Dr. Yosephin.psikologi Industri
-
Upload
nadya-liem -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of Dr. Yosephin.psikologi Industri
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
1/58
Yosephin Sri Sutanti, MD, MS, SpOk
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
2/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
3/58
DEFINISIIlmu yang mempelajari perilaku manusia, dalam :
Perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen Perannya sebagai seorang individu atau kelompok
dengan tujuan agar temuannya dapat diterapkandalam industri /organisasi, untuk kepentingan dankemanfaatan manusianya dan organisasinya
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
4/58
Perilaku Manusia :
Segala kegiatan yang dilakukan manusia, baik yang
secara langsung dapat diamati (perilaku) maupunyang tidak dapat diamati secara langsung (pikiran,perasaan, motivasi)
melalui observasi,
wawancara,dsb
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
5/58
Stres di lingkungan kerja berkaitan dengan:
Lingkungan kerja :fisika/kimia/biologi/ergonomi Beban kerja : secara fisik/mental
Kapasitas kerja :status kesehatan, gizi
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
6/58
Gangguan stres akibat kerja adalah gangguan
perilaku dan jiwa yang terjadi karena berbagai
faktor seperti: stress di lingkungan kerja yang dialami
coping mechanismedan mekanisme pertahanan.
(Coping mechanisms can be described as the sum total of ways inwhich we deal with minor to major stress and trauma)
;kepribadian
KEMKES-PERDOKI 6
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
7/58
Contoh penyebab stres di lingkungan kerja :
lingkungan fisik tempat kerja,
bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihan,
bekerja monotoni,
mutasi dalam pekerjaan,
tidak jelasnya peran kerja, konflik dengan teman kerja.
KEMKES-PERDOKI 7
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
8/58
Penelitian yang dilakukan oleh Owen, 1975,
pekerja-pekerja manufaktur yang bekerja di shift
malam hari mengalami stres sebesar 43%. Penelitian Cherrys (1978), dari 1.415 pekerja
yang mengalami stress tertinggi adalah pekerja
white collarsebesar 57%. Sedangkan yang
terendah adalah pekerja manual tanpa skill. Penelitian mahasiswa PPDS SpOk FKUI : stres
akibat kerja sekitar 20 %
KEMKES-PERDOKI 8
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
9/58
Tipe kepribadian dengan ciri seperti dorongan
kompetisi yang tinggi, ketaatan yang tinggi akan
waktu, ambisius, agresif, bekerja untuk pencapaian
kinerja, selalu tergesa-gesa, tidak sabar disebut
sebagai kepribadian tipe A.
Jenis kepribadian tipe A selalu dalam keadaan stres
dan tegang dan mempunyai kecenderungan terkena
penyakit jantung pada usia menengah.
KEMKES-PERDOKI 9
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
10/58
Bennet (1983) : banyak faktor yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja, di antaranya adalah jam kerja atau
shift kerja.
Willan (1990) : jam kerja (jadwal kerja) dalam satu hari
24 jam terbagi atas 3 (tiga) shift kerja yaitu pagi, sore dan
malam.
Monk &Tepas (1985) : kerja shift merupakan sumber
utama dari stres bagi para pekerja pabrik
Keluhan : kelelahan dan gangguan perut
KEMKES-PERDOKI 10
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
11/58
Stres Akibat Kerja
Stres dalam kesehatan kerja akibatketidakseimbangan antara hasil kerja yang diharapkandengan kemampuan untuk merealisasikannya.
Stres merupakan problem kesehatan kerja yangpenting karena secara signifikan menyebabkankerugian ekonomis (economic loss).
KEMKES-PERDOKI 11
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
12/58
Stres kerja merupakan reaksi pekerja terhadap situasidan kondisi ditempat kerja yang berdampak fisik danpsikososial bagi pekerja
Stres kerja mempunyai
*aspek fisik,
* aspek perilaku,
* emosi
KEMKES-PERDOKI 12
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
13/58
Klasifikasi Stres
Hans Selye (guru besar emiritus dan penemu stres)membagi stres sbb.:
Distressyang destruktif
Eustressyang positif
Hubungan antara Stres dan Unjuk Kerja :
- Stres tingkat rendah dan tingkat tinggi dua-
duanya menghasilkan unjuk kerja yg rendah- Stres yg meningkat sampai mencapai unjuk kerja
optimal :merupakan eustress
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
14/58
u.kerja
stres
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
15/58
Faktor Risiko
A. Desain tugas :
Beban Kerja yg berat
Jam Istirahat ygkurang
Jam Kerja & Shiftyglama
Rutinitas Pekerjaan
KEMKES-PERDOKI 15
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
16/58
B. Gaya Manajemen
Kurangnya PartisipasiPekerja dlm pengambilankeputusan
Komunikasi yg buruk ditempat kerja.
Tidak ada/KurangnyaKebijakan yg Peduli
Keluarga
KEMKES-PERDOKI 16
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
17/58
C. Hubungan interpersonal yaitu Lingkungan Sosial yg buruk
D. Jenjang karir yang tidak jelas. Misalnya reorganisasi
E. Kondisi Lingkungan : Sesak, Bising, Polusi udara, MasalahErgonomik
F. Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan.Contohnya: Lingkungan pekerjaan yg isolatif sehinggatidak bisa berinteraksi dengan rekan kerja.
KEMKES-PERDOKI 17
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
18/58
Penyebab Stres Kerja
A. Faktor lingkungan
Gaji/Upah
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
19/58
B. Faktor Individu
Tidak punya kesempatanuntuk belajar
Bekerja terlalu lama(lebih dari jam kerja)
Tidak ada waktu untukrileks
Tidak jelas tujuan yg akandicapai
Tipe Kepribadian
KEMKES-PERDOKI 19
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
20/58
Jenis pekerjaan Industri dengan proses kerja monoton
buruh
sekretaris
inspektur/supervisor teknisi laboratorium klinik
manajer
Waiter
operator mesin
Petani pekerja migas/ tambang
tukang cat
dokter
KEMKES-PERDOKI 20
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
21/58
NeurophysiologyCortex
Reticular Formation
Muscle
Autonomic
NervousSystem
External
SensesGut
+ve - ve
+ve
+ve
+ve
+ve
+ve = excitatory input
- ve = inhibitory input
21KEMKES-PERDOKI
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
22/58
Taksonomi
Stress
Catastrophic Events
Everyday Hassles
Disasters
Life Changes
Domestic Disharmony
City Life
Work
Blue-Collar Stress
White-Collar Stress
22KEMKES-PERDOKI
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
23/58
Kerangka Stres
STRESSORS
MEDIATING FACTORS
STRESS (RESPONDEN)
MEDIATING FACTORS
STRESS-RELATED DISORDERS
Peristiwa dalam kehidupan,
pekerjaan, lingkungan
Kepribadian, sikap, kemampuan,
dukungan sosial, coping strategies
Subyektif, perilaku, fisiologikal
Diet dan gaya hidup,
intervensi medis
Gangguan kondisi fisik
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
24/58
Dampak Stres Kerja
Terdapat 3 aspek yang dapat menjadi dampakstres kerja yaitu:
Gejala fisiologis seperti peningkatan debar jantungdan pernafasan serta tekanan darah,
Gejala psikologis seperti ketidakpuasan dan marah-marah,
Gejala perilakuyang antara lain meliputi perubahankebiasaan makan, banyak merokok, gangguan tidur,tidak masuk kerja dan penurunan prestasi kerja.
KEMKES-PERDOKI 24
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
25/58
Gejala-gejala Fisik/Fisiologis difficulty to sleep increased susceptibility to colds and other infections headaches
muscular tension backache and neckache excessive tiredness digestive problems raised heart rate
increased sweating lower sex drive skin rashes blurred vision
KEMKES-PERDOKI 25
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
26/58
Stress-Related Disorders
Gangguan mood state : konsentrasi terpecah,emosi
labil,ansietas,depresi,kepercayaan diri menurun,apatis,lemas,burnout
Efek perilaku : merokok,minum alkohol,drugsabuse,agresif & anti sosial,banyak melakukan kesalahandan mengalami kecelakaan,errors ofjudgement
Efek organisasi : sering absen, labour turnover,masalahrelasi dengan rekan sekerja
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
27/58
Tatalaksana
1.Psikoterapi
2.Psikofarmaka (hindari jika memang tidak diperlukan)
3.Rehabilitasi (terapi sosial) Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pasien dengan cara
mengubah aspek kehidupan sosialnya terutama dalam kaitannya
dengan pekerjaaan, seperti : pengaturan shift workyg baik, cuti,
kerja, berlibur
Rujukan ke spesialis bila diperlukan
KEMKES-PERDOKI 27
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
28/58
Prognosis
Diprediksikan baik apabila pencegahan dini dantatalaksana telah dilaksanakan.
KEMKES-PERDOKI 28
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
29/58
PRINSIP TATALAKSANAPRINSIP : mengubah faktor penyebab FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor intrinsik pekerjaan:tuntutan fisik (misal bising), overload
Peran dalam organisasi : konflik peran, motivasi & etos kerjaPengembangan karir : kepastian jenjang /status
Struktur &iklim organisasi :hubungan antar individu
FAKTOR INDIVIDUAL
Peningkatan kecakapan,pembentukan tim kerja dsb
Tehnik penenangan pikiran
Teknik penenangan melalui aktivitas fisik:senam, jalan pagi
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
30/58
Pencegahan Stres Kerja
a) Menghilangkan stressor kerja
b) Dimulai work design/ergonomics designperbaikanorganizational behavioral (flexible responsive,
komunikasi diteruskan, diagnosa dini), assertivenesstraining.
c) Pengendalian kognitif : konseling, psikoterapi, berpikirpositif, religi
d) Kegiatan relaksasi: tehnik pernafasan, meditasi/yoga/relaksasi otot, olah raga, piknik, kegiatan sosial
KEMKES-PERDOKI 30
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
31/58
e. Untuk menciptakan gairah kerja perlu
Pekerjaan yg sesuai dg kemampuan, pendidikan
dan bakat Hubungan interpersonal yg harmonis (naker-
majikan, naker-naker)
Upah yg memadai
Kehidupan keluarga yg harmonis
Lingkungan hidup yg nyaman
KEMKES-PERDOKI 31
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
32/58
f. Cara mengatasi stres di tempat kerja: Pelihara kesehatan fisik & jiwa Rencanakan masa depan Terus menerus menyiapkan diri terhadap perubahan utk
menghadapi stres dan survivedi dunia yg kompetitif Lakukan refreshing, reenergizing dan remotivating Sisihkan waktu untuk keluarga dan sumber dukungan
emosional dan moral Hindari membuat beberapa keputusan besar sekaligus Hindari alkohol, merokok dan zat-zat lain saat dalam kondisi
stres Tingkatkan iman dan takwa
KEMKES-PERDOKI 32
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
33/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
34/58
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Tujuh langkah dalam diagnosis PAK :1. Menentukan diagnosis klinis
Untuk menyatakan, bahwa suatu penyakit adalah akibathubungan pekerjaan, harus dibuat diagnosis klinisdahulu.
2. Menentukan pajanan yang dialami individu tersebutdalam pakerjaan
Identifikasi semua pajanan yang dialami oleh pekerja tersebut. Anamnesis pekerjaan yang lengkap dan kalau perlu dilakukanpengamatan di tempat kerja dan mengkaji data sekunder yangada.
KEMKES-PERDOKI 34
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
35/58
3. Menentukan apakah ada hubungan pajanandengan penyakit Untuk menentukan adanya hubungan antara
pajanan dan penyakit, harus berdasarkan dari buktiyang ada ,penelitian dsb
4. Menentukan apakah pajanan yang dialamicukup besar
Penentuan besarnya pajanan, dapat dilakukansecara kuantitatif dengan melihat data pengukuranlingkungan dan masa kerja atau secara kualitatifdengan mengamati cara pekerja bekerja.
KEMKES-PERDOKI 35
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
36/58
PENATALAKSANAAN
5. Menentukan apakah data faktor-faktor individu yangberperan Faktor individu apakah ada yang dapat mempercepat atau
memperlambat kemungkinan terjadi penyakit akibathubungan kerja, misalnya kebiasan merokok,faktor genetikatau kebiasaan memakai alat pelindung dengan baik.
6. Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan Apakah ada faktor di luar pekerjaan yang juga dapat menjadi
penyebab penyakit, misalnya kanker paru selain dapatdisebabkan oleh asbes, juga dapat disebabkan oleh kebiasaanmerokok.
7. Menentukan diagnosis akibat kerja
KEMKES-PERDOKI 36
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
37/58
PENATALAKSANAANA. DiagnosisLangkah-langkah dalam menegakkan diagnosa gangguan
stress akibat kerja sebagai berikut :
1. Anamnesa (a.l) dan Kuesioner
Bila pada seorang pasien ditemukan tanda-tanda adanyagangguan stress akibat kerja, maka perlu dilakuananamnesa, seperti :
sudah berapa lama gangguan tersebut dialami
apakah jenis pekerjaan yang dilakukan sehari-hari
KEMKES-PERDOKI 37
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
38/58
Penatalaksanaan- Kuesioner untuk anamnesa tipe kepribadian seseorang (a.l): Apakah anda selalu bekerja dengan cepat
Apakah anda kurang sabar apabila melihat pekerjaan yanglambat dan tidak mencapai kinerja
Apakah anda selalu berfikir tentang 2 (dua) atau lebihpekerjaan dalam satu saat yang sama
Apakah anda merasa bersalah jika mengambil cuti atauistirahat beberapa jam
KEMKES-PERDOKI 38
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
39/58
Penatalaksanaan2. Pemeriksaan Fisik Secara umum tidak ditemukan gangguan stress akibat
kerja bila stress belum berlangsung kronis.
Pemeriksaan fisik yang ditemukanakan berkaitandengan gangguan stress akibat kerja ,
*seperti penurunan berat badan pada gangguan depresi,kenaikan tekanan darah pada gangguan somatoform,
gastritis, cephalgia, stomatitis aphtosa, dan lain-lain.
KEMKES-PERDOKI 39
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
40/58
Penatalaksanaan3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan psikologis, misalnya :PemeriksaanMinnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
untuk mengetahui tipe kepribadian.
MMPI adalah suatu tes kepribadian yang obyektif untukmembantu para psikiater untuk mengenal pasien,kepribadiannya dan tingkat penyakitnya.
Bagian pada MMPI berdasarkan fakta atau gejala darikesehatan umum, gejala neurology, gejala pada sistem organ(kardiovaskuler, pencernaan dan lain-lain), kebiasaanpendidikan, sikap gejala psikiatrik (delusi, halusinasi, depresi,maniak, obsesi, kompuls) moral dan maskulin-feminim.
KEMKES-PERDOKI 40
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
41/58
PenatalaksanaanPemeriksaan penunjang a.l: pemeriksaan stress test
pemeriksaan SleepEEG pada gangguan depresi yangmengalami insomnia
pemeriksaan ECG pada gangguan somatoform
Kuesioner digunakan pula untuk melihat berat
ringannya suatu penyakit seperti PANNS Scoreuntukgangguan jiwa psikosis
KEMKES-PERDOKI 41
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
42/58
PenatalaksanaanContoh : Gangguan Somatoform yang mengenai sistem
pembuluh darah harus dibedakan dengan hipertensiesensial, begitu pula dengan gangguan somatoformlainnya yang mengenai sistem organ tubuh yangdipengaruhi sistem saraf otonom.
KEMKES-PERDOKI 42
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
43/58
Penatalaksanaan1. Konseling dan Psikoterapi Pada kasus yang ringan dapat diberikan psikoterapi
jenis suportif yang singkat saja
Dapat pula diberikan terapi kelompok (Group Therapy)yang dapat digunakan untuk menghilangkan distress,meningkatkan kepercayaan diri, menimbulkan insightpada klien, memperbaiki relasi sosial dan perilaku
seseorang Pada kasus kronis dan berat perlu dirujuk ke Dokter
spesialis jiwa untuk psikoterapi psikoanalisis.
KEMKES-PERDOKI 43
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
44/58
Penatalaksanaan2. PsikofarmakaBerbagai jenis psikofarmaka dapat diberikan seperti : Anti Anxietas
Anti Depresan
Anti Psikotika
Pemberian psikofarmaka tersebut biasanya diberikandalam dosis kecil dahulu kemudian ditingkatkandalam dosis optimal kemudian diturunkan secaraperlahan-lahan untuk dosis maintenance. Bila kondisipasien telah stabil maka obat dapat dihentikan.
KEMKES-PERDOKI 44
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
45/58
Pencegahan Primer Pencegahan primer :mengurangi insidensi gangguan psikiatrik dalam suatu populasidan untuk kelompok mereka yang tidak termasuk kelompokberisiko
Diusahakan dengan mengurangi atau meniadakan pengaruhburuk lingkungan kerja dan memperkuat kemampuan individuuntuk menghadapi dan menanggulangi kesulitan yangdihadapinya
Dilakukan dengan kampanye promosi dan edukasi kesehatanjiwa dan pesan disampaikan kepada setiap orang yang termasukkelompok berisiko atau tidak
Sebagai contoh adalah kampanye bahaya kesehatan akibatmerokok atau asap rokok.
KEMKES-PERDOKI 45
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
46/58
Pencegahan Sekunder
Untuk mempercepat proses penyembuhan gangguanpsikiatrik yang dialami pekerja serta mengurangi/memperpendek durasi penyakit.
Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok yangdicurigai terkena risiko atau gangguan stress akibat kerja.
Sebagai contoh adalah pada kelompok perokokdisampaikan bahaya tentang banyaknya rokok yang diisapdan gangguan penyakit yang akan dialami.
KEMKES-PERDOKI 46
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
47/58
Pencegahan Tersier
Difokuskan pada kelompok orang yang telah mengalamigangguan stress akibat kerja dan diupayakan untukdipulihkan kesehatannya.
Dalam pencegahan ini diupayakan konseling, pengobatanklinis dan rehabilitasi mental.
Setelah pulih dari gangguan stress akibat kerja, pekerjatersebut diupayakan kembali ketempat kerja semula
dengan supervisi dari supervisornya. Gradasi beban kerjaditingkatkan mulai dari kerja ringan, sedang, sampaikembali bekerja seperti semula.
KEMKES-PERDOKI 47
Reminding
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
48/58
Reminding
7 Langkah Diagnosis PAK
1. Tentukan diagnosa klinisnya
2. Tentukan pajanan yg dialami TK selama ini
3. Tentukan apakah pajanan tsb memang dapat
menyebabkan penyakit tsb
4. Tentukan apakah jumlah pajanan yg dialami
cukup besar utk dpt mengakbtkan penyakit tsb
5. Tentukan apakah ada faktor lain yg mungkin
dpt mempengaruhi
6. Cari adanya kemungkinan lain yg mungkin dpt
merupakan penyebab penyakit
7. Buat keputusan apakah penyakit tsb disebabkan
oleh pekerjaannya
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
49/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
50/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
51/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
52/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
53/58
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
54/58
KASUS PAK (1) ???Seorang laki-laki,45 tahun,dengan satu istri dan 2 anak,datang dengan keluhan sering insomnia 1 tahun terakhir danmakin sering sejak 1 bulan terakhir. Pekerjaannya sebagai
seorang manajer marketing sebuah perusahaan bir diCibitung, sejak setahun. Dia tinggal di Depok,sehingga setiaphari dia harus berangkat sebelum pukul 6, untuk
menghindari kemacetan.
Kira-kira 1 bulan yang lalu ibunya meninggal dunia karenastroke akibat darah tinggi.
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
55/58
1. Diagnosis :
2. Pajanan yg dialami selama ini:
3. Pajanan tsb dapat menyebabkan stres:
4. Apakah jumlah pajanan cukup besar utk menimbulkanpenyakit tsb:
5. Apakah ada faktor lain yg dpt mempengaruhinya:
6. Kemungkinan lain yg mungkin menyebabkan:
7. Buat keputusan:
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
56/58
Kasus PAK (2) ???Seorang pekerja operator mesin diesel usia 45 tahun (20tahun bekerja di tempat yg sama) mengeluh sakit kepala,migren, nyeri otot di leher dan tulang punggung, susah
tidur (terutama utk masuk tidur dan sakit maag sejakbeberapa minggu terakhir).Dia bekerja shift work.
Pada pemeriksaan ditemukan: aritmia, TD 180/100
Angka absen: 1 tahun terakhir 48 hari kerja, seringmelakukan kesalahan di tempat kerja, sering kena marah
atasanHubungan kerja sesama pekerja: buruk
Lingkungan kerja: bising suara mesin diesel, panas, getaran
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
57/58
1. Diagnosis :
2. Pajanan yg dialami selama ini:
3. Pajanan tsb dapat menyebabkan stres:
4. Apakah jumlah pajanan cukup besar utk menimbulkanpenyakit tsb:
5. Apakah ada faktor lain yg dpt mempengaruhinya:
6. Kemungkinan lain yg mungkin menyebabkan:
7. Buat keputusan:
-
7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri
58/58
Terima kasih
Jangan
stres,
Santai aja