dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat...

34
BAB VI ASPEK HUKUM DAN REGULASI DALAM KEPERAWATAN A. Pengertian Hukum Menurut Deden Dermawan dan Sujono Riyadi(2010) hukum didefinisikan sebagai Ugeran(norma )yang mengatur hubungan kemasyarakatan.Menurut KBBI hukum adalah Undang-Undang peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,yang dikukuhkan oleh penguasa,pemerintah atau otoritas.Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Hukum adalah keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai manusia dalam kehidupan bersama. Berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. B. Prinsip-Prinsip Hukum Prinsip atau asas hukum, sebagai sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang serta menunjukan kalau hukum itu bukan sekedar kosmos 66

Transcript of dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat...

Page 1: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

BAB VI

ASPEK HUKUM DAN REGULASI DALAM KEPERAWATAN

A. Pengertian Hukum

Menurut Deden Dermawan dan Sujono Riyadi(2010) hukum

didefinisikan sebagai Ugeran(norma )yang mengatur hubungan

kemasyarakatan.Menurut KBBI hukum adalah Undang-Undang peraturan

atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,yang dikukuhkan oleh

penguasa,pemerintah atau otoritas.Hukum adalah keseluruhan kumpulan

peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau

keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan

bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

Hukum adalah keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai

manusia dalam kehidupan bersama. Berkembang di dalam masyarakat dalam

kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung pesan

kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.

B. Prinsip-Prinsip Hukum

Prinsip atau asas hukum, sebagai sarana yang membuat hukum itu

hidup, tumbuh dan berkembang serta menunjukan kalau hukum itu bukan

sekedar kosmos kaedah. Kekosongan atau kumpulan dari peraturan belaka,

sebab asas hukum itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan etis. Asas hukum

tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan suatu peraturan hukum,

melainkan tetap saja ada dan akan melahirkan suatu peraturan selanjutnya.

Dari uraian di atas, menunjukan betapa pentingnya asas hukum agar

termuat dalam suatu peraturan perundang-undangan. Asas hukum adalah jiwa

(soul) dan jantung dari peraturan hukum sehingga hukum itu menjadi kuat

landasan sosiologis dan filsufisnya. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana memiliki landasan asas

atau prinsip yang berfungsi sebagai patokan dalam penerapan penegakan

hukum.

66

Page 2: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai dasar dan adanya

hierarki jenjang norma hukum.

b. Sistem konstitusional, yaitu UUD 1945 dan peraturan perundang-

undangan di bawahnya membentuk kesatuan sistem hukum.

c. Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi. Hal ini tampak pada

Pembukaan UUD 1945: “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan” dan pasal 1A ayat 2

UUD 1945: “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

menurut undang-undang dasar.”

d. Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (pasal

27A ayat (1) UUD 1945).

1) Adanya organ pembentuk undang-undang (DPR dan Presiden).

2) Sistem pemerintahannya adalah presidensiil.

3) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif).

4) Hukukm bertujuan melindungi untuk melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial.

5) Adanya jaminan akan hak asasi manusia dan kewajiban dasar

manusia (pasal 28A—28J UUD 1945).

C. Sumber Dan Macam-Macam Hukum

1. Pancasila

Kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah:

a. Sebagai dasar negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD

1945 alinea keempat.

b. Sebagai jiwa dan pandangan hidup bangasa Indonesia.

c. Meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia.

67

Page 3: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

d. Mewujudkan cita-cita hukum,yang menguasaia hukum dasar

negara,baik yang tertulis(UUD) maupun hukum dasar yang tidak

tertulis(aturan-aturan dasar yang tumbuh dan terpelihara dalam politik

penyelenggaraan negara,meskipun tidak tertulis),aturan –aturan

semacam ini disebut Konvensi.

Dalam sistem /tata urutan hukum di Indonesia,Pancasila sebgai sumber dari segala

sumber hukum.

2. Undang-Undang Dasar 1945

a. Menciptakan pokok-pokok pikiran(Pancasila) dalam pasal-pasalnya

b. Memuat aturan-aturan pokok,sedang aturan yang menyelenggarakan

aturan pokok diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah

carnya membuat,merubah dan mencabut.

c. Dalam sistem hukum,UUD 1945 sebagai sumber hukum dengan

demikian peraturan prundang-perundang yang lebih rendah tidak

boleh bertentangan dengan UUD 1945.

d. UUD 1945 berisi norma,aturan atau ketentuan yang harus

dilaksanakan dan ditaati oleh pemerintah,setiap Lembaga

Negara,lembaga masyarakat dan setiap warga negara dan penduduk

Indonesia.

e. Dalam kerangka tata susunan atau tata tingkat norma hukum yang

berlaku merupakan hukum yang menempati kedudukan tinggi.

f. UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol apakah norma

hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan

UUD 1945.

Para ahli membagi suber hukum menjadi 2 bagian:

a) Sumber hukum materiil

Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan

isi hukum. Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut

ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, agama, dan sebagainya.

Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor

68

Page 4: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh

terhadap pembuat UU, pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb).

Atau faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-

aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum tiu diambil.

Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu

pembentukan hukum.Faktor tersebut adalah:

1) Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.

Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai

keadilan yang harus ditaati oleh para pembentuk UU ataupun

para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan

tugasnya.

2) Faktor kemasyarakatan

Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar

hidup dalam masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang

berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang

bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat

istiadat, dan sebagainya.

Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil

itu terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :

a. Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita

dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis.

Sumber hukum ini dibagi menjadi :

1) Sumber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal

hukum secara historis : dokumen-dokumen kuno, lontar, dan lain-

lain.

2) Sumber hukum yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil

hukumnya.

b. Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu Sumber

hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang

69

Page 5: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

menentukan isi hukum positif, seperti misalnya keadaan agama,

pandangan agama, kebudayaan dan sebagainya.

c. Sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini

dibagi lebih lanjut menjadi dua :

1) Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.

Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :

a) pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal

dari Tuhan

b) pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum

berasal dari akal manusia

c) pandangan mazhab hostoris; menurut pandangan isi hukum

berasal dari kesadaran hukum.

2) Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum

mempuyai kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum.

b) Sumber Hukum Formal

1) Undang-undang

Undang-undang yaitu suatu peraturan negara yang

mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan

dipelihara oleh penguasa negara

Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :

a) Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah

yang merupakan UU karena cara pembuatannya

(misalnya, dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan

parlemen)

b) Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah

yang menurut isinya mengikat setiap penduduk.

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah

sebagai berikut (Pasal 7 UU No. 10/2004) :

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

70

Page 6: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

b) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang;

c) Peraturan Pemerintah;

d) Peraturan Presiden;

e) Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)

3. Kebiasaan (custom)

Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan

berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu

diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang

dilakukan sedemikan rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan

kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka

dengan demikian timbullah suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan

hidup dipandang sebagai hukum.

Contoh apabila seorang komisioner sekali menerima 10 % dari hsil

penjualan atau pembelian sebagai upah dan hal ini terjadi berulang dan

juga komisioner yg lainpun menerima upah yang sama yaitu 10 % maka

oleh karena itu timbul suatu kebiasaan yg lambat laun berkembang

menjadi hukum kebiasaan.

Namun demikian tdk semua kebiasaan itu pasti mengandung

hukum yg baik dan adil oleh sebab itu belum tentu kebiasaan atau adat

istiadat itu pasti menjadi sumber hukum formal.

Adat kebiasaan tertentu di daerah hukum adat tertentu yg justru

sekarang ini dilarang untuk diberlakukan karena dirasakan tidak adil dan

tidak berperikemanusiaan sehingga bertentangan denagan Pancasila yang

merupakan sumber dari segala sumber hukum, misalnya jika berbuat

susila/zinah, perlakunya ditelanjangi kekeliling kampung.

Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat :

a) Adanya perbuatan tertentu yg dilakukan berulang2 di dalam

masyarakat tertentu (syarat materiil)danya keyakinan hukum dari

masyarakat yang bersangkutan (opinio necessitatis = bahwa perbuatan

71

Page 7: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

tsb merupakan kewajiban hukum atau demikianlah seharusnya) =

syarat intelektual

b) Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar.

c) Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena

kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya

berarti kebiasaan adalah sumber hukum.

Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya

(pasal 15 AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia =

ketentuan2 umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia

Disamping kebiasaan ada juga peraturan yang mengatur tata

pergaulan masyarakat yaitu adat istiadat. Adat istiadat adalah himpunan

kaidah sosial yang sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi serta lebih

banyak berbau sakral, mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat

istiadat hidup dan berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi

hukum adat jika mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian

bagi hasil antara pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk

hal itu ditempat atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang

berlaku di masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat

itu kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu.

4. Yurisprudensi (keputusan2 hakim)

Yurisprudensi adalah keputusan hakim yang terdahulu yag

dijadikan dasar pada keputusan hakim lain sehingga kemudian keputusan

ini menjelma menjadi keputusan hakim yang tetap terhadap

persoalan/peristiwa hukum tertentu.

Seorang hakim mengkuti keputusan hakim yang terdahulu itu

karena ia sependapat dgn isi keputusan tersebut dan lagi pula hanya

dipakai sebagai pedoman dalam mengambil sesuatu keputusan mengenai

suatu perkara yang sama.

72

Page 8: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

a) Yurisprudensi tetap keputusan hakim yg terjadi karena rangkaian

keputusan yang serupa dan dijadikan dasar atau patokanuntuk

memutuskan suatu perkara (standart arresten).

b) Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim terdahulu yang

bukan standart arresten.

5. Traktat (treaty)

Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih

yang mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu melainkan

mengikat pula warga negara-negara dari negara-negara yang

berkepentingan.

Macam-macam Traktat :

a) Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara,

misalnya perjanjian internasional yang diadakan diadakan antara

pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang

“Dwikewarganegaraan”.

b) Traktat multilateral, yaitu perjanjian internasional yang diikuti oleh

beberapa negara, misalnya perjanjian tentang pertahanan negara

bersama negara-negara Eropa (NATO) yang diikuti oleh beberapa

negara Eropa.Perjanjian (overeenkomst) adalah suatu peristiwa

dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau

tidak melakukan perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling

sepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk

mentaati dan melaksanakannya (asas (pact sunt servanda).

6. Pendapat sarjana hukum (doktrin)

Pendapat sarjanan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau

beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan

hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan putusannya.

73

Page 9: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

D. Fungsi Hukum Dalam Praktek Keperawatan

1. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan

meletakkan posisi perawat memiliki akutabilitas di bawah hukum

2. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana

yang sesuai dengan hukum

3. Membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi lain

4. Membantu menentukan batasan kewenagan tindakan keperawatan

mandiri

5. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan

E. Perawat Sebagai Saksi Ahli

1. Pengertian Saksi Ahli

Saksi ahli adalah seseorang yang dapat menyimpulkan berdasarkan

pengalaman keahliannya tentang fakta atau data suatau kejadian, baik yang

ditemukan sendiri maupun oleh orang lain, serta mampu menyampaikan

pendapatnya tersebut (Franklin C.A, 1988).Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa sebagai saksi ahli harus dapat menarik kesimpulan, serta

menyatakan pendapat sesuai dengan keahliannya. Berdasarkan pasal 184

KUHAP ayat (1), keterangan ahli yang diberikan oleh saksi ahli di

pengadilan adalah merupakan salah satu alat bukti yang syah. (Rahman

Ardan, 2007).

2. Syarat Perawat Sebagai Saksi Ahli

Pengacara melihat beberapa faktor ketika mereka mempertahankan

perawat baik konsultan hukum atau saksi ahli, dengan syarat : (Paterson,

2007)

a. Seorang perawat harus memiliki minimal sarjana ilmu di keperawatan

untuk menarik minat firma hukum atau lembaga kesehatan.

b. Perawat yang memiliki pengalaman klinis saat ini di bidang minat

atau perhatian.

c. Sertifikasi Specialty adalah faktor lain yang akan dipertimbangkan

ketika mempertahankan perawat konsultan hukum atau saksi ahli.

74

Page 10: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

d. Reputasi perawat di daerahnya, keahlian merupakan faktor penting

juga.

e. Seorang perawat yang memiliki masalah hukum sebelumnya tidak

dapat dijadikan sebagai saksi ahli.

f. Seorang perawat harus dapat menerjemahkan isu-isu kompleks

tentang kesehatan dengan istilah sederhana yang dimengerti oleh

pengacara lain, juri, dan hakim.

3. Perbedaan Perawat sebagai Konsultan Hukum dengan Saksi ahli

Ada beberapa perbedaan penting antara perawat konsultan hukum dan

saksi ahli :

a. Perawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-

kasus dan menentukan apakah kasus ini berjasa. Dalam membuat

penentuan ini, mereka biasanya mengatur catatan medis yang

bersangkutan dan menyiapkan kronologis atau waktu yang terkait

dengan kasus tertentu. Mereka mungkin juga bertanggung jawab

untuk meneliti sastra dan standar pelayanan yang penting berkaitan

dengan isu-isu dalam kasus tersebut. Beberapa konsultan hukum

perawat membantu pengacara karena mereka merumuskan pertanyaan

yang akan ditanyakan pada deposisi atau di pengadilan. Konsultan

Hukum perawat juga dapat disewa oleh organisasi perawatan

kesehatan untuk melayani sebagai manajer risiko atau ahli

pengurangan risiko. Salah satu perbedaan yang sangat penting adalah

bahwa perawat konsultan hukum tidak biasanya menawarkan

kesaksian ahli di deposisi atau di pengadilan. Akibatnya, beberapa

perawat praktek maju mungkin merasa sulit untuk disewa oleh sebuah

firma hukum karena biro hukum mungkin tidak ingin menduplikasi

meninjau grafik dan persiapan kasus ketika mereka akan harus

memiliki saksi ahli juga meninjau kasus untuk bersaksi. Jika Anda

dipertahankan sebagai perawat konsultan hukum Anda mungkin

mengharapkan imbalan kurang daripada jika anda melayani sebagai

saksi ahli karena tanggung jawab kurang terlibat.

75

Page 11: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

b. Saksi ahli ,perawat terlibat dalam kegiatan yang mirip dengan perawat

konsultan hukum. Sebagai contoh, mereka mungkin akan diminta

untuk mengatur catatan medis, menyiapkan garis waktu, penelitian

literatur terkait, dan menyelidiki standar asuhan keperawatan. Namun,

juga diharapkan bahwa mereka akan bersedia untuk bersaksi di

deposisi dan sidang harus perlu timbul. Seperti perawat konsultan

hukum, saksi ahli juga bisa disewa oleh organisasi perawatan

kesehatan di posisi pengurangan risiko. Ahli saksi biasanya cukup

dibayar sedikit lebih untuk layanan mereka.

4. Tata Cara Pemanggilan Saksi Ahli

Tata cara pemanggilan saksi ahli diatur dalam pasal 227 KUHAP, secara

garis besarnya adalah :

a. Semua jenis pemberitahuan atau panggilan oleh pihak yang

berwenang disampaikan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal

hadir yang ditentukan.

b. Petugas yang melaksanakan panggilan harus bertemu sendiri dan

berbicara langsung dengan orang yang dipanggil.

c. Bila orang yang dipanggil tidak terdapat disalah satu tempat

tinggalnya atau tempat kediamannya yang terakhir, surat panggilan

disampaikan melalui Kepala Desa atau pejabat, dan jika di luar negeri

melalui perwakilan Republik Indonesia di tempat dimana orang yang

dipanggil tinggal.

5. Persiapan Perawat Sebagai Saksi Ahli

Perawat konsultan hukum dan peran saksi ahli membutuhkan fleksibilitas.

Dalam sejumlah kasus, saksi atau ahli konsultan perlu :

a. Menyiapkan bahan dan meninjau dokumen produktif dalam waktu

yang relatif singkat

b. Saksi ahli perawat juga harus siap untuk tampil di deposisi atau dalam

sidang ketika diperintahkan.

76

Page 12: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

6. Kewajiban dan Hak Perawat sebagai Saksi Ahli

Didasarkan KUHAP, saksi ahli memiliki kewajiban dan hak sebagai

berikut:

a. Kewajiban sebagai saksi alih:

1) Didasarkan pasal 159 ayat (2) KUHA Pidana saksi ahli wajib

menghadap ke persidangan setelah dipanggil dengan patut.

2) Didasarkan pasal 160 KUHA Pidana, saksi ahli wajib ber-

sumpahmenurut agamanya untuk memberi keterangan yang

sebenarnya.

b. Hak sebagai saksi ahli:

1) Didasarkan pasal 229 KUHAP, saksi ahli yang telah hadir berhak

mendapatpenggantian biaya menurut Undang-undang yang

berlaku.

Walaupun seorang perawat dapat menggunakan hak ingkar untuk tidak

memberikan keterangan karena adanya kewajiban menyimpan rahasia

jabatan,berdasarkan pasal 179 ayat (1) KUHA Pidana, setiap orang yang

diminta - minta pendapatnya sebagai keperawatan atau tenaga kesehatan

lainya, kita harus wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

Sekalipun perawat memiliki hak ingkar untuk dapat menolak memberikan

keterangan yang berhubungan dengan pasiennya, karena kewajiban

menjaga rahasia jabatan, tetapi harus disadari tanggung jawabnya untuk

mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara. Perawat dapat

membuka kerahasiaan pasien bila :

a) Ada perintah dari hakim, sesuai pasal 180 ayat (1) KUHA Pidana.

b) Ada permintaan tertulis dari penyidik, sesuai pasal 133 KUHA Pidana.

c) Untuk melaksanakan perintah atasan, sesuai pasal 51 KUHA Pidana,

contoh Perawat Militer.

d) Untuk melaksanakan ketentuan Undang Undang, sesuai pasal 50 KUHA

Pidana.

77

Page 13: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

e) Kasus yang dihadapi menyangkut kepentingan umum yang

membahayakan ketertiban umum, dimana pendapat dan keterangan yang

diberikan perawat dapat memberi nilai bagi proses keadilan. Apabila

perawat menolak memenuhi kewajiban untuk dipanggil sebagai saksi ahli

dibidang Keperawatan, maka berdasarkan pasal 224 KUHA Pidana,

diancam pidana penjara.

7. Perencanaan dalam Pembuatan Usaha Perawat sebagai Saksi Ahli

a. Proses Perencanaan Usaha

1) Mengidentifikasi Peluang Usaha

Pada saat ini banyak sekali kelalaian yang dilakukan oleh perawat

dalam melakukan tindakan keperawatan dan perawat juga banyak

berurusan dengan masalah hukum. Masalah seperti ini yang dapat

mendasari untuk membuka peluang usaha entrepreneurship.

2) Menentukan Jenis Usaha yang akan dijalankan

Sebagai seorang perawat entrepreneurship dapat membantudalam

menyelesaikan masalah masalah kelalaian perawat dalam

melakukan tindakan keperawatan perawat dapat membuka

peluang usaha sebagai saksi ahli.

3) Faktor Pendukung

a) Banyaknya kelalaian yang dilakukan seorang perawat dalam

memberikan tindakan keperawatan kepada pasien

b) Adanya kelegalan dalam usaha perawat sebagai saksi ahli

4) Faktor Penghambat

Terbatasnya sumber modal yang ada

5) Faktor Lingkungan

a) Internal contohnya kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan

pengala man dalam berwirausaha.

b) External contohnya banyaknya pesaing dalam penyediaan

jasa yang sama

78

Page 14: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

6) Implementasi

Tahap ini merupakan tahap yang paling inti dalam proses

berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.

Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani

take action.

a) Sasaran : Perawat yang berurusan dengan masalah hukum

yang melakukan kelalaian ( malpraktek ) dalam tindakan

keperawatan.

b) Biaya : Biaya diambil dari keputusan dua belah pihak antara

partner dan kita sebagai perawat sebagai saksi ahli.

7) Evaluasi

Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui implementasi yang kita

lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi

akan memberikan gambaran kepada kita konsep yang sudah kita

jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan

peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi

bisa dilakukan.

F. ASPEK HUKUM DAN REGULASI DALAM KEPERAWATAN

1. Dasar hukum dalam praktik keperawatan

a. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

:1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat

(sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)

c. BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :

d. BAB III perizinan, Pasal 8, ayat 1, 2, & 3 :

e. Pasal 9, ayat 1

f. Pasal 10

g. Pasal 12

h. Pasal 13

i. Pasal 15

79

Page 15: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

j. Pasal 21

k. Pasal 31

2. Proses Perizinan SIP, SIK, SIPP dan STR

A. Proses Perizinan SIP, SIK dan SIPP

Perizinan praktek perawat tidak lepas dari adanya

profesionalisasi keperawatan dan legislasi. Perawat yang

professional bertanggung jawab berwenang memberikan pelayanan

keperawatan kepada masyarakat baik secara mandiri ataupun

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Seorang perawat

tidaklah mudah menjalankan tugasnya tanpa memperoleh beberapa

registrasi, sertifikasi dan surat izin praktik. Setiap perawat yang akan

menjalankan pekerjaan keperawatan wajib memiliki :

a) Surat Izin Perawat (SIP) yaitu Bukti tertulis pemberian

kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan

diseluruh wilayahIndonesia.

b) Surat Izin Kerja (SIK) yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada

perawat untuk melakukan praktik keperawatan di sarana

pelayanan kesehatan.

c) Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) yaitu bukti tertulis yang

diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik perawat

perorangan/kelompok.

1) Registrasi untuk mendapatkan SIP (Surat Izin Perawat)

Perawat wajib mendaftarkan diri pada Dinas Kesehatan

Provinsi untuk mendapatkan SIP sebagai persyaratan pekerjaan

keperawatan dan memperoleh nomor registrasi. Pejabat yang

berwenang menerbitkan SIP adalah Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi. Registrasi terbagi Dua yaitu registrasi awal dan registrasi

ulang. Registrasi awal dilakukan oleh setiap perawat setelah yang

bersangkutan lulus dari pendidikan keperawatan sedangkan registrasi

80

Page 16: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

ulang diberikan kepada perawat yang sudah bekerja dan dilakukan

setiap 5 tahun.

Kelengkapan Registrasi Sebagai dimana yang dimaksud meliputi :

a) Surat permohonan

b) Foto kopi ijazah pendidikan keperawatan

c) Surat Keterangan sehat dari dokter

d) Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar

e) Biodata

f) Sertifikat Kompetensi

g) Sertifikat Registrasi

2) Pembuatan SIK (Surat Izin Kerja)

Setelah mendapatkan SIP, perawat baru dapat membuat SIK.

Sasaran Izin Kerja Perawat adalah semua perawat. SIK hanya

berlaku pada satu tempat sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang

menerbitkan SIK adalah Kantor Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.

Kelengkapan permohonan SIK Perawat sebagai berikut :

a) Surat permohonan dengan melampirkan :

b) Fotocopi yang masih berlaku

c) Surat rekomendasi dari Organisasi Profesi (PPNI

Kabupaten/Kota)

d) Surat keterangan sehat dari dokter

e) Surat keterangan dari Pimpinan Sarana Pelayanan Kesehatan

yang menyatakan tanggal mulai bekerja.

f) Pas foto ukuran 4x6 sebanyak dua lembar

3) Penerbitan SIPP

Pembuatan SIPP dengan mengajukan permohonan kepada

Kantor Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat. SIPP diterbitkan

kepada perawat yang minimal memiliki pendidkan dasar DIII

81

Page 17: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengan

kompetensi lebih tinggi. Permohonan diajukan dengan melampirkan

a) Foto kopi Ijazah pendidikan keperawatan terakhir

b) Surat Pengalaman kerja minimal 3 tahun dari pimpinan sarana

kesehatan tempat bekerja, khusus untuk Ahli Madya

Keperawatan

c) Foto kopi SIP yang masih berlaku

d) Rekomendasi dari organisasi profesi PPNI Kabupaten/Kota

e) Surat keterangan sehat dari dokter

f) Pas foto ukuran 4x6 sebanyak dua lembar

SIK dan SIPP berlaku sepanjang SIP belum habis masa berlakunya

dan selanjutnya dapat diperbarui kembali.

B. Prosedur Perizinan STR

Surat Tanda Registrasi yang disingkat STR adalah bukti

tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan ang

telah memiliki sertifikat kompetensi. dengan STR, maka perawat

dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatanuntuk mendapatkan

STR, perawat harus memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi. Dan

Ijazah serta sertifikat kompetensi tersebut diberikan kepada peserta

didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji

kompetensi. Ijazah dikeluarkan oleh perguruan tinggi bidang

kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

Sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh MTKI.

Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 (lima) tahun dan

dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun.Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/Menkes/Per/Viii/2011

Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, merupakan pengganti dari

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Permenkes tersebut menegaskan bahwa setiap tenaga kesehatan

82

Page 18: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebelum tenaga

kesehatan tersebut melaksanakan tugas keprofesiannya.

Alur pengurusan STR sesuai dengan kebijakan MTKI

terbaru adalah sebagai berikut : 

a. Pengajuan berkas persyaratan STR ke PPNI  Provinsi

b. PPNI Provinsi menyerahkan berkas persyaratan STR ke MTKP

c. MTKP menginput data dan menverfikasi

d. MTKP mengirim berupa softcopy data dan pas foto saja ke

MTKI.

e. MTKI melakukan verifikasi data ulang (yang berupa

softocopy) , setelah data diverikasi softcopy data siap dicetak,

ditempel foto, dan disahkan lalu dibuat legalisirnya.

f. STR dan dikirim ke MTKP dan STR diambil di MTKP.

C. Syarat-syarat pengajuan STR :

a. Fotocopy ijazah yang dilegalisir cap basah : sekolah perawat

kesehatan/ DIII Keperawatan/ DIV keperawatan/ S1

keperawatan + profesi ners / S2 Keperawatan + ners spesialis

b. Pas Foto 4x6 dengan background merah

c. Untuk Pengajuan STR mulai dari Juni 2013 terkena PNBP

sesuai PP.21 . Setiap orang yang mengurus membayar Rp.

100.000 dan ditransfer ke rekening Pustanserdik. 

d. Khusus untuk pengajuan STR Luar Negeri terbagi menjadi dua:

1) Apabila yang bersangkutan sedang bekerja di Luar negeri,

maka pengurusan STR sbb: Fotocopy ijazah yang dilegalisir

cap basah : sekolah perawat kesehatan/ DIII Keperawatan/

DIV keperawatan/ S1 keperawatan + profesi ners / S2

Keperawatan + ners spesialis.

2) Pas Foto 4x6 dengan background merah

3) Fotocopy passport

83

Page 19: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

4) Surat yang menyatakan bahwa Bapak sedang bekerja di

Luar negeri dr instansi setempat

5) Surat rekomendasi dari Pusrengun BPPSDM Kesehatan

Kemenkes RI (mohon kirim berkas terlebih dahulu ke

Pusrengun) dengan alamat: Jalan. Hang Jebat III Blok F3

Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

6) Apabila yang bersangkutan akan bekerja di luar negeri dan

tidak butuh segera STR mohon diajukan ke MTKP

setempat. Jika STR dibutuhkan mendesak maka

diperbolehkan mengajukan ke MTKI dengan persyaratan

dan prosedur sesuai dengan nomer 1 di atas.

D. Kebijakan Memperoleh SIP atau STR, SIK dan SIPP

1. KEPUTUSAN MENKESRI NOMOR

1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN

PRAKTIK PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA.

2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010

TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

3. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

HK.02.02/ PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

KESEHATAN NOMOR MENKES/148/I/2010 TENTANG

IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011

TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

84

Page 20: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

E. Politik dalam pembuatan kebijakan dalam bidang kesehatan

dan keperawatan

Politik kesehatan adalah kebijakan negara di bidang

kesehatan. Yakni kebijakan publik yang didasari oleh hak yang

paling fundamental yaitu sehat merupakan hak warga negara.

Sehingga dalam pengambilan keputusan politik khususnya kesehatan

berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sebaliknya politik juga

dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat kesehatan

masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada kesejahteraan

masyarakat.Masalah kesehatan bukan lagi hanya berkaitan erat

dengan tehnis medis, tetapi sudah lebih jauh memasuki area-area

yang bersifat social, ekonomi dan politik karena masalah kesehatan

merupakan masalah politik maka untuk memecahkannya diperlukan

komitmen politik.

Beberapa contoh pengaruh politik terhadap kesehatan

antara lain anggaran kesehatan, UU Tembakau; Cukei rokok terus

dinaikkan karena konsumsi rokok di Indonesia semakin meningkat

dan Program Pembatasan Waktu Iklan Rokok. Kebijakan pemerintah

dalam bentuk peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan meliputi

undang-undang, peraturan presiden, keputusan menteri, peraturan

daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota, dan peraturan

lainnya.

1. Pembangunan Kesehatan meliputi:

a. Kedudukan

Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu bagian dan

modal utama dari Pembangunan Nasional.

b. Landasan Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai

berikut:

1. UU Nomor : 23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. UU Nomor : 25 tahun 2000 tentang PROPENAS

85

Page 21: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

3. Kep. Man. Kesh. Nomor :131/MENKES/SK/II/2004,

tentang : Sistem  Kesehatan Nasional

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

574/MENKES/SK/IV/2000, tentang :

Kebijakan  Kesehatan Indonesia Sehat 2010

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

1202/MENKES/SK/VIII/2003, tentang : Indikator

Indonesia Sehat 2010.

c. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia

Sehat 2010

1. Paradigma Pembangunan Sehat merupakan Dasar

Pandang Baru dan Mmodel Pembangunan Kesehatan

yang dalam jangka panjang :

a) Mendorong masyarakat untuk bersikap lebih

mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri.

b) Mengutamakan upaya pelayanan yang bersifat

promotif dan preventif yang didukung oleh upaya

kuratif dan rehabilitatif.

86

Page 22: dosen.stikesdhb.ac.iddosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/... · Web viewPerawat konsultan hukum biasanya disewa untuk meninjau kasus-kasus dan menentukan apakah

DAFTAR PUSTAKA

Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC

Dermawan,Deden dan Sujono Riyadi.2010.Keperawatan Profesional Edisi 1.Yogjakarta:Gosyen Publishing.

Kusnanto.2004.Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta:EGC.

Purnama.2013.Prinsip Hukum.Terdapat:http://purnama bgp.blogspot.com/2013/05/prinsip-negara-hukum-indonesia.html(diakses tanggal 17 September 2014)

Damang.2010.PrinsipHukum.Terdapat:http://www.negarahukum.com/hukum/prinsip-prinsip-hukum.html(diakses tanggal 17 September 2014).

Pino.2012.Hukum dan Regulasi dalam Keperawatan.Terdapat: http://pinocc.blogspot.com/2012/12/makalah-keprof-askep-hukum-dan-regulasi.html(diakses tanggal 17 September 2014).

Infokom Uniriyo.2011.Perawat Sebagai Saksi.Terdapat: http://infokomaccess.blogspot.com/2011/07/kata-pengantar-puji-syukur-penyusun.html(diakses tanggal 17 September 2014)

87