dng1

3
RS. PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG JL. Pamuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung 35153 Telp: 0721-273601 Fax:0721-273597 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PASIEN EMERGENSI No. Dokumen No. Revisi 0 Halaman 1 dari 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Tgl Terbit 16 NOVEMBER 2015 Di Tetapkan Direktur RSPBAL dr. yuliani PENGERTIAN Maksud dari pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit. TUJUAN 1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat Darurat 2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien 3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadi dalam maupun diluar rumah sakit 4. Suatu UGD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut KEBIJAKAN Mengacu pada pedoman pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit, Drektorat Keperawatan dan Keteknisan Medik, Dirjen Bima Pelayanan Medik DepKes RI, 2005. PETUGAS 1. Dokter 2. Perawat PERALATAN 1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan / handscoen) 2. Trolley emergency, yang berisi : a. Laringoskop lurus dan bengkok (anak dan dewasa) b. Magil force

description

zcxz

Transcript of dng1

Page 1: dng1

RS. PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

JL. Pamuka No. 27 KemilingBandar Lampung 35153

Telp: 0721-273601 Fax:0721-273597

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PASIEN EMERGENSI

No. Dokumen No. Revisi

0

Halaman

1 dari 1

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR( SOP )

Tgl Terbit

16 NOVEMBER 2015

Di Tetapkan Direktur RSPBAL

dr. yuliani

PENGERTIAN

Maksud dari pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit.

TUJUAN1. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat

Darurat2. Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien3. Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan

bencana yang terjadi dalam maupun diluar rumah sakit4. Suatu UGD harus mampu memberikan pelayanan dengan

kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut

KEBIJAKANMengacu pada pedoman pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit, Drektorat Keperawatan dan Keteknisan Medik, Dirjen Bima Pelayanan Medik DepKes RI, 2005.

PETUGAS1. Dokter2. Perawat

PERALATAN

1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan / handscoen)2. Trolley emergency, yang berisi :

a. Laringoskop lurus dan bengkok (anak dan dewasa)b. Magil forcec. Pipa trakea berbagai ukurand. Tracheal tube berbagai ukurane. Gudel berbagai ukuranf. CPV setg. Infuse set/ blood seth. Papan resusitasii. Gunting verbanj. Resuscitation bag lengkapk. Spuit 10 cc – jarum no. 18

3. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai4. Suction pump lengkap dan siap pakai5. Mesin EKG lengkap dan siap pakai6. EKG monitor bila memungkinkan7. DC shock lengkap8. Obat-obat emergensi

PROSEDUR1. Melakukan proses triase2. Mengukur tanda-tanda vital3. Dokter melaukan pemeriksaan fisik, mengecek primary

Page 2: dng1

survey (ABCDE) ,pemasangan EKG, pemeriksaan laboratorium menegakan diagnosis memberikan terapi dan melakukan tidakan sesuai yang dibutuhkan pasien

4. Perawat melakukan tindakan keperawatan mengacu pada standar prosedur operasional yang telah ditentukan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien, berdasarkan prioritas tindakan :

Pelayanan keperawatan gawat darurat rumah sakit a) Melakukan tindakan penanganan masalah penyelamatan

jiwa dan pencegahan kecacatan,b) Melakukan tindakan sesuai dengan masalah

keperawatan yang muncul,Contoh: Jalan nafas tidak efektif

Tindakan Mandiri Keperawatana) Monitor pernafasan : rate, irama, pengembangan

dinding dada, ratio inspirasi maupun ekspirasi, penggunaan otot tambahan pernafasan, bunyi nafas, bunyi nafas abnormal dengan atau tanpa stetoskop,

b) Melakukan pemasangan pulse oksimetri,c) Observasi produksi sputum, jumlah, warna, kekentalan,d) Lakukan jaw thrust (khusus pasien dengan dugaan

cedera servikal ), chin lift, atau head tilt,e) Berikan posisi semi fowler atau berikan posisi miring

amanf) Ajarkan pasien untuk nafas dalam dan batuk efektif,g) Berikan air minum hangat sesuai kebutuhan,h) Lakukan phisioterapi dada sesuai indikasi,i) Lakukan suction bila perluj) Lakukan pemasangan Oro Pharingeal Airway (OPA),

Nasopharyngeal Airway (NPA), Laryngeal Mask Airway (LMA)

Tindakan Kolaborasia) Beri obat sesuai indikasi : bronkodilator, mukolitik,

antibiotik, steroid,b) Pemasangan EndoTracheal Tube (ETT)c) Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan

keperawatan,d) Mengutamakan prinsip keselamatan pasien ( patient

safety ), dan privacy,e) Menerapkan prinsip standar baku ( standar precaution ),f) Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat.