Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

24
  DASAR-DASAR TEORI LINGUISTIK MATERI KULIAH SEMESTER IV (2009~2010) Upik Rafida, M. Hum NIP 19570608199802201 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA 2010

Transcript of Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

Page 1: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 1/24

 

DASAR-DASAR TEORI LINGUISTIK MATERI KULIAH SEMESTER IV (2009~2010)

Upik Rafida, M. Hum 

NIP 19570608199802201

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA

2010

Page 2: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 2/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   2 

PENGANTAR

Teori Kebahasaan (Parera, 1991)

Teori/Aliran Linguistik (Soeparno, 2002)Teori dan Madhab Linguistik (Alwasilah, 1993)

Linguistik dari Segi Sejarah (Pateda, 1994 )

Sejarah dan Aliran Linguistik (Chaer, 1994)

DASAR-DASAR TEORI LINGUISTIK

LINGUISTIK

Linguistik:

  Memberi pemahaman mengenai HAKIKAT dan SELUK BELUK BAHASA sebagai alat

KOMUNIKASI manusia

  STUDI BAHASA secara ilmiah (Parera, 1991: 3-4) sebagai satu ilmu menyumberkan

pengetahuan tentang bahasa pada rasio dan pengalaman lewat pancaindera kebahasaan

  Ilmu yang mempelajari, menganalisis, dan meneliti BAHASA sebagai OBJEKnya

berdasarkan struktur bahasa tersebut; bahasa merupakan bagian kebudayaan (Parera,

1991: 18-19)

  Sebagai PENGKAJIAN ILMIAH/studi bahasa secara ilmiah melalui pengamatan-

pengamatan yang teratur dan secara empiris dapat dibuktikan benar/tidaknya yang

mengacu kepada suatu teori umum tentang struktur bahasa (Lyons dalam Soetikno, 1995:

1)

  Studi linguistik harus dapat menelaah dan menganalisis ciri-ciri universal (kesemestaan

bahasa) dan ciri-ciri spesifik/khusus bahasa sebagai satu gejala alamiah dan manusiawi

(Parera, 1991: 8).

Tiga tahapan perkembangan/penelitian studi linguistik (Chaer, 1994: 332):

  Tahap PERTAMA/tahap SPEKULASI;

Page 3: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 3/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   3 

Pernyataan tentang bahasa bukan berdasarkan data empiris/spekulatif  dongeng/cerita

rekaan belaka (misal: pernyataan Kemke, filolog Swedia abad ke-17: Nabi Adam dulu di

surga berbicara dalam bahasa Denmark atau pendapat suku Dayak Iban: manusia tadinya

hanya

mempunyai satu bahasa, karena mereka mabuk cendawan menjadi berbicara dalam

berbagai bahasa)

  Tahap KEDUA/tahap OBSERVASI dan KLASIFIKASI;

Pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki; belum sampai

pada perumusan teori belum dapat dikatakan sebagai pekerjaan ilmiah

  Tahap KETIGA/PERUMUSAN TEORI

Penyelidikan; bersifat ilmiah: diteliti (diamati dan diklasifikasi) dibuat teori.

Perkembangan selanjutnya muncul berbagai aliran, paham, pendekatan, dan teknik penyelidikan.

TEORI

HIPOTESA: DALIL-DALIL yang didukung oleh FAKTA-FAKTA sebagai dugaan kuat;

sudah dibuktikan kebenarannya TEORI;

TEORI: satu SISTEM dari hipotesa yang melukiskan hubungan antara fakta-fakta;

  CARA: untuk MENGETAHUI objek tertentu

  TERORGANISIR: memungkinkan untuk MENELUSURI semua objek yang diamati

  UMUM: alat untuk MENGERTI objek yang sudah diamati atau teralami

  SENJATA: MENGHADAPI kejadian yang sudah lewat, kejadian apapun

  Sistem DEDUKTIF; dapat digunakan untuk MEMPERKIRAKAN kemungkinan yang

muncul dari PREMIS-premisnya, premis ditarik dari kesemestaan yang paling UMUM

yang mampu memenuhi kondisi-kondisi penerapannya pada sejumlah besar DATA

EMPIRIS

TEORI BAHASA; rasional: asumsi hipotesis (data diuji; pemikiran dan empiris); konsep-

konsep rasional tentang bahasa fakta bahasa diuji kebenaran ilmiahnya konsep sesuai

dengan fakta bahasa kebenaran ilmiah teori; deduktif (Parera, 1991: 4)

OBJEK: teks UJARAN dan TULISAN.

Tujuan: menyusun METODE PROSEDURAL, dengan metode ini satu teks tertentu bisa

dipahami dengan DESKRIPSI yang AJEG dan MENYELURUH;

Page 4: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 4/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   4 

  Diharapkan teori linguistik ini dapat MENJAMIN untuk teks lain dalam kondisi yang

sama untuk teks yang dimaksud

  Lebih jauh teori ini mampu MENYUSUN DESKRIPSI dan PREDIKSI bukan hanya

teks-teks dalam satu bahasa, tetapi dapat dijadikan patokan dan PRINSIP UMUM tentang

bahasa

  Mampu memberi deskripsi dan prediksi dari teks-teks bahasa apapun.

Faktor:

   APPROPRIATENESS (kelayakan) menjadikan EMPIRIS

   ARBITRARINESS (kearbriteran) menjadikan CALCULATIVE  (kesanggupan

memperkirakan mewadahi segala kemungkinan dalam kerangka/rumusan tertentu.

TEORI LINGUISTIK identik dengan GRAMMAR 

Istilah GRAMMAR:

  Konteks sangat bervariasi

  Kedwiartian yang sistemik (Chomsky)

  Mengacu kepada teori yang eksplisit yang diajukan sebagai pemerian kemampuan

penutur.

BATASAN grammar Palmer (1971: 11-12) dalam Alwasilah (1993: 30-31):

  Tata bahasa suatu bahasa adalah buku yang DITULIS tentang bahasa itu

 Tata bahasa suatu bahasa ditemukan hanya dalam BAHASA TULISAN; bahasa ucapanhanya sebagian yang bertata bahasa

  Beberapa bahasa memiliki tata bahasa (misal: bahasa Inggris/sedikit sekali), yang lain

tidak (misal: bahasa Cina)

  Tata bahasa, sesuatu yang bisa baik atau jelek (misal: mengatakan “ It’s me”), benar atau

tidak benar.

PENGERTIAN GRAMMAR Francis (1966: 18-33) dalam Alwasilah (1993: 31-32):

  Seperangkat POLA FORMAL, di mana kata-kata dalam satu bahasa disusun agar

menyampaikan MAKNA-MAKNA lebih luas; diketahui tanpa sadar apa grammar itu

  Cabang dari ilmu linguistik yang membahas PEMERIAN, ANALISIS dan FORMULASI

pola-pola formal dari BAHASA; orang tertentu yang tahu grammar (misal: mahasiswa)

  ETIKET kebahasaan; grammar  sudah dibayangi NORMA-norma SOSIAL kesan:

BAIK/BURUK (misal: “ He aint here”, grammar kampungan); meskipun dalam batasan

pertama/pola formal tidak ada cacat.

Grammar (Francis):

Page 5: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 5/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   5 

  Sebagai bentuk tingkah laku

  Sebagai bidang studi

  Sebagai cabang dari etiket pergaulan.

Istilah LINGUISTK:

Acuan RELATIF yang disepakati bersama

Pemahaman:

TEORI LINGUSTIK MENGACU PADA ANALISIS BAHASA SECARA ILMIAH;

diantaranya pada grammar .

Simpulan:

  Linguistik lebih umum dari grammar  

  Arti tata bahasa: memasukkan segala sesuatu yang berhubungan dengan bahasa.

Page 6: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 6/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   6 

TEORI/ALIRAN LINGUISTIK

  AliranLinguistik Tradisional (Traditional Grammar );

 Masa India/Hindu

  Masa Yunani; Linguistik Zaman Yunani

  Masa Romawi

  Masa Pertengahan

  Masa Renaissance

  Abad Kedelapan Belas

  Abad Kesembilan Belas

  Kaum “80” dan sesudahnya 

  Aliran Linguistik Strukturalis;

  Ferdinand de Saussure  Aliran Praha

  Aliran Glosemantik 

  Aliran Firthian (Tata Bahasa Madhab Firth)

  Linguistik Sistemik 

  Leonard Bloomfield dan

  Strukturalis Amerika; Madhab Struktural Amerika (The American Structuralism) 

  Aliran Tagmemik (Tagmemic Grammar )

  Tata Bahasa Taksonomi (Taxonomic Grammar )

  Tata Bahasa Madhab Halliday ( Neo-Firthian)

  Tata Bahasa Madhab Stratifikasi (Stratificational Grammar )

  Kenneth L. Pike

  Charles Fillmore

  Linguistik Transformasional dan

  Aliran-aliran sesudahnya;

  Tata Bahasa Transformasi/Tata Bahasa Generatif (Transformational Generative 

Grammar )

  Semantik Generatif 

  Tata Bahasa Kasus

  Tata Bahasa Relasional.

Page 7: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 7/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   7 

TATA BAHASA TRADISIONAL

(TRADITIONAL GRAMMAR)

Pengertian/pemahaman Tata Bahasa Tradisional:

o  Sekumpulan penjelasan mengenai aturan gramatik yang digunakan lebih kurang selamadua ratus tahun yang lalu (Alwasilah, 1993: 33)

o  Warisan dari studi preskriptif abad ke-18 mengenai studi merumuskan aturan-aturan

berbahasa yang benar (Alwasilah, 1993: 33)

o  Menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik (Chaer,1994: 333)

o  Teori berdasarkan pola pemikiran secara filosofis (Soeparno, 2002: 44).

Ciri-ciri teori tradisional (Soeparno, 2002: 44-47), (Alwasilah, 1993: 33) dan (Parera,1991: 9-

10):

o  Paling tua tumpuan perkembangan teori-teori kebahasaan yang lain

o  Bertolak dari pola pikir secara FILOSOFIS

Plato (orang pertama yang memikirkan bahasa dan ilmu bahasa) menelorkan pembagian

 jenis kata bahasa Yunani Kuno dalam kerangka TELAAH FILSAFATnya 2 golongan

 jenis kata: onoma ( ditafsirkan sebagai jenis/golongan kata yang mengalami perubahan

bentuk kata secara deklinatif: perbedaan bentuk jenis kelamin/genus, jumlah, dan kasus)

dan rhema (diartikan sebagai golongan kata yang mengalami perubahan konyugatif:

perubahan bentuk kata yang disebabkan perbedaan persona, jumlah, dan kala); telaah

kata/menggeluti kata (Soeparno, 2002: 12-44); dan Parera, (1991: 9) yang menyatakan

berlatar belakang filsafat (dan logika) lahirlah asumsi dan hipotesis tentang bahasa

o  Tidak ada pengenalan perbedaan antara bahasa ujaran dan bahasa tulis (Alwasilah, 1993:

33) deskripsi hanya bertumpu pada bahasa tulis

Teori ini MENCAMPURADUKKAN pengertian BAHASA (dalam arti yang sebenarnya)

dan TULISAN (perwujudan bahasa dengan media huruf) mencampuradukkan bunyi

dan huruf; misal, mencampuradukkan pengertian bunyi/fonem dan huruf  berikut: “ Antara

vokal-vokal itu  huruf a adalah yang membentuk lubang mulut yang besar …”, secara

logika dan menurut kenyataan tidak ada huruf yang berurusan dengan mulut, bahwa

huruf berurusan/berkaitan dengan produksi huruf (Soeparno, 2002: 44-45)

o  Data bahasa yang diteliti pada awalnya adalah data bahasa tertulis dan bahasa yang telah

mengenal ejaan (terbatas pada data bahasa Yunani dan Latin (Parera, 1991: 10)

o  Penyusunan tata bahasa pada suatu bahasa dideskripsikan dengan mengambil patokan-

patokan dari bahasa lain bahasa Latin

Page 8: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 8/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   8 

o  Bermain dengan DEFINISI

Semua istilah diberi definisi diberi contoh; pengaruh dari cara berpikir deduktif; teori

tidak menyajikan kenyataan-kenyataan bahasa (Alwasilah, 1993: 33 dan Soeparno, 2002:

45)

o  Pemakaian bahasa berkiblat pada POLA/KAIDAH

Kaidah harus benar-benar ditaati , pelanggaran kaidah salah/tercela; Tata Bahasa

NORMATIF ( pemakai bahasa harus taat pada norma tata bahasa yang digariskan) dan

Tata Bahasa PRESKRIPTIF (cenderung menghakimi benar/salah pemakai bahasa)

(Alwasilah,1993: 33 dan Soeparno, 2002: 45)

o  TATARAN GRAMATIKA BELUM ditata secara RAPIH

HURUF (level terendah yang didefinisikan sebagai unsur bahasa yang terkecil) KATA

(kumpulan dari huruf yang mengandung arti) KALIMAT (level tertinggi yangdidefinisikan sebagai kumpulan kata yang mengandung pengertian lengkap) (Soeparno,

2002: 46)

o  Tata bahasa diDOMINASI oleh JENIS KATA ( part of speech)

Ciri paling menonjol dominasi jenis kata (Soeparno.2002: 46)

o  Dalam pemerian/deskripsi atau memutuskan persoalan bahasa para tata bahasawan sering

melibatkan LOGIKA (Alwasilah,1993: 33); dan Parera, (1991: 9) yang menyatakan

berlatar belakang logika (dan filsafat) lahirlah asumsi dan hipotesis tentang bahasa

o  Para tata bahasawan cenderung atau bahkan MEMPERTAHANKAN PENEMUAN-

penemuan atau KAIDAH-kaidah TERDAHULU (Alwasilah, 1993: 33)

o  Bahasa bukan merupakan produk kebudayaan, melainkan yang utama adalah sarana dan

alat komunikasi (Parera, 1991: 10)

o  Teori-teori kebahasaan yang bersifat trsdisionil merupakan penerapan teori-teori filsafat

dan logika dalam analisis bahasa (Parera, 1991: 10)

o  Fakta dan data bahasa yang tidak sesuai dengan teori filsafat dan logika  

primitif/kurang baik  kekecualian/kesalahan/perlu diperbaiki sesuai teori filsafat dan

logika (Parera,1991: 10)

Page 9: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 9/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   9 

o  “ALAM” dan “KONVENSI” 

“Alamiah”: lembaga tersebut berasal dari asas-asas yang abadi dan tidak berubah di luar

manusia sendiri  tidak dapat diganggu gugat; “Konvensional”: hasil dari kebiasaan dan

tradisi (persetujuan yang tidak terucapkan/”Perjanjian Sosial” antara anggota-anggota

masyarakat; perbuatan manusia sendiri dapat dibatalkan (Lyons dalam Soetikno, 1995:

4); Etimologi: asal sebuah kata yang berarti yang “benar” (kebenaran “alam”) kaun

Naturalis Yunani/filsuf-filsuf Stoa: perangkat “nama”/”penamaan”( hubungan dasar 

antara kata dan artinya) dasar perkembangan bahasa Lyons dalam Soetikno, 1995: 5);

prinsip dasar etimologi 2: (1) arti sebuah kata mungkin menjadi luas karena hubungan

“alamiah” antara pemakainya yang pertama kali dan yang kedua, (2) bentuk sebuah kata

mungkin berasal dari bentuk kata lain dengan tambahan, pelesapan, substitusi, dan

transposisi bunyi- bunyi (bila ada hubungan “alamiah” antara arti kedua kata itu) (Lyons

dalam Soetikno, 1995: 6)

o  KAUM ANALOGIS (“keteraturan”) dan KAUM ANOMALIS (“ketidakteraturan) 

Analogis (lebih khusus “perbandingan”) berpendapat, bahwa hakikat bahasa adalah

sistematis dan teratur, misal (bahasa Inggris): boy  –   boys, girl  –   girls, cow  –   cows);

Anomalis > < Anologis sangat kabur   keduanya menerima adanya “keteraturan”

dalam bahasa; perbedaannya dalam hal “tujuan”: kelompok Stoa/Anomalis pada masalah

filosofis tentang asal usul bahasa, logika , dan retorika sedangkan

kelompokIskandaria/Analogis pada kritik sastra (Lyons dalam Soetikno, 1995: 8).

Page 10: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 10/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   10 

MASA INDIA

Masa/Tradisi India/Hindu;

 Sudah berlangsung jauh mendahului linguistik dan tata bahasa Greko-Latin

  Diwarisi secara turun temurun

  Linguistik deskriptif 

  Berkembang secara OTONOM dan bebas (pada perkembangan itu belum ada kontak 

antara Yunani-Romawi dengan India ada persamaan: pertentangan status “alamiah” 

atau “konvensioanal” bahasa, “analogi-anomali”,juga klasifikasi “nomen-verbum” 

(nomina dan verba); pembedaan “subjek” dan “predikat” cara Plato dalam bahasa Yunani 

  Keunggulan: melebihi tradisi Linguistik Barat dalam bidang FONETIK: berhubungan

dengan penyampaian tradisi sanjak-sanjak buku Veda (mengucapkan doa-doa)  

penyampaian memperhatikan segi-segi ucapan; keunggulan lain adalah STRUKTUR

INTERNAL KATA/struktur dalam sebuah kata

  Abjad yang digunakan adalah abjad Brahmi, menurut dugaan diciptakan kaum Brahmana

yang cerdik, yang terdiri dari 46 huruf 

  Bahasa dipelajari untuk tujuan RITUAL (keagamaan) mempelajari bahasa (Sanskerta)lebih saksama dapat mengucapkan doa-doa dengan lebih baik (permintaan kepada

dewa akan terkabul)

  Terdapat sekitar dua belas aliran teori tata bahasa yang berbeda-beda

  Sarjana besar dari tradisi India: PANINI, karya linguistiknya: ASTADHYASI;

digambarkan dari sudut pandang KETUNTASAN (dalam batas-batas yang ditetapkan

sendiri, terutama berkenaan dengan struktur kata-kata), KONSISTENSI internalnya

(kaidah-kaidah diatur berurutan sedemikian, sehingga lingkup suatu kaidah tertentu

didefinisikan atau dibatasi oleh kaidah-kaidah sebelumnya, dan PENGHEMATAN

pernyataannya (menggunakan singkatan-singkatan dan lambang-lambang); jauh lebih

unggul dari tata bahasa apapun yang pernah ditulis

  Besar pengaruhnya terhadap linguistik modern.

Page 11: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 11/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   11 

MASA YUNANI

Masa Yunani:

Studi bahasa zaman Yunani kurang lebih 600 tahun (dari abad ke-5 SM sampai abad ke-2

M)

Pada waktu itu orang yang bergerak dalam bidang bahasa adalah filosof  pandangan

terhadap bahasa bertitik tolak dari FILSAFAT

Telah mempersoalkan KELAS KATA; Plato membagi atas onoma dan rhema / nomen dan

verbum (kata benda dan kata kerja); Aristoteles membagi tiga, yaitu: onoma, rhema, dan

syndesmoi (kata sambung/konjungsi); kaum Stoa memperluas pembagian menjadi empat:

nomen, verbum, syndesmoi, dan arthron (kata sandang); Kaum Aleksandrian (cenderungbersikap analogis) memperluas menjadi delapan: onoma, rhema, metosche (partisipel),

arthron, antonymia (kata ganti), prosthesis (kata depan, epirrhema (kata keterangan), dan

syndesmo 

Pengenalan kategori “kala” pada kata kerja bahasa Yunani oleh Aristoteles; kaum Stoa

(bersikap anomalis) memperkenalkan penggolongan infleksi (misal: boy –  boys, atau sing

 –  sang, sung), memberi makna pada istilah “kasus”,dan membedakan istilah “aktif” dan

“pasif” juga antara verba “transitif” dan “intransitif”; kaum Aleksandrian (cenderung

berskaap analogis) menetapkan aturan-aturan/pola-pola infleksi

Masalah pokok kebahasaan yang menjadi PERTENTANGAN para linguis waktu itu

adalah: (1) antara fisis (alami) dan nomos (konvensi), (2) analogi dan anomali

Pertentangan antara bahasa yang bersifat alami (FISIS) atau konvensi (NOMOS); bahasa

mempunyai hubungan asal usul (sumber: prinsip-prinsip abadi, tidak dapaat digantti di

luar manusia itu sendiri tidak dapat ditolak) setiap kata mempunyai hubungan

dengan benda yang ditunjuknya setiap kata mempunyai makna secara alami/fisis

(misal: kata yang terbentuk berdasarkan peniruan bunyi); penganut paham ini: kaum

naturalis. Kaum konvensionalis berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi: makna kata

itu diperoleh dari hasil tradisi/kebiasaan-kebiasaan; mempunyai kemungkinan bisa

berubah

Pertentangan ANALOGI dan ANOMALI: bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak 

teratur. Kaum analogi berpendapat (antara lain: Plato , Aristoteles): bahasa bersifat

teratur (misal: book  –  books, muslimun  –  muslima:ni  –  muslimu:na) disusun tata

Page 12: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 12/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   12 

bahasa. Kaum anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur (misal: child  –  

children, bukannya childs; write – wrote, bukannya writed)

KAUM SOPHIS (Sofis);

muncul pada abad ke-5 SM, melakukan pekerjaan secara empiris, melakukan kerja secara

pasti dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu, lebih mementingkan bidang retorik,

membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi serta maknanya; salah satu tokoh Sophis

yaitu Protogoras membagi kalimat atas 7 tipe: kalimat narasi, kalimat tanya, kalimat

 jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa, dan undangan

PLATO (429 -347 SM);

memperdebatkan tentang bahasa analogi dan anomali dalam karangannya  Dialog,

mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional, memberi batasan bahasa

yang berbunyi (melalui Socrates): “Bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan

perantaraan onomata dan rhemata” (onomata berarti: 1. nama dalam bahasa sehari-hari,2. nomina, nominal dalam istilah tata bahasa, 3. subjek dalam hubungan dengan subjek 

logis; rhemata berarti: 1. frasa, ucapan dalam bahasa sehari-hari, 2. verba, verbal dalam

istilah tata bahasa, 3. predikat dalam hubungan predikat logis); kedua istilah tersebut

merupakan anggota logos yang berarti kalimat atau frasa atau klausa

ARISTOTELES (384 – 322 SM);

salah seorang murid Plato, selalu bertolak dari segi logika, menambahkan satu kelas kata

atas pembagian yang dibuat Plato yaitu: syndesmoi membedakan jenis kelamin/gender

dalam tiga jenis yaitu: maskulin, feminin, dan netral, rhema menunjukkan “kala” dalam

sebuah pekerjaan selesai, belum selesai

Kaum STOIK; kelompok filsuf dan logikus yang berkembang pada permulaan abad ke-4

SM , telah membedakan antara studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara

gramatikal/tata bahasa, telah menciptakan istilah-istilah khusus untuk studi bahasa,

membedakan tiga aspek utama dari bahasa yaitu: 1. bunyi/materi: tanda/ symbol, 

sign/semainon, 2. makna/ semainomenon/lekton (apa yang disebut), 3. hal-hal eksternal/di

luar bahasa yang disebut benda atau situasi, membedakan legein (bunyi yang merupakan

bagian dari fonologi tetapi tidak bermakna) dan  propheretal (ucapan bunyi bahasa yang

mengandung makna), mengatakan bahwa “kasus” itupun onoma

juga yang sesuai denganfungsinya   kasus “nominatif” –   “genetif” –   “datif” –   “akusatif” dan sebagainya,

membedakan rhema dan kategorrhema dengan pengertian sekarang bentuk “infinitif” dan

 bentuk “finit”, membagi jenis kata ( part of speech) menjadi empat yaitu: kata benda, kata

kerja, syndesmoi, dan arthoron, membedakan antara sistem kata kerja komplet dan kata

kerja tak komplet, serta kata kerja aktif dan kata kerja pasif 

Page 13: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 13/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   13 

Kaum ALEXANDRIAN; melanjutkan pekerjaan yang telah dirintis kaum Stoik, di

sinilah Tata Bahasa Tradisional dihasilkan yang sekarang kita miliki hasil-hasil karya

tata bahasa secara pasti dapat dikodifikasikan, penganut paham analogi menyusun

 pola “hukum-hukum kanon” (hasil penyelidikan terhadap kereguleran dalam bahasa:

“Tata Bahasa “ DIONYSIUS THRAX ”, lahir kurang lebih tahun 100 SM, buku tata bahasa

pertama yang bersifat komprehensif dan sistematis, yang dibicarakan bidang fonologi dan

morfologi sebagai model penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya; cikal bakal Tata

Bahasa Tradisional ada susunan-susunan paradigma; diterjemahkan ke dalam bahasa

Latin oleh Remmius Palaemon dengan judul “ ARS GRAMMATIKA” pada awal abad

pertama Masehi). Memiliki 24 huruf mulai dari alpha sampai omega; 8 jenis kata: 1.

onoma (jenis kata yang berinfleksi untuk kasus, menyatakan orang/barang; tiga jenis

kelamin: maskulin, feminin, netral; tiga pernyataan jumlah: singular, dualis, pluralis; lima

kasus: orthe, genike, dotike, aitiatike, kletike), 2. rhema (jenis kata yang tidak berinfleksi

dengan kasus berinfleksi utk menyatakan: kala, persona, jumlah, aktif, dan pasif), 3.

metoche (jenis kata yang disebut partisipel bertugas mencirikan benda dan kerja), 4.arthron (artikel; berinfleksi untuk kasus; berada di depan/di belakang benda), 5.

antonymia (pronomen; jenis kata yang menggantikan benda atau menyatakan orang), 6.

 prosthesis (preposisi; jenis kata yang ditempatkan di depan kata-kata baik dalam

penggabungan dan sintaks), 7. epirrhema (adverbium; jenis kata tanpa infleksi yang

ditambahkan pada kata kerja), 8. syndesmoi; {jenis kata yang menghubungkan

percakapan yang mengisi lekang dalam interpretasi, dibedakan: kopulatif, disjungtif,

kondisional, kausal, final, dubitatif (barangkali, entah), ratiocinative (karena itu,

akibatnya), ekspletif (sungguh, benar, memang}. Kata sifat termasuk dalam kata benda

(berinfleksi menurut kata benda/sama dengan kata benda). Disebutkan dalam uraian kelas

kata diterapkan 5 kategori ( parepomena): 1. genos (maskulin,feminin, netral), 2. eidos 

(tipe) ( primer dan derivasi/turunan), 3. schema /bentuk (dasar/simple dan majemuk), 4.

arithmos /jumlah (singular, dualis, pluralis), 5.  ptosis /kasus (nominatif, genetif, datif,

akusatif, vokatif).

Page 14: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 14/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   14 

MASA ROMAWI

Masa Romawi:

  Dianggap KELANJUTAN zaman Yunani

  Ahli-ahli tata bahasa Romawi mengikuti MODEL-model Yunani

  MENGUASAI bahasa Romawi dengan baik  orang INTELEK

  Berkembang kebudayaan Romawi “ HELLENISME ” (ilmu pengetahuan disoroti

berdasarkan ajaran Stoik)

 Linguistik Romawi secara umum merupakan APLIKASI/PENERAPAN dari pikiran-pikiran Yunani

  Kelas kata menjadi SEMBILAN dengan penambahan numeralia (kata bilangan) (dari

delapan pembagian kaum Alexandrian)

  TATA BAHASA ROMAWI disusun dalam TIGA BAGIAN (seperti tata bahasa

Dionysius Thrax): bagian pertama menentukan lingkup tata bahasa sebagai seni berbicara

yang benar dan alat untuk memahami para penyair, juga membicarakan huruf-huruf dan

suku-suku kata; bagian kedua membicarakan kelas-kelas kata lebih terperinci,

variasai-variasinya menurut kala, jenis, jumlah, kasus, dan sebagainya; bagian ketiga:membicarakan gaya yang baik dan yang buruk, peringatan- peringatan akan “kesalahan-

kesalahan” umum dan “barbarisme”, serta contoh-contoh yang dianjurkan

  VARRO; dengan bukunya “ DE LINGUA LATINA” yang terdiri atas 25 jilid: masih

memperdebatkan masalah analogi dan anomali; buku ini terdiri dari bidang-bidang

ETIMOLOGI, MORFOLOGI, dan SINTAKSIS. Etimologi (asal usul kata beserta

artinya), Varro mencatat perubahan bunyi dari zaman ke zaman (misal: kata duellum 

menjadi belum „perang‟ juga perubahan makna dari sebuah kata (misal: kata hostis yang

semula berarti „orang asing‟ berubah menjadi „musuh‟). Morfologi (mempelajari kata dan

pembentukannya), Varro menunjukkan originalitasnya dalam menjelaskan kata; Kata

menurut Varro (Parera, 1991: 43) adalah bagian dari ucapan yang tidak dapat dpisahkan

lagi yang merupakan bentuk minimum; kata-kata terjadi bisa secara analogi juga secara

anomali ada bentuk yang regular dan ada bentuk yang tidak regular. Membagi kelas

kata dalam empat bagian: 1. kata benda (termasuk kata sifat) berinfleksi kasus, 2. kata

kerja (kata yang membuat pernyataan)   berinfleksi “kala”, 3.partisipel (kata yang

menghubungkan); dalam sintaksis: kata benda dan dan kata kerja berinfleksi kasus dan

Page 15: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 15/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   15 

kala”. Kasus ada enam: 1. nominativus (bentuk primer/pokok), 2. genetivus (bentuk yang

menyatakan kepunyaan), 3. dativus (bentuk yang menyatakan menerima), 4. akusativus 

(bentuk yang menyatakan objek), 5. vokativus (bentuk sebagai sapaan/panggilan), 6.

ablativus (bentuk yang menyatakan asal). Deklinasi {perubahan kata berkenaan dengan

kategori kasus,jumlah, dan jenis dua macam: 1. deklinasi naturalis (perubahan yang

bersifat alamiah perubahan dengan sendirinya dan sudah berpola); bersifat reguler  

biasanya sudah dapat diketahui pemakai bahasa tanpa ragu-ragu, 2. deklinasi voluntaris

(perubahan terjadi secara morfologis; bersifat iregular selektif dan manasuka  

pemakai bahasa harus sadar bagaimana melaksanakan deklinasi itu

  TATA BAHASA PRISCIA ( INSTITUTIONES GRAMMATICAE ) (500M); terdiri dari 18

 jilid (16 jilid mengenai MORFOLOGI:  priscianus mayor  dan 2 jilid mengenai

SINTAKSIS: priscianus minor ); menjadi model/contoh dalam penulisan buku tata bahasa

di Eropa dan juga di luar Eropa; tata bahasa Latin paling lengkap/dituturkan pembicara

aslinya; sebagai tonggak/sumber utama bahasa tradisional; dasar tata bahasa Latin danfilsafat masa pertengahan; norma utama/pembahasan buku ini adalah semantik/makna.

FONOLOGI, membicarakan tulisan/huruf: litterae {bagian terkecil dari bunyi yang dapat

dituliskan (Chaer, 1994: 340 dan Parera, 1991: 44)}, nama huruf:  figurae; nilai bunyi:

 postestas, ada 4 macam: 1.vox artikulata: membedakan makna, 2. vox martikulata:

menunjukkan makna, 3. vox litterata: bunyi yang dapat dituliskan baik yang artikulata 

maupun martikulata, 4. vox illiterate: bunyi yang tidak dapat dituliskan. MORFOLOGI,

dibicarakan mengenai dictio /kata: bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus

diartikan terpisah dalam makna sebagai satu keseluruhan (Chaer,1994: 341). Kata terdiri

atas 8 jenis ( partes orationis „jenis kata‟  ) (Chaer, 1994: 341 dan Parera, 1991: 45): 1.

nomen {kata benda(menunjukkan substansi dan kualitas) dan kata sifat; klasifikasi

sekarang}, 2. verbum (kata: menyatakan perbuatan/dikenai perbuatan; memiliki infleksi

untuk kala dan modus tidak berinfleksi kasus), 3.  participium (kata: berderivasi dari

verbum, mengambil kategori verbum dan nomen /kala dan kasus), 4. pronomen (kata-kata

yang dapat menggantikan nomen: orang pertama, kedua dan ketiga), 5. adverbium (kata-

kata secara sintaksis dan semantik merupakan atribut verbum; digunakan dalam

konstruksi bersama verbum), 6. praepositio (kata-kata yang terletak di depan bentuk yang

berkasus), 7. interjection (kata-kata yang menyatakan perasaan, sikap atau pikiran;

terlepas dari verbum), 8. conjunction (kata-kata yang secara sintaksis bertugas

menghubungkan anggota-anggota kelas kata yang lain untuk menyatakan hubunganantarsesamanya; tidak mengalami infleksi). SINTAKSIS/ oratio: tata susun kata yang

berselaras dan menunjukkan kalimat itu selesai; sebuah kata kalimat penuh; kalimat

 jawaban singkat.

Page 16: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 16/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   16 

MASA PERTENGAHAN

Masa Pertengahan:

o  BAHASA LATIN menduduki posisi PENTING dalam sistem pendidikan (pendidikan

bersifat liberal); bahasa liturgi, kitab suci/bahasa gereja bahasa universal: diplomasi,

ilmu pengetahuan, kebudayaan lingua franca 

o  Tujuh SISTEM utama dalam PENDIDIKAN: trivium (gramatika, dialektika/logika,

retorik) dan quadrivium ( aritmetika, geometrik, astronomi, dan musik)

o  Tujuan ahli tata bahasa mencari persesuaian antara peristiwa-peristiwa bahasa dan prinsip

teori yang telah disusun lebih dahulu

o  Jaman filsuf-filsuf skolastik; SKOLASTIS berkembang (suatu cara mempelajari ilmu

yang diperoleh di biara-biara, pertemuan alim ulama, dan di sekolah-sekolah istana)

o  Interpretasi Skolastis akan ajaran-ajaran Aristoteles; buku pegangan berdasar tata bahasa

Donatus dan Priscianus

o  Karya penting yang dilakukan para sarjana: memasukkan PRADUGA-praduga

FILOSOFIS; ke dalam studi bahasa

o  Tata bahasa: teori filsafat mengenai kelas-kelas kata dan “modus-modus penandaan”yang khas

o  Membentuk kategori-kategori tata bahasa dari kategori-kategori LOGIKA,

EPISTEMOLOGI, dan METAFISIKA

o  Semantik sebagai dasar penyebutan definisi-definisi bentuk-bentuk bahasa mencari

sumber makna etimologi berkembang pesat; sumber: 20 jilid Etymologies 

o  Perbedaan-perbedaan tata bahasa atau perbedaan-perbedaan gramatikal bukan

“kebetulan”/tidak penting; keUNIVERSALan tata bahasa 

o  Perkembangan linguistik: kaum Modistae dan Tata Bahasa Spekulatif.

o  MODISTAE mengagungkan unsur SEMANTIK tiap benda mempunyai beberapa ciri:

modi essendi (pikiran manusia yang dapat menangkap pengertian konsep baik secara

aktif/pasif: modi  significandi activi) dialihkan ke dalam bunyi-bunyi/kegiatan aktif 

Page 17: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 17/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   17 

yang dibagi atas bentuk kata dan ujaran   DE MODIS SIGNIFICANDI ; Pertentangan

antara Fisis  –  Nomos, Analogi dan Anomali; menerima konsep ANALOGI bahasa

bersifat regular dan universal

o  Tugas tata bahasa ilmiah/”SPEKULATIF”: menemukan asas-asas/prinsip-prinsip yang

menjadi dasar hubungan antara kata sebagai “TANDA” dengan pikiran manusia di satu

pihak, dan dengan benda yang digambarkannya/yang “DITANDAI”nya / referencenya di

lain pihak  prinsip bersifat UNIVERSAL/KONSTAN (Lyons dalam Soetikno, 1995:

15); (kata tidak secara langsung mewakili reference); substansial: sama dalam segala

bahasa semua bahasa mesti memiliki KATA-kata untuk PENGERTIAN-pengertian

yang sama (mempunyai kata untuk konsep yang sama) dan semua bahasa mesti

menunjukkan kelas-KELAS KATA yang SAMA (kesamaan jenis kata) dan kategori-

kategori tata bahasa/gramatikal yang lain (Chaer, 1994: 342)

o  PETRUS HISPANUS; pernah menjadi Paus “Paus Johannes XXI” (1276 – 1277), wakil

kaum Modistae,  judul buku “SUMMULAE LOGICALES”, peran di bidang linguistik: 1. memasukkan PSIKOLOGI dalam analisis makna bahasa, 2. membedakan antara

SIGNIFIKASI UTAMA dan KONSIGNIFIKASI (pembedaan pengertian pada bentuk 

akar/ root dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan/afik), 3. membedakan

 NOMEN atas NOMEN SUBSTANTIVUM dan NOMEN ADJECTIVUM berdasarkan kasus

(infleksi kasus kedua bentuk ini sama), 4. membedakan PARTES ORATIONIS {(menurut

Aristoteles dan kaum Stoik dicirikan sebagai substansi dan kualitas untuk kata benda;

aktif dan pasif untuk kata kerja) para logikus: mewakili sesuatu dan menunjuk 

sesuatu} atas CATEGOREMATIK  (semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau

predikat) dan SYNTATEGOREMATIK  (semua bentuk yang lain dalam tutur); pada

Aristoteles yang membedakan anoma, rhema, dan syndesmoi, 5. membedakan antara

SIGNIFICATIO, SUPPOTIO, dan APPELATIVA (Chaer, 1994: 342).

Page 18: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 18/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   18 

MASA RENAISSANCE

  Dianggap sebagai jaman PEMBUKAAN abad PEMIKIRAN MODERN (renaitre: lahir

kembali)

masa kehidupan kembali mempelajari masa kuno/Yunani dan Romawi(filsafat, kesenian, sastra abad XVI dan XVII); menolak tradisi skolastik; yang

berpengaruh humanisme (humanitas /istilah Cicero, yang bersinonim dengan

“peradaban”/sivilisasi dan berlawanan dengan “barbarisme”) 

  HUMANISME, prinsip: menggunakan bahasa kuno sebagai dasar studi; kesusasteraan

klasik: sumber NILAI-nilai PERADABAN mempelajari bahasa dan kebudayaan

klasik yang bertujuan PEDAGOGIS dan ILMIAH ada usaha mengumpulkan dan

memPUBLIKASIkan NASKAH -naskah para PENULIS KLASIK; ditemukan alat

pencetak  penyebaran naskah-naskah yang benar secara luas dan cepat

  Buku GRAMMAIRE GENERALE ET RAISONNEE  (Tata Bahasa Umum dan Penalaran)

diterbitkan oleh guru-guru di Port Royal (menghidupkan cita-cita tata bahasa spekulatif)

bertujuan menunjukkan bahwa struktur suatu bahasa adalah: PENALARAN; bahasa yang

berbeda-beda ragam sistem yang lebih logis, rasional, dan umum; semua tata bahasa

“rasional” berkisar dalam batas-batas tradisi klasik dan tidak menghasilkan teori-teori

linguistik baru

  Selain bahasa Latin, bahasaYunani, Ibrani, dan Arab, juga bahasa-bahasa Eropa lain

mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa juga

perbandingan  HOMO TRILINGUIS (menguasai bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani)

  BAHASA IBRANI perlu kedudukan sebagai bahasa kitab “PERJANJIAN LAMA”

dan “PERJANJIAN BARU”, tata bahasa Ibrani ditulis: Roger Bacon, N. Clenard, dan

Reuchlin/Jerman (buku:  DE RUDIMENTIS HEBRAICIS; penggolongan/pengelasan kata

bahasa Ibrani: NOMEN , VERBUM , dan PARTIKEL mirip penggolongan dalam linguistik 

bahasa Arab: ismun,  fi’lun, dan harfun); linguistik Ibrani berkembang dalam pengaruh

linguistik Arab; abad ke-14 bahasa Ibrani dan bahasa Arab diakui resmi di Universitas

Paris; akhir abad ke-21 tata bahasa Ibrani ditulis oleh orang-orang Yahudi yang tinggal di

Spanyol (misal: keluarga Qimbi), Ibn Barun membuat studi perbandingan bahasa Ibranidan bahasa Arab

  LINGUISTIK ARAB dimulai abad ke-7 M, berkembang pesat: kedudukan sebagai

bahasa dalam kitab suci “AL QURAN” (dalam terminologi bahasa Arab Al Quran tidak 

boleh diterjemahkan tafsir; timbulkan eksegisi dan komentar linguistik); Dua aliran

linguistik Arab: aliran BASRA (pengaruh konsep analogi masa Yunani berpegang

Page 19: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 19/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   19 

pada KEREGULERAN dan KESISTEMATISAN bahasa Arab sebagai bahasa tutur

yang logis) dan KUFAH (KEANEKARAGAMAN bahasa termasuk dialek-dialek; paham

anomali); Buku tata bahasa Arab:  Al Kitab “KITAB AL AYN ” karya Sibawaihi (aliran

Basra) membagi kata atas tiga kelas:  ISMUN (nomen), FI ’  LUN (verbum), dan HARFUN  

( partikel); Deskripsi FONETIK secara sistematik artikulatoris dan arus (dimulai dari

belakang: bunyi glotal stop ayn), velarisasi dan palatalisasi sudah digambarkan, satu

kontras yang belum dibahas yaitu antara bunyi bersuara dan tak bersuara

  BAHASA-bahasa EROPA; selain bahasa Latin dan bahasa Yunani, abad VII ada buku

tata bahasa IRLANDIA/tata bahasa Gaelig, abad X PENYELIDIKAN BAHASA oleh

Basque, abad XII adanya buku tata bahasa ISLANDIA/tata bahasa Islan, abad XIII ada

buku tata bahasa PROVENCAL/tata bahasa Pruvenco. Adanya studi yang serius

mengenai bahasa ROMAN/NEO-LATIN. Buku tulisan Dante “ DE VULGARI  

 ELOQUENTIA” (Gaya Bahasa Orang Banyak): mempelajari bahasa yang digunakan

sehari-hari yang diketahui sejak kecil, gaya epik Virgilius; Milton mirip denganHomerus; Racine yang dijiwai Sophocles; perubahan bunyi/waktu itu perubahan huruf 

dipelajari (hubungan dan perubahan bunyi bahasa Spanyol, Perancis, Itali dengan bahasa

Latin), lahirnya studi bahasa-bahasa secara diakronik, muncul diskusi tentang perubahan

linguistik, kontak-kontak bahasa, percampuran bahasa, pengalihan bahasa dari generasi

satu ke generasi lain

  Perhatian bahasa DI LUAR EROPA telah ada; usaha para misionaris Yesuit dari

Propaganda  Fide (laporan tentang bahasa-bahasa di Asia: bahasa Jepang, Tionghoa,

India, Indonesia; tujuan: melengkapi perbandingan bahasa yang mereka kerjakan);

Kegiatan keagamaan, politik, perdagangan, diplomasi dan sebagainya menyadarkan

perlunya akan sebuah bahasa perhubungan (lingua franca) antarbangsa (misal: bahasa

Melayu/bahasa suku bangsa di daerah Selat Malaka lingua franca bagi para pedagang,

pelaut, juga kaum penjajah)

  PETRUS RAMUS/Pierre Rames (1515 – 1572); TOKOH TRANSISI jaman pertengahan

ke jaman modern, dianggap sebagai tokoh PELOPOR strukturalisme, menolak gagasan

Aristoteles, menulis tata bahasa Yunani, Latin, dan Perancis, meletakkan dasar teori tata

 bahasa “SCHOLAE GRAMMATICAE ” analisis dan deskripsi bahasa bersifat formal

dan struktural, meninggalkan semantik dan logika

hubungan antara masing-masingkata dan ciri-ciri formal. FONOLOGI; menyusun kamus dasar ucapan bahasa Perancis,

membedakan antara bahasa tulisan dan bahasa lisan. MORFOLOGI; mengakui sistem

klasifikasi tradisional memberi ciri formal dan membedakan sistem klasifikasi formal

dalam ke-parisilaba-an dan ke-imparisilaba-an. SINTAKSIS; membedakan kata dalam

hubungan mereka dalam bentuk infleksi, menentukan hubungan sintaksis bentuk concord  

„kesesuaian‟ 

Page 20: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 20/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   20 

MASA ABAD KEDELAPAN BELAS

  Perhatian para sarjana TIDAK EROPASENTRIS lagi diarahkan juga kepada bahasa-

bahasa di luar Eropa; PENGUMPULAN BAHASA SECARA BESAR-BESARAN(misal: P. S. Pallas, dengan bantuan ratu Rusia Katharina II berhasil mengumpulkan kata-

kata dari 272 bahasa di Eropa, Asia, dan Amerika; Lorenzo Hervasy Panduro membuat

ikhtisar bahasa dari 300 bahasa, 40 diantaranya bahasa Indian Amerika)

  Sudah mempersoalkan ASAL USUL BAHASA/perhatian tertuju pada asal ususl bahasa

(meskipun perhatian masih pada bahasa-bahasa tertulis hanya membaca dan

membandingkan teks) menyatukan para filsuf yang berciri PERSUASI EMPIRIS dan

RASIONALIS dengan Pergerakan ROMANTISISME; bahasa sebagai alat komunikasi

akal (VERNUNFTMENSCH) dan perasaan (GEFUHLSMENSCH)

  Age of Reason/Age of English tenment sebutan abad ke-18: MENDEWAKAN

PEMIKIRAN abad kemenangan akal terhadap kepercayaan, dilihat dari akal dan rasio

muncul pemikir-PEMIKIR DUNIA

  G.W. LEIBNITZ (1646-1716), sarjana yangbergerak di bidang bahasa, yang

menguraikan KEKELUARGAAN BAHASA-bahasa yang terdapat di EROPA dan ASIA

  LAMBERT TEN KATE (1674-1731), menyatakan bahwa HUKUM BAHASA TIDAK

boleh dinyatakan secara APRIORI, melainkan harus dicari atas dasar PENYELIDIKAN

KENYATAAN

  E. B. CONDILLAC, mendiskusikan ASAL MULA BAHASA dan PERKEMBANGAN

PERTAMA bahasa/UJARAN manusia, berpendapat: mulanya bahasa merupakan

ISYARAT-isyarat DEITIK dan IMITATIF serta bunyi-BUNYI ALAMIAH tidak 

memenuhi sebagai alat komunikasi menjadi sistem TANDA (= LAMBANG) bahkan

mendukung MAKNA tertentu, membicarakan hubungan bahasa dengan bentuk-bentuk 

puisi, berpendapat bahwa dalam bahasa lebih penting BAHASA TUTUR dan bukan

bahasa tulis, tahun 1746 Condillac membahas bahasa dalam karyanya ESSAI SUR

L‟ORIGINALE DES CONNONISSANCES HUMAINES, kaum tradisi rasionalisempiris

  ROUSSEAU, mendiskusikan asal mula bahasa dan perkembangan pertama bahasa/ujaran

manusia, berpendapat: mulanya bahasa merupakan isyarat-isyarat deitik dan imitatif serta

bunyi-bunyi alamiah tidak memenuhi sebagai alat komunikasi menjadi sistem

tanda (= lambang) bahkan mendukung makna tertentu, membicarakan hubungan bahasa

Page 21: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 21/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   21 

dengan bentuk-bentuk puisi, berpendapat bahwa dalam bahasa lebih penting bahasa tutur

dan bukan bahasa tulis, mengatakan bahwa bahasa puisi itu sesungguhnya adalah bahasa

tutur, tahun 1755 membahas bahasa mengenai asal mula ketaksamaan dan menyitir

beberapa pandangan Condillac, Gerakan Romantik 

  JOHANN GOTFRIED HERDER (1744-18040), penjelasannya mengenai

ketidakterpisahkan antara bahasa dan pikiran tertuang dalam karangannya

ABHANDLUNG UBER DEN URSPRUNG DER SPRACHE konsekuensi: bahasa

rasional harus dipelajari untuk mengenal dan mengetahui pikiran, kesusasteraan, dan

sebagainya; untuk mengenal budaya suatu bangsa maka gunakanlah bahasa bangsa itu

sendiri, mendapat pengaruh dari gerakan rasionalis dan romantik, penerima hadiah

Akademi Prusia dalam tulisannya mengenai asal mula bahasa

  JAMES HARRIS, seorang wakil teori filsafat yang universal, dipandang sebagai wakil

dari kelompok “Platonist Cambridge”, menganggap bahwa dalam bahasa terdapat hal-halyang universal yang diketahui oleh semua pemakai bahasa, mengakui mengenai

kemampuan manusia menciptakan kata dan makna sebagai pemberian Tuhan karyanya

yaitu teori filsafat bahasa Inggris

  SIR WILLIAM JONES, pegawai perpustakaan dari Inggris yang bekerja di India, tahun

1786 membawa hasil penelitian orang India Kuno, membacakan kertas kerja dihadapan

The Royal Asiatic Society mengenai HUBUNGAN antara BAHASA SANSKERTA,

KLASIK INDIA, YUNANI, LATIN, dan bahasa-BAHASA JERMAN YANG LAIN;

menimbulkan minat para sarjana Barat/Eropa mempelajari bahasa di Timur Dekat dan

India KETERBUKAAN SEJARAH LINGUISTIK dan BANDINGAN BAHASA,

memperkenalkan Gantula dan Manu

  TAhun 1786 sebagai PATOKAN permulaan ilmu pengetahuan LINGUISTIK MODERN

tahun BREAKTHROUGHS 

Page 22: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 22/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   22 

MASA ABAD KESEMBILAN BELAS

Ciri-ciri:

  Abad mulai majunya linguistik; linguistik Historis Komparatif 

  Dimulainya otonomitas linguistik sebagai ilmu

Tokoh-tokoh:

 

Page 23: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 23/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   23 

DAFTAR PUSTAKA

Kepustakaan Wajib:

1.  Alwasilah, A Chaedar. 1993. Beberapa Madhab & Dikotomi. Teori Linguistik. Bandung:

Angkasa

2.  Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Page 24: Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910

5/17/2018 Dsr 2 T Lingstk Sm IV Th 0910 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/dsr-2-t-lingstk-sm-iv-th-0910 24/24

 DSR 2 T LINGSTK SM IV (0910): URRU   24 

3.  Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik . Introduction to Theoritical Linguistics.

Diindonesiakan oleh I Soetikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

4.  Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologi 

Struktural. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

5.  Pateda, Mansoer. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa

6.  Robins, RH. 1995. Sejarah Singkat Linguistik . Edisi Ketiga. Bandung: ITB

7.  Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik . Yogya: PT Tiara Wacana Yogya

Kepustakaan Pendukung:

1.  Bloomfield Leonard. 1995.  Language. Bahasa. Diindonesiakan oleh I Sutikno. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama

2.  Newmayer, Frederick J. 1997. Generative Linguistics. A Historical Perspective. London

and New York: Routledge

3.  O‟ Grady, William at all.  Linguistics. Contamporary Linguistics. An Introduction.

Second Edition. New York: St. Martin‟s Press 4.  Robins, R. H. 1992. Linguistik Umum. Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius

5.  Saussure, Ferdinand. 1993. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

6.  Verhaar, J. W. M. 1996.  Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada

university Press

7.  Verhaar, J. W. M. 1995. Pengantar Linguistik . Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press