Dokumen(1) Contoh k3

56
STUDI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) PADA PT. MAKASSAR INDAH NUSA LESTARI KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Makassar Indah Nusa Lestari merupakan salah satu perusahaan marmer dikawasan Timur Indonesia yang telah menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) secara intensif, sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia (Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/1995) dan juga keyakinan manajemen PT. Makassar Indah Nusa Lestari bahwa dengan menjalankan atau

description

hhfhfgj

Transcript of Dokumen(1) Contoh k3

Page 1: Dokumen(1) Contoh k3

STUDI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) PADA

PT. MAKASSAR INDAH NUSA LESTARI KABUPATEN MAROS

PROVINSI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Makassar Indah Nusa Lestari merupakan salah satu perusahaan marmer

dikawasan Timur Indonesia yang telah menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan

kerja (K-3) secara intensif, sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia (Menteri

Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/1995) dan juga keyakinan manajemen

PT. Makassar Indah Nusa Lestari bahwa dengan menjalankan atau menerapkan

keselamatan dan kesehatan kerja berarti akan mengurangi biaya tak terduga yang

diakibatkan dari suatu kecelakaan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam melancarkan suatu pekerjaan penambangan

ada empat aspek yang merupakan parameter kesuksesan suatu pekerjaan yakni mutu,

waktu, biaya, dan keselamatan kerja.

Keselamatan merupakan masalah bagi setiap orang karena setiap warga negara

berhak mendapat pekerjaan dan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja

pada saat melaksanakan pekerjaannya, yang sesuai dengan falsafah keselamatan kerja

bahwa tenaga kerja yang bekerja disuatu tempat harus diamankan dari segala kejadian

yang membahayakan dirinya.

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga

semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda. Kejadian

berbahaya lainnya adalah suatu kejadian yang potensial dapat menyebabkan

kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya

pembuangan limbah. Sudah sangat nyata harga yang harus dibayar oleh perusahaan

dalam kasus kecelakaan berupa kompensasi karyawan, asuransi kecelakaan kerja,

Page 2: Dokumen(1) Contoh k3

asuransi kesehatan, kerusakan peralatan dan produk, penghentian proses

penambangan, biaya proses hukum seperti tuntutan pengadilan. Masih harus ditambah

dengan kerugian yang terlalu nampak seperti waktu yang habis untuk menyelidiki

kecelakaan, pencariaan tenaga kerja pengganti, pelatihan penggantinya, kerja ekstra

atau lembur, bahkan sangat mungkin kehilangan peluang.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini terlebih dahulu diidentifikasi pokok – pokok permasalahan,

antara lain:

1. Parameter atau standar yang digunakan dalam penerapan keselamatan dan

Kesehatan kerja.

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.

3. Bahaya dan efek yang timbul akibat debu tambang, Kebisingan ( Air Blast ),

dan getaran ( Vibration ) terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

I.2.1 Permasalahan

1. Bagaimana standar yang digunakan dalam penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja pada PT. Dayacayo Asritama.

2. Bagaimana mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.

3. Apakah bahaya dan efek yang akan ditimbulkan dari debu tambang,

kebisingan, ( Air Blast ), dan getaran ( Vibration ) terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2.2 Batasan Masalah

Mengingat masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat luas, maka

penulis membatasi pada penerapan manajemen dan pengawasan serta bahaya-bahaya

terhadap Keselamatan dan kesehatan kerja, di area penambangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui :

1. Parameter atau standar yang digunakan dalam penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja

2. Penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT. Makassae Indah Nusa Lestari

dan cara untuk mengurangi atau meminimalisir kecelakaan kerja tersebut.

Page 3: Dokumen(1) Contoh k3

3. Cara mencegah dan mengendalikan debu tambang, kebisingan( Air Blast ),

dan getaran ( Vibration ) akibat penambangan.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Teknik Pengambilan Data

Penulisan laporan ini didukung oleh data dan informasi yang penulis peroleh

berdasarkan :

a. Studi Literatur

Dengan menggunakan berbagai literatur yang erat kaitannya dengan pokok

pembahasan, sehingga dapat dijadikan kerangka acuan dalam pembahasan.

b. Penelitian Lapangan

Penulis memperoleh data secara langsung di lapangan yaitu pada perusahaan

yang bersangkutan PT. Makassar Indah Nusa Lestari, melalui wawancara

langsung berbagai pihak yang terkait dalam laporan ini, data yang berasal dari

dua sumber yaitu :

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh pada PT. Makassar Indah

Nusa Lestari, berupa data kuantitatif mengenai penerapan manajemen dan

pengawasan serta tanggung jawab komite keselamatan dan kesehatan kerja.

Data Sekunder adalah data yang pengumpulan dan pengolahannya dilakukan

oleh orang lain dan dipakai sebagai sumber data tambahan, data ini meliputi

teori-teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran yang diperoleh dari

berbagai literatur.

1.4.2 Teknik Pengolahan Data

Dilakukan dengan beberapa perhitungan maupun penggambaran yang selanjutnya

akan direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik, serta tabel yang menuju

perumusan penyelesaian masalah.

Page 4: Dokumen(1) Contoh k3

II. LANDASAN TEORI

2.1. Sejarah dan Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.1.1. Sejarah Keselamatan Kerja

a. 1700 Tahun Sebelum Masehi

Babilonia, “Humurabi” Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk

seseorang, tidak sempurna sehingga roboh ahli bangunan dibinasakan, bila anak

pemilik korban jadi korban, anak ahli bangunan dibunuh.

b. Mulai 1300 Tahun Sebelum Masehi

Ahli bangunan bertanggung jawab atas keselamatan pekerja “Bila membangun

rumah baru agar pekerja tidak jatuh, tiap ujung atap rumah harus diberi pagar

pengaman.

c. 80 Tahun Sesudah Masehi Roma

plinius pekerja tambang harus memakai tutup hidung atau masker.

d. Tahun 1940, Dominico Fantana

Menbuat obelist, Dist, Pieter, Roma “mengharuskan pekerja memakai topi baja”.

Pergerakan Keselamatan Kerja di Indonesia dimulai pada tahun 1847 karena mulai

dipakainya mesin-mesin uap untuk keperluan industri di Indonesia. Gagasan yang

timbul pada waktu itu bukannya ditujukan untuk melindungi tenaga kerja, tetapi untuk

pengawasan terhadap pemakaian ketel-ketel uap. Sebab itu pada tanggal 28 Februari

1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan tentang penjagaan

Keselamatan Kerja pada pemakaian pesawat-pesawat uap.

2.1.2. Definisi dan Sasaran Keselamatan Kerja

1.Definisi Keselamatan Kerja :

a. Secara Filosofi

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin baik secara jasmani maupun

rohaniah tenaga khususnya dan manusia pada umumnya serta menjamin

kebutuhan dan kesempurnaan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil

dan makmur.

a. Secara Keilmuan

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

Page 5: Dokumen(1) Contoh k3

kemungkinan atau menaggulangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja

termasuk peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja.

b. Secara Praktis

Merupakan salah satu usaha atau upaya perlindungan terhadap tenaga kerja.

2. Sasaran Keselamatan Kerja :

Mencegah terjadinya kecelakaan

Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja

Mencegah / mengurangi kecelakaan

Mencegah / mengurangi cacat tetap

Mengamankan material, konstruksi, pemiliharaan alat-alat kerja, mesin-mesin,

pesawat-pesawat, dan instalasi-instalasi

Menigkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin

kehidupan produktifnya

Mencegah pemborosan tenaga karja, modal, alat-alat, dan sumber-sumber

produksi lainya sewaktu kerja

Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman, sehingga dapat

menimbulkan semangat dan kegembiraan kerja

Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, dan sebaginya.

2.2. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan

Pekerjaan dibidang Pertambangan memiliki resiko kecelakaan yang tinggi, karena

kondisi dan metode kerja yang berbeda dengan industri lainnya. Oleh sebab itu

Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan pelaksanaan teknis dalam bidang

keselamatan kerja yang diatur dalam Mijn Politie Reglement LN tahun 1930 No. 341.

pada Tanggal 12 Januari 1970 Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 1 tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja yang wewenangnya dibawah Departemen Tenaga

Kerja. Karena Departemen Tenaga Kerja belum mempunyai personil dan peralatan

yang khusus untuk menyelenggarakan Pengawasan Keselamatan Kerja Pertambangan

didelegasikan dari Menteri Tenaga Kerja kepada Menteri Pertambangan dan Energi,

sesuai dengan peraturan pemerintah No. 19 tahun 1973 No. 25, dan masih mengacu

kepada MPR LN tahun 1930 No. 341. pada tanggal 23 Mei 1995 diterbitkan

Page 6: Dokumen(1) Contoh k3

keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/MP.E/1995, tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum dan mulai tahun 1996 MPR

LN tahun 1930 No. 341 tidak berlaku lagi. Dan yang berlaku adalah Keputusan

Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/MP.E/1995, yang merupakan

peraturan pelaksanaan teknis dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pertambangan.

Program keselamatan kerja juga berpangkal tolak dari pasal 27 ayat 2 Undang-

Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa :

“ setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan perlindungan bagi kemanusian”atas

dasar pasal 27 ayat 2 tersebut dikelurkan UU No.14 tahun 1969 pasal 9 tentang

pokok-pokok mengenai tenaga kerja menyatakan bahwa “ setiap tenaga kerja

mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta

perlakuaan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”.

Untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja tersebut maka pemerintah

melakuakan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan. Dalam pengertian

norma itu sudah mencakup pengertian pembentukan, penerapan dan pengawasan

norma itu sendiri. Hal ini bahwa peraturan keselamatan dan kesehatan kerja sifatnya

sangat teknis dan memuat aturan rinci yang selalu berubah sesuai dengan

perkembangan teknologi. Pada gambar 3.1 merupakan dasar hukum keselamatan

kerja pertambangan mulai dari Pemerintah Hindia Belanda yang diatur dalam Mijn

Politie Reglement tahun 1930 sampai pada Kepmen. Energi dan Sumber Daya

Mineral tahun 1995.

2.3. Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Alat Pelindung Diri

(Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3). Dengan Peraturan Perundang-

undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

Page 7: Dokumen(1) Contoh k3

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan

f. Memberi alat-alat pelindung diri kepada para pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyeber luasnya suhu,

kelembaban debu, kotoran, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau

radiasi suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbunya penyakit akibat kerja, baik fisik

maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan

i. Memperoleh penerangan yang cukup sesuai

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja lingkungan, cara dan

memproses kerjanya

n. Mengamankan dan memperlancarkan pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang

o. Mengamankan dan memeliharan segala jenis bangunan

p. Mengamankan dan memperlancar pekerja bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang

q. Mencega terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

2.3.1. Syarat-Syarat Keselamatan Pekerja Tambang

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/

26/M.PE/1995, (Bagian Ketujuh Pekerja Tambang, Pasal 26). Diterapkan syarat-

syarat keselamatan kerja untuk :

1. Pekerja tambang harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan sifat

pekerja yang akan diberikan kepadanya dan harus sehat jasmani maupun

rohani.

2. Dilarang menugaskan pekerja tambang bekerja seorang diri pada tempat yang

terpencil atau dimana ada bahaya yang tidak diduga (kecuali tersedia alat yang

Page 8: Dokumen(1) Contoh k3

langsung dengan pekerja yang lain yang berdekatan)

3. Dilarang mempekerjakan pekerja tambang dalam keadaan sakit atau karena

sesuatu sebab tidak mampu bekerja secara normal.

4. Apabila dari hasil penyelidikan pelaksanaan inspeksi tambang, kepala teknik

tambang teryata telah ditemukan pekerja tambang melanggar keputusan

menteri ini dengan sengaja, maka pekerja tambang tersebut dapat dikenai

sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.3.2. Syarat-syarat pemeriksaan kesehatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/

26/M.PE/1995, (Bagian Ketujuh Pekerja Tambang, Pasal 26). Diterapkan

1. Para pekerja tambang berhak untuk mendapat pemeriksaan kesehatannya yang

menjadi kewajiban perusahaan

2. Pekerja tambang harus di periksa kesehatannya (Pemeriksaan menyeluruh)

secara berkala oleh dokter yang bewewenang

3. Berdasarkan pada ketentuan yang berlaku kepala pelaksanaan inspeksi

tambang dapat menetapkan kekerapan pemeriksaan kesehatan pekerjaan

tambang yang menangani bahan berbahaya oleh dokter yang berwewenang.

2.3.3 Alat-Alat Pelindung Diri

Alat-Alat Pelindung diri harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini :

a. Enak dan nyaman dipakai

b. Tidak mengganggu kerja

c. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya

Alat pelindung diri merupakan alat pengaman yang dikenakan untuk menghindari

kontak langsung dengan bagian tubuh manusia. Alat pelindung diri diberikan dan

disediakan secara cuma-cuma dan memastikan bahwa alat tersebut dipakai dengan

cara yang benar dan sesuai dengan area kerjanya. KEP.MEN No.555.K/26/M.PE/1995

(pasal 4 ayat 3 dan 4).

Alat pelindung diri yang diberikan adalah :

1. Safety Helmet 13. Dust Mask

2. Safety Shoes 14. Masker

Page 9: Dokumen(1) Contoh k3

3. Safety Glasses 15. Half Masker Respiration

4. Leather Gloves 16. Safety Belt

5. Cotton Gloves 17. Appron

6. Rubber Gloves 18. Rubber Boat

7. Electrical Gloves 19. Body Harness

8. Chemical Gloves 20. Rain Coat

9. Welding Gloves 21. Barricade Tape /Red-White

10. Welding Cup 22. Barricade Tape /Black-White

11. Face Shield 23. Ear Muffs

12. Goggles 24. Dark Lens

2.4. Program (K-3) Pertambangan

Berdasarkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (BadanPendidikan

dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Mei 2004) bahwa dalam rangka

menyusun program K-3 Pertambangan, atau perencanaan program K-3 Pertambangan

harus memenuhi tujuh elemen dasar yaitu :

1. Dukungan dan komitmen manajemen terhadap program K-3 pertambangan

2. Penunjukan tanggung jawab

3. Pemeliharaan kondisi kerja yang aman

4. Pencacatatan data dan informasi K-3

5. Pemeliharaan kesadaran dan kepedulian karyawan terhadap K-3 pertambangan

6. Pemeliharaan kesehatan karyawan

7. Pelatihan K-3 pertambangan

2.4.1. Dukungan dan Komitmen Manajemen Terhadap K-3 Pertambangan

Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain

yang berada di tempat kerja. Serta sumber produksi, dan lingkungan kerja dalam

keadaan aman, perlu penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(sistem manajemen K-3 tambang). Berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan

energi No.555.K/26/M.PE/1995, (BAB I Ketentuan Umum Pasal 1). Pengertian ayat 1

yaitu perusahaan pertambangan adalah orang atau badan usaha yang diberi wewenang

untuk melaksanakan usaha pertambangan berdasarkan kuasa pertambangan atau

Page 10: Dokumen(1) Contoh k3

perjanjian karya. Dan ayat 10 yaitu pengusaha adalah pimpinan perusahaan. Maka

mempunyai makna bahwa yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,

proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,

pencapaian, pengkajiaan dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan

kerja dalam rangka pengendaliaan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Ditinjau dari segi

keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan

dan penerapan dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

penyakit akibat kerja di tempat kerja.

Tujuan dan sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah

menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur

manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam

rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Setiap perusahaan tambang yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak

seratus orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya atau dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja seperti peledakan, longsoran, pencemaran dan penyakit akibat kerja,

wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem

keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan Kepala Teknik Tambang, Kepala

Inspeksi Pelaksanaan Tambang, pengusaha, dan seluruh tenaga kerja sebagai suatu

kesatuan, KEP.MEN No. 555.K/26/M.PE/1995 (Pasal 1 ayat 4 dan 12).

Dalam menangani K-3 diperlukan dukungan pimpinan yang menjadi kunci

keberhasilan program K-3. Tanpa dukungan pimpinan maka segala usaha akan sia-sia.

Dukungan pimpinan harus jelas tegas tertuang dalam kebijakan K-3 perusahaan, yang

disebarluaskan keseluruh jajaran dan secara konsekuen dilaksanakan. Berdasarkan

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Pendidikan danPelatihan

Energi dan Sumber Daya Mineral,Mei 2004) hal tersebut tertuang dalam :

Page 11: Dokumen(1) Contoh k3

· Tujuan

· Kebijaksanaan

· Organisasi

· Standar K-3

a. Tujuan :

Agar setiap orang bekerja didalam operasi perusahaan dengan penuh rasa tanggung

jawab melaksanakan K-3 dengan mencapai standar yang tinggi setiap orang

memperlakukan K-3 sama pentingnya dengan semangat kerja, biaya dan produksi.

b. Kebijaksanaan :

Merupakan kebijaksanaan perusahaan bahwa K-3 harus mencapai standar yang tinggi

didalam setiap kegiatan perusahaan :

- Semua peraturan K-3 dan SOP merupakan standar yang harus dipatuhi dan

dihormati disemua tempat kegiatan.

- Terjalin kerjasama yang baik dan memotifasi seluruh karyawan demi

berhasilnya kebijaksanaan perusahaan.

c. Penunjukan Tanggung Jawab :

Kepala Teknik Tambang

Yang dimaksud dengan Kepala Teknik Tambang berdasarkan Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, tentang Ketentuan Umum pasal

1 ayat 6 adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya

serta ditaatinya peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada

suatu kegitan usaha pertambangan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

Pelaksana Inspeksi Tambang

Yang dimaksud dengan Pelaksana Inspeksi Tambang berdasarkan Keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, tentang Ketentuan Umum pasal

1 ayat 12 adalah aparat pengawas pelaksanaan peraturan keselamatan dan kesehatan

kerja di lingkungan pertambangan umum.

Dengan tugas dan tanggung jawab tersebut maka Para pimpinan mulai dari pimpinan

tertinggi sampai dengan pimpinan terendah sesuai dengan kewenangan dan tanggung

Page 12: Dokumen(1) Contoh k3

jawabnya, melaksanakan, menegakkan, serta mentaati peraturan K-3, sebagai realisasi

pelaksanaan program K-3. Setiap pimpinan/pengawas mempunyai tanggung jawab

terhadap pelaksanaan K-3 ditempat kerjanya. Karena berhasilnya program K-3

tergantung dari tindakan dan usaha pelaksanaan K-3 ditempat kerja.

1. Tanggung Jawab Pimpinan/Pengawas :

Para pimpinan/pengawas bertanggung jawab untuk melaksanakan program K-3 dan

mempertahankan/menjaga kondisi kerja yang aman ditempat kerja :

Memeriksa dan meyakinkan bahwa lingkungan kerja aman untuk para pekerja.

Memberi petunjuk para pekerja secara berkala dalam usaha pencegahan

kecelakaan, tatacara kerja kerja yang aman (instruksi K-3).

Menegakkan mengendalikan ketertiban dan kerapihan tempat kerja.

Menginformasikan suatu kerja/bagian kerja lain yang berkepentingan

mengenai operasi atau kondisi yang dapat membahayakan pekerja.

Menginformasikan rumah sakit mengenai kecelakaan kerja yang terjadi dan

mengirim korban kecelakaan ke rumah sakit.

Menyediakan Alat Proteksi Diri (APD) bagi pekerja dan memerintahkan

pekerja untuk memakai dengan benar.

Memberi sanksi kepada pekerja yang melanggar peraturan /ketentuan dan

memberikan penghargaan kepada pekerja yang bekerja dengan standar K-3

yang tinggi (Reward and Punishment).

2. Tanggung Jawab Pekerja :

Melaksanakan K-3 dalam pekerjaan merupakan tangung jawab seluruh pekerja dan

pekerja harus :

Mematuhi semua peraturan/ketentuan K-3 dilingkungan kerjanya termasuk

memakai APD

Segera melaporkan kepada pengawas bila ada operasi maupun kondisi kerja

yang tidak aman

Segera melaporkan kepada pengawas setiap terjadi kecelakaan walupun kecil

Melaksanakan hygne perseorangan dengan baik

untuk pemeriksaan kesehatan secara teratur

Page 13: Dokumen(1) Contoh k3

2.4.2. Pemeliharaan Kondisi Kerja Yang Aman (Pembinaan Pekerja)

dalam merencanakan kegiatan harus selalu dilakukan pembinaan pekerjaan yang

memperhatikan K-3 :

1. Pada peralatan/mesin dipasang pengaman mesin

2. Penggunaan peralatan yang sesuai, benar dan aman

3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai

4. Terhadap pekerja yang berpotensial berbahaya dilakukan Job Safety Analisis

(JSA) dan dikeluarkan standard Operation Prosedure (SOP).

Agar hal tersebut terlaksanakan perlu dilaksanakan :

1. Observasi K-3

2. Inspeksi K-3

3. Instruksi K-3

4. dan perbaikan peralatan

2.4.3. Pencatatan Data dan Informasi (K-3)

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi (No. 555.

K/26/M.PE/1995, Pasal 20 dan 21). Mengenai Buku Tambang dan Catatan Buku

Tambang, yang intinya bahwa Setiap data dan informasi mengenai kecelakaan kerja,

penyakit akibat kerja dikuatkan dengan analisanya. Dikuatkan publikasi atau buletin

K-3 dalam usaha mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Buletin atau

publikasi tersebut disebarluaskan setiap satuan kerja.

2.4.4. PemeliharaanKesadaran dan Kepedulian Karyawan Terhadap (K-3)

Pertambangan

Dalam rangka menyusun rencana atau perencanaan K-3 Pertambangan harus

mengutamakan pembinaan manusia (Pimpinan, Pengawas, Pekerja) agar mereka

mempunyai kesadaran dan kepeduliaan untuk melaksanakan K-3 dengan baik

ditempat kerjanya:

1. Seleksi Karyawan

Pada penerimaan karyawan harus dilaksanakan tes :

Page 14: Dokumen(1) Contoh k3

· Psikotes

· Kesehatan

· Pengetahuan

Untuk mendapatkan karyawan yang memenuhi syarat yang memadai untuk

pekerjaannya.

2. Pelatihan/Kursus/Training K-3

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan dibidang K-3, setiap

pimpinan disetiap satuan kerja diharapkan untuk mengevaluasi kebutuhan training

para karyawannya dan dikoordinasikan oleh Bidang K-3 perusahaan.

Pelatihan biasa dilaksanakan :

Di perusahaan (On The Job Training), kerjasama antara bidang K-3, Personalia,

Diklat, Pusdiklat Tekmira.

Diluar perusahaan; Pusdiklat Tekmira, Depertemen Energi dan Sumber Daya mineral

dan lain-lain.

Pelatihan/Training K-3 berupa :

Pelatihan K-3 untuk karyawan baru

Dasar-dasar K-3

P3K

STOP

Penadaan kebakaran

Mine Rescue

SAR dan lain-lain

Kursus K-3 terpadu

3. Pembinaan motivasi karyawan

Untuk meningkatkan motivasi karyawan terhadap K-3 diusahakan dengan cara

Penyuluhan K-3

Ceramah-ceramah K-3

Buletin dan Publikasi K-3

Reward and Punishment

4. Monitoring pengawasan/pengendalian

Page 15: Dokumen(1) Contoh k3

Agar program terlaksana sesuai dengan rencana perlu dilakukan monitoring dengan

pengendalian :

Memonitoring pelaksanaan K-3 diseluruh kegiatan kerja

Melakukan observasi/pengamatan kerja, pekerja oleh setiap pengawas disetiap satuan

kerja

Melakukan inspeksi K-3

Melakukan safety patrol

Melakukan tindakan koreksi

Mencatat hasil pelaksanaan K-3

Dalam rangka menyusun rencana program K-3 atau perencanaan program K-3 perlu

ditentukan :

1. Skala prioritas bagi yang pareton

2. Apakah perlu Crash Program

3. Jangka waktu rencana :

· Jangka pendek

· Jangka menengah

· Jangka panjang

Program K-3 yang baik adalah program yang realistis yang dapat dilaksanakan dari

segi :

Pembiayaan

Kemampuaan personil (kualitas dan kuantitas)

Waktu yang tersedia

2.4.5. Contoh Program (K-3) Tahunan dan Bentuk Laporan

a. Contoh Program K-3 Tahunan Untuk Suatu Pertambangan :

Sasaran Utama :

1. Data angka kecelakaan :

· Meniadakan kecelakaan tambang berakibat mati

· Mengurangi angka Lost Time Accident

· Mengurangi korban kecelakaan < 5 orang

· Mengurangi frekuensi rate kecelakaan menjadi < 1,00

Page 16: Dokumen(1) Contoh k3

2. Latiahan/Training K-3

Kepada semua pimpinan satuan kerja harus meninjau kembali dan mengevaluasi

kebutuhan pelatihan K-3 karyawan dan mengusulkan pelatihan untuk tahun

berikutnya :

Seluruh karyawan harus sudah mendapat pelatihan :

· P3K

· Penandaan Kebakaran

· Dasar K-3

Seluruh pengawas harus mendapat pelatihan :

· STOP

· K-3 Terpadu

Seluruh Kepala Bagian sudah mendapat pelatihan

· (K-3) untuk supervisior di Pusdiklat Tekmira

d. Kursus penyegaran dan perdamaian bagi manajemen :

· Manajemen K-3

· Lost Control

3. Insruksi K-3 bersama satuan kerja terkait melaksanakan :

Setiap satuan kerja agar menetapkan angka yang harus dicapai pada ukuran waktu

tertentu dengan mengadakan pengendalian serta mengikuti aktivitas-aktivitas program

K-3 yang ditentukan.

4. Bidang K-3 :

· Membuat statistik K-3 tahunan

· Kampaye K-3

· Ceramah K-3

· Membuat poster, spanduk K-3

· Tanda-tanda peringatan dan larangan

· Menggalakan dan mengkoordinir setiap komite diseluruh satuan kerja

· Melaksanakan Inspeksi K-3 reguler

· Bersama satuan kerja terkait melaksanakan Safety Patrol berkala.

5. Lalu lintas

Page 17: Dokumen(1) Contoh k3

Bidang K-3 berasama satuan kerja terkait melaksanakan :

· Inspeksi jalan/traffic light

· Sweeping kendaraan

· Pemeriksaan pengemudi (SIM, dll)

b. Contoh Bentuk Laporan

Berdasarkan Kumpulan Peraturan Perundangan Bidang Pengawasan Teknis

Pertambangan. (Proyek Pembinaan Keselamatan Kerja dan Pengamanan Teknis

Pertambangan, September 1991) bahwa bentuk laporan K-3 Pertambangan sebagai

berikut :

I. PENDAHULUAAN

Memuat hal-hal sebagai berikut :

A. Dasar tugas

B. Penjelasan Singkat

C. Penyebab Kecelakaan Tambang

D. Ucapan terima kasih

II. KASUS KECELAKAAN TAMBANG

Memuat uraian pada saat menjelang terjadinya kecelakaan tambang, terjadinya

kecelakaan tambang dan tindakan pertolongan yang dilakukan sampai yang

bersangkutan dikirimkan ke rumah sakit.

III. PEMERIKSAAN KECELAKAAN TAMBANG

A. Data korban

B. Data teknis pemeriksaan peralatan atau tempat yang berkaitan dengan

kecelakaan tambang

C. Saksi-saksi

IV. ANALISA KECELAKAAN

A. Analisa terjadinya kecelakaan tambang termasuk pembuktian kecelakaan

tambang

B. Kesimpulan terjadinya kecelakaan tambang

- Pendorong terjadinya kecelakaan tambang

Page 18: Dokumen(1) Contoh k3

- Penyebab langsung kecelakaan (tindakan tidak aman dan atau kondisi tidak

aman)

- Jenis kecelakaan tambang

- Akibat kecelakaan tambang

- Kategoti kecelakaan tambang

V. TINDAKAN KOREKSI

Memuat saran-saran tindakan lanjut yang harus dilakukan oleh Kepala Teknik

Tambang agar kecelakaan tambang yang serupa tidak terjadi lagi.

Dengan LAMPIRAN :

- Sketsa terjadinya kecelakaan tambang

- Foto rekonsturksi

- Surat keterangan kematian

2.5. Kerugian-kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Tiap kerugian dari kecelakaan dapat terlihat dari adanya dan besarnya biaya yang

diakibatkan dari kecelakaan, yaitu :

- Kerusakan

- Kekacauan Organisasi

- Keluhan dan kesedihan

- Kelainan dan cacat

- Kematian

Sering biaya untuk kecelakaan ini sangat besar. Biaya dapat dibagi menjadi biaya

langsung dan biaya tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya atas PPPK,

pengobatan, dan perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah selama pekerja

tak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya atas kerusakan bahan-bahan, alat-

alat dan mesin (Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995, Pasal 39 dan 40). Sedangkan

biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan

beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi biaya ini meliputi berhentinya operasi

penambangan oleh karena pekerja-pekerja lain yang menolong atau tertarik dengan

peristiwa kecelakaan itu, biaya yang sedang diperhitungkan untuk menganti orang

yang sedang menderita oleh karena kecelakaan dengan orang baru yang belum bisa

Page 19: Dokumen(1) Contoh k3

bekerja di tempat itu

2.6. Bahaya-bahaya yang Timbul Akibat Debu

Berdasarkan Depertemen Energi dan Sumberdaya Mineral Badan Pendidikan

danPelatihan Teknologi Mineral dan Batubara bahwa bahaya-bahaya yang

ditimbulkan akibat kegiatan penambangan yaitu :

Penyakit alat pernafasan, penglihatan dan gangguan pada organ tubuh

Kerusakan peralatan atau mesin

Kecelakaan tambang.

2.6.1. Pengaruh Debu Terhadap Kesehatan Manusia

Berdasarkan Depertemen Energi dan Sumberdaya Mineral Badan Pendidikan

danPelatihan Teknologi Mineral dan Batubara bahwa akibat debu pada kegiatan

penambangan terhadap kesehatan manusia yaitu :

Kosentrasi yaitu jumlah butir partikel debu dalam satuan volume.

Ukuran partikel yaitu semakin kecil ukuran debu maka akan semakin berbahaya

karena luas permukaannya bertambah.

Waktu yaitu lamanya seseorang berhubungan dengan lingkungan yang berdebu,

biasanya memerluakan waktu 5 – 20 tahun baru kelihatan gejalahnya.

Daya tahan seseorang yaitu pengaruh terhadap kesehatan seseorang tergantung pada

daya tahan seseorang.

2.6.2. Bahaya dan Efek yang Timbul Akibat Kebisingan

Bahwa kebisingan dalam waktu yang lama/berkepanjangan dapat menimbulkan :

1. Kebisingan mempunyai bahaya pada manusia dan lingkingan, yaitu

Kehilangan pendengaran (tuli)

· Penyempitan arteri (pembulu darah)

· Meningkatkan rate detak jantung

· Meningkatkan arus adrenalin ke dalam darah

· Mengganggu syaraf

· Kerusakan struktural

· Kebanyakan jendelah (kaca) pecah/retak

2. Kebisingan mempuyai efek yang merugikan pada :

Page 20: Dokumen(1) Contoh k3

Mengganggu konsentrasi kerja dan daya kerja

Mengganggu komonikasi dan pembicaraan

Mengganggu masyarakat sekitarnya

2.6.3. Pengaruh Getaran Terhadap Tubuh dan Kesehatan Manusia

Bahwa efek getaran terhadap kesehatan sebagai fungsi dari besar atau kecilnya

frekuensi dapat dilihat pada tabel 2.2.

Frekuensi (Hz)

E f e k

0,1 – 1

1 – 10

10 – 1000

20 – 100

10 – 500

Rasa mual

Gangguan bicara

Gangguan terhadap pekerjaan

Kerusakan tulang punggung

Gangguaan alat pencernaan

Tabel 2.2

Frekuensi dan efek getaran terhadap kesehatan manusia

2.6.4. Bahaya-bahaya Lain

a. Bahaya pada peralatan yang :

· Tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat

· Tidak aman

· Tidak tertutup/tidak dilindungi

b. Bahaya lingkungan

· Becek, licin

· Kurang penerangan

· Berdebu, mengandung gas beracun

· Ceceran minyak/oil di lantai (pada area crusher)

Page 21: Dokumen(1) Contoh k3

· Instabilitas lapisan batuan (longsoran, runtuhnya bench)

2.7. Pencegahan dan Pengendalian Debu

a. Pencegahan

Mencegah timbulnya debu dengan cara mengendakan debu pada saat debu terbentuk,

yaitu dengan semprotan air (water sprayer) atau memperlakukan bahan galian dengan

proses basah.

b. Pengendalian

Metode dasar yang mudah diterapkan Untuk pengendalian debu yaitu dengan cara:

· Mengurangi timbulnya debu

· Mencegah timbulnya debu

· Memaki alat pelindung diri yang sesuai

2.8. Pengendalian Kebisingan

Pengendalian kebisingan perlu dilaksanakan agar tidak mengakibatkan

kerugian pada manusia dengan cara :

1. Rekayasa teknik

Melaksanakan penelitian, perencanaan dan pembuatan konstruksi peralatan/mesin-

mesin dengan tingkat kebisingan rendah (tidak bising) dan intensitasnya tidak

mengganggu daya kerja dan kenyamanan kerja.

2. Alat pelindung diri

Pengurangan pemaparan intensitas kebisingan terhadap pekerja dengan memakai alat

pelindung diri ear plug dan ear muff.

3. Administrasi

Mengatur waktu dan tempat kerja seseorang sehingga orang tersebut mendapat

pemaparan kebisingan dalam batas waktu dan intensitas yang diperkenangkan.

2.9. Pengendalian Getaran

1. Pengendalian secara rekayasa :

· Mengurangi tingkat getaran langsung pada sumbernya

· Mengurangi isolasi peredam diantara sumber dan penerima

2. Memasang tempat duduk operator sedemikian rupa sehingga intensitas getaran

yang sampai ke operator berkurang.

Page 22: Dokumen(1) Contoh k3

3. pengendalian secara administrasi yaitu lamanya waktu pemaparan pengaruh

getaran yang dikenankan di lingkungan kerja.

III. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Pelaksanaan Kerja Praktek inidimaksudkan untuk memenuhi salahsatu program mata

kuliah pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas veteran R.I

Makassar.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kerja praktek ini adalah agar mahasiswa dapat

mengaplikasikan serta dapat mengkolaborasikan antara teori dengan kondisi

sebenarnya di lapangan Sehingga mahasiswa dapat memahami, membandingkan,

menetapkan sertamengembangkan disiplin ilmu yang telah didapatkan dibangku

kuliah serta menerapkannya didunia industri.

IV. TARGET KEGIATAN

Adanya singkronisasi antara ilmu yang dipelajari selama kuliah dengan aplikasi

sebenarnya di lapangan sehinggamenjadi bekal untuk terjun kedunia industri yang

profesional.

Tercapainya dan terlaksananya persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Jurusan

Teknik Pertambangan Universitas Veteran R.I Makassar.

V. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan kerja praktek ini dilakukan di PT. Dayacayo Asritama, Kegiatan Kerja

Praktek ini direncanakan selama1(satu) bulan, yaitu mulai tanggal 13 Februari

2012sampai dengan tanggal 13Maret 2012.

VI. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Rencana waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek sebaimana terlampir.

VII. PROYEKSI ANGGARAN

Adapun proyeksi anggaran yang dibutuhkan didalam proses Kerja Praktek ini adalah

sebagaimana terlampir.

Page 23: Dokumen(1) Contoh k3

VIII. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat, semoga dapat memberikan gambaran kegiatan dan

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak, semoga apa yang kita

inginkan dapat terlaksana dengan baik, akhirnya rahmat dan ridho Allah SWT adalah

harapan kita semua.

Wallahuwaliyuttaufiqwalhidayah

WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatu.,

Makassar, 20 Februari 2012

Mengetahui Pemohon

Dekan

Ir. Muh. JufriNur, MT MUSDALIFAH JABBAR

NIP. 132 046 406 STB 2008 31 150