Dk2p4 Musket

8
PATOGENESIS 1 Seluruh infeksi harus selalu adanya keterkaitan antara penyerangan mikroba dan pertahanan penjamu. Infeksi terjadi apabila jika organisme bersifat virulen dan jumlah inokulum yang besar. Bakeri dapat masuk kedalam tubuh secara langsung dengan adanya trauma tembus, dengan penyebaran secara hematogen dari sisi sampingnya atau suatu focus infeksi, atau paparan selama operasi. Pada osteomielitis akut anak-anak, metafisis biasanya terlibat. Hal ini dikarenakan pembulh darah arteri nutrisi kosong sampai dengan vena-vena sinusoidal, menyebabkan aliran yang melambat dan turbulen pada perbatasan ini. Kondisi ini memudahkan bakteri berpindah ke endothelium dan menempel pada matrix. Juga, tekanan oksigen yang rendah pada daerah ini menurunkan aktivitas fagositik dari sel darah putih. Thrombosis menyebabkan daerah yang terkena menjadi nekrosis yang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Kumpulan pus dan tekanan yang dihasilkan, dapat meembus korteks melalui system haversian dank anal Volkmann dan akan dikumpulkan dibawah periostium. Abses subperiostium dapat menstimulasi terbentuknya involucrum periosteal. Sekali mengenai korteks, pus dapat menembus jaringan lunak sampai permukaan kulit, membentuk sinus pengeluaran (draining sinus). 1 Swiontkowski, Marc F, MD; Stovitz, Steven D, MD. Manual of Orthopaedics, 6th Edition. Lipponcott Williams and Wilkins. 2001. Chapter 3 : Prevention and Management of Acut Musculoskeletal Infections

description

gsdgd

Transcript of Dk2p4 Musket

PATOGENESIS[footnoteRef:2] [2: Swiontkowski, Marc F, MD; Stovitz, Steven D, MD. Manual of Orthopaedics, 6th Edition. Lipponcott Williams and Wilkins. 2001. Chapter 3 : Prevention and Management of Acut Musculoskeletal Infections]

Seluruh infeksi harus selalu adanya keterkaitan antara penyerangan mikroba dan pertahanan penjamu. Infeksi terjadi apabila jika organisme bersifat virulen dan jumlah inokulum yang besar. Bakeri dapat masuk kedalam tubuh secara langsung dengan adanya trauma tembus, dengan penyebaran secara hematogen dari sisi sampingnya atau suatu focus infeksi, atau paparan selama operasi. Pada osteomielitis akut anak-anak, metafisis biasanya terlibat. Hal ini dikarenakan pembulh darah arteri nutrisi kosong sampai dengan vena-vena sinusoidal, menyebabkan aliran yang melambat dan turbulen pada perbatasan ini. Kondisi ini memudahkan bakteri berpindah ke endothelium dan menempel pada matrix. Juga, tekanan oksigen yang rendah pada daerah ini menurunkan aktivitas fagositik dari sel darah putih. Thrombosis menyebabkan daerah yang terkena menjadi nekrosis yang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Kumpulan pus dan tekanan yang dihasilkan, dapat meembus korteks melalui system haversian dank anal Volkmann dan akan dikumpulkan dibawah periostium. Abses subperiostium dapat menstimulasi terbentuknya involucrum periosteal. Sekali mengenai korteks, pus dapat menembus jaringan lunak sampai permukaan kulit, membentuk sinus pengeluaran (draining sinus).Perbedaan Osteosarkoma, Osteomielitis dan Ewin Sarkoma[footnoteRef:3][footnoteRef:4][footnoteRef:5][footnoteRef:6][footnoteRef:7][footnoteRef:8][footnoteRef:9][footnoteRef:10][footnoteRef:11] [3: Salter, Robert B. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 3 rd ed. Philadeiphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.p.400-3. ] [4: Skinner, Harry B. Current diagnosis & treatment in orthopaedics. Lange Medical Book. 3 rd ed. New York: McGraw-Hill; 2003.p.312-8.] [5: Patterson FR. 2008. Osteosarcoma. In: Timothy AD, editor. Orthopaedic Surgery essential. Oncology and basic science. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.p.177-87.] [6: Solomon L, Warwick D. Nayagam S.Apleyssystem of orthopaedics and fractures. 8th ed. NewYork: Oxford University Press Inc; 2001.p.185 218.] [7: Gebhardt, Mark C, Hornicek, Francis J. Osteosarcoma. Orthopaedic knowledge update musculoskeletal tumors. American Academy of Orthopaedic Surgeons. 1st ed. NewYork: McGraw-Hill; 2002.p.175-82.] [8: BechlerJR,RobertsonWW, MeadowsAT,Womer RB. Osteosarcoma as a second malignant neoplasm in children. J Bone Joint Surg Am 1992;74:1079-83.] [9: Wittig, James C, Bickels J, Priebat D, et al. Osteosarcoma: a multidisciplinary approach to diagnosis and treatment.Apeer reviewed Journal of American Academic of Family Physicians 2002.] [10: Frassica, Frank J, Frassica, DeborahA, McCarthy, Edward F. Orthopaedic pathology. In: Miller, Mark D, editors. Review of orthopaedics. 4th ed. Philadelphia: Saunder; 2004.p.440-58.] [11: Tsuji Y, Kusuzaki K, Kanemitsu K, et al. Calcaneal osteosarcoma associated with werner syndrome. The Journal of Bone and Joint Surgery 2000;82:9-12]

Osteosarkoma/Sarkoma OsteogenikMerupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat.Terjadi pada dekade ke 2 dari kehidupan dimana masa tersebut merupakan masa aktif pertumbuhan tulang, hanya kurang dari 5% terjadi pada anak-anak usia kurang dari 10 tahun.Bersifat sangat ganas, cepat bermetastase ke paru-paru dengan melalui aliran darah.Klinis:Pria lebih banyak diserang daripada wanita dengan perbandingan 2 : 1Didapat terutama pada usia muda, berusia 10-20 tahunKeluhan utama penderita ialah perasaan sakit pada bagian tulang yang terkena disertai adanya benjolan.Didapat pula tanda-tanda keganasan umum seperti anemia, berat badan menurunLokasi :Didapat pada metafisis tulang-tulang panjang terutma pada bagian distal femur, proksimal tibia dan proksimal humerus.Radiologi :Didapat3 macam gambar radiologi yaitu:1. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses utama.2. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh banyak pembentukan tumor tulang.3. Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan tumor tulang.Gambaran radiologis didapat adanya gambaran osteolitik dan osteoblatik, pada MRI ditemukan garis destruksiPada MRI ditemukan garis akibat proses destruksi dan ekstensi jaringan lunak sel-sel tumor.Pertumbuhan neoplasma yang cepat mengakibatkan terangkatnya poriosteum dan tulang reaktif terbentuk antara periosteum yang terangkat dengan tulang dan padaX-Rayterlihat sebagai segitiga Codman. Kombinasi antara tulang reaktif dan tulang neoplastik yang dibentuk sepanjang pembuluh darah berjalan radier dari kortek tulang ke arah masa tumor membentuk gambaran Sunbrust.Patologi :Gambaran histologinya bervariasi. Kriteria untuk diagnosis adalah didapatnya stroma sarkoma dengan pembentukan osteoid neoplastik dari tulang disertai gambaran anaplasia yang menyolok. Sel-sel ganas menembus rongga antara kumpulan osteoid.Gambaran patologis ditemukannya stroma sarcoma dan anaplasia.

Sarkoma EwingTumor ganas yang jarang didapat. Disebut juga Small Round Blue Cell. Menyerang golongan usia muda, kebanyakan dibawah usia 20 tahun dengan prevalensi kurang lebih 80%. Lebih banyak didapat pada kaum pria.Klinis :Penderita mengeluh sakit dengan diseretai adanya benjolan. Kemungkinan ada suhu badan yang meninggi, berkeringat berlebih, lekositosis dan laju endap darah meningkat.Lokasi :Pada diafsisi tulang-tulang panjang, paling sering pada femur, humerus, tibia, ulna dan fibula, dapat juga mengenai tulang-tulang tipis.Radiologi :Tampak proses destruksi tulang dengan batas yang tidak jelas. Pembentukan tulang reaktif baru oleh periosteum bisa berlapis-lapis yang memberikan gambaranOnion Skinatau tegak lurus yang nampak sebagaiSunbrust.gambaran radiologist tampak destruksi tulang dengan batas tidak jelas, gambaran MRI terdapat kerusakan korteks.Pada MRI menunjukkan kerusakan kortek dan gangguan pada jaringan lunak sekitarnya.Patologi:terdapat gambaran highly cellular, neoplasma infiltrat dengan bagian yang padat, round cell dengan sitoplasma yang jernih round blue cell tumor, dan adanya ekstensif nekrosis yang ditunjukkan dengan gambaran occasional Homer-Wright rossetes.

gambaran patologis dengan noeplasma infiltrate, round blue cell tumor dan Hommer-Wright rossetess.

Daftar Pustaka 1. Swiontkowski, Marc F, MD; Stovitz, Steven D, MD. Manual of Orthopaedics, 6th Edition. Lipponcott Williams and Wilkins. 2001. Chapter 3 : Prevention and Management of Acut Musculoskeletal Infections2. Salter, Robert B. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 3 rd ed. Philadeiphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.p.400-3.3. Skinner, Harry B. Current diagnosis & treatment in orthopaedics. Lange Medical Book. 3 rd ed. New York: McGraw-Hill; 2003.p.312-8.4. Patterson FR. 2008. Osteosarcoma. In: Timothy AD, editor. Orthopaedic Surgery essential. Oncology and basic science. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.p.177-87.5. Solomon L, Warwick D. Nayagam S.Apleyssystem of orthopaedics and fractures. 8th ed. NewYork: Oxford University Press Inc; 2001.p.185-218.6. Gebhardt, Mark C, Hornicek, Francis J. Osteosarcoma. Orthopaedic knowledge update musculoskeletal tumors. American Academy of Orthopaedic Surgeons. 1st ed. NewYork: McGraw-Hill; 2002.p.175-82.7. BechlerJR,RobertsonWW, MeadowsAT,Womer RB. Osteosarcoma as a second malignant neoplasm in children. J Bone Joint Surg Am 1992;74:1079-83.8. Wittig, James C, Bickels J, Priebat D, et al. Osteosarcoma: a multidisciplinary approach to diagnosis and treatment.Apeer reviewed Journal of American Academic of Family Physicians 2002.9. Frassica, Frank J, Frassica, DeborahA, McCarthy, Edward F. Orthopaedic pathology. In: Miller, Mark D, editors. Review of orthopaedics. 4th ed. Philadelphia: Saunder; 2004.p.440-58.10. Tsuji Y, Kusuzaki K, Kanemitsu K, et al. Calcaneal osteosarcoma associated with werner syndrome. The Journal of Bone and Joint Surgery 2000;82:9-12.