DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
-
Upload
windari-putu -
Category
Documents
-
view
268 -
download
0
Transcript of DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
1/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
2/166
Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Pembelajaran
Volume 11, Nomor 3
Juni 2015
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
3/166
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN JIPP)
Diterbitkan oleh
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
ISSN 1858-4543
PENGARAH
Prof. Dr. Nyoman Dantes
PENANGGUNG JAWAB
Prof. Dr. Made Candiasa, MI.Komp
WAKIL PENANGGUNG JAWAB
Prof. Dr. Nyoman Natajaya, M.Pd
DEWAN REDAKSI
Ketua
Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd
Anggota
Prof. Dr. H. DjaaliProf. Dr. Naswan Suharsono, M.Pd
Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd
Prof. Dr. Sariyasa, M.Sc, Ph.D
Prof. Dr. Made Yudana, M.Pd
Dr. Wayan Sukra Warpala, M.Sc
PENYUTING BAHASA INDONESIA
Prof. Dr. I. B. Putrayasa, M.PdProf. Dr. Made Gosong, M.Pd
PENYUTING BAHASA INGGRIS
Prof. Dr. A.A.I. Ngurah Marhaeni, MA
Dr. Luh Putu Artini,MA
EDITING
Dr. I Nyoman Tika, M.Si
I Nyoman Laba Jayanta, S.Pd
ADMINISTRASI
Ni Wayan Sri Budi, SP
Nyoman Budiasa
I Gusti Ngurah Agung Adhi Artawan, SE
Kadek Indah Wiryastuti, S.Pd
SIRKULASI
Gede Masyawan
Gede Mangku Tirta
Gede Ngurah Sugata, S.Pd
I Dewa Gede Agung Adi Pratama, A.Md
I Made Dodi Sutrisna, SH
JIPP terbit tiga kali setahun (Maret, Juni, dan Oktober)
Alamat Redaksi : PPs Undiksha Jalan Udayana Kampus Tengah, SingarajaPersyaratan dan pedoman penulisan naskah tercantum di halaman dalam-belakang
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
4/166
DARI REDAKSI
Salam Hangat Pendidikan
Lembayung senja mulai menghampiri sudut-sudut kampus Program Pascasarjana
Undiksha. Dengan gerak yang gemulai yang dihiasi sorot mata keyakinan, tampak para
mahasiswa yang baru mengikuti Ujian Sidang Tesis, bercakap tentang dinamika danpresure akademis yang baru dilewatinya. Untuk mempertegas makna dan siluet akademis
mereka, maka pada JPP edisi ini, sebagian besar berisi guratan akademis mereka yang
telah melalui serangkaian validasi, sehingga layak untuk diterbitkan. Disisi lain, tulisan-
tulisan yang tercandra pada artikel mahasiswa maupun staf dosen yang hadir pada edisi
ini terfokus pada validasi dan pengujian empiris terhadap teori, prinsip, variabel, model,
strategi, phenomena, dan administrasi pendidikan pada jenjang pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi.
Pembaca budiman, redaksi berkeyakinan bahwa kehadiran JPP edisi ini sangat
ditunggu-tunggu oleh kalangan civitas akademika, khususnya mereka yang bernaung di
bawah kebesaran panji-panji pendidikan. Kami berharap, apa yang tertuang pada jurnal
yang ada di tangan anda saat ini, mampu memberikan nuansa akademis bagikemaslahatan umat manusia di tengah hiruk pikuknya dimensi-dimensi globalisasi.
Semoga.
Redaksi
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
5/166
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Diterbitkan olehPROGRAMPASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
ISSN 18584543
Vol. 11 No. 3, Juni 2015
DAFTAR ISI
halaman
Budiarta, I Komang.A Comparative Study of The Respective Effects of Think Pair
Share and Simultaneous Roundtable Techniques Based on Text Genres Upon The
Students Writing Competency of The English Education Study Program
Mahasaraswati Denpasar University ........................................................................... 3617
Cahayaningsih, I Gusti Ayu. Kajian Nilai-Nilai Karakter Pada Filsafat Tri Hita
Karana (THK) di Desa Kamasan, Klungkung, Bali (Pemanfaatannya untuk
Pengayaan dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Semarapura)......................... 3630
Dwi Farmani, Kadek.Pengaruh Gaya Kognitif dan Modalitas Belajar Terhadap
Tingkat Kesalahan Jenis Aljabar dalam Menyelesaikan Soal Matematika ............... 3643
Foeh, Yonatan. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual terhadap HasilBelajar Pendidikan Agama Kristen dengan Kovariabel Motivasi Belajar dan Sikap
Religius pada Siswa Kelas XI SMA N 7 Kupang Tahun Pelajaran 2014/2015 ........... 3655
Hemayanti Widari, Ni Made.Konstruksi Feminisme pada Novel Putri Karya Putu
Wijaya (Analisis Wacana Kritis Sara Mills) ................................................................. 3669
Kariawan, I Gede. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika denganSetting Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA .......................... 3682
Kiyonegara, I Wayan. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Murder
Terhadap Hasil Belajar IPA dengan Pengendalian Keterampilan Berpikir Kritis
Pada Siswa Kelas V di SDN 6 Pedungan .................................................................... 3696
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
6/166
Kurnia Wati, Ni Nyoman. Studi Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Tema Selalu Berhemat Energi pada Kelas IV dalam
Kaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013 ........................................................... 3709
Manu, Theodora Sarlotha Nirmala. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Disertai Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari
Motivasi Berprestasi Siswa SMA .................................................................................. 3723
Marselinus Robe. Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah dan Implikasinya
Terhadap Mutu Output Pendidikan (Studi pada Gugus IV Sekolah Dasar di Kec.Langke Rembong) .......................................................................................................... 3736
N.P Sriwindari.Pengaruh Implementasi Pembelajaran Teknik Klarifikasi Nilai
(TKN) Berbasis Multikultur Terhadap Sikap Sosial dan Prestasi Belajar PKn ........ 3751
Ngara, I Wayan. Pengaruh Implementasi Metode Resolusi Konflik Terhadap
Sikap Demokrasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMKN 1 Singaraja .................. 3762
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
7/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3617
A COMPARATIVE STUDY OF THE RESPECTIVE EFFECTS OF
THINK PAIR SHARE AND SIMULTANEOUS ROUNDTABLE
TECHNIQUES BASED ON TEXT GENRES UPON THE STUDENTS
WRITING COMPETENCY OF THE ENGLISH EDUCATION STUDY
PROGRAM MAHASARASWATI DENPASAR UNIVERSITY
By:
Budiarta, I Komang
Abstract
Writing is of necessary competency for EFL students. However, writing
lecturers were not yet optimal in providing them with the necessary
competencies as they were unable to adapt available teaching techniques. This
research aimed at figuring out whether (1) there was significant differences of
the effects of Think Pair Share (TPS) and Simultaneous Roundtable (SRT)
upon the students writing competency, (2) there were significant differences of
the effects of TPS across text genres, and (3) there were significant differences
of the effects of SRT across text genres (i.e. descriptive, recount and narrative).
The design of the experiment was two groups comparison post-test only design.
Besides, the samples were chosen by means of multistage random sampling
and they were grouped into group I and group II which were respectively
treated with TPS and SRT. The data were gathered by using post-test,
paragraph construction test and the results were scored by using analytical
scoring rubric. The collected data were analyzed descriptively and statistically
by applying one-way ANOVA and the post hoc test of Multiple Comparison
using Tukey HSD Test. In line with the research questions, the findings showthat (1) there is significant difference of the effect of TPS and SRT upon the
students writing competency, (2) there are no statistically significant
differences of the effects of TPS across text genres, and (3) there are significant
differences of the effects of SRT across text genres especially on recount
paragraph. These findings are furthermore expected to contribute the teaching
of English especially writing.
Keywords:writing competency, TPS, SRT and text genres.
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
8/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3618
Abstrak
Kompetensi menulis merupakan salah satu kompetensi yang sangat pentingbagi mahasiswa yang belajar Bahasa Inggris. Namun, dosen-dosen
matakuliah menulis belum optimal dalam memberikan kompetensi-
kompetensi yang diperlukan karena mereka belum mampu mengadaptasi
teknik-teknik pembelajaran yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan (1) apakah ada perbedaan yang signifikan antara pengaruh
Think Pair Share (TPS) dan Simultaneous Roundtable (SRT) terhadap
kompetensi menulis mahasiswa, (2) apakah ada perbedaan yang signifikan
dari pengaruh TPS ditinjau dari text genres, dan (3) apakah ada perbedaanyang signifikan dari pengaruh SRT ditinjau dari text genres(yaitu: deskriptif,
recount dan naratif). Rancangan penelitian ini adalah two groups comparison
post-test only design. Di samping itu, sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan multistage random sampling dan mereka kemudian
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok I yang diajarkan
dengan TPS dan kelompok II yang diajarkan dengan SRT. Data yang
diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan post tes yang berbentuk
paragraph construction test dan hasilnya diperiksa dengan menggunakan
rubrik penilaian analitik. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis
dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji one-way ANOVA serta uji
lanjut berupa Multiple Comparison using Tukey HSD Test. Berdasarkan
permasalahan penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat
perbedaan yang signifikan antara pengaruh TPS dan SRT terhadap
kompetensi menulis mahasiswa, (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan
dari pengaruh TPS ditinjau dari text genres, dan (3) terdapat perbedaan yang
signifikan dari pengaruh SRT ditinjau dari text genres terutama pada paragraf
recount. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi terhadappeningkatan kualitas pendidikan.
Kata kunci:kompetensi menulis, TPS, SRT dan text genres.
INTRODUCTION
Teaching learning process of
English as a means of communicationboth in spoken and written form should
provide students with the competency not
only to speak but also to communicate in
written form. Thus, writing competency
becomes one of the important
competencies that should be possessed by
the students who want to communicate in
the world of global communication.Writing enables them to express their
ideas in a controllable way in which the
failure of using grammatical features can
be minimized as they can control what
has been written before it is published. It
is in line with Jones (2007) who statesthat students can pause after each word
while they think of the next word they
want to write.
In addition, writing competency
also provides the students with the
competency to imaginatively and
creatively produce their ideas as they
have the opportunity to think and re-think the ideas in order to make them
more interesting. Besides, some students
might sometimes find that the written
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
9/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3619
form of English language is much more
interesting than the spoken one. Being
involved in writing activities enablesstudents to develop their creativity in
using the language especially in the
written form as creativity is one of the
important things in writing. Students
may also consider writing as one of their
ways to enrich their knowledge as if they
want to write, for example an eye-
catching article, they have to read a lot ofreferences and try to reconstruct the
ideas.
Writing is one of the language skills
that is challenging in teaching learning
process. Writing provides teachers so
many aspects that should be considered;
moreover, teachers should put their
attention on those aspects. Teachers are
also required to facilitate the students
with a lot of opportunities to practice
their writing competency. As writing is an
active skill, teachers should actively
involve the students in the classroom
activity which is carried out in writing
context. This learning atmosphere
facilitates the students to produce the
language that they have already studiedin the classroom. Writing is a productive
skill which takes a long and complicated
process; consequently, it is of necessary
for teachers to provide plenty rooms of
practices because the more the students
practice the better their writing
competency will be.
The advantageous results ofimproving writing competency are vice
versa with the fact that writing
competency, in the schools or even
campuses, turns out to be one of the
frightening skills to learn for the
students. Furthermore, Richards and
Renandya (2002) add that the difficulty of
mastering writing competency is lied notonly in generating and organizing ideas,
but also in translating these ideas into
readable text. A lot of university students
consider writing as a boring skill which
results in unwillingness to improve their
writing competency which is for theirfuture global interaction. Moreover,
according to lecturers, teaching writing is
a challenging as it needs various teaching
techniques.
To make writing becomes an
attention-grabbing is not a piece of cake
for lecturers. Therefore, the lecturers
should devote their best effort to findinteresting techniques and materials to be
shared with the students. However,
choosing and implementing an applicable
technique are quite difficult to do since
some lecturers still have a limited stock of
teaching techniques especially in writing.
Even though there are a lot of available
techniques that are readily applied, the
lecturers cannot immediately use the
techniques because every so often, these
techniques need further modification so
they can be appropriately implemented
for heterogeneous level of students
writing competency.
Harmer (2004) clearly mentions
that teaching writing should not be
carried out as a linear process; it shouldbe recursive. It means that in teaching
writing teachers should expose the
students with activities in which writing
is not only a process that is started by
planning, drafting, editing and final draft
but also a process in which the writers
often re-plan, re-draft, and re-edit. This
process is repeated as the process wheelin which the process reaches its
culmination if the final version is
completely finished. Teachers therefore
should be able to implement a teaching
technique which exposes students the
process of writing as it is a long and
complicated process.
English Education Study Program,Faculty of Teacher Training and
Education (FTTE), Mahasaraswati
Denpasar University (Unmas Denpasar)
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
10/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3620
as one of the study programs which
produces teachers should play its part to
provide the teachers candidates who arecompetent in English. Henceforth, they
are able to share what they have already
learnt in their own classroom. They
should be provided with a plenty of highly
recommended teaching techniques which
can be used in classroom particularly in
teaching writing. Because they are
teachers candidates who are expected tobe a good model for their students in their
own classroom, they should have good
writing competency.
As what has been aforementioned,
the present research is carried out at
English Education Study Program FTTE
Unmas Denpasar in academic year
2014/2015. To develop their competencies
as an English teacher especially
professional and pedagogic competence,
they should be provided by not only the
writing competency but also the
techniques of teaching writing. Being
competent in writing does not mirror that
they are pedagogically competent in
teaching writing; as a result, they should
know the appropriate technique whichmight be adapted and appropriate to
teach writing. The appropriateness of the
chosen teaching technique is of necessary
in teaching learning process so that an
optimal result may be significantly
achieved. Furthermore, an enjoyable
atmosphere can be created if the
technique fits the students needs.However, some lecturers of English
Education Study Program FTTE Unmas
Denpasar are not optimal in teaching
learning process especially writing. It
happens because of the inability of the
lecturers to vary their teaching learning
process in order to create different
classroom atmosphere. It therefore makesthe writing class boring and it is not
challenging as it is expected. The inability
of the lecturers to vary their teaching
occurs because some of them have a
limited stock of teaching techniques. The
others are confused in deciding whichtechnique is mostly effective in teaching
writing since there are so many available
teaching techniques which can be readily
implemented. For instance, teaching
techniques which are under cooperative
learning methods.
The present research was
conducted in the university particularlywriting class because the researcher
would like to compare two cooperative
learning techniques based on text genres
upon the students writing competency of
the English Education Study Program
FTTE Unmas Denpasar. The two
cooperative learning techniques which
were compared in the present study were
Think Pair Share (TPS) and
Simultaneous Roundtable (SRT). These
two teaching techniques, TPS and SRT,
were chosen because some previous
studies had mentioned that each
researcher confirmed that TPS or SRT
was effective in teaching English
especially writing. These two teaching
techniquesbased on theircharacteristicswere adaptable for
writing.
Arends (2007) states that TPS is
one of the teaching techniques of
cooperative learning; it is an effective way
to change the discourse pattern in the
classroom. This technique allows the
students to train their cognitive aspects tothink and psychomotor and affective
aspects to pair and share. Furthermore,
the technique enables the students to get
knowledge, take and give with their pairs,
and then share it with other students.
TPS is also intended to build a classroom
language learning which emphasizes that
the students should be able to constructtheir knowledge through social
interaction with other students in pair.
This technique also increases the sense of
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
11/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
12/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3622
practice and performed. It means that
cooperative learning techniques which are
used as learning experience or activitiesin the classroom can create collaborative
environment which supports the
improvement of their writing competence.
Furthermore, writing is a long,
complicated process which should be
carefully carried out. Consequently,
teaching learning process of writing
which facilitates the cooperative activitiesyields a significant effects on the
students writing competency especially in
writing paragraph. It is in line with
Arends (2007 and 2012) which states that
TPS gives more structural procedures in
teaching learning so that it is interesting
to figure out whether the effect of TPS is
more significant than SRT upon the
students writing competency.
In addition, lecturers during
teaching learning process need to consider
various text genres which are used in
teaching writing. Anderson and Anderson
(1997) mention that understanding text
genres can enable writers when they want
to communicate in written form by using
appropriate context. It shows thatlecturers should also take into account
text genres during the teaching learning
process. Therefore, it is interesting to
figure out whether the application of TPS
and SRT upon the students writing
competency gives significant differences
across text genres. In other words, among
the three text genres (i.e. descriptive,recount and narrative paragraph) which
of the text genre receives significant
difference of the effects of TPS or SRT.
As what has been aforementioned,
the present study aimed at figuring out
whether (1) there was significant
difference of the effect of TPS and SRT
upon the students writing competency,
(2) there were significant differences of
the effects of TPS across text genres, and
(3) there were significant differences of
the effects of SRT across text genres (i.e.
descriptive, recount and narrative).
RESEARCH METHOD
The present research was
experimental research and the design of
the experiment was two groups
comparison post-test only design. Besides,
the samples were chosen by means of
multistage random sampling and there
were grouped into two: group I which wastreated through the implementation of
TPS and group II which was treated with
SRT. The data were gathered by using
post-test which was constructed in the
form of paragraph construction test and
the samples writings were scored by
using analytical scoring rubric. The
instruments which were used in the
present experiment was tried out to figure
out their validity and reliability. They
were also judged by two expert judges. As
a results, the instruments were
considered to be valid and reliable to
collect the data.
The data which had already been
collected were then analyzed through
descriptive and inferential statistics.Descriptive statistics was focused on
mean score, standard deviation and
variance. Furthermore, the inferential
statistics was applied to statistically
figure out the significant difference of the
effect of TPS and SRT upon the students
writing competency and the significant
differences of the effects of TPS or SRTacross text genres. It was done through
applying one-way ANOVA and the post
hoc test that was Multiple Comparison
using Tukey HSD Test.
FINDING AND DISCUSSION
Finding
There were three problems which
were scientifically investigated in the
present comparative study. They were as
follows: 1) is there any significant
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
13/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
14/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3624
there were significant differences of the
effects of SRT across text genres. In
accordance with post hoc test which wascarried out through Multiple Comparison
using Tukey HSD Test, it was found that
the most significant differences of the
effects of SRT was on recount paragraph.
Discussion
The first finding showed that there
was significant difference of the effect ofTPS and SRT upon the students writing
competency. Theoretically, the significant
effect which was yielded in the present
study was as the result of teaching
technique, TPS. This technique gave a lot
of opportunities for the students to
practice writing because they worked in
pair so that they did the practice
maximally. Leaver et al. (2005) argue
that building cohesive classroom is very
important as it can increase the students
willingness to take risk and to invest
themselves in the learning task. TPS as a
cooperative learning technique facilitates
this atmosphere. The technique provides
the students to build cohesive classroom
in which they work in pair so that theycan increase their desire to practice
writing. In addition, since they were in
pair, they were encouraged to a take
calculated risk in completing the assigned
tasks.
The results of the interview also
showed that the students were really
encouraged to perform in writing. Thus, itmade them to take a calculated risk
during the teaching learning process of
writing. They tried to complete their
writing as quick as possible based on the
time allotment which has already been
set up. Even though they took a risk in
the practice stages, they did not just take
a risk. They tried to minimize the
mistakes that they might make because
they have already shared discussion
during the pairing stage in TPS. They
said that this stage helped them a lot in
polishing their paragraph to become much
better paragraph and they also can learnfrom their partners paragraph.
TPS also provides the pair an
opportunity to learn within a supportive
community in order to feel safe enough to
take risks. The technique requires them
to think quickly and to take a risk in the
teaching learning process if they want
achieve the goals. This phase also treatedthem to produce their writing after they
discussed it with their pair. TPS also
maximizes the students creativity in
writing because it forces them to think
and write in such a way. It is in line with
the statement of TPS. Therefore, TPS
gave significant effect upon the students
writing competency if it was compared to
SRT.
As they were paired in different
level of writing competency, they could
take and give during the teaching
learning process especially elaboration
stage. The students who were categorized
as high achiever students could assist the
students who were categorized as low or
moderate achiever students. As a result,the moderate achiever students who used
to be inactive in the learning process were
encouraged to perform their best in
improving their writing competency. In
the pairing stage, they were also obligated
to cooperatively work each other and they
should try to help their friends work.
Empirically, the results of thepresent study was also in line with some
researches which had already been
carried. For example, Purnomo and
Fatimah in their theses who figured out
that TPS was more effective in teaching
learning process especially writing.
Purnomo mentioned that TPS was much
more effective than parallel writing which
tended to make the students inactive in
the teaching writing. Besides, Fatimah
also confirmed that the students
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
15/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3625
achievement in writing was improved
after the implementation of TPS. These
two researchers clearly showed that TPSwas really effective in improving the
students writing competency.
The third semester students of the
English Education Study Program who
were chosen as the samples in the present
experimental research also mentioned
that they were much more motivated
working in pair. They could be morefocused during discussion rather than if
they worked in groups. As they did
discussion after they drafted or planned
their ideas in a paragraph, their critical
thinking were also improved since the
researcher felt different atmosphere when
he taught in the two different
experimental groups. In group I which
was treated through the application of
TPS, there were a lot of students who
were active in question and answer
session. It was completely different with
group II which was treated through SRT.
They tended to be passive and only high
achiever students proposed questions
whereas moderate and low achiever kept
silent.The second finding pointed out that
there was no significant differences of the
effects of TPS across text genres. Indeed,
the result of the hypothesis testing
through inferential analysis using one-
way ANOVA clearly proved that the null
hypothesis was accepted. However, it did
not mean that the effect of TPS was notsignificant across text genres. It was
really significant in improving the
students writing competency. From the
researcher perspective, TPS can activate
the students during the teaching learning
process of writing as they were paired in
different level of writing competency. It
also saved the researcher time because he
can make use of the high achiever
students in the pair to guide his/her
partner. This method of guiding students
worked much better than if the
researcher came and guided them. Peer
correction and guidance worked reallywell on adult learners because they
enjoyed sharing with their friends
without being afraid of the lecturer who
stared at them while they were doing the
discussion.
The results of the interview with
the students also figured out that they
were motivated to perform their best inthe teaching learning process of writing.
The students were more motivated
because they can work in pair and they
had a lot of chances to practice their
writing competency. Besides, they also
realize that their writing competency
improved significantly. They experienced
that their ideas were well organized when
they wrote the assigned paragraph
through TPS. Therefore, when they wrote
descriptive, recount and narrative
paragraph which should be based on their
generic structures, they can write them in
an organized way that made their
paragraph unified and coherent to read.
Even though it was statistically
found that there were no significantdifference of the effect of TPS across text
genres: descriptive, recount and narrative
paragraph, the mean scores showed that
the results of the treatment was
significant. In other words, the results of
the treatment by implementing TPS in
teaching writing competency on the three
different text genres yielded the samesignificant results. It meant that TPS
applicably worked during the learning
process of writing on those three text
genres.
The last finding showed that the
statistical analysis using one-way
ANOVA obviously clarified that there was
significant differences of the effects of
SRT across text genres. Furthermore,
post hoc test through Multiple
Comparison using Tukey HSD test also
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
16/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
17/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
18/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3628
implement TPS as an alternative
teaching technique in teaching English
writing. Second, the lecturers aresuggested to implement SRT in teaching
recount paragraph as it can elicit the
students prior knowledge that can
improve the students writing
competency. Third, this study restrictedly
focuses on the writing competency. It
would be meaningful to examine whether
TPS and SRT could successfully employed
to other language skills both receptive
and productive skills. Fourth, it is
recommended for EFL lecturers to
encourage and motivate students to build
and maintain their risk-taking desire
during the teaching learning process as it
is important for the students to become a
calculated risk taker as one of the
characteristics of a successful learner.Fifth, since the present study found that
prior knowledge was important in
improving writing, the lecturers are
encouraged to provide students with the
materials which require them to use their
prior knowledge. Finally, it is suggested
for other researchers to carry out further
research on the involvement of risk-taking and prior knowledge in improving
the students writing competency.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M. and Anderson, K. (1997).
Text Types in English 1. South
Yarra: Macmillan Education
Australia Pty Ltd.Anderson, M. and Anderson, K. (1997).
Text Types in English 2. South
Yarra: Macmillan Education
Australia Pty Ltd.
Arends, R. I. (2007). Learning to Teach
(Seventh Edition). New York: the
McGraw-Hill Companies.
Arends, R. I. (2012). Learning to Teach
(Ninth Edition). New York: the
McGraw-Hill Companies.
Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C.,
Razavieh, A. (2010). Introduction to
Research in Education (EighthEdition). California: Wadsworth,
Cengage Learning.
Bailey, S. (2003). Academic Writing: A
Practical Guide for Students. New
York: Routledge Falmer.
Brown, H. D. (2000). Principles of
Language Learning and Teaching
(Fourth Edition). White Plains, NY:
Pearson Education, Inc.
Brown, H. D. (2001). Teaching by
Principles: An Interactive Approach
to Language Pedagogy (Second
Edition). White Plains, NY: Pearson
Education, Inc.
Brown, H. D. (2004). Language
Assessment: Principles and
Classroom Practices. White Plains,New York: Pearson Education.
Brown, H. D. (2007). Principles of
Language Learning and Teaching
(Fifth Edition). White Plains, NY:
Pearson Education, Inc.
Cohen, L., Manion, L., and Morrison, K.
(2007). Research Methods in
Education (Sixth Edition). NewYork: Routledge.
Davis, L. B. and McKay, S. B. (1996).
Structures and Strategies: An
Introduction to Academic Writing.
South Melbourne: Macmillan
Education Australia Pty Ltd.
Fatimah, D. (2012). The Ability of Writing
Procedure Text of the Seventh GradeStudents of SMP 2 Gebog Kudus in
the Academic Year 2011/2012
Taught by Using Think Pair Share
[Abstract]. Retrieved from
http://jurnal.dikti.go.id July 30,
2012.
Ferdiana, R. (2013). The Effect of Using
Roundtable Technique in
Cooperative Language Learning on
Tense Achievement of the Eighth
Year Students at SMPN 1
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
19/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
20/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3630
KAJIAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA FILSAFAT TRI HITA
KARANA(THK) DI DESA KAMASAN, KLUNGKUNG, BALI
(Pemanfaatannya untuk Pengayaan dalam Pembelajaran IPSdi SMP Negeri 3 Semarapura)
Oleh:
Cahayaningsih, I Gusti Ayu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bentuk pengaplikasian filsafat THK di
Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung dalam penataan lingkungan kuren,dadia, dan desa pakraman, (2) mendapatkan nilai-nilai karakter di balik
pengaplikasian filsafat THK pada Desa Kamasan dan (3) mendapatkan cara
mengintegrasikan filsafat THK untuk pengayaan dalam pembelajaran IPS.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi
penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data
(observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka); (4) teknik
penjaminan keabsahan data; dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk pengaplikasian THK pada lingkup kurenditandai adanya merajan atau sanggah kemulan, sikap saling menghormati
antar sesama di lingkungan keluarga dan terdapat natah atau pekarangan
asri yang tertata rapi.Pada lingkup dadiaditunjukkan dengan pura dadia di
masing-masing soroh di Desa Kamasan, hubungan kekerabatan sesama
krama dadia berdasarkan konsep menyame-braye, dan penataan pura
berdasarkan Tri Lokadan Asta Kosala Kosali. Sedangkan dalam lingkup Desa
Pakraman, terdapatnyaPura Kahyangan Tiga, krama desayang diatur oleh
awig-awig dan terdapatnya seka, serta wilayah desa yang jelas dan
penggunaan lahan berdasarkan konsep THK. Adapun nilai-nilai karakter
yang dapat ditemukan dalam aplikasi filsafat THK yang tertuang ke dalam
lukisan wayang Kamasan di antaranya: (1) religius; (2) disiplin; (3) kesetiaan;
(4) peduli lingkungan; (5) menghormati sesama; dan (6) kepemimpinan. Cara
untuk mengintegrasikan filsafat THK untuk pengayaan dalam pembelajaran
IPS adalah melalui pengembangan RPP yang disesuaikan dengan KI pada KD
di silabus pada materi dan pokok pembahasan yang relevan.
Kata kunci: Nilai-nilai karakter, lukisan wayang gaya Kamasan, pengayaanpembelajaran IPS
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
21/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
22/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
23/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3633
potensi untuk dapat dijadikan sumber
pembelajaran. Salah satunya adalah
lingkungan di Desa Kamasan,Kabupaten Klungkung. Dengan
demikian, SMP Negeri 3 Semarapura
yang letaknya tidak jauh dari Desa
Kamasan idealnya memanfaatkan
potensi yang dimiliki oleh Desa Kamasan
sebagai salah satu desa berbasiskan
filsafat THK sebagai salah satu sumber
untuk pengayaan dalam pembelajaran
IPS.
Desa Kamasan tepat dipilih
sebagai sumber pembelajaran IPS karena
aplikasi filsafat THK di Desa Kamasan
terbilang cukup baik. Lingkungan belum
tersentuh investor dan maraknya alih
fungsi lahan di daerah Klungkung tidak
serta merta terjadi di Desa Kamasan.
Dalam harian Denpost (2013), DesaKamasan juga dinyatakan sebagai salah
satu desa zona bebas konflik, pola
komunikasi dan hubungan tradisional
pun terbilang masih terjaga dengan baik.
Adapun salah satu kekuatan di Desa
Kamasan dan menjadi karakteristik yang
khas adalah karya seni lukisan wayang
gaya Kamasan yang sarat akan unsurfilosofisnya. Salah satu di antaranya
adalah filosofis THK yang tercermin,
baik dari fungsi lukisan, proses
pembuatannya, bahan-bahan yang
dipergunakan, hingga tema-tema
pewayangan yang biasanya dijadikan
cerita utama dalam pembuatan lukisan.
Maka dari itulah, penelitian iniakan mengkaji nilai-nilai karakter di
balik pengaplikasian filsafat THK pada
masyarakat Desa Kamasan dengan
berfokus secara mendalam kepada
lukisan wayang gaya Kamasan sebagai
salah satu karya monumental yang khas
dari desa Kamasan. Nilai-nilai karakter
ini kemudian diintegrasikan ke dalam
pembelajaran IPS khususnyadimanfaatkan untuk pengayaan dalam
pembelajaran IPS di SMP Negeri 3
Semarapura.
Bertitik tolak dari pemaparan diatas, adapun permasalahan yang ingin
dipecahkan di antaranya: (1) Bagaimana
masyarakat Desa Kamasan
mengaplikasikan filsafat Tri Hita
Karana (THK) dalam penataan
lingkungan kuren, dadia, dan desa
pakraman?; (2) Nilai-nilai karakter apa
di balik pengaplikasian filsafat Tri Hita
Karana (THK) pada Desa Kamasan
dalam penataan lingkungan kuren,
dadia, dan desa pakraman?; dan (3)
Bagaimana cara pengintegrasian filsafat
Tri Hita Karana(THK) untuk pengayaan
dalam pembelajaran IPS?.
Maka dari itu, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui
bentuk pengaplikasian filsafat THK diDesa Kamasan, Kabupaten Klungkung
dalam penataan lingkungan kuren,
dadia, dan desa pakraman. Kemudian
menggali nilai-nilai karakter di balik
pengaplikasian filsafat THK pada Desa
Kamasan dalam penataan lingkungan
kuren, dadia, dan desa pakraman yang
dapat dijadikan sebagai sumberpembelajaran nilai untuk pengayaan
dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat
menawarkan perangkat pembelajaran
berupa pemanfaatan filsafat THK untuk
pengayaan dalam Pendidikan IPS agar
dapat diterapkan sebagaimana mestinya
oleh guru-guru IPS.
Untuk mencapai tujuan tersebutdan memperoleh jawaban dari
permasalahan di atas, maka
digunakanlan beberapa teori untuk
membantu peneliti sebagai acuan dalam
membedah setiap permasalahan yang
akan dibahas. Adapun teori yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari; (1) konsepsi filsafat THK sebagai
pandangan hidup yang dikupas
menggunakan beberapa teori sosial
seperti teori tindakan komunikatif dari
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
24/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3634
Jurgen Habermas, teori hegemoni
Antonio Gramsci, teori adaptasi Roy
Ellen, teori aksi Parson, dan teoritindakan sosial oleh Max Weber.
Selain itu, (2) konsepsi
pengaplikasian filsafat THK dalam
lingkup kuren, dadia, dan desa
Pakraman. (3) Dilanjutkan dengan nilai-
nilai karakter yang dibedah dari
kacamata teori fenomenologi disertai
dengan grand design pendidikan
karakter dalam pembelajaran IPS; (4)
dan yang terakhir menggunakan hakikat
pengayaan, hakikat pendidikan IPS dan
cara-cara pengembangan perangkat
pembelajaran IPS.
METODE
Untuk mencapai tujuan tersebut
dilakukan penelitian denganmenggunakan metode kualitatif pada
masyarakat di Desa Kamasan,
Klungkung, Bali. Khususnya berkaitan
dengan lukisan wayang gaya Kamasan
sebagai corak dan identitas dari
masyarakat Kamasan. Metode penelitian
kualitatif dengan mendekatkan pada
teknik-teknik pendekatan kualitatif,antara lain teknik pengumpulan data
melalui observasi (pengamatan langsung
di objek penelitian), wawancara
mendalam terhadap informan yang telah
ditetapkan, dan studi dokumentasi.
Informan kunci pada penelitian ini
adalah: 1) Kepala Desa Kamasan
bernama Ida Bagus Ketut Danendra danBendesa Adat Desa Adat Gelgel bernama
Wayan Puspa; 2) Tokoh masyarakat yang
melibatkan seniman lukisan wayang
gaya Kamasan, di antaranya Nyoman
Mandra, Mangku Muriati Mura dan
Ketut Darmi; kemudian tokoh adat yang
melibatkan Kelian Pura Dadia Pande
Besi bernama Made Ardana; 3) Pihak
Pemerintah Daerah setempat diantaranya Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga yang melibatkan Ketua
Dewan Pendidikan Kabupaten
Klungkung bernama I Ketut Sukma
Sucita, S.H; dan Dinas Kebudayaan danDinas Pariwisata Kabupaten Klungkung
melibatkan Kepala Dinas bernama
Wayan Sujana dan melibatkan juga
Kepala Bidang Bina Budaya bernama
Drs. Ida Bagus Bayu Patiputra; 4)
Stakeholder pendidikan, di antaranya
guru IPS di lingkungan SMP Negeri 3
Semarapura bernama I Wayan
Budiawan. Selain itu melibatkan juga
guru kesenian bernama I Gusti Ngurah
Santika.
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah (1) bentuk
pengamalan dan implementasi
masyarakat Desa Kamasan terhadap
filosofis THK dalam kehidupan sehari-
hari, baik dari lingkup kuren, dadia,hingga Desa Pakraman. (2) Nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam
implementasi filosofis THK pada
masyarakat Desa Kamasan. (3) Cara
pengintegrasian filsafat THK untuk
pengayaan dalam pembelajaran IPS.
Data tentang kebudayaan fisik dan
tindakan sosial dikumpulkan melaluiobservasi dengan menggunakan lembar
observasi yang bersifat terbuka-tertutup.
Sedangkan data yang dikumpulkan
melalui wawancara menggunakan
pedoman wawancara bersifat
semistruktur.
Data-data yang diperoleh dari
berbagai informan melalui metodeobservasi, wawancara dan studi
dokumentasi diolah menggunakan
triangulasi data dan triangulasi metode
untuk mempertinggi kualitas kesasihan
data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dengan menggunakan
pendekatan metode kualitatif ditemukan
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
25/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
26/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3636
Kamasan menjadi seniman lukisan
wayang gaya Kamasan. Ruang suci dan
ruang keluarga yang dihiasai gambarlukisan wayang Kamasan menambah
unsur estetika dan membuat para
wisatawan semakin tertarik berkunjung
ke Desa Kamasan.
Dalam Sarasamuscaya (135)
disebutkan bahwa untuk mewujudkan
tujuan hidup mencapai dharma, artha,
kama dan moksa terlebih dahulu harus
dilakukan Bhuta Hita. Bhuta Hita
artinya menyejahterakan alam. Tidak
mungkin memang melakukan apa saja
kalau alam itu dalam keadaan rusak.
Jadinya hakikat berbhakti pada Tuhan
pertama-tama adalah peliharalah dengan
kasih sayang berdasarkan yadnya
ciptaan Beliau berupa alam atau ruang
dan waktu (Wiana, 2004: 266). Bentukkasih sayang kepada Tuhan dan alam
ditunjukkan dengan adanya pekarangan
yang asri dan sejuk disertai dengan
pelaksanaan upacara untuk
menghormati alam, seperti yang
dilakukan pada saat hari raya tumpek
uduh, tumpek kandang, dan tumpek
ngatag. Kecintaan masyarakat DesaKamasan kepada alam juga ditunjukkan
dengan kecintaannya memelihara dan
merawat hewan-hewan peliharaan
dengan cinta kasih, seperti memelihara
ayam, anjing, burung, dan hewan ternak
lainnya. Sebagai bentuk aplikasi dari
unsur Pawongan, masing-masing
anggota keluarga saling menghormati
satu sama lain, baik melalui perkataan,
perbuatan maupun pikiran (Tri Kaya
Parisudha) dan menolong kerabat pada
saat suka maupun duka, lebih spesifik
dalam pelaksanaan upacara Panca
Yadnya.
Dadia
Aplikasi filsafat THK pada lingkupdadiatidak jauh berbeda dengan lingkup
kuren, hanya saja bentuk aplikasi dalam
unsur Parahyanganditunjukkan dengan
adanya pura dadia yang disungsung oleh
keluarga sedarah atau satu soroh. Tataruang pura diatur sedemikian rupa
berdasarkan konsep Tri Mandala, terdiri
dari jaba sisi, jaba tengah dan jeroan.
Masing-masing ruang tersebut memiliki
fungsinya masing-masing. Penataan
yang apik dan berdasarkan Asta Kosala
Kosali merupakan bentuk penghormatan
kepada alam. Misalnya, pantang sekali
membangun tempat suci di lingkungan
yang kotor. Begitu juga halnya
membangun pemukiman bagi manusia,
enggan rasanya membangun pada
lingkungan yang kotor dan berlokasi
pada lingkungan yang penggambarannya
sebagai hunian mahluk halus. Maka dari
itulah, masyarakat Desa Kamasan
senantiasa menjaga kebersihanlingkungannya. Agar lingkungan tempat
ia berada jauh dari kesan kotor dan
menyeramkam.
Uniknya, bagi sorohPande pantang
sekali untuk memakan ikan gabus.
Menurut mitos atau kepercayaan
kelompok Pande, ikan gabus merupakan
hewan yang berjasa menyelematkangaris keturunannya. Untuk selebihnya,
penghormatan kepada alam hampir tidak
jauh berbeda seperti pada lingkup kuren.
Penghormatan dengan sesama
ditunjukkan dalam bentuk menjalin
hubungan silahturahmi yang baik
kepada kerabat dekat sampai kerabat
yang merantau ke luar desa. Hubungan
seperti ini merupakan sebagai salah satu
bentuk aplikasi unsur Pawongan dalam
lingkup dadia. Sebagaimana
diungkapkan oleh Mudana (2011: 52)
pentingnya menjaga hubungan harmonis
antara sesama manusia akan menjadi
kekuatan yang berarti dalam
menumbuhkembangkan modal sosial
(saling mempercayai satu sama lain,jaringan sosial, kelembagaan sosial yang
berkearifan lokal). Kearifan lokal yang
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
27/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3637
menjadi kekuatan dalam menggalang
integrasi sosial tercermin pada konsep
menyame braye, apalagi secara faktualBali berdasarkan diferensiasi sosial atas
dasar kelas, wangsa, soroh, aliran
keagamaan dan lain sebagainya
(Mudana, 2011: 52).
Desa Pakraman
Desa Kamasan termasuk ke dalam
Desa Adat Gelgel. Maka dari itu, pura
Kahyangan Tiga sebagai ciri aplikasi
unsur Parahyangan di lingkup Desa
Pakraman menjadi satu dengan Desa
Pakraman Gelgel. Di antaranya adalah
Pura Dalem Bugbugan sebagai Pura
Dalem Desa Pakraman Gelgel. Pura
Dasar atau Pura Bhuwana Dasar Gelgel
sebagai Pura Puseh sekaligus Pura Bale
Agung Desa Pakraman Gelgel. Aplikasidalam filsafat THK dalam unsur
Palemahan ditandai dengan adanya
pengaturan tata ruang desa, di
antaranya terdapat batas-batas desa
secara tegas, terdapatnya unsur
perempatan jalan desa yang juga
dianggap keramat dan sebagai tempat
upacara. Tiap-tiap Banjar di DesaKamasan didirikan Bale Banjar tempat
pertemuan bagi masyarakat dan Pura
Banjar yang didirikan berdasarkan arah
gunung (Kaja-Kangin) karena
merupakan daerah paling sakral bagi
umat Hindu di Bali. Sedangkan arah
menuju laut (Kelod-Kauh)diperuntukkan
bagi bangunan yang sifatnya profan,
misalnya jalan keluar bagi perumahan
atau pintu masuk dan keluar. Di
samping itu, Desa Kamasan dalam
lingkup desa pakraman juga melarang
masyarakat setempat untuk membunuh
binatang atau burung yang ada di areal
pura atau tempat suci. Tak hanya itu,
pelestarian sungai di areal desa juga
sangat dijaga kebersihannya.Salah satu unsur terbentuknya
Desa Pakraman adalah adanya krama
desa atau warga desa sebagai unsur
pawongan desa. Dalam mengatur
ketertiban dan keteraturan desa makadibuatlah unsur pengikat yaitu awig-
awig desa pakraman sebagai pedoman
dan acuan bagi krama desa dalam
bertindak, baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Sebagaimana dikutip
Koentjaraningrat, Durkheim
mengganggap bahwa awig-awig ini
adalan bentuk gagasan kolektif bersama
berdasarkan pengalaman-pengalaman
individu-individu, dikembangkan dan
dimantapkan serta selanjutnya
terpelihara dan diwarisi oleh generasi
berikutnya (Koentjaraningrat, 1974:
225). Gagasan koektif ini selanjutnya
dipakai sebagai pedoman dan berfungsi
menata setiap tindakan warganya.Sebagai wujud pengamalan filsafat
THK dalam unsur pawongan pada
lingkup Desa Pakraman dapat
ditunjukkan dengan adanya seka atau
organisasi sosial sebagai bentuk yadnya
kepada sesama manusia dalam bentuk
kolektif. Misalnya, Subak, Sepak Bola
Desa Kamasan (Pordak), Suka Dukaatau Karang Taruna Desa Kamasan,
PKK, Kelompok Arisan, Pecalang dan
sebagainya. Selain organisasi yang telah
disebutkan di atas ada organisasi
penting yang mengurus dan mengatur
jalannya pemerintahan di tingkat desa,
yaitu Lembaga Musyawarah Desa
(LMD), Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD), dan lembaga lainnnya.
NILAI-NILAI KARAKTER DI BALIK
PENGAPLIKASIAN FILSAFAT TRI
HITA KARANA (THK) PADA DESA
KAMASAN
Pengaplikasian filsafat THK dalam
penataan lingkungan kuren, dadia, dan
desa Pakraman pada Desa Kamasantidaklah berbeda dengan daerah lain di
Bali. Pembedanya terletak pada lukisan
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
28/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
29/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
30/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3640
seniman dalam melukis wayang karena
tema-tema pewayangan tersebut banyak
sekali mengandung muatan moral, etika,ajaran agama yang dapat dijadikan salah
satu media untuk pendidikan karakter.
Pendidikan karakter tersebut sebagian
besar terkandung dalam ketokohan serta
cerita yang mengandung filosofis
kehidupan sebagai cerminan dalam
menjalani hidup. Ketokohan yang
ditampilkan pun mengandung berbagai
karakter dan buah pahala dari karakteryang dimiliki ketokohan tersebut.
Berdasarkan analisis dari tema-
tema di atas, adapun nilai-nilai karakter
yang dapat ditemukan dalam lukisan
wayang Kamasan di antaranya: (1)
religius; (2) disiplin; (3) kesetiaan; (4)
peduli lingkungan; (5) menghormati
sesama; dan (6) kepemimpinan.
PENGINTEGRASIAN FILSAFAT TRI
HITA KARANA (THK) UNTUK
PENGAYAAN DALAM
PEMBELAJARAN IPS DI SMP
NEGERI 3 SEMARAPURA
Salah satu cara pewarisan nilai-
nilai lokal yang termuat di dalam lukisanwayang gaya Kamasan kepada generasi
muda di antaranya adalah
mengintegrasikannya ke dalam sebuah
pembelajaran. Salah satu pembelajaran
yang tepat adalah pembelajaran IPS.
Sebab, laboraturium dari pembelajaran
IPS adalah masyarakat. Dengan begitu,
apapun persoalan dan bentuk kekayaan
yang dimiliki oleh masyarakat, baik itu
berupa kebudayaan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber pembelajaran
yang dimanfaatkan untuk pengayaan
dalam pembelajaran IPS. Cara untuk
mengintegrasikan filsafat THK untuk
pengayaan dalam pembelajaran IPS
adalah Adapun langkah-langkah yang
harus ditempuh yaitu, diawali denganpenyesuaian pada kompetensi dasar
pada kompetensi Inti (KI) yang relevan
pada silabus, kemudian menetapkan
indikator pembelajaran yang ingin
dicapai, dilanjutkan memilih danmenentukan materi yang akan disajikan,
kemudian memilih metode dan media
pembelajaran yang sesuai, dilanjutkan
dengan merancang skenario kegiatan
pembelajaran, dan mengembangkan jenis
peneliaian barulah rancangan ini
kemudian dituangkan ke dalam PBM.
Untuk memaksimalkan pembelajaran,
langkah-langkah tersebut harusditindaklanjuti dengan membuat
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai pedoman dan acuan dalam
PBM.
Langkah-langkah penyusunan
kegiatan pembelajaran kemudian
disesuaikan dengan sintak-sintak yang
telah ditentukan dan RPP harus disusunberdasarkan format RPP Permendikbud
nomor 103 tahun 2014. Barulah
diaplikasikan ke dalam pembelajaran,
baik menugaskan siswa untuk
melakukan proyek ataupun
menghasilkan penelitian mini terkait
lukisan wayang gaya Kamasan beserta
budaya yang melingkupinya. Diharapkanmelalui langkah ini, nilai-nilai lokal yang
diidealkan oleh masyarakat Bali yang
kaya dengan filsafat THK beserta nilai
karakter yang melingkupinya dapat
bertahan dan diwarisi oleh generasi
muda.
PENUTUP
Filsafat (THK) merupakan salah
satu nilai lokal dan juga menjadi
pandangan hidup bagi masyarakat Bali.
Dengan kata lain, filsafat THK
merupakan jangkarnya kehidupan
masyarakat Bali, maka dari itu tak satu
pun manusia Bali tidak melaksanakan
sendi-sendi kehidupannya berdasarkan
filsafat THK. Di antaranya DesaKamasan yang tampak pada lingkup
kuren, dadia dan desa Pakraman.
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
31/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
32/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
33/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
34/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
35/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
36/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
37/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
38/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
39/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
40/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
41/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3651
prosedural. Matematika tidak terlepas
dari pengetahuan prosedural, karena
setiap penyelesaian persoalan
matematika memiliki prosedurnya
masing-masing. Pengetahuan prosedur
ini dapat ditingkatkan melalui latihan
soal-soal. Seperti diketahui salah satu
prosedur yang biasa digunakan dalam
mengerjakan soal matematika adalah
paper and pencil procedure yaitu siswa
menuliskan langkah-langkah yang
mereka lakukan untuk menyelesaikanpersoalan matematika pada lembar kerja.
Semakin sering mengerjakan soal yang
serupa secara tidak langsung sensory
memory yang ada pada tangan akan
mengingat informasi tersebut. Herod
(2004) menguraikan bahwa siswa dengan
modalitas belajar kinestetik dapat
dibayangkan sebagai hands on learners.
Dengan demikian penting bagi guru
untuk mengenali modalitas belajar siswa
sehingga mampu memperbaiki proses
pembelajaran dan mengantisipasi
terjadinya miskonsepsi pada siswa. 3)
gaya kognitif dan modalitas belajar
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap tingkat kesalahan jenis aljabaryang dilakukan siswa. Tabel 4
menyajikan persentase gaya kognitif,
modalitas belajar, dan tingkat kesalahan
jenis aljabar siswa secara bersama-sama.
Tabel 4. Tabulasi Silang Variabel Gaya Kognitif, Modalitas Belajar dan
Tingkat Kesalahan Jenis AljabarGaya
Kognitif
Modalitas
Belajar
Tingkat Kesalahan Aljabar Total
Rendah % Sedang % Tinggi %
FD Visual 9 20,5 14 31,8 21 47,7 44
Auditorial 2 5,4 19 51,4 16 43,2 37
Kinestetik 20 24,4 49 59,8 13 15,9 82
FI Visual 35 89,7 3 7,7 1 2,6 39
Auditorial 40 83,3 7 14,6 1 2,1 48
Kinestetik 54 96,4 1 1,8 1 1,8 56Total 160 93 53 306
Jika dikaji lebih mendalam gaya
kognitif menurut Witkin, Otman, Raskin,
dan Karp termasuk dalam rangsangan
sosiologis terdiri dari elemen diri yang
berhubungan dengan kecenderungan
untuk mengerjakan sesuatu secara
individu. Sedangkan modalitas belajar
sesuai dengan elemen perseptual yang
merupakan bagian dari rangsangan
fisiologis. Elemen perseptual ini
berhubungan dengan preferensi sensori
yang digunakan seseorang untuk
menyerap atau menerima informasi yangdiantaranya adalah visual, auditorial,
dan kinestetik. Dengan demikian, gaya
kognitif (FI dan FD) dan modalitas
belajar (visual, auditorial, dan kinestetik)
termasuk ke dalam gaya belajar menurut
Dunn & Dunn. Hubungan yang terjadi
antara gaya kognitif dengan modalitas
belajar pada siswa adalah saling
mendukung atau melengkapi. Namun
sejauh ini belum ditemukan penelitian-
penelitian yang mengkaji pengaruh gaya
kognitif dan modalitas belajar terhadap
tingkat kesalahan jenis aljabar secara
simultan, sehingga hasil penelitian inidapat dijadikan bahan atau rujukan lebih
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
42/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3652
lanjut terkait gaya kognitif, modalitas
belajar, maupun tingkat kesalahan jenis
aljabar yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika. Gambar
3 menunjukkan klasifikasi gaya belajar
menurut Dunn & Dunn.
Gambar 3 Klasifikasi Gaya Belajar Menurut Dunn&Dunn
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan
temuan penelitian di atas dapat
disimpulkan: 1) gaya kognitif siswa
berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat kesalahan jenis aljabar dalam
menyelesaikan soal matematika. Hal ini
ditunjukkan pada pengujian individu
gaya kognitif terhadap tingkat kesalahan
jenis aljabar dengan nilai sig. = 0,000. 2)modalitas belajar siswa berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kesalahan
jenis aljabar dalam menyelesaikan soal
matematika. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai sig. pada pengujian individu
modalitas belajar siswa terhadap tingkat
kesalahan jenis aljabar adalah 0,001.,
dan 3) Pengujian serentak menghasilkannilai sig. = 0,000 yang berarti bahwa gaya
kognitif dan modalitas belajar siswa
berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat kesalahan jenis aljabar.
Beberapa saran terkait dengan
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1) Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam mengatasi
kesalahan siswa yaitu: a) Mengatasi
kesalahan kalkulasi dengan melibatkan
checklist error atau daftar cek kesalahan
dalam pembelajaran rutin di kelas; b)Mengatasi kesalahan prosedur yang
meliputi memperkenalkan konsep
terlebih dahulu sebelum prosedur,
membangun peta konsep, menggunakan
contoh konkrit dan memberikan contoh
penerapan di dunia nyata, menggunakan
format dan representasi yang bervariasi,
membimbing siswa untuk melakukanrefleksi dan penilaian diri, serta
mempertimbangkan waktu yang
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
43/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
44/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3654
Hamzah B.Uno. 2010. Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamzah B.Uno dan Masri Kudrat Umar.2009. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran Sebuah Konsep
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hidayat, Badi Rahmat. 2013. Analisis
Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal pada Materi
Ruang Dimensi Tiga Ditinjau dariGaya Kognitif Siswa SMA Negei 7
Surakarta Kelas X Tahun Ajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan
Matematika Solusi Vol 1 No.1
Maret 2013. Tersedia
pada:http://eprints.uns.ac.id/id/epri
nt/3896. Diakses tanggal: 14
Nopember 2013.Ilmiyah, Silatul & Masriyah. 2013. Profil
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa SMP pada Materi Pecahan
Ditinjau dari Gaya Belajar.
Diakses tanggal: 14 Nopember
2013.
Liu, Y., & Ginther, D. 1999. Cognitive
styles and distance education.
Tersedia pada:
http://www.westga.edu/~distance/li
u23.html. Diakses tanggal: 30
Nopember 2013.
Legutko, Maria. 2008. An Analysis of
StudentsMathematical Errors in
The Teaching-Research
Process.Tersedia pada:
http://trhandbook.pdtr.eu/pages/TR_Handbook/2.5.pdf. Diakses
tanggal:14 November 2013.
Maria v.T, Julia. 2009. Gaya Berpikir.
Tersedia pada:
http://ryulycos.files.wordpress.com/
2011/02/gaya_berpikir.pdf. Diakses
tanggal: 2 Januari 2015.
Maurer, Stephen B. 1987. New knowledgeabout errors and new views about
learner:What they mean to educator
and more educators would like to
know dalam Cognitive Science and
Mathematics Education. Lawrence
Erlbaum Associates, Publishers:USA.
Suryana. 2012. Faktor-faktor yang
Memengaruhi Minat Mahasiswa
Perguruan Tinggi Pariwisata
untuk Bekerja di Luar Negeri.
Bukit Jimbaran:Jurusan
Matematika Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Udayana (Skripsi
Tidak Diterbitkan).
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes
Diagnostik dalam Pembelajaran.
Yogyakarta: Tata Aksara.
Elbrink, M. 2008. Analyzing and
Addressing Common Mathematical
Errors in Secondary Education.Tersedia pada:
http://cardinalscholar.bsu.edu/bitst
ream/handle/handle/190213/E43_20
07ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequen
ce=1.Diakses tanggal: 20 Februari
2015.
http://trhandbook.pdtr.eu/pages/TR_Handbook/2.5.pdfhttp://trhandbook.pdtr.eu/pages/TR_Handbook/2.5.pdfhttp://ryulycos.files.wordpress.com/2011/02/gaya_berpikir.pdfhttp://ryulycos.files.wordpress.com/2011/02/gaya_berpikir.pdfhttp://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://cardinalscholar.bsu.edu/bitstream/handle/handle/190213/E43_2007ElbrinkMegan_Part1.pdf?sequence=1http://ryulycos.files.wordpress.com/2011/02/gaya_berpikir.pdfhttp://ryulycos.files.wordpress.com/2011/02/gaya_berpikir.pdfhttp://trhandbook.pdtr.eu/pages/TR_Handbook/2.5.pdfhttp://trhandbook.pdtr.eu/pages/TR_Handbook/2.5.pdf -
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
45/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
46/166
Rendahnya kualitas pendidikan yang dipelajari dan menghubungkannya
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
47/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3657
Rendahnya kualitas pendidikan
Indonesia saat ini tidak terlepas dari
berbagai faktor yang sangat
mempengaruhinya, Sala satudiantaranya penerapan model
pembelajaran. Dalam pendidikan agama
Kristen, proses pembelajaran yang
berlangsung selama ini lebih berorientasi
pada buku teks dan ketercapaian
kurikulum masih didominasi oleh
pembelajaran konvensional. Pada
pembelajaran ini suasana kelas cendrungteacher-centered sehingga siswa menjadi
pasif. Meskipun demikian kebanyakan
guru menerapkan model tersebut, karena
tidak memerlukan alat dan bahan
praktek, cukup menjelaskan konsep-
konsep yang ada pada buku ajar atau
referensi lain. Masalah ini banyak
dijumpai dalam kegiatan proses belajarmengajar di kelas, oleh karena itu perlu
menerapkan suatu strategi belajar yang
dapat membantu siswa untuk memahami
materi ajar dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini banyak sekali model
pembelajaran yang ditemukan oleh
banyak pakar guna meningkatkan mutu
pendidikan. Salah satu model
pembelajaran yang di tawarkan ialah
pendekatan pembelajaran kontekstual.
Menurut Rusman (2012: 189)
Pembelajaran kontekstual merupakan
konsep belajar yang dapat membantu
guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuathubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Pendapat ini
sejalan dengan Sanjaya (2008:255) yang
menyatakan bahwa Contextual Teaching
and Learning adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepadaproses keterlibatan seseorang secara
penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa atau mahasiswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupanmereka.
Pembelajaran kontekstual
memungkinkan siswa menghubungkan
isi mata pelajaran akademik dengan
konteks kehidupan sehari-hari untuk
menemukan makna. Pembelajaran
kontekstual memperluas konteks pribadi
siswa lebih lanjut melalui pemberianpengalaman segar yang akan
merangsang otak guna menjalin
hubungan baru untuk menemukan
makna yang baru.
Dari paparan di atas maka dapat
dipahami pembelajaran kontekstual
dalam penelitian ini adalah suatu bentuk
pembelajaran yang membantu siswamenemukan makna dalam pelajaran
mereka dengan cara menghubungkan
materi dengan konteks kehidupan
keseharian yang nyata baik dalam
keluarga maupun dalam masyarakat.
Selain faktor pendekatan
pembelajaran yang diterapkan di kelas,
faktor motivasi belajar juga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang
saling mempengaruhi yang tidak dapat
dipisahkan karena motivasi merupakan
suatu energi dalam diri manusia yang
mendorong untuk melakukan aktivitas
tertentu dengan tujuan tertentu.
Sebagaimana dikatakan oleh Iskandar
(2009:181) motivasi belajar adalah dayapenggerak dari dalam individu untuk
melakukan kegiatan belajar untuk
menambah pengetahuan dan
keterampilan serta pengalaman.
Motivasi belajar bisa timbul karena
faktor intrinsik (faktor dari dalam diri
manusia) yang disebabkan oleh dorongan
atau keinginan akan kebutuhan belajar,harapan dan cita-cita, dan faktor
ekstrinsik (faktor dari luar diri manusia)
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
48/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
49/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
50/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
51/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
52/166
kontekstual dengan siswa yang
ik ti b l j k i l
dikendalikan oleh motivasi berprestasi
d i k l V SD N i 2 Gi
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
53/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3663
mengikuti pembelajaran konvensional.
Temuan hasil penelitian di atas
menunjukkan bahwa faktor dari motivasibelajar juga turut mempengaruhi hasil
belajar siswa. Dimyati dan Moedjiono
(1994:75) memaparkan tiga komponen
utama dalam motivasi yaitu: (1)
dorongan; (2) tujuan, dan (3) kebutuhan.
Selanjutnya Marhaeni (2005:80) yang
mengatakan bahwa, motivasi berprestasi
sebagai dorongan untuk belajar,mengerjakan tugas, memecahkan
masalah maupun mempelajari
keterampilan, dengan sebaik-baiknya
berdasarkan standar keunggulan,
dengan ciriciri pokok: (1) berorientasi
pada keberhasilan; (2) inovatif; (3)
bertanggung jawab; (4) mengantisipasi
kegagalan; dan (5) kelekatan afeksi.
Sementara itu, Suarni (2004: 28)
mengatakan bahwa motivasi berprestasi
adalah suatu konstruk psikologis yang
berhubungan dengan usaha bagaimana
melakukan sesuatu dengan sebaik-
baiknya atas dasar kompetitif yang sehat
dan bertanggung jawab untuk mencapai
hasil yang maksimal berdasarkan atas
ukuran keunggulan.Selain temuan penelitian dan
dukungan teoritis diatas juga diperkuat
oleh temuan-temuan peneliti terdahulu
antara lain: 1) hasil penelitian
dilakukan oleh Nendi (2013) dalam
temuan penelitiannya mengatakan
bahwa setelah mengendalikan motivasi
berprestasi terdapat perbedaan prestasibelajar konsep dasar matematika (kdm)
antara mahasiswa yang mengikuti model
pembelajaran kontekstual dengan
mahasiswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional; 2) temuan
penelitian selanjutnya yang dilakukan
Santoso (2012) dengan judul pengaruh
penerapan model pembelajarankontekstual berbasis asesmen kinerja
terhadap prestasi belajar Matematika
pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gianyar
tahun pelajaran 2012/2013 dalam
temuan penelitiannya menunjukanbahwa setelah kovariabel motivasi
berprestasi dikendalikan terdapat
perbedaan prestasi belajar antara siswa
yang mengikuti pembelajaran
kontekstual dengan pembelajaran
konvensional.
Dari paparan temuan penelitian,
kajian teoritik maupun kajian penelitianrelevaan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi mempunyai fungsi yang
penting dalam belajar, karena motivasi
akan menentukan intensitas usaha
belajar yang dilakukan siswa. Hawley
(dalam Riduwan 2006:200) menyatakan
bahwa para siswa yang memiliki
motivasi tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan para siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini
dapat dipahami karena siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi akan
tekun dalam belajar dan terus belajar
secara kontinyu tanpa mengenal putus
asa serta dapat mengesampingkan hal-
hal yang dapat mengganggu kegiatan
belajar yang dilakukannya.Hipotesis ketiga: temuan hasil
penelitian menunjukan bahwa H0ditolak
dan H1 diterima atau dengan kata lain
bahwa setelah dikendalikan oleh
kovariabel sikap religius, terdapat
perbedaan hasil belajar pendidikan
agama Kristen antara siswa yang
mengikuti pendekatan pembelajarankontekstual dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional.
Temuan dari hasil penelitian di atas
mengindikasikan bahwa faktor sikap
yang dimiliki oleh siswa juga turut
mempengaruhi hasil belajarnya; yang
dimaksudkan sikap dan hasil belajar
disini ialah sikap religius seseorang yangberkaitan dengan hasil belajar
pendidikan agamanya. Azwar (2007),
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
54/166
terlibat dalam menentukan hasil belajar
pendidikan agama Kristen ternyata
diperkuat oleh pendapat yang
dikemukakan oleh Marhaeni (2005:80)
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
55/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3665
pendidikan agama Kristen, ternyata
hasil belajar pendidikan yang dihasilkan
dari pendekatan pembelajarankontekstual berbeda secara signifikan
dengan hasil belajar pendidikan agama
Kristen yang mengikuti pendekatan
pembelajaran konvensional. Perbedaan
hasil belajar yang terjadi diakibatkan
oleh penggunaan pendekatan
pembelajaran. Perbedaan yang
siginifikan hasil belajar pendidikanagama Kristen terlihat rata-rata prestasi
dari kedua kelompok. Untuk kelompok
eksperimen, rata-rata kelompoknya
adalah 72.89 sedangkan kelompok
kontrol mempunyai rata-rata 64.56.
tampaknya terlihat perbedaan dari
kedua rata-rata hasil belajar. Hasil
belajar siswa yang tergabung dalam
kelompok eksperimen jauh lebih tinggi
dari prestasi belajar kelompok kontrol.
Hipotesis kelima: hasil penelitian
menunjukkan bahwa besarnya
kontribusi motivasi belajar terhadap
hasil belajar 62,16% sedangkan
residunya 37,84% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini. Motivasi sangatmempengaruhi tingkat keberhasilan
atau kegagalan dalam belajar, dan pada
umumnya belajar tanpa motivasi akan
sulit untuk berhasil. Oleh sebab itu,
pembelajaran harus disesuaikan dengan
kebutuhan, dorongan, motif, minat yang
dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan
motivasi dalam mengajar bukan hanyamelengkapi elemen pembelajaran, tetapi
juga menjadi faktor yang menentukan
pembelajaran yang efektif. Motivasi
bukan sekedar mendorong atau
memerintahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu, melainkan sebuah
seni yang melibatkan berbagai
kemampuan dalam mengenali danmengelola emosi diri sendiri dan orang
lain. Temuan penelitian di atas
dikemukakan oleh Marhaeni (2005:80),
memandang motivasi berprestasi sebagai
dorongan untuk belajar, mengerjakantugas, memecahkan masalah maupun
mempelajari keterampilan, dengan
sebaik-baiknya berdasarkan standar
keunggulan, dengan ciri-ciri pokok: (1)
berorientasi pada keberhasilan; (2)
inovatif; (3) bertanggungjawab; (4)
mengantisipasi kegagalan; dan (5)
kelekatan afeksi. Berdasarkan temuan diatas, secara garis besar motivasi belajar
sangat berkontribusi terhadap hasil
belajar pendidikan agama Kristen itu
dikarenakan motivasi merupakan suatu
rangsangan yang datang dalam diri
seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan belajar.
Hipotesis keenam: hasil penelitian
menunjukkan bahwa besarannya
kontribusi sikap religius terhadap hasil
belajar pendidikan agama Kristen adalah
sebesar 61,3% sedangkan residunya
38,7% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
Chaplin (1997) mengatakan bahwa religi
merupakan sistem yang konfleks yang
terdiri dari kepercayaan, keyakinan yangtercermin dalam sikap dan
melaksanakan upacara-upacara
keagaman yang dengan maksud untuk
dapat berhubungan dengan Tuhan. Sikap
religius menekankan pentingnya
kebutuhan manusia sebagai makluk
Tuhan. Siswa yang memiliki religius
yang tinggi adalah siswa yang dapatmenyelesaikan sesuatu berlandaskan
kepada keyakinannya kepada Tuhan.
Guru sebagai fasilitator mampu
membangkitkan sikap religius dengan
sendirinya akan meningkatkan
pemahamannya terkait sikap religius
tersebut sesuai dengan keyakinan
mereka masing-masing. Pemahaman dankeyakinan yang dimiliki setiap siswa
diharapkan dapat meningkatkan hasiil
belajar pendidikan agamanya.
pembelajaran konvensional; (3) setelah
dikendalikan sikap religius, terdapat
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
56/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3666
belajar pendidikan agamanya.
Hipotesis ketujuh: hasil penelitian
menunjukkan bahwa besarannyakontribusi motivasi belajar dan sikap
religius terhadap hasil belajar
pendidikan agama Kristen adalah
sebesar 73,9% sedangkan residunya
26,1% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
Berdasarkan temuan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar dansikap religius merupakan suatu energi
dalam diri manusia yang mendorong
untuk melakukan aktivitas tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Tanpa
motivasi belajar dan sikap religus yang
dimiliki seseorang mustahil seorang
peserta didik akan mencapai
keberhasilan dalam belajar. Temuan
penelitian di atas juga diperoleh
gambaran bahwa meningkatnya hasil
belajar tidak semata-mata dipengaruhi
oleh motivasi belajar dan sikap religius
karena hasil penelitian menemukan
bahwa sisa (residu) 26,1% di luar
motivasi belajar dan sikap religius, oleh
sebab itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor lain yang diduga juga turut
mempengaruhi hasil belajar.
PENUTUP
Berdasarkan hasil temuan
penelitian dan pembahasan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
(1) terdapat perbedaan yang signifikanhasil belajar pendidikan agama Kristen
antara siswa yang mengikuti
pembelajaran kontekstual dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran
konvensional; (2) Setelah dikendalikan
motivasi belajar, terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar pendidikan
agama Kristen antara siswa yangmengikuti pembelajaran kontekstual
dengan siswa yang mengikuti
dikendalikan sikap religius, terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar
pendidikan agama Kristen antara siswayang mengikuti pembelajaran
kontekstual dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional;
(4) setelah dikendalikan motivasi belajar
dan sikap religius, terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar belajar
pendidikan agama Kristen antara siswa
yang mengikuti pembelajarankontekstual dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional;
(5) terdapat kontribusi motivasi belajar
terhadap hasil belajar belajar pendidikan
agama Kristen; (6) terdapat kontribusi
sikap religius terhadap hasil belajar
belajar pendidikan agama Kristen; (7)
terdapat kontribusi motivasi belajar dan
sikap religius bersama-sama terhadap
hasil belajar belajar pendidikan agama
Kristen.
Saran dari penelitian ini bagi guru:
(1) perlu menerapkan model
pembelajaran yang inovatif salah
satunya model pembelajaran
kontekstual; (2) guru perlu merangsang
motivasi belajar siswa; (3) guru perlumeningkatan sikap religius siswa lewat
konseling, ibadah dan lain-lain
sebagainya.Bagi Siswa: lebih
meningkatkan rasa tanggung jawab
terhadap proses pembelajaran. Bagi para
peneliti lain, perlu melakukan penelitian
lanjutan yang lebih luas di luar variabel
penelitian ini agar dunia pendidikanlebih terbuka dan memahami upaya
dalam meningkatkan hasil belajar
maupun prestasi belajar agar pendidikan
nasional Indonesia semakin lebih baik ke
depan.
DAFTAR RUJUKAN
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan
Kinerja Terhadap Prestasi Belajar
Konsep Dasar Matematika (KDM)
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
57/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3667
, p
Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.Chaplin, J.P. (1979). Dictionary of
psykologi. New York: Dell
Publising co.
Dantes, N. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Dimyati & Moedjiono. 1994. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Proyek
pembinaan dan peningkatan mututenaga kerja kependidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan
dan kebudayaan.
Dister, N.S. 1988. Psikologi Agama.
Yogyakarta: Kanisius.
Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan.
Jambi: Gayung Persada (GP)
Press.
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching
and Learning. California: Corwin
Press, Inc. A Sage Publications
Company.
Lubiis, Putri Masrita dan Saragih,
Willem. 2012. The Efect Of Using
Contekstual Teaching and
Learning Method on StudentsAchiments in writing recount text.
Journal of English language
teaching of FBS Unimed, VOL 1 No
2.
Mangunwijaya, Y. B. 1986.
Menumbuhkan Sikap Religiusitas
Anak.Jakarta: Gramedia.
Marhaeni, A.A.I.N. 2005. PengaruhAsesmen Portofolio dan Motivasi
berprestasi dalam Bahasa Inggris
terhadap Kemampuan Menulis
bahasa Inggris (Studi Eksperimen
pada Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris IKIP
Singaraja). Disertasi. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.Nendi, F. 2013. Pengaruh Pendekatan
Kontekstual Disertai Asesmen
p ( )
Dengan Mempertimbangkan
Motivasi Berprestasi DanKemampuan Numerik
(Eksperimen Pada Mahasiswa
Semester II PGSD STKIP Santu
Paulus Ruteng Tahun Akademik
2012/2013). Tesis. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
Nurhayadi, Y. B, & Senduk, A. G.
2002.Pembelajaran kontekstualdan penerapannya dalam KBK.
Unit Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007
tentang. Pendidikan Agama dan
Keagamaan.
Putra, M. 2002. Pengaruh Penggunaan
Bahan Ajar dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil
Pembelajaran PKn Mahasiswa D-2
PGSD IKIP Negeri Singaraja. Tesis
(tidak diterbitkan).
Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran mengembangkan
profesionalisme guru). Jakarta: PT
RajaGafindo persada.
Sanjaya , H. W. 2008. Kurikulum danpembelajaran. Jakarta: Kencana .
Rakhmat, J. 2003. Psikologi Agama:
Sebuah Pengantar. Bandung:
Mizan.
Riduwan.2005.Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Santoso. I. M. 2013. Pengaruh PenerapanModel Pembelajaran Kontekstual
Berbasis Asesmen Kinerja
Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Dikendalikan Oleh
Motivasi Berprestasi Pada Siswa
Kelas V SD Negeri 2 Gianyar
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Thesis. Singaraja: UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja.
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
58/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
59/166
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
60/166
bahasa bukan merupakan medium yang
netral dari ideologi, kepentingan, dan
jaring jaring kekuasaan Karena itu
perempuan sebagai makhluk yang lemah
dan tidak berdaya. Dasar inilah yang
menyebabkan perempuan seringkali
-
7/26/2019 DOWNLOAD AND VIEW JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
61/166
Vol. 11 No. 3 Tahun 2015 3671
jaring-jaring kekuasaan. Karena itu,
analisis wacana kritis perludikembangkan dan digunakan sebagai
peranti untuk membongkar kepentingan,
ideologi dan praktik kuasa dalam
kegiatan berbahasa dan berwancana.
Salah satu aliran analisis wacana kritis
dikemukakan oleh Sara Mills.
Konsep dasar pemikiran Mills
lebih melihat pada bagaimana aktorditampilkan dalam teks. Yuris (2008)
mengatakan bahwa posisi posisi ini
dalam arti siapa yang menjadi subjek
penceritaan dan siapa yang menjadi
objek penceritaan akan manentukan
bagaimana struktur teks dan bagaimana
makna diperlakuakan dalam