Dunia Yang Berbeda

12
Dunia yang Berbeda Globalisasi adalah hal yang menjadi perdebatan dan penuh kontroversi oleh berbagai para ilmuwan. Globalisasi sendiri diyakini oleh mereka (para ilmuan sosial) bahwa prosesnya sedang berlangsung sekarang ini. Hal ini kemudian mengarah pada pertanyaan mengenai teori-teori Marxis atau Funsionalis tua apakah dapat beradaptasi untuk menjelaskan pengertian dari apa yang dianamakan globalisasi atau justru membentuk argumen yang baru.Dalam buku ini kemudian mencoba untuk berkontribusi mengenai globalisasi itu sendiri. Kata ‘global’ sebenarnya sudah muncul sejak lama (400 tahun yang lalu) namun penggunaannya dalam istilah umum baru muncul pada beberapa abad kedepannya. Globalilasi diyakini sebagai konsep dan ide kunci dalam memahami transisi pada masyarakat untuk memasuki milenium ketiga. Robertson menjelaskan definisi atas keberlangsungan globalisasi sebagai sebuah konsep yang mengacu kepada kompresi dunia serta intenfikasi atas kesedaran dunia secara keseluruhan serta memiliki sifat ketergantungan yang mengglobal dengan kesadaran yang mengglobal pula. Dari definisi yang diuraikan tersebut mengarah bahwa globalisasi memiliki keterkatan erat dengan sifatnya yang saling ketergantungan. Ketergantungan tersebut terjadi pada sistem dunia yang berlangsung melalui perdagangan, aliansi militer serta pendominasian hingga ‘imperialisme budaya’. Selain itu, globalisasi juga dapat didefinisikan dalam intensifikasi atas hubungan sosial yang terjadi di seluruh dunia yang menghubungkan antara suatu tempat dengan tempat lainnya. Hal ini mengarah pada tranformasi lokal dimana adanya perpanjangan lateral atas hubungan sosial di seluruh ruang dan juga waktu. Disamping itu, globalisasi memunculkan kecurigaan ideologis dikarenakan sifatnya yang mengglobal sehingga menyebabkan penyebaran atas budaya barat dan juga

description

Rangkuman mengenai Globalisasi sebagai dunia yang berbeda

Transcript of Dunia Yang Berbeda

Page 1: Dunia Yang Berbeda

Dunia yang Berbeda

Globalisasi adalah hal yang menjadi perdebatan dan penuh kontroversi oleh berbagai para ilmuwan. Globalisasi sendiri diyakini oleh mereka (para ilmuan sosial) bahwa prosesnya sedang berlangsung sekarang ini. Hal ini kemudian mengarah pada pertanyaan mengenai teori-teori Marxis atau Funsionalis tua apakah dapat beradaptasi untuk menjelaskan pengertian dari apa yang dianamakan globalisasi atau justru membentuk argumen yang baru.Dalam buku ini kemudian mencoba untuk berkontribusi mengenai globalisasi itu sendiri. Kata ‘global’ sebenarnya sudah muncul sejak lama (400 tahun yang lalu) namun penggunaannya dalam istilah umum baru muncul pada beberapa abad kedepannya. Globalilasi diyakini sebagai konsep dan ide kunci dalam memahami transisi pada masyarakat untuk memasuki milenium ketiga.

Robertson menjelaskan definisi atas keberlangsungan globalisasi sebagai sebuah konsep yang mengacu kepada kompresi dunia serta intenfikasi atas kesedaran dunia secara keseluruhan serta memiliki sifat ketergantungan yang mengglobal dengan kesadaran yang mengglobal pula.

Dari definisi yang diuraikan tersebut mengarah bahwa globalisasi memiliki keterkatan erat dengan sifatnya yang saling ketergantungan. Ketergantungan tersebut terjadi pada sistem dunia yang berlangsung melalui perdagangan, aliansi militer serta pendominasian hingga ‘imperialisme budaya’.

Selain itu, globalisasi juga dapat didefinisikan dalam intensifikasi atas hubungan sosial yang terjadi di seluruh dunia yang menghubungkan antara suatu tempat dengan tempat lainnya. Hal ini mengarah pada tranformasi lokal dimana adanya perpanjangan lateral atas hubungan sosial di seluruh ruang dan juga waktu.

Disamping itu, globalisasi memunculkan kecurigaan ideologis dikarenakan sifatnya yang mengglobal sehingga menyebabkan penyebaran atas budaya barat dan juga kapitalisasi. Namun, bukan berarti semuanya akan menjadi bersifat kebaratan, tetapi diperlukan pemosisian agar tidak tidak kehilangan buadaya asli.

Beberapa hal yang menjadi perdebatan dalam globalisasi sendiri meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Kemunculan globalisasi yang sebagain diyakini muncul pada awal sejarah.2. Globalisasi sebagian diyakini merupakan perkembangan kapitalisme dan merupakan

sesuatu yang muncul (mendadak) dan baru.3. Globalisasi sebagian diyakini sebagai percepatan (fenomena) terbaru yang berkaitan

dengan proses sosial seperti; post-industrialisasi post-modernisasi, ataupun dis-organisasi kapitalisme.

Page 2: Dunia Yang Berbeda

Globalizing Solvent (Yang Mengglobal) : Akun Klasik

Meskipun globalisasi memiliki konsep yang sangat banyak, ia tapi menjadi tampilan awal dalam pengembangan ilmu sosial. Hal ini dapat dilihat dari berbagai argumen klasik oleh para ilmuan sosial seperti, Durkheim, Weber, Karl Marx, dan para ilmuan sosial lainnya.

Saint Simon dalam pandangannya melihat adanya proses ‘mengglobal’ dari praktek industrialisasi yang memunculkan kesamaan praktek di seluruh budaya yang berbeda-beda dari Eropa. Hal ini mengarah kepada ide-ide yang dipromosikan dan menyebar yang memunculkan istilah ‘global’. Sedangkan Durkheim dalam globalisasi melihat bahwa melemahnya berbagai lembaga dalam negara serta kebudayaan nasional untuk mencakup keragaman intra masyarakat. Durkheim menganggap adanya industrialisasi mengakibatkan melemahnya komitmen kolektif dan jalan untuk membongkar batasan antara masyarakat. Hal ini juga didukung oleh pendapat Weber megenai rasionalisasi yang dimulai pada persemaian Calvinistic Protestantisme untuk ‘mengatur’.

Kemudian beralih kepada pandangan Karl Marx yang dianggap secara eksplisit paling berkomitmen dalam melihat teori ‘mengglobal’ modernisasi. Ia melihat bahwa globalisasi menyebabkan peningkatan atas kuasa pada kapitalisme. Hal ini dapat dilihat melalui kaum borjuis yang melakukan perluasan pasar untuk berbagai produknya, membuat koneksi dan lain sebagainya.

Marx melihat dalam kapitalisme terkait adanya ketergantungan yang kemudian menimbulkan benih penghancuran. Sehingga ia berpendapat bahwa hal itu dapat dihancurkan melalui kebangkitan bangsa proletar.

Pandangan Marx yang bersifat utopis ini dianggap sebagai romantisme serta realistis oleh Saint Simon. Diskusi mengenai hubungan antara produksi kapitalis serta budaya konsumen globalpun dianggap sangat influential.

Page 3: Dunia Yang Berbeda

DIMENSIONAL OF GLOBALIZATIONMarx berpandangan bahwa batas teritori politik negara akan tetap utuh dan hanyaakan dapat dihilangkan oleh kelas ploretar, yang pandangannya ini juga didukung olehbanyak teori perubahan sosial di abad 20. Dan pandangan Marx ini bukan hanya didukungoleh teori ketergantungan Marxian (e.g. Amin 1980; Frank 1971) dan teori sistem dunianyaWallerstein (Wallerstein 1974, 1980), tetapi juga teoriteori besar seperti teori fungsionalismodern (Levy 1966; Parsons 1977), dan teori konvergen (Kerr et al. 1973). Logika ekonomi(seperti akumulasi kapital, perbaikan adaptif, dan perkembangan teknologi) menjadi setirglobalisasi, tetapi cakupannya hanya sebatas sistem ekonomi (dalam pandangan Marx).Diantara berbagai teori globalisasi, teori sistem dunia milik Wallerstein merupakan teori yangpaling dapat menggambarkan proses determinasi ekonomi. Tetapi, teori ini memiliki tigakonsep yang sudah tidak valid lagi dalam menjelaskan fenomena globalisasi. Pertama,Wallerstein mengkonsepsikan dunia secara fenomonologis seutuhnya, dan bukannyageografis. Jadi, Wallerstein beranggapan bahwa, sistem kehidupan manusia yangdikonsepsikan pada masa kerajaan romawi pada waktu itu, merupakan representasi darisistem kehidupan manusia di dunia pada umumnya. Dimana dalam sistem tersebut, merekahidup bermasyarakat dan mengkonseptualisasikan diri dalam sistem dunia, dan bukannyadiartikan sebagai manusia yang hidup dalam rangka hendak mengisi kependudukan dibumisemata. Kedua, sistem dunia, menudut Wallerstein, merupakan setirnya globalisasi, sehinggakunci dari keseimbangan sistem tersebut terdapat pada negara. Sedangkan dalam keadaanyang sebenarnya, integritas dari negarapun dipertanyakan. Ketiga, Wallerstein bersikerasbahwa sistem dunia manapun akan membawa keseberagaman budaya yang terpisahpisah.Pada kenyataannya, peleburan atau keterkaitan budaya yang di konseptualisasikannya tidakdapat disatukan. Pada karya Wallerstein barubaru ini, ia menyatakan bahwa penggabunganseluruh dunia dalam sistem kapitalis dunia tidak menimbulkan beberapa kesamaan budaya,tetapi ia tetap bersikeras pada negara sebagai kunci sentral teori sistem dunia dan berdirimenentang teori globalisasi.Dalam beberapa penemuan, globbalisasi ternyata memiliki dimensi politiknya. Meskibeberapa ilmuan politik tidak mengakui dualisme ini. Karya Rosenau tentang teori duniamenyatakan bahwa adanya dua dunia dalam planet kita. Yakni, dunia yang negara sebagaisentral dan dunia yang multisentris (dunia dengan banyak pusat). Dimana kedua dunia inidalam interaksinya saling berbenturan. Gilpin, memperjelas anggapan ini dengan mengatakanbahwa globalisasi didorong dan berkembang oleh arus dinamis yang dimilikinya, tetapi jugasecara simultan di dorong atau diintervennsi pula oleh kekuatan negara. Dan dalam beberapacontoh sistem pemerintahan dunia, kekuatan negara dalam mengatur perekonomian nampakdibatasi. Dalam teori strukturalfungsionalis dan teori perubahan sosialnya masrxian, budayatidak dimasukan kedalam salah satu dimensi globalisasi. Akan tetapi, ternyata banyakargumen yang mengatakan bahwa justru budayalah yang menjadi dimensi penting dariglobalisasi. McLuhan beranggapan bahwa perkembangan telekomunikasi dunia, uang, danindustri media, telah diganntikan dengan bentuk elektroniknya, dan hal ini justru memulihkankeberagaman budaya dari berbagai suku, hanya saja bentuknya yang telah mengalamiperubahan, dari skala lokal ke global. Sehingga apabila ketiga argumen ini di gabung(dimensi politik, dimensi ekonomi, dan dimensi budaya) maka akan bermunculan dalamargumenargumen berbeda yang akan dijabarkan berikut ini:1. Kemunculan kapitalisme, merepresentasikan globalisasi besar yang dinamis.Kapitalisme adalah bentuk produksi yang efektif dan menganugerahkankekuatan besar pada siapapun yang mampu mengontrolnya. Kekuasaan inimampu menumbangkan dan mengontrol kekuatan agama, politik, militer, dan

Page 4: Dunia Yang Berbeda

beragam sumber kekuatan lainnya.2. Kapitalisme meliputi dua proses besar yang bertujuan untuk meningkatkanlevel inklusi sosial. Pertama, kapitalisme merujuk pada logika akumulasimodal yang bergantung pada peningkatan skala produksi. Kedua, kapitalismemerujuk pada logika komodikasi dan marketisasi yang akhirnya menuju padapeningkatan skala konsumsi.3. Kapitalisme menyembunyikan diri dalam mantel moderniasasi. Yangmenawarkan tidak hanya peningkatan pada level kesejahteraan pada umumdan individual dalam hal material, tetapi juga kebebasan dari keterbatasan olehhal yang bersifat “tradisional”. Hal ini menyebabkan modernisasi tak terelakanlagi dan kapitalisme dipaksa masuk.4. Modernisasi lebih dari sekedar ideologi, meski begitu, modernisasi yangmemiliki trend yang berbedabeda memberikan sederet aktivitas baru.Khususnya aktivitas produksi dan politik, dari konteks lokal dan tradisional,memungkinakan mereka untuk mencampur adukan secara nasional dantransnansional.5. Kunci kemunculan struktur modern adalah negara. Negara menjadi nahkodaprinsip bagi kestabilan tujuan sosial bersama dan pencapaian mereka. Secarasebenarnya negara berfokus pada keamanan, dan kekuatan internal, danpemecah konflik. Pencapaian ini mengalami perluasan menjadi mencakupmanajemen kondisi materi secara koleksif maupun individu, dalam daftarekonomi nasional dan sistem kesejahteraan.6. Pencapaian tujuan nasional memaksa pemerintah untuk menstabilkanhubungannya dengan negara lain dan memunculkan sistem hubunganinternasional. Kunci dari proses pola hubungan internasional pada abad 19adalah perang, alienasi, diplomasi, dan kolonialisasi. Sejak abad 20, proses iniberkembang hingga meliputi pertukaran, manajemen fiskal, dan hubunganbudaya.7. Meski begitu, hubungan internasional tidak lagi menjadi satusatunyapenghubung antara masyarakat. Stabilisasi sistem hubungan internasionalmengebangkan praktek transnasional. Penghubung internasional sebenarnyaberfokus pada pertukaran ekonomi tetapi juga meluas menjadi lebih memiliki“rasa”, yakni dalam fashion dan ide.8. Komunikasi elektronik dan percepatan transportasi adalah krisis teknologibagi pengembangan praktek transnasional. Karakter mereka yang serba‘instan’ ini berpotensi menimbulkan kemungkinan penyamarataan budayasecara umum dalam arah globalisasi.

Page 5: Dunia Yang Berbeda

MULTI-DIMENSIONAL THEORY

Teori globalisasi muncul sekitar tahun 1985, beberapa tokoh yang memberikan kontribusinya terhadap theory ini antaranya yaitu : Beck (1992), Harvey (1989) Lash dan Urry (1994), Rosenau (1990), Robertson (1992), Giddens (1990,1991). Pertama pendekatan yang digunakan yaitu multi-dimensi atau multi-kasual. Kedua, pada proses percepatan globalisasi yang menjadi faktor utama yaitu penekanan subyektivitas dan budaya. Robetrson melihat globalisasi sebagai keterlibatan antara individu sekala nasional dengan orang-orang yang supranasional, sehingga dalam hal tersebut diperlukannya pembentukan budaya, sosial dan fenomenologi, dalam pembentukannya ditentukan oleh empat unsur yaitu, masyarakat nasional, diri individu, sistem internasional masyarakat dan kemanusiaan secara umum. Giddens melihat globalisasi secara instrinsik, dimana globalisasi tidak lepas dari modernaisasi, dalam modernisasi sendiri terdapat tiga prosesnya yaitu, ruang dan waktu distinciation, disembedding dan refleksivitas, penyiratan universalsasi yang mampu menjadikan hubungan lebih inklusif. Unsur-Unsur dari teorirtis umum paradigma globalisasi sebagai berikut :

1. Globalisasi ada sejak abad 16, prosesnya melibatkan sistemasi ekonomi, hubungan internasional antara negara dengan budaya golobal. Waktu menjadikan proses globalisasi mengalami pekembangan yang cepat.

2. Secara sistematis globalisasi melibatkan hubungan sosial dalam kehidupan, masing-masing individu secara sistematis telah terpengaruh hubungan sosial. Globalisasi sendiri meningkatkan inklusivitas dan unifikasi dari masyarakat.

3. Globalisasi melibatkan fenomenologi kontraksi. Resgister fenomenologis tertentu mengubah penampilan skala dunia menjadi ruang dan waktu. Fenomena baru dari

Page 6: Dunia Yang Berbeda

lokasi waktu bahwa globalisasi merupakan pengahapusan fenomenologi ruang dan generalisasi waktu

4. Fenomenologi merupakan sebuah reflexi, dimana penduduk sadar akan penyesuai diri dengan adanya pasar global.

5. Globalisasi merupakan penyebab dari runtuhnya universalisme dan partikularisme, tahapan awal dari globalisasi ditandai dengan adanya diferensi antara hubungan antar perorangan sangat penting. diferensiasi dalam bahasa soisologi seperti gesellschaft dan gemeinschaft, masyarakat dan lingkungan pribadi, dll. Globalisasi yang mempercepat ruang dan waktu dapat menghancurkan ruang dan waktu yang menyebabkan tidak ada bisa kembali lagi atau berlaku.

6. Globalisasi menciptakan resiko dan kepercayaan. Adanya globalisasi individu memperluas kepercayaan kepada orang yang tak dikenal, tapi disisi lain globalisasi juga menimbulkan sebuah resiko. Kepercayaan dalam hal kerja sama sedangkan resiko yang muncul bisa berawal dari kepercayaan tersebut contohnya Asian mengalami krisis keungan pada tahun 1998 yang mengakibatkan resiko kebangkrutan sistematik global.

Globalisasi nampaknya harus ditelurusi terlebih dahulu dari 3 bagan agar dapat

dianalisis. hal ini terpapar dalam Globalization Karya Malcolm Waters yaitu dilihat dari

ekonomi, pemerintah, dan budaya. Dalam tahap ekonomi, globalisasi dapat dilihat dari

Produksi, Distribusi, dan konsumsi. Pada saatlah globalisasi berjalan karena terjadi sistem

ekonomi yang terjadinya pertukaran barang antara wilayah atau dalam wilayah. Tahap

pemerintahan, disini dibuatlah peraturan yang kiranya untuk mengkontrol banyaknya

populasi yang memungkinkan terjadinya pertukarang ekonomi yang cukup besar. hal ini

dilakukan karena adanya kuasa yang dimiliki oleh suatu daerah sehingga menjaga sistem

ekonomi. Tahap Budaya, terlihat ekspresi yang digunakan sebagai alat kontrol sosial seperti

nilai-nilai dan norma sehingga menjadi bagian pengantur sosial yang ada dalam masyarakat

ekonomi.

Perjalanan globalisasi yang cukup panjang, telah banyak mempengaruhi kehidupan

sosial masyarakat. Pengaruh kapitalisalah pada abad 16-17 yang membuat globalisasi ini

terus ada. kekuasaan politik, ekonomi, dan budaya diperebutkan oleh pihak kapitalis sehingga

memunculkan banyak persepsi oleh masyarakat bahwa kelas kapitalis ini sangat menekan.

ternyata abad ke 19 peran kapitalis pada era globalisasi terancam dengan marahnya kelas

pekerja yang menuntut kesengsaraan mereka dengan memperoleh gaji yang tidak pantas

Page 7: Dunia Yang Berbeda