Drama opera peking dari china

7
Drama Opera Peking Dari China Salah satu bentuk drama yang terkenal dari China adalah Opera Peking. Sejarahnya, pada 1790 sebuah jenih drama baru, yang dikenal sebagai Jingxi atau Jingju (drama ibu kota), lahir. Drama ini dibuat di Beijing untuk peringatan ulang tahun ke 80 Kaisar Qianlong. Drama ini menggabungkan beberapa gaya pertunjukkan, seperti lagu-lagu rakyat sekitar, dialeg lokal, opera tepuk (pemuiknya membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu), dan sejenis musik yang disebut Pihuang. Nakah opera peking biasanya merupakan revisi dari drama zaju atau kunqu. Naskahnya terdiri dari lagu, pantomim, tarian, akrobat, seni bela diri, dan dialog. Para pemain memiliki speslisasi peran tunggal, yaitu sheng (laki-laki), dan (perempuan), jing (tokoh dengan wajah dilukis), atau chow (pelawak). Tiap jenisnya terdiri dari beberapa peran. Selama abad XIX dan awal abad XX, hanya ada pemain pria, dan ada 3 cara untuk menjadi pemain: 1. Menjadi anak laki-laki pemain atau koneksi dan masuk dengan 2. Menjadi murid pemain profesional 3. Atau koneksi dan masuk dengan menyuap Aktor opera peking paling terkenl pada abad XX adalah Mei Lanfang, seorang spesialis peran wanita yang memprekenlkan opera peking pada dunia barat pada tahun 1930-an. Panggung opera ini sederhana. Para pemusik yang memainkan kecapi, batang kayu, dan jeni gong dan simbal, duduk di panggung terbuka yang beralaskan karpet dengan dua pintu masuk yang terbuka. namun kostum dan tata riasnya, yang memberikan identifikasi peran, sangat berlebihan dan bergaya. Para pemain menggunakan baju berlengan air - kain sutra utih yang lebih panjang dari lengan, yang jatuh sekitar 60 cm dari tangan - dan merek mengekpreikan perannya dengan melemparnya ke lengan atau mengayunkannya saat menari. Sepasang ornamen burung yang dipasang pada bagian kepala juga menjadi bagian koreografi gerak. Pada ksatria menggenakan jubah satin dengan bordiran dan empat bendera segitiga di punggungnya. Pemain jing mengecat wajah mereka dengan aneka warna atau pola abstrak hitam putih yang menggambarkan karakter tertentu.

Transcript of Drama opera peking dari china

Page 1: Drama opera peking dari china

Drama Opera Peking Dari China

Salah satu bentuk drama yang terkenal dari China adalah Opera Peking. Sejarahnya, pada 1790 sebuah jenih drama baru, yang dikenal sebagai Jingxi atau Jingju (drama ibu kota), lahir. Drama ini dibuat di Beijing untuk peringatan ulang tahun ke 80 Kaisar Qianlong. Drama ini menggabungkan beberapa gaya pertunjukkan, seperti lagu-lagu rakyat sekitar, dialeg lokal, opera tepuk (pemuiknya membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu), dan sejenis musik yang disebut Pihuang. Nakah opera peking biasanya merupakan revisi dari drama zaju atau kunqu. Naskahnya terdiri dari lagu, pantomim, tarian, akrobat, seni bela diri, dan dialog. Para pemain memiliki speslisasi peran tunggal, yaitu sheng (laki-laki), dan (perempuan), jing (tokoh dengan wajah dilukis), atau chow (pelawak). Tiap jenisnya terdiri dari beberapa peran. Selama abad XIX dan awal abad XX, hanya ada pemain pria, dan ada 3 cara untuk menjadi pemain: 1. Menjadi anak laki-laki pemain atau koneksi dan masuk dengan 2. Menjadi murid pemain profesional 3. Atau koneksi dan masuk dengan menyuap Aktor opera peking paling terkenl pada abad XX adalah Mei Lanfang, seorang spesialis peran wanita yang memprekenlkan opera peking pada dunia barat pada tahun 1930-an. Panggung opera ini sederhana. Para pemusik yang memainkan kecapi, batang kayu, dan jeni gong dan simbal, duduk di panggung terbuka yang beralaskan karpet dengan dua pintu masuk yang terbuka. namun kostum dan tata riasnya, yang memberikan identifikasi peran, sangat berlebihan dan bergaya. Para pemain menggunakan baju berlengan air - kain sutra utih yang lebih panjang dari lengan, yang jatuh sekitar 60 cm dari tangan - dan merek mengekpreikan perannya dengan melemparnya ke lengan atau mengayunkannya saat menari. Sepasang ornamen burung yang dipasang pada bagian kepala juga menjadi bagian koreografi gerak. Pada ksatria menggenakan jubah satin dengan bordiran dan empat bendera segitiga di punggungnya. Pemain jing mengecat wajah mereka dengan aneka warna atau pola abstrak hitam putih yang menggambarkan karakter tertentu.

Page 2: Drama opera peking dari china

SENI TEATER TRADISIONAL JEPANG Jepang banyak memiliki banyak teater traditional, tapi yang paling terkenal ada 3 yaitu:

1. Kabuki. 2. Noh. 3. Bunraku.

Kabuki dimulai pada tahun 1603, pada awalnya kabuki dibawakan oleh wanita (onna-kabuki),

tetapi karna kabuki semakin terkenal dizaman tersebut, para wanita yang jadi pemain tersebut

menjadikannya sebagai pelacuran terselubung,di tahun 1629 semua pemain kabuki diganti semua dengan pria muda (wakashu-kabuki), dan pada tahun1652 diganti lagi pemain muda kabuki di karenakan karena pemainnya masih muda banyak istri istri dari golongan tinggi, suka kepada

pemain tersebut dan menjadikan perselingkuhan. dan yang terakhir kabuki di ganti semua dengan pria dewa (yarou-kabuki) pemain kabuki yang memerankan tokoh wanitanya

dinamakan (onna gata). Ciri Kabuki :

1. Memakai tatarias/make up. 2. semua pemainnya terdiri dari pria (walaupun ada tokoh wanita, tetapi yang

memainkannya adalah pria). 3. banyak disukai oleh kaum golongan bawah, dikarenakan banyak aktrasinya.

Gambar pertunjukan kabuki.

Bunraku adalah seni teater/drama boneka yang murapakan salah satu jenis ningyo johruri (sandiwara boneka yang diiringi oleh pemain musik johruri).

Ciri Bunraku :

1. ada boneka. 2. orang yang menggerakkan boneka ada tiga, Omozukai (penggerak boneka utama, yaitu

badan, tangan kanan), Hidarizukai (penggerak tangan kiri, hidarizukai mukanya ditutupin), Ashizukai (penggerak kaki, Ashizukai mukanya juga ditutupin, kecuali omozukai.)

3. besar boneka 2/3 dari tubuh manusia normal.

Page 3: Drama opera peking dari china

4. cerita yang paling terkenal, chika matsu, monzaemon.

Gambar pertunjukan bunraku.

Noh adalah seni pementasan seni drama kalisk yang cirinya memakai topen.dan menarinya

secara lambat. makanan yang sering disajikan pada saat teater noh ialah makunouchi. Ciri Noh :

1. harus memakai topeng. 2. pergerakan tariannya sangat pelan. 3. banyak disukai oleh kaum bangsawan.

4. terdiri dari babak-bakak. 5. diiringi oleh pemain musik.

Gambar pertunjukan noh.

Page 4: Drama opera peking dari china

Teater Khon dari Thailand

Ceitanya mendalamnya bangsa Thai mendalami cerita Ramayana, bangsa Thailand

menganggap cerita Ramayana tempat kejadiannya di Thailand. Disana ada bekas

kerajaan Ayutthaya (Ayodhya) tempat tinggal Rama, tokoh sentral dari cerita

Ramayana.

Cerita dari Drama Tari Topeng 'Khon' adalah bentuk tertinggi dari enam drama tari

tradisional Thailand.

Drama Khon juga memiliki dua karakter yakni sisi baik dan sisi jahat. sisi baik diwakili

oleh Rama dan saudaranya Laksmana berbusana pakaian ala ksatria berwarna perak

dengan bahu ada hiasan melengkung seperti tanduk. Mahkota yang dikenakan mirip

hiasan-hiasan candi yang ada di Thailand, meruncing ke atas menyerupai stupa. Yang

membedakan sisi baik dan sisi jahat adalah pada mahkota dan pemakaian topeng Khon.

Sisi jahat mahkotanya bergambar dua kepala raksasa yang bermuka hitam menyerupai

topeng yang dikenakan pemainnya, serta memakai Khon (topeng).

Gamelan atau musik pengiring dalam drama Khon terdiri dari dua buah gamelan yang

mirip gambang dalam gamelan Jawa dan satu yang menyerupai Bonang hanya bentuknya

melingkar, satu gendang dan satu alat gesek mirip rebab dan alat tiup mirip seruling.

Dan dua dalang, pria dan wanita yang menjadi penyampai cerita dan dialog. Suara dalang

mendayu-dayu seperti seorang pendeta yang sedang merapalkan mantra.

Page 5: Drama opera peking dari china

Drama Khon hanya mengambil cerita dari “Ramakien” atau Ramayana. Cerita diawali

ketika Rama, Laksmana dan Sinta sedang bercengkerama di hutan dandaka dan digoda

oleh kijang emas yang ternyata penjelmaan dari raksasa Kota Longka (Alengka). Sinta

diculik oleh Thotsakan (Rahwana) yang menjelma sebagai seorang pertapa miskin. Hanya

dalam cerita versi Thailand ini tidak ada Jatayu (burung raksasa) yang berusaha

merebut Sinta dari tangan Rahwana (berarti orang Indonesia kreatif dalam meramu,

membumbui cerita). Rama dibantu Hanoman dan pasukan kera menyerbu Alengka dan

merebut kembali Sinta.

Khon bersumber pada cerita Ramayana yang dalam bahasa Thailand disebut Ramakien

(keagungan Rama). Bagian Ramayana yang paling digemari di Thailand adalah ketika Rahwana

muncul dengan sepuluh mukanya atau Thosakan.

Khon mula-mula digarap di keraton sejak Raja Rama i. Kemudian, dipertontonkan untuk

umum sejak pemerintahanRaja Rama VI, dilanjutkan oleh anaknya Raja Rama VII yang

paling giat mengembangkannya.

Perangkat musik yang digunakan untuk mengiringi Khon disebut Piphat. Piphat terdiri atas

alat musik tiup, gendang, gambang, dan kecrek. Teater tertua di Thailand adalah Lakhon.

Semul Lakhon ini hanya berupa tari pemujaan pada arwah leluhur yang disebut Lakhon Jatri.

Jatri artinya leluhur

Page 6: Drama opera peking dari china

Sejarah Teater di India

Teater telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua peradaban; Teater Veda adalah salah satu

bentuk awal dari teater menurut sumber. Asal usul teater di India kuno atau teater rakyat dan

bukan drama dapat ditelusuri ke ritualisme agama dari bangsa Arya Weda. Ini teater rakyat dari

masa lalu berkabut dicampur dengan tarian, makanan, ritualisme, ditambah penggambaran

peristiwa dari kehidupan sehari-hari. Itu adalah elemen terakhir yang membuatnya asal teater

klasik kali kemudian. Banyak sejarawan, terutama DD Kosambi, Debiprasad Chattopadhyaya,

Adya Rangacharaya, dll telah disebut prevalensi ritualisme antara Indo-Arya suku di mana

beberapa anggota suku bertindak seolah-olah mereka binatang liar dan beberapa orang lain

adalah pemburu. Mereka yang bertindak sebagai mamalia seperti kambing, kerbau, rusa, kera, dll

dikejar-kejar oleh mereka memainkan peran sebagai pemburu. Dalam cara yang sederhana dan

kasar itu teater berasal di India sekitar 3500 tahun yang lalu di Indo-Arya negara dari Rig Veda

kali. Ada juga harus ada sebuah tradisi teater di kota-kota Harappa (peradaban). Natya Shastra

Sejarah India tentang teater tidak dapat dijelaskan tanpa mengambil nama Bharat Muni. Bharata

Muni (2 abad SM) adalah seorang penulis India kuno terkenal untuk menulis Sastra Natya dari

Bharatha, sebuah risalah teoritis seni pertunjukan India, termasuk Teater, tari, akting, dan musik,

yang telah dibandingkan dengan Aristoteles puisi. Bharata sering dikenal sebagai bapak seni

teater India. Nya Natya Shastra tampaknya menjadi upaya pertama yang mengembangkan teknik

atau bukan seni, drama secara sistematis. Shastra Natya memberitahu kita tidak hanya apa yang

akan digambarkan dalam sebuah drama, tapi bagaimana penggambaran ini harus dilakukan.

Drama, sebagai Bharata Muni mengatakan, adalah meniru laki-laki dan perbuatan mereka (loka-

vritti). Sebagai pria dan perbuatan mereka harus dihormati di panggung, sehingga drama dalam

bahasa Sansekerta juga dikenal dengan istilah roopaka yang berarti gambaran. Shastra Natya

adalah sangat luas dalam jangkauannya. Ini terdiri dari sila teliti rinci untuk kedua dramawan dan

aktor. Bharata menjelaskan sepuluh jenis drama mulai dari satu sampai sepuluh tindakan. Selain

Page 7: Drama opera peking dari china

itu, ia menetapkan prinsip untuk desain panggung, make up, kostum, tari (berbagai gerakan dan

gerak tubuh), sebuah teori Estetika (Rasas dan Bhavas), Pejabat, Mengarahkan dan Musik setiap

masing-masing bab. Bharata menetapkan teori rinci drama sebanding dengan puisi Aristoteles.

Dia mengacu pada bhavas (perasaan), yang imitasi emosi para aktor melakukan, dan Rasas

(respons emosional) bahwa mereka menginspirasi penonton. Dia berpendapat bahwa ada delapan

Rasas utama: cinta, sayang, marah, jijik, kepahlawanan, kagum, teror dan komedi, dan drama

harus campuran yang berbeda Rasas tetapi didominasi oleh satu. Menurut Shastra Natya, semua

cara berekspresi yang digunakan oleh individu melalui pidatonya, gerak tubuh, gerakan dan

intonasi harus digunakan. Representasi dari ekspresi dapat memiliki modus yang berbeda, sesuai

dengan dominasi dan penekanan pada satu mode atau yang lain. Bharatamuni mengakui empat

mode utama: pidato dan puisi (Bharati vritti), tari dan musik (kaishiki vritti), tindakan (arabhatti

vritti) dan emosi (sattvatti vritti). Teater klasik India Ramayana dan Mahabaratha dapat dianggap

sebagai drama pertama yang diakui berasal dari India. Ini epos memberikan inspirasi kepada

dramawan India awal dan mereka bahkan hari ini. Dramawan India seperti Bhasa (c.2nd abad

SM) menulis drama yang sangat terinspirasi oleh Ramayana dan Mahabharata. Kalidasa (abad

ke-1 SM) ini bisa dibilang dapat dianggap terbesar di India kuno Sansekerta penyair dan

dramawan. Tiga drama romantis terkenal yang ditulis oleh Kalidasa adalah

MALAVIKAGNIMITRAM dan ABHIGNANA Shakuntalam (Pengakuan dari Shakuntala), itu

adalah orang pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman.