Drying Equipment
-
Upload
eko-nopianto -
Category
Documents
-
view
1.086 -
download
5
Transcript of Drying Equipment
Laporan Praktikum Hari/ tanggal : Senin/ 26 April 2010
Peralatan Industri Tempat : SEAFAST & PAU
Dosen : Ade Iskandar
Asisten : Pangeran Alex Sebastian
DRYING EQUIPMENT
Oleh:
Eko Nopianto (F34070102)
M. Arifyandi Sangun (F34070126)
2010
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam upaya peningkatan nilai tambah komoditi pertanian dan
kemampuan daya simpan produk-produk terhadap kerusakan, diperlukan inovasi
teknologi pengolahan untuk menghasilkan ragam produk turunan yang tentunya
membutuhkan perlakuan yang berbeda satu sama lain, teknologi proses /
pengolahan tersebut harus didasarkan pada karakteristik bahan yang diolah dan
produk akhir yang diinginkan. Pengeringan menjadi salah satu proses produksi
yang penting pada beberapa industri yang memerlukan pengeringan terhadap
bahan tertentu atau produk untuk mendapatkan produk yang diinginkan karena
proses pengeringan menjadi suatu factor kritis yang menentukan baik tidaknya
proses dan produk yang dihasilkannya.
Jika kadar air pangan dikurangi melalui prose pengeringan, pertumbuhan
mikroorganisme akan diperlambat. Dehidrasi akan menurunkan tingkat aktivitas
air (water activity (aw) yaitu jumlah air yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya), berat dan
volume pangan. Sehingga komoditi /produk hasil pertanian dapat lebih tahan lama
dan nilai ekonomis nya bertambah berkali lipat.
Prinsip utama dari dehidrasi adalah penurunan kadar air untuk mencegah
aktivitas mikroorganisme. Pada banyak produk, seperti sayuran, terlebih dahulu
dilakukan proses pengecilan ukuran (misalnya diiris) sebelum dikeringkan.
Pengecilan ukuran akan meningkatkan luas permukaan bahan sehingga akan
mempercepat proses pengeluaran air.
I.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami prinsip kerja peralatan pengeringan (Drum
Drier, Spray drier, Tray Drier), serta fungsi kegunaan komponen utama,
komponen utama dan komponen pendukung yang ada pada peralatan
pengeringan.
II. METODOLOGI
II.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Tray dryer, spray
dryer, drum dryer dan oven, sedangkan yang menjadi bahan dalam pelaksanaan
praktikum adalah singkong dan maltodekstrin.
II.2 Prosedur
Pengamatan dilakukan dengan memulai menjelaskan komponen-
komponen pelengkap dalam peralatan pengering yang dijadikan alat peraga,
setelah itu praktikan didemonstrasikan tentang bagaimana cara peralatan
pengering dengan mengoperasikan alat pengering yang dimaksud. Setelah itu
praktikan dibawa untuk melihat langsung bagian-bagian/ konstruksi dalam alat
pengering dengan di jelaskan fungsi bagian-bagian oleh operator.
a. Tray dryer
- Singkong disiapkan lalau di slicer dengan ketebalan 0,2cm dan 0,5
cm
- Kemudian diambil sambel untuk di lihat kadar air awalnya.
- Singkong kemudian dikeringkan pada tray dryer yang dibagi atas
rak bagian atas, tengah, dan bawah, dikeringkan selama 1 jam.
- Setelah 1 jam masing-masing bagian diambil sampel pada masing-
masing ketebalan dan posisi rak untuk dilakukan uji kadar air
b. Spray dryer
- Larutan maltodekstrin dibuat dengan dua konsentrasi berbeda
- Kedua larutan tersebut dikeringkan menggunakan spray dryer
- Serbuk halus dan kasar dari pengeringang dengan spray dryer dari
masing-masing larutan ditimbang
c. Drum Dryer
- Larutan malto dekstrin dengan dua konsentrasi berbeda
- Kemudian dikeringkan menggunakan drum drier
- Kemudian berat akhir ditimbang dan dihitung rendemennya
III. HASIL & PEMBAHASAN
III.1 Data Hasil Praktikum
- Tray Dryer
Bagian Bobot Awal (kg) Bobot Akhir (kg)
Atas 0,475 0,3
Tengah 0,475 0,33
Bawah 0,475 0,35
- Drum Dryer
Ulangan Volume cairan awal (gr/ 1 L) Produk akhir (gr)
1 70 20
2 30 8
- Spray Dryer
Ulangan Volume cairan (gr/100 ml) Produk akhir (gr)
1 30 15
2 20 8
Proses pengeringan atau pengurangan kadar air dapat dilakukan dengan
banyak cara, baik itu secara alamiah maupun buatan. Proses pengeringan alamiah
adalah dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari, cara ini merupakan
metode pengeringan tertua. Proses penguapan air berjalan lambat, sehingga
pengeringan dengan cara penjemuran hanya dilakukan didaerah yang iklimnya
panas dan kering. Bahan yang dijemur mudah terkontaminasi melalui polusi dan
binatang seperti tikus dan lalat. Sesuai dengan sistem dan peralatannya serta
pertimbangan faktor ekonomis, alat jemur dapat dibuat dari anyaman tikar,
anyaman bambu, lembaran seng, lantai batu bata atau lantai semen.
(Anonim,2007)
Dari hasil praktikum, diketahui bahwa pada pengeringan menggunakan
Tray dryer dengan memberikan tiga posisi dalam rak, dengan bobot awal yang
sama, rak paling atas adalah yang paling memiliki bobot akhir paling rendah, hal
ini menunjukkan bahwa posisi rak bagian atas lebih cepat dalam mengeringkan
bahan, hal ini disebabkan oleh factor aliran udara panas yang cepat pada rak
bagian atas, sehingga uap air yang terbawa oleh udara langsung terbebas ke atas.
Sedangkan rak bagian tengah dan bawah uap air yang menguap masih tertahan
pada ruang antar rak yang ada di atasnya sehingga laju berpindahnya uap lebih
lambat dan menyebabkan penguapan lebih lambat.
Sedangkan pada drum dryer laju pengeringan relative lebih rata dan tetap,
hal ini dapat dilihat dari rendemen atau bobot akhir yang didapat,
perbandingannya tetap. Sama halnya dengan spray dryer laju pengeringannya
tetap dan dapat dikontrol, rendemen yang dihasilkan berdasarkan jumlah padatan
terlarut yang ada pada bahan. Sehingga rendemenya akan sama jika bahan yang
digunakan sama.
Pengeringan ini adalah pengeringan yang paling sederhana (dengan cara
penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air
suatu bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu
yang tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungannya.
Sedangkan pengeringan buatan/ mekanis adalah pengeringan dengan
menggunakan menggunakan bahan bakar sebagai sumber panas (bahan bakar cair,
padat, listrik) misal : BBM, batu bara, limbah biomasa yaitu arang, kayu, sekam,
serbuk gergaji dll. Jenis-jenis pengeringan mekanis adalah Tray Dryer, Rotary
Dryer, Spray Dryer, Freeze Dryer
Metode pengeringan telah banyak dikembangkan oleh industri berbasis
agroindustri, dan biasanya cocok untuk digunakan pada produk agroindustri
tertentu. Contohnya adalah pengeringan semprot dan pengeringan dengan
menggunakan pengering model terowongan.
III.2 Prinsip Kerja Alat Pengering
Konsep dasar / Prinsip Kerja pengeringan merupakan proses perpindahan
panas dari sebuah permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan
benda berkurang. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanyan perbedaan
temperature yang signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperature ini
ditimbulkan oleh adanya aliran udara pandas di atas permukaan benda yang
dikeringkan yang mempunyai temperature lebih dingin. Aliran udara panas
merupakan fluida begi system pengeringan ini. (Anonim, 2006)
Menurut Edi (2002), Komponen aliran udara yang mempengaruhi proses
pengeringan adalah kecepatan, temperature, tekanan dan kelembaban relative
(RH).
Grafik 1. Proses pengeringan makanan
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proses k1 ke 2 memperlihatkan
pada proses aliran udara panas dapat menguapkan sejumlah air dalam produk
makanan sebanding lurus dengan ertambahnya waktu pemanasan. Sedangkan
proses 2 ke 3 dengan bertambahnya waktu kapasistas proses penguapan air malah
berkurang disebabkan oleh telah menururnya temperature aliran udara panas dan
nainya kelembeban relative udara sehingga udara panas menjadi jenuh dan tidak
mampu lagi menguapkan air. Untuk alasan inilah proses pengeringan dengan alira
n udara panas ini harus disediakan udara dalam jumlah besar agar kualitas produk
makanan yang dikeringkan sesuai dengan yang ditetepkan.
Grafik pada gambar 1 dapat dimodifikasi sehingga akan diperoleh sebuah
grafik yang dapat menjelaskan jenis konsdisi pengeringan sehigga akan
mempermudah memebuat model persamaannya. Laju kandungan air yang diupkan
dimodifikasi menajdi pengeringan terhadap waktu sehnigga diperoleh grafik
sebagai berkut:
Grafik pengeringan terhadap waktu
Titik 1 sampai titik 2 pada gambar diatas disebut sebagai constant rate
period sedangkan titik 2 sampai titik 3 disebut dengan falling rate period. Titik 2
disebut sebagai critical moisture content. Constant rate period disebut juga sebagai
kondisi pengeringan konstan yang dianggap mamapu menjelaskan persamaan
proses pengeringan pada sisitim pengeingan ini. Selam kondisi ini berlangsung,
kandungan air selalu mengumpul di permukaan produk yang akan dikeringkan
disebabkan jlaju difusi kepermukaan benda lebih cepat daripada laju
penguapannya serta sifat produk tidak mempengaruhi laju pengeringan. Laju
pengeringan pada kondisi ini dapat dibedakan menjadi dua mekanisme
perpindahan panas, yaitu konveksi dan konduksi.
Pada pengeringankonveksi panas yang dibutuhkan untuk menguapkan
kandungan air dari produk yang diberikan oleh udara suhu permukaan mendekati
suhu wet bulp dari udara masuk. Besarnya laju pengeringan dapat dihiutng dengan
persamaan sebagai berikut:
Dimana
M = laju pengeringan (kJ s)
H = koefisien konveksi (kW m2. C)
A= luas pindahan panas (M2)
T= temperatu aliran udara (C)
Ts = temperatusr permukaan (C)
Hfg = panas laten yang diukur pada suhu TS (kj/kg)
Proses pindahan panas yang lain adalah konduksi, model proses pindahan
panas konduksi dapat digambarkan sebagai berikut:
III.3 Pembahasan Jenis Peralatan Pengering Pada Praktikum
Dalam praktikum dijelaskan tentang beberapa system kerja alat
pengeringan yang ada ketika beroperasi, alat-alat pengeringan tersebut
diantaranya adalah Drum Drier, Spray Drier, Tray Drier, adapun penjelasan
ketiga alat yang dijadikan objek praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
III.3.1 Drum Dryer
Gambar alat Pengering Drum Dryer
Model pengering ini menggunakan proses konduksi untuk menguapkan air
dari produk yang dikeringkan. Model ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Tangki
Fungsi: sebagai tempat produk yang akan dikeringkan. Produk yang
akan dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk
tangki dibuat sedemikan rupa agar semua produk dapat dikeringkan
sempurna.
2. Drum
Fungsi: sebagi alat pengering dimana ditempatkan uap panas dalam
drum MI. drum mempunyai konstruksi sedemikan ruapa sehinggga dapat
dimasukkan ap panas kedalamnya. Saat drum berputar maka proses
pengeringan yang dilakukan pada drum ini merupakan prodses
pengeringan lapis batas dimana prooduk akan bersinggungan dengan
permukan panas dan menempel pada drum sehingga dapat terangkut
mengikuti putaran drum. Selama pengangkutan ini kandugan air dalam
produk akan menguap sehingga saat drum berputar menyelesaikan siklus
putarannya produk telah mencapai kadar air yang diinginkan. Putaran
drum dan pana uap yang masuk diatur sedemikan rupa untuk mendapatkan
produk dengan kadar air yang ditetapkan.
3. Pisau Skarp
Fungsi: memisahkan produk yang telah kering. Produk yang
diinginkan dan masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke
dalam tangki keluaran. Proses pemisahan ini dilakukan dengan sebuah
pisau skrap yang dibentuk sedemikan rupa sehingga dapat memisahkan
produk dari drum degan sempurna.
Aliran massa pada system Drum Drier dapat dianalisa untuk mendapatkan
besarnya total energy yang digunakan. Pemasukan material ke system dapat
dianggap sebagai pemasukann dua jenis aliran massa, yaitu aliran massa produk
dan aliran massa air. Dsaat berada dalam system kedua aliran terpisah dan
kemudaian keluar kelingkungannya dengan cara berbeda seseuai dengan sifat-sifat
zatnya. Persamaan kesetimbangan aliran massa dapat digambarkan dan dijelaskan
sebagai berikut :
III.3.2 Spray Drier
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan
bahan pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan
ekstrak kopi). Cairan yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle
(semacam saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet)
cairan yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering
yang dilewati oleh aliran udara panas.
Evaporasi air akan berlangsung dalam hitungan detik, meninggalkan
bagian padatan produk dalam bentuk tepung. Kapasitasnya dapat beberapa kg per
jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 pengering semprot) & umpan yang
diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang
dirancang dengan baik.
Gambar . Alat pengering Spray Dryer
III.3.3 Tray Drier
Tray dryer (alat pengering berbentuk rak), biasanya berbentuk persegi dan
didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan, biasanya disebut juga sebagai Kabinet Drier. Tray dryer termasuk
kedalam system pengering konveksi menggunakan aliran udara panas untuk
mengeringkan produk.
Proses pengeringan terjadi saat aliran udara panas ini bersinggungan
langsung denga permukaan produk yang akan dikeringkan. Produk ditempatkan
pada setiap rak yang ersusun sedemikan rupa agar dapat dikeringkan degan
sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi model ini diperoleh dari
pembakaran bahan bakar, panas matahi atau listrik. Kelembaban relative udara
yang mana sebagi factor pembatas kemampuan udara menguapkan air dari produk
sangat diperhatikan dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran udara ked an
dari alat pengering ini melalui sebuah alat pengalir.
Penggunaannya cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran, dan
sering digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar, Waktu
pengeringan yang dibutuhkan (1-6 jam) tergantung dari dimensi alat yang
digunakan dan banyaknya bahan yang dikeringkan, sumber panas dapat berasal
dari steam boiler.
Gambar . Alat Pengering Tray Dryer
IV. PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Pengeringan adalah sebuah proses dimana kembaban dari sebuah produk
makanan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga dengan meningkatnya
kemampuan untuk disimpan lebih lama dan juga kemudahan pengangkutannya.
Produk makanan yang sangat membutuhkan proses lanjut seperti proses
pengeringan ini adalah antara lain produk makanan bentuk bubuk seperti susu
bubuk, tepung roti, dan juga produk makanan kering seperti kismis, berbagai
model system pengeringan yang telah dikembangkan telah dapatt menjaga
kualitas produk makan seperti yang diharapkan.
Beberapa model system pengeringan seperti drum drier, tray drier yang
telah banyak diterapkan pada industri makanan dengan banyak
mempertimbangkan segi ekonomis dan efisiensi, bagi industry pangan bahaya
akan kontaminasi akan mikroorganisme merupakan salah satu factor kritis yang
harus di control dengan baik, supaya produk yang dihasilkan dapat sampai
ketangan konsumen dengan baik dan aman untuk di konsumsi. Mikroorganisme
membutuhkan air untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika kadar air
pangan dikurangi, pertumbuhan mikroorganisme akan diperlambat. Dehidrasi
akan menurunkan tingkat aktivitas air (water activity (aw) yaitu jumlah air yang
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya), berat dan volume pangan. Sehingga produk yang
dihasilkanpun akan baikdan hygiene.
IV.2 Saran
Penggunaan peralatan pengeringan sebaiknya dilakukan dengan bijak
dengan cara pemilihan alat yang digunakan untuuk kapasitas dan jenis tertentu,
hal ini karena pengeringan dilakukan berdasarkan karakteristik dari bahan yang
dikeringkan, efisiensi dari pengeringan yang berlangsung. Penggunaan energy
akan menjadi tidak efektif jika peralatan digunakan hanya untuk mengeringkan
bahan yang seharusnya dapat dilakukan dengan pengeringan secara alami
(matahari).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Model system Analisa pengering produk
makanan.http://openpdf.com/viewer?url=http://library.usu.ac.id/download/ft/
07070025.pdf. di akses pada tanggal 3 Mei 2010.
Anomim. 2006. Alat Pengeringan. www.pdfqueen.com/pdf/ju/jurnal-
teknik...alat...pengering.../9/. Diakses pada tanggal 3 Mei 2010
Susanto, Edi. 2002. Perancangan Proses Produksi Drum Dryer Mesin Pengering
Type Screw Putar Kapasitas 50 Kg/Jam. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-edy-8863-mesin. Diakses pada
tanggal 3 mei 2010