E book syair untuk mesir

147

description

 

Transcript of E book syair untuk mesir

Page 1: E book syair untuk mesir
Page 2: E book syair untuk mesir
Page 3: E book syair untuk mesir

ii Syair untuk Mesir

Page 4: E book syair untuk mesir

iii Syair untuk Mesir

Antologi Puisi

Al-Qolam UPI Publisher

Page 5: E book syair untuk mesir

iv Syair untuk Mesir

Antologi Puisi

“Syair untuk Mesir”

Copyright © 2014

Kumpulan puisi Sayembara Menulis Puisi “Syair untuk Mesir” yang

diadakan oleh:

Unit Kegiatan Mahasiswa Kepenulisan Islami Al-Qolam Universitas

Pendidikan Indonesia

(UKM KI Al-Qolam UPI)

&

Keluarga Besar Program Pesantren Mahasiswa Daarut Tauhid

(KB PPM DT)

Penulis: Peserta Sayembara Syair untuk Mesir

Penyunting Naskah: Yansa El-Qarni

Desain dan Tata Letak: Haifa MF

Cetakan Pertama: Maret 2014

ISBN: 978-602-70210-0-6

Diterbitkan oleh: Al-Qolam UPI Publisher

Gd. Geugeut Windha (PKM) Lt. 2

Jln. Dr. Setiabudhi no. 229, Bandung 40154

Telp. 0857-9493-1621

Pos-el: [email protected]

Page 6: E book syair untuk mesir

v Syair untuk Mesir

Sebagian dari hasil penjualan buku ini akan kami

sumbangkan untuk kaum muslimin yang sedang mengalami

musibah dan ujian yang tersebar di berbagai penjuru dunia

dan nusantara.

Page 7: E book syair untuk mesir

vi Syair untuk Mesir

Page 8: E book syair untuk mesir

vii Syair untuk Mesir

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Swt, akhirnya

buku antologi puisi ”Syair untuk Mesir” selesai penggarapannya.

Setelah menjalani proses yang cukup panjang, buku kumpulan puisi

yang dikhususkan sebagai bentuk kepedulian terhadap konflik di

Mesir bulan Agustus kemarin. Awal rencananya, buku ini akan

terbit cepat sekitar dua minggu setelah ditutupnya sayembara dalam

bentuk e-book. Sayangnya, karena ada beberapa halangan yang

akhirnya membuat buku ini baru bisa diterbitkan sekarang. Kami

dari segenap panitia memohon maaf atas hal ini.

Buku ini berisikan 63 puisi yang menyuarakan

kepeduliaannya atas peristiwa berdarah di Mesir yang terjadi pada

kurun Agustus 2013 lalu. Peristiwa ini memakan banyak korban

jiwa dari kaum muslimin dan menjadi kenangan yang takkan

terlupakan oleh seluruh manusia di dunia.

Puisi-puisi ini merupakan kumpulan dari hasil karya berbagai

kalangan, mulai dari para penulis, karyawan, mahasiswa, hingga

pelajar. Semoga puisi ini dapat mengingatkan pada para saudara kita

di Mesir sana serta saudara-saudara muslim kita di negara lain yang

juga sedang mengalami ujian yang tak kalah beratnya. Setidaknya,

dengan puisi-puisi ini, kita dapat terketuk untuk mendoakan mereka.

Penyusun

Page 9: E book syair untuk mesir

viii Syair untuk Mesir

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................vii

DAFTAR ISI.......................................................................viii

1. Aku Cemburu Padamu - Alzena Valdis Rahayu….1

2. Allahumma Taqobbalhum Syuhada - Ahmad Fauzi

(AL-farizhy)…............................................................2

3. Bacakan Aku Satu Kisah - Indria Fitri Afiyana…...5

4. Bangkitlah Mesirku - Askar Marlindo….................6

5. Berapa Liter Darah - Risya Avia........................….7

6. Bukankah Kita Manusia - Hr Ton….....................10

7. Darahmu Tak Sekadar Merah - Ika Prihendah S..12

8. Doa Kepada Malam - Alwan Brilian…..................13

9. Doa untuk Mesir (Hanya) - Muhammad Umar......14

10. Doa untuk Para Syuhada - Muhammad Ikhsan

Hidayat………......................................................…15

11. Doaku untuk Mesir - Rizka Amalia...................…17

12. Drakula di Tanah Mesir - Fahmi Afriyadi.........…19

13. Duka di Bumi Anbia - Irfan M Basya…................23

14. Duka Dunia - Melati P Putri……............................27

15. Gejolak Negeri Para Nabi - Nufira Stalwart.....….28

16. Habiba, Lipurlah Laraku - Astrida Fitri Nuryani..29

17. Heroisme Empat Jari - Fajar Sidik….....................32

Page 10: E book syair untuk mesir

ix Syair untuk Mesir

18. Iblis Nyata Menghasut Mesir – Sitti Nadia Tri

Septiani…….......................................................…..33

19. Ikhtiar Air Mata - Mam Muhamad….....................36

20. Indonesia Bersatu - Rizcha O.A.N….....................38

21. Indonesia Rasa - Merliana Oktavinalis..............… 40

22. Isak di Tengah Prahara - Adlice Abak.............….42

23. Janji Indah dalam Gejolak Negeri - Cattyfia

Haura….....................................................................45

24. Kasturi di Padang Pasir - Hamdia Syukraeni....…47

25. Keadilan Kekuatan Mesir - Abdul Hafidz….........49

26. Ketika Malam Menjelang - Febri Dwi Yanto...….50

27. Ketika Mesir Membara - Al-Azmi....................….53

28. Kinanah Membuta - Miftahul Hayatun Nisa…......55

29. Kita Satu - Dewi Murni……...................................58

30. Kota Tak Berpenghuni - Salma Risman…............60

31. Langit Merah di Rabiah Al-Adawiyah - Salwa

Abi........................................................................….62

32. Merah Darah Mesir - Rachmat Ramadhan….........64

33. Merah Saga di Sana - Yansa El-Qarni................…66

34. Mesir Berdarah - Helmy Andamari Kwintanada…68

35. Mesir Bergejolak - Jhanen Hidayat….....................69

36. Mesir Dalam Kelabu - Muhammad Agya…...........71

37. Mesir dan Sebuah Kesaksian - Khairil Azhar..….75

Page 11: E book syair untuk mesir

x Syair untuk Mesir

38. Mesir Semangat Hidupku - Muhammad Adil

Maulidi…..................................................................78

39. Mesir, Kami Selalu Bersamamu - Rella Restuati..79

40. Mesir, Mursi dan Ramadhan - Rena Erlianisyah

Putri......................................................................….82

41. Mesir: Darah yang Mengukir Sejarah - Suciati Zen

Nur Hidayati….....................................................….85

42. Mesirku Berdarah Saat Ini! – Farida…............….87

43. Nafsu Duniawi - Ade Ubaidil………..................…89

44. Nill Berdarah - Rizky Amalia……....................….91

45. Penguasa Bermuram Durja - Rima Wulandari

Fahmi……….......................................................….92

46. Rabiah Al-Adawiah Oase kerinduan - Sodikin Abu

Nahwannur………...........................................…….94

47. Rintihan Hati - Erna S.A……........................…….96

48. Rumah Sakit Darurat Rabiah Al-Adawiyah -

Buchori Jawahir…………....................................…98

49. Sadarmu untuk Mesir - Santoso Permadi…..........99

50. Sejuta Doa untuk Mesir - Elis Sholehati…..........104

51. Sekelebat Bayang Semu – Fajar Nugraha.............108

52. Senandung Musim Semi - Yudi Rahmat…..........109

53. Senandung Peduli untuk Mesir - Al-Haya Haurah

(Nunik MC)…….....................................................112

54. Sepenggal Kisah dari Mesir - Catur Suseno…....115

Page 12: E book syair untuk mesir

xi Syair untuk Mesir

55. Sepucuk Surat untuk Saudaraku - Ade Irma.…116

56. Suatu Hari di Kamar Tidurku - Hastira

Soekardi..................................................................118

57. Surat untuk Firaaun – Surahmanto…..................120

58. Surat untuk Negeri Berjejak Yusuf - Retno Novita

S…......................................................................…122

59. Teruntai Kata Untukmu, Mesir - Yunia

Praptawati................................................................126

60. Untuk Kinanah-ku - Fitri Yani........................….128

61. Untukmu Anak Mesir - Mochammad Saiful

Arif..........................................................................129

62. "Mesir" Kecil - Zulfa Kamila R.......................….131

63. “Mesir Saudaraku” - Ilma Nurhidayati…............132

Page 13: E book syair untuk mesir

1 Syair untuk Mesir

Aku Cemburu Padamu -Alzena Valdis Rahayu-

hatiku cemburu,

cemburu melihat keberanianmu dalam melawan kezaliman,

cemburu melihat keteguhanmu dalam membela keadilan,

dan ku pun cemburu atas kesabaranmu dalam berjuang tanpa

letih,

hingga kau korbankan seluruh jiwa dan ragamu untuk-Nya,

di mana aku masih memikirkan dunia, sedangkan kau tidak

lagi,

diri ini terus cemburu padamu, wahai saudaraku...

karena ku belum seberani apa yang kau lakukan di sana,

dengan lukamu yang begitu amat dalam,

hingga darahpun terus mengalir dalam tubuhmu,

bahkan nafas pun sampai terhenti

wahai saudaraku,

semoga perjuangan dan pengorbananmu terus memotivasi

diriku ini,

dan semoga Allah menempatkanmu di surga-Nya yang indah,

karena keberanianmu dalam menegakan kebenaran dan

keadilan di bumi para nabi

Bogor, 20 Agustus 2013

# Alzena Valdis Rahayu

Page 14: E book syair untuk mesir

2 Syair untuk Mesir

Allahumma Taqobbalhum Syuhada -Ahmad Fauzi (AL-farizhy)-

Negeri para anbia kini dirundung duka...

Ya…, dirundung duka

sebuah kudeta inkonstitusional yang berujung korban jiwa

Presiden sah yang dipilih rakyat dalam pemilu paling

demokratis sepanjang sejarah Mesir

harus ternoda akibat ulah para Tirani

ribuan syuhada dan belasan ribu terluka

menjadi pemandangan sehari-hari Rabiah Al-Adawiyah…

Sesaat suasana subuh masih hangat menyapa

ketika doa sedang dipanjatkan ketika kewajiban subuh telah

ditunaikan

saat itu pula gas air mata dan peluru-peluru tajam

berterbangan

buyarkan harapan berdiri tegaknya demokrasi di negeri

lahirnya para nabi…

Isak tangis sedan air mata membanjiri negeri kinanah

Tempat-tempat ibadah, fasilitas umum, serta rumah sakit

yang seharusnya menjadi tempat berlindung bagi mereka yang

membutuhkan pertolongan kalian bakar tanpa

Page 15: E book syair untuk mesir

3 Syair untuk Mesir

prikemanusiaan, bahkan di dalamnya berkumpul timbunan

jenazah dan para pasien yang telah terluka…

Wahai tentara militer…

Tidak-kah kau merasa media masa berlumuran darah

Wahai polisi militer…

Entah apa agamamu? Sudah tak ada kah rasa prikemanusiaan

dalam jiwamu?

Tak adakah rasa cinta di hatimu terhadap sesama manusia?

Entah apa yang ada dalam benak dan pikiranmu…

Entahlah…

Negeri piramida porak-poranda karena keserakahan

ulah manusia yang rakus akan kekuasaan

inilah yang seharusnya menjadi perhatian dunia

untuk menghentikan pertumpahan darah mengembalikan

Mesir seperti sedia kala

Negeri lumbung ilmu yang telah menghasilkan jutaan ulama

di seluruh penjuru dunia…

Ya Allah…

Tolonglah saudara-saudara kami di Mesir atas musuh-musuh

Islam,

Page 16: E book syair untuk mesir

4 Syair untuk Mesir

tolonglah mereka dalam menghadapi semua yang membantu

musuh-musuh-Mu

dan memusuhi wali-wali-Mu, serta siapa pun yang menolak

syariat-Mu

dan menekan dakwah-Mu…

Ya Allah…

Turunkan kepada mereka hukuman-Mu

yang tak kan terhindarkan dari orang-orang yang berbuat

jahat.

Ya Allah...

Wahai Pemilik tipu daya yang kokoh,lenyapkan tipu daya dan

makar mereka.

Ya Allah...

Jangan biarkan satu jalan pun bagi mereka untuk

menghinakan seorang pun di antara hamba-hamba-Mu yang

beriman…

“Allahumma Taqabbalhum Syuhada”

Ya Allah…

Terimalah mereka yang meninggal sebagai syuhada…

# Ahmad Fauzi (AL-farizhy)_Bogor_Universitas

Gunadarma_Hamba Allah

Page 17: E book syair untuk mesir

5 Syair untuk Mesir

Bacakan Aku Satu Kisah -Indria Fitri Afiyana-

Bacakan aku satu kisah

Tentang satu negeri yang dilantunkan kitab

Yang desirannya abadi

Yang damainya selalu mengiang di sela rindu

Bacakan aku satu kisah

Tentang negeri para nabi

Yang tak pernah dirisaukan oleh nafsu para amir

Bacakan aku satu kisah

Tentang hati yang tak bisa menggapai,

Menggapai sendu di negeri itu

Bacakan aku satu kisah

Yang mengalun, lalu menerobos hingga ke relung

Agar aku tau, betapa ironi sajak ini

# Indria Fitri Afiyana_Serang_SMAI NFBS_Hamba Allah

Page 18: E book syair untuk mesir

6 Syair untuk Mesir

Bangkitlah Mesirku -Askar Marlindo-

Sungguh tersentakku mendengar beritamu

Sungguh terkejutku mendengar kabar berita dari negaramu

Kudeta yang sangat menyentak kalbu

Peristiwa yang kini sedang mengguncang negaramu

Tak mengerti aku apa alasan mereka itu

Sehingga mampu melakukan hal bodoh semacam itu

Apakah pemimpin sudah tak berharga lagi dimatamu?

Sehingga terjadi peristiwa kelabu itu?

Bangkitlah wahai Mesir negara muslimku!

Hentikan segala fitnah dan caci maki itu

Hentikan segala sumpah serapah itu

Agar kembali engkau berjaya di negaramu

Seperti zaman para nabi-nabi dahulu.

# Askar Marlindo_Medan, Sumatera

[email protected], penulis dan pengajar Bahasa

Inggris dan Mandarin Dasar

Page 19: E book syair untuk mesir

7 Syair untuk Mesir

Berapa Liter Darah -Risya Avia-

Hati seakan teriris…

air mata seakan tak terbendung...

amarah bergejolak...

mulut diam berubah doa ...

tak sanggup hati ini....

melihat mereka yang tercinta.

Tersayang.

Terbujur tak menentu di segala penjuru...

Ruangan yang mungkin saat itu penuh canda...

jalanan yang mungkin saat itu penuh dengan obrolan

manusia...

masjid yang mungkin dulu ramai dengan manusia...

seketika berubah sunyi...

sunyi dengan geletakan manusia tak bersalah

Hati nurani mungkin kini telah tiada...

senjata yang seharusnya dimanfaatkan

semestinya kini berubah seperti mainan anak...

mainan yang ditembakan tanpa merasa bersalah

kepada saudaranya yang tak bersalah...

Di mana hatinya...

Di mana pikirannya...

Page 20: E book syair untuk mesir

8 Syair untuk Mesir

tidakkah mereka ingat bahwa itu adalah saudaranya...

saudara yang mungkin sempat membantunya...

tak sadarkah mereka berapa liter darah yang mereka buat...

berapa nyawa yang mereka hilangkan...

berapa canda dan tawa yang mereka renggut...

sungguh akupun tak dapat menghitungnya...

duhai saudara yang kucinta...

kusayang...

memang kita berbeda jarak...

budaya...

bahkan negara...

namun bagiku, itu bukanlah yang kulihat...

kau adalah saudaraku...

saudara yang akan selalu ada dalam hati...

maafkan aku tak dapat terbang untuk menemuimu...

tak dapat menjagamu...

tak dapat menghapus air matamu...

tak dapat mengurangi darah yang kini banyak

tertumpah...

tak dapat mengubah dunia Mesir menjadi dunia damai

sentosa…

maafkanlah...

kuhantarkan untukmu doa yang akan selalu mengiringimu...

mengiringi setiap langkahmu saat ini...

Page 21: E book syair untuk mesir

9 Syair untuk Mesir

Aku yakin lewat-Nya kau dijaga...

lewat-Nya kau akan digantikan surga oleh-Nya...

lewat-Nya kau akan mampu melewati segalanya...

jangan khawatir saudaraku...

jangan khawatir…

kami akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu saudara

Mesirku…

# Risya Avia_Bogor_Akper Jayakarta Pemprov DKI

Jakarta_Manusia biasa

Page 22: E book syair untuk mesir

10 Syair untuk Mesir

Bukankah Kita Manusia -Hr Ton-

Dadaku terkoyak,

terhempas dalam secuil makna

Saat sebongkah gunung kata menggelinding,

tepat melindas mata kecilku.

“Tak perlu menjadi warga Mesir untuk ber empati,

Cukuplah anda menjadi manusia” .........*

Beribu tonase yang tercecer mulai menggelapkan mataku,

Seakan kehilangan makna melihat.

Lalu,

Mataku mulai menangis sambil merintih dukanya

“Tak cukupkah upayaku menjadikan dirimu manusia ?”

Sebentar saja, seisi gelapku kacau

dalam pekik sumbang menagih wujud manusiaku.

Ketika laras digenggam, dengan pangkat di pundak apa itu

alasanmu

Untuk menembaki saudaramu sendiri.

Apa karena lapis bajamu, kemudian kau juga lupa bahwa

mereka juga manusia.

Page 23: E book syair untuk mesir

11 Syair untuk Mesir

Dan ketika akhirnya ku berpasrah pada wujud manusiaku,

Dengan sedikit kata dalam lirih, agar kau juga bisa ikut

merasa

Bahwa kita semua masih berwujud manusia, kenapa kita

mesti berhati binatang...?

Mari saudara-saudaraku,

Apa pun yang melekat di dadamu,

Mari kita katakan dengan cara kita masing-masing sebagai

manusia

“Tolong hentikan,tangan binatangmu...!”

Merangin,19 Agustus 2013

catatan: *R.T Erdogan(PM Turki)

# Hr Ton_Nalogedang, Merangin, Jambi_

https://www.facebook.com/pages/Wanastra/10884991584971

7_Hamba Allah

Page 24: E book syair untuk mesir

12 Syair untuk Mesir

Darahmu Tak Sekadar Merah -Ika Prihendah S-

Mesir..., satu tempat di antara ribuan jutaan tempat umat

Di sana pejuang-pejuang-Mu membela kebenaran

Memberikan segenap jiwa dan raga demi bangsa

Demi kedamaian seluruh umat

Namun apa yang mereka dapat...

Pembantai-pembantai itu butakah atau mati hatikah?

Memuntahkan besi tajam bak hujan serangan

Tanpa ampun tanpa belas kasihan

Pejuang-pejuang tanpa senjata tameng baja

Tetap kukuh memperjuangkan asa damai dan cinta

Hujan peluru menjadi genangan darah

Darah yang tak sekadar merah

Darahmu mewakili cinta... semangat berkobar

Darahmu menjadi tinta menggores ikrar kami semua

Takkan sia-sia takkan terlupakan Mesir!

Darahmu tak sekadar merah

Jogja, 17 Agustus 2013

#Ika Prihendah S_Alumni UGM_Jogjakarta_Muslimah biasa

dengan mimpi luar biasa

Page 25: E book syair untuk mesir

13 Syair untuk Mesir

Doa Kepada Malam -Alwan Brilian-

Ini tentang adanya kepedulian, dari setiap insan

Mereka berpesan:

Selamat malam, rembulan.

Aku menatapmu. Dan bintang, aku ingin bercumbu.

Selamatkan mereka dari resah. Dari darah,

yang mengucur ke tanah.

Sudahilah peperangan tak menentu arah.

Banyak benih yang mati,

jua dikebiri.

# Alwan Brilian_Yogyakarta_SMA N 8 Yogyakarta_Seorang

pelajar

Page 26: E book syair untuk mesir

14 Syair untuk Mesir

Doa untuk Mesir (Hanya) -Muhammad Umar-

Diam,

Diri ini seakan tiada reaksi...

Hanya melihat dengan mata yang Engkau beri...

Hanya bisa mendengar dengan telinga yang Engkau

anugerahi...

Tanganku tak cukup panjang,

Untuk bisa membelai mereka yang saat ini terpuruk,

Untuk bisa menyambut mereka yang saat ini terjatuh...

Tinggallah mulutku yang senantiasa berdoa kepada-Mu,

Dengan tetesan air mata, sungguh kupahami,

Semua menyimpan arti,

Dan hanya Engkau tempat kembali,

Kumohon akhiri semua ini...

# Muhammad Umar_Lubuklinggau_IAIN Raden Fatah

Palembang_Tidak perlu menjadi yang terbaik cukup lakukan

yang terbaik.

Page 27: E book syair untuk mesir

15 Syair untuk Mesir

Doa untuk Para Syuhada -Muhammad Ikhsan Hidayat-

terpandang di langit bulan tersenyum manis

menyapa diri yang sendiri

terasa tiada saksi yang menyertai

kini, hanya rembulan dan Tuhan yang selalu mengerti

hati gundah

hati sedih

hati sakit

hati menderita

hati ini berbeda dengan suasana malam

malam yang sunyi... sepi... damai

lain dengan hati.

owh Mesir,

negeri cahaya ilmu yang pernah kuimpikan

negerinya guru-guru kehidupan

negeri para penghapal Alquran dilahirkan

negeri yang penuh inspirasi

kini bukan hanya diintimidasi, realisasinya terbukti

banyak saudara kita yang mati

Page 28: E book syair untuk mesir

16 Syair untuk Mesir

terjadi karena perang saudara sendiri

hati bisa merasa karena kita saudara

terpatri dalam jiwa untuk menghapus lara

kini kuberdoa lewat pena

menjadi saksi untuk para syuhada

Yaa Rabb..., Engkau Maha Penyayang, kami mohon sayangi

mereka

jika mereka merasa sakit, buat sakit itu tak terasa

jika mereka merasa gundah, tenangkan mereka

jika mereka menderita, buatkan istana surga baginya

tempat para syuhada adalah surga

maka Yaa Rabb,

menangkan yang hak dan hancurkan yang batil

# Muhammad Ikhsan H (Rayi Bintang)_Bandung_UPI

Bandung_Penulis

Page 29: E book syair untuk mesir

17 Syair untuk Mesir

Doaku untuk Mesir -Rizka Amalia-

Kusebut apa negeri ini

negeri asing atau tak berpenghuni

tak bisa bernafas lega

tak ada kebebasan

teriak merdeka pun mati.

Dentuman meriam seolah menandai

detik-detik kematian yang sudah seujung jari

barisan orang berkumpul di tengah kota

untuk menjemput kematian nan syahid di negeri tercinta

Apalah daya tangan-tangan

dikekang,

dipangkas habis lalu menghilang

sedang bui penuh

dengan tangan yang tiada salah

dipaksa bicara

namun dengan nurani tiada

Di sini aku hanya bisa berdoa

memohon kepada-Nya

Page 30: E book syair untuk mesir

18 Syair untuk Mesir

biar adik kecil bisa bernafas lega

biar kakak-kakakku tak putus sekolah

biar ibu bisa masakkan kari yang kusuka

biar ayah bisa bekerja

dan saudaraku beribadah dengan khusyuknya.

Ya Rabb...

Hanya Kau yang bisa menolongnya

Kembalikan lagi senyum mereka.

Ya Allah...

Bantu mereka

Bantu saudara kami di sana

Tunjukkan kebesaran-Mu

dengan Mesir yang damai dan sejahtera.

# Rizka Amalia_Sidoarjo_SDIT Insan Kamil

Sidoarjo_Seorang pengajar dan suka menulis

Page 31: E book syair untuk mesir

19 Syair untuk Mesir

Drakula di Tanah Mesir -Fahmi Afriyadi-

Tahukah Ikhwah?

Bulan Ramadhan telah menjadi saksi bisu

Saksi atas tragedi penembakan biadab itu

Gas air mata dan peluru tajam menghiasi waktu subuh

Waktu di mana para pendukung Mursi tengah salat,

Memohon pertolongan Allah bagi pemimpin mereka yang

terpenjara

Akibat kudeta inkonstitusional oleh militer Negeri Seribu

Menara

Sadarkah Ikhwah?

Sungguh petaka tengah melanda,

Merusak tatanan Negeri Piramida

Negeri yang berharap demokrasi bisa lahir di sana,

Setelah sekian lama penguasa tirani berkuasa

Ingatkah Ikhwah,

Bukankah dunia yang memintanya?

Agar demokrasi berdiri tegak di sana

Namun ketika Islam telah melaksanakannya,

Mengapa mereka semua mencoba untuk merampasnya?

Page 32: E book syair untuk mesir

20 Syair untuk Mesir

Ikhwah,

Demokrasi yang telah dirampas dengan darah,

Oleh tangan-tangan militer As-Sisi yang hina namun mengaku

sebagai pencerah

Demokrasi yang telah dibayar dengan pertaruhan nyawa,

Nyawa para syuhada yang syahid dalam berjuang di sana

Ikhwah,

Mengapa dunia seolah-olah buta?

Ketika pemimpin sah negeri Mesir dikudeta

Mengapa dunia seolah-olah tuli?

Seakan negeri mulia ini menjadi barang yang terbeli

Mengapa dunia seolah-olah bisu?

Ketika darah pendukung Mursi yang menuntut keadilan

diperah bagaikan susu

Ikhwah,

Drakula di Tanah Mesir itu seakan hidup kembali,

Melalui sisa-sisa tangan penguasa tirani,

Yang sampai tiga puluh tahun lebih menggenggam negeri ini,

Negeri yang dulu pernah menjadi tempat hidupnya para nabi

Kini, drakula modern sedang bertahta,

Drakula modern yang telah mengkudeta,

Page 33: E book syair untuk mesir

21 Syair untuk Mesir

Drakula yang menghisap darah parah syuhada,

Dengan peluru tajam dan gas air mata

Sungguh, ini memang sebuah ironi

Ironi bagi sebagian polisi militer yang tak tega membunuh

rakyat sipil,

Ironi yang tampak seperti buah simalakama bagi mereka

Jika menolak, berarti siap mati di tangan As-Sisi

Sang Drakula modern sisa-sisa peninggalan Mubarrak

Ikhwah,

Apa yang bisa kita lakukan kini?

Jika para pembesar dunia masih juga berdiam diri,

Ketika pengawal demokrasi hanya sekedar berbasa-basi

Seruan akan dukungan, gelora kemanusiaan,

Kiriman doa, rasa cinta dan kepedulian,

Hanya itu yang bisa kami bagikan untuk mereka

Ikhwah, yakinlah!

Kekuatan doa kita semua di bumi ini bisa menembus Arasy-

Nya Yang Agung

Buatlah malaikat tercengang dengan doa kita,

Hingga seluruh penduduk langit mengaminkan doa kita,

Seluruh makhluk bumi akan mendengar,

Page 34: E book syair untuk mesir

22 Syair untuk Mesir

hewan, tumbuhan, air, damai mengikuti, berzikir, dan ikut

mengaminkan.

Jika,seperti itu? Siapa bisa menentangnya?

Darahmu adalah darah kami, wahai rakyat negeri kinanah

Inilah bentuk cinta kami kepadamu

# Fahmi Afriyadi_Jakarta_Universitas Gunadarma_Seorang

hamba Allah.

Page 35: E book syair untuk mesir

23 Syair untuk Mesir

Duka di Bumi Anbia -Irfan M Basya-

Kelak Tuhan kan bertanya

Apa yang tangan perbuat

Apa yang mata lihat

Saat Nil menjadi merah pekat

Saat bumi anbia berduka

Duka atas matinya keadilan

Dirampas tiran berkedok pahlawan

Darah tumpah tak lagi salah

Harga manusia murah, satu dibayar seribu, bunuh dua gratis

tiga,

Nyawa diobral, belas kasih tak dikenal

Kemana kaum culas mengaku mayoritas?

Tak bisa adil kau gunakan bedil, kalah pemilu kau tembakan

peluru,

Kotak suara dibilang sengketa, kau halalkan kudeta,

Ada seutas tali tipis goyangkan boneka diktator,

Tangan asing menari di atas tumpukan mayat,

Berputar riang dalam linang air mata duka,

Page 36: E book syair untuk mesir

24 Syair untuk Mesir

Lacurkan tanah air gadai murah martabat bangsa,

Berlumuran darah kaumnya tangan sang jendral,

Anak negeri mati dibantai pulang jadi bangkai,

Di manakah khoiru ummah...

Masihkah teriak kebenaran, atau mulut disumpal

kepentingan...

Inikah ironi umat Islam, haram agama keluar masjid, namun

hangus kau bakar kami punya masjid,

Salat saja tak usah berpolitik, salat ditembaki, politik dihabisi

licik,

Saat Islam menjunjung HAM,

Mesir dibantai pura-pura tak pa-HAM, UN menjadi UN-fair,

guru demokrasi gagap beraksi,

Apakah ajaran salafusshalih...

Khianati hafiz dengan berjuta dalih, pembantaian dan

sembelih itukah yang kau pilih?

Dan kami layak jadi martir, sebab kau bilang demokrasi

kafir..., begitu kau pikir?

Malah ikutan nyinyir!

Allah Yaa Rabb,

Setulus doa kami, Mesir Yaa Rabb!

Page 37: E book syair untuk mesir

25 Syair untuk Mesir

Kami tak takut mati namun kami takut mati munafik,

Kami tak takut derita dunia sebab surga akhirat nyata,

Kami tak hina dipenjara karna iman kami merdeka,

Jika adil itu mahal, kami berikan sejuta syahid tak jadi soal

Hidup mati atas Islam bak sepasang sisi mata uang, bertolak

namun erat, hidup mulia dan syahid cita-cita,

Namun izinkan kuberi kabar kepadamu kawan, bumi Mesir

Tanahnya anbia sedari dulu sang zalim jadi Tuhan,

Bahkan Tuhan pun dikudeta, namun ia berakhir

nista, tenggelam dalam Nil merah pekat darah syuhada, kini

Nil jadi saksi pongahnya anak manusia, saksikan akhir

bagaimana hidupnya...

Kelak Tuhan akan bertanya,

Tangan kita di pihak mana,

Akankah kau ulurkan tangan pada penegak keadilan,

Atau kau salami tangan berlumur darah kezaliman,

Jika mata masih terpejam, mulut masih terkunci rapat,

Di depan Tuhan kelak kau takkan bisa mengelak,

Atas bisunya bibir, butanya mata,

Page 38: E book syair untuk mesir

26 Syair untuk Mesir

Tuhan Maha Tahu duka negeri anbia, kelak kau akan

ditanya, kelak kau tak bisa lagi mengelak,

Kelak kau sadari detik ini jadi akhir kebisuanmu...

# Irfan Maulana Basya_KAMMI_Suaminya Hana, ayahnya

Hanif_karyawan

Page 39: E book syair untuk mesir

27 Syair untuk Mesir

Duka Dunia -Melati P Putri-

Kami terus berduka

Lewat kering air mata

Luka batin menganga basah

darah sanak saudara di atas tanah

leluhur jadi gersang campur debu

pasukan berpeluru penuh nafsu

Kami masih berduka

Tiap pasang mata dunia berdoa

Biar rela terbuka mata hati

juga seluruh nurani negeri ini

(21/08/13)

# Melati P Putri_Bekasi_Universitas Indonesia

Depok_Makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam

Page 40: E book syair untuk mesir

28 Syair untuk Mesir

Gejolak Negeri Para Nabi -Nufira Stalwart-

Lihat, Nak, di negeri jauh itu ada darah yang tumpah di

jalanan, di gang-gang, di lapangan.

Tempat yang dulu nyaman untuk jalan-jalan, bermain

layangan atau lari-larian.

Kini mencekam, menkutkan, Nak, apa kau bisa

membayangkan?

Dengarlah, Nak, kabar yang tersiar dari negeri para

nabi.

Tempat nama Tuhan senantiasa bergema di mesjid, di

kereta, di bandara.

Semakin terdengar saja tak sekedar disebutkan tetapi

diteriakan menjelma jeritan menyertai kesakitan.

Rasakanlah, Nak, doa-doa yang merambat ke langit-langit

dunia.

Berwarnakan bara, berbahasakan duka, bernadakan tangisan

yang lara.

Sematkan pula di salat-salat kita.

Semoga gejolak itu reda. Segera.

Bandung, 21 Agustus 2013

# Nufira Stalwart_Gununghalu, Kabupaten Bandung

Barat_Alumni UKM Kepenulisan Al-Qolam, Komunitas

Taraje_Penggiat Literasi

Page 41: E book syair untuk mesir

29 Syair untuk Mesir

Habiba, Lipurlah Laraku -Astrida Fitri Nuryani-

"Aku tak tahu kapan aku akan pulang,"

ucapmu tegas, kautuang-

segala riuh fana kemudaanmu

ke dalam bejana bayang-bayang

yang makin memanjang,

yang mewujud ketika mereka mengganti cahaya

dengan petang yang suram

Tak kuasa lenganku mendekapmu lagi

Tak seperti dulu ketika kau berbaring di pangkuanku

Maka harus kulepas dirimu ke habluran malam dan pagi

Lalu kunanti-

retih baramu agar tetap menyala dalam temaram

"Dingin sekali di tempatku,

aku terserang flu dan nyaris membeku,"

ucapmu lirih,

kalimatmu menguntai pedih ke dalam damaiku yang bersaput

kalut

Page 42: E book syair untuk mesir

30 Syair untuk Mesir

"Teguhlah,

menanglah,

dan bertahanlah...

Telah kutitipkan kau dan Mesir ke tangan Allah,"

ucapku, walau cengkeraman rasa takut

menancapkan cakar-cakarnya yang kaku

ke dalam jari-jemariku yang memburu kabarmu

"Mereka kian banyak,

dan kami kian terdesak,"

ucapmu lagi, dan seketika itu

kurindukan diri kecilmu

yang bersandar ke lututku

manakala kau letih berlari-lari

Dan mungkin waktu akan mengalah-

pada dirimu dan kawan-kawanmu di Rabiah

Lalu sekali lagi kita akan memandang ke atas,

seperti dulu, memandang

ke langit-

yang tak menyemburkan gas air mata pahit

Dan kau akan jauh dari desing peluru

juga dari serigala-serigala pemburu

Page 43: E book syair untuk mesir

31 Syair untuk Mesir

Maka lipurlah laraku, Habiba

Jawablah panggilanku, wahai anakku

Kunanti jawabmu di tubir jurang waktuku

Dalam setiap sujudku di tepian hari

Di mana pun engkau berada saat ini.

Malang, 21 Agustus 2013

Untuk Mesir, terutama Habiba Ahmed Abd Elazis, wartawati

sekaligus aktivis yang meninggal tanggal 14 Agustus 2013 di

Rabiah. Puisi ini didasarkan atas percakapan ibu Habiba

dengannya, walau hanya secara garis besar.

# Astrida Fitri Nuryani_Malang_Universitas

Brawijaya_Penulis, pengajar, dan penerjemah lepas

Page 44: E book syair untuk mesir

32 Syair untuk Mesir

Heroisme Empat Jari -Fajar Sidik-

Memerah dengan darah

Mewangi dilumat tirani

Meninggi dalam nurani terbuncah

Meluap bersama cinta empat jari

Di Rabiah itu, tapak militer menista malam

Menumpas suara-suara tajam

Agar kebenaran terbungkam

Agar mereka semua diam

Tapi lihatlah wahai laknatullah As-Sisi

Pelurumu tak cukup tajam

Bara yang kau benam tak membuat padam

Kini, suara perjuangan itu kian mencengkram

Bangkit melawan penindasan

Ingatlah As-Sisi…

Darah syuhada di tanganmu

Akan melumat tubuh rentamu

Menghancurkan ambisimu

Hingga kau diam, terbenam…

Page 45: E book syair untuk mesir

33 Syair untuk Mesir

Dalam neraka yang tak akan padam

Hari ini…, kami buktikan kemarahan itu

Jutaan umat ini menjejak jalan

Menapaki satu perjuangan

Simbol perlawanan

Dalam heroisme empat jari…

# Fajar Sidik_Samarinda_Kementerian Keuangan RI_Semoga

Allah memuliakan kita semua dalam jalan kebaikan

Page 46: E book syair untuk mesir

34 Syair untuk Mesir

Iblis Nyata Menghasut Mesir -Sitti Nadia Tri Septiani-

Bangunan porak poranda,

Pecahan kaca berserakan

Bukan bencana alam, melainkan amukan manusia

Piramida bergeming, Mesir di ambang kekacauan

Para anak menggemakan tangis yang terisak-isak

Para ibu was-was menanti suami

Para suami beradu otot, saling menghardik

Penguasa, penguasa, mana Mesirku yang damai

Semua, terucap benar dalam diri masing-masing

Semua, saling menyalahkan satu sama lain

Padahal sedarah, satu bangsa

Padahal saudara, satu bahasa

Perbedaan pendapat masalahnya

Ketidakcocokan sebabnya

Gampang saja, mengapa tak duduk bersama?

Lalu cari jalan keluarnya berdasarkan syariat Rasulullah

Namun, di luar sana hasutan iblis nyata merajalela

Page 47: E book syair untuk mesir

35 Syair untuk Mesir

Inginkan Mesir jadi mainan, sebuah boneka

Iblis nyata sedang menari-nari, bersuka cita

Menyaksikan penduduk Mesir bergelora nafsu dan amarah

Demokrasi, demokrasi...

Mana janji damai?

Kemana jua sikap dari ajaran dan syariat nabi?

Iblis angkat bicara “Mesir telah tercerai berai”

Saatnya bangkit Mesir...

Buaian tak usah kau dengar

Mari jejaki kembali langkah nabi

Mari satukan suara tuk menuju Mesir yang damai...

# Sitti Nadia Tri Septiani_Maros, Sulawesi Selatan_SMA

Negeri 1 SSN Maros_Seseorang yang mendambakan

kedamaian

Page 48: E book syair untuk mesir

36 Syair untuk Mesir

Ikhtiar Air Mata -Mam Muhamad-

Tangan mengepal jemari menunjuk.

Kepala terikat suara melantang.

Menatap nanar pada jalanan yang remuk.

Gema takbir melecut semangat yang usang.

Hati hati yang suci meronta seraya berdoa.

Pada terik siang dan sepinya malam.

Tanpa sajadah tergelar dan atap berpayung.

Ikhtiar damai untuk negeri seribu nabi.

Pangkat kedudukan melegitimasi pembantaian.

Menodai bulan suci tanpa busana sungkawa.

Membakar ayat suci serta alas alasnya.

Menambah tundukan kepala dan elusan dada.

Terkadang mata buta bukan karena luka

Dan telinga tuli bukan karena iritasi.

Dengan kekuasaan,

Setiap organ menjadi kehilangan sebuah fungsi.

Belum terlambat untuk berharap.

Page 49: E book syair untuk mesir

37 Syair untuk Mesir

Belum usai untuk memulai.

Satukan hati sucikan niat.

karena uluran tangan teringan kita adalah doa.

انصرإخىاننافيمصر وفيسىرياعلىأعداءاإلسالم اللهم

# Mam Muhammad_Mansoura_Al Azhar_Bismillah.

Page 50: E book syair untuk mesir

38 Syair untuk Mesir

Indonesia Bersatu -Rizcha O.A.N.-

Pasir yang lembut di gurun pasir

Air yang jernih di Sungai Nil

Kehidupan yang dulu tenang di Mesir

Kini sedang membara

Tempat di negeri para nabi berjuang

Saudaraku

Tolonglah mereka

Hiburlah mereka

Berikanlah semangat untuk mereka yang sedang berjuang

Doakanlah mereka supaya bisa menghadapi semua ini

Wahai seluruh umat Islam

Wahai semua bangsa Indonesia

Bersatulah

Berikanlah yang tebaik untuk seluruh umat Islam

Berikanlah yang terbaik untuk Indonesia kita

Allahu Akbar...!

Allahu Akbar...!

Allahu Akbar...!

Page 51: E book syair untuk mesir

39 Syair untuk Mesir

Merah putih Indonesiaku

Merdeka...!

Merdeka...!

Merdeka...!

# Rizcha O.A.N._Surabaya_MTs. Nurul Hikmah

Page 52: E book syair untuk mesir

40 Syair untuk Mesir

Indonesia Rasa -Merliana Oktavinalis-

Dengar menggema dari bermacam media

Mengetuk sanubari jiwa kita

Belum tuntas negeri seberang berguncang panjang (Palestina)

Mengapa Mesir tiba-tiba menggelincir

Menguak apa yang telah terngiang

Membikin daya ingin berjuang

Indonesia kini tlah merdeka

Mengisinya dengan berbagai acara

Apalah makna itu semua tanpa pengakuan mereka

Meski negeri sendiri harus dibangun lagi

Dahulu mereka berjasa

Menautkan sinerginya untuk Indonesia

Lalu apa reaksi kita?

Sempatkan kita menyambung radar disana?!

Indonesia rasa telah berhutang padanya

Entah kita kembalikan dengan apa

Mungkin empati tak sebesar simpati

Menyadarkan kita akan kata hati

Page 53: E book syair untuk mesir

41 Syair untuk Mesir

Lewat pena ini hati berbisik

Menyambung kabar yang tengah terusik

Pun tak sesergap bergempita

Dengan radar moril ataupun harta

Balas kecil adalah doa

Merliana Oktavinalis_Ponorogo_UNESA_Seorang

pembelajar

Page 54: E book syair untuk mesir

42 Syair untuk Mesir

Isak di Tengah Prahara -Adlice Abak-

Dentuman itu terdengar jelas

Menghamtam kubah

Hingga puingnya bercucuran

Disambut rentetan peluru

Lalu dikepung api yang membakar setiap sudut

Pekikan takbir

Jeritan histeris luka

Raungan anak kecil ketakutan

Tangisan Umi memanggil Si Buah Hati

Semua membaur menjadi cekam

Bergelimpangan jasad-jasad syuhada

Dengan berbagai luka

Kepala yang pecah

Dada yang terbelah

Bahkan ada yang hangus tak berupa

Tak kenal usia

Tak kenal jenis

Di sudut sana anak kecil menangis

Dengan bendera mungil yang masih dalam genggaman

Page 55: E book syair untuk mesir

43 Syair untuk Mesir

Lirih dia meratapi jasad Sang Abi

“Abiii, Abiiiiii, bangun Abiii!

Buka matamu Abi, lihat kami Abiii!

Bukankah Abi telah berjanji mengajari aku mengaji?

Berjanji akan memberiku hadiah ketika hafiz?

Abiiii, buka matamu Abiiii!”

Isaknya memecah tangis Sang Umi

Yang tersedu pilu di sampingnya

Tak mereka hiraukan api yang membakar

Tak mereka hiraukan cacian serdadu

Tak mereka hiraukan panser membelah massa

Mereka tegar walau dalam dada mereka luka menganga

Anak kecil itu tak tahu apa yang terjadi

Anak kecil itu tak memanggul senjata

Anak kecil itu sangat mencintai negaranya

Anak kecil itu juga tak mengerti mengapa Sang Abi dibunuh

Yang dia tahu hanya Abinya seorang hafiz

Yang saat hayatnya terenggut mushaf masih digenggam

Dengan bibir tersenyum walau darah melumurinya

Sang Umi mengusap kepala sibuah hati

Page 56: E book syair untuk mesir

44 Syair untuk Mesir

Setengah berbisik dia berucap “Anakku, Abimu tak mati,

Nak,

Darah Abimu selalu hidup dalam jantungmu

Warisilah, Nak

Tegarlah

Jangan dendam

Namun syahid adalah pilihan terbaik”

Sambil memeluk erat lalu melipat tangan suaminya yang telah

tiada….

# Adlice Abak (Adlis)_Pekanbaru_Umum_Seorang penghobi

sastra

Page 57: E book syair untuk mesir

45 Syair untuk Mesir

Janji Indah dalam Gejolak Negeri -Cattyfia Haura-

Pagi ini sangat cerah

Mentari pagi kembali tersenyum menyapa seisi dunia

Tapi... terlihat sedikit kecut dari senyumnya

Ya, dunia Islam sedang bersedih

Negeri bersejarah itu tergores tinta hitam pekat

Mentari seolah tak mau melihatnya

Kezaliman mereka tak ubahnya seperti singa yang kelaparan

dalam kandang

Mencabik-cabik dalam satu ikatan darah yang sama

Tapi mentari harus tetap muncul atas izin Rabb-Nya

Menerangi jasad-jasad yang tak berdosa dengan sinarnya yang

suci

Membuat mereka hangat walau dalam gejolak demokrasi

Mereka telah pergi tapi sesungguhnya mereka hidup

Mentari pergi dengan kesedihannya dalam hening

Menyimpan gema takbir yang terus dikumandangkan

Untukmu saudaraku...

Alam dan isinya menjadi saksi bisu di balik perjuangan dan

pengorbanan kalian

Page 58: E book syair untuk mesir

46 Syair untuk Mesir

Semuanya akan tergantikan dalam sekejap nan hakiki

Untukmu saudaraku...

Setiap tetes darah yang mengalir dari tubuhmu akan menjadi

jembatan emasmu untuk bertemu dalam rida dan cinta-Nya

Untukmu saudaraku...

Indahnya kehidupan dunia ini

Tak seindah seni malaikat maut menjemputmu

Untukmu saudaraku...

Dalam sunyi sepi kita selalu bersama dalam doa dan tujuan

yang sama

Untukmu saudaraku...

Kesedihan ini akan segera berakhir sesuai janji-Nya

Surga-Nya yang telah bersiap menyambut kedatangan para

syuhada

Bersiaplah siagalah dalam barisan yang nyata!

Menjemput syahid dengan seni cinta menuju rida-Nya

Laa Tahzan! Innallaha Ma’anaa...

# Cattyfia Haura_Tasikmalaya_UPI Kampus Tasikmalaya

Page 59: E book syair untuk mesir

47 Syair untuk Mesir

Kasturi di Padang Pasir -Hamdia Syukraeni-

Lantaran apa dunia membungkam?

Hingga kematian nurani menjadi warna paling digemari

Air mata langit jatuh perlahan

Menyaksikan hujan peluru dan gas air mata

Prasasti kesyahidan pun kuncup berbunga doa

Mesir, tempat terukir sejarah kenabian

Bersinar di setiap lembah padang pasir

Milikmulah Sungai Nil

Tempat kisah rasul Allah diabadikan

Tapi kini negeri Kinana itu terluka

Kejahatan militer, kekejaman penguasa dan egoisme meraja di

hati

Dia pun menjadi lautan darah dan air mata

La'natullah untuk perbuatan keji itu

Kini tangan jahil militer mencengkram

Ribuan syuhada berguguran

Tempat ibadah dan rumah terbakar

Tangis histeri para wanita dan anak-anak menukil di langit

Page 60: E book syair untuk mesir

48 Syair untuk Mesir

Kemakmuran di lumbung ilmu itu pun menjadi duka

Mesir damai yang ditinggal cerita

Kutitip doa pada Rabb-ku untukmu

Wahai penguasa jagad

Terimalah para syuhada di sisi-Mu

Harumkan darah mereka seperti kasturi di padang pasir

Damailah para mujahid

karena di sana negeri surga itu

bangkitlah, tunaikan janji kemenangan

kibarkan kembali peradaban ilmu di setiap ceritamu

# Hamdia Syukraeni_Makassar_Universitas Islam Antar

Bangsa Malaysia_Mahasiswi

Page 61: E book syair untuk mesir

49 Syair untuk Mesir

Keadilan Kekuatan Mesir -Abdul Hafidz-

Keadilan bagaikan mutiara di tengah lautan

Keadilan dapat dilihat, tapi sulit diraih dengan kekuasaan

Dapat dipegang, tapi sulit untuk dipertahankan

Oh..., keadilan…

Jangan engkau pergi…, keadilan….

Darah para syuhada terus mengalir untuk meraih kemenangan

keadilan

Lindungi Mesir dengan kekuatan keadilan

Musuh meraih kemenangan dengan tangan kezaliman,

Tapi seorang pemenang dapat meraih kemenangan dengan

kekuatan keadilan

Allah Subhanu Wata’ala bersama dengan orang yang selalu

pegang keadilan.

Oh..., keadilan….

Jagalah dan damaikanlah Mesir dengan keadilan…. Allahu

Akbar..., Allahu Akbar…, Allahu Akbar!

# Abdul Hafidz_Bogor_Solidaritas Mesir dengan syair

Page 62: E book syair untuk mesir

50 Syair untuk Mesir

Ketika Malam Menjelang -Febri Dwi Yanto-

Anakku..., aku hanyalah ingin bercerita kepadamu,

memberikanmu sepotong kenangan saja padamu.

Bersiaplah anakku..diamlah dan jangan kau tengok keluar.

Tengok aku selayaknya dulu kau tengok Alquran dan

membacanya dengan nyaring.

Aku ingin bercerita tentang tanah yang dulu kau puja sebagai

tanah nabi.

Aku ingin bersenandung tentang air yang dulu kau puja

sebagai air kehidupan.

Dulu kita adalah para pipit kecil yang indah, kecil tapi kita

saling tersenyum bersama.

Senyum yang sekarang, ah...., jangan, jangan kau tengok

keluar, Nak!

Itu bukan kita dan bukan tanah kita!

Tanah kita menjadi bubur yang dihiasi dengan rona-rona

merah di sana-sini.

Air kita menjadi merah dan tumpah ruah dalam balutan tawa

iblis yang tersenyum lebar di sana.

Semuanya kelam Nak, tangisan pecah, ketakutan, kegelisahan

semuanya kelam!

Page 63: E book syair untuk mesir

51 Syair untuk Mesir

Anak kecil entah berlarian mengais jejak-jejak ibunya

sedangkan di sampingnya kerikil tajam siap-siap menghantam

wajahnya.

Kerikil itu menghujani tanah dan air kami, Nak! Kerikil itu

menghantui kami ketika malam menjelang!

Ya..., malam menjelang! Malam kami telah berubah, kami

tidak punya pagi.

Tanah kami malam, menjadi hitam dengan sumpah-serapah

atau dengan tubuh kami yang saling serang.

Kami bersaudara, Nak, tapi kenapa ketika malam menjelang

kami seperti musuh? Kenapa?

Kenapa kami saling serang, saling perang dan saling

berlawanan? Mana tanah kami sebagai tanah nabi? Mana air

kami yangdulu sebagai air kehidupan? Mana, Nak?

Kita, bahkan aku juga punya ego, punya pendirian. Tapi

kenapa ego bisa membuat tanah kami berantakan?

Apa tanah kami sudah dikuasai lagi oleh Fir'aun yang bangkit

dari Piramid-nya?

Apakah kami menjadi budak-budak setan yang membisikkan

keburukan dan memperdaya kami?

Kami hanyalah manusia, kami tidak ingin darah muncrat atau

desing peluru atau busur kaca terlempar meyapa mata anak

kami. Kami ingin seperti dulu, Nak!

Page 64: E book syair untuk mesir

52 Syair untuk Mesir

Ibu kami kehilangan raga, ayah kami kehilangan iman, anak

kami menangis darah dan entahlah..., aku tidak ingin ini

terjadi, Nak!

Kami rindu tanah nabi kami! Kami rindu setiap baris ayat

yang menghinggap tenang dalam relung kami.

Ah..., aku sudah banyak bercerita, Nak!

Aku sudah tidak tahan lagi, dadaku sudah sesak dengan

derapan emosi dan letupan setan yang menganga lepas.

Aku hanya ingin tanahku kembali, saudaraku kembali dan

semua kembali pada barisan Illahi.

Aku ingin tanah kami sejuk dengan lantunan ayat-ayat

Alquran yang menemani kami ketika malam menjelang.

Nak..., aku hanya ingin malam segera pergi dan semuanya

berdamai, semuanya akur.

Aku hanya ingin pagi segera menjelang dengan senyum

keindahan.

# Febri Dwi Yanto_Malang, Jawa Timur_Universitas

Widyagama Malang_Seseorang yang merindukan pagi

menjelang

Page 65: E book syair untuk mesir

53 Syair untuk Mesir

Ketika Mesir Membara -Al-Azmi-

Maka membaralah

Sepetak bumi memerah

Tumpah. Darah.

Kasturi meruah

Maka membuncahlah

Sosok-sosok hipokrit berkelit

Berlagak buta tak tahulah

Tengah menjemput akhir yang sulit

Percayalah mujahid,

Juangmu bernilai surga

Tiada kesia-siaan itu

Janji-Nya selalu benar

Tak meleset, wahai ahluljannah.

Tak pernah meleset.

Dan,

Musuh-musuh Allah, lihatlah

Kelak semua kekejian itu, ratapilah

Semua kekejaman itu, sesalilah

Page 66: E book syair untuk mesir

54 Syair untuk Mesir

Koyaklah kelak.

Koyak semuanya.

# Al-Azmi_Bandung_UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam

UPI & Pendidik Generasi BR_Ada karena Allah, tiada karena

Allah jua

Page 67: E book syair untuk mesir

55 Syair untuk Mesir

Kinanah Membuta -Miftahul Hayatun Nisa-

Kenangan akan ribuan tahun silam awali kagum di dada

Saat pikirmu tumbuh bak tukik hadir di badan bumi

Betapa pun tiada satu pengiring tujuan berada

Kau ulet lagi yakin

Hingga pikirmu awali sejarah, kurangi liar, kurangi

bebal,kurangi brutal

Kenangan akan ratusan tahun silam awali detak di nadi

Saat gagahmu penuhi kertas polos kurangi tinta emas sejarah

Betapa pun tiada satu pengembara tahui

Kau tekun lagi yakin

Hingga gagahmu awali busur memanah, hadirkan akal,

hadirkan kata, hadirkan cara

Kenangan akan puluhan tahun silam awali derai di pipi

Saat suaramu akui lahirnya kami

Betapa pun tiada satu dari mereka bersua

Kau teguh lagi yakin

Hingga suaramu awali bahagia,obati luka, obati pedih, obati

duka

Page 68: E book syair untuk mesir

56 Syair untuk Mesir

Kenangan demi kenangan terkenang di ulu hati

Goreskan cipta, cita, dan rasa

Tersinergi pada masa yang silam

Kenangan bukan sekedar kenangan, sayang

Kenangan ialah awal sejarah tercipta

Kenangan merupakan bentuk nyata kelampauan

Kenangan adalah hidupnya cipta

Kenangan yaitu rasa yang tak kenal mati

Dan semua kenangan ini memihak dirimu

Negeri kinanah yang terkenang melepaskan anak panah di

muka bumi

Sampai hati, kau hapus kenangan yang tetap dikenang

Terhapus dalam hari, hanya hari.

Keringat ribuan tahun yang kau lalui untuk miliki samudra

bumi terhapus dalam hari

Letih ratusan tahun yang kau alami untuk dapatkan sejarah

bumi terhapus dalam hari

Suara puluhan tahun yang kau beri untuk hadirkan kelompok

bumi terhapus dalam sehari

Hingga hari yang kau lalui kini sekedar untuk

mengenyangkan diri, memuaskan opini, dan membasmi

penghuni

Page 69: E book syair untuk mesir

57 Syair untuk Mesir

Tiadakah kau rasa keringat moyangmu tercucur sia-sia

Tiadakah kau ingat angan moyangmu pupus begitu saja

Tiadakah kau dengar suara moyangmu menghilang tiada daya

Cukuplah, sayang… cukupkan nafsumu, cukupkan brutalmu,

cukupkan tikai yang tak miliki akhir, cukupkan…, hanya

cukupkan…

Ingin berapa kepala lagi yang kau hantam

Ingin berapa jantung lagi yang kau tembus

Ingin berapa darah lagi yang kau buang

Ingin berapa napas lagi yang kau hapus

Dengarlah, ini bukan soal akidah, bukan pula soal ibadah, ini

soal brutalnya akhlak

#Miftahul Hayatun Nisa_Lampung_Universitas

Lampung_Pendamba Rumah Allah

Page 70: E book syair untuk mesir

58 Syair untuk Mesir

Kita Satu -Dewi Murni-

lihatlah mereka yang di sana

di bawah langit yang penuh pilu lagi perih

ya, di negeri Mesir

berliter-liter darah umat terbaik tercecer

nyawa-nyawa gugur oleh tangan-tangan laknatullah

tubuh-tubuh terobek-robek perih

jasad-jasadnya jadi pemandangan

oh, ada kah kiranya kita di sini merasa?

merasa sakit yang tiada terungkap

bukan fisik tapi antara kita dan dia

adakah ingat dalam benak sabda rasul?

muslim itu satu, satu luka yang lain merasa

saudaraku,

tataplah mereka yang di sana

pahamilah, dengarlah, dan rasakanlah

mereka butuh kita untuk hentikan episode kejam ini

bukan sekedar doa usai sujud

tapi aksi yang nyata dalam harimu

Page 71: E book syair untuk mesir

59 Syair untuk Mesir

ialah berjuang tuk formalkan aturan Allah di bumi-Nya

dengan janji Allah dan rasul-Nya sebagai modal

dan dakwah sebagai caranya

sebab ketiadaan aturan dari Sang Bijaksana lagi Agung-lah

jadi akar derita

karena itu penuhilah barisan ini

barisan yang siap hadapi musuh

raih janji Allah

Tsumma takuunu Khilafah 'ala minhaj nubuwwah

# Dewi Murni_Balikpapan_SMK N 3 Balikpapan_Hamba

Allah

Page 72: E book syair untuk mesir

60 Syair untuk Mesir

Kota Tak Berpenghuni -Salma Risman-

tentang tabir senja di Bukit Sinai

aku mengeja pesan-Mu

dari deru pilu para mujahid

tangis histeri para wanita dan anak-anak

duhai, dengan kuasa-Mu

terbelahlah laut

selamatlah Musa dan tenggelamlah Firaun

lonceng kebenaran pun berdenting di seluruh lembah padang

pasir

kini bumi lumbung ilmu itu terluka

dia bagai kota tak berpenghuni

kecuali mayat dan kezaliman

senandung kepiluhan pun bernyanyi

memanggil kedalam jiwa para mujahid

duhai, telah terjadi pembantaian di negeri seribu menara itu

nyawa manusia menjadi harga paling murah

lalu mayat dibaringkan

kezaliman, kebiadaban dan pembantaian pun kembali terjadi

Page 73: E book syair untuk mesir

61 Syair untuk Mesir

kematian nurani menjadi hal biasa

membias rentetan sejarah

tentang Sungai Nil, Bukit Sinai dan padang pasir

menggelitik nurani para mujahid

selubung lepas menancap tepat di jantung para perindu

kesyahidan

sambil berseru

dan biarkanlah laut terbelah sekali lagi

ketika kaki langit kian mendung

tenggelamkan Firaun sekali lagi

di negeri kota tiga teologi

negeri kunjungan para nabi

tempat luka menjelma harimau

membangkitkan dahaga perjuangan

# Salma_Makassar_Universiti Malaya_Mahasiswa

Page 74: E book syair untuk mesir

62 Syair untuk Mesir

Langit Merah di Rabiah Al-Adawiyah -Salwa Abi-

Ramadhan mengisyaratkan kematian

seperti dedahanan kurma yang berguguran

berkas-berkas ingatanku sejenak lumpuh

menonton laki-laki dahaga membantai saudaranya,

monumen sadat.

Membuatku berfikir apakah aku gila

ada lelaki berjenggot lebat mendiamkan pembantaian

Sungai Nil menyerpih sedih

seperti anakmu meminta bantuanmu

Ramadhan lalu seakan rintik hujan di mata seluruh jiwa

mata yang terjaga oleh hembus sejarah

sejarah yang tercemari

sisa-sisa otakku menjadi pecah

memaklumi pembantaian yang disponsori

Lapangan Rabia.

Menjadikanku bertanya apakah aku gila

ada lelaki bersorban putih menertawai pembunuhan

seluruh kota bersidekap

Page 75: E book syair untuk mesir

63 Syair untuk Mesir

menyimak lirih nafas puasa

seluruh daun-daun kurma yang beterbangan

Ramadhan kali ini, debu menafsirkan debu

kabut-kabut berebut tempat sembunyi

tentang An-Nahdah yang banjir darah

dan orang-orang berebut suara untuk mendebatkan

hak-hak orang-orang yang telah menjadi mayat

dan hari ini kita menjadi saksi sejarah,

tentang merah di Rabiah Al-Adawiyah.

Dan kita menjadi pendebat tiba-tiba tanpa berbuat apa-apa.

# Achmad Miladi_Alumni SMK Muhammadiyah Tegal ini

anggota aktif FLP Tegal dan menjadi ketua Pemuda

Muhamadiyah Pakulaut. Menyukai menulis, karyanya sudah

diterbitkan di media-media berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Page 76: E book syair untuk mesir

64 Syair untuk Mesir

Merah Darah Mesir -Rachmat Ramadhan-

Langit kini berwarna merah

Merah darah menghiasi tanah

Tanah yang subur kini berduka

Untuk saudara yang berada di Mesir sana

Angin berhembus begitu kerasnya

Menembus doa para syuhada

Meminta pertolongan Allah yang sangat dekatnya

Mendapatkan mati syahid atau hidup mulia

Bumi terguncang hebat dengan dahsyatnya

Menangisi para pejuang Ilahi yang ditinggal pergi

Senyum bahagia tanda kemuliaannya mendapatkan surga

Bertemu Allah itulah impiannya

Jutaan langkah masih bisa dilakukan

Untaian kata masih bisa bicara

Besarnya raga masih bisa berdiri tegap

Hancurkan kebatilan selagi masih bisa

Ya Allah, hancurkan mereka

Page 77: E book syair untuk mesir

65 Syair untuk Mesir

Mereka yang telah berbuat kebatilan tiada henti

Mereka yang membunuh saudara-saudara kami

Saudara kami di Mesir

# Rachmat Ramadhan_Bekasi_ROHIS SMK Telkom

SPJ_Hamba Allah

Page 78: E book syair untuk mesir

66 Syair untuk Mesir

Merah Saga di Sana -Yansa El-Qarni-

Dulu, merah saga di sana

Ketika para anbia mengukir sejarahnya

Yang penuh dengan ujian dan nestapa

Kemudian warna itu memudar

Saat datang pertolongan-Nya

Kini, merah saga kembali

Ketika ketidakadilan meraja

Mencederakan hati siapa saja

Yang melihat dan mendengar

Kabar angin dari Mesir

Katanya, merah saga di Sungai Nil

Karena airnya berganti darah

Dari aliran nadi para syuhada

Yang dibantai para tentara

Katanya, mendung pun merah saga

Negeri kering itu hujan tangis manusia

Yang entah sedih atau haru

Ketika saudaranya menjemput surga

Page 79: E book syair untuk mesir

67 Syair untuk Mesir

Dengan senyuman manis di bibirnya

Katanya, bahkan butir pasir menjadi biji saga

Yang merah terbakar amarah

Saat semua tak berteriak lantang

Membela mereka yang terzalimi di sana

Di sini, merah saga itu menjalar ke tubuhku

Merangsang otakku, membakar semangatku

Inginku berada di sana

Berkemul dengan para mujahid

Berjuang hingga titik akhir

Sampai datang pertolongan Ilahi

Membebaskan negeri

Mengubah warna menjadi putih kembali

Bangka Belitung, 21 Agustus 2013

# Yansa El-Qarni_Bangka Belitung_UKM Kepenulisan

Islami Al-Qolam UPI & KB PPM DT_Seorang Insipirator

Pena (semoga)

Page 80: E book syair untuk mesir

68 Syair untuk Mesir

Mesir Berdarah -Helmy Andamari Kwintanada-

Kebenaran tak mampu lagi menyala

Persaudaraan tak mampu lagi terjaga

Mereka laksana manusia berhati serigala

Sesederhana meniup lilin mereka mengakhiri suatu nyawa

Ketika perbedaan berujung pembunuhan

Tikam-menikam sesama teman

Sanggupkah kita melihat kekejaman rampasan?

Mesir berdarah

Tiada lagi suasana damai pagi nan cerah

Hanya ada genjatan senjata dengan gejolak amarah

Yang terdengar semakin hari semakin parah

Teruntuk saudaraku di Mesir

Kan kami lantunkan serangkai zikir

Yang takan berhenti berdesir

Bersama kesederhanaan seuntai syair

Dariku, sang pujangga amatir

# Helmy Andamari Kwintanada_Bantul

Yogyakarta_SMAN1Bantul_Pelajar dengan sejuta impian

Page 81: E book syair untuk mesir

69 Syair untuk Mesir

Mesir Bergejolak -Jhanen Hidayat-

Gemuruh ledakan senapan

Kerusuhan menjadi pemandangan sehari-hari

Unjuk rasa, bakar-bakaran, sebagai penghias kota

Telah banyak bangsa sebagai korban

Apa yang terjadi?

Inikah kewajaran negeri Mesir

Negari pembantaian

Negeri saling menjatuhkan

Oh tidak …

Ini bukan Mesir

Mesir itu makmur

Mesir itu negeri peradaban dunia

Banyak ilmuan dicetak di Mesir

Lantas mengapa jadi porak-poranda begini

Politik

Politik di belakang semua ini

Perebutan kekuasaan motif di balik semua ini

Apa itu dari dalam maupun luar

Page 82: E book syair untuk mesir

70 Syair untuk Mesir

Semua tak dibenarkan Tuhan

Memang benar manusia penyebab kerusakan di darat dan di

laut

Tapi aku yakin

Masih ada manusia beriman

Di tangan tangan orang baik Tuhan menitipkan kedamaian

Bangkitlah Mesir…

Page 83: E book syair untuk mesir

71 Syair untuk Mesir

Mesir Dalam Kelabu -Muhammad Agya-

Bulan kembali buram

Dengan gulita yang mencekam

Pasir-pasir ikut terdiam

Saat datang pasukan kelam

Menyapa salam temaram

Dengan senjata bungkam

Skenario kudeta paling kejam

Resah mata memandang,

isak tangis anak malang

Dengan kaki bergetar kencang,

membawa jasad orang tua telah terganyang,

Gelisah hati meradang,

senjata tajam meluncur tak terhalang

Menembus gumpalan daging seperti bawang,

yang dengan mudah diiris pedang

Jerit suara membayang,

penantian suami untuk pulang,

hanya tinggal kenangan kerontang,

jihad dalam perang

Page 84: E book syair untuk mesir

72 Syair untuk Mesir

Di bawah panggung wayang,

militer berdiskusi strategi pecundang

Strategi As-Sisi sebagai dalang

Sketsa militer penuh pembantaian

Wanita, anak tak berdosa kian menjadi korban

Siang malam timah panas berpacu penuh desingan

Gas air mata, senjata api menjadi sebuah kebiasaan

Kebiasaan militer Mesir membubarkan para demonstran

Rumah tak lagi aman

Saat sekolah dan rumah sakit menjadi saksi pembakaran

Al-Adawiya pun dibumihanguskan

Sniper semakin lantang

Dengan pelan

Membinasakan para pejuang kebenaran

Bersembunyi di balik atap dinding ketakutan

Apakah kita akan terus mengabaikan?

Apakah kita akan terus menutup mata akan segala

pembantaian?

Masih pantas kah kita mengagung-agungkan media hiburan?

Sementara darah dan air mata mereka tak kunjung pelan

Page 85: E book syair untuk mesir

73 Syair untuk Mesir

Sementara telinga-telinga kecil terbiasa mendengar suara

tembakan

Dan tidur beralaskan ketakutan

Berselimutkan gelisah pembantaian

Atas manusia yang tidak memiliki rasa kemanusiaan

Apakah masih pantas disebut manusia?

Sungai Nil menjadi saksi,

Gurun Sahara ikut menangisi,

Atas perjuangan jihad para mujahid

Mengemban Islam hingga mati syahid

Merekapun juga melawan!

Air mata menghiasi salat malam para penggenggam kebenaran

Alunan doa mengalun menghiasi langit langit yang tak berkian

Ibadah menjadi pilar utama mereka mengumpulkan kekuatan

Dengan bersenjatakan Alquran

menghiasi hati para mujahid-mujahidah penuh dengan

kedamaian

Dengan nilai indah Islam.

Buka mata, buka telinga!

Page 86: E book syair untuk mesir

74 Syair untuk Mesir

Saat media tak lagi dapat dipercaya

Saat pembantaian menjadi sebuah rencana

Untuk memutar balikan fakta

Dengan kezaliman sebagai tumbal utama

Rapatkan barisan kita

Siapkan doa terbaik untuk mereka

Doa untuk negara para nabi

Semoga Allah senantiasa mengampuni

Mesir, dalam kelabu

Kami terus berdoa untukmu

Seiring meluncurnya peluru

Dan sebanyak pasir-pasir yang bisu

Semoga Allah senantiasa menjaga dan meneguhkanmu

Akan pemimpin Islam penghafal Quranmu

Terus berjuang dengan akhlak dan tauhid yang tak

terkalahkan oleh waktu

Sampai kezaliman kembali menjadi tabu

Dari waktu lalu hingga tak tertuju waktu

Kami akan terus bersamamu

# Muhammad Agya_Bekasi_Universitas Gunadarma_Hamba

Allah

Page 87: E book syair untuk mesir

75 Syair untuk Mesir

Mesir dan Sebuah Kesaksian -Khairil Azhar-

Lihat derita manusia di bumi kinanah...

Sebelum Masehi, Firaun membunuhi setiap nyawa yang

lahir...

Apa bedanya kini?

Ada... ada bedanya...

dulu Firaun hanya membunuh lelaki

Kini, lelaki, wanita, tua, muda semua mati oleh tirani..

Dan di mana Musa sang pembela... Kamukah Musa?

Setiap tetes darah yang bersimbah di bumi kinanah...

Adalah saksi atas merahnya keberanian yang memenuhi setiap

nadi rakyat Mesir

Setiap kafan yang membungkus jasad terbujur berjajar...

Adalah bukti kesungguhan juang yang berpuncak paling

tinggi!

Kudeta militer, adalah bahasa paling vulgar dalam kamus

demokrasi...

Pembantaian adalah bahasa paling sarkas dalam kamus

kemanusiaan...

“Kudeta dan pembantaian”... ah...

Page 88: E book syair untuk mesir

76 Syair untuk Mesir

Kedua kata itu sudah lama hilang dari berlembar-lembar

kamus perdamaian kami...

Dan tak pantas ada lagi kecuali menjadi aib dunia...

Menjadikan dunia sesak sesal sesat...

Sesak karena mata melihat, namun mulut tersumpal dan

telinga tersumbat dari kebenaran

sesal bahwa “kudeta dan pembantaian” terjadi tepat di depan

hidungnya...

sesat karena satu dua nyawa berharga, kini ribuan tiada... dan

dunia tak melakukan apa-apa

Tidak cukup mengherankan jika ada makhluk berakal yang

berkoar ini hanyalah isu politik..

Kami pun mengerti jika ada makhluk bernurani yang berteriak

ini hanyalah isu agama...

Karena bumi ini pun masih menyisakan makhluk tak berakal

dan tak bernurani, pongah dan berselebrasi...

Namun syukur bersambut...

bumi pun masih mewariskan manusia berperangkat akal dan

nurani,

hingga bertumbuhlah rasa empati atas isu kemanusiaan ini...

Kami bersaksi atas negeri di sepanjang Sungai Nil

Page 89: E book syair untuk mesir

77 Syair untuk Mesir

Bahwa telah ternoda kain putih perdamaian yang selama ini

kami jaga

Kami pun akan terus bersuara atas nama akal,nurani,empati

dan demi Zat Yang Menciptakan bumi kinanah!

akan datang saatnya di mana diam berarti pengkhianatan

# Khairil Azhar_Medan_IPB_Bunga Sastra

Page 90: E book syair untuk mesir

78 Syair untuk Mesir

Mesir Semangat Hidupku -Muhammad Adil Maulidi-

Tertatih di jalan gelap gulita

Apalah daya kekuatan bagi kami

Tanpa adanya pemimpin akbar Ikwanul Muslimin

Di saat zionisme Israel

Mulai merambah di sekitar Timur Tengah

Tapi ada satu cahaya terang benderang

Yang kelak akan melululantahkan para Yahudi

Ikhwanul Muslimin harus bangkit

Satukan jiwa raga persatuan dan kesatuan

Demi tegaknya Islam dan runtuhnya rezim kafir

Ikhwanul muslimin harus berani

Selalu berusaha bertindak

Pantang menyerah melawan musuh

Tinggalkan dunia ini

Dengan cara yang syahid

Allahu Akbar

# Muhammad Adil Maulidi_Cirebon_MAN Model Babakan

Ciwaringin Cirebon_Santri

Page 91: E book syair untuk mesir

79 Syair untuk Mesir

Mesir, Kami Selalu Bersamamu -Rella Restuati-

Telah terjadi apa yang sudah tersirat

Apakah tidak engkau lihat?

Betapa banyak kerusakan yang teramat sangat

Hingga dunia terasa kiamat

Di sini...

Di bumi para nabi

Bagai tak ada tempat berdiri

Di sini...

Di tanah para nabi telah terkotori

Oleh manusia tak berhati

Tragedi kemanusiaan paling besar dalam sejarah Mesir hingga

hari ini

Bergejolak panas di negeri sendiri

Jerit tangis mengalir sendu

Luka, darah bersatu padu

Berceceran hingga membeku

Manusia keji itu menghancurkan negeri nabi-nabiku

Mereka diserang dengan peluru hidup

Page 92: E book syair untuk mesir

80 Syair untuk Mesir

Perkampungan mereka dibakar

Kudeta terus meraja tanpa mengindahkan persaudaraan

Demi memuaskan jiwa keserakahan

Adakah satu jiwa yang merasa saudara

Terpanggil tuk selamatkan mereka?

Adakah tangan yang merasa satu tubuh

Terulur tuk tangis mereka yang tak terseka?

Mana? Di mana? Siapa?

Adakah kau tahu,

Di sana mereka berjuang hanya bersenjatakan keimanan

Hanya Alquran dalam genggaman

Akankah kita hanya diam?

Mari kita buat barisan

Genggam persatuan

Dalam dekap ukhuwah di tiap jemari jihad

Satukan doa

Pekikkan tabir yang menggelora

Tunjukkan aksi

Buktikan cinta kita pada agama Ilahi

Saudaraku di negeri para nabi

Page 93: E book syair untuk mesir

81 Syair untuk Mesir

Jika kau bertanya, apakah kami melupakanmu?

Tidak... Mesir

Kami selalu bersamamu

Allahummanshurikhwananaal-

muslimiinawamujahidiinafiimishr

# Rella Restuati_Bogor_Universitas Gunadarma_Hamba

Allah

Page 94: E book syair untuk mesir

82 Syair untuk Mesir

Mesir, Mursi dan Ramadhan -Rena Erlianisyah Putri-

Di antara desingan peluru dan dentuman senjata.

Wajah-wajah bercahayakan sinar Tuhan melumurkan darah

dalam balutan kematian.

Asy-Syahid..., jasad memang mati, tetapi jiwa terbang dan

kekal dalam cawan keabadian.

Di atas Arsy-Nya, malam berbisik pada langit pekat di tanah

air tercinta. Adakah saudara baik-baik saja di sana?

Sungguh, kami merapal ribuan doa untuk kalian yang tengah

menanti langit Ramadhan.

Tangan buntung, kaki cacat, tubuh berlumuran darah menjadi

tontonan.

Mata mereka terpejam, tetapi bibir mereka melengkungkan

senyuman. Bertemu kematian dan surga. Beristirahat dalam

pelukan Tuhan.

Ketika itu...

Satu pekan sebelum Ramadhan tiba.

Page 95: E book syair untuk mesir

83 Syair untuk Mesir

Sang Penguasa Haus Darah itu hendak menggulingkan

pemerintahan yang sah. Berteriak lantang dan petantang-

petenteng pada Sang Hafidzh Quran.

Tangannya telah siap menerkam, di belakangnya para serdadu

pongah itu siap menembaki siapa saja.

Menyalakan permusuhan, dendam dan kemarahan. Bahkan

tak mempedulikan tangisan anak kecil yang terjebak di

kerumunan.

Episode Ramadhan yang penuh bungkam.

Tak ada kata, tak ada suara dan tak ada pelukan.

Hanya ada darah, air mata, doa, dan senjata seadanya.

Sesekali, suara teriakkan dan jeritan perempuan dari kejauhan,

mencari ksatria dan buah hatinya di kerumunan tentara-tentara

militer As-Sisi terlaknat!

Ramadhan, maaf aku menorehkan darah dan air mata.

Ramadhan, maaf jika baru doa yang bisa kami persembahkan,

dari bumi Indonesia tercinta.

Page 96: E book syair untuk mesir

84 Syair untuk Mesir

Salam cinta untuk Mesir, Mursi dan Ramadhan di sana.

Sungguh indah melewati Ramadhan dengan kematian.

Kematian yang tak biasa. Kematian para syuhada.

Dan di sana, dari kejauhan, tercium bau surga untukmu wahai

syuhada.

# Rena Erlianisyah Putri _Bandung_Universitas

Padjadjaran_Nama pena Rere Karerina. Bertempat tinggal di

Bandung. Lulusan Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran,

Jurusan Biologi. Sejumlah goresan tangan berupa opini,

artikel, dan puisi, telah dipublikasikan di beberapa media

online.

Page 97: E book syair untuk mesir

85 Syair untuk Mesir

Mesir: Darah yang Mengukir Sejarah -Suciati Zen Nur Hidayati-

Tiga Juli Dua Ribu Tiga Belas,

Reka memula rakyat Mesir tumpah ke jalan

Memintal jumlah yang semakin tebal menekan arah

Atas nama kecintaan yang mendarah

Kepada pemimpin yang dinantinya mereguk berkah

Satu dua pekan, dan Ramadhan pun lekang

Hati junta itu dipinjam binatang

Rabiah Adawiyah jadi pasar pembantaian

Rumah sakit jadi kandang pembakaran

Warga dan saudara jadi santapan perang

Tak terhenti meski darah mengucur di mana-mana,

Menjadi khas syahid yang mengaroma

Ratusan – ribuan tubuh terkoyak tak berdosa

Padahal sujud sedang khusyu’ menggelora

Ah, mereka memang bukan insan biasa

Yang menyumbang darah untuk mengukir sejarah

Yang tegap berdiri tak mengalah

Page 98: E book syair untuk mesir

86 Syair untuk Mesir

| ~ Kami akan mati bersama mereka. Tidak ada yang

dapat mengalahkan orang yang

mecintai kematian. Nafas kebenaran lebih panjang

dari nafas kebathilan ~

# Suciati Zen Nur Hidayati_Mahasiswa_Universitas

Indonesia_Seorang muslimah yang sedang menjaga prinsip,

menggali dan (berharap bisa) berbagi inspirasi

Page 99: E book syair untuk mesir

87 Syair untuk Mesir

Mesirku Berdarah Saat Ini! -Farida-

Beratus-ratus ribu jiwa berjejer rapi

Tersusun bagaikan batu bata yang dipersiapkan untuk sebuah

bangunan

Tapi apakah mereka dipersiapkan untuk kepentingan yang

namanya Zionis dengan mobil penggerak yang bernama

Yahudi?

Sungguh sadis...! Jiwa mereka saat ini telah mati...

Ya..., mati dilumuri keanggukahan untuk menguasai dunia

Mati karena tidak ada hati nurani

Mati meninggalkan jejak yang tercium oleh kami bau

busuknya!

Bau tercium hingga hidung dan seluruh mata indera tak

sanggup kalau hanya berdiam diri

Diam tak berbuat apa-apa

Aku tak bisa melakukan itu....

Mesirku masih terus berjuang hingga syahid disandang oleh

pemuda-pemuda yang menaungi negeri Piramid itu

Mereka lebih baik mati dengan jiwa dan dalam keadaan suci

Meskipun peluru-peluru bertengger di tubuh hingga tak

terlihat lagi

Page 100: E book syair untuk mesir

88 Syair untuk Mesir

Hingga tak dirasa sakitnya lagi

Disebabkan rasa bangga mati sebagai kesatria

Meskipun tubuh akan gosong karena gas-gas yang

disemburkan oleh musuh-musuh mereka

Namun jiwa tak akan pernah gentar

Namun gerak tak akan pernah mundur

Karena jiwa memiliki cita-cita mati sayhid sebagai syuhada

Kami terus melihat perkembangan pergolakan Mesir

Tapi pemimpin kami hanya bisa mengatakan turut prihatin..

Padahal sejarah Indonesia tercatat juga karena adanya

pengakuan dari Mesir

Ke mana jiwa pemimpinmu saat ini wahai orang yang

berkuasa

Tidakkah dirimu bisa berbuat yang lebih dari itu?

Berbuat hingga semua pemimpin dunia membuat blokade

setiap pergerakan Yahudi laknatullah

Kenapa kekuasaanmu tak bisa kau manfaatkan untuk

kepentingan agamamu sendiri?

Kalau kau diam saja, apakah aku harus mengikuti dirimu dan

menyandang gelar sebagai rakyatmu juga?

# Farida_Sumatera Utara_SGI Dompet Dhuafa_Hidup harus

bermanfaat untuk umat

Page 101: E book syair untuk mesir

89 Syair untuk Mesir

Nafsu Duniawi -Ade Ubaidil-

Lagi-lagi masalah politik

Kisah yang tidak henti untuk diulik

Menggelitik, meski dalamnya membuat mata mendelik

Menelisik tajam, tak jarang kehadirannya mengusik

Ini tentang kekuasaan

Jiwa pongah dan tidak saling mengalah

Justru saling menjatuhkan; menghancurkan

Baku-hantam menyerang, merasuk paksa melalui

batin

Pergolakan melebar, menindas ketidakadilan

Mesir, air mata darah tumpah membasahi tubuhmu yang

gersang

Puluhan napas tak bersalah, hilang melayang

Masjid-masjid pun merah padam

Muslim di penjuru bumi menggeram

Untaian doa berkabung selimuti langit

Memohon perlindungan untukmu memingit

Cairan berwarna merah anyir berbau angit

Kuatkan hatimu, kuatkan imanmu...

Lagi-lagi muslim terlibat

Saling babat, tanpa pandang umat

Persaudaraan hancur karena nafsu duniawi

Page 102: E book syair untuk mesir

90 Syair untuk Mesir

Tak peduli tentang kehidupan yang abadi; nanti

Alam akhirat menunggu, Hakim sebenar-benarnya

yang akan mengadili

Tak bisa mengelak, tak lagi bersorak

Hanya amal perbuatan yang akan menguak; kelak.

# Ade Ubaidil_Cilegon_Universitas Serang Raya_Ade

Ubaidil lahir di serang, 02 April 1993. Mahasiswa di

Universitas Serang Raya (UNSERA), fakultas Teknologi

Informasi mengambil jurusan sistem komputer. Karyanya

sudah ada yang dibukukan seperti pada antologi puisi Kejora

yang Setia Berpijar & antologi puisi Bukittinggi : Ambo di

Siko (FAM Publishing, 2013), dalam antologi Flash Fiction

dan puisi My Love Dream (Soega Publishing, 2013) ,antologi

FF pada buku berjudul Secret Admirer dan buku Misteri

Angka 13 (Penerbit Harfeey, 2013). Antologi surat

berjudul “Surat Untuk Indonesia” (AE Publishing, 2013)

Event FF antologi berjudul Little Kartini (2A Dream

Publishing, 2013). Juara 1 cerpen tingkat Mahasiswa di

kampus UNSERA 2013, juga juara 2 esai tingkat Mahasiswa

se-Banten 2013. Bisa dihubungi melalui akun facebook: Ade

Ubaidil Quadraterz, atau twitter @ade_Quadraterz, juga bisa

mengunjungi blog www.Quadraterz.blogspot.com.

Page 103: E book syair untuk mesir

91 Syair untuk Mesir

Nill Berdarah -Rizky Amalia-

maka ketika ribuan hujan ledakan hari itu tak terlihat lagi

keindahan kota piramida kemegahannya tertutupi puing-puing

yang menjadi debu

kendaraan yang tadinya berlalu lalang berubah menjadi mayat

bergelimpangan

Sungai Nil pun menjadi saksi tragedi berdarah hari itu ketika

ribuan senjata tentara zalim membidik masa yang meminta

keadilannya

Ya , keadilan ditegakkannya kembali hukum Allah tapi suara

mereka hari itu hanya menjadi saksi bisu betapa keadilan

takkan pernah ada ditengah kerusakan sistem yang sudah

membusuk di muka bumi

# Rizky Amalia_Balikpapan_Universitas Balikpapan_Hamba

Allah

Page 104: E book syair untuk mesir

92 Syair untuk Mesir

Penguasa Bermuram Durja -Rima Wulandari Fahmi-

Desingan peluru membombardir di mana-mana

Hingar bingar kini tak nampak lagi di sana

Kini,

Jeritan terdengar menggema di setiap sudut kota

Semua orang beringsut lari bertebaran tak karuan

Rumah, gedung, bahkan bangunan yang menjulang tinggi pun

seketika ambruk

Di balik puing-puing reruntuhan

Nampak terlihat mayat yang membujur kaku bersimbah darah

Mata yang terbelalak meneteskan air mata nanar

Tangan memegang dada yang luka

Bibir dikatupkan merintih, menahan rasa sakit

Karena bidikan peluru yang menghantam dadanya

Wahai para penguasa dunia!

Tidakkah engkau takut?

Tidakkah engkau teteskan air matamu?

Melihat manusia yang tak berdosa mati, jatuh di tangan para

penguasa sepertimu?

Page 105: E book syair untuk mesir

93 Syair untuk Mesir

Wahai para penguasa yang bermuram durja

Sungguh, tangan-tangan jahilmu adalah luka bagi mereka

Lidahmu yang bersilat adalah bisa bagi mereka dan

Keberadaanmu adalah nestapa bagi mereka

# Rima Wulandari Fahmi_Mahasiswa Universitas Siliwangi

Tasikmalaya_Pelantun asma-Mu

Page 106: E book syair untuk mesir

94 Syair untuk Mesir

Rabiah Al-Adawiah Oase kerinduan -Sodikin Abu Nahwannur-

Rabiah Al-Adawiah oase kerinduan

Saat kutatap jutaan manusia berdiri dan bersujud

Di suatu malam 27 Ramadhan malam penuh kemuliaan

Sudah beberapa hari berjuta manusia begitu tabah

Ditampari teriknya matahari diselimuti kabut malam

Menyerukan nada keadilan yang dirampas para durjana

Rabiah Adawiah oase kerinduan

Tak terbayang sebelumnya akan ada banjir darah

Jeritan kesakitan tangisan anak kecil diantara

Senyum kebahagiaan para syuhada

Tiba-tiba jiwaku bergolak darahku mendidih

Air mata menganak sungai

Kala kutatap beribu manusia dengan Alquran

Di tangan, di mulut dan di hatinya

Satu persatu gugur dalam pelukanmu

Rabiah Adawiah oase kerinduan

Jiwaku begitu letih terlempar dalam kesunyiaan

Ketidakberdayaan menghalau kekejaman

Namun embun kebanggaan menetes dalam jiwaku, saat

Page 107: E book syair untuk mesir

95 Syair untuk Mesir

Kutatap parade syuhada berbaris menuju surga

Mulutnya tak henti melempar hinaan

Pada dunia yang tak punya mata, mulut dan telinga

Mulutnya tak henti mencibir para penguasa yang tuli dan bisu

Rabiah Al-Adawiah

Kurindu terbaring dalam pelukanmu

# Sodikin Abu Nahwannur_Bandung_LSM

FREKUENSI_Perindu para syuhada

Page 108: E book syair untuk mesir

96 Syair untuk Mesir

Rintihan Hati -Erna S.A.-

Entahlah,

Sendi memberontak menegangkan syaraf

Memporak-porandakan setiap sudut ruangan

Panas, meluap hingga mendidih pada kelopak mata

Menangis, pilu, tanpa daya

Entahlah,

Karena kita satu atap dalam kiblatkah

Perasaan ini kerdil mengigil mendengar dan melihat

Tragedi kemanusiaan yang akbar di Mesirmu?

Entahlah,

Kawah ini sudah tak mampu berhenti

Lalu detik memperingatkan „Kapan pergerakan nuranimu?‟

Sebab, jarak dan waktu memisahkan pertempuranku

Tidak juga si berduit dan juga yang berkuasa

Dan bimbang menyeret dalam tindakan yang mati

Entahlah,

Penggalan harap tersusun rapi dalam lemari doa

Sebab hanya ini yang bisa menemani

Page 109: E book syair untuk mesir

97 Syair untuk Mesir

Tangisan si kecil hilang susu ibunya

Jasad tak berpenghuni bermandi anyirnya darah

Dan entahlah,

Adakah rintihan ini mampu menyemangatimu

Dalam berjuang di sana?

# Erna S.A_Palembang_Buruh kontrak_Manusia biasa

Page 110: E book syair untuk mesir

98 Syair untuk Mesir

Rumah Sakit Darurat Rabiah Al-

Adawiyah -Buchori Jawahir-

Lantai darah

Udara penuh gas air mata

Rentetan tembakan

Tubuh-tubuh bersimbah darah

“Biarkan mereka semua mati!”:

Teriak serdadu As-Sisi

Tak lama kemudian

Asap hitam membumbung ke udara

Membakar rumah sakit lapangan itu

Menghanguskan tubuh-tubuh penuh luka

Tak tersisa

Mereka saudara-saudara kita

Page 111: E book syair untuk mesir

99 Syair untuk Mesir

Sadarmu untuk Mesir -Santoso Permadi-

Tidakah kau dengar suara bising dari media masa tentang

saudaramu,

Ah, mungkin kau lupa karena lebih seringnya dengar lagu-

lagu kesukaanmu,

Tidakkah kau lihat betapa banyak saudaramu yang terluka

karena peluru yang menembusnya,

Ah, rasanya terluka karena cinta lawan jenis lebih suka kau

urusi dari pada mengurusi mereka.

Harusnya kau malu,

Melihat saudaramu yang berjuang hidup untuk agamanya,

Harusnya kau malu,

Melihat saudaramu yang tiap harinya siap untuk menjadikan

syahid baginya.

Harusnya kamu malu,

Kau siap mati konyol dalam dekapan gitarmu, rokokmu atau

telepon genggamu,

Sedangkan mereka mati dalam dekapan kerinduan dengan

Rabb-Nya, menggenggam Alquran atau pun senjata untuk

menjaga dirinya.

Page 112: E book syair untuk mesir

100 Syair untuk Mesir

Mungkin kamu lupa, Allah pernah menamparmu ketika nama

Afganistan gempar,

Allah menamparmu juga ketika tercuat tentang muslim Irak,

Palestina, Suriah dan Myanmar?

Tidak cukupkah itu semua telah menampar wajahmu hingga

memar?

Berapa banyak lagi korban yang harus wafat untuk

menyadarkanmu untuk mendengar?

Berapa banyak? Ratusan? Ribuan? Atau jutaan saudaramu

yang akan hancur.

Hingga kabar dari Mesirpun datang dengan ribuan

prahara dan Allah pun kembali menamparmu.

Jika kau kunjung tak mau dengar, tak kunjung sadar.

Mungkin wajahmu itu wajah tebal, kebal dari kebaikan dan

condong pada keburukan.

Saudaramu telah mati,

Saudarimu telah mati,

Mati dalam kemuliaannya, sedangkan kita masih hidup

dengan kehinaannya,

Saudarku sadarlah,

Page 113: E book syair untuk mesir

101 Syair untuk Mesir

Saudara kita sudah banyak yang terbunuh bersimpuh darah,

Saudaraku sadarlah,

Ini fitnah dunia menandakan hari kiamat akan datang

gelapkan hari yang cerah,

Tanyakan pada hati, apakah sanggup membantu perang yang

terjadi di Mesir, Palestina dan negara lainnya. Karena untuk

memerangi rasa "Sombong" , "Apatis" dan "Nasionalisme

Fanatik" pada dirinya saja masih terus kalah dan terus dijajah.

Bukan diri tak menghargai, namun tengoklah sejarah siapa

yang pertama kali tegaskan diri untuk katakan Indonesia

adalah Negara yang Berdaulat dan Merdeka.

Mesir dan Palestina bukanlah hiasan sejarah. Mereka adalah

pendukung utama atas kemerdekaan dan kedaulatan

Indonesia,

Kini mereka dijajah buminya, buminya porak poranda,

nyawanya terus berkurang tiap harinya,

Tamparan demi tamparan sudah begitu mengena,

mereka pesiapkan kain kafan sendiri untuk mempersiapkan

kesyahidannya,

Page 114: E book syair untuk mesir

102 Syair untuk Mesir

Begitu menyeramkan, menakutkan dan menghunus hati

manusia untuk tergerak kembali membuat mereka terhormat

dan mulia,

Apakah ini cara kita berterima kasih kepada mereka yang

telah berdiri di garda paling depan ketika Indonesia hendak

merdeka?

Di balik ini semua, aku bangga dengan mereka pejuang agama

Allah,

Siapapun ia, kini Mesir jadi primadona hati kami yang

gundah,

Betapa tidak , dalam kunut selalu tersisip doa untuk mereka ,

Walau tak lupa untuk negara lain seperti Palestina, Myanmar

dan Suriah,

Oh duhai, aku mencari “Sadarmu untuk Mesir”

Ya Allah Yang Maha Membolak-balikan Hati

Tetapkan hati di atas agama-Mu

Buka hati kami, yang sebelumnya tak sadar banyak saudara

kami yang telah mati

Buka hati kami, yang masih enggan untuk peduli pada

saudara-saudara kami

Buka hati kami

Page 115: E book syair untuk mesir

103 Syair untuk Mesir

Buka hati kami

Cerahkan hati kami...

“Tidak perlu menjadi warga Mesir untuk bisa berempati.

Cukuplah Anda menjadi manusia.”

(Receb Tayib Erdogan, PM Turki)

# Santoso Permadi_Depok_Universitas Gunadarma_Sadarmu

untuk Mesir.

Page 116: E book syair untuk mesir

104 Syair untuk Mesir

Sejuta Doa untuk Mesir -Elis Sholehati-

| Mewakili sejuta insan yang peduli Mesir...

Ketika nurani bicara, hati seolah berbisik

Dalam balutan doa dan rinai air mata

Kami kirimkan sejuta doa

Teruntuk saudara-saudaraku di Mesir sana

Teruntuk para syuhada yang syahid bersimbah darah

Teruntuk rakyat jelata yang menjadi korban tanpa dosa

Teruntuk Ikhwanul Muslimin yang berjihad di medan juang

Demi tegaknya konstitusi dan demokrasi yang

berprikemanusiaan

Dan teruntuk presiden Mesir tercinta, Muhammad Mursi...

Yang menjadi sasaran kudeta militer yang kejam dan tirani

Wahai Allah pemilik seluruh alam raya…

Kepada-Mu bermuara doa

Kepada-Mu kami panjatkan sejuta doa teruntuk saudara-

saudaraku di sana

Yang berjuang bersenjatakan iman dan takwa

Melawan peluru tirani yang tak berprikemanusiaan

Page 117: E book syair untuk mesir

105 Syair untuk Mesir

Ya Allah…

Tabahkan hati saudara-saudaraku, saat linang air mata mereka

mengalir deras

Melihat sanak saudara syahid berlumur darah

Menjadi korban yang tak berdosa oleh rezim yang tak

bermoral

Ya Allah…

Beri mereka kekuatan untuk terus bertahan

Beri mereka kekuatan untuk terus berjuang menghancurkan

kebiadaban

Beri mereka kekuatan untukmenghentikan kebatilan di tanah

Mesir mulia

di negeri para nabi bermula

Ya Allah…

Darah mereka adalah darah kami jua

Jiwa mereka adalah jiwa kami jua

Kami ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh terluka

Maka seluruh tubuh akan terasa sakit

Kami mohon kepada-Mu Yaa Rabb, balutlah luka mereka

dengan cahaya kemenangan

yang akan berpihak pada kebenaran dan keadilan yang hakiki

Jangan biarkan Yahudi tertawa dengan propaganda mereka

Page 118: E book syair untuk mesir

106 Syair untuk Mesir

Ya Allah…

Dzat Yang Maha Pengasih, Dzat Yang Maha Penyayang dan

Dzat yang tidak pernah tidur dalam mengurusi makhluk-Nya

Dengarlah sejuta doa dari kami

Dengarlah rintihan saudara-saudara kami di sana

Kami percaya dengan pertolongan-Mu

Kami percaya dengan rencana-Mu, Yaa Rabb

Bahwa kemenangan akan selalu berpihak pada kebenaran

Tetaplah berjuang saudara-saudaraku di Mesir sana…

Janganlah gentar, jangan pernah menyerah dan putus asa

Kami di sini untukmu…

Mengirimkan sejuta doa dan aksi solidaritas bersama

Meski kita tak pernah bertemu, tak pernah bersapa, dan tidak

pula dalam satu tanah air yang sama

Namun, yakinlah hati kita dalam satu tujuan yang sama

Yakni Allah, Rasulullah, dan Islam di dada ini serta

kebenaran yang harus dipertahankan

Izinkan kami meneriakkan jeritan luka hati kalian

Walau hanya sekedar lewat puisi sederhana, dan untaian doa

serta aksi solidaritas yang tak sebanding dengan aksi

perjuangan kalian

Page 119: E book syair untuk mesir

107 Syair untuk Mesir

Agar seluruh dunia tahu

Agar seluruh dunia mendengar

Isak tangis bermandikan darah saksi biru perjuangan pilu

kalian

# Elis Sholehati_Cirebon_Universitas Gunadarma_Hamba

Allah

Page 120: E book syair untuk mesir

108 Syair untuk Mesir

Sekelebat Bayang Semu -Fajar Nugraha-

Sekelebat bayang semu!

Sekelebat bayang memanah darah

Memerahlah wahai tanah peradaban

Usung singgasana syahid dalam hati

Pekik jiwa penjemput takdir mujadid

Sekelebat bayang itu musuhmu

Sekelebat bayang itu pun musuh-Nya

Sekelebat bayang itu debumu

Sekelebat bayang itu pun debu-Nya

Biarlah bergelimpang jasadmu

Biarlah berceceran darah hangatmu

Biarlah air mata menggenangmu

Biarlah, biarlah, Allah ada dalam setiap jasad, darah, dan air

matamu

Wahai sang pemula peradaban

09.00, 21-8-2013

# Fajar Nugraha_Garut_Pascasarjana UPI

2012_Untuk Mesir, Allahuakbar!

Page 121: E book syair untuk mesir

109 Syair untuk Mesir

Senandung Musim Semi -Yudi Rahmat-

angin sepoi bertiup sendu di ranting membisu

mentari malu menelusup di kaki langit

awan putih merah semburat keemasan di angkasa

embun pagi laksanan mutiara di ujung waktu

kebenaran hakiki tidaklah bergantung banyaknya masa

ada kalanya kebenaran begitu menyakitkan

bersiaplah kemungkinan terburuk di hadapan menghadang

konsekuensi mati berkalang tanah taruhannya

Mesir di kala musim semi menyambut di Timur Tengah

musim penuh bunga-bunga bermekaran mewangi

musim menyambut mentari menari-nari di wajah

cinta membuncah bergejolak di dalam dada

musim berganti begitu cepat di tanah para nabi, Mesir

kini keindahan musim semi laksana ganasnya padang senja

„mereka‟ tidak rela dengan tegaknya kalimatullah

„mereka‟ pecinta kezaliman di muka bumi

perubahan itu pasti kan dan harus terjadi

Page 122: E book syair untuk mesir

110 Syair untuk Mesir

kita rindu khilafah di muka bumi

kita rindu masa-masa keemasan Islam di muka bumi

kita rindu satu cinta kepada rasul

Mesirku kini, Mesirku sayang

darah para syuhada kini membanjiri tanahmu

mereka paham akan arti semuanya

demi tegaknya kalimatullah di dasar dada

hanya doa kini bisa kupanjatkan untukmu

perubahan peta kehidupan terus bergulir di atasmu

yakinlah kezaliman akan musnah laksana debu

para setan ad-dajjal kan pergi didustakan

tanahmu kan terus menuntut para syuhada

pecinta kehidupan akhirat kelak yang mengalir air di

bawahnya

lebih baik mati berkalang tanah, dari pada jadi kacung

pecundang

Yaa Rabb…!

pantaskan mereka di sisi-Mu

Yaa Rabb…!

berilah mereka kekuatan lahir dan batin

Page 123: E book syair untuk mesir

111 Syair untuk Mesir

dalam menghadapi perang kalimat tauhid

Yaa Rabb…!

binasakanlah para pemimpin negeri Islam pengecut

yang bahkan tidak peduli saudara seiman

Yaa Rabb…!

jadikanlah musim semi berkabut merah darah di negeri Mesir

sebagai pokok perjuangan semua muslim

sesungguhnya surga hanya bisa digapai hati yang ikhlas dan

teguh

Aamiin...!

Page 124: E book syair untuk mesir

112 Syair untuk Mesir

Senandung Peduli untuk Mesir -Al-Haya Haurah (Nunik MC)-

Mesir kini menjadi kita, hanya bagian para manusia-manusia

bernurani

“Hanya ketika aku di surga, aku bisa beristirahat.”

Dan itu kau, mujahid–mujahidah kudeta Mesir „13

Kau menuju Allah kita dengan senyuman mempesona semesta

Semesta bertahlil, berbangga yang teramat

Mesir belum pernah kujumpai

Tak terbayang indahnya hamparan kota itu

Namun terbayang lautan Mesir yang berdarah kini

Menjadi kota perjuangan pahlawan sejati yang berhadiah

kemuliaan

Tak perlu dibayangkan, lihatlah karena ini nyata!

Membunuh manusia dengan membabi buta

Kematian seperti halnya sarapan pagi

Yang terus mengenyangkan biadab militer setiap harinya

Perjuangan berdarah ini sekedar bersenjatakan iman

Berbajukan keberanian

Page 125: E book syair untuk mesir

113 Syair untuk Mesir

dan berkendara doa-doa penuh harapan ,

Senjata ini tak semahal mereka, tapi istimewa karena penuh

keimanan

Suara-suara berderu di setiap sudut Indonesia

Bagaimana tidak?! Mereka saudara kami, berdarah!

Tindakan ini adalah keterbatasan, tapi bukan penghalang

Atas nama nurani, aksi kecil tetap kami suarakan

Mengapa amat berat Mesir (para syuhada itu)?

Mungkin setan sudah tak mempan menggodanya

Amalan yaumiah-nya sudah demikian indah

Sunah-sunah, pun insannya sudah sedemikian ahsan

Hingga Allah uji dengan tingkatan luhur berbalas semerbak

surga

Dari sudut sini kami kencangkan pinta

Doa-doa terukir atas nama nurani

Para syuhada berdarah, kamipun.

Karena kami satu, semoga lekas luka ini kering dan sembuh

Semoga kami kuat atas apapun ketetapan-Mu,

Berjuang untuk kemenangan Islam,

Antara susah dan senang biar Allah yang pilihkan

Page 126: E book syair untuk mesir

114 Syair untuk Mesir

Karena kami tak tahu mana yang terbaik bagi hidup kami

Satu saja,

Semoga semua akan baik-baik saja dengan khawatir yang

tepat

kami percaya ketetapan-Mu lebih penting,

Bandung, 21 Agustus 2013

# Al-Haya Haurah (Nunik MC)_Bandung_Unisba_(Sarjana)

Pembelajar Kehidupan

Page 127: E book syair untuk mesir

115 Syair untuk Mesir

Sepenggal Kisah dari Mesir -Catur Suseno-

kala dunia tersusun rapi seisinya,

kehidupan berawal damai semestinya,

tangan-tangan tirani mulai mulai mengusik indahnya,

terkuasai manusia yang peduli akan dirinya,

perang pun berkecamuk,

pemberontakan,

kematian,

tangisan,

dan tetesan darah mengalir

layaknya Sungai Nil dari Ethiopia hingga Mesir

dunia gusar,

kaum tak mengerti hanya diam,

bisu,

buta,

mereka saudara kita,

matipun rela demi kebenaran

# Catur Suseno_Sukoharjo_Bukan kaum tirani

Page 128: E book syair untuk mesir

116 Syair untuk Mesir

Sepucuk Surat untuk Saudaraku -Ade Irma-

Apa kabarmu saudaraku?

Tak sepatah katapun kudengar

Hanya bisu, hening dan mata sedihmu

Aku terpaku menatap dalam sunyimu

Aku tak jemu bertanya dan kau tak pernah balas

Hanya senyap, sementara tatapan nanar matamu seolah

bercerita tentang sesuatu

Tetesan dukamu mengendap dalam pori-pori sukmaku,

meremangkan buluh pikiranku

Aku tersadar hal yang buruk tengah menimpamu

Aku bertanya pada angin yang lalu, angin

pun berbisik-bisik lirih…

Aku tak mengerti itu terjadi

Aku tak mengira itu nyata

Aku tak menduga itu ada

Tentang suatu tragedi yang ngeri

Tentang kisah deru-derita negeri para nabi

Tentang pembantaian yang tak berperikemanusiaan

Tentang desingan peluru yang liar menyerbu

Tentang sepenggal keluh kesah para anak manusia

yang tak berdaya

Page 129: E book syair untuk mesir

117 Syair untuk Mesir

Mesir, tempat yang kukira aman sejahtera

Aku tertunduk lalu menatapmu yang semakin murung di

mataku

Aku tahu kau mengharapkanku

Seperti dulu kau mendukung perjuanganku

Dalam hamparan sajadah ini kupanjatkan doa

pada-Mu, Yaa Rabb…

Sambil berbisik sendu kuucapkan…

Sabar saudaraku, ingatlah keadilan Allah pasti akan

menang

# Ade Irma_Sukabumi_Alumni UPI Bandung/SMPN 8 kota

Sukabumi dan SMP Islam Alazhar 7 Sukabumi_ Sepucuk

surat untuk saudaraku

Page 130: E book syair untuk mesir

118 Syair untuk Mesir

Suatu Hari di Kamar Tidurku -Hastira Soekardi-

Suatu hari di kamar tidurku...

Kudengar sayup-sayup berita tentangmu..., tapi suara itu

terdengar seperti rintihan kesakitan

anak-anak berlari-larian, bersembunyi di reruntuhan rumah,

entah apa lagi...

tapi suara rintihan itu masih ada..., dekat-dekat... menyapa

telingaku... masih merintih...

menahan sakit... luka tembakan ada di dadanya... darah...

darah membasahi tubuhnya....

Kudengar lagi... kudengar keluhan... haus... air, haus, sayup-

sayup suara itu..., air... air... haus.

tolong, tolong...

kukejapkan mataku... kulihat sekelilingku... tak ada orang

lain... tapi lagi-lagi terdengar rintihan

kesakitan... bingung, aku bingung

Kumelangkah menuju pintu... bayang-bayang orang ada di

hadapanku, kupegang tangannya... dingin,

wajahnya pucat penuh darah dengan luka tembakan di dada...

Ia berkata, orang-orang di Mesir mati, luka-luka, banyak...

mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan

Page 131: E book syair untuk mesir

119 Syair untuk Mesir

semua gelap, penuh asap, suara riuh dengan suara tembakan

yang bertubi-tubi

Tolong kami, tolong Mesir, hancur lebur dalam duka yang

panjang... tolong...

Tiba-tiba...

Kuterlonjak dari tempat tidurku, nafas berpacu cepat dengan

detak jantung yang semakin berdebar

mengiringi irama-irama yang mengguncang jiwa

Astaga..., kuhanya bermimpi...

bayang-bayang kesuraman di Mesir seperti nyata di pelupuk

mataku...

Betapa rintihan itu menyayat hati ini tuk melihat insan-insan

yang harus terjebak dalam perang tak berujung...

# Hastira Soekardi_Cirebon_SMA Santa Maria 2_Ingin

berbagi dengan kata-kata puitis

Page 132: E book syair untuk mesir

120 Syair untuk Mesir

Surat untuk Firaaun -Surahmanto-

Wahai Firaaun...

Coba buka matamu, coba buka telingamu...

Lihatlah... dengarlah...

Ketika saudara-saudaraku sedang bercengkrama dengan Sang

Rahman...

Pantaskah anak-cucumu menari-nari dengan peluru di dada

dan kepala saudaraku.

Mereka menjerit... Ya Firaaun...

Tapi, jeritan mereka adalah jeritan kebahagiaan karena gugur

sebagai syuhada,

Mereka menangis... Ya Firaaun...

Tapi, tangisan mereka bukan tangisan karena kematiaan

saudaranya... tapi tangisan mereka untuk dirinya sendiri yang

menginginkan gugur sebagai syuhada...

Wahai Firaaun...

cepat atau lambat kami semua pasti akan mati dan bukan

kematian di tempat tidur yang kami inginkan atau bahkan

bukan seperti kematianmu yang kami inginkan kami ingin

gugur sebagai syuhada...

kami ingin mulia di akhirat...

Page 133: E book syair untuk mesir

121 Syair untuk Mesir

dan kami juga akan benamkan keinginan kami pada dada

anak-cucu kami agar benih-benih generasi yang terbaik selalu

tumbuh di muka bumi ini

Salam jari tenggah kami untuk anak-cucumu yang biadab

yang membantai saudara-saudara kami,

ttd manto

# Surahmanto_Dkd Magelang Jl. Serayu Timur 2, Menowo

Kedungsari Magelang

Page 134: E book syair untuk mesir

122 Syair untuk Mesir

Surat untuk Negeri Berjejak Yusuf -Retno Novita S-

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Pertama, karena ramainya media kemukakan tentang engkau

di sana, yang bersimbah darah hingga merenggang nyawa di

tanah anbia.

Kedua, karena rinduku pada junjungan semesta alam,

Muhammad Rasulullah…, seperti apa yang kau rasa, wahai

Rasulullah, saksikan umat tercintamu hakimi sesama

keturunan Adam.

Ketiga, karena Allah Maha Kuasa atas janji-Nya, selamat

wahai engkau saudaraku atas syahid dan perjuanganmu,

semoga engkau sejahtera berada di surga-Nya.

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Lagi dan lagi, ini adalah soal kebenaran, di zaman kita saat ini

krisis moral tertindas oleh krisis moneter dan krisis politik,

siapa yang kuat serta berkuasa maka lebaran sayap terbentang

hingga penguhulu bumi.

Lalu menyoal kebenaran itu tersimpan di nomor terbelakang,

dilenakan oleh khayal kekuasaan sampai Alquran nurkarim

merasakan panasnya api dunia.

Page 135: E book syair untuk mesir

123 Syair untuk Mesir

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Engkau adalah pecinta tilawah dan murajaah, Alquran

melebihi isi hati yang tersimpan kalam dan janji-janji Sang

Maha Suci lewat keabsahan Jibril dan terlisankan oleh rasul.

Engkau saudaraku para syahid dan pejuang ujian-Mu

bukanlah rasa lalai dan malas tadaburi Alquran, namun

serangan para musuh Allah yang kemudian engkau lawan

untuk tegakan agama rahmatanlilalamin di negeri berjejak

Yusuf dan Firaun.

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Bahwa Firaun berkamuplase di wajah-wajah sesama anak

cucu Adam yang terbuai oleh jaminan zionis lalu hilang akal

dan rasanya.

Tidak lagi rasul yang utama sebagai panutan, namun penguasa

barat yang takut tangan guritanya terguncang mereka patuhi.

Bagi Rasulullah tidak ada abu di antara hitam dan putih, jika

putih adalah kebenaran dan bermuara langsung pada titah

Illahi Rabbi, maka pilihan selain itu tak akan pernah ada.

Para muhajidin di negeri Mesir engkau yang rela tanggalkan

gemerlap dunia untuk tujuan akhirat dan tegaknya Islam,

semoga bala tentara Allah kuatkan tekadmu dan semoga

syafaat rasul tercurah untukmu.

Page 136: E book syair untuk mesir

124 Syair untuk Mesir

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Keringatmu, teriakanmu, eranganmu, kobaran semangatmu,

darahmu dan remuknya benulangmu oleh timah-timah yang

menembus sebagian badanmu tak akan pernah ada yang luput

dari perhitungan Allah, bersabarlah dan jangan pernah

tumpahkan linangan air mata, meski hanya doa kami

saudaramu di seluruh bentangan dunia tak akan luput

mengenang engkau.

Cukuplah kami di sini yang berurai tangis karena malu tak

mampu peluk engkau dalam dekat, serta malu oleh kekokohan

imanmu hingga ujian yang Allah berikan tak berbanding

secuil kukupun dengan kemalasan diri ini.

Saudaraku, aku tulis ini dengan getar di dada.

Meski engkau tak akan pernah baca surat ini, namun semoga

kita bertemu di surga-Nya yang indah.

Di sini hendakku bentangkan kain berbulu hangat, lalu siap

dengan kapuk empuk beralas kantung dari selendang halus,

tibalah pembaringan duniawi menjelma sambut kepakan

mimpi di lorong malam yang sepi.

Di sana darah berkobar undang malaikat pencabut nyawa,

gema takbir adalah gaungan sakral pemecah kebisuan.

Bahwa Allah bersamanya, bersama mereka pada syuhada

Page 137: E book syair untuk mesir

125 Syair untuk Mesir

Di sini dalam pembaringan selepas wudu terlaksana, debar

jantung tak menentu apakah esok tetap bernafas atau tidak,

lalu jaminan apa yang dipunya?

Di sana meski air mata menjelma rasa perih tertinggal kekasih

namun senyum diemban bibir karena muhajidin terjamin

balasnya, surga

Di sini negeriku ramai oleh petinggi yang terduga suapan

uang.

Di sana negerinya ramai oleh dentuman laras panjang dan

jeritan tangis haru.

Di sini Allah limpahkan kedamaian dengan ujian kesenangan

dan ketidakadilan.

Di sana Allah limpahkan rahmat-Nya, hati yang sabar dan

lapang hidupkan para pejuang Islam untuk bersatu seperti nabi

dan umat-Nya terhadulu.

# Retno Novita S_Garut_STIKes Karsa Husada

Garut_Rembulan Perak

Page 138: E book syair untuk mesir

126 Syair untuk Mesir

Teruntai Kata Untukmu, Mesir -Yunia Praptawati-

Apa yang membuat mereka dapat bertahan?

Di antara air mata, darah yang selalu berkucuran

Dan nadi yang tak pernah diketahui sampai kapan akan

berdenyut

Ternyata Allah berada di hati- hati mereka yang bersih

Bukanlah sandiwara atas kain kafan yang mereka bawakan

Lantas untuk mengkafani jasad mereka sendiri yang bisa saja

terbunuh

Sebab syahid di jalan-Nya adalah yang mereka cinta dan

citakan

Rabiah Al-Adawiah, Nahda Square, Ramsis Square dan Giza

Square akan menjadi saksi

Sebagai tempat jutaan gelombang massa prolegitimasi Mursi

melakukan revolusi

Meminta pemimpin mereka yang hafal Alquran itu untuk

kembali

Tak gentar menghadapi junta militer Mesir yang tak memiliki

belas kasih

Maju terus dengan menyuarakan kebenaran

Page 139: E book syair untuk mesir

127 Syair untuk Mesir

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar

Kemanusiaan seperti apa yang kumiliki?

Ketika sampai padaku tentang pembantaian yang terjadi

Ketika sampai padaku berita subuh berdarah

Atau sama sekali tidak tahu

Apa itu subuh berdarah?

Akan kukabarkan peristiwa ini kepada segenap insan

semampuku

Kemudian terlantunkan doa- doa penuh kasih kepada Rabb-ku

Agar mereka yang gugur di jalan-Nya mendapatkan tempat

terindah di sisi-Nya

Dan kepada diriku yang belum ada apanya

Berharap semoga dapat bersua kelak di jannah-Nya

Palangkaraya, 14 Juli 2013 (5 Ramadhan 1434 H)

# Yunia Praptawati_Palangkaraya_Univ. Palangkaraya_Al-

Faaqiir ila Allah

Page 140: E book syair untuk mesir

128 Syair untuk Mesir

Untuk Kinanah-ku -Fitri Yani-

Dalam raga ini,

Masih teringat dengan jalanan yang bertaburkan sujud.

Pelataran yang terbanjiri dengan tangis.

Dan sebuah sudut masjid yang tertimbun oleh doa.

Dulu semuanya menyatu harapkan syariat untuk kinanah-ku.

sekarang mata nanar menatap jalanan.

sekarang hati menjerit mengingat masjid.

Dan air mata berderai menyaksikan nyata.

ketika tirani menodai kesucian Idul Fitri.

Izinkan aku cemburu dengan keberanian mereka.

Bolehkah aku iri dengan keikhalasan mereka.

Relakan aku menjadi bagian dari mereka.

Lalu,

Air mataku pun tak mampu kubendung.

Semoga kado doa yang terselip pada setiap lirih.

menjadikan kalian tamu terhormat nabi di surga-Nya

nanti.

# Fitri Yani Marifatul Islami_Jakarta_Uhamka_Miss the days

of the prophet of Islam

Page 141: E book syair untuk mesir

129 Syair untuk Mesir

Untukmu Anak Mesir -Mochammad Saiful Arif-

Memang tak mudah

Memang tak gampang

Meraih mimpi dan cita

Menggapai harapan dan asa

Biarlah badai menghadang

Biarlah aral melintang

Sukses pasti di tangan kita

Tak usah ragu akan hal itu

Memang keadaan kita berbeda

Keadaan kita tak sama

Tapi kalian pasti bisa

Kalian pasti mampu

Mampu melewati rintangan ini

Menjalani halangan ini

Ini hanya sebagian kecil dari perjuangan kalian

Kalian adalah anak pilihan

Anak-anak hebat yang pasti

Bisa menghadapi semua ini

Doa yang tulus menyertai kalian selalu

Karena doalah kekuatan yang terdahsyat

Kekuatan yang tak tertandingi

Page 142: E book syair untuk mesir

130 Syair untuk Mesir

Berharaplah yang terbaik pasti datang

Ada rencana yang lebih baik di balik semua ini

Hal yang tak mudah akan berubah jadi hal yang paling indah

Page 143: E book syair untuk mesir

131 Syair untuk Mesir

"Mesir" Kecil -Zulfa Kamila R-

Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.

Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.

Itu Nil berlautan manusia penuh darah. Lautnya memerah.

Aku hendak berlari dan berhenti.

Lalu segera berlari dan berhenti.

Tapi “Dorr... Dorr...” itu memekakkan telingaku.

Mendiamkanku pada kediamanku. Di balik batu.

Ku lihat hanya kain merah-hitam. Putih ternoda sekujur tubuh.

Si “Mesir” kecil termangu,

“Ibu, aku ikut denganmu.”

# Zulfa_Solo_UNS_Seseorang yang berusaha untuk menjadi

lebih baik

Page 144: E book syair untuk mesir

132 Syair untuk Mesir

“Mesir Saudaraku” -Ilma Nurhidayati-

Banyaknya darah bersimbah ruah

Banyak nyawa melayang tanpa arah

Meninggalkan sebuah kenangan menyedihkan

Meninggalkan sejuta kesedihan

Betapa sedihnya mereka

Betapa merananya mereka

Tak kenal arah, tak kenal tujuan untuk berbuat apa

Saudaraku di sana kesepian

Saudaraku di sana kesedihan

Saudaraku di sana kehilangan

Saudaraku di sana terbelut kekhawatiran, yang tak kunjung

berhenti

Dan hanya bisa meratapi nasib mereka sendiri, yang tak tau

mau kemana

Apa yang harus kita lakukan…

Kita hanya bisa termenung, terdiam melihat keadaan saudara

kita di sana…

Page 145: E book syair untuk mesir

133 Syair untuk Mesir

Mereka, kita, tak tau sampai kapan itu berakhir…

Walaupun fisik dan materi kita tak sampai ke sana

Setidaknya kita bisa mengirimkan doa kepada mereka

# Ilma Nurhidayati_Banjarmasin_SMA Negeri 1

Banjarmasin_Seorang

[email protected] /

[email protected]

Page 146: E book syair untuk mesir

134 Syair untuk Mesir

Informasi

Kami dari UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI juga

membuka penggalangan dana untuk saudara-sudara kita yang

sedang mengalami musibah dan ujian yang tersebar di

berbagai penjuru dunia dan nusantara. Program ini akan

langsung bekerja sama dengan pihak yang menangani

penyaluran dana Silakan salurkan dana anda ke rekening:

No. Rek. 0306858598

a.n. Elsa QQ UKM KI AL-QOLAM.

BNI Syariah kantor kas/cab Daarut Tauhiid.

Narahubung: 085722755767 (Eko Apriansyah)

UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI

Laman : www.alqolamupi.com

Facebook : UKM KI Al-Qolam UPI (Fan Page)

UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam UPI (Grup)

Twitter : @alqolamupi

Pos-el : [email protected]

Page 147: E book syair untuk mesir

135 Syair untuk Mesir