Dm Print Kampus

41
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETAS MILLITUS A. Konsep Dasar 1. Pengertian Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long). Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart). Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO). Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002). 2. Etiologi

description

ddddd

Transcript of Dm Print Kampus

Page 1: Dm Print Kampus

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETAS MILLITUS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan

gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi

komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long).

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan

multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi

insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart).

Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh

faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik

hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat

peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik

absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

2. Etiologi

Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui

dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes

mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-

beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.

Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :

a. Faktor genetik

Riwayat keluarga dengan diabetes :

Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita

diabetes mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga

yang menderita diabetes mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan

dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.

Page 2: Dm Print Kampus

b. Faktor non genetik

1). Infeksi

Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai

predisposisi genetic terhadap diabetes mellitus.

2). Nutrisi

a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.

b.) Malnutrisi protein

c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.

3) Stres

Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya

menyebabkan hyperglikemia sementara.

4 ) Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,

akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena

konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin

meningkat

3. Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :

a.Diabetes mellitus type insulin, Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang

dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes (JOD), klien tergantung pada

pemberian insulin untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan

hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.

b.Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM), yang

dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :

1.) Non obesitas

2.) Obesitas

Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya

resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua (umur

lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.

c.Diabetes mellitus type lain

Page 3: Dm Print Kampus

1.) diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal,

diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-

lain.

2.) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :

Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik

3.) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan,

tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat

sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS).

Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

4.Patofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari

tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut :

a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan

konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. b. Peningkatan

mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan

metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang

mengakibatkan aterosklerosis.

c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes

mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes

mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus

meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai

dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit

tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.

Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke

metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya

pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh

dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.

5.Gambaran Klinik

Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :

Pada tahap awal sering ditemukan :

Page 4: Dm Print Kampus

a. Poliuri (banyak kencing)

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai

melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang

mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak

kencing.

b. Polidipsi (banyak minum)

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak

karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.

c. Poligami(banyak makan)

Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi

(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien

banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada

pembuluh darah.

d. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang

Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka

tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak

dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan

memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan

otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.

e. Mata kabur

Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang

disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari

lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

6. Komplikasi

a.Akut

1.)Hypoglikemia

2.)Ketoasidosis

Page 5: Dm Print Kampus

3.)Diabetik

b.Kronik

1.)Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung

pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.

2.)Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati

diabetic.

3.)Neuropati diabetic.

7. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk

mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika

klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari

hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada

ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi

dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.

Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang

manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita

diabetes mellitus adalah 3 J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu:

J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.

J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.

J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara

lain :

a. Diet A :terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30

%, protein 20 %.

b. Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.

c. Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.

d. Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.

Indikasi diet A :

Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.

Indikasi diet B :

Page 6: Dm Print Kampus

Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :

a.Kurang tahan lapan dengan dietnya.

b.Mempunyai hyperkolestonemia.

c.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler

acident (cva) penyakit jantung koroner.

d.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi

belum ada nefropati yang nyata.

e.Telah menderita diabetes dari 15 tahun

Indikasi diet B1

Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu

penderita diabetes terutama yang :

a.Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.

b.Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.

c.Masih muda perlu pertumbuhan.

d.Mengalami patah tulang.

e.Hamil dan menyusui.

f.Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.

g.Menderita tuberkulosis paru.

h.Menderita penyakit graves (morbus basedou).

i.Menderita selulitis.

j.Dalam keadaan pasca bedah.

Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar

tinggi.

Indikasi B2 dan B3

Diet B2

Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens

kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt.

Sifat-sifat diet B2

a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein kurang.

b.Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20 % lemak)

hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.

Page 7: Dm Print Kampus

c.Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori / hari.

Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.

Diet B3

Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers

kreatininnya kurang dari 25 MI/mt

Sifat diet B3

a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).

b.Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.

c.Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan 2300 / hari.

(bila tidak akan merubah jumlah protein).

d.Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.

e. Dipilih lemak yang tidak jenuh.

Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan

secara teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk

melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk

menurunkan BB.

Penyuluhan kesehatan.

Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan

antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-

media cetak dan elektronik.

Page 8: Dm Print Kampus

PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Pasien

Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

Suku Bangsa : Aceh

No. cm : 0785475

Diagnosa medis : Kalori Protein (KKP)

Alamat :

Tanggal masuk :

Tanggal pengkajian :

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, mulut

tidak terasa apa-apa, banyak kencing lemah dan penglihatan agak

kabur, gatal-gatal seluruh tubuh.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 18 april 2012 dengan keluhan

tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, mulut tidak terasa apa-apa,

banyak kencing lemah dan penglihatan agak kabur, gatal-gatal seluruh

Page 9: Dm Print Kampus

tubuh.Pada saat dilakukan pengkajian didapat keluhan badan terasa

lemah, sering mual dan muntah, tidak ada nafsu makan, haus dan

sering BAK.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pernah meenderita penyakit DM sejak 2 tahun lalu dan

menurut pengakuan keluarga pasien sudah pernah masuk ke RSUD Sigli

pada tahun 2010 dan ini merupakan perwatan yang kedua kalinya.Pasien

selalu memeriksakan kesehatannya ke puskesmas.

d. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan selain dirinya ada salah satu anggota keluarga lain

yang mengalami penyakit yang sama.

e. Riwayat tumbuh kembang

3. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Pola makan pasien teratur 3 x sehari serta tidak

mempunyai alergi makanan apapun. Makanan yang

dimakan berupa nasi, sayur, lauk pauk dan buah-

buahan. Pasien merasa lapar meskipun sudah

makan.Sedangkan pola minum pasien ± 1-2 liter

sehari berupa air putih ditambah dengan selingan

secangkir kopi disetiap paginya.

Page 10: Dm Print Kampus

Selama sakit : Pola makan pasien menurun drastis, pasien hanya

makan 1-3 sendok makan per sajian.Sedangkan pola

minum pasien 2-3 gelas per hari.

Pola Istirahat

Sebelum sakit : Pasien dapat tidur cukup setiap harinya ± 6-8 j per hari

pada malamnya,Pola istirahat pasien 1-2 jam per hari

pada siangnya.

Selama sakit : Tidak bisa tidur dengan tenang dikarnakan sering

terbangun untuk BAK dan gatal-gatal diseluruh

tubuh.Tidur 3-4 jam / hari.

Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Pola BAB pasien biasanya 1-2 x sehari dengan

konsistensi lembek dan warna kuning kecoklatan.

BAK 3-5 x sehari

Selama sakit : BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek dan warna

kuning kecoklatan.BAK 1-2 x sehari

Pola aktifitas

Sebelum sakit : Pasien setiap hari melakukan aktivitas dengan tanpa

bantuan orang lain.Namun pasien sering mengeluh

cepat lelah dan sering kesemutan pada extremitas

bawahterutama bila melakukan sesuatu aktivitas.

Selama sakit : Selama sakit pola aktivitas pasien terganggu

dikarnakan k/u yang lemah

Page 11: Dm Print Kampus

Data Psikologis

Pasien terlihat gelisah dengan keadaan kesehatan dirinya dan sering

menanyakan tentang apakah dirinya akan sembuh kembali atau seperti

semula atau tidak.

4. Data Sosial

Pasien bisa bergaul dengan anggota keluarga lain dan pasien juga bisa

berkomunikasi dengan baik dan bisa diajak kompromi.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum

1. Keadaan umum : lemah

2. kesadaran : compos menthis

3. Nadi : 80 x/m

4. Temperature : 37.5oC

5. Respirasi : 26 x/m

b. Pemeriksaan k husus

1. Inspeksi

a. Rambut : hitam dan beruban

b. Kepala : tidak ada lesi dan nodul

c. Kulit : Turgor kulit jelek dan kasar

d. Mata : cekung dan konjungtiva pucat

e. Mulut : mukosa kering dan kotor

f. Telinga : tidak ada seruman

g. Wajah : tidak ditemukan udema, wajah pucat

Page 12: Dm Print Kampus

h. Leher : bentuk simetris tidak ada benjolah

i. Dada : bentuk simetris dan tidak ada nodul

j. Abdomen : simetris

k. Ekstremitas atas : simetris, pergerakan normal

l. Ekstremitas bawah : simetris, adanya luka pada kaki kanan

2. Palpasi

a. Denyut nadi ; 80 x/m

b. Turgor kulit jelek dan kasar

c. Perkusi

Refleks patella normal, abdomen kembung,

Auskultasi

Terdengar bising usus,suara nafas vesikuler

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorim

- Glukosa plasma sewaktu : < 200 mg/dl ( 11,1 mol/i )

- Glukosa plasma puasa : < 140 mg/dl ( 7,8 mol/i )

- Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

menkonsumsi 75 gr karbohidrat ( 2 jam post prandial ( PP ) < 200

mg/dl

Page 13: Dm Print Kampus

7. Therapy Medis

a. IVFD RL 20 TPM

b. Inj :

- Cefotaxime 1 gr / 12 jam

- Insulin ( 30-10-30 )

- Ketorolak 1A / 8 jam

c. Obat Oral :

- Paracetamol 3 x 1 500 gr

- Captopril 2 x 1 12,5 mg

- Ibuprofen 3 x 1 500 mg

- Adalat olos 1 x1

Page 14: Dm Print Kampus

B. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH1 2 3 4

1

2

Data Objektif :

Pasien mengatakan sering

BAK

Data Objektif :

- Pasien sering BAK

- Sering merasa haus

- Turgor kulit jelek

- K/u lemah

Data Subjektif :

Pasien mengeluh mual dan

muntah saat makan.

Data Objektif :

- K/u lemah

- Mual dan muntah

- Mulut tidak terasa apa-apa

- Hanya menghabiskan 2-3

sendok dari makanan yang

disediakan

Data Subjektif :

Pasien mengatakan ada luka di

kaki bagian kanan yang terbalut

Diuresis osmotik.

Asupan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Resiko tiinggi

Page 15: Dm Print Kampus

NO DATA ETIOLOGI MASALAH1 2 3 4

3

4

verban

Data Objektif :

- Luka di kaki kanan

- Warna merah pada luka

- Terasa panas pada daerah

luka

- Nyeri pada daerah luka

Data Subjektif :

Pasien mengeluh cepat lelah

saat melakukan aktivitas

Data Objektif :

- Pasien beddrest total

- Aktivitas pasien dibantu

oleh keluarga dan perawat

- K/u lemah

Proses inflamasi

Penurunan

prooduksi energi

metabolik

terjadinya infeksi

b/d proses infeksi

Kelelahan b/d

penurunan

produksi energi

metabolik

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa, maka dapat ditegakkan

diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah :

Page 16: Dm Print Kampus

1) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3) Resiko tiinggi terjadinya infeksi b/d proses infeksi

4) Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolik

Page 17: Dm Print Kampus

D. Rencana Keperawatan

Kurang Kalori Protein

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

1 Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.

Data subjektif :Pasien mengatakan sering BAK

Data Objektif :

- Pasien sering BAK

- Sering merasa haus

- Turgor kulit jelek

Mendemonstrasikan hidrasi adekuat Kriteria hasil :- turgor kulit dan

pengisian kapiler baik,

- haluaran urine tepat secara individu

- kadar elektrolit dalam batas normal

- K/u membaik

1. Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.

2. Timbang berat badan setiap hari

3. Berikan terapi cairan sesuai indikasi.

1. Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

2. Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.

3. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.

1. Mengobservasi

masukan dan

keluaran cairan dan

mencatat berat jenis

urine

2. Menimbang BB

3. Memberikan cairan

IV berupa RL 20

tpm

S : Pasien

mengatakan

masih sering

BAK

O : K/u lemah,

mukosa

mulut

kering, BAK

5-7 x sehari,

turgor kulit

jelek

A : Masalah

belum

teratasi

P : Intervensi

Page 18: Dm Print Kampus

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

2

- K/u lemah

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Data Subjektif :Pasien mengeluh mual dan muntah saat makan.

Data Objektif :- K/u lemah - Mual dan

muntah- Mulut

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi

KH :

- Nafsu makan normal

- Memghabiskan porsi

makanan tang

disediakan

- Mual dan muntah

hilang

- K/u membaik

1. Tentukan program diet dengan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat diihabiskan oleh pasien

2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.

3. Libatkan keluarga pasien pada

1.Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

2.Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).

3.Meningkatkan rasa keterlibatannya,memberikan informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi pasien.

4.Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat

1. Menentukan

program diet pasien

dan membandingkan

makanan yang dapat

dihabiskan

2. Menimbang BB

3. Melibatkan keluarga

dalam pemberian

makan sesuai

dilanjutkan

S : Pasien

mengatakan

nafsu

makannya

meningkat

O : K/u

membaik,

makanan 3-

5

dihabiskan

A : Masalah

Page 19: Dm Print Kampus

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

3

tidak terasa apa-apa

- Hanya menghabiskan 2-3 sendok dari makanan yang disediakan

Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d proses infeksi

Data Subjektif:Pasien mengatakan ada luka di kaki bagian kanan yang terbalut verban

Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.

perencanaan makan sesuai indikasi.

4. Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.

1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.

2. Tingkatkan sterilisasi pada semua orang yang

pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

1. Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat

indikasi

4. Memberikan injeksi

insulin

1. Memeriksa TTV

2. Menyarankan pada

pasien dan keluarga

teratasi

sebagian

P : Intervensi

dilanjutkan

S : pasien

mengatakan

luka di kaki

kanannya

Page 20: Dm Print Kampus

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

Data Objektif :- Luka di kaki

kanan- Warna

merah pada luka

- Terasa panas pada daerah luka

- Nyeri

Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolik

KH : - Tidak terjadinya

infeksi- Luka di kaki

sembuh- Nyeri hilang

berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.

3. Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.

4. Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.

mengalami infeksi nosokomial.

2. Mencegah timbulnya infeksi silang.

3. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.

4. Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi secret

agar menjaga

kebersihan saat

berhungan dengan

pasien

3. Menggantikan

verban

4. Mengatur posisi

pasien

ada

perubahan

O :K/u

membaik

Luka di kaki

mengering,

nyeri ada,

warna

merah,

verban pada

luka

A : Masalah

belum

teratasi

P : Intervensi

Dilanjutkan

Page 21: Dm Print Kampus

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

4

Data Subjektif :Pasien mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas

Data Objektif :- Pasien

beddrest total- Aktivitas

pasien dibantu oleh keluarga dan perawat

- K/u lemah

Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.

KH :- Pasien dapat beraktivitas kembali

-K/u membaik-Tidak mudah lelah lagi

-Aktivitas tidak dibantu oleh ruang lain

1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.

2. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup

3. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.

1. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah

2. Mencegah kelelahan yang berlebihan.

3. Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi.

1. Menanyakan pada

pasien tentang

aktivitas yang dia

kerjakan

2. Menyarankan pasien

untuk beraktivitas

sejauh kemampuan

dan istirahat yang

cukup

3. Memberikan

motivasi pada pasien

S :Pasien

mengatakan

ia melakukan

aktivitas

sebagaimana

anjuran dan

semampunya

O : K/u

membaik,

akvitas pasien

dilakukan

sendiri dan

dibantu oleh

keluarga dan

Page 22: Dm Print Kampus

NoDiagnosa

Keperawatan

PerencanaanImplementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 3 4 5 6 7 8

atas apa yang ingin

kerjakan sesuai

dengan toleransinya

perwat

A : Masalah

teratasi

sebagian

P : Intervensi

dilanjutkan

Page 23: Dm Print Kampus

E. Catatan Perkembangan

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4

1 1

2

S : Pasien mengatakan masih sering BAK

O : K/u lemah, mukosa mulut kering, BAK

5-7 x sehari, turgor kulit jelek

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I :

1. memantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine

2. menimbang berat badan setiap hari3. memberikan terapi cairan sesuai

indikasi

E : Setelah diberikan intervensi,masalah

pasien teratasi sebagian

R : Rencana tindakan dilanjutkan

S : Pasien mengatakan nafsu makannya

meningkat

O : K/u membaik, makanan 3-5 sendok

dihabiskan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Page 24: Dm Print Kampus

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4

3

I : Menentukan program diet, melibatkan

keluarga dalam pemberian makanan,

melakukan kolaborasi dengan tim medis

dalam pemeriksaan GD

E : makan 4-5 sendok, bubur dihabiskan

setengah porsi, k/u lemah.

R : Intervensi dilanjutkan

S : pasien mengatakan luka di kaki

kanannya ada perubahan

O :K/u membaik Luka di kaki mengering,

nyeri ada, warna merah, verban pada

luka

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

I : Menganti verban setiap hari,meng

observasi tanda-tanda infeksi,mengatur

posisi

E : Luka masih ada dan mulai

mengering,k/u membaik.

R : Intervensi dilanjutkan

Page 25: Dm Print Kampus

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4

4

1

S :Pasien mengatakan ia melakukan

aktivitas sebagaimana anjuran dan

semampunya

O : K/u membaik, akvitas pasien dilakukan

sendiri dan dibantu oleh keluarga dan

perwat

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : memberikan aktivitas alternatif pada

pasien,memeriksa TTv pasien,membantu

pasien dalam aktivitasnya

E : K/u membaik, sudah bisa melakukan

aktivitas secara mandiri

R : Rencana tindakan dihentikan

S : Pasien mengatakan pola BAK sudah

berkurang ± 5-6 x sehari

O : BAK ± 5-6 x sehari, IVFD (+), minum ±

Page 26: Dm Print Kampus

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4

19 Januar

2

3-4 gelas per hari, k/u membaik.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Menyuruh pasien untuk minum sebanyak

6-8 gelas per hari, Menggantikan cairan

infus.Mengobservasi maskan dan

keluaran pasien

E : Setelah dilakukan intervensi k/u pasien

membaik, pasien minum 5-6 gelas

sehari.

R : Rencana tindakan dilanjutkan

S : Pasien mengatakan nafsu makannya

meningkat.

O : K/u membaik,± 5-6 sendok makanan

dihabiskan,

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

I : Menganjurkan makan dalm porsi sedikit

tapi sering. Menimbang BB pasien.

E : Pasien sudah ada nafsu makan,± 6-7

sendok dihabiskan, k/u membaik. BB

naik.

R : Rencana tindakan di hentikan

Page 27: Dm Print Kampus

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4

2011

jam 08.00 wib

3

1

S : pasien mengatakan luka pada kaki

kanannya sudah mulai mengering

O : tidak merah lagi,luka mulai

mengering,masih ada verban di kaki,k/u

membaik

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

I : Mengantikan verban, mengobsevasi

keadaan luka, menyarankan pada pasien

supaya lukanya tidak terkena air agar

terhindar dari infeksi

R : Intervensi dilanjutkan

Pada tanggal 28 april 2012 pasien meminta

pulang kerumah atas kemauan pasien sendiri

dan keluarga.

Note : Semua intervensi dihentikan

Page 28: Dm Print Kampus

No Tgl/ jamNo.

DXCatatan Perkembangan

1 2 3 4