DPR Tolak Darmono · 2010-09-28 · No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@ ... (di luar P.Jawa +...

1
SESEORANG yang berasal dari daerah tradisional secara genetis lebih mampu melawan infeksi penyakit. Melalui analisis sejarah urbanisasi, tim ahli menemukan seseorang yang berasal dari suatu tempat yang telah dijangkiti wabah penyakit akan memiliki ketahanan lebih kuat terhadap penyakit. Para ilmuwan dari University College London dan Royal Holloway, yang merupakan bagian dari University of Lon- don, menganalisis sampel DNA dari 17 manusia yang hidup di Eropa, Asia, dan Afrika. Hasilnya diuji silang dengan data sejarah dan arkeologi di setiap daerah, tentang waktu berdi- rinya permukiman perkotaan atau perdesaan pertama. Mereka kemudian meneliti varian gen yang spesik dari se- jumlah responden, yang mem- berikan mereka ketahanan terhadap penyakit tuberkulosis (Tb), kusta, dan malaria. Profesor Brian Spratt, ahli mikrobiologi molekuler di Im- perial College London School of Public Health, mengatakan o- rang yang tahan terhadap suatu patogen yang menyebabkan penyakit mematikan, seperti ma- laria atau Tb, akan bertahan lebih baik dan akan menurunkan ketahanan lebih baik kepada generasi berikutnya. Jadi, semakin panjang sejarah suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan gen ketahanan terhadap penyakit itu akan menyebar luas di kalangan penduduknya. “Ini contoh elegan dari aksi evolusi, yaitu penemuan aspek baru dari evolusi kita sebagai spesies, perkembangan kota-kota sebagai kekuatan selektif. Ini juga bisa membantu menjelaskan beberapa perbedaan tentang ketahanan terhadap penyakit di seluruh dunia,” tulis Dr Ian Barnes. (BBC/*/X-5) PATA AREADI MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | NO.10808 | TAHUN XLI | 28 HALAMAN REUTERS Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Memori Ibra di Amsterdam Arena Pato dan Ambrosini harus absen dalam beberapa pekan karena tengah fokus menjalani rehabilitasi cedera otot. Olahraga, Hlm 28 EDITORIAL POLEMIK tentang jaksa agung yang menghebohkan akhir- akhir ini tidak semata karena banyak tafsir soal masa jabatan Hendarman Supandji yang dipotong Mahkamah Konstitusi. Tetapi, juga pada pertikaian pemikiran tentang jaksa agung antara kutub karier dan nonkarier. Debat sekitar putusan MK akhirnya selesai ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberhentikan Hendarman Supandji dan mengangkat Darmono sebagai pelaksana tugas jaksa agung. Bola tentang siapa jaksa agung denitif sekarang berada di tangan SBY. Tetapi, tugas Yudhoyono tentu tidak mudah. Perdebatan tentang jaksa agung karier dan nonkarier memang mereda, tetapi bukan berarti selesai. Sekitar 8.000 jaksa di seluruh In- donesia telah mengajukan semacam petisi kepada Presiden agar jaksa agung pengganti Hendarman berasal dari kalangan internal kejaksaan. Alasannya sederhana dan masuk akal. Yang mengerti seluk beluk kejaksaan adalah orang-orang yang memahami karena pernah atau sedang menekuni pekerjaan sebagai jaksa. Tetapi, tidak kalah garangnya adalah suara yang meng- hendaki agar jaksa agung berasal dari luar. Selain tidak dihalangi undang-undang, publik telanjur kecewa dengan kejaksaan yang dipimpin orang dalam sendiri. Citra kejaksaan Indonesia sudah sangat buruk oleh wabah korupsi dan manipulasi. Adalah tidak mungkin membersihkan kejaksaan kalau tongkat kepemimpin- an diserahkan ke tangan jaksa-jaksa yang ada saat ini. Nama-nama yang disebut- sebut dari kalangan inter- nal untuk menggantikan Hendarman bukanlah nama yang memberi harapan ka- rena mereka umumnya tidak memiliki karakter kuat seba- gai pembasmi korupsi dan maa hukum yang merambah. Nah, bagaimana dengan kemungkinan orang luar? Apakah mustahil jaksa agung nonkarier membenahi kejaksaan di te- ngah solidaritas korps yang begitu kental sekarang ini? Sejarah memperlihatkan mayoritas jaksa agung ternyata berasal dari kalangan nonkarier. Berarti jaksa agung dari luar kejaksaan tidaklah haram. Banyak nama hebat yang kini disebut-sebut sebagai orang yang cocok menjadi jaksa agung. Di antara nama yang banyak itu, Adnan Buyung Nasution patutlah disebut. Dia pengacara senior yang matang. Dia juga memiliki pengalaman sebagai jaksa. Pendidikannya pun termasuk bagus. Dan, yang lebih penting, si Abang, demikian dia sering di- panggil, memperlihatkan kerisauan yang mendalam tentang praktik maa peradilan yang sangat membahayakan. Karena itu, dia dipercaya SBY mengepalai Tim Delapan yang mem- bongkar rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK atas duet Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Dia juga bersuara lantang ketika kejaksaan dan kepolisian sepakat tidak mengusut asal usul uang dari berbagai kalangan dalam kasus manipulasi pajak Gayus Tambunan. Pendek kata, si Abang memiliki karakter kuat melawan korupsi. Bila dia diberi kepercayaan, siapa tahu kredibilitas kejaksaan akan terbangun kembali. Mengapa kita tidak men- coba si Abang? Boleh Coba si Abang Bila dia diberi kepercayaan, siapa tahu kredibilitas kejaksaan akan terbangun kembali. Mengapa kita tidak mencoba si Abang?” Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com PAUSE Asal Domisili dan Ketahanan atas Penyakit Meski DPR meragukan kapasitasnya, Darmono langsung tancap gas. Amahl Sharif Azwar K OMISI III DPR mem- batalkan sepihak rapat kerja dengan Pelaksana Tugas (Plt) Jaksa Agung Darmono. Alasan pembatalan dicari-cari bahwa Darmono tidak bisa menjawab pertanyaan terkait dengan kebi- jakan strategis kejaksaan. Pembatalan itu diputuskan dalam rapat pimpinan komisi yang membidangi hukum, ke- marin siang. Padahal, agenda rapat sudah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Semula rapat dijadwalkan kemarin pukul 09.00 WIB, lalu diundur pukul 14.00. Darmono yang diangkat menjadi Plt jaksa agung pada 24 September itu tidak diberi tahu alasan pembatalan rapat. Ketua Komisi III Benny K Harman menjelaskan rapat akan digelar setelah ada jaksa agung definitif. Meski demi- kian, Benny menyadari ti- dak ada dasar hukum untuk menolak rapat kerja dengan pelaksana tugas. “Biar afdal Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo juga me- nilai sikap komisi hukum itu berlebihan. Menurut dia, pem- batalan rapat tersebut tidak beralasan karena peraturan perundangan tidak memper- masalahkan status Darmono. Boleh saja Komisi III DPR meragukan kapasitas Darmo- no. Akan tetapi, ia justru mela- kukan gebrakan. Ia mengum- pulkan seluruh pejabat di Kejaksaan Agung untuk kon- solidasi, kemarin. Ia berjanji memprioritaskan perbaikan citra dan menuntaskan kasus Sisminbakum. (Den/Din/X-3) [email protected] gal melakukan pendekatan per- suasif kepada para narapidana teroris. “Kita mengutamakan pendekatan yang soft karena ini masalah ideologi. Tapi, kenya- taannya apa yang kita lakukan banyak kegagalan,” ujarnya. Hal itu terlihat ketika dari sekitar 100 teroris yang ditang- kap di Aceh, 16 di antaranya bekas napi teroris. Terkait dengan maraknya penggunaan senjata ilegal oleh teroris dan pelaku perampokan, razia senjata digelar di mana- mana. Berdasarkan penelusuran, ada empat jalur peredaran sen- jata ilegal (lihat tabel). Perburuan teroris pun terus dilakukan. Polresta Medan mu- lai menyebar foto dua gembong SETELAH aksi terorisme di- lakukan para mantan narapi- dana teroris yang mendapat diskon hukuman alias remisi marak, pemerintah berjanji tidak akan memberikan remisi, bahkan grasi, kepada mereka. “Pemerintah mengambil ke- bijakan tidak akan memberikan remisi, apalagi grasi, kepada narapidana teroris,” kata Men- kum dan HAM Patrialis Akbar di Medan, kemarin. Meski de- mikian, pemerintah akan me- minta pendapat DPR terlebih dahulu untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Di Jakarta, Kepala Desk An- titeror Kementerian Politik Hu- kum dan Keamanan Ansyaad Mbai mengakui pemerintah ga- Pemerintah Setop Remisi Napi Teroris Kekerasan pada Anak di Indonesia Terkejam MODUS kekerasan terhadap anak di Indonesia dikategori- kan tersadis jika dibandingkan dengan negara lain. Pelaku tega menyetrika, menyiram- kan air panas, bahkan mem- bunuhnya dengan membakar hidup-hidup. Ironinya, 70% pelakunya adalah ibu, baik ibu kandung, ibu tiri, ibu asuh, atau ibu guru di sekolah. Di luar Indonesia, modus kekerasan anak berupa pemu- kulan atau penganiayaan ri- ngan. Paling parah penjualan anak untuk dijadikan budak seks atau pekerja. Karena itu, Ketua Komisi Nasional Per- lindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengajak masyarakat agar lebih peduli anak-anak. “Kematian bocah 3,5 tahun, Indah Sari, karena dibakar ibu kandungnya di Serpong, Tangerang, adalah salah satu bukti kekerasan anak di Indo- nesia. Modusnya lebih sadis daripada negara lain,” ungkap Arist di Jakarta, kemarin. Trauma psikologis di masa kecil, ujarnya, mengakibatkan mereka membalas dendam atas apa yang pernah dialami. Data Komnas PA menunjuk- kan kekerasan terhadap anak meningkat sejak Januari hingga September 2010. Data itu hanya yang terjadi di Jabodetabek, belum termasuk di luar Jabo- detabek dan kasus kekerasan yang tidak dilaporkan. Penyebab kekerasan terha- dap anak, tambahnya, adalah impitan ekonomi. “Anak menjadi korban ka- rena paling tidak berdaya di dalam sebuah keluarga. Domi- nasi pria yang tidak bisa diajak bermusyawarah oleh istri, atau menganiaya sang istri, mem- buat para ibu melampiaskan amarah kepada anak,” jelas Arist. Lingkungan yang kurang berpendidikan juga menjadi pemicu kekerasan kerap ter- jadi. (Faw/X-8) teroris yang masuk daftar pen- carian orang (DPO), Abu Tho- lut dan Tauk Hidayat. Mereka berdua diduga terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan di Kantor Polsek Hamparan Perak. Abu Tholut adalah mantan napi teroris yang pernah divo- nis 8,5 tahun penjara. Namun, ia bebas setelah mendapat re- misi hingga empat tahun. Perburuan juga dilakukan terhadap pelaku perampokan ATM di Padang, Sumatra Barat, dengan memfokuskan penge- jaran di Gunung Singgalang, Kabupaten Agam. “Kami me- nemukan pistol, sepatu, dan kartu ATM milik tersangka,” kata Kapolresta Bukittinggi AKB Wisnu Andayana. (NJ/HR/YN/Ant/X-6) DPR Tolak Darmono MENUJU RUANG KERJA: Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono melambaikan tangan saat menuju ruang kerjanya seusai konferensi pers di Gedung Kejagung, Jakarta, kemarin. Pada hari pertama bertugas, Darmono mengadakan rapat paripurna bersama pejabat eselon I dan II Kejaksaan Agung. saja,” katanya. Lain lagi alasan yang di- sodorkan Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy. Ia mengatakan Plt tidak bisa mengambil keputusan strategis sehingga pimpinan komisi hu- kum memilih untuk membatal- kan rapat kerja Komisi III DPR dengan jaksa agung. Anggota Komisi III DPR Na- sir Djamil menambahkan, rapat dibatalkan karena komisi hu- kum beranggapan Darmono ti- dak bisa menjawab pertanyaan yang bersifat strategis. Menurut Nasir, ketika Mah- kamah Konstitusi pada 22 September memutuskan status Hendarman Supandji tidak sah lagi sebagai jaksa agung, pihaknya langsung mengusul- kan untuk membatalkan rapat kerja dengan jaksa agung. Perbaik citra Tentu saja Komisi III DPR tidak kompak. Sebagian ang- gota komisi hukum itu justru menyesalkan pembatalan rapat tersebut. Martin Hutabarat, mi- salnya. Ia mengatakan amat salah jika Komisi III DPR meno- lak rapat dengan Darmono. “Kita tidak bicara gengsi. Apakah karena (dipimpin) Plt jaksa agung, DPR tidak mela- kukan pengawasan terhadap institusi kejaksaan? Itu sangat konyol,” kata Martin. MI/M IRFAN

Transcript of DPR Tolak Darmono · 2010-09-28 · No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: cs@ ... (di luar P.Jawa +...

SESEORANG yang berasal dari daerah tradisional secara genetis lebih mampu melawan infeksi penyakit. Melalui analisis sejarah urbanisasi, tim ahli menemukan seseorang yang berasal dari suatu tempat yang telah dijangkiti wabah penyakit akan memiliki ketahanan lebih kuat terhadap penyakit.

Para ilmuwan dari University College London dan Royal Holloway, yang merupakan bagian dari University of Lon-don, meng analisis sampel DNA dari 17 manusia yang hidup di Eropa, Asia, dan Afrika. Hasilnya diuji silang dengan data

sejarah dan arkeologi di setiap daerah, tentang waktu berdi-rinya permukiman perkotaan atau perdesaan pertama.

Mereka kemudian meneliti varian gen yang spesifi k dari se-jumlah responden, yang mem-berikan mereka ketahanan terhadap penyakit tuberkulosis (Tb), kusta, dan malaria.

Profesor Brian Spratt, ahli mikrobiologi molekuler di Im-perial College London School of Public Health, mengatakan o-rang yang tahan terhadap suatu

patogen yang menyebabkan penyakit mematikan, seperti ma-laria atau Tb, akan bertahan lebih baik dan akan menurunkan ketahanan lebih baik kepada generasi berikutnya.

Jadi, semakin panjang sejarah suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan gen ketahanan terhadap penyakit itu akan menyebar luas di kalangan penduduknya.

“Ini contoh elegan dari aksi evolusi, yaitu penemuan aspek baru dari evolusi kita sebagai spesies, perkembangan kota-kota sebagai kekuatan selektif. Ini juga bisa membantu menjelaskan beberapa perbedaan tentang ketahanan terhadap penyakit di seluruh dunia,” tulis Dr Ian Barnes. (BBC/*/X-5)

PATA AREADI

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA SELASA, 28 SEPTEMBER 2010 | NO.10808 | TAHUN XLI | 28 HALAMANREUTERS

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Memori Ibra di Amsterdam Arena Pato dan Ambrosini harus absen dalam

beberapa pekan karena tengah

fokus menjalani rehabilitasi

cedera otot.Olahraga, Hlm 28

EDITORIAL

POLEMIK tentang jaksa agung yang menghebohkan akhir-akhir ini tidak semata karena banyak tafsir soal masa jabatan Hendarman Supandji yang dipotong Mahkamah Konstitusi. Tetapi, juga pada pertikaian pemikiran tentang jaksa agung antara kutub karier dan nonkarier.

Debat sekitar putusan MK akhirnya selesai ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberhentikan Hendarman Supandji dan mengangkat Darmono sebagai pelaksana tugas jaksa agung. Bola tentang siapa jaksa agung defi nitif sekarang berada di tangan SBY.

Tetapi, tugas Yudhoyono tentu tidak mudah. Perdebatan tentang jaksa agung karier dan nonkarier memang mereda, tetapi bukan berarti selesai. Sekitar 8.000 jaksa di seluruh In-donesia telah mengajukan semacam petisi kepada Presiden agar jaksa agung pengganti Hendarman berasal dari kalangan internal kejaksaan.

Alasannya sederhana dan masuk akal. Yang mengerti seluk beluk kejaksaan adalah orang-orang yang memahami karena pernah atau sedang menekuni pekerjaan sebagai jaksa.

Tetapi, tidak kalah garangnya adalah suara yang meng-hendaki agar jaksa agung berasal dari luar. Selain tidak dihalangi undang-undang, publik telanjur kecewa dengan kejaksaan yang dipimpin orang dalam sendiri. Citra kejaksaan Indonesia sudah sangat buruk oleh wabah korupsi dan manipulasi.

Adalah tidak mungkin membersihkan kejaksaan kalau tongkat kepemimpin-an diserahkan ke tangan jaksa-jaksa yang ada saat ini. Nama-nama yang disebut-sebut dari kalangan inter-nal untuk menggantikan Hendarman bukanlah nama yang memberi harapan ka-rena mereka umumnya tidak memiliki karakter kuat seba-gai pembasmi korupsi dan mafi a hukum yang merambah.

Nah, bagaimana dengan kemungkinan orang luar? Apakah mustahil jaksa agung nonkarier membenahi kejaksaan di te-ngah solidaritas korps yang begitu kental sekarang ini?

Sejarah memperlihatkan mayoritas jaksa agung ternyata berasal dari kalangan nonkarier. Berarti jaksa agung dari luar kejaksaan tidaklah haram.

Banyak nama hebat yang kini disebut-sebut sebagai orang yang cocok menjadi jaksa agung. Di antara nama yang banyak itu, Adnan Buyung Nasution patutlah disebut. Dia pengacara senior yang matang. Dia juga memiliki pengalaman sebagai jaksa. Pendidikannya pun termasuk bagus.

Dan, yang lebih penting, si Abang, demikian dia sering di-panggil, memperlihatkan kerisauan yang mendalam tentang praktik mafi a peradilan yang sangat membahayakan. Karena itu, dia dipercaya SBY mengepalai Tim Delapan yang mem-bongkar rekayasa kriminalisasi pimpinan KPK atas duet Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. Dia juga bersuara lantang ketika kejaksaan dan kepolisian sepakat tidak mengusut asal usul uang dari berbagai kalangan dalam kasus manipulasi pajak Gayus Tambunan.

Pendek kata, si Abang memiliki karakter kuat melawan korupsi. Bila dia diberi kepercayaan, siapa tahu kredibilitas kejaksaan akan terbangun kembali. Mengapa kita tidak men-coba si Abang?

Boleh Coba si Abang

Bila dia diberi kepercayaan, siapa tahu kredibilitas kejaksaan akan terbangun kembali. Mengapa kita tidak mencoba si Abang?”

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

PAUSE

Asal Domisili dan Ketahanan atas Penyakit

Meski DPR meragukan kapasitasnya, Darmono langsung tancap gas.

Amahl Sharif Azwar

KOMISI III DPR mem-batalkan sepihak rapat kerja dengan Pelaksana Tugas (Plt)

Jaksa Agung Darmono. Alasan pembatalan dicari-cari bahwa Darmono tidak bisa menjawab pertanyaan terkait dengan kebi-jakan strategis kejaksaan.

Pembatalan itu diputuskan dalam rapat pimpinan komisi yang membidangi hukum, ke-marin siang. Padahal, agenda

rapat sudah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Semula rapat dijadwalkan kemarin pukul 09.00 WIB, lalu diundur pukul 14.00. Darmono yang diangkat menjadi Plt jaksa agung pada 24 September itu tidak diberi tahu alasan pembatalan rapat.

Ketua Komisi III Benny K Harman menjelaskan rapat akan digelar setelah ada jaksa agung definitif. Meski demi-kian, Benny menyadari ti-dak ada dasar hukum untuk menolak rapat kerja dengan pelaksana tugas. “Biar afdal

Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo juga me-nilai sikap komisi hukum itu berlebih an. Menurut dia, pem-batalan rapat tersebut tidak beralasan karena peraturan perundangan tidak memper-masalahkan status Darmono.

Boleh saja Komisi III DPR me ragukan kapasitas Darmo-no. Akan tetapi, ia justru mela-kukan gebrakan. Ia mengum-pulkan seluruh pejabat di Ke jaksaan Agung untuk kon-solidasi, kemarin. Ia berjanji memprioritaskan perbaikan citra dan menuntaskan kasus Sisminbakum. (Den/Din/X-3)

[email protected]

gal melakukan pendekatan per-suasif kepada para narapidana teroris. “Kita mengutamakan pendekatan yang soft karena ini masalah ideologi. Tapi, kenya-taannya apa yang kita lakukan banyak kegagalan,” ujarnya.

Hal itu terlihat ketika dari sekitar 100 teroris yang ditang-kap di Aceh, 16 di antaranya bekas napi teroris.

Terkait dengan maraknya penggunaan senjata ilegal oleh teroris dan pelaku perampokan, razia senjata digelar di mana-mana. Berdasarkan penelusuran, ada empat jalur per edaran sen-jata ilegal (lihat tabel).

Perburuan teroris pun terus dilakukan. Polresta Medan mu-lai menyebar foto dua gembong

SETELAH aksi terorisme di-lakukan para mantan narapi-dana teroris yang mendapat diskon hukuman alias remisi marak, pemerintah berjanji tidak akan memberikan remisi, bahkan grasi, kepada mereka.

“Pemerintah mengambil ke-bijakan tidak akan memberikan remisi, apalagi grasi, kepada narapidana teroris,” kata Men-kum dan HAM Patrialis Akbar di Medan, kemarin. Meski de-mikian, pemerintah akan me-minta pendapat DPR terlebih dahulu untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Di Jakarta, Kepala Desk An-titeror Kementerian Politik Hu-kum dan Keamanan Ansyaad Mbai mengakui pemerintah ga-

Pemerintah Setop Remisi Napi Teroris

Kekerasan pada Anak di Indonesia TerkejamMODUS kekerasan terhadap anak di Indonesia dikategori-kan tersadis jika dibandingkan dengan negara lain. Pelaku tega menyetrika, menyiram-kan air panas, bahkan mem-bunuhnya dengan membakar hidup-hidup. Ironinya, 70% pelakunya adalah ibu, baik ibu kandung, ibu tiri, ibu asuh, atau ibu guru di sekolah.

Di luar Indonesia, modus kekerasan anak berupa pemu-kulan atau penganiayaan ri-ngan. Paling parah penjualan anak untuk dijadikan budak seks atau pekerja. Karena itu, Ketua Komisi Nasional Per-lindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengajak masyarakat agar lebih peduli anak-anak.

“Kematian bocah 3,5 tahun, Indah Sari, karena dibakar ibu kandungnya di Serpong, Tangerang, adalah salah satu bukti kekerasan anak di Indo-nesia. Modusnya lebih sadis daripada negara lain,” ungkap

Arist di Jakarta, kemarin. Trauma psikologis di masa

kecil, ujarnya, mengakibatkan mereka membalas dendam atas apa yang pernah dialami.

Data Komnas PA menunjuk-kan kekerasan terhadap anak meningkat sejak Januari hingga September 2010. Data itu hanya yang terjadi di Jabodetabek, belum termasuk di luar Jabo-detabek dan kasus kekerasan yang tidak dilaporkan.

Penyebab kekerasan terha-dap anak, tambahnya, adalah impitan ekonomi.

“Anak menjadi korban ka-rena paling tidak berdaya di dalam sebuah keluarga. Domi-nasi pria yang tidak bisa diajak bermusyawarah oleh istri, atau menganiaya sang istri, mem-buat para ibu melampiaskan amarah kepada anak,” jelas Arist.

Lingkungan yang kurang berpendidikan juga menjadi pemicu kekerasan kerap ter-jadi. (Faw/X-8)

teroris yang masuk daftar pen-carian orang (DPO), Abu Tho-lut dan Taufi k Hidayat. Mereka berdua diduga terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan di Kantor Polsek Hamparan Perak.

Abu Tholut adalah mantan napi teroris yang pernah divo-nis 8,5 tahun penjara. Namun, ia bebas setelah mendapat re-misi hingga empat tahun.

Perburuan juga dilakukan terhadap pelaku perampokan ATM di Padang, Sumatra Barat, dengan memfokuskan penge-jaran di Gunung Singgalang, Kabupaten Agam. “Kami me-nemukan pistol, sepatu, dan kartu ATM milik tersangka,” kata Kapolresta Bukittinggi AKB Wisnu Andayana. (NJ/HR/YN/Ant/X-6)

DPR Tolak DarmonoMENUJU RUANG KERJA: Pelaksana Tugas Jaksa Agung Darmono melambaikan tangan saat menuju ruang kerjanya seusai konferensi pers di Gedung Kejagung, Jakarta, kemarin. Pada hari pertama bertugas, Darmono mengadakan rapat paripurna bersama pejabat eselon I dan II Kejaksaan Agung.

saja,” katanya.Lain lagi alasan yang di-

sodorkan Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy. Ia mengatakan Plt tidak bisa mengambil keputusan strategis sehingga pimpinan komisi hu-kum memilih untuk membatal-kan rapat kerja Komisi III DPR dengan jaksa agung.

Anggota Komisi III DPR Na-sir Djamil menambahkan, rapat dibatalkan karena komisi hu-kum beranggapan Darmono ti-dak bisa menjawab perta nyaan yang bersifat strategis.

Menurut Nasir, ketika Mah-kamah Konstitusi pada 22 September memutuskan status Hendarman Supandji tidak

sah lagi sebagai jaksa agung, pihaknya langsung mengusul-kan untuk membatalkan rapat kerja dengan jaksa agung.

Perbaik citraTentu saja Komisi III DPR

tidak kompak. Sebagian ang-gota komisi hukum itu justru menyesalkan pembatalan rapat tersebut. Martin Hutabarat, mi-salnya. Ia mengatakan amat salah jika Komisi III DPR meno-lak rapat dengan Darmono.

“Kita tidak bicara gengsi. Apakah karena (di pimpin) Plt jaksa agung, DPR tidak mela-kukan pengawasan terhadap institusi kejaksaan? Itu sangat konyol,” kata Martin.

MI/M IRFAN