Dokumen ASB Purworejo 2010

139
PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kerja, Analisis Standar Belanja, Standar Satuan Harga dan Standar Pelayanan Minimal. b. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektivitas penyusunan anggaran perlu adanya penyetaraan harga secara proporsional setiap kegiatan pada instansi. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tetang Analisis Standar Belanja Kabupaten Purworejo Mengingat 1. Undang-undang 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 24, Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

description

Merupakan salah satu perbup purworejo yang membahas model penyusunan ASB kabupaten purworejo..

Transcript of Dokumen ASB Purworejo 2010

  • PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2010

    TENTANG

    ANALISIS STANDAR BELANJA KABUPATEN PURWOREJO

    BUPATI PURWOREJO,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

    2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indikator kerja, Analisis Standar Belanja, Standar Satuan Harga dan Standar Pelayanan Minimal.

    b. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektivitas penyusunan

    anggaran perlu adanya penyetaraan harga secara proporsional setiap kegiatan pada instansi.

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf

    a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tetang Analisis Standar Belanja Kabupaten Purworejo

    Mengingat 1. Undang-undang 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

    Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 24, Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950);

    2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

    4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

  • Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

    Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    11. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 14.A Tahun 2008 tentang

    Pedoman Pelaksanaan Penatausahaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Purworejo (Berita Daerah kabupaten Purworejo Tahun 2008 Nomor xxxxx);

    12. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 34.A Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Purworejo (Berita Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2008 Nomor 25.a Seri E Nomor 21.a).

    MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ANALISIS STANDAR BELANJA

    KABUPATEN PURWOREJO.

  • Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Purworejo; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah

    sebagai unsure Penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat

    SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang;

    4. Analisis Standar Belanja yang selanjutnya disingkat ASB adalah standar yang digunakan untuk menganalisa kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu Satuan Kerja dilingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk satu tahun anggaran;

    5. Ekualisasi kegiatan/penyetaraan kegiatan adalah daftar pengelompokan kegiatan yag mempunyai ciri dan jenis yang sama atau hampir sama dalam rangka penyusunan rencana belanja;

    Pasal 2

    Analisis Standar Belanja dimaksudkan sebagai alat ukur belanja kegiatan dan penyetaraan nama kegiatan yang berlaku sama untuk seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo.

    Pasal 3

    Penerapan Analisis Standar Belanja bertujuan untuk meningkakan efisiensi biaya dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengendalian anggaran.

    Pasal 4

    Penyetaraan kegiatan dan Analisis Standar Belanja sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

    Pasal 5

    Dalam hal terjadi perubahan nilai ekonomi terkait inflasi, maka setiap tahun dilakukan penyesuaian Indeks Analisa Standa Belanja sebagai dasar perencanaan kegiatan tahun berikutnya bagi SKPD.

  • Pasal 6

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Purworejo

    Ditetapkan di Purworejo pada tanggal 6 Desember 2010

    BUPATI PURWOREJO

    ttd

    MAHSUN ZAIN

    Diundangkan di Purworejo Pada tanggal 6 Desember 2010 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO

    Asisten Sekda Bidang Pemerintahan

    ttd

    Drs. TRI HANDOYO, MM BERITA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2010 NOMOR 35 SERI E NOMOR 21

  • LAMPIRAN : Peraturan Bupati Purworejo Nomor 35 Tahun 2010 Tanggal 6 Desember 2010

    ANALISIS STANDAR BELANJA

    KABUPATEN PURWOREJO

  • i

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .............................................................. DAFTAR ISI ....................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................

    i ii v

    BAB I PENDAHULUAN I 1 1.1. Latar Belakang

    ................................................ 1.2. Permasalahan

    ................................................. 1.3. Tujuan dan Sasaran

    .......................................... 1.4. Output yang Diharapkan

    .................................... 1.5. Arahan Hukum Perlunya Pemutakhiran

    Data ASB .......

    I 1 I 3 I 3 I 4 I 4

    BAB II DASAR HUKUM DAN KONSEP PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA

    II 1

    2.1. Dasar Hukum Penyusunan ASB .............................

    2.2. Konsep Penyusunan ASB .....................................

    A. Activity Based Costing ................................... B. Pendekatan Perilaku Biaya ............................. C. Teknik Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel .

    II 1 II 5 II 5 II 8

    II 14

    BAB III METODE PENGEMBANGAN ASB PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

    III 1

    3.1. Langkah-langkah Penyusunan ASB .........................

    A. Pengumpulan Data ....................................... B. Inisiasi Penyusunan ASB .................................

    3.2. Pola Pikir Penyusunan ASB ..................................

    III 1 III 2 III 3 III 5

    BAB IV ANALISIS STANDAR BELANJA IV 1 4.1. KEGIATAN NON URUSAN (EX ADUM):

    4.1.1. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUP SKPD DINAS .................

    IV 1

    IV - 1

  • ii

    4.1.2. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUNGAN SKPD BADAN ........... 4.1.3. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUNGAN SKPD KANTOR ......... 4.1.4. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM

    PERKANTORAN DI LINGKUP SETDA (TIDAK TERMASUK BAG. UMUM SETDA) .........................................

    4.1.5. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI TINGKAT KECAMATAN ................. 4.1.6. ASB PEMELIHARAAN BANGUNAN / GEDUNG / RUMAH /

    KANTOR ........................................................ 4.1.7. ASB PENYEDIAAN JASA PEMELIHARAAN, DAN PERIJINAN

    KENDARAAN DINAS ........................................... 4.1.8. ASB PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUP SKPD (RENSTRA

    SKPD RKA/DPA SKPD LAPORAN KEUANGAN SKPD, LAPORAN CAPAIAN KINERJA) ...............................

    4.1.9. ASB PENYUSUNAN DOKUMEN (RENSTRA SKPD RKA/DPA SKPD LAPORAN KEUANGAN SKPD, LAPORAN CAPAIAN KINERJA) LINGKUP KECAMATAN ............................

    4.2. KEGIATAN URUSAN: 4.2.1. ASB PENGIRIMAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

    (DIKLAT) STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL BAGI APARATUR .....................................................

    4.2.2. ASB PELATIHAN TEKNIS BAGI APARATUR ................. 4.2.3. ASB PELATIHAN TEKNIS BAGI MASYARAKAT .............. 4.2.4. ASB SOSIALISASI/PENYULUHAN ............................. 4.2.5. ASB PEMBINAAN/PENDAMPINGAN/FASILITASI/

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/LEMBAGA LINGKUP KECAMATAN ...................................................

    4.2.6. ASB PEMBINAAN / PENDAMPINGAN / FASILITASI / PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ..............................

    4.2.7. ASB PEMBINAAN/PENDAMPINGAN/FASILITASI/ PEMBERDAYAAN LEMBAGA/ORGANISASI ..................

    4.2.8. ASB KONFERENSI / FORUM DIALOG / KOMUNIKASI / KOORDINASI / MUSREN LINGKUP KABUPATEN ...........

    4.2.9. ASB KONFERENSI FORUM DIALOG / KOMUNIKASI / KOORDINASI / MUSREN LINGKUP KECAMATAN ...........

    4.2.10 ASB PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUP DAERAH ......... 4.2.11 ASB PENYUSUNAN DATA DASAR PEMBANGUNAN ......... 4.2.12 ASB PEMETAAN/PENELITIAN/PENDATAAN ................ 4.2.13 ASB PENYUSUNAN/PENETAPAN DOKUMEN

    PERATURAN DAERAH ......................................... 4.2.14 ASB MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

    KEGIATAN DI LINGKUNGAN INTERN SKPD ................ 4.2.15 ASB MONITORING/PENGAWASAN/PENGENDALIAN/

    IV - 3

    IV 5

    IV - 7

    IV 9

    IV 11

    IV 14

    IV 18

    IV 21

    IV 23

    IV 23 IV 25 IV 27 IV 29

    IV 32

    IV 37

    IV 41

    IV 45

    IV 48 IV 50 IV 52 IV 54

    IV 57

    IV 59

  • iii

    PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEGIATAN ANTAR SKPD DI LINGKUP KABUPATEN ........................................

    4.2.16 ASB SOSIALISASI DAN/ATAU MONITORING / PENGAWASAN / PENGENDALIAN / PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEGIATAN DI LINGKUP KECAMATAN ...........

    4.2.17 ASB INTENSIFIKASI PENYETORAN PBB DI KECAMATAN .. 4.2.18 ASB PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN ...... 4.2.19 ASB FASILITASI URUSAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN . 4.2.20 ASB PROMOSI DAN PUBLIKASI .............................. 4.2.21 ASB PENYELENGGARAAN PAMERAN ....................... 4.2.22 ASB PENYELENGGARAAN ACARA SECARA MASSAL

    (KOMPETISI, LOMBA, TURNAMEN, PENTAS, EVENT DAN SEJENISNYA) ..................................................

    4.2.23 ASB PENGUJIAN/PENILAIAN/AKREDITASI/SERTIFIKASI . 4.2.24 ASB PENYELENGGARAAN OPERASIONAL KESEHATAN

    BAGI MASYARAKAT ........................................... 4.2.25 ASB PRAKTEK / PEMBUATAN DEMPLOT / DEMPOND / PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN ......................... 4.2.26 ASB PENGADAAN BELANJA BAHAN MATERIAL, BAHAN

    CETAKAN DAN/ATAU BELANJA MODAL NON KONSTRUKSI NILAI Rp. 100.000.000,- ................... ASB PENGADAAN BELANJA BAHAN MATERIAL, BAHAN CETAKAN DAN/ATAU BELANJA MODAL NON KONSTRUKSI NILAI > Rp. 100.000.000,- ..................

    4.2.27 ASB PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA FISIK / KONSTRUKSI (BELANJA MODAL) ............................

    4.2.28 ASB PENGELOLAAN BANTUAN .............................. 4.2.29 ASB KONFERENSI TINGKAT KECAMATAN .................. 4.2.30 ASB PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA LINGKUP

    KECAMATAN ................................................... 4.2.31 ASB PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA DEWAN (DPRD) 4.2.32 ASB PENANGANAN KEADAAN DARURAT DAN BENCANA .

    IV 62

    IV - 65 IV - 67 IV 69 IV 71 IV - 73 IV - 75

    IV - 77 IV - 79

    IV - 81

    IV - 83

    IV 85

    IV - 88

    IV 90 IV - 92 IV - 93

    IV - 95 IV - 97 IV - 98

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    NO NAMA GAMBAR HAL

    Gambar 2.1. Perilaku Biaya Tetap (Fixed Cost) .................................. II 9 Gambar 2.2. Perilaku Biaya Variabel (Variable Cost) ........................... II 11 Gambar 2.3. Model Perilaku Biaya Kegiatan ...................................... II 13 Gambar 3.1. Pola Pikir Penyusunan ASB ........................................... III 6

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    I.1

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Upaya untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan dalam tata

    pengelolaan keuangan negara/daerah di Indonesia, terus dilakukan, baik di

    tingkat pemerintah melalui penyempurnaan berbagai regulasi di bidang

    keuangan negara, maupun di daerah melalui penyediaan instrumen dan

    infrastruktur pendukung dalam pengimplementasian manajemen keuangan

    daerah. Tujuan yang ingin dicapai dari berbagai upaya, baik di tingkat

    pemerintah maupun pemerintah daerah adalah dalam upaya untuk

    menciptakan sistem dan manajemen keuangan daerah yang semakin ekonomis,

    efisien, efektif, transparan, akuntabel, responsip dan demokratis.

    Sistem pengelolaan keuangan daerah yang sebelumnya diatur dengan

    Peraturan Pemerintah No 105 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

    Kepmendagri No 29 Tentang Tentang Pedoman Pengurusan,

    Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara

    Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan

    Perhitungan APBD, diganti dengan paket perundangan lain, diantaranya;

    Undang-Undang No 17 Tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah No 58

    Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No 59

    Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta PP No. 38

    Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

    Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

    Dalam perspektif teori manajemen anggaran publik (public expenditure

    management), pemberlakuan ketiga payung hukum pengelolaan keuangan

    daerah tersebut dapat dilihat sebagai alat untuk menciptakan keterpaduan

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    I.2

    pengelolaan keuangan negara disamping memperkuat terciptanya outcome

    pengelolaan keuangan publik, berupa; teralokasinya sumber pembiayaan publik

    pada bidang dan sektor pembangunan yang strategis (strategic allocation),

    terciptanya efisiensi pengelolaan keuangan daerah (technical efficiency) dan

    terciptanya disiplin anggaran (Fiscal Discipline).

    Secara lebih spesifik, untuk menciptakan ketiga outcome pengelolaan

    keuangan daerah tersebut maka diperlukan berbagai instrumen kebijakan

    pengelolaan keuangan yang mengatur siklus manajemen strategis pengelolaan

    keuangan daerah mulai dari perencanaan hingga evaluasi serta

    pertanggungjawaban.

    Standar Kebijakan Pengelolaan Belanja Langsung dalam hal ini berfungsi

    sebagai rambu-rambu yang mengatur penyusunan belanja langsung kegiatan

    satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan batasan rekening-rekening yang

    rasional serta tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku.

    Sedangkan, Analisis Standar Belanja (ASB) dianggap penting dalam proses

    verifikasi anggaran yang selama ini cenderung belum standar dan masih

    dilaksanakan secara manual serta sangat tergantung pada penilaian individual

    pelaksana verifikasi anggaran daerah.

    Pemerintah Kabupaten Purworejo sebagai salah satu kabupaten di Jawa

    Tengah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka melakukan reformasi

    dan pembenahan secara bertahap dan berkesinambungan dalam tata kelola

    pemerintah daerah pada umumnya dan keuangan daerah pada khususnya.

    Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan pada tahun anggaran 2007

    adalah melakukan penyusunan base-line data Analisis Standar Belanja (ASB).

    Seiring dengan berjalannya waktu dan terjadinya perubahan pada

    berbagai variabel atau faktor penentu besaran anggaran suatu kegiatan, maka

    dirasakan perlu untuk melakukan pemutakhiran data ASB yang sudah disusun

    tersebut, sehingga dapat diaplikasikan dalam penyusunan RKA-SKPD tahun

    anggaran 2011.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    I.3

    1.2. PERMASALAHAN

    Base-line data Analisis Standar Belanja (ASB) yang sudah disusun Kabupaten

    Purworejo berdasarkan basis data periode sebelumnya, dalam

    pengimplementasiannya di tahun anggaran mendatang membutuhkan sejumlah

    penyesuaian dan pembaruan (up-dating) data.

    Beberapa alasan yang mendasari perlunya up-dating data ASB ini adalah:

    a. Base-line data ASB disusun secara bertahap dan berencana. Hal ini

    didasarkan atas pertimbangan bahwa penjelasan Pasal 39 ayat (2) PP

    No. 58 Tahun 2005 mengisyaratkan bahwa penerapan ASB hendaknya

    dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di

    masing-masing daerah.

    b. Base-line data ASB yang telah disusun pada periode sebelumnya, karena

    keterbatasan data menyebabkan beberapa jenis kegiatan tidak bisa

    diakomodir dan karenanya perlu dirumuskan kembali;

    Formula ASB yang telah disusun berdasarkan atas basis data tahun anggaran

    sebelumnya, tidak akan sesuai untuk ditetapkan pada tahun anggaran mendatang.

    Salah satu faktor penyebab ketidaksesuaian ini adalah adanya inflasi.

    1.3. TUJUAN DAN SASARAN

    Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

    melakukan pemutakhiran data dan software ASB serta peningkatan kualitas

    SDM aparatur dalam penerapan ASB, sehingga dapat diaplikasikan dalam

    penyusunan RKA-SKPD tahun anggaran 2011.

    Sedangkan, sasaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:

    Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan aparatur melalui proses

    transfer of knowledge dalam proses penyusunan pemutakhiran data

    ASB, sehingga diharapkan aparatur pemerintah Kab. Purworejo

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    I.4

    selanjutnya dapat menyusun dan memperbarui data ASB di tahun-

    tahun selanjutnya;

    Memfasilitasi pemerintah Kab. Purworejo dalam mempersiapkan,

    menyusun dan memutakhirkan/memperbarui data ASB sebagai salah

    satu instrumen pendukung dalam penyusunan anggaran daerah

    (RAPBD).

    1.4. OUTPUT YANG DIHARAPKAN

    Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

    Pemutakhiran data ASB yang sudah disusun;

    Penyesuaian software ASB yang sudah ada; dan

    Peningkatan kualitas SDM aparatur dalam penerapan Analisis Standar

    Belanja (ASB) di Kab. Purworejo.

    1.5. ARAHAN HUKUM PERLUNYA PEMUTAKHIRAN DATA ASB

    Berbagai peraturan perundang-undangan terkait dengan penyusunan

    ASB, secara implisit mensyaratkan bahwa ASB harus disusun setiap tahun

    bersamaan dengan penyusunan RKA-SKPD dan dilakukan secara bertahap. Oleh

    karena itu, maka data ASB yang sudah disusun, perlu disesuaikan dan

    dimutakhirkan setiap tahun anggaran bersamaan dengan penyusunan standar

    harga.

    Pemutakhiran data ASB Kab. Purworejo berpedoman pada:

    1. Pasal 39 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005

    tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Penyusunan RKA-SKPD dengan

    pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan

    antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari

    kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan

    hasil tersebut; dan Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    I.5

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan capaian

    kinerja, indikator kinerja, Analisis Standar Belanja, standar satuan

    harga, dan standar pelayanan minimal.

    2. Penjelasan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58

    tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Yang dimaksud

    dengan Analisis Standar Belanja adalah penilaian kewajaran atas beban

    kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan,

    Penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan Analisis Standar Belanja

    dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan.

    3. Pasal 93 ayat (1) Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah, Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan

    prestasi kerja berdasarkan pada indikator kinerja, capaian atau target

    kinerja, Analisis Standar Belanja, standar satuan harga, dan standar

    pelayanan minimal. Sedangkan dalam ayat (4) dinyatakan bahwa:

    Analisis Standar Belanja sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

    merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang

    digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.1

    BAB 2 DASAR HUKUM DAN KONSEP PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA

    2.1. DASAR HUKUM PENYUSUNAN ASB

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan wujud

    pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan

    Daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan

    dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman pada

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan tercapainya

    tujuan bernegara. Arahan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait

    dengan Analisis Standar Belanja (ASB), antara lain:

    1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal

    167 ayat 3 Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur

    kinerja; dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    2) Penjelasan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

    Daerah, Pasal 167 ayat 3:

    a. Yang dimaksud dengan Analisa Standar Belanja (ASB) adalah

    penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan

    untuk melaksanakan suatu kegiatan.

    b. Yang dimaksud dengan Standar harga adalah harga satuan setiap unit

    barang yang berlaku di suatu Daerah.

    c. Yang dimaksud dengan tolok ukur kinerja adalah ukuran keberhasilan

    yang dicapai pada setiap satuan kerja perangkat daerah.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.2

    d. Yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah

    standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal

    kelayakan.

    e. Termasuk dalam peraturan perundangan antara lain pedoman

    penyusunan analisa standar belanja, standar harga, tolok ukur

    kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh

    Menteri Dalam Negeri.

    3) Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan

    Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Pasal 20 ayat 2 Untuk

    mengukur kinerja keuangan Pemerintah Daerah, dikembangkan standar

    analisa belanja, tolok ukur kinerja dan standar biaya.

    4) Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 Tentang

    Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Pasal 20 ayat

    2:

    a. Yang dimaksud dengan standar analisa belanja adalah penilaian

    kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan.

    b. Yang dimaksud dengan tolok ukur kinerja adalah ukuran

    keberhasilan yang dicapai pada setiap unit organisasi perangkat

    Daerah.

    c. Yang dimaksud dengan standar biaya adalah harga satuan unit

    biaya yang berlaku bagi masing-masing Daerah.

    5) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah Pasal 39 ayat 2, Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi

    kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan

    capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar

    satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

    6) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah Pasal 41 ayat 3, Pembahasan oleh tim anggaran pemerintah

    daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk menelaah

    kesesuaian antara RKA-SKPD dengan kebijakan umum APBD, prioritas

    dan plafon anggaran sementara, prakiraan maju yang telah disetujui

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.3

    tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya, serta

    capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja, standar

    satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

    7) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2 : Rancangan surat edaran

    kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) mencakup :

    a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana

    pendapatan dan pembiayaan;

    b. sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja

    SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang

    ditetapkan;

    c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;

    d. hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD

    terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas,

    tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka

    pencapaian prestasi kerja; dan

    e. dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening

    APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar

    satuan harga.

    8) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 93 :

    9) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 90 ayat (2) berdasarkan pada indikator kinerja, capaian

    atau target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan

    standar pelayanan minimal.

    a. Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

    ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari program dan kegiatan

    yang direncanakan.

    b. Capaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

    ukuran prestasi kerja yang akan dicapai yang berwujud kualitas,

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.4

    kuantitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan dari setiap

    program dan kegiatan.

    c. Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang

    digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

    d. Standar satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku

    disuatu daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

    e. Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan capaian jenis

    dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.

    10) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 100 ayat 2 Pembahasan oleh TAPD

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menelaah

    kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA, prakiraan maju yang

    telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan

    lainnya, serta capaivn kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran

    kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar

    pelayanan minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar

    SKPD.

    11) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan

    Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 89 ayat 2 : Rancangan

    surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :

    a. prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang

    terkait;

    b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap

    program/kegiatan SKPD;

    c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;

    d. dihapus;

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.5

    e. dokumen sebagai lampiran surat edaran meliputi KUA, PPAS,

    analisis standar belanja dan standar satuan harga.

    12) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan

    Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 100 ayat 2 : Pembahasan

    oleh TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk

    menelaah:

    a. kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS, prakiraan maju pada

    RKA-SKPD tahun berjalan yang disetujui tahun lalu, dan dokumen

    perencanaan lainnya;

    b. kesesuaian rencana anggaran dengan standar analisis belanja,

    standar satuan harga;

    c. kelengkapan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi capaian

    kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan, dan

    standar pelayanan minimal;

    d. proyeksi prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya; dan

    e. sinkronisasi program dan kegiatan antar RKA-SKPD.

    13) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2008 Tentang

    Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

    Anggaran 2009, (Romawi III) Teknis Penyusunan APBD No. 4 : Substansi

    Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD

    kepada seluruh SKPD dan RKA-PPKD kepada SKPKD lebih disederhanakan,

    hanya memuat prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan

    yang terkait, alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap

    program/kegiatan SKPD, batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada

    PPKD dan dokumen sebagai lampiran Surat Edaran dimaksud meliputi

    KUA, PPAS, Analisis Standar Belanja, dan Standar Satuan Harga.

    2.2. KONSEP PENYUSUNAN ASB

    A. ACTIVITY BASED COSTING

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.6

    Pengalokasian sumber daya dalam rangka menghasilkan kinerja

    pengelolaan keuangan yang ekonomis, efesien dan efektif, sering dihadapkan

    oleh situasi dan pilihan yang sulit. Sering keputusan diambil tidak berdasarkan

    data yang memadai dan mendukung, sebab hanya didasarkan atas feeling atau

    intuisi. Dalam situasi yang demikian, tersusunnya Analisis Standar Belanja

    (ASB) sangat membantu para pengambil kebijakan untuk menghasilkan

    keputusan yang logis dengan didukung oleh fakta atau data yang dapat

    dipertanggungjawabkan.

    Analisis Standar Belanja merupakan penilaian kewajaran atas beban

    kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Penilaian

    kewajaran suatu kegiatan cenderung bersifat relatif. Artinya wajar menurut

    satu orang mungkin akan berbeda dengan wajar menurut pendapat orang lain.

    Karena bersifat relatif, maka diperlukan adanya tolok ukur atau benchmark

    yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan apakah suatu kegiatan

    dapat dianggap wajar atau tidak wajar.

    Terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk merumuskan

    Analisis Standar Belanja (ASB), salah satunya adalah pendekatan Activity-Based

    Costing (ABC). Dengan pendekatan ABC dapat diukur kinerja proses dan

    aktivitas, penentuan biaya dalam proses yang menghasilkan output, dan

    mengidentifikasi berbagai kemungkinan/peluang untuk menghasilkan proses

    pengelolaan kegiatan secara lebih efisien dan efektif. Hal ini didasarkan atas

    pertimbangan bahwa pendekatan yang bersifat kualitatif semata-mata tidak

    cukup digunakan sebagai ukuran tunggal untuk mengukur peningkatan

    pelayanan yang diberikan. Disisi lain ukuran yang bersifat kualitatif dapat

    digunakan untuk mengukur kinerja apakah suatu pelayanan sudah dilaksanakan

    secara lebih baik (better), tapi tidak sepenuhnya mampu digunakan untuk

    menilai apakah kegiatan tersebut menjadi lebih murah (cheaper) dan/atau

    lebih cepat (faster). Dengan pendekatan ABC, memungkinkan untuk dapat

    mengintegrasikan baik pendekatan kualitatif maupun kuantitatif tersebut.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.7

    Pendekatan ABC merupakan suatu teknik untuk mengukur secara

    kuantitatif biaya dan kinerja suatu kegiatan (the cost and performance of

    activities) serta alokasi penggunaan sumber daya dan biaya, baik biaya

    pelaksanaan maupun biaya administratif suatu kegiatan. Dengan pendekatan

    ini, proses evaluasi dan penilaian dilaksanakan berdasarkan biaya-biaya per

    kegiatan dan bukan didasarkan atas alokasi bruto (gross allocations) pada suatu

    organisasi atau unit kerja.

    Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatan akurasi biaya penyediaan

    barang dan jasa yang dihasilkan dengan menghitung biaya tetap (fixed cost)

    dan biaya variabel (variabel cost) dari suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk

    mengetahui biaya total (total cost) atau secara matematis Biaya Total = Biaya

    Variabel + Biaya Tetap.

    Dengan menggunakan konsepsi ABC, maka informasi hubungan antara

    biaya dan output suatu kegiatan dapat dilihat berdasarkan:

    a. Biaya Total Aktivitas (Total Cost of Activity) yaitu Total biaya

    langsung dan biaya overhead yang timbul karena atau

    dialokasikannya sejumlah sumberdaya untuk melaksanakan suatu

    kegiatan tertentu;

    b. Pendorong biaya (Cost Driver) adalah suatu faktor terukur yang

    menyatakan jumlah target kinerja yang dianggap berpengaruh

    terhadap pengalokasian biaya dalam satu aktivitas tertentu, misalnya

    besar kecilnya biaya suatu kegiatan pelatihan akan dipengaruhi oleh

    besar kecilna jumlah peserta, lama waktu pelaksanaan pelatihan dan

    sebagainya;

    c. Biaya total suatu proses (Total Cost of the Process) yaitu total biaya

    dari semua aktivitas dalam suatu proses yang ditentukan oleh jumlah

    faktor pendorong biaya untuk setiap aktivitas dalam kaitannya

    dengan output suatu proses.

    d. Biaya output (the cost of the output) adalah total biaya dari satu

    kegiatan.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.8

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.9

    B. PENDEKATAN PERILAKU BIAYA

    Biaya (cost) yang digunakan dalam menghasilkan suatu barang dan jasa

    baik di sektor swasta maupun publik dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis

    biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost) dan biaya

    gabungan (mixed cost). Biaya-biaya tersebut umumnya terbagi dalam 3 divisi,

    yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administratif. Pemahaman

    akan jenis-jenis biaya ini akan sangat membantu dalam menentukan

    pembiayaan (budgeting), pengawasan (control) dan pembuatan keputusan

    (decision making). Untuk tujuan teresbut maka perlu pemahaman tentang

    perilaku biaya (cost behavior). Perilaku biaya secara umum digunakan untuk

    menggambarkan apakah biaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu

    barang dan/atau jasa mengalami perubahan jika output yang dihasilkan

    mengalami perubahan.

    B.1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

    Biaya tetap adalah biaya yang tidak mengalami perubahan (tidak naik

    dan tidak turun) pada skala tertentu, sekalipun output yang dihasilkan

    mengalami perubahan (naik/turun). Secara lebih umum, suatu biaya tetap

    adalah suatu biaya yang dalam jumlah totalnya tetap konstan dalam suatu

    range waktu tertentu sekalipun jumlah output yang dihasilkan mengalami

    perubahan.

    Untuk menggambarkan biaya tetap ini, misalkan sebuah kegiatan

    pelatihan. Anggaplah untuk melaksanakan pelatihan tersebut, panitia

    menyewa sebuah mesin potokopi dengan biaya sebesar Rp. 5.000.000,- per

    bulan per unit. Efektif waktu yang digunakan untuk melaksanakan pelatihan

    tersebut adalah selama 3 hari. Biaya sewa mesin potokopi ini tidak akan

    mengalami perubahan sekalipun jumlah peserta pelatihan dan jumlah hari

    efektif pelatihan (selagi masih dalam range 30 hari kerja) mengalami

    perubahan, yaitu tetap Rp. 5.000.000,-/bulan/unit. Pola ini terlihat dalam

    contoh kasus berikut ini:

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.10

    Sewa Mesin Photokopi Jumlah Peserta

    Pelatihan Biaya Per Unit

    Rp. 5.000.000,- 25 orang Rp. 200.000,-

    Rp. 5.000.000,- 50 orang Rp. 100.000,-

    Rp. 5.000.000,- 75 orang Rp. 66.667,-

    Rp. 5.000.000,- 100 orang Rp. 50.000,-

    Rp. 5.000.000,- 200 orang Rp. 25.000,-

    Secara grafis, pola biaya tetap ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    Dua hal yang perlu didiskusikan lebih lanjut terkait dengan terminologi

    biaya tetap ini adalah range waktu yang relevan dan dalam total. Dalam

    kasus persewaan mesin photokopi, kita menggunakan range yang relevan ini

    dalam konteks waktu. Artinya setelah jangka waktu lebih dari 1 bulan, biaya

    sewa mesin photokopi akan mengalami perubahan. Dalam kasus yang lain,

    range yang relevan ini akan lebih tepat diukur berdasarkan jumlah output yang

    dihasilkan.

    BT = Rp. 5.000.000,-

    Biaya

    25 org 50 org 75 org 100 org 200 org

    Peserta Pelatihan

    Gambar 2.1. Perilaku Biaya Tetap (Fixed Cost)

    Rp. 5.000.000,-

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.11

    B.2. Biaya Variabel (Variable Cost)

    Sebuah biaya disebut sebagai biaya variabel jika dalam total terjadi

    perubahan jumlah output yang dihasilkan, maka jumlah biaya yang

    dialokasikan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut juga berubah. Dengan

    kata lain, biaya variabel akan mengalami peningkatan jika terjadi peningkatan

    output, dan sebaliknya akan turun jika jumlah output yang dihasilkan juga

    berkurang.

    Misalkan dalam contoh kasus kegiatan pelatihan di atas, di samping

    memerlukan biaya sewa mesin photokopi, pelatihan tersebut juga memerlukan

    seminar kits (seperti tas, modul, pulpen dan notebook). Besar kecilnya jumlah

    seminar kits yang dibutuhkan akan sangat tergantung pada seberapa banyak

    jumlah peserta pelatihan. Semakin banyak jumlah peserta pelatihan, semakin

    besar jumlah seminar kits yang harus disediakan, dan sebaliknya. Dalam

    konteks yang lebih luas, kita juga bisa melihat, bahwa besar kecilnya biaya

    yang digunakan untuk melaksanakan suatu pelatihan akan sangat tergantung

    pada besar kecilnya jumlah peserta pelatihan dan jam pelajaran yang

    dialokasikan untuk melaksanakan pelatihan tersebut.

    Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan hal ini dapat dilihat dalam contoh

    berikut:

    Biaya Seminar Kits Jumlah Peserta

    Pelatihan Biaya Per Unit

    Rp. 625.000,- 25 orang Rp. 25.000,-

    Rp. 1.250.000,- 50 orang Rp. 25.000,-

    Rp. 1.875.000,- 75 orang Rp. 25.000,-

    Rp. 2.500.000,- 100 orang Rp. 25.000,-

    Rp. 5.000.000,- 200 orang Rp. 25.000,-

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.12

    Secara grafis, pola biaya variabel ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    B.3. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilakunya

    Pengklasifikasian biaya (biaya tetap dan biaya variabel) berdasarkan

    perilaku, dapat dikelompokkan berdasarkan waktu pemakaian sumber daya.

    Sumberdaya yang ada selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kebutuhan dan

    output yang dihasilkannya. Selanjutnya, diukur input dan output dan beserta

    dampak perubahan output terhadap biaya suatu kegiatan.

    - Waktu Penggunaan Sumberdaya

    Pengklasifikasian suatu jenis biaya, apakah merupakan biaya

    tetap ataukah biaya variabel dapat dilihat dari waktu penggunaan

    sumberdaya dimaksud. Dalam jangka panjang, pada dasarnya semua

    biaya adalah variabel (variable cost), sedangkan dalam jangka pendek

    paling tidak terdapat satu jenis biaya yang tetap (fixed cost). Penentuan

    jangka panjang dan pendek, pada dasarnya dalam konteks ekonomi,

    bersifat relatif, artinya panjang waktu untuk menentukan apakah suatu

    Biaya (Rp. ribu)

    25 org 50 org 75 org 100 org 200 org

    Peserta Pelatihan

    625

    1.250

    1.875

    2.500

    5.000

    Gambar 2.2. Perilaku Biaya Variabel (Variable Cost)

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.13

    biaya termasuk jangka pendek akan berbeda antara satu jenis input

    dengan input lainnya. Penentuan lama waktu penggunaan biaya suatu

    kegiatan, akan sangat tergantung pada jenis kegiatan dan tujuan untuk

    apa perilaku biaya tersebut diestimasi.

    Berdasarkan pada contoh kita di atas, dalam pelaksanaan sebuah

    kegiatan pelatihan yang hanya menggunakan waktu efektif selama 3

    hari, maka penghitungan biaya sewa photokopi selama 1 (satu) bulan

    bisa dianggap sebagai biaya tetap. Dalam konteks lain, biaya tetap

    tersebut mungkin sampai 1 (satu) tahun.

    - Pengukuran Input dan Output Kegiatan

    Setiap kegiatan pasti membutuhkan sejumlah sumber daya atau

    input untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Input bisa berupa tenaga

    kerja, material, jasa, modal dan sebagainya. Input-input tersebut

    diproses untuk menghasilkan sejumlah output, yaitu barang dan jasa

    yang langsung dihasilkan setelah suatu proses pelaksanaan kegiatan

    selesai dilaksanakan. Sebagai contoh, untuk menghasilkan sejumlah

    output berupa orang yang trampil akan topik yang dilatihkan, diperlukan

    input berupa panitia pelaksana, tenaga pelatih, seminar kits, sewa

    (tempat), alat tulis kantor, dan sebagainya. Seberapa banyak jumlah

    output yang dihasilkan setelah kita menggunakan sejumlah input? Salah

    satu pembatasan ukuran yang biasa digunakan adalah jumlah waktu

    pelaksanaan kegiatan.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.14

    Terminologi lain yang dapat digunakan untuk mengukur output

    adalah faktor-faktor pendorong munculnya biaya (cost driver) atau

    pendorong kegiatan (activity driver). Faktor pendorong kegiatan adalah

    faktor-faktor penyebab yang dapat diamati yang dapat digunakan untuk

    mengukur jumlah input yang digunakan. Pendorong kegiatan dapat

    menjelaskan seberapa besar perubahan biaya-biaya kegiatan dengan

    menghitung seberapa besar perubahan output yang dihasilkan kegiatan

    tersebut. Dalam contoh kasus diatas, ouput dari kegiatan adalah jumlah

    peserta yang trampil akan topik yang dilatih. Jadi faktor pendorong

    munculnya biaya atau pendorong kegiatan untuk kegiatan pelatihan

    adalah jumlah peserta dan lama waktu pelaksanaan pelatihan. Semakin

    banyak jumlah peserta pelatihan, atau semakin lama jangka waktu

    (misalnya dilihat dari jumlah jam pelajaran) pelaksanaan pelatihan akan

    menyebabkan biaya yang digunakan untuk melaksanakan pelatihan

    tersebut semakin besar. Keperluan untuk memahami hubungan biaya-

    kegiatan (cost-activity relationship) mengharuskan kita untuk

    menentukan secara tepat ukuran output kegiatan.

    INPUT: - Tenaga Kerja; - Modal; - Seminar Kits; - Sewa Tempat; - ATK; - Dsb.

    KEGIATAN OUTPUT

    Perilaku Biaya

    Perubahan Biaya/Input

    Perubahan Output

    Gambar 2.3. Model Perilaku Biaya Kegiatan

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.15

    C. TEKNIK PENENTUAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL

    Kebanyakan kasus kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan pemerintah

    daerah, pada dasarnya susah untuk mengelompokkan biaya tetap dan biaya

    variabelnya. Biaya-biaya tersebut cenderung bersifat campuran (mixed cost).

    Seringkali biaya yang kita ketahui untuk suatu kegiatan hanyalah biaya total

    dan output yang dihasilkan dari suatu kegaitan. Dalam kasus yang demikian,

    maka perlu dipisahkan biaya-biaya tersebut dalam biaya tetap dan biaya

    variabel.

    Untuk dapat memisahkan biaya total menjadi biaya tetap dan biaya

    variabel, dapat digunakan metode regresi (method of least squares),seperti

    tersebut dibawah ini:

    - Metode Estimasi dengan Regresi

    Salah satu metode estimasi yang digunakan untuk menentukan perilaku cost

    adalah regresi. Metode ini menganggap bahwa hubungan antara cost dan volume

    of activity berbentuk garis lurus/linier (Y = a + bX), di mana Y merupakan variabel

    tak bebas (dependent) dan X merupakan variabel bebas (independent). Gambaran

    mengenai hubungan linier (garis lurus) antara cost dan volume of activity dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini. Titik-titik berwarna hijau merupakan hubungan

    antara total cost dan volume of activity yang sebenarnya, sedangkan garis lurus

    merupakan garis taksiran yang diperoleh dari estimasi dengan metode regresi.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.16

    Analisis regresi adalah analisis tentang studi ketergantungan satu variabel,

    variabel tak bebas, pada satu atau lebih variabel lain, variabel yang menjelaskan

    (explanatory varaiables), dengan maksud menaksir dan atau meramalkan nilai

    rata-rata hitung (mean) atau rata-rata (populasi) variabel tak bebas, dipandang

    dari segi nilai yang diketahui atau tetap (dalam pengambilan sampel berulang)

    variabel yang menjelaskan. Berdasarkan jumlah variabel yang terdapat dalam

    model, analisis regresi dapat dibagi 2, yaitu analisis model regresi sederhana (2

    variabel) dan analisis model regresi majemuk (3 variabel atau lebih).

    - Estimasi Koefisien

    Untuk melakukan penaksiran intercept (fixed cost) dan slope

    (avaragevarbiable cost), digunakan metode kuadrat terkecil biasa (method of

    ordinary least squares, OLS). Metode OLS dapat dijelaskan dengan model regresi 2

    variabel berikut ini:

    uXY 110

    Sedangkan untuk lebih dari 2 variabel, bentuk persamaan seperti berikut ini:

    uiXiYn

    1

    0

    y = 490738x + 3E+07R = 0,9671

    0

    50000000

    100000000

    150000000

    200000000

    250000000

    300000000

    350000000

    400000000

    450000000

    0 200 400 600 800

    Tota

    l Co

    st

    Volume of Activity

    Garis Regresi

    Linear (Garis Regresi)

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.17

    n menunjukkan banyaknya variabel penjelas yang dalam hal ini adalah volume of

    activity.

    Y = total cost

    X1,X2, = volume of activity

    0 = total fixed cost

    ,..., 21 = tarif of variable cost

    u = residual

    Regresi dengan 2 variabel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

    sederhana, seperti di bawah ini:

    22

    1

    XXn

    YXXYn

    n

    XY

    1

    0

    - Standar Eror Estimasi

    Untuk menghitung standar eror dari hasil estimasi digunakan formula

    sebagai berikut:

    kn

    YYSE

    i

    )(

    SE = standard error of estimation

    Yi = cost sesungguhnya yang diamati

    Y = cost hasil estimasi

    k = jumlah keseluruhan variabel

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.18

    - Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi merupakan ukuran yang menunjukkan persentase

    perubahan variabel tak bebas yang disebabkan hubungan linier dengan variabel

    bebas. Cost tidak hanya berubah dalam hubungannya dengan volume of activity,

    tetapi masih ada faktor lain (misalnya harga) yang berpengaruh terhadap perilaku

    cost. Dengan menghitung koefisien determinasi dapat diketahui berapa persen

    perubahan suatu cost yang disebabkan oleh volume of activity. R2 dapat dihitung

    dengan formula di bawah ini:

    2

    2

    )(

    )(

    YY

    YYR

    i

    Y adalah rata-rata Y observasi (sesunguhnya).

    - Uji Signifikansi Variabel Bebas (Independet Variable)

    Untuk melihat apakah variabel bebar berpengaruh signifikan terhadap

    variabel tak bebas digunakan uji beda rata-rata koefisien terhadap nol. Jika sama

    dengan nol berarti tidak signifikan dan jika tidak sama dengan nol berarti

    signifikan berpengaruh. Terdapat 2 macam uji, yaitu Uji F dan Uji t. Kedua uji

    tersebut menggunakan dasar hipotesis sebagai berikut:

    Ho : 0i

    HA : 0i

    Uji F

    Uji ini digunakan untuk mendeteksi signifikansi semua variabel independen

    secara bersama mempengaruhi variabel dependen.

    Tahap-tahap Uji F :

    a) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesisi alternatif.

    b) Ho : = 0, artinya secara bersama variabel independen tidak dapat

    digunakan dalam analisis regresi .

    c) Ha : 0, artinya secara bersama variabel independen dapat digunakan

    dalam analisis regresi.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    II.19

    d) Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% dan degree of freedom

    (df) = (k-1,n-k) dalam menetukan F-tabel.

    e) Menghitung t-hitung : F* = ( yi2 / k-1) / (ui

    2 / n-k).

    f) Kriteria : (F-hitung > F-tabel) Ho ditolak.

    g) (F-hitung < t-tabel) Ho diterima.

    Uji t

    Uji ini digunakan untuk mendeteksi signifikansi variabel independen (secara

    individual) terhadap variabel dependen yang digunakan.

    Tahap-tahap uji t :

    a) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

    Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan secara statistik antara

    variabel x terhadap variabel y.

    Ha : 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara

    variabel x terhadap variabel y.

    b) Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5% dan degree of freedom (df)

    = n-k dalam menetukan t-tabel.

    c) Menghitung t-hitung : t* = / SE ( ).

    d) Kriteria : (t-hitung > t-tabel atau t-hitung < t-tabel) Ho ditolak.

    (t-hitung < t-tabel atau t-hitung > -t-tabel) Ho diterima.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.20

    BAB 3 METODE PENGEMBANGAN ASB PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

    3.1. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ASB

    Pengalokasian sumber daya dalam rangka menghasilkan kinerja

    pengelolaan keuangan yang ekonomis, efesien dan efektif, sering dihadapkan

    pada situasi dan pilihan yang sulit. Sering keputusan diambil tidak berdasarkan

    data yang memadai dan mendukung, sebab hanya menggunakan dasar feeling

    atau intuisi. Dalam situasi yang demikian, tersusunnya Analisis Standar Belanja

    (ASB) sangat membantu para pengambil kebijakan untuk menghasilkan

    keputusan yang logis dengan didukung oleh fakta atau data yang dapat

    dipertanggungjawabkan.

    Pendekatan penyusunan ASB di Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam

    studi ini menggunakan beberapa metode. Metode-metode tersebut

    diselaraskan dengan beberapa kelompok belanja berdasarkan Kepemendagri

    No. 29 tahun 2002. Dalam Kepmen tersebut dikenalkan belanja administrasi

    umum atau sebelumnya belanja rutin dan belanja operasi dan pemerliharaan

    atau sebelumnya belanja pembangunan. Dan dalam Permendagri No. 13 tahun

    2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007 nama tersebut telah dihilangkan,

    seluruh belanja tersebut diwujudkan dalam atau menjadi berbagai macam

    kegiatan. Dalam studi ini, penyusunan ASB dirumuskan pada setiap jenis

    kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo.

    Selanjutnya bagaimana menentukan jenis kegiatan, menggunakan metoda-

    metoda dalam penyusunan ASB dan pengolahan datanya untuk menentukan

    besarnya ASB pada setiap jenis kegiatan, dijelaskan pada sub bab selanjutnya

    berikut di bawah ini.

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.21

    A. Pengumpulan Data

    Sumber data yang digunakan dalam penyusunan ASB ini terdiri dari 2

    (dua) kelompok sumber data, yaitu:

    a. Data Sekunder

    Data sekunder diperoleh dari bank data setiap SKPD terkait yang ada di

    Kabupaten Purworejo. Data sekunder dimaksud terdiri dari:

    Data dasar ASB yang sudah disusun;

    Software ASB yang sudah disusun;

    Kebijakan Umum Anggaran;

    Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara;

    Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DPA SKPD);

    SK Bupati tentang Standar Biaya/Standar Harga;

    RAPBD;

    RKPD.

    b. Data Primer

    Data primer diperoleh dengan menggunakan 2 metode, yaitu:

    Kuesioner. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dan telah

    diidentifikasi dan dianalisis sesuai kebutuhan di lapangan, tim ahli

    kemudian merumuskan kuesioner yang dirancang sedmikian rupa

    untuk memperoleh informasi tambahan yang tidak ditemui dalam

    data sekunder. Kuesioner ini dimaksudkan untuk menggali tahap atau

    proses, volume sumber daya fisik yang digunakan dalam setiap

    kegiatan.

    FGD (Focussed Group Disscussion). Guna memverifikasi dan klarifikasi

    data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan survei lapangan,

    selanjutnya dilakukan FGD dengan melibatkan orang-orang kunci

    yang mengetahui secara jelas terhadap jenis kegiatan yang akan

    disusun ASB-nya. Dalam proses ini, tim dan Staf Pemda Purworejo

    yang mewakili perumusan untuk jenis kegiatan tertentu akan

    mendiskusikan secara lebih mendalam dan terfokus pada item-item

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.22

    yang dianggap masih memerlukan penjelasan dan informasi lebih

    lanjut.

    B. Inisiasi Penyusunan ASB

    Metode inisiasi penyusunan ASB dilakukan melalui beberapa tahap

    sebagaimana yang ditampilkan pada gambar berikut:

    Langkah I: Identifikasi Kegiatan-Kegiatan SKPD Daerah

    Langkah awal yang harus dilakukan dalam merumuskan ASB adalah

    mengidentifikasi berbagai kegiatan yang dilakukan oleh SKPD. Kegiatan-

    kegiatan dieksplorasi dari rekening program dan kegiatan yang ada dalam

    Permendagri No 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta

    kegiatan-kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh SKPD pada tahun-tahun lalu.

    Hasil identifikasi kegiatan yang ada dalam kode rekening program dan

    kegiatan Permendagri No 13 Tahun 2006 selanjutnya akan digunakan sebagai

    basis kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada tahun-tahun yang

    akan datang. Sedangkan hasil identifikasi hasil kegiatan pada tahun-tahun yang

    lalu digunakan sebagai proxy untuk menemukan basis biaya yang objektif.

    Langkah II: Klasifikasi Kegiatan berdasarkan Jenis Kegiatan

    Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD pada dasarnya dapat

    dikelompokkan berdasarkan jenis kegiatannya. Prinsip dasar pengelompokkan

    kegiatan berdasarkan jenis kegiatannya dengan melihat apakah kegiatan yang

    dilaksanakan memiliki kesamaan output yang dihasilkan dan kesamaan cost

    driver untuk melaksanakannya. Dengan demikian, sekalipun memiliki nama

    kegiatan yang berbeda-beda, namun jika dilihat dari kesamaan output yang

    dihasilkan dan cost drivernya, sesungguhnya kegiatan dimaksud merupakan

    jenis kegiatan yang sama.

    Sebagai misal, untuk kegiatan yang termasuk dalam kelompok pelatihan,

    dapat dibagi menjadi:

    Pelatihan teknis bagi aparatur;

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.23

    Pelatihan fungsional bagi aparatur;

    Pelatihan struktural bagi aparatur

    Pelatihan teknis bagi masyarakat;

    dan sebagainya

    Langkah III: Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan sumber daya (detil) dan output sampel kegiatan

    Berdasarkan kategori jenis kegiatan yang telah disusun, selanjutnya

    dilaksanakan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan

    sumberdaya dan output per jenis kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan untuk

    memastikan penyebab munculnya biaya (cost driver) jenis kegiatan tersebut.

    Untuk mengakomodasi variasi biaya antar kegiatan dalam satu jenis kegiatan

    maka selanjutnya dirumuskan nilai range minimal dan maksimal kebutuhan

    sumberdaya fisik untuk setiap rincian belanja masing-masing jenis kegiatan.

    Secara teknis, Proses identifikasi ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

    kepada pelaksana teknis di lingkungan SKPD Kabupaten Purworejo yang

    dianggap sebagai expert yang mempunyai pengalaman mendalam tentang

    pelaksanaan kegiatan.

    Langkah IV: Hitung nilai belanja per-jenis kegiatan

    Untuk memperoleh besaran nilai belanja untuk setiap volume kebutuhan

    fisik untuk setiap item belanja (Q) yang telah diidentifikasi akan dikalikan

    dengan standar harga (P) masing-masing item belanja atau belanja = Q x P.

    Pengisian kuesioner ini akan dilakukan melalui survei lapangan ke

    masing-masing SKPD pelaksana kegiatan dimaksud. Survei ini akan dilaksanakan

    secara partisipatif dengan melibatkan orang-orang kunci yang mengetahui

    secara pasti kebutuhan sumberdaya fisik setiap kegiatan yang ditanyakan.

    Langkah V: Penentuan Range sumberdaya fisik (volume) per-jenis kegiatan

    Untuk mengakomodasi variasi biaya antar kegiatan dalam satu jenis

    kegiatan maka selanjutnya dirumuskan nilai range minimal, tengah dan

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.24

    maksimal kebutuhan sumberdaya fisik untuk setiap rincian belanja masing-

    masing jenis kegiatan.

    SD = Standar Deviasi NT = Nilai Tengah /Rata-rata (mean)

    Langkah VI: Penentuan Biaya Rata-Rata Per-output Kegiatan

    Selanjutnya penentuan biaya rata-rata per-output kegiatan dilakukan

    dengan membagi nilai total belanja untuk jenis kegiatan terhadap total output

    yang dihasilkan.

    Sebagai misal, suatu kegiatan pelatihan diikuti oleh 30 orang selama 2

    hari dengan total biaya sebesar Rp. 75.000.000,-, maka biaya rata-rata untuk

    melaksanakan kegiatan dimaksud adalah sebesar Rp. 1.250.000,-/orang/hari.

    Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk jenis kegiatan-kegiatan lain seperti

    biaya rata-rata per m2 pembangunan gedung sekolah, puskesmas dan

    sebagainya. Biaya rata-rata per kasus jenis kegiatan pengawasan, dan

    sebagainya.

    3.2. POLA PIKIR PENYUSUNAN ASB

    Sebagaimana yang sudah disinggung di atas, pada dasarnya penyusunan

    ASB lebih difokuskan pada upaya untuk mencari kebutuhan sumberdaya fisik

    dari setiap kelompok belanja daerah. Sacara garis besar, pola pikir penyusunan

    ASB Pemerintah Kabupaten Purworejo dapat diringkas dalam gambar berikut:

    SD x NT = {NT-(SDxNT)} > NT < {NT + (SDxNT)}

    Standar Deviasi = {(YRealisasi-YRencana)/YRencana} x 100%

    Biaya Rata-rata = Total Biaya / Total Output

  • Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Purworejo

    III.25

    Gambar 3.1. Pola Pikir Penyusunan ASB

    DATA DASAR

    PENDEKATAN DAN

    METODOLOGI

    LANGKAH-LANGKAH OUPUT

    Permendagri No. 13 Tahun 2006;

    Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Tahun Anggaran 2009

    Standar Harga;

    Perda P3KD;

    Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (AKIP);

    Perda Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah;

    Daftar Aset;

    RAPBD 2009

    RKPD 2009

    Metode ABC (Activity Based Costing) ;

    Zero Based Budgeting;

    Performance Based Budgeting;

    Analisis Statistik;

    Kuesioner;

    Metode Focussed Group Disscussion atau Kelompok Diskusi Terfokus

    Metode Least Square;

    1. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan;

    2. Klasifikasi kegiatan2 sejenis berdasarkan jenis kegiatannya dengan melihat pada spesifikasi output dan proses penyediaan barang dan jasa;

    3. Identifikasi aktivitas setiap kegiatan;

    4. Berdasarkan aktivitas tersebut diuraikan dengan kebutuhan belanjanya

    5. Kalikan volume fisik dengan standar harga untuk memperoleh nilai anggaran per item belanja;

    6. Penentuan range nilai (minimal maksimal) ASB per jenis kegiatan

    7. Hitung biaya rata-rata per output kegiatan.

    ANALISIS STANDAR BELANJA

    Dokumen Analisis Standar Belanja Langsung Kegiatan yang memuat informasi mengenai: 1. Pengertian masing-

    masing ASB; 2. Proporsi Aktifitas

    masing-masing ASB; 3. Proporsi Objek Belanja

    per Aktivitas; 4. Total Biaya Rerata

    (min-max); 5. Biaya rata-rata per

    output kegiatan;

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.1

    BAB 4 ANALISIS STANDAR BELANJA Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data DPA-SKPD, diperoleh

    rumusan ASB untuk masing-masing sejnis kegiatan sebagai berikut:

    4.1. KEGIATAN NON URUSAN (EX ADUM):

    4.1.1. PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUP SKPD DINAS

    Definisi

    Adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Dinas dalam rangka

    pelaksanaan pelayanan administrasi umum perkantoran di SKPD Dinas.

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah Pegawai (Orang)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 21.537.101 + 561.578X + Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik + Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah + Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 21.537.101.- b : Belanja Variabel = Rp. 561.578.- X : Jumlah pegawai (orang)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    1 Penyediaan jasa administrasi keuangan 0,00% 0,00% 0,00%

    2 Penyediaan bahan logistik kantor 0,00% 0,00% 0,00%

    3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 3,98% 26,04%

    4 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS 0,00% 0,00% 0,00%

    5 Penyediaan jasa jaminan barang milik 0,00% 0,00% 0,00%

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.2

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    daerah

    6 Penyediaan jasa surat menyurat 0,00% 4,82% 11,66%

    7 Penyediaan alat tulis kantor 13,31% 30,24% 44,33%

    8 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 0,00% 2,17% 4,85%

    9 Penyediaan makanan dan minuman 7,19% 18,51% 47,49%

    10 Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 0,00% 19,70% 55,32%

    11 Penyediaan jasa kebersihan kantor 0,00% 2,65% 14,16%

    12 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Disesuaikan kebutuhan masing-masing Dinas

    13 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 0,00% 1,15% 12,68%

    14 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 10,43% 31,11%

    15 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 0,00% 4,87% 19,88%

    16 Penyediaan peralatan rumah tangga 0,00% 1,48% 6,63%

    17 Penyediaan Jasa keamanan kantor 0,00% 0,00% 0,00%

    18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah Disesuaikan lokasi tujuan

    19 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Disesuaikan lokasi tujuan

    Data yang Diolah

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    1 Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

    Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    2 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    3 Dinkes Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    4 Dinas PU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    5 Dinas Pendidikan & Kebudayaan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    6 Dinas Pengairan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    7 DPKAD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    8 Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata

    Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    9 Dinas Perindakop Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    10 Dinas Pertanian & Kehutanan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    11 Disnakertransos Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.3

    4.1.2. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUNGAN SKPD BADAN

    Definisi

    Adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Badan dalam

    rangka pelaksanaan pelayanan administrasi umum perkantoran di SKPD Badan.

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah pegawai (orang)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 103.732.920 + 271.863X

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 103.732.920.- b : Belanja Variabel = Rp. 271.863.- X : Jumlah pegawai (orang)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    1 Penyediaan jasa administrasi keuangan 0,00% 3,50% 10,29%

    2 Penyediaan bahan logistik kantor 0,00% 0,47% 2,33%

    3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 0,57% 2,86%

    4 Penyediaan jasa surat menyurat 0,00% 3,55% 14,43%

    5 Penyediaan alat tulis kantor 6,66% 13,53% 24,30%

    6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 0,00% 0,80% 3,99%

    7 Penyediaan makanan dan minuman 8,72% 12,73% 19,67%

    8 Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 2,07% 5,52% 9,59%

    9 Penyediaan jasa kebersihan kantor 0,00% 1,75% 6,97%

    10 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 0,00% 8,47% 19,15%

    11 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 0,00% 0,00% 0,00%

    12 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 2,62% 11,11%

    13 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 0,00% 0,00% 0,00%

    14 Penyediaan peralatan rumah tangga 0,00% 1,15% 2,33%

    15 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah 0,00% 8,93% 21,80%

    16 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 20,10% 34,81% 45,78%

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.4

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    17 Penyediaan Jasa keamanan kantor 0,00% 1,63% 8,15%

    Data yang Diolah

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    1 Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

    Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    2 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    3 Dinkes Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    4 Dinas PU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    5 Dinas Pendidikan & Kebudayaan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    6 Dinas Pengairan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    7 DPKAD Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    8 Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata

    Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    9 Dinas Perindakop Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    10 Dinas Pertanian & Kehutanan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    11 Disnakertransos Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.5

    4.1.3. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUNGAN SKPD KANTOR

    Definisi

    Adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Kantor dalam

    rangka pelaksanaan pelayanan administrasi umum perkantoran di SKPD Kantor.

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah pegawai (orang)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 57.216.969 + 603.801X

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 57.216.969.- b : Belanja Variabel = Rp. 603.801.- X : Jumlah pegawai (orang)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    1 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 0,18% 0,91%

    2 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS 0,00% 7,25% 36,27%

    3 Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah 0,00% 0,00% 0,00%

    4 Penyediaan jasa surat menyurat 1,06% 8,48% 24,95%

    5 Penyediaan alat tulis kantor 0,00% 8,00% 14,50%

    6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

    0,00% 0,53% 1,69%

    7 Penyediaan makanan dan minuman 0,00% 6,23% 15,29%

    8 Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 0,00% 8,32% 28,45%

    9 Penyediaan jasa kebersihan kantor 0,00% 3,05% 7,05%

    10 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 0,00% 9,35% 19,83%

    11 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 0,00% 1,64% 5,22%

    12 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 6,83% 34,16%

    13 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

    0,40% 1,37% 3,21%

    14 Penyediaan peralatan rumah tangga 0,00% 5,45% 25,48%

    15 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah 0,00% 3,39% 9,55%

    16 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 12,39% 29,94% 52,28%

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.6

    Data yang Diolah

    NO NAMA KANTOR NAMA KEGIATAN

    1 Kantor Arsip Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    2 Kantor Kesbang Politik dan Linmas Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    3 Kantor Lingkungan Hidup Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    4 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    5 Kantor Satpol PP Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.7

    4.1.4. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI LINGKUP SETDA (TIDAK TERMASUK BAG. UMUM SETDA)

    Definisi

    Adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Bag. Setda dalam

    rangka pelaksanaan pelayanan administrasi umum perkantoran Bagian

    Sekretariat Daerah (diluar Bag. Umum Setda).

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah pegawai (orang)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 10.427.270 + 389.896X + Biaya Rapat Koordinasi dan Konsultansi Dalam Daerah + Biaya Rapat Koordinas dan Konsultansi ke Luar Daerah

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 10.427.270.- b : Belanja Variabel = Rp. 389.896.- X : Jumlah pegawai (orang)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    1 Penyediaan jasa administrasi keuangan

    2 Penyediaan bahan logistik kantor

    3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 0,84% 6,70%

    4 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS

    5 Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah

    6 Penyediaan jasa surat menyurat 1,37% 3,92% 7,83%

    7 Penyediaan alat tulis kantor 8,44% 18,89% 30,19%

    8 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

    0,00% 14,00% 57,65%

    9 Penyediaan makanan dan minuman 14,68% 28,83% 40,05%

    10 Penyediaan barang cetakan dan penggadaan 6,11% 13,76% 29,98%

    11 Penyediaan jasa kebersihan kantor 0,00% 8,31% 47,30%

    12 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

    0,00% 1,71% 10,47%

    13 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

    14 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 0,00% 9,38% 55,68%

    15 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan 0,00% 0,18% 1,47%

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.8

    No Rincian Kegiatan Minimal Tengah Maksimal

    bangunan kantor

    16 Penyediaan peralatan rumah tangga 0,00% 0,19% 1,51%

    19 Penyediaan Jasa keamanan kantor

    17 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah

    Disesuaikan tujuan

    18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Disesuaikan tujuan

    Data yang Diolah

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    1 Setda Bag Adpem Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    2 Setda Bag Hukum Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    3 Setda Bag Humas Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    4 Setda Bag Kesra Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    5 Setda Bag Ortala Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    6 Setda Tapem Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    7 Setda Perekonomian Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    9 Setda Pras LH Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.9

    4.1.5. ASB PENYEDIAAN JASA ADMINISTRASI UMUM PERKANTORAN DI TINGKAT KECAMATAN

    Definisi ASB

    Adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Kecamatan

    dalam rangka pelaksanaan pelayanan administrasi umum perkantoran di SKPD

    Kecamatan.

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah pegawai (orang)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 37.453.266 + 1.836.000X

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 37.453.266.- b : Belanja Variabel = Rp. 1.836.000.- X : Jumlah pegawai (orang)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Uraian Belanja Minimal Tengah Maksimal

    1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 5,03% 13,87% 29,05%

    2 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    5,32% 11,72% 19,72%

    3 Pemeliharaan rutin/berkala Komputer 0,00% 2,92% 7,63%

    4 Penyediaan alat tulis kantor 0,33% 8,91% 15,61%

    5 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

    0,00% 0,78% 2,67%

    6 Penyediaan bahan makanan dan minuman 4,76% 11,06% 19,77%

    7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

    0,00% 4,69% 8,23%

    8 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

    0,00% 0,97% 2,16%

    9 Penyediaan peralatan rumah tangga 0,00% 0,40% 2,24%

    10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah

    17,14% 7,41% 49,64%

    11 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air, dan listrik

    4,25% 7,41% 14,77%

    12 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar 0,00% 2,23% 6,29%

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.10

    No Uraian Belanja Minimal Tengah Maksimal

    daerah

    13 Penyediaan jasa kebersihan kantor 0,00% 1,85% 7,73%

    14 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

    0,00% 1,99% 26,33%

    15 Penyediaan jasa surat menyurat 0,00% 0,58% 2,70%

    16 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinas

    0,00% 0,39% 4,48%

    17 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan Gedung kantor

    0,00% 0,74% 4,74%

    18 Penyediaan Jasa Perbaikan Pralatan kerja 0,00% 0,44% 3,38%

    Data yang Diolah

    NO KECAMATAN NAMA KEGIATAN

    1 Kec. Bagelan Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    2 Kec. Banyuurip Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    3 Kec. Bayan Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    4 Kec. Bener Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    5 Kec. Bruno Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    6 Kec. Butuh Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    7 Kec. Gebang Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    8 Kec. Grabag Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    9 Kec. Kaligesing Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    10 Kec. Kemiri Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    11 Kec. Kutoarjo Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    12 Kec. Loano Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    13 kec. Ngombol Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    14 Kec. Pituruh Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    15 Kec. Purwodadi Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

    16 Kec. Purworejo Penyediaan Jasa Administrasi Perkantoran

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.11

    4.1.6. ASB PEMELIHARAAN BANGUNAN/GEDUNG/RUMAH/KANTOR

    Definisi ASB

    Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala rumah/gedung/kantor adalah

    kegiatan pemeliharaan rumah/gedung/kantor milik pemerintah yang dilakukan

    secara rutin/berkala yang dibiayai dengan dana APBN/APBD, baik yang

    dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia jasa pemeliharaan.

    Pengendali Belanja

    X = Luas Bangunan yg Dipelihara (m2)

    Rumusan ASB ( Y = a + bX )

    Y = 5.035.014 + 6.712X + Belanja Perjalanan Dinas + Belanja Modal

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 5.035.014.- b : Belanja Variabel = Rp. 6.712.- X : Luas Bangunan yg Dipelihara (m2)

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Uraian Belanja Minimal Tengah Maksimal

    1 Belanja Honorarium PNS 0,00% 3,67% 66,01%

    2 Belanja Honorarium Non PNS 0,00% 0,86% 15,53%

    3 Belanja Bahan Pakai Habis 0,00% 44,20% 57,46%

    4 Belanja Jasa Kantor 0,00% 40,49% 52,64%

    5 Belanja Cetak dan Penggandaan 0,00% 0,53% 9,60%

    6 Belanja Sewa 0,00% 0,40% 7,19%

    7 Belanja Makan dan Minum 0,00% 0,68% 8,85%

    8 Perjalanan Dinas Dalam Daerah 0,00% 9,16% 39,04%

    9 Perjalanan Dinas Luar Daerah 0,00% 0,00% 0,00%

    10 Belanja Bahan Material Sesuai Kebutuhan

    11 Belanja Jasa Pihak ke-3 Sesuai Kebutuhan

    12 Belanja Modal Sesuai Kebutuhan

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.12

    Data yang Diolah

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah

    2 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    3 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    4 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    5 Bappeda Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    6 Dinas Kesehatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    7 Dinas Pekerjaan Umum Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    8 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    9 Dinas Pengairan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    10 Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    11 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    12 Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    13 Dinas Tenaga Kerja Transmigarsi dan Sosial

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    14 Inspektorat Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    15 Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    16 Kantor Lingkungan Hidup Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    17 Kecamatan Bagelen Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    18 Kecamatan Banyuurip Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    19 Kecamatan Bayan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    20 Kecamatan Bener Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    21 Kecamatan Bruno Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    22 Kecamatan Butuh Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    23 Kecamatan Gebang Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    24 Kecamatan Grabag Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    25 Kecamatan Kaligesing Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    26 Kecamatan Kemiri Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    27 Kecamatan Kutoarjo Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    28 Kecamatan Loano Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.13

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    29 Kecamatan Ngombol Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    30 Kecamatan Pituruh Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    31 Kecamatan Purwodadi Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    32 Kecamatan Purworejo Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    33 Rumah Sakit Umum Daerah Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    34 Satuan Polisi Pamong Praja Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    35 Sekda. Bagian Umum Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    36 Setwan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    37 Badan Kepegawaian Daerah Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    38 Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    39 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

    Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

    40 Setwan Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas

    41 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas

    42 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor

    43 Rumah Sakit Umum Daerah Rehabilitasi bangunan rumah sakit

    44 Dinas Pekerjaan Umum Rehabilitasi Gedung SETDA

    45 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    Rehabilitasi Rumah Hibah DRS. Sirat Atmodjo

    46 Dinas Kesehatan Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

    47 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

    Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

    48 Dinas Tenaga Kerja Transmigarsi dan Sosial

    Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

    49 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah

    50 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah

    51 Kantor Kesbang Politik dan Linmas Rehabilitasin sedang/berat gedung kantor

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.14

    4.1.7. ASB PENYEDIAAN JASA PEMELIHARAAN, DAN PERIJINAN KENDARAAN DINAS

    Definisi ASB

    Kegiatan penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas

    /operasional merupakan kegiatan pembayaran Surat Tanda Nomor Kendaraan

    dan KIR untuk kendaraan roda 2 dan roda 4 yang dimiliki oleh SKPD.

    Pengendali Belanja

    X = Jumlah kendaraan roda 2 dan roda 4

    Rumusan ASB (Y = a + b1X1 + b2X2)

    Y = 1.000.025 + 6.575.015 X1 + 298.407 X2

    dimana : Y : Total Belanja a : Belanja Tetap = Rp. 1.000.025.- b1 : Belanja Variabel = Rp. 6.575.015.- b2 : Belanja Variabel = Rp. 298.407.- X1 : Jumlah kendaraan roda 4 X2 : Jumlah kendaraan roda 2

    Proporsi Alokasi Objek Belanja

    No Objek Belanja Minimal Tengah Maksimal

    1 Belanja Pemeliharaan 100% 100% 100%

    JUMLAH

    100%

    Data yang Diolah

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    1 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

    Pemeliharan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional

    2 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

    Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    3 Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

    Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

    4 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

    Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    5 Bappeda Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.15

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    6 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemeliharan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    7 Dinas Kesehatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    8 Dinas Kesehatan Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

    9 Dinas Pekerjaan Umum Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    10 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    11 Dinas Pengairan Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    12 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    13 Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Pariwisata

    Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    14 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

    Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasioanal

    15 Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi

    Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    16 Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    17 Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

    18 Dinas Tenaga Kerja Transmigarsi dan Sosial

    Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    19 Inspektorat Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    20 Inspektorat Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

    21 Kantor Arsip dan Perpustakaan daerah Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasioanal

    22 Kantor Kesbang Politik dan Linmas Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    23 Kantor Kesbang Politik dan Linmas Perbaikan mobil PMK

    24 Kantor Lingkungan Hidup Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    25 Kecamatan Bagelen Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    26 Kecamatan Banyuurip Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    27 Kecamatan Bayan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    28 Kecamatan Bener Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

  • LAPORAN ANTARA Analisis Standar Belanja (ASB) Kab. Tanjung Jabung Timur

    IV.16

    NO SKPD NAMA KEGIATAN

    dinas/operasional

    29 Kecamatan Bruno Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    30 Kecamatan Butuh Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    31 Kecamatan Gebang Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    32 Kecamatan Grabag Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    33 Kecamatan Kaligesing Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    34 Kecamatan Kemiri Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    35 Kecamatan Kutoarjo Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    36 Kecamatan Loano Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    37 Kecamatan Ngombol Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    38 Kecamatan Pituruh Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    39 Kecamatan Purwodadi Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    40 Kecamatan Purworejo Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    41 Rumah Sakit Umum Daerah Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    42 Satuan Polisi Pamong Praja Belanja jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

    43 Satuan Polisi Pamong Praja Pemeliharan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

    44 Sekda. Bagian Administrasi dan Pem