DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN...

14
DlnnmlKn Jurnal Ekonomi Pembangunan MODEL PENENTUAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) sE-soLoRAyA (su Bosu KAWONOSRATEN) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA DAN KELANGSUNGAN USAHA Sutomo Yun as ti ti P urw anin gs ih ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN STRATEGI PENANGGU LANGAN NYA DIKUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Suryanto Hermada Dekiawan ANALISIS PENGARUH EKSPOR, INFLASI, NILAITUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1993.2012 Bagas Adi Prabowo Nurul Istiqomah ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YAN G ME M PENGARU H I PRODU KTIVITAS KARYAWAN PEMANEN KELAPA SAWIT D! PT SERTKAT PUTRA LUBUK RAJA RIAU Edy Suprapto ANALISIS PERTUMBUHAN KAWASAN AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA TAHUN 2OO,I -201 1 Lilin Fuad Zakiyah ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEASISWA TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMT UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2012 Sri Wulan PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP INFLASI DAN SIKLUS BISNIS DI INDONESIA Imroatul Hidayati Diterbitkan oleh : HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET {-{o9 Halaman Surakarta ISSN Maret 2014 0216-7034 Vol" 6 No. I Maret 2014 DINAMIKA Vol.6 No.{

Transcript of DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN...

Page 1: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

DlnnmlKnJurnal Ekonomi Pembangunan

MODEL PENENTUAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK)sE-soLoRAyA (su Bosu KAWONOSRATEN) TERHADAPKESEJAHTERAAN PEKERJA DAN KELANGSUNGAN USAHASutomo

Yun as ti ti P urw anin gs ih

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN STRATEGIPENANGGU LANGAN NYA DIKUTAI BARAT KALIMANTAN TIMURSuryanto

Hermada Dekiawan

ANALISIS PENGARUH EKSPOR, INFLASI, NILAITUKAR, DANTINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMIDI INDONESIA TAHUN 1993.2012Bagas Adi Prabowo

Nurul Istiqomah

ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YAN G ME M PENGARU H I PRODU KTIVITASKARYAWAN PEMANEN KELAPA SAWIT D! PT SERTKAT PUTRALUBUK RAJA RIAUEdy Suprapto

ANALISIS PERTUMBUHAN KAWASAN AGLOMERASIPERKOTAAN YOGYAKARTA TAHUN 2OO,I -201 1

Lilin Fuad Zakiyah

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEASISWA TERHADAPINDEKS PRESTASI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMTUNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2012Sri Wulan

PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP INFLASIDAN SIKLUS BISNIS DI INDONESIAImroatul Hidayati

Diterbitkan oleh :

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

{-{o9Halaman

Surakarta ISSNMaret 2014 0216-7034

Vol" 6 No. I Maret 2014

DINAMIKA Vol.6 No.{

Page 2: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

ffi RIII ..BM].If,RJurnal Ekonomi Pembangunan

lstN 0216-7034

Stttomo

Yunas ti ti Punuanings ih

Suryanto

Hermada Dekiawan

Bagas Adi Prabov,o

Nurul Istiqomah

Edy Suprapto

Lilin Ftnd Zakiyah

Sri tr4/ulan

Imroatul Hiclavati

DAFTAR ISI

MODEL PENENTUAN UPAH MINIMUM

KABUPATEN/KOTA (UMK) SE SOLORAYA(SUBOSUKAWONOSRATEN) TERHADAP

KESEJAHTERAAN PEKERJA DAN

KELANGSUNGAN USAHA

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DAN

STRATEGI PENANGGULANGANNYA DIKUTAI

BARAT KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS PENGARUH EKSPOR, INFLASI,

NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI

INDONESIA TAHUN 1 993_201 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEM PENGARUH I PRODU KTIVITAS

KARYAWAN PEMANEN KELAPA SAWIT DI PT

SERIKAT PUTRA LUBUK RAJA RIAU

ANALISIS PERTUMBU HAN KAWASAN

AGLOM ERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA

TAHUN 2001-2011

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN

BEASISWA TERHADAP INDEKS PRESTASI

MAHAS ISWA FAKULTAS EKONOM I

UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2012

PENGARUH KEBIJAKAN MONETER

TERHADAP INFLASI DAN SIKLUS BISNIS DI

INDONESIA

I-12

13 -34

35 - 51

52- 64

65-78

19-92

93 - 109

Vol, 6 No. { Maret zA14

Page 3: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

MODEL PENENTUAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) SE

SOLORAYA (SUBOSUKAWONOSRATEN) TERHADAP KESEJAHTERAAN

PEKERJA DAN KELANGSUNGAN USAHA

Drs. Sutomo, MS

Dr. Yunastiti Purwaningsih, MP

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model perhitungan besartya upah

minimum kabupaten/kota (UMK) bagi pekerja dengan memperhatikan berbagai

pertirnbangan dan disepakati oleh para pernangku kepentingan (stake-holder) yang

terkait dalam penentuan UMK di Soloraya tahun 2012-2013. Hasilnya, diharapkan

berguna bagi pernenuhan kebutuhan hidup layak pekerja dan kelar-rgsungan usaha, serta

sebagai bahan perlirnbangan bagi para perwakilan pengusaha maupun serikat pekerja

dalam menentukan usulan UMK.Penelitian ini rnerupakan penelitian inovasi pengeq-rbangan ipteks pembuatan

model penentuan UMK, dengan metode survei terhadap pedagang diberbagai pasar

bersama para perwakilan pengusaha, peke{a dan Dewan Pengupahan Daerah serta

unsur Tri Parlite (Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah) se Soloraya dil-rarapkan dapat

mengetahui besamya Kebutuhan Hidup Layak Pekerja (KHL) tahun 2012. Data lainnya,

adalah hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) diantaranya adalah: inflasi, PDRB,

jumlah tenaga kerja, produktivitas perekonomian sebagai dasar perlirnbangan.

Analisis diskripsi digunakan untuk mengetahui peta aspirasi stake-holder dan ,

prosedure perhitungan serta penetapan UMK. Hasilnya, ada enam model sebagai

altematif penghitungan usulan upah minimum (UMK) yaitu : Model proyeksi

penghitungan besaran upah rninimum sesuai dengan (1) besaran upah minirnum

kabupaten/kota satu tahur-r sebelumnya yang ditetapkan Cubemur, (2) besaran

kebutuhan hidup layak satu tahun sebelutnnya, (3) pertumbuhan PDRB, (4)

perlurnbul.ran produktivitas pekerja, (5) inflasi daerah, (6) capaian KflL sesuai

ketentuan dan kesepakatan stcrke.-holder. Ada empat rnodel pet'hitungan proyeksi UMK

berdasarkar-r perlimbangan lain diantaranya:(1) pencapaian nilai KHL, (2) Gabungan

beberapa variabel, (3) Gabungan variabel berdasarkan capaian KHL dan (4) perlunya

nlenggunakan pertir.nbangan khusus kontribusi sektor industri dan pefiumbuhar-u-rya.

Modifikasi Model Penentuan UMK dengan mempeftimbangkan peran opini publik

rnelalui rr-redia dan faktor ekstemal diluar DPD sesuai ketentuan maupun aturan

perundangan.

Saran penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) perlu menindaklanjuti n-rasukan

dari berbagai stake-holcler sesuai dengan peta aspirasinya, (2) perlu konsistensi

pelaksanaan dan prosedur pengusulan UMK, (3) perlu uji coba rnodel yang telah dibuat

sesuai dinamika dan kondisi daerah se Soloraya serta (4) perlu pemahaman secara

menyeluruh bahwa perhitungan usulan UMK tidak lianya mempeftimbangkan nilai

KHL saja.

Kutq kunci : Peta Aspirasi pemangku kepentingan (stake-holder), LIMK, KHL'

Iryflasi, Soloraya

Page 4: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

PENDAHULUAN

Perbedaan standar upah yang

dianggap layak bagi pekerja dan

pengusaha sering menimbulkan masalah

dan pertentangan yang berkepanjangan,

karena adanya polarisasi pada pasar

tenaga kerja. Hal ini terbukti semakin

runcing manakala penetapan upah

minimum pekeq'a sangat beragam antar

daerah pada wilayah yang sama. Ini

terjadi diantaranya karena berlakunya

otonomi daerah seda globalisasi

ekonomi yang cenderung berdampak

negatif terhadap upah pekerja produksi

dan pekerja di pekerjaan berketrampilan

rendah (Afxentiou&Paul R, 2011).

Darnpak dari adanya polarisasi pada

pasar tenaga kerja tersebut di daerah,

dapat saja berpengaruh terl-radap

kebijakan pengupahan, seperti misalnya

peftemuan pekerja, pengusaha dan

pernerintah (Triparlite ) se Soloraya

guna menyerap aspirasi para pemangku

kepentingan (stalie holder) dalam

rangka koordinasi penentuan usulan

UMK 2012, ternyata mengalami jalan

buntu, disebabkan masing-masing pihak

mengusulkan UMK yang sangat

bervariasi antar pekerja sendiri maupun

usulan sementara dari pihak pengusaha.

Demikian pula saat rapat penentuan

besamya kebutuhan hidup layak pekerja

(KHL) Kabupaten Karanganyar

2

menemui jalan buntu (Solopos 17

September 2011). Hal serupa terjadi di

wilayah Soloraya maupun wilayah lain

yang jurnlah industri pengolahannya

banyak sefia peran Serikat Pekerja dan

Asosiasi P engusahanya dominan.

Berikutnya, sidang Dewan

Pengupahan Daerah (DPD) Kabupaten

Karanganyar 17 September dan 21

Septernber 2012 dalarn rangka

penetapan hasil survei Kebutuhan

Hidup Layak (KHL) Pekerja sebagai

salah satu perlimbangan usulan Upah

Minirnum Kabupaten/Kota (UMK)

2013 belum berhasil sepakat, karena

masih adanya masalah per-bedaan

besaran angka hasil survei. Serikat

Pekerja (SP) Karanganyar minta

penyesuaian KHL sebesar Rp 900.000,-

per bulan dengan alasan koreksi angka

sewa rumah pekerja, sedang Perwakilan

Pengusaha tetap. pada angka rata-rata

hasil survei sampai dengan Septen-rber

2012 sebesar Rp 891.102,16.,

Den-rikian pula di Surakarta, karena

masih adanya beberapa jenis konsurnsi

yang belum terhitung, sidang tidak

berhasil menetapkan angka KHL

(Disosnakefirans Karanganyar &

Surakarla 17 September 2012).

Banyak pekerja yang

menyatakan ketidakpuasan atas upah

yang mereka terima dengan unjukrasa.

Page 5: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

Padahal tindakan tersebut dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan,

diantaranya produksi terhenti sehingga

penjualan menurun, dan bagi pekerja

sendiri, mereka kehilangan upah

hariannya karena tidak bekerja.

Pertentangan tersebut telah

menimbulkan kerugian bagi kedua

belah pihak, namun keinginan untuk

tetap mempertahankan pendapat

rnasing-rnasing (peke4a dan

pengusaha), menyebabkan masalah ini

terus beriarut-larut sampai saat ini,

khususnya daerah yang Serikat Pekerja

dan Apir-rdonya aktif , terutama saat

penetapan KHL sebagai acuan usulan

UMK seperti di Kota Surakafia,

Kabupaten I(aranganyar dan Sukoharjo.

Mengingat selama ini selalu terdapat

perbedaan pandangan tentang upah

diantaranya :

a. Tujuan perusahaan yang ir"rgin

mempeftahankan kelangsungan

usaha dan memperoleh keuntungan

menyebabkan pengusaha berusaha

menyesuaikan biaya produksi, salah

satunya dengan penyesuaian upah

pekerja. Selain itu perusahaan juga

rnemperlimbangkan bahwa kondisi

pertumbuhan industri pasca krisis

cenderung menurun, sefia telah

berjalannya era perdagangan bebas

antar wilayah, dampaknya

perusahaan harus mampu

menyesuaikan biaya produksi tanpa

mengurangi kualitas agar

perusahaan bisa tetap eksis.

b. Dari sisi pekerja, mereka merniliki

harapan untuk dapat hidup layak

dan sejahtera melalui upah yang

diterima. Tentu saja besarnya

kebutuhan hidup layak semakin

meningkat seiring dengan

perkembangan waktu dan kondisi

ekonomi.

Secara ringkas dapat disimpulkan

inti dari masalah yang dihadapi adalah :

Model apa atau perlimbangan apa

sajakah yang sesuai untuk menentukan

besamya upah minimum agar dapat

memenuhi kesejahteraan pekerja tetapi

tidak merugikan pengusaha agar usaha

tetap berjalan dan berkembang. Pada

gilirannya keberadaan pekerja akan

menjadi salah satu daya saing bangsa

dalarn pasar kerja pudl globalisasi

ekonomi dewasa ini. Oleh karena itu,

tujuan khusus penelitian adalah

membuat model penentuan UMK yang

dapat diterima oleh semua kalangan

yarlg terlibat dalam melaksanakan

kebijakan pengupahan diantaranya :

para pengusaha, pekerja dan pemerintah

sebagai regulator peraturan-peraturan

pengupahan.

Page 6: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

Berangkat dari permasalahan

tersebut, penelitian ini diharapkan

mampu menghasilkan model yang dapat

dipakai sebagai acuan para Dewan

Pengupahan Daerah (DPD) dalam

membuat usulan UMK kepada

Gubemur yang selanjutnya akan

ditetapkan menjadi UMK pada tahun

berikutnya.

PEMBAHASAN

Hasil survei pada sidang DPD di

Soloraya sesuai dengan kuesioner peta

persepsi stake-holder didapatkan

jawaban dan masukan antara lain : pada

Llmumnya para pengusaha di Soloraya

tidak kesulitan merekrut/mendapat

pekerja produksi yang terlatih (68%)

tennasuk rekrutrnen staf managemen

yang profesional dan terdidik (44%),

hubungan industrial diantara pengusaha

dan pekerja berjalan dengan baik (56%)

der-rgan rnotivasi kerja dan kedisiplinan

para pekerja yang cukup (32%;).

Koordir-rasi antar stake-holder pada saat

pembahasan hasil survey KHL bersama

tim survey relatif berlangsung dengan

rnudah (32%), demikian pula terhadap

penentuan usulan UMK ke Gubemur

setiap tahun berjalan dengan mudah

(36%).

Selama ini, sebagai dasar

pertimbangan penentuan usulan UMK

4

tahun yang akan datang (2013) telah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(Permenaker 1712005 dan 1312013)

pada dasarnya : para anggota DPD

menghendaki pemakaian KHL sebagai

unsur pertimbangan (44oA), laju inflasi

(40%), pertumbuhan ekonomi daerah

(44%), UMK tahun lalu (32%), tidak

setuju apabila usulan UMK didasarkan

pada kebijakan pengusaha (80%),

kebijakan pernerintah yang berlaku

(40%), tidak setuju dengan opini yang

berkembang melalui media rnasa (48%).

Perundingan di DPD adakalanya

berlangsung sejalan dengan opini publik

yang berkernbang di media masa, walau

tidak mutlak dipergunakan, tetapi tidak

dapat dikesampingkan (36% tidak

setuju dan 32o/o setuju), mayoritas DPD

setuju bila usulan UMK berdasarkan

pada perundingan bipartite (52%)

hingga perundingan tripartite (60%),

diantara mereka tidak setuju dan setuju

bila mendasarkan pada UMK di daerah

sekitar (40%:40%) dan tidak setuju bila

diserahkan sepenuhnya pada kebijakan

pemerintah melalui Disnaker dan

berdasar pada situasi banyaknya pencari

kerla di daerah, karena akan berdampak

pada rendahnya upah.

Berikutnya, faktor

keterjangkauan harga dan mudahnya

barang-barang kebutuhan pokok

Page 7: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

teq'angkau oleh para pekerja sebesar

(16%) & (80%), sebagian kecil para

pekerja mempunyai rumah tinggal yang

layak (8%) lainnya (36%) belum layak,

akses rumah tinggal yang layak dan

sehat sebagian kecil (24%) dan netral

(52%). Sebagian para pekerja telah

mampu berekreasi (40%) sebagian

lainnya para pekerja kurang menikrnati.

Dari aspek Keseriusan

pemerintah mengkomunikasikan

kebijakan dan regulasi (48%) cukup

bagus (20o ), tetmasuk didalamnya

mendengarkan masukan dari dunia

usaha (68%), ketatnya kompetisi

antar perusahaan (36%) dan

kornpetisi berjalan secara fair (32%)

dan iklim usaha cukup bergairah

(32%).

Selanjutnya, penentuan usulan

UMK ke Gubemur : sebagian besar

anggota DPD berpendapat bahwa

saran Akadernisi (76%), BPS (76%)

dan kesepakatan semua stake-holder

dalam sidang di DPD (88%)

merupakan pilihan kebijakan yang

lebih realistis dibandingkan dengan

cara-cara dan mekanisme lainnya,

dalam rangka kesejahteraan pekerja

dan kelangsungan usaha.

Saran dan masukan hasil survey

akademisi kepada para anggota

DPD bahwa mereka sebagian besar

menghendaki KHL sebagai salah

satu pertimbangan usulan UMK,

tetapi bukan satu-satunya variable,

pertimbangan maupun variable lain

sesuai ketentuan perundangan dan

produk hukum tentang UMK perlu

digunakan sebagai pertimbangan.

Oleh karena itu, sebagai tindaklanjut

penelitian setelah mengetahui peta

aspirasi para anggota DPD terhadap

model perhitungan UMK, ada

beberapa tahapan yang perlu

dilaksanakan diantaranya adalah

terdapat pada sub bagian berikut.

Perlunya Data Dasar Sebagai

Pertimbangan

Data dasar sebagai bahan

pertimbangan diantaranya adalah :

1. Upah Minimum Kabupaten/Kota

tahun sebelumnya

Kebutuhan Hidup Layak satu

tahun sebelurnnya dan tahun

sekarang

PDRB satu tahun sebelumnya

(dengan catatan apabila data satu

tahun sebelumnya belum

dipublikasikan, maka

menggunakan data dua tahun

sebelumnya)

4. Produktivitas perekonomian

daerah merupakan rasio PDB

2.

J.

Page 8: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

dengan jumlah penduduk yang

bekerja satu tahun sebelumnya

5. Inflasi satu tahun sebelumnya

dan tahun sekarang

Kerangka Teori, Prosedur

Perhitungan dan Penetapan UMK

Beberapa produk hukum sebagar

pedoman pelaksanaan perhitungan

UMK adalah : (1) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, pasal 88 ayat (4) jo

89; (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun

2012 tentang Komponen dan

Pelaksanaan Tahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup Layak; (3) Keputusan

Gubernur Jawa Tengah Nomor

56012212009 tentang Pernbentukan

Dewan Pengupahan Provinsi Jawa

Tengah Masa Bhakti 2009 - 2012; (a)

Penangguhan pelaksanaan UMK (sesuai

dengan Kepmenakertrans

No.231/MEN/2003 tentang Tata Cara

Penangguhan Pelaksanaan Upali

Minimum), dan (5) Pemantauan

pelaksanaan UMK ke perusahaan oleh

Tim Pemantau Pelaksanaan UMK

Provinsi dan Kab/Kota. Bagan prosedur.

langkah-langkah pelaksanaan dan

kewenangan rnasing-masing stake-

holder adalah sebagai berikut.

Sumber: Disarikan dari UUKetenagake4'aan 1312003; Pemenaker

1312012 dan Bahan kuliah tarnu Sumarnol0

Oklober 2012.

Secara

Gubernur/Walikota/Bupati rnembentuk

Tirn Survey KHL dan Dewan

Pengupahan Daerah (DPD) sesuai

ketentuan perundangan. Tim survey

melaksanakan tugas dan melaporkan

l"rasilnya kepada DPD sebagai bahan

perlimbangan pada koordinasi

pengusulan UMK ke Guben-rur.

Selanjutnya Gubemur menerima usulan

UMK dari para Walikota/Bupati dan

menetapkan besamya TJMK

berdasarkan konsultasi dengan DPD

Propinsi.

Pada dasamya, UMK adalah

merupakan jaring pengaman terhadap

upah yang diterima oleh pekerja.

Artinya pada batas tefientu karena

perubahan situasi sosial ekonomi yang

ada di tingkat wilayah, daerah, regional

maupun nasional, dengan adanya UMK

dapat diharapkan kesejahteraan pekerja

ringkas,

Page 9: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

dapat dijaga. Oleh karena itu, dan

berbagai kajian selama ini bahwa

penghitungan UMK selalu

memperlimbangkan variabel sosial,

ekonomi maupun opini yang

berkembang dimasyarakat.

Pasar kerja dan dinamikanya,

perlumbuhan ekonomi, perlumbuhan

produktivitas kerja, inflasi, kontribusi

sektor industri pada perekonomian,

upah yang berlaku didaerah sekitar,

UMK tahun sebelumnya dan nilai

kebutuhan hidup layak (KHL)

merupakan valiabel-variabel yafig

secara bersama-sama dipertimbangkan

dalam menghitung besamya usulan

UMK hingga penetapan dari Gubernur.

Selanjutnya, opini yang berkembang

dalarn masyarakat perlu pula diapresiasi

selama tidak bertentangan dengan

peraturan perundangan yang berlaku.

I(arena pada dasamya peningkatan

besarnya UMK disatusisi dapat

menambah kesejahteraan pekerja,

disisilain diharapkan juga tidak

membebani pembiayaan produksi

sebagai acuan kesinambungan usaha.

Model Perhitungan UMK

Penghitungan besaran UMK

dilakukan dengan tiga eara, yaitu

perhitungan dengan proyeksi

berdasarkan pertumbuhan UMK,

proyeksi sesuai pertumbuhan KHL

sesuai Permenaker No. 1312012 dan

modifikasi model proyeksi sesuai

keadaan potensi keberadaan Asosiasi

Pengusaha dan Serikat Pekerja

didaerah.

1. Perhitungan Proyeksi Sesuai

Pertumbuhan UMK, (KIIL)

PDRB, Produktivitas

perekonomian daerah dan Inflasi

serta Capaian I(HL.

Penghitungan proyeksi besaran upah

minimum sesuai dengan

perlumbuhan UMK, dapat

diformulasikan sebagai berikut :

^. Pertumbuhan UMK

UMKI: UMKI-1 x (1+R

UMK ) dimana :

R UMK : { (UMK t-1 - UMK

t-2)/UMK t-2 \ x 100 %

b. Pertumbuhan I(HL

UMKt: UMKI-1 x (1+R

KHL t-1) dirnana :

R KHL t-l : { (KHL t-1 - KHL

t-2)11<HLt-2 ) x 100%

c. Pertumbuhan PDRB

UMKt: UMKt-l x(ix

Pertumbuhan PDRB t-2)

dimana:

PDRB t-2 : { ( PDRB t-2 *

PDRB t-3) / PDRB t-3) x 100 %

Page 10: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

L..,

b.

d. Produktivitas

UMKI : UMKI-I x(1 x

Pertumbuhan Prodktvas t-2)

dimana:

Pertumbuhan Prodktvas t-1 : {

(Prodktvas t-2 - Prodktvas t-3 /

Prodktvas t-3 ) ) x 100%

Prodktvas t-2 : PDRB t-2 / KK

t-2

Prodktvas t-3 : PDRB t-3 /KK t

-3

Inflasi

UMK t: UMK t-l x (1 + INF t-1) dimana :

INF t- = Tingkat inflasi pada

tahn t-1 berdasarkan laporan

BPS

Perhitungan Proyeksi UMK

Berdasarkan Berbagai

Pertimbangan

Sesuai ketentuan pada Bab 3

Permenaker 1312012 pasal 6,

penetapan upah rninimum oleh

Gubemur berdasarkan I(HL dengan

mernperhatikan perlumbuhan

ekonomi, produktivitas secara

simultan diantaranya perlu

mempertimbangkan : kondisi pasar

kerja dan kondisi usaha marginal.

Penghitungan proyeksi besaran upah

minimum sesuai dengan

besaran upah rninimum didasarkan

diantaranya pada tahap pencapaian :

KHL, perlumbuhan PDRB,

produktivitas, dan

memperlimbangkan keberadaan

sektor marginal (usaha yang paling

tidak mampu).

Pada pelaksanaannya,

pertimbangan pada usaha tidak

mampu ternyata belum dapat

dioperasionalkan, maka untuk

kepentingan perhitungar.r dapat

diabaikan. Dengan demikian

besaran upah minimum dihitung

berdasar pada gabungan

perlimbangan dengan model sebagai

berikut :

Pencapaian Nilai KHL

UMKt: AxKHLt-i

Gabungan

UMKt : UMKt-1 (1 xR

Gabungan )

R gabungan : ( pertumbuhan

UMK + perlun-rbuhan KHL +

pertumbuhan prodktvas +

perlumbuhan PDRB + INF t-l) / 5

Gabungan berdasarkan Capaian

KHL

UMKt : a xKHLt x(1 xR

Gabungan)

R gabungan : ( pertumbuhan

UMK + pertumbuhan KHL +Permenaker ini menyatakan bahwa

c.

Page 11: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

perlumbuhan prodktvas +

pertumbuhan PDRB + INF) / 5

Modifikasi Model Penentuan UMKPelaksanaan perhitungan usulan

dan petetapan UMK mengalami

permasalahan terutama pada kabupaten

atau kota yang peran serikat kerja dan

asosiasi pengusaha relatif kuat seperli

halnya Kota Surakafta, Kabupaten

Karanganyar, Sukoharjo di wilayah

Soloraya. Anggota Dewan Pengupahan

Daerah (DPD) dari unsur pekerja selalu

menggunakan acuan KHL sebagai

penentu usulan UMK, sedangkan

per-wakilan pengusaha pada umurnnya

menggunakan acuan sesuai ketentuan

perundangan, pada intinya I(HL bukan

satu-satunya penentu besamya usulan

uMK. Bersamaan terjadinya perbedaan

pandangan, peran pihak ekstemal dapat

pula mernpengaruhi persepsi publik,

diantaranya rnedia cetak, on-line

maupun televisi sebelum dan sesudah

usulan UMK dibuat oleh rnasing-

rnasing kabupaten kota hingga

penetapan oleh Gubernur.

Munculnya Pennenaker no 13

tahun 2012 tentang komponen dan

pelaksanaan tahapan pencapaian hidup

layak, semakin menambah

pennasalahan pada perhitungan UMK,

karena survey KHL bulan Januari - Juli

2012 telah berlangsung menggunakan

acuan lama Permenaker 1712005

terhadap 46 jenis barang konsumsi,

hasilnya telah disepakati bahwa rata-

rata KHL selama survey tersebut

menjadi perlimbangan usulan UMK.

Dengan Permenaker 1312012 KHL

dihitung berdasarkan 60 jenis barang

konsumsi, maka nilai KHL hasil survey

bulan September 2072 angkanya lebih

besar dibandingkan dengan rala-rata

hasil survey dengan menggunakan 46

jenis barang konsumsi selama Januari-

luli2012.

Oleh karena itu diperlukan

rnodel yang dapat mengapresiasi semua

kepentingan stake-holder diantarannya :

berdasarkan kontribusi sektor industri,

pertumbuhan, produktivitas dan

prediksinya pada perekonomian daerah.

Peran opini publik melalui media atau

pihak eksternal dapat saja

diperlimbangkan selama berdasar aturan

maupun ketentuan yang berlaku. Karena

dengan semakin lengkapnya informasi

dari berbagai pihak, dapat diharapkan

bahwa model UMK dapat memer:rul.ri

kesejahteraan pekerja dan kelangsungan

usaha.

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian ini berupa

rancangan model penentuan upah

minimum kabupaten/ kota se Soloraya

yang tertuang dalam bentuk laporan

Page 12: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

penelitian. Langkah yang telah

dilakukan adalah sulvey pada DPD dan

nara sumber yang berhubungan dengan

kebijakan pengupahan, buku referensi

maupun hasil penelitian terdahulu. Dari

apa yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1 Diketahuinya peta aspirasi berikut

prosedur tentang cara penyusunan

usulan upah minimum (UMK) dan

usulan model perhitungan yang layak

sesuai ketentuan dalarn rangka

kesejahteraan pekerja dar-r

kelangsungan usaha, berdasarkan

perundangan dan peraturan yang

berlaku.

2 Terdapat enam model sebagai

alternatif penghitungan usulan UMK

; (1) besamya UMK satu tahun

sebelumnya, (2) besamya KHL satu

tahun sebelumnya, (3) pefiumbuhan

PDRB, (4) produktivitas dan

pefiumbuhannya, (5) inflasi daerah,

(6) capaian KHL sesuai ketentuan

dan kesepakatan stake-holder; empat

model perhitungan proyeksi UMK

berdasarkan pertimbangan tefientu

diantaranya : (1) pencapaian nilai

KHL, (2) Gabungan variabel

penentu, (3) gabungan berdasarkan

capaian KHL dan (4) perlunya

menggunakan pertimbangan khusus

10

kontribusi sektor industri dan

perlumbuhannya; serta modifikasi

rrodel penentuan UMK dengan

mempertimbangkan peran opini

publik melalui media dan faktor

eksternal diluar DPD sesuai

ketentuan maupun aturan

perundangan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat

disarankan antara lain sebagai berikut :

1. Perlu menindaklanjuti masukan dari

berbagai pemangku kepentingan

(stake-holder) sesuai dengan peta

aspirasinya.

2. Perlu konsistensi pelaksanaan dan

prosedur pengusulan UMK sesuai

aturan hukum dan perundangan.

3. Perlu uji coba rnodel yang telah

dibuat sesuai dinamika dan kondisi

daerah se Soloraya.

4. Perlu pemahaman secara menyeluruh

bahwa perl.ritungan usulan UMK

tidak hanya mempefiin-rbangkan r-rilai

KHL saia.

DAFTAR PUSTAKA

Afxentiou Diamando & Paul R.

Kutasovic. 2011. "E,mpirical

Evidence on Wage Polarization:

A Panel Analysis". Journal of'

Business & Econontic Studies,

Vol.17, No. 1, Spring.

Anonim. 2011. "Rapat Penentuan KHLBuntu". Solopos, l6 Septernber

2011.

----------.2012. "Rapat Koordinasi

Penentuan Usulan UMK" 17

Page 13: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

a

September. Dinsosnakefirans

Kabupaten Karanganyar.

2012. "Rapat Koordinasi

Penentuan Usulan UMK 2073'

17 September. Dinsosnakedrans

Kota Surakarta

2012. ",reribu.ialan bikin upah

mm'ah" Solopos 17 September

2012.

2012. " SPSI patok UMK Solo

Rp938.702 "Solopos 27

September 2012.

---------.2012. "Pemkot Solo usulkan

UMK Rp 9j1.100" Solopos, 5

Oktober 2012

Keputusan Gubemur Jawa Tengah.

Nomor: 56114412011. Tentang

Upah Minimum Pada 35

Kabupaten/Kota Di Propinsi

Jawa Tengah Tahun 2012.

Peraturan Menteri Tenagakerja

Republik Indonesia No I Tahun

1999. Jakarta.

Purwono. 2002. "Peran Statistik Dalam

Penetapan Upah MinimumPerkotaan/Kabupaten" Makalah

disampaikan Pada KuliahUmum FE UNS Sebelas Maret.

15 Oktober 2002. Surakarta.

Petmenaker No.111999. Tentang Upah

Minimum Regional.

KepMenakertrans

226/MEN/2000 Tentang

perubohan pasal 1,3,4, B, I 1,

20,21

Permenaker No.13/Tahun 2012.

Tentang Komponen Dan

Pelaksanaan Tahapan

Pencapaian Kebutuhan HidupLayak (KHL).

Rodgers, Gerry. 1994. Workers,

Institutions And Economic

Growth In Asia. Interna-tional

institute for Labour Studies

Geneva.

Sumamo. 2A12. Seputar UMK Di

Kabupaten Karanganyar.Kuliah

Tamu FE UNS.

Sutomo. 2004. "Analisis Upah

Minimum Kabupaten /Kota

(uMzuP)Subosukawonosraten".

Prespekti.f, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Manajemen dan

Akuntansi. Jumal Terakreditasi

Vo1.9 No.2 ha1.92-202.

Desember.

2005. "UMK 2006, Sepakar

Dengan Angka Tidak Sama".

Solo Pos 21-10-2005.

2005. "Prediksi Upah

Minimum Kota (UMK)

Surakarla & Kabupaten

Karanganyar Tahun 2006".

Makalah Presentasi di Dewan

pengupahan Daerah Kota

Surakarla & Kabupaten

Karanganyar 17 Oktober 2005.

Sutomo & Yunastiti Purwaningsih.

2005."Analisis Penentuan

Besamya Upah Minirnun.r

I(abupaten Kota Se Eks.

Karesidenan Surakarta Tahur-r

2004". Penelitian DP3M Ditien

Dikti. Jakarla. 2004. Makalah

Presentasi Seminar Hasil

Penelitian Di Dikti 9-11 Mei

2005.

Susilo. 2005. "Analisis Penentuan

Besamya Upah Minimum

kabupaten Sukoharjo Propinsi

Jawa Tengah Tahun ?005".

H asil Penelitian DP3M/lV/2005

Ditjen Dikti Tidak

Dipublikasikan. Universitas

Sebelas Maret Surakarla.

Sidauruk Markus, 2012. Kebijakan

Pengupahan di Indonesia.

Jakarta. Gougle.com

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

I(etenagakerjaan. Jakarta April2003.

WWW. Nakerlrans.go.aid. Situs resrni

Departemen Tenaga Kerja

Transmigrasi RI.

WWW.BPS.go.aid. Situs Resrni Badan

Pusat Statistik.

WWW.Kompas.go.aid. Situs Resmi

Kompas.

di

L1

Page 14: DlnnmlKn - Sebelas Maret Universitymesp.fe.uns.ac.id/media/Model Penentuan Upah.pdf · PENDAHULUAN Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi pekerja dan pengusaha sering menimbulkan

Yunastiti Purwaningsih. "Analisis

Penetapan Upah MinimumTahun 2003 di Kabupaten

Karanganyar". Prespektif,

Jurnal Ekonomi Pembangunan,

Manajemen dan Akuntansi.

Jurnal terakreditasi Vol.7 No.2

ha1.135-143.

12