file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan...

33
SEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab. Kebanyakan ahli ekonomi meyakini bahwa uang muncul setelah ada kebutuhan pada manusia untuk menjadikan suatu benda sebagai alat tukar. Sedangkan masa sebelum muncul uang, manusia cenderung berperilaku barter atau tukar menukar barang. Allauddin M.Zaatary, menjelaskan munculnya uang melalui beberapa tahapan : 1. Masa Ekonomi Pemenuhan Kebutuhan Diri Secara Individual ( Marhalah Iqthishody al-Iktifa’iy al-Dzati lil Fardi). Pada masa ini manusia belum membutuhkan uang karena kebutuhannya terpenuhi dengan mudah dari alam, tanpa ada halangan apapun. Pemenuhan kebutuhan manusia saat itu bersifat individual (sendiri-sendiri), tidak saling tergantung satu sama lain. 2. Masa Ekonomi Pemenuhan Kebutuhan Diri secara Kelompok ( Marhalah Iqtishody al-Iktifaiy al-Dzati lil Jamaah). Pada masa ini, manusia semakin berkembang dan semakin banyak jumlahnya, dengan kebutuhan ekonomi yang juga semakin berkembang. Saat itu manusia mulai membutuhkan keberadaan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya., baik karena tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut sendiri, maupun karena enggan dalam menghasilkan barang atau benda yang dibutuhkan. Maka terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat yang mengikat diri satu sama lain secara khusus dalam suatu usaha ekonomi. Sehingga terciptalah kelompok masyarakat petani, pengusaha pakaian/tekstil, pengusaha peternakan dan lain-lain. 3. Masa Ekonomi Barter ( Marhalah Iqtishody al-Mubadalah Aw Al- Muqoyadloh).

Transcript of file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan...

Page 1: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

SEJARAH UANG EMAS (DINAR)

A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM

Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab. Kebanyakan ahli ekonomi meyakini bahwa uang muncul setelah ada kebutuhan pada manusia untuk menjadikan suatu benda sebagai alat tukar. Sedangkan masa sebelum muncul uang, manusia cenderung berperilaku barter atau tukar menukar barang.

Allauddin M.Zaatary, menjelaskan munculnya uang melalui beberapa tahapan :

1. Masa Ekonomi Pemenuhan Kebutuhan Diri Secara Individual ( Marhalah Iqthishody al-Iktifa’iy al-Dzati lil Fardi).

Pada masa ini manusia belum membutuhkan uang karena kebutuhannya terpenuhi dengan mudah dari alam, tanpa ada halangan apapun. Pemenuhan kebutuhan manusia saat itu bersifat individual (sendiri-sendiri), tidak saling tergantung satu sama lain.

2. Masa Ekonomi Pemenuhan Kebutuhan Diri secara Kelompok ( Marhalah Iqtishody al-Iktifaiy al-Dzati lil Jamaah).

Pada masa ini, manusia semakin berkembang dan semakin banyak jumlahnya, dengan kebutuhan ekonomi yang juga semakin berkembang. Saat itu manusia mulai membutuhkan keberadaan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya., baik karena tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut sendiri, maupun karena enggan dalam menghasilkan barang atau benda yang dibutuhkan. Maka terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat yang mengikat diri satu sama lain secara khusus dalam suatu usaha ekonomi. Sehingga terciptalah kelompok masyarakat petani, pengusaha pakaian/tekstil, pengusaha peternakan dan lain-lain.

3. Masa Ekonomi Barter ( Marhalah Iqtishody al-Mubadalah Aw Al-Muqoyadloh).

Setelah terbentuk kelompok masyarakat dengan ciri hasil produksi yang berbeda satu sama lain seperti tersebut di atas, maka masing-masing kelompok tersebut saling membutuhkan. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, mereka menempuh cara menukar (barter) hasil produksi usaha mereka. Sejauh ini fungsi uang belum muncul.

4.Masa Ekonomi Uang Komoditas ( Marhalah Iqthisody al-Nuqud Al-Siliyyah).

Ketika sistem barter mulai dirasa menyulitkan, maka mulailah timbul kebutuhan akan uang. Sistem barter dirasa menyulitkan karena sistem ini mengandung beberapa kelemahan, yaitu :

1. Diharuskannya double of coincidence of wants atau kehendak ganda yang selaras.

2. Sukarnya melakukan penentuan harga.

3. Membatasi pilihan pembeli.

Page 2: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

4. Menyulitkan pembayaran tertunda, karena akan timbul masalah untuk menentukan jenis barang yang akan digunakan dalam pembayaran dan harus dibuatnya perjanjian mengenai mutu barang yang digunakan sebagai pembayaran.

5. Sukar menyimpan kekayaan.

Demikianlah kemudian muncul suatu sistem baru yaitu sistem uang. Namun uang tidak serta merta muncul dalam bentuk seperti sekarang ini. Paling tidak ada dua perkembangan uang, yaitu :

Pertama, Marhalah al-Nuqud al-Maadaniyah al-Rakhishah,( Fase Uang Logam Murah). Pada masa ini uang yang ada dibuat dari bahan-bahan yang relatif murah, seperti besi, ,,, dan lain-lain. Dan uang jenis ini tetap dipakai sampai akhirnya manusia menemukan bahan yang lebih baik untuk digunakan sebagai uang, yaitu emas dan perak.

Kedua, Marhalah al-Nuqud al-Madaniyah al-Nafisah ( Fase Uang Emas dan Perak).

Ketika manusia mulai mengenal emas dan perak, sebagai bahan yang cukup baik untuk dijadikan uang, maka pemakaian emas dan perak sebagai medium exchange mulai diberlakukan. Pemakaian uang emas dan perak ini mengalami tiga tahap perkembangan :

1. Masa Awal pemakaian emas dan perak. Masa ini ditandai dengan penggunaan emas tanpa memperhatikan bentuk maupun kadar emas (karat). Pemakaian emas hanya diidentifikasi beratnya saja. Karena berbedanya jenis emas dan perak (akibat perbedaan kadar karatnya) maka muncullah berbagai penipuan dan kecurangan. Hal itu mendorong manusia untuk mendelegasikan urusan pencetakan dan pengeluaran uang emas kepada negara.

2. Masa Pencetakan resmi oleh Negara. Uang emas dan perak dicetak dengan bentuk yang berbeda-beda, dan sudah diketahui berapa berat dan kadar karatnya. Juga telah diidetinfikasi siapa yang bertanggung jawab atas pengukuran berat dan kadarnya, dengan menuliskan siapa yang mengeluarkan uang tersebut.

3. Masa Baru dalam Pencetakan uang emas. Dikatakan Periode Baru karena adanya pergeseran pusat pencetakan uang dari wilayah Asia ( yang disinyalir sebagai negara awal pencetak uang emas, yaitu pada abad 7 sebelum masehi), berpindah ke Yunani dan Romawi. Pada saat itulah mulai dikenal istilah Dinar dan Dirham. Dinar dikenal dipakai oleh Romawi, sedangkan Dirham perak dikenal dari Persia. Sebagaimana diketahui, pedagang-pedagang Arab telah berdagang sampai wilayah Syam, Yaman dan Irak. Wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kekuatan Roma dan Persia tersebut, telah mengunakan dinar dan dirham secara luas dalam aspek-aspek perdagangan antar negara, termasuk dengan pedagang-pedang Arab. Dengan cara inilah dinar dan dirham masuk ke wilayah Arab yang kemudian menjadi wilayah Islam. Perkembangan dinar dan dirham kemudian bukan hanya sekedar menjadi suatu budaya atau sistem ekonomi asing yang masuk dalam dunia Islam, bahkan telah menjadi suatu bagian penting sebagai ciri dari peradaban Islam yang besar setelah runtuhnya Roma dan Persia.

B. DINAR DI AWAL MASA ISLAM

Page 3: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Sebagaimana telah disinggung di atas, dinar dan dirham yang berlaku pada masa sebelum Islam berasal dari Roma dan Persia. Dinar Roma telah banyak beredar di kalangan penduduk Mekkah, begitu pula halnya dengan dirham Persia. Bangsa Arab menyebut uang emas pada saat itu dengan istilah al-Ain, sedangkan uang perak disebut al-Wariq.

Penggunaan dinar Roma dan dirham Persia ini berlangsung terus –sehingga menjadi suatu fenomena umum dan luas dikalangan orang Arab– sampai kedatangan Islam. Walaupun pada saat itu juga beredar uang Yaman, namun penggunaannya sangatlah terbatas.

Pembahasan masalah Dinar Di awal Masa Islam ini akan terfokus pada masa Kenabian, dan masa Khulafaur Rosyidin ( Abu Bakr, Umar, Usman dan Ali).

I. Dinar di Masa Kenabian Muhammad SAW

Dinar di masa Nabi Muhammad SAW dari awal diutusnya Muhammad sebagai Nabi (Peristiwa Gua Hira) sampai meninggalnya Nabi Muhammad SAW, masih tetap berada dalam bentuk seperti sebelum kedatangan Islam. Ajaran Islam baik melalui Al-Quran dan Hadits, tidak membuat perubahan apapun terhadap dinar secara fisik. Dengan demikian pada saat itu belum ada dinar yang dicetak resmi sebagai simbol mata uang ummat Islam. Namun demikian Islam membawa pandangan baru dalam hal ekonomi secara umum dan juga aturan-aturan khusus mengenai uang, antara lain berkaitan dengan pertukaran uang yang adil ( Lihatdalam Bab III ).

Hal yang menyebabkan mengapa tidak atau belum dicetaknya uang emas khusus ummat Muslim pada saat itu, adalah karena Rasulullah SAW masih sibuk dengan perkara-perkara yang jauh lebih besar dan penting. Perhatian Nabi pada saat itu lebih banyak tercurah pada penyatuan Jazirah arab baik secara politik maupun keagamaan.

II. Dinar di Masa Abu bakr As-Shiddieq ra

Kondisi pada masa Abu bakr tidak jauh berbeda dengan masa Nabi Muhammad SAW. Hal ini terjadi karena masa Abu bakr As-Shiddieq relatif pendek dan juga banyaknya perkara penting yang harus ditangani. Perkara-perkara tersebut antara lain adalah memerangi orang-orang murtad dan orang-orang yang menolak membayar zakat. Juga adanya usaha untuk memperluas penyebaran Islam keluar jazirah Arab sampai pada Romawi dan Persia.

III. Dinar di Masa Umar ra

Pada masa ini ada perkembangan yang penting dalam hal uang, namun lebih bayak berkaitan dengan dirham (uang perak) dan bukan dalam hal dinar (uang emas). Itu pun baru berupa fulus perunggu (637 M) yang dicetak dengan aksara Arab di salah satu sisinya . Baru setelah itu Khalifah Umar ra melakukan 3 hal penting yang berkaitan dalam masalah uang :

1. Pencetakan uang dirham dengan ciri-ciri keislaman pada tahun ke-delapan masa kekhalifahannya atau tepatnya tahun 20 H/ 641 M.

Page 4: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Bentuk dirham Islam pertama ini hampir sama dengan dirham Persia hanya saja ada tambahan tulisan Al-Hamdulillah, Muhammad Rasulullah, La Ilaha illa Allah wahdahu, dan juga nama Khlaifah Umar.

Sebab dicetaknya uang dirham ini adalah karena pada masa itu aktifitas perdagangan berkembang semakin luas seiring dengan semakin meluasnya wilayah Islam.

2. Ditetapkannya standar kadar dirham dan dikaitkannya standar tersebut dengan takaran dinar.

Pada masa itu beredar berbagai jenis dirham dengan takaran yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya dengan takaran Dawaniq, misalnya Dirham al-Baghaly sebesar 8 dawaniq, dirham al-Thabary sebesar 4 dawaniq, dan dirham Yaman satu Daniq. Ada pula yang menggunakan istilah Mistqal,, artinya satu dirham sama dengan satu mistqal. Takaran mistqal pun berbeda-beda, ada yangmenyatakan 20 Qirad, 12 qirad 10 dan lain-lain.

Atas segala perbedaan tersebut Khalifah Umar membuat kebijakan dengan melihat pada apa yang berlaku di tengah masyarakat baik takaran yang rendah maupun yang tinggi. Dan akhirnya Khalifah Umar menetapkan standar dirham yang dikaitkan dengan dinar, yaitu : Satu dirham sama dengan 7/10 dinar, atau setara dengan 2,97 gr , dengan landasan standar dinar 4,25 gram emas. Standar inilah yang kemudian berlaku secara baku dalam berbagai aturan SyarI yang berkaitan dengan uang (harta) seperti zakat, mahar, diyat dan lain sebagainya.

3. Ada usaha dari Khalifah Umar ra yang ingin menjadikan uang dalam bentuk lain, yaitu uang yang terbuat dari kulit hewan (kambing).

Pemikiran ini timbul dari asumsi Khalifah yang memandang uang kulit relatif lebih mudah untuk dibawa ( bersifat movetable) sehingga memudahkan transaksi. Hal tersebut dipicu oleh tuntutan perekonomian umat yang berkembang semakin pesat seiring dengan meluasnya wilayah Islam.

Sikap ini menunjukkan bahwa permasalahan uang adalah termasuk masalah muamalat yang ketetapannya dikembalikan pada urf atau kebiasaan yang berlaku sesuai tempat dan zaman. Khalifah Umar tentulah orang yang sangat memahami masalah hukuim syariy dan apa yang menjadi pemikirannya tidaklah bertentangan dengan hukum Islam. Beliau memahami Ushul Fiqh dan tidak sembarangan dalam menetapkan suatu kebijakan, karena beliau mengetahui mana masalah yang bersifat tetap (qathiyyah) dan mana masalah yang bersifat berkembang ( mutaghoiyirah).

Meskipun Khalifah Umar adalah pemimpin tertinggi saat itu, namun beliau tidak meninggalkan prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan. Begitu pula halnya dalam masalah uang kulit ini. Beliau menanyakan pendapat para sahabat lain dalam masalah ini. Para sahabat tidak menyetujui pemikiran Khalifah tersebut, dengan pertimbangan bahwa bahan kulit binatang tidak dapat dijadikan standard of value karena harga kulit berfluktuasi seiring dengan fluktuasi harga binatang itu sendiri, yang mengikuti perkembangan harga pasar sesuai hukum supply and demand. Juga karena sifat dasar kulit sendiri yang mudah rusak atau koyak sehingga tidak aman jika digunakan sebagai medium exchange.

Page 5: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Karena sikap para sahabat demikian, maka akhirnya pemikiran Khalifah Umar itu tidak terealisasi. Namun sikap Khalifah ini cukup memberikan corak bagi perkembangan pemikiran dalam khazanah ekonomi Islam.

IV. Dinar di Masa Usman ibn Affan ra

Pada masa ini perkembangan yang penting adalah dicetaknya uang dirham baru dengan memodifikasi dirham Persia dan ditulis simbol-simbol Islam (seperti pada masa Umar ra). Hal tersebut dilakukan pada tahun 23 H atau 644 M, dengan tulisan Allahu Akbar di dalamnya. .

Ada pula yang meriwayatkan bahwa dirham masa ini di satu sisi bergambar Croeses ke-II yang dipahat bersama nama kota asalnya, dengan tanggal dan aksara Persia, tetapi di batas koin terdapat kata-kata dalam aksara Kuffi, yang artinya Rahmat, dengan asma Allah, dengan asma Tuhanku, bagi Allah, Muhammad. Sejauh ini dinar belum ada yang dicetak khusus berinisial Islam saja.

V. Dinar di Masa Ali ibn Abi Thalib

Uang di zaman Ali hampir tidak ada perbedaan dengan masa-masa sebelumnya. Di zaman itu perkembangan uang hanyalah merupakan pengulangan dari sisi pencetakannya dengan penambahan beberapa kalimat Arab bernuansa syiar Islami.

Disebutkan di Majalah Muqtathof bahwa pada koin tahun 37 H tertulis kalimat berbahasa Arab Waliyullah. Pada tahun 38 H dan 39 H tertulis kalimat Bismillahi robbi. Ada riwayat yang menyatakan bahwa tulisan yang tertera pada koin adalah Dengan Asma Allah, Dengan Asma Tuhanku, Tuhanku adalah Allah.

C. PENCETAKAN DINAR ISLAM DAN MASA JAYANYA

Telah dijelaskan di atas bahwa pada masa periode awal Islam, perkembangan penting uang yang terjadi adalah dalam hal uang dirham saja. Adapun uang dinar berkembang pada masa berikutnya yaitu masa kekhalifahan Bani Umaiyyah (661-750M). Bahkan masa inilah yang disebut masa kejayaan dinar Islam, seiring dengan kejayaan peradaban islam saat itu.

Meskipun pada masa ini dinar dan dirham dicetak silih berganti, namun standar yang digunakan tetap standar yang dibuat oleh Khalifah Umar ra.

Ada 3 masa kekhalifahan Bani Umaiyyah yang penting dicatat dalam perkemba-ngan uang Islam. 3 masa khalifah itu adalah :

1. Masa Muawiyah bin Abi Sufyan.

2. Masa Abdullah ibn Zubair.

3. Abdul Malik ibn Marwan.

Page 6: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Masa Muawiyah ibn Abi Sufyan.

Di masa Muawiyah ini, mulai dilakukan pencetakan dinar . Terbukti dengan ditemukannya 3 koin emas di salah satu kuburan Islam di daerah Cina. Koin tersebut mempunyai diameter 1,9 cm dengan berat 4,3 gr dan ketebalan 1mm. Dalam koin tersebut tertulis kalimat La Ilaha Illa Allah, Wahdahu La Syarika lahu, Muhammad Rasullah Arsalahu bil huda wa dinil haq. Ketika diteliti koin ini ternyata dicetak pada masa Muawiyah tahun 41 H.

Pada masa ini dirham-dirham terdahulu masih dipakai termasuk dengan salah satu gambar Croeses ( raja Persia). Sedangkan dinar pada masa ini bergambar Khalifah Muawiyah yang menyandang pedang. Namanya tertera dalam dirham Persia menggantikan nama raja Persia dengan gelar Amirul Mukminin yang masih dalam aksara Persia.

2. Masa Abdullah ibn Zubair

Hal yang terpenting di masa Abdullah ibn Zubair dalam pencetakan uang adalah peruibahan bentuk, yaitu bulat penuh pada tahun 61 H.

Abdullah ibn Zubair tidak mengabaikan kebiasaan para pendahulunya untuk mencantumkan tahun dan beberapa kalimat syiar-syiar Islam pada uang. Sebagai contoh Abdullah ibn Zubair mencantumkan kalimat Muhammad rasulullah pada satu sisi, dan pada sisi yang lain tercantum kalimat Amara Allah bil Wafa wa al-Adl.

Ibnu Khaldun meriwayatkan bahwa sama seperti masa Muawiyah, pada masa ini selain dirham dicetak juga dinar.

3. Masa Abdul malik ibn Marwan

Kebanyakan sejarawan berpendapat bahwa Abdul malik ibn Marwan adalah pencetak dinar Islami yang pertama. Ini disebabkan karena sejak zaman Abdul malik bin Marwan-lah dinar menjadi mata uang resmi dalam pasar global internasional. Juga karena simbol-simbol yang dipakai dalam dinar dan dirham adalah simbol-simbol Islam dengan tulisan Arab, menggantikan simbol-simbol Kristiani dan zoroastrian atau tulisan Persia yang pada masa Muawiyah masih dipakai.

Di masa ini dinar dicetak dengan tulisan Bismillah La Ilaha illa Allah Wahdah Muhammad Rasulullah, dan Bismillah. Uang ini dicetak tathun 74 H.

Abdul Malik bin Marwan juga mengambil beberapa langkah untuk menjadikan dinar sebagai alat tukar resmi. Beberapa langkah tersebut di antaranya :

1. Memerintahkan Hajjaj ( Gubernur Irak saat itu) untuk mencetak uang. Hajjaj kemudian melaksanakannya dengan baik.

2. Memerintahkan Hajjaj untuk mengedarkan dinar ke seluruh negeri

Page 7: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

3. Memerintahkan untuk menarik semua dinar lama dari peredaran melalui Baitul mal untuk dicetak kembali sesuai dengan bentuk dan standar yang baku. Inilah mungkin yang menyebabkan mengapa dinar yang dicetak oleh Muawiyah bin Abu Sufyan sangat sulit ditemukan

Dengan beberapa langkah ini, dinar akhirnya menjadi mata uang dunia yang menjadi patokan/standar perdagangan Internasional. Pantaslah masa ini dianggap sebagai zaman kejayaan dinar. Dinar Islam (yang dicetak pemerintahan Islam) telah menjadi hard currency yang relatif stabil dan menguasai dunia. Sebagai bukti hal tersebut adalah banyaknya ditemukan uang-uang Islam yang tersebar di Rusia, Belanda, Finlandia, dan Jerman.

Masa setelah Bani Umaiyah, peran dinar mulai meredup sampai akhirnya hilang sama sekali. Berikut ini sejarah dinar pasca kejayaannya di masa Bani Umayyah.

D. KERUNTUHAN SISTEM DINAR DAN BANGKITNYA SISTEM PAPER MONEY

Keruntuhan sistem dinar tidak terlepas dari perkembangan politik umat Islam di saat itu. Kejayaan Khilafah Islamiyah yang memudar sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi secara umum, juga termasuk masalah uang. Berikut sejarah singkat akhir masa kejayaan dinar.

Pemberontakan Abu Muslim di Khurasan menggulingkan dinasti Umayyah dan menandai berdirinya dan menandai berdirinya dinasti Abbasiyah, keturunan Ibnu Abbas, yang berkuasa dalam masa 750-1258 M. Khalifah Abbasiyah yang pertama menerbitkan dinar adalah Abu Al-abbas Abdullah bin Muhammad, pada 749 M. Ia mengganti corak koin, kalimat Muhammad Rasulullah dipakai mengganti Allah Ahad, Allah Al-Samad, lam Yalid wa lam yulad, pada sisi belakang koin. Selama masa Abbasiyah dinar emas juga diterbitkan di Mesir dan damaskus dengan menggunakan kata-katayang sama dengan gambar dan cetakan yang ditulis dalam dinar bani umayyah, kecuali tanggal penerbitan. Selama masa Abu Jafar al-Mansur, koin baru diterbitkan di Teheran dan Provinsi-provinsi lain (145 H). Pada koin-koin tersebut terlihat nama dan gelar putra Mahkota (diperintahkan oleh Al-mahdi Muhammad bin Amir al-Mukminin).

Bani abbasiyah mulai mengalami kemunduran pada 945 M, dan wilayah kekhalifahannya terpecah-pecah. Tiap wilayah dikuasai oleh dinasti tertentu, dan mereka menerbitkan dinar masing-masing. Seperti Buwaihan di Irak dan Iran, Tulonian di Mesir dan Syiria, Fathimiyah di Afrika Utara, Mesir, Syria dan semenanjung Arab (Hijaz) dan Umayyah di Andalusia (Spanyol). Meskipun koinnya diterbitkan secara lokal semua tetap menggunakan nama Khalifah Abbasiyah. Tentu nilainya menjdi lebih lemah daripada yang dikeluarkan oleh bani Abbasiyah yang masih digunakan sebagai mata uang regional.

Masa berikutnya adalah masa Dinasti mamluk di Mesir. Sejarah mencatat peristiwa khusus seputar kejatuhan dinasti ini karena tindakan pemerintah melakukan perubahan nilai mata uang, dengan menerbitkan begitu banyak uang fulus (uang tembaga). Al-Maqrizi, eorang ekonom muslim yang pernah menjabat sebagai muhtasib, atau pengawas pasar, di zaman dinasti Mamluk sekitar abad 14 M mengisahkan dalam kitab yang amat masyhur, Ighathat al-ummah bi Kashf al-ghummah atau Menolong Bangsa dengan melihat pencetus persoalannya, yang ditulisnya pada Muharram 808 H atau 1405 m. Isinya adalah hasil analisis Maqrizi atas sebab-musabab

Page 8: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

kejatuhan dinasti Mamluk. Maqrizi dengan jelas menyalahkan penguasa ketika itu, yang menerbitkan fulus sebagai penyebab utama penderitaan rakyat yang akhirnya menjatuhkan dinasti Mamluk. Dengan terbitnya fulus, terjadilah inflasi besar-besaran yang mengakibatkan pemiskinana rakyat, suatu peristiwa yang amat mirip dengan krismon saat ini.

Pengawal terakhir dinar emas adalah dinasti Usmaniyah di Turki. Pemakaian dinar terus bertahan sampai awal abad ke 20, dan baru hilang dari peredaran pada 1924, meskipun sejumlah percobaan penggantian dinar emas dilakukan beberapa kali. Hanya setelah kejatuhan Sultan Abdul Hamid II lah, yang kemudian digantikan oleh sejumlah sultan-sultan boneka, yang akhienya kekhalifahan diruntuhkan oleh Kemal Attaturk, dinar islam tinggal menjadi cerita.

Dari sejarah tersebut, dapat dilihat perubahan mata uang baik dinar maupun dirham, dari masa abad Dua Hijrah sampai runtuhnya kota Baghdad, ditandai dengan dua hal : pertama, perubahan bentuk fisik uang, dan kedua, perubahan kandungan atau nilai intrinsik uang.

Perubahan bentuk fisik uang di saat itu adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Tulisan yang terdapat pada uang tersebut. Pada masa itu tertulis nama-nama Khalifah, nama anak-anak Khalifah, beserta dengan seluruh laqab atau julukannya. Tulisan-tulisan yang terdapat pada uang saat itu lebih banyak menonjolkan kedudukan, kekuasaan dan kesombongan penguasa yang mencetaknya. Hal ini berbeda jauh dengan masa-masa sebelumnya, yang lebih menonjolkan simbol-simbol Islam dan kalimat-kalimat Asma Allah dan Shalawat Nabi, sebagai bukti semangat pemersatu ummat dalam bidang ekonomi.

2. Perubahan bentuk uang, yaitu berubah dari bentuk bulat menjadi bentuk persegi empat. Perubahan bentuk ini terjadi baik pada mata uang dinar maupun dirham.

Adapun perubahan dari segi kandungan uang atau nilai intrinsik uang adalah sebagai berikut :

1. Mulai masuknya kecurangan-kecurangan dalam standar nilai uang sehingga standar uang dinar dan dirham saat itu tidak sesuai dengan standar syarie sebagaimana yang ditetapkan Umar ibn Khathab. Kecurangan-kecurangan tersebut terjadi karena kekuasaan politik saat itu tidak lagi terpusat pada satu Khalifah tetapi terpecah-pecah menjadi khalifah-khalifah kecil yang lemah. Sehingga pencetakan uang terjadi atas sekehendak khalifah yang mencetaknya dan berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini kembali seperti kondisi pada masa awal Islam bahkan sebelum masa Islam. Tidak adanya persatuan dalam standar dan penyebaran yang tidak terkontrol, membuat mata uang dinar dan dirham saat itu tidak lagi memiliki kekuatan riil sebagai hard currency dalam perdagangan Internasional. Inilah bentuk pengaruh buruk dari perpecahan politik ummat Islam.

2. Adanya usaha-usaha untuk mencetak uang selain dinar dan dirham dan memberlakukan mata uang jenis lain. Pada masa Daulat Bani Fathimiyah (296-567 H / 909-1171 M) khususnya masa al-Hakim (386-411H) dikeluarkan uang zujajiyah ( uang kaca) karena saat itu dibutuhkan sejumlah uang namun pasokan emas dan perak negara tidak memadai untuk mencetak uang. Begitu pula pada masa Al-Ayyubi (567-638 H/ 1171-1250 M)

Page 9: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Demikianlah perubahan yang terjadi sebelum jatuhya kota Baghdad. Adapun setelah itu perkembangan politik didominasi oleh barat dan mulailah masa kebangkitan sistem paper Money / Fiat Money.

Perubahan ekonomi dari masa mata uang emas ke masa mata uang kertas merupakan suatu proses panjang yang berlangsung tidak kurang dari tiga abad. Peralihan masa itu bermula dari abad 17 Masehi.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai bangkitnya sistem uang kertas, perlu dibahas terlebih dahulu temuan-temuan para ahli yang menunjukkan bahwa penggunaan uang kertas bukanlah suatu hal yang baru begitu runtuhnya sistem uang emas. Keberadaan uang kertas telah dikenal dan diterima pada beberapa wilayah di dunia. Namun penggunaannya sebatas dalam wilayah kecil dan bukan merupakan suatu sistem global yang menguasai perekonomian dunia seperti yang terjadi pada saat ini.

Beberapa bukti penggunaan uang kertas diyakini telah dikenal pada masa Babilonia. Uang kertas juga dikenal di China pada abad 7 Masehi. Begitu pula pada abad 7 Hijrah atau abad 12 M, uang kertas dinyatakan ada di kota Tibris ( tepatnya 693 H).

Kenyataan ini membuktikan bahwa manusia sepanjang sejarah tidak hanya terpaku pada uang komoditas berupa uang emas dan perak. Kebutuhan manusia akan uang mendorong manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk uang yang baru. Bahkan hal tersebut pernah juga dilakukan Khalifah Umar ibn Khatthab ra walaupun tidak terealisasi, sebagaimana telah disebutkan di atas. Ini menunjukkan bahwa masalah uang adalah tergolong kategori masalah Ijtihadi yang perkembangannya ditentukan oleh kondisi umat manusia sendiri.

Itulah sebabnya mengapa banyak ulama yang menyatakan keabsahan penggunaan uang kertas ( Lihat Bab III). Alasan penerimaan uang kertas ini adalah karena uang kertas dianggap mampu memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan aktifitas ekonomi yang semakin padat. Sedangkan mata uang emas dianggap tidak akan fleksibel dalam supply-nya karena adanya keterbatasan sumber daya alam.

Meskipun demikian sejarah pula yang akhirnya akan menunjukkan bahwa sistem uang kertas ini pun tidak sepi dari kelemahan. Bahkan uang kertas ternyata sangat rentan, karena tidak adanya keterkaitan antara nilai intrinsik dan ekstrinsik. Sikap para ulama yang menetapkan syarat-syarat yang ketat dalam penggunaan uang kertas (sebagaimana yang ditetapkan Imam Ghazali ) juga tidak mampu menunjukkan bahwa sistem uang kertas lebih baik dari uang emas. Justru sikap kehati-hatian para ulama dalam penggunanan uang kertas menjadi indikasi rentannya uang kertas ini. Hal ini akan dibahas lebih jauh pada Bab selanjutnya.

Kembali pada masalah bangkitnya sistem uang kertas. Sejarah mencatat ada beberapa tahapan proses lahirnya sistem uang kertas :

1. Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan adanya kebutuhan pengganti uang logam. Hal ini disebabkan di samping karena mudah untuk dibawa-bawa justru menimbulkan bahaya yang cukup besar yaitu memungkinkan untuk mudah dicuri terlebih dalam jumlah yang sangat besar.

Page 10: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Kesulitan inilah yang dihadapi oleh orang-orang kaya baik ketika dalam perjalanan ataupun ketika di rumah.

Karena itu mereka kemudian menitipkan berbagai logam mulia mereka termasuk uang kepada tempat-tempat penitipan, lalu mereka mendapatkan ganti sebuah kertas tanda bukti dari titipan tersebut.

Pada saat itu kertas bukti penitipan belum belum berfungsi sebagaimana layaknya fungsi uang. Meskipun bukti tersebut diterima di mana-mana, tetapi tidak bisa dijadikan alat tukar secara langsung. Bukti tersebut baru bisa mendapatkan nilainya (sebagai alat tukar) saat dikembalikan kepada tempat penitipan asalnya. Karena itu tanda bukti tersebut lebih tepat dikatakan sebagai pengganti sementara uang.

2. Ketika kepercayaan masyarakat bertambah terdapat tempat penitipan uang yang mengeluarkan surat bukti penitipan uang, banyak yang menggunakan bukti tersebut sebagai alat tukar. Maka mulailah peredaran surat tersebut di antara mereka, dan berpindah dari satu tangan ke tangan lain untuk dijadikan alat tukar dalam berbagai transaksi tanpa mereferensi kepada lembaga penitipan yang mengeluarkannya. Meskipun peredaran surat tersebut sudah sangat luas tetapi belum menjadi alat tukar resmi dan pemerintah pun belum menyatakannya sebagai uang.

3. Banyaknya peredaran kertas bukti tersebut di tengah masyarakat tanpa merujuk kepada tempat penitipan mendorong lembaga penitipan untuk mengeluarkan surat bukti penitipan fiktif yang sebenarnya tidak ada barang atau uang yang dititipkan.

4. Setelah surat-surat bukti fiktif itu dikeluarkan dan beredar luas di masyarakat terjadilah sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong ke lembaga yang mengeluarkan surat bukti itu dan menukarkannya dengan uang emas/perak di lembaga penitipan uang itu, sesuai dengan nilai yang tertera dalam surat tersebut. Di sinilah masalah kemudian timbul, karena sebenarnya tidak ada barang/uang yang dititipkan. Akhirnya banyak lembaga-lembaga penitipan itu bangkrut. Melihat hal itu, maka pemerintah campur tangan dengan tidak membolehkan lembaga non-pemerintah mengeluarkan surat bukti penitipan uang.

Meskipun pemerintah sudah membatasi pengeluaran surat-surat semacam itu, tetap saja jumlah surat yang beredar melebihi jumlah nilai emas atau perak yang sebenarnya.

5. Pada tahun 1833 M, surat-surat tersebut disahkan menjadi Legal tender, yang diterima (dengan ketentuan undang-undang) sebagai pembayaran hutang. Akan tetapi masyarakat tidak menganggapnya sebagai uang sebelum ditukarkan dengan emas.

6. Seiring dengan berjalannya waktu sejak campur tangan pemerintah–, perlahan-lahan masyarakat menerima surat bukti hutang itu sebagai uang, tanpa berfikir untuk menggantinya dengan emas. Ketika masyarakat semakin percaya, dikeluarkanlah undang-undang yang melarang penukaran uang kertas dengan emas. Ini pertama kali dilakukan oleh Inggris pada tahun 1931M. Pada tahapan ini maka uang logam semakin jarang dan uang kertas semakin menyebar merata.

Page 11: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

7. Meskipun terdapat larangan penukaran uang kertas dengan emas di tengah masyarakat, namun transkasi antar negara masih memakai patokan emas.

8. Perang Dunia I, 1914, telah merubah keadaan. Sejumlah negara berupaya untuk menyelamatkan aset-aset nasional termasuk cadangan emas. Akibatnya aliran emas terganggu dan standar emas mulai ditinggalkan. Kekacauan ekonomi yang ditimbulkannya melahirkan beberapa blok moneter yang saling bersaing. Inggris dengan beberapa sekuutnya membangun blok sterling, AS dan sekutunya membangun blok dolar, sementara Perancis membangun blok emas. Terjadilah perang ekonomi dalam bentuk devaluasi dan fluktuasi nilai tukar untuk menyelamatkan ekonomi masing-masing. Atas prakarsa AS, pada 1936 dicapai kesepakatan Tripartit, AS-Inggris_Perancis untuk meredakan konflik.

Puncak dari kordinasi sistem moneter internasional dicapai atas perundingan AS dan Inggris, yang masing-masing dipimpin oleh Harry Dexter White di pihak AS dan Jhon Maynard Keynes di pihak Inggris, yang kemudian disepakati pada 1944. Kesepakatan sistem Bretton Wood ini menghasilkan sistem nilai tukar emas (gold exchange standard). Dalam sistem ini satu mata uang nasional (dolar) ditetapkan sepenuhnya dapat ditukar dengan emas pada harga tetap yaitu 35 dolar AS setara dengan 1 troy ounce emas murni. Nilai tukar mata uang yang lain di-peg atau diikatkan dengan dolar, dan hanya boleh dirubah seizin kesepakatan internasional. Dalam hal ini dibentuklah IMF (International Monetary Fund) yang mengemban mandat mengawasi jalannya sistem moneter internasional yang baru ini.

Dengan sistem ini dolar AS, dan bukan lagi emas, menempati posisi sebagai alat tukar perdagangan internasional dan berlaku sebagai cadangan devisa internasional. Sistem ini membuat ekonomi amerika menjadi mesin utama penggerak ekonomi dunia, kebijakan moneter Amerika menjadi kebijakan moneter dunia. Demikianlah, ketika Amerika mengalami defisit anggaran yang terus menerus, Presiden Nixon memutuskan melepas dolar dari emas,pada 15 Agustus 1971. Sistem ini pun runtuh. Sistem moneter internasional pun berubah sepenuhnya berbasis uang kertas dengan hegemoni dolar sebagai rajanya sampai saat ini.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pergeseran peran uang emas ke uang kertas melalui 3 tahapan standar emas, yaitu :

Pertama, Standar koin emas ( Gold Coinage). Dalam standar koin emas, mata uang negara dicetak dari emas murni dalam bentuk koin. Pada zaman ini koin emas (dinar) berdampingan dengan koin perak, dikenal dengan sistem bimetallic. Selain dinar, dunia juga mengenal Solidus (Konstantinopel) dan Ducat (Venice). Koin-koin ini sekali diedarkan sebagai alat tukar yang sah tidak ada lagi intenvensi lanjutan dari negara, hingga bebas devaluasi ataupun inflasi. Koin emas ini telah menjamin sendiri kestabilan nilainya.

Kedua, Standar Emas Lantakan ( Gold Bullion standard), atau dikenal dengan standar emas klasik. Dalam sistem ini, mata uang negara dicetak dalam bentuk kertas ditetapkan berdasarkan emas, hingga emas-lah yang menjadi dasar moneter. Koin emas tidak lagi secara langsung dipakai sebagai mata uang. Dalam sistem ini diperlukan suatu kesetaraan antara uang (kertas) yang beredar dengan jumlah emas yang disimpan sebagai back up. Setiap orang bebas memperjual-belikan emas, tetapi pemerintah (Bank Sentral) yang menetapkan harga emas dalam

Page 12: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

harga tetap. Dalam sistem ini intervensi negara telah dimungkinkan, hingga mulai berisiko timbulnya suatu masalah, misalnya bila uang kertas dicetak melebihi emasnya, yang mengakibatkan inflasi. Meskipun demikian, sistem yang berlaku antara 1890 dan 1914 ini, secara keseluruhan telah berhasil memfasilitasi pertumbuhan perdagangan dunia saat itu.

Ketiga, Standar Nilai Tukar emas (Gold exchange standard), yaitu sistem yang dilahirkan atas perundingan AS dan Inggris dan melahirkan kesepakatan Bretton Wood, dan menjadikan standar penukaran dolar atas emas, menjadi patokan nilai tukar mata uang negara lain.

Sebagaimana telah disebut di atas, sistem ini runtuh dengan kebijakan Nixon, dan babak baru peran uang kertas semakin menggelembungkan peran dolar sebagai hard currency dalam percaturan ekonomi dunia.

Segeralah mempergunakan emas dan perak sebagai mata uang dan investasi, dan sedikit demi sedikit (lebih cepat lebih baik). Menukar Rupiah, Dollar, Yen, Euro, Poundsterling,  Gulden, dan sebagainya dengan emas dan perak sebagai mata uang yang  sejati, karena yang lain itu sesungguhnya cuma simbol yang secara  intrinsik tidak memiliki nilai apa-apa.

Apa yang kita namakan dengan mata uang sekarang ini, yaitu Dollar,  Yen, Rupiah, Poundsterling, Euro, dan sebagainya, pada hakikatnya hanya  selembar kertas biasa (dan yang berbentuk koin juga koin biasa yang tak  ada harganya), yang hanya menjadi “uang” karena ada jaminan dari bank.  Bank sendiri berani menjamin mata uang yang tak berharga tersebut karena  memiliki cadangan devisa berupa emas dan perak.

Emas dan perak inilah yang sampai saat ini terus berupaya direbut dan  ditimbun oleh Konspirasi Internasional dari tangan seluruh warga dunia,  agar emas dan perak seluruh dunia berada di tangan mereka dan di tangan  yang tidak tahu hanyalah selembar kertas tidak berharga yang dipakai  sebagai alat transaksi.

Keadaan ini akan sangat menguntungkan kaum  Konspirasi Internasional yang bisa seenaknya memainkan nilai tukar mata  uang tersebut sehingga masyarakat banyak bisa dikendalikan dengan mudah.

Lantas, apa sebenarnya beda emas dan perak dengan mata uang-mata uang  negara-negara dunia yang sekarang dicetak dari selembar kertas biasa ?  Kehebatan Emas dan Perak  Sejak berabad-abad silam, emas dan perak telah menjadi logam mulia yang  diagungkan oleh banyak manusia. Bahkan emas dan perak, juga batu  permata, telah dipergunakan oleh raja-raja, para sultan, para diktator,  tiran, dan sebagainya sebagai bahan dasar pembuatan mahkota mereka.

Tuhan menciptakan dua logam mulia itu bukan sekadar sebagai alat  pengukur nilai, atau untuk menyimpan kekayaan (investasi), tetapi juga  sebagai alat tukar (medium of exchange). ” Karena tingginya kedudukan  emas dan perak inilah maka banyak kalangan menganggap kedua logam mulia  tersebut sebagai Heaven’s Currency (Mata uang surga).“Masyarakat kuno sudah menggunakan emas, perak, dan tembaga untuk  transaksi ekonomi. Emas dan perak dipilih

Page 13: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

karena kelangkaan (rare) dan  warnanya yang indah. Dalam sejarah manusia, tak lebih dari 90. 000 ton  emas yang ditambang dari perut bumi.

Sementara perak dan tembaga untuk  memenuhi transaksi dengan nilai yang lebih rendah dari emas. ” Uniknya, dunia modern mengklasifikasikan logam-logam mulia tersebut  dalam kolom yang sama. Tabel Periodik menempatkan emas, perak, dan  tembaga (dengan simbol masing-masing Au, Ag, dan Cu) dalam kelompok yang  sama yakni Golongan 11. Berbeda dengan kebanyakan logam lainnya, emas  memiliki sifat yang sangat istimewa.

Pertama, ia tidak bisa diubah dengan bahan kimia apa pun. Archimedes  (300 SM) membuktikan bahwa emas bisa dideteksi tanpa merusak dan hanya  dengan menggunakan air tawar biasa. Karena bukan termasuk logam yang  aktif maka emas tidak terpengaruh oleh air dan udara.

Tidak seperti besi  atau logam lainnya, emas tidak bisa berkarat.Selain itu, emas juga termasuk logam yang sangat lunak. Bisa ditempa  menjadi lempengan yang super tipis dan bisa juga ditempa menjadi kawat  dengan ketebalan super mini. Bayangkan saja, satu ons emas bisa ditempa  dengan luas seukuran 100 kaki persegi atau dibuat kawat sepanjang 50  mil. Emas juga dikenal sebagai logam mulia paling berat. Satu kaki kubik  emas beratnya mencapai lebih dari setengah ton.

Itulah sebabnya mengapa  dalam sejarah manusia tidak pernah ada pencurian emas dalam skala besar  karena untuk itu diperlukan alat berat untuk mengangkatnya. sepanjang sejarah manusia, penambangan emas dunia dari tahun ke tahun  hanya mengalami kenaikan dua persen tiap tahunnya.

Dalam setahun  seluruh industri tambang emas dunia menghasilkan kira-kira 2.000 ton  emas. Bandingkan dengan produksi baja AS sejak 1995 seperti yang dirilis  Iron and Steel Institute yang bermarkas di Washington DC yang mencapai  10. 500 ton perjamnya.

Sebab itu, emas sungguh-sungguh logam yang sanga  langka dan sangat stabil nilainya Penggunaan emas dan perak sebagai mata uang sejati sesungguhnya telah  dipergunakan berabad-abad yang lalu. Koin emas dalam sejarah dibuat  pertama kalinya pada masa Raja Croesus dari Lydia, sebuah kerajaan kuno  yang terletak di barat Anatolia, sekitar tahun 560 SM. Sedangkan koin perak dibuat lebih dulu lagi yakni 140 tahun sebelum  koin emas pertama dibuat, yaitu pada 700 SM, pada masa Raja Pheidon dari  Argos, Yunani.

Koin emas telah dipergunakan sebagai alat tukar di masa Kerajaan Romawi.  Kaisar Julius Caesar mengenalkan aureus (berasal dari kata ‘aurum’ yang  memiliki arti sebagai emas) sebagai standar penukaran di kerajaannya.  Karena nilainya yang besar, aureus ini hanya dipergunakan sebagai alat  pembayar utang. Aureus dibuat dari 99% emas murni dengan berat 8 gram.  Namun ketika Nero menjabat sebagai kaisar, maka beratnya diturunkan  menjadi 7, 7 gram. 

Dimulai Dari Romawi dan Persia  Dinar dan dirham dikenal oleh orang Arab jauh sebelum Uang kertas  datang. Dalam aktivitas perdagangannya, para pedagang Arab ini  berinteraksi dengan banyak bangsa. Saat pulang dari Syam, mereka membawa  dinar emas Romawi (Byzantium), dan yang pulang dari Iraq, mereka  membawa dirham perak Persia (Sassanid).

Page 14: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Sering pula mereka membawa  dirham Himyar dari Yaman.Fakta ini terus berlanjut sepanjang sejarah hingga beberapa saat  menjelang Perang Dunia I ketika dunia menghentikan penggunaan emas dan  perak sebagai mata uang. Penggunaan mata uang emas/perak ini kian lama  kian susut. dan berakhir ketika Kekhalifahan Turki Utsmaniyah runtuh  pada tahun 1924. 

Asal Sistem Uang kertas ‘Usury” merupakan sebuah sistem yang berasal dari zaman kegelapan. Di  masa kejayaan Ordo Knights Templar di Eropa usai Perang Salib pertama  (1099), ordo yang disahkan oleh Paus dan diberi hak istimewa untuk bisa  memungut pajak di seluruh daerah kekuasaannya ini kemudian mendirikan  sebuah lembaga simpan-pinjam yang entah secara kebetulan atau tidak  diberi nama “Usury”.

Jika biasanya para peziarah dari Eropa yang ingin berangkat ke  Jerusalem membawa serta harta dan kekayaannya yang sangat banyak sebagai  bekal, maka dengan adanya “Usury” ini, tiap peziarah Eropa yang ingin  ke Jerusalem boleh menitipkan harta bendanya ke “Usury” di Eropa dan  sebagai gantinya dia diberi secarik kertas sebagai kartu jaminan yang  berisi kata-kata sandi, yang nantinya setibanya di Jerusalem bisa  ditukarkan dengan uang dan yang diperlukannya dengan hanya menyerahkan  kertas jaminan tersebut. Tentunya ordo ini sebagai penyelenggara “Usury”  menarik keuntungan yang bersifat material.

Knights Templar sendiri dibentuk oleh Ordo Biarawan Sion, sebuah Ordo  yang didirikan Godfroi de Bouillon, salah satu panglima pasukan salib  yang oleh banak sejarawan Barat diduga kuat berasal dari kelompok  Kabbalah. Kelompok ini terdiri dari tokoh-tokoh Yahudi-Kabbalis yang di  kemudian hari berkumpul di rumah Sir Mayer Amschel Rotschilds di  Judenstrasse, Bavaria, tahun 1773, guna merancang penguasaan dunia dan  mendirikan The New Illuminati di bawah komando Adam Weishaupt.

Dari  sinilah The Federal Reserve dan jaringan perbankan dunia yang  menyebarkan uang kartal berawal. Pada prinsipnya, sistem uang kertas (kartal) adalah sistem penipuan  terhadap masyarakat banyak.

Secara sederhana, sistem ini bisa  digambarkan sebagai mencetak sebanyak-banyaknya uang kertas (uang simbol  yang sesungguhnya tidak memiliki nilai sama sekali) dan mengguyurnya ke  tengah masyarakat.

Di lain pihak dalam waktu bersamaan, pengelola atau  pengusaha yang mencetak uang kartal itu menarik sebanyak-banyaknya  batangan emas ke pihaknya dari masyarakat luas.

Jadi mereka menukar uang  kartal yang sama sekali tidak ada harganya dengan batangan-batangan  emas. 

Sejarah kertas Uang di Amerika Serikat  Sejarah uang kartal bisa kita lihat dengan sangat bagus dalam sejarah  perekonomian Amerika Serikat. Semua paparan di bawah ini terkait sejarah  uang di AS dikutip dari buku “Knights Templar, Knights of Christ”  (Pustaka Alkautsar, 2006):Jauh sebelum AS terbentuk, para Mason telah berada di daratan ini. 

Page 15: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Ketika Amerika masih berupa 13 koloni Inggris, Benjamin Franklin  mengunjungi London dan menemui sejumlah pemodal Yahudi di sana.

Dalam  pertemuan yang dicatat dalam Dokumen Senat AS halaman 98 butir 33, yang  dilaporkan Robert L. Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan  Kongres AS, dilaporkan bahwa wakil-wakil perusahaan Rothschild di London  menanyakan kepada Benjamin Franklin hal-hal apa saja yang bisa membuat  perekonomian koloni Amerika itu bisa maju. Franklin anggota Freemansonry Inggris itu menjawab, “Itu mudah.

Kita  akan cetak mata uang kita sendiri, sesuai dengan kebutuhan yang  diperlukan oleh industri yang kita miliki. ” Rothschild segera saja  mencium kesempatan besar untuk menangguk untung di koloni Inggris ini.  Namun sebagai langkah awal, hak untuk mencetak uang sendiri bagi koloni  di seberang lautan tersebut masih dilarang oleh Inggris yang sudah  dikuasai Yahudi.

Amshell Mayer Rothschild sendiri saat itu masih sibuk di Jerman  mengurus bisnisnya, yang salah satu cabang usahanya adalah mengorganisir  tentara bayaran (The Mercenaries) Jerman bagi Inggris untuk menjaga  koloni-koloni Inggris yang meluas melampaui Eropa.

Usulan mencetak mata  uang sendiri bagi Amerika, lepas dari sistem mata uang Inggris, akhirnya  tiba di hadapan Rothschild.

Setelah memperhitungkan segala laba yang  akan bisa diperoleh, demikian pula dengan penguasaan politisnya, maka  Rothschild akhirnya menganggukkan kepalanya.

Dengan cepat lahirlah sebuah undang-undang yang memberi hak kepada  pemerintah Inggris di koloni Amerika untuk mencetak mata uangnya sendiri  bagi kepentingan koloninya tersebut. Seluruh asset koloni Amerika pun  dikeluarkan dari Bank Sentral Inggris, sebagai pengembalian deposito  seklaigus dengan bunganya yang dibayar dengan mata uang yang baru. Hal  ini menimbulkan harapan baru di koloni Amerika.

Tapi benarkah demikian ? Dalam jangka waktu setahun ternyata Bank Sentral Inggris—lewat  pengaruh pemodal yang adalah beberapa orang yang terlibat dalam  konspirasi international—menolak menerima pembayaran lebih dari 50% dari  nilai mata uang Amerika, padahal ini dijamin oleh undang-undang yang  baru.

Dengan sendirinya, nilai tukar mata uang Amerika pun anjlok hingga  setengahnya. “Masa-masa makmur telah berakhir, dan berubah menjadi  krisis ekonomi yang parah. Jalan-jalan di seluruh koloni tersebut kini  tidak lagi aman,” demikian paparan Benjamin Franklin yang tercatat dalam  Dokumen Kongres AS nomor 23.

Belum cukup dengan itu, pemerintah pusat Inggris memberlakukan pajak  tambahan kepada koloninya tersebut yakni yang dikenal sebagai Pajak Teh. 

Keadaan di koloni Amerika bertambah buruk. Kelaparan dan kekacauan  terjadi di mana-mana. Ketidakpuasan rakyat berbaur dengan ambisi  sejumlah politikus. Situasi makin genting.

Page 16: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Dan tangan-tangan yang tak  terlihat semakin memanaskan situasi ini untuk mengobarkan apa yang telah  terjadi sebelumnya di Inggris dan Perancis: Revolusi. Sejarah mencatat, bentrokkan bersenjata antara pasukan Inggris  melawan pejuang kemerdekaan Amerika Serikat meletus pada 19 April 1775. 

Jenderal George Washington diangkat menjadi pimpinan kaum revolusioner.Selama revolusi berlangsung, Konspirasi Internasional seperti biasa  bermain di kedua belah pihak. Yang satu mendukung Inggris, memberikan  utang dan senjata untuk memadamkan ‘pemberontakan kaum revolusioner’,  sedangkan satu pihak lagi mendukung kaum revolusioner dengan uang dan  juga senjata.

Tangan-tangan Konspirasi menyebabkan Inggris kalah dan  pada 4 Juli 1776, sejumlah tokoh Amerika Serikat mendeklarasikan  kemerdekaannya. Merdeka secara politis ternyata tidak menjamin kemerdekaan penuh  secara ekonomis.

Kaum pemodal dari Inggris masih saja merecoki  pemerintahan yang baru saja terbentuk. Rothschild dan seluruh  jaringannya tanpa lelah terus menyusupkan agen-agennya ke dalam tubuh  Kongres. Dua orang agen mereka, Alexander Hamilton dan Robert Morris  pada tahun 1783 berhasil mendirikan Bank Amerika (bukan bank sentral),  sebagai ‘wakil’ dari Bank Sentral Inggris. Melihat gelagat yang kurang  baik, Kongres membatalkan wewenang Bank Amerika untuk mencetak uang.

Pertarungan secara diam-diam ini berlangsung amat panas. Antara  kelompok pemodal konspirasi internasional dengan sejumlah tokoh Amerika,  yang herannya banyak pula yang merupakan anggota Freemasonry, untuk  menguasai perekonomian negara yang baru ini.

Thomas Jefferson menulis surat kepada John Adams, “Saya yakin sepenuhnya  bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi kemerdekaan  kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga telah  melahirkan sekelompok aristocrat kaya yang kekuasaannya mengancam  pemerintah.

Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata  uang bagi lembaga keuangan ini dan mengembalikan wewenang itu kepada  rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak.”Para pemodal konspirasi pun marah bukan main mengetahui surat ini.  Nathan Rothschild secara pribadi mengancam Presiden andre Jackson akan  menciptakan kondisi Amerika yang lebih parah dan krisis berkepanjangan. 

Tapi Presiden Jackson tidak gentar. “Anda sekalian tidak lain adalah  kawanan perampok dan ular. Kami akan menghancurkan kalian, dan bersumpah  akan menghancurkan kalian semua!”Pemodal konspirasi benar-benar marah sehingga mendesak Inggris agar  menyerbu Amerika dan terjadilah perang pada tahun 1816.

William Guy Carr  telah merinci kejadian demi kejadian ini dengan sangat bagus. Presiden  Abraham Lincoln sendiri pada malam tanggal 14 April 1865 dibunuh oleh  seorang bernama John ***les Booth. Konspirasi memerintahkan pembunuhan  ini karena mengetahui bahwa Presiden Lincoln akan segera mengeluarkan  sebuah undang-undang yang akan menyingkirkan

Page 17: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

hegemoni Konspirasi  terhadap Amerika. Si pembunuh Lincoln, ***les Booth, berhubungan dengan seorang agen  Rothschild di Amerika.

Booth sendiri tertangkap dan dihukum, sedangkan  pihak Konspirasi tetap aman. Akibat gejolak politik yang berawal dari kepentingan ekonomi, pada 1913  para bankers AS menyatakan telah terjadi kekurangan mata uang di  Amerika. Oleh sebab itu, pemerintah Amerika tidak bisa menerbitkan mata  uang lagi karena semua emas cadangannya telah terpakai.

Agar ada tambahan sirkulasi uang, sekelompok orang kemudian  mendirikan satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New  York”, yang kemudian menjual stock yang dimiliki dan dibeli oleh mereka  sendiri senilai US$ 450. 000. 000 melalui bank-bank: Rothschild Bank of  London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank  of Amsterdam (Keluarga Warburg mengontrol German Reichsbank bersama  Keluarga Rothschild), Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers  of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman &  Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York, serta Kuhn &  Loeb Bank of New York.Karena bank-bank tersebut mempunyai cadangan emas yang besar, maka  bank tersebut dapat mengeluarkan mata uang yang dengan jaminan emas  tersebut dan mata uang tersebut disebut “Federal Reserve Notes”. 

Bentuknya sama dengan mata uang Amerika dan masing-masing dapat saling  tukar. Untuk membayar bunga, pemerintah Amerika menciptakan income-tax. Jadi  sebenarnya warganegara Amerika membayar bunga kepada Federal Reserve. Income tax dimulai tahun 1913, pada tahun yang sama Federal Reserve Bank  didirikan.

Seluruh income tax yang terkumpul dibayarkan ke Federal  Reserve sebagai bunga atas pinjaman. Awal tahun 1929, Federal Reserve berhenti menerima uang emas sebagai bayaran. Yang berlaku hanya ‘uang resmi’.Federal Reserve mulai menarik uang kertas yang dijamin emas dari sirkulasi dan menggantinya dengan ‘uang resmi’.

Sebelum tahun 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka  (dikenal dengan masa ‘Great Depression’). Tahun 1931, Presiden Amerika  Hoover mengumumkan kekurangan budjet sebesar US$ 902. 000. 000. Tahun  1932 Amerika menjual emas senilai US$ 750. 000. 000 yang digunakan untuk  menjamin mata uang Amerika.Ini sama dengan ‘penjualan likuidasi’ sebuah perusahaan bermasalah. 

Emas yang dijual ini dibeli dengan potongan (discount rates) oleh bank  internsional/bank asing (persis keadaannya seperti di Indonesia sekarang  ini), dan pembelinya adalah pemilik Federal Reserve di New York.Roosevelt melakukan serangkaian keputusan untuk melakukan  reorganisasi pemerintahan Amerika sebagai suatu perusahaan.

Perusahaan  ini kemudian mengalami kebangkrutan. Amerika bangkrut karena tidak bisa  membayar bunganya akibat berhutang kepada Federal Reserve.  Akibat bangkrutnya Amerika, maka bank-bank yang merupakan pemilik  Federal Reserve sekarang memiliki SELURUH Amerika, termasuk  warganegaranya dan asset-assetnya. Negara Amerika bentuknya adalah anak  perusahaan Federal Reserve.

Page 18: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Tahun 1934 Roosevelt memerintahkan seluruh bank di Amerika untuk tutup  selama satu minggu dan menarik emas dari seluruh warga AS dan juga mata  uang yang diback-up emas dan menggantinya dengan “seolah-olah uang”  (uang kartal) yang dicetak Federal Reserve.

Tahun itu dikenang sebagai  ‘Liburan Bank Nasional’  Warga AS Dilarang Memiliki Emas  Rakyat mulai menahan emasnya karena mereka tidak mau menggunakan kertas  tak bernilai “seolah-olah uang”. Karena itu Roosevelt pada tahun 1934  mengeluarkan perintah bahwa setiap warganegara dilarang memiliki emas,  karena illegal.

Para hamba hukum mulai melakukan penyelisikan pada  orang-orang yang memiliki emas, dan segera menyitanya jika ditemukan. (Catatan:  Pada saat itu rakyat yang ketakutan berbondong-bondong menukar emasnya  dengan sertifikat/bond bertuliskan I. O. U yang ditandatangani oleh  Morgenthau, Menteri Keuangan Amerika). Hal ini merupakan perampokan  emas besar-besaran yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Tahun 1976  Presiden Carter mencabut aturan ini.

Tahun 1963 Presiden Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan Amerika  untuk mencetak uang logam perak. Langkah ini mengakhiri kekuasaan  Federal Reserve karena dengan memiliki uang sendiri, maka rakyat Amerika  tidak perlu membayar bunga atas uangnya sendiri.

Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati dibunuh. Langkah pertama Presiden Johnson adalah membatalkan keputusan  Presiden Kennedy dan memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk  menghentikan pencetakan mata uang perak sekaligus menarik mata uang  perak dari peredaran untuk dimusnahkan.

Pada hari yang sama Kennedy dimakamkan, Federal Reserve Bank  mengeluarkan uang ‘no promise’ yang pertama. Uang ini tidak menjanjikan  bahwa mereka akan membayar dalam mata uang yang sah secara hukum, tetapi  mata uang ini merupakan alat pembayaran yang berlaku.

Presiden Ronald Reagan merencanakan memperbaiki pemerintahan Amerika  sesuai dengan aturan konstitusi. Ia ditembak beberapa bulan kemudian  oleh anak dari teman dekatnya, Wakil Presiden George Bush.

Reagan tidak  mengeluarkan perintah baru dan pada tahun 1987 untuk melaksanakannya  namun perintah tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah Amerika. Tahun 1993, James Traficant dalam pidatonya yang terkenal di Parlemen  mengutuk sistem Federal Reserve sebagai suatu penipuan besar-besaran.

Tak lama setelah itu ia menjadi korban penyelidikan korupsi sekali  pun tidak ada tuntutan kepadanya selama bertahun-tahun. Pada tahun 2002,  Traficant akhirnya –entah bagaimana– terbukti SECARA HUKUM  korupsi.(konspirasikah?)James Traficant mengatakan bahwa saksi-saksi yang melawan dia semuanya dipaksa  untuk berbohong. Ia juga mengeluh karena tidak diperkenankan menghubungi  semua orang yang menyelidikinya, sebagai saksi.

Karena kebusukan sistem The Federal Reserve, Henry Ford pernah  berkata, “Barangkali ada bagusnya rakyat Amerika pada umumnya tidak  mengetahui asal-usul uang, karena jika mereka

Page 19: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

mengetahuinya, saya yakin  esok pagi akan timbul revolusi.”Demikian sejarah kebusukan sistem mata uang kertas.

Kita seharusnya dengan penuh kesungguhan mulai menggunakan kembali  emas dan perak sebagai mata uang, bukan dollar, rupiah, dan sebagainya.Di Amerika Serikat saja, sejumlah warganegaranya telah lama aktif  mengkampanyekan kembali penggunaan emas dan perak sebagai mata uang  sejati (Liberty Dollar).

Pelan tapi pasti, dunia akan kembali  mempergunakan mata uang sejati ini.

PEMERATAAN EKONOMI DAN KEADILAN

Keadilan merupakan pilar terpenting dalam ekonomi Islam. Penegakkan keadilan telah ditekankan oleh Al-Qur’an sebagai misi utama para Nabi yang diutus  Allah (QS.57:25), termasuk penegakkan keadilan ekonomi dan penghapusan kesenjangan pendapatan.

Allah yang menurunkan Islam sebagai sistem kehidupan bagi seluruh umat manusia, menekankan pentingnya penegakan keadilan dalam setiap sektor, baik ekonomi, politik maupun sosial. Komitmen Al-Quran tentang penegakan keadilan sangat jelas. Hal itu  terlihat dari penyebutan kata keadilan di dalam Al-quran mencapai lebih dari seribu kali[1], yang berarti ; kata urutan ketiga yang banyak disebut Al-Quran setelah kata Allah dan ‘Ilm.

Bahkan, Ali Syariati menyebutkan, dua pertiga ayat-ayat Al-Quran berisi tentang keharusan menegakkan keadilan dan membenci kezhaliman, dengan ungkapan kata zhulm, itsm, dhalal, dll (Majid Kahduri, The Islamic Conception of Justice (1984), hlm 10). Karena itu, tujuan keadilan sosio ekonomi dan pemerataan pendapatan / kesejahteraan, dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari filsafat moral Islam.

Begitulah, penekanan Islam pada penegakkan keadilan sosio ekonomi. Maka, adalah keliru, klaim kapitalis maupun sosialis yang menyatakan, “Hanya ideologi kami yang berbicara dan bertindak tegas dalam masalah keadilan. “Setidaknya hanya kamilah yang mempunyai komitmen kuat tentang nilai-nilai keadilan”. Itulah klaim yang dilontarkan berbagai komponen masyarakat dunia dalam kerangka memperlihatkan keunggulan ideologi atau kepercayaan yang mereka anut.

Harus kita bedakan bahwa konsep kapitalis tentang keadilan sosio ekonomi dan pemerataan pendapatan, tidak didasarkan pada komitmen spiritual dan persaudaraan (ukhuwah) sesama manusia. Komitmen penegakkan keadilan sosio ekonomi lebih merupakan akibat dari tekanan kelompok. Karenanya, sistem kapitalisme terutama yang berkaitan dengan uang dan perbankan, tidak dimaksudkan untuk mencapai tujuan – tujuan keadilan sosio ekonomi yang berdasarkan nilai transendental (spritual) dan persaudaraan  universal. Sehingga, tidak aneh, apabila uang masyarakat yang ditarik oleh bank konvensional (kapitalis) dominan hanya digunakan oleh para pengusaha besar (konglomerat). Lembaga perbankan tidak dinikmati oleh rakyat kecil yang menjadi mayoritas penduduk sebuah negara. Fenomena ini semakin jelas terjadi di Indonesia. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan miskin makin miskin. Ketidakadilan pun semakin lebar.

Page 20: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Sebagaimana disebut di atas, konversi ekonomi Barat (terutama kapitalisme) kepada penegakan keadilan sosio ekonomi, merupakan akibat tekanan-tekanan kelompok masyarakat dan tekanan-tekanan politik. Untuk mewujudkan keadilan sosio-ekonomi itu mereka mengambil beberapa langkah, terutama melalui pajak dan transfer payment.

Meskipun ada usaha melalui instrumen pajak, namun langkah-langkah ini menurut Milton Friedman, terbukti tidak cukup efektif untuk mengatasi ketidakadilan, karena nyatanya pajak selalu menguntungkan pengusaha, dan para penjabat pajak bersama kelompok-kelompoknya. (Lihat, “Capitalisme and Freedom”, Chicago, The University of Chicago Press, 1962, p.172).

Jadi, konsep keadilan sosio ekonomi dalam Islam berbeda secara mendasar dengan konsep keadilan dalam kapitalisme dan sosialisme. Keadilan sosio ekonomi dalam Islam, selain didasarkan pada komitmen spritual, juga didasarkan atas konsep persaudaraan universal sesama manusia.

Al-Quran secara eksplisit menekankan pentingnya keadilan dan persaudaraan tersebut. Menurut M. Umer Chapra, sebuah masyarakat Islam yang ideal mesti mengaktualisasikan keduanya secara bersamaan, karena keduanya merupakan dua sisi yang sama yang tak bisa dipisahkan. Dengan demikian, kedua tujuan ini terintegrasi sangat kuat ke dalam ajaran Islam sehingga realisasinya menjadi komitmen spritual (ibadah) bagi masyarakat Islam.

Komitmen Islam yang besar pada persaudaraan dan keadilan, menuntut agar semua sumber daya yang menjadi amanat suci Tuhan, digunakan untuk mewujudkan maqashid syari’ah, yakni pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan dasar (primer), seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Persaudaraan dan keadilan juga menuntut agar sumberdaya didistribusikan secara adil kepada seluruh rakyat melalui kebijakan yang adil dan instrumen zakat, infaq, sedekah, pajak, kharaj, jizyah, cukai ekspor-impor dan sebagainya.

Tauhid yang menjadi fondasi utama ekonomi Islam, mempunyai hubungan kuat dengan konsep keadilan sosio-ekonomi dan persaudaraan. Ekonomi Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah sebagai pemilik mutlak dan manusia hanyalah sebagai pemegang amanah, mempunyai konsekuensi, bahwa di dalam harta yang dimiliki setiap individu terdapat hak-hak orang lain yang harus dikeluarkan sesuai dengan perintah Allah, berupa zakat, infaq dan sedekah dan cara-cara lain guna melaksanakan pendistribusian pendapatan yang sesuai dengan konsep persaudaraan umat manusia.

Sistem keuangan dan perbankan serta kebijakan moneter, misalnya, dirancang semuanya secara organis dan terkait satu sama lain untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengurangan ketidak-adilan dalam ekonomi dalam bentuk pengucuran pembiayaan (kredit) bagi masyarakat dan memberikan pinjaman lunak bagi masyarakat ekonomi lemah melalui produk qardhul hasan.

Selanjutnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita keadilan sosial ekonomi, Islam secara tegas mengecam konsentrasi asset kekayaan pada sekelompok tertentu dan menawarkan konsep zakat, infaq, sedeqah, waqaf dan institusi lainnya, seperti pajak, jizyah, dharibah, dan sebagainya.

Page 21: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Al-Quran dengan tegas mengatakan, “Supaya harta itu tidak beredar di kalangan orang kaya saja di antara kamu” (QS. 59:7), “Di antara harta mereka terdapat hak fakir miskin, baik peminta-minta maupun yang orang miskin malu meminta-minta” (QS. 70:24).

Berdasarkan prinsip ini, maka konsep pertumbuhan ekonomi dalam Islam berbeda dengan konsep pertumbuhan ekonomi kepitalisme yang selalu menggunakan indikator PDB (Produk Dosmetik Bruto) dan perkapita. Dalam Islam, pertumbuhan harus seiring dengan pemerataan. Tujuan kegiatan ekonomi, bukanlah meningkatkan pertumbuhan sebagaimana dalam konsep ekonomi kapitalisme. Tujuan ekonomi Islam lebih memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran.

Karena itu, Islam menekankan keseimbangan antara petumbuhan dan pemerataan. Pertumbuhan an sich bukan menjadi tujuan utama, kecuali dibarengi dengan pemerataan. Dalam konsep Islam, pertumbuhan dan pemerataan merupakan dua sisi dari sebuah entitas yang tak terpisahkan, karena itu keduanya tak boleh dipisahkan.

Berdasarkan prinsip ini, maka paradigma tricle down effect, yang dikembangkan kapitalisme dan pernah diterapkan di Indonesia selama rezim orde baru, bertentangan dengan konsep keadilan ekonomi menurut Islam.

Selanjutnya, sistem ekonomi kapitalis dicirikan oleh menonjolnya peran perusahaan swasta (private ownership) dengan motivasi mencari keuntungan maksimum, harga pasar akan mengatur alokasi sumberdaya, dan efisiensi. Namun sistem ini selalu gagal dalam membuat pertumbuhan dan pemerataan berjalan dengan seiring.

Sistem ekonomi kapitalis telah menggoyahkan fondasi moral manusia, karena sistem ini telah menghasilkan manusia yang tamak, boros dan angkuh. Sistem kapitalis juga telah melahirkan sejumlah bankir hebat, beberapa industriawan yang kaya raya, sejumlah pengusaha yang sukses. Namun di pihak lain, telah muncul banyak konsumen yang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimumnya. Kesenjangan terjadi secara tajam. Perusahaan-perusahaan yang lemah akan tersingkir dan tersungkur.

Perlu ditegaskan, bahwa melekatnya hak orang lain pada harta seseorang (QS. 70:24), bukanlah dimaksudkan untuk mematahkan semangat karya pada setiap individu atau menimbulkan rasa malas bagi sebagian orang. Juga tidak dimaksudkan untuk menciptakan kerataan pemilikan kekayaan secara kaku. Dalam perspektif ekonomi Islam, proporsi pemerataan yang betul-betul sama rata, sebagaimana dalam sosialisme, bukanlah keadilan, malah justru dipandang sebagai ketidakadilan. Sebab Islam menghargai prestasi, etos kerja dan kemampuan seseorang dibanding orang yang malas.

Dasar dari sikap yang koperatif ini tidak terlepas dari prinsip Islam yang menilai perbedaan pendapatan sebagai sebuah sunnatullah. Landasannya, antara lain bahwa etos kerja dan kemampuan seseorang harus dihargai dibanding seorang pemalas atau yang tidak mampu berusaha. Bentuk penghargaannya adalah sikap Islam yang memperkenankan pendapatan seseorang berbeda dengan orang lain, karena usaha dan ikhtiarnya. Firman Allah, “Sesungguhnya Allah melebihkan rezeki sebagian kamu atas sebagian lain”. (QS. 16:71).

Page 22: file · Web viewSEJARAH UANG EMAS (DINAR) A.UANG EMAS SEBELUM MASA ISLAM. Uang emas dan perak telah dikenal jauh lebih tua dari kedatangan Islam di jazirah Arab

Namun, orang yang diberi kelebihan rezeki, harus mengeluarkan sebagian hartanya untuk kelompok masyarakat yang tidak mampu (dhu’afa). Sehingga seluruh masyarakat terlepas dari kemisikinan absolut.

Konsep keadilan sosio-ekonomi yang diajarkan Islam menginginkan adanya pemerataan pendapatan secara proporsional. Dalam tataran ini, dapat pula dikatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi yang dilandaskan pada kebersamaan. Karena itu tidak aneh, bila anggapan yang menyatakan bahwa prinsip keadilan sosio-ekonomi Islam mempunyai kemiripan dengan sistem sosialisme. Bahkan pernah ada pendapat yang menyatakan bahwa sistem sosialisme itu jika ditambahkan dan dimasukkan unsur-unsur Islam ke dalamnya, maka ia menjadi islami.

Dengan demikian, pendapat dan pandangan yang menyatakan kemiripan  sistem keadilan sosio Islam dengan sosialisme tidak sepenuhnya benar, malah lebih banyak keliruannya. Prinsip ekonomi sosialisme, yang menolak kepemilikan individu dan menginginkan pemerataan pendapatan, jelas berbeda dengan prinsip ekonomi Islam. Sosialisme sama sekali tidak mengakui hak milik individu.

Reaksi masxisme dibungkus secara politis revolusioner dalam paham komunis yang intinya mengajarkan bahwa seluruh unit ekonomi dikuasakan kepada negara yang selanjutnya didistribusikan kepada seluruh masyarakat secara merata. Hal ini didasarkan semangat pertentangan terhadap pemilikan individu.

Sedangkan dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan sosio-ekonomi dilandasi oleh rasa persaudaraan (ukhuwah), saling mencintai (mahabbah), bahu membahu (takaful) dan saling tolong menolong (ta’awun), baik antara si kaya dan si miskin maupun antara penguasa dan rakyat.

[1]Penyebutan kata keadilan dalam Al-Quran tidak saja menggunakan akar kata ‘adil tetapi juga al-mizan dan al-qist,