PENELITI : Sarifuddin Madenda ( PROF., Dr. ), Ernastuti (Dr.) ,
Dr. dr. SETYO TRISNADI, S.H., Sp.KF. · 2019-03-23 · Adalah ilmu pengetahuan mengenai kerja...
Transcript of Dr. dr. SETYO TRISNADI, S.H., Sp.KF. · 2019-03-23 · Adalah ilmu pengetahuan mengenai kerja...
Adalah ilmu pengetahuan mengenai
kerja senyawa kimia / interaksi yang
merugikan terhadap organisme hidup
1. Kerja farmakon (senyawa aktif)
secara biologi pada organisme
(farmakodinamik atau
toksikodinamik).
2. Pengaruh organisme terhadap zat
aktif (farmakokinetik atau
toksikokinetik).
Berdasarkan efek toksik :
1. Efek toksik akut : mempunyai korelasi langsung dg absorpsi zat toksik.
2. Efek toksik kronik : zat toksik jumlah kecildiabsorpsi jangka waktu lama terakumulasi mencapai konsentrasi toksikmenimbulkan keracunan.Toksisitas jangka waktu panjang : efek toksik baru muncul setelah periode waktu laten yang lamakarsinogenik, mutagenik.
Berdasarkan jenis zat dan keadaan :
1. Tokskologi obat.2. Toksikologi zat adiktif.3. Toksikologi bahan makanan.4. Toksikologi pestisida.5. Toksikologi industri.6. Toksikologi lingkungan.7. Toksikologi aksidental.8. Toksikologi perang.9. Toksikologi sinar.10. Toksikologi forensik.
P
e BBBn Efek
g
g
n
Fase eksposisi Fase toksikokinetik Fase toksikodinamik
Fase farmaseutik
•Bentuk
farmasetik
hancur
•Zat aktif larut
•Absorpsi
•Distribusi
•Metaboisme
•Ekskresi
•Interaksi
farmakon-
tokson –
reseptor
dalam organ
efektor
Menghambat metabolisme oksidatif dan
penurunan produksi ATP. Penurunan ATP
intraseluler menyebabkan gangguan
pompa kalsium endoplasma dan
membran sel, sehingga terjadi timbunan
kalsium di dalam sitoplasma.
Hiperkalsemia inraseluler menyebabkan
penurunan potensial membran
metokondria dan akan menghambat
sintesis ATP di mitokondria dan memacu
peningkatan produksi Reactive Oxygen
Species (ROS) / Reactive Nittrogen
Species (RNS).
Identifikasi racun dalam bahan mayat
pada dugaan pembunuhan atau usaha
pembunuhan, bunuh diri dan
kecelakaan.
Penentuan kadar napza.
Identifikasi obat doping.
1. KOROSIF :
A. Asam kuat
Asam mineral: - asam hidroksida
- asam sulfat
- asam nitrat
Asam organik : - asam asetat
- asam karbolat
- asam salisilat
ZAT KIMIA GOLONGAN ASAM
CARA KERJA :
- MENGEKSTRAKSI AIR DARI JARINGAN
- MENGKOAGULASI PROTEIN MENJADI
AMONIAK
- MENGUBAH Hb MJD ACID HEMATIN
SIFAT LUKA :
- KERING
- COKLAT HITAM
- KERAS DAN KASAR
CONTOH :
- H2SO4 PEKAT, AgNO3, HcL PEKAT
B. Basa kuat :
Natrium hidroksida
Kalium hidroksida
Amonium hidroksida
Natrium bikarbonat
2. IRITAN :
A. Anorganik :
Nonlogam :
Fosfat, klorida, bromida, yodida.
Logam :
Arsen, antimoni, air raksa, tembaga,
seng, perak, timah.
ZAT KIMIA YG BERSIFAT BASA
CARA KERJA :
- BEREAKSI DG PROTOPLASMA ALKALI + SABUN
- MENGUBAH Hb ALKALI HEMATIN
SIFAT :
- OEDEMATUS
- MERAH COKLAT
- LUNAK
CONTOH :
NH4OH, Na-OH, KOH
B. Organik :
Tumbuh2an : biji minyak jarak
Hewan : ular, serangga
C. Mekanik :
debu, pecahan kaca
3. NEUROTIKA :
A. Serebral :
Somniferus : opium
Inebriants : alkohol, eter, kloroform
Deliriants : belladona, canabis
B. Spinal : striknin
C. Kardiak : digitalis, akonit, tembakau
D. Pernafasan : karbon dioksida, karbon
monoksida, batubara
E. Saraf perifer : kurare
1. Oral
2. Sublingual
3. Perkutan
4. Ke dalam rongga telinga, hidung,
vagina
5. Enema
6. Parenteral : subkutan
intramuskular
intravena
Eliminasi dari tubuh bisa dalam bentuk
aslinya atau bentuk metabolitnya,
melalui :
1. Urine
2. Feses
3. Keringat
4. ASI
5. Air liur, kelenjar mukosa, kelenjar
serosa.
1. Lokal : menyebabkan reaksi lokal
pada tempat pemakaian, misal
:korosif
2. Lokal jauh : menyebabkan reaksi lokal
pada organ tertentu : paru-hati-ginjal
3. Sistemik : menyebabakan gangguan
pada sistem tubuh tertentu : sistem
gatrointestinal, sisem urogenital
4. Umum : menyebabkan gangguan lebih
dari satu sistem tubuh
1. Kuantitas (dosis) : dosis besar
menyebabkan kematian lebih cepat.
2. Bentuk : fisik, kimia, mekanik
Fisik menurut urutan cara kerja paling
cepat : gas, cairan, serbuk halus,
padat besar.
Kimia : beberapa kombinasi yg tdk
bersifat racun: AgNO3 + HCl, jika
berdiri sendiri unsur tersebut bersifat
racun.
Mekanik : unsur racun akan berubah
jika digabungkan dg unsur lainnya.
Logam berat + air endapan
Asam diminum saat lambung penuh
Alkaloid + arang
3. Cara masuk ke dalam tubuh :
a. IV. lebih cepat
b. Absorpsi mll lambung lebih cepat
dari rektum
c. Kulit yg cedera lbh cepat dari kulit
utuh.
4. Kondisi tubuh :
a. Usia : keracunan lebih berbahaya pada usia
anak2 dan orang tua, misal opium tdk bisa
ditoleransi pada anak2.
b. Idiosinkrasi dan hipersensitifitas pada
beberapa individu terhadap jenis unsur
tertentu.
c. Kebiasaan :seorang pecandu mempunyai
toleransi lebih besar terhadap dosis
d. Status kesehatan : ggn fungsi hati dan
ginjal eliminasi racun tdk baik
e. Tidur : pengaruh racun lebih lambat.
1. Korban hidup :
a. Anamnesis :
- riwayat makan minum sebelumnya
- riwayat anggota keluarga lain
- gejala klinik yg dirasakan
b. Pemeriksaan luar :
- racun korosif : menimbulkan luka
- racun spinal : menimbulkan kejang2
- racun iritan : diare
c. Pemeriksaan penunjang :
makanan/minuman, muntahan, darah,
urine, feses.
2. Korban meninggal :
a. TKP : laporan polisi
b. Pemeriksaan luar :
- bau khas : asam, alkohol, kloroform
- bercak muntahan : kadang jenis
racun
- warna kulit : kuning pada keracunan
fosfor, tembaga
- pupil mata : kontraksi (pin
point)dilatasi
- jari tangan : lemas, mengepal
- lubang2 tubuh : bekas zat korosif,
benda asing
c. Pemeriksaan dalam :
Pada traktus gastrointestinal tampak :
1. Hiperemia :
warna merah gelap pada mukosa tu
lambung, berupa bercak atau merata.
DD ok penyakit hiperemia merata
pada seluruh permukan.
2. Perlunakan :
mulai dari mulut sd lambung
DD : penyakit hanya di lambung saja.
pembusukan pada bagian tubuh
yg lebih rendah
3. Ulserasi :
Paling sering pada kurvatura major
lambung
DD : tukak peptik pada kurvatura
minor.
4. Perforasi :
Jarang terjadi kecuali keracunan
asam sulfat.
d. Pemeriksaan penunjang
Ada 2 macam : etil alkohol C2H5OH
metil alkohol CH3OH.
Alkohol murni berupa cairan bening,
mudah menguap, aroma khas.
Klasikasi termasuk racun neurotika
serebral.
Absorpsi 20% lambung dan 80% usus
halus. Metabolisme di hepar 90%,
diekskresi 10%.
5 – 10 menit dp ditemukan dlm darah,
kadar puncak 30 mnt stl minum.
Terdiri : 3 tahap
1. Tahap senang = fenomena pelepasan =
release phenomenon.
Penekanan pd pusat2 hambatan di otak,
sadar, senang.
Tanda2 : mukamerah, banyak bicara,
kehilangan pengendalian diri, ggn
pengendalian gerakan halus, perilaku
kasar, inkoordinasi, pupil dilatasi,
pernapasan bau alkohol.
2. Tahap bingung
Penekanan pusat2 otak, bisa
dibangunkan
Tanda2 :
Inkoordinasi – gerakan lambat
Tidak dp berjalan lurus
Percakapan tdk jelas, sengau
Penglihatan kabur.
3. Tahap koma
Penekanan pusat2 otak, tdk bisa
dibangunkan
Tanda2 tahap koma:
Pernapasan lambat
Nadi cepat kecil
Suhu dibawah normal
Pupil konstriksi
Kejang2
Kematian : Penekanan pusat pernapasan
Anoksia
Edema paru / pneumonia
Dosis letal : 150 – 200 cc alkohol absolut,
periode fatal 12 – 24 jam, beberapa
kasus 5 – 6 hari.
PL : Kaku mayat dan pembusukan lebih
lambat, kongesti conjuntiva jelas
PD : bau alkohol organ dalam, dinding
lambung hiperemis, organ
dalamkongesti, edema otak.
PP : Lambung, darah, urine, otak, paru
Sampel tdk diberi pengawet,
pemereksaan sesegera mungkin.
Meminum alkohol jangka lama
Gejala : nafsu mkn menurun, mual,
muntah, diare.
tremor tangan dan lidah
ggn daya ingat
hipoproteinemiaedema
neuritis perifer
pingsan/koma
Gambaran post mortem :
mukosa lambung hiperemi dan
hipertropi
hati kongesti, infiltrasi lemak dan sirosis
jantung infiltrasi lemak
ginjal kongesti
Kadar alkohol darah :
0,1% merasa gembira
0, 15% batas keamanan mengemudi
0, 2% intoksikasi menengah
0, 2 – 0, 4% kesadaran menurun
0, 5% koma
0, 6% asfiksia