Dokter Gigi Keluarga

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut mempunyai peran penting bagi kesehatan, sehingga kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar. Namun, masih banyak penduduk Indonesia yang belum dapat mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini berhubungan erat dengan ketersediaan tenaga kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yang terbilang masih kurang ideal. Dari data registrasi dokter gigi di Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2010, diketahui bahwa jumlah dokter gigi yang telah terdaftar sebanyak 22.237 orang yang terdiri dari 20.665 orang dokter gigi umu dan 1.582 orang dokter gigi spesialis. Dengan demikian, rasio perbandingan antara jumah dokter gigi umum dengan jumlah penduduk adalah sebanyak 1:11.496, sedangkan untuk dokter spesialis 1:150.162. Menurut indikator Indonesia sehat 2010 rasio ideal antara jumlah penduduk dengan jumlah dokter gigi adalah 1:9090. Di lain pihak, permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih cukup tinggi. Dari data hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan tahun 2007, diketahui bahwa 23,43% penduduk pulau Jawa mengalami permasalahan gigi dan mulut. Dari jumlah tersebut, hanya 32,73% yang mendapatkan perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Selain itu, indeks karies (DMF- T)/angka pengalaman karies gigi pada penduduk pulau Jawa adalah sebesar 4,83% yang mengindikasikan bahwa setiap penduduk pulau Jawa, rata-rata memiliki 5 gigi yang berlubang dimana hal ini termasuk dalam kategori ‘tinggi’ berdasarkan kriteria WHO tahun 1980 (Hanindriyo, 2011). Padahal, jika kita bandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, pulau Jawa merupakan pulau dengan persebaran dokter gigi dan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang terjamin. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian besar penduduk masih kurang.

description

dgk

Transcript of Dokter Gigi Keluarga

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan gigi dan mulut mempunyai peran penting bagi kesehatan,

    sehingga kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar.

    Namun, masih banyak penduduk Indonesia yang belum dapat mengakses

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini berhubungan erat dengan

    ketersediaan tenaga kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yang terbilang masih

    kurang ideal. Dari data registrasi dokter gigi di Konsil Kedokteran Indonesia

    tahun 2010, diketahui bahwa jumlah dokter gigi yang telah terdaftar sebanyak

    22.237 orang yang terdiri dari 20.665 orang dokter gigi umu dan 1.582 orang

    dokter gigi spesialis. Dengan demikian, rasio perbandingan antara jumah dokter

    gigi umum dengan jumlah penduduk adalah sebanyak 1:11.496, sedangkan untuk

    dokter spesialis 1:150.162. Menurut indikator Indonesia sehat 2010 rasio ideal

    antara jumlah penduduk dengan jumlah dokter gigi adalah 1:9090.

    Di lain pihak, permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih

    cukup tinggi. Dari data hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan tahun

    2007, diketahui bahwa 23,43% penduduk pulau Jawa mengalami permasalahan

    gigi dan mulut. Dari jumlah tersebut, hanya 32,73% yang mendapatkan perawatan

    atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi. Selain itu, indeks karies (DMF-

    T)/angka pengalaman karies gigi pada penduduk pulau Jawa adalah sebesar

    4,83% yang mengindikasikan bahwa setiap penduduk pulau Jawa, rata-rata

    memiliki 5 gigi yang berlubang dimana hal ini termasuk dalam kategori tinggi

    berdasarkan kriteria WHO tahun 1980 (Hanindriyo, 2011). Padahal, jika kita

    bandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, pulau Jawa merupakan pulau

    dengan persebaran dokter gigi dan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang

    terjamin. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan kesadaran tentang

    kesehatan gigi dan mulut sebagian besar penduduk masih kurang.

  • 2

    Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Salah satunya dengan pelayanan dokter gigi

    keluarga.

    B. Rumusan Masalah

    Apa sajakah informasi yang dapat diperoleh dari kegiatan Small

    Discussion Group (SGD) 2 tentang dokter gigi keluarga?

    C. Tujuan

    Laporan ini dibuat dengan tujuan:

    1. Memahami pengertian dokter gigi keluarga

    2. Memahami dasar hukum pelayanan dokter gigi keluarga

    3. Memahami sasaran pelayanan dokter gigi keluarga

    4. Memahami tujuan pelayanan dokter gigi keluarga

    5. Memahami prinsip pelayanan dokter gigi keluarga.

    D. Manfaat

    Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai informasi

    tentang dokter gigi keluarga.

  • 3

    BAB II

    ISI

    A. Landasan Teori

    1. Pengertian dokter gigi keluarga

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran

    Gigi Keluarga (2007), menyatakan bahwa dokter gigi keluarga adalah

    dokter gigi yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional

    dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya

    dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar

    paripurna dengan pendekatan holistik dan kesisteman serta proaktif dalam

    antisipasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga yang

    memilihnya sebagai mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi.

    Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang memberikan

    pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan asuhan berorientasi masyarakat

    melalui unit keluarga, berfungsi sebagai kontak pertama (Gate Keeper);

    lingkup garapannya sehat dan sakit; melaksanakan pelayanan kesehatan

    gigi dan mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif, bekerja

    proaktif, berbasis faktor risiko dan rujukan; menjaga kesinambungan dan

    holistik; bertanggung jawab menjaga dan memelihara keehatan gigi dan

    mulut keluarga binaannya; menerapkan IPTEKDOKGI yang benar; serta

    memperhatikan kendali mutu dan biaya (Tajudin, 2009).

    2. Dasar Hukum

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor 039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan

    Kedokteran Gigi Keluarga dasar hukum pelayanan kedokteran gigi

    keluarga antara lain:

    a. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (lembaran

    Negara tahun 1992 Nomer 100, tambahan lembaran negara nomor

    3495);

  • 4

    b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Prakik Kedokteran (

    Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4431)

    c. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4437)

    d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga

    Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 1, tambahan

    Lembaran Negara Nomor 3637)

    e. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan

    Pemerintah dan Kewenangan Profinsi Sebagai Daerah

    Otonom(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 3952)

    f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 Menkes/SK/X/2003

    Tentang Standar pelayanan minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten

    Atau Kota

    g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 131 /Menkes/SK/II/2004

    Tentang Sistem Kesehatan Nasional

    h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1415

    /Menkes/SK/X/2005 Tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi

    Keluarga

    i. Peraturan menteri kesehatan Nomor 1419 /Menkes/PER/X/2005

    Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi

    j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575 /Menkes/SK/XI/2005

    Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

    3. Sasaran

    Menurut drg. Sri Asih Ghayu, M.Kes (2010), menyatakan bahwa

    sasaran yang ingin dicapai dengan adanya dokter gigi keluarga adalah 28%

    dari penduduk dengan ketentuan bahwa 80% anggota keluarga binaan

    mampu mandiri menjaga dan memelihara kesehatan gigi dn mulut, 80%

    anggota keluarga binaan dengan keluhan sakit atau kelainan gigi,

  • 5

    memperoleh pelayanan yang optimal. Sasaran lain adalah 80% anak usia

    dibawah usia 12 tahun memperoleh tindakan diagnosis dini dan terapi

    yang tepat.

    4. Tujuan Pelayanan Dokter Gigi Keluarga

    Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi

    Keluarga, tujuan pelayanan dokter gigi keluarga antara lain:

    a. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara

    kesehatan gigi dan mulut.

    b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan

    kesehatan gigi yang optimal, bermutu, terstrukur, dan

    berkesinambungan.

    c. Tertatanya pembiayaan dalam pelayaan dokter gigi keluarga.

    d. Tertatanya administrasi dan menejemen pelayanan kedokteran gigi

    keluarga.

    e. Terbinanya profesionalisme dokter gigi keluara secara

    berkesinambungan.

    5. Prinsip Pelayanan

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran

    Gigi Keluarga. Prinsip pelayanan dokter gigi keluarga adalah :

    a. Dokter gigi kontak pertama ( first contact)

    b. Layanan bersifat pribadi (personal care)

    c. Pelayanan paripurna (comprehensive)

    d. Paradigma sehat

    e. Pelayanan berkesinambungan (continous care)

    f. Koordinasi dan Kolaborasi

    g. Family and community oriented

  • 6

    B. Pembahasan

    Dokter Gigi Keluarga adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dengan memperhatikan dan

    memperdayakan keluarga sebagai subjek utama. Dalam hal ini dokter gigi

    memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bersifat paripurna

    (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), mempunyai pengetahuan,

    sikap, perilaku yang profesional, serta proaktif dalam pemecahan masalah

    kesehatan gigi dan mulut.

    Adapun dasar hukum dalam penyelenggaran pelayanan dokter gigi

    keluarga antara lain Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

    039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaran Kedokteran Gigi

    Keluarga, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi

    Keluarga, serta merujuk pada Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang

    Praktik Kedokteran.

    Pelayanan dokter gigi keluarga ini memiliki sasaran kepada masyarakat

    umum, dimana keluarga menjadi elemen terpenting dalam

    penyelenggarannya. Selain itu pelayanan dokter gigi keluarga ini juga

    memliki sasaran kepada dinas dan profesi terkait, seperti dinas kesehatan,

    dokter gigi, serta perawat gigi.

    Penyelenggaran pelayanan dokter gigi keluarga bukanlah tanpa tujuan.

    Ada beberapa tujuan dalam penyelenggaran pelayanan dokter gigi keluarga

    yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut

    masyarakat. Tujuannya antara lain:

    1. Menciptakan kemandirian keluarga dalam menjaga kesehatan gigi dan

    mulut

    2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga dalam memperoleh pelayanan

    kesehatan gigi yang optimal, bermutu, terstruktur, dan

    berkesinambungan.

    3. Tertatanya pembiayaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.

    4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi

    keluarga.

  • 7

    5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi keluarga secra

    berkesinambungan.

    Dokter gigi keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan

    mulut diharapkan mampu berpikir dan bertindak secara profesional yang

    mana dalam melakukan hal tersebut terdapat beberapa prinsip pelayanan yang

    harus dilakukan. Prinsip pelayannan yang dimaksud antara lain:

    1. Dokter gigi merupakan kontak pertama ( first contact)

    Dokter gigi keluarga merupakan penyedia atau pemberi pelayanan

    kesehatan gigi dan mulut pertama kepada pasien dan sebagai pemberi

    rujukan ke strata berikutnya.

    2. Layanan bersifat pribadi (personal care)

    Dokter gigi keluarga memberikan pelayanan secara personal (individu)

    dengan tetap memperhatikan keluarganya, sehingga memberi peluang

    kepada dokter gigi keluarga untuk memahami masalah pasien secara

    lebih luas.

    3. Pelayanan paripurna (comprehensive)

    Dokter gigi keluarga memberikan pelayannan secara menyeluruh dimulai

    dari pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

    pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan

    (rehabilitatif) sesuai dengan kebutuhan pasien.

    4. Paradigma sehat

    Dokter gigi keluarga mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri

    dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui upaya promotif dan

    preventif.

    5. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)

    Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilakukan secara berkesinambungan

    dalam beberapa tahap kehidupan pasien.

    6. Koordinasi dan kolaborasi

    Dokter gigi keluarga berperan sebagai koordinator dalam mengatasi

    pasiennya. Selain itu, dokter gigi keluarga berperan sebagai kolaborator

  • 8

    apabila terdapat pasien yang membutuhkan pelayannan kesehatan gigi

    dan mulut diluar kompetensinya.

    7. Family and community oriented

    Pelayannan dokter gigi keluarga memperhatikan latar belakang keluarga

    dan komunitas dimana pasien tinggal ataupun bekerja.

  • 9

    BAB III

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dokter gigi keluarga adalah kebijakan pemerintah dalam upaya

    memperbaiki dunia kesehatan di Indonesia terutama dalam hal kesehatan gigi

    dan mulut, dengan penanganan yang memfokuskan pada individu dalam

    keluarga binaannya yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan

    masyarakat secara luas. Didasarkan pada berbagai peraturan yang masih perlu

    ditingkatkan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

    B. Saran

    Penyelenggaraan pelayanan dokter gigi keluarga di Indonesia

    seharusnya mendapatkan perhatian dari semua pihak. Masyarakat juga

    diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk meningkatkan kesadaran mereka

    dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga ada suatu proses

    kesinambungan antara dokter gigi keluarga dengan masyarakat demi

    tercapainya tujuan dokter gigi keluarga itu sendiri.

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, SA. 2011. Menuju kesehatan gigi keluarga. Available from: http://

    www.suaramerdeka.com/VI/index.php/read/cetak/2011/09/27/160625/me

    nuju-kesehatan-gigi-keluarga. Diakses pada tanggal 11 September 2012

    Hanindriyo,L. 2012. Dokter gigi keluarga menuju optimlisasi pelayanan

    kesehatan gigi di Indonesia. Available from

    http://kesehatan.kompsiana.com. Diakses pada tanggal 11 September

    2012

    Menteri Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor 1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan

    Kedokteran Gigi Keluarga. Available from:

    http://www.pdpersi.co.id/peraturan/index.php. Diakses pada tanggal 11

    September 2012

    Menteri Kesehatan RI.2007.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor 039/MENKES/SK/I/2007. Available from:

    http://www.pdpersi.co.id/peraturan/index.php. Diakses pada tanggal 11

    September 2012

    Ratnadita,A. 2011. Dokter gigi keluarga, solusi pelayanan kesehata gigi warga.

    Available from:

    http://www.health.detik.com/read/2011/08/24/145021/1710272/763/dokt

    er-gigi-keluarga-solusi-pelayanan-kesehatn-gigi-warga?|771108bcj.

    Diakses pada tanggal 11 September 2012