Dwelling Time Itu Ada Karena Adanya Kegiatan Eksport
-
Upload
hermeneutika-hukum -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Dwelling Time Itu Ada Karena Adanya Kegiatan Eksport
7/17/2019 Dwelling Time Itu Ada Karena Adanya Kegiatan Eksport
http://slidepdf.com/reader/full/dwelling-time-itu-ada-karena-adanya-kegiatan-eksport 1/3
dwelling time itu ada karena adanya kegiatan eksport / import, melalui pelabuhan
yang dilakukan oleh eksportir atau importir, yang difasilitasi oleh pemerintah
sebagai regulator (pembuat kebijakan). Tapi faktanya pemerintah / regulator justru bukannya memfasilitasi kegiatan ini agar semua lancar tapi sebaliknya faktanya di
Tanjung Priok ada 1 kementerian dan lembaga yang mengeluarkan peraturan
masing!masing tentang "artas (larangan terbatas). #arang!barang yang akan di
import juga pada kenyataannya membuat ekonomi biaya tinggi dan menjadi beban
buat eksportir / importir, yang pada akhirnya menjadi beban konsumen /
masyarakat.
Peran Bea Cukai dalam rantai logistik di Indonesia.
Salah satu fungsi utama Bea Cukai adalah mewujudkan iklim usaha dan investasiyang kondusif dengan memperlancar logistik impor dan ekspor melalui
penyederhanaan prosedur kepabeanan dan cukai serta penerapan sistem
manajemen risiko yang handal.
Permasalahan dwelling time (DT) di pelabuhan Indonesia merupakan tanggung
jawab semua unit yang terlibat di dalamnya. Ada banyak instansi baik pemerintah
maupun swasta di pelabuhan yang masing-masing mempunyai andil dalam
permasalahan DT. Publik pada umumnya beranggapan bahwa persoalan DT
merupakan tanggung jawab Bea Cukai, mungkin karena persetujuan pengeluaran
barang impor ada di Bea Cukai atau karena penggunaan istilah DT dengan tahapan
pre customs clearance, customs clearance, dan post customs clearance, sehingga
seolah-olah tanggungjawab DT berada hanya di Bea Cukai.
Sekitar 18 pemangku kepentingan (instansi dan pengguna jasa) di pelabuhan yang
terlibat langsung atau tidak langsung di Tanjung Priok. Oleh karena itu penanganan
DT harus dikerjakan secara menyeluruh dan komprehensif. Sebagian besar
permasalahan DT merupakan tanggung jawab beberapa pihak. Perlu penanganan
serius sejak proses pre-clearance, customs clearance, sampai dengan post-
clearance.
Bea Cukai telah banyak melakukan tindakan nyata untuk menangani masalah DT.
Catatan redaksi WBC dalam beberapa kali liputan dan dokumentasi di lapangan,
Bea Cukai banyak melakukan study dan kebijakan yang diambil di berbagai
pelabuhan di Indonesia (bukan hanya di Tanjung Priok).
Untuk pelabuhan selain Tanjung Priok, Bea Cukai terus berusaha melakukan
penyederhanaan prosedur kepabeanan dan cukai salah satunya dengan membentuk
Tim Time Release Study (TRS) . Ada beberapa study yang telah dan sedang
dilakukan oleh Bea Cukai, salah satunya study yang dilaksanakan dalam kerangka
kerjasama antar negara-negara, dan study yang dilakukan karena inisiatif Bea Cukai
sebagai organisasi yang memiliki fungsi dalam memperlancar logistik. Contoh TRS
dalam kerangka kerja sama adalah TRS negara ASEAN Brunei Darussalam-
7/17/2019 Dwelling Time Itu Ada Karena Adanya Kegiatan Eksport
http://slidepdf.com/reader/full/dwelling-time-itu-ada-karena-adanya-kegiatan-eksport 2/3
Indonesia-Philippines East Asean Growth Area (BMP-EAGA). Tim yang dibentuk
sejak tahun 1994 tersebut telah melaksanakan study mulai tahun 2010, 2012 dan
2014, di Bitung, Entikong, Tarakan dan Nunukan. Pada tahun 2015, Bea Cukai juga
telah membentuk Tim yang sedang melaksanakan study di Tanjung Emas
Semarang, Dwi Kora Pontianak dan Soekarno Hatta Makassar. Hasil dari TRS
tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan evaluasi prosedur yang ada
di internal Bea Cukai, serta menjadi masukan untuk instansi lainnya yang terlibat
dalam penanganan DT.
Untuk pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan terbesar yang menangani 60 persen
kegiatan impor dan ekspor di Indonesia, Bea Cukai telah melakukan beberapa
langkah nyata pada setiap tahapan DT. Pada sisi pre-clearance, beberapa
diantaranya mendorong penggunaan pre-notification, percepatan penelitian dianalyzing point, optimalisasi layanan 24/7 importir jalur mitra utama atau MITA,
penyelesaian longstay container, serta berkoordinasi dengan instansi penerbit lartas;
Pada sisi customs clearance, Bea Cukai melakukan perubahan proses bisnis
diantaranya penyerahan hardcopy kurang dari sehari, pemeriksaan fisik melalui Hi-
Co Scan X-Ray untuk satu item barang, percepatan pemeriksaan fisik barang,
penerapan dokumen pelengkap (dokap) online, optimalisasi TPFT, kinerja saldo nol
PFPD setiap hari, serta percepatan penyelesaian NHI. Pada post-clearance, Bea
Cukai mencoba mengoptimalkan penggunaan i-CaReS untuk seluruh jalur prioritas,
perluasan autogate system, mendorong adanya reward (diskon) dan punishment
(penalti) tarif timbun oleh TPS, mendorong implementasi e-D/O (DO online) olehpelayaran, serta perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan di pelabuhan.
Disamping itu pada tahun 2014 Bea Cukai juga ditunjuk sebagai inisiator dalam
pembentukan minilab (laboratorium mini) kementerian lembaga dan stakeholder.
Dengan minillab ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan DT yang ada.
(WBC Volume 46, Nomor 10, Oktober 2014)
Beberapa terobosan yang telah dilakukan Bea Cukai dalam ketiga tahap tersebut
diatas telah diakui secara nyata dapat menurunkan DT di pelabuhan. Hal ini juga
telah dibuktikan dengan hasil studi Bank Dunia bekerja sama dengan Institut
Teknologi Bandung yang dituangkan pada laporan bertajuk “State of Logistics
Indonesia 2013” yang menyebutkan bahwa rata-rata waktu untuk proses di Bea dan
Cukai yang hanya satu hari sudah bisa bersaing dengan standar internasional.
Adapun penyumbang porsi terbesar pada perhitungan dwelling time yakni tahap Pre-
Customs Clearance yang pada bulan Mei 2015 sebesar 3,77 hari (68%), dan sisanya
sebesar 1,14 hari (20%) disumbangkan oleh tahap Post-Customs Clearance.
Berikut adalah slide penjelasan tentang penangan DT di pelabuhan Tanjung Priok
yang redaksi dapatkan ketika meliput kegiatan Konferensi Pers yang
diselenggarakan di Kantor Pusat DJBC Jakarta pada tanggal 23 Juni 2015. Semoga
dapat menjadi pencerahan untuk kita semua.
Salam redaksi WBC.
7/17/2019 Dwelling Time Itu Ada Karena Adanya Kegiatan Eksport
http://slidepdf.com/reader/full/dwelling-time-itu-ada-karena-adanya-kegiatan-eksport 3/3
kan DT. Menurut Chairul Tanjung, untuk menurunkan DT di pelabuhanbisa dilakukan dengan kerja sama satu pintu antara kementerian/lembaga (K/L) yang terkait. Sejalan dengan hal itu, pemerintahkemudian mengarahkan kepada sist