DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL...

115
1 DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL FLATBED PADA APLIKASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN LIMBAH CAIR PABRIK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT CONDONG, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Oleh : IRRIWAD PUTRI F14050108 2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Transcript of DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL...

Page 1: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

1

DRAFT SKRIPSI

ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL FLATBED PADA

APLIKASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN

LIMBAH CAIR PABRIK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

CONDONG, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

Oleh :

IRRIWAD PUTRI

F14050108

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

2

ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL FLATBED PADA

APLIKASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN

LIMBAH CAIR PABRIK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

CONDONG, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh :

IRRIWAD PUTRI

F14050108

2009

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 3: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

3

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL FLATBED PADA

APLIKASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT DENGAN

LIMBAH CAIR PABRIK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

CONDONG, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh :

IRRIWAD PUTRI

F14050108

Disetujui,

Bogor, Agustus 2009

Dosen Pembimbing Akademik

Dr.Ir. Lilik Pujantoro Eko Nugroho, M.Agr

NIP : 19621130 198703 1 003

Page 4: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

4

Irriwad Putri. F14050108, Analisa Teknis dan Biaya Aplikasi Sistem Kanal Flatbed Pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit dengan Limbah Cair Pabrik di Perkebunan Kelapa Sawit Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di bawah bimbingan : Dr.Ir. Lilik Pujantoro Eko Nugroho, M.Agr. 2009

RINGKASAN

Setiap 1 ton Minyak Sawit Mentah dihasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD (Biochemical Oxygen Demand) 20.000–60.000 mg/l (Loebis dan Toebing, 1989). Pemanfaatan LCPKS (Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit) sebagai pupuk tanaman kelapa sawit dengan BOD antara 3.500 – 5.000 mg/l merupakan salah satu cara yang sangat efektif bagi perusahaan dalam mengurangi tingkat pencemaran terhadap lingkungan serta merupakan salah satu kebijaksanaan pengembangan sistem perkebunan berwawasan lingkungan. Sistem flatbed adalah salah satu instalasi aplikasi limbah cair menuju lahan tanaman sawit yang telah diterapkan di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed serta menganalisis sifat kimia limbah cair pada saluran pengairannya, menghitung biaya pokok aplikasi sistem flatbed dan membandingknnya dengan sistem traktor-tangki. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap (1) Pengukuran debit aliran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed, (2) Pengukuran sifat fisik dan kimia limbah cair berupa pH, suhu (°C), BOD, COD (Chemical Oxygen Demand), dan Nitrogen Amoniak (NH3-N), (3). Pengumpulan data komponen-komponen aplikasi limbah cair sistem flatbed dan sistem traktor-tangki, (4) Analisis efisiensi penyaluran dan sifat kimia limbah cair pada sistem traktor-tangki, dan (5)Analisis biaya. Besar efisiensi penyaluran dan kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed adalah 75.62% dan 15.31 m3 dengan lama penyaluran 4 jam. Kandungan BOD, COD, dan Amoniak pada kolam aplikasi, saluran inlet, dan saluran outlet berturut-turut adalah (22 mg/l, 57 mg/l, dan 11.8 mg/l ), (26 mg/l, 84 mg/l, dan 20.31 mg/l), dan (26 mg/l, 65 mg/l, dan 4.45 mg/l ). Pada penyaluran sistem traktor-tangki tidak terjadi perubahan sifat kimia limbah cair. Efisiensi penyaluran limbah cair sistem traktor-tangki adalah 100% dengan lama penyaluran 8.67 jam. Biaya pokok untuk penyaluran limbah cair sistem flatbed adalah sebesar Rp 7/liter sedangkan pada sistem traktor tangki Rp 19/liter.

Debit, efisiensi dan kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed digambarkan pada kurva dengan menggunakan regresi linier dengan R2 > 0.9. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang saluran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi debit, efisiensi dan kehilangan limbah cair pada saluran. Pada penelitian ini tidak memperhitungkan laju infiltrasi dan sedimentasi. Pada sistem flatbed panjang saluran tidak mempengaruhi nilai BOD limbah cair tetapi mempengaruhi nilai COD sebesar 22.6% dan Amoniak sebesar 78.1%. Perubahan nilai COD dan Amoniak kemungkinan disebabkan oleh vegetasi pada saluran dan jenis saluran yang terbuat dari tanah. Pada luasan dan jarak lahan aplikasi yang sama, aplikasi sistem flatbed lebih layak secara ekonomis dibandingkan dengan aplikasi sistem traktor-tangki.

Page 5: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak kelima dari lima orang bersaudara, putri pasangan dari Bapak Darinas Abdullah dan Ibu Warnis. Dilahirkan pada tanggal 2 Maret 1986 di Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di Batu Batindih, Kecamatan Lubuk Sikaping pada tahun 1993 dan melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 01 Salibawan, Kecamatan Lubuk dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun tersebut penulis masuk ke Sekolah Menengah Pertama di MTsN I Lubuk Sikaping dan lulus pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMUN I Lubuk Sikaping dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi di Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Teknik Pertanian melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama kuliah penulis aktif sebagai pengurus dan anggota lembaga kemahasiswaan kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian sebagai Staf Sekretaris Eksekutif Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian Devisi Keteknikan periode 2006-2007. Penulis melaksanakan praktek lapang pada tahun 2008 di PTP Nusantara VI (Persero) Unit Usaha Ophir, Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan judul “Mempelajari Aspek Keteknikan Pertanian dalam Proses Pembudidayaan dan Pengolahan Kelapa Sawit di PTP Nusantara VI (Persero) Unit Usaha Ophir, Pasaman Barat, Sumatera Barat”. Kemudian untuk menyelesaikan studinya, penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisa Teknis Dan Biaya Aplikasi Sistem Kanal Flatbed Pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Dengan Limbah Cair Pabrik Di Perkebunan Kelapa Sawit Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat” dibawah bimbingan Dr.Ir. Lilik Pujantoro Eko Nugroho, M.Agr.

Page 6: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kasih sayang-

NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Analisa Teknis Dan Biaya Sistem Kanal Flat Bed Pada Aplikasi Pemupukan

Tanaman Kelapa Sawit Dengan Limbah Cair Pabrik Di Perkebunan Kelapa Sawit

Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Ayahnda dan Ibunda serta Uda-uda dan Uni tercinta yang selalu

mengalirkan doa demi kesuksesan penulis.

2. Dr.Ir. Lilik Pujantoro M.Agr sebagai dosen pembimbing akademik

atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

3. Direksi dan staff PT. Condong Garut yang telah memberikan izin

dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Tato sebagai kepala PKS PT. Condong Garut. Bapak Ir.

Arfang, Bu Fitri, Bapak Asep, Bapak Didin, Bapak Yanto, Bapak

Dadang, Bapak Iman, beserta seegenap staff PKS PT. Condong

Garut atas segala bimbingan dan ilmunya.

5. Bapak dan Ibu Dadang atas keramahan, kasih sayang, dan

ilmuanya selama penulis melakukan penelitian.

6. Teman-teman TEP 42 yang selalu memberi motivasi dan semangat

bagi penulis.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai

masukan yang sangat berharga untuk perbaikan di masa mendatang. Harapan

penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Page 7: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

7

Bogor, Agustus 2009

Penulis

Page 8: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit .............................. 4

2.2 Parameter Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit ......................... 6

2.3 Sistem Aplikasi Limbah Cair ........................................................... 8

2.4 Pengaruh Aplikasi Terhadap Produksi ............................................. 12

2.5 Efisiensi Penyaluran Air (Water Conveyance Efficiency) ............... 13

2.6 Kehilangan Air ................................................................................. 14

2.7 Pengukuran Debit ............................................................................ 16

2.8 Analisis Biaya ................................................................................... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 23

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 23

3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 23

3.3 Sumber Data ...................................................................................... 25

3.4 Metode Penelitian ............................................................................. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 34

4.1 Keadaan umum lokasi penelitian .................................................... 34

4.2 Parameter fisik instalasi aplikasi sistem flatbed ............................. 35

4.3 ..... Pengaruh panjang saluran terhadap perubahan sifat kimia

limbah cair ...................................................................................... 46

4.4 Analisis efisiensi penyaluran limbah cair sistem traktor-tangki ...... 53

4.5 Analisis sifat kimia limbah cair sistem traktor-tangki ..................... 55

4.6 Analisis biaya sistem aplikasi limbah cair ....................................... 56

Page 9: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

iv

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 60

A. Kesimpulan ....................................................................................... 63

B. Saran ................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65

LAMPIRAN .................................................................................................. 68

Page 10: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi kimia Limbah Cair Kelapa Sawit .................................. 7

Tabel 2. Hasil analisis parameter mutu LCPKS ............................................ 8

Tabel 3 Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit .................. 10

Tabel 4. Standarisasi pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)

dan Karet untuk aplikasi lahan ......................................................... 11

Tabel 5. Daftar Komponen Perhitungan Efisiensi Penyaluran Limbah Cair pada

Sistem Traktor-tangki ...................................................................... 31

Tabel 6. Daftar Spesifikasi Komponen Perhitungan Efisiensi Penyaluran Limbah

Cair pada Sistem Traktor-tangki...................................................... 32

Tabel 7. Daftar Debit, Efisiensi, dan Kehilangan Air Rata-rata pada Penyaluran

Aplikasi Limbah Cair Sistem Flatbed ............................................. 38

Tabel 8. Pengaruh Panjang Saluran dan Tekstur Tanah terhadap Efisiensi

Penyaluran ....................................................................................... 42

Tabe 9. Sifat Kimia Limbah Cair pada Penyaluran Sistem Taktor-tangki ... 53

Tabel 10. Perhitungan Waktu Tempuh Operasi Penyaluran Limbah Cair Sistem

Traktor-tangki .................................................................................. 55

Tabe 11. Daftar Nama Komponen Pengguna Energi Listrik ........................ 57

Tabel 12. Daftar Kebutuhan Operator pada Instalasi Sistem Flatbed ............. 58

Tabel 13. Spesifikasi Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Untuk Aplikasi Sistem

Traktor-tangki ................................................................................. 61

Tabel 14. Perbandingan Analais Biaya Dua Sistem Aplikasi Limbah Cair .... 62

Page 11: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

(LCPKS) ..................................................................................... 2

Gambar 2. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dan proses pembentukan

Limbah ......................................................................................... 6

Gambar 3. Pengaliran limbah cair pada areal kebun kelapa sawit dengan sistem

flatbed ............................................................................................. 12

Gambar 4. Susunan flatbed pada aplikasi limbah cair PT. Condong Garut .... 13

Gambar 5. Aplikasi limbah cair kelapa sawit dengan sistem traktor tangki ... 14

Gambar 6. Diagram alir pelaksanaan penelitian ............................................. 27

Gambar 7. Diagram alir pelaksanaan penelitian ............................................. 28

Gambar 8. Hubungan Panjang Saluran (m) terhadap Debit Aliran Limbah Cair

(m3/detik) Selama Penyaluran ...................................................... 39

Gambar 9. Hubungan Panjang Saluran (m) terhadap Efisiensi

Penyaluran (%) .............................................................................. 40

Gambar 10 Kondisi Saluran Limbah Cair pada Aplikasi Limbah Cair Sistem

Flatbed ......................................................................................... 43

Gambar 11. Susunan flatbed pada jalur aplikasi limbah cair .......................... 43

Gambar 12. Total jumlah kehilangan limbah cair disepanjang saluran .......... 43

Gambar 13. Hubungan Panjang Saluran (m) terhadap Kehilangan Limbah Cair

selama Penyaluran (m3) ................................................................ 44

Gambar 14. Bentuk Penampang Saluran Aplikasi Limbah Cair ..................... 45

Gambar 15. Rembesan Limbah Cair Menggenangi Pangkal Pohon

Kelapa Sawit .............................................................................. 46

Gambar 16. Grafik Hubungan Panjang Saluran (m) terhadap Perubahan pH

Limbah Cair ............................................................................... 46

Gambar 17. Grafik Hubungan Panjang Saluran (m) terhadap Perubahan Suhu (°C)

Limbah Cair ............................................................................... 47

Gambar 18. Diagram Kandungan Bahan Kimia Limbah Cair pada Masing-masing

Lokasi Penyaluran Sistem Flat bed ........................................... 49

Page 12: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

vii

Gambar 19. Proses Penyaluran Limbah Cair pada Sistem Traktor-tangki ..... 54

Gambar 20. Pompa Aplikasi (kiri) dan Sirkulasi (kanan) Limbah Cair ......... 56

Gambar 21. Kolam Aplikasi Limbah Cair ...................................................... 56

Gambar 22. Kolam Anaerobik Primer ............................................................ 60

Page 13: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Jalur pada Aplikasi Limbah Cair Sistem Flatbed .......... 71

Lampiran 2. Metode Analisis BOD, COD, dan Amoniak Limbah Cair .......... 72

Lampiran 3. Daftar Komponen Sistem Aplikasi Limbah Cair Kelapa Sawit .. 72

Lampiran 4 Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Setiap

Kali Pengulangan ....................................................................... 82

Lampiran 5. Daftar pH dan Suhu Limbah Cair (°C) Selama Penyaluran pada

Aplikasi Sistem Flatbed .............................................................. 90

Lampiran 6. Skema Aliran Limbah Cair pada Sistem Kolam Limbah

(Ponding system) ......................................................................... 91

Lampiran 7. Daftar Kandungan Bahan Kimia Limbah Cair pada Masing-masing

Penyaluran Sistem Flatbed ......................................................... 92

Lampiran 8. Analisis Biaya Aplikasi Sistem Flatbed ...................................... 93

Lampiran 9. Analisis Biaya Aplikasi Sistem Traktor-tangki .......................... 98

Lampiran 11. Gambar Aplikasi Limbah Cair Kelapa Sawit dengan Sistem

Traktor-tangki ............................................................................. 100

Page 14: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Minyak sawit diperoleh dari daging buah kelapa sawit (mesokarp)

yang telah mengalami proses pengempaan (pengepresan) dan klarifikasi

(pemurnian) (Loebis dan Toebing, 1989). Proes pengolahan kelapa sawit

juga menghasilkan produk sampingan salah satunya adalah LCPKS (Limbah

Cair Pabrik Kelapa Sawit). Setiap 1 ton minyak sawit mentah/CPO(Crude

Oil Palm) dihasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD (Biochemical

Oxygen Demand) 20.000 – 60.000 mg/l (Loebis dan Toebing, 1989).

Limbah cair ini berasal dari proses perebusan, klarifikasi, dan air

hidrosiklon.

Berdasarkan Kep. Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-

51/MENLH/10/95, setiap LCPKS yang akan dialirkan ke perairan bebas

harus terlebih dahulu diproses sehingga tingkat BOD nya adalah 100 mg/l

dengan pH sekitar 6. Limbah cair dengan tingkat BOD 25.000 mg/l akan

menjadi bahan pencemar apabila dibuang ke sungai. Keadaan tersebut dapat

membahayakan kehidupan manusia dan sejumlah biota sungai. Sementara

ditinjau dari kandungan haranya, setiap 1 ton LCPKS mengandung unsur-

unsur hara yang setara dengan kandungan pupuk sebagai berikut :

Gambar 1. Kandungan unsur hara limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS)

Page 15: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

2

Pemanfaatan LCPKS dengan BOD antara 3.500 – 5.000 mg/l (dari

kolam anaerobik primer) merupakan salah satu cara yang sangat efektif

dalam mengurangi beban dan tanggungan perusahaan dan dapat mengurangi

tingkat pencemaran terhadap lingkungan serta merupakan salah satu

kebijaksanaan pengembangan sistem perkebunan berwawasan lingkungan.

Menurut PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2005), selain dapat

mengurangi pencemaran terhadap lingkungan, aplikasi limbah cair ke lahan

dapat menaikkan produksi kelapa sawit yang ditunjukkan dengan kenaikan

jumlah janjang (tandan kelapa sawit) 17-20%. Nilai ini lebih besar

dibandingkan areal yang hanya diberi pupuk organik. Dari hasil monitor

sumur pantau yang ada dan dilakukan secara rutin 4 kali setahun tidak

menunjukkan pengaruh negatif terhadap air tanah.

Aplikasi limbah cair ke lahan akan berjalan dengan baik apabila

didukung oleh instalasi yang baik pula. Sistem flatbed adalah salah satu

instalasi aplikasi limbah cair yang telah diterapkan di Pabrik Kelapa Sawit

Condong, Kabupaten Garut. Selain flatbed terdapat aplikasi lain,

diantaranya adalah sprinkler, sistem parit atau alur (long bed), dan sistem

traktor-tangki. Ketepatan dalam pemilihan alat-alat/teknologi pendukung

sistem aplikasi sangatlah diperlukan, karena merupakan faktor utama

penentuan keberhasilan dan kelayakan aplikasi limbah cair ke lahan.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi

sistem flatbed.

2. Menghitung kehilangan limbah cair pada saluran aplikasi sistem

flatbed.

3. Menganalisa perubahan sifat kimia limbah cair pada saluran aplikasi

sistem flatbed.

4. Menghitung biaya pokok aplikasi pemupukan tanaman sawit sistem

flatbed.

Page 16: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

3

5. Membandingkan aplikasi sistem flatbed dengan sistem traktor-tangki

dengan parameter efisiensi penyaluran, perubahan sifat kimia limbah

cair, dan biaya pokok.

Page 17: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Limbah cair berasal dari beberapa proses pengolahan kelapa sawit,

antara lain air hasil perebusan (10-15%), air drab (lumpur) (±35%), dan air

hidrosiklon (5-10%). Limbah buangan pabrik kelapa sawit yang dihasilkan

dari proses pengolahan kelapa sawit terdapat pada Gambar 2. Limbah

kelapa sawit mengandung bahan organik yang cukup tinggi. Tingginya

bahan organik tersebut mengakibatkan beban pencemaran yang semakin

besar, karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar. Menurut

pengamatan yang telah dilakukan oleh beberapa pabrik kelapa sawit dapat

dikatakan bahwa limbah sawit yang dibuang langsung ke sungai akan

mempengaruhi kualitas air (Naibaho, 1998). Berikut komposisi kimia

limbah cair pabrik kelapa sawit.

Tabel 1. Komposisi kimia limbah cair kelapa sawit

No Komponen % (berat kering)

1. Protein (N x 6.25) 8.2

2. Serat 11.9

3. Abu 14.1

4. Fosfor (P) 0.24

5. Kalium (K) 0.99

6. Carbon (C) 0.97

7. Magnsium (Mg) 0.30

8. Natrium (Na) 0.08

9. Energi (kkal/100 gr) 454

Sumber : Loebis dan Toebing (1989)

Salah satu komponen LCPKS yang penting karena diduga sebagai

penyebab pencemaran lingkungan adalah lumpur (sludge). Sludge

merupakan larutan buangan yang dihasilkan selama proses pemerasan dan

ekstraksi minyak.

Page 18: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

5

Gambar 2. Pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) dan proses pembentukan

limbah (Loebis dan Toebing, 1989).

Tandan Buah Segar(TBS)

Perebusan

Perontokan

Pelumatan

Pengepresan

Minyak mentah

Ampas biji Klarifikasi

(Pemurnian)

Energi

Cangkang

Tandan Kosong Buah Sawit

Air Kondensat

Air

Inti (kernel)

Air Hidrosiklon

Ketel uap (boiler)

Air lumpur

Incenerator Abu

Ampas

Pemecah biji

Kolam Limbah Cair

Air

Page 19: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

6

Sludge yang berasal dari proses klarifikasi (pemurnian minyak)

disebut sebagai lumpur primer. Sludge yang telah mengalami proses

sedimentasi disebut sebagai lumpur sekunder. Sludge tersebut mempunyai

kandungan bahan organik yang tinggi dan mempunyai pH kurang dari 5.

2.2 Parameter Mutu Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Berikut hasil analisis parameter mutu limbh cair pabrik kelapa sawit.

Tabel 2. Hasil analisis parameter mutu LCPKS

No Parameter Konsentrasi (mg/l)

1. BOD (Biochemical Oxygen Demand) 17 900 – 37 500

2. Ph 3.8 – 4.7

3. COD (Chemical Oxygen Demand) 45 700 – 54 000

4. Padatan total (Total solids) 22 100 – 60 000

5. Padatan tersuspensi (Suspended Solid) 8 700 – 40 000

6. Minyak (Oil and Greas) 5 830

7. Total Nitrogen 500 – 1 100

8. Nitrogen Amoniak 35 – 130

Sumber : Loebis dan Toebing (1989)

Limbah yang dibuang ke lingkungan harus ditangani (treatment)

terlebih dahulu agar sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah yang

diperkenankan. Baku mutu limbah yang seharusnya terdapat pada

Keputusan Menteri Negara KLH No.Kep.03/MENKLH/II/1991 adalah

sebagai berikut :

2.2.1 pH limbah cair

Limbah cair ditetapkan parameter pH nya sekitar 6-9, ini bertujuan

agar mikroorganisme dan biota yang terdapat pada badan penerima tidak

terganggu dan bahkan diharapkan dengan pH yang alkalis dapat menaikkan

pH badan penerima seperti sungai.

Page 20: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

7

2.2.2 Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD merupakan jumlah oksigen terlarut dalam limbah cair yang

dapat digunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan

mikroorganisme pada waktu dan kondisi tertentu. BOD sering digunakan

sebagai tolak ukur untuk menentukan kualitas limbah. Semakin tinggi nilai

BOD air limbah maka daya saingnya dengan mikroorganisme atau biota

yang terdapat pada badan penerima semakin tinggi. Limbah cair yang

dikeluarkan pabrik mengandung bahan organik yang cukup besar yaitu

25.000 mg/l. Air limbah yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan,

misalnya badan penerima sungai harus sesuai dengan standar baku mutu

limbah yang mempunyai kandungan BOD rata-rata 100 mg/l.

2.2.3 Chemical Oxygen Demand (COD)

COD merupakan oksigen yang diperlukan untuk merombak bahan

organik dan bahan anorganik. Nilai COD lebih besar dari nilai BOD.

Parameter ini digunakan sebagai perbandingan atau kontrol terhadap nilai

BOD. Karena kandungan padatan limbah umumnya terdiri dari bahan

organik maka parameter yang dipakai adalah BOD.

2.2.4 Total Suspended Solid (TSS)

Nilai ini menggambarkan padatan melayang dalam cairan limbah.

Semakin tinggi nilai TSS maka bahan organik membutuhkan lebih tinggi

oksigen untuk perombakan. Oleh karena itu dengan adanya proses

pengendapan pada kolam limbah diharapkan nilai TSS nya berkurang.

2.2.5 Kandungan NH3-N

NH3-N merupakan zat berbahaya dan beracun. Semakin tinggi

kandungan NH3-N pada limbah akan menyebabkan keracunan pada biota

yang terdapat pada badan penerima, misalnya sungai.

Page 21: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

8

2.2.6 Kandungan minyak dan lemak

Terdapatnya kandungan minyak dan lemak pada limbah cair akan

mempengaruhi aktifitas mikroba dan merupakan pelapis permukaan cairan

limbah sehingga menghambat proses oksidasi pada kondisi aerobik. Minyak

tersebut dapat dihilangkan saat proses netralisasi dengan penambahan

NaOH.

Untuk melakukan pembuangan limbah cair ke lingkungan harus

mengikuti standar baku mutu limbah cair. Berikut standar baku mutu limbah

cair berdasarkan Keputusan Menteri Negara KLH

No.Kep.03/MENKLH/II/1991.

Tabel 3. Baku mutu limbah cair untuk industri minyak sawit

Debit limbah maksimum 2.5 m3 per ton Minyak Sawit Mentah

No Parameter Kadar Maksimum

(mg/l)

Beban Pemcemaran

Maksimum (kg/ton)

1 pH - 6.0 – 9.0

2 BOD 100 0.25

3 COD 350 0.88

4 TSS 250 0.63

5 Nitrogen total 50 0.063

6 Minyak dan

Lemak

25 0.125

Sumber : Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Air, MENLH (1995)

2.3 Sistem Aplikasi Limbah Cair

Pemanfaatan limbah ini disamping sebagai sumber pupuk/bahan

organik juga akan mengurangi biaya pengolahan limbah hingga sebesar 50 –

60%. Penurunan biaya ini disebabkan limbah cair yang digunakan adalah

limbah yang masih memiliki nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand)

anatara 3.500-5.000 mg/l yang berasal dari kolam anaerobik primer. Hal

tersebut masih memenuhi persyaratan yang telah diatur dalam Peraturan

Page 22: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

9

Mentri No. KB.310/452.MENTAN/XII/95 tentang standarisasi pengolahan

limbah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) dan karet terutama untuk aplikasi lahan

(land application) sebagai sumber air dan pupuk. Aplikasi limbah cair

sebagai pupuk tidak boleh menyebabkan penurunan mutu air tanah pada

sumber-sumber air yang berasal dari air larian dari kegiatan pemanfaatan

pupuk tersebut.

Tabel 4. Standarisasi pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit

dan karet untuk aplikasi lahan.

No Uraian Batasan Kepekatan

1 BOD (mg/l) < 3500

2 Minyak dan lemak (mg/l) < 3000

3 pH 6.0

Sumber : Badan Agribisnis, Deptan (1995)

Direktorat Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah BAPEDAL

(1999) menyatakan bahwa pemanfaatan limbah cair kelapa sawit sebagai

sumber air dan hara bagi tanaman kelapa sawit, sementara dipandang

sebagai alternatif penanganan limbah cair sekaligus sebagai salah satu upaya

menuju produksi bersih. Lebih lanjut disebutkan mengenai prinsip-prinsip

pemanfaatan limbah cair ke tanah, antara lain :

1. Limbah tersebut dimnfaatkan untuk meningkatkan produktivitas

2. Limbah tidak mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

3. Tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, baik air, tanah, dan

wilayah sekitarnya

4. Limbah yang dimanfaatkan memenuhi baku mutu yang ditentukan

5. Penelitian dilakukan untuk butir-butir sebelumnya oleh pihak netral

PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit)

6. Ijin pemanfaatan limbah diberikan setelah adanya pengkajian terhadap

hasil penelitian tersebut.

Aplikasi limbah cair sebagai sumber hara pada areal kelapa sawit

dapat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi

Page 23: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

10

setempat (seperti topografi areal dan jarak areal dengan lokasi pengolahan

limbah). Bebrapa cara aplikasi limbah cair yang dikenal antara lain sistem

sprinkler, flatbed, parit atau alur (long bed), dan traktor-tangki.

2.3.1 Sistem Sprinkler

Limbah yang berasal dari kolam dialirkan melalui saringan menuju

parit yang telah disediakan. Hal ini diperlukan untuk menyaring partikel

padatan terlarut yang dapat menyebabkan penyumbatan nozzle sprinkler.

Sistem ini dipakai untuk lahan yang datar atau sedikit bergelombang, untuk

mengurangi aliran permukaan dari limbah cair yang digunakan. Setelah

penyaringan limbah kemudian dialirkan ke dalam bak air yang dilengkapi

dengan pompa sentrifugal dan mengalirkannya ke areal melalui pipa PVC

diameter 3”. Pada sistem ini partikel-partikel lumpur limbah cair sering

menyangkut pada nozzle yang merupakan salah satu kelemahan sistem

sprinkler. Disamping itu, biaya pembangunan instalasi sistem ini relatif

mahal.

2.3.2 Sistem Flatbed

Sistem ini biasanya digunakan di lahan berombak-bergelombang

dengan membuat konstruksi diantara baris pohon yang dihubungkan dengan

saluran parit yang dapat mengalirkan limbah dari atas ke bawah dengan

kemiringan tertentu. Sistem ini dibangun mengikuti kemiringan tanah.

Teknik aplikasi limbah adalah dengan mengalirkan limbah tersebut dari

kolam limbah melalui pipa ke bak-bak distribusi (kadar BOD 3.500-5.000

mg/l), yang dibuat setiap dua baris tanaman (gawangan mati).

Gambar 3. Pengaliran limbah cair pada areal kebun kelapa sawit dengan sistem

flatbed

Page 24: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

11

Flatbed dibangun dengan kedalaman yang cukup dangkal. Limbah

cair yang akan diaplikasikan dipompakan melalui pipa ke tempat yang

tinggi. Kemudian dialirkan ke flatbed dan saluran penghubung hingga ke

tempat yang lebih rendah. Aplikasi tergantung kepada kecepatan allir,

dimana limbah dapat dialirkan secara simultan melalui beberapa baris

flatbed dalam areal tanaman. Dengan teknik ini maka secara periodik

lumpur yang tertinggal pada dasar flatbed perlu dikuras.

Gambar 4. Susunan flatbed pada aplikasi limbah cair PT. Condong Garut

2.3.3 Sistem parit atau alur (long bed)

Ada dua pola parit yang digunakan untuk distribusi limbah yaitu parit

yang lurus, dan berliku-liku. Parit berliku-liku digunakan untuk lahan yang

curam atau berbukit. Limbah sepanjang parit dialirkan perlahan-lahan untuk

mengurangi erosi dan banjir. Parit yang lurus memanjang dapat dibangun di

lahan yang sedikit miring, dan limbah dialirkan hingga ke ujung parit.

Seperti aplikasi flatbed, limbah cair dipompakan melalui pipa ke tempat

yang relatif tinggi dan didistribusikan ke dalam parit primer. Jumlah parit

tergantung kepada topografi. Kecepatan aliran diatur perlahan-lahan untuk

memungkinkan perkolasi dan juga untuk mencegah erosi. Biaya aplikasi

limbah cair dengan sistem ini relatif murah, tetapi masalah yang sering

timbul adalah distribusi aliran tidak sama rata dan parit tertimbun lumpur.

2.3.4 Sistem traktor Sistem aplikasi -tangki

limbah dengan cara ini yaitu dengan mengangkut limbah cair dari

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) ke areal tanaman dengan

menggunakan traktor yang menarik tangki. Limbah berbentuk cair

Page 25: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

12

dipompakan ke dalam tangki dengan menggunakan pompa sentrifugal yang

terletak di chasis tangki. Peralatan yang digunakan ialah traktor, tangki, dan

pompa sentrifugal. Untuk mengurangi biaya transportasi aplikasi limbah,

areal tanaman sebaiknya berdekatan dengan IPAL. Traktor berjalan pada

jalan pikul dan limbah disemprotkan sepanjang baris pohon tempat

tumpukan hasil pangkasan.

Gambar 5. Aplikasi limbah cair kelapa sawit dengan sistem traktor tangki

Pelaksanaan operasional aplikasi LCPKS dari sejak perencanaan dan

pelaksanaan aplikasi menjadi tanggung jawab dari pabrik yang

bersangkutan. Pada beberapa pabrik di Indonesia pengamatan pelaksanaan

dan pemantauan terhadap dampak yang terjadi dilakukan oleh asisten SHE

(Safety, Health and Environment) yang ada ditiap kebun dan dilaporkan

secara berkala ke Divisi SHE di kantor pusat. Laporan dibuat berdasarkan

format yang telah ditentukan.

2.4 Pengaruh Aplikasi Terhadap Produksi

Pembangunan instalasi aplikasi limbah cair membutuhkan biaya yang

relatif mahal. Namun investasi ini diikuti dengan peningkatan produksi TBS

dan penghematan biaya pupuk sehingga mengurangi biaya pengeluaran bagi

perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PPKS (Pusat

Penelitian Kelapa Sawit) Medan, dosis LCPKS adalah 12.66 mm ECH

(ekuivalen curah hujan)/bulan yang direkomendasikan dengan 50% dosis

pupuk anjuran menunjukkan hasil 36% di atas kontrol (sutarta et al, 2000),

sehingga dosis tersebut dijadikan dosis anjuran sementara. Aplikasi limbah

Page 26: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

13

cair ini dapat menghemat biaya pemupukan hingga 46%/ha. Di samping itu,

aplikasi limbah cair akan mengurangi biaya pengolahan limbah dan mampu

memperbaiki sifat kimia (kandungan hara) dan fisika tanah.

Limbah cair pabrik kelapa sawit telah banyak digunakan di

perkebunan kelapa sawit baik perkebunan negara maupun perkebunan

swasta. Menurut PT. Tunggal Perkasa Plantation, aplikasi limbah cair

sebagai pupuk dapat meningkatkan produksi janjang (tandan sawit) 20 –

30% dibandingkan dengan areal yang dipupuk anorganik. Hal ini diduga

selain disebabkan karena unsur hara yang dikandung dalam limbah cair,

juga disebabkan karena kelembaban tanah yang selalu terjaga dengan

adanya aplikasi limbah cair. Menurut beberapa sumber lain, penggunaan

limbah cair mampu meningkatkan produksi TBS sebesar 16-60%. Limbah

cair ini tidak menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap kualitas air tanah

di sekitar areal aplikasinya.

Aplikasi limbah cair sebagai pupuk tanaman sawit tidak memberikan

dampak pada sifat fisika tanah, sifat kimia tanah, kualitas air tanah dangkal,

dan kualitas air permukaan. Pengujian beberapa sifat ini telah dilakukan

oleh beberapa perkebunan kelapa sawit di Indonesia salah satunya adalah

PT. Agrowiyana, Jambi tahun 2007.

2.5 Efisiensi Penyaluran Air (Water Conveyance Efficiency)

Menurut Hansen et. al. (1979), konsep irigasi yang paling awal untuk

dievaluasi adalah efisiensi saluran pembawa air. Saluran pembawa air ini

diantaranya adalah : (1) Saluran primer, (2) Saluran sekunder, (3) Saluran

tersier dan (4) Saluran kwarter.

Pada penyaluran air irigasi, jumlah air yang sampai pada suatu areal

pertanian dalam skala waktu tertentu akan mengalami pengurangan

sepanjang saluran yang dilaluinya. Hal ini berhubungan dengan kehilangan

air sepanjang penyaluran air irigasi tersebut yang menyebabkan turunnya

efisiensi penyaluran (Setyoko, 1987). Efisiensi penyaluran air irigasi adalah

efisiensi tahap pertama yang perlu dipertahankan sebelum usaha

Page 27: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

14

peningkatan efisiensi irigasi yang lain. Efisiensi penyaluran sangat

dipengaruhi oleh :

1. Kondisi jaringan irigasi (bangunan dan saluran). Kehilangan air

banyak terjadi selama pengaliran karena rembesan (seepage), bocoran

dan evaporasi.

2. Penyadapan air secara liar pada saluran primer dan sekunder guna

dialirkan langsung ke petak persawahan.

Efisiensi penyaluran air dapat diperhitungkan dari air yang masuk ke

petak persawahan dibandingkan dengan penyaluran air dimana air tersebut

disalurkan.

Besarnya efisiensi penyaluran air dapat dihitung dengan rumus :

.

dimana : Ec = Efisiensi penyaluran (%)

Wf = Jumlah air yang sampai di areal pertanaman (L3T-1)

Wr = Jumlah air yang dialirkan dari sumber (L3T-1)

2.6 Kehilangan Air

Kehilangan air irigasi pada saluran terbuka dapat terjadi melalui dua

bentuk yaitu berupa uap dan cairan. Hal ini disebabkan oleh penguapan

permukaan air, transpirasi dari tumbuhan sepanjang saluran, perembesan

kebawah dan kesamping serta bocoran karena rusaknya tanggul (Houk,

1957).

Khushalani dan Kushalani (1974), menyatakan bahwa jumlah air yang

merembes tergantung dari debit air yang diberikan dimana penambahan

debit aliran menyebabkan rembesan yang terjadi akan semakin kecil, tingkat

kekeringan tanah selama irigasi dan kapasitas tanah menahan kelembaban,

sedangkan Kinori (1970), menyatakan bahwa perembesan tergantung pada

jenis tanah dan gradient hidrolik. Faktor jenis tanah yang berpengaruh yaitu

permeabilitasnya, sedangkan gradien hidrolik adalah perbandingan antara

selisih ketinggian, muka air pada 2 titik di saluran terhadap jarak

mendatarnya.

Page 28: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

15

Kunwibowo (1980), menyatakan bahwa komponen-komponen

(faktor-faktor yang mempengaruhi) kehilangan air selama penyaluran

adalah :

1. Penguapan melalui permukaan saluran

2. Evapotranspirasi yang disebabkan oleh vegetasi yang ada di sepanjang

saluran

3. Perembesan (seepage) melalui dasar atau tepi saluran

4. Bocoran (leakage) pada saluran.

Menurut Michael (1978), hilangnya air akibat perembesan dapat

dicegah atau dikurangi dengan cara melapisi saluran dengan bahan yang

kedap air. Saluran yang dilapisi dengan semen misalnya dapat mengurangi

hilangnya air akibat perembesan sampai 20%.

Menurut Linsley dan Franzini (1972), ada tiga metode pengukuran

kehilangan air, yaitu :

1. Metoda genangan (ponding method)

2. Metoda pemasukan-keluaran (inflow-outflow method)

3. Metoda pengukuran rembesan (seepage-meter method)

Metoda genangan ialah metoda pengukuran kehilangan air dengan

cara membendung kedua ujung saluran pada jarak tertetu yang dikehendaki.

Jumlah kehilangan air adalah penurunan muka air selama 24 jam.

Metode pemasukan-keluaran ialah metoda pengukuran kehilangan air

dengan menggunakan alat-alat pengukur debit yang dipasang pada kedua

ujung saluran, kehilangan air yang terjadi adalah merupakan selisih antara

debit pemasukan (inflow) dengan debit pengeluaran (outflow). Selama

pengukuran berlangsung air dalam keadaan mengalir.

Metoda pengukuran rembesan ialah metoda pengukuran kehilangan

air dengan menggunakan alat-alat pengukuran perembesan (seepage-meter)

yang dipasang pada saluran. Hasil pengukuran dengan metoda ini lebih baik,

tetapi peralatannya sulit dan harganya mahal.

Menurut Hamid (1987), diantara ketiga metoda pengukuran

kehilangan air, metoda pemasukan-keluaran yang paling sering digunakan,

sebab metoda ini lebih murah dan praktis penggunaannya.

Page 29: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

16

Linsley dan Franzini (1972), menyatakan bahwa metoda pemasukan-

keluaran dilakukan dengan cara pengukuran debit aliran yang masuk dan

debit aliran yang keluar pada aliran mantap antara dua titik sepanjang

saluran.

2.7 Pengukuran Debit

2.7.1 Pengukuran Debit Air Secara Langsung

Pengukuran debit secara langsung dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu dengan menggunakan sekat ukur dan talang ukur. Sekat ukur untuk

pengukuran debit secara langsung ada bermacam-macam menurut bentuk

penampang sekatnya, yaitu Sekat ukur Thompson, Sekat ukur Cippoletti,

dan Sekat ukur Segiempat.

2.7.2 Pengukuran Debit Air Secara Tidak Langsung

Pengukuran debit air secara tidak langsung adalah pengukuran dengan

cara mengukur kecepatan aliran dan luas penampang aliran. Untuk

kehilangan air umumnya digunakan metode “inflow-outflow’’, dengan

kehilangan air yang terjadi ditunjukkan oleh selisih antara debit yang masuk

(inflow) dengan debit pengeluaran (outflow) (Linsley dan Franzini, 1972).

Besarnya debit air yang masuk dan yang keluar dapat dihitung dengan

persamaan :

dimana : Q = Debit air (L3T-1)

A = Luas penampang aliran (L2)

V = Kecepatan aliran (LT-1)

Tentang kecepatan aliran dapat diukur dengan pelampung (metode

apung), dengan alat ukur arus (Current meter), ataupun dengan

menggunakan rumus.

Page 30: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

17

Biaya alat dan mesin pertanian terdiri dari dua komponen yaitu biaya

tetap (fixed cost/owning cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost/operating

cost). Apabila kapasitas suatu alat atau mesin pertanian diketahui atau dapat

dihitung, maka biaya pokok per satuan produk dapat diketahui (Pramudya

dan Dewi, 1992).

2.8 Analisis Biaya

2.8.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode akan

tetap jumlahnya. Thuesen dan Fabrycky (2002) menyebutkan bahwa biaya

tetap adalah kelompok biaya yang diperlukan dalam aktifitas berjalan yang

totalnya akan relatif tetap sepanjang periode aktivitas operasional. Biaya

tetap sering juga disebut biaya kepemilikan (owning cost). Biaya ini tidak

tergantung pada produk yang dihasilkan dan bekerja atau tidaknya mesin

serta besarnya relatif tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap

adalah :biaya penyusutan, biaya bunga modal dan asuransi, biaya pajak, dan

biaya gudang atau garasi

1. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan akibat penurunan

nilai dari suatu alat atau mesin akibat dari pertambahan umur pemakaian.

Gray et al. menyebutkan bahwa penyusutan adalah bagian dari benefit

proyek yang dicadangkan tiap-tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek

sedemikian rupa sehingga merupakan data yang mencerminkan jumlah

biaya total. Hal-hal yang menyebabkan nilai suatu mesin/alat berkurang

antara lain adanya bagian-bagian yang rusak atau aus, peningkatan biaya

operasi dari sejumlah unit output yang sama jika dibandingkan dengan

mesin baru dan sebagainya.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menghitung besarnya

biaya penyusutan adalah dengan metode garis lurus tanpa memasukkan

bunga modal dalam perhitungannya. Besarnya biaya penyusutan dianggap

Page 31: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

18

sama setiap tahunnya atau penurunan nilai bersifat tetap sampai pada akhir

umur ekonomisnya.

Pramudya dan Dewi (1992) menyebutkan bahwa umur ekonomi

adalah umur dari suatu alat dari kondisi 100% baru sampai alat tersebut

sudah tidak ekonomis lagi bila terus digunakan dan lebih baik diganti

dengan mesin yang baru. Sedangkan Waries (2003) menyatakan bahwa

umur ekonomis adalah suatu perkiraan jangka waktu bagi mesin untuk tetap

dapat beroperasi dengan baik dan masih menguntungkan secara ekonomis.

Setelah tercapainya nilai ekonomis tersebut, mesin masih memilki nilai yang

disebut nilai akhir. Persamaan biaya penyusutan dengan menggunakan

garis lurus adalah sebagai berikut:

L

SPD

−=

dimana: D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Harga awal (Rp)

S = Harga Akhir (Rp)

L = Perkiraan umur ekonomis (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi

Bunga modal sebenarnya berupa biaya semu karena tidak benar-benar

dikeluarkan oleh sistem penggilingan. Nilai biaya ini diperhitungkan karena

penggilingan telah melakukan investasi sejumlah uang untuk membeli

mesin dan fasilitas lain. Karena telah diinvestasikan, uang tersebut tidak

dapat lagi berkembang jika halnya uang tersebut disimpan di bank.

Besarnya bunga modal dapat dihitung dengan persamaan berikut:

N

NPiI

2

)1( +×=

dimana: I = Total bunga modal (Rp / tahun)

P = Nilai awal mesin (Rp)

i = Tingkat bunga modal (% / tahun)

N = Umur ekonomis (tahun)

Page 32: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

19

3. Biaya pajak

Pajak untuk mesin pertanian sangat berbeda di setiap negara. Di

Indonesia pemungutan pajak untuk mesin pertanian memang belum banyak

dilakukan. Apabila belum ada ketentuan pemungutan pajak untuk mesin

pertanian dan nilai ini akan diperhitungkan, maka biaya pajak ditentukan

berdasarkan persentase taksiran terhadap harga mesin atau peralatan

tersebut. Besarnya persentase berbeda dari satu negara ke negara lain.

Dibeberapa negara besarnya pajak sekitar 2% dari harga awal pertahun.

4. Biaya gudang atau garasi

Biaya bangunan/garasi dapat berupa biaya untuk membangun

bangunan tersebut atau biaya sewa. Apabila bangunan dibangun sendiri atau

dibeli oleh pihak perusahaan, biaya bangunan berupa biaya penyusutan

bangunan, sedangkan jika bangunan disewa, maka biaya bangunan berupa

biaya sewa bangunan tersebut.

2.8.2 Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat alat

dan mesin beroperasi dan jumlahnya bergantung pada jam pemakaiannya

(Pramudya dan Dewi, 1992). Sedangkan menurut Thuesen dan Fabrycky

(2001), biaya tidak tetap adalah kelompok biaya yang berubah-ubah

mengikuti level aktivitas operasional. Apabila jumlah satuan produk yang

diproduksi pada masa tertentu naik, jumlah biayanya juga mengalami

kenaikan. Perhitungan biaya tidak tetap dilakukan dalam satuan Rp/jam.

Contoh biaya yang termasuk biaya tidak tetap antara lain adalah :

1. Biaya bahan bakar

Biaya ini adalah pengeluaran untuk sumber tenaga yaitu bensin, solar,

atau listrik. Untuk kebutuhan bensin atau solar satuannya dalam l/jam.

Dengan mengetahui harga per lliternya di lokasi maka akan didapat biaya

dalam Rp/jam. Pada motor listrik konsumsi listrik dinyatakan dalam kw atau

Page 33: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

20

watt. Dengan mengetahui tariff listrik dalam Rp/kwh maka akan didapat

biaya tenaga listrik dalam Rp/jam.

Berdasarkan suatu penelitian konsumsi bahan bakar rata-rata dari sutu

mesin traktor roda 4 pada kondisi normal adalah 0.12 l/Hp/jam. Sedangkan

pada kondisi berat konsumsi bahan bakar rata-rata meningkat 0.18 l/Hp/jam.

2. Biaya pelumas

Pelumas diberikan untuk memberikan kondisi kerja yang baik bagi

mesin dan peralatan. Minyak pelumas untuk traktor meliputi oli mesin, oli

transmisi, oli garden, oli hidrolik. Pada mesin pengolahan hasil, pompa air,

dan generator listrik tidak terdapat biaya hirolik dan oli garden.

Besarnya biaya pelumas ditentukan berdasarkan banyaknya

penggantian oli pada suatu mesin pada setiap periode tertentu, dan harga

satuan oli yang digunakan. Kebutuhan oli rata-rata pada traktor roda 4

sebesar 0.1 l/bhp/jam.

3. Biaya perbaikan dan pemeliharaan

Biaya perbaikan dan pemeliharaan pada alat-alat mesin pertanian

meliputi biaya penggantian bagian yang telah aus, upah tenaga kerja trampil

untuk perbaikan khusus, pengecetan, pembersihan/pencucian dan perbaikan-

perbaikan karena faktor yang tak terduga.

Besarnya biaya perbaikan dan pemeliharaan dapat dinyatakan dalam

persentase terhadap harga awal suatu mesin pertanian. Sebagai contoh

besarnya biaya perbaikan dan pemeliharaan rata-rata pada traktor roda

adalah 1.2% dari harga awal per 100 jam. Biaya perbaikan dan

pemeliharaan sumber tenaga (motor penggerak) untuk alat-alat pertanian

seperti mesin penggiling padi, perontok, pemecah kulit dan penyosoh

diestimasikan besarnya 1.2%/(P-S)/100 jam. Biaya perbaikan untuk mesin-

mesin pengolah hasil pertanian beserta mesin penggeraknya diperkirakan

sebesar 5% /P per tahun. Sedangkan biaya perbaikan dan pemeliharaan

untuk peralatan pertanian seperti bajak, garu, dan sebagainya diperkirakan

sebessar 2%*(P-S)/100 jam.

Page 34: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

21

4. Biaya operator

Biaya operator biasanya dinyatakan dalam Rp/hari atau Rp/jam.

Besarnya tergantung pada kondisi lokal. Operator yang digaji bulanan dapat

dikonversikan dalam upah Rp/jam dengan menghitung jumlah jam kerjanya

selama sebulan.

5. Biaya hal-hal khusus

Biaya hal-hal khusus adalah biaya dari penggantian suatu bagian atau

suku cadang yang mempunyai nilai yang tinggi (harganya mahal), tetapi

memerlukan penggantian yang relatif sering karena pemakaian. Pada mesin

pertanian contoh yang paling umum adalah biaya penggantian ban pada

traktor roda.

Biaya penggantian ban ini dapat dihitung berdasarkan biaya

penggantian (harga) dan perkiraan umur pemakaian.

2.8.3 Biaya Total

Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Nilainya dinyatakan dalam jumlah biaya per tahun atau biaya per jam.

Untuk perhitungan biaya total diperlukan adanya nilai perkiraan jam kerja

mesin per tahun. Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut:

BTTx

BTB +=

dimana: B = Biaya total (Rp/jam)

BT = Biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam)

x = Jam kerja per tahun (jam/tahun)

2.8.4 Biaya Pokok

Page 35: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

22

Pramudya dan Dewi (1992) menyebutkan bahwa biaya pokok adalah

biaya yang diperlukan untuk memproduksi tiap unit produk yang dihasilkan.

Pada aplikasi limbah cair sebagai pupuk, biaya pokok merupakan biaya

yang diperlukan untuk mengalirkan 1 liter limbah cair menuju lahan aplikasi

Persamaan yang dipakai sebagai berikut:

k

BBp =

atau dapat dihitung dari biaya total per tahun dan jumlah pupuk yang akan

diaplikasikan per tahun.

M

BxBp =

dimana: Bp = Biaya pokok (Rp/jam)

k = Kapasitas pompa (liter/jam)

M = Jumlah pupuk per tahun (liter/jam)

Page 36: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan April

sampai dengan Mei 2009. Objek yang dijadikan penelitian adalah aplikasi

limbah cair pabrik kelapa sawit pada aplikasi pemupukan sistem flatbed di

Perkebunan PT. Condong Garut Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sedangkan

analisa parameter kimia limbah cair dilakukan di Laboratorium Pengujian

Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Alat ukur kecepatan aliran (pelampung berupa botol plastik)

2. Meteran

3. Patok kayu untuk menandai panjang saluran

4. Gelas ukur

5. Alat pengukur pH, dan suhu limbah cair

(EC meter)

6. Pengukur waktu (Stopwatch)

7. Wadah tempat sampel limbah cair

8. Catatan lapang beserta alat tulis

9. Kalkulator

10. Seperangkat alat pengukur BOD (Biochemical Oxygen Demand),

COD (Chemical Oxygen Demand), dan Nitrogen Amoniak (NH3-N).

Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah pabrik

kelapa sawit berupa limbah cair yang siap diaplikasikan ke lahan. Limbah

ini merupakan keluaran dari kolam limbah dengan kadar BOD (Biochemical

Oxygen Demand) rata-rata < 1000 mg/l (PT. Condong Garut).

Page 37: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

24

Gambar 6. Diagram proses pelaksanaan penelitian.

Page 38: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

25

3.3 Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dari hasil pengukuran terhadap parameter-parameter fisik

instalasi flat bed meliputi kapasitas dan debit pompa, efisiensi penyaluran,

sifat kimia limbah cair berupa pH, BOD, COD, dan Nitrogen Amoniak

(NH3-N). Sementara data sekunder berupa daftar komponen-komponen

aplikasi sistem flatbed dan traktor-tangki untuk keperluan analisis teknis,

biaya, dan sifat kimia limbah cair sistem traktor-tangki diperolah dari PT.

Condong Garut dan studi literatur dari pustaka terkait seperti Departemen

Teknik Pertanian IPB serta dari pustaka lainnya.

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Pengukuran Parameter Fisik Limbah Cair

1. Debit Aliran Limbah Cair Debit limbah cair diukur dengan

menggunakan persamaan berikut :

Dimana : Q = Debit aliran limbah cair (m3/detik)

A = Luas penampang saluran limbah cair (m2)

V = Kecepatan aliran limbah cair (m/detik)

Berikut metode pengukuran luas penampang saluran :

Gambar 7.Pengukuran penampang saluran

h

l

h

l

h

l

A1

A2

A3

Page 39: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

26

Luas penampang saluran

Dimana : h = Tinggi aliran (m)

l = Lebar bawah saluran (m)

Pengukuran kecepatan dilakukan dengan menggunakan metode

pelampung yang terbuat dari botol plastik.

Dimana : V = Kecepatan aliran limbah cair (m/detik)

0.7 = Koefisien tetapan

Pengukuran kecepatan dilakukan untuk tiga kali pengulangan pada

masing-masing panjang saluran. Debit (Q) aliran limbah cair merupakan

rata-rata dari tiga kali pengulangan pengukuran kecepatan.

2. Efisiensi Penyaluran Limbah Cair

Dimana : Vol outlet = Volume keluar (m3)

Vol intlet = Volume masuk (m3)

Dimana : t = Waktu operasional pompa (detik)

Vol outlet merupakan volume limbah cair pada masing-masing titik

luasan penampang saluran.

Sedangkan Vol intlet merupakan volume limbah cair masuk pada awal

saluran. Pengukurannya dilakukan dengan menampung limbah cair yang

keluar dari pipa menggunakan gelas ukur dan pengukur waktu (stopwatch).

3. Kehilangan Limbah Cair Disepanjang Saluran

Dimana : Loses limbah cair = kehilangan limbah cair disetiap titik luasan

penampang saluran akibat perembesan.

Perhitungan kehilangan limbah cair disepanjang saluran dilakukan

pada setiap luasan penampang aliran atau pada setiap titik A1, A2, dan A3

Page 40: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

27

pada masing-masing panjang saluran. Panjang saluran pada penelitian ini

merupakan panjang saluran diantara jalur instalasi aplikasi sistem flatbed.

Gambar instalasi aplikasi sistem flatbed dan penampang kolam nya ada pada

Lampiran 1 dan 2.

Pada penelitian ini terdapat beberapa batasan penelitian, antara lain :

� Tidak dilakukannya pengukuran laju penguapan limbah cair pada

saluran

� Tidak dilakukan pengukuran laju infiltrasi limbah cair pada saluran

� Tidak dilakukan pengukuran jumlah endapan yang terbentuk akibat

pengaliran limbah cair pada saluran.

3.4.2 Pengukuran Sifat Fisik dan Kimia Limbah Cair Sistem Flatbed

Pengukuran sifat fisik dan kimia yang diukur bersamaan pada saat

pengukuran debit aliran limbah cair adalah Suhu (°C) dan pH. Sedangkan

untuk pengukuran pada saat akhir penelitian adalah pengukuran, BOD

(Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan

Nitrogen Amoniak (NH3-N).

Pengukuran suhu dan pH limbah cair diukur dengan menggunakan

Ecemeter. Pengukuran dilakukan pada masing-masing panjang saluran

dengan interval 60 meter.

Untuk pengukuran parameter limbah cair seperti BOD (Biochemical

Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan Nitrogen

Amoniak (NH3-N), dilakukan pada tiga tempat pengukuran, yaitu kolam

sumber limbah cair (berjarak ± 300 meter dari lahan aplikasi), limbah cair

yang masuk pada saluran awal (inlet), dan Limbah cair pada akhir saluran

(outlet). Metode pengukuran parameter kimia limbah cair ada pada

Lampiran 3.

3.4.3 Analisis Efisiensi Penyaluran dan Sifat Kimia Limbah Cair pada -

Sistem Traktor tangki

Analisa efisiensi penyaluran limbah cair dengan metode traktor-tangki

dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh

Page 41: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

28

dari PT. Condong Garut dan studi literatur yang terkait. Efisiensi penyaluran

limbah cair sistem traktor-tangki dihitung dari parameter waktu, yaitu total

waktu tempuh traktor untuk satu kali operasi penyiraman limbah cair.

Berikut daftar komponen-komponennya :

Tabel 5. Daftar komponen perhitungan efisiensi penyaluran limbah cair pada sistem traktor-tangki

No Komponen Perhitungan

1 Kapasitas tangki (Vol) Asumsi

2 Debit pompa (Q1) Asumsi

3 Jarak tempuh kelahan aplikasi (S) Pengukuran

4 Kecepatan rata-rata traktor (kerja normal) (V) literatur

5 Dosis pengairan limbah cair (Do1) Standar baku

6 Aplikasi pemupukan (Ap) Pengukuran

7 Jumlah pohon sawit (Jm) Standar baku

8 Lahan pengujian (Lp) Pengukuran

9 Total pohon sawit (Tp) Jm*Lp

10 Kebutuhan waktu pengisian tangki (t1) Vol/Q1

11 Waktu tempuh traktor (menuju lahan aplikasi)(t2) S/V

12 Dosis pengairan limbah cair/satu kali aplikasi (Do2) Do1/Ap/Jm

13 Jumlah pohon yang terairi untuk 1 kali operasi (Jp) Vol/Do2

14 Debit penyemprotan dari tangki ke pohon sawit (Q2) Asumsi

15 Waktu untuk 1 kali penyemprotan (t3) 500 liter/Q2

16 Total waktu penyemprotan untuk pohon yang terairi (t4) 4*t3

17 Waktu tempuh traktor dari lahan aplikasi (t5) S/V*60 menit

18

Total waktu operasi traktor untuk 1 kali

penyemprotan (T) t1+t2+t4+t5

19 Total pengisian tangki Tp/Jp

20 Waktu tempuh traktor untuk 32 kali operasi T*32

Penyemprotan dilakukan digawangan mati, yaitu diantara dua baris

pohon sawit. Satu kali penyemprotan dilakukan untuk 4 pohon sawit. untuk

Page 42: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

29

pohon sawit diasumsikan mendapatkan suplai limbah cair sebanyak 500

liter. Untuk melakukan perhitungan waktu tempuh traktor menuju lahan

aplikasi, maka data-data yang dibutuhkan adalah sebagai berikiut :

Tabel 6. Daftar spesifikasi komponen perhitungan efisiensi penyaluran limbah cair pada sistem traktor-tangki

No Spesifikasi Sumber Satuan Nilai

1 Kapasitas tangki Asumsi liter 2000

2 Debit pompa Asumsi liter/detik 5

3 Jarak tempuh menuju lahan aplikasi Pengukuran km 0,2

4 Kecepatan traktor (kerja normal) Literatur km/jam 7,54

5 Dosis pengairan limbah cair Standar baku m3/ha/bulan 126

6 Aplikasi pemupukan Pengukuran aplikasi/bulan 8

7 Jumlah pohon sawit Standar baku pohon/ha 100

8 Lahan pengujian Pengukuran ha 4

3.4.4 Analisis Biaya Sistem Aplikasi Limbah Cair

Analisis biaya dilakukan untuk dua jenis sistem aplikasi limbah cair,

yaitu analisis biaya aplikasi sistem flatbed dan aplikasi sistem traktor-tangki.

Perincian komponen-komponen yang terdapat pada sistem flatbed dan

sistem traktor-tangki ada pada Lampiran 4

Penelitian ini menggunakan beberapa prosedur asumsi dan pendekatan

sebagai dasar dalam melakukan perhitungan dan analisis. Asumsi dan

pendekatan yang digunakan berlaku untuk aplikasi sistem flatbed dan sistem

traktor-tangki yang terdiri dari:

1. Umur ekonomis pompa adalah 8 tahun dengan nilai akhir pompa 10%

dari harga awal.

2. Umur ekonomis traktor dengan gandengannya 10 tahun dengan nilai

akhir 10% dari harga awal.

3. Umur ekonomis fasilitas bangunan seperti gudang, rumah penjaga, dan

garasi adalah 20 tahun dengan nilai akhir 10% dari harga awal.

Page 43: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

30

4. Umur ekonomis fasilitas-fasilitas lainnya seperti kolam limbah cair,

pembuatan lahan aplikasi, instalasi perpipaan, komponen-komponen

panel listrik, dan tangki diasumsikan sesuai dengan kondisi lapangan.

5. Tingkat bunga modal yang digunakan adalah tingkat bunga yang

diperkirakan dan dipakai untuk mendiskon pembayaran dan penerimaan

dalam satu periode. Besarnya tingkat suku bunga adalah 3.25% yang

merupakan suku bunga deposito di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan

jenis tabungan Britama pada tahun penelitian yaitu tahu 2009.

6. Biaya pajak tidak dimasukkan pada perhitungan analisis biaya karena

alat-alat yang digunakan oleh PT. Condong Garut tidak dikenai pajak.

7. Biaya untuk pemakaian pelumas, pemeliharaan dan perbaikan diperoleh

dari literatur.

8. Biaya-biaya hal khusus seperti biaya penggantian suatu bagian atau suku

cadang diasumsikan sesuai dengan kondisi lapang.

Untuk melakukan perhitungan biaya instalasi aplikasi limbah cair,

maka pada penelitian ini dilakukan dua tahap atau proses, yaitu :

3.4.4.1 Pengumpulan Data

1. Data kapasitas pompa dan tangki

Kapasitas pompa pada aplikasi limbah cair sistem flatbed dapat

diketahui dengan cara mengukur volume limbah cair selama selang

waktu tertentu pada saat aplikasi dilakukan. Sedangkan kapasitas

tangki pada aplikasi sistem traktor-tangki dapat diketahui dengan

menghitung kebutuhan limbah cair yang harus dialirkan kesetiap lahan

aplikasi.

2. Data rata-rata jam kerja per hari

Rata-rata jam kerja pompa per hari pada aplikasi sistem flatbed

diperoleh dari pengambilan data harian operasi pompa selama 2 bulan,

terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Mei. Untuk operasi

aplikasi sistem traktor-tangki diperoleh dari perhitungan waktu rata-

rata yang dibutuhkan traktor untuk aplikasi limbah cair kelahan

Page 44: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

31

berdasarkan volume dan kapasitas tangki. Data-data tersebut dirata-

ratakan untuk mendapatkan jam kerja pompa per hari. Untuk jam kerja

pegawai atau operator per hari diperoleh dari ketentuan jam kerja yang

telah berlaku diperusahaan.

3. Data konsumsi pemakaian energi listrik dan bahan bakar

per jam

Konsumsi bahan bakar pemompaan adalah berupa pemakaian energi

listrik. Jumlah energi listrik yang digunakan diperoleh dari daya pada

masing-masing alat dikalikan dengan jam operasi rata-rata alat

tersebut. Dari perhitungan ini diperoleh energi harian pada masing-

masing alat dalam satuan kwh (kilowatthaours). Sedangkan untuk

konsumsi bahan bakar traktor-tangki berupa solar (liter/jam).

3.4.4.2 Analisis Data

1. Biaya Tetap (BT) (Rp/tahun)

Penyusutan dan Bunga Modal

Biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus dengan

persamaan sebagai berikut :

dimana: D = Biaya penyusutan (Rp / tahun)

P = Harga awal (Rp)

S = Harga Akhir (Rp)

L = Perkiraan umur ekonomis (tahun)

Bunga Modal dan Pajak

Bunga modal untuk aplikasi sistem flatbed dan traktor-tangki adalah

sebesar 3.25 %.

Page 45: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

32

dimana: I = Total bunga modal (Rp / tahun)

P = Nilai awal mesin (Rp)

i = Tingkat bunga modal (% / tahun)

N = Umur ekonomis (tahun)

2. Biaya Tak Tetap (BTT) (Rp/jam)

Dimana : P = Harga awal (Rp)

S = Harga akhir (Rp)

Dengan mengetahui biaya llistrik per kwh, maka diperoleh harga

listrik (Rp/jam). Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar dan pelumas,

dengan mengetahui biaya per liternya maka dapat dihitung biaya per

jam.

3. Biaya Total

dimana: B = biaya total (Rp/jam)

BT = biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = biaya tidak tetap (Rp/jam)

Page 46: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

33

x = jam kerja per tahun (jam/tahun)

4. Biaya Pokok

Dimana: Bp = biaya pokok (Rp/liter)

k = kapasitas traktor (liter/jam)

Biaya Pokok untuk Bagian-bagian yang terpisah

BT1 : biaya tetap alat/mesin 1 (Rp/tahun)

BT2 : biaya tetap alat/mesin 2 (Rp/tahun)

BT3 : biaya tetap alat/mesin 3 (Rp/tahun)

BTT1 : biaya tidak tetap alat/mesin 1 (Rp/jam)

BTT2 : biaya tidak tetap alat/mesin 2 (Rp/jam)

BTT3 : biaya tidak tetap alat/mesin 3 (Rp/jam)

x1 : jam kerja alat/mesin 1 (jam/tahun)

x2 : jam kerja alat/mesin 2 (jam/tahun)

x3 : jam kerja alat/mesin 3 (jam/tahun)

k1 : kapasitas alat/mesin 1 (unit produk/jam)

k2 : kapasitas alat/mesin 2 (unit produk/jam)

k3 : kapasitas alat/mesin 3 (unit produk/jam)

Page 47: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PT. Condong Garut terletak di Desa Cigadog, Kec. Cikelet

(Pemeungpeuk), Kab. Garut, Prov. Jawa Barat. Lokasi kantor pusat berada

di Kecamatan Cimari, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sedangkan lokasi

perkebunannya terletak disatu areal, namun mencakup hingga beberapa

kecamatan. Pabrik Kelapa Sawit PT. Condong Garut dibangun di atas lahan

dengan luas ± 5.500 m2 dan telah beroperasi selama kurang lebih 28 tahun.

Luas areal tanaman kelapa sawit yang merupakan kebun inti adalah 3

643.57 ha, terdiri dari Bibitan 1.50 ha, TBM (Tanaman Belum

Menghasilkan) 549.40 Ha, TM (Tanaman Menghasilkan) 3.092.67 ha. Letak

geografis PT. Condong Garut adalah 400 m dpl. Kawasan perkebunan PT.

Condong Garut dikategorikan kedalam tipe iklim C dengan nilai Q =0.3628.

Curah hujan rata-rata pertahun adalah 2.750 mm dan jumlah hari hujan rata-

rata pertahun 131 hari. Temperatur maksimum mencapai 32°C dan

temperatur minimum mencapai 22°C. Kelembaban nisbi 79.82% dan

kecepatan angin rata-rata 8.56 m/menit. Data curah hujan, suhu, kelembaban

dan kecepatan angin berdasarkan SEL 1995.

PT. Condong Garut memiliki satu unit pabrik untuk pengolahan

kelapa sawit dengan produk akhir berupa CPO (Crude Palm Oil) dan Kernel

(inti sawit). Kapasitas olah pabrik sebesar 20 ton TBS/Jam. Bahan baku

PKS (Pabrik Kelapa Sawit) hanya berasal dari perkebunan kelapa sawit

milik PT. Condong Garut. Hasil komoditas berupa CPO dan kernel

dipasarkan di dalam negeri.

PT. Condong Garut mendapatkan persetujuan pengkajian aplikasi

limbah cair ke areal/lahan tanaman sawit pada bulan April 2004. Air

permukaan yang ada di lahan pengkajian terdapat diluar areal aplikasi

limbah cair atau sekitar 4 km dari lokasi yaitu Sungai Cimangke. Kecepatan

infiltrasi dan kapasitas infiltrasi, dan sumur pantau telah dibangun dilokasi

aplikasi lahan pengkajian yaitu didua titik sumur pantau yakni dilahan

pengkajian dan lahan kontrol. Air permukaan dan air tanah yang berasal dari

Page 48: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

35

Sungai Cimangke dan air sumur artesis dipergunakan diperumahan

karyawan namun demikian kedua air tersebut letaknya di hulu aplikasi

sehingga tidak berpengaruh terhadap resapan aplikasi limbah cair.

Aplikasi limbah cair ke lahan perkebunan tanaman sawit pada PT.

Condong Garut sudah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan

oleh Buapati Kab. Garut, cq. Dinas LHKP Kab. Garut yaitu BOD < 5.000

mg/l dan pH berkisar antara 6 – 9.

4.2 Parameter Fisik Instalansi Aplikasi Sistem Flatbed

Perhitungan debit aliran limbah cair, efisiensi penyaluran dan

kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

� � � � �

Dimana : Q = Debit aliran limbah cair (m3/detik)

A = Luas penampang saluran limbah cair (m2)

V = Kecepatan aliran limbah cair (m/detik)

Dimana : Vol outlet = Volume keluar (m3)

Vol intlet = Volume masuk (m3)

Dimana : t = Waktu operasional pompa (detik)

Dimana : Loses limbah cair = kehilangan limbah cair disetiap titik luasan

penampang saluran akibat perembesan.

Berikut hasil perhitungan debit, efisiensi penyaluran, dan kehilangan

limbah cair berupa rembesan pada saluran aplikasi sistem flatbed.

Page 49: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

36

Tabel 7. Debit, efisiensi, dan kehilangan air rata-rata hasil pengukuran penyaluran limbah cair sistem flatbed.

No

Panjang

Saluran

(m)

Q (m3/det) Efisiensi (%) Kehilangan air (m3)

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 4 0,0050 99,64 0,24

2 22,8 0,0050 0,0050 0,0050 99,01 99,01 99,01 0,65 0,63 0,63

3 27,4 0,0049 0,0049 0,0049 98,53 98,53 98,53 0,93 0,93 0,93

4 43,2 0,0049 0,0049 0,0049 97,68 97,33 97,33 1,48 1,70 1,70

5 65,2 0,0048 0,0048 0,0048 96,45 96,28 96,28 2,26 2,38 2,38

6 81,6 0,0048 0,0048 0,0048 95,15 95,15 95,15 3,09 3,09 3,09

7 87,5 0,0047 0,0047 0,0047 94,33 94,33 94,33 3,64 3,64 3,64

8 104,7 0,0047 0,0047 0,0047 93,88 93,88 93,88 3,93 3,93 3,93

9 120,5 0,0046 0,0046 0,0046 92,76 92,76 92,76 4,65 4,65 4,65

10 136,5 0,0046 0,0046 0,0046 91,63 91,67 91,09 5,36 5,34 5,71

11 153,8 0,0045 0,0045 0,0045 90,59 90,59 90,59 6,02 6,02 6,02

12 170,4 0,0045 0,0045 0,0045 89,79 89,85 89,10 6,53 6,48 6,96

13 188 0,0044 0,0044 0,0044 88,04 88,04 88,04 7,68 7,68 7,68

14 204,1 0,0044 0,0044 0,0044 87,70 87,33 87,33 7,88 8,13 8,13

15 225,5 0,0043 0,0043 0,0043 86,29 86,29 86,29 8,78 8,78 8,78

16 246,5 0,0043 0,0043 0,0043 85,55 85,55 85,55 9,23 9,23 9,23

17 262 0,0041 0,0041 0,0041 82,50 82,50 82,50 11,07 11,07 11,07

18 277,1 0,0040 0,0040 0,0040 79,94 79,94 79,94 12,66 12,66 12,66

19 293,2 0,0038 0,0038 0,0038 75,62 75,62 75,62 15,31 15,31 15,31

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu tempat pengukuran luas penampang.

Data debit, efisiensi, dan kehilangan air untuk setiap kali pengulangan

pengukuran ada pada Lampiran 5. Untuk kehilangan air (limbah cair) pada

saluran, tidak memperhitngkan beberapa faktor, yaitu laju evaporasi,

infiltrasi, dan sedimentasi. Pada penelitian ini hanya mengukur kehilangan

limbah cair akibat panjang saluran.

4.2.1 Debit Aliran Limbah Cair

Hubungan antara panjang saluran terhadap debit aliran limbah cair

pada saluran dapat digambarkan pada grafik berikut.

Page 50: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

37

Gambar 8. Hubungan panjang saluran (m) terhadap debit aliran limbah cair hasil

pengukuran (m3/detik) selama penyaluran

Grafik tersebut menggambarkan hubungan antara panjang saluran (m)

terhadap debit aliran (m3/detik) selama penyaluran. Pada grafik tersebut

terdapat dua variabel yaitu variabel x yang merupakan variabel bebas, dan

variabel y yang merupakan variabel terikat kepada variabel y. Semua grafik

yang terdapat pada penelitian ini menggunakan regresi linear.

Besaran R2 pada grafik ini menunjukkan hubungan antara variable x

dan y bersifat linear. Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0.957

hampir mendekati 1. Nilai ini berarti bahwa panjang saluran mempengaruhi

debit aliran secara linear dengan tidak mempertimbangkan faktor lain,

seperti laju penguapan, infiltrasi, dan pengendapan.

Grafik ini memiliki slope atau kemiringan negatif. Nilai ini

menyatakan bahwa semakin panjang saluran pengaliran limbah cair, maka

debit aliran akan semakin kecil. Panjang saluran sebesar 293.2 m dapat

menurunkan debit aliran limbah cair sebesar 1.2 liter/detik atau sebesar 24

%.

Page 51: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

38

Apabila dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor-

faktor luar, kekentalan, jenis aliran, dan kehilangan energi, maka diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 8. Nilai Q (debit aliran) hitung penampang saluran instalasi flatbed

Keterangan :

QUkur = Debit aliran limbah cair hasil pengukuran dilapangan tanpa

memperhitungkan faktor kehilangan energi (m3/detik)

T = Lebar atas saluran (m)

h1 = Tinggi aliran (m)

H1 = Tinggi saluran dari Gulukan (m) (Asumsi)

L = Panjang Gulukan (m) (Asumsi)

Cv = Koefisien kecepatan

Cd = Discharge koefisien

QHitung = Debit aliran hasil perhitungan dengan mempertimbangkan nilai Cv

dan Cd

Panjang

Saluran

(m) QUkur T(m) h1(m) H1(m) L(m) Cv h1/L H1/L Cd Qhitung

4 0,0050 0,166 0,107 0,150 0,200 1,668 0,533 0,75 0,86 0,0179

22,8 0,0050 0,146 0,085 0,150 0,200 2,327 0,427 0,75 0,858 0,0140

27,4 0,0049 0,148 0,084 0,150 0,200 2,379 0,421 0,75 0,857 0,0141

43,2 0,0049 0,147 0,083 0,150 0,200 2,415 0,417 0,75 0,856 0,0139

65,2 0,0048 0,145 0,080 0,150 0,200 2,588 0,398 0,75 0,849 0,0133

81,6 0,0048 0,131 0,075 0,150 0,200 2,852 0,373 0,75 0,847 0,0116

87,5 0,0047 0,129 0,075 0,150 0,200 2,828 0,375 0,75 0,848 0,0115

104,7 0,0047 0,131 0,077 0,150 0,200 2,715 0,385 0,75 0,8485 0,0118

120,5 0,0046 0,128 0,072 0,150 0,200 3,028 0,358 0,75 0,845 0,0111

136,5 0,0046 0,133 0,076 0,150 0,200 2,782 0,379 0,75 0,847 0,0119

153,8 0,0045 0,131 0,074 0,150 0,200 2,901 0,369 0,75 0,846 0,0116

170,4 0,0045 0,137 0,079 0,150 0,200 2,608 0,396 0,75 0,849 0,0126

188 0,0044 0,141 0,078 0,150 0,200 2,650 0,392 0,75 0,8488 0,0128

204,1 0,0044 0,140 0,081 0,150 0,200 2,515 0,406 0,75 0,85 0,0130

225,5 0,0043 0,144 0,076 0,150 0,200 2,797 0,378 0,75 0,847 0,0128

246,5 0,0043 0,144 0,079 0,150 0,200 2,622 0,394 0,75 0,8489 0,0132

262 0,0041 0,144 0,074 0,150 0,200 2,860 0,372 0,75 0,848 0,0128

277,1 0,0040 0,139 0,079 0,150 0,200 2,622 0,394 0,75 0,8489 0,0128

293,2 0,0038 0,141 0,078 0,150 0,200 2,650 0,392 0,75 0,8488 0,0129

Page 52: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

39

Gambar 9. Hubungan panjang saluran (m) terhadap debit aliran limbah cair hasil

hasil perhitungan (m3/detik)

Apabila digambarkan ke kurva antara QUkur dan Hitung, maka

diperoleh grafik seperti Gambar 8. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa

debit aliran limbah cair (m3/detik) mempunyai hubungan yang linear

terhadap panjang saluran (m) nilai ini terjadi karena pada perhitungannya

tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti kehilangan energi (energy

losses). Fenomena yang seharusnya terjadi adalah seperti pada Gambar 9.

Debit aliran limbah cair tidak linear terhadap panjang saluran. Untuk

melakukan perhitungan ini telebih dahulu ditentukan jenis penampang aliran

dengan persamaan :

Nilai H1 dan L terlihat pada Gambar berikut.

Gambar 10. Penampang saluran untuk broad-crested weirs

Page 53: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

40

Dari perhitungan yang dilakukan terlihat bahwa nilai

adalah 0.75 yang berada pada selang

Pada nilai ini memperlihatkan bahwa saluran dapat dikelompokkan ke

dalam broad-crested weir. Sehingga terdapat beberapa faktor yang tidak

dapat diabaikan dalam perhitungan debit aliran, yaitu :

Nilai Cd merupakan koefisien aliran yang memperhitungkan nilai

kekentalan, turbolensi aliran, dan ketidakseragaman distribusi kecepatan

aliran. Nilai Cd diperoleh dari Gambar 11 dengan memasukkan nilai h1/L

yang merupakan nilai tinggi aliran terhadap panjang gulukan. Nilai h1 dan L

terdapat pada Tabel 8. Sedangkan nilai Cv diperoleh dari persamaan berikut:

dimana nilai Cv merupakan koefisien kecepatan aliran. Untuk nilai Ø adalah

1.5 yang merupakan tetapan untuk jenis penampang saluran persegi. Nilai T

merupakan Lebar atas aliran, dan h1 merupakan tinggi aliran. Berikut

Gambar perhitungan nilai Cd yang berasal dari hasil plot nilai h1/L.

Gambar 11. Nilai Cd sebagai fungsi dari h1/L

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh niali Q (debit aliran

limbah cair) dalam satuan m3/detik. Terlihat bahwa debit aliran (Q) tidak

linear terhadap panjang saluran, hal ini disebabkan adanya variabel-variabel

Cd, Cv,T, dan h yang berubah seiring dengan panjang saluran. Untuk

Page 54: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

41

beberapa nilai seperti H1 dan L, merupakan asumsi. Secara umum

penampang saluran dapat diperlihatkan pada Gambar 12 berikut. Pada Tabel

8 diperoleh hasil perhitungan Q hitung.

Gambar 12. Penampang saluran aliran limbah cair untuk lebar atas, bawah,

dan tinggi aliran

4.2.2 Efisiensi Penyaluran Limbah Cair

Menurut Hansen et. al (1979), konsep efisiensi irigasi yang paling

awal untuk dievaluasi adalah efisiensi saluran pembawa air.

Gambar 13. Hubungan panjang saluran (m) terhadap efisiensi penyaluran (%)

Kurva diatas menyatakan bahwa panjang saluran sangat

mempengaruhi efisiensi penyaluran, semakin panjang saluran pengaliran

limbah cair, maka efisiensi penyaluran akan semakin kecil. Panjang saluran

T

b

h1

Page 55: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

42

sebesar 293.2 m dapat menurunkan efisiensi penyaluran limbah cair sebesar

24.02 %.

Efisiensi penyaluran terutama dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

panjang saluran, jenis dan kondisi tanah, dan kondisi saluran (Sapei, 2008).

Semakin panjang saluran pembawa air maka efisiensi penyalurannya akan

semakin menurun. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa semakin panjang

saluran, maka kemampuan saluran dalam menyalurkan limbah cair akan

semakin menurun. Berikut nilai efisiensi penyaluran air berdasarkan

panjang saluran dan jenis tekstur tanah.

Tabel 9. Pengaruh panjang saluran dan tekstur tanah terhadap efisiensi penyaluran

Panjang saluran Saluran tanah Lined canals

Pasir Debu Liat

Panjang (> 2.000m) 60% 70% 80% 95%

Sedang (200-2.000m) 70% 75% 85% 95%

Pendek(< 200m) 80% 85% 90% 95%

Data yang dieroleh dari perkebunan PT. Condong Garut menyatakan

bahwa tanah lahan aplikasi berupa tanah liat. Dari literatur yang diperoleh

seperti pada Tabel diatas saluran tanah dengan katagoeri panjang saluran

sedang (200-2.000 m) pada tekstur tanah liat mempunyai nilai efisiensi 85

%. Nilai ini tidak sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan,

dimana panjang saluran 293.2 m mempunyai nilai efisiensi sebesar 75.62 %.

Keadaan fisik saluran sangat mempengaruhi efisiensi penyaluran.

Penampang saluran atau parit lahan aplikasi perkebunan PT. Condong Garut

merupakan saluran tanah. Pada bagian kiri dan kanan saluran terdapat

kolam-kolam kecil yang disebut dengan flatbed yang membentuk jalur.

Jumlah flatbed tergantung sebaran pohon sawit yang akan dialiri limbah

cair. Total jalurnya adalah 26 jalur dengan jumlah flatbed sebanyak 553.

Berikut gambar saluran pada aplikasi sistem flatbed. Seperti terlihat pada

gambar dibagian kiri dan kanan saluran terdapat tumbuhan.

Page 56: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

43

Untuk setiap aplikasi penyaluran limbah cair, kolam-kolam kecil

flatbed akan terisi penuh sesuai dengan efisiensi pada masing-masing

saluran pembawa limbah cair.

Gambar 14. Kondisi Saluran Limbah Cair pada Aplikasi Limbah Cair

Sistem Flatbed.

Gambar 15. Susunan flatbed pada jalur aplikasi limbah cair.

4.2.3 Kehilangan Limbah Cair pada Saluran Sistem Flatbed

Berikut gambar kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed :

Gambar 16. Total kehilangan limbah cair pada sistem flatbed mulai dari saluran

inlet sampai dengan saluran outlet

Page 57: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

44

Terlihat pada Gambar 12 bahwa jumlah kehilangan limbah cair pada

awal 50 meter pertama adalah 1.63 m3, sedangkan pada panjang saluran

akhir kehilangan limbah cair adalah sebear 15,31 m3.

Grafik diatas juga menunjukkan bahwa tingkat kehilangan air dalam

setiap panjang saluran tidak sama. Terlihat bahwa saluran dengan panjang

>250 m menunjukkan tingkat kehilangan yang lebih besar dari pada saluran

dengan panjang < 250 m. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kondisi

dan kualitas saluran berbeda-beda. Dari nilai ini terlihat bahwa kehilangan

air bukan hanya disebabkan oleh faktor panjang saluran, akan tetapi juga

disebabkan oleh faktor kualitas saluran yang tidak seragam. Kualitas yang

tidak seragam diantaranya akan mempengaruhi tingkat kecepatan aliran

yang terjadi dan banyaknya rembesan sehingga kehilangan air yang terjadi

akan semakin bertambah.

Menurut Kunwibowo (1980), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kehilangan air selama penyaluran, antara lan : (1) penguapan

melalui permukaan saluran, (2) evapotranspirasi yang disebabkan oleh

vegetasi yang ada disepanjang saluran, (3) perembesan atau “seepage”

melalui dasar atau tepi saluran, dan (4) bocoran atau “loakage” pada

saluran.

Kondisi panjang saluran yang semakin panjang akan membuka

peluang rembesan, bocoran dan penguapan. Dengan demikian faktor

kehilangan air akan semakin bertambah.

Menurut literatur yang diperoleh, saluran air sepanjang 3 km yang

terbuat dari tanah dapat mengalami kehilangan sebesar 25 – 40% akibat dari

adanya perembesan. Perembesan disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Berubahnya kecepatan aliran secara tiba – tiba. Contohnya jatuhnya

pelebah pohon sawit pada saluran, sehingga menghambat aliran limbh

cair disaluran yang menyebabkan terjadinya rembesan.

2. Terdapatnya vegetasi disepanjang saluran sehingga menyebabkan

evapotranspirasi tumbuh-tumbuhan. Pada daerah saluran yang tidak

dilapisi, misalnya saluran tanah tingkat evapotranspirasi dari tumbuh-

tumbuhan dikatakan selalu besar (Kartasapoetra, 1990).

Page 58: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

45

Gambar 17. Rembesan limbah cair menggenangi pangkal pohon kelapa sawit

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 6 terlihat waktu sebenarnya

yang dibutuhkan untuk mengairi flatbed (kolam-kolam kecil) adalah 8.5

jam. Namun kenyataannya dilapangan pompa pada sistem fltbed hanya

dioperasikan rata-rata 4 jam. Hal ini memperlihatkan bahwa pengairan

dengan sistem flatbed tidak memenuhi kapasitas flatbed yang dibutuhkan.

Page 59: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

46

Tabel 10. Perhitungan kehilangan pendapatan dari kehilangan limbah cair sebesar 15.31 m3

No Spesifikasi Sumber Satuan Nilai

1 Volume limbah cair yang hilang (Losses) Pengukuran m3 15,31

2 Dosis limbah cair sesuai standar (Do1) PPKS, Medan m3/ha/bulan 126

3 Jumlah pohon sawit (Jm) PT.Condong Garut pohon/ha 100 4 Aplikasi pemupukan (Ap) PT.Condong Garut aplikasi/bulan 8

5 Rata-rata produksi TBS/pohon (TBS1) PT.Condong Garut tandan/pohon/bulan 1

6 Rata-rata berat TBS (TBS2) PT.Condong Garut kg/tandan 12 7 Rata-rata harga TBS (TBS3) PT.Condong Garut Rp/kg TBS 1.400 8 Dosis limbah cair (Do2) Do1/Jm/Ap m3/pohon 0,2

9 Peningkatan produksi akibat aplikasi LCPKS (P) PT.Condong Garut % 4 s/d 6

Perhitungan produksi dari kehilangan limbah cair sebesar 15.31 m3

10 Jumlah pohon sawit yang seharusnya terairi (Jm2) Losses/Do2 pohon 97

11 Jumlah TBS (TBS4) TBS1*Jm2*12 tandan/tahun 1.166 12 Berat TBS (TBS5) TBS2*TBS4 kg TBS/tahun 13.998

13 Pendapatan dari penjualan TBS (TBS6) TBS5*TBS3 Rp/tahun 19.596.800

14 Kehilangan pendapatan dari kehilangan limbah cair P*TBS6 Rp/tahun 1.175.808

Dari Tabel diatas terlihat bahwa limbah cair yang hilang pada saluran

sistem flatbed sebesar 15.31 m3 mampu mengairi tanaman sawit sebanyak

97 pohon. Dengan rata-rata produksi 1 tandan sawit/pohon/bulan, maka

perusahaan akan kehilangan pendapatan sebesar Rp 1.175.800/tahun. Nilai

ini merupakan kehilangan pendapatan perusahaan akibat kehilangan limbah

cair pada saluran akibat rembesan yang seharusnya mampu mengairi

tanaman sawit lainnya.

4.3 Pengaruh Panjang Saluran Terhadap Perubahan Sifat Kimia Limbah

Cair

Tabel data hasil pengukuran pH dan suhu limbah cair untuk empat kali

pengulangan ada pada Lampiran 7.

Page 60: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

47

4.3.1 pH Limbah Cair

Gambar 18. Hubungan panjang saluran (m) terhadap perubahan pH limbah cair.

Semakin panjang saluran aplikasi maka pH limbah cair akan semakin

tinggi. Pada panjang saluran 465.5 m terukur pH sebesar 8.65. Nilai pH ini

menunjukkna bahwa limbah cair yang dialirkan bersifat basa karena lebih

besar dari pH netral (6-8). Terjadinya peningkatan nilai pH seiring dengan

panjang saluran kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

terdapatnya vegetasi disepanjang saluran yang sebagian menghasilkan

bahan-bahan organik yang dapat meningkatkan pH limbah cair, selain itu

kemungkinan pengaruh komposisi tanah yang terkikis bersamaan dengan

aliran limbah cair akan mengakibatkan terjadinya peningkatan nilai pH.

Menurut Badan Agribisnis Deptan (1995) salah satu syarat aplikasi limbah

cair ke lahan adalah limbah cair yang mempunyai pH 6.0. Nilai pH > 8

menunjukkan bahwa limbah cair harus ditambahkan asam (H2SO4) atau

dilakukan pengenceran ulang agar dapat menurunkan pH.

Page 61: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

48

4.3.2 Suhu Limbah Cair

Gambar 19. Grafik hubungan panjang saluran (m) terhadap perubahan suhu (°C) limbah cair.

Nilai pada kurva diatas mengartikan bahwa semakin panjang saluran

aplikasi maka suhu limbah cair akan semakin tinggi. Pada panjang saluran

465.5 m terukur suhu limbah cair sebesar 28.65. Nilai suhu ini menunjukkna

bahwa suhu limbah cair masih berada pada suhu yang normal yaitu sebesar

27-28°C. Dari nilai tersebut terlihat adanya perbedaan dan peningkatan suhu

setiap interval panjang saluran. Peningkatan suhu seiring dengan panjang

saluran kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain intensitas

radiasi atau penyinaran matahari yang semakin meningkat seiring dengan

lamanya penyinaran. Pengukuran suhu limbah cair ini dilakukan pada pukul

07.00 – 11.00 WIB.

Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0.963 hampir

mendekati 1. Nilai ini berarti menyatakan bahwa panjang saluran

mempengaruhi suhu limbh cair secara linear.

4.3.3 BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Pengambilan sampel limbah cair dilakukan pada (1) kolam aplikasi,

yang berjarak ±300 m dari instalansi flatbed, (2) saluran awal tempat awal

keluarnya limbah cair dari pipa (saluran inlet), (3) saluran akhir (saluran

outlet). Skema kolam limbah ada pada Lampiran 8. Data-data hasil

pengukuran BOD, COD, dan NH3-N dapat dilihat pada Lampiran 9.

Page 62: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

49

Gambar 20. Diagram kandungan bahan kimia limbah cair pada masing-masing

lokasi penyaluran sistem flatbed.

Keterangan : BOD (Biochemical Oxygen Demand)

: COD (Chemical Oxygen Demand)

: Ammoniak (NH3-N)

Terlihat pada kolam aplikasi mengandung BOD sebesar 22 mg/l,

saluran inlet sebesar 26 mg/l, dan salurn outlet sebesar 26 mg/l. Untuk

saluran inlet dan outlet tidak menunjukkan perbedaan. Saluran inlet dan

outlet berjarak 465.5 m yang merupakan saluran tanah. Tidak adanya

perbedan nilai BOD antara saluran inlet dan outlet mengartikan bahwa

saluran sepanjang 465.5 meter yang terbuat dari tanah tidak mempengaruhi

perubahan nilai BOD.

Namun pada diagram terlihat perberbedaan nilai BOD antara kolam

aplikasi dengan saluran inlet. Perbedaan nilai ini tidak terlalu jauh hanya

berbeda sebesar 4 mg/l. Hal ini dapat diartikan bahwa kondisi kolam dan

media penyaluran limbah cair dalam hal ini pipa tidak mempengaruhi nilai

BOD limbah cair. Nilai BOD yang tidak jauh berbeda ini disebabkan oleh

waktu kontak antara sumber limbah cair dialirkan sampai menuju lahan

aplikasi singkat, yaitu berkisar antara 3-4 jam sehingga kemungkinan

perubahan sifat kimia limbah cair belum terjadi.

Page 63: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

50

BOD merupakan jumlah oksigen terlarut dalam limbah cair yang

dapat digunakan untuk menguraikan senyawa organik dengan bantuan

mikroorganisme pada waktu dan kondisi tertentu. Sedangkan oksigen

terlarut (Dissolved Oxygen/DO) merupakan kebutuhan dasar untuk

kehidupan tanaman dan hewan didalam air. BOD menunjukkan kebutuhan

oksigen terlarut pada air limbah. BOD 26 mg/l artinya diperlukan 26 mg

oksigen terlarut dalam 1 liter air untuk menguraikan senyawa organik

dengan bantuan mokroorganisme. Nilai BOD yang besar berarti dibutuhkan

oksigen terlarut yang cukup besar untuk menguraikan mikroorganisme yang

berarti bahwa kandungan oksigen terlarut dalam air sangat kecil sehingga

menyebaban biota air kekurangan oksigen. Kandungan DO pada air normal

adalah > 5 mg/l (Kementrian Lingkungan Hidup).

Limbah cair segar yang dikeluarkan pabrik kelapa sawit PT. Condong

Garut mengandung BOD yang cukup besar yaitu 25.000 mg/l. Sebelum

dilakukan aplikasi ke lahan sebagai pupuk tanaman sawit, maka terlebih

dahulu nilai BOD diturunkan dengan membuat kolam-kolam limbah yang

berfungsi untuk menurunkan tingkat BOD. Penurunan nilai BOD ini terjadi

secara alami melalui pengendapan dengan mempunyai waktu tinggal

tertentu tanpa diberi bahan-bahan kimia atau bahan sejenis.

Pada diagram diatas terlihat bahwa nilai BOD limbah sawit PT.

Condong Garut telah memenuhi baku mutu pembuangan limbah sawit ke

lingkungan yaitu < 100 mg/l (Kepmen 51/1996). Namun nilai ini jauh

dibawah nilai yang disarankan untuk dijadikan pupuk tanaman sawit. Untuk

melakukan pemupukan yang dapat meningkatkan produksi tanaman sawit

dibutuhkan limbah cair dengan tingkat BOD 3.500-5.000 mg/l. Hal ini dapat

diartikan bahwa untuk kualitas limbah cair PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT.

Condong Garut telah memenuhi standar baku Deputi Bidang Pengendalian

Pencemaran Air, BAPEDAL 1995 (BOD < 100 mg/l) untuk melakukan

pembuangan limbah cair ke lingkungan atau dengan kata lain nilai ini sudah

bagus. Akan tetapi apabila limbah ini dipergunakan sebagai pupuk tanaman

sawit nilai BOD ini terlalu kecil dan kemungkinan kandungan unsur hara

Page 64: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

51

yang dikandung oleh limbah sangat sedikit. Hal ini berdampak pada

kurangnya manfaat yang dapat diterima oleh tanaman sawit.

4.3.4 COD (Chemical Oxygen Demand)

COD disebut juga dengan kebutuhan oksigen kimiawi, yaitu jumlah

oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam 1 liter air

dengan menggunakan oksidator kalium dikromat (SK. SNI. M-1990-03).

Sedangkan menurut Ponten Naibaho (1998) COD merupakan oksigen yang

diperlukan untuk merombak bahan organik dan anorgnik.

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai COD kolam aplikasi

adalah 57 mg/l, saluran inlet 84 mg/l, dan saluran outlet 65 mg/l. Dari

diagram tersebut terlihat bahwa nilai COD lebih besar daripada nilai BOD,

hal ini disebabkan karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi

dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalm uji COD, sedangkan pada

uji BOD bahan-bahan seperti ini sering tidak terukur (Srikandi Fardias,

1992). Namun pada intinya dua parameter ini yaitu BOD dan COD memiliki

fungsi yang sama yaitu sebagai parameter penentuan tingkat kualitas air.

Dari ketiga tempat pegambilan sampel, terlihat adanya perbedaan nilai

COD pada masing-masing lokasi pengambilan. Perbedaan ini disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain adalah terdapatnya perbedaan persebaran

jumlah mikroorganisme pada ketiga lokasi pengambilan sampel selain

mikroorganisme yang dikandung oleh air ,imbah tersebut. Pada saluran inlet

terdapat nilai COD dalam jumlah yang paling besar diantara ketiganya ini

memperlihatkan bahwa kandungan bahan organik dan anorganik pada

saluran inlet lebih besar dibandinngkan pada kolam aplikasi dan saluran

outlet. Kandungan bahan organik dan anorganik yang lebih besar selain

terdapat pada air limbah kemungkinan juga terdapat dilingkungan sekitar

saluran. Dari diagram diatas dapat diartikan bahwa panjang saluran

berpengaruh terhadap penurunan nilai COD, meskipun jumlah

penurunannya tidak terlalu banyak.

Page 65: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

52

4.3.5 Ammoniak (NH3-N)

Nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan

organisme dan proses pembentukan protoplasma, serta merupakan salah

satu unsur utama pembentukan protein. Kandungan nitrogen sangat

dipengaruhi oleh ketersediaan oksigen dalam air. Pada saat kandungan

oksigen rendah nitrogen berubah menjadi amoniak dan saat kandungan

oksigen tinggi nitrogen berubah menjadi nitrat (Sawyer, et al, 1994).

Pada diagram diatas terlihat bahwa pada kolam aplikasi terdapat

kandungan amoniak sebesar 20.31 mg/l, 11. 8 mg/l pada saluran inlet, dan

4.45 mg/l pada saluran outlet. Perbedaan kandungan amoniak pada kolam

aplikasi dengan saluran inlet kemungkinan disebabkan oleh pengaruh

kandungan mikroorganisme pada kolam. Dari nilai amoniak antara saluran

inlet dan saluran outlet terlihat adanya perbedaan yang cukup jauh yaitu

sebesar 15.86 mg/l atau 78.1 %. Hal ini memperlihatkan bahwa panjang

saluran yang terbuat dari tanah mempengaruhi penurunan nilai amoniak.

Perbedaan nilai Amoniak antara saluran inlet dan saluran outlet

memberikan gambaran bahwa kandungan oksigen terlarut pada saluran

outlet lebih besar jika dibandingkan dengan saluran inlet. Penurunan nilai

amoniak ini kemungkinan disebabkan oleh bebrapa faktor, antara lain :

1. Terjadinya kontak limbah cair dengan saluran tanah selama pengairan.

Walaupun waktu kontaknya sangat kecil, tetapi dengan diikuti panjang

saluran, maka akan menyebabkan pengendapan.

2. Panjang saluran menyebabkan terjadinya kontak antara limbah cair

dengan udara luar yang memungkinkan terjadinya aerasi pada aliran

limbah cair yang menyebabkan bertambahnya kandungan dissolved

oxygen (oksigen terlarut) yang menyebabkan terjadinya penurunan

kandungan amoniak.

Dari nilai COD dan Amoniak limbah cair pada PT.Condong Garut,

telah memenuhi standar pembuangan limbah cair ke badan penerima seperti

sungai, namun apabila limbah air diaplikasikan ke lahan tanaman sawit,

kandungan hara pada limbah ini masih belum maksimal.

Page 66: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

53

4.4 Analisis Efisiensi Penyaluran Limbah Cair Sistem Traktor-Tangki

Efisiensi penyaluran limbah cair pada sistem traktor-tangki dihitung

berdasarkan parameter waktu, yaitu total waktu yang dibutuhkan untuk

menyalurkan limbah cair ke pohon sawit.

Tabel 11. Perhitungan Waktu Tempuh Operasi Penyaluran Limbah Cair Sistem Traktor-tangki

No Spesifikasi Perhitungan Satuan Nilai

1 Kapasitas tangki (Vol) Asumsi liter 2000 2 Debit pompa (Q1) Asumsi liter/detik 5 3 Jarak tempuh kelahan aplikasi (S) Pengukuran meter 200

km 0,2 4 Kecepatan traktor (kerja normal) (V) literatur km/jam 7,54

5 Dosis pengairan limbah cair(Do1) Standar baku

m3/ha/bulan 126

6 Aplikasi pemupukan (Ap) Pengukuran hari/bulan 8

7 Jumlah pohon sawit (Jm) Standar baku pohon/ha 100

8 Lahan pengujian (Lp) Pengukuran ha 4 9 Total pohon sawit (Tp) Jm*Lp pohon 400

10 Kebutuhan waktu pengisian tangki (t1) Vol/Q1 menit 6,667 11 Waktu tempuh traktor (menuju lahan aplikasi)(t2) S/V menit 1,59 12 Dosis pengairan limbah cair/satu kali aplikasi

(Do2) Do1/Ap/Jm m3/pohon 0,1575

liter/pohon 157,50

13 Jumlah pohon yang terairi untuk 1 kali operasi (Jp) Vol/Do2

pohon/1 kali operasi 13

14 Debit penyemprotan ke pohon sawit (Q2) Asumsi liter/detik 5

15 Waktu untuk 1 kali penyemprotan (t3) 500 liter/Q2 menit 1,7

16 Total waktu penyemprotan untuk 13 pohon(t4) 4*t3 menit 6,7

17 Waktu tempuh traktor dari lahan aplikasi (t5) S/V*60 menit menit 1,59

18 Total waktu operasi traktor untuk 1 kali penyemprotan (T) t1+t2+t4+t5 menit 16,5

19 Total pengisian tangki Tp/Jp kali operasi 32 20 Waktu tempuh traktor untuk 32 kali operasi T*32 menit 520,27

Jam 8,67

Page 67: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

54

Pada perhitungan biaya sistem traktor-tangki digunakan trktor yang

dimiliki oleh PT.Condong Garut dengan daya 115 hp.

Gambar 21. Traktor yang digunakan pada perhitungan biaya pada aplikasi sistem

traktor-tangki

Dari perhitungan diatas, maka total waktu yang dibutuhkan untuk

penyaluran limbah cair menuju lahan tanaman sawit adalah 8.67 jam. Nilai

ini merupakan total waktu yang terpakai untuk setiap hari pengoperasian

traktor-tangki untuk proses pemupukan. Jika dibandingkan dengan sistem

flatbed hanya membutuhkan waktu 4 jam. Terlihat perbedaan efisiensi

penyaluran limbah cair. Sistem traktor-tangki membutuhkan waktu yang

lebih banyak pada perjalanan traktor menuju lahan aplikasi dan proses

penyaluran limbah cair yang harus dilakukan ke setiap pohon sawit.

Untuk efisiensi volume limbah cair yang disalurkan, pada sistem

traktor-tangki kemungkinan kehilangan limbah cair selama penyaluran

sangat kecil, baik pada saat pemompaan limbah cair ke dalam tangki dari

kolam limbah maupun dalam perjalanan menuju lahan pohon sawit. Dalam

hal ini efisiensi volume limbah cair selama penyaluran dianggap 100%.

Sedangkan faktor luar seperti proses penguapan dan rembesan tidak terjadi

karena tangki diasumsikan tertutup rapat. Dalam hal ini kemungkinan-

kemungkinan terjadinya kecelakaan selama transportasi dianggap 0 (nol).

Page 68: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

55

4.5 Analisis Sifat Kimia Limbah Cair Pada Sistem Traktor-Tangki

Tabel 12. Sifat kimia limbah cair pada penyaluran sistem taktor-tangki

No Parameter Satuan Nilai awal Nilai Akhir

1 BOD(Biochemical Oxygen

Demand)

mg/l 3000-5000 3000-5000

2 COD(Biochemical Oxygen

Demand)

mg/l >5000 >5000

3 Amoniak (NH3-N) mg/l >130 >130

4 pH 6.0-7.0 6.0-7.0

Sumber : PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan, 2005

Page 69: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

56

Penyaluran limbah cair dengan menggunakan tangki dari kolam

anaerobik (kolam sumber/aplikasi) menuju lahan aplikasi tidak merusak

kandungan bahan kimia limbah cair dengan kata lain tanaman sawit

mendapatkan kandungan hara yang sama dengan kandungan hara dari

kolam anaerobik primer.

Jika dibandingakan dengan parameter kimia limbah cair pada sistem

flatbed, maka terlihat perbedaan. Pada sistem flatbed kandungan bahan

kimia pada kolam aplikasi tidak sama dengan kandungan bahan kimia dari

limbah cair yang diterima oleh tanaman sawit. Dari analisa bahan kimia

limbah cair ini terlihat bahwa penyaluran limbah cair dengan menggunakan

sistem traktor-tangki kandungan bahan kimianya lebih terjaga daripada

sistem flatbed.

4.6 Analisis Biaya Sistem Aplikasi Limbah Cair

Perhitungan dilakukan untuk dua sistem aplikasi yaitu sistem flatbed

sistem traktor-tangki.

4.6.1 Analisis Biaya Sistem Flatbed

Pada aplikasi limbah cair sistem flatbed diperlukan dua buah pompa yaitu pompa

aplikasi dan pompa sirkulasi. Pompa aplikasi berfungsi untuk mengalirkan limbah

cair dari kolam limbah menuju lahan aplikasi, sedangkan pompa sirkulasi

merupakan pompa yang mengalirkan limbah cair kembali ke kolam sebelumnya,

tepatnya dari kolam aplikasi menuju bagian hulu kolam anaerobik. Proses

sirkulasi ini berfungsi untuk membantu menurunkan suhu limbah cair, menaikkan

pH, dan mempertahankan populasi bakteri. Fungsi-fungsi ini merupakan salah

satu persyaratan limbah cair supaya bisa diaplikasikan ke lahan tanaman sawit

(PT. Condong Garut).

Page 70: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

57

Gambar 23. Kolam aplikasi limbah cair

Gambar 24. Pompa aplikasi (kiri) dan sirkulasi (kanan) limbah cair

Dalam analisis ini, biaya pembuatan kolam, pembuatan lahan aplikasi,

bangunan, pembelian pompa, dan pipa merupakan biaya yang dikeluarkan

oleh PT. Condong Garut pada tahun 1994, tepatnya pada tahun awal

pembuatan sistem aplikasi limbah cair. Untuk harga akhir adalah sebesar

10% dari harga awal. Umur ekonomis disesuaikan dengan literatur yang

diperoleh untuk jenis komponen yang sama dan tingkat bunga diperoleh dari

BRI (Bank Rakyat Indonesia) untuk jenis deposito tahun penelitian. Umur

ekonomis untuk instalasi flatbed adalah 10 tahun. Nilai ini disesuaikan

dengan keadaan dilapangan dan hasil wawancara dengan tenaga kerja di

instalasi flatbed yang menyimpulkan bahwa instalasi flatbed ini mempunyai

umur ekonomis 10 tahun.

Untuk rumah pompa, rumah penjaga, dan gudang mempunyai umur

ekonomis 20 tahun. Umur ekonomis untuk pompa adalah 15 tahun, panel

listrik mempunyai umur ekonomis 5 tahun, sedangkan instalasi perpipaan 20

tahun. Nilai ini disesuaikan dengan kualitas dan umur ekonomis komponen

Page 71: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

58

tersebut di PT. Condong Garut. Berikut daftar komponen-komponen

pemakaian energi listrik.

Tabel 13. Daftar Nama Komponen Pengguna Energi Listrik

No Nama Komponen Satuan Nilai Jumlah

1 Motor penggerak pompa aplikasi watt 22000 1

2 Motor penggerak pompa sirkulasi watt 22000 1

3 Lampu gudang&rumahpompa watt 40 3

4 Lampu Penerangan instalasi limbah watt 100 3

5 Lampu penerangan rumah penjaga 1 dan 2 watt 5 10

6 Lampu penerangan rumah penjaga1 dan 2 watt 10 2

Sumber : PT. Condong Garut

Pompa dioperasikan rata-rata 4 jam per hari, dengan operasi nomal 2

hari per minggu. Untuk aplikasi limbah cair dengan sistem flatbed terdapat 2

rumah penjaga, yaitu penjaga untuk siang dan malam. Hal ini dilakukan

untuk keamanan pompa. Jam operasi untuk lampu gudang dan rumah

pompa, instalasi limbah, dan rumah penjaga untuk 10 watt dan 5 watt.

berturut-turut adalah 12 jam, 10 jam, 6 dan 12 jam.

Untuk biaya pelumas pada instalasi pemompaan ini sangat kecil sehingga

nilainya dimasukkan pada perhitungan biaya perbaikan dan pemeliharaan

instalasi pemompaan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan diambil

berdasarkan biaya perbaikan dan pemeliharaan untuk sumber tenaga (motor

penggerak) alat-alat pertanian. Sedangkan biaya perbaikan dan

pemeliharaan untuk lampu penerangan instalasi limbah mempunyai nilai

rata-rata sebesar Rp 10.000/bulan. Nilai ini disesuaikan dengan keadaan

dilapangan dan hasil wawancara. Untuk pemompaan mempunyai operasi

rata-rata adalah 8 hari per bulan, sedangkan untuk lampu penerangan akan

selalu digunakan tiap harinya sehingga rata-rata operasinya adalah 30 hari

per bulan. Untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan instalasi flatbed tidak

dimasukkan dalam perhitungan biaya perbaikan dan pemeliharaan karena

Page 72: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

59

kegiatan ini dilakukan oleh pegawai tetap yang nantinya akan dimasukkan

pada perhitungan biaya operator.

Tabel 14. Daftar kebutuhan operator pada instalasi sistem flatbed.

No Kebutuhan Jumlah

(orang)

Hari

kerja/bulan

Gaji

(Rp/bulan)

1 Penjaga siang 1 30 600 000

2 Penjaga malam 1 30 600 000

3 Karyawan IPAL 4 27 600 000

4 Operator lapangan 1 1 27 600 000

5 Operator lapangan 2 1 27 600 000

6 Operator perbaikan 1 1 27 600 000

7 Operator perbaikan 2 1 27 600 000

Karyawan IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah) mempunyai

pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi limbah. Operator lapangan 1

dan 2 adalah operator yang ditugaskan untuk mengawasi aplikasi sistem

flatbed pada setiap kali pemupukan dilahan aplikasi.

Biaya hal-hal khusus merupakan biaya penggantian suatu bagian atau

suku cadang pada instalasi pemompaan. Berdasarkan hasil wawancara

dengan karyawan instalasi flatbed, rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk penggantian bagian-bagian alat yang rusak ataupun aus

adalah sebesar Rp 200.000/6 bulan. Bagian-bagian yang sering mengalami

kerusakan antara lain adalah bearing dan seal pada pompa. Dengan

mengetahui hari kerja pompa per bulan dan jam kerja pompa per hari maka

diperoleh biaya hal-hal khusus dalam satuan Rp/Jam.

Hasil analisis biaya aplikasi sistem flatbed ada pada Lampiran 10.

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh biaya tetap pada aplikasi sistem

flatbed sebesar Rp 28.449.440/tahun.

Page 73: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

60

Nilai ini mempunyai arti bahwa selama satu periode kerja (1 tahun)

nilai ini tidak mengalami perubahan meskipun kegiatan aplikasi dilakukan

pada waktu yang berbeda atau bahkan tidak dilakukan sama sekali, biaya ini

tetap ada dan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang besarnya relatif

tetap. Sedangkan biaya tidak tetap adalah Rp 51.338/Jam. Nilai ini

mempunyai arti bahwa apabila pompa dioperasikan untuk penyiraman

tanaman sawit dengan jam kerja normal, maka perusahaan akan

mengeluarkan biaya Rp 51.338 untuk tiap jamnya. Namun apabila pompa

tidak dioperasikan maka perusahaan tidak akan mengeluarkan biaya.

Dengan perkiraan jam kerja per tahun sebesar 384 jam, maka

diperoleh biaya total sebesar Rp 125.425/Jam. Biaya total ini merupakan

biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan apabila

meggunakan aplikasi sistem flatbed. Biaya pokok merupakan biaya total

dibagi dengan kapasitas pompa. Kapasitas pompa aplikasi adalah 18.000

liter/jam. Biaya pokok aplikasi limbah cair adalah Rp 7/liter. Nilai ini

mengartikan bahwa perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 7/liter

untuk setiap kali melakukan aplikasi pemupukan 1 liter limbah cair.

Apabila perusahaan melakukan penambahan atau pengurangan

peralatan ataupun komponen pelengkap lainnya pada aplikasi sistem flatbed,

maka akan berpengaruh terhadap biaya tetap dan tidak tetap yang akan

menaikkan atau mengurangi biaya total dan biaya pokok. Harga biaya

pokok ini akan tetap nilainya apabila semua komponen yang ada dalam

analisa ini tidak mengalami pengurangan atau penambahan dalam selang

umur ekonomis setiap alatnya.

4.6.2 Analisis Biaya Sistem Traktor-tangki

Untuk sistem traktor-tangki kolam yang dibutuhkan hanya berjumlah

3 yaitu kolam Sludge Pit, kolam pengasaman, dan kolam anaerobik primer.

Pada aplikasi sistem traktor-tangki kebutuhan kolamnya tidak sama dengan

aplikasi sistem flatbed karena untuk aplikasi sistem flatbed dibutuhkan

Page 74: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

61

limbah cair yang sedikit kandungan padatannya karena dikhawatirkan akan

terjadi penyumbatan pada pipa. Sedangkan limbah yang berasal dari kolam

anaerobik primer, tidak mengandung padatan yang terlalu banyak, dan

jumlahnya masih tidak menghalangi proses transportasi ke lahan aplikasi

jika menggunakan tangki.

Gambar 25. Kolam anaerobik primer

Dalam analisis ini harga traktor yang dipakai adalah harga traktor

yang dimiliki oleh PT.Condong Garut dengan daya traktor 115 Hp seharga

Rp 150 000 000. Traktor ini merupakan traktor yang biasa dioperasikan

diperkebunan PT.Condong Garut, misalnya untuk pengolahan tanah,

mengangkut tandan buah segar kelapa sawit, pemupukan, dan transportasi

bibit. Traktor yang digunakan dalam analisis ini berbahan bakar solar.

Kapasitas tangki yang digunakan adalah 2.000 liter.

Umur ekonomis traktor yang di pakai adalah 10 tahun nilai ini

disesuaikan dengan umur ekonomis dari beberapa literatur. Pompa yang

digunakan adalah pompa jenis sentrifugal dengan daya sebesar 10 watt.

Limbah cair yang berada dikolam anaerobik dipompakan ke tangki dengan

menggunakan pompa jenis sentrifugal. Pompa jenis ini merupakan pompa

yang sering digunakan untuk kegiatan aplikasi sistem traktor-tangki

dibeberapa perusahaan perkebunan.

Untuk analisis bangunan dan garasi meruupakan unit yang dibangun

sendiri oleh perusahaan sehingga penentuan biaya dilakukan dengan

menghitung biaya penyusutan. Sedangkan untuk tingkat bunga pinjaman

disesuaikan dengan tingkat bunga pada instalasi sistem flatbed yaitu sebesar

3.25%.

Page 75: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

62

Tabel 15. Spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk aplikasi sistem traktor-tangki.

No Tenaga kerja Spesifikasi pekerjaan Jumlah

(orang)

1 Pengemudi

traktor

Mengemudikan traktor dari kolam tempat limbah

(Anaerobik primer) menuju lahan aplikasi

1

2 Operator

penyiram

Mengontrol dan mengendalikan tangki untuk

penyiraman pohon sawit dilahan aplikasi

1

3 Pekerja

IPAL

Mengontrol dan melakukan pemeliharaan terhadap

kolam-kolam limbah.

2

Hari kerja semua tenaga kerja untuk aplikasi ini sama dengan hari

kerja perusahaan yaitu 6 hari per minggu atau 24 hari per bulan dengan gaji

Rp 600.000/bulan (disesuaikan dengan gaji tenaga kerja di PT. Condong

Garut) dengan jam kerja 9 jam/hari, maka dapat dihitung biaya operator

dalam satuan Rp/jam.

Perhitungan analisis biaya aplikasi sistem traktor-tangki ada pada

Lampiran 11. Biaya pokok untuk aplikasi traktor-tangki ini dihitung

berdasarkan kapasitas masing-masing alat yang digunakan. Pompa dan

traktor mempunyai kapasitas dan jam operasi yang berbeda sehingga

perhitungannya berdasarkan jam operasi masing-masing alat tersebut.

Biaya pokok pada proses pemupukan dengan sistem traktor-tangki adalah

Rp 19/liter. Biaya pokok ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan dalam setiap kali pemupukan 1 liter limbah cair untuk tanaman

kelapa sawit.

Page 76: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

63

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Efisiensi penyaluran sistem flatbed pada panjang saluran 293.2 m

adalah 75.62%.

2. Besarnya kehilangan limbah cair pada panjang saluran 293.2 m pada

sistem flatbed adalah 15,31 m3. Nilai ini setara dengan kehilangan

pendapatan perusahaan sebesar Rp 1.175.808/tahun.

3. Panjang saluran tidak mempengaruhi nilai BOD (Biochemical Oxygen

Demand) limbah cair, namun menyebabkan penurunan nilai COD

(Chemical Oxygen Demand) dan Amoniak berturut-turut sebesar

22.6% dan 78.1%.

4. Penyaluran limbah cair pada sistem traktor-tangki membutuhkan

waktu 8.67 jam dengan efisiensi penyaluran 100% dengan

menggunakan 32 tangki dengan volume 2.000 liter/tangki. Sedangkan

untuk sistem flatbed 4 jam dengan efisiensi penyaluran 75.62%.

5. Biaya pokok untuk aplikasi sistem flatbed adalah Rp 7/liter sedangkan

pada sistem traktor tangki Rp 19/liter. Pada luasan dan jarak lahan

aplikasi yang sama, aplikasi sistem flatbed lebih layak secara

ekonomis dibandingkan dengan aplikasi sistem traktor tangki.

Page 77: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

64

5.2 Saran

1. Sebaiknya saluran aplikasi pemupukan sistem flatbed perlu dilapisi

dengan bahan kedap air, misalnya dengan beton atau batu untuk

meningkatkan efisiensi penyaluran limbah cair agar mmpu mengairi

lahan tanaman sawit pada radius yang lebih luas.

2. Sebaiknya aplikasi limbah cair berasal dari kolam limbah yang

mempunyai nilai BOD antara 3.500-5.000 mg/l dengan cara

mengurangi proses pengendapan limbah cair melalui pengurangan

jumlah kolam pengendapan agar kandungan haranya lebih tinggi dan

dapat menghemat biaya pembuatan kolam-kolam pengendapan limbah

cair.

3. Perlu dilakukan penelitian berikutnya yang mengukur efisiensi

penyaluran limbah cair pabrik kelapa sawit pada sistem traktor-tangki.

4. Perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk mengukur efisiensi

pemanfaatan limbah cair pada proses pemupukan untuk setiap pohon

sawit apakah sesuai dengan dosis yang dianjurkan yaitu sebesar 126

m3/ha/bulan.

Page 78: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

65

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R. K., M. L. Ohri, dan S. P. Mahajan. 1971. A Text Book of Irrigation.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anonim. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan 1. Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anonim. 2000. Usaha Tani Tanaman Perkebunan. Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. Medan.

Anonim. 2007. Efisiensi Irigasi dan Pengukuran Debit. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Arsyad, S., S. Bahrin, dan A. Husainy. 1980. Ilmu Iklim dan Pengairan.

Yasaguna. Jakarta. Bonar, M dan Sinaga. 2000. Analisis Keragaan Industri Produk Kelapa Sawit

Indonesia Pada Era Liberalisasi Perdagangan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dillah, S. Q. 2007. Aspek Keteknikan Pada Proses Budidaya dan Pasca Panen

Sawit di PTPN VII Unit Usaha Bekri, Lampung. Laporan Praktek Lapang. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Erizal. 2007. Pemanfaatan Air Tanah dan Irigasi Pompa. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Erningpraja, L dan Fauzan, R. 2006. Aspek Lingkungan Dalam Pengembangan

Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. French, Richard H.1985.Open Channel Hydraulics. United States. R.R. Donnelley

& Sons Company. Gumbira, Said. 1994. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Industri Kelapa

Sawit. Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan. Hamid, A. 1987. Analisis Efisiensi Penyaluran Air Irigasi Dengan Variabel Besar

Debit dan Panjang Saluran. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hansen, V. E., O.W. Israelsen, dan G. E. Stringham. 1979. Irrigation Principles

and Practices. John Wiiley and Sons, Inc. New York. Houk, I. E. 1957. Irrigation Engineering. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 79: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

66

Kartasapoetra, A.G., Mulyani Sutedjo, dan E. Pollein. 1990. Teknologi Pengairan

Pertanian Irigasi. Bumi Aksara. Jakarta. Khushalani, K. B. dan M. Kushalani. 1974. Irrigation Practice and Design.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kinori, B. Z. 1970. Manual of Surface Drainage Engineering. Skripsi. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kraatz, D. B. dan I. K. Mahajan. 1975. Small Hydraulic Structures. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kunwibowo, A. 1980. Mempelajari Pengaruh Debit dan Panjang Saluran

Terhadap Persentase Kehilangan Air Selama Penyaluran Di Saluran Primer Cipelang Barat Daerah Irigasi Rentang. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Linsley, R. K. dan J. B. Franzini. 1972. Teknik Sumber Daya Air. Jilid 2 Edisi

ketiga. Erlangga. Jakarta. Michael, A. M. 1978. Irrigation Theory and Practice. Vikas Publishing House

PVT, Ltd. New Delhi. Naibaho, Ponten. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Medan. Najib H. 2000. Tanaman Kelapa Sawit (Seri Budidaya). Tim Pengembangan

Materi LPP. Lembaga Pendidikan Perkebunan Press. Medan. Pramudya, B. dan N. Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. JICA DGHE-IPB. Bogor. Santoso, P. 2008. Pengololaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis

Guineensis Jacq) di PT Agrowiyana, Tunggal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Laporan Praktek Lapang. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sapei, A. 2008. Efisiensi Irigasi dan Pengukuran Debit. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Satyoso, H., S.M Mutabarat, Harimuktin, Slamet, dan Berlian. 2005. Pemanfaatan

Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit . Dalam Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit PPKS. Medan.

Setyoko, A. 1987. Pengaruh Debit dan Penampang Saluran Terhadap Kehilangan

Air Pada Saluran Tersier Pasangan Batu Kali. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 80: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

67

Sawyer, et.al. 1994. Kandungan Nitrogen Total dalam Perairan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Soekarto, B.S dan Irfan Hartoyo BE. 1981. Ilmu Irigasi 2. Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Jakarta. Sutarta, E.S., Darmosarkoro W, Purba P, Fadli L, Rahutomo S, dan Winarma.

2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Tachyan, E. P dan Sutjipto. 1986. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Erlangga.

Jakarta. Thuesen, G. J. Dan W. J. Fabrycky. 2002. Ekonomi Teknik. Skripsi. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tjiptadi, Wachjuddin. 1993. Pengolahan dan Pendayagunaan Limbah

Agroindustri (Studi Kasus Industri Pengolahan Kelapa Sawit). Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 81: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

iii

LAMPIRAN

Page 82: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

69

Page 83: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

70

Page 84: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

71

Page 85: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

72

Page 86: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

73

Lampiran 3. Metodologi pengukuran sifat kimia limbah cair

A. Metodologi analisis kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau

Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (KOB)

1. Peralatan

1) Botol inkubasi, gelas kaca bervolume 60 ml atau lebih

2) Air incubator atau water bath suhu dikontrol pada 20±1°C.

2. Bahan uji

1) Larutan KH2PO4

2) Larutan MGSO4

3) Larutan CaCl2

4) Larutan FeCl3.6H2O

5) Larutan asam dan alkali

6) Larutan NaSO3

7) Nitrification inhibitor, 2-cloro-6-(trichloromethyl)pyridine.

8) larutan Glucose-glutamic acid

9) Larutan NH4Cl

10) Larutan air

3. Prosedur

1) Persiapkan larutan air

2) Penyimpanan larutan air

3) Pengecekan asam Glucose-glutamic

4) Pengenceran

5) Sample pretreatment, ukur pH seluruh sampel, dan pastikan nilai

pH berada pada kisaran yang diperbolehkan.

6) Dilution technique

7) Menentukan DO (Dissolved Oxygen) awal

8) Larutan balnko

9) Inkubasi

10) Menentukan DO (Dissolved Oxygen) akhir setelah 5 hari

diinkubasi, tentukan DO sampel, blanko, kemudian periksa.

Page 87: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

74

Lampiran 3-(lanjutan)

4. Perhitungan

Apabila tidak dilakukan pengenceran :

Apabila dilakukan pengenceran :

D1 = DO 0 hari sampel, mg/l

D2 = DO 5 hari sampel setelah inkubasi pada suhu 20°C, mg/l

P = decimal fraksi volumetric dari sampel yang digunakan

B1 = DO 0 hari larutan pengencer, mg/l

B2 = DO 5 hari larutan pengencer, mg/l

f = rasio dari seed larutan sampel dengan seed pada seed kontrol.

B. Metodologi analisis kadar COD (Chemical Oxygen Demand) atau KOK

(Kebutuhan Oksigen Kimiawi).

1. Peralatan

Peralatan yang digunakan terdiri atas :

1) Oven 220°C yang dilengkapi dengan pengatur suhu, dan telah

dipanaskan pada 150°C pada saat digunakan;

2) Tabung KOK yang mempunyai tinggi 150 mm dan garis tengah 25

mm, terbuat dari gelas boro-silikat, mempunyai tutup asah dan

unit pengaman tutup;

3) Buret otomatis dengan ketelitian ±0.05 ml atau buret 25 ml;

4) Labu ukur 100 dan 1000 ml;

5) Gelas ukur 100 ml;

6) Pipet seukuran 10 ml;

7) Labu Erlenmeyer 100 ml

8) Gelas piala 100 ml.

2. Bahan Penunjang Uji

Bahan kimia yang berkualitas p.a dan bahan lain yang digunakan

dalam pengujian ini terdiri atas :

Page 88: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

75

Lampiran 3-(lanjutan)

1) Larutan campuran kalium dikromat-merkuri sulfat, K2Cr2O7-

HgSO4;

2) Larutan campuran asam sulfat-perak sulfat, H2SO4-Ag2SO4;

3) Larutan indikator feroin;

4) Serbuk fero ammonium sulfat, Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O

5) Larutan baku kalium dikromat, K2Cr2O7, 0.025N;

6) Asam sulfat pekat, H2SO4;

7) Air suling atau air demineralisasi yang mempunyai DHL 0.5-2

umhos/cm;

8) Serbuk asam sulfamat, NH2SO3H.

3. Persiapan Benda Uji

Persiapan benda uji melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Sediakan contoh uji yang telah diambil sesuai dengan Metode

Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air, SK SNI M-02-1989-F;

2) Kocok contoh uji dan ukur 100 ml secara duplo, masukkn ke dalam

gelas piala 100 ml;

3) Apabila contoh uji mengandung ion nitrit, lakukan langkah sebagai

berikut :

• Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap 1 mg NO2

• Kocok campuran selama 1 menit

4) Pipet 10 ml dan masukkan ke dalam tabung KOK;

5) Benda uji siap diuji

4. Persiapan Pengujian

1) Pembuatan Larutan Baku Fero Amonium Sulfat

Buat larutan baku fero ammonium sulffat kira-kira 0.025N

dengan tahapan sebagai berikut :

a. Timbang 9.8 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O;

b. Larutkan dengan 500 ml air suling di dalam labu ukur 1000

ml;

c. Tambahkan 20 ml asam sulfat pekat;

Page 89: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

76

Lampiran 3-(lanjutan)

d. Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera.

2) Penetapan Kenormalan Larutan Baku Fero AMonium Sulfat

Tahapan kenormalan larutan baku fero ammonium sulfat dengan

tahapan sebagai berikut :

a. Pipet 25 ml larutan baku kalium dikromat 0.025N dan

masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 ml;

b. Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat;

c. Tambahkan 3 tetes larutan indikator feroin;

d. Titrasi dengan larutan fero ammonium sulfat yang akan

ditetapkan kenormalannya;

e. Catat ml pemakaian larutan baku fero ammonium sulfat;

f. Apabila perbedaan pemakaian larutan baku fero ammonium

sulfat secara duplo lebih dari 0.10 ml ulangi penetapan,

apabila kurang atau sama dengan 0.10 ml rata-ratakan

hasilnya untuk perhitungan kenormalan larutan baku fero

amonium sulfat;

g. Hitung kenormalan larutan baku fero ampnium sulfat

dengan menggunakan rumus :

V1 x N1 = V2 x N2

dengan penjelasan :

V1 = ml larutan baku kalium dikromat;

V2 = ml larutan baku fero ammonium sulfat;

N1 = Kenormalan larutan baku kalium dikromat;

N2 = Kenormalan larutan baku fero ammonium sulfat

yang ditetapkan.

5. Cara Uji

Uji kadar KOK dengan tahapan sebagai berikut :

1) Pipet 5 ml larutan campuran kalium dikromat-merkuri sulfat dan

masukkan ke dalam benda uji;

2) Tambahkan 10 ml larutan campuran asam sulfat-perak sulfat;

Page 90: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

77

Lampiran 3-(lanjutan)

3) Aduk campuran di dalam tabung KOK kemudian tutup;

4) Ulangi tahap 1) s/d 3) terhadap 10 ml air suling untuk blanko;

5) Pasang unit pengaman tutup pada masing-masing tabung;

6) Masukkan ke dalam oven pada suhu 150°C selama 2 jam;

7) Keluarkan tabung KOK dari dalam oven dan biarkan hingga

dingin;

8) Pindahkan campuran dari tabung KOK ke dalam labu erlenmeyer

100 ml dan bilas dengan 10 ml air suling;

9) Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat;

10) Tambahkan 3 tetes larutan indikator feroin;

11) Titrasi dengan larutan baku fero ammonium sulfat 0.025N yang

telah dibakukan sampai terjadi perubahan warna dari hijau

menjadi merah coklat;

12) Catat ml pemakaian larutan fero ammonium sulfat;

13) Apabila perbedaan pemakaian larutan baku fero ammonium

sulfat secara duplo lebih dari 0.10 ml ulangi penetapan, apabila

kurang atau sama dengan 0.10 ml rata-ratakan hasilnya untuk

perhitungan kadar KOK.

6. Perhitungan

Hitung kadar KOK dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

dengan penjelasan :

A = ml pemakaian larutan baku fero ammonium sulfat untuk titrasi

blanko;

B = ml Pemakaian larutan baku fero ammonium sulfat untuk titrasi

benda uji;

N = Kenormalan larutan baku fero ammonium sulfat;

p = Besar pengenceran contoh uji.

Bila hasil perhitungan lebih besar dari 50 mg/l, ulangi pengujian

dengan cara mengencerkan benda uji.

Page 91: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

78

Lampiran 3-(lanjutan)

C. Metodologi analisis kadar NH3-N (ammonia)

Pengujian Nitrogen (Ammonia) terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

Preliminary Distillation Step, Titrimetric Method, dan Ammonia-Selective

Electroda Method.

1. Peralatan

• Alat-alat destilasi

• pH meter

2. Bahan uji

• Air bebas ammonia

• Borate buffer solution

• Sodium hydroxide

• Dechlorinating reagent

• Neutralization agent

• Absorbent solution, plain boric acid

• Indicating boric acid solution

• Sulfuric acid

3. Prosedur

• Persiapan peralatan

• Persiapan sampel

• Destilasi

• Penentuan ammonia, dengan titrimetric method, ammonia-selective

electrode method, atau dengan phenate method.

Page 92: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

79

Lampiran 4. Daftar Komponen Sistem Aplikasi Limbah Cair Kelapa Sawit

No Komponen Biaya Aplikasi Limbah Cair Sistem Flatbed

No Komponen Biaya Aplikasi Limbah Cair Sistem Traktor-tangki

1 Kolam Limbah 1 Kolam Limbah • Kolam Sludge Pit • Kolam Sludge Pit • Kolam Anaerobik I • Kolam Pengasaman • Kolam Anaerobik II • Kolam Anaerobik Primer • Kolam Anaerobik III 2 Traktor • Kolam Anaerobik IV 3 Tangki • Kolam Fakultatif 4 Instalasi Pompa Sentrifugal • Kolam Aplikasi Lahan 5 Bangunan dan Garasi • Kolam Aerobik 6 Pemakaian Bahan Bakar

2 Pompa Aplikasi 7 • Bahan bakar traktor 3 Pompa Sirkulasi • Motor listrik pompa 4 Instalasi Perpipaan 8 Konsumsi pelumas traktor 5 Pembuatan Lahan Aplikasi 9 Biaya perbaikan dan

pemeliharaan 6 Rumah Pompa • Mesin traktor-tangki 7 Rumah Penjaga 1 • Motor listrik pompa 8 Rumah Penjaga 2 10 Gaji Pegawai 9 Gudang • Upah Tenaga Kerja 1 10 Pemakaian Energi Listrik • Upah Tenaga Kerja 2 • Motor listrik pompa aplikasi 11 Biaya Hal-hal Khusus • Motor listrik pompa sirkulasi • Biaya penggantian ban • Lampu gudang dan rumah

pompa

• Lampu Penerangan instalasi limbah

• Lampu penerangan rumah penjaga 1

• Lampu penerangan rumah penjaga 2

11 Biaya Perbaikan dan Pemaliharaan

• Motor Listrik Pompa Aplikasi

• Motor Listrik Pompa Sirkulasi

• Lampu Gudang dan Rumah Pompa

• Lampu Penerangan Instalasi Limbah

Page 93: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

80

Lampiran 4-(lanjutan)

11 Biaya Perbaikan dan Pemaliharaan

• Lampu Penerangan Rumah Penjaga 1

• Lampu Penerangan Rumah Penjaga 2

18 Gaji Tenaga Kerja • Penjaga Siang • Penjaga Malam • Karyawan IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah)

• Operator Lapangan 1 • Operator Lapangan 2 • Operator Perbaikan 1 • Operator Perbaikan 2 19 Biaya Hal-hal Khusus • Biaya Penggantian Bearing

dan Sil

Page 94: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

81

Lampiran 5. Hasil pengukuran parameter fisik aliran limbah cair untuk pengulangan ke-1

No

Panjang

Saluran

(m)

Kecepatan Aliran

(m2/detik)

Luas Penampang Saluran

(m2)

Debit Aliran (m3/detik)

A1 Rata-

rata

A2 Rata-

rata

A3 Rata-

rata V1 V2 V3 A1 A2 A3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3

1 4 0,346 0,350 0,341 0,0144 0,0050 0,0050 0,0049 0,0050

2 22,8 0,439 0,439 0,439 0,0112 0,0113 0,0113 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049

3 27,4 0,460 0,474 0,467 0,0105 0,0105 0,0105 0,0048 0,0050 0,0049 0,0049 0,0048 0,0050 0,0049 0,0049 0,0048 0,0050 0,0049 0,0049

4 43,2 0,371 0,381 0,388 0,0128 0,0128 0,0128 0,0048 0,0049 0,0050 0,0049 0,0047 0,0049 0,0049 0,0048 0,0047 0,0049 0,0049 0,0048

5 65,2 0,416 0,428 0,440 0,0113 0,0112 0,0112 0,0047 0,0048 0,0050 0,0048 0,0047 0,0048 0,0049 0,0048 0,0047 0,0048 0,0049 0,0048

6 81,6 0,433 0,459 0,459 0,0105 0,0105 0,0105 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047

7 87,5 0,459 0,413 0,459 0,0105 0,0105 0,0105 0,0048 0,0043 0,0048 0,0047 0,0048 0,0043 0,0048 0,0047 0,0048 0,0043 0,0048 0,0047

8 104,7 0,446 0,446 0,430 0,0105 0,0105 0,0105 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046

9 120,5 0,381 0,375 0,381 0,0120 0,0120 0,0120 0,0046 0,0045 0,0046 0,0046 0,0046 0,0045 0,0046 0,0046 0,0046 0,0045 0,0046 0,0046

10 136,5 0,415 0,399 0,388 0,0113 0,0113 0,0112 0,0047 0,0045 0,0044 0,0045 0,0047 0,0045 0,0044 0,0045 0,0046 0,0045 0,0043 0,0045

11 153,8 0,398 0,418 0,418 0,0109 0,0109 0,0109 0,0043 0,0045 0,0045 0,0045 0,0043 0,0045 0,0045 0,0045 0,0043 0,0045 0,0045 0,0045

12 170,4 0,372 0,375 0,363 0,0120 0,0120 0,0119 0,0045 0,0045 0,0044 0,0044 0,0045 0,0045 0,0044 0,0044 0,0044 0,0045 0,0043 0,0044

13 188 0,385 0,373 0,385 0,0112 0,0112 0,0112 0,0043 0,0042 0,0043 0,0043 0,0043 0,0042 0,0043 0,0043 0,0043 0,0042 0,0043 0,0043

14 204,1 0,365 0,364 0,376 0,0116 0,0116 0,0116 0,0042 0,0042 0,0044 0,0043 0,0042 0,0042 0,0043 0,0043 0,0042 0,0042 0,0043 0,0043

15 225,5 0,399 0,405 0,405 0,0105 0,0105 0,0105 0,0042 0,0043 0,0043 0,0042 0,0042 0,0043 0,0043 0,0042 0,0042 0,0043 0,0043 0,0042

16 246,5 0,377 0,377 0,368 0,0113 0,0113 0,0113 0,0042 0,0042 0,0041 0,0042 0,0042 0,0042 0,0041 0,0042 0,0042 0,0042 0,0041 0,0042

17 262 0,350 0,339 0,339 0,0120 0,0120 0,0120 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041

18 277,1 0,391 0,384 0,378 0,0105 0,0105 0,0105 0,0041 0,0040 0,0040 0,0040 0,0041 0,0040 0,0040 0,0040 0,0041 0,0040 0,0040 0,0040

19 293,2 0,364 0,352 0,352 0,0107 0,0107 0,0107 0,0039 0,0038 0,0038 0,0038 0,0039 0,0038 0,0038 0,0038 0,0039 0,0038 0,0038 0,0038

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

Page 95: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

82

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-1

No

Panjang

Saluran

(m)

Volume Aliran (m3) Efisiensi Aliran (%) Kehilangan Air (m

3)

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 4 71,69 99,57 0,31

2 22,8 70,75 71,06 71,06 98,26 98,70 98,70 1,25 0,94 0,94

3 27,4 70,57 70,57 70,57 98,01 98,01 98,01 1,43 1,43 1,43

4 43,2 70,08 69,80 69,80 97,33 96,95 96,95 1,92 2,20 2,20

5 65,2 69,34 69,03 69,03 96,30 95,87 95,87 2,66 2,97 2,97

6 81,6 68,12 68,12 68,12 94,61 94,61 94,61 3,88 3,88 3,88

7 87,5 67,07 67,07 67,07 93,15 93,15 93,15 4,93 4,93 4,93

8 104,7 66,62 66,62 66,62 92,53 92,53 92,53 5,38 5,38 5,38

9 120,5 65,53 65,53 65,53 91,01 91,01 91,01 6,47 6,47 6,47

10 136,5 64,85 64,85 64,56 90,07 90,07 89,67 7,15 7,15 7,44

11 153,8 64,24 64,24 64,24 89,23 89,23 89,23 7,76 7,76 7,76

12 170,4 63,96 63,96 63,43 88,83 88,83 88,09 8,04 8,04 8,57

13 188 61,47 61,47 61,47 85,37 85,37 85,37 10,53 10,53 10,53

14 204,1 61,60 61,20 61,20 85,56 85,00 85,00 10,40 10,80 10,80

15 225,5 60,94 60,94 60,94 84,64 84,64 84,64 11,06 11,06 11,06

16 246,5 60,55 60,55 60,55 84,10 84,10 84,10 11,45 11,45 11,45

17 262 59,22 59,22 59,22 82,25 82,25 82,25 12,78 12,78 12,78

18 277,1 58,13 58,13 58,13 80,73 80,73 80,73 13,87 13,87 13,87

19 293,2 54,98 54,98 54,98 76,36 76,36 76,36 17,02 17,02 17,02

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

Page 96: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

83

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-2

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

No Panjang

Saluran (m)

Kecepatan (m/detik) Luas Penampan Saluran

(m2)

Debit Aliran (m3/detik)

A1 Rata-

rata

A2 Rata-

rata

A3 Rata-

rata V1 V2 V3 A1 A2 A3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3

1 4 0,337 0,337 0,359 0,0144 0,0049 0,0049 0,0052 0,0050

2 22,8 0,439 0,442 0,439 0,0112 0,0113 0,0113 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0050 0,0049 0,0049 0,0049 0,0050 0,0049 0,0049

3 27,4 0,343 0,329 0,370 0,0143 0,0143 0,0143 0,0049 0,0047 0,0053 0,0049 0,0049 0,0047 0,0053 0,0049 0,0049 0,0047 0,0053 0,0049

4 43,2 0,381 0,375 0,381 0,0128 0,0128 0,0128 0,0049 0,0048 0,0049 0,0048 0,0049 0,0048 0,0049 0,0048 0,0049 0,0048 0,0049 0,0048

5 65,2 0,424 0,422 0,423 0,0113 0,0112 0,0112 0,0048 0,0047 0,0047 0,0048 0,0048 0,0047 0,0047 0,0047 0,0048 0,0047 0,0047 0,0047

6 81,6 0,433 0,459 0,459 0,0105 0,0105 0,0105 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047 0,0045 0,0048 0,0048 0,0047

7 87,5 0,459 0,459 0,413 0,0105 0,0105 0,0105 0,0048 0,0048 0,0043 0,0047 0,0048 0,0048 0,0043 0,0047 0,0048 0,0048 0,0043 0,0047

8 104,7 0,446 0,446 0,430 0,0105 0,0105 0,0105 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046 0,0047 0,0047 0,0045 0,0046

9 120,5 0,380 0,381 0,381 0,0120 0,0120 0,0120 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046

10 136,5 0,396 0,399 0,396 0,0113 0,0113 0,0112 0,0045 0,0045 0,0044 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0044 0,0045 0,0044 0,0044

11 153,8 0,404 0,411 0,411 0,0109 0,0109 0,0109 0,0044 0,0045 0,0045 0,0044 0,0044 0,0045 0,0045 0,0044 0,0044 0,0045 0,0045 0,0044

12 170,4 0,381 0,323 0,387 0,0120 0,0120 0,0119 0,0046 0,0039 0,0046 0,0044 0,0046 0,0039 0,0046 0,0044 0,0045 0,0038 0,0046 0,0043

13 188 0,337 0,335 0,336 0,0128 0,0128 0,0128 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043

14 204,1 0,376 0,364 0,364 0,0116 0,0116 0,0116 0,0044 0,0042 0,0042 0,0043 0,0043 0,0042 0,0042 0,0042 0,0043 0,0042 0,0042 0,0042

15 225,5 0,326 0,340 0,375 0,0120 0,0120 0,0120 0,0039 0,0041 0,0045 0,0042 0,0039 0,0041 0,0045 0,0042 0,0039 0,0041 0,0045 0,0042

16 246,5 0,342 0,342 0,350 0,0120 0,0120 0,0120 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041

17 262 0,350 0,329 0,339 0,0120 0,0120 0,0120 0,0042 0,0039 0,0041 0,0041 0,0042 0,0039 0,0041 0,0041 0,0042 0,0039 0,0041 0,0041

18 277,1 0,311 0,320 0,341 0,0120 0,0120 0,0120 0,0037 0,0038 0,0041 0,0039 0,0037 0,0038 0,0041 0,0039 0,0037 0,0038 0,0041 0,0039

19 293,2 0,322 0,331 0,313 0,0116 0,0116 0,0116 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037

Page 97: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

84

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-2

No

Panjang

Saluran

(m)

Volume Aliran (m3) Efisiensi Aliran (%) Kehilangan Air (m

3)

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 4 62,52 99,23 0,48

2 22,8 62,14 62,32 62,32 98,63 98,92 98,92 0,86 0,68 0,68

3 27,4 62,32 62,32 62,32 98,92 98,92 98,92 0,68 0,68 0,68

4 43,2 61,08 60,92 60,92 96,95 96,70 96,70 1,92 2,08 2,08

5 65,2 59,88 59,70 59,70 95,05 94,77 94,77 3,12 3,30 3,30

6 81,6 59,61 59,61 59,61 94,61 94,61 94,61 3,39 3,39 3,39

7 87,5 58,69 58,69 58,69 93,15 93,15 93,15 4,31 4,31 4,31

8 104,7 58,29 58,29 58,29 92,53 92,53 92,53 4,71 4,71 4,71

9 120,5 57,60 57,60 57,60 91,43 91,43 91,43 5,40 5,40 5,40

10 136,5 56,15 56,23 55,98 89,13 89,26 88,86 6,85 6,77 7,02

11 153,8 55,81 55,81 55,81 88,59 88,59 88,59 7,19 7,19 7,19

12 170,4 54,83 54,99 54,53 87,03 87,29 86,56 8,17 8,01 8,47

13 188 54,14 54,14 54,14 85,94 85,94 85,94 8,86 8,86 8,86

14 204,1 53,73 53,50 53,50 85,28 84,91 84,91 9,27 9,50 9,50

15 225,5 52,45 52,45 52,45 83,25 83,25 83,25 10,55 10,55 10,55

16 246,5 52,10 52,10 52,10 82,70 82,70 82,70 10,90 10,90 10,90

17 262 51,30 51,30 51,30 81,43 81,43 81,43 11,70 11,70 11,70

18 277,1 49,00 49,00 49,00 77,77 77,77 77,77 14,00 14,00 14,00

19 293,2 46,89 46,89 46,89 74,42 74,42 74,42 16,11 16,11 16,11

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

Page 98: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

85

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-3

No Panjang

Saluran (m)

Kecepatan (m/detik) Luas Penampang Saluran

(m2)

Debit Aliran (m3/detik)

A1 Rata-

rata

A2 Rata-

rata

A3 Rata-

rata V1 V2 V3 A1 A2 A3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3

1 4 0,269 0,292 0,272 0,0180 0,0048 0,0053 0,0049 0,0050

2 22,8 0,376 0,346 0,376 0,0136 0,0135 0,0135 0,0051 0,0047 0,0051 0,0050 0,0051 0,0047 0,0051 0,0049 0,0051 0,0047 0,0051 0,0049

3 27,4 0,441 0,474 0,488 0,0105 0,0105 0,0105 0,0046 0,0050 0,0051 0,0049 0,0046 0,0050 0,0051 0,0049 0,0046 0,0050 0,0051 0,0049

4 43,2 0,387 0,381 0,380 0,0128 0,0128 0,0128 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 0,0048 0,0049 0,0049 0,0049 0,0048 0,0049

5 65,2 0,416 0,413 0,390 0,0120 0,0120 0,0120 0,0050 0,0050 0,0047 0,0049 0,0050 0,0050 0,0047 0,0049 0,0050 0,0050 0,0047 0,0049

6 81,6 0,450 0,465 0,459 0,0105 0,0105 0,0105 0,0047 0,0049 0,0048 0,0048 0,0047 0,0049 0,0048 0,0048 0,0047 0,0049 0,0048 0,0048

7 87,5 0,469 0,486 0,417 0,0105 0,0105 0,0105 0,0049 0,0051 0,0044 0,0048 0,0049 0,0051 0,0044 0,0048 0,0049 0,0051 0,0044 0,0048

8 104,7 0,463 0,454 0,451 0,0105 0,0105 0,0105 0,0049 0,0048 0,0047 0,0048 0,0049 0,0048 0,0047 0,0048 0,0049 0,0048 0,0047 0,0048

9 120,5 0,402 0,391 0,392 0,0120 0,0120 0,0120 0,0048 0,0047 0,0047 0,0047 0,0048 0,0047 0,0047 0,0047 0,0048 0,0047 0,0047 0,0047

10 136,5 0,431 0,410 0,415 0,0113 0,0113 0,0112 0,0048 0,0046 0,0047 0,0047 0,0048 0,0046 0,0047 0,0047 0,0048 0,0046 0,0046 0,0047

11 153,8 0,402 0,400 0,400 0,0116 0,0116 0,0116 0,0047 0,0046 0,0046 0,0047 0,0047 0,0046 0,0046 0,0047 0,0047 0,0046 0,0046 0,0047

12 170,4 0,381 0,393 0,387 0,0120 0,0120 0,0119 0,0046 0,0047 0,0046 0,0046 0,0046 0,0047 0,0046 0,0046 0,0045 0,0047 0,0046 0,0046

13 188 0,362 0,362 0,352 0,0128 0,0128 0,0128 0,0046 0,0046 0,0045 0,0046 0,0046 0,0046 0,0045 0,0046 0,0046 0,0046 0,0045 0,0046

14 204,1 0,403 0,389 0,389 0,0116 0,0116 0,0116 0,0047 0,0045 0,0045 0,0046 0,0047 0,0045 0,0045 0,0046 0,0047 0,0045 0,0045 0,0046

15 225,5 0,357 0,357 0,355 0,0128 0,0128 0,0128 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045

16 246,5 0,408 0,377 0,413 0,0113 0,0113 0,0113 0,0046 0,0042 0,0046 0,0045 0,0046 0,0042 0,0046 0,0045 0,0046 0,0042 0,0046 0,0045

17 262 0,350 0,339 0,362 0,0120 0,0120 0,0120 0,0042 0,0041 0,0043 0,0042 0,0042 0,0041 0,0043 0,0042 0,0042 0,0041 0,0043 0,0042

18 277,1 0,320 0,352 0,352 0,0120 0,0120 0,0120 0,0038 0,0042 0,0042 0,0041 0,0038 0,0042 0,0042 0,0041 0,0038 0,0042 0,0042 0,0041

19 293,2 0,322 0,331 0,313 0,0116 0,0116 0,0116 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037 0,0037 0,0038 0,0036 0,0037

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

Page 99: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

86

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-3

No

Panjang

Saluran

(m)

Volume Aliran (m3) Efisiensi Aliran (%) Kehilangan Air (m

3)

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 4 53,96 99,93 0,04

2 22,8 53,77 53,38 53,38 99,58 98,85 98,85 0,23 0,62 0,62

3 27,4 53,01 53,01 53,01 98,18 98,18 98,18 0,99 0,99 0,99

4 43,2 52,91 52,70 52,70 97,98 97,59 97,59 1,09 1,30 1,30

5 65,2 52,66 52,66 52,66 97,52 97,52 97,52 1,34 1,34 1,34

6 81,6 51,94 51,94 51,94 96,19 96,19 96,19 2,06 2,06 2,06

7 87,5 51,88 51,88 51,88 96,07 96,07 96,07 2,12 2,12 2,12

8 104,7 51,72 51,72 51,72 95,78 95,78 95,78 2,28 2,28 2,28

9 120,5 51,20 51,20 51,20 94,82 94,82 94,82 2,80 2,80 2,80

10 136,5 50,86 50,86 50,64 94,19 94,19 93,77 3,14 3,14 3,36

11 153,8 50,29 50,29 50,29 93,13 93,13 93,13 3,71 3,71 3,71

12 170,4 50,15 50,15 49,73 92,87 92,87 92,10 3,85 3,85 4,27

13 188 49,61 49,61 49,61 91,88 91,88 91,88 4,39 4,39 4,39

14 204,1 49,37 49,37 49,37 91,43 91,43 91,43 4,63 4,63 4,63

15 225,5 49,04 49,04 49,04 90,81 90,81 90,81 4,96 4,96 4,96

16 246,5 48,53 48,53 48,53 89,86 89,86 89,86 5,47 5,47 5,47

17 262 45,39 45,39 45,39 84,06 84,06 84,06 8,61 8,61 8,61

18 277,1 44,28 44,28 44,28 82,00 82,00 82,00 9,72 9,72 9,72

19 293,2 40,19 40,19 40,19 74,42 74,42 74,42 13,81 13,81 13,81

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

Page 100: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

87

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-4

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran.

No

Panjang

Saluran

(m)

Kecepatan (m/detik) Luas Penampang Saluran

(m2)

Debit Aliran (m3/detik)

A1 Rata-

rata

A2 Rata-

rata

A3 Rata-

rata V1 V2 V3 A1 A2 A3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3

1 4 0,280 0,272 0,280 0,0180 0,0050 0,0049 0,0050 0,0050

2 22,8 0,326 0,356 0,356 0,0144 0,0144 0,0144 0,0047 0,0051 0,0051 0,0050 0,0047 0,0051 0,0051 0,0050 0,0047 0,0051 0,0051 0,0050

3 27,4 0,403 0,379 0,379 0,0128 0,0128 0,0128 0,0052 0,0048 0,0048 0,0049 0,0052 0,0048 0,0048 0,0049 0,0052 0,0048 0,0048 0,0049

4 43,2 0,377 0,388 0,388 0,0128 0,0128 0,0128 0,0048 0,0050 0,0050 0,0049 0,0048 0,0049 0,0049 0,0049 0,0048 0,0049 0,0049 0,0049

5 65,2 0,380 0,380 0,376 0,0128 0,0128 0,0128 0,0049 0,0049 0,0048 0,0048 0,0049 0,0049 0,0048 0,0048 0,0049 0,0049 0,0048 0,0048

6 81,6 0,442 0,459 0,459 0,0105 0,0105 0,0105 0,0046 0,0048 0,0048 0,0048 0,0046 0,0048 0,0048 0,0048 0,0046 0,0048 0,0048 0,0048

7 87,5 0,365 0,362 0,459 0,0120 0,0120 0,0120 0,0044 0,0043 0,0055 0,0047 0,0044 0,0043 0,0055 0,0047 0,0044 0,0043 0,0055 0,0047

8 104,7 0,446 0,415 0,401 0,0113 0,0113 0,0113 0,0050 0,0047 0,0045 0,0047 0,0050 0,0047 0,0045 0,0047 0,0050 0,0047 0,0045 0,0047

9 120,5 0,381 0,381 0,410 0,0120 0,0120 0,0120 0,0046 0,0046 0,0049 0,0047 0,0046 0,0046 0,0049 0,0047 0,0046 0,0046 0,0049 0,0047

10 136,5 0,361 0,361 0,373 0,0128 0,0128 0,0126 0,0046 0,0046 0,0048 0,0047 0,0046 0,0046 0,0048 0,0047 0,0046 0,0046 0,0047 0,0046

11 153,8 0,398 0,391 0,391 0,0116 0,0116 0,0116 0,0046 0,0045 0,0045 0,0046 0,0046 0,0045 0,0045 0,0046 0,0046 0,0045 0,0045 0,0046

12 170,4 0,363 0,380 0,387 0,0120 0,0120 0,0119 0,0044 0,0046 0,0046 0,0045 0,0044 0,0046 0,0046 0,0045 0,0043 0,0045 0,0046 0,0045

13 188 0,387 0,362 0,362 0,0120 0,0120 0,0120 0,0046 0,0043 0,0043 0,0044 0,0046 0,0043 0,0043 0,0044 0,0046 0,0043 0,0043 0,0044

14 204,1 0,379 0,387 0,376 0,0116 0,0116 0,0116 0,0044 0,0045 0,0044 0,0044 0,0044 0,0045 0,0043 0,0044 0,0044 0,0045 0,0043 0,0044

15 225,5 0,384 0,394 0,375 0,0113 0,0113 0,0113 0,0043 0,0044 0,0042 0,0043 0,0043 0,0044 0,0042 0,0043 0,0043 0,0044 0,0042 0,0043

16 246,5 0,387 0,377 0,377 0,0113 0,0113 0,0113 0,0044 0,0042 0,0042 0,0043 0,0044 0,0042 0,0042 0,0043 0,0044 0,0042 0,0042 0,0043

17 262 0,350 0,339 0,339 0,0120 0,0120 0,0120 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041 0,0042 0,0041 0,0041 0,0041

18 277,1 0,352 0,352 0,352 0,0113 0,0113 0,0113 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040

19 293,2 0,352 0,342 0,342 0,0112 0,0112 0,0112 0,0039 0,0038 0,0038 0,0039 0,0039 0,0038 0,0038 0,0039 0,0039 0,0038 0,0038 0,0039

Page 101: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

88

Lampiran 5 (Lanjutan). Hasil Pengukuran Parameter Fisik Aliran Limbah Cair Untuk Pengulangan ke-4

No

Panjang

Saluran

(m)

Volume Aliran (m3) Efisiensi Aliran (%) Kehilangan Air (m

3)

A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3

1 4 62,89 99,82 0,11

2 22,8 62,72 62,72 62,72 99,56 99,56 99,56 0,28 0,28 0,28

3 27,4 62,37 62,37 62,37 99,00 99,00 99,00 0,63 0,63 0,63

4 43,2 62,02 61,78 61,78 98,44 98,06 98,06 0,98 1,22 1,22

5 65,2 61,08 61,08 61,08 96,95 96,95 96,95 1,92 1,92 1,92

6 81,6 59,97 59,97 59,97 95,20 95,20 95,20 3,03 3,03 3,03

7 87,5 59,81 59,81 59,81 94,93 94,93 94,93 3,19 3,19 3,19

8 104,7 59,65 59,65 59,65 94,68 94,68 94,68 3,35 3,35 3,35

9 120,5 59,09 59,09 59,09 93,79 93,79 93,79 3,91 3,91 3,91

10 136,5 58,69 58,69 58,00 93,15 93,15 92,06 4,31 4,31 5,00

11 153,8 57,60 57,60 57,60 91,42 91,42 91,42 5,40 5,40 5,40

12 170,4 56,96 56,96 56,49 90,42 90,42 89,66 6,04 6,04 6,51

13 188 56,05 56,05 56,05 88,97 88,97 88,97 6,95 6,95 6,95

14 204,1 55,78 55,42 55,42 88,54 87,97 87,97 7,22 7,58 7,58

15 225,5 54,47 54,47 54,47 86,46 86,46 86,46 8,53 8,53 8,53

16 246,5 53,90 53,90 53,90 85,55 85,55 85,55 9,10 9,10 9,10

17 262 51,82 51,82 51,82 82,25 82,25 82,25 11,18 11,18 11,18

18 277,1 49,94 49,94 49,94 79,28 79,28 79,28 13,06 13,06 13,06

19 293,2 48,70 48,70 48,70 77,30 77,30 77,30 14,30 14,30 14,30

Keterangan : Untuk panjang saluran pertama hanya dilakukan satu kali pengukuran luas penampang saluran

Page 102: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

89

Lampiran 6. Perhitungan total waktu pengisian kolam kecil flatbed

No

Panjang saluran (m)

Q Aliran Rata-rata(m3/det) Q rata-rata

(m3/det)

Jumlah flatbed

Volume (m3)

Waktu (jam) A1 A2 A3

1 4 0,0050 0,0050 9 2,815 0,157

2 22,8 0,0050 0,0050 0,0050 0,0050 17 5,318 0,298

3 27,4 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 27 8,446 0,476

4 43,2 0,0049 0,0049 0,0049 0,0049 24 7,507 0,428

5 65,2 0,0048 0,0048 0,0048 0,0048 24 7,507 0,433

6 81,6 0,0048 0,0048 0,0048 0,0048 24 7,507 0,438

7 87,5 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 24 7,507 0,442

8 104,7 0,0047 0,0047 0,0047 0,0047 19 5,943 0,352

9 120,5 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 24 7,507 0,450

10 136,5 0,0046 0,0046 0,0046 0,0046 26 8,133 0,494

11 153,8 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 27 8,446 0,518

12 170,4 0,0045 0,0045 0,0045 0,0045 27 8,446 0,524

13 188 0,0044 0,0044 0,0044 0,0044 30 9,384 0,592

14 204,1 0,0044 0,0044 0,0044 0,0044 30 9,384 0,596

15 225,5 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 34 10,635 0,685

16 246,5 0,0043 0,0043 0,0043 0,0043 22 6,882 0,447

17 262 0,0041 0,0041 0,0041 0,0041 14 4,379 0,295

18 277,1 0,0040 0,0040 0,0040 0,0040 18 5,630 0,391

19 293,2 0,0038 0,0038 0,0038 0,0038 23 7,194 0,529

Total Waktu (Jam) 8,545

Catatan : Ukuran Flatbed rata-rata (2.3x1,7x0,08) m3.

Page 103: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

90

Lampiran 7. Daftar pH dan suhu limbah cair (°C) selama penyaluran pada

aplikasi sistem flatbed

No Panjang Saluran (m) Parameter

pH Suhu (°C) 1 4 8,09 27,24 2 65,2 8,23 27,34 3 120,5 8,33 27,38 4 188 8,39 27,72 5 246,5 8,52 27,75 6 293,2 8,58 28,00 7 349,75 8,60 28,35 8 406,1 8,63 28,55 9 465,5 8,65 28,65

Page 104: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

91

Lampiran 8. Skema aliran limbah cair pada sistem kolam limbah (ponding

system)

Kolam Sludge Fit

(pengutipan minyak)

Limbah segar pabrik

Cooling pond (kolam pendinginan)

Kolam An-aerobik I

Kolam An-aerobik II

Kolam Aerobik I

Kolam Aerobik II

Kolam Aerobik II

Kolam Aplikasi

Kolam Cadangan

Rumah pompa

Menuju lahan aplikasi

Page 105: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

92

Lampiran 9. Daftar Kandungan Bahan Kimia Limbah Cair pada Masing-masing

Lokasi Penyaluran Sistem Flat bed

No Parameter Kimia Limbah

Cair Satuan

Lokasi Pengambilan Sampel

Kolam

Aplikasi

Saluran

Inlet

Saluran

Outlet

1 BOD (Biologycal Oxygen

Demand) mg/l 22 26 26

2 COD (Biologycal Oxygen

Demand) mg/l 57 84 65

3 Ammonia (NH3-N) mg/l 11,8 20,31 4,45

Page 106: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

93

Lampiran 10. Analisis biaya aplikasi sistem flatbed

ANALISIS BIAYA TETAP

No Spesifikasi Nilai Rp/tahun

1 Biaya penyusutan

Kolam limbah

Harga awal (P) (Rp) 149.375.000 6.721.875

Harga akhir (Rp) 14.937.500

Umur Ekonomi (tahun) 20

Pembuatan Instalasi flatbed

Harga awal (P) (Rp) 15.000.000 1.350.000

Harga akhir (Rp) 1.500.000

Umur ekonomis (tahun) 10

Pompa

Harga awal (P) (Rp) 36.192.000 4.071.600

Harga akhir (Rp) 3.619.200

Umur ekonomis (N) (Tahun) 8

Panel listrik

Harga awal (Rp) 4.600.000 828.000

Harga akhir (Rp) 460.000

Umur ekonomis (Tahun) 5

Instalasi perpipaan

Harga awal (Rp) 121.900.000 5.485.500

Harga akhir (Rp) 12.190.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Rumah pompa (3 x 4 m2)

Harga awal (P) (Rp) 10.000.000 450.000

Harga akhir (Rp) 1.000.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Rumah penjaga 1 (6 x 8 meter)

Harga awal (Rp) 25.000.000 1.125.000

Harga akhir (Rp) 2.500.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Page 107: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

94

Lampiran 10- (Lanjutan)

Penyusutan Nilai Rp/Tahun

Rumah penjaga 2(6 x 8 meter)

Harga awal (Rp) 25.000.000 1.125.000

Harga akhir (Rp) 2.500.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Gudang (3 x 4 meter)

Harga awal (Rp) 10.000.000 450.000

Harga akhir (Rp) 1.000.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Total 21.606.975

2 Bunga modal

(i=3.25%/tahun)

Kolam limbah I = (i x P )*(N + 1) /2N

2.548.711

Instalasi flat bed 268.125

Pompa 661.635

Panel listrik 89.700

Instalasi perpipaan 2.079.919

Rumah pompa (3 x 4 m2) 170.625

Rumah penjaga 1(6 x 8 meter) 426.563

Rumah penjaga 2(6 x 8 meter) 426.563

Gudang (3 x 4 meter) 170.625

Total 6.842.465

Total biaya tetap (BT) 28.449.440

Page 108: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

95

Lampiran 10-(Lanjutan)

ANALISIS BIAYA TIDAK TETAP (Rp/Jam)

No Spesifikasi Perhitungan Satuan Nilai

Motor listrik (Pompa Aplikasi) Daya Watt 22000

Motor listrik (Pompa Sirkulasi) Watt 22000

Lampu gudang&rumahpompa Watt 40

Lampu penerangan instalasi limbah Watt 100

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Watt 5

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Watt 10

Motor listrik (pompa aplikasi) Hari pemakaian (Hb) Hari/bulan 8

Motor listrik (pompa sirkulasi) Hari/bulan 8

Lampu gudang&rumahpompa Hari/bulan 30

Lampu penerangan instalasi limbah Hari/bulan 30

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Hari/bulan 30

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Hari/bulan 30

Motor listrik (pompa aplikasi) Jam kerja (Jk) Jam/hari 4

Motor listrik (pompa sirkulasi) Jam/hari 4

Lampu gudang&rumahpompa Jam/hari 12

Lampu penerangan instalasi limbah Jam/hari 10

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Jam/hari 12

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Jam/hari 6

Motor listrik (pompa aplikasi) kwh=Daya*Jk kwh 88

Motor listrik (pompa sirkulasi) kwh 88

Lampu gudang&rumahpompa kwh 0,48

Lampu penerangan instalasi limbah kwh 1

Lampu penerangan rumah penjaga 1 kwh 0,06

Lampu penerangan rumah penjaga 2 kwh 0,06

1 Biaya listrik

Motor listrik (pompa aplikasi) (Rp 932/kwh)(WBP) dan Rp 466/kwh (LWBP)

Rp/hari 41.008

Motor listrik (pompa sirkulasi) Rp/hari 41.008

Lampu gudang dan rumah pompa Rp/hari 447

Lampu penerangan instalasi limbah Rp/hari 932

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Rp/hari 56

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Rp/hari 56

Motor listrik (pompa aplikasi) (Rp/hari)/Jk) Rp/jam 10.252

Motor listrik (pompa sirkulasi) Rp/jam 10.252

Lampu gudang&rumahpompa Rp/jam 37

Lampu penerangan instalasi limbah Rp/jam 93

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Rp/jam 5

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Rp/jam 9

Total 20.639

Page 109: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

96

Lampiran 10-(Lanjutan)

2 Biaya perbaikan dan pemeliharaan

Motor listrik (pompa aplikasi) 1.2%*(P - S)/100 Jam Rp/jam 3.909

Motor listrik (pompa sirkulasi)

Lampu gudang dan rumahpompa (Rp 10.000/bulan)/Hb/Jk)

Rp/jam 313

Lampu penerangan instalasi limbah Rp/jam 28

Lampu penerangan rumah penjaga 1 Rp/jam 33

Lampu penerangan rumah penjaga 2 Rp/jam 28

Total 4.310

3 Biaya operator instalasi flatbed

Penjaga siang Hari kerja karyawan (Hk)

Hari/bulan 30

Penjaga malam Hari/bulan 30

karyawan IPAL Hari/bulan 27

Operator lapangan 1 Hari/bulan 27

Operator lapangan 2 Hari/bulan 27

Operator perbaikan 1 Hari/bulan 27

Operator perbaikan 2 Hari/bulan 27

Penjaga siang Jam kerja/hari (Jh) Jam/hari 12

Penjaga malam Jam/hari 12

Karyawan IPAL Jam/hari 8

Operator lapangan 1 Jam/hari 8

Operator lapangan 2 Jam/hari 8

Operator perbaikan 1 Jam/hari 8

Operator perbaikan 2 Jam/hari 8

Penjaga siang Rp. Gaji/Hk/Jh Rp/jam 1.666,667

Penjaga malam Rp/jam 1.666,667

Karyawan IPAL Rp/jam 11.111

Operator lapangan 1 Rp/jam 2.777,778

Operator lapangan 2 Rp/jam 2.777,778

Operator perbaikan 1 Rp/jam 2.777,778

Operator perbaikan 2 Rp/jam 2.777,778

Total 25.556

4 Biaya hal-hal khusus

Biaya penggantian bearing dan seal Rp 200.000/6 bulan/Hb/Jk Rp/jam 1.042

Total Rp/jam 833

Total biaya tidak tetap (BTT) Rp/Jam 51.338

Page 110: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

97

Lampiran 10-(Lanjutan)

Spesifikasi Perhitungan Satuan Nilai

5 Biaya total (B) B = (BT/x ) + BTT

Perkiraan jam kerja pompa/tahun (x) Jam/tahun 384

Biaya total (B) Rp/jam 125.425

6 Biaya pokok (Bp) Bp = B/k

Kapasitas pompa (k) Liter/jam 18.000

Biaya pokok (Bp) Rp/liter 7

Page 111: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

98

Lampiran 11. Analisis biaya aplikasi sistem traktor-tangki

ANALISIS BIAYA TETAP MESIN POMPA

No Spesifikasi Nilai Rp/tahun

1 Biaya penyusutan

Kolam limbah

Harga awal (P) (Rp) 50.000.000 2.250.000

Harga akhir (Rp) 5.000.000

Umur ekonomis (N) (tahun) 20

Pompa

Harga awal (Rp) 3.000.000 337.500

Harga akhir (Rp) 300.000

Umur ekonomis (tahun) 8

Bangunan dan garasi (10 x 10 meter)

Harga awal (Rp) 10.000.000 450.000

Harga akhir (Rp) 1.000.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Total 3.037.500

2 Bunga modal (i=3.25%/tahun)

Kolam limbah I = (i x P )*(N + 1) /2N

853.125

Pompa 54.844

Bangunan dan garasi (10 x 10 meter) 170.625

Total

1.078.594

Total biaya tetap (BT1) 4.116.094

Page 112: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

99

Lampiran 11-(Lanjutan)

ANALISIS BIAYA TETAP TRAKTOR

No Spesifikasi Nilai Rp/tahun

1 Biaya penyusutan

Kolam limbah

Harga awal (P) (Rp) 50.000.000 2.250.000

Harga akhir (Rp) 5.000.000

Umur ekonomis (N) (tahun) 20

Traktor

Harga awal (Rp) 150.000.000 13.500.000

Harga akhir (Rp) 15.000.000

Umur ekonomis (Tahun) 10

Tangki

Harga awal (Rp) 2.000.000 180.000

Harga akhir (Rp) 200.000

Umur ekonomis (Tahun) 10

Bangunan dan garasi (10 x 10 meter)

Harga awal (Rp) 10.000.000 450.000

Harga akhir (Rp) 1.000.000

Umur ekonomis (Tahun) 20

Total 16.380.000

2 Bunga modal (i=3.25%/tahun)

Kolam limbah I = (i x P )*(N + 1) /2N 853.125

Traktor 2.681.250

Tangki 35.750

Bangunan dan garasi (10 x 10 meter) 170.625

Total 3.740.750

Total biaya tetap (BT2) 4.593.875

Page 113: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

100

Lampiran 11-(Lanjutan)

ANALISIS BIAYA TIDAK TETAP POMPA (Rp/Jam)

No Spesifikasi

Perhitungan Satuan Nilai

1 Pompa Daya watt 10

Harga pompa (P) (Pp) Rp 3.000.000

Harga akhir pompa (Sp) Rp 300.000

Jam kerja pompa per hari (Jp) Jam/hari 4

motor listrik (Eh) Energi harian pompa kwh 0,04

Hari kerja pompa per bulan hari/bulan 8

Hari kerja pomp per tahun hari/tahun 96

Total jam kerja pompa per tahun jam/tahun 384

Jam kerja operator per hari (jh) jam/hari 4

hari kerja operator per bulan (hb) hari/bulan 24

Biaya tidak tetap

Motor listrik pompa Rp 466/kwh *Eh/Jp Rp/jam 4,66

Biaya perbaikan dan pemeliharaan pompa 1,2%*(Pp-Sp)/100 jam Rp/jam 324

Upah tenaga kerja 1 (2 orang) Rp Gaji/bulan/jh/hb

Rp/jam 12.500

Upah tenaga kerja 2(2orang) Rp/jam 12.500

Total biaya tidak tetap (BTT1) Rp/jam 25.329

Page 114: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

101

Lampiran 11-(Lanjutan)

ANALISIS BIAYA TIDAK TETAP TRAKTOR (Rp/Jam) No Perhitungan Satuan Nilai

1 Traktor Daya Hp 115

Traktor (P) Harga Rp 150.000.000

Konsumsi bahan bakar traktor Untuk kerja normal liter/Hp/jam 0,12

Konsumsi bahan bakar traktor (bb) liter/jam 13,8

Jam kerja traktor per hari Jam/hari 9

Hari kerja traktor per bulan hari/bulan 8

Hari kerja traktor per tahun hari/tahun 96

Total Jam kerja traktor per tahun jam/tahun 864

Konsumsi oli/pelumas (bp) liter/jam 0,095

Jam kerja operator per hari (jh) jam/hari 9

hari kerja operator per bulan (hb) hari/bulan 24

Biaya tidak tetap

Konsumsi bahan bakar traktor Rp 4500/liter*bb Rp/jam 62.100

Konsumsi pelumas Rp 25000/liter*bp Rp/jam 2.375

Biaya perbaikan dan pemeliharaan traktor 1,2%*P/100 Jam Rp/jam 18.000

Upah tenaga kerja 1 Rp Gaji/bulan/jh/hb Rp/jam 5.556

Upah tenaga kerja 2 Rp/jam 5.556

Biaya penggantian ban

Biaya penggantian ban/jam kerja traktor per tahun Rp/jam 27.778

Total biaya tidak tetap

(BTT2) Rp/jam 121.364

Page 115: DRAFT SKRIPSI ANALISA TEKNIS DAN BIAYA SISTEM KANAL ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60711/F09ipu.pdf · salah satu cara yang sangat efektif bagi ... Tujuan dari

102

Lampiran 11-(Lanjutan)

No ANALISIS BIAYA POKOK SISTEM TRAKTOR-TANGKI

1 Perkiraan jam kerja per tahun (x)

Perkiraan jam kerja pompa per tahun (x1) jam/tahun 384

Perkiraan jam kerja traktor per tahun (x2) jam/tahun 864

2 Kapasitas mesin (k)

Kapasitas Pompa (k1) Liter/jam 18.000

Kapasitas Traktor (k2) Liter/jam 7.273

Biaya pokok (Bp) ((BT1/x1)+BTT1)/k1 + ((BT2/x2)+BTT2)/k2)) Rp/liter 19