e. BAB V METODA

29
RENCANA INDUK PERSAMPAHAN KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024 BAB V METODA 5.1. DASAR Masalah pembangunan infrastruktur perkotaan dan permukiman, khususnya dalam pengelolaan persampahan seperti Kabupaten Nunukan, memiliki kompleksitas yang rumit. Aspek kependudukan dan perilaku sosial, lingkungan fisik perkotaan, tata ruang, anggaran pembangunan dan investasi, birokrasi dan kelembagaan dan regulasi menjadi pertimbangan-pertimbangan yang memerlukan kajian metodologis. Disisi lain banyak sekali rencana pembangunan aspek lingkungan digarap secara parsial atau bagian per bagian yang direncanakan serta dibangun tanpa koordinasi, bahkan secara impulsif atau dilaksanakan penanganan sesaat dengan dilaksanakannya pembangunan fisik karena didesak kebutuhan. Oleh sebab itu posisi metodologi dalam pembuatan rencana induk atau Rencana Induk menjadi pekerjaan yang kompleks, karena terkait dengan berbagai disiplin pekerjaan. Cara pandang masalah persampahan hendaknya dengan faset pandangan yang luas, sehingga pekerjaan bisa koordinatif dan tersistem. Secara urut pekerjaan Rencana Induk didahului dengan studi kelayakan, kemudian akan dilengkapi dengan rencana-rencana teknis, seperti aspek kelembagaan, rencana keuangan dan investasi. Sehingga dalam rangka penyelesaian pekerjaan Rencana Induk Persampahan diperlukan tata kerja yang kompleks akan tetpi tersetruktur atau sistemik. V - 67

description

metode RI sampah

Transcript of e. BAB V METODA

Page 1: e. BAB V METODA

RENCANA INDUK PERSAMPAHAN KABUPATEN NUNUKAN 2014-2024

BAB VMETODA

5.1. DASAR

Masalah pembangunan infrastruktur perkotaan dan permukiman, khususnya dalam

pengelolaan persampahan seperti Kabupaten Nunukan, memiliki kompleksitas yang rumit.

Aspek kependudukan dan perilaku sosial, lingkungan fisik perkotaan, tata ruang, anggaran

pembangunan dan investasi, birokrasi dan kelembagaan dan regulasi menjadi pertimbangan-

pertimbangan yang memerlukan kajian metodologis. Disisi lain banyak sekali rencana

pembangunan aspek lingkungan digarap secara parsial atau bagian per bagian yang

direncanakan serta dibangun tanpa koordinasi, bahkan secara impulsif atau dilaksanakan

penanganan sesaat dengan dilaksanakannya pembangunan fisik karena didesak kebutuhan.

Oleh sebab itu posisi metodologi dalam pembuatan rencana induk atau Rencana Induk

menjadi pekerjaan yang kompleks, karena terkait dengan berbagai disiplin pekerjaan. Cara

pandang masalah persampahan hendaknya dengan faset pandangan yang luas, sehingga

pekerjaan bisa koordinatif dan tersistem.

Secara urut pekerjaan Rencana Induk didahului dengan studi kelayakan, kemudian akan

dilengkapi dengan rencana-rencana teknis, seperti aspek kelembagaan, rencana keuangan dan

investasi. Sehingga dalam rangka penyelesaian pekerjaan Rencana Induk Persampahan

diperlukan tata kerja yang kompleks akan tetpi tersetruktur atau sistemik.

Seperti di uraikan di Kajian Teoritik, bahwa pembuatan Rencana Induk Persampahan

didekati sebagai perencanaan keruangan (spatial planning) dan mekanisme mangacu pada tata

cara pembuatan Rencana Umum Tata Ruang seperti diarahkan dalam Undang-Undang Nomor

26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Walaupun kerangka proses adalah ketata ruangan

namun juga mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhinya sesuai dengan 5 Aspek

Yang Menjadi Masukan Dalam Rencana Induk Persampahan .

Peran metoda pekerjaan menjadi penting, karena menjadi kerangka proses untuk

bekerja. Untuk menyusun metoda ini, pertama memproses kajian teoritik menjadi proses

pekerjaan, dengan tahapan-tahahan dan target-target yang harus ditempuh. Bahwa tiap-tiap

V - 67

Page 2: e. BAB V METODA

Proses Identifikasi , Analisis dan Pengarahan tentang sistem sanitasi Kabupaten Nunukan

RENCANA INDUK PERSAMPAHAN KABUPATEN

/KOTAPembiayaan &kauangan

Aspek Teknis & lingkungan

Organisasi & kelembagaanINVESTASI (RPIJM)

Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten/ kota (RTRW)Rencana Induk Sanitasi (MPAL) Kabupaten/ kotaRencana Induk pendukung lainnya Birokrasi dan peraturan

Peran serta masyarakat

Studi KelayakanDetail Engineering Design (TPA,TPST, transportasi, dll)

UU & PERATURAN SANITASISTANDARDISASI (SNI)KRITERIAKEBIJAKAN PUBLIK

target ditelaah instrument yang dipakai untuk menolah. Metoda adalah instrument atau alat-alat

yang dipergunakan untuk memproses Rencana Induk Persampahan.

URUTAN PEKERJAAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2011

Dapat dijelaskan bahwa sesuai dengan arahan KAK, keluaran dari penyusunan

dokumen ini adalah : pembuatan dokumen Rencana Induk atau Rencana Umum tentang

Persampahan. Produk tersebut dapat direalisasi bila terjadi masukan yang kuat dari aspek

identifikasi potensi dan masalah serta berbagai studi tentang persampahan di Kabupaten

Nunukan.

Sesuai dengan permintaan KAK tentang Keluaran Pekerjaan , maka jenis produk yang

dibuat oleh konsultan adalah :

V - 68

Page 3: e. BAB V METODA

5.1.1. Kinerja Laporan Pendahuluan :

Dalam Laporan Pendahuluan, sesuai dengan arahan KAK dilakukan pekerjaan

persiapan, seperti diuraikan dan menyangkut aktVitas :

1) Konsolidasi tenaga ahli.

2) Pembahasan atau diskusi secara umum (General study).

3) Cek kelengkapan terhadap peralatan kerja.

4) Persiapan survei.

5) Persiapan administrasi.

Sedangkan uraian tentang kendala pekerjaan dituliskan dalam bab tersendiri, .

Untuk laporan Pendahuluan juga dilengkapi dengan :

1) Pendekatan teoritik.

2) Metodologi.

3) Rencana kerja dan pengorganisasian.

5.1.2. Kinerja Laporan Fakta dan Analisis

Dalam laporan antara berupa Laporan Fakta dan Analisis ditekankan pada kegiatan

mengolah data dan menganalisis data, agar supaya dapat disintesiskan dalam berbagai

kebutuhan pekerjaan perencanaan dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Pekerjaan kompilasi dan tabulasi data, baik data primer maupun sekunder.

2) Menelaah isyu-isyu internal dan eksternal

3) Pekerjaan analisis, meliputi analisis demografi, analisis keruangan dan geospasial,

analisis sistem pengelolaan sanitasi persampahan, , serta analisis peran serta

masyarakat.

4) Pengkategorian potensi dan masalah perkotaan meliputi : fenomena kependudukan,

pemilihan dan penetapan lokasi proyek, kajian ekonomi perkotaan dan kajian

kelembagaan

5) Rencana ekoomi-keuangan atau anggaran pembangunan.

V - 69

Page 4: e. BAB V METODA

6) Rencana pengembangan kelembagaan, baik : kelembagaan ditingkat pemerintah

kota dan kelembagaan ditingkat masyarakat.

7) Rencana perencanaan regulasi, dan birokrasi yakni aspek utama dalam menyusun

regulasi penanganan persampahan di Kabupaten Nunukan.

8) Pengajuan konsep atau arah dasar serta skenario perencanaan.

5.1.3. Kinerja Laporan Akhir

Dalam Laporan Akhir, dimuat berbagai hal tentang keperluan uraian Rencana Induk,

dengan pokok uraian tentang Rencana Induk Persampahan Kabupaten Nunukan Tahun

2014-2034, yang dilengkapi dengan :

1) Penajaman pekerjaan analisis, meliputi analisis demografi, analisis keruangan dan

geospasial, analisis sistem pengelolaan sanitasi persampahan, , serta analisis

peran serta masyarakat.

2) Penajaman pengkategorian potensi dan masalah perkotaan meliputi : fenomena

kependudukan, pemilihan dan penetapan lokasi proyek, kajian ekonomi perkotaan

dan kajian kelembagaan

3) Penajaman Rencana ekonomi-keuangan atau anggaran pembangunan.

4) Penajaman Rencana pengembangan kelembagaan, baik : kelembagaan ditingkat

pemerintah kota dan kelembagaan ditingkat masyarakat.

5) Penajaman Rencana perencanaan regulasi, dan birokrasi yakni aspek utama dalam

menyusun regulasi penanganan persampahan di Kabupaten Nunukan.

6) Penajaman konsep atau arah dasar serta skenario perencanaan.

Untuk melaksanakan kegiatan perencanaan Rencana Induk Persampahan di

wilayah pelayanan Kabupaten Nunukan diperlukan tahapan perencanaan yang jelas

dan sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencapaian tujuan

perencanaan yaitu Rencana Induk Persampahan di wilayah pelayanan Kabupaten

Nunukan dengan efektif dan efisien.

V - 70

Page 5: e. BAB V METODA

5.2. TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN

5.2.1. Tahap Persiapan

1) Konsolidasi Tenaga Ahli

Yang dimaksudkan konsolidasi tenaga ahli adalah pertemuan untuk menyamakan

persepsi dan tata kerja sebelum melakukan tindakan. Para tenaga ahli dari 8 disiplin

ilmu dan teknik, perlu menyusun sistem informasi yang baik. Dalam pertemuan ini

ditata :

a. Hubungan internal yakni hubungan antar tenaga ahli, tenaga ahli dengan

personil pendukung serta tenaga ahli dengan manajemen perusahaan.

b. Hubungan eksternal yakni hubungan dengan pejabat dengan satuan kerja dari Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan PMK (DKPPK) , dan pejabat dengan instansi terkait di

Pemerintah Kabupaten Nunukan.

2) General Study

General study merupakan proses pemahaman pelaksanaan pekerjaan melalui

berbagai hal, antara lain :

a. Mempelajari dokumen-dokumen hasil perencanaan atau evaluasi yang berkaitan

dengan pekerjaan Rencana Induk Persampahan.

b. Mempelajari peraturan-peraturan dan persyaratan-persyaratan pekerjaan.

c. Mempelajari literatur terkait dengan Rencana Induk Persampahan.

d. Berdiskusi dengan tim Satker PLP.

e. Secara internal para tenaga ahli melakukan diskusi untuk menyusun langkah dan

materi pekerjaan.

3) Perlengkapan Kerja

Dalam mengerjakan pekerjaan sebesar dan serumit Rencana Induk persampahan,

para tenaga ahli maupun para asistennya memerlukan perlengkapan kerja, baik :

a. Perlengkapan kantor : seperti komputer, alat presentasi, alat komunikasi dan

pencetakan.

V - 71

Page 6: e. BAB V METODA

b. Perlengkapan survei lapangan yakni instrumen survei sesuai dengan jenis

pekerjaan.

c. Perlengkapan laboratoris, yakni untuk pemeriksaan sampel lapangan.

Umumnya perlengkapan laboratoris memanfaatkan lembaga penelitian

unVersitas sebagai pihak sub pekerjaan.

4) Persiapan Survei

Dalam persiapan survei para tenaga ahli dan manajemen perlu diskusi bersama

untuk melakukan koordinasi dalam rangka efisiensi dan efektifitas kerja, persiapan

survei meliputi :

a. Penetapan personil asisten tenaga ahli dan surveyor.

b. Penetapan jadwal survei secara rinci.

c. Daftar data dan peta serta data instansi pemilik data yang akan dituju.

d. Akomodasi selama survei.

e. Pembuatan instrumen survei sosial (daftar pertanyaan dan metoda survei sosial).

f. Penyiapan perlengkapan survei teknik.

5) Administrasi

Yang dimaksudkan pekerjaan administrasi, yakni :

a. Penempatan personil administrator yang menguasai ketrampilan administrasi.

b. Pembuatan berbagai standart form surat, termasuk surat untuk perijinan survei.

c. Cara berkomunikasi dan informasi serta undangan yang disepakati.

5.2.2. Pendekatan Teoritik

Uraian dalam pendekatan teoritik berisi tentang cukilan deskripsi teoritik dari

literatur atau penelitian yang berkaitan dengan persampahan, Rencana Induk dan detail

teknis.

5.2.3. Metodologi

Dalam tahap penyusunan laporan pendahuluan perlu ditetapkan metodologi

yang dapat diaplikasikan dalam pekerjaan. Kemungkinan terjadi revisi metodologi dari

V - 72

Page 7: e. BAB V METODA

bahan yang diusulkan dalam proposal teknik (Ustek). Metodologi ini terbagi dalam

Metode Pendataan, Metode Analisis dan Metode Sintesis atau perencanaan.

5.2.4. Rencana Kerja

Pada rencana kerja, dilakukan review produk proposal tentang rencana kerja,

yang menyangkut jadwal setiap bagian pekerjaan menyeluruh selama 8 bulan kerja.

5.3. TAHAP LAPORAN ANTARA

5.3.1. Kompilasi Data dan Pengolahan Data

Merupakan tahap pengumpulan data baik data sekunder maupun data primer.

Data sekunder diperoleh melalui instansi pemilik data, berupa data angka, data uraian,

gambar, peta-peta atau buku. Sedangkan data primer merupakan data lapangan yang

diperoleh langsung, berupa : hasil pengukuran, hasil penggalian, hasil pengambilan

sampel, rekam visual berupa foto atau video, wawancara, isian daftar pertanyaan,

dengan tipe data sebagai berikut :

1) Data Kependudukan , baik data perkotaan, kecamatan sampai kelurahan.

2) Data Ekonomi Kota , yakni produk PAD dan PDRB.

3) Data Kelembagaan , yakni peraturan yang berkenaan dengan birokrasi dan data

organisasi Pemerintah Kota.

4) Data Geosistem dalam wujud peta dan uraian, meliputi : topografi dan benchmark,

geologi, geohidrologi, hidrologi, geoteknik dan klimatologi. Termasuk geosistem

adalah peta kendala lingkungan, seperti banjir, rob dan gerakan tanah.

5) Data Spasial Perkotaan , yakni :

a. Peta-peta : peta struktur kota, peta landuse, peta sebaran permukiman dan peta

jaringan jalan.

b. Data-data deskripsi tentang perkotaan, antara lain : RTRW dan RDTRK,

Rencana Induk air bersih, Rencana Induk pengelolaan sampah, Rencana Induk

hidrologi.

6) Data Sistem Pengelolaan Persampahan , yakni :

V - 73

Page 8: e. BAB V METODA

a. Data eksisting jaringan sanitasi khususnya persampahan.

b. Data instalasi persampahan.

c. Data deskripsi identifikasi dan masalah pengelolaan persampahan kota.

Dalam tahap pengolahan data dilakukan pekerjaan : seleksi, kategorisasi,

tabulasi atau reduksi yang berguna dalam pekerjaan analisis.

5.3.2. Analisis

Dalam pekerjaan analisis untuk Rencana Induk persampahan perkotaan, dapat

dikategorikan dalam 6 jenis analisis, yaitu :

1) Analisis Demografi

Analisis demografi menyangkut perhitungan perkembangan penduduk dalam 10-20

tahun mendatang, yang dihitung dari lingkup kecamatan.

2) .Analisis Geosistem

Geosistem menyangkut berbagai hal tentang perubahan fenomena fisik muka bumi,

diantaranya :

a. Klimatologi

b. geologi,

c. geohidrologi,

d. gangguan/bencana fisik lingkungan

3) Analisis Keruangan

Analisis keruangan perkotaan dan wilayah didekati dengan telaah planologi-geografi,

melipuri,:

a. Analisis Struktur Keruangan .

b. Wilayah Layanan (Zona Layanan).

c. Pusat-Pusat Layanan.

d. Jaringan Layanan

4) Analisis Sistem Pengelolaan Persampahan

Analisis sistem pengelolaan persampahan, menyangkut :

a. Analisis sistem penyaluran persampahan

V - 74

Page 9: e. BAB V METODA

b. Analisis kapasitas dan kebutuhan TPA / TPST

c. Analisis jejaring saluran air buangan

d. Analisis kebutuhan bangunan pelengkap

5) Analisis aspek sosial

Analisis Aspek Sosial menyangkut telaah peran serta dan motVasi dari komunitas

disekitar proyek yang sudah ada atau yang akan dibangun.

6) Analisis Ekonomi Perkotaan

Analisis ekonomi kota didekati dengan ekonomi pembangunan, dengan harapan

Pemerintahan Kota dapat menyisihkan anggarannya yang cukup untuk membangun

sistem infrastruktur pengelolaan persampahan. Disamping itu pula dianalisis aspek

sosial ekonomi masyarakat pada lokasi terbangun TPA / TPST. Dasar analisis

ekonomi perkotaan adalah :

a. Analisis sektor ekonomi dalam APBD dan PDRB

b. Analisis sub sektor infrastruktur dalam APBD dan PDRB

c. Analisis Investasi TPA / TPST Perkotaan

Sedangkan analisis aspek sosial ekonomi didasarkan analisis hasil survei sosial

ekonomi ke komunitas pada lokasi proyek yang didekati secara statistikal. Survei

sosial ekonomi masyarakat dilakukan dalam rangka menghitung kapasitas keuangan

masyarakat untuk dilibatkan dalam pembangunan fisik dan pemeliharaan TPA /

TPST di permukimannya.

7) Analisis Kelembagaan

Untuk mengelola sistem air Kabupaten Nunukan diperlukan lembaga pengelola yang

diatur melalui undang-undang dan peraturan dibawahnya. Analisis kelembagaan

menyangkut sistem pengorganisasian dan aspek legalitas yang mendukung

pelaksanaan kelola persampahan.

5.3.3. Konsep Perencanaan

Dalam tahap laporan antara ini serta melalui kajian analisis seperti disebut diatas

dapat digunakan untuk menggambarkan arah dasar atau konsep-konsep

pembangunannya, yang menyangkut :

V - 75

Page 10: e. BAB V METODA

1) Penetapan visi dan misi pembangunan persampahan.

2) Kebijakan pembangunan persampahan

3) Strategi pembangunan dalam ruang waktu pembangunan, yaitu : strategi jangka

Panjang (20 tahun: 2014-2034 ) jangka menengah ( 5 tahun: 2014-2019) dan

target-target mendesak yang diinginkan.

5.3.4. Skenario Rencana Induk

Skenario berupa gambaran pemikiran dan langkah pokok serta mendasar yang

menjadi pedoman dan arahan sewaktu menyusun Rencana Induk. Dalam skenario

dirumuskan langkah dasar untuk mendapatkan target, .

1) Skenario perkembangan kependudukan , antara lain :

a. Perkembangan penduduk dalam 20 tahun

b. Perkembangan sebaran penduduk

2) Skenario Struktur Keruangan dalam pelayanan pengelolaan persampahan. Dalam

struktur keruangan dilakukan pemilihan dan penetapan lokasi instalasi TPA ,

termasuk penentuan lokasi prioritas dan sub prioritas.

3) Skenario Pilihan teknologi TPA dan TPST yang menyangkut di perkotaan dan

kecamatan-kecamatan

4) Skenario Perhitungan kemampuan ekonomi Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam

menganggarkan untuk pembangunan sistem persampahan perkotaan dan

permukiman. Ditelaah pula segi penyertaan modal Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Pusat, lembaga sponsor dan kontribusi masyarakat.

5) Skenario Pengembangan organisasi dan kelembagaan pengelola sebagai alat dan

saluran birokrasi pengelolaan persampahan termasuk dukungan segi legalitasnya.

6) Skenario bentuk peran serta masyarakat dan pengembangan SDM Pengelola

sampah.

5.3.5. Tahap Laporan Akhir

Dalam proses laporan akhir, akan diproduk pekerjaan Rencana Induk, disamping

produk pemilihan lokasi. Melalui produk tahap analisis maka dapat disusun pekerjaan

sebagai berikut :

V - 76

Page 11: e. BAB V METODA

1) Rencana Induk Persampahan

Dalam Rencana Induk persampahan akan dapat digambarkan prediksi

pembangunan sistem persampahan Kabupaten Nunukan, meliputi gambaran dalam

20 (dua puluh) tahun mendatang :

2) Rencana Anggaran Biaya

Dalam rencana anggaran biaya dihitung alokasi anggaran untuk investasi 20 tahun

dan kebutuhan taktis waktu 5 (lima) tahun mendatang, sebagai :

a. Anggaran pembangunan fisik (biaya langsung)

b. Anggaran rutin dan perawatan

3) Rencana Pengembangan Kelembagaan

Untuk mengapresiasi pembangunan sarana persampahan diperlukan penetapan

lembaga pengelola yang bertanggung jawab. Untuk mendukung eksistensi lembaga

diperlukan pengembangan organisasi dan produk legalitasnya.

4) Matriks Program Rencana Pembangunan Persampahan 5 Tahun

Matrik program rencana pembangunan persampahan 5 (lima ) tahun berisi deskripsi

rencana pembangunan TPA / TPST pertahun di Kabupaten Nunukan, lengkap

dengan keterangan bentuk organisasi dan instansi penanggung jawab.

5.4. METODOLOGI

Pilihan dan penetapan metodologi dilakukan secara multidisiplin sesuai dengan kategori

jenis pekerjaan, meliputi : Metode Pengumpulan Data Sekunder, Metode Pengumpulan Data

Primer, Metode Analisis-Sintesis dan Metode Perencanaan Rencana Induk Persampahan,

sesuai dengan uraian tabel dibawah.

5.4.1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data akan menmanfaatkan berbagai metode dari berbagai

disiplin ilmu.

Untuk peta-peta tematik dilakukan koleksi dari instansi teknis di Pemerintah

Kabupaten seperti Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, DKPPK, dll. Data-data angka

V - 77

Page 12: e. BAB V METODA

atau numerik umumnya diambil dari buku Kabupaten Nunukan Dalam Angka Tahun

20012, tetapi juga mendapatkan data teknis, antara lain, dari : Dirjen Cipta Karya - PLP

Provinsi Kalimantan Timur, instansi ditingkat Pemerintah Kabupaten atau dari lembaga

penelitian universitas. Dokumen - dokumen studi dan perencanaan instansi tersebut.

METODE PENGUMPULAN PENDATAAN SEKUNDERPENDATAAN DESKRIPSI METODE

PETA-PETA TEMATIK

Pengertian :Peta Tematik adalah jenis peta tentang keruangan atau geografi yang memperlihatkan aspek bentang lahan sesuai dengan temanya.Tujuan :Pemetaan ini berguna untuk memperoleh data posisi lahan yang tepat untuk pekerjaan analisis keruangan kota.Peta yang dibutuhkan :Peta topografi, peta geologi, peta geohidrologi, peta tanah, peta bencana alam, peta tutupan vegetasi, peta fungsi lahan (land use), peta jaringan jalan, peta sebaran permukiman,

Mengajukan permintaan soft copy peta pada instansi : BAPPEDA Kabupaten

.

DATA-DATA NUMERIK

Pengertian :Merupakan data-data angka dan deskripsinya, yang dibutuhkan untuk analisis kuantitatif.Tujuan : Dipergunakan untuk berbagai analisis kuantitatif sehubungan dengan prediksi perkembangan 20 tahun kedepan.Data yang dibutuhkan :Data Demografi , Data PDRB, dan Data sosial - ekonomi penduduk

Mengajukan permintaan Buku Atau Copy Data Ke : BAPPEDA Kabupaten Badan Pusat Statistik DPU Dinas Kebersihan &

Pertamanan Dan PMK Dinas Terkait Lainnya

DOKUMEN – DOKUMEN STUDI DAN PERENCANAAN KABUPATEN

Pengertian :Merupakan dokumen referensi untuk pekerjaan Rencana Induk persampahan.Tujuan :Dipergunakan untuk keperluan pertimbangan dan masukan dalam analisis kualitatif sehubungan dengan prediksi perkembangan pengelolaan persampahan Kabupaten Nunukan 20 tahun kedepan.Data yang dibutuhkan :1. Data Identifikasi kondisi persampahan

Kabupaten Nunukan2. Data dan Rencana Induk Pengelolaan

Mengajukan permintaan copy peta pada instansi : Dirjen Cipta Karya – PPLP

Propinsi Kaltim BAPPEDA Kabupaten Dinas Kebersihan &

Pertamanan dan PMK Badan Lingkungan Hidup. PDAM

V - 78

Page 13: e. BAB V METODA

PENDATAAN DESKRIPSI METODE NUNUKAN Sanitasi Kabupaten Nunukan

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan

4. Data dan Rencana Induk Hidrologi Kabupaten Nunukan

5. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Nunukan.

6. Data dan Studi tentang bencana alam di Kabupaten Nunukan

7. Studi pencemaran air dan udara Kabupaten Nunukan

8. Data dan Penelitian geologi Kabupaten Nunukan, termasuk geohidrologinya

9. Data tentang topografi, bench mark

DATA KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA

PengertianMerupakan data sekunder berupa data numerik dan peta delineasi spasial tentang gejala atau kecenderungan adanya epidemi di Kabupaten Nunukan.Tujuan :Mendapatkan informasi tentang kondisi perkembangan epidemi setiap tahunnya di Kabupaten Nunukan yang akan dikaitkan dengan kondisi lingkungan fisik lokasi.Data Yang Dibutuhkan :Buku Profil Kesehatan Kabupaten Nunukan 2012

Mengajukan permintaan copy peta pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan.

Sumber : Hasil Analisa Konsultan,

Untuk pengumpulan data primer dilakukan dengan berbagai metode, untuk data

sosial-ekonomi penduduk disekitar proyek dilakukan dengan forum grup diskusi (FGD),

sedangkan data fisik topografi dengan survei dan pengukuran di lapangan dengan

pendekatan geodesi. Data lapangan bencana alam lebih tepat mencocokan dengan

grounded reaserch dan menanyakan langsung data ke masyarakat. Data mekanika

tanah atau daya dukung tanah dilakukan dengan penelitian geoteknik, yakni dengan

teknik zondir dan boring.

V - 79

Page 14: e. BAB V METODA

METODE PENGUMPULAN PENDATAAN PRIMER

PENDATAAN DESKRIPSI METODE

DATA SOSIAL- EKONOMI WARGAPADA LOKASI TERPILIH

Pengertian :Merupakan hasil survei dan diskusi dengan komunitas warga pada lokasi proyek, berupa pandangan, persepsi dan harapan/motVasi masyarakat tentang pengadaan dan pengelolaan TPA / TPST Tujuan :Mendapatkan gambaran tentang kondisi pemikiran warga disekitar lokasi TPA / TPST tentang pengadaan dan pengelolaan TPA / TPSTData yang dibutuhkan :1. Kebutuhan warga akan TPA / TPST2. Kemampuan kontribusi dana

pembangunan dan pemeliharaan oleh warga

3. Dampak pembangunan fisik dan sosial

4. Kemampuan mengorganisasi pengelolaan limbah

Model RRA atau Rapid Rural Aprasial yaitu upaya pengenalan sasaran program dalam waktu singkat.

Disusun instrumen daftar pertanyaan dengan model ceklis dan wawancara, dengan sampel dari warga yang diundang (sampel kasar)

Disusun panduan diskusi

DATA KONTUR PADA LOKASI TPA / TPST PRIORITAS

Pengertian :Memetakan kondisi bentang lahan dan tinggi tempat pada lokasi terpilihTujuan :Mendapatkan informasi tentang kondisi, potensi dan masalah muka tanah pada lokasi terpilihData yang dibutuhkan :Peta Kontur dan properti pada muka tanah

Menelaah data topografi yang ada lalu meninjau lapangan berdasarkan data-data sekunder, dengan : Cek keberadaan BM Mencocokkan tata letak

jaringan jalan, fungsi lahan (landuse), batas-batas petak, kelurahan

Melaksanakan pengukuran profil memanjang dan melintang

DATA KONDISI BENCANA ALAM

Pengertian :Melakukan pendataan langsung ke lapangan pada lokasi terkena bencana alam, yakni lokasi banjir dan rob, penurunan muka lahan, gerakan tanah, serta pencemaran badan air.Tujuan :Mendapatkan informasi akurat tentang lokasi terkena bencana alam, sehingga dapat dianalisis secara tepat.Data yang Dibutuhkan :1. Data dan peta banjir2. Data dan peta rob3. Data dan peta gerakan tanah

Melakukan turun ke lapangan (grounded) untuk mendata langsung pada lokasi terpilih dan mendata kondisi, mengukur dan merekam gambar. Sumber data: Badan Nasional

Penanggulangan Bencana Provinsi dan Kabupaten

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Administrator Pelabuhan Nunukan.

V - 80

Page 15: e. BAB V METODA

PENDATAAN DESKRIPSI METODE4. Data dan peta pencemaran badan air

DATA KELEMBAGAAN DAN BIROKRASI

Pengertian : Merupakan data tentang organisasi pemerintah Kabupaten Nunukan dan pengaturan tata kerja kedinasan sehubungan dengan tata kelola persampahan Kabupaten Nunukan. Digunakan untuk menganalisis tentang sistem ortala serta kelengkapan menyusun naskah akademik regulasi tentang pengelolaan air limbah. Tujuan : Mendapatkan bahan data tertulis tentang mekanisme kelembagaan di pemerintah kota. Data Yang dibutuhkan : 1. Data organisasi & tata laksana

Pemkot Nunukan2. Data kumpulan peraturan

pembangunan fisik lingkungan aspek pengelolaan persampahan secara nasional, provinsi dan lokal

Metode :Mendapatkan data dari Bagian Hukum Pemerintah Kota atau BAPPEDA Kabupaten Nunukan.

Sumber : Hasil Analisa Konsultan,

4.5.2. Pekerjaan Fakta dan AnalisisDiuraikan Metode Analisis Dan Sintesis, meliputi metode penganalisaan demografi

disertai rumus trend, diteruskan metode analisis geosistem yang terdiri dari berbagai aspek :

Klimatologi, Perubahan Kontur Dalam Topografi, Analisis Geologi, Geohidrologi, Geoteknik

Analisis Hidrologi Perkotaan, dan Analisis Kendala Fisik Lingkungan. Analisis spasial

perkotaan disertai metode overlay peta dan dilakukan penafsiran dan delineasi. Analisis aplikasi

teknologi TPA / TPST dipilih metoda trial & error. Sedangkan Metode Analisis Ekonomi

dilakukan dengan membahas angka-angka PDRB dan APBD melalui pendekatan keuangan

dan investasi. Analisis biaya konstruksi didekati dengan menghitung volume dikalikan harga

dasar yang berlaku untuk seluruh jenis pekerjaan teknik. Analisis regulasi dibahas dengan

mematrikskan aspek hukum dan peraturan yang berhubungan dengan persampahan.

METODE ANALISIS-SINTESIS

V - 81

Page 16: e. BAB V METODA

ANALISIS DESKRIPSI METODE

ANALISIS DEMOGRAFI

Pengertian :Merupakan analisis untuk mengetahui perkembangan penduduk Kabupaten Nunukan 20 tahun yang akan datang.Tujuan :Memprediksi kecenderungan perkembangan poenduduk dan arah penyebarannya, guna masukan pada kebutuhan pengadaan TPA / TPSTProduk :Angka pertumbuhan penduduk selama 20 tahun kedepan.

Rumus trend

linier

Rumus trendEksponensial

ANALISIS GEOSISTEM

Pengertian :Merupakan analisis bentang alam (landscape) kota yang dikaitkan dengan fenomena lingkungan dan perkembangan kota, meliputi aspek : Klimatologi Perubahan kontur dalam topografi Analisis geologi, geohidrologi,

geoteknik Analisis hidrologi perkotaan Analisis kendala fisik lingkunganTujuan :Memperoleh gambar spasial tentang fenomena bentang alam, berupa potensi dan kesesuaian lahan (land suitability) serta masalah fisik lingkungan.Produk : Deskripsi dan peta analisis

Klimatologi, Perubahan kontur dalam topografi, geologi, geohidrologi, geoteknik, hidrologi perkotaan, serta analisis kendala fisik lingkungan.

Peta zoning kondisi dan masalah geosistem.

Metode interpretasi peta dan ditelaah secara trial & error, dengan mendelinasi potensi dan masalah, yang diarahkan pada kebutuhan pengadaan TPA / TPST dan pendukungnya. Kemudian disusun deskripsinya masing-masing fenomena tersebut.

Metode overlay peta-peta tematik untuk mendapatkan gejala/fenomena spasial secara terpadu. Hasil verlay berupa land suitability map atau peta kesesuaian lahan yang dapat memberi informasi tentang criteria untuk mendapatkan lokasi TPA/TPST dan diusahakan terintegrasi dengan lokasi IPLT.

ANALISIS SPASIAL KOTA

Pengertian :Merupakan proses interpretasi terhadap gejala spasial pada setiap peta tematik dan peta-peta yang berelasi atau berhubungan.Tujuan :Mendapat informasi spasial tentang gejala spasial, yakni : Struktur drainase kota dan identifikasi

masalah drainase kota Sebaran kantong permukiman padat

huni & kumuh

Metode overlay peta-peta tematik untuk mendapatkan gejala/fenomena spasial secara terpadu,

melakukan delineasi atau zonasi kawasan potensial untuk lokasi TPA / TPST.

Standart analisis SNI 03-3421-1994

Metoda “numerical rating” atau Le Grand yang telah dimodifikasi oleh Knight,

V - 82

Page 17: e. BAB V METODA

ANALISIS DESKRIPSI METODE Zona ruang bermasalah lingkungan

(banjir, rob, penurunan tanah, gerakan tanah, cemaran air, dll)

Titik lokasi TPA / TPST perkotaan dan permukiman eksisting serta aksesbilitasnya

Infrastruktur pendukung (listrik, drainase dan air baku)

Produk :Peta zona lokasi pengadaan TPA / TPST perkotaan dan permukiman.

direkomendasi Direktorat Geologi Tata Lingkungan, guna evaluasi pendahuluan dari lokasi pembuangan limbah di Indonesia.

ANALISIS PRODUK PERSAMPAHAN DAN KEBUTUHAN TPA/TPST

a. Pengertian b. Merupakan analisis untuk mengkur

jumlah produk sampah dan menghitung kapasitas di TPA

c. Tujuan :d. Mendapatkan kebutuhan luas kebutuhan

TPAe. Produk :

Hasil Hitungan Kebutuhan Luas TPA dalam waktu 10-20 tahun

Rumus:V = AE

L = Vx 300 x 0,7 x 1.15 T

L = luas lahan TPA – m2V = volume sampah – m3/hariA = volume sampah yang dibuang.E = Tingkat Pemadatan (Kg/m3) rata-rata 600 kg/m3.T = ketinggian timbunan yang dirncanakan dengan 15% ratio tanah penutup.

Untuk menghitung luas lahan total dipakai rumus Lahan H = L .I.JH = luas Lahan TotalL = luas lahan setahunI = umur Lahan (tahun)J = rasio luas lahan total dengan rasio 1,2 (120%)

ANALISIS EKONOMI PERKOTAAN

g. Pengertian : Merupakan analisis potensi ekonomi perkotaan melalui instrumen PAD/PDRB.Tujuan :Mendapatkan informasi tentang kemampuan ekonomi Kabupaten Nunukan dalam mengalokasikan biaya pengelolaan infrastruktur TPA / TPST dan pendukungnya.Produk :Kajian ekonomi APBD, PDRB dan potensi anggaran infrastruktur TPA / TPST dan pendukungnya.

Menelaah data sektoral APBD dan PDRB Kabupaten Nunukan dari aspek sektor konstruksi dan sub sektor infrastruktur persampahan.

Pengertian :Kajian aspek keuangan sehubungan dengan rencana investasi dan tata kelola

Rumus NPV

V - 83

Page 18: e. BAB V METODA

ANALISIS DESKRIPSI METODE

ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN TPA / TPST

investasinya.Tujuan :Mengetahui rencana biaya pembangunan dan operasionalnya serta kajian investasi jangka panjang(RPJP) dan akan memberi input dalam Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Produk :1. Analisis Net Present Value (NPV)2. Analisis Payback Period (PB)3. Analisis Return Of Investament (ROI)4. Analisis Internal rate Of Return (IRR)

Rumus ROI

ANALISIS BIAYA KONSTRUKSI (RAB) TPA/TPST

Pengertian :Menghitung rencana anggaran biaya pembangunan konstruksi TPA secara kasar.Tujuan :Mengetahui besaran biaya pembangunan instalasi.Produk : Bill Of Quatity (Volume Pekerjaan Per

Item) Rencana Anggaran Biaya Konstruksi Spesifikasi Teknis (RKS Teknis)

Ceklist analisis biaya bangunan dalam patokan harga konstruksi per meter persegi, sesuai dengan harga standar di Kabupaten Nunukan/ Provinsi Nunukan.

ANALISIS KELEMBAGAAN

Pengertian :Merupakan tahap analisis untuk mengkaji posisi lembaga pengelola persampahan di organisasi dan tata laksana pemerintah Kabupaten Nunukan.Tujuan :Mendapatkan input tentang posisi lembaga pengelola persampahan di Pemerintah Kabupaten Nunukan.Produk :Struktur Organisasi dan posisi lembaga Pengelola persampahan didalam struktur Pemerintah Kabupaten Nunukan.

Metode :1. Review SOTK Pemerintah

Kabupaten Nunukan2. Diskusi pengembangan

organisasi dengan SKPD Pemerintah Kabupaten Nunukan.

ANALISIS ASPEK REGULASI

Pengertian :Merupakan proses analisis tentang kebijakan dan regulasi tentang sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Nunukan.Tujuan :Memberi masukan pada Pemerintah Kota tentang peraturan sistem pengelolaan persampahan.Produk :

Review peraturan sistem pengelolaan persampahan dari tingkat pusat sampai daerah.

Menyusun dan mendiskusikan deskripsi tentang kebutuhan peraturan sistem pengelolaan persampahan.

V - 84

ROI = E / I

NPV =∑ I=0

n A t(1+k )I

Page 19: e. BAB V METODA

ANALISIS DESKRIPSI METODE Deskripsi akademik tentang peraturan sistem pengelolaan persampahan.

Sumber : Hasil Analisa Konsultan,

4.5.3. Penyusunan Rencana Induk

Khusus untuk menyusun Rencana Induk dan kedalaman materinya, didekati dengan metode trial & error, karena memerlukan pembahasan dari berbagai stakeholder baik di instansi SATKER PLP atau Pemerintah Kabupaten Nunukan.

Dalam tahap penyusunan Rencana Induk, metode yang digunakan ditunjukkan adalah terurai dalam tabel berikut

PERENCANAAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN

PERENCANAAN

DESKRIPSI METODE

PRODUK RENCANA KERU-ANGAN

Pengertian :Menyusun secara deskripsi-analitis tentang perencanaan kebutuhan dan sistem kelola TPA / TPST dalam 20 tahun kedepan di Kabupaten Nunukan.Tujuan :Menyusun dokumen komprehensif tentang Rencana Induk Persampahan Kabupaten Nunukan, dari aspek Teknis dan pengelolaannya, Keuangan dan Kelembagaan.Produk :Dokumen Rencana Induk Persampahan Kabupaten Nunukan, meliputi: Rencana Struktur Keruangan Rencana Wilayah Pelayanan Rencana Pusat Pelayanan , dan Rencana Struktur jaringan

Menetapkan skenario perencanaan yang diajukan konsultan ke satker PLP dan stakeholder.

Dilakukan analisis prediksi atau meramal dengan menghitung secara kuantitatif dan kualitatif kebutuhan TPA / TPST dan sistem pengelolaannya di Kabupaten Nunukan; dengan pendekatan multidisiplin.

Pendekatan dilakukan secara trial & error yang diperkuat dengan kesepakatan produk antara konsultan dengan satker PLP serta stake holder dari provinsi dan pemerintah kota.

RENCANA KEUANGAN DAN INVESTASI

Pengertian :Merupakan rencana keuangan dan investasi yang disusun dalam strategi investasi pembangunan TPA / TPST dan sarana pendukungnya. Tujuan :Untuk memperoleh gambaran untuk melakukan strategi keuangan dalam kurun 20 tahun mendatangProduk :Dokumen Rencana Biaya Total

Memilih dan menetapkan posisi keuangan dan pola investasi; serta disusun strategi kemungkinan pelibatan pihak investor swasta, perbankan dan masyarakat dalam pengelolaan TPA / TPST.

V - 85

Page 20: e. BAB V METODA

PERENCANAAN

DESKRIPSI METODE

Pengelolaan Persampahan dan RPIJM

RENCANA KELEMBA-GAAN DAN ASPEK REGULASI

Pengertian :Merupakan draft produk kebijakan dan regulasi tentang sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Nunukan, dari aspek regulasi dan organisasi.Tujuan :Memberi masukan pada Pemerintah Kota tentang peraturan dan organisasi sistem pengelolaan persampahan.Produk :Naskah akademik tentang naskah akademik peraturan sistem pengelolaan persampahan dan draft organisasi pengelola persampahan di Pemerintah Kabupaten Nunukan.

Review peraturan sistem pengelolaan persampahan dari tingkat pusat sampai daerah.

Menyusun deskripsi tentang kebutuhan organisasi dan peraturan sistem pengelolaan persampahan.

PENYUSU-NAN RENCANA INVESTASI PEMBA-NGUNAN JANGKA MENENGAH (RPIJM) AIR LIMBAH KABUPATEN NUNUKAN

Pengertian :Menyusun secara deskripsi-analitis tentang perencanaan kebutuhan dan sistem kelola TPA / TPST serta bentuk investasi dalam 5 tahun kedepan di Kabupaten Nunukan.Tujuan :Menyusun dokumen komprehensif tentang RPIJM Persampahan Kabupaten Nunukan, dari aspek Teknis dan pengelolaannya, Keuangan dan Kelembagaan.Produk Dokumen RPIJM Persampahan Kabupaten Nunukan yang menjadi bagian pokok Rencana Induk persampahan.

Menyusun dalam bentuk matriks program format RIPJM Kabupaten Nunukan sesuai standar Kementerian Pekerjaan Umum.

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2011

5.5. PENETAPAN PRIORITAS

Penetapan prioritas pengelolaan persampahan kota ditetapkan dengan berbagai

pertimbangan, sehingga dalam Laporan Pendahuluan ini belum dapat ditentukan posisi

prioritasnya. Dalam Bab Analisis di Laporan Antara penetapan urutan prioritas baru akan

ditetapkan.

Sesuai dengan arahan pembuatan Buku Putih Sanitasi, maka masalah pengelolaan

sanitasi persampahan di Kabupaten Nunukan dapat dikategorikan dalam :

V - 86

Page 21: e. BAB V METODA

1) Penanganan persampahan di Sekolah-Sekolah

2) Penanganan persampahan Rumah Tangga

3) Penanganan TPST skala komunitas

4) Penanganan TPA sebagai TPST

Parameter prioritas penanganan persampahan di Kabupaten Nunukan didekati dengan

kacamata perkotaan dan perwilayahan, dalam hal ini terkait dengan posisi Pemerintah

Kabupaten sebagai manajer pembangunan dilingkup Kabupaten yang melibatkan berbagai

unsur pembangunan terkait sarana persampahan. Dalam lingkup perkotaan, maka penetapan

parameter prioritas dipertimbangkan dalam berbagai aspek yang spesifik.

Pertimbangan urgensi terhadap kebutuhan masyarakat, baik di permukiman dan ruang

perkotaan serta wilayah non perkotaan, dengan catatan bahwa pengadaan sarana sanitasi

persampahan terutama dalam sarana permukiman, masih dibangun secara parsial. Dengan

Rencana Induk Persampahan akan dapat ditentukan prioritas berdasarkan aspek kebutuhan

TPA / TPST dimasyarakat, baik kalangan menengah kebawah dan kalangan menengah. Dalam

produk ini akan ditetapkan lokasi prioritas, dengan tinjauan sebagai berikut :

1) Kondisi ketersediaan dan kebutuhan instalasi persampahan di lokasi terpilih.

2) Aspirasi dan motivasi masyarakat disekitar rencana TPA / TPST.

3) Kondisi fisik lingkungan lokasi.

4) Pertimbangan dengan rencana pembangunan fisik perkotaan seperti yang tertuang

dalam RTRW, RDTRK, Rencana Induk Sampah, Rencana Induk Drainase, Rencana

Induk Sanitasi dan Grand Design Sanitasi di Kabupaten Nunukan yang berada

dalam kurun waktu 2010-2020.

V - 87