Draft Paper Penyusunan APBN
-
Upload
alitamarta -
Category
Documents
-
view
120 -
download
4
description
Transcript of Draft Paper Penyusunan APBN
Penyusunan APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Penyelenggaraan pemerintahan termasuk didalamnya pelayanan publik
dan pembangunan mempunyai keterkaitan erat dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)1. APBN merupakan dokumen perencanaan tentang
jumlah dan sumber- sumber penerimaan dana; jumlah dan sasaran penggunaan
dana; apakah penerimaan dan pengeluaran dalam anggaran dikategorikan
seimbang, surplus atau defisit; jumlah dan sasaran penggunaan dana jika anggaran
dikategorikan surplus; jumlah dan sumber- sumber pendanaan jika anggaran
dikategorikan defisit2. Dalam bahasa sehari- hari, APBN adalah dokumen rencana
tentang berapa dan dari mana saja uang yang akan diterima; berapa dan untuk apa
saja uang yang akan dikeluarkan; jika ada surplus maka akan diapakan uang yang
ada; jika defisit maka berapa dan dari mana mendapatkan uang untuk menutup
defisit.
Anggaran Pendapatan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri dari tiga
komponen, yaitu: Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja dan Pembiayaan3.
Anggaran Pendapatan adalah anggaran terkait soal sumber- sumber masuknya
1 Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.2 Lihat Pasal 12 ayat (3) dan (4) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.3 Lihat Pasal 11 ayat (2) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
uang ke kas negara4. Pendapatan negara terdiri dari tiga sumber utama, antara lain
penerimaan pajak termasuk didalamnya bea masuk barang impor dan cukai;
penerimaan negara bukan pajak (PNBP); dan hibah5.
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis pajak, antara lain pajak penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah
(PPNBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Materai (BM) dan Bea
Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)6.
Selain penerimaan dari sektor pajak, juga terdapat penerimaan negara
bukan pajak (PNBP). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak ditentukan bahwa PNBP terdiri dari penerimaan yang
bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah; penerimaan dari pemanfaatan
sumber daya alam; penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang
dipisahkan; penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah;
penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan
denda administrasi; penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;
dan penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri.
Dalam peraturan pelaksanaan nya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52
Tahun 1998 dijabarkan bahwa terdapat PNBP yang berlaku umum di semua
departemen dan lembaga non departemen; dan PNBP yang berlaku pada
departemen tertentu.
4 Bandingkan dengan Pasal 1 ayat (14) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.5 Pasal 11 ayat (3) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.6 http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10823&Itemid=198, diakses 4 Maret 2010.
PNBP yang berlaku umum terdiri dari Penerimaan kembali anggaran (sisa
anggaran rutin dan sisa anggaran pembangunan); Penerimaan hasil penjualan
barang/kekayaan Negara; Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan Negara;
Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro); Penerimaan ganti rugi
atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbendaharaan);
Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah; dan
Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di departemen
tertentu antara lain diatur dalam PP No. 4 Tahun 2007 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis PNBP yang Berlaku pada Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia
Departemen Kesehatan, PP No. 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
PNBP yang Berlaku pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang Berada di
Bawahnya, atau PP No. 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP
yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika, dan lain-lain.
Sumber pendapatan negara juga dapat berasal dari hibah. Hibah adalah
Pendapatan yang berasal dari lembaga dalam negeri, perseorangan, pemerintah
asing, lembaga asing, lembaga internasional baik dalam bentuk devisa, rupiah,
barang, jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali7.
Anggaran Belanja
Anggaran Belanja terdiri dari angggaran belanja pemerintah pusat dan
anggaran bantuan untuk pemerintah daerah. Anggaran belanja pemerintah pusat
7 Lampiran Peraturan Menteri Keuangan No. 40/ PMK.05/2009 Tentang Sistem Akuntansi Hibah.
dapat dirinci menurut organisasi, menurut fungsi dan menurut jenis belanja8.
Rincian belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian/
lembaga pemerintah pusat. Rincian belanja menurut fungsi meliputi antara lain
Pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan
hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,
pendidikan, dan perlindungan sosial. Rincian belanja menurut jenisnya antara lain
Belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, dan belanja lain-lain.
Anggaran bantuan untuk pemerintah daerah meliputi Dana Perimbangan,
Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana
Dekonsentrasi, Dana Tugas Pembantuan, Dana Darurat9.
Pembiayaan
Dalam hal APBN termasuk dalam kategori defisit maka harus dicari
sumber- sumber untuk menutup kekurangan dana, hal tersebut merupakan inti dari
istilah “pembiayaan”. Pembiayaan dapat berasal dari dalam negeri maupun luar
negeri. Pembiayaan dari dalam negeri dapat berasal dari sektor perbankan dan
sektor non- perbankan.
Secara lebih spesifik, pembiayaan dalam negeri dapat berasal dari hasil
pengelolaan aset (mis.privatisasi), penerbitan bersih surat berharga negara,
pinjaman dalam negeri. Dana dari sumber- sumber tersebut harus dikurangi
8 Pasal 11 ayat (5) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.9 Pasal 1 ayat UU No.33/2004.
dengan pengeluaran pembiayaan yang terdiri atas dana investasi Pemerintah, dana
bergulir, dana pengembangan pendidikan nasional, kewajiban yang timbul akibat
penjaminan Pemerintah, penyertaan modal negara, pinjaman kepada PT PLN
(Persero), dan cadangan pembiayaan10.
Selain pembiayaan dari dalam negeri juga terdapat pembiayaan dari luar
negeri. Pembiayaan dari luar negeri dapat berasal dari pinjaman program dan
pinjaman proyek. Dana dari kedua sumber tersebut harus dikurangi dengan
penerusan pinjaman dan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri11.
10 Pasal 1 ayat (30) Undang- Undang No. 2 tahun 2010 Tentang APBN 2010.11 Pasal 1 ayat (39) Undang- Undang No. 2 tahun 2010 Tentang APBN 2010.