DRC

11
Strategi backup yang akan saya bahas adalah tentang proses pemindahan data pada sistem yang kritis ke pusat pengolahan data alternatif. Disaster Recovery Plan didesain untuk menjamin kelangsungan proses bisnis yang vital jika terjadi disaster. Rencana ini merupakan solusi yang efektif yang dapat digunakan untuk me-recover semua proses bisnis yang vital dalam jangka waktu yang diinginkan menggunakan record-record data vital yang disimpan secara off-line. Skenario disaster recovery diperuntukkan untuk hal-hal tertentu, seperti kehilangan akses ke pusat komputer, hilangnya kemampuan sistem dalam memproses data, dan terputusnya keterhubungan dengan jaringan. Skenario ini juga mengasumsikan bahwa semua peralatan di ruang komputer tidak dapat terselamatkan dan semua kemampuan kritis dari alat telekomunikasi telah hilang. Ketika terjadi disaster, petugas khusus akan mengambil tindakan cepat untuk memperingatkan Disaster Recovery Centre (DRC). Penyimpanan kembali data-data dari critical coverage (tempat data-data dari pusat komputer di-backup) ke pusat komputer dilakukan setelah pusat komputer itu beroperasi dengan baik. Adapun skenario disaster recovery adalah sebagai berikut : Pengiriman data dari Authorized User Data dan Software archived dalam bentuk off-site storage ke Disaster Recovery Center. Menghubungkan network lines ke DRC. Operating the Critical Applications on the Configuration at the Disaster Recovery Center

description

drc

Transcript of DRC

Page 1: DRC

Strategi backup yang akan saya bahas adalah tentang proses pemindahan data pada sistem

yang kritis ke pusat pengolahan data alternatif. Disaster Recovery Plan didesain untuk menjamin

kelangsungan proses bisnis yang vital jika terjadi disaster. Rencana ini merupakan solusi yang

efektif yang dapat digunakan untuk me-recover semua proses bisnis yang vital dalam jangka

waktu yang diinginkan menggunakan record-record data vital yang disimpan secara off-line.

Skenario disaster recovery diperuntukkan untuk hal-hal tertentu, seperti kehilangan akses

ke pusat komputer, hilangnya kemampuan sistem dalam memproses data, dan terputusnya

keterhubungan dengan jaringan. Skenario ini juga mengasumsikan bahwa semua peralatan di

ruang komputer tidak dapat terselamatkan dan semua kemampuan kritis dari alat telekomunikasi

telah hilang.

Ketika terjadi disaster, petugas khusus akan mengambil tindakan cepat untuk

memperingatkan Disaster Recovery Centre (DRC). Penyimpanan kembali data-data dari critical

coverage (tempat data-data dari pusat komputer di-backup) ke pusat komputer dilakukan setelah

pusat komputer itu beroperasi dengan baik. Adapun skenario disaster recovery adalah sebagai

berikut :

             Pengiriman data dari Authorized User Data dan Software archived dalam bentuk off-site storage

ke Disaster Recovery Center.

             Menghubungkan network lines ke DRC.

             Operating the Critical Applications on the Configuration at the Disaster Recovery Center

             Menyediakan Critical Coverage pada Disaster Recovery Center

             Menyediakan workspace dan peralatan yang dibutuhkan

Backup

Dalam memilih media backup, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu :

         Besar data

         Biaya dari media yang digunakan

         Performa

         Reliability

         Ease of offsite storage

Metode dari backup itu sendiri, secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu :

Page 2: DRC

1        Normal Backup

Normal backup atau full back up adalah metode backup seluruh data dan berisi semua data

dalam folder dan file yang terdapat dalam system, dengan demikian waktu recovery akan lebih

singkat, namun waktu untuk backup lebih lama. Dengan metode ini, backup-an terakhir dapat

memulihkan semua data yang ada, namun hal ini juga menyebabkan masalah apabila backup ini

dicuri oleh hacker, maka hacker tersebut akan memiliki seluruh salinan data. Selain itu metode

ini membutuhkan media backup dengan kapasitas besar.

Gambar1. Normal Backup

2        Differential Backup

Differential backup berisi semua file yang telah berubah sejak terakhir full backup. Pada

metode ini hanya dibuutuhkan full backup saat pertama kali, dan backup selanjutnya dilakukan

pada titik terakhir backup yang dilakukan sebelumnya. Proses dari Differential backup dilakukan

terus hingga full backup dilakukan kembali pada suatu titik tertentu. Metode ini mengurangi

waktu yang diperlukan untuk mem-backup data. Ketika tiba waktunya untuk men-restore data,

yang pertama harus dilakukan adalah men-restore full backup terakhir dan diikuti dengan data-

data dari differential backup dari full backup terakhir. Metode ini memiliki kelebihan adalah

bahwa hanya dibutuhkan dua kontainer backup data diperlukan untuk melakukan pemulihan data

yang lengkap. Proses backup cepat dan ruang penyimpanan dengan kapasitas yang lebih kecil

dibanding full backup. Kekurangannya metode ini lebih lambat dibanding full backup, adanya

kerancuan dalam melakukan backup.

Page 3: DRC

 Gambar2. Differential Backup

3        Incremental BackupPada incremental, backup dilakukan sesuai incremental backup terakhir, sehingga tidak

dibutuhkan full backup secara terus–menerus. Pada metode ini backup dilakukan di titik backup yang dilakukan pada hari sebelumnya. Metode ini merupakan proses backup yang paling cepat dengan ruang kapasitas penyimpanan yang kecil, namun membutuhkan waktu recovery yang lama karena data yang harus di recover merupakan data yang di backup setiap harinya.

Gambar3. Incremental Backup

Strategi Backup dan Recovery Data

            Dengan mempertimbangkan manajemen backup dan proses recovery, beragam strategi

implementasi dapat diterapkan. Strategi implementasi pertama yang akan dibahas adalah offline

backup ke media tape

a.   Offline backup Solutions

Offline backup merupakan mekanisme yang melibatkan proses pembuatan copy data dari

primary storage (dr filers) ke offlinre media seperti tape. Proses ini menghubungkan tape drives

langsung ke filers. Backup ini dibutuhkan untuk menjamin kebutuhan data yang hilang atau

Page 4: DRC

dirubah secara tidak sengaja. Proses ini menggunakan external storage harddisk USB sehingga

membutuhkan waktu yang sangat lama.

 Gambar4. Offline Backup

Metode offline backup ada dua,yaitu:

1.      Disk-to-Tape Deployment

Penyebaran backup tipe NAS (Network Attached Storage) termasuk satu atau lebih aplikasi

server backup yang ada di pusat data. Dengan peningkatan dalam penerapan konfigurasi backup

berbasis NDMP, tidak ada batasan pada lokasi fisik dari NDMP-compliant backup servers

           

Gambar4.1 Disk-to-Tape Deployment

2.      Disk-to-Disk-to-Tape Deployment

Pendekatan unik lain untuk backup berbasis LAN adalah sebuah teknologi baru dari

NetApp, seperti produk NearStore™, yang mendukung efektifitas mekanisme backup disk to

Page 5: DRC

disk. Software NetApp\'s SnapMirror® dapat digunakan untuk replikasi data asyncronous

melalui sebuah IP/Ethernet connection dari filers di remote sites ke NearStore appliance yang

terletak di central site, dengan kapasitas penyimpanan yang besar yang tidak mahal, dimana

dapat digunakan untuk mereplikasi data dari remote site.

Gambar4.2 Disk-to-Disk-to-Tape Deployment

b.   Online Data Protection Solutions

Proses ini diperlukan untuk memproteksi data bila terjadi data loss dalam proses backup

data dari client ke filler. Salah satu bentuk online data protection yang dapat diterapkan pada

DRC adalah Remote Site Disaster Recovery. Plihan konfigurasi untuk remote site disaster

recovery sangat beragam tergantung pada jarak antara sites, level redundansi yang dibutuhkan,

dan metode lain untuk data recovery.

1. Active/Passive

Filer A di Site A di dalam gambar di bawah ini menggunakan teknologi SnapMirror untuk

mengupdate data di Filer B di Site B. Dengan demikian, Filer B berperan sebagai tempat backup

online untuk data dari filer A. 

Page 6: DRC

 Gambar4.3 Active/Passive

Misalkan terjadi disaster di site A, copyan online dari data di filer B dapat dikonversi menjadi

bentuk read/write ketika filer A berhenti melakukan snap mirror ke site B. Clients yang

terhubung dengan Filer A dapat memulai mengakses data dari filer B. Ketika Filer A bisa

berfungsi dengan baik lagi dan online, volume dan snapshot dari filer B dapat dikembalikan

kembali ke filer A. 

2. Active/Active

Konfigurasi disaster recovery active/active mirip dengan konfigurasi active/passive

kecuali bahwa Site B juga digunakan sebagai production site. Setelah data dari filer A di

replikasi ke filer B, data di filer B juga direplikasi kembali ke filer A dengan Snapmirror untuk

perlindungan dua arah. Ini membuat kedua site bisa saling me-recover jika terjadi disaster di

salah satu site. Setiap site juga terus melayani permintaan data dari local clients. Hasil copy data

dari hasil SnapMirror di site B dapat ditransfer ke tape library di site A untuk memusatkan

operasi backup melalui multiple sites.

 Gambar4.4 Active/Active

3. Multisite Topologies

Teknologi Snap Mirror yang dipakai di konfigurasi Multisite Topologies bisa disesuaikan

arahnya. Multisite topologies digunakan di perusahaan besar yang mempunyai data center yang

tersebar di berbagai benua. Contoh konfigurasi seperti ditunjukkan pada gambar 6 dapat

mengatur disaster recovery dari 3 site.Site-site ini dapat terletak di dalam kampus, area

metropolitan, atau antar negara.

Page 7: DRC

SnapMirror dapat dilakukan di Filer A, B, dan C dalam mode siklik. Volume data dan

snapshot dari filer A direplikasi ke filer B, filer B ke Filer C, dan Filer C kembali ke Filer A. Hal

ini memungkinkan data di sembarang site dapat diakses dari site pasangannya. Misalkan filer B

di site B rusak, maka client-nya dapat mengakses data yang sudah di-copy dari Filer C. Dengan

metode ini, jika terjadi disaster di salah satu site dapat ditanggulangi oleh site pasangannya. Data

dari Site B dan Site C dapat direplikasi menggunakan SnapMirror ke data center Site A dan

dipindahkan ke tape library selama penyimpanan offline. 

 Gambar 4.5 Perbandingan Konfigurasi Active/Passive, Active/Active dan Multisite Topologies

Masing-masing konfigurasi untuk menerapkan online data protection memiliki kelebihan

dan kekurangan. Konfigurasi Active/Active memiliki keunggulan pada proteksi dua arah.

Dengan proteksi ini, jika terjadi disaster di salah satu site, maka kedua site bisa saling me-

recover. Selain itu, kedua site dalam konfigurasi Active/Active bisa berfungsi sebagai production

site.  Konfigurasi Multisite Topologies memiliki kehandalan dalam mengintegrasikan data-data

yang berbeda dari banyak remote site.

Opini SayaSeperti yang kita ketahui akhir-akhir ini negeri kita tercinta, Indonesia ditimpa berbagai bencana

alam seperti banjir banding di Wasior, meletusnya gunung Merapi, tsunami di Mentawai, banjir

di berbagai daerah, dan masih bayak lainnya. Kejadian seperti itu memang tidak dapat kita duga-

duga sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut dapat saya katakan bahwa backup dan recovery

adalah requirement mutlak dibutuhkan untuk pencegahan akan kerusakan atau kehilangan data

Page 8: DRC

pada bank, institusi pendidikan, dan perusahaan lainnya yang memiliki data penting dengan

tingkat perubahan yang cepat pada pusat data mereka. Disaster Recovery Centre (DRC)

merupakan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Metode offline backup dan online

backup yang ditawarkan juga merupakan metode yang saling melengkapi dalam memproteksi

data dari perusahaan-perusahaan atau instansi penting.