DOK. BNI THE MOST TRUSTED COMPANY - ftp.unpad.ac.id fileitu akan menjadi payung bagi pelunasan utang...

1
Lewat perjanjian ini, para kreditur pemerintah akan mendapatkan pembayaran tunai senilai US$400 juta dan Rp1 triliun. TPPI Teken MRA Pelunasan Utang C ORPORATE NEWS 11 SABTU, 24 DESEMBER 2011 ANDREAS TIMOTHY P T Trans Pacific Pe- trochemical Indota- ma (TPPI) akhirnya meneken perjanjian master restructuring agreement (MRA) dengan para kreditur pemerintah atas pelunasan utang-utang perseroan. Penandatanganan dilakukan setelah anak usaha grup Tuban Petro tersebut berhasil meraih komitmen sumber pendanaan dari Deutsche Bank sebesar US$1 miliar dan sponsor lainnya. Direktur Utama Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Boyke Mukijat mengatakan perjanjian itu akan menjadi payung bagi pelunasan utang TPPI kepada kreditur pemerintah yang ter- diri atas Kementerian Keuang- an cq PPA, PT Pertamina (per- sero), dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas). “MRA ini ditujukan agar TPPI dapat melunasi utang- utangnya. Proses restrukturi- sasi ini sudah berjalan selama satu tahun,” ujar Boyke di sela acara penandatanganan MRA di Jakarta, kemarin. Perjanjian tersebut ditanda- tangani oleh Boyke Mukijat, Direktur Grup Tuban Petro Honggo Wendratno (selaku pemegang 58,5% saham TPPI), Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala BP Migas R Priyono, dan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Hadiyanto. Boyke menjelaskan, lewat perjanjian itu, para kreditur pemerintah akan menda- patkan pembayaran tunai se- nilai US$400 juta dan Rp1 triliun yang terdiri dari se- bagian tagih an PPA berupa multiyears bond (MYB) sebesar Rp1 triliun, sebagian tagihan Pertamina senilai US$300 juta, dan sebagian tagihan BP Migas sebesar US$100 juta. Dengan adanya pembayaran tunai tersebut, utang grup Tuban Petro pada pemerin- tah akan berkurang secara signikan. Seperti diketahui, TPPI memiliki masalah utang dengan status default kepada Pertamina dalam bentuk prod- uct delivery instrument (PDI) sebesar US$406 juta dan pokok open account (rekening terbuka) US$183,230 juta. Kepada BP Migas, perseroan menunggak utang sekitar US$169 juta serta kreditur lainnya lebih kurang US$1 miliar. Di kesempatan sama, Direktur Grup Tuban Petro Honggo Wen- dratno mengatakan perjanjian antara Deutsche Bank dan peme- rintah telah disepakati pada April lalu melalui pembicaraan dengan Menteri Koordinator Pereko- nomian. “Ini seperti chicken and eggs. Deutsche Bank baru akan mencairkan dananya setelah ada perjanjian ini,” ungkapnya. Sisa tagihan Lebih lanjut Boyke men- jelaskan, untuk kreditur lain akan diselesaikan dalam fase kedua sesuai syarat Deutsche Bank dan sponsor yang me- minta para kreditur yang be- lum masuk restrukturisasi. Sisa tagihan Pertamina akan disele- saikan dengan instrumen SBLC (standby letter of credit) pada saat closing date, serta skema jual beli migas untuk tagihan open account. Sisa tagihan BP Migas akan diselesaikan dengan instrumen SBLC, sedangkan sisa tagihan PPA tetap seperti semula dalam bentuk MYB dan diselesaikan dengan operasional cashow dari PT Petro Oxo Nusantara (PON) dan PT Polytama Propindo (PP). (Ant/E-3) [email protected] BANK sentral Malaysia akhir- nya memperlihatkan sinyal pe- longgaran aturan atas rencana Bank Mandiri membuka anak usaha di negeri jiran tersebut. Walaupun belum ada kesepa- katan konkret, Bank Mandiri melihat Malaysia mulai mem- buka kesempatan. Direktur Utama Bank Mandi- ri Zulkii Zaini mengemuka- kan hal itu saat ditemui seusai diskusi bertema Fokus baru pemeriksaan BPK di kantor PT Telkom Tbk, Jakarta, kemarin. Menurut Zulkii, pihaknya telah diundang Bank Negara Malaysia (BNM) ketika bank sentral Malaysia itu berkun- jung ke Jakarta pekan lalu. BNM tetap meminta persyara- tan modal yang besar, tetapi memberi kelonggaran dalam hal pembukaan anjungan tu- nai mandiri (ATM) dan kantor cabang. “Di sisi ATM dan cabang itu kelihatan fleksibilitas- nya. Sebelumnya jumlahnya dibatasi, lokasinya dibatasi, sekarang mereka mengkaji jumlah maupun lokasinya untuk cabang atau ATM,” ungkap Zulkii. Ia menerangkan BNM memperbolehkan modal awal RM100 juta (sekitar Rp286 mi- liar) dari sebelumnya RM300 juta. Namun, dalam waktu lima tahun, permodalan harus berkembang menjadi RM500 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Perseroan saat ini tengah membuat kajian tentang ek- sibilitas yang diharapkan. Ka- jian tersebut akan diberikan kembali ke BNM untuk melihat respons BNM. Menurut Zulki- i, BNM meminta keseluruhan kajian harus selesai pada akhir 2012. Dalam menanggapi ren- cana multilisensi yang akan diberlakukan Bank Indonesia, Zulkii pun menyabut positif. Aturan itu dianggap sebagai respons dari masukan bank- bank, termasuk Bank Mandiri, yang selama ini mengalami kesulitan membuka anak usaha dan cabang di luar negeri. BI sebelumnya menyatakan aturan multilisensi akan diber- lakukan kepada bank umum dan bank asing. Aturan yang dimaksud ialah ketika melaku- kan ekspansi usaha, bank harus mempunyai lisensi tersendiri. Aturan tersebut dibuat seba- gai timbal balik terhadap aturan serupa yang diberlakukan bank di negara lain. (GA/E-1) Malaysia Perlonggar Syarat bagi Bank Mandiri Untuk kreditur lain akan diselesaikan dalam fase kedua sesuai syarat Deutsche Bank dan sponsor yang meminta para kreditur yang belum masuk restrukturisasi.” DOK. BNI THE MOST TRUSTED COMPANY: Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim (tengah) menerima penghargaan dari Pemred Majalah SWA Kemal E Gani disaksikan Chairman Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) G Suprayitno (kiri) pada acara Indonesia Good Corporate Governance Award 2011 di Jakarta, akhir pekan lalu. BNI berhasil meraih penghargaan kategori the most trusted company.

Transcript of DOK. BNI THE MOST TRUSTED COMPANY - ftp.unpad.ac.id fileitu akan menjadi payung bagi pelunasan utang...

Page 1: DOK. BNI THE MOST TRUSTED COMPANY - ftp.unpad.ac.id fileitu akan menjadi payung bagi pelunasan utang TPPI kepada kreditur pemerintah yang ter- ... syarat Deutsche Bank dan sponsor

Lewat perjanjian ini, para kreditur pemerintah akan mendapatkan pembayaran tunai senilai US$400 juta dan Rp1 triliun.

TPPI Teken MRA Pelunasan Utang

CORPORATE NEWS 11SABTU, 24 DESEMBER 2011

ANDREAS TIMOTHY

PT Trans Pacific Pe-trochemical Indota-ma (TPPI) akhirnya meneken perjanjian

master restructuring agreement (MRA) dengan para kreditur pemerintah atas pelunasan utang-utang perseroan.

Penandatanganan dilakukan setelah anak usaha grup Tuban Petro tersebut berhasil meraih

komitmen sumber pendanaan dari Deutsche Bank sebesar US$1 miliar dan sponsor lainnya.

Direktur Utama Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Boyke Mukijat mengatakan perjanjian itu akan menjadi payung bagi pelunasan utang TPPI kepada kreditur pemerintah yang ter-diri atas Kementerian Keuang-an cq PPA, PT Pertamina (per-sero), dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas

(BP Migas).“MRA ini ditujukan agar

TPPI dapat melunasi utang-utangnya. Proses restrukturi-sasi ini sudah berjalan selama satu tahun,” ujar Boyke di sela acara penandatanganan MRA di Jakarta, kemarin.

Perjanjian tersebut ditanda-tangani oleh Boyke Mukijat, Direktur Grup Tuban Petro Honggo Wendratno (selaku pemegang 58,5% saham TPPI), Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala BP Migas R Priyono, dan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Hadiyanto.

Boyke menjelaskan, lewat

perjanjian itu, para kreditur pemerintah akan menda-patkan pembayaran tunai se-nilai US$400 juta dan Rp1 triliun yang terdiri dari se-bagian tagih an PPA berupa multiyears bond (MYB) sebesar

Rp1 triliun, sebagian tagihan Pertamina senilai US$300 juta, dan sebagian tagihan BP Migas sebesar US$100 juta.

Dengan adanya pembayaran tunai tersebut, utang grup Tuban Petro pada pemerin-tah akan berkurang secara signifi kan. Seperti diketahui, TPPI memiliki masalah utang dengan status default kepada Pertamina dalam bentuk prod-uct delivery instrument (PDI) sebesar US$406 juta dan pokok open account (rekening terbuka) US$183,230 juta. Kepada BP Migas, perseroan menunggak utang sekitar US$169 juta serta kreditur lainnya lebih kurang

US$1 miliar.Di kesempatan sama, Direktur

Grup Tuban Petro Honggo Wen-dratno mengatakan perjanjian antara Deutsche Bank dan peme-rintah telah disepakati pada April lalu melalui pembicaraan dengan Menteri Koordinator Pereko-nomian. “Ini se perti chicken and eggs. Deutsche Bank baru akan mencairkan dananya setelah ada perjanjian ini,” ungkapnya.

Sisa tagihanLebih lanjut Boyke men-

jelaskan, untuk kreditur lain akan diselesaikan dalam fase kedua sesuai syarat Deutsche Bank dan sponsor yang me-

minta para kreditur yang be-lum masuk restrukturisasi. Sisa tagihan Pertamina akan disele-saikan dengan instrumen SBLC (standby letter of credit) pada saat closing date, serta skema jual beli migas untuk tagihan open account.

Sisa tagihan BP Migas akan diselesaikan dengan instrumen SBLC, sedangkan sisa tagihan PPA tetap seperti semula dalam bentuk MYB dan diselesaikan dengan operasional cashfl ow dari PT Petro Oxo Nusantara (PON) dan PT Polytama Propindo (PP). (Ant/E-3)

[email protected]

BANK sentral Malaysia akhir-nya memperlihatkan sinyal pe-longgaran aturan atas rencana Bank Mandiri membuka anak usaha di negeri jiran tersebut. Walaupun belum ada kesepa-katan konkret, Bank Mandiri melihat Malaysia mulai mem-buka kesempatan.

Direktur Utama Bank Mandi-ri Zulkifl i Zaini mengemuka-kan hal itu saat ditemui seusai diskusi bertema Fokus baru pemeriksaan BPK di kantor PT Telkom Tbk, Jakarta, kemarin.

Menurut Zulkifl i, pihaknya telah diundang Bank Negara Malaysia (BNM) ketika bank sentral Malaysia itu berkun-jung ke Jakarta pekan lalu. BNM tetap meminta persyara-tan modal yang besar, tetapi memberi kelonggaran dalam hal pembukaan anjungan tu-

nai mandiri (ATM) dan kantor cabang.

“Di sisi ATM dan cabang itu kelihatan fleksibilitas-nya. Sebelumnya jumlahnya dibatasi, lokasinya dibatasi, sekarang mereka mengkaji jumlah maupun lokasinya untuk cabang atau ATM,” ungkap Zulkifl i.

I a m e n e r a n g k a n B N M memperbolehkan modal awal RM100 juta (sekitar Rp286 mi-liar) dari sebelumnya RM300 juta. Namun, dalam waktu lima tahun, permodalan harus berkembang menjadi RM500 juta (sekitar Rp1,4 triliun).

Perseroan saat ini tengah membuat kajian tentang fl ek-sibilitas yang diharapkan. Ka-jian tersebut akan diberikan kembali ke BNM untuk melihat respons BNM. Menurut Zulki-

fl i, BNM meminta keseluruhan kajian harus selesai pada akhir 2012.

Dalam menanggapi ren-cana multilisensi yang akan diberlakukan Bank Indonesia, Zulkifl i pun menyabut positif. Aturan itu dianggap sebagai respons dari masukan bank-bank, termasuk Bank Mandiri, yang selama ini mengalami kesulitan membuka anak usaha dan cabang di luar negeri.

BI sebelumnya menyatakan aturan multilisensi akan diber-lakukan kepada bank umum dan bank asing. Aturan yang dimaksud ialah ketika melaku-kan ekspansi usaha, bank harus mempunyai lisensi tersendiri.

Aturan tersebut dibuat seba-gai timbal balik terhadap aturan serupa yang diberlakukan bank di negara lain. (GA/E-1)

Malaysia Perlonggar Syaratbagi Bank Mandiri

Untuk kreditur lain akan diselesaikan

dalam fase kedua sesuai syarat Deutsche Bank dan sponsor yang me minta para kreditur yang belum masuk restrukturisasi.”

DOK. BNI

THE MOST TRUSTED COMPANY: Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim (tengah) menerima penghargaan dari Pemred Majalah SWA Kemal E Gani disaksikan Chairman Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) G Suprayitno (kiri) pada acara Indonesia Good Corporate Governance Award 2011 di Jakarta, akhir pekan lalu. BNI berhasil meraih penghargaan kategori the most trusted company.