DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

133
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES PEMULIHAN ORANG DENGAN SKIZOFRENIA DI KOMUNITAS PEDULI SKIZOFRENIA INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Sinta Saraswati NIM: 1114054100031 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Page 1: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES

PEMULIHAN ORANG DENGAN SKIZOFRENIA DI

KOMUNITAS PEDULI SKIZOFRENIA INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun Oleh:

Sinta Saraswati

NIM: 1114054100031

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …
Page 3: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …
Page 4: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sinta Saraswati

NIM : 11140541000031

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul DUKUNGAN

SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES PEMULIHAN ORANG

DENGAN SKIZOFRENIA DI KOMUNITAS PEDULI

SKIZOFRENIA INDONESIA adalah benar karya saya sendiri dan

tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.adapun

kutipan dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika

ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Jakarta, 7 November 2019

Sinta Saraswati

NIM: 11140541000031

Page 5: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

i

ABSTRAK

Sinta Saraswati

Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses Pemulihan Orang Dengan

Skizofrenia di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, 2019.

Orang dengan skizofrenia adalah keadaan dimana seseorang

mengalami gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama

dalam pikiran, emosi, dan perilaku pikiran yang terganggu, dimana

berbagai pemikiran yang tidak saling berhubungan secara logis, presepsi

dan perhatian yang keliru, afek yang datar atau tidak sesuai dan berbagai

gangguan aktivitas motorik yang tidak teratur. Untuk dapat menjalani

kehidupan, Orang dengan skizofrenia memerlukan proses dalam

pemulihan. Dalam proses pemulihan dukungan sosial keluarga menjadi

salah satu yang terpenting. Maka dari itu dengan adanya Komunitas

Peduli Skizofrenia menjadi wadah bagi Orang Dengan Skizofrenia dan

juga keluarga untuk saling bertemu dengan banyak orang yang sedang

mengalami hal yang sama sehingga dapat berbagi pengalaman dan juga

pengetahuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan sosial keluarga

dalam proses pemulihan orang dengan skizofrenia yang tergabung dalam

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori dukungan keluarga dari Friedman. Pendekatan

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif.

Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

merupakan hasil wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga

dalam proses pemulihan orang dengan skizofrenia berupa dukungan

instrumental dengan adanya keluarga sebagai sumber dana, sumber

pertolongan dan meluangkan waktu; dukungan informasional, dari

adanya informasi tentang skizofrenia, informasi tentang obat-obatan, dan

informasi tentang kegiatan penunjang pemulihan bagi ODS; dukungan

penilaian diberikan melalui respon positif dan penguatan (pembenaran);

dukungan emosional diberikan melalui simpati, empati, dan juga rasa

aman.

Kata Kunci : Orang dengan Skizofrenia, Dukungan Keluarga,

Pemulihan

Page 6: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

ii

Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil’alamiin, dengan memanjatkan puja dan puji syukur

atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya

kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga tercurahkan untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi

wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya yang telah

menjadikan dunia yang gelap gulota menjadi terang benerang, yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah menuju jalan islamiyah seperti saat ini

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Atas keridhoan dari Allah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Serta

tidak lupa peneliti menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pihak yang

telah memberikan dukungan, bantuan, motivasi, dan arahan-arahan kepada

peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan

hati hati peneliti menyampaikan terimakasih kepada :

1. Suparto, M.Ed., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Siti Napsiyah

Ariefuzzaman, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr.

Sihabuddin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum. Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ahmad Zaky, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku

Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan,

dan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

iii

4. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan

wawasan dan keilmuan serta membimbing peneliti dalam mengikuti

perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Budi Rahman Hakim, MSW sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

6. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas

Akademika yang telah memberikan peneliti wawasan dan keilmuan,

serta membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih telah

membantu peneliti dalam memberikan refrensi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Ketua Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Mas Bagus Utomo yang

telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia.

9. Seluruh Informan yang tergabung dalam Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia yang telah bersedia memberikan informasi kepada peneliti

untuk menyelesaikan penelitian ini.

10. Orangtua peneliti Ibu dan Mami yang sudah berada disisi-Nya saat ini,

terimakasih karena sudah melahirkan dan membesarkan peneliti dan

selalu mengajarkan banyak ilmu kepada peneliti dan selalu mendoakan

peneliti. Kepada Ayah dan papi, terimakasih sudah mengisi peran

seorang ayah dan mengajarkan banyak hal kepada peneliti. Peneliti ingin

meminta maaf karena telat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga

kalian selalu bangga.

11. Teman Dekat peneliti di Mts Al-Raudlah, Umi Nurillah, S.T yang selalu

memberikan motivasi tanpa hentinya, yang selalu ada dalam suka dan

duka walaupun dalam kejauhan.

Page 8: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

iv

12. Teman dekat peneliti selama di MAN 2 Jakarta, Ruh Mawaddah,

S.IKom dan Farida Fitria, S.E yang selalu memberikan motivasi agar

dapat menyelesaikan skripsi ini dan selalu ada dalam setiap suka duka

peneliti.

13. Teman dekat selama di perkuliahan Siti Sarah Agusti, Diah Farhana

Noviani, Siti Nur Rchimatun, dan Devi Marita. Terimakasih teman-

teman sudah ada dalam setiap moment dan bertahan dalam pertemanan

yang receh ini.

14. Teman seperjuangan Kesejakteraan Sosial 2014, terimakasih karena

sudah menemani dan memberikan dukungan semasa perkuliahan di UIN

syarif Hidayatullah Jakarta.

15. Azzam Fasha, S.Ds, terimakasih sudah memberikan motivasi, menemani

dan selalu sabar kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

16. Terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan

motivasi dan bantuan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Baik dari

segi isi maupun tehnik penulisan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang

bertujuan untuk membangun dari berbagai pihak akan peneliti terima dengan

tangan terbuka serta sangat diharapkan

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan. Peneliti berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

Jakarta, 18 November 2019

Sinta Saraswati

Page 9: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Batasan Masalah .............................................................................. 7

C. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

F. Metode Penelitian ............................................................................ 9

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori................................................................................. 19

1. Dukungan Sosial ............................................................................ 19

2. Keluarga ........................................................................................... 20

Page 10: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

vi

3. Orang Dengan Skizofrenia. .............................................................. 22

4. Pemulihan ........................................................................................ 26

B. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 29

C. KERANGKA BERPIKIR ................................................................ 33

BAB III PROFIL KOMUNITAS

A. Sejarah KPSI .................................................................................... 35

B. Profil KPSI ....................................................................................... 36

C. Struktur Komunitas KPSI ................................................................ 39

D. Program Kegiatan KPSI ................................................................... 40

E. Pola Pendanaan KPSI. ..................................................................... 43

F. Jejaring KPSI Dengan Kesehatan Jiwa ............................................ 44

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Dukungan Instrumental. ................................................................... 47

B. Dukungan Informasional ................................................................. 53

C. Dukungan Penilaian ......................................................................... 58

D. Dukungan Emosional ....................................................................... 61

BAB V PEMBAHASAN

A. Dukungan Instrumental .................................................................... 68

B. Dukungan Informasional ................................................................. 72

C. Dukungan Penilaian ......................................................................... 74

D. Dukungan Emosional ....................................................................... 76

Page 11: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

vii

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................................... 79

B. Implikasi .......................................................................................... 80

C. Saran ................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83

LAMPIRAN................................................................................................ xii

Page 12: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prevalensi Gangguan Jiwa Berat Menurut Riskesdas.................. 2

Tabel 1.2 Nama Informan Penelitian ........................................................... 13

Tabel 4.1 Data Orang dengan Skizofrenia ................................................... 46

Page 13: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola Hubungan dalam Keluarga ................................................. 21

Bagan 2.2 Skema Kerangka Berpikir dalam Penelitian ............................... 33

Bagan 3.3 Struktur Kepengurusan KPSI ..................................................... 39

Page 14: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo KPSI......................................................................... 37

Gambar 3.2 Denah Lokasi KPSI........................................................... 38

Page 15: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan

Lampiran 4 : Pedoman Wawancara

Lampiran 5 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan Ibu Kiki

Lampiran 6 : Transkip Wawancara Ibu Kiki

Lampiran 7 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan Ibu Tina

Lampiran 8 : Transkip Wawancara Ibu Tina

Lampiran 9 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan Ibu

Qomariyah

Lampiran 10 : Transkip Wawancara Ibu Qomariyah

Lampiran 11 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Informan Ibu

Mira

Lampiran 12 : Transkip Wawancara Ibu Mira

Lampiran 13 : Dokumentasi

Page 16: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya, Negara Indonesia adalah sebuah negara yang

sedang melakukan pembangunan-pembangunan guna memberikan

Kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat. Dimana dikutip dalam

Undang-undang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

yang berbunyi sebagai berikut: “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara

agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya”(Undang-undang Republik

Indonesia).

Dalam pencapaian agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam

pembangunan sosial tentu akan muncul perubahan-perubahan sosial

yang serba cepat (rapid social changes) tersebut dapat

mengakibatkan masyarakat berpotensi mengalami gangguan jiwa

terlebih lagi karena masyarakat yang tidak dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan-perbuhan tersebut.

Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah

kesehatan utama yang ada di negara maju dan moderen. Keempat

masalah kesehatan itu adalah penyakit kanker, kecelakaan,

degeneratif, dan gangguan jiwa (Dadang 2001, 1) Seseorang yang

mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan

berfungsi secara optimal dalam kehidupannya sehari-hari, baik di

rumah, di sekolah, atau kampus atau lingkungan sosialnya. Salah satu

faktor penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa adalah

ketidakmampuan individu atau kelompok dalam melakukan adaptasi

Page 17: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

2

atau penyesuaian diri, baik sebagai akibat dari adanya perubahan

sosial ataupun konflik orang-orang dengan lingkungan sosialnya

(Dadang 2001, 35).

Salah satu gangguan jiwa yang disebabkan oleh ketidakmampuan

individu dalam melakukan penyesuaian diri adalah gangguan jiwa

skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang di tandai

dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya pemahaman diri dan

ketidakmampuan melihat realitas (Dadang 2001, 35).

Fenomena gangguan jiwa skizofrenia pada saat ini mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dalam setiap tahunnya. Menurut

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai 400.000

orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk.

Tabel 1.1

Prevalensi gangguan jiwa berat menurut provinsi,

Indonesia 2013

Provinsi Gangguan jiwa berat

(psikosis/skizofrenia) permil

Aceh 2,7

Sumatera Utara 0,9

Sumatera Barat 1,9

Riau 0,9

Jambi 0,9

Sumatera Selatan 1,1

Bengkulu 1,9

Lampung 0.8

Bangka Belitung 2,2

Kepulauan Riau 1,3

Page 18: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

3

DKI Jakarta 1,1

Jawa Barat 1,6

Jawa Tengah 2,3

DI Yogyakarta 2,7

Jawa Timur 2,2

Banten 1,1

Bali 2,3

Nusa Tenggara Barat 2,1

Nusa Tenggara Timur 1,6

Kalimantan Barat 0,7

Kalimantan Tengah 0,9

Kalimantan Selatan 1,4

Kalimantan Timur 1,4

Sulawesi Utara 0,8

Sulawesi Tengah 1,9

Sulawesi Selatan 2,6

Sulawesi Tenggara 1,1

Gorontalo 1,5

Sulawesi Barat 1,5

Maluku 1,7

Maluku Utara 1,8

Papua Barat 1,6

Papua 1,2

Indonesia 1,7

Sumber : Hasil Riskesdas Tahun 2013

Dari tabel 1.1 menjelaskan bahwa secara Nasional terdapat 0,17%

penduduk Indonesia yang mengalami gangguan jiwa berat

Page 19: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

4

(skizofrenia) atau secara absolut terdapat 400 Ribu Jiwa lebih

penduduk Indonesia. Prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Aceh

dan Yogyakarta, sedangkan yang terendah di Provinsi Kalimantan

Barat. Selain itu, tabel diatas juga menunjukkan bahwa ada 12

Provinsi yang mempunyai prevalensi gangguan jiwa berat melebihi

angka Nasional.

Terdapat berita yang mendukung terkait permasalahan gangguan

jiwa kini tidak kalah penting dan harus lebih diperhatikan terlebih di

Provinsi DKI Jakarta. Data Provinsi DKI Jakarta yang disajikan oleh

Badan Litbangkes Kemenkes Dasar 2013 dalam angka Provinsi DKI

Jakarta menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat di Kota Jakarta

Timur menduduki peringkat tertinggi yaitu 2,2 per mil, disusul

Kepulauan Seribu 1,5 per mil, Jakarta Utara 1,2 per mil, Jakarta Barat

1,0 per mil, Jakarta Selatan 0,2 per mil, dan Jakarta Pusat 0,0 per mil

(Tribun news, 18 Juli 2018).

Menurut fakta World Health Organization (WHO) 2017 bahwa

skizofrenia mempengaruhi lebih dari 21 juta orang di dunia, satu dari

dua orang yang hidup dengan skizofrenia tidak dapat menerima

perawatan untuk kondisi tersebut. Perawatan orang dengan

skizofrenia dapat diberikan di tingkat komunitas, dengan keluarga

aktif, dan juga keterlibatan masyarakat (WHO, 2017)

Oleh karena itu kini banyak sekali pelayanan-pelayanan

kesehatan jiwa yang dapat menjadi tempat pengobatan bagi orang-

orang dengan gangguan kejiwaan. Sesuai dengan hadist berikut :

“Berobatlah kalian, maka sesungguhnya Allah swt tidak

mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya,

kecuali penyakit tua ” (H.R. At Thirmidzi)”

Page 20: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

5

Dalam hadist ini dijelaskan bahwa barangsiapa yang berikhtiar

dengan cara berobat maka Allah akan mendatangkan penyakit yang

memiliki obat untuk penyakitnya dan juga dikatakan dalam hadist

berikut :

“Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu tepat mengenai

sasarannya maka dengan izin Allah swt, penyakit itu akan

sembuh “( H.R Muslim dan Ahmad) (Dadang 2001,154).

Dari hadist ini diperjelas bahwa jika obat tersebut sesuai dengan

sasaran penyakitnya maka niscaya Allah akan menyembuhkannya.

Kemudian diperjelas oleh ayat suci Al qur‟an yang memiliki bacaan

sebagai berikut :

{

}

“dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkannya” (Q.S.

26 : 80) (Al-Qur‟an).

Ayat ini sangat jelas dikatakan bahwa dzat yang maha

menyembuhkan penyakit adalah hanyalah Allah swt.

Dalam proses pemulihan Orang dengan Skizofrenia salah satu

yang terpenting adalah dukungan sosial keluarga. Pada kenyataannya

banyak kejadian bahwa jika ada seseorang anggota keluarga yang

mengalami gangguan kejiwaan seringkali dipasung atau diasingkan

karena dianggap sebagai aib keluarga. Tindakan pemasungan ini

sangat berdampak bagi kekambuhan penyakit yang diderita oleh

ODS. Menurut BBC Indonesia di tahun 2016 setidaknya ada 18.800

orang yang masih dipasung di Indonesia (BBC Indonesia, 11 Maret

2018) Dijelaskan dalam Undang-undang mengenai perlakuan

Page 21: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

6

terhadap orang yang memiliki gangguan jiwa. Pada dasarnya, setiap

manusia berhak untuk hidup bebas dari penyiksaan sebagaimana

yang termaktub dalam undang undang ini :

Pasal 28G ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 bahwa “

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau

perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan

berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.”

Menurut pasal 148 ayat (1) UU Kesehatan bahwa “ penderita

gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga

negara” (Undang-undang Dasar)

Maka dari itu pengurungan dan pemasungan sama halnya dengan

perampasan hak untuk hidup secara layak yang dapat melanggar hak

asasi manusia.

Pada hakikatnya keluarga adalah salah satu keberhasilan dari

suatu pemulihan Orang Dengan Skizofrenia. Menurut Suryantha

psikiater di Sanatorium Dharmawangsa, dukungan keluarga dan

teman merupakan salah satu obat penyembuh yang sangat berarti

bagi Orang Dengan Skizofrenia. Dukungan keluarga terhadap ODS

menjadi hal yang sangat penting dalam proses penyembuhan selain

obat-obatan dan terapi psikologi yang diberikan dokter.

Keluarga merupakan sumber bantuan terpenting bagi anggota

keluarganya yang sakit. Keluarga sebagai sebuah lingkungan sosial

yang kemudian menjadi dukungan sosial yang dapat secara langsung

memperkokoh kesehatan mental individual dan keluarga, dukungan

sosial merupakan strategi preventif untuk mengurangi stress dan

konsekuensi negatifnya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial

Page 22: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

7

yang bersumber dari keluarga sangat berguna untuk mencegah dan

mengurangi stress serta meningkatkan kesehatan emosi pada

penderita. Diharapkan dengan adanya penurunan stress dan

peningkatan kesehatan emosi. Penderita dapat mengendalikan diri.

Dukungan keluarga bermanfaat untuk perkembangan menuju

kepribadian yang sehat tanpa gangguan. Apabila dukungan keluarga

tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan atau rehabilitasi sangat

berkurang.

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) adalah sebuah

organisasi pendukung untuk orang gangguan jiwa. Dalam komunitas

ini penderita Skizofrenia maupun keluarganya dapat berbagi

pengalaman terkait skizofrenia dan dukungan keluarga yang

diperlukan bagi penderita. oleh karena itu peneliti sangat ingin

mengetahui bagaimana dukungan sosial keluarga yang memiliki

anggota keluarga menderita skizofrenia di Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia (KPSI).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Dukungan Sosial Keluarga dalam

Proses Pemulihan Orang dengan Skizofrenia di Komunitas

Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI))”

B. Pembatasan Masalah

Dikarenakan keterbatasan penulis dalam hal waktu, biaya dan tenaga

maka penulis membatasi permasalahan dengan meneliti Dukungan

Sosial Keluarga dalam Proses Pemulihan Orang dengan Skizofrenia

di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.

Page 23: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

8

C. Perumusan Masalah

Bagaimanakah Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses Pemulihan

Orang dengan Skizofrenia di Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses

Pemulihan Orang Dengan Skizofrenia di Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia (KPSI).

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

seluruh pihak terkait serta menambah literatur tentang penderita

skizofrenia serta hasil penelitian dapat digunakan sebagai sebagai

sumber dalam pengembangan ilmu pengetahuan penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi keluarga dapat dijadikan sebagai masukan dalam proses

pemulihan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia

serta dapat memberikan dukungan yang tepat.

b. Bagi masyarakat luas dapat dijadikan sebagai masukan untuk

menjaga kesehatan terutama kesehatan jiwa.

c. Bagi penulis dapat menambah wawasan yang luas terutama

dalam kesehatan jiwa.

Page 24: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

9

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yaitu “suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang

dapat diamati dari subyek itu sendiri (Arif 1992, 21).

Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang

diamati (Lexy 1994, 3).

Digunakannya metodologi penelitian kualitatif ini bertujuan

untuk mengambarkan dukungan sosial keluarga dalam proses

pemulihan orang dengan skizofrenia.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah metode

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang terjadi.

Penelitian deskriptif tepat digunakan dalam ilmu perilaku karena

berbagai bentuk tingkah laku yang menjadi pusat perhatian

penelitian dapat sengaja diatur dalam latar realitas, yaitu

berkenaan dengan berbagai variabel, menguji hipotesis dan

mengembangkan generalisasi yang memiliki validitas universal

(Lexy 2002, 89)

Menurut Jalaluddin Rachmat, penelitian deskriptif bukan saja

menjabarkan tetapi juga memandukan. Bukan saja melakukan

klasifikasi, tetapi juga organisasi. Dari penelitian deskriptiflah

Page 25: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

10

dikembangkan berbagai penelitian korelasional (eksperimental)

(jalaludin 1984, 26) Dan menurut Azwar penelitian deskriptif

dalam melakukan analisis hanya sampai pada taraf diskripsi, yaitu

menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga

dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan (Iqbal 2002,

22).

Tujuan peneliti menggunakan metode deskriptif ini adalah

untuk lebih dapat menelaah serta menganalisis Dukungan Sosial

Keluarga dalam Proses Pemulihan Orang Dengan Skizofrenia Di

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI).

3. Sumber Data

Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data dalam sebuah

penelitian kualitatif. Sedangkan dokumen dan lain-lain

merupakan data tambahan. Data primer dan sekunder merupakan

sumber data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif deskriptif.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung yang diperoleh

melalui wawancara dengan keluarga yang salah satu anggota

keluarganya menderita skizofrenia.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui

sumber-sumber informasi tidak langsung seperti dokumen-

dokumen yang ada di perpustakaan, departemen dan lain-lain.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

Page 26: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

11

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Wawancara

Metode ini mencakup cara yang dipergunakan seseorang

untuk suatu tujuan tertentu, mencoba mendapatkan

keterangan atau pendapat secara lisan langsung dari seseorang

atau informan. Sesuai dengan rencana yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu studi kasus, maka pedoman wawancara

tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang diwawancarai. Dengan wawancara

ini kreatifitas pewawancara sangat diperlukan. Hasil

wawancara banyak bergantung pada pewawancara.

Pewawancara bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Dukungan Sosial Keluarga dalam Proses Pemulihan Orang

dengan Skizofrenia di Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia (KPSI) dan hal-hal yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

b. Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data dari sumber noninsani, sumber ini

terdiri dari dokumen, dan rekaman seperti surat kabar, buku

harian, naskah pribadi, foto-foto, catatan kasus, dan lain

sebagainya” (Imron 1996, 82

Melalui teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-

data yang diperlukan yang ada di tempat atau lokasi

penelitian.

Page 27: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

12

5. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia (KPSI) di Jalan Jatinegara Timur No. 99

RT.005/02, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur, DKI

Jakarta 13310.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan maret

sampai dengan Agustus 2019.

6. Subjek, informan, dan Objek Penelitian

a. Subjek

Subjek penelitian ini adalah Keluarga dimana Keluarga

menjadi pelaksana dari pemberi dukungan untuk Orang

dengan Skizofrenia sebagai penerima dukungan dari subjek

penelitian ini. Peneliti mencoba menelaah dari sudut pandang

keluarga sehingga presepsi yang dihasilkan tidak berubah.

b. Informan

Penentuan informan ini dilakukan menggunakan tehnik

purposive sampling yaitu dipilih dengan pertimbangan

tertentu. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti memilih

informan dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Kaluarga yang bertindak sebagai caregiver.

(2) Keluarga Orang dengan Skizofrenia yang menjadi anggota

di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.

Page 28: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

13

Informan dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki

anggota keluarga yang menderita Skizofrenia dan menjadi

anggota di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia.

Tabel 1.2 : Nama Informan Penelitian

NO. Nama Informan Umur Jenis

Kelamin

1. Ibu Qomariyah 70 Tahun P

2. Ibu Kiki 68 Tahun P

3. Ibu Tina 63 Tahun P

4. Ibu Mira 62 Tahun P

c. Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Orang dengan

Skizofrenia.

7. Tehnik Analisis Data

Tehnik Analisis Data merupakan suatu langkah yang paling

menentukan dari suatu penelitian. Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih

penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain (Sugiyono 2011, 244).

Setelah terkumpulnya semua data dan informasi tersebut

maka selanjutnya peneliti menganalisisnya dengan menggunakan

Page 29: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

14

analisis data deskriptif yaitu mendeskripsikannya secara

sistematis sehingga akan mudah dipahami. Dalam analisis

deskriptif menurut Miles dan Huberman terdapat 4 langkah dalam

menganalisis yaitu:

a. Pengumpulan Data

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data

hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen

berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah

penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data

melalui pencarian data selanjutnya.

b. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak

perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles

dan Huberman 2007, 16).Menurut Mantja (dalam Harsono

2008, 169), reduksi data berlangsung secara terus menerus

sepanjang penelitian belum diakhiri. Produk dari reduksi data

adalah berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari

catatan awal, perluasan, maupun penambahan.

c. Penyajian Data

Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian

data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang

bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan

simpulan serta memberikan tindakan (Miles dan Huberman

2007, 84). Menurut Sutopo (dalam Harsono 2008, 169)

Page 30: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

15

menyatakan bahwa sajian data berupa narasi kalimat,

gambar/skema, jaringan kerja dan tabel sebagai narasinya.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan

konfigurasi yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18).

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti

menyususn pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan,

konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi.

Adapun panduan yang dijadikan dalam proses analisis data,

dapat dikemukakan sebagai berikut:

(1) Dari hasil wawancara, observasi, pencatatan dokumen,

dibuat catatan lapangan secara lengkap. Catatan

lapangan ini terdiri atas deskripsi dan refleksi.

(2) Berdasarkan catatan lapangan, selanjutnya dibuat

reduksi data. Reduksi data ini berupa pokok-pokok

temuan yang penting.

(3) Dari reduksi data kemudian diikuti penyusunan sajian

data yang berupa cerita sistematis dengan suntingan

peneliti supaya maknanya lebih jelas dipahami. Sajian

data ini, dilengkapi dengan faktor pendukung, antara

lain metode, skema, bagan, tabel, dan sebagainya.

(4) Berdasarkan sajian data tersebut, kemudian dirumuskan

kesimpulan sementara.

(5) Kesimpulan sementara tersebut senantiasa akan terus

berkembang sejalan dengan penemuan data baru dan

pemahaman baru, sehingga akan didapat suatu

Page 31: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

16

kesimpulan yang mantap dan benar-benar sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Demikian seterusnya

aktivitas penelitian ini berlangsung, yaitu terjadi,

interaksi yang terus menerus antara ketiga komponen

analisisnya bersamaan dengan pengumpulan data baru

yang dirasakan bisa menghasilkan data yang lengkap

sehingga dapat dirumuskan kesimpulan akhir.

(6) Dalam merumuskan kesimpulan akhir, agar dapat

terhindar dari unsur subjektif, dilakukan upaya

melengkapi data-data kualitatif dan Mengembangkan

“inter subjektivitas” melalui diskusi dengan orang lain.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang Latar belakang,

Pembatasan masalah, Perumusan masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang Pengertian Dukungan

Sosial, Pengertian Keluarga, Komponen-komponen

dalam Pemberian dukungan, pengertian Orang Dengan

Skizofrenia, Pengertian Pemulihan, Kajian Pustaka

Serta kerangka berfikir.

Page 32: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

17

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Gambaran Umum Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia (KPSI), Sejarah Terbentuknya, Profil KPSI,

Struktur Kepengurusan di Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia (KPSI), Program Kegiatan di

KPSI, Pola Pendanaan Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia (KPSI), Jaringan Kerjasama antara KPSI

Lembaga-lembaga Kesehatan Jiwa,

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana dukungan

sosial keluarga serta menjelaskan terkait temuan

melalui wawancara dalam pemulihan orang dengan

skizofrenia.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang uraian yang mengaitkan

latar belakang, teori, dan rumusan teori baru dari

penelitian.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan, implikasi dan saran dari

hasil penelitian.

Page 33: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

18

Page 34: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Dukungan Sosial

a. Pengertian dukungan sosial

Cohen & Syme mengatakan bahwa dukungan sosial

adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya sehingga

seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang

memperhatikan, menghargai, dan mencintai. (Cohen and

Syme 1996, 241) Dukungan sosial keluarga menurut

Friedman adalah “family social support as a process of

relationship between the family and the social environment”

yaitu sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan

lingkungan sosial. (Friedman 2010, 483)

Studi-studi tentang dukungan sosial keluarga dalam

Friedman yang dikutip oleh setiadi (2008) telah

mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping

keluarga, baik dukungan-dukungan bersifat eksternal maupun

internal terbukti sangat bermanfaat. Dukungan keluarga

berupa dukungan sosial keluarga internal antara lain

dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau

dukungan dari anak. Sedangkan dukungan keluarga berupa

dukungan sosial keluarga ekternal antara lain keluarga besar,

Page 35: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

20

sahabat dan teman disekolah atau kantor, tetangga, kelompok

sosial, kelompok rekreasi, kelompok ibadah, dan praktisi

kesehatan.

b. Jenis Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Friedman jenis dukungan keluarga ada 4 yaitu,

a) Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan kongkrit.

b) Dukungan Informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai

sebuah kolektor dan disseminator (Penyebar Informasi).

c) Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah dan sebagai sumber dan validator identitas

keluarga.

d) Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

(Friedman 2010, 483)

2. Keluarga

Menurut Alex Thio, mengutip pengertian keluarga demikian

“the familia group of related individuals who live together and

coorperate as a unit”. Keluarga merupakan kelompok individu

yang ada hubungannya hidup bersama dan bekerjasama di dalam

satu unit. Kehidupan dalam kelompok tersebut bukan secara

kebetulan, tetapi diikat oleh hubungan darah atau perkawinan.

Pendapat tersebut dipertegas oleh pendapat Donald Light, “a

family as a two or more person living together and related by

blood, marriage or adoption”(Donald Light 1989, 454).

Page 36: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

21

Keluarga adalah unit terkecil dari satuan masyarakat, tidak

akan ada masyarakat jika tidak ada keluarga. dengan kata lain

masyarakat merupakan sekumpulan keluarga-keluarga. hal ini

bisa diartikan baik buruknya suatu masyarakat tergantung pada

baik buruknya masyarakat kecil itu sendiri (keluarga). jadi secara

tidak langsung keselamatan dan kebahagiaan suatu masyarakat

berpangkal pada masyarakat terkecil yaitu keluarga (Subhan

Zaitunah 2004, 3). Keluarga yang umumnya terdiri dari ayah, ibu

dan anak akan menjadi sebuah keluarga yang baik, serasi dan

nyaman jika dalam keluarga tersebut terdapat hubungan timbal

balik yang seimbang antara semua pihak. Hal tersebut seperti

bagan di bawah ini:

Bagan 2.1 Pola Hubungan dalam keluarga (Singgih

Gunarsih 1998)

Dari bagan diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam sebuah keluarga,

pola hubungan tranaktif (tiga arah) antara ibu, ayah, dan anak

sangat diperlukan. Pola hubungan yang demikian menunjukkan

bentuk keluarga yang ideal. Bila pola yang demikian dapat

diwujudkan, maka sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan

warahma dapat diwujudkan. Oleh karena itu, suasana hidup

dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan

karakter anak pada fase kehidupan selanjutnya. Keluarga adalah

Anak Ayah

Ibu

Page 37: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

22

kehidupan dari dua orang atau lebih yang diikat hubungan darah,

perkawinan atau adopsi.

3. Konsep Gangguan Jiwa Skizofrenia

a. Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia adalah penyakit mental yang menyebabkan

penderitanya memiliki perilaku atau sikap yang aneh. Namun,

banyak para ahli menjelaskan tentang apa itu skizofrenia.

Berdasarkan penelitian dan kasus-kasus yang mereka temui di

lapangan ataupun terhadap penderita skizofrenia.

Skizofrenia adalah kondisi psikosis dengan gangguan

disintegrasi, dipersonalisasi dan kebelahan atau kepecahan

struktrur kepribadian, serta regresi yang parah. Penderita

selalu melarikan diri dan realitas hidup dan berdiam dalam

dunia fantasinya. Dia tidak memahami lingkungannya dan

reaksinya selalu maniacal atau kegila-gilaan.( Schizophrenia

of Canada, 2012). Definisi lain dari skizofrenia yang

dikemukakan oleh Eugene Blender, skizofrenia di artikan

sebagai “kepribadian terbelah” schizophrenia berasal dari

bahasa yunani, schizo berarti terbelah atau retak (split),

sedangkan phrenia memiliki arti pikiran (mind). Dengan

demikian skizofrenia berarti keterbelahan antara apa yang

dirasakan, diyakini dan apa yang sebenarnya terjadi.

Keterbelahan ini diartikan sebagai pemisahan antara

kepribadian dan realitas (Jimmi Firdaus 2005,1).

Skizofrenia merupakan penyakit atau gangguan mental

yang paling menghancurkan, bagi penderita skizofrenia dan

juga keluarga orang penderita skizofrenia. Skizofrenia sendiri

Page 38: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

23

kombinasinya adalah gerak, kognitif, perilaku, dan persepsi

abnormal, merupakan hasil dari gangguan skizofrenia itu

sendiri. Beberapa penelitian menggolongkan gejala-gejala

(simpton) skizofrenia menjadi dua golongan yaitu skizofrenia

simpton positif dan skizofrenia simpton negatif( Dadang

2003,43).

Skizofrenia simpton positif adalah fungsi yang berlebihan

atau penyimpangan dari fungsi normal. Gejala positif tersebut

antara lain: Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang

tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan

secara obyektif bahwa keyakinannya tidak rasional, namun

penderita tetap menyadari kebenarannya. Halusinasi, yaitu

pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus).

Misalnya, penderita mendengar suara-suara atau bisikan-

bisikan di telinga padahal tidak ada bisikan atau suara itu.

Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi

pembicaraan. Misalnya, bicaranya kacau, gaduh, gelisah tidak

dapat diam, agresif, bicara sangat bersemangat dan gembira

berlebihan. Merasa dirinya orang besar, merasa serba mampu,

serba hebat, dan sejenisnya. Pikirannya penuh dengan

kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya.

Menyimpan rasa permusuhan. Sedangkan gejala negatif

skizofrenia adalah pengurangan atau hilangnya fungsi-fungsi

normal. Seperti: alam perasaan (affect) “tumpul” dan

“mendatar”. Terlihat dari gambaran wajah dan ekspresi.

Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau

kontak dengan orang lain dan suka melamun. Kontak

emosional sangat “miskin”, sukar diajak bicara dan pendiam.

Page 39: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

24

Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sosial. Sulit

dalam berfikir abstrak, tidak ada atau kehilangan dorongan

kehendak dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha,

tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan

serba malas.

Biasanya gangguan skizofrenia muncul pada masa remaja

atau dewasa muda (sebelum usia 45 tahun) seorang dikatakan

skizofrenia atau di diagnosa apabila perjalanan penyakitnya

sudah berlangsung 6 bulan. (Dadang Hawari 2003, 42).

Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa

skizofrenia adalah suatu kondisi psikosis dimana seseorang

mengalami terpecah belahnya antara pikiran dan emosi yang

ditandai dengan berbagai gejala yang tampak mengganggu

keberfungsian sosialnya serta tidak bisa membedakan mana

yang nyata dan tidak nyata.

b. Faktor Penyebab Skizofrenia

Gangguan jiwa skizofrenia tidak terjadi dengan

sendirinya. Ada sedikitnya tiga faktor penyebab munculnya

gangguan jiwa skizofrenia yaitu faktor biologis, faktor

psikososial, dan faktor sosiokultur( Baihadi 2005, 25)

(1) Faktor Biologis

Berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat

meghambat perkembangan maupun fungsi pribadi atau

individu dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bersifat

menyeluruh, artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah

Page 40: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

25

laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap

stress. Faktor-faktor itu meliputi: proses emosi yang

berlebihan, kelainan gen, dan kurang gizi.

(2) Faktor Psikososial

Suatu keadaan atau peristiwa yang menyebabkan

perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu

terpaksa mengadakan penyesuaian diri untuk

menaggulangi tekanan mental yang timbul. Namun tidak

semua orang mampu melakukan adaptasi dan mampu

menanggulanginya sehingga timbulah keluhan-keluhan

kejiwaan skizofrenia. Adapun faktor-faktor psikososial,

antara lain: konflik dalam perkawinan, perkawinan

merupakan sumber stress yang dialami oleh seseorang.

Misalnya, pertengkaran, perpisahan, dan kematian salah

satu pasangan. Hubungan interpersonal (antar pribadi),

gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat

yang mengalami konflik atau konflik dengan kekasih.

Faktor keluarga, seperti hubungan kedua orangtua yang

dingin, penuh ketegangan atau acuh tak acuh, orangtua

bercerai, orantua dalam mendidik anak kurang sabar,

keras, dan otoriter. Keuangan, kondisi sosial ekonomi

yang tidak sehat dapat mengakibatkan seseorang

mengalami stress. Misalnya pendapatan jauh lebih rendah

daripada pengeluaran, terlibat hutang, dan lain

sebagainya. Pekerjaan, seperti kehilangan pekerjaan

(PHK), pensiun, pekerjaan tidak cocok, dan pekerjaan

terlalu banyak.

Page 41: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

26

(3) Faktor sosiokultur

Meliputi keadaan obyek dalam masyarakat yang dapat

berakibat timbulnya tekanan pada individu dan selanjutnya

melahirkan berbagai bentuk gangguan.

c. Tipe-tipe Skizofrenia

Skizofrenia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe atau

jenis skizofrenia, yaitu: skizofrenia tipe hebefrenik yaitu

pikiran yang kacau balau ditandai dengan adanya inkoherensi

(pikiran yang tidak dapat dimengerti orang lain), tidak adanya

ekspresi, tertawa sendiri, halusinasi dan perilaku aneh.

Skizofrenia tipe katatonik, tipe ini penderita lebih suka

mengurung diri dan menarik diri dari pergaulan, sehingga

seperti patung diam saja. Sikap tubuh penderita skizofrenia

katatonik ini yaitu sikap yang tidak wajar atau aneh.

Skizofrenia tipe paranoid, penderia tipe ini mengalami

gangguan alam perasaan yang hebat, biasanya penderita

merasakan kecemasan yang begitu hebat. Seperti akan

dibunuh, atau bisa saja mengaku dirinya nabi dan lain

sebagainya. Skizofrenia tipe residual, biasanya penderita

memiliki perasaan yang tumpul dan tidak peduli dengan

lingkungannya dan juga pikiran yang tidak rasional (Willy

dan Albert 2009, 267)

4. Konsep Pemulihan

Menurut Tirtojiwo, Pemulihan dari skizofrenia dapat

didefinisikan sebagai suatu perjalanan penyembuhan dan

Page 42: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

27

perubahan yang positif, yang memungkinkan seseorang dengan

penyakit mental yang serius untuk menjalani hidup yang lebih

berarti ketika hidup dalam komunitas pilihannya.

Pemulihan dari gangguan skizofrenia atau segala bentuk

penyakit mental bisa berbeda untuk orang yang berbeda. Model

pemulihan menempatkan tanggung jawab dan pengambilan

keputusan ditangan pasien, bukan dokter. Pemulihan

mengandalkan dukungan dari orang lain pada titik-titik tertentu di

sepanjang proses penyembuhan tersebut sehingga kemungkinan

pasien mempunyai kontrol lebih besar atas jalur pemulihan yang

sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut akan memungkinkan

mereka untuk menemukan apa yang terbaik untuk mereka oleh

mereka sendiri, dan belajar dari pengalaman orang lain. Ada

berbagai konsep pemulihan skizofrenia. Perjalanan setiap

seseorang untuk pemulihan sangat pribadi dan terkait dengan

individu dan masyarakat dimana si penderita tinggal.

a. Harapan

Harapan sangat penting dan harus ditentukan, dipupuk, dan

dipelihara. Harapan untuk pulih dapat di gambarkan sebagai

kunci untuk pemulihan. Dan itu termasuk kepercayaan diri,

gigih melalui saat yang tidak menentu dan disaat terjadi

kemungkinan yang memang pasti terjadi, dengan keyakinan

bahwa ada masa depan yang lebih baik.

b. Arti dan tujuan hidup

Mengembangkan makna dari tujuan dalam hidup yang baru

adalah penting. Pasien harus didorong atau dibantu dalam

menemukan arti dari tujuan hidup ini melalui pengembangan

keterampilan baru atau peran sosial atau keahlian yang baru.

Page 43: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

28

Makna baru juga dapat ditemukan melalui mengadopsi

filosofi baru, praktek politik atau agama. Ini pada dasarnya

adalah sebuah proses penemuan diri.

c. Pemberdayaan dan identitas diri

Sebuah faktor penting dari pemulihan adalah pemberdayaan

pasien dan memulihkan rasa percaya diri. Hal ini penting

karena memiliki penyakit mental yang serius dapat

mengakibatkan pasien menjadi merasa tidak berdaya akibat

pengalaman seperti kurungan paksa (rawat paksa di rumah

sakit), stigma, dan sikap paternalistik dari penjaga dan tim

perawatan. Hal ini dapat mengakibatkan pasien mengadopsi

peran sebagai orang cacat atau sakit. Pasien perlu di bantu

alam mengembangkan kepercayaan diri, kemandirian, dan

ketegasan.

d. Hubungan yang mendukung

Teman dan keluarga yang percaya dan mendukung pasien

tidak ternilai harganya dalam proses pemulihan. Hubungan ini

jauh lebih penting dibandingkan dengan dukungan tenaga

profesional kesehatan mental. Pengguna jasa lain (penderita

gangguan jiwa lain) juga dapat mempunyai arti penting agar

pasien bisa pulih. Selalu mempertimbangkan saran dari

keluarga dan teman serta tenaga profesional kesehatan mental.

e. Mengenal diri

Sangat penting untuk memulihkan rasa percaya diri. Salah

satu strategi yang telah digunakan adalah untuk mengatur

keterlibatan sosial pasien dengan membatasi hanya kepada

orang yang memberikan hubungan yang positif, aman, dan

bermakna sehingga memungkinkan ruang individu untuk

Page 44: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

29

mengembangkan pemahaman, spiritualitas diri mereka dan

minat. Pengenalan diri ini dibantu melalui hubungan dan

atmosfer dimana ada penerimaan, kebersamaan, dan rasa

memiliki.

Pemulihan dari penyakit skizofrenia merupakan perjalanan

dan keputusan pribadi. Pemulihan ini dapat di fasilitasi melalui

berbagai program. Pada awalnya individu harus menerima

bantuan dan mulai mengambil tanggung jawab untuk

kesejahteraan mental mereka sendiri. Harapan dan keyakinan

bahwa hidup akan menjadi lebih baik adalah penting. Proses ini

dipelajari melalui terapi dan interaksi dalam hubungan yang

mendukung dengan pengembangan kemandirian yang

meningkat.(Tirtojiwo)

B. Kajian Pustaka

Langkah pertama dalam kelanjutan suatu penelitian dalam

penyusunan suatu karya ilmiah atau proposal adalah dengan mengkaji

skripsi sebelumnya yang memiliki subjek dan objek yang hampir

sama atau memiliki kesamaan.

Langkah ini memiliki tujuan agar terhindarnya dari penjiplakan

hasil karya ilmiah orang lain baik sengaja ataupun tidak. Oleh karena

itu peneliti ingin mempertegas antar judul penelitian yang

sebelumnya.

1. Temuan dari jurnal yang di tulis oleh Nora Jusnita Nainggolan

dan Lidia L. Hidajat yang berjudul “Profil Kepribadian dan

Psychologicsl well-being caregiver skizofrenia. Pada jurnal ini

menjelaskan bahwa :

Page 45: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

30

“skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan

ketidakberfungsian secara meluas. Keluarga sebagai primary

caregiver berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan

fisik, maupun dalam memberikan dukungan secara psikologis.

Tantangan berat yang dirasakan caregiver skizofrenia selain

menghadapi perilaku penderita yang cenderung tidak realistik,

adalah pengenaan stigma dan isolasi dari lingkungan sosial.

Salah satu faktor yang menentukan adaptif seseorang adalah

kepribadian. Ciri kepribadian caregiver skizofrenia selain

dalam menentukan pemaknaan dan evaluasi mereka terhadap

stressor, juga dapat menentukan pilihan coping yang akan

mempengaruhi kualitas kesejahteraan psikologi

(psychological well-being) caregiver tersebut” (Nora and

Lidia 2013, 21).

Dalam jurnal ini, menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologi

sebagai primary caregiver sangat penting. karena keluarga

berperan sebagai pemenuhan kebutuhan fisik dan memberi

dukungan psikolgi bagi penderita skizofrenia. Perbedaan dengan

penelitian yang penulis lakukan adalah peniliti fokus pada

dukungan sosial keluarga yang diberikan kepada Orang dengan

Skizofrenia.

2. Temuan dari jurnal oleh Ririn Nasriati yang berjudul “Stigma dan

Dukungan Keluarga dalam Merawat Orang dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ)”

“adanya stigma yang negatif terhadap ODGJ dan keluarganya

menyebabkan ODGJ dan keluarganya akan terkucilkan.

Sehingga keluarga akan mengalami beban psikologis yang

gerat bagi keluarga penderita gangguan jiwa sehingga

berdampak dalam pemberian dukungan yang diberikan

keluarga kepada ODGJ” (Ririn 2017, 6)

Lingkungan sosial sangat berpengaruh bagi pemulihan ODGJ.

Dengan adanya stigma negatif dari lingkungan sosial akan

Page 46: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

31

membuat ODGJ dan keluarga dikucilkan.sehingga pemberian

dukungan kurang efektif. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian

penulis adalah jurnal ini fokus mengetahui tentang hubungan

stigma masyarakat dengan pemberian dukungan keluarga kepada

ODGJ. Sedangkan peneliti fokus pada bentuk dukungan keluarga

yang diberikan kepada ODS. jurnal ini memilih objek yang luas

yaitu Orang Dengan Gangguan Jiwa dan penulis hanya fokus

pada Orang Dengan skizofrenia. Dalam jurnal ini penelitian yang

dilakukan menggunakan pendekatan kuantitaif sedangkan penulis

menggunakan pendekatan kualitatif yang akan lebih mendalam.

3. Temuan dari jurnal oleh Kanti Fiona yang berjudul “Pengaruh

Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup Penderita

Skizofrenia”.

Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa jurnal ini bertujuan untuk

mengetahui adanya pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas

hidup penderita skizofrenia sebagai pasien rawat inap. Dukungan

sosial yang merupakan hubungan interpersonal yang dapat

membantu seseorang dalam adaptasi saat stress dan

menghindarkannya dari kesepian antara pasien yang satu dengan

pasien yang lainnya. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian

penulis adalah bahwa subjek dalam jurnal ini adalah penderita

skizofrenia sedangkan penelitian penulis adalah keluarga

penderita skizofrenia. Jurnal ini menggunakan pendekatan

kuantitatif sedangkan penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

C. Kerangka Berpikir

Untuk mempermudah pembaca memahami fokus didalam penelitian

ini, maka berdasarkan latar belakang masalah dan teori-teori yang

Page 47: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

32

telah dipaparkan, peneliti membuat kerangka berfikir dalam bentuk

skema yang berisi mengenai dukungan keluarga dalam proses

pemulihan orang dengan skizofrenia. Berikut:

Page 48: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

33

Bagan 2.2

Skema kerangka berpikir dalam penelitian

Proses Pemulihan

Skizofrenia

Orang Dengan Skizofrenia Pulih

1. Harapan, Harapan sangat penting dan harus

ditentukan, dipupuk, dan dipelihara. Harapan

untuk pulih dapat di gambarkan sebagai kunci

untuk pemulihan.

2. Arti dan Tujuan Hidup, Pasien harus didorong

atau dibantu dalam menemukan arti dari tujuan

hidup ini melalui pengembangan keterampilan

baru atau peran sosial atau keahlian yang baru.

3. Pemberdayaan dan Identitas Diri, Sebuah faktor

penting dari pemulihan adalah pemberdayaan

pasien dan memulihkan rasa percaya diri. Hal

ini penting karena memiliki penyakit mental

yang serius dapat mengakibatkan pasien

menjadi merasa tidak berdaya akibat

pengalaman seperti kurungan paksa (rawat

paksa di rumah sakit), stigma, dan sikap

paternalistik dari penjaga dan tim perawatan.

4. Hubungan yang Mendukung, Teman dan

keluarga yang percaya dan mendukung pasien

tidak ternilai harganya dalam proses pemulihan.

Hubungan ini jauh lebih penting dibandingkan

dengan dukungan tenaga profesional kesehatan

mental.

5. Mengenal Diri, Sangat penting untuk

memulihkan rasa percaya diri. Salah satu

strategi yang telah digunakan adalah untuk

mengatur keterlibatan sosial pasien dengan

membatasi hanya kepada orang yang

memberikan hubungan yang positif, aman, dan

bermakna sehingga memungkinkan ruang

individu untuk mengembangkan pemahaman,

spiritualitas diri mereka dan minat. Pengenalan diri ini dibantu melalui hubungan dimana ada

penerimaan, kebersamaan, dan rasa memiliki.

Dukungan Sosial Keluarga

1. Dukungan instrumental, yaitu

keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan kongkrit.

2. Dukungan Informasional,

keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan disseminator

(Penyebar Informasi).

3. Dukungan penilaian, keluarga

bertindak sebagai umpan balik,

membimbing dan menengahi

pemecahan masalah dan sebagai

sumber dan validator identitas

keluarga.

4. Dukungan emosional, keluarga

sebagai sebuah tempat yang aman

dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi.

Page 49: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

34

Page 50: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

35

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENELITIAN

A. Sejarah KPSI

Komunitas ini berawal dari pembuatan Mailing List di Yahoo!

Group Messanger yang dibuat oleh Bagus pada tanggal 26

Februari 2001. Pada mulanya komunitas ini berawal dari sebuah

perkumpulan orang-orang yang mempunyai kesamaan

pengalaman dengan anggota keluarganya yang menderita

skizofrenia. Mereka yang tergabung dalam Mailing List tersebut

saling berbagi cerita, pengalaman, dan saling mendukung satu

sama lain dalam menjalani kehidupan dengan pasien skizofrenia

Pada saat itu, dengan adanya messenger ini peminatnya masih

sedikit karna pengguna internet yang masih sedikit pula. Bagus

Utomo tidak hanya memperkenalkan penyakit ini pada situs

Yahoo! Itu saja, namun selanjutnya membuat website yang dapat

diakses oleh masyarakat luas, yakni yang beralamatkan

www.skizofrenia.org. Meskipun pengguna internet pada saat itu

masih sedikit, namun Bagus yakin bahwa website tersebut akan

diakses dan dapat berguna pada suata saat nanti. (Data wawancara

dengan ketua KPSI Bagus Utomo, pada tanggal 13 Maret 2019).

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) mulai

berkembang dengan mulainya Bagus mengenal media sosial

bernama Facebook dan mulai membuat Fanpage Komunitas

Peduli Skizofrenia Indonesia pada tahun 2009. Semua data yang

Page 51: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

36

ada di website dan mailing list dipindahkan ke akun grup

Facebook KPSI agar tidak hilang datanya. Selain itu, data

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat informasi bagi

anggota yang baru bergabung di grup KPSI. Ternyata respon dari

masyarakat pun tinggi karena di Facebook dapat melakukan

komunikasi lebih interaktif dan juga bisa terlihat profil lengkap

seseorang. Dari waktu ke waktu, pengikut dalam fanpage tersebut

meningkat sangat pesat. Anggota dalam grup Facebook hingga

sampai saat ini sudah mencapai 40.212 anggota. (Data wawancara

dengan ketua KPSI Bagus Utomo, pada tanggal 13 Maret 2019).

B. Profil KPSI

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) adalah

komunitas yang didalamnya terdapat Orang dengan Skizofrenia

(ODS) yang sedang berjuang untuk pulih ataupun sudah pulih,

keluarga pasien, serta masyarakat umum yang peduli dengan

kesehatan mental dan jiwa, terutama pada skizofrenia. KPSI

merupakan wadah bertemunya para pasien skzofrenia dan

keluarga pasien yang saling mendukung, berbagi cerita serta

pengalaman, dan juga menyediakan informasi seputar kesehatan

jiwa. Selain itu, KPSI juga bertujuan untuk melakukan

pemberdayaan terhadap keluarga dan penderita sizofrenia yang

selanjutnya bisa ditunjukkan ke masyarakat. KPSI menjadi

komunitas yang peduli terhadap kesehatan jiwa terbesar se-

indonesia karna adanya kebutuhan akan pengetahuan tentang

kesehatan jiwa yang tersebar di daerah lain, seperti Simpul

Surabaya, Simpul Sulawesi, Simpul Yogyakarta, Simpul Malang,

Page 52: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

37

Simpul Solo, Simpul Bandung, Simpul Jember dan Simpul

Palembang.

Gambar 3.1. Logo KPSI

Sumber: https://m.facebook.com/kpsi.pusat/photos/

Pada logo KPSI tersebut terdapat makna tersendiri bagi KPSI.

Ikon perlembangan dua individu yang saling merangkul bahu

diartikan sebagai kedua orang saling membantu dan menolong

satu sama lain. Hal tersebut menjadi cerminan bahwa di KPSI

sikap saling support, membantu, dan empati antar sesama

pengurus dan anggota. Dengan demikian, KPSI menginginkan

kerukunan dan ikatan solidaritas yang ada di dalamnya tidak

hanya saling merangkul tetapi juga saling menguatkan satu sama

lain.

KPSI yang dijadikan tempat penelitian ini merupakan KPSI

Pusat yang berada di Jakarta. KPSI Pusat beralamatkan di Jalan

Jatinegara Timur No. 99 RT.005/02, Balimester, Jatinegara,

Jakarta Timur, DKI Jakarta 13310. Lokasi tepatnya berada di

Page 53: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

38

samping lorong restoran Dapur 99 dan cukup mudah ditemukan

karena dekat dengan jalan raya besar. Di tempat inilah

berkumpulnya para pasien skizofrenia, keluarga ODS, relawan,

dan masyarakat yang berpartisipasi dalam melakukan dukungan

satu sama lainnya serta saling berbagi informasi.

Gambar 3.2. denah letak KPSI di Jatinegara

Sumber: http://maps.app.goo.gl/cpZ8g

KPSI memiliki visi dan misi yakni berusaha untuk

mengenalkan penyakit skizofrenia terutama kepada masyarakat

bahwa penyakit tersebut dapat diobati atau disembuhkan,

menyebarluaskan pengetahua tentang kesehatan jiwa terutama

skizofrenia, membantu mengedukasi keluarga pasien skizofrenia

beserta pasien, memberi support kepada sesama caregiver dan

ODS, melakukan pelatikan kepada pasien skizofrenia, melakukan

dukungan sosial kepada ODS supaya bisa pulih, membuat

jejaringan antara keluarga pasien beserta pasien, dan berupaya

mendorong perubahan sistem pelayanan kesehatan jiwa oleh

pemerintah.

Page 54: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

39

C. Struktur Kepengurusan KPSI

KPSI mempunyai struktur kepengurusan yang belum tetap

atau belum dibentuk secara matang. Namun kepengurusan inti

saja yang sudah dibentuk dengan resmi dan sudah tetap. Seperti

ketua, sekretaris, dan bendahara. Pada jabatan ketua diisi oleh

Bagus Utomo yang merupakan pendiri KPSI, jabatan

kesekretariatan dijabat oleh Heri Purwanto dan jabatan bendahara

dijabat oleh Tri Agustiningsih. KPSI tidak memiliki struktur

kepengurusan yang lebih spesifik dibawah badan kepengurusan

inti tersebut. Hal ini karena sifat keanggotaan yang masih

sukarela dan belum meliputi struktur yang ideal. Berikut

merupakan gambaran struktur yang menjadi bayangan

kepengurusan KPSI di masa yang akan datang.

Dewan Pembina

Direktur Eksekutif

sekretaris

Bendahara

Fundraising IT dan lain-lain

HRD

Internal Service Manager

Program

Devisi Indonesia Barat

Devisi Indonesia Tengah

Devisi Indonesia Timur

Manager

Simpul

Simpul A

Simpul B

Simpul C

Litbang

Page 55: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

40

Bagan 3.3: Bagan Struktur Kepengurusan KPSI

Sumber: Data dikirim oleh Bagus Utomo pada tanggal 14 Maret 2019

Meskipun struktur KPSI yang belum resmi, namun KPSI

yakin bahwa komunitas ini akan berkembang menjadi sebuah

komunitas yang memiliki banyak anggota sehinggu struktur

kepenguruaan akan lebih tertata serta dapat dikenal masyarakat

luas.

D. Program Kegiatan KPSI

KPSI memiliki program yang dapat di ikuti ODS, keluarga,

dan juga masyarakat. Berikut program-program yang ada di

KPSI:

1. Seminar Awam tentang Gangguan Jiwa

KPSI secara berkala mengadakan edukasi bagi masyarakat

umum untuk membangun kepedulian dan pengetahuan

tentang masalah kejiwaan. program ini diharapkan agar dapat

menambah wawasan bagi masyarakat umum dalam melihat

masalah penyakit kejiwaan yang salah satunya adalah

skizofrenia. Seperti menjelaskan berbagai penyakit kejiwaan,

mengenalkan skizofrenia, memberikan tipe-tipe menghadapi

orang dengan gangguan kejiwaan, memberikan pengetahuan

terkait pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan pentingnya

menjaga keharmonisan dalam lingkungan keluarga.

Page 56: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

41

2. Kampanye kesehatan jiwa melalui Radio

KPSI juga menyuarakan lewat media. Radio yang mudah

untuk diakses oleh masyarakat luas. KPSI bekerja sama

dengan Radio Pelita Harapan (RPK) 96,3 FM untuk melaukan

kampanye kesehatan jiwa sejak Maret 2015. KPSI sendiri

yang membuat susunan acara program penyiaran, yaitu sesi

edukasi dari psikiater, curhat dari psikolog, dan ada testimoni

dari ODS dan juga keluarga untuk menjelaskan pengalaman-

pengalaman yang bermotivasi.

3. Psikoedukasi (Penerangan Kejiwaan untuk Anggota)

Perkembangan pengetahuan dan pengalaman mengenal

masalah kesehatan jiwa berkembang terus seiring waktu.

KPSI secara kontinu dan berkala mengadakan psikoedukasi

sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan anggota baik

mengenai skizofrenia maupun gangguan kejiwaan lainnya.

4. Advokasi serta Penguatan Hukum dan HAM

KPSI meyakini bahwa masalah kesehatan jiwa bukan hanya

menjadi tanggung jawab masyarakat semata tapi juga menjadi

yang utama. Memerlukan peranan institusi kenegaraan yuntuk

menanganinya. KPSI mengadakan advokasi ke berbagai

institusi untuk terwujudnya bangsa indonesia sehat jiwa.

5. Terapi Seni dan Kreativitas

KPSI mengadakan kegiatan seni dan kreativitas seperti

melukis dan membuat kerajinan tangan sebagai terapi bagi

Page 57: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

42

ODS san keluarganya. kegiatan ini dilakukan pada hari

minggu setiap pekannya.

6. Konseling dengan Psikolog Klinis

Bagi masyarakat yang membutuhkan solusi kejiwaan, KPSI

menyediakan konseling dengan psikolog klinis sesuai dengan

perjanjian. Bagi yang ingin konseling dapat menghubungi via

telepon ke (021) 8579618.

7. Yoga

Ketenangan dan keseimbangan ragawi serta kejiwaan amat

penting bagi perjalanan pemulihan ODS. KPSI yang

menyediakan terapi melalui yoga dengan dibimbing oleh

profesional dibidang tersebut setiap hari sabtu pukul 10:00

WIB.

8. Website tentang Gangguan Jiwa

Internet merupakan media yang efektif untuk

meyebarluaskan pengetahuan kesehatan jiwa. Mulai

pertengahan tahun 2013, KPSI memiliki website tentang

masalah kejiwaan dengan banyak materi, seperti eBook yang

dapat di download. Anggota website yang teregistrasi akan

mendapatkan hak yang lebih dibandingkan dengan pengguna

umum.

9. Pemutaran Film

KPSI mengadakan pemutaran film tidak hanya yang

bertemakan kesehatan jiwa, tetapi juga yang bertemakan

umum sehingga dapat melepaskan kelelahan dan ketegangan.

Page 58: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

43

Pemutaran film ini dilakukan pada hari minggu sebulan

sekali.

10. Perpustakaan

KPSI menyediakan buku-buku umum serta buku lainnya.

Bermula dari yang bertema serius hingga yang

menyenangkan. Seperti kisah nyata ODS, panduan masalah

kesehatan jiwa hingga komik yang menghilangkan kesedihan

hati dan pikiran.

E. Pola Pendanaan KPSI

Pola pendanaan dalam KPSI dilakukan dalam berbagai hal.

Seperti, donasi publik dari keluarga pasien dan masyarakat umum

yang dapat disumbangkan melalui rekening yayasan yang ada di

group facebook yaitu 8000-8156-4900, Atas Nama: Peduli

Skizofrenia Indonesia. Selain adanya donasi, KPSI juga

mengadakan garage sale yang diadakan 3 bulan sekali. Kegiatan

ini berupa menjual barang bekas yang telah dikumpulkan melalui

sumbangan barang bekas yang layak pakai oleh keluarga pasien

dan masyarakat umum. Garage sale ini biasanya dilakukan

didepan sekretariat KPSI dan sisanya akan dijual di pasar loak.

Selain garage sale kpsi juga menjual berbagai hasil keterampilan

seni para pasien yang diberi nama Gallery KPSI. Di gallery ini

menjual seperti kaos, buku, gantungan kunci dan lain-lain.

Namun biasanya merchandise ini diberikan kepada narasumber

yang diundang oleh KPSI.

Page 59: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

44

F. Jejaring KPSI dengan Kesehatan Jiwa

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia merupakan bagian

dari jejaring organisasi kesehatan jiwa yang berada dalam

pembinaan Kementrian Kesehatan RI dan Kementrian Kesehatan

Sosial RI. Bersama-sama berjuang untuk menginspirasi banyak

orang di seluruh dunia untuk membangun organisasi pendukung

kesehatan jiwa di setiap provinsi. Tidak hanya itu, KPSI juga

bekerja sama dengan organisasi kesehatan jiwa lainnya seperti

Bipolar Care Indonesia dan Into The Light.

Page 60: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

45

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

TENTANG DUKUNGAN KELUARGA BAGI ODS (ORANG

DENGAN SKIZOFRENIA)

Dalam bab ini akan dijabarkan data dan hasil temuan dari

penelitian yang telah dilakukan. Dukungan Sosial keluarga adalah

sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota

keluarganya yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dalam hal ini penerima

dukungan sosial keluarga akan mengetahui bahwa ada orang lain

yang memperhatikan, menghargai dan mencintai (Friedman 2010,

483). Dalam dukungan sosial keluarga yang diberikan kepada ODS

(Orang Dengan Skizofrenia) menurut Friedman terdapat 4 jenis

dukungan sosial keluarga yaitu dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan emosional. Dalam

proses pemulihan, orang dengan skizofrenia akan mengalami suatu

perjalanan penyembuhan dan perubahan yang positif yang

memungkinkan seseoramg untuk dapat menjalani hidup yang lebih

berarti. berikut adalah data ODS (Orang Dengan Skizofrenia) yang

akan dikaitkan dengan dukungan sosial keluarga.

Page 61: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

46

Tabel 4.1 : Data Orang Dengan Skizofrenia

No. Nama

Inisial

Umur Jeni

s

Kela

min

Nama

Orangtua

Jenis

Skizofrenia

Gejala ODS

1. GG 36

Tahun

L Ibu Kiki Skizofrenia

Paranoid

- Emosi yang berlebihan.

- Berdiam diri dikamar (terkadang dalam keadaan gelap).

- Tidak nyaman ditempat keramaian.

- Halusinasi seperti ada orang yang mengintai sehingga nyawanya terancam, ada seseorang yang mengajak bercanda.

2. FU 32

Tahun

L Ibu

Qomari

yah

Skizofrenia

Paranoid

- Emosi yang berlebihan hingga melempar barang dan memukul barang.

- Suka gelisah. - Halusinasi.

3. A 37

Tahun

L Ibu Mira Skizofrenia

Paranoid

- Diam menyendiri.

- Marah

Page 62: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

47

berlebihan hingga melempar barang.

- Merasa cemas terhadap sesuatu.

4. MA 38

Tahun

L Ibu Tina Skizofrenia

Paranoid

- Emosi yang berlebihan.

- berperilaku aneh.

- Halusinasi seperti ada orang yang berniat buruk kepada ODS, polisi yang mengintai, orang menahan nafasnya,

A. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan atau bantuan

secara praktis dan kongkrit secara langsung. Seperti: sumber

dana, sumber pertolongan, dan meluangkan waktu. Dukungan

instrumental keluarga merupakan fungsi ekonomi dan fungsi

perawatan kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota

keluarga yang sakit (Suwardiman, 2011)

1. Sumber Dana

Keluarga sebagai sumber dana adalah terkait pemenuhan

biaya operasional ODS dalam perawatan medis. Keluarga

memiliki kewajiban untuk memberikan pemenuhan biaya

operasional perawatan medis bagi ODS. Dalam pemenuhan

Page 63: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

48

biaya operasional perawatan medis, karena mahalnya biaya

pengobatan bagi ODS setiap bulannya BPJS sangat

membantu untuk meringankan beban keluarga. seperti yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari ODS yang

berinisial GG:

“Sebelum menggunakan BPJS terasa berat biaya

perbulannya sekitar Rp. 1.700.000 namun setelah

menggunakan BPJS alhamdulillah gratis” (Ibu kiki)

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga dari ODS yang

berinisial A:

“Sejak didiagnosa tahun 2010 menderita skizofrenia

menggunakan biaya sendiri dan sudah setahunan ini

menggunakan BPJS alhamdulillah menjadi ringan”

(Ibu Mira)

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa sebelum menggunakan BPJS biaya yang dikeluarkan

untuk perawatan ODS sangat mahal dan terasa berat namun

setelah adanya BPJS sangat meringankan keluarga dalam

pemenuhan biaya operasional perawatan medis bagi ODS.

Dukungan keluarga sebagai sumber dana juga terkait

biaya operasional ODS dalam pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Karena ODS yang sudah bekerja pemenuhan kebutuhan

tersebut tidak lagi dipenuhi oleh keluarga. namun dipenuhi

oleh ODS sendiri. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu

Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU:

Page 64: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

49

“Dia sudah bekerja dan memiliki gaji yang tetap setiap

bulannya jadi dari keluarga sudah tidak memberikan

pemenuhan biaya sehari-hari” (Ibu Qomariyah)

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

dismpaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga ODS yang

berinisial MA:

“Karena dia sudah bekerja dan memiliki istri dan anak

jadi keluarga sudah tidak memberikan biaya

kebutuhan sehari-hari” (Ibu Tina).

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa keluarga memberikan kepercayaan kepada ODS untuk

mengelola keuangan secara mandiri. Hal ini dilakukan agar

ODS belajar memiliki tanggung jawab terhadap keuangannya

agar seimbang.

Karena ODS yang sudah bekerja sangat penting adanya

pengawasan dalam setiap pemasukan dan pengeluaran agar

kondisi keuangannya dapat seimbang. Karena ODS yang

sudah menikah maka pengawasan pemasukan dan

pengeluaran dilakukan oleh istrinya seperti yang disampaikan

oleh Ibu Tina selaku keluarga dari ODS yang berinisial MA:

“Kalau untuk pemasukan dan pengeluaran sudah ada

istrinya yang mengatur jadi kami pihak keluarga

mempercayakan hal tersebut kepada istrinya” (Ibu

Tina).

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga dari ODS yang

berinisial A:

Page 65: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

50

“Sejak januari dia sudah menikah jadi pengawasan

pemasukan dan pengeluaran dilakukan oleh istrinya”

(Ibu Mira).

Dari Pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa ODS sudah menikah sehingga pengawasan pemasukan

dan pengeluaran ODS dilakukan oleh istrinya. Dengan adanya

pengawasan ini ODS dan keluarga akan lebih mandiri

terhadap pengelolaan keuangan keluarga.

2. Sumber Pertolongan

Keluarga sebagai sumber pertolongan adalah terkait respon

keluarga saat pertama kali mengetahui bahwa anggota

keluarganya menderita skizofrenia dan langsung memberikan

pertolongan medis untuk ODS dengan mengantarkan ODS ke

Rumah Sakit Jiwa. Hal ini disampaikan oleh Ibu Qomariyah

selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU:

“Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Jiwa Klender

waktu itu untuk mendapatkan penanganan medis” (Ibu

Qomariyah)

Hal ini juga dapat dilihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari ODS

berinisial GG yang mencari informasi terlebih dahulu dari

Caregiver yang berada dalam Komunitas Peduli Skizofrenia

Indonesia dan langsung membawa ODS ke Rumah Sakit Jiwa

Terdekat. Berikut pernyataannya:

“Langsung mencari info terkait gejala yang dialami

anak saya waktu itu langsung bertemu dengan

caregiver juga di KPSI. Jadi setelah konsultasi dan

Page 66: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

51

diberikan saran langsung saya bawa ke psikiater

terdekat dari rumah” (Ibu Kiki)

Dari kedua informasi yang dipaparkan oleh informan

diatas menjelaskan bahwa kedua keluarga langsung

memberikan pertolongan bantuan medis agar ODS segera

mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Jiwa.

Selain pertolongan medis keluarga juga memberikan

pertolongan dalam hal perawatan selama ODS dirumah.

Seperti makanan dan obat-obatan. Karena ODS yang sudah

mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan oleh karena

itu makanan dan obat-obatan sudah tidak disiapkan. Hal ini

seperti yang disampaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga dari

ODS yang berinisial MA:

“Kalau untuk makanan kami tidak menyiapkan karena

kondisi dia yang sudah membaik begitu juga dengan

obat dia sudah mengerti obat yang harus diminum”

(Ibu Tina)

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS

yang berinisial FU:

“Untuk makan dan meminum obat, ODS sudah

memiliki kesadaran sendiri jadi sudah tidak perlu

disiapkan. Tapi kalau lupa kami ingatkan jadi tetap

dipantau” (Ibu Qomariyah)

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa ODS sudah memiliki kesadaran diri dalam makan dan

minum obat tepat pada waktunya yang dapat diartikan sudah

Page 67: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

52

mandiri. Namun tetap ada pemantauan jika ODS terkadang

lupa keluarga tetap mengingatkan.

3. Meluangkan Waktu

Sebagai keluarga meluangkan waktu bersama ODS sangat

penting untuk dilakukan. Karena dengan menghabiskan waktu

bersama keluarga ODS akan lebih merasa bahwa lingkungan

keluarga sangat mendukung pemulihannya. Karena ODS yang

sudah memiliki istri dan anak, pada hari libur kerja ODS

menghabiskan waktu bersama istri dan anaknya sehingga

Menghabiskan waktu bersama keluarga seperti makan

bersama atau acara keluarga dirumah sebulan sekali. Hal ini

di sampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga dari ODS yang

berinisial A:

“karena dia dan adik-adiknya sudah berkeluarga jadi

setiap libur kerjanya mereka menghabiskan waktu

bersama keluarga masing-masing paling sebulan

sekali acara keluarga tapi komunikasi tetap setiap

hari” (Ibu Mira).

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari ODS yang

berinisial GG:

“Kita ada acara keluarga dirumah biasanya ngumpul

dan menghabiskan waktu bersama apalagi banyak

cucu saya jadi dia senang ketika bermain dengan

keponakannya. Kemudian kita sering jalan keluarga

seperti ngopi, belanja keperluan dia, atau sekedar

makan bersama keluarga. (Ibu Kiki)

Page 68: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

53

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa kedua keluarga memiliki cara sendiri untuk

meluangkan waktu bersama ODS. untuk informan pertama

yaitu Ibu Mira, karena ODS yang berinisial A sudah menikah

maka bertemu keluarga hanya sebulan sekali namun untuk

informan kedua yaitu Ibu Kiki karena ODS yang berinsial GG

masih tinggal bersama keluarga maka sering menghabiskan

waktu bersama keluarga.

B. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi antara keluarga

dan ODS. keluarga memberikan infomasi yang dibutuhkan ODS.

seperti informasi tentang penyakit yang sedang dideritanya

(skizofrenia), ketika ODS sudah mengerti tentang kondisinya

maka informasi tentang obat-obatan yang dibutuhkan oleh ODS

juga penting agar ODS mengikuti aturan resep dokter dalam

mengkonsumsi obat-obatan tepat pada waktunya, serta

memberikan informasi tentang kegiatan untuk menunjang

pemulihan. pada dukungan informasi ini keluarga sebagai

penghimpun informasi dan pemberi informasi.

1. Informasi Skizofrenia

Informasi tentang skizofrenia sangat dibutuhkan oleh ODS

karena dengan mengetahui tentang informasi tersebut ODS

akan semakin dapat menerima kondisinya. pemberian

informasi tersebut dapat melalui psikiater, psikoedukasi dari

KPSI (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia) dan juga

melalui media sosial. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU:

Page 69: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

54

“ODS mengetahui soal penyakitnya. Pertamanya dia

tahu karena konsul psikiater dan saya ikutkan kedalam

grup KPSI (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia)

seperti Facebook dan grup Whatsapp”. (Ibu

Qomariyah).

Hal ini juga sama seperti yang disampaikan oleh Ibu Tina

selaku keluarga dari ODS yang berisial MA:

“Setelah dia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Klender

dia sudah paham akan kondisinya dan juga keluarga

mendapatkan edukasi melalui grup KPSI di whatsapp

dan dia pun ada dalam grup tersebut jadi dia dapat ikut

membacanya. Selebihnya ketika dia bertanya kami

siap menjawabnya” (Ibu Tina).

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa ODS mengetahui info tentang skizofrenia melalui

pertemuan dengan psikiater dan mengikuti psikoedukasi

melalui grup yang dibuat oleh KPSI (Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia). Dengan adanya psikoedukasi tersebut

sangat membantu bagi keluarga dan ODS untuk lebih

memahami tentang skizofrenia.

2. Informasi obat-obatan

Informasi tentang obat-obatan yang dibutuhkan ODS beserta

manfaatnya sangat penting. Karena ODS akan selalu

meminum obat seumur hidup oleh karena itu dengan

mengetahuinya ODS akan belajar bertanggung jawab untuk

menjaga kesehatan dirinya. Informasi obat ini berdasarkan

resep dokter yang diberikan untuk ODS kepada keluarga.

berikut informasi yang diperoleh dari setiap keluarga. seperti

Page 70: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

55

yang disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga dari ODS

yang berinisial A bahwa keluarga mendapatkan resep obat

dari psikiater yang melakukan praktek di Rumah Sakit Jiwa

Dr. Soeharto Heerdjan. Berikut adalah pernyataan resep obat:

“keluarga dan ODS mengetahui obat yang harus

diminum yaitu Risperidone 2 mg (untuk menangani

skizofrenia) diminum 1 kali dalam sehari pada malam

hari” (Ibu Mira).

Dari informasi yang disampaikan oleh Ibu Kiki selaku

keluarga dari ODS yang berisial GG bahwa keluarga

mendapatkan resep obat dari Dr. Reza yang melakukan

praktek di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Berikut

adalah pernyataan resep obat:

“Keluarga dan ODS mengerti obat-obatan yang

dibutuhkan Aripiprazole Abilify 15 mg (untuk

meredakan gejala skizofrenia) diminum 1 kali sehari

saat pagi, Trihexyphenidyl 2 mg (mengobati efek

samping dari obat psikiatri seperti kekakun otot,

keringat, dan produksi air liur) diminum 2 kali dalam

sehari pagi dan malam, clozapin 25 mg (mengobati

gangguan mental, kecemasan, serta gangguan suasana

hati) diminum 1 kali sehari saat malam” (Ibu Kiki).

Dari informasi yang disampaikan oleh Ibu Tina selaku

keluarga dari ODS yang berinisial MA bahwa keluarga

mendapatkan resep obat dari psikiater yang melakukan

praktek di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Berikut

adalah pernyataan resep obat:

“Keluarga dan ODS mengetauinya. Sekarang dia

meminum obat Atipikal ( untuk mengendalikan dan

Page 71: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

56

mengurangi gejala skizofrenia) diminum 1 kali dalam

sehari” (Ibu Tina).

Dari informasi yang disampaikan oleh Ibu Qomariyah

selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU bahwa keluarga

mendapatkan resep obat dari Dr. Reza yang melakukan

praktek di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Berikut

adalah pernyataan resep obat:

“Keluarga dan ODS mengetahuinya. Obatnya itu

Depakote 250 mg (untuk menstabilkan emosi

diminum saat pagi dan Olanzapin 10 mg (untuk

menghilangkan halusinasi) diminum sore atau malam”

(Ibu Qomariyah).

Berdasarkan pemaparan keempat informan diatas masing-

masing ODS memiliki perbedaan dalam mengkonsumsi obat

tergantung bagaimana respon ODS terhadap kerja obat.

Namun setiap keluarga dan ODS mengetahui tentang obat

yang mereka butuhkan dan juga manfaat dari masing-masing

obat tersebut. Dengan pemahaman tersebut ODS dan keluarga

akan lebih peduli terhadap kesehatan mental ODS.

3. Informasi kegiatan penunjang pemulihan

Informasi kegiatan penunjang pemulihan sangat dibutuhkan

bagi ODS. melakukan interaksi dengan banyak orang akan

semakin membuat ODS percaya diri bahwa lingkungannya

dapat menerima kondisinya. Selain bekerja, saat libur ODS

juga melakukan kegiatan lain. Hal ini seperti yang

Page 72: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

57

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS

yang berinisial FU:

“Kalau untuk kegiatan dia kan bekerja sebagai dosen

jadi kalau sedang tidak mengajar saya anjurkan untuk

berolaraga. Kemudian saya sarankan untuk bertemu

dengan teman-temannya disini untuk mengobrol

supaya dia tidak dirumah sendirian” (Ibu Qomariyah).

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari ODS yang

berinisial GG:

“Kita selalu menyarankan untuk dia ikut kegiatan

seperti magang, berolaraga setiap pagi, bermain gitar,

terkadang kalau ada seminar atau kegiatan di

komunitas saya ajak ke KPSI (komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia)”( Ibu Kiki)

Dari pemaparan kedua informan diatas menjelaskan

bahwa melalui informan pertama yaitu Ibu Qomariyah, karena

ODS yang berinisial FU sudah bekerja maka kegiatan lainnya

dilakukan saat ODS sedang libur mengajar seperti berolaraga

dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Menurut Informan

kedua yaitu Ibu Kiki, karena ODS yang berinisial GG belum

bekerja secara tetap maka ODS memiliki banyak kegiatan

seperti magang, berolaraga setiap paginya, bermain gitar

dirumah dan juga terkadang mengikuti kegiatan di KPSI

(Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia).

Page 73: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

58

C. Dukungan penilaian

Dukungan penilaian yang dapat diberikan kepada ODS

diantaranya sebagai umpan balik. Seperti: respon positif dan

penguatan (pembenaran). Menurut friedman dukungan penilaian

keluarga merupakan bentuk fungsi afektif keluarga terhadap

anggota keluarga yang dapat meningkatkan status kesehatannya.

Dengan adanya dukungan ini maka anggota keluarga akan

mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan usaha yang telah

dilakuknnya (Suwardiman, 2011)

1. Respon positif

Keluarga sebagai pemberi respon postif terkait pekerjaan

yang ODS lakukan sangat penting. Karena dengan adanya

respon yang postif ODS akan semakin bersemangat untuk

melakukan banyak hal dan menjadi lebih percaya diri

terhadap sesuatu yang sedang dikerjakan. Respon positif

dengan memberi dukungan dalam persetujuan gagasan ODS

untuk bekerja akan membuat ODS menjadi mandiri. Hal ini

disampaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga ODS yang

berinisial MA:

“Keluarga merasa senang karena dia ingin berusaha

dan bersemangat untuk bekerja apalagi sekarang ada

anak dan istri” (Ibu Tina).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga

ODS yang berinisial A:

“Keluarga sangat mendukung ODS yang ingin

bekerja. Kami sangat memberikan semangat agar ODS

dapat mandiri” (Ibu Mira).

Page 74: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

59

hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga ODS yang

berinisial FU:

“Karena itu adalah kemauannya sejak awal saya

sebagai ibu sangat senang dan mendukung (Ibu

Qomariyah).

Dari pemaparan ketiga informan diatas menjelaskan

bahwa ketiga keluarga sangat mendukung gagasan ODS

untuk bekerja. Sebagai keluarga dukungan penuh terhadap

pekerjaan ODS sangat penting karena dapat membuat ODS

bersemangat. Terutama dengan adanya anak dan istri yang

akan menjadi semangat ODS untuk bekerja.

Selain dukungan dalam persetujuan gagasan ODS dalam

pekerjaan, Setiap orang akan merasa ingin dihargai dalam

setiap pekerjaan yang sudah dikerjakan. Oleh karena itu

pujian sangat penting diberikan ketika ODS menyelesaikan

pekerjaannya. Dengan adanya pujian tersebut ODS akan

merasa bahwa apa yang dia kerjakan dihargai oleh orang-

orang disekitarnya dan ODS merasa bahwa dirinya mampu

melakukan yang lebih baik lagi. Hal ini disampaikan oleh Ibu

Qomariyah selaku keluarga ODS yang berinisial FU:

“Sangat senang sekali dan kami memberikan pujian

untuk keberhasilannya. (Ibu Qomariyah).

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga

dari ODS yang berinisial GG:

“Kami memberikan pujian agar dia menjadi lebih

bersemangat.” (Ibu Kiki).

Page 75: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

60

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga

dari ODS yang berinisial MA:

“Tentunya kami memberikan pujian agar dia semakin

berusaha menjadi lebih baik lagi” (Ibu Tina)

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga

dari ODS yang berinisial A:

“kami pastinya memberikan pujian biasanya kakak

dan adiknya langsung menelepon” (Ibu Mira)

Dari pemaparan keempat informan diatas menjelaskan

bahwa keempat keluarga memberikan apresiasi melalui pujian

karena ODS berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Semakin

banyaknya dukungan positif yang membangun, ODS akan

semakin percaya diri.

2. Penguatan (Pembenaran)

Dalam setiap pekerjaan seseorang akan melakukan kesalahan

atau tidak dapat menyelesaikannya. Dalam hal ini keluarga

sebagai penguatan (pembenaran) membimbing ODS dengan

memberikan arahan bagaimana cara menyelesaikan

pekerjaannya. Karena ODS yang tidak dapat bekerja dibawah

tekanan maka kritikan yang membangun akan membuat ODS

tetap percaya diri dalam pekerjaannya. Hal ini disampaikan

oleh Ibu Tina selaku keluarga dari ODS yang berinisial MA:

“Kita memberikan contoh berulang kali jika tidak

selesai tidak diteruskan karena ODS tidak dapat

bekerja dibawah tekanan” (Ibu Tina).

Page 76: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

61

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga ODS yang

berinisial GG:

“kami memakluminya, namun tetap dibimbing sesuai

kemampuan ODS” (Ibu Kiki).

Dari pemaparan kedua informan diatas keluarga

memberikan pembenaran yang postif dan sesuai kemampuan

ODS. pembenaran yang positif sangat penting bagi ODS

karena ODS tidak akan merasakan tuntutan yang membuatnya

menjadi tertekan.

D. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah dukungan dalam bentuk simpati dan

empati, rasa aman. Dalam setiap hubungan seseorang selalu ingin

merasa dicintai, didukung dalam kondisi apapun bahkan pada saat

kondisi terburuk sekalipun. Dukungan emosional ini merupakan

fungsi afektif keluarga yang harus diterapkan seluruh anggota

keluarga maupun ODS. Salah satu nilai keluarga yang paling

penting adalah menganggap keluarga sebagai tempat memperoleh

kehangatan, dukungan dan penerimaan. Loveland, cherry

mengatakan bahwa bahwa kasih sayang dikalangan anggota

keluarga akan menghasilkan suasana emosional pengasuhan yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara positif.

(Friedman, 1998).

1. Simpati

Simpati adalah gambaran perasaan belas kasih dan sayang

atas kejadian yang menimpa ODS. Memahami ODS dan

mencurahkan rasa kasih sayang ODS yang sedang dalam

Page 77: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

62

proses pemulihan akan menjadi semakin merasa bahwa

keluarganya mencintainya dalam keadaan yang sedang

dirasakannya. Memperdulikan keseharian dan kebutuhan

ODS menjadi suatu bentuk kasih sayang yang dapat membuat

ODS merasa dicintai. Hal ini seperti yang disampaikan oleh

Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU:

“kita perhatikan kebutuhannya, kita perhatikan

kesehariannya, gimana sosialisasinya, gimana

kegiatannya” (Ibu Qomariyah)

Hal ini juga dapat dilihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga dari ODS yang

berinisial MA:

“Ketika dia sedang emosi kita langsung memberikan

obat nanti setelah dia merasa tenang baru kita berikan

pengertian. Kalau dia sedang berhalusinasi, kita alihin

dengan kegiatan lainnya, terlibat dengan kegiatannya

dan ketika dia membutuhkan keluarga kami selalu ada

buat dia” (Ibu Tina)

Berdasarkan pemaparan kedua informan diatas

menjelaskan bahwa keluarga sangat memperhatikan

bagaimana keseharian dan kebutuhan ODS seperti memberi

perhatian saat makan, minum obat, bekerja, memberikan

pengertian ketika ODS emosi, sosialisasi diluar rumah dan

juga memastikan bahwa ODS merasa jika kapanpun ODS

membutuhkan sesuatu keluarga akan selalu ada.

2. Empati

Empati adalah menempatkan diri pada posisi ODS dan

merasakan apa yang ODS rasakan. Hal ini melibatkan sudut

Page 78: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

63

pandang, emosi, dan kesulitan yang dialami ODS. Dalam hal

ini menjadi pendengar yang baik untuk ODS sangat

dibutuhkan bagi ODS karena dengan adanya keluarga sebagai

tempat mencurahkan segala cerita, ODS akan lebih terbuka

dengan dirinya sendiri dan juga keluarga. hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari ODS yang

berinisial GG:

“Kami keluarga selalu ada untuknya. Kami

mendengarkan cerita dan apa yang dia inginkan

sehingga ia marasa kami memahami apa yang sedang

dia rasakan” (Ibu Kiki).

Hal ini juga dapat terlihat dari pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga ODS yang

berinisial FU:

“Dengan mendengarkan apa yang dia ingin ceritakan,

melayani kebutuhannya, tidak memaksakan jika ODS

tidak bisa atau tidak ingin karena kita sebagai keluarga

mengerti bahwa itu semua karena adanya penyakit

diluar batas kemampuannya (Ibu Qomariyah).

Berdasarkan pemaparan kedua informan diatas bahwa

mendengarkan cerita ODS menjadi salah satu hal yang sudah

keluarga lakukan dalam menunjukkan empati terhadap

kondisi ODS saat ini. Dengan mendengarkan ODS akan

merasa bahwa keluarga mengerti dengan apa yang ODS

rasakan.

Page 79: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

64

3. Rasa Aman

Rasa aman adalah suatu perasaan dimana ODS tidak akan

merasa ada yang mengganggu dan melukai. Dengan adanya

stigma masyarakat tentang kejiwaan, rasa aman bagi ODS

sangat penting. karena lingkungan juga mempengaruhi proses

pemulihan bagi ODS. Karena itu keluarga sebagai pemberi

rasa aman memberikan perhatian penuh baik ketika ODS

sedang ada dirumah maupun diluar rumah. Hal ini seperti

yang disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga dari

ODS yang berinisial FU:

“Semua yang ada dirumahnya kita buat sepraktis

mungkin jadi aman untuknya. Kalau diluar rumah

kami selalu mengetahui dia sedang pergi bersama

siapa dan kemana jadi kita tetap memantau” (Ibu

Qomariyah)

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Tina selaku keluarga

dari ODS yang berinisial MA:

“Kalau dirumah pasti aman kalau diluar rumah

biasanya saling bertukar kabar jadi kita mengetahui

dimana dan bersama siapa pada saat itu” (Ibu Tina)

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga

dari ODS yang berinisial GG:

“kalau dirumah aman karena banyak yang memantau

kegiatannya kalau diluar rumah kita telfon sehari 1

sampai 2 kali hanya untuk menanyakan posisi dan

sedang bersama siapa” (Ibu Kiki)

Berdasarkan pemaparan ketiga informan diatas

menjelaskan bahwa keluarga membuat parabotan rumah

Page 80: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

65

menjadi sepraktis mungkin sehingga aman bagi ODS dan

keluarga tetap memantau kegiatan ODS baik pada saat di

dalam rumah maupun diluar rumah dan sesekali

menghubunginya untuk menanyakan keberadaannya dan

dengan siapa.

Pemberian dukungan dalam keluarga menunjukkan bahwa

orang-orang yang menerima dukungan memiliki kesehatan

yang lebih baik daripada mereka yang tidak menerima

dukungan.(Friedman,2010).

Page 81: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

66

Page 82: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

67

BAB V

PEMBAHASAN

TENTANG DUKUNGAN KELUARGA BAGI ODS (ORANG

DENGAN SKIZOFRENIA)

Pada bab sebelumnya, peneliti telah memaparkan hasil temuan yang

diperoleh selama penelitian. Maka dari itu, dalam bab ini akan diuraikan

keterkaitan antara hasil temuan dengan teori-teori yang sudah dijabarkan

pada bab sebelumnya. Dalam menganalisa hasil temuan, peneliti

menggunakan teori dukungan sosial keluarga dari Friedman. Teori

dukungan sosial keluarga dari Friedman akan digunakan untuk

menganalisa hasil temuan terkait dukungan sosial keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat dan paling dekat

dengan individu. Keluarga juga merupakan segala bentuk hubungan

kasih sayang antar manusia dengan tinggal bersama dan berinteraksi

untuk memenuhi kebutuhan individu. Dengan begitu keluarga mampu

membantu merawat dan mengembangkan kemampuan anggota

keuarganya. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting

dalam upaya meningkatkan motivasi sehingga dapat mmeberikan

pengaruh positif terhadap kesehatan jiwa Orang Dengan Skizofrenia

(ODS). Adanya dukungan keluarga membuat ODS akan merasa

diperhatikan, dipedulikan, merasa tetap percaya diri, tidak mudah putus

asa, tidak minder, merasa dirinya bersemangat, merasa menerima (ikhlas)

dengan kondisinya sehingga merasa lebih tenang dalam menghadapi

suatu masalah. Pemberian dukungan menunjukkan bahwa orang-orang

Page 83: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

68

yang menerima dukungan memiliki kesehatan yang lebih baik daripada

mereka yang tidak menerima dukungan (Friedman, 2010). Dalam hal ini,

peneliti menggunakan teori dukungan keluarga Friedman untuk

menganalisa hasil temuan.

A. Dukungan instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan atau bantuan secara

langsung dan nyata. Seperti sumber dana, sumber pertolongan, dan

meluangkan waktu. Dukungan ini membantu memecahkan masalah

praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung. Dukungan nyata

paling efektif bila dihargai oleh individu. Pada dukungan nyata

keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan

nyata.

1. Sumber Dana

Dalam hasil temuan data penelitian yang sudah peneliti

jabarkan pada bab 4. Bahwa dukungan keluarga sebagai sumber

dana adalah terkait pemenuhan biaya operasional ODS

perawatan medis dan juga pemenuhan biaya operasional

kebutuhan sehari-hari. Dalam pemenuhan biaya operasional

perawatan medis seperti yang disampaikan oleh Ibu Kiki selaku

keluarga dari ODS yang berinisial GG bahwa pada saat belum

menggunakan BPJS pengeluaran biaya perawatan ODS mencapai

Rp. 1.700.000 dalam setiap bulannya dan keluarga merasa berat

pada saat itu. Namun, setelah menggunakan BPJS biaya

perawatan medis ODS menjadi gratis. Begitu juga seperti yang

disampaikan oleh Ibu Mira selaku keluarga ODS yang berinisial

A bahwa sejak ODS didiagnosa pada tahun 2010 menderita

skizofrenia menggunakan biaya sendiri dan sudah setahun

menggunakan BPJS dan keluarga merasa menjadi ringan dalam

Page 84: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

69

pemenuhan biaya. Keluarga sebagai sumber dana memiliki

kewajiban dalam pemenuhan biaya operasional perawatan medis.

Oleh karena itu keluarga berusaha untuk dapat memenuhi biaya

perawatan ODS. Berdasarkan dukungan instrumental keluarga

sebagai sumber dana dalam pemenuhan biaya operasional

perawatan medis ODS, peneliti dapat mengetahui bahwa keluarga

memberikan dukungan penuh dalam pemenuhan biaya perawatan

medis, baik pada saat sebelum menggunakan BPJS maupun sudah

menggunakan BPJS. oleh karena itu, dengan adanya keluarga

sebagai sumber dana dalam pemenuhan biaya operasional

perawatan medis, ODS mendapatkan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan sampai sekarang.

Dukungan keluarga sebagai sumber dana juga terkait biaya

operasional ODS dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan hasil temuan pada bab 4, dalam pernyataan Ibu

Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang berinisial FU dan juga

pernyataan Ibu Tina selaku keluarga dari ODS yng berinisial MA

menyampaikan bahwa keluarga sudah tidak lagi memberikan

biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari ODS karena pada saat ini

ODS sudah bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan dukungan intrumental keluarga sebagai sumber dana

dalam pemenuhan biaya operasional kebutuhan sehari-hari,

bahwa kini ODS sudah mandiri sehingga dapat memenuhi biaya

operasional kebutuhan sehari-hari sendiri.

Karena ODS yang sudah bekerja dibutuhkan pengawasan

keuangan terkait pemasukan dan pengeluaran. Hal ini seperti

yang sudah dijabarkan pada bab 4 dalam data dan temuan bahwa

menurut Ibu Tina selaku keluarga ODS yang berinisial MA dan

Page 85: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

70

juga Ibu Mira selaku keluarga dari ODS yang berinisial A

bahwasannya karena ODS yang sudah menikah, pengawasan

terkait pemasukan dan pengeluaran ODS dilakukan oleh istrinya.

Hal ini dilakukan agar ODS dan juga istrinya dapat mengatur

keuangan agar seimbang.

2. Sumber pertolongan

Dalam hasil temuan data penelitian yang sudah peneliti

jabarkan pada bab 4, keluarga sebagai sumber pertolongan adalah

terkait bagaimana tindakan keluarga pada saat pertama kali

mengetahui bahwa salah satu anggota menderita skizofrenia dan

juga sebagai sumber pertolongan dalam merawat ODS dirumah.

Seperti yang disampaikan oleh ibu Qomariyah selaku keluarga

dari ODS yang berinisial FU bahwa keluarga langsung membawa

FU untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Jiwa

Klender dan juga pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Kiki

selaku keluarga dari ODS yang berinisial GG bahwa keluarga

langsung mencari info terkait gejala yang dialami oleh GG

kemudian membawa GG ke psikiater terdekat. Dari kedua

pernyataan yang disampaikan oleh kedua informan penulis dapat

mengetahui bahwa keluarga yang bertindak sebagai sumber

pertolongan langsung membawa ODS untuk segera mendapatkan

perawatan medis sehingga ODS mendapatkan pelayanan

kesehatan jiwanya dengan segera.

Selain sebagai sumber pertolongan dalam tindakan

memberikan pelayanan kesehatan dengan segera, keluarga juga

sebagai sumber pertolongan dalam merawat ODS dirumah.

Karena setelah ODS mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah

Page 86: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

71

Sakit ODS juga memerlukan perawatan dirumah. Dalam

perawatan ODS dirumah, keluarga yang tinggal bersama ODS

memperhatikan kebutuhan makan dan obat-obatan. Berdasarkan

hasil temuan pada bab 4 yang sudah dijabarkan bahwa ibu Tina

selaku keluarga ODS yang berinisial MA dan juga Ibu

Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang berinisial GG

bahwasannya ODS sudah tidak lagi disiapkan dalam hal makanan

dan obat-obatan karena ODS sudah memiliki kesadaran untuk

menjaga kesehatan. Dalam proses kemandirian ODS untuk makan

dan minum obat tepat pada waktunya keluarga membutuhkan

kesabaran dalam membiasakan ODS untuk melakukannya namun

karena dukungan tersebut diberikan keluarga secara terus-

menerus ODS menjadi mandiri dan sadar dengan kesehatannya

dengan makan dan minum obat tepat waktu sesuai dengan resep

dokter.

3. Meluangkan waktu

Dalam hasil temuan pada bab 4 yang sudah dijabarkan,

bahwasannya meluangkan waktu bersama ODS merupakan salah

satu bentuk perhatian keluarga kepada ODS sehingga dengan

adanya waktu bersama keluarga, ODS dapat merasakan bahwa

keluarga memiliki waktu bersamanya. Hal ini seperti yang sudah

di sampaikan oleh keluarga pada bab sebelumnya bahwa setiap

keluarga memiliki cara yang berbeda untuk meluangkan waktu

bersama ODS. seperti Ibu Mira selaku keluarga dari ODS yang

berinisial A yang baru menikah dan saudara dari ODS yang juga

sudah menikah maka pada waktu libur anak-anaknya

menghabiskan waktu bersama keluarganya masing-masing

Page 87: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

72

termasuk ODS. sehingga acara keluarga akan diadakan sebulan

sekali sebagai acara pertemuan keluarga besar. Seperti halnya

pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Kiki selaku keluarga dari

ODS yang berinisial GG bahwa meluangkan waktu bersama ODS

juga dengan acara keluarga dirumah, jalan bersama keluarga

seperti belanja keperluan ODS, ngopi, atau makan bersama

keluarga diluar rumah. Berdasarkan pemaparan Ibu Mira selaku

keluarga dari ODS yang berinisial A dan juga Ibu Kiki selaku

keluarga ODS yang berinisial GG sampaikan, bahwa kedua

keluarga meluangkan waktu bersama ODS sehingga ODS

merasakan bahwa keluarganya selalu ada waktu untuknya dan

lingkungan keluarga sangat mendukung dalam proses

pemulihannya.

B. Dukungan Informasional

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah.

Dukungan informasional yang keluarga berikan kepada ODS adalah

informasi tentang skizofrenia, informasi tentang obat-obatan yang

harus diminum oleh ODS dan informasi tentang kegiatan-kegiatan

yang dapat menunjang pemulihan. Pada dukungan informasi ini

keluarga sebagai penghimpun dan pemberi informasi. Sebagai

penghimpun informasi keluarga mendapatkan informasi yang

dibutuhkan oleh ODS melalui psikiater, psikoedukasi melalui KPSI

(Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia), dan juga melalui media

sosial.

Page 88: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

73

1. Informasi Skizofrenia

Sebagai penghimpun informasi, keluarga yang memiliki salah

satu anggota menderita skizofrenia harus mengetahui tentang

informasi yang berkaitan dengan skizofrenia. Tidak hanya

keluarga, ODS juga harus menetahuinya agar dapat menerima

dan memahami tentang kondisinya saat ini. Seperti yang sudah

dijabarkan pada data temuan pada bab 4 bahwa keluarga dan

ODS sudah mengetahui kondisinya saat ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang

berinisial FU bahwa ODS mengetahui penyakitnya karena

awalnya ODS konsul dengan psikiater dan mengikuti

psikoedukasi di KPSI (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia)

sama halnya dengan Ibu Tina selaku keluarga dari ODS yang

berinisial MA yang juga mengikuti psikoedukasi di KPSI.

Dengan adanya pengetahuan tentang skizofrenia, keluarga akan

dapat memahami perawatan ODS secara tepat. ODS yang

mengetahui tentang skizofrenia akan lebih menerima keadaannya.

2. Informasi Obat-obatan

Informasi obat-obatan sangat penting karena ODS harus

meminum obat tepat pada waktunya. Karena ODS membutuhkan

informasi tersebut untuk memahami obat-obatan yang harus

diminum setiap harinya. Seperti yang dipaparkan dalam hasil

temuan pada bab 4 bahwa keluarga dan ODS mengetahui obat-

obatan beserta manfaat yang dibutuhkan oleh ODS. Informasi

tersebut diperoleh melalui konsultasi dengan psikiater yang

memberikan resep obat. Setiap ODS mendapatkan resep yang

berbeda tergantung respon ODS terhadap kerja obat. Dengan

Page 89: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

74

adanya pengetahuan tentang obat-obatan, keluarga dan ODS akan

semakin memiliki pengetahuan tentang obat-obatan yang harus

diminum sehingga paham dengan gejala yang ditimbulkan jika

ODS telat atau lupa minum obat.

3. Informasi kegiatan penunjang pemulihan

Dalam proses pemulihan, ODS membutuhan informasi kegiatan-

kegiatan untuk dilakukan. Berdasarkan hasil temuan pada bab 4

yang sudah dijabarkan bahwasannya ODS berinsiial FU sudah

bekerja dan jika ODS sedang libur maka ia akan melakukan

kegiatan seperti berolaraga dan melakukan sosialisasi dengan

teman-temannya. Sedangkan ODS yang berinsial GG karena dia

belum bekerja namun dia setiap harinya berangkat magang

dikantor. Jika pada hari libur ODS akan berolaraga dan mengikuti

seminar di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Dengan

adanya kegiatan dalam kesehariannya ODS akan lebih produktif

dan dengan adanya lingkungan kerja yang menerimanya ODS

akan semakin percaya diri dalam pekerjaannya.

C. Dukungan Penilaian

Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai

seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi

melalui ekspresi persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan

seseorang, penyemangat dengan memberikan penghargaan diri, dan

juga penguatan (pembenaran) yang positif ketika ODS melakukan

kesalahan. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan

strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif

Page 90: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

75

berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang

positif.

1. Respon Positif

Keluarga sebagai pemberi respon positif dalam persetujuan

gagasan ODS untuk bekerja adalah sebagai sumber dukungan

kemandiriannya. Dengan persetujuan tersebut ODS akan

memiliki semangat untuk bekerja. Seperti yang sudah dijabarkan

pada bab 4 bahwa keluarga merasa sangat senang dengan

keputusan yang dibuat ODS untuk bekerja. Sebagai keluarga

mereka sangat mendukung tentang pekerjaan ODS. dengan

adanya persetujuan tersebut ODS akan lebih percaya diri bahwa

dirinya mampu untuk bekerja dan hidup mandiri.

Selain persetujuan gagasan, penghargaan diri itu penting.

karena kerja kras yang dihargai akan berdampak baik bagi

psikologis ODS. sebagai keluarga, mereka memberikan pujian

atas setiap pekerjaan yang dapat ODS selesaikan. Dengan adanya

penghargaan tersebut dapat membuat ODS semakin bersemangat

untuk terus berusaha dalam pekerjaannya.

2. Penguatan (pembenaran)

Dalam upaya memperbaiki kesalahan yang ODS lakukan dalam

pekerjaan, pembenaran yang positif sangat diperlukan. Karena

keluarga memahami bagaimana kemampuan ODS dan tidak dapat

bekerja dalam tekanan. Berdasarkan penjabaran dalam hasil data

dan temuan pada bab 4 bahwa Ibu Tina selaku keluarga ODS

yang berinisial MA memberikan contoh berulang kali kepada

Page 91: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

76

ODS namun jika tidak selesai keluarga tidak akan meneruskannya

karena keluarga tidak ingin ODS tertekan. Selain itu juga Ibu

Kiki selaku keluarga yang berinisial GG juga memberikan

pembenaran dengan membimbing ODS sesuai dengan

kemampuannya.

Dari kedua pernyataan yang sudah disampaikan, bahwa

keluarga sudah memberikan pembenaran yang positif terhadap

kesalahan yang dilakukan ODS. keluarga yang memahami

kemampuan ODS mengetahui bagaimana cara untuk memberikan

penjelasan yang dipahami ODS terkait kesalahannya. Oleh karena

itu ODS tidak akan merasa tertekan dan tidak kehilangan

semangat untuk memperbaiki diri.

D. Dukungan Emosional

Selama individu menderita skizofrenia, ODS sering menderita

secara emosional, emosi, sedih, cemas, dan juga kehilangan harga

diri. Dukungan emosional ini memberikan ODS perasaan nyaman,

merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk

semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga ODS yang

menerima dukunagn merasa berharga. pada dukungan emosional ini

keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.

Seperti yang sudah dijabarkan pada bab 4 bahwa dukungan

emosional yang diberikan kepada ODS adalah simpati, empati, dan

rasa aman.

1. Simpati

Simpati merupakan suatu gambaran kasih sayang atas kondisi

yang sedang dialami ODS. memahami ODS dan mencurahkan

rasa kasih sayang akan membuat ODS merasa dicintai.

Page 92: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

77

Berdasarkan hasil temuan yang sudah di paparkan pada bab 4

bahwasannya Ibu Qomariyah selaku keluarga ODS yang

berinisial FU bahwa keluarga mencurahkan rasa kasih sayang

dengan cara memperhatikan kebutuhannya, kesehariannya,

kegiatannya dan juga sosialisasinya. Sedangkan menurut Ibu Tina

selaku keluarga ODS yang berinisial MA bahwa keluarga

mencurahkan kasih sayangnya saat ODS sedang emosi keluarga

akan memberikannya obat agar tenang, keluarga memperhatikan

bagaimana kegiatannya dan selalu ada pada saat ODS

membutuhkan keluarganya. Dari bentuk kasih sayang yang

diberikan keluarga peneliti dapat mengetahui bahwa kasih sayang

yang diberikan keluarga kepada ODS sangat besar. Hal ini terlihat

dari bagaimana keluarga memperhatikan kebutuhannya,

kegiatannya dan juga kesehariannya. Dengan adanya rasa kasih

sayang yang besar ODS akan merasa dicintai dan berharga dalam

keluarganya.

2. Empati

Keluarga menunjukkan rasa empati kepada ODS dengan cara

menjadi pendengar yang baik. Ketika ODS menganggap bahwa

keluarga merupakan tempat berbagi segala keluh kesah ODS akan

lebih terbuka terhadap apa yang sedang dirasakannya.

Berdasarkan hasil data dan temuan pada bab 4, Ibu Kiki selaku

keluarga ODS yang berinisial GG bahwa sebagai keluarga Ibu

Kiki selalu mendengarkan cerita ODS. aeperti halnya yang

disampaikan oleh Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS yang

berinisial FU keluarga juga selalu mendengarkan apa yang ingin

ceritakan. Dari rasa empati yang diberikan kepada ODS diatas

Page 93: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

78

bahwa keluarga mampu menjadi pendengar yang baik sehingga

ODS menjadi lebih terbuka terhadap apa yang dia rasakan karena

keluarga mengerti apa yang ODS rasakan.

3. Rasa Aman

Keluarga sebagai pemberi rasa aman adalah membuat ODS

merasa aman ketika dirumah maupun di luar rumah. Dengan

banyaknya stigma yang terjadi di masyarakat tentu akan membuat

ODS menjadi kurang nyaman berada dalam lingkungan

masyarakat. Karena lingkungan juga akan mempengaruhi proses

pemulihannya. Berdasarkan hasil temuan yang dijabarkan pada

bab 4 bahwa keluarga Ibu Qomariyah selaku keluarga dari ODS

yang berinisial FU bahwa keluarga memberikan rasa aman

kepada ODS dengan cara membuat parabotan rumah agar

sepraktis mungkin sehingga aman untuk ODS dan juga

memberikan perhatian kepada ODS ketika diluar rumah seperti

menanyakan dengan siapa ODS pergi. Sama halnya dengan Ibu

Tina selaku keluarga ODS yang berinisial MA bahwa keluarga

memastikan bahwa pada saat ODS dirumah ia akan aman. Jika

ODS diluar rumah keluarga kan sering bertukar kabar dengan

ODS. pernyataan tersebut juga didukung oleh Ibu Kiki selaku

keluarga dari ODS yang berinisial GG bahwa pada saat dirumah

keluarga memastikan ODS aman karena banyak yang memantau

dan jika ODS diluar rumah keluarga juga akan memberi perhatian

dengar bertukar kabar untuk memastikan keberadaannya. Dari

pemaparan tersebut dapat peneliti ketahui bahwa keluarga

memberikan rasa aman pada saat ODS di rumah maupun di luar

rumah sehingga ODS merasa aman dengan kondisinya.

Page 94: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

79

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai dukungan

keluarga dalam proses pemulihan orang dengan skizofrenia di

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, maka terdapat 4 dukungan

keluarga dalam proses pemulihan

1. Dukungan Instrumental meliputi 3 aspek yaitu sumber dana,

sumber pertolongan, dan meluangkan waktu. Dengan adanya

dukungan instrumental yang diberikan orangtua kepada ODS,

ODS mendapatkan pelayanan perawatan medis dengan segera

sejak mengetahui ODS didiagnosa menderita skizofrenia hingga

pulih, ODS menjadi mandiri sehingga dapat memenuhi biaya

operasional kebutuhan sehari-hari sendiri, dan keluarga yang

meluangkan waktu bersama, ODS merasakan bahwa keluarganya

selalu ada waktu untuknya dan lingkungan keluarga sangat

mendukung dalam proses pemulihannya.

2. Dukungan Informasional meliputi 3 aspek yaitu informasi tentang

skizofrenia, informasi tentang obat-obatan, dan informasi tentang

kegiatan penunjang pemulihan. Informasi ini diperoleh pada saat

konsul dengan psikiater dan dari lembaga kepada orangtua.

Dengan adanya dukungan informasional yang diberikan keluarga

kepada ODS, kini keluarga dan ODS dapat menangani penyakit

ODS secara tepat, ODS menjadi lebih menerima keadaannya,

keluarga dan ODS mengetahui tentang obat-obatan yang harus

Page 95: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

80

diminum sehingga paham dengan gejala yang ditimbulkan jika

ODS telat atau lupa minum obat, lalu dengan adanya saran

kegiatan, ODS menjadi lebih produktif.

3. Dukungan Penilaian meliputi 2 aspek yaitu, pemberi respon

positif dan memberikan penguatan (pembenaran). Dengan adanya

dukungan penilaian yang diberikan keluarga kepada ODS kini

ODS semakin bersemangat untuk terus berusaha lebih baik lagi

dalam pekerjaannya. Serta dengan adanya pembenaran yang

membangun saat ODS melakukan kesalahan dalam pekerjaanya,

ODS tidak menjadi patah semangat untuk memperbaiki

kesalahannya.

4. Dukungan Emosional meliputi 3 aspek yaitu empati, simpati (rasa

kasih sayang), dan rasa aman. Dengan adanya dukungan

emosional yang diberikan keluarga kepada ODS, ODS memiliki

perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi,

bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian

dan merasa berharga.

B. Implikasi

Dalam penelitian ini peneliti berharap bahwa apa yang sudah

dikerjakan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis.

Berikut implikasi dari penelitian ini:

1. Teoritis

Dari segi teoritis, dengan pemberian dukungan keluarga secara

kontinu sangat penting dalam proses pemulihan Orang Dengan

Skizofrenia karena pemberian dukungan dalam keluarga

menunjukkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan

Page 96: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

81

memiliki kesehatan yang lebih baik daripada mereka yang tidak

menerima dukungan.

2. Praktis

Dari segi praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan bagi keluarga yang memiliki salah satu anggota

keluarga menderita skizofrenia. Sehingga dapat mengetahui

bentuk dukungan yang diperlukan dalam proses pemulihan.

C. Saran

1. kepada keluarga

Sebagai bahan masukan bagi keluarga yang sedang merawat ODS

(Orang Dengan Skizofrenia) agar mengetahui bentuk dukungan

yang harus dilakukan sehingga mampu membuat ODS menjadi

pulih.

a. Dukungan Instrumental, dengan adanya dukungan

instrumental yang diberikan keluarga kepada ODS, peneliti

menyarankan kepada keluarga bahwa perlu menggunakan

BPJS untuk biaya operasional perawatan medis ODS karena

dapat meringankan biaya pengeluaran medis ODS dalam

jangka panjang.

b. Dukungan Informasional, dengan adanya dukungan

informasional yang diberikan keluarga kepada ODS peneliti

menyarankan, bahwa meskipun dukungan informasional

sudah diberikan karena keluarga sebagai penghimpun dan

pemberi informasi maka dukungan ini harus diberikan secara

berkelanjutan agar keluarga dan ODS memiliki lebih banyak

wawasan yang luas terkait skizofrenia.

Page 97: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

82

c. Dukungan Penilaian, dengan adanya dukungan penilaian yang

diberikan keluarga kepada ODS peneliti menyarankan,

bahwasannya respon positif dan pembenaran dalam kesalahan

yang bersifat membangun harus terus dilakukan agar ODS

memiliki perubahan yang positif untuk menjadi lebih baik.

d. Dukungan emosional, dengan adanya dukungan emosional

yang diberikan keluarga kepada ODS, peneliti menyarankan

agar dukungan ini diberikan secara berkelanjutan agar ODS

tetap merasakan kasih sayang dan merasa dihargai dalam

kondisinya saat ini.

2. Kepada komunitas

Sebagai wadah untuk Orang Dengan Skizofrenia dan juga

keluarga ODS, diharapkan agar dapat memperbaiki program

dukungan yang khususnya diberikan kepada ODS dan keluarga

sehingga ODS dan keluarga aktif mengikuti program kegiatan di

komunitas.

3. Kepada peneliti selanjutnya

Penelitian ini menjelaskan tentang dukungan keluarga dalam

proses pemulihan orang dengan skizofrenia, maka peneliti

selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi terkait dukungan

keluarga dengan objek yang berbeda.

Page 98: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Al Qur‟an Surah Asy Syu „arra‟

Arifin, Imron. 1996. Pendidikan Kualitatif. Bandung: Kalimasahada

Press.

Baihadi MIF, dkk. 2005. Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-

gangguan). Bandung: PT. Refika Aditama.

Cohen, S & Syme, SL. 1996. Social Support And Health. Colorado

Press.

Daradjat Zakiah. 2001. Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Toko Gunung

Agung Tbk.

Firdaus. 2005. Skhizofrenia Sebuah Panduan Bagi Keluarga

Penderita Skhizofrenia. Yogyakarta : Qalam.

Friedman, M.M. 1988. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,

Teori, dan Praktik edisi 3. Jakarta: EGC.

Friedman, M.M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset,

Teori, dan Praktik edisi 5. Jakarta: EGC.

Furchan, Arif. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.

Surabaya: Usaha Nasional.

Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Hawari, Dadang. 2001. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa

Skizofrenia.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Page 99: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

84

Huberman, Miles. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi.

Rohisi Jakarta : Universitas Indonesia.

Iqbal, M. 2002. Pokok- pokok Materi Metode Penelitian dan

Amplikasinya Cet.1. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Light, Donald. 1989. Sosiology. New York: Alfred A. Knopf.

Maramis, Willy F dan Albert A. Maramis. 2009. Catatan Ilmu

Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Moleong, Lexy. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Rachmat, Jalaluddin. 1984. Metodologi Penelitian Komunikasi.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi

Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Singgih, Gunarsih. 1998. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: PT.

PBK. Gunung Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, Edisi ke-13.

Bandung: IKAPI.

Zaitunah, Subhan. 2004. Membina Keluarga Sakinah. Yogyakarta:

LKIS Pelangi Aksara.

B. Sumber Jurnal

Learning about rays of hope: A Reference Manual For Familles and

Caregivers, schizophrenia society of canada. 2012. Canada.

Firdaus, Jimmi. 2005. Minister Supply and Servis Canada,

Schizophrenia, “Sebuah Pengantar Bagi Keluarga

Schizophrenia”, Terj. Jimmi Firdaus. Yogyakarta: CV

Qalam.

Page 100: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

85

C. Sumber Skripsi

Suwardiman, Deni. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Beban Keluarga untuk Mengikuti Regimen Terapeutik pada

Keluarga Klien Halusinasi di RSUD Serang Tahun 2011.

Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu

Keperawatan Peminatan Keperawatan Jiwa, Diakses melalui

Repositori http://lib.ui.ac.id diakses 12 April 2018.

Skripsi berjudul Gambaran sikap dan dukungan keluarga terhadap

penderita ganggguan jiwa dikecamatan kartasura Diakses

Pada Tanggal 1 Oktober 2017 dari

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h

ttp://eprints.ums.ac.id/9479/2/J210060039.pdf&ved=0ahUKE

wi73tXdperWAhUMpJQKHVqCDysQFggkMAE&usg=AOv

Vaw0ZZdz0ePDjIapmqQSyR0lb

D. Sumber Website

Hak Asasi Manusia, yang memiliki gangguan kejiwaan, diakses 26

September 2017 pada

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=h

ttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52c808d73d54f/h

akasasi&ved=0ahUKEwjIns6FmevWAhVEJ5QKHXZjCEIQ

FggmMAA&usg=AOvVaw0fScy5ujA0WmlzYK655Goh.

Page 101: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

86

Kemenkes Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar:

RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Diakses 26

September 2017 Juga dapat diunduh dari www.depkes.go.id

Pemulihan dari skizofrenia. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018

dari http://tirtojiwo.org/?p=1019

Setidaknya ada 18.800 orang yang masih dipasung di indonesia,

diakses pada 11 maret 2018 dari

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160

320_indonesia_hrw_pasung.

Undang-undang No 11 Tahun 2009 Tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Kesejahteraan Sosial diakses pada 11 September 2017

dari https://www.balitbangham.go.id/pages/peraturan-

perundang-undangan

World Health Organization (WHO), (2017). Skizophrenia.

www.who.int/mental_health/mamagement/Skizophrenia/en

Page 102: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 1

Page 103: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 2

Page 104: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

PERNYATAAN KESEDIAAN

MENJADI INFORMAN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:

Nama :

Usia :

Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi informan dalam

penelitian yang berjudul “Dukungan Sosial Keluarga Dalam Proses

Pemulihan Orang Dengan Skizofrenia di Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia” yang akan dilakukan oleh Sinta Saraswati

mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Saya sudah dijelaskan bahwa jawaban dalam wawancara ini

hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka

rela bersedia menjadi informan penelitian ini.

Jakarta, 2019

Yang menyatakan

( )

Lampiran 3

Page 105: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

PEDOMAN WAWANCARA

Sub Variabel Indikator Pertanyaan

Dukungan Sosial

Keluarga

a. Dukungan

Instrumental,

pemberian bantuan

praktis dan kongkrit

secara langsung.

seperti : sumber

dana, sumber

pertolongan, dan

meluangkan waktu.

a. Bagaimana upaya

keluarga dalam

memberikan dana

operasional untuk

pengobatan ODS?

b. Bagaimana

pemenuhan biaya

kebutuhan sehari-

hari ODS?

c. Bagaimana

pengawasan

pemasukan dan

pengeluaran ODS?

d. Bagaimana respon

keluarga setelah

mengetahui salah

satu anggota

mengalami

skizofrenia?

e. Bagaimana

keluarga merawat

ODS

dirumah?seperti

menyediakan obat

dan makanan.

f. Bagaimana cara

keluarga

meluangkan waktu

untuk ODS?

b. Dukungan

Informasional,

pemberian informasi

yang dibutuhkan.

Seperti : informasi

terkait skizofrenia,

obat-obatan, dan

a. Apakah ODS

mengetahui

penyakit yang

sedang dialaminya?.

b. Bagaimana cara

keluarga

memberitahu ODS

Lampiran 4

Page 106: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

informasi kegiatan

penunjang

pemulihan.

tentang skizofrenia?

c. Apakah keluarga

dan ODS mengerti

obat yang

dibutuhkan oleh

ODS beserta

manfaatnya? Jika

iya sebutkan.

d. Apakah ada ide atau

saran agar ODS

memiliki kegiatan

untuk menunjang

pemulihannya?apa

saja?

c. Dukungan

Dukungan Penilaian,

pemberian umpan

balik. Seperti :

respon positif dan

penguatan

(pembenaran)

a. Bagaimana respon

keluarga terhadap

ODS yang ingin

bekerja?

b. Bagaimana sikap

keluarga, Jika ODS

mampu

menyelesaikan

pekerjaan dengan

baik?

c. Bagaimana sikap

keluarga Jika ODS

melakukan

kesalahan dalam

pekerjaan atau tidak

dapat

menyelesaikan

pekerjaannya?

d. Dukungan

Emosional,

pemberian dukungan

simpati, empati, dan

rasa aman.

a. Bagaimana cara

keluarga

menunjukkan

simpati ( kasih

sayang) kepada

ODS?

b. Bagaimana cara

keluarga

menunjukan rasa

empati kepada

Page 107: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

ODS?

c. Bagaimana cara

keluarga membuat

ODS merasa aman

dengan kondisinya

baik saat dirumah

ataupun diluar

rumah?

Page 108: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 5

Page 109: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

TRANSKIP WAWANCARA IBU KIKI

Sub Variabel Indikator Pertanyaan Jawaban

Dukungan

Sosial

Keluarga

a. Dukungan

Instrumental,

pemberian

bantuan praktis

dan kongkrit

secara langsung.

seperti : sumber

dana, sumber

pertolongan, dan

pemberian

waktu.

a. Bagaimana

upaya

keluarga

dalam

memberikan

dana

operasional

untuk

pengobatan

ODS?

b. Bagaimana

pemenuhan

biaya

kebutuhan

sehari-hari

ODS?

c. Bagaimana

pengawasan

pemasukan

dan

pengeluaran

ODS?

d. Bagaimana

respon

keluarga

setelah

mengetahui

salah satu

anggota

mengalami

skizofrenia?

e. Bagaimana

keluarga

merawat ODS

dirumah?seper

ti

menyediakan

obat dan

a. sebelum

menggunaka

n BPJS terasa

berat biaya

perbulannya

sekitar Rp.

1.700.000

namun

setelah

menggunaka

n BPJS

alhamdulillah

gratis.

b. Seluruh

kebutuhan

sehari-hari

masih kami

penuhi

sebagai

keluarga

karena dia

masih

magang dan

belum

bekerja.

c. Kalau

pemasukan

kan uangnya

dari saya dan

kalau soal

pengeluaran

setiap dia

ingin sesuatu

pasti selalu

bilang jadi

kamipun

mengetahuin

ya

Lampiran 6

Page 110: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

makanan.

f. Bagaimana

cara keluarga

meluangkan

waktu untuk

ODS?

d. Langsung

mencari info

terkait gejala

yang dialami

anak saya

waktu itu

langsung

bertemu

dengan

caregiver

juga di KPSI.

Jadi setelah

konsultasi

dan diberikan

saran

langsung

saya bawa ke

psikiater

terdekat dari

rumah

e. Kalau untuk

makanan dan

obat-obatan

kami siapkan

jadi obatnya

akan saya

letakkan

disebelah

makanan.

Jadi setelah

dia makan

dia akan

langsung

meminum

obatnya.

f. Kita ada

acara

keluarga

dirumah

biasanya

ngumpul dan

menghabiska

n waktu

bersama

apalagi

banyak cucu

Page 111: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

saya jadi dia

senang ketika

bermain

dengan

keponakanny

a. Kemudian

kita sering

jalan

keluarga

seperti ngopi,

belanja

keperluan

dia, atau

sekedar

makan

bersama

keluarga.

b. Dukungan

Informasional,

pemberian

informasi yang

dibutuhkan.

Seperti :

informasi

terkait

skizofrenia,

obat-obatan,

dan informasi

kegiatan

penunjang

pemulihan.

a. Apakah ODS

mengetahui

penyakit yang

sedang

dialaminya?.

b. Bagaimana

cara keluarga

memberitahu

ODS tentang

skizofrenia?

c. Apakah

keluarga dan

ODS mengerti

obat yang

dibutuhkan

oleh ODS

beserta

manfaatnya?

Jika iya

sebutkan.

d. Apakah ada

ide atau saran

agar ODS

memiliki

kegiatan untuk

menunjang

pemulihannya

?apa saja?

a. Iya ODS

mengetahuin

ya namun

tidak secara

detail

b. Pelan-pelan

kita

memberitahu

nya kalau

sedang

mengobrol.

c. Keluarga dan

ODS

mengerti

obat-obatan

yang

dibutuhkan

Aripiprazole

Abilify 15

mg diminum

1 kali sehari

saat pagi,

Trihexyphen

dil 2 mg

diminum 2

kali dlam

sehari pagi

dan malam,

Page 112: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

clozapin 25

mg diminum

1 kali sehari

saat malam.

d. Kita selalu

menyarankan

untuk dia ikut

kegiatan

seperti

magang,

berolaraga

setiap pagi,

bermain

gitar,

terkadang

kalau ada

seminar atau

kegiatan di

komunitas

saya ajak ke

KPSI

(komunitas

Peduli

Skizofrenia

Indonesia).

a. Dukungan

Dukungan

Penilaian,

pemberian

umpan balik.

Seperti : respon

positif dan

penguatan

(pembenaran)

b. Bagaimana

respon

keluarga

terhadap ODS

yang ingin

bekerja?

c. Bagaimana

sikap keluarga,

Jika ODS

mampu

menyelesaikan

pekerjaan

dengan baik?

d. Bagaimana

sikap keluarga

Jika ODS

melakukan

kesalahan

dalam

pekerjaan atau

tidak dapat

a. Kami sangat

senang

karena ODS

memiliki

keinginan

untuk

magang

karena

dengan

begitu ODS

akan belajar

bekerja.

b. Kami

memberikan

pujian agar

dia menjadi

lebih

bersemangat.

c. kami

memaklumin

ya, namun

Page 113: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

menyelesaikan

pekerjaannya?

tetap

dibimbing

sesuai

kemampuan

ODS

d. Dukungan

Emosional,

pemberian

dukungan

simpati, empati,

dan rasa aman.

a. Bagaimana

cara keluarga

menunjukkan

simpati ( kasih

sayang dan

rasa nyaman )

kepada ODS?

b. Bagaimana

cara keluarga

menunjukan

rasa empati

kepada ODS?

c. Bagaimana

cara keluarga

membuat ODS

merasa aman

dengan

kondisinya

baik saat

dirumah

ataupun diluar

rumah?

a. Kalau dia

sedang emosi

kita berikan

obat karena

kalau sedang

emosi dia

akan terus

mengoceh

jadi percuma

untuk

menjelaskan.

Setelah

monum obat

dia tenang

kita akan

menanyakan

terkait kenapa

dia marah

dan biasanya

kami berikan

sentuhan

tangan seperti

mengelus

pundaknya

dan

memeluknya

agar dia

tenang.

b. Kami

keluarga

selalu ada

untuknya.

Kami

mendengarka

n cerita dan

apa yang dia

inginkan

sehingga ia

marasa kami

memahami

apa yang

Page 114: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

sedang dia

rasakan.

c. Kalau

dirumah

sudah pasti

aman kalau

diluar kita

telfon 1

sampai 2 kali

untuk

menanyakan

lagi dimana

dan dengan

siapa.

Page 115: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 7

Page 116: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

TRANSKIP WAWANCARA IBU TINA

Sub Variabel Indikator Pertanyaan Jawaban

Dukungan

Sosial

Keluarga

a. Dukungan

Instrumental,

pemberian

bantuan

praktis dan

kongkrit

secara

langsung.

seperti :

sumber dana,

sumber

pertolongan,

dan pemberian

waktu.

a. Bagaimana

upaya keluarga

dalam

memberikan

dana operasional

untuk

pengobatan

ODS?

b. Bagaimana

pemenuhan

biaya kebutuhan

sehari-hari

ODS?

c. Bagaimana

pengawasan

pemasukan dan

pengeluaran

ODS?

d. Bagaimana

respon keluarga

setelah

mengetahui

salah satu

anggota

mengalami

skizofrenia?

e. Bagaimana

keluarga

merawat ODS

dirumah?seperti

menyediakan

obat dan

makanan.

f. Bagaimana cara

keluarga

meluangkan

waktu untuk

ODS?

a. Kami

menggunaka

n BPJS untuk

pendanaanny

a.

b. Karena dia

sudah bekerja

dan memiliki

istri dan anak

jadi keluarga

sudah tidak

memberikan

biaya

kebutuhan

sehari-hari.

c. Kalau untuk

pemasukan

dan

pengeluaran

sudah ada

istrinya yang

mengatur jadi

kami pihak

keluarga

mempercaya

kan hal

tersebut

kepada

istrinya.

d. Waktu itu

karena

ketahuannya

saat dia

sedang di Los

Angeles saya

langsung

menghubungi

kakaknya

Lampiran 8

Page 117: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

untuk

menjemput

dan

melakukan

pengobatan

di Indonesia

dan juga agar

keluarga

dapat

merawatnya

sampai pulih.

e. Kalau untuk

makanan

kami tidak

menyiapkan

karena

kondisi dia

yang sudah

membaik

begitu juga

dengan obat

dia sudah

mengerti obat

yang harus

diminum.

f. karena dia

sibuk bekerja

setiap

harinya dan

hari liburnya

bersama istri

dan anak jadi

kalau ketemu

keluarga

pada saat

acara

keluarga.

a. Dukungan

Informasional,

pemberian

informasi yang

dibutuhkan.

Seperti :

informasi

terkait

skizofrenia,

a. Apakah ODS

mengetahui

penyakit yang

sedang

dialaminya.

b. Bagaimana cara

keluarga

memberitahu

ODS tentang

a. Iya dia

mengetahui

tentang

penyakitnya

dan

menerimanya

.

b. Setelah dia

rawat inap di

Page 118: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

obat-obatan,

dan informasi

kegiatan

penunjang

pemulihan.

skizofrenia?

c. Apakah keluarga

dan ODS

mengerti obat

yang dibutuhkan

oleh ODS

beserta

manfaatnya?

Jika iya

sebutkan.

d. Apakah ada ide

atau saran agar

ODS memiliki

kegiatan untuk

menunjang

pemulihannya?a

pa saja?

Rumah Sakit

Jiwa Klender

dia sudah

paham akan

kondisinya

dan juga

keluarga

mendapatkan

edukasi

melalui grup

KPSI di

whatsapp dan

dia pun ada

dalam grup

tersebut jadi

dia dapat ikut

membacanya.

Selebihnya

ketika dia

bertanya

kami siap

menjawabnya

.

c. Keluarga dan

ODS

mengetauiny

a. Sekarang

dia meminum

obat Atipikal

( untuk

mengendalik

an dan

mengurangi

gejala

skizofrenia)

diminum 1

kali dalam

sehari.

d. Kalau untuk

kegiatan dia

sekarang

fokus bekerja

setiap

harinya dari

pagi sampai

sore jadi

Page 119: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

pulang kerja

dia istirahat.

Paling

sesekali

kalau

weekend

saya ajak ke

KPSI untuk

bertemu

dengan

teman-teman

disana.

b. Dukungan

Penilaian,

pemberian

umpan balik.

Seperti :

respon

positif, dan

penguatan

(pembenaran)

a. Bagaimana

respon keluarga

terhadap ODS

yang ingin

bekerja?

b. Bagaimana sikap

keluarga, Jika

ODS mampu

menyelesaikan

pekerjaan

dengan baik?

c. Bagaimana sikap

keluarga Jika

ODS melakukan

kesalahan dalam

pekerjaan atau

tidak dapat

menyelesaikan

pekerjaannya?

a. Keluarga

merasa

senang

karena dia

ingin

berusaha dan

bersemangat

untuk bekerja

apalagi

sekarang ada

anak dan istri

b. Tentunya

kami

memberikan

pujian agar

dia semakin

berusaha

menjadi lebih

baik lagi

c. Kita

memberikan

contoh

berulang kali

jika tidak

selesai tidak

diteruskan

karena ODS

tidak dapat

bekerja

dibawah

tekanan.

d. Dukungan

Emosional,

pemberian

a. Bagaimana cara

keluarga

menunjukkan

a. Ketika dia

sedang emosi

kita langsung

Page 120: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

dukungan

simpati,

empati, dan

rasa aman.

simpati ( kasih

sayang dan rasa

nyaman ) kepada

ODS?

b. Bagaimana cara

keluarga

menunjukan rasa

empati kepada

ODS?

c. Bagaimana cara

keluarga

membuat ODS

merasa aman

dengan

kondisinya baik

saat dirumah

ataupun diluar

rumah?

memberikan

obat nanti

setelah dia

merasa

tenang baru

kita berikan

pengertian.

Kalau dia

sedang

berhalusinasi,

kita alihin

dengan

kegiatan

lainnya,

terlibat

dengan

kegiatannya

dan ketika dia

membutuhka

n keluarga

kami selalu

ada buat dia.

b. Keluarga

selalu

mendengarka

n apa yang

ingin ia

ceritakan.

Mengajak

bertukar

pikiran

sesederhana

mungkin.

c. Kalau

dirumah pasti

aman kalau

diluar rumah

biasanya

saling

bertukar

kabar jadi

kita

mengetahui

dimana dan

bersama siapa

pada saat itu.

Page 121: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 9

Page 122: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

TRANSKIP WAWANCARA IBU QOMARIYAH

Sub Variabel Indikator Pertanyaan Jawaban

Dukungan

Sosial

Keluarga

a. Dukungan

Instrumental,

pemberian

bantuan

praktis dan

kongkrit secara

langsung.

seperti :

sumber dana,

sumber

pertolongan,

dan pemberian

waktu.

a. Bagaimana

upaya keluarga

dalam

memberikan

dana operasional

untuk

pengobatan

ODS?

b. Bagaimana

pemenuhan

biaya kebutuhan

sehari-hari

ODS?

c. Bagaimana

pengawasan

pemasukan dan

pengeluaran

ODS?

d. Bagaimana

respon keluarga

setelah

mengetahui

salah satu

anggota

mengalami

skizofrenia?

e. Bagaimana

keluarga

merawat ODS

dirumah?seperti

menyediakan

obat dan

makanan.

f. Bagaimana cara

keluarga

meluangkan

a. Untuk

pengobatan

kami

menggunakan

bpjs.

b. Dia sudah

bekerja dan

memiliki gaji

yang tetap

setiap

bulannya jadi

dari keluarga

sudah tidak

memberikan

pemenuhan

biaya sehari-

hari.

c. Kalau untuk

pengawasan

biasanya dia

cerita kepada

saya atau

mantan

istrinya soal

pengeluaran

jadi kalau ada

kebutuhan

terdesak kami

membantu

dari

belakang.

d. Langsung

saya bawa ke

Rumah Sakit

Jiwa Klender

waktu itu

Lampiran 10

Page 123: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

waktu untuk

ODS?

untuk dapat

penanganan

medis. Kalau

untuk

sekarang kan

sudah pulih

jadi rawat

jalan.

e. Untuk makan

dan

meminum

obat, ODS

sudah

memiliki

kesadaran

sendiri jadi

sudah tidak

perlu

disiapkan.

Tapi kalau

lupa kami

ingatkan jadi

tetap

dipantau.

f. Karena ODS

sudah berusia

32 tahun jadi

kalau makan

bersama

orangtua

sudah tidak

pernah. Tapi

kalau sedang

ada acara

yayasan dan

saya bertemu

dengan dia

secara

kebetulan ya

kita bareng.

b. Dukungan

Informasional,

pemberian

informasi yang

dibutuhkan.

Seperti :

a. Apakah ODS

mengetahui

penyakit yang

sedang

dialaminya.

b. Bagaimana cara

a. ODS

mengetahui

soal

penyakitnya

namun tidak

ingin

Page 124: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

informasi

terkait

skizofrenia,

obat-obatan,

dan informasi

kegiatan

penunjang

pemulihan.

keluarga

memberitahu

ODS tentang

skizofrenia?

c. Apakah keluarga

dan ODS

mengerti obat

yang dibutuhkan

oleh ODS

beserta

manfaatnya?

Jika iya

sebutkan.

d. Apakah ada ide

atau saran agar

ODS memiliki

kegiatan untuk

menunjang

pemulihannya?a

pa saja?

membicaraka

n secara

detail soal

penyakitnya.

b. Pertamanya

dia tahu

karena konsul

psikiater dan

saya ikutkan

kedalam grup

KPSI seperti

Facebook dan

grup

Whatsapp.

c. Keluarga dan

ODS

mengetahuin

ya. Obatnya

itu Depakote

250 mg

(untuk

menstabilkan

emosi

diminum saat

pagi dan

Onzapin 10

mg (untuk

menghilangk

an halusinasi)

diminum sore

atau malam.

d. Kalau untuk

kegiatan dia

kan bekerja

sebagai dosen

jadi kalau

sedang tidak

mengajar

saya anjurkan

untuk

berolaraga.

Kemudian

saya sarankan

untuk

bertemu

dengan

Page 125: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

teman-

temannya

disini untuk

mengobrol

supaya dia

tidak dirumah

sendirian.

c. Dukungan

Penilaian,

pemberian

umpan balik.

Seperti :

respon positif,

dan

penguatan

(pembenaran)

a. Bagaimana

respon keluarga

terhadap ODS

yang ingin

bekerja?

b. Bagaimana sikap

keluarga, Jika

ODS mampu

menyelesaikan

pekerjaan

dengan baik?

c. Bagaimana sikap

keluarga Jika

ODS melakukan

kesalahan dalam

pekerjaan atau

tidak dapat

menyelesaikan

pekerjaannya?

a. Karena itu

adalah

kemauannya

sejak awal

saya sebagai

ibu sangat

senang dan

mendukung.

b. Sangat

senang sekali

dan kami

memberikan

pujian untuk

keberhasilann

ya.

c. Kita coba

bicarakan

terlebih

dahulu

kepada ODS

secara pelan-

pelan saat dia

mau terbuka.

Tetapi kalau

dia sedang

tidak ingin

diajak diskusi

kami tidak

mendesak.

a. Dukungan

Emosional,

pemberian

dukungan

simpati,

empati, dan

rasa aman.

a. Bagaimana cara

keluarga

menunjukkan

simpati ( kasih

sayang dan rasa

nyaman ) kepada

ODS?

b. Bagaimana cara

a. kita perhatikan

kebutuhannya,

kita perhatikan

kesehariannya,

gimana

sosialisasinya,

gimana

kegiatannya.

Page 126: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

keluarga

menunjukan rasa

empati kepada

ODS?

c. Bagaimana cara

keluarga

membuat ODS

merasa aman

dengan

kondisinya baik

saat dirumah

ataupun diluar

rumah?

b. Dengan

mendengarkan

apa yang dia

ingin

ceritakan,

melayani

kebutuhannya,

tidak

memaksakan

jika ODS tidak

bisa atau tidak

ingin karena

kita sebagai

keluarga

mengerti

bahwa itu

semua karena

adanya

penyakit diluar

batas

kemampuanny

a.

c. Semua yang

ada

dirumahnya

kita buat

sepraktis

mungkin jadi

aman

untuknya.

Kalau diluar

rumah kami

selalu

mengetahui

dia sedang

pergi bersama

siapa dan

kemana jadi

kita tetap

memantau.

Page 127: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

Lampiran 11

Page 128: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

TRANSKIP WAWANCARA IBU MIRA

Sub Variabel Indikator Pertanyaan Jawaban

Dukungan

Sosial

Keluarga

a. Dukungan

Instrumental,

pemberian

bantuan

praktis dan

kongkrit

secara

langsung.

seperti :

sumber dana,

sumber

pertolongan,

dan

pemberian

waktu.

a. Bagaimana

upaya keluarga

dalam

memberikan

dana operasional

untuk

pengobatan

ODS?

b. Bagaimana

pemenuhan

biaya kebutuhan

sehari-hari

ODS?

c. Bagaimana

pengawasan

pemasukan dan

pengeluaran

ODS?

d. Bagaimana

respon keluarga

setelah

mengetahui

salah satu

anggota

mengalami

skizofrenia?

e. Bagaimana

keluarga

merawat ODS

dirumah?seperti

menyediakan

obat dan

makanan.

f. Bagaimana cara

keluarga

meluangkan

waktu untuk

ODS?

a. sejak

didiagnosa

tahun 2010

menderita

skizofrenia

menggunakan

biaya sendiri

dan sudah

setahunan ini

mengunakan

BPJS

alhamdulillah

menjadi

ringan

b. karena ODS

sebagai

wiraswasta,

saya sebagai

orangtua

memenuhi

kebutuhannya

.

c. Karena sudah

memiliki istri

jdi untuk

pengawasan

pemasukan

dan

pengeluaran

istrinya yang

melakukanny

a.

d. Kami

langsung

membawanya

ke psikiater

karena

keluarga

Lampiran 12

Page 129: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

sangat

mendukung.

e. Untuk minum

obat dan

makan duah

ada kesadaran

dari ODS

namun tetap

harus

diingatkan

jika lupa.

f. karena dia

dan adik-

adiknya

sudah

berkeluarga

jadi setiap

libur kerjanya

mereka

menghabiska

n waktu

bersama

keluarga

masing-

masing paling

sebulan sekali

acara

keluarga tapi

komunikasi

tetap setiap

hari.

b. Dukungan

Informasional

,pemberian

informasi

yang

dibutuhkan.

Seperti :

informasi

terkait

skizofrenia,

obat-obatan,

dan informasi

kegiatan

penunjang

pemulihan.

a. Apakah ODS

mengetahui

penyakit yang

sedang

dialaminya.

b. Bagaimana cara

keluarga

memberitahu

ODS tentang

skizofrenia?

c. Apakah keluarga

dan ODS

mengerti obat

yang dibutuhkan

oleh ODS

a. Sudah

mengetahuin

ya sejak

keluar dari

Rumah Sakit

Jiwa.

b. Pertamanya

belum

menerima

namun

setelah

beberapa kali

saya ajak ke

KPSI

akhirnya

Page 130: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

beserta

manfaatnya?

Jika iya

sebutkan.

d. Apakah ada ide

atau saran agar

ODS memiliki

kegiatan untuk

menunjang

pemulihannya?a

pa saja?

disitu di

mulai

mengetahuin

ya.

c. keluarga dan

ODS

mengetahui

obat yang

harus

diminum

yaitu

Risperidone 2

mg diminum

1 kali dalam

sehari pada

malam hari

d. keseharianny

a dia

berjualan

jersey di

online dan

sudah

seminggu

bekerja.

Kadang saya

ajak ke KPSI

untuk

mengikuti

kegiatan.

c. Dukungan

Penilaian,

pemberian

umpan balik.

Seperti :

respon positif,

dan

penguatan

(pembenaran)

a. Bagaimana

respon keluarga

terhadap ODS

yang ingin

bekerja?

b. Bagaimana sikap

keluarga, Jika

ODS mampu

menyelesaikan

pekerjaan

dengan baik?

c. Bagaimana sikap

keluarga Jika

ODS melakukan

kesalahan dalam

pekerjaan atau

tidak dapat

a. Keluarga

sangat

mendukung

ODS yang

ingin bekerja.

Kami sangat

memberikan

semangat

agar ODS

dapat

mandiri.

b. Kami

keluarga

senang

pastinya dan

memberikan

apresiasi

Page 131: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

menyelesaikan

pekerjaannya?

berbentuk

pujian.

c. Kami ajak

bicara

terlebih

dahulu

ditanya apa

masalahnya.

Kami

mengusahaka

n agar saat

bicara tidak

dengan nada

keras.

d. Dukungan

Emosional,

pemberian

dukungan

simpati,

empati, dan

rasa aman.

a. Bagaimana cara

keluarga

menunjukkan

simpati ( kasih

sayang dan rasa

nyaman ) kepada

ODS?

b. Bagaimana cara

keluarga

menunjukan rasa

empati kepada

ODS?

c. Bagaimana cara

keluarga

membuat ODS

merasa aman

dengan

kondisinya baik

saat dirumah

ataupun diluar

rumah?

a. Karena dia,

kakak dan

adiknya

sudah

menikah jadi

komunikasi

kita

diusahakan

sesering

mungkin

b. Dengan

menjadi

pendengar

yang baik

kalau

situasinya

sudah enak

baru kita beri

masukan..

c. Kalau

dirumah

sudah pasti

aman karena

banyak yang

memantau

kegiatannya

dirumah.

Kalau diluar

harus sering

berkomunikas

i dengan

ODS.

Page 132: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …

DOKUMENTASI

Lampiran 13

Page 133: DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DALAM PROSES …