djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena...

151
Provinsi DKI Jakarta KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2018 KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Transcript of djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena...

Page 1: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Provinsi DKI Jakarta

KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Page 2: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Page 3: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

i

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin

dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen

Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan KFR Tahunan 2018 ini bertujuan untuk memberikan ulasan

dari kebijakan fiskal baik yang bersumber dari APBN maupun APBD di

wilayah Provinsi DKI Jakarta, indikator makro ekonomi, serta bagaimana

dampak dari kebijakan fiskal tersebut terhadap perekonomian di tingkat

regional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Jakarta.

Sebagai ibukota Indonesia, DKI Jakarta merupakan pusat perekonomian dan juga pusat

pemerintahan. Lebih dari 70% APBN dikelola di wilayah DKI Jakarta, dan merupakan provinsi

yang memberikan sumbangan terbesar bagi perekonomian nasional. Pada tahun 2018 DKI

Jakarta menyumbang sebesar 17,34% terhadap PDB Indonesia, serta memiliki pertumbuhan

ekonomi sebesar 6,17% di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Indeks Pembangunan Manusia

DKI Jakarta juga tercatat sebesar 80,06 dan merupakan tertinggi di Indonesia, dan satu-satunya

yang berada pada kategori tinggi. Namun masih tercatat angka kemiskinan yang masih cukup

tinggi, masih terdapat kesenjangan pendapatan antar penduduk, serta permasalahan tingkat

pengangguran yang masih cukup tinggi. Hal ini tentunya menjadi tantangan kita bersama untuk

mengatasi permasalahan tersebut, dan memfokuskan pembangunan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya kami tak lupa menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu tersusunnya KFR ini. Semoga kerja sama yang telah terjalin dapat lebih

ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 yang kami susun ini masih jauh dari

sempurna dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan pada periode

berikutnya.

Akhir kata, semoga Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan

para pemangku kepentingan sebagai salah satu informasi fiskal tingkat Regional.

Jakarta, 24 Februari 2019

Rina Robiati

Page 4: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

ii

Pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada

tahun 2018 tumbuh 6,17%, dengan nilai PDRB

yang sangat tinggi yaitu Rp2.599 triliun,

menyumbang 17% terhadap PDB Nasional.

Kontributor terbesar dari sisi lapangan usaha yaitu

Perdagangan, dan dari komponen pengeluaran

yaitu konsumsi Rumah Tangga. Penyelenggaraan

Asian Games 2018 memberikan dorongan yang

positif pada Lapangan Usaha Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

yang tidak terlepas dari peran para atlet dan

kontingen peserta Asian Games yang

membelanjakan uangnya di Ibu Kota, serta

besarnya animo masyarakat dalam membeli

pernak-pernik khas Asian Games.

Pendapatan per kapita DKI Jakarta pada tahun

2018 sebesar Rp248,31 atau sebesar 440% dari

Pendapatan per kapita nasional. Kenaikan

pendapatan per kapita sebesar 6,8%

dibandingkan tahun sebelumnya diiringi dengan

turunnya angka kemiskinan 0.23 poin atau 20,87

ribu orang dibandingkan bulan September tahun

2017.

Adapun Indikator Makro Ekonomi dalam

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 yang terealisasi

antara lain : pertumbuhan ekonomi telah

memenuhi target mendekati batas minimum yang

ditetapkan yaitu 6,12%. Namun Kemiskinan di DKI

Jakarta pada tahun 2018 sebesar 3,55%, masih di

atas target yang ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu

3,40 – 3,50. Terkendalinya tingkat inflasi yang

tercapai 3,27%, lebih rendah dari target yang

ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 3,50- 4,00%.

Beberapa faktor yang mendukung terkendalinya

inflasi tahun 2018 diantaranya terkendalinya

ekspektasi inflasi masyarakat, tarif transportasi

yang terjaga dan semakin solidnya program-

program Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)

Jakarta dalam menjaga kestabilan harga pangan

di ibukota.

Keberhasilan pembangunan kualitas penduduk

DKI Jakarta ditunjukkan melalui angka Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang berada pada

kategori sangat tinggi yaitu mencapai angka 80,06

dan merupakan yang tertinggi di Indonesia. Angka

ini meningkat sebesar 0,46 poin dibandingkan

IPM tahun sebelumnya yang sebesar 79,60.

Namun dari seluruh Kab/Kota di DKI Jakarta, Kab.

Kepulauan Seribu mempunyai IPM yang terendah

di Jakarta yaitu sebesar 70,11. Hal ini perlu

mendapatkan perhatian khusus dari Pemprov DKI

Jakarta dalam pemerataan perekonomian,

pendidikan, dan kesehatan di Kepulauan Seribu.

Ringkasan Eksekutif

Page 5: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

v

Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat di

Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 mencapai Rp.

1.100,49 triliun, atau mengalami kenaikan

sebesar 18,85% dibandingkan tahun 2017.

Adapun Realisasi belanja Pemerintah Pusat yang

disalurkan melalui Kementerian/Lembaga pada

tahun 2018 mencapai Rp. 442,56 triliun, menurun

14,18% dibandingkan tahun 2017. Realisasi

belanja dihitung berdasarkan realisasi belanja

Kementerian/Lembaga di DKI Jakarta dan tidak

termasuk Bagian Anggaran BUN. Alokasi transfer

ke daerah pada provinsi DKI Jakarta hanya

berupa Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus

Non Fisik sebesar Rp.17.855,18 miliar, lebih

rendah 5,85% dibandingkan tahun 2017, setara

dengan 2,36% dari total realisasi transfer ke

daerah dan dana desa secara nasional.

Realisasi pendapatan perpajakan Pemerintah

Pusat di Provinsi DKI Jakarta sepanjang tahun

2018 mencapai Rp. 957,65 triliun meningkat 20%

dibandingkan tahun 2017, sedangkan Realisasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp.142,85 triliun, naik sebesar 6,37%. Angka

rasio pajak terhadap PDRB tahun 2018 sebesar

36,84%, meningkat dibandingkan tahun 2017

didorong oleh kenaikan pendapatan pajak yang

signifikan pada tahun ini.

Sementara belanja APBD Pemprov DKI Jakarta

tahun 2018 memiliki target pendapatan terbesar di

Indonesia yaitu sebesar Rp65.81 triliun dengan

realisasi Rp.61.34 triliun atau 93.21% dari target.

Pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

turun 4.69% dibandingkan tahun 2017 disebabkan

berkurangnya Dana Bagi Hasil di 2018. Adapun

alokasi belanja mencapai Rp75,09 triliun dengan

realisasi sebesar 61.59 Triliun atau 82.03% dari

pagu APBD, naik 20.68% dari tahun 2017.

Setelah dikonsolidasikan, Realisasi pendapatan

negara Tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta

terealisasi Rp1.161,84 triliun naik 17,35 %

dibandingkan tahun 2017, sedangkan Belanja

Negara konsolidasian terealisasi sebesar Rp

522,01 triliun, turun 10,87% dibandingkan tahun

2017.

Pada KFR Tahun 2018 ini, Kanwil DJPb DKI

Jakarta melakukan inovasi dengan melakukan

penelitian untuk mengetahui dampak kebijakan

fiskal terhadap kesejahteraan masyarakat yang

ditunjukkan melalui angka pertumbuhan ekonomi,

kemiskinan, dan tingkat pengangguran. Model

penelitian diambil dari Journal of Economics,

Business and Accountancy Ventura, Jurnal Ilmu

Ekonomi, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik,

serta Jurnal Pembangunan dan Ekonomi Daerah.

Dari pengolahan data didapatkan beberapa hasil

penelitian yang tidak signifikan (tingkat signifikansi

5%) sehingga tidak ditampilkan dalam KFR ini.

Hal ini disebabkan keterbatasan data yang

dimiliki dalam melakukan penelitian tingkat

regional (data yang digunakan data timeseries

dengan jumlah sample < 30), sedangkan variabel

yang digunakan dalam penelitian lebih dari dua

variabel

Adapun hasil pengolahan data yang menunjukkan

hasil yang signifkan juga telah memenuhi uji

asumsi klasik, sehingga dapat disimpulkan

korelasi atau pengaruh dari Pengeluaran

Pemerintah sebagai independet variable terhadap

pertumbuhan ekonomi maupun angka kemiskinan

di DKI Jakarta sebagai dependent variable.

Page 6: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

v

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap

PDRB, dilakukan dengan menganalisis data

APBN/APBD selama 10 tahun terakhir dengan

metode Ordinary Least Square (OLS) dan

menggunakan software SPSS. Pada model

penelitian ini, belanja pemerintah dilihat

berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai,

belanja barang dan belanja modal yang

merupakan independent variable, sedangkan

PDRB sebagai dependent variable.

Hasilnya diketahui bahwa belanja pegawai dan

belanja barang memiliki korelasi positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, artinya pengeluaran

pemerintah melalui APBN dan APBD selama ini

ternyata cukup efektif dalam menciptakan kondisi

dan situasi yang mendukung pertumbuhan

ekonomi. Namun untuk belanja modal tidak

signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

karena pengeluaran pemerintah pada barang

modal (tanah, bangunan, kendaraan, peralatan

mesin, dan lainnya) tidak memberikan nilai

tambah yang signifikan dalam jangka pendek.

Berbeda dengan pengeluaran pemerintah untuk

peningkatan sumber daya manusia dan bantuan

sosial untuk siswa, dan lainnya yang merupakan

investasi jangka panjang dan dapat memberikan

nilai tambah serta mendorong pertumbuhan

ekonomi. Hal ini selaras dengan tema dari

kebijakan fiskal APBN 2019 yaitu “APBN untuk

mendorong Investasi dan Daya Saing melalui

Pembangunan (Investasi) Sumber Daya

Manusia”.

Selain itu juga dilakukan analisis regresi untuk

mengetahui Pengeluaran Pemerintah secara

agregat terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam

penelitian ini Belanja APBN dan APBD sebagai

independent variable dan PDRB sebagai

dependent variable. Dari penelitian di atas,

pengeluaran pemerintah secara agregat baik

dana dari Pemerintah Pusat (APBN) maupun

yang berasal dari Pemerintah Daerah (APBD)

secara keseluruhan berkorelasi positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Pusat

maupun Pemerintah Daerah DKI Jakarta mampu

mengoptimalkan dan berfokus pada prioritas

ataupun urusan pembangunan yang dapat

berdampak langsung terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Untuk mengetahui pengaruh dari Pengeluaran

Pemerintah terhadap kemiskinan, dilakukan

dengan melihat Pengeluaran Pemerintah

berdasarkan jenis belanjanya yaitu belanja barang

dan belanja transfer. Dari hasil pengolahan data

didapatkan hasil uji signifikansi secara parsial,

belanja barang berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan (sig < 0,10) dan belanja

transfer tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kemiskinan (sig > 0,10). Namun ketika

belanja barang dan belanja transfer diuji secara

bersama-sama, keduanya berpengaruh secara

signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Hasil

penelitian ini mengindikasikan bahwa Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah

dapat menggunakan belanjanya untuk

mengurangi jumlah penduduk miskin di Jakarta.

Namun dana transfer tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk

miskin, dikarenakan Pemprov DKI Jakarta

memiliki kemandirian fiskal yang tinggi dan

kontribusi dana transfer DAK Non Fisik saat ini

Page 7: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

v

sangat kecil dalam Pendapatan Pemerintah

Konsolidasian (1,43%).

Untuk mengetahui sektor-sektor unggulan di

Provinsi DKI Jakarta yang peranannya sangat

besar, digunakan analisis National Share,

Proportional Shift, Differential Shift, dan analisis

Location Quotient (LQ) dengan menggunakan

data PDB dan PDRB 4 tahun terakhir.

Disimpulkan bahwa sektor Perdagangan Besar

dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,

Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, Real Estate,

Informasi dan Komunikasi, Konstruksi, dan

Transportasi, merupakan sektor unggulan yang

berperan dalam pertumbuhan ekonomi DKI

Jakarta. Namun Sektor Pariwisata yang tidak

menjadi sektor unggulan dapat kami

rekomendasikan untuk dikembangkan dan perlu

dukungan fiskal dari pemerintah pusat dan

daerah, karena pembangunan kawasan wisata

pantai di Kepulauan Seribu sangat potensial

dalam meningkatkan pendapatan asli daerah dan

kesejahteraan masyarakat khususnya di

Kabupaten Kepulauan Seribu.

Tantangan fiskal di Provinsi DKI Jakarta adalah

meningkatkan target pendapatan asli daerah agar

selaras dengan tingginya alokasi belanja daerah,

dengan meningkatkan pendapatan pajak daerah

serta retribusi dan pendapatan lainnya.

Penertiban kepatuhan perpajakan terutama Pajak

Kendaraan Bermotor dan peningkatan

pendapatan retribusi diharapkan dapat

menggenjot Pendapatan Pemprov DKI Jakarta.

Penyerapan belanja juga masih menjadi perhatian

agar belanja yang telah dialokasikan dapat

memenuhi target, sehingga tidak terdapat SiLPA

yang cukup tinggi di akhir tahun. Penyerapan

yang baik dan tidak menumpuk di akhir tahun

anggaran, dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi serta mengurangi jumlah masyarakat

miskin di DKI Jakarta, sesuai dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan di atas. Untuk

meningkatkan penyerapan belanjanya Pemprov

DKI Jakarta perlu melakukan perencanaan

anggaran dengan baik serta diperlukan peraturan

pelaksanaan anggaran yang lebih fleksibel.

Penyerapan anggaran yang kurang baik juga

menyebabkan nilai Kesehatan Pengelolaan

Keuangan daerah mendapatkan nilai “Cukup”

dengan nilai 71.

Provinsi DKI Jakarta merupakan Pemda yang

memiliki Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SILPA) tahun sebelumnya yang sangat tinggi

yaitu Rp13,17 Triliun dan sebesar Rp9,68 Triliun

pada tahun 2018. SILPA Positif ini tentunya perlu

dioptimalkan penggunaannya untuk menunjang

program-program pembangunan di daerah serta

mengurangi jumlah penduduk miskin di DKI

Jakarta.

Selanjutnya dalam rangka memberdayakan

(empowering) dan memperkuat (enhancing)

perekonomian masyarakat terutama untuk usaha

mikro dan usaha kecil, perlu ditingkatkan

koordinasi dan kerjasama antara Pemerintah

Pusat dan Pemprov DKI Jakarta melalui

penyaluran KUR, Program Kewirausahaan

Terpadu, dan UMi di masa yang akan datang.

Page 8: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | vi Daftar Isi

Daftar Isi

Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii Daftar Isi vi Daftar Tabel ix Daftar Grafik x Daftar Boks xiii Bab I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 1 A. Indikator Makroekonomi Fundamental 1 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1 a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) 2 b. Nominal PDRB 4 1) PDRB sisi Permintaan 4 a) Konsumsi 5 b) Investasi 6 c) Ekspor dan Impor 6 2) PDRB sisi Penawaran 7 c. PDRB Per Kapita 8 2. Suku Bunga 9 3. Inflasi 10 4. Nilai Tukar 11 B. Indikator Kesejahteraan 12 1. Indeks Pembangunan Manusia 12 2. Tingkat Kemiskinan 13 3. Ketimpangan (Gini Ratio) 15 4. Kondisi Ketenagakerjaan 15 C. Efektifitas Kebijakan Makro Ekonomi dan Pembangunan Regional 17 Bab II Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional 19 A. APBN Tingkat Provinsi 19 B. Pendapatan Pemerintah Pusat tingkat Provinsi 20 1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi 20 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat tingkat Provinsi 22 1. Perkembangan PNBP menurut Jenis 22 2. Perkembangan PNBP Fungsional 24 C. Belanja Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi 25 1. Perkembangan Pagu Dan Realisasi Berdasarkan Organisasi(Bagian

Anggaran/Kementerian/Lembaga) 25

2. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi 27 3. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja 29 D. Analisis Cash Flow Pemerintah Pusat 30 E. Transfer ke Daerah 31 1. Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer 31 2. Analisis Ruang Fiskal dan Kemandirian Daerah 32 F. Pengelolaan BLU Pusat 34 1. Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat 34 2. Perkembangan Nilai Aset BLU Pusat 36 3. Kemandirian BLU 37 4. Potensi Satker PNBP menjadi Satker BLU 38

Page 9: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | vii

Daftar Isi

G. Pengelolaan Manajemen Investasi Pusat 39 H. Kredit Program 41 Bab III Perkembangan dan Analisis Pelakasanaan APBD 44 A. Jenis Pendapatan dalam APBD 44 1. Pendapatan Asli Daerah 46 2. Pendapatan Transfer / Dana Perimbangan 49 B. Jenis Belanja dalam APBD 50 1. Rincian Belanja Daerah berdasarkan Klasifikasi Urusan 52 2. Rincian Belanja Daerah menurut jenis belanja (Sifat Ekonomi) 53 C. Pengelolaan BLU Daerah 53 1. Profil dan jenis layanan BLU Daerah 53 2. Analisis legal 54 D. Pengelolaan Investasi Daerah 55 1. Bentuk Investasi Daerah 55 2. Profil dan jenis Badan Usaha Milik Daerah 56 E. SILPA dan Pembiayaan 56 1. Perkembangan surplus/defisit APBD 56 a. Rasio surplus/defisit terhadap agregat pendapatan 56 b. Rasio surplus terhadap realisasi dana transfer 57 c. Rasio surplus/defisit terhadap PDRB 58 d. Rasio SiLPA terhadap alokasi belanja 58 2. Pembiayaan daerah 59 a. Rasio pinjaman daerah atau obligasi daerah terhadap total pembiayaan 59 b. Keseimbangan primer 60 F. Analisis Lainnya 60 1. Analisis Horizontal dan Vertikal 60 a. Analisis Horizontal 60 b. Analisis Vertikal 61 2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah 61 3. Analisis Kesehatan Pengelolaan Keuangan Daerah 62 Bab IV Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan APBD)

64

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 64 B. Pendapatan Konsolidasian 65 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan 65 2. Analisis Perubahan 66 a. Penerimaan Pajak dan PNBP Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap

Penerimaan Konsolidasian 66

b. Perbandingan Penerimaan Hibah dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian

67

c. Rasio Pajak Perkapita (Tax Ratio) 68 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan/penurunan realisasi

Pendapatan Konsolidasian 68

C. Belanja Konsolidasian 69 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan 69 2. Analisis Perubahan 70 3. Analisis Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk 72 4. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional 72

Page 10: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | viii Daftar Isi

Bab V Keunggulan dan Potensi Ekonomi serta Tantangan Fiskal Regional 76 A. Keunggulan dan Potensi Ekonom Regional 76 1. Analisis Struktur Ekonomi 76 a. National Share 77 b. Proportional Shift 77 c. Differential Shift / Competitive Position 77 2. Analisis Sektor-sektor Ekonomi 79 3. Sektor-sektor Unggulan di Provinsi DKI Jakarta 80 a. Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 80 b. Jasa Perusahaan dan Jasa Keuangan 81 c. Real Estate 81 d. Informasi dan Komunikasi 82 e. Konstruksi 82 f. Transportasi 83 g. Pariwisata 84 h. Industri Pengolahan 84 B. Tantangan Fiskal Regional 85 Bab VI Sinkronisasi APBN dan APBDD dalam Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Ketahanan Pangan

88

1. Urusan Pendidikan 89 2. Urusan Kesehatan 90 3. Perumahan dan Pemukiman 91 4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata 91 5. Ketahanan Energi 92 6. Ketahanan Pangan 92 7. Penanggulangan Kemiskinan 93 8. Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman 94 9. Pembangunan Wilayah 94 Bab VII Penutup 96 A. Kesimpulan 96 B. Rekomendasi 99 Daftar Pustaka

Lampiran

Page 11: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | ix

Daftar Tabel

Daftar Tabel

Tabel 1.1. PDRB, Laju, Kontribusi dan Share Komponen Pengeluaran 4 Tabel 1.2. Perkembangan Indeks Pembangunan Manuasi (IPM) menurut Komponen 13

Tabel 1.3. Asumsi Dasar Ekonomi Makro berdasar KUA Tahun Anggaran 2018 17 Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 dan

2018 19

Tabel 2.2. Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer di Provinsi DKI Jakarta 31

Tabel 2.3. Kementerian/Lembaga dengan Pagu dan Realisasi PNBP terbesar tahun 2018

39

Tabel 2.4. Profil Penerusan Pinjaman Provinsi DKI Jakarta 39 Tabel 2.5. Realisasi Penyaluran KUR Tahun 2018 menurut Skema 42

Tabel 3.1. LRA Provinsi DKI Jakarta (dalam miliar rupiah) 44

Tabel 3.2. Jenis Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta (dalam miliar rupiah)

45

Tabel 3.3. Target dan Realisasi Belanja APBD per Jenis Belanja (dalam miliar rupiah) 52

Tabel 3.4. Perkembangan Kapasitas Fiskal Provinsi DKI Jakarta 63

Tabel 3.5 Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

63

Tabel 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

64

Tabel 4.2. Pengaruh belanja pemerintah terhadap PDRB 73 Tabel 4.3. Pengaruh APBN terhadap PDRB 74 Tabel 4.4. Pengaruh APBD terhadap PDRB 75 Tabel 6.1. Sinkronisasi Antara Program Prioritas Nasional Dan Program Prioritas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 91

Tabel 6.2. Pengaruh Belanja Barang dan Transfer Terhadap Kemiskinan 93

Page 12: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | x

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Perkembangan Nilai PDRB DKI Jakarta ADHB dan ADHK Tahun 2014 s.d. 2018

2

Grafik 1.2. Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB 2010 s.d. 2018 (c-to-c dalam %) 2

Grafik 1.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta dan Nasional Triwulanan (yoy-dalam %) 2017-2018

3

Grafik 1.4. Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Tahun 2016 s.d. 2018

5

Grafik 1.5. Laju Pertumbuhan ekspor impor DKI Jakarta tahun 2017-2018 (yoy dalam %)

6

Grafik 1.6. Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2018

7

Grafik 1.7. Perkembangan PDRB per Kapita DKI Jakarta 2016-2018 (juta rupiah/orang/tahun)

9

Grafik 1.8. Perkembangan Suku Bunga Acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tahun 2018 (%)

9

Grafik 1.9. Perkembangan Inflasi Bulanan DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2018 (y o y)

10

Grafik 1.10. Perbandingan Inflasi DKI Jakarta dan Nasional (c-to-c) tahun 2014 s.d. 2018

10

Grafik 1.11. Fluktuasi Nilai Tukar Bulanan, Rupiah terhadap USD Tahun 2018 11

Grafik 1.12. Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta dan Nasional Dalam 5 Tahun 12

Grafik 1.13. Perkembangan Gini Ratio tahun 2014-2018 13

Grafik 1.14. Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Jakarta dan Provinsi lain 15

Grafik 1.15. Asumsi Dasar Ekonomi Makro berdasar KUA Tahun Anggaran 2018

16

Grafik 2.1. Penerimaan Pajak Dalam Negeri Tingkat Provinsi di Provinsi DKI Jakarta 21

Grafik 2.2. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Tingkat Provinsi di Provinsi DKI Jakarta

21

Grafik 2.3. Rasio Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi di Provinsi DKI Jakarta

21

Grafik 2.4. Pendapatan PNBP Tingkat Provinsi DKI Jakarta 22

Grafik 2.5. Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat Provinsi DKI Jakarta 24

Grafik 2.6. Pagu dan Realisasi 10 Kementerian/Lembaga terbesar di Provinsi DKI Jakarta

26

Grafik 2.7. Kementerian/Lembaga dengan Tingkat Realisasi tertinggi di Provinsi DKI Jakarta

27

Grafik 2.8. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi di Provinsi DKI Jakarta

28

Grafik 2.9. Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat berdasarkan Fungsi 29

Grafik 2.10. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tahun menurut Jenis Belanja 29

Page 13: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | xi Daftar Grafik

Grafik 2.11. Cash Flow Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2015 s.d 2018 30

Grafik 2.12. Rasio Transfer dan PAD Provinsi DKI Jakarta 33

Grafik 2.13. Komposisi BLU Pusat Tahun 2018 34

Grafik 2.14. Pagu BLU Pusat berdasarkan Jenis Layanan 34

Grafik 2.15. BLU dengan Jumlah Pagu Terbesar 35

Grafik 2.16. Aset BLU Pusat berdasarkan Jenis Layanan 36

Grafik 2.17. Rasio BLU sesuai Jenis Layanan 38

Grafik 2.18. Komposisi Pinjaman BUMN berdasarkan Jumlah 40

Grafik 2.19. Grafik Perkembangan Penyaluran KUR DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018 41

Grafik 2.20. Realisasi Penyaluran KUR sesuai Wilayah (Aplikasi SIKP) 42

Grafik 3.1. Realisasi PAD Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta Tahun 2014 s.d. 2018 (dalam triliun rupiah)

48

Grafik 3.2. Rasio PAD terhadap Belanja Pemrov DKI Jakarta Tahun 2014 s.d. 2018 49

Grafik 3.3. Rasio Alokasi dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2018 per Klasifikasi Urusan

50

Grafik 3.4. Realisasi Penyertaan Modal Daerah di Prov. DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018 (dalam miliar rupiah)

55

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 dan Tahun 2017

65

Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan Pajak dan PNBP Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

66

Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan Hibah dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

67

Grafik 4.4. Rasio Pajak Perkapita Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016-2018 68

Grafik 4.5. Rasio Pajak terhadap PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016, 2017 dan 2018

69

Grafik 4.6. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

70

Grafik 4.7. Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018

71

Grafik 4.8. Rasio Belanja Operasi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016,2017 dan 2018 72

Grafik 4.9. Rasio Belanja Konsolidasian terhadap PDRB Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016-2018

72

Grafik 5.1. Perkembangan Nilai Ekspor Produk DKI Jakarta Menurut Komoditas Unggulan Tahun 2018 (dalam juta dollar Amerika)

81

Grafik 5.2. Jumlah Perusahaan Konstruksi di DKI Jakarta Tahun 2017-2018

82

Grafik 5.3. Jumlah Kunjungan Wisman Ke DKI Jakarta Tahun 2016 - 2018 84

Page 14: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | xii Daftar Grafik

Grafik 5.4. Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tahun 2017-2018

85

Grafik 6.1. Belanja Pegawai Non Gaji, Bansos untuk Beasiswa dan Belanja Modal pada Sektor Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Tahun 2018

89

Grafik 6.2. Alokasi APBD Belanja Modal Untuk Alat Kesehatan Tahun 2018 90

Grafik 6.3. Alokasi Belanja Modal untuk Perumahan dan Permukiman APBD Prov DKI Jakarta Tahun 2018 (dalam Triliun rupiah)

95

Grafik 6.4. Belanja Barang dan Modal untuk Ketahanan Energi pada APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

92

Page 15: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | xiii

Daftar Boks

Boks 1.1. Siaran Pers BKPM: Realisasi Investasi Triwulan IV 2018 6 Boks 1.2. Kemiskinan DKI Terendah Sejak 4 Tahun Terakhir 14 Boks 1.3. Jakarta Raih Empat Penghargaan Ketenagakerjaan 16 Boks 1.4 Glosarium Bab I 18 Boks 3.1. Optimalisasi Penerimaan Pajak, BPRD DKI Terapkan Lima Langkah Ini 48 Boks 3.2. Cuma Jakarta yang Tak Kantongi Dana Alokasi Pemerintah Pusat

50

Page 16: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

PROVINSI DKI JAKARTA

KINERJA APBN 2018

KINERJA APBD DKI JAKARTA 2018*Dalam TrilliunSumber: Government Financial Statistic 2018.

Nasional

Rp407,06 TPNBP

Rp0HIBAH

Prov. DKI Jakarta

Rp142,85 TPNBP

Rp0HIBAH

PAJAKRp957,6 T

PAJAKRp1315,93 T

Pendapatan DKI Jakarta

Total Rp1.168,5 TPendapatan Nasional

Total Rp1.942,3 TRpRp

Pagu NasionalPagu Prov. DKI Jakarta

79%

................................................................................................

Tahun 2017Tahun 2018

Rp62,52 T 103%

93%

PAGU REALISASI

Rp65,81 T

PENDAPATAN APBD

PADDana Perimbangan

Lain-lain PAD yang sah

10,88%

70,80%29,11%

REALISASI PENDAPATAN APBD

Tahun 2017Tahun 2018

Rp61,82 T 83%

82%

PAGU REALISASI

Rp75,09 T

BELANJA APBD

BarangModal

PegawaiBansos

19,78%

41,61%18,92%

Rp2220 TRp1763 T

19,69

REALISASI BELANJAREALISASI PENDAPATAN

PegawaiBarang

ModalSubsidi & Hibah

Bansosdll

27,59%

35,92%6,73%

6,49%

23,05%

REALISASI BELANJA APBD

0,64%

RpRp Belanja K/L DKI Jakarta

Belanja NasionalRp442,56 T

Rp836,22 T

Page 17: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

PDRB DAN DATA KESEJAHTERAANPROV. DKI JAKARTA

................................................................................................

................................................................................................

...........................................

...........................................

TINGKAT KEMISKINAN GINI RATIO

2018201720162015

Sep 2018

Mar 2018

Sep 2017

Mar 2018

3,55 %

3,57 %

3,78 %

3,77 %

0,5

Mar Sep

1

1,5

2

0.411 %

0.413 %

0,394 %

0.41 %

0,397 %

0,409 %

0,39 %

0.421 %

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

201820172016201520141 2 3 4 5

5,17 %6,17 %

NasionalProv. DKI Jakarta

PERTUMBUHAN EKONOMI

5,88%

5,91%

2

6,17%

6,20%

4

35,91%

Sumber: BPS RI & BPS Prov. DKI Jakarta

TPT Prov. DKI Jakarta

TPT Nasional

Februari 2018 : 5,34%

Agustus 2018 : 6,24%

Februari 2018 : 5,13%

Agustus 2018 : 5,38%

INFLASI 2017

DKI JAKARTA

3,27%NASIONAL

3,13%

INDEKS PEMBANGUNANMANUSIA (IPM) 2017

80,06%NASIONAL

70,81%

DKI JAKARTA

No. 1di Indonesia

PROVINSI DKI JAKARTA

PDRB PER KAPITA

PROV. DKI JAKARTA Rp248,31 JtNASIONALRp56,00 Jt

440%

5

Page 18: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Taman Impian Jaya Ancol

Merupakan kawasan wisata yang sangat terkenal di Jakarta, dan dikelola oleh

PT Pembangunan Jaya Ancol dengan kepemilikan saham mayoritas oleh Pemda

DKI Jakarta sebanyak 72%. Salah satu objek wisata andalannya adalah Dunia

Fantasi yang diresmikan pada 29 Agustus 1986. Pada tahun 2017 Taman Impian

Jaya Ancol membukukan pendapatan sebesar 1,2 triliun dan laba bersih sebesar

Rp 220,22 miliar.

Foto : From Google

BAB I

PERKEMBANGAN &

ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

Page 19: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 1

A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

“Ekonomi Jakarta

tahun 2018 tumbuh 6,17%

dengan kontributor terbesar

dari sisi lapangan usaha

yaitu Perdagangan

sebesar 16,96%

dan dari

komponen pengeluaran

yaitu komsumsi rumah

tangga sebesar 60,52%”

“Pembangunan jalur MRT

dan LRT mempengaruhi

pertumbuhan investasi

bangunan, dan

penyelenggaraan Asian

Games mempengaruhi

pertumbuhan lapangan

usaha khususnya

Perdagangan.”

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kemampuan sumber daya ekonomi

terbesar di Indonesia dengan nilai PDRB Rp 2.599,17 triliun atas dasar

harga berlaku (ADHB) atau sebesar Rp 1.736,2 triliun atas dasar harga

konstan (ADHK) pada tahun 2018, Jakarta menjadi penyumbang

terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yaitu

sebesar 17,34%, disusul Jawa Timur sebesar 14,61%, Jawa Barat

sebesar 13,09%, dan Jawa Tengah sebesar 8,46%.

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2018 mencapai 6,17%

(c-to-c), lebih cepat dibandingkan pertumbuhan nasional yang sebesar

5,17%, tapi sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan DKI Jakarta

pada tahun 2017 yang sebesar 6,20%. Kontributor terbesar

pertumbuhan dari sisi lapangan usaha yaitu Perdagangan sebesar

16,96% , sedangkan dari komponen pengeluaran yaitu konsumsi Rumah

Tangga sebesar 60,52%.

Tahun 2018, di tengah melemahnya ekonomi global, perekonomian

Jakarta tumbuh stabil sejalan dengan pertumbuhan positif pada

investasi bangunan dan terus berlanjutnya pembangunan infrastruktur

yang salah satunya disumbang dari kelanjutan pembangunan jalur MRT

(phase II) dan LRT. Penyelenggaraan Asian Games 2018 juga cukup

memberikan dorongan yang positif pada Lapangan Usaha Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, yang tidak

terlepas dari peran para atlet dan kontingen peserta Asian Games yang

membelanjakan uangnya di Ibu Kota, serta besarnya animo masyarakat

dalam membeli pernak-pernik khas Asian Games.

BAB I PERKEMBANGAN &

ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

Page 20: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 2

Grafik 1.1 Perkembangan Nilai PDRB DKI Jakarta ADHB dan ADHK Tahun 2014 s.d. 2018

Dalam lima tahun terakhir, nilai PDRB DKI Jakarta baik berdasar ADHB

maupun ADHK menunjukkan tren meningkat, dengan rata-rata

pertumbuhan sebesar Rp 2.187,52 triliun (ADHB) setara dengan laju

pertumbuhan 6,02% per tahun. Dari sisi penawaran, sektor

Perdagangan, Industri Pengolahan dan Konstruksi masih mendominasi

dalam kontribusi terhadap PDRB. Sedangkan dari sisi permintaan, tiga

komponen pengeluaran terbesar adalah pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga, Investasi dan Ekspor.

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB 2010 s.d. 2018 (c-to-c dalam %)

17621989

21592365

2599

1373 14551539 1635

1736

2014 2015 2016 2017 2018

(Tri

liun

)

ADHB dan ADHK

Harga Berlaku Harga Konstan Linear (Harga Berlaku)

DKI; 17.34%

Jawa Timur; 14.61%

Jawa Barat; 13.09%

Jawa Tengah; 8.46%

30 Provinsi Lain; 46.50%

Distribusi PDRB Per ProvinsiBerdasarkan ADHB 2018

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta, BRS 2014-2018

6.536.73

6.53

6.075.91 5.91

5.88

6.2 6.17

6.1 6.176.03

5.56

5.014.88

5.03 5.075.17

500

700

900

1100

1300

1500

1700

1900

4.5

5

5.5

6

6.5

7

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PDRB-ADHK DKI Nasional

6.17

5.64 5.32 5.50

5.81 6.20 6.35

Laju Pertumbuhan ekonomi Jawa dan Bali tahun 2018

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta; Tabel Dinamis 2010-2018

Page 21: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 3

“Pertumbuhan ekonomi

Jakarta tahun 2018 sedikit

melambat 0,05 poin

dibanding tahun 2017”

Perekonomian DKI Jakarta dalam kurun waktu tahun 2010 s.d. 2018

tumbuh lebih cepat atau berada di atas pertumbuhan nasional, dan pada

tahun 2018 mencapai 6,17% (c to c), di atas pertumbuhan nasional

sebesar 5,17% (c to c), sedikit melambat 0,03 poin dibanding tahun

sebelumnya. Namun capaian dua tahun terakhir ini masih lebih baik

setelah tiga tahun sebelumnya berturut-turut berada di bawah angka 6%.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tahun 2018 tertinggi dicapai oleh

Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 20,34 %, dan dari

sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

meningkat lebih cepat dengan pertumbuhan sebesar 36,23 %.

Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta dan Nasional Triwulanan (yoy-dalam %)

2017-2018

Pada periode triwulanan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan IV 2018

meningkat 0.57 basis poin dibandingkan triwulan IV tahun 2017 (y on y), tumbuh 0,65% (q

to q) dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan pada triwulan ini disebabkan

oleh……………. (cek BRS)

Dari grafik 1.3 terlihat laju pertumbuhan triwulan I dan II tahun 2018, lebih lambat jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Hal ini disebabkan perlambatan

kinerja PMTB khususnya investasi bangunan, sejalan dengan adanya pembangunan

infrastruktur ibukota yang rata-rata telah mencapai progress 90 % sebagai kelanjutan dari

6.48

5.96

6.29

5.84

6.02

5.93

6.41 6.41

5.01 5.01 5.065.19

5.06

5.27

5.17

5.51

TW I-2017

TW II-2017

TW III-2017

TW IV-2017

TW I-2018

TW II-2018

TW III-2018

TW IV-2018

DKI Jakarta Nasional

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta; BRS 2017-2018

6.12

6.23

6.41

6.41

6.47

7.25

7.39

7.59

7.69

8.25

Kalteng

Sultengg

DKI Jakarta

Maluku

Sulsel

Gorontalo

Yogyakarta

Bali

Kalut

Malut

Laju Pertumbuhan Triwulan IV 2018 (yoy) 10 Provinsi Tertinggi

Page 22: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 4

pembangunan tahun sebelumnya, sehingga hal ini berdampak pada relatif rendahnya

aktivitas belanja modal pada tahun 2018. Namun pada triwulan III dan IV 2018 mengalami

percepatan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya, terutama didorong oleh

pertumbuhan ekspor dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada periode triwulanan berada pada sepuluh besar

provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Provinsi Maluku Utara

merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 8,25% ( yoy).

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ini lebih tinggi dibandingkan provinsi besar lainnya

seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.

b. Nominal PDRB

1) PDRB sisi permintaan

Tabel 1.1 PDRB, Laju, Kontribusi dan Sumbangan Komponen Pengeluaran

Komponen

Pengeluaran

PDRB 2017 PDRB 2018 Laju

Pertumbuhan

2018

Kontribusi

terhadap

PDRB 2018

Sumbangan

terhadap

PDRB 2018 ADHB ADHK ADHB ADHK

1 PK-Rumah Tangga 1.437,58 948,94 1.572,97 1.006,12 6,03 60,52 3,50

2 PK-LNPRT 47,19 33,75 52,88 36,57 8,34 2,03 0,17

3 PK-Pemerintah 306,79 182,53 371,52 212,55 16,45 14,29 1,84

4 PMTB 919,50 704,83 1.012,72 737,73 4,67 38,96 2,01

5 Perubahan Inventori 20,30 14,19 49,00 30,41 114,35 1,89 0,99

6 Ekspor 913,11 589,50 1.025,62 637,85 8,20 39,46 2,96

7 Impor 1.279,11 838,38 1.485,52 925,04 10,34 57,15 5,30

Total PDRB 2.365,36 1.635,37 2.599,17 1.736,20 6,17 100,00 6,17

Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ditopang oleh Konsumsi

Pemerintah yang cukup tinggi sebesar 16,45 % (yoy), sejalan dengan adanya

peningkatan dana pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para Aparatur Sipil

Negara (ASN), pembayaran THR untuk Pensiunan yang tidak diberikan di 2017, dan

adanya kenaikan tunjangan kinerja ASN untuk menunjang Reformasi Birokrasi, serta

peningkatan Belanja Subsidi dan Bansos sebesar 36,7%.

Konsumsi Lembaga Non-Publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh

8,34% (yoy), yang salah satunya disumbang oleh berbagai kegiatan partai politik

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta; BRS 2017-2018

Page 23: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 5

menjelang pesta demokrasi. Adapun Konsumsi Rumah Tangga tetap terjaga pada

tingkat yang cukup tinggi yakni 6,03 % (yoy), sejalan dengan meningkatnya

kemampuan belanja masyarakat Ibu Kota.

a) Konsumsi

Pertumbuhan ekonomi Jakarta dari sisi pengeluaran, terdapat tiga komponen

konsumsi yaitu Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), Pengeluaran

Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) dan Pengeluaran

Konsumsi Pemerintah (PKP).

Grafik 1.4

Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Tahun 2016 s.d. 2018

Dari grafik 1.4 terlihat bahwa struktur ekonomi Jakarta pada tahun 2018 untuk

konsumsi didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga sebesar 60,52 % disusul

Konsumsi Pemerintah sebesar 14,29 % dan LNPRT sebesar 2,03 %. Namun

Konsumsi Pemerintah tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 16.45% pada tahun

2018, dibandingkan PK-LNPRT dan Konsumsi Rumah Tangga. Berdasarkan

sumber pertumbuhannya, Konsumsi Rumah Tangga menyumbang 3,50 basis poin

pada PDRB, dibandingkan PKP yang menyumbang 1,84 basis poin dan PK-

LNPRT yang hanya menyumbang 0,17 basis poin.

b) Investasi

Capaian investasi di Jakarta pada tahun 2018 berdasarkan harga konstan sebesar

Rp737,73 triliun atau tumbuh sebesar 4,67%, lebih lambat dibandingkan

pertumbuhan tahun 2017 yang sebesar 6,03 %. Hal ini dikarenakan pembangunan

60.83 60.78 60.52

1.89 2 2.0313.38 12.97 14.29

5.54 5.68 6.03

11.34 12.11 8.34

1.32 3.13

16.45

0

20

40

60

80

100

0

5

10

15

20

25

30

35

2016 2017 2018Kontribusi PK-RT Kontribusi PK-LNPRT

Kontribusi PKP Laju PK-RT

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta; BRS tahun 2016-2018

Page 24: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 6

infrastruktur di DKI Jakarta tidak semasif pada tahun 2017.

Berdasarkan data BKPM, investasi PMDN maupun PMA untuk DKI Jakarta pada

tahun 2018 mencapai 114,2 triliun, mencakup 15% dari investasi nasional dan

tertinggi di Indonesia untuk realisasi PMDN. Adapun tiga sektor yang paling

diminati investor adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi serta konstruksi.

Boks 1.1

c) Ekspor dan Impor

Grafik 1.5 Laju Pertumbuhan dan Sumbangan Ekspor Impor DKI Jakarta tahun 2017-2018

(yoy dalam %)

“Pada triwulan III 2018

ekspor Jakarta meningkat,

dengan sektor industri

sebagai penyumbang

terbesar”

Siaran Pers BKPM : Realisasi Investasi Triwulan IV 2018 Thomas Lembong, Kepala BKPM, 30 Januari 2019 “Realisasi investasi selama tahun 2018 didominasi oleh sektor infrastruktur seperti pembangkit listrik, jalan tol dan telekomunikasi. Dengan berkembangnya industri telekomunikasi kami mengharapkan di tahun-tahun mendatang industri berbasis teknologi digital dan beberapa startups lain yang dikategorikan unicorns dapat terus tumbuh. Hal ini yang menjadi pertimbangan kami untuk memberikan fasilitas fiskal berupa tax holiday untuk industri ekonomi digital ”

Tw-I2017

Tw-II2017

Tw-III2017

Tw-IV2017

Tw-I2018

Tw-II2018

Tw-III2018

Tw-IV2018

Sumbangan Impor -3.45 0.06 2.74 2.90 4.97 2.49 5.71 5.30

Sumbangan Ekspor -2.85 0.86 2.07 2.06 4.93 2.86 5.91 2.96

Laju Ekspor 3.81 -2.8 12.79 8.59 14.11 8.43 15.67 8.34

Laju Impor 2.41 -2.58 13.14 6.59 10.73 4.99 10.65 21.8

-5

0

5

10

15

20

25

-8-6-4-202468

101214

Sumbangan Ekspor Sumbangan Impor Laju Ekspor Laju Impor

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta: BRS tahun 2017-2018

Page 25: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 7

0,04

0.08

0,25

0,35

1,7

3,62

3,91

4,78

5,12

5,51

6,06

7,87

8,26

10,26

12,11

13,35

16,93

Struktur PDRB

9.49

0.21

0.81

20.34

6.5

8.99

8.44

5.39

6.08

10.23

4.51

9.65

8.77

2.66

3.37

5.68

6.27

Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2018 laju

pertumbuhan ekspor

DKI Jakarta sebesar

8,2% (c-to-c) lebih

tinggi dibanding laju

ekspor 2017 yang

sebesar 2,26%, namun lebih rendah dari laju impor yang tumbuh

sebesar 10,34%. Pertumbuhan ekspor didorong oleh ekspor barang dan

ekspor jasa, khususnya melalui kedatangan atlet, ofisial, serta pada

pendukung tiap negara yang berlaga di ajang Asian Games 2018.

Sedangkan pertumbuhan impor diakibatkan meningkatnya impor barang

modal untuk melengkapi pembangunan infrastruktur transportasi massal

yang sedang berlangsung. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan impor

tahun 2018 yang tercapai sebesar 10,34% meningkat 6,05 poin

dibanding tahun 2017 yang tercapai sebesar 4,29%.

Jika melihat periode triwulanan secara y o y dapat kita lihat pada grafik

1.5 bahwa ekspor mengalami laju tertinggi pada triwulan III 2018 yaitu

sebesar 15.67%, dimana sektor terbesar untuk ekspor produk DKI

Jakarta adalah sektor industri Pengolahan.

2) PDRB sisi penawaran

Grafik 1.6 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2018

Perdagangan Industri

Konstruksi Jasa Keuangan

Jasa Perusahaan Infokom

Real Estate Adm Pemerintah Jasa Pendidikan

Akomodasi Jasa Lainnya Transportasi

Jasa Kesehatan & Sos Listrik dan Gas Pertambangan

Pertanian Pengadaan Air

Struktur perekonomian Jakarta menurut Lapangan Usaha tahun 2018 didominasi

oleh empat lapangan usaha utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta: BRS tahun 2018

Page 26: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 8

Mobil dan Sepeda Motor (16,93%), Industri Pengolahan (13,15%), Konstruksi

(12,11%), dan Jasa Keuangan dan Asuransi (10,26%).

Dari sisi pertumbuhan, Pengadaan Listrik dan Gas menjadi Lapangan Usaha yang

mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 20,34%, diikuti oleh Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 10,23%, dan Informasi

dan Komunikasi sebesar 9,65%.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun 2018,

Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menjadi sumber pertumbuhan tertinggi,

yaitu sebesar 1,02 basis poin, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda motor sebesar 1,00 basis poin, Industri Pengolahan sebesar 0,72 basis

poin dan Jasa Perusahaan sebesar 0,69 basis poin.

Terdapat beberapa lapangan usaha atau sektor yang mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya seperti sektor Industri Pengolahan yang melambat

1,71 poin dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar

7,39%. Penurunan sektor ini disebabkan menurunnya pembangunan infrastruktur di

DKI Jakarta pada tahun 2018. Selain itu juga, jika dibandingkan dengan provinsi

besar lain seperti Jawa Timur dan Jawa Barat, pertumbuhan industri pengolahan di

DKI Jakarta jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan sektor tersebut di Jawa

Timur 7,55% dan Jawa Barat 6,49%.

Sebaliknya, sektor Informasi dan Komunikasi selama tiga tahun berturut-turut menjadi

sumber pertumbuhan tertinggi disebabkan meningkatnya penggunaan data internet

untuk media sosial, bisnis, pendidikan, transportasi, transaksi online dan sebagainya.

Namun laju pertumbuhannya secara c-to-c mengalami penurunan, dimana pada

tahun 2016 dan 2017 menjadi sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua.

c. PDRB per Kapita

Pendapatan per kapita DKI Jakarta pada tahun 2018 sebesar Rp 248,31 juta

meningkat 6,8% dari tahun sebelumnya, dan hampir lima kali lipat dari PDB per kapita

yang mencapai Rp 56,0 juta.

Grafik 1.7 Perkembangan PDRB per Kapita DKI Jakarta, Nasional, dan Provinsi lain

2016-2018 (juta rupiah/orang/tahun)

Page 27: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 9

Jakarta memiliki nilai PDRB Per Kapita yang sangat besar jika dibandingkan dengan

provinsi-provinsi besar maupun pada tingkat nasional. Besarnya nilai ini menandakan

tingginya pendapatan di DKI Jakarta secara rata-rata penduduk yang didorong oleh

tingginya pertumbuhan beberapa sektor lapangan usaha.

2. Suku Bunga

Grafik 1.8 Perkembangan Suku Bunga Acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate Tahun 2018 (%)

Sumber: Website Bank Indonesia

Sepanjang 2018, Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis

poin (bps) atau 1,75%. Keputusan ini berdampak positif karena dapat menahan keluarnya

dana asing di pasar modal dan cadangan devisa untuk stabilisasi kurs tidak akan terus

tergerus. Selain itu juga suku bunga merupakan salah satu instrument yang digunakan

untuk menjaga inflasi di kisaran 3,5 ± 1 %, untuk menjaga daya beli masyarakat.

3. Inflasi

Grafik 1.9

4.25 4.25 4.25 4.25

4.75

5.25 5.255.5

5.75 5.756 6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des

211.83232.34

248.31

47.90 51.90 56.0034.89 37.23 40.31

31.96 34.22 36.7844.4 47.98 51.42

2016 2017 2018DKI Nasional Jabar Jateng Sumut

Sumber : Website BPS RI, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Sumut: BRS tahun 2016-2018

Page 28: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 10

Perkembangan Inflasi Bulanan DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2018 (y o y)

“Inflasi terbesar pada

bulan November

dipengaruh oleh sub

kelompok pengeluaran

kesehatan 0,84%”

Dari grafik 1.9 dapat kita lihat bahwa inflasi bulanan secara year on year

pada bulan November 2018 Jakarta mengalami inflasi tertinggi yaitu

sebesar 3,33% dan berada di atas nasional. Inflasi terbesar pada bulan

November ini terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan 0,84%, hal ini

terutama disebabkan tingginya inflasi pada sub kelompok perawatan

jasmani dan kosmetika yaitu sebesar 2,00%. Pada bulan Juni 2018 Jakarta

juga mengalami inflasi yang cukup tinggi sebesar 3,31% dan berada di atas

nasional. Hal ini karena naiknya tarif angkutan udara, angkutan antar kota,

dan sewa rumah.

Grafik 1.10 Perbandingan Inflasi DKI Jakarta dan Nasional (c-to-c) tahun 2014 s.d. 2018

Pada tahun 2018, inflasi Jakarta sebesar 3,27% (c-to-c), masih lebih

rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2017 yang sebesar 3,72%

(c-to-c), tapi tidak jauh berbeda dengan inflasi nasional.

Beberapa faktor yang mendukung terkendalinya inflasi tahun 2018 diantaranya adalah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

DKI Jakarta 3.14 3.19 3.23 3.32 3.28 3.31 3.16 3.06 2.88 3.1 3.33 3.27

Nasional 3.25 3.18 3.4 3.41 3.23 3.12 3.18 3.2 2.88 3.16 3.23 3.13

3.… 3.…

2.25

2.5

2.75

3

3.25

3.5

DKI Jakarta Nasional

8.95

3.3 2.37

3.723.27

8.36

3.35 3.02

3.613.13

2

3.5

5

6.5

8

9.5

2014 2015 2016 2017 2018DKI Nasional

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta: BRS tahun 2018

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta; BRS 2014-2018

Page 29: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 11

terkendalinya ekspetasi inflasi masyarakat, tarif transportasi yang terjaga dan semakin

solidnya program-program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jakarta dalam menjaga

kestabilan harga pangan di ibukota.

4. Nilai Tukar

Grafik 1.11 Fluktuasi Nilai Tukar Bulanan, Rupiah terhadap USD Tahun 2018

“Berdasarkan data

terkini, mata uang

dengan performa terbaik

di dunia versi Bloomberg

adalah mata uang dari

Asia Tenggara yang

berhasil meroket lebih

dari 5% dan menjadi

yang terkuat di dunia

dalam setengah tahun

terakhir”

“Mata uang rupiah

berada di peringkat

runner-up dengan

pertumbuhan hampir

2%”

Sepanjang tahun 2018 sejak Januari hingga Desember rupiah terdepresiasi

5,7% dengan posisi paling terpuruk di Rp 15.253 pada 11 Oktober 2018.

Pelemahan rupiah ini disebabkan oleh Bank Central AS Federal Reserve

yang terus menaikkan suku bunga acuan, dan di sisi lain ada faktor internal

yang mempengaruhi yaitu besarnya defisit transaksi berjalan dibanding

transaksi modal dan financial untuk menutupinya.

Rupiah mulai menguat pada bulan November disebabkan langkah

prefunding pemerintah melalui penerbitan Global Bond atau Surat Utang

Global, yang mempengaruhi bertambahnya likuiditas dan menopang nilai

aset. Menguatnya rupiah dipicu juga oleh berlanjutnya arus modal asing

yang masuk ke pasar sekunder obligasi negara, selain adanya pergerakan

pasar valas antar bank yang cukup aktif.

Upaya-upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menyelesaikan

permasalahan kenaikan nilai tukar adalah sebagai berikut :

13.38 13.59 13.76 13.80 14.06 14.04 14.41 14.56

14.87 15.18

14.70 14.50

10.00

11.00

12.00

13.00

14.00

15.00

16.00

17.00

J A N F E B M A R A P R M E I J U N J U L A G S S E P O K T N O V D E S

(RIB

UA

N)

Sumber : Website Bank Indonesia

Page 30: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 12

Kebijakan Moneter : Kebijakan Pemerintah :

Menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate

Membeli surat berharga negara di pasar sekunder

Membuka lelang FX swap dan windows swap hedging

Menekan Impor dengan penerapan biodiesel 20 % (B20) dan merevisi tarif pajak penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor

Meluncurkan sistem perizinan online terpadu (OSS) untuk meningkatkan Investasi

Memberikan kemudahan dalam hal perpajakan, dengan merancang intensif fiskal. Tax allowance, tax holiday, mini tax holiday, PPh Final untuk UMKM, super deduction

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2018

mencapai 10.467.600 jiwa yang terbagi menjadi 5.244.700 laki-laki dan 5.222.900

perempuan, dan tingginya jumlah penduduk ini mempengaruhi tingkat kesejahteraan di

ibukota.

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI)

Grafik 1.12 Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta dan Nasional Dalam 5 Tahun

Angka IPM menurut Kab/Kota 2017

“Pada tahun 2017, IPM DKI

Jakarta mencapai 80,06

meningkat 0,46 poin

dibanding tahun

sebelumnya, dan

merupakan IPM tertinggi di

tingkat nasional, serta

termasuk dalam kategori

Sangat Tinggi”

Pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami

kemajuan, ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan

Manusia. Dalam kurun waktu 2010 s.d. 2017, angka IPM DKI Jakarta

berada di atas Nasional. Pada tahun 2017, IPM DKI Jakarta mencapai

80,06, meningkat 0,46 poin dibandingkan IPM tahun sebelumnya yang

sebesar 79,60.

76.3176.98 77.53 78.08 78.39 78.99 79.6 80.06

66.53 67.09 67.7 68.31 68.969.55

70.18 70.81

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Provinsi Nasional

Sumber : Berita-berita Ekonomi Tahun 2018

Sumber : Website BPS RI dan BPS Provinsi DKI Jakarta;Tabel Dinamis 2010-2017 dan BRS tahun 2018

Page 31: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 13

Dari seluruh Kab/Kota di DKI Jakarta, Kepulauan Seribu mempunyai IPM yang terendah dan jauh

dibanding kota lain yaitu sebesar 70,11 pada tahun 2017, hal ini disebabkan infrastuktur dan

sarana prasarana yang tidak lebih baik dibanding kota lain di Jakarta. Berbagai upaya

pembangunan dilakukan untuk terus meningkatkan kesejahteraan penduduk khususnya di

Kepulauan Seribu dengan pembangunan infrastuktur dan perbaikan sarana prasarana.

Tabel 1.2 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Komponen

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta Menurut Komponen, 2010-2017

Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) Tahun 71,71 71,87 72,03 72,19 72,27 72,43 72,49 72,55 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 11,86 11,91 11,96 12,24 12,38 12,59 12,73 12,86 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 10,37 10,4 10,43 10,47 10,54 10,7 10,88 11,02 Pengeluaran per kapita disesuaikan

Ribu Rupiah 15111 15943 16613 16828 16898 17075 17468 17707

IPM 76,31 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99 79,6 80,06 Pertumbuhan IPM

% 0,87 0,72 0,7 0,4 0,76 0,77 0,58

Dari tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa dalam periode tahun 2010 s.d. 2017 seluruh komponen IPM

DKI Jakarta mengalami kenaikan. Dengan capaian IPM lebih dari 80 menandakan bahwa kualitas

hidup masyarakat Jakarta berada dalam kategori “Sangat Tinggi”.

2. Tingkat Kemiskinan

Grafik 1.13 Perbandingan Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta dan Nasional (%)

28.28 27.73 28.59 28.51 28.01 27.76 27.77 26.58 25.95 25.67

0.39 0.41 0.39 0.37 0.38 0.38 0.39 0.39 0.37 0.37

11.25 10.96 11.29 11.13 10.86 10.7 10.64 10.12 9.82 9.66

3.92 4.09 3.93 3.61 3.75 3.75 3.77 3.78 3.57 3.55

0

2

4

6

8

10

12

0

5

10

15

20

25

30

35

Mar

et

Sep

tem

ber

Mar

et

Sep

tem

ber

Mar

et

Sep

tem

ber

Mar

et

Sep

tem

ber

Mar

et

Sep

tem

ber

2014 2015 2016 2017 2018

Indonesia (Jumlah) DKI Jakarta (Jumlah) Indonesia (%) DKI Jakarta (%)

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta

Sumber : Website BPS RI dan DKI Jakarta: BRS tahun 2014-2018

Page 32: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 14

“Persentase

penduduk miskin DKI

Jakarta pada

September 2018

turun 0,02 poin bila

dibandingkan Maret

2018”

Dari grafik dapat kita lihat, persentase kemiskinan di DKI Jakarta jauh berada

di bawah nasional, bahkan menempati urutan pertama dengan persentase

paling rendah bila dibandingkan provinsi lain se-Indonesia.

Persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2018

mencapai 3,55 % yang mencakup sejumlah 372,26 ribu orang. Dibandingkan

dengan Maret 2018, persentase penduduk miskin turun 0,02% poin atau turun

sebesar 860 orang. Jika dibandingkan dengan September 2017, persentase

penduduk miskin turun 0,23 poin atau turun sebesar 20,87 ribu orang.

Berbagai upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi), menjaga

stabilitas harga dan alur distribusi bahan pangan, membuka lapangan kerja,

bazar murah, pemberian Kartu Pekerja bagi buruh, program kewirausaan

terpadu OK OCE, bantuan dana pendidikan KJP Plus, hingga layanan

transportasi murah melalui program OK Otrip terbukti cukup ampuh

menurunkan angka kemiskinan dan Gini Ratio.

Boks 1.2

Kemiskinan DKI Terendah Sejak 4 Tahun Terakhir Kompas.com, 17 Juli 2018 Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, persentase penduduk miskin terendah terjadi pada Maret 2018. Persentase penduduk miskin di DKI Jakarta sebesar 3,57 % atau sebanyak 373.120 orang, menurun 0,21 poin dibandingSeptember 2017. Wakil Gubernur Sandiaga Uno meyakini faktor yang menjadi pendorong menurunnya tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta yaitu cukup terkendalinya inflasi umum, penurunan tingkat pengangguran terbuka serta penyediaan pangan dengan harga murah bagi masyarakat tertentu untuk komoditas daging sapi, daging ayam, telur, dan beras.

Page 33: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 15

3. Ketimpangan

Grafik 1.14 Perkembangan Gini Ratio tahun 2014-2018

“Gini Ratio pada tahun

2018 mengalami

penurunan dibanding

tahun 2017 dan lebih

rendah dibanding

nasional”

Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini

Ratio. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, gini ratio pada tahun 2018

mengalami penurunan dan berada di bawah nasional. Gini Ratio DKI

Jakarta pada September 2018 adalah sebesar 0,390 turun 0,004 poin

dari 0,394 pada Maret 2018, dan turun sebesar 0,019 poin bila

dibandingkan dengan September 2017.

Selain Gini Ratio, ukuran ketimpangan lain yang

sering digunakan adalah persentase pendapatan

pada kelompok penduduk 40 % terbawah atau yang

dikenal dengan ukuran ketimpangan Bank Dunia.

Pada September 2018, persentase pendapatan

pada kelompok 40 % terbawah adalah sebesar

17,42 % yang berarti pendapatan penduduk DKI

Jakarta berada pada kategori ketimpangan rendah.

4. Kondisi Ketenagakerjaan

DKI Jakarta pada periode Agustus 2018 menempati urutan ke sembilan

dengan TPT terbanyak se-Indonesia, posisi ini masih lebih baik dari

periode yang sama tahun 2017 yang menempati urutan keenam.

Persentase pendapatan kelompok 40% terbawah< 12% dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi

Persentase pendapatan kelompok 40% terbawah antara 12 – 17% dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah

Persentase pendapatan kelompok 40% terbawah > 17% dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah

0.431 0.436 0.431

0.421

0.411

0.397

0.4130.409

0.394 0.39

0.428

0.433

0.428

0.419

0.41 0.4090.407

0.404

0.401

0.391

Mar-14 Sep-14 Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 .

DKI Nasional

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta, BRS 2014-2018

Page 34: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 16

Grafik 1.15 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jakarta dan Provinsi lain

Sumber: Website BPS RI dan Website BPS Provinsi DKI Jakarta: BRS tahun 2017-2018

TPT DKI Jakarta pada Agustus 2018 sebesar 6,24%, lebih rendah 0,9 poin dibanding TPT

Agustus 2017 yang sebesar 7,14%. Berdasarkan persentase penduduk bekerja menurut

lapangan pekerjaan utama, sebagian besar penduduk DKI Jakarta pada Agustus 2018

bekerja di sektor perdagangan, yaitu sebanyak 1,17 juta orang (24,75%).

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2018 masih didominasi oleh penduduk yang

berpendidikan SMA sederajat, yaitu sebanyak 1.999 ribu orang (42,29%), tetapi TPT

tertinggi menurut tingkat pendidikan juga terdapat pada lulusan SMA dan SMK yang

mencapai 17,74%. Hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat penawaran tenaga

kerja berlebih pada angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMA dan SMK, karena

mereka cenderung menunggu lapangan kerja yang cocok dengan spesifikasinya,

sedangkan penduduk yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan

apa saja sehingga TPT-nya relatif rendah.

Boks 1.3

Jakarta Raih Empat Penghargaan Ketenagakerjaan Katadata.co.id – 19/11/2018

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapatkan empat penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (Integra) 2018. DKI Jakarta dinilai menjadi Provinsi dengan jaminan sosial tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja terbaik serta kesempatan kerja terbaik, juga masuk provinsi dengan urusan ketenagakerjaan sedang terbaik kedua. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap di Jakarta semuanya mendapatkan peningkatan kesejahtaeraan yang sama. Salah satu langkah untuk pengembangan adalah dengan meratakan distribusi atas nilai tambah hasil kegiatan ekonomi untuk menyehatkan ekosistem ketenagakerjaan antara pemerintah, pekerja, dan dunia usaha.

7.14

5.34

6.24

8.2 8.16 8.17

4 3.85 3.99

5.6 5.59 5.56

Agustus-2017 Februari-2018 Agustus-2018

DKI Jabar Jatim Sumut

4.81

4.81

9.65

8.09

5.01

2.75

Universitas

Diploma I/II/III

SMK

SMA

SMP

≤ SD

Perkembangan TPT DKI Agustus 2018 menurut Tingkat

Pendidikan

Page 35: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 17

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL

Dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Provinsi DKI Jakarta tahun

anggaran 2018 yang disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) Tahun 2018 telah ditetapkan arah kebijakan ekonomi

Provinsi DKI Jakarta dengan menetapkan target pada indikator-indikator

untuk mengukur perekonomian daerah antara lain PDRB, inflasi, nilai

tukar dan kemiskinan yang dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro berdasar KUA Tahun Anggaran 2018

Uraian Target 2017 Capaian 2017 Target 2018 Capaian 2018

Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy)

6,03 – 6,43 6,2 6,12 – 6,52 6,17

Tingkat Inflasi (%,yoy) 4,00 - 5,00 3,72 3,50 - 4,00 3,27

Nilai Tukar (Rp/US$) 13.400 – 13.600 13.154 – 13.592 13.600 – 13.900 13.290 – 15.253

Tingkat Kemiskinan(%) 3,40 – 3,50 3,57 3,40 – 3,50 (Th 2017)

3,55

“Pertumbuhan

ekonomi Jakarta

telah memenuhi target

yang ditetapkan dalam

KUA 2018”

“Capaian nilai tukar pada

tahun 2018 sebesar 13.290-

15.253 Rp/US$ berada di

atas batas maksimum target

yang ditetapkan dalam

KUA”

Pada tahun 2018, capaian pertumbuhan ekonomi Jakarta sebesar

6,17% telah memenuhi target yang ditetapkan dalam KUA 2018

walaupun capaian tersebut hampir mendekati batas minimum yang

ditetapkan yaitu 6,12% dan capaian ini lebih lambat 0,03 poin dibanding

tahun 2017 yang sebesar 6,2%. Banyak faktor yang mempengaruhi

capaian tersebut, salah satunya adalah indikator nilai tukar.

Capaian nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami

fluktuasi hingga mencapai Rp 15.253 per USD pada bulan Oktober 2018

yang diakibatkan menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat,

sehingga pada tahun 2018 nilai tukar rupiah tidak dapat memenuhi target

yang ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 13.600 – 13.900 Rp/US$.

Indikator kesejahteraan, salah satunya kemiskinan di DKI Jakarta pada

tahun 2018 sebesar 3,55%, angka ini masih di atas target yang

ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 3,40 – 3,50%. Namun bila

dibandingkan dengan capaian 2017, angka kemiskinan ini masih

mengalami penurunan 0,02 poin yang salah satunya disebabkan

Sumber : KUA dan RKPD Provinsi DKI Jakarta T.A. 2018

Page 36: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 18

terkendalinya tingkat inflasi yang tercapai 3,27%, angka ini lebih rendah

dari target yang ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 3,50- 4,00% dan lebih

rendah juga bila dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2017 yang

tercapai sebesar 3,72%.

Boks 1.4

GLOSARIUM BAB I PDRB ADHB adalah indikator yang menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah serta menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. PDRB ADHK adalah indikator yang menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan/setiap sektor dari tahun ke tahun. PDRB calender to calender (c-to-c) menjelaskan perbandingan angka kumulatif satu tahun dibandingkan dengan angka kumulatif tahun sebelumnya. Misal: PDRB tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017. PDRB year on year / yoy (Dari Tahun ke Tahun) menjelaskan perbandingan angka pada dua waktu yang sama dalam periode berbeda dalam basis satu tahun. Misal: Januari 2018 terhadap Januari 2017. PDRB quarter to quarter / q-to-q (Dari Kuartal ke Kuartal) menjelaskan perbandingan angka pada dua waktu yang berbeda dalam periode berbeda dalam basis satu kuartal. Misal: Kuartal II 2018 terhadap Kuartal I 2018. Gini Ratio adalah indikator kesejahteraan yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh dengan nilai koefisien antara 0 hingga 1. Semakin tinggi koefisien menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi pula. Indeks Pembangunan Manusia/IPM (Human Development Index /HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. Semakin tinggi nilai IPM artinya semakin baik kesejahteraan masyarakatnya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Semakin tinggi angka TPT artinya semakin banyak pengangguran di daerah tersebut.

Page 37: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Foto : From Google

Foto : From Google

BAB II

PERKEMBANGAN &

ANALISIS

PELAKSANAAN

APBN

Bundaran HI

Bundaran ini terletak di tengah persimpangan jalan M.H. Thamrin dengan Jalan

Imam Bonjol, Jalan Sutan Syahrir, dan Jalan Kebon Kacang serta dekat dengan

Hotel Indonesia sehingga disebut bundaran HI. Pada Bundaran HI terdapat

sebuah monumen yang disebut Monumen Selamat Datang.

Page 38: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 19

A. APBN TINGKAT PROVINSI

“Alokasi belanja negara

untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar

Rp498.234,38 miliar, terdiri dari Belanja

Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah”

Sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan, Provinsi DKI Jakarta

memiliki peran cukup besar dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan

belanja negara secara nasional. Peran besar itu tergambar dalam postur

APBN Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun anggaran 2018, Provinsi DKI

Jakarta menerima alokasi belanja dalam APBN sebesar Rp498.234,38

miliar dengan rincian Belanja Pemerintah Pusat yang disalurkan melalui

Kementerian/Lembaga sebesar Rp479.888,18 miliar serta Transfer ke

Daerah dan Dana Desa sebesar Rp18.346,20 miliar.

Tabel 2.1

Pagu dan Realisasi APBN Tingkat Provinsi DKI JAKARTA

Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 925.901,45 1.100.497,95

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI

925.901,45 1.100.497,95

1. Penerimaan Pajak 792.767,42 957.646,44

2. PNBP 133.134,03 142.851,51

B. BELANJA NEGARA 579.840,89 534,705.03 498.234,38 460.415,07

I. Belanja Pemerintah Pusat 561.070,68 515.715,05 479.888,18 442.559,89

II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

18.770,21 18,969.29 18,346.20 17,855.18

C. SURPLUS DEFISIT

Sumber: Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018 Preliminari tanggal 25 Februari 2019

“Realisasi pendapatan

Negara tahun 2018 meningkat 18,86% dari

tahun sebelumnya. Realisasi menyumbang

56,64% pendapatan nasional.”

Realisasi pendapatan negara pada Provinsi DKI Jakarta tahun 2018

mencapai Rp1.100,49 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar

18,86% dibandingkan dengan realisasi pendapatan negara tahun

2017. Realisasi tersebut setara dengan 56,64% total pendapatan

negara secara nasional sebesar Rp1.942,3 triliun.

Page 39: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 20

“Realisasi belanja 2018 lebih rendah 14,19% dari

tahun 2017 disebabkan kebijakan Belanja Pegawai

terpusat dengan mekanisme SPAN dan

belanja tahun 2017 masih termasuk belanja Bagian Anggaran BUN. Namun

mencapai 93,45% terhadap pagu, lebih tinggi dari

capaian tahun sebelumnya. Realisasi belanja setara

dengan 52,92% realisasi nasional.”

“Realisasi transfer ke

daerah lebih rendah 5,98% dari tahun sebelumnya. Realiasi transfer setara dengan 2,36% realisasi

transfer nasional.”

Realisasi belanja Pemerintah Pusat pada tahun 2018 mencapai

Rp442,56 triliun, lebih rendah 14,19% dari realisasi belanja tahun

sebelumnya disebabkan kebijakan Belanja Pegawai terpusat melalui

mekanisme SPAN dan belanja tahun 2017 masih termasuk belanja

Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara. Capaian realisasi

belanja tersebut sebesar 93,45% dari pagu, lebih tinggi daripada

capaian tahun sebelumnya sebesar 91,80% dari pagu. Realisasi

belanja Pemerintah Pusat pada Provinsi DKI Jakarta setara dengan

52,92% realisasi belanja Pemerintah Pusat secara nasional yang

sebesar Rp836,22 triliun. Besarnya kontribusi tersebut karena

sebagian belanja Pemerintah Pusat pada Provinsi DKI Jakarta

dialokasikan untuk belanja Kantor Pusat semua

Kementerian/Lembaga yang berlokasi di Jakarta. Di samping itu,

sebagian belanja Pemerintah Pusat juga dialokasikan untuk

membiayai kegiatan Pemerintah Pusat di provinsi-provinsi lainnya.

Alokasi transfer ke daerah pada provinsi DKI Jakarta hanya berupa

Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik. Realisasi

transfer ke daerah tercatat Rp17.855,18 miliar, lebih rendah 5,98%

dibandingkan dengan realisasi transfer ke daerah tahun 2017.

Realisasi itu setara dengan 2,36% dari total realisasi transfer ke

daerah dan dana desa secara nasional sebesar Rp757.792,2 miliar.

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Pendapatan Pemerintah Pusat terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

“Realisasi pendapatan perpajakan terdiri atas

penerimaan pajak dalam negeri sebesar 97,98% dan

pajak perdagangan internasional sebesar

2,02%.”

Sumber utama pendapatan negara sampai dengan saat ini berasal

dari sektor perpajakan. Realiasi pendapatan perpajakan sepanjang

tahun 2018 mencapai Rp957.646,44 miliar terdiri atas penerimaan

pajak dalam negeri sebesar Rp938.333,64 miliar atau 97,98% dan

pajak perdagangan internasional sebesar Rp19.312,81 miliar atau

2,02%. Secara keseluruhan, total kontribusi pendapatan perpajakan

pada Provinsi DKI Jakarta mencapai 72,77% dari pendapatan

perpajakan secara nasional yang sebesar Rp1.315,93 triliun.

Page 40: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 21

Grafik 2.1 Penerimaan Pajak Dalam Negeri Tingkat Provinsi

di Provinsi DKI Jakarta (dalam miliar Rupiah)

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2017- 2018

“Realisasi penerimaan

pajak dalam negeri meningkat 17,38%

dibanding tahun sebelumnya.”

“Penerimaan pajak Penghasilan meningkat

20.16% dari tahun sebelumnya. Pajak

Penghasilan Pasal 25 menjadi penyumbang

terbesar sebesar 37,82%.”

“Pajak Pertambahan Nilai meningkat sebesar

22,84%.”

“PBB dan Cukai juga naik namun kurang signifikan.”

Sesuai grafik 2.1, realisasi penerimaan pajak dalam negeri tahun 2018

tercatat sebesar Rp938.333,68 miliar, meningkat sebesar 17,38%

dibanding realisasi pada tahun sebelumnya. Grafik tersebut juga

menunjukkan bahwa semua jenis pajak, kecuali Pajak lainnya,

mengalami kenaikan.

Kenaikan Pajak Penghasilan tercatat 20,16% dibanding tahun

sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong oleh bertambahnya kesadaran

para wajib pajak serta program-program strategis perpajakan seperti

peningkatan basis data, pengawasan, penagihan dan pemeriksaan wajib

pajak. Di antara jenis pajak penghasilan, Pajak Penghasilan non-Migas

yaitu Pajak Penghasilan Orang/Badan Pasal 25 menjadi penyumbang

terbesar dengan jumlah Rp205.456,03 miliar atau sebesar 37,82% dari

total penerimaan Pajak Penghasilan.

Kenaikan Pajak Pendapatan Nilai tercatat sebesar 22,84% dibanding

tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan pajak-

pajak impor karena kenaikan impor atas bahan baku dan material untuk

proyek-proyek infrastruktur serta impor bahan makanan. Adapun pajak

dalam negeri lainnya, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan serta Cukai juga

mengalami kenaikan, namun secara nominal, jumlahnya tidak terlalu

signifikan, masing-masing sebesar 1,5% dan 0,004%.

PPh PPN PBB Cukai Pajak Lainnya

2017 452,031.78 307,036.11 12,760.42 344.56 3,055.78

2018 543,181.74 377,157.24 14,877.77 452.94 2,661.53

Perubahan 20.16% 22.84% 16.59% 31.45% -12.90%

20.16%

22.84%

16.59%

31.45%

-12.90%-20.00%-10.00%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%

0.00100,000.00200,000.00300,000.00400,000.00500,000.00600,000.00

Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri Tahun 2018

2017 2018 Perubahan

Page 41: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 22

Grafik 2.2

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Tingkat Provinsi di Provinsi DKI Jakarta

dalam miliar rupiah

Sumber: Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018 Preliminari tanggal 25 Februari 2019

“Pajak Perdagangan Internasional meningkat 11,78% dibanding tahun

sebemumnya. Bea Masuk menyumbang 99,96%.”

Sesuai grafik 2.2, realisasi pajak perdagangan internasional pada

tahun 2018 tercapai sebesar Rp19.312,81 miliar, meningkat sebesar

11,78% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Kenaikan itu didorong

oleh meningkatnya penerimaan bea masuk atas impor dalam rangka

pengamanan pasokan kebutuhan dalam negeri dan pengendalian harga

komoditas tertentu. Penerimaan Bea Masuk memberikan sumbangan

sebesar 99,96% pada penenerimaan pajak perdagangan internasional,

sedangkan penerimaan Bea Keluar, pungutan ekspor dan penerimaan

pabean lainnya relatif kecil, sebesar 0,04%.

Grafik 2.3.

Rasio Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi di Provinsi DKI Jakarta dalam miliar Rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

0.12

-0.43

-5,000.00 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00

Bea Masuk

Bea Keluar/Pungutan Ekspor

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Tahun 2018

Kenaikan 2018 2017

2015 2016 2017 2018

Realisasi Pajak 745052.18 753185.01 792767.42 957365.55

PDRB 1989330 2159070 2365360 2599170

Rasio 37.45 34.88 33.52 36.83

37.4534.88

33.52 36.83

31.0032.0033.0034.0035.0036.0037.0038.00

0500000

10000001500000200000025000003000000

Rasio penerimaan Pajak dengan PDRB atas Harga yang Berlaku

Realisasi Pajak PDRB Rasio

Page 42: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 23

“Rasio pajak terhadap PDRB sebesar 36,83%, meningkat

disbanding tahun sebelumnya. Ini menunjukkan positifnya

kinerja pajak pada tahun 2018.”

Kenaikan pendapatan pada tahun 2018 menunjukkan kinerja

perpajakan yang positif, sekalipun dua tahun sebelumnya sempat

melambat. Kinerja perpajakan yang positif digambarkan dengan

membaiknya rasio penerimaan pajak terhadap PDRB atas dasar

harga yang berlaku sebagaimana dalam grafik 2.3. Rasio pajak

terhadap PDRB tahun 2018 sebesar 36,83% meningkat dibandingkan

rasio tahun 2017, yang didorong oleh kenaikan pendapatan pajak

yang signifikan pada tahun ini. Kenaikan rasio ini membuktikan bahwa

kinerja perpajakan, meliputi kemampuan dan kesadaran wajib pajak,

serta program-program intensifikasi pajak oleh pemerintah berjalan

sangat baik. Implikasinya, pertumbuhan pendapatan perpajakan

terhadap kenaikan PDRB menjadi positif.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

1. Perkembangan PNBP menurut Jenis

Penerimaan PNBP tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Grafik 2.4

Pendapatan PNBP Tingkat Provinsi DKI Jakarta dalam miliar Rupiah

Sumber: Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018 Preliminari tanggal 25 Februari 2019

“Realisasi PNBP tahun 2018 menurun 19,48%

dibanding tahun sebelumnya.”

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada tahun 2018

sebesar Rp142.851,50 miliar mengalami kenaikan sebesar 7,30%

dibandingkan tahun 2017 dengan tidak memperhitungkan PNBP Bagian

pemerintah Atas Laba BUMN yang merupakan PNBP khusus Bendahara

Umum Negara. Secara nasional, pendapatan PNBP pada Provinsi DKI

0.00

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

2015 2016 2017 2018

Perkembangan Realisasi PNBP Prov.DKI Jakarta

SDA Lainnya BLU Kenaikan

Page 43: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 24

Jakarta tahun 2018 setara dengan 35,09% pada pendapatan PNBP

nasional sebesar Rp.407,06 triliun.

“Jenis PNBP dengan

kenaikan tertinggi adalah PNBP lainnya, sebesar

29,59% dibanding tahun sebelumnya”

“Jenis PNBP dari BLU dan SDA meningkat 15,70%

dan 12,75% dibanding tahun sebelumnya.”

Jenis PNBP yang mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2018

adalah PNBP lainnya, yaitu sebesar 29,59% dibanding penerimaan

PNBP lainnya pada tahun sebelumnya. Kenaikan PNBP Lainnya

terutama berasal dari kenaikan pendapatan hasil komoditas yaitu

batubara didorong membaiknya harga penjualan batubara.

Pendapatan PNBP dari Pengelolaan BLU dan Sumber Daya Alam

juga mengalami kenaikan dengan prosentase masing-masing 15,21%

dan 28,08%. Kenaikan pendapatan dari BLU terutama disumbangkan

oleh layanan jasa Rumah Sakit, pengelolaan perkebunan kelapa

sawit, layanan jasa telekomunikasi dan layanan perbankan.

Kenaikan PNBP dari pengelolaan Sumber Daya Alam terutama

disebabkan peningkatan iuran/royalty pertambangan batubara, emas,

nikel, tembaga dan pertambangan lainnya.

2. Perkembangan PNBP Fungsional

PNBP fungsional adalah penerimaan yang berasal dari hasil pungutan

Kementerian Negara/Lembaga atas jasa yang diberikan sehubungan dengan

tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan fungsi pelayanan kepada

masyarakat. Data realisasi beberapa PNBP Fungsional

Kementerian/Lembaga dengan jumlah terbesar dapat dilihat pada tabel 2.5.

Grafik 2.5 Penerimaan PNBP Pemerintah Pusat Provinsi DKI Jakarta

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

0.45% 1.31%

40.30%

1.14%4.05% -6.08% 2.11%

16.74%

-10.00%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

Realisasi PNBP Fungsional Tahun 2017 dan 2018

2017 2018 Kenaikan

Page 44: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 25

“Jenis PNBP fungsional dengan kenaikan tertinggi

yaitu Penempatan uang negara pada bank Indonesia,

sebesar 40,30% dibanding tahun sebelumnya.”

Berdasarkan data pada grafik 2.5, dapat diketahui bahwa umumnya

pendapatan PNBP secara fungsional pada tahun 2018 mengalami

kenaikan dibandingkan dengan penerimaan tahun sebelumnya

dengan tingkat kenaikan yang variatif. Salah satu penerimaan PNBP

yang cukup signifikan kenaikannya adalah penerimaan atas

penempatan uang Negara pada Bank Indonesia dimana prosentase

kenaikannya mencapai 40,30%. Adapun, pendapatan fungsional

lainnya seperti Pendapatan Pengunaan Spektrum dan Frekuensi

Radio, pengelolaan kelapa sawit, pengurusan visa dan paspor juga

mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan.

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

1. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran/ Kementerian/ Lembaga)

“Alokasi belanja tahun 2018 lebih rendah 14,47%

dibanding tahun sebelumnya. Salah satu sebabnya,

pengalihan secara terpusat pembayaran belanja

pegawai.”

“Realisasi belanja mencapai 92,41%, lebin tinggi dari

capaian tahun lalu.”

Pada tahun 2018, alokasi belanja Pemerintah Pusat untuk wilayah

Provinsi DKI Jakarta melalui DIPA Tahun 2018 tercatat Rp478.888,18

miliar, lebih rendah sebesar 22,15% dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu penyebab menurunnya alokasi belanja Pemerintah Pusat

adalah perubahan sistem pembayaran belanja pegawai, dimana

terhitung mulai tahun 2018, sebagian belanja pegawai mulai

dibayarkan secara terpusat oleh Kantor Pusat Ditjen

Perbendaharaan. Belanja Pemerintah Pusat disalurkan melalui DIPA

Kementerian/Lembaga dengan jumlah 83 kementerian/lembaga

lingkup Provinsi DKI Jakarta.

Realisasi belanja Pemerintah Pusat mencapai Rp442.559,89 miliar,

atau sebesar 92,41% dari pagu belanja. Capaian ini lebih tinggi dari

capaian tahun 2017 sebesar yang sebesar 91,24% dari pagu belanja.

Total realisasi belanja Pemerintah Pusat lingkup Provinsi DKI Jakarta

memberikan kontribusi sebesar 52,92% dari total realisasi belanja

Pemerintah Pusat secara nasional.

Page 45: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 26

Grafik 2.6 Pagu dan Realisasi 10 Kementerian/Lembaga terbesar

di Provinsi DKI Jakarta

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

“Realisasi belanja Pemerintah Pusat untuk 10

Kementerian/Lembaga terbesar sebesar 73,79% dari total alokasi belanja.”

“Lima kementerian/lembaga dengan alokasi belanja di

atas Rp.35 Triliun, yaitu Kemenhan, Polri,

Kemenkes, Kemenkeu dan Kemendiknas.

sebanding dengan 73,79% realisasi seluruh

kementerian/lembaga”

Dari 83 kementerian/lembaga pada lingkup Provinsi DKI Jakarta,

terdapat 10 Kementerian/lembaga dengan alokasi belanja paling

besar, sebagaimana ditunjukkan grafik 2.6. Total pagu belanja untuk

kesepuluh kementerian/lembaga tersebut adalah Rp352.140,44

miliar atau 73,79% dari total alokasi belanja untuk

Kementerian/Lembaga. Adapun realisasi dari sepuluh

Kementerian/Lembaga tersebut mencapai Rp318.085,48 miliar atau

sebesar 73,67% dari realisasi belanja seluruh

Kementerian/Lembaga.

Dari grafik 2.6, juga diinformasikan terdapat 5 kementerian/ lembaga

dengan pagu belanja atas Rp35 triliun. Kelima

kementerian/lembaga tersebut adalah Kementerian Pertahanan,

Kepolisian RI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan

Kementerian Pendidikan Nasional. Alokasi anggaran belanja untuk

Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI didorong oleh besarnya

belanja pegawai mengingat jumlah pegawai yang sangat besar serta

belanja barang guna peremajaan alat-alat dan persenjataan. Alokasi

belanja untuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan

Nasional terutama digunakan untuk belanja barang dan modal

sejalan dengan prioritas Pemerintah untuk meningkatkan kualitas

dan mutu kesehatan serta tingkat pendidikan masyarakat. Adapun

93.39%

91.82%

94.22% 94.20%

97.63%

88.05%

83.42%

97.36%

89.16%

96.63%

75.00%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

0.0010,000.0020,000.0030,000.0040,000.0050,000.0060,000.0070,000.0080,000.0090,000.00

Pagu Realisasi Capaian

Page 46: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 27

alokasi belanja pada kementerian keuangan terutama diarahkan

untuk program transformasi kelembagaan dan peningkatan kinerja

pengelolaan keuangan negara.

Grafik 2.7

Kementerian/Lembaga dengan Tingkat Realisasi tertinggi di Provinsi DKI Jakarta

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

“Lima Kementerian/Lembaga dengan capaian realisasi belanja tertinggi : Komisi

yudisial, Basarnas, Mahkamah Agung, BIN dan Lemhanas.”

“Kementerian/Lembaga dengan capaian realisasi belanja terendah adalah komisi Pemilihan Umum

sebesar 60,58%.”

Dari grafik 2.7, terdapat Kementerian/lembaga dengan realisasi

belanja tahun 2018 tertinggi yaitu Komisi Yudisial (99,34%), Basarnas

(99,27%), Mahkamah Agung (99,21%), BIN (99,05%) dan Lemhanas

(98,84%). Kelima kementerian/lembaga tersebut mengelola anggaran

belanja yang relatif tidak begitu besar. Khusus Basarnas, realisasi

yang tinggi disebabkan volume kegiatan yang tinggi mengingat

terjadinya banyak bencana alam yang memerlukan operasi

penanggulangan dan penanganan segera.

Adapun, kementerian/lembaga dengan realisasi belanja paling

rendah adalah Komisi Pemilihan Umum. Dengan alokasi belanja tahun

2018 sebesar Rp2.138,02 miliar, realisasi sampai dengan akhir tahun

2018 sebesar Rp1.295,22 miliar atau 60,58% dari pagu. Hal ini

terutama disebabkan oleh daya serap yang rendah khususnya pada

biaya jasa, perjalanan dinas dan belanja bahan pada instansi tersebut.

2. Perkembangan pagu dan realisasi berdasarkan Fungsi

Realisasi belanja pada tahun 2018 sesuai fungsi adalah sebagai berikut :

99.34%99.27% 99.21%

99.05%

98.84%

98.40%

98.60%

98.80%

99.00%

99.20%

99.40%

0.00

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

Komisi yudisial Basarnas Mahkamah Agung BIN Lemhanas

Kementerian/Lembaga dengan Tingkat Realisasi tertinggi tahun 2018

Pagu Realisasi %Realisasi

Page 47: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 28

Tabel 2.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi

di Provinsi DKI Jakarta

(dalam miliar rupiah)

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

Dari grafik 2.8, dapat diketahui perubahan besaran alokasi belanja

berdasarkan fungsi yang variatif. Terdapat alokasi belanja yang

mengalami kenaikan pada tahun 2018 yaitu pada fungsi pelayanan

umum, ekonomi pariwisata, pendidikan dan perlindungan dasar. Fungsi

yang mengalami kenaikan terbesar adalah pelayanan umum dengan

prosentase kenaikan sebesar 243%. Hal ini disebabkan meningkatnya

program Kementerian/Lembaga yang bersifat peningkatan kualitas dan

akses layanan kepada masyarakat. Adapun fungsi yang mengalami

penurunan alokasi belanja adalah pertahanan, ketertiban dan keamanan,

perumahan serta kesehatan. Penurunan terbesar terdapat pada fungsi

keamanan dan ketertiban sebesar 29,86%. Sedangkan penurunan pada

fungsi-fungsi lainnya tidak terlalu signifikan.

“Fungsi ekonomi, pelayanan umum dan

perlindungan dasar merupakan alokasi terbesar

tahun 2018.”

Adapun dari grafik 2.9, alokasi terbesar belanja berdasarkan fungsi pada

tahun 2018 terdapat pada fungsi ekonomi, pelayanan umum dan

perlindungan dasar. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk

memacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat, peningkatan kualitas dan akses pelayanan guna

peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perlindungan menyeluruh

terhadap hak-hak dasar masyarakat.

75%

80%

85%

90%

95%

100%

0.00

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

300,000.00

Pagu dan Realisasi Belanja per Fungsi 2017 dan 2018

Pagu 2017 Pagu 2018 Realisasi 2017 Realisasi 2018

Page 48: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 29

Grafik 2.9 Komposisi Pagu Belanja Pemerintah Pusat berdasarkan Fungsi

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

3. Perkembangan pagu dan realisasi berdasarkan Jenis Belanja

“Belanja barang dan

bantuan sosial mengalami peningkatan pagu, belanja

pegawai dan modal mengalami penurunan.”

Dari grafik 2.10, belanja barang dan belanja bantuan sosial mengalami

peningkatan pagu, masing-masing 10,53% dan 58,63%. Adapun belanja

pegawai dan belanja modal mengalami penurunan. Penurunan alokasi

belanja pegawai disebabkan oleh sebagian pembayaran belanja

pegawai telah dilaksanakan secara terpusat dengan mekanisme SPAN.

Sedangkan penurunan belanja modal disebabkan kebijakan Pemerintah

untuk efisiensi anggaran guna dialihkan ke jenis belanja lain yang lebih

prioritas.

Grafik 2.10 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tahun menurut Jenis Belanja

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

240,520.69

67,753.48

57,791.76

265,094.18

5,312.29

11,537.80

36,258.84

9,349.50

958.57

58,906.04

165,510.59

Pelayanan Umum

Pertahanan

Ketertiban dan Keamanan

Ekonomi

Lingkungan Hidup

Perumahan dan Fasilitas Umum

Kesehatan

Pariwisata

Agama

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

0.00

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

Bel Pegawai Bel Barang Bel Modal Belanja bantuan Sosial

Pagu dan Realisasi Belanja per Jenis Tahun 2017 dan 2018

Pagu 2017 Pagu 2018 realisasi 2017 realisasi 2018

Page 49: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 30

Capaian realisasi belanja pegawai mengalami kenaikan dipengaruhi

oleh pengadaan dukungan sarana dan peningkatan kesejahteraan

pegawai dalam rangka program reformasi birokrasi pada

Kementerian/Lembaga. Sedangkan kenaikan bantuan sosial

disebabkan oleh penambahan jumlah masyarakat yang memiliki akses

bantuan sosial. Rendahnya penyerapan pada belanja modal disebabkan

dilakukannya self blocking pada beberapa kegiatan Pemerintah dalam

rangka efisiensi anggaran belanja dengan mengurangi pengeluaran

yang kurang prioritas.

D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT

Analisis cash flow Pemerintah Pusat adalah analisis yang mengelaborasi lebih

dalam kondisi arus kas masuk (cash in flow) dan arus kas keluar (cash out flow)

Pemerintah Pusat pada suatu provinsi dan periode tertentu. Arus kas masuk

berasal dari pendapatan Pemerintah (Pendapatan perpajakan dan PNBP),

sedangkan arus kas keluar adalah belanja Pemerintah Pusat.

Grafik 2.11

Cash Flow Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2015 s.d 2018

dalam miliar rupiah

Sumber : Laporan GFS Kanwil DJPBN Prov.DKI Jakarta Tahun 2018

92,848.67

63,873.99 435,479.96640,082.89

2015 2016 2017 2018

0.00

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

2015 2016 2017 2018

Cash Flow Pendapatan dan Belanja

Pendapatan Belanja Surplus/Defisit

Page 50: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 31

“Nilai surplus cash flow in dengan cash flow out

tahun 2018 meningkat 46,98% dari tahun

sebelumnya. Hal ini menggambarkan

kemandirian kondisi keuangan pada Provinsi

DKI Jakarta.”

Dari grafik 2.11, dapat diketahui bahwa dari tahun-ke tahun, senantiasa

terdapat surplus antara nilai cash flow in dan cash flow out anggaran

Pemerintah Pusat pada Provinsi DKI Jakarta. Nilai surplus pada tahun

2018 sebesar Rp640.082,88 miliar atau mengalami kenaikan sebesar

46,98% dibandingkan nilai surplus pada tahun sebelumnya. Kondisi ini

didorong oleh pendapatan negara dari perpajakan dan PNBP yang

mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2018 serta penurunan

belanja pegawai dan belanja modal. Hal ini sekaligus menggambarkan

kemandirian arus pendapatan dan belanja Pemerintah Pusat di Provinsi

DKI Jakarta. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa Provinsi DKI

Jakarta memberikan subsidi silang kepada daerah lain di Indonesia yang

memiliki postur anggaran dan belanja defisit.

TRANSFER KE DAERAH

1. Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer

Alokasi dana transfer ke daerah yang diterima Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

pada tahun 2018 beserta realisasinya sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer di Propinsi DKI Jakarta

(dalam miliar rupiah)

Dana Transfer Pagu Tahun 2017 Realisasi Tahun

2017 Pagu Tahun 2018

Realisasi Tahun 2018

DAU -- -- -- --

DAK Non Fisik 3.148,97 2.121,80 3.136.62 2.645,60

DBH Pajak 15.485,63 16.605,61 15.156,44 15.026,20

DBH SDA 135,61 241,88 53.14 183,37

Dana Desa -- -- -- --

Jumlah 18.770,21 18.969,29 18.346,20 17.855,18

Sumber : LKT/LRT Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018, Aplikasi SIMTRADA

“Dana transfer ke daerah ke DKI Jakarta terdiri dari Dana Bagi Hasil dan DAK

Non Fisik. Alokasi tahun 2018 menurun 4,24% dari

tahun sebelumnya.”

Sebagaimana tahun 2017, pada tahun 2018, Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta hanya menerima transfer dari Pemerintah Pusat berupa

Dana Bagi Hasil dan DAK Non Fisik. Alokasi dana transfer yang diterima

pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 sebesar Rp18.346,20

miliar, lebih rendah 4,24%. Nilai alokasi tersebut relatif kecil

dibandingkan dengan provinsi lain, atau hanya sebesar 2,39% dari

Page 51: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 32

seluruh dana transfer ke daerah dalam APBN nasional sebesar

Rp766.162,66 miliar. Kondisi ini mengingat Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta relatif memiliki kemandirian keuangan yang cukup tinggi karena

jumlah Pendapatan Asli Daerah yang cukup besar dibanding provinsi

lainnya. Adapun realisasi transfer ke daerah pada tahun 2018 sebesar

Rp17.855,18 miliar atau 97% dari pagu, lebih rendah dibandingkan

dengan tingkat realisasi transfer pada tahun 2017.

2. Analisis Ruang Fiskal dan Kemandirian Daerah

“Ruang Fiskal Daerah untuk

mengetahui fleksibilitas daerah dalam mengatur alokasi

belanjanya.”

“Ruang Fiskal Daerah DKI Jakarta tahun 2018 cukup tinggi,

sebesar 64,22%.”

Ruang fiskal (fiscal space) merupakan suatu konsep untuk

mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam

mengalokasikan APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi

prioritas daerah dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan

ekonomi di wilayahnya tanpa mengganggu solvabilitas fiskal

daerah (membiayai belanja wajib). Semakin besar ruang fiskal

yang dimiliki suatu daerah maka semakin besar pula fleksibilitas

yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan

belanjanya pada kegiatan yang menjadi prioritas daerah seperti

pembangunan infrastruktur daerah.

Adapun formula Ruang Fiskal Daerah adalah :

Ruang Fiskal

=

(Pendapatan Daerah - DAK - Hibah) - Belanja yang mengikat

Pendapatan Daerah

Dengan data Pendapatan Daerah sebesar Rp61.344,11 miliar, DAK sebesar Rp2.645,60,

Hibah sebesar Rp54,38 miliar, Belanja Pegawai Tidak Langsung sebesar Rp19.207,02

miliar dan Belanja Bunga sebesar Rp44,05 miliar, maka diperoleh nilai Ruang Fiskal DKI

Jakarta Tahun 2018 sebesar 64,22%. Dengan ruang fiskal sebesar itu, Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta memiliki keleluasaan cukup tinggi untuk mengalokasikan

anggarannya guna membiayai belanja yang bersifat prioritas bagi pembangunan daerah.

Salah satunya adalah belanja modal, yang pada tahun 2018 mendapat alokasi cukup

besar, sebesar Rp14.117,28 miliar. Alokasi yang cukup tinggi ini diharapkan dapat

memberikan implikasi pada pertumbuhan ekonomi lingkup DKI Jakarta.

Page 52: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 33

“Rasio kemandirian daerah untuk

mengetahui tingkat ketergantungan satu daerah dengan pendanaan

eksternal.”

Kemandirian Daerah dapat diukur dengan rasio

kemandirian daerah, yaitu rasio yang menggambarkan

tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap bantuan

pihak eksternal, baik yang bersumber dari pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah lain, ditunjukkan oleh

rasio PAD terhadap total pendapatan dan rasio dana

transfer terhadap total pendapatan. Semakin besar angka

rasio PAD maka ketergantungan daerah semakin kecil dan

sebaliknya.

Grafik 2.12

Rasio Transfer dan PAD Propinsi DKI Jakarta dalam miliar rupiah

Sumber : Simtrada, Dashboard Pemda DKI Tahun 2018

“Rasio PAD Tahun 2018 sebesar 0,71, rasio

transfer sebesar 0,29. Rasio PAD DKI Jakarta fluktuatif, namun selalu

lebih besar dari rasio transfer.”

Dari grafik 2.12, dapat diketahui bahwa dari tahun 2015, Rasio PAD pada

Provinsi DKI Jakarta senantiasa lebih besar dari pada Rasio Transfer.

Data ini menunjukkan tren rasio PAD mengalami sedikit kenaikan

setelah dua tahun sebelumnya mengalami penurunan. Secara umum,

meskipun berfluktuasi, tren rasio PAD senantiasa lebih besar daripada

rasio transfer. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menerima alokasi

transfer, sumber utama pendapatan untuk pembiayaan belanja pada

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah Pendapatan Asli Daerah.

Kondisi ini juga berarti pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki

kemandirian dalam pengelolaan keuangan yang cukup tinggi.

0.190.28 0.31

0.29

0.81 0.72 0.69 0.71

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

2015 2016 2017 2018

Rasio Transfer dan PAD

Jumlah transfer PAD Rasio Transfer Rasio PAD

Page 53: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 34

E. PENGELOLAAN BLU PUSAT

1. Profil dan jenis layanan satker BLU pusat

Pada tahun 2018, terdapat 44 satuan kerja pengelola BLU Pusat pada

lingkup Provinsi DKI Jakarta, bertambah 3 satuan kerja dibandingkan

pada tahun 2017 sebanyak 41 satuan kerja. Adapun tiga satuan kerja

pengelola BLU Pusat baru tersebut terdiri 1 BLU Pusat bidang layanan

kesehatan dan 2 BLU Pusat bidang layanan lain-lain.

Grafik 2.13 Komposisi BLU Pusat Tahun 2018

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

Grafik 2.13 memperlihatkan komposisi BLU sesuai dengan jenis layanan, dimana

BLU layanan kesehatan merupakan kelompok layanan terbesar. Jenis BLU

layanan kesehatan umumnya berbentuk Rumah Sakit baik yang bersifat umum

maupun spesialis penyakit tertentu.

Grafik 2.14 Pagu BLU Pusat berdasarkan Jenis Layanan

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

Pendidikan, 9

Kesehatan, 16Kawasan, 2

Pengelola Dana, 9

Lainnya, 8

Komposisi BLU Pusat menurut Jenis Layanan

6.08%

2.16%

4.30%

40.46%

10.97%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

Pendidikan Kesehatan Pengelola Dana Kawasan Lain-lain

Pagu BLUP sesuai Jenis Layanan

2017 2018 Perubahan

Page 54: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 35

“Total pagu BLU Pusat meningkat 4,01% dibanding

tahun sebelumnya. BLU layanan pengelola dana

memiliki alokasi terbesar.”

“Kenaikan pagu tertinggi dialami BLU Pusat jenis

Layanan kawasan, dengan tingkat kenaikan 40%

dibanding tahun sebelumnya. Ini terkait

alokasi belanja untuk Asian Games 2018.”

Total pagu belanja seluruh BLU pada tahun 2018 berjumlah

Rp29.318,02 miliar, meningkat 4,01% dibandingkan dengan total pagu

semua BLU pada tahun sebelumnya. Dari grafik 2.14, dapat diketahui

bahwa berdasarkan jumlah pagu belanja tahun 2018, BLU jenis layanan

pengelola dana merupakan kelompok BLU terbesar dengan alokasi

pagu belanja sebesar Rp17.748,88 miliar, disusul BLU jenis layanan

kesehatan sebesar Rp8.064,51 miliar, BLU layanan pendidikan sebesar

Rp2.151,04 miliar, BLU layanan lain-lain sebesar Rp1.006,72 dan

layanan kawasan sebesar Rp479,51 miliar.

Adapun kelompok BLU dengan kenaikan pagu belanja tertinggi adalah

kelompok BLU layanan kawasan, yaitu Pusat Pengelolaan Gelanggang

Olah Raga Gelora Bung Karno dan Pusat Pengelola Kawasan

Kemayoran, dengan prosentase kenaikan 40%. Kenaikan alokasi pagu

belanja pada 2 BLU Pusat tersebut terkait penambahan alokasi belanja

guna renovasi sarana pendukung penyelenggaraan Asian Games tahun

2018, yaitu wisma atlet Kemayoran dan Kompleks Stadion Gelora Bung

Karno.

Grafik 2.15 BLU dengan Jumlah Pagu Terbesar

dalam miliar rupiah

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

10,992.00

2,991.76

2,351.96

1,826.10

1,220.64

0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00

BPDP Kelapa Sawit

BPPPTI

LPDP

RSCM

RSPAD

BLU dengan Jumlah Pagu terbesar

Total Pagu Pagu RM Pagu BLU

Page 55: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 36

“Total pagu 5 BLU

terbesar : BPDP Kelapa

Sawit, BPPPTI, LPDP,

RSCM dan RSPAD. Total

alokasi dana mencapai

66,08^ dari pagu belanja

total BLU.”

Grafik 2.15 menunjukkan 5 BLU Pusat dengan alokasi pagu

terbesar, yaitu BPDP Kelapa Sawit, BPPPTI, LPDP, RSCM dan

RSPAD. Total dana yang dikelola oleh kelima BLU di atas sebesar

Rp19.382,46 miliar atau 66,08% dari total pagu seluruh BLU.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit adalah BLU

pada Kementerian Keuanga yang melaksanakan pengelolaan

dana perkebunan kelapa sawit baik dana pengembangan maupun

dana cadangan pengembangan. BPPPTI adalah BLU pada

Kementerian Kominfo yang bertugas melaksanakan penyediaan

dan pengelolaan pembiayaan telekomunikasi dan informatika

terkait dengan kewajiban pelaksanaan universal. LPDP adalah

BLU pada Kementerian Keuangan yang mengelola dana

pendidikan yaitu program beasiswa, pendanaan riset, rehabilitasi

fasilitas pendidikan dari hasil penelolaan DPPN. RSCM dan

RSPAD adalah BLU berbentuk Rumah Sakit yang bergerak di

bidang pemberian fasilitas kesehatan dan pengobatan kepada

masyarakat.

2. Perkembangan Nilai Aset BLU pusat

Grafik 2.16

Aset BLU Pusat berdasarkan Jenis Layanan

dalam miliar rupiah

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

-0.36% 1.65%

38.32%

20.53%

-7.60%-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

0.00

100,000.00

200,000.00

300,000.00

400,000.00

500,000.00

600,000.00

Pendidikan Kesehatan Kawasan Pengelola Dana Lainnya

Aset BLU Pusat menurut Jenis Layanan

Perubahan 2017 2018

Page 56: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 37

“Total aset BLU Tahun 2018 mengalami kenaikan 24,96% dibanding tahun sebelumnya.

Kelompok BLU layanan kawasan adalah BLU dengan

nilai aset terbesar, setara dengan 65,12% dari total nilai aset semua BLU. BLU Pusat

Pengelola kompleks kemayoran merupakan BLU dengan tingkat

kenaikan nilai aset tertinggi, sebesar 521,59%.”

Total nilai asset semua BLU Pusat pada tahun 2018 sebesar

Rp605.911,80 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar

24,96% dibandingkan dengan nilai aset semua BLU pada

tahun 2017. Kelompok BLU Pusat layanan kawasan yang

terdiri dua BLU Pusat, yaitu Pusat Pengelolaan Kawasan

Kemayoran dan Pusat Pengelolaan Gelanggang Olah Raga

Gelora Bung Karno tercatat memiliki nilai aset sebesar

Rp493.034,50 miliar, meningkat sebesar 38,32% dari nilai aset

pada tahun sebelumnya. Kontribusi nilai aset kedua BLU itu

setara dengan 65,12% dari total nilai aset semua BLU tahun

2018.

BLU Pusat Pengelolaan Kawasan Kemayoran juga merupakan

BLU dengan prosentase kenaikan nilai aset tertinggi dibanding

tahun sebelumnya, yaitu sebesar 521,59%. Kenaikan nilai aset

tersebut merupakan pengaruh dari penambahan nilai aset

bangunan dan penertiban administrasi pencatatan aset-aset

tanah yang selama ini dikelola oleh BLU tersebut. Kenaikan

nilai aset juga dialami pada Kelompok BLU pusat sektor

layanan pengelola dana dan kesehatan masing-masing

20,53% dan 1,65%. Dua kelompok BLU Pusat yaitu layanan

pendidikan dan layanan lain-lain tercatat mengalami

penurunan nilai aset sebesar 0,36% dan 7,6%.

3. Kemandirian BLU

Kemandirian BLU ditentukan oleh peningkatan kinerja BLU dalam

mengoptimalisasikan pendapatan dan belanjanya. Salah satu metode untuk

mengetahui tingkat kemandirian BLU adalah dengan mengetahui

rasio/perbandingan anggaran belanjanya, antara pagu BLU dan Rupiah Murni.

Page 57: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 38

Grafik 2.17 Rasio BLU sesuai Jenis Layanan

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

“Pada tahun 2018, semua BLU mengalami kenaikan rasio kemandirian, dalam

arti tingkat ketergantungan penggunaan dana dari

pemerintah semakin menurun.”

Sesuai grafik 2.17, semua layanan BLU pada tahun 2018

mengalami peningkatan rasio kemandirian, dalam arti proporsi

penggunaan dana yang berasal dari BLU terus meningkat.

Semakin tinggi rasio kemandirian, tingkat ketergantungan BLU

tersebut terhadap alokasi dana Pemerintah (Rupiah murni)

semakin kecil. Hal ini didorong oleh peningkatan kinerja BLU

dalam optimalisasi pendapatan BLU dan efisiensi dalam belanja

operasional mereka.

“Rasio kemandirian tertinggi dimiliki BLU Kawasan rata-rata 100%, disusul BLU Pengelola Dana, BLU Lainnya, BLU Kesehatan dan BLU Pendidikan.”

Dari grafik 2.17, juga dapat diketahui bahwa rasio kemandirian

BLU kawasan rata-rata sebesar 100%, yang berarti seluruh biaya

operasional BLU tersebut sepenuhnya berasal dari BLU. BLU

layanan pengelola dana, memiliki rasio BLU sebesar 99,83%. BLU

layanan kesehatan memiliki rasio BLU rata-rata 66,25% dan jenis

layanan pendidikan memiliki rasio BLU rata-rata 50,8%.

4. Potensi Satker PNBP menjadi satker BLU

“Total satker pengelola dana PNBP bertambah 10,47%. Realisasi meningkat sebesar 14%.”

Pada tahun 2018, terdapat 433 Satker (dari 37 Kementerian

Negara/Lembaga) yang mengelola dana PNBP, meningkat dari tahun

2017 sebanyak 356 satuan kerja. Pagu dana PNBP yang dikelola 433

satker tersebut sebesar Rp10.679,11 miliar, meningkat 10,47% dari

tahun sebelumnya. Adapun realisasi belanja semua satker tersebut Rp

43.27%

57.86%

100.00%

99.20%

39.19%

46.49%

66.25%

100.00%

99.83%

62.00%

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00%

Pendidikan

Kesehatan

Kawasan

Pengelola Dana

Lainnya

2018 2017

Page 58: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 39

9.587,09 miliar,

atau 89,77%

dari pagu, meningkat sebesar 14% dibandingkan realisasi tahun

sebelumnya.

Tabel 2.3 Kementerian/Lembaga dengan Pagu dan Realisasi PNBP terbesar tahun 2018

(dalam rupiah)

No. Satuan Kerja PAGU 2018 REALISASI 2018 %

1 POLRI 4,655,064,684,000 4,447,240,699,457 95.54%

2 Kementerian Hukum dan

HAM 1,611,260,798,000 1,396,162,918,350 86.65%

3 Kementerian Perhubungan 723,779,160,000 497,839,113,890 68.78%

4 Badan Pertanahan

Nasional 646,064,265,000 538,143,461,469 83.30%

5 Kementerian Pertahanan 636,870,420,000 542,526,184,704 85.19%

6 Kementerian Kominfo 489,610,070,000 475,900,300,398 97.20%

7 Kementerian Ristek 281,042,275,000 234,408,666,389 83.41%

8 Kementerian ESDM 240,218,399,000 222,133,259,643 92.47%

9 Kementerian Luar Negeri 184,409,922,000 137,960,726,470 74.81%

10 Kementerian Tenaga Kerja 165,419,761,000 161,884,006,980 97.86%

Sumber : https://pa.perbendaharaan.go.id

Tabel 2.3 menunjukkan 10 kementerian/lembaga yang memiliki satuan kerja

pengelola PNBP dengan pagu dan realisasi terbesar pada tahun 2018. Dari

satuan kerja-satuan kerja pengelola PNBP pada kementerian/lembaga tersebut,

umumnya bukan satuan kerja yang memiliki tugas dan fungsi layanan publik..

Adapun, satuan kerja pengelola PNBP dengan fungsi layanan publik masih

relatif rendah realisasi PNBP-nya, sehingga masih perlu pengembangan lebih

lanjut untuk dapat difungsikan sebagai satuan berja BLU.

F. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

1. Penerusan Pinjaman

Investasi pemerintah merupakan salah satu bentuk stimulus yang digunakan

pemerintah untuk menggerakkan perekonomian di daerah.

Tabel 2.4 Profil Penerusan Pinjaman Provinsi DKI Jakarta

No. Loan ID Nomor Perjanjian

SLA Penerima SLA

Currency

Jumlah Hak Tagih Pemerintah

Catatan

1 2117201 876/DP3/1996 Pemprov DKI JAKARTA IDR 0 telah lunas

2 2241001 1263/DSMI/2016 Pemprov DKI Jakarta JPY 25.097.484.967,00

3 2219001 1247/DSMI/2012 Pemprov DKI Jakarta IDR 454.504.865.581,78

4 2077401 363/SLA-607/DSMI PDAM DKI JAKARTA IDR 0 telah lunas

5 2001601 259/DP3/1993 Koperasi Pembiayaan indonesia

IDR 24.607.256.887,45 Pailit

Sumber: Aplikasi SLIM

Page 59: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 40

“Terdapat 5 penerusan pinjaman lingkup Pemprov

DKI Jakarta, terdiri 2 pinjaman sudah lunas

namun belum ditutup, 2 pinjaman masih aktif dan 1

pinjaman status pailit.”

“Sampai dengan 31

Desember 2018, tercatat 28 BUMN menerima

pinjaman Pemerintah dengan total 141

perjanjian”.

Tabel 2.4 menunjukkan posisi penerusan pinjaman di wilayah Provinsi

DKI Jakarta. Dua pinjaman kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

dan PDAM DKI Jakarta telah lunas, namun belum dilakukan

penutupan. Dua pinjaman kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

dalam masa penarikan. Satu pinjaman kepada Koperasi Pembiayaan

Indonesia, tercatat masih aktif, namun terkendala oleh kondisi debitur

yang pailit dan menunggu penetapan status dari Pengadilan. Secara

umum, evaluasi terhadap kewajiban debitur dilaksanakan dengan

rekonsiliasi outstanding yang dilakukan setiap semester.

Investasi Pemerintah Pusat lainnya diberikan dalam bentuk pinjaman

kepada BUMN dalam rangka restrukturisasi. Pada Provinsi DKI

Jakarta, terdapat 28 BUMN yang memperoleh pinjaman dari

Pemerintah Pusat dengan total 141 perjanjian.

Grafik 2.18 Komposisi Pinjaman BUMN berdasarkan Jumlah

Sumber : KPPN Investasi

“PT.PLN adalah debitur terbesar pinjaman

pemerintah dengan total pinjaman setara 54,75%

dari total pinjaman”.

Dari grafik 2.18, diketahui bahwa dari 28 BUMN yang mendapatkan

pinjaman Pemerintah, PT.PLN merupakan debitur terbesar dengan

total pinjaman sebesar Rp82.002,31 triliun (kurs per 1 Desember

2018) atau 54,75% dari total pinjaman. Selain itu, terdapat 6 BUMN

lainnya dengan pinjaman di atas Rp1 triliun berturut-turut adalah

PT.PII (persero), PT.PGN, Pertamina, PT. SMI, PT.PANN dan PT.

PLN PII PGNPertamin

aSMI PANN Merpati Lainnya

Pinjaman 83,002.31 38,007.14 8,442.68 8,045.76 5,362.40 3,945.91 2,117.30 2,686.67

Prosentase 54.75% 25.07% 5.57% 5.31% 3.54% 2.60% 1.40% 1.77%

0.00

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

70,000.00

80,000.00

90,000.00

Page 60: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 41

Merpati. Adapun pinjaman untuk BUMN lainnya realtif tidak terlalu

besar dengan rata-rata jumlah pinjaman di bawah Rp1 triliun.

H. Kredit program

“Program KUR dan Kredit UMi merupakan stimulus

untuk pertumbuhan ekonomi UMKM. Plafon

pinjaman KUR adalah 5 jt-25 jt untuk pinjaman mikro

dan 25 jt – 500 jt untuk skala kecil. Pinjaman UMi adalah pinjaman dengan

plafon di bawah 5 juta”.

Salah satu program Pemerintah guna memberikan stimulus

pertumbuhan ekonomi kepada pelaku usaha kecil dan menengah

adalah penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Usaha

Ultra mikro (UMi). Program KUR merupakan bentuk kerja sama antara

pemerintah dan pihak perbankan dimana perbankan menyalurkan

pinjaman dengan bunga dan waktu tertentu sementara pemerintah

memberi talangan untuk membayar bunga atas pinjaman dimaksud.

Adapun Program Kredit Usaha UMi merupakan kerja sama antara

pemerintah sebagai penyedia dana dengan lembaga keuangan non

perbankan sebagai penyalur dana untuk pinjaman dengan jumlah

yang lebih kecil.

Grafik 2.19

Grafik Perkembangan Penyaluran KUR DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018

Sumber : Aplikasi SIKP

“Total dana KUR dan

Ultra Mikro tersalur mengalami peningkatan

sebesar 159% dibanding tahun

sebelumnya. Total debitur juga meningkat

98,40% dari tahun sebelumnya.”

Dari grafik 2.19, penyaluran KUR dan Kredit Ultra Mikro pada Provinsi

DKI Jakarta menunjukkan perkembangan yang positif. Program

strategis Pemerintah guna memberikan stimulus kepada kalangan

UMKM mendapat respon yang besar dari masyarakat, ditunjukkan

dengan tingginya jumlah dana KUR dan Kredit UMi yang disalurkan

78,997

156,730

0

50,000

100,000

150,000

200,000

0

1,000,000,000,000

2,000,000,000,000

3,000,000,000,000

Tahun 2017 Tahun 2018

Perkembangan Penyaluran KUR Tahun 2017-2018

Akad Outstanding Debitur

Page 61: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 42

beserta jumlah debitur yang bertambah. Total dana yang disalurkan

pada tahun 2018 (outstanding) sebesar Rp1.187,38 miliar, meningkat

159% dibandingkan jumlah outstanding pada tahun 2017. Jumlah

debitur mencapai 156.730 orang, mengalami kenaikan sebanyak

77.733 debitur atau 98,40% dibanding tahun 2017.

Grafik 2.20

Realisasi Penyaluran KUR Tahun 2018 sesuai Wilayah (Aplikasi SIKP)

Sumber: Aplikasi SIKP, Tahun 2018

Dari sisi wilayah penyaluran, sebagaimana grafik 2.20, jumlah penerima KUR

dan Kredit UMi di Jakarta Pusat mencapai 81.828 debitur, atau 52% dari seluruh

debitur di wilayah DKI Jakarta. Ini menunjukkan mayoritas masyarakat yang

memberi respon aktif dengan program KUR dan UMi berdomisili di Jakarta

Pusat. Adapun menyusul berikutnya wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat,

Jakarta Utara dan Jakarta Selatan dengan jumlah yang hampir sama.

Tabel 2.6 Realisasi Penyaluran KUR Tahun 2018 menurut Skema

dalam rupiah

Bank Akad Outstanding Debitur Rata-rata kredit

Mikro 1,451,060,702,750 941,443,652,516 452 23,403,761

Ritel 1,200,633,181,417 891,228,929,067 6,108 196,567,319

TKI 1,830,498,776 615,786,222 105 17,433,322

UMI 193,220,112,700 4,496,291,372 80,311 2,405,898

Sumber : Aplikasi SIKP

DKI Jakarta0%

Kab Kepulauan Seribu0%

Jakarta Pusat52%

Jakarta Utara10%

Jakarta Barat13%

Jakarta Selatan10%

Jakarta Timur15%

Page 62: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 43

“Berdasar skema, jumlah debitur

KUR dan Kredit UMi terbanyak adalah kelompok ultra mikro,

yaitu 92,43% dari seluruh debitur, disusul kelompok ritel,

mikro dan TKI.”

Adapun dari sisi skema, sebagaimana table 2.6, jumlah

penerima KUR untuk kelompok ultra mikro tercatat sebagai

debitur terbesar dengan 80.311 debitur atau 92,43% dari

seluruh debitur penerima KUR, jauh lebih tinggi dibandingkan

kelompok lainnya, yaitu ritel sebanyak 6.108 debitur dan mikro

sebanyak 452 debitur. Kondisi ini menunjukkan masih sangat

banyak pelaku usaha skala ultra mikro yang memerlukan

perhatian Pemerintah. Kelompok ini memiliki respon tinggi

terhadap program penyaluran dana KUR, dalam artian

memerlukan bantuan permodalan untuk membantu

pengembangan usahanya. Kondisi ini tentu menjadi perhatian

Pemerintah untuk lebih mengintensifkan program-program

yang lebih menyentuh kebutuhan masyarakat. Adapun untuk

kelompok TKI belum banyak menggunakan fasilitas KUR,

terbukti dalam tahun 2018, hanya diakses oleh 105 debitur.

Page 63: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Stasiun MRT

adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik yang

sedang dibangun di Jakarta. Jalur MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang

lebih ±110.8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus -

Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan Koridor Timur – Barat sepanjang ±87 km.

Foto : From Google

BAB

III

PERKEMBANGAN &

ANALISIS

PELAKSANAAN

APBD

Page 64: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 44

Sumber: LRA Prov. DKI Jakarta Tahun 2017-2018

“Alokasi Pagu

APBD tahun 2018

sebesar Rp75,09 triliun

mengalami kenaikan

sebesar 21,47%

dibandingkan tahun

2017.”

Provinsi DKI Jakarta ditetapkan menjadi daerah khusus istimewa berdasarkan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia (LN 2007 No. 93; TLN 4744).

Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten

administrasi. Provinsi DKI Jakarta memiliki alokasi pagu untuk Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2018 sebesar 75,09 triliun

mengalami kenaikan sebesar 21,47% bila dibandingkan dengan APBD 2017

yang sebesar 61,82 triliun.

Tabel 3.1 Pagu dan Realisasi APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2018

(dalam miliar Rupiah)

Uraian

Pagu

2017

Realisasi %

Realisasi

Pagu

2018

Realisasi %

Realisasi

Pendapatan 62.517,75 64.134,65 103,00 65.809,93 61.344,11 93,21

PAD 41.687,38 43.211,58 104% 44.350,08 43,434,55 97,75

Dana Perimbangan 18.696,35 18.696,88 93.64% 21.401,86 17,855,18 83,43%

Dana Otsus dan Penyesuaian - - - - - -

Transfer Dana Desa - - - - - -

Lain-lain Pendapatan yang Sah

2.134,02 1.953,78 92% 57,99 54.38 93,78

Belanja 61.821,92 51.043,03 83,00% 75.093,83 61.597,62 82,03%

Surplus/Defisit 13.091.62 13.091,62 100% (253.5)

Pembiayaan Neto 10.001,65 9.306,04 93% 8.168,41 7.497,26 91,78%

SiLPA - 13.165,98 - - 9.681,94 -

Page 65: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 45

“Pada APBD Provinsi

DKI Jakarta tahun

2018, pagu

pendapatan maupun

belanja mengalami

peningkatan dari tahun

sebelumnya. ”

Pada tabel 3.1 diuraikan bahwa pada tahun 2018 target pendapatan dan pagu

belanja APBD meningkat dibandingkan dengan tahun 2017. Target

pendapatan tahun 2018 naik sebesar 5,27% dari tahun sebelumya,

sedangkan pagu belanja pada tahun 2018 naik sebesar 21,47% dari pagu

belanja tahun 2017. Total realisasi pendapatan APBD tahun anggaran 2018

sebesar 93,21% dari target, turun sebesar 4,4% dibandingkan dengan

realisasi tahun 2017.

Realisasi belanja APBD 2018 meningkat sebesar 20,63% dibandingkan

dengan realisasi belanja tahun 2017 dan mencapai 82% dari pagu. Pemprov

DKI Jakarta memilliki Silpa APBD per 31 Desember 2018 sebesar Rp9,70

triliun, lebih rendah dari tahun anggaran 2017 sebesar Rp13,16 triliun. Silpa

tahun 2017 telah digunakan untuk kepentingan publik pada tahun 2018 yaitu

membiayai defisit anggaran sebesar Rp 253,5 miliar dan untuk pembayaran

utang terhadap Pemerintah untuk pembangunan MRT serta untuk penyertaan

modal BUMD.

A. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD

Tabel 3.2

Jenis Pendapatan APBD Kab/Kota dan Provinsi DKI Jakarta (dalam miliar rupiah)

Sumber: BPKD DKI Jakarta th.2018, (data diolah)

Uraian

Pagu

2017

Realisasi %

Realisasi

Pagu

2018

Realisasi %

Realisasi

Pendapatan 62.517,75 64.134,65 103,00% 65.809,93 61.344,11 93,21

PAD 41.687,38 43.211,58 104% 44.350,44 43.434,55 97,75%

Pajak Daerah 35,360,00 36,500,00 103,22% 38.125,00 37,538,91 98,46%

Retribusi Daerah 680,15 624,40 92% 671,49 579,03 86,23% Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

465,89 489,48 105% 592,74 592,32 99,93%

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 5,181,84 5.583,58 108% 4,960,85 4.724,29 95,23%

Dana Perimbangan 18.696,35 18.696,88 100% 21.401,86 17,855,18 83,43%

DBH 15,537,06 16,605,61 108% 18,265,23 15,209,58 83,27%

DAK 3,159,28 2.121,80 67% 3,136,63 2,645,61 84,35%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 2.134,02 1.953,78 92% 57,99 54,38 93,78%

Pendapatan Hibah 2,134,02 1.953,78 92% 57,99 54,38 93,78%

Pendapatan Lainnya - - - - -

Page 66: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 46

“Pendapatan Asli Daerah masih

menjadi sumber utama

pendapatan dalam kerangka

APBD di DKI Jakarta.”

Penerimaan pemerintah daerah terdiri dari: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD),

(2) Dana Perimbangan serta (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah. Total realisasi

pendapatan sesuai dalam rekapitulasi LRA APBD DKI.

Pendapatan Asli Daerah menjadi sumber pendapatan utama pada APBD tahun

2018. PAD terdiri dari 4 komponen, yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan

Asli Daerah.

1. Pendapatan Asli Daerah

Pada tahun 2018 jumlah PAD ditargetkan sebesar Rp44,35 triliun atau sebesar

67,39% dari total target pendapatan APBD Provinsi DKI Jakarta. Total realisasi

PAD di tahun 2018 tercatat sebesar Rp43,43 triliun mencapai 97,75% dari

target, meningkat sebesar 0,52% dibandingkan tahun 2017.

a. Pajak Daerah

Pajak Daerah diproyeksikan menjadi sumber pendapatan asli daerah

terbesar dengan target Rp38,13 triliun di tahun 2018, lebih besar jika

dibandingkan dengan target pendapatan di tahun 2017 yakni sebesar

Rp35,36 triliun. Proyeksi ini berbanding lurus dengan realisasi tahun 2018

yang mencapai sebesar Rp37.538,91 atau 98,46% dari target. Realisasi ini

mengalami kenaikan sebesar 2,84% bila dibandingkan dengan tahun

sebelumya. Penyumbang tertinggi untuk pendapatan pajak berasal dari

Pajak Bumi Bangunan (PBB), sumbangan terbesar kedua berasal dari

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Salah satu faktor meningkatnya

pendapatan pajak daerah ini tidak terlepas dari upaya pemprov DKI

Jakarta yaitu dengan melakukan penghapusan sanksi administrasi PKB,

BBN-KB dan PBB-P2 yang ditandai dengan dikeluarkannya Keputusan

Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta No. 2315

tahun 2018.

Page 67: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 47

b. Retribusi Daerah

Pada APBD 2018 Retribusi Daerah ditargetkan sebesar Rp671,49 miliar.

Target ini menurun sebesar 1,27% bila dibandingkan dengan target tahun

sebelumnya, demikian juga dengan realisasinya pada tahun 2018

mengalami penurunan sebesar 7,26% bila dibandingkan dengan tahun

2017. Hal ini karena terdapat pos-pos penerimaan retribusi yang tidak

mencapai target antara lain : Retribusi Jasa Umum yaitu Retribusi

Penggantian Biaya Cetak 41,44%, Jasa Usaha yakni Pemakaian Fasilitas

Terminal Mobil Barang mencapai 54,98% Retribusi Penyeberangan di Air

mencapai 44,43%, dan Retribusi Trayek yang hanya mencapai 38,12%

dari target yang ditetapkan.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada APBD 2018

ditargetkan sebesar Rp592,74 miliar. Target ini mengalami peningkatan

sebesar 27,23% dari tahun 2017. Realisasi sampai akhir tahun anggaran

2018 sebesar Rp592,32 miliar, meningkat 21,01% dibandingkan dengan

realiasasi tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi ini karena adanya

peningkatan Laba Perusahaan Milik Daerah sebesar Rp17,18 miliar dan

meningkatnya Penyertaan Modal Daerah antara kepada pihak ketiga

antara lain bidang konstruksi sebesar Rp5,18 miliar, bidang angkutan darat

sebesar Rp4,08 miliar.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Pada APBD 2018, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar

Rp4.960,85 miliar Apabila dibandingkan dengan target tahun sebelumnya,

menurun sebesar 4,26%. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2018,

realisasi mencapai sebesar Rp4.724,29 miliar atau 95,23% dari target,

turun sebesar 15,38% dari tahun sebelumnya. Penurunan realisasi ini

disebabkan terdapat komponen lain-lain PAD yang tidak mencapai target

antara lain penjualan aset daerah yang dipisahkan, penurunan Tuntutan

Ganti Rugi, Pendapatan izin penyelenggaraan reklame.

Page 68: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 48

“Realisasi PAD

Pemprov DKI Jakarta

pada tahun 2018 apabila

dibandingkan dengan

tiga provinsi besar

lainnya di pulau Jawa

yaitu Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Jawa Timur

berada pada posisi

tertinggi”.

Boks 3.1

Optimalisasi Penerimaan Pajak, BPRD DKI Terapkan Lima Langkah Ini

Kompas com - 08/12/2018, Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Provinsi DKI Jakarta melakukan

lima langkah untuk mengoptimalisasikan penerimaan daerah dari sektor pajak daerah. Kepala BPRD

Provinsi DKI Jakarta, Faisal Syafruddin mengatakan, langkah pertama adalah integrasi perizinan usaha

dalam bentuk tax clearance bekerja sama dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (PM-PTSP) DKI Jakarta. Langkah kedua yakni BPRD Provinsi DKI Jakarta telah menandatangani

Rencana Aksi Optimalisasi Penerimaan Daerah bersama KPK pada 2017. Untuk mewujudkan itu, BPRD

DKI membangun sistem Fiscal Cadaster, yakni mencermati dan mendata aset-aset yang signifikan dimiliki

wajib Pajak. Langkah ketiga adalah melakukan pelayanan pajak berbasis informasi teknologi dengan

penambahan kanal pembayaran pajak daerah kerjasama dengan perbankan. Langkah keempat, kami

melakukan penegakan hukum dengan melakukan penempelan plang dan stiker penunggak pajak. Langkah

kelima, BPRD DKI Jakarta terus menerus melakukan sosialisasi kewajiban perpajakan di seluruh wilayah

DKI Jakarta.

Grafik 3.1

Realisasi PAD Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta Tahun 2014 s.d. 2018 (dalam triliun rupiah)

Sumber: BPKD DKI Jakarta, www.djpk.kemenkeu.go.id (diolah)

Dalam grafik 3.1 terlihat bahwa pada dua tahun terakhir realisasi PAD terbesar

adalah Provinsi DKI Jakarta, berada pada posisi tertinggi bila dibandingkan

dengan tiga Provinsi besar lainnya di pulau Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah dan Jawa Barat. Realisasi PAD pada tahun 2017 sebesar Rp43,21 triliun

dan pada tahun 2018 realisasi meningkat sebesar Rp43,43 triliun.

Perhitungan dari kemampuan PAD terhadap belanja pemerintah daerah,

Page 69: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 49

“Ketergantungan DKI Jakarta

terhadap kucuran dana

Transfer/Dana Perimbangan

dari Pemerintah Pusat cukup

rendah.”

menunjukkan bahwa kontribusi PAD untuk membiayai belanja daerah pada tahun

2018 cukup signifikan mencapai 70,51%. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian

Pemprov. DKI Jakarta cukup tinggi dalam membiayai daerahnya.

Tingkat kemandirian daerah berdasarkan rasio PAD terhadap belanja daerah

selama 5 tahun pada pemerintah provinsi DKI Jakarta tergambar pada grafik 3.2

berikut.

Grafik 3.2 Rasio PAD terhadap Belanja Pemrov DKI Jakarta

Tahun 2014 s.d. 2018

Sumber: BPKD DKI Jakarta,djpk.kemenkeu.go.id (diolah)

Grafik 3.2 diatas menunjukkan rasio PAD terhadap belanja Pemprov DKI Jakarta

selama lima tahun terakhir. Terlihat bahwa terjadi fluktuasi persentase rasio PAD

terhadap belanja, dan pada tahun 2018 mencapai sebesar 70,51%, terendah

selama lima tahun terakhir. Hal ini disebakan adanya peningkatan realisasi belanja

pada tahun anggaran 2018. Realisasi terbesar adalah belanja pegawai sebesar

21.999,91 miliar atau 94% dari pagu, selanjutnya belanja barang dan jasa sebesar

Rp16.898,98 miliar atau sebesar 83% dari pagu, belanja modal sebesar Rp14.117,28

miliar atau sebesar 81% dari pagu.

Pendapatan Transfer / Dana Perimbangan

Pada APBD 2018 dana transfer/perimbangan ditargetkan sebesar Rp21.401,86

miliar. Target ini mengalami kenaikan sebesar 14,46% dibandingkan tahun

sebelumnya. Dana transfer/perimbangan didominasi oleh dana bagi hasil yang

mencapai 85,34% dari pagu dana transfer. Selebihnya sebesar 14,66% adalah

dana alokasi khusus. Sampai akhir tahun 2018 realisasi dana bagi hasil sebesar

83,27%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2017 terjadi penurunan sebesar

8,40%, disebabkan pada tahun 2017 terdapat penerimaan pembayaran piutang

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

2014 2015 2016 2017 2018

82.74 %

78.28 % 78.27 %

84.59 %

70.51 %

2014

2015

2016

2017

2018

Page 70: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 50

Dana Bagi Hasil (DBH). Realisasi dana alokasi khusus hingga akhir tahun 2018

sebesar 84,35%, mengalami penurunan sebesar 24,68% bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Melihat proporsi dana transfer/perimbangan yang

hanya sebesar 29,10% dari total pendapatan, menunjukkan tingkat

ketergantungan Pemprov DKI Jakarta terhadap dana transfer/perimbangan dalam

membiayai APBD-nya cukup rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

Boks 3.2

Cuma Jakarta yang Tak Kantongi Dana Alokasi Pemerintah Pusat

Jakarta, CNN Indonesia.com -- Provinsi DKI Jakarta akan kembali menjadi satu-satunya provinsi yang tak mendapat kucuran dana alokasi umum (DAU) dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada 2018. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Boediarso Teguh Widodo menjelaskan, hal itu lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta mampu mencukupi kebutuhan provinsi. Menurut dia, ibukota negara itu memiliki kapasitas fiskal yakni, dari pendapatan asli daerah (PAD) dan dana bagi hasil (DBH) pajak dan sumber daya alam yang sangat besar.

B. JENIS BELANJA DALAM APBD

1. Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalankan urusan yang dituangkan dalam APBD

sebanyak 25 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi prioritas di

Provinsi DKI Jakarta antara lain adalah urusan Pelayanan Pemerintahan (Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian

dan Persandian), Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Perumahan. Realisasi belanja

per klasifikasi urusan pada Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018

tergambar pada grafik 3.3.

Grafik 3.3

Rasio Alokasi dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2018 per Klasifikasi Urusan

26.0%

20.6%

13.3%10.7%

4.4% 4.3% 3.7% 2.7% 1.5% 1.3% 1.1% 0.8% 0.7% 0.7% 0.7% 0.6% 0.5% 0.4% 0.4% 0.4%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

OTO

NO

MI…

PEN

DID

IKA

N

KES

EHA

TAN

PEK

ERJA

AN

KEW

ILA

YAH

AN

KEH

UTA

NA

N

PER

UM

AH

AN

LIN

GK

UN

GA

N…

ENER

GI D

AN

PER

HU

BU

NG

AN

KET

ENTE

RA

MA

KEP

EMU

DA

AN

KEU

AN

GA

N

LIN

GK

UN

GA

N…

PER

HU

BU

NG

AN

FUN

GSI

LA

IN…

SOSI

AL

PEK

ERJA

AN

KEB

UD

AYA

AN

KO

MU

NIK

ASI

Anggaran Realisasi

Sumber : Website BPKD Prov.DKI Jakarta (data diolah)

Page 71: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 51

“Urusan-urusan yang

berkaitan dengan

peningkatan sektor- sektor

perekonomian daerah perlu

mendapat perhatian khusus

bagi pemerintah.”

“Tiga terbesar alokasi

belanja berdasarkan

klasifikasi urusan

Pemprov. DKI Jakarta

pada APBD Tahun 2018

adalah Pelayanan

Pemerintahan, Pendidikan

dan Kesehatan.”

Pada tahun 2018, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menuangkan alokasi

belanja terbesar untuk tiga klasifikasi urusan yakni Pelayanan

Pemerintahan, Pendidikan dan Kesehatan. Urusan dengan alokasi dana

terbesar yaitu urusan Pelayanan Pemerintahan (Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian, dan Persandian) yang memperoleh alokasi Rp19,50 triliun.

Besarnya alokasi dana ini berkaitan dengan pembayaran TKD (Tunjangan

Kinerja Daerah) yang cukup besar yakni TKD statis dan dinamis serta

adanya pembayaran THR dan gaji ke-13. Alokasi ini mengalami kenaikan

sebesar 18,69% apabila dibandingkan dengan alokasi dana pada tahun

anggaran 2017.

Urusan Pendidikan menjadi prioritas kedua dengan alokasi dana sebesar

Rp15,46 triliun. Apabila dibandingkan dengan alokasi dana pada tahun

sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 10,98%, seiring dengan

program pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dan juga untuk mendanai Kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus). Urusan

Kesehatan dengan alokasi sebesar Rp10,00 triliun menjadi prioritas

ketiga. Apabila dibandingkan dengan alokasi tahun anggaran 2017 terjadi

kenaikan sebesar 9,89%. Kenaikan alokasi urusan kesehatan ini salah

satunya dikhususkan untuk penyaluran Kartu Jakarta Sehat Plus (KJS

Plus). Sementara tiga urusan dengan alokasi belanja terendah yakni

untuk urusan Pertanahan sebesar Rp896.276.088,00, urusan Penelitian

dan Pengembangan Rp229.500.000,00 serta urusan Persandian

sebesar Rp188.400.000,00.

Untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan peningkatan sektor-sektor

perekonomian daerah perlu mendapat perhatian khusus karena mendapat

alokasi yang cukup rendah. Bahkan beberapa diantaranya memiliki rasio

alokasi dibawah satu persen, antara lain urusan Koperasi dan UKM,

ESDM, Perindustrian dan Perdagangan, Pariwisata dan Penanaman

modal. Untuk periode mendatang diharapkan ada penambahan alokasi

anggaran pada urusan-urusan lain yang berpotensi meningkatkan

perekonomian daerah.

Page 72: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 52

2. Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Jenis Belanja (Sifat Ekonomi)

Dalam rekapitulasi APBD Provinsi DKI Jakarta, terdapat

sembilan jenis belanja yaitu antara lain belanja pegawai, belanja

barang dan jasa, belanja modal, belanja bantuan sosial, belanja

bantuan keuangan, belanja hibah, belanja tak terduga, belanja bunga,

dan belanja subsidi.

“Alokasi delapan jenis belanja APBD 2018

Pemprov DKI mengalami peningkatan dibanding

tahun sebelumnya, hanya belanja bantuan keuangan

yagn menglami penurunan.”

Secara keseluruhan terlihat bahwa jumlah alokasi secara agregat

belanja APBD Tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding tahun

sebelumnya. Pada tahun 2018, alokasi belanja sebesar Rp75,09 triliun

dengan realisasi sebesar Rp61,25 triliun atau 82% dari alokasi. Hal

tersebut tersaji pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Target dan Realisasi Belanja APBD per Jenis Belanja

(dalam miliar rupiah)

Uraian 2017 2018

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % BELANJA 61.821,91 50.698,90 82% 75.093,84 61.251,34 82%

Belanja Pegawai 22.606,12 20.242,34 90% 23.520,65 21.999,91 94%

Belanja Barang dan Jasa

16.737,23 13.642,73 82% 20.479,88 16.898,98 83%

Belanja Bunga 35,56 31,90 90% 51,00 44,05 86% Belanja Subsidi 1.921,33 1.405,91 73% 4.210,50 2.640,95 63% Belanja Hibah 1.472,76 1.112,36 76% 1.889,30 1.480,05 78% Belanja Bantuan Sosial

3.233,85 3.202,68 99% 4.183,52 4.068,19 97%

Belanja Bantuan Keuangan

364,72 344,12 94% 364,49 346,27 95%

Belanja Modal 15.410,23 11.044,94 72% 17.438,08 14.117,28 81% Belanja Tak Terduga 40,11 16,04 40% 2.956,42 1,93 0,07%

Sumber: BPKD DKI Jakarta (data diolah)

Dari tabel 3.3 terlihat bahwa delapan jenis belanja mengalami kenaikan

alokasi anggaran dari tahun sebelumnya. Hanya satu jenis belanja yang

mengalami penurunan alokasi, yaitu belanja bantuan keuangan.

Alokasi anggaran belanja subsidi mengalami kenaikan yang cukup besar

yakni 199,48% dari tahun sebelumnya hal ini dikarenakan adanya

program pangan murah untuk buruh bergaji setara UMP hingga 10%

diatas UMP DKI 2019, bantuan operasional pendidikan atau Kartu

Jakarta Pintar Plus (KJP Plus) dan pemberian subsidi kepada para lanjut

usia (KLJ).

Page 73: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 53

Namun anggaran yang terealisasi sebesar 63% dari pagu, hal ini karena adanya penyaluran

dana subsidi yang berkurang nilai besaran dana yang diberikan. Apabila dibandingkan dengan

tahun 2017 realisasi belanja subsidi mengalami kenaikan sebesar 46,76%.

Realisasi belanja bansos di tahun 2018 secara persentase adalah yang tertinggi mencapai 97%

dari pagu. Meningkat sebesar 27,02% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumya.

Peningkatan realisasi bansos ini ditunjang dengan adanya surat keputusan gubernur provinsi dki

Jakarta nomor 196 tahun 2018 tentang pemberian hibah, bansos dan bantuan keuangan tahun

anggaran 2018.

C. PENGELOLAAN BLU DAERAH

1. Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017, memiliki 86 Satker BLUD yaitu:

a. BLUD Bidang Kesehatan, terdiri atas 30 RSUD, 44 Puskesmas, BLUD Ambulans Gawat

Darurat, BLUD Labkesda, BLUD Akademi Perawat Jayakarta dan Pusat Pelayanan

Kesehatan Pegawai.

b. BLUD Bidang Parkir, yaitu BLUD Perparkiran.

c. BLUD Bidang Wisata, yaitu Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan.

d. BLUD Bidang Kawasan, yaitu Unit Pengelola Kawasan Pusat Pengembangan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah serta Pemukiman Pulogadung.

e. BLUD Bidang Transportasi, yaitu Unit Pengelola Jalan Berbayar (ERP).

f. BLUD Bidang Peternakan, yaitu Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan Teknologi

Peternakan dan Pengujian Mutu Hasil Peternakan.

g. BLUD Bidang Pendidikan, yaitu SMK Negeri Mandiri 27, SMK Negeri Mandiri 36, dan

SMK Negeri Mandiri 57

Berdasarkan profil dan jenis layanannya, 78 BLUD tersebut melayani di Bidang Kesehatan, lima BLUD

di Bidang Pengelolaan Kawasan/Pengelolaan Dana, dan tiga BLUD di Bidang Pendidikan.

Page 74: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 54

“BLUD Bidang Kesehatan

mempunyai pagu dan aset

paling besar bila

dibandingkan dengan

BLUD bidang Lainnya.”

2. Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP, dan RM BLU Daerah

Dari tabel III.4 (lihat Lampiran III.4) pada tahun 2018 BLUD Bidang

Kesehatan mempunyai target pendapatan terbesar dengan pagu

sebesar Rp2.659,77 miliar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2017,

naik sebesar 5,8%. Satker BLUD Bidang Kesehatan memiliki

persentase terbesar bila dibandingkan dengan satker BLUD bidang

lainnya. Hal ini sejalan dengan salah satu isu strategis berdasarkan

misi pembangunan DKI Jakarta, yaitu Peningkatan Kualitas

Pembangunan Kesehatan.

Sementara Satker BLUD Bidang Kawasan mempunyai target

pendapatan terendah sebesar Rp3,80 miliar. Satker BLUD pada

tahun 2018 mendapatkan alokasi anggaran Rupiah Murni dari APBD

Provinsi DKI Jakarta total sebesar Rp3.437,83 miliar. Alokasi

anggaran RM APBD terbesar pada Bidang Kesehatan sebesar

Rp3.299,16 miliar meningkat sebesar 22,39% dari tahun sebelumnya.

Alokasi anggaran RM APBD terendah pada bidang transportasi dan

apabila dibandingkan dengan tahun 2017 meningkat sebesar

142,57%. Sementara untuk nilai aset terbesar tahun 2017 pada

bidang kesehatan sebesar Rp4.060,88 miliar. BLUD dengan nilai aset

paling rendah adalah Unit Pengelola Jalan Berbayar (ERP) sebesar

Rp867,30 juta.

3. Analisis Legal

Dalam pengelolaan BLUD terdapat beberapa peraturan yang mengatur tentang pengelolaan

BLU. Peraturan-peraturan tersebut telah sinkron dengan peraturan induk pengelolaan BLU

yaitu PP Nomor 23/2006 jo PP Nomor 74/2012 tentang Pengelolaan BLU dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD.

Penerapan PPK-BLUD pada SKPD atau Unit Kerja di Provinsi DKI Jakarta ditetapkan melalui

Surat Keputusan Gubernur, sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

165 tahun 2012 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

(PPK-BLUD).

Page 75: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 55

“Pemprov DKI

mengalokasikan

penyertaan modal

terbesar pada PT

MRT dan terendah

pada PT Asuransi

Bangun Askrida.”

D. PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH

1. Bentuk Investasi Daerah

Pada tahun 2018 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengalokasikan penyertaan modal dengan total Rp7.973,61

miliar terdiri atas investasi nonpermanen dan investasi

permanen. Untuk tahun 2018 Alokasi penyertaan modal terbesar

pada PT MRT sebesar Rp3.906,09 miliar dan alokasi terendah

penyertaan modal pada PT Asuransi Bangun Askrida sebesar

Rp4,4 miliar. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya

angka investasi yang dialokasikan oleh pemprov DKI Jakarta

menurun sebesar 15,50%. Hal ini disebabkan adanya

pengurangan modal daerah pada BUMD, salah satunya

pengurangan modal pada PT Jakarta Propetindo sesuai

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.1731 tahun 2018.

Grafik 3.4 Realisasi Penyertaan Modal Daerah di Prov. DKI Jakarta Tahun 2017 dan 2018

(dalam miliar rupiah)

Sumber: BPKD Prov. DKI Jakarta (diolah)

PDPALJaya

PDDharmaJaya

PDPembangunan

Sarana Jaya

PDAMJaya

PDPasarJaya

PTBankDKI

PTMRT

Jakarta

PTJakart

aPropertind

o

PTFoodStatio

nTjipinangJaya

PTTransporta

siJakart

a

PTPenjamin

Kredit

Daerah

Jakarta

PTAsura

nsiBang

unAskri

da

PTJakart

aTourisindo

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

2017 - - 125.0 300.0 200.0 - 3,391 4,662 - 420.0 100.0 4.40 6.59

2018 - 39.00 394.4 - - - 3,906 3,381 125.0 - 100.0 4.40 23.70

Presentase 0% 0% 316% 0% 0% 0% 115% 73% 0% 0% 100% 100% 359%

0%50%100%150%200%250%300%350%400%

- 500.00

1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 4,500.00 5,000.00

2017 2018 Presentase

Page 76: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 56

Rasio surplus/ defisit thd pendapatan =

𝑆𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐵𝐷

=

(253.507.279.348)

61.344.111.593.204

= (0,41)%

2. Profil dan Jenis Badan Usaha Milik Daerah

Badan Usaha Milik Daerah maupun PT patungan bersama swasta berjumlah 23

perusahaan. BUMD terdiri dari 5 perusahaan, yakni PD Dharma Jaya, PDAM Jaya, PD

Pembangunan Sarana Jaya, PD Pasar Jaya, dan PD PAL Jaya. Pemerintah DKI

Jakarta melakukan divestasi terhadap 6 perusahaan PT patungan, sehingga jumlah

BUMD dan PT patungan yang masih aktif sebanyak 23 perusahaan yang bergerak

dalam bidang properti, pariwisata, perdagangan dan industri, perbankan/keuangan,dan

jasa/utilitas. Dari tabel 3.6 terilhat bahwa pada tahun 2017 PT Bank DKI memiliki nilai

aset terbesar dibandingkan dengan jenis BUMD lainnya yaitu sebesar Rp51.433,14

miliar. Sementara nilai aset terkecil pada tahun 2017 pada PD. Dharma Jaya yaitu

sebesar Rp205,52 miliar. Sedangkan nilai aset tahun 2018 tidak terdapat data. (Tabel

Terlampir)

E. SILPA DAN PEMBIAYAAN

1. Perkembangan Surplus/Defisit APBD

a. Rasio Surplus /Defisit Terhadap Agregat Pendapatan

Rasio surplus/defisit terhadap agregat pendapatan digunakan untuk mengetahui

performa fiskal pemerintah daerah, yang dihitung melalui proporsi surplus

terhadap total pendapatannya.

Rasio Surplus terhadap Pendapatan = Surplus / Total Pendapatan APBD

“Rasio defisit

anggaran pada

APBD DKI Jakarta

tahun 2018 paling

rendah apabila

dibandingkan

dengan tiga provinsi

besar lainnya di

pulau Jawa yaitu

Jabar, Jateng dan

Jatim”.

Pada tahun 2018 DKI Jakarta mengalami defisit sebesar 0,41% dibandingkan

pendapatan, sementara pada tahun 2017 mengalami surplus sebesar 20%.

Defisit tersebut didanai dari SILPA DKI Jakarta yang pada tahun 2017 sebesar

Rp13.165,98 miliar Sehingga SILPA pada akhir tahun 2018 sebesar

Rp9.681,94 miliar. Bila dibandingkan dengan 3 provinsi besar lainya di Pulau

Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur rasio defisit

pendapatan DKI Jakarta pada tahun 2018 jauh lebih kecil, dimana Jawa Barat

Page 77: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 57

sebesar 6,26%, Jawa Tengah 2,38% dan Jawa Timur 5,99%. Hal yang perlu

digarisbawahi adalah, bahwa defisit tersebut dikarenakan adanya SILPA yang

cukup besar yang perlu dioptimalkan penggunaannya untuk kesejahteraan

publik.

b. Rasio Surplus terhadap Realisasi Dana Transfer

Rasio ini untuk mengetahui proporsi adanya surplus/defisit anggaran terhadap

salah satu sumber pendapatan APBD, yaitu realisasi pencairan dana transfer.

Hal ini dapat menjadi sinyal bagi Kementerian Keuangan untuk mengevaluasi

timing pencairan dana transfer, terutama pada daerah yang sangat bergantung

pada dana transfer namun mengalami ekses likuditas.

Rasio Surplus terhadap Dana Transfer = Surplus / Total Realisasi Dana

Transfer

Defisit terhadap dana transfer DKI Jakarta tahun 2018 adalah 1,42%,

sedangkan pada tahun 2017, DKI Jakarta surplus sebesar 69,1%. Pada

tahun 2018 terdapat pengguna dana SILPA tahun anggaran 2017 hanya

sebesar 26,46%. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat,

Jawa Tengah Jawa Timur pada tahun yang sama angka defisit Provinsi

DKI Jakarta mempunyai rasio terendah, Jawa Barat sebesar 13,94%,

Jawa Tengah 5,10%, dan Jatim sebesar 13,09%.

Selain itu, sebagaimana penjelasan pada rasio surplus/defisit terhadap

agregat pendapatan, bahwa defisit tersebut dikarenakan adanya SILPA

yang cukup besar yang perlu dioptimalkan penggunaannya untuk

kesejahteraan publik.

Rasio surplus/ defisit thd Dana Transfer =

𝑆𝑢𝑟𝑝𝑙𝑢𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟

= (253.507.279.348)

17.855.177.072.924

= (1,42)%

Rasio surplus/ defisit thd PDRB

= Surplus atau defisit APBD

PDRB

=

13.165.982.127.533

2.410.370.000.000

= 5,46%

𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟

= 13.165.982.127.533

20.256.226.983.229

= 0,65

Page 78: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 58

c. Rasio Surplus/Defisit Terhadap PDRB

Rasio ini diperlukan untuk menggambarkan kesehatan ekonomi

regional, semakin kecil rasionya berarti daerah tersebut mampu

memproduksi barang dan jasa untuk membiayai defisit anggaran

pemerintah daerahnya.

Pada tahun 2018, defisit DKI Jakarta terhadap PDRB sebesar 9,75 %,

sementara pada tahun 2017 surplus sebesar 5,43%. Sama seperti

rasio-rasio sebelumnya, bahwa defisit tersebut dikarenakan pada

tahun 2018 terdapat penggunaan SILPA dikarenakan pada tahun

2017 terdapat SILPA yang cukup besar yaitu sebesar Rp13.165,98

miliar

d. Rasio SILPA terhadap Alokasi Belanja

Rasio ini diperlukan untuk mengetahui proporsi belanja atau kegiatan

yang tidak digunakan dengan efektif oleh pemerintah.

Rasio SILPA = Jumlah SILPA / Total Belanja APBD

Rasio surplus/ defisit thd PDRB

= Surplus atau defisit APBD

PDRB

=

(253.507.279.348)

2.599.170.000.000

= (9,75)%

Rasio SiLPA = Jumlah SILPA

Total belanja APBD

= 9.681.940.500.413

75.093.831.260.213

= 12,89%

Page 79: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 59

“Rasio SILPA yang menurun

mengindikasikan kinerja

pemerintah daerah dalam

optimalisasi belanja APBD

mengalami peningkatan dari

tahun lalu.”

Berdasarkan perhitungan rasio di atas terlihat bahwa sekitar 15,72%

belanja tidak digunakan secara efektif oleh pemerintah daerah. Rasio ini

lebih kecil dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 24,65%, sehingga

menunjukkan bahwa proporsi belanja yang tidak efektif digunakan,

mengalami penurunan di tahun 2018. Hal ini berarti bahwa sisa dana

yang belum dibelanjakan sampai dengan akhir tahun masih cukup tinggi,

walaupun terjadi penurunan rasio karena kondisi yang ideal adalah

bahwa semakin kecil rasionya semakin bagus penyerapan belanjanya

(0<X<1).

2. Pembiayaan Daerah

a. Rasio Pinjaman Daerah terhadap Total Pembiayaan

Rasio ini untuk mengetahui proporsi pencairan pinjaman yang

dilakukan daerah ataupun penerbitan obligasi daerah untuk membiayai

defisit APBD.

Pada tahun 2018 besarnya rasio adalah 36%, naik dibandingkan tahun

2017 sebesar 5,99%. Hal ini disebabkan adanya pembiayaan untuk

pembangunan MRT, dan JEDI yang berasal dari penerusan pinjaman

kepada PEMDA DKI Jakarta. Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan

pembiayaan daerah dipenuhi dari pinjaman daerah sebesar 36% dan

selebihnya dipenuhi oleh SiLPA. Bila dibandingkan dengan 3 daerah

besar di pulau jawa yaitu Jabar, Jateng dan Jatim rasio proporsi

pencairan pinjaman di DKI Jakarta jauh lebih besar. Rasio proporsi

pencairan pinjaman masing-masing provinsi Jabar sebesar 0%, Jateng

sebesar 0% dan Jatim sebesar 2,17%.

Rasio Pinjaman Daerah = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑜𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

= 3.616.720.279.048

9.935.447.779.762

= 36%

Page 80: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 60

b. Keseimbangan Primer

Keseimbangan primer dipakai untuk melihat tingkat likuiditas suatu

pemerintah daerah. Semakin besar keseimbangan primer, maka

semakin baik kemampuan daerah untuk membiayai defisitnya.

“Berdasarkan rasio

keseimbangan primer APBD

2018, kemampuan pendapatan

pemerintah daerah belum

cukup untuk membiayai

belanja.”

Rasio keseimbangan primer realisasi APBD di Provinsi DKI Jakarta tahun

2018 sebesar -Rp209,45 miliar, artinya rata-rata kemampuan pendapatan

pemerintah daerah belum cukup untuk membiayai belanjanya. Angka

keseimbangan primer yang negatif menunjukan kondisi likuiditas yang

kurang baik. Pemerintah daerah diharapkan dapat menjaga likuiditas

fiskal pada posisi yang aman, namun tetap mengoptimalkan realisasi

belanja daerahnya. Sedangkan pada tahun 2017 memiliki keseimbangan

primer sebesar Rp13.403,84 miliar. Hal ini disebabkan adanya kenaikan

realisasi belanja pada tahun 2018 sebesar 20,81% dibandingkan tahun

2017, terutama disebabkan meningkatnya belanja subsidi dan belanja

bansos.

F. ANALISIS LAINNYA

1. Analisis Horisontal dan Vertikal

a. Analisis Horisontal

Provinsi DKI Jakarta memiliki APBD dengan pagu dana tertinggi di seluruh wilayah

provinsi Indonesia, baik dari sisi Pendapatan maupun Belanja. DKI Jakarta beserta

Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Aceh merupakan 5 besar

APBD secara nasional. APBD Provinsi DKI Jakarta tersebut merupakan alokasi

bagi enam kota/kabupaten administratif yang ada di Provinsi DKI Jakarta.

Untuk Pendapatan sampai dengan 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati nilai

terbesar yakni Rp61,34 triliun. Porsi terbesar disumbang dari pajak daerah. PAD

Keseimbangan Primer

= Total Pendapatan APBD – (Total Belanja APBD – Belanja Bunga)

= 61.344.111.593.204 - (61.597.618.872.553 –44.048.569.889)

= (209.458.709.460)

Page 81: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 61

DKI Jakarta juga menempati nilai terbesar yaitu 70,80% dari total pendapatan.

Sementara jika dibandingkan dengan provinsi lain di Jawa, PAD Jawa Barat

sebesar 55,01%, Jawa Tengah 53,22% dan Jawa Timur sebesar 54,01 % dari total

pendapatan. Dana Bagi Hasil DKI Jakarta sebesar 24,79% dari total pendapatan.

Sedangkan DBH Jawa Barat DBH sebesar 5,38%, Jawa Tengah 3,91% dan Jawa

Timur 7,94% dari pendapatan. Penyerapan belanja untuk Prov DKI Jakarta secara

keseluruhan mencapai 82% dari pagu, lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya

seperti provinsi Jawa Barat realisasi sebesar 100%, Jawa tengah 100% dan Jawa

Timur 93% dari pagu. (grafik terlampir)

b. Analisis Vertikal

Dari sisi pendapatan, kontribusi PAD terhadap pendapatan sebesar 70,8%,

kemudian dana transfer 29,11% dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,09%.

Sedangkan dari sisi belanja, kontribusi belanja pegawai terhadap total belanja

sebesar 35,92% disusul belanja barang 27,59% dan belanja modal 23,05%. (tabel

terlampir)

2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan daerah untuk membiayai

pengeluaran/belanja dalam menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan daerah.

Formulasi dalam menghitung Kapasitas Fiskal Daerah adalah pendapatan umum

APBD dikurangi dengan belanja pegawai dan dibagi dengan jumlah penduduk

miskin.

Kapasitas Fiskal Daerah tahun 2018

Page 82: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 62

Tabel 3.8

Perkembangan Kapasitas Fiskal Provinsi DKI Jakarta

2017 2018 Pendapatan Umum 62.012.848.144.675 58.698.507.601.990

PAD 43.211.576.966.867 43.434.550.171.708

DBH 16.847.489.450.263 15.209.573.081.710

DAU 0 0

Lain-Lain yang Sah 11.651.942.871.00 54.384.348.572

Belanja Pegawai 20.241.651.964.022 21.999.916.178.272

Penduduk Miskin (jiwa) 389.690 355.000

Kapasitas Fiskal 102.207.052,78 103.376.314

Sumber: BPKD DKI Jakarta dan BPS DKI Jakarta (data diolah)

“Kapasitas fiskal DKI

Jakarta tahun 2018

mengalami

peningkatan dan

dibarengi dengan

penurunan jumlah

penduduk miskin DKI

Jakarta.”

Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa Kapasitas Fiskal Daerah DKI

Jakarta tahun 2018 sebesar Rp103.376.314 meningkat dibandingkan

tahun sebelumnya sebesar 12,76%. Kenaikan Kapasitas Fiskal

Daerah DKI Jakarta ini dibarengi dengan penurunan jumlah

penduduk miskin Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 389.690 pada

tahun 2017 menjadi 355.000 pada tahun 2018.

“Dari analisis

kesehatan pengelolaan

keuangan daerah, di

Provinsi DKI Jakarta

dengan

mempertimbangkan 9

indikator. 3 Indikator

mendapatkan kategori

“Sangat Kurang”, yaitu

Rasio pertumbuhan

PAD, Rasio Belanja

Modal, dan

Penyerapan Anggaran.

3. Analisis Kesehatan Pengelolaan Keuangan Daerah

Analisis kesehatan pengelolaan keuangan daerah adalah analisis yang

dilakukan untuk menilai kesehatan fiskal setiap Kabupaten/Kota yang

berada dalam suatu provinsi. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan 9 (sembilan) indikator kesehatan pengelolaan keuangan

daerah, antara lain Rasio PAD, Rasio Efektivitas PAD, Rasio

Pertumbuhan PAD, Rasio Belanja Modal, Rasio Belanja Pegawai,

Penyerapan Anggaran, Rasio Ruang Fiskal, Rasio Pendapatan Daerah

dan Penerimaan Pembiayaan, dan Rasio SiLPA.

Page 83: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 63

“Kesehatan pengelolaan keuangan daerah pada Provinsi DKI Jakarta mendapat nilai dengan kategori ‘cukup’.”

Tabel 3.9 Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2018 No Indikator Formula Hasil Bobot Nilai

1 Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD/Realisasi Total Pendapatan Daerah

71% 15% 80

2 Rasio Efektivitas PAD Realisasi Penerimaan PAD/Target Penerimaan PAD

98% 15% 100

3 Rasio pertumbuhan PAD

(PADt1-PADt0)/PADt0 5,1% 25% 20

4 Rasio Belanja Modal Realisasi Belanja Modal/ Realisasi Total Belanja APBD

23% 10% 40

5 Rasio Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai/Realisasi Total Belanja APBD

36% 10% 80

6 Penyerapan Anggaran Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD

82% 10% 40

7 Rasio Ruang Fiskal Realisasi ((Total Pendapatan-DAK)-Belanja Pegawai tak langsung) /Realisasi Total Pendapatan APBD

64% 5% 100

8 Rasio pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan

(Realisasi Pendapatan Daerah + Realisasi Total Penerimaan Pembiayaan) / (Realisasi Total Belanja Daerah + Realisasi Total Pengeluaran Pembiayaan)

114% 5% 80

9 Rasio SiLPA Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran Sebelumnya/ Realisasi Total Belanja APBD

21,37%

5% 80

Pada tahun 2018 Kesehatan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta ada pada

kategori “cukup” disebabkan Rasio pertumbuhan PAD, Rasio Belanja Modal, dan Penyerapan

Anggaran tidak optimal sehingga mendapatkan poin rendah. Diharapkan Pemprof DKI Jakarta

pada tahun anggaran mendatang mampu menggali potensi pendapatan yang ada didaerahnya

serta memperhatikan perencanaan anggaran, waktu penyelesaian pekerjaan, pelaksanaan

lelang, untuk memaksimalkan penyerapan belanjanya.

Sumber : Lampiran Bab III KFR 2018

Page 84: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Pasar Minggu

Pasar Minggu merupakan kawasan atau perkampungan tua di Jakarta Selatan.

Tempat itu menjadi salah satu icon penting dalam sejarah kota Jakarta.

Sebelum tahun 1920, lokasi Pasar Minggu berada di Kampung Lio, pinggir Kali

Ciliwung. Kawasan itu disebut Pasar Minggu karena kegiatan di pasar itu

dahulu hanya pada hari Minggu.

Foto : From Google

BAB

IV

PERKEMBANGAN &

ANALISIS

PELAKSANAAN

ANGGARAN

KONSOLIDASIAN

(APBN+APBD)

Page 85: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 64

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

LKPK Tingkat Wilayah Tahun 2018 mengonsolidasikan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat Tingkat Wilayah dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Konsolidasian di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI

Jakarta.

Tabel 4.1

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2017

(dalam Miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2017 Tahun 2018

Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan/

Penurunan

Pendapatan

Negara 925.901,45 64.134,65 990.036,10

1.100.497,95 61.344,11 1.161.842,06 17,35%

Pendapatan

Perpajakan 792.767,44 36.514,11 829.281,55

957.646,44 37.538,91 995.185,35 20,00%

PNBP 133.134,03 6.697,47 139.831,50 142.851,51 5.895,65 148.747.16 6,37%

Hibah 0 1.953,78 1.953,78 0 54,37 54,38 (97,22)%

Transfer 0 18.969,29* 18.969,29* 0 17.855,18* 17.855,18* (5,97)%

Belanja Negara 534.684,34 51.043,03 585.727,37 460.415,07 61.597,61 522.012,68 (10,87)%

Belanja

Pemerintah 515.715,05 50.698,91 566.413.96

442.559,89 61.251,34 503.811.23 (11,05)%

Transfer 18.969,29* 344.12 19.313.41* 17.855,18* 346.27 18.201,45 (5,85)%

Surplus/(Defisit) 391.217,11 13.091,63 404.308,73 640.082,89 (253,51) 639.829,38 58,25%

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 Preliminari tanggal 25 Februari 2018

Realisasi pendapatan negara konsolidasian Tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta

terealisasi Rp1.161,06 triliun naik 17,35 % dibandingkan tahun 2017, sedangkan

Belanja Negara konsolidasian terealisasi sebesar Rp 522,01 triliun, turun 10,87%

dibandingkan tahun 2017

Page 86: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 65

Pajak yang naik 20% dibandingkan tahun 2017 menjadi penyumbang

terbesar Pendapatan Konsolidasian dengan kontribusi 85,70%,

sedangkan PNBP Konsolidasian yang naik 6,37% dibandingkan tahun

2017, berkontribusi sebesar 12,80 %. Pendapatan Hibah

Konsolidasian yang turun 97,22% disebabkan menurunnya

pendapatan hibah Pemprov. DKI Jakarta pada tahun 2018. Besarnya

hibah tahun 2047 merupakan hibah dari pemerintah pusat untuk MRT.

Untuk Pendapatan Transfer Provinsi DKI Jakarta mengalami

penurunan sebesar 5.97%.

Belanja Negara konsolidasian di Provinsi DKI Jakarta turun 10,87%

dibandingkan tahun 2017 disebabkan Belanja Pemerintah Pusat

dalam LKPK Kanwil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 tidak

memperhitungkan belanja bagian anggaran BUN seperti tahun 2017,

sedangkan penurunan jumlah Pendapatan transfer berasal dari

turunnya jumlah DBH yang diterima Pemprov DKI Jakarta disebabkan

pada tahun 2017 diterima pembayaran kekurangan DBH tahun

sebelumnya .

PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan pemerintah konsolidasian terdiri dari penerimaan Perpajakan,

PNBP, Hibah dan transfer.

Grafik 4.1

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 Preliminari tanggal 26 Februari 2019

Pajak995.2, T85,70%

PNBP, 148.75 T12,80%

Hibah0.54 T

Transfer, 17.85T1.53%

KonsolidasianPusat, 957.6T

Pemda, 37.54T

Proporsi Pajak

Pusat, 142.85T

Pemda, 5.8T

Proporsi PNBP Pusat, 0T

Pemda, 0.054T

Proporsi Hibah

Realisasi Pada Tahun 2018 Pendapatan

Konsolidasian naik 18,46 %,

sedangkan Belanja

Konsolidasian turun 36.37%

disebabkan LKPK/GFS 2018

untuk Belanja Pemerintah Pusat tahun 2018 tidak

memperhitungkan Belanja BA BUN

seperti tahun 2017.

0

17.85T

Proporsi Transfer

Pusat Daerah

Page 87: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 66

Total pendapatan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah

daerah tahun 2018 adalah sebesar Rp1.161,84 Triliun.

Pendapatan tersebut 95% merupakan pendapatan Pemerintah

Pusat dan 5% pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada tahun 2018 pendapatan konsolidasian didominasi

pendapatan perpajakan sebesar 80,92%. Dari Pendapatan

perpajakan tersebut, 96,23% merupakan penerimaan perpajakan

pemerintah pusat dan sisanya sebesar 3,77% merupakan

penerimaan perpajakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Perbandingan PNBP konsolidasian terhadap total pendapatan konsolidasian

sebesar 12,80%. PNBP pemerintah pusat menyumbang 96% dari total PNBP

Konsolidasian dan PNBP pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyumbang 4%.

Sedangkan Penerimaan Hibah mencapai 0,004% pendapatan konsolidasian

dengan kontribusi hibah pemda 100%. Penerimaan Transfer Pemda DKI Jakarta

berupa bagi hasil pajak dan DAK Non Fisik sebesar Rp.17,85 triliun mencapai

1,53% dari total pendapatan konsolidasian.

2. Analisis Perubahan

a. Penerimaan Pajak dan PNBP Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian

Grafik 4.2 Perbandingan Penerimaan Pajak dan PNBP Pemerintah Pusat dan Daerah

terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta Preliminary) Tahun 2018 tanggal 26 Februari 2019

792.77

36.51

829.28

957.66

37.54

995.21

0100200300400500600700800900

1000

Pusat Pemda Konsolidasian

PAJAKDalam Triliun Rupiah

Pajak 2017 Pajak 2018

133.13

6.69

139.83142.85

5.89

148.75

0

200

Pusat Pemda Konsolidasian

PNBPDalam Triliun Rupiah

PNBP 2017 PNBP 2018

Total Pendapatan Konsolidasian

Rp1.161,84 Triliun, 95% merupakan

pendapatan Pemerintah Pusat

dan 5% pendapatan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta.

Page 88: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 67

Jika dibandingkan dengan tahun 2017, seluruh pendapatan negara

konsolidasian Tahun 2018 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Penerimaan pajak konsolidasian mengalami kenaikan sebesar 20%

dibandingkan tahun sebelumnya, Kenaikan pajak pemerintah pusat yang secara

nominal signifikan adalah Pajak Pendapatan Nilai dan Pajak Penghasilan,

masing-masing sebesar 22,84% dan 20,16%.

Untuk pajak daerah, perolehan pajak tahun 2018 dengan realisasi terbesar

berasal dari jenis Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-

P2) sebesar Rp8,45 triliun dari target Rp8,5 triliun, Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dengan realisasi Rp7,2 triliun dari Rp8,3 triliun.

PNBP mengalami kenaikan 17,71% dibanding tahun 2017. Jenis PNBP Pusat

yang mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2018 adalah PNBP lainnya, yaitu

sebesar 35,83%. Kenaikan PNBP Lainnya terutama berasal dari kenaikan

pendapatan hasil komoditas didorong membaiknya harga penjualan batubara.

Pendapatan PNBP dari Pengelolaan BLU dan Sumber Daya Alam juga

mengalami kenaikan dengan persentase masing-masing 15,70% dan 12,75%.

b. Perbandingan Penerimaan Hibah dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian

Grafik 4.3 Perbandingan Penerimaan Hibah dan Transfer

Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta Preliminary Tahun 2018

Pendapatan Hibah Konsolidasian mengalami penurunan 97,22% dibanding

tahun 2017 disebabkan menurunnya pendapatan hibah Pemprov DKI Jakarta.

0

18.98 18.98

0

17.85 17.85

0

20

Pusat Pemda Konsolidasian

TRANSFERDalam Triliun Rupiah

Transfer 2017 Transfer 2018

0

1.95 1.95

0 0.054 0.054

0

2

Pusat Pemda Konsolidasian

HIBAHDalam Triliun Rupiah

Hibah 2017 Hibah 2018

Page 89: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 68

Untuk transfer ke daerah yang diterima Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turun

5,87 % dibandingkan tahun 2017 terdiri dari Dana Bagi Hasil dan DAK Non Fisik.

Dana bagi hasil pajak dan PNBP yang diterima Pemprov DKI Jakarta turun

9.73% dari Rp16,85 triliun di tahun 2017 menjadi 15,21 triliun di tahun 2018.

c. Rasio Pajak Perkapita (Tax Ratio)

Grafik 4.4 Rasio Pajak Perkapita Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2016-2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta dan data BPS Tahun 2016, 2017,2018 (diolah)

Tren Rasio pajak perkapita di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan

sejak tahun 2016 sampai 2018 seiring dengan meningkatnya penerimaan

pajak konsolidasian yang tumbuh rata rata 13 %, lebih tinggi dibanding

pertumbuhan penduduk yang tumbuh 0.97% pertahunnya.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan/penurunan realisasi pendapatan konsolidasian.

Pada tahun 2018 PDRB Provinsi DKI Jakarta terealisasi sebesar Rp2.599,17

Triliun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17%, melambat

dibandingkan tahun 2017 yang 6,20%. Namun masih lebih tinggi diatas

pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,17%.

Pendapatan yang diterima pemerintah daerah dan pemerintah pusat di

Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 terealisasi sebesar Rp1.161,84 Triliun atau

naik sebesar 17,35%, peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah

PDRB 2018 sebesar 7,84%.

785.07 829.28995.19

10.27 10.37 10.47

76.4479.97

95.06

0

20

40

60

80

100

0100200300400500600700800900

1000

2016 2017 2018

Pajak Konsolidasian Jumlah Penduduk Rasio

Page 90: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 69

Grafik 4.5 Rasio Pajak terhadap PDRB Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2016,2017 dan 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta dan data BPS Tahun 2016, 2017,2018 (diolah)

Rasio pajak terhadap PDRB di wilayah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018

mencapai 38,29%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

2017 yang mencapai 34,40% dan Tahun 2016 yang mencapai 36,06%.

Kenaikan rasio pajak ini menunjukkan meningkatnya potensi perpajakan

yang dapat diterima oleh pemerintah untuk membangun daerah dengan

kemampuan sendiri. Sejalan pula dengan Kebijakan Umum APBN 2018,

pemerintah menerapkan Kebijakan Fiskal antara lain optimalisasi

pendapatan, perbaikan kualitas belanja, serta pembiayaan yang hati-hati dan

berkesinambungan. Sementara Pemprov DKI Jakarta menerapkan kebijakan

perpajakan dalam KUA-PASS 2018 berupa intensifikasi dan ekstensifikasi

perpajakan.

BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Belanja pemerintah pusat di Provinsi DKI Jakarta terdiri dari Belanja Pegawai,

Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Transfer.

Sedangkan belanja pemerintah daerah terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja

Barang, Belanja Modal, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah,

Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Transfer.

785.07 829.28 995.18

2177.122410.37

2599.17

36.06

34.4

38.29

32

34

36

38

40

0

1000

2000

3000

2016 2017 2018

(dalam triliun rupiah)

Pajak Konsolidasian PDRB Rasio

Page 91: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 70

Grafik 4.6

Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi DKI Jakarta Tahun

2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (Preliminary) Tahun 2018 tanggal 26 Februari 2019(diolah)

Realisasi belanja dan transfer konsolidasian mencapai Rp.522,01 Triliun,

didominasi oleh Belanja Pemerintah Pusat sebesar 90,68% dan sisanya sebesar

9,2% dari Belanja pemerintah daerah. Dominasi ini disebabkan Provinsi DKI

Jakarta merupakan pusat pemerintahan Republik Indonesia, sehingga KPPN

lingkup Provinsi DKI Jakarta menjadi penyalur dana APBN bagi Kantor Pusat

Kementerian/Lembaga.

Komposisi Belanja yang terbesar Belanja barang konsolidasian yang mencapai

Rp201,06 Triliun dengan komposisi 8,41% dari APBD dan 91,59% dari APBN.

Terbesar Kedua adalah Belanja Pegawai konsolidasian mencapai Rp109.11

Triliun yang bersumber 20,15% dari APBD dan 89,01% dari APBN. Sedangkan

Belanja Modal konsolidasian mencapai Rp101,65 Triliun dengan komposisi

13,89% berasal dari APBD dan 86,11% dari APBN.

2. Analisis Perubahan

Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian dan kenikan ataupun penurunan

komposisi Belanja tahun 2018 dan 2018 dapat terlihat sebagaimana grafik 4.7 di

bawah ini :

BelanjaPegawai

BelanjaBarang

BelanjaModal

BelanjaUtang

BelanjaSubsidi

BelanjaHibah

BelanjaBansos

BelanjaTransfer

Pempus 87.12 184.17 87.53 0 0 0 83.73 17.86

Pemda 21.99 16.89 14.12 0.044 2.64 1.48 4.07 0.35

Konsolidasian 109.11 201.06 101.65 0.044 2.64 1.48 87.8 18.21

0

50

100

150

200

dalam Triliun Rupiah

Page 92: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 71

Grafik 4.7 Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2017 dan 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (Preliminary) Tahun 2017 dan 2018 (data diolah)

Belanja Pegawai menurun disebabkan perubahan sistem pembayaran belanja

pegawai, dimana terhitung mulai tahun 2018, sebagian belanja pegawai mulai

dibayarkan secara terpusat oleh Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan,

Penurunan belanja modal disebabkan kebijakan Pemerintah untuk efisiensi

anggaran guna dialihkan ke jenis belanja lain yang lebih prioritas.

Alokasi anggaran belanja subsidi Pemprov DKI Jakarta mengalami kenaikan

yang cukup besar yakni 199,48% dari tahun sebelumnya hal ini dikarenakan

adanya program pangan murah untuk buruh bergaji setara UMP hingga 10%

diatas UMP DKI 2019, bantuan operasional pendidikan atau Kartu Jakarta Pintar

Plus (KJP Plus) dan pemberian subsidi kepada para lanjut usia (KLJ). Realisasi

belanja bansos di tahun 2018 secara persentase adalah yang tertinggi mencapai

97% dari pagu. Meningkat sebesar 27,02% apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumya. Peningkatan realisasi bansos ini ditunjang dengan adanya surat

keputusan gubernur provinsi dki Jakarta nomor 196 tahun 2018 tentang

pemberian hibah, bansos dan bantuan keuangan tahun anggaran.

35%

31%

19%

10%

3.38%

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

Belanja Transfer

22%

40.0420.2

18%

3.73

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

Belanja Transfer

Page 93: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 72

3. Analisis Rasio Belanja Konsolidasian Terhadap Jumlah Penduduk

Grafik 4.8

Rasio Belanja Operasi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016,2017 dan 2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (Preliminary) Tahun 2016-2018 (data diolah)

Rasio belanja konsolidasian terhadap jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta

tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 trennya meningkat setiap tahun rata rata

11,5%. Hal ini menunjukan bahwa alokasi anggaran pemerintah untuk

kesejahteraan masyarakat pun meningkat.

4. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018,

difokuskan pada kebijakan pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-

lain pendapatan yang sah. Kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk

pemenuhan kebijakan belanja wajib, mengikat, dan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Selain itu juga difokuskan pada belanja untuk mendukung peran Jakarta

sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan mendukung kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk memenuhi ketentuan ketentuan lain yang

sifatnya wajib dan mengikat.

Grafik 4.9

Rasio Belanja Konsolidasian terhadap PDRB Prov.DKI Jakarta

Tahun 2016-2018

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (Preliminary) Tahun 2016-2018 (data diolah)

682.63766.28 868.44

10.27 10.37 10.47

66.4773.89

82.95

0

20

40

60

80

100

-302070

120170220270320370420470520570620670720770820870

2016 2017 2018

Bel.Konsolidasian (TriliunRp)

Jumlah Penduduk (JutaJiwa)

Bel.Konsolidasianperkapita (Juta Rp/Jiwa)

585.75 469.76

2410.372599.17

24.3

18.07

2017 2018

0

5

10

15

20

25

30

2017 2018

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Belanja PDRB Rasio

Page 94: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 73

Dalam kurun waktu 2017 s.d. 2018 terdapat trend penurunan rasio Belanja Pemerintah

Konsolidasian terhadap PDRB. Pada tahun 2017 rasionya 24.3%, menurun pada tahun

2018 menjadi 18,07%. Kenaikan PDRB terjadi disebabkan pesatnya pedagangan besar

dan naiknya Pendapatan dan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah di Provinsi DKI

Jakarta.

Untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah terhadap PDRB dilakukan analisis data

dengan menggunakan analisis regresi dengan menggunakan software SPSS. Pada

model penelitian ini, belanja pemerintah dilihat berdasarkan jenis belanja yaitu belanja

pegawai, belanja barang dan belanja modal yang merupakan variabel independent,

sedangkan PDRB sebagai variabel dependen. Berdasarkan analisis regresi diperoleh

model regresi sebagai berikut:

PDRB = 65.953.375.900 + 1,714*Barang + 3,838*Pegawai – 0,210*Modal

Dari hasil regresi menunjukkan nilai koefisien sebesar 65,95 miliar yang artinya tanpa

adanya APBN per jenis belanja, maka nilai PDRB sebesar Rp65,95 miliar, sedangkan

nilai koefisien variabel pengeluaran barang sebesar 1,714. Hal ini mengindikasikan

bahwa pengeluaran barang berdampak positif terhadap PDRB dengan pengaruh

sebesar 1,714 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan, dengan asumsi variabel lain

bersifat tetap. Nilai koefisien variabel pengeluaran pegawai sebesar 3,838

mengindikasikan bahwa pengeluaran pegawai berdampak positif terhadap PDRB

dengan pengaruh sebesar 3,838 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan, dengan asumsi

variabel lain bersifat tetap. Sedangkan untuk nilai koefisien variabel modal sebesar

-0,210 mengindikasikan bahwa modal berdampak negatif pada PDRB dengan pengaruh

sebesar 0,210 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan.

Tabel 4.2 Pengaruh belanja pemerintah terhadap PDRB

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 65953375900 343821957600

0,000

19,182 ,000

barang 1,714 ,630 ,342 2,722 ,035

pegawai 3,838 ,681 ,683 5,634 ,001

modal -,210 ,650 -,023 -,323 ,758

a. Dependent Variable: pdrb

Page 95: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 73

Hasil analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap PDRB secara parsial

menunjukkan bahwa pengeluaran barang dan pengeluaran pegawai (sig < 0,05)

Page 96: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 74

berpengaruh secara parsial terhadap PDRB. Sementara belanja modal tidak

berpengaruh secara parsial terhadap PDRB (sig > 0,05). Untuk pengaruh ketiga variabel

pengeluaran barang, pegawai, dan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap

PDRB. Dari hasil regresi juga diperoleh nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar

0,995 (99,5%). Hal ini menunjukkan bahwa model ini dapat diterangkan oleh variasi

variable independennya sebesar 99,5%.

Hasil Uji Durbin Watson menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi atau hubungan

antara variable dari tahun ke tahun, juga telah memenuhi asumsi heteroskedastisitas,

sehingga variabel yang digunakan valid untuk alat peramalan.

Dari penelitian ini diketahui bahwa belanja pegawai dan belanja barang memiliki korelasi

positif terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya pengeluaran pemerintah selama ini

ternyata cukup efektif dalam menciptakan kondisi dan situasi yang mendukung

pertumbuhan ekonomi. Sedangkan belanja modal tidak signifikan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, dikarenakan pengeluaran pemerintah pada barang modal (tanah,

bangunan, kendaraan, peralatan mesin, dan lainnya) tidak memberikan nilai tambah

yang signifikan dalam jangka pendek. Berbeda dengan pengeluaran pemerintah untuk

peningkatan sumber daya manusia, bantuan sosial untuk siswa, dan lainnya yang dapat

memberikan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu juga dilakukan analisis regresi untuk mengetahui pengeluaran pemerintah

secara agregat terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian ini APBN dan

APBD sebagai variabel independen dan PDRB sebagai variabel dependen.

Tabel 4.3 Pengaruh APBN terhadap PDRB

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 888394,6 125801,054 7,062 ,000

APBN ,386 ,091 ,847 4,218 ,004

a. Dependent Variable: PDRB

Pada analisis pengaruh APBN terhadap PDRB diperoleh model regresi sebagai

berikut: PDRB = 888394,568 + 0,386*APBN

Nilai koefisien APBN sebesar 0,386 menunjukkan bahwa APBN berdampak positif

terhadap PDRB sebesar 0,386 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Jika

diasumsikan APBN sebesar 0 rupiah maka nilai PDRB sebesar Rp 888.394,6. Hasil

Page 97: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 75

regresi menunjukkan bahwa APBN berpengaruh terhadap PDRB (sig < 0,05). Selain

itu nilai koefisien determinasi sebesar 0,718 (71,8%) menunjukkan bahwa model ini

dapat diterangkan oleh variasi variable independennya sebesar 71,8%, sisanya

dijelaskan oleh faktor lain. Meskipun hasil uji autokorelasi tidak dapat memberikan

kesimpulan yang pasti karena nilai dL (0,8243 ) < d (1,059 ) < dU (1,3199) namun

analisis regresi ini sudah memenuhi asumsi normalitas data dan heteroskedastisitas

untuk mendeteksi adanya perbedaan mendasar pada setiap sektor, dan variable

terbukti handal untuk melakukan peramalan.

Sedangkan untuk APBD, didapatkan hasil sebagai berikut :

PDRB = 678.004,298 + 17,804*APBD.

Nilai koefisien APBD sebesar 17,804 menunjukkan bahwa APBD berdampak positif

terhadap PDRB sebesar 17,804 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Jika

diasumsikan APBD sebesar 0 rupiah maka nilai PDRB sebesar Rp. 678.004,3. Hasil

regresi menunjukkan bahwa APBD memiliki korelasi positif dan signifkan terhadap

PDRB (sig < 0,05).

Tabel 4.4 Pengaruh APBD terhadap PDRB

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 678004,298 40516,217 16,734 ,000

APBD 17,804 ,975 ,990 18,265 ,000

a. Dependent Variable: PDRB

Selain itu nilai koefisien determinasi sebesar 0,979 (97,9%) menunjukkan bahwa model

ini dapat diterangkan oleh variasi variable independennya sebesar 97,9%, sisanya

dijelaskan oleh faktor lain. Uji Durbin-Watson pada analisis ini menunjukkan bahwa

tidak terjadi autokorelasi. Analisis ini juga sudah memenuhi asumsi normalitas dan

heteroskedastisitas.

Dari penelitian di atas, pengeluaran pemerintah secara agregat baik dana dari

Pemerintah Pusat (APBN) maupun yang berasal dari Pemerintah Daerah (APBD)

secara keseluruhan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah

Pusat maupun Pemerintah Daerah DKI Jakarta mampu mengoptimalkan dan berfokus

pada prioritas ataupun urusan pembangunan yang dapat berdampak langsung

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 98: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Foto : From Google

BAB V

KEUNGGULAN &

POTENSI EKONOMI

SERTA TANTANGAN

FISKAL REGIONAL

Lintas Rel Terpadu Jakarta

Lintas Rel Terpadu Jakarta atau LRT Jakarta merupakan proyek Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota

disekitarnya seperti Bekasi dan Bogor dengan panjang rel 110,8 km dan dana

sebesar kurang lebih Rp 60 triliun.

Page 99: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 76

A. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI REGIONAL

Posisi Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan sebagai

pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian membuat perekonomian DKI

Jakarta sangat kuat, dengan nilai PDRB Rp 2.599 triliun atas dasar harga berlaku

(ADHB) pada tahun 2018, Jakarta menjadi penyumbang terbesar yaitu 17,58% dari

total perekonomian nasional. Perekonomian Jakarta tumbuh 6,17% (yoy) lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan nasional yang sebesar 5,17%.

PDRB yang tinggi ini merupakan salah satu indikator keberhasilan ekonomi DKI

Jakarta. Indikator lain yang dapat menjadi indikator adalah tingkat pertumbuhan,

pendapatan perkapita, pergeseran atau perubahan struktur ekonomi (Syafrizal,

2008). Ada beberapa teori terkait pertumbuhan ekonomi suatu regional. Teori

pertumbuhan jalur cepat diperkenalkan oleh Samuelson pada tahun 1955. Teori ini

menekankan setiap wilayah perlu melihat sektor atau komoditi yang memliki potensi

besar dan dapat dikembangkan dengan cepat baik karena potensi alam maupun

karena sektor itu memiliki competititve advantage untuk dikembangkan.

Dari Lampiran tabel V.1 PDB dan PDRB Per Sektor tahun 2015-2018 telah dilakukan

analisis sebagai berikut :

A.1. Analisis Struktur Ekonomi (National share, Proportional shift, Differential

shift)

Analisis struktur ekonomi (shift share) umumnya dipakai untuk menganalisis

peranan suatu sektor ataupun pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor

PDRB DKI Jakarta

tahun 2018 Rp

2.599 triliun atas

dasar harga

berlaku (ADHB),

menyumbang

17,58% dari total

perekonomian

nasional.

Perekonomian Jakarta tumbuh

6,17% (yoy) lebih

cepat

dibandingkan nasional yang

sebesar 5,17%

(yoy).

Page 100: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 77

yang sama dalam perekonomian nasional. Analisis shift-share dikembangkan oleh

Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan

ekonomi (misalnya pertumbuhan atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel

regional sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data yang dapat

digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah,

pendapatan, Pendapatan Regional Domestik Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan

variabel lain dalam kurun waktu tertentu.

Analisis shift share memiliki tiga komponen yaitu:

a) National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu

daerah yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.

(E r, i, t − n X (E N,t

E N,t−n)) E r, i, t-n

b) Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor

dibandingkan total sektor di tingkat nasional. Analisis proportional shift

dilakukan dengan membandingkan suatu sektor sebagai bagian dari

perekonomian daerah dengan sektor tersebut sebagai bagian dari

perekonomian nasional. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi

pada sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan

pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional.

E r, i, t-n X ((E N,i,t

E N,i,t−n) − (

E N,t

E N,t−n))

c) Differential shift atau competitive position adalah perbedaan

pertumbuhan perekonomian satu daerah dengan nilai tambah bruto sektor

yang sama di tingkat nasional.

E r, i, t ((E N,i,t

E N,i,t−n) X (E r, i, t − n))

Page 101: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 78

Keterangan :

E r, i, t-n : nilai PDRB DKI Jakarta pada tahun dasar (t-n)

E r, i, t : nilai PDRB DKI Jakarta pada tahun yang bersangkutan

E N, i, t : nilai PDB Nasional pada tahun yang bersangkutan

E N, i, t-n : nilai PDB Nasional pada tahun dasar (t-n)

E N,t : total nilai PDB pada tahun yang bersangkutan E N, t-n : total nilai PDB pada tahun dasar (t-n)

National Share

Perhitungan National Share Prov. DKI Jakarta menunjukkan bahwa sektor yang memiliki national

share terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 35,18 sedangkan yang terkecil

adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,10. Total

National share sebesar 217.76. Jika dilihat dari efek bauran industri atau Proportional Shift (PS),

komponen “shift” adalah penyimpangan dari national share dalam pertumbuhan PDRB.

Penyimpangan ini adalah positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih cepat dan sebaliknya

negatif di daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB

secara nasional. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel V.2 sektor yang

memiliki PS bernilai negatif adalah sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan

dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran; Real Estate, Administrasi

Pemerintahan; dan Jasa Pendidikan. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor-sektor ini memiliki

tingkat pertumbuhan di daerah lebih lambat dibandingkan nasional. Sedangkan sektor lainnya di

Jakarta bernilai positif, adalah sektor Konstruksi, Transportasi, Informasi dan Komunikasi, Jasa

Perusahaan, Jasa Keuangan, Jasa Komunikasi, dan lainnya. Hal ini menandakan sektor tersebut

memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan nasional. Nilai dari efek bauran industri

DKI Jakarta sebesar Rp49,24 triliun, menunjukkan bahwa distribusi industri atau sektoral

Nasional menyebabkan naiknya PDRB DKI Jakarta sebesar 49,24 triliun.

Differential shift

Digunakan untuk membandingkan efek persaingan DKI Jakarta dengan nasional. Sektor yang

memiliki nilai Differential Shift (DS) positif berarti sektor tersebut memiliki daya saing yang lebih

tinggi dan tumbuh lebih cepat pada DKI Jakarta dibandingkan dengan nasional. Sedangkan

sektor bernilai negatif menandakan sektor tersebut memiliki daya saing yang lebih lambat

dibandingkan sektor yang sama di tingkat nasional, dan kontribusi terhadap PDRB relatif kecil.

Page 102: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 79

Nilai differential shift berdasarkan tabel 5.2 sebesar Rp. 14.42 triliun, menunjukkan bahwa

perekonomian DKI Jakarta memiliki daya saing yang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat

nasional. Berdasarkan data per sektor terlihat sektor yang memiliki nilai positif adalah

Perdagangan Besar, Transportasi, Jasa Perusahaan, Informasi dan Komunikasi, Industri

Pengolahan serta beberapa sektor lainnya. Adapun sektor yang memiliki nilai negatif adalah

Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Administrasi Pemerintahan,

dan Jasa Pendidikan. Sektor yang bernilai negatif artinya sektor-sektor ini kurang

menguntungkan dalam perkembangan PDRB DKI Jakarta. Sedangkan jika dilihat dari nilai

kombinasi PS dan DS, maka sektor yang memiliki nilai negatif untuk keduanya adalah sektor

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian, Administrasi

Pemerintahan dan Jasa Pendidikan, artinya sektor ini tidak mempunyai peran dalam peningkatan

perekonomian DKI Jakarta maupun di tingkat yang lebih luas (nasional).

A.2. Analisis Sektor-sektor ekonomi (Location Quotient)

Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri di suatu daerah terhadap

besarnya peran sektor/industritersebut secara nasional (Tarigan,2014: 82). Analisis LQ

umumnya dipakai untuk melihat perbandingan regional dengan nasional.

LQ = (Xir/Xr)/ (Xin/ Xn)

Dimana :

Xr adalah sektor i di daerah; Xr adalah jumlah seluruh sektor di daerah; Xin adalah sektor i di

nasional; Xnadalah jumlah seluruh sektor nasional.

Nilai dari Location Quotient (LQ) adalah (Tarigan, 2014: 82-83):

a) LQ > 1, artinya sektor tersebut merupakan sektor basis/sektor unggulan. Peranan sektor

tersebut lebih besar di daerah daripada nasional.

b) LQ < 1, artinya peranan sektor tersebut lebih kecil di daerah daripada nasional

c) LQ= 1, artinya peranan sektor tersebut sama baik di daerah ataupun secara nasional.

Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan atau perkembangan

bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang

memanfaatkan outputnya sebagai input dalam proses produksinya (Tri Widodo, 2006).

Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu

wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu

Page 103: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 80

sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan

ekonomi secara keseluruhan.

Berdasarkan Lampiran Tabel dapat diketahui bahwa pada kurun waktu 2015-2018 tidak terdapat

perubahan signifikan pada sektor-sektor basis dan non basis. Sepanjang kurun waktu empat (4)

tahun tidak terdapat perubahan sektor-sektor DKI Jakarta dilihat dari nilai LQ sepanjang 4 tahun

terakhir. Sektor dengan nilai LQ > 1 adalah sektor Jasa Perusahaan; Konstruksi, Perdagangan

Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estat, Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial, dan Jasa Lainnya. Sektor-sektor ini merupakan sektor basis atau sektor

unggulan di Prov DKI Jakarta. Sektor dengan nilai LQ<1, terdapat pada sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan

Listrik dan Gas; Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah; Limbah dan Daur Ulang; Transportasi dan

Pergudangan. Sektor-sektor ini bukan merupakan sektor unggulan atau sektor non komoditas.

Sektor-Sektor Unggulan di Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan analisis National Share, Proportional Shift, Differential Shift, dan LQ tersebut di

atas, sektor-sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta yang peranannya sangat besar adalah

sebagai berikut:

a. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Berdasarkan data BPS, sektor perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi

terbesar pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta 16.93%. Sektor ini merupakan

penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dalam empat tahun terakhir,

melebihi sektor-sektor lainnya. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi

tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua

kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan sirkulasi ke

seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang, banyak pula yang

menjadi komoditi ekspor.

Page 104: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 81

Grafik 5.1 Perkembangan Nilai Ekspor Produk DKI Jakarta Menurut Komoditas Unggulan

Tahun 2018 (dalam juta dollar Amerika)

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Komoditi unggulan utama ekspor produk DKI Jakarta tahun 2018 adalah kendaraan dan

bagiannya yang mencapai 23,60% terhadap total ekspor produk DKI Jakarta.

Lima negara yang menjadi tujuan utama produk DKI Jakarta adalah Singapura, Filipina,

Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia. Nilai ekspor ke lima Negara utama tersebut

mencapai 73,84% dari total produk DKI Jakarta. Komoditas utamanya adalah ikan dan

udang, perhiasan, kendaraan dan bagiannya, serta pakaian jadi.

b. Jasa Perusahaan dan Jasa Keuangan

Jasa perusahaan berupa kegiatan pemberian jasa pada pihak lain seperti jasa hukum, jasa

akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan, arsitek dan

teknik, jasa periklanan dan jasa persewaan mesin dan peralatan, sedangkan Jasa

Keuangan dan Asuransi meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada

pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi

pinjaman, sub sektor keuangan tanpa bank yang meliputi kegiatan pelayanan asuransi,

koperasi simpan pinjam, pegadaian, dana pensiun, pasar modal, penukaran mata uang

asing.

c. Real Estate

Real Estate merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar

dan efek berantai (multiplier effect) cukup panjang. Karena itu sektor ini punya dampak

besar untuk menarik dan mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor

Real Estate menciptakan lapangan kerja cukup besar mulai tenaga kasar atau buruh, staf,

2347.32

2280.61

1736.38

869.97

684.97

454.66

389.07

345.64

321.98 272.07 242.67Kendaraan dan bagiannya

Golongan Barang lainnya

Perhiasan/Permata

Ikan dan Udang

Mesin-mesin/Pesawat Mekanik

Mesin/Peralatan Listrik

Pakaian Jadi Bukan Rajutan

Barang-barang Rajutan

Tembaga

Berbagai Produk Kimia

Sabun dan Preparat Pembersih

Page 105: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 82

hingga pekerja profesional seperti arsitek, desainer interior, kontraktor, landscaper,

property agent, notaris, dan sebagainya. Perbankan ikut merasakan manfaat bisnis sektor

properti melalui penyaluran kredit baik kepada pengembang (korporasi) maupun konsumen

(KPR/KPA). Data yang disajikan Joses Lang Lasalle (JLL) Indonesia, perusahaan

konsultan properti global, hingga tahun 2017 Jakarta mendapat tambahan pasok baru

apartemen sebanyak 47.240 unit. Angka ini menambah apartemen yang sudah beroperasi

(existing supply) sebanyak 91.330 unit.

d. Informasi dan Komunikasi

Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menjadi sumber pertumbuhan PDRB DKI

Jakarta sebesar 9,90%. Hal ini didorong oleh penggunaan data Internet untuk media sosial,

transaksi online, dan sebagainya. Asosiasi Penyelenggaran Jasa Internet Indonesia (APJII)

merilis hasil survey tahun 2017 bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan pengguna

internet di Indonesia sebanyak 143.26 juta jiwa.

e. Konstruksi

Sektor Konstruksi di DKI Jakarta memiliki kontribusi besar terhadap PDRB dengan nilai

215,89T dan menyumbang 12,11% terhadap PDRB pada tahun 2018.

Grafik 5.2 Jumlah Perusahaan Konstruksi di DKI Jakarta Tahun 2017-2018

Sumber: BPS, Kontruksi dalam Angka 2018

Sektor konstruksi memegang peran penting dalam pembangunan nasional sebagai

barometer pertumbuhan ekonomi disamping memperluas lapangan kerja. Menurut data

BPS dalam Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2018, Pada tahun 2018 terdapat 3%

kenaikan jumlah perusahaan konstruksi atau sebanyak 306 perusahaan yang terdiri dari

18% Usaha kecil, 73% usaha menengah, dan 9% usaha besar.

9786

1756

7326

702

10092

1861

7389

842

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Jumlah Perusahaan Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar

2017 2018

Page 106: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 83

f. Transportasi

Transportasi darat unggulan DKI Jakarta

yang saat ini mendapat subsidi dari

APBD Provinsi DKI Jakarta adalah Bus

Transjakarta yang dikelola

PT.Transportasi Jakarta (Transjakarta).

BUMD milik Pemprov DKI Jakarta ini

melayani 189,77 juta penumpang

sepanjang 2018., naik 31 persen dibanding pada tahun sebelumnya, yang mengangkut

144,72 juta penumpang di 2017. Prestasi tersebut didukung dengan penambahan rute

sebanyak 33 menjadi 155 di akhir 2018 dari yang sebelumnya hanya 122 layanan di tahun

2017. (https://news.detik.com/berita/4367162/naik-31-penumpang-bus-transjakarta-18977-juta-di-2018)

Salah satu transportasi massal yang

sedang dipersiapkan untuk

mengatasi kemacetan DKI Jakarta

adalah Mass Rapid Transit (MRT).

Proyek Pembangunan MRT dibiayai

oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

serta didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International

Cooperation Agency (JICA). Dana pinjaman JICA yang telah diterima Pemerintah Pusat

sebagian diterushibahkan dan sebagian lagi diteruspinjamkan kepada Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta sebagai

implementing agency. Transportasi

darat lainnya yang juga dipersiapkan

untuk beroperasi pada tahun 2019

adalah Lintas Rel Terpadu atau

disingkat LRT. Dibiayai dengan bantuan

dana dari pemerintah melalui

Penyertaan Modal Negara (PMN)

kepada PT.KAI dengan total Rp 7,6

triliun. Selain itu, KAI akan dibantu oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk melalui PMN yang

didapatnya senilai Rp 1,4 trilun. Sehingga, pemerintah mengeluarkan investasi untuk

Page 107: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 84

proyek LRT Jabodebek melalui PMN sebesar Rp 9 triliun. (https://www.jakartamrt.co.id/2018/02/21/punya-lrt-

dan-mrt-jakarta-bisa-bebas-macet/)

Sedangkan sektor yang menurut hasil analisis bernilai negatif namun memiliki potensi untuk

dikembangkan menjadi sektor unggulan diantaranya:

d. Pariwisata

Sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta mempunyai daya tarik tersendiri sehingga

banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik yang berkunjung. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik jumlah wisatawan macanegara yang mengunjungi Jakarta selalu

meningkat setiap tahunnya, berikut adalah perbandingan kunjungan wisatawan mancanegara

dalam tiga tahun terakhir.

Grafik 5.3

Jumlah Kunjungan Wisman Ke DKI Jakarta Tahun 2016 - 2018

Pada 2018 jumlah wisatawan mancanegara

yang berkunjung ke DKI Jakarta 2018

meningkat 14,11% dibandingkan tahun

2017, lebih baik daripada penurunan tahun

2017 dibandingkan tahun 2016 yang

mencapai 1.98%. Untuk mengembangkan

sektor pariwisata, Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta tahun 2018 memperkenalkan One

Day Trip dengan bus tingkat wisata Jakarta

gratis bagi para wisatawan yang ingin mengenal sejarah, kuliner, dan belanja DKI Jakarta. Selain

itu sedang dibangun Area Wisata Kepulauan Seribu untuk menambah destinasi wisata pantai

yang potensial dikunjungi wisatawan setelah Bali.

Industri pengolahan

Pada tahun 2018, Industri besar dan sedang di Provinsi DKI Jakarta mengalami pertumbuhan

positif 6,93%, lebih lambat daripada pertumbuhan industri mikro dan kecil yang tumbuh 21,40%.

Pertumbuhan industri besar dan sedang terutama didorong oleh kendaraan bermotor dan alat

angkutan lainnya, sedangkan industri mikro dan kecil didorong oleh industri pakaian jadi.

2512005 24642672811956

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018

Jumlah

Page 108: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 85

Grafik 5.4 Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Besar dan Sedang (IBS) dan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tahun 2017 – 2018

Jika dibandingkan Provinsi lain di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur, pertumbuhan produksi IMK DKI Jakarta tahun 2017 dan 2018 jauh lebih tinggi

disebabkan kenaikan produksi pada sebagian besar jenis industri. Sedangkan

pertumbuhan produksi IBS DKI Jakarta pada tahun 2018 malah mengalami penurunan

dbandingkan tahun 2017 menjadi lebih rendah daripada provinsi lain disebabkan

penurunan produksi industri makanan, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, bahan kimia,

farmasi, barang galian bukan logam, barang logam, computer, barang elektonik dan optic,

mesin, kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer.

A. TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Untuk mengetahui tantangan Fiskal Regional pada Provinsi DKI Jakarta, kami membuat

Analisa SWOT Fiskal Regional DKI Jakarta. sebagai berikut:

Strenght (Kekuatan): - Posisi sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia/ pusat pemerintahan / pusat perekonomian dengan PDRB Rp 2.599 triliun (ADHB) pada tahun 2018, - Perekonomian tumbuh 6,17% - APBD 2018 terbesar di Indonesia, yaitu belanja Rp75,09 triliun dengan pendapatan Rp61,34 triliun - Indeks Kapasitas Fiskal sebesar 9.250 (Sangat Tinggi) - IPM mencapai 80.06 berada di atas IPM Nasional.

Weaknesses (Kelemahan): - Target pendapatan asli daerah belum selaras dengan tingginya alokasi belanja daerah. - Penyerapan belanja masih rendah (82%) - SiLPA yang cukup tinggi di akhir tahun

- Perencanaan anggaran perlu ketepatan dalam

perhitungannya -Peraturan revisi dan pelaksanaan anggaran belum fleksibel mengakomodir kebutuhan program-program pembangunan.

16.95

21.4

14.1

6.93

1.08 1.43.81

9.88

-3.35

2.88 1.974.82

3.12

10.88

4.756.5

-5

0

5

10

15

20

25

IMK 2017 IMK 2018 IBS 2017 IBS 2018

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur

Sumber: BRS Badan Pusat Statistik Tahun 2018-2019

Page 109: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 87

Merujuk kepada Analisis Kekuatan dan Kelemahan Fiskal Regional tersebut di atas,

Tantangan fiskal di Provinsi DKI Jakarta antara lain :

Strategi S-W:

1. Meningkatkan target pendapatan asli daerah agar selaras dengan tingginya alokasi

belanja daerah dengan meningkatkan pendapatan pajak daerah serta retribusi dan

pendapatan lainnya. Penertiban kepatuhan perpajakan terutama Pajak Kendaraan

Bermotor dan peningkatan pendapatan retribusi pun diharapkan dapat menggenjot

Pendapatan Pemprov DKI Jakarta.

2. Penyerapan belanja juga masih harus menjadi perhatian agar belanja yang telah

dialokasikan dapat memenuhi target, sehingga tidak terdapat SiLPA yang cukup tinggi di

akhir tahun. Penyerapan yang baik dan tidak menumpuk di akhir tahun anggaran, dapat

mempercepat pertumbuhan ekonomi serta mengurangi jumlah masyarakat miskin di DKI

Jakarta, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di atas. Untuk meningkatkan

penyerapan belanjanya Pemprov DKI Jakarta perlu melakukan perencanaan anggaran

dengan baik serta diperlukan peraturan pelaksanaan anggaran yang lebih fleksibel.

Strategi S-O :

1. Pemerintah harus berupaya untuk mengurangi angka ketimpangan ekonomi di Provinsi

DKI Jakarta dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan percepatan akses

Pedagang Kaki Lima dan UMKM terhadap permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat

maupun Kredit Ultra Mikro.

2. Mengutamakan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, dan

transportasi terutama di Kabupaten Kepulauan Seribu yang indeks IPM nya paling rendah

dibandingkan kota lainnya se-DKI Jakarta. Selain itu pengembangan sektor pariwisata di

Opportunity (Peluang) - Jumlah penduduk 10.467.629 jiwa didiminasi usia

produktif - Pariwisata DKI Jakarta belum dioptimalkan - Tingginya penetrasi Internet dan penduduk usia

produktif yang melek teknologi untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif Digital.

- Pembangunan konstruksi MRT dan LRT untuk perbaikan transportasi masal sebagai katalisator pembangunan

Threat (Ancaman). - Tingginya tingkat urbanisasi dapat menyebabkan kerawanan sosial dan ekonomi . -Proteksi ekonomi Amerika Serikat dan berbagai negara di Eropa secara tidak langsung mengganggu volume perdagangan/ ekspor produk DKI Jakarta -Berbagai komoditas perdagangan lewat kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan semakin menembus pasar Indonesia.

Page 110: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 87

DKI Jakarta terutama di Jakarta Utara dan Kepulauan seribu yang dikemas dengan

menarik melalui dunia digital (media sosial) karena media sosial turut berperan bagi

masyarakat untuk memudahkan mengidentifikasi produk terbaik terutama dengan

membandingkan kualitas layanan konvensional dengan produk ekonomi digital

3. Pemerintah pusat dan daerah harus menaruh perhatian pada perkembangan ekonomi

digital yang telah mengubah mindset para pelaku ekonomi. Di sektor finansial misalnya,

otomatisasi, big data, e-wallet hingga retail-banking terus berkembang pada 2018. Start-

up transportasi seperti Uber, Gojek, dan Grab semakin mendapatkan tempat di hati

masyarakat karena menawarkan efisiensi dan kemudahan layanan.

Strategi O-T:

1. Melakukan koordinasi intensif dengan kawasan Jabodetabekpunjur dengan fokus

penyelesaian masalah urbanisasi, transportasi, persampahan, dan pengendalian banjir.

2. Meningkatkan daya saing pelaku ekonomi DKI Jakarta dengan peningkatan skill dan

kualitas produk, serta pemberdayaan usaha kecil dan menengah dan usaha mikro melalui

penyaluran KUR dan UMi.

Strategi W-T

1. Provinsi DKI Jakarta merupakan Pemda yang memiliki Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SILPA) tahun sebelumnya yang sangat tinggi yaitu Rp13,17 Triliun dan sebesar Rp9,68

Triliun pada tahun 2018. SILPA Positif ini tentunya perlu dioptimalkan penggunaannya

untuk menunjang program-program pembangunan di daerah serta mengurangi jumlah

penduduk miskin di DKI Jakarta.

2. Perbaikan aturan terkait pelaksanaan anggaran, agar Pengeluaran Pemerintah

dioptimalkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 111: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah

Alokasi dana APBN tahun 2018 untuk satker-satker Kementerian atau Lembaga

dan Jakarta adalah sebesar Rp551,84 triliun dan dituangkan ke dalam 1.873

DIPA, Dalam penyusunan Laporan Keuangan tahun 2017, Pemprov DKI Jakarta

mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) setelah empat tahun sebelumnya hanya mendapat opini Wajar

Dengan Pengecualian (WDP).

BAB

VI

SINKRONISASI

APBN DAN APBD

DALAM SEKTOR

PENDIDIKAN,

KESEHATAN DAN

KETAHANAN

PANGAN

Page 112: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 88

Sinkronisasi antara APBN dengan APBD pada tahun 2018 diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun

2018 yang menegaskan bahwa Pemda harus mempedomani Arah Kebijakan dan sasaran pokok

RPJPD , Program Prioritas Nasional dalam RKP, Program Strategis Nasional yang ditetapkan

oleh Pemerintah, dan memperhatikan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah Terpilih.

PROGRAM PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2018

Sumber: Rencana Kerja Pemerintah RI Tahun 2018

Page 113: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 89

Dalam melaksanakan program kerjanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan program

kerja yang telah disinkronkan dengan program kerja pemerintah pusat antara lain:

1. Urusan Pendidikan

APBN 2018 dalam belanja pemerintah pusat mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar

Rp444,1 triliun (20 % dari APBN yang sebesar Rp2.220 triliun) sedangkan Pemprov DKI pada

APBD DKI 2018 mengalokasikan Rp15,46 triliun (20,58% dari APBD yang telah disahkan

sebesar Rp 75,09 triliun). Persentase anggaran ini turun dibandingkan dengan tahun lalu

yang sebesar 22% dari APBD. Program Prioritas dalam RKPD 2018 antara lain Biaya

Operasional Pendidikan (BOP), Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa

Unggul (KJMU), Subsidi Pangan Pemegang KJP, Peningkatan kualitas guru, pendidikan

vokasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan.

Grafik 6.1 Belanja Pegawai Non Gaji, Bansos untuk Beasiswa dan Belanja Modal pada Sektor Pendidikan

Pemprov DKI Jakarta Tahun 2018

Sumber : SIKD Pemprov DKI Jakarta

Dinas Pendidikan selalu mendapatkan anggaran kegiatan terbesar. Pos anggaran terbesar

dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini adalah Rehab Total Gedung Sekolah di DKI

Jakarta. Hal Ini tak terlepas dari target pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan

prasarana sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Teranggarkan pula dana pendidikan

dalam Belanja Pegawai Non Gaji, Bansos berupa beasiswa, dan Belanja Modal pendidikan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagimana grafik 6.1 di atas.

1753.74

189.36129.14

SaranaPendidikan

PeralatanMesin BOS

Aset TetapLainnya

Belanja Modal

3898.58

62.95

Siswa Mahasiswa

Bansos (Beasiswa)

62.18 4.87

1288.39

BelanjaGuru NIP 15

TambahanPenghasilanGuru PNSDNon Profesi

TambahanPenghasilanGuru PNSD

ProfesiSertifikasi

Belanja Pegawai 62.18 4.87 1288.39

Belanja Pegawai

Page 114: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 90

2. Urusan Kesehatan

Pemerintah Pusat telah mengalokasikan Rp111 T (5% dari total APBN

2018 sebesar 2220,7 T), sedangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp9,99 triliun (13,30 % dari

total APBD 2018 sebesar Rp75,09 triliun). Lebih besar dari alokasi tahun

2017 sebesar Rp9,1 triliun (14,72 % dari total APBD 2017 sebesar

Rp61,82 triliun). Adapun program prioritas sesuai RKPD 2018 antara lain

Ketuk Pintu Layani Dengan hati (KPLDH), penyediaan premi BPJS bagi

Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI), optimalisasi pelayanan kesehatan

pada RSUD, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit serta

rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan

Grafik 6.2 Alokasi APBD Belanja Modal Untuk Alat Kesehatan Tahun 2018

Sumber : SIKD Rincian APBD 2018

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pemprov DKI Jakarta

terus mengembangkan pelayanan prima bagi warga Jakarta melalui ketersediaan fasilitas

dan tenaga kesehatan. Pada tahun 2018 dalam APBD telah dianggarkan Belanja Modal

Peralatan Penunjang Kesehatan sebagaimana Grafik 6.2.

Alokasi APBN untuk

Urusan Kesehatan adalah

Rp111 T (5% dari total

APBN 2018 sebesar

2220,7 T),Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta

mengalokasikan

anggaran kesehatan

sebesar Rp9,99 triliun

(13,30 % dari total APBD

2018 sebesar Rp75,09

triliun). Rp9,1 triliun

(14,72 % dari

totAPBD 2017

sebesar Rp61,82

triliun).

108.26

6.07

9.19

7.11

9.99

0.63

6.65

3.28

5.46

1.96

4.39

0.64

15.64

59.28

63.47

50.16

0 20 40 60 80 100 120

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Umum

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Gigi

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran THT

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Mata

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Bedah

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Anak

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kebidanan dan…

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Kulit…

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kardiologi

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Neurologi

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Farmasi

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Penyakit Dalam…

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Radiologi

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang HCU ICCU

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang Kamar…

Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ruang Kamar…

Dalam miliar rupiah

Page 115: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 91

3. Perumahan dan Permukiman

Dalam RKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 terdapat rencana Penyediaan rumah susun

sederhana sewa (Rusunawa) beserta fasilitas pendukungnya, bedah kampong, penyediaan

perumahan layak huni melalui kerjasama pemda dan masyarakat, dan penyediaan ruang

terbuka hijau (RTH), serta penyediaan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Grafik 6.3

Sumber: SIKD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Pembangunan rusun yang dicanangkan oleh Dinas Perumahan. Pertama, yaitu rusun di

kawasan PIK Pulo Gadung dengan anggaran Rp188,2 miliar dan rusun di jalan inspeksi Banjir

Kanal Timur (BKT), Cakung, Jakarta Timur, dengan anggaran Rp361,4 miliar. Adapun alokasi

Belanja Modal untuk Perumahan dan Permukiman pada Tahun 2018 adalah sebagaimana

Grafik 6.3 dimana terlihat alokasi untuk Tanah Perumahan lebih tinggi dibandingkan alokasi

belanja modal untuk konstruksi rumah susun.

4. Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata

Pengembangan dunia usaha dilaksanakan melalui program Perluasan kesempatan kerja dan

berusaha dengan pengembangan pujasera UMKM dan Sarpras PKL, pengembangan Lokasi

Sementara (Loksem) dan Lokasi Binaan (Lokbin), pengembangan pelatihan kerja,

pengembangan industri kreatif melalui wadah Jakarta Creative atau tempat Kumpul Kreatif,

serta peluasan kesempatan kerja, optimalisasi dan ekstensifikasi pelayanan terpadu satu

pintu, danan pengembangan pariwisata dengan fokus pada pengembangan Kawasan

Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Pulau Seribu dan Kota Tua, serta pengembangan

RPTRA menjadi destinasi wisata alternatif.

1.42

0.52

0

0.5

1

1.5

Tanah Perumahan Konstruksi Rusun

Alokasi Belanja Modal untuk Perumahan dan Permukiman

APBD Prov DKI Jakarta Tahun 2018 (dalam Triliun rupiah)

Page 116: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 92

5. Ketahanan Energi

Rencana program Ketahanan Energi pada tahun 2018 adalah Pencahayaan kota hemat

energi berbasis smart system dan pemenuhan kebutuhan listrik Kepulauan Seribu dengan

alokasi dana APBD 2018 pada Belanja Modal tersebut pada grafik 6.4.

Grafik 6.4

Sumber: SIKD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

Anggaran terbesar adalah untuk Belanja Modal pengadaan Lampu Penerangan Sarana dan

Prasarana Umum sebesar 61,24% dan kedua adalah Belanja Pemeliharaan Instalasi Listrik

sebayak 27,52%.

6. Ketahanan Pangan

Pada APBN 2018 anggaran kedaulatan pangan mencapai 5 % dari total APBN yaitu 99,1 triliun

( sumber : Informasi APBN 2018). Sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalankan

program Peningkatan ketahanan pangan melalui penguatan kerjasama antar daerah dalam

penyediaan pangan dan mengalokasikan anggaran Ketahanan Pangan diantaranya Rp885

miliar untuk program pangan murah yaitu pemberian subsidi berupa produk pangan bagi

penerima KJP, penghuni rusun Pemprov, pegawai PJLP seperti PPSU dan pasukan pelangi.

Penerima program ini diperluas bagi buruh berpenghasilan UMP dengan kartu kerja Jakarta,

kaum lanjut usia lansia, dan penyandang disabilitas dengan total penerimaan sebanyak

844.000 jiwa. Program pangan murah ini berkontribusi pada keberhasilan DKI Jakarta

menurunkan angka inflasi dan angka kemiskinan terendah sejak 2014 sebesar 3,57 persen.

3.16

61.24

3.57

0.61

27.52

0 20 40 60 80

Belanja Modal Pengadaan Lampu Hias Taman

Belanja Modal Pengadaan Lampu…

Belanja Modal Pengadaan Lampu…

Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik

Belanja Pemeliharaan

Belanja Barang dan Modal untuk Ketahanan Energipada APBD Prov DKI Jakarta Tahun 2018

(Dalam miliar rupiah)

Page 117: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 93

7. Penanggulangan Kemiskinan

Untuk mengetahui pengaruh APBN/APBD terhadap penangulangan kemiskinan dilakukan

analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan

menggunakan software SPSS. Variabel independent pada penelitian ini adalah belanja

barang (BRG) dan belanja transfer (TRF), sedangkan variable dependent adalah kemiskinan

(POV). Dikarenakan data yang digunakan adalah data per jenis belanja dari tahun 2009-

2018 dan jumlah data kurang dari 30, maka hanya digunakan dua jenis belanja sebagai

variabel independent. Berdasarkan hasil regresi diperoleh model sebagai berikut:

Kemiskinan (POV) = 445577,074 – 0,423*BRG + 0,402*TRANF

Tabel VI.2 Pengaruh belanja barang dan transfer terhadap kemiskinan

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 445577,074 12273,885 36,303 ,001

TRANF ,402 1,121 ,113 ,359 ,754

BRG -,423 ,128 -1,041 -3,312 ,080

a. Dependent Variable: pov

Dari hasil regresi linier didapatkan nilai koefisien regresi untuk belanja barang sebesar -

0,423, yang berarti bahwa belanja barang berkorelasi negatif terhadap kemiskinan. Hal

ini mengindikasikan bahwa belanja barang berdampak negatif (mengurangi) angka

kemiskinan sebesar 0,423 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Sementara itu nilai

koefisien transfer sebesar 0,402 menunjukkan bahwa transfer berdampak positif terhadap

kemiskinan sebesar 0,402 dari setiap 1 rupiah yang dibelanjakan. Kemudian jika

diasumsikan bahwa belanja barang dan transfer bernilai nol maka kemiskinan sebesar

445.577,074 jiwa.

Berdasarkan hasil uji signifikansi secara parsial, belanja barang berpengaruh secara

signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Sedangkan transfer tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kemiskinan (sig > 0,10). Namun ketika belanja barang dan belanja

transfer diuji secara bersama-sama, keduanya secara bersama-sama berpengaruh

Page 118: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 95

secara signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Model yang dibentuk dari regresi

cukup bagus, hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,917

(91,7%), yang menunjukkan bahwa model ini dapat diterangkan oleh variasi variabel

independennya sebesar 91,7%. Uji autokorelasi pada analisis ini tidak dapat ditentukan

karena data yang digunakan tidak mencukupi. Akan tetapi analisis ini sudah memenuhi

asumsi heteroskedastisitas dan normalitas data.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah DKI Jakarta telah dapat menggunakan belanjanya untuk mengurangi jumlah

penduduk miskin di Jakarta. Adapun dana transfer tidak signifikan mengurangi

kemiskinan, disebabkan dana transfer yang ada di DKI Jakarta hanya sebesar 1.43%,

merupakan porsi yang sangat kecil dari keseluruhan APBN maupun APBD. Sebagaimana

diketahui bahwa Pemda DKI Jakarta memiliki kemandirian fiskal yang tinggi sehingga

mendapatkan dana transfer dari Pemerintah Pusat dalam jumlah yang relatif rendah

dibandingkan Provinsi lainnya.

8. Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman

APBD 2018 mengalokasikan anggaran untuk kegiatan infrastruktur antara lain penyelesaian

pembangunan konstruksi fisik MRT Fase I Koridor Utara-Selatan sepanjang +16 Km meliputi

7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah dengan target operasi awal 2019; Penyelesaian

pembangunan konstruksi fisik LRT Fase I Kelapa Gading Velodrome meliputi 6 Stasiun layang

sepanjang 5,8 Km dengan target operasi pada pelaksanaan Asian Games 2018; Penerapan

Electronic Road Pricing; Pembangunan dan pemeliharaan pedestrian; dan Pembangunan

simpang tidak sebidang (flyover/underpass) di Lenteng Agung-IISIP dan Senen Extention, dan

lainnya.

9. Pembangunan Wilayah

Program Pembangunan Wilayah dalam RKPD Pemprov DKI Jakarta Tahun 2018 meliputi:

- Program penanggulangan banjir melalui pemantapan sistem tata air dan drainase,

pemeliharaan badan sungai dan kanal dari sampah dan limbah, serta menjaga luasan

badan air permukaan waduk dan situ.

Page 119: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 95

- Pengolahan dan Pengendalian Sampah dan Limbah melalui Pengembangan Intermediate

Treatement Facility (ITF) dengan teknologi yang lebih modern dan pemantapan system

pengolahan sampah dan limbah terpadu berupa solid waste treatment and final disposal

serta pengembangan sistem sanitasi (sewerage system) kota dengan area cakupan seluruh

kota;

- Penguatan kerjasama pengelolaan sampah dan limbah dengan pemerintah daerah sekitar

juga dilakukan dalam menciptakan sistem pengolahan sampah dan limbah yang

terintegrasi dengan daerah sekitar.

Page 120: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

BAB

VII

PENUTUP

Kota Tua

Kota Tua Jakarta adalah sebuah tempat wisata yang punya banyak sejarah dan

pengetahuan. Kawasannya mencakup sebagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta

Barat, mulai dari pelabuhan Sunda Kelapa hingga Museum Bank Indonesia,

karena dulunya tempat ini merupakan pusat pemerintahan kolonial Belanda.

Foto : From Google

Page 121: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 96

A. KESIMPULAN

1. Pertumbuhan DKI Jakarta pada tahun 2018 tumbuh 6,17%, sedikit melambat 0,03

poin dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 6,2%. Dengan nilai PDRB yang

sangat tinggi yaitu Rp2.599 triliun, Pendapatan per kapita DKI Jakarta pada tahun

2018 sebesar Rp 248,31 juta meningkat 6,8% dari tahun sebelumnya. Hal ini

berpengaruh terhadap turunnya angka kemiskinan. Persentase penduduk miskin di

DKI Jakarta pada bulan September 2018 mencapai 3,55 % atau sejumlah 372,26 ribu

orang. Persentase penduduk miskin ini turun 0,23 % poin dari tahun sebelumnya atau

turun sebanyak 20,87 ribu orang.

2. Realisasi Indikator Makro Ekonomi dalam Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018:

a. Capaian pertumbuhan ekonomi Jakarta sebesar 6,17% telah memenuhi target

yang ditetapkan dalam KUA 2018 mendekati batas minimum yang ditetapkan yaitu

6,12%.

b. Capaian nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami fluktuasi

hingga mencapai Rp 15.253 per USD pada bulan Oktober 2018 yang diakibatkan

kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan perang dagang antara AS dan China.

Akibatnya pada tahun 2018 nilai tukar rupiah tidak dapat memenuhi target yang

ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 13.600 – 13.900 Rp/US$.

c. Indikator kesejahteraan, salah satunya kemiskinan di DKI Jakarta pada tahun

2018 sebesar 3,55%, angka ini masih di atas target yang ditetapkan dalam KUA

2018 yaitu 3,40 – 3,5

Page 122: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 97

d. Terkendalinya tingkat inflasi yang tercapai 3,27%, angka ini lebih rendah dari

target yang ditetapkan dalam KUA 2018 yaitu 3,50- 4,00% dan lebih rendah juga

bila dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2017 yang tercapai sebesar 3,72%.

3. Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 mencapai

Rp. 1.168,49 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 18,46% dibandingkan tahun

2017. Realisasi belanja Pemerintah Pusat yang disalurkan melalui

Kementerian/lembaga pada tahun 2018 mencapai Rp. 426,02 triliun, meningkat

5,93% dibandingkan tahun 2017. Alokasi transfer ke daerah pada provinsi DKI Jakarta

hanya berupa Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar

Rp.17.855,18 miliar, lebih rendah dari 5,98% dibandingkan tahun 2017, setara dengan

2,36% dari total realisasi transfer ke daerah dan dana desa secara nasional.

4. Realisasi pendapatan perpajakan di Provinsi DKI Jakarta sepanjang tahun 2018

mencapai Rp. 957,67 triliun, naik 20 % dibandingkan tahun 2017, sedangkan

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.210,82 triliun, mengalami

kenaikan sebesar 15,31% dibandingkan tahun 2017. Angka rasio pajak terhadap

PDRB tahun 2018 sebesar 36,84%, meningkat dibandingkan tahun 2017 didorong

oleh kenaikan pendapatan pajak yang signifikan pada tahun ini.

5. Pemda Provinsi DKI memiliki pagu belanja terbesar di Indonesia, yaitu mencapai

Rp75,09 triliun dengan target pendapatan tahun 2018 Rp65.81 triliun. Pendapatan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terealisir sebesar Rp.61.34 triliun atau 93.21% dari

target APBD, turun 4.69% dibandingkan tahun 2017 disebabkan berkurangnya Dana

Bagi Hasil di 2018. Realisasi belanja sebesar 61.59 Triliun atau 82.03% dari pagu

APBD, naik 20.68% dari tahun 2017.

6. Realisasi APBN Tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta mengalami surplus sebesar

Rp311.16 triliun, sedangkan realisasi APBD mengalami defisit sebesar Rp.253,5

miliar, hal ini dikarenakan Pemprov DKI akan menggunakan SILPA yang dimiliki,

dimana Pemprov DKI Jakarta memiliki SILPA sangat besar yaitu sebesar Rp13,17

triliun.

Page 123: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 98

7. Berdasarkan analisis National Share, Proportional Shift, Differential, dan LQ , sektor-

sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta yang peranannya sangat besar adalah

Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Jasa Perusahaan

dan Jasa Keuangan, Real Estate, Informasi dan Komunikasi, Konstruksi, dan

Transportasi.

Sektor Pariwisata merupakan sektor non unggulan yang sangat potensial untuk

dikembangkan dan perlu dukungan fiskal terutama dalam pembangunan kawasan

wisata pantai yang potensial dan penyediaan transportasi yang mudah dan murah.

8. Tantangan fiskal DKI Jakarta antara lain: upaya untuk terus menurunkan persentase

penduduk miskin mencapai 3,55 persen (372,26 ribu orang), memperkecil Gini Ratio

pada tahun 2018 yang sebesar 0.390, meningkatkan pemerataan sarana dan

prasarana Pendidikan di Kep.Seribu , menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka ,

serta mengatasi masalah kemacetan dan banjir atau genangan yang mengakibatkan

kerugian fisik material dan ekonomi.

9. Untuk menemukan solusi kebijakan fiskal dalam menghadapi tantangan di atas, kami

melakukan penelitian/kajian atas belanja pemerintah pusat dan daerah di Provinsi DKI

Jakarta dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di DKI

Jakarta. Dari penelitian ini diketahui bahwa belanja pegawai dan belanja barang

memiliki korelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya pengeluaran

pemerintah selama ini ternyata cukup efektif dalam menciptakan kondisi dan situasi

yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Sedangkan belanja modal tidak signifikan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dikarenakan pengeluaran pemerintah pada

barang modal (tanah, bangunan, kendaraan, peralatan mesin, dan lainnya) tidak

memberikan nilai tambah yang signifikan dalam jangka pendek. Berbeda dengan

pengeluaran pemerintah untuk peningkatan sumber daya manusia, bantuan sosial

untuk siswa, dan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah dan mendorong

pertumbuhan ekonomi.

10. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square

(OLS) untuk mengetahui pengaruh dari pengeluaran pemerintah terhadap

Page 124: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 99

kemiskinan., didapatkan hasil uji signifikansi secara parsial, belanja barang

berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Sedangkan transfer

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan (sig > 0,10). Namun ketika

belanja barang dan belanja transfer diuji secara bersama-sama, keduanya secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan (sig < 0,10). Hasil

penelitian ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah DKI

Jakarta telah dapat menggunakan belanjanya untuk mengurangi jumlah penduduk

miskin di Jakarta. Namun dana transfer tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

penurunan jumlah penduduk miskin, dikarenakan Pemprov DKI Jakarta memiliki

kemandirian fiskal yang tinggi dan kontribusi dana transfer saat ini saat kecil dalam

Pengeluaran Pemerintah (1.43%).

B. REKOMENDASI

1. Kebijakan Fiskal di Pemda

- Pemprov DKI Jakarta agar membuat target pendapatan yang lebih besar dengan

mengoptimalkan potensi sumber-sumber pendapatan di wilayah DKI Jakarta

seperti pendapatan dari perpajakan maupun dari retribusi. Hal ini akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat di DKI Jakarta.

- Lebih mengoptimalkan penyerapan anggaran belanja melalui perencanaan

anggaran yang lebih baik dan implementasi pelaksanaan anggaran dan revisi

anggaran yang lebih fleksibel.

- Mengutamakan Belanja untuk pembangunan (Investasi) Sumber Daya Manusia

melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan di Provinsi

DKI Jakarta terutama Kabupaten Kepulauan Seribu, selaras dengan tema dari

kebijakan fiskal APBN 2019 yaitu “APBN untuk mendorong Investasi dan Daya

Saing melalui Pembangunan (Investasi) Sumber Daya Manusia”.

- Menurunkan angka kemiskinan, kesenjangan (gini ratio) serta tingkat

pengangguran melalui dukungan terhadap sektor pariwisata dan sektor industri

pengolahan mikro dan kecil.

- Memberikan perhatian khusus untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan

peningkatan sektor-sektor perekonomian daerah karena mendapat alokasi

anggaran yang cukup rendah. Bahkan beberapa diantaranya memiliki rasio

alokasi dibawah satu persen, antara lain urusan Koperasi dan UKM, ESDM,

Page 125: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 | 100

Perindustrian dan Perdagangan, Pariwisata dan Penanaman modal. Untuk

periode mendatang diharapkan dilakukan penambahan alokasi anggaran pada

urusan-urusan lain yang berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.

2. Kebijakan di Pemerintah Pusat

Memiliki database untuk APBN Regional yang valid dan lengkap, agar dapat

dilakukan analisa dan penelitian dalam memberikan rekomendasi yang tepat

kepada Pemda dalam pengelolaan fiskal regional.

Mengingat pelaporan KFR tahunan dilakukan pada setiap akhir Februari tahun

berkenaan, diharapkan penyusunan KFR tahunan ke depannya dapat dilakukan

setelah tersusunnya LK audited.

Mengutamakan Belanja untuk pembangunan (Investasi) Sumber Daya Manusia

melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan, selaras

dengan tema dari kebijakan fiskal APBN 2019 yaitu “APBN untuk mendorong

Investasi dan Daya Saing melalui Pembangunan (Investasi) Sumber Daya

Manusia”.

Melakukan koordinasi dan sinergi dengan Pemprov DKI dalam meningkatkan

penyaluran KUR dan UMi dalam rangka memberdayakan (empowering) dan

memperkuat (enhancing) perekonomian masyarakat terutama untuk usaha mikro

dan usaha kecil dan menengah.

Page 126: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Daftar Pustaka

A. Arini Putri Sari, M. (2013). Analisis Dampak Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan, Kesehatan,

dan Pengeluaran Subsidi Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan

Publik .

Adi, L. (2017). Analisis LQ, Shift Share, dan Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur 2017.

Jurnal Akuntansi dan Ekonomi FE UN PGRI Kediri, Vol 2, No 1.

Birowo, T. (2011). Relationship Between Government Expenditure and Proverty Rate in Indonesia:

Comparison of Budget Classifications Before and After Budget Management Reform in 2004.

Japan: Ritsumeikanasia Pacific University.

De Fretes, P. N. (2017). Analisis Sektor Unggulan (LQ), Struktur Ekonomi (Shift Share), dan Proyeksi

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Papua 2018. Develop: Jurnal Program Studi Ekonomi

Pembangunan, Vol 1, No 2.

Farouq Ishak, J. (2017). Pengaruh Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Terhadap Kemiskinan.

Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol 17, No 1, Hal 55-59.

Hasnul, A. G. (2015). The effects of government expenditure on economic growth: the case of Malaysia.

Kuala Lumpur: INCEIF, Global University of Islamic Finance.

Ibrahim, F. (2016). Peranan Kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (BODETABEKJUR) dalam

Menyokong Pembangunan Kota Jakarta. Jurnal Bumi Indonesia, Volume 5, Nomor 3.

Insaf Maulida, L., & Zuhroh, I. (2017). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik

Regional Bruto pada Koridor Utara Selatan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol 1

Jilid 3 Hal 365-373.

Kristina, A. Y. (2017). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah , Indeks Pembangunan Manusia dan Tenaga

Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2011-2016). Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol 1 Jilid 2, Hal 176-188.

Lantu, Y. S., Koleangan, R. A., & Rotinsulu, T. O. (2017). Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Kota Bitung. Jurnal Pembangunan

Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol 19, No 2.

(2017-2018). Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian: Government Financial Statistik.

Mamesah, R., & Een N. Walewangko, G. M. (2015). Analisis Belanja Modal dan Belanja Pegawai

Terhadap Peningkatan Ekonomi Sektor Jasa (Studi Kasus Kota Manado 2007-2013). Jurnal

Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol 17, No 2.

Page 127: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Mehmood, R., & Sadiq, S. (2010). The Relationship between Government Expenditure and Poverty; A

Cointegration Analysis. Romanian Journal of Fiscal Policy, Volume 1, Issue 1, Pages 29-37.

Mihaela, S., & Mihaela, B. (2013). Correlation Between Economic Growth and Unemployment. Annals of

the Constantin Brancusi University of Targu Jiu, Issue 3.

Nugrahani, A. D. (n.d.). Analisis Shift Share: Analisis Perubahan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Tangerang dengan Metode Shift-Share (Juta Rupiah).

Nurlina. (2015). The Effect of Government Expenditures on Indonesia Economic Growth. Journal of

Economics, Business, and Accountancy Ventura, Vol 18, No 1, pages 1-14.

Onine Monitoring SPAN. (2018). Retrieved from Monev Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018.

Pahlevi, M. (2017). Impact of Governance and Government Expenditure on Human Development in

Indonesia. The Hague, The Netherlands: International Institute of Social Studies.

Statistik, B. P. (2010-2018). Tabel Dinamis.

Statistik, B. P. (2014-2018). Berita Resmi Statistik.

Page 128: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Lampiran

A. Lampiran Uji Statistik Asumsi Klasik Penelitian BAB IV, BAB V dan BAB VI

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Per-Jenis Belanja dan PDRB

Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,997a ,995 ,992

21416064,3846

4 2,469

a. Predictors: (Constant), Modal , Pegawai, Barang

b. Dependent Variable: PDRB

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Jika Keputusan Kesimpulan

d < dl atau d > (4-dl) Tolak H0 Terdapat autokorelasi

du < d < (4-du) Gagal Tolak H0 Tidak ada autokorelasi

dl < d < du Tidak ada keputusan Tidak ada kesimpulan yang pasti

Hasil uji Durbin Watson dari 3 jenis belanja dengan PDRB menunjukkan nilai 2,469. Data tersebut

diambil dari tahun 2009 sampai 2018. Nilai tabel Durbin watson didapatkan dl sebesar 0.5253

dan du sebesar 2.0163. Hal ini menunjukkan bahwa nilai d (2,469) lebih besar dari nilai du

(2.0613). Keputusan yang diambil adalah gagal tolak h0. Maka dapat disimpulkan bahwa pada

model tidak ada autokorelasi.

Page 129: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Output Nilai Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 659533759,374 34382196,008 19,182 ,000

Pegawai 3,838 ,681 ,683 5,634 ,001

Barang 1,714 ,630 ,342 2,722 ,035

Modal -,210 ,650 -,023 -,323 ,758

a. Dependent Variable: PDRB

Output Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2577520,858 16306695,857 -,158 ,880

Pegawai ,134 ,323 ,618 ,415 ,692

Barang -,151 ,299 -,780 -,507 ,630

Modal ,211 ,308 ,591 ,686 ,518

a. Dependent Variable: Abs_res

Hipotesis :

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterokedastisitas

Keputusan :

H0 diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 5%.

Hasil uji Glejser dari variabel pegawai, barang, dan modal terhadap PDRB berturut-turut

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.692, 0.630, dan 0.518. Nilai-nilai tersebut dibandingkan

dengan taraf signifikan 5% maka dapat diambil keputusan bahwa H0 diterima. Dari keputusan

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 130: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

2. Pengaruh APBN terhadap PDRB

Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,847a ,718 ,677 127980,69733 1,059

a. Predictors: (Constant), APBN

b. Dependent Variable: PDRB

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Jika Keputusan Kesimpulan

d < dl atau d > (4-dl) Tolak H0 Terdapat autokorelasi

du < d < (4-du) Gagal Tolak H0 Tidak ada autokorelasi

dl < d < du Tidak ada keputusan Tidak ada kesimpulan yang pasti

Hasil uji Durbin Watson dari APBN dengan PDRB menunjukkan nilai 1,059. Data tersebut diambil

dari tahun 2010 sampai 2018. Nilai tabel Durbin watson didapatkan dl sebesar 0.8243 dan du

sebesar 1.3199. Hal ini menunjukkan bahwa nilai d (1.059) lebih besar dari nilai du (2.0613).

Maka tidak ada kesimpulan yang pasti

Output Nilai Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 888394,869 125801,140 7,062 ,000

APBN ,386 ,091 ,847 4,218 ,004

a. Dependent Variable: PDRB

Output Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -5971,509 53805,503 -,111 ,915

APBN ,078 ,039 ,603 2,000 ,086

Page 131: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

a. Dependent Variable: ABS_RES

Hipotesis :

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterokedastisitas

Keputusan :

H0 diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 5%.

Hasil uji Glejser dari variabel APBN terhadap PDRB didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.086.

Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan taraf signifikan 5% maka dapat diambil keputusan bahwa

H0 diterima. Dari keputusan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas.

3. Pengaruh APBD terhadap PDRB

Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,990a ,979 ,977 34526,08699 1,905

a. Predictors: (Constant), APBD

b. Dependent Variable: PDRB

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Jika Keputusan Kesimpulan

d < dl atau d > (4-dl) Tolak H0 Terdapat autokorelasi

du < d < (4-du) Gagal Tolak H0 Tidak ada autokorelasi

dl < d < du Tidak ada keputusan Tidak ada kesimpulan yang pasti

Hasil uji Durbin Watson dari APBD dengan PDRB menunjukkan nilai 1.905. Data tersebut diambil

dari tahun 2010 sampai 2018. Nilai tabel Durbin Watson didapatkan dl sebesar 0.8243 dan du

sebesar 1.3199. Hal ini menunjukkan bahwa nilai d (1.905) lebih besar dari nilai du (1.3199).

Keputusan yang diambil adalah gagal tolak h0. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model tidak

ada autokorelasi.

Page 132: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Output Nilai Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 678004,298 40516,217 16,734 ,000

APBD 17,804 ,975 ,990 18,265 ,000

a. Dependent Variable: PDRB

Output Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -593,495 21187,435 -,028 ,978

APBD ,638 ,510 ,428 1,252 ,251

a. Dependent Variable: ABS_RES

Hipotesis :

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterokedastisitas

Keputusan :

H0 diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 5%.

Hasil uji Glejser dari variabel APBD terhadap PDRB didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.251.

Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan taraf signifikan 5% maka dapat diambil keputusan bahwa

H0 diterima. Dari keputusan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas.

4. Pengaruh Belanja Transfer dan Belanja Barang Terhadap Kemiskinan

Output Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,958a ,917 ,835 6213,96279 3,524

a. Predictors: (Constant), Barang, Transfer

b. Dependent Variable: Kemiskinan

Page 133: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Jika Keputusan Kesimpulan

d < dl atau d > (4-dl) Tolak H0 Terdapat autokorelasi

du < d < (4-du) Gagal Tolak H0 Tidak ada autokorelasi

dl < d < du Tidak ada keputusan Tidak ada kesimpulan yang pasti

Hasil uji Durbin Watson dari 3 jenis belanja dengan PDRB menunjukkan nilai 3.524. Data tersebut

diambil dari tahun 2014 sampai 2018. Data initidak dapat dicari nilai tabel Durbin Watson karena

data tidak mencukupi.

Output Nilai Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 445577,075 12273,894 36,303 ,001

Transfer ,402 1,121 ,113 ,359 ,754

Barang -,423 ,128 -1,041 -3,312 ,080

a. Dependent Variable: Kemiskinan

Output Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1387,857 4135,514 -,336 ,769

Transfer ,150 ,378 ,328 ,397 ,730

Barang ,019 ,043 ,370 ,448 ,698

a. Dependent Variable: ABS_RES

Hipotesis :

H0 : Tidak ada heterokedastisitas

H1 : Ada heterokedastisitas

Keputusan :

H0 diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 5%.

Page 134: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Hasil uji Glejser dari variabel transfer dan barang terhadap kemiskinan didapatkan nilai

signifikansi berturut-turut sebesar 0.730 dan 0.698. Nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan taraf

signifikan 5% maka dapat diambil keputusan bahwa H0 diterima. Dari keputusan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

B. Lampiran Penelitian Lainnya (Hasil Tidak Signifikan)

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah per-Fungsi terhadap Kemiskinan.

Model Penelitian :

KMt = f(Pt, Kt, St)

Dimana:

KMt : jumlah penduduk miskin pada saat t.

Pt : pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan pada saat t (miliar rupiah).

Kt : pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan pada saat t (miliar rupiah)

Sehingga persamaannya,

KMt = α0 + α1Pt + α2Kt.

Pengolahan Data:

Variabel Tingkat Level 1st difference 2nd difference

t-statistik p-value t-statistik p-value t-statistik p-value

Kemiskinan -3.119173 0.0610 -4.744816 0.0083

Pendidikan dan Budaya

1.312109 0.9938 -2.596866 0.1357 -1.819163 0.3347

Kesehatan 1.367168 0.9944 2.764040 0.9995 1.458315 0.9941

Hasil Penelitian:

Hipotesis :

H0 : Data tidak stasioner.

H1 : Data stasioner.

Keputusan :

H0 diterima apabila nilai signifikansi (p-value) kurang dari 1%, 5%, atau 10%.

Sumber : Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik

Judul Penelitian : Analisis Dampak Pengeluaran Pemerintah di Bidang Pendidikan,

Kesehatan dan Pengeluaran Subsidi terhadap Kemiskinan di Indonesia

Pengarang :Misdawita dan A. Arini, Putri Sari

Page 135: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Langkah pertama dalam metode Error Correction Model (ECM) adalah uji stasioner dengan

menggunakan Augmented Dicky-Fuller test. Berdasarkan tabel variabel kemiskinan sudah

stasioner dalam level 10%. Sedangkan variabel lainnya belum stasioner dalam level sehingga

dilanjutkan uji derajat integrasi kesatu (1st difference) dan kedua (2nd difference). Namun,dua

variabel tersebut belum stasioner. Maka penelitian ini tidak dapat dilanjutkan karena terdapat

variabel yang tidak stasioner.

2. Pengaruh Tenaga Kerja, Pendapatan Asli Daerah, dan Indeks Pembangunan Manusia

terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto

Pengolahan Data :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -544822.029 22952127.706 -.024 .985

TK .053 .373 .080 .143 .910

PAD 20.638 29.552 .840 .698 .612

IPM 16220.828 304211.702 .081 .053 .966

a. Dependent Variable: PDRB

Model Penelitian :

PDRB = f(TK, PAD, IPM)

Dimana:

PDRB : pendapatan domestik regional bruto.

TK : tenaga kerja.

PAD : pendapatan asli daerah.

IPM : indeks pembangunan manusia.

Sehingga persamaannya,

PDRB = -544822.029 + 0.053*TK + 20.063*PAD + 16220.828*IPM

Jurnal :

Pendapatan Asli Daerah, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tenaga Kerja terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (38 Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun

2011-2016)

Pengarang :

Asya Yandi Dea Kristina

Page 136: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Hasil Penelitian:

Hipotesis:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y).

Keputusan :

H0 ditolak apabila nilai signifikansi (p-value) kurang dari 1%, 5%, atau 10%

Jika dilihat dari nilai signifikansi tenaga kerja, pendapatan asli daerah dan indeks pembangungan

manusia nilainya berturut-turut sebesar 0.910, 0.612, dan 0.966 lebih besar dari batas

signifikansi. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja, pendapatan asli daerah dan indeks

pembangunan manusia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB.

3. Pengaruh Pendidikan dan Budaya, Kesehatan, Ekonomi dan Sosial terhadap

Kemiskinan (POV)

Pengolahan Data :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 376573.848 29867.708 12.608 .000

dikbud 1.707E-9 .000 1.753 .943 .389

kes -1.213E-9 .000 -.701 -.700 .515

eko -5.398E-10 .000 -2.500 -.556 .602

sos 5.251E-10 .000 1.617 .443 .676

a. Dependent Variable: pov

Model Penelitian :

POV = f(PB, K, E, S)

Sumber :

Jurnal Comparison of Budget Classification

Judul :

Relationship Between Goverment Expenditure and Poverty Rate in Indonesia

Pengarang :

Tejo Birowo

Page 137: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Dimana:

POV : Tingkat kemiskinan di Indonesia pada saat t.

PB : Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan budaya (miliar rupiah).

K : Pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan (miliar rupiah).

E : Pengeluaran pemerintah di bidang ekonomi (miliar rupiah).

S : Pengeluaran pemerintah di bidang sosial (miliar rupiah).

Sehingga persamaannya,

POV = 376573.848 + 1.707E-9*PB – 1.213E-9*K – 5.398E-10*E + 5.251E-10*S

Hasil Penelitian :

Hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y).

Keputusan :

H0 ditolak apabila nilai signifikansi (p-value) kurang dari 1%, 5%, atau 10%

Berdasarkan tabel di atas nilai signifikansi pendidikan dan budaya, kesehatan, ekonomi, dan

sosial nilainya berturut-turut sebesar 0.39, 0.515, 0.602, dan 0.676 lebih besar dari batas

signifikansi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan budaya, kesehatan, ekonomi, dan sosial

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan.

4. Pengaruh PMTB, pertumbuhan penduduk, keterbukaan ekspor-impor dan

pengeluaran pemerintah terhadap PDRB.

Pengolahan Data :

Sumber :

Jurnal Ekonomi

Judul Penelitian :

The Effect of Goverment Expenditure on Economic Growth : The Case of Malaysia

Pengarang :

Al Gifari Hasnul

Page 138: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -267,703 703,106 -0,381 0,723

PMTB 4,403 282,548 0,063 0,016 0,988 0,011 92,746

PENDUDUK -0,810 24,125 -0,022 -0,034 0,975 0,422 2,371

OPEN 65,261 81,081 0,662 0,805 0,466 0,264 3,788

PP -18,190 104,812 -0,672 -0,174 0,871 0,012 84,079

a. Dependent Variable: PDRB

Model Penelitian :

Ln PDRB = -267,703 + 4,403*Ln PMTB – 0,81*Ln Penduduk + 65,261*Ln OPEN – 18,190*Ln PP

Dimana:

PDRB : pendapatan domestik bruto.

PMTB : investasi pembentukan modal tetap bruto.

Penduduk : pertumbuhan penduduk.

OPEN : keterbukaan terhadap ekspor-impor.

PP : pengeluaran pemerintah.

Hasil Penelitian :

Hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen

(Y).

Keputusan :

H0 ditolak apabila nilai signifikansi (p-value) kurang dari 1%, 5%, atau 10%

Tabel di atas menunjukkan signifikansi PMTB, penduduk, OPEN, dan PP nilainya berturut-turut

sebesar 0.988, 0.975, 0.466, dan 0.871 lebih besar dari batas signifikansi. Hal ini menunjukkan

bahwa PMTB, penduduk, OPEN, dan PP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

PDRB.

Page 139: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

C. Lampiran Tabel BAB III

Tabel III.6

Profil dan Jenis Usaha BUMD di Provinsi DKI Jakarta

NO NAMA SATKER BUMD TOTAL ASET TAHUN 2017 TOTAL ASET TAHUN 2018

1 PT Bank DKI 51.433.148.000.000 -

2 PT Asuransi Bangun Askrida 2.744.310.657.443 -

3 PT Jakarta Propertindo (Konsolidasi) 16.793.973.105.856 -

4 PT Pembangunan Jaya (Konsolidasi) - -

5 PD Pembangunan Sarana Jaya 1.469.974.621.000 -

6 PT JIEXPO - -

7 PD AM Jaya 1.356.797.235.659 -

8 PD PAL Jaya 722.908.007.257 -

9 PD Pasar Jaya 4.442.176.686.578 -

10 PT Penjamin Kredit Daerah Jakarta 437.143.995.612 -

11 PT Food Station Tjipinang Jaya 561.888.836.776 -

12 PD Dharma Jaya 205.525.792.990 -

13 PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk - -

14 PT Jakarta Tourisindo 518.784.482.640 -

15 PT Grahasari Suryajaya - -

16 PT Pakuan International - -

17 PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung 525.815.000.000 -

18 PT Kawasan Berikat Nusantara 1.935.550.000.000 -

19 PT Ratax Armada - -

20 PT Mass Rapid Transit Jakarta 9.474.626.440.216 -

21 PT Transportasi Jakarta 3.429.981.885.843 -

22 PD Delta Jakarta, Tbk - -

23 PT Cemani Toka 364.349.854.138 -

Sumber : BPKD Provinsi DKI Jakarta data diolah

Page 140: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Tabel III.7

Pendapatan dan Belanja Pemprov DKI Jakarta Th. 2018

NOMOR

URUT

URAIAN

PAGU

REALISASI

PERSENTASE

1 PENDAPATAN DAERAH

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 44.350.077.858.844,00 43.434.550.171.708,31 98%

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 38.125.000.000.000,00 37.538.912.332.311,59 98%

1.1.2 Retribusi Daerah 671.490.000.000,00 579.025.131.374,00 86%

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

592.740.014.202,00 592.322.604.727,00 99%

1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 4.960.847.844.642,00 4.724.290.103.295,73 95%

1.2 DANA PERIMBANGAN 21.401.857.864.000,00 17.855.177.072.924,00 83%

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil

Bukan Pajak

18.265.228.609.000,00 15.209.573.081.710,00 83%

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 3.136.629.255.000,00 2.645.603.991.214,00 84%

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH

57.996.000.000,00 54.384.348.572,00 93%

1.3.1 Pendapatan Hibah 57.996.000.000,00 54.384.348.572,00 94%

JUMLAH PENDAPATAN 65.809.931.722.844,00 61.344.111.593.204,31

93%

2 BELANJA DAERAH

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 31.125.014.476.194 27.788.465.982.580,00 89%

2.1.1 BELANJA PEGAWAI 20.426.209.409.000,00 19.207.022.219.518,00 94%

2.1.2 BELANJA BUNGA 51.000.000.000,00 44.048.569.889,00 86%

2.1.3 BELANJA SUBSIDI 4.210.500.000.000,00 2.640.949.492.360,00 63%

2.1.4 BELANJA HIBAH 1.889.296.992.994,00 1.480.052.238.154,00 78%

2.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 4.183.520.562.000,00 4.068.195.900.000,00 97%

Page 141: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

2.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PROVINSI KABUPATEN KOTA

DAN PEMERINTAHAN DESA

364.487.512.200,00 346.273.033.100,00 95%

2.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 2.956.421.392.833,00 1.924.529.559,00 0,6%

2.2 BELANJA LANGSUNG 41.012.395.391.186,00 33.809.152.889.973,00 82%

2.2.1 BELANJA PEGAWAI 3.094.441.452.578,00 2.792.893.958.754,00 90%

2.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 20.479.877.008.398,00 16.898.980.121.145,00 82%

2.2.3 BELANJA MODAL 17.438.076.930.210,00 14.117.278.810.074,00 81%

JUMLAH BELANJA 75.093.831.260.213,00 61.597.618.872.553,00 82%

Sumber : BPKD Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Page 142: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Tabel III.4 PNBP dan RM BLUD Tahun 2017 dan 2018

No Satker BLUD Layanan

Nilai Aset

(2017)

Pagu Pendapatan Pagu APBD Jumlah Pagu Pagu Pendapatan Pagu APBD Jumlah Pagu

2017 2017 2017

2018 2018 2018

1. 30 RSUD

Kesehatan

2.977.500.079.586 1.689.872.247.267 1.979.679.998.800 3.669.552.244.050 1.882.135.768.5145 2.329.237.420.135

4.211.373.188.649

2. 44 Puskesmas

Kesehatan

874.654.851.071 803.137.609.224 570.023.709.775 1.373.161.318.999 736.805.707.475 763.748.381.023

1.500.554.088.498

3.

BLUD Ambulans Gawat

Darurat Kesehatan

184.637.109.497 19.020.000.000 108.106.818.583 127.126.818.583 23.500.000.000 165.151.970.729

188.651.970.729

4. BLUD Labkesda

Kesehatan 25.934.928.379 12.599.650.283 16.117.710.879 28.717.361.162 7.700.000.000 19.775.471.096 27.475.471.096

5.

Pusat Pelayanan

Kesehatan Pegawai Kesehatan

5.828.920.144 400.000.000 17.588.382.143 17.988.382.143 2.656.200.000 18.143.900.875

20.800.100.875

6.

BLUD Akademi Perawat

Jayakarta Kesehatan

18.260.940.723 2.957.475.675 4.020.431.710 6.977.907.385 1.580.101.000 3.099.646.374

4.679.747.374

7. BLUD Perparkiran

Parkir 66.334.555.011 111.709.688.000 0 111.709.688.000 115.967.663.089 - 115.967.663.089

8.

Kantor Pengelola Taman

Margasatwa Ragunan Pariwisata

1.768.469.561.408 41.500.000.000 49.820.086.012 91.320.086.012 42.000.000.000 99.397.304.217

141.397.304.217

9.

Unit Pengelola Kawasan

Pusat Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil,dan

Menengah serta

Pemukiman Pulogadung

Kawasan

801.022.774.671

4.563.864.000 5.758.748.528 10.322.612.528 3.800.000.000 7.730.020.482

11.530.020.482

10.

Unit Pengelola Jalan

Berbayar (ERP) Transportasi

867.303.494 0 1.659.738.162 1.659.738.162 - 4.025.953.230

4.025.953.230

11.

Pusat Pelayanan

Kesehatan Hewan dan

Peternakan

Peternakan

26.294.180.396

870.000.000 15.309.931.164 16.179.931.164 4.917.328.375 27.524.364.716

32.441.693.091

12.

3 SMK Negeri Mandiri

Pendidikan 0 0 0 0 0 0

0

Sumber: BPKD Prov. DKI Jakarta (diolah)

Page 143: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Analisis Legal

Tabel III.5

Penetapan BLUD

No. BLUD No. SK Penetapan Tahun

Penetapan

1. RSUD Budi Asih Kep. Gub.DKI Jakarta No 2092/2006 2006

2. RSUD Pasar Rebo Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 249/2007 2007

3. Puskesmas Kec. Cempaka Putih Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 240/2012 2012

4. Transjakarta Busway Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 626/2010 2010

5. UPT Pengelola Perparkiran Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 180/2008 2008

6. Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 258/2015 2015

7. RSU Kec. Mampang Prapatan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 889/2015 2015

8. RSU Kec. Kembangan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 910/2015 2015

9 RSUD Tanjung Priok Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 1582/2016 2016

10. RSUD Pasar Minggu Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 32/2017 2017

11. RSUD Jati Padang Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 2282/2017 2017

12. RSU Adhyaksa Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 2283/2017 2017

13. RSUD Kebayoran Baru Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 2284/2017 2017

14. SMKN 57 Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 1154/2018 2018

15. SMKN 27 Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 1155/2018 2018

16. UPT Terminal Terpadu Pulo Gebang Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 1985/2018 2018

Page 144: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Tabel III.9

Indikator Penilaian Kesehatan Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2018

Nilai akhir: 71 , Level 3 = Nilai akhir 61 s.d. 74 (Kesehatan keuangan Daerah dengan kategori ‘Cukup’)

No Indikator Uraian Indikator Formula Bobot

Kriteria

Polari

sasi

Sub

kriteria

(dlm %)

Nilai

1 Rasio

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar

kemampuan daerah dapat

memenuhi kebutuhan belanja dari

sumber daya daerah yang dimiliki.

Realisasi PAD/Realisasi Total Pendapatan Daerah

= 43.434.550.000.000

61.334.110.000.000

= 0.71 = 71%

15% a) 0 - 25 20 Maksimal

b) 25 - 50 40

c) 50 – 70 60

d) 70 - 85 80

e) 85 - 100 100

2 Rasio Efektivitas

PAD

Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar daerah

dapat mencapai PAD sesuai

dengan target yang telah

ditetapkan.

Realisasi Penerimaan PAD/Target Penerimaan

PAD

= 43.434.550.000.000

44.350.080.000.000

= 0.98 = 98%

15% a) 0 - 20 20 Maksimal

b) 20 - 40 40

c) 40 - 60 60

d) 60 - 80 80

e) >80 100

3 Rasio

pertumbuhan

PAD

Rasio ini digunakan untuk

mengukur pertumbuhan PAD

(PADt1-PADt0)/PADt0

= 222.974.171.708

43.434.550.000.000

= 0.051 = 5.1%

25% a) 0 - 20 20 Maksimal

b) 20 - 40 40

c) 40 - 60 60

d) 60 - 80 80

e) >80 100

4 Rasio Belanja

Modal

Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar daerah

telah merealisasikan belanja

modal

Realisasi Belanja Modal/ Realisasi Total Belanja

APBD

= 14.117.280.000.000

61.597.620.000.000

= 0.23 = 23%

10% a) 0 – 15 20 Maksimal

b) 15- 25 40

c) 25 - 35 60

d) 35 - 50 80

e) >50 100

5 Rasio Belanja

Pegawai

Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar daerah

Realisasi Belanja Pegawai/Realisasi Total Belanja

APBD

10% a) 0 – 20 100 Minimal

b) 20 – 40 80

Page 145: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

*Berdasarkan data LRA sementara.

telah membelanjakan untuk

kebutuhan pegawai =

21.999.910.000.000

61.597.620.000.000

= 0.36 = 36%

c) 40 – 60 60

d) 60 – 80 40

e) >80 20

6 Penyerapan

Anggaran

Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar daerah

telah merealisasikan belanja

sesuai dengan pagu belanja yang

telah ditetapkan

Realisasi Belanja APBD/Pagu Belanja APBD

= 61.597.620.000.000

75.093.830.000.000

= 0.82 = 82%

10% a) <80 20 Maksimal

b) 80 - 85 40

c) 85 - 90 60

d) 90 - 95 80

7 Rasio Ruang

Fiskal

Rasio ini digunakan untuk

mengukur fleksibilitas yang

dimiliki oleh daerah dalam

mengaloksikan APBD untuk

membiayai kegiatan yang menjadi

prioritas daerah.

Realisasi ((Total Pendapatan-DAK)-Belanja

Pegawai tak langsung) /Realisasi Total

Pendapatan APBD

= 39.491.490.000.000

61.344.110.000.000

= 0.64

= 64%

5% a) 0 - 10 20 Maksimal

b) 10 - 20 40

c) 20 - 40 60

d) 40 - 60 80

e) >60 100

8 Rasio

pendapatan

daerah dan

penerimaan

pembiayaan

Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat kemampuan

keuangan daerah untuk

merealisasikan pendapatan dan

penerimaan pembiayaan dalam

mendanai belanja daerah dan

pengeluaran pembiayaannya.

(Realisasi Pendapatan Daerah + Realisasi Total

Penerimaan Pembiayaan) / (Realisasi Total

Belanja Daerah + Realisasi Total Pengeluaran

Pembiayaan)

= (61.344.110.000.000 + 17.432.700.000.000)

(61.597.620.000.000 + 7.497.260.000.000)

= 78.776.810.000.000

69.094.880.000.000

= 1.14 = 114%

5% a) 0 - 90 20 Maksimal

b) 90 - 100 40

c) 100 - 110 60

d) 110 - 120 80

e) >120 100

9 Rasio SiLPA Rasio ini digunakan untuk

mengukur proporsi SiLPA tahun

sebelumnya dalam mendanai

belanja daerah tahun berjalan.

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran

Sebelumnya/ Realisasi Total Belanja APBD

= 13.165.982.127.532

61.597.620.000.000

= 0.2137 = 21.37%

5% a) 0 - 20 100 Minimal

b) 20 - 40 80

c) 40 - 60 60

d) 60 - 80 40

e) >80 20

Page 146: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

D. Lampiran Bab V

Tabel V.1 PDB Indonesia, PDRB DKI Jakarta per sektor 2015-2018

(dalam triliun rupiah)

PDB atas dasar Harga Konstan dalam triliun Rp

PDRB DKI Jakarta atas dasar Harga Konstan dalam triliun Rp

Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1171.4 1210.8 1256.9 1307 1.38 1.39 1.39 1.39

B. Pertambangan dan Penggalian 767.3 774.6 779.9 796.5 2.96 2.91 2.92 2.94

C. Industri Pengolahan 1934.5 2016.9 2103.1 2193.3 186.8 193.64 207.99 219.74

D. Pengadaan Listrik dan Gas 94.9 100 101.5 107.1 3.92 3.9 4.34 5.23

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbahdan Daur Ulang

7.4 7.6 8 8.4 0.65 0.67 0.69 0.75

F. Konstruksi 879.2 925.1 987.9 1048.1 195.8 198.49 209 215.89

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1207.2 1255.8 1311.5 1376.9 234.75 245.56 259.27 276.06

H. Transportasi dan Pergudangan 348.8 374.8 406.7 435.2 45.91 51.66 56.26 61.32

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

268.9 282.8 298.5 314.9 72.6 76.82 81.29 85.78

J. Informasi dan Komunikasi 421.8 459.2 504.3 538.9 141.5 156.81 173.46 189.06

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 347.3 378.2 398.9 415.6 155.16 168.3 177.33 183.58

L. Real Estat 267 279.5 289.8 300.1 97.81 102.4 106.78 111.6

M,N. Jasa Perusahaan 148.4 159.3 172.8 187.7 106.65 115.62 125.12 139.49

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib

310 319.9 326.5 349.5 62.32 64.39 63.06 67.89

P. Jasa Pendidikan 283 293.8 304.5 321.1 71.21 76.17 78.79 80.51

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

97.5 102.5 109.4 117.3 23.43 25.26 27.03 28.67

R,S,T,U. Jasa Lainnya 144.9 156.5 170.1 185.5 51.72 56.1 61.13 66.29

PDB 8982.5 9434.6 9912.7 10425.3 1454.56 1540.08 1635.86 1736.2

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Page 147: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

2. Tabel V.2 Hasil Perhitungan National Share, Proportional Shift dan Differential Shift

Lapangan Usaha National Share

Proportional Shift

Differential Shift

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.21 -0.05 -0.15

B. Pertambangan dan Penggalian 0.44 -0.33 -0.13

C. Industri Pengolahan 27.99 -3.00 7.95

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.59 -0.08 0.81

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.10 -0.01 0.01

F. Konstruksi 29.34 8.27 -17.52

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

35.18 -2.18 8.31

H. Transportasi dan Pergudangan 6.88 4.49 4.04

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.88 1.54 0.76

J. Informasi dan Komunikasi 21.20 18.08 8.28

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 23.25 7.26 -2.09

L. Real Estat 14.66 -2.53 1.66

M,N. Jasa Perusahaan 15.98 12.26 4.60

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

9.34 -1.40 -2.37

P. Jasa Pendidikan 10.67 -1.08 -0.29

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.51 1.25 0.48

R,S,T,U. Jasa Lainnya 7.75 6.74 0.08

JUMLAH 217.76 49.24 14.42

Page 148: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

3. Tabel V.2 Locational Quotient DKI Jakarta

Lapangan Usaha LQ 2015 LQ 2016 LQ 2017 LQ 2018

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.007275 0.007033 0.006701 0.006444

B. Pertambangan dan Penggalian 0.023823 0.023014 0.022688 0.022367

C. Industri Pengolahan 0.596312 0.588154 0.599278 0.607095

D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.255085 0.238916 0.259101 0.295909 E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbahdan Daur Ulang 0.542434 0.540059 0.522643 0.541038

F. Konstruksi 1.375278 1.314408 1.281974 1.248175 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.200859 1.197891 1.197925 1.214918

H. Transportasi dan Pergudangan 0.812824 0.844374 0.838246 0.853806

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.667291 1.664083 1.650208 1.650666

J. Informasi dan Komunikasi 2.071646 2.091954 2.084281 2.125873

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 2.758929 2.726106 2.693792 2.676675

L. Real Estat 2.262234 2.24439 2.232736 2.25343

M,N. Jasa Perusahaan 4.438054 4.446286 4.387618 4.503235 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.241456 1.233061 1.170352 1.177076

Jasa Pendidikan 1.55389 1.588226 1.567941 1.519341

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.483998 1.509697 1.497182 1.48107

R,S,T,U. Jasa Lainnya 2.204224 2.195982 2.177689 2.165459

Page 149: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Page 150: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Provinsi DKI Jakarta

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Page 151: djpb.kemenkeu.go.idi K ata P engantar Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas Ijin dan Kehendak-Nya Kajian Fiskal Regional Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan