Document 1

13
 KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indone sia . Di ti nj au dari asal atau di dapatnya infek si dapat beras al da ri komu nit as (Community acquired  infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (  Hospital acquired infection) yang se be lumnya di ke na l de ngan isti la h in feks i nosoko mi al . De ng an  berkembangnya sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien, sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (home care). Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien,  bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi  pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena seringkali tidak  bisa seara pasti ditentukan asal infeksi, maka s ekarang istilah infeksi nosokomial (  Hospital acqui red infectio n) dig ant i den gan istila h bar u ya itu !  Healthcare-as sociated infections" (HAIs) deng an pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilita s  pelayanan kes ehatan lainnya. #uga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi  pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit, sela njutny a disebut seba gai inf eksi rumah sakit (  Hospital infection). $ntuk dapat melaku kan pene gahan dan peng endali an infek si khusu snya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi, inflamasi, rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi (  HAIs), serta strategi penegahan dan pengendalian infeksi. 1. Definisi a. Kolon isa si % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya respo n imun atau ge jal a kl inik. Pada koloni sasi, tubuh pe jamu tidak dalam keadaan suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain. Pasien atau  petugas kesehatan tersebut dapat bertindak sebagai Carrier . b. Infeks i % mer upa kan suatu kea daa n dimana dit emu kan ada nya age n inf eksi (organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik. c. Pe nyakit infe ks i % mer upa kan suatu kea daan dimana dit emu kan ada nya age n infeksi (organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik. . Penyakit !en"la# ata" infeksi"s % adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat  berpindah dari satu orang ke orang lain, baik seara langsung maupun tidak langsung. e. Infla!asi (radang atau perdangan lokal) % merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar), yang ditandai dengan adanya sakit&nyeri (dolor), panas (alor), kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor) dan gangguan fungsi. f. “  Systemic Infla mmatory Respon se Syndrome” $  SIRS % % sekumpulan gejala klinik atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik. Kriteria 'I' bila ditemukan atau lebih dari keadaan berikut % (*) hipertermi atauhipotermi atau suhu tubuh yang tidak stabil, () takikardi (sesuai usia), (+) takipnoe (sesuai usia), serta () leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada hitung jenis leukosit jumlah sel muda (batang) lebih dari *-. 'I' dapat disebabkan karena infeksi atau non/infeksi seperti

description

fgg

Transcript of Document 1

Page 1: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 1/13

KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk 

Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas

(Community acquired  infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit ( Hospital acquired 

infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien,

sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan

kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (home care). Tindakan medis yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien,

 bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi

 pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena seringkali tidak 

 bisa seara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial ( Hospital 

acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu ! Healthcare-associated infections"

(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas

 pelayanan kesehatan lainnya. #uga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi

 pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.Khusus untuk infeksi yang terjadi

atau didapat di rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah sakit ( Hospital 

infection). $ntuk dapat melakukan penegahan dan pengendalian infeksi khususnya infeksi

rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi. Pada bab

ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi, inflamasi,

rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi ( HAIs), serta strategi penegahan

dan pengendalian infeksi.

1. Definisi

a. Kolonisasi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi,

dimana organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya

respon imun atau gejala klinik. Pada kolonisasi, tubuh pejamu tidak dalam keadaan

suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen

tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain. Pasien atau

 petugas kesehatan tersebut dapat bertindak sebagai “Carrier ”.

b. Infeksi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi

(organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.

c. Penyakit infeksi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen

infeksi (organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.

. Penyakit !en"la# ata" infeksi"s % adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik seara langsung maupun tidak langsung.

e. Infla!asi (radang atau perdangan lokal) % merupakan bentuk respon tubuh terhadap

suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar), yang

ditandai dengan adanya sakit&nyeri (dolor), panas (alor), kemerahan (rubor), pembengkakan

(tumor) dan gangguan fungsi.

f. “ Systemic Inflammatory Response Syndrome” $ SIRS % % sekumpulan gejala klinik

atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik.

Kriteria 'I' bila ditemukan atau lebih dari keadaan berikut % (*) hipertermi atauhipotermi

atau suhu tubuh yang tidak stabil, () takikardi (sesuai usia), (+) takipnoe (sesuai usia), serta

() leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada hitung jenis leukosit jumlah sel muda

(batang) lebih dari *-. 'I' dapat disebabkan karena infeksi atau non/infeksi seperti

Page 2: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 2/13

trauma, pembedahan, luka bakar, pankreatitis atau gangguan metabolik. 'I' yang

disebabkan infeksi disebut “Se&sis”.

'. “ Healthcare-associated infections” $ HAIs% % An infection occurring in a patient

during the process of care in a hospital or other healthcare facility which was not present or 

incubating at the time of admission. This includes infections acquired in the hospital but

appearing after discharge, and also occupational infections among staff of the facility.

(. Rantai Pen"la#an

$ntuk melakukan tindakan penegahan dan pengendalian infeksi perlu mengetahui

rantai penularan. 0pabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat

diegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan tersebut

adalah%

a. A'en infeksi $infectious agent % adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan

infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, 1irus, riketsia, jamur dan parasit.

0da tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu %

 patogenitas, 1irulensi dan jumlah (dosis, atau !load ").

b. Rese#)oi# atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biakdan siap ditularkan kepada orang. eser1oir yang paling umum adalah manusia, binatang,

tumbuh/tumbuhan, tanah, air dan bahan/bahan organik lainnya. Pada orang sehat, permukaan

kulit, selaput lendir saluran napas atas, usus dan 1agina merupakan reser1oir yang umum.

c. Pint" kel"a# (portal of exit) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan

reser1oir. Pintu keluar meliputi saluran pernapasan, penernaan, saluran kemih dan kelamin,

kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta airan tubuh lain.

. T#ans!isi adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reser1oir ke

 penderita. 2ara penularan dapat berua kontak langsung dan tidak langsung, droplet, airborne,

melalui makanan, air, darah dan melalui 1etor ( serangga

e. Po#tal of ent#y adalah tempat aen infeksi memasuki penjamu, dapat melalui

 pernafasan, penernaan, saluran kemuh, selaput lender, serta kulit yang tidak utuh.

f. *ost adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuhh yang ukup untuk

melawan agen infeksi serta menegah terjadinya infeksi atau penyakit.

+. Fakto# Resiko

a. ,!"# % neonates dan lansia lebih rentan

b. stat"s i!"n yan' #ena-  penderita dengan penyakit kronik, imunosupresan,

keganasan dan oabt imunosupresan.

c. inte#"&si ba##ie# anato!is

• Kateter urine % meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih

  Prosedur operasi % infeksi luka operasi• Intubasi pernapasan % meningkatkan kejadian % ! Hospital Acquired

 Pneumonia"(30P&40P).

• Kanula 1ena dan arteri % menimbulkan infeksi luka infus (I5I), ! Blood

treamInfection" (6'I).

• 5uka bakar dan trauma.

. I!&lantasi bena asin'

• !indwelling catheter"

• !surgical suture material"

!cerebrospinal fluid shunts"• !#al#ular $ #ascular prostheses"

Page 3: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 3/13

e. Pe#"ba-an !ik#oflo#a no#!al  pemakaian antibiotika yang tidak bijaksana

menyebabkan timbulnya kuman yang resisten terhadap berbagai antimikroba.

/. Pence'a-an an Pen'enalian Infeksi

Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas pejamu,

agen infeksi (patogenitas, 1irulensi dan dosis) serta ara penularan. Identifikasi faktor risiko pada pejamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya

infeksi ( HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas kesehatan.

0. St#ate'i &ence'a-an an &en'enalian infeksi te#i#i a#i

a. Penin'katan aya ta-an &ea!". Daya tahan pejamu dapat meningkat dengan

 pemberian imunisasi aktif (ontoh 1aksinasi 3epatitis 6), atau pemberian imunisasi pasif

(imunoglobulin). Promosi kesehatan seara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan

meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Inakti)asi a'en &enyebab infeksi. Inakti1asi agen infeksi dapat dilakukan dengan

metode

fisik maupun kimiawi. 2ontoh metode fisik adalah pemanasan (Pasteurisasi atau 'terilisasi)dan memasak makanan seperlunya. 7etode kimiawi termasuk klorinasi air, disinfeksi

c. 2e!"t"s #antai &en"la#an. 3al ini merupakan ara yang paling mudah untuk

menegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya sangat bergantung kepada ketaatan

 petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Tindakan penegahan ini telah

disusun dalam suatu ! Isolation Precautions" (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari dua

 pilar&tingkatan yaitu !tandard Precautions" (Kewaspadaan standar) dan

!Transmissionbased   Precautions" (Kewaspadaan berdasarkan ara penularan). Prinsip dan

komponen apa saja dari kewaspadaan standar akan dibahas pada bab berikutnya.

. Tinakan &ence'a-an &aska &aanan $“Post xposure Prophylaxis! 3 PEP%

te#-aa& &et"'as kese-atan.

 3al ini terutama berkaitan dengan penegahan agen infeksi yang

ditularkan melalui darah dan airan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk

 jarum bekas pakai atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah

hepatitis 6, 3epatitis 2 dan 3I4.

Infeksi 8osokomial

  Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien

selama dia dirawat di rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 9 jam pasien

 berada di rumah sakit serta infeksi itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk 

ke rumah sakit

Pence'a-an te#ainya Infeksi Nosoko!ial

Penegahan dari infeksi nosokomial oleh tenaga kesehatan termasuk perawat

diperlukan suaturenana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk%

a. 7embatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan ara menui tangan

dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. b. 7engontrol resiko penularan dari lingkungan.

Page 4: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 4/13

. 7elindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang

ukup, dan1aksinasi.

d. 7embatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur in1asif.

0dapun ara penegahan infeksi nosokomial meliputi%

*.Dekontaminasi tangan

Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga

hiegene daritangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar karena

 banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk penui tangan, sedikitnya

 pengetahuan mengenai pentingnya hal ini dan waktu menui tangan yang lama. 'elain itu,

 penggunaan sarung tangansangat dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan

 pada pasien dengan penyakit/ penyakit infeksi. 3al yang perlu diingat adalah memakai

sarung tangan ketika akan mengambilatau menyentuh darah, airan tubuh, atau keringat,

tinja, urin, membran mukosa dan bahan yangkita anggap telah terkontaminasi dan segera

menui tangan setelah melepas sarung tangan

.Instrumen yang sering digunakan umah 'akit

5ebih dari :- suntikan yang dilakukan dinegara berkembang tidaklah aman

(ontohnya jarum, tabung atau keduanya yang dipakai berulang/ulang) dan banyaknya

suntikan yang tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).$ntuk menegah penyebaran

 penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan%

a.Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan, pergunakan jarum steril,

 penggunaan alatsuntik yang sekali pakai.

 b.7asker; sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara.

6egitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus

menggunakan masker saat keluar darikamar penderita.

.'arung tangan; sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah,

airan tubuh, fesesmaupun urine. 'arung tangan harus selalu diganti untuk tiap

 pasiennya. 'etelah membalut lukaatau terkena benda yang kotor, sarung tangan harus

segera diganti.

d.6aju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama

kita melakukan suatu tindakan untuk menegah perikan darah, airan tubuh, urin dan

feses.

+. 7enegah penularan dari lingkungan rumah sakit

Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat

 bersihdan benar/benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar <-

 persen darikotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. 3arus ada waktu yang teratur 

untukmembersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat/

alatmedis yang telah dipakai berkali/kali.Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di

 banyak fasilitas kesehatan. $sahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi

 penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan

 penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udarayang baik akan lebih banyak 

menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis.'elain itu, rumah sakit harus

membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjagakebersihan pemrosesan serta filternyauntuk menegahan terjadinya pertumbuhan bakteri.'terilisasi air pada rumah sakit dengan

Page 5: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 5/13

 prasarana yang terbatas dapat menggunakan panasmatahari.Toilet rumah sakit juga harus

dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untukmenegah terjadinya infeksi antar 

 pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberidisinfektan.

. Perbaiki ketahanan tubuh

Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri

yangseara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh dan membantu

ketahanantubuh melawan in1asi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara

 populasi jasadrenik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam

saluran ernamanusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang

dapatmengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi seara tuntas, sehingga dapat

dipakaidalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat.

Dengandemikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat

diatasitanpa harus menggunakan antibiotika.

:. uangan Isolasi

Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat diegah dengan membuat suatu

 pemisahan pasien. uang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang

 penularannya melaluiudara, ontohnya tuberkulosis dan '0' yang mengakibatkan

kontaminasi berat. Penularanyang melibatkan 1irus, ontohnya D3= dan 3I4. 6iasanya,

 pasien yang mempunyai resistensirendah seperti leukimia dan pengguna obat

immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindardari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan

tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruangisolasi juga sangat penting. uang

isolasi ini harus selalu tertutup dengan 1entilasi udara selalumenuju keluar. 'ebaiknya satu

 pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadikejadian luar biasa dan

 penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa/apa selama

mereka menderita penyakit yang sama.

7aam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial

Infeksi saluran kemih

Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar - dari infeksi nosokomial, >-infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. ?alaupun tidak terlalu

 berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian.

@rganisme yang biaa menginfeksi biasanya  %.Coli,  &lebsiella, Proteus, Pseudomonas,

atau  %nterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena

mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang

lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.,<,** 'angat sulit untuk dapat menegah

 penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat dengan permukaan dari

kateter. Kebanyakan pasien akan terinfeksi setelah */ minggu pemasangan kateter.

Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan

kateter, atau air yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena

sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik.

Page 6: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 6/13

 Pneumonia 'oso(omial 

 Pneumonia noso(omial   dapat munul, terutama pasien yang menggunakan

#entilator , tindakan tra(eostomi,  intubasi, pemasangan 8AT, dan terapi inhalasi. Kuman

 penyebab infeksi ini tersering berasal dari gram negatif seperti  &lebsiella,dan

 Pseudomonas. @rganisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut.Keberadaan organisme ini dapat menyebabkan infeksi karena adanya aspirasi oleh

organisme ke tra(tus respiratorius bagian bawah. Dari kelompok 1irus dapat disebabkan

oleh cytomegalo#irus, influen)a #irus, adeno #irus, para influen)a #irus, entero#irus dan

corona #irus. 

=aktor resiko terjadinya infeksi ini adalah%

• Tipe dan jenis pernapasan

•  Perokok berat

Tidak sterilnya alat/alat bantu•  @besitas

•  Kualitas perawatan

• Penyakit jantung kronis

• Penyakit paru kronis

• 6eratnya kondisi pasien dan kegagalan organ

• Tingkat penggunaan antibiotika

• Penggunaan 1entilator dan intubasi

• Penurunan kesadaran pasien

Penyakit yang biasa ditemukan antara lain% r espiratory syncytial #irus dan influenBa.Pada pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih disebabkan karena

 *egionella  dan Aspergillus. 'edangkan dinegara dengan pre1alensi penderita tuberkulosis

yang tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan.

6akteremi 8osokomial

Infeksi ini hanya mewakili sekitar : dari total infeksi nosokomial, tetapi dengan

resiko kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan

antibiotika seperti taphylococcus dan Candida. Infeksi dapat munul di tempat masuknya

alat/alat seperti jarum suntik, kateter urin dan infus. =aktor utama penyebab infeksi ini

adalah panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur in1asif, dan perawatan dari pemasangan kateter atau infus.

Infeksi 8osokomial lainnya

*. Tuber(ulosis

Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi/ drugs resisten. Kontrol

terpenting untuk penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta

tekanan negatif dalam ruangan

Page 7: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 7/13

. diarrhea dan gastroenteritis

7ikroorganisme tersering berasal dari  %.coli,  almonella, +ibrio Cholerae  dan

Clostridium. 'elain itu, dari gologan 1irus lebih banyak disebabkan oleh golongan

entero#irus, adeno#irus, rota#irus, dan hepatitis A. 6edakan antara diarrhea  dan

 gastroenteritis. =aktor resiko dari gastroenteritis noso(omial  dapat dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

• =aktor intrinsik%

o abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti ahlorhydria

o lemahnya motilitas intestinal, dan

o  perubahan pada flora normal.

• =aktor ekstrinsik%

o Pemasangan nasogastri tube dan mengkonsumsi obat/obatan saluran

erna.

+. Infeksi pembuluh darah

Infeksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan infus, kateter jantung dan suntikan.

4irus yang dapat menular dari ara ini adalah 1irus hepatitis 6, 1irus hepatitis 2, dan

3I4. Infeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama%

• Infeksi pembuluh darah primer, munul tanpa adanya tanda infeksi sebelumnya,

dan berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain

• Infeksi sekunder, munul sebagai akibat dari infeksi dari organisme yang sama dari

sisi tubuh yang lain.

. Dipteri, tetanus dan pertusis

Corynebacterium diptheriae, gram negatif pleomorfi( , memproduksi endotoksin yang

menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernafasan.

:.  Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. 'iklus tiap +/: tahun dan infeksi

munul sebanyak :- dalam *-- indi1idu yang tidak imun

C. Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot.

Infeksi kulit dan jaringan lunak. 5uka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya

infeksi sistemik. Dari golongan 1irus yaitu herpes simple( , #aricella )ooster , dan

rubella. @rganisme yang menginfeksi akan berbeda pada tiap populasi karena

 perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan fasilitas yang dimiliki dan

 perbedaan negara yang didiami. Infeksi ini termasuk%

• Infeksi pada tulang dan sendi steomielitis, infeksi tulang atau sendi dan disus

#ertebralis

• Infeksi sistem  &ardio#as(uler   Infeksi arteri atau 1ena, endo(arditis,

mio(arditis, peri(arditis dan mediastinitis

• Infeksi sistem saraf pusat  -eningitis  atau #entri(ulitis, absess spinal   dan

infe(si intra (ranial 

Page 8: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 8/13

• Infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut Konjunti1itis, infeksi mata, otitis

eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan infeksi saluran

nafas atas.

• Infeksi pada saluran penernaan astroenteritis, hepatitis, necroti)ing 

enterocolitis, infe(si intra abdominal 

• Infeksi sistem pernafasan bawah  Bron(hitis, tra(eobron(hitis, tra(eitis, dan

infeksi lainnya

• Infeksi pada sistem reproduksi %ndometriosis dan luka bekas episiotomi

Page 9: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 9/13

PERSIAPAN PEN4A*ITAN 5,KA

PERSIAPAN A5ATSte#ilisasi an ca#a ste#ilisasi

'terilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/alat atau bahan dalam keadaan steril.

'terilisasi dapat dilakukan dengan ara %

a. ecara (imia  % yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, sa1lon,

alkohol.

 b. ecara fisi(  yaitu dengan %

*) Panas kering ( o1en udara panas )

'elama - menit pada --E 2

'elama +- menit pada *>-E 2

'elama <- menit pada *C-E 2

). $ap bertekanan ( autola1e)% selama *: menit pada *-E 2 dan tekanan atmosfer 

+). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama +- menit. 2ara ini hanya dianjurkan bila

ara lain tidak tersedia.

Pen'e&akan

'ebelum dilakukan sterilisasi seara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan dua

lapis kain seara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus,

ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah instrument tersebut menjadi

steril. $ntuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril,

maka kain pembungkus dibuka menurut" teknik tanpa singgung.

PERSIAPAN PEN4A*ITAN $ K,5IT%

a. ambut sekitar tepi luka diukur sampai bersih.

 b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan airan 6ethadine *-, dimulai dari bagian tengah

kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.

. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian

kulit dan luka yang akan dijahit.

d. Dilakukan anestesi loal dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.

e. 5uka dibersihkan dengan airan perhydrol dan dibilas dengan airan 8a2l.

f. #aringan kulit, subutis, fasia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dangunting.

g. 5uka diui ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan 8a2l.

h. #aringan subutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain atgut atau

 poiiglatin seara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap

yaitu silk atau nylon.

TEKNIK PEN4A*ITAN K,5IT

Prinsip yang harus diperhatikan %

a. 2ara memegang kulit pada tepi luka dengan surgial foreps harus dilakukan seara

halus dengan menegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.

 b. $kuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.

Page 10: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 10/13

. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar */+ m dari tepi lukia.Khusus" daerah wajah

/+mm.

d. #arak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi

luika.

e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( e1ferted ) setelah penjahitan.

I-P*% I'T%/0PT%1 0T0/% 

A. Indikasi% pada semua luka

Kontra indikasi % tidak ada Teknik penjahitan

Dilakukan sebagai berikut%

a. #arum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar <- derajat, masuk 

subutan terus kekulit sisi lainnya.

 b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subutan diusahakan agar tepi luka

yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( e1erted)

. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.

d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.6. Indikasi % 5uka pada persendian 5uka pada daerah yang tegangannya besar 

Kontra indikasi % tidak ada

Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan e1ersi tepi luka dimana tepinya

enderung mengalami in1erse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai

 berikut%

*. #arum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,

kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.

. #arum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua seara tipis,

menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.

+. Dibuat simpul dan benang diikat.

'$62$TI2$5F 2@8TI8$@' '$T$F

Indikasi % 5uka pada daerah yang memerlukan kosmetik 

Kontra indikasi % jaringan luka dengan tegangan besar.

Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga yang

terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka yang

dilakukan sebagai berikut.

*. Tusukkan jarum pada kulit sekitar */ m dari ujung luka keluar di daerah dermis

kulit salah satu dari tepi luka.

. 6enang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, seara

 bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudiandikeluarkan pada kulit */ m dari ujung luka yang lain.

+. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi seara

 parallel disepanjang luka tersebut.

Page 11: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 11/13

Page 12: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 12/13

Page 13: Document 1

7/18/2019 Document 1

http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 13/13