Dr. Yosephin.psikologi Industri

download Dr. Yosephin.psikologi Industri

of 58

Transcript of Dr. Yosephin.psikologi Industri

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    1/58

    Yosephin Sri Sutanti, MD, MS, SpOk

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    2/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    3/58

    DEFINISIIlmu yang mempelajari perilaku manusia, dalam :

    Perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen Perannya sebagai seorang individu atau kelompok

    dengan tujuan agar temuannya dapat diterapkandalam industri /organisasi, untuk kepentingan dankemanfaatan manusianya dan organisasinya

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    4/58

    Perilaku Manusia :

    Segala kegiatan yang dilakukan manusia, baik yang

    secara langsung dapat diamati (perilaku) maupunyang tidak dapat diamati secara langsung (pikiran,perasaan, motivasi)

    melalui observasi,

    wawancara,dsb

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    5/58

    Stres di lingkungan kerja berkaitan dengan:

    Lingkungan kerja :fisika/kimia/biologi/ergonomi Beban kerja : secara fisik/mental

    Kapasitas kerja :status kesehatan, gizi

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    6/58

    Gangguan stres akibat kerja adalah gangguan

    perilaku dan jiwa yang terjadi karena berbagai

    faktor seperti: stress di lingkungan kerja yang dialami

    coping mechanismedan mekanisme pertahanan.

    (Coping mechanisms can be described as the sum total of ways inwhich we deal with minor to major stress and trauma)

    ;kepribadian

    KEMKES-PERDOKI 6

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    7/58

    Contoh penyebab stres di lingkungan kerja :

    lingkungan fisik tempat kerja,

    bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihan,

    bekerja monotoni,

    mutasi dalam pekerjaan,

    tidak jelasnya peran kerja, konflik dengan teman kerja.

    KEMKES-PERDOKI 7

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    8/58

    Penelitian yang dilakukan oleh Owen, 1975,

    pekerja-pekerja manufaktur yang bekerja di shift

    malam hari mengalami stres sebesar 43%. Penelitian Cherrys (1978), dari 1.415 pekerja

    yang mengalami stress tertinggi adalah pekerja

    white collarsebesar 57%. Sedangkan yang

    terendah adalah pekerja manual tanpa skill. Penelitian mahasiswa PPDS SpOk FKUI : stres

    akibat kerja sekitar 20 %

    KEMKES-PERDOKI 8

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    9/58

    Tipe kepribadian dengan ciri seperti dorongan

    kompetisi yang tinggi, ketaatan yang tinggi akan

    waktu, ambisius, agresif, bekerja untuk pencapaian

    kinerja, selalu tergesa-gesa, tidak sabar disebut

    sebagai kepribadian tipe A.

    Jenis kepribadian tipe A selalu dalam keadaan stres

    dan tegang dan mempunyai kecenderungan terkena

    penyakit jantung pada usia menengah.

    KEMKES-PERDOKI 9

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    10/58

    Bennet (1983) : banyak faktor yang dapat mempengaruhi

    produktivitas kerja, di antaranya adalah jam kerja atau

    shift kerja.

    Willan (1990) : jam kerja (jadwal kerja) dalam satu hari

    24 jam terbagi atas 3 (tiga) shift kerja yaitu pagi, sore dan

    malam.

    Monk &Tepas (1985) : kerja shift merupakan sumber

    utama dari stres bagi para pekerja pabrik

    Keluhan : kelelahan dan gangguan perut

    KEMKES-PERDOKI 10

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    11/58

    Stres Akibat Kerja

    Stres dalam kesehatan kerja akibatketidakseimbangan antara hasil kerja yang diharapkandengan kemampuan untuk merealisasikannya.

    Stres merupakan problem kesehatan kerja yangpenting karena secara signifikan menyebabkankerugian ekonomis (economic loss).

    KEMKES-PERDOKI 11

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    12/58

    Stres kerja merupakan reaksi pekerja terhadap situasidan kondisi ditempat kerja yang berdampak fisik danpsikososial bagi pekerja

    Stres kerja mempunyai

    *aspek fisik,

    * aspek perilaku,

    * emosi

    KEMKES-PERDOKI 12

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    13/58

    Klasifikasi Stres

    Hans Selye (guru besar emiritus dan penemu stres)membagi stres sbb.:

    Distressyang destruktif

    Eustressyang positif

    Hubungan antara Stres dan Unjuk Kerja :

    - Stres tingkat rendah dan tingkat tinggi dua-

    duanya menghasilkan unjuk kerja yg rendah- Stres yg meningkat sampai mencapai unjuk kerja

    optimal :merupakan eustress

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    14/58

    u.kerja

    stres

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    15/58

    Faktor Risiko

    A. Desain tugas :

    Beban Kerja yg berat

    Jam Istirahat ygkurang

    Jam Kerja & Shiftyglama

    Rutinitas Pekerjaan

    KEMKES-PERDOKI 15

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    16/58

    B. Gaya Manajemen

    Kurangnya PartisipasiPekerja dlm pengambilankeputusan

    Komunikasi yg buruk ditempat kerja.

    Tidak ada/KurangnyaKebijakan yg Peduli

    Keluarga

    KEMKES-PERDOKI 16

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    17/58

    C. Hubungan interpersonal yaitu Lingkungan Sosial yg buruk

    D. Jenjang karir yang tidak jelas. Misalnya reorganisasi

    E. Kondisi Lingkungan : Sesak, Bising, Polusi udara, MasalahErgonomik

    F. Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan.Contohnya: Lingkungan pekerjaan yg isolatif sehinggatidak bisa berinteraksi dengan rekan kerja.

    KEMKES-PERDOKI 17

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    18/58

    Penyebab Stres Kerja

    A. Faktor lingkungan

    Gaji/Upah

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    19/58

    B. Faktor Individu

    Tidak punya kesempatanuntuk belajar

    Bekerja terlalu lama(lebih dari jam kerja)

    Tidak ada waktu untukrileks

    Tidak jelas tujuan yg akandicapai

    Tipe Kepribadian

    KEMKES-PERDOKI 19

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    20/58

    Jenis pekerjaan Industri dengan proses kerja monoton

    buruh

    sekretaris

    inspektur/supervisor teknisi laboratorium klinik

    manajer

    Waiter

    operator mesin

    Petani pekerja migas/ tambang

    tukang cat

    dokter

    KEMKES-PERDOKI 20

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    21/58

    NeurophysiologyCortex

    Reticular Formation

    Muscle

    Autonomic

    NervousSystem

    External

    SensesGut

    +ve - ve

    +ve

    +ve

    +ve

    +ve

    +ve = excitatory input

    - ve = inhibitory input

    21KEMKES-PERDOKI

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    22/58

    Taksonomi

    Stress

    Catastrophic Events

    Everyday Hassles

    Disasters

    Life Changes

    Domestic Disharmony

    City Life

    Work

    Blue-Collar Stress

    White-Collar Stress

    22KEMKES-PERDOKI

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    23/58

    Kerangka Stres

    STRESSORS

    MEDIATING FACTORS

    STRESS (RESPONDEN)

    MEDIATING FACTORS

    STRESS-RELATED DISORDERS

    Peristiwa dalam kehidupan,

    pekerjaan, lingkungan

    Kepribadian, sikap, kemampuan,

    dukungan sosial, coping strategies

    Subyektif, perilaku, fisiologikal

    Diet dan gaya hidup,

    intervensi medis

    Gangguan kondisi fisik

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    24/58

    Dampak Stres Kerja

    Terdapat 3 aspek yang dapat menjadi dampakstres kerja yaitu:

    Gejala fisiologis seperti peningkatan debar jantungdan pernafasan serta tekanan darah,

    Gejala psikologis seperti ketidakpuasan dan marah-marah,

    Gejala perilakuyang antara lain meliputi perubahankebiasaan makan, banyak merokok, gangguan tidur,tidak masuk kerja dan penurunan prestasi kerja.

    KEMKES-PERDOKI 24

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    25/58

    Gejala-gejala Fisik/Fisiologis difficulty to sleep increased susceptibility to colds and other infections headaches

    muscular tension backache and neckache excessive tiredness digestive problems raised heart rate

    increased sweating lower sex drive skin rashes blurred vision

    KEMKES-PERDOKI 25

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    26/58

    Stress-Related Disorders

    Gangguan mood state : konsentrasi terpecah,emosi

    labil,ansietas,depresi,kepercayaan diri menurun,apatis,lemas,burnout

    Efek perilaku : merokok,minum alkohol,drugsabuse,agresif & anti sosial,banyak melakukan kesalahandan mengalami kecelakaan,errors ofjudgement

    Efek organisasi : sering absen, labour turnover,masalahrelasi dengan rekan sekerja

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    27/58

    Tatalaksana

    1.Psikoterapi

    2.Psikofarmaka (hindari jika memang tidak diperlukan)

    3.Rehabilitasi (terapi sosial) Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pasien dengan cara

    mengubah aspek kehidupan sosialnya terutama dalam kaitannya

    dengan pekerjaaan, seperti : pengaturan shift workyg baik, cuti,

    kerja, berlibur

    Rujukan ke spesialis bila diperlukan

    KEMKES-PERDOKI 27

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    28/58

    Prognosis

    Diprediksikan baik apabila pencegahan dini dantatalaksana telah dilaksanakan.

    KEMKES-PERDOKI 28

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    29/58

    PRINSIP TATALAKSANAPRINSIP : mengubah faktor penyebab FAKTOR LINGKUNGAN

    Faktor intrinsik pekerjaan:tuntutan fisik (misal bising), overload

    Peran dalam organisasi : konflik peran, motivasi & etos kerjaPengembangan karir : kepastian jenjang /status

    Struktur &iklim organisasi :hubungan antar individu

    FAKTOR INDIVIDUAL

    Peningkatan kecakapan,pembentukan tim kerja dsb

    Tehnik penenangan pikiran

    Teknik penenangan melalui aktivitas fisik:senam, jalan pagi

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    30/58

    Pencegahan Stres Kerja

    a) Menghilangkan stressor kerja

    b) Dimulai work design/ergonomics designperbaikanorganizational behavioral (flexible responsive,

    komunikasi diteruskan, diagnosa dini), assertivenesstraining.

    c) Pengendalian kognitif : konseling, psikoterapi, berpikirpositif, religi

    d) Kegiatan relaksasi: tehnik pernafasan, meditasi/yoga/relaksasi otot, olah raga, piknik, kegiatan sosial

    KEMKES-PERDOKI 30

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    31/58

    e. Untuk menciptakan gairah kerja perlu

    Pekerjaan yg sesuai dg kemampuan, pendidikan

    dan bakat Hubungan interpersonal yg harmonis (naker-

    majikan, naker-naker)

    Upah yg memadai

    Kehidupan keluarga yg harmonis

    Lingkungan hidup yg nyaman

    KEMKES-PERDOKI 31

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    32/58

    f. Cara mengatasi stres di tempat kerja: Pelihara kesehatan fisik & jiwa Rencanakan masa depan Terus menerus menyiapkan diri terhadap perubahan utk

    menghadapi stres dan survivedi dunia yg kompetitif Lakukan refreshing, reenergizing dan remotivating Sisihkan waktu untuk keluarga dan sumber dukungan

    emosional dan moral Hindari membuat beberapa keputusan besar sekaligus Hindari alkohol, merokok dan zat-zat lain saat dalam kondisi

    stres Tingkatkan iman dan takwa

    KEMKES-PERDOKI 32

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    33/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    34/58

    PENEGAKKAN DIAGNOSIS

    Tujuh langkah dalam diagnosis PAK :1. Menentukan diagnosis klinis

    Untuk menyatakan, bahwa suatu penyakit adalah akibathubungan pekerjaan, harus dibuat diagnosis klinisdahulu.

    2. Menentukan pajanan yang dialami individu tersebutdalam pakerjaan

    Identifikasi semua pajanan yang dialami oleh pekerja tersebut. Anamnesis pekerjaan yang lengkap dan kalau perlu dilakukanpengamatan di tempat kerja dan mengkaji data sekunder yangada.

    KEMKES-PERDOKI 34

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    35/58

    3. Menentukan apakah ada hubungan pajanandengan penyakit Untuk menentukan adanya hubungan antara

    pajanan dan penyakit, harus berdasarkan dari buktiyang ada ,penelitian dsb

    4. Menentukan apakah pajanan yang dialamicukup besar

    Penentuan besarnya pajanan, dapat dilakukansecara kuantitatif dengan melihat data pengukuranlingkungan dan masa kerja atau secara kualitatifdengan mengamati cara pekerja bekerja.

    KEMKES-PERDOKI 35

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    36/58

    PENATALAKSANAAN

    5. Menentukan apakah data faktor-faktor individu yangberperan Faktor individu apakah ada yang dapat mempercepat atau

    memperlambat kemungkinan terjadi penyakit akibathubungan kerja, misalnya kebiasan merokok,faktor genetikatau kebiasaan memakai alat pelindung dengan baik.

    6. Menentukan apakah ada faktor lain diluar pekerjaan Apakah ada faktor di luar pekerjaan yang juga dapat menjadi

    penyebab penyakit, misalnya kanker paru selain dapatdisebabkan oleh asbes, juga dapat disebabkan oleh kebiasaanmerokok.

    7. Menentukan diagnosis akibat kerja

    KEMKES-PERDOKI 36

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    37/58

    PENATALAKSANAANA. DiagnosisLangkah-langkah dalam menegakkan diagnosa gangguan

    stress akibat kerja sebagai berikut :

    1. Anamnesa (a.l) dan Kuesioner

    Bila pada seorang pasien ditemukan tanda-tanda adanyagangguan stress akibat kerja, maka perlu dilakuananamnesa, seperti :

    sudah berapa lama gangguan tersebut dialami

    apakah jenis pekerjaan yang dilakukan sehari-hari

    KEMKES-PERDOKI 37

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    38/58

    Penatalaksanaan- Kuesioner untuk anamnesa tipe kepribadian seseorang (a.l): Apakah anda selalu bekerja dengan cepat

    Apakah anda kurang sabar apabila melihat pekerjaan yanglambat dan tidak mencapai kinerja

    Apakah anda selalu berfikir tentang 2 (dua) atau lebihpekerjaan dalam satu saat yang sama

    Apakah anda merasa bersalah jika mengambil cuti atauistirahat beberapa jam

    KEMKES-PERDOKI 38

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    39/58

    Penatalaksanaan2. Pemeriksaan Fisik Secara umum tidak ditemukan gangguan stress akibat

    kerja bila stress belum berlangsung kronis.

    Pemeriksaan fisik yang ditemukanakan berkaitandengan gangguan stress akibat kerja ,

    *seperti penurunan berat badan pada gangguan depresi,kenaikan tekanan darah pada gangguan somatoform,

    gastritis, cephalgia, stomatitis aphtosa, dan lain-lain.

    KEMKES-PERDOKI 39

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    40/58

    Penatalaksanaan3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan psikologis, misalnya :PemeriksaanMinnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

    untuk mengetahui tipe kepribadian.

    MMPI adalah suatu tes kepribadian yang obyektif untukmembantu para psikiater untuk mengenal pasien,kepribadiannya dan tingkat penyakitnya.

    Bagian pada MMPI berdasarkan fakta atau gejala darikesehatan umum, gejala neurology, gejala pada sistem organ(kardiovaskuler, pencernaan dan lain-lain), kebiasaanpendidikan, sikap gejala psikiatrik (delusi, halusinasi, depresi,maniak, obsesi, kompuls) moral dan maskulin-feminim.

    KEMKES-PERDOKI 40

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    41/58

    PenatalaksanaanPemeriksaan penunjang a.l: pemeriksaan stress test

    pemeriksaan SleepEEG pada gangguan depresi yangmengalami insomnia

    pemeriksaan ECG pada gangguan somatoform

    Kuesioner digunakan pula untuk melihat berat

    ringannya suatu penyakit seperti PANNS Scoreuntukgangguan jiwa psikosis

    KEMKES-PERDOKI 41

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    42/58

    PenatalaksanaanContoh : Gangguan Somatoform yang mengenai sistem

    pembuluh darah harus dibedakan dengan hipertensiesensial, begitu pula dengan gangguan somatoformlainnya yang mengenai sistem organ tubuh yangdipengaruhi sistem saraf otonom.

    KEMKES-PERDOKI 42

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    43/58

    Penatalaksanaan1. Konseling dan Psikoterapi Pada kasus yang ringan dapat diberikan psikoterapi

    jenis suportif yang singkat saja

    Dapat pula diberikan terapi kelompok (Group Therapy)yang dapat digunakan untuk menghilangkan distress,meningkatkan kepercayaan diri, menimbulkan insightpada klien, memperbaiki relasi sosial dan perilaku

    seseorang Pada kasus kronis dan berat perlu dirujuk ke Dokter

    spesialis jiwa untuk psikoterapi psikoanalisis.

    KEMKES-PERDOKI 43

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    44/58

    Penatalaksanaan2. PsikofarmakaBerbagai jenis psikofarmaka dapat diberikan seperti : Anti Anxietas

    Anti Depresan

    Anti Psikotika

    Pemberian psikofarmaka tersebut biasanya diberikandalam dosis kecil dahulu kemudian ditingkatkandalam dosis optimal kemudian diturunkan secaraperlahan-lahan untuk dosis maintenance. Bila kondisipasien telah stabil maka obat dapat dihentikan.

    KEMKES-PERDOKI 44

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    45/58

    Pencegahan Primer Pencegahan primer :mengurangi insidensi gangguan psikiatrik dalam suatu populasidan untuk kelompok mereka yang tidak termasuk kelompokberisiko

    Diusahakan dengan mengurangi atau meniadakan pengaruhburuk lingkungan kerja dan memperkuat kemampuan individuuntuk menghadapi dan menanggulangi kesulitan yangdihadapinya

    Dilakukan dengan kampanye promosi dan edukasi kesehatanjiwa dan pesan disampaikan kepada setiap orang yang termasukkelompok berisiko atau tidak

    Sebagai contoh adalah kampanye bahaya kesehatan akibatmerokok atau asap rokok.

    KEMKES-PERDOKI 45

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    46/58

    Pencegahan Sekunder

    Untuk mempercepat proses penyembuhan gangguanpsikiatrik yang dialami pekerja serta mengurangi/memperpendek durasi penyakit.

    Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok yangdicurigai terkena risiko atau gangguan stress akibat kerja.

    Sebagai contoh adalah pada kelompok perokokdisampaikan bahaya tentang banyaknya rokok yang diisapdan gangguan penyakit yang akan dialami.

    KEMKES-PERDOKI 46

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    47/58

    Pencegahan Tersier

    Difokuskan pada kelompok orang yang telah mengalamigangguan stress akibat kerja dan diupayakan untukdipulihkan kesehatannya.

    Dalam pencegahan ini diupayakan konseling, pengobatanklinis dan rehabilitasi mental.

    Setelah pulih dari gangguan stress akibat kerja, pekerjatersebut diupayakan kembali ketempat kerja semula

    dengan supervisi dari supervisornya. Gradasi beban kerjaditingkatkan mulai dari kerja ringan, sedang, sampaikembali bekerja seperti semula.

    KEMKES-PERDOKI 47

    Reminding

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    48/58

    Reminding

    7 Langkah Diagnosis PAK

    1. Tentukan diagnosa klinisnya

    2. Tentukan pajanan yg dialami TK selama ini

    3. Tentukan apakah pajanan tsb memang dapat

    menyebabkan penyakit tsb

    4. Tentukan apakah jumlah pajanan yg dialami

    cukup besar utk dpt mengakbtkan penyakit tsb

    5. Tentukan apakah ada faktor lain yg mungkin

    dpt mempengaruhi

    6. Cari adanya kemungkinan lain yg mungkin dpt

    merupakan penyebab penyakit

    7. Buat keputusan apakah penyakit tsb disebabkan

    oleh pekerjaannya

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    49/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    50/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    51/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    52/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    53/58

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    54/58

    KASUS PAK (1) ???Seorang laki-laki,45 tahun,dengan satu istri dan 2 anak,datang dengan keluhan sering insomnia 1 tahun terakhir danmakin sering sejak 1 bulan terakhir. Pekerjaannya sebagai

    seorang manajer marketing sebuah perusahaan bir diCibitung, sejak setahun. Dia tinggal di Depok,sehingga setiaphari dia harus berangkat sebelum pukul 6, untuk

    menghindari kemacetan.

    Kira-kira 1 bulan yang lalu ibunya meninggal dunia karenastroke akibat darah tinggi.

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    55/58

    1. Diagnosis :

    2. Pajanan yg dialami selama ini:

    3. Pajanan tsb dapat menyebabkan stres:

    4. Apakah jumlah pajanan cukup besar utk menimbulkanpenyakit tsb:

    5. Apakah ada faktor lain yg dpt mempengaruhinya:

    6. Kemungkinan lain yg mungkin menyebabkan:

    7. Buat keputusan:

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    56/58

    Kasus PAK (2) ???Seorang pekerja operator mesin diesel usia 45 tahun (20tahun bekerja di tempat yg sama) mengeluh sakit kepala,migren, nyeri otot di leher dan tulang punggung, susah

    tidur (terutama utk masuk tidur dan sakit maag sejakbeberapa minggu terakhir).Dia bekerja shift work.

    Pada pemeriksaan ditemukan: aritmia, TD 180/100

    Angka absen: 1 tahun terakhir 48 hari kerja, seringmelakukan kesalahan di tempat kerja, sering kena marah

    atasanHubungan kerja sesama pekerja: buruk

    Lingkungan kerja: bising suara mesin diesel, panas, getaran

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    57/58

    1. Diagnosis :

    2. Pajanan yg dialami selama ini:

    3. Pajanan tsb dapat menyebabkan stres:

    4. Apakah jumlah pajanan cukup besar utk menimbulkanpenyakit tsb:

    5. Apakah ada faktor lain yg dpt mempengaruhinya:

    6. Kemungkinan lain yg mungkin menyebabkan:

    7. Buat keputusan:

  • 7/24/2019 Dr. Yosephin.psikologi Industri

    58/58

    Terima kasih

    Jangan

    stres,

    Santai aja