DUNIA SIMBOLIK PUBLIK FIGUR DALAM BINGKAI TELEVISI...

24
1 DUNIA SIMBOLIK PUBLIK FIGUR DALAM BINGKAI TELEVISI (Studi Tentang Respon Masyarakat Terhadap Simbol Keartisan Dalam Tayangan SILET di RCTI) oleh : Nama : Novi Erlita S.Sos.M.A Jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana 2010

Transcript of DUNIA SIMBOLIK PUBLIK FIGUR DALAM BINGKAI TELEVISI...

1

DUNIA SIMBOLIK PUBLIK FIGUR DALAM BINGKAI TELEVISI

(Studi Tentang Respon Masyarakat Terhadap Simbol Keartisan Dalam Tayangan

SILET di RCTI)

oleh :

Nama : Novi Erlita S.Sos.M.A

Jurusan Public Relations

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercubuana

2010

2

ABSTRAK

SILET adalah salah satu bentuk tayangan infotainment yang memiliki tampilan

berbeda lain dibandingkan infotainment karena SILET selalu memberikan informasi

yang aktual, faktual serta investigasi secara mendalam sesuai dengan mottonya yaitu

“mengupas hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut untuk

diperbincangkan dan dikupas secara tajam, setajam SILET”. Tayangan SILET

disukai karena Feni Ross sebagai pembawa acara memberikan sentuhan aksentualisasi

yang tajam dibandingkan infotainment lainnya. Simbol–simbol yang melekat pada diri

publik figur merupakan suatu simbol verbal maupun nonverbal, dimana unit observasi

adalah “peneliti” dengan menggunakan teori interaksi simbolik sebagai “pisau

analisis” yang menjelaskan bahwa pelaku komunikasilah yang memberikan serta

memaknai simbol yang melekat pada diri publik figur tersebut. Hal ini berkaitan

dengan looking glass self, yang menjelaskan bahwa manusia bertindak berdasarkan

makna yang melekat pada publik figur. Simbol yang didapat publik figur dari

infotainment merupakan suatu proses interaksi dengan orang lain/masyarkat, Interaksi

simbolik inilah yang berkembang dan disempurnakan, ketika publik figur berinteraksi

melalui media televisi dengan mengunakan simbol-simbol tersebut menghasilkan

suatu respon yang beragam berupa respon positif maupun negatif.

Kata Kunci: Interaksi Simbolik, Infotainment SILET, Publik Figurs

3

Abstract

SILET is one form impressions infotainment which has a different view other than

infotainment because the SILET always provide information actual, factual and investigative

in depth in accordance with it’s motto namely “ To Peel the things that are considered be

feasible and worthy to be discussed and peeled in sharp razor sharp”. Impressions SILET

favored because FEni Rose as host give a touch accentualitation sharp compored to other

infotainment. Symbol attached the self is a publiv figure is a symbol of verbal and non verbal,

where the unit of observation is a “researcher” by using symbolic interaction theory as a

“knife analysis” which explains that communication actors who give and interpret symbol

attached to itself such public figure. This relates to the looking glass self, which explains

that the human act based on the inherent meaning of public figure. Symbols are public figures

obtained of infotainment is a process of interaction is growing and enchanced when public

figures interact through the medium of televition with the use of symbolic producer a variety

of responses positive and negative response.

Keyword: Symbolic Interaction, Infotainment SILET, Public Figurs

4

1.Pendahuluan

Berbagai media cetak ataupun media elektronik seperti televisi, merupakan sarana

untuk memperoleh berbagai sumber informasi, pengetahuan, keterampilan, serta hiburan bagi

masyarakat detail dan menyeluruh mengenai suatu permasalahan yang dialami banyak orang.

Sang kotak ajaib ini merupakan media massa yang merakyat karena hampir sebagian besar

masyarakat Indonesia telah memilikinya. Dengan kemampuan publikasi yang maksimal

televisi dapat pula melampaui jarak yang jauh serta menembus waktu dalam tayangan yang

aktual dan faktual bagi masyarakat.

Televisi memiliki efek yang besar pada masyarakat yang menyukai program tertentu

seperti infotainment. Masyarakat akan mendapatkan informasi yang menarik khususnya

tentang kehidupan publik figur secara mudah sebagai hiburan yang dapat terjangkau tanpa

harus keluar rumah serta mengeluarkan banyak waktu dan biaya.Tayangan SILET adalah

suatu format acara infotainment yang dibuat dari sekian banyak acara hiburan lainnya yang

menjadi program acara di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI. Acara ini

ternyata diawali sebagai media komunikasi yang tidak hanya saja menghibur, melainkan

dapat pula menyajikan informasi serta pengetahuan mengenai kehidupan publik figur terbaru

bagi masyarakat seperti yang dinyatakan dalam website sebuah lembaga penelitian AC

Nielsen.1

Salah satu program acara yang diproduksi serta di tayangkan TV swasta dengan format

serta program yang sama di televisi adalah infotainment. Menurut website yang dinyatakan

oleh Media watch bahwa :

“Tayangan infotainment SILET merupakan salah satu tayangan infotainment favorit pilihan pemirsa serta seolah-olah telah mampu mengakrabkan diri para ibu rumah tangga dengan publik figur yang digemari penonton sehingga televisi menjadi komunikasi interpersonal antara khalayak dengan insan pertelevisian yang ditonton dan mampu menimbulkan perasaan sedih, gembira, simpatik bahkan cinta yang bisa terjalin tanpa terhalang oleh letak geografis Indonesia”.

2

1 http://www.AcNielsen.com 2 Media Watch,2003 : edisi 28/III/Januari

‘Istilah infotainment merupakan hasil penggabungan dua kata yaitu information informasi) dan entertainment (hiburan). Infotainment adalah program tayangan informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan, atau informasi yang menghibur atau infotainment adalah informasi seputar dunia hiburan’.

5

Pada tanggal 29 November 2007 dilaksanakan ajang Panasonic Awards. Menurut

website lembaga penelitian ACNielsen,3

Infotainment adalah tayangan yang menggunakan artis dan publik figur lainnya sebagai

sumber berita utamanya. Tidak heran bila dari sekian banyak stasiun televisi swasta sekarang

ini terdapat lebih dari 20 judul tayangan infotainment di seluruh televisi yang ditayangkan

dalam satu minggu seperti yang didapat dalam website adalah sebagai berikut :

ajang ini diapressiasikan untuk insan pertelevisian

Indonesia serta program acara terfavorit televisi pilihan pemirsa, Tentunya ajang ini sangat

ditunggu bagi para pelaku media televisi yang dapat memberikan penghargaan untuk seluruh

program tayangan terbaik pilihan pemirsa serta melibatkan masyarakat secara langsung yang

terlibat dalam polling SMS (Short Message Service) terhadap program acara terfavorit pilihan

pemirsa. Salah satu presenter SILET yaitu Feni Rose memenangkan ajang Panasonic Awards

tersebut untuk yang kedua kalinya sebagai kategori presenter infotainment terfavorit serta

tayangan infotainment terfavorit pilihan pemirsa.

4

Stasiun Televisi

Tabel 1. Daftar tayangan infotainment di stasiun Televisi di Indonesia

Judul tayangan infotainment Frekuensi

SCTV Halo Selebriti 4 kali / seminggu

Bibir plus 2 Kali / seminggu

Hot Shot 3 kali /seminggu

Kasak kusuk Senin – jumat

Ada gosip Senin – jumat

Sketsa selebritis Jumat

Indosiar Kiss ( Kisah seputar Selebritis) Minggu

Kiss Sore Stripping

Kiss Pagi Stripping

Intan Jumat

RCTI Silet Stripping

Kabar – kabari 3 kali / seminggu

Cek & Ricek 4 kali / seminggu

Go spot Stripping

Desas desus Minggu

Anteve Andalas TV 3 kali /seminggu

3 http://www.Ac Nielsen.com 4 http:// www.AcNielsen.com

6

Expose 2 kali / seminggu

Lativi Gosok gosip 2 kali / seminggu

Trans TV Insert pagi Minggu

Insert sore Senin - jumat

Trans7 Gosip pagi Senin - jumat

Sumber : http://www.AC.Nielsen.com

Menurut Tiarsa,5

Bagaimana SILET memberikan informasi tentang publik figur melalui tayangannya?

Informasi seperti apa yang ditayangkan SILET melalui tayangannya, misalnya informasi

mengenai simbol–simbol yang melekat di diri publik figur? Bagaimana respon

infotainment mempunyai daya tarik bagi khalayak yaitu

kemampuannya dalam menghadirkan informasi yang dekat secara geografis namun

psikologis dengan realitas yang ada sehingga seolah- olah masuk dalam kehidupan khalayak.

Selain itu pula infotainment dikemas secara segar, ringan dan menghibur.

SILET juga mampu menyajikan sumber berita publik figur dengan penuh keharuan

hingga menimbulkan rasa simpati, empati, marah, kesal, kecewa serta uraian air mata

terhadap masalah yang sedang dialami publik figur. Investigasi yang mendalam secara detail

dan menyeluruh diketengahkan ke dalam media televisi hingga dapat berada pada wilayah

privasi artis tersebut. Pada awal kemunculannya SILET ditayangkan dalam durasi 30 menit,

seiring dengan makin diminatinya maka waktu penayangan SILET ditambah, Tayangan yang

pada awalnya mulai dari hari Senin-Jumat berubah menjadi tayang setiap hari (Stripping)

sedangkan waktu durasi bertambah dari 30 menit menjadi 60 menit perepisode.

Ini merupakan suatu indikator bahwa tayangan SILET menjadi kategori tayangan

infotainment terfavorit bagi masyarakat dan dianggap layak menjadi pemenang dalam ajang

Panasonic Awards 2007 baik presenternya Donna Arsinta serta Feni Rose yang menang

dalam ajang tersebut. SILET merupakan salah satu infotainment yang tayang setiap hari dan

yang menjadi poin terpenting adalah kemenangan SILET merupakan pengaruh respon positif

masyarakat terhadap informasi serta berita yang diterima dan dikemas menarik oleh SILET.

I.2 Permasalahannya

Sebagai upaya untuk memperoleh bukti ilmiah yang terukur dan sistematis, berkaitan

dengan dunia simbolik publik figur dalam bingkai telvisi maka permasalahan penelitian

dirumuskan:

5 http://www.kunci.or.id/0107/14

7

masyarakat mengenai isi pesan dari simbol-simbol publik figur yang dilihat melalui

tayangan SILET di RCTI?

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Komunikasi dan Media Televisi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin

Communicatio, dan berasal dari kata Communis yang berarti Sama. Sama dalam artian

memiliki makna yang sama diantara pelaku komunikator (Onong Uchyana, 1984:9) Televisi

ditemukan oleh Paul Nipkov pada tahun 1884 (dalam Kuswandi 1993:30) telah berkembang

pesat hingga saat ini, seperti dunia hiburan. Munculya pemberitaan seputar kehidupan publik

figur Indonesia di televisi memberikan ruang gerak bagi pelaku media televisi untuk

menjalankan perannya sebagai penyambung komunikasi untuk menyampaikan pesan,

mendidik, menghibur, serta mempengaruhi masyarakat. Berbagai kemudahan didapat dengan

hadirnya media televisi seperti yang telah diuraikan diatas hingga menuntun masyarakat

untuk pro aktif tidak hanya sebagai penerima pesan saja melainkan dapat pula sebagai pelaku

komunikasi yang dapat memberikan sumber inforamasi kepada orang lain

Ilham bintang dari Bintang Advis Multimedia menyatakan bahwa : 6

Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa munculya televisi swasta diera

globalisasi menuntun pula televisi swasta untuk membuat program acara yang mampu

menarik perhatian masyarakat dengan biaya yang terjangkau namun dapat memberikan

informasi bagi masyarakat yaitu infotainment. Sedangkan menurut Santana (2002:339)

SILET, Kiss, kasak-Kusuk, gosip adalah sumber berita publik figur dari banyak media massa

saat ini, sedangkan infotainment merupakan konsep pemberitaan entertainment jurnalism,

suatu bentuk perkembangan dari jurnalisme investigasi. Jurnalisme investigasi yaitu

jurnalisme yang menganut paham pendalaman. Berita investigasi merupakan berita lengkap

dari sebuah peristiwa sebagai hasil penelusuran wartawan. Infotainment SILET merupakan

informasi mengenai publik figur yang dibuat melalui penelusuran atau investigasi serta

“Karena akses liberalisasi pers pada televisi swasta yang kini bejumlah 11 buah, maka untuk mengisi semua slotnya televisi memerlukan banyak acara baru yang tidak bisa digarap sendiri. Ada banyak cara untuk memenuhi itu dengan pembuatan yang cepat, ongkos murah dan bisa mendulang banyak duit. Syarat acara semacam itu pas dengan karekteristik tayangan infotainment sehingga dua tahun terakhir ini banjir tayangan infotainment”.

6 http.www.gatra.com/2004.05.08

8

merupakan penggambaran dari entertainment yang lebih kearah hiburan, biasanya tayangan

SILET menceritakan kehidupan publik figur dari kisah asmara, perceraian, kasus narkoba

serta intrik dan kehidupan glamor yang dialami di dunia keartisan.

Ada beberapa faktor rasional yang menyebabkan maraknya infotainment.7 pertama,

biaya produksi acara yang relatif rendah dengan biaya iklan yang cukup banyak. Kedua,

mudah mendapatkan liputan materi serta cerita dan drama mengenai manusia tidak akan

habis- habisnya. Diawali dengan kabar-kabari dan Kiss (Kisah Seputar Selebritis) pada tahun

1996, tayangan infotainment kini berkembang pesat. Dengan munculnya Cek dan Ricek yang

diproduksi oleh Bintang Advis Multimedia pada tahun 1997 maka lahir pula rumah produksi

baru yang membuat tayangan infotainment semakin bayak. Seperti SILET yang di prodiksi

oleh Indigo production, Ada E-komando (Eko Patrio), Bibir Plus (Anjasmara) Avicom

((Sandra Luis) IFM (Jeremi Thomas), Atmodens (Arswendo Atmowiloto) dan lainnya.

Stasiun televisi juga ada yang memproduksi infotainment sendiri seperti Indosiar dengan

Kiss, Trans TV dengan Insert-nya (Informasi selebriti). Masing -masing program yang

dulunya ditayangkan satu minngu sekali, kini ditayangkan harian (Stripping). Ilham Bintang

menyatakan jika seluruh acara infotainment rata- rata tayang dua kali sepekan, jumlah jam

tayang mencapai seratus (100) jam perminggu, durasi ini jauh melampaui program berita.8

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tayangan infotainment

adalah.

9

Jadi televisi merupakan media massa yang merakyat dengan kemampuan siaran yang

maksimal karena dapat melampaui jarak yang jauh ke berbagai pelosok wilayah Indonesia

serta menembus waktu dalam tayangan yang aktual dan faktual untuk masyarakat. Hal ini

dapat dilihat dari indikasi yang dijelaskan oleh Budiman (2000:80) yaitu“ Ternyata Indonesia

menempati posisi pertama diantara negara- negara Asia dalam hal lama (jam) nonton, rata-

rata perharinya mencapai 3, 7 jam“. Infotainment SILET merupakan jenis berita soft news

(berita ringan). Berita ringan adalah suatu bentuk berita yang menyajikan informasi,

pengetahuan serta hiburan bagi masyarakat mengenai kehidupan publik figur di media

1.Menggunakan artis atau orang- terkenal sebagai sumber berita 2.Menghibur masyarakat 3.Informatif 4.Singkat dan padat 5.Dramatik dan sensasional

7 http://www.kompas.com.0207/07 8 http://www.gatra.com.2004.05.08 9 Media watch,2003:edisi 28/III/Januari

9

televisi yang segar dan menarik untuk di tontonUntuk lebih jelasnya keempat unsur nilai

berita tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II. Unsur- Unsur Nilai Berita

Aktualitas (Timeliness) Infotainment SILET sengaja menyajikan informasi mengenai kehidupan publik figur secara mendalam, aktual dan faktual seperti kasus meninggalnya Sophan Sopiaan, pencekalan penyanyi dangdut Dewi Persik, tertangkapnya Roy Marten dsb, tentunya informasi tersebut layak di jadikan pemberitaan di media televisi karena mendapat sorotan dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat luas.

Kedekatan (Proximit ) Peristiwa yang mengandung berita dengan khalayak televisi adalah media komunikasi yang dapat menjangkau letak geografis Indonesia hingga masyarakat kota Bengkulu seolah- olah dekat dengan publik figur. Meninggalnya H.M Soeharto merupakan suatu bentuk kedekatan (proximity) dari unsur-unsur nilai berita yang ditayangkan SILET di RCTI.

Keterkenalan (Prominence) Kasus perceraian Bambang Tri Hadmojo dengan Halimah menuai kehebohan bagi khalayak karena dipicu oleh hadirnya orang ketiga yaitu mayang Sari.

Dampak Peristiwa Aagym berpoligami, berdampak luas bagi masyarakat khususnya kota Bengkulu terkait peraturan pemerintah tentang UU berpoligami di Indonesia yang saat ini masih menjadi pro dan kontra di kalangan khalayak.

Human Interest Kasus perceraian, perselingkuhan, narkoba, serta berita dan informasi publik figur selalu mengundang ketertarikan masyarakat karena status mereka yang dikenal melalui media televisi, yang patut untuk diketahui.

Sumber: Askurifai Baksin ( 2006:5)

2.2 Interaksi dan Dunia Simbol Publik Figur

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini memakai paradigma definisi sosial

dengan menggunakan teori Interaksi simbolik. Menurut Poloma (2000:258) bahwa :

“Teori ini menganalisis pada aspek-aspek perilaku manusia yang subjektif dan interpretative. proses penyampaian makna inilah yang menggunakan model interaksi simbolik.Dalam proses penyampaian makna melalui simbol inilah yang merupakan subjek matter dari sejumlah analisa kaum interaksionisme simbolik, dimana dalam interaksi orang belajar memahami simbol-simbol interaksi”.

10

Interaksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah interaksi publik figur dengan

menggunakan simbol–simbol yang mereka gunakan di media televisi pada tayangan

infotainment SILET. Berbagai aksi simbol–simbol yang ditampilkan oleh publik figur di

televisi membawa suatu artian bahwa pelaku komunikasilah yang memberikan makna atau

simbol tersebut dan bukan sebaliknya sehingga masyarakat mampu mengartikan pesan

tersebut. Kehidupan realitas sebagian besar merupakan isi pesan pemberitaan infotainment

SILET dari kaum selebritas. Interaksi Simbolik berlandaskan pada realitas nyata pada

kehidupan sosial masyarakat dalam media televisi. Berikut gambar model interaksi Simbolik

secara keseluruhan.

Gambar I. Model Interaksi simbolik

Sumber : B Aubrey Fisher (dalam Soejono,1984:242)

Menurut B. Aubrey Fisher (dalam soejono,1984:242) menguraikan bahwa :

“Model interaksi simbolik merupakan orang-orang sebagai peserta komunikasi yang bersifat aktif, serta bergerak secara dinamis karena komunikator atau para pelaku komunikasi berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Pelaku komunikasi memahami konsep dirinya sebagai dirinya sendiri dan diri orang lain (Looking glass self). Komunikator dapat memberikan makna terhadap objek yang diamati serta dapat mengambil peran orang lain. Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain seperti berinteraksi dengan keluarga, teman serta lingkungan lain. Dalam interaksi itu, pelaku komunikasi melihat dirinya melalui perspektif (peran) orang lain”.

Komunikator

Komunikator

Diri/Yang Lain

Diri/Yang Lain

Konteks Kultural

Objek

11

Interaksi simbolik sebagai “pisau analisis“dalam penelitian ini menjelaskan suatu

interaksi yang memunculkan makna khusus dan menimbulkan interpretasi atau penafsiran

dikalangan masyarakat terkait pemberitaan publik figur di media televisi pada infotainment

SILET. The looking glass self sebagai konsep diri individu secara jelas yang ditentukan oleh

apa yang ia fikirkan tentang fikiran orang lain mengenai dirinya. Simbolik berasal dari kata

’simbol’ yakni tanda yang muncul dari hasil kesepakatan bersama. Bagaimana suatu berita

publik figur tersebut menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan

menjadi perspektif atau penilaian bersama pula oleh masyarakat yang mengagumi publik

figur tersebut. Menurut George Herbert Mead (dalam Mulyana,2006:73) menguraikan

beberapa prinsip–prinsip pada teori interaksi simbolik, sebagai berikut :

1.Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi dengan kemampuan berfikir. 2.Kemampuan berfikir itu dibentuk oleh interaksi sosial. 3.Dalam interaksi sosial orang belajar makana dan simbol yang memungkinkan mereka

menerapkan kemampuan khas mereka sebagai manusia, yakni berfikir. 4.Makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan dan interaksi yang

khas manusia. 5.Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan

dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi. 6.Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena , antara lain,

kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri, yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan–tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan kemudian memilih salah satunya.

7.Pola-pola tindakan dan interaksi yang menjalin ini membentuk suatu kelompok dan masyarakat.

Akar pemikiran utama dari interaksi sosial adalah Aspek Pragmatis yang di pengaruhi

oleh sosiologis menurut George Herbert Mead (dalam Geooge Ritzer, 2005:266) adalah :

Pertama realitas. Realitas diciptakan secara aktif saat kita bertindak didalam dunia nyata. Kedua, manusia mengingat dan memiliki pengetahuan mengenai realitas yang ada, Ketiga adalah Manusia mendefinisikan “objek” sosial dan fisik yang mereka temui didunia nyata yang berguna bagi mereka.

Dari uraian tersebut maka dunia simbolik yang diketengahkan oleh publik figur

merupakan tindakan nyata dalam kehidupan realitas nyata yang dilakoninya dengan

berinteraksi baik secara individu maupun dengan lingkungan sekitar. Sehingga para pelaku

komunikasi (ibu rumah tangga) berusaha untuk mengingat peristiwa apa saja yang sedang

dialami publik figur dalam pengemasan isi berita pada tayangan SILET serta masyarakat

mempunyai kebutuhan akan informasi dan pengetahuan mengenai kehidupan publik figur

yang mereka kagumi sehingga masyarakat dapat merespon dan memberi makna pada simbol–

12

simbol yang di pakai pada publik fugur tersebut melalui media televisi.Ini berarti bahwa

pelaku komunikasi mendeskripsikan publik figur sebagai objek ketertarikan terhadap berita

mereka yang disajikan SILET. Menurut George Herbert Mead (dalam George

Ritzer,2005:268) akar pemikiran utama interaksi Simbolik yang kedua adalah Aspek

Behaviorisme Psikologis bahwa :

Pusat perhatian pada perilaku individu dapat diamati. Sasaran perhatiannya adalah pada stimuli atau perilaku yang mendatangkan respon sehingga menggunakan bahasa antara stimulus dan respon untuk memutuskan bagaimana cara merespon.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akar teori interaksi dapat berlangsung Bila ada

stimuli rangsangan seseorang dalam merespon informasi atau berita yang diterima oleh

masyarakat sehingga pemberitan publik figur mengenai peristiwa apa saja yang mereka alami

di tayangan infotainment SILET secara langsung diamati dan di tonton oleh masyarakat luas

melalui televisi hingga tindakan publik figur tersebut direspons serta dinilai sendiri oleh

masyarakat, pada akhirnya akan menuai reaksi pro dan kontra pula dikalangan masyarakat

hingga berujung pada citra positif atau negatif yang melekat pada publik figur tersebut.

Menurut George Herbert Mead (George Ritzer, 2005:274) ada empat tahap tindakan

manusia pada aspek Behavioralisme di Interaksi Simbolik yaitu :

1.Impuls, Tahap pertama adalah dorongan hati/ impuls yang meliputi stimulasi atau rangsangan, kebutuhan dengan alat indera dan reaksi pelaku komunikasi terhadap rangsangan 2.Persepsi, tahap kedua adalah persepsi ( perception ). Pelaku komunikasi mengamati serta bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls.. 3.Manipulasi, pada tahap ini impuls menyatakan dirinya sebagai objek atau mengambil tindakan yang berkenaan dengan objek itu. Tahap manipulasi merupakan tahap jeda yang penting dalam proses tindakan agar tanggapan tidak diwujudkan secara spontan melainkan melakukan proses pemikiran terlebih dahulu.. 4.Konsumtif, pada tahap akhir ini, pelaku komunikasi mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hatinya.

Ketertarikan untuk menonton infotainment SILET yang tayang setiap hari karena

adanya rangsangan kebutuhan informasi yang dinginkan oleh masyarakat mengenai

kehidupan publik figur yang mereka kagumi atau para kaum ibu rumah tangga ingin

menonton tayangan SILET karena publik figur tersebut adalah tokoh panutan bagi khalayak.

dalam hal ini, ketertarikan masyarakat menonton tayangan SILET mengenai pemberitan

publik figur merupakan pemahaman stimuli melalui pendengaran, senyuman, rasa dan

sebagainya (simbolik).

Penggunaan simbol-simbol yang digunakan oleh publik figur pada tayangan

infotainment SILET memberikan pemaknaan terhadap sebuah interaksi sosial dimana pelaku

13

komunikasi lah yang memberikan makna pada simbol tersebut seperti simbol- simbol berupa

ciri khas, gaya hidup modern, kemewahan, dan kriteria lain untuk memandang orang lain.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka berita mengenai publik figur cenderung

menimbulkan respon yang beragam dari masyarakat. seperti peristiwa beberapa waktu lalu

dengan meninggalnya mantan presiden HM Soeharto, masyarakat di instruksikan oleh

presiden Sosilo Bambang Yudhoyono untuk mengibarkan bendera merah putih selama satu

minggu yang melambangkan bahwa bangsa Indonesia sedang berkabung atas meninggalnya

mantan presiden RI yang kedua.10

2.3 Kerangka Pemikiran

makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya ( Simbol verbal, simbol

non verbal dan lingkungan fisik). Kedua, makna berhubungan lansung dengan interaksi

sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Ketiga, makna diciptakan,

dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran oleh pelaku komunikasi dalam

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Simbol atau lambang secara etimologis berasal

dari kata Yunani yaitu “ Symballein”. Menurut (Herusatoto, 2000:10) “Simbol” merupakan

tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal pada seseorang.Sedangkan menurut

Mulyana, (2001:68) Interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas

manusia, yakni komunikasi yang menggunakan pertukaran simbol yang diberi makna.

Artinya pemberitaan mengenai publik figur dengan menggunakan simbol–simbol pada

interaksi simbolik, masyarakat dianggap lebih akif serta mampu memberi tanggapan atau

respon.

Media televisi pada proses komunikasi massa merupakan salah satu alternatif hiburan

bagi masyarakat yang menyajikan berbagai macam format acara. Munculnya Televisi yang

diiringi dengan kemajuan dunia pertelevisian di Indonesia menyebabkan semakin banyaknya

televisi swasta yang bersifat komersil. Tentunya dengan banyaknya stasiun televisi maka

beragam pula program acara yang menjadi pilihan pemirsa untuk dinikmati oleh masyarakat

khususnya ibu rumah tangga. Salah satu program acara yang diproduksi serta di tayangkan

TV swasta dengan format serta program yang sama di televisi adalah infotainment.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka Aspek Pragmatis serta aspek Behaviorisme

mengenai berita publik figur yang dialami secara realitas pada interaksi berkomunikasi

10 Tayangan SILET, 28 Januari 2008

14

cenderung menimbulkan respon yang beragam dari masyarakat di kota Bengkulu yang

dinyatakan pula oleh Herbert Blumer (dalam Mulyana, 2003:203) yaitu :

1.Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu

2.Makna tersebut berasal dari interaksi interaksi sosial seseorang dengan orang lain. 3.Makna- makna tersebut di sempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.

Oleh karena itu simbol-simbol yang digunakan publik figur di media televisi, masyarakat

dianggap lebih akif serta mampu memberi tanggapan atau respon terhadap informasi atau

berita yang diterima mengenai realitas kehidupan publik figur tersebut pada interaksi simbol.

15

2.4 Proses Interaksi Simbolik Publik Figur Pada Media Televisi

Menelaah kerangka pemikiran diatas, maka dihasilkan Proses Interaksi Simbolik Publik

Figur Pada Media Televisi untuk memandu peneliti dirumuskan sebagai berikut :

Tayangan SILET memberikan informasi mengenai publik figur di Indonesia melalui

penelusuran pemberitaan investigasi yang mendalam sesuai dengan motto infotainment

SILET yaitu : SILET mengupas hal–hal yang dianggap tabu menjadi layak dan

patut untuk diperbincangkan dan dikupas secara tajam, setajam SILET.

Informasi yang ditayangkan SILET melalui tayangan didominasi oleh informasi tentang

kehidupan publik figur yang bersifat positif maupun negatif.

Respon masyarakat terhadap publik figur Indonesia yang ditayangkan melalui SILET

cenderung meneguhkan simbol terhadap publik figur secara positif maupun negatif

Simbol - simbol publik figur pada

media televisi

Interaksi Simbolik ( George Herbert

Pemberitaan infotainment SILET

3 Premis pada Interaksi

Simbolik Yaitu :

Manusia bertindak berdasarkan makna

Makna didapatkan dari interaksi dengan orang lain.

Makna tersebut berkembang dan disempurnakan ketika interaksi berlangsung.

Respons masyarakat Terhadap

simbol publik figur

Simbol- simbol pada publik figur

di infotainment

SILET

16

tergantung dari tata bahasa redaksional oleh presenternya Feni Rose dan Donna Arsinta

dalam bagaimana pengemasan pesan tersebut dapat diterima di pada masyarakat

3.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari subjek penelitian. Publik figur yang ditayangkan Infotainment

SILET adalah objek dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2008–

Juni 2008. Informan Penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi tentang setting latar penelitian, maka untuk informannya dipilih

informan kunci yang bisa memberikan informasi yaitu, ibu rumah tangga (IRT). Dipilihnya

ibu rumah tangga sebagai informan kunci karena adanya suatu kecenderungan bahwa ibu

rumah tangga lebih sering dirumah dengan durasi tontonan infotainment lebih banyak

dibanding yang lain sedangkan informan kontrolnya adalah masyarakat.

Tehnik yang dilakukan dalam rangka menentukan informan adalah dengan tehnik Snow

Ball atau tehnik bola salju yang artinya dimulai dari informan terbuka maka akan berlanjut

pada informan selanjutnya yang di dapatkan pada saat proses penelitian dilapangan

berlangsung. Tehnik pengumpulan data menggunakan berbagai sumber data (sebanyak

mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara

komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa

secara sistematis (Kriyantono, 2006:27). Jadi poin pentingnya adalah ”kelengkapan data” dan

”komprehensivitas”. Tehnik analisis data Dalam penelitian ini analisis data atau pengolahan

dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan (Dalam penelitian ini analisis data kualitatif partisipan berdasarkan teori

interaksi simbolik (George Herbet Mead,1863-1931) analisis data dilakukan sejak, sebelum,

sepanjang, dan ketika penelitian dilakukan sehingga proses yang dilakukan diharapkan dapat

menjelaskan dan menemukan penerapan interaksi simbolik pada media televisi.

17

Analisis data kualitatif ini dapat diperjelas dan disederhanakan dengan model sebagai berikut

Tabel 3. Proses Analisis Data Kualitatif

Fakta Empiris Tataran Konseptual

Sumber : Kriyantono, Riset Komunikasi, Jakarta, 2006

Keterangan :

Authenticity, yaitu peneliti memberi peluang kepada subjek unuk bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya dalam konteks wawancara yang informal dan santai. Triangulasi, yaitu jawaban subjek di cross chek kembali. Triangulasi yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari:sumber, dengan membandingkan hasil wawancara dengan pengamatan. Waktu dengan peneliti melakukan observasi tidak hanya satu kali. Intersubjective Agreement yaitu data dari subjek didialogkan dengan subjek lainnya untuk menghasilkan titik temu. (Kriyantono, 2006:71).

4. Pembahasan

4.1 Interaksi Simbolik dalam Pemberitaan Publik Figur di Media Televisi

Terkait dengan bagaimana infotainment SILET menyajikan isi pesan serta informasi

mengenai kehidupan yang menjadi simbol–simbol dari publik figur Indonesia, Peneliti telah

menganalisis dengan tehnik analisis isi (Content Analisys) yang menjelaskan seperti apa

peneliti mengkonsumsi pemberitaan mengenai simbol-simbol kehidupan publik figur,

apakah sama dengan tanggapan masyarakat atau tidak dan dengan menggunakan model

interaksi simbolik, maka edisi yang diambil sebagai objek penelitian pada tayangan

infotainment SILET di RCTI dimulai pada tanggal 16 November 2007 hingga 30 Mei 2008

Berbagai Data di Lapangan

Analisis/Klasifikasi Data/Kategori

Ciri-ciri Umum

Pemaknaan/interpretasi Ciri-ciri Umum

Kesahihan data - Kompetensi Subjek - Authenticity & Triagulasi/

Member Chek - Intersubjectivity Agreement

BERTEORI & KONTEKSTUAL

18

Tabel IV. Informasi Yang Ditayangkan SILET Tentang Publik Figur

No Tanggal Simbol - Simbol Publik Figur Indonesia Pada media Televisi 1. 17 November 2007 Mayang Sari dianggap sebagai hadirnya orang ketiga

penyebab keretakan rumah tangga Bambang Trihadmojo – Halimah Kamil

2. 28 November 2007 Pelawak Tukul Arwana yang memiliki ciri khas tepuk tangan serta idiom yang unik di mata masyarakat.

3. 16 Desember 2007 Kematian mendadak yang ditimpa oleh pelawak Basuki yang mempunyai ciri khas wes sewes sewes bablas angini

4. 18 Desember 2007 Jilbab sebagai simbol wanita muslimah yang dikenakan oleh Inneke Koesherawati

5. 6 Januari 2008 Kendaraan pribadi publik figur yang disimbolkan dengan kemewahan oleh kalangan masyarakat.

6. 11 Januari 2008 Barang-barang mewah yang dimiliki publik figur 7. 18 Januari 2008 Video klip Duo Maia yang menggandeng model serta

pemain film yang memiliki ciri khas karena ketampanan serta kecerdasanya Nikholas Saputra.

8 20 januari 2008 Keunikan Tukul Arwana hingga dimata masyrakat 9. 21 januari 2008 Bahasa gaul para publik figur sebagai ungkapan yang

menunjukan hubungan kedekatan diantara mereka. 10. 28 Januari 2008 Wafatnya H.M Soeharto sebagai lambang kekuasaan ORBA 11. 29 Januari 2008 Hakim pengadilan tetapkan perkara soeharto dialihkan ke

ahli waris, setelah mantan penguasa ode baru tersebut meninggal dunia.

12. 1 Februari 2008 Ciri Khas Madam Ivan Gunawan di suatu acara reality show 13. 12 Februari 2008 Simbol kecantikan dan keanggunan Tamara Blezynski dan

Dian Sastrowardoyo 14. 13 Februari 2008 Dai kondang yang identik dengan memakai sorban yaitu

AaGym yang digoncang dengan kasus poligami. 15. 28 Februari 2008 Kiki Fatmala yang dianggap anak durhaka oleh ibunya 16. 3 Maret 2008 Kata puuusssinnng yang identik dengan Peggy Melati Sukma 17. 7 Maret 2008 Goyangan ngebor yang identik dengan penyanyi dangdut

Inul Daratista 18 16 Maret 2008 Tempat tinggal publik figur yang mewah serta berkelas 19 28 Maret 2008 Keramahan serta kecantikan Sandra Dewi membuat ia

menjadi publik figur yang tengah naik daun. 20. 7 April 2008 Pencitraan diri publik figur seperti Ian Kasela yang identik

dengan memakai kacamata, Carissa Putri yang identik dengan cantik, Sandra Dewi yang identik dengan anggun dan ramah.

21 8 April 2008 Penilaian masyarakat terhadap artis yang sedang naik daun seperti Naysila Mirdad, Sandra Dewi

22. 9 April 2008 Penilaian masyarakat serta pengakuan keluarga mengenai kedekatan Mayang Sari dengan Alm. Adi Firansyah

23. 10 April 2008 Kematian Adi Firansyah yang dikaitkan dengan Mayang Sari serta Bambang Trihadmojo.

24. 11 April 2008 Penilaian masyarakat terhadap kasus suap Al Amin Nasution

19

suami dari penyanyi dangdut Kristina. 25. 12 april 2008 Ungkapan kata Jangan gila dooong sebagai Ciri khas Ruben

Onsu disalah satu acara reality show 26. 15 April 2008 Perseteruan Sukmawati Soekarno Putri dengan Ahmad Dani

terkait dengan pencitraan diri Ir. Soekarno yang arogan. 27. 17 April 2008 Pencekalan manggung Dewi Persik karena busana yang

terbuka serta ketegaran Kristina menghadapi kasus suaminya.

28. 18 April 2008 Respon mayarakat tentang hasil DNA Siti Kirania Soeharto 29. 19 April 2008 Respon masyarakat tentang publik figur yang menjadi

politikus serta pejabat pemerintahan. 30. 20 April 2008 Ekspos keseksian di mata selebritas serta masyarakat. 31. 21 April 2008 Emansipasi wanita untuk memperingati hari Kartini di mata

kaum selebritas dan publik figur. 30. 3 Mei 2008 Citra Ahmad Dani yang arogan di mata masyarakat dan

keluarganya Sumber : Diolah dari tayangan SILET di RCTI edisi November 2007 hingga Mei 2008

Nama adalah suatu simbol dari publik figur sebagai jati diri. Banyaknya publik figur

Indonesia yang mengganti nama pribadinya menjadi nama yang keren agar mendatangkan

keberuntungan atau hoki di dunia hiburan dan dapat dikenal luas oleh masyarakat seperti

Arianto Wibowo berganti nama menjadi Ari wibowo, Roy Wicaksono menjadi Roy

Marten.11 Pada era tahun 80-an kita dingatkan dengan film catatan Si Boy yang disimbolkan

dengan penggunaan bahasa gaul seperti alamakjan (yang artinya ya ampun), borju yang

(artinya kaya), coy (berupa panggilan, misalnya yo I coy) tengsin (yang artinya mal ) ngeceng

(yang artinya nongkrong). Bahasa gaul tersebut saat ini masih melekat di kaum publik figur

yang dipopulerkan oleh Debby sahertian dan (alm) Indera safera yang berprofesi sebagai

entertainer dan penyiar radio hingga masyarakat ikut pula meniru gaya bahasa tersebut

karena dinilai penggunaan bahasanya yang gaul dan lebih santai seperti bete (badmood), EGP

(emang gue fikirin), Gak kuku (gak Kuat), Jeung (panggilan, misalnya, “eh baju ini lagi

diskon jeung”), jomblo (gak punya pacar), basket (bau ketek), dugem (dunia gemerla), ember

(tanda setuju, iya, benar), bro (panggilan untuk teman dekat) dan sebagainya. Gaya bahasa ini

digunakan sebagai “bahasa simbolik“ yang dapat mempererat hubungan keakraban diantara

sesama publik figur.12

Kata “puusssiiiinnng” tentunya mengingatkan kita pada peran seorang perempuan yang

cantik dan centil serta ceriwis di sebuah sinetron yang di perankan oleh Peggy Melati

11 Tayangan SILET pada tanggal 23 November 2007 12 Tayangan SILET, 21 Januari 2008

20

Sukma.13 Masyarakat dengan mendengar tanpa melihat wajah Peggy pun, tentunya sudah

mampu menebak bahwa kata pusing adalah simbol dari seorang Peggy Melati Sukma.

armani, Lea, Poshboy, Hammer, dan masih banyak lainnya serta aksesoris jam tangan Rolex

yang terkenal mahal tersebut dipakai oleh Ikang Fauzi, sehingga muncul menjadi “bahasa“

untuk mengatakan status sosial yang tinggi pada khalayak sebagai kehidupan publik figur.14

Terkait respon masyarakat mengenai pemberitaan simbol-simbol yang melekat pada

publik figur di infotainment SILET menegaskan bahwa acara televisi yang banyak ditonton

oleh khalayak pada umumnya memberikan pandangan, penilaian ataupun opini yang

berkembang luas di masyarakat yang menuai aksi pro dan kontra seiring arus pemberitaan

Menurut Baudririlard (dalam Alex, 1996:172)

Tujuan pemakaian simbol- simbol status adalah memproyeksikan citra seseorang, akan tetapi sebenarnya citra diri bakan hanya ditentukan oleh simbol status, simbol status hanyalah pernik–pernik dari pembentukan citra diri. Etiket serta cara berkomunikasi secara verbal dan non verbal lah sangat menentukan citra diri”.

Ini terjadi karena media televisi memberikan ruang gerak pada masyarakat untuk

melihat serta mengamati tayangan melalui stimuli rangsangan yang di siarkan oleh berbagai

format acara televisi hingga menimbulkan interaksi dalam berkomunikasi melalui media

komunikasi massa. Interaksi simbolik bertumpu pada penafsiran atas pemaknaan subyektif

(simbolik) yang muncul dari hasil interaksi.

Menurut Gerbner (Winarni,2003:135) ‘semakin sering ibu rumah tangga menonton

televisi, maka makin mirip persepsinya tentang realitas sosial dengan apa yang disajikan

dalam televisi’. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa Banyaknya kaum ibu rumah

tangga yang menyukai program acara infotainment pada media televisi secara tidak langsung

menanamkan persepsi realitas terhadap publik figur yang ditonton sesuai dengan cara

pandang yang disajikan dalam program acara televisi sehingga akan berdampak pada citra

publik figur. Isi pesan adalah unsur syarat dalam proses komunikasi. Esensi dari sebuah

pesan adalah ketika pesan tersebut dapat memberikan perubahan-perubahan kepada “pelaku

komunikasinya”. Berita merupakan elemen pesan dalam komunikasi massa. Media massa

khususnya media televisi selalu tidak pernah bisa dipisahkan dari peristiwa yang terjadi di

masyarakat apalagi jika informasi tersebut berkaitan erat dengan pemberitaan publik figur

yang menarik untuk di simak.

13 Tayangan SILET, 3 maret 2008 14 Tayangan SILET, 11 Januari 2008

21

publik figur tersebut disiarkan oleh televisi seperti yang dijelaskan oleh Mar’at (Effendy,

2000:122). Acara televisi umumnya mempengaruhi pandangan, persepsi, dan sikap”. Dengan

kata lain respon serta opini publik tentang informasi kehidupan publik figur didapat dan di

pengaruhi oleh tayangan infotainment SILET di RCTI.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mayoritas informan pokok yaitu kaum ibu

rumah tangga mempunyai respon positif sebanyak 16 orang mengenai informasi yang

ditayangkan oleh SILET serta memahami simbol-simbol yang melekat pada publik figur

tersebut yang pada akhirnya memiliki persamaan makna dalam proses interaksi yang

berlangsung pada media televisi. Sedangkan informan yang mempunyai respon netral

sebanyak 6 orang (biasa saja) artinya informan mempunyai tanggapan yang biasa saja

terhadap symbol-simbol kehidupan publik figur dikarenakan sudah terbiasa melihat gaya

kehidupan publik figur yang glamour dan penuh sensasi.

Artinya akar teori interaksi simbolik dapat berlangsung bila ada stimuli rangsangan

seseorang dalam merespon informasi atau berita yang diterima oleh masyarakat sehingga

pemberitan publik figur mengenai peristiwa apa saja yang mereka alami di tayangan

infotainment SILET secara langsung diamati dan di tonton oleh masyarakat luas melalui

televisi hingga tindakan publik figur tersebut direspons serta dinilai sendiri oleh masyarakat,

pada akhirnya akan menuai reaksi pro dan kontra pula dikalangan masyarakat hingga

berujung pada citra positif atau negatif yang melekat pada publik figur tersebut.

Dari hasil yang peneliti dapatkan tentunya dapat dijelaskan bahwa akar pemikiran serta

ketiga premis Geoge Herbert Mead yang berkaitan erat dengan penelitian ini terhadap

pemberitaan infotainment SILET adalah suatu bentuk interaksi sosial publik figur dengan

masyarakat khusunya di kota Bengkulu dengan menggunakan symbol-simbol yang melekat

pada diri publik figur itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dapat memahami serta

mengetahui bagaimana infotainment SILET memberikan gambaran tentang simbol- simbol

yang melekat pada publik figur yang menjadi tokoh dalam tiap tayangan SILET termasuk

bagaimana pula respon masyarakat dalam memaknai simbol- simbol yang melekat pada

publik figur tersebut dalam kapasitas sebagai penonton atau penikmat siaran infotainment

SILET, khususnya bagi kaum ibu rumah tangga yang cenderung menyukai acara infotainment

yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu hiburan yang menghibur pada media televisi sehingga

mampu menimbulkan suatu pencitraan diri atau ciri khas bagi publik figur Indonesia.

22

5. Kesimpulan dan saran

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa respon

masyarakat terhadap simbol- simbol keartisan dalam tayangan SILET di RCTI menimbulkan

opini publik yang beragam dari kaum ibu rumah tangga Tayangan SILET pada media televisi

berisi mengenai informasi publik figur yang bersifat positif maupun negatif. Proses

komunikasi pada media televisi tentunya masyarakat dapat memberikan feedback berupa

respon terhadap pemberitaan publik figur berupa penilaian, pendapat atau persepsi mengenai

publik figur yang sedang diberitakan, yang pada akhirnya membentuk pencitraan diri publik

figur secara positif (pemberitaan prestasi publik figur, pernikahan publik figur, kematian

tragis) maupun citra negatif (perceraian, kasus narkoba, perkelahian) yang melekat pada

publik figur tersebut.

Infotainment SILET merupakan salah satu program program acara hiburan di RCTI,

mencoba tampil dengan format acara yang berbeda yaitu menyajikan realitas pemberitaan

mengenai informasi serta interaksi publik figur dengan mengunakan simbol -simbol tertentu

sebagai ciri khas publik figur secara aktual, faktual untuk penonton dengan harapan agar

masyarakat mengerti dan memahami symbol-simbol yang melekat pada seorang publik figur

serta dapat memberikan suatu informasi yang benar serta nyata sesuai dengan apa yang

dialami oleh publik figur bukan menyajikan gosip semata.

Pemberitaan infotainment SILET tentunya dapat memperkuat opini publik yang

berkembang luas apalagi jika sumber pemberitaan publik figur terhadap simbol-simbol

keartisan tersebut bersifat kontroversial serta menuai aksi pro dan kontra di kalangan

masyarakat. Informasi yang ditayangkan SILET secara variatif memuat berita publik figur

baik secara negatif maupun positif, namun ulasan infotainment SILET ini lebih mendalam

dibandingkan dengan infotainment lainnya karena durasi tayangan SILET hadir selama 60

menit setiap harinya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah didapat, maka peneliti menyarankan secara teoritis kepada

pihak pengelola atau pelaku media televisi untuk :

1. Infotainment SILET dalam memberikan informasi kepada masyarakat hendaknya

menyajikan cerminan realitas terkait pemberitaan serta informasi mengenai simbol –

simbol publik figur di media televisi sehingga informasi yang di sajikan bukanlah

suatu gosip semata melainkan informasi yang aktual dan faktual.

23

2. Pelaku media televisi dapat arif dalam menyajikan pesan tentang simbol- simbol

publik figur yang masih belum diketahui kebenarannya sehingga dapat

mengkonfirmasi informasi tersebut pada publik figur yang bersangkutan. Agar

kedepan dapat lebih mengkritisi dengan cerdas suatu pemberitaan dari publik figur.

3. Pelaku media televisi sebaiknya membuat program acara infotainment yang benar-

benar memberikan manfaat dan hiburan yang sehat bagi masyarakat luas sehingga

terjadi perubahan mendasar yang menyangkut tatanan dalam kehidupan

bermasyarakat.

4. Peneliti juga menyarankan agar pelaku media televisi khususnya RCTI agar dapat

meningkatkan lagi kualitas acaranya supaya lebih menarik dan tetap disukai oleh

masyarakat serta membentuk opini publik yang rasional sebagai pengontrol

dinamika pada media televisi apalagi jika pemberitaan publik figur tersebut banyak

menuai aksi pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Saran sacara praktis dapat pula membantu masyarakat serta praktisi media demi

meningkatkan tayangannya, berikut saran praktis yang dapat diupayakan:

1.Masyarakat khususnya kaum ibu rumah tangga yang menyukai program acara

infotainment agar lebih selektif dalam memahami isi pesan yang dijadikan rujukan

informasi tentang simbol- simbol publik figur Indonesia.

2. Peneliti juga menyarankan agar masyarakat tidak terbawa oleh arus informasi yang

tidak benar atau gosip, sehingga masyarakat dapat diberikan ruang gerak dalam

merespon tayangan SILET di RCTI.

3. Keuntungan pelaku media televisi dalam menayangkan program acara infotainment

SILET hendaknya juga memperhatikan bagaimana nantinya reaksi dari pemirsa

sehingga masyarakat tidak dijejali dengan tayangan yang seakan-akan menjadi pola

makanan sehat yang di konsumsi publik.

24

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, Askurifai. 2006 Jurnalistik Televisi Teori Dan Praktik. PT Remaja RosdaKarya. Bandung

Bungin, Burhan. 2001. Imaji Media Massa. Jendela. Yogjakarta Effendy, Uchayana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan praktek. Rosdakarya Bandung. Kusumaningrat Hikmat, Purnama. 2006. Jurnalistik Teori dan Praktik. Rosdakarya.

Bandung. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Rineke Cipta.

Jakarta. Mac Quail, Denis. 1991. Teori Komunikasi Massa suatu Pengantar. Diterjemahkan oleh

Agus Dharma, Aminudin Ram. Erlangga. Jakarta. Mulyana, Dedy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya. Bandung.. -----------. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosdakarya. Bandung. -----------. 2007. Metodologi Penelitian Komunikasi: Contoh- contoh Penelitian Kualitatif

dengan Pendekatan Praktis. Rosdakarya. Bandung. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Grafindo Persada. Jakarta Rakhmat, Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja RosdaKarya. Bandung Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Rosdakarya. Bandung Werner J. Severin – James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi ( Sejarah, Metode dan

Terapan di Dalam Komunikasi Massa ). Diterjemahkan oleh Sugeng Hariyanto. Kencana. Jakarta.

Winarni. 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. UMM Pres. Malang.

Pustaka Online : http://www. AcNielsen.com http://www. indigoproduction.com http://www.selebritikapanlagi.com uliastuti, Nuraini. 2004. Media Selebriti Indonesia. http://www.kunci.or.id Khudori, dkk. Dunia Hiburan Tanpa Kelamin.http://www.gatra.com No name. Sebuah Berita Dari Kamar Tidur. http://www.kompas.com. http://www.tiarsa.com Sumber lain : -A.Kamus Marhijanto.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. -B. Buletin Lembaga Konsumen Media Indonesia. 2003. Media Watch. Jakarta