· Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan...

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi peserta didik baik potensi fisik maupun potensi cipta, rasa dan karsanya sehingga potensi itu dapat menjadi nyata dan bermanfaat dalam perjalanan hidupnya. Di Indonesia terdapat seorang tokoh pendidikan yang sangat berjasa yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia . Ki Hajar Dewantara berjuang meraih kemerdekaan melalui jalur pendidikan dan pengajaran yang berpihak kepada rakyat. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana riwayat hidup Ki Hajar Dewantara? 2. Bagaimana konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara? Apa pengaruh pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan di Indonesia saat ini? C. TUJUAN 1. Mengetahui riwayat hidup Ki Hajar Dewantara 1

Transcript of · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan...

Page 1: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan upaya mengembangkan potensi-potensi peserta didik baik potensi

fisik maupun potensi cipta, rasa dan karsanya sehingga potensi itu dapat menjadi nyata dan

bermanfaat dalam perjalanan hidupnya.

Di Indonesia terdapat seorang tokoh pendidikan yang sangat berjasa yaitu Ki Hajar

Dewantara. Beliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan

pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia .

Ki Hajar Dewantara berjuang meraih kemerdekaan melalui jalur pendidikan dan

pengajaran yang berpihak kepada rakyat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana riwayat hidup Ki Hajar Dewantara?

2. Bagaimana konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara?

Apa pengaruh pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan di

Indonesia saat ini?

C. TUJUAN

1. Mengetahui riwayat hidup Ki Hajar Dewantara

2. Mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara

3. Mengetahui dan memahami pengaruh pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap

pendidikan di Indonesia saat ini

1

Page 2: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

BAB II

PEMBAHASAN

A. RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Terlahir dengan nama

Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang merupakan putra sulung dari KPA (Kanjeng Pangeran

Aryo) III Soeryaningrat.

Beliau mengganti namanya tanpa gelar bangsawan agar dapat lebih dekat dengan rakyat.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di STOVIA. Beliau kemudian bekerja sebagai

wartawan di beberapa surat kabar, antara lain De Express, Utusan Hindia,dan Kaum Muda.

Sebagai penulis yang handal, tulisannya mampu membangkitkan semangat antikolonialisme

rakyat Indonesia. Selain ajarannya di bidang pendidikan, Ki Hajar juga meninggalkan pesan

yang sangat baik untuk diteladani.

Pesan tersebut kini dapat dilihat pada Museum Sumpah Pemuda di JI. Kramat Raya,

Jakarta. “Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa lndonesia dengan cara Indonesia.

Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan

bangsaku, lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan Negara”.

B. KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Di tanah air ia mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai bagian dari alat

perjuangan meraih kemerdekaan. Setelah pulang dari pengasingan, bersama rekan-rekan

seperjuangannya, ia pun mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, Nationaal

Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922. Perguruan

ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai

bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Tidak sedikit rintangan yang

dihadapi dalam membina Taman Siswa. Pemerintah kolonial Belanda berupaya

mengahalanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932. Tetapi

dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi itu kemudian dicabut.

2

Page 3: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

Dalam perjuangannya mengenai pendidikan nasional menyatakan syarat utama yaitu

pendidikan nasional dan pendidikan merdeka pada anak-anak, yang akan dapat memberi bekal

kuat untuk perjuangan kemerdekaan nasional. Jalan yang ditempuh adalah pendidikan rakyat, di

samping pergerakan politik.

Ki Hajar Dewantara mengajukan konsep pendidikan dan pengajaran yang berpihak pada

kepentingan rakyat banyak dan kebangsaan. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara membagi

pendidikan ke dalam dua hubungan, yaitu pendidikan dan penghidupan rakyat dan pendidikan

dan kebangsaan. Dalam hubungan yang pertama, antara pendidikan dan penghidupan rakyat,

terdapat sembilan poin penting yang ia ajukan. Kesembilan poin penting itu antara lain, kekuatan

rakyat, mendidik anak adalah mendidik rakyat, sistem pengajaran kerakyatan, penerimaan

perbedaan, kemerdekaan manusia, bersandar pada kekuatan sendiri, tugas sebagai rakyat, tidak

diperintah, dan persatuan pengajaran.

Sementara itu, dalam hubungan yang kedua, yaitu antara pendidikan dan kebangsaan, ia

mengajukan tujuh poin penting yang antara lain, pendidikan nasional yang selaras dengan

kehidupan dan penghidupan bangsa, pendidikan nasional adalah hak dan kewajiban bangsa, tidak

menerima subsidi pemerintah, tidak terikat lahir dan batin, sistem mengongkosi diri sendiri,

adanya badan pembantu umum, dan adanya Steunfonds umum. Dengan demikian, Ki Hajar

Dewantara telah merumuskan konsep dan arah pendidikan nasional, di mana tampak dengan

jelas bahwa visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan

yang berasaskan kemerdekaan, kebebasan, keseimbangan, kesesuaian dengan tuntutan zaman,

berkepribadian Indonesia, dan kesesuain dengan kodrat manusia sebagai makhluk yang

dimuliakan oleh Tuhan.

Dengan mendirikan sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara mulai menyampingkan

pendekatan politik. Ia dapat mewujudkan keinginan bangsanya, karena usaha untuk mendidik

angkatan muda dalam jiwa kebangsaan sesuai dan merupakan bagian penting pergerakan

kemerdekaan indonesia. Selain itu merupakan perjuangan meninggikan derajat rakyat.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu

usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya

bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta mengembangkan kebudayaan

menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.

3

Page 4: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

Upaya kebudayaan (pendidikan) dapat ditempuh dengan sikap (laku) yang dikenal

dengan Teori Trikon, yakni:

1. Kontinu yaitu, alam melestarikan kebudayaan asli Indonesia kita harus terus menerus dan

berkesinambungan. Teori Kebudayaan itu dilakasanakan dengan memasukan mata

pelajaran muatan lokal, melakukan upacara-upacara adat, mementaskan keseruan daerah

dan lain-lain.

2. Konvergen artinya dalam upaya mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia kita

harus memadukan dengan kebudayaan asing yang dipandang dapat memajukan bangsa

Indonesia. Dalam memadukan itu (konvergensi) dilakukan dengan memilih dan memilah

kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian Pancasila (selektif) dan pemaduannya harus

secara alami dan tidak dipaksakan (adaptatif).

3. Konsentris artinya dalam pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia kita harus

berusaha menyatukan kebudayaan nasional kita dengan kebudayaan Junia (global)

dengan catatan harus tetap berpegang pada ciri khas kepribadian bangsa Indonesia

(berdasarkan Pancasila).

Pelaksanaan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dapat berlangsung dalam berbagai

tempat yang oleh beliau diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu:

1. Alam keluarga

2. Alam perguruan

3. Alam pergerakan pemuda

4. Bidang Pengajaran

Pengajaran merupakan salah satu jalan pendidikan yaitu suatu usaha memberi ilmu

pengetahuan serta kepandaian dengan latihan-latihannya yang perlu dengan maksud memajukan

kecerdasan fikiran (intelek) serta berkembangnya budi pekerti.

Ki Hajar Dewantara di bidang pengajaran meletakkan konsep-konsep dasar pengajaran

meliputi:

1. Teori dasar-ajar

2. Trisakti jiwa

3. Sistem among

4

Page 5: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan dari pendidikan adalah penguasaan diri karena

disinilah pendidikan memanusiakan manusia. Penguasaan diri merupakan langkah yang dituju

untuk tercapainya pendidikan yang memanusiakan manusia. Ketika peserta didik mampu

menguasai dirinya maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya. Dengan begitu maka

akan muncul sikap yang mandiri dan dewasa. Beliau juga menunjukkan bahwa tujuan

diselenggarakannya pendidikan adalah membantu peserta didik menjadi manusia yang

merdeka, berarti tidak hidup diperintah, berdiri tegak dengan kekuatan sendiri dan bisa mengatur

hidupnya sendiri dengan tertib.

Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan

sikapnya dalam melaksanakan pendidikan yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari

pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang

mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara.

Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam

kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga

menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang

diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure

keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar.

Oleh karena itu, nama Ki Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang

mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang

memiliki kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial

kemasyarakatan. Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan dan manusia,

mewujudkan kehendak Tuhan di dunia ini). Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan

maka guru sejati sebenarnya adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan

kehendak Tuhan dan membawa keselamatan.

Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan Taman Siswa. Merdeka baik secara fisik,

mental dan kerohanian. Namun kemerdekaan pribadi ini dibatasi oleh tertib damainya kehidupan

bersama dan ini mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah,

toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab dan disiplin. Sedangkan maksud pendirian

Taman Siswa adalah membangun budayanya sendiri, jalan hidup sendiri dengan

mengembangkan rasa merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan yang

berlandaskan pada aspek-aspek nasional. Landasan filosofisnya adalah nasionalistik dan

universalistik. Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan

independen baik secara politis, ekonomis, maupun spiritual. Universal artinya berdasarkan pada

5

Page 6: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip

dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan

kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia.

Taman Siswa ini memiliki pengaruh yang luar biasa dalam rangka pergerajakan

perjuangan nasional Indonesia. Hal ini tercermin dalam usaha Ki Hajar Dewantara yang berhasil

mewujudkan keinginan bangsa Indonesia yakni usaha untuk mendidik angkatan muda dalam

jiwa kebangsaan Indonesia yang merupakan bagian penting dari pergerakan Indoneisa. Selain itu

usaha ini menjadi dasar perjuangan meninggikan derajat rakyat. 

Pengaruh lembaga Taman Siswa ini pula dihubungkan dengan politik perjuangan bangsa

Indonesia. Hal ini tercermin dalam sejarah hidupnya yang ditandai dengan kenyataan bahwa

Taman Siswa selalu ikut mempertimbangkan kehidupan politik di dalam sepak terjangnya.

Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada

kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cintakasih dan penghargaan terhadap masing-masing

anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu

peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual;

pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan

dari orang kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu tetapi perbedaan

antara masing-masing pribadi harus tetap dipertimbangkan; pendidikan hendaknya memperkuat

rasa percaya diri, mengembangkan hara diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru

hendaknya rela mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi kebahagiaan para

peserta didiknya. Peserta didik yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian

merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan

bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Metode yang yang

sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan

pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Yang

dimaksud dengan manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan

selaras dari segala aspek kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan menghormati

kemanusiaan setiap orang. Oleh karena itu bagi Ki Hajar Dewantara pepatah ini sangat tepat

yaitu “educate the head, the heart, and the hand”.

Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar (fasilitator); dalam hubungan

(relasi dan komunikasi) dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasi dan

komunikasinya dengan pihak lain (orang tua, komite sekolah, pihak terkait); segi administrasi

sebagai guru; dan sikap profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain:

6

Page 7: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

keinginan untuk memperbaiki diri dan keinginan untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka

penting pula membangun suatu etos kerja yang positif yaitu: menjunjung tinggi pekerjaan;

menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan keinginan untuk melayani masyarakat.

Dalam kaitan dengan ini penting juga performance/penampilan seorang profesional: secara fisik,

intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta mampu menjadi motivator.

Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang profesional, produktif dan kolaboratif

demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta didik.

Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam pendidikan yaitu :

1. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan

kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh

kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.

2. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan

kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi

keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.

3. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar

yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan

sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).

4. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka,

perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan

bangsa lain.

5. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan

kodratnya sebagai makhluk Tuhan.

Asas Tamansiswa 1922 adalah keterangan asas Tamansiswa yang disampaikan oleh Ki

Hajar Dewantara pada pidato pembukaan perguruan Tamansiswa tanggal 3 Juli 1922 di

Yogyakarta Asas itu dalam Piagam Perjanjian Pendirian Persatuan Tamansiswa tahun 1930

dijadikan salah satu syarat pendirian Persatuan Tamansiswa. Melalui piagam perjanjian itu

disebutkan bahwa asas itu harus tetap hidup sebagai pokok yang tidak boleh berubah, tidak boleh

disangkal, dan tidak boleh dikurangi, selama nama Tamansiswa masin  hidup terpakai.

Sejak berdirinya Tamansiswa 3 Juli 1922 sampai dengan Kongres Tamansiswa tahun

1947, Asas Tamansiswa 1922 digunakan  sebagai asas perjuangan Tamansiswa. Mulai Kongres

7

Page 8: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

tahun 1947 sampai dengan Kongres tahun 1984 asas itu didampingi oleh dasar perjuangan

Pancadarma. Dan sejak Kongres 1984, dalam berbangsa dan bernegara, Tamansiswa

menggunakan asas Pancasila sebagai asas organisasinya. Maka Asas Tamansiswa 1922

ditetapkan sebagai landasan perjuangan Taman siswa, dan Pancadarma dijadikan ciri khas

persatuan Tamansiswa dalam mencapai cita-citanya.

Asas Tamansiswa 1922 berisi 7 pasal:

Pasal 1

Mengandung pengertian hidup merdeka guna mencapai hidup tertib damai, salam dan bahagia.

Pasal 2

Mengandung pengertian metode Among sebagai sarana pencapaian hidup merdeka.

Pasal 3

Mengandung pengertian perintah menggunakan peradaban bangsa sendiri sebagai sarana

pemecahan masalah bangsa.

Pasal 4

Mengandung pengertian pemerataan pendidikan.

Pasal 5

Memerintahkan kehidupan mandiri sebagai perwujudan hidup merdeka.

Pasal 6

Berani menolak bantuan yang mengikat dan

Pasal 7

Mengamanatkan pengabdian terhadap sang anak harus dengan suci hati dan kemerdekaan lahir

dan batin.

Ketujuh pasal tersebut merupakan landasan perjuangan Tamansiswa dalam

memperjuangkan kelestarian dan pengembangan kebudayaan serta dalam memperjuangkan

terwujudnya masyarakat tertib damai, salam dan bahagia.

Pada dasarnya paradigma Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan nasionalisme terutama

pendidikan nasional memiliki konsep pendidikan yang benar-benar bersifat pribumi (yakni yang

nonpemerintah dan non-Islam). Konsep pendidikan seperti itu berarti pendidikan yang

memadukan pendidikan gaya Eropa yang modern dengan seni-seni Jawa tradisional. Ia dengan

tegas menolak pendidikan yang terlalu mengutamakan intelektualisme dan mengorbankan aspek

kerohanian atau jiwa para siswa. Menurutnya, pendidikan yang ditawarkan oleh pemerintah

8

Page 9: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

kolonial hanya akan membuat pribumi lupa akan kebudayaannya dan membuat pribumi menjadi

tenaga terampil bagi kepentingan pemerintah kolonial. Berkaitan dengan itulah, ia akhirnya

memutuskan untuk mendirikan sebuah sekolah yang menawarkan pendidikan berorientasi

kepada kebudayaan timur dan mengedepankan nilai-nilai kerohanian yang dibarengi dengan

kekuatan intelektual.

Ki Hajar Dewantara hidup di tengah pergolakan bangsa menuju kemerdekaan dan

pemikiran tentang dasar-dasar masyarakat baru pun tercapai setelah kemerdekaan. Maka dasar-

dasar pemikiran tersebut merupakan suatu rangkaian yang ditawarkan kepada segenap bangsa

Indonesia untuk dikemabngkan sesuai dengan perubahan alam dan zaman. Konsep pendidikan

Taman Siswa yang secara operasional dimulai pada tanggal 3 Juli 1922 lebih bersifat positif

nasional, pedagogis, serta kulturil. Tujuan awal dari lembaga pendidikan ini adalah jelas

membawa bangsa Indonesia mencapai tujuan politik yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada zaman kolonial kedudukan pendidikan pernah dirumuskan sebagai “dinamit bagi

sistem kasta yang dipertahankan dengan ketat di daerah jajahan” atau “merupakan salah satu

batu dasar kebijaksanaan kolonial”. Kedua rumusan ini mencerminkan pula kaitan kebijaksanaan

dan penyelenggaraan pendidikan dalam masyarakat kolonial. Sejalan dengan itu pergerakan

nasional Indonesia sendiri menempatkan pendidikan sebagai salah satu programnya sebagai

usaha mendidik bangsa sendiri. Lebih daripada itu usaha pendidikan yang diselenggarakan

Taman Siswa di zaman kolonial bertujuan untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional. Hal

ini berarti memasukkan dalam cita-cita segala kepentingan bangsa baik lahiriah mengenai

penghidupannya maupun yang batiniah yang bertalian dengan kehidupannya.

Akhirnya, ada beberapa hal yang perlu dapat disimpulkan dalam tulisan ini yakni;

Pertama, terbukti dengan amat jelas dan meyakinkan, bahwa Ki Hajar Dewantara adalah seorang

pendidikan yang sejati. Berbagai pemikiran, gagasan, dan konsep-konsep yang ditawarkan bukan

hanya dalam teori tetaoi telah ia praktikkan melalui pergutuan Taman Siswa yang diasuhnya.

Kedua, corak pemikiran dan gagasan pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara

amat dipengaruhi oleh situasi perjuangan dan pergerakan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia

dari penjajahan Belanda dan Jepang. Ia mengkritik pendidikan yang diberikan pemerintah

Belanda sebagai pendidikan yang tidak bermutu, sekularistik, diskriminatif, dan bertentangan

dengan nilai-nilai kemanusiaan. Akhirnya, hal ketiga adalah bahwa melalui Perguruan Taman

Siswa yang diasuhnya ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia dapat

menyelenggarakan pendidikan yang mutunya tidak kala dengan pendidian yang berasaskan

9

Page 10: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

seimbang, bermutu pada niali-nilai kebudayaan bangsa sendiri, serta menjunjung tinggi nilai-

nilai nasionalisme.

Teori Pembelajaran Menurut Ki Hajar Dewantara

1. Teori Konsep Pembelajaran

Pahlawan dan sebagai Pendidik asli Indonesia,Ki Hajar Dewantara melihat manusia lebih

pada sisi kehidupan psikologinya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan

karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara

seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan

ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang

menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari

masyarakatnya.

Para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian,

baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta

didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai

pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, baru kemudian

sebagai fasilitator atau pengajar.

Oleh karena itu, nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang

mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang

memiliki kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial

kemasyarakatan. Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan dan manusia,

mewujudkan kehendak Tuhan di dunia ini). Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan

maka guru sejati sebenarnya adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan

kehendak Tuhan dan membawa keselamatan.

Semboyan dalam pendidikan yang beliau pakai adalah: tut wuri handayani. Semboyan ini

berasal dari ungkapan aslinya Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri

Handayani. Hanya ungkapan tut wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat

umum. Arti dari semboyan ini secara lengkap adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang

guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di

antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan,

seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik).

10

Page 11: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

Ki Hajar Dewantara juga pernah melontarkan konsep belajar 3 dinding. Yang dimaksud

belajar dengan 3 dinding bukanlah belajar dikelas dengan jumlah dinding 3 buah ( salah satu dari

4 sisi dinding tidak ada ), tetapi konsep tersebut mencerminkan tidak ada batas atau jarak antara

di dalam kelas dengan realita di luar.  Belajar bukan sekedar teori dan praktek disekolah, tetapi

juga belajar menghadapi realitas dunia. Sekolah dan Dunia menurut konsep ini berarti tidak

terpisah. Dengan itu diharapkan para guru mengajarkan ilmu teori serta praktek di dunia dan juga

kepada siswa jika tidak sungkan-sungkan menanyakan apa saja hal yang tidak diketahuinya

tentang dunia kepada guru mereka masing-masing. Tujuan dari konsep ini, agar para lulusan

sekolah dapat mampu hidup dan bisa berbuat banyak setelah lulus dari sekolah.

C. PENGARUH PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP

PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI

Pandangan Ki Hadjar Dewantara Terhadap Pendidikan. Menurut beliau, pendidikan

adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri

agar tidka tergantung kepada orang lain baik lahir maupun batin.

Ada beberapa falsafah yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, yaitu :

1. Segala alat, usaha dan juga cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya.

2. Kodratnya itu tersimpan dalam adat istiadat setiap masyarakat dengan berbagai kekhasan,

yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai hidup tertib dan damai.

3. Adat istiadat sifatnya selalu berubah (dinamis).

4. Untuk mengetahui karateristik masyarakat saat ini diperlukan kajian mendalam tentang

kehidupan masyarakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi kehidupan

yang akan dating pada masyarakat tersebut.

5. Perkembangan budaya masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain, hal ini terjadi

karena pergaulan antar bangsa.

Pada jaman kemajuan teknologi sekarang ini, sebagian besar manusia dipengaruhi

perilakunya oleh pesatnya perkembangan dan kecanggihan teknologi (teknologi informasi).

Oleh karena itu, pendidikan dan pembelajaran hendaknya diperbaiki sehingga memberi

keseimbangan pada aspek individualitas ke aspek sosialitas atau kehidupan kebersamaan sebagai

11

Page 12: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

masyarakat manusia. Pendidikan dan pembelajaran hendaknya juga dikembalikan kepada aspek-

aspek kemanusiaan yang perlu ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik.

Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan Taman Siswa. Merdeka baik secara fisik,

mental dan kerohanian. Namun kemerdekaan pribadi ini dibatasi oleh tertib damainya kehidupan

bersama dan ini mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah,

toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab dan disiplin. Sedangkan maksud pendirian

Taman Siswa adalah membangun budayanya sendiri, jalan hidup sendiri dengan

mengembangkan rasa merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan yang

berlandaskan pada aspek-aspek nasional.

Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu peserta

didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan

hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang

kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu tetapi perbedaan antara masing-

masing pribadi harus tetap dipertimbangkan; pendidikan hendaknya memperkuat rasa percaya

diri, mengembangkan hara diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru hendaknya rela

mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi kebahagiaan para peserta didiknya.

Peserta didik yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat

fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab

atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Metode yang yang sesuai dengan sistem

pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan

pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Yang dimaksud dengan manusia

merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek

kemanusiaannya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang.

Oleh karena itu bagi Ki Hajar Dewantara pepatah ini sangat tepat yaitu “educate the head,

the heart, and the hand”.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang pada era ini. Di

Indonesia pendidikan juga sudah diperhatikan sejak dulu oleh pemerintah. Seperti contohnya

pemerintah mengharuskan warganya untuk berpendidikan minimal hingga tingkat SMP. Hal ini

meningkat dibandingkan taun-taun sebelumnya yang hanya tingkat SD. Namun banyak sekali

kejanggalan-kejanggalan di bidang pendidikan.

12

Page 13: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

Pemerintah mewajibkan hingga tingkat SMP, tetapi kenyataannya sekarang ini mencari

pekerjaan bersyaratkan minimal lulus SMA. Lalu bagaimana dengan nasib mereka yang tidak

mampu dan hanya dapat menempuh hingga jenjang SMP tersebut. Apakah pemerintah berfikir

sejauh itu untuk mencerdaskan anak bangsa.

Bagi mereka yang kurang mampu, mengenyam pendidikan hingga SMP sudahlah sangat

baik. Pemerintah memberikan dana BOS untuk tingkat SD dan SMP, tetapi dimana dana

tersebut. Apakah warga yang kurang mampu yang ingin bersekolah hanya diberikan dana

tersebut yang sangat kurang bagi mereka. Peralatan sekolah bukannya masuk dalam dana BOS

tersebut. Dana BOS hanya digunakan untuk oprasional sekolah saja, bagaimana dengan

kebutuhan siswa yang kurang mampu seperti tas, sepatu, buku untuk mencatat dan lain

sebagainya.

Bila pemerintah menjawab itu dengan beasiswa yang ada apakah beasiswa itu dibagikan

kepada seluruh siswa? Hanya segelintiran orang yang beruntung yang mendapatkan beasiswa

yang benar-benar membutuhkan . Banyak sekali dana-dana seperti BOS dan beasiswa mengarah

ke orang-orang yang dari segi ekonomi sudah mapan. Mereka yang mapan juga menginginkan

uang bagi mereka yang kurang mampu.

Hal di atas hanya dari segi ekonomi dan oprasional anak-anak sekolah. Belum lagi hasil

yang didapat anak-anak yang kurang mampu tersebut, yang hanya dapat bersekolah di sekolah

bersubsidi. Kinerja para guru yang kurang efisien juga menambah para pendidikan sekarang.

Guru di sekolah swasta lebih efisien mengajarnya ketimbang guru negeri. Di sekolah negeri

banyak jam kosong karena guru mereka pergi ataupun rapat, sehingga mereka hanya diberikan

tugas-tugas mandiri. Banyak lagi kendala yang dihadapi anak yang kurang mampu yang

bersekolah di negeri.

Pelaksanaan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara Pada Masa Sekarang

Sistem pendidikan Indonesia dari zaman kolonial hingga sekarang tetap saja

mengecewakan. Hampir tidak ada lagi nilai-nilai kebangsaan yang ditanamkan dalam proses

penyelenggaraan pendidikan nasional kita. Pendidikan kapitalistik, seperti di era reformasi

sekarang, hanya menciptakan pemisahan orang-orang terpelajar dengan rakyatnya, menyebabkan

13

Page 14: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

munculnya Stratifikasi sosial ditengah kehidupan masyarakat. Kondisi demikian tentu sangat

jauh dari konsep pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Perubahan sistem kekuasaan merupakan penyebab utama hancurnya karaktek pendidkan

nasional. Pada era kemerdekaan, pendidikan bertujuanmelekatkan kemerdekaan pada persatuan

rakyat. Lalu, sekarang pendidikan hanya dijadikan sebagai komoditi. Pendidikan nasional saat

ini memiliki segudang persoalan, mulai dari wajah pendidikan yang berwatak pasar yang

menyebabkan hilangnya daya kritis tenaga didik terhadap persoalan bangsanya hingga

pemosisian lembaga pendidikan sebagai sarana menaikan starata sosial dan ajangmencari ijazah

belaka. Tujuan pendidikan kita dewasa ini tentulah sangat berbeda dengan tujuan pendidikan

ketika itu. Namun bila ditarik benang merahnya, maka akan terlihat persamaannya yaitu sama-

sama berkehendak mencerdaskan pikiran dan perasaan seseorang. Tetapi amat disayangkan, bila

pada akhirnya dunia pendidikan hanya menghasilkan ketajaman pikiran, yang terkadang tidak

dibarengi oleh ketajaman rasa. Dengan kata lain, pendidikan saat ini, cenderung menghasilkan

orang-orang pandai dan cerdas, tetapi kurang pandai dan cerdas dalam perasaan. Sehingga

terjadilah hal-hal yang kerapkali menyimpang dari tujuan pendidikan semula, seperti pemalsuan

ijazah atau tawuran di antara sesama pelajar.

Peranan pendidikan, yang sejatinya untuk pembangunan bangsa, telah didisorientasikan

oleh kekuasaan guna kepentingan kapital semata. Di sini, pendidikan tak lebih dari alat

akumulasi keuntungan. Disamping itu, kandungan pendidikan dan pengajaran sekarang ini tidak

memuat nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan sekarang hanya melahirkan sikap individualisme,

hedonisme dan hilangnya jiwa merdeka. Hasil pendidikan seperti ini tidak dapat diharapkan

membangunan kehidupan bangsa dan negara bermartabat.

Merealisasikan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Salah satu cara untuk merealisasikan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu

dengan pendidikan karakter yang akan diterapkan sebagai kurikulum di tahun 2013. Pendidikan

karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

14

Page 15: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun

kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan,

termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran

dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan

sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,

pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. pendidikan karakter

mempunyai fungsi strategis bagi kemajuan bangsa, harus ada komitmen untuk menjalankan

pendidikan karakter sebagai bagian dari jati diri bangsa.

Komitmen yang harus kita jalankan semua, mengacu kepada 5 nilai karakter bangsa

untuk menjadi manusia unggul yang disampaikan oleh Presiden SBY yaitu :

1. Manusia Indonesia yang bermoral, berakhlak dan berperilaku baik;

2. Mencapai masyarakat yang cerdas dan rasional;

3. Manusia Indonesia ke depan menjadi manusia yang inovatif dan terus mengejar

kemajuan;

4. Memperkuat semangat “Harus Bisa”, yang terus mencari solusi dalam setiap kesulitan;

5. Manusia Indonesia haruslah menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa,Negara dan

tanah airnya.

Peran Sekolah

Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar

peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta

didik.

1. Pendidikan karakterdapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata

pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran

kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan

peserta didik sehari-hari di masyarakat.

15

Page 16: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

2. Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu

media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta

didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran

untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik

dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan

rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

3. Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan

sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter

direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di

sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu

ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga

kependidikan, dan komponen terkait lainnya.Dengan demikian, manajemen sekolah

merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

Peran Keluarga

Rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan watak dan pendidikan karakter

kepribadian dan batin bangsa Indonesia, kemerdekaan menjadi tujuan pelaksanaan

pendidikan, pendidikan tidak sebagai pertama dan utama mestilah diberdayakan kembali.

Sebagaimana disarankan Phillips, keluarga hendaklah kembali menjadi “school of love”,

sekolah untuk kasih sayang (Phillips 2000). Dalam perspektif Islam, keluarga sebagai “school

of love” dapat disebut sebagai “madrasah mawaddah wa rahmah, tempat belajar yang penuh

cinta sejati dan kasih saya.

16

Page 17: · Web viewBeliau adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa dalam sejarah perjuangan pergerakan ... dalam berbangsa dan bernegara, ... dikaitkan dengan konteks

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara: kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan

membentuk paksaan, memajukan pertumbuhan budi pekerti, haruslah memilih mana

yang baik untuk menambah kemulian hidup dan mana kebudayaan luar yang akan

merusak jiwa rakyat Indonesia.

2. Cara konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat terealisasi dengan pendidikan

karakter.

B. SARAN

1. Sistem pendidikan sebaiknya tidak bersifat memaksa atau menekan peserta didik,

karena peserta didik memiliki hak untuk mendapatkan rasa nyaman dan rasa merdeka

dalam artian tidak merasa tertekan ketika belajar.

2. Seorang pendidik yang baik sebaiknya memiliki daya kreatifitas yang tinggi sebelum

memberikan ilmu kepada peserta didik, sehingga dapat membantu perkembangan

daya kreatifitas peserta didik.

3. Pendidikan harus berlangsung dalam keadaan yang nyaman dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Bradjanegara, Sutedjo. 1956. Sejarah Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta

Dr. Barnadib, Sutari Imam. 1983. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset

17