DYSFAGIA
description
Transcript of DYSFAGIA
TUGAS
PENEGAKAN DIAGNOSIS DYSFAGIA
Disusun Oleh:
Fitria Rahma Nurharyani
G99141151
Pembimbing:
dr. H. Anton Christianto, Sp. THT-KL, M. Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
RSUD PANDANARANG BOYOLALIBOYOLALI
2014
1. Keluhan utama di bidang tht :
a. Telinga :
1) Gangguan pendengaran (tuli)
2) Suara berdenging (tinitus)
3) Nyeri ditelinga (otalgia)
4) Keluar cairan dari telinga (otorhea)
5) Rasa pusing yang berputar (vertigo)
b. Hidung :
1) Sumbatan hidung
2) Secret dihidung dan tenggorok
3) Bersin
4) Rasa nyeri didaerah muka dan kepala
5) Perdarahan dari hidung
6) Gangguan penghidu
c. Tenggorok :
1) Nyeri tenggorok
2) Nyeri menelan (odinofagi)
3) Rasa banyak dahak di tenggorok
4) Sulit menelan (disfagia)
5) Rasa ada yang menyumbat atau mengganjal
d. Kepala
1) Pergerakan bola mata abnormal
2) Mual
3) Muntah
4) Keseimbangan tubuh terganggu
e. Leher
1) Benjolan di leher
Diagnosis
Anamnesis
Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan anamnesis yang cermat untuk
menentukan diagnosis kelainan atau penyakit yang menyebabkan timbulnya
disfagia.
Jenis makanan yang menyebabkan disfagia dapat memberikan informasi
kelainan yang terjadi. Pada disfagia mekanik mula-mula kesulitan menelan
hanya terjadi pada waktu menelan makanan padat. Bolus makanan tersebut
kadang-kadang perlu didorong dengan air, dan pada sumbatan yang lebih
lanjut, cairanpun akan sulit ditelan. Bila sumbatan ini terjadi secara
progressive dalam beberapa bulan, maka harus dicurigai adanya proses
keganasan dalam esophagus. Sebaliknya pada disfagia motoric, yaitu pada
pasien akalasia dan spasme difus esophagus, keluhan sulit menelan makanan
padat dan cairan terjadi dalam waktu bersamaan.
Waktu dan perjalanan keluhan disfagia dapat memberikan gambaran yang
lebih jelas untuk diagnostic. Disfagia yang hilang dalam beberapa hari dapat
disebabkan oleh peradangan. Disfagia yang terjadi dalam beberapa bulan
dengan penurunan berat badan yang cepat dicurigai adanya keganasan di
esophagus. Bila disfagia ini berlangsung bertahun-tahun untuk makanan padat
perlu dipikirkan adanya kelainan yang bersifat jinak atau di esophageal bagian
distal (lower esophageal muscular ring).
Lokasi rasa sumbatan di daerah dada dapat menunjukkan kelainan
esophagus bagian torakal, tetapi bila sumbatan terasa dileher, maka
kelainannya dapat di faring, atau esophagus bagian servikal. Gejala lain yang
menyertai disfagia, seperti masuknya cairan ke dalam hidung waktu minum
menandakan adanya kelumpuhan otot-otot faring.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, periksa mekanisme mekanisme motoris oral
dan laryngeal. Pemeriksaan nervus V dan VII-XII penting dalam
menentukan bukti fisik dari disfagia orofaringeal.
Pengamatan langsung penutupan bibir, rahang, mengunyah,
pergerakan dan kekuatan lidah, elevasi palatal dan laryngeal, salivasi
dan sensitifitas oral.
Periksa kesadaran dan status kognitif pasien karena dapat
mempengaruhi keamanan menelan dan kemampuan kompensasinya.
Dysphonia dan dyarthria adalah tanda disfungsi motoris struktur-
struktur yang terlibat dalam menelan.
Periksa mukosa dan gigi geligi mulut, daerah rongga mulut perlu
diteliti, apakah adanya tanda-tanda peradangan orofaring dan tonsil
selain adanya massa tumor yang dapat mengganggu proses menelan.
Periksa reflek muntah
Periksa fungsi pernafasan
Tahap terakhir adalah pengamatan langsung aktivitas menelan. Setelah
makan amati pasien selama 1 menit atau lebih jika ada batuk tertnda.
Pemeriksaan daerah leher dilakukan untuk melihat dan meraba adanya
massa tumor atau pembesaran kelenjar limfa yang dapat menekan
esophagus.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto polos esophagus dan yang memakai zat kontras, dapat
membantu menegakkan diagnosis esophagus. Pemeriksaan ini tidak
invasive. Dengan pemeriksaan fluoroskopi, dapat dilihat kelenturan
dinding esophagus dari luar, isi lumen esophagus dan kadang-kadang
kelainan mukosa esophagus. Pemeriksaan kontras ganda dapat
memperlihatkan karsinoma stadium dini. Akhir-akhir ini pemeriksaan
radiologic esophagus lebih maju lagi. Untuk memperlihatkan adanya
gangguan motilitas esophagus dibuat cine-film atau video tape. Tomogram
dan CT-Scan dapat mengevaluasi bentuk esophagus dan jaringan
disekitarnya. MRI dapat membantu melihat kelainan di otak yang
menyebabkan disfagia motorik.
2) Esofagoskopi
Tujuan tindakan esofagoskopi adalah untuk melihat langsung isi lumen
esophagus dan keadaan mukosanya. Diperlukan alat esofagoskop yang
kaku atau yang lentur. Karena pemeriksaan ini bersifat invasive, maka
perlu persiapan yang baik. Dapat dilakukan dengan analgesic. Untuk
menghindari komplikasi yang mungkin timbul perlu diperhatikan indikasi
dan kontraindikasi tindakan. Persiapan pasien, operator, peralatan dan
ruang pemeriksaan perlu dilakukan. Risiko dari tindakan, seperti
perdarahan dan perforasi pasca biopsy harus dipertimbangkan.
3) Pemeriksaan Manometrik
Pemeriksaan manometrik bertujuan untuk menilai fungsi motoric
esophagus. Dengan mengukur tekanan dalam lumen esophagus dan
tekanan sfingter esophagus dapat dinilai gerakan peristaltic secara
kualitatif dan kuantitatif.