Dunia Sophie

6
1

description

Dunia Sophie

Transcript of Dunia Sophie

Page 1: Dunia Sophie

1

Page 2: Dunia Sophie

2

Sebuah Pengantar

Buku ini adalah salah satu buku terbaik mengenai filsafat, buku karya

Joestein Gaarder ini satu-satunya buku filsafat yang membuat saya terbius dan

selalu ingin membacanya. Buku setebal 798 halaman ini mampu menggoyahkan

pikiranku tentang sebuah kata “filsafat” yang terlalu sulit untuk kupahami. Buku ini

mengajak kita untuk merenung sedikit dan keluar dari rutinitas kita yang

membosankan dan mencoba menyentuh beberapa pertanyaan-pertanyaan yang tak

pernah terpikirkan oleh kita. Buku ini dikemas dengan sangat menarik menjadi

sebuah novel yang tak membosankan, sehingga kita dengan ringan bisa belajar

filsafat bersama seorang gadis kecil bernama sophie.

Seperti yang dikatakan Prof.Franz Magnis-Suseno “anda sudah lama ingin

belajar filsafat, tetapi selalu tidak sempat, terlalu kabur, terlalu abstrak, terlalu

susah, terlalu bertele-tele? Bacalah buku manis ini di mana sophie, anak putri umur

14 tahun, menjadi terpesona karena”. Satu hal yang terpikir dikepalaku bahwa

seorang anak 14 tahun bisa begitu terpesona mempelajari filsafat yang begitu

abstrak untuk sebagian orang termasuk aku.

Pertemuan pertamaku dengan sophie bukan karena keinginanku sendiri,

namun kami dipertemukan dalam sebuah proyek final filsafat oleh Prof.Dr.Gagaring

Pagalung,Se.Msi,Ak. Rasa keharusan untuk menyelesaikan proyek final filsafat itu

semakin membuatku lebih mengenal sosok sophie. Aku sangat berterima kasih telah

diperkenalkan dengan sosok sophie dan bisa belajar bersama dengan si gadis kecil

yang sangat ingin tahu ini mengenai sebuah kata “filsafat” dan sangat beruntung

bisa berkenalan dengan teman-teman sophie dari berbagai abad.

Proyek final filsafat ini mencoba meringkas sebuah novel filsafat dengan

tetap mempertahankan keunikan dan kesederhanaan bahasanya. Biarkan tetap

menjadi sebuah novel yang ringan dan mudah untuk dibaca. Sebagian teman saya

mengatakan filsafat itu sulit walaupun telah dikemas dalam sebuah novel tapi masih

terkesan rumit melihat begitu tebalnya buku tersebut.

Namun penulis berharap, dengan hadirnya ringkasan Novel ini bisa membuat

para pembaca lebih rileks dalam belajar filsafat dan merenungkan soal-soal dasar

dalam hidup.

Bertha Beloan

Page 3: Dunia Sophie

3

Daftar Isi

SAMPUL DEPAN

SKETSA SOPHIE

SEBUAH PENGANTAR

DAFTAR ISI

PERKENALAN DENGAN KELINCI PUTIH ………………………………………….. 1

SURAT DARI PARA FILOSOF ALAM ………………………………………………… 4

SURAT DARI PARA FILOSOF KLASIK ATHENA …………………………………. 6

SURAT DARI MASA HELENISME …………………………………………………….. 8

SURAT DARI BANGSA INDO-EROPA ……………………………..………………… 10

SURAT DARI ABAD PERTENGAHAN ……………………………..………………… 11

SURAT DARI ZAMAN RENAISANS …………………………………………………… 13

SURAT DARI ABAD KE-17 ………………………………………………………………. 16

SURAT DARI ABAD PENCERAHAN …………………………………………………… 19

SURAT DARI FILOSOF ABAD 20 ………………………………………………………. 22

Page 4: Dunia Sophie

4

Perkenalan dengan Kelinci Putih ...semua akan pergi, semua akan hilang namun rasa ingin tahuku

Akan tetap ada untuk menggelitik setiap sudut bumi...

Sophie Amundsen berjalan berbelok Clover Closer. Di ujung jalan ada

tikungan tajam, yang dikenal sebagai Captain’s Bend. Orang-orang jarang melewati

jalan itu kecuali pada akhir pekan. gadis berusia 14 tahun ini berjalan pulang

kerumahnya dan menemukan sebauh amplop putih dikotak surat, kali ini hanya

sebuah surat dan itu ditujukan untuknya "Sophie Amundsend, 3 Clover Close. Ya itu

adalah alamat tempat sophie tinggal bersama seekor kucing, Sherekan, ikan mas,

kura-kura, dan ibunya sementara Ayahnya adalah seorang kapten sebuah kapal

minyak tanker " Itu yang tertulis di amplop putih, hanya kalimat itu. Tanpa nama

pengirimnya, bahkan selembar prangkopun tak ada terlihat di amplop putih itu.

Siapakah kamu? secarik kertas kecil dalam amplop itu hanya bertuliskan

kalimat itu. Sambil menatap matanya dalam cermin "Aku Sophie Amundsend” dan

"Siapakah kamu?” Sophie bertanya pada sosok dalam cermin itu. Sophie

menekankan jari telunjuknya ke hidung di cermin itu dan berkata, "Kamu adalah

aku." Surat tersebut membuat Sophie berpikir mengenai hidup, Dia menyadari dia

tidak akan hidup selamanya dan suatu saat dia pasti akan pergi seperti saat

kepergian neneknya. Begitu dia berkonsentrasi pada kehidupannya sekarang,

pikiran tentang kematian pun memasuki benaknya dan betapa mustahilnya bagi kita

untuk menyadari bahwa kita harus mati tanpa memikirkan betapa menakjubkannya

hidup itu.

Dari mana datangnya dunia? Kembali sophie mendapati surat kedua yang

lagi-lagi berisikan kalimat pendek yang membuatnya berpikir untuk menjawab

pertanyaan surat itu. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia merasa tidak pantas

hidup di dunia tanpa setidak-tidaknya mempertanyakan dari mana ia berasal. Surat-

surat itu membuat sophie harus bersembunyi di sarangnya (lubang kecil Jauh di

sebuah sudut taman di balik semak-semak)

Siapakah kamu?

Dari mana datangnya dunia?

Sophie telah disentakkan keluar dan dihadapkan dengan teka-teki besar

tentang alam raya? Sungguh membingungkan sama membingunggkannya dengan

memikirkan siapa orang yang telah mengirimkannya surat-surat aneh itu.

Sophie semakin tertarik memeriksa kotak surat dan meneliti satu demi satu

Page 5: Dunia Sophie

5

tumpukan surat, berharap ada surat yang ditujukan untuknya.

"Hilde Moller Knag, d/a Sophie Amundsend, 3 Clover Close..." detak jantung sophie

bertambah cepat, surat itu dialamatkan padanya.

“Hilde sayang, Selamat ulang tahun ke-15…”Siapakah "Hilde" Mengapa seorang

ayah mengirimkan sebuah kartu ulang tahun ke alamat Sophie.

Surat-surat misterius itu telah membuat sophie melupakan rutinitasnya yang

kaku ke dalam kehidupan yang rumit dengan pertanyaan yang belum pernah

terpikirkan dikepalanya sebelumnya. Bagaimana tidak, surat-surat itu telah

mengajukan begitu banyak pertanyaan yang sangat membingungkan. “pelajaran

Filsafat, Hati-hati”, saat ini sophie ditarik keluar ke dunia baru yaitu dunia filsafat

dimana surat itu menyebutkan Cara terbaik untuk mendekati filsafat adalah dengan

mengajukan beberapa pertanyaan filosofis: Bagaimana dunia diciptakan? Adakah

kehendak atau makna di balik apa yang terjadi? Adakah kehidupan setelah

kematian? Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Dan yang

terpenting, bagaimana seharusnya kita hidup? Orang-orang telah mengajukan

pertanyaan-pertanyaan ini selama berabad-abad. Kita tidak mengenal kebudayaan

yang tidak mengaitkan diri dengan pertanyaan apakah manusia itu dan dari mana

datangnya dunia.

Dan yang paling membuat sophie di anggap aneh oleh ibunya bukan karena

surat-surat itu tapi karena perkenalannya dengan kelinci putih. Kita tahu bahwa

dunia bukanlah hasil sulapan tangan dan tipuan sebab kita berada di sini di

dalamnya, kita merupakan bagian darinya. Sesungguhnya, kita adalah kelinci putih

yang ditarik keluar dari topi. Satu-satunya perbedaan antara kita dan kelinci putih itu

adalah bahwa kelinci tidak menyadari dirinya ikut ambil bagian dalam suatu tipuan

sulap. Tidak seperti kita. Kita merasa kita adalah bagian dari sesuatu yang misterius

dan kita ingin tahu bagaimana cara kerjanya.

Ringkasnya: Seekor kelinci ditarik keluar dari topi pesulap. Karena ia adalah

kelinci yang amat-sangat besar, tipuannya perlu dipelajari selama ribuan tahun.

Semua makhluk hidup dilahirkan di ujung setiap lembar bulu kelinci yang lembut, di

mana mereka berada dalam posisi untuk mempertanyakan kemustahilan tipuan itu.

Namun ketika mereka bertambah umur mereka sibuk menyelusup semakin dalam

ke balik bulu-bulu itu. Dan di situlah mereka tinggaI. Mereka merasa begitu nyaman

sehingga mereka tidak mau mengambil risiko untuk memanjati kembali bulu-bulu

halus itu. Hanya para filosof yang mau bersusah-payah menjalani ekspedisi yang

berbahaya ini. Sebagian di antara mereka jatuh bertumbangan, namun yang lain

Page 6: Dunia Sophie

6

tetap bertahan mati-matian dan meneriaki orang- orang yang terbuai di tengah

kelembutan yang nyaman, menjejali diri mereka dengan makanan dan minuman

lezat.

"Bu—tidakkah ibu pikir mengherankan bahwa kita hidup?" dia memulai.

Ibunya demikian terkejut sehingga mula-mula dia tidak menjawab. Sophie biasanya

sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya ketika dia pulang.

"Kukira memang demikian—kadang-kadang," katanya.

"Kadang-kadang? ya, tapi—tidakkah Ibu pikir mengherankan bahwa dunia

itu ada?"

"Hai, Sophie. Mengapa kamu berbicara seperti itu."

"Mengapa? Barangkali ibu pikir dunia itu benar-benar biasa?"

"Yah, begitu kan? Kurang-lebih, begitulah."

Sophie sadar bahwa filosof itu benar. Orang-orang dewasa menganggap

dunia sebagaimana adanya. Mereka telah membiarkan diri terbuai dalam tidur yang

memabukkan dari eksistensi mereka yang membosankan. "Ibu telah menjadi begitu

terbiasa dengan dunia sehingga tidak ada lagi yang membuat Ibu heran."

"Kamu sedang bicara apa sih?"

"Aku sedang membicarakan tentang menjadi terbiasa dengan segala

sesuatu. Sama sekali suram, dengan kata lain.

"Aku tidak mau diajak berbicara seperti itu, Sophie!"

"Baiklah, aku akan mengemukakannya dengan cara lain. Ibu telah

membiarkan diri Ibu keenakan meringkuk jauh di dalam bulu-bulu seekor kelinci

putih yang ditarik keluar dari topi pesulap alam raya saat ini. Dan tak lama lagi Ibu

akan memasak kentang. Lalu Ibu akan membaca koran dan setelah tidur siang sete-

ngah jam Ibu akan melihat berita di TV!"

"Ada sesuatu yang harus kubicarakan denganmu," dia memulai. Sophie

dapat menyimak dari suaranya bahwa itu sesuatu yang serius.

"Kamu mulai minum obat terlarang, iya kan, sayang?"

Sophie merasa ingin tertawa, namun dia tahu mengapa pertanyaan itu

dikemukakan padanya saat ini.

"Apakah kamu gila?" katanya. "Obat-obatan itu hanya mem- buatmu semakin

dungul" Paling tidak itulah yang dikatakan ibunya “Gila dan dungu”. Inilah yang di

alami sophie saat perkenalannya dengan kelinci putih yang ditarik dari dalam topi

pesulap alam raya ini. ~ to be continue ~