draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata...

41
DIKLAT TEKNIS MODUL 4 : PERENCANAAN SISTEM POLDER DAN KOLAM RETENSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SATUAN KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Jl. Abdul Hamid - Cicaheum, Bandung 40193, Telp. (022\7208024 Email : [email protected]

Transcript of draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata...

Page 1: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

DIKLAT TEKNIS

MODUL 4 : PERENCANAAN SISTEM POLDER DAN

KOLAM RETENSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

SATUAN KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Jl. Abdul Hamid - Cicaheum, Bandung 40193, Telp. (022\7208024 Email : [email protected]

Page 2: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi ........................................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ………………………………………………. 1

1.2. Deskripsi Singkat …………………………………………… 1

1.3. Manfaat Modul Bagi Peserta ……………………………… 1

1.4. Tujuan Pembelajaran ………………………………………… 2

1. Kompetensi Dasar ………………………………………. 2

2. Indikator Keberhasilan ………………………………….. 2

1.5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................. 2

1.6. Petunjuk Belajar ………………………………………………. 3

BAB II DEFINISI SISTEM POLDER DAN KOLAM RETENSI

2.1 Pengertian

Tujuan...........................................................................................

1 2.2 Karakteristik Sistem Polder

1 2.3 Fungsi Polder

1 2.4 Elemen-elemen Sistem Polder

1

BAB III KETENTUAN-KETENTUAN

3.1. Umum .................................................................................................... 5

3.2. Teknis .................................................................................................... 5

3.2.1 Data dan Informasi .................................................................... 5

3.2.2 Kala Ulang ................................................................................ 6

3.2.3 Kriteria Perencanaan Hidrologi .................................................. 6

3.2.4 Kriteria Hidrolika ........................................................................ 7

3.2.5 Kriteria Konstruksi ..................................................................... 7

3.2.6 Parameter Penentuan Prioritas Penanganan ............................ 8

BAB IV

4.1. Survey

................................................................................................................

9

BAB V

4.2.Penyelidikan...........................................................................................

9

5.1. Tahap Perencanaan Daerah Kolam Retensi dan Polder ...................... 10

5.2. Tahap Perencanaan Hidrologi ............................................................. 17

5.3. Tahap Perencanaan Hidrolika ............................................................. 18

5.4. Tahap Perencanaan Kapasitas Kolam Retensi dan Pompa ................ 18

BAB VI PELAKSANAAN KONSTRUKSI

6.1 Pekerjaan Persiapan ........................................................................... 22

6.2 Pekerjaan Kolam Retensi .................................................................... 22

Page 3: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

6.3 Pekerjaan Tanggul Keliling .................................................................. 23

6.4 Pekerjaan Bangunan Stasiun Pompa .................................................. 24

6.5 Pekerjaan Bangunan Rumah Genset .................................................. 24

6.6 Pekerjaan Saluran Inlet/Outlet ............................................................. 25

6.7 Pekerjaan Bangunan Pintu Air Inlet/Outlet .......................................... 25

BAB VII

7.1. Uji Coba dan Pengoperasian Stasiun Pompa ...................................... 26

7.2. Pemeliharaan Stasiun Pompa ............................................................. 26

7.3. Pengoperasian Pintu Air Inlet, Outlet dan Pembagi ............................. 27

7.4. Pemeliharaan Pintu Air Inlet, Outlet dan Pembagi ............................... 28

7.5. Pemeliharaan Kolam Retensi .............................................................. 29

Lampiran

Contoh Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika Kapasitas Kolam Retensi dan Pompa A-29

Page 4: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penerapan sistem polder dapat memecahkan masalah banjir perkotaan. Suatu

subsistem-subsistem pengelolaan tata air tersebut sangat demokratis dan mandiri

sehingga dapat dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam

hal pengendalian banjir kawasan permukiman mereka. Unsur terpenting di dalam

sistem polder adalah organisasi pengelola, tata kelola sistem berbasis partisipasi

masyarakat yang demokratis dan mandiri, serta infrastruktur tata air yang

dirancang, dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat. Sedangkan pemerintah

hanya bertanggung jawab terhadap pengintegrasian sistem-sistem polder,

pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai utama. Hal

tersebut merupakan penerapan prinsip pembagian tanggung jawab dan koordinasi

dalam good governance.

2. Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini membahas pengertian tentang Perencanaan sistem Polder dan Kolam

Retensi, ketercapaian kompetensi akan dinilai berdasarkan penguasaaan kognitif maupun

psikomotor

3. Manfaat Modul Bagi Peserta

Dengan diterbitkannya Modul Diklat Teknis Perencanaan sistem Polder dan Kolam

retensi ini, peserta diharapkan mampu memahami, merancang dan melakukan

Perencanaan sistem Polder dan Kolam Retensi, berdasarkan standar yang ditentukan,

sehingga memberikan manfaat dalam penyelenggaraan sistem drainase di daerah.

4. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu memahami, merancang dan

melakukan Perencanaan sistem Polder dan Kolam Retensi

2. Indikator Keberhasilan

Peserta mampu:

1) Memahami Definisi Sistem Polder dan Kolam Retensi

2) Memahami Ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi dalam Pembuatan

Kolam Retensi dan Sistem Polder

Page 5: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

5

3) Memahami dan mengaflikasikan Hasil Survei dan Penyelidikan Tanah

4) Memahami dan merencanakan Teknik Perhitungan Kolam Retensi dan Polder

5) Memahami, Pelaksanaan Kontruksi Kolam Retensi dan Polder

6) Memahami, Operasi dan Pemeliharaan Kontruksi Kolam Retensi dan Polder

5. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

a. Materi Pokok

1) Definisi Sistem Polder dan Kolam Retensi

2) Ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi dalam Pembuatan Kolam

Retensi dan Sistem Polder

3) Survei dan Penyelidikan

4) Perencanaan Teknik Perhitungan Kolam Retensi dan Polder.

5) Pelaksanaan Kontruksi

6) Operasi dan Pemeliharaan

b. Sub Materi Pokok:

2.1 Pengertian

2.2 Karakteristik Sistem Polder

2.3 Fungsi Polder

2.4 Elemen-elemen Sistem Polder

3.1. Umum

3.2. Teknis

4.1. Survei

4.2. Penyelidikan Tanah

5.1. Tahap Perencanaan Daerah Kolam Retensi dan Polder

5.2. Tahap Perencanaan Hidrologi

5.3. Tahap Perencanaan Hidrolika

5.4. Tahap Perencanaan Kapasitas Kolam Retensi dan Pompa

6.1. Pekerjaan Persiapan

5.5. Pekerjaan Kolam Retensi

5.6. Pekerjaan Tanggul Keliling

5.7. Pekerjaan Bangunan Stasiun Pompa

5.8. Pekerjaan Bangunan Rumah Genset

5.9. Pekerjaan Saluran Inlet/Outlet

5.10. Pekerjaan Bangunan Pintu Air Inlet/Outlet

Page 6: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

6

7.1. Uji Coba dan Pengoperasian Stasiun Pompa

7.2. Pemeliharaan Stasiun Pompa

7.3. Pengoperasian Pintu Air Inlet, Outlet dan Pembagi

7.4. Pemeliharaan Pintu Air Inlet, Outlet dan Pembagi

7.5. Pemeliharaan Kolam Retensi

6. Petunjuk Belajar

Page 7: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

7

BAB II

DEFINISI SISTEM POLDER DAN KOLAM RETENSI

2.1 Pengertian

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/ PRT/M/2014

Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan

Sistem Polder adalah sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara

mengisolasi daerah yang dilayani dari pengaruh limpasan air hujan / air laut serta

limpasan dari prasarana lain (jalan, jalan kereta api), yang terdiri dari kolam

penampung, sistem drainase serta perpompaan

Untuk memahami Kolam Retensi dan Polder secara menyeluruh, berikut ini

diperlihatkan beberapa pengertian pokok tentang Polder dan Kolam Retensi:

1) Apa itu Sistem Polder?

Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan

sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan

sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir

akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus

dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder disebut juga

sebagai sistem drainase yang terkendali.

Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan,

ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah ini tidak tergenang, maka

dibuat saluran yang mengelilingi cekungan. Air yang tertangkap dalam daerah cekungan

itu sendiri ditampung di dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa ke kolam

tampungan.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami

Page 8: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

8

Sumber: Laporan Akhir Pengendalian Polder Pantai Indah Kapuk, Puslitbang SDA 2005

Gambar 2.1 Sketsa tipikal sistem polder

2) Mengapa perlu dikembangkan Sistem Polder?

Pengembangan kota-kota pantai di Indonesia seperti Jakarta dan Semarang

seringkali lebih didasarkan kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi. Selain itu,

pengembangan kawasan-kawasan ini menimbulkan banjir yang menunjukkan

ketidakseimbangan pembangunan. Maka dari itulah perlu upaya peningkatan atau

pengembangan aspek teknologi dan manajemen untuk pengendalian banjir dan ROB di

kota-kota pantai di Indonesia. Dengan demikian sistem polder dikembangkan karena

menggunakan paradigma baru, diantaranya berwawasan lingkungan (environment

oriented), pendekatan kewilayahan (regional based), dan pemberdayaan masyarakat

pengguna.

Sistem polder yang merupakan suatu daerah yang dikelilingi tanggul atau tanah tinggi

dibangun agar air banjir atau genangan dapat dicegah dan pengaturan air di dalamnya

dapat dikuasai tanpa pengaruh keadaan di luarnya. Suatu subsistem-subsistem

pengelolaan tata air tersebut dianggap pas dan mandiri yang dikembangkan dan

dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam pengendalian banjir kawasan permukiman.

Penerapan sistem polder selama ini dinilai sebagai salah satu jurus yang dapat memecah-

kan masalah banjir perkotaan.

3) Apa saja tipe-tipe polder yang dibangun ?

Ada 5 tipe polder menurut asalnya, tujuannya, maupun bentuknya, diantaranya

polder diperoleh dengan cara reklamasi suatu daerah rawa, air payau, dan tanah-tanah

basah, polder yang dilindungi tanggul memanjang searah sungai, polder akibat

pembendungan atau penanggulan pada muara sungai, polder akibat pengendapan

sedimen pada muara, polder yang terbentuk dari proses land subsidence perlahan-lahan

dari muka tanah menjadi tanah rendah di bawah muka air laut rata-rata.

Page 9: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

9

4) Bagaimana Kriteria Desain Sistem Polder?

Polder merupakan salah satu Sistem Tata Saluran Pembuang di Rawa yang disebut

Sistem Tertutup.

Kondisi hidrologi dan tata air dalam sistem ini dapat dikontrol sepenuhnya oleh

manusia. Biasanya sistem ini berupa sistem yang dilengkapi bangunan pengendali muka

air, misalnya pintu klep otomatis. Umumnya sistem pembuangannya menggunakan

pompa.

Kelengkapan sarana fisik pada sistem polder antara lain : saluran air atau kanal

atau tampungan memanjang dan waduk, tanggul, serta pompa. Saluran air atau

tampungan memanjang dan waduk dibangun sebagai sarana untuk mengatur penyaluran

air ketika elevasi air di titik pembuangan lebih tinggi dari elevasi saluran di dalam

kawasan.Yang kedua ialah tanggul yang dibuat di sekeliling kawasan yang berguna untuk

mencegah masuknya air kedalam kawasan, baik yang berasal dari luapan sungai,

limpasan permukaan atau akibat naiknya muka air laut. Sebaliknya dengan adanya

tanggul, air yang ada di dalam kawasan tidak dapat keluar. Tanggul dibuat dengan ukuran

yang lebar, besar, dan tinggi serta dapat difungsikan sebagai jalan. Yang ketiga ialah

pompa air yang berfungsi sebagai pengering air pada badan air, dan bekerja secara

otomatis apabila volume atau elevasi air melebihi nilai perencanaan.

Page 10: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

10

Gambar Cara Kerja Sistem Polder

Gambar Sistem Polder

5) Apa keunggulan Sistem Polder?

Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu,

hujan setempat naiknya muka air laut (ROB). Selain dapat mengendalikan air, sistem

polder juga dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian,

perikanan, dan lingkungan industri serta perkantoran.

6) Apa kelemahan Sistem Polder?

Sistem kerja pada polder sangat bergantung pada pompa. Jika pompa mati, maka

kawasan akan tergenang. Sehingga diperlukan adanya pengawasan pada pompa.

Selain itu, biaya operasi dan pemeliharaannya relatif mahal.

Problema penanganan banjir di lapangan untuk kota-kota di Indonesia cukup rumit

karena ruang terbuka untuk resapan air semakin langka. Kondisi tersebut merupakan

akibat dari Tata Ruang Wilayah dan Kawasan tidak dikelola secara memadai dan alih

fungsi lahan menjadi permukiman penduduk semakin tidak terkendali. Sehingga

pemerintah perlu mengoptimalkan sistem polder dengan memasang tanggul pengaman

untuk kawasan rendah dan mengembangkan drainase di perkotaan yang masih memiliki

gravitasi, guna mengurangi kawasan banjir akibat genangan. Dalam mengembangkan

Page 11: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

11

sistem polder perkotaan harus dilakukan secara terintegrasi antara rencana tata ruang

dan tata air utamanya pada kota-kota pantai yang memiliki cekungan.

Setiap tetes air buangan yang jatuh pada kawasan polder harus didrainase dengan

bantuan pompa, dan untuk itu perlu disosialisasikan konsep pengendalian

pengembangan sistem polder berkelanjutan sebagai langkah antisipasi terhadap

perubahan akibat pembangunan yang sangat mempengaruhi dan berdampak pada

lingkungan.

2.2 Karakteristik Sistem Polder

Polder adalah suatu kawasan yang didesain sedemikian rupa dan dibatasi

dengan tanggul sehingga limpasan air yang berasal dari luar kawasan tidak dapat

masuk. Dengan demikian hanya aliran permukaan atau kelebihan air yang berasal dari

kawasan itu sendiri yang akan dikelola oleh sistem polder. Di dalam polder tidak ada

aliran permukaan bebas seperti pada daerah tangkapan air alamiah, akan tetapi

dilengkapi dengan bangunan pengendali pada pembuangannya dengan penguras atau

pompa yang berfungsi mengendalikan kelebihan air. Muka air di dalam sistem polder

tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya karena polder

mempergunakan tanggul dalam operasionalnya sehingga air dari luar kawasan tidak

dapat masuk ke dalam sistem polder.

2.3 Fungsi Polder

Pada awalnya polder dibuat untuk kepentingan pertanian. Tetapi beberapa

dekade belakangan ini sistem polder juga diterapkan untuk kepentingan

pengembangan industri, permukiman, fasilitas umum serta untuk kepentingan lainnya

dengan alasan keamanan.

Fungsi utama polder adalah sebagai pengendali muka air di dalam sistem polder

tersebut. Untuk kepentingan permukiman, muka air di dalam Sistem dikendalikan

supaya tidak terjadi banjir/genangan. Air di dalam sistem dikendalikan sedemikian rupa

sehingga jika terdapat kelebihan air yang dapat menyebabkan banjir, maka kelebihan

air itu dipompa keluar sistem polder.

2.4 Elemen-elemen Sistem Polder

Sistem polder terdiri dari jaringan drainase, tanggul, kolam retensi dan badan

pompa. Keempat elemen sistem polder harus direncanakan secara integral, sehingga

dapat bekerja secara optimal.

2.4.1 Jaringan Drainase

Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem penanganan kelebihan air.

Khusus istilah drainase perkotaan, kelebihan air yang dimaksud adalah air yang

Page 12: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

12

berasal dari air hujan. Kelebihan air hujan pada suatu daerah, dapat menimbulkan

masalah yaitu banjir atau genangan air, sehingga diperlukan adanya saluran drainase

yang berfungsi menampung air hujan dan kemudian mengalirkan air hujan tersebut

menuju kolam penampungan. Dari kolam penampungan tersebut, untuk mengendalikan

elevasi muka air, kelebihan air tersebut harus dibuang melalui pemompaan.

Pada suatu sistem drainase perkotaan terdapat jaringan saluran drainase yang

merupakan sarana drainase lateral berupa pipa, saluran tertutup dan saluran terbuka.

Berdasarkan cara kerjanya saluran drainase terbagi dalam beberapa jenis, yaitu

saluran pemotong, saluran pengumpul dan asaluran pembawa.

a. Saluran Pemotong (interceptor) adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah

terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain di bawahnya.

Saluran ini biasanya dibangun dan diletakkan pada bagian yang relatif sejajar

dengan bangunan kontur.

b. Saluran Pengumpul (collector) adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul

debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan

dibuang ke saluran pembawa. Letak saluran pembawa ini di bagian terendah

lembah ini suatu daerah sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai

pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.

c. Saluran Pembawa (conveyor). adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa

air buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa membahayakan

daerah yang dilalui. Sebagai contoh adalah saluran banjir kanal atau sudetan-

sudetan atau saluran by pass yang bekerja khusus hanya mengalirkan air secara

cepat sampai ke lokasi pembuangan.

Untuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik, diperlukan bangunan-

bangunan pelengkap di tempat-tempat tertentu. Jenis bangunan pelengkap itu adalah :

a. Bangunan Silang; misalnya gorong-gorong atau siphon

b. Bangunan Pintu Air ; misalnya pintu geser atau pintu otomatis

c. Bangunan peresap (infiltrasi ) misalnya sumur resapan

Semua bangunan yang disebutkan di atas tidak selalu harus ada pada setiap

jaringan drainase. Keberadaannya tergantung pada kebutuhan setempat yang

biasanya dipengaruhi oleh fungsi saluran, tuntutan akan kesempurnaan jaringannya,

dan kondisi lingkungan. Gambar ilustrasi mengenai jaringan drainase dalam sistem

polder dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Page 13: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

13

(Basic concepts of polders, Prof.dr.E.Schultz)

Gambar 2.2 Skema jaringan drainase pada sistem polder

2.4.2 Tanggul

Tanggul merupakan suatu batas yang mengelilingi suatu badan air atau

daerah/wilayah tertentu dengan elevasi yang lebih tinggi daripada elevasi di sekitar

kawasan tersebut, yang bertujuan untuk melindungi kawasan tersebut dari limpasan air

yang berasal dari luar kawasan. Dalam bidang perairan, laut dan badan air merupakan

daerah yang memerlukan tanggul sebagai pelindung di sekitarnya. Jenis – jenis

tanggul, antara lain : tanggul alamiah, tanggul timbunan, tanggul beton dan tanggul

infrastruktur.

Tanggul alamiah yaitu tanggul yang sudah terbentuk secara alamiah dari

bentukan tanah dengan sendirinya. Contohnya bantaran sungai di pinggiran sungai

secara memanjang. Tanggul timbunan adalah tanggul yang sengaja dibuat dengan

menimbun tanah atau material lainnya, di pinggiran wilayah. Contohnya tanggul

timbunan batuan di sepanjang pinggiran laut. Tanggul beton merupakan tanggul yang

sengaja dibangun dari campuran perkerasan beton agar berdiri dengan kokoh dan

kuat. Contohnya tanggul bendung, dinding penahan tanah ( DPT ).

Tanggul infrastruktur merupakan sebuah struktur yang didesain dan dibangun

secara kuat dalam periode waktu yang lama dengan perbaikan dan pemeliharaan

secara terus menerus, sehingga seringkali dapat difungsikan sebagai sebuah tanggul,

misal jalan raya.

2.4.3 Kolam Retensi

Kolam Retensi adalah kolam/waduk penampungan air hujan dalam jangka

waktu tertentu. Fungsinya untuk memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan

air/sungai.

Kolam retensi merupakan suatu cekungan atau kolam yang dapat menampung

Page 14: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

14

atau meresapkan air didalamnya, tergantung dari jenis bahan pelapis dinding dan dasar

kolam. Kolam retensi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kolam alami dan kolam non

alami.

Kolam alami yaitu kolam retensi yang berupa cekungan atau lahan resapan

yang sudah terdapat secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi aslinya

atau dilakukan penyesuaian. Pada umumnya perencanaan kolam jenis ini memadukan

fungsi sebagai kolam penyimpanan air dan penggunaan oleh masyarakat dan kondisi

lingkungan sekitarnya. Kolam jenis alami ini selain berfungsi sebagai tempat

penyimpanan, juga dapat meresapkan pada lahan atau kolam yang pervious, misalnya

lapangan sepak bola ( yang tertutup oleh rumput ), danau alami, seperti yang terdapat

di taman rekreasi dan kolam rawa

Kolam non alami yaitu kolam retensi yang dibuat sengaja didesain dengan

bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah direncanakan sebelumnya

dengan lapisan bahan material yang kaku, seperti beton. Pada kolam jenis ini air yang

masuk ke dalam inlet harus dapat menampung air sesuai dengan kapasitas yang telah

direncanakan sehingga dapat mengurangi debit banjir puncak (peak flow) pada saat

over flow, sehingga kolam berfungsi sebagai tempat mengurangi debit banjir

dikarenakan adanya penambahan waktu kosentrasi air untuk mengalir dipermukaan.

Kapasitas kolam retensi yang dapat menampung volume air pada saat debit banjir

puncak, dihitung dengan persamaan umum seperti di bawah ini :

t

V =

0

(Q in – Q out) dt (2.1)

Dengan : V = volume kolam

t = waktu awal air masuk ke dalam inlet

t0 = waktu air keluar dari outflow

Qin = debit inflow

Qout = debit outflow

Page 15: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

15

2.4.4 Stasiun Pompa

Di dalam stasiun pompa terdapat pompa yang digunakan untuk mengeluarkan

air yang sudah terkumpul dalam kolam retensi atau junction jaringan drainase ke luar

cakupan area. Prinsip dasar kerja pompa adalah menghisap air dengan

menggunakan sumber tenaga, baik itu listrik atau diesel/solar. Air dapat dibuang

langsung ke laut atau sungai/banjir kanal yang bagian hilirnya akan bermuara di laut.

Biasanya pompa digunakan pada suatu daerah dengan dataran rendah atau keadaan

topografi atau kontur yang cukup datar, sehingga saluran-saluran yang ada tidak

mampu mengalir secara gravitasi. Jumlah dan kapasitas pompa yang disediakan di

dalam stasiun pompa harus disesuaikan dengan volume layanan air yang harus

dikeluarkan. Pompa yang menggunakan tenaga listrik, disebut dengan pompa jenis

sentrifugal, sedangkan pompa yang menggunakan tenaga diesel dengan bahan

bakar solar adalah pompa submersible.

Page 16: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

16

BAB III

KETENTUAN - KETENTUAN

3.1 Umum

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

- Pembuatan Kolam Retensi dan Sistem Polder disusun dengan

memperhatikan faktor sosial ekonomi antara lain perkembangan kota dan

rencana prasarana dan sarana kota.

- Kelayakan pelaksanaan Kolam Retensi dan Sistem Polder harus

berdasarkan tiga faktor antara lain : biaya konstruksi, biaya operasi dan

biaya pemeliharaan.

- Ketersediaan dan tata guna lahan

- Kolam Retensi dan Kolam Polder dilaksanakan berdasarkan prioritas

zona yang telah ditentukan dalam Rencana Induk Sistem Drainase.

3.2 Teknis

3.2.1 Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, temperatur dari BMG

(Badan Meterologi dan Geofisika) terdekat.

b. Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air sungai, debit, laju

sedimen, peil banjir, pengaruh back water, karakteristik daerah aliran,

data pasang surut sungai / laut.

c. Data sistem drainase yang ada yaitu daerah genangan / banjir serta,

permasalahannya yang dihasilkan dari hasil studi rencana induk sistem.

d. Data peta yang terdiri dari peta dasar, peta sistem drainase, sistem

jaringan jalan, peta tata guna lahan, peta topografi dengan skala antara

1 : 5000 sampai dengan 1 : 50.000 disesuaikan dengan tipologi kota.

e. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju

pertumbuhan dan penyebarannya serta data kepadatan bangunan.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami

Page 17: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

17

3.2.2 Kala ulang

Kala ulang untuk desain kolam retensi & polder harus memenuhi kriteria

sebagai berikut :

a. Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran

(catchment area), tipologi kota yang akan direncanakan kolam retensi /

polder.

Tabel 1 Kala ulang berdasarkan tipologi kota & luas daerah pengaliran

Tipologi Kota

Cathcment Area ( Ha )

< 10 10 - 100 100 - 500 > 500

Kota Metropolitan 2 thn 2 - 5 thn 5 - 10 thn 10 - 25 thn

Kota Besar 2 thn 2 - 5 thn 2 - 5 thn 5 - 20 thn

Kota Sedang / Kecil 2 thn 2 - 5 thn 2 - 5 thn 5 - 10 thn

b. Perhitungan curah hujan berdasarkan data hujan paling sedikit 10 tahun

yang berurutan.

c. Bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan saluran

dimana bangunan pelengkap itu berada.

3.2.3 Kriteria Perencanaan Hidrologi

Kriteria perencanaan hidrologi adalah sebagai berikut :

1) Hujan

a. Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi

terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan

lama pengamatan paling sedikit 10 tahun yang berurutan.

b. Analisis frekuensi terhadap curah hujan, menggunakan metode Log

Pearson tipe III, atau metode Gumbel sesuai dengan kala ulang 1,

2, 5, 10 dan 25 tahun (mengacu pada tata cara perhitungan debit

desain saluran).

c. Untuk pengecekan data hujan, lazimnya digunakan metode

lengkung masa ganda atau yang sesuai.

d. Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan

metode Mononobe.

Page 18: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

18

2) Debit banjir

a. Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional

yang telah dimodifikasi (lihat pada lampiran A.6)

b. Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan

daerah tangkapan.

c. Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu pengaliran di permukaan

dan waktu drainase.

d. Koefisien penyimpangan dihitung dari perbandingan waktu

konsentrasi dan waktu drainase.

3.2.4 Kriteria Hidrolika

Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut :

a. Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang sesuai.

b. Saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water

effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan metode Standard

Step Method.

c. Kecepatan maksimum (V) ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar

saluran. Untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt, pasangan batu kali V = 2

m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.

d. Kecepatan minimum untuk saluran drainase ditentukan V = 0,4 m/det,

kecuali untuk saluran storage memanjang kecepatan minimumnya

bisa mencapai 0,1 m/det dengan konsekuensi terjadi endapan di

saluran tersebut.

3.2.5 Kriteria Konstruksi

Kriteria perencanaan konstruksi ditentukan sebagai berikut :

a. Pembebanan yang digunakan sesuai standar teknik praktis yang berlaku,

b. Kombinasi muatan atas konstruksi ditentukan secara individual sesuai

fungsi, cara, dan tempat penggunaannya.

c. Stabilitas konstruksi bangunan penahan tanah dikontrol keamanannya

terhadap daya dukung tanah (terhadap penurunan tanah / amblas), gaya

geser dan gaya guling. Faktor-faktor keamanan minimumnya sebagai

berikut :

Page 19: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

19

Fdaya dukung tanah ≥ 1,5 Fgeser (kondisi biasa) ≥ 1,5 Fgeser (kondisi gempa) ≥ 1,2

Fguling ≥ 1,5

d. Bahan konstruksi yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan

bahan bangunan yang telah ditetapkan.

3.2.6 Parameter Penentuan Prioritas Penanganan

Parameter penentuan prioritas penanganan meliputi hal sebagi berikut :

a. Parameter genangan, meliputi tinggi genangan, luas genangan, dan

lamanya genangan terjadi.

b. Parameter frekuensi terjadinya genangan setiap tahunnya.

c. Parameter ekonomi, dihitung perkiraan kerugian atas fasilitas ekonomi

yang ada, seperti : kawasan industri, fasum, fasos, perkantoran,

perumahan, daerah pertanian dan pertamanan.

d. Parameter gangguan sosial, seperti : kesehatan masyarakat,

keresahan sosial dan kerusakan lingkungan.

Page 20: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

20

BAB IV

SURVEI DAN PENYELIDIKAN TANAH

4.1 Survei

1) Gunakan peta Topografi skala 1 : 5000 s/d 1 : 50.000 untuk

mengidentifikasikan Daerah Aliran Polder / Kolam Retensi.

2) Hitung luas masing-masing DAS / daerah tangkapan air.

3) Petakan rencana sistem retensi/polder dengan pengukuran geodetik.

Dibuat garis kontur ketinggian lahan dengan interval setiap ketinggian

0.25 s/d 0.50 m.

4.2 Penyelidikan Tanah

1) Rencanakan dimana instalasi pompa akan ditempatkan beserta

konstruksi outlet dan konstruksi bangunan yang terkait dengan instalasi

pompa yaitu pada lokasi yang paling dekat dengan badan air.

2) Lakukan investigasi Geologi terutama mekanika tanah untuk

perencanaan pondasi bangunan air.

3) Paramater mekanika tanah yang digunakan mengikuti standar teknik

yang telah ditetapkan.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami dan mengaflikasikan

Hasil Tanah

Page 21: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

21

BAB IV

PERENCANAAN TEKNIK

PERHITUNGAN KOLAM RETENSI & POLDER

Page 22: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

22

BAB IV

4.1 Tahap Perencanaan Daerah Kolam Retensi dan Polder

1) Pastikan daerah genangan dan parameter genangan yang meliputi

luas genangan, tinggi genangan, lamanya genangan dan frekuensi

genangan;

2) Pastikan bahwa elevasi muka air di muara saluran lebih tinggi dari

elevasi muka tanah di daerah genangan;

3) Tentukan lokasi Kolam Retensi yang akan dijadikan tempat

penampungan kelebihan air permukaan dan perkirakan batas luas

Kolam Retensi tersebut;

4) Tentukan daerah pengaliran saluran primer (DPSAL) yang mengalir

ke Kolam Retensi melalui peta topografi.

5) Tentukan sistem dan arah aliran inlet, outlet dan stasiun pompa

6) Muka air di kolam retensi / kolam polder direncanakan dari dasar

muka tanah terendah di daerah perencanaan dan ditarik dengan

lamanya tertentu sesuai dengan kemiringan lahan.

7) Alternatif tipe kolam retensi, antara lain :

a) Kolam retensi tipe di samping badan sungai

Gambar 2 Kolam retensi tipe di samping badan sungai

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami dan

Page 23: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

23

Kelengkapan Sistem:

- Kolam retensi

- Pintu inlet

- Bangunan pelimpah samping

- Pintu outlet

- Jalan akses menuju kolam retensi

- Ambang rendah di depan pintu outlet

- Saringan sampah

- Kolam penangkap sedimen

Kesesuaian tipe:

- Dipakai apabila tersedia lahan kolam retensi

- Kapasitas bisa optimal apabila lahan tersedia

- Tidak mengganggu sistem aliran yang ada

- Pemeliharaan lebih mudah

- Pelaksanaan lebih mudah

b) Kolam retensi tipe di dalam badan sungai

Gambar 3 kolam retensi tipe di dalam badan sungai

Kelengkapan Sistem:

- Kolam retensi

- Tanggul keliling

- Pintu outlet

- Bendung

- Saringan sampah

- Kolam penangkap sedimen

Page 24: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

24

Kesesuaian tipe:

- Dipakai apabila lahan sulit didapat

- Kapasitas kolam retensi terbatas

- Mengganggu aliran yang ada dihulu

- Pelaksanaan lebih sulit

- Pemeliharaan lebih mahal

-

c) Kolam retensi tipe storage memanjang

Gambar 4 Kolam retensi tipe storage memanjang

Kelengkapan Sistem:

- Saluran yang lebar dan dalam

- Cek Dam/ bendung setempat

Kesesuaian tipe:

- Mengoptimalkan saluran drainase yang ada karena lahan

tidak tersedia

- Kapasitasnya terbatas

- Mengganggu aliran yang ada

- Pelaksanaan lebih sulit

8) Alternatif tipe polder, antara lain :

a) Sistem polder dengan pompa dan kolam di samping badan

saluran/sungai

Page 25: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

25

Gambar 5 Sistem polder dengan pompa dan kolam di

samping badan saluran/sungai

Kelengkapan Sistem:

- Kolam Retensi

- Stasion Pompa

- Pintu Inlet

- Saluran Inlet

- Pintu Pembagi

- Pintu Outlet

- Saluran Outlet

- Tangggul Keliling

- Saringan sampah

- Kolam penangkap sedimen

-

Kesesuaian tipe:

- Dipakai apabila tersedia lahan kolam retensi

- Kapasitas bisa optimal apabila lahan tersedia

- Tidak mengganggu sistem aliran yang ada

- Pemeliharaan lebih mudah

- Pelaksanaan lebih mudah

Page 26: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

26

b) Sistem polder dengan pompa dan kolam di dalam badan saluran/sungai

Gambar 6 Sistem polder dengan pompa dan kolam di dalam badan

saluran/sungai

Kelengkapan Sistem:

- Kolam retensi

- Stasion Pompa

- Saluran Inlet

- Pintu Outlet

- Saluran Outlet

- Tangggul Keliling

- Saringan sampah

- Kolam penangkap sedimen

-

Kesesuaian tipe:

- Dipakai apabila lahan sulit didapat

- Kapasitas kolam retensi terbatas

- Mengganggu aliran yang ada dihulu

- Pelaksanaan lebih sulit

- Pemeliharaan lebih mahal

Page 27: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

27

c) Sistem polder dengan pompa dan kolam tipe storage memanjang

Gambar 7 Sistem polder dengan pompa dan kolam tipe storage

memanjang

Kelengkapan Sistem:

- Storage Memanjang

- Stasion Pompa

- Pintu Outlet

- Tangggul Keliling

- Saringan sampah

- Kolam penangkap sedimen

Kesesuaian tipe:

- Mengoptimalkan saluran drainase yang ada karena lahan

tidak tersedia

- Kapasitasnya terbatas

- Mengganggu aliran yang ada

- Pelaksanaan lebih sulit

4.2 Tahap Perencanaan Hidrologi

1) Kumpulkan data curah hujan harian maksimum tahunan untuk periode

minimum terakhir selama 10 tahun yang berurutan, dari beberapa

stasiun curah hujan di daerah pengaliran saluran (DPSAL);

2) Hitung tinggi curah hujan harian rata-rata dari butir 1) diatas dengan

metode Aritmatik atau Thiesen atau Isohyt, apabila tidak ada peta

stasiun curah hujan dianjurkan menggunakan metode Aritmatik;

Page 28: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

28

3) Hitung hujan rencana beberapa kala ulang dengan menggunakan

persamaan Log Pearson Tipe III atau persamaan Gumbel, dengan

menggunakan data curah hujan harian rata-rata dari butir 2);

4) Tentukan koefisien pengaliran (C) berdasarkan literatur dan penelitian

di lapangan sesuai dengan tata guna lahan (lihat lampiran A.6.2)

5) Tentukan koefisien pengaliran ekivalen (Ceq), apabila daerah pengaliran

saluran (DPSAL) terdiri dari beberapa sub-DPSAL;

6) Hitung waktu konsentrasi (tc) dengan menggunakan rumus Kirpich;

7) Kolam Retensi dipakai apabila diinginkan memotong puncak banjir yang

terjadi, juga untuk mengurangi dimensi saluran;

8) Sistem Polder dipilih apabila daerah yang akan dikeringkan, relatif lebih

rendah dari muka air tinggi sungai / badan air penerima atau muka air

laut pasang

9) Hitung intensitas curah hujan dengan menggunakan rumus Mononobe

dari nilai hujan rencana dari butir 3), dan waktu konsentrasi dari butir 6);

10) Hitung debit banjir rencana dengan metode rasional praktis dengan

koefisien pengaliran dari butir 4) atau dari butir 5), dan intensitas curah

hujan dari butir 7);

11) Hitung debit banjir rencana dengan menggunakan unit hidrograph untuk

daerah perkotaan;

12) Hitung debit banjir rencana dengan metode Rasional Modifikasi.

4.3 Tahap Perencanaan Hidrolika

1) Hitung profil basah saluran eksisting sesuai bentuknya (lingkaran,

trapesium, atau segiempat);

2) Hitung keliling basah saluran eksisting sesuai bentuknya (lingkaran,

trapesium, atau segiempat);

3) Hitung jari-jari hidraulis saluran dari perbandingan butir 1 dan butir 2;

4) Hitung kemiringan dasar saluran rata-rata dari penelitian hasil lapangan;

5) Hitung kecepatan aliran rata-rata maksimum menggunakan rumus

Manning. Apabila kekasaran dinding bervariasi maka harus dihitung

kekasaran dinding ekivalen;

6) Hitung kapasitas maksimum saluran eksisting;

Page 29: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

29

7) Bandingkan kapasitas maksimum saluran eksisting dari butir 6) dengan

debit banjir rencana dari butir 10), 11) dan 12) di sub-bab 4.2.

8) Dari ketiga perhitungan debit banjir rencana tersebut pilih yang

terbesar. Apabila kapasitas eksisting lebih besar dari debit banjir

rencana yang terbesar, maka saluran eksisting tidak perlu direhabilitasi.

4.4 Tahap Perencanaan Kapasitas Kolam Retensi dan Pompa

1) Buat unit hidrograph daerah perkotaan, kemudian jumlahkan masing-

masing ordinatnya. Sehingga diperoleh debit rencana maksimum

dengan gambar hidrographnya;

2) Hitung volume komulatif air yang masuk ke dalam kolam retensi dari

hidrograph;

3) Gambarkan hasil perhitungan volume komulatif dari butir 2) di atas

dalam koordinat orthogonal dengan ordinat besarnya volume komulatif

dan absis besarnya waktu;

4) Hitung volume komulatif pompa untuk berbagai kapasitas pompa dan

terapkan pada komulatif air yang masuk kolam retensi dari butir 3) di

atas;

5) Ukur ordinat yang terletak antara garis volume komulatif pompa dengan

garis singgung volume komulatif air yang masuk ke dalam kolam retensi

seperti pada butir 4) di atas, menunjukkan volume air yang tertinggal di

dalam kolam retensi;

6) Hitung luas kolam retensi yang diperlukan dengan membagi volume

komulatif yang tertinggal di dalam kolam retensi seperti butir 5) di atas

dengan rencana dalamnya air efektif di kolam retensi;

7) Lakukan langkah butir 4), butir 5) dan butir 6) di atas berulang-ulang,

sehingga diperoleh biaya yang efisien dan efektif dalam menentukan

luas kolam retensi dan kapasitas pompa yang dibutuhkan. Contoh

perhitungan kapasitas kolam retensi dan pompa dapat dilihat di

lampiran A.

8) Hitung kebutuhan head pompa dari elevasi muka air minimum di kolam

retensi ke muka air maksimum banjir di sungai atau muka air pasang

tertinggi di laut.

Page 30: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

30

9) Pilih tipe pompa sesuai dengan kebutuhan yang ada. Tipe-tipe

pompa yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Pompa Archemedian Screw.

Pompa archemedian screw digunakan untuk kondisi elevasi muka

air yang dipompa relatif aman, tidak sesuai untuk elevasi muka air

yang perubahannya relatif besar.

Gambar 8 Pompa archemedian screw

Pompa ini tidak terganggu dengan adanya tumbuhan air dan

sampah, oleh sebab itu pompa ini mampu beroperasi tanpa dijaga

dalam jangka waktu yang lama.

b) Pompa Rotodynamic.

Pompa rotodynamic dipilih sesuai dengan keperluan

perencanaan. Pompa ini terdiri atas :

(1) Pompa Centrifugal (aliran radial)

Dipergunakan untuk memompa air dengan ketingian yang

besar dan aliran sedang.

Gambar 9 Pompa centrifugal

ELEVASI. MAKS

PENGELUARAN MOTOR

ELEV. PEMASUKAN

Page 31: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

31

(2) Pompa Axial (baling-baling)

Dipergunakan untuk memompa air dengan ketinggian yang

rendah sampai aliran yang besar.

Gambar 10 Pompa axial

c) Pompa Aliran campuran

Digunakan dengan karakteristik tengah-tengah antara Pompa

Centrifugal dengan Pompa Axial.

Gambar 11 Pompa aliran campuran

Page 32: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

32

BAB V

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

5.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1) Buat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan.

2) Persiapkan bahan material dan tenaga kerja.

3) Sediakan atau buat direksi keet, gudang dan bengkel kontraktor.

4) Gunakan titik benchmark (usahakan yang tidak mudah bergeser) yang

ada di lapangan sebagai titik referensi untuk ketinggian dan koordinat.

5) Lakukan pengukuran konstruksi untuk mendapatkan tata letak bangunan

sistem polder.

6) Lakukan penyelidikan tanah yang diperlukan (boring, sondir, dll) di

tempat yang akan memikul konstruksi dan bangunan pelengkap.

7) Buat akses sementara berupa jalan kerja untuk memudahkan mobilisasi

pengangkutan bahan, alat dan pekerja ke lokasi pekerjaan.

8) Buatkan pagar pengaman dari kayu atau bahan lainnya.

5.2 PEKERJAAN KOLAM RETENSI

1) Bersihkan permukaan lokasi kolam retensi dari pohon, kayu-kayu,

pecahan benda, semak-semak, sampah dan semua bahan-bahan

lainnya yang tidak dikehendaki.

2) Kerjakan penggalian tanah sampai kedalaman dasar kolam retensi yang

telah direncanakan dengan menggunakan alat-alat berat.

3) Periksa elevasi dasar kolam retensi apakah telah sesuai dengan elevasi

yang direncanakan dengan menggunakan alat ukur waterpass.

4) Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah

ditentukan.

5) Buatkan tanggul kolam retensi dari timbunan tanah atau bahan lainnya

(perhatikan pemadatan dan keamanan terhadap longsor).

6) Periksa elevasi puncak tanggul dengan menggunakan alat ukur

waterpass apakah telah sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami,

Page 33: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

33

7) Buatkan talud kolam di sekeliling kolam retensi dari bahan yang telah

direncanakan.

8) Rapikan semua pekerjaan sampai selesai.

5.3 PEKERJAAN TANGGUL KELILING

1) Tanggul keliling biasanya memakai kontruksi dari tanah atau pasangan

2) Jika kontruksi tanggul memakai bahan dari tanah maka cara pekerjaan

pelaksanaan kontruksi sebagai berikut :

Bersihkan permukaan lokasi tanggul dari rumput-rumput dan pohon-

pohon serta akar-akarnya.

Kupas atau gali permukaan pondasi hingga mencapai lapisan tanah

asli yang baik.

Hamparkan tanah timbunan lapisan per lapisan ke lokasi tanggul

keliling yang direncanakan setinggi 40 cm setiap lapisannya.

Padatkan setiap lapisan timbunan secara menyeluruh dengan alat

pemadat setiap lapisan harus benar-benar padat.

Pemadatan dilakukan sampai pada elevasi tanggul yang direncanakan.

Parameter untuk lapisan menggunakan faktor CBR yang

berlaku di Bina Marga.

3) Jika konstruksi tanggul memakai bahan pasangan maka cara pekerjaan

pelaksanaan kontruksi sebagai berikut :

Gali tanah sampai elevasi dasar pondasi tanggul yang direncanakan

jika keadaan konstruksi tanah untuk dudukan pondasi kurang

baik maka dilakukan dulu perbaikan tanah dengan membuat cerucuk

bambu, dolken atau pancang dari beton bertulangan.

Buat lantai kerja untuk tanggul yang dibuat dari beton bertulang jika

memakai pasangan batu kali hamparkan urugan pasir kemudian

dipadatkan.

Buat kontruksi tanggul seperti bentuk rencana baik memakai

pasangan beton bertulang atau pasangan batu kali dari mulai bawah

sampai atas pada elevasi tanggul yang direncanakan.

4) Urug kembali dengan tanah, lubang galian yang tidak terpakai oleh

kontruksi pasangan dan padatkan.

5) Rapikan kontruksi tanggul sampai selesai semuanya.

Page 34: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

34

5.4 PEKERJAAN BANGUNAN STASIUN POMPA

1) Bersihkan permukaan lokasi bangunan stasiun pompa.

2) Gali tanah sampai kedalaman dasar bangunan yang telah direncanakan

dengan menggunakan alat berat.

3) Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah

ditentukan.

4) Perkuat daya dukung tanah dengan menggunakan cerucuk atau bahan

lainnya.

5) Buat lantai kerja dari pasangan beton.

6) Pasang lantai dasar dengan konstruksi yang direncanakan.

7) Pasang pondasi

8) Urug tanah sampai ketinggian lantai dasar.

9) Pasang sloof, balok, kolom dan dinding penahan tanah sesuai yang

direncanakan.

10) Buatkan pelat atas dengan konstruksi beton bertulang.

11) Sediakan angker-angker untuk penempatan pompa.

12) Pasang pipa hisap, pipa outlet dan aksesoris lainnya.

13) Sambungkan pompa dengan pipa hisap dan pipa outlet.

14) Pasang panel listrik dan lakukan instalasi elektrik.

15) Pasang pintu-pintu air.

16) Pasang pintu-pintu saringan sampah.

17) Lakukan uji coba terhadap pompa air, sebelumnya periksa aliran listrik

baik dari PLN maupun dari Genset terlebih dahulu.

5.5 PEKERJAAN BANGUNAN RUMAH GENSET

1) Bersihkan lokasi permukaan.

2) Gali tanah sampai kedalaman dasar bangunan yang telah direncanakan.

3) Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah

ditentukan.

4) Perkuat daya dukung tanah dengan menggunakan cerucuk atau bahan

lainnya.

5) Pasang lantai kerja dari pasangan beton.

6) Pasang pondasi

Page 35: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

35

7) Urug tanah sampai ketinggian lantai dasar.

8) Pasang sloof, balok, kolom dan dinding penahan tanah sesuai yang

direncanakan.

9) Buatkan pelat atap dengan konstruksi beton bertulang.

10) Sediakan angker-angker untuk penempatan genset.

11) Lakukan instalasi mesin genset dan panel-panel listrik.

12) Lakukan uji coba genset

5.6 PEKERJAAN SALURAN INLET/OUTLET

1) Bersihkan permukaan lokasi untuk saluran inlet/outlet.

2) Gali tanah untuk kedalaman saluran inlet/outlet sesuai dengan elevasi

dasar saluran yang direncanakan.

3) Periksa elevasi dasar saluran hasil galian dengan menggunakan alat

waterpass.

4) Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah

ditentukan.

5) Buat konstruksi saluran dengan pasangan sesuai dengan yang

telah direncanakan.

6) Kerjakan perapihan pekerjaan saluran inlet/outlet.

5.7 PEKERJAAN BANGUNAN PINTU AIR INLET/OUTLET

1) Bersihkan permukaan lokasi untuk bangunan pintu air inlet / outlet.

2) Gali tanah sesuai dengan kedalaman dan lebar bangunan pintu air yang

telah direncanakan.

3) Periksa elevasi dasar bangunan pintu air dengan alat waterpass.

4) Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah

ditentukan.

5) Pasang kontruksi bangunan pintu air dari mulai lantai, dinding sampai ke

atas.

6) Pasang pintu air.

7) Lakukan uji coba pintu air apakah berfungsi dengan baik.

Page 36: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

36

BAB VI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

6.1 UJI COBA DAN PENGOPERASIAN POMPA

1) Hidupkan mesin diesel sesuai SOP atau petunjuk kerja yang berlaku

atau kontakkan handle sakelar utama apabila menggunakan PLN.

2) Pastikan tegangan, frekuensi, arus listrik sesuaikan dengan ketentuan atau

SOP.

3) Geser sakelar utama pada posisi “ON”.

4) Hidupkan pompa apabila elevasi muka air di dalam kolam retensi

melebihi elevasi normal sesuai dengan ketentuan di dalam SOP.

5) Lakukan kegiatan seperti butir 3), sesuai dengan kecepatan naiknya

elevasi muka air di dalam kolam retensi dengan kapasitas pompa

menurut ketentuan di dalam SOP.

6) Atur aliran air dari saluran yang masuk ke dalam kolam retensi dengan

pintu air terutama pada musim kering. Apabila pengaturan air masuk ke

dalam kolam retensi dengan pintu air, supaya air limbah dari saluran

tidak masuk ke dalam kolam retensi.

7) Matikan pompa apabila elevasi muka air di dalam kolam retensi sudah

mencapai elevasi normal sesuai dengan ketentuan di dalam SOP.

6.2 PEMELIHARAAN STASIUN POMPA

1) Stasiun pompa sekalipun dibangun dengan konstruksi beton bertulang

tetap harus dipelihara agar jangan terkesan angker dan kumuh. Untuk

itu secara rutin petugas harus menjaga kebersihan lingkungan instalasi.

2) Secara berkala stasiun pompa harus dicat agar dari segi estetika indah

dan nyaman untuk dijadikan sarana rekreasi bila perlu.

3) Sewaktu pompa tidak dioperasikan periksa kelengkapan saringan

sampah di bagian depan pompa. Lakukan pembersihan terutama dari

sampah-sampah plastik yang dapat merusak poros dan propeller pompa.

4) Periksa secara rutin panel operasi jangan sampai ada kabel yang putus

karena termakan usia atau oleh binatang pengerat seperti tikus dll.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami,

Page 37: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

37

5) Perhatikan engsel-engsel pintu instalasi agar jangan sampai kering.

Sebab semua petugas operasional pompa harus tetap siaga menjaga

kemungkinan terjadi banjir dadakan.

6.3 PENGOPERASIAN PINTU AIR INLET, OUTLET DAN PEMBAGI

1. Untuk kolam retensi tipe di samping badan sungai

a. Pada saat banjir datang pintu inlet dibuka, air dari sungai akan

masuk dan mengisi kolam retensi.

b. Jika muka air di kolam retensi telah mencapai level maksimum maka

pintu air outlet dibuka secukupnya sehingga air di kolam retensi bisa

keluar kembali ke sungai, tetapi muka air dalam kolam retensi harus

dijaga agar tetap pada level maksimum.

c. Pada saat banjir telah surut maka air di kolam retensi dikeluarkan

melalui pintu outlet sampai mencapai muka air minimum, hal ini

dimaksudkan untuk menerima banjir berikutnya/yang akan datang.

d. Di musim kemarau pintu inlet ditutup, sesekali dibuka hanya untuk

memasukkan air ke kolam retensi, agar muka air di kolam retensi

tetap terjaga dalam keadaan normal.

2. Untuk kolam retensi tipe di dalam badan sungai

a. Pada saat banjir datang pintu outlet ditutup, air dari sungai akan

masuk dan mengisi kolam retensi.

b. Meskipun muka air di kolam retensi telah mencapai elevasi

maksimum, pintu air outlet tetap ditutup, sehingga air dari kolam

retensi mengalir ke sungai melalui pelimpah bendung

c. Pada saat banjir di sungai telah surut, maka air di kolam retensi

dikeluarkan melalui pintu outlet sampai mencapai muka air minimum,

keadaan ini untuk menerima banjir berikutnya / yang akan datang.

d. Di musim kemarau pintu outlet ditutup, sehingga di kolam retensi

tetap ada air.

Page 38: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

38

3. Untuk sistem polder dengan pompa dan kolam di samping badan

saluran/sungai

a. Pada saat banjir datang pintu pembagi ditutup. Sebaliknya pintu inlet

dibuka, sehingga air dari saluran drainase akan masuk dan mengisi

kolam retensi. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pengoperasian

pompa.

b. Pada saat banjir di sungai telah surut, maka pintu pembagi dibuka

agar air di saluran drainase bisa mengalir ke sungai secara gravitasi.

Selain itu pintu air inlet harus ditutup, agar air tidak masuk ke kolam

retensi.

c. Di musim kemarau pintu air inlet ditutup, sesekali dibuka hanya

untuk memasukkan air ke kolam retensi, agar muka air di kolam

retensi dalam keadaan normal.

4. Untuk sistem polder dengan pompa dan kolam di dalam badan

saluran/sungai

a. Pada saat banjir datang pintu outlet ditutup, air dari saluran drainase

akan masuk dan mengisi kolam retensi. Hal ini dilakukan bersamaan

dengan pengoperasian pompa.

b. Pada saat banjir di sungai telah surut, maka pintu outlet dibuka agar

air di kolam retensi bisa mengalir ke sungai secara gravitasi.

c. Di musim kemarau pintu outlet dibuka secukupnya, sehingga di

kolam retensi tetap ada air.

5. Untuk sistem polder dengan pompa dan kolam tipe memanjang

a. Pada saat banjir datang pintu outlet ditutup, air dari saluran drainase

akan masuk dan mengisi kolam retensi. Hal ini dilakukan bersamaan

dengan pengoperasian pompa.

b. Pada saat banjir di sungai telah surut, maka pintu outlet dibuka agar

air di kolam retensi bisa mengalir ke sungai secara gravitasi.

c. Di musim kemarau pintu outlet dibuka secukupnya, sehingga di

kolam retensi tetap ada air.

Page 39: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

39

6.4 PEMELIHARAAN PINTU AIR INLET, OUTLET DAN PEMBAGI

1. Melumasi pintu-pintu air.

2. Pengecatan pintu-pintu air.

3. Membersihkan sampah atau endapan di pintu-pintu air.

4. Lakukan perbaikan secara berkala untuk pintu-pintu air yang mengalami

kerusakan.

6.5 PEMELIHARAAN KOLAM RETENSI

1. Pembersihan sampah-sampah yang menyangkut di saringan sampah

secara rutin.

2. Cegah sedini mungkin penyerobotan terhadap lahan dan bantaran

kolam retensi dari bangunan-bangunan pemukiman liar.

3. Secara berkala keruk sedimen yang terlanjur masuk ke kolam retensi

agar fungsi daya tampung kolam retensi tidak menyusut.

4. Angkat saringan sampah secara berkala bersihkan dan cat kembali.

5. Bersihkan saluran inlet/outlet secara rutin.

6. Lakukan perbaikan secara berkala untuk bangunan air yang mengalami

kerusakan.

7. Tembok pasangan batu yang rusak segera diperbaiki, untuk ini harus

secara rutin dilakukan inspeksi terutama pada stalling basin pintu inlet.

Atau kolam retensi dilengkapi dengan saluran gendong biasanya saluran

tersebut tepi kanan dan kirinya dilapisi dengan pasangan batu kali.

8. Bersihkan kolam retensi yang ditumbuhi gulma seperti eceng gondok.

Bila perlu ajak pihak swasta untuk memanfaatkan eceng gondok menjadi

komoditi yang berguna seperti pembuatan tas, serta mungkin dapat

diolah menjadi gas bio.

Page 40: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

40

Kesimpulan

a) Laporan mengenai pembuatan kolam retensi dan polder dijelaskan sebagai

berikut :

1) Setiap aspek perencanaan baik yang menyangkut bangunan baru

maupun bangunan lama agar dilaporkan dan dikonsultasikan kepada

instansi yang berwenang dan bertanggung jawab atas pembuatan kolam

retensi dan polder;

2) Laporan perlu dibuat secara berkala oleh perencana, dan dilaporkan

kepada instansi yang berwenang dan bertanggung jawab atas

pembuatan kolam retensi dan polder.

b) Koordinasi dan Tanggung Jawab Perencanaan

Koordinasi dan tanggung jawab pembuatan kolam retensi dan polder

dijelaskan sebagai berikut :

3) Seluruh penyelenggaraan teknis pekerjaan pembuatan kolam retensi dan

polder agar dilaksanakan di bawah koordinasi dan tanggung jawab

seorang ahli yang kompeten, dibantu tim terpadu yang karena pelatihan

dan pengalamannya berpengetahuan luas dan ahli dalam pekerjaan

yang berkaitan dengan pembuatan kolam retensi dan polder;

4) Apabila dalam tahapan pembuatan kolam retensi dan polder timbul

masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh instansi yang berwenang,

maka masalah tersebut harus diajukan kepada pihak berwenang yang

lebih tinggi.

Page 41: draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2€¦ · Title: Microsoft Word - draft tata cara pembuatan kolam retensi dan polder 2.doc Author: user Created Date: 8/24/2016

41