Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) - Website Staff...

29
Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Transcript of Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) - Website Staff...

Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

Sindrom karena berbagai sebab yang timbul pada saat lahir atau berkembang pada masa kanak awal.

• DSM IV dan ICD X RM IQ < 70• Untuk melakukan tes IQ merupakan

suatu tantangan melihat situasi & pemilihan tes IQ yang sesuai.

• Pasien dengan RM memiliki resiko yang tinggi untuk komorbid dengan gangguan psikiatri & gangguan perilaku.

Tes Intelegensi

Rentang Usia Tes yang utama

Wechsler 3 th -7 thn 3 blan1th -17 thn16 th -74 th,

Verbal IQ, Perfomance IQ, full scale IQ

Standford-Binet intelligence scale

2 th - dewasa Verbal, kuantitative , abstrak, visual. Short term memori

Tes nonverbal 5 thn – 85 th Kemampuan memberikan alasan, persamaan, perbedaan dan hubungan

Kaufman Brief intelegence

4 th – 90 th Matrices, vocabulary

• Pada pasien RM mengalami defisit dalam perilaku adaptif.

• Perilaku adaptif tampak pada perilaku untuk memenuhi kebutuhan sosial dan personal.

• Pada pasien RM ringan IQ dan fungsi adaptif nya tidak berhubungan.

Nama Tes Rentang usia Tes utama

Vineland adaptive behavior scales

Lahir – 18 thn Komunikasi : reseptif, ekspresif, menulis.Daily living skills, motor skills

Scale Of Independent behavior

Lahir – 80 thn Motorik halus, kasar. Interaksi sosial, komunikasi. Personal living skill, community living skills

• IQ 55 – 70• 85 % dari populasi pasien dengan RM• Hampir sama dengan individu yang tidak

RM• Baru tampak ketika memasuki sekolah

formal• Bisa mencapai sekolah kelas VI dan

beberapa hingga tamat SMA.• Dewasa : bekerja, menikah, berkeluarga.• Tampak lambat dan butuh bantuan dalam

menyelesaikan masalah hidup dan tugas-tugas.

• IQ 40 – 55• 10 % dari populasi pasien dengan RM• Sudah dapat didiagnosis pada usia pra

sekolah• Memerlukan pelayanan pendidikan yang

khusus.• Kemampuan akademis nya mencapai

kelas II dan kelas III. • Memerlukan dukungan pelayanan

sepanjang hidupnya .

• IQ 25 – 40• 3 – 4% dari populasi dengan retardasi

mental• Memiliki lebih dari 1 gangguan organik

yang menyebabkan keterlambatannya.• Memerlukan supervisi yang ketat &

pelayanan khusus sepanjang hidup.• Beberapa : belajar tugas yang sederhana

untuk “ self care” ,bekerja di “ sheltered workshop” atau “ preworkshop type”

• IQ < 25• 1 – 2 % dari populasi dengan RM• Terdapat gangguan fungsi kognitif,

motorik dan komunikasi yang pervasif.• Mengalami gangguan fungsi motorik dan

sensorik sejak awal masa kanak.• Individu memerlukan latihan yang

ekstensif untuk melakukan “ self care” yang sangat mendasar ( makan, BAB dan BAK ).

• Memerlukan supervisi total dan perawatan sepanjang hidupnya.

• Pravelensi 1 -3 % dari populasi• ETIOLOGI :

Penyebab Contoh•Ganguan Genetik :Kelainan KhromosomMutasi monogenic

Sindrom down, tuberous sclerosis, fragile x sindrom, phenilketonuria dan gangguan metabolik lainnya

•Malformasi kongenital Neural tube defect, cornelia de lange’ sindrom

•Terpapar :Infeksi maternal, teratogens, toxemia atau placenta infusiensi

Congenital rubela, HIV, fetal alkohol sindrom, radiasi, trauma, prematur

Penyebab Contoh•PerinatalInfekesi, proses kelahiran

Meningitis, Asfiksia, hiperbilirubinemia

•PostnatalInfeksi, toxins, masalah psikososial

Ensephalitis, keracunan, tumor otak, kemiskinan, penyakit psikotik

•Penyebab tidak diketahui

• Epilepsi• ADHD 9 -18 %• Gangguan pengendalian impuls self

injuri & Agresi. self biting : Lesch Nyhan syndrom

finger & nail puliing : Smith Mageins Syndrom

• Oppositional Defiant disorder atau Conduct disorder

• Gangguan Cemas cemas perpisahan, OCD, gangguan panik, GAD

• Gangguan Makan food refusal, self induced vomiting, pica

• Gangguan Mental organik oleh karena kondisi medis umum

• Psikotik • Gangguan mood

• Gangguan mood sering ditemukan pada pasien RM karena terdapat gangguan belajar, social skills deficits dan self esteem yang rendah.

• Keluhan yang muncul berupa iritabel, mudah untuk menangis, sulit tidur, agitasi, mood yang labil, social withdrawal, dan isolasi.

• Aberrant Behavior Checlist ( ABC )• Developmental Behavior Checklist ( DBC)• Behavior Problem Inventori ( BPI )

digunakan untuk menilai melukai diri sendiri, agresi dan perilaku steriotipi.

• Reiss Scale for children’s dual diagnosis

• Fokus pada pencegahan gangguan intelektual dan komplikasi yang menyertainya.

• Dengan cara :• Newborn metabolik screening berhasil

mengurangi insidensi timbulnya Retardasi mental.

• Pemberian asam folat mengurangi defek pada neural tube

• Pemeriksaan diagnostik prenatal untuk mengurangi trisomy 21.

I. PSIKOTERAPI• Pendekatan Psikoanalitik fokus pada

teori perkembangan, untuk memperbaiki ekspresi emosi, meningkatkan self esteem, meningkatkan indepedence, dan interaksi sosial.

• CBT untuk pasien depresi• Brief relaxation therapy : untuk

mengurangi kecemasan.

• Terapi perilaku : untuk mengubah perilaku agresi, self injury

• Modifikasi lingkungan, edukasi kepada caregiver.

• Group therapy social skill building• Supportive group untuk orang tua dan

sibling• Family therapy

I. Farmakoterapi

• Terapis harus ekstra berhati-hati di dalam pemberian obat pada pasien dengan RM uji coba obat yang melibatkan pasien RM sangat terbatas.

• Perlu memperhatikan interaksi obat.

• Pemakaian AD Trisiklik menurunkan ambang kejang pada pasien dengan RM resikonya meningkat 1 : 5

• Pasien RM pemakaian dosisnya lebih rendah dibanding dengan orang normal.

• Antikonvulsi Carbamazepine paling sering digunakan.

• Buspirone di laporkan baik untuk gangguan cemas dengan manifestasi Self injury behavior dan agresi.

• Dengan dosis sekitar 15 – 45 mg /hari.• Pasien dengan RM mempunyai resiko yang

tinggi untuk timbul tardive dyskinesia sekitar 18-30 % sehingga obat antipsikotik atipikal diharapkan dapat membantu mengurangi timbulnya tardive diskinesia.

• Pemberian Risperidone dapat membantu untuk mengatasi agresifitas.

• Dosis 0,02 mg/kg BB hari – 0,06 mg/kg BB hari

• Nootropics Agent piracetam efeknya baik untuk belajar, memori dan perhatian.

• Namun piracetam memiliki efek samping berupa agresi, agitasi, sexsual arousal, sulit tidur dan nafsu makan yang menurun.