Draft Paper Penyusunan APBN

8
Penyusunan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyelenggaraan pemerintahan termasuk didalamnya pelayanan publik dan pembangunan mempunyai keterkaitan erat dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 1 . APBN merupakan dokumen perencanaan tentang jumlah dan sumber- sumber penerimaan dana; jumlah dan sasaran penggunaan dana; apakah penerimaan dan pengeluaran dalam anggaran dikategorikan seimbang, surplus atau defisit; jumlah dan sasaran penggunaan dana jika anggaran dikategorikan surplus; jumlah dan sumber- sumber pendanaan jika anggaran dikategorikan defisit 2 . Dalam bahasa sehari- hari, APBN adalah dokumen rencana tentang berapa dan dari mana saja uang yang akan diterima; berapa dan untuk apa saja uang yang akan dikeluarkan; jika ada surplus maka akan diapakan 1 Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 2 Lihat Pasal 12 ayat (3) dan (4) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

description

APBN, anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran, pendapatan, belanja, negara, pembiayaan, pajak, bea, masuk, penerimaan, bukan, PNBP

Transcript of Draft Paper Penyusunan APBN

Page 1: Draft Paper Penyusunan APBN

Penyusunan APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Penyelenggaraan pemerintahan termasuk didalamnya pelayanan publik

dan pembangunan mempunyai keterkaitan erat dengan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN)1. APBN merupakan dokumen perencanaan tentang

jumlah dan sumber- sumber penerimaan dana; jumlah dan sasaran penggunaan

dana; apakah penerimaan dan pengeluaran dalam anggaran dikategorikan

seimbang, surplus atau defisit; jumlah dan sasaran penggunaan dana jika anggaran

dikategorikan surplus; jumlah dan sumber- sumber pendanaan jika anggaran

dikategorikan defisit2. Dalam bahasa sehari- hari, APBN adalah dokumen rencana

tentang berapa dan dari mana saja uang yang akan diterima; berapa dan untuk apa

saja uang yang akan dikeluarkan; jika ada surplus maka akan diapakan uang yang

ada; jika defisit maka berapa dan dari mana mendapatkan uang untuk menutup

defisit.

Anggaran Pendapatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri dari tiga

komponen, yaitu: Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Pembiayaan3.

Anggaran Pendapatan adalah anggaran terkait soal sumber- sumber masuknya

1 Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.2 Lihat Pasal 12 ayat (3) dan (4) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.3 Lihat Pasal 11 ayat (2) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Page 2: Draft Paper Penyusunan APBN

uang ke kas negara4. Pendapatan negara terdiri dari tiga sumber utama, antara lain

penerimaan pajak termasuk didalamnya bea masuk barang impor dan cukai;

penerimaan negara bukan pajak (PNBP); dan hibah5.

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis pajak, antara lain pajak penghasilan

(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah

(PPNBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Materai (BM) dan Bea

Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)6.

Selain penerimaan dari sektor pajak, juga terdapat penerimaan negara

bukan pajak (PNBP). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan

Negara Bukan Pajak ditentukan bahwa PNBP terdiri dari penerimaan yang

bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah; penerimaan dari pemanfaatan

sumber daya alam; penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang

dipisahkan; penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah;

penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan

denda administrasi; penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;

dan penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri.

Dalam peraturan pelaksanaan nya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22

Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52

Tahun 1998 dijabarkan bahwa terdapat PNBP yang berlaku umum di semua

departemen dan lembaga non departemen; dan PNBP yang berlaku pada

departemen tertentu.

4 Bandingkan dengan Pasal 1 ayat (14) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.5 Pasal 11 ayat (3) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.6 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10823&Itemid=198, diakses 4 Maret 2010.

Page 3: Draft Paper Penyusunan APBN

PNBP yang berlaku umum terdiri dari Penerimaan kembali anggaran (sisa

anggaran rutin dan sisa anggaran pembangunan); Penerimaan hasil penjualan

barang/kekayaan Negara; Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan Negara;

Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro); Penerimaan ganti rugi

atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan);

Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah; dan

Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di departemen

tertentu antara lain diatur dalam PP No. 4 Tahun 2007 tentang Jenis dan Tarif atas

Jenis PNBP yang Berlaku pada Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia

Departemen Kesehatan, PP No. 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

PNBP yang Berlaku pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di

Bawahnya, atau PP No. 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP

yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika, dan lain-lain.

Sumber pendapatan negara juga dapat berasal dari hibah. Hibah adalah

Pendapatan yang berasal dari lembaga dalam negeri, perseorangan, pemerintah

asing, lembaga asing, lembaga internasional baik dalam bentuk devisa, rupiah,

barang, jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali7.

Anggaran Belanja

Anggaran Belanja terdiri dari angggaran belanja pemerintah pusat dan

anggaran bantuan untuk pemerintah daerah. Anggaran belanja pemerintah pusat

7 Lampiran Peraturan Menteri Keuangan No. 40/ PMK.05/2009 Tentang Sistem Akuntansi Hibah.

Page 4: Draft Paper Penyusunan APBN

dapat dirinci menurut organisasi, menurut fungsi dan menurut jenis belanja8.

Rincian belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian/

lembaga pemerintah pusat. Rincian belanja menurut fungsi meliputi antara lain

Pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan

hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,

pendidikan, dan perlindungan sosial. Rincian belanja menurut jenisnya antara lain

Belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan

sosial, dan belanja lain-lain.

Anggaran bantuan untuk pemerintah daerah meliputi Dana Perimbangan,

Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana

Dekonsentrasi, Dana Tugas Pembantuan, Dana Darurat9.

Pembiayaan

Dalam hal APBN termasuk dalam kategori defisit maka harus dicari

sumber- sumber untuk menutup kekurangan dana, hal tersebut merupakan inti dari

istilah “pembiayaan”. Pembiayaan dapat berasal dari dalam negeri maupun luar

negeri. Pembiayaan dari dalam negeri dapat berasal dari sektor perbankan dan

sektor non- perbankan.

Secara lebih spesifik, pembiayaan dalam negeri dapat berasal dari hasil

pengelolaan aset (mis.privatisasi), penerbitan bersih surat berharga negara,

pinjaman dalam negeri. Dana dari sumber- sumber tersebut harus dikurangi

8 Pasal 11 ayat (5) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.9 Pasal 1 ayat UU No.33/2004.

Page 5: Draft Paper Penyusunan APBN

dengan pengeluaran pembiayaan yang terdiri atas dana investasi Pemerintah, dana

bergulir, dana pengembangan pendidikan nasional, kewajiban yang timbul akibat

penjaminan Pemerintah, penyertaan modal negara, pinjaman kepada PT PLN

(Persero), dan cadangan pembiayaan10.

Selain pembiayaan dari dalam negeri juga terdapat pembiayaan dari luar

negeri. Pembiayaan dari luar negeri dapat berasal dari pinjaman program dan

pinjaman proyek. Dana dari kedua sumber tersebut harus dikurangi dengan

penerusan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri11.

10 Pasal 1 ayat (30) Undang- Undang No. 2 tahun 2010 Tentang APBN 2010.11 Pasal 1 ayat (39) Undang- Undang No. 2 tahun 2010 Tentang APBN 2010.