e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8182/1/SKRIPSI... ·...

157
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KONTROL PERILAKU DAN RELIGIUSITAS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi pada Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga) HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh PUTERI AZIZAH 63020160110 PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8182/1/SKRIPSI... ·...

  • PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI

    KONTROL PERILAKU DAN RELIGIUSITAS

    TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN

    PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI

    VARIABEL MODERASI

    (Studi pada Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga)

    HALAMAN JUDUL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    PUTERI AZIZAH

    63020160110

    PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI

    KONTROL PERILAKU DAN RELIGIUSITAS

    TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN DENGAN

    PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI

    VARIABEL MODERASI

    (Studi pada Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga)

    HALAMAN JUDUL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    PUTERI AZIZAH

    63020160110

    PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • v

    PENGESAHAN KELULUSAN

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  • vii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGAT

  • viii

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI

  • ix

    DECLARATION

  • x

    MOTTO

    “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan

    meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad/47 : 7)

    “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan

    keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Q.S.

    At-Talaaq/65 : 2-3)

  • xi

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah karena atas izin dan ridho-Nya yang

    telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

    mendapatkan dukungan dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini saya

    persembahkan sebagai tanda terima kasih, cinta dan hormat kepada :

    1. Kedua orang tua saya, Bapak Wahab Misbakhul Munir dan Ibu Sri Mulyani

    yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, mendidik dengan penuh

    kesabaran dan senantiasa memberikan doa yang terbaik atas segalanya.

    2. Adik tercinta Amalia Rahmatusahada.

    3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si. yang telah membimbing dengan

    penuh keikhlasan dan memberikan doa restunya.

    4. Teman-teman seperjuangan S1 Ekonomi Syariah 2016.

  • xii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan segala rahmat, karunia, rezeki dan pertolongan-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Sikap, Norma

    Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku dan Religiusitas terhadap Intensi

    Kewirausahaan dengan Pendidikan Kewirausahaan sebagai Variabel Moderasi

    (Studi pada Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga)”. Sebagai syarat menyelesaikan

    Program Studi S1-Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala

    namun tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak

    pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada :

    1. Bapak Prof. Dr.Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam.

    3. Bapak Qi Mangku Bahjahtulloh, Lc., M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-

    Ekonomi Syariah.

  • xiii

    4. Bapak Qi Mangku Bahjahtulloh, Lc., M.Si. selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi yang telah bersedia memberikan bimbingannya, pengarahan dan

    meluangkan waktunya selama proses penyusunan skripsi.

    5. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

    telah bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah

    berlangsung.

    6. Seluruh dosen Program Studi S1-Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan

    wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    7. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.

    8. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak Wahab Misbakhul Munir dan

    Ibu Sri Mulyani, yang telah memberikan doa, dukungan moril maupun

    materiil kepada penulis dalam penyelesaikan skripsi ini..

    9. Adik saya Amalia Rahmatusahada, yang selalu memberikan semangat dan

    dorongan kepada penulis dalam penyelesaikan skripsi ini.

    10. Teman-teman FEBI IAIN Salatiga yang sudah bersedia menjadi responden

    dalam penelitian ini.

    11. Teman-teman seperjuangan S1-Ekonomi Syariah 2016 yang telah

    menyemangati dalam keadaan apapun.

    12. Sahabat-sahabatku yang saling memberikan doa, semangat dan selalu

    berjuang bersama (Anifah, Harti, Norma, Ana, Putri, Diyah dan Nikmah).

    13. Keluarga KKN Posko 166, 167 dan 168 yang telah membagi berbagai banyak

    pengalaman serta doa dan semangat.

  • xiv

    14. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu

    dalam penyelesaian skripsi ini yang tidaK dapat penulis sebutkan satu

    persatu.

    Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah

    SWT.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari

    sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan

    maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran

    yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan

    pembacanya.

    Wassalamu’alaikum wr.wb.

    Salatiga. 17 Maret 2020

    Penulis

    Puteri Azizah

  • xv

    ABSTRAK

    Azizah, Puteri. 2020. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol

    Perilaku dan Religiusitas terhadap Intensi Kewirausahaan dengan

    Pendidikan Kewirausahaan sebagai Variabel Moderasi (Studi pada

    Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Program Studi S1-Ekonomi Syariah IAIN Salatiga.

    Pembimbing : Qi Mangku Bahjahtullah, L.C., M.SI.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat Pengaruh Sikap,

    Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku dan Religiusitas terhadap Intensi

    Kewirausahaan dengan Pendidikan Kewirausahaan sebagai Variabel Moderasi

    (Studi pada Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga).

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan

    kepada mahasiswa FEBI IAIN Salatiga. Teknik pengambilan sampel

    menggunakan teknik purposive sampling karena hanya ditujukan mahasiswa yang

    sudah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan. Sampel yang diambil sebanyak

    275 mahasiswa. Data diolah menggunakan SPSS meliputi uji instrumen, uji

    asumsi klasik, uji statistik dan uji MRA.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan, norma subjektif berpengaruh positif

    tetapi tidak signifikan terhadap intensi kewirausahaan, persepsi kontrol perilaku

    berpengaruh posistif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan, religiusitas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan dan pendidikan

    kewirausahaan tidak memoderasi sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku

    dan religiusitas terhadap intensi kewirausahaan.

    Kata Kunci : Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku, Religiusitas,

    Pendidikan Kewirausahaan, Intensi Kewirausahaan.

  • xvi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. vi

    PERNYATAAN BEBAS PLAGAT ..................................................................... vii

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................. viii

    DECLARATION ..................................................................................................... ix

    MOTTO .................................................................................................................. x

    PERSEMBAHAN .................................................................................................. xi

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... xii

    ABSTRAK ............................................................................................................ xv

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

    BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

    C. Tujuan .......................................................................................................... 7

    D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 8

    E. Sistematika Penulisan .................................................................................. 9

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11

    A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 11

    B. Kerangka Teori........................................................................................... 20

    1. Theory of Planned Behavior ................................................................... 20

    2. Religiusitas ............................................................................................. 25

    3. Intensi Kewirausahaan ........................................................................... 27

    4. Pendidikan Kewirausahaan .................................................................... 37

    C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 40

    D. Hipotesis ..................................................................................................... 41

  • xvii

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 46

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 46

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 46

    C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 46

    D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48

    E. Skala Pengukuran ....................................................................................... 49

    F. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 49

    G. Instrumen Penelitian................................................................................... 53

    H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 56

    1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 56

    2. Uji Instrumen .......................................................................................... 57

    3. Uji Statistik ............................................................................................. 59

    I. Alat Analisis ............................................................................................... 63

    BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 64

    A. Deskripsi Responden .................................................................................. 64

    B. Analisis Data .............................................................................................. 66

    1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 66

    2. Uji Instrumen .......................................................................................... 69

    3. Uji Statistik ............................................................................................. 72

    C. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 81

    D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 90

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 91

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 91

    B. Saran ........................................................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 15

    Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 45

    Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga yang sudah Mendapatkan

    Mata Kuliah Kewirausahaan .................................................................................47

    Tabel 3.2 Indikator Variabel .................................................................................52

    Tabel 4.1 Demografi Responden........................................................................... 64

    Tabel 4.2 Hasil Uji Muktikolinearitas ................................................................... 66

    Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 68

    Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 69

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 70

    Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 71

    Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 72

    Tabel 4.8 Hasil Uji t-test ....................................................................................... 73

    Tabel 4.9 Hasil Uji F-test ...................................................................................... 75

    Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi Sikap Terhadap Intensi Berwirausaha .... 76

    Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Moderasi Norma Subjektif Terhadap Intensi

    Berwirausaha ......................................................................................................... 77

    Tabel 4. 12 Hasil Uji Regresi Moderasi Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap

    Intensi Berwirausaha ............................................................................................. 79

    Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Moderasi Religiusitas Terhadap Intensi

    Berwirausaha ......................................................................................................... 80

    Tabel 4.14 Hasil Penelitian Hipotesis Penelitian .................................................. 90

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 40

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Menurut catatan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

    (UKM), bahwa berdasarkan data BPS jumlah pengusaha di Indonesia

    meningkat dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67% menjadi 3,1% dari

    total jumlah peduduk Indonesia sebanyak 224 juta jiwa, namun jumlah

    tersebut masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara

    tetangga. Malaysia 6% dari total penduduknya, Singapura 7%, Thailand

    5% dan masih terbilang sangat minim dibandingkan dengan tingkat

    wirausaha di negara-negara maju yang bisa mencapai 14% (Walter, 2018).

    Salah satu indikator kemajuan dari suatu negara yaitu jumlah

    wirausaha. Patokannya adalah jumlah wirausaha yang ada di suatu negara

    minimal harus sebanyak 4% dari jumlah penduduk di negara tersebut.

    Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, negeri ini paling kurang harus

    memiliki 5 juta jiwa wirausaha (Kominfo, 2017). Kewirausahaan

    merupakan visi mulia dalam ekonomi islam untuk bekerja sehingga islam

    sangat mendorong umatnya untuk menjadi pengusaha (Akmalianis et al.

    2019). Begitupun dengan Rasulullah juga bersabda untuk menjadi seorang

    pengusaha bagi orang islam. Seperti riwayat dari Rafi’ bin Khadij dalam

    Akmalianis et al. (2019), ada seseorang bertanya kepada Rasulullah:

    “Yaa Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?” Rasulullah

    menjawab: “Pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya sendiri dan

    semua pekerjaan yang baik“. (HR. Al-Baihaqi).

  • 2

    Pada kenyataannya tidak mudah untuk menciptakan kewirausahaan

    di Indonesia karena kebanyakan orang-orang Indonesia lebih nyaman

    untuk bekerja kepada seseorang sebagai karyawan. Hal ini karena

    pendidikan di Indonesia membentuk siswanya untuk menjadi karyawan

    atau bekerja di suatu perusahaan (Akmalianis et al. 2019). Dikutip dari

    Merdeka (2017) Ketua Young Entrepreneur Community Indonesia, Bahlil

    Lahadila mengatakkan berdasarkan data penelitian ada 5 juta siswa di

    Indonesia dan hanya 4% siswa yang memilih untuk menjadi pengusaha,

    dan sisanya 83 % memilih untuk menjadi karyawan dan politikus. Padahal

    mahasiswa dan kampus merupakan sasaran yang paling tepat untuk

    menumbuhkan kewirausahaan (Kominfo, 2017). Sehingga penyebab

    jumlah wirausaha yang masih tergolong sedikit di negara-negara

    berkembang seperti Indonesia adalah masih rendahnya intensi

    berwirausaha (Santi, Hamzah, dan Rahmawati, 2017).

    Intensi (niat) sangat dibutuhkan sebagai langkah awal dalam

    memulai berwirausaha (Adnyana dan Purnami, 2016). Selain itu sebagai

    salah satu cara alternatif dalam rangka mengurangi pengangguran yaitu

    dengan menumbuhkan niat untuk berwirausaha, khususnya pada

    mahasiswa (Cahyono, Widarjo, dan Yunita, 2014). Niat berwirausaha

    didefinisikan sebagai tendensi keinginan seorang individu untuk

    melakukan tindakan wirausaha dengan mengambil peluang binis untuk

    menciptakan suatu produk baru dan pengambilan risiko. Seseorang tidak

    akan tiba-tiba menjadi seorang pengusaha tanpa ada pemicu tertentu,

  • 3

    karena berwirausaha itu sangat ditentukan oleh adanya niat pada

    seorang individu itu tersebut (Adnyana dan Purnami, 2016).

    Sikap berperilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku

    dalam teori planned berhavior diyakini sebagai faktor-faktor sekaligus

    variabel penting dalam membentuk niat seseorang. Dan pada akhirnya

    akan dapat berpengaruh langsung pada perilaku seseorang (Suharti and

    Sirine, 2011). Dalam hal ini yaitu membentuk niat untuk berwirausaha dan

    pada akhirnya akan mendirikan usaha secara nyata. Demikian juga dalam

    penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tsodia (2015) juga

    menyebutkan beberapa hal yang mempengaruhi seseorang untuk mau

    berwirausaha atau mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

    intensi kewirausahaan, yaitu sikap berperilaku, norma subjektif dan

    persepsi kontrol perilaku. Sehingga ketiga hal tersebut akan diangkat

    sebagai variabel independen dalam penelitian ini. Namun dalam penelitian

    yang dilakukan oleh Wijaya, Nurhadi dan Kuncoro (2015), norma

    subjektif tidak berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan, begitu pula

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida dan Mahmud (2015) bahwa

    sikap berperilaku tidak mempengaruhi intensi kewirausahaan serta

    persepsi kontrol perilaku juga tidak berpengaruh terhadap intensi

    kewirausahaan menurut penelitian dari (Miranda, Chamorro-Mera, dan

    Rubio, 2017).

    Religiusitas menjadi isu penting dalam studi kewirausahaan.

    Karena pada saat ini kewirausahaan juga diarahkan dan mengarah pada

  • 4

    pendekatan agama, sehingga tidak hanya mengarah pada pengembangan

    bisnis, penciptaan bisnis baru dan sifat kewirausahaan saja. Religiusitas

    secara umum adalah seperangkat kepercayaan, nilai, etika, norma dan

    perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan kegiatan

    usahanya. Religiusitas akan memberikan dampak kepada perilaku seorang

    individu, seperti halnya dalam perilaku kewirausahaan, religiusitas

    memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku kewirausahaan. Secara

    empiris, religiusitas menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kinerja,

    seperti pencapaian kinerja yang unggul, lebih mampu bertahan dalam

    lingkungan bisnis dan keberhasilan pengembangan kewirausahaan

    (Fauzan, 2014).

    Religiusitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pula

    terhadap intensi kewirausahaan seperti dalam penelitian yang dilakukan

    oleh Wibowo (2017). Bahwa religiusitas dalam proses pembentukan niat

    untuk berwirausaha memiliki peran yang sangat penting. Terbukti bahwa

    mahasiswa dengan religiusitas yang tinggi memiliki sikap personal yang

    lebih baik terhadap aktivitas wirausaha dan memiliki kepercayaan diri

    yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok yang religiusitasnya

    lebih rendah. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihombing

    (2016) bahwa religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi

    kewirausahaan. Sehingga dapat dilihat bahwa ada kesenjangan penelitian

    (gap research) yang harus diteliti.

  • 5

    Pendidikan merupakan suatu hal yang dapat memperkuat adanya

    niat seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Menurut Lukito dalam

    (Republika 2018) menjelaskan bahwa penyebab rendahnya tingkat

    kewirausahaan yaitu sistem pendidikan yang kurang mendorong untuk

    mengembangkan kewirausahaan. Sedangkan menurut penelitian yang

    dilakukan oleh Indarti dan Kristiansen (2003) pendidikan tidak

    berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Namun di dalam penelitian

    ini pendidikan kewirausahaan akan dijadikan sebagai variabel moderasi

    antara sikap berperilaku, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan

    religiusitas terhadap intensi kewirausahaan karena masih sedikit penelitian

    yang meneliti tentang hal ini.

    Berdasarkan fenomena-fenomena yang mendasari penelitian ini

    ditemukan beberapa permasalahan-permasalahan yang perlu dianalisis dan

    perbedaan pendapat (research gap), maka dari itu peneliti menilai

    penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dengan judul “PENGARUH

    SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KONTROL PERILAKU

    DAN RELIGIUSITAS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

    DENGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI

    VARIABEL MODERASI (STUDI PADA MAHASISWA FEBI IAIN

    SALATIGA)”

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain :

    1. Bagaimana pengaruh antara sikap berperilaku terhadap intensi

    kewirausahaan?

    2. Bagaimana pengaruh antara norma subjektif terhadap intensi

    kewirausahaan?

    3. Bagaimana pengaruh antara persepsi kontrol perilaku terhadap intensi

    kewirausahaan?

    4. Bagaimana pengaruh antara religiusitas terhadap intensi

    kewirausahaan?

    5. Bagaimana pengaruh antara terhadap sikap berperilaku terhadap

    intensi kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan sebagai

    variabel moderasi?

    6. Bagaimana pengaruh antara norma subjektif terhadap intensi

    kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel

    moderasi?

    7. Bagaimana pengaruh antara persepsi kontrol perilaku terhadap intensi

    kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel

    moderasi?

    8. Bagaimana pengaruh antara religiusitas terhadap intensi kewirausahaan

    dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi?

  • 7

    C. Tujuan

    Tujuan dalam penelitian ini, antara lain :

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara sikap

    berperilaku terhadap intensi kewirausahaan.

    2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara norma subjektif

    terhadap intensi kewirausahaan.

    3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara persepsi kontrol

    perilaku terhadap intensi kewirausahaan.

    4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara religiusitas

    terhadap intensi kewirausahaan.

    5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara sikap

    berperilaku terhadap intensi kewirausahaan dengan pendidikan

    kewirausahaan sebagai variabel moderasi.

    6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara norma subjektif

    terhadap intensi kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan

    sebagai variabel moderasi.

    7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara persepsi kontrol

    perilaku terhadap intensi kewirausahaan dengan pendidikan

    kewirausahaan sebagai variabel moderasi.

    8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara religiusitas

    terhadap intensi kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan

    sebagai variabel moderasi.

  • 8

    D. Kegunaan Penelitian

    Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan memberikan

    manfaat untuk berbagai pihak, antara lain :

    1. Manfaat Praktis

    a. Perguruan Tinggi

    Dari hasil penelitian ini, dapat digunakan sebagai masukan

    kepada FEBI IAIN Salatiga untuk menentukan langkah strategis

    agar dapat meningkatkan intensi kewirausahaan mahasiswa

    melalui pendidikan kewirausahaan dan nantinya dapat mengatasi

    masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

    b. Mahasiswa

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

    informasi tentang gambaran intensi kewirausahaan, sehingga

    ketika mendapat mata kuliah kewirausahaan dapat dimanfaatkan

    semaksimal mungkin untuk menumbuhkan intensi kewirausahaan

    mahasiswa.

    2. Manfaat Teoritis

    a. Bagi Penulis

    Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat

    menambah khasanah keilmuan dan memperdalam wawasan serta

    pengetahuan bagi peneliti.

    b. Bagi Pembaca

  • 9

    1) Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat

    dijadikan acuan untuk mendapatkan data empiris tentang

    pengaruh sikap berperilaku, norma subjektif, persepsi kontrol

    perilaku dan religiusitas terhadap intensi kewirausahaan

    untuk menjadi wirausahawan dengan berbekal pendidikan

    kewirausahaan.

    2) Dapat dijadikan referensi untuk penelitian selajutnya tentang

    teori mengenai intensi kewirausahaan untuk menjadi

    wirausahawan.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur

    pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun rencana

    sistematika pembahasan dari awal sampai akhir kesimpulan adalah sebagai

    berikut :

    BAB I PENDAHULUAN : Menguraikan latar belakang masalah,

    perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI : Meliputi telaah pustaka, kerangka

    teori, kerangka penelitian dan hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN : Meliputi jenis penelitian,

    lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

    data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional variabel,

    instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis penelitian.

  • 10

    BAB IV ANALISIS DATA : Meliputi gambaran singkat objek

    penelitian, analisis data dan pembahasan analisis.

    BAB V PENUTUP : Meliputi kesimpulan yang diperoleh dari

    hasil penelitian dan saran.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Ambad dan Damit (2016) melakukan penelitian tentang

    “Determinants of Entrepreneurial Intention Among Undergraduate

    Students in Malaysia.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sikap,

    norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Tsordia dan Papadimitriou (2015) melakukan penelitian tentang

    “The Role of Theory of Planned Behavior on Entrepreneurial Intention of

    Greek Business Students.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sikap,

    norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Miranda, Chamorro-Mera, dan Rubio (2017) melakukan penelitian

    tentang “Academic Entrepreneurship in Spanish Universities : An Analysis

    of the Determinants of Entrepreneurial Intention.” Hasil penelitiannya

    menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap intensi

    kewirausahaan, sedangkan norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku

    tidak berpengaruh signifkan terhadap intensi kewirausahaan.

    Santi, Hamzah, dan Rahmawati (2017) melakukan penelitian

    tentang “Pengaruh Efikasi Diri, Norma Subjektif, Sikap Berperilaku, dan

    Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha.” Hasil

  • 12

    penelitiannya menunjukkan bahwa sikap berperilaku dan norma subjektif

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Mirawati, Wardana, dan Sukaatmadja (2016) melakukan penelitian

    tentang “Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi Kontrol

    Keperilakuan terhadap Niat Siswa SMK di Kota Denpasar untuk Menjadi

    Wirausaha.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sikap, norma

    subjektif dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    Farida dan Mahmud (2015) melakukan penelitian tentang

    “Pengaruh Theory Planned Of Behavior terhadap Intensi Berwirausaha

    Mahasiswa.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa antara sikap

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pendidikan

    kewirausahaan yang berdampak negatif pula pada intensi kewirausahaan.

    Andika dan Madjid (2012) melakukan penelitian tentang “Analisis

    Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri terhadap Intensi

    Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah

    Kuala.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa norma subjektif

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Sarwoko (2011) melakukan penelitian tentang “Kajian Empiris

    Entrepreneur Intention Mahasiswa.” Hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

    kewirausahaan.

  • 13

    Wijaya, Nurhadi, dan Kuncoro (2015) melakukan penelitian

    tentang “Intensi Berwirausaha Mahasiswa : Perspektif Pengambilan

    Risiko.”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa norma subjektif

    berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Abdullahi dan Suleiman, 2015 melakukan penelitian tentang

    “Impact of Religion on Entrepreneurial Intention of University Students in

    Kano State, Nigeria.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa religiusitas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Muhammad et al, 2014 melakukan penelitian tentang “The

    Relationships between Religiosity and Entrepreneurial Intention.” Hasil

    penelitiannya menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    Wibowo (2017) melakukan penelitian tentang “Religiosity and

    Entrepreneurial Intention.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

    religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

    kewirausahaan.

    David dan Lawal (2018) melakukan penelitian tentang “Religiosity

    and Entrepreneurial Intentions in Nigeria.” Hasil penelitiannya

    menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    Sihombing (2016) melakukan penelitian tentang “Does Religious

    Values Matter in Predicting Youth Entrepreneurial Intention? An

    Empirical Study in Indonesia.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

  • 14

    religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi

    kewirausahaan.

    Cahyono, Widarjo, dan Yunita (2014) melakukan penelitian

    tentang “Eksplorasi Niat Berwirausaha pada Perajin Batik Kota Surakarta :

    Anteseden dan Peran Entrepreneurship Education Programme (EEP)

    sebagai Variabel Pemoderasi.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

    pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi tidak memperkuat

    hubungan antara sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku

    terhadap intensi kewirausahaan.

    Rosalina (2017) melakukan penelitian tentang “Dampak Variabel

    Lingkungan terhadap Minat Wirausaha dengan Pendidikan Kewirausahaan

    sebagai Variabel Pemoderasi.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

    pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi memperkuat

    pengaruh terhadap intensi kewirausahaan secara signifikan.

    Aryaningtyas, Aurilia Triani dan Palupiningtyas (2019) melakukan

    penelitian tentang “Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Intensi

    Kewirausahaan Mahasiswa : Pendidikan Kewirausahaan sebagai Variabel

    Moderasi.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan

    kewirausahaan sebagai variabel moderasi memperkuat pengaruh terhadap

    intensi kewirausahaan secara signifikan.

    Bhat dan Singh (2018) melakukan penelitian tentang “Analyzing

    the Moderating Effect of Entrepreneurship Education on the Antecedents

    of Entrepreneurial Intention.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

  • 15

    pendidikan kewirausahaan sebagai variabel moderasi memperkuat

    pengaruh terhadap intensi kewirausahaan secara signifikan.

    Kunday dan Çakir (2014) melakukan penelitian tentang “The

    Moderating Role of Entrepreneurship Education and Family Tradition on

    the Relationship between Self-Esteem and Entrepreneurial Intention”.

    Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan

    sebagai variabel moderasi memperkuat pengaruh terhadap intensi

    kewirausahaan secara signifikan.

    Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

    No. Penulis/Tahun Variabel Hasil

    Sikap

    1. Ambad dan Damit, 2016

    a. Perceived educational support (X1)

    b. Perceived relational support (X2)

    c. Perceived structural support (X3)

    d. Personal attitude (X4) e. Perceived behavioral

    control (X5)

    f. Entrepreneurial intention (Y)

    Sikap berperilaku

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    2. Tsordia dan Papadimitriou,

    2015

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    d. Entrepreneurial curriculum and content

    (X4)

    e. Entrepreneurial intention (Y)

    Sikap berperilaku

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    3. Miranda, Chamorromera,

    dan Rubio, 2017

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    Sikap berperilaku

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

  • 16

    d. Entrepreneurial intention (Y)

    signifikan

    4. Santi, Hamzah, dan Rahmawati,

    2017

    a. Efikasi diri (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Sikap berperilaku (X3) d. Pendidikan

    kewirausahaan (X4)

    e. Intensi kewirausahaan (Y)

    Sikap berperilaku

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    5. Mirawati, Wardana, dan

    Sukaatmadja,

    2016

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Persepsi kontrol

    perilakuan (X3)

    d. Niat menjadi wirausaha (Y)

    Sikap berperilaku

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    6. Farida dan Mahmud, 2015

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Efikasi diri (X3) d. Intensi berwirausaha

    (Y)

    Sikap berperilaku

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan

    terhadap pendidikan

    kewirausahaan yang

    berdampak negatif

    pula pada intensi

    kewirausahaan

    Norma Subjektif

    7. Ambad dan Damit, 2016

    a. Perceived educational support (X1)

    b. Perceived relational support (X2)

    c. Perceived structural support (X3)

    d. Personal attitude (X4) e. Perceived behavioral

    control (X5)

    f. Entrepreneurial intention (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    8. Tsordia dan Papadimitriou,

    2015

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    d. Entrepreneurial curriculum and content

    (X4)

    e. Entrepreneurial intention (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

  • 17

    9. Miranda, Chamorro-Mera,

    dan Rubio, 2017

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    d. Entrepreneurial intention (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan

    10. Andika dan Madjid, 2012

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Efikasi diri (X3) d. Intensi berwirausaha

    (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan

    11. Sarwoko, 2011

    a. Kebutuhan berprestasi (X1)

    b. Norma subjektif (X2) c. Efikasi diri (X3) d. Niat berwirausaha (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    12. Santi, Hamzah, dan Rahmawati,

    2017

    a. Efikasi diri (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Sikap berperilaku (X3) d. Pendidikan

    kewirausahaan (X4)

    e. Intensi kewirausahaan (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    13. Mirawati, Wardana, dan

    Sukaatmadja,

    2016

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Persepsi kontrol

    perilakuan (X3)

    d. Niat menjadi wirausaha (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    14. Wijaya, Nurhadi, dan Kuncoro,

    2015

    a. Sikap (X1) b. Efikasi diri (X2) c. Norma subjektif (X3) d. Kecenderungan

    mengambil resiko (X4)

    e. Intensi berwirausaha (Y)

    Norma subjektif

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan

    Persepsi Kontrol Perilaku

    15. Ambad dan Damit, 2016

    a. Perceived educational support (X1)

    b. Perceived relational support (X2)

    c. Perceived structural support (X3)

    Persepsi kontrol

    perilaku terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

  • 18

    d. Personal attitude (X4) e. Perceived behavioral

    control (X5)

    f. Entrepreneurial intention (Y)

    signifikan

    16. Tsordia dan Papadimitriou,

    2015

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    d. Entrepreneurial curriculum and content

    (X4)

    e. Entrepreneurial intention (Y)

    Persepsi kontrol

    perilaku terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    17. Cahyono, Widarjo, dan

    Yunita, 2014

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Persepsi kontrol

    perilaku (X3)

    d. Entrepreneurship education programme

    (Z)

    e. Niat berwirausaha (Y)

    Persepsi kontrol

    perilaku terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    18. Mirawati, Wardana, dan

    Sukaatmadja,

    2016

    a. Sikap (X1)

    b. Norma subjektif (X2)

    c. Persepsi kontrol

    perilakuan (X3)

    d. Niat menjadi wirausaha

    (Y)

    Persepsi kontrol

    perilaku terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    19. Miranda, Chamorro-Mera,

    dan Rubio, 2017

    a. Attitude towards behavior (X1)

    b. Social norm (X2) c. Perceived behavioral

    control (X3)

    d. Entrepreneurial intention (Y)

    Persepsi kontrol

    perilaku terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan

    Religiusitas

    20. Abdullahi dan Suleiman, 2015

    a. Religion (X1) b. Entrepreneurial

    intention (Y)

    Religiusitas

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    21. Muhammad et al, 2014

    a. Religiosity (X1) b. Entrepreneurial

    Religiusitas

    terhadap intensi

  • 19

    intention (Y) kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    22. Wibowo, 2017 a. Religion (X1) b. Entrepreneurial

    intention (Y)

    Religiusitas

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    23. David dan

    Lawal, 2018

    a. Religiosity (X1) b. Family entrepreneur

    background (X2)

    c. Personal attitude towards

    entrepreneurship (X3)

    d. Societal norms (X4) e. Perceived self-efficacy

    (X5)

    f. Entrepeneurial intention (Y)

    Religiusitas

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh positif dan

    signifikan

    24. Sihombing, 2016 a. Religious value (X1) b. Personal value (X2) c. Attitude towards

    becoming entrepreneur

    (X3)

    d. Entrepreneurial intention (Y)

    Religiusitas

    terhadap intensi

    kewirausahaan

    mempunyai

    pengaruh negatif

    dan tidak signifikan.

    Pendidikan Kewirausahaan

    25. Cahyono,

    Widarjo, dan

    Yunita, 2014

    a. Sikap (X1) b. Norma subjektif (X2) c. Persepsi kontrol

    perilaku (X3)

    d. Entrepreneurship education programme

    (Z)

    e. Niat berwirausaha (Y)

    Pendidikan

    kewirausahaan

    sebagai variabel

    moderasi tidak

    memperkuat

    hubungan keduanya.

    26. Rosalina, 2017

    a. Lingkungan (X1) b. Pendidikan

    kewirausahaan (Z)

    c. Minat berwirausaha (Y)

    Pendidikan

    kewirausahaan

    sebagai variabel

    moderasi

    memperkuat

    pengaruh terhadap

    minat berwirausaha

    secara signifikan.

    27. Aryaningtyas, a. Kepribadian proaktif Pendidikan

  • 20

    Aurilia Triani

    dan

    Palupiningtyas,

    2019

    (X1)

    b. Pendidikan kewiraushaan (Z)

    c. Intensi kewiraushaan (Y)

    kewirausahaan

    sebagai variabel

    moderasi

    memperkuat

    pengaruh terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    secara signifikan.

    28. Bhat dan Singh,

    2018

    a. Subjectif norm (X1) b. Entrepreneurial

    attitude (X2)

    c. Entrepreneurship education (Z)

    d. Entrepreneur intention (Y)

    Pendidikan

    kewirausahaan

    sebagai variabel

    moderasi

    memperkuat

    pengaruh terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    secara signifikan.

    29. Kunday and

    Çakir, 2014

    a. Self esteem (X1) b. Family Tradition (Z1) c. Entrepreneurship

    education (Z2)

    d. Entrepreneurial intention (Y)

    Pendidikan

    kewirausahaan

    sebagai variabel

    moderasi

    memperkuat

    pengaruh terhadap

    intensi

    kewirausahaan

    secara signifikan.

    Sumber : Data yang diolah, 2020

    B. Kerangka Teori

    1. Theory of Planned Behavior

    Apabila seseorang memandang perbuatan itu positif dan

    percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya maka

    seseorang itu akan melakukan suatu perbuatan tersebut (Juniarini

    dan Priliandani, 2016). Faktor utama dari teori planned behavior

    adalah niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Teori

    planned behavior, menyebutkan bahwa ada tiga faktor sebagai

    anteseden niat (intention) dan bisa mempengaruhi perilaku masa

  • 21

    depan seseorang individu (Cahyono, Widarjo, dan Yunita, 2014).

    Tiga faktor tersebut antara lain : sikap, norma subjektif, dan kontrol

    perilaku (Ajzen, 1991 dalam Juniarini dan Priliandani, 2016).

    a. Attitude towards the behavior, di dalam tulisan ini disebut Sikap

    Berperilaku atau Sikap

    Ajzen (2005) dalam Ramdhani (2016) mengemukakan

    bahwa sikap terhadap perilaku ditentukan oleh keyakinan

    tentang akibat (konsekuensi) dari suatu perilaku atau disebut

    keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs). Keyakinan

    ini berkaitan dengan penilaian subjektif dari individu terhadap

    sekitarnya atau pemahaman individu yang dilakukan dengan

    menghubungkan antara perilaku tertentu dengan berbagai

    manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila

    melakukan atau tidak. Sehingga suatu perilaku akan diperkuat

    oleh sikap tersebut. Apabila berdasarkan evaluasi dapat

    memberikan keuntungan maka individu akan melakukannya dan

    sebaliknya (Ramdhani, 2016).

    Sebagaimana variabel penelitian pada umumnya,

    keyakinan mengenai perilaku ini didefinisikan secara

    operasional terlebih dahulu. Karena keyakinan ini bersifat unik

    individual dan akan digunakan untuk menyusun pertanyaan

    dalam alat pengukur berbasis TPB maka dapat diperoleh melalui

  • 22

    studi pendahuluan, yaitu dengan cara menanyakan kepada

    responden tentang sesuatu hal yang menjadi objek sikap.

    Sikap berwirausaha diukur dengan skala sikap

    berwirausaha (Shook & Britanu, 2008 dalam Wijaya, Nurhadi,

    dan Kuncoro, 2015) dengan menggunakan indikator, antara lain:

    1) Memulai usaha adalah hal yang menarik

    2) Pandangan yang serius dalam berwirausaha

    3) Atraktif dalam menemukan ide bisnis

    4) Pertimbangan memulai usaha

    5) Menikmati kepuasan pribadi dalam memulai usaha

    6) Memberikan kualitas hidup dalam memulai usaha.

    b. Subjective Norm, di dalam tulisan ini disebut Norma Subjektif

    Norma subjektif merupakan persepsi seorang individu

    terhadap harapan dari orang-orang yang berpengaruh di dalam

    kehidupannya (significant others) apabila dilakukan atau tidak

    dilakukannya suatu perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya subjektif

    sehingga dimensi ini disebut norma subjektif (Ramdhani, 2016).

    Seperti halnya sikap terhadap perilaku, norma subjektif

    juga dipengaruhi oleh keyakinan. Perbedaannya adalah apabila

    sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan individu

    terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka

    norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu yang

    diperoleh atas pandangan orang-orang lain terhadap objek sikap

  • 23

    yang berhubungan dengan individu (normative belief) (Ramdhani,

    2016).

    Di dalam kehidupan sehari-hari, hubungan yang tercipta

    diantara setiap individu dapat dikategorikan dalam hubungan yang

    bersifat vertikal dan horizontal. Hubungan vertikal adalah

    hubungan yang terjadi antara atasan-bawahan, guru–murid,

    profesor–mahasiswa atau orang tua–anak. Sedangkan hubungan

    horizontal adalah hubungan yang terjadi antara individu dengan

    teman-teman atau orang lain yang sifatnya setara. Pola hubungan

    tersebut dapat menjadi sumber perbedaan persepsi. Pada hubungan

    yang bersifat vertikal, harapan dapat dipandang sebagai tuntutan

    (injunctive) sehingga norma subjektif akan dibentuk karena adanya

    motivasi untuk patuh terhadap tuntutan untuk melakukan atau tidak

    melakukan. Sebaliknya, pada hubungan yang bersifat horizontal

    terbentuk secara deskriptif dengan adanya keinginan untuk meniru

    atau mengikuti perilaku orang lain di sekitarnya (Ramdhani, 2016).

    Norma subjektif mengenai suatu perilaku akan tinggi

    apabila keyakinan normatif maupun motivasi untuk memenuhi

    harapan orang-orang yang berhubungan secara vertikal ini sama-

    sama tinggi (Ramdhani, 2016).

    Norma subjektif diukur dengan skala subjective norm

    (Ramayah & Harun, 2005 dalam dalam Wijaya, Nurhadi, dan

    Kuncoro, 2015) dengan menggunakan indikator, yaitu :

  • 24

    1) Keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha

    2) Keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap

    penting

    3) Keyakinan dukungan teman dalam usaha.

    c. Perceived behavioral control, di dalam tulisan ini disebut Persepsi

    Kontrol Perilaku

    Persepsi kontrol perilaku atau disebut dengan kontrol

    perilaku adalah persepsi seorang individu mengenai mudah atau

    sulit untuk mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005 dalam

    Ramdhani, 2016).

    Dalam teori planned behavior, Ajzen (2005) dalam

    Ramdhani (2016) mengemukakan bahwa persepsi kontrol perilaku

    ditentukan oleh keyakinan individu mengenai ketersediaan sumber

    daya berupa peralatan, kompatibelitas, kompetensi, dan

    kesempatan (control belief strength) yang itu semua menjadi faktor

    pendukung dan bisa juga menjadi penghambat dalam mewujudkan

    suatu perilaku tersebut. Semakin seorang individu itu memiliki

    keyakinan yang kuat terhadap adanya sumber daya dan kesempatan

    yang dimilikinya dan semakin besar pula peranan sumber daya

    tersebut maka akan semakin kuat persepsi kontrol individu

    terhadap perilaku tersebut. Sehingga individu tersebut akan terus

    termotivasi dan terus berusaha untuk berhasil karena dengan

  • 25

    tingginya keyakinan terhadap sumber daya dan kesempatan yang

    ada, kesulitan akan dengan mudah dihadapi.

    Persepsi kontrol perilaku diukur dengan menggunakan

    indikator, yaitu antara lain :

    1) Kepercayaan diri akan kemampuan memulai usaha

    2) Kepemimpinan sumber daya manusia

    3) Dapat bekerja di bawah tekanan

    4) Mampu mengidentifikasi area yang potensial dalam bisnis

    5) Mampu memformulasikan sejumlah tindakan sesuai

    kesempatan yang ada (Wijaya, Nurhadi, dan Kuncoro, 2015).

    2. Religiusitas

    Agama dalam pengertian Glock & Stark (1966) dalam

    Muhyidin (2017) adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem

    nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu

    berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling

    maknawi (ulimate meaning).

    Religiusitas telah dipelajari dalam berbagai bidang seperti

    bisnis, psikologi, makroekonomi, sosial dan marketing dan tidak

    ketinggalan juga dalam bidang kewirausahaan. Kewirausahaan

    sangat didorong dalam islam, sehingga intensi kewirausahaan

    dimungkinkan dipengaruhi oleh religiusitas. Secara sederhana,

    religiusitas adalah sejauh mana seorang individu meletakkan

  • 26

    keyakinan dan komitmen agama dalam kehidupannya (Muhammad

    et al., 2014).

    Menurut Glock & Stark dalam (Anwar, Marnola, dan

    Suryani, 2019) ada lima dimensi keberagamaan diantaranya yaitu :

    a. Dimensi Keyakinan

    Berisi harapan-harapan dimana orang yang religius

    berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui

    kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap religiusitas

    mempertahankan seperangkat kepercayaan di mana para

    penganut diharapkan akan taat.

    b. Dimensi Praktek Religiusitas

    Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan

    hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen

    terhadap religiusitas yang dianutnya. Praktik-praktik

    kereligiusitasan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu; ritual

    dan ketaatan.

    c. Dimensi Pengalaman

    Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa

    semua religiusitas mengandung pengharapan-pengharapan

    tertentu. Pada dimensi ini, dalam pengaplikasiannya adalah

    dengan percaya bahwa Allah yang mengabulkan do’a-do’a kita,

    yang memberi rizki pada kita sebagai umat-Nya.

  • 27

    d. Dimensi Pengetahuan Agama

    Dimensi ini mengacu kepada bahwa orang-orang yang

    beragama memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar

    keyakinan, ritual-ritual, kitab suci dan tradisi- tradisi. Misalnya

    di dalam agama Islam yaitu dengan mengikuti pengajian,

    membaca buku-buku yang berkaitan dengan ajaran agama

    Islam.

    e. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi

    Mengacu pada identifikasi akibat-akibat dari keyakinan

    keagamaan, praktik, pengalaman dan pengetahuan seseorang

    dari hari ke hari. Dimensi ini biasanya tercermin dalam perilaku

    yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

    seperti jujur dan sopan.

    3. Intensi Kewirausahaan

    a. Kewirausahaan

    1) Pengertian

    Kewirausahaaan dalam bahasa Inggris

    entrereneurship, dalam bahasa Jerman unternehmer, dan

    dalam bahasa Belanda ondernemen. Di Indonesia diberi nama

    kewirausahaan. Kata kewirausahaan (entrepreneur) berasal

    dari bahasa Prancis, yaitu entreprende yang mempunyai arti

    pengambil resiko, petualang dan pengusaha (Dharmawati,

    2016).

  • 28

    Richard Cantillon, seorang ekonom Perancis yang

    pertama kali memperkenalkan istilah kewirausahaan

    (entrepreneur) pada awal abad ke-18. Menurutnya

    kewirausahaan (entrepreneur) adalah “agent who buys means

    of production at certain prices in order to combine them

    (Dharmawati, 2016).

    2) Ruang Lingkup Kewirausahaan

    Ruang lingkup kewirausahaan begitu luas dan juga

    meliputi hampir semua bidang kehidupan, antara lain :

    a) Bidang agraris meliputi pertanian dan perkebunan serta

    kehutanan

    b. Bidang perikanan meliputi pemeliharaan, pentasan,

    makanan dan pengangkutan ikan dan lain-lain

    c. Bidang peternakan

    d. Bidang perindustrian dan kerajinan meliputi industri besar,

    menengah, kecil dan pengrajin (mengolah hasil pertanian,

    pekerbunan, perikanan dan peternakan, kehutanan)

    e. Bidang pertambangan dan energi

    f. Bidang perdagangan

    g. Bidang jasa, antara lain sebagai pedagang perantara,

    pemberi kredit atau perbankan, angkutan, hotel dan

    restoran, travel perjalanan, pengusaha asuransi,

    pergudangan, koperasi dan lain-lain (Basrowi, 2014).

  • 29

    3) Tujuan Kewirausahaan

    Tujuan dari kewirausahaan antara lain :

    a. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.

    b. Meningkatkan kemampuan para wirausaha untuk

    menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan di lingkungan

    masyarakat.

    c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan

    kemampuan kewirausahaan dikalangan yang mampu,

    andal dan unggul.

    d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi

    kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap

    masyarakat (Basrowi, 2014).

    4) Sasaran dan Asas Kewirausahaan

    Sasaran kewirausahaan adalah sebagai berikut :

    a) Para generasi muda pada umumnya, anak-anak sekolah,

    anak-anak sekolah dan para calon wirausaha.

    b) Pelaku ekonomi yang terdiri atas pengusaha kecil dan

    koperasi.

    c) Instansi pemerintah yang melakukan usaha (BUMN),

    organisasi profesi dan kelompok-kelompok masyarakat

    (Basrowi, 2014).

    Asas kewirausahaan, antara lain :

  • 30

    a) Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan yang

    berlandasan etika bisnis yang sehat.

    b) Kemampuan bekerja secara teliti, tekun, dan produktif.

    c) Kemampuan berani mengambil resiko bisnis, memecahkan

    masalah dan mengambil keputusan secara sistematis.

    d) Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.

    e) Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif

    (Basrowi, 2014).

    5) Karakteristik Kewirausahaan

    Pada umumnya terlihat pada waktu seseorang tersebut

    berkomunikasi dan pada saat menjalin hubungan dengan para

    relasi bisnisnya. Karakteristik wirausahawan yang perlu

    dimiliki dan dikembangkan antara lain :

    a) Berwatak luhur

    b) Kerja keras dan disiplin

    c) Mandiri dan realistis

    d) Prestatif dan komitmen tinggi

    e) Berpikir positif dan bertanggung jawab

    f) Dapat mengendalikan emosi

    g) Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu

    h) Belajar dari pengalaman

    i) Memperhitungkan resiko

    j) Merasakan kebutuhan orang lain

  • 31

    k) Bekerja sama dengan orang lain

    l) Bekerja sama dengan orang lain

    m) Menghasilkan sesuatu untuk orang lain

    n) Memberi semangat orang lain

    o) Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan

    p) Merencanakan sesuatu sebelum bertindak (Basrowi, 2014).

    6) Proses Kewirausahaan

    Kewirausahaan bukan sesuatu yang tumbuh begitu saja

    tetapi tumbuh dan berkembang melalui serangkaian proses dan

    pertahapam tertentu. Bygrage seorang pengembang konsep

    kewirausahaan menjelaskan gambaran tentang proses dan

    tahap kewirausahaan sebagai berikut :

    a) Proses Inovasi

    Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi

    adalah keinginan untuk berprestasi, adanya sifat penasaran,

    keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan

    pengalaman, adanya inovasi yang berasal dari seseorang

    akan mendorong yang bersangkutan untuk memulai usaha.

    Sedangkan faktor-faktor lingkungan mendorong

    inovasi adalah peluang, pengalaman dan kreativitas, tidak

    diragukan lagi pengalaman sebagai guru yang berharga dan

    dapat memicu perintisan sebuah usaha, apalagi jika

    ditunjang oleh adanya peluang kreativitas.

  • 32

    b) Proses Pemicu

    Proses pemicu adalah faktor-faktor pendorong yang

    menyebabkan seseorang terjun dan menjadi wirausaha,

    secara garis besar faktor-faktor ini dapat dikelompokkan

    menjadi tiga bagian, yaitu :

    Faktor Personal :

    1) Ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang

    2) Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada

    pekerjaan yang lain.

    3) Dorongan faktor usia

    4) Keberanian menanggung resiko

    5) Komitmen serta minat terhadap pengembangan bisnis

    Faktor Lingkungan :

    1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan

    2) Adanya sumber daya yang bisa dimanfaatkan, seperti

    misalnya warisan, memiliki tabungan, bangunan, lokasi

    yang strategis dan lain-lain.

    3) Mengikuti pelatihan pada inkubator bisnis

    4) Kebijakan pemerintah adanya kemudahan dan lokasi

    berusaha maupun fasilitas kredit, bimbingan usaha.

    Faktor Sosiologis :

    1) Adanya relasi dengan orang lain

    2) Adanya tim yang dapat diajak bekerja sama

  • 33

    3) Adanya dorongan dari orang tua untuk mmbuka usaha

    4) Adanya family dan faktor kemudahan

    5) Adanya pengalaman-pengalaman di dunia bisnis

    sebelumnya.

    c) Proses Pelaksanaan

    Beberapa faktor yang bersifat personal yang dapat

    mendorong pelaksanaan sebuah rencana usaha adalah

    sebagai berikut :

    1) Kesiapan mental untuk menghadapi kelebihan dan

    kekurangan sebagai wirausaha

    2) Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan,

    pembantu dan pelaksana usaha

    3) Adanya komitmen dan keyakinan yang tinggi dalam

    menjalankan bisnis

    4) Adanya visi jauh ke depan guna mencapai keberhasilan

    d) Proses Pertumbuhan

    Secara garis besar dapat didorong oleh dua faktor

    utama, yaitu faktor organisasi dan faktor lingkungan.

    Faktor Organisasi :

    1) Adanya tim yang kompak menjalankan usaha

    2) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim

    yang kompak

    3) Adanya struktur dan budaya organisasi yang mantap

  • 34

    4) Adanya produk yang membanggakan ataukistimewaan

    yang dimiliki misalnya lokasi, manajemen, personalia

    dan produk.

    Faktor Lingkungan :

    1) Adanya persaingan yang menguntungkan

    2) Adanya konsumen dan pemasok barng yang kontinu

    3) Adanya bantuan dari pihak investor bank yang

    memberikan fasilitas keuangan

    4) Adanya sumber-sumber yang tersedia yang masih bisa

    dimanfaatkan

    5) Adanya kebijakan pemerintah yang menunjang

    (Basrowi, 2014).

    g. Intensi Kewirausahaan

    Ajzen (2001) dalam Chrismardani (2016) menyatakan

    bahwa niat untuk melakukan perilaku (intention) adalah

    kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak

    melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh

    mana individu memiliki sikap positif terhadap suatu perilaku

    tertentu, dukungan yang diperoleh dari orang-orang yang

    berpengaruh dalam kehidupannya agar dapat memilih untuk

    melakukan perilaku tersebut.

    Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses

    pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

  • 35

    pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner, 1988 dalam

    Chrismardani, 2016). Dibandingkan dengan seseorang tanpa

    intensi untuk memulai usaha, seseorang dengan intensi untuk

    memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih

    baik dalam usaha yang akan dijalankan. Seperti yang dinyatakan

    oleh Krueger dan Carsrud (1993) dalam Chrismardani (2016),

    intensi telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku

    kewirausahaan. Oleh karena itu, intensi dapat dijadikan sebagai

    pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa

    yang akan menjadi wirausaha (Choo dan Wong, 2006 dalam

    Chrismardani, 2016).

    Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa intensi

    berwirausaha yaitu tendensi keinginan individu untuk melakukan

    tindakan wirausaha dengan menciptakan produk baru melalui

    peluang bisnis dan pengambilan risiko dalam (Chrismardani,

    2016).

    Entrepreneurial intention atau niat kewirausahaan dapat

    diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah

    usaha yang umumnya bersifat jangka panjang (Lee & Wong,

    2004 dalam Suharti dan Sirine, 2012). Menurut Krueger (1993)

    dalam Suharti dan Sirine (2012), niat kewirausahaan

    mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru

  • 36

    dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam

    memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru.

    Niat kewirausahaan akhir-akhir ini mulai mendapat

    perhatian untuk diteliti karena diyakini bahwa suatu niat yang

    berkaitan dengan perilaku terbukti dapat menjadi cerminan dari

    perilaku yang sesungguhnya. Dalam teori planned behavior

    (Fishbein & Ajzen, 1985 dalam Tjahjono & Ardi, 2008 dalam

    Suharti dan Sirine, 2012) diyakini bahwa faktor-faktor seperti

    sikap, norma subyektif akan membentuk niat seseorang dan

    selanjutnya secara langsung akan berpengaruh pada perilaku.

    Oleh karena itu pemahaman tentang niat seseorang untuk

    berwirausaha (entrepreneurial intention) dapat mencerminkan

    kecenderungan orang untuk mendirikan usaha secara riil (Jenkins

    & Johnson, 1997 dalam Suharti dan Sirine, 2012).

    Intensi berwirausaha diukur dengan skala entrepreneurial

    intention dengan menggunakan indikator antara lain :

    1) Memilih jalur usaha daripada bekerja pada orang lain

    2) Memilih karir sebagai wirausahawan

    3) Keinginan menjadi pemilik usaha

    4) Keinginan memperoleh keuntungan melalui usaha sendiri

    5) Suka mengontrol waktu dalam kerja dan suka membuat

    keputusan bisnis (Wijaya, Nurhadi, dan Kuncoro, 2015)

  • 37

    4. Pendidikan Kewirausahaan

    Faktor penting di sebuah negara untuk mendorong

    pertumbuhan adalah melalui pendidikan kewirausahan di perguruan

    tinggi (Zimmerer, 2002 dalam Santi, Hamzah, dan Rahmawati,

    2017). Pada saat sebuah perguruan tinggi mengajarkan pengetahuan

    dan memberikan inspirasi yang memadai tentang kewirausahaan

    maka memungkinkan untuk meningkatkan keinginan berwirausaha

    pada kalangan generasi muda (Santi, Hamzah, dan Rahmawati,

    2017).

    Pendidikan kewirausahaan adalah usaha sadar yang

    dilakukan oeh seseorang yang bertujuan untuk menambah wawasan

    tentang kewirausahaan (Gerba, 2015 dalam Adnyana and Purnami,

    2016).

    Selama ini pengaruh pendidikan kewirausahaan telah

    dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk

    menumbuhkembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di

    kalangan generasi muda. Pendidikan memainkan peran penting pada

    saat wirausaha mencoba mengatasi masalah-masalah dan

    mengoreksi penyimpangan dalam praktek bisnis (Kourilsky &

    Walstad 1998 dalam Bustarosa, 2018).

    Melalui pendidikan formal, belajar kewirausahaan dapat

    dilakukan melalui mata kuliah kewirausahaan yang bisa memberikan

    pemahaman yang lebih baik tentang proses kewirausahaan,

  • 38

    tantangan yang dihadapi para pendiri usaha baru dan masalah yang

    harus diatasi agar berhasil. Pengetahuan yang diperoleh dari

    pendidikan formal tersebut akan berkaitan langsung dengan bidang

    usaha yang akan dikelola. Semakin banyak seorang untuk belajar

    dalam dunia pendidikan akan meningkatkan dalam usahanya (Utami,

    2007 dalam Bustarosa, 2018). Rahmawati (2000) dalam Bustarosa

    (2018) mengatakan bahwa paket pendidikan kewirausahaan akan

    membentuk siswa untuk mengejar karir kewirausahaan. Meski

    pendidikan formal bukan syarat untuk memulai usaha baru,

    pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal memberi dasar

    baik apalagi bila pendidikan formal tersebut terkait dengan bidang

    usaha yang dikelola (Riyanti 2003 dalam Bustarosa, 2018).

    Tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk

    membentuk manusia secara utuh, sebagai insan yang memiliki

    karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai seorang wirausaha.

    Buchari Alma (2000:16) dalam Bustarosa (2018) menyatakan bahwa

    keahlian dan keterampilan wirausaha banyak didapatkan dari

    pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan secara umum

    adalah proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan

    metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada

    peserta didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan

    di sekolah. Sikap mental kewirausahaan pada mahasiswa dapat

  • 39

    ditanamkan melalui pendidikan kewirausahaan berdasarkan nilai-

    nilai kewirausahaan (Suryana 2003:32 dalam Bustarosa, 2018).

    Pendidikan kewirausahaan juga bertujuan meningkatkan

    pengetahuan kewirausahaan mahasiswa yaitu melalui sikap,

    pengetahuan dan keterampilan guna mengatasi kompleksitas yang

    tertanam dalam tugas-tugas kewirausahaan. Pendidikan berwawasan

    kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip

    dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill).

    Semakin banyak penyediaan pengalaman dan penguasaan mengenai

    kewirausahaan dengan melibatkan mereka dalam kegiatan belajar,

    pengembangan rencana bisnis, dan menjalankan usaha kecil yang

    diberikan kepada individu/mahasiswa, maka semakin tinggi niatnya

    untuk berwirausaha (Wedayanti dan Giantari, 2016).

    Untuk mengukur variabel pendidikan kewirausahaan

    menggunakan indikator sebagai berikut :

    a. Konsep kewirausahaan

    b. Karakter wirausaha

    c. Pengetahuan rencana bisnis

    d. Pengetahuan peluang bisnis

    e. Keterampilan mengelola usaha (Kusmintarti, Riwajanti, dan

    Asdani, 2017)

  • 40

    C. Kerangka Penelitian

    Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

    dan penjabaran teori mengenai masing-masing variabel, maka dapat

    dirumuskan suatu kerangka penelitian sebagai berikut :

    Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian

    Berdasarkan model tersebut sikap berperilaku, norma subjektif,

    persepsi kontrol perilaku dan religiusitas diprediksi berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Kemudian pendidikan

    kewirausahaan sebagai variabel moderasi (moderating variable)

    diprediksi juga memperkuat hubungan antara sikap berperilaku, norma

    subjektif, persepsi kontrol perilaku dan religiusitas terhadap intensi

    kewirausahaan

    H8 H7 H6 H5 H4

    H3

    H2

    H1 SIKAP

    BERPERILAKU

    (SB)

    INTENSI

    KEWIRAUSAHAAN

    (Y) PERSEPSI

    KONTROL

    PERILAKU

    (PKP)

    NORMA

    SUBJEKTIF

    (NS)

    PENDIDIKAN

    KEWIRAUSAHAAN (PK)

    RELIGIUSITAS

    (R)

  • 41

    Sehingga dari model tersebut didapatkan rumusan model sebagai

    berikut : 𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑆𝐵 + 𝛽2𝑁𝑆 + 𝛽3𝑃𝐾𝑃 + 𝛽4𝑅 + 𝛽5𝑃𝐾 + â6 𝑆𝐵 ∗

    𝑃𝐾 + 𝛽7 𝑁𝑆 ∗ 𝑃𝐾 + 𝛽8 𝑃𝐾𝑃 ∗ 𝑃𝐾 + 𝛽9 𝑅 ∗ 𝑃𝐾 + 𝜀

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu anggapan yang mungkin benar, yang

    sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, atau digunakan

    untuk dasar penelitian lebih lanjut (Supranto, 2009). Dengan mengacu

    pada rumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran, maka

    hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

    a. Pengaruh sikap berperilaku terhadap intensi kewirausahaan

    Sikap memiliki peranan penting apalagi untuk seorang

    pengusaha karena merupakan suatu tindakn yang dilakukan berupa

    penilaian yang bersifat evaluatif tentang positif (menguntungkan)

    atau negatif (merugikan). Sehingga sikap ini mempunyai pengaruh

    signifikan juga terhadap intensi kewirausahaan (Agusta, dkk).

    Seperti dalam penelitian Adi (2017), dijelaskan bahwa variabel sikap

    terhadap wirausaha memiliki pengaruh terbesar terhadap berfikir

    untuk menjadi wirausahawan. Berdasarkan uraian tersebut, maka

    dirumuskan hipotesis penelitian :

    H1 : Sikap berperilaku memiliki pengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    b. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi kewirausahaan

  • 42

    Norma subjektif juga memiliki pengaruh terhadap suatu

    tindakan yang dilakukan (contohnya untuk menjadi wirausaha)

    karena norma subjektif ini keyakinan individu yang diperoleh dari

    pengaruh orang lain sehingga bisa menjadi suatu motivasi ataupun

    tidak bagi orang tersebut untuk menjadi wirausaha (Agusta, dkk).

    Demikian juga penelitian dari Aulia & Hadi menjelaskan bahwa

    norma subjektif juga memiliki pengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka

    dirumuskan hipotesis penelitian :

    H2 : Norma subjektif memiliki pengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    c. Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap intensi

    kewirausahaan

    Persepsi kontrol perilaku meyangkut keyakinan persepsi

    seseorang tentang mudah atau tidaknya mewujudkan suatu perilaku

    (Agusta, dkk). Semakin kuat keyakinan untuk mewujudkan perilaku

    tersebut maka semakin kuat pula persepsi kontrol perilaku tersebut

    Ramdhani (2011). Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh

    Wijaya (2015), bahwa persepsi kontrol perilaku memengaruhi

    intensi berwirausaha secara signifikan. Berdasarkan uraian tersebut,

    maka dirumuskan hipotesis penelitian :

    H3 : persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh positif dan

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

  • 43

    d. Pengaruh religiusitas terhadap intensi kewirausahaan

    Beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa ada

    hubungan yang kuat antara religiusitas dan kewirausahaan. Secara

    umum, religiusitas digambarkan sebagai seperangkat nilai-nilai,

    kepercayaan, norma, etika dan perilaku yang harus dimiliki oleh

    seseorang dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Fauzan, 2014).

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dali, dkk (2014) menunjukan

    hubungan positif antara religiusitas dengan intensi kewirausahaan.

    Sehingga berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis

    penelitian :

    H4 : religiusitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

    intensi kewirausahaan.

    e. Pengaruh Moderasi Pendidikan Kewirausahaan terhadap

    Hubungan Sikap Berperilaku, Norma Subjektif, Persepsi

    Kontrol Perilaku dan Religiusitas terhadap Intensi

    kewirausahaan

    Niat (intention) menentukan tindakan individu dalam

    melakukan perilaku. Niat sendiri dipengaruhi oleh sikap berperilaku,

    norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku. Tindakan individu

    terhadap perilaku akan semakin kuat apabila didukung dengan

    pengetahuan dan pendidikan (Juniariani, dkk, 2019).

    Begitu pula dengan seorang wirausaha harus mempunyai

    pengetahuan tentang kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan

  • 44

    merupakan sebuah cara pembelajaran untuk menambah wawasan

    kewirausahaan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan ini

    faktor penting dalam membekali mahasiswa dan

    menumbuhkembangkan niat berwirausaha dikalangan generasi muda

    agar berani untuk memulai usaha tidak hanya sebagai job seeeker

    (Triani dkk, 2019).

    Pendidikan kewirausahaan inilah yang bisa meningkatkan niat

    berwirausaha sehingga hubungan antara keduanya adalah berbanding

    lurus. Semakin seseorang berfikir positif terhadap kewirausahaan,

    didukung oleh keluargan teman, kolega dan semakin merasa mampu

    untuk berwirausaha diperkuat dengan pendidikan kewirausahaan

    maka semakin tinggi niat berwirausaha seseorang tersebut (Widarjo,

    2019). Seperti halnya penelitian Juniarini dan Prilandani (2019)

    menjelaskan bahwa pengetahuan akuntansi memperkuat pengaruh

    antara sikap berperilaku, norma subjektif dan persepsi kontrol

    perilaku terhadap intensi kewirausahaan. Sehingga berdasarkan

    uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis penelitian :

    H5 : Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara sikap

    berperilaku terhadap intensi kewirausahaan.

    H6 : Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara norma

    subjektif terhadap intensi kewirausahaan.

    H7 : Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara

    persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan.

  • 45

    H8 : Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara

    religiusitas terhadap intensi kewirausahaan.

    Tabel 2. 2 Hipotesis Penelitian

    H1 Sikap berperilaku memiliki pengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    H2 Norma subjektif memiliki pengaruh positif dan signifikan

    terhadap intensi kewirausahaan.

    H3 Persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh positif dan

    signifikan terhadap intensi kewirausahaan.

    H4 Religiusitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

    intensi kewirausahaan.

    H5 Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara sikap

    berperilaku terhadap intensi kewirausahaan.

    H6 Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara norma

    subjektif terhadap intensi kewirausahaan.

    H7 Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara persepsi

    kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan.

    H8 Pendidikan kewirausahaan memperkuat pengaruh antara

    religiusitas terhadap intensi kewirausahaan.

  • 46

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

    Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu

    dengan cara meneliti hubungan antarvariabel, yaitu sejauh mana variasi

    dalam satu variabel berhubungan dengan variasi variabel yang lain, dengan

    tujuan untuk menguji hipotesis dengan cara mengukur variabel agar dapat

    ditentukan variabel mana yang saling berkorelasi (Noor, 2017). Dalam

    penelitian ini menekankan pada pengaruh sikap berperilaku, norma

    subjektif, persepsi kontrol perilaku dan religiusitas terhadap intensi

    kewirausahaan dengan pendidikan kewirausahaan sebagai variabel

    moderasi.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Kampus I IAIN Salatiga yang beralamatkan di

    Jalan Tentara Pelajar Nomor 02 Salatiga. Adapun penelitian ini dilakukan

    pada bulan November 2019.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah kumpulan dari elemen sejenis tetapi dapat

    dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya (Supranto, 2009).

    Sedangkan menurut Ferdinand (2014) dijelaskan bahwa populasi

    adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal

  • 47

    atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi

    pusat perhatian seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah

    semesta penelitian. Dalam penelitian kali ini populasi penulis adalah

    mahasiswa FEBI IAIN Salatiga yang sudah menerima mata kuliah

    kewirausahaan yaitu berjumlah 1359 mahasiswa.

    Tabel 3. 2 Jumlah Mahasiswa FEBI IAIN Salatiga yang sudah Mendapatkan Mata

    Kuliah Kewirausahaan

    Program Studi Angkatan 2016 Angkatan 2017

    S1 Perbankan Syariah 451 388

    S1 Ekonomi Syariah 160 188

    S1 Akuntansi Syariah - 69

    S1 Manajemen Bisnis

    Syariah

    - 103

    Total 611 748 1359

    Sumber : Akademik FEBI IAIN Salatiga

    2. Sampel dan Teknik Sampling

    Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan

    proporsionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan

    karena populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen,

    berstrata secara proporsional dan diambil secara random (Ferdinand,

    2014). Berstrata di sini diartikan sebagai penggolongan populasi

    berdasarkan yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan, yaitu

    mahasiswa angkatan 2016 dan 2017.

    Sampel menurut Ferdinand (2014) adalah subset dari populasi,

    terdiri dari beberapa anggota populasi. Dalam penelitian ini penulis

    hanya mengambil sampel dari mahasiswa FEBI IAIN Salatiga yang

    sudah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan, yaitu jika dihitung

    dengan menggunakan Tabel Isaac dan Michael dengan jumlah

  • 48

    populasi sebanyak 1359 mahasiswa dan tingkat kesalahan sebesar 5%,

    maka akan diperoleh sampel sebesar 275.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Metode Kuisioner

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli ataupun

    pertama. Dalam pengumpulan data primer dalam penelitian ini

    peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuisioner.

    Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuisioner

    dibagikan kepada responden (mahasiswa) yang sudah/sedang

    menerima mata kuliah pendidikan kewirausahaan.

    2. Metode Studi Pustaka

    Adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan

    dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi

    tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi,

    ensiklopedia, internet, dan sumber-sumber lain. Dengan melakukan

    studi pustaka maka dapat memanfaatkan semua informasi dan

    pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitian.

  • 49

    E. Skala Pengukuran

    Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    skala lingkert. Dalam skala ini responden diminta untuk memberi

    tanggapan terhadap pertanyaan atau pernyataan dengan memilih satu dari

    lima jawaban yang tersedia. Pemberian skor pada skala ini dimulai dari

    angka 1 sampai 5 dengan penilaian sebagai berikut :

    1. Jawaban SS (Sangat Setuju) = skor 5

    2. Jawaban S (Setuju) = skor 4

    3. Jawaban N (Netral) = skor 3

    4. Jawaban TS (Tidak Setuju) = skor 2

    5. Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    1. Definisi Konsep Variabel

    Variabel penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel, yaitu

    variabel terikat (dependent variable), variabel bebas (independent

    variable) dan variabel moderasi. Dalam penelitian ini, variabel-

    variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Variabel Dependen

    Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau

    dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen disebut

    juga variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect

    variable). Variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel

  • 50

    konsekuensi (consequent variable) (Liana, 2009). Variabel

    dependen dalam penelitian ini adalah intensi berwirausaha.

    b. Variabel Independen

    Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan

    atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen

    disebut pula variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause

    variable). Variabel independen juga dapat disebut sebagai

    variabel yang mendahului (antecedent variable) (Liana, 2009).

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah sikap, norma

    subjektif, persepsi kontrol perilaku dan religiusitas.

    c. Variabel Moderasi

    Variabel moderating adalah variabel yang dapat

    memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara

    variabel independen dengan variabel dependen. Variabel

    moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh terhadap

    sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan

    antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel

    dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung pada

    variabel moderating, oleh karena itu variabel moderating

    dinamakan pula sebagai contigency variable (Liana, 2009).

    Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah pendidikan

    kewirausahaan.

  • 51

    2. Definisi Operasional Variabel

    a. Sikap

    Ajzen (2005) dalam Ramdhani (2016) mengemukakan

    bahwa sikap terhadap perilaku ditentukan oleh keyakinan tentang

    akibat (konsekuensi) dari suatu perilaku atau disebut keyakinan-

    keyakinan perilaku (behavioral beliefs).

    b. Norma Subjektif

    Norma subjektif merupakan persepsi seorang individu

    terhadap harapan dari orang-orang yang berpengaruh di dalam

    kehidupannya (significant others) apabila dilakukan atau tidak

    dilakukannya suatu perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya

    subjektif sehingga dimensi ini disebut norma subjektif

    (Ramdhani, 2016)

    c. Persepsi Kontrol Perilaku

    Persepsi kontrol perilaku atau disebut dengan kontrol

    perilaku adalah persepsi seorang individu mengenai mudah atau

    sulit untuk mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005

    dalam Ramdhani, 2016).

    Dalam teori planned behavior, Ajzen (2005) dalam

    Ramdhani (2016) mengemukakan bahwa persepsi kontrol

    perilaku ditentukan oleh keyakinan individu mengenai

    ketersediaan sumber daya berupa peralatan, kompatibelitas,

    kompetensi, dan kesempatan (control belief strength) yang itu

  • 52

    semua menjadi faktor pendukung dan bisa juga menjadi

    penghambat dalam mewujudkan suatu perilaku tersebut.

    d. Religiusitas

    Agama dalam pengertian Glock & Stark (1966) dalam

    Muhyidin (2017) adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem

    nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu

    berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang

    paling maknawi (ulimate meaning). Secara sederhana, religiusitas

    adalah sejauh mana seorang individu meletakkan keyakinan dan

    komitmen agama dalam kehidupannya (Muhammad et al., 2014).

    e. Pendidikan Kewirausahaan

    Pendidikan kewirausahaan adalah usaha sadar yang

    dilakukan oleh seseorang yang bertujuan untuk menambah

    wawasan tentang kewirausahaan (Gerba, 2015 dalam Adnyana

    and Purnami, 2016).

    f. Intensi Kewirausahaan

    Ajzen (2001) dalam Chrismardani (2016) menyatakan

    bahwa niat untuk melakukan perilaku (intention) adalah

    kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak

    melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana