Dokter Gigi Keluarga.pdf

4
  Sukron Taj udin 09/280131/KG/08383  Sosiologi K G Dokter Gigi Keluarga di Indonesia Dewasa ini, penanganan pelayanan kesehatan gigi dan mulut umumnya masih cend erung pada penyaki t gigi, bel um ber sif at kompre hansif ser ta hol ist ik. Pember i  pelayanan cenderung pasif, hanya menerima dan mengobati penderita yang datang  berobat. Upaya-upaya promotif-preventif masih kurang diperhatikan. Sebenarnya "par adig ma Seha t" ya ng se da ng di gala kkan pe me ri nt ah me ngut amakan upaya  pemeliharaan, peningkatan dan perlindungan kesehatan. Klien (pasien) diposisikan sebagai subyek uta ma yang ber per an, tid ak semata-mata sebaga i obyek eli minasi  penyakit dan kecacatan. Hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut adalah dengan pendekatan pelayanan kedokteran gigi keluarga. Hal demikian karena  pendekatan ini dapat dilakukan secara menyeluruh (holistik), paripurna (comprehensif),  berkesinambungan, dan terpadu ( integrated) dengan basis keluarga (  family based ) dan  berorientasi komunitas ( communi ty orient ed ) ser ta meneka nkan upa ya promot if dan  preventif. Hal ini selaras dengan target dalam pelayanan dokter gigi keluarga ini adalah semua anggota keluarga , mencak up ibu, bapak , dan anak-anak. Usianya pun bervar iasi, mulai dari masih dalam janin, balita, remaja, dewasa, bahkan lansia. Pengertian Pelayanan kedokteran Gigi Keluarga adalah suatu upaya kesehatan  perorangan dalam kesehatan gigi dan mulut secara paripurna yang memusatkan layanannya kepada setiap individu dalam suatu keluarga. Adapun definisi dari Dokter Gigi Keluarga (DGK) adalah dokter gigi yang: memberikan pelayanan kesehatan gigi- mul ut dan asu han berorientasi mas yaraka t mel alui uni t kel uar ga, ber fungsi sebagai kont ak per tama (Gate Kee per ); li ngku p gar apan nya sehat dan sakit; mel aksana kan  pelayanan kesehatan gigi dan mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif;  bekerja proaktif, berbasis faktor risiko dan rujukan; menjaga kesinambungan dan holistik;  bertanggung jawab menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut keluarga  binaannya; menerapkan IPTEKDOKGI yang benar dan sesuatu; serta memperhatikan kendali mutu dan biaya. 1

Transcript of Dokter Gigi Keluarga.pdf

  • Sukron Tajudin09/280131/KG/08383Sosiologi KG

    Dokter Gigi Keluarga di Indonesia

    Dewasa ini, penanganan pelayanan kesehatan gigi dan mulut umumnya masih

    cenderung pada penyakit gigi, belum bersifat komprehansif serta holistik. Pemberi

    pelayanan cenderung pasif, hanya menerima dan mengobati penderita yang datang

    berobat. Upaya-upaya promotif-preventif masih kurang diperhatikan. Sebenarnya

    "paradigma Sehat" yang sedang digalakkan pemerintah mengutamakan upaya

    pemeliharaan, peningkatan dan perlindungan kesehatan. Klien (pasien) diposisikan

    sebagai subyek utama yang berperan, tidak semata-mata sebagai obyek eliminasi

    penyakit dan kecacatan.

    Hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut

    adalah dengan pendekatan pelayanan kedokteran gigi keluarga. Hal demikian karena

    pendekatan ini dapat dilakukan secara menyeluruh (holistik), paripurna (comprehensif),

    berkesinambungan, dan terpadu (integrated) dengan basis keluarga (family based) dan

    berorientasi komunitas (community oriented) serta menekankan upaya promotif dan

    preventif. Hal ini selaras dengan target dalam pelayanan dokter gigi keluarga ini adalah

    semua anggota keluarga, mencakup ibu, bapak , dan anak-anak. Usianya pun bervariasi,

    mulai dari masih dalam janin, balita, remaja, dewasa, bahkan lansia.

    Pengertian Pelayanan kedokteran Gigi Keluarga adalah suatu upaya kesehatan

    perorangan dalam kesehatan gigi dan mulut secara paripurna yang memusatkan

    layanannya kepada setiap individu dalam suatu keluarga. Adapun definisi dari Dokter

    Gigi Keluarga (DGK) adalah dokter gigi yang: memberikan pelayanan kesehatan gigi-

    mulut dan asuhan berorientasi masyarakat melalui unit keluarga, berfungsi sebagai

    kontak pertama (Gate Keeper); lingkup garapannya sehat dan sakit; melaksanakan

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif;

    bekerja proaktif, berbasis faktor risiko dan rujukan; menjaga kesinambungan dan holistik;

    bertanggung jawab menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut keluarga

    binaannya; menerapkan IPTEKDOKGI yang benar dan sesuatu; serta memperhatikan

    kendali mutu dan biaya.

    1

  • Sukron Tajudin09/280131/KG/08383Sosiologi KG

    Tujuan dari DGK adalah: (1) tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga

    dan memelihara kesehatan gigi dan mulut (self care); (2) terpenuhinya kebutuhan

    keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang optimal, bermutu, dan

    berkesinambungan; (3) tertatanya pembiayaaan dalam pelayanan kedokteran gigi

    keluarga; (4) tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga;

    (5) terbinanya profesionalisme dokter gigi secara berkesinambungan.

    Keluarga (DGK) berperan sebagai unsur profesi kedokteran gigi yang

    menggalang peran serta masyarakat menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.

    Dalam Menjalakan peran ini DGK juga melakukan beberapa fungsi, yaitu: : sebagai

    ujung tombak pemberi pelayanan dan asuhan keluarga serta sebagai penapis rujukan

    upaya kesehatan gigi mulut; sumber informasi, edukasi dan advokasi dalam pemeliharaan

    kesehatn gigi dan mulut; perlindungan resiko terjadinya masalh kesehatan gigi dan mulut;

    meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga sesuai siklus hidup; dan penghematan

    biaya kesehatan.

    Berdasarkan pengertian, peran dan fungsi DGK tersebut maka disusunlah prinsip

    pelayanan DGK yang meliputi: memberi pelayanan secara profesional dan etis dilandasi

    kebutuhan seluh anggota keluarga perlu adanya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

    secara menyeluruh yang direkam dalam Kartu Medik Gigi; memandang individu baik

    yang sakit maupun sehat sebagai bagian dari unit keluarga dan komunitasnya; bidang

    garapan (menurut fase siklus hidup), mulai dari janin sampai lansia; pendekatan terpadu,

    holistik/menyeluruh dan berkesinambungan; dan mengutamakan promotif-preventif

    terseleksi; manajemen efesiensi, efektif biaya dan penjagaan mutu.

    Kedudukan organisasi DGK adalah sebagai pelayanan kesehatan strata pertama

    dan menjadi mitra puskesmas, secara operasional berada di bawah pembinaan Dinas

    Kesehatan Kabupaten/ Kota, serta dapat bergabung menjadi bagian dokter keluarga atau

    berdiri sendiri sebagai mitra dokter keluarga.

    Pembiayaan pada pelayanan DGK dikelola secara efisien, adil, berkelanjutan,

    transparan dan acuntable. Dalam penyelenggaraan pelayanan, kepesertaan yang menjadi

    2

  • Sukron Tajudin09/280131/KG/08383Sosiologi KGtanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga kebutuhan dasar

    kesehatannya terpenuhi, mutu dan biayanya pun terkendali. Disamping itu, jaminan

    kesehatan ini juga akan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memperoleh dan

    membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan budaya perilaku hidup sehat.

    Pembayaran pra-upaya dalam sistem jaminan kesehatan diterima dari badan

    penyelanggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJK). Pemberi pelayanan Kesehatan

    (PPK), dalam hal ini DGK, HArus menekankan upaya promotif-preventif, sementara

    upaya kuratif dan rehabilitatif di berikan sesuai dengan kebutuhan.

    Saat ini dirasakan masih ada tumpang tindih antara kompetensi dokter gigi dan

    DGK. Perbedaannya adalah pada pendalaman. Spesifikasi kompetensi DGK adalah : (1)

    Diet dan konseling; (2) Manajemen resiko berbasis keluarga; (3) Perencanaan

    pembiayaan kesehatan gigi dan mulut keluarga; (4) Analisis efektif biaya; (5) Manajemen

    perilaku berbasis dinamika keluarga; (6) Manajemen data berbasis rekam medik

    keluarga; (7) Surveillance epidemiology berbasis keluarga; serta pengendalian mutu

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut keluarga

    Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalaui pelatiahn DGK paket A, B, C dan

    D. Paket A dan B menitikberatkan pada kompetensi manajerial DGK, sementara paket C

    dan D lebih pada kompetensi medis teknis.

    Pelayanan Kedokteran Gigi Kelurga adalah peluang masa depan bagi masyarakat

    untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal, bermutu,

    terstruktur dan berkesinambungan. Selain itu, bagi dokter gigi itu sendiri DGK

    menciptakan peluang untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengemban tugas

    mulia profesi.

    Dalam upaya perkembangannya, DGK memiliki visi, yaitu: Kemandirian

    keluarga mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut setinggi-tingginya melalui pelayanan

    DGK secara efisien, efektif, adil, merata dan bermutu. Adapun misinya yaitu::

    memberdayakankeluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut;

    mengupayakan tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, bermutu

    3

  • Sukron Tajudin09/280131/KG/08383Sosiologi KGdan terjangkau bagi keluarga; memberikan pelayanan, asuhan dan perlindungan

    kesehatan gigi dan mulut untuk keluarga; meningkatkan profesionalisme kedokteran gigi

    dalam mengemban peran, tugas dan fungsi dokter gigi; meningkatkan kemitraan dengan

    profesi, institusi, pendidikan dan pihak terkait; serta tertatanya pembiayaan kesehatan

    gigi dan mulut.

    Langkah-langkah ini dilakukan dengan cara: (1) Pengembangan kebijakan dan

    manajemen pelayanan DGK yang meliputi: penyusunan kebijakan; regulasi (perizinan,

    sertifikasi; akreditasi; standar pelayanan DGK, serta standar pembiayaan); (2)

    mengembangkan kualitas-kualitas sumber daya dokter gigi keluarga seperti pelatihan dan

    proyek; (3) pemberdayaan profesi dan masyarakat; serta (4) pengewasan, pengendalian,

    dan penilaian.

    Langkah-Langkah ini mulai dilakukan Depkes dan PDGI dalam Rakernas PDGI

    pada tahun 1999 di Bandung. Kongres PDGI tahun 2001 di Solo menghasilkan konsep

    dokter gigi keluarga, yang kemudian dilanjutkan dalam kongres PDGI XII tahun 2005 di

    Makassar tentang pelayanan Kedokteran Gigi keluarga. Dengan bantuan dan masukkan

    serta konstrbusi semua pihak maka pada tahun2005 telah disusun dan dikeluarkan Surat

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1415/Menkes/SK/X/2005 tentang Kebijakan

    pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga.

    4