Dream Catcher

download Dream Catcher

of 10

description

n

Transcript of Dream Catcher

Dream CatcherKau peduli? aku balik bertanya. Hal ini membingungkanku. Apa yang membuat Elliot begitu peduli? Selama ini dia tidak pernah peduli bahkan dengan statusnya sebagai suamiku. Aku bahkan bertaruh aku akan senang melihatku sekarat karena overdosis. Bukankah dengan itu kau bisa menguasai perusahaan ayahku dan mendapatkan keuntungan penuh karena kau juga akan menjadi pemilik perusahaanmu sendiri, Elliot?Persetan dengan semua pikiranmu tentang diriku! serunya marah tiba-tiba, membuatku total terkejut dan kehilangan kata-kata. Elliot kelihatan sangat marah sekarang dan itu semua ditujukan padaku. Apa yang kukatakan itu salah? Kate Russell, dengarkan aku, katanya dengan nada rendah yang terdengar seperti mengancam. Kedua tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya hingga buku-buku jarinya memutih. Aku bertaruh jika aku seorang pria dan tidak lemah, dia pasti sudah menghantamku. Aku mengatakan ini semua bukan karena menginginkanmu sekarat. Jika aku memang menginginkanmu sekarat, aku pasti sudah melakukannya dari dulu dan tidak akan pernah memberikanmu kesempatan ,Aku membuka mulut ingin mengatakan sesuatu tapi Elliot mengangkat tangannya, menghentikanku.Aku memang brengsek dan tidak pantas menerima maaf darimu, tapi apakah salah jika kau membiarkanku untuk mengkhawatirkanmu meskipun hanya sebentar? Aku bukan pria yang sama sekali tidak punya hati.Aku menyentuh dadaku yang mendadak berdenyut sakit. Oh, tidak. Ini tidak akan pernah terjadi padaku..Memangnya kemana kau akan pergi? Aku sudah mengunci semua pintu dan jendela diruangan ini, Kate.Aku mencium bau Bourbon dan cerutu murahan di udara. Pandanganku gelap, aku tak bisa melihat apapun. Kugerakkan tubuhku mundur perlahan sampai menabrak sesuatu yang keras dibelakangku. Pria itu tertawa keras.Kau terpojok, Kitty, bisiknya terdengar sangat dekat. Aku beringsut memeluk diriku sendiri yang gemetaran ketika tangan kasar itu menarik kakiku tiba-tiba. Aku memberontak, tidak mampu berteriak karena suaraku habis. Aku berusaha melawan, meninju dan menendang apapun yang ada dihadapanku sekarang. Jika kau melawan, maka hukumanmu akan semakin parah, Kitty. dia berbisik tepat ditelingaku, membuatku semakin takut. Aku mendorongnya, tapi tangan dengan kuat menahanku. Kemudian tanpa ada peringatan, rasa sakit itu menghantamku berkali-kali, dan kali ini jauh lebih sakit hingga rasanya aku sanggup mati.Aku bahkan berdoa kepada Tuhan untuk menarik nyawaku sekarang. Akan lebih baik jika aku mati dalam keadaan seperti ini. Mungkin akan membawa penyesalan untuk pria ini.Pria itu mendapatkan pelepasan emosinya di diriku kemudian berbisik, Aku mencintaimu, Kitty. Aku mencintaimu. Kau akan selalu menjadi milikku bahkan jika kita berdua mati.Tubuhku tersentak bangun ketika bisikan itu menghantam sudut kesadaranku. Ya Tuhan. Kutatap langit-langit kamarku yang gelap dengan napas tercekat. Aku bermimpi. Aku bermimpi lagi dan mimpi itu belum puas terus-terusan menghantuiku. Aku berguling kesamping, memeluk tubuhku yang gemetar akibat bermimpi. Kaus yang kukenakan untuk tidur sudah basah oleh keringatku sendiri, begitu juga rambutku. Mereka saling menempel lengket diwajahku karena derasnya keringat. Memangnya apa yang bisa kuharapkan? Mimpi ini tidak pernah membiarkanku bangun tidur dalam keadaan tanpa mandi keringat.Ya Tuhan, bisikku serak memeluk diriku sendiri. Mimpi itu masih terasa segar dipikiranku. Aku bahkan masih ingat bagaimana rasa sakitnya dan tangan kasarnya yang selalu memukulku untuk membuatku diam. Ingatan itu sering kali mendorongku kepada kegilaan.Aku butuh obatku.Aku sudah menyita semua obatmu, Kate. Tubuhku tersentak kaget ketika mendengar suara berat itu menyahut pikiranku. Aku berbalik dan mendapatinya bersandar pada pintu kamarku yang tertutup. Cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah tiraiku, menerangi wajahnya yang keras. Dia melipat tangannya didepan dada dan memperhatikan tanganku yang bergerak membuka laci nakas, Sudah kukatakan padamu, aku menyita semua obatmu.Untuk apa kau lakukan itu? sahutku dengan suara serak. Aku terdiam kemudian membersihkan tenggorokanku. Suaraku pasti nyaris habis karena terus berteriak. Aku membutuhkannya, Elliot. Berikan obat itu sekarang,Dalam pencahayaan yang kurang, aku bisa melihatnya menggeleng dengan mata terpejam, Tidak. Kau tidak membutuhkannya, Kate.Aku membutuhkannya sekarang! seruku bersikeras. Emosiku akhirnya memuncak. Sudah seharian ini dia mencari cara untuk keluar dan perseteruan ini hanya membantunya untuk meledak. Elliot membuka matanya. Warna keperakan itu menangkap pandanganku. Obatmu, seluruhnya, desahnya terdengar lebih lelah dari sebelumnya, Adalah jenis yang berbahaya dalam dosis tinggi. Semuanya dalam bentuk anti depresan, Kate. Jika kau terus menggunakannya, kau bisa berada dalam bahaya.Author's POVRussell's Mansion in the middle day of spring..."Jadi," Skylar mengangkat kepalanya dari adonan cupcake yang dikerjakannya dari tadi. Seharusnya adonan ini sudah cukup baik untukdimasukkan kedalam cetakan. Dia mengerjakannya hampir selama Kate berbicara secara telepati tanpa henti padanya seperti menghindari sesuatu.Hari ini sebenarnya, selain membantu Kate membuat kue, Skylar tidak terpikirkan alasan apapun yang bisa membuat sahabatnya itu mengundangnya ke tempat ini, "Aku harus mengisinya setengah dari cetakan ini?" dia mengangkat cetakan cupcake dihadapannya yang berbentuk bulat yang sudah ditaburi tepung oleh Kate sebelumnya.Kate menoleh dari bahunya, mengangguk cepat kemudian berbalik. Tidak bicara lagi.Skylar memperhatikannya diam-diam dan dia yakin Kate tidak tahu. Sudah beberapa kali sepanjang hari ini dia mendapati Kate bersikap seperti ini. Dia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu dan Skylar tahu ini sangat menyebalkan. Pertemanannya selama empat tahun dengan Kate memang bukan pertemanan yang mulus tanpa pertengkaran, tapi dia tahu dialah satu-satunya orang yang Kate anggap sebagai teman selain Rio dan menjadi satu-satunya orang yang akan dicari Kate jika dia dalam masalah. Jadi, seharusnya Kate sudah membicarakan sesuatu sekarang dan bukannya merundung diam seperti anjing dengan cacat tuna rungu.Hal ini sangat mengganggunya. Sungguh sangat mengganggu."Kate, boleh aku bertanya sesuatu?" tanyanya sambil berkonsentrasi mengisi cetakan-cetakan didepannya dengan jumlah adonan yang sama banyak. "Kau tidak perlu menjawabnya jika kau keberatan."Kate berbalik dan memasang wajah tanpa ekspresi, sibuk dengan potongan almond yang ada ditangannya. Sudah jelas Kate sedang menghindari kontak mata dengannya. Kate pasti bersusah payah soal ini, "Ya? Kau kebingungan soal jumlahnya?" dari suaranya, Kate terdengar tenang dan santai. Hanya orang-orang yang sangat mengenalnya yang tahu bahwa itu hanyalah perilaku tenang sebelum badai datang. Orang-orang yang dimaksud itu termasuk Skylar."Tidak. Bukan itu maksudku," sahutnya tenang, mengukur reaski temannya itu. Dia tidak bisa sembarang bertanya. Bagi Skylar, Kate adalah segalanya. Dia tidak suka jika ada sesuatu dari perlakuannya atau perkataannya yang menyakiti Kate. Ini terjadi begitu saja. Seperti menemukan seekor anak kucing kebasahan ditengah hujan, kau akan melakukan apa saja untuk melindunginya, dan sesuai perjanjiannya dengan Kate tentang ikut campur dalam masalah pernikahan bisnis tolol ini, Skylar dilarang keras menanyakan hal-hal yang menurut Kate adalah area pribadi. Kate mungkin membenci suami megalomaniaknya itu, tapi dia tidak punya cukup hati untuk membiarkan semua kesalahan pria tolol itu keluar dari area yang seharusnya.Jadi apapun yang terjadi diantara mereka berdua, Skylar terpaksa harus bersikap bisu, tuli dan dungu.Sejujurnya, tidak ada seujung jarum pun Skylar menyetujui pernikahan ini. Dia adalah orang yang pertama menolaknya dengan keras, bahkan sempat berhadapan dengan Elliot, mengancam pria itu dengan keras mengenai Kate. Dia akan melakukan segalanya untuk melindungi, Kate.Belum rasanya mulutnya kering bicara, tapi pria itu kini berulah. Apa kurang cukup dia menumpahkan saus pasta di atas kepala pria itu saat ia tahu bahwa Kate akan menikahinya? Lalu, kalau bukan karena dia, siapa yang membuat Kate sampai seperti ini?"Lalu apa? Kau mengisinya dengan baik," Kate menunjuk cetakan-cetakan cupcake yang ada dihadapannya, lagi-lagi tidak melihat kearahnya. Ini akan memakan waktu seharian dan tangannya sudah gatal ingin meninju pria itu sekarang akibat perlakuannya.Skylar menaruh adonannya dengan kasar keatas konter. Dia sadar hal ini mengejutkan Kate, tapi dia tidak lagi tahan, "Kali ini apa yang dilakukannya, Kate?" tanyanya kasar. Ketika Kate tidak menjawabnya dan malah mendengus, Skylar tidak lagi mau berdiam. Dia menarik wajah sahabatnya itu, memaksa pemilik mata hijau zamrud itu melihat kearahnya, "Kate, kau tahu apa yang kumaksud."Kate melepaskan diri dari cengkraman Skylar kemudian tersenyum samar, "Aku tidak mengerti, Sky," katanya lagi-lagi menghindari matanya, "Kau meracau. Apa kau kelelahan?"Skylar jelas-jelas melihat hal itu melintas dimatanya. Skylar melihat kesakitan itu. "Kau menghindari kontak mata denganku, princess." Geramnya dengan nada rendah, membuatnya terdengar mengerikan bahkan untuk seorang lady. Katakan padaku sebelum aku berubah pikiran dan menghajar suamimu, Kate,Sesaat Kate menatapnya, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu, "Kapan aku bisa berbohong darimu atau Rio?" tanyanya. Skylar menjawabnya dengan gelengan cepat. Kate tidak pernah pandai menyembunyikan sesuatu dan Skylar tidak pandai menahan sesuatu. Semua orang tahu hal itu. Tuhan pun tahu seberapa besar keinginan Skylar mencabik leher Elliot sekarang, "Ini bukan hal yang besar, Sky. Kurasa aku tidak perlu menceritakannya.""Kate," panggil Skylar ketika Kate berbalik dan berjalan menjauhinya.Kate mendengus, tapi suara itu malah terdengar seperti desahan lelah, Skylar, kau tahu ini bukan hal yang ingin kubicarakan. Kau tahu itu. Kau tahu,Skylar tersentak sesaat. Dia atau Kate jelas sedang menghindari percakapan seperti ini. Ini bukan sepenuhnya mengenai Elliot. Ini sepenuhnya mengenai diri Kate. Kenyataan itu menghantamnya.Hal seperti ini memang tidak mudah dilupakan. Sulit bagi Kate untuk menemukan kembali dirinya setelah bertahun-tahun hidup dalam ketakutan. Awalnya Skylar tidak pernah paham soal ini, tapi setelah bertahun-tahun melihat kesakitan itu menghantui Kate tanpa ampun, akhirnya dia paham. Ini bukan soal luka yang mudah sembuh, tapi penyakit menetap didalam tubuh. Sesuatu yang tidak mudah dihilangkan begitu saja.Kate, aku bisa melupakannya. Kau sudah melakukannya selama ini. Dia tak kan kembali, Kate. Dia sudah meninggal empat tahun yang lalu, Skylar bergerak maaju, berusaha mencari peluang mendekati Kate. Kekhawatirannya mulai memuncak. Dai tidak ingin Kate ketakutan lagi, tapi di asudah terlambat selangkah. Mimpi dan kenangan itu kembali menyakiti Kate. Waktu tidak semudah itu menyembuhkan luka berdarah. Kate bisa histeris lagi ketika hal itu terkadi dan ini bukan soal perkara mudah yang besok bisa hilang.Kate berbalik marah padanya. Wajah gadis itu memerah karena menahan tangis yang hampir meledak, "Apa? Kau mau aku berteriak dan mengatakan padamu kalau aku bermimpi lagi supaya aku lupa dengan semua ini? Atau membuat keributan dirumah ini dengan semua ketakutanku hingga Elliot tahu?" serunya nyaris histeris.Skylar membeku ditempatnya berdiri. Dugaannya benar, Kate mulai merasa gelisah karena hal ini. Dia akan histeris jika tidak dicegah. "Kapan mereka muncul lagi?" tanyanya pelan-pelan ketika Kate menunduk dan mulai terisak. Napasnya terputus-putus seperti menahan sesuatu. Skylar mulai ketakutan. Tubuh Kate mulai gemetar. Bahu gadis itu bergerak naik-turun secara harmonis karena isak tangis dan tarikan napasnya. "Kau tidak menceritakannya pada siapapun?""Bagaimana aku mampu?" isaknya. Tubuhnya yang kelelahan menahan semua takut dan gelisah itu diam-diam berkhianat. Kate merasakan lututnya goyah. Kepalanya terasa ringan seperti semua darah dan oksigen meninggalkannya lumpuh begitu saja. Untung saja Skylar lebih cepat menangkapnya sebelum dia merasakan tempurung lututnya menghantam lantai."Setidaknya Elliot tahu, Kate," bisik Skylar mendekap tubuh gemetar Kate didalam dekapannya. Kau harus menelponnya. Dia harus pulang sekarang. Kau tidak sehat.Kate meledak saat Skylar menyebut nama itu. Gadis itu melemparkan perasaan frustasi yang dirasakannya menjadi marah, "Untuk apa dia tahu? Dia takkan peduli!" serunya, memukul-mukul tubuh sahabatnya dengan kasar sebagai lampiasan amarah, Dia berkali-kali tahu aku terbangun ketakutan dan dia tidak peduli. Dia tidak akan peduli, Skylar. Pria brengsek itu tidak perlu tahu!Skylar menarik tubuh gemetar Kate kedalam pelukan, "Dia harus tahu, Kate. Dia yang menjagamu sekarang. Dia akan peduli." meskipun Skylar sangsi soal itu. Elliot tidak akan merepotkan dirinya untuk mengurusi masalah orang lain, walaupun istrinya sendiri, Kau hanya bicara omong kosong, sayang. Suamimu tidak mungkin sedingin itu,"Sampai mati, dia takkan mungkin peduli padaku. Ini bukan dongeng..." akhirnya tangis Kate meledak lebih parah dari sebelumnya dan Skylar tidak tahu harus berbuat apa selain ikut sedih.*****************Russell's Mansion in the middle of night...Skylar melipat kedua kakinya diatas sofa, melirik jam dinding yang tergantung di hadapannya. Kira-kira sudah berapa lama dia menunggu? dia tidak benar-benar tahu. Pikirannya sibuk melayang kemana-mana sampai tidak menyadari waktu. Seluruh penerangan ruangan--kecuali di ruangan tengah tempatnya menunggu--di rumah ini juga sudah padam, begitu juga di kamar Kate.Skylar sudah memastikan bahwa kali ini dia tidak melupakan obat tidur untuk Kate. Gadis itu butuh tidur tenang tanpa mimpi malam ini.Skylar mengangkat kepalanya lagi, melirik jam yang belum berubah banyak sejak terakhir kali dia melihatnya semenit yang lalu. Perutnya lapar, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan dirinya dirumah ini. Berkali-kali dia datang, dia selalu terjebak dalam hal ini. Kebiasaan Nana yang sangat higienis telah mengubah semua isi lemari pendingin dirumah ini. Nana tidak pernah menyimpan bahan makanan lebih dari sehari. Dia selalu mengisi lemari pendingin Elliot dengan bahan-bahan segar. Satu-satunya hal yang tidak dibuang Nana setelah melewati sehari adalah berbotol-botol air minum mineral.Elliot tidak punya kebiasaan menetap dirumah, jadi dia tidak punya masalah soal itu. Ini masalah besar untuknya. Skylar menengadahkan kepalanya, mengerang frustasi seiring bunyi perutnnya yang bergemuruh lapar seperti awan badai, protes minta di isi.Semoga Elliot tidak melempar ponselnya keluar jendela, bisiknya frustasi tidak pada siapapun, Apalagi setelah menerima pesan yang tidak sopan dariMendadak ada kantung kertas berwarna coklat menimpa wajahnya yang menengadah, menghentikan gerutuan kesepiannya. Skylar langsung menarik kantung kertas itu dan memeriksa isinya tanpa peduli dari mana benda itu datang. Dia tidak akan repot-repot berpikir jika memang isi kantung itu adalah benda yang bisa dimakan.Dia memeriksa isi kantung itu dan mendesah penuh penghormatan ketika is kantung itu ternyata dua potong turkey sandwich dan sebotol apple juice. Ini semua makanan dan minuman kesukaannya.Berhenti menggerutu sendirian di ruang tamuku atau aku akan melemparmu keluar, sahut suara berat itu menyusul desah gembiranya. Skylar tahu pemilik suara berat itu. Hanya padanya nada setajam pedang itu ditujukan. Seharusnya mengerikan, tapi dia hampir terbiasa dan menganggap itu hanya penghargaan atas usahanya berkeras hati untuk tidak mundur.Skylar mengangkat kepalanya, menatap sosok pria tinggi bersetelan rapi yang berdiri dibelakangnya. Skylar tahu benar bahwa pria itu adalah penggoda wanita yang terlahir dari tanah neraka. Dia terlahir hanya untuk melempar banyak wanita kedalam neraka. Tidak ada wanita yang tidak jatuh kedalam pesonanya dengan sengaja. Termasuk dia salah satunya.Hanya saja itu masa lalu yang mengerikan. Tabu baginya mengorek masalah itu lagi. Dia merasa lebih baik mati bunuh diri ketimbang mengakui bahwa dia pernah sempat jatuh kedalam pesona pria ini dan berada dibawah pelukan hangatnya hanya untuk beberapa bulan sebelum akhirnya dia dan pria itu bosan satu sama lain (Kate tidak perlu tahu soal ini, Elliot dan dirinya sudah sepakat).Elliot Russell, itu namanya. Anak pertama dari Brad Russell dan pewaris tunggal Brad and son Holding inc., sebuah perusahaan ternama dan paling maju dalam bidangnya yaitu saham dan telekomunikasi. Seluruh jenis telekomunikasi di Amerika serikat berada dibawah tangannya. Jika dia ingin Amerika Serikat hancur, dia hanya tinggal menjentikkan jarinya. Semua hal saat ini berhubungan dengan komunikasi dan dia memegang kekusaannya sebesar itu dibawah telapak tangannya.Dia memiliki segalanya. Kekuasaan, wanita, kekayaan dan kesempurnaan fisik.Brad dan istrinya yang mantan model terkenal itu jelas menurunkan banyak hal bagus padanya. Wajahnya yang campuran darah Itali itu memiliki bentuk rahang yang tegas dengan tulang hidung yang tinggi, membuatnya tampak seperti aristokrat. Alisnya yang sempurna dan bulu matanya yang panjang itu membingkai sempurna semua misteri dibalik matanya yang berwarna abu-abu keperakan. Bibirnya yang penuh sulit untuk dilupakan, sangat menggoda untuk dirasakan, selalu melemparkan senyum miring yang mampu membuat wanita manapun bersedia di lempar kedalam kobaran api jika dia memintanya. Sungguh tumpukan dosa berbalut kesempurnaan.Elliot pernah mengaku pada Skylar bahwa dia bukan orang yang memperhatikan penampilan. Dia bahkan tidak peduli dengan rambut atau bahkan rambut yang tumbuh diwajah. Jelas dia selalu terlalu sempurna untuk khawatir, bahkan rambut yanng tubuh disekitar rahangnya belum pernah membuat Skylar mengatakan jelak dihadapannya. Ini benar-benar peyangkalan yang manis.Dia bersumpah atas nama Tuhan yang baik diatas sana bahwa pria ini bahkan sempurna meskipun hanya mengenakan karung gula.Well, aku sangat terharu kau tidak melempar ponselmu dan menendangku keluar, sahut Skylar sakartis, melahap turkey sandwich-nya dengan cara yang sangat barbar. Dia tidak peduli dan jelas Elliot tidak akan meributkan soal cara makannya. Pria itu terlalu cuek untuk peduli.Kau mengirim pesan tolol itu seakan-akan kau benar-benar di kunci Kate didalam lemari dan tak diberi makan. Aku hanya menunjukkan simpati pada hewan peliharaan, balas Elliot sengit. Pria itu melempar simpul dasinya ke lantai sebelum menjatuhkan dirinya sendiri ke atas sofa disebelah Skylar. Dia jelas lelah dan Skylar tahu itu, bahkan hanya dengan melihatnnya sekilas. Cepat habiskan makananmu dan aku akan mengantarmu pulang.Skylar menelan gigitan terakhir dari sandwich pertamanya, Aku tidak akan pulang, katanya tenang. Dia melirik Elliot yang duduk disampingnya, menggeleng-geleng lelah dengan mata tertutup, Kau dalam masalah? Perusahaanmu di ujung tanduk? Kau bangkrut? Katakan padaku supaya aku bisa cepat-cepat menculik gadisku dari penjara ini.Gadismu? seru Elliot tertahan. Skylar menangkap ada nada tidak suka di kalimatnya, tapi hal itu tertutupi sempurna oleh ekspresi Elliot. Pria ini sungguh aktor yang sempurna, pikir Skylar merenung. Kau yakin tidak ingin kubuatkan janji dengan psikiater pribadi keluargaku? Dia tidak akan menghakimimu.Skylar menggeleng, menenggak habis jus-nya, Tidak, terima kasih aku bukan lesbian meskipun kau selalu berpikir seperti itu semenjak aku menenatang pernikahan ini, ucapnya sinis. Alis sempurna pria itu terangkat, tertarik, Kau tahu, kan aku akan melakukan segalanya demi dia?Elliot melepaskan pandangannya dari Skylar. Dia menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan memejamkan mata, Hm, aku tahu. Saus pasta itu menjelaskan semua kekesalanmu. Dia ingat semarah apa saat itu Skylar padanya. Sudah hampir tiga tahun dia tidak bertemu Skylar dan ketika pertemu setelah perpisahan panjang, wanita itu malah memarahinya habis-habisan, mengancamnya dan bahkan menumpahkan saus pasta lengket itu ketas kepalanya tanpa peduli. Butuh empat kali mandi untuk menghilangkan bau lobster itu dari kepalanya.Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitinya, bahkan sebuah mimpi atau kenangan. Kate sudah terlalu banyak menerima kesakitan. Kau tahu aku serius membicarakan hal ini, Skylar melempar sisa sandwichnya keatas meja kopi dihadapannya. Elliot mengikuti gerak kantung itu terlempar sementara pikirannya berputar kemana-mana, memikirkan segala hal termasuk keterkejutannya melihat Skylar duduk menunggunya di ruang tengah dan istrinya yang sudah tertidur tenang.Bukannya dia mau bermaksud kasar membanding-bandingkan, tapi itu kenyataannya. Ada sesuatu yang aneh di dirinya ketika melihat Skylar duduk ditempat ini semnatar dia tahu istrinya sudah beristirahat dibawah pengaruh obat.Bukannya dia menutup mata soal itu...Kenyataannya dia tahu bahwa istrinya mudah bermimpi buruk terkadang membuatnya sedikit khawatir, ditambah keberadaan Skylar disini, berarti masalah itu sudah cukup berat untuk berani melintas dikepalanya. Skylar tidak akan berada disini, jika tidak menyangkut Kate....dan itu bertambah parah. Aku jelas mengkhawatirkannya. Sangat. Tapi jika kau terus-terusan sibuk seperti ini, aku terpaksa mengambil langkah mendadak Elliot mengulurkan tangannya, menakup wajah Skylar dengan kedua tangannya, membawa mata wanita itu untuk berhadapan dengannya.Sky, aku tahu kau mengkhawatirkannya, bisiknya pelan seperti takut ada orang yang mencuri dengar, Tapi bukankah aku sudah berjanji padamu bahwa akuBelum selesai dia bicara, kemudian teriakan itu kembali menghantam kesadarannya. Teriakan takut yang akhir-akhir ini terdengar sampai ke kamarnya dan membuatnya terpaksa harus berlarian bertelanjang kaki disepanjang lantai apartemennya.Skylar yang juga tahu jenis teriakan itu langsung mengangkat tubuhnya, bergerak kearah suara itu, Aku datang, Kate. Aku datang, serunya bergegas menaiki tangga.Elliot yang ditinggal sendirian di ruang tengah, memandang punggung Skylar yang berlarian ketas. Ada sesuatu bergejolak di dadanya. Sesuatu yang panas dan tidak menyenangkan. Elliot mengepalkan kedua tangannya keras-keras dan menghantamkannya dengan tidak peduli ke dahinya sendiri sambil terus-terusan merutuk. Dia mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan kemudian mendesah putus asa, Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?"