DOKUMEN - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan...

229
PEME KAL UPTD Jl. A. Yan Telp. 05 DOKUMEN RENCANA PENGE KPHP BONGAN Tahun 2016 ERINTAH PROVINSI LIMANTAN TIMUR TD KPHP BONGAN ni No. 1 Balikpapan 542-722540 Fax. 0542-731211 N ELOLAAN HUTAN JANGKA N TAHUN 2017-2026 PANJANG

Transcript of DOKUMEN - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan...

  • PEMERINTAH PROVINSIKALIMANTAN TIMURUPTD KPHP BONGANJl. A. Yani No. 1 BalikpapanTelp. 0542-722540 Fax. 0542-731211

    DOKUMENRENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKPHP BONGAN TAHUN 2017-2026

    Tahun 2016

    PEMERINTAH PROVINSIKALIMANTAN TIMURUPTD KPHP BONGANJl. A. Yani No. 1 BalikpapanTelp. 0542-722540 Fax. 0542-731211

    DOKUMENRENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKPHP BONGAN TAHUN 2017-2026

    Tahun 2016

    PEMERINTAH PROVINSIKALIMANTAN TIMURUPTD KPHP BONGANJl. A. Yani No. 1 BalikpapanTelp. 0542-722540 Fax. 0542-731211

    DOKUMENRENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANGKPHP BONGAN TAHUN 2017-2026

    Tahun 2016

  • Ringkasan Eksekutif

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Wilayah kerja UPTD KPHP Bongan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri KehutananNomor : SK. 674/Menhut-II/2011 yang kemudian diubah luasannya sesuai Nomor SK :718/Menhut-II/2014 menjadi seluas 335.238,99 ha yang sesuai dengan perkembangan hasilTata Batas BPKH Wilayah IV Samarinda menjadi 335.745,59 ha dimana cakupan wilayahkerjanya melintasi 3 (tiga) Kabupaten yaitu sebagian Penajam Paser Utara, Paser dan KutaiBarat.

    Hasil hutan kayu (HHK) dari potensi tegakan di KPHP Bongan bila dihitung total standingstock pada pohon diameter diatas 20 cm dengan luas 274.288 ha sebesar 88.726.682 m3

    dengan jenis pohon didominasi dari famili Dipterocarpaceae. Sedangkan potensi hasil hutannon kayu (HHNK) pada wilayah kelola KPHP Bongan masih didominasi rotan sega-semambu,madu, tanaman obat-obatan, bambu, gaharu, flora-fauna dilindungi, dll. Potensi JasaLingkungan dan Wisata Alam dalam wilayah kerja KPHP Bongan belum ada dikarenakanposisinya berada diluar wilayah kerjanya. KPHP Bongan juga akan mengembangkan potensikarbon terutama pada HL Gunung Beratus dan HL Gunung Ketam yang masih memilikipotensi besar untuk dapat dikelola. Potensi Wisata Sejarah dan Budaya yang berada di desaMuara Lambakan dan Rikong. Adanya 8 (delapan) perijinan dalam wilayah kelola KPHPBongan memberikan warna tersendiri bagi usaha kehutanan. Potensi tersebut belumdimanfaatkan dan dikelola secara maksimal dan profesional dikarenakan keterbatasansumber daya manusia dan kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar.

    Beberapa kegiatan yang akan dilakukan KPHP Bongan dalam 10 tahun kedepan adalahinventarisasi berkala dan penataan hutan, pemanfaatan kawasan hutan pada wilayahtertentu, program ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, pembinaan danpemantauan ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, penyelenggaraan RHL padaareal diluar ijin, pembinaan dan pemantauan RHL pada areal perijinan, penyelenggaraanperlindungan hutan dan konservasi alam, koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin,koordinasi dan sinergi dengan instansi terkait serta stakeholder terkait, pengembangandatabase KPH, rasionalisasi wilayah kelola, pengembangan investasi dan akan melakukanreview rencana pengelolaan bila diperlukan. Sedangkan target yang akan dicapai terdapatpada dokumen RPHJP ini.

    KPHP Bongan akan mewujudkan rencana kegiatannya melalui pola-pola kerjasama dankemitraan baik antar pemegang ijin, pemangku kepentingan atau stakeholder sertamasyarakat sekitar berupa silvopastura, silvofishery, agroforestry dan lainnya yang padaakhirnya dapat memberikan manfaat dan keuntungan untuk semua pihak. Diharapkankedepannya KPHP Bongan dapat menuju KPH yang mandiri dalam rangka menunjangpembangunan Nasional.

  • Kata Pengantar

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    i-1

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Penyusunan DokumenRencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Bongan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Dokumen RPHJP KPHPBongan ini disusun sebagai bagian dari upaya membangun tata kelola pengelolaan hutanyang baik. Dokumen RPHJP ini dimaksudkan untuk menggambarkan arah pengelolaan hutanproduksi KPHP Bongan dalam jangka waktu 10 tahun ke depan sesuai dengan visi dan misiyang ingin dicapai.

    Di dalam dokumen ini juga dipaparkan sumber-sumber kekuatan yang ada yang dapatdimaksimalkan untuk pencapaian tujuan. Selain itu berbagai peluang yang sekiranya dapatdibangkitkan sebagai modal bagi pengelolaan hutan juga turut dipaparkan. Yang lebihpenting dari dokumen ini adalah adanya kerangka pembagian peran berbagai stakeholderyang ada dan bekerja di kawasan ini khususnya masyarakat di sekitar kawasan KPHP Bongan.

    Ucapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada Kepala Balai PemantapanKawasan Hutan (BPKH) Wilayah IV Samarinda yang telah membantu secara administrasi danpendanaan hingga dokumen ini dapat diselesaikan. Demikian pula ucapan terima kasihdisampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala BalaiPengelolaan Hutan Produksi (BPHP) Wilayah XI Samarinda dan Tim Pakar dari FakultasKehutanan Universitas Mulawarman yang telah memberikan masukan dan warna tersendiridalam penyusunan dokumen RPHJP KPHP Bongan ini.

    Samarinda, Desember 2016

    Kepala KPHP Bongan,

    H. Eddy Rieswanto, SH, MMNIP. 19620101 198303 1 052

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-1

    BAB I.PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan secara tegas telahmengamanatkan bahwa pengelolaan hutan dilaksanakan sampai pada tingkat unitpengelolaan. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 menjabarkan lebih jauh bahwa yangdimaksud dengan unit pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) sebagai unitpengelolaan hutan terkecil dengan tugas pokok dan fungsi mengelola hutan secara efisiendan lestari. Pembentukan KPH di seluruh kawasan hutan adalah implementasi dari amanahtersebut sebagai penyelenggaraan pengelolaan hutan di tingkat tapak dan dalam rangkapemantapan kawasan hutan. Dalam prakteknya penyelenggaraan pengelolaan hutan padatingkat tapak oleh KPH bukan memberi ijin pemanfaatan hutan, melainkan melakukanpengelolaan hutan termasuk mengawasi kinerja pengelolaan hutan yang dilakukan olehpemegang ijin. Sehingga KPH menjadi pusat informasi mengenai kekayaan sumber dayahutan dan menata kawasan hutan menjadi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan olehberbagai ijin dan/atau dikelola sendiri pemanfaatannya, melalui kegiatan yang direncanakan.Pemberian izin sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku masih wewenangMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Bongan (Unit XXXII) berada di ProvinsiKalimantan Timur dan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan MenteriKehutanan Nomor: SK.674/Menhut-II/2011, Tanggal 01 Desember 2011 Tentang PenetapanWilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) di Provinsi Kalimantan Timur dengan luas 421.745 Ha. Kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.718/Menhut-II/2014,terdapat perubahan luasan wilayah KPHP Bongan menjadi 335.238,99 Ha. Berdasarkanperkembangan tata batas yang telah dilakukan oleh BPKH Wilayah IV Samarinda terdapatperbedaan luas sekitar ± 506 hektar dan sudah ada Berita Acara penetapan hasil tatabatasnya sehingga Wilayah kerja KPHP Bongan menjadi 335.745,59 Ha. KPHP Bongan beradapada lintas 3 (tiga) Kabupaten yaitu sebagian kecil Kabupaten Penajam Paser Utara,Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat. Kemudian terbentuklan KPHP Bongan sesuaidengan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor : 77 Tahun 2013 tentang Organisasidan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.

    Terbentuknya KPHP Bongan diharapkan dapat lebih mendorong implementasi desentralisasiyang nyata, optimalisasi akses masyarakat terhadap sumberdaya hutan sebagai salah satujalan resolusi konflik, kemudahan dan kepastian investasi, tertanganinya wilayah tertentu

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-2

    yang belum ada pengelolanya yaitu areal yang belum dibebani izin, serta upaya untukmeningkatkan keberhasilan rehabilitasi dan perlindungan hutan pada kawasan hutan yangada di Provinsi Kalimantan Timur.

    Tata hutan dan rencana pengelolaan merupakan salah satu tahapan dan instrumen pentinguntuk menjamin terlaksananya tugas dan fungsi KPHP Bongan dalam melakukan pengelolaanhutan secara efektif dan efisien. Dengan demikian perlu dilaksanakan tata hutan danpenyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan,sebagaimana petunjuk teknis yang telah diatur oleh Kementerian kehutanan melaluiPeraturan Direktur Jendral Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tanggal 14Maret 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP).

    RPHJP berfungsi sebagai arahan dalam pengelolaan KPHP untuk kurun waktu 10 tahundengan memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisilingkungan di dalam dan sekitar wilayah KPHP Bongan.

    B. TUJUAN PENGELOLAAN

    Tujuan pengelolaan hutan oleh KPHP Bongan adalah terwujudnya kelestarian hutan baik dariaspek ekonomi, lingkungan, maupun aspek sosial. Kelestarian hutan dari aspek ekonomi diwujudkan dengan kelestarian hasil hutan, baik produksi kayu maupun bukan kayu serta jasalingkungan. Kelestarian lingkungan diwujudkan dengan berfungsinya hutan sebagai pengaturtata air, perlindungan tanah dan perubahan iklim. Sedangkan aspek sosial diwujudkandengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan.

    C. SASARAN

    Sasaran pengelolaan hutan KPHP Bongan adalah :

    1) Inventarisasi berkala dan penataan hutan dengan target 1 kali IHMB dan tata batassepanjang 71,2 km.

    2) Pemanfaatan kawasan hutan di wilayah tertentu dengan target 45.019 hektar, sertapemanfaatan HHBK 3 komoditas (rotan, madu dan tumbuhan obat-obatan).

    3) Pemberdayaan masyarakat didalam dan disekitar wilayah KPHP Bongan dengan targetfasilitasi perhutanan sosial kepada 10 kelompok tani, 10 desa/kampung.

    4) Pembinaan dan pemantauan pemegang ijin dengan target 8 IUPHHK.

    5) Penyelenggaraan rehabilitasi hutan diluar ijin, dengan target 217.670 hektar pada 3Resort.

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-3

    6) Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam dengan target patrolipengamanan hutan sebanyak 240 kali dan pembentukan Masyarakat Peduli Api sebanyak15 kelompok untuk 3 Resort.

    7) Koordinasi dan sinkronisasi dengan pemegang ijin dan stakeholder terkait sebanyak 80kali.

    8) Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM dengan melakukan perekrutan personilsebanyak 100 orang serta melakukan pelatihan 100 kali.

    Sasaran kegiatan yang akan dicapai KPHP Bongan tertuang dalam RPHJP dan disesuaikandengan Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) 2011-2030 maupun RencanaKehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) Kaltim 2011-2030 yakni sebagai berikut:

    1. Pembangunan kehutanan berkelanjutan (sustainable forest development), yangdibangun berlandaskan pada sinergitas basis ekologi, basis ekonomi dan basis sosialpembangunan sektor kehutanan (selaras sasaran capaian pembangunan sektorkehutanan dalam RKTN 2011-2030).

    2. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan informasikehutanan (selaras dengan tujuan untuk menciptakan kepastian kawasan hutan sebagaidasar penyiapan prakondisi pengelolaan sumber daya hutan secara lestari dalam Visidan Misi Renstra Kementerian Kehutanan 2010-2025).

    3. Pembangunan kehutanan yang terpadu dan berkelanjutan (selaras sasaran RKTPKalimantan Timur 2011-2030), dengan menggaris-bawahi: Memadukan antara tujuan efisiensi ekonomi SDH, integritas ekologi, keadilan

    sosial dan identitas budaya; Memadukan antara kepentingan vertikal (pusat, provinsi dan kabupaten/kota) dan

    kepentingan horisontal (antar sektor) dan spasial (hulu dan hilir, KBK dan APL). Menyinambungkan antara kepentingan generasi sekarang dengan kepentingan

    generasi yang akan datang; Menyinambungkan antara kebutuhan produk/jasa (industri dan pasar) dan

    kapasitas pasokannya (sumber daya dan tapak).

    D. RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup dari Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan initerinci sebagai berikut :

    1. Inventarisasi Berkala dan Penataan Hutan. Untuk Inventarisasi berkala diantaranyameliputi : a). Inventarisasi Potensi Kayu melalui IHMB yang akan dilaksanakan per 10tahun dan ITSP per tahun yang akan dilokuskan pada Blok Pemanfaatan HHK-HA (WT4) seluas 45.019 ha. b). Inventarisasi Potensi HHBK melalui pemetaan potensi dansebaran HHBK diseluruh wilayah KPHP Bongan khususnya pada Blok Pemanfaatan

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-4

    HHBK-Jasling (WT 1, WT 2,WT 4, WT 7 dan WT 8) seluas 14.923 ha. c). InventarisasiJasa Lingkungan diseluruh wilayah KPHP Bongan terutama pada Blok PemanfaatanHHBK-Jasling (WT 1, WT 2,WT 4, WT 7 dan WT 8) dengan mencari potensi sumber airuntuk pengembangan sumber air bersih dan PLTA serta iventarisasi potensi karbon.d). Inventarisasi Sosial Budaya Ekonomi dengan target 26 desa dilakukan secarabertahap sekitar 5 desa per tahun untuk mengetahui pola ketergantunganmasyarakat dengan hutan, penguasaan lahan oleh masyarakat, perekonomian,budaya, dll. Penataan hutan dilakukan melalui : a). Tata Batas Luar Wilayah KPHPBongan dengan target pada Lokasi 2 sepanjang 71,2 Km. b). Penataan batas blokpada wilayah KPHP Bongan sepanjang 69,3 Km dan akan bekerjasama dengan BPKHWilayah IV Samarinda serta Pemegang Ijin atau KPH lain yang berdekatan, termasukrencana kegiatan sosialisasi tata batas serta pemeliharaannya.

    2. Pemanfaatan Kawasan Hutan Pada Wilayah Tertentu (WT) dengan total luas 93.859ha. Kegiatan yang telah direncanakan diantaranya a). Pemanfaatan WT di HutanProduksi untuk pemanfaatan HHK difokuskan pada eks PT. Indowana Arga Timberseluas 45.019 ha (WT 4); pemanfaatan HHBK dengan luasan 14.923 ha difokuskanpada Kendesiq, sekitar PT. Timber Dana serta Kelurahan Sotek pada BlokPemanfaatan HHBK-Jasling (WT 1, WT 2, WT 4, WT 7, WT 8) ; pengembangan jaslingdan penyerapan karbon difokuskan pada Hutan Lindung Gunung Beratus ;pemanfaatan hutan untuk program ketahanan pangan diutamakan pada BlokPemberdayaan (WT 3 dan 5) seluas 1.909 ha dan Blok Pemanfaatan HHBK-Jaslingpada WT 8 seluas 1.909 ha denga total luasan untuk program ketahanan pangan3.818 ha. b). Pemanfaatan WT di Kawasan HL khususnya di HL Gunung Beratus seluas28.290,88 ha yang menjaadi Blok Pemanfaatan untuk jasa lingkungan dan HHBK.

    3. Pemberdayaan Masyarakat melaui : a). Pengembangan Skema Perhutanan Sosialberbasis masyarakat seperti hutan desa (HD), hutan tanaman rakyat (HTR), hutankemasyarakatan (HKm) dan hutan rakyat (HR) seluas 82.207,77 ha pada BlokPemanfaatan HL, Pemanfaatan HHBK-Jasling dan Pemanfaatan HHK-HA. b).Kemitraan Kehutanan dalam Pengelolaan WT (KPH dengan masyarakat) seluas45.019,17 ha. c). Fasilitasi Kemitraan antara Masyarakat dengan Pemegang Ijinterutama terkait konflik tenurial, pemanfaatan limbah, pengembangan HHBK danjasling. d). Peningkatan kapasitas Kelembagaan Masyarakat dengan memberikanpelatihan atau fasilitasi pembentukan kelembagaan masyarakat termasuk KelompokTani Hutan dengan target 2 kali dalam setahun e). Pengembangan programKetahanan Pangan pada Blok Pemberdayaan Masyarakat yakni di WT 3 seluas 1.520ha, WT 5 seluas 389 ha dan Blok Pemanfaatan HHBK-Jasling di WT 8 seluas 1.909 ha.

    4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan serta Penggunaan KawasanHutan Pada Areal Yang Berizin meliputi : a). Pembinaan dan Pemantauan IzinPemanfaatan Hutan melalui rencana kegiatan penyusunan SOP pengawasan danevaluasi izin pemanfaatan hutan, melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-5

    TPTI, THPB, pertimbangan teknis rencana pemanfaatan hutan pada pemegang izin,pendampingan sertifikasi, peningkatan kapasitas pemegang izin, sosialisasi peraturan,dll kepada 8 IUPHHK. b). Pembinaan dan Pemantauan Izin Penggunaan Kawasan.Dalam KPHP Bongan tidak terdapat izin penggunaan kawasan, namun sebagaiantisipasi adanya permohonan dimasa yang kana datang maka KPHP Bongan akanmelakukan kegiatan yang sejenis seperti tersebut diatas.

    5. Penyelenggaraan RHL pada Areal Kerja diluar Izin melalui kegiatan penanaman dilokasi Blok Pemanfaatan HHK-HT dan Blok Pemanfaatan HHK-HA seluas 217.670 hadengan Tingkat Prioritas I (Sangat Kritis) dan Prioritas II (Kritis) khususnya pada WT 6dan WT 8.

    6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Areal YangBerizin melalui : a). Pembinaan dan Pemantauan RHL pada Izin Pemanfaatan Hutan(HA/HT) dengan melakukan pemetaan wilayah rencana RHL pada masing-masingpemegang izin, menyusun SOP pembinaan dan pemantauan, pembinaan teknis RHLdan sosialisasi peraturan terkait RHL pada 8 IUPHHK. b). Pembinaan dan PemantauanRHL pada Izin Penggunaan Kawasan Hutan tidak ada target karena di KPHP Bongantidak terdapat Izin Penggunaan Kawasan Hutan. Namun KPHP Bongan tetapmembuat rencana pembinaan dan pemantauannya berupa kegiatan sejenis sepertitersebut diatas.

    7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam melaluikegiatan : a). Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dengan kegiatan identifikasifaktor penyebab kerusakan hutan, peta rawan keamanan hutan, sosialisasi peraturankehutanan, patroli pengamanan hutan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan,pembentukan Organisasi Brigdalkarhutla (Brigade Pengendalian Kebakaran Hutandan Lahan) b). Peyelenggaraan KSDA melalui rencana kegiatan identifikasi danpemetaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi (HCVF), pengawetankeanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, pemanfaatan secaralestari sumber daya alam pada seluruh wilayah kerja KPHP Bongan.

    8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antara Pemegang Izin terkait dariaspek perencanaan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan, perlindungan dan KSDA,RHL, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan investasi dengan sasaran 8IUPHHK.

    9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait, rencananya akandilaksanakan pada semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan untuk10 tahun kedepan baik antar Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kotatermasuk Lembaga Swadaya Masyarakat dan NGO yang ada dalam wilayah kerjaKPHP Bongan.

    10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM, melalui penambahan pegawai untukkebutuhan 10 tahun mendatang direncanakan sebanyak 100 orang dibandingkandengan kondisi sekarang berjumlah 62 orang termasuk tenaga kontrak dan Bakti

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-6

    Rimbawan. Sedangkan untuk peningkatan kapasitas aparatur akan dilakukanpendidikan dan pelatihan terutama diklat teknis yang nantinya akan disebar ke 3Resort.

    11. Pemenuhan Sarana dan Prasarana, direncanakan akan diprioritaskan untukkebutuhan masing-masing Resort sesuai dengan ketersediaan dana.

    12. Penyediaan Pendanaan, direncanakan KPHP Bongan dalam 10 tahun kedepan akandibantu melalui skema APBD Provinsi Kalimantan Timur, APBN, Pihak Lain (NGO, CSR,Lembaga Donor,dll) dan Hasil Pengembangan Investasi KPHP Bongan.

    13. Pengembangan Database KPH, melalui rencana kegiatan berupa pengadaan sapraspenunjang pengembangan database, tenaga pengelola database berlatar belakang IT,membangun system database online, pembuatan SOP protokol dan mekanismepertukaran serta pengolahan data sampai pada penyimpanan atau pengarsipan dataKPH.

    14. Rasionalisasi Rencana Kelola KPHP Bongan, dengan rencana usulan seluas 336 hadari areal IUPHHK-HA PT. Telaga Mas Kalimantan karena sebagian besar arealIUPHHK-HA PT. Telaga Mas Kalimantan masuk ke dalam KPHP Telake sehingga akanlebih efektif jika luasan kelolanya masuk kedalam pengawasan dan pembinaan KPHPTelake.

    15. Review rencana pengelolaan KPHP Bongan, direncanakan akan dilakukan peninjauanminimal 5 tahun sekali untuk mengantisipasi adanya perubahan dan perkembanganselama masa pengelolaannya sehingga bisa lebih fleksibel dalam penerapan RPHJPnya.

    16. Pengembangan Investasi untuk rencana bisnis (business plan) KPHP Bongan berbasismasyarakat dan produk unggulan setempat secara garis besar melalui kegiatanpengelolaan hasil hutan kayu terpadu, pengelolaan HHBK, pengembangan wisataalam dan jasa lingkungan, pengembangan perbenihan dan pembibitan.

    17. Merumuskan sistem pemantauan dan evaluasi atas rencana pengelolaan hutanKPHP Bongan guna memastikan seluruh rencana kelola yang telah disusun dapatdirealisasikan sesuai dengan tata waktu yang telah ditentukan.

    E. BATASAN PENGERTIAN

    Dalam rangka lebih memahami dokumen Rencana Pengelolaan Hutan dalam wilayahKPHP Bongan, maka perlu diuraikan beberapa batasan pengertian yang diambil dariberbagai peraturan perundangan yang berlaku baik di sektor kehutanan maupunkelautan dan perikanan.

    1. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untukdipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-7

    2. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunanrencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

    3. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakupkegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem danpotensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaatyang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

    4. Inventarisasi Hutan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah rangkaian kegiatanpengumpulan data untuk mengetahui keadaan dan potensi sumberdaya hutan danlingkungannya secara lengkap.

    5. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada KPH yang memuat semua aspekpengelolaan hutan dalam kurun waktu jangka panjang dan pendek, disusunberdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan dan memperhatikan aspirasi,peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan dalam rangkapengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yanglebih optimal dan lestari.

    6. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan hutan padatingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka benahpembangunan KPHL dan KPHP.

    7. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana Pengelolaan Hutanberjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis petakdan/atau blok.

    8. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayuserta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untukkesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

    9. Penggunaan Kawasan Hutan merupakan penggunaan untuk kepentinganpembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok kawasanhutan.

    10. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan,kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan menjagahak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan,investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

    11. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan, mempertahankan, danmeningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas danperanannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

    12. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahandan vegetasi yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai denganperuntukannya.

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-8

    13. Wilayah Tertentu (WT) adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belummenarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya sehinggapemerintah perlu menugaskan Kepala KPH untuk memanfaatkannya.

    14. Kesatuan Pengelolaan Hutan adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokokdan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

    15. Kesatuan Pengelolaan Hutan produksi selanjutnya disebut KPHP adalah KPH yang luaswilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.

    16. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL dan KPHP yangmerupakan bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dipimpin oleh Kepala ResortKPHL dan KPHP dan bertanggung jawab Kepada Kepala KPHL dan KPHP.

    17. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah bagian dari wilayah KPHL danKPHP yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensipengelolaan.

    18. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usahapemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yangsama.

    19. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui Kemitraan Kehutanan adalah upayauntuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat untukmendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui KemitraanKehutanan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

    20. Masyarakat setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga negara RepublikIndonesia yang tinggal di dalam dan/atau di sekitar hutan, yang bermukim di dalamdan di sekitar kawasan hutan yang memiliki komunitas sosial dengan kesamaan matapencaharian yang bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruhterhadap ekosistem hutan.

    21. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat denganPemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin usahaindustri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan dalampengembangan kapasitas dan pemberian akses, dengan prinsip kesetaraan dan salingmenguntungkan.

    22. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidangkehutanan.

    23. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinasdan badan. Pelaksana teknis dimaksudkan melaksanakan sebagian kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjang. UPTD memiliki wilayah kerja di satuatau beberapa daerah kabupaten/kota.

    24. Blok Areal Efektif Untuk Produksi adalah Areal Produksi Efektif (APE) merupakanareal dari IUPHHK-HA yang efektif untuk kegiatan produksi yang ditentukanberdasarkan hasil pengurangan dari luas areal IUPHHK-HA dengan kawasan lindungdan Areal yang tidak efektif untuk produksi.

  • Bab I. Pendahuluan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    I-9

    25. Blok Areal Kawasan Lindung adalah bagian Areal dari IUPHHK-HA yang berfungsisebagai kawasan perlindungan yang terdiri dari : sempadan sungai, kelerengan >40%,mata air, tanah berbatu dan buffer zone Hutan Lindung.

    26. Blok Areal tidak Efektif untuk Produksi adalah bagian areal IUPHHK-HA yang tidakefektif untuk produksi yang terdiri dari: areal kebun benih, Areal Perlindungan plasmaNutfah (APPN), Petak Ukur Permanen (PUP), Sarana prasarana dan badan sungai.

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-1

    BAB II.DESKRIPSI KAWASAN

    A. RISALAH WILAYAH KPHP BONGAN1. Informasi Letak Geografis

    Secara geografis KPHP Bongan sebagai salah satu dari 21 KPH yang dikelola oleh ProvinsiKalimantan Timur terletak antara 115°39'54,53"BT – 116°36'34,39"BT dan antara0°39'48,161"LS – 1°21'14,851"LS. Secara administrasi pemerintahan terletak dalam 3 wilayahKabupaten, yaitu: Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara dan KabupatenPaser. Wilayah kerja KPHP Bongan berada pada 7 Kecamatan dan 26 desa/kampung yangsecara rinci disajikan dalam Tabel II-1 berikut.

    Tabel II-1. Luas KPHP Bongan berdasarkan Wilayah Administrasi PemerintahanNo. Kabupaten Kecamatan Desa/Kampung Luas (Ha) Persen (%)

    1. Kutai Barat

    Bongan(6 kampung)

    1. Muara Siram2. Lemper3. Deraya4.Tanjung Soke5. Gerunggung6. Pring Talik

    93.328,15 27,8

    Bentian Besar (3 kampung)1. Sambung2. Tende3. Randa Empas

    14.887,20 4,5

    Jempang (1 kampung) 1. Pentat 2.245,15 0,7

    Siluq Ngurai (4 kampung)

    1. Lendian2. Kendesiq3. Penawang4. Rikong

    59.344,10 17,7

    2. Penajam PaserUtara

    Penajam (4 kelurahan)

    1. Riko2. Bukit Subur3. Sepan4. Sotek

    27.020,19 8,1

    Waru (3 desa)1. Api-api2. Sesulu3. Waru

    15.130,31 4,3

    3. Paser Longkali (5 desa)

    1. Kepala Telake2. Muara Lambakan3. Perkuwin4. Muara Toyu5. Munggu

    123.800,49 36,9

    Total 26 335.745,59 100,0Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

    Dari Tabel II-1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (50,7%) wilayah kelola KPHPBongan terletak dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Kutai Barat. Selanjutnyaberdasarkan kondisi hidrologis wilayah kelola KPHP Bongan terletak pada DAS Mahakam

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-2

    (170.138 ha atau 50,7%), DAS Telake (120.451 ha atau 35,9%), DAS Tunan (35.300 ha atau10,5%), dan DAS Riko (9.847 ha atau 2,9%). Artinya sekitar 86% wilayah kerja KPHP Bonganmasuk di DAS Mahakam dan DAS Telake. Luas Wilayah KPHP Bongan telah mengalamiperubahan dan penyesuaian sebanyak 3 kali. Luasan awal KPHP Bongan menggunakan SK.Menteri Kehutanan Nomor SK.674/Menhut-II/2011 Tanggal 1 Desember 2011 tentangPenetapan Wilayah KPHL dan KPHP Provinsi Kalimantan Timur yakni seluas 421.745 Ha.Kemudian sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 718/Menhut-II/2014Tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara, luas KPHPBongan berkurang menjadi 335.238,99 ha sebagaimana pada tabel berikut :

    Tabel II-2. Luas KPHP Bongan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 674/Menhut-II/2011dan SK.718/Menhut-II/2014

    No. Uraian Fungsi Kawasan Hutan Luas (Ha) Persen (%)

    1. SK.674/Menhut-II/2011

    Hutan Lindung (HL) 31.953 7,50Hutan Produksi Terbatas(HPT) 164.575

    39,10

    Hutan Produksi Tetap (HP) 225.217 53,40Luas Keseluruhan 421.745 100,00

    2. SK.718/Menhut-II/2014

    Hutan Lindung (HL) 31.952,24 9,53Hutan Produksi Terbatas(HPT)

    135.229,65 40,34

    Hutan Produksi Tetap (HP) 165.948,20 49,50Htn Prod.dpt dikonversi 2.108,90 0,63

    Luas Keseluruhan 335.238,99 100,00Sumber: SK.674Menhut-II/2011, SK.718Menhut-II/2014

    Selanjutnya berdasarkan peta perkembangan tata batas oleh BPKH IV Samarinda, dilakukankembali penyelarasan batas KPHP Bongan sehingga terdapat perbedaan luas dari 335.238,99ha (SK.718/Menhut-II/2014) menjadi 335.745,59 ha. Tabel II-3 berikut menampilkan luasanKPHP Bongan dan pemabgian kawasan hutan berdasarkan fungsinya setelah dilakukanpenyelerasan dengan perkembangan tata batas.Tabel II-3. Luas KPHP Bongan berdasarkan Peta Tata BatasNo. Uraian Fungsi Kawasan Hutan Luas (Ha) Persen (%)

    1.Peta perkembanganTata Batas BPKH WilayahIV Samarinda

    Hutan Lindung (HL) 32.008,76 9,53Hutan Produksi Terbatas(HPT)

    126.806,39 37,77

    Htn Prod.dpt dikonversi 12.262,99 3,65Hutan Produksi Tetap (HP) 164.667,51 49,05

    Luas Keseluruhan 335.745,59 100,00Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-3

    Dari tabel II-2 dan II-3 tersebut diatas dapat dilihat adanya perbedaan jumlah luasan kelolaKPHP Bongan dari hasil peta perkembangan Tata Batas yang telah dilakukan BPKH Wilayah IVSamarinda seluas ± 497 hektar. Sehingga pada penyusunan dokumen rencana PengelolaanJangka Panjang KPHP Bongan mengacu pada luasan yang telah dipetakan oleh BPKH WilayahIV Samarinda sebesar 335.745,59 hektar.

    2. Aksesibilitas dan Infrastruktur

    Ketersediaan infrastruktur merupakan elemen penting dalam operasional pengelolaan hutandi lapangan karena berkaitan dengan “tingkat aksesibilitas” (tingkat keterjangkauan kawasanhutan). Dalam wilayah kerja KPHP Bongan terdapat beberapa akses jalan dan infrastrukturyang dapat menunjang kegiatan pengelolaan kedepannya agar lebih optimal. Namun tidaksedikit juga terdapat keterbatasan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

    a) Sarana Jalan

    Jaringan jalan di KPHP Bongan cukup banyak. Terdapat jalan negara yang posisinya tidak jauhdari wilayah KPH, jalan provinsi, jalan perusahaan IUPHHK, dan jalan kabupaten. Jalannegara penghubung antar provinsi yakni Samarinda-Balikpapan-Banjarmasin kondisinyaberaspal dan secara umum baik. Jalan angkutan kayu bulat (logs) atau Logging Road berupajalan tanah yang sebagian ditaburi dengan kerikil kondisinya juga relatif baik karena selaludirawat. Kondisi fisik jalan tersebut bukan jalan dengan pengerasan (all weather road).Sementara jalan kabupaten ada yang berupa aspal, jalan cor semen dan jalan tanah. Jalanprovinsi yang menghubungkan Penajam - Sepaku – Km 38 Balikpapan sudah beraspal,namun kondisinya kurang baik karena sebagian besar aspalnya berlubang. Dengan kondisijalan darat yang relatif baik sebagaimana dikemukakan di atas, maka areal KPH Bongan jugasangat rawan terjadinya ilegal logging maupun perambahan hutan. Untuk wilayah KutaiBarat dan Paser sebagian besar jalan negara dan provinsi masih dapat dikatakan baik.Namun demikian untuk menuju desa atau kampung dalam wilayah kerja KPHP Bongandiperlukan kendaraan lapangan (four wheel drive) dikarenakan kondisi jalan yang tidak baik,apalagi jika dalam kondisi hujan, khususnya untuk wilayah kerja pada daerah Paser dan KutaiBarat.

    b) Sarana Transportasi

    Aksesibilitas yang ada pada wilayah KPHP Bongan yaitu melalui jalan darat. Semua desa/kotadan unit pengelola dapat diakses dengan jalan darat. Sarana transportasi umum yang regulersudah ada, antara lain yaitu dari Penajam ke Sotek. Untuk transportasi lain antar desa bisamenggunakan sistem sewa kendaraan (carter) baik mobil maupun motor, dengan hargabervariasi sesuai dengan jarak tempuhnya. Selain menggunakan kendaraan carter,masyarakat biasa ikut menumpang kendaraan-kendaraan operasional pemegang IUPHHK-

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-4

    HT. Bagi perusahaan hal tersebut dianggap sebagai bagian dari upaya pembinaanmasyarakat.

    c) Kelistrikan

    Infrastruktur listrik belum menjangkau semua wilayah KPHP Bongan. Perusahaan ListrikNegara (PLN) baru menjangkau terutama desa/kelurahan yang berada di sekitar ibu kotakabupaten dan kecamatan. Pada desa atau kampung yang berdekatan dengan ibukotakecamatan masih diberlakukan jam pemadaman secara tetap dari jam 06.00 wita sampai18.00 wita. Tetapi pada umumnya desa/kelurahan yang berada di dalam wilayah KPHPBongan masih sangat terbatas jaringan listriknya sehingga masyarakat menggunakan mesingenset pribadi dan solar cell atau memanfaatkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)yang merupakan program bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.Walaupun begitu tidak semua alat PLTS dapat berfungsi dengan baik bahkan lebih banyakyang telah rusak. Oleh karenanya untuk sebagian wilayah Paser dan Kutai Barat yang masukdalam wilayah kerja KPHP Bongan masih banyak yang terkendala dengan fasilitaspenerangan.

    d) Sarana Telekomunikasi

    Dengan wilayah yang relatif luas, infrastruktur komunikasi menjadi sangat vital dalam rangkaefektifitas dan efisiensi pengelolaan di Wilayah KPHP Bongan. Telepon seluler (handphone)sebagai sebagai sarana komunikasi yang paling efektif dan efisien selama ini sudah dapatmenjangkau sebagian kecil wilayah desa/kelurahan di areal kelola KPHP Bongan khususnyayang berada dekat dengan Kecamatan. Sedangkan desa yang lokasinya cukup jauh darikecamatan masih belum terlayani jaringan telekomunikasi seluler baik dari Telkom maupunoperator seluler lainnya.

    3. Batas-batas Wilayah

    KPHP Bongan terdiri dari dua lokasi yang terpisah. Secara fisik di lapangan batas wilayahkelola KPHP Bongan sebagian besar merupakan batas alam berupa sungai dan batas buatantetap berupa pal atau patok. Sebagian areal KPHP Bongan sudah dilakukan tata batas olehBPKH. Secara rinci disajikan dalam Tabel II-4 di bawah:

    Tabel II-4. Batas-batas Luar Wilayah Kelola KPHP Bongan

    Perbatasan WilayahPanjang

    (Km)Lokasi 1

    Utara Areal Penggunaan Lain (Perkebunan Sawit) 157,2Barat Provinsi Kalimantan Tengah, Areal Penggunaan Lain (Perkebunan Sawit),

    KPH Telake 94,0Selatan Areal Penggunaan Lain, KPH Telake 55,8Timur Areal Penggunaan Lain, KPH Meratus 143,0Tengah Batas KPH dengan APL yang berada dalam KPH 48,3

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-5

    Perbatasan WilayahPanjang

    (Km)Lokasi 2

    Utara Kampung Rikong 7,1Barat Kampung Tendiq, Kampung Kiaq, Kampung Lendian 17,5Selatan Kampung Kendesiq 6,5Timur Kampung Penawang, Kampung Rikong 18,2Tengah Kampung Kendesiq 21,9

    Total 569,5Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

    Dari Tabel II-4 di atas ternyata bahwa batas wilayah kelola KPHP Bongan sangat panjang,terdiri sebagian besar adalah batas buatan dan batas alam, perkebunan dan kebunmasyarakat. Pada batas KPH yang belum ditata batas, prioritas penyelesaian tata batasadalah perbatasan dengan batas dengan APL.

    4. Sejarah Wilayah Pengelolaan KPHP

    Wilayah KPHP Bongan merupakan wilayah yang sejarah pengelolaannya relatif dinamis danberkembang. Berbagai kegiatan pengelolaan baik pemanfaatan IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, danpenggunaan kawasan lain pernah dilakukan di Wilayah KPHP Bongan baik pada HutanProduksi maupun Hutan Lindung.

    a) Sejarah Pengelolaan Hutan Produksi

    Sejak tahun 1970-an Kawasan Hutan Produksi yang ada pada wilayah KPHP Bongan sudahdikelola melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang pada saat itu disebut denganHak Pengusahaan Hutan (HPH). HPH/IUPHHK-HA yang pernah beroperasi pada KPHP Bonganadalah:

    PT. Balikpapan Forest Industries yang mulai beroperasi sejak tahun 70-an, SK HPH No.539/Kpts/Um/12/69 dengan luas 247.000 hektar dan diperbarui dengan SK No.60/Kpts-II/1995 seluas 174.600 hektar. Kemudian mendapat SK perpanjangan IUPHHKNo. 529/Menhut-II/2009 Tanggal 10 September 2009 dengan luas 140.845 hektar,yang sekarang berubah nama menjadi PT. Balikpapan Wana Lestari dan masih aktifsampai sekarang.

    PT. Inne Dong Hwa Development Co.Ltd dengan luas 100.000 ha, kemudian beralih kePT. Inhutani (SK sudah dicabut).

    PT. Indowana Arga Timber, SK HPH No. 84/Kpts-II/1995 seluas 48.303 hektar (SKsudah dicabut)

    PT. Sumber Mas Timber 1 (SK sudah dicabut). PT. Hariati Timber Indonesia (SK sudah dicabut).

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-6

    PT. Timber Dana SK HPH No.123/Kpts/Um/2/81 80/Kpts-II/2000 seluas 76.340 hektaryang diperbarui melalui SK No .186/Menhut-II/2014 tanggal 24-02-2014.

    PT. Hayam Wuruk (SK sudah dicabut). PT. Telakai Mandiri Sejahtera SK. 106/Menhut-II/2006 seluas 12.320 hektar, saat ini

    sudah dicabut dan saat ini arealnya sedang dimohon oleh perusahaan lain untukdijadikan sebagai HTI Energi.

    PT. Greaty Sukses Abadi 67/Menhut-II/2006 seluas 31.080 hektar (masih aktif). PT. Telaga Mas Kalimantan 478/Kpts-II/1994 seluas 124.675 hektar (masih aktif).

    Sedangkan HPHTI atau IUPHHK Hutan Tanaman yang pernah dan masih beroperasi di KPHPBongan adalah:

    PT. Belantara Subur dengan SK. No. 152/VI/BUHT/2011 seluas 16.475 (masih aktif) PT. Fajar Surya Swadaya dengan SK. No. 383/Kpts-II/1997 tgl 22-07-1997, kemudian

    diperbarui melalui SK No.428/Menhut-II/2012 seluas 61.470 hektar (masih aktif). PT. Kelawit Hutani Lestari dengan SK No. 160/Menhut-II/1997 seluas 9.180 hektar

    (masih aktif). PT. Kelawit Wana Lestari dengan SK No. 301/Menhut-II/2011 seluas 27.690 hektar

    (masih aktif).

    b) Sejarah Pengelolaan Hutan Lindung

    Kawasan Hutan Lindung, merupakan bagian dari wilayah KPHP Bongan yang selama inibelum ada pengelolanya. Dengan adanya pengelola KPH maka diharapkan pengelolaanHutan Lindung yang merupakan wilayah tertentu (WT) menjadi lebih baik. Terdapat duahutan lindung pada KPHP Bongan yaitu Hutan Lindung Gunung Beratus seluas 28.291 hektardan Hutan Lindung Gunung Ketam seluas 3.718 hektar.

    Meskipun tidak secara langsung dikelola namun kawasan Hutan Lindung Gunung Beratus(HLGB) pernah dijadikan areal pelepasliaran Orangutan pada sekitar tahun 1998-2002sebagai bagian program penyelamatan Orangutan oleh Departemen Kehutanan yangdidukung oleh Tropenbos dari Belanda. Oleh karena itu kawasan HLGB sempat menjadi arealatau lokasi penelitian yang integratif guna mendukung program reintroduksi Orangutantersebut selama beberapa tahun. Beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan di arealhutan lindung ini dapat menjadi data dan informasi penting dalam penyusunan rencanapengelolaan khususnya hutan lindung yang ada di KPHP Bongan.

    5. Pembagian Blok dan Zonasi

    Pembagian blok pada Wilayah KPHP Bongan mengacu pada Peraturan Menteri KehutananNomor P.6/Menhut-II/2010, khususnya Pasal 6 (2) dan Peraturan Direktur Jenderal PlanologiKehutanan Nomor : P.5/VII-Wp3h/2012, Tanggal : 14 Mei 2012 Tentang Petunjuk Teknis Tata

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-7

    Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Disebutkan di dalamperaturan tersebut bahwa pembagian blok harus memperhatikan: a). karakteristik biofisiklapangan; b). kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar; c). potensi sumberdaya alam; dand). keberadaan hak-hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.

    Selanjutnya pembagian blok harus memperhatian dan mengacu pada peta arahanRKTN/RKTP/RKTK, fungsi kawasan, izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan. BlokPengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH dengan persamaankarakteristik biogeofisik (potensi, penutupan lahan, bentang alam, dll.) bersifat relatifpermanen, yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen.Sedangkan petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifatpermanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan menjadi satuan administrasi(pencatatan) setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan atasnya. Berdasarkan kondisi yangada pada KPHP Bongan maka pembagian blok sebagaimana berikut :

    A. Berdasarkan Fungsi Kawasan

    a) Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu (Belum Ada Izin Pengelolaan)

    Di KPHP Bongan terdapat Kawasan Hutan yang belum di bebani hak/izin Pemanfaatan ataupenggunaan kawasan, yang selanjutnya disebut dengan Wilayah Tertentu (WT). Pembagianblok pada wilayah tanpa izin pengelolaan tersebut, sangat tergantung dengan skemarencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada wilayah tersebut sesuai dengan fungsikawasan, kondisi biofisik, sosial budaya dan ekonomi masyarakat serta peraturanperundangan yang berlaku. Luas wilayah tertentu pada KPHP Bongan adalah 93.859 Ha yangterdiri dari : Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi Tetap(HP).

    Dalam rangka mempermudah proses pengelolaan wilayah tertentu (WT) dan inventarisasisecara detail, sebelum dilakukan pembagian blok sesuai dengan peruntukannya, makawilayah tertentu pada KPHP Bongan dikelompokkan berdasarkan fungsi kawasan dankekompakan areal serta aksesibilitas, sehingga dapat dikelompokkan dalam beberapa bagianyaitu sebagai berikut:

    Tabel II-5. Pembagian Blok Pada Wilayah Tertentu

    Nama Blok Nama WTFungsi Kawasan

    TotalHL HP HPT

    PemanfaatanWT 1

    3.718 3.718Pemanfaatan HHBK, Jasling 7.539 7.539Pemanfaatan HHBK, Jasling WT 2 325 325Pemberdayaan WT 3 1.520 1.520Pemanfaatan HHBK, Jasling

    WT 41.907 1.907

    Pemanfaatan HHK-HA 5.180 39.839 45.019

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-8

    Nama Blok Nama WTFungsi Kawasan

    TotalHL HP HPT

    Pemberdayaan WT 5 389 389Pemanfaatan

    WT 63.781 3.781

    Pemanfaatan 24.510 24.510Pemanfaatan HHBK, Jasling WT 7 3.243 3.243Pemanfaatan HHBK-Jasling WT 8 1.909 1.909

    Total 32.009 10.904 50.946 93.859Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

    b) Pembagian Blok Pada Wilayah Izin Pemanfaatan Hutan (IUPHHK-HA/HT)

    Pembagian Blok pada IUPHHK didasarkan pada peta areal kerja IUPHHK. Pembagian BlokIUPHHK-HA, mengacu pada Recana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil hutan Kayu-Hutan Alam(RKUPHHK-HA/HT) yang disusun berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala(IHMB) dari masing-masing Pemegang IUPHHK-HA untuk jangka waktu 10 Tahun. Secararinci hasil pembagian blok dalam wilayah kelola KPHP Bongan pada zona Wilayah IUPHHKadalah sebagai berikut:

    Tabel II-6. Pembagian Blok Pada Areal Kerja IUPHHK-HA/HT

    No.Nama IUPHHK

    (Luas SK/luas dalam KPH)Hektar

    JenisIUPHHK Pembagian Blok

    Luas Blokmenurut

    RKUPHHK(ha)

    1. PT. Belantara Subur(16.475/15.350) HTIAreal Kawasan Lindung 1.374Areal tidak efektif untuk produksi 1.485Areal efektif untuk produksi 13.616

    2. PT. Fajar Surya Swadaya(61.470/52.567 HTIAreal Kawasan Lindung 10.316Areal tidak efektif untuk produksi -Areal efektif untuk produksi 51.154

    3. PT. Kelawit Hutani Lestari(9.180/10.252) HTIAreal Kawasan Lindung 1.262Areal tidak efektif untuk produksi 437Areal efektif untuk produksi 7.481

    4. PT. Kelawit Wana Lestari(27.690/16.817) HTIAreal Kawasan Lindung 2.209Areal tidak efektif untuk produksi 965Areal efektif untuk produksi 18.891

    5. PT. Balikpapan Wana Lestari(140.845/105.384) HAAreal Kawasan Lindung 8.912Areal tidak efektif untuk produksi 2.344Areal efektif untuk produksi 121.048

    6. PT. Greaty Sukses Abadi(31.080/16.575) HAAreal Kawasan Lindung 891Areal tidak efektif untuk produksi 432Areal efektif untuk produksi 15.632

    7. PT. Telaga Mas Kalimantan(124.675/336) HAAreal Kawasan Lindung -Areal tidak efektif untuk produksi 336Areal efektif untuk produksi -

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-9

    No.Nama IUPHHK(Luas SK/luas dalam KPH)Hektar

    JenisIUPHHK

    Pembagian Blok Luas Blokmenurut

    RKUPHHK(ha)

    8. PT. Timber Dana(76.340/13.482) HAAreal Kawasan Lindung 5.684Areal tidak efektif untuk produksi 6.582Areal efektif untuk produksi 60.064

    Sumber : RKU-PHHK dari IUPHHK diwilayah kelola KPHP Bongan, Tahun 2015

    Dari Tabel II-6 diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum persentase areal produksiefektif di 8 izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (satu izin yakni PT. Telaga MasKalimantan sebagian besar areal kerjanya masuk KPHP Telake) masih cukup besar yakni rata-rata diatas 80% dari total areal kerja yang diberikan oleh pemerintah.

    Tabel II-7 berikut adalah pembagian blok di dalam wilayah kelola KPHP Bongan setelahmenggabungkan wilayah tertentu dan wilayah yang telah dibebani izin usaha pemanfaatanhasil hutan kayu baik dari hutan alam maupun hutan tanaman termasuk satu areal yangtelah dicadangkan untuk izin baru yang saat ini sedang dalam proses yakni pengajuan PT.Mitra Mahakam seluas 11.063 ha.

    Tabel II-7. Pembagian blok secara keseluruhan di KPHP Bongan

    No. Nama Blok Total

    1 Blok Pemanfaatan 32.008,782 Blok Pemberdayaan Masyarakat 1.908,833 Blok Pemanfaatan HHBK, Jasling 13.013,334 Blok Pemanfaatan HHK-HA 180.796,125 Blok Pemanfaatan HHK-HT 108.018,56

    Total 335.745,59Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

    6. Kondisi Biofisik Kawasan

    a) Iklim dan Ketinggian (Elevasi)

    Berdasarkan klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson, seluruh wilayah KPHP Bongantermasuk dalam tipe iklim B yaitu termasuk dalam kategori tipe hujan basah. Karakteristikiklim di sekitar wilayah KPHP Bongan termasuk dalam kategori iklim tropika humida, denganrata-rata curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan terendah di bulan Juli sertatidak menunjukkan adanya bulan kering atau sepanjang bulan dalam satu tahun selaluterdapat sekurangkurangnya tujuh hari hujan. Namun demikian dalam tahun-tahun terakhirini, keadaan iklim di wilayah ini terkadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnyaturun hujan dalam kenyataannya tidak hujan, atau sebaliknya pada bulan bulan yangseharusnya kemarau bahkan terjadi hujan dengan musim yang lebih panjang. Temperaturminimum umum-nya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari sedangkan

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-10

    temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus. Daerahberiklim seperti ini tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara musim hujan dan musimkemarau. Pada musim angin barat hujan turun sekitar bulan Agustus sampai bulan Maret,sedangkan pada musim timur hujan relatif kurang, hal ini terjadi pada sekitar bulan Aprilsampai bulan September.

    Tabel II-8. Rangkuman Unsur-Unsur Iklim di KPHP Bongan

    No. BulanCurah Hujan

    Intensitas (mm) Hari Hujan1. Januari 155 122. Pebruari 248 93. Maret 228 114. April 173 95. Mei 143 96. Juni 88 87. Juli 179 98. Agustus 65 89. September 114 7

    10. Oktober 73 611. Nopember 162 1112. Desember 215 14

    Rataan 154 9Jumlah 1843 110

    Sumber: Kabupaten Penajam dalam angka 2015, rataan dari stasiun pengamatan curah hujan (Babulu, Waru,Penajam, Sepaku, Longkali, Bongan)

    Kondisi unsur-unsur iklim di KPHP Bongan sebagaimana dikemukakan dalam Tabel II-8 diatas, menunjukkan intensitas curah hujan rataan yang sedang. Hal ini dipengaruhi oleh posisistasiun pengamatan yang terletak pada lokasi yang ketinggian dari muka laut yang relatifrendah, padahal ketinggian KPHP Bongan ada yang mencapai 1000 meter, sebagaimanadisajikan dalam Tabel II-9 berikut:

    Tabel II-9. Luas Wilayah Setiap Kecamatan Berdasarkan Ketinggian Diatas Permukaan Laut(dpl meter) pada KPHP Bongan.

    No. Kabupaten KecamatanLuas Kelas Ketinggian Tempat (m dpl) dalam ha

    Jumlah0-50 51-100 101-250 251-500 501-1000 >1000

    1. Kutai Barat Bentian Besar 0 3.886 6.293 2.912 1.795 3 14.8882. Kutai Barat Siluq Ngurai 1.277 30.439 17.196 8.082 3.042 168 60.2043. Kutai Barat Bongan 1.984 39.810 35.094 12.593 2.470 1.377 93.3274. Kutai Barat Jempang 2.097 147 0 0 0 0 2.2445. Paser Longkali 4.620 37.151 43.445 29.572 7.943 2.889 125.6196. Penajam Paser Utara Waru 5.909 9.235 46 0 0 0 15.1907. Penajam Paser Utara Penajam 8.966 9.396 3.384 1.859 657 0 24.263

    Grand Total 24.854 130.065 105.457 55.018 15.906 4.437 335.736Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-11

    Dari Tabel di atas terlihat bahwa di wilayah kelola KPHP Bongan sebagian besar mempunyaiketinggian antara 51-250 m dpl. Hal ini mengindikasikan adanya intensitas curah hujan yangsedang sampai tinggi dan kelembaban yang relatif tinggi. Kondisi iklim yang demikian disatusisi merupakan faktor pertumbuhan pohon yang baik, tetapi disisi lain harus mendapatperhatian dalam pengelolaan hutan, khususnya pemanenan hasil hutan kayu. Kondisi curahhujan yang tinggi dan sebagian besar kelerengannya adalah agak curam sampai curam akanmenimbulkan dampak yang berbahaya terutama dalam hal terjadinya erosi.

    b) Topografi dan Hidrologi

    Keadaan Topografi Kawasan KPHP Bongan secara umum merupakan dataran, perbukitansampai pegunungan. Hal ini diperkuat dengan kondisi faktual bahwa dari fungsi hutan,sebagian besar wilayah kelola KPHP tersebut merupakan hutan produksi terbatas dan hutanlindung, sebagian lagi adalah hutan produksi untuk hutan tanaman industri. Gambarankondisi topografi wilayah kelola KPHP Bongan dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel II-10. Kondisi Topografi-Kelas Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Bongan

    No. Kelas Kelerengan Luas (Ha) %1. Datar (0-8) % 89.904 26.82. Landai (8-15) % 102.060 30.43. Agak Curam (15-25) % 92.653 27.64. Curam (25-40) % 43.299 12.95. Sangat Curam (> 40) % 7.820 2.3

    Jumlah 335.736 100Sumber: Peta Kelas Lereng Indonesia Skala 1 : 250.000, Tahun 2001

    Dari Tabel II-10 di atas jelaslah bahwa wilayah kelola KPHP Bongan terdiri dari kawasanhutan dengan kelerengan antara yang curam - landai dan agak curam - sangat curam relatifberimbang. Implikasi dari kondisi ini, kembali bahwa dalam pengelolaan-pemanfaatansumberdaya hutan alam produksi, resiko lingkungan yang akan timbul (erosi-banjir, dlsb)cukup berbahaya.

    Wilayah kelola KPHP Bongan terdapat 4 DAS yaitu DAS Mahakam, DAS Riko, DAS Telake, danDAS Tunan. Keberadaan sungai sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar terutama untukkebutuhan air bersih. Tabel II-11 berikut menyajikan nama-nama DAS dalam wilayah kelolaKPHP Bongan :

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-12

    Tabel II-11. Nama-Nama DAS di Wilayah kelola KPHP-Bongan

    No Nama DAS Luas (ha) Persen %1. DAS Mahakam 170.138 512. DAS Riko 9.847 33. DAS Telake 120.451 364. DAS Tunan 35.300 11

    Total 335.736 100Sumber: Peta DAS Prov. Kaltim Skala 1 : 250.000, Tahun 2011

    c) Potensi Sumber Daya Alam

    Potensi sumber daya hutan yang ada dalam wilayah kerja KPHP Bongan antara lain berupa :

    Tutupan vegetasi untuk tutupan lahan seluas 276 hektar berupa hutan tanaman 1.746hektar dan hutan lahan kering sekunder 274.288 hektar. Total prosentase secarakeseluruhan sebesar 82,22%. Sedangkan untuk non hutannya sebesar 59.701 hektar atausebanyak 17,78%.

    Wilayah KPHP Bongan sebanyak 82,22% merupakan areal berhutan yang berarti potensikayunya masih sangat tinggi. Hutan sekunder pada umumnya berada pada kawasanHutan Lindung dan Hutan Produksi. Potensi kayu pada KPHP Bongan dapat dilihat padabeberapa aspek diantaranya keberadaan jenis lebih dari 50 jenis dan besaran potensi.

    Potensi non kayu atau HHBK yang ada dalam wilayah KPHP Bongan tersebar secaramerata dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya antara lain rotan, semambu,tumbuhan obat-obatan, madu, buah-buahan hutan dan sebagainya. Namun demikianpotensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat menjadi salah satuandalan bagi KPHP Bongan dalam memaksimalkan potensinya kedepan.

    Untuk potensi karbon berdasarkan hasil perhitungan stock karbon untuk masing-masingtutupan lahan di KPHP Bongan dengan total luasan 335.745,59 hektar dapatmenghasilkan 48.146.587 ton karbon.

    Potensi flora dan fauna dalam wilayah kerja KPHP Bongan juga sangat banyak diantaranyadari kelompok meranti antara lain bangkirai, kapur, meranti, mersawa, keruing, resak, dll.Dari kelompok rimba campuran antara lain jambu, gerunggung, keruing, mahang, dll.Sedangkan dari kayu indah antara lain rengas, kayu arang, ulin,dll. Untuk jenis-jenis floralainnya seperti anggrek, jamur, tanaman obat-obatan yang semua potensi tersebuttersebar merata dalam wilayah KPHP Bongan. Begitu pula dengan faunanya terdapatsekitar 40 lebih jenis hewan dalam wilayah kelolanya.

    Adanya potensi situs peninggalan sejarah kerjaaan Kutai dan Paser dalam wilayah kelolaKPHP Bongan yang belum dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Hal ini dapat menjadisalah satu kelebihan KPHP Bongan untuk menggali dan memanfaatkan potensi tersebut

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-13

    bersama-sama dengan masyarakat sekitarnya terutama di desa Muara Lambakan danRikong.

    d) Sosial Ekonomi Masyarakat SekitarWilayah kelola KPHP Bongan berada dalam lintas 3 Kabupaten yaitu PPU, Paser dan KutaiBarat. Kegiatan utama perekonomian masyarakat yang ada sebagian besar masih tergantunghidupnya pada hutan dengan memanfaatkan sumber daya hutan yang ada baik kayumaupun non kayu. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petaniladang, kebun sawit, pedagang, PNS, dan lain-lain.Pada dasarnya kehidupan masyarakat masih banyak yang belum terjamah oleh fasilitas listrik,telekomunikasi serta sarana maupun prasarana jalan, pendidikan, kesehatan maupuntempat peribadatan yang layak. Terlebih lagi untuk tenaga-tenaga guru maupun tenagakesehatan. Sehingga dilihat dari kondisinya dapat disimpulkan bahwa perekonomianmasyarakat khususnya yang posisi desa atau kampungnya jauh dari Kecamatan masih sangatmemprihatinkan, sehingga masih perlu diperhatikan dan diberikan bantuan untukmeningkatkan perekonomiannya.

    e) Keberadaan Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

    Berdasarkan keberadaan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan maka wilayahkelola KPHP Bongan terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu : Bagian wilayah kelola yangterdapat Izin Pemanfaatan (IUPHHK HA/HT) dan Bagian wilayah kelola yang tidak atau belumada izin pemanfaatannya (Wilayah Tertentu), secara garis besarnya dapat dilihat pada tabelberikut :

    Tabel II-12. Bagian Wilayah KPHP Bongan Berdasarkan Izin Pemanfaatan

    No. Bagian Wilayah Fungsi Hutan (ha)HL HP HPT Jumlah1. Wilayah izin Pemanfaatan 153.724 88.103 241.827

    IUPHHK HA 47.674 88.103 135.777IUPHHK HT 106.050 106.050

    2. Wilayah Tertentu 32.009 10.904 50.946 93.859Jumlah 32.009 164.628 139.049 335.736

    Sumber: Hasil Analisis Data Spasial BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

    B. POTENSI WILAYAH KPHP BONGAN

    1. Tutupan Vegetasi

    Wilayah KPH Bongan sebagian besar merupakan Kawasan Hutan Produksi (IUPHHK-HA/IUPHHK-HT) dengan tutupan berupa hutan lahan kering sekunder dan hutan tanaman.

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-14

    Sebagian wilayah yang memiliki aksesibilitas tinggi memiliki tutupan vegetasi berupa semakbelukar bekas perladangan masyarakat, perkebunan dan pertanian lahan kering.

    Gambaran yang lebih detil terkait dengan tipe tutupan hutan ataupun vegetasi sertapenggunaan lahan lainnya berdasarkan Hasil Penafsiran Citra Landsat liputan 2015 di lokasiKPH Bongan dapat dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel II-13. Gambaran Detail Tentang Tipe Tutupan Lahan di Wilayah Kelola KPHP-BonganNo. Tutupan Lahan (Landcover) Luas (Ha) %

    I. Hutan :1. Hutan Tanaman 1.746,40 0,522. Hutan lahan kering sekunder 274.283,64 81,70

    Jumlah hutan (I) 276.030,04 82,22II. Non Hutan :

    1. Lahan Terbuka 8.750,66 2,612. Perkebunan 3.959,71 1,183. Permukiman 7,60 0,005. Pertanian Lahan Kering 119,31 1,186. Pertanian Lahan Kering Campur Semak 850,57 0,257. Semak Belukar 46.027,70 13,70

    Jumlah Non Hutan (II) 59.715,54 17.78Jumlah besar 335.745,59 100.00

    Sumber : Peta Tutupan Lahan BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2015

    Berdasarkan hasil analisis pada Tabel II-13, tutupan lahan wilayah KPHP Bongan sebagianbesar adalah hutan lahan kering sekunder yaitu 81,7% atau seluas 274.288 ha. Sedangkansisanya merupakan hutan tanaman dan areal bukan hutan yang terdiri dari semak belukar,permukiman, perkebunan, pertanian dan tanah terbuka.

    2. Potensi Kayu

    Sebagaimana dikemukakan bahwa 82,22% Wilayah KPHP Bongan merupakan areal berhutanyang terdiri dari 0,52% hutan tanaman dan 81,70% hutan sekunder. Ini menggambarkanpotensi kayu hutan alam yang ada di wilayah KPHP Bongan masih tinggi. Hutan sekunderpada umumnya berada pada kawasan Hutan Lindung dan Hutan produksi yang merupakanareal yang dibebani izin Pemanfataan Hasil Hutan kayu (IUPHHK-HA). Dari kegiatanInventarisasi Hutan pada wilayah tertentu KPHP Bongan yang dilakukan pada stratapenutupan lahan berupa hutan lahan kering sekunder diperoleh angka rata-rata volumetegakan per hektar sebagai berikut :

    Tabel II-14. Gambaran Rata-rata Tegakan Per Hektar

    Strata Ø 20-29 Ø 30-39 Ø 40-49 Ø 50 up TotalNTotal

    VN V N V N V N VHs 55 1,86 41 51,47 25 54,87 28 185,28 149 323,48

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-15

    Pada strata hutan lahan kering sekunder didapatkan bahwa Kelompok Pohon kelas diameter20-29 cm mendominasi strata tegakan, adapun jenis kayu yang dominan adalah Meranti(Shorea sp).

    Atas dasar informasi potensi tegakan diatas maka apabila dihitung total standing stock untukpohon berdiameter ≥20 cm yang ada di wilayah KPHP Bongan seluas 274.288 Ha (luas hutanlahan kering sekunder seperti pada Tabel (II-14) adalah sebesar 88.726.682,24 m3 .

    Sedangkan potensi kayu berdasarkan hasil kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakanoleh Tim BPKH Wilayah IV Samarinda bersama UPTD KPHP Bongan pada masing-masing plot(perwakilan) dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel II-15. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-1

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Banggeris 0 0 0 0 0 0 1 3.152 Jelutung 0 0 1 0.99 2 4.82 0 0.003 Kayu Bawang 1 0.46 1 1.27 2 4.17 0 0.004 Petai Hutan 1 0.35 0 0.00 0 0.00 0 0.005 Tengkawang 0 0.00 1 1.29 0 0.00 0 0.00

    Jumlah I 2 0.80 3 3.56 4 8.99 1 3.15II Kelompok Meranti1 Kapur 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.202 Kayu Batu 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 10.573 Medang 13 6.98 6 7.42 5 11.11 3 17.714 Meranti 8 4.26 3 4.37 2 3.64 18 150.535 Merawan 1 0.78 0 0.00 0 0.00 0 0.006 Mersawa 1 0.45 0 0.00 0 0.00 1 20.337 Nyatoh 2 0.74 0 0.00 1 1.73 0 0.008 Resak 5 2.53 2 2.23 2 4.42 2 17.659 Temberas 1 0.73 1 1.03 0 0.00 1 3.37

    Jumlah II 31 16.47 12 15.04 10 20.90 25 209.58III Kelompok Rimba Campuran1 Banitan 4 2.32 1 1.07 0 0.00 0 0.002 Bintangur 0 0.00 2 2.33 0 0.00 0 0.003 Dara - Dara 2 0.96 2 2.63 0 0.00 0 0.004 Jambu - Jambu 19 11.23 7 8.57 3 6.38 8 38.875 Kempas 1 0.78 1 1.49 2 3.73 1 3.366 Keranji 2 1.02 1 1.01 0 0.00 1 6.847 Laban 1 0.37 0 0.00 0 0.00 0 0.008 Pisang - Pisang 0 0.00 0 0.00 1 2.50 0 0.009 Pulai 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 17.14

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-16

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    10 Puspa 2 1.47 2 2.72 0 0.00 1 6.6011 Terap 2 1.56 0 0.00 0 0.00 0 0.00

    Jumlah III 33 19.73 16 19.81 6 12.62 12 72.82IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 1 0.63 1 1.53 0 0.00 0 0.002 Kayu Asam 1 0.77 0 0.00 0 0.00 0 0.003 Rengas 0 0.00 1 1.20 0 0.00 0 0.00

    Jumlah IV 2 1.39 2 2.73 0 0.00 0 0.00Jumlah I + II + III + IV 68 38.40 33 41.14 20 42.51 38 285.55

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-1 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 20–29 cm mendominasistrata tegakan adalah kelompok Rimba Campuran dengan total jumlah 68 batang, adapunjenis yang mendominasi adalah jenis Jambu-jambu (Syzygium spp).

    Tabel II-16. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-2

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Durian 1 0.85 0 0.00 1 2.09 1 14.842 Kerantungan 0 0.00 1 1.26 0 0.00 0 0.00

    Jumlah I 1 0.85 1 1.26 1 2.09 1 14.84II Kelompok Meranti1 Bengkirai 1 0.70 5 5.79 0 0.00 0 0.002 Matoa 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 7.743 Medang 7 4.45 11 12.71 1 2.13 3 13.564 Meranti 6 3.72 6 8.46 5 11.75 7 36.925 Nyatoh 2 1.30 1 1.36 1 2.30 0 0.006 Resak 1 0.83 2 2.42 1 1.78 2 9.69

    Jumlah II 17 11.00 25 30.74 8 17.95 13 67.92III Kelompok Rimba Campuran1 Banitan 7 4.05 6 6.90 6 12.81 0 0.002 Dara - Dara 1 0.49 0 0.00 2 4.26 0 0.003 Jambu - Jambu 8 4.30 1 1.07 2 4.50 6 52.164 Kempas 0 0.00 0 0.00 2 3.64 0 0.005 Keranji 1 0.80 0 0.00 0 0.00 0 0.006 Mahang 3 1.58 0 0.00 0 0.00 0 0.007 Simpur 1 0.39 1 1.54 0 0.00 0 0.008 Terap 1 0.57 1 1.27 2 3.76 1 6.34

    Jumlah III 22 12.18 9 10.78 14 28.97 7 58.51

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-17

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 1 0.54 0 0.00 0 0.00 0 0.00

    Jumlah IV 1 0.54 0 0.00 0 0.00 0 0.00Jumlah I + II + III + IV 41 24.58 35 42.79 23 49.01 21 141.27

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-2 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 20–29 cm mendominasistrata tegakan adalah kelompok Rimba Campuran dengan total jumlah 41 batang, adapunjenis yang mendominasi adalah jenis Jambu-jambu (Syzygium spp).

    Tabel II-17. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-3

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Kayu Bawang 1 0.83 0 0.00 0 0.00 0 0.002 Kerantungan 0 0.00 1 1.22 0 0.00 0 0.003 Petai Hutan 0 0.00 0 0.00 1 1.83 0 0.004 Tengkawang 0 0.00 0 0.00 1 2.17 1 3.065 Ulin 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 4.53

    Jumlah I 1 0.83 1 1.22 2 4.00 2 7.59II Kelompok Meranti1 Bengkirai 1 0.64 3 2.94 3 7.36 0 0.002 Kapur 1 0.67 0 0.00 0 0.00 0 0.003 Medang 3 1.63 1 1.07 1 2.33 1 4.294 Meranti 15 8.27 8 9.71 5 12.18 12 113.665 Mersawa 2 0.82 2 2.25 0 0.00 0 0.006 Nyatoh 2 1.14 0 0.00 1 1.83 1 3.207 Resak 1 0.41 1 1.05 0 0.00 0 0.00

    Jumlah II 25 13.58 15 17.02 10 23.70 14 121.14III Kelompok Rimba Campuran1 Banitan 3 1.13 0 0.00 0 0.00 0 0.002 Dara - Dara 1 0.54 0 0.00 0 0.00 0 0.003 Jambu - Jambu 25 14.24 11 12.48 8 16.98 6 48.164 Kempas 0 0.00 1 0.91 0 0.00 1 5.375 Keranji 1 0.65 0 0.00 2 5.04 1 11.006 Legang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 4.157 Mahang 5 2.23 0 0.00 0 0.00 1 3.588 Puspa 4 2.30 1 1.48 0 0.00 3 20.989 Semangkok 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 5.03

    10 Terap 1 0.38 0 0.00 3 6.61 0 0.00Jumlah III 40 21.47 13 14.86 13 28.62 14 98.28

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-18

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 2 0.85 1 1.58 1 2.23 1 3.552 Kayu Asam 0 0.00 0 0.00 1 2.65 0 0.003 Tapos 2 1.30 2 2.76 0 0.00 1 2.95

    Jumlah IV 4 2.15 3 4.34 2 4.88 2 6.50Jumlah I + II + III + IV 70 38.03 32 37.44 27 61.20 32 233.50

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-3 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 20–29 cm mendominasistrata tegakan adalah kelompok Rimba Campuran dengan total jumlah 70 batang, adapunjenis yang mendominasi adalah jenis Jambu-jambu (Syzygium spp).

    Tabel II-18. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-4

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Durian 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 17.832 Jelutung 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.853 Tengkawang 1 0.51 1 1.06 0 0.00 4 38.44

    Jumlah I 1 0.51 1 1.06 0 0.00 7 60.11II Kelompok Meranti1 Kapur 0 0.00 1 0.87 0 0.00 0 0.002 Keruing 0 0.00 0 0.00 1 2.44 1 8.103 Matoa 1 0.65 1 0.91 1 2.62 0 0.004 Medang 5 2.70 5 5.16 2 4.52 0 0.005 Meranti 8 4.18 2 1.97 6 13.13 11 57.346 Mersawa 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 6.627 Nyatoh 0 0.00 2 2.54 2 4.95 0 0.008 Resak 1 0.41 0 0.00 0 0.00 1 7.27

    Jumlah II 15 7.93 11 11.45 12 27.65 14 79.33III Kelompok Rimba Campuran1 Banitan 14 7.49 2 2.02 0 0.00 2 7.362 Dara - Dara 0 0.00 0 0.00 1 2.39 0 0.003 Jambu - Jambu 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 13.254 Kempas 1 0.53 0 0.00 1 2.62 0 0.005 Keranji 3 1.74 0 0.00 0 0.00 0 0.006 Mahang 3 1.28 1 1.54 0 0.00 0 0.007 Pelawan 1 0.61 0 0.00 0 0.00 0 0.008 Perari 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 8.479 Puspa 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 14.50

    10 Simpur 13 8.43 4 4.83 0 0.00 0 0.00

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-19

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    11 Terap 1 0.53 0 0.00 1 1.89 0 0.00Jumlah III 36 20.60 7 8.39 3 6.90 6 43.57

    IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 1 0.66 0 0.00 1 2.65 0 0.002 Kayu Asam 0 0.00 2 2.10 0 0.00 1 7.523 Rengas 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 3.234 Tapos 0 0.00 1 1.08 2 4.68 0 0.00

    Jumlah IV 1 0.66 3 3.18 3 7.33 2 10.75Jumlah I + II + III + IV 53 29.70 22 24.08 18 41.88 29 193.76

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-4 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 20–29 cm mendominasistrata tegakan dengan total jumlah 53 batang adalah kelompok Rimba Campuran, adapunjenis yang mendominasi adalah jenis Banitan (Polyalthia glauca).

    Tabel II-19. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-5

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Banggeris 0 0.00 1 0.926 0 0.00 0 0.002 Jelutung 0 0.00 1 1.37 0 0.00 0 0.003 Kerantungan 1 0.73 0 0.00 0 0.00 0 0.004 Tengkawang 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 2.965 Ulin 3 2.16 0 0.00 0 0.00 3 17.41

    Jumlah I 4 2.89 2 2.29 0 0.00 4 20.36II Kelompok Meranti1 Bengkirai 1 0.51 2 1.81 0 0.00 1 2.902 Kapur 1 0.58 3 3.38 2 3.98 2 9.763 Kayu Batu 1 0.70 0 0.00 0 0.00 0 0.004 Keruing 1 0.66 2 2.15 0 0.00 0 0.005 Matoa 1 0.49 0 0.00 0 0.00 0 0.006 Medang 3 1.97 1 1.34 1 2.27 0 0.007 Meranti 16 9.44 11 13.28 8 16.46 13 118.318 Merawan 1 0.78 1 0.93 0 0.00 0 0.009 Nyatoh 0 0.00 5 6.09 1 2.16 1 3.99

    10 Nyerakat 0 0.00 1 0.97 1 2.32 0 0.0011 Resak 2 0.95 3 3.82 2 4.93 1 4.94

    Jumlah II 27 16.09 29 33.76 15 32.11 18 139.91III Kelompok Rimba Campuran1 Banitan 5 3.04 5 5.96 2 3.88 1 5.352 Bayur 1 0.61 2 2.64 0 0.00 0 0.003 Dara - Dara 2 0.80 3 3.47 3 6.85 0 0.00

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-20

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    4 Gerunggang 0 0.00 0 0.00 2 3.97 0 0.005 Jambu - Jambu 3 1.76 5 5.82 1 1.75 4 14.876 Karet 0 0.00 0 0.00 1 2.28 0 0.007 Kempas 2 1.19 0 0.00 1 1.95 0 0.008 Keranji 2 1.47 0 0.00 0 0.00 0 0.009 Laban 1 1.18 0 0.00 0 0.00

    10 Mahang 5 2.63 1 1.13 0 0.00 0 0.0011 Pisang - Pisang 0 0.00 0 0.00 1 1.92 0 0.0012 Semangkok 0 0.00 1 1.00 0 0.00 0 0.0013 Simpur 1 0.84 1 1.50 0 0.00 0 0.0014 Terap 1 0.75 0 0.00 1 1.93 1 10.38

    Jumlah III 22 13.09 19 22.69 12 24.54 6 30.60IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 2 1.31 2 2.70 2 4.98 0 0.002 Kayu Asam 2 1.44 0 0.00 1 2.24 1 3.693 Rengas 0 0.00 1 1.19 0 0.00 0 0.00

    Jumlah IV 4 2.75 3 3.89 3 7.22 1 3.69Jumlah I + II + III + IV 57 34.81 53 62.64 30 63.88 29 194.56

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-5 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 20–29 cm mendominasistrata tegakan dengan total jumlah 57 batang adalah kelompok Meranti, adapun jenis yangmendominasi adalah jenis Meranti (Shorea spp).

    Tabel II-20. Gambaran Per Hektar Berdasarkan Jenis Tanaman Pada Plot BG-6

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    I Kelompok Kayu Lindung1 Banggeris 0 0.00 0 0.00 1 2.34 0 0.002 Durian 0 0.00 1 1.38 1 1.99 0 0.003 Jelutung 2 1.38 2 2.57 1 2.32 0 0.004 Kerantungan 1 0.77 2 2.33 0 0.00 0 0.005 Ulin 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 2.96

    Jumlah I 3 2.15 5 6.27 3 6.65 1 2.96II Kelompok Meranti1 Bengkirai 1 0.84 1 1.28 1 2.34 0 0.002 Kapur 3 1.76 4 4.81 1 2.34 0 0.003 Keruing 1 0.49 1 1.35 1 2.19 0 0.004 Medang 0 0.00 2 2.24 0 0.00 1 3.885 Meranti 6 3.84 11 11.81 10 21.73 6 21.926 Merawan 0 0.00 4 4.77 0 0.00 0 0.007 Mersawa 0 0.00 1 1.15 0 0.00 0 0.00

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-21

    No Jenis Kayu 20 - 29 cm 30 - 39 cm 40 - 49 cm 50 UpN V N V N V N V

    8 Nyatoh 4 2.42 4 4.41 1 2.27 1 3.889 Nyerakat 1 0.53 0 0.00 0 0.00 0 0.00

    10 Resak 2 1.11 2 2.25 1 1.89 3 9.93Jumlah II 18 11.00 30 34.08 15 32.77 11 39.62

    IIIKelompok RimbaCampuran

    1 Banitan 8 5.56 8 10.71 4 8.59 1 2.962 Bayur 0 0.00 2 1.84 1 1.84 0 0.003 Bintangur 0 0.00 0 0.00 1 2.65 0 0.004 Dara - Dara 1 0.64 1 1.10 0 0.00 0 0.005 Gerunggang 0 0.00 1 1.24 1 2.16 0 0.006 Jambu - Jambu 2 1.33 5 5.41 3 5.45 0 0.007 Kelempayan 0 0.00 1 1.18 0 0.00 0 0.008 Kempas 0 0.00 1 1.31 0 0.00 0 0.009 Kenanga 0 0.00 0 0.00 1 2.34 0 0.00

    10 Laban 1 0.61 0 0.00 0 0.00 0 0.0011 Legang 0 0.00 1 1.40 0 0.00 0 0.0012 Mahang 4 2.65 1 1.28 0 0.00 0 0.0013 Simpur 1 0.53 0 0.00 1 2.31 0 0.00

    Jumlah III 17 11.32 21 25.48 12 25.35 1 2.96IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 1 0.65 3 3.30 2 4.24 1 3.722 Kayu Asam 1 0.51 2 2.60 1 1.78 0 0.003 Rengas 0 0.00 2 1.92 0 0.00 0 0.004 Sanit - Sanit 0 0.00 2 2.14 0 0.00 0 0.00

    Jumlah IV 2 1.16 9 9.96 3 6.02 1 3.72Jumlah I + II + III + IV 40 25.62 65 75.79 33 70.79 14 49.25

    Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Pada plot BG-6 didapatkan bahwa kelompok pohon kelas diameter 30–39 cm mendominasistrata tegakan dengan total jumlah 65 batang adalah kelompok Meranti, adapun jenis yangmendominasi adalah jenis Meranti (Shorea spp).

    Adapun potensi kayu pada KPHP Bongan dapat dilihat pada beberapa aspek diantaranya :

    a. Keberadaan Jenis dan Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Pohon

    Wilayah KPHP Bongan didominasi oleh ekosistem hutan lembab tropis (tropical rain forestecosystem). Komposisi vegetasi penyusun tegakan hutan dalam ekosistem lembab tropisdidominasi oleh famili Dipterocarpaceae. Berdasarkan hasil inventarisasi hutan yangdilakukan BPKH Wilayah IV Samarinda, INP tingkat pohon (Ø ≥20 cm) dan permudaan padawilayah KPHP Bongan pada masing-masing strata hutan lahan kering sekunder dapat dilihatpada tabel berikut :

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-22

    Tabel II-21. Indeks Nilai Penting Pada Strata Hutan Sekunder Tingkat Pohon

    No. Jenis Kayu N KL(N/Ha) KR %DJ

    (V/Ha) DR % FJ FR % INP %

    I Kelompok Kayu Lindung1 Banggeris 3 0,5 0,34 0,08 0,35 0,03 0,96 1,662 Durian 7 1,2 0,79 0,38 1,80 0,06 1,93 4,523 Jelutung 10 1,7 1,13 0,21 0,98 0,07 2,25 4,364 Kayu

    Bawang5 0,8 0,56 0,08 0,40 0,05 1,61 2,57

    5 Kerantungan 6 1,0 0,68 0,08 0,39 0,06 1,93 3,006 Petai Hutan 2 0,3 0,23 0,03 0,13 0,02 0,64 1,007 Tengkawang 10 1,7 1,13 0,49 2,33 0,09 2,89 6,358 Ulin 8 1,3 0,90 0,29 1,36 0,07 2,25 4,52

    Jumlah I 51 8,5 5,76 1,64 7,73 0,47 14,47 27,96II Kelompok Meranti1 Bangkirai 20 3,3 2,26 0,34 1,59 0,09 2,89 6,752 Kapur 19 3,2 2,15 0,37 1,76 0,11 3,54 7,453 Kayu Batu 2 0,3 0,23 0,11 0,51 0,02 0,64 1,384 Keruing 8 1,3 0,90 0,20 0,92 0,06 1,93 3,755 Matoa 5 0,8 0,56 0,13 0,64 0,04 1,29 2,496 Medang 75 12,5 8,47 1,32 6,21 0,17 5,14 19,837 Meranti 203 33,8 22,94 6,90 32,50 0,17 5,14 60,588 Merawan 7 1,2 0,79 0,10 0,45 0,06 1,93 3,179 Mersawa 8 1,3 0,90 0,30 1,43 0,06 1,93 4,26

    10 Nyatoh 32 5,3 3,62 0,57 2,67 0,14 4,18 10,4711 Nyerakat 3 0,5 0,34 0,05 0,22 0,02 0,64 1,21

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-23

    No. Jenis Kayu N KL(N/Ha) KR %DJ

    (V/Ha) DR % FJ FR % INP %

    12 Resak 37 6,2 4,18 0,90 4,25 0,16 4,82 13,2513 Temberas 3 0,5 0,34 0,06 0,29 0,03 0,96 1,59

    Jumlah II 422 70,3 47,68 11,35 53,44 1,14 35,05 136,17III Kelompok Rimba Campuran1 Bantian 79 13,2 8,93 1,15 5,42 0,16 4,82 19,5,80162 Bayur 6 1,0 0,68 0,09 0,42 0,04 1,29 2,6,59383 Bintangur 3 0,5 0,34 0,06 0,29 0,03 0,96 1,594 Dara-dara 19 3,2 2,15 0,30 1,42 0,14 4,18 7,755 Gerunggung 4 0,7 0,45 0,09 0,42 0,03 0,96 1,846 Jambu-

    jambu129 21,5 14,58 2,97 14,00 0,17 5,14 33,72

    7 Karet 1 0,2 0,11 0,03 0,13 0,01 0,32 0,568 Kelempayan 1 0,2 0,11 0,02 0,07 0,01 0,32 0,519 Kempas 15 2,5 1,69 0,32 1,50 0,08 2,57 5,77

    10 Kenanga 1 0,2 0,11 0,03 0,13 0,01 0,32 0,5611 Keranji 14 2,3 1,58 0,32 1,52 0,09 2,89 6,0012 Laban 3 0,5 0,34 0,03 0,14 0,03 0,96 1,4413 Legang 2 0,3 0,23 0,06 0,29 0,02 0,64 1,1614 Mahang 24 4,0 2,71 0,24 1,13 0,15 4,50 8,3515 Pelawan 1 0,2 0,11 0,01 0,04 0,01 0,32 0,4816 Perari 1 0,2 0,11 0,08 0,39 0,01 0,32 0,8217 Pisang-

    pisang2 0,3 0,23 0,05 0,25 0,02 0,64 1,11

    18 Pulai 1 0,2 0,11 0,15 0,71 0,01 0,32 1,1419 Puspa 14 2,3 1,58 0,51 2,41 0,09 2,89 6,8820 Semangkok 2 0,3 0,23 0,07 0,31 0,02 0,64 1,1821 Simpur 23 3,8 2,60 0,27 1,28 0,06 1,9322 Terap 16 2,7 1,81 0,40 1,89 0,09 2,89

    Jumlah III 361 60,2 40,79 7,25 34,14 1,29 39,87 114,81IV Kelompok Kayu Indah1 Kayu Arang 23 3,8 2,60 0,43 2,01 0,14 4,18 8,792 Kayu Asam 13 2,2 1,47 0,29 1,38 0,08 2,57 5,423 Rengas 5 0,8 0,56 0,09 0,44 0,04 1,29 2,294 Sanit-sanit 2 0,3 0,23 0,03 0,13 0,02 0,64 1,005 Tapos 8 1,3 0,90 0,16 0,73 0,06 1,93 3,56

    Jumlah IV 51 8,5 5.76 1,00 4,69 0,34 10,61 21,06Jumlah I+II+III+IV 885 147,5 100,00 21,24 100,00 3,24 100,00 300,00Sumber : Data Primer BPKH Wilayah IV Samarinda (diolah), 2016

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis pohon yang mendominasi di strata hutansekunder adalah jenis Meranti (Shorea, sp) dengan INP (%) sebesar 60,58; Jambu-Jambu(Euginia, sp) dengan INP (%) sebesar 33,72 dan Medang (Litsea, sp) dengan INP (%) sebesar19,83.

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-24

    b. Besaran Potensi

    Penafsiran Potensi kayu pada Wilayah KPHP Bongan dilakukan melalui pengumpulan datauntuk wilayah yang telah dibebani Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HA/HT)potensi kayu ditentukan dengan menggunakan Dokumen RKU dan hasil Inventarisasi HutanMenyeluruh Berkala (IHMB) serta Invetarisasi Hutan Sebelum Penebangan (ITSP) yang telahdilaksanakan oleh IUPHHK. Sedangkan untuk areal Wilayah Tertentu (belum dibebani izin)dilakukan pengukuran dengan Sampling plot.

    Berdasarkan Analisis data RKU berbasis IHMB dari beberapa IUPHHK-HA yang ada di WilayahKPHP Bongan yaitu PT. Timber Dana dan PT. Greaty Sukses Abadi diperoleh rataan potensikayu per hektar pada tiap kelompok jenis sebagai berikut :

    Tabel II-22. Potensi Pohon Berdasarkan RKUPHHK-HA (IHMB) Per Hektar

    KelompokJenis Kayu

    Kelas Diameter Jumlah10 -

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-25

    oleh masyarakat, maka dapat digambarkan keberadaan HHBK meliputi beberapa jenis rotanyang tumbuh di wilayah KPHP Bongan antara lain Rotan Sega (Calamus caesius) dan RotanSemambu (Calamus sp.) dan juga terdapat beberapa tumbuhan obat seperti Akar Kuning(Fibraurea chloroleuca) dan Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) yang digunakan sebagai obattradisional. Demikian pula dengan pohon buah-buahan seperti kelompok Durian termasukKerantungan, Durian Merah dan lain-lain. Dengan masih adanya hutan alam yang luas, makapotensi HHBK juga diperkirakan masih banyak.

    Secara historis sosiologis keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sangat erat denganhidup dan kehidupan masyarakat yang tinggal didalam dan di sekitar hutan. Sehinggakeberadaan HHBK berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat sekitar hutan, baikdalam aspek ekonomi, sosial dan budayanya. Jika dilihat dari kegiatan pemanfaatan yangdilakukan oleh masyarakat selama ini, HHBK yang ditemukan dimanfaatkan masyarakatadalah sebagai berikut :

    Tabel II-23. Keberadaan HHBK dan Pemanfaatannya oleh MasyarakatNo. Nama HHBK Pemanfaatan

    1. Buah-buahan hutan antara lain: durian, cempedak,lai, rambutan, langsat, dan lain-lain.dikonsumsi dan dijual

    2. Pohon/Tumbuhan Obat, antara lain: pasak bumi,akar kuning, getah pohon upas, pohon yus

    pengobatan tradisional, obat kuat, anti racundan racun

    3. Rotan antara lain: sega, semambu, dan lain-lain. kerajinan, dijual, digunakan sendiri

    4. Bambu/rebung bambu. kontruksi pondok, tikar, peralatan rumah tangga,anyaman,kandang, dan lain-lain5. Gaharu di jual6. Madu dan pada Pohon Madu (Banggeris, Kapur

    dan Meranti) . dikonsumsi dan dijual

    7. Hewan Buruan, antara lain: babi, payau, pelanduk,landak, dan lain sebagainya. dikonsumsi dan dijual

    8. Tanaman Sayur antara lain: tanaman Pakis, jamur,dan lain-lain Dikonsumsi

    10. Sarang burung wallet Dijual11. Anggrek Hiasan

    Sumber : Hasil Inventarisasi Sosial Budaya BPKH Wilayah IV Samarinda, Tahun 2016

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-26

    Gambar II-1. Pasak Bumi yang Banyak Dijumpai di Wilayah KPHP Bongan

    Berapa besar potensi HHBK di KPHP Bongan belum tersedia informasinya hingga saat inisehingga direncanakan untuk melakukan kegiatan inventarisasi potensi HHBK ini di awal-awal pengelolaan (tahun 2017). Dan dari pengamatan lapangan, hingga sampai saat inibelum ada pengelolaan HHBK dalam rangka tujuan komersial yang dikemas dalam bentukusaha kerajinan seperti industri rumah tangga (home industry) di sekitar kawasan kecuali diKota Samarinda yang telah dikembangkan oleh Abihira Herbal Center. Dengan demikianperlu usaha untuk melihat potensi pasar produk HHBK di Kalimantan Timur dan analisisprospek pengembangan usahanya (industri kecil) pemanfaatan hasil hutan kayu lainnya diwilayah KPHP Bongan. Kerjasama dengan industri yang sudah ada bisa menjadi pilihan untukmengembangkan pemanfaatan HHBK di KPHP Bongan.

    4. Flora dan Fauna Dilindungi

    a) Flora

    Jenis vegetasi yang ditemui di KPHP Bongan antara lain kelompok Meranti terdiri dariBangkirai (Shorea sp), Kapur (Dryobalanops sp), Meranti (Shorea sp), Merawan (Hopea spp.),Mersawa (Anisoptera spp.), Keruing (Dipterocarpus sp), Resak (Vatica sp) dan lain sebagainya.Sedangkan kelompok rimba campuran yang dapat ditemui antara lain Banitan (Polyalthia sp),Jambu (Syzygium spp.), Gerunggang (Cratoxylon spp.), Mahang (Macaranga sp), Pelawan(Tristania spp.) dan lain sebagainya. Selain itu juga dapat ditemui kelompok kayu indahseperti Kayu Arang (Diospyros sp), Rengas (Gluta spp.).

    Dalam konteks perlindungan terhadap flora termasuk pohon maka aturan yang digunakanmerujuk pada daftar kayu dilindungi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan. Kayuatau pohon yang dilindungi pada dasarnya adalah pohon yang menghasilkan buah dandikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Kemudian pohon yang digunakan sebagai bahan bakurumah dan bangunan bagi masyarakat sekitar. Selanjutnya pohon yang berfungsi untukkeperluan pengobatan, ritual termasuk pohon penghasil madu. Berikut adalah jenis-jeniskayu yang dilindungi di areal KPHP Bongan berdasarkan Dokumen RKU dan ITSP IUPHHK-HA

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-27

    dan HT serta hasil inventarisasi oleh BPKH antara lain Durian, Jelutung, Banggeris,Kerantungan, Kayu Bawang, Tengkawang dan Ulin.

    b) Fauna

    Sebagaimana halnya dengan kekayaan flora, ekosistem hutan lembab tropis jugamenyimpan berbagai jenis fauna yang meliputi khas meliputi jenis-jenis mamalia, reptiliadan aves (bangsa burung). Berdasarkan konvensi internasional (IUCN-CITES), beberapa jenisdi antaranya telah termasuk kedalam jenis yang dilindungi dan terancam punah. Dalamkegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan oleh pemegang IUPHHK, data dan informasitentang potensi fauna belum merupakan kebutuhan dalam penyusunan rencanapengelolaan hutan. Dengan diterapkannya standar (kriteria dan indikator) pengelolaanhutan alam produksi, terutama standar dari Forest Stewardship Council (FSC), ketersediaandata dan informasi tentang keanekaragaman hayati (biodiversity) menjadi keharusan.

    Beberapa potensi fauna di KPHP Bongan dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel II-24. Daftar Jenis Fauna yang Ada di Sekitar Wilayah KPHP Bongan

    No. Nama Daerah Nama LatinStatus

    KonservasiI Reptilia1 Bancet Limnonectes macrodon -2 Biawak Varanus salvator Appendix II3 Ular Kobra Naja sputatrix Appendix II4 Ular Phyton Phyton raticulatus Appendix II5 Ular Sawo Lycodon aulicus Appendix II6 Ular Sawo Macan Phyton molurus Appendix IIII Aves1 Ayam Hutan Gallus gallus Appendix II2 Enggang Buceros rhinoceros Appendix II3 Burung Punai Besar Ptilonopsus jambu -4 Burung Murai batu Copsychus malabaricus -5 Burung Merak Pavo sp Appendix II6 Burung Hantu Otus rufescent Appendix II7 Burung Srindit Loriculus catamene -8 Burung Pelatuk Dryocapus javanensis Appendix II9 Burung Tiung Gracula religiosa Appendix II

    10 Burung Kutilang Pycnonotus aurigaster Appendix II11 Burung Madu Nectarinia jugularis -12 Burung Madu Kelapa Anthreptes malacensis -13 Burung Blekok Ardeola speciosa -14 Burung Kuntul Bulbulcus ibis -15 Burung Sarang Madu Cinnirys jugularis -16 Burung Sesep Madu Dicaeum trochileum -17 Burung Pelatuk Hitam Dinopium javanense -18 Burung Wiwik Kelabu Cacomatus Merulinus Appendix II19 Burung Kipasan Rhipidura phcenicura -

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-28

    No. Nama Daerah Nama LatinStatus

    Konservasi20 Burung Elang Ular Bido Spilormis cheela Appendix IIIII Mamalia1 Banteng Bos sondaicus Appendix II2 Beruang Madu Helarctos malayanus Appendix II3 Kijang Muntiacus muntjak Appendix II4 Landak Hystrix brachyuran -5 Monyet Ekor Panjang Macaca fasicularis Appendix II6 Musang Cynogale benneti -7 Owa-owa Hylobates muelleri -8 Beruk Macaca nemestrina -9 Rusa Cervus unicolour -

    10 Bajing Tupaia Tana -11 Trenggiling Manis javanica Appendix II12 Lutung Trachypitecus auratus Appendix II13 Kucing Hutan Prionailurus bengalensis -

    Sumber : Laporan Pengamatan Satwa IUPHHK-HA PT. Timber Dana, Tahun 2014-2015

    Dari data dalam Tabel II-24 di atas, terdapat beberapa jenis fauna yang termasuk kategoriperlu dilindungi atau terancam punah. Dengan demikian perlindungan terhadap keberadaankekayaan keanekaragaman hayati tersebut harus menjadi perhatian dalam pengelelolaanKPHP Bongan.

    5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

    Untuk wilayah KPHP Bongan belum terdapat potensi jasa lingkungan dan wisata alam baikyang didalam maupun disekitar wilayah kerjanya. Ada beberapa potensi jasa lingkungan danwisata alam namun lokasinya tidak masuk dalam wilayah kerja KPHP Bongan. Tetapikedepannya KPHP Bongan akan tetap melakukan kegiatan inventarisasi potensi jasalingkungan dan wisata alam yang kemungkinannya masih ada tetapi belum tergali dimasyarakat.

    6. Potensi Karbon

    Hutan berperan ganda yakni sebagai carbon emitter apabila mengalami kerusakan maupunsebagai penyerap karbon dalam bentuk CO2 di atmosfir melalui pertumbuhan makaperhitungan jumlah stok karbon yang tersimpan (carbon stock) saat ini dan kemampuanmenyerap (carbon sink) oleh tegakan hutan dalam wilayah kelola KPHP Bongan menjadiinformasi penting untuk diduga sebagai referensi awal menduga neraca karbon di KPHPBongan.

    Metode perhitungan karbon telah banyak dikembangkan oleh beberapa lembaga daninstitusi dalam kaitan persiapan implementasi program REDD+ yang akan memberikankompensasi dana bagi negara-negara yang secara sukarela menjalankan programpengurangan emisi GRK. Dalam pelaksanaan IHMB juga telah dikembangkan perhitungan

  • Bab II. Deskripsi Kawasan

    Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Bongan

    II-29

    “berat kayu” dalam tegakan hutan disamping perhitungan volume sebagaimana biasadikerjakan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikonversi nilai volume tegakan yangmencerminkan biomassa menjadi stok karbon. Besarnya stok karbon dalam tegakan hutanbervariasi tergantung kelas tutupan lahan dan tipe ekosistemnya. Tabel berikut adalah nilaidugaan stok karbon pada beberapa tipe hutan berdasarkan hasil penelitian dari berbagaipakar maupun lembaga yang dapat digunakan sebagai panduan pendugaan stok karbon diIndonesia. Meskipun demikian nilai stok karbon per hektar untuk setiap unit pengelolaanseperti halnya KPHP Bongan sebaiknya dibuat untuk mendapatkan nilai dugaan yang spesifikdan memenuhi kriteria Tier 3 pada skema perhitungan karbon yang berlaku global.

    Tabel II-25. Cadangan Karbon (C) pada Berbagai Tipe Tutupan Lahan di Indonesia sebagaipanduan awal menduga stok karbon di tingkat tapak.

    No Tutupan LahanCadangan C

    (t/ha)Referensi

    1 Hutan Lahan Kering Primer 195 World Agroforestry Centre (2011); Prasetyo et al (2000);Laumonier et al (2010); IPCC (2006) for Tropical rainforest;Harja et al (2011); dengan nilai cadangan karbon berturut-turut 300,252,180,150,121 dan 93 t/ha

    2 Hutan Lahan KeringSekunder

    169 World Agroforestry Centre (2011); untuk hutansekunder berkerapatan tinggi; Rahayu et al (2005),IPCC (2006) for tropical Asia; Saatchi et al (2011),World Agroforestry