doc makalah inkuiri

71
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagian besar guru-guru menggunakan metode pengajaran ceramah, tanya jawab, atau pemberian tugas dalam proses pembelajaran. Walaupun metode tersebut masih relevan dengan perkembangan pendidikan sekarang ini, tetapi kurang mampu mendorong siswaberperan secara aktif. Nilai ujian pada mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPS yang penulis peroleh dari daftar nilai ujian nasional siswa kelas III SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2003/2004 memuaskan, tetapi nilai ujian pada mata pelajaran IPA masih belum memuaskan. Hal tersebut nampak pada nilai ujian nasional sebagaimana nampak pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1. Nilai Ujian Akhir Nasional Siswa Kelas III SMP Negeri 24 Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004 PPKn Bahasa Indonesia IPA IPS 8,36 8,38 6,28 7,34 (Sumber: Daftar nilai ujian nasional kelas III SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2003/2004) Oleh karena itu, maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran khususnya proses pembelajaran Biologi. Perbaikan tersebut dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan dapat membuat siswaberperan aktif serta kreatif. Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dibutuhkan seorang guru yang profesional. Guru yang profesional adalah memiliki sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan prosedur yang unik. 2 Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi, metode pembelajaran, dan lain-lain (Sardiman, 2000:132). Salah satu ciri dari seorang guru yang profesional dalam

Transcript of doc makalah inkuiri

Page 1: doc makalah inkuiri

1BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSebagian besar guru-guru menggunakan metode pengajaran ceramah,tanya jawab, atau pemberian tugas dalam proses pembelajaran. Walaupunmetode tersebut masih relevan dengan perkembangan pendidikan sekarang ini,tetapi kurang mampu mendorong siswaberperan secara aktif.Nilai ujian pada mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPS yangpenulis peroleh dari daftar nilai ujian nasional siswa kelas III SMP Negeri 24Semarang tahun pelajaran 2003/2004 memuaskan, tetapi nilai ujian pada matapelajaran IPA masih belum memuaskan. Hal tersebut nampak pada nilai ujiannasional sebagaimana nampak pada tabel 1.1 berikut.Tabel 1.1. Nilai Ujian Akhir Nasional Siswa Kelas III SMP Negeri 24Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004PPKn Bahasa Indonesia IPA IPS8,36 8,38 6,28 7,34(Sumber: Daftar nilai ujian nasional kelas III SMP Negeri 24 Semarang tahun pelajaran 2003/2004)

Oleh karena itu, maka perlu adanya perbaikan dalam prosespembelajaran khususnya proses pembelajaran Biologi. Perbaikan tersebutdalam hal penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuanpeserta didik, dan dapat membuat siswaberperan aktif serta kreatif.Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih baik dibutuhkan seorangguru yang profesional. Guru yang profesional adalah memiliki sekumpulanbidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan prosedur yang unik.2Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi, metodepembelajaran, dan lain-lain (Sardiman, 2000:132).Salah satu ciri dari seorang guru yang profesional dalammeningkatkan pendidikan di sekolah, maka seorang guru harus memahamidan mampu menggunakan bermacam-macam metode pembelajaran.Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran, dapat meningkatkankualitas berpikir para siswa(Sardiman, 2000 : 133).Metode pembelajaran yang mampu menggiatkan siswauntuk berpikirsecara aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran adalah metodepembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri tidak hanyamengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada,termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Didalam metode pembelajaran inkuiri ini, siswadihadapkan pada sebuah

Page 2: doc makalah inkuiri

masalah yang tidak sengaja dibuat oleh guru atau hasil “rekayasa”, sehinggasiswaharus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untukmendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui poses penelitian(Gulo, 2002:84).Dalam perkembangannya, metode pembelajaran inkuiri mendapatdukungan dari para ahli, di antaranya; Suchman (1966) dalam jurnal“Lembaran Ilmu Pendidikan (Tim Dosen, 2000 : 129), dari Illinois AmerikaSerikat dalam bukunya “Developing Inquiry” menegaskan bahwa metodepembelajaran inkuiri dapat diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu PengetahuanAlam, lalu metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Jones (1979), dalam3bukunya “Strategies for Teaching” yang menerapkan metode pembelajaraninkuiri ini dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial; dan digunakandalam proses pembelajaran, baik dalam mata pelajaran science maupun dalammata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, dan mata pelajaran yang lain.Hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh Soewarso (TimDosen, 2000:128) di Weber Elementary School atau Sekolah Dasar, LowaAmerika Serikat pada bulan Juli 1997 dalam jurnal “Lembaran IlmuPendidikan”, menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri ini sekarangsedang populer di gunakan di Amerika Serikat dan Inggris, yang ternyatametode pembelajaran ini mampu membangkitkan siswauntuk berperan secaraaktif dalam proses pembelajaran, berpikir secara kreatif, dan mampumemecahkan masalah yang diberikan oleh gurunya (Tim Dosen, 2000:128).Dengan metode pembelajaran inkuiri akan melatih siswa beranimengemukakan pendapat dan menemukan sendiri pengetahuannya yangberguna untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Penggunaan metodepembelajaran inkuiri secara efisien dan efektif akan mengurangi monopoliguru dalam penguasaan jalannya proses pembelajaran, dan kebosanansiswadalam menerima pelajaran akan berkurang (Soewarso, 2000 : 127).Pemerintah melalui jajaran Diknas menghimbau peningkatan mutupendidikan, perlu penciptaan iklim pembelajaran yang kondusif bagiterlaksananya kurikulum yang fleksibel, sesuai dengan potensi sekolah danpeserta didik. Kurikulum yang dimaksud adalah Kurikulum Berbasis

Page 3: doc makalah inkuiri

Kompetensi (KBK).4KBK memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun danmengembangkan silabus mata pelajaran sesuai dengan potensi sekolah,kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat disekitar sekolah. Silabus KBK dikembangkan oleh tiap sekolah, sehinggadimungkinkan beragamnya kurikulum antar sekolah atau wilayah tanpamengurangi kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional(standar akademik).Standar kompetensi pendidikan diperlukan agar tidak terjadipenyimpangan, dan kesalahan dalam menafsirkan, sertamengimplementasikan kurikulum. Kurikulum sebagai salah satu rencanatertulis dari standar akademis yang harus dicapai sering kali diterapkan secaraseragam bagi setiap siswa, tanpa memperhatikan perbedaan individu, baikkemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial dan budaya.Berkaitan dengan itu, pemerintah pusat (Depdiknas) saat ini sedangmelakukan berbagai pembenahan dalam standarisasi, termasuk pembenahankurikulum, sistem pengujian, dan akreditasi. Pemerintah juga sedangmelakukan upaya reorientasi dan revitalisasi terhadap lembaga dan organisasiyang ada, seperti forum-forum profesi MGMP (Musyawarah Guru MataPelajaran) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), sertamenggalakkan program-program kompetensi keilmuan bagi guru dan pesertadidik. Hal ini ditempuh untuk menciptakan iklim yang kondusif bagipeningkatan mutu pendidikan.5Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul “EfektivitasMetode Pembelajaran Inkuiri Berbasis KBK Terhadap Hasil Belajar dalamProses Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VII Semester I SMP Negeri 24Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005” dengan alasan sebagai berikut: (1)Masih banyaknya guru-guru di dalam proses pembelajaran menggunakanmetode pembelajaran konvensional. Walaupun metode ini masih relevannamun dalam pelaksanaannya tidak dapat menggiatkan siswadi dalam prosespembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yangdapat menggiatkan siswadi dalam proses pembelajaran supaya siswadapat

Page 4: doc makalah inkuiri

berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapatmenggiatkan siswadi dalam proses pembelajaran yaitu metode pembelajaraninkuiri. (2) Metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting didalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, karena metodepembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektualtetapi seluruh potensi siswa yang ada, termasuk pengembangan emosional danpengembangan keterampilan. (3) Dengan dipilihnya metode pembelajaraninkuiri diharapkan siswadapat berperan aktif, kreatif, dan dapat berpikir secarasistematis dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan mutupendidikan di sekolah dan sesuai dengan tuntutan pemerintah. (4)Memperhatikan pemerintah melalui jajaran Diknas dalam kaitannyapeningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah menganjurkan agardigunakannya KBK dalam proses pembelajaran di sekolah.6Untuk memahami sejauhmana efektivitas metode pembelajaran inkuiriberbasis KBK terhadap hasil belajar dalam proses pembelajaran Biologi padasiswa kelas VII semester I SMP Negeri 24 Semarang, perlu dilakukanpenelitian.B. PERMASALAHANBerdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagaiberikut:“Sejauhmana efektivitas metode pembelajaran inkuiri berbasis KBKterhadap hasil belajar dalam proses pembelajaran Biologi pada siswakelas VII semester I SMP Negeri 24 Semarang Tahun Pelajaran2004/2005?”C. TUJUAN PENELITIANTujuan dari penelitian ini adalah:Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas metode pembelajaraninkuiri berbasis KBK terhadap hasil belajar dalam proses pembelajaranBiologi pada siswa kelas VII semester I SMP Negeri 24 Semarang.7D. MANFAAT PENELITIAN1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru tentang metodepembelajaran inkuiri berbasis KBK dalam proses pembelajaran khususnyapembelajaran Biologi.2. Manfaat Praktisa. Bagi Peserta DidikSebagai obyek yang dikenai tindakan maka pada diri siswa adaketerlibatan belajar secara mental, emosional, intelektual, sosial, danmelakukan belajar secara aktif, kreatif, variatif, dan kontruktif, dan pada

Page 5: doc makalah inkuiri

akhirnya diharapkan memiliki kemampuan ajar dari segi kognitif, efektif,dan psikomotor.b. Bagi GuruBertambahnya wawasan tentang metode pembelajaran inkuiri danterampil dalam membelajarkan siswadengan metode pembelajaran inkuiriyang berbasis pada KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) secara aktif.c. Bagi Sekolah dan Khasanah Pendidikan UmumnyaMemberikan sumbangan pemikiran alternatif dalam upayameningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama mata pelajaranBiologi di sekolah.8E. PENEGASAN ISTILAHUntuk mengantisipasi adanya penafsiran yang berbeda danmewujudkan kesatuan pandangan dan pengertian, maka perlu kiranyadiberikan penjelasan yang berhubungan dengan judul.1. EfektifitasEfektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya(akibatnya, pengaruhnya), dapat membawa hasil (Moeliono, 1998: 45).2. Proses PembelajaranProses pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan olehguru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswaberubah ke arah yanglebih baik (Darsono, 2000 : 24).Proses belajar dan mengajar adalah suatu proses yang mengandungserangkaian perbuatan guru dan siswaatas dasar hubungan timbal balikyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu(Usman, 1990 : 1).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses belajar -mengajar adalah suatu kegiatan atau proses yang mengandungserangkaian perbuatan guru dan siswaatas dasar timbal balik yangberlangsung dalam situasi edukatif sehingga tingkah laku siswaberubah kearah yang lebih baik untuk mencapai tujuan tertentu.93. Metode InkuiriMetode adalah cara untuk menyampaikan sesuatu agar tercapaitujuan, cara melaksanakan, cara menyelidiki, taktik, siasat(Poerwadarminto, 1976:796).Inkuiri adalah menanyakan, meminta keterangan atau menyelidiki,penyelidikan (Soedanyo, 1990: 59).Inkuiri dalam bahasa Inggris “Inquiri”, berarti pertanyaan,pemeriksaan, atau penyelidikan (Gulo, 2002 : 84).Dengan demikian, metode inkuiri adalah suatu cara yangdigunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswamempunyaikemampuan untuk bertanya, memeriksa, atau menyelidiki sesuatu.4. KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)KBK adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada

Page 6: doc makalah inkuiri

pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas denganstandar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan olehpeserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensitertentu (Mulyasa, 2002: 27).10BAB IIKAJIAN TEORIA. PROSES PEMBELAJARAN1. PengertianProses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dariperencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjutyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitupengajaran (Suryosubroto, 1997:19).Proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandungserangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yangberlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usman,1990:1).Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh gurusedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik(Darsono, 2000:24).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaranadalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan,pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yangberlangsung dalam situasi edukatif sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.112. Peranan Guru dalam Proses PembelajaranDalam proses pembelajaran, guru mempunyai tugas untuk mendorong,membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadidalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Secara lebihterperinci tugas guru berpusat pada: (a) Mendidik dengan titik beratmemberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupunjangka panjang. (b) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalamanbelajar yang memadai. (c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadiseperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuian diri. Demikianlah, dalam proses

Page 7: doc makalah inkuiri

pembelajaran guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akantetapi lebih dari itu, ia bertanggungjawab akan keseluruhan perkembangankepribadian siswa (Slameto, 2003:97).Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa peranan guru dalamproses pembelajaran di dalam kelas tidak hanya sebagai sumber informasipengetahuan saja, tetapi juga berperan dalam segala aspek baik pengetahuan,sikap, maupun psikologis atau kepribadian siswa, serta mempunyaitanggungjawab terhadap perkembangan siswa di dalam kelas.Menurut Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman (1990:142),mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai danmengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkanpelajaran sehari-hari, mengontrol dam mengevaluasi kegiatan siswa.12Tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi tugas paedagogis dantugas administrasi. Tugas paedagogis adalah tugas membantu, membimbing,dan memimpin. Jadi, setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpindan bukan semata-mata mengontrol atau mengkritik.Tugas guru (pendidik) dan tenaga kependidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat (1)dan ayat (2), yaitu: (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakanadmisnitrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknisuntuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidikmerupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakanproses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingandan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Tunggal, 2003:25).Secara deskriptif, isi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan NasionalNomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) tentang tugas tenagakependidikan dan tenaga pendidik, yaitu menjelaskan bahwa tenaga pengajaratau pendidik atau guru yang profesional harus mampu dan mempunyaikompetensi dalam menjalankan tugasnya atau profesinya sebagai tenagapendidik. Kompetensi tersebut tidak hanya dapat memberikan materi pelajaranpada siswa tetapi juga harus mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan

Page 8: doc makalah inkuiri

tugasnya sebagai pendidik.133. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Proses PembelajaranYang dimaksud dengan pelaksanaan proses pembelajaran adalahproses berlangsungnya pembelajaran di kelas yang merupakan kegiatan intidari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalahinteraksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajarankepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran (Surachmad, 1983:257).Menurut Sudjana (dalam Suryosubroto, 1997:36), pelaksanaan prosespembelajaran melalui pentahapan sebagai berikut: (1) Tahap Pra Instruksional,yakni tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses pembelajaran.(2) Tahap Instruksional, yakni tahap pemberian bahan pelajaran. (3) TahapEvaluasi dan Tindak Lanjut, tahap ini bertujuan untuk mengetahuikeberhasilan tahap intrusional.Mendukung pendapat Sudjana, Hasibuan (dalam Suryosubroto,1997:38), mengemukakan tahap mengajar sebagai berikut: (1) Tahap sebelumpengajaran (menyusun tahunan pelaksanaan kurikulum; program semesteratau catur wulan pelaksanaan kurikulum; program satuan pelajaran danperencanaan program mengajar). (2) Tahap pengajaran, yaitu interaksi gurudan siswa (pengelolaan dan pengendalian kelas; penyampaian informasi, danketerampilan-keterampilan konsep; penggunaan tingkah laku verbal dan nonverbal; cara mendapatkan balikan; mempertimbangkan prinsip-prinsippsikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa; mendiagnosis kesulitanbelajar; menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individu;mengevaluasi kegiatan interaksi). (3) Tahap sesudah pengajaran (menilai14pekerjaan siswa; membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya; menilaikembali proses pembelajaran).Berdasarkan tahap-tahap pembelajaran menurut Sudjana dan Hasibuandi atas dapat penulis deskripsikan kemampuan guru yang semestinya dimilikioleh setiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kemampuantersebut antara lain: (1) Tahap sebelum pengajaran (pra instruksional), yaitu

Page 9: doc makalah inkuiri

tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses pembelajaran,meliputi: guru mampu menyusun tahunan pelaksanaan kurikulum; gurumampu membuat program semester atau catur wulan pelaksanaan kurikulum;guru mampu membuat program satuan pelajaran dan perencanaan programmengajar. (2) Tahap pengajaran (instruksional), yakni tahap pemberian bahanpelajaran, meliputi: guru mampu mengelola dan mengendalikan kelas; gurumampu menyampaikan informasi, dan keterampilan-keterampilan konsep;guru mampu menggunakan tingkah laku verbal dan non verbal; guru mampumemberikan balikan; guru mampu mempertimbangkan prinsip-prinsippsikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa; guru mampu mendiagnosiskesulitan belajar; guru mampu menyajikan kegiatan sehubungan denganperbedaan individu; guru mampu mengevaluasi kegiatan interaksi. (3) Tahapsesudah pengajaran (evaluasi dan tindak lanjut), tahap ini bertujuan untukmengetahui keberhasilan tahap instruksional, meliputi: guru mampu menilaipekerjaan siswa; guru mampu membuat perencanaan untuk pertemuanberikutnya; guru mampu menilai kembali proses pembelajaran.15Ketiga tahap tersebut harus dimiliki oleh seorang guru dalammelaksanakan proses pembelajaran supaya proses pembelajaran tersebutberjalan lancar dan interaksi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik,dan pada akhirnya tercipta suatu situasi pembelajaran yang efektif danmenyenangkan bagi siswa.4. Komponen-komponen dalam Proses PembelajaranDalam proses pembelajaran ada komponen-komponen yang perlumendapat perhatian. Komponen-komponen tersebut antara lain: (1) Tujuanpengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang perlu dipertimbangkanuntuk memilih strategi pembelajaran. (2) Guru. Masing-masing guru berbedadalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gayamengajar, maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanyaperbedaan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan dalamprogram pengajaran. (3) Siswa. Di dalam proses pembelajaran, siswa

Page 10: doc makalah inkuiri

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini perlu dipertimbangkandalam menyusun suatu strategi pembelajaran yang tepat. (4) Materi Pelajaran.Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal.Komponen ini merupakan salah satu masukan yang tentunya perludipertimbangkan dalam proses pembelajaran. (5) Metode Pengajaran. Adaberbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam prosespembelajaran. Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentukstretegi pembelajaran. (6) Media Pengajaran. Keberhasilan program16pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yangdigunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan olehguru. (7) Faktor Administrasi dan Finansial. Termasuk dalam komponen iniialah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang jugamerupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan dalam proses pembelajaran(Gulo, 2002:8).Ada tujuh komponen dalam proses pembelajaran yang perlu mendapatperhatian. Komponen tersebut antara lain, yaitu: tujuan pengajaran, guru,siswa, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pengajaran, faktoradministrasi dan finansial, yang kesemuanya komponen tersebut saling terkaitdi dalam proses pembelajaran. Komponen yang satu mendukung komponenyang lainnya.5. Ciri-ciri Proses PembelajaranDi dalam proses pembelajaran terdapat ciri-ciri yang perludiperhatikan. Ciri-ciri proses pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: (1)Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. (2)Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalambelajar. (3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik danmenantang bagi siswa. (4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantubelajar yang tepat dan menarik. (5) Pembelajaran dapat menciptakan suasanabelajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. (6) Pembelajaran dapat17

Page 11: doc makalah inkuiri

membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis(Darsono, 2000:25).Dalam proses pembelajaran terdapat ciri-ciri yang dapat membantuseorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan adanya ciriciriproses pembelajaran, maka pelaksanaan pembelajaran dapat berjalandengan efektif dan lancar, karena ciri-ciri proses pembelajaran dapat dijadikanpatokan atau acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.B. METODE PEMBELAJARAN INKUIRI1. PengertianAda beberapa pendapat tentang metode pembelajaran inkuiri, antaralain: Suchman (1996 : 3), menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiriadalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan danmenguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya.Menurut Jones (1997 : 41), metode pembelajaran inkuiri adalah strategimengajar yang memungkinkan para siswa mendapatkan jawabannya sendiri.Menurut Widja (1985 : 48), metode pembelajaran inkuiri adalah suatu metodeyang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswadapat menemukan konsep-konsep dan prinsip. Sumantri (1999 : 164),menyatakan metode pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaranyang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi denganatau tanpa bantuan guru. Sedangkan Nasution (1992 : 128), menyatakanbahwa metode pembelajaran inkuiri adalah merupakan proses belajar yang18memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkanproblema secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkanpembuktian.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metodepembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkanseluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiripenemuannya dengan penuh percaya diri.2. Tujuan Metode Pembelajaran InkuiriMetode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa padatujuan instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan(nutrunant effect) sebagai berikut: (1) Memperoleh keterampilan untukmemproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan

Page 12: doc makalah inkuiri

mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, danmenguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan). (2) Lebih berkembangnyadaya kreativitas anak. (3) Belajar secara mandiri. (4) Lebih memahami hal-halyang mendua. (5) Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yangmenerimanya secara tentatif (Gulo, 2002:101).Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa padatujuan instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberikan tujuaniringan yang menitik beratkan pada perkembangan kepribadian danintelegensi siswa.193. Peranan Metode Pembelajaran InkuiriDi dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuirimempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah.Pelaksanaan penggunaan metode pembelajaran inkuiri mempunyai perananpenting baik bagi guru maupun para siswa. Peranannya antara lain sebagaiberikut: (1) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa. (2)Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yangdiperolehnya. (3) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluaspenguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa. (4)Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikannyadan sangat sulit melupakannya. (5) Tidak menjadikannya guru sebagai satusatunyasumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagaijenis sumber belajar (Sumantri, 1999:166).Metode pembelajaran inkuiri dalam perkembangannya mempunyaiperanan yang penting terhadap pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaannya,metode pembelajaran inkuiri berperan penting baik bagi guru maupun bagisiswa dalam proses pembelajaran, karena metode pembelajaran inkuirimenitik beratkan kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaransedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam prosespembelajaran, dan tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumberbelajar.204. Sasaran Utama Kegiatan Belajar- Mengajar pada Metode PembelajaranInkuiri

Page 13: doc makalah inkuiri

Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran pada metodepembelajaran inkuiri, adalah: (1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalamproses kegiatan belajar; Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mentalintelektual dan sosial emosional. (2) Keterarahan kegiatan secara logis dansistematis pada tujuan pengajaran. (3) Mengembangkan sikap percaya padadiri sendiri (self-belief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalamproses pembelajaran inkuiri (Gulo, 2002:85).Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran pada metodepembelajaran inkuiri berpusat pada perkembangan kepribadian dan intelektualsiswa, Gulo dalam buku “Strategi Pembelajaran” (2002 : 85).5. Kondisi-kondisi Umum sebagai Syarat bagi Timbulnya Kegiatan InkuiriJoyce (dalam Gulo, 2002:85), mengemukakan kondisi-kondisi umumyang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisitersebut, antara lain: (1) Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yangmengundang siswa berdiskusi; Hal ini menuntut adanya suasana bebas(permisif) di dalam kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanyatekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. (2) Inkuiriberfokus pada hipotesis; Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semuapengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak.Kebenarannya selalu bersifat sementara. (3) Penggunaan fakta sebagai21evidensi; Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang faktasebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.Di dalam pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri, ada kondisikondisiumum yang perlu diperhatikan supaya metode pembelajaran inkuiridapat tercipta di dalam proses pembelajaran di sekolah.6. Peranan Guru dalam Menciptakan Kondisi Pembelajaran dengan MetodePembelajaran InkuiriUntuk menciptakan kondisi seperti yang telah diuraikan di atas, makaperanan guru sangat diperlukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberiinformasi dan siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangatdiperlukan. Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalahsebagai berikut: (1) Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktifdan gairah berpikir. (2) Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada

Page 14: doc makalah inkuiri

hambatan dalam proses berpikir siswa. (3) Penanya, untuk menyadarkan siswadari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.(4) Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalamkelas. (5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuanyang diharapkan. (6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, danorganisasi kelas. (7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yangdicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa (Gulo, 2002:86-87).22Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang berinkuiri, perananguru sangat diperlukan. Peranan guru tersebut antara lain, sebagai motivator,fasilitator, penanya, administrasi, pengarah, manajer, dan rewarder. Perananperanantersebut diharapkan dimiliki oleh setiap guru supaya metodepembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta.Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif makapengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya,cara mereka menanggapi, dan sebagainya.Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri mempunyai peranansebagai konselor, konsultan, dan teman yang kritis. Peranan ini sangat sulitdan sensitif, karena esensi inkuiri adalah aktivitas siswa.7. Proses Pembelajaran dengan Metode InkuiriMetode pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkankemampuan intelektual tetapi seluruh potensi siswa yang ada, termasukpengembangan emosional dan pengembangan keterampilannya. Padahakikatnya, metode pembelajaran inkuiri ini merupakan suatu proses. Prosesini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis,mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara,menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang padataraf tertentu diyakini oleh siswa yang bersangkutan.23Semua tahap dalam proses pembelajaran dengan metode inkuiritersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan untukmengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar sebagai motivator,fasilitator, pengarah.

Page 15: doc makalah inkuiri

Keberhasilan proses pembelajaran dengan metode inkuiri sangatbergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan padatahap awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tahap pendahuluan inidisebut juga tahap apersepsi atau advanced organizer. Hal tersebut demikian,karena materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahuisiswa sebelumnya.MerumuskanMasalahMerumuskanHipotesaMengumpulkanBuktiMengujiHipotesisMenarik kesimpulansementaraSiswaGambar 01: Proses InkuiriSumber: Gulo (2002:94)248. Kegiatan Pembelajaran InkuiriDalam pelaksanaan metode pembelajaran inkuiri, kegiatanpembelajaran diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah yangmerangsang. Sintaks atau aliran kegiatan pembelajaran inkuiri dapat disusunsebagai berikut:Tahap pertama:Menghadapi stimulus (terencana atau tidak terencana)Tahap kedua:Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsangTahap ketiga:Merumuskan tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas(merumuskan masalah, tugas kelas, peranan, dan sebagainya)Tahap keempat:Belajar menyelesaikan masalah secara independen atau kelompokTahap kelima:Menganalisis proses dan kemajuan kegiatan belajarTahap keenam:Evaluasi dan tindak lanjut(Gulo, 2002:98).C. KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)1. Konsep KBKa) Pengertian KBK25Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

Page 16: doc makalah inkuiri

(Mulyasa, 2002: 38).Ashan (1981: 45), mengemukakan bahwa kompetensi diartikansebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai olehseseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapatmelakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengansebaik-baiknya.Finch & Crunkilton (1979: 222), mengartikan kompetensi sebagaipenguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yangdiperlukan untuk menunjang keberhasilan.Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, KBK dapat diartikan suatukonsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuanmelakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadapseperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2002:27).b) Aspek atau Ranah yang Terkandung dalam KompetensiGordon (1988:109), menjelaskan beberapa aspek atau ranah yangterkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) Pengetahuan(knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya, seorang gurumengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimanamelakukan proses pembelajaran terhadap siswa sesuai dengan kebutuhannya.26(2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yangdimiliki oleh individu. Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakanproses pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentangkarakteristik dan kondisi siswa, agar dapat melaksanakan proses pembelajaransecara efektif, dan efisien. (3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yangdimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankankepadanya. Misalnya, kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alatperaga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada siswa. (4) Nilai(value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secarapsikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilakuguru dalam proses pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, danlain-lain). (5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidaksuka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya,

Page 17: doc makalah inkuiri

reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikkan gaji atau upah,dan sebagainya. (6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untukmelakukan sesuatu perbuatan. Misalnya, minat untuk mempelajari ataumelakukan sesuatu.Dalam kompetensi terkandung aspek-aspek atau ranah yang perludiperhatikan supaya kompetensi tersebut dapat terlihat dalam diri siswa.Aspek-aspek atau ranah tersebut antara lain: pengetahuan, pemahaman,kemampuan, nilai, sikap, dan minat.c) Ciri-Ciri KBK27KBK yang diterbitkan Puskur balitbang Depdiknas memiliki ciri-cirisebagai berikut: (1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baiksecara individual maupun klasikal. (2) Berorientasi pada hasil belajar siswa.(3) Penyampaian mata pelajaran dengan pendekatan dan metode yangbervariasi. (4) Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajarlainnya yang memenuhi unsur edukatif. (5) Penilaian menekankan pada prosesdan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi(Kompas, Edisi 71/2002:11).Dalam pelaksanaan KBK terdapat ciri-ciri yang harus diperhatikan.Ciri-ciri tersebut mencakup: siswa, materi pelajaran, sumber belajar, danevaluasi. Kesemua ciri-ciri KBK tersebut harus diperhatikan supayapelaksanaan KBK di sekolah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yangditentukan.d) Prinsip-Prinsip Pengembangan KBKSesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagaiperkembangan, serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, makadalam pengembangan KBK perlu memperhatikan dan mempertimbangkanprinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur.(2) Penguatan Integritas Nasional. (3) Keseimbangan Etika, Logika, Estetika,dan Kinestetika. (4) Kesamaan Memperoleh Kesempatan. (5) AbadPengetahuan dan Teknologi Informasi. (6) Pengembangan KeterampilanUntuk Hidup. (7) Belajar Sepanjang Hayat. (8) Berpusat pada Anak dengan28Penilaian yang Berkelanjutan dan Komperhensif. (9) Pendekatan Menyeluruh

Page 18: doc makalah inkuiri

dan Kemitraan (Mulyasa, 2002:70).Dalam pengembangan KBK terdapat prinsip-prinsip yang harusdiperhatikan supaya dalam pelaksanaan KBK, tujuan yang telah ditentukandapat tercapai, karena dengan adanya prinsip-prinsip tersebut merupakanlandasan dalam pengembangan KBK.e) Landasan Teoritis yang Mendasari KBKKompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatanyang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspekpengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannyasecara utuh. Kompetensi tersebut terbentuk secara transaksional, bergantungpada kondisi-kondisi dan pihak-pihak yang terlibat secara aktual.Paling tidak terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari KBK.Landasan teoritis tersebut adalah: (1) Adanya pergeseran dari prosespembelajaran kelompok ke arah proses pembelajaran individual. Dalam prosespembelajaran individual setiap siswa dapat belajar sendiri, sesuai dengan caradan kemampuan masing-masing, serta tidak tergantung pada orang lain. (2)Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagaipenguasaan (learning for mastery) adalah suatu falsafah proses pembelajaranbahwa dengan sistem proses pembelajaran yang tepat, semua siswa dapatmempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. (3)Pendefinisian kembali terhadap bakat; Dalam kaitan ini Hall (1986),29mengatakan bahwa setiap siswa dapat mencapai tujuan proses pembelajaransecara optimal, jika diberikan waktu yang cukup (Mulyasa, 2002:40-41).KBK dilandasi dengan adanya tiga teori. Landasan teori tersebutharus diterapkan dalam pelaksanaan KBK. Landasan teori ini pula yangmenjadi dasar dalam pelaksanaan KBK. Oleh karena itu, landasan teori perlumendapat perhatian dalam pelaksanaan KBK.f) Implikasi Landasan Teoritis terhadap Proses PembelajaranDengan adanya landasan teoritis yang telah disebutkan di atas, makahal tersebut memberikan beberapa implikasi terhadap proses pembelajaran.Implikasi terhadap proses pembelajaran tersebut antara lain: (1) Prosespembelajaran perlu lebih menekankan pada kegiatan individual meskipundilaksanakan secara klasikal, dan perlu memperhatikan perbedaan siswa. (2)Perlu diupayakan lingkungan kondusif, dengan metode dan media yang

Page 19: doc makalah inkuiri

bervariasi, sehingga memungkinkan setiap siswa belajar dengan tenang danmenyenangkan. (3) Dalam proses pembelajaran perlu diberikan waktu yangcukup, terutama dalam penyelesaian tugas atau praktek, agar setiap siswadapat mengerjakan tugas belajarnya dengan baik (Mulyasa, 2002:41).Landasan teori yang telah dijelaskan di atas, membawa implikasiterhadap proses pembelajaran. Implikasi landasan teori terhadap prosespembelajaran tersebut mempusatkan proses pembelajaran kepada siswa yangdi dalamnya mencakup kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, adanyalingkungan proses pembelajaran yang kondusif dari segala aspek.30g) Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Pengembangan KBKAshan (1981), mengemukakan tiga hal yang perlu diperhatikan dalampengembangan KBK, antara lain: (1) Penetapan kompetensi yang akandicapai; Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goalstatement) yang hendak diperoleh siswa, menggambarkan hasil belajar(learning out comes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.(2) Pengembangan strategi mencapai kompetensi; Strategi mencapaikompetensi adalah upaya untuk membantu siswa dalam menguasaikompetensi yang ditetapkan, misalnya: membaca, menulis, mendengarkan,berkreasi, dan mengobservasi sampai membentuk suatu kompetensi. (3)Evaluasi; Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaiankompetensi bagi setiap siswa (Mulyasa, 2002: 41-42).Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KBK. Adatiga hal yang perlu mendapat perhatian tersebut, yaitu: penetapan kompetensiyang akan dicapai, pengembangan strategi mencapai kompetensi, danevaluasi. Hal-hal yang telah disebutkan tersebut merupakan acuan dalampengembangan KBK. Oleh karena itu, tiga hal tersebut perlu mendapatperhatian supaya KBK dapat dilaksanakan.h) Karakteristik KBKKarakteristik KBK antara lain, mencakup seleksi kompetensi yangsesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan31pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem pembelajaran (Mulyasa,2002:42).Depdiknas (2000), mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristiksebagai berikut: (1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baiksecara individual maupun klasikal. (2) Berorientasi pada hasil belajar

Page 20: doc makalah inkuiri

(learning outcomes) dan keberagaman. (3) Penyampaian dalam pembelajaranmenggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. (4) Sumber belajarbukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsuredukatif. (5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upayapenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Mulyasa, 2002:42).KBK mempunyai karakteristik yang dapat dijadikan tolok ukur dalammelaksanakan KBK. Karakteristik tersebut mencakup segala aspek, mulaidari siswa hingga evaluasi di dalam pelaksanaan KBK. Oleh sebab itu, jikaingin pelaksanaan KBK berjalan lancar maka perlu adanya perhatian terhadapkarakteristik KBK tersebut.2. Impelementasi KBKa) PengertianImplementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis, sehingga memberikan32dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dansikap (Mulyasa, 2002:93).Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi KBK dapatdidefinisikan sebagai suatu aktivitas pembelajaran, sehingga siswa menguasaiseperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan(Mulyasa, 2002:93).Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi kurikulum merupakansuatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek proses pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehinggaterjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasikurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifatpotensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.b) Faktor yang Mempengaruhi Implementasi KBKTiga faktor yang mempengaruhi implementasi KBK, yaitu: (1)Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatukurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan. (2) Strategiimplementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, sepertidiskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum,

Page 21: doc makalah inkuiri

dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan. (3) Karakteristik pengguna kurikulum; yang meliputi: pengetahuan,keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannyauntuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) (Mulyasa, 2002:94).Mars (1980), dalam bukunya Mulyasa (2002:94), yang berjudul“Kurikulum Berbasis Kompetensi”, mengemukakan tiga faktor yangmempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu: dukungan kepala sekolah,dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dari dalamdiri guru sendiri.Dengan kata lain, keberhasilan implementasi kurikulum di sekolahsangat di tentukan oleh faktor guru, karena bagaimanapun baiknya saranapendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugas dengan baik, maka hasilimplementasi kurikulum (pembelajaran) tidak akan memuaskan.c) Beberapa Hal yang Ditekankan pada KBKDalam penerapan KBK ada beberapa hal yang harus ditekankan agarpelaksanaannya dapat berjalan secara optimal, adapun hal-hal tersebut adalahsebagai berikut: (1) Guru mendapat kebebasan untuk berkreasi. (2) Learningto know, penguasaan pengetahuan, imajinasi, pemahaman lingkungan, kritis,komunikasi. Learning to do, pelaksanaan dalam kenyataan, kecakapan atau33keterampilan diri, inovatif, kompetensi, dan komitmen dengan pekerjaan.Learning to be, memelihara kualitas kreativitas, keindahan, personal, telaten.Learning to live together, membantu pihak lain, menghargai perbedaan,memahami diri sendiri, kerja sama, dan pemecahan konflik. (3) StudentCentered Learning. (4) Live Skill. (5) Mastery Learning. (6) Penilaianmenggunakan acuan patokan. (7) Diperlukan adanya Manajemen BerbasisSekolah (MBS). (8) Batas kelulusan mengenai bahan ajar 75% (Kompas,Edisi 71/2002 :19).Ada hal-hal yang perlu ditekankan dalam KBK. Hal-hal tersebutberpusat pada siswa. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian agar KBKdapat berjalan lancar dan baik.d) Pelaksanaan Proses Pembelajaran dalam KBKDalam proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalahmengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

Page 22: doc makalah inkuiri

siswa. Umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dalam KBK mencakuptiga hal, yaitu:a. Pre Tes (Tes Awal)Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran di mulai dengan pretes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajaki prosespembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pre tes memegangperanan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.Fungsi pre tes: (1) Untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar,karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan berfokus pada soal-soal yangharus mereka jawab atau kerjakan. (2) Untuk mengetahui tingkat kemajuansiswa sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapatdilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dan post tes. (3) Untukmengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa mengenai bahan ajaryang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. (4) Untuk mengetahuidarimana seharusnya proses pembelajaran di mulai, tujuan-tujuan mana yangtelah dikuasai siswa, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanandan perhatian khusus (Mulyasa, 2002:100).Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat maka hasil pre tesdan post tes harus segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaraninti dilaksanakan (sebelum siswa mempelajari modul).b. ProsesProses ini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan prosespembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melaluimodul. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibatsecara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.34Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan darisegi hasil. Dari segi proses, proses pembelajaran dikatakan berhasil danberkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam prosespembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkandari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadiperubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau setidaktidaknya

Page 23: doc makalah inkuiri

sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakanberhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan out put yangbanyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembanganmasyarakat dan pembangunan.Dalam proses pembelajaran KBK memerlukan metode dan strategiyang dapat menunjang proses pembelajaran yang kondusif. Metode danstrategi yang kondusif tersebut perlu dikembangkan, misalnya: metode inkuiri,discovery, problem solving, dan sebagainya. Dengan metode dan strategitersebut diharapkan setiap siswa dapat mengembangkan potensinya secaraoptimal, sehingga akan lebih cepat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhanmasyarakat, apabila mereka telah menyelesaikan suatu program pendidikan(Mulyasa, 1993).c. Post tesPada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran diakhiri dengan posttes. Sama halnya dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan,terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.Fungsi dari post tes adalah antara lain: (1) Untuk mengetahui tingkatpenguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secaraindividu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkanantara hasil pre tes dan post tes. (2) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuantujuanyang dapat dikuasai oleh siswa, serta kompetensi dan tujuan-tujuanyang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan yangbelum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perludilakukan proses pembelajaran kembali (remedial teaching). (3) Untukmengetahui siswa-siswa yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan siswayang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkatkesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar). (4) Sebagai bahanacuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul, danproses pembelajaran yang dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,pelaksanaan, maupun evaluasi (Mulyasa, 2002:101-103).e) Karakteristik Pelaksanaan KBK35Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Dr.

Page 24: doc makalah inkuiri

Indradjati Sidi, menjelaskan aplikasi KBK ditandai dengan perubahan polaproses pembelajaran: (1) Content base curiculum ke competent basecuriculum, dari teaching yang satu arah menjadi learning yang bersifatmemberdayakan siswa. Guru tidak lagi menjadi fokus yang mendominasiproses pembelajaran, tetapi siswa yang menjadi fokus kelas. (2) Manajemenkurikulum dilimpahkan dari pemerintah pusat ke pihak sekolah; Dalammengelola kurikulum berbasis sekolah, pihak sekolah memiliki peran dantanggung jawab yang sentral, yaitu: menyusun silabus pelajaran; merancangbahan ajar; pengelolaan pengalaman belajar; cara atau strategi mengajar;menilai keberhasilan proses pembelajaran; mengevaluasi hasil belajar. (3)KBK tidak mewajibkan pembuatan buku teks; Pengadaan buku teks sifatnyauntuk memenuhi kebutuhan dan diadakan oleh masyarakat, bukan proyekpemerintah. Yang terpenting adalah para guru harus merapikan bahan ajaruntuk mengikuti kebijakan KBK. (4) Pengurangan jumlah materi; Denganpenerapan less is more (pengurangan sejumlah materi) dalam KBK, makayang harus dilakukan oleh guru adalah: penghilangan subtansi pelajaran yangberulang-ulang; penghilangan pokok bahasan yang tidak esensial;menawarkan ketuntasan belajar; menyediakan materi terapan yang dapatdigunakan siswa untuk meningkatkan mutu kehidupannya; membiasakan polapribadi yang tertib, disiplin, berbudi pekerti, menerapkan hak asasi manusia,menjalankan kewajiban, dan peka terhadap kondisi sosial yang terjadi dilingkungannya (Kompas, Edisi 71/2002:18).Dalam pelaksanaannya, KBK mempunyai karakteristik yang perlumendapat perhatian agar dalam pelaksanaan KBK dapat berjalan lancar danbaik. Karakteristik tersebut, yaitu: KBK, MBS, KBK tidak mewajibkanadanya buku teks, pengurangan jumlah materi.f) Peningkatan Kualitas Pembelajaran dalam KBKDalam implementasi KBK terdapat berbagai upaya yang dapatdilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Upaya tersebutantara lain:1. Peningkatan aktivitas dan kreativitas siswaProses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas

Page 25: doc makalah inkuiri

dan kreativitas siswa, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar, bahwa masihbanyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitasdan kreativitas siswa.Dalam situasi yang demikian, biasanya siswa dituntut untuk menerimaapa-apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya. Namun, paling36tidak guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, misalnyadengan mengembangkan modul yang heuristik dan hipotetik.2. Peningkatan disiplin sekolahSecara tradisional, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadappengendalian dari luar (Mulyasa, 2002:108).Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yangtergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang adadengan senang hati (Mulyasa, 2002:108).Berdasarkan uraian di atas, disiplin sekolah dapat diartikan sebagaikeadaan tertib dimana guru, staff sekolah, dan siswa yang tergabung dalamsekolah, tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.Disiplin sekolah bertujuan untuk membantu siswa menemukan dirinya,dan mengatasi, serta mencegah timbulnya problem-problem disiplin, danberusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatanpembelajaran, sehingga mereka mentaati peraturan yang telah ditetapkan.3. Peningkatan motivasi belajarMotivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukankeefektifan proses pembelajaran. Callahan and Clark (1988), mengemukakanbahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkanadanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Mulyasa, 2002:112).Sehubungan dengan motivasi, Maslow menyusun suatu teori tentangkebutuhan manusia yang bersifat hierarkhis, dan dikelompokkan menjadi limatingkat, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasihsayang, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan aktulisasi diri (Maslow,1970).Berdasarkan teori motivasi di atas, terdapat beberapa prinsip yangdapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa, diantaranya: (1) Siswaakan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik, dan berguna

Page 26: doc makalah inkuiri

bagi dirinya. (2) Tujuan proses pembelajaran harus disusun dengan jelas dandiinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar;Siswa juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tersebut. (3) Siswa harus selaludiberi tahu tentang hasil belajarnya. (4) Pemberian pujian dan hadiah lebihbaik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan. (5)Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu siswa. (6) Usahakanuntuk memperhatikan perbedaan individual siswa, misalnya, perbedaankemampuan, latar belakang, dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu.(7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikankondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa gurumemperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupasehingga setiap siswa pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta37mengarahkan pengalaman belajar ke arah keberhasilan, sehingga mencapaiprestasi dan mempunyai kepercayaan diri (Mulyasa, 2002:114-115).Dalam implementasi KBK terdapat upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya tersebut antara lain: peningkatanaktivitas dan kreativitas siswa, peningkatan disiplin sekolah, peningkatanmotivasi belajar. Upaya tersebut harus selalu diterapkan dalam prosespembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas dan sesuaidengan tuntutan KBK.g) Evaluasi Hasil Belajar dalam KBKEvaluasi hasil belajar dalam KBK dilakukan dengan cara sebagaiberikut:1. Penilaian kelasPenilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, danujian akhir. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuandan hasil belajar siswa, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpanbalik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikkan kelas.2. Tes kemampuan dasarTes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuanmembaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki

Page 27: doc makalah inkuiri

program proses pembelajaran (program remedial). Tes ini dilakukan padasetiap tahun.3. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasiPada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakankegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruhmengenai ketuntasan belajar siswa dalam satuan waktu tertentu.38Untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yangdicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkanatas hasil penilaian akhir jenjang sekolah.4. BenchmarkingBenchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yangsedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yangmemuaskan. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaianbenchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yangdilaksanakan pada akhir satuan pendidikan.5. Penilaian programPenilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasionaldan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaianprogram dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar,fungsi, dan tujuan pendidikan nsional, serta kesesuiaannya dengan tuntutanperkembangan masyarakat, dan kemajuan jaman.Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasiKBK adalah sebagai berikut: (1) Perkembangan siswa. Penilaian ditinjau darisikap, pengetahuan, dan pemahaman siswa terhadap bahan pengajaran.Kepekaan dan kecerdasan emosional siswa sewaktu mengikuti prosespembelajaran menunjukkan tingkat keberhasilan belajar. (2) Isi pendidikandan pengajaran. Setiap siswa memiliki bakat, minat, dan kemampuan yangberbeda. Oleh karena itu, pengadaan evaluasi pengajaran bertujuan untukmenemukan materi pengajaran yang relevan dengan pluraritas siswa. (3)39Proses pendidikan dan pengajaran. Setelah melewati rentang waktu prosespembelajaran perlu adanya peninjauan kembali sistem pengajaran, sistemevaluasi, pola manajemen kelas, penyuluhan dan sebagainya. Hasil darievaluasi itu ditindak lanjuti perubahan metode dalam proses pendidikan

Page 28: doc makalah inkuiri

maupun pengajaran pada masa akan datang (Kompas, Edisi 71/2002:21).Dalam evaluasi KBK ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan agartidak ada kesalahan dalam melakukan evaluasi, serta mendapat hasil yangdapat dipercaya.D. MATA PELAJARAN BIOLOGI1. PengertianIlmu Pengetahuan dibangun manusia sedikit demi sedikit melaluikerja ilmiah, demikian juga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata PelajaranIPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebut mata pelajaran sains, yangberarti ilmu pengetahuan tentang alam dan dunia fisik, termasuk didalamnyaBiologi, Fisika, Kimia, dan Geologi. Dua bidang yang dipelajari di SMPadalah Fisika dan Biologi, Fisika mempelajari benda-benda tidak hidup dangejala-gejalanya, sedangkan Biologi mempelajari mahluk hidup dan gejalakehidupanya (Depdiknas, 2004:65)2. TujuanDengan adanya mata pelajaran Biologi, siswa dapat mengetahui halhalyang berhubungan dengan makhluk hidup dan alam sekitarnya, karenamata pelajaran Biologi mempelajari mahluk hidup dan gejala-gejalanya.403. Cakupan Materi dan Alokasi waktu.No MateriAlokasi Waktu(Jam)1.2.3.4.MIKROSKOP:1) Bagian-bagian mikroskop dan cara pengunaanya;2) Cara membuat preparat sederhana;3) Perawatan mikroskop dan keselamatan kerja.MAHLUK HIDUP:a. Ciri-ciri mahluk hidup;b. Organisasi kehidupan.KEANEKARAGAMAN MAHLUK HIDUP:1) Keanekaragaman;2) Tata cara pemberian nama ilmiah;3) Klasifikasi mahluk hidup;4) Pelestarian keanekaragaman mahluk hidup.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANMANUSIA:1) Balita dan anak-anak;2) Masa pubertas (adolosen) sampai dewasa;6 x 2

Page 29: doc makalah inkuiri

4 x 28 x 26 x 2415.6.3) Masa tua.EKOSISTEM:1) Komponen ekosistem;2) Satuan-satuan dalam ekosistem;3) Hubungan antar ekosistem;4) Manusia dan lingkungan;5) Pengelolaan Lingkungan hidup.BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN:1) Bahan kimia dirumah;2) Bahan kimia dalam makanan;3) Zat aditif dan psikotropika.8 x 26 x 2Materi yang dipelajari di kelas I meliputi: materi mikroskop, mahlukhidup, keanekaragaman mahluk hidup, pertumbuhan dan perkembanganmanusia, ekosistem, dan bahan kimia dalam rumah tangga. Waktu yangdiperlukan dalam membahas materi yang ada disesuaikan dengan cakupanmateri yang ada. Antara materi yang ada dan waktu yang diperlukan harusseimbang supaya penyampian materi dapat efektif.Dalam hal ini, penulis memilih materi “Tumbuhan Tingkat Tinggi”,materi ini masuk ke dalam pokok bahasan keanekaragaman mahluk hidupDepdiknas (2004:65)42yang dijadikan bahan dalam penelitian, karena dalam materi tersebut banyakhal yang dapat diamati oleh siswa.E. PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODEPEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KBKProses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaanproses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikanmelalui modul. Beberapa trend pendekatan dalam proses pembelajaranBiologi telah banyak diterapkan, seperti CBSA, keterampilan proses,konstruktivis dan STS (science Technology and Society). Berbagai pendekatantersebut juga telah dijabarkan dalam model pembelajaran yang penerapannyadiharapkan mampu mengaktifkan siswa, sehingga proses belajar siswa dapatberjalan secara optimal.

Page 30: doc makalah inkuiri

Keempat pilar pendidikan, yaitu: learning to do; learning to know;learning to be; learning to live together (paradigma pendidikan), dapatdijabarkan dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan bagi siswa di sekolah sehingga akan terwujud prosespembelajaran yang lebih meaningful. Salah satu alternatif model prosespembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini adalah proses pembelajarandengan prinsip “siswa berusaha menemukan sendiri”. Proses pembelajaranseperti ini menyiratkan suatu kondisi proses pembelajaran yang berpusat padasiswa.43Paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menuntut guruuntuk dapat menciptakan suasana belajar bagi siswanya. Peran guru tidakhanya memberikan informasi berupa penegasan-penegasan konsep Biologi,namun lebih dari itu, guru harus bersedia meluangkan waktu untukmempersiapkan proses pembelajaran dengan cermat serta pada saat kegiatanbelajar berlangsung guru memberikan kesempatan pada siswa untukmenyelesaikan tugas-tugas yang dirancang untuk mencapai kompetensitersebut.Sebagai gambaran, berikut adalah alternatif skema pembelajaranBiologi yang dapat mengembangkan kompetensi siswa.MOTIVASIMENGGALI PENGETAHUAN AWALEKSPLORASI44Gambar 03. Skema Pembelajaran BiologiSumber: Saptono (2002:3)Tahap pertama, sering disebut dengan kegiatan awal pembelajaran,yaitu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menggali pengetahuanawal siswa tentang topik yang sedang dibahas. Secara konkrit, cara ini dapatberupa demontrasi yang dilakukan guru atau dengan melibatkan siswa untukmenunjukkan fenomena alam.Tahap kedua, sering disebut dengan kegiatan inti pembelajaran, yaitusiswa diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi sederhana. Eksplorasidalam proses pembelajaran Biologi pada jenjang SMP lebih diartikan sebagaikegiatan yang memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan45kemampuan mengamati, menyelediki fenomena (sesuai rancangan guru),menyusun laporan pengamatan, serta mengkomunikasikan hasil

Page 31: doc makalah inkuiri

pengamatannya dalam rangka menjawab pertanyaan yang muncul pada tahappertama, sebagai konsep yang siswa temukan.Tahap ketiga, masih dalam kegiatan inti pembelajaran, yaitupenegasan konsep yang dilakukan oleh guru. Penegasan atau penguatan gurumemegang peranan penting untuk meyakinkan siswa terhadap hasilpengamatannya.Tahap keempat, sering disebut dengan penutup proses pembelajaran,yaitu pengembangan. Pengembangan dapat berupa aplikasi konsep yangdikaitkan dengan alternatif pemecahan masalah kehidupan sehari-hari,evaluasi sebagai balikan atau dapat juga pemberian tugas.Skema pembelajaran di atas bukanlah satu-satunya skema yang baikuntuk pembelajaran Biologi. Namun, konsep-konsep tertentu akan lebihmeaningful bagi siswa jika disajikan dengan menerapkan skema tersebut.Selanjutnya, penerapan skema pembelajaran Biologi di atas membawaimplikasi bahwa:1. Guru Biologi harus memiliki komitmen tinggi untuk selalu berusahamenciptakan kondisi yang memungkinkan siswa mempelajari sesuatu;2. Guru Biologi selalu berupaya meningkatkan kreativitasnya dalammemanfaatkan berbagai sumber belajar bagi siswanya;3. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) lebih difungsikan sebagaiforum berbagi ide dan pengalaman (Saptono, 2002:4).46Dalam proses pembelajaran berbasis KBK, keberhasilan prosespembelajaran dapat dilihat apabila terjadi perubahan perilaku yang positifpada diri siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%)(Mulyasa, 2002:102).Untuk mencapai keberhasilan tersebut, dalam proses pembelajaranberbasis KBK diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menunjangkeberhasilan proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran banyaksekali, namun demikian tidak semua metode pembelajaran dapat menunjangkeberhasilan suatu proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapatdigunakan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah metodeinkuiri, karena metode pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metodepembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran KBK, danmetode pembelajaran inkuiri pun tidak hanya mengembangkan kemampuanintelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembanganemosional dan pengembangan keterampilan.

Page 32: doc makalah inkuiri

Pada hakikatnya, metode pembelajaran inkuiri ini merupakan suatuproses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkanhipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulansementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulanyang pada taraf tertentu diyakini oleh siswa yang bersangkutan.Dalam mata pelajaran Biologi dengan topik “Tumbuhan TingkatTinggi”, ini mempunyai standar kompetensi, yaitu:471. Mengenali perkembangan dan hakikat sains serta melakukan kerja ilmiahdalam bidang ilmiah2. Mengaplikasikan konsep keanekaragaman makhluk hidup berdasarkanciri-ciri kehidupan.Untuk memperoleh kejelasan tentang materi di atas, berikut adalahbagan proses pembelajaran Biologi dengan metode pembelajaran inkuiriberbasis KBK yang penulis angkat dalam penulisan skripsi ini sebagaialternatif lain dalam pelaksanaan proses pembelajaran Biologi selain metodemetodepembelajaran yang telah ada. Dengan dilaksanakannya metodepembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran Biologi ini, penulis berharapsiswa dapat berperan secara aktif dan kreatif di dalam proses pembelajarankhususnya mata pelajaran Biologi.Proses Pembelajaran Biologi dengan Metode Inkuiri Berbasis KBKTahap Kegiatan Materi KegiatanPendahuluanTumbuhan Tingkat Tinggi Artikulasi MasalahMerumuskanMasalah1. Tumbuhan berkeping dua(monokotil)2. Tumbuhan berkeping satu(dikotil).Merumuskan Masalah:Tumbuhan berkeping dua(monokotil)Merumusakan Masalah:Tumbuhan berkeping satu(dikotil)48PerumusanHipotesis1. Hipotesis (1)Tumbuhan berkeping dua(monokotil)

Page 33: doc makalah inkuiri

2. Hipotesis (2)Tumbuhan berkeping satu(monokotil)Menguji Hipotesis (1)Menguji Hipotesis (2)MenarikKesimpulanSementara1. Tumbuhan berkeping dua(monokotil)2. Tumbuham berkeping satu(dikotil)Menarik Kesimpulan (1)Menarik Kesimpulan (2)PenarikanKesimpulan1. Kesimpulan (1)Tumbuhan berkeping dua(monokotil)2. Kesimpulan (2)Tumbuhan berkeping satu(dikotil)Membuat GeneralisasiF. HIPOTESIS PENELITIANHipotesis Nihil (Ho) : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasilbelajar antara kelompok eksperimen (proses pembelajaran dengan metode49inkuiri) dengan kelompok kontrol (proses pembelajaran dengan metodekonvensional).Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasilbelajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.50BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANG. Desain PenelitianSalah satu tugas penting dalam research ilmiah adalah menetapkan adatidaknya hubungan sebab-akibat antara fenomena-fenomena dan menarikhukum-hukum tentang hubungan sebab-akibat itu. Metode eksperimenmerupakan salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungansebab-akibat.Desain atau rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian yang benar-benaruntuk melihat hubungan sebab-akibat dan perlakuan yang dilakukan terhadapvariabel bebas, dilihat hasilnya pada variabel terikat (Ruseffendi dan Sanusi,

Page 34: doc makalah inkuiri

1994:27)Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidikikemungkinan saling berhubungan sebab-akibat dengan cara mengenakankepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuandan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrolyang tidak dikenai kondisi perlakuan (Suryabrata, 1998:29).Desain eksperimen merupakan kerangka berpikir konseptual bagaimanaeksperimen itu dilakukan. Ada 2 fungsi desain eksperimen, yaitu:a. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntutoleh hipotesis penelitian.b. Memungkinkan penelitian membuat interpretasi dari hasil studi melaluianalisis data secara statistik.Ary, dkk (1972:94), meringkas konsep eksperimen ke dalam 3karakteristik, yaitu:a. Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi;b. Semua variabel lain kecuali variabel terikat adalah konstan;c. Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapatdiamati atau dapat diukur.51Sumadi Suryabrata (1998:40) mengemukakan adanya beberapa desaineksperimen, yaitu:a. Rancangan-rancangan pra-eksperimen terdiri dari:1. The one-shot case study2. One group pretest-posttest design3. The static group comparisonb. Rancangan-rancangan eksperimen yang sebenarnya (eksperimensungguhan) terdiri dari:1. Randomized control-group pretest-posttest design2. Randomized Solomon four-group design3. Factorial designPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimenMatched Group Design atau disebut dengan M-G, dengan alasan menuruthemat peneliti terhadap penyamaan kelompok-kelompok yang ada lebih efektifdaripada penyamaan subyek-subyek dalam kelompok.Desain eksperimen Matched Group Design dapat digambarkan sebagaiberikut:Tabel 3.1. Desain PenelitianGroup Pre Test Tretment Post TestEksperimenKontrolEKXeXk

Page 35: doc makalah inkuiri

YeYkKeterangan:e : Nilai Pre Test kelompok eksperimenk : Nilai Pre Test kelompok kontrolXe : Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada kelompokeksperimenXk : Pembelajaran dengan metode konvensional pada kelompok kontrolYe : Hasil Test dengan menggunakan metode inkuiriYk : Hasil Test dengan metode konvensional52Eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah prosespembelajaran bidang studi Biologi berbasis KBK yang dilakukan di kelas VIISMP Negeri 24 Semarang yang diberi perlakuan dengan menggunakan metodeinkuiri berbasis KBK sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelas VII padakelompok yang lain sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan metodekonvensional.H. Obyek Penelitian1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1997:115).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 24Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,1997:117). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari siswa kelas VIIDdan kelas VII-E SMP Negeri 24 Semarang yang diambil dengan cararandom atau acak. Sampel terdiri dari 16 siswa dari dua kelas yang ada. 16siswa ini merupakan group eksperimen dan group kontrol yang ditentukanmelalui tehnik matching.Matching adalah kata lain dari memadukan atau memasangkan ataumenyatukan nilai yang hampir sama dari 2 kelompok yang mempunyai ciricirisama, antara lain mempunyai nilai pre tes yang sama dan jenis kelamin.Dari seluruh subyek tersebut disamakan dengan rumus:SD Mk SD MeMk Met2 2 −Keterangan:Me : Mean kelompok eksperimenMk : Mean kelompok kontrol

Page 36: doc makalah inkuiri

SD : Varian matching (Hadi, 1990 : 480).t-data dikonsultasikan dengan t-tabel dengan taraf signifikan 5%, jika tdatalebih kecil dari t-tabel, maka kedua kelompok tersebut tidak berbedasecara signifikan.53Berdasarkan hasil pre test untuk matching diperoleh rata-rata 8 siswa kelasVII-D sebesar 3.8125 dan 8 siswa kelas VII-E sebesar 3.700. Untukmengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata sampel dari kedua kelas dapatdilihat pada tabel 3.2Tabel 3.2 Hasil Uji-t Matching terhadap Nilai Pre tesIndependent Samples Test2.049 14 .0602.049 7.000 .080Equal variancesassumedEqual variancesnot assumedPre testt df Sig. (2-tailed)t-test for Equality of Means

Berdasarkan t matching diperoleh thitung sebesar 2.049 < ttabel (2.14), yangberarti rata-rata dari kedua kelas tesebut sama. Selain menggunakan pre test,matching dilakukan menggunakan data jenis kelamin. Dari data yangdiperoleh ternyata kelas VII-D terdapat 5 perempuan dan 3 laki-laki,sedangkan kelas VII-E terdiri dari 3 perempuan dan 5 laki-laki. Hasilmatching menggunakan chi kuadrat dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 3.3 Hasil Uji Matching terhadap Jenis kelaminChi-Square Tests1.000b 1 .317.250 1 .6171.011 1 .315.938 1 .33316Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid CasesValue dfAsymp. Sig.(2-sided)Computed only a. for a 2x2 table4 cells (100.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 4.00.b.

54Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa nilai chi kuadrat hitung sebesar1,000 < chi kuadrat tabel dengan dk = 1 yaitu 3,84, yang berarti tidak adaperbedaan proporsi jenis kelamin di antara dua kelas. Dengan demikian

Page 37: doc makalah inkuiri

dilihat dari jenis kelamin kedua kelompok relatif sama.3. Metode Pengumpulan DataDalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi dan metode tes untukmendapatkan data-data dari variabel-variabel yang diperlukan.a. Metode DokumentasiMetode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atauvariabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Metode inidigunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelasVII-D dan kelas VII-E SMP Negeri 24 Semarang (Arikunto, 1998:236).b. Metode TesPenulis membuat instrumen berupa soal-soal tes. Tes inidigunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh metodepembelajaran inkuiri berbasis KBK dalam proses pembelajaranBiologi pada siswa kelas VII SMP Negeri 24 Semarang.Soal-soal tes ini akan digunakan untuk menguji kemampuanpeserta didik terhadap penguasaan materi “Tumbuhan TingkatTinggi”. Tes ini dibuat oleh guru secara tertulis yang berbentuk tesobyektif, jenis pilihan ganda (multiple choice test).55Tes ini dilakukan sebanyak 2 kali, sekali sebagai pre test dansekali untuk post test. Adapun item tes yang diujikan sejumlah 30.Tes pilihan ganda (multiple choice test) terdiri atas suatuketerangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belumlengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapakemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau multiple test terdiriatas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban ataualternatif (options). Kemungkinan jawaban (options) terdiri atas satujawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh(distraktor).4. Validitas dan Reliabilitasa. Analisis ValiditasValiditas merupakan ketetapan atau kejituan alat pengukurserta ketelitian, kesamaan atau ketetapan pengukuran apa yangsebenarnya diukur (Arikunto, 1996 : 65).Validitas digunakan untuk mengukur ketepatan alat ukurterhadap aspek yang akan diukur.Menurut Arikunto (1996 : 65), validitas terdiri dari:1) Validitas Logis, menunjukkan pada kondisi bagi sebuah instrumenyang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yangbersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori danketentuan yang ada. Ada 2 macam validitas logis, yaitu: (a) Validitasisi (content validity), menunjuk pada sebuah kondisi instrumen yang56disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi. Sebuah tesdikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusustertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.(b) validitas konstrak (construct validity), menunjuk sebuah kondisiinstrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan

Page 38: doc makalah inkuiri

yang seharusnya dievaluasi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitaskonstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebutmengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebut dalam TujuanInstruksional Khusus.2) Validitas Empiris, apabila sebuah instrumen sudah diuji daripengalaman. Ada 2 macam validitas empiris, yaitu: (a) Validitas adasekarang (concurrent validity), dalam hal ini hasil tes dipasangkandengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telahtelah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada(ada sekarang). (b) Validitas prediksi (predictive validity), sebuah tesdikatakan mempunyai validitas prediksi apabila mempunyaikemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yangakan datang.3) Validitas Butir Soal (validity item), merupakan validitas yangdigunakan untuk mengetahui validitas soal tes. Sebuah item dikatakanvalid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.Sebuah item dikatakan mempunyai validitas tinggi, jika skor padaitem mempunyai kesejajaran dengan skor total.574) Validitas Faktor, adalah validitas butir-butir soal dalam faktor. Butirbutirsoal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besarterhadap soal secara keseluruhan atau menunjukkan kesejajaran skordengan skor total.Dalam hal ini, penulis menggunakan validitas item atauvaliditas butir soal, karena penulis ingin mengetahui valid dantidaknya instrumen atas dasar kevalidan soal setiap butir soal,sehingga instrumen tersebut nantinya dapat digunakan secara efektif.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapdata dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahuivaliditas Validitas merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatuinstrumen tes. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 144), validitasadalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan ataukesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal dihitung denganmenggunakan rumus:Keterangan:rpbis = koefisien korelasi biserialMp = rata-rata skor dari subyek yang menjawab benarMt = rata-rata skor totalSt = standart deviasi dari skor totalp = proporsi siswa yang menjawab benar_ ____ ___jumlah seluruh siswabanyaknya siswa yang menjawab benarpq = proporsi siswa yang menjawab salah

Page 39: doc makalah inkuiri

(q = 1 – p)rpbis =qpStt p

−58Apabila di dalam perhitungan di dapat rhitung > rtabel, maka item soaltersebut valid (Arikunto, 1998: 270).Berdasarkan hasil uji coba terhadap 38 siswa kelas VII-B SMPNegeri 24 Semarang diperoleh 8 item soal yang tidak valid yaitu no: 7,8, 18, 20, 28, 30, 31, dan 33. Kedelapan item soal tersebut kurang darirtabel yaitu 0.320, yang berarti tidak valid.b. Analisis ReliabilitasSuatu tes dikatakan reliabel atau mempunyai taraf kepercayaantinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Arikunto(1996 : 86), menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyaireliabilitas atau taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapatmemberikan hasil yang tetap kriterium yang digunakan untukmengetahui ketetapan.Menurut Arikunto (1996 : 86), ada 3 metode reliabilitas,diantaranya:1) Metode Bentuk Paralel (equivalent), tes paralel adalah dua buah tesyang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan,tetapi butir-butir soalnya berbeda;2) Metode Tes Ulang (test-retest method), metode tes ulang dilakukanorang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalammenggunakan tehnik ini, penguji hanya memiliki satu seri tes tetapidiujicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan diujicobakandua kali, maka metode ini disebut single-test-double-trial method;593) Metode Belah Dua (split-half method), dalam menggunakan metodebelah dua, penguji hanya menggunakan sebuah tes dan diujicobakansatu kali. Oleh karena itu, disebut single-test-single trial method. Padawaktu membelah dua dan mengkoreksi dua belahan, baru diketahuireliabilitas separo tes.Dalam hal ini, penulis menggunakan metode tes ulang (testretestmethod), karena dengan metode ini akan dapat diketahuipengaruh dari pemberian metode pembelajaran inkuiri berbasis KBKdalam proses pembelajaran Biologi pada siswa kelas VI1 semester 1SMP Negeri 24 Semarang. Untuk mengetahui reliabilitas tesdigunakan rumus Kuder and Richardson (K-R 21) seperti yangtercantum dalam Suharsimi Arikunto (1990: 96) sebagai berikut:Keterangan:r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir soal atau butir pertanyaanM = skor rata-rataVt= varians totalKlasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:R : 0.800 – 1.000 tinggi0.600 – 0.799 cukup

Page 40: doc makalah inkuiri

0.400 – 0.599 agak rendah0.200 – 0.399 rendah0.000 – 0.200 sangat rendah (Arikunto, 1996: 245)._ ____ ___ −−_ ____ ___−

Vrt

kM k Mkk11 11

60Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan KR-21diperoleh r11= 0.8093 > rtabel = 0.320, yang berarti instrumen tersebutreliabel.5. Metode Analisis dataDalam menganalisis data akan digunakan tehnik statistik uji-t:b.c.d.e.f. Keterangan:g. b : selisih nilai hasil belajar menggunakankonvensional dan metode inkuirih. sb : standar deviasi selisih skori. n : subyek penelitian (Sudjana. 1996: 242)j. Apabila thitung > ttabel maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaanefektivitas antara pembelajaran dengan metode konvensional denganpembelajaran dengan metode inkuiri terhadap hasil belajar yangsignifikan, dan sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka makadapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan efektvitas antarapembelajaran dengan metode konvesional dengan pembelajaran denganmetode inkuiri terhadap hasil belajar.nsbtb

Page 41: doc makalah inkuiri

61BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Pelaksanaan EksperimenEksperimen dilaksanakan di SMP Negeri 24 Semarang. Penelitianini dimulai pada tanggal 13 Desember 2004 sampai dengan 31 Desember2004. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII-D dan kelas VII-E SMPNegeri 24 Semarang yang berjumlah 85 siswa.Sampel penelitian berjumlah 16 siswa yang terbagi dalam duakelompok yaitu 8 siswa untuk kelompok eksperimen dan 8 siswa untukkelompok kontrol. Dalam melakukan proses pembelajaran, kelompokkontrol diberikan pembelajaran dengan metode konvensional, yaitu suatupembelajaran yang didominasi oleh guru. Sedangkan kelompokeksperimen pembelajaran diberikan dengan metode inkuri.Pengambilan sampel penelitian berjumlah 16 siswa dalam setiapkelasnya hanya digunakan untuk pengambilan data. Sedangkan untukpelaksanaannya perlakuan diberlakukan untuk seluruh siswa kelas VIItersebut. Ini dapat dilakukan karena pelaksanaan eksperimen dilaksanakanbersamaan dengan proses pembelajaran di kelas masing-masing sesuaidengan jadwal yang ada sehingga siswa tidak mengetahui yang manadijadikan sampel dan yang tidak dijadikan sampel.62Tatap muka proses pembelajaran dilaksanakan 4 kali pertemuan,setiap pertemuan 3 jam pelajaran dengan alokasi waktu 45 menit / jampelajaran. Materi yang disampaikan yaitu “Tumbuhan Tingkat Tinggi”.Untuk pertemuan terakhir siswa mengerjakan tes akhir dengan soal-soalyang telah disiapkan.2. Persiapan PenelitianLangkah-langkah persiapan eksperimen yang dilakukan adalah:a. Menetapkan sampel penelitian dengan tehnik sampel Matched GroupDesign (M-G) yaitu seluruh siswa kelas VII-D dan kelas VII-E SMPNegeri 24 Semarang. Adapun kedua kelas tersebut ternyata kelas VIIDsebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas VII-E sebagaikelompok kontrol.b. Langkah berikutnya, setelah diperoleh kelompok eksperimen dankelompok kontrol kemudian mencatat nama-nama siswa tersebut.c. Langkah selanjutnya adalah mengadakan penyeimbangan mengenaiaspek-aspek yang diseimbangkan, yaitu: nilai pre test, umur, jeniskelamin, pekerjaan orang tua. Dipilih 8 siswa untuk masing-masingkelompokd. Membuat kisi-kisi naskah soal dan kunci jawaban. Dalam membuatkisi-kisi peneliti memasukkan tiga aspek, yaitu: aspek pengetahuan,pemahaman, dan aaspek penerapan. Sedangkan naskah soal dibuatbentuk pilihan ganda dengan 4 option.e. Membuat Rencana Pembelajaran untuk pelaksanaan penelitian.

Page 42: doc makalah inkuiri

633. Pelaksanaan PenelitianPenelitian dilaksanakan dengan memberikan perlakuan terhadapkelompok eksperimen. Kelompok eksperimen ini dikenai perlakuanberupa proses pembelajaran dengan metode inkuiri (VII-D), sedangkankelompok kontrol (VII-E) dikenai perlakuan proses pembelajaran denganmetode konvensional. Setelah selesai memberikan pembelajaran Biologidengan Pokok Bahasan “Tumbuhan Tingkat Tinggi”, maka diadakan tesuntuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang digunakan berupa pilihanganda dengan 4 option.Instrumen yang digunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswaterlebih dahulu diuji-cobakan pada kelas VII yang bukan anggota sampeltetapi dalam satu populasi. Kelas yang dipakai uji coba tersebut adalahkelas VII-B SMP Negeri 24 Semarang dengan jumlah soal yang diuji-cobasebanyak 38 item soal dengan alokasi waktu 90 menit. Hasil uji coba tesdianalisis untuk menentukan apakah item-item soal tersebut sudah sesuaiatau valid, dapat digunakan sebagai tes atau tidak. Dengan jumlah 38 itemsoal tadi diambil 30 item soal sebagai alat pengukur hasil belajar siswadengan alokasi waktu 90 menit. Analisis yang digunakan adalah validitasitem, dan reliabilitas item.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukanmelalui dua metode pembelajaran. Pada pertemuan I dan II dilakukanpembelajaran dengan metode konvensional dan langsung dilakukan post64test, pada pertemuan III dan IV menggunakan metode pembelajaraninkuiri berbasis KBK dan dilakukan post test.a. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode KonvensionalProses pembelajaran dengan metode konvensional berbedadengan proses pembelajaran dengan metode inkuiri, sebab guru lebihberperan aktif. Peserta didik lebih cenderung duduk, mendengarkan,dan mencatat apa saja yang penting bagi peserta didik. Guru lebihbanyak menjelaskan materi. Keaktifan peserta didik muncul pada saatpeserta didik diberikan suatu masalah untuk didiskusikan bersamadalam kelompok dan dalam mengerjakan penugasan. Sumber belajarlebih banyak dari informasi guru dan buku penunjang.Proses pembelajaran pada kelompok kontrol ini dilakukan dalam duapertemuan. Pada pertemuan I dibahas tentang tumbuhan dikotil. Tujuaninstruksional yang diharapkan lebih terfokus pada kemampuan kognitifyaitu mampu menjelaskan tumbuhan dikotil, menyebutkan ciri-ciri dancontoh tumbuhan dikotil.Rata-rata hasil belajar pada pembelajaran ini dapat dilihat pada tabelberikut.

Page 43: doc makalah inkuiri

65Tabel 4.1. Hasil Belajar pada Pembelajaran KonvensionalNo Kode Nilai Kriteria1 R-01 6 Belum tuntas2 R-02 6.3 Belum tuntas3 R-03 6 Belum tuntas4 R-04 7.7 Tuntas5 R-05 7 Tuntas6 R-06 6.3 Belum tuntas7 R-07 6.7 Tuntas8 R-08 7 Tuntas9 R-09 6.7 Tuntas10 R-10 6.3 Belum tuntas11 R-11 6 Belum tuntas12 R-12 6 Belum tuntas13 R-13 6 Belum tuntas14 R-14 7 Tuntas15 R-15 6 Belum tuntas16 R-16 6 Belum tuntasRata-rata 6.44Standar deviasi 0.521Rata-rata nilai pre test dari 16 siswa mencapai 6.44 dengan standardeviasi 0.521. Nilai tertinggi mencapai 7.7 dan terendah 6. Dari 16siswa terdapat 10 siswa yang belum tuntas belajar.b. Pembelajaran Menggunakan Metode InkuiriPembelajaran menggunakan metode inkuiri dilakukan denganbeberapa tahap kegiatan yaitu pendahuluan, perumusan masalah,perumusan hipotesis, penarikan kesimpulan sementara dan penarikankesimpulan.1) PendahuluanPada tahap ini, sebelum masuk ke dalam materi guru memberi satumasalah kepada peserta didik yang nantinya akan dipecahkan olehpeserta didik sendiri. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator66(yang memberi rangsangan supaya peserta didik aktif dan gairahberpikir) dan berperan sebagai administrator (yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas). Setelah diberisatu masalah langkah selanjutnya yaitu peserta didik membuatrumusan masalah.2) Merumuskan MasalahDalam tahap ini peserta didik mulai bekerja dan berpikir untukmembuat rumusan masalah supaya masalah yang diberikan olehguru dapat terpecahkan oleh peserta didik dan tidak keluar daritujuan yang diharapkan. Peserta didik bekerja secara berkelompok.Dalam tahap ini guru berperan sebagai fasilitator (yangmenunjukkan jalan jika ada hambatan dalam proses berpikir pesertadidik).3) Perumusan hipotesisSetelah peserta didik selesai membuat rumusan masalah,dilanjutkan dengan membuat rumusan hipotesis. Dalam tahap inipeserta didik secara berkelompok melakukan kegiatan menguji danmenggolongkan jenis data yang dapat diperoleh, melihat dan

Page 44: doc makalah inkuiri

merumuskan hubungan yang ada secara logis, kemudianmerumuskan hipotesis. Dalam tahap ini guru berperan sebagaipengarah (yang memimpin arus kegiatan berpikir peserta didik padatujuan yang diharapkan).674) Menarik Kesimpulan SementaraSetelah peserta didik menemukan data-data yang dibutuhkan dantelah selesai membuat rumusan hipotesis untuk memecahkanmasalah yang peserta didik hadapi, kemudian peserta didikmelanjutkan kegiatannya, yaitu menarik kesimpulan sementara.Setelah masing-masing kelompok selesai membuat rumusanhipotesis, kemudian didiskusikan untuk memperoleh gambaranyang sama dan untuk lebih memahami materi yang sedang dibahas.Dalam tahap ini guru berperan sebagai penanya (untukmenyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka perbuat danmemberi keyakinan pada diri sendiri).5) Penarikan KesimpulanSetelah diadakan diskusi dan peserta didik memperoleh gambaranyang sama tentang materi yang sedang dibahas, kemudian pesertadidik menarik kesimpulan yang telah diungkapkan dari masingmasingkelompok. Dalam hal ini, guru memberikan penjelasan dankesimpulan yang tepat supaya peserta didik memperoleh gambaranyang sama dan jelas tentang materi yang sedang dibahas. Akhir daripembelajaran dengan metode inkuiri masing-masing kelompokmembuat laporan kecil.Pembelajaran ini terbagi dalam 2 pertemuan dan setiappertemuannya 3 jam pelajaran (3 x 45 menit). Pada pertemuan I68terdapat 3 kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didikyaitu: 1) mengidentifikasi tumbuhan berkeping dua (dikotil); 2)melakukan penyelidikan atau penelitian, dan 3)mengkomunikasikan hasil penyelidikan atau penelitian.Dalam proses pembelajaran diberikan suatu pengalaman belajaryaitu melakukan penyelidikan atau penelitian terhadap tumbuhanberkeping dua (dikotil) dan mengkomunikasikan hasil penyelidikanatau penelitian tersebut. Dengan kegiatan melakukan penelitian adatiga komponen yang harus dimiliki peserta didik yaitu komponenkognitif, psikomotor (proses), dan afektif.Komponen kognitif yang harus dikuasai setelah melalui prosespembelajaran dengan metode inkuiri meliputi: 1) dapat menjelaskanpengertian tumbuhan berkeping dua (dikotil). 2) dapat menyebutkanciri-ciri tumbuhan berkeping dua (dikotil), dan 3) dapatmengelompokkan tumbuhan berkeping dua (dikotil).Komponen psikomotor atau proses yang harus dijalankan pesertadidik yaitu: 1) membawa bahan yang dibutuhkan (contohtumbuhan berkeping dua), 2) melakukan penyelidikan padatumbuhan berkeping dua (dikotil), dan 3) mencatat hasilpenyelidikan.69Komponen afektif yang harus dimiliki antara lain: 1) peserta didikdapat bekerjasama melakukan penyelidikan dalam kelompok, dan2) peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil penyelidikannya

Page 45: doc makalah inkuiri

dengan baik.Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode inkuiriini lebih mengedepankan keaktifan peserta didik dan guru tidakmenjadi satu-satunya sumber belajar, namun ruang kelas, bahanpraktikum, proses praktikum, hasil praktikum dan buku penunjangmenjadi sumber dalam proses belajar.Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan stimulus denganmemberikan pertanyaan yang menarik dan mengandung masalahuntuk dipecahkan oleh peserta didik . Dalam tahap ini Guruberperan sebagai fasilitator, motivator, penanya sedangkan pesertadidik mulai bekerja sesuai dengan perintah Guru. Pada tahapselanjutnya peserta didik mulai merumuskan masalah yang sudahdiberikan oleh Guru. Setelah peserta didik selesai merumuskanmasalah, dilanjutkan dengan kegiatan merumuskan hipotesis.Selesai dengan kegiatan merumuskan hipotesis, kemudian pesertadidik menarik kesimpulan sementara. Setelah peserta didikmelewati lima tahap dalam proses pembelajaran di atas, dilanjutkandengan membuat laporan baik secara individu maupun kelompok70untuk diadakan evaluasi hasil yang telah dicapai bersama denganguru.Pada pertemuan II, pembelajaran di lakukan di luar kelas untukmelakukan pengamatan terhadap tumbuhan monokotil. Kompetensidasar yang diharapkan yaitu: dapat mengidentifikasi tumbuhanberkeping satu (monokotil), dapat melakukan penyelidikan ataupenelitian, dan dapat mengkomunikasikan hasil penyelidikan ataupenelitian. Pengalaman dalam proses pembelajaran, peserta didikmampu melakukan penyelidikan atau penelitian terhadap tumbuhanberkeping satu (monokotil), dan mengkomunikasikan hasilpenyelidikan atau penelitian. Pada kegiatan yang kedua ini jugaterdiri dari 3 komponen yang harus dikuasai yaitu kognitif,psikomotor dan afektif.Komponen kognitif yang harus dimiliki peserta didik meliputi: 1)dapat menjelaskan pengertian tumbuhan berkeping satu (monokotil),2) menyebutkan ciri-ciri tumbuhan berkeping satu (monokotil), 3)mengelompokkan tumbuhan berkeping satu (monokotil).Komponen psikomotor atau proses yang harus dilakukan meliputi:membawa bahan yang dibutuhkan (contoh tumbuhan berkepingsatu), melakukan penyelidikan pada tumbuhan berkeping satu(monokotil), dan mencatat hasil penyelidikan.71Komponen afektif yang harus dimiliki meliputi bekerjasamamelakukan penyelidikan dalam kelompok, dan dapatmengkomunikasikan hasil penyelidikan dengan baik. Prosespembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yang relatifsama dengan pembelajaran pada pertemuan I, yang membedakanhanyalah tempat penyelidikan dilakukan di luar kelas. Setelahdilakukan post test diperoleh hasil sebagai berikut.Tabel 4.2 Hasil belajar menggunakan metode inkuiriNo Kode Nilai Kriteria1 R-01 7.7 Tuntas2 R-02 7.3 Tuntas

Page 46: doc makalah inkuiri

3 R-03 8 Tuntas4 R-04 7.7 Tuntas5 R-05 8.3 Tuntas6 R-06 8 Tuntas7 R-07 7.7 Tuntas8 R-08 7.7 Tuntas9 R-09 6 Belum tuntas10 R-10 6.3 Belum tuntas11 R-11 7.7 Tuntas12 R-12 6.3 Belum tuntas13 R-13 7 Tuntas14 R-14 7 Tuntas15 R-15 6.3 Belum tuntas16 R-16 6 Belum tuntasRata-rata 7.19Standar deviasi 0.780Rata-rata nilai post test dari 16 siswa sebesar 7.19 dengan standardeviasi 0.780. Nilai terendah yaitu 6 dan nilai tertinggi mencapai8,3. Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 siswa. Untuk72menguji ada tidaknya peningkatan rata-rata digunakan uji-t, yanghasilnya tampak pada tabel berikut.Tabel 4.3. Rangkuman Analisis Hasil Belajar dengan Uji-tNoMetodepembelajaranRataratathitung

ttabel

Kriteria1 Konvensional6.442 Inkuiri 7.193.772.13Ho ditolakKeteranganHo : Tidak ada peningkatan hasil belajarHa : Ada peningkatan hasil belajar yang signifikanBerdasarkan hasil uji-t tersebut diperoleh thitung 3.77 > ttabel (2.13)pada taraf kesalahan 5% dengan dk = 15, yang berarti Ho ditolak.Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelahpembelajaran dengan metode inkuiri.B. Pembahasan

Page 47: doc makalah inkuiri

Sebelum pembelajaran inkuiri rata-rata hasil belajar siswa mencapai 6.44dan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri, rataratanyamencapai 7.19. Hasil uji t diperoleh thitung sebesar 3.77 > ttabel (2.13)yang berarti Ho ditolak. Dengan penolakan Ho ini berarti bahwa hasilbelajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah mengikuti73pembelajaran Biologi pokok bahasan tumbuhan tingkat tinggi denganmenggunakan metode inkuiri.Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena adanya variasi pembelajaranyang dilakukan pada kelompok eksperimen. Dalam pembelajaran denganmetode inkuiri, guru menerapkan proses diskusi. Dalam pembelajaran inipeserta didik lebih aktif mengamati, meneliti, menduga dan mengambilkesimpulan berdasarkan hasil pengamatannya. Lingkungan sebagai tempatpengamatan merupakan media yang dapat membantu daya abstraksi pesertadidik. Materi yang relatif abstrak dikonkritkan dengan bantuan prosespengamatan langsung di lingkungan belajar. Proses pengamatan tersebutjuga menumbuhkan minat dan motivasi siswa, karena pembelajaranbervariasi dan tidak bersifat monoton, yang akhirnya dapat meningkatkanhasil belajar siswa.Diskusi yang dilakukan dapat menyatukan persepsi tentang materi yangsedang dipelajari. Peserta didik yang lebih pandai akan memberikanmasukan yang berarti bagi peserta didik yang kurang pandai. Pada setiapkelompok diskusi terdapat peserta didik yang lebih pandai, peserta didikyang sedang maupun peserta didik yang relatif kurang pandai. Dengankelompok yang heterogen ini menurut Anita Lie (2002: 42) dapatmemberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan salingmendukung. Kelompok heterogen ini memudahkan pengelolaan kelas74karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi,guru mendapatkan satu asisten untuk setiap anggota kelompoknya.Pembelajaran menggunakan metode inkuiri memberikan peningkatan hasilbelajar peserta didik, karena dapat membantu pemahaman peserta didiktentang materi yang relatif abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini sejalandengan pendapat Heinich, Molenda dan Russel (1982) dalam Prayitno

Page 48: doc makalah inkuiri

(1989: 118) yang menyatakan bahwa media pengajaran dalammembelajarkan dapat mengkonkritkan ide-ide atau gagasan yang bersifatkonseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman peserta didik dalammempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata danmerangsang aktifitas diri sendiri untuk belajar, sehingga peserta didiktergugah untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan keaktifan peserta didikini akan meningkatkan motivasi pada peserta didik untuk belajar, yang padaakhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik . Hasil penelitianini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh ahli psikologi JeromeBurner dalam Prayitno (1989: 119) bahwa kalau dalam belajar peserta didikdapat diberi pengalaman langsung (melalui media, demontrasi, “ Field trip”,dramatisasi), maka situasi pengajarannya itu akan meningkatkan kegairahandan minat peserta didik tersebut dalam belajar. Fleming dan Levie dalamPrayitno (1989: 119) juga mengemukakan bahwa media pengajaranmemberikan pengalaman konkrit yang memudahkan peserta didik belajar,75yaitu dalam mencapai penguasaan, mengingat dan memahami simbolsimbolyang abstrak.Fungsi guru dalam pembelajaran denngan metode inkuiri sebagai fasilitator,yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada peserta didik . Keaktifanpeserta didik untuk mengamati, menduga, mengambil kesimpulan melaluikegiatan secara berkelompok dan mengkomunikasikan hasil penyelidikanlebih ditekankan pada pembelajaran ini. Dengan adanya pembelajaran ini,kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif peserta didik dapatdikembangkan. Melalui proses pengamatan akan diperoleh kemampuankognitif sebab dengan pengamatan tersebut peserta didik akan memperolehpengetahuan dan pengalaman baru. Melalui pembelajaran ini kemampuanpsikomotor peserta didik dapat dikembangkan. Peserta didik dapat terlatihuntuk melakukan pengamatan, menduga dan mengambil kesimpulan.

Page 49: doc makalah inkuiri

Afektif peserta didik juga mengalami peningkatan, sebab dengan kegiatantersebut akan terbina kerja sama antar peserta didik, dan kemampuan untukberkomunikasi.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Vernona. Magnesen dalam De Porter (2001: 57) yang menyatakan bahwa ” Kitabelajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30%dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dariapa yang kita katakan dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”.Berdasarkan hasil penelitian De Porter tersebut secara teoritis makapenggunaan metode inkuiri yaitu melalui proses pengamatan, menduga danmengambil kesimpulan lebih menekankan pada pengalaman langsungpeserta didik sehingga diprediksi dapat hasil belajar dapat mencapai 90%,sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan, melihat apa yang diajarkanguru, namun mereka lebih aktif melakukan pengamatan langsung.Pada pembelajaran sebelumnya yaitu menggunakan model konvensional,keaktifan lebih didominasi oleh guru, peserta didik relatif memfungsikanindra penglihatan dan pendengaran, sehingga secara teoritis pengetahuanakan mengendap sampai 50%.76BAB Vk. SIMPULAN DAN SARANA. SimpulanRata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunakan pembelajarandengan menggunakan metode konvensional sebesar 6.44, sedangkan yangmenggunakan metode inkuiri sebesar 7.19. Hasil uji t diperoleh thitung

sebesar3.77 > ttabel (2.13) yang berarti Ho ditolak. Kemudian efektivitas daripembelajaran dengan metode inkuiri tersebut diperoleh sebesar 12%.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajarandengan metode inkuiri menunjukkan bahwa adanya peningkatan yangsignifikan terhadap hasil belajar siswa dan lebih efektif dalam meningkatkanhasil belajar siswa.B. SaranBerdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:1. Bagi guru agar dapat menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran

Page 50: doc makalah inkuiri

Biologi dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Dalampenggunaan metode tersebut dapat memanfaatkan lingkungan,laboratorium maupun penugasan di lingkungan tempat tinggal pesertadidik .2. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan menambahvariabel yang bervariasi diukur seperti: minat; motivasi; dan jumlahpopulasi yang lebih besar sehingga simpulan yang diperoleh dapatdigunakan untuk menggeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.77DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.De Porter, Bobbi. Reardon, M. Singer-Nourine, S. 2001. Quantum TeachingMempraktikan Quantum Learning Di Ruang-ruang Kelas. TerjemahanAry Nilandari. Bandung: Kaifa.Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP SemarangPress.Edi, Nugroho. 2004. Sains Biologi SMP. Semarang: Perusda Percetakan KotaSemarang.Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka.Hadi, Sutrisno. 1990. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.___________. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:rineka Cipta.Lie, Anita. 2003. Cooperatif Learning Mempraktikan Cooperatif Learning DiRuang-ruang Kelas . Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.Moeliono, Anton M. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.Nasution. 1992. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Tarsito.Nasution, S. 2000. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Dan Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.Poerwadarminto, WJS. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.Pujiastuti, mardiyanto, dkk. 2004. Sains Biologi SMP Kelas VII. Semarang:Perusda Percetakan Kota Semarang.8178Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Page 51: doc makalah inkuiri

Rineka Cipta.Sunatro, dkk. 2004. Sains Biologi Kelas VII. Solo: Tiga Serangkai PustakaMandiri.Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.Suchman, J. Richard. 1966. Developing Inquiry. IIIlinois-USA: Science ResearchAssocietes.Sudjana, Nana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.Sumantri, Mulyani dan Permana, Johan. 1999. Strategi Belajar-Mengajar.Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.Tim Dosen. 2000. Lembaran Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas NegeriSemarang.Usmen, Uzer. 1990. Upaya optimalisasi Kegiatan belajar-Mengajar. Bandung:Rosdakarya.Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode-MetodePengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.8279