lagi
Tak seperti dulu ketika kau berbaring di pangkuanku
Maka harus kulepas dirimu ke habluran malam dan pagi
Lalu kunanti-
retih baramu agar tetap menyala dalam temaram
"Dingin sekali di tempatku,
aku terserang flu dan nyaris membeku,"
ucapmu lirih,
kalimatmu menguntai pedih ke dalam damaiku yang bersaput
kalut
30 Syair untuk Mesir
"Teguhlah,
menanglah,
dan bertahanlah...
Telah kutitipkan kau dan Mesir ke tangan Allah,"
ucapku, walau cengkeraman rasa takut
menancapkan cakar-cakarnya yang kaku
ke dalam jari-jemariku yang memburu kabarmu
"Mereka kian banyak,
dan kami kian terdesak,"
ucapmu lagi, dan seketika itu
kurindukan diri kecilmu
yang bersandar ke lututku
manakala kau letih berlari-lari
Dan mungkin waktu akan mengalah-
pada dirimu dan kawan-kawanmu di Rabiah
Lalu sekali lagi kita akan memandang ke atas,
seperti dulu, memandang
ke langit-
yang tak menyemburkan gas air mata pahit
Dan kau akan jauh dari desing peluru
juga dari serigala-serigala pemburu
31 Syair untuk Mesir
Maka lipurlah laraku, Habiba
Jawablah panggilanku, wahai anakku
Kunanti jawabmu di tubir jurang waktuku
Dalam setiap sujudku di tepian hari
Di mana pun engkau berada saat ini.
Malang, 21 Agustus 2013
Untuk Mesir, terutama Habiba Ahmed Abd Elazis, wartawati
sekaligus aktivis yang meninggal tanggal 14 Agustus 2013 di
Rabiah. Puisi ini didasarkan atas percakapan ibu Habiba
dengannya, walau hanya secara garis besar.
# Astrida Fitri Nuryani_Malang_Universitas
Brawijaya_Penulis, pengajar, dan penerjemah lepas
32 Syair untuk Mesir
Heroisme Empat Jari -Fajar Sidik-
Memerah dengan darah
Mewangi dilumat tirani
Meninggi dalam nurani terbuncah
Meluap bersama cinta empat jari
Di Rabiah itu, tapak militer menista malam
Menumpas suara-suara tajam
Agar kebenaran terbungkam
Agar mereka semua diam
Tapi lihatlah wahai laknatullah As-Sisi
Pelurumu tak cukup tajam
Bara yang kau benam tak membuat padam
Kini, suara perjuangan itu kian mencengkram
Bangkit melawan penindasan
Ingatlah As-Sisi…
Darah syuhada di tanganmu
Akan melumat tubuh rentamu
Menghancurkan ambisimu
Hingga kau diam, terbenam…
33 Syair untuk Mesir
Dalam neraka yang tak akan padam
Hari ini…, kami buktikan kemarahan itu
Jutaan umat ini menjejak jalan
Menapaki satu perjuangan
Simbol perlawanan
Dalam heroisme empat jari…
# Fajar Sidik_Samarinda_Kementerian Keuangan RI_Semoga
Allah memuliakan kita semua dalam jalan kebaikan
34 Syair untuk Mesir
Iblis Nyata Menghasut Mesir -Sitti Nadia Tri Septiani-
Bangunan porak poranda,
Pecahan kaca berserakan
Bukan bencana alam, melainkan amukan manusia
Piramida bergeming, Mesir di ambang kekacauan
Para anak menggemakan tangis yang terisak-isak
Para ibu was-was menanti suami
Para suami beradu otot, saling menghardik
Penguasa, penguasa, mana Mesirku yang damai
Semua, terucap benar dalam diri masing-masing
Semua, saling menyalahkan satu sama lain
Padahal sedarah, satu bangsa
Padahal saudara, satu bahasa
Perbedaan pendapat masalahnya
Ketidakcocokan sebabnya
Gampang saja, mengapa tak duduk bersama?
Lalu cari jalan keluarnya berdasarkan syariat Rasulullah
Namun, di luar sana hasutan iblis nyata merajalela
35 Syair untuk Mesir
Inginkan Mesir jadi mainan, sebuah boneka
Iblis nyata sedang menari-nari, bersuka cita
Menyaksikan penduduk Mesir bergelora nafsu dan amarah
Demokrasi, demokrasi...
Mana janji damai?
Kemana jua sikap dari ajaran dan syariat nabi?
Iblis angkat bicara “Mesir telah tercerai berai”
Saatnya bangkit Mesir...
Buaian tak usah kau dengar
Mari jejaki kembali langkah nabi
Mari satukan suara tuk menuju Mesir yang damai...
# Sitti Nadia Tri Septiani_Maros, Sulawesi Selatan_SMA
Negeri 1 SSN Maros_Seseorang yang mendambakan
kedamaian
36 Syair untuk Mesir
Ikhtiar Air Mata -Mam Muhamad-
Tangan mengepal jemari menunjuk.
Kepala terikat suara melantang.
Menatap nanar pada jalanan yang remuk.
Gema takbir melecut semangat yang usang.
Hati hati yang suci meronta seraya berdoa.
Pada terik siang dan sepinya malam.
Tanpa sajadah tergelar dan atap berpayung.
Ikhtiar damai untuk negeri seribu nabi.
Pangkat kedudukan melegitimasi pembantaian.
Menodai bulan suci tanpa busana sungkawa.
Membakar ayat suci serta alas alasnya.
Menambah tundukan kepala dan elusan dada.
Terkadang mata buta bukan karena luka
Dan telinga tuli bukan karena iritasi.
Dengan kekuasaan,
Setiap organ menjadi kehilangan sebuah fungsi.
Belum terlambat untuk berharap.
37 Syair untuk Mesir
Belum usai untuk memulai.
Satukan hati sucikan niat.
karena uluran tangan teringan kita adalah doa.
انصرإخىاننافيمصر وفيسىرياعلىأعداءاإلسالم اللهم
# Mam Muhammad_Mansoura_Al Azhar_Bismillah.
38 Syair untuk Mesir
Indonesia Bersatu -Rizcha O.A.N.-
Pasir yang lembut di gurun pasir
Air yang jernih di Sungai Nil
Kehidupan yang dulu tenang di Mesir
Kini sedang membara
Tempat di negeri para nabi berjuang
Saudaraku
Tolonglah mereka
Hiburlah mereka
Berikanlah semangat untuk mereka yang sedang berjuang
Doakanlah mereka supaya bisa menghadapi semua ini
Wahai seluruh umat Islam
Wahai semua bangsa Indonesia
Bersatulah
Berikanlah yang tebaik untuk seluruh umat Islam
Berikanlah yang terbaik untuk Indonesia kita
Allahu Akbar...!
Allahu Akbar...!
Allahu Akbar...!
39 Syair untuk Mesir
Merah putih Indonesiaku
Merdeka...!
Merdeka...!
Merdeka...!
# Rizcha O.A.N._Surabaya_MTs. Nurul Hikmah
40 Syair untuk Mesir
Indonesia Rasa -Merliana Oktavinalis-
Dengar menggema dari bermacam media
Mengetuk sanubari jiwa kita
Belum tuntas negeri seberang berguncang panjang (Palestina)
Mengapa Mesir tiba-tiba menggelincir
Menguak apa yang telah terngiang
Membikin daya ingin berjuang
Indonesia kini tlah merdeka
Mengisinya dengan berbagai acara
Apalah makna itu semua tanpa pengakuan mereka
Meski negeri sendiri harus dibangun lagi
Dahulu mereka berjasa
Menautkan sinerginya untuk Indonesia
Lalu apa reaksi kita?
Sempatkan kita menyambung radar disana?!
Indonesia rasa telah berhutang padanya
Entah kita kembalikan dengan apa
Mungkin empati tak sebesar simpati
Menyadarkan kita akan kata hati
41 Syair untuk Mesir
Lewat pena ini hati berbisik
Menyambung kabar yang tengah terusik
Pun tak sesergap bergempita
Dengan radar moril ataupun harta
Balas kecil adalah doa
Merliana Oktavinalis_Ponorogo_UNESA_Seorang
pembelajar
42 Syair untuk Mesir
Isak di Tengah Prahara -Adlice Abak-
Dentuman itu terdengar jelas
Menghamtam kubah
Hingga puingnya bercucuran
Disambut rentetan peluru
Lalu dikepung api yang membakar setiap sudut
Pekikan takbir
Jeritan histeris luka
Raungan anak kecil ketakutan
Tangisan Umi memanggil Si Buah Hati
Semua membaur menjadi cekam
Bergelimpangan jasad-jasad syuhada
Dengan berbagai luka
Kepala yang pecah
Dada yang terbelah
Bahkan ada yang hangus tak berupa
Tak kenal usia
Tak kenal jenis
Di sudut sana anak kecil menangis
Dengan bendera mungil yang masih dalam genggaman
43 Syair untuk Mesir
Lirih dia meratapi jasad Sang Abi
“Abiii, Abiiiiii, bangun Abiii!
Buka matamu Abi, lihat kami Abiii!
Bukankah Abi telah berjanji mengajari aku mengaji?
Berjanji akan memberiku hadiah ketika hafiz?
Abiiii, buka matamu Abiiii!”
Isaknya memecah tangis Sang Umi
Yang tersedu pilu di sampingnya
Tak mereka hiraukan api yang membakar
Tak mereka hiraukan cacian serdadu
Tak mereka hiraukan panser membelah massa
Mereka tegar walau dalam dada mereka luka menganga
Anak kecil itu tak tahu apa yang terjadi
Anak kecil itu tak memanggul senjata
Anak kecil itu sangat mencintai negaranya
Anak kecil itu juga tak mengerti mengapa Sang Abi dibunuh
Yang dia tahu hanya Abinya seorang hafiz
Yang saat hayatnya terenggut mushaf masih digenggam
Dengan bibir tersenyum walau darah melumurinya
Sang Umi mengusap kepala sibuah hati
44 Syair untuk Mesir
Setengah berbisik dia berucap “Anakku, Abimu tak mati,
Nak,
Darah Abimu selalu hidup dalam jantungmu
Warisilah, Nak
Tegarlah
Jangan dendam
Namun syahid adalah pilihan terbaik”
Sambil memeluk erat lalu melipat tangan suaminya yang telah
tiada….
# Adlice Abak (Adlis)_Pekanbaru_Umum_Seorang penghobi
sastra
45 Syair untuk Mesir
Janji Indah dalam Gejolak Negeri -Cattyfia Haura-
Pagi ini sangat cerah
Mentari pagi kembali tersenyum menyapa seisi dunia
Tapi... terlihat sedikit kecut dari senyumnya
Ya, dunia Islam sedang bersedih
Negeri bersejarah itu tergores tinta hitam pekat
Mentari seolah tak mau melihatnya
Kezaliman mereka tak ubahnya seperti singa yang kelaparan
dalam kandang
Mencabik-cabik dalam satu ikatan darah yang sama
Tapi mentari harus tetap muncul atas izin Rabb-Nya
Menerangi jasad-jasad yang tak berdosa dengan sinarnya yang
suci
Membuat mereka hangat walau dalam gejolak demokrasi
Mereka telah pergi tapi sesungguhnya mereka hidup
Mentari pergi dengan kesedihannya dalam hening
Menyimpan gema takbir yang terus dikumandangkan
Untukmu saudaraku...
Alam dan isinya menjadi saksi bisu di balik perjuangan dan
pengorbanan kalian
46 Syair untuk Mesir
Semuanya akan tergantikan dalam sekejap nan hakiki
Untukmu saudaraku...
Setiap tetes darah yang mengalir dari tubuhmu akan menjadi
jembatan emasmu untuk bertemu dalam rida dan cinta-Nya
Untukmu saudaraku...
Indahnya kehidupan dunia ini
Tak seindah seni malaikat maut menjemputmu
Untukmu saudaraku...
Dalam sunyi sepi kita selalu bersama dalam doa dan tujuan
yang sama
Untukmu saudaraku...
Kesedihan ini akan segera berakhir sesuai janji-Nya
Surga-Nya yang telah bersiap menyambut kedatangan para
syuhada
Bersiaplah siagalah dalam barisan yang nyata!
Menjemput syahid dengan seni cinta menuju rida-Nya
Laa Tahzan! Innallaha Ma’anaa...
# Cattyfia Haura_Tasikmalaya_UPI Kampus Tasikmalaya
47 Syair untuk Mesir
Kasturi di Padang Pasir -Hamdia Syukraeni-
Lantaran apa dunia membungkam?
Hingga kematian nurani menjadi warna paling digemari
Air mata langit jatuh perlahan
Menyaksikan hujan peluru dan gas air mata
Prasasti kesyahidan pun kuncup berbunga doa
Mesir, tempat terukir sejarah kenabian
Bersinar di setiap lembah padang pasir
Milikmulah Sungai Nil
Tempat kisah rasul Allah diabadikan
Tapi kini negeri Kinana itu terluka
Kejahatan militer, kekejaman penguasa dan egoisme meraja di
hati
Dia pun menjadi lautan darah dan air mata
La'natullah untuk perbuatan keji itu
Kini tangan jahil militer mencengkram
Ribuan syuhada berguguran
Tempat ibadah dan rumah terbakar
Tangis histeri para wanita dan anak-anak menukil di langit
48 Syair untuk Mesir
Kemakmuran di lumbung ilmu itu pun menjadi duka
Mesir damai yang ditinggal cerita
Kutitip doa pada Rabb-ku untukmu
Wahai penguasa jagad
Terimalah para syuhada di sisi-Mu
Harumkan darah mereka seperti kasturi di padang pasir
Damailah para mujahid
karena di sana negeri surga itu
bangkitlah, tunaikan janji kemenangan
kibarkan kembali peradaban ilmu di setiap ceritamu
# Hamdia Syukraeni_Makassar_Universitas Islam Antar
Bangsa Malaysia_Mahasiswi
49 Syair untuk Mesir
Keadilan Kekuatan Mesir -Abdul Hafidz-
Keadilan bagaikan mutiara di tengah lautan
Keadilan dapat dilihat, tapi sulit diraih dengan kekuasaan
Dapat dipegang, tapi sulit untuk dipertahankan
Oh..., keadilan…
Jangan engkau pergi…, keadilan….
Darah para syuhada terus mengalir untuk meraih kemenangan
keadilan
Lindungi Mesir dengan kekuatan keadilan
Musuh meraih kemenangan dengan tangan kezaliman,
Tapi seorang pemenang dapat meraih kemenangan dengan
kekuatan keadilan
Allah Subhanu Wata’ala bersama dengan orang yang selalu
pegang keadilan.
Oh..., keadilan….
Jagalah dan damaikanlah Mesir dengan keadilan…. Allahu
Akbar..., Allahu Akbar…, Allahu Akbar!
# Abdul Hafidz_Bogor_Solidaritas Mesir dengan syair
50 Syair untuk Mesir
Ketika Malam Menjelang -Febri Dwi Yanto-
Anakku..., aku hanyalah ingin bercerita kepadamu,
memberikanmu sepotong kenangan saja padamu.
Bersiaplah anakku..diamlah dan jangan kau tengok keluar.
Tengok aku selayaknya dulu kau tengok Alquran dan
membacanya dengan nyaring.
Aku ingin bercerita tentang tanah yang dulu kau puja sebagai
tanah nabi.
Aku ingin bersenandung tentang air yang dulu kau puja
sebagai air kehidupan.
Dulu kita adalah para pipit kecil yang indah, kecil tapi kita
saling tersenyum bersama.
Senyum yang sekarang, ah...., jangan, jangan kau tengok
keluar, Nak!
Itu bukan kita dan bukan tanah kita!
Tanah kita menjadi bubur yang dihiasi dengan rona-rona
merah di sana-sini.
Air kita menjadi merah dan tumpah ruah dalam balutan tawa
iblis yang tersenyum lebar di sana.
Semuanya kelam Nak, tangisan pecah, ketakutan, kegelisahan
semuanya kelam!
51 Syair untuk Mesir
Anak kecil entah berlarian mengais jejak-jejak ibunya
sedangkan di sampingnya kerikil tajam siap-siap menghantam
wajahnya.
Kerikil itu menghujani tanah dan air kami, Nak! Kerikil itu
menghantui kami ketika malam menjelang!
Ya..., malam menjelang! Malam kami telah berubah, kami
tidak punya pagi.
Tanah kami malam, menjadi hitam dengan sumpah-serapah
atau dengan tubuh kami yang saling serang.
Kami bersaudara, Nak, tapi kenapa ketika malam menjelang
kami seperti musuh? Kenapa?
Kenapa kami saling serang, saling perang dan saling
berlawanan? Mana tanah kami sebagai tanah nabi? Mana air
kami yangdulu sebagai air kehidupan? Mana, Nak?
Kita, bahkan aku juga punya ego, punya pendirian. Tapi
kenapa ego bisa membuat tanah kami berantakan?
Apa tanah kami sudah dikuasai lagi oleh Fir'aun yang bangkit
dari Piramid-nya?
Apakah kami menjadi budak-budak setan yang membisikkan
keburukan dan memperdaya kami?
Kami hanyalah manusia, kami tidak ingin darah muncrat atau
desing peluru atau busur kaca terlempar meyapa mata anak
kami. Kami ingin seperti dulu, Nak!
52 Syair untuk Mesir
Ibu kami kehilangan raga, ayah kami kehilangan iman, anak
kami menangis darah dan entahlah..., aku tidak ingin ini
terjadi, Nak!
Kami rindu tanah nabi kami! Kami rindu setiap baris ayat
yang menghinggap tenang dalam relung kami.
Ah..., aku sudah banyak bercerita, Nak!
Aku sudah tidak tahan lagi, dadaku sudah sesak dengan
derapan emosi dan letupan setan yang menganga lepas.
Aku hanya ingin tanahku kembali, saudaraku kembali dan
semua kembali pada barisan Illahi.
Aku ingin tanah kami sejuk dengan lantunan ayat-ayat
Alquran yang menemani kami ketika malam menjelang.
Nak..., aku hanya ingin malam segera pergi dan semuanya
berdamai, semuanya akur.
Aku hanya ingin pagi segera menjelang dengan senyum
keindahan.
# Febri Dwi Yanto_Malang, Jawa Timur_Universitas
Widyagama Malang_Seseorang yang merindukan pagi
menjelang
53 Syair untuk Mesir
Ketika Mesir Membara -Al-Azmi-
Maka membaralah
Sepetak bumi memerah
Tumpah. Darah.
Kasturi meruah
Maka membuncahlah
Sosok-sosok hipokrit berkelit
Berlagak buta tak tahulah
Tengah menjemput akhir yang sulit
Percayalah mujahid,
Juangmu bernilai surga
Tiada kesia-siaan itu
Janji-Nya selalu benar
Tak meleset, wahai ahluljannah.
Tak pernah meleset.
Dan,
Musuh-musuh Allah, lihatlah
Kelak semua kekejian itu, ratapilah
Semua kekejaman itu, sesalilah
54 Syair untuk Mesir
Koyaklah kelak.
Koyak semuanya.
# Al-Azmi_Bandung_UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam
UPI & Pendidik Generasi BR_Ada karena Allah, tiada karena
Allah jua
55 Syair untuk Mesir
Kinanah Membuta -Miftahul Hayatun Nisa-
Kenangan akan ribuan tahun silam awali kagum di dada
Saat pikirmu tumbuh bak tukik hadir di badan bumi
Betapa pun tiada satu pengiring tujuan berada
Kau ulet lagi yakin
Hingga pikirmu awali sejarah, kurangi liar, kurangi
bebal,kurangi brutal
Kenangan akan ratusan tahun silam awali detak di nadi
Saat gagahmu penuhi kertas polos kurangi tinta emas sejarah
Betapa pun tiada satu pengembara tahui
Kau tekun lagi yakin
Hingga gagahmu awali busur memanah, hadirkan akal,
hadirkan kata, hadirkan cara
Kenangan akan puluhan tahun silam awali derai di pipi
Saat suaramu akui lahirnya kami
Betapa pun tiada satu dari mereka bersua
Kau teguh lagi yakin
Hingga suaramu awali bahagia,obati luka, obati pedih, obati
duka
56 Syair untuk Mesir
Kenangan demi kenangan terkenang di ulu hati
Goreskan cipta, cita, dan rasa
Tersinergi pada masa yang silam
Kenangan bukan sekedar kenangan, sayang
Kenangan ialah awal sejarah tercipta
Kenangan merupakan bentuk nyata kelampauan
Kenangan adalah hidupnya cipta
Kenangan yaitu rasa yang tak kenal mati
Dan semua kenangan ini memihak dirimu
Negeri kinanah yang terkenang melepaskan anak panah di
muka bumi
Sampai hati, kau hapus kenangan yang tetap dikenang
Terhapus dalam hari, hanya hari.
Keringat ribuan tahun yang kau lalui untuk miliki samudra
bumi terhapus dalam hari
Letih ratusan tahun yang kau alami untuk dapatkan sejarah
bumi terhapus dalam hari
Suara puluhan tahun yang kau beri untuk hadirkan kelompok
bumi terhapus dalam sehari
Hingga hari yang kau lalui kini sekedar untuk
mengenyangkan diri, memuaskan opini, dan membasmi
penghuni
57 Syair untuk Mesir
Tiadakah kau rasa keringat moyangmu tercucur sia-sia
Tiadakah kau ingat angan moyangmu pupus begitu saja
Tiadakah kau dengar suara moyangmu menghilang tiada daya
Cukuplah, sayang… cukupkan nafsumu, cukupkan brutalmu,
cukupkan tikai yang tak miliki akhir, cukupkan…, hanya
cukupkan…
Ingin berapa kepala lagi yang kau hantam
Ingin berapa jantung lagi yang kau tembus
Ingin berapa darah lagi yang kau buang
Ingin berapa napas lagi yang kau hapus
Dengarlah, ini bukan soal akidah, bukan pula soal ibadah, ini
soal brutalnya akhlak
#Miftahul Hayatun Nisa_Lampung_Universitas
Lampung_Pendamba Rumah Allah
58 Syair untuk Mesir
Kita Satu -Dewi Murni-
lihatlah mereka yang di sana
di bawah langit yang penuh pilu lagi perih
ya, di negeri Mesir
berliter-liter darah umat terbaik tercecer
nyawa-nyawa gugur oleh tangan-tangan laknatullah
tubuh-tubuh terobek-robek perih
jasad-jasadnya jadi pemandangan
oh, ada kah kiranya kita di sini merasa?
merasa sakit yang tiada terungkap
bukan fisik tapi antara kita dan dia
adakah ingat dalam benak sabda rasul?
muslim itu satu, satu luka yang lain merasa
saudaraku,
tataplah mereka yang di sana
pahamilah, dengarlah, dan rasakanlah
mereka butuh kita untuk hentikan episode kejam ini
bukan sekedar doa usai sujud
tapi aksi yang nyata dalam harimu
59 Syair untuk Mesir
ialah berjuang tuk formalkan aturan Allah di bumi-Nya
dengan janji Allah dan rasul-Nya sebagai modal
dan dakwah sebagai caranya
sebab ketiadaan aturan dari Sang Bijaksana lagi Agung-lah
jadi akar derita
karena itu penuhilah barisan ini
barisan yang siap hadapi musuh
raih janji Allah
Tsumma takuunu Khilafah 'ala minhaj nubuwwah
# Dewi Murni_Balikpapan_SMK N 3 Balikpapan_Hamba
Allah
60 Syair untuk Mesir
Kota Tak Berpenghuni -Salma Risman-
tentang tabir senja di Bukit Sinai
aku mengeja pesan-Mu
dari deru pilu para mujahid
tangis histeri para wanita dan anak-anak
duhai, dengan kuasa-Mu
terbelahlah laut
selamatlah Musa dan tenggelamlah Firaun
lonceng kebenaran pun berdenting di seluruh lembah padang
pasir
kini bumi lumbung ilmu itu terluka
dia bagai kota tak berpenghuni
kecuali mayat dan kezaliman
senandung kepiluhan pun bernyanyi
memanggil kedalam jiwa para mujahid
duhai, telah terjadi pembantaian di negeri seribu menara itu
nyawa manusia menjadi harga paling murah
lalu mayat dibaringkan
kezaliman, kebiadaban dan pembantaian pun kembali terjadi
61 Syair untuk Mesir
kematian nurani menjadi hal biasa
membias rentetan sejarah
tentang Sungai Nil, Bukit Sinai dan padang pasir
menggelitik nurani para mujahid
selubung lepas menancap tepat di jantung para perindu
kesyahidan
sambil berseru
dan biarkanlah laut terbelah sekali lagi
ketika kaki langit kian mendung
tenggelamkan Firaun sekali lagi
di negeri kota tiga teologi
negeri kunjungan para nabi
tempat luka menjelma harimau
membangkitkan dahaga perjuangan
# Salma_Makassar_Universiti Malaya_Mahasiswa
62 Syair untuk Mesir
Langit Merah di Rabiah Al-Adawiyah -Salwa Abi-
Ramadhan mengisyaratkan kematian
seperti dedahanan kurma yang berguguran
berkas-berkas ingatanku sejenak lumpuh
menonton laki-laki dahaga membantai saudaranya,
monumen sadat.
Membuatku berfikir apakah aku gila
ada lelaki berjenggot lebat mendiamkan pembantaian
Sungai Nil menyerpih sedih
seperti anakmu meminta bantuanmu
Ramadhan lalu seakan rintik hujan di mata seluruh jiwa
mata yang terjaga oleh hembus sejarah
sejarah yang tercemari
sisa-sisa otakku menjadi pecah
memaklumi pembantaian yang disponsori
Lapangan Rabia.
Menjadikanku bertanya apakah aku gila
ada lelaki bersorban putih menertawai pembunuhan
seluruh kota bersidekap
63 Syair untuk Mesir
menyimak lirih nafas puasa
seluruh daun-daun kurma yang beterbangan
Ramadhan kali ini, debu menafsirkan debu
kabut-kabut berebut tempat sembunyi
tentang An-Nahdah yang banjir darah
dan orang-orang berebut suara untuk mendebatkan
hak-hak orang-orang yang telah menjadi mayat
dan hari ini kita menjadi saksi sejarah,
tentang merah di Rabiah Al-Adawiyah.
Dan kita menjadi pendebat tiba-tiba tanpa berbuat apa-apa.
# Achmad Miladi_Alumni SMK Muhammadiyah Tegal ini
anggota aktif FLP Tegal dan menjadi ketua Pemuda
Muhamadiyah Pakulaut. Menyukai menulis, karyanya sudah
diterbitkan di media-media berupa cerpen, puisi dan lain-lain
64 Syair untuk Mesir
Merah Darah Mesir -Rachmat Ramadhan-
Langit kini berwarna merah
Merah darah menghiasi tanah
Tanah yang subur kini berduka
Untuk saudara yang berada di Mesir sana
Angin berhembus begitu kerasnya
Menembus doa para syuhada
Meminta pertolongan Allah yang sangat dekatnya
Mendapatkan mati syahid atau hidup mulia
Bumi terguncang hebat dengan dahsyatnya
Menangisi para pejuang Ilahi yang ditinggal pergi
Senyum bahagia tanda kemuliaannya mendapatkan surga
Bertemu Allah itulah impiannya
Jutaan langkah masih bisa dilakukan
Untaian kata masih bisa bicara
Besarnya raga masih bisa berdiri tegap
Hancurkan kebatilan selagi masih bisa
Ya Allah, hancurkan mereka
65 Syair untuk Mesir
Mereka yang telah berbuat kebatilan tiada henti
Mereka yang membunuh saudara-saudara kami
Saudara kami di Mesir
# Rachmat Ramadhan_Bekasi_ROHIS SMK Telkom
SPJ_Hamba Allah
66 Syair untuk Mesir
Merah Saga di Sana -Yansa El-Qarni-
Dulu, merah saga di sana
Ketika para anbia mengukir sejarahnya
Yang penuh dengan ujian dan nestapa
Kemudian warna itu memudar
Saat datang pertolongan-Nya
Kini, merah saga kembali
Ketika ketidakadilan meraja
Mencederakan hati siapa saja
Yang melihat dan mendengar
Kabar angin dari Mesir
Katanya, merah saga di Sungai Nil
Karena airnya berganti darah
Dari aliran nadi para syuhada
Yang dibantai para tentara
Katanya, mendung pun merah saga
Negeri kering itu hujan tangis manusia
Yang entah sedih atau haru
Ketika saudaranya menjemput surga
67 Syair untuk Mesir
Dengan senyuman manis di bibirnya
Katanya, bahkan butir pasir menjadi biji saga
Yang merah terbakar amarah
Saat semua tak berteriak lantang
Membela mereka yang terzalimi di sana
Di sini, merah saga itu menjalar ke tubuhku
Merangsang otakku, membakar semangatku
Inginku berada di sana
Berkemul dengan para mujahid
Berjuang hingga titik akhir
Sampai datang pertolongan Ilahi
Membebaskan negeri
Mengubah warna menjadi putih kembali
Bangka Belitung, 21 Agustus 2013
# Yansa El-Qarni_Bangka Belitung_UKM Kepenulisan
Islami Al-Qolam UPI & KB PPM DT_Seorang Insipirator
Pena (semoga)
68 Syair untuk Mesir
Mesir Berdarah -Helmy Andamari Kwintanada-
Kebenaran tak mampu lagi menyala
Persaudaraan tak mampu lagi terjaga
Mereka laksana manusia berhati serigala
Sesederhana meniup lilin mereka mengakhiri suatu nyawa
Ketika perbedaan berujung pembunuhan
Tikam-menikam sesama teman
Sanggupkah kita melihat kekejaman rampasan?
Mesir berdarah
Tiada lagi suasana damai pagi nan cerah
Hanya ada genjatan senjata dengan gejolak amarah
Yang terdengar semakin hari semakin parah
Teruntuk saudaraku di Mesir
Kan kami lantunkan serangkai zikir
Yang takan berhenti berdesir
Bersama kesederhanaan seuntai syair
Dariku, sang pujangga amatir
# Helmy Andamari Kwintanada_Bantul
Yogyakarta_SMAN1Bantul_Pelajar dengan sejuta impian
69 Syair untuk Mesir
Mesir Bergejolak -Jhanen Hidayat-
Gemuruh ledakan senapan
Kerusuhan menjadi pemandangan sehari-hari
Unjuk rasa, bakar-bakaran, sebagai penghias kota
Telah banyak bangsa sebagai korban
Apa yang terjadi?
Inikah kewajaran negeri Mesir
Negari pembantaian
Negeri saling menjatuhkan
Oh tidak …
Ini bukan Mesir
Mesir itu makmur
Mesir itu negeri peradaban dunia
Banyak ilmuan dicetak di Mesir
Lantas mengapa jadi porak-poranda begini
Politik
Politik di belakang semua ini
Perebutan kekuasaan motif di balik semua ini
Apa itu dari dalam maupun luar
70 Syair untuk Mesir
Semua tak dibenarkan Tuhan
Memang benar manusia penyebab kerusakan di darat dan di
laut
Tapi aku yakin
Masih ada manusia beriman
Di tangan tangan orang baik Tuhan menitipkan kedamaian
Bangkitlah Mesir…
71 Syair untuk Mesir
Mesir Dalam Kelabu -Muhammad Agya-
Bulan kembali buram
Dengan gulita yang mencekam
Pasir-pasir ikut terdiam
Saat datang pasukan kelam
Menyapa salam temaram
Dengan senjata bungkam
Skenario kudeta paling kejam
Resah mata memandang,
isak tangis anak malang
Dengan kaki bergetar kencang,
membawa jasad orang tua telah terganyang,
Gelisah hati meradang,
senjata tajam meluncur tak terhalang
Menembus gumpalan daging seperti bawang,
yang dengan mudah diiris pedang
Jerit suara membayang,
penantian suami untuk pulang,
hanya tinggal kenangan kerontang,
jihad dalam perang
72 Syair untuk Mesir
Di bawah panggung wayang,
militer berdiskusi strategi pecundang
Strategi As-Sisi sebagai dalang
Sketsa militer penuh pembantaian
Wanita, anak tak berdosa kian menjadi korban
Siang malam timah panas berpacu penuh desingan
Gas air mata, senjata api menjadi sebuah kebiasaan
Kebiasaan militer Mesir membubarkan para demonstran
Rumah tak lagi aman
Saat sekolah dan rumah sakit menjadi saksi pembakaran
Al-Adawiya pun dibumihanguskan
Sniper semakin lantang
Dengan pelan
Membinasakan para pejuang kebenaran
Bersembunyi di balik atap dinding ketakutan
Apakah kita akan terus mengabaikan?
Apakah kita akan terus menutup mata akan segala
pembantaian?
Masih pantas kah kita mengagung-agungkan media hiburan?
Sementara darah dan air mata mereka tak kunjung pelan
73 Syair untuk Mesir
Sementara telinga-telinga kecil terbiasa mendengar suara
tembakan
Dan tidur beralaskan ketakutan
Berselimutkan gelisah pembantaian
Atas manusia yang tidak memiliki rasa kemanusiaan
Apakah masih pantas disebut manusia?
Sungai Nil menjadi saksi,
Gurun Sahara ikut menangisi,
Atas perjuangan jihad para mujahid
Mengemban Islam hingga mati syahid
Merekapun juga melawan!
Air mata menghiasi salat malam para penggenggam kebenaran
Alunan doa mengalun menghiasi langit langit yang tak berkian
Ibadah menjadi pilar utama mereka mengumpulkan kekuatan
Dengan bersenjatakan Alquran
menghiasi hati para mujahid-mujahidah penuh dengan
kedamaian
Dengan nilai indah Islam.
Buka mata, buka telinga!
74 Syair untuk Mesir
Saat media tak lagi dapat dipercaya
Saat pembantaian menjadi sebuah rencana
Untuk memutar balikan fakta
Dengan kezaliman sebagai tumbal utama
Rapatkan barisan kita
Siapkan doa terbaik untuk mereka
Doa untuk negara para nabi
Semoga Allah senantiasa mengampuni
Mesir, dalam kelabu
Kami terus berdoa untukmu
Seiring meluncurnya peluru
Dan sebanyak pasir-pasir yang bisu
Semoga Allah senantiasa menjaga dan meneguhkanmu
Akan pemimpin Islam penghafal Quranmu
Terus berjuang dengan akhlak dan tauhid yang tak
terkalahkan oleh waktu
Sampai kezaliman kembali menjadi tabu
Dari waktu lalu hingga tak tertuju waktu
Kami akan terus bersamamu
# Muhammad Agya_Bekasi_Universitas Gunadarma_Hamba
Allah
75 Syair untuk Mesir
Mesir dan Sebuah Kesaksian -Khairil Azhar-
Lihat derita manusia di bumi kinanah...
Sebelum Masehi, Firaun membunuhi setiap nyawa yang
lahir...
Apa bedanya kini?
Ada... ada bedanya...
dulu Firaun hanya membunuh lelaki
Kini, lelaki, wanita, tua, muda semua mati oleh tirani..
Dan di mana Musa sang pembela... Kamukah Musa?
Setiap tetes darah yang bersimbah di bumi kinanah...
Adalah saksi atas merahnya keberanian yang memenuhi setiap
nadi rakyat Mesir
Setiap kafan yang membungkus jasad terbujur berjajar...
Adalah bukti kesungguhan juang yang berpuncak paling
tinggi!
Kudeta militer, adalah bahasa paling vulgar dalam kamus
demokrasi...
Pembantaian adalah bahasa paling sarkas dalam kamus
kemanusiaan...
“Kudeta dan pembantaian”... ah...
76 Syair untuk Mesir
Kedua kata itu sudah lama hilang dari berlembar-lembar
kamus perdamaian kami...
Dan tak pantas ada lagi kecuali menjadi aib dunia...
Menjadikan dunia sesak sesal sesat...
Sesak karena mata melihat, namun mulut tersumpal dan
telinga tersumbat dari kebenaran
sesal bahwa “kudeta dan pembantaian” terjadi tepat di depan
hidungnya...
sesat karena satu dua nyawa berharga, kini ribuan tiada... dan
dunia tak melakukan apa-apa
Tidak cukup mengherankan jika ada makhluk berakal yang
berkoar ini hanyalah isu politik..
Kami pun mengerti jika ada makhluk bernurani yang berteriak
ini hanyalah isu agama...
Karena bumi ini pun masih menyisakan makhluk tak berakal
dan tak bernurani, pongah dan berselebrasi...
Namun syukur bersambut...
bumi pun masih mewariskan manusia berperangkat akal dan
nurani,
hingga bertumbuhlah rasa empati atas isu kemanusiaan ini...
Kami bersaksi atas negeri di sepanjang Sungai Nil
77 Syair untuk Mesir
Bahwa telah ternoda kain putih perdamaian yang selama ini
kami jaga
Kami pun akan terus bersuara atas nama akal,nurani,empati
dan demi Zat Yang Menciptakan bumi kinanah!
akan datang saatnya di mana diam berarti pengkhianatan
# Khairil Azhar_Medan_IPB_Bunga Sastra
78 Syair untuk Mesir
Mesir Semangat Hidupku -Muhammad Adil Maulidi-
Tertatih di jalan gelap gulita
Apalah daya kekuatan bagi kami
Tanpa adanya pemimpin akbar Ikwanul Muslimin
Di saat zionisme Israel
Mulai merambah di sekitar Timur Tengah
Tapi ada satu cahaya terang benderang
Yang kelak akan melululantahkan para Yahudi
Ikhwanul Muslimin harus bangkit
Satukan jiwa raga persatuan dan kesatuan
Demi tegaknya Islam dan runtuhnya rezim kafir
Ikhwanul muslimin harus berani
Selalu berusaha bertindak
Pantang menyerah melawan musuh
Tinggalkan dunia ini
Dengan cara yang syahid
Allahu Akbar
# Muhammad Adil Maulidi_Cirebon_MAN Model Babakan
Ciwaringin Cirebon_Santri
79 Syair untuk Mesir
Mesir, Kami Selalu Bersamamu -Rella Restuati-
Telah terjadi apa yang sudah tersirat
Apakah tidak engkau lihat?
Betapa banyak kerusakan yang teramat sangat
Hingga dunia terasa kiamat
Di sini...
Di bumi para nabi
Bagai tak ada tempat berdiri
Di sini...
Di tanah para nabi telah terkotori
Oleh manusia tak berhati
Tragedi kemanusiaan paling besar dalam sejarah Mesir hingga
hari ini
Bergejolak panas di negeri sendiri
Jerit tangis mengalir sendu
Luka, darah bersatu padu
Berceceran hingga membeku
Manusia keji itu menghancurkan negeri nabi-nabiku
Mereka diserang dengan peluru hidup
80 Syair untuk Mesir
Perkampungan mereka dibakar
Kudeta terus meraja tanpa mengindahkan persaudaraan
Demi memuaskan jiwa keserakahan
Adakah satu jiwa yang merasa saudara
Terpanggil tuk selamatkan mereka?
Adakah tangan yang merasa satu tubuh
Terulur tuk tangis mereka yang tak terseka?
Mana? Di mana? Siapa?
Adakah kau tahu,
Di sana mereka berjuang hanya bersenjatakan keimanan
Hanya Alquran dalam genggaman
Akankah kita hanya diam?
Mari kita buat barisan
Genggam persatuan
Dalam dekap ukhuwah di tiap jemari jihad
Satukan doa
Pekikkan tabir yang menggelora
Tunjukkan aksi
Buktikan cinta kita pada agama Ilahi
Saudaraku di negeri para nabi
81 Syair untuk Mesir
Jika kau bertanya, apakah kami melupakanmu?
Tidak... Mesir
Kami selalu bersamamu
Allahummanshurikhwananaal-
muslimiinawamujahidiinafiimishr
# Rella Restuati_Bogor_Universitas Gunadarma_Hamba
Allah
82 Syair untuk Mesir
Mesir, Mursi dan Ramadhan -Rena Erlianisyah Putri-
Di antara desingan peluru dan dentuman senjata.
Wajah-wajah bercahayakan sinar Tuhan melumurkan darah
dalam balutan kematian.
Asy-Syahid..., jasad memang mati, tetapi jiwa terbang dan
kekal dalam cawan keabadian.
Di atas Arsy-Nya, malam berbisik pada langit pekat di tanah
air tercinta. Adakah saudara baik-baik saja di sana?
Sungguh, kami merapal ribuan doa untuk kalian yang tengah
menanti langit Ramadhan.
Tangan buntung, kaki cacat, tubuh berlumuran darah menjadi
tontonan.
Mata mereka terpejam, tetapi bibir mereka melengkungkan
senyuman. Bertemu kematian dan surga. Beristirahat dalam
pelukan Tuhan.
Ketika itu...
Satu pekan sebelum Ramadhan tiba.
83 Syair untuk Mesir
Sang Penguasa Haus Darah itu hendak menggulingkan
pemerintahan yang sah. Berteriak lantang dan petantang-
petenteng pada Sang Hafidzh Quran.
Tangannya telah siap menerkam, di belakangnya para serdadu
pongah itu siap menembaki siapa saja.
Menyalakan permusuhan, dendam dan kemarahan. Bahkan
tak mempedulikan tangisan anak kecil yang terjebak di
kerumunan.
Episode Ramadhan yang penuh bungkam.
Tak ada kata, tak ada suara dan tak ada pelukan.
Hanya ada darah, air mata, doa, dan senjata seadanya.
Sesekali, suara teriakkan dan jeritan perempuan dari kejauhan,
mencari ksatria dan buah hatinya di kerumunan tentara-tentara
militer As-Sisi terlaknat!
Ramadhan, maaf aku menorehkan darah dan air mata.
Ramadhan, maaf jika baru doa yang bisa kami persembahkan,
dari bumi Indonesia tercinta.
84 Syair untuk Mesir
Salam cinta untuk Mesir, Mursi dan Ramadhan di sana.
Sungguh indah melewati Ramadhan dengan kematian.
Kematian yang tak biasa. Kematian para syuhada.
Dan di sana, dari kejauhan, tercium bau surga untukmu wahai
syuhada.
# Rena Erlianisyah Putri _Bandung_Universitas
Padjadjaran_Nama pena Rere Karerina. Bertempat tinggal di
Bandung. Lulusan Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran,
Jurusan Biologi. Sejumlah goresan tangan berupa opini,
artikel, dan puisi, telah dipublikasikan di beberapa media
online.
85 Syair untuk Mesir
Mesir: Darah yang Mengukir Sejarah -Suciati Zen Nur Hidayati-
Tiga Juli Dua Ribu Tiga Belas,
Reka memula rakyat Mesir tumpah ke jalan
Memintal jumlah yang semakin tebal menekan arah
Atas nama kecintaan yang mendarah
Kepada pemimpin yang dinantinya mereguk berkah
Satu dua pekan, dan Ramadhan pun lekang
Hati junta itu dipinjam binatang
Rabiah Adawiyah jadi pasar pembantaian
Rumah sakit jadi kandang pembakaran
Warga dan saudara jadi santapan perang
Tak terhenti meski darah mengucur di mana-mana,
Menjadi khas syahid yang mengaroma
Ratusan – ribuan tubuh terkoyak tak berdosa
Padahal sujud sedang khusyu’ menggelora
Ah, mereka memang bukan insan biasa
Yang menyumbang darah untuk mengukir sejarah
Yang tegap berdiri tak mengalah
86 Syair untuk Mesir
| ~ Kami akan mati bersama mereka. Tidak ada yang
dapat mengalahkan orang yang
mecintai kematian. Nafas kebenaran lebih panjang
dari nafas kebathilan ~
# Suciati Zen Nur Hidayati_Mahasiswa_Universitas
Indonesia_Seorang muslimah yang sedang menjaga prinsip,
menggali dan (berharap bisa) berbagi inspirasi
87 Syair untuk Mesir
Mesirku Berdarah Saat Ini! -Farida-
Beratus-ratus ribu jiwa berjejer rapi
Tersusun bagaikan batu bata yang dipersiapkan untuk sebuah
bangunan
Tapi apakah mereka dipersiapkan untuk kepentingan yang
namanya Zionis dengan mobil penggerak yang bernama
Yahudi?
Sungguh sadis...! Jiwa mereka saat ini telah mati...
Ya..., mati dilumuri keanggukahan untuk menguasai dunia
Mati karena tidak ada hati nurani
Mati meninggalkan jejak yang tercium oleh kami bau
busuknya!
Bau tercium hingga hidung dan seluruh mata indera tak
sanggup kalau hanya berdiam diri
Diam tak berbuat apa-apa
Aku tak bisa melakukan itu....
Mesirku masih terus berjuang hingga syahid disandang oleh
pemuda-pemuda yang menaungi negeri Piramid itu
Mereka lebih baik mati dengan jiwa dan dalam keadaan suci
Meskipun peluru-peluru bertengger di tubuh hingga tak
terlihat lagi
88 Syair untuk Mesir
Hingga tak dirasa sakitnya lagi
Disebabkan rasa bangga mati sebagai kesatria
Meskipun tubuh akan gosong karena gas-gas yang
disemburkan oleh musuh-musuh mereka
Namun jiwa tak akan pernah gentar
Namun gerak tak akan pernah mundur
Karena jiwa memiliki cita-cita mati sayhid sebagai syuhada
Kami terus melihat perkembangan pergolakan Mesir
Tapi pemimpin kami hanya bisa mengatakan turut prihatin..
Padahal sejarah Indonesia tercatat juga karena adanya
pengakuan dari Mesir
Ke mana jiwa pemimpinmu saat ini wahai orang yang
berkuasa
Tidakkah dirimu bisa berbuat yang lebih dari itu?
Berbuat hingga semua pemimpin dunia membuat blokade
setiap pergerakan Yahudi laknatullah
Kenapa kekuasaanmu tak bisa kau manfaatkan untuk
kepentingan agamamu sendiri?
Kalau kau diam saja, apakah aku harus mengikuti dirimu dan
menyandang gelar sebagai rakyatmu juga?
# Farida_Sumatera Utara_SGI Dompet Dhuafa_Hidup harus
bermanfaat untuk umat
89 Syair untuk Mesir
Nafsu Duniawi -Ade Ubaidil-
Lagi-lagi masalah politik
Kisah yang tidak henti untuk diulik
Menggelitik, meski dalamnya membuat mata mendelik
Menelisik tajam, tak jarang kehadirannya mengusik
Ini tentang kekuasaan
Jiwa pongah dan tidak saling mengalah
Justru saling menjatuhkan; menghancurkan
Baku-hantam menyerang, merasuk paksa melalui
batin
Pergolakan melebar, menindas ketidakadilan
Mesir, air mata darah tumpah membasahi tubuhmu yang
gersang
Puluhan napas tak bersalah, hilang melayang
Masjid-masjid pun merah padam
Muslim di penjuru bumi menggeram
Untaian doa berkabung selimuti langit
Memohon perlindungan untukmu memingit
Cairan berwarna merah anyir berbau angit
Kuatkan hatimu, kuatkan imanmu...
Lagi-lagi muslim terlibat
Saling babat, tanpa pandang umat
Persaudaraan hancur karena nafsu duniawi
90 Syair untuk Mesir
Tak peduli tentang kehidupan yang abadi; nanti
Alam akhirat menunggu, Hakim sebenar-benarnya
yang akan mengadili
Tak bisa mengelak, tak lagi bersorak
Hanya amal perbuatan yang akan menguak; kelak.
# Ade Ubaidil_Cilegon_Universitas Serang Raya_Ade
Ubaidil lahir di serang, 02 April 1993. Mahasiswa di
Universitas Serang Raya (UNSERA), fakultas Teknologi
Informasi mengambil jurusan sistem komputer. Karyanya
sudah ada yang dibukukan seperti pada antologi puisi Kejora
yang Setia Berpijar & antologi puisi Bukittinggi : Ambo di
Siko (FAM Publishing, 2013), dalam antologi Flash Fiction
dan puisi My Love Dream (Soega Publishing, 2013) ,antologi
FF pada buku berjudul Secret Admirer dan buku Misteri
Angka 13 (Penerbit Harfeey, 2013). Antologi surat
berjudul “Surat Untuk Indonesia” (AE Publishing, 2013)
Event FF antologi berjudul Little Kartini (2A Dream
Publishing, 2013). Juara 1 cerpen tingkat Mahasiswa di
kampus UNSERA 2013, juga juara 2 esai tingkat Mahasiswa
se-Banten 2013. Bisa dihubungi melalui akun facebook: Ade
Ubaidil Quadraterz, atau twitter @ade_Quadraterz, juga bisa
mengunjungi blog www.Quadraterz.blogspot.com.
91 Syair untuk Mesir
Nill Berdarah -Rizky Amalia-
maka ketika ribuan hujan ledakan hari itu tak terlihat lagi
keindahan kota piramida kemegahannya tertutupi puing-puing
yang menjadi debu
kendaraan yang tadinya berlalu lalang berubah menjadi mayat
bergelimpangan
Sungai Nil pun menjadi saksi tragedi berdarah hari itu ketika
ribuan senjata tentara zalim membidik masa yang meminta
keadilannya
Ya , keadilan ditegakkannya kembali hukum Allah tapi suara
mereka hari itu hanya menjadi saksi bisu betapa keadilan
takkan pernah ada ditengah kerusakan sistem yang sudah
membusuk di muka bumi
# Rizky Amalia_Balikpapan_Universitas Balikpapan_Hamba
Allah
92 Syair untuk Mesir
Penguasa Bermuram Durja -Rima Wulandari Fahmi-
Desingan peluru membombardir di mana-mana
Hingar bingar kini tak nampak lagi di sana
Kini,
Jeritan terdengar menggema di setiap sudut kota
Semua orang beringsut lari bertebaran tak karuan
Rumah, gedung, bahkan bangunan yang menjulang tinggi pun
seketika ambruk
Di balik puing-puing reruntuhan
Nampak terlihat mayat yang membujur kaku bersimbah darah
Mata yang terbelalak meneteskan air mata nanar
Tangan memegang dada yang luka
Bibir dikatupkan merintih, menahan rasa sakit
Karena bidikan peluru yang menghantam dadanya
Wahai para penguasa dunia!
Tidakkah engkau takut?
Tidakkah engkau teteskan air matamu?
Melihat manusia yang tak berdosa mati, jatuh di tangan para
penguasa sepertimu?
93 Syair untuk Mesir
Wahai para penguasa yang bermuram durja
Sungguh, tangan-tangan jahilmu adalah luka bagi mereka
Lidahmu yang bersilat adalah bisa bagi mereka dan
Keberadaanmu adalah nestapa bagi mereka
# Rima Wulandari Fahmi_Mahasiswa Universitas Siliwangi
Tasikmalaya_Pelantun asma-Mu
94 Syair untuk Mesir
Rabiah Al-Adawiah Oase kerinduan -Sodikin Abu Nahwannur-
Rabiah Al-Adawiah oase kerinduan
Saat kutatap jutaan manusia berdiri dan bersujud
Di suatu malam 27 Ramadhan malam penuh kemuliaan
Sudah beberapa hari berjuta manusia begitu tabah
Ditampari teriknya matahari diselimuti kabut malam
Menyerukan nada keadilan yang dirampas para durjana
Rabiah Adawiah oase kerinduan
Tak terbayang sebelumnya akan ada banjir darah
Jeritan kesakitan tangisan anak kecil diantara
Senyum kebahagiaan para syuhada
Tiba-tiba jiwaku bergolak darahku mendidih
Air mata menganak sungai
Kala kutatap beribu manusia dengan Alquran
Di tangan, di mulut dan di hatinya
Satu persatu gugur dalam pelukanmu
Rabiah Adawiah oase kerinduan
Jiwaku begitu letih terlempar dalam kesunyiaan
Ketidakberdayaan menghalau kekejaman
Namun embun kebanggaan menetes dalam jiwaku, saat
95 Syair untuk Mesir
Kutatap parade syuhada berbaris menuju surga
Mulutnya tak henti melempar hinaan
Pada dunia yang tak punya mata, mulut dan telinga
Mulutnya tak henti mencibir para penguasa yang tuli dan bisu
Rabiah Al-Adawiah
Kurindu terbaring dalam pelukanmu
# Sodikin Abu Nahwannur_Bandung_LSM
FREKUENSI_Perindu para syuhada
96 Syair untuk Mesir
Rintihan Hati -Erna S.A.-
Entahlah,
Sendi memberontak menegangkan syaraf
Memporak-porandakan setiap sudut ruangan
Panas, meluap hingga mendidih pada kelopak mata
Menangis, pilu, tanpa daya
Entahlah,
Karena kita satu atap dalam kiblatkah
Perasaan ini kerdil mengigil mendengar dan melihat
Tragedi kemanusiaan yang akbar di Mesirmu?
Entahlah,
Kawah ini sudah tak mampu berhenti
Lalu detik memperingatkan „Kapan pergerakan nuranimu?‟
Sebab, jarak dan waktu memisahkan pertempuranku
Tidak juga si berduit dan juga yang berkuasa
Dan bimbang menyeret dalam tindakan yang mati
Entahlah,
Penggalan harap tersusun rapi dalam lemari doa
Sebab hanya ini yang bisa menemani
97 Syair untuk Mesir
Tangisan si kecil hilang susu ibunya
Jasad tak berpenghuni bermandi anyirnya darah
Dan entahlah,
Adakah rintihan ini mampu menyemangatimu
Dalam berjuang di sana?
# Erna S.A_Palembang_Buruh kontrak_Manusia biasa
98 Syair untuk Mesir
Rumah Sakit Darurat Rabiah Al-
Adawiyah -Buchori Jawahir-
Lantai darah
Udara penuh gas air mata
Rentetan tembakan
Tubuh-tubuh bersimbah darah
“Biarkan mereka semua mati!”:
Teriak serdadu As-Sisi
Tak lama kemudian
Asap hitam membumbung ke udara
Membakar rumah sakit lapangan itu
Menghanguskan tubuh-tubuh penuh luka
Tak tersisa
Mereka saudara-saudara kita
99 Syair untuk Mesir
Sadarmu untuk Mesir -Santoso Permadi-
Tidakah kau dengar suara bising dari media masa tentang
saudaramu,
Ah, mungkin kau lupa karena lebih seringnya dengar lagu-
lagu kesukaanmu,
Tidakkah kau lihat betapa banyak saudaramu yang terluka
karena peluru yang menembusnya,
Ah, rasanya terluka karena cinta lawan jenis lebih suka kau
urusi dari pada mengurusi mereka.
Harusnya kau malu,
Melihat saudaramu yang berjuang hidup untuk agamanya,
Harusnya kau malu,
Melihat saudaramu yang tiap harinya siap untuk menjadikan
syahid baginya.
Harusnya kamu malu,
Kau siap mati konyol dalam dekapan gitarmu, rokokmu atau
telepon genggamu,
Sedangkan mereka mati dalam dekapan kerinduan dengan
Rabb-Nya, menggenggam Alquran atau pun senjata untuk
menjaga dirinya.
100 Syair untuk Mesir
Mungkin kamu lupa, Allah pernah menamparmu ketika nama
Afganistan gempar,
Allah menamparmu juga ketika tercuat tentang muslim Irak,
Palestina, Suriah dan Myanmar?
Tidak cukupkah itu semua telah menampar wajahmu hingga
memar?
Berapa banyak lagi korban yang harus wafat untuk
menyadarkanmu untuk mendengar?
Berapa banyak? Ratusan? Ribuan? Atau jutaan saudaramu
yang akan hancur.
Hingga kabar dari Mesirpun datang dengan ribuan
prahara dan Allah pun kembali menamparmu.
Jika kau kunjung tak mau dengar, tak kunjung sadar.
Mungkin wajahmu itu wajah tebal, kebal dari kebaikan dan
condong pada keburukan.
Saudaramu telah mati,
Saudarimu telah mati,
Mati dalam kemuliaannya, sedangkan kita masih hidup
dengan kehinaannya,
Saudarku sadarlah,
101 Syair untuk Mesir
Saudara kita sudah banyak yang terbunuh bersimpuh darah,
Saudaraku sadarlah,
Ini fitnah dunia menandakan hari kiamat akan datang
gelapkan hari yang cerah,
Tanyakan pada hati, apakah sanggup membantu perang yang
terjadi di Mesir, Palestina dan negara lainnya. Karena untuk
memerangi rasa "Sombong" , "Apatis" dan "Nasionalisme
Fanatik" pada dirinya saja masih terus kalah dan terus dijajah.
Bukan diri tak menghargai, namun tengoklah sejarah siapa
yang pertama kali tegaskan diri untuk katakan Indonesia
adalah Negara yang Berdaulat dan Merdeka.
Mesir dan Palestina bukanlah hiasan sejarah. Mereka adalah
pendukung utama atas kemerdekaan dan kedaulatan
Indonesia,
Kini mereka dijajah buminya, buminya porak poranda,
nyawanya terus berkurang tiap harinya,
Tamparan demi tamparan sudah begitu mengena,
mereka pesiapkan kain kafan sendiri untuk mempersiapkan
kesyahidannya,
102 Syair untuk Mesir
Begitu menyeramkan, menakutkan dan menghunus hati
manusia untuk tergerak kembali membuat mereka terhormat
dan mulia,
Apakah ini cara kita berterima kasih kepada mereka yang
telah berdiri di garda paling depan ketika Indonesia hendak
merdeka?
Di balik ini semua, aku bangga dengan mereka pejuang agama
Allah,
Siapapun ia, kini Mesir jadi primadona hati kami yang
gundah,
Betapa tidak , dalam kunut selalu tersisip doa untuk mereka ,
Walau tak lupa untuk negara lain seperti Palestina, Myanmar
dan Suriah,
Oh duhai, aku mencari “Sadarmu untuk Mesir”
Ya Allah Yang Maha Membolak-balikan Hati
Tetapkan hati di atas agama-Mu
Buka hati kami, yang sebelumnya tak sadar banyak saudara
kami yang telah mati
Buka hati kami, yang masih enggan untuk peduli pada
saudara-saudara kami
Buka hati kami
103 Syair untuk Mesir
Buka hati kami
Cerahkan hati kami...
“Tidak perlu menjadi warga Mesir untuk bisa berempati.
Cukuplah Anda menjadi manusia.”
(Receb Tayib Erdogan, PM Turki)
# Santoso Permadi_Depok_Universitas Gunadarma_Sadarmu
untuk Mesir.
104 Syair untuk Mesir
Sejuta Doa untuk Mesir -Elis Sholehati-
| Mewakili sejuta insan yang peduli Mesir...
Ketika nurani bicara, hati seolah berbisik
Dalam balutan doa dan rinai air mata
Kami kirimkan sejuta doa
Teruntuk saudara-saudaraku di Mesir sana
Teruntuk para syuhada yang syahid bersimbah darah
Teruntuk rakyat jelata yang menjadi korban tanpa dosa
Teruntuk Ikhwanul Muslimin yang berjihad di medan juang
Demi tegaknya konstitusi dan demokrasi yang
berprikemanusiaan
Dan teruntuk presiden Mesir tercinta, Muhammad Mursi...
Yang menjadi sasaran kudeta militer yang kejam dan tirani
Wahai Allah pemilik seluruh alam raya…
Kepada-Mu bermuara doa
Kepada-Mu kami panjatkan sejuta doa teruntuk saudara-
saudaraku di sana
Yang berjuang bersenjatakan iman dan takwa
Melawan peluru tirani yang tak berprikemanusiaan
105 Syair untuk Mesir
Ya Allah…
Tabahkan hati saudara-saudaraku, saat linang air mata mereka
mengalir deras
Melihat sanak saudara syahid berlumur darah
Menjadi korban yang tak berdosa oleh rezim yang tak
bermoral
Ya Allah…
Beri mereka kekuatan untuk terus bertahan
Beri mereka kekuatan untuk terus berjuang menghancurkan
kebiadaban
Beri mereka kekuatan untukmenghentikan kebatilan di tanah
Mesir mulia
di negeri para nabi bermula
Ya Allah…
Darah mereka adalah darah kami jua
Jiwa mereka adalah jiwa kami jua
Kami ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh terluka
Maka seluruh tubuh akan terasa sakit
Kami mohon kepada-Mu Yaa Rabb, balutlah luka mereka
dengan cahaya kemenangan
yang akan berpihak pada kebenaran dan keadilan yang hakiki
Jangan biarkan Yahudi tertawa dengan propaganda mereka
106 Syair untuk Mesir
Ya Allah…
Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang dan
Dzat yang tidak pernah tidur dalam mengurusi makhluk-Nya
Dengarlah sejuta doa dari kami
Dengarlah rintihan saudara-saudara kami di sana
Kami percaya dengan pertolongan-Mu
Kami percaya dengan rencana-Mu, Yaa Rabb
Bahwa kemenangan akan selalu berpihak pada kebenaran
Tetaplah berjuang saudara-saudaraku di Mesir sana…
Janganlah gentar, jangan pernah menyerah dan putus asa
Kami di sini untukmu…
Mengirimkan sejuta doa dan aksi solidaritas bersama
Meski kita tak pernah bertemu, tak pernah bersapa, dan tidak
pula dalam satu tanah air yang sama
Namun, yakinlah hati kita dalam satu tujuan yang sama
Yakni Allah, Rasulullah, dan Islam di dada ini serta
kebenaran yang harus dipertahankan
Izinkan kami meneriakkan jeritan luka hati kalian
Walau hanya sekedar lewat puisi sederhana, dan untaian doa
serta aksi solidaritas yang tak sebanding dengan aksi
perjuangan kalian
107 Syair untuk Mesir
Agar seluruh dunia tahu
Agar seluruh dunia mendengar
Isak tangis bermandikan darah saksi biru perjuangan pilu
kalian
# Elis Sholehati_Cirebon_Universitas Gunadarma_Hamba
Allah
108 Syair untuk Mesir
Sekelebat Bayang Semu -Fajar Nugraha-
Sekelebat bayang semu!
Sekelebat bayang memanah darah
Memerahlah wahai tanah peradaban
Usung singgasana syahid dalam hati
Pekik jiwa penjemput takdir mujadid
Sekelebat bayang itu musuhmu
Sekelebat bayang itu pun musuh-Nya
Sekelebat bayang itu debumu
Sekelebat bayang itu pun debu-Nya
Biarlah bergelimpang jasadmu
Biarlah berceceran darah hangatmu
Biarlah air mata menggenangmu
Biarlah, biarlah, Allah ada dalam setiap jasad, darah, dan air
matamu
Wahai sang pemula peradaban
09.00, 21-8-2013
# Fajar Nugraha_Garut_Pascasarjana UPI
2012_Untuk Mesir, Allahuakbar!
109 Syair untuk Mesir
Senandung Musim Semi -Yudi Rahmat-
angin sepoi bertiup sendu di ranting membisu
mentari malu menelusup di kaki langit
awan putih merah semburat keemasan di angkasa
embun pagi laksanan mutiara di ujung waktu
kebenaran hakiki tidaklah bergantung banyaknya masa
ada kalanya kebenaran begitu menyakitkan
bersiaplah kemungkinan terburuk di hadapan menghadang
konsekuensi mati berkalang tanah taruhannya
Mesir di kala musim semi menyambut di Timur Tengah
musim penuh bunga-bunga bermekaran mewangi
musim menyambut mentari menari-nari di wajah
cinta membuncah bergejolak di dalam dada
musim berganti begitu cepat di tanah para nabi, Mesir
kini keindahan musim semi laksana ganasnya padang senja
„mereka‟ tidak rela dengan tegaknya kalimatullah
„mereka‟ pecinta kezaliman di muka bumi
perubahan itu pasti kan dan harus terjadi
110 Syair untuk Mesir
kita rindu khilafah di muka bumi
kita rindu masa-masa keemasan Islam di muka bumi
kita rindu satu cinta kepada rasul
Mesirku kini, Mesirku sayang
darah para syuhada kini membanjiri tanahmu
mereka paham akan arti semuanya
demi tegaknya kalimatullah di dasar dada
hanya doa kini bisa kupanjatkan untukmu
perubahan peta kehidupan terus bergulir di atasmu
yakinlah kezaliman akan musnah laksana debu
para setan ad-dajjal kan pergi didustakan
tanahmu kan terus menuntut para syuhada
pecinta kehidupan akhirat kelak yang mengalir air di
bawahnya
lebih baik mati berkalang tanah, dari pada jadi kacung
pecundang
Yaa Rabb…!
pantaskan mereka di sisi-Mu
Yaa Rabb…!
berilah mereka kekuatan lahir dan batin
111 Syair untuk Mesir
dalam menghadapi perang kalimat tauhid
Yaa Rabb…!
binasakanlah para pemimpin negeri Islam pengecut
yang bahkan tidak peduli saudara seiman
Yaa Rabb…!
jadikanlah musim semi berkabut merah darah di negeri Mesir
sebagai pokok perjuangan semua muslim
sesungguhnya surga hanya bisa digapai hati yang ikhlas dan
teguh
Aamiin...!
112 Syair untuk Mesir
Senandung Peduli untuk Mesir -Al-Haya Haurah (Nunik MC)-
Mesir kini menjadi kita, hanya bagian para manusia-manusia
bernurani
“Hanya ketika aku di surga, aku bisa beristirahat.”
Dan itu kau, mujahid–mujahidah kudeta Mesir „13
Kau menuju Allah kita dengan senyuman mempesona semesta
Semesta bertahlil, berbangga yang teramat
Mesir belum pernah kujumpai
Tak terbayang indahnya hamparan kota itu
Namun terbayang lautan Mesir yang berdarah kini
Menjadi kota perjuangan pahlawan sejati yang berhadiah
kemuliaan
Tak perlu dibayangkan, lihatlah karena ini nyata!
Membunuh manusia dengan membabi buta
Kematian seperti halnya sarapan pagi
Yang terus mengenyangkan biadab militer setiap harinya
Perjuangan berdarah ini sekedar bersenjatakan iman
Berbajukan keberanian
113 Syair untuk Mesir
dan berkendara doa-doa penuh harapan ,
Senjata ini tak semahal mereka, tapi istimewa karena penuh
keimanan
Suara-suara berderu di setiap sudut Indonesia
Bagaimana tidak?! Mereka saudara kami, berdarah!
Tindakan ini adalah keterbatasan, tapi bukan penghalang
Atas nama nurani, aksi kecil tetap kami suarakan
Mengapa amat berat Mesir (para syuhada itu)?
Mungkin setan sudah tak mempan menggodanya
Amalan yaumiah-nya sudah demikian indah
Sunah-sunah, pun insannya sudah sedemikian ahsan
Hingga Allah uji dengan tingkatan luhur berbalas semerbak
surga
Dari sudut sini kami kencangkan pinta
Doa-doa terukir atas nama nurani
Para syuhada berdarah, kamipun.
Karena kami satu, semoga lekas luka ini kering dan sembuh
Semoga kami kuat atas apapun ketetapan-Mu,
Berjuang untuk kemenangan Islam,
Antara susah dan senang biar Allah yang pilihkan
114 Syair untuk Mesir
Karena kami tak tahu mana yang terbaik bagi hidup kami
Satu saja,
Semoga semua akan baik-baik saja dengan khawatir yang
tepat
kami percaya ketetapan-Mu lebih penting,
Bandung, 21 Agustus 2013
# Al-Haya Haurah (Nunik MC)_Bandung_Unisba_(Sarjana)
Pembelajar Kehidupan
115 Syair untuk Mesir
Sepenggal Kisah dari Mesir -Catur Suseno-
kala dunia tersusun rapi seisinya,
kehidupan berawal damai semestinya,
tangan-tangan tirani mulai mulai mengusik indahnya,
terkuasai manusia yang peduli akan dirinya,
perang pun berkecamuk,
pemberontakan,
kematian,
tangisan,
dan tetesan darah mengalir
layaknya Sungai Nil dari Ethiopia hingga Mesir
dunia gusar,
kaum tak mengerti hanya diam,
bisu,
buta,
mereka saudara kita,
matipun rela demi kebenaran
# Catur Suseno_Sukoharjo_Bukan kaum tirani
116 Syair untuk Mesir
Sepucuk Surat untuk Saudaraku -Ade Irma-
Apa kabarmu saudaraku?
Tak sepatah katapun kudengar
Hanya bisu, hening dan mata sedihmu
Aku terpaku menatap dalam sunyimu
Aku tak jemu bertanya dan kau tak pernah balas
Hanya senyap, sementara tatapan nanar matamu seolah
bercerita tentang sesuatu
Tetesan dukamu mengendap dalam pori-pori sukmaku,
meremangkan buluh pikiranku
Aku tersadar hal yang buruk tengah menimpamu
Aku bertanya pada angin yang lalu, angin
pun berbisik-bisik lirih…
Aku tak mengerti itu terjadi
Aku tak mengira itu nyata
Aku tak menduga itu ada
Tentang suatu tragedi yang ngeri
Tentang kisah deru-derita negeri para nabi
Tentang pembantaian yang tak berperikemanusiaan
Tentang desingan peluru yang liar menyerbu
Tentang sepenggal keluh kesah para anak manusia
yang tak berdaya
117 Syair untuk Mesir
Mesir, tempat yang kukira aman sejahtera
Aku tertunduk lalu menatapmu yang semakin murung di
mataku
Aku tahu kau mengharapkanku
Seperti dulu kau mendukung perjuanganku
Dalam hamparan sajadah ini kupanjatkan doa
pada-Mu, Yaa Rabb…
Sambil berbisik sendu kuucapkan…
Sabar saudaraku, ingatlah keadilan Allah pasti akan
menang
# Ade Irma_Sukabumi_Alumni UPI Bandung/SMPN 8 kota
Sukabumi dan SMP Islam Alazhar 7 Sukabumi_ Sepucuk
surat untuk saudaraku
118 Syair untuk Mesir
Suatu Hari di Kamar Tidurku -Hastira Soekardi-
Suatu hari di kamar tidurku...
Kudengar sayup-sayup berita tentangmu..., tapi suara itu
terdengar seperti rintihan kesakitan
anak-anak berlari-larian, bersembunyi di reruntuhan rumah,
entah apa lagi...
tapi suara rintihan itu masih ada..., dekat-dekat... menyapa
telingaku... masih merintih...
menahan sakit... luka tembakan ada di dadanya... darah...
darah membasahi tubuhnya....
Kudengar lagi... kudengar keluhan... haus... air, haus, sayup-
sayup suara itu..., air... air... haus.
tolong, tolong...
kukejapkan mataku... kulihat sekelilingku... tak ada orang
lain... tapi lagi-lagi terdengar rintihan
kesakitan... bingung, aku bingung
Kumelangkah menuju pintu... bayang-bayang orang ada di
hadapanku, kupegang tangannya... dingin,
wajahnya pucat penuh darah dengan luka tembakan di dada...
Ia berkata, orang-orang di Mesir mati, luka-luka, banyak...
mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan
119 Syair untuk Mesir
semua gelap, penuh asap, suara riuh dengan suara tembakan
yang bertubi-tubi
Tolong kami, tolong Mesir, hancur lebur dalam duka yang
panjang... tolong...
Tiba-tiba...
Kuterlonjak dari tempat tidurku, nafas berpacu cepat dengan
detak jantung yang semakin berdebar
mengiringi irama-irama yang mengguncang jiwa
Astaga..., kuhanya bermimpi...
bayang-bayang kesuraman di Mesir seperti nyata di pelupuk
mataku...
Betapa rintihan itu menyayat hati ini tuk melihat insan-insan
yang harus terjebak dalam perang tak berujung...
# Hastira Soekardi_Cirebon_SMA Santa Maria 2_Ingin
berbagi dengan kata-kata puitis
120 Syair untuk Mesir
Surat untuk Firaaun -Surahmanto-
Wahai Firaaun...
Coba buka matamu, coba buka telingamu...
Lihatlah... dengarlah...
Ketika saudara-saudaraku sedang bercengkrama dengan Sang
Rahman...
Pantaskah anak-cucumu menari-nari dengan peluru di dada
dan kepala saudaraku.
Mereka menjerit... Ya Firaaun...
Tapi, jeritan mereka adalah jeritan kebahagiaan karena gugur
sebagai syuhada,
Mereka menangis... Ya Firaaun...
Tapi, tangisan mereka bukan tangisan karena kematiaan
saudaranya... tapi tangisan mereka untuk dirinya sendiri yang
menginginkan gugur sebagai syuhada...
Wahai Firaaun...
cepat atau lambat kami semua pasti akan mati dan bukan
kematian di tempat tidur yang kami inginkan atau bahkan
bukan seperti kematianmu yang kami inginkan kami ingin
gugur sebagai syuhada...
kami ingin mulia di akhirat...
121 Syair untuk Mesir
dan kami juga akan benamkan keinginan kami pada dada
anak-cucu kami agar benih-benih generasi yang terbaik selalu
tumbuh di muka bumi ini
Salam jari tenggah kami untuk anak-cucumu yang biadab
yang membantai saudara-saudara kami,
ttd manto
# Surahmanto_Dkd Magelang Jl. Serayu Timur 2, Menowo
Kedungsari Magelang
122 Syair untuk Mesir
Surat untuk Negeri Berjejak Yusuf -Retno Novita S-
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Pertama, karena ramainya media kemukakan tentang engkau
di sana, yang bersimbah darah hingga merenggang nyawa di
tanah anbia.
Kedua, karena rinduku pada junjungan semesta alam,
Muhammad Rasulullah…, seperti apa yang kau rasa, wahai
Rasulullah, saksikan umat tercintamu hakimi sesama
keturunan Adam.
Ketiga, karena Allah Maha Kuasa atas janji-Nya, selamat
wahai engkau saudaraku atas syahid dan perjuanganmu,
semoga engkau sejahtera berada di surga-Nya.
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Lagi dan lagi, ini adalah soal kebenaran, di zaman kita saat ini
krisis moral tertindas oleh krisis moneter dan krisis politik,
siapa yang kuat serta berkuasa maka lebaran sayap terbentang
hingga penguhulu bumi.
Lalu menyoal kebenaran itu tersimpan di nomor terbelakang,
dilenakan oleh khayal kekuasaan sampai Alquran nurkarim
merasakan panasnya api dunia.
123 Syair untuk Mesir
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Engkau adalah pecinta tilawah dan murajaah, Alquran
melebihi isi hati yang tersimpan kalam dan janji-janji Sang
Maha Suci lewat keabsahan Jibril dan terlisankan oleh rasul.
Engkau saudaraku para syahid dan pejuang ujian-Mu
bukanlah rasa lalai dan malas tadaburi Alquran, namun
serangan para musuh Allah yang kemudian engkau lawan
untuk tegakan agama rahmatanlilalamin di negeri berjejak
Yusuf dan Firaun.
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Bahwa Firaun berkamuplase di wajah-wajah sesama anak
cucu Adam yang terbuai oleh jaminan zionis lalu hilang akal
dan rasanya.
Tidak lagi rasul yang utama sebagai panutan, namun penguasa
barat yang takut tangan guritanya terguncang mereka patuhi.
Bagi Rasulullah tidak ada abu di antara hitam dan putih, jika
putih adalah kebenaran dan bermuara langsung pada titah
Illahi Rabbi, maka pilihan selain itu tak akan pernah ada.
Para muhajidin di negeri Mesir engkau yang rela tanggalkan
gemerlap dunia untuk tujuan akhirat dan tegaknya Islam,
semoga bala tentara Allah kuatkan tekadmu dan semoga
syafaat rasul tercurah untukmu.
124 Syair untuk Mesir
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Keringatmu, teriakanmu, eranganmu, kobaran semangatmu,
darahmu dan remuknya benulangmu oleh timah-timah yang
menembus sebagian badanmu tak akan pernah ada yang luput
dari perhitungan Allah, bersabarlah dan jangan pernah
tumpahkan linangan air mata, meski hanya doa kami
saudaramu di seluruh bentangan dunia tak akan luput
mengenang engkau.
Cukuplah kami di sini yang berurai tangis karena malu tak
mampu peluk engkau dalam dekat, serta malu oleh kekokohan
imanmu hingga ujian yang Allah berikan tak berbanding
secuil kukupun dengan kemalasan diri ini.
Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.
Meski engkau tak akan pernah baca surat ini, namun semoga
kita bertemu di surga-Nya yang indah.
Di sini hendakku bentangkan kain berbulu hangat, lalu siap
dengan kapuk empuk beralas kantung dari selendang halus,
tibalah pembaringan duniawi menjelma sambut kepakan
mimpi di lorong malam yang sepi.
Di sana darah berkobar undang malaikat pencabut nyawa,
gema takbir adalah gaungan sakral pemecah kebisuan.
Bahwa Allah bersamanya, bersama mereka pada syuhada
125 Syair untuk Mesir
Di sini dalam pembaringan selepas wudu terlaksana, debar
jantung tak menentu apakah esok tetap bernafas atau tidak,
lalu jaminan apa yang dipunya?
Di sana meski air mata menjelma rasa perih tertinggal kekasih
namun senyum diemban bibir karena muhajidin terjamin
balasnya, surga
Di sini negeriku ramai oleh petinggi yang terduga suapan
uang.
Di sana negerinya ramai oleh dentuman laras panjang dan
jeritan tangis haru.
Di sini Allah limpahkan kedamaian dengan ujian kesenangan
dan ketidakadilan.
Di sana Allah limpahkan rahmat-Nya, hati yang sabar dan
lapang hidupkan para pejuang Islam untuk bersatu seperti nabi
dan umat-Nya terhadulu.
# Retno Novita S_Garut_STIKes Karsa Husada
Garut_Rembulan Perak
126 Syair untuk Mesir
Teruntai Kata Untukmu, Mesir -Yunia Praptawati-
Apa yang membuat mereka dapat bertahan?
Di antara air mata, darah yang selalu berkucuran
Dan nadi yang tak pernah diketahui sampai kapan akan
berdenyut
Ternyata Allah berada di hati- hati mereka yang bersih
Bukanlah sandiwara atas kain kafan yang mereka bawakan
Lantas untuk mengkafani jasad mereka sendiri yang bisa saja
terbunuh
Sebab syahid di jalan-Nya adalah yang mereka cinta dan
citakan
Rabiah Al-Adawiah, Nahda Square, Ramsis Square dan Giza
Square akan menjadi saksi
Sebagai tempat jutaan gelombang massa prolegitimasi Mursi
melakukan revolusi
Meminta pemimpin mereka yang hafal Alquran itu untuk
kembali
Tak gentar menghadapi junta militer Mesir yang tak memiliki
belas kasih
Maju terus dengan menyuarakan kebenaran
127 Syair untuk Mesir
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar
Kemanusiaan seperti apa yang kumiliki?
Ketika sampai padaku tentang pembantaian yang terjadi
Ketika sampai padaku berita subuh berdarah
Atau sama sekali tidak tahu
Apa itu subuh berdarah?
Akan kukabarkan peristiwa ini kepada segenap insan
semampuku
Kemudian terlantunkan doa- doa penuh kasih kepada Rabb-ku
Agar mereka yang gugur di jalan-Nya mendapatkan tempat
terindah di sisi-Nya
Dan kepada diriku yang belum ada apanya
Berharap semoga dapat bersua kelak di jannah-Nya
Palangkaraya, 14 Juli 2013 (5 Ramadhan 1434 H)
# Yunia Praptawati_Palangkaraya_Univ. Palangkaraya_Al-
Faaqiir ila Allah
128 Syair untuk Mesir
Untuk Kinanah-ku -Fitri Yani-
Dalam raga ini,
Masih teringat dengan jalanan yang bertaburkan sujud.
Pelataran yang terbanjiri dengan tangis.
Dan sebuah sudut masjid yang tertimbun oleh doa.
Dulu semuanya menyatu harapkan syariat untuk kinanah-ku.
sekarang mata nanar menatap jalanan.
sekarang hati menjerit mengingat masjid.
Dan air mata berderai menyaksikan nyata.
ketika tirani menodai kesucian Idul Fitri.
Izinkan aku cemburu dengan keberanian mereka.
Bolehkah aku iri dengan keikhalasan mereka.
Relakan aku menjadi bagian dari mereka.
Lalu,
Air mataku pun tak mampu kubendung.
Semoga kado doa yang terselip pada setiap lirih.
menjadikan kalian tamu terhormat nabi di surga-Nya
nanti.
# Fitri Yani Marifatul Islami_Jakarta_Uhamka_Miss the days
of the prophet of Islam
129 Syair untuk Mesir
Untukmu Anak Mesir -Mochammad Saiful Arif-
Memang tak mudah
Memang tak gampang
Meraih mimpi dan cita
Menggapai harapan dan asa
Biarlah badai menghadang
Biarlah aral melintang
Sukses pasti di tangan kita
Tak usah ragu akan hal itu
Memang keadaan kita berbeda
Keadaan kita tak sama
Tapi kalian pasti bisa
Kalian pasti mampu
Mampu melewati rintangan ini
Menjalani halangan ini
Ini hanya sebagian kecil dari perjuangan kalian
Kalian adalah anak pilihan
Anak-anak hebat yang pasti
Bisa menghadapi semua ini
Doa yang tulus menyertai kalian selalu
Karena doalah kekuatan yang terdahsyat
Kekuatan yang tak tertandingi
130 Syair untuk Mesir
Berharaplah yang terbaik pasti datang
Ada rencana yang lebih baik di balik semua ini
Hal yang tak mudah akan berubah jadi hal yang paling indah
131 Syair untuk Mesir
"Mesir" Kecil -Zulfa Kamila R-
Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.
Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.
Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.
Aku hendak berlari dan berhenti.
Lalu segera berlari dan berhenti.
Tapi “Dorr... Dorr...” itu memekakkan telingaku.
Mendiamkanku pada kediamanku. Di balik batu.
Ku lihat hanya kain merah-hitam. Putih ternoda sekujur tubuh.
Si “Mesir” kecil termangu,
“Ibu, aku ikut denganmu.”
# Zulfa_Solo_UNS_Seseorang yang berusaha untuk menjadi
lebih baik
132 Syair untuk Mesir
“Mesir Saudaraku” -Ilma Nurhidayati-
Banyaknya darah bersimbah ruah
Banyak nyawa melayang tanpa arah
Meninggalkan sebuah kenangan menyedihkan
Meninggalkan sejuta kesedihan
Betapa sedihnya mereka
Betapa merananya mereka
Tak kenal arah, tak kenal tujuan untuk berbuat apa
Saudaraku di sana kesepian
Saudaraku di sana kesedihan
Saudaraku di sana kehilangan
Saudaraku di sana terbelut kekhawatiran, yang tak kunjung
berhenti
Dan hanya bisa meratapi nasib mereka sendiri, yang tak tau
mau kemana
Apa yang harus kita lakukan…
Kita hanya bisa termenung, terdiam melihat keadaan saudara
kita di sana…
133 Syair untuk Mesir
Mereka, kita, tak tau sampai kapan itu berakhir…
Walaupun fisik dan materi kita tak sampai ke sana
Setidaknya kita bisa mengirimkan doa kepada mereka
# Ilma Nurhidayati_Banjarmasin_SMA Negeri 1
Banjarmasin_Seorang
134 Syair untuk Mesir
Informasi
Kami dari UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI juga
membuka penggalangan dana untuk saudara-sudara kita yang
sedang mengalami musibah dan ujian yang tersebar di
berbagai penjuru dunia dan nusantara. Program ini akan
langsung bekerja sama dengan pihak yang menangani
penyaluran dana Silakan salurkan dana anda ke rekening:
No. Rek. 0306858598
a.n. Elsa QQ UKM KI AL-QOLAM.
BNI Syariah kantor kas/cab Daarut Tauhiid.
Narahubung: 085722755767 (Eko Apriansyah)
UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI
Laman : www.alqolamupi.com
Facebook : UKM KI Al-Qolam UPI (Fan Page)
UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI (Grup)
Twitter : @alqolamupi
Pos-el : [email protected]
135 Syair untuk Mesir