DUA SENYAWA TRITERPENOID DARI TUMBUHAN PALIASA.pdf
Transcript of DUA SENYAWA TRITERPENOID DARI TUMBUHAN PALIASA.pdf
-
J. Sains MIPA, Agustus 2010, Vol. 16, No. 2, Hal.: 94-98 ISSN 1978-1873
2010 FMIPA Universitas Lampung 94
DUA SENYAWA TRITERPENOID DARI TUMBUHAN PALIASA (Kleinhovia hospita L.) FAMILI STERCULIACEAE
Nunuk H. Soekamto1,*, N. Alfian1, D. Iwan2, A. Hasriani3, Ruhma3 dan Agustono4
1Jurusan Kimia, Universitas Hasanuddin, Makassar
2Jurusan Kimia, Universitas Negeri Makassar 3Mahasiswa S-2 Kimia, Universitas Hasanuddin
4Mahasiswa S-3 Kimia, Universitas Kebangsaan Malaysia *E-mail: [email protected]
Diterima 17 November 2009, disetujui untuk diterbitkan 22 Maret 2010
ABSTRACT Two triterpenoid compounds, 2,3-dihydroxy-12-oleanen-28-oate (1), 2-hydroxy-12-oleanen-28-oate (2), were successfully isolated from stem bark and root wood of Paliasa (Kleinhovia hospita L.), a family of Sterculiaceae. The molecule structures of these compounds were determined based on physical data and spectroscopies of IR, 1H and 13C NMR. Compound 1 is quite active against P-388 leukemia cell with IC50 of 15.0 g/mL, while compound 2 is non toxic against A. salina with LC50 value of 55206 g/mL.
Keywords: K. hospita L., Sterculiaceae, 2,3-dihydroxy-12-oleanen-28-oat, 2-hydroxy-12-oleanen-28-oat, P-
388 leukemia cell, A. salina
ABSTRAK Dua senyawa triterpenoid, 2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-oat (1) dan 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat (2)
telah berhasil diisolasi dari kulit batang dan akar tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita L.) famili Sterculiaceae. Struktur molekul senyawa tersebut ditentukan berdasarkan data fisika dan spektroskopi IR, 1H
NMR dan 13C NMR. Senyawa (1) cukup aktif terhadap sel leukemia P-388 dengan nilai IC50 15,0 g/mL, sedangkan senyawa (2) bersifat non toksik terhadap A. salina dengan LC50 552,06 g/mL. Kata kunci: K. hospita L., Sterculiaceae, 2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-oat, 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat, sel
leukemia P-388, A. salina
1. PENDAHULUAN Salah satu tumbuhan yang potensial adalah tumbuhan tropika Indonesia yang dikenal dengan
nama kayu katimahar. Tumbuhan tersebut banyak ditemukan di daerah Sulawesi Selatan dengan nama daerah paliasa (Makassar) atau aju pali (Bugis)1). Daun K. hospita digunakan untuk pengobatan penyakit lever, hepatitis, kolesterol dan hipertensi yang didukung dengan sifat farmakologis sebagai anti radang hati2). Potensi kimia K. hospita terlihat dari metabolit sekunder yang telah diisolasi, diantaranya adalah kaemferol dan quercetin yang diperoleh dari daun3) dengan aktivitas anti inflamasi dan anti viral4-7). Tanaman ini berkhasiat sebagai obat gatal-gatal dan disentri1). Memperhatikan penggunaan secara etnobotani tumbuhan tersebut, maka dilakukan penelusuran senyawa kimia dari famili Sterculiaceae.
Pada makalah ini dilaporkan tentang isolasi dua senyawa triterpenoid yaitu 2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-oat (1) dari kulit batang dan 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat (2) dari kulit akar dari K. hospita serta uji bioaktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388 dan Artemia salina. Namun pembahasan lebih khusus
pada senyawa (1) karena cukup aktif terhadap sel murin leukemia P 388 dengan nilai IC50 15,0 g/mL
2. METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan.
Penentuan titik leleh senyawa hasil penelitian ini dilakukan menggunakan alat penetapan titik leleh mikro. Spektrum IR diukur dengan spektrofotometer ONE Perkin Elmer. Spektrum 1H and 13C NMR diukur menggunakan Bruker AM 500, yang bekerja pada 500,14 MHz (1H NMR) dan 125,76 MHz (13C NMR)
-
J. Sains MIPA, Agustus 2010, Vol. 16, No. 2
2010 FMIPA Universitas Lampung 95
menggunakan puncak pelarut terdeuterasi sebagai standar. Kromatografi cair vakum (KCV) dilakukan dengan menggunakan Si gel Merck 60 GF254, dan analisis kromatografi lapis tipis (KLT) pada pelat berlapis Si gel Merck Kieselgel 60 F254, 0,25 mm.
Bahan tumbuhan berupa kulit batang dan kulit akar M. macroura yang masing-masing diambil dari Kelurahan Tidung Kecamatan Bajo Rappocini Kotamadya Makassar Sulawesi Selatan dan daerah Mabbiring, Desa Mabbiring, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Bahan tumbuhan ini diidentifikasi oleh Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI, Bogor, dan spesimennya tersimpan di herbarium tersebut. 2.2. Ekstraksi dan Isolasi.
Serbuk kulit batang kering K. hospita (4.6 kg) dimaserasi dengan metanol dan ekstram metanol yang diperoleh sebanyak 5.2 kg, dipartisi dengan pelarut n-heksan (7.6 g), CHCl3 (13,1 g) dan EtOAc (2.0 g). Fraksi CHCl3 difraksinasi dengan menggunakan KCV menghasilkan beberapa fraksi. Pemurnian yang dilakukan terhadap fraksi F menghasilkan senyawa (1). Serbuk kulit akar K. hospita kering (3,2 kg) dimaserasi dengan metanol diperoleh ekstrak sebanyak 59,85 g. Maserat tersebut kemudian dipartisi menggunakan n-heksan, CHCl3, dan etil asetat dan diperoleh ekstrak n-heksan 10,53 g, ekstrak CHCl3 21,16 g, dan ekstrak etil asetat 15,59 g. Selanjutnya ekstrak CHCl3 difraksinasi awal melalui kromatografi kolom vakum dengan eluen n-heksan, EtOAc:n-heksan, EtOAc, dan dikristalisasi dan rekristalisasi aseton dengan urutan kepolaran yang ditingkatkan diperoleh 11 fraksi utama (A K)Pada fraksi H dengan berat 546,5 mg yang merupakan endapan berwarna krem dengan pelarut kloroform dan metanol hingga diperoleh senyawa (2) sebanyak 12,80 mg. Senyawa ini terdekomposisi pada suhu 260C, Senyawa (1) diuji aktivitasnya terhadap sel murin leukemia P-388 dan senyawa (2) terhadap benur udang A. salina. Berdasarkan analisis data spektroskopi diketahui bahwa kedua senyawa yang diperoleh merupakan senyawa triterpen yaitu senyawa (1) adalah 2,3-dihydroxy-12-oleanen-28-oic sedangkan senyawa (2) adalah 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat Karakteristik dari senyawa (1) dapat digambarkan sebagai berikut: Senyawa 1 diperoleh sebagai serbuk putih dengan titik leleh
270-272 oC, tidak berpendar di bawah lampu UV.; IR (KBr) max: 3421 (OH), 2934 dan 2848 (C-H alifatik), 1694 ( C=O), 1383 (-CH3), 1457 (-CH2-), 1694 (C=O) cm-1; 1H NMR (CDCl3, 500.2 MHz) : 0.81 (3H, s), 0.82 (3H, s), 0.86 (1H, t, J = 14.05 Hz), 0.94 (3H, s), 1.00 (3H, s), 1.01 (3H, s), 1.07 (1H, dt, J = 3.05 &13.45 Hz),1.13 (1H, m), 1.16 (3H, s), 1.20 (1H, m), 1.21 (1H, m), 1.30 (1H, m), 1.33 (1H, m), 1.37 (1H, m), 1.41 (1H, m), 1.52, (1H, m), 1.55 (1H, m), 1.62 (1H, m), 1.65 (1H, m), 1.70 (1H, m), 1.72 (1H, m), 1.75 (1H, m), 1.91 (3H, s), 1.93 (1H, m), 1.93 (2H, m), 2.01 (1H, td, J = 3.65 & 13.45 Hz), 2.86 (1H, dd, J = 4.30 & 13.45), 2.90 (1H, d, J = (CDCl3, 500.2 MHz)9.75 Hz), 3.62 (1H, td, J =11.0 & 4.25 Hz), 5.25 (1H, t, J = 3.65 Hz),. 13C
NMR : 17.16 (C-25), 17.56 (C-23), 17.83 (C-26), 19.65 (C-6), 24.08 (C-10), 24.14 (C-16), 24.70 (C-11), 26.50 (C-27), 28.90 (C-15), 29.38 (C-24), 31.73 (C-20), 33.68 (C-29), 33.93 (C-22), 35.00 (C-21), 39.34 (C-10),39.99 (C-7), 40.60 (C-8), 40.68 (C-4), 42.84 (C-18), 43.03 (C-14), 47.35 (C-19), 47.35 (C-1), 47.76 (C-17), 48.23 (C-9), 56.78 (C-5), 69.57 (C-2), 84.54 (C-3), 123.50 (C-12), 145.49 (C-13), 182.12 (C-28),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Senyawa turunan triterpenoid 2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-ooat (1) yang telah diisolasi untuk
pertama kalinya dari fraksi kloroform kulit batang K. hospita. Senyawa tersebut dimurnikan memlalui kolom kromatografi vakum dan kristalisasi/rekristalisasi dan struktur molekulnya ditentukan berdasarkan data spektroskopi.2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-ooat (1) telah diperoleh sebagai serbuk putih dengan titik leleh 270 - 272oC. Spektrum IR senyawa 1 memperlihatkan serapan untuk gugus hidroksil (3421 cm-1), C H alifatik (2934, and 2848 cm-1), CO2H (1694 cm-1), -CH3 (1383), and -CH2- (1457). Data IR mengindikasikan bahwa senyawa 1 turunan oleanen8). Spektrum 1H NMR senyawa 1 menunjukkan adanya satu signal proton triplet pada 5.25 untuk H-12 dan dua signal proton yang lain dengan multiplisitas triplet doublet pada 3.62 dan 2.90 menggambarkan adanya dua hidroksimetin satu terletak pada C-3 dan proton yang lain terletak pada C-2. Tujuh signal metin, yang kesemuanya terletak pada karbon jenuh pada 0.81 (Me-23), 1.01 (Me-24), 1.00 (Me-25), 0.82 (Me-26), 1.16 (Me-27), 0.91 (Me-29), 0.94 (Me-30). Spektrum 13C NMR senyawa 1, menunjukkan bahwa terdapat 30 signal termasuk C carbonil (C-28) pada 182.12 ppm (Table 1). Letak proton pada setiap atom karbon ditentukan dengan adanya spektrum DEPT- 135.. Jumlah atom karbon kuartener ditentukan dari pengurangan total karbon dari spektrum 13C NMR dengan jumlah karbon dari spektrum DEPT. Untuk meyakinkan struktur molekul senyawa 1 dibuktikan dengan
-
N.H. Soekamto dkk... Dua Senyawa Triterpenoid dari Tumbuhan Paliasa
2010 FMIPA Universitas Lampung 96
adanya korelasi jarak jauh antara 1H-13C. Spektrum HMBC senyawa 1 menunjukkan adanya korelasi jarak
jauh antara signal proton-proton metil pada 0.81 (Me-23) dan 1.01 (Me-24) dengan signal karbon pada 40.68, proton metil pada 1.00 (Me-25) dengan signal karbon pada 39.34, proton metil pada 0.82 (Me-26) dengan signal karbon pada 40.60, proton metil pada 1.16 (Me-27) dengan signal karbon pada 43.03, 0.91 (Me-29) dan proton metil pada 0.94 (Me-30) dengan signal karbon pada 31.73. Data korelasi jarak jauh antara 1H-13C dapat dilihat pada Tabel 1 dan digambarkan seperti yang terlihat pada gambar 1. Struktur molekul senyawa 1 lebih dipastikan setelah dibandingkan dengan senyawa serupa yang telah ditemukan lebih dahulu dari literature dan memberikan kemiripan yang besar seperti yang terlihat pada Tabel 18).
Gambar 1: Korelasi Jarak jauh HMBC senyawa (1)
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa senyawa 1 adalah 2,3-dihidroksi-12-oleanen-28-ooat. Dengan cara yang sama dapat ditentukan pula bahwa senyawa 2 adalah 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat. Kedua senyawa 1 dan 2 mempunyai hubungan secara biogenetik. Senyawa 2 merupakan prekursor dari senyawa 1 dengan penambahan substituent OH pada C-3 (Gambar 2).
Gambar 2. Pola perubahan senyawa 2 menjadi senyawa 1.
Uji bioassay senyawa 1 menunjukkan aktivitas terhadap sel murin leukemia P-388 drngan IC50 =
15,0 g/mL. Senyawa (2) bersifat non toksik terhadap A. salina dengan LC50 552,06 g/mL yang kemungkinan tidak aktif pula sebagai antitumor karena toksisitas terhadap A. salina berkorelasi positif terhadap antitumor9). Senyawa turunan oleanen mempunyai aktivitas antitumor dan menghambat sangat kuat
terhadap 3-hydroksisteroid dehidrogenase5,6).
Table 1. 1H-NMR and 13C-NMR and HMBC data of compound (1) in CDCl3
No
13C NMR 1H NMR HMBC
Shift (ppm)*
Shift (ppm)** Shift (ppm)* Coupling J (Hz)* C H*
1 47.35 46,52 1.13 1H, m 25 2.01 1H, td, (3.65; 13.45 Hz)
2 69.57 67,15 3.62 1H, td, (11.0; 4.25 Hz) 1, 3 3 84.54 82,23 2.90 1H, d, (J = 9.75 Hz) 23, 24 4 40.68 41,44 - - 23, 24 5 56.78 54,84 0.86 1H, t, (J = 14.05 Hz) 7, 24, 25 6 19.65 18,11 1.33 1H, m 5 1.62 1H, m
7 39.99 32,41 1.55 1H, m 26 1.75 1H, m
-
J. Sains MIPA, Agustus 2010, Vol. 16, No. 2
2010 FMIPA Universitas Lampung 97
8 40.60 37,72 - - 26 9 48.23 47,14 1.52 1H, m 12, 25, 26
10 39.34 37,72 - - 11, 25 11 24.70 22,66 1.93 2H, m - 12 123.50 121,54 5.25 1H, t, (J = 3.65 Hz) 11 13 145.49 143,95 - - 11, 27 14 43.03 41,44 - - 12, 27 15 28.90 27,44 1.07 1H, dt, (J = 3.05; 13.45 Hz) 27
1.70 1H, m 16 24.14 23,08 1.65 1H, m -
1.93 1H, m 17 47.76 45,76 - - 16, 22 18 42.84 40,88 2.86 1H, dd, (J = 4.30; 13.45) 12 19 47.35 45,52 1.21 1H, m 30
1.72 1H, m 20 31.73 30,44 - - 29, 30 21 35.00 33,40 1.20 1H, m 29
1.37 1H, m 22 33.93 32,17 1.30 1H, m 21
1.41 1H, m 23 17.56 16,94 0.81 3H, s - 24 29.38 28,85 1.01 3H, s - 25 17.16 16,34 1.00 3H, s - 26 17.83 17,14 0.82 3H, s - 27 26.50 25,69 1.16 3H, s - 28 182.12 178,51 - - - 29 33.68 32,89 0.91 3H, s - 30 24.08 23,43 0.94 3H, s -
Keterangan: *Senyawa hasil isolasi ** Senyawa dari literatur8)
4. KESIMPULAN Pada penelitian kali ini telah ditemukan dua senyawa turunan triterpen yaitu I2,3-dihidroksi-12-
oleanen-28-oat (1) dari kulit batang dan 2-hidroksi-12-oleanen-28-oat (2) dari kulit akar dari K. hospita.
Senyawa (1) menunjukkan aktivitas terhadap sel murin leukemia P-388 dengan IC50 = 15,0 g/mL dan senyawa (2) bersifat non toksik terhadap A. salina dengan LC50 552,06 g/mL.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih diberikan kepada laboratorium Kimia Bahan Alam ITB da LIPI Serpong untuk
pengukururan data spektroskopinya dan rasa terima kasih disampaikan pula kepada Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI, Bogor yang telah membantu mengidentifikasi spesimen tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, hal. 659. 2. Raflizar, Adimunca, C. dan Tuminah, S. 2006. Dekok daun paliasa (Kleinhovia hospita Linn) sebagai
obat radang hati. Cermin Dunia Kedok., 150,10-16. 3. Latif. A. 1997. Kleinhovia hospita Linn., In: Farida Hanum & L.J.G. Van Der Maesen. Plant Resources
in Southeast Asia, No. 11, The Netherlands
-
N.H. Soekamto dkk... Dua Senyawa Triterpenoid dari Tumbuhan Paliasa
2010 FMIPA Universitas Lampung 98
4. Lyu, S.Y., Rhim, J.Y. and Park, W.B. 2005. Antiherpetic Activities of Flavonoids against Herpes Simplex Virus Type 1 (HSV-1) and Type 2 (HSV-2) In Vitro. Arch. Pharm. Res., 28 (11), 1293-1301.
5. Angeh J.E., Huang, X., Sattler, I., Swan, G.E., Dahse, H., Hartl, A. and Eloff, J.N. 2007. Antimicrobial
and anti-inflammatory activity of four known and one new triterpenoid from Combretum imberbe (Combretaceae). J. Ethnopharmacol., 110, 56-60
6. Sun H. X., Q. F. Zheng, and J. Tu. 2006. Induction of apoptosis in HeLa cells by 3-hydroxy-12-
oleanen-27-oic acid from the rhizomes of Astilbe chinensis. Bioorg. Med. Chem., 14, 1189-1198 7. Kim, H., Moon, J.Y., Mosaddik, A. and Cho, S.K. 2010. Induction of apoptosis in human cervical
carcinoma HeLa cells by polymethoxylated flavone-rich Citrus grandis Osbeck (Dangyuja) leaf extract. Food Chem. Toxicol.,48 (8-9), 2435-2442.
8. Alam M. S., Chopra, N., Ali, M. and Niwa. M. 1996. Oleanen and stigmasterol derivatives from
Ambroma augusta. Phytochem., 41 (4),1197-1200. 9. Anderson, J.E., Goetz, C.M. and McLaughlin, J. L. 1990. A Blind Comparison of Simple Bench-top
Bioassays and Human Tumour Cell Cytotoxicities as Antitumor Prescreen. Phytochem. Anal., 2 (3),107-111.