Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019...

36

Transcript of Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019...

Page 1: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang
Page 2: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang
Page 3: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Doa

3 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Page 4: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Tent

ang

DQ

Sekilas DeQi

Yayasan Dompet Al-Quran IndonesiaLembaga Sosial KemanusiaanAkta Notaris: Endang Prastiya Rahayu, SHNomor Akta: 01 tanggal 21 Maret 2019Ijin Dinsos KAb. Sidoarjo: STP nomor: 460/859/404.5.6/ORSOS/2017Depkumham: AHU-0005913.AH.01.12.TAHUN 2019 TANGGAL 21 MARET 2019 Tanggal 08 Februari 2018 LAZ Prop Jatim (dalam proses)

DEWAN PEMBINA:H. Muhammad Siroj, S.Ag.KH. Agung Cahyadi, Lc. MA.Syaiful Arifin S.SDEWAN PENGAWASKH. Farid Dhofir, Lc. MSiKH. Ahmad Mudzofar Jufri, Lc. MA.KH. Abdus Salam Masykur, Lc. MA

DEWAN PENGURUSKetua : Agus Hariadi, S.Pd.IDR. Shobikhul QisomSekretaris : Sutarno, SE

Dompet Alquran Indonesia adalah Lembaga Sosial Kemanusiaan yang memberdayakan dana Zakai Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWAF)

para muhsinin untuk menyukseskan program-program pendidikan Al-Quran.

Diantara misi Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah mendirikan dan mengembangkan Pesantren Tahfidz Alquran untuk anak yatim, dhuafa dan anak da’i. Saat ini pesantren yang dikembangkan oleh Yayasan Dompet Alquran Indonesia adalah Pondok Pesantren Tahfidz Alquran “Darul Fikri” Sidoarjo.

Ir. ZainurrohmanBendahara : Adam Mustika, SEKunti Jeihan Qistiyah, S.Akun

REDAKSI Majalah DQPengarah : KH. Muhammad Siroj, S.Ag, Syaiful Arifin, S.SPemimpin Umum : Agung Heru SetiawanPemimpin Redaksi : Rafif AmirSekretaris Redaksi : FauziKontributor : Mukaromin, ust Didik, Ust Khoirul A.Design & Layout: Dakonmedia;

Dewan Redaksi:KH. Agung Cahyadi, Lc. MA., KH. Ahmad Mudzaffar, Lc. MA., H. Muhammad Siroj, S.Ag., Syaiful Arifin S.S, Agus Hariadi, S.Pd.I

Dompet Alquran IndonesiaRuko Citra City R-28, Sarirogo,SidoarjoTelp. 031-895 5057, WA. 0813 8500 2300Email : [email protected] : www.dompetalquran.or.id

Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul FikriRT 14, RW 03 Sarirogo, SidoarjoTelp : 031-806 8530Email : [email protected] : www.darulfikri.com

Pengurus & Redaksi

Rekening ZAKATBSM Cabang Sidoarjono. Rek : 444 333 8883

BSM Cabang Sidoarjono. Rek : 7088 135 355

Rekening INFAQBNI Syariahno. Rek : 4002 4004 0 atau

Rekening WAKAF dan SHODAQOH JARIYAHBSM Cabang Sidoarjono. Rek : 7088 135 107

Page 5: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia)

Salam

5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Sahabat Alquran yang dirahmati Allah SWT, bulan ini ada dua

agenda besar yang akan kita jalani sebagai momentum dalam hidup kita yaitu, Hari Raya Idul Adha dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dua event yang sangat penuh makna, di Hari Raya Idul Adha umat Islam sebagaian sedang khusuk menunaikan Ibadah Haji di Mekkah dan yang di Indonesia beribadah Qurban. Dan seluruh rakyat Indonesia gegap gepita merayakan peringatan kemerdekaan 17 Agustus, sebagai rasa syukur atas anugrah kemerdekaan Indonesia dari penindasan penjajah.

Sebagai bagian terbesar bangsa Indonesia, umat Islam dapat mengambil makna kemerdekaan tersebut dari Alquran. Dalam Alquran ditunjukan berbagai kisah kemerdekaan orang-orang terdahulu yang dapat menginspirasi kita, bagaimana seharusnya menjadi bangsa merdeka

di era globalisasi. Salah satu makna kemerdekaan adalah kisah Nabi Ibrahim ketika ia membebaskan dirinya dari orientasi asasi yang keliru dalam kehidupan manusia. Dalam QS Al Anam ayat 76-79 dikisahkan perjalanan Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan.

Upaya Nabi Ibrahim dalam membebaskan hidupnya dari orientasi hidup yang diyakininya salah, yaitu penyembah berhala. Bagi Nabi Ibrahim penyembahan terhadap berhala merupakan  penghambaan yang justru menjatuhkan harkat dan martabat dirinya sebagai manusia, karenanya umat harus dimerdekakan dari penghambaan yang salah. Kemerdekaan adalah mampu membebasKan diri dari segala macam penghambaan kepada “tuhan-tuhan” lain dan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.

Sahabat Alquran,

menjakankan perintah ibadah Qurban adalah sebagai makna memerdekakan diri dari penghambaan selain Allah SWT. Allah SWT menggandeng perintah sholat dan qurban, sholat dan berqurban adalah dua amal yang mendekatkan diri kepada Allah. Shalat adalah ibadah badan yang paling utama, sementara berqurban (menyembelih hewan qurban karena Allah) adalah seutama-utamanya ibadah dengan harta. Dan keduanya, menuntut Ikhlas dan kerelaan hati, naka sholat dan qurban menjadi bukti rasa syukur dan ketakwaan kita.

Semoga Allah SWT mudahkan kita semua untuk dapat berqurban tahun ini. Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H, semoga ibadah haji dan ibadah qurban umat Islam diridhoi Allah SWT. Tak lupa kami sampaikan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke -74, semoga menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Aamiin.

MERDEKA!!

Page 6: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Kajian Utama

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019

Oleh : Rafif AMir(Pimred Majalah DeQi)

6

Kemerdekaan dan Pengorbanan

23 Maret 1946, Kota Bandung dibumihanguskan. Api raksasa menjalar dimana-

mana. Rumah-rumah dan gedung sengaja dibakar. Sekitar 200.000 orang mengungsi ke selatan, di daerah pegunungan. Sebagian menghadapi Jepang dengan strategi gerilya, dan berhasil meledakkan gudang senjata. Bandung tak bisa direbut.

Page 7: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 7

Ide pembungihangusan ini cukup menarik. Dua ratus ribu orang membakar rumah mereka sendiri, demi mempertahankan cita-cita kemerdekaan. Saya yakin akan sangat sulit dilakukan, kecuali oleh orang-orang yang memiliki semangat pengorbanan yang tinggi. Membakar tempat tinggal berarti membakar kenangan. Tetapi mengosongkan Bandung dan membiarkan rumah mereka utuh, sama saja dengan memberikan angin segar bagi penjajah untuk kembali berkuasa. Maka mereka, warga Bandung, memilih: memenangkan cintanya pada tanah air dengan mengorbankan harta mereka yang paling berharga.

Lalu, kita napak tilas ke belakang. Peristiwa besar yang dialami manusia teragung bersama para sahabatnya. Hijrah. Meninggalkan Mekkah, menuju Madinah. Meninggalkan harta benda, demi iman dan kemerdekaan dalam beribadah. Mengumpulkan energi, membangun kekuatan. Untuk suatu saat kembali ke kampung halaman. Dan Fathu Mekkah adalah puncak kerinduan. 12.000 orang berjalan dengan gagah, menyambut kemenangan gemilang.

Hakikat Merdeka

Beberapa ulama berpendapat bahwa kata “merdeka” berasal dari kata fakku raqabah (QS. Al-Balad: 13) artinya melepaskan budak dari perbudakan. Dalam lingkup masyarakat, merdeka berarti tidak ada

diskriminasi, intimidasi, dan kekerasan terhadap manusia lainnya.

Lebih spesifik lagi, dalam kehidupan seorang muslim, merdeka adalah terbebas dari belenggu hawa nafsu, ketundukan penuh terhadap penguasa alam semesta, Allah SWT. Sebab hanya dengannya, kita akan menikmati kemerdekaan sejati. Itqun minannaar, terbebas dari api neraka. Inilah sebenar-benarnya kemerdekaan.

Jika seseorang merasa telah merdeka dengan menanggalkan syariat-syariat-Nya, sejatinya ia telah salah besar. Karena pada waktu yang sama, ia sedang terpenjara oleh hawa nafsu dan setan.

Demikian, sebagaimana diungkap oleh Al-Hakim Al-Tirmidzi dalam kitabnya Ghawr al-Umur, bahwasanya ketika hawa nafsu memenangkan pertempuran melawan akal maka shadr menjadi gelap, cahaya yang menerangi kalbu menjadi lenyap. Jika berlangsung terus-menerus maka raja yang bernama makrifat akan tertawan dan pada akhirnya mati.

Hakikat Pengorbanan Pengorbanan adalah

manifestasi cinta. Besarnya pengorbanan menunjukkan besarnya cinta. Dan siapakah pengorbanannya yang lebih besar dari Nabiyullah Ibrahim, ketika beliau diuji dengan tidak memiliki keturunan. Lalu Allah beri kebahagiaan dengan hadirnya Ismail. Tetapi saat bayi Ismail masih merah dan cinta Nabi Ibrahim tumbuh

ranum, Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan istri dan anaknya. Bukan di dalam rumah, melainkan di sebuah padang gersang tanpa mata air.

Kita belajar banyak tentang pengorbanan dari bapak para nabi itu. Selepas Ibrahim pulang, dan melihat anaknya tumbuh dewasa, menjadi pemuda yang gagah dan tampan, betapa senang hati beliau. Tak ada kebanggan seorang ayah, kecuali melihat anak laki-lakinya tumbuh sebagai pemuda shalih dan beriman. Ialah nanti yang akan mewarisi semua hal dari ayahnya, termasuk perjuangan menyampaikan risalah dakwah. Tetapi Allah telah berkehendak, Allah kembali menguji Nabi Ibrahim AS.

Ujian yang tidak ringan, yang tidak hanya sekadar perpisahan, tetapi harus dengan tangannya sendiri Nabi Ibrahim menyembelih putranya, Ismail. Inilah puncak pengorbanan Nabiyullah Ibrahim untuk membuktikan cintanya yang agung kepada yang Maha Agung. Bahwa cinta kepada-Nya tak bisa ditukar dengan cinta kepada selain-Nya. Cintanya kepada Ismail tak boleh mengalahkan cintanya kepada Allah. Inilah kemudian yang menjadi salah satu esensi qurban, yang setiap tahun, di bulan Dzulhijjah, disyariatkan bagi setiap muslim.

Pengorbanan untuk Merdeka

Maka jika hawa nafsu membelenggu kita, sehingga cinta kita kepada Allah telah terkalahkan

Page 8: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Kajian Utama

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 8

oleh cinta kita pada dunia, berarti kita belum merdeka, pengorbanan kita belum maksimal. Jika menghadiri pengajian masih terasa lebih berat daripada menghadiri konser musik, jika tilawah Alquran jarang-jarang sementara nonton sinetron tak pernah absen, berarti kita masih harus berjuang lebih gigih lagi, untuk merdeka.

Jika kemerdekaan Bilal harus ditebus dengan batu besar yang ditindih ke dadanya dan terik panas yang menyambar, atau Khabbab bin Al-Arats yang tubuhnya dipanggang di atas bara api, atau Yasir yang badannya terbelah menjadi dua bagian sebab ditarik oleh dua ekor kuda yang berlari kencang ke arah berlawanan, lalu pengorbanan terbesar apakah yang pernah kita persembahkan, untuk membuktikan cinta kita pada-Nya?

“Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah: 24)

Hati yang terpenjara oleh dunia, tak akan merasakan nikmatnya angin segar kemerdekaan. Ia menjadi budak harta dan jabatan. Segala aktivitasnya diukur dengan seberapa banyak materi dan kesenangan dunia yang ia dapatkan. Jadi mana mungkin ia akan meraih cinta Allah, jika ia pun tidak mencintai Allah. Bagaimana mungkin ia mengaku bahwa Allah adalah yang utama, sementara yang menguasai hatinya hanyalah dunia?

Perlu pengorbanan untuk berlepas dari itu semua.

Berlatih untuk tidak rakus terhadap harta dengan cara banyak berinfaq, berlatih untuk tidak mencintai jabatan dengan menjaga sikap tawadhu di segala kesempatan, berlatih untuk melepaskan diri perbudakan hawa nafsu dengan menjadikan dunia bukan sebagai tujuan, melainkan sebagai sarana untuk semakin mendekat kepada-Nya.

Momentum Idul Qurban adalah salah satu sarana latihan untuk menunjukkan pengorbanan kita. Bisakah kita menyisihkan sedikit harta, untuk menunaikan ibadah mulia itu. Pengorbanan itu tentu tidak sebesar yang dilakukan Nabi Ibrahim. Tetapi itulah salah satu cara kita untuk menyadari bahwa dunia tidak sedang membelenggu kita, tidak sedang menjajah kita.

Semoga kita semua menjadi orang yang merdeka di bulan mulia ini.

Page 9: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Pengusaha

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 9

Rany Indah Wahyuningtyas:

Berkah bagi Penjual dan Pembeli

Menjadi pengusaha itu sebuah pilihan hidup. Dan bila pilihan ini berangkat dari motivasi pribadi untuk menyalurkan hobi,

maka dijamin apapun kondisinya berbisnis itu akan enjoy dan menyenangkan. Meskipun bidang usaha itu masih kecil-kecilan dengan keuntungan yang tidak seberapa.

Setidaknya itulah yang dialami Bu Rany Indah Wahyuningtyas yang sehari-hari menjalankan usaha bisnis kuliner, yang lebih banyak secara online, di tempat tinggalnya Dusun Pandean RT 10, RW 01 Desa Banjarkemantren Kecamatan Buduran Sidoarjo. Jenis bisnis kuliner di antaranya ikan bakar, salad buah dan juga bawang goreng original.

Bisnis kuliner memang merupakan salah satu bisnis yang sangat menjanjikan sekarang ini, dan banyak diminati. Kalau dulu, bisnis kuliner harus memiliki warung atau gerai fisiknya, namun seiring dengan perkembangan zaman, kini kuliner online juga sangat diminati. 

“Alhamdulillah… menurut saya menjadi wirausaha itu sangat menyenangkan, dikarenakan melalui usaha kita menjadi bos bagi diri sendiri, meskipun usaha yang saya jalankan masih kecil-kecilan. Apalagi berwirausaha di bidang kuliner, sangat menyenangkan sekali karena bisa menyalurkan hobi saya di bidang tersebut,” ujar ibu kelahiran Madiun, 15 Desember 1988 tersebut.

Di samping menyenangkan, prinsip lain yang harus dikedepankan adalah bagaimana dalam menjalankan roda bisnis itu ada keberkahan. “Berkah tak hanya bagi penjual tapi juga untuk pembeli. Karena itu dalam berusaha kita harus selalu amanah,” tambah istri dari Bp. Sony Fajariyono yang sehari-hari bekerja

di Bank Jatim Sidoarjo tersebut.

Bisnis kuliner tersebut dijalankan Bu Rany di sela-sela kesibukannya selaku guru Bahasa Jawa di SMK Antartika 2 Siwalan Panji Buduran Sidoarjo. Di lingkungan tempat tinggalnya pun beliau aktif dalam kegiatan PKK.

“Yang pasti dalam berbisnis kita harus selalu melayani selera konsumen. Untung sedikit tak masalah, yang penting orderan banyak,” begitu ditegaskan ibu dari Khalid Agam Abdillah Pratama itu. (*)

Page 10: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Tsaqofah

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 10

Qurban Bukan Sedekah Daging (II)

Dalam pelaksanaan syariah qurban, terdapat tiga aspek dan dimensi utama. Pertama, dimensi ritual; kedua dimensi

syiar; dan ketiga dimensi sosial. Ketiga dimensi tersebut tentu saja penting, dan sebisanya harus diupayakan agar terwujud semuanya. Namun yang merupakan inti, esensi, dan substansi dari syariah qurban ini tetaplah dimensi ibadah ritualnya, dan sama sekali bukan aspek sosialnya. Maka aspek dan dimensi inilah yang harus menjadi landasan niat dan dasar motivasi utama setiap pequrban, sekaligus yang juga harus mendominasi persepsi, orientasi, dan penyikapan setiap pengemban amanah penyembelihan qurban dari masyarakat, baik itu panitia qurban di masjid-masjid, lembaga-lembaga sosial, maupun yang lainnya. Dan itu harus dibuktikan dengan perhatian yang lebih diutamakan dan diprioritaskan terhadap aspek pemenuhan syarat-syarat yang menjamin sah dan atau sempurnanya prosesi penyelenggaraan qurban dalam kapasitasnya sebagai ibadah ritual spesial, di samping merupakan syiar utama hari raya Idul Adha, sebelum perhatian terhadap aspek pemanfaatan dan pendistribusian yang bersifat sangat longgar sekali, dimana

di dalamnya terdapat unsur sedekah dan berbagi, yang hanya merupakan salah satu saja dari beragam bentuk pemanfaatan dan bermacam sasaran pengalokasian hasil sembelihan hewan ibadah qurban.

Mungkin demi menegaskan dominan, kental dan spesialnya aspek ritual ibadah tersebut, sehingga Allah Ta’ala menggandengkan dan mensejajarkan perintah berqurban serta ibadah menyembelih, dengan perintah dan ibadah ritual nomor satu di dalam Islam, yakni shalat! Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Maka dirikanlan shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (karena Tuhanmu pula.)” (QS. Al-Kautsar [108]: 2). “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadah sembelihanku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am [6]: 162).

Syiar Utama Idul Adha

Salah satu aspek sangat penting yang harus diperhatikan dan diupayakan agar

Page 11: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 11

Oleh : KH. Ahmad Mudzofar Jufri, Lc. MA. (Dewan Pengawas Syariah Dompet Alquran Indonesia)

diwujudkan dalam prosesi pelaksanaan ibadah qurban, adalah sifat dan kapasitasnya sebagai syiar utama hari raya Idul Adha. Karena memang qurbanlah amalan yang paling utama, mulia dan istimewa diantara amalan-amalan hari raya ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiada satu amal pun yang dilakukan seorang anak manusia pada Yaumun-Nahr (hari raya qurban) yang lebih dicintai oleh Allah selain menumpahkan/mengalirkan darah (hewan qurban yang disembelih). Maka berbahagialah kamu karenanya.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dengan sanad yang shahih).

Dan perlu diingat serta diperhatikan bahwa, aspek syiar paling utama dari ibadah qurban yang dimaksud itu adalah pada prosesi penyembelihannya, dan bukan pada pendistribusiannya misalnya atau yang lainnya. Karena memang prosesi penyembelihanlah yang menjadi esensi dan substansi utama ritual ibadah dan syariah berqurban ini. Dimana untuk menguatkan makna tersebut, dalam hadits di muka, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai sengaja memilih ungkapan bahasa yang sangat “vulgar” untuk membahasakan qurban sebagai amal ibadah yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala di hari raya Idul Adha, yakni mengungkapkannya dengan kata-kata “ihraqid dam/iraqatid dam”, yang berarti menumpahkan/mengalirkan darah (hewan qurban yang disembelih).

 Oleh karena itu, penting sekali menjadi perhatian besar semua pihak yang berkepentingan, baik pequrban sendiri, para panitia maupun khususnya lembaga-lembaga sosial pengemban amanah qurban kaum muslimin bahwa, kepentingan menyemarakkan dan apalagi tujuan menghidupkan syiar ibadah dan sunnah penyembelihan hewan qurban, harus menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam penyebaran hewan qurban yang tersedia dan pelaksanaan penyembelihannya. Di samping itu, janganlah semangat pengoptimalan, pemberdayaan dan pelipatgandaan manfaat

pendistribusian, sampai mengorbankan dan menghilangkan aspek syiar dari prosesi ritual penyembelihan hewan qurban. Sebagai sekadar contoh misalnya, salah satu bentuk pengelolaan qurban, yang paling berpotensi bisa “menghapus” aspek dan dimensi syiar dari ritual penyembelihan hewan persembahan ini, adalah proyek pengalengan dan pengkornetan daging qurban. Secara sudut pandang syar’i, sebenarnya pengalengan dan pengkornetan ini bisa saja tetap ditolerir dan dibolehkan. Apalagi bila dilihat dari sudut dan aspek pemberdayaan serta pengoptimalan manfaat.

 Namun ada dua hal yang wajib diperhatikan di sini. Pertama, pengawalan terhadap proses penyembelihan dan pengelolaan, haruslah ketat, demi memastikan termenuhinya syarat-syarat dan terlaksananya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, dan agar jangan sampai ada yang dilanggar, utamanya bila pelanggaran bisa berakibat tidak sahnya sembelihan hewan sebagai bentuk amal ibadah ritual persembahan kepada Allah. Kedua, meskipun ditolerir, namun metode pengalengan dan pengkornetan tetap tidak dibenarkan bila sampai dijadikan sebagai kaidah dan prioritas utama dalam pelaksanaan dan pengelolaan qurban. Kapasitas dan porsinya seharusnya hanya sebagai semacam “pengecualian” saja. Sehingga prosentase hewan qurban yang dimasukkan dalam proyek pengalengan dan pengkornetan, tetaplah harus lebih kecil daripada yang diselenggarakan dengan cara dan sistem konvensional biasa seperti yang dikenal selama ini. Karena jika prosentase yang dikalengkan dan dikornetkan lebih besar apalagi bila malah semuanya, dimana pelaksanaannya akan terpusat pada satu, dua atau tiga titik lokasi saja misalnya, maka akibat buruk dan dampak negatifnya akan sangat dahsyat sekali. Soalnya dengan demikian, berarti kesemarakan syiar ritual ibadah dan sunnah penyembelihan hewan qurban, akan otomatis hilang dan sirna, atau setidaknya sangat minim sekali di tengah-tengah masyarakat. Dan tentu saja kondisi seperti ini tidak boleh dan tidak dibenarkan terjadi!

Page 12: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Silaturahmi

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 12

Pak Krisnandar:

‘Harta yang sesungguhnya’

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang

paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan.” (HR. Thabrani).

Memang segala urusan tidaklah selalu lancar, seringkali terhambat dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sedekah yang ditunaikan seseorang dapat melancarkan setiap urusan,

sebagaimana hadits tersebut.

Hikmah seperti itu jugalah yang dirasakan Bp. Krisnandar (43), salah satu donaltur DeQi, warga Oma Pesona Buduran F1 Buduran Sidoarjo. “Dengan bersedekah hati menjadi tenang, senantiasa dibukakan pintu-pintu kemudahan dari ALLAH SWT di saat sedang dalam kesulitan,” ujar Pak Krisnandar, yang sehari-hari juga selaku Supervisor pada PT Royal Teknik Gemilang, Jl Raya Trosobo KM 21 No. 18 Taman Sidoarjo.

Bagi Pak Krisnandar yang terbiasa berbagi sejak lama itu, bersedekah atau berbagi haruslah disertai keikhlasan. “Berapapun nilai sedekah, ketika dikeluarkan dengan keikhlasan dan hanya mengharap Ridho Allah SWT, itulah harta kita yang sesungguhnya,” tambah suami dari Ibu Anna Setya Rahayu ini.

Pak Krisnandar sendiri bergabung menjadi donatur Yayasan Dompet Al Qur’an, setelah bertemu salah satu pengurus yayasan, tepatnya sekitar tahun 2015/2016 yang lalu. Tentu dengan rutin berbagi di sini, beliau mempunyai banyak harapan terutama bagi yayasan selaku lembaga pengelola sedekah.

“Mudah-mudahan DeQi bisa menjadi lembaga perekat dan pemersatu umat, yang senantiasa akan menebarkan kebaikan tanpa memandang baju yang dipakainya,” begitu harapan ayahanda dari Alifia Nurul Qanita dan Hanaf Rahmah Huwaida ini. (*)

“Berapapun nilai sedekah, ketika dikeluarkan dengan keikhlasan dan hanya mengharap Ridho Allah SWT, itulah harta kita yang

sesungguhnya,”

Page 13: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Tauladan

13

Adila Darin Nadifah:

Yang penting fokus dan

pandai membagi waktu

Rasa sukur yang sangat mendalam diutarakan Adila Darin Nadifah berkesempatan menimba ilmu di MA-IT

Darul Fikri Sidoarjo. Meski sebelumnya butuh waktu sekitar sebulan untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya di sini, namun justru itulah yang menjadi pemicu semangat belajar sisi kelahiran Blitar 25 Januari 2003 tersebut. Kesempatan untuk lebih mendalami dan meningkatkan hafalan Al Qur’annya sungguh mendapat tempat di sini, di samping tentu saja menimba ilmu linear lainnya.

Ya… Darin yang sekarang tercatat sebagai siswa kelas XI IPA MA-IT Darul Fikri jurusan agama tersebut merasakan betul hasil adaptasi tersebut. Sebab sebelumnya, ketika ia belajar di SMP Al-Ghifari Blitar dan diasramakan, situasinya tak seperti di sini.

“Pertama di sini kaget, karena jadwalnya padat. Capek dan seru juga sih. Tapi alhamdulillah semua itu menjadikan saya lebih mandiri,” cerita Darin yang masuk di Darul Fikri meniru kakaknya yang sekarang sekolah di Magelang.

Padatnya jadwal itu dimulai sejak semua santri harus sudah beraktivitas mulai bangun

tidur dan harus segera sholat tahajud dilanjutkan muroja’ah, sholat subuh, hafalan Qur’an, sholat dhuha dan seterusnya. “Sepulang sekolah juga balik ke masjid, hafalan, murojaah, tilawah dan begitu seterusnya. Namun sekali lagi alhamdulillah, semula capek tapi kemudian terasa nyaman,” tambah putri dari Bp. Ardhi Syamsarifin (radiographer di RS Mardi Waluyo Blitar) dan Ibu Rahma Widyastuti tersebut.

Tak hanya soal hafalan Qur’an, di Darul Fikripun Darin berkesempatan untuk belajar dan aktif berorganisasi. Sekarang Darin mendapat amanah selaku sekretaris OSIDAFI. “Alhamdulillah…,” tambah Darin yang ketika SMP pernah meraih juara harapan 1 Lomba MHQ, serta juara pertama Lomba Kemah BSMR.

Hingga sekarang Darin sudah hafal 20 juz dan ditargetkan tahun ini Insya Allah bisa menghafalkan seluruhnya. “Yang penting fokus dan pandai-pandai membagi waktu dalam menghafal meskipun tetap harus belajar dan aktif di organisasi,” ujar Darin yang berobsesi selepas sekolah nanti bisa kuliah di Fakultas Kedokteran yang ada program tahfidznya. (*)

Page 14: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Klinik Fiqh

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 14

Renungan Hidup

Page 15: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Oleh : KH. Agung Cahyadi, Lc, MA(Anggota Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Darul Fikri)

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 15

Allah berfirman:

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.

Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS. Ali ‘Imran Ayat 185)

Hari ini Anda memakai pakaian yang indah dan menarik. Bisa jadi, esok Anda akan dibungkus dengan kain kafan. Hari ini Anda shalat di belakang imam. Bisa jadi, besok Anda akan dishalatkan di depan imam.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Hiduplah di dunia ini, bagaikan orang asing atau bagaikan penyeberang jalan. (HR. Muslim)

Hidup ini sangatlah singkat. Ia bagaikan sebuah cerita pendek. Dari tanah, di atas tanah dan akan segera kembali ke tanah.

Lalu setelah itu, akan ada kebangkitan. Akan ada hisab dan hanya akan ada dua kemungkinan: “Pahala atau Siksa”, “Surga atau Neraka.”

Ya Allah ya Rabb, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dengan akhir kehidupan yang baik.

Ya Allah ya Rabb, jadikanlah sebaik-baik usia kami pada akhirnya.

Sebaik-baik amal kami pada penutupnya.

Dan jadikanlah sebaik baik hari kami pada saat berjumpa dengan-Mu.

Barakallahu fiikum, semoga bermanfaat.

Page 16: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang
Page 17: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

(oleh dr. Ainul Nismala)

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Jasmaniyah

17

Baru-baru ini masyarakat Indonesia diresahkan dengan kabar tentang

adanya penyakit cacar monyet. Penyakit ini dilaporkan telah masuk ke Singapura, dibawa oleh seorang berkebangsaan Nigeria. Orang tersebut kemudian dikarantina. Walaupun tidak masuk ke Indonesia, pemerintah mengharapkan agar masyarakat tetap waspada dan segera melaporkan bila muncul gejala penyakit yang mengarah ke cacar monyet. Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet adalah infeksi virus yang menyerang kulit. Gejalanya mirip cacar air, yaitu muncul bintil berair yang akan berkembang menjadi bintil bernanah. Kadang disertai timbulnya benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.

Meskipun cacar monyet merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi, seperti halnya cacar air, cacar monyet pun dapat menular. Sumber penularan utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, tupai, dan monyet yang terinfeksi Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox, yang menyebar melalui percikan liur penderita, yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka pada kulit. Selain melalui percikan liur, penularan juga dapat melalui benda yang terkontaminasi, misalnya

pakaian penderita.

Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet seperti demam, menggigil, lemas, sakit kepala, nyeri otot, kadang disertai benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Gejala awal cacar monyet ini dapat berlangsung selama 1-3 hari atau bahkan lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan tungkai.

Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Ruam ini akan bertahan hingga 2-4 minggu.

Segera periksakan diri ke dokter jika merasakan gejala seperti cacar air, yaitu muncul bintil berair, apalagi bila bintil menjadi bernanah. Atau baru berlibur dari Singapura. Atau terdapat kontak dengan monyet atau tupai.

walaupun penyebarannya terbatas, 1 dari 10 penderitanya berisiko meninggal dunia. Oleh karena itu, penderita perlu dirawat di ruang isolasi untuk mendapatkan pemantauan dari dokter dan mencegah penyebaran penyakit.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Cacar monyet dapat sembuh sendiri dengan

perlawanan dari sistem kekebalan tubuh penderita.

Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Selain itu, beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:

rajin cuci tangan dengan sabun terutama sebelum makan, menyentuh hidung atau mata, dan membersihkan luka.

Hindari berbagi alat makan atau menggunakan sprei yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.

Hindari kontak dengan hewan yang berpotensi menyebarkan virus seperti primata.

Laporkan kepada petugas kesehatan setempat jika menemukan hewan dengan gejala seperti mata berair dan terdapat luka di area kulit.

Hindari kontak dengan sesuatu yang terpapar hewan yang sudah terjangkit cacar monyet.

Lakukan vaksinasi. Walaupun sampai saat ini belum ada vaksin spesifik untuk mencegah cacar monyet, tetapi vaksin cacar variola bisa digunakan. Menurut penelitian, vaksin cacar variola dapat memberikan proteksi terhadap infeksi cacar monyet kurang lebih sebesar 85 persen.

Cacar Monyet

Page 18: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 18

Embun

Syawal - Dzulkaidah 1440H Edisi 92 - Juli 2019 18

Oleh KH. Farid Dhofir, Lc, M.SiKetua Dewan Pengawas Syariah Dompet Alquran Indonesia

Cara Cepat Membubarkan Halaqah

Page 19: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 19 Syawal - Dzulkaidah 1440HEdisi 92 - Juli 2019 19

Berikut ini adalah tiga cara cepat membubarkan halaqah. Jika ketiga hal berikut dilakukan oleh murabbi, dalam waktu yang tidak akan lama,

dijamin halaqah (khususnya halaqah awal) yang dipegangnya akan bubar.

Datang Terlambat

Menunggu adalah hal yang menjemukan bagi banyak orang, termasuk mutarabbi baru. Apalagi jika menunggu kedatangan murabbi yang tidak jelas apakah ia datang atau tidak, jadi halaqah atau tidak. Semakin lama murabbi terlambat, detik demi detik terasa semakin lama, mencemaskan sekaligus menjemukan.

Pada menit ke-25 dari keterlambatan murabbi setengah jam, mungkin mutarabbi sudah memutuskan untuk pulang dan berjanji pekan berikutnya takkan kembali. Atau mungkin mutarabbi bertahan menunggu, namun sudah ada catatan di benaknya: "orang seperti ini tak layak jadi murabbi. Ia tak menghargai waktu, apa mungkin ia bisa menghargai hal-hal lainnya. Halaqah mungkin masih berjalan, namun ruhnya jadi hilang; tak ada kepercayaan. Akhirnya pun bernasib sama: bubar.

Tanpa Persiapan

Yakni murabbi datang ke halaqah tanpa mempersiapkan materi/madah yang akan disampaikan. Ia hanya datang namun tidak membawa bekal. Materi yang disampaikan seingatnya saja, sama sekali tak berpedoman manhaj. Sudah begitu ia pun tak menguasai apa yang ia sampaikan, jadilah ia gado-gado ngalor ngidul tak karuan.

Materi yang kacau itu ditangkap mutarabbi. Ketidaksiapan itu tampak jelas di hadapan mutarabbi. Maka halaqah yang baru itu langsung memperoleh kesimpulan: "tak banyak manfaatnya berlama-lama di forum ini, lebih baik baca buku sendiri." Lalu bubarlah halaqah itu tak lama lagi.

Sibuk dengan HP

Jika murabbi tidak mematikan hp, tidak juga men-silent-nya, lalu beberapa kali halaqah yang baru itu terganggu nada dering, percakapan murabbi lewat hp-nya, tangannya disibukkan dengan SMS, BBM, dan sejenisnya, mutarabbi yang merasa tidak diperhatikan cenderung tak lama bertahan. Lalu nasib halaqah pun wassalam.

Semakin lengkap ketiga poin ini dilakukan murabbi, semakin cepat halaqah itu bubar. Maka jika antum tak ingin halaqah cepat bubar, hindari ketiga hal tersebut.

Page 20: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019

Komik

20

Page 21: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Menggambar

21

MenggambarTANGAN

Selamat Mencoba

1 2

3 4

Page 22: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Anak Kita

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 22

Adakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-

tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadanya.” (QS. Al-Baqaroh 133)

Maut. Inilah kata yang membuat siapa saja tercekat jika kata itu mulai tampak mendekat. Kemana pun kita bertebaran ke punggung bumi ini, suatu saat juga akan terhenti. Maka, detik-detik pemberhentian itu menjadi detik-detik pelik; menentukan seperti apa hidup kita akan ditutup. Jika detik-detik krusial itu bisa dilewati dengan amal baik, Insya Allah bahagia akan

segera menyapa. Begitu pula sebaliknya, jika detik-detik itu menjadi detik-detik kufur, episode selanjutnya menjadi hancur, tersungkur di panjang jalan kesedihan tak terperikan. Begitu menentukannya detik-detik maut itu.

Gemerlap dunia dengan segala isinya yang memesona pada akhirnya akan kita tinggalkan juga. Semua itu tinggal menunggu waktu. Hidup di dunia akan menjadi “kenangan” yang dipertanggungjawabkan. Maka, jika maut sudah datang menjemput, segala-galanya menjadi tidak berarti. Segala-galanya, kecuali tiga hal saja, yakni amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang mendoakan.

“Bila seorang anak Adam wafat, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat

dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasai, dan Ahmad)

Tiga hal itu akan menjadi pasdive income yang terus berkelanjutan. Hidup memang sudah berakhir, tetapi pahala terus mengalir, menderas, membuat sang pemilik tiga amal itu puas, tak lagi didera rasa was-was. Tiga hal itu begitu istimewa, coba kita urai satu persatu.

Amal pertama, sedekah jariyah, dia tak memerlukan verifikasi sebab amal itu lebih melekat pada niat dan tangan kita saat berbuat, mempribadi, baik kita melakukannya secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-benderang, di depan banyak orang dengan mata yang memandang.

Amal kedua, ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu yang sia-sia. Dia juga tak

Pertanyaan Dahsyat Seorang Ayah

Page 23: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019

Oleh: Suhadi Fadjaray(Founder GROWin Training & Motivation)

23

memerlukan verifikasi lebih lanjut. Justru, amal ketiga, anak yang shalih yang kita tinggalkan perlu diverifikasi “keabsahannya”, benarkah anak-anak itu shalih?

Maka kesuksesan hidup sebenarnya juga diukur dari kesuksesan mengasuh anak, apakah kebaikan-kebaikan orang tua diikuti oleh anak-anaknya atau tidak. Seperti dulu Nabi Ya’kub, saat hendak meninggal, satu-satunya hal yang ia tanyakan pada anak-anaknya hanyalah “Apa yang akan kalian sembah sepeninggalku?” Inilah pertanyaan terdahsyat di saat sang ayah akan menjadi mayat. Tentu, Jawaban sang anak membuat sang ayah berharap-harap cemas. Tak ada waktu untuk membersamai lagi, mengasuh lagi, tinggal menunggu hasil jerih payah pengasuhan lewat jawaban ananda. Sebuah pertanyaan verifikasi yang jawaban benarnya bisa menentramkan hati, jawaban salahnya bisa menggelisahkan hati.

Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya.”

Masya Allah, inilah kalimat terindah yang menyejukkan jiwa sang ayah. Upaya verifikasi sang ayah dengan nafas yang terengah-engah mendapatkan hasil yang

istimewa; terjamin akan mendapatkan passive income pahala, terjamin akan dipertemukan kembali kelak di surga dengan anak cucu. Air mata bahagia pun membasah, membasuh jiwa.

Maka ayah sukses adalah ayah yang bisa melakukan kaderisasi iman, sehingga anak-anak mereka seiman, setaat, setakwa ayahnya atau kapasitas keimanannya melebihi sang ayah. Inilah ayah sukses itu. Semoga kita para ayah diberi kemudahan menjalani tapak-tapak sukses pengasuhan itu. Amin ya Rabb.

“Ayah, kami akan menyembah Tuhanmu.” Masya Allah, indahnya kalimat ananda ini, teramat indah. Jelas amat sangat nyata menggambarkan kedekatan jiwa seorang anak dengan ayahnya. Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang sama dengan yang ayah sembah. “Tuhan nenek moyangmu…” Mantap sekali penegasannya, yang menggambarkan mata rantai keberhasilan pengasuhan lintas generasi. “Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” Sebuah kesimpulan yang mengabarkan lurusnya iman. Sempurna.

Sambil menulis esai ini, saya termangu, tergugu, teramat sangat ingin meniru jejak pengasuhan seorang ayah yang istimewa. Beruntung sekali Alquran merekam momentum

istimewa ini, momentum verifikasi iman di detik-detik maut yang menentukan. Semoga kita semua para ayah mendapatkan ibrah (pelajaran) berharga dari kisah nyata yang diajarkan Alquran pada kita, para ayah yang membaca.

Saatnya kita mulai menata diri; bersibuk menelisik masuk ke relung jiwa, menakar kadar keimanan. Meluruskannya jika masih bengkok berkelok-kelok. Memantapkannya jika masih gamang mengawang-awang. Membersihkannya jika memang masih kotor bercampur lumpur-lumpur kufur.

Saatnya kita mulai menata diri; memeriksa apakah pengasuhan kita berkualitas iman. Kalimat perintah dan larangan kita, sudahkah selaras dengan perintah dan larangan Tuhan. Ridha ayah, kemarahan ayah, sudahkah selaras dengan ridha dan kemarahan-Nya.

Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tuanya. Kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua.

Duhai para ayah, kini sudahkah engkau selaraskan ridha dan marahmu dengan segala hal yang membuat Allah ridha dan marah?

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan LURUS kepada agama Allah.” (QS. Ar-Rum 30)

Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tuanya. Kemarahan Allah terletak pada

kemarahan kedua orang tua.

Page 24: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Tazkiyatun Nafs

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 24

Menjaga Keikhlasan

Hati

Page 25: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 25

Oleh Ustadz Muhammad Sholeh Drehem, Lc

Ikhwah Fillah,

Segala amal yang manusia lakukan intinya adalah pada niat manusia itu. Sehingga jika seorang melakukan sebuah perbuatan

yang dilihat orang lain buruk bukan berarti nilai dari perbuatan itu juga buruk. Hal ini juga berlaku untuk sebaliknya, dimana jika seorang melakukan sebuah perbuatan yang dilihat orang lain baik bukan berarti nilai dari perbuatan itu juga baik.

Pentingnya sebuah niat dalam amal perbuatan juga sering diingatkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui hadits-haditsnya. Seperti hadits berikut.

Sesungguhnya semua amalan itu tergantung dengan niat, dan setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan. (HR. Bukhâri, no. 1; Muslim, no. 1907; dari Umar bin al-Khaththâb Radhiyallahu anhu)

Niat adalah kerja hati. Niatlah yang menjadi syarat penerimaan sebuah amal dengan diikuti sebuah keikhlasan. Sedangkan niat ikhlas sendiri mempunyai arti sebuah keinginan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Karena itu, hati manusia harus bicara terlebih dahulu sebelum melakukan sebuah pekerjaan. Berbicara atau berniat untuk melakukan pekerjaan karena mengharapkan Ridha Allah SWT. Jika pun melakukan pekerjaan tanpa ucapan hati seperit itu, maka amal kita sia-sia, Na’udzubillah.

Perilaku seperti ini memang memerlukan sebuah kesadaran, latihan dan pembiasaan secara berkesinambungan. Maka dari itu mari saling mengingatkan baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun orang lain.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5)

Selamat berjuang untuk ikhlas selalu, semoga Allah menerima semua amal shalih kita, jangan lupa doakan para mujahidin fi sabilillah yang mukhlisin di seluruh dunia dan selamat berjihad untuk iman yang lebih kuat.

Ya Rahman…

Jaga hati kami, luruskan niat kami, dan karuniai kami keikhlasan pada setiap perilaku kami. Aamiin.

Page 26: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Hijrah

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 26

Perjalanan Hidayah Stefanus SarintoheDilahirkan dari keluarga Kristen Protestan,

saya dibesarkan seperti keluarga Kristen kebanyakan, mengenal agama lewat

dogma gereja dan jarang sekali mendapat pengetahuan tentang agama lain, kecuali yang telah gereja rancang. Tidak jarang kami menjadi fanatik terhadap agama sendiri, atau menjadi liberal dengan beranggapan bahwa semua agama sama saja, tetapi agama kami yang paling benar. Pun demikian, tidak jarang kami melecehkan agama lain, walaupun dalam pergaulan sehari-hari dengan tetangga atau masyarakat sekitar, kami memasang topeng toleransi antar umat beragama. Oleh karena itu, kami memiliki pergaulan yang relatif luas dengan semua kalangan.

Di keluarga orang tua pun sama saja. Ada anggota keluarga orang tua yang menjadi pendeta. Akan tetapi tetap saja ada stigma negatif terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan, terutama yang beragama Islam. Ditambah dengan pengalaman tidak mengenakkan selama SMP dan SMA ketika saya mengalami “bullying” dari teman-teman yang notabene beragama Islam, sehingga bertambahlah stigma negatif Islam dalam diri saya pribadi. Saya berpikir, sudah menjadi keumuman ketika seorang Kristen juga menjadi alergi terhadap segala sesuatu yang berbau kearab-araban. Misalnya, ketika mendengar lagu-lagu berbahasa Arab, langsung dikira orang mengaji Alquran.

Namun, pandangan-pandangan negatif tentang Islam itu telah terpatahkan ketika saya diharuskan menuntut ilmu jauh dari rumah orang tua di Sidoarjo ke Sumedang-Bandung. Saat itu kos-kosan tempat saya tinggal ada orang yang beragama Kristen dan Islam. Saya melihat berbagai macam tingkah laku dari orang yang beragama Kristen dan Katolik yang moderat, Islam aliran tertentu, Islam yang moderat, dan lain-lain. Namun, hal yang menarik perhatian saya adalah betapa damainya orang yang melakukan shalat. Hal itu memulai sebuah pertanyaan penting dalam kehidupan keyakinan saya, “Apakah saya memang seorang Kristen atau hanya Kristen karena terlahir di keluarga Kristen?”

Setelah itu saya memulai perjalanan pencarian jati diri. Langkah pertama yang saya lakukan adalah berusaha memperkuat keyakinan saya. Saya jadi sering mencari buku-buku tentang agama Kristen. Sejarah perkembangan, tentang bahasa asal, sejarah dibuatnya kitab suci dan proses

pembuatannya, juga dasar keimanannya. Baru kemudian saya mencari hubungannya dengan agama-agama yang sejalan dengannya, atau agama-agama yang serumpun dengan keyakinan Nabi Ibrahim. Pertama, pencarian sendiri cukup menguatkan kembali keyakinan saya. Akan tetapi ketika melihat teman-teman yang fanatik berbicara tentang agama lain, kalau tidak bisa disebut melecehkan agama Islam dengan menyebut bahwa Tuhan yang disembah orang Islam sebenarnya berasal dari salah satu berhala orang Arab, di situ saya tertantang untuk memperdalam pengetahuan saya lagi. Saya mulai berdiskusi dengan pendeta dan menelusuri buku-buku tentang agama-agama ini.

Ketika saya tidak menemukan hal yang disinggung teman saya itu, saya justru mulai mempelajari tentang ajaran-ajaran Islam yang lebih kompleks seperti riba dan ekonomi syariah. Ketika saya menyadari bahwa hal-hal itu sangat bermanfaat untuk dipelajari dan diketahui seluruh umat manusia, saya mulai merasakan sesuatu yang bersifat universal. Saya kemudian tertarik untuk mempelajari tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran-ajarannya. Pertama kali saya menemukan buku tentang Nabi Muhammad adalah karangan Karen Armstrong. Tetapi, baru awal membaca, saya merasa ada yang tidak tepat dalam penceritaannya. Saya menghentikan bacaan saya dan kembali mencari buku yang lain. Saya menentukan kriteria bahwa buku selanjutnya tidak boleh hanya dari sudut pandang Barat, juga tidak boleh karangan fanatis seorang muslim. Sampai suatu saat saya menemukan buku Nabi Muhammad karangan Martin Lings. Pengarang ini merupakan seorang mualaf berkebangsaan Inggris, sehingga menurut saya dia memenuhi kriteria sebagai seorang penulis tentang Nabi yang netral. Dari buku inilah saya jatuh cinta terhadap pribadi Nabi yang mulia. Walaupun ada beberapa kontroversi seputar dasar hadits yang dipakai untuk dasar ceritanya, namun gaya penulisannya menarik buat saya.

Maka bulat keputusan saya masuk Islam sekitar awal tahun 2011. Saat itu saya tidak tahu kalau butuh syahadat yang disaksikan atau butuh surat pernyataan berpindah agama. Barulah awal tahun 2012, ketika saya akan menikah, saya melaksanakan syahadat dan menandatangani surat pernyataan masuk Islam di kantor KUA Jatinangor, Sumedang. Waktu itu ada teman yang bekerja

Page 27: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 27

di kantor Kecamatan Jatinangor yang mengajak saya ke sana dan syahadatnya dibimbing kepala kantor KUA tersebut.

Awalnya, orang tua tidak mengetahui bahwa saya sudah masuk Islam. Hanya saja saya dan calon istri saya waktu itu meminta restu untuk menikah. Saat itu Ayah saya hanya mengatakan tidak keberatan walaupun calon saya seorang muslim. Beliau hanya mengajukan syarat bahwa saya boleh menikah dengan tata cara Islam, tetapi harus menikah juga dengan tata cara Kristen di Gereja. Persyaratan yang hanya saya iyakan ketika itu, namun tidak terlaksana. Tindakan inilah yang memicu konflik dikemudian hari. Saat itu saya hanya berpikir menikah secepatnya dan sederhana saja tanpa acara yang besar. Bahkan ketika saya berbicara dengan calon mertua saya, saya menyampaikan ingin menikah di masjid disaksikan keluarga inti dan teman-teman terdekat saja. Akan tetapi mendekati hari H pernikahan, calon mertua saya yang memutuskan mengumumkan hari pernikahan itu ke saudara-saudara dan teman terdekatnya. Pengumuman yang disambut, sehingga yang menghadiri lebih banyak dari yang direncanakan.

Ketika sudah menikah, kami tinggal di Jatinangor, sehingga tidak ada masalah dengan ibadah yang baru saya pelajari dilakukan sehari-hari di rumah. Ketika orang tua saya berkunjung ke rumah pun saya akan sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Hanya saja saya tidak memiliki guru yang mengajarkan saya ibadah. Hanya istri saya yang notabene tidak mendalam juga mempelajari Islam. Karena itu pernikahan kami menjadi suatu bentuk hijrah kami berdua untuk memperdalam ilmu agama Islam. Saya masih mengandalkan buku-buku yang saya beli untuk belajar.

Baru setelah tahun 2016, ketika ustadz-ustadz mulai banyak terkenal di dunia maya dan mulai munculnya gerakan hijrah, saya mulai mendapat jawaban-jawaban mendetail seputar permasalahan ibadah yang saya

PROFIL KELUARGANama lengkap : Stefanus SarintoheTempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 11 Oktober 1980Alamat : Perum TAS 3 Wonoayu Cluster Bougenville Blok D2/34, SidoarjoPendidikan terakhir : SarjanaPekerjaan : Instruktur Aikido & Panahan

Nama istri : Liana Januarita TenriPekerjaan : Ibu rumah tangga & guruJumlah putra & putri : 1 perempuan & 1 laki-laki

sendiri belum ketahui. Setelah pun mulai menyadari ada kewajiban untuk berbakti kepada orang tua saya yang selama ini saya abaikan. Karena dahulu waktu masih beragama Kristen tidak ada perintah spesifik mengenai hal ini.

Kini saya dan keluarga memulai kehidupan di lingkungan yang baru yang alhamdulillah sangat menerima keluarga. Saya juga disambut dengan baik oleh tetangga dan teman-teman baru di masjid terdekat. Saya juga banyak dibantu untuk mendekatkan diri dengan lingkungan baru dan komunitas-komunitas yang baru yang insya Allah dapat membantu saya mencari pekerjaan yang baru.

Page 28: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Bekerja sama dengan :

LifeStyle

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019

Oleh : Rafif Amir (Ketua FLP Jawa Timur)

28

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

seluk beluk Kota Cirebon. Termasuk mengetahui adanya keraton di daerah ini. Keraton Cirebon yang dikenal dengan nama “Kasepuhan” sudah ada sejak zaman dulu. Saat ini, keraton dapat

dikunjungi oleh siapa pun untuk berlibur atau mengenal sejarah lebih dalam.

Bangunan keraton kasepuhan sudah berusia ratusan tahun. Namun faktanya, bangunan masih cukup kokoh berdiri. Sensasi pertama yang akan Anda

rasakan ketika mengunjungi tempat ini adalah rasa nyaman dan betah. Apalagi, disambut dengan suasana Kota Cirebon yang cukup sejuk.

Asal Usul Istilah Kasepuhan

Jadi, nama dari keraton ini yaitu kasepuhan. Istilah

Keraton Cirebon, Cocok Untuk Anda Kunjungi

Page 29: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 29

ini mempunyai arti, sebagai orang yang dihormati. Atau, orang yang biasanya dimintai nasihat. Atau, yang lebih dituakan. Untuk itu, istilah ini harus dipahami dengan baik. Sesama manusia harus saling menghormati. Terutama, hormat kepada yang lebih tua.

Lokasi Keraton

Bagi Anda yang tertarik mengunjungi lokasi ini, alamat Keraton Cirebon tepatnya di Jl. Kasepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon, Jawa Barat. Cukup dekat

dengan keramaian dan banyak sekali tersedia transportasi yang bisa Anda gunakan. Jadi, tidak perlu khawatir angkutan umum jika ingin mengunjungi keraton ini.

Sisi Menarik Dari Keraton

Membahas mengenai keraton, belum lengkap jika tidak mengetahui apa saja sisi menarik dari bangunan tua ini. Berikut ini beberapa sisi menarik dari Keraton Cirebon:

• Bentuk Bangunan Masih Asli

Menarik dan sangat unik! Keraton Cirebon ini masih mempertahankan bangunan yang sudah dibuat sejak ratusan tahun lalu. Tentu saja kekuatan dari bangunan ini tidak diragukan. Meski, beberapa kali sempat dikhawatirkan, terutama ketika terjadi gempa, namun sampai saat ini tetap aman. Sisi tradisional pada bangunan ini masih terlihat dengan jelas.

• Pagar Kokoh

Meski sudah berusia ratusan tahun, tampaknya pagar yang mengelilingi keraton masih tetap kokoh. Bahkan, Anda akan merasakan kemegahan pagar ini sejak pertama kali Anda melihatnya. Ternyata, pada zaman dahulu, pagar juga sudah ada dan sangat diperlukan.

• Museum

Jika Anda ingin melihat dan mengetahui sejarah lebih jauh lewat artefak tentu sangat bisa. Karena, terdapat museum yang memang memiliki fungsi

untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Semua artefak yang ada di keraton ini tertata dengan begitu rapi. Insya Allah akan menambah wawasan Anda.

• Kereta Kencana Singa Barong

Ternyata, UNESCO menobatkan kereta ini sebagai kereta yang paling cantik di dunia. Karena bentuknya memang tidak main-main. Dibuat dengan begitu teliti sampai membentuk barong. Dahulu, kereta ini tentu cukup sering digunakan.

• Pendopo Kecil

Jika Anda ingin beristirahat sejenak tapi tetap mendapatkan ilmu, maka bisa mengunjungi pendopo ini. Di tempat ini, banyak sekali artefak lain yang dapat ditemukan. Tentu, para pengunjung akan mendapatkan informasi lengkap lewat pemandu yang ada di sana.

• Akulturasi Budaya

Zaman dulu, proses akulturasi budaya masih berjalan dengan begitu baik. Tingkat toleransi yang ada cukup tinggi. Termasuk bentuk dari bangunan yang memuat gabungan arsitektur Hindu, Cina, serta Eropa. Hal ini tentu tidak jadi masalah. Proses perawatan juga dilakukan dengan baik oleh pengelola.

Demikian ulasan lengkap mengenai Keraton Cirebon. Apakah Anda tertarik untuk mengunjunginya? Tentu saja, Anda harus mengunjungi tempat bersejarah ini. Jangan sampai melewatkannya!

Page 30: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

BSMI SidoarjoDinamika

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 30

Dompet Alquran membantu pengadaan buku-buku untuk bimbingan mualaf. Salah satunya untuk Kelas Tahsin Mualaf MCI Jatim di Surabaya.

Alhamdulillah Dompet Alquran Indonesia sudah resmi menjadi Anggota Forum Zakat, sebagai lembaga pengelola Ziswaf yang amanah dan profesional

APITU Buka Bersama Anak Yatim PPTQ Darul Fikri dan berbagi bahagia bersama santri-santri penghafal Alquran.

Loman Community bekerja sama dengan Dompet Alquran membagikan Shodaqoh makan kepada 333 Fakir Miskin di Desa Kedinding dan Sekitarnya.

Direktur Dompet Alquran Indonesia mempresentasikan DQ di hadapan para wali santri baru di acara Penyambutan Kedatangan Santri Baru Pondok Pesantren Tahfizh Alquran Darul Fikri.

Kelas 9 SMPIT Darul Fikri akan bertolak ke Pacet guna mengikuti kegiatan Quranic Student Camp santri-santri PPTQ Darul Fikri.

Page 31: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 31

DQ Gresik menyalurkankan bantuan modal usaha Mualaf Usaha Sabun cuci piring, Ibu Widya dengan empat anak.

Page 32: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Oase

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H Edisi 93 - Agustus 2019 32

Oleh Evie S Maulana

Berani Membayar Harganya

Dalam suatu seminar motivasi, saya mendengar sebuah

kata-kata bijak yang berbunyi, “The enemy is a great life is a good life”. Musuh terbesar dari pencapaian kehidupan yang luar biasa adalah kehidupan yang baik. ternyata kehidupan yang baik saja itu belum cukup. Diperlukan pencapaian yang lebih dari sekadar baik, yakni kehidupan yang luar biasa. Karena sering kali, kehidupan yang baik menjadikan kita enggan untuk melakukan pencapaian-pencapaian yang lebih. Karena sepertinya semua sudah baik-baik saja. Karena rasanya tidak ada lagi yang perlu diupayakan dan dikejar. Ini yang dikatakan dalam seminar itu sebagai “musuh”.

Saya sangat terkesan dengan upaya-upaya mereka yang sukses dalam seminar itu dalam mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka katakan, harus ada harga yang dibayar untuk mencapai sesuatu. Dan itu tidak murah dan tidak mudah. Diperlukan kerja keras, kesabaran dan presistensi untuk mencapainya. Sebuah pembelajaran yang patut untuk direnungkan dan diaplikasikan.

Kalau dalam seminar motivasi tersebut kehidupan luar biasa itu digambarkan dengan pencapaian-pencapaian kuantitas dan kualitas kebendaan yang sangat baik, maka saya ingin menterjemahkannya dalam bentuk lain. Sangat menarik kalau kita bisa

meniru cara-cara mereka untuk pencapaian yang bukan hanya berorientasi kebendaan? Bukankah kita bisa meniru jalan mereka yang sangat profesional dalam berpikir, bersikap, dan bertindak untuk menyiapkan kehidupan setelah kehidupan di dunia ini yang pastinya jauh lebih dari hanya luar biasa.

Lalu, saya teringat sahabat saya. Sepasang suami istri yang ternyata mereka sudah di depan untuk urusan profesionalisme ini. Saya melihat bahwa mereka telah berani membayar harga yang sangat mahal untuk sebuah investasi untuk kehidupan setelah kehidupan ini. Dari mereka kami belajar, bahwa untuk mencapai sesuatu yang luar biasa harus mau

Page 33: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang

Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440HEdisi 93 - Agustus 2019 33

melakukan yang tidak biasa. Dari mereka berdua kami tahu, keluar dari zona nyaman adalah pilihan yang mesti diambil. Dan saya tahu mereka telah melakukan sesuatu yang tidak semua orang mau mengambilnya.

Setiap hari rabu dari maghrib sampai isya’, di masjid Al-Akbar Surabaya ada tausiyah yang membahas tentang tazqiyatun nafs. Sahabat saya ini selalu menjadwalkan hadir. Yang mengagumkan, dia mengajak anak-anaknya. Kadang istri dan ketiga anaknya. Namun yang rutin hadir adalah anak sulung dan tengahnya.

Ada yang menarik dicermati dari aktivitas mereka ini. Karena tausiyah itu di hari rabu, otomatis sang bapak baru bisa keluar dari kantor pukul 5 sore. Waktu tempuh dari kantor ke masjid Al-Akbar memerlukan waktu lebih kurang 30 menit perjalanan, karena jarak tempuh dan kemacetan. Pastinya si bapak ini tidak bisa pulang dulu, karena arah rumahnya berlawanan dengan kantornya. Yang membuat iri hati dari mereka adalah, si ibu, setiap rabu sore, mengantar anak-anaknya ke kantor ayahnya agar mereka bisa datang ke masjid Al-Akbar tepat waktu. Subhanallah, suatu aktivitas yang tidak biasa dan tidak semua orang mau melakukannya.

Bukan itu saja yang membuat kami iri mati dengan mereka. Suatu hari saya menelpon sahabat saya ini. Ternyata sepasang suami istri itu sedang dalam perjalanan ke Griya Qur’an dengan anak-anaknya.

Suatu tempat untuk belajar membaca dan menghafal Alquran yang ada di tengah Kota Surabaya. Saya tahu ayah dan anak sulungnya ikut program kursus yang luar biasa ini. Namun pada saat kami menelepon, hari itu bukan jadwal kursus mereka. Ternyata kala itu si ayah sedang mengantar si ibu dan anak keduanya yang baru ikut kursus. Yang lebih mencengangkan adalah jadwal mereka berempat tidaklah sama. Sehingga setiap senin sampai jumat bakda maghrib dapat dipastikan si ayah meluncur dari rumahnya sepulang dari kantor menuju Griya Quran yang jaraknya sangatlah tidak dekat. Subhanallah.

Rasanya, bukan suatu yang ringan bila sepulang dari kantor dalam keadaan lelah membawa anak-anak mendatangi majelis taklim dan kursus membaca dan menghafal Alquran. Bisa saja si ibu berdalih untuk tidak mengantar anak-anaknya ke kantor ayahnya karena kesibukan yang memang tidak sedikit atau karena jarak tempuh dan kemacetan seperti biasanya kota besar. Cukup banyak dalih untuk itu. Namun mereka mau membayar harganya. Dengan bersusah payah untuk suatu tujuan mulia. Semoga Allah melimpahi karunia dan pahala atas upaya mereka ini. Dan semoga Allah melimpahi anak-anaknya menjadi anak-anak shalih kerenanya. Aamiin.

Kembali saya mengukur diri. Bahwa saya harus belajar banyak dari sahabat saya ini.

Dalam suatu kesempatan, saya pernah mendengar seorang ibu yang memiliki 11 anak penghafal Alquran.

Beliau katakan untuk pencapaian yang luar biasa ini dilakukan dengan upaya yang “berdarah-darah”. Sebuah nasihat yang pernah saya dengar, bahwa maha karya dihasilkan dari suatu upaya yang tidak biasa. Mereka mengatakan, bahwa apa pun akan mereka kerjakan dan upayakan kalau imbalannya adalah surga Allah. Suatu pernyataan yang menimbulkan pertanyaan dalam diri saya pribadi, amalan apa yang sudah dan sedang saya upayakan untuk surga yang di dalamnya ada kehidupan yang nikmatnya tiada tanding ini? Sekelebat tampak janji Allah yang mengatakan:

“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orrang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai… (QS. Al-Baqarah: 25)

. Alangkah naifnya saya, kalau saya tidak termotivasi dengan janji Allah itu. Orang-orang dalam seminar motivasi itu saja mengeliat bangkit untuk menggapai dunianya. Mereka katakan tidak ada makan siang gratis untuk “a great life”. Rasanya “a great life” kita jauh menembus batas. Batas dunia dan seluruh isinya.

Masih beranikah saya dan Anda para sahabat, menggapai akhirat kita dengan upaya yang ala kadarnya? Dan membiarkan kita jauh tertinggal di belakang tanpa mendapatkan apa-apa? Apa yang sedang dan akan kita upayakan untuk rumah kita dan rumah anak-anak kita di surga nanti? Hanya saya dan Anda yang tahu jawabnya. Wallahu a’lam bishawwab.

Page 34: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang
Page 35: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang
Page 36: Doa · Oleh : Agung Heru Setiawan (Direktur Dompet Alquran Indonesia) Salam Edisi 93 - Agustus 2019 5 Dzulkaidah - Dzulhijjah 1440H S ahabat Alquran yang