DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI...

198
DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI PESANTREN INSANUL QUR’AN BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Sahvilla Meutia Sari NIM. 11150520000024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI...

Page 1: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI

PESANTREN INSANUL QUR’AN BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Sahvilla Meutia Sari

NIM. 11150520000024

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 3: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 4: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 5: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

ABSTRAK

Sahvilla Meutia Sari, NIM 11150520000024, Dukungan Sosialuntuk Kemandirian Duafa di Pesantren Insanul Qur’anBogor.

Santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor cenderung memilikiemosi yang kurang stabil, kurang disiplin dan kurang mandiriakibat perlakuan orangtua yang memanjakan. Pesantren ini hadirsebagai upaya pendidikan bagi remaja duafa untuk bisa lebihmandiri dan mampu berkompetisi di masa yang akan datang.

Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungansosial yang diberikan oleh pembimbing, pengasuh dan orangtuakepada santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, dan (2)untuk menganalisis dampak dukungan sosial terhadapkemandirian santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodedeskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 1 pembimbing, 1pengasuh, 2 orangtua dan 4 santri duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor. Teknik pengambilan informan menggunakanteknik purposive sampling. Analisis data menggunakan teoriBogdan dan Biklen, dengan cara reduksi data, penyajian data danverifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk dukungan sosialyang diberikan oleh pembimbing, pengasuh dan orangtua kepadasantri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor yaitu dukunganmaterial, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukunganinformasional maupun dukungan pendampingan, dan (2) dampakdukungan sosial terhadap kemandirian santri duafa di PesantrenInsanul Qur’an Bogor, bersifat positif untuk kemandirian.Artinya, adanya dukungan sosial menjadikan santri duafa menjadilebih mandiri.

Kata Kunci: Duafa, Dukungan Sosial, Kemandirian.

Page 6: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam semoga senantiasaterlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,para sahabat, dan para pengikutnya yang setia. Alhamdulillahpeneliti mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul“Dukungan Sosial untuk Kemandirian Duafa di PesantrenInsanul Qur’an Bogor”.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tuapeneliti Evi Yulita, Sri Nuraeni, Fauzal Tri Angkasah, ApipSupriyadi, yang tak henti menunjukkan rasa sayang kepadapeneliti, serta menjadi alasan terbaik bagi peneliti agar terussemangat dan berusaha secara maksimal dalam meraih cita-cita.Selain itu peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan, Dr. Siti Napsiyah,S.Ag,BSW, MSW. Selaku Wakil Dekan BidangAkademik, Dr, Sihabuddin N, M.Ag Selaku Wakil DekanBidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Castrawijaya,M.A. selaku Wakil Bidang Kemahasiswaan Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si, selaku Ketua Program StudiBimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi, selaku SekretarisProgram Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. M. Jufri Halim, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yangsenantiasa meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untukmemberikan arahan dan masukan dalam penyusunanskripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staff di lingkungan Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik danmemberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama

Page 7: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

ii

menempuh pendidikan di UIN Syarif HidayatullahJakarta.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikanfasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyusunskripsi ini.

7. Keluarga besar Pesantren Insanul Qur’an Bogor, yangtelah memberikan izin kepada peneliti untukmelaksanakan penelitian, yang selalu ikhlas, sabar, danpenuh kesungguhan dalam memberikan informasi dankeperluan penelitian kepada penulis.

8. Hasantoha Adnan, selaku pimpinan di Pesantren InsanulQur’an Bogor, yang senantiasa membantu peneliti ketikaproses penelitian, yang selalu menyediakan waktunya.

9. Adik-adik peneliti yang senantiasa menjadi alasan penelitiuntuk tidak gampang menyerah. Rara, Abay, Yuza,Keysha, Farel, Indah, Almira si gendut yang selalupeneliti sayangi.

10. Sahabat peneliti, Purwandaru, Agnes, Astri, Siti Muftiah,Sifa, Mutya, Andreana (Cabe Squad). Ira Yusna Nasution,Umi Mahmudah, Revita Nurwahidah (Onta Squad).Terkhusus Herdin Ferdian Aznan yang sudah membantupeneliti dari awal berjuang masuk UIN Jakarta sampaiakhir. Dan yang selalu setia menemani dan membantupeneliti dalam berproses memperoleh gelar sarjana.

11. Seluruh keluarga BPI, Silmi, Rini, Milzam, Era, Ulfi,Mutiah, Maryam, Nisa, Syakur, Aisyah, Rofi, Nella, Ojan,Azka, Cors, Alykha, Syita, Aji, Alfi, Debby, Mail, Suci,Puput, Iin, Vidia, Nadiah, Aam, Nurhalimah, Arum, Hani,Ayu, Tiara, Farhan, Takim, Lirik, Luay, Haris, Fitri, Eva,Iky, Umar, Abdi, Ilay, Uswatun, Alfian, Annisa, Astri,

Page 8: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

iii

Lulu, Zubed, yang telah mendukung dan menyemangatipeneliti sejak awal kuliah sampai akhir.

Jakarta, 1 November 2019

Sahvilla Meutia Sari

Page 9: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBINGLEMBAR PENGESAHANPERNYATAANABSTRAKKATA PENGANTAR...............................................................iDAFTAR ISI.............................................................................ivDAFTAR DIAGRAM..............................................................viDAFTAR TABEL.....................................................................viDAFTAR GAMBAR................................................................vi

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................... 1B. Batasan Masalah......................................................... 6C. Rumusan Masalah ...................................................... 7D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................. 7E. Metodologi Penelitian................................................. 8F. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................... 13G. Sistematika Penulisan............................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Dukungan Sosial

1. Definisi Dukungan Sosial ..................................... 222. Fungsi Utama Dukungan Sosial ........................... 233. Sumber Dukungan Sosial ..................................... 25

B. Kemandirian1. Definisi Kemandirian ........................................... 272. Karakteristik Kemandirian ................................... 283. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian 29

C. Duafa1. Pengertian Duafa .................................................. 312. Hikmah Memperdayakan Duafa........................... 32

D. Kerangka Berpikir .................................................... 33

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIANA. Sejarah Pesantren Insanul Qur’an Bogor ................. 35B. Visi dan Misi ............................................................ 38

Page 10: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

v

C. Fasilitas..................................................................... 38D. Syarat Pendaftaran.................................................... 39E. Program dan Jadwal Kegiatan Santri........................ 40F. Struktur Kepengurusan ............................................. 43

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIANA. Data Informan…………………………………..….45B. Temuan Lapangan

1. Hambatan dalam Proses Penelitian..................... 532. Permasalahan yang Dihadapi Santri Duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor......................... 553. Bentuk Dukungan Sosial yang Diterima Santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.........................594. Dampak Dukungan Sosial yang Diberikan oleh

Pembimbing, Petugas dan Orang tua terhadapKemandirian Santri Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.......................................................65

BAB V PEMBAHASANA. Gambaran Bentuk Dukungan Sosial yang Didapatkan

Santri Duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor......77B. Dampak Dukungan Sosial terhadap Kemandirian

Santri Duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor…..97

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARANA. Simpulan. ............................................................... 115B. Implikasi.. ............................................................... 115C. Saran........ ............................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Santri dari Hari Senin sampai HariJum’at..........................................................................40

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Santri di Hari Sabtu..........................42

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Lapisan Dukungan Sosial..........................26Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian...................................34Gambar 3. Struktur Kepengurusan Pesantren............................44

Page 12: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah

penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 mencapai 25,14

juta orang. Sebagian besar penduduk miskin berada di Pulau Jawa

(12,72 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah

berada di Pulau Kalimantan (0,97 juta orang).1

Dari data tersebut dilihat bahwa angka permasalahan

mengenai kemiskinan di Indonesia berada pada angka yang

cukup besar, sehingga harus ada perhatian dari setiap kalangan

masyarakat baik pemerintah maupun swasta dalam menghadapi

permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti

memfokuskan penelitian pada remaja duafa.

“Duafa yaitu golongan manusia yang hidup dalam

kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan,

ketertindasan dan penderitaan yang tiada putus.”2

Saat ini arus gelombang teknologi berkembang sangat

pesat dan kehidupan semakin sulit, sehingga masyarakat dituntut

untuk mampu kompetitif dalam menghadapi arus kehidupan. Hal

ini pun berlaku untuk generasi remaja yang secara psikologis

sedang berada di masa krisis pencarian identitas diri. Walaupun

pencarian identitas tidak berawal dan berakhir pada masa remaja

1Badan Pusat Statistik, Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2019,

diakses pada 15 Juli 2019,https://www.bps.go.id. 2Muhsin, Menyayangi Dhuafa, (Jakarta: Gema Insani,2004), Hal. 1.

Page 13: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

2

namun krisis antara identitas dengan kekacauan identitas

mencapai puncaknya pada tahap edolesen.3

Anak-anak dari kelas sosial ekonomi rendah, yang

selanjutnya disebut remaja duafa. Banyak yang tidak memperoleh

pendidikan dari orangtua, baik pendidikan formal maupun

pendidikan di dalam keluarga. Mereka juga kurang mendapatkan

tuntunan hidup yang lebih baik, seperti tuntunan mengenai adab

dan tuntunan mengenai hidup yang disiplin. Sehingga remaja

duafa kurang memiliki bekal untuk berkompetisi dengan remaja

dari kelas sosial ekonomi menengah dan atas. Permasalahan

utama remaja duafa adalah banyaknya hambatan dalam

memperoleh obyek yang sangat diinginkannya dengan jalan yang

wajar sehingga mereka mengalami frustasi dan tekanan batin.4

Karena banyaknya rintangan, tekanan batin dan frustasi

tersebut para remaja duafa lalu menolak norma sosial yang

dianggap tidak adil bagi kehidupan mereka karena hanya

menguntungkan kaum dengan kemampuan ekonomi yang baik

saja.5

Menurut Hurlock masa remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha

3Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2014), Hal.

98. 4Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2017), Hal. 89. 5Ibid., Hal. 89.

Page 14: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

3

mencapai kemampuan berperilaku secara dewasa, serta tugas

perkembangan masa remaja yaitu:6

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

2. Mampu membina hubungan baik dengan anggota

kelompok yang berlainan jenis.

3. Mencapai kemandirian emosional.

4. Mencapai kemandirian ekonomi.

5. Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk

melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

6. Memahami nilai-nilai orang dewasa dan orangtua.

7. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

8. Mempersiapkan diri untuk memasuki fase

perkawinan.

9. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung

jawab kehidupan keluarga.

Selain itu pada dasarnya manusia merupakan makhluk

sosial sedangkan mereka yang duafa kurang mendapatkan

dukungan sosial yang baik dalam kehidupannya. Dari

permasalahan tersebutlah maka dibutuhkan peran dari banyak

pihak agar mampu memotivasi mereka sehingga dapat

berkembang menjadi lebih baik dan mandiri. Menurut Mu’tadzin

menjelaskan bahwa kemandirian merupakan sikap individu yang

6Ali Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), Hal.

10.

Page 15: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

4

dapat berkembang seiring dengan pertemuan individu dengan

lingkungannya sehingga mampu berfikir dan bertindak sendiri.7

Dalam agama Islam diajarkan bahwa sebagai sesama manusia

harus saling tolong menolong terutama mengasihi anak yatim dan

orang miskin. Seperti dalam Qur’an surat Al-Baqarah [2]: 838

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji

dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berbuat

kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat,

anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta

ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.

kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali

sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu

berpaling.” (QS. Al-Baqarah [2]: 83)

Rumitnya permasalahan yang dihadapi remaja duafa serta

bagaimana semestinya tugas seorang remaja yang sedang

berkembang. Peneliti tertarik untuk meneliti berbagai upaya yang

7Vira Rachmiwanti dan Hartosujono, Hubungan antara Dukungan

Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang Tuna Daksa di Pusat

Rehabilitasi Terpadu Penyandang Cacat Bantul, (Yogyakarta: Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2015), Hal. 1. 8Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:

PT Syaamil, 2005), Hal. 12.

Page 16: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

5

harus dilakukan pihak Lembaga Pesantren Insanul Qur’an Bogor

dalam mempersiapkan remaja duafa guna menghadapi masa

depan yang serba kompleks dan penuh tantangan. Karena

menurut Andersen, situasi kehidupan yang menyulitkan tersebut

dapat menyebabkan manusia menjadi serba bingung jika tidak

memiliki ketahanan hidup yang memadai.9

Selain itu menurut Hurlock, situasi tersebut dapat

mempengaruhi dinamika kehidupan remaja karena secara

psikologis remaja tengah berada pada masa topan dan badai

dalam mencari identitas dirinya.10

Dalam hal ini, peneliti akan

meneliti berbagai upaya sebuah lembaga mempersiapkan remaja

dalam menghadapi masa depan dengan memfokuskan diri pada

pengembangan kemandirian santri. Karena perubahan tata nilai

yang terjadi dalam diri generasi dan antargenerasi akan tetap

memposisikan kemandirian sebagai isu aktual dalam

perkembangan manusia.11

Penelitian ini menjadi semakin menarik ketika peneliti

memperhatikan sebuah Pesantren Insanul Qur’an di Bogor, yang

melakukan sejumlah pembinaan untuk mengantarkan anak-anak

di atas menjadi orang yang lebih mandiri. Pesantren ini pada

dasarnya dibuat khusus untuk mereka yang duafa. Pesantren

tersebut pun terdiri dari santri yang kisaran umurnya 12-17

9Ali Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), Hal.

107. 10Ibid., Hal. 107. 11Ibid., Hal. 108-109.

Page 17: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

6

tahun, yang artinya sudah masuk tahap remaja sehingga sesuai

dengan umur yang akan diteliti.

Pada pesantren tersebut pun terdapat pembinaan

keterampilan dan spiritual seperti tahfidz Qur’an, mempelajari

sejarah kehidupan nabi, kajian,dan pendidikan umum.Pembinaan

kesehariannya meliputi kegiatan eco preneur seperti tani dan

ternak untuk putra, menjahit dan memasak kue untuk putri yang

diharapkan dapat menjadi bekal bagi santri tersebut sehingga

mampu berkembang menjadi lebih mandiri. Pembimbing pun

berperan aktif dalam melakukan pendekatan secara emosional

terhadap para santrinya, sehingga kondisi pesantren tersebut

memiliki iklim kekeluargaan yang baik. Dari penjabaran diatas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Dukungan

Sosial Untuk Kemandirian Duafa Di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah utama yang

menjadi fokus penelitian ini adalah apakah terdapat dukungan

sosial bagi kemandirian duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terfokus dan

memperoleh hasil yang lebih optimal. Duafa yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah santri duafa yang berasal dari

keluarga miskin, tersingkirkan dari lingkungan sosialnya karena

kondisi kemiskinan yang dialaminya sehingga kerap mendapat

hinaan dan dijauhi dan mengalami ketertinggalan dari segi

Page 18: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

7

pendidikan formal maupun pendidikan dalam keluarga.

Dukungan sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

dukungan sosial oleh orangtua, pembimbing dan pengasuh yang

dirasakan santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Dan

kemandirian dalam penelitian adalah kemandirian yang

berkembang karena faktor dukungan dari lingkungan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang terdapat pada latar belakang

tersebut, maka muncul ketertarikan peneliti untuk melakukan

sebuah penelitian mengenai dukungan sosial bagi kemandirian

duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk dukungan sosial dari orangtua,

pembimbing dan pengasuh Pesantren Insanul Qur’an

Bogor untuk meningkatkan kemandirian santri?

2. Bagaimana dampak dukungan sosial terhadap

kemandirian santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini untuk:

1. Menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh

pembimbing, pengasuh dan orangtua kepada santri duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

2. Menganalisis dampak dukungan sosial terhadap kemandirian

santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Page 19: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

8

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih

pemikiran ilmiah untuk akademis tentang dukungan sosial bagi

kemandirian duafa.

1. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Pesantren

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan

masukan dan penginformasian bagi Pesantren Insanul Qur’an

Bogor untuk memberikan pelayanan pemberdayaan yang semakin

baik.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan

materi untuk melakukan praktek penyuluhan, baik sebagai bahan

materi maupun upaya tindak lanjut yang dilakukan mahasiswa

jurusan bimbingan dan penyuluhan Islam.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran bagi masyarakat agar memahami lebih dalam akan

pentingnya dukungan sosial untuk perkembangan kemandirian.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah

yang terdapat dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

Page 20: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

9

penelitian yang menekankan pada analisis terhadap antar

fenomena yang terjadi dengan menggunakan penjelasan logika

ilmiah.12

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif.

Penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang

menggambarkan data secara faktual yang disajikan secara ringkas

dan sistematik serta akurat sehingga mudah dipahami dan

disimpulkan, dan data yang dikumpulkan secara deskriptif

semata-mata dibuat bukan untuk menguji sebuah hipotesis

ataupun membuat sebuah prediksi.13

Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif yang

bersifat deskripsi, peneliti berharap agar penelitian peneliti

mendapatkan analisis penelitian yang mendalam dan lebih jelas

mengenai penelitian dukungan sosial bagi kemandirian duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan

yaitu pada bulan Juni sampai Oktober.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Pemilihan subjek dalam penelitian ini, menggunakan

teknik purposive sampling. Yaitu pengambilan sampel yang

didasari oleh pertimbangan khusus yang dipahami oleh peneliti

12Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Bandung: Pustaka

Pelajar, 2017), Hal. 5. 13Ibid., Hal. 6.

Page 21: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

10

sehingga peneliti memiliki kebebasan dalam memilih siapa yang

mereka temukan untuk diteliti yang biasanya digunakan untuk

meneliti sebuah gagasan.14

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah santri

duafa yang ada di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Dan yang

dijadikan objek dalam penelitian ini adalah dukungan sosial yang

diberikan Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam

penelitian maka akan dilakukan dengan tiga metode

pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan memperhatikan

dan mengikuti secara sistematis perilaku sasaran

penelitian. Dalam kegiatan observasi pun merupakan

kegiatan mencari data yang dapat digunakan sebagai

kesimpulan data yang diperoleh.15

Dalam penelitian ini observasi dilakukan di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor dengan mengamati

kondisi di Pesantren dan kegiatan yang dilakukan oleh

santri duafa.

14Rully Indrawan, Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian,

(Bandung: Refika Aditama, 2014), Hal. 105-106. 15

Haris Herdiansyah, Metode Pendekatan Kualitatif, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), Hal. 131.

Page 22: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

11

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan percakapan yang

dilakukan oleh dua orang dengan maksud tertentu, dengan

cara pewawancara memberikan pertanyaan dan yang

terwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diberikan oleh pewawancara tersebut.16

Metode ini digunakan untuk menggali informasi

mengenai bentuk dukungan sosial di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor dalam mengembangkan kemandirian santri

duafa. Informasi didapat dari 2 orangtua, 1 pengasuh, 1

pembimbing dan 4 santri duafa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik

mengumpukan data yang berupa bukti ataupun informasi

yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri

sebuah informasi.17

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan

gambaran umum mengenai Pesantren Insanul Qur’an di

Bogor dan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian.

16Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), Hal. 143. 17Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), Hal. 177.

Page 23: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

12

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh yaitu

dari data primer dan data sekunder.18

a. Data Primer

Data primer merupakan data tangan pertama yaitu

data yang diperoleh oleh peneliti langsung dari subjek

atau responden penelitian dengan menggunakan alat

pengukuran atau alat pengambilan data.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data dari tangan kedua

yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak

langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen analisis data dalam

penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan dan pengaturan

secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lainnya yang dikumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman peneliti terhadap bahan penelitian tersebut agar dapat

diinterpretasikan temuannya kepada orang lain.19

Proses analisis data melibatkan tiga proses yang dapat

dilakukan kapan saja, dalam arti proses tidak harus dilakukan

18Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Bandung: Pustaka

Pelajar, 2017), Hal. 132. 19Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007), Hal. 217.

Page 24: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

13

ketika peneliti telah menyelesaikan seluruh penelitian. Dan ketiga

proses tersebut adalah sebagai berikut:20

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan,

penyederhanaan dan pengubahan data kasar yang

muncul dari catatan tertulis yang dihasilkan ketika

berada di lapangan.

b. Penyajian Data

Penyajian data yaitu aktifitas menyajikan data

hasil penelitian, sehingga peneliti mampu mengambil

kesimpulan sementara dan dapat menentukan langkah

selanjutnya bila terdapat data yang perlu klarifikasi.

c. Verifikasi

Verifikasi merupakan aktifitas merumuskan

kesimpulan berdasarkan dua aktifitas sebelumnya,

kesimpulan ini dapat berupa kesimpulan sementara

dan kesimpulan akhir (final).

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti mengenai

penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang mengangkat

tentang dukungan sosial bagi kemandirian diantaranya adalah:

1. Pada tahun 2019 penelitian yang ditulis oleh Syifa

Akmalia Kholilurohmah, mahasiswa Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif

20Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers,

2016), Hal. 11-12.

Page 25: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

14

Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi “Dukungan

Sosial dan Motivasi dalam Beribadah pada Lansia di

Pondok Lansia Bedikari Tangerang”. Dan tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan: (1) dukungan sosial yang diterima oleh

lansia, (2) motivasi lanjut usia dalam beribadah, (3)

pengaruh dukungan sosial bagi motivasi lanjut usia

dalam beribadah. Hasil dari penelitiannya menjelaskan

bahwa (1) dukungan sosial yang diterima lansia meliputi

dukungan emosional, dukungan informatif, dukungan

penghargaan dan dukungan instrumental, (2) motivasi

lansia dalam beribadah meliputi kesadaran diri serta

pengetahuan lansia mengenai ibadah, (3) dukungan

sosial berpengaruh bagi motivasi lansia dalam beribadah.

Kelebihan pada skripsi ini adalah penulisan dalam

skripsi ini sangat rapih dan mudah dipahami, sedangkan

kekurangan dalam penelitian ini adalah masih ada

penulisan yang kurang sesuai dengan pedoman penulisan

skripsi yang sudah ditentukan oleh kampus.21

2. Pada tahun 2019 penelitian yang ditulis oleh Sri Ayu

Miswatul Mutiah, mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Islam Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Dengan

judul skripsi “Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya

21

Syifa Akmalia Kholilurohmah, Dukungan Sosial dan Motivasi

dalam Beribadah pada Lansia di Pondok Lansia Bedikari Tangerang,

(Jakarta: UIN Jakarta , 2019).

Page 26: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

15

terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri

5 Seruway Aceh Tamiang Tahun Ajaran 2018/2019”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1)

tingkat dukungan sosial teman sebaya pada siswa SMP

Negeri 5 Seruway Aceh Tamiang, (2) tingkat prestasi

belajar siswa SMP Negeri 5 Seruway Aceh Tamiang, (3)

adanya pengaruh antara dukungan sosial teman sebaya

dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 5 Seruway

Aceh Tamiang Tahun Ajaran 2018/2019. Hasil dari

penelitiannya menjelaskan bahwa dukungan sosial teman

sebaya mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kelebihan

pada skripsi ini adalah penulisan dalam skripsinya

tertulis secara terstruktur, sedangkan kekurangan dalam

penelitian ini adalah penjelasan di kesimpulan penelitian

ini sulit untuk dipahami.22

3. Pada tahun 2018 penelitian yang ditulis oleh Ahriani

Silvia, mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan judul skripsi “Dukungan Sosial bagi

Kemandirian Waria pada Rumah Singgah Waria Anak

Raja, Depok”. Dan tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah dukungan sosial dapat

mempengaruhi kemandirian waria di rumah singgah.

22Sri Ayu Miswatul Mutiah, Pengaruh Dukungan Sosial Teman

Sebaya terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 5 Seruway

Aceh Tamiang Tahun Ajaran 2018/2019, (Medan: UIN Sumatra Utara, 2019).

Page 27: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

16

Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa waria sudah

mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat

tanpa membuat masyarakat tidak nyaman, waria pun

sudah mampu hidup mandiri dan dukungan sosial dari

dalam rumah singgah berperan besar dalam proses

kemandirian waria. Kelebihan pada skripsi ini adalah

peneliti mampu menjabarkan dengan jelas permasalahan

yang dihadapi oleh waria, sedangkan kekurangan dalam

penelitian ini adalah tidak memberikan saran pada

penelitian selanjutnya sehingga penelitiannya tidak dapat

diperdalam dan tidak jelas apa kekurangan penelitian

yang dapat disempurnakan dengan penelitian selanjutnya

yang serupa.23

4. Ratna Yuningsih, mahasiswa Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2018. Dengan judul skripsi

“Analisis Perkembangan Kemandirian pada Anak Autis

di Sekolah Khusus Putra-Putri Mandiri Ciputat”. Tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana

tahapan-tahapan perkembangan kemandirian pada anak

autis serta untuk mengetahui gangguannya dan apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

kemandirian pada anak autis. Hasil dari penelitian ini

adalah terjadi keterlambatan perkembangan kemadirian

23Ahriani Silvia, Dukungan Sosial bagi Kemandirian Waria pada

Rumah Singgah Waria Anak Raja, Depok, (Jakarta: UIN Jakarta, 2018).

Page 28: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

17

pada tahap-tahap perkembangan kemadirian anak autis,

gangguan perkembangan diakibatkan sulit berinteraksi

sosial, perilaku yang berulang, gangguan komunikasi

dan emosi. Kelebihan dalam penelitian ini adalah

sumber datanya bervariatif sehingga pembaca dapat

mengembangkan materi dengan mudah, sedangkan

kekurangan pada penelitian ini adalah masih banyak

menggunakan kalimat yang diulang.24

5. Muhammad Irfan Najmi, mahasiswa Bimbingan dan

Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2018. Dengan judul skripsi “Peran

Pengasuh dalam Pembinaan Kemandirian Anak Yatim

Ar-Rohman Bintaro”. Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana peran pengasuh dalam

pembinaan kemandirian anak yatim di Ar-Rohman

Bintaro. Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa

peran pengasuh yang diberikan secara konsisten setiap

harinya akan mengembangkan kemandirian anak-anak

dari aspek psikologis dan sosial. Kelebihan pada skripsi

ini adalah isi dari skripsinya tertata rapih,

pembahasannya tidak melebar dan mudah dipahami,

sedangkan kekurangan dalam penelitian ini adalah

masih ada bagian yang kurang memperhatikan ketentuan

24Ratna Yuningsih, Analisis Perkembangan Kemandirian pada Anak

Autis di Sekolah Khusus Putra-Putri Mandiri Ciputat, (Jakarta: UIN Jakarta ,

2018).

Page 29: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

18

penulisan skripsi yang benar, seperti memberikan poin

pada bagian yang seharusnya dibentuk narasi.25

6. Vira Rachmiwanti dan Hartosujono, Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 2015. Dengan

judul jurnal “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan

Kemandirian pada Penyandang Tuna Daksa di Pusat

Rehabilitasi Terpadu Penyandang Cacat Bantul”. Tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara dukungan sosial dengan cacat fisik di pusat

rehabilitasi terpadu penyandang cacat fisik, dan untuk

mengetahui seberapa signifikan fungsi dukungan sosial

untuk kemandirian individu. Hasil dari penelitiannya

menjelaskan bahwa dukungan sosial berpengaruh

signifikan pada kemandirian individu. Kelebihan pada

penelitian tersebut adalah peneliti mampu

menghubungkan teori dengan permasalahan yang diteliti

sehingga jurnal mudah dipahami, sedangkan

kekurangannya adalah peneliti menggunakan teknik

penelitian kuantitatif sehingga penelitian tidak

mendalam.26

25Muhammad Irfan Najmi, Peran Pengasuh dalam Pembinaan

Kemandirian Anak Yatim di Rumah Yatim Ar-Rohman Bintaro, (Jakarta: UIN

Jakarta, 2018). 26Vira Rachmiwanti dan Hartosujono, Hubungan antara Dukungan

Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang Tuna Daksa di Pusat

Rehabilitasi Terpadu Penyandang Cacat Bantul, (Yogyakarta: Universitas

Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2015).

Page 30: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

19

7. Abdul Muis, mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2015. Dengan judul skripsi “Pengaruh Dukungan

Sosial dan Bimbingan Agama Islam terhadap

Kepercayaan Diri Penyandang Tunadaksa di Pesantren

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta

Selatan”. Hasil penelitian ini adalah dukungan sosial

tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan diri

sedangkan bimbingan agama Islam memiliki hubungan

yang signifikan terhadap kepercayaan diri dan keduanya

variabel secara bersama-sama mempengaruhi

kepercayaan diri. Kelebihan pada penelitian ini adalah

penelitiannya rinci dan jelas sehingga mudah dipahami,

sedangkan kekurangan dari penelitian ini adalah masih

ada penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan

ilmiah.27

Dari beberapa penelitian sebelumnya yang sudah

disebutkan diatas, dapat disimpukan bahwa perbedaan antara

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini ada pada acuan teori

penelitian, jarak waktu penelitian, subjek penelitian dan teknik

analisis data yang berbeda.

Terdapat penelitian sebelummnya yang juga meneliti

tentang dukungan sosial yang berhubungan dengan kemandirian,

27Abdul Muis, Pengaruh Dukungan Sosial dan Bimbingan Agama

Islam terhadap Kepercayaan Diri Penyandang Tunadaksa di Yayasan

Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kebayoran Baru Jakarta Selatan, (Jakarta:

UIN Jakarta, 2015).

Page 31: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

20

namun belum ada penelitian yang mendalam mengenai kajian

ilmu duafayang membahas kemandiriannya sehingga akan

terdapat variasi penelitian. Dalam hal ini, rata-rata penelitian

sebelumnya meneliti orang-orang yang kekurangan dalam hal

fisik dan memiliki keadaan psikis yang tidak normal. Berbeda

dengan penelitian ini, duafa pada penelitian ini memiliki psikis

dan kondisi fisik yang normal hanya saja memiliki permasalahan

dalam kehidupannya sehingga dapat mempengaruhi psikisnya.

Itulah sebab diambilnya penelitian mengenai remaja duafa.

Namun dengan adanya keterkaitan antara penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya maka penelitian ini dapat disebut sebagai

penelitian ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada Surat

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor: 507

tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang penelitian,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan kajian

terdahulu, metode penelitian serta sistematika

penulisan.

Page 32: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi landasan teori yang akan

digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini

serta kajian dan kerangka penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai gambaran mengenai

Pesantren Insanul Qur’an Bogor dan sebagainya.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai data dan temuan

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai uraian yang

mengaitkan latar belakang dengan teori.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bab ini berisi uraian tentang kesimpulan yang

didapat dari proses pembuatan tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 33: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. DUKUNGAN SOSIAL

1. Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan informasi yang disampaikan

oleh seseorang dan mendapatkan respon dari yang dituju dengan

tujuan mendorong seseorang untuk merasa dicintai dan

diperhatikan, dihargai, dihormati dan merasa terlibat dalam suatu

jaringan komunikasi.28

Menurut Sarafino dukungan sosial berarti adanya

penerimaan dari seseorang atau kelompok terhadap induvidu

yang menimbulkan persepsi pada dirinya bahwa induvidu

tersebut disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.29

Dalam psikologi komunitas, dukungan sosial juga dapat

diartikan sebagai segala bentuk bantuan yang diterima seseorang

dalam hidupnya dengan tujuan untuk membantu seseorang

menggapai kebahagiaan.30

Selain itu dukungan sosial juga merupakan sumber dari

usaha yang dilakukan seseorang untuk mencari dukungan

emosional di luar dirinya agar menjaga kesehatan mental

dirinya.31

28Laura A. King, The Science of Psychology: An Appreciative View,

(Jakarta: Salemba Humanika, 2010), Hal. 226. 29Edward P. Sarafino dan Timoty W. Smith, Health Psychology, (US:

Jhon Willey & Sons Inc, 2011), Hal. 81. 30Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas, (Depok: LPSP3,

2013), Hal. 33. 31Ibid., Hal. 33.

Page 34: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

23

Menurut Shumaker dan Brownell dukungan sosial

merupakan suatu yang dapat mengidentifikasikan sebagai

pertukaran sumber daya antar dua orang yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan penerima sumber daya tersebut.32

Menurut Orford dukungan sosial merupakan suatu bentuk

tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman yang

membuat seseorang merasa bahwa ia diperhatikan, disayang,

dipercaya dan dibuat merasa aman.33

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial merupakan segala bentuk bantuan yang direspon

oleh orang yang dituju dan menimbulkan perasaan nyaman.

Dalam penelitian ini, peneliti menyepakati pendapat yang dikutip

dari Orford.

2. Fungsi Utama Dukungan Sosial

Dukungan sangat dibutuhkan untuk seseorang yang

sedang menghadapi masalah. Dan dukungan dapat berupa

dorongan atau pemberian semangat, pemberian informasi dan

dukungan nyata.34

Dukungan berupa dorongan dapat diperoleh dari keluarga

atau teman dekat, dukungan berupa informasi dapat diperoleh

dari nasehat atau bimbingan, dan dukungan nyata merupakan

32Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas, (Depok: LPSP3,

2013), Hal. 40. 33Ibid., Hal. 36. 34Ibid., Hal. 40.

Page 35: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

24

dukungan yang langsung diberikan secara nyata seperti

pemberian uang atau barang yang dibutuhkan oleh seseorang.35

Orford membagi dukungan sosial kedalam dua

komponen yaitu dukungan intrumental dan dukungan emosional.

Dukungan instrumental adalah dukungan berupa pertolongan

ataupun dapat juga berupa dukungan dengan materi sedangkan

dukungan emosional mencangkup pemberian dorongan bersifat

emosi seperti motivasi, semangat, cinta, kasih sayang. Dan dalam

komponen tersebut, ada lima fungsi utama dukungan sosial

yaitu:36

a. Material

Material berfungsi dalam dukungan yang berupa

pertolongan dan bantuan nyata, yang mengacu pada

bentuk pelayanan dan pemberian benda-benda yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan permasahalan yang

dihadapi seseorang yang dituju.

b. Emosional

Emosional berfungsi pada pemberian bantuan

dalam bentuk pengekspresian emosi.

c. Penghargaan

Yaitu keberfungsian membuat seseorang menjadi

merasa dihargai dan diterima oleh lingkungan sekitarnya

sehingga meningkatkan kerja diri seseorang yang merasa

35

Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas, (Depok: LPSP3,

2013), Hal. 40. 36Ibid., Hal. 36.

Page 36: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

25

diakui dan diterima terlepas dari kesalahan yang

dibuatnya.

d. Informasional

Yaitu dukungan berupa pemberian informasi atau

pengetahuan atau melatih keterampilan untuk digunakan

dalam mengatasi masalah orang yang dituju.

e. Pendampingan

Pendampingan merupakan bentuk hubungan

personal menemani, mengawal, menjadi teman mengisi

waktu luang, rekreasi dan menemani dalam melalui

masa-masa sulit.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial memiliki lima fungsi utama yaitu fungsi

material, fungsi emosional, fungsi penghargaan, fungsi

informasional dan fungsi pendampingan.

3. Sumber Dukungan Sosial

Khan dan Antonucci membuat sebuah diagram yang

menggambarkan orang-orang yang berperan dalam dukungan

sosial yang terdiri dari tiga lapisan, lapisan yang pertama terdiri

dari orang terdekat,dukungannya dapat dilakukan setiap saat serta

membentuk dukungan sosial yang stabil, lalu lapisan yang kedua

terdiri dari orang yang memiliki hubungan dengannya namun

memiliki batasan sehingga hubungannya dapat berubah sewaktu-

waktu lalu lapisan yang ketiga terdiri dari orang-orang yang

Page 37: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

26

berhubungan dari jalur satu profesi ataupun satu kampung

sehingga sifat dukungan sangat mudah berubah.37

Gambar 1. Diagram Lapisan Dukungan Sosial.38

Seperti yang terlihat pada diagram di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pada lapisan pertama terdiri dari orang-orang

terdekat, yaitu sumber dukungan bersumber dari suami/istri,

sahabat atau keluarga dekat. Lalu dilapisan kedua bersumber dari

orang yang memiliki hubungan seperti tetangga, teman arisan dan

kaum kerabat. Dan yang ketiga bersumber dari teman sekantor

dan sekampung.

Pesantren Insanul Qur’an sendiri, dukungan sosial yang

diterima santri diperoleh dari teman dekat, keluarga,

37Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas, (Depok: LPSP3,

2013), Hal. 35. 38Ibid., Hal. 35.

Page 38: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

27

pembimbing, pengasuh serta pemimpin Pesantren Insanul Qur’an

Bogor.

B. KEMANDIRIAN

1. Definisi Kemandirian

Menurut Erikson kemandirian merupakan usaha untuk

melepaskan diri dari orangtua untuk menemukan dirinya dengan

perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri

sendiri.39

Menurut Desmita, kemandirian adalah kemampuan untuk

mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan

sendiri secara bebas dan berusaha untuk mengatasi perasaan malu

dan keragu-raguannya sendiri.40

Kemandirian menurut Johson merupakan salah satu ciri

kematangan yang menunjukkan induvidu berfungsi secara

mandiri dan berusaha ke arah prestasi dirinya sendiri dan

tercapainya tujuan.41

Kemandirian menurut Lie dan Prasasti adalah kemampuan

untuk melakukan kegiatan sehari-hari sendiri atau dengan sedikit

bantuan bimbingan yang disesuaikan dengan tahap

perkembangan dan kapasitasnya.42

39M. Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2016), Hal. 185. 40Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2014), Hal. 185. 41Ibid., Hal. 185. 42Ibid., Hal. 185.

Page 39: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

28

Kemandirian bukanlah hasil dari proses aturan yang

otoritas melainkan suatu proses perkembangan diri yang sesuai

dengan eksistensi manusia.43

Dari definisi-definisi yang sudah disebutkan tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan perkembangan

seseorang yang mengarahkan pada individualitas sehingga dapat

menentukan keputusannya dengan penuh tanggung jawab dan

hasrat untuk memajukan dirinya. Dalam penelitian ini, peneliti

menyepakati pendapat yang dijelaskan oleh Erikson.

2. Karakteristik Kemandirian

Kemandirian akan berkembang seiring berjalannya

kehidupan seseorang dalam mempelajari pengalaman dalam

hidupnya. Steiberg membedakan karakteristik kemandirian dalam

tiga bentuk yaitu.44

a. Kemandirian emosional, perubahan hubungan

emosional antar individu.

b. Kemandirian tingkah laku, kemampuan untuk membuat

keputusan tanpa tergantung pada orang lain serta

bertanggung jawab.

c. Kemandirian nilai, kemampuan memilah perilaku

berdasarkan benar dan salah, yang penting dan tidak

penting.

43Ali Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016),

Hal. 10. 44M. Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2016), Hal. 186.

Page 40: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

29

Sedangkan menurut Erikson karakteristik kemandirian

adalah sebagai berikut:45

a. Kondisi dimana seseorang memiliki hasrat untuk

bersaing untuk kemajuan dirinya.

b. Mampu menentukan keputusan dan inisiatif dalam

menghadapi masalah.

c. Memiliki Kepercayaan diri dan mampu mengerjakan

tugas-tugasnya.

d. Memiliki sikap tanggung jawab atas apa yang

dilakukan.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seiring

dengan berkembangnya kemandirian maka akan mengarahkan

pada karakteristik kemandirian secara emosional, kemandirian

dalam memutuskan tingkah laku yang bertanggung jawab,

mampu memilah perilaku sesuai dengan nilai yang baik dan

memiliki keinginan untuk maju serta percaya diri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Sebagaimana aspek dalam psikologi, kemandirian bukan

hanya pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir.

Namun, berkembang karena dipengaruhi oleh lingkungan

sekitarnya. Dalam hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandirian adalah sebagai berikut:46

45M. Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2016), Hal. 185. 46Ali Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016),

Hal. 118-119.

Page 41: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

30

1. Gen atau Keturunan Orangtua

Orangtua yang mandiri seringkali menurunkan sifat

kemandirian terhadap anaknya, namun hal ini masih

menjadi perdebatan karena adanya pendapat bahwa

kemandirian yang muncul pada anak merupakan hasil dari

cara orangtua tersebut membesarkan anaknya.

2. Pola Asuh Orangtua

Cara orangtua mengasuh anaknya akan mempengaruhi

kemadirian anaknya. Orangtua yang sering melarang

anaknya tanpa memberikan penjelasan yang jelas dan

suka membanding-bandingkan anaknya, akan

menghambat perkembangan kemandirian.

3. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan yang banyak memberikan

hukuman akan menghambat perkembangan kemandirian

remaja. Dan sebaliknya, sistem pendidikan yang

memberikan penghargaan akan menciptakan suasana

kompetisi yang positif sehingga memperlancar

perkembangan kemandirian.

4. Sistem Kehidupan di Masyarakat

Ketika remaja merasa kurang aman serta tidak

dihargainya potensi remaja dalam kegiatan yang

produktif, dapat menghambat perkembangan kemandirian

remaja.

Page 42: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

31

Dari uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan pada remaja tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kemandirian tidak hanya merupakan faktor pembawaan

diri dari lahir, namun juga dapat berkembang karena faktor

keturunan, faktor pola asuh orangtua, faktor sistem pendidikan

dan faktor kehidupan di masyarakat.

C. Duafa

1. Pengertian Duafa

Duafa berasal dari bahasa arab yang merupakan kalimat

jamak asal kata dhaif yang artinya lemah, sehingga dapat

diartikan sebagai orang-orang lemah, tertindas maupun sengsara

dimana mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.47

Duafa definisinya dalam Buku Besar Bahasa Indonesia adalah

orang-orang lemah (ekonominya dan sebagainya).48

Pengertian lain dari duafa menurut Muhsin, duafa

merupakan golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan,

kesengsaraan, kelemahan, ketertindasan dan penderitaan yang

tiada putus.49

Dari uraian beberapa definisi mengenai duafa di atas

maka dapat disimpulkan bahwa pengertian duafa yaitu golongan

47Khurul Aimmatul Ummah, Pola Implementasi Alokasi Ziswaf

Dalam Penyediaan Akses Pendidikan Bagi Kaum Dhuafa, (Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia, 2018), Hal. 6. 48Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Hal. 214. 49Muhsin, Menyayangi Dhuafa, (Jakarta: Gema Insani,2004), Hal. 1.

Page 43: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

32

orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya

sehari-hari atau memiliki perekonomian yang buruk.

2. Hikmah Memperdayakan Duafa

Dalam Islam kita diajarkan bahwa sebagai sesama

makhluk ciptaan Allah, kita harus memiliki kepekaan diri

terhadap sesama manusia. Salah satunya dengan berbagi dan

mengasihi kaum-kaum yang kurang mampu. Dan berikut

merupakan hikmah dari memperdayakan kaum duafa menurut

Hikmat & Hidayat, yaitu:50

1.Mengangkat derajat kaum duafa dan menjalin

persaudaraan.

2.Menghilangkan sifat kikir bagi pemilik harta.

3.Menghilangkan sifat dengki pada kaum duafa terhadap

orang mampu.

4.Dapat menghapus kesenjangan ekonomi, sosial dan

budaya.

5.Membantu kaum duafa dalam memenuhi kebutuhan

yang sulit terpenuhi.

6.Menciptakan kehidupan yang mandiri.

7.Menghindari tindak kriminal yang dapat dilakukan oleh

kaum duafa.

Dari uraian mengenai hikmah memperdayakan kaum

duafa di atas maka dapat disimpulkan bahwa memperdayakan

50Khurul Aimmatul Ummah, Pola Implementasi Alokasi Ziswaf

Dalam Penyediaan Akses Pendidikan Bagi Kaum Dhuafa, (Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia, 2018), Hal. 6.

Page 44: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

33

kaum duafa akan mempererat jalinan persaudaraan antar umat

manusia, menghilangkan sifat kikir dan dengki, menghapuskan

kesenjangan sosial, menciptakan kehidupan yang mandiri serta

menghindari dari tindak kriminalitas.

D. Kerangka Berpikir

Dukungan sosial merupakan segala bentuk bantuan yang

diterima seseorang dalam hidupnya dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan penerima bantuan. Dan duafa

merupakan salah satu yang membutuhkan dukungan sosial karena

permasalahan kaum duafa yaitu ketika mereka tidak bisa

memenuhi suatu objek kebutuhan mereka karena kondisi

perekonomian yang buruk menyebabkan kecemasan dan frustasi,

sehingga sangat rawan kejahatan.

Hal ini semakin menjadi permasalahan ketika

memperhatikan remaja duafa yang semestinya masih dalam tahap

pencarian jati diri, namun sudah harus menghadapi permasalahan

tersebut. Sehingga banyak remaja yang akhirnya terjebak dalam

dunia kenakalan remaja seperti pergaulan bebas, mabuk-

mabukkan, gang-gangan, mencuri dan permasalahan kenakalan

remaja lainnya. Sehingga dibutuhkan adanya dukungan sosial

dari masyarakat.

Salah satu pesantren yaitu Pesantren Insanul Qur’an

Bogor menjadi wadah pemberian dukungan sosial oleh

pembimbing, pengasuh dan orangtua dalam bentuk dukungan

Page 45: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

34

emosional, material, penghargaan, informasional dan

pendampingan kepada santri duafanya.

Bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan bertujuan

untuk memperdayakan santri duafa sehingga mereka terbantu

baik dalam segi materialnya maupun emosionalnya. Sehingga

dukungan sosial yang diberikan ini dapat menjadi kekuatan dalam

memperdayakan kaum duafa dan memberikan dampak positif

terhadap kemandirian duafa.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Dukungan sosial oleh:

Pembimbing

Pengasuh

Orangtua

Bentuk dukungan sosial:

Material

Emosional

Penghargaan

Informasional

Pendampingan

Tujuan:

Untuk memperdayakan

santri duafa sehingga

terbantu.

Dampak:

Meningkatkan

kemandirian santri

duafa.

Page 46: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

35

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Pesantren Insanul Qur’an berlokasi di Jalan

Kalapanunggal No. 111, Kampung Cibeber 1, RT 01 RW 01

Desa Cikahuripan, Klapa Nunggal, Bogor, Jawa Barat. Pesantren

ini berdiri di lahan sebesar 5,1 hektar, yang 3,5 hektarnya

merupakan tanah wakaf. Pesantren ini dipimpin oleh Bapak

Hasantoha Adnan Syaputra atau yang biasa di panggil Bapak

Anto.

Pada awalnya Pesantren Insanul Qur’an Bogor ini,

bernama Pesantren Insan Kahuripan yang sudah berdiri sejak

tahun 2009. Pesantren ini terletak di tanah wakaf milik Yayasan

Dian Kahuripan sehingga pesantren tersebut berada di bawah

naungan Yayasan Dian Kahuripan. Namun pada tahun 2014,

pendiri Yayasan Dian Kahuripan meninggal dunia. Pada tahun

yang sama pula, Pesantren Insan Kahuripan memisahkan diri dari

Yayasan Dian Kahuripan dan berganti nama menjadi Pesantren

Al-Husna.51

Saat Pesantren Insan Kahuripan berganti nama menjadi

Pesantren Al-Husna, pesantren ini pun berganti pimpinan yaitu

berada di bawah kepemimpinan Ummi Aan. Karena pada saat itu

santri dari pesantren sebelumnya masih ingin belajar sehingga

Ummi Aan melanjutkan perjuangan dari pendiri yayasan

51Wawancara Bapak Hasantoha Adnan Pimpinan Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada tanggal 17 September 2019

Page 47: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

36

sebelumnya. Ummi Aan pun memang pada awalnya merupakan

salah satu pengurus di Yayasan Dian Kahuripan. Sehingga

pesantren ini terus melanjutkan visi misi serta tujuan yang sudah

ada sejak awal berdirinya pesantren yaitu memberdayakan duafa

dengan konsep menggabungkan antara alam dengan kegiatan

agama.

Pada tahun 2017, Pesantren Al-Husna bergabung kembali

ke Yayasan Dian Kahuripan karena alasan pendanaan. Lalu

kembali mengubah nama menjadi Pesantren Insanul Qur’an

berdasarkan kesepakatan bersama, sehingga sejak itu

kepemimpinan diambil alih oleh Bapak Hasantoha Adnan.

Pesantren ini sejak awal memang sudah dikhususkan

untuk kaum duafa, yang pada awalnya hanya terdiri dari lima

santri dan sekarang santrinya sudah terdiri dari 39 santri. Yaitu 23

santri perempuan dan 16 santri laki-laki. Hal ini dikarenakan

keprihatinan para pengurusnya melihat kondisi di sekitar lokasi

tersebut, dimana para remajanya bisa dengan mudah terpengaruh

anggapan-anggapan yang salah. Selain itu para pengurusnya

menyadari bahwa kaum duafa sebagian besar memiliki tingkat

pendidikan yang rendah serta kurang mampu memanfaatkan ilmu

yang mereka miliki sehingga tidak bisa memperbaiki kondisi

ekonominya.52

Seiring berjalannya waktu, Pesantren Insanul Qur’an

Bogor tidak hanya menerima santri dari kalangan duafa. Tetapi

52Wawancara Ummi Aan Pengurus Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada tanggal 12 September 2019

Page 48: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

37

juga menerima santri yatim, orang mampu namun masih dalam

kategori kalangan menengah bawah, bahkan beberapa anak dapat

dikategorikan sebagai slowler yaitu anak yang lamban dalam

memahami pembelajaran. Namun hal ini dibatasi, karena

terbatasnya pembimbing di pesantren sehingga dikhawatirkan

dapat mengganggu proses pembinaaan santri lainnya.53

Santri baru memahami hal seperti belajar, mengenal

pergaulan, mengetahui mata uang, setelah masuk ke pesantren.

Dan di pesantren santri diarahkan untuk senantiasa melaksanakan

kegiatannya secara mandiri. Seperti mencuci baju sendiri,

melakukan kegiatan sehari-harinya sendiri, piket secara mandiri

tanpa harus disuruh lagi. Walaupun pada awalnya semua kegiatan

harus dibina oleh pembimbing dan pengasuh yang ada, namun

seterusnya semua kegiatan diserahkan pada santri untuk

dijalankan secara mandiri.54

Pesantren Insanul Qur’an Bogor ini, selain santri harus

menghafal Al-Qur’an.Santri juga diberikan program pembinaan

keseharian dan eco preneur. Yang diharapkan dengan adanya

kegiatan tersebut, santri tidak hanya menjadi kader pemimpin

ummat yang baik namun juga mampu menguasai berbagai

keterampilan serta berwawasan lingkungan sehingga dapat

meningkatkan kemandirian santrinya.

53Wawancara Ustadzah Syahidah Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada tanggal 28 Juni 2019 54Wawancara Ustadzah Syahidah Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada tanggal 28 Juni 2019

Page 49: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

38

B. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi pondok Pesantren yang terkemuka,

mengembangkan pendidikan berdasar Al-Qur’an dan sunnah

dengan mengutamakan akhlak, adab dan ilmu serta amal yang

bersinergi dengan keseimbangan alam dan ekosistem guna

membentuk generasi rabbani yang beriman, berilmu, beramal,

dan bertaqwa menuju masyarakat madani.

2. Misi

a. Membina ummat berdasarkan keimanan dan ketakwaan

melalui pembinaan akhlak dan budi pekerti.

b. Mewujudkan tercapainya peningkatan kemandirian

santri dan masyarakat yang sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, kebudayaan, yang berwawasan

lingkungan.

c. Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan sejalan dengan

ajaran Islam demi kesejahteranaan ummat.

d. Mengantarkan masyarakat yang berdaya secara agama,

ekonomi dan sosial melalui pembinaan dan pelatihan minat

maupun bakat yang selaras dengan alam.

C. Fasilitas

1. Pondok santri akhwat.

2. Pondok santri ikhwan.

3. Ruang penyimpanan barang-barang ikhwan.

4. Masjid (masih dalam proses pembangunan).

Page 50: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

39

5. Saung.

6. Toilet akhwan.

7. Toilet ikhwan.

8. Kamar mandi akhwat.

9. Kamar mandi ikhwan

10. Ruang mencuci akhwat.

11. Ruang mencuci ikhwan.

12. Dapur.

13. Kolam ikan lele, nila dan mentok.

14. Tempat ternak.

15. Sawah.

16. Kebun pohon jati, pohon kelapa, bayam, kangkung, cabai dan

tomat.

D. Syarat Pendaftaran

1. Tes membaca Al-Qur’an dan hafalan.

2. Calon santriwan dan santriwati mengikuti psikotes.

3. Wawancara orangtua/wali.

4. Menginap di lokasi pesantren selama 3

5. Formulir pendaftaran yang sudah terisi.

6. Foto ukuran 3x4 sebanyak 4 lembar.

7. Fotokopi Akta Kelahiran.

8. Fotokopi Kartu Keluarga.

9. Surat Keterangan Sehat.

10. Fotokopi rapor 2 semester terakhir dan ijazah.

Page 51: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

40

E. Program dan Jadwal Kegiatan Santri

1. Pembinaan spiritual : Tahfidz Al-Qur’an, kajian dan

mempelajari sejarah kehidupan

nabi.

2. Pembinaan Keterampilan : Memasak kue, menjahit dan

eco preneur (bertani, berternak

dan berkebun).

3. Pendidikan umum : Matemetika, Bahasa Inggris,

Bahasa Indonesia dan Bahasa

Arab.

Tabel 1. Jadwal kegiatan santri dari hari Senin sampai hari

Jum’at.

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

1. 04:00 Sholat malam dan

mengaji

Sahur untuk hari

senin dan hari kamis

2. 04:28 Subuh berjamaah,

dzikir, mengaji 1

surat.

-

3. 05:30 Mengaji di halaman

pesantren

-

4. 07:00 Mufrodat Menghafal kosa kata

bahasa arab dan setoran

hafalan

Page 52: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

41

Tabel 1. Jadwal kegiatan santri dari hari Senin sampai hari

Jum’at.

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

5. 07:15 Piket Menyapu, mengepel,

membersihkan kamar

mandi, mencuci piring,

merebus air, merapihkan

dapur

6. 09:00 Mengaji di halaman

pesantren

-

7. 10:00 Sholat dhuha Selesai sholat kembali

mengaji

8. 11:00 Istirahat Tidur siang

9. 11:49 Sholat dzuhur dan

dzikir

Bangun disesuaikan

dengan waktu sholat

dzuhur

10. 12:30 Mengaji, hafalan

dan setoran

-

11. 15:00 Sholat ashar, dzikir

dan kultum

-

12. 16:00 Mandi dan

membersihkan

kamar

-

13. 17:52 Sholat magrib -

Page 53: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

42

Tabel 1. Jadwal kegiatan santri dari hari Senin sampai hari

Jum’at.

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

14. 18:00 Belajar baca Qur’an

(BBQ), mufrodat

Setoran mufrodat yang

dihafal tadi pagi

15. 19:00 Sholat isya’ -

16. 20:00 Mengaji di halaman

pesantren

-

17. 21:30 Kembali ke kamar,

rapih-rapih, wudhu,

membaca Surat Al-

Mulk, Al-Ikhlas,

Al-Falaq, Ayat

Kursi dan tidur.

-

Tabel 2. Jadwal kegiatan santri di hari Sabtu.

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

1. 04:00 Sholat malam dan

mengaji

-

2. 04:28 Sholat subuh, dzikir

dan mengaji 1 surat

-

3. 05:30 mengaji dihalaman

pesantren

-

Page 54: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

43

Tabel 2. Jadwal kegiatan santri di hari Sabtu.

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN

4. 07:15 Piket Membersihkan kamar

mandi, mencuci piring,

merebus air,

membersihkan dapur

5. 08:00 Makan pagi -

6. 09:00 Belajar matematika Belajar sekitar 1-2 jam

7. 11:00 Tidur Siang -

8. 12:05 Makan siang -

9. 13:00 Belajar Bahasa

Indonesia dan

Bahasa Inggris

Disesuaikan setiap hari

minggu

10. 15:00 Pembinaan eco

preneur

Jadwal di hari Minggu adalah kegiatan penjengukkan dari

orangtua dan melakukan pembinaan eco preneur karena tidak

setiap minggu orangtua menjenguk dan tidak semua orangtua

menjenguk para santri.

F. Struktur Kepengurusan

Seiring dengan disahkannya kepengurusan baru Yayasan

Dian Kahuripan, Pondok Tahfidz Al-Husna bersepakat untuk

meleburkan diri di bawah pengelolaan Yayasan Dian Kahuripan.

Page 55: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

44

Dan berikut merupakan struktur organisasi di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada tahun 2019-2020.

Gambar 2. Struktur Kepengurusan Pesantren55

55

[Ponpes ETIQ] Pondok Pesantren Eco Tahfizh Insanul Qur’an,

Yayasan Pemberdayaan Ummat Dian Kahuripan.

YAYASAN PEMBERDAYAAN

UMMAT DIAN KAHURIPAN

PESANTREN INSANUL QUR’AN

BOGOR

PIMPINAN PESANTREN

Hasantoha Adnan Syahputra, S.Sos., M.Si.

Pembina Pondok

& Penanggung jawab Ma’had

Putri

Ustadzah Aan Setianingsih

Pembina Ecopreneur &

Kurikulum

Nurhayati Syamsiah, S.Sos

Penanggung Jawab

bid. Umum

- Ustad Erinaldo

- Ustadzah Yatina

Herawati

Penanggung Jawab

Ma’had Putra

& Kesiswaan

Ustad Fathul Faruq

Penanggung Jawab

bid. Kesiswaan

Ustadzah Syahida

Ramadhani

Page 56: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

45

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai temuan-

temuan data yang didapatkan peneliti selama kegiatan observasi

dan wawancara berlangsung. Penelitian ini meneliti tentang

dukungan sosial bagi kemandirian duafa di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor.

A. Data Informan

Berdasarkan temuan data penelitian yang dikumpulkan,

peneliti akan mendeskripsikan hasil temuan dari 1 pembimbing, 1

pengasuh, 2 orangtua serta 4 santri duafa di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor:

1. Deskripsi Informan Pembimbing

Nama : Ustadzah Syahidah Ramadhani

Usia : 24 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Bekasi

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Ustadzah Syahidah merupakan anak dari Ummi Aan

Setianingsih, yang juga bertugas di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor. Beliau lahir pada tanggal 6 Februari 1995 di Bekasi.

Ustadzah Syahidah merupakan mahasiswa tingkat akhir dari

Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah. Dan karena latar

belakang pendidikan beliau sebagai salah satu mahasiswa

Ushuluddin, maka beliau mengabdikan diri sebagai salah satu

pembimbing di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Selain itu

Page 57: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

46

Ustadzah Syahidah juga merupakan istri dari Ustadz Faruq yang

merupakan pembimbing santri laki-laki di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor. Dalam pernikahannya, mereka sudah dikaruniai

satu anak laki-laki yang berusia 2 tahun. Ketika mewawancarai

Ustadzah Syahidah, beliau mengatakan bahwa:

“Keberadaan seorang pembimbing di sebuah

pesantren bukan hanya sebagai seseorang yang

membina santri dalam menghafal Al-Qur’an,

tetapi juga sebagai keluarga kedua yang

memberikan dukungan kepada santri agar santri

memiliki akhlak karimah dan juga mampu

meningkatkan kemandirian santri sehingga santri

memperbaiki kondisi kehidupannya.”56

2. Deskripsi Informan Pengasuh

Nama : Ustadzah Yatina Erawati

Usia : 46 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Ummi Tina merupakan adik dari Ummi Aan Setianingsih

yang lahir pada tanggal 17 April 1973 di Jakarta. Ummi Tina

menyelesaikan pendidikannya sampai ke jenjang sekolah

menengah atas.

Pada awalnya Ummi Tina memasukkan anaknya ke

Pesantren Insanul Qur’an pada saat masih bernama Pesantren Al-

Husna. Namun karena melihat kakaknya kerepotan mengatur

56

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 58: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

47

kondisi pesantren pada saat itu, akhirnya Ummi Tina

memutuskan untuk ikut terlibat dalam kegiatan di pesantren.

Saat ini tugas Ummi Tina adalah sebagai pengasuh di

pesantren. Namun karena kurangnya sumber tenaga di Pesantren

Insanul Qur,an Bogor, Ummi Tina pun terkadang merangkap

pekerjaan yang lainnya seperti ikut membantu pada saat kegiatan

hafalan. Selain itu Ummi Tina juga ikut membantu membina

santri dalam kegiatan pengembangan keterampilan seperti

memasak, menjahit dan berkebun. Saat sedang di ajak

berbincang-bincang pada awal observasi peneliti di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, Ummi Tina mengatakan:

“Pada dasarnya Pesantren Insanul Qur’an Bogor

kan memang diarahkan untuk meningkatkan

kemandirian santri duafa, karena memang dari

awal kakak saya (Ummi Aan) beserta teman-

temannya memperjuangkan kaum duafa agar

mampu mengubah kehidupannya dengan tetap

berpegang teguh pada ilmu Al-Qur’an. Bahkan

awal-awalnya mereka langsung turun ke jalan

mencari satu persatu anak duafa untuk di bina

menjadi santri.”57

3. Deskripsi Informan Orangtua

Nama : Warniti

Usia : 44 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Pemalang

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

57Wawancara Yatina Erawati pengasuh Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019

Page 59: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

48

Ibu Warniti, lahir pada tanggal 15 Juni 1974. Beliau

merupakan ibu dari santri bernama Muhammad Zainul Fahri

Himawan. Ibu Warniti merupakan ibu rumah tangga dan

suaminya bekerja sebagai kuli bangunan. Dan beliau menjenguk

anaknya setiap dua minggu sekali, dari pagi sampai siang atau

sore hari.

Ibu Warniti memiliki harapan agar anaknya dapat berhasil

dunia dan akhirat sehingga mampu memperbaiki kondisi

keluarganya. Yang paling tidak memiliki kehidupan yang jauh

lebih baik dari kehidupan orangtuanya. Selain itu Ibu Warniti

mengatakan bahwa:

“Anak saya dimasukkan ke Pesantren Insanul

Qur’an Bogor karena keinginan kami dan

anaknya. Dan di sini kan anaknya diajarkan

mandiri. Nyuci sendiri, kalau di pesantren lain

kan ada laundrynya. Selain itu di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor juga menerapkan konsep

alam yang bikin anaknya nyaman dan

jugatambah banyak keterampilannya tentang

pemanfaatan alam.”58

Nama : Samiati

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Bogor

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

58Wawancara Warniti Orangtua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 60: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

49

Ibu Samiati merupakan ibu rumah tangga dan suaminya

bekerja sebagai buruh. Saat diwawancarai Ibu Samiati

menyatakan bahwa memasukkan anaknya ke Pesantren Insanul

Qur’an Bogor, agar anaknya mampu menjadi penghafal Qur’an

yang baik serta agar anak tersebut tidak terlibat dalam kegiatan

remaja yang mengkhawatirkan. Beliau mengatakan bahwa:

“Pesantren Insanul Qur’an Bogor itu kan

Alhamdulillah pesantrennya mempermudah

untuk pembiayaannya. Udah itu mbak, jaman

sekarang ngeri. Di tempat saya tu tingkah

remajanya macam-macam. Remajanya disana tu

banyak yang mabuk-mabukkan, pakai anting

laki-lakinya, ada juga pergaulan bebas.”59

4. Deskripsi Informan Santri Duafa

Nama : Faris Rantisi

Usia : 15 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Bekasi

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Faris Rantisi merupakan santri yang akrab disapa

Farhan.Farhan lahir di Banten pada 14 September 2005. Orangtua

dari Farhan bernama Bapak Hermansyah dan Ibu Siti Azizah.

Bapaknya bekerja sebagai kuli bangunan sedangkan ibunya

adalah ibu rumah tangga.

Farhan termasuk santri yang jarang dijenguk karena

kesibukkan orangtuanya serta memang sudah dijadwal untuk

59Wawancara Samiati Orangtua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 61: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

50

dijenguk sebulan sekali. Saat peneliti mengobservasi, Farhan

termasuk santri yang aktif mengikuti semua kegiatan di

pesantren, selain itu ia juga rajin. Dalam hal ini, peneliti pernah

melihat Farhan merapihkan sendal para orangtua yang sedang

menjenguk tanpa disuruh oleh siapapun. Dan berdasarkan

informasi dari para orangtua ketika peneliti melakukan observasi,

salah satu orangtua mengatakan:

“Farhan sekarang udah bagus banget

perubahannya mba. Dulu dia itu kemana-mana

sendiri, gak bisa apa-apa dia itu dulunya waktu

awal-awal nyantri. Tapi sekarang udah bagus

banget mba, setelah masuk pesantren jadi lebih

dekat sama orang lain dan rajin lagi dia.”60

Nama : Siti Nurjanatul Ma’wa

Usia : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Ma’wa merupakan anak dari Alm. Bapak Sainandri dan

Ibu Yati yang lahir pada tanggal 7 Maret 2006 di Depok. Ma’wa

sudah menjadi yatim ketika ia bersekolah di bangku kelas 5 SD

sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga. Semasa

bersekolah, Ma’wa berpindah-pindah sekolah karena mengikuti

orangtuanya.

60Warniti Orangtua Santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pada

Tanggal 19 September 2019

Page 62: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

51

Sebelumnya, kakaknya Ma’wa merupakan salah satu

santri di sebuah pesantren yang tidak jauh dari Pesantren Insanul

Qur’an Bogor. Dan karena ibunya setiap minggu menjenguk dan

kebetulan lokasi Pesantren Insanul Qur’an ini terletak di pinggir

jalan (yang sebelumnya bernama Al-Husna), orangtua dari

Ma’wa menjadi tertarik untuk memasukkan Ma’wa menjadi

santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Saat diwawancarai

Ma’wa mengatakan bahwa:

“Ana gak pernah menghafal Al-Qur’an tapi mau

ngafal dari sekolah dasar.Itu karena kan suka ada

acara televisi hafidz Qur’an jadi mau juga

bisangafal Qur’an.”61

Nama : Eka Novi Supriyatin

Usia : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Eka merupakan anak dari Bapak Nurkholis dan Ibu

Mulyani Nur Makhrifah yang lahir pada tanggal 28 November

1999 di Depok. Kedua orangtua Eka, bekerja sebagai buruh galon

milik perusahaan China. Eka merupakan lulusan dari SDN 01 dan

mondok saat SMP, namun saat itu yang dipelajari sebatas

membaca kitab dan belajar bahasa. Saat diwawancarai Eka

mengatakan bahwa:

61

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 63: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

52

”Karena kan dulunya belajarnya kitab sama

bahasa, Eka jadi pengen gitu menghafal Al-

Qur’an biar ilmunya nggak sampai situ aja.

Walaupun awalnya sulit banget karena ustadzah

taulah saya kan orangnya lama banget paham

sampai ustadzahnya geregetan, tapi dari situ saya

termotivasi untuk bisa mengatur waktu dan

kebiasaan di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.”62

Eka adalah seorang anak yang berpenampilan sangat

normal namun ia memiliki kekurangan dalam hal mempelajari

sesuatu yang baru. Eka mengatakan bahwa ia merupakan

seseorang anak yang bisa disebut dengan slowlearner. Slow

Learner yaitu seorang anak yang mengalami lamban dalam

belajar, lamban dalam memahami keterampilan dan lamban

memahami informasi yang diperolehnya.63

Walaupun Eka memiliki kekurangan, Eka merupakan

seorang anak yang sudah dibiasakan mandiri oleh orangtuanya.

Bahkan Eka sempat putus sekolah selama kurang lebih 2 tahun

dan akhirnya memutuskan untuk bekerja.

Nama : Novia Romdona Hakim

Usia : 15 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Depok

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

62

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 63Krisna Indah Marheni, Art Therapy bagi Anak Slow Learner,

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), Hal. 154.

Page 64: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

53

Novi merupakan anak dari Bapak Lukman Hakim dan Ibu

Nurhayati yang lahir pada tanggal 1 November 2003 di Depok.

Bapaknya bekerja sebagai buruh bengkel sedangkan ibunya

merupakan ibu rumah tangga. Novi merupakan murid lulusan

sebuah sekolah dasar negeri di Tapos, Kota depok.

Novi pada awalnya merupakan anak yang cenderung tidak

bisa mengendalikan emosinya dan sangat ketergantungan dengan

keberadaan orangtuanya, namun tidak memiliki hubungan

kekeluargaan yang baik. Hal ini dikarenakan jarangnya

pertemuan antara Novi dengan orangtuanya. Selain itu di dalam

Pesantren Insanul Qur’an, ia kerap mengalami permasalahan

berselisih paham dengan teman santri lainnya.64

B. Temuan Lapangan

1. Hambatan Dalam Proses Penelitian

Hambatan peneliti dalam penelitian ini yang pertama

adalah peneliti mengalami kendala pada saat beradaptasi dengan

cuaca di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Karena setiap kali

peneliti berkunjung ke pesantren untuk bertemu dengan santri,

pengurus maupun orangtua, peneliti selalu sakit demam setelah

itu.

Cuaca di sekitar lokasi penelitian memang sangat panas.

Cahaya mataharinya sangat terik dan kering dengan debu yang

sangat pekat. Di sepanjang perjalanan sangatlah tampak jelas

bahwa debu-debu melapisi permukaan daun, atap rumah, serta

64Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 65: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

54

dinding rumah yang tampak sangat kusam akibat tebalnya debu

yang menempel.

Hal itu menjadi salah satu alasan terbesar, mengapa

peneliti jadi sering terlihat mengulur-ulur waktu. Karena selama

sakit, paling tidak peneliti membutuhkan waktu seminggu untuk

sembuh total. Selain itu jarak untuk menuju ke Pesantren Insanul

Qur’an cukup jauh, yaitu sekitar dua sampai tiga jam perjalanan.

Dalam hal ini peneliti mengakalinya dengan tetap berproses

untuk melakukan pembuatan skripsi yang biasanya dipaksakan di

hari ke tiga setelah sakit.

Lalu kendala lainnya yaitu kendaraan umum di sekitar

tempat penelitian. Dan yang baru peneliti ketahui adalah

angkutan umum di sana hanya sampai pukul 4 sore, setelah itu

peneliti akan kesulitan mendapatkan angkutan umum. Bahkan

saat di lokasi peneliti melihat jarang yang menggunakan aplikasi

ojek online sehingga peneliti harus selalu melihat waktu agar

dapat menyesuaikan dengan jam kendaraan umum ketika peneliti

akan pulang.

Untuk hambatan di dalam pesantren sendiri, peneliti

kesulitan ketika mewawancarai orangtua. Karena kebanyakan

orangtua menghindar ketika hendak diwawancarai. Selain itu,

ketika dimintai data, para orangtua banyak yang tidak bisa

menulis. Sehingga peneliti kesulitan dalam melengkapi lampiran.

Dalam hal ini, peneliti mengakalinya dengan cara hanya

mewawancarai beberapa orangtua. Setelah itu membuka obrolan

Page 66: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

55

biasa dengan orangtua, namun dengan tetap mengacu pada

pedoman wawancara. Sehingga peneliti tetap mendapati hasil

yang diarahkan dalam penelitian ini.

Selain itu awalnya santri perempuan sangat tertutup dan

pemalu. Sedangkan untuk santri laki-lakinya, sulit untuk ditemui

karena aturan yang ada di dalam pesantren yaitu memberi jarak

antara laki-laki dan perempuan. Sehingga harus ada jadwal

khusus untuk peneliti dapat bertemu dengan santri laki-lakinya.

Dalam hal ini, peneliti mengakalinya dengan cara

melakukan pendekatan secara langsung kepada santri perempuan.

Sehingga peneliti mendapatkan kepercayaan dari santrinya dan

para santri lebih terbuka ketika peneliti melakukan wawancara

dan observasi.

Sedangkan untuk santri laki-laki, peneliti mengakalinya

dengan cara datang setiap hari minggu. Yaitu hari penjengukkan

orangtua, sehingga peneliti lebih leluasa ketika mewawancarai

dan melakukan observasi di asrama laki-laki. Selain itu setiap

melakukan kunjungan ke pesantren, peneliti selalu masuk lewat

arah asrama santri laki-laki. Sehingga membuat peneliti dapat

melihat secara langsung kegiatan di asrama santri laki-laki.

2. Permasalahan yang Dihadapi Santri Duafa di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor

Pesantren Insanul Qur’an di Bogor pada dasarnya dibuat

khusus untuk mereka yang duafa. Bahkan diawal berdirinya

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, para pengurusnya langsung

Page 67: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

56

turun ke jalanan untuk mencari remaja duafa yang akan menjadi

santri di pesantren.65

Namun seiring berjalannya waktu, pesantren mulai

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan santrinya.

Sehingga muncullah permasalahan perekonomian di pesantren

yang mengakibatkan para pengurus harus mencari-cari donasi.

Hingga akhirnya pesantren kembali berada di bawah

naungan sebuah yayasan, yang membuat asrama santri

perempuan harus di pindahkan di dekat asrama laki-laki. Namun

keberadaan kedua asrama saling membelakangi sehingga para

santri tetap terjaga dalam pergaulan antara laki-laki dan

perempuan.

Pesantren tersebut pun terdiri dari santri yang kisaran

umurnya 12-17 tahun, yang artinya sudah masuk tahap remaja.

Dengan jumlah santri sekitar 39 santri. Yang terdiri dari 23 santri

perempuan dan 16 santri laki-laki. Dan dari jumlah tersebut

hanya 5 santri perempuan dan 3 santri laki-laki yang membayar

iuran bulanan secara total.66

Selain itu permasalahan lain yang dihadapi santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, terletak pada latar belakang

santri duafa tersebut yaitu kebanyakan dari santri berasal dari

keluarga miskin. Saat sedang observasi dan wawancara, peneliti

kerap mendapat jawaban bahwa orangtua kebanyakan bekerja

65Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019 66

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 30 Oktober 2019

Page 68: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

57

sebagai buruh. Selain itu santri sebelum masuk ke pesantren juga

ada yang mengalami permasalahan dijauhi oleh teman-temannya,

sehingga ketika di awal masuk pesantren banyak santri yang tidak

mau berpisah dari orangtuanya. Seperti ungkapan dari santri

bernama Novi :

“aku suka disindir-sindir sih sama temen-temen,

jadi suka ngelampiasin emosinya ke orang

rumah. Soalnya aku dulu emosian banget

orangnya. Tapi itu dulu, disini orang-orangnya

baik”67

Dari pernyataan Novi tersebut terlihat bahwa

permasalahan dijauhi oleh temannya itu berupa sindiran yang

Novi terima dari teman-temannya. Dan selain Novi, salah satu

santri bernama Eka pun mengalami hal yang sama, yaitu :

“kalau di tempat saya dulu, bodoh bodoh sendiri,

pinter pinter sendiri. Kalau di sini kan walaupun

semuanya di kerjain masing-masing tapi tetap

saling bantu. Dulu saya dijauhin mungkin karena

saya kan orangnya biasa-biasa aja. Dulu saya

juga sering diledekin “Eka kamu bodoh banget

sih. Eka kok kamu lambat banget sih pahamnya”.

Tapi aku dihina gitu malah jadi semangat untuk

bisa. Ya walaupun sedih juga sih.”68

Masalah lain yang dialami oleh santri yaitu ketertinggalan

dari segi pendidikan formal maupun pendidikan dalam keluarga.

Dalam hal ini peneliti mendapati santri-santri yang sulit untuk

67

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 68

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 69: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

58

dimintai data karena kesulitan tanda-tangan dan masih belum

lancar dalam menulis.

Selain itu santri-santri mengaku, dulunya sangat

ketergantungan dengan keberadaan orangtuanya. Banyak dari

mereka yang bahkan belum bisa melakukan tugas sehari-hari.

“Tadinya males banget dirumah itu, alhamdullah

sekarang sudah bisa bantu-bantu ibu dirumah.

Dari yang dulunya sedikit-sedikit ngambek

sekarang udah bisa mengontrol, dulu saya

melawan orangtua dan tidak deket orangtua.”69

Dari pernyataan Novi tersebut, ia menyebutkan bahwa ia

kesulitan dalam mengendalikan emosinya sehinga membuatnya

bergantung dengan keberadaan orangtuanya bahkan dalam

melakukan kegiatan sehari-hari seperti membantu orangtua.

“Tadinya apa-apa orangtua, alhamdulillah

sekarang sudah bisa mandiri. Soalnya di sini

semuanya kerjain sendiri. Dulu apa-apa sama ibu

dan suka ngomel.”70

“Dulu sekolahnya di rumah.”71

Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebelumnya santri kurang diberikan pendidikan terkait

kedisiplinan sehingga untuk menjalani kegiatan sehari-hari, santri

69

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 70

Wawancara Siti Nurjanatul Ma’wa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 71

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 70: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

59

baru memahaminya setelah diberi bimbingan di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor.

3. Bentuk Dukungan Sosial yang Diterima Santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Dukungan sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah dukungan yang berupa pembinaan dari pembimbing serta

pengasuh di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Dan dukungan

berupa apresiasi dan kebanggaan yang diberikan oleh orangtua

santri. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadzah Syahidah:

“Keberadaan seorang pembimbing di sebuah

pesantren itu, bukan hanya sebagai seseorang

yang membina santri dalam menghafal Al-

Qur’an. Tetapi juga sebagai keluarga kedua yang

memberikan dukungan kepada santri agar santri

memiliki akhlak karimah dan juga mampu

meningkatkan kemandirian santri sehingga santri

memperbaiki kondisi kehidupannya.”72

Dalam hal ini pembimbing, pengasuh dan pimpinan

yayasan sekaligus Pesantren Insanul Qur’an Bogor setiap

seminggu atau dua minggu sekali, selalu melakukan pertemuan

untuk membicarakan perkembangan para santri dan melakukan

evaluasi terhadap pembinaan yang dilakukan di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor. 73

72

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 73

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 71: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

60

Dalam kesehariannya, Ustadzah Syahidah membangun

iklim kekeluargaan kepada santri agar mereka merasakan adanya

hubungan emosional yang erat. Selain itu Ustadzah Syahidah

tidak pernah membatasi santri dalam menghafal, karena beliau

menyadari bahwa setiap santri memiliki kemampuan

menghafalnya masing-masing. Beliau juga kerap mengingatkan

santri dalam melakukan kegiatan sehari-hari, mengenai cara

berpakaian yang sopan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan

pesantren. Beliau pun membiasakan santri untuk senantiasa

menjaga pergaulan terhadap lawan jenis.

“Dukungan dari berbagai pihak di Pesantren

Insanul Qur’an, sangat berpengaruh kepada

santri. Karena santri-santri ini sebelumnya kurang

memperdulikan lingkungannya dan banyak

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di pesantren

sebelumnya tidak pernah dilakukan santri di

rumah. Selain itu sebagian besar santri tidak

percaya diri dan memiliki emosi yang tinggi.

Namun setelah masuk ke pesantren, santri mulai

terbiasa menghadapi permasalahan yang di

temuinya di pesantren sehingga mereka dapat

menemukan solusinya secara mandiri. Bahkan

santri mampu membagikan ilmu-ilmu yang

didapatnya di pesantren kepada anggota

keluarganya yang lain maupun masyarakat di

sekitarnya.74

Pembimbing pun tidak hanya membimbing para santri

dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an, namun juga memberikan

74

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 72: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

61

bimbingan spiritual seperti kajian ataupun mengingat-ngingat

sejarah peradaban para nabi yang membuat santri selalu

mengingat Allah di setiap kegiatan yang mereka laksanakan.

Dalam kegiatan sehari-hari pun para santri selalu diberikan

informasi secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya

seperti pembimbing langsung memberikan informasi ketika

kegiatan berternak bahwa nabi dulunya juga berternak. Selain itu

ada juga tulisan-tulisan yang ditempel di dinding, seperti

kebersihan sebagian dari iman, contoh-contoh kesalahan dalam

sholat.

Pembimbing dan pengasuh juga membangun hubungan

kekeluargaan dengan para santri sehingga santri merasa bahwa

mereka adalah satu kesatuan dari Pesantren Insanul Qur’an.

Selain itu pembimbing dan pengasuh juga melakukan pendekatan

secara emosional dengan para santri. Hal ini terlihat jelas dari

luwesnya santri-santri tertawa dan bersenda gurau dengan

pembimbing dan pengasuh. Bahkan para santri terlihat khawatir

ketika melihat ada pembimbing ataupun pengasuh yang sedang

sakit.

“Karena memang di sini kan lingkupnya kecil

jadi kami seperti keluarga sendiri mba. Bahkan

kalau misalnya kami sakit, santri-santrinya nanti

khawatir. Biasanya santrinya nyariin dan seperti

kehilangan.”75

75

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 73: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

62

Pengasuh di Pesantren Insanul Qur’an Bogor juga terlibat

dalam pemberian dukungan kepada para santri. Pengasuh

membina santri yang baru masuk dengan memberikan informasi

mengenai bagaimana cara mencuci baju, mencuci piring,

menyapu sekitar pesantren dan bagaimana cara memasak air.

Pengasuh juga mengarahkan santri agar senantiasa menjaga

kebersihan pesantren dan peka terhadap lingkungan yang kurang

rapih.

“Disini gak ada hukuman-hukuman sih mba.

Soalnya anak-anaknya kan juga rajin. Mereka

Cuma gak ngejalanin tugasnya kalau sakit doang.

Santri-santri di sini dibiasakan mengerjakan

semuanya sendiri.Selain itu diberi contoh juga,

lama-lama mereka mengikuti. Kadang kan santri

capek, ngeluh tapi ya kita nguatin aja. Selain itu

kan memang niatnya agar mereka mandiri di sini

biar nanti di luar mereka bisa bantu

orangtuanya.”76

Sangat terlihat jelas bahwa pengasuh senantiasa

menghargai setiap usaha santri dalam menyelesaikan

kegiatannya. Karena pengasuh tidak pernah mengeluhkan atau

memberikan hukuman kepada santri ketika santri salah dalam

mengerjakan tugasnya, melainkan memberikan arahan mengenai

cara-cara yang benar dalam mengerjakan kegiatan yang

diberikan. Pengasuh pun ikut terlibat dalam kegiatan santri

sehingga santri dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh

pengasuh.

76Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 74: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

63

Dan untuk dukungan dari orangtua selain memotivasi

anaknya, orangtua memberikan dukungan pada anaknya dengan

cara mengapresiasi hasil hafalan anaknya, membawakan

makanan kesukaan anaknya, membanggakan peningkatan baik

perilaku ataupun hafalannya dan sekedar mengelus-elus kepala

anaknya untuk menguatkan anaknya. Seperti ungkapan dari salah

satu orangtua, ketika ditanya mengenai seberapa penting sebuah

dukungan dari orangtua:

“penting, dukungan dari keluarga, lingkungan

itu sangat penting. Kalau sendiri gak akan bisa

jalan harus ada dukungan dari orang lain.”77

Bahkan saat peneliti sedang berbincang-bincang dengan

para orangtua, terlihat ada salah satu orangtua yang saat itu tidak

bisa berkunjung untuk menemui anaknya dan menghubungi salah

satu orangtua yang ada di Pesantren Insanul Qur’an Bogor hanya

untuk sekedar berkomunikasi dengan anaknya. Dengan

menanyakan kabar, kondisi kesehatan, perkembangan hafalan dan

kondisi di lingkungan Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Saat berkunjung ke sana, peneliti juga menemukan santri-

santri yang tidak dikungjungi oleh orangtuanya. Hal ini

dikarenakan kebanyakan anak di sana merupakan anak duafa

yang dalam kondisi ini, banyak orangtua yang tidak dapat

meninggalkan pekerjaannya. Dan sebagian besar dari orangtua di

sana merupakan pekerja buruh.

77

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 75: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

64

Dari kondisi tersebut terlihat jelas raut muka sedih santri

namun di lain sisi terlihat juga upaya dari pembimbing, pengasuh,

pemilik yayasan bahkan orangtua santri lain yang sedang

berkunjung dalam memberikan dukungan yang meningkatkan

emosional santri menjadi lebih tegar. Contohnya seperti orangtua

yang mengajak santri lain untuk ikut bergabung dalam kegiatan

makan-makan mereka, selain itu mereka juga mengajak santri

lain berkomunikasi. Sehingga santri lain juga merasakan

kehangatan hubungan dalam keluarga.

Pemilik yayasan sekaligus pimpinan di Pesantren Insanul

Qur’an pun kerap terlihat ikut terlibat bersama para santri dalam

kegiatan berkebun.Pimpinan pesantren seringkali hadir di

pesantren sambil membawa berbagai jenis bibit tanaman untuk

nantinya digunakan untuk pembinaan berkebun bersama para

santri. Bahkan pimpinan santri pun ikut masuk ke dalam kolam

ikan untuk membantu santri-santri membersihkan kolam

ikan.Dalam prosesnya, sesekali terdengar senda gurau dari

pimpinan santri sehingga semakin memecah situasi gembira para

santri.

Dalam penelitian ini peneliti juga menemukan fakta

bahwa walaupun santri terkadang bermasalah dengan santri

lainnya, beberapa santri merasa bahwa teman sesama santrinya

secara tidak langsung juga memberikan dukungan dalam bentuk

dorongan berkerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.

Page 76: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

65

4. Dampak Dukungan Sosial yang Diberikan oleh

Pembimbing, Pengasuh dan Orangtua terhadap Kemandirian

Santri Duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Para santri mengaku, dulunya sangat ketergantungan

dengan keberadaan orangtuanya. Banyak dari mereka yang

bahkan belum bisa melakukan tugas sehari-hari.

“Tadinya males banget dirumah itu, alhamdullah

sekarang sudah bisa bantu-bantu ibu dirumah.

Dari yang dulunya sedikit-sedikit ngambek

sekarang udah bisa mengontrol, dulu saya

melawan orangtua dan tidak deket orangtua.”78

Dari pernyataan Novi tersebut, ia menyebutkan bahwa ia

kesulitan dalam mengendalikan emosinya sehinga membuatnya

bergantung dengan keberadaan orangtuanya bahkan dalam

melakukan kegiatan sehari-hari seperti membantu orangtua.

“Tadinya apa-apa orangtua, alhamdulillah

sekarang sudah bisa mandiri. Soalnya di sini

semuanya kerjain sendiri. Dulu apa-apa sama ibu

dan suka ngomel.”79

“Dulu sekolahnya di rumah.”80

Dari permasalahan-permasalahan tersebutlah, peneliti

meneliti dukungan sosial bagi kemandirian duafa di Pesantren

78

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 79

Wawancara Siti Nurjanatul Ma’wa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 80

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 77: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

66

Insanul Qur’an Bogor. Yang mengacu pada dukungan yang

diberikan oleh pembimbing, pengasuh dan orangtua.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh para santri sebelumnya

di atas, santri mengaku bahwa awalnya mereka adalah anak yang

sangat ketergantungan dengan orangtuanya, tidak dapat

mengendalikan emosinya, nakal bahkan tidak mendengarkan

nasihat dari orangtuanya. Namun setelah berproses di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, santri merasakan banyak perubahan yang

terjadi pada dirinya.

Karena jauh dari orangtua, santri terbiasa melakukan

segala hal sendiri. Sehingga para santri benar-benar merasakan

bagaimana berartinya keberadaan orangtua dalam hidup mereka.

Hal ini terlihat jelas dari respon santri ketika peneliti mulai

mempertanyakan dukungan terkait orangtua. Beberapa santri

tidak dapat membendung tangisannya sehingga sesi wawancara

pun terasa sangat natural dan informasi yang diberikan pun sesuai

dengan yang mereka rasakan.

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, sejak awal didirikannya

memang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian duafa

sehingga mereka memiliki keinginan serta kemampuan untuk

bersaing demi kemajuan dirinya. Hal ini seperti yang ditegaskan

oleh Ummi Tina, yaitu sebagai berikut:

“Pada dasarnya Pesantren Insanul Qur’an Bogor

kan memang diarahkan untuk meningkatkan

kemandirian santri duafa, karena memang dari

awal kakak saya (Ummi Aan) beserta teman-

temannya memperjuangkan kaum duafa agar

Page 78: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

67

mampu mengubah kehidupannya dengan tetap

berpegang teguh pada ilmu Al-Qur’an. Bahkan

awal-awalnya mereka langsung turun ke jalan

mencari satu persatu anak duafa untuk di bina

menjadi santri.”81

Hal ini semakin diperjelas oleh santri-santri yang

diwawancarai. Menurut pengakuan mereka sudah mengalami

perubahan selama menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an.

Pada penjelasannya, mereka yang tadinya tidak memperdulikan

mengenai apa yang akan terjadi nantinya, sekarang sudah

memiliki cita-cita dan keinginan untuk menjadi seseorang yang

jauh lebih baik. Berikut merupakan hasil wawancara:

“lebih keperubahan jadi lebih baik lagi.”82

Dari pernyataan Makwa, ia jadi memiliki keinginan

untuk menjadi lebih baik dari dirinya sebelumya.

“iya ada. Karena dari sekolah yang dulu saya

sering dibilangin “lama, belajarnya payah”.

Saya juga pernah berhenti sekolah dan

akhirnya saya kerja. Akhirnya dari diri saya

sendiri terdorong untuk bisa lebih dari yang

lain.”83

Eka mengaku bahwa sekarang ia menjadi terdorong untuk

menjadi lebih baik dari yang lain setelah ia menyadari bahwa

hinaan dari teman-temannya justru haru menjadi motivasi untuk

dirinya.

81

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019 82Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 83

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 79: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

68

“iya. Pengen jadi lebih baik dari temen-

temen. Dan pengen berdakwah jadi kiyai.

Mau berdakwah sampai keluar negeri. Mau

jadi kayak Habib Mudzir.”84

Dari ketiga hasil wawancara tersebut, maka dapat

disimpulkan adanya keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dari

sebelumnya.

Santri juga pada awalnya tidak memiliki kepekaan yang

cukup baik terhadap kondisi lingkungan tempat tinggalnya.

Namun di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, santri-santri dibina

kepekaannya terhadap permasalahan yang terjadi disekitarnya

sehingga mereka mampu menentukan dan berinisiatif sendiri

dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Seperti hasil

wawancara berikut ini:

“iya. Contohnya kalau dulu pada susah buat

bangun sholat malam, sekarang karena sudah

dibiasain saya bangunin jadi terbiasa.”85

Seperti selayaknya remaja biasa, mereka juga mengalami

yang namanya kesulitan ketika harus bangun di tengah malam

untuk melaksanakan sholat sunnah. Namun dari hasil wawancara

di atas maka dapat disimpulkan bahwa santri lain yang melihat

permasalahan ini setelah menjadi santri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor, ia lebih peka terhadap permasalahan tersebut dan

akhirnya memiliki inisiatif sendiri untuk memberikan solusi

84

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019 85

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 80: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

69

terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu berikut

merupakan hasil wawancara dengan santri lainnya:

“iya karena di sini berfikir sendiri jadi suka

ide-ide muncul. Contohnya dulu gak ada

pelajaran Bahasa Arab, sejak saya saranin ke

ustadzah jadi ada pelajaran Bahasa Arab.”86

Santri bernama Eka mengaku bahwa pembiasaan

mengerjakan segala sesuatu sendiri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor, membuat ide-ide bermunculan. Salah satu idenya adalah

mempelajari Bahasa Arab dan akhirnya ia berinisiatif untuk

menyarankan hal tersebut kepada para pembimbing sehingga

sekarang santri selain menghafal tapi juga dapat memahami apa

yang mereka hafalkan.

“iya. Sekarang pengen punya kuburan

wakaf.Separuh untuk wakaf separuh untuk

keluarga. Pernah juga berinisiatif sendiri cuci

piring malem-malem tanpa di suruh.”87

Santri lain bernama Faris pun tadinya merupakan santri

yang sangat pemalu dan ketergantungan dengan orangtuanya.

Namun setelah menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor,

ia sudah mampu mengambil keputusan sendiri. Seperti pada hasil

wawancara di atas bahwa ia bahkan pernah berinisiatif sendiri

untuk mencuci piring tanpa disuruh.

86

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 87

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 81: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

70

Santri juga mengalami perubahan pada kepercayaan

dirinya, seperti yang dijelaskan oleh Novi dan Eka bahwa mereka

sekarang memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi

permasalahan mereka. Pasalnya ada dukungan dari pembimbing

serta pengasuh sehingga mereka terdorong untuk semakin

percaya diri dalam menyelesaikan secara mandiri permasalahan

yang mereka hadapi. Dan berikut hasil wawancara dengan santri

lainnya:

“percaya diri. Tapi sebenernya ana pemalu

pada awalnya tapi lama-lama kalau kenal

percaya diri.”88

Pada wawancara tersebut, Ma’wa mengatakan bahwa ia

awalnya merupakan santri yang pemalu. Namun bila sudah akrab

dengannya, ia merupakan santri yang percaya diri. Hal ini terlihat

jelas karena pada saat pertama kali diajak berbicara oleh peneliti,

Ma’wa hanya senyum-senyum sambil menundukkan

pandangannya.

“makin percaya diri karena mau masukkin

orangtua ke dalam syurga.”89

Berdasarkan hasil wawancara dengan Faris, ia

mengatakan bahwa ia semakin percaya diri setelah menjadi santri

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Hal ini semakin diperkuat

dari keterangan salah satu orangtua yang mengatakan:

“Farhan sekarang udah bagus banget

perubahannya mba. Dulu dia itu kemana-

88

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 89

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 82: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

71

mana sendiri, gak bisa apa-apa dia itu

dulunya waktu awal-awal nyantri. Tapi

sekarang udah bagus banget mba, setelah

masuk pesantren jadi lebih dekat sama

orang lain dan rajin lagi dia.”90

Dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan kepercayaan

diri Faris. Dari yang tadinya kemana-mana sendiri dan tidak bisa

apa-apa, sekarang ia sudah menjadi lebih percaya diri.

Santri-santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor juga

diajarkan untuk mengerjakan segalanya secara mandiri dan

bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor.

Hal ini dilakukan agar terbina sikap tanggung jawab santri

sehingga dalam kehidupannya setelah lulus dari Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, mereka tidak melakukan hal-hal yang

akan mereka sesali nantinya. Kepercayaan yang terbentuk setelah

menjadi santri, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“karena saya kan otaknya lambat, saya

paling lambat menghafal dari pada yang lain.

Tapi saya tetap semangat. Justru ketika yang

lain tidur, saya jam 2 bagun untuk

menghafal.”91

Pada hasil wawancara dengan Eka tersebut dapat

disimpulkan, Eka merasa bertanggung jawab atas pilihannya

90Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pada

Tanggal 19 September 2019 91

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 83: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

72

untuk menjadi santri sehingga ia berusaha dengan keras tetap

semangat dalam menghadapi masalahnya.

“iya. Karena sayang sama orangtua dan

berbakti sama keluarga.”92

Faris merupakan salah satu santri yang memiliki

perubahan yang baik ketika berada di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor. Pasalnya ia menjadi santri yang selalu mengedepankan

agama dalam bertingkah laku. Seperti hasil wawancara di atas,

Faris mulai menyadari bahwa ia bertanggung jawab atas

keluarganya sehingga ia menyayangi dan ingin senantiasa

berbakti kepada orangtuanya.

Bahkan pada tanggal 22 September 2019, peneliti melihat

ada seorang santri yang terlihat sibuk sendiri tapi secara mandiri

merapihkan sendal-sendal orangtua yang sedang berkunjung dan

ternyata santri tersebut adalah Faris. Ketika ditanya mengapa ia

melakukan hal itu, katanya karena tidak enak kalau pembimbing

dan pengasuh melihat berantakan dan saat itu sedang ada ketua

pesantren.

Dalam hal ini dapat disimpulkan adanya perubahan dalam

aspek memiliki sikap bertanggung jawab karena merasa memiliki

tanggung jawab dalam menjaga kebersihan pesantren sehingga

tanpa disuruh ia langsung bergerak sendiri.

Hal ini semakin diperkuat oleh pengakuan santri duafa

yang diwawancarai oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

92

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 84: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

73

“iya kak. Tadinya apa-apa orangtua,

alhamdulillah sekarang mah sudah bisa

mandiri.”93

Dari hasil wawancara dengan Novi, ia mengatakan bahwa

dulu ia sangat bergantung dengan orangtuanya. Namun setelah di

pesantren ia menjadi terbiasa mengerjakan segala hal sendiri.

“dulu apa-apa sama ibu dan suka ngomel,

kalau di sini apa-apa sendiri walaupun

masih ada manja-manjanya. Dan sekarang

kalau mau pulang kerumah alhadulillah

sudah bisa membantu ibu di rumah.”94

Makwa mengatakan bahwa sekarang ia sudah bisa

membantu ibunya ketika ia sedang pulang kerumah. Tidak seperti

sebelumnya ketika ia masih bergantung dengan orangtuanya.

“iya kan disini tanpa orangtuanya semua

jadi harus berfikir sendiri. Disini ide-ide

baru muncul gitu. Saya kan orangnya lama

gitu kalau memahami, di sini dibantu

banget. Dulu saya juga gak pake hijab, tapi

sekarang baru tau kalau 1 helai rambut aja

dosa. Suara, adab, akhlak, lebih sayang

juga sama orangtua, bisa sedikit-sedikit

ngerubah orangtua karena ibu saya susah

banget kalau sholat. Tapi sayang ajak

bukan nyuruh karena sebelum berdakwah

keluar, berdakwah dulu di keluarga.”95

93

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 94

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 95

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 85: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

74

Dari pernyataannya tersebut Eka berusaha menjelaskan

bagaimana pembiasaan di pesantren membentuk kemandiriannya.

“dari SD malas-malasan. Sekarang suka

bantu-bantu. Kalau berantakan suka

rapihin.”96

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa santri

duafa tersebut dapat disimpulkan bahwa dulunya santri sangat

bergantung dengan keberadaan orangtuanya, namun mereka

sudah mengalami peningkatan dalam kemandiriannya. Bahkan

dengan menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor selain

meningkatkan pengetahuan keagamaan mereka, mereka juga

semakin sadar akan keberfungsian dirinya di lingkungannya

sehingga diharapkan mereka dapat memiliki kehidupan yang

lebih baik.

Dukungan yang diberikan baik dalam segi material,

emosional, penghargaan, informasional maupun pendampingan

menghasilkan peningkatan kemandirian santri baik dalam aspek

pengendalian emosionalnya maupun tingkah lakunya.

Hal ini terlihat dari temuan peneliti bahwa setiap sholat

santri selalu merapatkan kakinya setiap kali berdiri. Mereka juga

selalu berdoa bersama sambil berhadap-hadapan tanpa disuruh

lagi, mereka juga senantiasa kuliah tujuh menit setiap selesai

sholat ashar walaupun ada atau tidak ada pembimbing. Bahkan

santri terlihat merapihkan sendal dari orangtua yang berkunjung

96

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 86: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

75

tanpa disuruh oleh siapapun. Berikut merupakan jawaban yang

dijelaskan oleh beberapa santri:

“alhamdulillah nyaman, karena guru-guru

pembimbing, temen suka memotivasi kalau

ana lagi sedih. Kalau ana sedih-sedih guru-

gurunya, pembimbing dan semuanya

nyemangatin ana.”97

Makwa menjelaskan bahwa semua yang berada di

pesantren senantiasa mendukung dalam kemajuan dirinya.

“nyaman karena disini kita semua berubah

bareng-bareng dan kebersamaan. Mereka

menjadi pendorong, memotivasi dan

seneng banget di sini jadi banyak

kegiatannya.”98

Novi pun juga menjelaskan bahwa dengan adanya

kebersamaan di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pun menjadikan

dorongan tersendiri untuk kemajuan dirinya.

“walaupun ustadzahnya pada geregetan

sama saya karena otak saya lambat. Tapi

mereka selalu membantu saya, menghargai

kemampuan hafalan saya. Awalnya kan

masih penyesuaian, belum ngerti. Awalnya

kaget gitu, kalau di sini mau gak mau kita

harus bisa sendiri. Awalnya terpaksa, lama-

lama terbiasa dan insya Allah luar biasa.”99

97

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 98

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 99

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 87: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

76

Eka menyatakan bahwa ia sangat kesulitan dalam

mempelajari sesuatu namun para pembimbing senantiasa

memberikan dukungan kepadanya.

“Nyaman, pembimbing sangat ngebantu,

apalagi ngebantu dalam talaqi surat. Pernah

juga curhat juga karena susah ngaji, pengen

pinter dan orangtua.”100

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dilihat bahwa

santri pun mengalami kesulitan tersendiri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor sehingga mereka membutuhkan dukungan dari

semua yang berkontribusi dalam menjalankan lingkungan

pesantren karena memang waktu mereka dihabiskan hanya

berada di dalam Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

100

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 88: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

77

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai uraian

analisa data tentang dukungan sosial bagi kemandirian duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Peneliti akan mendeskripsikan

teori sesuai dengan fakta lapangan yang terkumpul sehingga

dapat disimpulkan.

A. Gambaran Bentuk Dukungan Sosial yang Didapatkan

Santri Duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Menurut Orford dukungan sosial merupakan suatu bentuk

tingkah laku yang menumbuhkan perasaan nyaman yang

membuat seseorang merasa bahwa ia diperhatikan, disayang,

dipercaya dan dibuat merasa aman.101

Dan berikut merupakan

bentuk dukungan yang diberikan pembimbing berdasarkan

wawancara dengan Ustadzah Syahidah:

“Kalau menghafal didukung dengan cara talaqi.

Menghafal satu ayat satu ayat, kalau sudah bagus

santrinya menghafal sendiri.Atau ngasih-ngasih

motivasi dan pernah ngedatangin motivator.

Memberikan informasi-informasi dengan konsep

pembiasaan seperti mereka harus biasa pakai

kaos kaki, menjaga pakaian mereka karena kan di

sini banyak masyarakat yang lewat-lewat. Di

biasakan sholat jama’ah.”102

101Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas, (Depok: LPSP3,

2013), Hal. 36. 102

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 89: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

78

Dan menurut penuturan Ummi Tina selaku pengasuh,

beliau memberikan penjelasan mengenai bagaimana dukungan

tersebut diberikanya itu sebgai berikut:

“Dengan cara pembiasaan. Santri-santri di sini

dibiasakan mengerjakan semuanya sendiri. Selain

itu diberi contoh juga, lama-lama mereka

mengikuti.”103

Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

orangtua di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, tampak bahwa para

orangtua pun mulai sadar bahwa dukungan sosial merupakan

suatu langkah yang penting dilakukan dalam memberikan

kenyaman kepada anaknya, sehingga dapat menyelesaikan

tugasnya dengan baik dan mampu berkembang menjadi mandiri.

“Penting, dukungan dari keluarga, lingkungan itu

sangat penting. Kalau sendiri gak akan bisa jalan

harus ada dukungan dari orang lain.”104

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pihak yang

terlibat di Pesantren Insanul Qur’an, memahami akan pentingnya

dukungan yang diberikan kepada santri. Baik dari pihak

pembimbing, pengasuh, orangtua bahkan pimpinan Pesantren

Insanul Qur’an sendiri.

Dan berdasarkan temuan lapangan serta wawancara

peneliti pada penelitian dukungan sosial bagi kemandirian duafa

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, maka dapat dijelaskan bahwa

103

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019 104

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 90: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

79

kategori dukungan sosial yang diterima santri duafa adalah

sebagai berikut:

1. Diperhatikan

Diperhatikan artinya tindakan perhatian yang diberikan

oleh pembimbing, pengasuh maupun orangtua yang berkunjung

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Seperti yang dituturkan oleh

Bapak Edo selaku pengurus di Pesantren Insanul Qur’an Bogor:

“Anak-anak kita tinggal di sini, kasih makan

yang bener, saya bilang gitu kan, yang pertama

saya punya keyakinan, ilmu gizi itu ilmu pasti,

sehingga dia harus dipenuhi. Kalau jaman dulu

makanan tidak diperhatikan, saya berpendapat

berbeda. Kalau kita menuntut anak-anak

memberikan energi kelas satu, kita harus

memberikan makanan yang kelas satu juga.

Bukan soal memberikan makanan mewah.Anak-

anak bisa masak sendiri? Bisa.Jangan sibukkan

mereka dengan hal-hal begitu, sibukkan mereka

dengan ilmu.”105

Pak Edo mengatakan bahwa dulu makanan yang diberikan

kepada santri itu tidak diperhatikan dan beliau menginginkan hal

yang berbeda. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

adanya bentuk perhatian yang diberikan oleh pihak Pesantren

Insanul Qur’an Bogor. Yang dalam hal ini artinya pengasuh

dituntut untuk memberikan perhatian terhadap asupan gizi santri

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Lalu Ustadzah Syahidah

mengatakan:

105

Wawancara Erinaldo Pengurus Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 28 Juni 2019

Page 91: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

80

“di sini kan lingkupnya kecil jadi kalau ada apa-

apa berasa juga di merekanya. Kalau kitanya gak

memperhatikan mereka nanti mereka ngerasa

dicuekin. Jadi bentuk bimbingannya itu harus

sering banget ngingetin dan kita gak boleh lelah

untuk itu karena gimana pun mereka kan kadang

juga ngerasa capek.”106

Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pembimbing pun turut memberikan perhatian kepada para

santrinya. Dan pada observasi di tanggal 22 September 2019,

peneliti juga melihat bagaimana orangtua memberikan

perhatiannya kepada anaknya dengan cara mengelus-elus

kepalanya, membawakan bekal makanan kesukaannya, dan

menanyakan mengenai bagaimana kegiatannya di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor.

2. Disayang

Menurut peneliti kasih sayang merupakan hal yang sangat

mempengaruhi hubungan antara pembimbing, pengasuh dan

orangtua dengan santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Pasalnya santri yang diwawancarai sangat emosional ketika

peneliti berusaha menanyakan perihal kasih sayang terutama

kasih sayang yang didapatkan dari orangtua.

Pada tanggal 19 September 2019, saat itu santri sudah

semakin terbuka dengan peneliti, bahkan sesi wawancara terasa

seperti sedang ada kegiatan curhat antara peneliti dengan santri

yang diwawancarai. Hal ini ditunjukkan dengan meluapnya

106Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 92: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

81

emosional santri sehingga mereka menangis ketika ditanya

mengenai beberapa hal, terutama mengenai keluarganya.

“iya karena memang di sini kan lingkupnya kecil

jadi kami seperti keluarga sendiri mba.”107

Seperti yang diterangkan di atas, bahwa pembimbing juga

ikut memberikan kasih sayang kepada santri. Dan iklim saling

menyayangi tersebut terbentuk secara sendirinya karena memang

adanya pertemuan secara berkelanjutan dalam jangka panjang

antara pembimbing, pengasuh dengan santri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor.

“orangtua saya sebenernya dating sebulan sekali.

Tapi orangtua saya tergantung saya sih karena

mama gak banyak cerita. Kalau misalnya saya

gak kuat di sini, orangtua berani ngeluarin.

Orangtua gak mau saya menyiksa diri. Jadi

orangtua saya selalu ngedukung apa yang saya

pilih. Dorongan saya sih bener-bener dari

orangtua karena mama pernah bilang “mama ini

tuh udah tua loh, mama cuma mau kamu bisa

ngaji. Buat ngajiin mama kalau udah

meninggal”.108

Dan dari keterangan Eka dan bagaimana emosionalnya

Eka ketika memberikan penjelasan tersebut, bisa disimpulkan

bahwa santri sangat membutuhkan pemberian kasih sayang dari

orang-orang disekitarnya. Baik kasih sayang yang diberikan

melalui kata-kata atau pun tindakan

107Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 108Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 93: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

82

3. Dipercaya

Dipercaya artinya adanya kepercayaan yang diberikan

oleh pembimbing, pengasuh dan orangtua kepada santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor sehingga mereka bisa bertindak

secara mandiri sesuai dengan apa yang menjadi keinginan

mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Warniti:

“harus meniatkan karna Lillahi Ta’ala, pokotnya

semangat terus, jangan karna takut sama mama,

kalau takutnya sama mama kan gak bisa kalau

mamanya gak ada berarti dia gak takut, tapi kalau

takutnya sama Allah selalu ada yang ngawasin.

Harus punya target gimana kedepan.”109

Dari keterangan di atas terlihat bahwa adanya bentuk

pemberian kepercayaan dari orangtua kepada anaknya. Ibu

Warniti memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk bijak

dalam bertindak, beliau mempercayai anaknya dengan

mengingatkan anaknya akan pentingnya semangat dan ikhlas

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor.

“iya. Seperti santri yang paling tua kita kasih

kepercayaan untuk mengurusi adik-adik

santrinya. Untuk menghormati dia karena dia

lebih tua dari pada yang lain.”110

109

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019 110Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 94: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

83

Menurut Ustadzah Syahidah, di pesantren mereka

menghormati semua santrinya. Alah satunya dengan memberikan

kepercayaan kepada para santri.

“fokusnya menghafal tapi juga ingin anak-anak

belajar jahit. Selain itu santri-santri di sini dibina

agar mandiri. Dengan cara semua tugas mereka

kerjakan sendiri. Cuci piring, bersih-bersih

bahkan ini Ummi masak, nanti mereka yang

mencuci piringnya. Santri di sini bahkan tidak

usah di suruh lagi. Mereka liat kakaknya saja

dan terbiasa dengan kegiatan di sini.”111

Dari pernyataan Ummi Tina tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pembimbing dan pengasuh juga memberikan bentuk

kepercayaan kepada santrinya agar mereka merasa dipercayai

sehingga meningkatkan kemandirian mereka.

“iya karena hinaan-hinaan yang aku terima. Aku

terdorong banget. Bahkan Ustadzah, Ummi

sering ngasih kepercayaan untuk membimbing

santri-santri yang lain.”112

Ketika diwawancarai, Eka terlihat sangat percaya diri

ketika menjelaskan bahwa pembimbing senantiasa memberikan

kepercayaan kepadanya dalam membantu membimbing santri-

santri yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya santri membutuhkan kepercayaan agar mereka percaya

diri terhadap keberadaan diri mereka.

111Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019 112Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 95: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

84

4. Dibuat Merasa Aman

Dibuat merasa aman artinya tidak banyaknya larangan

kepada santri yang membuat santri merasa bahwa ia berada di

kondisi yang tidak aman dalam melakukan sesuatu sehingga

membuat santri tidak dapat mengembangkan kreatifitas yang ada

di dalam dirinya. Berikut merupakan hasil wawancara dengan

Ustadzah Syahidah dan Ummi Tina:

“iya. Contohnya seperti kita tidak melepaskan

santri kita begitu saja. Setelah lulus mereka

masih kita arahkan agar mendapatkan pekerjaan

yang sesuai dengan mereka.”113

Pada hasil wawancara dengan Ustadzah Syahidah terdapat

kalimat diarahkan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.

Dari sana dapat disimpulkan, salah satu cara membuat santri

merasa aman yaitu dengan diberikan pengarahan yang disesuikan

dengan kemampuan dan keinginan santri itu sendiri.

“iya contohnya seperti kami pisahkan tempat

santri laki-laki dan perempuan. Selain itu mba

tau kan yang dari Aceh. Itu kan mereka gak

punya biaya karena emang niatnya kesini untuk

masuk sekolah dengan beasiswa dan ternyata

sampai sini gak dapat beasiswanya, jadiya kami

yakinkan mereka bisa di sini aja sampai mereka

sukses dan bisa pulang ke Aceh dengan uang

mereka sendiri.”114

113

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 114

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019

Page 96: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

85

Selain itu pada wawancara dengan Ummi Tina selaku

pengasuh, dapat disimpulkan bahwa santri tidak hanya diberikan

informasi bahwa mereka diharuskan menjaga pergaulan dengan

lawan jenis, tetapi juga difasilitasi dengan pemisahan santri laki-

laki dan perempuan agar mereka merasa aman.

“dua-duanya. Kalau orangtuanya yang mau

anaknya gak mau kan percuma gak bakal

berjalan. Awalnya tau pesantren ini dari

teman.”115

Ketika peneliti bertanya mengenai menjadi santri adalah

keinginan anak atau orangtua, salah satu orangtua menjawab

bahwa hal tersebut adalah keinginan kedua pihak.Dari hal ini

dapat disimpulkan, bahwa tidak ada paksaan dari orangtua

sehingga anak diberikan haknya dalam memilih sehingga mereka

dibuat merasa aman dalam menentukan pilihannya sendiri.

“Pesantren Insanul Qur’an Bogor itu kan

Alhamdulillah pesantrennya mempermudah

untuk pembiayaannya. Udah itu mbak, jaman

sekarang ngeri.Di tempat saya tu tingkah

remajanya macam-macam.Remajanya disana tu

banyak yang mabuk-mabukkan, pakai anting

laki-lakinya, ada juga pergaulan bebas.”116

Berdasarkan keterangan Ibu Samiyati dapat disimpulkan

bahwa memasukkan anaknya ke Pesantren Insanul Qur’an Bogor

agar anak tersebut tidak terlibat dalam kegiatan remaja yang

115

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019 116Wawancara Samiyati Orang Tua Santri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 97: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

86

mengkhawatirkan. Dan dari hal ini terlihat bahwa adanya upaya

dari orangtua untuk membuat anaknya merasa aman berkembang

di suatu lingkungan yang baik.

Berdasarkan temuan lapangan serta wawancara peneliti

pada penelitian dukungan sosial bagi kemandirian duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, maka dapat disimpulkan bahwa

bentuk dukungan sosial yang diterima santri duafa adalah sebagai

berikut:

1. Dukungan Material

Material berfungsi dalam dukungan yang berupa

pertolongan dan bantuan nyata, yang mengacu pada bentuk

pelayanan dan pemberian benda-benda yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi seseorang yang

dituju.

Dalam penelitian ini, bantuan berupa jasa didapatkan dari

pengasuh karena di Pesantren Insanul Qur’an tugas utama dari

seorang pengasuh adalah mempersiapkan makanan untuk para

santri. Namun hal ini bukan karena memanjakan santrinya, hanya

agar santrinya fokus dengan kegiatan lainnya.

Walaupun santri tidak berkewajiban untuk memasak,

namun beberapa santri tetap tampak membantu. Hanya saja hal

tersebut dilakukannya ketika waktu luang. Seperti yang

dituturkan oleh Bapak Edo selaku pengurus di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor:

“Anak-anak kita tinggal di sini, kasih makan

yang bener, saya bilang gitu kan, yang pertama

Page 98: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

87

saya punya keyakinan, ilmu gizi itu ilmu pasti,

sehingga dia harus dipenuhi. Kalau jaman dulu

makanan tidak diperhatikan, saya berpendapat

berbeda. Kalau kita menuntut anak-anak

memberikan energi kelas satu, kita harus

memberikan makanan yang kelas satu juga.

Bukan soal memberikan makanan mewah.Anak-

anak bisa masak sendiri? Bisa. Jangan sibukkan

mereka dengan hal-hal begitu, sibukkan mereka

dengan ilmu.”117

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengurus Pesantren Insanul Qur’an Bogor, merancang pesantren

agar tidak membuat santri sibuk dengan kegiatan lain kecuali

program yang dirancang oleh pihak pesantren.

Dari keterangan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa

pengasuh membantu santri dalam memenuhi kebutuhan

makannya yang artinya memberikan dukungan berupa jasa

sehingga santri dapat menyelesaikan tugas utamanya tanpa harus

memikirkan pemenuhan kebutuhan pangannya.

Selain itu peneliti juga mewawancarai salah satu santri

yang bernama Faris Rantisi. Dan ia mengatakan bahwa:

“Pembimbing sangat ngebantu, apalagi ngebantu

dalam talaqi surat. Pernah juga curhat juga

karena susah ngaji, pengen pinter dan orangtua.

Pernah juga di kasih baju. Ummi suka

ngebanggain.”118

117

Wawancara Erinaldo Pengurus Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 28 Juni 2019 118

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 99: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

88

Yang dari wawancara tersebut terdapat kalimat

“membantu dalam talaqi surat”, dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa adanya dukungan instrumental berbentuk dukungan

pemberian bantuan jasa sehingga santri dapat menyelesaikan

permasalahannya.Dan dukungan tersebut diperoleh dari

pembimbing.

Selain itu ketika diwawancarai Ustadzah Syahidah juga

menjelaskan bahwa:

“kalau untuk dukungan matrial itu dari pihak

pimpinan pesantren”119

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

dukungan instrumental berupa materi, diperoleh pesantren dari

pihak pimpinan pesantren. Dan ketika peneliti melakukan

observasi, pimpinan pesantren seringkali hadir dihari Sabtu dan

Minggu ke pesantren sambal membawa berbagai jenis bibit

tanaman untuk nantinya digunakan untuk pembinaan berkebun

bersama para santri.

Pemilik yayasan sekaligus pimpinan di Pesantren Insanul

Qur’an pun kerap terlihat ikut terlibat bersama para santri dalam

kegiatan berkebun.Bahkan pimpinan santri pun ikut masuk ke

dalam kolam ikan untuk membantu santri-santri membersihkan

kolam ikan. Dalam prosesnya, sesekali peneliti mendengar senda

gurau dari pimpinan santri dari dalam kolam sehingga semakin

memecah situasi gembira para santri.

119

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 100: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

89

1. Dukungan Emosional

Emosional berfungsi pada pemberian bantuan dalam

bentuk pengekspresian emosi. Dalam hal ini yang dilihat oleh

peneliti adalah apa saja bentuk dukungan secara emosional yang

diberikan oleh pembimbing, pengasuh dan orangtua di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor.

“sangat akrab mba. Bahkan kalau misalnya kami

sakit, santri-santrinya nanti khawatir.120

Biasanya

santri nyanyariin dan seperti kehilangan.”121

Dari penuturan Ustadzah Syahidah di atas, dapat

disimpulkan bahwa adanya kedekatan secara emosional antara

santri dengan pembimbing maupun pengasuh di sana.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, dukungan

secara emosional merupakan bentuk dukungan yang sangat

berpengaruh terhadap kemauan santrinya untuk mampu

menyelesaikan masalahnya sendiri.

Dukungan emosional yang diterima santri di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor yaitu dorongan semangat yang dapat

berupa apresiasi, kebanggaan maupun motivasi. Seperti yang

dijelaskan oleh Ustadzah Syahidah dan salah satu orangtua santri

yaitu:

“Karena ya tadi merekakan di sini sudah capek

menghafal walaupun mereka tidak pernah

120

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 121

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 101: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

90

mengeluh tapikan sudah tugas kita untuk

menyemangati mereka.”122

Dari pernyataan Ustadzah Syahidah maka dapat

disimpulkan bahwa adanya bentuk dukungan emosional dengan

cara pemberian semangat yang diberikan oleh pihak dari

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Pembimbing dan pengasuh juga membangun hubungan

kekeluargaan dengan para santri sehingga santri merasa bahwa

mereka adalah satu kesatuan dari Pesantren Insanul Qur’an.

Selain itu pembimbing dan pengasuh juga melakukan pendekatan

secara emosional dengan para santri. Hal ini terlihat jelas dari

luwesnya santri-santri tertawa dan bersendagurau dengan

pembimbing dan pengasuh.

“Kadangkan santri capek, ngeluh tapi ya kita

nguatin aja. Selain itukan memang niatnya agar

mereka mandiri di sini biar nanti di luar mereka

bisa bantu orangtuanya.”123

Dukungan dari orangtua selain memotivasi anaknya,

orangtua memberikan dukungan pada anaknya dengan cara

mengapresiasi hasil hafalan anaknya, membawakan makanan

kesukaan anaknya, membanggakan peningkatan baik perilaku

ataupun hafalannya dan sekedar mengelus-elus kepala anaknya

untuk menguatkan anaknya. Hal ini terlihat pada saat peneliti

122

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 123

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 102: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

91

melakukan penelitian di hari minggu yaitu hari penjengukkan

orangtua.

Bahkan saat peneliti sedang berbincang-bincang dengan

para orangtua pada tanggal 22 September 2019, terlihat ada

orangtua yang saat itu tidak bisa berkunjung untuk menemui

anaknya dan menghubungi salah satu orangtua yang ada di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor hanya untuk sekedar

berkomunikasi dengan anaknya. Dengan menanyakan kabar,

kondisi kesehatan, perkembangan hafalan dan kondisi di

lingkungan Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Tampak juga santri yang tidak dikunjungi orangtuanya

namun pembimbing, pengasuh, pemilik yayasan bahkan orangtua

santri lain yang sedang berkunjung memberikan dukungan yang

meningkatkan emosional santri menjadi lebih tegar. Contohnya

seperti orangtua yang mengajak santri lain untuk ikut bergabung

dalam kegiatan makan-makan mereka, selain itu mereka juga

mengajak santri lain berkomunikasi. Sehingga santri lain juga

merasakan kehangatan hubungan dalam keluarga.

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu keberfungsian membuat

seseorang menjadi merasa dihargai dan diterima oleh lingkungan

sekitarnya sehingga meningkatkan kerja diri seseorang yang

merasa diakui dan diterima terlepas dari kesalahan yang

dibuatnya. Dalam hal ini dukungan penghargaan yang diterima

santri adalah sebagai berikut:

Page 103: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

92

“kami juga menghargai santri-santri ini. Seperti

yang mba tau bahwa tidak semua dari santri-

santri ini bisa membayar tapi karena keinginan

yang kuat dari mereka untuk nyantri dan berubah

jadi lebih baik lagi.Kami menghargai hal

tersebut.”124

Pada hasil wawancara dengan Ustadzah Syahidah dapat

disimpulkan bahwa adanya bentuk dukungan penghargaan yang

diberikan oleh pembimbing. Dalam hal ini pembimbing

menghargai keinginan kuat dari santri untuk mengubah kondisi

dirinya menjadi lebih baik.

“iya seperti bila mereka Cuma bisa menyetorkan

hafalan sedikit, kita tidak memaksakan karenakan

semuanya punya tingkatan kekuatan hafalan yang

berbeda-beda jadi ya kita hargai berapapun yang

mereka hafal.”125

Selain itu pada wawancara dengan Ummi Tina selaku

pengasuh, dapat disimpulkan bahwa pengurus pun menghargai

kemampuan santrinya dalam menjalankan kegiatannya, selama

adanya usaha yang dilakukan oleh santri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor. Selain itu Ummi Tina juga mengatakan:

“Disini gak ada hukuman-hukuman sih mba.

Soalnya anak-anaknya kan juga rajin. Mereka

Cuma gak ngejalanin tugasnya kalau sakit

doang.Santri-santri di sini dibiasakan

mengerjakan semuanya sendiri.Selain itu diberi

contoh juga, lama-lama mereka mengikuti.

124

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 125

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 104: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

93

Kadangkan santri capek, ngeluh tapi ya kita

nguatin aja. Selain itu kan memang niatnya agar

mereka mandiri di sini biar nanti di luar mereka

bisa bantu orangtuanya.”126

Sangat terlihat jelas bahwa pengasuh senantiasa

menghargai setiap usaha santri dalam menyelesaikan

kegiatannya. Karena pengasuh tidak pernah mengeluhkan atau

memberikan hukuman kepada santri ketika santri salah dalam

mengerjakan tugasnya, melainkan memberikan arahan mengenai

cara-cara yang benar dalam mengerjakan kegiatan yang

diberikan.

“dua-duanya. Kalau orangtuanya yang mau

anaknya gak mau kan percuma gak bakal

berjalan. Awalnya tau pesantren ini dari

teman.”127

Ketika peneliti bertanya mengenai menjadi santri adalah

keinginan anak atau orangtua, salah satu orangtua menjawab

bahwa hal tersebut adalah keinginan kedua pihak. Dari hal ini

dapat disimpulkan, bahwa tidak ada paksaan dari orangtua

sehingga anak diberikan haknya dalam memilih yang membuat

mereka dihargai dalam menentukan pilihannya sendiri.

3. Dukungan Informasional

126

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019 127

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 105: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

94

Dukungan informasional yaitu dukungan berupa

pemberian informasi atau pengetahuan atau melatih keterampilan

untuk digunakan dalam mengatasi masalah orang yang dituju.

Pada Pesantren Insanul Qur’an Bogor terdapat pembinaan

keterampilan dan spiritual seperti tahfidz Qur’an, mempelajari

sejarah kehidupan nabi, kajian, dan pendidikan umum.

Pembinaan kesehariannya meliputi kegiatan eco preneur seperti

tani dan ternak untuk putra, menjahit dan memasak kue untuk

putri yang diharapkan dapat menjadi bekal bagi santri tersebut

sehingga mampu berkembang menjadi lebih mandiri.

Program-program di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

dirancang sedemikian rupa sehingga di dalam proses

pelaksanaanya, santri menerima dukungan yang dapat

meningkatkan kemandiriannya.

Pembimbing pun tidak hanya membimbing para santri

dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an, namun juga memberikan

bimbingan spiritual seperti kajian di hari Sabtu atau pun

mengingat-ngingat sejarah peradaban para nabi yang membuat

santri selalu mengingat Allah di setiap kegiatan yang mereka

laksanakan.128

Dalam kegiatan sehari-hari pun para santri selalu

diberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung.

Contohnya seperti pembimbing langsung memberikan informasi

ketika kegiatan berternak bahwa nabi dulunya juga berternak.

128

Observasi di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pada Tanggal 28

Juni 2019.

Page 106: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

95

Selain itu ada juga tulisan-tulisan yang ditempel di dinding,

seperti kebersihan sebagian dari iman, contoh-contoh kesalahan

dalam sholat.

“fokusnya menghafal tapi juga ingin anak-anak

belajar jahit. Selain itu santri-santri di sini dibina

agar mandiri. Dengan cara semua tugas mereka

kerjakan sendiri. Cuci piring, bersih-bersih

bahkan ini Ummi masak, nanti mereka yang

mencuci piringnya. Santri di sini bahkan tidak

usah di suruh lagi. Mereka liat kakaknya saja

dan terbiasa dengan kegiatan di sini.”129

Pengasuh di Pesantren Insanul Qur’an Bogor juga terlibat

dalam pemberian dukungan kepada para santri. Pengasuh

membina santri yang baru masuk dengan memberikan informasi

mengenai bagaimana cara mencuci baju, mencuci piring,

menyapu sekitar pesantren dan bagaimana cara memasak air.

Pengasuh juga mengarahkan santri agar senantiasa menjaga

kebersihan pesantren dan peka terhadap lingkungan yang kurang

rapih. Pengasuh pun ikut terlibat dalam kegiatan santri sehingga

santri dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh pengasuh.

Orangtua ikut dalam memberikan dukungan berupa

informasi. Hal ini terlihat pada tanggal 29 September 2019 saat

waktu pengjengukkan santri, ada orangtua yang terlihat sedang

memberitahukan anaknya agar disiplin mengikuti perintah dari

para pengurus di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

4. Dukungan Pendampingan

129

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 107: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

96

Pendampingan merupakan bentuk hubungan personal

menemani, mengawal, menjadi teman mengisi waktu luang,

rekreasi dan menemani dalam melalui masa-masa sulit.

Pada saat observasi, pembimbing mengatakan bahwa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor diakhir semesteran selalu

diadakan kegiatan rekreasi bersama para santri. Hal ini dilakukan

sebagai pelepas penat dari beratnya kegiatan menghafal dan

hadiah bagi santri yang sudah melaksanakan semua kegiatan

dengan baik.130

“kalau dari penampilan gak keliatan tapi kalau

belajar baru keliatan kurangnya. Jangankan

belajar, mengerti pergaulan dan mengenal

mata uang itu ya di pondok. Karenakan

semuanya harus dipantaukan seperti mencuci,

menjemur pakaian, keseharian, mereka piket,

awalnya semua harus didampingin tapi lama-

lama mereka belajar sendiri.”131

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bersama

Ustadzah Syahidah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

adanya bentuk dukungan pendampingan dari pembimbing

maupun pengasuh. Walaupun santri-santri pada dasarnya

diarahkan agar meningkat kemandiriannya, namun pembimbing

dan pengasuh tidak serta merta melepas tanggung jawabnya

sebagai pihak yang memberikan pendampingan kepada santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

130

Observasi di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pada Tanggal 28

Juni 2019. 131

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019

Page 108: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

97

Bentuk dukungan pendampingan dari orangtua yaitu

dengan adanya jadwal penjengukkan khusus untuk orangtua,

sehingga orangtua tetap bisa memantau keadaan anaknya di

Pesatren Insanul Qur’an Bogor.

Selain itu pembimbing, pengasuh dan pimpinan yayasan

sekaligus Pesantren Insanul Qur’an Bogor setiap seminggu atau

dua minggusekali, selalu melakukan pertemuan untuk m

embicarakan perkembangan para santri dan melakukan evaluasi

terhadap pembinaan yang dilakukan di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor. Yang dari hasil pengamatan peneliti, perkembangan-

perkembangan tersebut senantiasa di sampaikan kepada

orangtuasetiap kali orangtua menjenguk anaknya.132

B. Dampak Dukungan Sosial terhadap Kemandirian Santri

Duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Menurut Erikson kemandirian merupakan usaha untuk

melepaskan diri dari orangtua untuk menemukan dirinya dengan

perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri

sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana

dampak dukungan sosial terhadap kemandirian santri duafa di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Pesantren tersebut terdiri dari santri yang kisaran umurnya

12-17 tahun, yang artinya sudah masuk tahap remaja.Dengan

jumlah santri sekitar 39 santri. Yang terdiri dari 23 santri

132

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 109: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

98

perempuan dan 16 santri laki-laki. Dan dari jumlah tersebut

hanya 4 santri perempuan dan 5 santri laki-laki yang membayar

iuran bulanan secara total.

Permasalahan utama remaja duafa adalah banyaknya

hambatan dalam memperoleh obyek yang sangat diinginkannya

dengan jalan yang wajar sehingga mereka mengalami frustasi dan

tekanan batin.133

Sehingga dalam hal ini, peneliti ingin meneliti

sebuah pesantren yang menawarkan sebuah solusi dengan

memberikan dukungan kepada santri duafa agar mereka dapat

meningkatkan kemandiriannya sehingga dapat menjalani

kehidupan lebih baik.

Selain itu permasalahan lain yang dihadapi santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, terletak pada latar belakang

santri duafa tersebut yaitu kebanyakan dari santri berasal dari

keluarga miskin. Saat sedang observasi dan wawancara, peneliti

kerap mendapat jawaban bahwa orangtua kebanyakan bekerja

sebagai buruh. Selain itu santri sebelum masuk ke pesantren juga

ada yang mengalami permasalahan dijauhi oleh teman-temannya,

sehingga ketika di awal masuk pesantren banyak santri yang tidak

mau berpisah dari orangtuanya. Seperti ungkapan dari santri

bernama Novi dan Eka:

“aku suka disindir-sindir sih sama temen-temen,

jadi suka ngelampiasin emosinya ke orang

rumah. Soalnya aku dulu emosian banget

133Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2017), Hal. 89.

Page 110: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

99

orangnya. Tapi itu dulu, disini orang-orangnya

baik”134

Dari pernyataan Novi tersebut terlihat bahwa

permasalahan dijauhi oleh temannya itu berupa sindiran yang

Novi terima dari teman-temannya.

“kalau di tempat saya dulu, bodoh bodoh sendiri,

pinter pinter sendiri. Kalau di sini kan walaupun

semuanya di kerjain masing-masing tapi tetap

saling bantu. Dulu saya dijauhin mungkin karena

saya kan orangnya biasa-biasa aja. Dulu saya

juga sering diledekin “Eka kamu bodoh banget

sih. Eka kok kamu lambat banget sih pahamnya”.

Tapi aku dihina gitu malah jadi semangat untuk

bisa. Ya walaupun sedih juga sih.”135

Masalah lain yang dialami oleh santri yaitu ketertinggalan

dari segi pendidikan formal maupun pendidikan dalam keluarga.

Dalam hal ini peneliti mendapati santri-santri yang sulit untuk

dimintai data karena kesulitan tanda-tangan dan masih belum

lancar dalam menulis.

Selain itu santri-santri mengaku, dulunya sangat

ketergantungan dengan keberadaan orangtuanya. Banyak dari

mereka yang bahkan belum bisa melakukan tugas sehari-hari.

“Tadinya males banget dirumah itu, alhamdullah

sekarang sudah bisa bantu-bantu ibu dirumah.

Dari yang dulunya sedikit-sedikit ngambek

134

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 135

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 111: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

100

sekarang udah bisa mengontrol, dulu saya

melawan orangtua dan tidak deket orangtua.”136

Dari pernyataan Novi tersebut, ia menyebutkan bahwa ia

kesulitan dalam mengendalikan emosinya sehinga membuatnya

bergantung dengan keberadaan orangtuanya bahkan dalam

melakukan kegiatan sehari-hari seperti membantu orangtua.

“Tadinya apa-apa orangtua, alhamdulillah

sekarang sudah bisa mandiri. Soalnya di sini

semuanya kerjain sendiri. Dulu apa-apa sama ibu

dan suka ngomel.”137

“Dulu sekolahnya di rumah.”138

Dari permasalahan-permasalahan tersebutlah, peneliti

meneliti dukungan sosial bagi kemandirian duafa di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor. Yang mengacu pada dukungan yang

diberikan oleh pembimbing, pengasuh dan orangtua. Seperti yang

dijelaskan oleh Ustadzah Syahidah berikut ini:

“Keberadaan seorang pembimbing di sebuah

pesantren itu, bukan hanya sebagai seseorang

yang membina santri dalam menghafal Al-

Qur’an. Tetapi juga sebagai keluarga kedua yang

memberikan dukungan kepada santri agar santri

memiliki akhlak karimah dan juga mampu

136

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 137

Wawancara Siti Nurjanatul Ma’wa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 138

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 112: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

101

meningkatkan kemandirian santri sehingga santri

memperbaiki kondisi kehidupannya.”139

Dari penjelasan Ustadzah Syahidah tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembimbing maupun pengasuh di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor membangun iklim kekeluargaan kepada

santri agar mereka merasakan adanya hubungan emosional yang

erat.

“Dukungan dari berbagai pihak di Pesantren

Insanul Qur’an, sangat berpengaruh kepada

santri. Karena santri-santri ini sebelumnya kurang

memperdulikan lingkungannya dan banyak

pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di pesantren

sebelumnya tidak pernah dilakukan santri di

rumah. Selain itu sebagian besar santri tidak

percaya diri dan memiliki emosi yang tinggi.

Namun setelah masuk ke pesantren, santri mulai

terbiasa menghadapi permasalahan yang di

temuinya di pesantren sehingga mereka dapat

menemukan solusinya secara mandiri. Bahkan

santri mampu membagikan ilmu-ilmu yang

didapatnya di pesantren kepada anggota

keluarganya yang lain maupun masyarakat di

sekitarnya.140

Selain itu Ustadzah Syahidah tidak pernah membatasi

santri dalam menghafal, karena beliau menyadari bahwa setiap

santri memiliki kemampuan menghafalnya masing-masing.

Beliau juga kerap mengingatkan santri dalam melakukan kegiatan

139

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 140

Wawancara Syahidah Ramadhani Pembimbing Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 113: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

102

sehari-hari, mengenai cara berpakaian yang sopan, menjaga

kebersihan diri dan lingkungan pesantren. Beliau pun

membiasakan santri untuk senantiasa menjaga pergaulan terhadap

lawan jenis.

“penting, dukungan dari keluarga, lingkungan

itu sangat penting. Kalau sendiri gak akan bisa

jalan harus ada dukungan dari orang lain.”141

Berdasarkan penjelasan dari salah satu orangtua di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa orangtua pun juga mulai sadar

bahwa pentingnya dukungan dari kalangan orangtua untuk

meningkatkan perkembangan kemandirian anaknya.

Berdasarkan keterangan yang sudah dijelaskan

sebelumnya dari pembimbing, pengasuh dan orangtua, santri

pada awalnya belum bisa melakukan banyak hal secara mandiri

bahkan belum mengenal huruf dan tidak memahami bagaimana

seharusnya bersikap dengan lawan jenis.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh para santri sebelumnya

di atas, santri mengaku bahwa awalnya mereka adalah anak yang

sangat ketergantungan dengan orangtuanya, tidak dapat

mengendalikan emosinya, nakal bahkan tidak mendengarkan

nasihat dari orangtuanya. Namun setelah berproses di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, santri merasakan banyak perubahan yang

terjadi pada dirinya.

141

Wawancara Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 114: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

103

Karena jauh dari orangtua, santri terbiasa melakukan

segala hal sendiri. Sehingga para santri benar-benar merasakan

bagaimana berartinya keberadaan orangtua dalam hidup mereka.

Hal ini terlihat jelas dari respon santri ketika peneliti mulai

mempertanyakan dukungan terkait orangtua. Beberapa santri

tidak dapat membendung tangisannya sehingga sesi wawancara

pun terasa sangat natural dan informasi yang diberikan pun sesuai

dengan yang mereka rasakan.

Berdasarkan karakteristik kemandirian menurut Erikson,

maka dapat disimpulkan dampak dukungan sosial terhadap

kemandirian santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

adalah sebagai berikut:142

a. Kondisi dimana seseorang memiliki hasrat untuk

bersaing untuk kemajuan dirinya.

Pesantren Insanul Qur’an Bogor, sejak awal didirikannya

memang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian duafa

sehingga mereka memiliki keinginan serta kemampuan untuk

bersaing demi kemajuan dirinya. Hal ini seperti yang ditegaskan

oleh Ummi Tina, yaitu sebagai berikut:

“Pada dasarnya Pesantren Insanul Qur’an Bogor

kan memang diarahkan untuk meningkatkan

kemandirian santri duafa, karena memang dari

awal kakak saya (Ummi Aan) beserta teman-

temannya memperjuangkan kaum duafa agar

mampu mengubah kehidupannya dengan tetap

berpegang teguh pada ilmu Al-Qur’an. Bahkan

142M. Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Galia

Indonesia, 2016), Hal. 185.

Page 115: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

104

awal-awalnya mereka langsung turun ke jalan

mencari satu persatu anak duafa untuk di bina

menjadi santri.”143

Hal ini semakin diperjelas oleh santri-santri yang

diwawancarai. Menurut pengakuan mereka sudah mengalami

perubahan selama menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an.

Pada penjelasannya, mereka yang tadinya tidak memperdulikan

mengenai apa yang akan terjadi nantinya, sekarang sudah

memiliki cita-cita dan keinginan untuk menjadi seseorang yang

jauh lebih baik. Berikut merupakan hasil wawancara:

“lebih keperubahan jadi lebih baik lagi.”144

Makwa mengatakan bahwa hasrat untuk bersaing dalam konteks

kemajuan pada dirinya lebih pada perubahan dirinya menjadi

lebih baik.

“iya ada. Karena dari sekolah yang dulu saya

sering dibilangin “lama, belajarnya payah”.

Saya juga pernah berhenti sekolah dan

akhirnya saya kerja. Akhirnya dari diri saya

sendiri terdorong untuk bisa lebih dari yang

lain.”145

Eka mengatakan bahwa kondisi yang terjadi membuat

dirinya semakin terdorong untuk menjadi lebih baik dari

sebelumnya

143

Wawancara Yatina Erawati Petugas Pesantren Insanul Qur’an

Bogor pada Tanggal 28 Juni 2019 144Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 145

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 116: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

105

“iya. Pengen jadi lebih baik dari temen-

temen. Dan pengen berdakwah jadi kiyai.

Mau berdakwah sampai keluar negeri. Mau

jadi kayak Habib Mudzir.”146

Dari ketiga hasil wawancara tersebut, maka dapat

disimpulkan adanya keinginan untuk menjadi lebih baik lagi dari

sebelumnya. Beberapa anak yang mendapat tekanan seperti

dijauhi oleh teman-temannya, justru menjadi termotivasi untuk

mampu keluar dari permasalahan yang dihadapinya dan terfokus

pada kemajuan dirinya.

b. Mampu menentukan keputusan dan inisiatif dalam

menghadapi masalah.

Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan-penjelasan

sebelumnya, bahwa santri-santri pada awalnya tidak memiliki

kepekaan yang cukup baik terhadap kondisi lingkungan tempat

tinggalnya. Namun di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, santri-

santri dibina kepekaannya terhadap permasalahan yang terjadi

disekitarnya sehingga mereka mampu menentukan dan

berinisiatif sendiri dalam menghadapi permasalahan yang

dihadapinya. Seperti hasil wawancara berikut ini:

“iya. Contohnya kalau dulu pada susah buat

bangun sholat malam, sekarang karena sudah

dibiasain saya bangunin jadi terbiasa.”147

146

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019 147

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 117: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

106

Seperti selayaknya remaja biasa, mereka juga mengalami

yang namanya kesulitan ketika harus bangun di tengah malam

untuk melaksanakan sholat sunnah. Namun dari hasil wawancara

di atas maka dapat disimpulkan bahwa santri lain yang melihat

permasalahan ini setelah menjadi santri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor, ia lebih peka terhadap permasalahan tersebut dan

akhirnya memiliki inisiatif sendiri untuk memberikan solusi

terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu berikut

merupakan hasil wawancara dengan santri lainnya:

“iya karena di sini berfikir sendiri jadi suka

ide-ide muncul. Contohnya dulu gak ada

pelajaran Bahasa Arab, sejak saya saranin ke

ustadzah jadi ada pelajaran Bahasa Arab.”148

Salah satu santri bernama Eka mengaku bahwa

pembiasaan mengerjakan segala sesuatu sendiri di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, membuat ide-ide bermunculan. Salah satu

idenya adalah mempelajari Bahasa Arab dan akhirnya ia

berinisiatif untuk menyarankan hal tersebut kepada para

pembimbing sehingga sekarang santri selain menghafal tapi juga

dapat memahami apa yang mereka hafalkan.

“iya. Sekarang pengen punya kuburan

wakaf.Separuh untuk wakaf separuh untuk

keluarga. Pernah juga berinisiatif sendiri cuci

piring malem-malem tanpa di suruh.”149

148

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 149

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 118: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

107

Santri lain bernama Faris pun tadinya merupakan santri

yang sangat pemalu dan ketergantungan dengan orangtuanya.

Namun setelah menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor,

ia sudah mampu mengambil keputusan sendiri. Seperti pada hasil

wawancara di atas bahwa ia bahkan pernah berinisiatif sendiri

untuk mencuci piring tanpa disuruh.

c. Memiliki kepercayaan diri dan mampu mengerjakan

tugas-tugasnya.

Terkait kepercayaan diri santri duafa di Pesantren Insnaul

Qur’an, dari pihak pembimbing, pengasuh bahkan orangtua sudah

memberikan bentuk dukungan kepercayaan kepada santri. Seperti

yang sudah dibahas pada penjelasan mengenai dukungan sosial

yang diterima santri di atas, bahwa kepercayaan akan membentuk

santri yang percaya diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Berikut merupakan hasil wawancara dengan beberapa santri

mengenai perubahan pada kepercayaan diri mereka:

“insya Allah bisa, soalnya ustadz

ustadzahnya pada membantu. Yang paling

sering itu permasalah pertemanan sering

terjadinya konflik, tapi karena tinggal 1

atap, mau lari nggak bisa ya akhirnya lama-

lama bisa menyelesaikan sendiri.”150

Novi mengatakan bahwa kondisi pesantren membuatnya

terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri.

150

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 119: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

108

“iya karena hinaan-hinaan yang aku terima.

Aku terdorong banget. Bahkan ustadzah,

ummi sering ngasih kepercayaan untuk

membimbing santri-santri yang lain.”151

Eka menjelaskan bahwa mereka sekarang memiliki

kepercayaan diri dalam menghadapi permasalahan mereka.

Pasalnya ada dukungan dari pembimbing serta pengasuh

sehingga mereka terdorong untuk semakin percaya diri dalam

menyelesaikan secara mandiri permasalahan yang mereka hadapi.

Dan berikut hasil wawancara dengan santri lainnya:

“percaya diri. Tapi sebenernya ana pemalu

pada awalnya tapi lama-lama kalau kenal

percaya diri.”152

Pada wawancara tersebut, Ma’wa mengatakan bahwa ia

awalnya merupakan santri yang pemalu. Namun bila sudah akrab

dengannya, ia merupakan santri yang percaya diri. Hal ini terlihat

jelas karena pada saat pertama kali diajak berbicara oleh peneliti,

Ma’wa hanya senyum-senyum sambil menundukkan

pandangannya.

“makin percaya diri karena mau masukkin

orangtua ke dalam syurga.”153

Berdasarkan hasil wawancara dengan Faris, ia

mengatakan bahwa ia semakin percaya diri setelah menjadi santri

151

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 152

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 153

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 120: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

109

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Hal ini semakin diperkuat

dari keterangan salah satu orangtua yang mengatakan:

“Farhan sekarang udah bagus banget

perubahannya mba. Dulu dia itu kemana-

mana sendiri, gak bisa apa-apa dia itu

dulunya waktu awal-awal nyantri. Tapi

sekarang udah bagus banget mba, setelah

masuk pesantren jadi lebih dekat sama

orang lain dan rajin lagi dia.”154

Dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan kepercayaan

diri Faris. Dari yang tadinya kemana-mana sendiri dan tidak bisa

apa-apa, sekarang ia sudah menjadi lebih percaya diri.

d. Memiliki sikap tanggung jawab atas apa yang

dilakukan.

Santri-santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, memang

diajarkan untuk mengerjakan segalanya secara mandiri dan

bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor.

Hal ini dilakukan agar terbina sikap tanggung jawab santri

sehingga dalam kehidupannya setelah lulus dari Pesantren

Insanul Qur’an Bogor, mereka tidak melakukan hal-hal yang

akan mereka sesali nantinya. Kepercayaan yang terbentuk setelah

menjadi santri, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“karena saya kan otaknya lambat, saya

paling lambat menghafal dari pada yang lain.

Tapi saya tetap semangat. Justru ketika yang

154Warniti Orang Tua Santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pada

Tanggal 19 September 2019

Page 121: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

110

lain tidur, saya jam 2 bagun untuk

menghafal.”155

Pada hasil wawancara dengan Eka tersebut dapat

disimpulkan, Eka merasa bertanggung jawab atas pilihannya

untuk menjadi santri sehingga ia berusaha dengan keras tetap

semangat dalam menghadapi masalahnya.

“iya. Karena sayang sama orangtua dan

berbakti sama keluarga.”156

Faris merupakan salah satu santri yang memiliki

perubahan yang baik ketika berada di Pesantren Insanul Qur’an

Bogor. Pasalnya ia menjadi santri yang selalu mengedepankan

agama dalam bertingkah laku. Seperti hasil wawancara di atas,

Faris mulai menyadari bahwa ia bertanggung jawab atas

keluarganya sehingga ia menyayangi dan ingin senantiasa

berbakti kepada orangtuanya.

Bahkan pada tanggal 22 September 2019, peneliti melihat

ada seorang santri yang terlihat sibuk sendiri tapi secara mandiri

merapihkan sendal-sendal orangtua yang sedang berkunjung dan

ternyata santri tersebut adalah Faris. Ketika ditanya mengapa ia

melakukan hal itu, katanya karena tidak enak kalau pembimbing

dan pengasuh melihat berantakan dan saat itu sedang ada ketua

pesantren.

155

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 156

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 122: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

111

Dalam hal ini dapat disimpulkan adanya perubahan dalam

aspek memiliki sikap bertanggung jawab karena merasa memiliki

tanggung jawab dalam menjaga kebersihan pesantren sehingga

tanpa disuruh ia langsung bergerak sendiri.

Berdasarkan karakteristik-karakteristik kemandirian

menurut Erikson di atas, maka dapat disimpulkan bahwa santri-

santri duafa di Pesantren Insanul Qur’an Bogor mengalami

perkembangan pada kemandiriannya. Hal ini semakin diperkuat

oleh pengakuan santri duafa yang diwawancarai oleh peneliti,

yaitu sebagai berikut:

“iya kak. Tadinya apa-apa orangtua,

alhamdulillah sekarang mah sudah bisa

mandiri.”157

Novi menjelaskan bahwa ia sudah merasakan perubahan

pada kemandiriannya menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.

“dulu apa-apa sama ibu dan suka ngomel,

kalau di sini apa-apa sendiri walaupun

masih ada manja-manjanya. Dan sekarang

kalau mau pulang kerumah alhadulillah

sudah bisa membantu ibu di rumah.”158

Makwa pun menjelaskan bahwa dulunya ia adalah anak

yang manja namun karena pembinaan di pesantren, ia menjadi

lebih mandiri.

157

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 158

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 123: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

112

“iya kan disini tanpa orangtuanya semua

jadi harus berfikir sendiri. Disini ide-ide

baru muncul gitu. Saya kan orangnya lama

gitu kalau memahami, di sini dibantu

banget. Dulu saya juga gak pake hijab, tapi

sekarang baru tau kalau 1 helai rambut aja

dosa. Suara, adab, akhlak, lebih sayang

juga sama orangtua, bisa sedikit-sedikit

ngerubah orangtua karena ibu saya susah

banget kalau sholat. Tapi sayang ajak

bukan nyuruh karena sebelum berdakwah

keluar, berdakwah dulu di keluarga.”159

Eka merasa banyak perubahan setelah ia menjadi santri di

Pesantren Insanul Qur’an Bogor terutama pada kemandiriannya.

“dari SD malas-malasan. Sekarang suka

bantu-bantu. Kalau berantakan suka

rapihin.”160

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa santri

duafa tersebut dapat disimpulkan bahwa dulunya santri sangat

bergantung dengan keberadaan orangtuanya, namun mereka

sudah mengalami peningkatan dalam kemandiriannya. Bahkan

dengan menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor selain

meningkatkan pengetahuan keagamaan mereka, mereka juga

semakin sadar akan keberfungsian dirinya di lingkungannya

sehingga diharapkan mereka dapat memiliki kehidupan yang

lebih baik.

159

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 160

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 124: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

113

Dukungan yang diberikan baik dalam segi material,

emosional, penghargaan, informasional maupun pendampingan

menghasilkan peningkatan kemandirian santri baik dalam aspek

pengendalian emosionalnya maupun tingkah lakunya.

Hal ini terlihat dari temuan peneliti bahwa setiap sholat

santri selalu merapatkan kakinya setiap kali berdiri. Mereka juga

selalu berdoa bersama sambil berhadap-hadapan tanpa disuruh

lagi, mereka juga senantiasa kuliah tujuh menit setiap selesai

sholat ashar walaupun ada atau tidak ada pembimbing. Bahkan

santri terlihat merapihkan sendal dari orangtua yang berkunjung

tanpa disuruh oleh siapapun. Berikut merupakan jawaban yang

dijelaskan oleh beberapa santri :

“alhamdulillah nyaman, karena guru-guru

pembimbing, temen suka memotivasi kalau

ana lagi sedih. Kalau ana sedih-sedih guru-

gurunya, pembimbing dan semuanya

nyemangatin ana.”161

Makwa menjelaskan bahwa semua yang berada di

pesantren senantiasa mendukung dalam kemajuan dirinya.

“nyaman karena disini kita semua berubah

bareng-bareng dan kebersamaan. Mereka

menjadi pendorong, memotivasi dan

seneng banget di sini jadi banyak

kegiatannya.”162

161

Wawancara Siti Nurjanatul Makwa Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 162

Wawancara Novia Romdona Hakim Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019

Page 125: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

114

Novi pun juga menjelaskan bahwa dengan adanya

kebersamaan di Pesantren Insanul Qur’an Bogor pun menjadikan

dorongan tersendiri untuk kemajuan dirinya.

“walaupun ustadzahnya pada geregetan

sama saya karena otak saya lambat. Tapi

mereka selalu membantu saya, menghargai

kemampuan hafalan saya. Awalnya kan

masih penyesuaian, belum ngerti. Awalnya

kaget gitu, kalau di sini mau gak mau kita

harus bisa sendiri. Awalnya terpaksa, lama-

lama terbiasa dan insya Allah luar

biasa.”163

Eka menyatakan bahwa ia sangat kesulitan dalam

mempelajari sesuatu namun para pembimbing senantiasa

memberikan dukungan kepadanya.

“Nyaman, pembimbing sangat ngebantu,

apalagi ngebantu dalam talaqi surat. Pernah

juga curhat juga karena susah ngaji, pengen

pinter dan orangtua.”164

Dari beberapa pernyataan di atas dapat dilihat bahwa

santri pun mengalami kesulitan tersendiri di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor sehingga mereka membutuhkan dukungan dari

semua yang berkontribusi dalam menjalankan lingkungan

pesantren karena memang waktu mereka dihabiskan hanya

berada di dalam Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

163

Wawancara Eka Novi Supriyatin Santriwati Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada Tanggal 19 September 2019 164

Wawancara Faris Rantisi Santri Pesantren Insanul Qur’an Bogor

pada Tanggal 19 September 2019

Page 126: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

115

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan,

maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh pembimbing,

pengasuh dan orangtua kepada santri duafa di Pesantren

Insanul Qur’an Bogor yaitu dukungan material, dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasional

maupun dukungan pendampingan.

2. Dampak dukungan sosial terhadap kemandirian santri duafa

di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, bersifat positif untuk

kemandirian. Artinya, adanya dukungan sosial menjadikan

santri duafa menjadi lebih mandiri.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian ini menjadi gambaran nyata bahwa

dukungan sosial sangat penting bagi duafa sebagai salah satu cara

meningkatkan kemandirian mereka. Hasil dari penelitian

diharapkan dapat menjadikan para penyuluh khususnya

mahasiswa bimbingan dan penyuluhan Islam, semakin

memahami kebutuhan duafa dan cara penanganannya sehingga

para duafa dapat berkembang dan memiliki kehidupan yang lebih

baik. Serta hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat

sebagai penginformasian bagi Pesantren Insanul Qur’an Bogor

untuk memberikan pelayanan pemberdayaan yang semakin baik.

Page 127: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

116

C. SARAN

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh

peneliti di Pesantren Insanul Qur’an Bogor, peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran kepada pesantren: Dukungan Sosial yang diberikan

kepada santri sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dan sebaiknya

program-program yang sudah dirancang harus lebih

dimaksimalkan pelaksanaan kegiatannya sehingga santri

duafa benar-benar merasakan manfaat dari program-program

yang dirancang tersebut.

2. Saran kepada orangtua: Dukungan yang diterima dari

orangtua hendaknya lebih ditingkatkan lagi. Mengingat

bahwa dukungan dari orangtua berpengaruh besar pada

peningkatan kemandirian santri duafa.

Page 128: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2014. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.Asrori, Ali. 2016. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.Azwar, Saifuddin. 2017. Metode Penelitian Psikologi. Bandung:

Pustaka Pelajar.[BPS] Badan Pusat Statistik. Profil Kemiskinan di Indonesia.

(Internet) diakses pada 15 Juli 2019. Tersedia pada:https://www.bps.go.id

[Depag RI] Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an danTerjemahannya. Bandung: PT Syaamil.

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Bumi Aksara.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metode Pendekatan Kualitatif. Jakarta:Salemba Humanika.

Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bogor: Galia Indonesia.

Indrawan, Rully, Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian.Bandung: Refika Aditama.

Kholilurohmah, Syifa Akmalia. 2019. Dukungan Sosial danMotivasi dalam Beribadah pada Lansia di Pondok LansiaBedikari Tangerang. Jakarta: UIN Jakarta.

Kartono, Kartini. 2017. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

King, Laura A. 2010. The Science of Psychology: AnAppreciative View. Jakarta: Salemba Humanika.

Maleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Bumi Aksara.

Marheni, Krisna Indah. 2017. Art Therapy bagi Anak SlowLearner. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Rajawali Pers.

Page 129: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Muhsin. 2014. Menyayangi Dhuafa. Jakarta: Gema Insani.Muis, Abdul. 2015. Pengaruh Dukungan Sosial dan Bimbingan

Agama Islam terhadap Kepercayaan Diri PenyandangTunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Jakarta: UIN Jakarta.

Mutiah, Sri Ayu Miswatul. 2019. Pengaruh Dukungan Sosial

Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-

1 SMP Negeri 5 Seruway Aceh Tamiang Tahun Ajaran

2018/2019. Medan: UIN Sumatra Utara.

Najmi, Muhammad Irfan. 2018. Peran Pengasuh dalamPembinaan Kemandirian Anak Yatim di Rumah Yatim Ar-Rohman Bintaro. Jakarta: UIN Jakarta.

[Ponpes ETIQ] Profil Pondok Pesantren Eco Tahfizh InsanulQur’an. Yayasan Pemberdayaan Ummat Dian Kahuripan.

Rachmiwanti, Vira, Hartosujono. 2015. Hubungan antaraDukungan Sosial dengan Kemandirian pada PenyandangTuna Daksa di Pusat Rehabilitasi Terpadu PenyandangCacat Bantul. Yogyakarta: Universitas SarjanawiyataTamansiswa Yogyakarta. Jurnal Psikologi (5) 2: 1.

Sarafino, Edward, Smith, Timoty W. 2011. Health Psychology.US: Jhon Willey & Sons Inc.

Silvia, Ahriani. 2018. Dukungan Sosial bagi Kemandirian Wariapada Rumah Singgah Waria Anak Raja, Depok. Jakarta:UIN Jakarta.

Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ummah, Khurul Aimmatul. 2018. Pola Implementasi AlokasiZiswaf Dalam Penyediaan Akses Pendidikan Bagi KaumDhuafa. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Wibowo, Istiqomah, Dkk. 2013. Psikologi Komunitas. Depok:LPSP3.

Page 130: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Yuningsih, Ratna. 2018. Analisis Perkembangan Kemandirianpada Anak Autis di Sekolah Khusus Putra-Putri MandiriCiputat. Jakarta: UIN Jakarta.

Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT BumiAksara.

Page 131: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 132: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 133: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 134: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 135: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 136: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 001/SK-MHS/XI/2019

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hasantoha Adnan

Jabatan : Pimpinan Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Dengan ini menerangkan bahwa :

NO Nama NIM

1 Sahvilla Meutia Sari 11150520000024

Mahasiswi tersebut telah melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “Dukungan Sosial Bagi

Kemandirian Duafa Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor“ bertempat di Pesantren Insanul

Qur’an Bogor pada bulan Juni s/d Oktober 2019.

Demikian surat keterangan ini, agar digunakan sebagaimana mestinya.

Depok, 7 November 2019

Pimpinan Pesantren,

Hasantoha Adnan Syahputra, SSos, Msi

Page 137: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 138: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 139: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 140: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 141: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 142: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 143: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 144: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 145: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 146: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 147: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 148: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 149: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 150: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 151: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 152: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 153: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 154: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan
Page 155: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA PEMBIMBING

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Syahidah Ramadhani

Usia : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Perempun

Asal : Bekasi

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan latar belakangpendidikan).Jawaban: Syahidah Ramadhani, 6 Februari 1995 diBekasi. Lagi ngejalanin kuliah di Sekolah TinggiUshuluddin di Darul Hikmah.

2. Bagaimana keakraban hubungan antara pembimbingdengan santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: sangat akrab mba. Bahkan kalau misalnya kamisakit, santri-santrinya nanti khawatir. Biasanya santrinyanyariin dan seperti kehilangan.

3. Apa yang ini dikembangkan di Pesantren Insanul Qur’anBogor selain menghafal Al-Qur’an?Jawaban: sebenernya dari pesantren, santri-santri inidiarahkan untuk bisa merealisasikan ilmu yang merekadapat di pesantren dengan menerapkan dengan pekerjaanmereka nantinya. Santri-santri dibimbing agar merekabekerja bukan hanya untuk materi tapi karena merekasenang mengerjakannya. Sehingga tentu di sini tuhmereka selain menghafal juga dibina kemandiriannya.

4. Seberapa penting dukungan terhadap santri dalam prosesmeningkatkan kemandiriannya?

Page 156: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Jawaban: sangat penting mba. Karena ya tadi mereka kandi sini sudah capek menghafal walaupun mereka tidakpernah mengeluh tapi kan sudah tugas kita untukmenyemangati mereka.

5. Apa bentuk dukungan yang diberikan pembimbing kepadasantri untuk meningkatkan kemandiriannya?Jawaban: kalau menghafal didukung dengan cara talaqi.Menghafal satu ayat satu ayat, kalau sudah bagussantrinya menghafal sendiri. Atau ngasih-ngasih motivasidan pernah ngedatangin motivator. Memberikaninformasi-informasi dengan konsep pembiasaan sepertimereka harus biasa pakai kaos kaki, menjaga pakaianmereka karena kan di sini banyak masyarakat yang lewat-lewat. Di biasakan sholat jama’ah.

6. Apakah pembimbing menghormati santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: iya. Seperti santri yang paling tua kita kasihkepercayaan untuk mengurusi adik-adik santrinya. Untukmenghormati dia karena dia lebih tua dari pada yang lain.

7. Apakah pembimbing menghargai santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: kami juga menghargai santri-santri ini. Sepertiyang mba tau bahwa tidak semua dari santri-santri ini bisamembayar tapi karena keinginan yang kuat dari merekauntuk nyantri dan berubah jadi lebih baik lagi. Kamimenghargai hal tersebut.

8. Apakah pembimbing mencintai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:iya karena memang di sini kan lingkupnya keciljadi kami seperti keluarga sendiri mba.

9. Apakah pembimbing memperhatikan santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?

Page 157: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Jawaban:di sinikan lingkupnya kecil jadi kalau ada apa-apa berasa juga di merekanya. Kalau kitanya gakmemperhatikan mereka nanti mereka ngerasa dicuekin.Jadi bentuk bimbingannya itu harus sering bangetngingetin dan kita gak boleh lelah untuk itu karenagimana pun mereka kan kadang juga ngerasa capek.

10. Apakah pembimbing di Pesantren Insanul Qur’an Bogormembuat santri merasa aman dan jelaskan seperti apacontohnya?Jawaban: iya. Contohnya seperti kita tidak melepaskansantri kita begitu saja. Setelah lulus mereka masih kitaarahkan agar mendapatkan pekerjaan yang sesuai denganmereka.

11. Apa saja perkembangan yang terlihat dari santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor yang terkait dengankemandirian santrinya?Jawaban: kalau dari pakaian kan sangat keliatan misalnyapakai kerudung. Kalau dari kelakuan, mereka yangtadinya gak peka gak perduli bahkan yang tadinya gakbisa ngapain-ngapain di rumah gak pernah kerja apa. Danpekerjaan yang tadinya belum pernah mereka kerjain jadibisa mereka kerjain sendiri di sini. Bahkan ada yang udahbisa berbagi ilmunya di rumah dan sekarang mereka jugabisa jaga diri. Sama orang tua juga lebih ngerti. Di sininyajuga mereka tadinya cengeng dan emosian jadi lebih bisamengerti orang lain, mungkin karena di sini hidupnyabareng-bareng jadi lebih bisa memaklumi sama oranglain.

Page 158: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Yatina Erawati

Usia : 46 Tahun

Jenis Kelamin : Perempun

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan latar belakangpendidikan).Jawaban: Yatina Erawati. Lahir di Jakarta 17 April 1973.Lulusan Aliya.

2. Bagaimana keakraban hubungan pengasuh dengan santridi Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: ya kayak yang mba liat aja. Santri-santri di sinideket semua.

3. Apa yang ini dikembangkan di Pesantren Insanul Qur’anBogor selain menghafal Al-Qur’an?Jawaban: fokusnya menghafal tapi juga ingin anak-anakbelajar jahit. Selain itu santri-santri di sini dibina agarmandiri. Dengan cara semua tugas mereka kerjakansendiri. Cuci piring, bersih-bersih bahkan ini Ummimasak, nanti mereka yang mencuci piringnya. Santri disini bahkan tidak usah di suruh lagi. Mereka liat kakaknyasaja dan terbiasa dengan kegiatan di sini.

4. Seberapa penting dukungan terhadap santri dalam prosesmeningkatkan kemandiriannya?Jawaban: sangat penting. Karena kadang kan santri capek,ngeluh tapi ya kita nguatin aja. Selain itu kan memang

Page 159: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

niatnya agar mereka mandiri di sini biar nanti di luarmereka bisa bantu orang tuanya.

5. Apa bentuk dukungan yang diberikan pengasuh kepadasantri untuk meningkatkan kemandiriannya?Jawaban: dengan cara pembiasaan. Santri-santri di sinidibiasakan mengerjakan semuanya sendiri. Selain itudiberi contoh juga, lama-lama mereka mengikuti.

6. Apakah pengasuh menghormati santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: oh iya. Setiap santri kan punya privasinyasendiri, di sini kita setarakan sikap ke santrinya biarmereka gak merasa di beda-bedakan.

7. Apakah pengasuh menghargai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: iya seperti bila mereka cuma bisa menyetorkanhafalan sedikit, kita tidak memaksakan karena kansemuanya punya tingkatan kekuatan hafalan yangberbeda-beda jadi ya kita hargai berapapun yang merekahafal.

8. Apakah pengasuh mencintai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: iyalah mba, kalau kita tidak mencintai santriuntuk apa kita memohon ketua yayasan untuk kembalimenaungi pesantren. Karena kan pesantren juga gakpunya banyak biaya jadi ya dari kita cari bantuan gitu dariorang-orang.

9. Apakah pengasuh memperhatikan santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban: iya. Misalnya kalau mereka lagi sakit, ya gakkita paksakan untuk mengerjakan tugas harian mereka. Disinikan mereka di niatkan untuk ibadah.

Page 160: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

10. Apakah pengasuh di Pesantren Insanul Qur’an Bogormembuat santri merasa aman dan jelaskan seperti apacontohnya?Jawaban: iya contohnya seperti kami pisahkan tempatsantri laki-laki dan perempuan. Selain itu mba tau kanyang dari Aceh. Itu kan mereka gak punya biaya karenaemang niatnya ke sini untuk masuk sekolah denganbeasiswa dan ternyata sampai sini gak dapat beasiswanya,jadi ya kami yakinkan mereka bisa di sini aja sampaimereka sukses dan bisa pulang ke Aceh dengan uangmereka sendiri.

11. Apa saja perkembangan yang terlihat dari santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor yang terkait dengankemandirian santrinya?Jawaban: oh banyak mba. Dulunya mah masih padamanja sama orang tuanya. Nempel aja waktu awal-awal tutapi sekarang mba bisa liat sendiri, santri-santri pada rajin,gak ada yang di suruh-suruh lagi. Udah pada tau apa yangharus mereka lakuin.

Page 161: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Warniti

Usia : 44 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Pemalang

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan pekerjaan).Jawaban: ibu sartini, Pemalang, 15 Juni 1974, pekerjaandangang. tau pesantren dari teman.

2. Anak menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogorkarena keinginan sendiri atau orang tua? (alasannya)Jawaban: dua-duanya. Kalau orang tuanya yang mauanaknya gak mau kan percuma gak bakal berjalan.Awalnya tau pesantren ini dari teman.

3. Menurut ibu/bapak, dukungan itu merupakan hal yangpenting atau tidak bagi anak selama menjadi santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: penting, dukungan dari keluarga, lingkunganitu sangat penting. Kalau sendiri gak akan bisa jalanharus ada dukungan dari orang lain.

4. Dukungan seperti apa yang ibu/bapak berikan agar anaksenantiasa bersemangat menjalani aktifitasnya diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: harus meniatkan karna Lillahi Ta’ala, pokotnyasemangat terus, jangan karna takut sama mama, kalautakutnya sama mama kan gak bisa kalau mamanya gakada berarti dia gak takut, tapi kalau takutnya sama Allah

Page 162: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

selalu ada yang ngawasin. Harus punya target gimanakedepan.

5. Apakah ada perubahan perilaku pada anak setelahmenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: awal kepesntren kan masih anak-anak kalusekarang kan udah mulai mandiri udah bisa masaksendiri, cuci banjo sendiri.

6. Apa harapan bapak/ibu kepada anak selama menjadisantri di Pesantren Insanul Bogor?Jawaban: biar menjadi anak yang berguna, buat orangtua, agama Negara, sukses dunia akhirat.

Page 163: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Samiati

Usia : 50 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Bogor

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan pekerjaan).Jawaban: Samiati, waduh gak ingat mbak, 50 tahun kira-kira umur saya, saya kadang buruh.

2. Anak menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogorkarena keinginan sendiri atau orang tua? (alasannya)Jawaban: dua-duanya. Soalnya kan banyak kertas ituuntuk dia, dia pilih yang mana, yaudah alhamdulillahmaunya disini. Lagian Pesantren Insanul Qur’an Bogoritu kan Alhamdulillah pesantrennya mempermudah untukpembiayaannya. Udah itu mbak, jaman sekarang ngeri.Di tempat saya tu tingkah remajanya macam-macam.Remajanya disana tu banyak yang mabuk-mabukkan,pakai anting laki-lakinya, ada juga pergaulan bebas.

3. Menurut ibu/bapak, dukungan itu merupakan hal yangpenting atau tidak bagi anak selama menjadi santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: penting.

4. Dukungan seperti apa yang ibu/bapak berikan agar anaksenantiasa bersemangat menjalani aktifitasnya diPesantren Insanul Qur’an Bogor?

Page 164: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Jawaban: ya saya dukung aja, yang penting anak sayajadi anak baik. Atau kalau disini bawain makanan danjenguk, karena kan rindu.

5. Apakah ada perubahan perilaku pada anak setelahmenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: ya samalah mba kayak yang tadi juga.Alhamdulillah sekarang udah bisa bantu-bantu.

6. Apa harapan bapak/ibu kepada anak selama menjadisantri di Pesantren Insanul Bogor?Jawaban: biar jadi anak yang bener.

Page 165: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Novya Romdona Hakim

Usia : 15 Tahun

Jenis Kelamin : Perempun

Asal : Depok

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir, latar belakangpendidikan, nama orang tua dan pekerjaan).Jawaban: nama saya Novia Romdona Hakim biasa dipanggil Novi, lahir di Depok 1 November 2003. Sayalulus dari SDN di Tapos kota Depok. Nama bapak sayaLukman Hakim dan ibu saya Nur Hayati.Kerjanya ituburuh bengkel kalau ibunya ibu rumah tangga.

2. Bagaimana keakraban hubungan antara kamu denganpembimbing serta pengasuhdi Pesantren Insanul Qur’anBogor?Jawaban: sangat baik karena ustadz dan ustadzah disinibaik-baik semua.

3. Apa saja kegiatan sehari-hari kamu di Pesantren InsanulQur’an Bogor?Jawaban: kalau hari senin sampai jum’at nih. Macam-macam adasholat malam, sholat wajib lalu mengajisetelah itu piket, setoran hafalan, kultum dan setelah itubebas. Jam setengah 10 malam tidur.

4. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut meningkatankemandirian kamu?Jawaban: iya kak. tadinya apa-apa orang tua,alhamdulillah sekarang mah sudah bisa mandiri.

Page 166: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

5. Apa saja perubahan dari dirimu yang kamu rasakan,berkembang menjadi lebih baik?Jawaban: dari yang tadinya males banget dirumah itu,alhamdullah sekarang sudah bisa bantu-bantu ibudirumah. Dari yang dulunya sedikit-sedikit ngambeksekarang udah bisa mengontrol, dulu saya melawan orangtua dan tidak deket orang tua.

6. Apakah kamu memiliki inisiatif dan mampu menentukankeputusan sendiri dalam menghadapi masalah?Jawaban: iya. Contohnya kalau dulu pada susah buatbangun sholat malam, sekarang karena sudah dibiasainsaya bangunin jadi terbiasa.

7. Apakah kamu memiliki keinginan dalam bersaing untukkemajuan dirimu?Jawaban: iya.

8. Apakah kamu percaya diri dalam menyelesaikan tugas diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: insya Allah bisa, soalnya ustadz ustadzahnyapada membantu.

9. Apakah kamu sudah mampu bertanggung jawab terhadapapa yang kamu lakukan?Jawaban: insyaAllah sudah bisa kak.

10. Kesulitan apa yang kamu rasakan disini dan bagaimanakamu menyikapinya?Jawaban: yang paling sering itu permasalah pertemanansering terjadinya konflik, tapi karena tinggal 1 atap, maulari nggak bisa ya akhirnya lama-lama bisa menyelesaikansendiri.

11. Apakah kamu nyaman tinggal disini?Jawaban: nyaman karena disini kita semua berubahbareng-bareng dan kebersamaan.

Page 167: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

12. Apakah pembimbing dan pengasuh di sinimemberikankamu dukungan baik secara emosional, material,penghargaan, informasional dan pendampingan?Jawaban: iya, mereka menjadi pendorong, memotivasidan seneng banget di sini jadi banyak kegiatannya.

13. Apakah orang tua memberimu dukungan selama kamumenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: iya, didukung banget dan berarti banget buatsaya.

Page 168: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Siti Nurjanatul Ma’wa

Usia : 13 Tahun

Jenis Kelamin : Perempun

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir, latar belakangPendidikan dan nama orang tua).Jawaban:nama ana siti nurjanatul makwa biasa di panggilmakwa, lahir 7 Maret 2006 di Depok. Sekolahnya pindah-pindah karena mengikuti orang tua, sampai kelas 4 nya diJakarta selanjutnya di Cileungsi, ana kelas 5 SD, ayah anasudah meninggal sejak kelas 5 SD, nama almarhum ayahSainandri dan ibu Yati.

2. Bagaimana keakraban hubungan antara kamu denganpembimbing serta pengasuh di Pesantren Insanul Qur’anBogor?Jawaban:dekat sama semuanya soalnya kalau ana sedihselalu di semangatin.

3. Apa saja kegiatan sehari-hari kamu di Pesantren InsanulQur’an Bogor?Jawaban: kegiatan sehari-hari sama seperti yang lain,menghafal, cuci piring, masak air, rapih-rapih, hari sabtubiasa ditambah belajar matematika, Bahasa Inggris,Bahasa Indonesia, kalau minggu biasanya bebas dankunjungan orang tua biasanya, kegiatan di luar.

4. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut meningkatankemandirian kamu?

Page 169: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Jawaban: iya banyak kak. Tadinya apa-apa orang tua,alhamdulillah sekarang sudah bisa mandiri.Soalnya di sinisemuanya kerjain sendiri.

5. Apa saja perubahan dari dirimu yang kamu rasakan,berkembang menjadi lebih baik?Jawaban: perubahan, dulu apa-apa sama ibu dan sukangomel, kalau disini apa-apa sendiri walaupun masih adamanja-manjanya. Dan sekarang kalau mau pulangkerumah alhadulillah sudah bisa membantu ibu di rumah.

6. Apakah kamu memiliki inisiatif dan mampu menentukankeputusan sendiri dalam menghadapi masalah?Jawaban: iya bisa.

7. Apakah kamu memiliki keinginan dalam bersaing untukkemajuan dirimu?Jawaban: lebih keperubahan jadi lebih baik lagi.

8. Apakah kamu percaya diri dalam menyelesaikan tugas diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: percaya diri. Tapi sebenernya ana pemalu padaawalnya tapi lama-lama kalau kenal percaya diri.

9. Apakah kamu sudah mampu bertanggung jawab terhadapapa yang kamu lakukan?Jawaban: iya, bertanggung jawab.

10. Kesulitan apa yang kamu rasakan disini dan bagaimanakamu menyikapinya?Jawaban; kesulitan dan menyikapinya, teman-teman sukamenyindir-menyindir. Tapi saya juga suka menyindir-nyindir, tapi karena 1 atap jadi biasanya mengalah danteman-teman juga saling mengalah.

11. Apakah kamu nyaman tinggal disini?Jawaban: alhamdulillah nyaman, nyaman karena guru-guru pembimbing, temen suka memotivasi kalau ana lagisedih.

Page 170: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

12. Apakah pembimbing dan pengasuh di sini memberikankamu dukungan baik secara emosional, material,penghargaan, informasional dan pendampingan?Jawaban: iya kak. Kalau ana sedih-sedih guru-gurunya,pembimbing dan semuanya nyemangatin ana.

13. Apakah orang tua memberimu dukungan selama kamumenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: alhamdulillh ibu ana bangga banget kak. Anasangat rindu dan sayang banget.

Page 171: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Eka Novi Supriyatin

Usia : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Asal : Jakarta

Tempat wawancara : Pesantren Insanul Qur’an Bogor

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir, latar belakangpendidikan, nama orang tua dan pekerjaan).Jawaban:nama saya Eka Novi Supriyatin biasa di panggilEka. Saya lahir di Jakarta 28 November 1999. LulusanSMP. Bapak Nurkholis dan Ibu Mulyani Nur Makhrifah,orang tua saya dua-duanya sama karyawan galon.

2. Bagaimana keakraban hubungan antara kamu denganpembimbing serta pengasuh di Pesantren Insanul Qur’anBogor?Jawaban: sangat akrab. Ustadzah tau sendirilah sayaotaknya lambat tapi di sini saya di dorong untuksemangat.

3. Apa saja kegiatan sehari-hari kamu di Pesantren InsanulQur’an Bogor?Jawaban: kalau hari minggu kita bebas, tapi sholat danngaji selalu berjalan, dan piket atau kerja bakti danbiasanya kegiatan diluar, angkat-angkat tanah buattanaman.Kalau ada orang tua, orang tua datang biasanyahabis dzuhur.

4. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut meningkatankemandirian kamu?Jawaban: iya ada.

Page 172: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

5. Apa saja perubahan dari dirimu yang kamu rasakan,berkembang menjadi lebih baik?Jawaban: iyakan disinitanpa orang tuanya semua jadiharus berfikir sendiri.Disini ide-ide baru muncul gitu.Saya kan orangnya lama gitu kalau memahami, di sinidibantu banget. Dulu saya juga gak pake hijab, tapisekarang baru tau kalau 1 helai rambut aja dosa. Suara,adab, akhlak, lebih sayang juga sama orang tua, bisasedikit-sedikit ngerubah orang tua karena ibu saya susahbanget kalau sholat. Tapi saya ngajak bukan nyuruhkarena sebelum berdakwah ke luar, berdakwah dulu dikeluarga.

6. Apakah kamu memiliki inisiatif dan mampu menentukankeputusan sendiri dalam menghadapi masalah?Jawaban: iya karena di sini berfikir sendiri jadi suka ide-ide muncul. Contohnya dulu gak ada pelajaran BahasaArab, sejak saya saranin ke ustadzah jadi ada pelajaranBahasa Arab.

7. Apakah kamu memiliki keinginan dalam bersaing untukkemajuan dirimu?Jawaban: iya ada. Karena dari sekolah yang dulu sayasering dibilangin “lama, belajarnya payah”.Saya jugapernah berhenti sekolah dan akhirnya saya kerja.Akhirnya dari diri saya sendiri terdorong untuk bisa lebihdari yang lain.

8. Apakah kamu percaya diri dalam menyelesaikan tugas diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: iya karena hinaan-hinaan yang aku terima. Akuterdorong banget. Bahkan Ustadzah, Ummi sering ngasihkepercayaan untuk membimbing santri-santri yang lain.

9. Apakah kamu sudah mampu bertanggung jawab terhadapapa yang kamu lakukan?Jawaban: insya Allah iya.

Page 173: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

10. Kesulitan apa yang kamu rasakan disini dan bagaimanakamu menyikapinya?Jawaban: karena saya kan otaknya lambat, saya palinglambat menghafal dari pada yang lain. Tapi saya tetapsemangat. Justru ketika yang lain tidur, saya jam 2 bagununtuk menghafal.

11. Apakah kamu nyaman tinggal disini?Jawaban: awalnya kan masih penyesuaian, belum ngerti.Awalnya kaget gitu, kalau di sini mau gak mau kita harusbisa sendiri.Awalnya terpaksa, lama-lama terbiasa daninsya Allah luar biasa.

12. Apakah pembimbing dan pengasuh di sini memberikankamu dukungan baik secara emosional, material,penghargaan, informasional dan pendampingan?Jawaban: walaupun ustadzahnya pada geregetan samasaya karena otak saya lambat. Tapi mereka selalumembantu saya, menghargai kemampuan hafalan saya.

13. Apakah orang tua memberimu dukungan selama kamumenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: orang tua saya sebenernya datang sebulansekali. Tapi orang tua saya tergantung saya sih karenamama gak banyak cerita.Kalau misalnya saya gak kuat disini, orang tua berani ngeluarin.Orang tua gak mau sayamenyiksa diri. Jadi orang tua saya selalu ngedukung apayang saya pilih. Dorongan saya sih bener-bener dari orangtua karena mama pernah bilang “mama ini tuh udah tualoh, mama Cuma mau kamu bisa ngaji.Buat ngajiin mamakalau udah meninggal”.

Page 174: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama : Faris Rantisi

Usia : 15 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Asal : Bekasi

Tempat wawancara : Di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir, latar belakangpendidikan, nama orang tua dan pekerjaan).Jawaban: nama saya Faris Rantisi biasa di panggil Farhan,lahir di Banten 14 September 2005. Saya sebelumnyasekolah di rumah.Nama Bapak Hermansyah, nama ibuSiti Azizah.Kerja bapak kuli bangunan kalau ibunya iburumah tangga.

2. Bagaimana keakraban hubungan antara kamu denganpembimbing serta pengasuh di Pesantren Insanul Qur’anBogor?Jawaban: dekat banget.

3. Apa saja kegiatan sehari-hari kamu di Pesantren InsanulQur’an Bogor?Jawaban: ngaji, belajar, bantu-bantu setiap hari sabtu atauminggu kayak berkebun, bersihin kolam lele, cabutrumput. Kerja bakti juga biasanya.

4. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut meningkatankemandirian kamu?Jawaban: iya ada.

5. Apa saja perubahan dari dirimu yang kamu rasakan,berkembang menjadi lebih baik?

Page 175: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Jawaban: dari SD malas-malasan.Sekarang suka bantu-bantu.Kalau berantakan suka rapihin.

6. Apakah kamu memiliki inisiatif dan mampu menentukankeputusan sendiri dalam menghadapi masalah?Jawaban: iya. Sekarang pengen punya kuburan wakaf.Separuh untuk wakaf separuh untuk keluarga.Pernah jugaberinisiatif sendiri cuci piring malem-malem tanpa disuruh.

7. Apakah kamu memiliki keinginan dalam bersaing untukkemajuan dirimu?Jawaban: iya.Pengen jadi lebih baik dari temen-temen.Dan pengen berdakwah jadi kiyai.Mau berdakwahsampai keluar negeri. Mau jadi kayak Habib Mudzir.

8. Apakah kamu percaya diri dalam menyelesaikan tugas diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: makin percaya diri karena mau masukkin orangtua ke dalam syurga.

9. Apakah kamu sudah mampu bertanggung jawab terhadapapa yang kamu lakukan?Jawaban: iya. Karena sayang sama orang tua dan berbaktisama keluarga.

10. Kesulitan apa yang kamu rasakan disini dan bagaimanakamu menyikapinya?Jawaban: banyak. Apalagi menghafal suka susah tapibiasanya di bantu pembimbingnya.

11. Apakah kamu nyaman tinggal disini?Jawaban: nyaman.

12. Apakah pembimbing dan pengasuh di sini memberikankamu dukungan baik secara emosional, material,penghargaan, informasional dan pendampingan?Jawaban: pembimbing sangat ngebantu, apalagi ngebantudalam talaqi surat. Pernah juga curhat juga karena susah

Page 176: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

ngaji, pengen pinter dan orang tua. Pernah juga di kasihbaju.Ummi suka ngebanggain.

13. Apakah orang tua memberimu dukungan selama kamumenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban: ngedukung tapi kadang-kadang ngejenguknyasebulan sekali karena sibuk.Orang tua suka nanyainkesehatan, dibawain kaos, obat. Insya Allah orang tuabangga, suka ngomong Alhamdulillah, biar pinter dek.Kalau bapak biasanya banyak ngomong.

Page 177: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA PEMBIMBING

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Asal :

Tempat wawancara :

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan latar belakangpendidikan).Jawaban:

2. Bagaimana keakraban hubungan antara pembimbingdengan santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

3. Apa yang ini dikembangkan di Pesantren Insanul Qur’anBogor selain menghafal Al-Qur’an?Jawaban:

4. Seberapa penting dukungan terhadap santri dalam prosesmeningkatkan kemandiriannya?Jawaban:

5. Apa bentuk dukungan yang diberikan pembimbing kepadasantri untuk meningkatkan kemandiriannya?Jawaban:

6. Apakah pembimbing menghormati santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

7. Apakah pembimbing menghargai santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

Page 178: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

8. Apakah pembimbing mencintai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

9. Apakah pembimbing memperhatikan santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

10. Apakah pembimbing di Pesantren Insanul Qur’an Bogormembuat santri merasa aman dan jelaskan seperti apacontohnya?Jawaban:

11. Apa saja perkembangan yang terlihat dari santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor yang terkait dengankemandirian santrinya?Jawaban:

Page 179: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Asal :

Tempat wawancara :

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan latar belakangpendidikan).Jawaban:

2. Bagaimana keakraban hubungan pengasuh dengan santridi Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

3. Apa yang ini dikembangkan di Pesantren Insanul Qur’anBogor selain menghafal Al-Qur’an?Jawaban:

4. Seberapa penting dukungan terhadap santri dalam prosesmeningkatkan kemandiriannya?Jawaban:

5. Apa bentuk dukungan yang diberikan pengasuh kepadasantri untuk meningkatkan kemandiriannya?Jawaban:

6. Apakah pengasuh menghormati santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

7. Apakah pengasuh menghargai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

Page 180: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

8. Apakah pengasuh mencintai santri di Pesantren InsanulQur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

9. Apakah pengasuh memperhatikan santri di PesantrenInsanul Qur’an Bogor dan jelaskan seperti apa contohnya?Jawaban:

10. Apakah pengasuh di Pesantren Insanul Qur’an Bogormembuat santri merasa aman dan jelaskan seperti apacontohnya?Jawaban:

11. Apa saja perkembangan yang terlihat dari santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor yang terkait dengankemandirian santrinya?Jawaban:

Page 181: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA ORANG TUA

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Asal :

Tempat wawancara :

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir dan pekerjaan).Jawaban:

2. Anak menjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogorkarena keinginan sendiri atau orang tua? (alasannya)Jawaban:

3. Menurut ibu/bapak, dukungan itu merupakan hal yangpenting atau tidak bagi anak selama menjadi santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

4. Dukungan seperti apa yang ibu/bapak berikan agar anaksenantiasa bersemangat menjalani aktifitasnya diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

5. Apakah ada perubahan perilaku pada anak setelahmenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

6. Apa harapan bapak/ibu kepada anak selama menjadisantri di Pesantren Insanul Bogor?Jawaban:

Page 182: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI DUAFA

Dukungan Sosial bagi Kemandirian Duafa di Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Asal :

Tempat wawancara :

1. Perkenalan (nama, tempat tanggal lahir, latar belakangpendidikan, nama orang tua dan pekerjaan).Jawaban:

2. Bagaimana keakraban hubungan antara kamu denganpembimbing serta pengasuhdi Pesantren Insanul Qur’anBogor?Jawaban:

3. Apa saja kegiatan sehari-hari kamu di Pesantren InsanulQur’an Bogor?Jawaban:

4. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut meningkatankemandirian kamu?Jawaban:

5. Apa saja perubahan dari dirimu yang kamu rasakan,berkembang menjadi lebih baik?Jawaban:

6. Apakah kamu memiliki inisiatif dan mampu menentukankeputusan sendiri dalam menghadapi masalah?Jawaban:

7. Apakah kamu memiliki keinginan dalam bersaing untukkemajuan dirimu?Jawaban:

Page 183: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

8. Apakah kamu percaya diri dalam menyelesaikan tugas diPesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

9. Apakah kamu sudah mampu bertanggung jawab terhadapapa yang kamu lakukan?Jawaban:

10. Kesulitan apa yang kamu rasakan disini dan bagaimanakamu menyikapinya?Jawaban:

11. Apakah kamu nyaman tinggal disini?Jawaban:

12. Apakah pembimbing dan pengasuh di sinimemberikankamu dukungan baik secara emosional, material,penghargaan, informasional dan pendampingan?Jawaban:

13. Apakah orang tua memberimu dukungan selama kamumenjadi santri di Pesantren Insanul Qur’an Bogor?Jawaban:

Page 184: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

CATATAN LAPANGAN

Pada tanggal 12 September 2019 saya untuk pertamakalinya ke Pesantren Insanul Qur’an Bogor tanpa diantar naikmotor karena saat itu teman-teman saya yang biasa mengantarsaya sedang meyelesaikan tugas akhir mereka dan teman sayaAgnes belum membuat surat izin mengemudi sedangkan saat itusedang banyak polisi yang berjaga. Sehingga kami memutuskanuntuk naik kendaraan umum.

Jarak antara rumah saya ke Pesantren Insanul Qur’anBogor sekitar 2 sampai 3 jam. Saya berangkat dari pukul 9 siangdan kendaraan untuk sampai ke lokasi penelitian cukup banyakyaitu dari rumah saya harus berjalan kaki sampai tempatpemberhentian angkot T11, lalu naik angkot 37 sampai kampongrambutan. Setelah itu naik 121 angkot ke Cileungsi sampaitempat pemberhentian terakhir dan setelah itu naik angkot 42sampai ke depan gang menuju lokasi Pesantren Insanul Qur’anBogor. Dan berjalan kaki lagi sampai ke lokasi.

Dan yang baru saya ketahui adalah angkutan umum disana hanya sampai pukul 4 sore setelah itu saya akan kesulitanmendapatkan angkutan umum. Bahkan saat di lokasi saya melihatjarang yang menggunakan aplikasi ojek online sehingga sayaharus selalu melihat waktu agar dapat menyesuaikan dengan jamkendaraan umum ketika saya akan pulang.

Selain mengalami kendala dalam hal jarak yang cukupjauh serta kendaraan umum yang tidak selalu ada di lokasipenelitian. Saya juga mengalami kendala pada saat beradaptasidengan cuaca di Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Karena setiapkali saya observasi untuk bertemu dengan para pengurus, sayaselalu sakit demam setelah itu.

Page 185: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Cuaca di sekitar lokasi penelitian memang sangat panas.Cahaya mataharinya sangat terik dan kering dengan debu yangsangat pekat. Di sepanjang perjalanan sangatlah tampak jelasbahwa debu-debu melapisi permukaan daun, atap rumah, sertadinding rumah yang tampak sangat kusam akibat tebalnya debuyang menempel.

Hal itu menjadi salah satu alasan terbesar, mengapapeneliti jadi sering terlihat mengulur-ulur waktu. Karena selamasakit, paling tidak peneliti membutuhkan waktu seminggu untuksembuh total. Sedangkan penelitian harus terus berjalan dan diselesaikan. Dalam hal ini peneliti mengakalinya dengan tetapberproses membuat skripsi walaupun dengan kondisi tubuh yangmasih sakit, yang biasanya dipaksakan di hari ke 3.

Dan setelah sampai di Pesantren Insanul Qur’an Bogor,ternyata santri-santrinya sudah dipindahkan ke lokasi santri laki-laki yang berada di sekitar persawahan. Saat sampai di sana, sayabertemu dengan anak dari Ummi Aan dan beliau segeramenghubungi salah satu pihak di pesantren untuk menjemputsaya dan teman saya.

Selama menunggu beliau menceritakan mengapa lokasiasrama perempuan dipindahkan berdampingan dengan lokasiasrama santri laki-laki yaitu karena di sana lingkungannya lebihterbuka dengan alam. Dikelilingi oleh sawah, kebun, kolam ikansehingga kegiatan eco preneur dapat dilaksanakan dengan lebihmaksimal.

Selain itu menghafal dengan lingkungan alam dirasa akancocok dengan santri karena lebih tenang dan sejuk. Beliau jugamengatakan bahwa nantinya asrama lama santri perempuan akandijadikan tempat usaha laundry agar dapat menjadi salah satupenghasil dana di Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Page 186: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Setelah sekian lama menunggu akhirnya kami di jemputoleh pengurus di sana. Sesampainya di sana, saat itu tepatnyapukul 1 siang. Karena pada awal masuk kami di harus melewatiasrama santri laki-laki, saat itu saya melihat suasana yang cukuptenang di sana. Santrinya menyebar di setiap saung dan terlihatsedang menghafal tanpa kegaduhan.

Dan setelah sampai di lokasi asrama santri perempuanyang bangunannya berlawanan arah dengan santri laki-laki, sayamendapati hal yang bertolak belakang dengan santri laki-lakinya.Kondisi kegiatan menghafal dan setoran santri perempuanterdengar sangat gaduh dengan cara mereka menghafal denganmeninggikan volume suara mereka, terkadang juga terdengartertawaan karena mereka sambil mengobrol.

Namun di sana pembimbing tidak serta mertamembiarkan santrinya dalam kegaduhan. Terlihat terkadangpembimbing memberikan kode-kode seperti “sstttt” atau “ayoayo sebentar lagi waktunya istirahat” untuk mengkondusifkankondisi. Memang di sana sangat terlihat jelas bahwa konsep yangdi terapkan yaitu konsep serius tapi santai.

Setelah itu saya berbincang-bincang dengan UstadzahSyahidah dan Ummi Aan.Namun karena Ustadzah Syahidahharus melanjutkan membimbing santri perempuan menghafal,akhirnya saya berbincang-bincang dengan Ummi Aan.

Saat itu Ummi Aan menceritakan mengenai sejarahterbentuknya Pesantren Insanul Qur’an Bogor. Sehingga sayabaru mengetahui bahwa dulu awalnya para pengurus mencari-carisantri untuk menjadi santri di pesantren. Karena menurut beliauselain mereka mengalami kesulitan ekonomi, mereka juga tidakmemiliki keinginan untuk belajar sehingga mereka harus dibujukuntuk menjadi santri.

Page 187: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Dan setelah itu saya kembali berbincang-bincang denganUstadzah Syahidah untuk membicarakan tentang santri, sambilbeliau menyuapi anaknya makan. Saat itu saya juga mendengarsantri ribut karena mengingatkan santri lain agar tidak bermainhandphone.

Dan pada pertemuan ini, santri perempuannya mulai akrabdengan saya. Mereka mulai berani mengenalkan diri mereka,mereka juga mulai berani mengajak saya bercanda. Bahkanbeberapa dari mereka juga mulai curhat baik mengenai kondisimereka di pesantren maupun kondisi keluarga mereka.

Page 188: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

CATATAN LAPANGAN

17 September 2019, saya kembali berniat berangkat kePesantren Insanul Qur’an Bogor. Namun setelah sayamenghubungi Ummi Aan dan beliau menyarankan saya untukbertemu dengan Ibu Ati dan Bapak Anto di rumah mereka.

Dan setelah itu saya segera menghubungi Ibu Ati untukmenanyakan alamat tempat tinggal Ibu Ati dan Bapak Anto yangternyata berada di wilayah Depok Lama. Setelah mendapatkanalamat yang dituju, saya segera berangkat ke kediaman tersebut.

Sesampainya di sana, saya langsung bertemu dengan IbuAti dan Bapak Anto yang kebetulan saat itu sedang sakit. BapakAnto dan Ibu Ati menjelaskan mengenai sejarah terbentuknyapesantren bahkan menjelaskan mengenai awal terbentuknyayayasan yang menaungi pesantren tersebut.

Page 189: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

CATATAN LAPANGAN

Pada tanggal 19 September 2019, saya kembalimelakukan observasi serta wawancara ke Pesantren InsanulQur’an Bogor. Namun tidak seperti biasa, cuaca di sana sangatpanas dan jauh lebih panas dari biasanya. Kondisi jalanan jugamacet total bahkan teman yang menemani saya untuk kepesantren tertidur dengan sangat pulas.

Kami yang berangkat dari pukul 10 pagibaru sampai kePesantren Insanul Qur’an Bogor pada pukul 12 siang. Dan saatitu bertepatan dengan santri-santri yang sedang beristirahat. Disana yang saya temukan adalah kuatnya hubungan kekeluargaanantara santri dengan pembimbing karena di satu ruangan terdapatpembimbing dengan para pengabdi yang sedang berbincang-bincang serta anak dari pembimbing bermain bersama santri yangsedang berada di ruangan yang sama.

Di bagian lain dari ruangan tersebut, santri-santriperempuan terlihat sedang tidur siang.yang sedang menghafal dansetoran. Seperti biasanya, santri laki-lakinya terlihat lebih tenangdibandingkan dengan santri perempuannya.

Saat itu peneliti baru menyadari bahwa santri dibiasakanuntuk melaksanakan puasa sunnah, karena setiap peneliti datangdi hari Senin dan Kamis santri sedang berpuasa. Saat itu santri-santri menghafal di ruang teras dan Ummi Tina, Ummi Aansedang memasak opor daging untuk berbuka puasa.Sambilmemasak peneliti mewawancarai Ummi Tina.

Saat berada di sana santri-santri sempat teralihperhatiannya karena melihat teman peneliti yang saat itumenggunakan celana jeans. Dan ternyata santri-santri diPesantren Insanul Qur’an Bogor sejak awal menjadi santri sudahdibiasakan untuk menggunakan gamis dan rok pada malam hari.

Page 190: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Lalu pada pukul 3 sore, santri membubarkan diri dansegera bersiap-siap untuk sholat berjama’ah. Dan sebagian darimereka membersihkan teras yang tadi digunakan untuk tempatsetoran hafalan.

Kemudian peneliti menemukan bahwasanya ternyatasantri-santri di sana dibiasakan untuk selalu berdo’a, dzikir danmengaji bersama setelah melaksanakan sholat wajib. Dan merekaharus berhadap-hadapan sehingga tidak ada santri yang tertidur.Selain itu, santri-santri di sana setiap melaksanakan sholatberjama’ah mereka selalu merapatkan kakinya dan merapikanbarisannya, karena memang itu sudah dibiasakan olehpembimbingnya.

Selain itu peneliti juga menemukan bahwa merekadibiasakan berdakwah sesudah sholat ashar berjama’ah secarabergilir dengan cara kultum. Dan setelah selesai melaksanakankultum, peneliti kembali mewawancarai beberapa santri.

Saat itu santri sudah semakin terbuka dengan peneliti,bahkan sesi wawancara terasa seperti sedang ada kegiatan curhatantara peneliti dengan santri yang diwawancarai.Hal iniditunjukkan dengan meluapnya emosional santri sehingga merekamenangis ketika ditanya mengenai beberapa hal, terutamamengenai keluarganya.

Setelah itu karena sudah menunjukkan pukul 4 sore, sayadan teman saya segera bergegas untuk pulang karena takut tidakmendapatkan angkutan umum. Dan ternyata benar kami kesulitanuntuk mendapatkan angkutan umum, dan pada akhirnya syukurAlhamdulillah masih ada tersisa 1 angkutan umum dan itu punhanya mengantar kami setengah perjalanan menuju rumah.

Page 191: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

CATATAN LAPANGAN

Pada tanggal 22 September 2019, peneliti memutuskanuntuk melakukan penelitian sendirian karena tidak ada yang bisamenemani pada hari itu.Sedangkan, hanya pada hari Mingguorang tua berkunjung ke Pesantren Insanul Qur’an Bogor.

Pada hari itu peneliti sampai ke Pesantren Insanul Qur’anBogor pada pukul 10 pagi. Dan sesampainya di sana penelitimelihat santri-santri laki-laki sedang bergotong-royongmembersihkan lingkungan pesantren. Dan di asrama perempuankosong tidak orang karena ternyata sedang membersihkan asramayang lama.

Lalu peneliti memutuskan untuk berbaur dengan paraorang tua.Disana peneliti mewawancarai beberapa orang tua, danhanya 1 orang tua yang bersedia untuk diwawancarai sedangkanyang lainnya hanya ikut-ikutan menjawab.Karena kondisitersebut, komunikasi peneliti dengan para orang tua menjadi lebihterbuka dan lebih santai.

Disela-sela komunikasi kami, peneliti melihat ada seorangsantri yang terlihat sibuk sendiri tapi secara mandiri merapihkansendal-sendal orang tua yang sedang berkunjung. Selain itu, ketuayayasan beserta istrinya datang sambil membawa bibit tanamanuntuk kegiatan eco preneur santri.

Selain itu santri juga melakukan kegiatan berkebun,memangkas rumput, membersihkan kolam lele, yang dilakukanbersama ketua yayasan serta Ustadz Faruq. Peneliti juga melihatbagaimana orang tua memberikan perhatiannya kepada anaknyayang sedang mondok dengan cara mengelus-elus kepalanya,membawakan bekal makanan kesukaannya, dan menanyakanmengenai bagaimana kegiatannnya di Pesantren Insanul Qur’anBogor.

Page 192: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Walaupun tidak semua santri yang dikunjungi oleh orangtuanya, namun mereka saling berbagi kebahagiaan dengancarasaling berbagi makanan dan makan bersama. Setelah makanmereka tidak langsung pergi, melainkan saling membagi tugasada yang mencuci, ada yang membersihkan tempatnya, dan adajuga yang menyiapkan air minum untuk di minum bersama.Dandisitu peneliti juga menemukan bahwa ada santri yang jarang dijenguk oleh orang tuanya sehingga santri tersebut mencariperhatian dari orang tua rekannya.

Namun walaupun seperti itu, orang tua dari santri yanglain juga memberikan perhatian kepada santri tersebut, denganmenanyakan kabar, memberikan makanan, serta membanggakansantri tersebut. Santri lain yang tidak dijenguk orang tuanyamendengarkan kajian dari radio serta terkadang merekamerangkumnya tanpa di perintah oleh pembimbingnya sendiri.

Di sana tampak juga orang tua yang membanggakan danmenceritakan perkembangannya anaknya baik dalam segihafalannya maupun kebiasaan yang melatih kemandiriananaknya. Dan di sana peneliti baru mengetahui bahwa para orangtua yang bertemu dengan peneliti rata-rata menyelesaikanpendidikannya hanya sampai sekolah dasar.

Page 193: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

CATATAN LAPANGAN

Lalu di tanggal 29 September 2019, peneliti kembaliberkunjung ke Pesantren Insanul Qur’an Bogor dengan ditemanioleh adik peneliti. Dan tidak seperti biasanya, pada hari itusuasana cuaca di lokasi penelitian tidak sepanasbiasanya.Biasanya cahaya matahari terik dan kering, pada hari itucahaya mataharinya sedikit meredup dan kegiatan observasi sertawawancara kali ini peneliti tidak sakit setelah pulang dariPesantren Insanul Qur’an Bogor.

Seperti biasanya, hari Minggu adalah jadwalberkunjungnya orang tua dan kegiatan berkebun, bertani sertaberternak. Pada hari itu santri-santri saling bergotong-royongmembersihkan lingkungan pesantren sambil melakukan kegiataneco preneur. Namun karena ketua yayasan sakit, pada hari itumereka tidak ditemani oleh ketua yayasan dalam melakukankegiatan eco preneur.

Lalu pada sampai pukul 3 sore, peneliti terus-terusanmengikuti kegiatan santri sambil mencatat kegiatan yang merekalakukan sembari melakukan pendekatan bersama para santri. Danwalaupun tanpa pembimbing, santri-santri tampak salingmengingatkan untuk segera melakukan sholat berjama’ah.

Dan karena peneliti harus bertemu dengan Ummi Tina,namun Ummi Tina hanya bisa ditemui di rumahnya. Makapeneliti memutuskan untuk pergi berkunjung ke rumah UmmiTina yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Pesantren InsanulQur’an Bogor.

Saat sedang berjalan keluar dari pesantren, peneliti tidaksengaja melihat santri laki-lakinya yang ternyata sudah rapihsedang berdoa bersama. Di sana peneliti menemukan bahwa

Page 194: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

untuk kedisiplinan, santri laki-laki lebih disiplin dibandingkandengan santri perempuanya.

Karena melihat hal tersebut, peneliti sengaja berhentisebentar sekedar untuk merapihkan kertas. Dan peneliti melihatbahwa setelah selesai sholat berjama’ah, santri laki-lakinyalangsung mengganti baju koko yang mereka pakai dengan bajubiasa. Dan di saat yang bersamaan, peneliti bertemu dengan salahsatu santri laki-laki yang sesuai dengan penelitian ini. Sehinggatanpa piker panjang peneliti segera mewawancara santri tersebutuntuk yang kesekian kalinya.

Dan setelah dari itu peneliti pergi ke rumah Ummi Tinadan segera menyelesaikan kekurangan yang di butuhkan penelitipada penelitian ini. Lalu segera pamit untuk pulang karenamengingat waktu yang semakin sore serta kendaraan umum yangsangat jarang.

Page 195: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

DOKUMENTASI FOTO

Lokasi Mondok Santri Laki-laki

Kegiatan Menghafal, Belajar dan Sholat Berjama’ah Santri Laki-laki

Page 196: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Lokasi Mondok Santri Perempuan

Kegiatan Berkebun yang Dilakukan Santri Perempuan

Page 197: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Suasana Menghafal dan Kultum Setelah Sholat Ashar

Lingkungan Sekitar Pesantren Insanul Qur’an Bogor

Page 198: DUKUNGAN SOSIAL UNTUK KEMANDIRIAN DUAFA DI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49329...Tujuan penelitian ini: (1) untuk menganalisis bentuk dukungan sosial yang diberikan

Kegiatan Wawancara dan Mengobrol dengan Santri serta OrangTua