E book gampangnyamenulis

8
Gampangnya Menulis!!! Sebuah Panduan Ringkas Menulis Good Practices Bagi Fasilitator.... KIESulawesiTengah www.pnpm-sulteng.or.id PNPM Mandiri Perdesaan [email protected]

description

 

Transcript of E book gampangnyamenulis

Page 1: E book gampangnyamenulis

Gampangnya Menulis!!!Sebuah Panduan Ringkas

Menulis Good Practices

Bagi Fasilitator....

KIESulawesiTengah

www.pnpm-sulteng.or.id PNPM Mandiri Perdesaan [email protected]

Page 2: E book gampangnyamenulis

Berapa tulisan yang pernah anda buatdalam sehari? Boleh saja anda jawab,“jangankan sehari, hele sebulan sajakadang nda menulis sama sekali..” .Jawaban ini masuk akal bila yangdimaksud adalah tulisan ilmiah, akademisatau tulisan formal lainnya.Padahal, yang dimaksud menulis itu

maknanya luas. Kirim SMS/BBM, balas email, nulis surat izin tidakmasuk kerja pun juga merupakan kegiatan menulis. Untuk itu, adabaiknya kita tidak membatasi agar ketika muncul istilah menulis,konotasinya selalu berat, serius, membutuhkan konsentrasi tinggi.Sekali lagi, menulis itu gampang. Tak ada istilah sulit. Sama sepertianda belajar mengendarai mobil, awalnya mungkin muncul pikiransulit. Namun setelah pengajar anda meyakinkan hal itu mudah, andapun perlahan menguasai setelah berlatih dan berlatih.Ya, setelah pikiran kita menyatakan bahwa menulis itu gampang,sesungguhnya tinggal satu langkah lagi yaitu membiasakannya.Seperti halnya ketelatenan kita meng-update status di FB, tak lainagar setiap momen tidak kehilangan informasi.Buku saku ini sebagai pelengkap panduan menulis, agar tugas andasebagai fasilitator selalu terdokumentasikan dengan baik. Dan itulahsebaik-baik sejarah. Bayangkan jika tidak ada kegiatan menulis,paling sederhana berbentuk laporan, bagaimanakan perjalananfasilitasi kita bisa dikenang sejarah? Tentu sangat susah.

Pengantar PendahuluanTrend MenulisMenulis saat ini telah menjadi trend. Di setiap pagi, kita bisa membaca hasiltulisan warga dalam rubrik surat pembaca. Kadang tanpa ejaaan baku,atau suatu tema yang memikat. Kenyatannya, tulisan tersebut menjadibahan baca setidaknya oleh humas perusahaan, takut kalau ada komplainterkait pelayanan perusahaanya.Era keterbukaan informasi membuat orang haus mengirim sekaligusmendapat informasi. Profesi penulispun disandang banyak orang.Dulunya, penulis digambarkan sebagai profesi eksklusif. Tapi kini, ibu rumahtangga, sales, dokter, bahkan pesepakbola pun tak takut memamerkankarya tulisannya.Sederhananya, siapapun sekarang berpeluang menjadi penulis. Ambil contohdi media online kompasiana.com, kita bisa baca ratusan bahkan ribuantulisan setiap harinya. Berbagai tulisan fiksi non fiksi terupload denganmaksud khusus ataupun hanya karena iseng. Tidak hanya tema politik,hukum, tapi tentang lifestyle sampai dengan kuliner bercampur.Maraknya citizen journalism membuat geliat menulis warga meningkat.Penggunaan media sosial seperti FB, twitter, google plus, wordpress, blogspot,menandakan hal tersebut. Indonesia termasuk negara pengguna mediasosial terbesar khususnya FB dan twitter. Sekelas Presiden, menteri,anggota DPR pun tak luput menggunakannyaMedia sosial menjadi pilihan murah untuk menyalurkan hobi menulis,menyalurkan aspirasi atau sekedar berbagai ekspresi. Bahkan, tidaksedikit yang kecanduan menuliskan berita update baik menyangkutkejadian diri ataupun lingkungannya. Menulis status telah menjadikebutuhan berkomunikasi bagi sebagian masyarakat kita.

Page 3: E book gampangnyamenulis

Survey Litbang KompasJika dibandingkan dengan negara lain, tradisi menulis masyarakatIndonesia sudah membaik. Hanya saja tulisan yang mendominasibelum yang bercorak ilmiah. Pada bulan Oktober 2012 lalu, LitbangHarian Kompas membuat survey tentang prosentase hoby menulis.Diagram 1. Prosentas hobi menulis masyarakat Indonesia

Berdasar survery tersebut, dapat dikategorisasikan bahwa tulisandiary atau reportase kejadian pribadi (sehari-hari) adalah jenis tulisanyang diminati sebagian masyarakat dalam prosentase kecil (sekitar36% masyarakat yang suka menulis.Dalam survey itu pula, teridentifikasi bahwa motivasi mereka yangaktif menulis diary adalah karena hobby (54,60%), karena berbagi(14,30%), karena profesi (11,90%) dan karena faktor lain-lain(20%)

Positioning FasilitatorApakah fasilitator termasuk profesi yang cukup produktif dalammenulis? Kalaupun iya, jenis tulisan apa? Dan bagaimanakah dasarmotivasinya? Merupakan rangkaian pertanyaan penting untukmenjelaskan posisi strategis fasilitator.Sebagai sebuah gambaran di PNPM Mandiri Perdesaan. Berdasardata, sekurang-kurangnya terdapat 13.000 (tiga belas ribu) fasilitatormulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga ke pusat.Bila kita ambil 30%nya, maka sekurang-kurangnya terdapat 4000fasilitator yang aktif menulis.Menulis disini lebih dari sekedar membuat laporan karena memanghal itu sudah menjadi kewajibannya, tetapi best practice yang

Menulis Sebagai HobbyMengapa Fasilitator Harus MenulisSurvey membuktikan bahwa, fasilitator merupakan profesi yang akrabdengan kegiatan dokumentasi termasuk halnya kegiatan tulis menulis.Pembuatan laporan menjadi bagian tulas yang tak lepas dari kompetensimenulis. Walaupun dalam hal sederhana seperti menamai sebuah fotokegiatan, hal tersebut tak lepas dari kemampuan menulis.Apalagi menarasikan sebuah kejadian yang tengah berlangsung. Apa itutentang kegiatan musyawarah, pelaksanaan pembangunan fisik sepertijembatan misalnya, tentu membutuhkan kecakapan khusus. Namun,ketertarikan (minat) menulis itu jauh lebih penting.Percuma juga memiliki kecapakan menulis apabila tidak tertarikmenulis. Sebab, menulis itu berkarya secara nyata. Seseorang yangmemiliki bakat dan kemampuan hebat dalam menulis, bisa jadi akandikalahkan oleh mereka yang kurang berbakat namun rajin menulis.Fasilitator program pemberdayaan masyarakat misalnya, memangbukanlah seorang jurnalis yang tugas hariannya menulis setelahsebelumnya mengumpulkan berita. Tetapi, fasilitator tak beda jauhdengan seorang jurnalis karena setiap harinya bertemu denganberagam kejadian/berita.Seorang Fasilitator tentu kaya dengan informasi update yang terjadi ditengah masyarakat yang didampinginya. Kesehariannya yang bertemudengan orang maupun lingkungan, memberi banyak bahan yang bisadituliskan. Dalam sehari, bisa saja lebih dari tiga peristiwa.Ambil contoh di kehidupan desa, putusnya jembatan desa yangberakibat terisolirnya sebagian masyarakat desa. Atau tentang, gagalpanen yang berakibat menjamurnya rentenir untuk menawarkan

menarasikan hasil-hasil pendampingan, apakah di bidang teknik,pemberdayaan, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.Dalam gambaran yang ideal, apabila tulisan demi tulisan itu termuat dimedia sosial, tentu akan memudahkan proses pembelajaran antarfasilitator. Metode ini lebih efektif dan lebih murah dibanding sistemklasikal.

Page 4: E book gampangnyamenulis

pinjamannya. Bisa juga, tentang kebiasaan ibu-ibu desa dalamberkelompok seperti arisan, yasinan-tahlilan, dan lain sebagainya.Hampir semua kejadian kehidupan bisa dijadikan bahan tulisan.Seorang fasilitator yang tak ubahnya perekam peristiwa mirip CCTVyang siap untuk memutarkan memori demi memori peristiwa yangterjadi di lokasi yang didampinginya. Dengan menuliskan kejadiantersebut, paling tidak melalui laporan periodik (bulanan/ individu)peristiwa tersebut terekam.Tak hanya itu, kemampuan menulisnyapun terlatih dengan rutin.Kebiasaan mengerjakan laporan secara tertulis menjadi hal yangmembiasa. Dalam istilah sehari-hari biasanya disebut “di luar kepala”.Dengan kata lain, cukup menguasai karena sudah terbiasa.

Gaya Tulisan itu SeleraKurang tepat sebenarnyaapabila ada fasilitator yangmengaku t idak bisamenulis. Yang beneradalah kurang rajinmenulis. Jika ada fasilitatoryang kurang pede (notconfide nce) terhadapkemampuan dalam menulis,menjadi sebuah pertanyaanbesar bagaimanakah diamenjelaskan proses ataupun hasil pendampingannya. Mungkin saja,ketika diminta menuliskan sesuatu yang berbeda dari laporan formal(periodik), bayangannya adalah tulisan tersebut sekaliber artikelnyaprofesor, peneliti, atau pakar lainnya. Akibatnya, dengan reflek mudahmenjawab “saya nda bisa le, saya kurang mampu...” dan pernyataan lain yangsesungguhnya kurang menghargai kemampuan diri. Boleh sajaberanggapan demikian. Sesudah membaca tulisan Rosihan Anwar,Muhtar Loebis, Emha Ainun Najib, atau Dahlan Iskan misalnya, kitaberpikiran bahwa tulisan yang baik adalah tulisan seperti karya

mereka. Paragrafnya panjang, banyak kosakata, penuh makna, topik danulasanya menarik, atau predikat positif lainnya.Sesungguhnya, anggapan demikian bisa meleset. Sebab menulis itu jugaterkait selera. Gaya menulis seseorang itu tentu hasil pilihan pribadisesuai dengan minat, cara pandang, kultur budaya dan pengaruhinternal-eksternal lainnya. Setiap kita tentu berbeda satu sama lainnya.Kita tak perlu risau dengan gaya menulis orang lain. Ingat, kita adalahkita. Bukan orang lain, kita bisa saja memiliki gaya yang berbeda.Kita tentu masih ingat tulisan email Prita Mulyasari tentang pelayananmedis RS tempat anaknya dirawat. Walaupun sempat dipolisikan,namun kita cukup tersentuh dengan tulisan ibu rumah tangga itu.

Menulis itu EkpresiMenulis itu memang membutuhkan pengetahuan. Tidak mungkin kitamenuliskan sesuatu sedang kita sendiri tidak memiliki kosa kata, tidakmengerti makna-artinya, atau mungkin t idak tahu caramenyusunnya (subyek, predikat, obyek, keterangan).Agar mudah dibaca dan dipahami, tentu tulisan harus berdasarkesepakatan umum. Bayangkan, kalo sebuah paragrat gak adasubyeknya, atau gak ada predikatnya, atau hanya berisi keterangandemi keterangan, tentu menyulitkan orang lain.Namun penting untuk dicatat, bahwa pengetahuan terhadap tatabahasa, kosa kata, atau teknik saja kurang memadai. Menulis adalahbagian dari penyaluran hasrat. Oleh karena itu, ada beberapa tulisanyang tidak memakai pattern (pola). Misalnya, puisi, novel, dan lainsebagainya.Ya, menulis adalah bagian dari ekpresi. Karena itulah style masing-masing penulis berbeda-beda. Coba perhatikan, tulisan novelHabiburahman El-shirazy tentang Ayat-Ayat Cinta, ada bagian-bagian yang berupaya untuk menyentuh hati pembaca agar terseretemosinya.Beda lagi kalau anda baca tulisan Muhtar Lubis. Seakan-akan hatidibawa kepada hal-hal yang menghentakkan, dengan bahasa-bahasamenguliti, apakah tentang kemunafikan, budaya korupsi, budaya

Page 5: E book gampangnyamenulis

malu-malu dan lain sebagainya. Setiap orang memiliki ekspresi yangberbeda. Hal itu pula ikut mempengaruhi terhadap konten dan gayapenulisannya.Bagaimanakah ekpresi tulisan anda sebagai fasilitator, mungkinberbeda-beda. Ada yang kalem, standard, akurat atau hanya berdasardata saja, atau ada yang naratif tanpa analitis. Mungkin pula menggebu-gebu, meledak-ledak, dan ekpresi yang ingin anda ungkap denganterbuka.Kebiasaan menulis akan memudahkan fasilitator dalammengkepresikan deru-debunya menjalani proses pendampingan. Suka-duka, susah-senang, adalah bagian dari ekpresi yang tentunya menarikuntuk diungkap dalam sebuah tulisan. Sebab, itulah energi sebuahtulisan.

Menulis itu BerbagiDitengah maraknya penggunaan FB, kadang kita dibuat terkesimadengan tulisan seorang teman. Misal, tentang kisah saudaranya yanglumpuh namun dapat berangkat haji setelah rajin bersedekah.Padahal sehari-harinya ia hanya penjaga warung kopi pinggir jalan.Dalam gambaran serupa, hal ini seperti halnya ketika kita kesulitanmencari referensi lantas mencari di mesin goole. Nah, ketika munculberbagai tulisan sebagaimana yang kita inginkan, tentu adakemanfaatan dari sang penulis yang telah mengupload tulisannya didunia internet. Seorang fasilitator, yang rajin menuliskan pengalamanpendampingannya, hampir serupa dengan ahli sedekah. Paling tidak, darihasil tulisannya ia berupaya membagikan pengalaman berharga yangbisa diuji-tirukan bagi orang lain.Ketika orang lain membaca lantas kemudian terinspirasi, maka energipositif menjadi hak daripada penulis. Energi positif tersebut sebagaiakibat kerelaan berbagi terhadap orang lain (pembaca). Apa yang telahdisumbangkan oleh ulama terdahulu sebagai energi positif adalahkarya-karya tulisan mereka yang masih layak hingga sekarang. Tulisanlebih bisa bicara lebih lama. Jika seorang fasilitator rajin menulis danmembagikanya kepada yang lain, maka ia telah keluar dari ego-

sentrisnya. Ia telah berpikir luas agar orang lain ikut terinspirasi.Kalaupun tidak demikian, orang lain bisa memberikan saran, kritikatau masukan.

Bisa MenulisBanyak cara menulis yang telah dibuat oleh akademisi, jurnalis, penelitiatau para penulis itu sendiri. Memang tidak ada rumus paten, artinyamenulis itu perpaduan pengetahuan dan seni. Paling tidak, beberapahal berikut dapat dijadikan panduan dalam menulis :

Menaruh Minat TinggiSeorang fasilitator sampai kapanpun akan enggan, bahkan bisa-bisaalergi, ketika diminat menulis. Hal tersebut sebagai akibat pikirannyayang tidak tertarik melakukan hal tersebut. Perlu diketahui, seseorangtidak akan melakukan sesuatu kecuali dia mengetahui hasil ataumanfaat yang diperoleh atasnya.Seorang fasilitator yang hobi memancing ikan, ia rela menyisihkanwaktu dan gajinya untuk memenuhi hobi tersebut. Hal itu karena iatahu manfaat yang didapat dari perbuatan memancing, apakahbentuknya itu kepuasan, kesenangan, atau manfaat lain yang hanya diayang bisa merasakan.Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, menulis menjadi mediaekspresi yang murah, terjangkau dan yang pasti bisa mengurangi rasagalau. Bahkan, akan menumbuhkembangkan pikiran lebih luas sertasikap mental positif. Dengan menulis, energi negatif terolah menjadipositif. Maka tinggikan minat dalam menulis.

Mulai dan teruskanlahBerapa kali tulisan anda dikritik? Dihina atau diremehkan orang?Sungguh tak usah dihiraukan. Atau sebaliknya, tidak dikritikpun andatidak pede, merasa tidak pantas, takut salah atau takut ditertawakan? Yasemua itu juga tak usah dihiraukan.Jika ingin menulis, hanya satu resepnya, mulai dan teruskanlah. Ingat,pada saat kuliah dulu, anda pasti pernah mengerjakan laporan akhir

Page 6: E book gampangnyamenulis

bernama skripsi. Tulisan tersebut bagaimanapun merupakan buktinyata kemampuan anda. Jadi, mulai dan teruskanlah.

Perbanyak ReferensiJika anda masih ragu untuk memulai, sehingga dipaksa pun seakan- akantidak keluar ide, maka ATM bisa dicoba. Apa itu ATM? Amati, Tiru danModifikasi. Menulis bagi kalangan tertentu memang tidak semudahberucap, seperti ada rantai besi yang mengelayuti jari jemari. Anda bisamelakukan ATM terhadap tulisan yang anda sukai.Silahkan baca tulisan Dahlan Iskan, Yakoeb Oetama, atau wartawansenior lainnya. Bila kurang berminat, anda bisa membaca artikel dikoran yang selalu muncul di kolom opini atau pemikiran. Disituberbagai model tulisan dari pakar, praktisi, pedagang, tokoh agamabergantian tampil. Atau anda bisa mencoba tulisan motivator seperti MarioTeguh, Jamil Azzaini, Andri Wongso, Tung Desem Waringin danmotivator lain yang gaya tulisan maupun kontennya menginspirasi. Bilamasih bingung, hentikan kebingunan itu. Sebab, tak banyak gunanyamemelihara kebingunan. Karena sudah memiliki referensi, tugas andasekarang ini adalah mulai menulis, dan melanjutkannya sampai idehabis. Perlu diketahui, otak manusia tak akan habis dikuras jikadiungkapkan dalam pena.

Upload/PublikasikanTidak ada yang menggembirakan bagi penulis kecuali tulisannyadibaca banyak orang. Tanyakan kepada mereka yang artikelnyaditerima redaksi dan ditampilkan di kolom opini/pemikiran, tidak lainkepuasan besar lebih dari sekedar honor yang diterimanya.Jika anda telah selesai membuat tulisan, maka kirimlah ke media onlineseperti kompasiana. Atau di upload di website atau blog miliki sendiri.Bisa juga di tampilkan di Facebook. Bisa pula diprinti ditampilkandi papan informasi, tempat kerja, yang orang lain bisa melihat danmembacanya.

Ikutilah Klub MenulisJika ingin berbau wangi, maka berkumpulah dengan pedagangminyak wangi, begitu kata pepatah. Begitu halnya jika inginmengembangkan minat, bakat dan motivasi menulis, anda bisamengikuti klub menulis online. Kompasiana.com menjadi salah satupilihannya.Manfaat memiliki klub ini, anda bisa menanyakan kelebihan dankekurangan tulisan karya anda. Tapi lebih dari itu, anda bisa bertemudengan berbagai penulis yang akan mensupport anda menjadi lebih baikkedepannya.

Elemen Tulisan MenarikKali ini kita akan bahas berbagai trik membuat tulisan menarik. Sekalilagi tidak ada ukuran pasti, yang bersifat universal, tentang sepertiapakah tulisan terbaik itu. Yang pasti, tulisan kita sebisa mungkinmudah dilihat, dibaca, dipahami dan diingat.Disinilah pentingnya kesan. Anda mungkin bisa melihat tulisansebuah iklan, kadang sangat pendek, namun sangat berkesan .Buktinya, pembaca selalu teringat-ingat. Dari segi konten tentu haltersebut sangat menggugah.Sekarang kita coba praktekan konten penulisan yang diharapkanmemenuhi hasrat pembaca. Seperti orang yang kehausan, makatulisan kita sebisa mungkin seperti air yang akan menghilangkan rasahaus tersebut. Pertama dari segi konten, perhatikanlah hal-halberikut.

Teknik Menulis

Page 7: E book gampangnyamenulis

Karena menulis itu sama halnya berbicara kepada manusia lainnya,maka pilihlah topic yang mengundang interest. Gambaranyademikian, teman anda sedang kesusahan karena ayah tercintanyameninggal dunia. Anda mendatangi untuk menghiburnya, sakinsemangat anda justru cerita serunya liburan di Taman Ancol.Tentu topik tersebut tidak menarik untuk didengar bagi teman anda. Nahbegitu halnya dalam menulis. Anda harus peka dan jeli memilih topikyang mengundang selera baca. Lantas, apa pentingnya menuliskanhal tersebut juga harus terurai.Buatlah paragraf yang slim (ramping), pokok pikiran yang jelas,dengan fokus bahasan yang jelas pula dan yang terpenting coba alirkancerita anda. Tidak perlu kaku, karena cerita menjadi daya tarik terbesar.

Bangunlah Ruh BeritaSama seperti melukis, menurut anda apa menariknya lukisan karyaAfandi? Bagi pecinta lukisan, mereka menyatakan bahwa lukisanAfandi seperti memiliki ruh, memiliki jiwa. Itulah mengapa, lukisannyaselalu dihargai mahal. Menulispundemikian. Sebagai penulis,berusahalah untuk memberikan ruh atau jiwa sehingga tulisan kitaterkesan hidup dan membuat penasaran orang untuk membacanyasampai selesai, kalau bisa berulang-ulang. Berikut ini beberapa itemyang harus kita ketahui;

Pertama yang harus disisipkan agar sebuah berita ada ruhnya, adalahangle atau sudut pandang. Sama-sama menuliskan topik BBM, bisa saja10 tulisan berbeda sudut pandang. Semua ada plus minusnya. Nah,dimana sudut pandang anda itu cukup menentukan ruhnya berita.Berikutnya adalah kutipan. Ketika anda menuliskan tentangkesabaran, anda bisa menggunakan Ayat Al Qur’an. Ketika andamembicarakan kemerdekaan, bisa menggunakan kata-kata bijak bungKarno. Berusahalah mendialogkan hal tersebut.Tentu disertai humor agar iramanya tidak menjenuhkan. Atau palingtidak anekdot, yang membuat orang berimajinasi dengan baikterhadap tulisan anda. Buatlah pembaca terseret dengan alur ceritaanda.

Jangan lupakan Prinsip DasarBeberapa tulisan good practice yang saya evaluasi, pada dasarnyamenunjukan kompetensi yang lumayan dari penulisnya. Saya cukupbangga karena mereka sudah cakap mengelaborasikan fakta. Hanyasaja, fakta tetap harus diperkaya agar sebuah tulisan good practicebukan imajinatif.Menulis realitas, harus berdasar kenyataaan yang terjadi. Hal inilahyang membedakan antara tulisan fiksi dan non fiksi. Konten dasar apasaja yang harus ditampilkan dalam tulisan tentu harus kita kuasai.Diantaranya sebagaimana berikut;

Page 8: E book gampangnyamenulis

Saya kira cukup jelas, bahwa fasilitator merupakan profesi mulia yangmemberi peluang bagi pelakunya untuk mengembangkan bakatmulti talent, termasuk di bidang menulis. Dengan keteguhannya dalammendampingi masyarakat , sudah tentu banyak ide yang bisadikembangkan menjadi bahan menulis yang menarik.Tak ada alasan tidak bisa menulis, karena setiap manusiasesungguhnya diberi kepandaian yang sama. Hanya kesempatan yangharus banyak dimanfaatkan. Caranya dengan banyak berlatih. Maka,jika ingin menulis, harus memulai dan meneruskan. Meneruskan adalahkebutuhan untuk melatih diri. Kata seorang motivator, bila kitameluangkan waktu 1 jam sehari untuk berlatih menulis, paling tidakselama 90 hari (3 bulan), maka bulan keempatnya kita akan menjadi

Ayo Menulis!!!

Harus selalu diperhatikan, kita sedang menuliskan apa (tema,angel,konteks dsb), dimana peristiwa itu terjadi, kapan, siapa saja aktoryang terlibat, mengapa bisa terjadi dan terakhir bagaimana ceritatersebut terjadi.

Ambil contoh sebagai berikut:Ibu-ibu warga Desa Sukamantri heboh. Kenaikan harga BBM per 22 Junilalu, membuat mereka menghemat belanja. Euis, seorang ibu Rumahtangga menuturkan,” kalo harga jadi naik, kita yang susah”. Pendapatsenada disampaikan Pak Deden, Kades Sukamantri, “jumlah warga miskinbisa-bisa bertambah”.Bagaimana hal itu bisa terjadi. Desa Sukamantri adalah desa pinggir hutan.Mayoritas penduduknya sebagai pemungut kayu bakar, buruh tani, danburuh perkebunan. Penghasilan per harinya rata-rata Rp. 15 ribu. Di desatersebut terisolir, karena tak ada jalan bagus kesana....dst....Yang jelas, menulis best practice harus aktual, sesuai dengan kaidah 5Wdan 1 H diatas. Saya yakin para fasilitator menguasai kaidah ini. Tentangdata dan fakta tentu banyak tersedia, tinggal cara menampilkandalam tulisan.

ahli menulis. Biarkan orang mencaci, mengkritik, yang pasti haruskita teruskan upaya untuk menulis sebagai komitmen kita untukmembagikan informasi dan edukasi kepada sesama. Ingatlah,semakin banyak orang membaca, semakin banyak yang mendapatmanfaat dari tulisan kita.Terusalah menulis, dan teruslah belajar. Rasakan manfaat dahsyatbersamanya. Menulis itu gampang, so lakukan sesering mungkinseperti hobi memancing.Mungkin saja, ketika diminta menuliskan sesuatu yang berbeda darilaporan formal (periodik), bayangannya adalah tulisan tersebutsekaliber artikelnya profesor, peneliti, atau pakar lainnya. Akibatnya,dengan reflek mudah menjawab “aku gak bisa, aku kurang mampu...” danpernyataanlain yang sesungguhnya kurang menghargai kemampuandiri.Boleh saja beranggapan demikian. Sesudah membaca tulisanRosihan Anwar, Muhtar Loebis, Emha Ainun Najib, atau Dahlan Iskanmisalnya, kita berpikiran bahwa tulisan yang baik adalah tulisanseperti karya mereka. Paragrafnya panjang, banyak kosakata, penuhmakna, topik dan ulasanya menarik, atau predikat positif lainnya.Sesungguhnya, anggapan demikian bisa meleset. Sebab menulis itujuga terkait selera. Gaya menulis seseorang itu tentu hasil pilihanpribadi sesuai dengan minat, cara pandang, kultur budaya danpengaruh internal-eksternal lainnya. Setiap kita tentu berbeda satusama lainnya.Kita tak perlu risau dengan gaya menulis orang lain. Ingat, kita adakita. Bukan orang lain, yang memiliki gaya berbeda. Kita tentu masih ingattulisan email Prita Mulyasari tentang pelayanan medis RS tempatanaknya dirawat. Walaupun sempat dipolisikan, namun kita cukuptersentuh dengan tulisan ibu rumah tangga itu.

Marjan Hidayat, dilahirkan di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Menamatkan SD – SMA di Kabupaten Tolitolidan kemudian melanjutkan Kuliah di Universitas Tadulako – Palu. Lama bekerja di LSM kemudian beralih minatuntuk bekerja di dunia Pemberdayaan Masyarakat, menjadi seorang SP2M selama kurang lebih 4 tahun di Kendaridan Palu, kemudian menjadi Assisten Team Leader NMC di Jakarta. Dan sekarang menjadi spesialis IEC di SulawesiTengah.Tulisan ini disadur dan mendapatkan masukan dari kawan IEC Jawa Barat (Ali Yasin) serta Kawan-Kawan IEC

Nasional. Dipersembahkan khusus kepada Seluruh Fasilitator dan Pelaku Pemberdayaan se-Sulawesi Tengah.Semoga Bermanfaat…..